Anda di halaman 1dari 84

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR

TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA BERDASARKAN GAYA


BELAJAR SISWA KELAS XI SMA YP HKBP PEMATANGSIANTAR
TAHUN AJARAN 2021/2022

SKRIPSI

Oleh

Nama : Merlin Pebiyanti Pakpahan

NPM : 17150022

Program Studi : Pendidikan Matematika

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

2021
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Uji Instrumen Penelitian

Uji instrumen penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 2021 – 29

Agustus 2021 secara daring di kelas XI MIPA SMA YP Pelita Pematangsiantar. Data

uji instrumen penelitian pada lampiran(…….), digunakan untuk mengetahui validitas

dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Uji Instrumen Lingkungan Belajar

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung rhitung menggunakan

rumus korelasi Product Moment dengan menggunakan bantuan software

SPSS 25 pada lampiran 6 dan menggunakan Ms. Excel 2017 pada lampiran

7. Apabila rhitung> rtabel pada taraf signifikan 5% dengan N=25 maka

instrumen tersebut dinyatakan valid untuk mengukur Lingkungan . Adapun

hasil uji validitas setiap item instrumen lingkungan belajar disajikan pada

tabel 4.1

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Item Instrumen Lingkungan Belajar

NO Rhitung Rtabel Ket NO Rhitung Rtabel Ket

1 0.413 Valid 13 0.413 Valid


0.8465 0.6181
2 0.413 Valid 14 0.413 Valid
0.5647 0.4175
3 0.413 Valid 15 0.413 Valid
0.4534 0.5112
4 0.619 0.413 Valid 16 0.5234 0.413 Valid
5 0.413 Valid 17 0.413 Valid
0.5012 0.501
6 0.413 Valid 18 0.413 Valid
0.6067 0.7778
7 0.413 Valid 19 0.413 Valid
0.5622 0.4352
8 0.413 Valid 20 0.413 Valid
0.7164 0.5565
9 0.413 Valid 21 0.413 Valid
0.556 0.4823
10 0.413 Valid 22 0.413 Valid
0.4614 0.5054
11 0.413 Valid 23 0.413 Valid
0.7108 0.4257
12 0.413 Valid 24 0.413 Valid
0.5594 0.4943
25 0.413 Valid
0.4645

Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat bahwa terdapat 25 butir angket

valid. Maka, dalam penelitian ini digunakan 25 angket yang valid yang

digunakan sebagai alat ukur untuk memperoleh data penelitian lingkungan

belajar.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung r11 menggunakan rumus

Cronbanh’s Alpha dengan bantuan software SPSS 25 pada lampiran 8 dan

Ms.Excel 2019 pada lampiran 9. Apabila r11 > rtabel pada taraf signifikan 5%

dengan N=25 maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel untuk digunakan

dalam mengukur lingkungan belajar. Adapun hasil uji reliabilitas instrumen

minat belajar disajikan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Lingkungan Belajar


Case Processing Summary
N %
Cases Valid 25 100.0
Excludeda 0 .0
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.898 25

Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat bahwa nilai r 11= 0,898 sedangkan
rtabel 0,396. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa r11 > rtabel sehingga dapat
disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.

2. Uji Instrumen Motivasi Belajar

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung rhitung menggunakan

rumus korelasi Product Moment dengan menggunakan bantuan software

SPSS 25 pada lampiran 10 dan menggunakan Ms. Excel 2019 pada lampiran

11. Apabila rhitung> rtabel pada taraf signifikan 5% dengan N=20 maka

instrumen tersebut dinyatakan valid untuk mengukur motivasi belajar .

Adapun hasil uji validitas setiap item instrumen motivasi belajar disajikan

pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Item Instrumen Kemandirian Belajar


NO Rhitung Rtabel Ket No Rhitung Rtabel Ket
1 0.497681 0.413 Valid 11 0.542202 0.413 Valid
2 0.515966 0.413 Valid 12 0.561482 0.413 Valid
3 0.691591 0.413 Valid 13 0.576844 0.413 Valid
4 0.551827 0.413 Valid 14 0.48783 0.413 Valid
5 0.676096 0.413 Valid 15 0.575326 0.413 Valid
6 0.621861 0.413 Valid 16 0.506192 0.413 Valid
7 0.446166 0.413 Valid 17 0.42723 0.413 Valid
8 0.561856 0.413 Valid 18 0.507212 0.413 Valid
9 0.42866 0.413 Valid 19 0.500491 0.413 Valid
10 0.50784 0.413 Valid 20 0.461268 0.413 Valid

Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat bahwa terdapat 25 butir angket

valid. Maka, dalam penelitian ini digunakan 25 angket yang valid yang

digunakan sebagai alat ukur untuk memperoleh data penelitian motivasi

belajar.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung r11 menggunakan rumus

Cronbanh’s Alpha dengan bantuan software SPSS 25 pada lampiran 12 dan

Ms.Excel 2019 pada lampiran 13. Apabila r11 > rtabel pada taraf signifikan 5%

dengan N=25 maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel untuk digunakan

dalam mengukur kemandirian belajar. Adapun hasil uji reliabilitas instrumen

kemandirian belajar disajikan pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar


Case Processing Summary
N %
Cases Valid 25 100.0
Excludeda 0 .0

Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.857 20

Berdasarkan tabel 4.4, dapat dilihat bahwa nilai r 11= 0,857 sedangkan

rtabel 0,396. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa r11 > rtabel sehingga dapat

disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAYP HKBP Pematangsiantar pada tanggal 10

Agustus 2021 – 23 Agustus 2021 secara daring di kelas XI dengan jumlah siswa

sebanyak 40 orang. Data penelitian diperoleh dari pengisian angket lingkungan

belajar dan angket motivasi belajar oleh siswa serta nilai ulangan harian matematika

kelas XI SMA YP HKBP Pematangsiantar Tahun Ajaran 2021/2022 yang dijadikan

sebagai data untuk hasil belajar matematika siswa. Berikut ini akan diuraikan data

hasil penelitian yang telah diperoleh.

1. Deskripsi Hasil Penelitian

a) Lingkungan Belajar

Berdasarkan lampiran 19, dapat diuraikan data hasil lingkungan belajar

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandar seperti pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Data Hasil Lingkungan Belajar Kelas


XI SMA YP HKBP Pematangsiantar
No Statistik Skor Statistik
1 Jumlah Sampel 40
2 Skor Tertinggi 88
3 Skor Terendah 48
4 Rata-Rata 76
5 Simpangan Baku 8

Data hasil Lingkungan Belajar siswa kelas XI SMA YP HKBP

Pematangsiantar dapat dikategorikan seperti pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Kategori Lingungan Kelas XI SMA YP HKBP


Pematangsiantar

Batas kategori Interval Frekuensi Persentase Ket


x <( μ−σ ) x <68 7 17,5% Rendah
(μ−σ )≤ x <( μ+ σ ) 68 ≤ x<83 26 65% Sedang
(μ+ σ) ≤ x 83 ≤ x 7 17,5% Tinggi
Total 100%

Berdasarkan tabel 4.8, dapat dilihat bahwa persentase paling banyak

berada pada persentase 65% dengan frekuensi 26 siswa dan termasuk pada

kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa

kelas XI SMA YP HKBP Pematangsiantar berada pada kategori tingg

i. Berikut ini disajikan kategori minat belajar siswa kelas XI SMA

Negeri 2 Bandar dalam bentuk diagram lingkaran.


Persentase Lingkungan Belajar

17,5% 17,5%
Rendah
Sedang
Tinggi

65%

Gambar 4.1 Diagram Persentase Lingkungan Belajar Siswa Kelas


XI SMA Negeri 2 Bandar

 Lingkungan Belajar Berdasarkan Gaya Belajar Auditori

Berdasarkan lampiran 20, dapat diuraikan data hasil lingkungan

belajar berdasarkan gaya belajar auditori siswa kelas XI SMA YP

HKBP Pematangsiantar seperti pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Data Lingkungan Belajar


berdasarkan gaya belajar auditori siswa SMA YP HKBP
Pematangsiantar
No Statistik Skor Statistik
1 Jumlah Sampel 15
2 Skor Tertinggi 83
3 Skor Terendah 75
4 Rata-Rata 80
5 Simpangan Baku 2
Data hasil lingkungan belajar berdasarkan gaya belajar siswa kelas

XI SMA YP HKBP Pematangsiantar dapat dikategorikan seperti pada

tabel 5.0.

Tabel 4.10 Kategori Lingkungan Belajar Berdasarkan Gaya Belajar Visual


Siswa Kelas XI SMA YP HKBP Pematangsiantar

Batas kategori Interval Frekuensi Persentase Ket


x <( μ−σ ) x <78 3 20% Rendah
(μ−σ )≤ x <( μ+ σ ) 78 ≤ x <82 9 60% Sedang
(μ+ σ) ≤ x 82 ≤ x 3 20% Tinggi
Total 100%

Berdasarkan tabel 4.10, dapat dilihat bahwa persentase paling

banyak berada pada persentase 38% dengan frekuensi 11 siswa dan

termasuk pada kategori tinggi dan sedang. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa minat belajar berdasarkan gaya belajar visual siswa kelas XI

SMA Negeri 2 bandar berada pada kategori tinggi dan sedang. Berikut

ini disajikan kategori minat belajar berdasarkan gaya belajar visual

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandar dalam bentuk diagram lingkaran.


Persentase gaya belajar
berdasarkan auditori

20% 20%
Rendah
Sedang
Tinggi

60%

Gambar 4.2 Diagram Persentase Lingkungan Belajar Berdasarkan


Gaya Belajar Auditori Siswa Kelas XI SMA YP HKBP
Pematangsiantar

 Minat Belajar Berdasarkan Gaya Belajar Visual

Berdasarkan lampiran 21, dapat diuraikan data hasil lingkungan

belajar berdasarkan gaya belajar visual siswa kelas XI SMA YP HKBP

Pematangsiantar seperti pada tabel 4.11.

Tabel 4.11 Statistik Deskriptif Data Lingkungan Belajar Siswa


Berdasarkan Gaya Belajar Visual Siswa Kelas XI SMA YP HKBP
Pematangsiantar
No Statistik Skor Statistik
1 Jumlah Sampel 10
2 Skor Tertinggi 88
3 Skor Terendah 54
4 Rata-Rata 71
5 Simpangan Baku 10
Data hasil lingkungan belajar berdasarkan gaya belajar visual siswa

kelas XI SMA YP HKBP Pematangsiantar dapat dikategorikan seperti

pada tabel 4.12.

