Anda di halaman 1dari 18

JABATAN FUNGSIONAL

PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN (JF-PTP):


APA DAN BAGAIMANA?
Oleh: Sudirman Siahaan *)

Abstrak

Salah satu kebijakan Pemerintah yang terus-menerus disosialisasikan yang berkaitan dengan
birokrasi adalah “ramping struktur, kaya fungsi”. Berdasarkan kebijakan yang demikian ini,
lembaga pemerintah secara berkelanjutan menerapkan perampingan atau penciutan struktur
organisasi di satu sisi, tetapi di sisi yang lain menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan
berbagai jabatan fungsional. Beberapa di antara jabatan fungsional yang dibina oleh Kementerian
Pendidikan Nasional (Kemdiknas) adalah mengenai: dosen, guru, pamong belajar, pengawas,
dan pengembang teknologi pembelajaran. Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi
Pembelajaran (JF-PTP) adalah jabatan fungsional yang ditetapkan oleh Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) melalui Peraturan Menpan Nomor PER/2/M.PAN/
3/2009 tertanggal 10 Maret 2009. Dengan ditetapkannya JF-PTP diharapkan ada arah
pengembangan karier yang jelas dan pasti bagi para lulusan program studi atau jurusan Teknologi
Pendidikan/Pembelajaran dan program studi lainnya yang relevan dan mereka yang berkiprah
di lembaga-lembaga pendidikan, pelatihan, atau lembaga pemerintah lainnya yang
mengembangkan atau menerapkan teknologi pembelajaran. Demikian juga di sisi lainnya bagi
perguruan tinggi, sekolah, lembaga pelatihan, dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya yang
mengembangkan atau menerapkan teknologi pembelajaran mempunyai dasar juridis dalam
pengajuan kebutuhan formasi pegawai. Mengingat ketetapan tentang JF-PTP ini masih baru
dan masih dalam tahap sosialisasi, maka tulisan ini juga dimaksudkan sebagai salah satu upaya
untuk menyosialisasikan keberadaan Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran.

Kata kunci:Jabatan fungsional, teknologi pembelajaran, angka kredit, profesional, dan


pengembangan karier.

A. PENDAHULUAN

Dalam sejarah perjalanannya, Pusat Fungsional Pengembang Teknologi


Teknologi Informasi dan Komunikasi Pembelajaran (JF-PTP). Jabatan fungsional
Pendidikan-Kementerian Pendidikan ini ditetapkan oleh Menteri Negara
Nasional (Pustekkom-Kemdiknas) telah Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan)
menghasilkan beberapa karya fenomenal. pada tanggal 10 Maret 2009. Gagasan untuk
Salah satu di antaranya adalah Jabatan mengusulkan adanya JF-PTP ini sudah

*) Drs. Sudirman Siahaan, M.Pd., adalah tenaga fungsional peneliti bidang pendidikan pada Pusat Teknologi Informasi dan
Komunikasi Pendidikan (Pustekkom)-Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas).

123
123
123
74 123
123 Vol. XIV No. 1 Juni 2010
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
dirintis semenjak Kepala Pustekkom- mengungkapkan bahwa lulusan mereka
Kemdiknas yang pertama, yaitu Prof. Dr. terkendala untuk bekerja di berbagai lembaga
Yusufhadi Miarso. Ungkapan yang pemerintah karena belum adanya pengakuan
mengatakan “slow but sure” tampaknya pemerintah terhadap keberadaan kompetensi
melekat pada proses pengusulan JF-PTP ini, mereka. Demikian juga dengan lembaga-
yaitu yang dimulai dari penyampaian gagasan lembaga pendidikan dan pelatihan (Diklat) di
sampai pada akhirnya ditetapkannya secara berbagai departemen dan non departemen.
resmi sebagai salah satu jabatan fungsional Lembaga-lembaga ini merasakan adanya
di lingkungan Kemendiknas. hambatan/kendala bagi pengembangan
karier staf mereka di luar pemangku jabatan
Sebagai konsekuensi dari kebijakan fungsional widyaiswara.
pemerintah yang menekankan pada
organisasi yang “ramping struktur kaya Apabila lembaga-lembaga pendidikan tinggi
fungsi” adalah dilakukannya reformasi yang menghasilkan lulusan di bidang
terhadap berbagai struktur organisasi teknologi pendidikan/pembelajaran
pemerintah secara bertahap. Para pimpinan sebagaimana dikemukakan di atas
lembaga pemerintah juga terus didorong merasakan adanya kendala bagi para
untuk melakukan kajian mengenai kebutuhan lulusannya berkarya di lembaga
akan jabatan fungsional. Manakala dari hasil pemerintahan di satu sisi, maka di sisi yang
kajian yang dilakukan, ternyata memang lain, lembaga-lembaga pemerintah sebagai
dibutuhkan adanya jabatan fungsional pengguna lulusan teknologi pendidikan/
tertentu, maka perlu dibentuk suatu tim yang pembelajaran juga terkendala untuk merekrut
secara khusus ditugaskan untuk mereka karena belum adanya pengakuan
mempersiapkan dan memproses pemerintah terhadap keberadaan profesi
pembentukan jabatan fungsional tersebut. pengembang teknologi pembelajaran. Secara
Melalui jabatan fungsional, pengembangan faktual, para lulusan teknologi pendidikan/
karier Pegawai Negeri Sipil (PNS) akan pembelajaran dibutuhkan di berbagai
semakin jelas, pasti, dan terbuka luas. Lebih lembaga pendidikan dan pelatihan, tetapi di
konkrit lagi dapat dikatakan bahwa mereka sisi yang lain lembaga-lembaga yang
yang produktif, kreatif dan penuh inisiatif membutuhkannya terkendala dalam
dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya akan melakukan rekruitmen dan pengembangan
dapat lebih cepat berkembang kariernya. karier mereka.

Sehubungan dengan upaya peningkatan Dengan adanya pengakuan pemerintah


kualitas sumber daya manusia (SDM) pada terhadap keberadaan profesi pengembang
umumnya dan peningkatan kualitas teknologi pembelajaran melalui Peraturan
pelayanan birokrasi terhadap publik, maka Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
jabatan fungsional merupakan wahana yang Nomor PER/2/M.PAN/3/2009 tentang
memungkinkan insan birokrasi Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi
mengembangkan kemampuan professional Pembelajaran dan Angka Kreditnya
pelayanannya. Dengan meningkatnya tertanggal 10 Maret 2009, maka lembaga
kemampuan professional birokrat diharapkan pendidikan tinggi sebagai penghasil lulusan
akan memberikan dampak terhadap di bidang teknologi pendidikan/pembelajaran
meningkatnya kadar kepuasan masyarakat. di satu sisi dan lembaga-lembaga pemerintah
Dengan bertambahnya jabatan fungsional pengguna lulusan di sisi yang lain,
dan yang sekaligus juga meningkatkan memperoleh kepastian bagi pengembangan
kualitas pelayanan birokrat terhadap profesi pengembang teknologi pembelajaran.
masyarakat, maka pada akhirnya diharapkan
akan dapat lebih mempercepat tingkat Tulisan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk
perkembangan/kemajuan masyarakat. menyosialisasikan keberadaan jabatan
fungsional pengembang teknologi
Berbagai lembaga pendidikan tinggi yang pembelajaran dengan harapan bahwa (1)
menyelenggarakan program studi/jurusan para lulusan yang berkompeten di bidang
Teknologi Pendidikan atau program studi/ teknologi pendidikan/pembelajaran telah
jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan memiliki kepastian mengenai pengembangan

