MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Desain Pembelajaran
Program Studi Pendidikan Agama Islam Semester 3 (Tiga)
Program Pascasarjana IAIN Bone
Oleh:
HARDIANTI
NIM: 861082019009
DOSEN
Dr. Herman Sanusi, M.Pd., M.Ag
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BONE
2020
MAKNA MODEL DESAIN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK
1
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan
Nasional, (Bandung : Fokus Media, 2006),h . 2.
memudahkan para siswa menyerap pesan-pesan yang disampaikan oleh guru yang
pada akhirnya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2
Numan, Sumantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan, (Bandung:Remaja Rosda
Karya,2001), h. 45.
3
Hudoyo Herman, Ilmu Pendidikan ( Surabaya:Usaha Nasional,1998), h. 133.
4
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Aneka Cipta, 1999), h. 172.
memandu seseorang untuk mendapatkan gaya belajar yang tepat dan memberikan
hasil yang maksimal bagi dirinya.
B. Rumusan Masalah
Masalah pokok yang akan dipecahkan pada makalah ini adalah Makna
model Pembelajaran Ekspositori terhadap Minat Belajar Peserta Didik, dari
masalah pokok ini dijabarkan sub masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Makna Model Desain Pembelajaran Ekspositori ?
2. Bagaimana Model Desain Pembelajaran Ekspositori terhadap Minat
Belajar Peserta Didik?
C. Pembahasan
1. Makna Model Desain Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Karena strategi
ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga
dinamakan strategi "chalk and talk".5
Dominasi guru dalam kegiatan belajar-mengajar model ceramah lebih
terpusat pada guru dari pada model ekspositori. Pada model ekspositori siswa
lebih aktif dari pada model ceramah. Siswa mengerjakan latihan soal sendiri,
mungkin juga saling bertanya dan mengerjakan bersama dengan siswa lain, atau
disuruh membuatnya dipapan tulis.6
Penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi
pembelajaran ekspositori, namun tidak berarti proses penyampaian materi
tanpa tujuan pembelajaran. Justru tujuan itulah yang harus menjadi
5
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Cet.1,
(jakarta: Kencana, 2006), h. 179
6
Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer (Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia, 2001), h. 171.
pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini. Karena itu sebelum
strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan
pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya, tujuan
pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur
atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.
Menurut Numan Somantri ada perbedaan antara strategi ekspositori dan
strategi ceramah. Dominasi guru dalam strategi ekspositori banyak dikurangi.
Guru tidak terus bicara, informasi diberikan pada saat-saat atau bagian-bagian
yang diperlukan, seperti di awal pembelajaran, menjelaskan konsep-konsep
dan prinsip baru, pada saat memberikan contoh kasus di lapangan dan
sebagainya. Strategi ekspositori adalah suatu cara menyampaikan gagasan atau
ide dalam memberikan informasi dengan lisan atau tulisan.7
Beberapa karakteristik model ekspositori, diantaranya:8
a. Model ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran
secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam
melakukan model ini., oleh karena itu sering mengidentikanya dengan
ceramah;
b. Materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah
jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal
sehinga tidak menuntut siswa untuk bertutur ulang;
c. Tujuan utama pembelajaran dalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri.
Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat
memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali
materi yang sudah diuraikan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
ekspositori adalah suatu model pembelajaran yang cara penyampaian materinya
secara langsung oleh guru kepada siswa dengan tujuan siswa dapat menguasai
7
Numan, Sumantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan, (Bandung:Remaja Rosda
Karya, 2001), h. 45
8
Wina Sanjaya, Op.cit, h. 179
materi secara optimal. Materi yang pelajaran yang disampaikan oleh guru dalam
model pembelajaran ekspositori biasanya materi pelajaran yang sudah jadi, seperti
data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehinga tidak menuntut
siswa untuk bertutur ulang.
2. Model Desain Pembelajaran Ekspositori terhadap Minat Belajar
Peserta Didik
Ketekunan belajar ini bertalian dengan sikap dan minat terhadap pelajaran.
Bila suatu pelajaran tidak menarik minat seseorang karena sesuatu hal, maka ia
segera menyampingkannya jika menemukan kesulitan. Sebaliknya, jika suatu
tugas menarik karena memberikan hasil yang menggembirakan, ia cenderung
untuk memberikan waktu yang lebih banyak untuk tugas itu.9
9
Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi
Aksara, 2008), h.46
berdampak pada keberminatan terhadap sesuatu yang berhubungan dengan
kemampuannya itu.10
1) Persiapan (Preparation)
10
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), h.57
11
Syamsudin, Makmun, Psikologi Kependidikan: Perangkat sistem Pengajaran Modul,
(Bandung: Rosdakarya,2003), h. 233
2) Penyajian (Presentation)
a. Penggunaan bahasa
b. Intonasi suara
c. Menjaga kontak mata dengan siswa, dan
d. Menggunakan joke-joke yang menyegarkan.
