Anda di halaman 1dari 16

STRATEGI PENINGKATAN PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTIK

KERJA LAPANGAN (PKL) DI POLITEKNIK NEGERI BALI


I Ketut Darma dan I Gusti Lanang Suta Artatanaya
Politeknik Negeri Bali
(darmaenjung@yahoo.co.id)

Abstrak:
Penelitian evaluatif ini terdiri dari 2 (dua) penelitian, yang saling terkait berkaitan, yaitu
tentang penyelenggaraan PKL dan PBM dan dilaksanakan selama 2 tahun. Tujuan dan hasil
yang diharapkan, yaitu: tahun pertama untuk mendapatkan draf strategi peningkatan
pelaksanaan PKL dan Proses Belajar Mengajar di Politeknik Negeri Bali. Sedangkan pada
tahun kedua diperoleh balikan yang handal dan valid berupa strategi untuk peningkatkan
kualitas penyelenggaraan PKL. Penelitian menggunakan pendekatan evaluatif model Context-
Input- Process-Product (CIPP). Kajian difokuskan pada memvalidasi upaya peningkatan latar
penyelenggaraan, daya dukung yang digunakan, prosedur penyelenggaraan, dan produk
akhir yang dicapai dalam PKL. Validasi dilihat dari persepsi responden terhadap draf upaya
yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan PKL. Data dikumpulkan
menggunakan kuesioner. Selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif maupun kuatitatif.
Hasil yang didapatkan pada tahun kedua, yaitu: semua upaya-upaya dari draf model yang
didapatkan pada tahun pertama dinyatakan valid sebagai strategi meningkatkan kualitas
penyelenggaraan. Draf model tersebut direkomendasi sebagai strategi untuk meningkatan
kualitas penyelenggaraan PKL di Politeknik Negeri Bali.

Kata Kunci: Strategi, Peningkatan, Praktik Kerja Lapangan, Politeknik.

IMPROVEMENT STRATEGY ON WORK FIELD FELD PROGRAM


OF BALI STATE POLYTECHNIC
Abstract:
This evaluative study comprises two research which are closely related, they are field work
program and teaching and learning program conducted for two years. The purposes of the
study are: in the first year it is aimed to make a draft of work practice implementation
improvement strategy and teaching learning process at Bali State Polytechnic. In the second
year, it is aimed to obtain adequate and valid feedback in form of strategy to improve work
practice implementation quality. This research used evaluative approach with Context- Input-
Process-Product model (CIPP). The study focused on validating the implementation
improvement, used supporting factors, implementation procedure, and the final product
achieved in the work practice program. Data was pursued with questionnaire before being
analyzed with descriptive qualitative method. The research result in the second year was that
all achievement in the draft model achieved in the first year was considered valid strategy to
improve the implementation quality. The model draft was recommended as the strategy to
improve quality of work practice implementation at Bali State Polytechnic.

Keywords: Starategy, Improvement, work practice, Polytechnic

1234
1234
1234
1234
1234
169
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XVI Nomor 2, Juni2012

A. PENDAHULUAN praktik kerja melibatkan tiga ranah belajar,


Politeknik Negeri Bali (PNB) adalah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
lembaga pendidikan tinggi jalur vokasional Sedangkan NCVE (1996) dalam upaya
diharapkan mampu menghasilkan tenaga meningkat keterampilan dengan
kerja yang siap memasuki dunia kerja, mengkombinasikan program pendidikan
profesional dan sesuai dengan kebutuhan ketenagakerjaan dapat dilakukan dengan
industri. Oleh karena itu, untuk dapat memonitor secara terus menerus dan
menjalankan tugasnya PNB dituntut untuk sistematis hingga dicapai suatu tingkatan
menerapkan program Link and Match dengan keterampilan profesional. PKL menempati
dunia industri. Agar program tersebut dapat posisi strategis dalam keseluruhan rangkaian
berjalan optimal, politeknik mengembangkan program pendidikan bagi mahasiswa.
jaringan kerjasama. Salah satunya, Mengingat akan penting dan strategisnya
melaksanakan program Praktik Kerja posisi PKL dalam upaya membentuk sumber
Lapangan (PKL). daya manusia yang berkualitas, maka
Program PKL merupakan impelemntasi diperlukan suatu evaluasi menyeluruh
pendidikan sistem ganda di Perguruan Tinggi terhadap program penyelenggaraannya.
dan sebagai muara seluruh program Evaluasi merupakan salah satu komponen
pendidikan mahasiswa. Hasilnya, diharapkan proses perencanaan dan implementasi suatu
sebagai bahan orientasi sebelum memasuki program. Tidaklah lengkap apabila suatu
dunia kerja. PKL menempati posisi terminal kegiatan apabila tidak diikuti dengan upaya
yang stategis dalam keseluruhan konstelasi evaluasi. Dalam rangka perbaikan suatu
program pendidikan bagi lulusan PNB, program, modifikasi, terminasi (penerusan
karenanya harus dirancang secara baik dan suatu program), khususnya PKL, maka perlu
sistemastis. suatu upaya evaluasi komperehensif,
Secara konseptual dan filosofis, PKL sistematik dan diagnostik terhadap
memiliki arti yang sangat penting dan penyelenggaraan PKL. Evaluasi terhadap
berposisi sentral. Namun dalam PKL di masa-masa sebelumnya belum pernah
implementasinya di lapangan PKL belum dilakukan baik secara parsial maupun
dirasakan sebagai suatu yang sama komperehensip.
pentingnya dengan mata kuliah keilmuan dan Dalam rangka meningkatkan kualitas
keterampilan (MKK) maupun mata kuliah kemampuan calon tenaga kerja, maka sistem
keahlian berkarya (MKB) yang diajarkan perencanaan dan penyelenggaraan PKL
kepada mahasiswa. Secara pilosofis teoretik harus benar-benar direncanakan dan
maupun kenyataan empirik di lapangan, PKL diimplementasikan secara baik dan
memiliki masalah yang cukup serius. sistematis. Apabila fenomena di atas tidak
Diantaranya, beberapa jurusan ditanggulangi, tujuan untuk membentuk
mahasiswanya sulit mendapatkan tempat calon tenaga kerja profesional yang tangguh
PKL, nilai PKL yang diberikan industri dengan dan baik tidak akan pernah terwujud
nilai yang diberikan dosen pembimbing di sepenuhnya.
kampus cenderung menunjukkan perbedaan Pokok masalah studi evaluatif ini, yaitu
yang signifikan. Strategi mana saja dapat dinyatakan valid
Hasil observasi di lapangan, mahasiswa untuk meningkatkan efektivitas
dalam melaksanaan PKL tidak mempunyai pelaksanaaan program PKL di lingkungan
tujuan yang jelas ke tempat industri, Politeknik Negeri Bali, ditinjau dari variabel
akibatnya mereka cenderung mengobservasi contex, input, process, dan product?. Adapun
atau mensurvey keadaan industri tempat tujuan penelitian untuk mendapatkan
PKL. Keadaan ini sangat bertentangan strategi yang dinyatakan valid dapat
dengan filosofi PKL sebagai implementasi meningkatan efektivitas pelaksanaan PKL di
pendidikan sistem ganda. Jacobsen, Eggen, Politeknik Negeri Bali, pada komponen
dan Kauchak (1989 dalam Strisno dan contex, input, process, maupun product.
Paryono 1997 ) berpendapat bahwa kegiatan

