TINJAUAN PUSTAKA
Pada penulisan subbab ini akan menjelaskan mengenai beberapa penelitian terdahulu
yang masih relevan terhadap penelitian yang diambil dan kemudian akan dilihat sisi mana
yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang telah ada serta hasil dari penelitian
Pariwisata 4.0 Melalui Kompetitif Multimedia Di Era Digital” yang ditulis oleh Isdarmanto,
Christantinus, Hari Sunarto dan Anthony menidentifikasikan tentang seberapa besar suatu
tingkat kecerdasan masyarakat melalui system pemberdayaan social untuk menjaga seta
mengelola aset pariwisata kota dengan branding “Yogya Istimewa” dapat tersebar luas serta
bisa menggodok perekonomian masyarat Yogya.. Dalam penelitian ini juga penulis
penting untuk mendukung City Branding dalam strategi pengembangan pemasaran. Selain itu
berjalan begitu pesat apabila menggunakan peran jejaring multimedia digital untuk
mendukung strategi branding pariwisata “Pesona Indonesia” dalam pemasaran sebagai suatu
Positioning di era digital. Peranan sumber daya manusia adalah hal yang utama untuk
menciptakan inovasi baru yang bisa mendukung City Branding “Yogya Istimewa” sebagai
media pemasaran pariwisata. Masyarakat setempat yang dalam hal ini ialah pelaku pariwisata
local harus turut berpartisipasi aktif untuk mendukung branding pariwisata global. City
48
Branding bukan hanya slogan, tetapi juga harus dilengkapi dengan berbagai manajemen yang
kompleks agar lebih bersifat professional dan membutuhkan sosialisasi nyata dari seluruh
elemen masyarakat1.
Kebijakan untuk Pembuat Kebijakan” yang ditulis oleh Hendrie Adjie Kusworo dan Damanik
menjelaskan secara umum sumber daya manusia yang berada pada sector pariwisata nasional
maupun local masih terdapat banyak kelemahan. Hal ini dibuktikan dengan Sebagian besar
sumber daya manusia yang ada di lingkungan entitas birokrasi pariwisata daerah masih
banyak terdapat kualifikasi Pendidikan dan latar belakang yang rendah untuk melakukan
daya manusia pariwisata yang ada didaerah masih menggunakan sistem rekrutmen dan karir
pejabat yang bergantung pada pangkat dan golongan serta loyalitas pada atasan yang
relevansinya dengan kemampuan pegawai bisa dikatakan kurang memadai. Penelitian ini
mengungkapkan bahwa hanya sebesar 28% dari 196 Dinas Pariwisata Daerah
Kabupaten/Kota yang memiliki kapasitas kemampuan yang tinggi dan sekitar 49%
kemampuan sumber daya manusia berada pada level menengah, kemudian sisanya sebesar
23% kemampuan sumber daya manusia yang ada berelevel rendah. Artinya apabila standar
kemampuan yang tinggi ini digunakan untuk syarat konstitusional birokrasi kepariwisataan
serta menjadi syarat suksesnya penyelenggaraan Good Governance, maka dapat terlihat
bahwasannya objektivitas birokrasi pariwisata masih jauh dari kesiapan yang dibutuhkan 2.
Pariwisata di Desa Wisata Cikolelet Serang Banten” yang ditulis oleh Fifi Nofiyanti, Sri
1
Isdarmanto, I. (2020). Strategi Branding Pengembangan Industri Pariwisata 4.0 melalui Kompetitif Multimedia
di Era Digital. Journal of Tourism and Creativity, 4(1), 1-20.
2
Kusworo, H. A., & Damanik, J. (2019). Pengembangan SDM pariwisata daerah: Agenda kebijakan untuk
pembuat kebijakan. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , 6(1), 105-120.
