Anda di halaman 1dari 77

PROBLEMATIKA PENGUCAPAN HURUF HIJAIYAH DALAM PROSES

BELAJAR MENGAJAR BAHASA ARAB SISWA KELAS X MA


MUHAMMADIYAH CABANG MAMAJANG
KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan Islam ( S.Pd.I ) Pada Prodi Pendidikakan Bahasa Arab
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

AFRIATI
105 24 136 12

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1437 H/2016 M
“’Melawan Kemarahan Dengan
Kemarahan Lebih Banyak
Menimbulkan Masalah Baru.
Ketenangan, Kejernihan Dan Sikap
Yang Terkendali,
Insya Allah Akan Lebih
Menjadi Solusi”’

(Abdullah Gymnastiar)

Jagalah hati Jangan Kau Kotori


PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, penulis/peneliti yang betanda tangan dibawah

ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis/peneliti

sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan,

plagiat, dibuat atau dibantu secara langsung oleh orang lain baik keseluruhan

atau sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi

hokum.

Makassar, 12 Juni 2016

Penulis

Afriati
1052413612
PRAKATA

‫بسم هللا الر حمن الر حيم‬

ْ‫شرُ ْو ِر أَ ْنفُسِ َنا َو ِمن‬ ُ ‫ّلِل َنحْ َم ُدهُ َو َنسْ َت ِع ْي ُن ُه َو َنسْ َت ْغفِرُ هُ َو َنع‬
ِ َّ ‫ُوذ ِبا‬
ُ ْ‫ّلِل ِمن‬ ِ َّ ِ َ‫إِنَّ ْال َحمْ د‬

.‫َ ا ِد َ لَ ُه‬ َّ ‫ َمنْ َي ْ ِد ِه‬, ‫ت أَعْ َما لِ َنا‬


َ َ ْ ِ ْ ‫هللاُ َ َ ُم ِ َّ لَ ُه َو َمنْ ُي‬ ِ ‫َس ِّي َئا‬

‫ ا َما‬,‫هللاُ َوحْ دَ هُ َ َش ِر ْي َ لَ ُه َوأَ ْش َ ُد أَنَّ م َُح َّم ًددا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ُ ُه‬


ّ ‫َ إِلَ ُه‬ ْ‫َوأَ ْش َ ُد أَن‬

‫بعد‬

Alhamdulillah Puji dan syukur hanya milik Allah SWT, yang telah

memberikan banyak nikmat terutama nikmat kesehatan kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi dengan judul “Problematika Pengucapan Huruf

Hijaiyah Dalam Proses Belajar Mengajar Bahasa Arab Siswa Kelasa X MA

Muhammadiyah cabang Mamajang Kota Makassar”. Shalawat dan salam

semoga tetap tercurahkan kepada Nabi tercinta, Muhammad SAW yang telah

menyinari dunia ini dengan cahaya Islam. Teriring harapan semoga kita

termasuk umat beliau yang akan mendapatkan syafa‟at dihari kemudian

amin.

iv
Secara jujur penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin

terselesaikan sebagaimana yang kita harapkan jika tanpa adanya dukungan

baik secara moril maupun materi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui

karya sederhana ini, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan syukur

dan terimakasih yang tulus kepada yang terhormat:

1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda H. Abdul aziz dan Ibunda tercinta

Mariamah, yang sangat penulis cinta dan sayangi. Atas do‟a dan kasih

sayang serta pengorbanan yang tulus kepada penulis sehingga sampai

kejenjang pendidikan Strata satu (S1), kepada keduanya penulis

senantiasa memanjatkan do‟a dengan penuh harapan semoga Allah swt

mengampuni dosa-dosa keduanya serta menyayangi kedunya

sebagaimana keduanya mendidik penulis sejak kecil, dan semoga Allah

stw. Memudahkan segala urusan keduanya serta memberikan

kehidupan yang bahagia terhadap keduanya baik di dunia maupun di

akhirat kelak. Amin

2. Bapak Dr.H. Abdul Rahman Rahim,S.E.,M.M. Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Drs. H.Mawardi Pewangi, M.Pd.I, Dekan Fakultas Agama Islam,

Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Ibu Dra. Fajriwati Tadjuddin, MA. M.Pd. Ketua Prodi Pendidikan Bahasa

Arab Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Makassar.

v
5. Bapak Dr.Abd Rahim Razaq, M.Pd, pembimbing 1, yang senantiasa

mengiringi langkah penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan Bapak

Mahlani Sabae, S.Th.I, MA pembimbing II, yang senantiasa

memberikan pemikiran positifnya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Kakak dan Adik yang selalu memotivasi penulis sehingga penulis tetap

semangat dalam menyelesaikan skiripsi ini.

7. Seluruh teman-teman PBA khusus angkatan 012 yang selalu

memberikan semangat kepada penulis agar sama-sama menyelesaikan

skripsi. Kebersamaan dengan mereka selama 3 tahun 6 bulan membuat

penulis memiliki keluarga baru di tempat rantauan (Makassar)

8. Segenap sanak saudara, kerabat dan teman-teman BEM Fakultas

Agama Islam dan teman-teman penulis yang tidak sempat disebutkan

satu persatu, yang telah bersedia menemani penulis demi tercapainya

cita-cita penulis.

9. Kepada seluruh keluarga besar di kananga (Bima NTB) yang

senantiasa menjaga penulis dengan do‟a serta dukungan moril maupun

materil sehingga penulis mampu mencapai target dan cita-cita mulia

sebagai Guru.

10. Kepada teman sejawat Muhtar, siti Rahamatia, Yanti Rahamawati, di

pondok Amanah yang telah memberikan banyak dukungan dan bantuan

dalam menyelesaikan skripsi.

vi
Akhir kata yang patut penulis ucapkan melainkan secerca untaian do‟a

dan harapan kepada Allah SWT. Semoga semua pihak yang telah

memberikan bantuan dan bimbingannya senantiasa memperoleh ganjaran

pahala yang berlipat ganda disisi-Nya. Dan juga salam perpisahan Kampus

dan Almamater ku tercinta UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR,

semoga tetap jaya dan maju serta terus berkarya mencetak generasi-

generasi emas untuk keyayaan Agama, Bangsa dan Negara Kita. Amin ya

Rabbal „alamin.

Makassar, 12 ramadhan 1438 H


12 Juni 2016 M

Penulis

Afriati
Nim:1052413612

vii
viii
DAFTAR ISI

SAMPUL

PRAKATA . i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.............................................................. ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 8

C. Tujuan Penulisan 8

BABII PEMBAHASAN 10

A. KerangkaTeori 10

1. Bahasa Arab 10

2. Bahasa Arab Sebagai Bahasa Komunikasi 11

B. Pembelajaran Bahasa Arab 12

C. Problematika 13

D. Pengertian huruf Hijaiyah 14

E. Penelitian Yang Relevan 25

BAB III METODE PENELITIAN 27

A. Jenis Penelitian Dan Lokasi Penelitian 27

1. Jenis Penelitian 27

2. Lokasi Penelitian.......................................................................... 27

B. Pendekatan Penelitian 27

C. Sumber Data .... . . .. 28

ix
D. Metode Pengumpulan Data

29

E. Instrumen Penelitian 32

F. Analisis Data 33

BAB IV HASILPENELITIAN

A. Gambaran umum hasil penelitian 36

1. Visi misi sekolah 35

B. Profil sekolah 36

1. Riwayat Singkat pendiri dan pembinaan 36

2. Identitas.............................................................................................. ...40

C. Upaya-upaya yang dilakukanoleh guru bahasa Arab dalam.........................49

BAB V PENUTUP 52

a. Kesimpulan 52

b. Saran 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Artinya manusia perlu

berinteraksi atau bersosialisasi dengan makhluk lainnya. Setiap orang bergaul

dengan orang lain dari hari ke hari. Berbicara dengan orang lain, bersalaman,

atau bahkan bermusuhan. Semua tindakan itu berciri resiprokal (timbal balik).

Tindakan seperti inilah yang dinamakan interaksi sosial, interaksi (interaksi

sosial) adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut

hubungan antar individu, atau individu dengan kelompok, maupun antar

kelompok dengan kelompok lainnya. (Kimball Young dan Raymond W. Mack

1990: 121).

Dalam melakukan interaksi terdapat dua syarat yang mesti terjadi.

Pertama, perlunya terjadi kontak antar orang yang berinteraksi. Kontak disini

tidak hanya berarti saling menyentuh secara fisik atau berhadapan langsung.

Kontak dapat terjadi lewat perantara berupa peralatan seperti telepon, radio,

surat, dan internet. Dan syarat yang kedua adalah komunikasi. Komunikasi

adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan (ide, gagasan) dari

satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling memengaruhi di antara

keduanya. Komunikasi dapat dilakukan dengan bahasa atau kata-kata yang

dapat dimengerti kedua pihak (komuikasi verbal).

1
2

Di dunia terdapat beraneka ragam bahasa yang digunakan oleh tiap

negara, salah satunya Bahasa Arab. Bagi seorang muslim, tentu tidak akan

asing lagi dengan Bahasa Arab. Setiap harinya seorang muslim mendirikan

sholat, mengaji, berdoa dan berdzikir menggunakan Bahasa Arab. Di Indonesia

sendiri bahasa Arab menjadi salah satu bahasa yang digunakan terutama bagi

siswa yang menuntut ilmu di pesantren atau madrasah aliyah. Selain itu, saat

ini di beberapa perguruan tinggi pun sudah terdapat program studi bahasa

Arab.

Bahasa Arab menggunakan huruf yang disebut ( ‫)حرْ فٌ َِج ِئيَّة‬.


َ Terdapat

29 huruf hijaiyyah, yaitu:

‫ ع‬, ‫ ط ظ‬, ‫ ض‬, ‫ ص‬, ‫ ش‬, ‫ س‬, ‫ ز‬, ‫ ر‬, ‫ ذ‬, ‫ د‬, ‫ خ‬, ‫ ح‬, ‫ ج‬, ‫ ث‬, ‫ ت‬,‫ ب‬,‫ا‬

‫ ي‬, ‫ ء‬, ‫ ه‬, ‫ و‬, ‫ ن‬, ‫ م‬, ‫ ل‬, ‫ ك‬, ‫ ق‬, ‫ف‬, ‫ غ‬,

Pengucapan huruf hijaiyyah memiliki aturan tersediri di dalam kajian ilmu


tajwid. Ilmu tajwid ialah ilmu yang digunakan untuk mengetahui
bagaimana sebenarnya membunyikan huruf-huruf dengan betul, baik
huruf yang berdiri sendiri maupun dalam rangkaian kata(Abdullah,
1987:7)

Selain ilmu tajwid, dalam kajian ) ‫(ع م ا صوات‬ atau fonologi juga

terdapat pembahasan tentang tempat keluar bunyi (fonetik artikulatoris).

Perbedaanantara bahasa arab dengan bahasa lainnya semisal bahasa

Indonesia terletak pada makhorijul huruf (tempat keluar huruf). Dalam bahasa

arab cara mengucapkan tiap-tiap hurufnya tidaklah sama antara huruf yang

satu dengan huruf yang lainnya, meskipun pada huruf yang bunyinya terdengar
3

mirip. Ada huruf yang harus dibunyikan melalui tenggorokan, antara ujung lidah

dan ujung gigi, dengan merapatkan bibir dan sebagainya.

