Anda di halaman 1dari 36

PANDUAN

ALAT PELINDUNG DIRI


COVID-19

RSIA BUNDA SEJATI


TANGERANG
Jl. Prabu Siliwangi No. 11
Jatiuwung,Tangerang Banten
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan bimbingan
dan petunjuk kepada kita sehingga kita berhasil menyusun Panduan Alat Pelindung Diri
COVID-19.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Sejati merupakan sarana pelayanan kesehatan
yang saat ini makin berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi di lain pihak rumah sakit dihadapi tantangan yang makin besar. Rumah Sakit
dituntut agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu khususnya bagi
jaminan keselamatan pasien (patient safety) dan keselamatan karyawan.
Untuk hal tersebut rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang
ada di Indonesia perlu ditingkatkan pelayanan khususnya dalam Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
Panduan Panduan Panduan Alat Pelindung Diri COVID-19 ini sangat penting bagi
Rumah Sakit dan Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi yang mewabah karena Novel Coronavirus-19.
Kami menyadari bahwa panduan ini masih belum sempurna. Untuk itu kami
harapkan masukan bagi penyempurnaan ini dikemudian hari.

Tangerang, April 2020


Tim Penyusun

Panduan APD Covid-19 Page i


DAFTAR ISI

PEMBERLAKUAN PANDUAN
KATA PENGANTAR ............................................................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................iv
BAB I DEFINISI ...................................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP ...................................................................................................3
BAB III KEBIJAKAN PENGGUNAAN APD .........................................................................10
BAB IV TATA LAKSANA .....................................................................................................12
A. Prinsip Umum ..........................................................................................................12
B. Pemakaian APD di Rumah Sakit ............................................................................12
C. Pemilihan APD sesuai dengan Area Risiko ............................................................19
D. Daftar APD yang digunakan di Unit Berisiko ..........................................................20
E. Jenis, Tata Cara Penyimpanan, dan Tempat Pembuangan APD ..........................23
F. Urutan Mengenakan dan Melepaskan APD ...........................................................24
G. Dekontaminasi Penggunaan Ulang APD ................................................................28
H. Gambar Jenis APD ..................................................................................................29
BAB V DOKUMENTASI ......................................................................................................31
A. Dokumentasi ............................................................................................................31
B. Pemantauan/Audit APD dan Pelaporan..................................................................31

Panduan APD Covid-19 Page ii


DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Tabel Perbedaan Beberapa Sarung Tangan .................................................. 17


Tabel 4.2. Tabel Pemilihan APD Sesuai Dengan Area Risiko ........................................ 19
Tabel 4.3. Tabel Daftar APD Yang Digunakan Unit Berisiko ........................................... 20
Tabel 4.4. Tabel Daftar Jenis APD ................................................................................... 29

Panduan APD Covid-19 Page iii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Gambar Penggunaan Gaun Pelindung .....................................................25


Gambar 4.2. Gambar Penggunaan Masker ....................................................................25
Gambar 4.3. Gambar Penggunaan Kacamata Dan Pelindung Wajah...........................25
Gambar 4.4. Gambar Penggunaan Sarung Tangan ......................................................26
Gambar 4.5. Gambar Pelepasan Sarung tangan ...........................................................26
Gambar 4.6. Gambar Pelepasan Gaun ..........................................................................27
Gambar 4.7. Gambar Pelepasan Masker .......................................................................28

Panduan APD Covid-19 Page iv


BAB I
DEFINISI

1. Keselamatan adalah suatu tingkatan keadaan tertentu dimana gedung,


halaman/ground dan peralatan rumah sakit tidak menimbulkan bahaya atau risiko
bagi pasien, pengunjung, dan petugas kesehatan. Menurut Friend dan Khon (2007:
184), definisi safety yaitu membuat segala sesuatu bebas dari kemungkinan
terjadinya kerugian baik kondisi kerja, peralatan maupun sistem kerja.
2. Keselamatan Kerja adalah sarana utama pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian sebagai akibat kecelakaan kerja
3. Kesehatan Kerja adalah usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-
penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum yang
bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya, baik fisik atau mental, maupun sosial.
4. Infeksi adalah suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi (organisme),
dimana terdapat respon imun, tetapi disertai gejala klinik.
5. Healthcare Associated Infections (HAIs) adalah infeksi yang terjadi pada pasien
selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dimana
ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi
dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan
pada petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan
di fasilitas pelayanan kesehatan.
6. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula
yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda.
7. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja di
perusahaan semenjak tenaga kerja meninggalkan rumah menuju tempat kerja,
selama jam kerja dan jam istirahat dan sekembalinya dari tempat kerja menuju
rumah melalui jalan yang biasa dilalui.
8. Risiko adalah peluang/probabilitas timbulnya suatu insiden yang akan berdampak
merugikan bagi pencapaian sasaran-sasaran keselamatan pasien dan menurunkan
mutu pelayanan.
9. Bahaya (hazard) adalah sumber potensi kerusakan atau situasi yang berpotensi
untuk menimbulkan kerugian. Sesuatu disebut sumber bahaya jika memiliki risiko
menimbulkan hasil yang negatif.
10. Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan wajib yang digunakan saat

Panduan APD Covid-19 Page 1


bekerja sesuai dengan bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan tenaga
kerja itu sendiri maupun orang lain di tempat kerja. APD juga dapat diartikan sebagai
pakaian khusus atau perlengkapan khusus yang digunakan oleh pekerja (petugas
kesehatan) untuk melindungi dirinya dari bahan-bahan infeksius di dalam lingkungan
Rumah Sakit
11. 2019 novel coronavirus (2019-nCoV), adalah single-sense-positive-RNA virus
terlantar. Penyakit ini menular pada manusia dan merupakan penyebab pandemi
penyakit corona virus yang sedang berlangsung pada tahun 2019 (COVID-19) yang
telah ditetapkan sebagai darurat Kesehatan Masyarakat dari Kepedulian
Internasional oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
12. COVID-19 adalah Coronavirus Disease yaitu penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan
Sars-CoV-2 atau 2019-nCoV.

Panduan APD Covid-19 Page 2


BAB II
RUANG LINGKUP

Alat Pelindung Diri (APD) didesain untuk memberikan perlindungan terhadap kulit,
selaput dan selaput lendir mata, hidung, mulut dari kemungkinan terpapar oleh darah
atau cairan tubuh yang bersifat infeksius. Contoh Alat Pelindung Diri (APD) misalnya
sarung tangan.