1234
1234
1234
170 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
B. KAJIAN LITERATUR mahasiswa per kelas. Seluruh mahasiswa
1. Sistem Pendidikan Politeknik pada semester dan program studi yang
Dalam Undang-Undang Sistem sama akan mengikuti perkuliahan yang
Pendidikan Nasional, pendidikan sama. Penyelenggaraan pendidikan dan
vokasional disebutkan dengan dua istilah, pengajarannya menganut sistem jam
yaitu di tingkat sekolah disebut yang disesuaikan dengan Sistem Kredit
pendidikan kejuruan dan di tingkat Semester (SKS). Satuan bebannya
pendidikan tinggi disebut pendidikan disebut dengan satuan kredit semester
vokasi (Depdiknas, 2003). Politeknik (sks). Beban kegiatan dan proses belajar
merupakan salah satu bentuk Perguruan mengajar selama 38 jam per minggu (6
Tinggi yang menyelenggarakan hari per minggu) sebanyak 18-23 sks.
pendidikan formal dan Beban sks tiap program studi untuk
menyelenggarakan jenis pendidikan program D III sebanyak 112-120 sks
vokasional dalam sejumlah bidang bergantung dari jenis program studinya.
khusus. Politeknik merupakan bentuk Semester merupakan satuan waktu
pendidikan vokasi yang benar (www. terkecil untuk menyatakan lamanya suatu
koranpendidikan.com/html, 12 juni program pendidikan pada suatu jenjang.
2009). Artinya program pendidikan suatu
Pendidikan vokasional merupakan jenjang secara lengkap dari awal hingga
penggabungan antara teori dan praktik akhir dibagi dalam penyelenggaraan
secara seimbang dengan orientasi pada semesteran. Artinya, seorang mahasiswa
kesiapan kerja lulusannya. Kurikulum dalam menyelesaikan program
dalam pendidikan vokasional, pendidikan secara lengkap dibagi-bagi ke
terkonsentrasi pada sistem pembelajaran dalam program semester. Program
keahlian ( apprenticeship of learning) semester berisi penyelenggaraan
pada kejuruan-kejuruan khusus (specific pendidikan berbentuk kuliah, praktikum,
trades). Kelebihan pendidikan vokasional praktik kerja lapangan (PKL), dan bentuk
ini, antara lain, peserta didik secara lain beserta evaluasi keberhasilannya.
langsung dapat mengembangkan Satu semester setara dengan 19-21
keahliannya disesuaikan dengan minggu kuliah.
kebutuhan lapangan atau bidang tugas Kurikulum merupakan rencana
yang akan dihadapinya. kegiatan akademik yang terprogram
Politeknik merupakan pendidikan untuk membekali mahasiswa dalam
professional yang diarahkan pada upaya memperoleh seperangkat
kesiapan penerapan keahlian tertentu. kemampuan pengetahuan, pengalaman,
Selain itu, politeknik merupakan dan keterampilan yang dapat digunakan
perguruan tinggi yang menyelenggarakan sebagai bekal awal dalam kehidupan dan
pendidikan terapan dalam sejumlah fungsinya di masyarakat/industri.
bidang pengetahuan khusus. Guna Berdasarkan Surat Keputusan Mendiknas
mencapai maksud itu, politeknik Nomor 232/U/2000, kurikulum inti
memberikan pengalaman belajar dan program diploma disusun atas: Mata
latihan yang memadai untuk Kuliah Pengembangan Kepribadian
pembentukan kemampuan profesional di (MPK), Mata Kuliah Keilmuan dan
bidang ilmu pengetahuan dan teknolgi. Keterampilan (MKK), Mata Kuliah
Hal ini telah diwujudkan dalam komposisi Keahlian Berkarya (MKB), Mata Kuliah
jumlah jam pelajaan teori dan praktek Perilaku Berkarya (MPB), dan Mata Kuliah
dengan perbandingan 45% dan 55%, Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).
dalam masa pendidikan selama 6 Kurikulum inti program diploma
semester dengan sistem paket. sekurang-kurangnya 40% dari jumlah
Perkuliahan diselenggarakan pada kelas SKS kurikulum program diploma. (PP
kecil, dengan jumlah maksimum 28 orang Nomor 60 Tahun 1999)

1234
1234
1234
1234
1234
171
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XVI Nomor 2, Juni2012

