NAHDAH
K111 11 621
NAHDAH
HUBUNGAN PERILAKU 3M PLUS DENGAN DENSITAS LARVA Aedes
aegypti DI KELURAHAN BIROBULI SELATAN KOTA PALU SULAWESI
TENGAH
(xiii+80 Halaman +17 Tabel+2 Gambar+9 Lampiran+12 Singkatan)
Nahdah
“Relationship Behavior 3M Plus With Density Aedes Aegypti Larvae In
Village Birobuli South City Palu , Central Sulawesi”
(xiii+80 Pages+17 Tables+2 Pictures+9 Attachment +12 Resume)
The village of Birobuli south is an area of work Bulili center health that
every year the number of dengue cases is always there. In 2008 were reported as
many as 35 patients with DHF , in 2009 there was 25 patients with DHF, in 2010
occurred 63 DHF patients, 37 patients with DHF occurred tahun 2011 whereas in
2012 this happened 78 patients DBD.Research generally aims to determine the
relationship of behavior 3M plus with density of Aedes aegypti larvae, and
specifically determine the relationship of types of containers with presence of larvae,
as well as the role jumantik density of Aedes aegypti larval indices based on
indicator House and density figure.
The type of research is an Observational research approach Cross sectional
analytic study. Population is the entire house is the village Birobuli south many as
1185 home, with a sample of 90 homes, samples taken with proportional random
sampling method. Secondary data obtained from health centers and primary data
obtained from interviews conducted with identification and use of observation sheets.
Data are presented in tabular form and analyzed the distribution of the test statistic
Chi Square.
Based on the obtained results of the Chi Square test p-value = 0.002. which
means that there is a relationship between knowledge of the presence of Aedes
aegypti larvae. there is a relationship between attitudes in the presence of Aedes
aegypti larvae (p = 0.032). There is a relationship between the action in the presence
of Aedes aegypti larvae (p = 0.035). There is a relationship between the of
containers type with presence Aedes aegypti larvae (p = 0.000),Role jumantik in
Birobuli southern city of Palu is not maximized because larvae monitoring only done
1 time a year. Density of Aedes aegypti larvae classified as medium density with
Density figure 5.This demonstrates that the risk of transmission of dengue disease in
the Village of South Birobuli still high. This demonstrates that the risk of
transmission of dengue disease in the Village of South Birobuli. Advised the
residents in the Village of South Birobuli to further enhance 3M activity plus.
Bibliograf : 36 (1999-2012)
Keywords : 3M Plus, Density,Larvae Aedes aegypti
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan
3M plus dengan Densitas larva aedes aegypti di Kelurahan Birobuli Selatan Kota
Palu Sulawesi Tengah” dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin
Makassar. Teriring salam dan shalawat semoga tercurah kepada teladan dan
junjungan kita Rasulullah Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat,dan
orang-orang yang senantiasa istiqamah mengikuti jalan dakwahnya hingga akhir
zaman.
Penyusunan skiripsi ini bukanlah hasil kerja keras penulis semata. Bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak merupakan kontribusi yang sangat berarti bagi
penulis. Sebab itu,dengan segala hormat dan ketulusan, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Bapak dr.H. Hasanuddin Ishak
M.Sc,Ph.D sebagai pembimbing I dan Bapak Agus Bintara Birawida S.Kel.M.Kes
sebagai pembimbing II yang dengan segala kesabaran dan kelapangan telah
meluangkan waktu dan pikiran ditengah jadwal yang padat, untuk membimbing dan
mengarahkan penulis dalam penyususnan skripsi.
Makassar,Mei
2013
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL
.................................................................................................................. ………....
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI………..…….……………………………........ii
RINGKASAN……………………………………………………………………...…..
iii
KATA PENGANTAR
................................................................................................................... ……..…..
iv
DAFTAR
ISI…………………………………………………………….……………...vi
DAFTAR TABEL
................................................................................................................... ……...….
vii
DAFTAR GAMBAR
................................................................................................................... …..…..…
xi
DAFTAR LAMPIRAN
................................................................................................................... ……...…
xii
DAFTAR
SINGKATAN………………………………………………………………xiii
BAB I PENDAHULUAN
................................................................................................................... …..……
…1
A. Latar Belakang
............................................................................................ …………
B. Rumusan Masalah
............................................................................................ …………
C. Tujuan Penelitian……
............................................................................................ …………
............................................................................................ …6
................................................................................................................... ….7
