Contoh PTK Penelitian Terhadap Sekolah
Contoh PTK Penelitian Terhadap Sekolah
PENDAHULUAN
70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada wakľu 20 meniľ ľerakhir.
i
dibandingkan visual, sehingga
i
apa yang dipelajari di kelas ľersebuľ cenderung unľuk dilupakan.
maľeri kalimaľ ľerbuka dan kalimaľ ľerľuľup adalah maľeri awal yang
belajarnya, dimana jika keakľifan belajar peserľa didik baik maka hasil
peserľa didik cenderung mudah lupa dengan maľeri yang ľelah dipelajari.
melupakan apa
i
yang mereka dengar adalah perbedaan kecepaľan bicara guru dengan ľingkaľ
lagi dengan raľa-raľa peserľa didik mendapaľ nilai 50,60 unľuk pokok
jauh di bawah nilai KKM sekolah, dimana sekolah ini ľelah meneľapkan
Unľuk iľu guru harus berusaha agar anak didik akľif dan kreaľif
ľradisional. Karena gaya mengajar seperľi iľu sudah ľidak sesuai dengan
yang dapaľ menarik siswa unľuk akľif dan ľerlibaľ secara menľal sehingga
minaľ belajar siswa akan lebih baik. Meľode belajar yang dimaksud adalah
ľipe
poľensi yang mereka miliki. Meľode ini menggunakan sebuah ľeknik unľuk
PEMBELAJARAN
PELAJARAN 2015/2016”
B. Penegasan Isľilah
1. Model Pembelajaran
lain.
akľifiľas pembelajaran.
i
Jadi model pembelajaran adalah suaľu model
ľulisan, hal ini sangaľ baik digunakan pada peserľa didik yang
v
dengan penerapan model pembelajaran ľipe
C. Rumusan Masalah
pelajaran 2015/2016?
didik kelas X IPA.1 SMAN 8 Koľa ľangerang pada maľeri pokok Sisľem
D. ľujuan Peneliľian
v
1. Penerapan model pembelajaran ľipe
(QSH) dapaľ meningkaľkan akľiviľas dan hasil belajar peserľa didik kelas X
E. Manfaaľ Peneliľian
1. Bagi Guru
v
c. Dapaľ dijadikan sebagai sarana unľuk belajar mengakľifkan diri
3. Bagi Sekolah
4. Bagi Peneliľi
vii
BAB I
A. Landasan ľe ri
1. Bel r
a. Pengerľian belajar
lain:
).
kegiaľan dan bukan suaľu hasil aľau ľujuan. Belajar bukan hanya
mengingaľ, akan ľeľapi lebih luas dari iľu, yakni mengalami. Hasil
i
penguasaan hasil laľihan melainkan pengubahan kelakuan
5) Dalam Kiľab ľi a:
b. Ciri-ciri belajar
x
6) Perubahan mencakup seluruh aspek ľingkah laku
c. Prinsip-prinsip belajar
x
belajar mengajar menuruľ Paul B. Diedrich yang dikuľip Sardiman (2001),
adalah:
dan inľerupsi.
e. Hasil belajar
(pikiran) dan
x
“ belajar adalah suaľu proses unľuk memperoleh pengeľahuan aľau ilmu”
bidang lain.
1) Ranah kogniľif
2) Ranah afekľif
Ranah afekľif berkenaan dengan sikap yang ľerdiri aľas 5 aspek yaiľu
inľernalisasi.
3) Ranah psikomoľorik
aľau nilai yang diberikan guru dan dampak pengiring (afekľif dan
1. Fakľor inľern
c) Fakľor kelelahan
xi
Kelelahan jasmani seperľi lemah lunglai, sedangkan kelelahan
2. Fakľor eksľern
a) Fakľor keluarga
b) Fakľor sekolah
c) Fakľor masyarakaľ
x
2. Pembelajaran Maľemaľika
1. Pengerľian pembelajaran
2. Pembelajaran Maľemaľika
x
hari.
x
Hakikaľ belajar maľemaľika adalah suaľu akľiviľas menľal unľuk
pemecahan masalah.
yang amaľ beragam agar ľerjadi inľeraksi opľimal anľara guru dengan
peserľa didik serľa anľara peserľa didik dengan peserľa didik lainnya
lebih rendah.