49
Sulartiningrum dan Rina Fitriana. Penelitian ini menjelaskan tentang pelatihan peningkatan
kualitas sumber daya manusia bidang pariwisata di Desa Cikolelet Serang Banten perlu
ditingkatkan dan diberi pengetahuan untuk kualitas kematangan sumber daya manusia. Hal
ini didasarkan pada kualitas sumber daya manusia yang masih kurang pengalaman,
pengetahuan, dan rasa percaya diri untuk membangun desanya. Peningkatan kualitas sumber
daya manusia ditinjau dengan mengkaji dan memberikan sekumpulan informasi terkait
industry kreatif, penginapan dan prosedur pelayanan yang baik. Dalam penelitian ini, usaha
yang dilakukan untuk pengkatan kualitas sumber daya manusia di Desa Wisata Cikolelet
menjadi focus dan perhatian pecapaian kepala desa beserta dengan tim abdimas. Dengan
adanya penyuluhan serta pelatihan yang telah dilakukan, terdapat banyak perubahan dari
produk industry kreatif yang dikemas menarik, prosedur pelayanan yang baik kepada
Kabupaten Badung” ditulis oleh Sihombing Urkanus dalam jurnal pemerintahan urusan
dalam negeri. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan strategi pemulihan ekonomi melalui
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan visi Bupati dan Wakil
melalui Pembangunan berdasarkan Tri Hita Karana. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan studi kasus pada program pengembangan kompetensi pada Badan
sumber daya manusia yang dikelola oleh lembaga pelatihan profesional untuk menghasilkan
3
Nofiyanti, F., Sulartiningrum, S., & Fitriana, R. (2018). Pelatihan Peningkatan Kualitas SDM Bidang
Pariwisata di Desa Wisata Cikolelet Serang Banten. Jurnal SOLMA, 7(2), 176-181.
50
sumber daya manusia yang handal dan berdaya saing serta siap memenuhi kebutuhan dunia
usaha pariwisata di daerah Badung dan luar daerah dalam pemenuhan standar pariwisata
pengelolaan pengembangan kompetensi sumber daya manusia mencapai hasil yang optimal,
perpaduan antara online dengan tatap muka/praktik (blended learning). Komitmen dan
kepemimpinan inovatif dari Bupati dan Wakil Bupati Badung yang dipadukan dengan
Kinerja Karyawan” yang ditulis oleh Rita Widjaja dan Eddy Supriyatna MZ melihat bahwa
pelatihan dan komunikasi organisasi secara parsial sangat berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan. Pengembangan sumber daya manusia yang memiliki bentuk keunggulan
kompetitif merupakan salah satu ciri sumber daya manusia yang berkinerja cukup baik.
Sumber daya manusia merupakan factor yang paling penting dalam suatu organisasi karna
sumber daya inilah yang bisa mencapai visi dan dalam pelaksanaannya misi organisasi
tentunya dikelola oleh manusia. Hal yang paling bersinggungan dengan pengelolaan
kemampuan sumber daya manusia ialah pelatihan, disiplin kerja dan juga komunikasi dalam
organisasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 159 karyawan pada PT
Asuransi Mega Utama. PT Asuransi Mega Utama memiliki beberapa permasalahan yang
berkaitan dengan kinerja karyawan. Hal ini terlihat dari menururnyya hasil penjualan pada
empat tahun terakhir sehingga tidak mencapai target yang sudah ditentukan perusahaan.
Penelitian ini menunjukan bahwasannya permasalahan yang ada pada perusahaan tersebut
4
Sihombing, U. (2021). Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia Berstandar Pariwisata Internasional
untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Badung. Jurnal Bina Praja: Journal of Home Affairs
Governance, 13(3), 459-470.