1234
1234
Jurnal Teknodik 1234
1234
1234 75
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
profesi mereka, (2) para lulusan dari berbagai pengembangan karier, mereka ini
disipilin ilmu yang berkiprah sebagai PNS di terkendala karena berbagai aturan
bidang pengembangan dan penerapan TIK administratif. Salah satu aturan
untuk kepentingan pendidikan/pembelajaran administratif yang dimaksudkan
mempunyai peluang yang terbuka luas untuk adalah bahwa seorang PNS yang
pengembangan kemampuan dan karier berlatar belakang S-1 hanya
mereka secara profesional dan optimal. dimungkinkan untuk mencapai
pangkat Penata Tingkat-I (III/d)
kecuali menjadi pejabat eselon IV, III,
B. KAJIAN LITERATUR DAN II atau I.
PEMBAHASAN
Sekalipun PNS yang berkiprah di
1. Beberapa Pertimbangan dalam bidang TIK ini sangat produktif dan
Pengusulan Jabatan Fungsional berkinerja memuaskan, mereka tidak
Pengembang Teknologi memperoleh apresiasi terhadap
Pembelajaran kelebihan mereka tersebut
a. Pengaruh Kemajuan Teknologi (produktivitas dan kinerja tinggi yang
Informasi dan Komunikasi (TIK) dicapai). Nilai tambah (added values)
terhadap Pendidikan yang diperoleh atas kelebihan yang
Tiada yang dapat memungkiri bahwa telah mereka perlihatkan dalam
kemajuan teknologi informasi dan pelaksanaan tugas dan
komunikasi (TIK) sangat pesat dan tanggungjawab seyogianya akan
secara bertahap telah pula memotivasi mereka untuk terus-
mempengaruhi dunia pendidikan/ menerus meningkatkan kemampuan
pembelajaran. Lembaga-lembaga profesionalnya. Keadaan yang
pendidikan formal dan non-formal kurang atau bahkan tidak kondusif
serta lembaga-lembaga pelatihan terhadap pengembangan karier mau-
juga telah merasakan adanya tidak-mau akan mempengaruhi kadar
peningkatan tuntutan/kebutuhan produktivitas dan kinerja PNS.
akan penerapan TIK dalam kegiatan
pendidikan/pembelajaran. Bahkan Para lulusan perguruan tinggi yang
lebih jauh lagi, di lingkungan berkualifikasi sarjana (S-1) dengan
pendidikan formal, kurikulum yang latar belakang teknologi pendidikan/
diberlakukan dewasa ini menuntut pembelajaran mengalami kesulitan
adanya tenaga yang berkompeten di untuk berkiprah di lembaga-lembaga
bidang TIK untuk membelajarkan pendidikan dan pelatihan yang
para peserta didik sehingga mampu dikelola oleh pemerintah. Tidak
memahami/menguasai dan tersedianya formasi berarti tertutup
menerapkan/ memanfaatkan TIK. peluang bagi mereka untuk berkiprah
di berbagai lembaga pemerintahan.
Kemudian secara faktual dapat Kemungkinan lain yang bisa terjadi
dikemukakan bahwa banyak PNS adalah karena adanya tuntutan
yang berpendidikan sarjana (S-1) peningkatan kualitas SDM yang telah
dari berbagai latar belakang disiplin bekerja, baik atas inisiatif masing-
ilmu yang sehari-harinya berkiprah di masing maupun atas inisiatif
bidang TIK untuk kepentingan lembaga, sebagian dari tenaga yang
pendidikan/pembelajaran. Berbagai telah bekerja diberikan kesempatan
kemajuan telah mereka perlihatkan untuk melanjutkan pendidikannya
dalam meningkatkan mutu dan mendalami substansi teknologi
perluasan akses terhadap layanan pendidikan/pembelajaran. Setelah
pendidikan misalnya melalui menyelesaikan pendidikan dan
eksperimentasi dan inovasi kemudian kembali ke tempat
pengembangan dan penerapan TIK pekerjaan, mereka tidak memiliki arah
bagi kepentingan pendidikan/ yang pasti mengenai pengembangan
pembelajaran. Namun dalam karier mereka. Akibatnya,

123
123
123
76 123
123 Vol. XIV No. 1 Juni 2010
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
produktivitas dan kinerja mereka juga negara. Para anggotanya (teoritisi
tidak dapat berkembang secara dan praktisi) bergabung dalam suatu
optimal. organisasi asosiasi profesi.

b. Teknologi Pendidikan sebagai Sebagai contoh misalnya, nama


Teori, Disiplin Ilmu, Program Studi, organisasi asosiasi profesi di bidang
dan Profesi teknologi pembelajaran yang terkenal
Gagasan untuk pengusulan jabatan di Amerika Serikat adalah Association
fungsional Pengembang Teknologi of Educational Communications
Pembelajaran dilandasi oleh Technology (AECT). Sedangkan di
kepedulian terhadap perkembangan Indonesia, nama organisasi asosiasi
disiplin keilmuan, keahlian, dan profesi di bidang teknologi
profesionalisme di bidang teknologi pembelajaran adalah Ikatan Profesi
pendidikan/pembelajaran. Teknologi Teknologi Pendidikan Indonesia
pembelajaran tidak hanya dipahami (IPTPI). Organisasi IPTPI dibentuk
sebagai suatu teori (theory), disiplin oleh para ahli dan praktisi di bidang
ilmu atau bidang studi (field of study), teknologi pendidikan/ pembelajaran
tetapi juga sebagai suatu profesi pada tahun 1987 yang berfungsi
(profession). sebagai suatu wadah atau himpunan
untuk mengembangkan kemampuan
Teknologi pendidikan sebagai suatu profesional anggotanya (Departemen
teori mempunyai aspek epistemologi, Pendidikan Nasional, 2006).
ontologi, dan axiologi. Sebagai suatu
disiplin ilmu, beberapa perguruan c. Penerapan Teknologi Pendidikan/
tinggi telah dan masih terus Pembelajaran sebagai Alternatif
menyelenggarakan pengelolaan Pemecahan Masalah-masalah
program studi atau bahkan Pendidikan
pembukaan jurusan Teknologi Berbagai negara termasuk Indonesia
Pendidikan/ pembelajaran. Nama telah membuktikan bahwa penerapan
program studi atau jurusan ini boleh potensi teknologi pendidikan dapat
saja berbeda antara perguruan tinggi memecahkan berbagai masalah
yang satu dengan perguruan tinggi pendidikan/pembelajaran. Berbagai
yang lain tetapi domain yang bukti konkrit mengenai hasil
diterapkan tidak berbeda. Sebagai penerapan potensi teknologi
pembina program studi atau jurusan, pendidikan tidak hanya terjadi di
para tenaga edukatif mendapat negara-negara berkembang saja
kesempatan untuk (1) mengikuti tetapi juga di negara-negara maju.
pendidikan lanjutan, pelatihan, Bentuk dan kadar penerapan potensi
seminar/simposium/lokakarya, dan teknologi pendidikan boleh saja
(2) memperluas wawasan melalui berbeda-beda antara negara yang
berbagai publikasi, baik yang berupa satu dengan negara yang lain tetapi
cetak, elektronik, maupun jaringan. pemahaman terhadap “core
business” dari teknologi pendidikan
Teknologi pendidikan sebagai suatu tidaklah jauh berbeda.
profesi membutuhkan keahlian yang
spesifik atau tertentu yang tidak dapat “Core business” dari teknologi
dilaksanakan oleh berbagai profesi pendidikan/pembelajaran adalah (1)
lain yang ada. Sebagaimana halnya menganalisis kebutuhan, sistem dan
dengan berbagai profesi yang ada, model pembelajaran berbasis
pengembangan dan pembinaan teknologi pembelajaran, dan
profesi dilakukan melalui wadah yang kelayakan pemanfaatannya, (2)
lazim disebut sebagai organisasi merancang sistem dan model
profesi. Organisasi profesi di bidang pembelajaran berbasis teknologi
teknologi pendidikan telah pembelajaran dan perintisannya, (3)
berkembang pesat di berbagai memproduksi media pendidikan/