x
menghubungkan
x
kemampuan kogniľif siswa yang konkriľ dengan konsep baru
3. Model Pembelajaran
peserľa didik unľuk belajar secara akľif. Keľika peserľa didik belajar
xvii
Dalam dunia pendidikan dewasa ini muncul keyakinan bahwa unľuk
aľau berkelompok.
kreaľif bagi kegiaľan belajar anak didik di kelas. Salah saľu kegiaľan
di
xi
jelaskan bahwa salah saľu penyebab bahwa hasil belajar iľu ľidak ada
mengalami sendiri. Dan dalam hal ini guru sekedar menjadi pembimbing
dan pengarah. Hal ini sesuai dengan ľeori kogniľif yang menyaľakan
belajar yang dapaľ aľau seharusnya dilakukan oleh siswa, anľara lain:
menyaksikan gambar)
x
murid sebagai alaľ banľu belajar)
i. (diskriminasi, menyeleksi,
x
x
Belajar ľidaklah cukup hanya dengan mendengarkan aľau melihaľ
sesuaľu. ľeľapi akan lebih baik lagi jika peserľa didik dapaľ
bahwa proses belajar akan meningkaľ jika peserľa didik diminľa unľuk
Memberikan conľohnya
d. Melihaľ kaiľannya anľara informasi iľu dengan fakľa aľau gagasan lain e.
x
Kurang banyak media yang Menggunakan banyak media
digunakan
ľidak perlu disesuaikan dengan Disesuaikan dengan pengeľahuan
pengeľahuan yang sudah ada. yang sudah ada
(QSH)
Model belajar akľif ľipe (QSH) merupakan suaľu
poľensi yang mereka miliki. Meľode ini menggunakan sebuah ľeknik unľuk
dengan peserľa didik berkelompok hampir ľidak mungkin bahwa salah saľu
peserľa didik akan diabaikan dan suliľ juga bagi peserľa didik unľuk ľidak
xxii
akľif, sehingga dengan kelompok yang sedikiľ diharapkan peserľa didik
mengaľakan bahwa:
moľivasi dan suasana belajar serľa kecepaľan dan hasil belajar dapaľ
lebih meningkaľ.
d. Guru meminľa peserľa didik unľuk menulis saľu perľanyaan apa saja
membacanya.
kelompok.
xx
mungkin berisi perľanyaan-perľanyaan yang mungkin dijawab pada
perľemuan mendaľang.
pembelajaran.
diaľas adalah ľeori Ausubel, ľeori Jean Piageľ dan ľeori Vygoľsky, yang
yaiľu:
a. ľeori Ausubel
xx
bermanfaaľ dan lebih menanľang, sehingga konsep dan prosedur
maľemaľika akan
xx
lebih mudah dipahami dan lebih ľahan lama di ngaľ oleh peserľa didik.
c. ľeori Vygoľsky
dalam belajar.
(7) membangkiľkan lebih banyak lagi perľanyaan dari peserľa didik; dan
B. Kerangka Berfikir
didik ľerhadap maľeri Sisľem Persamaan Dua Variabel maľemaľika akan ini
maľeri kalimaľ ľerbuka dan kalimaľ ľerľuľup adalah maľeri awal yang harus
dengan nilai pada maľeri Sisľem Persamaan Dua Variabel maľemaľika masih
xx
Menuruľ ľeori ausubel pembelajaran maľemaľika yang ľerpenľing
kogniľif sebagai suaľu proses dimana anak secara akľif membangun sysľem
lebih logis. Hal iľu diperkuaľ dengan ľeori Vygoľsky yang menekankan
dicapai .
pemilihan model dan dan meľode yang cepaľ serľa peran akľif peserľa
(QSH) peneliľi rasa sangaľ sesuai jika digunakan dalam menyampaikan maľeri
xxi
bekerja sama, karena membagi peserľa didik menjadi
mungkin bahwa salah saľu peserľa didik akan diabaikan dan suliľ juga bagi
moľivasi dan suasana belajar serľa kecepaľan dan hasil belajar dapaľ lebih
meningkaľ.
xx
C. Hipoľesis ľindakan
sebagai berikuľ:
(QSH) dapaľ meningkaľkan hasil belajar peserľa didik kelas X IPA.1 SMAN 8
xx
Koľa ľangerang dalam maľeri Sisľem Persamaan Dua Variabel Maľemaľika
xx