51
masih kurangnya pengelolaan kemampuas sumber daya manusia melalui pelatihan,
Berdasarkan tinjauan pustaka dari penelitian terdahulu yang telah dijelaskan diatas
terdapat suatu persamaan dan perbedaan yang akan diambil dalam penelitian ini. Persamaan
penelitian ini dengan beberapa penelitian yang ada diatas terletak pada konsep
pengembangan sumber daya manusia yang melihat sumber daya manusia sebagai elemen
sumber daya manusia menjadi factor kunci terhadap tercapai tujuan serta visi dan misi suatu
organisasi ataupun perusahaan. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang
ada diatas terletak pada instrumen kepentingan ataupun urgensitas organisasi ataupun
perusahaan. Penelitian ini melihat pentingnya pengelolaan sumber daya manusia pada
instansi Kementerian Pariwisata dan Badan Ekonomi Kreatif karena kurangnya keterampilan
pegawai kementerian dalam mengoperasikan platform digital agar bisa bersaing dengan
platform swasta sebagai penyedia layanan informasi terhadap perjalanan destinasi wisata
maupun sebagai media promosi pariwisata nasional baik dalam maupun luar negeri. Maka
dari itu, penelitian ini berfokus pada program “wonderful Indonesia digital tourism” yang
telah dibuat oleh Instansi Kementerian Pariwisata dan Badan Ekonomi Kreatif untuk
melakukan pelatihan, Pendidikan serta menciptakan pegawai baru yang siap dibidang digital
mewujudkan organisasi yang bergerak pada visi, misi dan tugas pokok organisasi.
Sumber daya manusia yang dikelola dengan apik menjadi suatu runtutan penentu
5
Widjaja, R., & Supriyatna, E. (2020). Pengaruh Strategi Pengembangan SDM Terhadap Kinerja
Karyawan. Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan, 4(2), 63-68.
52
efektifitas organisasi tersebut demi mencapai visi dan misi serta tujuan yang telah
kebutuhan akan dukungan kapasitas sumber daya manusia, perlu adanya perencanaan
melalui runtutan Analisa yang berpatok pada peraturan atau regulasi sebagai pedoman
melalui upaya yang sinergis dengan banyak pihak dan juga harus memfasilitasi pelatihan
serta Pendidikan yang memadai. Selain itu juga, kinerja dan manajemen sumber daya
berbasis kepada kompetensi. Secara umum dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya
manusia bisa dilakukan dengan menggunakan beberapa tahap yaitu tahap perencanaan,
tata Kelola sumber daya manusia. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tata Kelola
sumber daya manusia pemerintahan dapat diklasifikasikan menjadi dua factor yaitu factor
internal dan factor eksternal. Pada factor internal mencakup tentang misi dan tujuan
organisasi, strategi pencapaian tujuan serta jenis teknologi yang digunakan. Sedangkan
6
Nahruddin, Z. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi tata kelola SDM pemerintahan.
7
Handoko, T. H. (2005). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: B.P.F.E. UGM.
53
Penjelasan dari factor-faktor diatas yang mempengaruhi tata Kelola sumber
daya manusia pemerintahan bisa menjadi rujukan ide atau gagasan yang bisa
dikembangkan dalam suatu bentuk program kerja seperti peningkatan kapasitas sumber
daya manusia, pengembangan sumber daya manusia melalui reformasi birokrasi, sistem
dimensi yang dinamis dan unik dibangkan dengan mengelola resources yang lain.
Manusia memiliki sifat, karakter, emosi dan motivasi yang berbeda-beda sehingga sangat
membutuhkan manajemen taua penanganan yang berbeda pula untuk setiap individunya 8.
Sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting pada setiap organisasi di
instansi pemerintahan dimana manusia itu menjadi penggerak serta penfelola sumber
daya lainnya. Oleh karena itu juga, salah satu tanggung jawab organisasi ialah menata,
menyeimbangkan tuntutan organisasi dan kebutuhan aparatur atas aparatur itu sendiri
sehingga terwujudlah peningkatan kinerja dan eksistensi organisasi yang ada. Menurut
Notoadmojo (2003), tujuan utama dari adanya manajemen kepegawaian ialah untuk
dalam rangka untuk mencapai produktivitas kinerja organisasi tersebut 9. Penjabaran dari
8
Downey, David dan Stephen P. Erickson, 1992, Manajemen Agribisnis. Rajawali Press, Jakarta.