Tabel 4.12 Kategori Minat Belajar Berdasarkan Gaya Belajar Kinestetik Siswa
Kelas XI SMA YP HKBP Pematangsiantar
Batas kategori Interval Frekuensi Persentase Ket
x <( μ−σ ) x <61 1 10% Rendah
(μ−σ )≤ x <( μ+ σ ) 61 ≤ x <81 7 70% Sedang
(μ+ σ) ≤ x 81 ≤ x 2 20% Tinggi
Total 100%

Berdasarkan tabel 4.12, dapat dilihat bahwa persentase paling

banyak berada pada persentase 38% dengan frekuensi 6 siswa dan

termasuk pada kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

minat belajar berdasarkan gaya belajar auditorial siswa kelas XI SMA

Negeri 2 Bandar berada pada kategori sedang. Berikut ini disajikan

kategori minat belajar berdasarkan gaya belajar auditorial siswa kelas XI

SMA negeri 2 Bandar dalam bentuk diagram lingkaran.


Persentase gaya belajar berdasarkan
visual

10%
20% Rendah
Sedang
Tinggi

70%

Gambar 4.3 Diagram Persentase Minat Belajar Berdasarkan Gaya


Belajar visual Siswa Kelas XI SMA YP HKBP Pematangsiantar

 Minat Belajar Berdasarkan Gaya Belajar Kinestetik

Berdasarkan lampiran 22, dapat diuraikan data hasil minat belajar

berdasarkan gaya belajar kinestetik siswa kelas XI SMA Negeri 2

Bandar seperti pada tabel 4.13.

Tabel 4.13 Statistik Deskriptif Data Hasil Minat Belajar Siswa


Berdasarkan Gaya Belajar Kinestetik l Siswa Kelas XI SMA Negeri
2 Bandar
No Statistik Skor Statistik
1 Jumlah Sampel 15
2 Skor Tertinggi 85
3 Skor Terendah 58
4 Rata-Rata 75
5 Simpangan Baku 7
Data hasil lingkungan belajar berdasarkan gaya belajar kinestetik

siswa kelas XI SMA YP HKBP Pematangsiantar dapat dikategorikan

seperti pada tabel 4.14.

Tabel 4.14 Kategori Minat Belajar Berdasarkan Gaya Belajar Kinestetik Siswa
Kelas XI SMA YP HKBP Pematangsiantar
Batas kategori Interval Frekuensi Persentase Ket
x <( μ−σ ) x <68 3 20% Rendah
(μ−σ )≤ x <( μ+ σ ) 68 ≤ x<82 10 66,66% Sedang
(μ+ σ) ≤ x 82 ≤ x 2 13,33% Tinggi
Total 100%

Berdasarkan tabel 4.14, dapat dilihat bahwa persentase paling

banyak berada pada persentase 47% dengan frekuensi 9 siswa dan

termasuk pada kategori sangat rendah. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa minat belajar berdasarkan gaya belajar kinestetik siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Bandar berada pada kategori sangat rendah. Berikut ini

disajikan kategori minat belajar berdasarkan gaya belajar kinestetik

siswa kelas XI SMA negeri 2 Bandar dalam bentuk diagram lingkaran.

Gambar 4.4 Diagram Persentase Minat Belajar Berdasarkan Gaya


Belajar Kinestetik Siswa Kelas XI SMA YP HKBP
Pematangsiantar
Persentase gaya belajar berdasarkan
kinestetik

13%
20% Rendah
Sedang
Tinggi

67%

b) Motivasi Belajar

Berdasarkan lampiran 23, dapat diuraikan data hasil kemandirian belajar

siswa kelas XI SMA YP HKBP Pematangsiantar seperti pada tabel 4.15.

Tabel 4.15 Statistik Deskriptif Data Hasil Motivasi Belajar Kelas


XI SMA YP HKBP Pematangsiantar
No Statistik Skor Statistik
1 Jumlah Sampel 40
2 Skor Tertinggi 64
3 Skor Terendah 48
4 Rata-Rata 57
5 Simpangan Baku 5

Data hasil kemandirian belajar siswa kelas XI SMA YP HKBP

Pematangsiantar dapat dikategorikan seperti pada tabel 4.16.

Tabel 4.16 Kategori Kemandirian Kelas XI SMA YP HKBP


Pematangsiantar

Batas kategori Interval Frekuensi Persentase Ket


x <( μ−σ ) x <54 13 32,5% Rendah
(μ−σ )≤ x <( μ+ σ ) 54 ≤ x< 62 22 55% Sedang
(μ+ σ) ≤ x 62 ≤ x 5 12,5% Tinggi
Total 100%

Berdasarkan tabel 4.16, dapat dilihat bahwa persentase paling banyak

berada pada persentase 36% dengan frekuensi 23 siswa dan termasuk

pada kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemandirian

belajar siswa XI SMA Negeri 2 Bandar berada pada kategori sedang.

Berikut ini disajikan kategori kemandirian belajar siswa kelas XI SMA

Negeri 2 Bandar dalam bentuk diagram lingkaran.

Persentase motivasi belajar

12.5%

Rendah
32,5%
Sedang
Tinggi

55%

Gambar 4.5 Diagram Persentase Motivasi Belajar Siswa Kelas

XI SMA YP HKBP Pematangsiantar

 Motivasi Belajar Berdasarkan Gaya Belajar Auditorial


Berdasarkan lampiran 24, dapat diuraikan data hasil motivasi belajar

berdasarkan gaya belajar auditoial siswa kelas XI SMA YP HKBP

Pematangsiantar seperti pada tabel 4.17.

Tabel 4.17 Statistik Deskriptif Data Hasil Motivasi Belajar Berdasarkan


Gaya Belajar Audio Siswa Kelas XI SMA YP HKBP Pematangsiantar
No Statistik Skor Statistik
1 Jumlah Sampel 15
2 Skor Tertinggi 64
3 Skor Terendah 54
4 Rata-Rata 59
5 Simpangan Baku 3

Data hasil kemandirian belajar berdasarkan gaya belajar berdasarkan

auditorial siswa kelas XI SMA YP HKBP Pematangsiantar dapat

dikategorikan seperti pada tabel 4.18.

Tabel 4.18 Kategori Motivasi Belajar Berdasarkan Gaya Belajar


Auditorial Siswa Kelas XI SMA YP HKBP Pematangsiantar

Batas kategori Interval Frekuensi Persentase Ket


x <( μ−σ ) x <56 4 26,66% Rendah
(μ−σ )≤ x <( μ+ σ ) 56 ≤ x<62 9 60% Sedang
(μ+ σ) ≤ x 62 ≤ x 2 13,33% Tinggi
Total 100%

Berdasarkan tabel 4.18, dapat dilihat bahwa persentase paling banyak

berada pada persentase 31% dengan frekuensi 9 siswa dan termasuk pada

kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar

berdasarkan gaya belajar visual siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandar berada
pada kategori sedang. Berikut ini disajikan kategori kemandirian belajar

berdasarkan gaya belajar visual siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandar dalam

bentuk diagram lingkaran.

Persentase motivasi berdasarkan


auditorial

13,33% Rendah
26,66% Sedang
Tinggi

60%

Gambar 4.6 Diagram Persentase Motivasi Belajar Berdasarkan Gaya

Belajar Audio Siswa Kelas XI SMA YP HKBP Pematangsiantar

 Kemandirian Belajar Berdasarkan Gaya Belajar Visual

Berdasarkan lampiran 25, dapat diuraikan data hasil kemandirian belajar

berdasarkan gaya belajar visual siswa kelas XI SMA YP HKBP

Pematangsiantar seperti pada tabel 4.19.

Tabel 4.19 Statistik Deskriptif Data Hasil Motivasi Belajar Berdasarkan


Gaya Belajar Visual Siswa Kelas XI SMA YP HKBP Pematangsiantar
No Statistik Skor Statistik
1 Jumlah Sampel 10
2 Skor Tertinggi 64
3 Skor Terendah 48
4 Rata-Rata 55
5 Simpangan Baku 5

Data hasil motivasi belajar berdasarkan gaya belajar visual siswa kelas

XI SMA YP HKBP Pematangsiantar dapat dikategorikan seperti pada tabel

4.20.

Tabel 4.20 Kategori Motivasi Belajar Berdasarkan Gaya Belajar Visual


Siswa Kelas XI SMA YP HKBP Pematangsiantar

Batas kategori Interval Frekuensi Persentase Ket


x <( μ−σ ) x <50 2 20% Rendah
(μ−σ )≤ x <( μ+ σ ) 50 ≤ x <60 6 60% Sedang
(μ+ σ) ≤ x 60 ≤ x 2 20% Tinggi
Total 100%

Berdasarkan tabel 4.20, dapat dilihat bahwa persentase paling banyak

berada pada persentase 50% dengan frekuensi 8 siswa dan termasuk pada

kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar

berdasarkan gaya belajar auditorial siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bnadar

berada pada kategori sedang. Berikut ini disajikan kategori kemandirian

belajar berdasarkan gaya belajar auditorial siswa kelas XI SMA Negeri 2

dalam bentuk diagram lingkaran.


Persentase motivasi berdasarkan
visual

10% 10%
Rendah
Sedang
Tinggi

80%

Gambar 4.7 Diagram Persentase Motivasi Belajar Berdasarkan Gaya

Belajar Visual Siswa Kelas XI SMA YP HKBP Pematangsiantar

 Motivasi Belajar Berdasarkan Gaya Belajar Kinestetik

Berdasarkan lampiran 26, dapat diuraikan data hasil motivasi belajar

berdasarkan gaya belajar kinestetik siswa kelas XI SMA YP HKBP

Pematangsiantar seperti pada tabel 4.21.

Tabel 4.21 Statistik Deskriptif Data Hasil Motivasi Belajar Berdasarkan


Gaya Belajar Kinestetik Siswa Kelas XI SMA YP HKBP
Pematangsiantar
No Statistik Skor Statistik
1 Jumlah Sampel 15
2 Skor Tertinggi 64
3 Skor Terendah 48
4 Rata-Rata 56
5 Simpangan Baku 5
Data hasil motivasi belajar berdasarkan gaya belajar kinestetik siswa

kelas XI SMA YP dapat dikategorikan seperti pada tabel 4.22.

Tabel 4.22 Kategori Kemandirian Belajara Berdasarkan Gaya Belajar


Kinestetik Siswa Kelas XI SMA YP HKBP Pematangsiantar

Batas kategori Interval Frekuensi Persentase Ket


x <( μ−σ ) x <51 2 13,33% Rendah
(μ−σ )≤ x <( μ+ σ ) 51 ≤ x <61 11 73,33% Sedang
(μ+ σ) ≤ x 61 ≤ x 2 13,33% Tinggi
Total 100%

Berdasarkan tabel 4.22, dapat dilihat bahwa persentase paling banyak

berada pada persentase 53% dengan frekuensi 10 siswa dan termasuk pada

kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar

berdasarkan gaya belajar kinestetik siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bnadar

berada pada kategori sedang. Berikut ini disajikan kategori kemandirian

belajar berdasarkan gaya belajar kinestetik siswa kelas XI SMA Negeri 2

dalam bentuk diagram lingkaran.


