Anda di halaman 1dari 34

KEWASPADAAN ISOLASI DI ERA

PANDEMI COVID19

WARDANELA YUNUS, CVRN.SKM.MM


PELATIHAN PPI DASAR TANGGAL 4 -6 JUNI 2021
IKATAN RUMAH SAKIT JAKARTA METROPOLITAN
TUJUAN UMUM & KHUSUS
PEMBELAJARAN

TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS

 Setelah mengikuti  Setelah mengikuti pembelajaran, peserta


pembelajaran,peserta diharapkan mampu :
diharapkan mampu  Memahami konsep infeksi dan rantai
memahami Kewaspadaan penularan infeksi
isolasi di Era Pandemi  Memahami konsep kewaspadaan isolasi
Covid  Memahami pelaksanaan kewaspadaan
isolasi di era pandemi covid
POKOK BAHASAN

1. PENDAHULUAN
2. KONSEP INFEKSI DALAM PPI
3. KONSEP PENULARAN INFEKSI
4. PELAKSANAAN KEWASPADAN ISOLASI DI ERA
PENDEMI COVID
5. PENUTUP
 Kewaspadaan Isolasi merupakan
bagian dari program PPI
 Bertujuan untuk memutus mata rantai
infeksi

Pasien Pasien

Petugas/Pengunjung Lingkungan
Kejadian HAIs yang timbul
di pelayanan kesehatan

FENOMENA GUNUNG ES

KONDISI PANDEMI COVID-19

Bagaikan gunung es, sedikit


dipermukaan namun banyak yang
tersembunyi……
HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTIONS
(HAIS)

 Adalah infeksi yang terjadi pada


pasien selama proses perawatan di
rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya,
 dimana tidak infeksi atau dalam masa
inkubasi saat masuk rawat serta dapat
muncul setelah pulang rawat dan
 juga infeksi yang dapat terjadi pada
petugas di fasilitas pelayanan
kesehatan karena pekerjaanya
TUJUAN PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN INFEKSI /HAIs

Menurunkan atau meminimalkan insiden rate


infeksi berhubungan dengan pelayanan
kesehatan pada
pasien , petugas dan pengunjung serta
masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya,
dengan mempertimbangkan cost effectiveness
PROGRAM PPI
(PMK NO.27 TAHUN 2017 TENTANG PPI)

1. KEWASPADAAN ISOLASI
2. PENCEGAHAN PPI DENGAN BUNDLES
HAIs
3. SURVEILANS HAIs
4. PENDIDIKAN &PELATIHAN PPI
5. PENGGUNAAN AB YANG BIJAK

MONITORING DAN EVALUASI :


AUDIT MEMASTIKAN MASALAH
ICRA UPAYA PENYELESAIAN
MASALAH
PROGRAM PPI I : KEWASPADAAN ISOLASI
KEWASPADAAN ISOLASI
KEWASPADAAN STANDAR KEWASPADAAN TRANSMISI

Pengendalian
Kebersihan tangan Lingkungan
DROPLE AIRBORN
KONTAK
Pengendalian Limbah T E
Alat Pelindung Diri
RS
Influenza,
MRSA, Diarrhea, Chiken Fox,
Penyuntikan yang Manajemen Linen E.Colli
Pertussis,
TBC, SARS
aman Mumps, Rubella

Kebersihan VEKTOR
pernafasan/etika batuk
Penempatan pasien
(Lalat, naymuk, tikus dll)

Pengelolaan alkes
Kesehatan petugas HH, sarung tangan, Masker Bedah Masker Respiratorik
gaun pelindung wajah (N95)

Pengendalian
Praktek lumbal fungsi lingkungan , limbah
RS
KEBERSIHAN TANGAN
 Cara terbaik untuk mencegah penyebaran kuman
di lingkungan perawatan kesehatan dan komunitas
 Tangan kita adalah alat utama kita untuk bekerja
sebagai pelayanan kesehatan- dan tangan adalah
penghubung utama dalam rantai penularan

My 5 Moments for Hand Hygiene


1. before touching a patient,
2. before clean/aseptic procedures,
3. after body fluid exposure/risk,
4. after touching a patient, and.
5. after touching patient surroundings.
HAND HYGIENE: HOW TO WASH HANDS?

• Use appropriate product and


technique
• Soap and water
• Wash hands for 40–60
seconds!
• Alcohol-based hand rub when tap and
running water is not available
• Rub hands for 20–30 seconds!

