Anda di halaman 1dari 118

PENDIDIKAN KARAKTER DAN BUDAYA

MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)


Nur Aeni Hidayah
Dosen Program Studi Sistem Informasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
nur.aeni@uinjkt.ac.id

Abstrak:
Pendidikan berbasis karakter dan budaya sangat penting diberikan dalam proses pendidikan.
Pemanfaatan TIK secara baik dan benar dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan
pendidikan karakter yang menjadi cita-cita luhur pendidikan nasional. Dalam membangun
karakter, proses pendidikan dan pembelajaran hendaknya diarahkan (diorientasikan) tidak
hanya menjadi konsumen pengetahuan tetapi juga menjadi produsen sebuah pengetahuan.
Untuk menjadi produsen pengetahuan, budaya membaca dan menulis harus dilatih melalui
penggunaan TIK. Penggunaan TIK harus mampu mendorong peserta didik menjadi orang-
orang hebat, yang bisa menulis secara ilmiah dan sistematis. Hal ini harus dilakukan secara
integrasi melalui pendidikan TIK berbasis karakter dan budaya. TIK harus digunakan untuk
menumbuhkan dan mengembangkan karakter peserta didik agar mampu menghasilkan
kreativitas dan produktifitas.

Kata Kunci: TIK, Pendidikan Karakter

Abstract:
Education based on character dan culture is important in the educational process (Andrew J.
Milson, Marvin W. Berkowits 2003). Ratna Megawangi (2010) in her research said that
intellectual intelligent (verbal and logical-mathematical) only gave 20% contribution to the
people’s successfulness in the society, and the other 80% was determined by the people’s
emotional intelligent (character). Even though the use of ICT factually has certain negative
effects, ICT becomes a very importance factor in improving the quality of human resource.
The use of ICT with all its potential can support effectively the character education
implementation which is our concern now. In building the character the learner should be
oriented to not only a knowledge consumer but also a knowledge producer. To become a
knowledge producer, the writing and reading culture can be cultivated through the right use
of ICT. ICT must be able to push and make someone a great people who can write
systematically. This effort should be integrally done through ICT education based on character
and culture. ICT should be use to grow and develop learners’ character that enable them to
become creative and productive.

Key Word: ICT, Character Education

PENDAHULUAN mengajak seluruh elemen dan komponen bangsa


1. Latar Belakang segera mengimplementasikan konsep
Pendidikan berbasis karakter telah menjadi pendidikan tersebut pada setiap jenjang dan
niat dan komitmen pemerintah. Sejak hari Senin, jalur pendidikan (Kemdiknas, 2011). Kebijakan
tanggal 2 Mei 2011, Pemerintah melalui pidoto ini ditempuh dengan tujuan untuk membentuk
Menteri Pendidikan Nasional yang disampaikan peserta didik atau generasi penerus bangsa
pada peringatan Hardiknas (Hari Pendidikan Indonesia agar memiliki kepribadian luhur dan
Nasional) mencanangkan pendidikan berbasis mulia, memiliki karakter unggul dan kuat
karakter sebagai gerakan nasional seraya sebagaimana yang telah diamanahkan oleh UU