Ruang lingkup Alat Pelindung Diri (APD) meliputi :

1. Penutup kepala untuk mencegah jatuhnya mikroorganisme dari rambut kulit


kepala ke daerah steril atau untuk melindungi kepala dari benda jatuh. Jenis
dan fungsi penutup kepala:
a. Penutup kepala kain/disposable digunakan untuk mencegah kontaminasi
kepala dan rambut pada pasien atau melindungi kepala dan rambut dari
bahan berbahaya lainnya.
b. Helm pengaman digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya benturan
atau pukulan dari benda-benda keras yang dapat mencederai kepala.

2. Kacamata pelindung untuk mencegah membrane mukosa mata petugas


kesehatan kontak dengan percikan darah/cairan tubuh pasien Jenis dan fungsi
kacamata pelindung:
a. Kacamata goggle digunakan untuk melindungi mata dari kontaminasi cairan
tubuh atau darah pasien atau bahan lainnya yang dapat membahayakan
mata.
b. Face shield digunakan untuk melindungi wajah dari kontaminasi bahan
berbahaya.
c. Kacamata Las digunakan untuk melindungi mata dari percikan api pada saat
proses pengelasan

3. Masker untuk mencegah kontak droplet dari mulut, hidung petugas kesehatan
yang mengandung mikroorganisme dan terpercik saat bernafas, bicara, batuk
pada pasien atau dalam keadaan sebaliknya. Jenis dan fungsi masker :
a. Masker bedah digunakan untuk mencegah kontaminasi mulut dari cipratan
darah atau cairan tubuh lainnya saat memberikan pelayanan kepada pasien.
b. Masker N95 jenis masker efisiensi tinggi yang digunakan untuk melindungi
petugas dari infeksi saluran nafas atau kontaminasi dari partikel dengan
ukuran ≤ 5 mikron yang dibawa oleh udara, misalnya pada kasus flu burung
atau SARS.

Panduan APD Covid-19 Page 3


c. Pure mask digunakan untuk mencegah kontaminasi makanan dari percikan
ludah dari mulut pemasak/pramusaji/ahli gizi

Waktu pemakaian masker:


a. Bila melakukan tindakan prosedur bedah
b. Pada perawatan pasien yang telah diketahui atau dicurigai menderita
penyakit menular melalui udara atau droplet. Masker yang digunakan harus
dapat mencegah partikel mencapai membran mukosa dari petugas
kesehatan.
c. Pada saat petugas kesehatan mengalami tanda dan gejala gangguan
saluran pernapasan, seperti batuk (etika batuk)
d. Masker N95 digunakan ketika sedang merawat pasien yang telah diketahui
atau dicurigai menderita penyakit menular melalui airborne maupun droplet,
seperti flu burung atau SARS.

Hal yang harus diperhatikan pada pemakaian Masker Bedah dan Masker N95:
a. Petugas kesehatan harus memeriksa sisi masker yang menempel pada
wajah untuk melihat apakah lapisan utuh dan tidak cacat. Jika bahan
penyaring rusak atau kotor, masker sudah tidak dapat digunakan dan harus
dibuang. Selain itu, masker yang robek, terkikis, terpotong atau, terlipat pada
sisi dalam masker, juga tidak dapat digunakan.
b. Petugas kesehatan harus memeriksa tali-tali masker untuk memastikan tidak
terpotong atau rusak. Tali harus menempel dengan baik di semua titik
sambungan
c. Memastikan bahwa klip hidung yang terbuat dari logam (jika ada) berada
pada tempatnya dan berfungsi dengan baik. Klip hidung tersebut tidak boleh
dipencet/dijepit, karena akan menyebabkan kebocoran. Klip hidung harus
diletakkan di atas hidung setelah memasang masker, menggunakan kedua
telunjuk dengan cara menekan dan menyusuri bagian atas masker.

4. Gaun untuk mencegah kulit petugas kesehatan kontak dengan percikan


darah/cairan tubuh pasien, untuk mencegah kontak mikroorganisme dari
tangan, tubuh, dan pakaian petugas kesehatan kepada pasien. Jenis gaun
yang dipakai di rumah sakit yaitu :
a. Gaun steril digunakan untuk mempertahankan kondisi steril area operasi.
biasanya dipakai oleh ahli bedah dan para asistennya di Kamar Bedah saat
melakukan pembedahan.
b. Gaun Non steril digunakan di berbagai unit berisiko tinggi, misalnya oleh

Panduan APD Covid-19 Page 4


pengunjung kamar bersalin, ruang pemulihan di Kamar Bedah, dan ICU.

Waktu pemakaian gaun pelindung ketika merawat pasien yang diketahui atau
dicurigai menderita penyakit menular, petugas kesehatan harus mengenakan
gaun pelindung setiap memasuki ruangan untuk merawat pasien karena ada
kemungkinan terpercik atau tersemprot darah, cairan tubuh, sekresi, atau
ekskresi.
Hal yang harus diperhatikan pada pemakaian gaun pelindung adalah pangkal
sarung tangan harus menutupi ujung lengan gaun sepenuhnya. Lepaskan gaun
sebelum meninggalkan area pasien. Setelah gaun dilepas, pastikan bahwa
pakaian dan kulit tidak kontak dengan bagian yang potensial tercemar, lalu cuci
tangan segera untuk mencegah berpindahnya organisme.

5. Apron
Merupakan penghalang tahan air untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas
kesehatan. Petugas kesehatan harus mengenakan apron di bawah gaun
penutup ketika melakukan perawatan langsung pada pasien, membersihkan
pasien, atau melakukan prosedur dimana ada risiko tumpahan darah, cairan
tubuh atau sekresi. Hal ini penting jika gaun pelindung tidak tahan air. Apron
akan mencegah cairan tubuh pasien mengenai baju dan kulit petugas
kesehatan. Jenis apron yang dipakai di rumah sakit, yaitu :
a. Celemek plastik/Perlak digunakan untuk melindungi tubuh dari cipratan
darah atau cairan tubuh pasien atau dari bahan berbahaya lainnya.
b. Apron timbal digunakan untuk melindungi tubuh dari paparan sinar x-ray.
c. Celemek kedap air digunakan untuk melindungi tubuh dari air kotor saat
melakukan pencucian piring
d. Celemek kain digunakan untuk melindungi tubuh dari bahan makanan yang
diolah/masakan

6. Sarung Tangan ada 2 jenis yaitu untuk tindakan medis dan pekerjaan umum
a. Sarung tangan dalam tindakan medis
Sarung tangan dalam tindakan medis digunakan untuk mencegah kontak
mikroorganisme yang ada pada tangan petugas kesehatan kepada pasien,
untuk melindungi petugas kesehatan dan pasien dari kemungkinan paparan
bahan infeksius yang mungkin melekat/terbawa oleh tangan. Sarung tangan
merupakan penghalang (barrier) fisik paling penting untuk mencegah
penyebaran infeksi. Sarung tangan harus diganti antar kontak dengan satu

