Rational use of Antiseptics During Corona

Virus outbreaks: Role of PVP-I and Iota-

Carrageenan
Oleh:
dr. Mery Sulastri
 Perlindungan Dasar terhadap Coronavirus Baru WHO
Cuci Tangan Sesering Mungkin
Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air atau antiseptik jika tangan Anda
tidak terlihat kotor.
Mengapa? Mencuci tangan dengan sabun dan air atau antiseptik menghilangkan virus jika
ada di tangan Anda.
Jaga Kebersihan Saluran Pernafasan
Saat batuk dan bersin, tutup mulut dan hidung dengan siku atau tisu dan segera buang tisu
ke tempat sampah yang tertutup dan bersihkan tangan Anda dengan antiseptik atau sabun
dan air.
Mengapa? Menutupi mulut dan hidung Anda ketika batuk dan bersin mencegah
penyebaran virus. Jika Anda bersin atau batuk di tangan, Anda dapat mencemari benda
atau orang yang Anda sentuh.

GARGLING
Salah satu bentuk dari Jaga Kebersihan Saluran Pernapasan
untuk cegah infeksi saluran pernapasan bagian atas.

1. https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public
2. https://www.researchgate.net/publication/7523162_Prevention_of_Upper_Respiratory_Tract_Infections_by_GarglingA_Randomized_Trial
 Antiseptik vs Desinfektan

• Antiseptik adalah zat antimikroba, yang menghancurkan atau menghambat

pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan hidup.

• Disinfektan adalah zat anti mikroba yang menghancurkan atau menghambat

pertumbuhan mikroorganisme patogen yang digunakan pada benda mati seperti
instrumen dan permukaan untuk mengendalikan dan mencegah infeksi.

• http://archives.who.int/eml/wmf/2004/English/Disinfectants%20and%20antiseptics.pdf
Antiseptik vs Desinfektan
Antibiotik Antiseptik

Mekanisme kerjanya mudah dimengerti Mekanisme kerjanya tidak mudah dimengerti

Memiliki target spesifik intraseluler Umumnya memiliki banyak target

Memiliki spektrum dan aktivitas yang lebih sempit Memiliki spektrum dan aktivitas yang lebih luas
dibandingkan antiseptik dibandingkan antibiotik

Belum pernah diketahui adanya resistensi pada antiseptik .

Penggunaan chlorhexidine pada jangka panjang berhubungan dengan evolusi dan
penyebaran resistensi antibiotik Staphylococcus aureus seperti yang terjadi di beberapa
Rumah Sakit

Strain Bakteri yang telah resisten terhadap satu jenis antiseptik akan memiliki resistensi
silang* kepada antiseptik jenis lainnya, kecuali Povidone-Iodine.
*Resistance to an antimicrobial agent, that is acquired not as a result of direct exposure but by exposure to another antimicrobial agent.

1. Selvaggi G, et al. Acta Chir Belg. 2003;103(3):241–247.

 Perbandingan Aktivitas
Bacteria Viruses
Chemical Class/Agent Fungi
Gm+ Gm- Spores Liphophilic Hydrophilic
Iodine/Povidone-Iodine HS HS S S S S
Alcohols
• Ethanol HS HS R S V –
• Isopropanol
Aldehydes
• Formaldehyde S HS S S MS S
• Glutaraldehyde
Chlorhexidine gluconate HS MS R V R –
Chlorine sodium hypochlorite HS HS S S S MS
Hexachlorophene S R R R R R
Phenols HS HS R R R –
Oxidizing agents/hydrogen peroxide HS HS S V V S
Quaternary ammonium (benzalkonium
chloride, cetylpyridinium chloride, HS HS R S R
benzethonium chloride)
HS: highly susceptible; MS: moderately susceptible; S: susceptible; R: resistant; V: variable; –: no data
Miller, B. F. Miller-Keane Encyclopedia and Dictionary of Medicine, Nursing, and Allied Health, 6th edition. Philadelphia, PA: Saunders. (1997).
 Log10 reduction factor

