Anda di halaman 1dari 40

TREND DAN ISSUE

PERLINDUNGAN KESEHATAN
BAGI PETUGAS DI FASIYANKES

GORTAP SITOHANG

DISAMPAIKAN PADA ACARA


SEMINAR PPI
TULUNGAGUNG, 17 NOVEMBER 2018
Latar Belakang
Dalam bekerja manusia perlu pekerjaan yang
nyaman, kondisi kesehatan prima dan kondisi
lingkungan kerja yang kondusif

Setiap pekerjaan mempunyai potensi bahaya


Kesehatan
Keselamatan
Kehidupan
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA adalah HAK PEKERJA

• Amandemen UUD
• Kepmenkes
UU No. 36/2009
1945 No. 432 thn
• Pasal 28 h Tentang Kesehatan
• Setiap org berhak Kerja
2007 Tentang
hiidupsejahtera, Bab XII Kesehatan Manajemen
batin,bertempat
tinggal dan
Kerja K3 RS
Pasal 164 – 166:
mendapat lingk • Permenkes
hidup yang baik dan secara tegas
sehat berhak menyatakan ruang No. 48 tahun
memperoleh yankes lingkup, tugas dan 2016 tentang
tanggung jawab Standar K3
• Pasal 34
Pemerintah,
• Negara
Pengusaha dan
perkantoran
bertanggung jawab
atas penyediaan Pekerja
fasilitas yankes
dan yan umum
yang layak

Kantor Pemerintah dan RS wajib melaksanakan K3


TUJUAN K3 RS

Mewujudkan kantor/RS yang sehat, aman, dan


nyaman demi terwujudnya karyawan sehat,
selamat, bugar, berkinerja, dan produktif
STANDAR
UPAYA K3 RS
Tujuan Program K3 di RS
Program di Bidang Kesehatan Kerja
• Manajemen Risiko :
1.Identifikasi &
penilaian risiko
2.Pemetaan
area risiko
3.Pengendalian
risiko
4.Komunikasi-
konsultasi
5.Pemantauan
& telaah
Bahaya Potensial di
Rumah Sakit
Potensi Bahaya
Menurut Beberapa Area Kerja
KEBIJAKAN
PELAYANAN KESEHATAN KERJA

• Kebijakan MCU

• Kebijakan Pelayanan Kesehatan Pegawai


Program Pelayanan Kesehatan Kerja

Promotif : Preventif :
Edukasi dan Sosialisasi Pemeriksaan
Kesehatan Kerja kesehatan pekerja
dengan PJK3 dan unit Risiko terjadinya
lain yang terkait. gangguan kesehatan
- Gizi kerja atau penyakit akibat
- Kebugaran kerja bisa ditekan atau
- Pembinaan Mental & dikurangi dengan
Rohani melakukan pemeriksaan
kesehatanMedical(
Check Up).
Pemeriksaan kesehatan pra-
kerja, berkala dan khusus
- Imunisasi
- Surveilans medik
- Surveilans lingkungan
Pemeriksaan Kesehatan Pra-Kerja
Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pemeriksaan Kesehatan Berkala
• DEFINISI • PELAKSANAAN
• Pemeriksaan kesehatan •1.Risiko tinggi (1 tahun
pada waktu-waktu sekali)
tertentu terhadap tenaga •2. Bukan risiko tinggi (2
kerja yang dilakukan oleh tahun sekali)
dokter, dengan tujuan • Jenis pemeriksaan sesuai
untuk mempertahankan
dengan tujuan, jenis
derajat kesehatan tenaga
pekerjaan dan kemampuan
kerja sesudah berada
Instansi
dalam pekerjannya, serta
menilai kemungkinan • Analisis dilakukan bagi
adanya pengaruh-pengaruh individu pekerja dan
dari pekerjaan sedini kelompok pekerja
mungkin yang mungkin
perlu dikendalikan dengan
usaha-usaha pencegahan
CONTOH STANDAR OSHA
UNTUK PEMERIKSAAN BERKALA