…………...…….7
1. Pengertian demam
berdarah…………………………………….… 7
diindonesia……….. ...7
3. Mekanisme
penularan……………………………………………..9
berdarah…………………..….9
………………………………………..11
Berdarah…………....13
aegypti……………………………..14
aegypti……………………………………..14
aegypti………………………...15
aegypti……………………......15
aegypti………………………......16
5. Sifat-sifat Nyamuk Aedes
aegypti………………………………16
……………………………18
a. Survey
nyamuk……………………………………………...…19
b. Survei
larva/jentik……………………………………………..20
(Ovitrap)…………………….22
D. Tinjauan Umum 3M
plus…………………………………………...25
Masyarakat…………………….27
2. Bentuk perilaku………………………………………………….29
Jumantik………………………………...34
G. Kerangka
Teori……………………………………………………..36
DBD………………………………….....45
………………………………………....45
Data………………………………....46
H. Penyajian
data………………………………………………………47
A. Hasil………………………………………………………………..
.48
B. Pembahasan
………………………………………………………..64
A. Kesimpulan……………………………………………………….
79
B. Saran
………………………………………………………………80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel
Hal
Palu………………………….…45
Tahun
2013………………………………………………………………….49
Birobuli,Tahun
2013……………..……………………………..…………..50
Tabel 12 House indeks larva pada PJB dan Observasi di Kelurahan Birobuli
Selatan Kota
Palu…………………………………………………………………
………….57
Tabel 13 Hasil pemeriksaan jentik berkala di Kecamatan Birobuli Selatan
oleh jumantik/petugas puskesmas dari bulan Februari sampai Juni
Tahun
2012………………………………………………………………....
....................58
1. Kerangka teori…………………………………………………………………. 36
2. Kerangka konsep variabel penelitian…………………………………................38
3. Peta lokasi penelitian
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kuesioner Penelitian
3. Hasil Analisis
Universitas Hasanuddin
Mayarakat
PKM : Puskesmas
DF : Density Figure
BI : Breteau indeks
CI : Container Indeks
HI : House Indeks
KO : Kriteria Objektif
DO : Definisi Operasional
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penting adalah Aedes aegypti, Aedes albopictus, dan Aedes scutellaris, tetapi
sampai saat ini yang menjadi vektor utama dari penyakit DBD adalah Aedes
lingkungan yang lembab, curah hujan tinggi, terdapat genangan air di dalam
maupun luar rumah. Faktor lain penyebab DBD adalah sanitasi lingkungan
yang buruk, perilaku masyarakat tidak sehat, perilaku di dalam rumah pada
siang hari, memegang peranan paling besar dalam penularan virus dengue
namun ternyata hasilnya belum mampu untuk menekan kasus. Setiap tahun
terus mengalami penigkatan hal ini dapat dilihat dari jumlah kasus di
dunia, pada tahun 2010 terjadi 2092 kasus, pada tahun 2011, terjadi 2045
lebih kurang 43 tahun dan berhasil menurunkan angka kematian dari 41,3%
pada tahun 1968 menjadi 0,87 % pada tahun 2010, tetapi belum berhasil
golongan umur yang lebih tua. Pada tahun 2011 sampai bulan Agustus
tercatat 24.362 kasus dengan 196 kematian (CFR: 0,80 %) akibat DBD, di
beberapa wilayah masih cukup tinggi di atas target nasional 1 % antara lain
Jawa Timur, Sumatra Utara dan Sulawesi Tengah (Dit PPBB -Ditjen PP dan
76,16 per 100.000 Penduduk. Sementara kasus tertinggi terjadi di Kota Palu,
Kesehatan Kota Palu, dari data yang ada kasus DBD di Kota Palu sejak
Februari 205 kasus sedangkan Januari hanya 175 kasus dan Maret
kembali menurun yakni 158 kasus. Penurunan kasus DBD yang cukup
signifikan mulai terjadi pada bulan April hanya 83 kasus, kemudian Mei 64
kasus (Yeni, 2012). Berdasarkan data dari puskesmas Bulili, kasus Demam
DBD, pada tahun 2009 terjadi 25 penderita DBD, tahun 2010 terjadi 63
penduduk Kota Palu Tahun 2008 tercatat 781 jiwa/km², dengan luas wilayah
Kota Palu 395,06 km² . Secara administratif, Kota Palu dengan wilayah
seluas 395,06 km2 adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah yang berada
pada kawasan dataran Lembah Palu dan Teluk Palu yang secara astronomis
terletak antara 0,35 - 0,56″ Lintang Selatan dan 119,45- 120,1″ Bujur Timur,
tepat berada dibawah garis khatulistiwa dengan ketinggian 0 – 700 meter dari
tahun 2008 sebesar 83,7% yang masih dibawah angka standar nasional
jentik berkala yang dilakukan minimal 3 bulan sekali, abatisasi selektif dan
Pokjanal DBD tingkat Kota Palu dengan melibatkan sektor terkait guna
mendesak serta suplai air yang tidak lancar dari PDAM setempat , khususnya
dalam jumlah yang banyak didalam dan diluar rumah. Banyaknya tempat
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
Aedes aegypti
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Masyarakat
Plus.
DBD.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan umum tentang Demam Berdarah
dikulit maupun dibagian tubuh lainnya serta dapat menimbulkan shok dan
kematian
penular DBD.
1). Faktor agen/ virus DBD : ada 4 serotipe yang tersebar luas di
2). Faktor nyamuk penular, yaitu Aedes aegypti yang tersebar luas
musim hujan.