• Untuk mengevaluasi microbicidal

activity dari suatu agent seperti
antiseptik
• Log reduction: secara
matematika menunjukkan
penurunan jumlah mikroba yang
masih hidup setelah terapi (bisa
dengan santitizer atau
desinfektan)

Eggers. Maren; Infectious disease Management and Control with Povidone Iodine; Infect Dis Ther (2019) 8:581-593 6
Povidone Iodine
(PVP-I)

PVP-I Memiliki Aktivitas Mikrobisida dengan

Spektrum Luas
* Nosocomial infections are infections contracted in the hospital setting.
Community-acquired infections are infections contracted outside of a hospital setting.

BETADINE® Product Monograph

 Apa itu PVP-I & Bagaimana Mekanisme Kerjanya ?

PVP-I adalah zat Mekanisme Kerja PVP-I

antimikroba yang lazim
digunakan1-8
• Termasuk dalam zat antiseptik
dengan spektrum-luas.
• Secara cepat mengatasi beragam
kuman pathogen
• Belum dilaporkan adanya resistensi
secara klinis
• Memiliki tolerabilitas yang baik
• Kompleks PVPI akan melepaskan iodine bebas

• Iodine bebas akan merusak dinding sel mikroorganisme, masuk ke dalam sel dan merubah DNA
di inti sel sehingga menyebabkan kematian sel.

(1). Remington “The Science & Practice of Pharmacy” 20th Ed , William K. Nichols, PhD. Anti-Infectives. Chapter 87-1516. (2).Mayer DA, et al. Povidone-Iodine and wound healing: A Critical Review. Wounds: A Compendium of Clinical Research and Practice 1993; 5, (3): 14-23.
Noronha C, Almeida A. Local burn treatment - topical antimicrobial agents. Ann Burns Fire Disasters. 2000;13(4), (4).Hoekstra MJ et al. Abstract APCCMI 2014, (5). Moffatt CJ. European Wound Management Association (EWMA). Position Document: Management of wound infection. London:
MEP Ltd, 2006. (6). Al-Kaisy AA and Salih Sahib A. Role of the antioxidant effect of vitamin e with vitamin c and topical povidone-iodine ointmentin the treatment of burns. Ann Burns Fire Disasters. 2005;18(1):19-30. (7). Kumar KS, et al. Role of povidone iodine in periapical surgeries:
Hemostyptic and anti-inflammatory? Maxillofac Surg. 2011; 1(2): 107–111. (8) Muller G et al. Dermatology 2006;212(1):91-93
 PVP-I memiliki aktivitas mikrobisida dengan spektrum luas
Gram Positive
Gram Negative Bacteria1 Fungi1 Viruses
Bacteria1
•
•
•
•
Acinetobacter sp.
Aerobacter aerogenes
Aeromonas sp.
Bacteroides sp. (oralis)1,12
•
•
•
Bacillus sp.
Clostridium sp.
Corynebacterium sp.
•
•
Aspergillus sp.
Blastomyces
dermatitidis
•
•
•
•
Adenovirus type 53
Bovine viral diarrhoea3
MERS-Coronavirus7
SARS-Cornavirus4
PVP-I memiliki spektrum yang luas
• Diphtheroides sp.
•
•
•
•
Campylobacter jejuni
Chlamydia trachomatis
Citrobacter sp.
Edwardsiella sp.
•
•
•
•
Diplococcus pneumoniae12
Enterococcus sp.
Lactobacillus acidophilus
Micrococcus sp. 1 incl.
•