Panduan APD Covid-19 Page 5


pasien ke pasien lainnya, untuk menghindari kontaminasi silang. Hal yang
perlu diperhatikan dalam penggunaan sarung tangan dalam tindakan medis :
1) Waktu pemakaian sarung tangan
- Ada kemungkinan kontak tangan dengan darah atau cairan tubuh
lain, membran mukosa atau kulit yang terlepas/tidak utuh, atau
bahan infeksius lainnya.
- Menangani bahan-bahan bekas pakai yang telah terkontaminasi
atau menyentuh permukaan yang tercemar.
- Melakukan prosedur medis yang bersifat invasif, misalnya
menusukkan sesuatu ke dalam tubuh atau bagian tubuh pasien.
- Menerapkan kewaspadaan berdasarkan penularan melalui kontak
(yang diperlukan pada kasus penyakit menular melalui kontak yang
telah diketahui atau dicurigai) atau terinfeksi patogen seperti
Vancomycin Resistence Enterococcus, Methicillin Resistence
Staphylococcus aureus, dan Respiratory Syncycial Virus. Pada
keadaan tersebut, petugas kesehatan harus menggunakan sarung
tangan ketika memasuki ruangan pasien dan harus melepaskan
sarung tangan tersebut sebelum meninggalkan ruangan, mencuci
tangan dengan air dan sabun atau dengan handrub berbasis
alkohol.
2) Pemakaian sarung tangan
a) Gunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai, khususnya
untuk sarung tangan bedah. Sarung tangan yang tidak sesuai
dengan ukuran tangan dapat mengganggu keterampilan dan mudah
robek
b) Jaga agar kuku selalu pendek untuk menurunkan risiko sarung
tangan robek.
c) Tarik sarung tangan ke atas manset gaun (jika Anda memakainya)
untuk melindungi pergelangan tangan
d) Gunakan pelembab yang larut dalam air (tidak mengandung lemak)
untuk mencegah kulit tangan kering/berkerut
e) Jangan gunakan lotion atau krim berbasis minyak, karena akan
merusak sarung tangan bedah maupun sarung tangan periksa dari
lateks
f) Jangan menggunakan cairan pelembab yang mengandung parfum
karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit

Panduan APD Covid-19 Page 6


g) Jangan menyimpan sarung tangan di tempat dengan suhu yang
terlalu panas atau terlalu dingin, misalnya di bawah sinar matahari
langsung, di dekat pemanas, AC, cahaya ultraviolet, cahaya
fluoresen atau mesin rontgen, karena dapat merusak bahan sarung
tangan sehingga mengurangi efektifitasnya sebagai pelindung.
h) Apabila sarung tangan digunakan dengan APD lainnya maka sarung
tangan harus yang paling terakhir dilepas.
3) Waktu penggantian sarung tangan
a) Sarung tangan harus diganti pada saat merawat pasien yang
berbeda untuk menghindari kemungkinan kontaminasi silang.
b) Bila setelah berinteraksi dengan pasien harus memegang keyboard
computer, atau peralatan lainnya yang dapat berpindah dari satu
ruang rawat pasien ke ruang lainnya.
c) Setelah penggunaan sarung tangan yang terkontak dengan cairan
tubuh harus dibuang pada sampah infeksius.
4) Jenis sarung tangan dalam tindakan medis yang terdapat di rumah sakit
yaitu :
a) Sarung tangan bersih (non steril ) digunakan bila kontak dengan
pasien atau cairan tubuh pasien dan bahan berbahaya lainnya, tetapi
tidak kontak dengan jaringan dibawah kulit.
b) Sarang tangan steril digunakan bila kontak dengan jaringan dibawah
kulit.
c) Sarung tangan dalam pekerjaan umum
- Sarung tangan plastik digunakan untuk menyiapkan makanan
pasien, keluarga dan petugas.
- Sarung tangan kain digunakan untuk mencegah terjadi sengatan
panas dari alat sterilisasi ke tangan pekerja
- Sarung tangan listrik digunakan untuk mencegah terjadi
sengatan listrik pada pekerjaan listrik
- Sarung tangan rumah tangga digunakan untuk mengangkut
sampah

7. Sepatu Pelindung untuk mengurangi kemungkinan terbawanya mikroorganisme


dari ruangan lain/luar ruangan, untuk mencegah terlukanya kaki atau benda
tajam yang terkontaminasi/terjepit benda berat/kejatuhan alat
kesehatan/menginjak benda tajam dan mencegah kontak dengan darah dan
cairan tubuh lainnya

Panduan APD Covid-19 Page 7


a. Sepatu Boot digunakan untuk melindungi kaki dari cipratan darah atau
cairan tubuh pasien atau dari melindungi dari bahan berbahaya lainnya.
b. Sepatu safety digunakan untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda-
benda berat atau tajam yang mungkin jatuh secara tidak sengaja pada kaki.

8. Area atau zona Risiko COVID-19


a. Area atau Zona Merah (Risiko Tinggi)
Adalah zona infeksius atau zona berisiko tinggi, orang sehat dilarang
memasuki daerah ini tanpa APD berupa masker bedah, masker N95,
Coverall, sepatu boot, sarung tangan bersih, sarung tangan steril, face
shield, Apron, Gaun OK. Zona merah meliputi:
- IGD Isolasi

b. Area atau Zona Kuning (Risiko Rendah)


Adalah zona area campuran yang sebagian besar berisiko rendah yang ikut
terlibat dalam pelayanan pasien. Jika memasuki area ini harus
menggunakan masker bedah, apron/gaun bedah, faceshield, sandal yang
tertutup bagian atasnya, masker N95 (digunakan jika melakukan tindakan).
- Ruang IGD
- Radiologi
- Pendaftaran
- OK
- VK
- Laboratorium
- Rawat Inap
- Rawat Jalan
- HCU
- Kamar Jenazah

c. Area atau Zona Hijau (Tidak Berisiko)


Adalah zona non infeksius tidak perlu menggunakan APD lengkap kecuali
ada indikasi (APD yg digunakan yaitu masker bedah dan face shield).
- Gizi
- CSSD
- Laundry
- Rekam Medis
- Farmasi
- Security

Panduan APD Covid-19 Page 8


- Keuangan
- Aula/Ruang Pertemuan/Kantor

Penggunaan APD harus digunakan oleh seluruh staf yang bekerja di rumah sakit
yang berpotensi mengalami bahaya/kecelakaan kerja. APD digunakan bila:
1. Kontak dengan dengan darah, cairan tubuh, sekreta, ekskreta dan semua yang
tercemar oleh bahan infeksius.
2. Kontak dengan selaput mukosa atau kulit yang tidak utuh/luka terbuka.
3. Sebelum melakukan tindakan infasive (steril maupun non steril).
4. Jika dalam proses pekerjaan terdapat bahaya

Dalam penggunaan APD harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :


1. Segera dilepaskan bila tidak diperlukan lagi
2. Dibuang ke tempat sampah khusus
3. Untuk APD sekali pakai diganti bila akan melakukan tindakan/prosedur berikutnya,
walaupun pada pasien yang sama
4. Dipahami cara penularan penyakit agar efektif dan efisien
5. Pemakaian APD sesuai dengan bahaya yang ditemui dalam proses kerja.