Persentase motivasi berdasarkan
kinestetik
13,33% 13,33%

Rendah
Sedang
Tinggi

73,33%

Gambar 4.8 Diagram Persentase Motivasi Belajar Berdasarkan Gaya

Belajar Kinestetik Siswa Kelas XI SMA YP HKBP Pematangsiantar

c) Prestasi Belajar Matematika

Berdasarkan lampiran 27, dapat diuraikan data prestasi belajar

matematika siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandar seperti pada tabel 4.23.

Tabel 4.23 Statistik Deskriptif Data Hasil Prestasi Belajar


Matematika Kelas XI SMA YP HKBP Pematangsiantar

No Statistik Skor Statistik


1 Jumlah Sampel 40
2 Skor Tertinggi 95
3 Skor Terendah 70
4 Rata-Rata 82
Simpangan
5 baku 8
Data prestasi belajar matematika siswa kelas XI SMA YP HKBP

Pematangsiantar dapat dikategorikan seperti pada tabel 4.24.

Tabel 4.24 Kategori Prestasi Belajar Matematika Kelas XI SMA


Negeri 2 Bandar

Batas kategori Interval Frekuensi Persentase Ket


x <( μ−σ ) x <74 4 10% Rendah
(μ−σ )≤ x <( μ+ σ ) 74 ≤ x< 90 32 80% Sedang
(μ+ σ) ≤ x 90 ≤ x 4 10% Tinggi
Total 100%

Berdasarkan tabel 4.24, dapat dilihat bahwa persentase paling banyak

berada pada persentase 70% dengan frekuensi 45 siswa dan termasuk pada

kategori cukup. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

matematika siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandar berada pada kategori

cukup. Berikut ini disajikan sebaran data prestasi belajar matematika siswa

kelas XI SMA Negeri 2 Bandar dalam bentuk diagram lingkaran.


Persentase hasil belajar

10% 10%

Rendah
Sedang
Tinggi

80%

Gambar 4.9 Diagram Persentase Prestasi Belajar Matematika


Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Bandar

2. Analisis Data Penelitian

a) Uji Normalitas Data

Uji Normalitas data dilakukan dengan cara menghitung Kolmogorov

hitung menggunakan rumus One Sample Kolmogorov Smirnov. Apabila

Kolmogorovhitung < Kolmogorovtabel pada taraf signifikan α = 0,05 dengan n =

40 maka data tersebut berdistribusi normal, namun sebaliknya apabila

Kolmogorovhitung>Kolmogorovtabel data tersebut tidak berdistribusi normal.

a.1. Uji Normalitas Data Minat Belajar


Berdasarkan hasil uji normalitas data minat belajar menggunakan

bantuan software SPSS 25 pada lampiran 28 disajikan pada tabel 4.31.

Tabel 4.31 Hasil Uji Normalitas Data Lingkungan Belajar

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai Kolmogorovhitung=0,096

sedangkan untuk nilai Kolmogorovtabel= 0,210 untuk n = 40 pada taraf

signifikan α=0,05, sehingga Kolmogorovhitung<Kolmogorovtabel. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data minat belajar

berdistribusi normal.

a.2. Uji Normalitas Data Minat Belajar Berdasarkan Gaya Belajar

Visual

Berdasarkan hasil uji normalitas data minat belajar berdasarkan

gaya belajar visual menggunakan bantuan software SPSS 25 pada

disajikan pada tabel 4.32.


Tabel 4.32 Hasil Uji Normalitas Data Lingkungan Belajar Berdasarkan Gaya

Belajar Auditoial

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai Kolmogorovhitung=0,128

sedangkan untuk nilai Kolmogorovtabel= 0,338 untuk n = 15 pada taraf

signifikan α=0,05, sehingga Kolmogorovhitung<Kolmogorovtabel. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data lingkungan belajar

berdasarkan gaya belajar audtori siswa normal.

a.3. Uji Normalitas Data Lingkungan Belajar Berdasarkan Gaya

Belajar Visual Siswa

Berdasarkan hasil uji normalitas data minat belajar berdasarkan

gaya belajar vidual siswa menggunakan bantuan software SPSS 25 pada

lampiran 32, disajikan pada tabel 4.33.


Tabel 4.33 Hasil Uji Normalitas Data Minat Belajar Berdasarkan Gaya Belajar

visual

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai Kolmogorovhitung=0,172

sedangkan untuk nilai Kolmogorovtabel= 0,409 untuk n = 10 pada taraf

signifikan α=0,05, sehingga Kolmogorovhitung<Kolmogorovtabel. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data lingkungan belajar

berdasarkan gaya belajar visual siswa normal.

a.4. Uji Normalitas Data Minat Belajar Berdasarkan Gaya Belajar

Kinestetik

Berdasarkan hasil uji normalitas data lingkungan belajar

berdasarkan gaya belajar kinestetik menggunakan bantuan software

SPSS 25 pada lampiran 34, disajikan pada tabel 4.34.


Tabel 4.32 Hasil Uji Normalitas Data Minat Belajar

Berdasarkan Gaya Belajar Kinestetik

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai Kolmogorovhitung=0,084

sedangkan untuk nilai Kolmogorovtabel= 0,338 untuk n = 15 pada taraf

signifikan α=0,05, sehingga Kolmogorovhitung<Kolmogorovtabel. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data lingkungan belajar

berdasarkan gaya belajar kinestetik siswa normal.

a.5. Uji Normalitas Data Kemandirian Belajar

Berdasarkan hasil uji normalitas data kemandirian belajar

menggunakan bantuan software SPSS 25 pada lampiran 36 dan

Ms.Excel 2019 pada lampiran 37, disajikan pada tabel 4.33.

Tabel 4.33 Hasil Uji Normalitas Data Motivasi Belajar


Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai Kolmogorovhitung=0,068

sedangkan untuk nilai Kolmogorovtabel= 0,210 untuk n = 40 pada taraf

signifikan α = 0,05, sehingga Kolmogorovhitung< Kolmogorovtabel. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data kemandirian belajar

berdistribusi normal.

a.6. Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Berdasarkan Gaya

Belajar Auditorial Siswa

Berdasarkan hasil uji normalitas data kemandirian belajar

berdasarkan gaya belajar visual siswa menggunakan bantuan software

SPSS 25 pada lampiran 38, disajikan pada tabel 4.34

Tabel 4.34 Hasil Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Berdasarkan Gaya

Belajar Auditori Siswa


Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai Kolmogorovhitung=0,107

sedangkan untuk nilai Kolmogorovtabel= 0,338 untuk n = 15 pada taraf

signifikan α=0,05, sehingga Kolmogorovhitung< Kolmogorovtabel. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data motivasi belajar

berdasarkan gaya belajar auditori siswa berdistribusi normal.

a.7. Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Berdasarkan Gaya

Belajar Visual Siswa

Berdasarkan hasil uji normalitas data kemandirian belajar

berdasarkan gaya belajar auditorial siswa menggunakan bantuan

software SPSS 25 pada lampiran 40, disajikan pada tabel 4.35.

Tabel 4.35 Hasil Uji Normalitas Data Kemandirian Belajar Berdasarkan Gaya

Belajar Auditorial Siswa


Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai Kolmogorovhitung=0,196

sedangkan untuk nilai Kolmogorovtabel= 0,409 untuk n = 10 pada taraf

signifikan α=0,05, sehingga Kolmogorovhitung< Kolmogorovtabel. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data motivasi belajar

berdasarkan gaya belajar visual siswa berdistribusi normal.

a.8. Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Berdasarkan Gaya

Belajar Kinestetik Siswa

Berdasarkan hasil uji normalitas data kemandirian belajar

berdasarkan gaya belajar kinestetik siswa menggunakan bantuan

software SPSS 25 pada lampiran 42, disajikan pada tabel 4.36.

Tabel 4.36 Hasil Uji Normalitas Data Kemandirian Belajar Berdasarkan Gaya

Belajar Kinestetik Siswa

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai Kolmogorovhitung=0,091

sedangkan untuk nilai Kolmogorovtabel= 0,301 untuk n = 19 pada taraf

signifikan α=0,05, sehingga Kolmogorovhitung< Kolmogorovtabel. Dengan


demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data kemandirian belajar

berdasarkan gaya belajar kinetetik siswa berdistribusi normal.

a.9. Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Matematika

Berdasarkan hasil uji normalitas data prestasi belajar matematika

menggunakan bantuan software SPSS 25 pada lampiran 44 dan

Ms.Excel 2007 pada lampiran 45, disajikan pada tabel 4.37.

Tabel 4.37 Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Matematika

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


PRESTASI
BELAJAR
N 64

Normal Mean 81,75


Parametersa,b
Std. Deviation 3,612

Most Extreme Absolute 0,210


Differences
Positive 0,092

Negative -0,151

Test Statistic 0,210

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.


Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai Kolmogorovhitung=0,092

092 sedangkan untuk nilai Kolmogorovtabel= 0,17 untuk n = 64 pada taraf

signifikan α = 0,05, sehingga Kolmogorovhitung< Kolmogorovtabel. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data prestasi belajar

matematika berdistribusi normal.

a.10. Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Matematika

Berdasarkan Gaya Belajar Visual Siswa

Berdasarkan hasil uji normalitas data prestasi belajar berdasarkan

gaya belajar visual matematika siswa menggunakan bantuan software

SPSS 25 pada lampiran 46 halaman dan Ms.Excel 2019 pada lampiran

47 halaman, disajikan pada tabel 4.38.


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tabel 4.38 Hasil Uji
Normalitas Data Prestasi
PRESTASI
Belajar DENGAN Matematika
Berdasarkan VISUAL Gaya Belajar
Visual Siswa N 29
Normal Mean 80,59
Parametersa,b
Std. Deviation 3,018
Most Extreme Absolute 0,153
Differences
Positive 0,153
Negative -0,167
Test Statistic 0,253
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai Kolmogorovhitung=0,153

sedangkan untuk nilai Kolmogorovtabel= 0,246 untuk n = 37 pada taraf

signifikan α=0,05, sehingga Kolmogorovhitung< Kolmogorovtabel. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data prestasi belajar

matematika berdasarkan gaya belajar visual siswa berdistribusi normal.

a.11. Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Matematika Siswa

Berdasarkan Gaya Belajar Auditorial

Berdasarkan hasil uji normalitas data prestasi belajar matematika

berdasarkan gaya belajar auditorial siswa menggunakan bantuan

software SPSS 25 pada lampiran 48 halaman dan Ms.Excel 2019 pada

lampiran 49, disajikan pada tabel 4.39.