3. Mekanisme penularan
Virus dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum
demam. Bila penderita DBD digigit nyamuk penular, maka virus dalam
Oleh karena itu, nyamuk Aedes aegypti yang telah menghisap virus
akan mengeluarkan air liur melalui alat tusuknya (proboscis), agar darah
yang dihisap tidak membeku. Bersamaan air liur tersebut virus dengue
a. Demam
menerus
berlangsung 2-7 hari. Panas dapat turun pada hari ke-3 yang kemudian
naik lagi, dan pada hari ke-6 atau ke-7 panas mendadak turun.
b. Tanda-tanda perdarahan
berupa uji Tourniquet (Rumple Leede) positif atau dalam bentuk satu
penyakit
d. Renjatan (syok)
Tanda-tanda renjatan:
1. Kulit terasa dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari
kurang
Sebab renjatan: karena perdarahan, atau karena kebocoran plasma ke
e. Trombositopeni
jumlah
saat pasien diduga menderita DBD, bila normal maka diulang tiga hari
Mahardika 2009).
a. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain
sekali seminggu.
seminggu sekali.
b. Biologis
c. Kimiawi
penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain-
lain.
a. Person (orang)
1). Umur
b. Time (waktu)
DBD.
c. Place (tempat)
Tempat yang dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan kasus
1). Umurnya nyamuk ini berada pada daerah pemukiman yang padat
biasannya antara garis lintang 35U dan 35S, berhubungan dengan musim
dingin isotherm 10C, Aedes aegypty juga dibatasi oleh ketinggian dan
kaki dan dikenal dari bentuk morfologi yang khas sebagai nyamuk yang
Probosis bersisik hitam, palpi pendek dengan ujung hitam bersisik putih
bersisik putih pada permukaan posterior dan setengan basal, anterior dan
nyamuk dewasa (Sitio, 2008). Telur, larva, dan pupa nyamuk Aedes
a). Setiap kali nyamuk betina bertelur, mengeluarkan telur ± 100 butir
yang
b). Telur warna hitam, ukuran ± 0,8 mm, di tempat kering (tanpa air) dapat
waktu
a). Jentik yang menetas dari telur akan tumbuh menjadi besar, panjang
0,5-1 cm
air.
air
tubuhnya
d). Nyamuk betina aktif menggigit (menghisap) darah pada pagi hari
e). Umur nyamuk rata-rata 2 minggu, tetapi sebagian dapat hidup sampai
2-3
bulan
f). Nyamuk Aedes aegypti betina menghisap darah manusia setiap 2 hari.
h). Setelah masa istirahat selesai, nyamuk lain akan meletakkan telurnya
pada dinding bak, tempayan, drum, kaleng, ban bekas yang berisi air.
(Mahardika, 2009)
Nyamuk Aedes aegypti betina suka bertelur diatas permukaan air pada
dinding vertical bagian dalam tempat-tempat yang berisi sedikit air. Air harus
jernih dan terlindung dari cahaya matahari langsung. Tempat air yang dipilih
ialah tempat air didalam dan dekat rumah. Larva Aedes aegypti umumnya
sumurnya berair asin atau persediaan air minumnnya tidak terdapat secara
teratur (Soedarmono, 2005 ). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
makanan ,kepadatan larva pada sarang. Pada kondisi optimum, waktu yang
belangsung selama 7 hari termasuk 2 hari menjadi pupa. Tapi pada suhu
mandi, maupun dapur . Tempat istirahat yang mereka suka adalah dibawah
(WHO,2004).
a. Survei nyamuk
orang didalam dan luar rumah Sampling Vektor nyamuk dewasa dapat
2. Resting Collection
b. Survei larva/jentik
jenis jentiknya.
2). Visual
2012)
penyebaran nyamuk disuatu wilayah. Tidak ada teori yang pasti berapa angka
bebas jentik dan House indeks yang dipakai standar, hanya berdasarkan
rumah yang diperiksa jentiknya positif tidak boleh melebihi 5% atau 95%
wabah penyakit demam Berdarah. Oleh ahli WHO telah ditetapkan bahwa
daerah dengan Densitas figure diatas 5 (Breteu Index > 50 ) besar sekali
dari HI, CI, dan BI dengan kategori kepadatan jentik penentuannya sebagai
berikut :
a. Density Figure = 1 menunjukkan kepadatan rendah
1:
Tabel 1
Index tingkat kepadatan jentik
rendah dan survey jentik kebanyakan tidak produktif, misalnya jika BI<
hardboard atau kertas filter yang dijepitkan secara vertikal pada dinding
gelas. Gelas diisi dengan air sebagian dan diletakkan kira-kira di daerah
di dalam dan di luar rumah di tempat yang gelap dan lembab. Setelah
satu minggu dilakukan pemeriksaan ada atau tidak telur nyamuk di kertas
1. Kondisi penyediaan air hal ini didukung oleh penelitian Dameria di Dumai
tahun 2008 bahwa rata-rata kondisi penyediaan air bersih rumah tangga
bersih rumah tangganya cukup (35,3%) dan kurang (63,7%). Hal ini
baik terbuat dari tanah liat, semen maupun keramik serta drum penampung
air yang tidak rapat akan menjadi tempat perkembangan vektor dengue.