Panduan APD Covid-19 Page 9


BAB III
KEBIJAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

1. Rumah Sakit menyediakan Alat Pelindung Diri sesuai standar untuk petugas rumah
sakit.

2. Petugas harus memakai APD jika :


a) Berada di area zona merah, zona kuning dan hijau bila ada indikasi
b) Darah atau cairan tubuh pasien
c) Limbah infeksius dan non infeksius
d) Percikan api atau arus listrik
e) Radiasi atau terpapar bahan beracun
f) Pengolahan bahan makanan

3. Alat Pelindung Diri yang harus tersedia dan layak pakai di masing-masing ruangan :
a) Sarung tangan
b) Apron/Jas pelindung
c) Masker N95
d) Masker bedah
e) Face Shield
f) Topi/pelindung kepala
g) Sepatu boot/proteksi kaki

4. Rumah Sakit menetapkan area penggunaan Alat Pelindung Diri :


a) Zona Merah
- IGD Isolasi

b) Zona Kuning
- Ruang IGD
- Radiologi
- Pendaftaran
- OK
- VK
- Laboratorium
- Rawat Inap
- Rawat Jalan
- HCU
- Kamar Jenazah

Panduan APD Covid-19 Page 10


c) Zona Hijau
- Gizi
- CSSD
- Laundry
- Rekam Medis
- Farmasi
- Security
- Keuangan
- Aula/Ruang Pertemuan/Kantor

5. Masker N95 digunakan untuk petugas yang berada di zona merah dan petugas yang
melakukan tindakan yang bersifat aerosol.

6. Satu pasang sarung tangan digunakan untuk satu pasien.

7. Sarung tangan tidak boleh reuseable (kecuali sarung tangan rumah tangga)

8. Lepaskan semua APD sesegera mungkin setelah selesai memberikan pelayanan


dan hindari kontaminasi dengan lingkungan di luar ruang isolasi, pada pasien atau
pekerja lain.

9. Risiko yang ditimbulkan apabila petugas tidak menggunakan APD menjadi tanggung
jawab petugas yang bersangkutan.

Panduan APD Covid-19 Page 11


BAB IV
TATA LAKSANA

A. PRINSIP UMUM

a. Setiap pegawai Rumah Sakit harus dapat menggunakan APD dengan baik dan
benar.
b. Terkait dengan kesehatan tempat kerja dan keselamatan pasien, maka rumah
sakit harus menyediakan APD yang sesuai bagi setiap petugas dalam jumlah
yang cukup.
c. Pemilihan APD dipengaruhi oleh:
- Jenis paparan yang diantisipasi dapat terjadi percikan atau kontak langsung
atau sentuhan, kategori kewaspadaan isolasi (droplet, kontak, airbone).
- Jangka waktu pemakaian dan kesesuaian terhadap pekerjaan yang
dilakukan.
- Area Berisiko COVID-19.
d. Setiap tindakan atau kegiatan yang dapat menimbulkan potensi bahaya di rumah
sakit harus dilakukan dengan menggunakan APD.
e. Penggunaan APD disesuaikan dengan jenis tindakan dan kegiatan di
setiap instalasi Rumah Sakit.
f. APD yang bersifat diposable harus dibuang setelah digunakan satu kali,
sedangkan APD yang reusable harus dibersihkan, dicuci dan disimpan setelah
digunakan.
g. Kejadian tidak diharapkan yang disebabkan oleh kelalaian dalam menggunakan
APD di rumah sakit, bukan merupakan tanggung jawab rumah sakit.
h. APD yang akan digunakan kembali harus melalui proses dekontaminasi.

B. PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUMAH SAKIT

1. Penutup Kepala
a) Penutup kepala atau topi digunakan untuk melindungi kepala dan rambut dari
percikan darah/cairan tubuh, mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada
dirambut dan kulit kepala petugas kesehatan terhadap alat-alat/daerah steril
dan juga sebaliknya untuk melindungi kepala atau rambut petugas dari
percikan bahan-bahan terinfeksi dari pasien.
b) Pemilihan penutup kepala sebaiknya yang disposable dan tahan air.
c) Digunakan hingga menutupi seluruh kepala dan rambut

Panduan APD Covid-19 Page 12


d) Melepaskan penutup kepala:
- Dilakukan dengan memegang bagian dalam penutup kepala, dan lipat atau
gulung keluar, sehingga bagian dalam penutup kepala berada diluar.
- Dibuang di tempat sampah infeksius.
- Dilanjutkan dengan prosedur cuci tangan.
e) Indikasi pemakaian penutup kepala
- Saat berada di zona yang berisiko tinggi atau zona merah.
- Saat akan melakukan tindakan yang memerlukan area steril yang luas.
- Saat akan melakukan tindakan operasi di kamar operasi.
- Saat akan pemasangan kateter vena sentral.
- Saat memasak.
- Saat kegiatan pencucian linen.
- Saat pencucian alat steril

2. Pelindung Wajah dan Mata (Face Shield and Safety Goggles)


a) Pelindung Wajah dan Mata (Face Shield and Safety Goggles) harus
digunakan setiap kali petugas kesehatan melakukan kegiatan yang berisiko
terpercik darah atau cairan tubuh pada wajah atau mata, misalnya saat
melakukan suction endotracheal atau tracheostomy, memasang kateter.
b) Pelindung wajah (Face Shield) dapat melindungi wajah, mata, mulut tetapi
pada situasi yang berisiko tinggi dapat ditambahkan masker jika ada
kemungkinan penyebaran infeksi secara airborne.
c) Pelindung mata (Safety Goggles) tidak menggantikan pelindung wajah.
Sebaiknya disediakan safety goggles yang dapat digunakan bersama face
shield.
d) Penggunaan Pelindung Wajah dan Mata (Face Shield and Safety Goggles)
harus diganti setiap pergantian shift.
e) Pelindung Wajah dan Mata (Face Shield and Safety Goggles) harus dicuci
dan dikontaminasi setelah digunakan.
f) Pemilihan Penggunaan Pelindung Wajah dan Mata (Face Shield and Safety
Goggles), pilihlah goggles yang terbuat dari lapisan polikarbonat jernih yang
melindungi dahi dan bagian samping mata. Sebaiknya goggles bersifat optic
yang jelas, anti kabut dan anti distorsi sehingga tidak mengganggu
pandangan petugas.
g) Menggunakan pelindung mata (safety goggles) pastikan posisi pelindung
mata (safety goggles) cukup aman melintas jembatan hidung dan menutupi
kedua mata secara sempurna. Posisi pelindung mata (safety goggles) berada