Tabel 4.39 Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan
Gaya Belajar Auditorial Siswa

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


PRESTASI DENGAN AUDITORIAL

N 16
Mean 82,81
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 3,291

Absolute 0,273
Most Extreme Differences Positive 0,178
Negative -0,273

Test Statistic 0,273

Asymp. Sig. (2-tailed) ,002c


a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai Kolmogorovhitung=0,178

sedangkan untuk nilai Kolmogorovtabel= 0,326 untuk n = 16 pada taraf

signifikan α = 0,05, sehingga Kolmogorovhitung< Kolmogorovtabel. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data prestasi belajar

matematika berdasarkan gaya belajar auditorial siswa berdistribusi

normal.

a.12. Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Matematika Siswa

Berdasarkan Gaya Belajar Kinestetik

Berdasarkan hasil uji normalitas data prestasi belajar matematika

berdasarkan gaya belajar kinestetik siswa menggunakan bantuan


software SPSS 25 pada lampiran 50 halaman dan Ms.Excel 2019 pada

lampiran 51, disajikan pada tabel 4.40.

Tabel 4.40 Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan
Gaya Belajar Auditorial Siswa

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai Kolmogorovhitung=0,196

sedangkan untuk nilai Kolmogorovtabel= 0,301 untuk n = 19 pada taraf

signifikan α = 0,05, sehingga Kolmogorovhitung< Kolmogorovtabel. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data prestasi belajar

matematika berdasarkan gaya belajar auditorial siswa berdistribusi


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
normal.

PRESTASI
DENGAN
b) Uji KINESTETIK Linearitas
N 19
Uji Normal Mean 81,84 linearitas
Parametersa,b
Std. 4,072
Deviation dilakukan untuk
Most Extreme Absolute 0,196
Differences
Positive 0,196 mengetahui
Negative -0,120
bentuk Test Statistic 0,196
hubungan variabel
Asymp. Sig. (2-tailed) ,054c
bebas dengan variabel
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
terikat. Pada penelitian ini, untuk menguji linearitas yaitu dengan cara

menghitung F observasi (Fobs) kemudian dibandingkan dengan Ftabel. Apabila

Fobs< Ftabel maka bentuk hubungan variabel bebas dan variabel terikat linear.

b.1. Uji Linearitas Minat Belajar dengan Prestasi Belajar

Matematika

Berdasarkan hasil uji linearitas minat belajar dengan prestasi belajar

matematika menggunakan software SPSS 25 pada lampiran 52 dan

Ms.Excel 2019 pada lampiran 53 disajikan pada tabel 4.41.

Tabel 4.41 Hasil Uji Linearitas Minat Belajar dengan Prestasi

Belajar Matematika

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Prestasi Between (Combined)
Belajar Groups
Matematika 404,557 24 16,857 1,721 0,064
* Minat
Belajar

Linearity 191,344 1 191,344 19,541 0,000


Deviation
from
Linearity 213,212 23 9,270 0,947 0,545

Within Groups 381,881 39 9,792


Total 786,438 63
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai Fhitung = 0,947 sedangkan

untuk nilai Ftabel = 1,846 untuk df1 = 23 dan df2 = 39 pada taraf

signifikan α=0,05, sehingga Fhitung < Ftabel. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa minat belajar dengan prestasi belajar matematika

siswa memiliki bentuk hubungan yang linear.

b.2. Uji Linearitas Minat Belajar dengan Prestasi Belajar

Matematika Siswa Berdasarkan GayaBelajar Visual

Berdasarkan hasil uji linearitas minat belajar dengan prestasi belajar

matematika siswa berdasarkan gaya belajar visual menggunakan

software SPSS 25 pada lampiran 54 dan Ms.Excel 2019 pada lampiran

55 disajikan pada tabel 4.42.

Tabel 4.42 Hasil Uji Linearitas Minat Belajar dengan Prestasi Belajar

Matematika Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Visual

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Prestasi Between (Combined
Belajar Groups )
Matematika
dengan 156,368 18 8,687 0,880 0,610
Gaya
Belajar
Visual *
Linearity 32,012 1 32,012 3,244 0,102
Deviation
from
Linearity
124,356 17 7,315 0,741 0,718
Minat
Belajar
dengan Within Groups 98,667 10 9,867
Gaya Total 255,034 28
Belajar

Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai Fobs = 0,718. Jika

nilai Fobs dibandingkan dengan nilai Ftabel untuk df1 = 17 dan df2 = 10

pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh nilai F tabel = 2,812 sehingga Fobs

< Ftabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa minat belajar

dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar

visual memiliki bentuk hubungan yang linear.

b.3. Uji Linearitas Minat Belajar dengan Prestasi Belajar

Matematika Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Auditorial

Berdasarkan hasil uji linearitas minat belajar dengan prestasi belajar

matematika siswa berdasarkan gaya belajar Auditorial menggunakan

software SPSS 25 pada lampiran 56 dan Ms.Excel 2019 pada lampiran

57 disajikan pada tabel 4.43.

Tabel 4.43 Hasil Uji Linearitas Minat Belajar dengan Prestasi Belajar

Matematika Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Auditorial

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Prestasi Between (Combined)
Belajar Groups
Matematika
dengan Gaya 91,083 9 10,120 1,001 0,520
Belajar
Auditorial *
Minat Belajar
dengan Gaya
Belajar Linearity 28,290 1 28,290 2,798 0,145
Auditorial Deviation from
Linearity

62,793 8 7,849 0,776 0,640

Within Groups 60,667 6 10,111


Total 151,750 15

Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai Fobs = 0,776. Jika

nilai Fobs dibandingkan dengan nilai Ftabel untuk df1 = 8 dan df2 = 6 pada

taraf signifikan α = 0,05 diperoleh nilai F tabel = 4,147 sehingga Fobs <

Ftabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa minat belajar dengan

prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar auditorial

memiliki bentuk hubungan yang linear.

b.4. Uji Linearitas Minat Belajar dengan Prestasi Belajar

Matematika Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Kinestetik

Berdasarkan hasil uji linearitas minat belajar dengan prestasi belajar

matematika siswa berdasarkan gaya belajar kinestetik menggunakan

software SPSS 25 pada lampiran 58 dan Ms.Excel 2019 pada lampiran

59 disajikan pada tabel 4.44.


Tabel 4.44 Hasil Uji Linearitas Minat Belajar dengan Prestasi Belajar

Matematika Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Kinestetik

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
PRESTASI Between (Combined) 225,526 11 20,502 1,966 0,190
BELAJAR * Groups
GAYA
BELAJAR
KINESTETIK

Linearity 160,106 1 160,106 15,353 0,006


Deviation 65,420 10 6,542 0,627 0,757
from
Linearity

Within Groups 73,000 7 10,429


Total 298,526 18

Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai Fobs = 0,627. Jika

nilai Fobs dibandingkan dengan nilai Ftabel untuk df1 = 10 dan df2 = 7

pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh nilai F tabel = 3,637 sehingga Fobs

< Ftabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa minat belajar

dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar

kinestetik memiliki bentuk hubungan yang linear.

b.5. Uji Linearitas Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar

Matematika
Berdasarkan hasil uji linearitas kemandirian belajar dengan prestasi

belajar matematika menggunakan software SPSS 25 pada lampiran 60

dan Ms.Excel 2019 pada lampiran 61 disajikan pada tabel 4.45.

Tabel 4.45 Hasil Uji Linearitas Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar

Matematika

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
PRESTASI Between (Combined) 484,483 22 22,022 2,990 0,001
BELAJAR * Groups
KEMANDIRIAN
BELAJAR

Linearity 200,524 1 200,524 27,228 0,000


Deviation 283,959 21 13,522 1,836 0,047
from
Linearity

Within Groups 301,955 41 7,365


Total 786,438 63

Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai Fobs = 1,836. Jika

nilai Fobs dibandingkan dengan nilai Ftabel untuk df1 = 21 dan df2 = 41

pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh nilai F tabel = 1,846 sehingga Fobs

< Ftabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemandirian


belajar dengan prestasi belajar matematika memiliki bentuk hubungan

yang linear

b.6. Uji Linearitas Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar

Matematika Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Visual

Berdasarkan hasil uji linearitas kemandirian belajar dengan prestasi

belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar visual menggunakan

software SPSS 25 pada lampiran 62 dan Ms.Excel 2019 pada lampiran

63 disajikan pada tabel 4.46.

Tabel 4.46 Hasil Uji Linearitas Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar

Matematika Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Visual

ANOVA Table
Sum of
Square Mean
s df Square F Sig.
PRESTASI Betwee (Combined 141,701 15 9,447 1,084 0,447
BELAJAR * n )
KEMANDIRIAN Groups
BERDASARKA
N GAYA
BELAJAR
VISUAL

Linearity 38,647 1 38,647 4,433 0,055


Deviation 103,054 14 7,361 0,844 0,622
from
Linearity

Within Groups 113,333 13 8,718


Total 255,034 28

Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai Fobs = 0,844. Jika

nilai Fobs dibandingkan dengan nilai Ftabel untuk df1 = 26 dan df2 = 9

pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh nilai F tabel = 2,553 sehingga Fobs

< Ftabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemandirian

belajar dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya

belajar visual memiliki bentuk hubungan yang linear.

b.7. Uji Linearitas Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar

Matematika Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Auditorial

Berdasarkan hasil uji linearitas kemandirian belajar dengan prestasi

belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar auditorial

menggunakan software SPSS 25 pada lampiran 64 dan Ms.Excel 2019

pada lampiran 65 disajikan pada tabel 4.47.

Tabel 4.47 Hasil Uji Linearitas Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar

Matematika Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Auditorial

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
PRESTASI Between (Combined) 147,250 10 14,725 16,361 0,003
BELAJAR * Groups
KEMANDIRIAN
BELAJAR
BERDASARKAN
GAYA BELAJAR
AUDITORIAL
Linearity 44,272 1 44,272 49,192 0,001
Deviation 102,978 9 11,442 2,587 0,006
from
Linearity

Within Groups 4,500 5 0,900


Total 151,750 15

Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai Fobs = 2,587. Jika

nilai Fobs dibandingkan dengan nilai Ftabel untuk df1 = 9 dan df2 = 5 pada

taraf signifikan α = 0,05 diperoleh nilai Ftabel = 4,7724 sehingga Fobs <

Ftabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar

dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar

auditorial memiliki bentuk hubungan yang linear.

b.8. Uji Linearitas Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar

Matematika Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Kinestetik

Berdasarkan hasil uji linearitas kemandirian belajar dengan prestasi

belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar kinestetik

menggunakan software SPSS 25 pada lampiran 66 dan Ms.Excel 2019

pada lampiran 67 disajikan pada tabel 4.48.

Tabel 4.48 Hasil Uji Linearitas Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar

Matematika Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Kinestetik

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
PRESTASI Between (Combined) 253,276 13 19,483 2,153 0,204
BELAJAR * Groups
KEMANDIRIAN
BERDASARKAN
GAYA BELAJAR
KINESTETIK
Linearity 96,750 1 96,750 10,691 0,022
Deviation 156,526 12 13,044 1,441 0,362
from
Linearity

Within Groups 45,250 5 9,050


Total 298,526 18

Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai Fobs = 1,441. Jika

nilai Fobs dibandingkan dengan nilai Ftabel untuk df1 = 26 dan df2 = 9

pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh nilai F tabel = 4,667 sehingga Fobs

< Ftabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemandirian

belajar dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya

belajar kinestetik memiliki bentuk hubungan yang linear.