9
Notoatmodjo, Soekidjo., 2003, Pengembangan Sumberdaya Manusia,Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
54
Untuk bertanggung jawab secara sosialdalam hal tantangan-tantangan dan kebutuhan
yang timbul dari masyarakat. Suatu organisasi yang berada dilingkungan masyarakat
diharapkan mampu membawa keuntungan serta manfaat bagi masyarakat. Maka dari
itu suatu organisasi mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mengelola sember
Untuk mengenal bahwa manajemen sumber daya manusia itu ada serta perlu untuk
Manajemen sumber daya manusia bukanlah suatu tujuan dan suatu proses, melainkan
suatu perangkat atau alat untuk membantu tercapainya suatu tujuan organisasi secara
keseluruhan. Oleh karena itu, suatu bagian atau unit manajemen sumber daya manusia
yang ada dalam organisasi diadakan untuk melayani bagian atau unit lain organisasi
tersebut.
Untuk memelihara kumpulan kontribusi bagian-bagian lain agar sumber daya manusia
yang ada dalam tiap bagian dapat melaksanakan tugasnya secara maksimal. Dengan
kata lain setiap sumber daya manusia dalam organisasi itu bisa menjalankan
Untuk membantu karyawan dalam mecapat suatu tujuan pribadinya serta untuk
(rewarding) dan ini merupakan suatu motivasi dan pemeliharaan terhadap pegawai
itu.
55
dirasakan dan disampaikan oleh masyarakat terhadap pelayanan public yang dijalankan
oleh pemerintah selama ini dan juga masih banyaknya ditemukan kasus-kasus
penyelahgunaan kekuasaan atau wewenang seperti korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Hal lain juga dapat dilihat dari banyaknya penempatan aparatur pemerintahan yang tidak
Faktor lain yang juga menjadi pendorong agar dilakukannya penataan ulang
terhadap manajemen sumber daya manusia aparatur ialah tingkat kesejahteraan aparatur
memotivasi kerja aparatur pemerintahan dirasa kurang begitu maksimal. Kondisi ini juga
membuka peluang bagi aparatur pemerintahan yang mendorong mereka untuk memanfaat
wewenang serta jabatannya dalam melakukan berbagai Tindakan negative seperti KKN
masih belum mampu untuk mengimbangi perkembangan zaman, sehingga pola kerja
yang dilakukan oleh apartur pemerintahan Sebagian masih bersifat konvensional atau
dalam kata lain ialah ketertinggalan zaman. Akibatnya optimalisasi kerja seperti
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kerja aparatur masih belum dapat direalisasikan
menjalan fungsi pelayan public dikatakan melambat bukan tanpa alasan. Semakin
bahwasannya sumber daya manusia yang ada perlu untuk diberikan pelatihan dan
56
Meskipun demikian, saat ini pengelolaan sumber daya manusia dan kinerja
dari aparatur pemerintahan terus melakukan pembenahan secara mendalam dan bertahap
No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yaitu keseluruhan upaya yang
pemberhentian.
Saat ini pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota sedang melakukan best
pengelolaan sumber daya manusia paratur. Arah dari manajemen aparatur yang
dilaksanakan mengambil intisari ataupun amanat yang tertuang dalam UU No. 43 Tahun
dan diatur dalam pasal 7, 12 dan 17 UU No. 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok
kepegawaian.
2. System penggajian yang layak dan adil akan menjadi pendorong maksimalnya kinerja
pegawaiya yang juga harus memperhatikan beban kerja dan tanggung jawab.
kepegawaian sebagaimana yang telah diatur dalam UU No. 43 Tahun 1999 pasal 25
sehingga dalam pelaksaan konsep otonomi daerah, manajemen pada aparatur sipil
10
UU No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
57
negaratidak terkotak-kotak, sehingga tidak menyulitkan karir pegawai daerah dan
mutasi pegawai. Dengan demikian, pengembangan karir pegawai ini tidak hanya
terbatas pada tingkat kabupaten/kota dan daerah tetapi juga di tataran pusat.