Permasalahannya adalah orang Indonesia bukanlah penutur asli bahasa

arab. Sebagai orang yang bukan penutur asli bahasa arab, seseorang sering

terjebak pada kesalahan ketika mengucapkan huruf. Beberapa orang bahkan

sering menyepelekan masalah ini, padahal kesalahan pengucapan huruf pada

bahasa arab bisa menyebabkan penyimpangan pada maknanya. Misalnya

pada lafaz adzan) ِ َ ‫ ( َح َّ َع َل ال َف‬dengan huruf kha ) (artinya adalah marilah

menuju kemenangan. Tapi, apabila kita membaca dengan huruf ( ) ‫َح َّ َع َل‬

‫ ال َف َ ه‬maka artinya akan berubah menjadi marilah menuju padang pasir.

Kesalahan-kesalahan seperti ini sangat sering ditemui dalam kehidupan

sehari-hari. Ketika membaca Alquran, apabila sesorang melakukan kesalahan

pada pengucapan huruf-hurufnya akan berdosa. Sebab dengan melakukan

kesalahan tersebut berarti tidak mebaca Alquran sesuai dengan kaidah ilmu

tajwid, sedangkan membaca Alquran dengan tajwid hukumnya wajib. Ataupun

ketika melakukan percakapan dengan teman jangan sampai ucapan disalah

artikan oleh lawan bicara. Misalnya, adalah ingin meminjam spidol ‫َ َمة‬ ْ‫ مِع‬, tetapi

karna pengucapan huruf yang kurang tepat sang lawan bicara malah memberi

kotak pensil‫ ِم ْق َ َمة‬. Hal seperti ini akan menyebabkan terjadinya diskomunikasi

antara kedua belah pihak.

Dalam pembelajaran ilmu tajwid terdapat kesulitan dan permasalahan,


seperti: problem pembelajaran tempat keluarnya huruf ( ُ‫) َم ْ رر الحروف‬,
4

padahal ilmu tajwid adalah ilmu yang sangat penting bahkan hukum
mempelajarinya adalah fardukifayah, tetapi membaca Alquran dengan
baik dan benar adalah fardhu „ain. Oleh karena itu ilmu tajwid
hendaknya diajarkan oleh guru bahasa arab dengan baik dan benar.
Kesalahan membaca dalam bahasa arab akan berakibat salah pula
dalam pengertian bahasa arab dan makna yang terkandung dalam
bacaannya, oleh sebab itu perlu hati-hati dalam membacanya. (Ahmad
Izzan, (2001:121).

Uraian diatas menunjukkan bahwa didalam pembelajaran ilmu tajwid

terdapat sejumlah kesulitan. Adapun kesalahan-kesalah dalam pembagian

ilmu(‫)س‬, tajwid tersebut sebagai berikut:

1. Kesalahan makhrajul huruf. Misalnya lafaz syin (‫)ش‬, diganti dengan

lafaz sin dan lafaz ẓat (‫)ظ‬, diganti dengan lafaz ṭa (‫)ط‬, serta lafaz „ain

(‫ )ع‬diganti dengan goin ( ‫)غ‬.

2. Kesulitan dalam aspek bunyi. Seperti fonem-fonem bahasa Arab yang

tidak ada bandingannya (persamaannya) dalam bahasa Indonesia

misalnya perbedaan bunyi yang terdapat pada huruf-huruf berikut ini

yakni:

‫ش‬,‫ث‬, , ‫ خ‬, ‫ ذ‬,‫ ز‬, ‫ غ‬, ‫ ع‬, ‫ ض‬, ‫ ص‬, ‫ ط‬, ‫ظ‬

( Ahmad Izan.2001:121).

Awal dari pembelajaran bahasa arab sesorang harus menguasai huruf-

huruf hijaiyah dengan cara penyebutan yang benar,contoh:


5

1. Pangkal lidah dan langit-langit mulut bagian belakang, yaitu huruf

(‫)ق‬.Maksudnya bunyi huruf qof ini keluar dari pangkal lidah dekat

dengan kerongkongan yang dihimpitkan ke langit-langit mulut bagian

belakang.

2. Pangkal lidah bagian tengah dan langit-langit mulut bagian tengah, yaitu

huruf (‫)ك‬. Maksudnya bunyi huruf kaf ini keluar dari pangkal lidah di

depan makhraj huruf qof, yang dihimpitkan ke langit-langit bagian mulut

bagian tengah.

3. Dua huruf tersebut ‫ق‬ dan ‫ ك‬, lazimnya disebut huruf ( ‫)لهو ّية‬, artinya

huruf-huruf sebangsa anak mulut atau sebangsa telak lidah.”

4. Tengah-tengah lidah, yaitu huruf ‫ج‬, ‫ ش‬dan ’ . Maksudnya bunyi

huruf-huruf tersebut keluar dari tengah-tengah lidah tepat, serta

menepati langit-langit mulut yang tepat di atasnya.Tiga huruf ini

lazimnya disebut huruf( ‫) شجر ّية‬,artinya huruf-huruf sebangsa tengah

lidah.”

5. Pangkat tepi lidah, yaitu huruf ‫ ض‬Maksudnya bunyi huruf ‫ ض‬keluar

dari tepi lidah (boleh tepi lidah kanan atau kiri) hingga sambung dengan

makhrojnya huruf lam, serta menepati graham.“Huruf Dlod ‫ ض‬ini

lazimnya disebut huruf (‫)حنب ّية‬, artinya huruf sebangsa tepi lidah.”
6

6. Ujung tepi lidah, yaitu huruf Lam ‫ل‬. Maksudnya bunyi huruf Lam ‫ل‬

keluar dari tepi lidah (sebelah kiri/kanan) hingga penghabisan ujung

lidah, serta menepati dengan langit-langit mulut atas.

7. Maksudnya bunyi huruf ‫ ن‬keluar dari ujung lidah (setelah makhrojnya ‫ل‬,

lebih masuk sedikit ke dasar lidah dari pada ‫ل‬ , serta menepati dengan

langit-langit mulut atas.

8. Ujung lidah tepat, yaitu huruf ‫ر‬. Maksudnya bunyi huruf ’‫ ر‬keluar dari

ujung lidah tepat (setelah makhrojnya Nun dan lebih masuk ke dasar

lidah dari pda Nun), serta menepati dengan langit-langit mulut atas.“Tiga

huruf tersebut di atas (Lam, Nun dan Ro‟), lazimnya disebut huruf

(‫)ذلقية‬, artinya huruf-huruf sebangsa ujung lidah.”

9. Kulit gusi atas, yaitu ‫ ت ’ د‬dan ’ ‫ط‬.

Pembelajaran bahasa arab yang ideal di Ma Muhammadiyah Mamajang

adalah pembelajaran yang memungkinkan para siswa menguasi empat

keterampilan berbahasa :

‫ ال َمل َمح َمر ُة ا ْسل َم َم ُةم‬,‫ال َمل َمح َمر ُة إِلاا ْس إِل َمل ُةء‬

‫ َمو ال َمل َمح َمر ُة إِل َم َمبة‬,‫ ال َمل َمح َمر ًة الق َمإِلرا َمء ُة‬,

Hal inidikarenakan bahasa Arab bukan hanya sekedar berfungsi pasif,


yaitu sebagai media untuk memahami (‫ح ُةم‬ ‫)ال َمل ْس‬apa yang dapat didengar,
berita, teks, bacaan dan wacana, melainkanberfungsi aktif, yaitu
memahamkan (‫ح ُةم‬‫ )ااإِل ْس َم‬orang lain melalui komunikasilisan dan tulisan (
M. Abdul Wahab, 2004: 1)
7

Tujuan mempelajari bahasa Arab di MA adalah sebagai berikut:

“Agar siswa dapat menguasai secara aktif dan pasif pkata dan ungkapan
dan berbagai bentuk perbedaan huruf yang memiliki kemiripan bunyi
untuk pembentukan pola kalimat, sehingga dapat digunakan sebagai
alat komunikasidan sebagai dasar memahami buku agama Islam yang
sederhana disamping Alquran dan Al-Hadits” (Depag RI, 2003: 1)

Berdasarkan tujuan kemampuan berbahasa Arab yang harus dikuasai

adalah empat kemampuan yaitu membaca, mendengar, berbicara dan

menulis.Oleh karena itu kemampuan berbahasa Arab secara pasif saja yang

perludikuasai serta dibina secara intensif dengan tidak mengabaikan bakat

untuk kemampuan aktif.Dengan hal ini kemampuan membaca dan menulis

yangtermasuk kemampuan berbahasa secara pasif.Karena kegiatan membaca

dan menulis itu bersifat reseptif yaitu bentuk lisan dan tulisan. Dan juga

mempunyai

hubungan yang sangat erat. Bila menuliskan sesuatu, maka pada

prinsipnyasesorang ingin agar tulisan itu dibaca oleh orang lain. Paling sedikit

dapat bacasendiri pada saat lain.

Berdasarkan pengamatan penulis, di sekolah Madrasah Aliyah

Muhammadiyah Mamajang, sebagian diantaranya masih ada siswa kelas VII

Madrasah Aliyah Muhammadiyah Mamajang yang belum mengerti hukum-

hukum bacaan ilmu tajwid dan pembelajaran bahasa arabnya dengan baik dan

benar, sehingga perlu adanya kreativitas guru yang dapat meningkatkan

belajar bahasa Arab siswa tentang hukum-hukum bacaan yang terkait dengan

ilmu tajwid.
8

Tidak bisa dipungkiri bahwa terdapat beberapa huruf hijaiyyah yang

memiliki kemiripan bunyi. Bahkan bagi sebagian orang sangat sulit untuk

membedakan atau menyebutkan huruf-huruf hijaiyyah yang memiliki kemiripan

bunyi secara tepat. Atas dasar itulah penulis ingin membuat proposal penelitian

dengan judul “Problematika Pengucapan Huruf Hijaiyyah dalam Proses Belajar

Mengajar Bahasa Arabkelas VII MA Muhammadiyah Mamajang Makassar”

dengan studi kasus kesalahan pengartian akibat ketidaktepatan pengucapan

huruf.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apa saja huruf hijaiyyah yang memiliki kemiripan bunyi dalam

pengucapannya?

2. Bagaimana problematika pengucapan huruf hijaiyah dalam belajar

mengajar bahasa arab bagi siswa?

3. Upaya-upaya apa yang dilakukan untuk mengetasi problematika

pengucapan huruf hijaiyyah dalam belajar mengajar bahasa arab?

C. TUJUAN PENULISAN

Setelah mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi, maka

penulisan proposal penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui huruf-hurufhijaiyah yang memiliki kemiripan bunyi?


9

2. Untuk mengetahui problematika pengucapan huruf hijaiyah?

3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dalam proses

belajar mengajar bahasa arab?