Panduan APD Covid-19 Page 13


tepat diatas masker yang menutup hidung.
h) Melepaskan Pelindung Wajah dan Mata (Face Shield and Safety Goggles)
dengan cara lepaskan Pelindung Wajah dan Mata (Face Shield and Safety
Goggles) dan tempatkan pada wadah yang tersedia untuk dibersihkan dan
di dekontaminasi sebelum digunakan kembali

3. Masker dan Masker Respirator (N95)


a) Penggunaan masker bertujuan untuk melindungi mulut, hidung dan saluran
nafas dari inhalasi mikroorganisme yang ditransmisikan secara droplet
(seperti varicella dan meningococcal). Sedangkan masker respirator mampu
melindungi saluran nafas dan mikroorganisme yang ditransmisi secara droplet
maupun airbone seperti virus COVID-19.
b) Petugas kesehatan maupun pengunjung harus menggunakan masker apabila
mengunjungi atau apabila melakukan tindakan perawatan terhadap pasien
menular melalui droplet atau airbone.
c) Masker mampu melindungi pasien dari mikroorganisme yang berasal dari
petugas yang menggunakan masker dan sebaliknya melindungi petugas
kesehatan dari partikel droplet yang mungkin terpercik saat tindakan
dilakukan pada pasien.
d) Masker disposable digunakan selama 4-6 jam, setelah itu dibuang. Masker
disporsable tidak boleh disimpan di dalam tas untuk digunakan kembali. Jika
masker basah oleh percikan darah atau cairan tubuh, harus segera diganti
dengan menggunakan sarung tangan dan diikuti dengan tindakan mencuci
tangan.
e) Pasien menular secara droplet atau airbone wajib menggunakan masker
ketika ditransfer dari satu unit ke unit pelayanan lain di rumah sakit.
f) Pemilihan masker:
- Masker bedah digunakan pada keadaan dimana terdapat risiko percikan
darah, cairan tubuh atau kontak dengan pasien menular secara droplet
- Masker respirator digunakan pada keadaan dimana terdapat risiko
penularan secara airbone pada kasus COVID-19, transmisi berubah
menjadi airborne jika dilakukan prosedur yang bersifat aerosol.
g) Cara menggunakan masker
- Cuci tangan dan keringkan
- Ambil masker bersih dari tempat penyimpanan
- Pastikan ukuran masker pas dan nyaman digunakan
- Jika menggunakan kacamata, pastikan tepi atas masker berada dibawah

Panduan APD Covid-19 Page 14


kacamata
h) Cara melepas masker
- Membuka kedua ikatan masker, melipat masker di bagian tengahnya
dengan kedua permukaan dalamnya bertemu, lalu menyimpan masker
ditempat yang telah ditentukan.
- Melepas masker, memegang hanya pada talinya. Menghindari memegang
bagian depan masker.
- Membuang pada tempat sampah infeksius yang tersedia
- Perhatian  Menghindari berbicara, bersin atau batuk sebisa mungkin
selama menggunakan masker

4. Gaun/Skort/Apron
a) Digunakan untuk memberikan perlindungan terhadap pakaian atau kulit tubuh
petugas kesehatan dari risiko terpapar darah atau cairan tubuh baik melalui
percikan maupun tumpahan.
b) Bersifat reusable, hendaknya dicuci setiap hari atau sesering mungkin jika
tampak sangat kotor.
c) Gaun/Skort/Apron yang tahan air digunakan pada prosedur yang berisiko
tinggi terpapar bahan-bahan infeksius, misalnya pada tindakan pembedahan,
pertolongan persalinan.
d) Dilepaskan Gaun/Skort/Apron sebelum meninggalkan tempat kerja.
e) Mengenakan Gaun/Skort/Apron :
- Cuci tangan dan keringkan
- Pegang gaun/skort/apron pada bagian leher dalam untuk membuka lipatan
- Memasukkan tangan ke dalam lengan gaun/skort/apron
- Mengikatkan tali leher
- Mengupayakan belakang gaun/skort/apron menutup sempurna pakaian
petugas kesehatan ikat tali pinggang dengan baik. Jika diperlukan,
meminta bantuan petugas lain.
f) Melepaskan Gaun/Skort/Apron :
- Buka lipatan gaun/skort/apron
- Biarkan gaun/skort/apron jatuh kearah depan dari arah bahu tapi jangan
sampai jatuh ke lantai
- Lipat tanpa menyentuh bagian luar gaun/skort/apron
- Masukkan kedalam tempat yang disiapkan untuk dicuci

Panduan APD Covid-19 Page 15


5. Sarung Tangan
a) Digunakan untuk perawatan pasien, perawatan lingkungan rumah sakit.
Biasanya terbuat dari bahan vinyl, latex, nitril
b) Indikasi penggunaan sarung tangan : saat akan melakukan tindakan yang
kontak atau diperkirakan akan terjadi kontak dengan darah, cairan tubuh,
secret, ekskreta, kulit yang tidak utuh, selaput lendir pasien dan benda yang
terkontaminasi.
c) Jenis Sarung Tangan: sarung tangan steril, sarung tangan bersih, sarung
tangan rumah tangga. Sarung tangan medis bersifat disposable, sedangkan
sarung tangan rumah tangga dapat dipakai ulang (reusable)
d) Prinsip penggunaan sarung tangan :
- Digunakan sepasang sarung tangan
- Melakukan pekerjaan dimulai dari yang bersih menuju yang kotor
- Membatasi menyentuh bahan-bahan terkontaminasi
- Jangan menyentuh wajah atau memperbaiki APD wajah dengan sarung
tangan yang telah terkontaminasi
- Jangan menyentuh permukaan lingkungan pasien kecuali saat diperlukan
selama perawatan pasien
- Mengganti sarung tangan jika robek atau tampak sangat kotor, setelah
digunakan pada satu pasien
- Jangan pernah mencuci atau menggunakan kembali sarung tangan
disposable
- Tetaplah berhati-hati dalam melakukan pekerjaan dengan peralatan medis
yang bersifat tajam
- Kegunaan sarung tangan tidak menggantikan cuci tangan. Petugas
kesehatan harus mencuci tangan sebelum dan sesudah memakai sarung
tangan
- Apabila terdapat robekan kecil yang tak tampak pada sarung tangan
sebelum digunakan, tangan yang kotor dapat menjadi sumber kontaminasi
melalui celah robekan tersebut
- Keadaan tangan harus benar-benar bersih dan benar-benar kering
sebelum menggunakan sarung tangan. Bakteri dapat berkembang dengan
cepat pada kulit yang lembab di bawah sarung tangan. Oleh karena itu,
petugas harus mencuci tangan segera setelah melepaskan sarung tangan
tidak di rekomendasikan mencuci sarung tangan dengan sabun,
chlorhexidine atau alkohol sebelum digunakan karena dapat menyebabkan