3. Uji Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pengujian normalitas minat belajar, kemandirian belajar dan

prestasi belajar matematika yang diteliti ternyata semua berdistribusi normal.

Pengujian linearitas minat belajar dengan prestasi belajar matematika dan

pengujian linearitas kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika juga

memiliki hubungan yang linear. Oleh karena itu, penggunaan Statistik Prametris
untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan dengan menggunakan rumus

Korelasi Product Moment dan Korelasi Ganda.

1) Hipotesis 1

a. Hipotesis Penelitian:

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar

dengan prestasi belajar matematika siswa kelas XI SMA Negeri 2

Bandar.

Hipotesis Statistik:

H 0 : ρ x 1 a y =0
1a

H a : ρ x1 a y ≠ 0
1a

Berdasarkan pengujian hipotesis 1a menggunakan software SPSS 25

pada lampiran 68 dan Ms. Excel 2019 pada lampiran 69, disajikan pada tabel

4.49.

Tabel 4.49 Hasil Uji Hipotesis 1a

Correlations
MINAT PRESTASI
BELAJAR BELAJAR
Pearson
Correlatio 1 ,493**
MINAT n
BELAJAR Sig. (2-
0
tailed)
N 64 64
Pearson
Correlatio ,493** 1
PRESTASI n
BELAJAR Sig. (2-
0
tailed)
N 64 64
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).

Berdasarkan tabel 4.37 diatas, diperoleh nilai rhitung = 0,493 sedangkan untuk nilai

rtabel = 0,246 pada taraf signifikan α = 0,05 sehingga r hitung > rtabel. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis H a diterima dan H 0 ditolak yang
1a 1a

artinya terdapat hubungan positif antara minat belajar dengan prestasi belajar

matematika di kelas XI SMA Negeri 2 Bandar. Dari hasil korelasi tersebut juga dapat

diketahui koefisien korelasi antara variabel minat belajar dengan prestasi belajar

matematika kelas XI SMA Negeri 2 Bandar memiliki tingkat hubungan yang sedang.

Untuk mencari kebermaknaan atau kesignifikanan terhadap populasi dilakukan

uji t dengan keputusan t hitung > t tabel

r √ n−2 0,493 √64−2


t= = = 7,65
√1−r 2 √1−0,4932
Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung= 7,65 hasil tersebut kemudian

dibandingkan dengan t tabel pada taraf signifikan 0,05 yaitu 1,669, sehingga diperoleh

t hitung > t tabel atau 7,65 > 1,669.

Dengan demikian maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan

signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Bandar.

b. Hipotesis Penelitian:
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar

dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar

visual kelas XI SMA Negeri 2 Bandar.

Hipotesis Statistik:

H 0 : ρ x 1 b y =0
1b

H a : ρ x1 b y ≠ 0
1b

Berdasarkan pengujian hipotesis 1b menggunakan software SPSS 25

pada lampiran 70 dan Ms. Excel 2019 pada lampiran 71, disajikan pada tabel

4.50.

Tabel 4.50 Hasil Uji Hipotesis 1b

Correlations

MINAT
BELAJAR PRESTASI
BERDASARKAN BELAJAR
GAYA VISUAL

Pearson
MINAT 1 0,354
Correlation
BELAJAR
BERDASARKAN Sig. (2-
0,059
GAYA VISUAL tailed)
N 29 29

Pearson
0,354 1
PRESTASI Correlation
BELAJAR
Sig. (2-
0,059
tailed)
N 29 29

Berdasarkan tabel 4.50 diatas, diperoleh nilai rhitung = 0,354 sedangkan untuk nilai

rtabel = 0,367 pada taraf signifikan α = 0,05 sehingga r hitung < rtabel. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis H a ditolak dan H 0 diterima yang
1a 1a

artinya tidak terdapat hubungan positif antara minat belajar dengan prestasi belajar

matematika di kelas XI SMA Negeri 2 Bandar. Dari hasil korelasi tersebut juga dapat

diketahui koefisien korelasi antara variabel minat belajar dengan prestasi belajar

matematika kelas XI SMA Negeri 2 Bandar memiliki tingkat hubungan rendah.

Untuk mencari kebermaknaan atau kesignifikanan terhadap populasi dilakukan

uji t dengan keputusan t hitung > t tabel

r √ n−2 0,354 √ 29−2


t= = = 7,65
√1−r 2 √ 1−0,354 2
Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung= 7,65 hasil tersebut kemudian

dibandingkan dengan t tabel pada taraf signifikan 0,05 yaitu 2,052, sehingga diperoleh

t hitung > t tabel atau 7,65 > 2,052.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan

positif antara minat belajar berdasarkan gaya belajar visual dengan prestasi

belajar matematika siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandar tetapi signifikan.

c. Hipotesis Penelitian:
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar

dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar

auditorial kelas XI SMA Negeri 2 Bandar.

Hipotesis Statistik:

H 0 : ρ x 1 c y=0
1c

H a : ρ x1 c y ≠ 0
1c

Berdasarkan pengujian hipotesis 1c menggunakan software SPSS 25

pada lampiran 72 dan Ms. Excel 2019 pada lampiran 73, disajikan pada tabel

4.51.

Tabel 4.51 Hasil Uji Hipotesis 1c

Correlations

MINAT BELAJAR
BERDASARKAN GAYA PRESTASI
AUDITORIAL BELAJAR
MINAT BELAJAR Pearson 1 0,431
BERDASARKAN GAYA Correlation
AUDITORIAL
Sig. (2-tailed) 0,084

N 17 17
PRESTASI BELAJAR Pearson 0,431 1
Correlation

Sig. (2-tailed) 0,084

N 17 17
Berdasarkan tabel 4.51 diatas, diperoleh nilai rhitung = 0,431 sedangkan

untuk nilai rtabel = 0,497 pada taraf signifikan α = 0,05 sehingga r hitung < rtabel.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis H a 1c

ditolak dan H 0 diterima yang artinya tidak terdapat hubungan positif antara
1c

minat belajar dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya

belajar auditorial di kelas XI SMA Negeri 2 Bandar. Dari hasil korelasi

tersebut juga dapat diketahui koefisien korelasi antara variabel minat belajar

dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar auditorial

di kelas XI SMA Negeri 2 Bandar memiliki tingkat hubungan sedang.

Untuk mencari kebermaknaan atau kesignifikanan terhadap populasi

dilakukan uji t dengan keputusan t hitung > t tabel

r √n−2 0,432 √ 16−2


t= = = 2,845
√1−r 2 √ 1−0,4322
Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung= 2,845, hasil tersebut kemudian

dibandingkan dengan t tabel pada taraf signifikan 0,05 yaitu 2,145, sehingga

diperoleh t hitung > t tabel atau 2,845 > 2,145.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan

positif antara minat belajar dengan prestasi belajar matematika siswa

berdasarkan gaya belajar auditorial kelas XI SMA Negeri 2 Bandar tetapi

signifikan.

d. Hipotesis Penelitian:
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar

dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar

akinestetik kelas XI SMA Negeri 2 Bandar.

Hipotesis Statistik:

H 0 : ρ x 1 c y=0
1c

H a : ρ x1 c y ≠ 0
1c

Berdasarkan pengujian hipotesis 1c menggunakan software SPSS 25

pada lampiran 74 dan Ms. Excel 2019 pada lampiran 75, disajikan pada tabel

4.52.

Tabel 4.52 Hasil Uji Hipotesis 1d

Correlations

MINAT BELAJAR
BERDASARKAN GAYA PRESTASI
KINESTETIK BELAJAR
MINAT BELAJAR Pearson 1 ,732**
BERDASARKAN GAYA Correlation
KINESTETIK
Sig. (2-tailed) 0,000

N 19 19
PRESTASI BELAJAR Pearson ,732** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) 0,000

N 19 19
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel 4.52 diatas, diperoleh nilai rhitung = 0,732 sedangkan

untuk nilai rtabel = 0,456 pada taraf signifikan α = 0,05 sehingga r hitung > rtabel.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis H a 1c


diterima dan H 0 ditolak yang artinya terdapat hubungan positif antara minat
1c

belajar dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar

kinestetik di kelas XI SMA Negeri 2 Bandar. Dari hasil korelasi tersebut

juga dapat diketahui koefisien korelasi antara variabel minat belajar dengan

prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar auditorial di

kelas XI SMA Negeri 2 Bandar memiliki tingkat hubungan yang kuat.

Untuk mencari kebermaknaan atau kesignifikanan terhadap populasi

dilakukan uji t dengan keputusan t hitung > t tabel

r √n−2 0,732 √19−2


t= = = 11,261
√1−r 2 √ 1−0,7322
Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung= 11,261, hasil tersebut kemudian

dibandingkan dengan t tabel pada taraf signifikan 0,05 yaitu 2,11, sehingga

diperoleh t hitung > t tabel atau 11,261 > 2,11.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif

dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar matematika siswa

berdasarkan gaya belajar kinestetik kelas XI SMA Negeri 2 Bandar.

2) Hipotesis 2

a. Hipotesis Penelitian:

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemandirian

belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas XI SMA Negeri

2 Bandar
Hipotesis Statistik:

H 0 : ρ x 2 a y =0
2a

H a : ρ x2 a y ≠ 0
0a

Berdasarkan pengujian hipotesis 2a menggunakan software SPSS 25

pada lampiran 76 dan Ms. Excel 2019 pada lampiran 77, disajikan pada tabel

4.53.

Tabel 4.53 Hasil Uji Hipotesis 2a

Correlations

KEMANDIRIAN PRESTASI
BELAJAR BELAJAR
KEMANDIRIAN Pearson 1 ,505**
BELAJAR Correlation

Sig. (2-tailed) 0,000

N 64 64
PRESTASI BELAJAR Pearson ,505** 1
Correlation

Sig. (2-tailed) 0,000

N 64 64
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel 4.53 diatas, diperoleh nilai rhitung = 0,505 sedangkan

untuk nilai rtabel = 0,246 pada taraf signifikan α = 0,05 sehingga r hitung > rtabel.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis H a 2a

diterima dan H 0 ditolak yang artinya terdapat hubungan positif antara


2a

kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika di kelas XI SMA

Negeri 2 Bandar. Dari hasil korelasi tersebut juga dapat diketahui koefisien

korelasi antara variabel kemandirian belajar dengan prestasi belajar

matematika kelas XI SMA Negeri 2 Bandar memiliki tingkat hubungan yang

rendah.