10

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kerangka Teori

1. Bahasa Arab

Bahasa Arab adalah salah satu bahasa asing dengan penutur terbanyak

ke-3 di dunia dan bahasa Arab adalah bahasa Alquran yang sangat perlu di

pelajari disetiap jenjang pendidikan. Allah telah menjadikan bahasa Arab

sebagai bahasa Al-qur‟an karena bahasa Arab adalah bahasa yang terbaik

yang pernah ada sebagaimana firman Allah dalam QS Yusuf ayat 2:

‫ِا ّنا أَ ْن َز ْل َناهُ ُرْ َنا َع َر ِبيَّا لَ َع ّ ُ ْم َتعْ ِق ُ ْو َن‬

Terjemahnya:

“Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al-qur‟an dengan berbahasa


Arab agar kamu memahaminya.” (Asy-Syifa 2011: 235)

Sebagai mahkluk sosial, manusia harus bisa berkomunikasi dengan

orang lain dilingkungan sekitarnya. Menurut kamus besar bahasa indonesia,“

komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua

orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami oleh

keduapihak”...(E.St. Harahap 2007:1). Alat yang digunakan dalam

berkomunikasi disebut dengan bahasa. Dalam kamus besarbahasa Indonesia

disebutkan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang

albitren (manasuka), yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat

untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

10
11

Dalam Ilmu Bahasa : Pengantar, disebutkan bahwa :

Bahasa adalah sebuah alat komunikasi untuk menganalisis pengalaman


manusia, secara berbeda di dalam setiap masyarakat, dalam satuan-
satuan yang mengandung isi semantis dan pengungkapan bunyi, yaitu
monem. Pengungkapan bunyi tersebut pada gilirannya diartikulasikan
dalam satuan-satuan pembeda dan berurutan, yaitu fonem, yang
jumlahnya tertentu di dalam setiap bahasa, yang kodrat maupun
kesalingterkatannya berbeda juga di dalam setiap bahasa. ( Martinet
Andre 1987:11)

Berdasarkan penjelasan di atas dapatlah dipahami bahwa setiap orang

yang ingin berkomunikasi dengan yang lain haruslah menggunakan bahasa,

sebab tanpa bahasa tidak akan terjadi komunikasi atau interaksi antara

sesama. Begitu pula dengan bahasa lainnya yang selama ini telah digunakan

oleh orang-orang di dunia untuk berkomunikasi.

2. Bahasa Arab Sebagai Bahasa Komunikasi

Salah satu bahasa yang paling sering digunakan di dunia selain bahasa

Inggris adalah bahasa Arab. Sebab dengan mayoritas penduduk dunia yang

merupakan muslim, bahasa Arab akan selalu digunakan ketika sholat, mengaji

ataupun berdoa. Bahasa Arab merupakan bahasa yang paling fasih diantara

bahasa-bahasa yang lain dan yang paling tinggi gaya bahasanya yaitu sebagai

bahasa Alquran dan bahasa yang Allah telah menurunkan wahyunya

menggunakan bahasa Arab (Zulhanan: 35).

Bahasa Arab, dapat diartikan sebagai bahasa yang mula-mula berasal,

tumbuh dan berkembang di negara-negara Arab kawasan Timur-Tengah. Dari


12

satu segi, bahasa Arab memang merupakan bahasa Agama, bahasa

persatuan bagi umat islam diturunkan, dan dengannya pula Nabi muhammad

saw melaksanakan tugas risalahnya kepada umat manusia. Akan tetapi,

perkembanagan selanjutnya telah menjadikan bahasa arab sebagai bahasa

internasional seperti halna bahasa inggris yang tekenal itu, sehingga disamping

untuk keperluan agama bahasa arab juga dapat dipaki sebagai media

komunikasi biasa dalam pergaulan bangsa-bangsa didunia. Islam di seluruh

dunia. Dengan bahasa inilah Alquran kitab suci umat Islam di

Penjelasan tersebut sekaligus membantah sementara anggapan yang

mengatakan bahwa bahasa arab semata-mata untuk keperluan bedoa,

mengerjakan sholat, mengaji alquram, atau menyanyikan lagu kasidah dan

pandangan pasir. Tenyata jauh lebih luas dari anggapan tersebut. Bahakan,

jika dihitung jumlah negara yang mengakui dan menggunakan bahasa arab

sebagai bhasa resmi (bahasa nasional), niscaya akan diketahui betapa luasnya

timur tengah.

B. Pembelajaran Bahasa Arab

Pembelajaran tidak terlepas dari dua peristiwa yaitu peristiwa belajar dan

peristiwa mengajar, di mana keduanya terdapat hubungan yang erat bahkan

terjadi kaitan dan interaksi saling mempengaruhi dan saling menunjang satu

sama lain.
13

1. PengertianBelajar

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku,

akibat interaksi individu dengan lingkungan. Perilaku mengandung pengertian

yang luas. Hal ini mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan sikap

dan sebagainya. Sedangkan pengertian lain menyebutkan belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam buku yang lain Oemar

Hamalik menyatakan bahwa “belajar adalah suatu proses, suatu usaha,

kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan yang bukan hanya mengingat, akan

tetapi lebih luas dari itu, yaitu mengalami dan hasilnya bukan suatu

penguasaaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan”.

Lebih lanjut Sardiman mengatakan bahwa belajar itu senantiasa

merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian

kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan

lain sebagainya. Belajar itu juga akan lebih baik kalau si subjek belajar itu

mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Perubahan

perilaku dalam proses belajar adalah akibat dari interaksi dengan lingkungan.

Interaksi ini biasanya berlangsung secara disengaja.

C. Problematika

Problematika adalah unit-unit dan pola-pola yang menunjukkan

perbedaan struktur antar satu bahasa dengan bahasa yang lain. Problema

dalam pembelajaran bahasa Arab merupakan suatu faktor yang bisa


14

menghalangi dan memperlambat pelaksanaan proses belajar mengajar dalam

bidang studi bahasa Arab.Problema tersebut muncul dari kalangan pengajar

(guru) dan peserta didik itu sendiri.

Pembelajaran bahasa arab bagi non Arab dimulai dari pertama kali pada
abad ke-17, ketika bahasa arab di ajarkan di unuversitas Cambridge
inggris. Sementara di Amerika. Perhatian terhadap bahsa Arab dan
pembelajarannya bahasa arab, ditandai dengan banyak pusat
pembelajaran bahasa arab yang. Ada setiap pusat-pusat pebelajaran
bahasa arab ini, dipastikan ada proyek pengembangan bahasa Arab
lengkap dengan tujuan-tujuan khusus, sejumlah perencanaan dan
materi-materinya ( yunus dan Muhammad „ Abd al- Ra‟uf, 2003:22).

D. Pengertian Huruf hijaiyah

Huruf hiaiyah adalah huruf-huruf yang dipakai dalam bahasa arab.

Alquran menggunakan bahasa arab, Alquran ditulis dengan huruf hijaiyah.

Jumlah huruf hijaiyah ada 29 buah. Huruf hijaiyah berbeda-beda. beberapa

huruf hijaiyah berbentuk sama yang membedakan adalah titiknya. Huruf

hijaiyah bertitik satu, dua atau tiga. tempat titikjuga bisa berbeda, ada yang

diatas, didalam, dan dibawah. (Manasikana, 2007:2)

Adapun diantaranya bagian-bagian dari huruf hijaiy „alif‟ sampai dengan

huruf „ya‟. Contoh huruf hijaiyah ada 29 buah yaitu :

,‫ظ‬,‫ط‬,‫ ض‬,‫ص‬,‫ش‬,‫س‬,‫ز‬,‫ر‬,‫ذ‬,‫د‬,‫خ‬,‫ح‬,‫ج‬,‫ث‬,‫ت‬,‫ب‬,‫ا‬

‫ ي‬, ‫ ء‬, ‫ ه‬, ‫ و‬, ‫ ن‬, ‫ م‬, ‫ ل‬, ‫ ك‬, ‫ ق‬, ‫ف‬, ‫ غ‬, ‫ع‬

Bunyi bahasa dilambangkan dengan huruf dan berbagai tanda yang


ditetapkan secara konvensional. Dalam bahasa Indonesia, bunyi bahasa
dilambangkan dengan huruf yang disebut huruf Alfabet, sedangkan
dalam bahasa Arab dilambangkan dengan huruf hijaiyyah. Abjad bahasa
Arab ()‫ف ال إِله َمج ُةء‬
‫ ُةح ُةر ْسو ُة‬terdiri atas 28 huruf (29 jika hamzah “‫ ”ء‬dianggap
sebagai huruf tersendiri). Tiga huruf diantaraya: ‫ واو‬- waw, ‫ الف‬- alif, dan
‫ ى‬- ya’, digunakan sebagai vokal panjang (seperti a, i, dan u), sebagai
15

diftong (bunyi rangkap, seperti ai, au) dan juga sebagai konsonan lemah
seperti k, d, i, dan sebagainya (Abbas, Abdullah: 2004:17).

Sedangkan kamus besar bahasa Indonesia, tajwid merupakan ucapan,

lafal, bacaan yang tepat terutama dalam hal mengaji Quran.

Pengucapan huruf hijaiyyah dalam bahasa Arab sudah diatur dalam


pembahasan ilmu tajwid. Dalam Kamus Istilah Populer Islam, tajwid
adalah ilmu tentang caara mengeluarkan huruf dari tempatnya (makhraj)
dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya atau bisa juga sebagai
ilmu yang mempelajari tentang cara membunyikan atau mengucapkan
huruf-huruf yang terdapat di dalam Al-quran maupun yang tidak terdapat
didalamnya (Dawami, M. Iqbal: 2005:215).

Ada pendapat lain yang mengatakan tajwid menurut bahasa adalah

tahsin: memperbaiki atau mendatangkan bacaan dengan baik. Sedangkan

menurut istilah adalah Ilmu yang mempelajari cara mengucapkan huruf-huruf

Alquran tentang tebal dan tipisnya, panjang dan pendeknya, sifat-sifatnya, dan

hukum membaca huruf Hijaiyah bila bertemu dengan huruf yang lain. Sehingga

menjadi suatu bacaan yang baik. Pengertian lain dari ilmu tajwid ialah

menyampaikan dengan sebaik-baiknya dan sempurna dari tiap-tiap bacaan

ayat Alquran.

a. Kegunaan Ilmu Tajwid

Kegunaan dari mempelajari Ilmu Tajwid adalah:

1. Agar tidak ada kesalahan dalam membaca ayat-ayat Allah (Alquran)

2. Agar aya-ayat yang baca sesuai dengan ketentuan-ketentuan bahasa

Arab, baik cara pengucapan huruf, sifat-sifat huruf dan kaidah-kaidah

yang telah ditetapkan oleh Ulama AhliQurro.


16

Pengertian tajwid menurut bahasa (ethimologi) adalah: memper indah


sesuatu. Sedangkan menurut istilah, ilmu tajwid adalah pengetahuan
tentang kaidah serta cara-cara membaca Alquran dengan
sebaikbaiknya. (Misbahul Munir, 2005: 141.)

Kata tajwid berasal dari bahasa Arab (‫ جويدا‬,‫ جوديجود‬, )yang artinya
membaguskan bacaan atau membuat jadi bagus. (Mahfani,2008:4).

Ilmu tajwid merupakan ilmu yang mempelajari cara membaca Alquran

dengan baik dan benar sehingga sempurna maknanya. Menurut ilmu tajwid,

tajwid adalah pembagusan bacaan huruf-huruf atau kalimat Alquran satu per

satu dengan terang, teratur, perlahan dan tidak terburu-buru sesuai dengan

kaidah-kaidah ilmu tajwid (Mahfani,2008:5).