Sejak tahun akademik 2004/2005 teori yang telah diperoleh di bangku


PNB menerapkan kurikulum berbasis kuliah selama empat semester, sehingga
kompetensi yang merujuk pada mahasiswa akan dapat mengetahui dan
Kepmendiknas Nomor 232/U/2000 mengalisis perbedaan yang terjadi antara
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum teori dan praktik. Program PKL lebih
dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa diarahkan sebagai masa orientasi kerja
dan Nomor 045/U/2002 tentang bagi mahasiswa dan merupakan proses
Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. Strategi adaptasi untuk mencermati, memahami,
Pembelajaran di kampus menggunakan menganalisis, dan melakukan pekerjaan
pembelajaran berbasis kompetensi nyata di dunia industri/usaha, sehingga
(competency based training). Konsep nantinya diharapkan lulusan PNB benar-
pembelajaran berbasis kompetensi benar siap untuk bekerja.
(competency based training) bukanlah Pelaksanaan PKL dikoordinasikan oleh
konsep baru. sejak akhir tahun 1960 telah koordinator PKL pada masing-masing
dikenal di Amerika Serikat yang dimulai jurusan. Lama PKL berpariasi antara tiga
dengan pendidikan guru. Kemudian sampai enam bulan. Hasil praktik kerja
berkembang untuk program pendidikan lapangan ini diharapkan dapat menjadi
profesional lainnya di Amerika Serikat bahan orientasi sebelum memasuki dunia
pada tahun 1970, kemudian kerja dan sebagai data untuk membuat
dimanfaatkan untuk program pelatihan laporan tugas ahkir. Karena itu program
kejuruan dan vokasional di Inggris dan praktik kerja lapangan mempunyai nilai
Jerman pada tahun 1980, serta untuk penting baik bagi mahasiswa, lembaga
pelatihan kejuruan dan pengenalan PNB, maupun bagi industri.
keterampilan profesional di Australia pada Program Praktik Kerja Lapangan
tahun 1990, (Bowden John A: 2008). bertujuan: 1) memberikan kesempatan
Pembelajaran berbasis kompetensi kepada mahasiswa, untuk mengenal,
(competency based training) beradaptasi, memahami, menganalisis
berkembang di Indonesia sejak lingkungan kerja sebagi pengalaman
dimulainya kebijakan keterkaitan dan praktis, 2) memberikan kesempatan
kesepadanan (link and match) yang kepada mahasiswa untuk ilmu yang telah
dimanifestasikan dalam program diperoleh di bangku kuliah untuk
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di menyelesaikan masalah-masalah riil di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada lapangan, dan 3) mengalisis kesenjangan
tahun 1993/1994. Dalam rangka inilah antara yang diperoleh di bangku kuliah
dibutuhkan implementasi pelatihan dengan pengalaman praktis di industri
berbasis kompetensi (competency based (Depdiknas, 2005)
training). Konsep pelatihan berbasis Praktik kerja lapangan dilaksanakan
kompetensi pada hakekatnya berfokus pada institusi formal berupa instusi
pada apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan industri yang secara
seseorang (kompeten) sebagai hasil atau teknis layak untuk melaksanakan PKL.
output dari pembelajaran. Pembelajaran Bidang praktik disesuaikan dengan
berbasis kompetensi memiliki perhatian bidang ilmu dan kompetensi tiap-tiap
yang lebih besar atas keterkaitan dengan jurusan. Praktik kerja lapangan
dunia kerja daripada program pendidikan didampingi oleh dua membimbing, yaitu
formal, (Wibowo, 2002). staf yang ditunjuk di tempat praktik dan
staf pengajar (dosen) yang ditugaskan
2. Praktik Kerja Lapangan di oleh lembaga Politeknik Negeri Bali.
Politeknik Negeri Bali Untuk mendapatkan hasil yang
Praktik kerja lapangan merupakan optimal dilakukan bimbingan yang
salah satu mata kuliah yang wajib diikuti melibatkan pembimbing PKL dengan
oleh mahasiswa untuk mempraktikkan koordinator PKL. Selama priode praktik

1234
1234
1234
172 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
kerja lapangan bimbingan akan dilakukan pengambilan dan pemilihan keputusan
oleh staf tempat praktik dan melakukan alternatif. Model evaluasi CIPP
konsultasi dengan pembimbing praktik menggunakan kata context, Input,
kerja lapangan. proces, dan product sebagai sasaran
Pada akhir pelaksanan praktik kerja evaluasi Model ini memandang bahwa
lapangan dilakukan evaluasi mencakup program yang dievaluasi sebagai sebuah
6 aspek PKL yaitu: 1) kemampuan kerja, sistem (Arikunto, 2004).
2) disiplin, 3) komunikasi, 4) kreativitas, Hasil evaluasi model CIPP dapat
5) inisiatif, dan 6) kerjasama (Depdiknas, dipergunakan sebagai dasar pengambilan
2005). Penilaian dilakukan oleh keputusan dalam empat macam bentuk
pembimbing dengan standar penilaian keputusan, yaitu: (1) perencanaan (yang
yang telah ditetapkan dan hasilnya berpengaruh terhadap pemilihan tujuan
disampaikan secara tertutup kepada PNB. dan sasaran kegiatan), (2) strukturisasi
Nilai akhir PKL merupakan merupakan (yang menentukan strategi optimal dan
nilai di tempat praktik, laporan PKL dan rancang bangun prosedur dalam
nilai-nilai yang dianggap penting. mencapai tujuan), (3) implementasi
(yang menyediakan alat untuk
3. Pengertian Evaluasi dan Model pelaksanaan program dan perbaikan
Evaluasi Program program yang telah ada), dan (4) daur
Djaali, Mulyono dan Ramly (2000) ulang (apakah suatu kegiatan perlu
mendefinisikan evaluasi dapat diartikan dilanjutkan, diubah, atau dihentikan).
sebagai proses menilai sesuatu Model CIPP dapat mengevaluasi
berdasarkan kriteria atau standar objektif keempat tujuan ini. Model CIPP
yang dievaluasi. Unsur-unsur pokok yang mengevaluasi empat macam unsur, yaitu:
harus ada dalam kegiatan evaluasi yaitu: (1) latar/ contex, (2) daya dukung /input,
1) objek yang dinilai, 2) tujuan evaluasi, (3) proses/ proces, dan (4) produk/
3) alat evaluasi, 4) proses evaluasi, 5) product dari suatu kegiatan.
hasil evaluasi, 6) standar atau tolak ukur, Evaluasi terhadap latar ( context
dan 6) proses perbandingan antara hasil evaluation) akan menghasilkan informasi
dengan tolak ukur (Musa, 2005). mengenai kebutuhan (sejauh mana
Berbagai macam evaluasi yang dikenal terjadi penyimpangan antara apa yang
dalam bidang kajian ilmu. Salah satunya diharapkan dengan apa yang
adalah evaluasi program yang banyak direalisasikan melalui program kegiatan).
digunakan dalam kajian kependidikan. Evaluasi terhadap latar suatu program
Evaluasi program mengalami kegiatan akan mencandra secara lengkap
perkembangan yang berarti sejak Ralph dan komprehensif mengenai kebutuhan
Tyler, Scriven, John B. Owen, Lee dasar yang menjadi harapan, keinginan,
Cronbach, Daniel Stufflebeam, Marvin kesukaran, hambatan dan kesempatan
Alkin, Malcolm Provus, R. Brinkerhoff dan yang ditawarkan.
lainnya. Evaluasi terhadap daya dukung (input
Salah satu model evaluasi program evaluation) menekankan pada penyedian
yang telah populer dan dominan informasi tentang kekuatan dan
kaitannya dengan evaluasi kelemahan strategi dan prosedur
penyelenggaraan program pengajaran kegiatan yang dipilih dalam upaya
yaitu Model CIPP (Context-Input-Proces merealisasikan tujuan yang telah
Product ) yang dikembangkan oleh ditetapkan.
Stufflebean, dkk. pada tahun 1971. Evaluasi terhadap proses (proces
Menurut model CIPP, evaluasi adalah evaluation ) menekankan pada “apa”
suatu proses delinasi, pemerolehan dan (what) kegiatan yang dilakukan dalam
pemilihan informasi bermakna yang program, “siapa” (who ) kapan orang
dapat dipergunakan sebagai dasar yang ditunjuk sebagai penanggung jawab

