Anda di halaman 1dari 127

NILAI-NILAI PEMBELAJARAN MITIGASI BENCANA ALAM

GUNUNG MELETUS DALAM BUKU


“AKU TAHU GUNUNG MELETUS”

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuh Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Khotimatul Husna
NIM 11150184000068

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI

Skripsi yang berjudul Analisis Deskriptif Pembelajaran Mitigasi Bencana


Alam “Aku Tahu Gunung Meletus”, oleh Khotimatul Husna, NIM
11150184000068, Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sebagai karya ilmiah yang
berhak untuk dijadikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan
oleh fakultas.

Jakarta, 23 April 2020

Yang Mengesahkan

Pembimbing

Maila Dinia Husni Rahiem, M.A., Ph.D.

NIP. 19780314 200604 2 002

i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Skripsi yang berjudul Analisis Deskriptif Pembelajaran Mitigasi Bencana


“Alam Aku Tahu Gunung Meletus”, oleh Khotimatul Husna, NIM
11150184000068, Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak
untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
fakultas.

Jakarta, 23 April 2020

Yang Mengesahkan

Pembimbing

Maila Dinia Husni Rahiem, M.A., Ph.D.

NIP. 19780314 200604 2 002

ii
SURAT UJI REFERENSI

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul Analisis
Deskriptif Pembelajaran Mitigasi Bencana Alam Gunung Meletus Dalam Buku
“Aku Tahu Gunung Meletus” yang disusun oleh Khotimatul Husna, NIM
11150184000068, Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 23 April
2020.

Diuji oleh,

Pembimbing

iii
Maila Dinia Husni Rahiem, M.A., Ph.D.

NIP. 19780314 200604 2 002

iv
ABSTRAK

Khotimatul Husna (11150184000068), Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia


Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Judul Skripsi Analisis
Deskriptif Pembelajaran Mitigasi Bencana Alam Gunung Meletus Dalam
Buku “Aku Tahu Gunung Meletus.
Buku merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan pada
semua tingkat jenjang pendidikan. Buku anak sebaiknya ditulis dengan kalimat
singkat, menggunakan kosakata yang sederhana dan memiliki ilustrasi yang
menarik agar lebih mudah dipahami oleh anak. Buku tentang kebencanaan dapat
memberikan informasi tentang materi mitigasi bencana dan dapat membantu
pemerintah, dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana, untuk
meminimalisir dampak terjadinya suatu bencana.
Penelitian ini mempertanyakan dua hal, yaitu: 1) Bagaimana tampilan dan
penyampaian mitigasi bencana alam gunung meletus dalam buku anak seri
pengetahuan bencana alam “Aku Tahu Gunung Meletus”; 2) Bagaimana
kesesuaian isi buku “Aku Tahu Gunung Meletus” dengan pedoman mitigasi
bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis buku dengan teknik
pengumpulan data adalah analisis buku dan wawancara. Adapun langkah analisis
buku dilakukan dengan berpedoman pada mitigasi bencana alam gunung meletus
yang terdapat dalam Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana
Alam yang ditulis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana itu sendiri.
Temuan dari penelitian ini adalah bahwa buku anak seri pengetahuan
bencana alam “Aku Tahu Gunung Meletus”: 1) memiliki tampilan dan
penyampaian pendidikan mitigasi bencana alam yang belum menarik; 2)
menggunakan bahan yang mudah basah dan robek; 3) memberikan gambaran
suasana kejadian gunung meletus dan menggunakan perumpamaan yang mudah
dipahami; 4) menggunakan bahasa yang tidak mudah dimengerti anak; 5)
menjelaskan tiga mitigasi bencana yang ada pada Buku Saku Tanggap Tangkas
Tangguh Menghadapi Bencana yang ditulis oleh Badan Nasional Penanggulangan
Bencana; 6) belum menjelaskan secara rinci tentang keadaan dan tindakan pada
saat prabencana, saat bencana terjadi, dan pascabencana; dan 7) menjelaskan
pentingnya mengikuti arahan dari tim SAR atau tim penolong, menjauh dari
gunung meletus, dan menjauhi lahar. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
pemerintah, dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana mendorong
masyarakat umum untuk menulis buku pengetahuan anak tentang mitigasi
bencana alam sesuai pedoman yang ada. Selain itu, penelitian ini memberikan
saran agar materi tentang pendidikan kebencanaan dimasukkan ke dalam materi
pembelajaran di sekolah termasuk pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini,
supaya anak siap, siaga, dan tidak panik saat bencana alam terjadi.

Kata Kunci: Analisis Buku, Buku Anak, Buku Bencana, Gunung Meletus,
Pembelajaran Mitigasi.

v
ABSTRACK

Khotimatul Husna (11150184000068), Department of Early Childhood Islamic


Education, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training. Thesis Title Descriptive
Analysis of the Eruption of Natural Disaster Mitigation in the Book "I Know
about the Mountain Erupts."
Books are one of the learning media which can be used at all levels of
education. Children's books should be written in short sentences, use simple
vocabulary, and make illustrations attractive and easy to understand.
This study questioned two issues, namely: 1) The appearance and delivery
of information on the mitigation of volcanic eruption in the children's natural
disaster series "I Know about Mount Eruption"; 2) The contents of the book "I
Know about the Mount Eruption" with the National Disaster Management
Agency’s Disaster Mitigation Guidelines. This research used descriptive
qualitative methods of book analysis with data collected and interviews. The
guideline on Volcanic Eruption Mitigation in the Natural Disaster Resilience
Handbook, written by the National Disaster Management Agency, guided the
steps of the book analysis.
This study reveals that the children book series on natural disaster “I
Know about the Mount Eruption”: 1) has a display and delivery of natural disaster
mitigation education that is not yet attractive; 2) uses materials that are easily wet
and torn; 3) provides pictures of the situation at the time of volcanic eruption and
uses similes that easy to understand; 4) uses language that is not easily understood
by children; 5) explains the three disaster mitigation phases as described in the
Handbook of Resiliency in Facing Natural Disasters written by the National
Disaster Management Agency; 6) does not describe in detail about the
circumstances and actions at the time of the pre-disaster, when the disaster
occurred, and post-disaster; and 7) explains the importance of following the
direction of the Search And Rescue team or rescue team. This study concludes
that the government, in this case the National Disaster Management Agency,
encourages the general public to write children's knowledge books on natural
disaster mitigation in accordance with the existing guidelines. In addition, this
study provided advice to ensure that disaster education materials, were included
early childhood education, so that children are prepared, alert and not panicked
when natural disaster occur.

Keywords: Book Analysis, Children's Books, Disaster Books, Eruption


Mountain, Mitigation Learning

vi
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT. Tuhan


semesta alam, yang telah melimpahkan kesejahteraan serta kasih sayang bagi
hambaNya, atas izin dan petunjukNya peneliti dapat menyelesaikan penulisan
proposal skripsi yang berjudul Analisa Deskriptif Pembelajaran Mitigasi
Bencana Alam Gunung Meletus Dalam Buku “Aku Tahu Gunung Meletus.”
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad Saw., beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa
petunjuk bagi manusia.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis, MA selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Dr. Siti Khadijah, M.A selaku Ketua Jurusan/Program Studi pendidikan Islam
Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
4. Miratul Hayati, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan/Program Studi Pendidikan
Islam Anank Usia Dini Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
5. Ratna Faeruz, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik selama menimba
ilmu di Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Maila Dinia Husni Rahiem, M.A, Ph.D. selaku dosen Pembimbing Skripsi
yang telah membimbing dan memberikan pengarahan dengan ribuan kasih
sayangnya selama proses penyusunan skripsi. Semoga beliau selalu dilimpahi
kebahagiaan dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT.
7. Bapak, Ibu Dosen dan segenap staff pengajar di lingkungan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
terkhusus pada Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu-persatu namun tidak sedikitpun mengurangi rasa hormat

vii
dan takzim penulis, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat,
membimbing, dan memberikan motivasi kepada penulis.
8. Putri Febrianti, selaku penulis Buku Anak Seri Pengetahuan Bencana Alam
“Aku Tahu Gunung Meletus.”
9. Kepada orang tua, abah (almarhum) dan ibu yang senantiasa memberikan
dukungan moril maupun materil dan tak henti-hentinya memberikan doa
kepada penulis tanpa pamrih. Tanpa beliau penulis tidak akan bisa sampai
pada tahapan ini. Semoga Allah selalu melimpahi kasih sayang, rizki, dan
kenahagiaan kepada beliau.
10. Ketujuh kakak penulis yang selalu memberikan motivasi dan doanya. Tanpa
kasih sayang dan perjuangan yang mereka berikan, penulis mungkin tidak bisa
sampai pada titik ini. Semoga Allah senantiasa melindungi dan melimpahi
rahmat kasih sayang kepada mereka.
11. Kawan yang sangat saya sayangi dan akan saya rindukan Baiq, Khansa, Maya,
serta Nike yang bersdia menemani dan menjaga saya di perantauan ini. Tidak
lupa teman diskusi skripsi saya, Fira Widiastuti yang senantiasa menjadi alarm
pengingat dan penyemangat saya untuk mengerjakan skripsi, teman aneh saya
Aqilah, Mupideh, Nufus, dan Saly yang membantu meringankan kesedihan di
perantauan ini. Eva SZ teman seperjuangan saat revisi proposal.
12. Seluruh teman-teman Jurusan Pendidikan Islam Anak Dini angkatan 2015
yang telah berjuang bersama.
13. Teman tebaik saya Numa dan Nisa yang tergabung dalam Kosan95s! Cute
Girls yang selalu membawa saya mengelilingi kota perantauan dan
memasakkan makanan yang sehat dan bergizi.
14. Teman Organisasi saya Bibeh, Rama, Dhea, Ume, Umam, Nazi, Farid,
Jayanti, Novi, dan Nisa Marawis yang telah bersedia membantu saya
berproses menjadi dewasa.
15. Segenap keluarga besar Pojok Seni Tarbiyah (POSTAR) yang telah
mendewasakan saya.
16. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu, terima kasih
atas bantuan, nasihat, dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

viii
Terlepas dari semua itu, peneliti menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan dan penulisan proposal skripsi ini. Oleh karena itu,
peneliti menerima saran dan kritik yang membangun dari para pembaca proposal
skripsi ini. Akhir kata peneliti berharap semoga karya ilmiyah ini dapat
memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembaca.

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI ...................................... i


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................ ii
SURAT UJI REFERENSI ....................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ......................................... iv
ABSTRK ................................................................................................. v
ABSTRACK ............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................ vii
DAFTAR ISI .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR TABEL ................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 6
D. Rumusan Masalah ................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 7
F. Kegunaan Penelitian ................................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoretis
1. Landasan Teori .................................................................. 9
a. Teori Self Awareness ................................................... 9
b. Teori Psikoanalisis ....................................................... 9
2. Kajian Literatur .................................................................. 11
a. Definisi Bencana Alam ................................................ 11
b. Macam-macam/ Jenis Bencana Alam .......................... 12
c. Bencana Alam di Indonesia ......................................... 14
d. Definisi Gunung Meletus ............................................ 14

x
e. Macam-macam/ Jenis Gunung Meletus ....................... 15
f. Damapak Gunung Meletus .......................................... 16
g. Definisi Mitigasi ........................................................ 17
h. Mitigasi Gunung Meletus Menurut Badan Nasional
penanggulangan Bencana (BNPB) .............................. 17
i. Definisi Pembelajaran ................................................ 19
j. Definisi Buku Bacaan Anak Usia Dini ........................ 19
k. Kriteria Buku Bacaan Anak yang Menarik .................. 20
l. Manfaat Buku Bacaan Anak Usia Dini ........................ 20
m. Pentingnya Buku Bacaan Anak Tentang Bencana ...... 21
B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 22
C. Kerangka Berpikir ................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu Penelitian ...................................................................... 26
B. Metode Penelitian .................................................................... 27
C. Sumber Data ............................................................................ 27
D. Prosedur Penelitian .................................................................. 28
E. Rencana Pengujian Keabsahan Data ........................................ 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................ 32
B. Gambaran Umum Buku “Aku Tahu Gunung Meletus” .......... 33
C. Informasi Partisipan ............................................................... 33
D. Pedoman Mitigasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
.................................................................................................. 35
E. Paparan Data Hasil Penelitian .............................................. 43
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan .................................................................................. 66
B. Implikasi .............................................................................. 66
C. Saran ........................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 74

xi
DAFTAR GAMBAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Relevan ..................................................................... 22

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ....................................................................... 26

Tabel 4.1 Identitas Buku ........................................................................... 32

Tabel 4.2 Pedoman Mitigasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana ... 35

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .................................................................. 25

Gambar 4.1 Tampilan dan penyampaian mitigasi dalam buku “Aku Tahu Gunung
meletus” ..................................................................................................... 45

Gambar 4.2 Tampilan dan penyampaian mitigasi dalam buku “Aku Tahu gunung
Meletus” ..................................................................................................... 46

Gambar 4.3 Suasana kejadian gunung meletus pada sampul buku ............ 49

Gambar 4.4 Buku memberikan gambaran suasana kejadian gunung meletus pada
halaman pertama ........................................................................................ 50

Gambar 4.5 Buku memberikan gambaran suasana kejadian gunung meletus dan
menggunakan perumpamaan yang mudah dipahami .................................. 52

Gambar 4.6 Kalimat yang melebihi dari Ketentuan PUSKURBUK ............ 54

Gambar 4.7 Kata tim SAR, kata asing yang tidak memiliki perumpamaan dan
tidak mudah dimengerti oleh anak ............................................................. 55

Gambar 4.8 Bahasa yang digunakan masih belum dimengerti anak .......... 55

Gambar 4.9 Himbauan untuk menjauh dari gunung meletus ..................... 57

Gambar 4.10 Seruan untuk mengikuti arahan tim SAR atau tim penolong
.............................................................................................................. 58

Gambar 4.11 Mitigasi untuk menjauh dari jalur lahar dingin ataupun lahar dingin
itu sendiri ................................................................................................... 58

Gambar 4.12 Himbuan untuk menjauh dari gunung meletus sejauh 10 km sampai
15 km ......................................................................................................... 62

Gambar 4.13 Seruan untuk mengikuti arahan tim SAR atau tim penolong .. 63

xiii
Gambar 4.14 Penjelasan mitigasi bencana alam gunung meletus untuk menjauhi
jalur lahar dingin dan lahar dingin ............................................................. 63

Gambar 1. Wawancara ............................................................................... 110

Gambar 2. Wawancara ............................................................................... 110

Gambar 3. Wawancara .............................................................................. 110

Gambar 4. Wawancara .............................................................................. 110

Gambar 5. Wawancara .............................................................................. 110

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran Surat ............................................................................. 74


1.1 Surat Bimbingan Skripsi ............................................................ 74
1.2 Surat Keterangan Validasi Instrumen ........................................ 76
2. Lampiran Instrumen ..................................................................... 77
2.1 Langkah dan Panduan Analisis Buku ........................................ 77
2.2 Instrumen Wawancara ............................................................... 82
2.3 Instrumen Kesesuaian Buku dengan Standar Pedoman Buku Saku
BNPB ......................................................................................... 83
3. Hasil Pengumpulan Data ............................................................... 90
3.1 Catatan Analisis Buku “Aku Tahu Gunung Meletus ................. 90
3.2 Catatan Wawancara ................................................................... 101
4. Dokumentasi .................................................................................. 110

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan negara yang yang dikelilingi oleh tiga lempeng
teknonik yang ada di dunia, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan
Lempeng Pasifik.1 Sehingga membuat Indonesia menjadi negara yang rawan
akan terjadinya bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami. Indonesia juga
berada dalam jalur rangkaian gunung api yang aktif di dunia atau biasa disebut
“ring of fire”,2 sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara yang rawan
akan gunung meletus juga. Terdapat 127 gunung yang masih aktif di
Indonesia, maka Indonesia perlu mewaspadai terjadinya gunung meletus.3
Bencana alam yang terjadi tidak dapat dicegah, namun dapat dikecilkan
dampak dari bencana alam tersebut. Surat Al-Baqoroh ayat 155-156 dalam Al-
Quran menjelaskan:

َّ ‫س َو‬ َ ِ ‫ص م َِن ْاْلَمْ َو‬


‫ت َو َب ِّش ِر‬
ِ ‫الث َم َرا‬ ِ ُ‫ال َو ْاْل ْنف‬ ْ ‫ْئ م َِن ْال َخ ْوفِ َو ْال‬
ٍ ‫جُو ِع َو َن ْق‬ ٍ ‫َولَ َن ْبل ُ َو َّن ُك ْم ِب َشي‬
‫ّاب ِري َْن‬
ِ ‫الص‬

َ َ‫الَّ ِذي َْن إِ َذآأ‬


ِ ّ ِ ‫صا َب ْت ُه ْم مُصِ ْي َب ٌة َقالُ ْواإِ َّن‬
‫اِل َوإِ َّناإِلَي ِْه َرا ِجع ُْو َن‬
“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang
yang apabila ditimba musibah, mereka mengucapkan “Inna lillahi wa innaa

1
Dedi Herman, Geografi Bencana Alam, (Depok : Rajawali Pers), 2015, hal. 1
2
Lisa Christie Gosal, dkk., Analisis Spasial Tingkat Kerentanan Bencana Gunung Api
Lokon Di Kota Tomohon, (Manado: Universitas Sam Ratulangi, 2018), vol. 5, hal.229
3
Hery Haryono, Indonesia Memiliki 127 Gunung Api Aktif, 2012, hal.1,
(http://lipi.go.id/berita/single/Indonesia-Memiliki-127-Gunung-Api-Aktif/7448), diakses pada
tanggal 6 Juli 2019 jam 13.49.

1
2

ilaihi raaji’uun”.” Surat Al-Baqoroh tersebut menjelaskan bahwa bencana


yang terjadi adalah sebuah cobaan yang diberikan Allah untuk manusia, dan
apabila manusia yang tertimpa bencana tersebut melaluinya (cobaan yang
Allah berikan) dengan sabar maka Allah akan memberikan kabar gembira
untukknya.
Pengetahuan akan bahaya gunung meletus perlu dimiliki oleh penduduk
Indonesia, pemerintah bisa melakukan sosialisasi tentang bencana alam
gunung meletus melalui penyuluhan yang ditujukan kepada penduduk
Indonesia. Penyuluhan dilakukan ke seluruh penduduk Indonesia, terutama
penduduk Indonesia yang tinggal di daerah gunung api yang masih aktif.
Penyuluhan ini berisikan pengetahuan tentang gunung meletus, fase yang
terjadi saat gunung akan meletus hingga meletus, dan persiapan untuk
menghadapi gunung meletus.
Pentingnya mengetahui ciri-ciri gunung meletus agar bisa melakukan
persiapan-persiapan yang harus dilakukan saat gunung meletus terjadi.
Pengetahuan tentang persiapan dan ciri-ciri gunung meletus tidak hanya untuk
penduduk dewasa saja, melainkan anak usia dini juga perlu belajar tentang
persiapan dan pengetahuan tentang ciri-ciri gunung meletus tersebut. Karena
bencana alam gunung meletus ini bisa terjadi sewaktu-waktu sehingga untuk
pembelajaran tentang kewaspadaan dan persiapan ini harus diajarkan kepada
semua golongan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai lembaga
nonkementrian turut membantu presiden dalam hal penanganan bencana,
berbagai macam cara yang dilakukan oleh BNPB untuk mengurangi dampak
negatif dari bencana alam telah dilakukan. Beberapa di antaranya adalah
melakukan penyuluhan di daerah yang pernah terkena bencana, misalnya
Yogyakarta, Gunung Merapi di Yogyakarta yang pernah mengalami erupsi
beberapa kali, salah satunya yang terjadi pada tahun 2010 yang memakan
korban jiwa yang tidak sedikit. Berbagai macam bencana alam tersebut
membuat BNPB melakukan sosialisai tentang pengetahuan bencana dengan
mengumumkan rencana kegiatan tentang pengenalan dan pemantauan risiko
3

bencana pada masyarakat sekitar, khususnya masyarakat yang kemungkinan


terkena dampak dari bencana alam seperti gunung meletus.
Sosialisasi yang bisa dilakukan tidak hanya dari penyuluhan saja, namun
bisa juga melalui buku atau media cetak lainnya. Buku sebagai salah satu
media cetak yang hadir di tengah-tengah masyarakat dirasa sangat efektif
untuk menyampaikan informasi dan bahan ajar,4 salah satunya adalah
informasi tentang bencana alam. Informasi yang diperolehpun sangat
bervariasi, misalnya informasi tentang prabencana alam, saat terjadinya
bencana alam, dan pasca terjadinya bencana alam. Munculnya berbagai buku
yang membahas tentang bencana alam membuat penduduk Indonesia semakin
waspada terhadap bencana alam, terutama bencana alam yang sering terjadi di
Indonesia.
Beredarnya buku pelajaran yang tidak sesuai di kalangan masyarakat
membuat resah warga, buku yang beredar dan tidak sesuai tersebut
memberikan pelajaran yang tidak baik untuk dikonsumsi oleh siswa, seperti
yang telah terjadi di kota Bogor pada tahun 2013 lalu, buku yang ditujukan
untuk anak SD ini mengandung unsur pronografi yang menyebabkan
ditariknya buku tersebut oleh Dinas Pendidikan kota Bogor.5 Kejadian
tersebut membuat resah masyarakat, namun pemerintah tidak tinggal diam.
Pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah
membuat peraturan yang berkaitan dengan standar buku, peraturan ini
bertujuan untuk meminimalisir beredarnya buku pelajaran yang tidak bisa
dikonsumsi oleh siswa. Pemerintah tidak hanya membuat peraturan tentang
buku teks saja, namun pemerintah juga membuat peraturan buku non-teks
yang bisa menjangkau berbagai usia, termasuk anak usia dini. Buku yang
ditujukan untuk anak usia dini harus memiliki standar yang sesuai dengan