“Tajwid menurut lughoh (bahasa), dapat juga di artikan segala sesuatu


yang mendatangkan kebajikan. Sedangkan pengertian tajwid menurut
istilah adalah ilmu yang memberikan segala pengertian tentang huruf,
baik hak-hak huruf haqqul huruf, maupun hukum-hukum baru yang
timbul setelah hak-hak huruf mustahaqqul huruf, dipenuhi, yang terdiri
atas sifat-sifat huruf, hukum-hukum madd, dan sebagainya”.
Moh.Wahyudi, (2008 :1).

Imam jalaluddin as-suyuthy (rahimahullah) memberikan pengertian


tentang tajwid, adalah memberikan huruf akan hak-haknya dan
tertibnya, mengembalikan huruf kepada makhraj dan asal (sifatnya)
serta menghaluskan pengucapan dengan cara yang sempurna tanpa
berlebih-lebihan, serampangan, tergesa-gesa dan di paksakan.
(Moh.Wahyudi, 2008 :2).

ilmu tajwid ke dalam 6 cakupan masalah yaitu :

1. Makharijul-huruf adalah tempat-tempat keluarnya huruf-huruf hijaiyah

ketika menyembunyikannya.

2. Sifatul-huruf yaitu membahas tentang sifat-sifat huruf.

3. Ahkamul Huruf, yaitu membahas tentang hukum-hukum yang lahir dari

hubungan antar huruf.


17

4. Ahkaamul madd wal Qoshr, yaitu membahas tentang hukum-hukum

memanjangkan dan memendekkan bacaan.

5. Ahkaamul waqfi wal ibtidaa i, yaitu membahas tentang hukum-hukum

menghentikan dan memulai bacaan.

6. Al Khoththul Utsmani, yaitu membahas tentang bentuk tulisan mushhaf

Utsmani (Ahmad Syarifuddin: 2004:92).

Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu „ain yaitu sebuah aktivitas

dalam Islam yang wajib dilakukan

Menurut para ahli ilmu tajwid, terdapat lima makhraj (tempat keluar huruf)

yang utama yaitu:

a. Ronggamulut (‫)الجوف‬Huruf yang keluar dari jauf yaitu : alif, waw, ya‟

b. Tenggorokan(‫)الح ق‬

c. AsyqalHalqi (pangkaltenggorokan), yaitu hamzah (‫ )ء‬dan ha‟(‫ـ‬ )

d. Wasthul Halqi (pertengahan tenggorokan), yaitu ha‟( ) dan „ain( ‫)ع‬

e. Adnal Halqi (ujung tenggorokan), yaitu ghoin (‫ )غ‬dan kho‟ (‫)خ‬

3. lidah

Bunyi huruf hijaiyah dengan tempat keluarnya lidah ada 18 dan

dikelompokkan menjadi 10 makhraj, yaitu:


18

a. Pangkal lidah dan langit-langit mulut bagian belakang.

Yaitu huruf qof (‫)ق‬ bunyinya keluar dari pangkal lidah dekat dengan

kerongkongan yang dihimpitkan ke langit-langit mulut bagian

belakang.

b. Pangkal lidah bagian tengah dan langit-langit mulut bagian

tengah.Yaitu huruf kaf ( ) bunyinya keluar dari pangkal lidah di depan

makhroj huruf qof yang dihimpitkan ke langit-langit bagian mulut

bagian tengah.

c. Tengah-tengah lidahYaitu huruf jim (‫)ر‬, syin (‫)ش‬, dan ya‟ ( )

bunyinya keluar dari tengah-tengah lidah serta menepati langit-langit

mulut yang tepat di atasnya.

d. Pangkal tepi lidahYaitu huruf dho‟ (‫ )ض‬bunyinya keluar dari tepi lidah

(boleh tepi lidah kanan atau kiri) hingga sambung dengan makhrojnya

huruf lam, serta menepati geraham.

e. Ujung tepi lidah Yaitu huruf lam ( ) bunyinya keluar dari tepi lidah

(sebelah kiri atau kanan) hingga penghabisan ujung lidah serta

menepati dengan langit- langit mulut atas.

f. Ujung lidahYaitu huruf nun (‫)ن‬ bunyinya keluar dari ujung lidah

setelah makhrojnya lam, lebih masuk sedikit ke dasar lidah serta

menepati dengan langit-langit mulut atas.


19

g. Ujung lidah tepat Yaitu huruf ro‟ (‫ )ر‬bunyinya keluar dari ujung lidah

tepat setelah makhrojnya nun dan lebih masuk ke dasar lidah serta

menepati dengan langit-langit mulut atas.

h. Kulit gusi atas Yaitu huruf dal (‫)د‬, ta‟(‫)ت‬, tho‟(‫ )ط‬bunyinya keluar dari

ujung lidah serta menepati dengan pangkal gigi seri yang atas.

i. Runcing lidah Yaitu huruf shod(‫)ص‬, sin (‫)س‬, za‟ (‫ )ز‬bunyinya keluar

dari ujung lidah serta menepati ujung dua gigi seri yang bawah.

j. Gusi Yaitu huruf dho‟ (‫)ظ‬, tsa (‫)ث‬, dzal (‫ )ذ‬bunyinya keluar dari ujung

lidah serta menepati dengan ujung dua gigi seri yang atas.

4. Dua bibir (‫)الشفتين‬,Yang termasuk huruf syafatain yaitu :

a. Fa‟(‫ )ف‬keluar dari dalamnya bibir yang bawah serta menepati dengan

ujung dua gigi seri yang atas.

b. Wau (‫)و‬, ba‟ (‫)ب‬, mim (‫ )م‬keluar di antara dua bibir (antara bibir atas

dan bawah). Hanya saja untuk wawu bibir membuka, sedangkan untuk

ba‟ dan mim bibir membungkam.

5. Rongga hidung (‫يشوم‬ ‫) ال‬

Adapun huruf-hurufnya yaitu huruf-huruf ghunnah mim dan nun dengan

ketentuan :

a. Nun bertasydid

b. Mim bertasydid

c. Nun sukun yang dibacai dighom bighunnah, iqlab dan ikhfa‟ haqiqi
20

d. Mimsukun yang bertemu dengan mimatauba‟s

“Dalam pembelajaran ilmu tajwid terdapat kesulitan dan permasalahan,

seperti: problem Pembelajaran Tempat Keluarnya Huruf (makhȃrijul ḥuruf), padahal

ilmu tajwid adalah ilmu yang sangat pentIng bahkan hukum mempelajarinya adalah

fardukifayah, tetapi membaca Alquran dengan baik dan benar adalah fardhu „ain.

Oleh karena itu ilmu tajwid hendaknya diajarkan oleh guru bahasa arab dengan

baik dan benar.

Kesalahan membaca dalam bahasa arab akan berakibat salah pula dalam

pengertian bahasa arab dan makna yang terkandung dalam bacaannya, oleh

sebab itu perlu hati-hati dalam membacanya”. (Ahmad Izzan,2001:121).

Uraian diatas menunjukkan bahwa didalam pembelajaran ilmu tajwid

terdapat sejumlah kesulitan. Adapun kesalahan-kesalah dalam pembagian ilmu

tajwid tersebut sebagai berikut:

Kesalahan makhrajul huruf. Misalnya lafaz syin (‫)ش‬, diganti dengan lafaz

sin (‫)س‬, dan lafaz ẓat (‫)ظ‬, diganti dengan lafaz ṭa (‫)ط‬, serta lafaz „ain (‫)ع‬

diganti dengan goin(‫)غ‬.

3. Kesulitan dalam aspek bunyi. Seperti fonem-fonem bahasa Arab yang

tidak ada bandingannya (persamaannya) dalam bahasa Indonesia

misalnya perbedaan bunyi yang terdapat pada huruf-huruf berikut ini

yakni:

.‫ ظ‬,‫ ط‬,‫ ص‬, ‫ض‬, ‫ غ‬,‫ ع‬, ,‫ ز‬, ‫ذ‬, ‫ خ‬, ‫ ث‬,‫ش‬
21

Kesulitan ini biasanya baru terdeteksi setelah anak memasuki dunia

sekolah untuk beberapa wakrtu.

ciri-ciri peserta didik yang mengalami kesulitan ataupun belajar ilmu

tajwid. (Mulyono Abdurahman,( 2004:40)

1. Tidak dapat mengucapkan irama kata-kata secara benar dan

proporsional

2. Kesulitan dalam mengurutkan huruf-huruf dalam kata

3. Sulit menyuarakan fonem (satuan bunyi) dengan baik dan benar sesuai

makhrajul huruf

4. Sulit mengeja kata atau suku kata dengan benar. Anak bingung

menghadapi huruf yang mempunyai kemiripan bentuk, Membaca satu

kata dengan benar di satu halaman, tapi salah di halaman lainnya,

Kesulitan dalam memahami apa yang dibaca, Lupa meletakkan titik dan

tanda-tanda baca lainnya

Uraian di atas menunjukan bahwa masih banyak siswa yang tidak dapat
membaca alquran dengan baik dan benar seperti yang disebutkan ciri-
cirinya di atas. Untuk mengatasi problem pembelajaran tempat keluarnya
huruf yakni (makharijul huruf) yakni guru harus mengajarkan kepada
siswa bagaimana cara membaca al-qur‟an dengan bacaan yang nyaring.
Dan guru harus memperkenalkan kepada siswa terhadap bunyi-bunyi
huruf Arab atau huruf hijaiyyah dan dilatih pelafalannya, sehingga siswa
terampil dalam mempelajari hukum-hukum ilmu tajwid dalam
pembelajaran bahasa Arab. (Mulyono Abdurahman,( 2004:40)

Penguasaan terhadap ilmu tajwid adalah kemampuan atau kompetensi

dasar yang harus dikuasai oleh umat Islam ataupun para penerus bangsa yang

beragama islam. Hal ini dikarenakan ilmu tajwid terkait dengan bagaimana

membaca Alquran dengan baik dan benar sebagai kitab suci umat islam. Oleh
22

karena itu guru bahasa Arab hendaknya mengajarkan ilmu tajwid dengan baik

dan sunguh-sunguh sehingga melahirkan generasi qurani yang mampu

memakmurkan bumi dengan melalui pembelajaran bahasa Arab. Kecuali itu,

generasi qur‟ani diharapkannya mampu menyelamatkan peradaban dunia

dimasa yang akan datang. Itulah sebabnya Bahasa Arab sebagai bahasa

Alquran yang diturunkan juga untuk menjadi pedoman bagi mereka yang ingin

mencapai kebahagiaan dunia maupun akhirat, hendaknya dipelajari oleh umat

islam dengan penuh kesadaran. Apalagi Alquran tidak hanya diturunkan untuk

suatu umat dalam satu abad, tetap untuk seluruh umat manusia dan sepanjang

masa. Sebagaimana dalam Alquran menjelaskan dalam QS. Al-Israayat 9 yang

berbunyi :

َّ َٰ ‫ش ُةر ۡٱل ُةل ۡؤ إِللنإِلينَم ٱلَّذإِلينَم َمي ۡع َمللُةونَم ٱل‬


‫صل َٰ َمإِلح إِل‬
‫ت‬ ِّ ‫إِلي أَم ۡق َمو ُةم َمو ُةي َمب‬
‫إإِلنَّ َٰ َمه َمذا ۡٱلقُة ۡر َمءانَم َمي ۡهدإِلي لإِللَّ إِلي ه َم‬

)٩: ‫أَمنَّ لَم ُةهمۡ أَم ۡج ٗرا َم بإِل ٗيرا (اال راء‬

Terjemahnya:

“Sesungguhanya Alquran ini memberikan petunjuk kepada (jalan)

yang lebih lurus dan memberikan kabar gembira kepada orang-

orang mukmin yang menjalankan amal shaleh bahwa bagi mereka

ada pahala yang lebih besar. ”(Departemen Agama RI, 2012:9.)