Untuk mencari kebermaknaan atau kesignifikanan terhadap populasi

dilakukan uji t dengan keputusan t hitung > t tabel

r √ n−2 0,505 √ 64−2


t= = = 5,651
√1−r 2 √1−0,5052
Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung= 5,61 hasil tersebut kemudian

dibandingkan dengan t tabel pada taraf signifikan 0,05 yaitu 1,999, sehingga

diperoleh t hitung > t tabel atau 5,61 > 1,999.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif

dan signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar

matematika siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandar.

b. Hipotesis Penelitian:
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemandirian

belajar dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya

belajar visual kelas XI SMA Negeri 2 Bandar.

Hipotesis Statistik:

H 0 : ρ x 2 b y =0
2b

H a : ρ x2b y ≠ 0
2b

Berdasarkan pengujian hipotesis 2b menggunakan software SPSS 25

pada lampiran 78 dan Ms. Excel 2019 pada lampiran 79, disajikan pada tabel

4.54.

Tabel 4.54 Hasil Uji Hipotesis 2b

Correlations

KEMANDIRIAN
BELAJAR
BERDASARKAN GAYA PRESTASI
VISUAL BELAJAR
KEMANDIRIAN Pearson 1 ,389*
BELAJAR Correlation
BERDASARKAN GAYA
VISUAL Sig. (2-tailed) 0,037

N 29 29
PRESTASI BELAJAR Pearson ,389* 1
Correlation

Sig. (2-tailed) 0,037

N 29 29
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel 4.54 diatas, diperoleh nilai rhitung = 0,389 sedangkan untuk nilai

rtabel = 0,367 pada taraf signifikan α = 0,05 sehingga r hitung > rtabel. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis H a diterima dan H 0 ditolak yang
2b 2b

artinya terdapat hubungan positif antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar

matematika siswa berdasarkan gaya belajar visual kelas XI SMA Negeri 2 Bandar.

Dari hasil korelasi tersebut juga dapat diketahui koefisien korelasi antara variabel

kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya

belajar visual kelas XI SMA Negeri 2 Bandar memiliki tingkat hubungan yang

rendah.

Untuk mencari kebermaknaan atau kesignifikanan terhadap populasi

dilakukan uji t dengan keputusan t hitung > t tabel

r √ n−2 0,389 √29−2


t= = = 5,916
√1−r 2 √ 1−0,389 2
Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung= 5,916, hasil tersebut kemudian

dibandingkan dengan t tabel pada taraf signifikan 0,05 yaitu 2,045 , sehingga

diperoleh t hitung > t tabel atau 5,916 > 2,045.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar

matematika siswa berdasarkan gaya belajar visual kelas XI SMA Negeri 2

Bandar.

c. Hipotesis Penelitian:

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemandirian

belajar dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya

belajar auditorial kelas XI SMA Negeri 2 Bandar.


Hipotesis Statistik:

H 0 : ρ x 2 c y=0
2c

H a : ρ x 2 c y ≠0
2c

Berdasarkan pengujian hipotesis 2c menggunakan software SPSS 25

pada lampiran 80 dan Ms. Excel 2019 pada lampiran 81, disajikan pada tabel

4.55.

Tabel 4.55 Hasil Uji Hipotesis 2c

Correlations

KEMANDIRIAN BELAJAR
BERDASARKAN GAYA PRESTASI
AUDITORIAL BELAJAR
KEMANDIRIAN BELAJAR Pearson 1 ,540*
BERDASARKAN GAYA Correlation
AUDITORIAL Sig. (2-tailed) 0,031
N 16 16
PRESTASI BELAJAR Pearson ,540* 1
Correlation
Sig. (2-tailed) 0,031
N 16 16
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel 4.55 diatas, diperoleh nilai rhitung = 0,540 sedangkan untuk nilai

rtabel = 0,497 pada taraf signifikan α = 0,05 sehingga r hitung > rtabel. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis H a diterima dan H 0 ditolak yang
2c 2c

artinya terdapat hubungan positif antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar

matematika siswa berdasarkan gaya belajar auditorial kelas XI SMA Negeri 2

Bandar. Dari hasil korelasi tersebut juga dapat diketahui koefisien korelasi antara
variabel kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan

gaya belajar auditorial kelas XI SMA Negeri 2 Bandar memiliki tingkat hubungan

yang sedang.

Untuk mencari kebermaknaan atau kesignifikanan terhadap populasi dilakukan

uji t dengan keputusan t hitung > t tabel

r √ n−2 0,540 √16−2


t= = = 2,400
√1−r 2 √ 1−0,540 2
Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung= 2,4, hasil tersebut kemudian

dibandingkan dengan t tabel pada taraf signifikan 0,05 yaitu 1,771, sehingga

diperoleh t hitung > t tabel atau 2,4 > 1,771.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar

matematika siswa berdasarkan gaya belajar auditorial kelas XI SMA Negeri

2 Bandar.

d. Hipotesis Penelitian:

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemandirian

belajar dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya

belajar kinestetik kelas XI SMA Negeri 2 Bandar.

Hipotesis Statistik:

H 0 : ρ x 2 c y=0
2c

H a : ρ x 2 c y ≠0
2c
Berdasarkan pengujian hipotesis 2d menggunakan software SPSS 25

pada lampiran 82 dan Ms. Excel 2019 pada lampiran 83, disajikan pada tabel

4.56.

Tabel 4.56 Hasil Uji Hipotesis 2d

Correlations

KEMANDIRIAN BELAJAR
BERDASARKAN GAYA PRESTASI
KINESTETIK BELAJAR
KEMANDIRIAN BELAJAR Pearson 1 ,569*
BERDASARKAN GAYA Correlation
KINESTETIK Sig. (2-tailed) 0,011
N 19 19
PRESTASI BELAJAR Pearson ,569* 1
Correlation
Sig. (2-tailed) 0,011
N 19 19
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel 4.56 diatas, diperoleh nilai rhitung = 0,569 sedangkan untuk nilai

rtabel = 0,455 pada taraf signifikan α = 0,05 sehingga r hitung > rtabel. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis H a diterima dan H 0 ditolak yang
2c 2c

artinya terdapat hubungan positif antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar

matematika siswa berdasarkan gaya belajar kinestetik kelas XI SMA Negeri 2

Bandar. Dari hasil korelasi tersebut juga dapat diketahui koefisien korelasi antara

variabel kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan

gaya belajar kinestetik kelas XI SMA Negeri 2 Bandar memiliki tingkat hubungan

yang sedang.
Untuk mencari kebermaknaan atau kesignifikanan terhadap populasi dilakukan

uji t dengan keputusan t hitung > t tabel

r √ n−2 0,569 √ 19−2


t= = = 5,443
√1−r 2 √ 1−0,5692
Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung= 5,443, hasil tersebut kemudian

dibandingkan dengan t tabel pada taraf signifikan 0,05 yaitu 1,739, sehingga

diperoleh t hitung > t tabel atau 5,443 > 1,739.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar

matematika siswa berdasarkan gaya belajar kinestetik kelas XI SMA Negeri

2 Bandar.

3) Hipotesis 3

a. Hipotesis Penelitian:

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat dan

kemandirian belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar

matematika siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandar.

Hipotesis Statistik:
H 0 : ρ x 3 a y=0
3a

H a : ρ x3a y ≠ 0
3a

Berdasarkan pengujian hipotesis 3a menggunakan software SPSS 25

pada lampiran 84 dan Ms. Excel 2019 pada lampiran 85, disajikan pada tabel

4.57.

Tabel 4.57 Hasil Uji Hipotesis 3a

Model Summary

Change Statistics

Mode R Adjusted R Std. Error of R Square F Sig. F


l R Square Square the Estimate Change Change df1 df2 Change
1 ,657a 0,432 0,414 2,70554 0,432 23,219 2 61 0,000

a. Predictors: (Constant), KEMANDIRIAN BELAJAR, MINAT BELAJAR

Berdasarkan tabel 4.57, diperoleh nilai r y x x =¿= 0,657. Jika rhitung dibandingkan
1 2

dengan nilai rtabel untuk n = 64 dan pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh rtabel =

0,2461, sehingga r y x x >rtabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil


1 2

pengujian hipotesis H a diterima dan H 0 ditolak yang artinya terdapat hubungan yang
3a 3a

positif secara bersama-sama antara minat dan kemandirian belajar dengan prestasi

belajar matematika.
Sedangkan untuk mengetahui signifikansi secara bersama-sama antara minat dan

kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika adalah dengan

membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel.


2
R /k
F h=
( 1−R ) / ( n−k −1 )
2

0,65732 /2
¿
( 1−0,65732 ) / ( 64−2−1 )
¿ 23,2013

Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai Fhitung = 23,2013. Kemudian hasil

tersebut dibandingkan dengan F tabel dengan df1 = 2 dan df2 = 61 pada taraf signifikan

0,05 yaitu 3,15 , sehingga diperoleh F hitung > F tabel atau 23,2013 > 3,15.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

secara bersama-sama antara minat dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar

matematika kelas XI SMA Negeri 2 Bandar.

b. Hipotesis Penelitian:

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat dan

kemandirian belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar

matematika siswa berdasarkan gaya belajar kelas XI SMA Negeri 2

Bandar.

Hipotesis Statistik:

H 0 : ρ x 3 b y =0
3b

H a : ρ x3 b y ≠ 0
3b
Berdasarkan pengujian hipotesis 3b menggunakan software SPSS 25

pada lampiran 86 dan Ms. Excel 2019 pada lampiran 87, disajikan pada tabel

4.58.

Tabel 4.58 Hasil Uji Hipotesis 3b

Model Summary
Std. Change Statistics
Adjusted
R Error of R
Model R R F Sig. F
Square the Square df1 df2
Square Change Change
Estimate Change
1 ,550a 0,303 0,249 2,61484 0,303 5,65 2 26 0,009
a. Predictors: (Constant), KEMANDIRIAN BELAJAR BERDASARKAN GAYA BELAJAR VISUAL, MINAT BELAJAR
BERDASARKAN GAYA BELAJAR VISUAL

Berdasarkan tabel 4.58, diperoleh nilai r y x x (visual) =¿0,550. Jika rhitung


1 2

dibandingkan dengan nilai rtabel untuk n = 29 dan pada taraf signifikan α =

0,05 diperoleh rtabel = 0,367, sehingga r y x x 1 2(visual)


>rtabel. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis H a diterima dan H 0 ditolak


3b 3b

yang artinya terdapat hubungan yang positif secara bersama-sama antara

minat dan kemandirian belajar siswa berdasarkan gaya belajar visual dengan

prestasi belajar matematika.

Sedangkan untuk mengetahui signifikansi secara bersama-sama antara

minat dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa

berdasarkan gaya belajar visual adalah dengan membandingkan nilai Fhitung

dengan Ftabel.

R2 /k
F h=
( 1−R2 ) / ( n−k −1 )
2
0,549 /2
¿
( 1−0,5492 ) /( 29−2−1 )
¿ 5,608

Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai Fhitung = 5,608.

Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan F tabel dengan df1 = 2 dan df2

= 26 pada taraf signifikan α = 0,05 yaitu 3,37, sehingga diperoleh F hitung >

Ftabel atau 5,608 > 3,37.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan secara bersama-sama antara minat dan kemandirian belajar

dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar visual

kelas XI SMA Negeri 2 Bandar.

c. Hipotesis Penelitian:

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat dan

kemandirian belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar

matematika siswa berdasarkan gaya belajar auditorial kelas XI SMA

Negeri 2 Bandar.

Hipotesis Statistik:

H 0 : ρ x 3 c y=0
3c

H a : ρ x3 c y ≠ 0
3c
Berdasarkan pengujian hipotesis 3c menggunakan software SPSS 25

pada lampiran 88 dan Ms. Excel 2019 pada lampiran 89, disajikan pada tabel

4.59.

Tabel 4.59 Hasil Uji Hipotesis 3c

Model Summary

Change Statistics
Std. Error of
R Adjusted R the R Square F Sig. F
Model R Square Square Estimate Change Change df1 df2 Change
1 ,582a 0,339 0,237 2,77843 0,339 3,329 2 13 0,068
a. Predictors: (Constant), KEMANDIRIAN BELAJAR BERDASARKAN GAYA BELAJAR AUDITORIAL,
MINAT BELAJAR BERDASARKAN GAYA BELAJAR AUDITORIAL

Berdasarkan tabel 4.59, diperoleh nilai r y x x (auditorial)=¿ 0,582. Jika rhitung


1 2

dibandingkan dengan nilai rtabel untuk n = 16 dan pada taraf signifikan α =

0,05 diperoleh rtabel = 0,497, sehingga r y x 1 x 2auditorial ¿ ¿> rtabel. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis H a diterima dan H 0 3c 3c

ditolak yang artinya terdapat hubungan yang positif secara bersama-sama

antara minat dan kemandirian belajar siswa berdasarkan gaya belajar

auditorial dengan prestasi belajar matematika.


Sedangkan untuk mengetahui signifikansi secara bersama-sama antara

minat dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa

berdasarkan gaya belajar auditorial adalah dengan membandingkan nilai

Fhitung dengan Ftabel.


2
R /k
F h=
( 1−R ) / ( n−k −1 )
2

0,5822 /2
¿
( 1−0,5822 ) / ( 16−2−1 )
¿ 13,315

Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai Fhitung = 13,215.

Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan F tabel dengan df1 = 2 dan df2

= 13 pada taraf signifikan α = 0,05 yaitu 3,81, sehingga diperoleh F hitung >

Ftabel atau 13,215 > 3,81.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan secara bersama-sama antara minat dan kemandirian belajar

dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar

auditorial kelas XI SMA Negeri 2 Bandar

d. Hipotesis Penelitian:

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat dan

kemandirian belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar


matematika siswa berdasarkan gaya belajar kinestetik kelas XI SMA

Negeri 2 Bandar.

Hipotesis Statistik:

H 0 : ρ x 3 c y=0
3c

H a : ρ x3 c y ≠ 0
3c

Berdasarkan pengujian hipotesis 3d menggunakan software SPSS 25

pada lampiran 90 dan Ms. Excel 2019 pada lampiran 91, disajikan pada tabel

4.60.

Tabel 4.60 Hasil Uji Hipotesis 3d

Model Summary

Change Statistics
Std. R
Error of Squar
R Adjuste the e F Sig. F
Squar dR Estimat Chang Chang Chang
Model R e Square e e e df1 df2 e
1 ,801a 0,642 0,597 2,5858 0,642 14,322 2 16 0,000
8
a. Predictors: (Constant), KEMANDIRIAN BELAJAR BERDASARKAN GAYA BELAJAR
KINESTETIK, MINAT BELAJAR BERDASARKAN GAYA BELAJAR KINESTETIK

Berdasarkan tabel 4.60, diperoleh nilai r y x x (kinestetik)=¿ 0,801. Jika rhitung


1 2

dibandingkan dengan nilai rtabel untuk n = 19 dan pada taraf signifikan α =

0,05 diperoleh rtabel = 0,4555, sehingga r y x 1 x( kinestetik)> rtabel. Dengan demikian,


dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis H a diterima dan H 0
3c 3c

ditolak yang artinya terdapat hubungan yang positif secara bersama-sama

antara minat dan kemandirian belajar siswa berdasarkan gaya belajar

kinestetik dengan prestasi belajar matematika.

Sedangkan untuk mengetahui signifikansi secara bersama-sama antara

minat dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa

berdasarkan gaya belajar kinestetik adalah dengan membandingkan nilai

Fhitung dengan Ftabel.

R2 /k
F h=
( 1−R2 ) / ( n−k −1 )
0,8012 /2
¿
( 1−0,8012 ) / ( 19−2−1 )
¿ 17,722

Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai Fhitung = 17,722.

Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan F tabel dengan df1 = 2 dan df2

= 16 pada taraf signifikan α = 0,05 yaitu 3,63, sehingga diperoleh F hitung >

Ftabel atau 17,722 > 3,63.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan secara bersama-sama antara minat dan kemandirian belajar

dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar

kinestetik kelas XI SMA Negeri 2 Bandar


C. Pembahasan

1. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1a, diperoleh nilai koefisien

korelasi r x 1 y sebesar 0,493 yang termasuk dalam tingkat hubungan yang

sedang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

positif antara minat belajar dengan prestasi belajar matematika di kelas XI

SMA negeri 2 Bandar dengan arah yang positif sebesar 0,493 dan signifikan.
Artinya semakin tinggi minat belajar yang dimiliki siswa maka semakin tinggi

juga prestasi belajar matematika siswa, begitu juga dengan sebaliknya jika

semakin rendah nilai minat belajar maka semakin rendah juga prestasi belajar

matematika siswa.

Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian relevan yang dilakukan

oleh Sirait (2016), melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

tentang pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar matematika, dimana

metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan analisis

korelasional, dengan jumlah sampel sebanyak 65 orang, yang diambil

menggunakan teknik random sampling. Dari hasil penelitian perhitungan

analisis regresi minat belajar dengan prestasi belajar matematika diperoleh

persamaan Ŷ = 22,15 + 0,78x dengan Fhitung < Ftabel (-1,52 < 1,63) hal ini

menunjukkan bahwa regresi X atas Y berpola linear. Sedangkan untuk

pengujian hipotesis, diperoleh koefisien korelasi X terhadap Y sebesar 0,706

dengan koefisien determinasi sebesar 49,8% dan diperoleh thitung > ttabel (7,914 >

1,670) sehingga H0 ditolak pada taraf 0,05. Maka kesimpulannya terdapat

hubungan yang signifikan antara minat belajar terhadap prestasi belajar

matematika.

Dengan demikian, penting bagi siswa untuk meningkatkan minat belajar

yang dimilikinya. Karena semakin tinggi minat yang dimiliki siswa

diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar matematika.


2. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa

Berdasarkan Gaya Belajar Visual

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1b, diperoleh nilai koefisien

korelasi r x 1 y(visual) sebesar 0,354 dengan r tabel = 0, 367 yang termasuk dalam

tingkat hubungan yang sedang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat hubungan positif antara kemandirian belajar dengan prestasi

belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar auditorial namun

signifikan di kels XI SMA Negeri 2 Bandar. Hal ini terjadi mungkin karena

siswa dengan gaya belajar auditorial tidak sungguh-sungguh menjawab angket

yang sudah diberikan, jadi minat belajar yang diperoleh tidak mencerminkan

sesungguhnya. Berdasarkan penelitian ini meskipun tidak ada hubungan

antara minat belajar dengan prestasi belajar matematika berdasarkan gaya

belajar auditorial, diharapkan siswa tetap memiliki minat belajar yang baik

sehingga prestasinya dapat meningkat.

3. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa

Berdasarkan Gaya Belajar Auditorial

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1c, diperoleh nilai koefisien

korelasi r x 1 y(auditorial) sebesar 0,431 dengan r tabel = 0,497 yang termasuk dalam

tingkat hubungan yang sedang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat hubungan positif antara minat belajar dengan prestasi belajar

matematika siswa berdasarkan gaya belajar auditorial namun signifikan di


kels XI SMA Negeri 2 Bandar. Hal ini terjadi mungkin karena siswa dengan

gaya belajar auditorial tidak sungguh-sungguh menjawab angket yang sudah

diberikan, jadi minat belajar yang diperoleh tidak mencerminkan

sesungguhnya. Berdasarkan penelitian ini meskipun tidak ada hubungan

antara minat belajar dengan prestasi belajar matematika berdasarkan gaya

belajar auditorial, diharapkan siswa tetap memiliki minat belajar yang baik

sehingga prestasinya dapat meningkat.

4. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa

Berdasarkan Gaya Belajar Kinestetik

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1d, diperoleh nilai koefisien

korelasi r x 1 y(kinestetik ) sebesar 0,732 yang termasuk dalam tingkat hubungan

yang kuat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

positif antara minat belajar dengan prestasi belajar matematika siswa

berdasarkan gaya belajar kinestetik kelas XI SMA Negeri 2 Bandar dengan

arah yang positif sebesar 0,732 dan signifikan. Artinya semakin tinggi minat

belajar yang dimiliki siswa berdasarkan gaya belajar kinetetik maka semakin

tinggi juga prestasi belajar matematika nya, begitu juga dengan sebaliknya

jika semakin rendah nilai minat belajar siswa berdasarkan gaya belajar

kinestetik maka semakin rendah juga prestasi belajar matematika nya.

5. Hubungan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika


Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2a, diperoleh nilai koefisien

korelasi r x y sebesar 0,505 yang termasuk dalam tingkat hubungan yang rendah.
2

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara

kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika di kelas XI SMA

Negeri 2 Bandar dengan arah yang positif sebesar 0,505 dan signifikan. Artinya

semakin tinggi kemandirian belajar yang dimiliki siswa maka semakin tinggi

juga prestasi belajar matematika siswa, begitu juga dengan sebaliknya jika

semakin rendah kemandirian belajar siswa maka semakin rendah juga prestasi

belajar matematika siswa.

Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian relevan yang dilakukan

oleh Bariroh (2017), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara

kemandirian belajar dan prestasi belajar matematika dan hubungan yang

diberikan antara kemandirian belajar dan prestasi belajar matematika

matematika positif sebab ditunjukkan dari nilai korelasi yang positif 0,251,

artinya makin tinggi kemandirian belajar siswa maka makin tinggi prestasi

belajar matematika. Dan diperoleh korelasi parsial dengan p = 0,009 < taraf

signifikansi (α) = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian

berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar matematika, artinya

kesimpulan ini dapat berlaku untuk populasi di mana sampel ini diambil. Maka

didapat kesimpulan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara
kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP

Negeri Se-Kecamatan Panjatan Tahun Ajaran 2013/2014.