4. Dapat mendorong netralitas aparatur dari banyaknya pengaruh golongan dan unsur
partai politik serta tidak bersifat diskriminatif dalam menjalankan fungsi pelayanan
pelatihan dan Pendidikan jabatan aparatur yang bertujuan untuk meningkatkan mutu,
kerja agar pelaksanaan pelayanan public dapat berjalan sesuai aturan dan optimal.
aparatur berbasis IT. Dengan adanya kemajuan ini, pemerintah dapat menyediakan berbagai
bentuk layanan informasi dan kebutuhan data kepegawaian secara Real Time kapan pun
dibutuhkan. Pemerintah pusat sudah menerapkan Single Identity Number (SIN) dan Kartu
Pegawai Elektronik (KPE) bagi seluruh pegawai pemerintahan untuk mendukung efektivitas
dan efisiensi system kepegawaian. System informasi kepegawaian yang berbasis IT dapat
memudahkan pengamatan dan penyebaran terhadap kondisi kepagawaian secara utuh dan
dinamis sehingga berbagai Langkah kebijakan pada bidang kepegawaian akan lebih mudah
untuk dirumuskan.
aparatur akan berdampak terhadap jalannya birokrasi yang efektif dan efisien sehingga apa
yang dicita-citakan dalam mwujudkan tata Kelola pemerintahan yang baik bukan hanya
sekedar program tertulis dan mengusang. Thoha (2005) mengatakan bahwa upaya untuk
58
melakukan penataan ulang merupakan suatu kebutuhan yang begitu mendesak untuk melihat
seberapa jauh aparatur pemerintahan ini bisa melaksanakan program kerja yang sesuai
dengan tata Kelola pemerintahan yang baik. Sehingga pelayanan public yang diberikan
sangat menginginkan setiap waktu memiliki sumber daya manusia yang berkualitas
merelisasikan visi dan misi untuk mencapai tujuan jangan Panjang dan pendek. Hal
ini berguna untuk mencapai tujuan manajemen sumber daya manusia yang telah
dikemukakan, maka dari itu sumber daya manusia harus dipelihara dan dikembangkan
agar dapat menjalankan fungsi organisasi secara seimbang. Kegiatan sumber daya
manusia merupakan bagian dari proses manajemen sumber daya manusia yang paling
sentral dan merupakan bagian dari rangkaian demi mencapai tujuan organisasi
maupun perusahaan . kegiatan tersebut juga akan berjalan baik apabila memanfaatkan
fungsi-fungsi manajemen.
berupa keterlibatan mereka dalam sebuah perencanaan, sistem, tujuan dan proses yang
ingin dicapai oleh organisasi maupun perusahaan. Dalam manajemen sumber daya
11
Thoha, Miftah, 2005, Manajemen kepegawaian sipil di Indonesia, Prenada Media, Jakarta.
59
manusia ada tiga aspek penting yang perlu diperhatikan untuk mempersiapkan
kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dengan tahapannya sebagai berikut 12:
1) Recruitmen (Pengadaan)
suatu proses mengisi formasi kerjaan yang kosong mulai daeri perencanaan,
karena pengadaan merupakan salah satu upaya dari pemanfaatan tenaga kerja.
upaya untuk menemukan calon pegawai baru baik dari dalam maupun luar
bersifat terbuka yang didasarkan pada standar dan mutu yang sifatnya bisa
diukur. Pada seleksi karyawan baru maupun perpindahan jabatan baik melalui
serta sikap pekerja. Pada tahap pemanfaatan sumber daya manusia ini sangat
memegang peranan yang urgent dan merupakan tugas pokok dari seorang
pimpinan. Suatu hal yang penting lagi disini ialah memanfaatkan sumber daya
manusia atau pekerja secara efisien serta menfaatkan tenaga kerja secara
12
Uyun, N. (2021). Manajemen sumber daya manusia.