Demikianlah beberapa pengertian tajwid, baik menurut bahasa maupun

istilah yang dikemukakan para ahli melalui kitab-kitabnya. Dalam studi

penguasaan bahasa asing, terkenal istilah kompetensi dan performansi.

Demikian juga dalam analisis kesalahan berbahasa dikenal dengan istilah


23

keaslahan performansi dan kompetensi. Salah satu kesalahan yang dimaksud

adalah lapses, dimana istilah ini diperkenalkan oleh Piet S. Corder.

Lapses merupakan kesalahan yang diakibatkan oleh kesalahan dalam

pengucapan, sehingga disebut juga dengan slip of tongue. Dalam hal ini

seseorang melakukan pengucapan yang salah, akan tetapi di sebenarnya

menyadari kesalahannya tersebut. Dengan demikian lapses merupakan

kekeliruan pengucapan, keliru menetapkan kaidah, salah susun, atau kekurang

cermatan menentukan pemilihan kata yang sesua(Piet S. Corder: 2000:25)

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, Syekh Al-Muzakkir

juga menjelaskan bahwa kesalahan dalam pengucapan kalimat berbahasa

Arab walupun hanya terjadi kesalahan pada penyebutan salah satu hurufnya

saja, namun hal ini sangat berpengaruh pada makna kalimatnya. Bisa jadi

makna kalimat tadi berubah dari makna aslinya atau bahkan kalimat tersebut

tidak memiliki makna sama sekali.

Pengajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing bagi siswa Indonesia


banyak menghadapi problematika, baik problematika linguistik maupun
non linguistik, indikasi adanya tersebut adalah terjadinya kesalahan
yang dilakukanoleh siswa (Juwairiyah Dahlan, 1992 : 36).

Penyimpangan dalam penggunaan bahasa asing, disebabkan oleh

kesalahan atau kekeliruan. Kesalahan berbahasa terbagi atas dua kategori

yaitu :

1. Kesalahan yang tidak jelas dilihat, samar atau tersembunyi, dan

kesalahan yang tidak jelas terlihat, kedua jenis kesalahan ini semata-

mata
24

2. melukiskan atau menandakan siswa benar atau salah, tetapi juga

mengatakanpenggunaan sistem bahasa yang salah atau benar.

Di MA Muhammadiyah Mamajang adalah suatu lembaga pendidikan

Islam yang di bawah naungan Departemen Agama dan matapelajaran

bahasa Arab termasuk mata pelajaran inti sesuai dengan kurikulumyang

dikeluarkan Departemen Agama.

Berdasarkan observasi pendahuluan bahwa siswa-siswi MA

Muhammadiyah Mamajang mempunyai latar belakang pendidikan yang

berbeda dan dengan kemampuan dalam membaca dan menulis yang berbeda

pula. Dari sinilahtimbul berbagai macam masalah yang berkaitan dengan hal

membaca danmenulis teks

Jadi upaya guru bahasa Arab yang dimaksud di sini adalah usaha

atau ikhtiar yang dilakukan oleh seorang yang mengajar bahasa Arab di

MA Muhammadiyah Mamajang untuk memecahkan masalah yang dialami oleh

parasiswa.

Problematika berasal dari bahasa Inggris “problematic” yang berarti


persoalan, hal yang menimbulkan masalah, persoalan yang bisa
dipecahkan,mesti tahu jawabannya mesti dapat diatasi (Sastrapradja,
1978: 392).

Pengertian membaca adalah dan menulis :“Membaca adalah suatu


proses yang dilakukan serta dipergunakan olehpembaca untuk
memperoleh peran, yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata/bahasa tulisan” (HG. Tarigan, 1997: 7).
25

E. Penelitian yang Relevan

Jika membicarakan bahasa Arab yang merupakan bahasa Alquran

mungkin tak akan ada habisnya. Banyak sekali hal yang menarik untuk dibahas

diantaranya huruf-huruf hijaiyah, tajwid, mahkhorijul huruf hingga kesalahan-

kesalahan yang mungkin terjadi ketika pengucapan/pelafalan kalimat bahasa

Arab. Salah satu penelitian yang relevan dengan penelitian penulis adalah

sebuah proposal skripsi yang disusun oleh Mustari yang merupakan

mahasiswa lulusan tahun 2009, Program Studi Sistem Informasi di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi yang beliau tulis berjudul “Aplikasi Makharijul Huruf Hijaiyah

Berbasis Multimedia”. Skripsi tersebut juga menjadi salah satu referensi penulis

dalam penyusunan proposal penelitian ini.

Relevansi penelitian penulis dengan penelitian, perancangan, dan

pembuatan aplikasi makharijul huruf hijaiyah adalah sama-sama berrtujuan

untuk menyediakan media pembelajaran dan dan informasi bagamana cara

membedakan pengucapan huruf hijaiyah sehingga terhindar dari kesalahan-

kesalahan pengucapan yang mengakibatkan perubahan makna dari kalimat

yang diucapkannya dan untuk memberikan bentuk-bentuk perbedaan bunyi,

sehingga dapat membedakan bunyi satu huruf hijaiyah dengan huruf hijaiyah

yang lainnya
26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Lexi J. Moleong

(2010:6), penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian.

Misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik

serta dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.

Penelitian kualitatif dapat didesain untuk memberikan sumbangannya

terhadap teori, kebijakan dan masalah-masalah sosial. Suatu penelitian

kualitatif dieksplorasi dan diperdalam dari suatu fenomena sosial atau suatu

lingkungan sosial yang terdiri atas pelaku, kejadian, tempat dan waktu.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan. Menurut McMilan dan

Schumacher dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2008:96) mengatakan bahwa

secara umum penelitian kualitatif mempunyai 2 tujuan, yaitu:

a. Menggambarkan dan mengungkap (to describe dan explore).

b. Menggambarkan dan menjelaskan (to describe dan explain).

Penelitian kualitatif ini memberikan gambaran dan penjelasan yang

27
27

sistematis dan natural mengenai problematika pengucapan huruf hijaiyah

dalam proses belajar mengajar bahasa arab di MA Muhmmadiyah Cabang

Mamajang Kota Makassar

2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian penulis adalah Madrasah Aliyah

Cabang Mamajang Kota Makassar, yang terletak di Kota Makassar, Provinsi

Sulawesi Selatan. Adapun pertimbangan memilih lokasi ini adalah:

1) Berdasarkan observasi awal peneliti, ditemukan bahwa ada kesulitan

dalam pelafazan huruf hijaiyah dalam belajar bahasa Arab. Oleh karena

itu diperlukan langkah-langkah yang efektif untuk mengatasinya.

2) Sangat kurang penelitian yang pernah dilakukan di madrasah ini. Adapun

penelitian tentang problematika pengucapan huruf hijaiyah dalamproses

belajar mengajar bahasa Arab belum pernah ada sebelumnya.

B. PENDEKATAN PENELITIAN

1. Pendekatan linguistik, yakni memahami segala aspek bahasa dalam

pembelajaran. Problematika pengucapan huruf adalah salah satu

ragam prolem dari pembelajaran.

2. Pendekatan yuridis, yakni mengungkapkan penjelasan

terhadappenelitian ini yang mengacu pada UU RI No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional.


28

3. Pendekatan pedagogis, yaitu pendekatan yang cenderung mengarah

pada aspek manusiawi dalam pembelajaran. Manusia adalah makhluk

Tuhan yang diciptakan untuk mendidik dan mendapatkan pendidikan .

4. Pendekatan psikologis, digunakan untuk memantau dan memahami

tingkah laku pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

5. Pendekatan sosiologis, yaitu pendekatan yang bertujuan untuk melihat

interaksi pendidik dan peserta didik dalam lingkungannya.

C. SUMBER DATA

Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi. Spradley dalam


menamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga
elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors) dan aktivitas (activity), yang
berinteraksi secara sinergis. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, yang
menjadi tempat (place) adalah Madrasah Aliyah Aisyiyah Sungguminasa.
Pelaku (actor) adalah pengajar bahasa Arab, dan peserta didik. Aktivitas
(activity) adalah aktivitas penerjemahan yang ada dalam pembelajaran
bahasa Arab. (Sugiyono (2008:297)

Situasi sosial dalam penelitian ini adalah pembelajaran bahasa Arab yang

terlibat serta mendukung dalam kegiatan pembelajaran bahasa Arab di

Madrasah Aliyah Cabang Mamajang Kota Makassar.

Secara rinci digambarkan yang menjadi pelaku (actor) atau dapat juga

disebut subjek penelitian yang terlibat pada pembelajaran bahasa Arab

semester ganjil tahun akademik 2015/2016 sebanyak 10 orang, ditambah satu

orang guru bahasa Arab .

Teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah


snowball sampling. snowball sampling adalah teknik pengambilan data
yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar
29

(Sugiyono,2008:300).

Pemilihan informan dalam penelitian kualitatif bukan untuk tujuan validitas

eksternal sehingga pengambilan sangat fleksibel, dapat bertambah atau

berubah seiring dengan perkembangan kebutuhan data penelitian. Sebagai

langkah awal, penelitian ini ditujukan pada 10 informan. Yaitu khusus kelas VII,

maka jumlah informan di Madrasah Aliyah Cabang Mamajang Kota Makasssar

yang berjumlah hanya 10 orang informan yang dapat mewakili melalui

wawancara baik wawancara berstruktur mau non struktur.

Pada tahap ini, peneliti mendapatkan data-data yang belum cukup

menjawab secara penuh problematika penerjemahan. Oleh karena itu, peneliti

mengambil informan tambahan 1 orang yaitu guru bahasa Arab Madrasah

Aliyah Cabang Mamajang Kota Makassar.

Jumlah keseluruhan informan dalam penelitian ini sebanyak 11 orang

yang terdiri dari guru bahasa Arab 1 orang, dan peserta didik 10 orang

Informan, sampai data yang dikumpulkan dianggap jenuh dan dapat menjawab

dari rumusan masalah.

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:

a. observasi

Observasi tidak hanya sebatas memerhatikansesuatudengan


menggunakan mata, ada kegiatan pemuatan perhatian terhadap
30

sesuatu objek dengan menggunakan seluruh indera (Suharsimi


Arikunto, 2010:156).

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mengharuskan


peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan
ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan
dan perasaan. Tetapi tidak semua perlu diamati oleh peneliti, hanya hal-
hal yang terikat atau sangat relevan dengan data yang dibutuhkan
(Hamid Patilima, 2007:60)

Observasi penulis gunakan untuk mengamati secara langsung tentang

keadaan umum Madrasah Aliyah Cabang mamajang kota Makassar

yangmeliputi letak geografis, sarana dan prasarana, keadaan sosial di

madrasah, kurikulum yang diterapkan, aktivitas pembelajaran bahasa Arab dan

metode pengajarannya.

b. Wawancara

Bahwa Penggunaan wawancara, didasarkan pada dua alasan. Pertama,

dengan wawancara, peneliti dapat menggali tidak saja yang diketahui dan

dialami subjek yang diteliti, akan tetapi apa yang tersembunyi jauh di dalam

diri subjek penelitian. Kedua, pertanyaan kepada informan dapat mencakup

hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa

sekarang dan juga masa mendatang.(Menurut Hamid patilima (2007:65)

Metode wawancara dimaksudkan untuk mendapatkan data yang perlu

adanya penjelasan dari informan, dalam pelaksanaannya penelitian tetapi lebih

dari pada itu. Observasi meliputi langsung bertatap muka dengan informan.