1234
1234
1234
1234
1234
173
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XVI Nomor 2, Juni2012

program, “kapan” (when) kapan kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) adalah
akan selesai. Evaluasi diarahkan pada penyelenggaraan salah satu program mata
seberapa sejauh kegiatan yang kuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa
dilaksanakan di dalam program sudah semester VI Politeknik Negeri Bali untuk
terlaksana sesuai dengan rencana. mempraktikkan teori yang telah dipelajari
Evaluasi hasil akhir ( product selama empat semester, pada industri yang
evaluation) lebih menekankan sejauh terkait dengan masing-masing jurusannya.
mana hasil yang telah dicapai sesuai Variabel penyelenggaraan PKL ini mencakup
dengan tujuan yang dikehendaki, dan 4 ubahan utama, yaitu: 1) latar
apakah suatu kegiatan perlu dihentikan, penyelenggaraan PKL di PNB, mencakup
dilanjutkan, diperbaiki dan sebagainya. aspek perencanaan PKL, 2) daya dukung
Evaluasi hasil akhir (product) memiliki dalam perencanaan dan penyelenggaraan
tujuan mengaitkan informasi mengenai PKL, 3) proses perencanaan dan
hasil ahkir dengan tujuan, latar, daya penyelenggaraan PKL, mencakup
dukung, dan proses yang telah pencandraan dan evaluasi pelaksanaan PKL.
ditetapkan sebelumnya. Proses evaluasi dan 4) produk menyelenggaraan PKL
ini dapat dilakukan dengan cara mencakup keterkaitan antara tujuan/sasaran
mengidentifikasikan secara operasional PKL dengan tingkat ketercapaian tujuannya.
tujuan kegiatan serta mengukur secara Penelitian ini merupakan penelitian
tepat tujuan tersebut. Ini dapat dilakukan evaluatif dengan fokus evaluasi pada latar,
dengan cara membandingkan hasil daya dukung, proses dan produk
pengukuran itu dengan kriteria yang telah penyelenggaraan PKL di Politeknik Negeri Bali.
ditetapkan sebelumnya(Worthen dan Pelaksanannya memerlukan 2 (dua) tahapan
Sanders, 1973). waktu. Pada tahun pertama dilaksanakan
evaluasi terhadap penyelenggaran PKLdan
C. METODE PENELITIAN PBM pada kelompok mata kuliah MKK dan
Penelitian dilaksanankan selama 2 tahun MKB. Sedangkan tahun kedua dilasanakan
dari tahun 2009-2010 dalam dua tahap yaitu Uji validitas draf upaya-upaya yang akan
pelaksanaan. Pelaksanaannya di dalam direkomendasikan sebagai strategi untuk
Politeknik Negeri Bali dan di luar kampus peningkatan penyelenggaraan PKL.
Politeknik Negeri Bali. Tempat penelitian luar Prosedur evaluasi penyelenggaraan PKL
kampus mencakup industri mitra tempat dilaksanakan dengan langkah-langkah:
mahasiswa PKL tahun 2009. Populasi mengevaluasi latar penyelenggaraan PKL,
tersebar di dua tempat yaitu di lingkungan mengevaluasi daya dukung yang dimiliki dan
Politeknik Negeri Bali dan di industri tempat digunakan dalam penyelenggaraan PKL,
mahasiswa melakukan PKL. Populasi mengevaluasi proses atau prosedur
penelitian di kampus meliputi, dosen penyelenggaraan PKL, dan mengevaluasi
pembimbing PKL, Koordinator PKL, produk akhir PKL, analisis hasil evaluasi,
mahasiswa PKL di dalam Negeri, Ketua merumuskan draf model berupa strategi
jurusan dan Bidang kerjasama. Masing- peningkatan pelaksanaan PKL, dan
masing populasi tersebar di 6 jurusan yaitu memvalidasi draf model berupa strategi
jurusan Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik peningkatan pelaksanaan PKL.
Sipil, Tata Niaga, Akuntansi dan Pariwisata. Rancangan penelitian pada tahun pertama
Sedangkan di industri tempat mahasiswa PKL dan kedua menggunakan survey. Paradigma
meliputi Staf industri yang ditugaskan evaluasi menitik beratkan pada rancangan
pembimbing mahasiswa PKL, yang model evaluasi program dengan model CIPP
selanjutnya disebut dengan Instruktur ( Context-Input-Proses - Product ). Data
Industri. dikumpulkan sesuai dengan rancang bangun
Variabel Studi evaluatif ini, yaitu: survey, yang mengandalkan pada penemuan
penyelenggaraan praktik kerja lapangan data dilapangan secara wajar dan apa adanya,
(PKL). Secara operasional penyelenggaraan tanpa melakukan manipulasi data.