Panduan APD Covid-19 Page 16


micropuncture, yang memungkinkan cairan merembes melalui lubang kecil
tersebut.
e) Perbedaan beberapa sarung tangan

Tabel 4.1. Tabel Perbedaan Beberapa Sarung Tangan

Jenis Indikasi Indikasi Keterangan Bahan Dasar


Sarung tangan Prosedur Non steril, single Natural Rubber
untuk pemeriksaan pemeriksaan, use disposable. Latex (NRL), Nitrile
pasien Prosedur non bedah Gunakan satu Polyvinyl Chloride
lainnya yang kontak pasang untuk satu (Vinyl), dan sintetik
dengan selaput pasien. Buang lainnya
lender, Prosedur sarung tangan
laboratorium bekas pakai dengan
benar
Sarung tangan Prosedur Steril, single use Natural Rubber
pembedahan pembedahan disposable. Latex (NRL), Nitrile
Gunakan satu kombinasi Latex dan
pasang untuk satu sintetik lainnya
pasien. Buang
sarung tangan
bekas pakai dengan
benar.
Sarung tangan non Prosedur rumah Biasanya lebih Natural Rubber
medis/rumah tangga tangga tahan tusukan atau Latex (NRL), Nitrile
(pembersihan, bahan kimia, atau Chloroprene
desinfeksi). bersihkan setelah Blends, Neoprene
Menangani benda dipakai, reuseable Nitril, Butyl Rubber
tajam atau bahan
kimia tidak untuk
perawatan pasien

f) Pemilihan sarung tangan


- Gunakan sarung tangan yang bersih.
- Sarung tangan bersih atau non steril digunakan untuk perawatan rutin
pasien.
- Sarung tangan steril digunakan untuk prosedur invasif.
- Sarung tangan karet yang tebal untuk membersihkan instrumen,
menangani linen kotor atau menangani percikan atau tumpahan darah
atau cairan tubuh. Jenis sarung tangan ini dapat dicuci dan digunakan
kembali (reuseable).
- Gunakan sarung tangan yang ukurannya pas.
- Periksa keadaan sarung tangan sebelum digunakan, apakah ada
kebocoran/apakah ada bagian yang robek untuk memberikan

Panduan APD Covid-19 Page 17


perlindungan yang optimal.
g) Cara penggunaan sarung tangan
- Terlebih dahulu cuci tangan sesuai prosedur, lalu pastikan tangan
kering.
- Ambil sarung tangan yang pertama, pada bagian pergelangannya.
- Gunakan sarung tangan yang pertama, kembangkan dan tarik ke arah
tangan sehingga setiap jari masuk ke dalamnya.
- Ulang kembali langkah diatas untuk tangan yang lainnya.
h) Cara melepaskan sarung tangan
- Ketika melepaskan semua APD, utamakan untuk melepaskan sarung
tangan terlebih dahulu.
- Lepaskan sarung tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan
dengan cara menyentuh dan menarik bagian luar sarung tangan kiri
agar bagian tangan kiri tidak terkena sisa kotoran.
- Genggam sarung tangan kiri yang sudah terlepas di tangan kanan.
- Lepaskan sarung tangan kanan dengan cara tangan kiri menarik sarung
tangan dari arah dalam sarung tangan kanan agar tangan kiri tidak
menyentuh bagian luar sarung tangan kanan.
- Buang sarung tangan ke tempat yang telah disediakan.
- Setelah membuang sarung tangan yang telah digunakan, kemudian
lakukan cuci tangan sesuai prosedur.

6. Sepatu Pelindung Tertutup


a) Digunakan untuk melindungi petugas kesehatan terkena percikan darah
atau cairan tubuh pada bagian kaki.
b) Harus digunakan pada tempat yang berisiko kontaminasi tinggi, lantai yang
basah atau saat pembersihan lantai.
c) Dalam pemilihan sepatu pelindung harus yang dapat dicuci ulang dan
bersifat kedap air. Alas sepatu tidak boleh licin jika digunakan pada lantai
yang basah. Sebaiknya gunakan sepatu karet atau alas yang menutupi
seluruh ujung dan telapak kaki.
d) Melepaskan sepatu pelindung; dilepaskan pada langkah akhir melepas
APD.
e) Setelah melepaskan sepatu pelindung yang telah digunakan, kemudian
lakukan cuci tangan sesuai prosedur.
f) Hal-hal yang harus diperhatikan :
- APD sebaiknya tersedia di setiap ruangan dalam keadaan siap pakai.

Panduan APD Covid-19 Page 18


- Penggunaan APD pada umumnya hanya sekali pakai atau dipakai
terpisah untuk setiap pasien.
- Setiap APD yang terkontaminasi harus segera disingkirkan dan segera
diganti.
- Alat yang kotor ditempatkan dalam tempat penampungan sementara
tanpa mencemari lingkungan.
- Alat yang kotor tersebut diproses dengan dekontaminasi, pencucian dan
sterilisasi atau dibuang.

C. PEMILIHAN APD SESUAI DENGAN AREA RISIKO

Tabel 4.2. Tabel Pemilihan APD sesuai dengan Area Risiko

AREA APD UNIT


1. Baju Scrub OK Ruang Perawatan Covid-19
2. Masker N95 (IGD Isolasi)
3. Masker bedah
4. Coverall
5. Sepatu boot
ZONA MERAH 6. Sarung tangan bersih
7. Sarung tangan steril
8. Kacamata/visor/face
shield
9. Apron
10. Sendal yang ada penutup
atasnya
1. Baju Scrub OK LEVEL 1
2. Masker bedah 1. Masker Bedah
3. Masker N95 (digunakan 2. Face shield
jika ada tindakan) 3. Baju jaga
4. Sarung tangan bersih
UNIT TERKAIT
5. Sarung tangan steril (jika
1. Ruang IGD
ada tindakan)
2. Radiologi
6. Apron/Gown Bedah/Jas
Laboratorium 3. Pendaftaran
ZONA KUNING
7. Face shield 4. Ruang Operasi
8. Coverall (digunakan bila 5. Ruang Bersalin
ditemukan kasus > 2 kasus 6. Laboratorium
PDP) 7. HCU
8. Kamar Jenazah
9. Rawat Inap
10. Rawat Jalan
11. VK

