Anda di halaman 1dari 19

PerbandinganStrategiPembelajaran di Tingkat SD, SMP, dan SMA

SesuaiDenganDasar-DasarDalamPemilihanStrategiPembelajaran

(DiajukanUntukMemenuhiTugasStrategiPembelajaran)

DosenPengampu: Putri Emilia Yuriza, M.Pd

Kelompok 7/F

PROGRAM PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT., karena atas rahmat, karunia, dan kuasa-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PerbandinganStrategiPembelajaran di
Tingkat SD, SMP, dan SMA SesuaiDenganDasar-dasarDalamStrategiPembelajaran” tanpa
ada halangan apapun sesuai dengan waktu yang telah ditentukan untuk memenuhi tugas
mata StrategiPembelajaran. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW., para sahabatnya dan kepada umatnya hingga akhir zaman.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan
tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai sumber referensi baik internet
maupun buku. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tidak lupa juga penulis mengucapkan
banyak terima kasih atas berbagai sumber referensi demi tersusunnya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak luput dari kekurangan.
Untuk itu, saran dan kritik konstruktif yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pada umumnya bagi
pembaca.

Bandar Lampung, 18Sepetember 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Ada beberapa macam pengertian strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh para
ahli. Salah satunya yang dikemukakan oleh Dick dan Carey sebagaimana dikutip oleh Etin
Solihatin (2013:3) yang menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah komponen umum
dari suaturangkaianmateridanprosedurpembelajaran yang akandigunakansecarabersama-
sama. Oleh guru dansiswaselama proses pembelajaranberlangsung(EtinSolihatin, 2012;3).
Terdapat 5 komponenstrategipembelajaran yang
perludiperhatikanyaknikegiatanpembelajaranpendahuluan, penyampaianinformasi,
partisipasipesertadidik, tes, dankegiatanlanjutan.

Selainitu, menurutDarmayah (2010;17)


Strategipembelajaranmerupakanpengorganisasianisipelajaran, penyampaianpelajaran,
danpengelolaankegiatanpembelajarandenganmenggunakanberbagaisumberbelajar yang
digunakanoleh guru gunamenunjangterciptanya proses pembelajaran yang
efektifdanefisien. Berartihalinistrategipembelajaranmenggunakanberbagaisumberbelajar
yang digunakanoleh guru sepertimenggunakanalatperaga, bukuteks,
dankartuindeksdalammelaksanakan proses belajarmengajar di
kelassehinggapembelajarandapatberlangsungsecaraefektifdanefisien.

Gurusinga dan Sibarani (2011:29-31) Strategi Pembelajaran Ekspositori yang


merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi
secara verbal (ceramah atau diskusi) dari seorang guru kepada sekelompok siswa yang akan
mengalami pembelajaran dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran
secara optimal.
Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model
pembelajaran yang menggunakan kerjasama tim atau pembelajaran yang dilakukan
secaraberkelompok. Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) ini juga
merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) ini bertujuan agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-
temannya dengancara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada
orang lain untuk mengemukakan pendapat.
Problem Based Learning (pembelajaran berbasis masalah) digunakan untuk
merangsang berfikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk didalamnya
belajar bagaimana belajar. Pembelajaranberbasismasalahadalahsuatu model pembelajaran
yang menantangpesertadidikuntuk (bagaimanabelajar),
bekerjasecarakelompokuntukmencarisolusidaripermasalahandunianyata, pembelajaran
model inijugamerupakansuatupembelajaran yang
melibatkansiswauntukmmecahkanmasalahmelaluimetode-
metodeilmiahsehinggasiswadapatmempelajaripengetahuan yang
berhubungandenganmasalahtersebutsekaligusmemilikiketerampilanuntukmemecahkanmasa
lah.

Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning


DepartemenPendidikanNasional (2003),
Pembelajaranberbasismasalahmembuatsiswamenjadipembelajar yang mandiri,
artinyaketikasiswabelajarmakasiswadapatmemilihstrategibelajar yang sesuai,
terampilmenggunakanstrategitersebutuntukbelajardanmampumengontrol proses belajarnya,
sertatermotivasiuntukmenyelesaikanbelajarnya.

1.2 RumusanMasalah

1.2.1 BagaimanahasildariperbandinganstrategipembelajaranProblem Based


Learning(PBL) yang dipilihpadatingkat SD, SMP, dan SMA
1.3 Tujuan

1.3.1
UntukmengetahuibagaimanapersiapanpengajaranterhadapstrategipembeljaranProblem
Based Learning

1.3.2
UntukmengetahuibagaimanapelaksanaanbelajarmenhgajarterhadapstrategipembelajaranPro
blem Based Learning

1.3.3 Untukmengetahuibagaimanaevaluasihasilbelajardan program


belajarterhadapstrategipembelajaranProblem Based Learning

1.3.4 Untukmengetahuibagaimanatindaklanjutstrategipembelajaran yang


telahdiaplikasikanterhadap proses belajarmengajar
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Persiapan Pengajaran

Dalammempersiapkamkegiatanbelajarmengajar (KBM) langkah yang harus di


lakukanolehseorangtenagapendidikadalahmengetahui di manaletakdiamengjara di SD,
SMP, atau SMA
karenadengandemikianakanmemudahkanseorangtenagapendidikuntukmengetahuikapasitass
etiapmuridnya.

2.1.1 SD ( SekolahDasar )

Untukjenjangsekolahdasarbanyakhal yangharus di siapkanolehseorang guru


dikarenakanpadajenjanginiparapesertadidikmasihsangatdiniuntukmenerimapelajarandankeb
anyakandarimerekamasihinginbermain-main dengantemansebayanya.
Olehkarenaituseorangtenagapendidikharusmenciptakansuasankelas yang
asikdanmenyenangkanbaiksedangmengajarataupuntidak. Hal inidimaksutkan agar
parapesertadidiktidakmerasabosanataupunjenuhuntukmengikuti proses
belajarmengajardantidakkehilangansemangatuntukbelajar.

Seorang guru SD harusmemilikikarismatik yang lebihdari guru-guru yang lain


karena SD adalahtonggakutamadalampendidikanketikaseoranganaktidaksemangatsemasa
SD nyatidakmenutupkemungkinanakansamaketikadialanjutkejenjangberikutnya.
Berikutlangkah-langkahpengajaranuntukanakSD :

 Berbagibukuceritaedukasianak yang menarik


 Mengajarkananakuntuksenantiasamembuangsampahpadatempatnyauntukmenanamk
ancintaakanlingkungansekitar
 Membuat media pragauntukpelajaran alphabet danmenghitung
 Menciptakankegiatanbermainsambilbelajar.

2.1.2 SMP (SekolahMenengahPertama)

Siswa SMP adalahsiswa yang


masihrentanakankenakalanremajakarenapadamasainimerekabarumenginjakmasapuberta
sdansedangmencarijatidiriolehkarenaitusiswa SMP masihmemiliki rasa penasaran yang
tinggi. Jaditugasseorang guru adalahmenjalinkedekatadengansiswa-
siswinyauntukmengetahuiapa yang merekainginkan,
kadaremosimerekasehinggaseorang guru
dapatmembimbinganakmuridnyamenjadilebihbaikdanmempersiapkan mental
merekauntukjenjang yang berikutnya. Berikut agar seorang guru dapatmenjadi guru
yang dapatmengarahkansiswanya di jenjangSMP :

 Menjalinkedekatandengansetiapmurid
 Memanfaatkansaranadanprasarana yang sudah di siapkanolehpihaksekolah
 Memberikancontohakhlak yang baik
 Menasehatijikamelakukankesalahan
 Berbagiceritakepadamuridketikaberada di usiasepertimereka
 Mengajarkanuntuksenantiasaberbuatbaikantar sesame manusia