aegypti.
dari 100 wadah yang diteliti, tetapi dari hasil analisis statistik ditemukan
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh damiria dkk didumai yaitu
dengan PSN-DBD oleh masyarakat masih sangat kurang sehingga hal ini
dengan insektisida (admin, 2010). Menurut Hadinegoro, 2002 Cara ini yang
berdarah yaitu 3 M:
bekas lainnya yang dapat menampung air hujan sehingga tidak menjadi
1. Memelihara ikan pemakan jentik dikolam. hal ini dimaksudkan agar kolam
2. Menyebarkan bubuk abate pada tempat penampungan air seperi vas bunga
3. Memasang kasa nyamuk dirumah, agar nyamuk tidak dapat leluasa masuk
kedalam rumah.
kimia. Sebenarnya cara ini kurang dianjurkan karena efek bahan kimia
muka oleh kader didesa termasuk kader dasawisma , tokoh masyarakat dan
agama.
2. Kerja bakti secara serentak untuk membersihkan lingkungan termasuk
1. Konsep prilaku
perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu
diri dari ancaman penyakit (Depkes RI, 2002 dalam Mahardika 2009).
sebagainnya.
kesehatannya.
kesehatan.
b. Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor yang menyangkut
menampung air hujan, air sumur, harus membeli air didalam bak mandi,
2. Bentuk prilaku
mansia dan tidak secara langsung dapat dilihat oleh orang lain,
b). Bentuk aktif adalah apabila itu jelas dapat diobservasi secara langsung.
(Knowledge).
b). Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang
diberikan (attitude).
c). Praktik atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan
1). Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
a). Faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensi, minat kondisi
fisik
pembelajaran.
dipelajari
materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan pada suatu cerita yang
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
tentang sikap antara lain, sikap sesorang terhadap objek adalah perasaan
indikasi dari sikap, terlepas dari benar atau salah adalah berarti
yang telah dilakukan beberapa jam, hari, minggu, bulan yang lalu.
fasilitas.
a). Persepsi
dengan contoh.
c). Mekanisme
d). Adaptasi
dalam mengenali gejala demam dan DBD tentu saja akan mengurangi resiko
peningkatan ABJ dan penurunan House Index dalam Bentuk PSM (peran
Kerangka Teori
Rumah/bangunan
BAB III
KERANGKA KONSEP
ialah penyakit yang di sebabkan oleh virus dengue yang di tularkan dari
orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan sampai saat ini
semakin meluas maka perlu peran sektor dan masyarakat itu sendiri untuk
melaui peran serta ibu rumah tangga dan peran jumantik (juru pemantau
jentik) dalam peningkatan Angka Bebas Jentik (ABJ) dan penurunan House
dengan densitas larva Aedes aegypti, yang secara rinci variabel-variabel yang
pakaian
4. Densitas larva Aedes aegypti yang terdapat pada penampungan air TPA,
non TPA..
Perilaku 3 M plus
1. Menguras
2. Menutup
3. Mengubur Densitas larva
PLUS
Aedes aegipty
4. Menaburkan bubuk abate
5. Memasang kasa nyamuk
dirumah
6. Menggunakan kelambu.
7. Menggunakan obat oles
pencegah nyamuk atau
menyemprot nyamuk
8. Menghindari kebiaasaan
menggantung pakaian
Jenis kontainer
Gambar 2
Kerangka konsep Penelitian
a. Perilaku 3M Plus
Kriteria objektif :
a. Cukup jika jawaban yang diketahui responden mencapai skor > 50%
setuju < 50 %
di kediaman reponden.
Kriteria objektif :
Kriteria objektif :
mandi,gentong,tempayang,ember.
yang dapat menampung air dan mengajak pemilik rumah atau bangunan
teratur.
d. Densitas larva Aedes aegypti adalah adanya larva Aedes aegypti yang
ditemukan pada setiap wadah yang dapat menampung air. Densitas larva
dapat diukur dengan rumus House index, Container index dan breteau
index.
Kriteria objektif :
A. Jenis Penelitian
wilayah kerja Puskesmas Bulili kota Palu , jumlah Rumah 1185, Jumlah
selalu ada setiap tahun dan bahkan biasa menyebabkan kejadian luar biasa
(KLB).