Jika tangan terlihat kotor atau


terkontaminasi, selalu gunakan sabun,
air mengalir, dan Tissu atau handuk
https://www.who.int/infection-prevention/tools/hand-hygiene/en/
Acknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety
PENGGUNAAN ALCOHOL BASE HAND RUBS (ABHR)
DAN SARUNG TANGAN

Para ahli di CDC menjelaskan bahwa


hand sanitizer dengan konsentrasi
alkohol 60 persen hingga 95 persen
sangat efektif dalam membunuh
kuman sehingga dapat mengurangi
jumlah mikroba di tangan seseorang
dengan cepat dan mudah. Para ahli
memperingatkan bahwa pembersih
tangan tidak menghilangkan semua
bakteri, dan mereka memperingatkan
bahwa sabun dan air lebih efektif
melawan jenis kuman tertentu, seperti
norovir.(WHO Guidelines on Hand Hygiene
in Health Care)
ALAT PELINDUNG DIRI

1. Penggunaan APD harus berpedoman pada


penilaian risiko kontak dengan darah, cairan tubuh,
sekresi dan kulit pasien yg terluka
2. Penggunaan sarung tangan tidak menghilangkan
kebutuhan untuk kebersihan tangan. Kebersihan
tangan juga dibutuhkan ketika menggunakan dan
terutama ketika melepas APD
3. Prinsip APD adalah menggunakan dengan
BENAR, melepaskan dengan BENAR dan
mengumpulkan atau membuang dengan BENAR
PRINSIP PENGGUNAAN APD
1. Selalu melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesuadah
menggunakan APD
2. APD harus tersedia di tempat dan waktu yang ditentukan
 sesuai resikonya
 dalam ukuran yang benar
3. Selalu kenakan APD sebelum kontak dengan pasien
4. Lepaskan APD segera setelah menyelesaikan tugas dan / atau
meninggalkan area perawatan pasien
5. Jangan pernah menggunakan kembali APD sekali pakai
6. Bersihkan dan disinfeksi APD yang dapat digunakan kembali setiap
kali digunakan
PENYUNTIKAN YANG AMAN
ETIKA BATUK DAN KEBERSIHAN PERNAFASAN
1. Tekhnik etika batuk dan kebersihan pernafasan
 Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin.
 Bersihkan tangan setelah kontak dengan sekret saluran napas atau
metode batuk pada lengan tangan atas bagian dalam
 Jaga jarak terhadap orang dengan gejala gangguan saluran
pernafasan akut yang disertai demam.
2. Fasilitas pelayanan kesehatan harus:
 Menempatkan pasien dengan jarak setidaknya 1 meter dari pasien
lain
 Terdapat tanda peringatan kebersihan pernapasan dan etika batuk
 Penyediaan perlengkapan/ fasilitas kebersihan tangan di area pasien 1m

dan tempat umum


 evaluasi pasien dengan gangguan pernapasan (jika memungkinkan
sediakan masker)
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
PRINSIP CEGAH KOLONISASI BUKAN STERILISASI

 Penyemprotan atau fogging bahan


kimia tertentu seperti formalin, klorin,
atau senyawa amonium kuarterner
tidak direkomendasikan
 Penyemprotan atau fogging area luar
ruangan seperti jalan atau pasar juga
tidak direkomendasikan untuk
membunuh virus COVID-19 atau
patogen-patogen lain karena debu dan
serpihan menonaktifkan disinfektan
sedangkan materi organik dari tempat-
tempat tersebut tidak mungkin
dibersihkan
 Menyemprot orang dengan disinfektan
(seperti di dalam bilik, kotak, atau
terowongan) dalam keadaan apa pun
tidak direkomendasikan.
PENGELOLAAN LIMBAH
DEKONTAMINASI PERALATAN KESEHATAN

Dekontaminasi
Melepaskan kotoran dan mikroorganisme patogen dari
benda-benda sehingga aman dipegang, untuk diproses
lebih lanjut, digunakan atau dibuang.

Pembersihan Disinfeksi Sterilisasi

Sumber: World Health Organization. 2016. Decontamination and reprocessing of medical devices
for health-care facilities. World Health Organization. Diakses dari: https://www.who.int/infection-
prevention/publications/decontamination/en/
PENGELOLAAN ALAT KESEHATAN
PENGELOLAAN LINEN
1. Jenis linen terbagi atas linen bersih, linen steril , linen kotor dan linen terkontaminasi (infeksius)
2. Pencucian dengan membedakan mesin cuci linen kotor dan linen infeksius
3. Linen pasien yang dicurigai atau dikonfirmasi Infeksi (linen infeksius)
 harus ditempatkan dengan label yang jelas, tas atau wadah anti bocor, jika ada kotoran padat
masukan kedalam ember tertutup dan buang dengan hati-hati ke toilet atau jamban (36).
 Mesin cuci dengan air hangat pada suhu 60−90 ° C (140−194 ° F) dengan deterjen diikuti dengan
merendam dalam 0,1% klorin selama kurang lebih 30 menit dan dikeringkan