1234
1234
Jurnal Teknodik 1234
1234
1234 77
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
pembelajaran, (4) memanfaatkan/
mengimplementasikan dan Tidak hanya lembaga pendidikan
mempublikasikan sistem dan model formal saja yang berusaha untuk
teknologi pembelajaran, dan (5) mengkaji kemungkinan penerapan
mengevaluasi pengembangan dan teknologi pembelajaran dalam
penerapan sistem dan model kegiatan belajar-mengajar tetapi juga
teknologi pembelajaran (Departemen lembaga-lembaga pendidikan dan
Pendidikan Nasional, 2006). pelatihan (Diklat). Lembaga-lembaga
pendidikan atau pelatihan yang sudah
Penerapan teknologi pendidikan di meyakini potensi dan kontribusi dari
berbagai lembaga tidaklah harus penerapan teknologi pembelajaran
secara menyeluruh/utuh (holistik) terhadap kegiatan pendidikan atau
tetapi dapat saja terjadi bahwa suatu pelatihan, melakukan berbagai
lembaga hanya menerapkan bagian/ aktivitas persiapan, seperti:
aspek tertentu saja dari teknologi penyiapan sumber daya manusia,
pendidikan sesuai dengan fasilitas, dan infrastruktur yang
kebutuhannya. Di Indonesia, dibutuhkan. Bahkan beberapa
memang tidak ada lembaga yang lembaga pendidikan atau pelatihan
secara eksplisit bernama unit melakukan studi banding ke berbagai
teknologi pembelajaran kecuali nama lembaga yang telah memperlihatkan
program studi atau jurusan di nilai kemanfaatan dari penerapan
lingkungan perguruan tinggi. teknologi pembelajaran.
Sekalipun demikian, banyak lembaga
yang telah menerapkan konsep atau Beberapa lembaga pendidikan formal
potensi teknologi pendidikan secara yang kegiatan pembelajarannya
parsial dengan berbagai nama yang dikelola secara konvensional mulai
berbeda-beda. tergugah untuk memanfaatkan
berbagai jenis sumber belajar di luar
Beberapa contoh penerapan konsep yang sudah diterapkan. Pemanfaatan
teknologi pendidikan di Indonesia, sumber belajar yang dapat diakses
baik dalam arti yang bersifat secara online, yang
menyeluruh maupun parsial penyelenggaraannya dimulai dari
sebagaimana yang dikemukakan sosialisasi gagasan/rencana di
oleh Anung Haryono dkk., adalah kalangan para guru, peserta didik,
Penataran Guru Sekolah Dasar (SD) dan tenaga pendukung
melalui Siaran Radio atau yang lebih pembelajaran, pengadaan lab
dikenal dengan nama Diklat SRP komputer, mengirimkan tenaga untuk
Guru SD, Sekolah Menengah mengikuti pelatihan, pengadaan
Pertama Terbuka (SMP Terbuka), infrastruktur jaringan, menjalin
Universitas Terbuka (UT), Sekolah kerjasama dengan Internet Service
Menengah Atas Terbuka (SMA Provider (ISP), pengembangan
Terbuka), Siaran Televisi Edukasi konten lokal yang dibutuhkan, baik
(Siaran TVE), Siaran Radio Edukasi secara mandiri maupun melalui
(Siaran RE), Model Pembelajaran kerjasama.
melalui Internet, Pemanfaatan Media
Audio Instruksional Interaktif untuk Ada juga lembaga pendidikan formal
Peserta Didik Sekolah SD, Siaran yang memulai penerapan teknologi
Televisi Pendidikan Sekolah pembelajaran secara mikro, yaitu
(STVPS), Pemanfaatan Media Video dimulai dari guru-guru tertentu yang
Instruksional dalam Pembelajaran, memang dinilai kreatif dan inovatif
Pemanfaatan Radio Komunikasi Dua dalam mengelola kegiatan
Arah untuk Pembelajaran di SMP pembelajaran yang menjadi
Terbuka, dan Pemanfaatan Video tanggungjawab pembinaannya.
Conference untuk Pembelajaran di Berangkat dari fasilitas yang telah
Pendidikan Tinggi (Haryono, dkk., dimiliki sekolah, seperti pesawat
1984).
123
123
123
78 123
123 Vol. XIV No. 1 Juni 2010
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
televisi, VCD/DVD player, sang guru pembelajaran (Ikatan Pengembang
aktif mencari informasi tentang Teknologi Pendidikan Indonesia atau
ketersediaan materi pelajaran yang IPTPI), (5) didirikannya satuan kerja
dikemas dalam bentuk VCD/DVD. yang secara khusus berkiprah di
Sang guru mulai mencoba bidang teknologi pendidikan/
memanfaatkan VCD/DVD dalam pembelajaran, yaitu Pusat Teknologi
kegiatan pembelajaran di kelas Informasi dan Komunikasi Pendidikan
disertai dengan penggunaan atau Pustekkom di lingkungan
instrumen tertentu untuk mengetahui Kementerian Pendidikan Nasional,
pengaruh atau dampak dari dan (6) inisiatif Pemerintah Daerah
pemanfaatan VCD/DVD terhadap Propinsi untuk membentuk satuan
tingkat pemahaman/penguasaan unit pelaksana teknis daerah (UPTD)
peserta didik mengenai materi yang secara khusus menangani
pelajaran yang telah dibahas. bidang teknologi informasi dan
komunikasi pendidikan, maka
Perkembangan lainnya adalah penetapan pemberlakuan Jabatan
adanya peraturan pemerintah yang Fungsional Pengembang Teknologi
memberikan peluang kepada Pembelajaran (JF-PTP) oleh Menteri
perguruan tinggi konvensional untuk Negara Penadayagunaan Aparatur
sekaligus juga menyelenggarakan Negara (Menpan) melalui Peraturan
pendidikan terbuka dan jarak jauh Menpan Nomor PER/2/M.PAN/3/
(PTJJ). Peluang penyelenggaraan 2009 tentang Jabatan Fungsional
“dual mode” bagi perguruan tinggi Pengembang Teknologi
konvensional tentu saja harus Pembelajaran dan Angka Kreditnya
memenuhi beberapa persyaratan tertanggal 10 Maret 2009 dinilai
yang ditentukan. Namun setidak- sangat tepat.
tidaknya peraturan ini merupakan
kondisi yang positif dan menggugah Pengakuan Pemerintah melalui
pengelola perguruan tinggi Menteri Negara Penadayagunaan
konvensional untuk meningkatkan Aparatur Negara tersebut di atas
berbagai kondisi yang dipersyaratkan menjadi landasan yang semakin
agar dapat berperanserta dalam memperkuat eksistensi Pegawai
peningkatan layanan pendidikannya Negeri Sipil (PNS) dalam
kepada masyarakat. pengembangan kariernya di bidang
pengembangan dan penerapan
d. Jabatan Fungsional Pengembang teknologi pendidikan/pembelajaran,
Teknologi Pembelajaran pemanfaatan teknologi informasi dan
Mendukung Pengembangan dan komunikasi untuk kepentingan
Penerapan Teknologi Pendidikan/ pendidikan/pembelajaran, dan di
Pembelajaran bidang pendidikan terbuka dan jarak
Memperhatikan (1) potensi teknologi jauh. Melalui jabatan fungsional
pendidikan/pembelajaran dalam Pengembang Teknologi
pemecahan masalah-masalah Pembelajaran, seorang PNS akan
pendidikan/pembelajaran, (2) dapat mencapai pangkat puncak
penyelenggaraan program studi atau dalam waktu yang relatif lebih singkat.
jurusan teknologi pendidikan/
pembelajaran di berbagai perguruan Melalui jabatan fungsional PTP,
tinggi, (3) bergabungnya berbagai seorang PNS akan mempunyai
lembaga yang membentuk Jaringan kepastian tentang pengembangan
Sistem Belajar Jarak Jauh Indonesia kariernya sehingga memiliki motivasi
(Jaringan Sistem BJJI), (4) yang besar untuk melaksanakan
terbentuknya organisasi asosiasi tugas dan fungsinya secara
profesi di kalangan para pakar- profesional. Dengan adanya
pemerhati-praktisi-akademisi di kepastian dan kejelasan mengenai
bidang teknologi pendidikan/ pengembangan karier, seorang PNS