2.1.3 SMA ( SekolahMenengahAtas )

Siswa SMA adalahsiswa yang sudah bias di katakana


usiaremajakarenabeberapamungkinsudahmemilikipandanganhidupsendiri,
memilikitujuanhidupnyasendiri, setelahinidiaharusbagaimanadansudah bias membedakan
yang baikdanburuknamunitutidaksemuamungkinadabeberapasiswa yang
tidakberpikirsedemikianrupa. Olehkarenaitutugasseorang guru
lebihberatketikamenemukanseorangsiswa yang belummengetahuiapa yang harusialakukan
di usianyaterserbut. Berikutlangkah- langkah yang harus di lakukanseorang guru SMA :
 Menentukanmetode, model danstrategipembelajaranapa yang akan di gunakan
 lebihmemahamikaraktermuridnya
 Lebihbanyakturunkelapanganuntukmembukapikiranmurid
 Lebihseringmengulasmateri yang sudah di ajarkansebelumnya.

2.2 Pelaksanaan Belajar Mengajar

2.2.1 Sekolah Dasar (SD)

Pada tingkat SD digunakan strategi pembelajaran Ekspositori yang merupakan


strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal
(ceramah atau diskusi) dari seorang guru kepada sekelompok siswa yang akan mengalami
pembelajaran dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara
optimal. Gurusinga dan Sibarani (2011:29-31)

Tahapan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori di tingkat SD sebagai


berikut:

1. Persiapan merupakan tahap awal kunci dari Strategi Pembelajaran Ekspositori,


tujuannya adalah
a) Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar
b) Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa
c) Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka dan menyenangkan
bagi siswa agar siswa merasa tertarik dengan situasi belajar.
2. Penyajian merupakan langkah penyampaian materi pelajaran dari guru kepada siswa
atau sekelompok siswa yang sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan dari
awal. Kegiatannya adalah seperti berikut:
a. Guru memusatkan perhatian kepada peserta didik, misalkan pada materi
tumbuhan, yaitu guru memberikan gambar atau media sebuah tumbuhan.
b. Guru bercerita atau menjelaskan bagian-bagian dari tumbuhan itu sendiri
dengan bahasa dan intonasi yang menarik.
c. Guru berdiskusi dengan siswa terkait bagian-bagian dari tumbuhan dan
menganalisa apa kira-kira fungsi dari bagian tersebut.
d. Guru mendiskusikan kepada siswa tentang pentingnya menjaga tumbuhan dan
tidak merusaknya misalnya.
3. Korelasi merupakan hubungan antara materi pelajaran dengan pengalaman siswa
atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap
keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang dimilikinya.
4. Menyimpulkan tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran yang telah
dipaparkan. Dalam Strategi Pembelajaran Ekspositori melalui langkah
menyimpulkan siswa akan dapat mengambil intisari dari proses penyajian dan
memberi keyakinan kepada siswa tentang kebenaran sesuatu paparan. Kegiatannya
dapat seperti ini:
a. Guru meminta beberapa siswa untuk mengulangi atau me-review dari apa yang
telah dipelajari pada pertemuan tersebut.
b. Guru bertanya kepada siswa terkait apa yang telah dipelajari.
c. Guru menugaskan siswa untuk mencatat hal-hal yang penting dari apa yng telah
disampaikan.
5. Mengaplikasikan merupakan langkah yang sangat penting dalam Strategi
Pembelajaran Ekspositori sebab guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang
penguasaan materi siswa tehnik yang biasa dilakukan pada langkah ini adalah
memberikan tes yang sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Kegiatannya
adalah sebagai berikut:
a. Guru memberikan soal kepada peserta didik berupa soal pilihan ganda maupun
esay
b. Guru bersama siswa lain mengonfirmasikan hasil latihan secara bersama-sama
c. Guru memberi apresiasi terhadap hasil kerja siswa
d. Guru memberi pekerjaan rumah
e. Guru dan siswa mengakhiri pelajaran dengan doa.

