NOMOR : 001.15/PER/RSKS/II/2015
TENTANG
PANDUAN PENATALAKSANAAN PAJANAN
TERHADAP BENDA TAJAM DAN JARUM
DI RUMAH SAKIT KEN SARAS
Menimbang : a. bahwa benda tajam dan jarum adalah benda yang dapat
menyebabkan infeksi di rumah sakit;
b. bahwa untuk melindungi tenaga kesehatan dan tenaga
lainnya di rumah sakit agar aman, nyaman dan sehat perlu
disusun pencegahan dan pengendalian infeksi serta K3 di
RS Ken Saras;
c. bahwa untuk maksud tersebut diatas perlu dibuat
panduan penatalaksanaan pajanan terhadap benda tajam
dan jarum.
MEMUTUSKAN
C.Tjahjono Kuntjoro
Lampiran Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Ken Saras Tentang Panduan
Penatalaksanaan Pajanan Terhadap Benda Tajam Dan jarum Di Rumah Sakit Ken Saras
Nomor : 001.15/PER/RSKS/II/2015
Tanggal : 24 Februari 2015
BAB I
DEFINISI
Benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam atau
runcing yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum suntik, pisau
bedah, lancet, pecahan kaca ampul obat dll.
Pajanan terhadap benda tajam dan jarum adalah tenaga kesehatan atau
pekerja di RS yang cidera akibat terpajan jarum suntik maupun benda tajam
lainnya selama proses bekerjanya di RS.
Penatalaksanaan terhadap tenaga kesehatan yang terpajan jarum dan
benda tajam adalah langkah-langkah yang dilakukan apabila mendapatkan
tenaga kesehatan cidera akibat terpajan terhadap benda tajam dan jarum
selam proses bekerja di RS.
BAB II
RUANG LINGKUP
Penatalaksanaan pajanan terhadap benda tajam dan jarum adalah :
1. Tenaga medis meliputi dokter , keperawatan dan tenaga pembantu
kesehatan lainnya
2. Bagian umum meliputi cleaning service dan security
3. Bagian penunjang medis meliputi laborat, sanitasi
Lampiran Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Ken Saras Tentang Panduan
Penatalaksanaan Pajanan Terhadap Benda Tajam Dan jarum Di Rumah Sakit Ken Saras
Nomor : 001.15/PER/RSKS/II/2015
Tanggal : 24 Februari 2015
BAB III
TATA LAKSANA
Desinfeksi dengan
alkohol 70%
- Konseling - Konseling
- Profilaksis pasca - Profilaksis pasca
pajanan pajanan
- Observasi - Observasi
Lampiran Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Ken Saras Tentang Panduan
Penatalaksanaan Pajanan Terhadap Benda Tajam Dan jarum Di Rumah Sakit Ken Saras
Nomor : 001.15/PER/RSKS/II/2015
Tanggal : 24 Februari 2015
3. Profilaksis paska pajanan
B. Alur Profilaksis Pasca Pajanan untuk Hepatitis B
Lampiran Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Ken Saras Tentang Panduan
Penatalaksanaan Pajanan Terhadap Benda Tajam Dan jarum Di Rumah Sakit Ken Saras
Nomor : 001.15/PER/RSKS/II/2015
Tanggal : 24 Februari 2015
C. Alur Profilaksis Pasca Pajanan untuk HIV
1. Alur konseling VCT Klinik Mutiara
a. Segera lapor konselor VCT dan rujuk ke klinik VCT kurang dari 4 jam
pasca pajanan (maks 24 jam), untuk dilakukan konseling sebelum
pemberian profilaksis pasca pajanan.
b. Tata cara konseling : Konseling dilakukan setelah terpapar benda
tajam dan jarum oleh Tim VCT. Petugas yang terpapar diberikan
konseling pra tes yang bertujuan untuk memperoleh persetujuan
(Inform Consent). Pemberian konseling harus dengan penuh
perhatian dan tidak menghakimi tentang cara mengurangi pajanan
yang beresiko terkena HIV. Dengan pemeriksaan laboratorium darah.
Konseling pasca tes diperlukan untuk melakukan pemeriksaan dan
pengobatan selanjutnya.
c. Pasien yang menjadi sumber pajanan dilakukan pengambilan sampel
darah untuk diperiksa HIV dengan menggunakan reagen rumah sakit
tanpa melalui proses konseling VCT untuk alasan keselamatan
petugas.
Pajanan Kategori KP
Kulit Utuh Tidak Perlu
PPP
Kulit tidak utuh Volume darah KP I
sedikit
Volume darah KP II
banyak
Pajanan Perkutan Tidak Berat KP II
(Jarum solid,
goresan superficial)
Lebih Berat KP III
(Jarum besar
bersaluran, tusukan
dalam darah
terlihat, jarum
bekas pasien)
b. Menentukan Kategori/ status HIV sumber pajanan (KS-HIV)
Pajanan Kategori KS
HIV (-) Tidak
Perlu
PPP
HIV (+) Titer rendah KS I
(Asimtomatik, CD4 tinggi)
Titer tinggi KS II
(AIDS lanjut, infeksi HIV
primer, Viral Load Tinggi,
CD4 rendah)
c. Pengobatan ARV
KP KS Rekomendasi ARV
(Pajanan) (Sumber)
I I Obat tidak dianjurkan
II Pertimbangkan TDF + 3TC + LPV/r
Alternatif: TDF + 3TC + EFV
AZT + 3TC + LPV/r
Pajanan memiliki resiko perlu
dipertimbangkan
II I Dianjurkan TDF + 3TC + LPV/r
Alternatif: TDF + 3TC + EFV
AZT + 3TC + LPV/r
(Kasus pajanan terbanyak)
II Dianjurkan TDF + 3TC + LPV/r
Alternatif: TDF + 3TC + EFV
AZT + 3TC + LPV/r
III I Dianjurkan TDF + 3TC + LPV/r
Alternatif: TDF + 3TC + EFV
AZT + 3TC + LPV/r
II Dianjurkan TDF + 3TC + LPV/r
Alternatif: TDF + 3TC + EFV
AZT + 3TC + LPV/r
Anjuran pengobatan selama 4 minggu dengan dosis :
TDF : 300 mg 3 x sehari
3TC : 150mg 2 x sehari
LPV/r: 400mg/100mg 2 x sehari
AZT : 3 x 1 @ 200 mg atau 2 x 1 @ 300 mg
EFV : 1 x 1 @ 600 mg
BAB IV
PENUTUP