4
Jonner Hasugian, Urgensi Literasi Informasi Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi Di
Perguruan Tinggi, (Medan: Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, 2008), vol. 4, hal.
35
5
BBC NEWS Indonesia, Buku Pelajaran Berunsur Pornografi Ditarik, 2013, hal. 1,
(https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2013/07/130712_pendidikan_bukupelajaran ),
diakses pada tanggal 12 Juli 2020 jam 08.04
4

peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah, buku yang memiliki pengetahuan
yang ada di lingkungan sekitar mereka, misalnya buku tentang bencana alam.
Buku bacaan tentang pengetahuan bencana alam yang diterbitkan di
Indonesia sangatlah banyak. Berbagai variasi buku bacaan tersebut sangat
membantu penduduk Indonesia untuk lebih mengenal gejala dan akibat dari
bencana alam. Bahkan ada pula buku yang khusus membahas tentang salah
satu bencana alam yang sering terjadi seperti banjir, tsunami, gunung meletus,
dll. Buku-buku yang bertemakan tentang bencana ini sangat membantu
penduduk Indonesia, terlebih orang awam yang tinggal di daerah yang jauh
dari gunung api aktif. Buku tersebut akan membantu untuk mengetahui tanda-
tanda yang diberikan oleh bencana alam tertentu, misalnya gunung meletus.
Namun tidak hanya tanda-tanda saat akan terjadi, saat terjadi, dan setelah
terjadinya bencana gunung meletus, tetapi mitigasi apa saja yang bisa
dilakukan. BNPB sendiri juga mengeluarkan berbagai macam buku tentang
bencana alam, salah satunya adalah buku yang berjudul Buku Saku Tanggang
Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana yang ditujukan pada masyarakat
sekitar khususnya orang dewasa.
Seperti yang kita ketahui, salah satu bencana alam yang pernah terjadi di
Indonesia adalah tsunami, bencana yang memakan banyak korban jiwa yang
menyebabkan trauma utuk beberapa orang yang mengalaminya. Bencana alam
tsunami yang terjadi pada akhir tahun 2004 tersebut tidak hanya terjadi di
Indonesia, namun juga terjadi pada 13 negara lainnya, Indonesia menjadi
negara yang terkena dampak yang begitu parah,6 namun selain Indonesia,
Thailand juga menjadi negara yang cukup parah terkena dampak dari tsunami
tersebut. Namun pada sekitar pantai Phuket yang berada di negara Thailand
hanya memakan sedikit korban jiwa, hal ini dikarenakan ada seorang anak
yang melihat surutnya air di pantai tersebut dan anak tersebut teringat akan
pelajaran tentang tanda-tanda tsunami yang diberikan gurunya di sekolah.
Seketika anak tersebut mengatakan pada ayahnya bahwa akan terjadi bencana
6
Wiki Pedia, Gempa dan Tsunami Samudra Hindia 2004, hal. 1,
(https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_dan_tsunami_Samudra_Hindia_2004), diakses pada
10 Juli 2020 jam 08.47
5

alam tsunami. Ayah dari anak tersebut langsung pergi ke tempat penjaga
pantai yang berada di sekitarnya untuk menyampaikan apa yang telah
dikatakan oleh anaknya. Bersama dengan penjaga pantai, mereka langsung
memberi peringatan kepada pengunjung untuk segera menjauh dari pantai dan
menuju tempat yang tinggi. Berkat kepercayaan sang ayah pada anaknya,
lebih dari seratus nyawa terselamatkan dari bencana alam tersebut. Dari cerita
tersebut dapat kita ketahui bahwa kepercayaan yang dimiliki ayah kepada
anaknya sangatlah besar dan membantu meminimalisir dampak terjadinya
bencana alam tsunami. Selian itu tidak dapat dipungkiri lagi bahwa siswa
memiliki peran yang cukup besar untuk membantu pemeritah mengurangi
dampak dari bencana alam yang terjadi.7
Berbagai macam buku yang diterbitkan dengan tema bencana alam
memiliki sasaran yang berbeda-beda. Tidak hanya buku yang ditujukan
kepada orang dewasa saja, namun ada juga buku bacaan yang ditujukan
kepada anak usia dini agar anak juga mengetahui tentang bencana alam yang
terjadi di Indonesia maupun di negara lain. Buku bacaan pengetahuan bencana
alam untuk anak terdiri dari beberapa buku dan setiap bukunya membahas satu
bencana saja, misalnya Buku Anak Seri Pengetahuan Bencana Alam “Aku
Tahu Gunung Meletus.” Buku yang ditujukan khusus kepada anak ini
membuat anak lebih mudah utuk memahami materi yang disampaikan dari
penulis buku tersebut. Pendidikan mitigasi bencana alam juga dapat diselipkan
dalam isi buku yang bertemakan bencana alam, hal ini membuat masyarakat
tidak hanya tahu tentang pengertian bencana alam yang dipaparkan, namun
juga dapat mengecilkan dampak negatif bencana alam dari penyelipan materi
pendidikan mitigasi bencana alam tersebut. Berdasarkan pengamatan peneliti
tentang pentingnya edukasi bencana alam dan mitigasinya, maka peneliti akan
menganalisa mitigasi bencana alam gunung meletus dalam Buku Anak Seri

7
Masterrayden, Raden Ahamad Fauzi-Regulus Abraham, Anak 12 Tahun Jadi Pahlawan
Saat Tsunami di Thailand, 2011, hal. 1 (https://regulusabraham.wordpress.com/2011/08/01/90/
diakses pada tanggal 10 Juli 2020 jam 08.38
6

Pengetahuan Bencana Alam “Aku Tahu Gunung Meletus” menurut standar


Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang maka dituliskan masalah-masalah
apa saja yang terkait topik yang mendorong peneliti unuk melakukan
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Ketidaksesuaian buku bacaan anak yang masih beredar di kalangan
masyarakat Indonesia yang sesuai dengan karakter dan apa yang
dibutuhkan anak usia dini.
2. Pembahasan tentang bencana alam yang diperuntukkan untuk anak usia
dini masih jarang ditemukan .
3. Kurangnya edukasi pada anak terhadap kewaspadaan gunung meletus.
4. Pembahasan tentang pendidikan mitigasi bencana alam yang jarang
ditemukan dalam buku yang memiliki sasaran kepada orang dewasa
maupun anak-anak.

C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada pembahasan tentang mitigasi bencana alam
gunung meletus yang terdapat dalam Buku Anak Seri Pengetahuan Bencana
Alam “Aku Tahu Gunung Metelus” menurut standar PERMENDIKBUD
Nomor 8 Tahun 2016 Pasal 3 Ayat 6 Tentang Buku yang Digunakan Oleh
Satuan Pendidikan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana tampilan dan penyampaian buku “Aku Tahu Gunung Meletus”
dengan standar PERMENDIKBUD Nomor 8 Tahun 2016 Pasal 3 Ayat 6
Tentang Buku yang Digunakan Oleh Satuan Pendidikan?
2. Bagaimana kesesuaian isi buku Aku Tahu Gunung Meletus dengan
pedoman mitigasi bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana?
7

E. Tujuan Penelitian
Tujuan Peneliti melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan tampilan dan penyampaian pendidikan mitigasi
bencana alam gunung meletus dalam buku “Aku Tahu Gunung Meletus”
menurut standar PERMENDIKBUD Nomor 8 Tahun 2016 Pasal 3 Ayat 6
Tentang Buku yang Digunakan Oleh Satuan Pendidikan.
2. Untuk mencari kesesuaian isi buku Aku Tahu Gunung Meletus dengan
standar Badan Nasional Penanggulngan Bencana.

F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi orang tua, guru TK/RA, bagi siswa, bagi
sekolah, bagi Kurikulum, dan bagi penulis buku anak. Adapun manfaatnya
diuraikan sebagai berikut ini:
1. Bagi Orang Tua
a. Sebagai referensi orang tua saat membelikan buku untuk anaknya.
b. Sebagai buku koleksi tambahan bacaan untuk anaknya di dalam
rumah.
c. Sebagai edukasi dini kepada anak agar tanggap bencana.
2. Bagi Guru TK/RA
a. Sebagai salah satu referensi guru untuk membuat rencana kegiatan
pembelajaran harian.
b. Sebagai bahan untuk mendongeng saat kegiatan belajar mengajar di
kelas.
c. Sebagai wawasan untuk persiapan saat bencana alam terjadi.
3. Bagi Siswa
a. Agar siswa mengetahui berbagai macam bencana alam dan
penanggulangannya sejak dini.
b. Agar siswa memiliki buku bacaan bencana alam yang mudah
dipahami.
c. Supaya siswa tanggap bencana sejak dini.
8

4. Bagi Sekolah
a. Sebagai referensi saat memilih buku untuk sekolah.
b. Sebagai bahan pembelajaran di sekolah.
c. Sekolah dapat menjadikan tambahan buku bacaan bencana alam untuk
koleksi buku sekolah.
5. Bagi Kurikulum/Kebijakan Pendidikan
a. Sebagai masukan materi bahan ajar.
b. Sebagai acuan untuk melakukan simulasi bencana alam.
c. Sebagai evaluasi buku bacaan untuk anak di sekolah.
6. Bagi Penulis Buku Anak
a. Sebagai acuan saat menulis buku anak.
b. Sebagai tema untuk penulisan buku anak.
c. Saran untuk memperkaya ide bagi penulis.
BAB II

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik
Pada bagian ini peneliti akan membahas deskripsi teoritik dan landasan
teori dari penelitian ini.
1. Landasan Teori
Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Self-awareness dan
Teori Psikoanalisis. Berikut adalah penjelasan mengenai kedua teori
tersebut:
a. Teori Self-awareness
Menurut Morin (2011) Self-awareness represents a complex
multidimensional phenomenon that comprises various self-domains
and corollaries. To illustrate, one can think about one’s past
(autobiography) and future (prospection). Similary, one can focus on
one’s emotions, thoughts, personality traits, preferences, goals,
attitudes, perceptions, sensations.8 Teori ini diartikan secara bebas
oleh peneliti sebagai berikut: kesadaran diri merupakan fenomena
multidimensi kompleks yang terdiri dari daerah seseorang dan akibat
yang semestinya. Sebagai ilustrasi, seseorang dapat berpikir tentang
masa lalunya (autobiografi) dan masa depan (prospek). Memusatkan
perhatian pada emosi, pikiran, sifat kepribadian, hak atau prioritas
(yang diutamakan), tujuan, sikap, persepsi, sensasi.
b. Teori Psikoanalisis
Teori ini dikemukakan oleh Sigmund Freud yang mengatakan bahwa
banyak dari perilaku manusia yang diatur oleh proses alam bawah

8
Dhita paranita ningtyas dan Duana Fera Risina, Peningkatan Self-awareness Anak Usia
Dini melalui mitigasi Bencana Gunung Meletus, (Yogyakarta: Al-Athfal, 2018), hal. 116

9
10

sadarnya, yang sebagian sudah dibawa sejak lahir lalu sebagiannya


lagi dikembangkan sejalan dengan berjalannya waktu.9 Definisi lain
yang tidak jauh berbeda tentang Teori Psikoanalisis Sigmund Freud
mengatakan bahwa pada masa kecil alam bawah sadar anak akan
memengaruhi kehidupan anak di masa yang akan datang.10
Kedua teori ini menjadi landasan penelitian ini dikarenakan alasan
sebagai berikut: Teori Self-awareness mengatakan bahwa kita harus peduli
dengan diri kita sendiri, karena sebelum kita dapat memahami orang lain
atau lingkungan yang akan dihadapi oleh kita, sebaiknya kita mengetahui
diri sendiri dan lingkungan sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui
lingkungan yang seperti apa yang aman dan kita akan mengetahui
perubahan apa yang terjadi di sekitar kita, dengan begitu anak mampu
mengetahui perubahan suasana saat gunung api meletus dan anakpun
mampu melindungi dirinya sendiri dari bencana alam gunung meletus.
Anak akan peduli dengan lingkungannya ketika mereka mendapatkan
pengetahuan dan informasi tentang lingkungan sekitarnya, pengetahuan
dan informasi yang akan diperoleh anak dapat melalui berbagai media,
salah satunya yaitu melalui buku. Buku menjadi salah satu media untuk
mengenalkan anak kepada lingkungan sekitarnya, sehingga anak lebih
peduli dengan lingkungan sekitarnya. Anak akan mengenali perubahan-
perubahan yang terjadi dalam lingkungan sekitarnya dan menyadari bahwa
apa yang berubah merupakan tanda-tanda dari bencana gunung meletus
buku yang sering anak baca dari buku “Aku Tahu Gunung Meletus.”
Teori Psikoanalisis milik Sigmund Freud juga menjadi landasan teori
penelitian ini karena pengamatan yang dilakukan anak terjadi pada
lingkungannya yang akan menjadikan pengamatan tersebut sebagai bahan
belajar, anak dapat belajar dari buku-buku yang dia amati. Buku yang
sering diamati oleh anak akan membuatnya berkembang dalam segi
emosinya maupun imajinasinya. Buku-buku yang sering diamati oleh anak
9
K. Eileen Allen dan Lynn R, Martoz, Profil Perkembangan Anak, (Jakarta: Indeks,
2010), hal. 3
10
Eva Latipah, Psikologi Dasar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), hal. 15-16
11

secara perlahan akan masuk ke dalam alam bawah sadar anak dan akan
muncul kembali saat anak merasa bahwa lingkungan sekitarnya merasa
tidak aman seperti yang telah dilihat dan dipahaminya dalam buku yang
anak baca. Anak akan teringat kembali pendidikan mitigasi bencana alam
gunung meletus yang ada di dalam buku tersebut.
Upaya yang dilakukan agar anak menjadi peduli terhadap dirinya
sendiri dengan cara membaca dan mengamati buku seri pengetahuan
bencana alam “Aku Tahu Gunung Meletus” untuk anak, dari buku tersebut
anak dapat mempelajari tentang gunung meletus berserta mitigasinya dan
anak dapat mengamati buku tersebut sebagai bahan belajar dan fondasi
untuk pengetahuannya di masa yang akan datang. Pembangunan rasa
peduli anak terhadap dirinya sendiri dengan membaca buku membuat anak
mengetahui lingkungan yang aman untuk dirinya sendiri. Seiring dengan
seringnya anak membaca buku tersebut membuat pengetahuan dalam buku
tersebut masuk ke dalam alam bawah sadar anak dan menjadi acuan dalam
pendidikan mitigasi untuk anak saat terjadinya bencana alam seperti
gunung meletus, karena setiap bencana yang datang tidak ada yang tahu
kapan persisnya bencana alam tersebut akan terjadi.
2. Kajian Literatur
Pada bagian ini penelitian akan menjelaskan tentang definisi bencana
alam, macam-macam/jenis bencana alam, bencana alam di Indonesia,
definisi gunung meletus, macam-macam/jenis gunung meletus, dampak
gunung meletus, definisi mitigasi, mitigasi penampilan gunung meletus
menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, definisi pembelajaran,
definisi buku bacaan anak, kriteria buku bacaan anak yang menarik,
manfaat buku bacaan anak, dan pentingnya buku bacaan anak tentang
bencana alam. Berikut adalah uraian detailnya:

a. Definisi Bencana Alam


Bencana alam adalah akibat dari kombinasi aktivitas alami (suatu
peristiwa fisik, seperti letusan gunung api, gempa bumi, tanah longsor,
12

banjir) dan aktivitas manusia.11 Menurut Undang-Undang Nomor 24


tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bencana adalah kejadian
yang mengancam kehidupan manusia yang disebabkan alam maupun
nonalam yang berdampak pada kerugian harta dan lingkungan, korban
jiwa, dan ganggungan emosi.12 Sedangkan menurut jurnal yang ditulis
oleh Ramli Daud dkk. mengatakan bahwa bencana adalah suatu
peristiwa yang merugikan kehidupan manusia seperti lingkungan yang
ditinggali oleh manusia, gangguan emosi yang menyebabkan trauma
pada anak-anak ataupun orang dewasa, dan korban jiwa yang terjadi
akibat alam maupun bukan alam.13

b. Macam-Macam/Jenis Bencana Alam


Menurut sifatnya bencana alam dapat dibagi menjadi 4 macam,
yaitu meteorologis atau hidrometeorologi, geologis, wabah, dan ruang
angkasa.14 Menurut United Nations Secretariat For Internasional
Strategy For Disaster Reduction (UNISDR) dalam jurnal yang ditulis
oleh Aldila Rahma mengatakan bahwa bencana alam dibagi menjadi 6
bagian, yaitu geofisik, meteorologi, hidrologi, klimatologi, biologi,
dan ekstraterrestrial.15 Sedangkan menurut Hyogo Framework For
Action 2005-2015 dalam artikel pada jurnal yang berjudul Urgensi
Kurikulum pendidikan Kebencanaan Berbasis Kearifan Lokal Di
Indonesia disebutkan bahwa jenis-jenis bencana alam yaitu 1) gempa

11
Giri wiarto, Tanggap Darurat bencana Alam, (Yogyakarta: Gosyen Publisshing, 2017),
hal.1
12
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana
13
Ramli Daud, dkk., Penerapan Pelatihan Siaga Bencana Dalam Meningkatkan
Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Komunitas, SMA Negeri 5 Banda Aceh, Jurnal Ilmu
Kebencanaan, Vol.1, 2014, hal. 28
14
Giri wiarto, loc. cit., hal. 5
15
Aldila Rahma, Implementasi Program Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Melalui
Pendidikan Formal, Jurnal Varia Pendidikan, Vol. 30, 208, hal. 2
13

bumi, 2) tsunami, 3) gunung meletus, 4) banjir, 5) kekeringan, 6) angin


topan, dan 7) tanah longsor.16
Berikut adalah masing-masing dari pengertian bencana-bencana
alam yang dimaksudkan diatas: 1) Gempa bumi merupakan pergerakan
permukaan bumi yang mengakibatkan getaran pada tanah , semakin
besar getarannya maka semakin besar pula kerusakan yang akan
terjadi, seperti robohnya jembatan, gedung, rumah, dll.17 2) Tsunami
menurut Dwi Jokowinarno merupakan akibat dari gempa tektonik,
letusan gunung api, maupun tanah longsor yang menyebabkan
terbentuknya gelombang pasang.18 3) Gunung meletus merupakan
gunung yang terbentuk melalui erupsi magma yang mengeluarkan
magma karena adanya dorongan dari dalam perut gunung. 19 4) Banjir
adalah air yang menggenangi wilayah tertentu yang biasanya tidak
tergenangi air dalam waktu yang sangat lama.20 5) Kekeringan adalah
kurangnya ketersediaan air untuk kebutuhan hidup sehari-hari, seperti
untuk memasak, bertani, membersihkan badan, dll.21 6) Angin topan
adalah angin yang berpusar dengan cepat yang memiliki kecepatan
kurang lebih 120 km/jam dan sering terjadi di wilayah tropis.22 7)
Tanah longsor merupakan tanah yang meluncur ke bawah yang pada
umumnya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, namun tanah
longsor juga akibat dari penebangan hutan dan erosi tanah di beberapa
daerah.23

16
Mirza Desfandi, Urgensi Kurkilum Pendidikan Kebencanaan Berbabis Kearifan Lokal
Di Indonesia, Jurnal Sosio Didaktika, Vol. 1, No. 2, 2014, hal. 193
17
Neil Morris, Gempa Bumi, (Jakarta: PT Alex Media Komputindo), hal. 2
18
Dwi Jokowinarno, Mitigasi Bencana Tsunami D Wilayah Pesisir Lampung, Jurnal
Rekayasa, Vol. 15, 2011, hal. 16
19
Riki Irfan, Selayang Pandang Gunung Api dan Energi Panas Bumi, (Bandung: Yrama
Widya, 2018), hal. 1
20
Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana olen Badan Nasional
Penanggulangan Bencana, (Jakarta: Humas BNPB, 2018), Cet. III, hal. 38
21
Nuryadi dan Suci Agustiarini, Analisis Rawan Kekeringan Lahan Padi Kabupaten
Banyuwangi Jawa Timur, Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Vol. 5, 2018, h. 29
22
Giri Wiarto, op. cit., hal. 83
23
Aryono D. Pusponegoro dan Ahmad Sujudi. Kegawatdaruratan Bencana, (Jakarta:
Rayyana Komunikasindo, 2015), hal. 514
14

c. Bencana Alam di Indonesia


Indonesia merupakan negara yang rentan terhadap bencana alam
(natural disaster) maupun bencana karena ulah manusia (man-made
disaster). Hampir seluruh provinsi merupakan daerah rawan bencana.
Kerentanan/anacaman terhadap bencana alam berkaitan dengan faktor
geografis, geografis, geologi, hidrologis, hidrometeorologis,
demografis, dan faktor-faktor lainnya seperti pemanasan
global/perubahan iklim yang dapat berdampak luas.
Indonesia menjadi titik persimpangan tiga lempeng tektonik aktif
(lempeng Indo-Australia di bagian selatan, lempeng Eurasia di bagian
utara, lempeng Pasifik di bagian timur). Oleh karena itu tidak heran
jika di negara Indonesia sering terjadi bencana alam terutama gempa
bumi tektonik yang adakalanya diikuti tsunami akibat terjadinya
pergerakan lempeng dan saling bertumbukan yang mengakibatkan
lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah lempeng Eurasia yang
menimbulkan gempa bumi, jalur gunung api, dan sesar atau patahan.24
Beberapa jenis ancaman yang ada hampir di seluruh wilayah di
Indonesia, seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, gerakan
tanah atau tanah longsor, banjir, kekeringan, kebakaran lahan dan
hutan, erosi, wabah, konflik sosial, abrasi, rob, dll.25

d. Definisi Gunung Meletus


Gunung meletus adalah endapan magma yang terdapat di dalam
perut bumi dan terdorong oleh gas yang bertekanan tinggi. Gunung
meletus juga merupakan salah satu bencana yang mengakibatkan
konsekuensi yang kompleks.26 Menurut Riki Irfan dalam buku
Selayang Pandang Gunung Api dan Energi Panas Bumi berpendapat
bahwa gunung api memiliki arti sebagai gunung yang terbentuk dari

24
Nurjanah dkk, Manajemen Bencana, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 81
25
Nurjanah dkk, Ibid., hal. 83-85
26
Rahayu dkk, Dampak Erupsi Gunung Merapi Terhadap Lahan dan Upaya-upaya
pemulihannya, Jurnal of Sustainable Agriculture, Vol. 29, 2014, hal. 62
15

material hasil erupsi magma.27 Sedangkan Bambang Ruwanto dalam


buku Gunung Meletus berpendapat bahwa permukaan bumi yang
menonjol akibat keluarnya magma dari perut bumi melalui
kepundanan adalah pengertian dari gunung berapi.28

e. Macam-macam/Jenis Gunung Meletus


Gunung meletus memiliki berbagai jenis yang dikelompokkan
oleh ahli. Pengemlompokkan ini berguna untuk mengetahui perbedaan
antargunung tersebut. Ahli vulkanologi telah membagi jenis gunung
api berdasarkan aktivitas, bentuk, dan proses terjadinya gunung api,
dan berdasarkan frekuensi letusannya.
Pertama, gunung api yang dikelompokkan berdasarkan
aktivitasnya dibagi menjadi 3, yaitu: gunung api aktif, gunung api
mati, dan gunung api istirahat. Pengelompokkan berdasarkan
aktivitasnya dapat memberikan peringatan kepada masyarakat tentang
gunung api yang masih aktif dan gunung api yang sedang istirahat dan
bisa sewaktu-waktu kembali aktif lagi.
Kedua, setiap gunung api memiliki bentuk dan proses
pembentukan yang berbeda. berdasarkan bentuk dan proses terjadinya
terbagi menjadi 4, yaitu: gunung api maar, gunung api kerucut/srato,
gunung api perisai atau tameng. Bentuk kerucut dari gunung api inilah
yang paling sering ditemui, baik di Indonesia maupun di luar negeri.29
Ketiga, berdasarkan frekuensi letusan gunung api terbagi
menjadi 3 bagian, yaitu: gunung api tipe A yang mengalami erupsi
kurang lebih satu kali sesudah tahun 1600, Gunung api tipe B, belum
tercatat mengalami erupsi setelah tahun 1600, namun masih
mengalami kegiatan solfatara, gunung api tipe C, erupsinya tidak

27
Riki Irfan, op.cit., hal.1
28
Bambang Ruwanto, Gunung Meletus, (Yogyakarta: Kanisius, 2008), hal. 1
29
Riki Irfan, Op. cit., hal. 5-6
16

diketahui, namun terdapat fitur panas bumi, yaitu solfatara/fumarola.30


Frekuensi letusan dilihat dari letusan yang pernah terjadi. Tahun 1600
adalah tahun yang dijadikan acuan untuk pengelompokkan gunung
meletus ini.