3) Korelasi (Correlation)
4) Menyimpulkan (Generalization)
5) Mengaplikasikan (Application)
b. Prinsip Komunikasi
12
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, h. 190
Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah ditangkap
oleh penerima pesan secara utuh. Sebaliknya, sistem komunikasi dikatakan tidak
efektif, manakala penerima pesan tidak dapat menangkap setiap pesan yang
disampaikan. Kesulitan menangkap pesan itu dapat terjadi oleh berbagai
gangguan (noise) yang dapat menghambat kelancaran proses komunikasi. Akibat
gangguan (noise) tersebut memungkinkan penerima pesan (siswa)tidak
memahami atau tidak dapat menerima samasekali pesan yang ingin disampaikan.
Sebagai suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian,
maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting untuk
diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar setiap guru
dapat menghilangkan setiap gangguan (noise) yang bisa mengganggu proses
komunikasi.
c. Prinsip Kesiapan
d. Prinsip Berkelanjutan
13
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, h. 181-
183
Baik teori belajar ataupun strategi pembelajaran pastilah mempunyai
keunggulan dan kelebihannya dibandingkan teori ataupun strategi lainnya. Akan
tetapi dibalik itu semua setiap strategi pembelajaran akan menghadapi dan
mengalami beberapa kesulitan yang berdampak pada kelemahan strategi tersebut
ketika digunakan dalam proses pembelajaran.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang
banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa
keunggulan, di antaranya:
1) Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan
keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana
siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
2) Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi
pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang
dimiliki untuk belajar terbatas.
3) Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar
melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus
siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
4) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk
jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
Di samping memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga memiliki
kelemahan, di antaranya:
1) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa
yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk
siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi
lain.
2) Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik
perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta
perbedaan gaya belajar.
3) Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi,
hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
4) Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada
apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri,
semangat, antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan seperti
kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas,
tanpa itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran tidak mungkin
berhasil.14
Memperhatikan beberapa kelemahan diatas, maka sebaiknya dalam
melaksanakan strategi ini guru perlu persiapan yang matang baik mengenai materi
pelajaran yang akan disampaikan maupun mengenai hal-hal yang dapat
mempengaruhi kelancaran proses presentasi.
Strategi pembelajaran ekspositori lebih banyak terjadi satu arah (one-way
communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan
materi pembelajaran akan sangat terbatas pula. Di samping itu, komunikasi satu
arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa
yang diberikan guru.
D. Penutup
1. Simpulan
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal. Dalam pembelajaran ekspositori guru menyajikan bahan
dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematis dan lengkap sehingga
siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib. Siswa juga
dituntut untuk menguasai bahan yang telah disampaikan tersebut.
Beberapa hal yang harus dipahami oleh guru yang akan menggunakan
strategi pembelajaran ekspositori, pertama, merumuskan tujuan yang ingin
dicapai. Tujuan yang yang ingin dicapai sebaiknya dirumuskan dalam
bentukperubahan tingkah laku yang spesifik yang berorientasi kepada hasil
14
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, h. 190-
191
belajar. Malalui tujuan yang jelas selain dapat membimbing siswa dalam
menyimak materi pelajaran juga akan diketahui efektivitas dan efisiensi
penggunaan stratergi ini. Kedua,menguasai materi pelajaran dengan baik,
penguasaan materi yang sempurna akan membuat kepercayaan diri guru
meningkat, sehingga guru akan mudah mengelola kelas, ia akan bebas bergerak,
berani menatap siswa, tidak takut dengan perilaku-perilaku siswa yang dapat
menggangu jalannya proses pembelajaran. Ketiga,mengenali medan dan berbagai
hal yang dapat mempengaruhi proses penyampaian pengajaran.
Dalam pelaksanaan pembelajaran ekspositori guru dituntut memahami
dengan baik tentang konsep, prinsip dan prosedur pelaksanaanya agar penerapan
dalam kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan. Guru juga harus memahami keunggulan dan kelemahan strategi
pembelajaran ekspositori. Dengan pemahaman yang baik terhadap keunggulan
dan kelemahan diharapkan guru dapat menerapkan segi-segi keunggulan saja dan
menghindari segi-segi kelemahan.
2. Saran
Dalam strategi pembelajaran eksipositori disarankan agar guru
menggunakan berbagai macam strategi pembelajaran dan gaya belajar peserta
didik, karena dapat meningkatkan minat belajar. Namun dalam dalam proses
pembelajaran guru hendaknya benar-benar kreatif dalam mengembangkan materi
dan strategi pembelajaran eksipositori dan gaya belajar siswa yang cocok dengan
materi untuk meningkatkan minat belajar peserta didik. Guru juga harus kreatif
menyediakan media yang menarik bagi peserta didik sebagai bahan untuk proses
belajar mengajar sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Erman Suherman, dkk, 2001, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Hudoyo Herman,1998, Ilmu Pendidikan, Surabaya:Usaha Nasional.
Mudjiono , Dimyati, 1999, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Aneka Cipta.
Numan, Sumantri, 2001, Menggagas Pembaharuan Pendidikan, Bandung:Remaja
Rosda Karya.
Nasution, 2008, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung:
Bumi Aksara.
Sanjaya Wina, 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Cet.1, jakarta: Kencana.
Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:
Rineka Cipta.
Syamsudin, Makmun, 2003, Psikologi Kependidikan: Perangkat sistem
Pengajaran Modul, Bandung: Rosdakarya.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan
Nasional, Bandung : Fokus Media, 2006.