1234
1234
Jurnal Teknodik 1234
1234
1234 79
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
juga akan merasa lebih tergugah (NA). Di dalam naskah akademik
untuk meningkatkan produktivitasnya harus diuraikan dengan jelas apa
dari waktu ke waktu. Melalui yang menjadi rasionalitas pengajuan
peningkatan produktivitas kerja, maka usulan jabatan fungsional. Satu hal
seorang PNS yang menjabat sebagai yang juga dituntut yang berkaitan erat
tenaga Pengembang Teknologi dengan penyusunan naskah
Pembelajaran akan mendapatkan akademik adalah kegiatan analisis
peluang yang terbuka luas untuk kebutuhan. Berdasarkan hasil
mencapai pangkat puncak. analisis terhadap data dan informasi
yang dikumpulkan melalui analisis
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan tentang jabatan fungsional
produktivitas kerja PNS pemangku yang diusulkan dapatlah diketahui
jabatan fungsional PTP, maka mengenai sejauh mana jabatan
sebagai implikasinya adalah bahwa fungsional yang diusulkan memang
produktivitas lembaga atau institusi benar-benar diminati dan dibutuhkan
juga akan turut meningkat. oleh para pegawai negeri sipil (PNS).
Meningkatnya produktivitas lembaga/
institusi akan memberikan dampak Berikut ini disajikan mekanisme atau
yang lebih berkulitas pula kepada langkah-langkah yang ditetapkan
masyarakat yang dilayani. Sebagai oleh Kantor Kementerian
contoh misalnya, pemangku jabatan Pendayagunaan Aparatur Negara
fungsional PTP yang berkiprah di dalam penetapan dan
bidang pengembangan teknologi penyempurnaan jabatan fungsional
pendidikan/pembelajaran akan dapat dan angka kredit, baik yang baru
meningkatkan kualitas produk yang maupun yang sifatnya
dihasilkan (seperti: bahan-bahan penyempurnaan terhadap jabatan
belajar, metode penyajian bahan fungsional yang telah ada.
belajar, layanan bantuan belajar Mekanisme untuk proses pengusulan
peserta didik, model tutorial untu jabatan fungsional yang baru
bimbingan belajar). dilakukan dari tahap 1 sampai dengan
tahap 7. Sedangkan mekanisme
2. Jabatan Fungsional Pengembang untuk proses penyempurnaan
Teknologi Pembelajaran (JF-PTP): Peraturan Menpan tentang jabatan
dari Usulan Sampai Penetapan fungsional yang telah ada dilakukan
a. Proses/Tahapan Pengusulan dari tahap 3 sampai dengan tahap 7
Jabatan Fungsional Pengembang atau menurut substansi yang
Teknologi Pembelajaran (JF-PTP) disempurnakan.
Proses pengusulan diawali dari
kegiatan penyiapan naskah akademik

123
123
123
80 123
123 Vol. XIV No. 1 Juni 2010
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
Dalam proses perjalanannya ternyata dideskripsikan secara lebih
tidak mudah untuk mengajukan operasional (terinci). Secara
jabatan fungsional tingkat keseluruhan, ada 65 butir kegiatan
keterampilan dan keahlian sekaligus. terinci yang merupakan penjabaran
Setelah dilakukan telaah bersama dari kelima tugas pokok pengembang
dengan sesama mitra kerja (Tim teknologi pembelajaran. Beberapa
Kantor Menpan dan BKN), sekalipun butir kegiatan terinci yang dirumuskan
terasa alot, namun pada akhirnya ternyata masih memerlukan
dapat disepakati bahwa yang lebih penjelasan khusus. Sehubungan
“feasible” untuk diusulkan adalah dengan hal ini, dirumuskanlah
jabatan fungsional tingkat keahlian. penjelasan tambahan singkat yang
Berangkat dari kesepakatan ini, maka bersifat khusus sebagai upaya untuk
dilakukanlah telaah ulang terhadap membantu mempermudah
naskah akademik yang telah disusun. pemahaman bersama termasuk
Satu hal yang sangat prinsip yang calon pemangku JF-PTP.
disampaikan mitra kerja dari Kantor
Menpan dan BKN adalah bahwa Masing-masing butir kegiatan terinci
bahasa naskah akademik sedapat ini dikelompokkan ke dalam kategori
mungkin diusahakan tidak terlalu (1) pemula (dasar), yaitu PNS yang
bersifat akademik sehingga akan berpangkat Penata Muda dengan
lebih mudah dipahami oleh berbagai golongan ruang III/a sampai dengan
pihak yang berkepentingan. Penata Muda Tingkat I dengan
golongan ruang III/b, (2) menengah
Satu hal yang tidak terlupakan dalam (intermediate), yaitu PNS yang
pembahasan substansi teknologi berpangkat Penata dengan golongan
pembelajaran adalah bahwa sejauh ruang III/c sampai dengan Penata Tk.
“core business” atau tugas pokok dari I dengan golongan ruang III/d dan
jabatan fungsional yang diajukan itu Pembina dengan golongan ruang IV/
diuraikan secara jelas dan sederhana a sampai dengan Pembina Utama
sehingga mudah dipahami oleh pihak Muda dengan golongan ruang IV/c,
birokrat, maka tim dari mitra kerja dan (3) tinggi (advance), yaitu PNS
senantiasa mengupayakan agar yang berpangkat Pembina Utama
langkah-langkah dari siklus Madya dengan golongan ruang IV/d
pengajuan jabatan fungsional dapat sampai dengan Pembina Utama
diselesaikan dalam waktu yang lebih dengan golongan ruang IV/e. Ke-65
cepat. Dalam kaitan ini, yang butir kegiatan terinci inilah yang
termasuk ke dalam “core business” dibawa ke sampel sasaran uji petik.
atau tugas pokok JF-PTP
sebagaimana yang dirumuskan di Langkah berikutnya adalah
dalam Permenpan nomor PER/2/ mengidentifikasi lembaga-lembaga
M.PAN/3/2009 adalah (1) yang berkiprah di bidang
melaksanakan analisis dan pengembangan atau penerapan
pengkajian sistem/model teknologi keseluruhan atau sebagian dari
pembelajaran, (2) perancangan komponen teknologi pembelajaran
sistem/model teknologi untuk dijadikan sebagai lokasi uji petik
pembelajaran, (3) produksi media JF-PTP. Lembaga-lembaga yang
pembelajaran, (4) penerapan sistem/ terpilih sebagai sampel lokasi uji petik
model dan pemanfaatan media adalah (1) Pustekkom, (2) Unit
pembelajaran, dan (5) evaluasi Pelaksana Tenis Pustekkom (Balai
penerapan sistem/model dan Pengembangan Mulimedia
pemanfaatan media pembelajaran Semarang, Balai Pengembangan
(Kantor Menpan, 2009). Media Radio Yogyakarta, dan Balai
Pengembangan Media Televisi
Kemudian, masing-masing dari Surabaya), (3) Universitas Negeri
kelima “core business” JF-PTP ini Jakarta (UNJ), (4) Pusat Pendidikan