f. Dampak Gunung Meletus


Gunung meletus memiliki dua dampak yang berbeda, yaitu
dampak negatif dan dampak positif, berikut adalah macam-macam
dampak negatif dan positif gunung meletus: Dampak negatif yang
didapat oleh masyarakat yang terkena gunung meletus adalah hujan
asam, gempa, aliran lahar/lava, tanah longsor/aliran lumpur,
piroklastik (wedus gembel), hujan abu dan batu, dan gas vulkanik.
Dampak negatif yang dihasilkan gunung meletus ini dapat merusak
saluran pernapasan seperti akibat dari abu vulkanik, tidak hanya
saluran pernapasan, dampak dari abu vulkanik juga bisa membuat
mata iritasi. Contoh lain adalah dampak dari hujan batu, hujan batu
dapat merusak bangunan, kendaraan, melukai tubuh manusia, dll.
Dampak negatif dari gunung meletus dapat mengakibatkan kerugian,
baik kerugian fisik maupun materi bagi masyarakat yang terkena
dampak gunung meletus.
Sedangkan dampak positif yang didapatkan adalah tanah menjadi
subur, munculnya mata air yang mengandung mineral, pasir yang
bertumpah-ruah, reboisasi hutan, adanya sumber air panas, dan energi
panas yang muncul untuk pembangkit listrik.31 Dampak positif dari
gunung meletus ini membuat sedikit demi sedikit perekonomian warga
sekitar gunung meletus membaik, karena tanah yang menjadi subur
akan membuat hasil dari pertanian meningkat. Mata air yang muncul

30
Fitriani Agustin dan Sutikno Bronto, Volkanostratigrafi Inderaan Jauh Kompleks
Gunung Api Gede dan Sekitarnya, Jawa Barat, Indonesia, Jurnal Geologi dan Sumberdaya
Mineral, Vol. 20, No. 1, 2019, hal. 10
31
Riki Irfan, op. cit.., hal.7-8
17

akan membuat warga medapatkan air bersih yang dapat digunakan


untk kehidupan sehari-hari.

g. Definisi Mitigasi
Indonesia sebagai salah satu negara yang rawan bencana telah
merancang undang-undang yang mengatur tentang penanggulangan
bencana, dalam undang-undang tersebut terdapat pengertian dari
mitigasi, yaitu mitigasi adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan
secara terus-menerus dan bertujuan untuk meminimalisir dampak dari
bencana melalui pembangunan fisik dan kesiapsiagaan dalam
mengadapi bencana.32 Menurut Raden Cecep Eka Permana dkk dalam
jurnal yang ditulisnya mengatakan bahwa mitigasi adalah usaha yang
dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana atau mengecilkan
kemungkinan dampak yang didapat dari bencana tersebut.33
Sedangkan menurut Giri Wiarto dalam bukunya mengatakan bahwa
mitigasi adalah usaha yang dilakukan secara terus-menerus untuk
mengecilkan risiko dari bencana alam terhadap manusia dan harta
benda.34

h. Mitigasi Gunung Meletus Menurut Badan Nasional Penanggulangan


Bencana (BNPB)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana menerbitkan buku
yang di dalamnya menjelaskan tentang pengetahuan bencana alam
yang ada di Indonesia. Bencana yang dijelaskan dalam buku yang
diterbitkan oleh BNPB adalah bencana gempa bumi, bencana tsunami,
bencana erupsi gunung meletus, bencana banjir, bencana tanah
longsor, bencana puting beliung, bencana kekeringan, dan kebakaran

32
Republik Indonesia, Undang-undang Dasar Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007
Tentang Penanggulangan Bencana
33
Raden Cecep Eka Permana, dkk., Kearifan Lokal Tentang Mitigasi Bencana Pada Masyarakat
Baduy, Jurnal Kajian Budaya, Vol. 15, 2011, h. 68
34
Giri Wiarto, Op.Cit., hal. 15
18

hutan dan lahan. Masing-masing bencana yang ada dijelaskan


pengertian dari bencana itu sendiri dan cara menghadapi bencana
tersebut, setiap mitigasi yang dijelaskan oleh Buku yang diterbitkan
oleh BNPB dibagi menjadi tiga jenis, yaitu prabencana, saat bencana,
dan pascabencana. Gunung meletus merupakan salah satu bencana
alam yang dijelaskan di dalam buku tersebut, dalam buku tersebut
BNPB membagi mitigasi bencana alam gunung meletus menjadi tiga
jenis, yaitu: prabencana erupsi gunung api, saat bencana erupsi gunung
api, dan pascabencana erupsi gunung api.
Penanggulangan bencana erupsi gunung api prabencana adalah
sebagai berikut: 1) memperhatikan arahan yang diberikan oleh pusat
vulkanologi dan mitigasi bencana geologi (PVMBG) dan
perkembangan aktivitas dari gunung api; 2) menyiapkan masker dan
kacamata sebagai pelindung dari debu vulkanik; 3) mengetahui jalur
evakuasi dan shelter yang sudah disiapkan oleh pihak berwenang; 4)
menyiapkan rencana evakuasi yang lain jika dampak bencana erupsi
meluas dari perkiraan ahli; dan 5) menyiapkan dukungan logistik
seperti uang tunai, makanan siap saji, senter, baterai, dan obat-obatan.
Saat terjadinya bencana, penanggulangan yang bisa dilakukan
adalah sebagai berikut: 1) menjauh dari daerah yang disarankan untuk
dikosongkan; 2) menjauh dari lembah dan aliran sungai; 3) berlindung
pada tempat tertutup untuk melindungi diri dari abu letusan gunung
api; 4) memakai kacamata pelindung yang telah disarankan; 5) tidak
memakai lensa kontak; 6) menutupi hidung dan mulut menggunakan
masket atau kain yang basah; dan 7) menggunakan pakaian yang dapat
menutupi seluruh tubuh seperti baju lengan panjang, celana panjang,
dan topi.
Penanggulangan yang dapat dilakukan setelah terjadinya bencana
yaitu, sebagai berikut: 1) mengurangi paparan abu vulkanik: 2)
pengemudi kendaraan bermesin dilarang mengendarai kedndaraan
yang dimilikinya pada daerah yang terkena abu vulkanik karena dapat
19

merusak mesin kendaraan; 3) membersihkan atap dari abu vulkanik


yang dapat merusak rumah atau bangunan karena beratnya abu
vulkanik; dan 4) mewaspadai daerah aliran sungai yang masih
berpotensi terkena lahar saat musim hujan.35

i. Definisi Pembelajaran
Belajar yang menjadi dasar kata pembelajaran memiliki
pengertian sebagai proses dari seseorang untuk berubah melalui
kegiatan atau prosedur latihan.36 Perubahan yang ingin dicapai oleh
seseorang harus melalui proses dari kegiatan atau latihan yang
dilakukannya, usaha inilah yang disebut dengan pembelajaran.
Menurut pendapat lain pembelajaran adalah proses yang dilakukan
secara sengaja oleh seseorang dan direncanakan agar terciptanya
aktivitas belajar dalam diri seseorang tersebut.37 Slameto mengatakan
bahwa belajar adalah suatu proses dalam sebuah usaha seseorang agar
medapatkan hasil perubahan dalam berpikir dan bertindak.38

j. Definisi Buku Bacaan Anak


Buku bacaan anak adalah bacaan anak yang pada umumnya
ditulis dengan kalimat yang singkat, serta pilihan kosakata dan tata
bahasa yang lebih sederhana agar mudah dimengerti oleh anak yang
membacanya.39 Pengertian tentang definisi buku bacaan anak menurut
Murti Bunanta dalam dalam bukunya yang berjudul Buku,

35
Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana olen Badan Nasional
Penanggulangan Bencana, (Jakarta: Humas BNPB, 2018), Cet. III, hal. 38hal. 35-37
36
Martina, Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 9 Tulung Selapan Kabupaten Oki, Junal PAI
Raden Fatah, Vol. 1, 2019, hal. 166
37
Raja Usman, Penggunaan Metode Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Aktivitas
dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Melalui Telepon Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Kundur,
Jurnal Geram (Gerakan Aktif Menulis), Vol. 6 2018, hal. 69
38
Slameto, Belajar dann Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2010), hal. 2
39
Agil Purba Sandika, Peran Bacaan Anak Pada Rumah Baca Kuartet Dalam
Meningkatkan Minat Baca, Skripsi pada Sekolah Strata Satu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2011, hal. 8
20

Mendongeng dan Minat Membaca mengatakan bahwa tulisan orang


dewasa atau anak-anak yang ditujukan untuk anak-anak sehingga
mendorong anak-anak untuk mengetahui tulisannya dan membuat
imajinasi anak berkembang.40

k. Kriteria Buku Bacaan Anak yang Menarik


Buku bacaan anak usia dini memiliki sebuah kriteria khusus
karena tidak sembarang buku bisa sesuai dengan anak. Berikut adalah
kriteria buku bacaan anak yang menarik menurut Pinnel dan Fountas
(2011) yaitu: 1) genre dan format yang melihat dari minat anak; 2)
konten dan tema yang memiliki cerita yang jenaka dan diambil dari
tema yang terdekat dengan anak; 3) struktur teksdan elemen cerita
yang memiliki alur yang sederhana dan karakter yang mudah diingat
oleh anak; 4) menggunakan kalimat dan kosa kata yang sederhana; 5)
ilstrasi yang ditampilkan memiliki warna yang kaya dan cerah.41
Ana Widyastuti berpendapat bahwa buku bergambar ideal bagi
anak usia dini yang memiliki pendapat tersendiri mengenai ilustrasi
dalam buku. Buku yang bertemakan alam, hewan, dan dunia
sekitarnya mampu merangsang otaknya, tema yang terdekat dengan
anak akan mudah dipahami oleh anak. Buku cerita tersebut mesmiliki
alur cerita yang berurutan sehingga anak mampu memprediksi jalan
ceritanya dan mendapatkan kesempatan untuk menirukan suara dan
bermain kata dalam buku cerita tersebut.42

l. Manfaat Buku Bacaan Anak


Buku bacaan anak yang memiliki keragaman gambar dan warna
sangat disukai oleh anak. Gambar dan pewarnaan yang menarik akan

40
Murti Bunanta, Buku, Mendongeng dan Minat Membaca, (Jakarta: Kelompok Pecinta
Bacaan Anak, 2008), hal. 227
41
Sofie Dewayani dan Roosie Setiawan, Saatnya Bercerita, (Yogyakarta: PT Kanisius,
2018), hal. 44-47
42
Ana Widyastuti, Kiat jitu Anak Gemar Baca Tulis, (Jakarta: PT Alex Media
Komputindo, 2017), hal. 75
21

membuat anak semakin tertarik dan senang untuk membacanya. Buku


bacaan anak tidak hanya dapat menyenangkan anak, namun buku
bacaan anak memiliki manfaat sebagai berikut:
Pertama, buku cerita bergambar dapat membantu anak terhadap
pengembangan dan perkembangan emosi. Kedua, buku cerita
bergambar dapat membantu anak untuk belajar tentang dunia,
menyadarkan anak tentang keberadaan dunia di tengah masyarakat dan
alam. Ketiga, buku cerita bergambar dapat membantu anak belajar
tetang orang lain, hubungan yang terjadi, pengembangan perasaan.
Keempat, buku cerita bergambar membantu anak untuk
mengembangkan imajinasi.43
Nurgiantoro berpendapat bahwa buku cerita bergambar memiliki
manfaat untuk membantu perkembangan anak dalam hal emosi dan
pikiran anak, untuk perkembangan emosinya anak akan memperoleh
kesenangan dari membaca buku cerita bergambar, warna yang
ditampilkan oleh buku cerita bergambar akan semakin membuat anak
tertarik dan senang untuk membacanya. Sedangkan dalam hal
pikirannya, buku cerita bergambar membantu menstimulasi imajinasi
anak. Imajinasi anak terstimulasi dari alur cerita yang sederhana,
karena alur cerita yang sederhana anak akan menebak-nebak jalannya
cerita yang membuat imajinasi anak semakin terstimulasi. 44

m. Pentingnya Buku Bacaan Anak Tentang Bencana


Bencana alam tidak dapat dicegah, namun bencana alam dapat
diminimalisir dampaknya. Peminimalisiran bencana salah satunya
melalui buku. Buku menjadi salah satu media yang mudah dijumpai
dan mudah dibawa kemana saja. Buku yang disebarluaskan dan

43
Yuliana, Pengembangan Buku Cerita Bergambar Sebagai bahan Ajar Dalam
Perkembangan Moral Anak Usia Dini Taman Kanak-kanak Islamiyah Desa Tanjung Raja, Skripsi
pada Sekolah Strata Satu UIN Raden Intan Lampung, 2018, hal.25
44
Eni Suryaningsih dan Laila Fatmawati, Pengembangan Buku Cerita Bergambar
Tentang Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Api Untuk Siswa SD, Jurnal Profesi Pendidikan Dasar,
Vol. 4, No. 2, 2017, hal. 115
22

ditujukan kepada orang dewasa dan anak usia dini, agar


tersampaikannya pesan dari penulis.
Menurut Siti Anafiah dan Ardian Arief mengatakan bahwa
terbatasnya media atau alat untuk memeragakan mitigasi bencana alam
membuat anak usia dini susah untuk mengetahui tentang pengetahuan
bencana alam dan mitigasi bencana alam, hal ini membuat
peminimalisiran dampak bencana alam susah terwujudkan, dalam
penyelesaian masalah ini buku anak yang bertujuan untuk
penyampaian materi siaga bencana menjadi salah satu media yang
dapat digunakan untuk mengecilkan dampak dari bencana alam
tersebut.45

B. Penelitian yang Relevan


Berikut adalah penelitian-penelitian yang relevan dengan tema penelitian
yang peneliti pilih. Penelitian-penelitian ini berupa hasil skripsi dan jurnal.

Tabel 2.1 Penelitian Relevan


No. Ringkasan dan Hasil Penelitian Persamaan dan Perbedaan
1. Nama Peneliti dan Asal Perguruan Persamaan:
Tinggi: Mujiburrahman, Nuraeni, dan Rudi Persamaan dalam penelitian ini adalah
Hariyawan, Universitas Pendidikan sama-sama membahas tentang bencana
Mandalika Mataram. alam yang penting untuk dimasukkan
Ringkasan: Jurnal ini berjudul pentingnya ke dalam kegiatan belajar mengajar di
Pendidikan Kebencanaan Di Satuan PAUD.
Pendidikan Anak Usia Dini, metode Perbedaan:
penelitian menggunakan Kepustakaan. Perbedaan dalam penelitian ini adalah
Hasil: Indonesia merupakan salah satu
penelitian ini untuk mengingatkan
negara yang sangat rawan terjadinya
pentingnya pembelajaran bencana
bencana, maka kesadaran dan kesiapsiagaan
alam untuk anak usia dini, sedangkan
tentang bencana ini sangatlah peting untuk
pada penelitian yang peneliti lakukan
semua kalangan. Penanaman kesadaran dan
bencana alamnya lebi spesifik, yaitu
kesiapsiagaan tentang bencana perlu
bencana alam gunung meletus.
dilakukan sejak dini, hal yang bisa dilakukan

45
Siti Anafiah dan Ardian Arief, Pembuatan Buku Cerita Anak Bermuatan
Penanggulangan Bencana Di SDN Bangurejo 1, SDN Bangurejo 2, dan SDN Baluwarti
Yogyakarta, Jurnal Abdi, Vol. 3, No. 2, 2018, hal. 91
23

pada jenjang PAUD adalah memasukkan


pendidikan kebencanaan ke dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolah.
2. Nama Peneliti dan Asal Perguruan Persamaan:
Tinggi: Maila Dinia Husni Rahiem dan Fira Penelitian ini memiliki kesamaan,
Widiastuti dari Universitas Islam Negeri yaitu sama-sama membahas tentang
Syarif Hidayatullah Jakarta pembelajaran mitigasi bencana alam
Rimgkasan: penelitian ini berjudul melalui buku cerita bergambar untuk
Pembelajaran Mitigasi Bencana Alam anak usia dini.
Gempa Bumi untuk Anak Usia Dini melalui Perbedaan:
Buku Bacaan Bergambar Perbedaan penelitian ini adalah jenis
Hasil: Buku “Aku Tahu Gempa Bumi”
bencana yang dibahas, penelitian ini
memiliki ilustrasi yang menarik dan
informatif; bahasa yang digunakan lebih fokus pada bencana alam gempa
sederhana, jelas, dan mudah dipahami;
bumi sedangkan penelitian yang
selain itu buku “Aku Tahu Gunung Meletus
juga memberikan pengetahuan tentang dilakukan oleh peneliti berfokuskan
bencana alam dan memotivasi siswa agar
pada bencan alam gunung meletus.
siap siaga menghadapi bencana.
3. Nama Peneliti dan Asal Perguruan Persamaan: penelitian ini memiliki
Tinggi: Rahayu, Dwipriyo Ariyanto, persamaan penelitian dengan
Wudyatmani Sih Dewi dari Universitas penelitian yang dilakukan oleh Rahayu
Sebelas Maret dkk. dalam pembahasan tentang
Ringkasan: Jurnal yang berjudul Dampak gunung meletus.
Erupsi Gunung Merapi Terhadap Lahan dan Perbedaan:
Upaya-Upaya Pemulihannya dengan metode Penelitian ini memiliki perbedaan
deskriptif kualitatif dengan teknik
penelitian dengan penelitian yang
pengambilan data obsrvasi dan dokumentasi.
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014. dilakukan oleh Rahayu dkk. yaitu pada
Hasil: secara umum kerusakan lahan akibat
bahasan penelitian yang hanya
erupsi sebagai berikut hilangnya beberapa
dilakukan pada dampak erupsi Gunung
atau banyak plasma nutfah dan berubahnya
Merapi dan pemulihannya, sedangkan
biodiversitas tumbuhan, hilangnya daerah
penelitian yang dilakukan peneliti
tangkapan air, rusaknya hutan, dan bahkan
adalah membahas tentang pengertian,
tertutupnya sumber air. Upaya pemulihan
proses, dan dampak terjadinya gunung
lahan dapat dilakukan dengan tata guna
meletus.
lahan dengan penghutanan kembali pada
lahan milik pemerintah untuk pengembalian
fungsi tangkapan air.
4. Nama Peneliti dan Asal Perguruan Persamaan:
Tinggi: Dhita Paranita Ningtyas dan Duana Persamaan dalam penelitian Dhita
Fera Risina dari Universitas Trilogi Paranita Ningtyas dan Duana Fera
Indonesia. Risini dengan peneliti adalah
Ringkasan: Penelitian ini berjudul pembahasan tentang pengenalan
Peningkatan Self-awareness Anak Usia Dini gunung meletus.
Melalui Mitigasi Bencalan Gunung Meletus. Perbedaan:
Penelitia ini menggunakan metode Media yang digunakan Dhita dkk.
penetilian “Action Research” dengan dua
adalah video, sedangkan media yang
siklus pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan
24

pada tahun 2018 di TK B Pertiwi 1 dan 2 dilakukan oleh penelitian ini adalah
Samiran.
buku untuk anak usia dini.
Hasil: meningkatnya kemampuan Self-
awareness pada TK B Pertiwi dengan
presentase 62% setelah dilakukannya siklus
I dan menjadi meningkat 77,1% pada siklus
II.

Jika dilihat dari tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembahasan
tentang bencana alam gunung meletus dan analisa bahan ajar sudah banyak
yang mengambil bahasan tersebut untuk diteliti, namun untuk pembahasan
bahan ajar tentang pendidikan mitigasi gunung meletus yang ditujukan pada
anak usia dini masih jarang ditemukan.

C. Kerangka Berpikir
Dalam kerangka berpikir ini saya sebagai peneliti ingin menggambarkan
bagan yang menjadikan suatu fondasi dalam penelitian ini. Bagan di bawah ini
menceritakan tentang Indonesia yang merupakan pertemuan tiga lempeng,
yaitu Eurosia, Samudera Pasifik, dan Samudera Indo-Australia yang
menjadikan Indonesia sebagai negara yang berpotensi bencana alam terutama
bencana alam gunung meletus, tercatat dalam sejarah dunia bahwa salah satu
letusan gunung api paling dahsyat adalah yang terjadi di Indonesia yaitu
Gunung Krakatau, yang letusannya mengakibatkan berubahnya iklim dunia,
untuk itu diperlukannya edukasi tentang bencana alam gunung meletus kepada
masyarakat, termasuk anak usia dini. Pengetahuan akan bencana alam gunung
meletus akan membuat anak semakin peduli dengan keselamatan dirinya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana memiliki peran yang sangat
penting sebagai lembaga pemerintah nonkementrian untuk membantu presiden
dalam penanganan bencana. Bandan Nasional Penanggulangan Bencana
memiliki buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana yang
memiliki peran untuk penyebarluasan pengetahuan dan mitigasi bencana alam.
Buku ini mejadi salah satu bentuk dari Badan Nasional Penanggulangan
Bencana untuk mengurangi dampak negatif dari terjadinya bencana alam,
salah satunya adalah pengurangan korban jiwa.
25

Pengetahuan tentang bencana alam juga perlu diketahui oleh anak usia
dini untuk mengurangi risiko bencana alam yang akan diterima oleh
masyarakat yang terkena bencana. Pengetahuan bencana alam sejak dini
adalah langkah awal untuk mengurangi risiko terjadinya bencana, sehingga
masyarakat sadar akan bencana dan dapat mengurangi risiko bencana tersebut.
Buku menjadi salah satu sumber yang sanagat efektif untuk memberikan
pengetahuan tentang bencana alam sejak dini, pengemasan buku yang menarik
dan sesuai dengan karakteristik anak usia dini akan menjadi nilai tambahan
karena anak akan menyukainya dan pengetahuan tentang bencana alam dapat
tersampaikan kepada anak.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu Penelitian

Penelitian yang berjudul Analisis Deskriptif Pembelajran Mitigasi


Bencana Alam Gunung Meletus Dalam Buku “Aku Tahu Gunung Meletus”
ini dilaksanakan selama beberapa bulan dengan pengaturan waktu sebagai
berikut:

Tabel 3.1 Waktu Penelitian


2018 2019
DESKRIPSI
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des
Penyusunan
BAB I
Pendahuluan
Penyusunan
BAB II Kajian
Pustaka
Penyusunan
BAB III
Metode
Penelitian
2020
DESKRIPSI
Jan Feb Mar Apr
Penyusunan
BAB IV Hasil
Penelitian
Penyusunan
BAB V
Kesimpulan
dan Saran
Penyusunan
Laporan
Penelitian
Penyusunan
Akhir Skripsi

26
27

B. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah penafsiran dari
masalah yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara mendeskripsikan
dalam kata-kata dan bahasa pada suatu bagian khusus yang alamiah dengan
berbagai cara yang ada.46 Penelitian yang dijelaskan dengan kata-kata dan
bahasa yang mudah dipahami oleh orang lain.
Emzir juga mengatakan bahwa penelitian deskriptif kualitatif adalah
hasil penelitian dari metode kualitatif yang mendeskripsikan masalah secara
menyeluruh tentang pengalaman atau program pada penelitian.47 Peneliti
menggunakan metode ini karena ingin memperoleh data yang bersifat apa
adanya dalam melakukan analisis pembelajaran mitigasi gunung meletus yang
ada dalam buku Aku Tahu Gunung Meletus yang sudah jarang di temukan
pada masyarakat.