2.2.2 Sekolah Menengah Pertama (SMP)


Pada tingkat SMP digunakan strategi kooperatif. Model pembelajaran kooperatif
(cooperative learning) merupakan model pembelajaran yang menggunakan kerjasama tim
atau pembelajaran yang dilakukan secaraberkelompok. Model pembelajaran kooperatif
(cooperative learning) ini juga merupakan model pembelajaran yang mengutamakan
kerjasama diantara peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran
kooperatif (cooperative learning) ini bertujuan agar peserta didik dapat belajar secara
berkelompok bersama teman-temannya dengancara saling menghargai pendapat dan
memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan pendapat.

Tahapan pelaksanaan nya adalah sebagai berikut:


1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, pada setiap kali observasi yang peneliti
lakukan, guru telah melaksanakan tahap pertama dalam model pembelajaran
kooperatif, yakni penyampaian tujuan dan mempersiapkan peserta didik. Hal ini
terlihat dalam penyajian data dimana guru selalu memulai pembelajaran dengan
menanyakan kabar dan mengabsen peserta didik. Guru juga selalu memberikan
motivasi agar peserta didik selalu semangat dalammbelajar. Hal ini menunjukkan
bahwa guru telah memastikan kesiapan peserta didik baik dari fisik maupun psikis.
Guru juga menanamkan sifat untuk selalu berdo’a dan bersyukur sebagai wujud taat
manusia kepada Allah swt. Guru senantiasa menyampaikan tujuan pembelajaran
agar peserta didik mengetahui apa yang akan mereka pelajari.
2. Menyajikan materi ke peserta didik
Dimana guru selalu menyajikan informasi kepada peserta didik sebelum
melaksanakan kegiatan pembelajaran berupa penjelasan-penjelasan singkat
mengenai pokok-pokok materi maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan.
3. Mengorganisir peserta didik dalam kelompok
Guru senantiasa mengorganisir peserta didik ke dalam kelompok-kelompok
belajarnya dengan cara memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang cara
pembentukan kelompok belajar dan membantu peserta didik untuk melakukan
transisi yang efisien, hal ini terlihat dalam setiap perpindahan peserta didik menuju
kelompoknya, guru selalu mengingatkan posisi untuk masing-masing kelompok
sehingga individu peserta didik yang merasa memiliki kelompok tersebut akan
berkumpul keposisi yang telah ditetapkan guru. Guru juga selalu mengingatkan
peserta didik untuk tidak membuat kegaduhan ketika berpindah menuju
kelompoknya.
4. Membantu kerja sama tim dan belajar
Guru senantiasa membantu dan membimbing kelompok-kelompok belajar selama
peserta didik mengerjakan tugasnya. Hal ini terlihat bahwasanya guru senantiasa
berkeliling kelas mengontrol setiap kelompok. Dalam kegiatan kelompok ini,
peserta didik bekerja dengan pendekatan scientific, dimana masing-masing
kelompok mendapat tugas untuk mengamati permasalahan yang telah diberikan
guru melalui LKK, jika ada yang kurang jelas maka peserta didik diperbolehkan
untuk bertanya. Jika ada kelompok yang kesulitan, guru membantu dengan
memberikan penjelasan kepada peserta didik. Masing-masing kelompok mencoba
menyelesaikan permasalahan tersebut dan saling mendiskusikan antar anggota
kelompok untuk memperoleh jawaban yang berhubungan untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut. dan selama proses diskusi tersebut, guru senantiasa
berkeliling untuk melihat tingkat pemahaman peserta didik dan siap membantu jika
peserta didik memerlukan penjelasan maupun sedang kebingungan.