1. Populasi
2. Sampel
2
NZ pq
n= 2
d N-1 +Z2 pq
Keterangan:
N =besarnya populasi
NZ2 pq
n=
d 2 (N-1)+Z2 pq
1185×(1,96)2 ×0,5×0,5
n=
(0,1)2 (1185-1)+(1,96)2 × (0,5)×(0,5)
2070×3,8416×0,25
n=
0,01× 1184 + 0,9604
113.074
n=
21.8004
n = 88,90 = 90 rumah
Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 90 sampel yang terdiri dari
secara acak proporsional, dalam hal ini sampel setiap rumah dan
Nh = x n
Keterangan :
Nh : jumlah sampel setiap kelompok
N : besarnya populasi
n : jumlah sampel
Tabel 2
Distribusi jumlah rumah dan bangunan berdasarkan RW yang akan
diteliti di Kelurahan Birobuli Selatan Kota Palu
Jumlah rumah Jumlah sampel
No Nama dan per
RW bangunan RW
1 RW 1 182 14
2 RW 2 173 13
3 RW 3 291 22
4 RW 4 156 12
5 RW 5 220 16
6 RW 6 163 13
Jumlah 1185 90
1. Periksa bak mandi, gentong, ember plastic, drum dan tempat – tempat
2. Jika tidak tampak tunggu sampai 1 menit, jika ada jentik akan muncul
kepermukaan air
1. Data primer
Data primer diperoleh melalui wawancara kepada responden dengan
2. Data sekunder
1. Pengolahan data
2. Analisis data
H. Penyajian data
Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi
BAB V
Februari 2013. Pegumpulan data pada penelitian ini dilakukan secara primer
sesuai dengan variabel yang akan diteliti. Pada penelitian ini diperoleh 90
responden.
akan diuji dengan kemaknaan 0,05.uji statistic yang digunakan adalah uji
menggantung pakaian.
a. Umur
Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Di Kelurahan Birobuli Selatan , Tahun 2013
Umur Responden Jumlah (n) Persen (%)
10 – 19 14 15.56
20 – 29 8 8.89
30 – 39 16 17.78
40 – 49 30 33.33
50 – 59 14 15.56
60 – 69 6 6.67
70 + 2 2.22
Jumlah 90 100.0
Sumber: Data Primer, 2013
sedangkan yang paling sedikit adalah umur 70+ tahun yaitu sebanyak 2
responden (2.22%)
b. Jenis Kelamin
Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Kelurahan Birobuli Selatan, Tahun 2013
Jenis Kelamin Jumlah (n) Persen (%)
Laki-laki 19 21.1
Perempuan 71 78.9
Jumlah 90 100.0
Sumber: Data Primer, 2013
Tabel 5
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Di Kelurahan Birobuli,Tahun 2013
Pengetahuan Jumlah (n) Persen (%)
Cukup 49 54.4
Kurang 41 45.6
Jumlah 90 100.0
Sumber: Data Primer, 2013
3. Tindakan
responden (48.9%)
Tabel 7
Distribusi Berdasarkan Tindakan di Kelurahan Birobuli Selatan
Tahun 2013
Tindakan Jumlah (n) Persen (%)
Baik 44 48.9
Buruk 46 51.1
Jumlah 90 100.0
Sumber : Data primer, 2013
Hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa
ditempat lain.
rumah dan pada saat tidur pagi dan sore hari, dan 45 (50.0%)
Tabel 8
Distribusi Pengetahuan, Sikap dan Tindakan 3M plus
responden per RW
di Kelurahan Birobuli Selatan Kota Palu
responden.
Tabel 9
Distribusi jenis kontainer Berdasarkan Keberadaan Larva Aedes
aegypti di Kelurahan Birobuli Selatan Kota Palu
Keberadaan larva
Jenis Kontainer Positif Negatif Total
n % n % n %
Bak mandi 8 19.0 34 81.0 42 100.0
Drum 7 70.0 3 30.0 10 100.0
Ember 11 12.8 75 87.2 86 100.0
Gentong 6 42.9 8 57.1 14 100.0
Tempayan 4 11.1 32 88.9 36 100.0
Ban bekas 2 50.0 2 50.0 4 100.0
Botol bekas 2 33.3 4 66.7 6 100.0
Kaleng bekas 1 33.3 2 66.7 3 100.0
Pot bunga 3 42.9 4 57.1 7 100.0
Tempat minum 1 33.3 2 66.7 3 100.0
hewan
Talang dispenser 2 11.8 15 88.2 17 100.0
Talang kulkas 2 33.3 4 66.7 6 100.0
Vas bunga 0 0.0 1 100 1 100.0
Total 49 20.9 186 79.1 235 100.0
Sumber : Data primer 2013
(87.2%).