Jika mesin cuci tidak memungkinkan,

linen terkontaminasi (infeksius) dapat direndam air panas dan sabun/detergent dalam
drum/ember besar, gunakan tongkat untuk mengaduk dan berhati-hatilah untuk
menghindari percikan. Drum/ember kemudian harus dikosongkan dan seprai direndam
dalam 0,05% (500 ppm) klorin selama kurang lebih 30 menit. Cucian dibilas dengan air
bersih dan dibiarkan mengering sepenuhnya di bawah sinar matahari
Alur Linen Pengelolaan Linen
Simple Measures Can Be Effective!
PENEMPATAN PASIEN PADA LOKASI KERJA
PETUGAS KESEHATAN YANG BENAR
SISTEM VENTILASI
1. Ventilasi natural menggunakan
jendela dan pintu terbuka atau
Pertukaran udara menggunakan tambahan kipas
6 – 12 x /jam angin
2. Ventilasi mekanik menggunakan
kipas angin dan exhaust fan atau
menggunakan AC dan exhaust
fan
3. Ventilasi tekanan negative
menggunakan tekanan udara
khusus
4. Pastikan sirkulasi udara dengan
perputaran 6 – 12 kali perjam
KESEHATAN PETUGAS

1. Pemahaman petugas terhadap resiko penularan


penyakit/infeksi
2. Pemeriksaan berkala terhadap semua petugas
kesehatan terutama pada area risiko tinggi
3. Pemberian immunisasi vaksin ( terutama pada
area resiko tinggi)
4. Tersedia Alat Pelindung Diri (APD) dan
penggunaan baju kerja
5. Tersedia kebijakan penatalaksanaan paska luka
tusuk jarum bekas pakai
6. Kepatuhan petugas terhadap standar
KEWASPADAAN BERDASARKAN
TRANSMISI
Langkah-langkah pencegahan kontak
• Kamar tunggal
• Pasien tetap di kamar
• Kebersihan tangan sesuai “5 Moment”,
terutama sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan sesudah melepas APD
• Jangan menyentuh mata, hidung atau mulut
dengan tangan bersarung atau tidak bersarung
yang terkontaminasi.
• Staf harus mengenakan APD yang sesuai:
jubah + sarung tangan
• Pembersihan peralatan, disinfeksi, dan
sterilisasi yang sesuai
• Pembersihan lingkungan disempurnakan
• Jangan mengkontaminasi permukaan yang
tidak termasuk dalam perawatan pasien
langsung (seperti gagang pintu, tombol lampu,
ponsel)
Langkah-langkah pencegahan percikan
• Kamar tunggal
• jika ruangan tunggal tidak tersedia, pisahkan pasien dari
pasien lain setidaknya dengan jarak 1 m
• Tenaga kesehatan harus mengenakan APD sesuai:
• Masker medis
• Perlindungan mata (kacamata atau pelindung wajah)
• Jubah
• Pasien harus tetap tinggal di kamar (gerakan terbatas)
• Jika harus dipindahkan/bergerak, pasien wajib
mengenakan masker medis dan menggunakan rute
perpindahan yang sudah ditentukan sebelumnya untuk
meminimalisasi paparan untuk staf, pasien lain dan
pengunjung.
Langkah pencegahan transmisi udara
(dalam konteks COVID-19)
Langkah pencegahan transmisi udara dianjurkan HANYA untuk
prosedur yang menyebabkan aerosol seperti:
- bronkoskopi,
- itubasi trakea,
- pemberian tekanan pada dada saat resusitasi jantung
paru dapat menyebabkan dihasilkannya aerosol

Hal-hal berikut ini wajib:


• Ruangan tunggal dengan ventilasi yang memadai:
ventilasi alami dengan aliran udara setidaknya 160L/s per pasien atau
di ruangan bertekanan negatif dengan setidaknya 12 pergantian udara per jam dan
arah aliran udara yang terkendali saat ventilasi mekanis digunakan
• APD: kontak + percikan
• Ganti masker medis dengan masker efisiensi tinggi di ruangan (N-95, atau FFP2
atau masker setara)
KEWASPADAAN TRANSMISI
KESIMPULAN
1. HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama proses
perawatan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya, dimana tidak infeksi atau dalam masa inkubasi saat masuk
rawat serta dapat muncul setelah pulang rawat dan juga infeksi
yang dapat terjadi pada petugas di fasilitas pelayanan kesehatan
karena pekerjaanya
2. Program PPI adalah : Kewaspadaan isolasi, Penerapan PPI terkait
Bundles HAIs, Surveilans, Diklat PPI, Penggunaan AB bijaksanan,
Monitoring melalui ICRA dan Audit PPI
3. Melaksanakan stretegi dalam program PPI yang dilaksanakan oleh
seluruh petugas pelayanan kesehatan
TERIMA KASIH

BANGKIT MELAWAN COVID-19

Anda mungkin juga menyukai