Dalam hal ini guru bahasa Arab, peserta didik atau pihak yang lain untuk

mengetahui problematika yang dihadapipeserta didik dalam proses

pembelajaran bahasa arab Madrasah Aliyah Cabang Mamajang Kota


31

Makassar.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai hal-


hal atau variabel yang berupa catatan, transkripsi, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain-lain (Suharsimi
Arikunto, 2010:231).

d. Angket

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang


dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab ( Sugiyono,
2008:199).

Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini jenis

kuesioner atau angket langsung yang tertutup karena responden hanya tinggal

memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap benar.

e. Penelusuran referensi

Penelusuran referensi merupakan kegiatan pencarian dan penelaahan


buku-buku dan karya tulis ilmiah lainnya yang ada keterkaitannya
dengan masalah yang diteliti. Metode ini juga berusaha mencari kajian-
kajian teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk digunakan
dalam pengumpulan data.(Muljono Damopolii (2011:27)

Penelusuran referensi mengumpulkan data dengan menelusuri dan

mempelajari berbagai referensi yang berkaitan dengan pokok masalah

penelitian. Metode pengumpulan data dengan penelusuran referensi ini sangat

diperlukan dalam menemukan data-data dari berbagai referensi yang ada

untuk dijadikan media informasi dan data tambahan dalam memperkuat data

dan hasil penelitian.

Data kualitatif yang dimaksud di sini adalah data yang disajikan dalam
32

bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka (Noeng


Muhadjir,1996:29). Tetapi penelitian kualitatif sering juga menggunakan
data angka yang telah tersedia sebagai sumber data tambahan bagi
keperluannya (Lexi J Moleong, 2010:162). Penelitian kualitatif selalu
ditunjang dengan kuantitatif dari segi perhitungan data (T.Fatimah
Djajasudarma, 2010:10).

Perhitungan akurat bagi jumlah data sangat diperlukan demi tuntasnya

penelitian dan kajian data.

Ada dua jenis data menurut sumbernya yang menjadi acuan penelitian

ini, yaitu:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan. Dalam hal

ini adalah tenaga pengajar dan peserta didik yang terlibat dalam

pembelajaran bahasa Arab serta data-data yang relevan melalui observasi,

wawancara dan metode pengumpulan data lainnya.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui penelusuran referensi

sebagai pelengkap dan pembanding terhadap data primer yang diperoleh.

Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh hasil penelitian.yang mendalam dan

akurat tentang penerjemahan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia

dalam pem-belajaran bahasa Arab.

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah yang melakukan penelitian

itu sendiri yaitu peneliti. Orang yang melakukan penelitian kualitatif adalah

orang yang membuka kunci, memahami, mendalami dan mengeksplorasi

seluruh ruang secara teliti, terstruktur dan leluasa. Bahkan ada yang menyebut

peneliti sebagai instrumen kunci. Dari sini dapat diketahui perlunya instrumen

kuncimemiliki kemampuan dalam metode penelitian kualitatif, etika penelitian


33

dan kemampuan bidang ilmu yang ditekuni.(Djam‟an Satori dan A‟an Kamariah

( 2010:61)

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.(Suharsimi Arikunto

dalam bukunya Manajemen Penelitian (2010:101)

Dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan oleh peneliti

disesuaikan oleh pengumpulan data.

F. ANALISIS DATA

Kegiatan penyediaan data penelitian kualitatif merupakan kegiatan yang


berlangsung secara simultan dengan kegiatan analisis data.Prosesnya
berbentuk siklus, bukan linear. Hal ini tentu tidak lepas pula dari hakikat
penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memahami fenomena sosial
termasuk fenomena kebahasaan yang tengah diteliti, berbeda dengan
hakikat penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menjelaskan
fenomena yang sedang dikaji (Mahsun, 2007:257)

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis


data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih hal yang penting dan yang akan dipelajari dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain (Sugiyono, 2008:335)

Adapun teknik yang digunakandalam menganalisa dataadalah:

1. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan

lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama

pengumpulan data ber-langsung.


34

2. Penyajian data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam

penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan dan teks

naratif.

3. Kesimpulan dan verifikasi

Pada permulaan pengumpulan data, peneliti akan memulai mencari arti

benda-benda, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur

sebab akibat dan proposisi. Kesimpulan akhir tergantung pada besarnya

kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodean, penyimpanan dan metode

pencarian ulang yang digunakan.


35

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. GAMBARAN UMUM HASIL PENELITIAN

1. Visi,misi sekolah

2. Visi

Mantap keimanan dan ketakwaan berahlaqul qarimah

mengendepankan intelektual dan siap berkarya.

3. Misi

Membentuk siswa beriman ahlaqul qarimah pelopor dalam berkarya

mengutamakan intelektual yang handal.

Adapun misi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan pembelejaran dan bimbingan secara efektif kearah

perkembangan siswa secara optimal.

b. Mendorong dan membantu siswa untukmengenali potensi dirinya

sehingga dapat dikembangkan dalam penguasaan IPTEK.

c. Melatih dan membiasakan siswa untuk melaksanakan tata karma,tata

tertib, dan adat istiadat dalam kehidupan sosial sekolah dan budaya

bangsa.

d. Menumbuhkan pemahaman, penghayatan dan pengalaman ajaran

agama, sehingga menjadi sumber kearifan dan perilaku.

35
36

2. Profil Sekolah

1. Riwayat Singkat pendiri dan pembinaan

Madrasyha Aliyah Muhammadiyah Mamajang kota Makassar berdiripada

tahun 01 juni 1954 di Jl. Ratulangi No 101. Sekolah ini didirikan sebagai

salah satu amal usaha dari Muhammadiyah nama yayasan DIKDASMEN

Muhammadiyah Mamajang dan status bangunan milik Yayasan dan luas

bangunan :298 M2

Sejak berdirinya hingga sekarang, MA Muhammadiyah telah dipimpin

oleh beberapa kepala sekolah, yaitu

1. Islamiyah BA

2. Drs. Syamsuddin Usman

3. Drs. Muh. Djafar Ramli

4. Dra. Rosdiana Djamhuri

5. Drs. Khairuddin

2. Fasilitas

Sebagai sekolah menengah atas, Madrasah Aliyah Muhammadiyah

Mamajang Makassar memiliki fasilitas yang dapat dikategorikan sangat

memedai dan mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar yang

kondusif.

Adapun fasilitas yang dimiliki Madrasayah Aliyah Muhammadiyah

Mamajang kota Makassar, yaitu,perpustakaan,Ruang BP, Aula, Ruang tata


37

usaha, ruang belajar, ruang guru ruang kepala sekolah, dan musholah.

Untuk lebih jelasnya kami paparkan sebagi berikut:

a. Gedung Madrasyah aliyahMamajang Makassar

Madrasyah Aliyah Mamajang Makassar terletak dijalan Ratulangi

No.101 makassar, sekitar 20 meter sebalah utara dari rumah sakit

labuang baji. Berdampingan dengan Akper Muhammadiyah Makassar,

SMA Muhammadiyah Mamajang dan MTs Muhammdiyah Mamajang

Makassar. Gedung inidigunkan olehempat sekolah yankni Akper

Muhammdiyah, MA Muhammdiyah, SMA Muhammdiyah, MTs

Muhammadiyah Mamajang, Makassar.

b. Ruang kelas

Ruang kelas di MA Muhammadiyah terletak dilantai dua dan cakup

tertata dengan baik meskipun beberapa gambar yang dianggapsering

menjadi hiasan kelas seperti gambar presiden dan wakil

presiden,lambang garuda dan lain sebagainya masih jarang terlihat

menghiasi dinding kelas. Untuk MA sendiri menggunakan satu

ruangan dibagi dua, X, XII, sedangkan kelas, XI, belajar diruang guru

karena yang akatif cuma tiga orang siswa. Tiap ruangan terdapat 24

bangku dan tempat duduk dengan jumlah siswa 12-20 siswa


38

c. Perpustakaan

Perpustakaan MTs/MA Muhammdiyah terletak dilantai dasar agak

kebelakang sehingga suasananya sangat tenang.

d. Ruang guru

Ruang guru MA.dan MTs Muhammadiyah terletak dalam satu

ruangan letaknya didepan tempat parker sebelahakanan pintu

masuk gedung sekolah lantai satu, diruang guru ini terdapat meja,

kursi dan lemari guru. Disamping itu juga terdapat papan

pengumuman, daftar guru dan karyawan, tatatertib guru dan lain-

lain. Sedangkan darisegi pemanfaatnya, setiap hari lebih dari 10

orangguru hadir dan memanfaatkan ruangan tersebut sebagai

tempat persiapan mengajar dan saling berbagi pengalamn tentang

kondisi peserta didik yang dihadapi hari itu.

e. Ruang kantor dan kepala sekolah

Ruang kantor dan ruang kepala sekolah terletak disebelah kiri pintu

ruang guru masuk. Dalam ruangan tersebut terdapat ruangan kepala

sekolah MTs dan MA Mamajang yang saling berseblahan, didepan

ruangan kepala sekolah terdapat sofa untuk tamu yang datang serta

terdapat lemari yang berisikan tropy dan piala yang diraih oleh

siswa-siswi MTs dan MA Muhammadiya Mamajang.


39

f. Ruang Tata Usaha

Ruang tata usaha terletak desebleah ruangan kantor dibatasi

dengan lemari buku. Ruangan tata usaha sangat kecil tapi Nampak

rapi dengan penataan yang sangat unik sehingga banyak aktifitas

dapat dilakukan dalam ruangan yang sederhana itu.

g. Kamar mandi/WC

Terdapat dua kamar mandi yang masih berfungsi,dan berseblahan

dengan tempat wudhu dan musollah.

h. Mushollah

Mushollah terletak dilantai dua menghadap kebarat. Selain

digunakan sebagai tempat ibadah, mushollah ini sering dijadikan

sebagai tempat belajar. Kondisi musholah cukup baik dan

suasannya cukup tenang.

3. Identitas sekolah

Nama sekolah : Madrasah Aliyah Muhammadiyah Mamajang

Lokasi : Jl. Ratulangi No 101 Makassar


40

Gudang dan bangunan sekolah

No. Ruang/Bangunan Ket. Kondisi

Baik Rusak Jumlah

1 Ruangan kelas untuk belajar 3 - 3

2 Ruangan kepala sekolah dan 1 - 1

wakil

3 Ruangan tata Usaha 1 - 1

4 Ruangan guru 1 - 1

5 Aula /ruang pertemuan 1 - 1

6 Mushalla 1 - 1

7 WC Guru dan Siswa 2 - 2

8 Halaman Sekolah 1 - 1

9 Gudang 1 - 1

4. Keadaan siswa

Seperti halnya sekolah-sekolah yang lain mendidik siswa siswi, khusus

pada MA Muhammadiyah Mamajang mendidik siswa-siswi sebanyak 38

orang, dengan rincian sebagai berikut:

1. Kelas X terdiri dari :10 siswa

2. Kelas XI terdiri dari :10 siswa

3. Kelas XII terdiri dari : 18 siswa

Jumlah keseluruhan : 38 siswa


41

5. Keadaan Guru

Guru sering juga disebut tenaga pendidik, merupakan salah satu

unsur dalam dunia pendidikan yang sangat berperan penting untuk

memberikan bimbingan kepada siswa khususnya di MA

Muhammadiyah Mamajang Makassar. Mereka diharapkan dengan

menggunakan metode yang tepat agar tercipta suasana kondusif

selama proses belajar.