1234
1234
1234
174 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Data dianalisis secara deskriptif. Persepsi D. HASIL DAN PEMBAHASAN
responden terhadap upaya-upaya yang Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif
dilakukan untuk meningkatkan kualitas (an evaluative research ) dilaksanakan dalam
penyelenggaran PKL dan PBM, diukur dengan 2 (dua) tahap. Tahap pertama dilaksanakan
skala Likert. Setiap butir draf diberi skor 1, mengevaluasi terhadap penyelenggaran PKL
2, 3, 4, atau 5 dengan ketentuan sebagai dan PBM untuk kelompok mata kuliah MKK
berikut. Skor: 1 jika upaya sangat tidak dan MKB. Hasil analisis SWOT mendapatkan
diperlukan, 2 jika tidak diperlukan, 3 jika draf upaya-upaya peningkatan
cukup diperlukan, 4 jika diperlukan, dan 5 penyelenggaraan program PKL dan PBM.
jika sangat diperlukan. Total frekuensi Tahap kedua, memvalidasi draf upaya-upaya
jawaban responden diklasifikasikan yang ditemukan pada penelitian tahun
berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) pertama, untuk mendapatkan strategi yang
sebagai berikut: perlu dilaksanakan untuk meningkatkan
penyelenggaraan program PKL di Politeknik
Negeri Bali ditinjau dari komponen latar, daya
dukung, proses, dan produk.

Validasi Draft Upaya Penyelengaraan Program PKL


Validasi draf upaya-upaya peningkatan penyelenggaraan program PKL yang didapatkan
pada tahun pertama terangkum pada Tabel 4.

Tabel 4.1.
Rangkuman Hasil Validasi Draf Upaya Peningkatan Kualitas
Penyelenggara Program PKL di Politeknik Negeri Bali

1234
1234
1234
1234
1234
175
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XVI Nomor 2, Juni2012

1234
1234
1234
176 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Tabel 4.2.
Strategi Peningkatan Kualitas Penyelengara Program PKL di
Politeknik Negeri Bali

1234
1234
1234
1234
1234
177
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XVI Nomor 2, Juni2012

1234
1234
1234
178 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Keduapuluh butir dari draf upaya inisiatif, keunggulan dan bermuatan
peningkatan kualitas PKL dinyatakan valid ekonomi serta kreatif. Dunia usaha/
dalam kategori sangat perlu, perlu, cukup industri yang dipilih sebagai mitra
dilaksanakan. Artinya, butir-butir draf pada harus memiliki aktifitas kerja yang
masing-masing komponen latar, daya sesuai dengan jurusan/program
dukung, proses, produk kegiatan PKL, studi yang ada di kampus politeknik
sangat perlu, perlu atau cukup perlu bersangkutan. Kualitas yang
dilaksanakan dalam upaya peningkatan diharapkan dari institusi pasangan
kualitas penyelenggaraan program PKL di harus memiliki karakteristik antara
PNB. Upaya yang sanagt perlu, perlu atau lain: 1) karakteristik pekerjaan, 2)
cukup perlu dilaksanakan dalam karakteristik pengetahuan
peningkatan kualitas penyelenggaraan pekerjaan, 3) karakteristik
program PKL pada masing-masing keterampilan kerja, dan 3)
komponen dapat dijelaskan sebagai beriku: karakteristik sikap/mental yang
1. Strategi meningkatkan dituntut pekerjaan tersebut (
komponen latar (contex) PKL. Depdikbud, 1997).
a. Mengadakan pertemuan terbatas c. Menyesuaikan syarat dosen
antara staf pimpinan PNB dengan pembimbing dan instruktur di
Kanwil Depnaker Provinsi Bali Perusahaan Tempat PKL. Menurut
beserta staf yang terkait. Tenaga Wena (2001) bahwa terdapat
Kerja Provinsi B ali beserta beberapa komponen utama yang
jajarannya sebagai mitra kerja PNB. sangat berperan dalam pelaksanaan
Pelaksanaan prosedur yang mantap PKL diantaranya: dosen
ini akan bermuara kepada banyak pembimbing, dan pihak industri (
hal dan berdampak positif bagi instruktur ). Dosen pembimbing
semua pihak yang terkait khususnya dalam pelaksanaan PKL, dituntut
PNB. Dampak positif itu, antara lain: untuk berperan dan berfungsi,
1) penunjuk dan menugaskan antara lain; sebagai: tenaga
perusahaan beserta stafnya yang pengajar atau pendidik sesuai
dinilai layak untuk dijadikan tempat spesialisasinya, dan dituntut untuk
latihan kerja bagi mahasiswa PKL, menjadi perencana program
2) adanya penugasan langsung oleh pendidikan dan pelatihan serta
Ka-Kanwil Departemen Tenaga Kerja penghubung atau mediator
kepada peruhaaan sebagai komunikasi antara kampus dengan
perusahaaan tempat latihan kerja, dunia kerja.
dan 3) hambatan birokrasi yang Tugas instruktur industri hampir
mungkin terjadi dapat diatasi. sama dengan tugas dosen di
b. Menetapkan variasi kualifikasi kampus. Dengan demikian,
perusahaan atau industri tempat keberhasilan praktik peserta PKL di
mahasiswa PKL. PKL merupakan industri sangat tergantung
bentuk implementasi pendidikan kemampuan instruktur dalam
sistem ganda pada sekolah kejuruan melaksanakan tugasnya. Untuk itu
dan politeknik. Peranan Institusi instruktur diharapkan dapat
Pasangan dalam Pendidikan Sistem membuat perencanaan segala aspek
Ganda adalah sebagai mitra dalam yang dibutuhkan untuk keperluan
penyelenggaraan Pendidikan belajar peserta didik, mengevaluasi
dengan pihak sekolah dalam upaya kemajuan belajar, dan memberikan
peningkatan mutu tamatan, yang bantuan pada siswa yang
berwawasan mutu, keunggulan dan membutuhkan baik yang bersifat
bermuatan ekonomis sesuai dengan teknis maupun nonteknis (Wena,
tuntutan lapangan kerja yaitu 1997).
memiliki disiplin, etos kerja, penuh Untuk dapat meningkatkan

