Anda di halaman 1dari 41

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

(PPI)

dr. Jen Alif Latifah Helmy


26 November 2021
Curiculum Vitae
Nama : dr. Jen Alif Latifah Helmy
TTL : Kebumen, 27 Januari 1976
Alamat : Panggel RT 04 RW 07, Panjer, Kebumen, Jawa Tengah 54312
No. HP : 0813 2504 2999
Pendidikan : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Pekerjaan : Kepala UPTD Puskesmas Karanggayam 1
Surveior Akreditasi FKTP Kemenkes RI Bidang UKP
Pendamping Dokter Internsip
Riwayat Organisasi : 1. Ketua P2KB IDI Cabang Kebumen
2. Ketua PKFI (Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Kesehatan Primer
Indonesia) Cabang Kebumen
3. Pengurus Pusat PKFI Divisi Praktek Mandiri
PENGERTIAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI (PPI)
Suatu upaya kegiatan untuk mencegah, meminimalkan
kejadian infeksi pada pasien , petugas, pengunjung dan
masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya yang meliputi pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi (PMK no 27/2017)
TUJUAN PPI
Menurunkan atau meminimalkan insiden rate infeksi
terkait dengan pelayanan kesehatan pada pasien,
petugas dan pengunjung serta masyarakat sekitar
rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,
dengan mempertimbangkan cost e ectiveness
YANG MELAKUKAN PPI
Semua individaun
terlibat di RSsd
Fasyanke
HH
APD Penempatan pasien
Limbah Pemrosesan alat kesehatan
Penanganan linen + Praktik lumbal punksi
Lingkungan +
Etika batuk Perlindungan Karyawan
Penyuntikan yang aman

Semua individu Dokter


Perawat dan Dokter Perawat dan Dokter
EMPAT SPESIFIK
INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN / HAIS

Surgical site infections (SSI) 


Catheter-associated urinary tract infections
(CAUTI) 
Central venous catheter–related bloodstream
infections
(CRBSI): CLABSI & PLABSI)
Ventilator-associated pneumonia (VAP)
PENGERTIAN
HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTIONS
Infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit atau
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, dimana pada saat masuk tidak ada
infeksi atau tidak masa inkubasi ,termasuk infeksi didapat di rumah sakit tapi
muncul setelah pulang juga infeksi pada petugas karena pekerjaannya (PMK
no 27/2017)
FAKTOR RISIKO HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTIONS (HAIs)
EXOGEN
ENDOGEN • Petugas
• Usia – Tidak patuh terhadap kebijakan, SOP
• Status gizi • Peralatan
• Obesitas – Tidak steril
• Merokok – Tidak bersih
• Kolonisasi MO • Lingkungan : Kotor
• Penyakit penyerta • Penggunaan antibiotika tidak bijak dan
– DM rasional
– Infeksi lain
YANG MELAKUKAN PPI
Semua individaun
terlibat di RSsd
Fasyanke
HH
APD Penempatan pasien
Limbah Pemrosesan alat kesehatan
Penanganan linen + Praktik lumbal punksi
Lingkungan +
Etika batuk Perlindungan Karyawan
Penyuntikan yang aman

Semua individu Dokter


Perawat dan Dokter Perawat dan Dokter
KAPAN DILAKSANAKAN
PPI
Setiap saat memberikan pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit dan Fasyankes, dimana saja, kapan saja,
oleh siapa saja
PROGRAM PPI
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI)melalui Perubahan Perilaku
Individu (PPI)
Perubahan dari diri Sendiri mulai
tingkat bawah sampai atas
Menyadari nakes adalah pelayan
bukan pekerja industri
Melayani pasien butuh perawat dan
dokter
Nakes punya tanggungjawab moral
sebagai ciptaan Tuhan yang akan
kembali padaNya
KEWASPADAAN ISOLASI
LAPIS I : Kewaspadaan Standar Kebersihan tangan
Penggunaan alat pelindung
diri
Pemrosesan alat kesehatan
Penanganan linen
LAPIS II : Kewaspadaan berdasarkan Pengendalian lingkunaan
transmisi Penanganan limbah
Perllindungan kesehatan
karyawan
Kontak Penempatan Pasien
Droplet Etika batuk/bersin
Airborne Penyuntikan yang aman
Praktik lumbal punksi
INDIKASI KEBERSIHAN TANGAN
1 Lima momen Tangan tampak tak
kotor: Handrub,
 Sebelum kontak Pasien cairan alcohol,
 Sebelum tindakan aseptic selama 20 -30 detik
 Setelah menyentuh darah dan cairann
tubuh
 Setelah menyentuh pasien
 Setelah menyentuh sekitar Permukaan
Lingkungan pasien
2 Yang lainnya
Sebelum & Setelah melepas sarung Tangan tampak