C. Sumber Data
Sumber data adalah bahan dari mana data bisa diperoleh.48 Sumber data
yang didapatkan untuk melakukan penelitian ini adalah bahan-bahan seperti
buku, jurnal, majalah atau bahan tulisan lainnya. Pada penelitian ini sumber
data utama adalah buku yang dianalisis oleh peneliti, yaitu Buku Seri Anak
Pengetahuan Bencana Alam “Aku Tahu Gunung Meletus”,
PERMENDIKBUD Nomor 8 Tahun 2016 Pasal 3 Ayat 6 Tentang Buku yang
Digunakan Oleh Satuan Pendidikan, buku Panduan Pemilihan Buku Nonteks
Pelajaran yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dan
Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana yang diterbitkan
oleh BNPB yang menjadikan acuan untuk standar mitigasi bencana alam
gunung meletus.

46
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosydakarya,
2009), Cet. XXIX, hal. 6
47
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif, (Depok: PT
Rajagrafindo Persada, 2017), Cet. X, hal. 174
48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), Cet. XII,
hal. 107
28

Data pendukung lainnya adalah wawancara yang dilakukan dengan ahli.


Ahli yang dimaksudkan di sini adalah orang tua dan guru yang menangani
anak usia dini.
Peneliti menambahkan wawancara sebagai sumber data untuk
mendukung penelitiannya. Wawancara digunakan untuk mengeksplorasi
bagaimana pandangan orang tua dan guru secara umum tentang tampilan, isi,
dan pesan buku “Aku Tahu Gunung Meletus.”

D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian proposal skripsi ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif dan teknik yang dilakukan adalah:
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dipelajari dengan menggunakan literatur
yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti dengan
mengumpulkan data-data melalui bahan bacaan dengan bersumber pada
buku. Data diperoleh melalui buku anak seri pengetahuan bencana alam
“Aku Tahu Gunung Meletus”, PERMENDIKBUD Nomor 8 Tahun 2016
Pasal 3 Ayat 6 Tentang Buku yang Digunakan Oleh Satuan Pendidikan,
buku Panduan Pemilihan Buku Nonteks Pelajaran yang diterbitkan oleh
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, buku yang diterbitkan oleh
BNPB yang membahas tentang bencana dan penanggulangan bencana, dan
buku-buku yang mengandung teori yang mendukung analisis deskriptif
pada penelitian ini, namun peneliti tetap menggunakan wawancara sebagai
pendukung data dari penelitian ini. Sugiyono mengatakan dalam penelitian
kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan cara teknik
pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan
sampai data jenuh.49
Sebelum menganalisis buku tersebut peneliti membaca buku tersebut
untuk mencari sumber kepustakaan yang mendukung tulisannya,

49
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006), hal.
273
29

kemudian melakukan pemindaian (scan) dalam bentuk softfile yang


kemudian peneliti memindahkan beberapa halaman buku yang telah
discan tersebut ke dalam Microsoft word untuk diananisis secara
deskriptif.
Peneliti juga melakukan wawancara yang dilakukan kepada tiga
orang tua dan tiga guru yang mengajar pada jenjang PAUD dengan cara
menanyakan tiga pertanyaan pokok pada narasumber, yaitu: 1) bagaimana
pendapat anda tentang tampilan buku tersebut?; 2) bagaimana pendapat
anda mengenai isi dalam buku tersebut?; 3) apakah pesan yang bisa anda
dapatkan dari buku tersebut?
2. Analisa Data Deskriptif
Menurut Sugiyono dalam buku Metode Penelitian pendidikan
mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan
atau menyajikan data setelah data dari sumber data lain terkumpul.50
Penyajian data dilakukan sesuai dengan pedoman yang telah dibuat dan
divalidasi.
Setelah peneliti melengkapi data, peneliti menganalisis data dengan
cara menjelaskan tampilan, isi, dan pesan buku “Aku Tahu Gunung
Meletus” secara umum dan sesuai dengan empat komponen
PERMENDIKBUD Nomor 8 Tahun 2016 Pasal 3 Ayat 6 Tentang Buku
yang Digunakan Oleh Satuan Pendidikan yang didukung oleh buku-buku
yang memiliki pembahasan yang sama sehingga dapat mendukung tulisan
peneliti, peneliti mecari pembelajaran mitigasi gunung meletus yang
berpedoman pada Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi
Bencana yang diterbitkan oleh BNPB dan peneliti juga membandingkan
analisis yang dilakukan secara umum sebelumnya dengan hasil wawancara
yang telah dilakukan peneliti kepada ahli (orang tua dan guru PAUD).
3. Teknik Penulisan
Sugiyono berpendapat bahwa analisis data dilakukan secara
sistematis dari awal proses mencari sampai penyusunan data yang

50
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2017), hal. 207
30

diperoleh dari hasil wawancara, catatan , dan dokumentasi dengan cara


mengelompokkan data ke dalam kategori, menyusunnya ke dalam pola,
memilih yang penting untuk dipelajari, dan membuat kesimpulan yang
mudah dipahami oleh semua orang.51
Teknik penulisan ini dilakukan dengan cara menganalisis buku “Aku
Tahu Gunung Meletus” menurut empat komponen yang terdapat dalam
PERMENDIKBUD Nomor 8 Tahun 2016 Pasal 3 Ayat 6 Tentang Buku
yang Digunakan Oleh Satuan Pendidikan yang didukung dengan sumber
seperti buku dan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti,
kemudian peneliti mencari kesesuaian isi dalam buku “Aku Tahu Gunung
Meletus” dengan instrumen yang telah peneliti buat dalam sebuah tabel
tentang mitigasi gunung meletus yang berpacu pada Buku Saku Tanggap
Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana, lalu peneliti mengumpulkan data
yang diperoleh yang kemudian muncul beberapa tema yang akan
dideskripsikan oleh peneliti, dan peneliti membuat kesimpulan yang bisa
dipahami oleh orang lain.

E. Rencana Pengujian Keabsahan Data


Sugiyono mengatakan bahwa uji keabsahan data dalam penelitian
kualitatif mencakup uji validitas internal, uji validitas eksternal, uji
reliabilitas, dan uji objektivitas.52 Namun, dalam penelitan ini peneliti hanya
menggunakan uji Validitas internal dan eksternal.
Berikut adalah pengertian dari masing-masing istilah tersebut:
1. Uji Kredibilitas (validitas internal)
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil
penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan
pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, tringulasi,

51
Sugiyoyo, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2006), hal. 275
52
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2017), Cet. XXVI, hal. 366
31

diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, menggunakan


bahan referansi, dan member check.53
2. Pengujian Transferability (Validitas Eksternal)
Pengujian Transferability merupakan validitas yang
menyatakan bahwa kebergantungan untuk menunjukkan stabilitas
data dengan melakukan pemerikasaan data dari beberapa metode
yang digunakan sehingga tidak terjadinya perbedaan antardata.54

53
Sugiyono, Ibid., h. 368
54
Amir Hamzah, op.cit., hal. 114
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada bab ini peneliti akan membahas data hasil analisis buku dan juga
wawancara yang dilakukan dengan narasumber yang peneliti sebut sebagai
partisipan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer penelitian ini berasal dari analisis buku, sedangkan
data sekunder berasal dari wawancara yang dilakukan kepada narasumber.
Buku yang dianalisis adalah buku anak seri pengetahuan bencana alam
“Aku Tahu Gunung Meletus.” Sedangkan, enam partisipan yang
diwawancarai adalah tiga orang yang berprofesi sebagai guru dan tiga orang
tua siswa.
Dari data dan pembahasan, pembaca dapat mengetahui bagaimana
tampilan dan penyampaian pendidikan mitigasi bencana alam gunung meletus
dalam buku anak seri pengetahuan bencana alam “Aku Tahu Gunung
Meletus” dan bagaimana kesesuaian isi buku “Aku Tahu Gunung Meletus”
dengan pedoman mitigasi bencana dari Badan Nasional Penanggulangan
Bencana.

B. Gambaran Umum Buku “Aku Tahu Gunung Meletus”


Peneliti menganalisis buku anak seri pengetahuan bencana alam “Aku
Tahu Gunung Meletus.” Berikut adalah gambaran umum dari buku tersebut:

Tabel 4.1 Identitas Buku


Judul Buku Aku Tahu Gunung Meletus
Penulis Putri Frebrianti
Editor Renika Veronika dan Nurlailah

32
33

Ilustrator Regi Wasdiansyah


Cetakan 1 November, 2015
Kota Bandung
Penerbit PT Srikandi Empat Widya Utama
(SEWU)
Ukuran Buku 25 X 18 cm
Jumlah Halaman 30
Berat Buku -
Nomor Buku ISBN 978-602-382-033-7

Buku yang berjudul “Aku Tahu Gunung Meletus” ini ditulis oleh Putri
Frebrianti, profesi tentang penulis buku ini yaitu Putri Febrianti tidak
diinformasikan dalam buku “Aku Tahu Gunung Meletus” dan buku anak seri
bencana alam lainnya. Buku anak seri bencana alam ini memiliki enam seri
yaitu; 1) Aku Tahu Gunung Meletus; 2) Aku Tahu Gempa Bumi; 3) Aku Tahu
Tsunami; 4) Yuk, Cegah Longsor; 5) Yuk, Cegah Kebakaran; dan 6) Yuk,
Cegah Banjir. Editor dalam buku ini adalah Renika Veronika dan Nurlailah.
Buku “Aku Tahu Gunung Meletus” ini adalah buku cerita bergambar, gambar
pada buku ini diilustrasikan oleh Regi Wasdiansyah. Buku ini pertama kali
dicetak pada bulan November tahun 2015. Kota Bandung menjadi tempat
diterbitkannya buku ini dan diterbitkan oleh PT Srikandi Empat Widya Utama
(SEWU). 25 X 18 cm adalah ukuran yang dimilki oleh buku “Aku Tahu
Gunung Meletus” dan pada buku seri bencana alam lainnya. Jumlah halaman
yang dimiliki buku ini adalah 30 halaman, sedangkan berat buku tidak
disebutkan dalam buku. Buku ini memiliki International Standard Book
Number (ISBN) yaitu ISBN 978-602-382-003-7.

C. Informasi Partisipan
Sebagai tambahan data analisis buku, maka peneliti melakukan
wawancara kepada enam orang partisipan, para partisipan tersebut terdiri dari
tiga partisipan yang bekerja sebagai guru pada jenjang taman kanak-kanak dan
34

tiga partisipan yang sudah menjadi ibu rumah tangga. Berikut adalah
informasi partisipan yang lebih rinci:
Informasi yang berasal dari partisipan A adalah seorang yang bekerja
sebagai guru pada jenjang taman kanak-kanak. Selain sebagai guru pada
jenjang taman kanak-kanak, partisipan A ini adalah mahasiswa pada jurusan
Pendidikan Islam Anak Usia Dini yang menggunakan sedikit waktu luangnya
untuk mengajar anak usia dini di sebuah sekolah. Partisipan A ini berusia 22
tahun dan sudah menjadi guru pada taman kanak-kanak selama satu tahun.
Partisipan M adalah seorang yang bekerja sebagai guru pada jenjang
anak usia dini atau taman kanak-kanak. Selain sebagai guru, partisipan M ini
adalah mahasiswa dari jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini yang
menggunakan waktu luangnya untuk mengajar pada jenjang taman kanak-
kanak. Partisipan M berusia 22 tahun dan sudah bekerja sebagai guru taman
kanak-kanak selama satu tahun lamanya.
Partisipan K adalah seorang guru yang berada pada jenjang taman
kanak-kanak. Selain sebagai guru, partisipan K ini adalah seorang mahasiswa
dari jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini yang menggunakan waktu
luangnya untuk mengajar anak usia dini pada taman kanak-kanak. Partisipan
K ini berusia 22 tahun dan sudah bekerja sebagai guru selama satu setengah
tahun.
Partisipan R yang memiliki jenis kelamin perempuan adalah seorang ibu
rumah tangga berusia 30 tahun yang mengasuh ketiga anaknya bersama
suaminya. Selain sebagai ibu rumah tangga, partisipan R juga menjadi guru
mengaji pada sore hari.
Partisipan I adalah seorang perempuan yang berusia 28 tahun. Partisipan
I memiliki dua anak. Selain sebagai ibu rumah tangga, beliau juga bekerja
sebegai guru mengaji Al-Quran di sore hari.
Partisipan yang berinisial huruf N adalah seorang perempuan yang
bekerja sebagai ibu rumah tangga dan guru mengaji Al-Quran pada pagi hari.
Partisipan N berusia 35 tahun dan memiliki dua anak.
35

D. Pedoman Mitigasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana


Tabel di bawah ini adalah tabel pedoman mitigasi bencana alam gunung
meletus yang dibuat oleh peneliti. Kegunaan tabel ini adalah untuk menjadi
pedoman mitigasi yang dapat dilakukan oleh warga pada saat prabencana
ataupun pascabencana. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tabel ini
untuk menganalisa pembelajaran mitigasi bencana alam gunung meletus
dalam buku “Aku Tahu Gunung Meletus.” Berikut adalah tabel pedoman
mitigasi bencana alam gunung meletus yang mengikuti standar Mitigasi Badan
Nasional Penanggulangan Bencana yang sudah peneliti analisis dengan cara
memberi keterangan pada setiap pernyataan apakah hal tersebut ada atau tidak
ada disebutkan pada buku:

Tabel 4.2
Pedoman Mitigasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Prabencana Alam Gunung Meletus
Mitigasi Prabencana Analisis Peneliti Pada buku
No. Alam Gunung Uraian Kegiatan Kesesu
Bukti
Meletus aian
1. Perhatikan arahan a. Ikut berkumpul
dari Pusat saat ahli
-
Vulkanologi dan memberikan
Mitigasi Bencana pengumuman
Geologi (PVMBG) b. Memperhati-
dan perkembangan kan
aktivitas gunung api perkembang-an
gunung api baik
-
dari media
cetak maupun
media
elektronik
c. Tidak panik dan
tetap mengikuti
-
arahan dari
pihak
36

berwenang
d. Melihat papan
pengumuman
untuk -
mengetahui
arahan dari ahli
2. Menyiapkan a. Menyiapkan
perlindungan mata masker untuk
dan mulut melindungi -
pernapasan dari
abu vulkanik
b. Menyiapkan
kain basah
untuk
-
melindungi
mulut dari abu
vulkanik
c. Menyiapkan
kacamata untuk
melindungi -
mata dari abu
vulkanik
3. Mengetahui jalur a. Melihat papan
evakuasi dan shelter pengumuman
yang telah tentang jalur
disiapkan oleh evakuasi yang -
pihak berwenang disediakan
pihak
berwenang
b. Melihat papan
pengumuman
untuk
mengetahui
-
tempat
berlindung yang
disediakan oleh
pihak
37

berwenang
4. Menyiapkan a. Badan Nasional
skenario evakuasi Penanggulanga
lain jika dampak n Bencana
letusan meluas di menyiapkan
luar prediksi rencana lain
-
untuk berjaga-
jaga saat
dampak gunung
meletus di luar
dari dugaan
b. Warga
mengikuti
arahan dari
V
pihak
berwenang
Halaman lima belas
5. Menyiapkan a. Menyiapkan
dukungan logistik mie instan
-
untuk berjaga-
jaga
b. Menyiapkan
baterai untuk -
berjaga-jaga
c. Menyiapkan
cadangan
-
baterai untuk
berjaga-jaga
d. Menyiapkan
-
uang tunai
e. Menyiapkan
pakaian -
secukupnya
f. Menyiapkan
obat-obatan -
yang diperlukan
Saat Bencana Alam Gunung Meletus
38

No. Mitigasi Saat


Kesesu
Bencana Alam Aspek Penilaian Bukti
aian
Gunung Meletus
1. Tidak berada pada a. Menjauh 10 km
lokasi yang telah sampai 15 km
disarankan untuk dari gunung
V
dikosongkan meletus

Halaman sebelas
b. Berada di
tempat evakuasi
yang telah
-
disarankan oleh
pihak
berwenang
2. Tidak berada di a. Menjauhi
lembah atau aliran lembah seperti
sungai yang telah
disarankan V
Badan Nasional
Penanggulanga Halaman sembilan belas
n Bencana
b. Menjauhi
sungai yang
disarankan oleh
V
Badan Nasional
Penanggulanga
n Bencana Halaman sembilan belas
3. Menghindar dari a. Tidak keluar
tempat terbuka, dari tempat
-
lindungi diri dari evakuasi atau
abu letusan gunung rumah
api b. Berada di
tempat yang
-
terbebas dari
abu vulkanik
4. Gunakan pelindung a. Menggunakan -
39

mata kacamata untuk


melindungi
mata dari abu
vulkanik
b. Menggunakan
masker yang
-
menutupi
seluruh wajah
5. Tidak menggunakan a. Melindungi
lensa kontak mata dengan -
kacamata
6. Menutupi mulut dan a. Menggunakan
hidung masker untuk
-
menutupi mulut
dan hidung
b. Menggunakan
kain basah
untuk dijadikan -
masker sebagai
pelindung
7. Gunakan pakaian a. Menggunakan
tertutup untuk topi untuk
melindungi tubuh melindungi -
kepala dari abu
vulkanik
b. Menggunakan
kacamata untuk
melindungi -
mata dari abu
vulkanik
c. Menggunakan
masker penutup
mulut dan
hidung untuk -
melindungi
mulut dan
hidung dari abu
40

vulkanik
d. Menggunakan
baju lengan
panjang untuk
-
melindungi
tubuh dari abu
vulkanik
e. Menggunakan
sapu tangan
untuk
-
melindungi
tangan dari abu
vulkanik
f. Menggunakan
celana panjang
untuk
-
melindungi kaki
dari abu
vulkanik
g. Menggunakan
kaos kaki untuk
melindungi kaki -
dari abu
vulkanik
h. Menggunakan
sepatu untuk
melindungi kaki
-
bagian bawah
dari abu
vulkanik
Pascabencana Alam Gunung Meletus
Mitigasi Kesesu
No. Pascabencana Aspek Penilaian aian Bukti
Gunung Meletus
1. Mengurangi a. Berada di
paparan abu daerah yang -
vulkanik terbebas dari
41

abu vulkanik
b. Berada dalam
ruangan yang
-
terlindung dari
abu vulkanik
c. Gunakan baju
yang menutupi
tubuh agar -
terlindung dari
abu vulkanik
d. Gunakan
payung saat
keluar untuk
-
mengurangi
paparan abu
vulkanik
2. Tidak menggunakan a. Tidak keluar
kendaraan bermesin menggunakan
mobil karena
-
abu vulkanik
akan merusak
mesin mobil
b. Tidak keluar
menggunakan
sepeda motor
karena abu -
vulkanik akan
merusak mesin
motor
3. Bersihkan abu a. Membersihkan
vulkanik dari abu vulkanik
-
sekitar kita yang ada di atap
rumah
b. Membersihkan
abu vulkanik
-
dari dalam
rumah
42

c. Membersihkan
abu vulkanik
-
yang ada di
jendela rumah
4. Hindari aliran a. Menjauh dari
sungai tepi sungai

Halaman sembilan belas


b. Menjauh dari
sungai

Halaman sembilan belas

Badan Nasional Penanggulangan Bencana membagi mitigasi gunung


meletus tersebut menjadi tiga bagian, yaitu prabencana, saat terjadinya
bencana, dan pascabencana. Lima mitigasi prabencana yang kemudian
dirincikan menjadi tujuh belas uraian kegiatan, tujuh mitigasi saat terjadinya
bencana yang dirincikan menjadi sembilan belas uraian kegiatan, dan empat
mitigasi pascabencana yang dirincikan menjadi sebelas uraian kegiatan.
Tabel di atas menjelaskan bahwa terdapat enam kesesuaian mitigasi
bencana alam gunung meletus yang ada pada buku “Aku Tahu Gunung
Meletus.” Yaitu: warga mengikuti arahan dari pihak berwenang, menjauh 10
km sampai 15 km dari gunung meletus, menjauhi lembah seperti yang telah
disarankan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana, menjauhi sungai
yang telah disarankan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana,
menjauh dari tepi sungai, dan menjauh dari sungai. Keenam kesesuaian ini
adalah kesesuaian
43

E. Paparan Data Hasil Penelitian


Pada hasil penelitian ini, peneliti akan memaparkan data hasil penelitian
terkait dengan permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu mendeskripsikan
bagaimana tampilan dan penyampaian buku “Aku Tahu Gunung Meletus”
dengan standar Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
(PERMENDIKBUD) Nomor 8 Tahun 2016 Pasal 3 Ayat 6 Tentang Buku
yang Digunakan Oleh Satuan Pendidikan? dengan pedoman 4 komponen yang
terdapat di Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
(PERMENDIKBUD) yang dirincikan lagi oleh Pusat Kurikulum dan
Perbukuan dan bagaimana kesesuaian isi buku “Aku Tahu Gunung Meletus”
dengan pedoman mitigasi bencana alam dari Badan Nasional Penanggulangan
Bencana. Pada bagian ini peneliti akan memaparkan hasil analisis buku,
jawaban partisipan pada saat diwawancarai, dan mendiskusikan data tersebut
dengan teori dan kajian pustaka yang sesuai.
Sebagai pedoman analisis kesesuaian buku dengan standar mitigasi
bencana peneliti, peneliti membuat tabel aspek penilaian yang berpedoman
pada pedoman mitigasi bencana alam yang dibuat oleh Badan Nasional
Penanggulangan Bencana, Selanjutnya, pada analisis isi dan tampilan buku,
peneliti melakukan analisis pada setiap halaman buku dengan berpedoman
pada empat komponen yang terdapat dalam Peraturan Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan tentang Buku yang Digunakan Oleh Satuan Pendidikan yang
kemudian dijadikan tabel. Untuk mengumpulkan data dari wawancara, peneliti
membuat panduan wawancara yang terdiri dari tiga pertanyaan untuk guru
maupun orang tua, dengan rincian satu pertanyaan mengenai tampilan buku,
satu pertanyaan mengenai isi buku, dan satu pertanyaan mengenai pesan yang
terkandung dalam buku.
Langkah pengumpulan data diawali dengan membuat pedoman
penelitian kemudian peneliti menganalisis buku dan setelah itu melakukan
wawancara dan hasil wawancara tersebut kemudian ditranskip. Selanjutnya
peneliti menyajikan dan menyimpulkan data dari hasil analisis buku dalam
bentuk tabel uraian analisis buku perhalamannya, dan tabel hasil transkip
44

wawancara. Akhirnya peneliti menemukan tema-tema yang merupakan


jawaban atas rumusan masalah.
Peneliti membagi pembahasan tema-tema temuan penelitian menjadi
dua bagian. Setiap bagian membahas satu rumusan masalah. Rumusan
masalah pertama yaitu: bagaimana tampilan dan penyampaian buku “Aku
Tahu Gunung Meletus” dengan standar PERMENDIKBUD Nomor 8 Tahun
2016 Pasal 3 Ayat 6 Tentang Buku yang Digunakan Oleh Satuan Pendidikan?
terdapat empat tema yang muncul, yaitu: 1) tampilan dan penyampaian
pendidikan mitigasi bencana alam pada buku belum menarik perhatian anak
usia dini; 2) buku menggunakan bahan yang mudah basah dan mudah robek;
3) buku memberikan gambaran suasana kejadian gunung meletus dan
menggunakan perumpamaan yang mudah dipahami; 4) bahasa yang
digunakan pada buku tidak mudah dimengerti anak; dan 5) buku menjelaskan
tiga mitigasi bencana yang ada pada Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh
Menghadapi Bencana yang ditulis oleh Badan Nasional Penanggulangan
Bencana. Untuk rumusan masalah kedua yaitu: bagaimana kesesuaian isi buku
”Aku Tahu Gunung Meletus” dengan pedoman mitigasi bencana dari Badan
Nasional Penanggulangan Bencana? Terdapat tiga tema yang muncul, yaitu:
1) buku belum menjelaskan secara rinci tentang keadaan dan tindakan pada
saat prabencana, saat bencana terjadi, dan pascabencana; dan 3) buku
menjelaskan pentingnya mengikuti arahan dari tim SAR atau tim penolong,
menjauh dari gunung meletus, dan menjauhi lahar.