5. Mengevaluasi
Tahap mengevaluasi merupakan tahap dimana guru ingin melihat seberapa mampu
peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru. Pada tahap
ini guru memberikan evaluasi dengan cara menguji pengetahuan peserta didik
terhadai materi yang disajikan guru dalam permasalahan yang telah peserta didik
selesaikan pada saat diskusi kelompok melalui presentasi hasil kerja peserta didik.
Berdasarkan pendekatan scientific dalam Kurikulum 2013, tahap presentasi ini
merupakan keterampilan peserta didik dalam mengkomunikasikan apa yang ingin
mereka sampaikan dan bagaimana agar para pendengar mengerti apa yang mereka
sampaikan. Melalui presentasi ini juga hasil pemahaman peserta didik terhadap
materi akan terlihat dan disinilah tugas guru untuk memberikan penilaian dan
meluruskan jika masih ada hasil presentasi yang keliru atau melenceng dari tujuan
pembelajaran yang diharapkan.

6. Memberikan pengakuan dan penghargaan


Guru senantiasa memberikan reward atau penghargaan kepada peserta didik dalam
setiap aksi mereka baik berupa tepuk tangan, puji-pujian, bintang prestasi, maupun
tambahan nilai. Hal ini dilakukan agar peserta didik termotivasi untuk menjadi lebih
baik lagi pada kesempatan selanjutnya.

2.2.3 Sekolah Menengah Atas (SMA)

Pada tingkatan SMA digunakan strategi pembelajaran berbasis masalah (problem


based learning) yang merupakan suatu model pembelajaran yang menantang peserta didik
untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari
permasalahan dunia nyata. Masalah diberikan kepada peserta didik digunakan untuk
mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah
diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang
berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. Dalam penerapannya pembelajaran
berbasis masalah ( problem based learning ) dalam tabel dapat dikelompokkan kedalam 5
tahap. Kelima tahap tersebut diuraikan sebagai berikut:
Fase Perilaku Guru

Fase 1 : Memberikan orientasi tentang Guru membahas tujuan pembelajaran ,


permasalahannya kepada siswa mendeskripsikan dan memotivasi
siswa untuk terlibat dalam
kegiatan mengatasi masalah.
Fase 2 : Mengorganisasikan siswa untuk Guru mebantu siswa untuk
meneliti mendefinisikan dan
mengorgnisasikan tugas-tugas
belajar yang terkait dengan
permasalahannya.
Fase 3 : Membantu menyelidiki secara Guru mendorong siswa untuk
mandiri atau kelompok mendapatkan informasi yang
tepat, melaksanakan eksperimen,
dan mencari penjelasan dan
solusi.
Fase 4: Mengembangkan dan Guru membantu siswa dalam
mempresentasikan hasil kerja merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan,
dan membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya.
Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi Guru membantu siswa untuk melakukan
proses mengatasi masalah refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses
yang mereka gunakan.

Tahapan pelaksanaan belajar mengajar dengan menggunakan strategi problem based


learning pada tingkat SMA sebagai berikut:

1. Tahap ke-1 (Fase 1): orientasi peserta didik pada masalah.

Pada tahap ini, pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan
aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi
agar peserta didik dapat mengetahui pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan
pembelajaran yang dimungkinkan adalah sebagai berikut.

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.


Berdasarkan kompetensi dasar yang dipilih, tujuan pembelajaran adalah sebagai
berikut.
b. Guru mengajukan fenomena atau cerita untuk memunculkan masalah terkait materi
tentang yang dipelajari, kemudian guru memotivasi peserta didik dengan
menyampaikan argumen melalui pemahaman peserta didik dan mendorong peserta
didik untuk memberikan tanggapan terhadap masalah tersebut, yang dapat
dipergunakan untuk mengetahui pemecaham dari masalah tersebut.
c. Guru selanjutnya menjelaskan cara pembelajaran yang akan dilaksanakan
berikutnya yaitu melalui penyelidikan, kerja kelompok, dan presentasi mengenai
hasil pengetahuan menganai tumbuhan.