1234
1234
1234
1234
1234
179
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XVI Nomor 2, Juni2012

kualitas pelaksanaan PKL, dosen masyarakat dalam menyusun


pembimbing memiliki latar belakang program yang relevan, sekaligus
pendidikan minimal S2 atau D4, memerlukan dukungan masyarakat
berpengalaman mengajar minimal 2 dalam melaksanakan kegiatan
tahun serta telah mengalami tersebut. Sejalan dengan penerapan
pengalaman diklat atau on the job otonomi daerah, satuan-satuan
training di Industri . Sedangkan pendidikan khususnya perguruan
instruktur minimal D3, tinggi perlu bekerja sama dengan
berpengalaman di bidangnya, industri dan pemerintah daerah.
mempunyai pengalaman Terjadinya kolaborasi antara
membimbing minimal 1 tahun, pendidikan vokasi, pemerintah
menguasai materi latihan kerja dan daerah, dan dunia industri
strategi pembimbingan. diharapkan akan mampu
menciptakan sumber daya manusia
2. Strategi meningkatkan komponen yang sesuai dengan kebutuhan
daya dukung PKL masyarakat. Berdasarkan kerjasama
a. Merencanakan pendanaan PKL tersebut, pada akhirnya akan
pecara cermat. berdampak pada keberlanjutan
Biaya adalah untuk komponen ( sustainability ) dunia pendidikan
pendukung guna kelancaran yang dapat terjaga dengan baik.
pelaksanaan program PKL. Untuk Oleh karena itu, pendidikan vokasi
keberhasilan program, pendanaan harus melibatkan dunia industri.
direncanakan secara cermat, rasional Pendidikan vokasi tidak akan berhasil
dan komprehensif, sesuai dengan kalau tidak melibatkan industri yang
kebutuhan di lapangan melalui usulan ada di wilayahnya. Tercapainya
DIPA. Sumber pembiayaan ini adalah tujuan lembaga pendidikan
dana rutin, dana penunjang vokasional seperti politeknik
pendidikan, bantuan dari unit ditentukan oleh sejauhmana
produksi, sharing Institusi ( industri terjadinya keterkaitan dan
tempat mahasiswa PKL) dan bantuan kecocokan (link and match) antara
lainnya. apa yang ada dan yang terjadi di
b. Meningkatkan kemampuan personalia kampus dengan apa yang terjadi di
yang mendukung pelaksanaan PKL. dunia usaha/ dunia kerja.
Personalia yang mendukung PKL Bhattacharya & Mandke (1992 dalam
di PNB mencakup tenaga Muliati, 2007) mengatakan bahwa
kependidikan, yaitu: Ketua Jurusan, bagi lembaga pendidikan vokasi
Sekrataris Jurusan, Koordinator PKL, tanpa memanfaatkan dunia industri
dan tenaga administrasi. Untuk sebagai tempat belajar akan sulit
meningkatkan kualitas pelaksanaan untuk menghasilkan lulusan yang
PKL, kemampuan personalia ini perlu dapat memahami dunia kerja.
ditingkatkan melalui penataran atau d. Mencetak dan mendistribusikan buku
forum kegiatan ilmiah yang relevan. pedoman PKL secara rutin.
c. Memantapkan kerjsama antar mitra Upaya pembentukan sumber
terkait daya manusia yang berkualitas
Untuk mewujudkan visi dan misi bukanlah tanggung jawab
PNB sesuai dengan paradigma pendidikan semata, maka dalam
pendidikan vokasional, perlu pelaksanaan program praktek kerja
pemberdayaan masyarakat dan lapangan diharapkan peran aktif dari
lingkungan kampus secara optimal. unsur industri/dunia usaha untuk
Hal ini penting karena kampus turut memberikan bimbingan dan
memerlukan masukan dari bekal ilmu praktis kepada

1234
1234
1234
180 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
mahasiswa. Selanjutnya agar semua perlu dibenahi dan diseragamkan
unsur yang terlibat memahami serta baik menyangkut format maupun
memiliki titik pandang yang sama pedoman atau rubrik penilaian pada
tentang program PKL diberikan masing–masing aspek kemampuan
sebuah Buku Panduan Praktek Kerja yang dituntut dalam melaksanakan
Lapangan. Berdasarkan buku kegiatan PKL.
panduan ini masing-masing pihak b. Mewajibkan kepada semua
dapat mernjalankan peran dan mahasiswa PKL membuat rancangan
tanggung jawabnya secara optimal. program kerja selama kegiatan PKL
Buku Panduan PKL ini telah berlangsung.
diterbitkan sejak April 2005 Program kerja PKL merupakan
berdasarkan SK Dirtektur Politeknik dokumen tertulis yang dibuat untuk
Negeri B ali No. 04.945/N.15/ mengkomunikasikan kepada
PP.03.14/2005 Tentang Buku pembimbing, industri, atau
Panduan Praktek Kerja Lapangan perusahaan tentang tujuan yang
Tahun 2005. Dilihat isi buku panduan akan ingin dicapai dalam
tersebut, dapat dipandang masih melaksanakan PKL. Program kerja
cukup bagus dan memberikan arah harus secara jelas menjawab
tentang uraian tugas dan tanggung pertanyaan apa, mengapa,
jawab masing-masing pihat terkait bagaimana, dan bilamana tentang
dalam pelaksanaan PKL, namun PKL akan dilakukan. Program kerja
beberapa bagian perlu ini sangat membantu mahasiswa
disempurnakan sesuai dengan dalam melaksanakan PKL di industri
temuan evaluasi ini. Untuk sekaligus membantu kelancaran
meningkatkan kualitas pelaksanaan mengumpulkan informasi yang
PKL buku panduan terbut perlu diperlukan untuk menyusun laporan
disempurnakan, dicetak dan PKL.
didistribusikan ke masing masing- c. Memantapkan kelengkapan buku
masing jurusan secara rutin dan jurnal harian kegiatan mahasiswa
disosialisasikan secara mantap ke PKL
semua pihak terkait. Laporan kegiatan (jurnal) selama
PKL di industri merupakan bentuk
3. Upaya dalam Meningkatkan kontrol kegiatan yang dilakukan
Komponen Proses PKL. mahasiswa. Kelengkapan buku jurnal
a. Memantapkan Pelaksanaan Evaluasi harian kegiatan mahasiswa PKL
dan Pemantauan/monitoring ke sangat bermanfaat bagi mahasiswa
Lapangan. dalam mengkaji ulang berbagai
Mengacu adanya optimalisasi materi bimbingan yang diberikan
pemanfatan sumber daya dan instruktur, pimpinan perusahaan,
potensi staf pada setiap dosen pembimbing, berbagai
peruhasahaan dengan orientasi pengalaman dan temua-temuan
marginalisisi efektifitas kerja di yang dapat mereka simak selama
semua line , maka sistem, proses, PKL, dan berbagai kegiatan lainnya
dan waktu pelaksanaan PKL perlu yang berkaitan PKL. Semua hasil
dikaji kembali dan disesuaikan kegiatan dan perburuan informasi
dengan kondisi di lapangan. Fokus yang dilakukan mahasiswa selama
pengkajiannya terutama berkaitan kegiatan PKL, merupakan bahan
dengan sasaran yang diharapkan, resepsi dalam menulis laporan ahkir
monitoring ke lapangan, dan kegiatan PKL yang lebih orginal.
prosedur evaluasi yang terapkan di d. Meningkatkan frekuensi kehadiran
lapangan. Prosedur evaluasi sangat dosen pembimbing di lapangan