•
•
Candida sp.1 incl.
Candida albicans5
Cladosporium sp.
Cryptococcus
•
•
•
•
Coxsackievirus CA168
Cytomegalovirus1
Ebola virus6
Enterovirus 718
terhadap berbagai macam virus
• Enterobacter aerogenes Micrococcus flavus12 • Herpes simplex virus type 11,2
• Escherichia coli5
neoformans • Human Immunodeficiency
• Peptostreptococcus
• Haemophilus sp. (vaginalis)1,12 • Debaryomyces sp. Virus1,2
• Sarcina lutea
•
•
Gardnerella vaginalis
Herellea sp.
• Staphylococcus sp. incl.
methicillin resistant (MRSA),
• Epidermophyton
floccosum
•
•
Influenza A virus4
Measles virus2 • Adenovirus type 53 • Measles virus2
• Klebsiella pneumoniae Staphylococcus aureus, • Microsporum • Mumps virus2

• Mumps virus2
• Moraxella catarrhalis11 Staphylococcus epidermidis audouinii • Norovirus9-10
•
•
Mima polymorpha12
Morganella morganii
• Streptococcus sp. incl.
Streptococcus pneumoniae,
•
•
Nocardia sp.
Piedraia sp.
•
•
Polyomavirus SV403
Rabies virus1 • Bovine viral diarrhoea3
• Mycoplasma hominis Streptococcus faecalis, • Rhinovirus2
•
•
Neisseria gonorrhoeae
Proteus sp. •
Streptococcus pyogenes
Vancomycin resistant
•
•
Pityrosporum ovale
Streptomyces sp.
•
•
Rotavirus2
Rubella virus1 • Coxsackievirus CA168 • Norovirus9-10
• Providencia sp. Enterococcus sp. • Torulopsis glabrata • Vaccinia virus6-7
•
•
Pseudomonas sp.
Salmonella sp.
• Trichophyton sp.
Protozoa & Other • Cytomegalovirus1 • Rabies virus1
• Serratia sp. Organisms1
• Shigella sp.
•
•
Ureaplasma urealyticum
Vibrio sp. Mycobacteria1
•
•
Chlamydia trachomatis
Entamoeba histolytica
Spores1
• Ebola virus6 • Rhinovirus2
• Spores of Aspergillus sp.
•
•
M. chelonae
M. fortuitum
•
•
Mycoplasma hominis
Trichomonas vaginalis
•
•
Spores of Bacillus sp.
Spores of Clostridium sp. • Enterovirus 718 • Rotavirus2
• M. tuberculosis • Treponema pallidum • Spores of Penicillium sp.

• HSV type 11,2 • Rubella virus1

References
• Influenza A virus4 • SARS-COV4
1. Ripa S, et al. Clinical applications of Povidone-Iodine as a topical antimicrobial. In: Handbook of Topical Antimicrobials Industrial
Applications. Industrial applications in consumer products and Pharmaceuticals. 2002.
• MERS-COV7 • Vaccinia virus6-7
2. Kawana R,et al. Dermatology 1997;195(suppl 2):29-35
3. Sauerbrei A, Wutzler P. Lett Appl Microbiol. 2010 Aug;51(2):158-63.
4. Eggers M et al. Can oral disinfection with povidone iodine prevent viral respiratory infections? Abstract & Poster ASN226 IMRP
Singapore 2015.
5. Tan EL, et al. Poster/Abstract presented at the International Wound & Biotherapy Conference, 16 – 18 October, 2015, Malaysia.
6. Eggers et al. BMC Infectious Diseases (2015) 15:375
7. Eggers et al. Infect Dis Ther. 2015;4(4).
8. Sawhney G, et al. Poster/Abstract presented at the 2016 Gulf Congress of Clinical Microbiology & Infectious Diseases (May
2016).
9. A/Prof Maren Eggers. Data on file. Presented during APSIC meeting, February 2017.
10. Steinmann J, Paulmann D, Becker B, Bischoff B, Steinmann E, Steinmann J. Comparison of virucidal activity of alcohol-based
hand sanitizers versus antimicrobial hand soaps in vitro and in vivo. Journal of Hospital Infection 82 (2012) 277-280.
11. Gilbard JP. Time-kill assay results for a linalool-hinokitiol-based eyelid cleanser for lid hygiene. Cornea. 2010 May;29(5):559-63
 Mekanisme Virucidal PVP-I terhadap Virus Influenza

• PVP-I efektif dalam menginaktivasi berbagai jenis enveloped dan non-enveloped viruses dan aktivitas
antivirus terhadap virus influenza telah dibuktikan dalam beberapa penelitian.