tangan kotor: Cuci tangan
Setelah menyentuh Permukaan di air mengalir

lingkungan selama 40-60 detik
 Sebelum dan Setelah menjamah makanan
 Sebelum dan Setelah makan Kebersihan Tangan harus
 Setelah menyentuh Permukaan tepat & benar
Lingkungan
 Bila Tangan terasa dan terlihat kotor
KEWASPADAAN STANDAR: PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI
Digunakan/dipakai jika melakukan tindakan terpapar atau
kemungkinan terpapar darah, cairan tubuh, sekresi,ekskresi ,
kecuali keringat, segera lepas jika selesai tindakan
 Sepatu (Pelindung kaki)
 Gaun lengan panjang (Pelindung lengan dan baju)
 Masker ( Pelindung membrane mukosa mulut dan hidung)
 Googles atau dan face-shield ( Pelindung mata dan wajah)
 Topi (Pelindung rambut kepala)
 Sarung Tangan ( Pelindung Tangan)
Masker Filtering PAPR GAUN
Goggles Face Kacamat Face piece • Untuk lengan
medis/
bedah shield a safety N95 respirator tindakan
AGP
panjang
• apron
• seimbang waktu plastik
ltrasi dan lama lengan
kemampu • mahal panjan
an g
bernapas
Ausie ,Sept 2020
Gown / Apron Long-sleeved, preferably uid-resistant,
gown or apron.
A launderable cloth gown or apron is adequate
when direct physical contact is minimal and/or the risk of
blood or body uid splash is low (e.g. observations, medication delivery)
PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

• Selalu kebersihan tangan sebelum dan sesudah penggunaan


APD
• APD harus selalu tersedia sesuai ukuran
• Pemilihan penggunaan APD sesuai indikasi yaitu risiko paparan
(darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi) dan dinamika
transmisi (Kontak, Droplet, Airborne)
• Selalu gunakan sebelum kontak pasien tanpa menyentuh
permukaan lingkungan lain
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (lanjutan)
PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
• Segera lepas setelah selesai tindakan/tugas /meninggalkan area
perawatan
• Sekali pakai untuk setiap tindakan dan setiap Pasien
• Setiap APD yang terlihat ternoda masif harus segera diganti
• APD yang sudah dipakai ditempatkan pada kontainer yang sudah
tersedia sesuai alatnya
• Setiap selesai tindakan APD harus segera dilepas
Kewaspadaan berdasarkan
transmisi
Transmisi Transmisi Transmisi Airborne
 Tempatkan
Contact; Droplet pasien tersendiri
 Tempatkan  Tempatkan bila
memungkinkan,
pasien tersendiri pasien atau kohorting,
bila tersendiri bila  Pakai APD
memungkinkan, memungkinkan, masker N95,jika
melakukan
atau kohorting, atau kohorting, tindakan yang
 Pakai APD  Pakai APD masker menghasilkan
Sarung tangan bedah
Pelindung mata,
aerosol, pasien
pakai masker
& gaun 
rambut kepala bedah ,jjika
masih batuk
KEGIATAN SURVEILANS HAIS

Untuk mendapatkan data


infeksi terkait pelayanan
Kesehatan yaitu frekwensi,
penyebaran dan
kemungkinan faktor-faktor
penyebab
Surveilen masalah yang ada
dan sering terjadi
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Staf/Karyawan Pasien &keluarga Masyarakat RS


Dokter Sekuriti
Perawat Pengunjung Petugas
Penunjang kebersihan
Radiologi
Farmasi Petugas Parkir
Gizi
Laboratorium
CSSD Pedagang
Phisioterapi
IPSRS
PENCEGAHAN INFEKSI PEMAKAIAN ALAT
BUNDLES CAUTI/ISK
INSERSI
 Kaji kebutuhan BUNDLES PLABSI
 Pemasangan oleh petugas yang INSERSI
terlatih  Kaji kebutuhan
 Kebersihan tangan  Kebersihan tangan tenar
 Tehnik steril  Teknik steril
Maintanance  Petugas trampil
 Kebersihan tangan  Disinfeksi area insersi
 Perawatan kateter
 Pemeliharaan kateter Maintanance
 Segera lepas jika tidak dibutuhkan  Kebersihan tangan tenar
lagi  Perawatan area insersi
 Kaji kebutuhan setiap hari, jika tidak
perlu segera dilepas
 Penggantian administrasi set 96 jam
 Edukasi
PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA

Berdasarkan PPRA Pro laksis


Teraupetik
indikasi

Empirik
De nitif
• Aspek manajerial : Kebijakan, Pedoman,
Program
AUDIT • Aspek klinis : Standar Prosedur Operasional
PROGRAM PPPI • Kebersihan tangan
• Penerapan Bundles
HAIs
• Sarana & Prasarana: Kelengkapan fasilitas
• Kebersihan tangan
• Tempat sampah
• Physical lay out, tra c ow
• CSSD,Laundry.Gizi
Kewaspadaan Kewaspadaan Standar
Isolasi
Bundel Kewaspadaa berdasarkan
transmisi
Pencegahan
Infeksi
Laksanakan Monev Penggunaan
Antibiotika
Surveilans
HAIs
Diklat
Laksanakan ICRA {Infection Proses penilaian yang berfokus pada
Control Risk Assassment} pengurangan risiko infeksi, melibatkan
disiplin ilmu dengan mempertimbangkan
populasi pasien dan fasilitas
Renovasi/Kontruksi Bangunan
Healthcare Associated Infections

