DEFINISI
DEFINISI RISIKO
Risiko adalah potensi terjadinya kerugian yang dapat ditimbulkan dari proses kegiatan
saat sekarang atau kejadian dimasa datang.
MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan
menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan dampaknya.
RISK ASSESSMENT
Risk asessment merupakan suatu proses penilaian untuk menguji sebuah proses secara rinci
dan berurutan, baik kejadian yang aktual maupun yang potensial berisiko ataupun kegagalan dan
suatu yang rentan melalui proses yang logis, dengan memprioritaskan area yang akan di perbaiki
berdasarkan dampak yang akan di timbulkan baik aktual maupun potensial dari suatu proses
perawatan, pengobatan ataupun service yang diberikan. Proses ini diperlukan untuk membantu
organisasi menilai tentang luasnya risiko yg dihadapi, kemampuan mengontrol frekuensi dan
dampak risiko.
BAB II
RUANG LINGKUP
F. DEKUBITUS
a. Pengertian : luka pada kulit dan atau jaringan dibawahnya yang terjadi di Rumah sakit
karena tekanan yang terus menerus akibat tirah baring yang terjadi > 2 x 24
jam
Tirah Baring : berbaring total / tidak dapat gerak dan bukan karena instruksi
pengobatan
b. Batasan
Terdapat 2-3 tanda dibawah ini :
- kemerahan
- nyeri tekan
- atau bengkak pada pinggir luka dekubitus
- Biakan cairan atau darah positip
c. Derajat Dekubitus
Derajat 1 : Kulit Intak,warna pucat,bila tekanan dihilangkan kulit kembali normal
Derajat 2 : Kulit luka sampai dengan jaringan subkutis,Kadang didapatkan pus
Derajat 3 : Kerusakan sampai dengan otot,ulkus menggaung,sering ditemukan pus
Derajat 4 : Luka mencapai kedalaman tulang,ditemukan pus.
BAB III
TATA LAKSANA
Langkah dalam menyusun ICRA HAIs di RS. Brayat Minulya Surakarta adalah sebagai
berikut:
1. Pengkajian Resiko
• Mengidentifikasi risiko untuk mendapat data transmisi infeksi berdasar
– Lokasi geografi, masyarakat dan populasi yang dilayani
– Perawatan, pegobatan, dan pelayanan yang tersedia
– Analisis aktivitas surveilans dan data infeksi lain
• Mengidentifikasi risiko secara berkala / tahunan dan apabila muncul masalah
bermakna
• Pengkajian risiko didapat dari asupan interdisiplin
– Pimpinan
– Anggauta Komite PPIRS, IPCN / IPCN-link
– Staf medik
– Perawat
– Lain-lain
• Buat daftar skala prioritas dan dokumentasikan
• Membuat laporan data Surveylans, dibuat grafik.
• Rekruitmen tim
• Penyebaran informasi sebelum pelaksanaan
– Masalah Pencegahan dan pengendalian infeksi apa yang paling penting ?
– Apa indikasi kunjungan rawat, rawat inap, dan prosedur apa yang paling sering?
Expect it Lik Ma Ra Ne Loss of Seriou Prolon Moderat Mini no Poo Fair Go Soli
life/ s ged mal r d
ely ybe re ver Loss Length e ne od
limb Clinic
(functi of Clinical/f
Functio on/ stay al/
n/ financi
inancial finan
financial al/ cial
legal
Standard Precaution
Lack of Hand
Hygiene
Lack of
respiratory
Hygiene/cough
Etiquette
Lack of safety
injection
Kajian risiko Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Expect it Lik Ma Ra Ne Loss of Seriou Prolon Moderat Mini no Poo Fair Go Soli
life/ s ged mal r d
ely ybe re ver Loss Length e ne od
limb Clinic
(functi of Clinical/f
Functio on/ stay al/
n/ financi
inancial finan
financial al/ cial
legal
Surveilans
IAD ATAU
PHLEBITIS
SAL NAPAS
IDO
ISK
DEKUBITUS
SAL. NAPAS
SISTEM YANG ADA
Dokumentasi dilakukan oleh Sekretaris komite PPI, IPCN dan Tim yang direkruitmen, antara
lain berupa:
1. Undangan pertemuan ICRA HAI’s
2. Hasil rapat Tim
3. Hasil data surveylans
4. Hasil pengkajian resiko
5. Hasil grading resiko HAI’s
6. Rencana tindak lanjut dari grading ICRA HAI’s
7. Laporan ke Direktur Utama
8. Laporan ke unit terkait
BAB V
PENUTUP
Semoga dengan telah dibuatnya Panduan Pembuatan Infection Control Risk Assesment
Healthcare Associated Infections (HAIs) semakin memudahkan kita dalam pemantauan
penyebaran infeksi di RSUD dr. Rasidin Padang sekaligus mengupayakan langkah-langkah yang
perlu diambil dalam rangka antisipasi dari akibat yang ditimbulkannya, termasuk dalam
mengusulkan kebijakan, standar prosedur yang berlaku hingga tepatnya identifikasi
penyakit/jenis kuman hingga antibiotika yang diperlukan dan diberlakukan di seluruh area rumah
sakit.
Penanganan pencegahan dan pengendalian infeksi oleh sebuah rumah sakit sangat mutlak
diperlukan, banyak hal yang dapat diperoleh oleh rumah sakit maupun pasien dari hasil upaya
yang dilakukan ini, disamping secara nyata adalah biaya perawatan yang lebih ringan, oleh
karena lama rawat inap yang tidak panjang, pola kuman yang terpantau sehingga memudahkan
dalam pemberian terapi, kesehatan karyawan lebih terjamin serta angka kesakitan dan mortalitas
menjadi turun.
Akhirnya, semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi rumah
sakit di dalam pengelolaan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi serta meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit. Terima kasih kepada semua pihak yang telah dengan sungguh-sungguh
menyususun buku panduan ini, sehingga nantinya dapat bermanfaat di dalam pembuatan
dokumen ICRA HAIs di RSUD dr. Rasidin Padang.
Tim Penyususn.