Mekanisme virucidal PVP-I terhadap virus

H1N1 Influenza Virus
Source : CDC Website - Images of the H1N1 Influenza
Influenza :
Virus. 25/12/2009. • Neuraminidase menyebabkan virus dapat dilepaskan dan
PVP-I menyebar di sel host
➢ PVP-I menghambat neuraminidase
➢ PVP-I menghambat pelepasan dan penyebaran virus dari
sel yang terinfeksi ke sel yang belum terinfeksi

Haemagglutinin bertanggungjawab terhadap penempelan

virus ke sel
➢ PVP-I menghambat haemagglutinin
➢ Menghambat penempelan virus ke receptor di sel host

Haemagglutinin Neuraminidase
 PVP-I terbukti bermanfaat untuk mencegah
RNP (Ribonucleoprotein)
M2 Ion Channel
infeksi dan penyebaran virus influenza.

Sriwilaijaroen N, et al. Mechanisms of the action of povidone-iodine against human and avian influenza A viruses: its effects on hemagglutination and sialidase activities. Virology Journal 2009, 6:124 doi:10.1186/1743-422X-6-124.
 Data Terbaru PVP-I

PVPI Has Broad Spectrum Viricidal, Bacterial and Antifungal Activity PVPI Evidence on Critically Ill

PVPI Has Been effective Activity Against Viral Outbreaks

 Efikasi PVP-I dibandingkan dengan antiseptik lainnya terhadap
berbagai virus penyebab infeksi saluran pernafasan
In vitro activity of PVP-I vs other antiseptics against viruses causing sore throat
and respiratory tract infections

Virus type Envelope CHG BAC BEC PVP-I PVP-I

Solution Gargle

Adenovirus No X X X ✓ ✓

Influenza virus A Yes ✓ ✓ ✓ ✓✓ ✓✓

Rhinovirus No X X X ✓ ✓

✓✓=clearly effective ✓=effective X= ineffective

PVP-I: Povidone-Iodine; CHG: chlorhexidine gluconate; BAC: benzalkonium chloride; BEC: benzethonium chloride

• PVP-I memiliki spektum virucidal yang lebih luas terhadap dibandingkan antiseptic
lainnya
• PVP-I effective terhadap semua jenis virus yang diuji yang merupakan virus penyebab
tersering sakit tenggorokan, termasuk adenovirus, influenza virus A and rhinovirus.

Kawana R,et al. Inactivation of human viruses by povidone-iodine in comparison with other antiseptics. Dermatology 1997;195(suppl 2):29-35
 COVID-19
• 2019-nCoV termasuk keluarga coronavirus,
genus β-CoV sama dengan SARS-CoV dan
MERS-CoV.
• 2019-nCoV menyebabkan pneumonia jenis
baru yang kemudian diberi nama Corona Virus
Deases disingkat menjadi COVID-19
• 2019-nCoV memiliki 79% kesamaan dalam
COVID-19 released by Rocky Mountain
urutan genetik dengan SARS-CoV2. dan 50%
Laboratories (RML) di Institut Nasional Alergi kesamaan dengan MERS-COV3  SARS-CoV-2
dan Penyakit Menular, Montana, AS -
13/02/2020.4

1.. Xian Peng, et.al: Transmission routes of 2019-nCoV and controls in dental practice, Intenational Journal of Oral Science (2020) 12:9 : https://doi.org/10.1038/s41368-020-0075-9
2..https://www.who.int/healthtopics/coronavirus International Journal of Infectious Diseases 91 (2020) 264–266
3. Roujian,L,et. a;l. 2020. Genomic characterisation and epidemiology of 2019 novel coronavirus: implications for virus origins and receptor binding. The Lancet
4. https://www.klikpdpi.com/index.php?mod=article&sel=9436
 PVP-I Terbukti Efektif terhadap MERS Co-V
Menurunkan jumlah Virus >4 log10 reduction (99,99%)
• Efikasi in vitro pada beberapa produk dengan PVP-I terhadap MERS CoV(1)
Virucidal activity of different PVP-I preparations
against MERS CoV after 15 seconds
6
Clean conditions Dirty conditions
Log10 reduction factor