1234
1234
1234
1234
1234
123
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan kenyataan yang sebuah generasi yang diidam-
Nasional. idamkan, dirindukan untuk membawa bangsa
Bangsa Indonesia saat ini seolah-olah berada Indonesia menjadi sebuah negara besar yang
di persimpangan jalan, tidak tahu arah harus dihormati, dihargai, bermartabat, bahagia,
kemana berjalan. Sementara gelombang deras sejahtera dalam ridha Ilahi, dalam istilah agama
globalisasi terus menghantam sendi-sendi dan Islam dikenal menjadi sebuah negara Baldaatun
nilai-nilai budaya bangsa. Sehingga perubahan Toyyibatun Warabbun Ghofur. (QS. As-Saba’:15)
perilaku dan budaya yang terkadang kurang baik Secara konseptual, tingkat peradaban suatu
banyak terjadi di masyarakat. (Asshiddiqie, bangsa sangat ditentukan oleh keluhuran budaya
2010). Oleh sebab itu menciptakan generasi yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Dengan kata
yang unggul dan berkarakter merupakan pilihan lain, perbedaan mendasar antara bangsa yang
investasi yang sangat tepat untuk menentukan beradab dan bangsa yang terbelakang (primitif)
masa depan bangsa Indonesia. Hanya dengan adalah terletak pada budaya yang berkembang
SDM yang berkualitas, unggul dan berkarakter pada bangsa tersebut. Hal ini karena, budaya
bangsa Indonesia akan mampu dalam luhur bangsa akan berpengaruh dominan
menghadapi kompetisi dan persaingan global, terhadap pembentukan karakter bangsa,
melanjutkan pembangunan, mengatasi krisis sehingga perilaku masyarakat akan diwarnai oleh
moral, politik, ekonomi, krisis global, krisis budaya luhur yang dimiliki oleh bangsa tersebut,
multidimensi yang selalu mengancam dan karena karakter (watak/akhlak/moral) akan
menghantui bangsa Indonesia. tercermin dari perilaku masyarakat dalam
Budaya adalah hasil cipta, rasa, karsa dan kehidupan sehari-hari. Sejak jaman dulu, Indo-
karya manusia yang dapat dinikmati dan nesia merupakan salah satu bangsa yang dikenal
dihargai. Dia tumbuh dan berkembang ditengah- sebagai bangsa yang berpegang teguh pada
tengah masyarakat baik dalam bentuk produk adat-istiadat ketimuran yang sarat dengan nilai-
(hardware) maupun kearifan lokal (software). nilai sopan santun, keramah-tamahan, kejujuran,
Sedangkan karakter adalah sifat, perangai, dan menjunjung tinggi semangat kebersamaan
tingkah laku dan kepribadian yang menjadi atau “kegotong-royongan” serta sikap saling
watak manusia dalam berinteraksi kepada harga menghargai harkat dan martabat orang
sesamanya. Oleh sebab itu pendidikan budaya lain. Nilai-nilai tersebut merupakan warisan
dan karakter harus diberikan kepada para budaya dan karakter luhur bangsa serta sebagai
generasi sejak dini khususnya generasi muda pembentuk peradaban bangsa Indonesia yang
yang telah melek Teknologi Informasi dan perlu terus dilestarikan dan dipelihara
Komunikasi (TIK). Generasi muda yang bukan keberadaannya dalam kehidupan berbangsa dan
hanya cerdas otaknya, tetapi juga cerdas hati, bermasyarakat sehari-hari, ditengah derasnya
emosi dan spiritualnya. (Sudarso, 2009). perkembangan arus globalisasi. Dengan cara
Pendidikan berperan besar dalam demikian, bangsa Indonesia tidak akan menjadi
membentuk karakter anak-anak bangsa. bangsa yang kehilangan jati diri atau karakternya
Pendidikan ibarat kawah candradimuka, yaitu ditengah-tengah kuatnya arus percaturan glo-
suatu tempat atau wahana untuk membuat, bal.
mencetak, mendesain, menproduk anak-anak Pada realitasnya menunjukkan bahwa,
bangsa, agar lahir manusia-manusia yang perkembangan bangsa Indonesia dalam
unggul dan berkarakter. Melalui pendidikan sifat beberapa tahun terakhir ini mengarah kepada
yang baik, kepribadian yang luhur, karakter yang perubahan yang bersifat regresif (mundur),
kuat dapat disemai, ditaman seperti tumbuhan. terutama dalam bidang etika dan moral (akhlak).
Bila tumbuhan saja dapat ditumbuhkan dan Dekadensi moral yang luar biasa telah
dipelihara menjadi besar dan bermanfaat, menyebabkan keterpurukan bangsa Indonesia
demikian juga manusia itu sendiri. Dengan begitu yang dulu dikenal sebagai bangsa yang santun
tujuan pendidikan nasioanal yang menjadikan dan taat beragama dengan singkat menjadi
peserta didik menjadi manusia yang beriman, bangsa yang beringas, korup, dan banyak
bertaqwa, bermoral, cerdas, pandai, kreatif dan melanggar norma-norma keagamaan.
berkepribadian (berkarakter) akan menjadi Menurunnya prestasi anak bangsa dan citra yang