Adappun keadaan guru MA Muhammadiyah Mamajang tahun

ajaran 2015/1016

1. Nama-nama Pimpinan Madrasah, guru serta staf administra

No Nama Jabatan

1 Drs. Khairuddin Kepala sekolah

2 Dra. Nurbaya Wakamad Kurikulum

3 Samsur, S. Ag, M.Pd.I Wakamad Kesiswaan

4 Ahriadi,s.pd Wakamad Sarana Prasarana

5 Arifin, s.Pd Wali kelas l

6 Nuraeni, s.Ag Wali kela II

7 Yusri Handayani,S.Pd.,MPd Wali Kelas III

8 Suherman, A. Md.Pi KTU

9 Nursan Staf KTU


42

10 Marlinda, SE Staf KTU

11 Arifin, S,pd Operator

12 Drs. Mumnawarah Mucthar Laporan

13 Hafsah, S.Ag Bendahara

14 Nuraeni, S.Ag Pustakawan

15 Risma, S,Pd Matematika

16 Syukuri Rahmat Penjaskes

17 Marlinda Taha, SE Ekonomi

2. Petugas keamanan

Demi menjaga keamanan dan ketertiban MA. Muhammadiyah

Mamajang maka pemerlukan peran petugas keamana,berikut adalah

Nama-nama petugas keamanan yang ada di MA Muhammadiyah

Mamjang.

NO NAMA JABATAN

1 Abduh Satpam

2 Sujatmiko Satpam

3 Hatimah Bujang

Sumber data: Dokumentasi MA Muhammadiyah Mamajang Kota Makassar


02 2016
43

B. PEMBAHASAN

1. Gambaran umum pembelajaran bahasa arab di Madrsyah Aliyah

Kota Makassar

Pengucapan huruf hijaiyyah memiliki aturan tersediri di dalam kajian ilmu

tajwid. Ilmu tajwid ialah ilmu yang digunakan untuk mengetahui bagaimana

sebenarnya membunyikan huruf-huruf dengan betul, baik huruf yang berdiri sendiri

maupun dalam rangkaian kata. Selain ilmu tajwid, dalam kajian ) ‫(ع م ا صوات‬

atau fonologi juga terdapat pembahasan tentang tempat keluar bunyi (fonetik

artikulatoris).

Disampaikan oleh salah seorang guru bahsa arab di Madrasyah Aliayah

Mamajang kota Makassar

Setiap materi yang ada siswa di suruh membaca kalimat atau teks bahasa
arab yang di pelajari,..Langkah ini dilakukan mengingat peserta didik masih
banyak yang pemula.Jika diteliti lebih jauh, ada beberapa peserta didik
yang tamatan SMP. Dengan cara membaca kalimat bahasa arab seperti ini,
peserta didik tidak merasa kesulitan mengikuti pelajaran bahasa Arab.
(Wawancara Selasa, 03 mei2016)

Melalui cara ini, pengucapan huruf dilakukan pada setiap kata. Biasanya

urutan bahasa sumber masih dijaga dan dipertahankan.Kalau ada kata yang

hampir mirip bunyinya siswa disuruh mengulang dengan makna dapat

mengetahui sumber bunyikemiripanya. Cara ini juga bertujuan untuk

memecahkan kesuliatan , sebagai tahap awal kegiatan pembelajaran bahsa arab.


44

“Meskipun pembelajaran bahasa arab masih sifatnya harfiah, akan tetapi


pada peserta didik kelas tinggi, seperti kelas XII, peserta didik diajak untuk
mempelajari pengucapan huruf dari kalimat bahasa arab agarlebih lebih
bagus lagi. Pada kelas X misalnya, pengucapan huruf hanya me-
nitikberatkan pada kata perkata.
(Wawancara Senin, 03 Mei 2016)

Berdasarkan pengamatan penulis, di sekolah Madrasah Aliyah


Muhammadiyah Mamajang, sebagian diantaranya masih ada siswa
kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah Mamajang yang belum
mengerti hukum-hukum bacaan ilmu tajwid dan pembelajaran bahasa
arabnya dengan baik dan benar Tidak bisa dipungkiri bahwa terdapat
beberapa huruf hijaiyyah yang memiliki kemiripan bunyi. Bahkan bagi
sebagian orang sangat sulit untuk membedakan atau menyebutkan
huruf-huruf hijaiyyah yang memiliki kemiripan bunyi secara tepat. Hal
ini di sampaikan secara langsung dari seorang guru bahasa arab (
Hafsah , S.Ag)

C. Huruf-huruf hijaiyah yang memeiliki kemiripan bunyi

Perbedaanantara bahasa arab dengan bahasa lainnya semisal bahasa

Indonesia terletak pada makhorijul huruf (tempat keluar huruf). Dalam bahasa arab

cara mengucapkan tiap-tiap hurufnya tidaklah sama antara huruf yang satu

dengan huruf yang lainnya, meskipun pada huruf yang bunyinya terdengar mirip.

Ada huruf yang harus dibunyikan melalui tenggorokan, antara ujung lidah dan

ujung gigi, dengan merapatkan bibir dan sebagainya.

Permasalahannya adalah orang Indonesia bukanlah penutur asli bahasa

arab. Sebagai orang yang bukan penutur asli bahasa arab, seseorang sering

terjebak pada kesalahan ketika mengucapkan huruf. Beberapa orang bahkan

sering menyepelekan masalah ini, padahal kesalahan pengucapan huruf pada


45

bahasa arab bisa menyebabkan penyimpangan pada maknanya. Misalnya pada

lafaz adzan ) ِ َ ‫ ( َح َّ َع َل ال َف‬dengan huruf kha ) (artinya adalah marilah menuju

kemenangan. Tapi, apabila kita membaca dengan huruf ( ) ‫ َح َّ َع َل ال َف َ ه‬maka

artinya akan berubah menjadi marilah menuju padang pasir. Kesalahan

pengucapan huruf juga sering terjad ‫ؤ ر الل حة‬ ayat yang seharusnya di

baca

‫ انعلت‬penelitian menemukan bahwa kebanyakan membaca ‫ان لت‬ kesalah yang

seperti ini yang harus diluruskan. Dimana dalam mempelajari bahasa Arab beda

cara membacanya beda pula artinya. Dan kalimat yang seharusnya di baca

katakanlah sering menyamakan dengan kalimat makanlah . Kesalahan-

kesalahan seperti ini inilah yang menyebabkan prolemaika dari pembelajaran

bahasa arab.

D. Problematika pengucapan huruf hijaiyh

1. Kesulitan dalam aspek bunyi. Seperti fonem-fonem bahasa Arab yang

tidak ada bandingannya (persamaannya) dalam bahasa Indonesia

misalnya perbedaan bunyi yang terdapat pada huruf-huruf berikut ini

yakni: ‫ث‬, , ‫ خ‬,‫ ذ‬, ‫ ز‬,‫ ش‬, ‫غ‬, ‫ع‬, , ‫ ض‬, ‫ ص‬, ‫ ط‬, ‫ظ‬.

Kesulitan ini biasanya baru terdeteksi setelah anak memasuki dunia

sekolah untuk beberapa wakrtu.


46

Uraian diatas adalah gambaran tentang materi dan metode pengucapan

huruf dalampembelajaran bahasa arab dalam meningkatkan kemampuan peserta

didik. Meskipun kemampuan peserta didik bervariasi dalam artian ada siswa yang

sudah bisa membedakanhuruf yang hamper mirip penyebutanya, dan ada juga

peserta didik yang belum terlalu memahami.

4. Bentuk problematika pengucan huruf hijiyah dalam siswa MA

Muhammadiyah Mamajang kota Makassar

Problematika adalah unit-unit dan pola-pola yang menunjukkan perbedaan

struktur antar satu bahasa dengan bahasa yang lain. Problema dalam

pembelajaran bahasa Arab merupakan suatu faktor yang bisa menghalangi dan

memperlambat pelaksanaan proses belajar mengajar dalam bidang studi bahasa

Arab.Problema tersebut muncul dari kalangan pengajar (guru) dan peserta didik

itu sendiri.

Pembelajaran bahasa arab bagi non Arab dimulai dari pertama kali pada
abad ke-17, ketika bahasa arab di ajarkan di unuversitas Cambridge inggris.
Sementara di Amerika. Perhatian terhadap bahsa Arab dan pembelajarannya
bahasa arab, ditandai dengan banyak pusat pembelajaran bahasa arab
yang. Ada setiap pusat-pusat pebelajaran bahasa arab ini, dipastikan ada
proyek pengembangan bahasa Arab lengkap dengan tujuan-tujuan khusus,
sejumlah perencanaan dan materi-materinya ( yunus dan Muhammad „ Abd
al- Ra‟uf, 2003:22).

Adapun diantaranya bagian-bagian dari huruf hijaiyah adalah dari „alif‟

sampai dengan huruf

„ya‟. Contoh huruf hijaiyah ada 29 buah yaitu :


47

‫ع‬,‫ظ‬,‫ط‬,‫ض‬,‫ص‬,‫ش‬,‫س‬,‫ز‬,‫ ر‬,‫ذ‬,‫د‬,‫خ‬,‫ح‬,‫ج‬,‫ث‬,‫ت‬,‫ب‬,‫ا‬

‫ي‬,‫ء‬, ‫ه‬,‫و‬,‫ن‬,‫م‬,‫ل‬,‫ك‬,‫ق‬,‫ف‬,‫غ‬,

Bunyi bahasa dilambangkan dengan huruf dan berbagai tanda yang

ditetapkan secara konvensional.

Dalam bahasa Indonesia, bunyi bahasa dilambangkan dengan huruf yang


disebut huruf Alfabet, sedangkan dalam bahasa Arab dilambangkan dengan huruf
hijaiyyah. Abjad bahasa Arab()‫ء‬‫ف ال إِله َمج ُة‬
‫ ُةح ُةر ْسو ُة‬terdiri atas 28 huruf (29 jika hamzah
“‫ ”ء‬dianggap sebagai huruf tersendiri). Tiga huruf diantaraya: ‫واو‬ - waw, ‫ الف‬-
alif, dan ‫ ى‬- ya’, digunakan sebagai vokal panjang (seperti a, i, dan u), sebagai
diftong (bunyi rangkap, seperti ai, au) dan juga sebagai konsonan lemah seperti
k, d, i, dan sebagainya (Abbas, Abdullah: 2004:17).

Tanggapan peserta didik Apakah guru bahasa arab berperan


dalammenerapkan huruf hijiyah dalambahasa arab
No Jawaban respon frekwensi Presentase %

1 Sangat berperan 5 50%

2 Berperan 5 50%

3 Kurang berperan - 0%

4 Tidak berperan - 0%

Jumlah 10 100%

Sumber data: Angket No 1

Pengucapan huruf dalam kalimat merupakan suatu keharusan dalam

pembelajaran bahasa Arab. Mengacu dari hasil tabel di atas terlihat bahwa

peserta didik lebih banyak menyebutkan penerapan huruf yaitu 5 peserta didik
48

dan 5 orang peserta didik mengatakan bahwa guru bahasa Arab sering

menuliskan dandi baca kembali.