1234
1234
1234
1234
1234
181
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XVI Nomor 2, Juni2012

minimal 3 kali sampai saat ujian ahkir E. SIMPULAN DAN SARAN


PKL 1. Simpulan
Pembimbing PKL adalah staf Bertolak dari hasil validasi yang telah
pengajar yang ditugaskan dan diungkapkan di depan, dapat ditarik
ditunjuk di tempat PKL. Pembimbing simpulan, bahwa, strategi peningkatan
dari staf pengajar di kampus disebut penyelenggaraan program PKL di
dosen pembimbing. Sedangkan staf Politeknik Negeri Bali terdiri dari:
yang di tunjuk di tempat PKL disebut Pertama, peningkatan kualitas latar
pembimbing Industri. Untuk (contex) penyelenggaraan PKL, dilakukan
mendapatkan hasil yang optimal melalui: 1) menetapkan variasi kualifikasi
dilakukan bimbingan yang melibatkan perusahaan atau industri tempat
pembimbing PKL dengan koordinasi mahasiswa PKL; 2) menetapkan
koordinator PKL. Selama priode relavansi keahlian dan pengalaman kerja
waktu PKL mahasiswa dibimbing oleh Instruktur di perusahaan tempat
pembimbing industri berkoordinasi mahasiswa PKL; 3) mengadakan
dengan dosen pembimbing. Untuk pertemuan terbatas antara staf pimpinan
mengoptimalkan hasil bimbingan, PNB dengan Kanwil Depnaker Propinsi
frekuensi kehadiran dosen Bali beserta staff yang terkait ; 4)
pembimbing di tempat mahasiswa meninjau kembali kriteria instruktur dan
PKL sangat diperlukan minimal 3 kali dosen pembimbing; 4) menyesuaikan
sampai saat ujian. syarat dosen pembimbing; dan 5)
menetapkan syarat instruktur di
4. Upaya dalam Komponen Produk Perusahaan tempat PKL.
Kegiatan PKL Kedua, peningkatan kualitas daya
Anastasi (1982) menyatakan bahwa dukung perencanaan dan
evaluasi sebagai; a systematic process penyelenggaraan (input) program PKL,
of determining the extent to which dilakukan melalui: 1) memantapkan
instructional objective are achieved by kerjsama antar mitra terkait, termasuk
pupils”. Evaluasi bukan sekadar menilai dalam bentuk pertukaran tenaga
suatu aktivitas secara spontan dan pengajar yaitu dosen ditugaskan dindustri
insidental, melainkan merupakan dan staf perusahaan yang potensial
kegiatan untuk menilai sesuatu secara ditugaskan ikut mengajar berbagai
terencana, sistematik, dan terarah keterampilan kepada mahasiswa
berdasarkan tujuan yang jelas. PKL, dikampus; 2) menyesuaikan struktur
melaksanakan 2 (dua) jenis penilaian, organisasi prosedur pelaksanaan PKL
yaitu: Penilaian hasil belajar dan penilaian dengan mengoptimalkan peran
penguasaan keahlian. Pihak yang koordinator PKL; 3) merencanakan
memiliki kewenawangan di dalam pendanaan PKL secara cermat, rasional
memberikan evaluasi terhadap program dan komprehensif, sesuai dengan
dan aktifitas mahasiswa adalah dosen kebutuhan di lapangan melalui usulan
pembimbing dan pihak industri melalui DIPA; 4) mencetak dan mendistribusikan
staf yang ditunjuk sebagai pembimbing. buku pedoman PKL secara rutin kepada
Penilaian dilakukan oleh dua orang mahasiswa, dosen pembimbing dan
penilai, yaitu dosen pembimbing dan instruktur tempat mahasiswa PKL; dan
pihak industri staf yang ditunjuk 5) meningkatkan kemampuan personalia
(pembimbing di industri). Untuk dapat yang mendukung pelaksanaan PKL
memberikan hasil pengukuran yang melalui penataran atau forum kegiatan
optimal, perlu ditetapkan instrumen yang ilmiah yang relevan.
seragam dan terstandar yang dilengkapi Ketiga, peningkatan kualitas daya
pedoman scoring dan disiapkan dari dukung perencanaan dan
kampus. penyelenggaraan (input) program PKL,