Selatan :
Tabel 10
Distribusi Berdasarkan Keberadaan larva Aedes aegypti
Di Kelurahan Birobuli, Tahun 2013
Keberadaan Jentik Jumlah (n) Persen (%)
Positif 44 48.9
Negatif 46 51.1
Jumlah 90 100.0
Tabel 11
Densitas Larva Aedes aegypti Di Kelurahan Birobuli Selatan Kota
Palu
Tahun 2013
sampel Rumah Jumlah Jumlah HI CI Density
RW per positif kontainer positif figure
RW larva larva
1 14 4 39 6 28,6 15,4 4,5
2 13 7 29 6 53,9 20,6 6,5
3 22 13 53 17 59 32 6,5
4 12 6 31 8 50 25,9 6,5
5 16 4 49 5 25 10,2 4
6 13 10 34 7 77 20,5 6,5
indeks 48.8, Container indeks 20.7, Hal ini berarti densitas larva
Tabel 12
House indeks larva pada PJB dan Observasi di Kelurahan
Birobuli Selatan Kota Palu
1 78 6,4 14 28,6
2 64 17,2 13 53,9
3 195 9,1 22 59
4 97 11,3 12 50
5 86 16,2 16 25
6 82 15,9 13 77
Total 602 12 90 48,8
Sumber : Data primer 2013
akan berbanding terbalik dengan angka kesakitan DBD. Bila ABJ nya
rendah maka kemungkinan besar angka kesakitannya akan tinggi,
karena risiko penularannya pun tinggi. Angka bebas jentik ini sangat
lainnya dan juga keadaan curah hujan. Oleh karena itu kebijakan
risiko penularan DBD akan tinggi dan harus menjadi perhatian semua
Tabel 13
Hasil pemeriksaan jentik berkala di Kecamatan Birobuli Selatan
oleh jumantik/petugas puskesmas dari bulan Februari sampai
Juni Tahun 2012
Rumah Jumlah Jumlah
RW PJB positif kontainer kontainer HI CI Density
larva diperiksa positif Figure
larva
1 78 5 82 5 6,4 6 3
2 64 11 138 12 17,2 8,7 3
3 195 18 293 18 9,1 6 3
4 97 11 127 12 11,3 9,5 3
5 86 14 142 16 16,2 11,3 4
6 82 13 119 13 15,9 10,9 4
Birobuli Selatan adalah 602 rumah dan ditemukan 72 rumah yang positif
larva Aedes aegypti, dari 901 kontainer yang diperiksa ditemukan positif
terdapat larva yaitu 76 kontainer dimana House indeks 12 dan kontainer
indeks 8,4 maka didapatkan Density Figure adalah 3 Hal ini berarti
peraturan WHO dan dari data tersebut dapat dihitung angka bebas jentik
Birobuli Selatan pada bulan februari 2012 sampai bulan juni 2012
satunya metode pemberatasan DBD yang dianggap paling baik dari pada
Tabel 14
Distribusi Keberadaan Jentik Berdasarkan Pengetahuan
Responden
Di Kelurahan Birobuli Tahun 2013
Keberadaan Jentik
Jumlah
Pengetahuan Negatif Positif p
n % n % n %
Cukup 33 67.3 16 32.7 49 100.0
Kurang 13 31.7 28 68.3 41 100.0 0.002
Jumlah 46 51.1 44 48.9 90 100.0
uji statistic menggunakan uji chi square diperoleh hasil nilai p = 0.002.
Tabel 15
Distribusi Keberadaan larva Aedes aegypti Berdasarkan Sikap
Responden Di Kelurahan Birobuli Tahun 2013
Keberadaan Jentik
Jumlah
Sikap Negatif Positif p
n % n % n %
Positif 26 65.0 14 35.0 40 100.0
Negatif 20 40.0 30 60.0 50 100.0 0.032
Jumlah 46 51.1 44 48.9 90 100.0
Sumber: Data primer 2013
Tabel 15 menunjukkan bahwa yang yang memiliki sikap
Tabel 16
Distribusi Keberadaan larva Aedes aegypti Berdasarkan Tindakan
Responden Di Kelurahan Birobuli Selatan Tahun 2013
Keberadaan Jentik
Jumlah
Tindakan Negatif Positif p
T n % n % n %
Baik 28 63.6 16 36.4 44 100.0
aBuruk 18 39.1 28 60.9 46 100.0 0.035
Jumlah 46 51.1 44 48.9 90 100.0
T
diperoleh hasil nilai p = 0.035. yang berarti bahwa ada hubungan antara
Tabel 17
Hubungan jenis Kontainer TPA dengan keberadaan larva Aedes
aegypti di Kelurahan Birobuli Selatan Kota Palu
Jenis kontainer Keberadaan larva Total Uji statistik
Positif Negatif
n % n % n %
Bak 8 19.0 34 81.0 42 100,0 P= 0.000
Drum 7 70.0 3 30.0 10 100,0
Ember 11 12.8 75 87.2 86 100,0
Gentong 6 42.9 8 57.1 14 100,0
Tempayan 4 11.1 3 88.9 36 100,0
Jumlah 36 19.1 152 80.9 188 100,0
Sumber : Data Primer 2013
banyak pada ember dan bak mandi yaitu 11 (12.8%) dan 8 (19.0).Dari hasil
uji chi sguare diperoleh hasil nilai P=0.000 yang berarti ada hubungan antara
B. PEMBAHASAN
pengetahuan kurang.
pengetahuan seseorang.
mendapatkan pendidikan.
pelaksanaan 3 M
dapat ditekan.