1234
1234
Jurnal Teknodik 1234
1234
1234 81
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
dan Pelatihan Departemen Pertimbangannya adalah bahwa
Pendidikan Nasional, (5) Pusat mereka yang akan memangku JF-
Pendidikan dan Pelatihan PTP untuk tahap pertama melalui
Departemen Kesehatan, (6) Badan proses inpassing dengan pangkat
Pendidikan dan Pelatihan Pembina Tk. I atau golongan IV/b
Departemen Dalam Negeri, (7) P4TK akan dapat meningkatkan jabatan
Tertulis Bandung, (8) Universitas dan pangkat mereka setelah mereka
Pendidikan Indonesia Bandung (UPI), mengemban JF-PTP setidak-
(9) UPTD Balai Tekkom Propinsi Jawa tidaknya selama 4 atau 5 tahun.
Barat, (10) Universitas Negeri
Yogyakarta (UNY), (11) UPTD Balai b. Respons terhadap Ditetapkannya
Tekkom Propinsi D. I. Yogyakarta, (12) Permenpan tentang Jabatan
Universitas Negeri Surabaya Fungsional Pengembang
(UNESA), (13) UPTD Balai Tekkom Teknologi Pembelajaran (JF-PTP)
Propinsi Jawa Timur, (14) Universitas PNS yang bekerja di lingkungan
Negeri Makassar, dan (15) UPTD Pustekkom dan di 3 UPT-nya
Balai Tekkom Propinsi Sulawesi menyambut gembira atas
Selatan (Dokumen Hasil UjiPetik, ditetapkannya Permenpan tentang
2008). jabatan fungsional Pengembang
Teknologi Pembelajaran. Keadaan
Satu hal yang terungkap dari hasil yang demikian ini tercermin/tampak
analisis uji petik adalah bahwa yang sewaktu dilakukannya sosialisasi
melaksanakan butir-butir kegiatan terbatas di lingkungan Pustekkom,
terinci tugas pokok pengembang Universitas Terbuka (UT), dan
teknologi pembelajaran tingkat tinggi Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
hanya dilakukan oleh responden
yang berpangkat pembina utama Dengan adanya JF-PTP ini, maka
muda dengan golongan ruang IV/c. PNS di lingkungan Pustekkom
Keadaan atau fakta yang demikian tertantang untuk lebih meningkatkan
inilah dijadikan sebagai pegangan produktivitasnya karena terbuka
bahwa untuk tahap pertama peluang yang lebih luas bagi mereka
pemangku JF-PTP mempunyai mencapai pangkat puncak/tertinggi.
kesempatan untuk mencapai jabatan Demikian juga halnya dengan PNS di
tertinggi sebagai Pengembang berbagai lembaga/instansi, baik di
Teknologi Pembelajaran Madya atau pusat maupun di daerah, yang
mencapai pangkat tertinggi sebagai berkiprah di bidang pengembangan
Pembina Utama Madya dengan dan penerapan teknologi pendidikan/
golongan ruang IV/c. Setelah pembelajaran, teknologi informasi
dilakukan validasi hasil uji petik dan komunikasi, dan pendidikan
diketahuilah bahwa seorang terbuka/jarak jauh (PTJJ). Sangat
pemangku JF-PTP dimungkinkan terbatas jumlah PNS yang dapat
untuk dapat naik pangkat paling mencapai pangkat puncak/tertinggi
lambat 4 tahun atau secepat- jika ditempuh melalui jabatan
cepatnya dalam kurun waktu 2 tahun struktural. Jumlah jabatan struktural
(Pustekkom-Depdiknas, 2008). sangat terbatas sehingga hanya
sedikit jumlah PNS yang berpeluang
Perubahan terhadap jabatan dan untuk meraihnya. Sekalipun
pangkat tertinggi pemangku JF-PTP seandainya berpeluang memangku
dari Pengembang Teknologi jabatan struktural, misalnya eselon IV
Pembelajaran Madya atau pangkat atau III, maka PNS yang
IV/c menjadi Pengembang Teknologi bersangkutan tetap saja menghadapi
Pembelajaran Utama atau dengan keterbatasan kenaikan pangkat.
pangkat Pembina Utama dapat
dilakukan setelah implementasi JF- Sebagai contoh misalnya, pangkat
PTP berjalan sekitar 4 atau 5 tahun. mentok bagi seorang pejabat

123
123
123
82 123
123 Vol. XIV No. 1 Juni 2010
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
struktural eselon IV adalah Penata berkiprah di bidang teknologi
Tingkat-I (IV/a). Apabila memangku pembelajaran mempunyai kepastian
jabatan struktural eselon III, maka dan arah yang jelas akan
pemangkunya hanya dimungkinkan pengembangan kariernya secara
untuk mencapai pangkat Pembina professional.
Tingkat-I (IV/b). Masing-masing
jabatan struktural ini jumlahnya 3. Pemahaman tentang Jabatan
sangat terbatas. Di samping itu, Fungsional Pengembang
kenaikan pangkat pada umumnya Teknologi Pembelajaran (JF-PTP)
dilakukan setiap 4 tahun sekali
kecuali untuk kenaikan pangkat a. Pengertian Jabatan Fungsional
pilihan yang dapat dilakukan 2 tahun Pengembang Teknologi
sekali. Sedangkan pejabat Pembelajaran
fungsional, kenaikan pangkatnya Jabatan Fungsional Pengembang
dimungkinkan setiap 2 tahun Teknologi Pembelajaran (JF-PTP)
tergantung pada produktivas masing- adalah jabatan fungsional yang
masing PNS. diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dengan hak dan kewajiban
Para lulusan perguruan tinggi yang yang diberikan secara penuh oleh
berasal dari program studi atau pejabat yang berwenang. Yang boleh
jurusan teknologi pembelajaran menjadi pemangku jabatan
menyambut gembira dengan fungsional Pengembang Teknologi
diterbitkannya Peraturan Menteri Pembelajaran adalah PNS yang
Negara Pemberdayaan Aparatur mempunyai keahlian khusus yang
Negara (Permenpan) Nomor: PER/2/ bertugas di berbagai lembaga di
M.PAN/3/2009 tentang Jabatan lingkungan Departemen/
Fungsional Pengembang Teknologi Kementerian, non Departemen/
Pembelajaran dan Angka Kreditnya Kementerian, ABRI dan Kepolisian,
pada tanggal 10 Maret 2009. Alasan yang bergerak di bidang pendidikan/
kegembiraan mereka adalah bahwa pelatihan dan atau pelayanan media
Permenpan tersebut telah membuka pembelajaran dan yang diberi tugas,
peluang bagi mereka untuk diangkat wewenang, dan tanggung jawab di
sebagai calon PNS. bidang teknologi pembelajaran, baik
yang bertugas di tingkat pusat,
Dengan diterbitkannya Permenpan propinsi, maupun kabupaten/kota
Nomor: PER/2/M.PAN/3/2009 berarti (Kantor Menpan, 2009). JF-PTP
telah bertambah satu lagi jabatan masuk ke dalam rumpun jabatan
fungsional di lingkungan fungsional pendidikan lainnya
Kemendiknas dan yang sekaligus (Depdiknas, 1996).
juga (1) menjawab kebutuhan tugas
dan fungsi organisasi, (2) b. Instansi Pembina Jabatan
memberikan kepastian Fungsional Pengembang
pengembangan karier PNS, (3) Teknologi Pembelajaran
mengembangkan profesionalisme Instansi pembina JF-PTP adalah
PNS, dan (4) memberikan kejelasan Kementerian Pendidikan Nasional,
peran dan ruang lingkup tugas PNS yang sehari-harinya dilaksanakan
(Kedeputian Bidang SDM Aparatur- oleh Pusat Teknologi Informasi dan
Menpan, 2009). Dampak lain dari Komunikasi Pendidikan (Pustekkom).
diterbitkannya Permenpan tentang Hal ini berarti bahwa instansi yang
JF-PTP adalah bahwa (1) instansi berwenang untuk melakukan
pemerintah yang berkiprah di bidang Penetapan Angka Kredit (PAK)
teknologi pembelajaran mempunyai adalah Kementerian Pendidikan
landasan juridis yang jelas untuk Nasional. Setiap pemangku JF-PTP
mengajukan formasi pengangkatan mengusulkan secara hierarki Daftar
calon PNS, dan (2) PNS yang Usulan Penilaian Angka Kredit