Guru bahasa Arab ibu Hafsah, S. Ag memberikan penjelasan tentang

lemahnya penguasaan terhadap perbedaan bunyi huruf dalam kalimat bahasa

arab.
“Peserta didik wajib mengenal huruf hijiyah , baik itu dalam teks bahasa arab
maupun teks yang ada dalam buku ajaran bila dengan cara tersebut tetap
mengalami kesulitan. Hal ini terjadi karena kurangnya minat
dalampembelajaran bahasa arab .”
(Wawancara Selasa, 03 Mei 2016)

Tanggapan responden tentang pelajaran bahasa Arab


No Jawaban Responden Frekuensi Presentase%
1 Sangat suka 5 50%
2 Suka 5 50%
3 Kurang suka - 0%
4 Tidak suka - 0%
Jumlah 10 100%
Sumber data: Angket No.6

Hasil tabel di atas menggambarkan bahwa ada rasa kecintaan peserta didik

terhadap bahasa Arab mengatakan sangat suka terhadap pelajaran bahasa Arab

yaitu 5 atau orang 50% orang sedangkan yang mengatakan mengatakan suka

terhadap pelajaran bahasa Arab 5 orang atau 50%. Sedangkan yang mengatakan

tidak suka atau 0% orang.


49

Belajar bahasa Arab adalah paham akan arti teks bahasa Arab. Di samping

itu sebagian peserta didik baru menjumpai pelajaran bahasa Arab pada saat

mereka masuk di MA A Muhammadiyah Mamajang Makassar. Hal ini disebabkan

sebagian peserta didik berlatar belakang pendidikan SMP.Di samping itu juga

masih banyak peserta didik yang minim dalam penguasaan mufradat.Oleh karena

itu, peserta didik mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat dan belum

memahami kedudukan bahasa Arab.

E. Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru bahasa Arab dalam mengatasi

problematika pengucapan huruf dalam pembelajaran bahasa arab

a. Usaha yang dilakukan oleh guru

Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran yang baik, tidak

selamanya akan berjalan lancar tanpa adanya hambatan-hambatan di

dalamnya. Hambatan-hambatan tersebut bisa datang dari pihak guru yang

mengajar.Oleh karena itu secara moril guru mempunyai peran serta untuk

mengatasi kesulitan-kesulitan dalam belajar yang dihadapi oleh peserta

didik. Guru adalah salah satu unsur di dalam pembelajaran dan secara

langsung berhubungan dengan siswa. Tanpa adanya guru maka kegiatan

pembelajaran tidak akan dapat berjalan. Karena itu pula keberhasilan belajar

peserta didik juga tergantung pada guru. Langkah penting yang harus

dilakukan oleh guru bahasa Arab di Madrasah Aliyah Muhammadiyah

Mamajang Kota Makassar adalah :


50

1. Guru menyarankan agar peserta didik mempunyai kamus bahasa Arab-

Indonesia.

2. Setiap pertemuan guru selalu memberikan teks/kosa kata baru kepada

peserta didik untuk dihafalkan sebagai penambahan kosa kata bahasa

Arab dapat dengan mudah peserta didik mengucapkan huruf dengan baik

dan benar.Penggunaan kamus ketika menerjemahkan dapat membantu

penerjemah dan pengucapan huruf yang hamper sama pengucapannya.

Ada sebuah pernyataan yang berbunyi tidak pernah ada kamus yang

lengkap. Ungkapan ini tidak dimaksudkan untuk menghina menggunakan

kamus, akan tetapi hanya menyatakan bahwa informasi yang ada tersaji

dalam sebuah kamus senantiasa tertinggal dari perkembangan bahasa

yang terjadi di tengah masyarakat. Begitu sebuah kamus telah selesai

disusun, muncul pula istilah-istilah yang baru lagi, karena bahasa itu

bersifat dinamis.

3. Guru memberikan pengajaran qira’at secara cermat dengan menjelaskan

kedudukannya kepada peserta didik secara teoretis dan praktis.

Secara akademis, pengembangan model kaidah dan teknik

pembelajaran ilmu gramatika saat ini sangat diperlukan. Ini

dilatarbelakangi kenyataan bahwa aktivitas pembelajaran nahwu sharf

sampai saat ini hanya menitikberatkan pada perannya memahami teks

semata. Artinya teks atau aturan-aturan baku nahwu itu menjadi objek

pasif dan semata-mata menjadi dalil bagi pembenaran dan mendukung


51

dalam proses membaca, menulis dan berbicara dalam bahasa Arab

tanpa dikaji secara kritis, objektif dan ilmiah agar tidak terlepas dari

konteksnya.

4. Memberikan pengetahuan tentang gambaran sosio kultural bangsa Arab

yang berhubungan dengan materi praktek penggunaan bahasa Arab.


52

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data tentang

problematika pengucapan huruf dalam proses belajar mengajar

bahasa arab di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cabang Mamajang

Kota Makassar, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Pengucapan huruf hijaiyyah memiliki aturan tersediri di dalam

kajian ilmu tajwid. Ilmu tajwid ialah ilmu yang digunakan untuk

mengetahui bagaimana sebenarnya membunyikan huruf-huruf dengan

betul, baik huruf yang berdiri sendiri maupun dalam rangkaian

kata.Perbedaanantara bahasa arab dengan bahasa lainnya semisal

bahasa Indonesia terletak pada makhorijul huruf (tempat keluar huruf).

Dalam bahasa arab cara mengucapkan tiap-tiap hurufnya tidaklah

sama antara huruf yang satu dengan huruf yang lainnya, meskipun

pada huruf yang bunyinya terdengar mirip. Ada huruf yang harus

dibunyikan melalui tenggorokan, antara ujung lidah dan ujung gigi,

dengan merapatkan bibir dan sebagainya.

Permasalahannya adalah orang Indonesia bukanlah penutur

asli bahasa arab. Sebagai orang yang bukan penutur asli bahasa arab,

52
53

seseorang sering terjebak pada kesalahan ketika mengucapkan huruf.

Beberapa orang bahkan

sering menyepelekan masalah ini, padahal kesalahan

pengucapan huruf pada bahasa arab bisa menyebabkan

penyimpangan pada maknanya. Misalnya pada lafaz adzan ‫( َح َّ َع َل‬

) ِ َ ‫ال َف‬dengan huruf kha ) ( artinya adalah marilah menuju

kemenangan. Tapi, apabila kita membaca dengan huruf ( ) ‫َح َّ َع َل‬

‫ال َف َ ه‬ maka artinya akan berubah menjadi marilah menuju padang

pasir.

B. Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan tersebut, penulis memberikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran bahasa arab dibutuhkan pemahaman

terhadap pengucapan huruf, kemampuan yang cukup untuk

memperoleh hasil yang bagus agar sampai kepada peserta didik.

Oleh karena itu, peranan guru sebagai tenaga pengajar dan

pembimbing harus bersinergi dengan peseta didik.

2. Untuk mewujudkan hal yang ingin dicapai bersama, diperlukan

ketekunan dan perhatian yang serius dari semua pihak, terutama

guru yang membidangi bahasa Arab. Diperlukan juga dukungan


54

moril dan materil dari semua pihak demi tercapainya tujuan

bersama. Terkhusus kepada guru bahasa Arab diharapkan lebih

meningkatkan perhatiannya untuk mendidik dan memotivasi

peserta didik.

3. Kepada seluruh pemerhati pendidikan harus senantiasa berupaya

untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya dalam

pembelajaran bahasa Arab.


DAFTAR PUSTAKA

Alquranil Karim
Ahmad izzan, 2011. Matodologi Pembelajaran Bahasa Arab,cet-2
Ahmad syafruddin. 2004. Mendidik Anak Membaca, Menulis,dan Mencintai
Alquran . Cet-3, Jakarta Gemalsani Press
Ahmad Hams Madyan, 2002. Peta Pembelajaran Alquran, Cet. Ke-3
Surabaya: Pustaka Bina Ilmu
Anselm, dkk, 1997. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif (prosedur, theknik dan
teori gronded). Jakarta: PT Bina Ilmu.
Asy‟ari, abdullah, 1987. Pelajaran Tajwid Surabaya Apolo.
Departemen Agama RI, 2012. Alquran dan Terjemahnya, Semarang: PT
Karya Toha Putra
Edy winarno St, M. Eng “Pemerograman Web Berbasis HTML, PHP dan Java
Script”. Semarang: Graha
E. St. Harahap, 2007, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet, Ke-1, Jakarta
Balai Pustaka
Kamus Besar Bahasa iIndonesia 2009. Jakarta PT. Media Pustaka Phoenix
M. Khalirurahman Al Mahfani, 2008. Jus’ Amma Tajwid Berwarna Dan
Terjemahannya, Jakarta: Wahyu Media
Martinet, andre. 1987. Ilmu bahasa: Pengantar. Terj. Rahayu Hidaayat
Yogyakarta: Penerbit Kansius.
Moh. Wahyudin, 2008. Ilmu plus, cet-2. Surabaya: PT Halim Jaya
Nadwi, Abdullah Abbas. 1995. Belajar Mudah Bahsa Alquran. Ter. Tim
Redaksi Penerbit mizan. Bandung. Penerbit Mizan
Zulhanan. 20005. Metode Pembelajaran Bahsa Arab. Bandar Lampung an-
nur
Diyan Nofita Salamah (2005) “Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Bahasa.

Arab Diyan Nofita Salamah (2005) “Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Bahasa
Kamus besar Bahasa Indonesia (mata pencaharian, profesinya) mengajar
(Depdikbud, 1993: 288).

Ruswanto (2003) “Problematika Menulis Arab (Imla) kelas I MTs

Ma’arif NU I Kembaran Banyumas Tahun Ajaran 2002-2003”


.
Diyan Nofita Salamah (2005) “Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Bahasa
Arab Bagi Siswa MAN Purwokerto I”.

Laela Maulida (2006) “Problematika Membaca dan Menulis Teks


Bahasa Arab Bagi Siswa kelas VII MTs Al-Ittihadiyah Kalijurang,
Tonjong Brebes”.
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Afriati lahir pada hari Rabu tangggal 20 mei 1993

tepatnya di Desa kananga Kecematan Bolo

Kabupaten Bima, anak pertama dari dua

bersaudara yang merupakan buah kasih dari

pasangan H.A. aziz dan Mariamah

Penulis memasuki jenjang pendidikan di SDN

Inpres Leu (sekarang SDN inpres leu) pada tahun 1997 dan tamat pada

tahun 2006. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan pada

SMPN 1 Bolo [SSN] Sekolah Standar Nasional, dan tamat pada tahun 2009.

Pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan pada MAN 3 BIMA dan sekarang

menjadi MAN 1 Bima dan tamat pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis

terdaftar di salah satu Perguruan Tinggi di Makassar yaitu Universitas

Muhammadiyah Makassar Alauddin Makassar pada Jurusan Pendidikan

Bahasa Arab Fakultas Agama Islam. Penulis menamatkan pendidikan Strata

Satu (S1) ini tahun 2016 dengan gelar S.Pd.I.

Anda mungkin juga menyukai