Metode Perumpamaan
Metode Perumpamaan
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah TAFSIR TARBAWY pada
Oleh :
Kelompok 14
Yuhaidil Sundu
Nim. 880042022017
FAKULTAS TARBIYAH
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya
kepada kita semua yang berupa ilmu Dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula kita dapat
menyelesaikan makalah tentang “Metode perumpamaan/ contoh-contoh dalam al-quran” yang
Insyaa Allah tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas tanpa adanya
bimbingan serta bantuan dari dosen. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen pembimbing mata kuliah Tafsir
Tarbawy.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Akhirnya, kritik,
saran dan masukan yang membangun penulis kearah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua Aamiin.
Penyusun
Kelompok XIIII
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 2
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan 7
B. Saran 7
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama islam telah memberikan pengajaran kepada manusia untuk terus berbuat kebaikan
dan menjauhi perbuatan buruk . salah satunya mendidik umat islam untuk selalu senantiasa
berkata yang baik dan penuh hikmah, mengandung kalimat yang berfaedah bagi kehidupan
dirinya dan orang lain. Sering kali dari gaya atau bicara seseorang dapat mencerminkan
kepribadiannya, serta watak tak terkecuali dalam hal adab dan perilaku sopan santunnya. Disisi
lain, setiap muslim justru dituntut untuk menghindari ucapan-ucapan kotor yang dapat
memancing amarah, rasa sakit hati serta konflik baik lahir maupun batin. Begitu pula dengan
ucapan-ucapan yang baik yang kita sampaikan kepada orang lain, akan melahirkan kecintaan
sesame umat manusia pada umumnya dan memperkuat ukhuwah islamiyah khususnya, sehingga
menjadikan ketentraman dan kedamaian serta memperkuat keimanan.
Maka Al-Qur’an telah jauh membicarakan tentang perilaku yang telah disebutkan diatas
namun terkadang tidak semua manusia dapat memahami itu. Di dalam menyampaikan ajarannya
Al-Qur’an menggunakan berbagai metode, karena metode mempunyai kedudukan yang sangat
penting untuk mencapai tujuan, dan metode dapat menjelaskan berbagai inti yang terdapat dalam
Al-Qur’an dan hadis, agar dapat dipahami manusia salah satu metode yang digunakan adalah
metode Amthal atau perumpamaan.
Amthal Qur’an berisi pesan-pesan Al-Qur’an yang disajikan dengan menggunakan
perumpamaan-perumpaman yang mana dilakukan dengan mengumpamakan hal-hal yang samar-
samar atau abstrak dengan hal-hal yang jelas dan kongkrit. Dengan Amthal pesan-pesan yang
disampaikan dial-qur’an itu lebih mudah dipahami, atau dengan kata lain Al-Qur’an
menggunakan perumpamaan sebagai salah satu metode dalam menyampaikan pesan. Maka
dengan perumpamaan itulah, dapat menggugah hati manusia untuk lebih merenungi makna yang
terkandung didalamnya. Karena setiap perumpamaan yang disampaikan Al-qur’an adalah
sebagai bentuk pelajaran yang ditujukan kepada hamba-Nya, meskipun terkadang kemampuan
manusia tentu berbeda-beda dalam meresapi makna dari perumpamaan yang ada.
iv
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ayat dan terjemah QS. Ibrahim (14) ayat 24-25?
2. Bagaimana mufradat QS. Ibrahim (14) ayat 24-25?
3. Bagaimana Tafsir QS. Ibrahim (14) ayat 24-25?
4. Bagaimana aspek pendidikan QS. Ibrahim (14) ayat 24-25?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui ayat dan terjemah QS. Ibrahim (14) ayat 24-25
2. Untuk mengetahui mufradat QS. Ibrahim (14) ayat 24-25
3. Untuk mengetahui Tafsir QS. Ibrahim (14) ayat 24-25
4. Untuk mengetahui QS. Ibrahim (14) ayat 24-25
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
َاَلْم َتَر َك ْيَف َضَرَب ُهّٰللا َم َثاًل َك ِلَم ًة َطِّيَبًة َك َش َج َرٍة َطِّيَبٍة َاْص ُلَها َثاِبٌت َّو َفْر ُع َها ِفى الَّس َم ۤا ِۙء
Dengan ayat itu Allah mengumpamakan perkara maknawi dengan perkara indrawi agar
kesannya lebih menyentuh jiwa dan lebih sempurna bagi orang yang berakal. Al-Qur’an penuh
dengan kata-kata tersebut, sering disusul dengan perumpamaan agar kesannya menyentuh jiwa
dan terpatri didalam dada (hati). Menurut Hamka dalam tafsir al-Azhar bahwa kalimat yang baik
adalah laksana pohon kayu yang baik, berurat tunggang yang teguh terhunjam ke petala bumi
dan bercabang, berdahan yang kuat menengadah ke langit. Apakah kalimat yang baik itu? Itulah
dia kalimat islam, dari sana dimulai islam, dari sana pokok dan sumbernya. Yaitu kalimat tauhid
( )ال اله اال هللا.