1. Tampilan dan penyampaian pendidikan mitigasi bencana alam gunung


meletus dalam buku anak seri pengetahuan bencana alam “Aku Tahu
Gunung Meletus”
Berikut adalah penjelasan dari data penelitian yang menunjukkan
bagaimana tampilan dan penyampaian pendidikan mitigasi bencana alam
gunung meletus dalam buku anak seri pengetahuan bencana alam “Aku
Tahu Gunung Meletus”:
45

a. Tampilan dan penyampaian pendidikan mitigasi bencana alam pada


buku belum menarik perhatian anak usia dini
Buku “Aku Tahu Gunung Meletus” ini adalah buku cerita
bergambar yang ditujukkan untuk anak-anak. Agar anak-anak lebih
mudah memahami alur cerita yang disajikan, buku harus memiliki alur
cerita dan gambar yang menarik. Tokoh yang digemari oleh anak juga
akan menjadikan buku lebih diminati oleh anak, seperti tokoh anak
yang terdapat dalam buku “Aku Tahu Gunung Meletus.” Buku “Aku
Tahu Gunung Meletus” yang ditulis oleh Putri Febrianti ini dikemas
dengan jalan cerita yang sederhana dan diilustrasikan dengan gambar
yang warna-warni.
Berikut adalah gambar suasana yang diberikan pada sampul buku
“Aku Tahu Gunung Meletus”:

Gambar 4.1 Tampilan dan penyampaian mitigasi dalam buku


“Aku Tahu Gunung Meletus”

Suasana yang digambarkan pada cover buku ini, suasana yang


mewakili keadaan gunung meletus. Warna yang ditampilkan
didominasi oleh warna jingga, warna yang mewakili warna api atau
lava dan warna coklat tua yang mewakili dari penggambaran gunung.
Namun secara keseluruhan, warna yang disajikan dalam buku ini
46

masih kurang menarik perhatian anak, warna cerah akan menarik


perhatian anak. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh M dan N:

Karena warna yang bervariasi dan kesesuaian gambar yang sudah


cocok, hanya kurang dalam pencerahan warna saja. [M/CW.2C]

Menurut saya tampilan pada buku ini masih kurang menarik, karena
pewarnaan yang kurang cerah dan sampul depan buku yang terlihat
sedikit menakutkan. [N/CW.6A]

Bunanta juga mengatakan dalam bukunya yang berjudul Buku,


Mendongeng dan Minat Membaca bahwa membuat buku cerita
bergambar memerlukan pengetahuan yang khusus dan luas, salah
satunya memperhatikan kualitas separasi warna dan mutu perwajahan
buku, yang artinya warna juga sangat penting dalam pembuatan buku
cerita bergambar. Warna yang bagus dan sesuai dengan kesukaan anak
akan membuat buku menjadi menarik bagi anak dan minat anak untuk
membaca buku tersebut akan bertambah.55
Berikut adalah penyampaian mitigasi yang disampaikan oleh
tokoh ibu dalam buku “Aku Tahu Gunung Meletus”:

Gambar 4.2 Tampilan dan penyampaian mitigasi dalam buku


“Aku Tahu Gunung Meletus”

55
Murti Bunanta, Buku, Mendongeng dan Minat Membaca, (Jakarta: Kelompok Pecinta
Bacaan Anak), 2008, hal. 91
47

Bentuk huruf-huruf yang terdapat dalam buku “Aku Tahu


gunung Meletus” dirasa cukup moton untuk dilihat oleh anak usia dini.
Huruf-huruf tersebut dibalut oleh balok-balok yang bentuknyapun
kurang menarik perhatian anak. Hal ini semakin membuat buku
tersebut kurang menarik bagi anak usia dini, jika anak-anak difokuskan
pada huruf-huruf dan balok-balok yang membalut huruf tersebut.
Salah satu upaya mitigasi pada bencana alam gunung meletus
adalah mengikuti arahan dari tim SAR atau tim penolong. Hal ini
dijelaskan dalam buku ini, bahwa penting untuk mengikuti arahan tim
SAR atau tim penolong. Namun, bahasa yang digunakan masih belum
bisa dengan mudah dimengerti oleh anak, contohnya pada halaman
lima belas terdapat kalimat “ikutilah arahan-arahan dari tim SAR atau
tim penolong.” Anak-anak akan bertanya apa itu tim SAR dan tim
penolong. Penjelasan tentang tim SAR atau tim penolong ini sebaiknya
dijelaskan oleh tokoh anak dalam cerita dan diberikan gambar tim SAR
atau tim penolong itu sendiri, agar anak dapat lebih mudah
memahaminya. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh ibu A:

Pesan dalam buku ini sudah tersampaikan bagi saya, penjelasannya


pun sudah cukup bagus, namun jika untuk anak usia dini yang
membaca sendiri, anak belum bisa menangkap pesan tersebut, karena
di dalam buku tersebut penjelasannya ditujukan kepada anaknya,
bukan sebagai tokoh anak yang bercerita. [A/CW.1C]

Ilustrasi dalam buku cerita, memudahkan anak untuk memahami


jalannya cerita. Anak akan mudah memahami kata-kata yang baru.56
Burhan Nurgiyanto juga mengatakan bahwa buku cerita anak harus
disertai dengan ilustrasi yang menarik. Ilustrasi akan membuat anak
tertarik, penasaran, dan tidak bosan saat membacanya.57 Pewarnaan
dan ilustrasi yang menarik akan membuat anak lebih tertarik dan
semangat untuk memperhatikan cerita dan gambar pada buku tersebut,

56
Heru Kurniawan, Sastra Anak, (Yogyakarta: Graha Ilmu), 2009, hal. 65
57
Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak, Pengantar Pemahaman Dunia Anak, (Yogyakarta:
Gajah Mada University Press), 2013, cetakan ke III, hal. 91
48

tidak hanya ilustrasi pada gambar saja, namun juga dalam


pengilustrasian pada balok yang mengemas huruf-huruf dalam buku
cerita tersebut. Pengemasan huruf-huruf yang menarik akan membuat
anak tidak bosan pada huruf dan terbiasa untuk melihat huruf-huruf
yang nantinya akan dipelajari oleh anak-anak.

b. Buku menggunakan bahan yang mudah basah dan mudah robek


Bahan buku untuk anak sebaiknya bahan yang awet, tidak mudah
basah dan robek. Bahan yang digunakan dalam cover ini adalah art
carton dengan berat art carton 210 gram atau 260 gram. Bahan yang
digunakan sebagai cover buku, tidak mudah robek dan basah.
Sedangkan pada bagian isi, yaitu dari halaman 1 samapai dengan 32,
menggunakan bahan berbeda. Bahan yang digunakan mudah basah dan
robek. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh ibu M:

Bahan buku sebaiknya diganti dengan bahan yang tidak mudah


rusak. [M/CW.2C]

Ana Widyastuti mengatakan bahwa orang tua dan guru


hendaknya selalu memperhatikan bahan buku. Pilihlah buku yang
berbahan plastik dan bersifat tahan terhadap tumpahan air atau buku
yang berbahan dari kain seperti kain flanel, atau dari kertas yang tebal
sehingga tidak mudah dirobek oleh anak yang baru belajar memegang
buku.58 Bahan buku yang tidak mudah basah dan tidak mudah robek
lebih disarankan untuk menjadi bahan pada buku cerita anak, agar
buku tersebut bisa digunakan berulang kali.
Burhan Nurgiyanto dalam buku Sastra Anak Pengantar
Pemahaman Dunia Anak mengatakan bahwa format dalam buku anak
menjadi salah satu hal yang penting untuk menaikkan minat baca anak.
Salah satu yang harus diperhatikan adalah kualitas kertas, kualitas

58
Ana Widyastuti, Kiat Jitu Anak Gemar Baca Tulis, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo), 2017, hal. 76
49

kertas akan mempengaruhi warna buku dan keawetan buku tersebut.59


Bahan kertas yang bagus akan lebih baik, karena dengan bahan kertas
yang bagus anak akan bisa membaca buku tersebut berkali-kali,
sehingga anak bisa memahami pesan yang terkandung dalam buku.

c. Buku memberikan gambaran suasana kejadian gunung meletus dan


menggunakan perumpamaan yang mudah dipahami
Gambaran suasana cerita dengan perumpamaan yang mudah
dipahami menjadi hal yang penting, karena dari gambaran suasana
yang menggunakan perumpamaan yang mudah akan menjadikan cerita
lebih mudah dipahami oleh anak. Anak akan menikmati cerita dengan
mudah dan jalan ceritapun akan lebih mudah dipahami anak.
Berikut adalah gambaran suasana kejadian gunung meletus pada
sampul buku:

Gambar 4.3 Suasana kejadian gunung meletus pada sampul buku

Berikut adalah gambaran suasana kejadian gunung meletus pada


halaman pertama buku:

59
Burhan Nurgiyantoro, op. cit., hal. 92
50

Gambar 4.4 Buku memberikan gambaran suasana kejadian


gunung meletus pada halaman pertama

Tema yang diberikan buku “Aku Tahu Gunung Meletus” adalah


bencana alam gunung meletus, hal ini masih relevan dalam kehidupan
sehari-hari anak usia dini, karena gunung meletus sendiri merupakan
tema fenomena alam yang patut diketahui oleh anak usia dini. Karena
letak Indonesia yang berada pada jalur ring of fire, maka gunung
meletus juga merupakan salah satu kejadian alam yang bisa saja terjadi
kapanpun dan menjadikan mengangkat tema bencana alam salah
satunya adalah gunung meletus ini dapat membantu untuk
meminimalisir dampak negatif dari bencana alam gunung meletus
tersebut.
Selain itu, buku“Aku Tahu Gunung Meletus” memiliki ilustrasi
dengan nuansa yang sudah menggambarkan keadaan gunung meletus,
dari segi warna yang diberikan pada sampul buku dan beberapa
halaman yang ada di dalam buku “Aku Tahu Gunung Meletus”
memiliki warna jingga yang seakan mewakili warna dari lava yang
keluar saat gunung meletus. Tidak hanya warna jingga saja yang ada
dalam buku “Aku Tahu Gunung Meletus”, namun ada warna coklat
yang menggambarkan sebuah gunung. Warna coklat juga mewakili
perumpamaan saat adanya lahar dingin, lahar dingin yang tidak hanya
membawa batu yang berukuran besar, sedang, ataupun kecil, namun
51

juga membawa pohon yang tumbang yang terseret oleh lahar dingin
tersebut. Suasana panik yang ditampilkan pada sampul buku dan
halaman satu buku “Aku Tahu Gunung Meletus” ini juga mewakili
suasana kejadian gunung yang sedang meletus yang membuat warga
sekitar panik. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh ibu A:

Tapi saya hanya ingin memberi tahu jika gunung meletus itu
menandakan sesuatu yang menakutkan, gambar yang ditampilkan
memberikan kesan yang menakutkan, seperti ibu yang sedang panik
dan anak-anak yang menangis. [A/CW.1A]

Cerita nyata atau realistik yang ada dalam buku anak diperlukan
dalam kehidupan anak, agar anak mendapatkan pelajaran dari buku
tersebut dan karena gunung meletus tidak hanya terjadi sekali atau dua
kali.60 Cerita tentang kehidupan yang multikultural dan memiliki
keragaman, disampaikan dalam bentuk yang sederhana, dan tokoh
yang ada di dalam buku anak tersebut adalah tokoh yang seusia dengan
anak yang membacanya akan memudahkan anak untuk memahami
cerita.61 Buku “Aku Tahu Gunung Meletus” memiliki tokoh yang yang
sedang berjalan-jalan bersama keluarganya, dengan gambaran suasana
kejadian gunung meletus yang menggunakan perumpamaan yang
mudah dipahami membuat cerita lebih mudah dipahami dan disenangi
oleh anak.
Perumpamaan gunung meletus yang sedang dilakukan oleh tokoh
anak pada gambar di bawah ini:

60
Riris K. Toha-Sarumpaet, Pedoman Penelitian Sastra Anak,( Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia), 2017, cetakan ke 3 hal. 28
61
Sofie Dewayani dan Roosie Setiawan, Saatnya Bercerita, Mengenalkan Literasi Sejak
Dini, (Sleman: PT Kanisius), 2018, hal.45
52

Gambar 4.5 Buku memberikan gambaran suasana kejadian


gunung meletus dan menggunakan perumpamaan yang mudah
dipahami

Contoh perumpamaan yang mudah dipahami dalam buku “Aku


Tahu Gunung Meletus” ini adalah saat ayah membiarkan Dani untuk
mengocok minuman bersoda yang dibawa oleh Dani agar dia
mengetahui akibat dari kocokan yang dilakukannya itu akan seperti
letusan gunung api. Kemudian ekspresi terkejut yang ditunjukkan oleh
tokoh anak yang ada dalam buku “Aku Tahu Gunung Meletus” saat
melihat akibat dari kocokan minuman bersoda tersebut membuat anak
yang membacanya lebih mudah memahami bahwa saat soda tersebut
tumpah, itu adalah perumpamaan dari keluarnya lava saat gunung
meletus terjadi.
Gambar yang diberikan oleh buku ini sudah menarik apalagi
diberikan perumpamaan yang mudah dipahami oleh anak, namun
alangkah baiknya jika perumpamaan yang mudah dipahami oleh anak
dijelaskan dengan gambar yang lebih dekat lagi, atau gambar dibuat
lebih fokus, misal gambar air soda yang sedang tumpah-tumpah
tersebut. Perumpamaan gambar tersebut dibesarkan agar terlihat lebih
jelas lagi dan anak bisa fokus pada gambar tersebut. Hal ini seperti
yang diungkapkan oleh ibu I:
53

Gambar yang diberikan sudah sesuai, namun jika gambar dibuat lebih
dekat lagi akan lebih bagus, misalnya saat minuman bersodanya
berbusa, saat itu sebaiknya gambar difokuskan pada gambar
minuman bersoda tersebut yang sedang tumpah-tumpah karena
dikocok. [I/CW.5B]

Gaya bahasa yang sederhana dengan percakapan dan


perumpamaan gambar yang ada dalam buku cerita anak akan membuat
pesan atau gagasan yang ada di dalam cerita tersebut mudah
tersampaikan.62 Percakapan tokoh anak dengan ayah dan ibunya yang
diiringi dengan perumpamaan yang sederhana dan gambar sebagai
perwakilan nuansa dari cerita tersebut membuat anak semakin mudah
mendapatkan gagasan atau pesan yang ada dalam cerita.

d. Bahasa yang digunakan pada buku tidak mudah dimengerti anak


Bahasa merupakan unsur yang tidak bisa lepas dari buku cerita
anak, karena selain menggunakan gambar, beberapa kalimat masih
dibutuhkan untuk pembelajaran keaksaraan anak. Judul buku dalam
buku “Aku Tahu Gunung Meletus ini sudah mewakilkan seluruh isi
dalam buku tersebut, karena di dalam buku tersebut terdapat pengertian
dari gunung meletus, dampak negatif dari gunung meletus seperti lahar
dingin, dan dampak positif yang didapatkan warga dari setelah
terjadinya gunung meletus. Judul buku tersebut juga menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu kata yang digunakan
untuk judul buku sama sekali tidak mengandung unsur melecehkan
atau strereotip terhadap seseorang ataupun kelompok masyarakat.
Kalimat yang disuguhkan dalam buku bacaan anak tidak terlalu
banyak, buku bacaan anak menggunakan kalimat singkat dan
sederhana. Pusat Kurikulun dan perbukuan memberikan batasan untuk
kalimat yang disuguhkan dalam setiap halaman buku cerita, yaitu

62
Eni Suryaningsih dan Laila Fatmawati, Pengembangan Buku Cerita Bergambar
Tentang Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Api Untuk Siswa SD, Jurnal Profesi Pendidikan Dasar,
Vol. 4, No. 2, 2017, hal. 115
54

maksimal lima kalimat, agar anak tidak terlalu banyak melihat huruf
dan agar menjadikan buku tersebut tidak monoton.63 Namun, pada
halaman sebelas pada buku “Aku Tahu Gunung Meletus” ini memilliki
lebih dari lima kalimat yang telah ditentukan oleh Pusat Kurikulum
dan Perbukuan, yaitu enam kalimat. Berikut adalah gambar dari
halaman sebelas buku “Aku Tahu Gunung Meletus:

Gambar 4.6 Kalimat yang melebihi dari Ketentuan


PUSKURBUK

Selain kalimat yang dibatasi maksimal lima kalimat, kalimat


yang ada dalam buku cerita anak juga terdiri dari bahasa yang ringan
dan sederhana sehingga anak bisa menangkap jalan cerita dan pesan
yang terkandung dalam cerita tersebut. Terdapat kosa kata dalam buku
yang masih sulit dimengerti oleh anak, seperti gambar di bawah ini:

63
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Panduan Pemilihan Buku Nonteks Pelajaran, Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018, hal. 13
55

Gambar 4.7 Kata tim SAR, kata asing yang tidak memiliki
perumpamaan dan tidak mudah dimengerti oleh anak

Gambar yang menampilkan beberapa kosa kata yang masih sulit


dipahami oleh anak:

Gambar 4.8 Bahasa yang digunakan masih belum dimengerti


anak
56

Kalimat yang singkat dan sederhana akan membuat anak lebih


mudah memahami cerita dan mendapatkan pesan yang terkandung
dalam buku. Buku “Aku Tahu Gunung Meletus” memiliki bahasa atau
kosa kata yang sebagian besar sudah dikenal oleh anak usia dini,
namun bahasa yang digunakan dalam buku terkesan monotan karena
banyak sekali kalimat yang terdiri lebih dari lima kata, hal ini membuat
buku menjadi kurang mearik untuk dilihat. Bahasa yang digunakan
pada halaman lima belas di buku “Aku Tahu Gunung Meletus” masih
belum bisa dengan mudah dimengerti oleh anak, anak akan
mempertanyakan kata tim SAR atau tim penolong. Selain itu pada
halaman tujuh belas terdapat kata “berbagai” yang ibu ucapkan itu
sebaiknya diganti dengan bahasa yang lebih sederhana lagi untuk anak.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh ibu A dan ibu R:

Buku tersebut sudah dapat dipahami bagi saya sebagai guru dalam
segi bahasanya. Namun, jika anak usia dini membaca sendiri, bahasa
yang digunakan terlalu tinggi kurang sederhana. [A/CW.1B]

Bahasa yang digunakan dalam buku tersebut kurang sesuai dan


kurang menggambarkan isi cerita, jika diperuntukkan anak usia dini.
Bahasa yang digunakan kurang padat dan sulit dimengerti untuk anak
usia dini, sehingga dapat menyebabkan anak bingung dan
menjadikan minat baca anak menurun. [R/CW.4D]

Burhan Nurgiyanto mengatakan bahwa dalam buku anak, bahasa


yang digunakan adalah bahasa yang sederhana baik dari segi kosa kata,
struktur kalimat, maupun maknanya.64 Kosa kata yang sederhana akan
membuat anak mudah memahami maksud kalimat yang ada dalam
sebuah cerita. Adanya kosa kata yang sederhana ini akan membuat
kalimat dan bahasa menjadi sederhana. Sederhana yang dimaksud
adalah kata yang relatif. Burhan Nirgiyanto menjelaskan bahwa
kriteria sederhana yang dimaksud bukanlah kata pasti, namun kata
yang tidak pasti, artinya kata tersebut dapat diubah atau memiliki

64
Burhan Nurgiyantoro, op. cit., hal. 88
57

makna lebih dari satu.65 Agil Purba menambahkan bahwa kalimat


singkat yang terdiri dari bahasa dan kosa kata yang sederhana
membuat anak lebih mudah memahami bacaan tersebut.66

e. Buku menjelaskan tiga mitigasi bencana yang ada pada Buku Saku
Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengecilkan dampak
dari suatu bencana yang dilakukan secara terus-menerus.67 Mitigasi
memiliki petunjuk atau arahan yang bisa diikuti, di Indonesia mitigasi
dalam kebencanaan berpedoman pada mitigasi dari Badan Nasional
Penanggulangan Bencana. Badan ini menerbitkan buku tentang
pengetahuan beberapa bencana serta mitigasinya, seperti bencana alam
gunung meletus, bencana alam tsunami, bencana alam gempa bumi,
dll. Berikut adalah gambar mitigasi pertama yang ada dalam buku
“Aku Tahu Gunung Meletus”:

Gambar 4.9 Himbauan untuk menjauh dari gunung meletus

65
Burhan Nurgiyanto, Ibid, hal. 88
66
Agil Purba Sandika, Peran Bacaan Anak Pada Rumah Baca Kuartet Dalam
Meningkatkan Minat Baca, Skripsi pada Sekolah Strata SatuUIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2009, hal. 8
67
Giri wiarto, Tanggap Darurat bencana Alam, (Yogyakarta: Gosyen Publisshing, 2017),
hal. 15
58

Gambar mitigasi kedua tentang mengikuti arahan tim SAR atau


tim penolong dalam buku “Aku Tahu Gunung Meletus”:

Gambar 4.10 Seruan untuk mengikuti arahan tim SAR atau tim
penolong

Berikut adalah gambar mitigasi ketiga tentang larangan untuk


mendekati jalur lahar dingin dan lahar dingin itu sendiri yang ada
dalam buku “Aku Tahu Gunung Meletus”:

Gambar 4.11 Mitigasi untuk menjauh dari jalur lahar dingin ataupun
lahar dingin itu sendiri
59

Penjelasan tiga mitigasi yang ada dalam buku “Aku Tahu


Gunung Meletus” adalah berpindah ke tempat yang aman sejauh 10-15
km dari puncak gunung, mengikuti arahan dari tim SAR atau tim
penolong, dan untuk menjauhi lahar dingin. Pada halaman sebelas ibu
menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh Dani tentang akibat dari
terkena lava dan ibu memberikan penjelasan dengan raut wajah yang
tenang dan sabar. Pada halaman lima belas dijelaskan tentang mitigasi
gunung meletus, yaitu untuk mengikuti arahan dari tim SAR atau tim
penolong. Pada halaman sembilan belas, menjelaskan tentang
menjauhkan diri dari lahar dingin. Hal ini seperti yang diungkapkan
oleh ibu A, ibu K, dan ibu M:

Isi dari buku tersebut sudah informatif, sudah menjelaskan gunung


meletus itu apa, dampak, keuntungan, dan kekurangan sudah
dijelaskan dalam buku tersebut. [A/CW.1B]

Pesan yang terdapat dalam buku ini bagus ya, anak jadi tahu tentang
gunung api, bagaimana dia bisa meletus, dan akibat yang didapat dari
gunung meletus. [K/CW.3C]

Pesan dalam buku ini adalah pengetahuan dan dampak dari gunung
meletus, pesan bisa tersampaikan dengan baik. [M/CW.2E]

Buku cerita bergambar adalah salah satu media yang dapat


menyampaikan pesan cerita melalui kalimat sederhana yang disertai
dengan ilustrasi bergambar.68 Buku “Aku Tahu Gunung Meletus” ini
menyampaikan pesannya melalui kalimat pendek dan menampilkan
ilustrasi bergambar. Ilustrasi yang diberikan oleh buku cerita
bergambar membuat anak dengan mudah memahaminya dan senang
dengan jalan cerita maupun ilustrasi yang diberikan oleh buku cerita
bergambar tersebut.69 Ulfa Septiana dan kawan-kawan juga

68
Yosi Saputra, Kreasi Ilstrasi Buku Cerita Bergambar Damarwulan Dengan Teknik
Digital Sebagai Media Penyampaian Pesan Moral Bagi Generasi Muda, Skripsi pada sekolah
Strata satu Universitas Negeri Semarang, 2017, hal. 4
69
Riris K. Toha-Sarumpaet, op. cit., hal. 18
60

menambahkan bahwa buku cerita bergambar memiliki potensi yang


banyak untuk dijadikan sebagai media pembelajaran untuk anak.70

2. Kesesuaian isi buku “Aku Tahu Gunung Meletus” dengan pedoman


mitigasi bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Berikut adalah penjelasan dari data penelitian yang menunjukkan
bagaimana kesesuaian isi buku “Aku Tahu Gunung Meletus” dengan
pedoman mitigasi bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana:

a. Buku belum menjelaskan secara rinci tentang keadaan dan tindakan


pada saat prabencana, bencana terjadi, dan pascabencana
Mitigasi yang dijelaskan oleh Badan Nasional Penanggulangan
Bencana dibagi menjadi tiga bagian, yaitu prabencana, saat terjadinya
bencana, dan pascabencana. Buku “Aku Tahu Gunung Meletus” ini
lebih menjelaskan tentang pengetahuan secara umum gunung meletus
dan dampaknya, sedangkan tentang mitigasi bencana tidak dipaparkan
secara rinci. Misalnya pada masa prabencana apa saja yang dapat
dilakukan untuk mengurangi kerugian bencana alam gunung meletus.
Saat terjadinya bencana, apa yang harus dilakukan anak-anak (ada tiga
tahapan mitigasi yang dijelaskan dalam buku). Pascabencana, apa yang
dapat dilakukan untuk pemulihan fisik, psikis maupun material
pascabencana alam.
Mitigasi yang dijelaskan dalam buku ini hanya secara umum,
misalnya pada halaman lima belas, pada halaman ini ibu menjelaskan
untuk mengikuti arahan dari tim SAR atau penolong, menggunakan
masker dan baju yang tertutup. Kemudian pada halaman sembilan
belas, ibu menambahkan penjelasan dari ayah tentang bahayanya lahar
dingin dan memberikan peringatan jika ada lahar dingin maka

70
Ade Ulfa Septiana, Sri Sumarni, dan Rukiyah, Pengembangan Buku Cerita Bergambar
Berbasis Tema Alam Semesta untuk Anak Kelompok B Di RA Miftahul Jannah Palembang, Jurnal
Pendidikan Anak, Vol. 7, Edisi 1, 2018, hal. 2
61

sebaiknya kita menjauh dan mencari tempat yang aman. Hal ini seperti
yang diungkapkan oleh ibu K dan ibu I:

Pesan yang terdapat dalam buku ini bagus ya, anak jadi tahu tentang
gunung api, bagaimana dia bisa meletus, dan akibat yang didapat dari
gunung meletus. [K/CW.3C]

Untuk pesannya sudah bagus, anak diberikan ilmu baru, yaitu


pengetahuan tentang gunung meletus, namun tidak melupakan bahwa
itu semua adalah kehendak Tuhan. [I/CW.5D].

Tahapan mengurangi risiko bencana meliputi, prabencana, saat


bencana, dan pascabencana.71 Artinya dalam mitigasi bencana tersebut
dibagi lagi menjadi tiga, karena pada saat prabencana terjadi, ada
beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko yang
diakibatkan oleh prabencana tersebut. Mitigasi yang dilakukan saat
prabencana, saat terjadinya bencana, dan pascabencana yang
seharusnya mendapatkan perhatian lebih.72
Risiko bencana yang dapat dicegah bahkan dihilangkan karena
adanya peningkatan kesadaran dan kapasitas masyarakat pada tahap
prabencana, saat bencana, dan pascabencana.73 Badan Nasional
Penanggulangan Bencana membuat pengelompokkan mitigasi yang
terdiri dari prabencana, saat terjadinya bencana, dan pascabencana,
yang kemudian masing-masing dari kelompok tersebut dirincikan
kembali, dengan kelompok prabencana dirincikan menjadi lima
rincian, saat bencana terjadi dirincikan menjadi tujuh rincian, dan
pascabencana menjadi 4 rincian.74

71
Burhanudin Mukhamad Faturahman, Konsep Mitigasi Bencana Melalui Perdpektif
Kebijakan Publik, Malang: Jurnal Ilmu Administrasi Publik, 2018, Vol. 3, hal. 126
72
Burhanudin Mukhamad Faturahman, Reformasi Administrasi Dalam Manajemen
Bencana, Mimbar Yustitia: Jurnal hukun dan Hak Asasi Manusia, Vol 1, 2017, hal. 187
73
Muhamad Roudhotul Ulum, Eva Banowati, dan Erni Suharini, Partisipasi Masyarakat
Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Terhadap Upaya Penanggulangan Bencana Tanah
Longsor, Semarang: Journal of Edu Geography, 2017, hal. 70
74
Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh
Menghadapi Bencana, (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Edisi 2017), hal. 35-37
62

b. Buku menjelaskan pentingnya mengikuti arahan dari tim SAR atau tim
penolong, menjauh dari gunung meletus, dan menjauhi lahar
Pembelajaran mitigasi yang ada dalam buku “Aku Tahu Gunung
Meletus” ini mengajarkan agar anak mengikuti arahan yag diberikan
oleh tim SAR atau tim penolong, menjauh sekitar 10 km sampai 15 km
dari gunung meletus, dan menjauh dari lahar. Pembelajaran tersebut
akan membantu dalam melakukan mitigasi saat bencana terjadi.

Berikut adalah gambar yang meyerukan tentang mitigasi, yaitu


untuk menjauh 10 km sampai 15 km dari gunung meletus:

Gambar 4.12 Himbauan untuk menjauh dari gunung meletus sejauh


10 km sampai 15 km

Seruan untuk mengikuti arahan dari pihak berwenang atau yang


disebutkan dalam buku adalah tim SAR atau tim penolong ada dalam
gambar di bawah ini:
63

Gambar 4. 13 Seruan untuk mengikuti arahan tim SAR atau tim


penolong

Mitigasi untuk menjauh dari lahar dingin ataupun jalur lahar


dingin tertuang pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.14 Penjelasan mitigasi bencana alam gunung meletus untuk


menjauhi jalur lahar dingin dan lahar dingin
64

Kesesuaiannya yang ada dalam buku tersebut dapat menjadi


sebuah pembelajaran yang dapat digunakan jika bencana alam gunung
meletus terjadi. Terdapat kesesuaian mitigasi yang ada dalam buku
“Aku Tahu Gunung Meletus” dengan pedoman mitigasi yang ada
dalam buku yang diterbitkan oleh Badan Nasional Penanggulangan
Bencana, yaitu Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi
Bencana. Hal ini seperti yang diungkap oleh ibu A, ibu K, dan ibu M:

Isi dari buku tersebut sudah informatif, sudah menjelaskan


penjelasan gunung meletus itu apa, dampak, keuntungan dan
kekurangan sudah dijelaskan dalam buku tersebut. [A/CW.1B]

Pesan yang terdapat dalam buku ini bagus ya, anak jadi tahu tentang
gunung api, bagaimana dia bisa meletus, dan akibat yang didapatdari
gunung tersebut. [K/CW.3C]

Pesan dalam buku ini adalah pengetahuan dan dampak dari gunung
meletus, pesan bisa tersampaikan dengan baik. [M/CW.2E]

Sebuah permasalahan selalu muncul dalam cerita, permasalahan


untuk cerita anak dibuat lebih sederhana dan peristiwa satu dengan
peristiwa lainnya memiliki kesinambungan atau hubungan,
kesinambungan tersebut adalah sebab akibat yang ada dalam cerita
tersebut.75 Seperti sebab akibat yang ada dalam buku “Aku Tahu
Gunung Meletus”, yaitu ketika ada gunung meletus dampak yang ada
adalah keluarnya lava dari perut gunung yang meletus, akibat dari
keluarnya lava tersebut, masyarakat harus menjauh dari gunung
meletus sejauh 10 km sampai 15 km. Sama halnya dengan menjauh
dari gunung meletus, saat ada lahar dinginpun, masyarakat dihimbau
untuk menjauh dari lahar dingin, seperti yang tertera dalam buku “Aku
Tahu Gunung Meletus” pada halaman sembilan belas.
Selain untuk menjauh sejauh 10 km sampai 15 km dari gunung
meletus, kesesuaian yang ada dalam buku “Aku Tahu Gunung
Meletus” ini adalah mengikuti arahan dari tim SAR atau tim penolong.

75
Burhan Nurgiyantoro, op. cit., hal. 71-72
65

Pencegahan terhadap dampak negatif bencana alam, memerlukan


perhatian yang lebih dari masyarakat, selain perhatian, masyarakat juga
dituntut untuk memahami mitigasi bencana alam tersebut. Masyarakat
perlu paham tentang daerah yang mereka tinggali, tempat yang dapat
dijadikan tempat pengungsian, kemudian pemantauan informasi
keadaan gunung meletus, dan mengikuti arahan dari tim SAR atau
penolong.76

76
Didit Damayanti, Pria Wahyu RG, Muhanni’ah, Hubungan Pengetahuan Tentang
Manajemen Bencana Dengan Prevention Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gunung
Meletus Pada Kepala Keluarga Di Rt 06/Rw 01 Dusun Puncu Desa Puncu Kecamatan Puncu
Kabupaten Kediri, Kediri: Jurnal Ilmu Kesehatan, Vol. 5, 2017, hal. 2
BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil Analisis Deskriptif Pembelajaran Mitigasi Bencana Alam
Gunung Meletus Dalam Buku “Aku Tahu Gunung Meletus” dapat disimpulkan bahwa: 1)
Tampilan dan penyampaian pendidikan mitigasi bencana alam pada buku belum menarik
perhatian anak usia dini. 2) Buku menggunakan bahan yang mudah basah dan mudah
robek. 3) Buku memberikan gambaran suasana kejadian gunung meletus dan
menggunakan perumpamaan yang mudah dipahami. 4) Bahasa yang digunakan pada
buku tidak mudah dimengerti anak. 5) Buku menjelaskan tiga mitigasi bencana yang ada
pada Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana yang ditulis oleh
Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 6) Buku belum menjelaskan secara rinci
tentang keadaan dan tindakan pada saat prabencana, saat bencana terjadi, dan
pascabencana. 7) Buku menjelaskan pentingnya mengikuti arahan dari tim SAR atau tim
penolong, menjauh dari gunung meletus, dan menjauhi lahar. Buku “Aku tahu Gunung
Meletus” masih kurang cukup untuk meberikan pembelajaran tentang mitigasi bencana
alam gunung meletus, karena hanya menekankan 3 mitigasi pada jalannya cerita yang
terdapat dalam buku.

B. Implikasi
Implikasi dari penelitian ini meliputi empat aspek, yaitu berimplikasi atas bidang
keilmuan, implikasi pada penelitian selanjutnya, implikasi pada kebijakan yang ada, dan
implikasi pada praktik. Implikasi pada bidang keilmuan berhubungan dengan kontribusi
hasil penelitian terhadap pendidikan mitigasi bencana alam gunung meletus yaitu
penelitian ini memberikan kontribusi pemikiran dan saran untuk memasukkan materi
tentang pendidikan kebencanaan ke dalam materi pembelajaran di sekolah termasuk pada
jenjang Pendidikan Anak Usia Dini dengan melihat kebijakan yang telah dibuat oleh
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tentang Buku yang Digunakan oleh Satuan
Pendidikan yang lebih dijabarkan lagi oleh Pusat Kurikulum dan perbukuan pada buku
Panduan Pemilihan Buku Nonteks Pelajaran, Implikasi pada penelitian selanjutnya adalah

66
67

penelitian ini memberikan gambaran bahwa isi buku anak tentang bencana alam masih
belum memberikan informasi lengkap tentang penanggulangan bencana alam sesuai
dengan pedoman Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan terlalu menuangkan
kalimat yang panjang bagi anak usia dini sesuai dengan standar dari Pusat Kurikulum dan
Perbukuan. Penelitian ini berimplikasi sebagai tambahan khasanah penelitian pendidikan
kebencanaan di Indonesia yang masih sangat sedikit sekarang ini. Penelitian ini
menginspirasi untuk lebih banyak lagi penelitian mengenai pendidikan kebencanaan.
Implikasi pada kebijakan, kebijakan pemerintah tentang kebencanaan diatur pada
UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana pasal 12 ayat a, pada
peraturan tersebut disebutkan bahwa pemerintah pusat dan daerah menjadi penanggung
jawab penyelenggaraan penanggulangan bencana. Pemerintah dalam hal ini Badan
Nasional Penanggulangan Bencana. Namun, informasi kebencanaan yang disebarkan
kepada masyarakat luas, dalam hal ini anak-anak, masih belum memberikan informasi
yang lengkap atau sesuai dengan pedoman yang ada. Selain itu, juga pada kebijakan
pemerintah tentang perbukuan yang diatur dalam UU Nomor 3 Tahun 2017 tentang
Sistem Perbukuan pasal 4 ayat b yang menyatakan bahwa sistem perbukuan bertuajuan
untuk meningkatkan mutu dan jumlah sumber daya perbukuan untuk menciptakan buku
yang berkualitas, murah, dan merata. Penelitian ini berimplikasi memberikan masukkan
agar Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Pemerintah dalam hal ini Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan bisa memberikan contoh atau mendorong masyarakat umum
untuk menuliskan buku pengetahuan anak tentang bencana alam yang sesuai dengan
pedoman yang ada. Kemudian implikasi yang selanjutnya adalah implikasi pada praktik
adalah perlunya pendidik dan orang tua mengetahui tentang pengetahuan bencana alam,
termasuk pada bencana alam gunung meletus supaya anak siap, siaga, dan tidak panik
saat bencana alam gunung meletus terjadi dan dapat memilihkan buku yang sesuai untuk
anak usia dini dengan berpedoman pada buku Panduan Pemilihan Buku Nonteks
Pelajaran.

C. Saran
Berdasarkan penelitian ini mengenai Analisis Deskriptif Pembelajaran Mitigasi
Bencana Alam Gunung Meletus Dalam Buku “Aku Tahu Gunung Meletus” maka saran
yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Orang Tua
68

Pemilihan pada buku anak seharusnya lebih diperhatikan lagi oleh orang tua,
buku yang dipilih sebaiknya tidak hanya menarik, namun isi buku memiliki jalan
cerita dan bahasa yang sederhana.

2. Bagi Guru TK/RA


Guru dapat melakukan simulasi bencana alam gunung meletus di kelas dengan
mempraktikkan mitigasi yang ada dalam sebuah buku.

3. Bagi Siswa
Guru dan orang tua membangun kesadaran dan kesiapsiagaan anak usia dini
untuk menghadapi bencana alam.

4. Bagi Sekolah
Supaya sekolah memperbanyak referensi buku mengenai mitigasi bencana alam
yang sesuai dengan anak usia dini.

5. Bagi Penerbit
Supaya penerbit memberikan deskripsi buku yang lebih rinci, seperti informasi
tentang penulis.

6. Bagi Penulis Buku Anak


Sebaiknya penulis menuangkan jalan ceritanya menggunakan bahasa yang lebih
sederhana lagi, karena akan lebih memudahkan anak untuk memahami cerita tersebut
dan sebaiknya pula penulis beracuan pada pedoman mitigasi bencana alam gunung
meletus dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

7. Bagi Penelitian Selanjutnya


Dengan penelitian ini, diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat mengkaji
dan memperperluas lagi penelitian tentang pendidikan kebencanaan yang berpedoman
pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Fitriani dan Sutikno Bronto. Volkanostratigrafi Inderaan Jauh Kompleks Gunung
Api Gede dan Sekitarnya, Jawa Barat, Indonesia, Jurnal Geologi dan Sumberdaya
Mineral. Vol. 20 No. 1. 2019.

Allen, K. Eileen dan Lynn R, Martoz. Profil Perkembangan Anak. Jakarta: Indeks. 2010.

Anafiah, Siti dan Ardian Arief. Pembuatan Buku Cerita Anak Bermuatan Penanggulangan
Bencana Di SDN Bangurejo 1, SDN Bangurejo 2, dan SDN Baluwarti Yogyakarta.
Jurnal Abdi. Vol. 3 No. 2. 2018.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Cet. XII. 2002.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh


Menghadapi Bencana. Jakarta: Humas BNPB. 2018.

BBC NEWS Indonesia. Buku Pelajaran Berunsur Pornografi Ditarik. 2013.


(https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2013/07/130712_pendidikan_buku
pelajaran ). diakses pada tanggal 12 Juli 2020 jam 08.04

Bunanta, Murti. Buku, Mendongeng dan Minat Membaca. Jakarta: Kelompok Pecinta Bacaan
Anak. 2008.

Damayanti, Didit, Pria Wahyu RG, Muhanni’ah. Hubungan Pengetahuan Tentang


Manajemen Bencana Dengan Prevention Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana
Gunung Meletus Pada Kepala Keluarga Di Rt 06/Rw 01 Dusun Puncu Desa Puncu
Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri. Kediri: Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol. 5. 2017.

Daud, Ramli dkk. Penerapan Pelatihan Siaga Bencana Dalam Meningkatkan Pengetahuan,
Sikap, dan Tindakan Komunitas SMA Negeri 5 Banda Aceh. Jurnal Ilmu
Kebencanaan. Vol.1. 2014.

Desfandi, Mirza. Urgensi Kurkilum Pendidikan Kebencanaan Berbabis Kearifan Lokal Di


Indonesia, Jurnal Sosio Didaktika. Vol. 1 No. 2. 2014.

69
70

Dewayani, Sofie dan Roosie Setiawan. Saatnya Bercerita. Yogyakarta: PT Kanisius. 2018.

Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Depok: PT Rajagrafindo


Persada. Cet. X. 2017.

Faturahman, Burhanudin Mukhamad. Konsep Mitigasi Bencana Melalui Perdpektif


Kebijakan Publik. Malang: Jurnal Ilmu Administrasi Publik. 2018.

Faturahman, Burhanudin Mukhamad. Reformasi Administrasi Dalam Manajemen Bencana,


Mimbar Yustitia: Jurnal hukun dan Hak Asasi Manusia. Vol. 1. 2017.

Gosal, Lisa Christie dkk. “Analisis Spasial Tingkat Kerentanan Bencana Gunung Api Lokon
Di Kota Tomohon”. Jurnal. Manado: Universitas Sam Ratulangi. vol. 5. 2018.

Haryono, Hery. Indonesia Memiliki 127 Gunung Api Aktif, 2012.


(http://lipi.go.id/berita/single/Indonesia-Memiliki-127-Gunung-Api-Aktif/7448),
diakses pada tanggal 6 Juli 2019 jam 13.49

Hasugian, Jonner. Urgensi Literasi Informasi Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi Di


Perguruan Tinggi. Medan: Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi. vol. 4.
2008.

Herman, Dedi. Geografi Bencana Alam. Depok : Rajawali Pers. 2015.

Irfan, Riki. Selayang Pandang Gunung Api dan Energi Panas Bumi. Bandung: Yrama
Widya. 2018.

Jokowinarno, Dwi. Mitigasi Bencana Tsunami D Wilayah Pesisir Lampung. Jurnal


Rekayasa. Vol. 15. 2011.

Kurniawan, Heru. Sastra Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009.

Latipah, Eva Psikologi Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2017.

Martina. Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 9 Tulung Selapan Kabupaten Oki. Junal PAI
Raden Fatah. Vol. 1. 2019.
71

Masterrayden, Raden Ahamad Fauzi-Regulus Abraham. Anak 12 Tahun Jadi Pahlawan Saat
Tsunami di Thailand. 2011. (https://regulusabraham.wordpress.com/2011/08/01/90/
diakses pada tanggal 10 Juli 2020 jam 08.38

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosydakarya. Cet.


XXIX. 2009.

Morris, Neil. Gempa Bumi. Jakarta: PT Alex Media Komputindo. 2002.

Ningtyas, Dhita Paranita dan Duana Fera Risina. Peningkatan Self-awareness Anak Usia Dini
melalui mitigasi Bencana Gunung Meletus. Yogyakarta: Al-Athfal. 2018.

Nurgiyantoro, Burhan. Sastra Anak, Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press. cetakan ke III. 2013.

Nurjanah dkk. Manajemen Bencana. Bandung: Alfabeta. 2011.

Nuryadi dan Suci Agustiarini. Analisis Rawan Kekeringan Lahan Padi Kabupaten
Banyuwangi Jawa Timur. Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Vol. 5.
2018.

Permana, Raden Cecep Eka, dkk. Kearifan Lokal Tentang Mitigasi Bencana Pada
Masyarakat Baduy. Jurnal Kajian Budaya. Vol. 15. 2011.

Pusponegoro, Aryono D. dan Ahmad Sujudi. Kegawatdaruratan Bencana. Jakarta: Rayyana


Komunikasindo. 2015.

Rahayu dkk. Dampak Erupsi Gunung Merapi Terhadap Lahan dan Upaya-upaya
pemulihannya, Jurnal of Sustainable Agriculture. Vol. 29. 2014.

Rahma, Aldila. Implementasi Program Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Melalui


Pendidikan Formal, Jurnal Varia Pendidikan. Vol. 30. 2018.

Republik Indonesia. Undang-undang Dasar Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana

Ruwanto, Bambang. Gunung Meletus. Yogyakarta: Kanisius. 2008.


72

Sandika, Agil Purba. Peran Bacaan Anak Pada Rumah Baca Kuartet Dalam Meningkatkan
Minat Baca. Skripsi pada Sekolah Strata Satu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011.

Saputra, Yosi. Kreasi Ilstrasi Buku Cerita Bergambar Damarwulan Dengan Teknik Digital
Sebagai Media Penyampaian Pesan Moral Bagi Generasi Muda. Skripsi pada sekolah
Strata satu Universitas Negeri Semarang. 2017.