2. Tahap ke-2 (fase 2), mengorganisasi peserta didik dalam belajar.

Pada tahap ini aktivitas utama guru adalah membantu peserta didik untuk belajar
(mengorganisasikan peserta didik untuk belajar yang berhubungan dengan masalah
yang diberikan). Kegiatan pembelajaran yang dimungkinkan adalah:

a. Guru mengelompokkan peserta didik dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-5
orang.

b. Guru memberi tugas kelompok untuk menyelesaikan masalah yang diberikan dengan
melalui diskusi kelompok.

c. Guru memberi kesempatan kepada kelompok untuk membaca buku peserta didik atau
sumber lain atau melakukan penyelidikan guna memperoleh informasi yang berkaitan
dengan masalah yang diberikan.

3. Tahap ke-3 (fase 3), membimbing penyelidikan secara individu maupun kelompok.

Pada tahap ini, guru membimbing peserta didik dalam memecahkan masalah melalui
penyelidikan individu maupun kelompok. Kegiatan pembelajaran yang dimungkinkan
sebagai berikut:
a. Guru meminta peserta didik untuk melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan
informasi terkait masalah yang diberikan
b. Guru membimbing peserta didik dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis
dalam mencari jawaban terkait dengan masalah yang telah diberikan

4. Tahap ke-4 (fase 4), mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Pada tahap ini guru dapat membimbing peserta didik untuk mengembangkan hasil
penyelidikannya dan meminta peserta didik mempresentasikan hasil temuannya. Kegiatan
pembelajaran yang dimungkinkan sebagai berikut.

a. Guru meminta peserta didik untuk mengembangkan hasil penyelidikan menjadi


bentuk umum (rumus umum)
b. Guru meminta perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil temuannya
(jawaban terhadap masalah yang diberikan) dan memberi kesempatan kepada
kelompok lain untuk menanggapi dan memberi pendapat terhadap presentasi
kelompok.

5. Tahap ke-5 (fase 5), menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Pada tahap ini guru memandu/memfasilitasi peserta didik untuk menganalisa dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah yang diperolehnya. Kegiatan pembelajaran
sebagai berikut:

a. Guru membimbing siswa untuk melakukan analisis terhadap pemecahan masalah


terkait pola bilangan yang telah ditemukan siswa.
b. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
c. Guru melakukan evaluasi hasil belajar mengenai materi yang telah dipelajari siswa.
2.3 EvaluasiHasildan Program Belajar (IninantidiisiEvaluasiHasildan Program
BelajarProblem Based Learning di tingkat SD, SMP, dan SMA)

2.4 TindakLanjut (Inidiisibagaimanatindaklanjutsetelahpengaplikasian program tersebut)


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, Tri. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika.
ISSN 2355-7109. Hal 20-21. Sumatera Selatan.

Fatmawati, Rivilla Sesi Rewetty. 2015. JMP IAIN Antasari. Vol 02. No. 02. Hal 94-99.
Banjarmasin

Kemdikbud.2013. MateriPelatihan Guru ImplementasiKurikulum 2013. BPSDMPK dan

PMP. Jakarta.

Maryati, Iyam. 2018. Penerapan Model PembelajaranBerbasisMasalahpadaMateriPola

Bilangan di Kelas VII SekolahMenengahPertama.JurnalMosharafa. ISSN: 2527-

8827. Vol.7 No.1. Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia.

Maryati, Iyam. 2018. Penerapan Model PembelajaranBerbasisMasalahpadaMateriPola

Bilangan di Kelas VII SekolahMenengahPertama.JurnalMosharafa. ISSN: 2527-

8827. Vol.7 No.1. Hal 65-72. Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia.

Solihatin, Etin. 2012. StrategiPembelajaran PPKN. Jakarta: BumiAksara.

Anda mungkin juga menyukai