Program PPI
PATIENT SAFETY
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN PASIEN

PENYEMPURNAA
N

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


1691/MENKES/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit
PENGERTIAN KESELAMATAN
PASIEN Menurut Depkes RI, (2006)
Patient safety (Keselamatan pasien) Rumah
Sakit adalah suatu sistem dimana Rumah
Menurut Supari (2005) Sakit membuat asuhan pasien lebih aman,
Patient safety adalah bebas dari cidera hal ini termasuk asesmen/analisa risiko,
aksidental atau menghindarkan cidera identi kasi dan pengelolaan hal yang
pada pasien akibat perawatan medis berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan kesalahan pengobatan. dan analisis insiden, implementasi solusi
Accidental injury disebabkan karena untuk meminimalkan timbulnya risiko.
error akibat dari melaksanakan suatu Sistem ini mencegah terjadinya cidera yang
tindakan (commission) atau tidak disebabkan oleh kesalahan akibat
mengambil tindakan yang harusnya melaksanakan suatu tindakan atau tidak
diambil tindakan (omission) mengambil suatu tindakan yang seharusnya
dilakukan
TUJUAN KESELAMATAN
PASIEN
Keselamatan Pasien bertujuan
1. Untuk meningkatkan mutu pelayanan fasilitas
pelayanan kesehatan
2. Untuk Meningkatkan akuntabilitas Rumah Sakit
terhadap pasien da masyarakat
3. Untuk menurunkan KTD di Rumah Sakit
4. Untuk menciptakan budaya keselamatan pasien
di Rumah Sakit
SEMBILAN SOLUSI PADA PATIENT SAFETY (WHO)
TUJUH STANDAR KESELAMATAN PASIEN RS
(Mengacu pada Hospital Patient Safety standard yang dikeluarkan oleh Joint
commision on Acreditation of Health, USA 2002)

I. Hak pasien,
II. Mendidik pasien dan keluarga,
III. Keselamatan pasien dan Asuhan Berkesinambungan,
IV. Penggunaan metoda peningkatan kinerja, utk melakukan
evaluasi & meningkatkan Keselamatan Pasien,
V. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan Keselamatan Pasien,
VI. Mendidik staf tentang KP,
VII. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai KP
TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien , Ciptakan kepemimpinan & budaya yg
terbuka & adil.
2. Pimpin dan dukung staf, Bangunlah komitmen & fokus yang kuat & jelas tentang KP di RS
Anda
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko, Kembangkan sistem & proses pengelolaan risiko,
serta lakukan identi kasi & asesmen hal yang potensial bermasalah
4. Kembangkan sistem pelaporan , Pastikan staf agar dengan mudah dapat melaporkan
kejadian / insiden, serta RS mengatur pelaporan kpd KKP-RS.
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien , Kembangkan cara-cara komunikasi yg terbuka
dgn pasien
6. Belajar & berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien, Dorong staf anda utk
melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien, Gunakan informasi yang
ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan
Enam Sasaran Internasional Keselamatan Pasien (SIKP)
International Patient Safety Goals (IPSG)

SIKP 1. Mengidenti kasi pasien dengan benar


SIKP 2. Meningkatkan komunikasi yang efektif
SIKP 3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus
diwaspadai
SIKP 4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar prosedur
yang benar, pasien yang benar
SIKP 5. Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
SIKP 6. Mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh
PEMERIKSAAN PASIEN
BEFORE AFTER
PELAYANAN BIAS ANAK SD

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
PEMERIKSAAN RAPID ANTIGEN
DAN SWAB PCR
PELAYANAN PERSALINAN
MERUJUK PASIEN POSITIF COVID-19
LINDUNGI MULUT, HIDUNG
DAN MATA

BEFORE AFTER
KESIMPULAN
1. Infeksi terkait pelayanan kesehatan (HAIs) masih merupakan masalah
di pelayanan kesehatan
2. HAIs dapat menimbulkan dampak hari rawat meningkat, biaya
meningkat mortalitas dan morbilitas meningkat bahkan dapat menjadi
tuntutan hukum
3. HAIs dapat dicegah atau diminimalkan melalui program Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi
4. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi meliputi kegiatan
kewaspadaan isolasi, penerapam bundles pada pemakaian alat dan
tindakan operasi, pendidikan dan pelatihan, kegiatan surveilans, dan
penggunaan antimiroba rasional
KESIMPULAN Patient Safety merupakan langkah
strategis :
- Pelayanan aman  Quality (Safety
Beyond Quality)
Patient Safety suatu perubahan
budaya :
- Safety Culture
- Blame-Free Culture
- Reporting Culture
- Learning Culture
Patient Safety diperlukan:
- Komitmen setiap individu

Anda mungkin juga menyukai