4 Log10 reduction factor ≥4 corresponds to

3
reduction in viral titre of >99.99%
2
(Demonstrated virucidal efficacy*)
1
*Log10 reduction factor ≥ 4 (99.99% kill rate) demonstrate effective virucidal
0 efficacy as stipulated in European Standard
4% PVP-I Skin 7.5% PVP-I Surgical 1% PVP-I Mouth
Cleanser Scrub wash and Gargle

Produk PVP-I, termasuk 1% Gargle & Mouthwash, menunjukkan hasil cepat melawan virus MERS
Coronavirus dalam 15 detik

PVP-I memiliki peran penting dalam membatasi penyebaran penyakit pernafasan dan mencegah
transmisi MERS-CoV(1)
- PVPI Gargle & Mouthwash dapat mengurangi viral load di rongga mulut dan oropharynx(1)
(1) Eggers et al. Infect Dis Ther. 2015;4(4): In Press;
(2) EN14476:2013/A1:2014. Chemical disinfectants and antiseptics – Quantitative suspension test for the evaluation of virucidal activity in the medical area – Test method and requirements
 PVP-I Terbukti Efektif terhadap SARS Co-V
Menurunkan jumlah virus >4 log10 reduction (99,99%)
• Tujuan dari studi penelitian ini adalah untuk menilai efikasi in vitro pada beberapa
produk dengan PVP-I terhadap SARS Coronavirus(1)

Virucidal activity of PVP-I products against SARS coronavirus within 15 seconds

Virucidal activity within 15 BETADINE® Gargle BETADINE® Surgical BETADINE® Skin

seconds and Mouthwash 1% Scrub 7.5% Cleanser 4%

Log10 reduction factor >4 >4 >4

Killing rate >99.99% >99.99% >99.99%

Log10 reduction factor ≥4 (99.99% kill rate) demonstrates effective virucidal efficacy as stipulated in European Standard(2)

Aktivitas Antivirus melawan SARS Corona terlihat dalam 15 detik setelah terpapar PVP-I

PVP-I Gargle and Mouthwash 1% memiliki peran penting dalam mencegah penularan SARS
Coronavirus dan mengurangi viral load pada rongga mulut & pharynx

(1) Eggers M et al. Can oral disinfection with povidone iodine prevent viral respiratory infections? Abstract IMRP Singapore 2015.
(2) EN14476:2013/A1:2014. Chemical disinfectants and antiseptics – Quantitative suspension test for the evaluation of virucidal activity in the
medical area – Test method and requirements
 PVP-I efektif melawan 99.99% SARS and MERS
coronaviruses
Efficacy of PVP-I products against SARS-CoV2

• Studi Invitro mengindikasikan :

– PVP-I skin cleanser 7.5% and PVP-I Gargle and
Mouthwash 1% efektif melawan MERS CoV1 PVP-I 1% Mouthwash & PVP-I 7.5% Skin
Gargle Cleanser
– Beberapa produk PVP-I efektif melawan SARS2,3
1. Eggers. Infect Dis Ther (2015) 4:491–501
2. Kariwa H. Dermatology. 2006; 212 Suppl 1:119-23
3. Eggers. IMRP Abstract 2015
Penggunaan PVP-I dalam menghadapi wabah
COVID-19
Rekomendasi penggunaan PVP-I mouthwash and
gargle untuk mencegah penularan dan penyebaran
infeksi COVID-19 :
• Pasien ODP/PDP yang dirawat : berkumur
sampai tenggorok setiap 4 jam atau 5 kali sehari.
• Care giver : berkumur sampai tenggorok
sebelum kontak dengan pasien dan dilanjutkan
setiap 2-3 jam sekali atau sampai 5 kali sehari.
IOTA-Carrageenan
(Carragelose)
 IOTA-CARRAGEENAN untuk mencegah infeksi
virus pada saluran pernafasan
• Carrageenan terbagi menjadi 3 sub tipe : Kappa, Lambda and Iota1,2