1234
1234
Jurnal Teknodik 1234
1234
1234 83
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
(DUPAK) kepada Tim Penilai Angka penyusunan dan atau
Kredit yang relevan. penerjemahan/ penyaduran buku
dan bahan lainnya, pembuatan
Instansi Pembina berkewajiban buku pedoman/petunjuk
melaksanakan tugas pembinaan pelaksanaan/ petunjuk teknis/
yang antara lain di antaranya adalah bahan penyerta di bidang
(a) penyusunan petunjuk teknis teknologi pembelajaran, dan
(Juknis), (b) penyusunan pedoman pelaksanaan studi banding di
formasi, (c) penetapan standar bidang teknologi pembelajaran
kompetensi, (d) pengusulan dan pendidikan terbuka/ jarak
tunjangan jabatan, (e) melaksanakan jauh (Kantor Menpan, 2009).
sosialisasi, (f) penyusunan kurikulum
pendidikan dan pelatihan, (g) d. Tugas Penunjang (Unsur
penyelenggaraan pendidikan dan Penunjang) Pengembang
pelatihan, (h) pengembangan sistem Teknologi Pembelajaran
informasi, dan (i) melakukan Butir-butir kegiatan yang menjadi
monitoring dan evaluasi jabatan unsur penunjang yang mendukung
fungsional Pengembang Teknologi pelaksanaan tugas pokok pemangku
Pembelajaran. JF-PTP sebagaimana yang
tercantum di dalam Permenpan
c. Tugas Pokok (Unsur Utama) adalah:
Pengembang Teknologi 1) mengajar/melatih/tutor/fasilitator
Pembelajaran dan memberikan bimbingan di
Di dalam Permenpan tentang JF-PTP bidang pengembangan teknologi
dirumuskan bahwa semua kegiatan pembelajaran,
yang termasuk ke dalam tugas pokok 2) berperanserta dalam seminar/
Pengembang Teknologi lokakarya/konferensi tingkat
Pembelajaran dikelompokkan nasional/internasional di bidang
sebagai unsur utama. Secara pengembangan teknologi
keseluruhan, kegiatan yang termasuk pembelajaran, baik sebagai
kedalam unsur utama JF-PTP adalah: peserta, pemrasaran maupun
1) Pendidikan, yang di dalamnya pembahas/moderator/nara
termasuk pendidikan sekolah, sumber,
pendidikan dan pelatihan 3) menjadi delegasi ilimiah, baik
fungsional pengembangan sebagai ketua maupun anggota,
teknologi pembelajaran, dan 4) menjadi anggota organisasi
pendidikan dan pelatihan profesi Ikatan Profesi Teknologi
prajabatan; Pendidikan Indonesia (IPTPI),
2) Pengembangan teknologi baik sebagai ketua/wakil ketua
pembelajaran, yang mencakup maupun anggota,
kegiatan analisis dan pengkajian 5) menjadi anggota tim penilai
sistem/model teknologi angka kredit jabatan fungsional
pembelajaran, perancangan Pengembang Teknologi
sistem/model teknologi Pembelajaran, baik sebagai
pembelajaran, produksi media ketua/wakil ketua maupun
pembelajaran, penerapan sistem/ anggota,
model dan pemanfaatan media 6) memperoleh penghargaan/tanda
pembelajaran, pengendalian jasa dari pemerintah atas prestasi
sistem/model pembelajaran, kerjanya, tiap tanda jasa tingkat
evaluasi penerapan sistem/ nasional/internasional, propinsi,
model dan pemanfaatan media dan Kabupaten/Kota, dan gelar
pembelajaran; dan kehormatan di bidang akademik,
3) Pengembangan profesi di bidang dan
teknologi pembelajaran, yang 7) memperoleh gelar kesarjanaan
mencakup kegiatan penyusunan lainnya yang tidak sesuai dengan
karya ilmiah tulis/karya ilmiah, bidang tugasnya, baik ijazah
123
123
123
84 123
123 Vol. XIV No. 1 Juni 2010
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
doktor, pasca sarjana, maupun golongan ruang IV/c. Pengembang
sarjana (Kantor Menpan, 2009). Teknologi Pembelajaran Madya ini
mempunyai 22 rincian butir
e. Jenjang Jabatan dan Pangkat kegiatan utama (Kantor Menpan,
dalam Jabatan Fungsional 2009).
Pengembang Teknologi
Pembelajaran Jenjang pangkat untuk masing-
Sebagaimana telah dikemukakan masing jabatan fungsional
sebelumnya bahwa jabatan Pengembang Teknologi
fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran sebagaimana
Pembelajaran adalah jabatan tingkat diuraikan di atas adalah didasarkan
ahli. Dalam kaitan ini, persyaratan atas angka kredit yang dimiliki untuk
pendidikan untuk menjadi pemangku masing-masing jenjang jabatan.
jabatan fungsional ini adalah minimal Sedangkan penetapan jenjang JF-
berpendidikan Srata-1 atau Diploma- PTP untuk pengangkatan dalam
IV. Untuk tahap pertama, jenjang jabatan ditetapkan berdasarkan
jabatan yang dirumuskan dari yang jumlah angka kredit yang dimiliki
terendah ke yang tertinggi adalah (1) setelah ditetapkan oleh pejabat yang
Pengembang Teknologi berwenang menetapkan angka kredit.
Pembelajaran Pertama, (2) Oleh karena itu, adalah dimungkinkan
Pengembang Teknologi bahwa pada kurun waktu tertentu,
Pembelajaran Muda, dan (3) pangkat dan jabatan tidak sesuai
Pengembang Teknologi dengan dengan pangkat dan jabatan
Pembelajaran Madya. seperti yang diuraikan di atas.