Allah Swt mengumpamakan kalimat iman dengan sebuah pohon yang akarnya tetap
kokoh di dalam tanah dan cabang-cabangnya menjulang tinggi ke udara, sedangkan pohon itu
berbuah pada setiap musim. Hal ini disebabkan apabila hidayah telah bersemayam di dalam
suatu kalbu, maka akan melimpah kepada yang lain dan memenuhi banyak kalbu, seakan sebuah
pohon yang berbuah pada setiap musim. Karena buahnya tidak pernah terputus. Setiap kalbu
menerima dari kalbu serupa dan mengambil dengan cepat, lebih cepat daripada kobaran api pada
kayu bakar yang kering atau aliran listrik pada logam atau cahaya.
Menurut Al-Qur’an dan tafsirnya perumpamaan yang disebutkan dalam ayat ini adalah
perumpamaan mengenai kata-kata ucapan yang baik, mislnya kata-kata yang mengandung
ajarah tauhid, seperti ال اله اال هللاatau kata-kata lain yang mengajak manusia kepada kebajikan dan
mencegah mereka dari kemngkaran. Kata-kata semacam itu diumpamakan sebagai pohon yang
baik, akarnya teguh menghunjam ke bumi.
Agama Islam mengajarkankepada manusia agar membiasakan diri menggunakan ucapan
yang baik, yang berfaedah bagi dirinya, dan bermanfaat bagi orrang lain. Ucapan seseorang
menunjukkan watak dan kepribadiannya serta adab dan sopan santunnya. Sebaliknya, setiap
muslim harus menjauhi ucapan dan kata-kata yang jorok, yang dapat menimbulkan rasa jijik bagi
yang mendengarnya.
5
ُتْؤ ِتْٓي ُاُك َلَها ُك َّل ِحْيٍن ۢ ِبِاْذ ِن َر ِّبَهۗا َو َيْض ِر ُب ُهّٰللا اَاْلْم َثاَل ِللَّناِس َلَعَّلُهْم َيَتَذ َّك ُرْو َن
maka oleh karena baik pupuknya, baik pemeliharaannya, subur tanah tempatnya tumbuh
dan selalu dapat menghisap udara dan tidak ada yang menghambat buat mengambil cahaya
matahari, dengan sendirinya dia terus menghasilkan buah, tidak menghitung musim, di musim
panas, di musim hujan, di musim rontok atau musim semi, dia tetap menghasilkan buah. Itulah
yang dinamakan Kalimat Tauhid, sebab hanya satu. Itulah kalimat yang dinamai kalimat ikhlas
yakni jujur hati, jujur jiwa, hanya dihadapan kepada-Nya saja. Itulah yang dinamai kalimat islam
menyerah sepenuh hati dengan ridha, hanya kepada-Nya, tidak kepada yang lain. Kemudian
diberi perumpamaan yang indah ini supaya manusia tetap ingat, agar bibit pohon itu yang telah
ada dalam jiwa dan akal kits, sejak kita dilahirkan ke dunia jangan sampai layu. Biar dia tumbuh
dengan suburnya. Pemeliharaan itulah yang dalam bahasa arab disebut Taqwa.
Pohon iman selalu menghasilkan buah yang baik dan bagi orang-orang beriman taka da
musim gugur maupun musim dingin. Ayat diatas mengatakan “(pohon yang baik itu)
menghasilkan buahnya pada setiap musim dengan seizing Tuannya”. Penggunaan kiasan,
perumpamaan dan ibarat merupakan metode Al-Qur’an untuk menarik perhatian sekaligus
mengingatkan manusia. Ayat di atas selanjutnya mengatakan “Dan Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan untuk manusi supaya mereka selalu ingat.”
Oleh karena itu segala yang ada di dunia ini bersifat fana, kecuali Allah dan keimanan
kepadanya. Dan apapun yang fana tak akan mampu menghasilkan buah untuk selama- lamanya.
Akan tetapi apa saja yang bersifat ilahi pasti bersifat kekal.
6
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam QS. Ibrahim ayat 24-25 ini mengartikan perumpamaan yang diajarkan oleh
pendidik agar mampu peserta didiknya untuk memehami dan mengetahui apa yang diajarkan
oleh pendidik atau guru tersebut. Adapun yang dimaksud kalimat yang baik ialah ucapan
“Lailaha Illallah”. Dan bahwa orang mukmin diumpamakan sebagai pohon yang baik, yang
selalu tidak terputus amalnya pada waktu pagi, sore ataupun malam.
Dijelaskan juga bahwa pendidik menggunakan metode pendidikan perumpamaan agar
supaya membuat peserta didik lebih mudah mengingat dan mengambil pelajaran dari
perumpamaan-perumpamaan tersebut. Dengan memberikan perumpamaan pada peserta didik itu
dapat memberikan kesan yang lebih mendalam pada peserta didik.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna
peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
7
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya 2010. Lentera Abadi, Jakarta.