IOTA-CARRAGEENAN

NATURAL3,5 EFFECTIVE3,5 SAFE4

Polisakarida alami yang Efek antivirus melawan Diakui aman oleh
diperoleh dari species kuman yang terbungkusm U.S. FDA
ganggang merah seperti rhinovirus

Semprot hidung yang mengandung iota carrageenan sudah terdaftar di

lebih dari 20 negara untuk melawan common cold

1. Introduction to carrageenan. http://www.cybercolloids.net/information/technical-articles/carrageenan-introduction Accessed on: 25 April 2017.

2. Gill Frank. April 24, 2015. Carrageenan Deep Dive – Kappa, Iota and Lambda. https://knowledge.ulprospector.com/2329/fbn-carrageenan-deep-dive-kappa-iota-lambda/ Accessed on: 25 April 17.
3. Necas J, et al. Carrageenan: A review. Veterinarni Medicina. 2013;58(4):187–205.
4. US FDA. Select Committee on GRAS Substances (SCOGS) Opinion: Carrageenan. Page Last Updated: 02/11/2015. https://www.fda.gov/food/ingredientspackaginglabeling/gras/scogs/ucm261246.htm Accessed on: 25 April 2017.
5. Grassauer A, et al. Iota-Carrageenan is a potent inhibitor of rhinovirus infection. Virol J. 2008 Sep 26;5:107.
 In vitro – Iota-Carrageenan Terbukti Memiliki Aktivitas
Anti Virus dengan spektrum luas
• Evaluasi aktivitas antivirus Iota-Carrageenan melawan virus
penyebab penyakit saluran pernafasan seperti common cold dan influenza
, yaitu:
 Human rhinoviruses (HRV)
 Human coronavirus (hCOV)
 Respiratory syncytial virus (RSV)
 Adenovirus (AdV)
 Parainfluenza virus (PIV)
 Influenza viruses (H1N1, H3N2, H3N8, H5N1, H7N7)
Hasil
Iota carrageenan memiliki aktivitas antivirus Iota carrageenan berperan penting
Iota carrageenan menjaga
dalam melawan virus dengan spektrum yang untuk mencegah menempelnya
sel yang terinfeksi dari sel
luas penyebab penyakit saluran pernafasan virus atau masuknya virus ke mati virus-induced
termasuk common cold dan influenza dalam sel.
Konsentrasi Iota-carrageenan 1.2 mg/mL aman dan efektif pada manusia

(1) Data on file. Marinomed experimental report No. ABO-RPT-COP-0115. Summary of antiviral effectiveness of iota and kappa carrageenan 2012. (2). Leibbrandt A, et al. PloS one. 2010: 5(12);e14320
Iota-Carrageenan: Mekanisme Kerja

Carrageenan Lapisan Mucoadhesive

Lapisan kental membuat
membentuk lapisan mencegah kuman
partikel kuman menempel pada sel
mucoadhesive di rongga
terperangkap mukosa hidung
hidung

• Iota-carrageenan bertindak sebagai physical barrier (pembatas fisik)

➢ Mekanisme Kerja: dengan mencegah menempelnya kuman ke sel
maka replikasi kuman tidak terjadi.
➢ Tidak ada penetrasi ke mukosa dan tidak ada stimulasi reaksi sistem imun.