Panduan APD Covid-19 Page 19


LEVEL 2
1. Masker N95
2. Face shield
3. Baju Jaga
4. Apron/Gown Bedah/Jas
Laboratorium
UNIT TERKAIT
Unit yang melakukan tindakan
yang menghasilkan aerosol
atau berhubungan dengan
cairan tubuh pasien atau
tindakan yang langsung
berhubungan dengan area
rongga mulut dan hidung
pasien.
1. Tidak perlu menggunakan 1. Gizi
APD lengkap kecuali ada 2. CSSD dan Laundry
indikasi
3. Rekam Medis
2. Masker bedah
4. Farmasi
ZONA HIJAU 3. Baju Jaga
5. Keuangan
6. Bagian Umum
7. Kantor
8. Security

D. DAFTAR APD YANG DIGUNAKAN DI UNIT BERISIKO

Tabel 4.3. Tabel Daftar APD yang digunakan Unit Berisiko

NO UNIT/INSTALASI APD YANG DIGUNAKAN


1. Kamar Operasi 1. Sarung tangan steril
2. Apron kedap air
3. Gaun operasi steril
4. Masker bedah
5. Kacamata pelindung/face shield
6. Sepatu pelindung
7. Penutup kepala
2. Ruang RR 1. Sarung tangan
2. Masker
3. Gaun pelindung
4. Sepatu/sendal yang tertutup bagian
depannya
5. Penutup kepala
3. Ruang IGD Isolasi 1. Sarung tangan bersih
2. Sarung tangan steril

Panduan APD Covid-19 Page 20


3. Masker N95
4. Masker bedah
5. Gaun coverall/Hazmat
6. Kacamata pelindung/face shield
7. Apron kedap air
8. Penutup kepala
9. Sepatu booth
10. Sendal yang ada penutup atasnya
4. Instalasi Gawat Darurat 1. Sarung tangan bersih
2. Gaun Scrub OK
3. Apron kedap air
4. Face shield
5. Masker bedah
6. Sepatu/sandal yang tertutup bagian
depannya
5. Poli Gigi 1. Baju Scrub OK/Hazmat/Coverall
2. Apron kedap air
3. Sarung tangan
4. Kacamata pelindung/face shield
5. Masker N95
6. Instalasi Laboratorium 1. Sarung tangan
2. Gaun pelindung/Jas laboratorium
3. Masker
Jika melakukan swab hidung dan
tenggorokan, menggunakan :
1. Sarung tangan
2. Coverall
3. Apron kedap air
4. Kacamata pelindung/face shield
5. Masker N95
6. Sepatu booth
7. Laundry 1. Sarung tangan
2. Gaun pelindung/baju khusus
3. Apron kedap air
4. Kacamata pelindung/face shield
5. Sepatu pelindung
6. Penutup kepala
8. Ruang Rawat Inap 1. Sarung tangan
2. Gaun pelindung
3. Face shield
4. Masker
9. Kamar Bersalin 1. Sarung tangan

Panduan APD Covid-19 Page 21


2. Masker
3. Kacamata pelindung
4. Gaun pelindung
5. Penutup kepala
10. Ruang Perinatologi 1. Sarung tangan
2. Gaun pelindung
3. Penutup kepala
4. Masker
5. Sepatu/sandal yang tertutup bagian
atasnya
11. Instalasi Farmasi Ruang Racik Obat :
1. Masker
2. Penutup kepala
Pengoplosan Obat :
1. Sarung tangan
2. Masker
3. Penutup kepala
4. Gaun pelindung
12. Instalasi Gizi 1. Sarung tangan
2. Masker
3. Sepatu/sandal yang tertutup bagian
atasnya
4. Apron plastik
5. Sarung tangan plastic (khusus
bahan makanan)
13. Radiologi 1. Sarung tangan
2. Masker
3. Apron
4. Gaun pelindung/coverall
5. Apron kedap air
6. Face shield
7. Masker N95
8. Sepatu booth
14. Pembersihan Toilet 1. Sarung tangan rumah tangga
2. Masker kain
3. Apron tahan air
4. Sepatu pelindung
15. Kegiatan Kebersihan 1. Sarung tangan rumah tangga
2. Masker kain
3. Sepatu pelindung
16. Kamar Jenazah 1. Sarung tangan
2. Masker

Panduan APD Covid-19 Page 22


3. Gaun pelindung berlengan panjang
17. Teknisi 1. Sarung tangan
2. Masker kain
3. Sepatu pelindung
4. Kacamata pelindung
5. Sarung tangan api dan listrik (APD
digunakan saat memperbaiki alat
yang ada atau alat disekitar
lingkungan pasien)
18. Driver 1. Sarung tangan
2. Masker (APD digunakan saat
membantu mengangkat pasien)
Saat merujuk pasien dengan PDP atau
konfirmasi Isolasi :
1. Sarung tangan
2. Coverall/Hazmat
3. Apron kedap air
4. Face shield
5. Masker N95
6. Sepatu pelindung
19. Security dan Area Skrining 1. Masker bedah
Pasien 2. Face shield

E. JENIS, TATA CARA PENYIMPANAN DAN TEMPAT PEMBUANGAN APD

1. Sarung Tangan
Sarung bersih dan sarung tangan steril bersifat disposable/sekali pakai.
Sesudah dipakai untuk melakukan suatu prosedur maka sarung tangan jenis
ini harus dibuang di tempat sampah medis. Sedangkan untuk sarung tangan
karet/rumah tangan setelah dibersihkan maka harus disimpan dalam tempat
khusus menyimpan alat pelindung diri.

2. Apron/Jas
Apron yang terbuat dari plastik bersifat disposable/sekali pakai. Sesudah
dipakai harus dibuang di tempat sampah medis. Sedangkan jas/gaun
pelindung sesudah dipakai wajib dikirim dan dibersihkan ke
laundry/outsourching.

3. Masker
Masker bedah merupakan alat pelindung diri yang bersifat disposable/sekali
pakai. Sesudah dipakai harus dibuang di tempat sampah medis.

Panduan APD Covid-19 Page 23


4. Goggle (alat pelindung mata)
Goggle merupakan alat pelindung diri yang bersifat dipakai berulang. Setelah
dipakai maka harus dibersihkan dan disimpan di tempat penyimpanan alat
pelindung diri.

5. Penutup Kepala/Topi
Penutup kepala/topi ada 2 jenis, diantaranya ada yang bersifat
disposable/sekali pakai dan ada pula yang bersifat dipakai berulang. Untuk
yang bersifat disposable/sekali pakai, maka setelah dipakai dibuang di
sampah medis sedangkan yang terbuat dari kain dapat dicuci ulang di
laundry/outsourching.

6. Pelindung Kaki
Pelindung kaki/sepatu boot merupakan alat pelindung diri yang dipakai
berulang. Setelah dipakai pelindung kaki/sepatu boot dicuci dan disimpan di
tempat penyimpanan alat pelindung diri.

F. URUTAN MENGENAKAN ALAT PELINDUNG DIRI

1. Pelindung Kaki
Sepatu boot karet atau sepatu kulit tertutup memberikan lebih banyak
perlindungan, tetapiharus dijaga tetap bersih dan bebas kontaminasi darah
atau tumpahan cairan tubuh lain.

2. Apron/Gaun Pelindung
a) Pilih apron/gaun pelindung sesuai dengan tipe dan ukuran
b) Buka bagian belakang apron/gaun pelindung
c) Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut,lengan hingga bagian
pergelangan tangan dan selebungkan ke belakang punggung
d) Ikat dibagian belakang leher dan pinggang
Cara menggunakan gaun pelindung untuk orang lain
a) Ambil jarak yang cukup dengan pemakai gaun
b) Pakaikan kedua lengannya sekaligus
c) Orang ketiga mengkancingkan bagian belakang

Panduan APD Covid-19 Page 24


Gambar 4.1. Gambar Penggunaan Gaun Pelindung
3. Topi
4. Masker
a) Pasangkan masker menutupi hidung, mulut sampai dagu
b) Eratkan tali atau karet elastic pada bagian tengah kepala dan leher
c) Paskan klip hidung dan logam fleksibel pada batang hidung
d) Periksa ulang pengepasan masker

Gambar 4.2. Gambar Penggunaan Masker

5. Kacamata atau pelindung wajah


Pasang pada wajah dan mata dan sesuaikan agar pas

Gambar 4.3. Gambar Penggunaan Kacamata dan Pelindung Wajah

Panduan APD Covid-19 Page 25


6. Sarung tangan
Pilih sesuai tipe dan ukuran, tarik hingga menutupi bagian pergelangan tangan
gaun isolasi.

Gambar 4.4. Gambar Penggunaan Sarung Tangan


Urutan mengenakan alat pelindung diri pada isolasi ketat
a) Masker bedah
b) Masker N95
c) Goggle/face shield
d) Gaun coverall/Hazmat
e) Sepatu boot
f) Sarung tangan bersih
g) Sarung tangan steril

Cara Melepas APD


a) Cara melepaskan sarung tangan
- Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya, lepaskan
- Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan menggunakan tangan yang
masih memakai sarung tangan
- Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di bawah
sarung tangan yang belum dilepas di pergelangan tangan
- Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama
- Buang sarung tangan di tempat sampah infeksius

Gambar 4.5. Gambar Pelepasan Sarung Tangan


Panduan APD Covid-19 Page 26
b) Lepas sepatu boot dan gunakan sendal yang tertutup bagian atasnya
c) Cara melepaskan gaun pelindung
- Ingatkan bahwa bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah
terkontaminasi
- Lepas tali
- Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun pelindung
saja
- Balik gaun pelindung
- Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang telah

disediakan untuk diproses ulang atau buang di tempat samah infeksius

Gambar 4.6. Gambar Pelepasan Gaun


d) Lepaskan sarung tangan bersih
e) Cuci tangan 6 langkah
f) Cara melepaskan kacamata atau pelindung wajah
- Ingatkan bahwa luar kacamata atau pelindung wajah telah terkontaminasi
- Untuk melepasnya, pegang karet atau gagang kacamata
- Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang atau dalam
tempat sampah
g) Masker
- Ingatlah bahwa bagian depan masker telah terkontaminasi
- Ingat selalu untuk membuka sarung tangan lebih dahulu (jika memakai) dan
cuci tangan, untuk mencegah kontaminasi dari tangan ke muka Lepaskan tali
bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian atas

Panduan APD Covid-19 Page 27


- Buang ke tempat sampah infeksius

Gambar 4.7. Gambar Pelepasan Masker

G. DEKONTAMINASI PENGGUNAAN ULANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Alat pelindung diri yang dapat digunakan ulang adalah:

1. Masker N95
Masker N95 dapat digunakan kembali sebanyak 7 kali pemakaian dan harus
melalui proses penjemuran dan dimasukkan de dalam kantung kertas yang telah
dilubangi. Tidak boleh digunakan secara bergantian, hanya digunakan untuk 1
orang.

2. Coverall/Hazmat
Dapat digunakan kembali hingga kondisi cover all tidak layak digunakan oleh
user seperti bolong atau rusak. Penggunaan kembali cover all/hazmat harus
melalui dekontaminasi awal yaitu dilakukan penyemprotan alkohol saat akan
melepaskan cover all/hazmat dan dilakukan perendaman dengan menggunakan
hidrogen peroxyde selama 15 menit.

3. Face shield
Face shield dapat dilakukan penggunaan ulang dengan cara dilakukan
penyemprotan alkohol saat dilepas.

4. Kacamata Goggles/Face shield


Kacamata Goggles dapat dilakukan penggunaan ulang dengan cara dilakukan
penyemprotan alkohol saat dilepas.

5. Sepatu Tertutup
Sepatu tertutup dapat digunakan kembali dengan cara dilakukan penyemprotan
dengan menggunakan alkohol saat dilepaskan dan dicuci menggunakan
detergen biasa.
Panduan APD Covid-19 Page 28
H. GAMBAR JENIS ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Tabel 4.4. Tabel Daftar Jenis APD

BAHAN KAIN BAHAN WOVEN

PROTEKSI KEPALA

PROTEKSI
WAJAH/FACE SHIELD

KACAMATA

MASKER BEDAH & MASKER N95

PROTEKSI SALURAN
NAPAS

GAUN APRON TIMBAL

APRON PLASTIK
PROTEKSI BADAN

Panduan APD Covid-19 Page 29


SARUNG TANGAN STERIL SARUNG TANGAN BERSIH

PROTEKSI TANGAN
SARUNG TANGAN SARUNG TANGAN KARET
RUMAH TANGGA LISTRIK

SHOE COVER SEPATU PLASTIK

PROTEKSI KAKI

SEPATU BOOT SEPATU SAFETY

Panduan APD Covid-19 Page 30


BAB V
DOKUMENTASI

A. DOKUMENTASI

Penggunaan APD dicatat berdasarkan jenis dan jumlah pemakaiannya.

B. PEMANTAUAN/AUDIT APD DAN PELAPORAN

Kepatuhan petugas dalam penggunaan APD dimonitor oleh IPCN dan K3RS,
dengan menggunakan formulir Pemantauan/Audit APD. Selanjutnya dilaporkan dalam
bentuk laporan bulanan kepada Direktur Rumah Sakit dan di komunikasikan kepada
Unit yang menggunakan APD.

Panduan APD Covid-19 Page 31

Anda mungkin juga menyukai