1234
1234
1234
124 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
I Ketut Darma, Efektivitas Media Pembelajaran Matematika Berbasis Software Maple

buruk menjadi hal yang ironis dan bukti tidak dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan
terjadinya kemunduran bangsa kita. Perubahan baik, justru akan dapat berpengaruh negatif
bangsa baik yang mengarah kepada kemajuan terhadap pembangunan SDM yang ada.
(progresif) maupun yang mengarah kepada
kemunduran (regresif) merupakan masalah yang 2. Rumusan Masalah
terkait langsung maupun tidak langsung dengan Pokok permasalahan yang dikaji adalah
penyelengaraan pendidikan, baik formal, non bagaimana bentuk integrasi pembelajaran TIK
formal maupun informal. Oleh karena itu, di sekolah dengan pendidikaan karakter yang
penguatan muatan pendidikan karakter dalam mampu meningkatkan karakter positif siswa
proses pendidikan kita perlu terus menjadi agar menjadi manusia yang gemar membaca,
perhatian utama dalam rangka pembangunan berwawasan luas, kreatif, produktif, inovatif,
sumber daya manusia yang berkualitas dan menghasilkan karya yang bermanfaat bagi
berkarakter. pengembangan ilmu pengetahuan dan
Kemajuan pesat TIK membawa dampak masyarakat luas?
perubahan yang luar biasa di masyarakat.
Dampak positif dan negatif selalu beriringan 3. Tujuan Penulisan
ibarat pisau bermata dua, tergantung siapa yang Penulisan ini bertujuan memberikan
menggunakannya. Kemajuan TIK sudah wawasan dan paradigma kepada pembaca
semestinya dipandang dan digunakan untuk bahwa kemajuan dan perkembangan TIK
membangun generasi muda yang unggul dan dengan segala potensi yang dibawanya dapat
berkualitas, pada tingkat pendidikan kemajuan digunakan untuk menumbuhkan dan
TIK hendaknya digunakan untuk meningkatkan mengembangkan karakter positif siswa menjadi
kualitas pembelajaran, membentuk karakter manusia yang gemar membaca, berwawasan
posistif siswa, dan meningkatkan kreatifitas dan luas, kreatif, produktif, inovatif, dan demokratis
produktifitas siswa untuk menghasilkan karya sebagaimana cita-cita atau tujuan pendidikan
yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Bukan nasional.
sebaliknya, kemajuan TIK dibiarkan berlalu Untuk mendukung keberhasilan pendidikan
bahkan disalahgunakan para pelajar untuk karakter, dampak positif dan negatif yang
mengakses hal-hal negatif dan amoral seperti dibawa oleh kemajuan TIK sudah semestinya
penyebaran produk pornorgrafi, main game disikapi dengan arif dan bijak. Dampak negatif
sampai lupa waktu, perjudian, plagiasi, sabotase, yang berakibat rusaknya moral, hendaknya
teror, hacking dan cracking (merusak program), diminimalisir dan dibackup sedemikian rupa agar
carding (perdagangan semu), spamming siswa tidak dengan mudah mengaksesnya.
(menyebar berita sampah), Malware ( menyebar Sedangkan dampak posistif dikelola untuk
virus), phishing, pedofilia, dll. (Zahab, 2009) meningkatkan kualitas pembelajaran dan
Pemanfaatan TIK merupakan faktor yang menumbuhkan karakter siswa yang baik.
sangat penting untuk peningkatan kualitas Setiap lembaga pendidikan hendaknya sadar
sumber daya manusia. Dengan demikian, dan berupaya meningkatkan penggunaan dan
kemajuan TIK dengan segala potensinya yang pengelolaan TIK. Sebab pendidikan modern yang
ada, jika dikelola dan dimanfaatkan dengan baik bermutu dan berkualitas tidak bisa dipisahkan
oleh sekolah akan dapat digunakan untuk dengan dunia TIK, Keberadaan TIK bagi sebuah
mendukung keberhasilan dan efektifitas lembaga dan institusi modern menjadi
pelaksanaan pendidikan karakter yang sedang kebutuhan pokok dan vital. Dengan TIK seluruh
menjadi perhatian utama kita saat ini. Jika sumber daya pendidikan dapat dikelola dengan
perkembangan TIK tersebut dapat dikelola dan mudah dan cepat, dengan TIK komunikasi dan
dimanfaatkan dengan baik, maka akan dapat laju informasi semakin mudah didapat, dengan
berpengaruh positif terhadap pembangunan TIK kualitas pembelajaran semakin bermutu dan
kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada. menyenangkan.
Namun sebaliknya, jika perkembangan tersebut