Ludwig M, et al. Efficacy of carrageenan nasal spray in patients with common cold: A randomized controlled trial. Resp Res. 2013;14:124.
 Uji Klinik Iota-Carrageenan nasal spray

Uji Klinik Iota-Carrageenan nasal spray pada terapi awal pilek dan flu
• Empat uji klinik acak, buta ganda, dengan plasebo sebagai kontrol1-4
• Uji Explorasi (n=35 dewasa) dipublikasikan tahun 20101
• Uji Fase III pada dewasa (n=211) dipublikasikan tahun 20132
• Uji Fase III pada anak (n=213) dipublikasikan tahun 20123
• Uji Fase IV pada dewasa (n=200) dipublikasikan tahun 20154
• Analisis gabungan (n=200) dipublikasikan tahun 20155
• Data gabungan dari dua uji klinik fase III (dewasa dan anak)

1. Eccles R, et al. Efficacy and safety of an antiviral iota-carrageenan nasal spray: A randomized, double-blind, placebo-controlled exploratory study in volunteers with early symptoms of the common cold. Respir Res. 2010;11:108.
2. Ludwig M, et al. Efficacy of carrageenan nasal spray in patients with common cold: A randomized controlled trial. Resp Res. 2013;14:124.
3. Fazekas T, et al. Lessons learned from a double-blind randomised plasebo-controlled study with a iota-carrageenan nasal spray as medical device in children with acute symptoms of common cold. BMC Complement Altern Med. 2012;12:147.
4. Eccles R, et al. Efficacy and safety of iota-carrageenan nasal spray versus plasebo in early treatment of the common cold in adults: the ICICC trial. Respir Res. 2015 Oct 5;16:121.
5. Koenighofer M, et al. Carrageenan nasal spray in kuman confirmed common cold: Individual patient data analysis of two randomized controlled trials. Multidiscip Respir Med. 2014; 9(1): 57
 Clinical Evidence

Efikasi Iota-Carrageenan
Phase III Study – Dewasa

Tujuan penelitian:
• Mengevaluasi efikasi dari semprot hidung dengan iota-carrafeenan pada durasi common cold
dan viral load di cairan hidung pada 211 orang dewasa yang menderita dari gejala awal
common cold (gejala demam terjadi kurang dari 48 jam sebelum inklusi)

• Pada populasi pasien yang positif terpapar kuman : semprot hidung dengan iota-
carrageenan dapat mengurangi durasi sakit hingga 2.1 hari

Mean symptoms duration (days)

in the laboratory-confirmed cold germs infection patients
(per-protocol population)
14
Common cold duration (days)

12
p=0.037 13.7 Durasi estimasi common cold pada pasien
10 11.6
yang positif terpapar kuman (PP population):
8
• 11.6 hari in the carrageenan group
6 • 13.7 hari in the placebo group
4 (p=0.037)
2

0
Iota-carrageenan Placebo
* The duration of common cold is defined as the time period between first and last day with symptoms, followed by all other
days without symptoms 23
Ludwig M, et al. Respir Res. 2013;14:124.
 Clinical Evidence
Efikasi Iota-Carrageenan
Phase III Study – Anak-anak
Tujuan penelitian:
• Mengevaluasi efikasi semprot hidung dengan iota-carrageenan pada 213 anak (usia 1-18 tahun)
dengan gejala akut common cold (gejala demam terjadi kurang dari 48 jam sebelum inklusi)
Penurunan viral load Antara hari 1 (visit 1) Berkurangnya pasien yang positif terpapar kuman dari
dan hari 3–5 (visit 2) hari 1 (visit 1) ke hari 3–5 (visit 2)

27%
30%

25%

20% 13%

15%

10%

5%

0%
Placebo Iota-carrageenan

• Penurunan sangat signifikan viral load pada • Pengurangan signifikan pada jumlah pasien
sekresi hidung pada grup yang diberikan iota- yang positif terpapar kuman pada grup yang
carrageenan dibanding dengan placebo (p=0.026) diberikan iota-carrageenan (p<0.001)

Fazekas T, et al. BMC Complement Altern Med. 2012;12:147.