Sedangkan jenjang pangkat f. Penilaian dan Penetapan Angka


Pengembang Teknologi Kredit Jabatan Fungsional
Pembelajaran sesuai dengan jenjang Pengembang Teknologi
jabatannya sebagaimana yang Pembelajaran
dikemukakan di dalam Permenpan Penilaian dan penetapan angka kredit
dapat diuraikan sebagai berikut. Pengembang Teknologi
1) Pengembang Teknologi Pembelajaran dilakukan paling
Pembelajaran Pertama kurang 2 kali dalam setiap tahunnya,
mencakup (a) Penata Muda yaitu 3 bulan sebelum periode
dengan golongan ruang III/a dan kenaikan pangkat PNS. Format yang
(b) Penata Muda Tingkat I dengan digunakan untuk pengajuan penilaian
golongan ruang III/b. angka kredit dapat dilihat pada
Pengembang Teknologi lampiran Permenpan. Tim Penilai
Pembelajaran Pertama ini jabatan fungsional Pengembang
mempunyai 22 rincian butir Teknologi Pembelajaran terdiri dari (1)
kegiatan utama. unsur teknis yang membidangi
2) Pengembang Teknologi pengembangan teknologi
Pembelajaran Muda mencakup pembelajaran, (2) unsur
(a) Penata dengan golongan kepegawaian, dan (3) pejabat
ruang III/c, dan (b) Penata Tingkat fungsional Pengembang Teknologi
I dengan golongan ruang III/d. Pembelajaran. Sedangkan susunan
Pengembang Teknologi Tim Penilai Angka Kredit adalah (1)
Pembelajaran Muda ini seorang Ketua merangkap anggota
mempunyai 21 rincian butir dari unsur teknis, (2) seorang Wakil
kegiatan utama. Ketua yang merangkap anggota, (3)
3) Pengembang Teknologi seorang Sekretaris merangkap
Pembelajaran Madya mencakup anggota yang secara fungsional
(a) Pembina dengan golongan dijabat oleh pejabat yang membidangi
ruang IV/a, (b) Pembina Tingkat I kepegawaian, dan (4) paling kurang
dengan golongan ruang IV/b, dan 4 orang anggota (Direktorat Jabatan
(c) Pembina Utama Muda dengan Karier BKN, 2009).
1234
1234
Jurnal Teknodik 1234
1234
1234 85
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Dari susunan Tim Penilai tersebut di dibentuk karena belum
atas diwajibkan setidak-tidaknya ada memenuhi syarat keanggotaan
2 orang dari pejabat fungsional Tim Penilai yang ditentukan,
Pengembang Teknologi maka penilaian angka kredit
Pembelajaran. Seandainya jumlah dapat dimintakan kepada Tim
anggota Tim Penilai ini tidak dapat Penilai Kabupaten/Kota lain yang
dipenuhi oleh Pengembang Teknologi terdekat atau Tim Penilai Propinsi
Pembelajaran, maka anggota tim yang bersangkutan atau Tim
penilai dapat diangkat dari PNS lain Penilai Unit Kerja.
yang memiliki kompetensi untuk
menilai prestasi kerja Pengembang Penetapan Tim Penilai Angka Kredit
Teknologi Pembelajaran. Jabatan Fungsional Pengembang
Teknologi Pembelajaran dilakukan
Untuk memperlancar proses oleh:
penilaian angka kredit pejabat 1) Sekretaris Jenderal Departemen
fungsional Pengembang Teknologi Pendidikan Nasional untuk Tim
Pembelajaran, maka selain di tingkat Penilai Pusat,
Pusat untuk masing-masing 2) Kepala Pusat Teknologi Informasi
Departemen atau non Departemen dan Komunikasi Pendidikan
(Tim Penilai Instansi), Tim Penilai (Pustekkom)-Departemen
Angka Kredit dapat dibentuk di tingkat Pendidikan Nasional untuk Tim
Propinsi dan Kabupaten/Kota. Penilai Unit Kerja,
Dengan demikian, ada yang disebut 3) Pimpinan Unit Kerja Instansi
sebagai Tim Penilai Instansi, Tim Pusat di luar Departemen
Penilai Propinsi, dan Tim Penilai Pendidikan Nasional (paling
Kabupaten/Kota. rendah Eselon II) untuk Tim
Penilai Instansi,
Bagaimana penilaian angka kredit 4) Kepala Dinas Pendidikan Propinsi
dilakukan jika seandainya Tim Penilai untuk Tim Penilai Propinsi, dan
belum dapat dibentuk karena syarat- 5) Kepala Dinas Pendidikan
syarat yang ditetapkan untuk menjadi Kabupaten/Kota untuk Tim Penilai
anggota Tim Penilai tidak dapat Kabupaten/Kota.
dipenuhi? Solusi berikut ini dapat
dijadikan sebagai pedoman. Masa jabatan angota Tim Penilai
1) Untuk Tim Penilai Instansi. Angka Kredit adalah 3 tahun dan
Apabila Tim Penilai Instansi dapat diangkat kembali untuk masa
belum dapat dibentuk karena jabatan berikutnya. Namun untuk
belum memenuhi syarat masa jabatan yang ketiga, anggota
keanggotaan Tim Penilai yang Tim Penilai harus terlebih dahulu
ditentukan, maka penilaian angka melewati tenggang waktu 1 masa
kredit dapat dimintakan kepada jabatan.
Tim Penilai Unit Kerja.
2) Untuk Tim Penilai Propinsi. g. Pengangkatan dan Pemberhentian
Apabila Tim Penilai Propinsi dalam Jabatan Fungsional
belum dapat dibentuk karena Pengembang Teknologi
belum memenuhi syarat Pembelajaran
keanggotaan Tim Penilai yang Syarat-syarat bagi PNS yang dapat
ditentukan, maka penilaian angka diangkat untuk pertama kali dalam JF-
kredit dapat dimintakan kepada PTP adalah:
Tim Penilai Propinsi lain yang 1) berijazah paling rendah Sarjana
terdekat atau kepada Tim Penilai (S-1)/Diploma-IV di bidang
Unit Kerja. teknologi pembelajaran atau di
3) Untuk Tim Penilai Kabupaten/ bidang lainnya tetapi sehari-
Kota. Apabila Tim Penilai harinya berkiprah di bidang
Kabupaten/Kota belum dapat pengembangan atau penerapan

123
123
123
86 123
123 Vol. XIV No. 1 Juni 2010
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
teknologi pembelajaran, h. Penyesuaian/Inpassing dalam
2) pangkat paling rendah Penata Jabatan dan Angka Kredit
Muda, golongan ruang III/a, dan Pengembang Teknologi
3) setiap unsur penilaian prestasi Pembelajaran
kerja atau pelaksanaan PNS yang sehari-hari aktif
pekerjaan dalam Daftar Penilaian melaksanakan tugas di bidang
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) pengembangan atau penerapan
paling rendah bernilai baik dalam teknologi pembelajaran dapat
1 tahun terakhir. Setelah diangkat disesuaikan/diinpassing dalam JF-
paling lama 2 tahun dalam JF- PTP dengan ketentuan: (1) berijazah
PTP, maka PNS yang paling rendah Sarjana (S-1)/Diploma-
bersangkutan harus mengikuti IV atau yang sederajat, (2) pangkat
dan lulus Diklat JF-PTP paling rendah Penata Muda,
(Dokumen tentang Konsep Juklak golongan ruang III/a, dan (3) setiap
JF-PTP, 2009). unsur penilaian prestasi kerja atau
pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar
Terbuka juga peluang bagi PNS dari Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
jabatan lain untuk beralih ke JF-PTP (DP3) paling rendah bernilai baik
dengan ketentuan: (1) telah mengikuti dalam 1 tahun terakhir. Angka kredit
dan lulus Diklat JF-PTP, (2) memiliki kumulatif untuk penyesuaian/
pengalaman di bidang inpassing dalam JF-PTP berpedoman
pengembangan teknologi pada dokumen penyesuaian/
pembelajaran paling kurang 2 tahun, inpassing angka kredit yang terlampir
(3) berusia paling tinggi 50 tahun, dan dalam Permenpan dan berlaku sekali
(4) setiap unsur penilaian prestasi dalam masa penyesuaian/inpassing.
kerja atau pelaksanaan pekerjaan
dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan i. Jumlah Angka Kredit Kumulatif
Pekerjaan (DP3) paling rendah Minimal untuk Pengangkatan dan
bernilai baik dalam 1 tahun terakhir. Kenaikan Jabatan/ Pangkat PTP
Dalam peralihan jabatan, pangkat berdasarkan Pendidikan
yang ditetapkan bagi PNS yang PNS yang mengajukan permohonan
beralih jabatan sama dengan pangkat untuk menjadi tenaga fungsional
yang dimiliki sebelumnya. Sedangkan Pengembang Teknologi
jenjang jabatan didasarkan atas Pembelajaran dengan latar belakang
jumlah angka kredit yang ditetapkan pendidikan Sarjana (S-1) atau
oleh pejabat yang berwenang Diploma-IV, maka acuannya adalah
menetapkan angka kredit. Tabel 2 berikut ini.