1234
1234
1234
1234
1234
125
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

KAJIAN LITERATUR DAN PEMBAHASAN dengan baik, cepat, dan efektif, maka diperlukan
1. Tinjauan Tentang Teknologi Informasi teknologi komputer sebagai pengolah informasi
Dan Komunikasi dan teknologi komunikasi sebagai penyampai
Menurut William & Sawyer (Kadir & Terra, informasi jarak jauh.
2003), teknologi informasi didefinisikan sebagai Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang
teknologi yang menggabungkan komputer sangat pesat merupakan potensi untuk
dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi, yang meningkatkan kualitas pendidikan. Internet
membawa data, suara, dan video. Definisi ini sebagai anak kandung dari teknologi informasi
memperlihatkan bahwa dalam teknologi menyimpan informasi tentang segala hal yang
informasi pada dasarnya terdapat dua komponen tidak terbatas, yang dapat digali untuk
utama yaitu teknologi komputer dan teknologi kepentingan pengembangan pendidikan.
komunikasi. Teknologi komputer yaitu teknologi Dengan internet belajar tidak lagi dibatasi ruang
yang berhubungan dengan komputer termasuk dan waktu. Dengan internet pembelajaran dapat
peralatan-peralatan yang berhubungan dengan dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh (dis-
komputer. Teknologi komunikasi yaitu teknologi tance leraning), sehingga sanggup mengurangi
yang berhubungan perangkat komunikasi jarak tingginya biaya pendidikan.
jauh, seperti telephon, feximil, dan televisi. Perkembangan teknologi informasi dan
Definisi teknologi informasi yang lain komunikasi mulai dari yang sangat sederhana
dikemukakan Fauziah (2008). Menurutnya sampai yang tercanggih dapat berdampak
teknologi informasi dapat dimaknai sebagai ilmu semakin besar terhadap kehidupan manusia, di
yang diperlukan untuk mengelola informasi agar antaranya:
informasi tersebut dapat ditelusuri kembali a) Literasi teknologi telah memfasilitasi
dengan mudah dan akurat. Isi ilmu tersebut penambahan dan pendalaman pengetahuan,
dapat berupa prosedur dan teknik-teknik untuk yang pada gilirannya memfasilitasi
menyimpan dan mengelola informasi secara penciptaan pengetahuan, yang selanjutnya
efisien dan efektif. Lebih lanjut menurut Fauziah lagi dapat mendorong terciptanya teknologi
(2008), informasi dipandang sebagai data yang informasi dan komunikasi yang baru;
telah diolah dan dapat disimpan baik dalam b) Teknologi memiliki pengaruh positif dalam
bentuk tulisan, suara, maupun dalam bentuk meningkatkan ragam kehidupan manusia
gambar, dimana gambar tersebut dapat berupa bersama kenikmatan yang ditimbulkannya,
gambar mati atau gambar hidup. Sedang tetapi pada waktu yang sama budaya yang
informasi yang dikelola atau disampaikan melalui serba mudah dan instan cenderung mengikis
teknologi informasi tersebut dapat berupa ilmu nilai-nilai luhur kehidupan.
dan pengetahuan itu sendiri. Bila informasi
tersebut volumenya kecil tentu tidak memerlukan Kemajuan TIK patut diapresiasi, namun ada
teknik-teknik atau prosedur yang rumit untuk juga beberapa hal yang perlu diwaspadai.
menyimpannya. Namun bila informasi tersebut Informasi yang tersaji di dunia maya (internet)
dalam volume yang cukup besar, maka bermacam-macam, mulai dari yang sangat
diperlukan teknik atau prosedur tertentu untuk bermanfaat karena relevan dengan kebutuhan
menyimpannya, agar mudah menemukan pengunduh, sampai yang sangat merugikan
kembali informasi yang tersimpan. Teknik atau karena kurang cocok dengan tingkat
prosedur untuk mengelola informasi itulah yang perkembangan anak. Termasuk dalam jenis
disebut dengan teknologi informasi. informasi yang disebut terakhir itu adalah
Berdasarkan definisi di atas, dapat informasi yang mengandung perilaku kekerasan,
disimpulkan bahwa teknologi informasi secara kesewenang-wenangan, perilaku lain yang tidak
sederhana dapat dipandang sebagai ilmu yang terpuji serta pornografi. Oleh karena itu,
diperlukan untuk mengelola informasi agar pemanfaatan TIK dalam proses pendidikan perlu
informasi tersebut dapat secara mudah dicari diiringi dengan pendidikan budaya dan karakter
atau ditemukan kembali. Dalam pelaksanaannya untuk mencegah dampak negatif yang bisa
untuk dapat mengelola informasi tersebut ditimbulkan.