PAJANAN JENIS PEMERIKSAAN

Asbestos Foto Toraks, Fungsi Paru


Vinyl Chloride Fungsi hati
Arsen (anorganik) Foto Toraks, sitologi sputum

Timbal (Pb) Pb dalam darah


NIHL Audiometri
Gangguan Ventilasi Paru Spirometri
Pemeriksaan Kesehatan Khusus

• DEFINISI • INDIKASI
• Pemeriksaan • Perubahan Status
kesehatan yang Kesehatan
dilakukan oleh dokter • Perubahan pekerjaan
secara khusus atau penempatan/
terhadap tenaga kerja tugas khusus
tertentu, dimaksud • Kembali bekerja
untuk menilai adanya setelah mengalami
pengaruh-pengaruh
cedera/sakit
dari pekerjaan tertentu
• Sebelum pensiun
terhadap tenaga kerja
tertentu
PEMBERIAN IMUNISASI

► Imunisasi Hepatitis B
► Pemberian vaksin Flu Musiman yang
dianjurkan WHO  jika kontak dengan
pasien penyakit menular melalui udara
airborne( )
► Kadar antibodi protektif perlu diperiksa
2 - 4 minggu setelah vaksinasi
PENYEDIANAN SARANA /FASILITAS

►Alat Pelindung Diri (APD)


harus tersedia cukup di ruang
perawatan dan tindakan.

► Indikasi pemakaian dan


cara melepaskan APD
harus dipahami dengan
baik oleh petugas
PENYEBAB KECELAKAAN

1. 1. Kurangnya kesadaran karyawan


2. 2. Kualitas dan ketrampilan
kerja kurang
3. memadai
4. 3. Meremehkan risiko kerja, tidak
5. menggunakan alat pelindung
diri yang
6. sesuai ketentuan
PENYEBAB KECELAKAAN

Kondisi berbahaya
• Mesin, peralatan, bahan dll
• Lingkungan kerja
• Proses kerja
• Sifat pekerjaan
• Cara kerja
o Perbuatan berbahaya
• Kurangnya pengetahuan
dan ketrampilan
• Keletihan dan kelemahan daya
tahan tubuh
• Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik
AKIBAT LUKA TUSUK PADA
NAKES
(CANADA COMUNICABLE DISEASES
REPORT 2001)
Risiko terinfeksi Persentase
HBV 10-35 %
HCV 2.7 %
HIV 0.3 %
Cairan tubuh yang infeksius HIV
Potensial berisiko
(OPIM= other
potentially
infectious material)
• Cairan serebrospinal
Risiko tinggi • Cairan amnion
• Darah • Cairan pleura
• Cairan mani • Cairan peritoneal
• Cairan vagina • Cairan perikardial
• ASI
• Cairan sendi
• cairan serviks
• muntah
• feses
Tidak
• air liur
dianggap
• keringat infeksius,
• air mata kecuali
terkontaminasi
• Urin darah yang
• Cairan nasal terlihat
• sputum
Efektivitas Penularan

Per kejadian:
• Hubungan seksual tak aman 0,1-1%
• Tusukan jarum /perlukaan 0,3%
• Percikan cairan tubuh pada mukosa
0, 09%
• Transfusi darah > 90%
• Dari ibu hamil ke bayi 35%
Barier (proteksi)
digunakan
hanya
saat melakukan
tindakan invasif
Prinsip
Kewaspadaan
Standart
Perjalanan Infeksi HIV
1200 Infeksi
Primer Sindrom HIV Primer Kematian
1100
1000 Infeksi
Oportunistik
900 1:512
Infeksi laten
800 1:256
3

600
Cells/mm()

700 1:128

Gejala 1:64
CD4 T

konstitusi
500 1:32
400 1:16
300 1:8
200 1:4
100 1:2
0
0 3 0
6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Weeks
Years
Luka tusuk jarum