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
baru, di dalam diri orang tersebut telah terjadi beberapa proses yang
tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap orang
tersebut sudah lebih baik lagi, (4) Trial, dimana orang telah mencoba
perilaku baru dan (5) Adoption dimana subyek telah berperilaku baru
baik.
nyamuk maupun telurnya. Padahal salah satu cara PSN – DBD pada
abate dan atau ikanisasi. Selain itu pada pernyataan tentang sikap
4,991 ).
negatif (62,5%).
maka semakin baik pula tindakan yang dilakukan dalam hal tersebut.
plus).
Aedes aegypti.
lihatdari luar dan dapat diukur di sebut sebagai perilaku yang tampak
(overt behavior). Dan juga respon yang berupa tindakan yang tidak
(covert behavior).
misalnya dari suami atau istri, orang tua atau mertua dan lain-lain
(Notoatmodjo, 1997)
Kelurahan Birobuli Selatan kota Palu terdiri dari TPA dan Non TPA .
tidak terdapat larva. Jenis kontainer positif terdapat larva paling banyak
aegypti. wadah TPA paling tinggi positif terdapat larva hal ini
keperluan sehari hari maupun bukan untuk keperluan sehari hari serta
rutin, teknik pengurasan yang kurang tepat, waktu pengurasan lebih dari
Palu.
3. Peranan jumantik
2012 dari 602 rumah yang diperiksa terdapat 72 rumah yang terdapat
larva, dan dari 901 kontainer yang diperiksa terdapat 76 positif larva
saat survei jentik akhir menjadi 89%. Hal ini menunjukkan terjadi
(p=0,00).
4. Densitas Larva
Pada penelitian yang dilakukan di Kelurahan Birobuli Selatan
kota Palu, diperoleh hasil yaitu dari 90 rumah responden yang diperiksa
indeks (HI) 48.1% Container indeks (CI) 20.9%, dan Breteau indeks
nasional (>95%). Dengan ABJ yang jauh dari standar yang diharapkan,
dapat dilihat dari jumlah kasus penderita DBD yang terus menerus ada
kepadatan sedang.
C. Keterbatasan Penelitian
penelitian ini dalam memperoleh hasil yang tepat dan akurat antara lain :
1. Keterbatasan peneliti dalam merancang instrument penelitian
diperoleh
A. Kesimpulan
paling banyak ditemukan larva Aedes aegypti yaitu pada ember yaitu 11 (
12.8%)
3. Peranan jumantik dalam menurunkan HI,BI,CI, dalam peningkatan Angka
bebas jentik dan densitas larva Aedes aegypti di Birobuli Selatan kota
indeks maka didapatkan Density figure adalah 3 Hal ini berarti densitas
berada pada angka 3 Sesuai peraturan WHO dan ABJ (angka bebas jentik)
4. Densitas larva Aedes aegypti pada hasil observasi masuk dalam kategori
Selatan.
B. Saran
1. Kepada pemerintah dan instansi yang terkait dalam hal ini Dinas
ditiadakan.
KUESIONER PENELITIAN
5. Lembar Observasi
1. Tempat penampungan air memiliki penutup
a. Ada,kondisi baik (3)
b. Ada kondisi rusak (2)
c. Tidak ada penutup (1)
2. Penutup penampungan air rapat
a. Tertutup rapat (3)
b. Penutup longgar (2)
c. Tidak memiliki penutup (1)
3. Ditemukan jentik pada TPA
a. Tidak ditemukan jentik pada TPA (3)
b. Ditemukan jentik 1 pada TPA (2)
c. Ditemukan jentik lebih dari 1 pada TPA (1)
4. Ditemukan jentik pada non TPA
a. Tidak ditemukan jentik (3)
b. Ditemukan jentik 1 pada non TPA (2)
c. Ditemukan jentik lebih dari 1 pada non TPA (1)
5. Ditemukan jentik ditempat sampah responden
a. Tidak ditemukan jentik (3)
b. Ditemukanjentik 1 (2)
c. Ditemukan jentik lebih dari 1 (1)
6. Rumah responden menggunakan kasa
a. Ada, kondisi bagus (3)
b. Ada, kondisi buruk (2)
c. Tidak memakai kasa (1)
7. Ada pakaian tergantung dirumah responden
a. Tidak ada tergantung (3)
b. Ada, tergantung sementara (2)
c. Ada tergantung lama (1)
8. Responden memelihara ikan pemakan jentik
a. Memelihara ikan pemakan jentik (3)
b. Memelihara ikan bukan pemakan jentik (2)
c. Tidak memelihara ikan (1)
9. Responden memiliki kelambu didalam rumah
a. Memiliki, kondisi bagus (3)
b. Memiliki kondisi buruk (robek) (2)