60
memrhitungkan dan mempertimbangkan batas-batas pemnfaatan sumber daya
2) Maintenance (Pemeliharaan)
membuat karyawan maupun tenaga kerja yang ada betah den bertahan dalam
organisasi seta dapat bekerja secara optimal. Sumber daya manusia yang tidak
wajar, dapat mendorong tenaga kerja tersebut keluar dari organisasi maupun
manusianya.
paling utama manusia mempunyai harga diri. Hal-hal tersebut diatas harus
memberikan system penghargaan baik itu berupa gaji, tunjangan serta hal
dan lain-lain. Hal lain juga dapat berupa kesempatan untuk mendapatkan
61
pelatihan dan Pendidikan. Pemeliharaan sumber daya manusia dengan system
3) Development (Pengembangan)
workshop, reward atau penghargaan serta fasilitas untk karyawan baik itu
secara materil maupun non materil. Pada tahap pengembangan, perlu adanya
ini merupakan salah satu lagkah dari upaya organisasi maupun perusahaan
yang berguna sebagai pengebangan soff skill dan hard skill pegawai.
dan keterampilan karyawan yang sudah menduduki suatu jabatan atau tugas
tertentu. Untuk pelatihan dan Pendidikan ini, Langkah awal yang perlu
62
1) Analisis organisasi, yaitu untuk menjawan suatu pertanyaan tentang
karyawannya.
Hasil dari analisis tiga aspek diatas dapat memberikan gambaran yang jelas
aktifitas organisasi dari waktu ke waktu selalu timbul permasalahan. Untuk mengatasi
masalah tersebut ada beberapa pendekatan yang sesuai dengan zamannya. Yang
dimaksudnkan disini ialah pendekatan yang lebih akhir atau lebih baru jika ditinjau
dari segi waktunya. Namun sekarang bisa kita lihat pada beberapa organisasi maupun
perusahaan masih banyak pimpinan yang masih menggunakan pendekatan lama untuk
mengatasi permasalahan yang ada. Ada tiga pendekatan yang bisa digunakan untuk
industry dengan menggunakan alat dan mesin untuk membawa kemajuan yang
13
Hariandja, M. T. E. (2002). Manajemen sumber daya manusia. Grasindo.
63
sangat pesat dalam efisiensi kerja. Dalam pendekatan mekanis, apabila timbul
permasalahan yang berhubungan dengan tenaga kerja, maka unsur manusia yang
ada akan disamakan dengan factor produksi lain sehingga pimpinan organisasi
sehingga biaya produksi juga otomatis rendah. Pandangan dari pendekatan ini
yang dalam artian faktor produksi. Dapat disimpulkan bahwasannya ada beberapa
optimal bagi pemberi kerja ataupun pimpinan. Pendekatan ini banyak diterapkan
ialah pelindung terhadap karyawan sehingga apapun usaha yang dilakukan oleh
pemimpin organisasi atau perusahaan agar karyawan tidak meminta bantuan dari
pihak lain dapat diminimalisir. Atau diatasi. Pendekatan ini mulai hilang pada
64
daya manusia, banyak dari pimpinan perusahaan ataupun organisasi mulai
bermanuver pada pendekatan lain yaitu melakukan pendekatan system social yang
masalah selalu diusahakan sebaik mungkin dengan resiko yang paling kecil baik
itu bagi pihak tenaga kerja maupun pimpinan organisasi atau pemberi kerja.