21.5% selama tindakan

78.5% setelah tindakan


Recapping
Melepas jarum / scalpel
Penempatan jarum
TINDAKAN PERTAMA PADA
PAJANAN
BAHAN KIMIA ATAU CAIRAN TUBUH

►Mata  segera bilas dengan


air mengalir selama 15 menit
►Kulit  segera bilas dengan air
mengalir 1 menit
►Mulut  segera kumur-kumur
selama 1 menit
►Segera hubungi Dokter yang
berwenang untuk melakukan
perawatan pasca pajanan
►Lapor ke Komite / Tim PPI , panitia
K3RS atau sesuai alur RS
TINDAKAN PASCA TERTUSUK
JARUM BEKAS
• Tindak lanjut Tim PPI :
Tentukan status HIV, HBV, dan
HCVsumber pajanan
Periksa status HIV, HBV, dan
HCVpetugas yang terpajan
Monitoring dengan
pemeriksaanlaboratorium 3
dan 6 bulan
STRATEGI PENCEGAHAN RISIKO
KECELAKAAN KERJA
► Taat menerapkan Kewaspadaan Isolasi :
Standar dan Berdasarkan Transmisi
► Menjaga kesehatan saluran napas
(tidak merokok)
► Menjaga kesehatan tubuh secara umum
► Menjaga kebersihan diri
► Senantiasa menjaga perilaku hidup sehat
► Tidak memanipulasi jarum bekas pakai
STRATEGI PENCEGAHAN RISIKO
KECELAKAAN KERJA

► Petugas menderita flu diminta tidak


merawat atau kontak dengan pasien
imunitas rendah (imunokompromais)

► Petugas yang demam / menderita gangguan


pernafasan dalam 10 hari setelah terpajan
penyakit menular melalui udarair(borne )
perlu dibebas-tugaskan dan harus diisolasi
STRATEGI PENCEGAHAN RISIKO
KECELAKAAN KERJA

 Lakukan cuci tangan sebelum dan


sesudah melakukan tindakan
 Gunakan baki bila memberikan benda tajam
 Pendidikan & latihan berkesinambungan
 Gunakan APD sesuai jenis tindakan
 Baca etiket obat/cairan sebelum diberikan
 Jangan memanipulasi jarum bekas pakai!
 Tidak menyarungkan kembali jarum yang
telah dipakai!
STRATEGI PENCEGAHAN RISIKO
KECELAKAAN KERJA
• Buang jarum bekas pakai pada kontainer
yang telah disediakan
• Jangan pernah memberikan jarum bekas
pakai kepada orang untuk dibuang!!
• Buang kontainer jarum jika sudah 2/3 penuh
• Buang sampah sesuai tempatnya
• Jaga kebersihan lingkungan
• Jaga permukaan lantai tetap kering dan
tidak licin
STRATEGI PENCEGAHAN RISIKO KECELAKAAN
KERJA

• Lepaskan jarum memakai alat


yang tepat, atau buang jarum
bersama syringe
• Buang jarum pada kontainer yang
tahan tusukan dan tahan bocor
• Gunakan sistem Vacutainer
• Jangan tinggalkan
jarum sembarangan
Bugar dan Sehat Saat Bekerja

• 1. Rehat
• Istirahatkan Mata
• - setiap 20 menit bekerja
dengan computer
• - selama 20 detik
dan memandang
• - sejauh 20 kaki (6 meter)
• 2. Peregangan
• - Melakukan peregangan
setiap 2 jam bekerja
selama 3 – 10 menit
• 3. Minum Air
• - minimal 8 gelas sehari
KESIMPULAN
1.Segera laporkan kejadian kecelakaan
kerja di rumah sakit seperti tertusuk benda
tajam habis pakai
2.Pemeriksaan kesehatan rutin
terhadap petugas di rumah sakit
merupakan kebijakan yang menjadi
prioritas dari manajemen
3.Sarana dan prasarana adalah hal yang
menjadi prioritas untuk disediakan oleh
manajemen
4.Petugas bekerja harus sesuai dengan
standar yang telah di tetapkan

Anda mungkin juga menyukai