6. Hubungan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika

Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Visual

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2b, diperoleh nilai koefisien

korelasi r x 2 y(visual) sebesar 0,389 yang termasuk dalam tingkat hubungan yang

rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif

antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika berdasarkan

gaya belajar visual di kelas XI SMA Negeri 2 Bandar dengan arah yang positif

sebesar 0,389 dan signifikan. Artinya semakin tinggi kemandirian belajar yang

dimiliki siswa berdasarkan gaya belajar visual maka semakin tinggi juga

prestasi belajar matematika siswa, begitu juga dengan sebaliknya jika semakin

rendah kemandirian belajar siswa berdasarkan gaya belajar visual maka

semakin rendah juga prestasi belajar matematika siswa.

7. Hubungan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika

Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Auditorial

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2c, diperoleh nilai koefisien

korelasi r x 2 y(auditorial) sebesar 0,540. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan positif antara kemandirian belajar dengan prestasi

belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar auditorial di kelas XI SMA

Negeri 2 Bandar dengan arah yang positif sebesar 0,540 dan signifikan.
Artinya semakin tinggi kemandirian belajar yang dimiliki siswa berdasarkan

gaya belajar auditorial maka semakin tinggi juga prestasi belajar matematika

siswa, begitu juga dengan sebaliknya jika semakin rendah kemandirian

belajar siswa berdasarkan gaya belajar auditorial maka semakin rendah juga

prestasi belajar matematika siswa.

8. Hubungan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika

Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Kinestetik

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2c, diperoleh nilai koefisien

korelasi r x 2 y(kinestetik ) sebesar 0,569. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan positif antara kemandirian belajar dengan prestasi

belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar kinestetik di kelas XI SMA

Negeri 2 Bandar dengan arah yang positif sebesar 0,569 dan signifikan.

Artinya semakin tinggi kemandirian belajar yang dimiliki siswa berdasarkan

gaya belajar kinestetik maka semakin tinggi juga prestasi belajar matematika

siswa, begitu juga dengan sebaliknya jika semakin rendah kemandirian

belajar siswa berdasarkan gaya belajar kinestetik maka semakin rendah juga

prestasi belajar matematika siswa.

9. Hubungan Minat dan Kemandirian belajar secara bersama-sama dengan

Prestasi Belajar Matematika

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 3a, diperoleh nilai koefisien

korelasi Ry x 1 x 2 sebesar 0,657 yang termasuk dalam tingkat hubungan yang


kuat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif

antara minat dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan prestasi

belajar matematika di kelas XI SMA Negeri 2 Bandar dengan arah yang

positif sebesar 0,657 dan signifikan. Artinya semakin tinggi minat dan

kemandirian belajar yang dimiliki siswa maka semakin tinggi juga prestasi

belajar matematika siswa, begitu juga dengan sebaliknya jika semakin rendah

minat dan kemandirian belajar maka semakin rendah juga prestasi belajar

matematika siswa.

10. Hubungan Minat dan Kemandirian belajar dengan Prestasi Belajar

Matematika Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Visual

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 3b, diperoleh nilai koefisien

korelasi Ry x 1 x 2(visual ) sebesar 0,550 yang termasuk dalam tingkat hubungan

yang sedang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

positif antara minat dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan

prestasi belajar matematika berdasarkan gaya belajar visual di kelas XI SMA

Negeri 2 Bandar dengan arah yang positif sebesar 0,550 dan signifikan.

Artinya semakin tinggi minat dan kemandirian belajar yang dimiliki siswa

berdasarkan gaya belajar visual maka semakin tinggi juga prestasi belajar

matematika nya, begitu juga dengan sebaliknya jika semakin rendah minat

dan kemandirian belajar siswa berdasarkan gaya belajar visual maka semakin

rendah juga prestasi belajar matematika nya.


11. Hubungan Minat dan Kemandirian belajar dengan Prestasi Belajar

Matematika Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Auditorial

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 3c, diperoleh nilai koefisien

korelasi Ry x 1 x 2(auditorial) sebesar 0,582 yang termasuk dalam tingkat hubungan

yang sedang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

positif antara minat dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan

prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar auditorial di kelas

XI SMA Negeri 2 Bandat dengan arah yang positif sebesar 0,582 dan

signifikan. Artinya semakin tinggi minat dan kemandirian belajar yang

dimiliki siswa berdasarkan gaya belajar auditorial maka semakin tinggi juga

prestasi belajar matematika nya, begitu juga dengan sebaliknya jika semakin

rendah minat dan kemandirian belajar siswa berdasarkan gaya belajar

auditorial maka semakin rendah juga prestasi belajar matematika nya.

12. Hubungan Minat dan Kemandirian belajar dengan Prestasi Belajar

Matematika Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Kinestetik

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 3c, diperoleh nilai koefisien

korelasi Ry x 1 x 2(kinestetik ) sebesar 0,801 yang termasuk dalam tingkat hubungan

yang sedang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

positif antara minat dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan

prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar kinestetik di kelas

XI SMA Negeri 2 Bandat dengan arah yang positif sebesar 0,801 dan
signifikan. Artinya semakin tinggi minat dan kemandirian belajar yang

dimiliki siswa berdasarkan gaya belajar kinestetik maka semakin tinggi juga

prestasi belajar matematika nya, begitu juga dengan sebaliknya jika semakin

rendah minat dan kemandirian belajar siswa berdasarkan gaya belajar

kinestetik maka semakin rendah juga prestasi belajar matematika nya


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data sebelumnya, maka dapat diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara minat belajar dengan

prestasi belajar matematika siswa kelas XI SMA Negeri2 Bandar. Hal ini

ditunjukkan dengan diperoleh nilai koefisien korelasi r x y= 0,493 > rtabel =


1

0,2461 serta hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar

matematika siswa di kelas XI SMA Negeri 2 Bandar berada dalam kategori

hubungan yang sedang.

2. Tidak terdapat hubungan positif namun signifikan antara minat belajar

dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar visual

kelas XI SMA Negeri 2 Bandar. Hal ini ditunjukkan dengan diperoleh nilai

koefisien korelasi r x 1 y(visual) = 0,354 > rtabel = 0,367 serta hubungan antara

minat belajar dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya


belajar visual kelas XI SMA Negeri 2 Bandar berada dalam kategori

hubungan yang rendah.

3. Tidak terdapat hubungan positif namun signifikan antara minat belajar

dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar auditorial

kelas XI SMA Negeri 2 Bandar. Hal ini ditunjukkan dengan diperoleh nilai

koefisien korelasi r x 1 y(auditorial ) = 0,431 > rtabel = 0,497 serta hubungan antara

minat belajar dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya

belajar auditorial kelas XI SMA Negeri 2 Bandar berada dalam kategori

hubungan yang sedang.

4. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara minat belajar dengan

prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar kinestetik kelas

XI SMA Negeri 2 Bandar. Hal ini ditunjukkan dengan diperoleh nilai

koefisien korelasi r x 1
= 0,732 > rtabel = 0,456 serta hubungan antara
y(kinestetik )

minat belajar dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya

belajar kinestetik kelas XI SMA Negeri 2 Bandar berada dalam kategori

hubungan yang kuat.

5. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan

prestasi belajar matematika siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandar. Hal ini

ditunjukkan dengan diperoleh nilai koefisien korelasi r x y= 0,505 > rtabel =


2

0,2461 serta hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar


matematika siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandar berada dalam kategori

hubungan yang sedang.

6. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan

prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar visual kelas XI

SMA Negeri 2 Bandar. Hal ini ditunjukkan dengan diperoleh nilai koefisien

korelasi r x 2
= 0,389 > rtabel = 0,367 serta hubungan antara kemandirian
y(kinestetik )

belajar dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar

visual kelas XI SMA Negeri 2 Bandar berada dalam kategori hubungan yang

rendah.

7. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan

prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar auditorial kelas

XI SMA Negeri 2 Bandar. Hal ini ditunjukkan dengan diperoleh nilai

koefisien korelasi r x 2 y(auditorial) = 0,540 > rtabel = 0,497 serta hubungan antara

kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan

gaya belajar auditorial kelas XI SMA Negeri 2 Bandar berada dalam

kategori hubungan yang sedang.

8. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan

prestasi belajar matematika siswa berdasarkan gaya belajar kinestetik kelas

XI SMA Negeri 2 Bandar. Hal ini ditunjukkan dengan diperoleh nilai

koefisien korelasi r x 2
= 0,569 > rtabel = 0,455 serta hubungan antara
y(kinestetik )

kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan


gaya belajar kinestetik kelas XI SMA Negeri 2 Bandar berada dalam

kategori hubungan yang sedang.

9. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat dan kemandirian

belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar matematika kelas XI

SMA Negeri 2 Bandar. Hal ini ditunjukkan dengan diperoleh nilai koefisien

korelasi Ry x 1 x 2 = 0,657 > rtabel = 0,2461, kemudian nilai

F hitung =23,2013> Ftabel =3,147 .

10. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara

minat dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa

berdasarkan gaya belajar visual kelas XI SMA Negeri 2. Hal ini ditunjukkan

dengan diperoleh nilai koefisien korelasi Ry x 1 x 2(visual )= 0,550 > rtabel = 0,367,

kemudian nilai Fhitung = 5,608 > Ftabel = 3,37.

11. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara

minat dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa

berdasarkan gaya belajar auditorial kelas XI SMA Negeri 2. Hal ini

ditunjukkan dengan diperoleh nilai koefisien korelasi Ry x 1 x 2(auditorial)= 0,582

> rtabel = 0,497, kemudian nilai Fhitung = 13,215 > Ftabel = 3,81.

12. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara

minat dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa

berdasarkan gaya belajar kinestetik kelas XI SMA Negeri 2. Hal ini


ditunjukkan dengan diperoleh nilai koefisien korelasi Ry x 1 x 2(kinestetik)= 0,801

> rtabel = 0,455, kemudian nilai Fhitung = 17,722 > Ftabel = 3,63.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan peneliti, maka peneliti

mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangsi

kepada siswa khususnya siswa di SMP Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar

bahwa peran dari minat dan kemandirian belajar memiliki peran yang sangat

penting dalam mencapai prestasi belajar khususnya prestasi belajar

matematika. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya penelitian ini, siswa

daat meningkatkan minat dan kemandirian belajarnya untuk mencapai

prestasi belajar yang lebih baik.

2. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangsi

kepada pendidik dan calon pendidik bahwasanya minat dan kemandirian

belajar siswa perlu diperhatikan serta dilatih/didorong guna untuk

menciptakan siswa yang memiliki minat dan kemandirian belajar yang baik

dalam mencapai prestasi belajar matematika siswa.

3. Hendaknya hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain yang ingin

melakukan penelitian lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai