Anda di halaman 1dari 62

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN INFEKSI
RUMAH SAKIT
Disampaikan pada acara
In House Training
by Komite PPIRS 2021
Konsep Dasar HAIs
Healthcare Associated Infections ( HAIs )
Pengertian baru (CDC, WHO th 2007 )

• Infeksi yang terjadi selama proses perawatan di RS


atau fasilitas kesehatan lain
• Saat masuk pasien tidak ada infeksi atau tidak dalam
masa inkubasi
• Infeksi didapat di RS tapi muncul setelah pulang
• Juga infeksi pada petugas kesehatan yang terjadi
karena pekerjaan
• Untuk pasien operasi 30 hari tanpa pemasangan implant
dan 90 hari dengan terpasang implant
Infection Control Share
Interrelationship With Quality Patient
Safety

SKP Infection
Preventions Patient Quality
5 Control Safety
Kejadian HAIs Yang Muncul Di
Pelayanan Kesehatan

Bagaikan
gunung es,
sedikit
dipermukaan
namun
banyak yang
tersembunyi
Masalah kesehatan di seluruh
rumah sakit dan fasilitas
HEALTHCARE kesehatan lainnya, baik negara
ASSOCIATED berkembang maupun negara
INFECTION
maju
( HAIs )

Pencegahan LOS, biaya,


dan morbiditas,
mortalitas,
Pengendalian mutu pelayanan,
Infeksi citra
pendapatan RS
menurun
Tuntutan Hukum
4 Spesifikasi Infeksi / HAIs
• Surgical site infections ( SSI /
IDO )
• Catheter associated urinary
tract infections ( CAUTI /
ISK )
• Central venous catheter related
bloodstream infections
( CRBSI / Pemasangan vena
sentral )
• Ventilator associated pneumonia
( VAP )
Pemakaian alat – alat kesehatan
 Hand Hygiene
 APD
 Limbah
 Linen
 Peralatan
 Lingkungan
 Penempatan px
 Kes Karyawan
 Etika batuk
 Penyuntikan yg
aman
 lumbal pungsi

 Airborne
( udara )
 Kontak
 Droplet
( percikan )

MENERAPKAN
BUNDLES of HAIs
TUJUAN PPI
Menurunkan atau meminimalkan
insiden rate infeksi berhubungan
dengan pelayanan kesehatan pada
pasien , petugas dan pengunjung serta
masyarakat sekitar rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,
dengan mempertimbangkan cost
effectiveness
FAKTOR – FAKTOR KEBERHASILAN PPI

 Dukungan Manajemen
 Struktur Organisasi
 Peran dan fungsi IPCN  dibantu IPCLN
 Otoritas Komite PPI
 Tersedia fasilitas
 Komitmen individu  Kesadaran
Kepedulian
Tanggung Jawab
TUJUAN KEWASPADAAN
ISOLASI
Memutus Mata Rantai Penularan
SIAPA YANG MELAKUKAN
KEWASPADAAN ISOLASI ??
 Semua Individu ( Pasien,
Petugas, Pengunjung )  HH,
APD, Etika Batuk, Limbah,
Hygiene Sanitasi
 Perawat  Penempatan px,
Linen, Kesehatan Petugas,
Menyuntik Aman
 Dokter  Lumbal Pungsi
Kebersihan Tangan
 Pengertian  Tindakan
mencuci tangan dengan menggunakan
sabun biasa atau sabun antimikroba
dengan air mengalir
 Kebersihan tangan yang
baik dan benar merupakan
hal yang penting dan pilar
dalam mencegah dan
mengendalikan infeksi
akibat pelayanan kesehatan
 6 Langkah sesuai WHO 
Kebersihan TePungSeLaCiPuPut
 5 momen HH  2Before ( px
tangan ) 3After ( petugas )
 2 HH  HW dan HR
 HW  durasi 40 - 60 detik
bila tangan kotor
setelah 10 x HR
 HR  durasi 20 – 30 detik
dilakukan bila tangan
tampak bersih
KEBIJAKAN
Kebersihan Tangan
 Setiap hari Rabu
“ HARI BEBAS
AKSESORIS “
 Monitoring dan
Audit Hand
Hygiene
 Kuku tidak
panjang
 Tidak memakai
kutek
Fasilitas HH di RSW
ALAT PELINDUNG DIRI
 APD merupakan alat kesehatan yang terdiri dari
masker, topi, sarung tangan, pelindung wajah, sepatu
yang digunakan petugas maupun pasien untuk
melindungi diri dari kontaminasi penyakit infeksi.
 Digunakan sesuai indikasi  4 Unsur penting yang
harus dipatuhi dalam penggunaan APD
Terapkan sesuai indikasi dengan mempertimbangkan
risiko terpapar dan dinamika transmisi
Cara “ memakai “ dengan benar
Cara “ melepas “ dengan benar
Cara mengumpulkan ( disposible ) yang tepat setelah
dipakai
Jenis – Jenis APD
SARUNG TANGAN MASKER KACAMATA
PELINDUNG
SKORT / APRON / SEPATU PELINDUNG TOPI / PENUTUP
CELEMEK/ GAUN / BOOT KEPALA
MANFAAT
ALAT PELINDUNG DIRI
JENIS APD TERHADAP PASIEN TERHADAP PETUGAS

SARUNG Mencegah kontak Mencegah kontak tangan petugas


TANGAN mikroorganisme antara dengan darah dan cairan tubuh
petugas dan pasien pasien lainnya , selaput lendir ,
kulit yang tidak utuh atau alat
kesehatan dan permukaan yang
terkontaminasi
MASKER Mencegah kontak droplet Mencegah membran mukosa
( percikan ) dari mulut dan petugas kesehatan ( hidung dan
hidung petugas kesehatan mulut ) kontak dengan percikan
yang mengandung darah atau cairan tubuh pasien
microorganisme dan terpercik
saat bernafas, berbicara atau
batuk ke pasien
KACAMATA Mencegah agar membran
PELINDUNG membran mukosa petugas tidak
terpapar dengan percikan percikan
darah atau cairan tubuh pasien
SEPATU Sepatu yang bersih Mencegah perlukaan kaki oleh
PELINDUNG / mengurangi kemungkinan benda tajam yang terkontaminasi
BOOT terbawanya microorganisme atau kemungkinan terjepit benda
dari ruangan lain atau ruangan benda berat (mis : kejatuhan alat
luar kesehatan ) dan mencegah kontak
dengan darah dan cairan tubuh
lainnya
PENUTUP Mencegah jatuhnya -
KEPALA / microorganisme dari rambut
TOPI dan kulit petugas ke daerah
steril
GAUN / Mencegah kontak Mencegah kulit petugas kontak
SKORT / microorganisme dari tangan, dengan percikan darah atau cairan
CELEMEK / tubuh dan pakaian petugas tubuh pasien
APRON kepada pasien
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN APD
APD apa
What
Dimana menggunakan
Where APD

Kapan menggunakan
When
5 W 1H APD

Siapa yang menggunakan


Who APD

HOW Why Mengapa menggunakan APD

Bagaimana menggunakan APD


URUTAN PEMAKAIAN APD
1. Hand hygiene
2. Pelindung kaki
3. Apron, gaun pelindung
4. Masker
5. Kacamata atau pelindung wajah
6. Topi
7. Sarung tangan
(Kombinasi APD akan mempengaruhi
urutan, lakukan dengan cara praktis !)
URUTAN MELEPASKAN APD
1. Sarung tangan
2. Hand hygiene
3. Topi
4. Kacamata atau pelindung wajah
5. Masker
6. Apron, gaun pelindung
7. Pelindung kaki
8. Hand hygiene
( Ikuti urutan untuk meminimalkan
penyebaran Penyakit )
Kebijakan APD
• Gunakan APD sesuai
indikasi
• Segera lepas APD
apabila sudak selesai
tindakan
• Cuci tangan sebelum
dan sesudah memakai
sarung tangan
• Segera buang APD
apabila sudah tidak
digunakan
PERAWATAN PERALATAN PASIEN
PROSES PEMBERSIHAN
STERILISASI DESINFEKSI DEKONTAMINASI

Suatu proses dgn Suatu proses dgn Proses perlakuan


metode tertentu menggunakan bahan ( menghilangkan,
(fisik/kimia) yang tertentu (disinfektan/ menginaktivasi atau merusak
bertujuan untuk germicida) dgn cara fisik/ mikroorganisme) pada
mematikan semua kimia, yg dapat peralatan medis,instrumen
organisme hidup membunuh atau permukaan lingkungan
(vegetatif/ non vegetatif) mikroorganisme agar aman untuk dipakai/ non
pathogen (kec.spora, infeksius. Prosedurnya bisa
virus tertentu, bakteri sterilisasi, disinfeksi atau
tertentu.) pembersihan sederhana saja

Alkazym  Autoclace Alkacid Septalkan Tissu


Aseptan Klorsept Tablet
Aseptic gel Alkohol Swab

CSSD CSSD Di Ruangan


Kebijakan
 Alur perpindahan barang satu arah

 Segera kirim barang yang kotor


 Gunakan box container yang berbeda
PENGELOLAAN LINEN
 Linen adalah produk akhir dari texstil
 Linen menurut bahan materialnya ada 2
macam dari alam ( cotton ) dan sintesis
(polyester)
 Linen rumah sakit adalah semua produk
tenun yang digunakan dalam kegiatan RS (
seragam OK, rawat inap, rawat jalan,
gorden, dll
Pengelolaan Linen
di Rumah Sakit
 Sprei
 Perlak
Jenis Linen di RS  Stik Laken
Linen Infeksius  Sarung Bantal
Linen Non Infeksius  Sarung Guling
 Selimut / Bedcover
 Gorden dll
 Skort / celemek
 Linen OK
Prinsip Pencegahan
Penanganan Linen di ruangan
 Penggantian linen setiap hari atau segera bila
tampak kotor
 Segera pisahkan bahan kontaminan dengan linen 
Jangan menunggu kontaminan di linen kering
 Bungkus linen kotor infeksius dengan plastik kuning
 Segera masukkan linen kotor dalam trolly linen
 Catat dan dokumentasi linen kotor serta serah
terima dengan petugas laundry
 Gunakan trolly setiap menangani linen
 Lakukan dengan petugas memakai APD
 Transportasi Linen ke Laundry

 Petugas memakai APD pada saat


mengambil linen kotor
 Gunakan trolly yang tertutup
untuk membawa linen yang
kotor
 Pengambilan linen tidak bersa
maan dengan penyajian makanan
 Membawa linen sesuai jalur linen
 Penanganan Linen di Laundry
 Linen kotor ditimbang
 Linen dipilah sesuai jenisnya
 Linen dicuci menggunakan
mesin yang berbeda
 Pengeringan
 Linen disetrika
 Linen didistribusikan
 Linen simpan dalam almari
Penyimpanan Linen
• Simpan linen bersih pada
almari linen di masing2 unit
• Pengambilan linen
menggunakan sistem “fifo”
• Penempatan linen tidak
bercampur dengan barang2
yang lain
• Jaga kebersihan dan
kerapian linen
• Almari linen harus dalam
keadaan tertutup rapat
Pengendalian Lingkungan
• Bebas dari binatang, seperti …….

• Kebersihan area pasien, petugas, dan


pengunjung
• Konstruksi bangunan ( renovasi /
pembangunan )  PPI selalu terlibat
Pengelolaan Limbah
• Limbah Semua hasil kegiatan dari
layanan kesehatan di rumah sakit yang tidak
lagi berguna atau yang akan dibuang. Bisa
membahayakan dan menimbulkan gangguan
kesehatan bagi pasien, penggunjung ,
petugas serta lingkungannya
Macam Limbah di RS
 Limbah padat
 Limbah cair
 Limbah gas
Limbah Rumah Sakit
 Limbah padat
 Limbah benda tajam  safety box
 Limbah infeksius  plastik kuning
 Limbah non infeksius  plastik hitam
 Limbah cair
 Reagen  laborat
 Sisa pencucian film  radiologi
 Limbah gas
Proses Pengelolaan Limbah
• Limbah Infeksius  Incenerator
• Limbah Non Infeksius  TPA
• Limbah Cair  Pihak ketiga
Limbah Plastik
Bahan plastik yg dibuang oleh klinik/RS sarana
yankes. Volume yg begitu besar memerlukan
pertimbangan dlm pemisahan sampah dan untuk
sampah plastik setelah aman sebaiknya
diupayakan DAUR ULANG
Limbah Benda Tajam
• Tidak ada recapping

• Segera buang benda


tajam  petugas yang
memakai
Penyebab Tertusuk
Benda Tajam
• Saat menangani limbah
• Saat menyuntik
• Membuang limbah
• Merapikan alat
• Saat menjahit
• Saat recapping
• Saat insersi
Penyuntikan Yang Aman
• Tidak memakai ulang jarum suntik
• Tidak menggunakan obat – obat / cairan
multidose
• Pertahankan tehnik aseptik pada saat
pemberian terapi intravena
• Monitoring adanya tanda – tanda plebitis
Proses Penyuntikan
Yang Aman
 Desinfeksi tempat pencampuran obat
dengan alkohol 70 % sebelum dan
sesudah tindakan
 Petugas memakai apd  lakukan
pencampuran oleh satu petugas di
tempat ( laminar flow )
 Tulis nama obat dan dosis di spuit,
masukkan dalam kantong plastik, beri
identitas pasien menggunakan stiker
nama, steples plastik agar spuit tidak
terjatuh dan aman
 Masukkan obat melalui port iv catheter
(desinfeksi )
Etika Batuk

 Menutup mulut & hidung saat batuk/


bersin pakai tisu
 Buang ke tempat sampah (kuning ) bila
telah terkena sekret saluran napas dan
 Lakukan cuci tangan dg sabun /antiseptik
dan air mengalir/ alkohol handrub setelah
kontak dengan sekret
 Jaga jarak terhadap orang yang ada
gejala ISPA dg demam
Kesehatan Karyawan
 Ada pemeriksaan kesehatan secara regular
untuk yang berisiko infeksi
 Pemberian immunisasi Hepatitis pada petugas
ditempat yang berisiko
 Penatalaksanaan pasca luka tusuk benda tajam
habis pakai
 Penyediaan sarana kewaspadaan standar
Praktek Lumbal Pungsi
Masker harus dipakai klinisi saat
melakukan lumbal pungsi,anestesi
spinal /epidural/pasang kateter vena
sentral
Cegah droplet flora orofaring,dapat
menimbulkan meningitis bakterial
Penempatan Pasien
Pasien infeksius di ruang terpisah, bila
kohorting beri jarak >1 m
Kohorting bila tidak memungkinkan,bila kedua-
dua nya tidak memungkinkan rujuk atau
konsultasi dengan petugas PPIRS
Kewaspadaan sesuai cara transmisi penyebab
infeksi
Pisahkan pasien yang tidak dapat menjaga
kebersihan lingkungannya
Kewaspadaan Berdasarkan
Transmisi
Airborne ( Udara )
Precautions
Contact ( Sentuhan ) Precautions
Droplet ( Percikan ) Precautions
Standar Precautions

Anda mungkin juga menyukai