1234
1234
1234
182 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
dilakukan melalui: 1) memantapkan pemberian skor pada masing-masing
kerjsama antar mitra terkait, termasuk aspek yang dinilai baik untuk dosen
dalam bentuk pertukaran tenaga pembimbing maupun instruktur di
pengajar yaitu dosen ditugaskan dindustri perusahaan; 3) menyempurnakan dan
dan staf perusahaan yang potensial pengembangkan sistem penilaian hasil
ditugaskan ikut mengajar berbagai PKL; 4) menetapkan kriteria atau rubrik
keterampilan kepada mahasiswa penilaian yang lebih lugas dari aspek-
dikampus; 2) menyesuaikan struktur aspek yang akan dinilai; dan 5) Nilai PKL
organisasi prosedur pelaksanaan PKL dari perusahaan diambil langsung oleh
dengan mengoptimalkan peran koordinator PKL masing-masing jurusan.
koordinator PKL; 3) merencanakan
pendanaan PKL secara cermat, rasional 2. Saran
dan komprehensif, sesuai dengan a. Pimpinan Lembaga Politeknik Negeri
kebutuhan di lapangan melalui usulan Bali sangat diharapkan memberikan
DIPA; 4) mencetak dan mendistribusikan dukungan pelaksanaan pertemuan
buku pedoman PKL secara rutin kepada koordinatif dengan pihak Kanwil
mahasiswa, dosen pembimbing dan Depnaker Propinsi Bali beserta staff
instruktur tempat mahasiswa PKL; dan dan pihak-pihak terkait lainnya.
5) meningkatkan kemampuan personalia Tujuan pertemuan ini untuk
yang mendukung pelaksanaan PKL membahas berbagai kebijakan yang
melalui penataran atau forum kegiatan dapat ditempuh dalam kegiatan PKL
ilmiah yang relevan dengan pelaksanaan yang mempunyai misi yang sangat
program PKL. strategis dalam menyiapkan tenaga
Keempat, peningkatan kualitas proses kerja.
(process) penyelenggaraan program PKL, b. Koordinator PKL diharapkan mengkaji
yaitu: 1) memantapkan koordinasi kembali variasi perusahaan tempat
persiapan, pelaksanaan dan melaksanakan PKL. Tujuannya, untuk
pemantauan/monitoring; 2) memberikan pengalaman yang lebih
menyeragamkan format dan kreteria banyak kepada mahasiswa selama
pemberian skor pada masing-masing kegiatan PKL, tempatnya dapat
aspek yang dinilai baik untuk dosen diatur sedemikian hingga mahasiswa
pembimbing maupun instruktur di dapat tempat yang sesuai dengan
perusahaan; 3) mewajibkan kepada kebutuhannya.
semua mahasiswa PKL membuat c. Syarat-syarat sebagai dosen
rancangan program kerja selama pembimbing, perlu ditetapkan, yaitu:
kegiatan PKL berlangsung; 4) 1) mempunyai keahlian yang relevan,
memantapkan kelengkapan buku jurnal 2) mempunyai pengalaman mengajar
harian kegiatan mahasiswa PKL, dan 5) minimal empat tahun, dan 3)
meningkatkan frekuensi kehadiran dosen bersedia melaksanakan tugas-tugas
pembimbing di lapangan minimal 5 kali sebagai dosen pembimbing seperti
sampai saat ujian ahkir PKL yang diatur pada Buku Panduan PKL.
Kelima, peningkatan kualitas produk Syarat-syarat sebagai Instruktur,
(product) penyelenggaraan program PKL, yaitu: 1) mempunyai keahlian yang
yaitu: 1) meningkatkan kerjasama relevan, 2) mempunyai pengalaman
dengan industri/perusahaan misalnya kerja minimal empat tahun, 3)
dengan memberikan kepercayaan yang bersedia melaksanakan tugas-tugas
lebih tinggi kepada pimpinan perusahaan sebagai pembimbing seperti yang
dalam melaksanakan penilaian kegiatan diatur pada Buku Panduan PKL, dan
mahasiswa PKL dengan rubrik skoring 4) mendapat persetujuan pimpinan
yang telah ditetapkan; 2) perusahaan bersangkutan.
menyeragamkan format dan kreteria

1234
1234
1234
1234
1234
183
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XVI Nomor 2, Juni2012

d. Pihak lembaga Politeknik Negeri Bali lebih lanjut sehingga kualitas


sangat perlu mengkaji kembali pola kemampuan yang dicapai oleh
pelaksanaan program PKL yang mahasiswa. PKL akan lebih meningkat
sedang diterapkan. Aspek yang dan lebih mantap.
sangat perlu mendapat perhatian f. Sistem penilaian yang telah ada perlu
menetapkan alternatif persiapan, disempurnakan dan dikembangkan
pelaksanaan, pembinaan dan lebih lanjut sehingga kualitas
pemantauan/monitoring ke lapangan. kemampuan yang dicapai oleh
e. Sistem penilaian yang telah ada perlu mahasiswa. PKL akan lebih meningkat
disempurnakan dan dikembangkan dan lebih mantap.

PUSTAKA ACUAN
Muliati, A.A.M. (2007). “Suatu Penelitian Evaluatif
Anastasi, Anne. (1982). Psychological Testing
berdasarkan Stake’s Countenance Model
Fifth Edition. New York: Macmillan.
Mengenai Program Pendidikan Sistem Ganda
Arikunto, Suharsimi dan Sfrudin Cepi Abdul Jabar.
pada sebuah SMK di Sulawesi Selatan”.
(2004). Evaluasi Program Pendidikan .
Diunduh dari www.damandiri.or.id/file/
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
muliatyunjbab.pdf pada 24 Mei 2008.
Bowden, John A. (2008). Competency Based
National, Centre for Vocational Education
Educational-Neither a Panacea nor a Pariah,.
Research [NCVER] (1999). Compe-tency
Diunduh dari http://crm,hct,ac,ae pada 2
Based Training in Australia, Research at a
Pebruari 2008.
Glance. Adelaide: Gillinghan Printers.
Depdikbud. (1996). Pedomann Teknis PSG Pada
Peraturan Pemerintang RI Nomor 60 Tahun 1999
SMK . Jakarta: Derektorat Pendidikan
Tentang Pendidikan Tinggi
Menengah Kejuruan.
Scriven, M.P. (1974). Evaluation in Education:
Depdikbud. (1997). Pedomana Pendidikan
Current Application. Berkely.C.A: McCutchan
Sistem Ganda I. Jakarta: Derektorat
Sanders, James R. et al. (1994). The Program
Pendidikan Menengah Kejuruan.
Evaluation Standards. 2nd edition. California:
Djaali, Puji Mulyono dan Ramly. (2000).
Sage Publication Inc.
Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan .
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Jakarta: PPs UNJ.
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Depdiknas. (2003). Undang-Undang R.l No 20
Nasional. (2003). Jakarta: Direktorat Jenderal
Tahun 2003,tentang Pendidikan Nasional.
Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan
Jakarta: Depdiknas.
Nasional.
Depdiknas, (2005). PedomanPraktek Kerja
Worthen dan Sanders. (1973). Education
Lapangan Politeknik Negeri Bali. Denpasar:
Evaluation: Theory and Practice. Worthiton,
Politeknik Negeri Bali.
OHIO: Charles A. Jones.
Jihad Acep dan Haris Abdul. (2008). Evalusi
Wena, Made. “Pemanfaatan Industri Sebagai
Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo
Sumber Belajar dalam Pendidikan Sistem
Kusumah Hardi. (2008). Assesmen Pembelajaran
Ganda”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.
Vokasional. Bandung: PLG.
Th. III, No. 010 September, 1997.
Musa. (2005). Evaluasi Program Pembelajaran.
Wena, Made. (2001). Perencanaan Pengajaran
Bandung: I-PIN Indonesia.
Metode Pengajaran Teknik. Malang: Fakultas
Teknik UM.
www. koranpendidikan.com/html, diunduh pada
12 juni 2009.

*******

1234
1234
1234
184 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234

Anda mungkin juga menyukai