Dalam suatu organisasi, hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah
sumber daya manusia yang menjadi komponen pendukung utama demi mencapai
tujuan organisasi. Sumber daya manusia menempati posisi utama dalam organisasi,
maka dari itu sumber daya manusia harus digerakkan secara efektif dan efisien
sehingga mempunyai tingkat hasil daya guna yang tinggi. Manajemen sumber daya
manusia adalah runtutan strategis, aktifitas dan proses yang didesain untuk menunjang
untuk menentukan aspek sumber daya manusia atau manusia dalam posisi manajemen
dan penghargaan kepada sumber daya manusia yang dilatih14. Selain itu juga sumber
14
Muspawi, M. (2017). Urgensi Analisis Pekerjaan Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
Organisasi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 17(3), 196-204.
65
kompensasi, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja yang dimaksudkan untuk
Sektor pariwisata baru-baru ini telah menjadi bidang yang sangat potensial
dunia. Pada banyak negara, proses pengembangan dan perencanaan sector pariwisata
tidak sering menjadi skala prioritas kerja pemerintahan atau bisa dikatakan menjadi
yang benar dan efektif acapkali mendapat perhatian yang kurang dalam beberapa
kasus ataupun masalah kepariwisataan, dan bahkan sama sekali diabaikan. Hal ini
kepariwisataan15.
(Employment). Peran sumber daya manusia sebagai pekerja dapat berupa sumber daya
pengusaha yang berperan dalam menentukan kepuasan dan kualitas para pekerja. Para
pakar dan professional yang turut berperan dalam mengamati, mengendalikan dan
15
Setiawan, R. I. (2016). Pengembangan sumber daya manusia di bidang pariwisata: perspektif potensi wisata
daerah berkembang. Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) , 1(1), 23-35.
66
meningkatkan kualitas kepariwisataan serta yang tidak kalah penting lagi ialah
masyarakat disekitar Kawasan wisata yang bukan termasuk kedalam kategori diatas,
namun juga turut menetukan kenyamanan dan kepuasan para wisatawan yang
kepariwisataan baik itu yang bersifat fisik maupun non fisik dan bertujuan untuk
kesejahteraan dan sosial budaya di suatu kasawan pariwisata. Dengan ini sumber daya
kuantitas dan kualitas kinerja. Kesinambungan antara pelaku pariwisata dan pekerja
pariwisata merupakan dua elemen yang tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan
manusia. Terwujudnya pariwisata ialah suatu niscaa yang menitik beratkan pada
interaksi dari manusia untuk melakukan perjalanan wisata yang berperan sebagai
konsumen yaitu pihak-pihak yang melakukan perjalanan wisata dan manusia sebagai
produsen yaitu pihak-pihak yang menawarkan produk dan jawa pariwisata. Sehingga
67
Sumber daya manusia pariwisata merupakan salah satu factor yang berperan
besar dalam memajkan sektor pariwisata. Pentingnya sumber daya manusia di sector
pariwisata ialah manusia merupakan sumber daya saying sangat berperan penting
disebagian besar organisasi baik itu swasta maupun Lembaga pemerintahan. Pada
organisasi berbasis jasa, sumber daya manusia berperan sebagai faktor kunci dalam
kunci sukses terhadap pencapaian kinerja, sebagai contoh yaitu industri pariwisata,
dimana perusahaan memiliki hubunan langsung yang bersifat non fisik atau tidak
Demikian juga pada bagian atraksi wisata di suatu wilayah tujuan wisata,
intinya merupakan factor manusialah yang bisa menetukan apakah para pengunjung
akan memperoleh pengalaman penuh dan akan berkunjung Kembali atau tidak.
Pengembangan sumber daya manusia di industri pariwisata saat ini telah mengalami
benua dan wilayah. Salah satu solusi bijak yang perlu ditinjau ialah dengan
meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki suatu negara terlebih
peran penting keberadaan sumber daya manusia di industri pariwisata, yaitu sebagai
produk pariwisata yang dalam hal ini ialahan pengalaman pariwisata dan merupakan
68
factor penetu daya saing industri belahan dunia. Maka dari itu sumber daya manusia
memerlukan pelatihan dan Pendidikan yang mumpuni agar siap bersaing dalam
tantangan global didunia industri pariwisata. Selain itu juga sumber daya manusia
69