Septiana, Ade Ulfa, Sri Sumarni, dan Rukiyah. Pengembangan Buku Cerita Bergambar
Berbasis Tema Alam Semesta untuk Anak Kelompok B Di RA Miftahul Jannah
Palembang, Jurnal Pendidikan Ana., Vol. 7. Edisi 1. 2018.

Slameto. Belajar dann Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
2010.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2006.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2017.

Suryaningsih, Eni dan Laila Fatmawati. Pengembangan Buku Cerita Bergambar Tentang
Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Api Untuk Siswa SD. Jurnal Profesi Pendidikan
Dasar. Vol. 4 No. 2. 2017.

Toha-Sarumpaet, Riris K. Pedoman Penelitian Sastra Anak. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia. 2017.

Ulum, Muhamad Roudhotul, Eva Banowati, dan Erni Suharini. Partisipasi Masyarakat
Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Terhadap Upaya Penanggulangan
Bencana Tanah Longsor. Semarang: Journal of Edu Geography. 2017.

Usman, Raja. Penggunaan Metode Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Melalui Telepon Siswa Kelas IV SD Negeri 02
Kundur. Jurnal Geram (Gerakan Aktif Menulis). Vol. 6. 2018.

Wiarto, Giri. Tanggap Darurat bencana Alam. Yogyakarta: Gosyen Publisshing. 2017.

Widyastuti, Ana. Kiat Jitu Anak Gemar Baca Tulis. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
2017.
73

Wiki Pedia. Gempa dan Tsunami Samudra Hindia 2004.


(https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_dan_tsunami_Samudra_Hindia_2004),
diakses pada 10 Juli 2020 jam 08.47

Yuliana. Pengembangan Buku Cerita Bergambar Sebagai bahan Ajar Dalam Perkembangan
Moral Anak Usia Dini Taman Kanak-kanak Islamiyah Desa Tanjung Raja. Skripsi
pada Sekolah Strata Satu UIN Raden Intan Lampung. 2018.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Lampiran Surat

1.1 Surat Bimbingan Skripsi

74
75

1.2 Surat Keterangan Validasi Instrumen


76

2. Lampiran Instrumen
77

2.1 Langkah dan panduan Analisis Buku

NO. Komponen Aspek Penilaian Analisis


1. Aspek Materi a. Tema cerita Tema yang diberikan buku “Aku Tahu
relevan dengan Gunung Meletus” adalah bencana alam
keseharian peserta gunung meletus, hal ini masih relevan
didik dalam kehidupan sehari-hari anak usia
dini, karena gunung meletus sendiri
merupakan tema fenomena alam yang
patut diketahui oleh anak usia dini.
Karena letak Indonesia yang berada
pada jalur ring of fire, maka gunung
meletus juga merupakan salah satu
kejadian alam yang bisa saja terjadi
kapanpun dan menjadikan mengangkat
tema bencana alam salah satunya
adalah gunung meletus ini dapat
membantu untuk meminimalisir
dampak negatif dari bencana alam
gunung meletus tersebut.

Penjelasan tiga mitigasi yang ada


dalam buku “Aku Tahu Gunung
Meletus” adalah berpindah ke tempat
yang aman sejauh 10-15 km dari
puncak gunung, mengikuti arahan dari
tim SAR atau tim penolong, dan untuk
menjauhi lahar dingin. Pada halaman
sebelas ibu menjawab pertanyaan yang
ditanyakan oleh Dani tentang akibat
dari terkena lava dan ibu memberikan
penjelasan dengan raut wajah yang
tenang dan sabar. Pada halaman lima
belas dijelaskan tentang mitigasi
gunung meletus, yaitu untuk mengikuti
arahan dari tim SAR atau tim
penolong. Pada halaman sembilan
belas, menjelaskan tentang menjauhkan
diri dari lahar dingin.
2. Aspek Kebahasaan a. Judul buku Judul dalam buku “Aku Tahu Gunung
menggambarkan Meletus” ini sudah mewakilkan seluruh
isi buku yang isi dalam buku tersebut, karena di
ditulis dalam dalam buku tersebut terdapat
bahas Indonesia pengertian dari gunung meletus,
yang baik dan dampak negatif dari gunung meletus
benar seperti lahar dingin, dan dampak positif
yang didapatkan warga dari setelah
terjadinya gunung meletus. Judul buku
tersebut juga menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
78

b. Judul buku tidak Buku “Aku Tahu Gunung Meletus”


melecehkan atau sama sekali tidak mengandung unsur
mengandung melecehkan atau strereotip terhadap
strereotip terhadap seseorang ataupun kelompok
kelompok masyarakat.
masyarakat
c. Peserta didik telah Kosa kata atau bahasa yang ada dalam
mengenal sebagian buku sebagian besar memang sudah
besar kosa kata dikenal oleh anak namun, masih
terdapat ada kosa kata yang belum bisa
dengan mudah dimengerti oleh anak,
contohnya pada halaman lima belas
terdapat kalimat “ikutilah arahan-
arahan dari tim SAR atau tim
penolong.” Anak-anak akan bertanya
apa itu tim SAR dan tim penolong.
Penjelasan tentang tim SAR atau tim
penolong ini sebaiknya dijelaskan oleh
tokoh anak dalam cerita dan diberikan
gambar tim SAR atau tim penolong itu
sendiri, agar anak dapat lebih mudah
memahaminya.

d. Setiap halaman Buku cerita bergambar “Aku Tahu


buku pendidikan Gunung Meletus” ini terdapat lima
anak usia dini kalimat pada setiap halamannya,
memiliki namun pada halaman sebelas melebihi
maksimal lima dari 5 kalimat yang telah ditentukan
kalimat. Setiap oleh PUSKURBUK, yaitu terdapat
kalimat terdiri dari enam kalimat pada halaman sebelas
tiga sampai lima tersebut.
kalimat.
Setiap halaman pada buku
“Aku Tahu Gunung Meletus” rata-rata
memiliki kalimat yang panjang bagi
anak usia dini, karena kalimat tersebut
terdiri lebih dari lima kata, hal ini akan
menyebabkan kalimat tersebut akan
membuat akan cepat bosan saat
melihatnya.
3. Aspek Peyajian a. Memiliki tokoh Anak usia dini lebih menyukai tokoh
Materi favorit dengan anak kecil ataupun tokoh hewan yang
tema yang menjadi peran utama dalam sebuah
digemari oleh cerita yang ada di buku maupun
peserta didik dongeng, dalam buku “Aku Tahu
Gunung Meletus” memiliki tokoh anak
sebagai peran utama yang akan disukai
oleh anak usia dini.
79

b. Penyajian huruf Penyajian huruf yang ada dalam buku


harus menarik “Aku Tahu Gunung Meletus” dibalut
perhatian peserta oleh bentuk balon atau balok yang
didik membuat hurufnya dapat terbaca,
namun pengemasan dan bentuk
hurufnya terkesan monoton dan kurang
menarik untuk anak usia dini.

c. Tokoh dalam Buku “Aku Tahu Gunung Meletus”


cerita realistik memiliki tokoh anak sebagai karakter
keseharian dengan utamanya, tokoh anak yang langsung
tokoh usia dini dapat dibayangkan oleh anak usia dini.
sebaiknya Cerita yang disajikanpun memiliki
memiliki akhir akhir yang bahagia, karena dalam
cerita bahagia cerita tersebut tokoh anak mengetahui
bahwa gunung meletus juga memiliki
manfaat untuk warga sekitar dan tokoh
dalam buku tersebut membagikan
pengetahuan tentang gunung meletus
dan kisah perjalannya saat
mengunjungi tempat wisata Gunung
Merapi.

4. Aspek Kegrafikaan a. Ilustrasi kover Suasana yang digambarkan pada cover


buku buku ini, suasana yang mewakili
menggambarkan keadaan gunung meletus. Warna yang
isi buku ditampilkan didominasi oleh warna
jingga, warna yang mewakili warna api
atau lava dan warna coklat tua yang
mewakili dari penggambaran gunung.
Namun secara keseluruhan, warna
yang disajikan dalam buku ini masih
kurang menarik perhatian anak, warna
cerah akan menarik perhatian anak.
Sampul pada buku ini hanya
memberikan gambaran tentang saat
terjadinya gunung meletus.

b. Buku dengan Buku “Aku Tahu Gunung Meletus”


ilustrasi yang memiliki ilustrasi dengan nuansa yang
detail sebagai sudah menggambarkan keadaan
media untuk gunung meletus, dari segi warna yang
berdiskusi tentang diberikan pada sampul buku dan
cerita beberapa halaman yang ada di dalam
buku “Aku Tahu Gunung Meletus”
memiliki warna jingga yang seakan
mewakili warna dari lava yang keluar
saat gunung meletus. Tidak hanya
warna jingga saja yang ada dalam buku
“Aku Tahu Gunung Meletus”, namun
80

ada warna coklat yang menggambarkan


sebuah gunung. Warna coklat juga
mewakili perumpamaan saat adanya
lahar dingin, lahar dingin yang tidak
hanya membawa batu yang berukuran
besar, sedang, ataupun kecil, namun
juga membawa pohon yang tumbang
yang terseret oleh lahar dingin tersebut.
Suasana panik yang ditampilkan pada
sampul buku dan halaman satu buku
“Aku Tahu Gunung Meletus” ini juga
mewakili suasana kejadian gunung
yang sedang meletus yang membuat
warga sekitar panik.

Contoh perumpamaan yang mudah


dipahami dalam buku “Aku Tahu
Gunung Meletus” ini adalah saat ayah
membiarkan Dani untuk mengocok
minuman bersoda yang dibawa oleh
Dani agar dia mengetahui akibat dari
kocokan yang dilakukannya itu akan
seperti letusan gunung api. Kemudian
ekspresi terkejut yang ditunjukkan oleh
tokoh anak yang ada dalam buku “Aku
Tahu Gunung Meletus” saat melihat
akibat dari kocokan minuman bersoda
tersebut membuat anak yang
membacanya lebih mudah memahami
bahwa saat soda tersebut tumpah, itu
adalah perumpamaan dari keluarnya
lava saat gunung meletus terjadi.

Gambar yang diberikan oleh buku ini


sudah menarik apalagi diberikan
perumpamaan yang mudah dipahami
oleh anak, namun alangkah baiknya
jika perumpamaan yang mudah
dipahami oleh anak dijelaskan dengan
gambar yang lebih dekat lagi, atau
gambar dibuat lebih fokus, misal
gambar air soda yang sedang tumpah-
tumpah tersebut. Perumpamaan gambar
tersebut dibesarkan agar terlihat lebih
jelas lagi dan anak bisa fokus pada
gambar tersebut.

c. Memiliki bahan Bahan yang bagus juga akan


yang baik menunjung ilustrasi dan oewarnaan
dalam buku, buku “Aku Tahu Gunung
81

Meletus” ini memiliki bahan yang


tidak mudah basah dan robek. Bahan
yang digunakan dalam cover ini adalah
art carton dengan berat art carton 210
gram atau 260 gram. Bahan yang
digunakan sebagai cover buku, tidak
mudah robek dan basah. Sedangkan
pada bagian isi, yaitu dari halaman 1
samapai dengan 32, menggunakan
bahan berbeda. Bahan yang digunakan
mudah basah dan robek
82

2.2 Instrumen Wawancara

No. Fokus Penelitian Pertanyaan


1. Tampilan Buku Bagaimanakah tampilan buku pada buku “Aku Tahu
Gunung Meletus”?
2. Isi Buku Bagaimanakah isi buku “Aku Tahu Gunung Meletus”?
3. Pesan Buku Bagaimanakah pesan dalam buku “Aku Tahu Gunung
Meletus”?
83

2.3 Instrumen Kesesuaian Buku dengan Standar Buku Saku BNPB


Pedoman Mitigasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Prabencana Alam Gunung Meletus
Mitigasi Prabencana Analisis Peneliti Pada buku
No. Alam Gunung Uraian Kegiatan Kesesu
Bukti
Meletus aian
1. Perhatikan arahan a. Ikut berkumpul
dari Pusat saat ahli
-
Vulkanologi dan memberikan
Mitigasi Bencana pengumuman
Geologi (PVMBG) b. Memperhati-
dan perkembangan kan
aktivitas gunung api perkembang-an
gunung api baik
-
dari media
cetak maupun
media
elektronik
c. Tidak panik dan
tetap mengikuti
arahan dari -
pihak
berwenang
d. Melihat papan
pengumuman
untuk -
mengetahui
arahan dari ahli
2. Menyiapkan a. Menyiapkan
perlindungan mata masker untuk
dan mulut melindungi -
pernapasan dari
abu vulkanik
b. Menyiapkan
kain basah
untuk
-
melindungi
mulut dari abu
vulkanik
84

c. Menyiapkan
kacamata untuk
melindungi -
mata dari abu
vulkanik
3. Mengetahui jalur a. Melihat papan
evakuasi dan shelter pengumuman
yang telah tentang jalur
disiapkan oleh evakuasi yang -
pihak berwenang disediakan
pihak
berwenang
b. Melihat papan
pengumuman
untuk
mengetahui
tempat -
berlindung yang
disediakan oleh
pihak
berwenang
4. Menyiapkan a. Badan Nasional
skenario evakuasi Penanggulanga
lain jika dampak n Bencana
letusan meluas di menyiapkan
luar prediksi rencana lain
-
untuk berjaga-
jaga saat
dampak gunung
meletus di luar
dari dugaan
b. Warga
mengikuti
arahan dari
V
pihak
berwenang
Halaman lima belas
5. Menyiapkan a. Menyiapkan
dukungan logistik mie instan -
untuk berjaga-
85

jaga
b. Menyiapkan
baterai untuk -
berjaga-jaga
c. Menyiapkan
cadangan
-
baterai untuk
berjaga-jaga
d. Menyiapkan
-
uang tunai
e. Menyiapkan
pakaian -
secukupnya
f. Menyiapkan
obat-obatan -
yang diperlukan
Saat Bencana Alam Gunung Meletus
No. Mitigasi Saat
Kesesu
Bencana Alam Aspek Penilaian Bukti
aian
Gunung Meletus
1. Tidak berada pada a. Menjauh 10 km
lokasi yang telah sampai 15 km
disarankan untuk dari gunung
V
dikosongkan meletus

Halaman sebelas
b. Berada di
tempat evakuasi
yang telah
-
disarankan oleh
pihak
berwenang
2. Tidak berada di a. Menjauhi
lembah atau aliran lembah seperti
sungai yang telah
disarankan V
Badan Nasional
Penanggulanga Halaman sembilan belas
n Bencana
86

b. Menjauhi
sungai yang
disarankan oleh
V
Badan Nasional
Penanggulanga
n Bencana Halaman sembilan belas
3. Menghindar dari a. Tidak keluar
tempat terbuka, dari tempat
-
lindungi diri dari evakuasi atau
abu letusan gunung rumah
api b. Berada di
tempat yang
-
terbebas dari
abu vulkanik
4. Gunakan pelindung a. Menggunakan
mata kacamata untuk
melindungi -
mata dari abu
vulkanik
b. Menggunakan
masker yang
-
menutupi
seluruh wajah
5. Tidak menggunakan a. Melindungi
lensa kontak mata dengan -
kacamata
6. Menutupi mulut dan a. Menggunakan
hidung masker untuk
-
menutupi mulut
dan hidung
b. Menggunakan
kain basah
untuk dijadikan -
masker sebagai
pelindung
7. Gunakan pakaian a. Menggunakan
tertutup untuk topi untuk
melindungi tubuh melindungi -
kepala dari abu
vulkanik
87

b. Menggunakan
kacamata untuk
melindungi -
mata dari abu
vulkanik
c. Menggunakan
masker penutup
mulut dan
hidung untuk
-
melindungi
mulut dan
hidung dari abu
vulkanik
d. Menggunakan
baju lengan
panjang untuk
-
melindungi
tubuh dari abu
vulkanik
e. Menggunakan
sapu tangan
untuk
-
melindungi
tangan dari abu
vulkanik
f. Menggunakan
celana panjang
untuk
-
melindungi kaki
dari abu
vulkanik
g. Menggunakan
kaos kaki untuk
melindungi kaki -
dari abu
vulkanik
h. Menggunakan
sepatu untuk
-
melindungi kaki
bagian bawah
88

dari abu
vulkanik
Pascabencana Alam Gunung Meletus
Mitigasi Kesesu
No. Pascabencana Aspek Penilaian aian Bukti
Gunung Meletus
1. Mengurangi a. Berada di
paparan abu daerah yang
-
vulkanik terbebas dari
abu vulkanik
b. Berada dalam
ruangan yang
-
terlindung dari
abu vulkanik
c. Gunakan baju
yang menutupi
tubuh agar -
terlindung dari
abu vulkanik
d. Gunakan
payung saat
keluar untuk
-
mengurangi
paparan abu
vulkanik
2. Tidak menggunakan a. Tidak keluar
kendaraan bermesin menggunakan
mobil karena
-
abu vulkanik
akan merusak
mesin mobil
b. Tidak keluar
menggunakan
sepeda motor
karena abu -
vulkanik akan
merusak mesin
motor
3. Bersihkan abu a. Membersihkan
-
vulkanik dari abu vulkanik
89

sekitar kita yang ada di atap


rumah
b. Membersihkan
abu vulkanik
-
dari dalam
rumah
c. Membersihkan
abu vulkanik
-
yang ada di
jendela rumah
4. Hindari aliran a. Menjauh dari
sungai tepi sungai

Halaman sembilan belas


b. Menjauh dari
sungai

Halaman sembilan belas


90

3. Hasil Pengumpulan Data


3.1 Catatan Analisis Buku “Aku Tahu Gunung Meletus”
Gambar setiap halaman buku dan analisis

No. Gambar Setiap Halaman Buku Analisis


1. Tampilan Cover pada Aku Tahu Gunung
Meletus

Warna yang diberikan oleh buku Aku Tahu


Gunung Meletus ini didominasi oleh warna
jingga, warna yang mewakili warna api atau
lahar dan warna coklat tua yang mewakili
dari penggambaran gunung. Namun, warna
yang disajikan dalam buku ini masih kurang
menarik perhatian anak, warna cerah akan
menarik perhatian anak, warna yang
diberikan oleh cover buku ini mecerminkan
bagaimana keadaan yang terjadi saat gunung
meletus. Kepanikan yang tercermin dalam
gambar ini seharusnya tidak berlebihan,
karena dalam keadaan bencana seperti di
atas disarankan harus tenang dan mengikui
instruksi dari ahli.

Tulisan pada Judul cover ini menutupi lava


yang sedang keluar dari gunung, sehingga
sedikit menutupi proses meletusnya gunung,
yaitu keluarnya magma atau lava.
Bahan yang digunakan dalam cover ini
adalah art carton dengan berat art carton 210
gram atau 260 gram, dengan menggunakan
bahan ini anak akan susah merobek kertas
cover pada buku ini, bahan yang digunakan
inipun tidak mudah basah jika terkena air.
Ukuran untuk buku ini sesuai dengan
genggaman anak, tidak terlalu besar dan
tidak juga terlalu kecil. Buku ini juga
memiliki berat yang mudah tepat untuk
anak, karena tidak berat sehingga dapat
dibawa sendiri oleh anak.
91

2. Pada halaman ini memberikan informasi


tentang identitas buku. Namun, masih ada
informasi yang belum diberikan seperti berat
buku.

3. Tampilan yang disajikan pada halaman satu


ini, tidak jauh berbeda dengan Cover pada
buku, hanya saja terdapat percakapan
permulaan yang diberikan oleh karakter
Ayah pada buku ini. Suasana yang
disuguhkanpun memberikan kesan bahwa
seakan-akan kita sedang berada dalam
suasana gunung yang sedang meletus atau
erupsi. Lava atau magma yang sedang
keluarpun tidak tertutupi oleh tulisan
apapun, sehingga proses terjadinya gunung
meletus atau erupsi dapat terlihat. Bahan
yang digunakan pada halaman 1 sampai
halaman 32 memiliki bahan yang terbuat
dari kertas HVS dengan ketebalan yang
lebih tebal dari biasanya, karena dalam satu
lembar kertas terdapat dua gambar yang
berbeda, namun warna tinta pada masing-
masing gambar tidak tembus satu sama lain.
Bahan pada halaman 1 sampai 32 inipun
mudah basah dan mudah tersobek oleh anak.
Pewarnaan pada rerumputan dan Pohon
Kelapa masih terlalu pucat dan terkesan
kurang nyata.

Bahasa yang digunakan dalam buku ini


memiliki bahasa yang kurang menarik bagi
anak, karena permulaan kalimat yang
digunakan masih terkesan kurang interaktif
untuk anak. Permulaan pada kalimat dalam
halaman satu inipun kurang panjang, karena
tidak menceritakan bahwa negara Indonesia
adalah salah satu negara yang memiliki
gunung api aktif yang banyak.
92

4. Tampilan yang ditunjukkan di halaman dua


ini terlihat seperti menggambarkan suasana
yang terjadi pada saat percakapan yang
dilakukan oleh para tokoh utama tersebut.
Berlatarkan suasana potongan kereta api dan
rel kereta api. Kegembiraan terlihat pada
setiap raut wajah tokoh utama dalam cerita
ini karena mereka akan bertamasya bersama
ke Yogyakarta untuk melihat Gunung
Merapi.

Penulis hanya mengenalkan tokoh utama


yang bernama Dina dan Dani, percakapan
singkat yang tersajipun tidak membuat anak
bosan karena antusias jawaban yang
diberikan Dina dan Dani.
Saat di stasiun sebaiknya anak selalu dalam
pengawasan orang tua, tidak jauh dari orang
tua seperti yang ditujukkan pada gambar
halaman tiga ini.

5. Gambar pada halaman ketiga ini sebenarnya


masih menyatu dengan halaman kedua
karena latar yang diberikan masih sama,
yaitu stasiun. Ibu dan anak yang ada dalam
halaman ketiga ini hanya untuk meramaikan
suasana agar kesan stasiun yang diberikan
terasa oleh pembaca saat membacanya.

6. Perubahan yang diberikan pada halaman


empat ini tidak banyak, pada halaman ini
seperti menggambarkan kebahagian yang
dialami oleh keluarga Dini dan Dani.
93

7. Sama halnya dengan halaman dua dan tiga,


pada halaman empat dan lima ini sebenarnya
masih menjadi satu.

Bahasa yang digunakan dalam percakapan


di halaman empat ini sudah interaktif,
namun anak akan susah memahaminya jika
tidak dibacakan oleh orang dewasa. Pada
percakapan yang dilakukan pada halaman
ini terdapat pengenalan tentang gunung yang
bisa meletus, yaitu gunung api.

8. Pewarnaan yang kurang cerah seperti


memberikan kesan yang tidak
menyenangkan.

Pesan yang disampaikan pada halaman


enam ini adalah ayah membiarkan Dani
untuk mengocok minuman bersoda yang
dibawa oleh Dani agar dia mengetahui
akibat dari kocokan yang dilakukannya itu
akan seperti letusan gunung api.

9. Seperti pada halaman sebelumnya halaman


tujuh dan halaman enam adalah satu
kesatuan gambar, karena dari percakapan
yang dilakukan oleh ibu masih berhubungan
dengan gambar yang ada dalam halaman
enam.

Bahasa yang digunakan pada halaman tujuh


ini sederhana dan mudah dimengerti oleh
anak. Seperti perintah yang diberikan ibu
kepada Doni untuk mengocok minuman
soda yang dipegang olehnya.