 Iota Carrageenan vs Coronavirus 229E & OC43

Iota Carrageenan treated patients showed a

significantly greater decrease in viral titer with a
decrease of the log10 viral titer was 2.15

Iota Carrageenan resulted in :

• Significant reduction of viral load in nasal fluids.
• Shorter duration of disease
• Faster reduction of common cold symptoms
 Iota Carragenan Nasal Spray

NATURAL – DRUG FREE – STEROID FREE – PRESERVATIVE FREE

Tidak Diserap oleh Tubuh
Eliminasi 99% kuman penyebab pilek dan flu Mempersingkat durasi pilek dan flu sampai dengan 2 hari
1. Eccles R, et al. Efficacy and safety of an antiviral iota-carrageenan nasal spray: A randomized, double-blind, placebo-controlled exploratory study in volunteers with early symptoms of the common cold. Respir Res. 2010;11:108.
2. Ludwig M, et al. Efficacy of carrageenan nasal spray in patients with common cold: A randomized controlled trial. Resp Res. 2013;14:124.
3. Fazekas T, et al. Lessons learned from a double-blind randomised plasebo-controlled study with a iota-carrageenan nasal spray as medical device in children with acute symptoms of common cold. BMC Complement Altern Med. 2012;12:147.
4. Eccles R, et al. Efficacy and safety of iota-carrageenan nasal spray versus plasebo in early treatment of the common cold in adults: the ICICC trial. Respir Res. 2015 Oct 5;16:121.
5. Koenighofer M, et al. Carrageenan nasal spray in kuman confirmed common cold: Individual patient data analysis of two randomized controlled trials. Multidiscip Respir Med. 2014; 9(1): 57
 Kesimpulan

• PVP-I memiliki spektum virucidal yang lebih luas terhadap dibandingkan antiseptic lainnya yang pernah diuji
dalam penelitian1
• PVP-I efektif terhadap semua jenis virus yang diuji yang merupakan virus penyebab tersering sakit tenggorokan,
termasuk adenovirus, influenza virus A and rhinovirus1
• PVP-I menunjukkan aktivitas virucidal yang cepat terhadap virus influenza, yaitu dalam 15 detik pemaparan2-3
• PVP-I terbukti efektif terhadap SARS Co-V, dapat menurunkan 99.99% virus dalam 15 detik pemaparan 2-3
• PVP-I terbukti efektif terhadap MERS Co-V, dapat menurunkan 99.99% virus dalam 15 detik pemaparan 2-3
• PVP-I terbukti memiliki spektrum efikasi anti-virus untuk membantu melawan virus termasuk yang menyebabkan
wabah, dan secara klinis terbukti untuk membunuh coronaviruses* seperti SARS-CoV dan MERS-CoV
• Iota-carrageenan menunjukan aktivitas antivirus dengan spektrum luas pada banyak jenis virus, termasuk human
coronavirus

1. Kawana R,et al. Inactivation of human viruses by povidone-iodine in comparison with other antiseptics. Dermatology 1997;195(suppl 2):29-35
2. Eggers M et al. Can oral disinfection with povidone iodine prevent viral respiratory infections? Abstract IMRP Singapore 2015.
3. EN14476:2013/A1:2014. Chemical disinfectants and antiseptics – Quantitative suspension test for the evaluation of virucidal activity in the medical area – Test method and requirements
 TOTAL PROTECTION
Personal Hygiene Repiratory Hygiene

PVP-I 7,5% PVP-I 1% IOTA-CARRAGEENAN

Perlindungan kulit cegah & atasi infeksi Perlindungan Saluran Pernafasan Perlindungan Saluran Pernafasan
(tangan & seluruh tubuh) (Atasi virus di tenggorokan) (Atasi virus di rongga hidung)
 Update

Saat ini Kami sedang melakukan study dengan 30 KOL dan

Laboratorium dalam pengujian efektivitas PVP-I 10%,7.5%, dan
0.45% terhadap SARS COV 2 dan pencegahan COVID 19.

Estimasi Data W4 April 2020 / W1 May 2020

Untuk informasi lebih lanjut, dapat hubungi:
PETER PEILOW
Peter.Peilow@mundipharma.co.id
Thank you