Sedangkan yang berkaitan kegiatan Sedangkan PNS yang mengajukan


pembebasan sementara (BS) atau permohonan untuk menjadi tenaga/
pemberhentian tetap (BT) dari JF- pemangku JF-PTP dengan latar
PTP tidak jauh berbeda dengan belakang pendidikan S-2, maka
jabatan fungsional lainnya. Ada rujukannya adalah Tabel 3 berikut ini.
beberapa faktor yang dapat
menyebabkan seorang Pengembang PNS yang mengajukan permohonan
Teknologi Pembelajaran untuk menjadi tenaga/pemangku JF-
diberhentikan sementara atau PTP dengan latar belakang
diberhentikan secara tetap dari pendidikan Doktor (S-3), maka
jabatannya. Salah satu faktor di rujukannya adalah Tabel 4 berikut ini.
antaranya adalah
ketidakmampuannya untuk
mengumpulkan angka kredit
sebagaimana yang telah ditetapkan.

1234
1234
Jurnal Teknodik 1234
1234
1234 87
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
123
123
123
88 123
123 Vol. XIV No. 1 Juni 2010
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
1234
1234
Jurnal Teknodik 1234
1234
1234 89
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
C. SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan instruktur diklat JF-PTP.


Dengan ditetapkannya Permenpan c. Penyiapan tenaga pengelola
Nomor PER/2/M.PAN/3/2009 tentang sekretariat terutama sekretariat
Jabatan Fungsional Pengembang Instansi Pembina disertai dengan
Teknologi Pembelajaran (JF-PTP), para berbagai perangkat pendukung
lulusan perguruan tinggi (baik yang lulus kelancaran proses administrasi
dari program studi atau jurusan teknologi kepegawaian PTP.
pendidikan maupun yang bukan tetapi d. Pembentukan dan penyiapan tim
sehari-harinya berkiprah di bidang penilai angka kredit JF-PTP.
pengembangan/penerapan teknologi e. Pengajuan rencana kegiatan yang
pendidikan/pembelajaran), telah akan memfasilitasi kelancaran
mempunyai kepastian tentang peluang pelaksanaan tugas pokok (core
mereka untuk dapat diangkat sebagai business) PTP, baik yang berupa
calon pegawai negeri sipil (CPNS). penyelenggaraan diklat secara teratur
Dampak lainnya adalah bahwa lembaga- dan berkesinambungan,
lembaga pendidikan dan atau pelatihan, penyelenggaraan seminar/
baik perguruan tinggi, sekolah, lembaga konperensi, pengembangan teknologi
diklat maupun lembaga-lembaga pen-didikan/pembelajaran, baik yang
pemerintah lainnya yang berupa produk maupun proses.
mengembangkan atau menerapkan
teknologi pendidikan/pembelajaran
secara menyeleuruh atau parsial, telah KEPUSTAKAAN
mempunyai landasan juridis formal untuk
mengajukan formasi pegawai. Departemen Pendidikan Nasional. (2006).
Naskah Akademik Pembentukan Jabatan
Pengembangan karier PNS yang Fungsional Pengembang Teknologi
memangku jabatan fungsional Pembelajaran. Jakarta: Departemen
Pengembang Teknologi Pembelajaran Pendidikan Nasional.
telah mempunyai arah yang jelas yang Departemen Pendidikan Nasional.
memungkinkan mereka meraih jabatan (1996).Peraturan Pemerintah Nomor 16
atau pangkat yang tertinggi sesuai Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional.
dengan produktivitas kerjanya. Selain itu, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Pengembang Teknologi Pembelajaran Direktorat Jabatan Karier BKN. (2009). Kebijakan
yang produktif akan dimungkinkan untuk Pembinaan Karier Jabatan Fungsional.
menikmati kenaikan jabatan/pangkat Jakarta: Direktorat Jabatan Karier BKN.
paling kurang setiap 2 tahun atau Haryono, Anung dkk., (1984). Bunga Rampai
selambat-lambatnya setiap 4 tahun. tentang Teknologi Komunikasi
Pendidikan: Pengertian dan Penerapannya
2. Saran-saran di Indonesia. Jakarta: Pusat Teknologi
Sebagai tindak lanjut dari telah Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan-
ditetapkannya Jabatan Fungsional Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Pengembang Teknologi Pembelajaran Kantor Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
oleh Menteri Negara Pemberdayaan Negara. (2009). Peraturan Menteri Negara
Aparatur Negara, maka beberapa Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
kegiatan yang disarankan untuk PER/2/M.PAN/3/2009 tentang Jabatan
dipersiapkan dan dilaksanakan adalah: Fungsional Pengembang Teknologi
a. Sosialisasi Permenpan tentang JF- Pembelajaran tertanggal 10 Maret 2009.
PTP ke seluruh propinsi sehingga Jakarta: Kantor Menteri Negara
PNS yang memenuhi persyaratan Pendayagunaan Aparatur Negara.
dapat mengajukan permohonan Kedeputian Bidang SDM Aparatur-Kementerian
untuk menjadi tenaga fungsional PTP. Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.
b. Penyiapan kurikulum dan bahan- (2009). Peran, Tugas, dan Fungsi Instansi
bahan diklat PTP serta tenaga Pembina Jabatan Fungsional. Jakarta:

123
123
123
90 123
123 Vol. XIV No. 1 Juni 2010
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
Kedeputian Bidang SDM Aparatur- Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kementerian Negara Pendayagunaan Pendidikan-Departemen Pendidikan
Aparatur Negara Nasional. (2008). Dokumen Hasil Uji Petik
———————-. (2009). Konsep tentang Jabatan Fungsional Pengembang
Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Jabatan Teknologi Pembelajaran. Disusun oleh Tim
Fungsional Pengembang Teknologi Departemen Pendidikan Nasional, Kantor
Pembelajaran. Dipersiapkan oleh Tim Menpan, dan Badan Kepegawaian Negara
Departemen Pendidikan Nasional dan Badan (BKN). Dokumen tidak Dipublikasikan.
Kepegawaian Negara (BKN). Dokumen yang
belum Dipublikasikan.

uuuuuuuuuuuuuu

1234
1234
Jurnal Teknodik 1234
1234
1234 91
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234

Anda mungkin juga menyukai