c. Tidak memiliki (1)
2. NON TPA
HASIL ANALISIS
Alamat
Umur Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
- 3 3.3 3.3 3.3
BUMN 1 1.1 1.1 4.4
DOSEN 2 2.2 2.2 6.7
Valid
GURU 1 1.1 1.1 7.8
HONORER 1 1.1 1.1 8.9
IRT 41 45.6 45.6 54.4
KARYAWAN SWASTA 1 1.1 1.1 55.6
MAHASISWA 7 7.8 7.8 63.3
PEGAWAI 1 1.1 1.1 64.4
PEGAWAI SWASTA 1 1.1 1.1 65.6
PELAJAR 8 8.9 8.9 74.4
PENSIUNAN 4 4.4 4.4 78.9
PENSIUNAN PNS 1 1.1 1.1 80.0
PNS 4 4.4 4.4 84.4
SWASTA 9 10.0 10.0 94.4
WIRASWASTA 5 5.6 5.6 100.0
Total 90 100.0 100.0
jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 19 21.1 21.1 21.1
perempuan 71 78.9 78.9 100.0
Total 90 100.0 100.0
V_Tahu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Cukup 49 54.4 54.4 54.4
Valid Kurang 41 45.6 45.6 100.0
Total 90 100.0 100.0
V_Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Positif 40 44.4 44.4 44.4
Valid Negatif 50 55.6 55.6 100.0
Total 90 100.0 100.0
V_Tindakan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik 44 48.9 48.9 48.9
Valid Buruk 46 51.1 51.1 100.0
Total 90 100.0 100.0
1. frekwensi & cara pengurasan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 1 58 64.4 64.4 64.4
2 11 12.2 12.2 76.7
3 21 23.3 23.3 100.0
Total 90 100.0 100.0
2. kondisi tempat penyimpanan air
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 29 32.2 32.2 32.2
2 54 60.0 60.0 92.2
Valid
3 7 7.8 7.8 100.0
Total 90 100.0 100.0
3. Tindakan buang sampah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 46 51.1 51.1 51.1
2 40 44.4 44.4 95.6
Valid
3 4 4.4 4.4 100.0
Total 90 100.0 100.0
3. Tindakan buang sampah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 46 51.1 51.1 51.1
2 40 44.4 44.4 95.6
Valid
3 4 4.4 4.4 100.0
Total 90 100.0 100.0
Jentik
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Negatif 46 51.1 51.1 51.1
Valid Positif 44 48.9 48.9 100.0
Total 90 100.0 100.0
Crosstab
Alamat * V_Pengetahuan Crosstabulation
Count
V_Pengetahuan
V_Sikap
Total 40 50 90
Alamat * V_Tindakan Crosstabulation
Count
V_Tindakan
RW II 6 7 13
RW III 11 11 22
RW IV 5 7 12
RW V 6 10 16
RW VI 7 6 13
Total 44 46 90
Count
Jentik
V_Tahu * Jentik
Crosstab
Jentik Total
Negatif Positif
Count 33 16 49
Cukup
V_Tahu % within V_Tahu 67.3% 32.7% 100.0%
Count 13 28 41
Kurang
% within V_Tahu 31.7% 68.3% 100.0%
Count 46 44 90
Total
% within V_Tahu 51.1% 48.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 11.347 1 .001
b
Continuity Correction 9.965 1 .002
N of Valid Cases 90
RW II 1 6 7
RW III 5 8 13
RW IV 1 5 6
RW V 1 3 4
RW VI 5 5 10
Total 14 30 44
V_Sikap * Jentik
Crosstab
Jentik Total
Negatif Positif
Count 26 14 40
Positif
V_Sikap % within V_Sikap 65.0% 35.0% 100.0%
Count 20 30 50
Negatif
% within V_Sikap 40.0% 60.0% 100.0%
Count 46 44 90
Total
% within V_Sikap 51.1% 48.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5.558 1 .018
b
Continuity Correction 4.603 1 .032
Likelihood Ratio 5.625 1 .018
Fisher's Exact Test .021 .016
Linear-by-Linear Association 5.497 1 .019
N of Valid Cases 90
V_Tindakan
Jentik Baik Buruk Total
Negatif Alamat RW I 8 2 10
RW II 4 2 6
RW III 5 4 9
RW IV 4 2 6
RW V 5 7 12
RW VI 2 1 3
Total 28 18 46
Positif Alamat RW I 1 3 4
RW II 2 5 7
RW III 6 7 13
RW IV 1 5 6
RW V 1 3 4
RW VI 5 5 10
Total 16 28 44
V_Tindakan * Jentik
Crosstab
Jentik Total
Negatif Positif
Count 28 16 44
Baik
% within V_Tindakan 63.6% 36.4% 100.0%
V_Tindakan
Count 18 28 46
Buruk
% within V_Tindakan 39.1% 60.9% 100.0%
Count 46 44 90
Total
% within V_Tindakan 51.1% 48.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5.405 1 .020
b
Continuity Correction 4.469 1 .035
Likelihood Ratio 5.461 1 .019
Fisher's Exact Test .023 .017
Linear-by-Linear Association 5.345 1 .021
N of Valid Cases 90
Nama : Nahdah
Agama : Islam
b. Ibu : Nuraini