Pesan pada halaman tujuh ini adalah Ibu


memberikan pengalaman baru untuk
pengetahuan anaknya dengan menyuruh
Dani untuk mengocok minuman bersoda.
94

10. Penjelasan tentang minuman yang tumpah


yang diakibatkan oleh kocokan pada
minuman yang mengandung soda oleh ayah
menggunakan bahasa yang sederhana,
namun anak akan sedikit susah untuk
memahami kalimat tersebut, ayah
menjelaskan dengan raut wajah yang ramah
dan sabar.

11. Ibupun melanjutkan penjelasan dari ayah,


namun penjelasan yang ibu berikan adalah
penjelasan tentang gunung meletus. Ekspresi
yang ditunjukkan oleh Dina dan Dani saat
melihat air yang keluar dari botol minuman
bersoda menujukkan ekspresi wajah yang
terkejut karena tumpahnya air. Ekspresi
yang ditunjukkan oleh ibu justru terlihat
gembira karena dia telah memberikan
sebuah pelajaran yang berharga kepada
kedua anaknya.

12. Ayah juga melanjutkan penjelasannya


dengan memberikan contoh air yang keluar
dari botol setelah dikocok seperti lava yang
keluar saat gunung meletus. Selanjutnya, Ibu
juga menambahkan penjelasannya bahwa
yang keluar saat gunung meletus tidak hanya
lava, melainkan awan panas, batuan, dan
lahar dingin. Ayah dan Ibu perlu
memberikan penjelasan secara perlahan dan
seksama karena istilah-istilah seperti lava,
awan panas, dan lahar mungkin merupakan
istilah baru bagi anak. Pada gambar ekspresi
wajah Ayah terlihat sabar dan
menyenangkan, sedangkan Dani
mendengarkan penjelasan Ayah dengan raut
wajah yang serius.
95

13. Ekspresi wajah Dina yang menunjukkan


ketakutan karena mendengar penjelasan
tentang gunung meletus yang diberikan oleh
ayah, namun pada kalimat “ke tempat yang
aman. Biasanya sekitar 10-15 km dari
puncak gunung” masih kurang sederhana
karena kalimat tersebut masih kurang
dipahami dalam kata kilometernya. Anak
masih belum mengetahui seberapa jauh
kilometer yang dimaksudkan sang ayah,
sebenarnya ayah cukup memberikan
penjelasan untuk menjauhi gunung meletus
sejauh mungkin. Dina juga mendengarkan
penjelasan yang ayah berikan, terlihat dari
bola mata dina yang mengarah ke ayah.

14. Ayah memberikan penjelasan tentang lava


dengan raut wajah yang ramah dan dengan
tenang kepada Dina dan Dani dengan bahasa
yang sederhana dari pertanyaan yang
diberikan oleh Dina yang menanyakan
tentang apa itu lava.

15. Ibu menjawab pertanyaan yang ditayakan


oleh Dani tentang akibat dari jika kita
terkena lava dan ibu memberikan penjelasan
dengan raut wajah yang tenang dan sabar
sambil mengusap kepala Dani. Ayah
menanyakan kembali apakah kedua anaknya
sudah paham dengan penjelasan yang
diberikan oleh ayah dan ibu.

16. Ayah menjelaskan bahwa Indonesia


memiliki gunung berapi yang banyak,
gunung meletus disebabkan oleh tekanan
dari dalam perut bumi, kata tekanan dalam
kalimat yang ayah jelaskan akan sedikit
membingungkan untuk anak, maka dari itu
saat orang dewasa membacakannya kepada
anak, orang dewasa tersebut harus mencari
kata yang lebih sederhana lagi untuk
dijelaskan kepada anak usia dini.
Penampilan buku yang masih terlihat kurang
nyata akan sedikit membuat anak
96

kebingungan jika mereka membacanya


sendiri.

17. Penjelasan yang diberikan oleh ibu


mengenai apa saja yang keluar saat gunung
meletus ini sebaiknya diberikan tanda panah,
mana yang dimaksud dengan awan panas,
hujan debu, lava, dan juga bebatuan, agar
anak mengenal mana saja yang disebutkan
oleh ibu tanpa harus bertanya lagi kepada
orang dewasa. Bahasa yang digunakan pada
halaman lima belas ini juga masih belum
bisa dengan mudah dimengerti oleh anak,
anak anak mempertanyakan kata tim sar dan
tim penolong, penjelasan tentang tim sar
atau tim penolongpun sebaiknya diberikan
gambar agar anak dapat lebih mudah untuk
memahaminya.

18. Suasana yang ramai yang ada di kawasan


daerah Gunung Merapi melihatkan bahwa
banyak warga yang antusias atas wisata
tersebut. Banyak warga yang penasaran akan
dampak dari gunung Merapi yang meletus.
Dani dan Dinapun sangat antusias, terlihat
dari raut wajah Dina dan Dani pada halaman
enam belas ini. Ayah dan ibu mengamati
dan menikmati keindahan alam yang ada di
kawasan daerah wisata Gunung Merapi.

19. Gambar berwarna hitam yang mewakili dari


pasir hitam ini adalah materi yang berasal
dari gunung api ini terlihat berhamburan
mengikuti aliran sungai. Materi pasir hitam
ini terbawa oleh air hujan dan lumpur,
seperti pada kalimat yang dijelaskan oleh
ibu. Namun, pada kata “berbagai” yang ibu
ucapkan pada kalimat terakhir, sebaiknya
diganti dengan kata yang lebih sederhana
lagi untuk anak.
97

20. Ayah menjelaskan tentang bahaya lahar


dingin yang biasanya membawa bebatuan
yang besar dan bebatuan tersebut dapat
menghancurkan rumah warga. Ilustrasi yang
diberikanpun menggambarkan saat lahar
dingin membawa batu besar dan sedang
melintasi rumah warga.

21. Ibu juga menambahkan penjelasan dari ayah


tentang bahayanya lahar dingin dan
memberikan peringatan jika ada lahar dingin
maka sebaiknya kita jauhi dan mencari
tempat yang aman. Gambar di atas juga
menggambarkan bahwa yang dibawa oleh
lahar dingin tidak hanya batu yang
berukuran besar, sedang, ataupun kecil,
namun juga membawa pepohonan yang
tumbang dan terseret oleh lahar dingin.

22. Ayah terlihat sedang melakukan


perbincangan dengan warga setempat yang
merasakan dari dampak Gunung Merapi
yang meletus. Ayah terlihat sangat ramah
saat berbincang dan ayah juga terlihat sangat
antusias mendengarkan cerita dari warga
setempat. Wargapun memberikan penjelasan
tentang dampak yang dialaminya dari erupsi
Gunung Merapi. Gambar yang disajikan
pada halaman ini seperti kurang menarik
anak usia dini karena pewarnaan yang
diberikan kurang cerah dan nyata.

.23. Dina yang hanya mengetahui tentang


dampak negatif yang diberikan oleh erupsi
Gunung Merapi bertanya kepada ibunya
untuk memastikannya lagi, ibu memberikan
jawab iya, namun ibu juga memberitahu
bahwa ada pula manfaat dari erupsi yang
diberikan oleh Gunung Merapi. Dina terlihat
sangat antusias untuk mengetahui
pengetahuan lain tentang dampak dari erupsi
gunung berapi. Dani di halaman ini hanya
terlihat memperhatikan ayah yang sedang
berbicang dengan warna sekitar.
98

24. Halaman dua puluh dua ini menunjukkan


manfaat yang diberikan oleh erupsi gunung
meletus yaitu tanah yang subur, terlihat
tanah yang di atas digunakan untuk
bercocok tanam karena tanah tersebut tidak
tandus. Gambar ini akan membuat anak
untuk menyebutkan nama-nama tanaman,
terlihat pula orang-orang yang sedang
menambang pasir hitam di sungai. Ilutrasi
tentang petani yang sedang menanam
tanaman di tanah yang subur ini sudah
terlihat nyata, karena terlihat seakan-akan
tanah tersebut memiliki gundukan.

25. Pasir hitam yang dibawa oleh lahar dingin


bisa menjadi mata pencaharian yang baru
untuk warga, selain itu pasir hitam juga
bermanfaat untuk dijadikan bahan bangunan
rumah. Ibu menjelaskan tentang manfaat
yang diberikan oleh gunung meletus dengan
bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
oleh anak-anak.

Gambar yang ditunjukkanpun melihatkan


bahwa warga sekitar bersyukur karena dapat
merasakan dampak positif dari gunung
meletus. Rasa syukur yang tergambarkan
pada halaman ini adalah warga terlihat
menikmati dan merasa bahagia saat bekerja,
raut wajah yang gembira menunjukkan
bahwa mereka bersyukur karena masih bisa
menikmati dampak positif dari gunung
meletus.
26. Dani dan Dini sangat senang saat
meninggalkan wisata Gunung Merapi,
karena keduanya mendapatkan pengetahuan
baru yang dilihat langsung oleh mereka.
Ayah dan ibu juga senang karena
memberikan pengalaman dan pengetahuan
yang nyata bagi kedua anak mereka.
99

27 Dina meminta kepada ayah untuk datang


lagi mengunjungi wisata Gunung Meletus
karena Dina menyukai tempatnya yang
menarik, begitupun dengan Dani. Wisata
Gunung Merapi memberikan pengetahuan
dan pengalaman secara langsung, karena
materi yang tersisa dapat dilihat secara nyata
dan dampak yang yang diberikan oleh erupsi
Gunung Merapi dapat dirasakan.

Dina dan Dani sanagat antusias dengan


pengelaman yang meraka dapatkan hari itu,
saat perjalanan pulang Dina dan Dani
menceritaka kepada ayah dan ibunya tentang
apa saja yang mereka lihat, tidak lupa ayah
tetap memberitahu bahwa semua yang
dilihat oleh Dina dan Dani adalah kuasa
Tuhan, ayah tetap memberikan pelajaran
spiritual kepada kedua anak di akhir
perjalanan untuk mengingat bahwa segala
sesuatu Tuhan yang mengatur.

28. Dina dan Dani yang meresa lelah akhirnya


tertidur, terlihat dari ilustrasi yang
tergambarkan pada halaman dua puluh enam
dan dua puluh tujuh yang melihatkan Dina
dan Dani yang tertidur dengan lelap. Ayah
dan ibupun menjaga Dina dan Dani agar
tidak terjatuh saat tertidur di dalam kereta.

29. Dina dan Dani yang keesokannya kembali


ke sekolah menceritakan pengalamannya
kepada teman-teman tentang wisata Gunung
Merapi, dengan semangat Dani dan Dina
menceritakan pengetahuan mereka tentang
gunung api, pesan yang dapat diambil pada
halaman ini adalah bahwa kita harus saling
berbagi ilmu yang kita miliki kepada
sesama.
100

30. Dani mejelaskan apa itu gunung meletus


dengan penuh semangat, teman yang
mendengarkan penjelasan dari Dani juga
memperhatikan dengan seksama, di sini
terlihat interaksi yang dilakukan oleh empat
orang anak yang ada pada halaman dua
puluh delapan dan dua puluh sembilan
sanagat interaktif, dari wajah merekapun
terlihat bahwa mereka senang bertukar
pengalaman dan berbagi ilmu.

31. Halaman tiga puluh ini memperlihatkan foto


yang menjadikan kenang-kenangan di wisata
Gunung Merapi, dalam foto tersebut
keluarga ini tampak bahagia karena dapat
bertamasya sembari menambah ilmu.
Ilustrasi foto yang disuguhkan sudah seperti
foto yang diletakkan di dalam bingkai yang
nyata, efek bingkai yang terkena cahaya
membuat ilustrasinya semakin nyata, namun
untuk efek yang terlihat pada gambar
memiliki volume tidak terlihat.
101

3.2 Catatan Wawancara (CW)


3.2.1 Catatan wawancara 1

CATATAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA GURU

Hari/Tanggal : 2 September 2019


Tempat : Teras Kelas
Partisipan : Ibu Adel

No. Kode personal Pertanyaan/Jawaban


Peneliti Menurut ibu, bagaimana tampilan buku bacaan anak seri
pengetahuan “Aku Tahu Gunung Meletus”?
CW.1A Partisipan Jadi, yang saya lihat dari buku tersebut, bukunya sudah bagus,
dari covernya juga sudah bagus,isinya juga sudah bagus,
gambar-gambarnya juga, tapi saya hanya ingin memberi tahu
1.
jika gunung meletus itu menandakan suatu yang menakutkan,
gambar yang ditampilkan memberikan kesan yang
menakutkan, seperti ibi yang sedang panik dan anak-anak yang
sedang menangis. Sebaiknya dikurangi gambar yang
menakutkan.
Lalu bagaimana dengan isi dari buku tersebut?
CW.1B Isi dari buku tersebut sudah informatif, sudah menjelaskan
penjelasan gunung meletus itu pa, dampak, keuntungan, dan
2. kekurangan sudah dijelaskan dalam buku tersebut. Buku
tersebut sudah dapat dipahami bagi saya sebagai guru dalam
segi bahasanya. Namun, jika anak usia dini membaca sendiri,
bahasa yang digunakan terlalu tinggi, kurang sederhana.
3. Peneliti Kemudian untuk pesannya, bagaimana pesan dalam buku
tersebut?
CW.1C Partisipan Pesan dalam buku ini sudah tersampaikan bagi saya,
penjelasannyapun sudah cukup bagus, namun jika untuk anak
usia dini yang membaca sendiri, anak belum bisa menangkap
pesan tersebut, karena di dalam buku tersebut penjelasannya
102

ditujukan kepada anaknya (tokoh anak dalam cerita) bukan


sebagai tokoh anak yang bercerita. Jadi, jika misalnya kita
menceritakan kembali ke anak usia dini, anak lebih tahu
penyebabnya dari gunung meletus itu apa, kekurangannya apa,
dan kelebihannya apa. Jadi, pesan yang terdapat dalam buku
ini adalah jika ada gunung meletus kita harus waspada, kita
harus menghindari lahar dingin, dari abu vulkanik, dan kita
harus mencari tempat yang aman.
4. Peneliti Terima kasih ya ibu
CW.1D Partisipan Iya, sama-sama
103

3.2.2 Catatan Wawancara 2

CATATAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA GURU

Hari/Tanggal : 21 Oktober 2019


Tempat : Ruang Kelas KB
Partisipan : Ibu Maya

No. Kode personal Pertanyaan/Jawaban


1. Peneliti Assalamu’alaikum ibu
CW.2A Partisipan Wa’alaikumussalam
2. Peneliti Ibu saya ingin mewawancarai ibu tentang buku “Aku Tahu
Gunug Meletus” yang telah ibu baca
CW.2B Partisipan Iya, silahkan
3. Peneliti Baik, pertanyaan pertama, menurut ibu bagaimana tampilan
buku “Aku Tahu Gunung Meletus”?
CW.2C Partisipan Menurut saya buku ini menarik bagi anak usia dini, karena
warna yang bervariasi dan kesesuaian gambar sudah cocok,
hanya kurang pencerahan dalam warna saja. untuk bahan buku
sebaiknya diganti dengan bahan yang tidak mudah rusak
4. Peneliti Baik, lalu bagaimana menurut ibu tentang isi dalam buku
tersebut?

CW.2D Partisipan Untuk isi buku “Aku Tahu Gunung Meletus” ini, dalam segi
bahasa dan alur cerita sudah sesuai jika diperuntukkan anak
usia dini, karena bahasa yang ada dalam buku sudah sesuai dan
alur cerita tersebut tidak terlalu berat bagi anak usia dini
5. Peneliti Baik, pertanyaan terakhir, bagaimana menurut ibu tentang
pesan dalam buku tersebut?
CW.2E Partisipan Pesan yang terdapat dalam buku ini sudah sesuai, pesan dalam
buku ini adalah pengetahuan dan dampak dari gunung meletus,
pesan bisa tersampaikan dengan baik
104

6. Peneliti Baik bu, terima kasih atas waktu yang ibu luangkan
CW.2F Partisipan Iya, sama-sama mbak
105

3.2.3 Catatan Wawancara 3


CATATAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA GURU
Hari/Tanggal : 3 September 2019
Tempat : Ruang Kelas KB
Partisipan : Ibu Khansa

No. Kode personal Pertanyaan/Jawaban


Peneliti Pertanyaan pertama, bagaimana menurut ibu tentang tampilan
buku “Aku Tahu Gunung Meletus”?
1. CW.3A Partisipan Menurut saya, tampilan yang ada dalam buku kurang nyata,
sehingga ketertarikan anak ke buku ini kurang, karena anak
lebih menyukai yang dapat dipegang atau dimainkan olehnya
Peneliti Lalu bagaimana menurut ibu tentang isi dari buku tersebut?
CW.3B Partisipan Untuk isinya sudah bagus, anak akan menambah pengetahuan
tentang bencana alam, salah satunya gunung meletus ini, untuk
2.
bahasa yang digunakanpun tidak berbelit-belit, namun hanya
sedikit membosankan saja jika buku ini ditujukan anak usia
dini
3. Penetili Pertanyaan terakhir, bagaimana menurut ibu tentang pesan
dalam buku tersebut?
CW.3C Partisipan Pesan yang terdpat dalam buku ini bagus ya, anak jadi tahu
tentang gunug api, bagaimana dia bisa meletus, dan akibat
yang didapat dari gunung meletus
4. Peneliti Baik, terima kasih atas waktunya ibu
CW.3D Partisipan Iya, sama-sama kak
106

3.2.4 Catatan Wawancara 4


CATATAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA ORANG TUA
Hari/Tanggal : 16 September 2019
Tempat : Rumah Ibu R
Partisipan : Ibu Rifa

No. Kode personal Pertanyaan/Jawaban


1. Peneliti Assalamu’alaikum ibu
CW.4A Partisipan Wa’alaikumussalam
2. Peneliti Saya ingin mewawancarai ibu tantang buku bacaan anak seri
pengetahuan bencana alam “Aku Tahu Gunung Meletus” yang
telah ibu baca
CW.4B Partisipan Iya, baik
3. Peneliti Langsung saja ya bu, pertama bagaimana pendapat ibu tantang
tampilan dari buku tersebut?
CW.4C Partisipan Menurut saya, jika buku ini diperuntukkan anak usia dini
kurang cocok, karena tampilan dalam buku tersebut terlalu
banyak susunan kalimat dan minim ilustrasi atau gambar,
pengulangan gambar dalam beberapa halaman dan tidak
diberikan penjelasan membuat anak bosan. Anak usia dini
lebih menyukai gambar daripada tulisan, mereka mempunyai
kemampuan daya visual yang lebih kuat dibandingkan harus
mendengarkan cerita. Dari visual yang menarik, imajinasi
mereka akan diasah dan meningkat, selain itu penggunaan
struktur kalimat yang pendek dan singkat akan lebih mudah
diingat oleh anak
4. Peneliti Baik, pertanyaan selanjutnya, menurut ibu, bagaimana isi dari
buku tersebut?
CW.4D Partisipan Bahasa yang digunakan dalam buku tersebut kurang sesuai dan
kurang menggambarkan isi cerita, jika diperuntukkan anak
usia dini. Bahasa yang digunakan kurang padat dan sulit
dimengerti untuk anak usia dini, sehingga dapat menyebabkan
107

anak bingung dan menajdikan minat baca anak menurun.


Sedangkan untuk alur ceritanya, buku ini tidak memiliki alur
5. Peneliti Baik, pertanyaan terakhir, bagaimana menurut ibu tentang
bagaimana pesan yang terdapat dalam buku tersebut?
CW.4E Partisipan Pesan yang ada dalam buku seperti tidak mengenai sasaran,
karena jika buku tersebut diperuntukkan aak usia dini, cukup
pengenalan tentang bencanya saja, jika mengenai mitigasi
lebih tepat untuk anak usia dini
6. Peneliti Baik bu, terima kasih atas waktu yang ibu luangkan dan terima
kasih sudah menjawab pertanyaan saya
CW.4F Partisipan Iya, sama-sama

Mengetahui

Ibu Rifa
108

3.2.5 Catatan Wawancara 5


CATATAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA ORANG TUA
Hari/Tanggal : 18 september 2019
Tempat : Rumah Ibu I
Partisipan : Ibu Iyun

No. Kode personal Pertanyaan/Jawaban


1. Peneliti Assalamu’alaikum ibu
CW.5A Partisipan Wa’alaikumussalam mbak
2. Peneliti Langsung saja kepertanyaan pertama ya bu, menurut ibu,
bagaimana tampilan dari buku “Aku Tahu Gunung Meletus”?
CW.5B Partisipan Menurut saya, gambar yang diberikan sudah sesuai, namun
jika gambar dibuat lebih dekat lagi akan lebih bagus, misalya
saat minuman bersodanya berbusa, nah saat itu sebaiknya
gambar difokuskan pada gambar minuman bersoda yang
sedang tumpah-tumpah karena dikocok”
3. Peneliti Lalu bagaimana dengan isi buku tersebut?
CW.5C Partisipan Dialog yang ada dalam buku tersebut terlalu monoton untuk
anak, jadi sebaiknya dibuat lebih menarik lagi
4. Peneliti Pertanyaan terakhir, bagaimana dengan pesan yang ada dalam
buku tersebut?
CW.5D Partisipan Untuk pesannya sudah bagus, anak diberikan ilmu baru, yaitu
pengetahuan tentang gunung meletus, namun tidak melupakan
bahwa itu semua adalah kehendak dari Tuhan
5. Peneliti Baik bu, terima kasih untuk waktunya
CW.5E Partisipan Iya, sama-sama mbak

Mengetahui

Ibu Iyun
109

3.2.6 Catatan Wawancara 6


CATATAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA ORANG TUA
Hari/Tanggal : 18 September 2019
Tempat : Rumah Ibu N
Partisipan : Ibu Nifa

No. Kode personal Pertanyaan/Jawaban


1. Peneliti Bagaimana menurut ibu tantag tampilan pada buku “Aku Tahu
Gunung Meletus”?
CW.6A Partisipan Menurut saya, tampilan pada buku ini masih kurang menarik,
karena pewarnaan yang kurang cerah dan sampul depan buku
yang terlihat sedikit menakutkan
2. Peneliti Lalu bagaimana dengan isi dalam buku tersebut bu?
CW.6B Partisipan Isinya cukup sederhana, ceritanya tidak berputar-putar,
bahasanyapun cukup mudah dipahami, hanya ada beberapa
kata saja yang harus dijelaskan ulang jika untuk anak
3. Peneliti Pertanyaan terakhir, bagaimana dengan pesan dalam buku
“Aku Tahu Gunung Meletus”?
CW.6C Partisipan Pesannya bagus ya, anak jadi tahu apa itu gunung meletus,
bahayanya, dan dampak positif dari gunung meletus.
4. Peneliti Baik, terima kasih ibu atas waktunya
CW.6C Partisipan Iya mbak, sama-sama

Mengetahui

Ibu Nifa
110

4. Dokumentasi
CATATAN DOKUMENTASI
Dokumentasi Pada Saat Wawancara dengan Partisipan

(Gambar 1. Wawancara Ibu Adel) (Gambar 2. Wawancara Ibu Khansa)

(Gambar 3. Wawancara Ibu Rifa) (Gambar 4. Wawancara Ibu Iyun)

(Gambar 4. Wawancara Ibu Nifa)

Anda mungkin juga menyukai