1234
1234
1234
126 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
2. Tinjauan Tentang Pendidikan rasa, karsa manusia yang dapat dinikmati dan
Karakter Dan Budaya dihargai. Budaya tumbuh dan berkembang
A. Pengertian Karakter dan Budaya sejalan dengan kearifan lokal masyarakat
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia setempat. Karakter adalah perangai atau
(Poerwadarminta, 2003), karakter diartikan tingkah laku yang menjadi watak manusia
sebagai sifat-sifat kejiwaan, tabiat, watak, dalam berinteraksi kepada sesamanya. Oleh
akhlak atau budi pekerti yang membedakan karena itu pendidikan budaya dan karakter
seseorang dengan yang lain. Menurut harus diberikan kepada para setiap generasi
Chaplin (1989) karakter adalah kepribadian muda yang akan terus melanjutkan
ditinjau dari titik tolak etis atau moral, keberlangsungan cita-cita kemerdekaan dan
misalnya kejujuran seseorang, dan biasanya perjuangan bangsa Indonesia.
berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap. Prilaku negatif yang amat sering terjadi
Secara harfiah karakter bermakna di masyarakat, pemerintah menyadari ada
“kualitas mental atau moral, kekuatan moral, sesuatu yang salah dalam sistem pendidikan
nama dan reputasi” (Hornby dan Parnwell, kita. Untuk itu dapat kita lihat bagaimana
1972). Menurut Kamisa (1997), berkarakter pelaksanaan pendidikan formal yang sedang
artinya mempunyai watak, mempunyai dilaksanakan saat ini. Pendidikan terhadap
kepribadian. Karakter akan memungkinkan manusia memerlukan pendidikan yang
individu untuk mencapai pertumbuhan yang holistik, artinya mendidik manusia tidak
berkesinambungan, karena karakter hanya mendidik kecerdasan akalnya, tetapi
memberikan konsistensi, integritas, dan juga kecerdasan budinya dan kesehatan
energi. Orang yang memiliki karakter yang raganya. Karena tidak dapat dipungkiri
kuat, akan memiliki momentum untuk manusia memiliki pikiran, perasaan, dan
mencapai tujuan. Begitu sebaliknya, mereka badan fisik. Dalam ranah pikir Ki Hadjar
yang karakternya mudah goyah, akan lebih Dewantara mengidentifikasi adanya cipta,
lambat untuk bergerak dan tidak bisa rasa, dan karsa, selain itu dalam taksonomi
menarik orang lain untuk bekerja sama pendidikan pikiran manusia dibedakan
dengannya. menjadi tiga ranah yakni pengetahuan, sikap,
Menurut Kertajaya (2010), karakter dan keterampilan (Mangunwijaya, 2007).
adalah “ciri khas” yang dimiliki oleh suatu Selain itu perkembangan dalam ilmu psikologi
benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah telah diidentifikasikan pula tentang
asli dan mengakar pada kepribadian benda kecerdasan manusia yang majemuk atau
atau Individu tersebut, serta merupakan multi kecerdasan yang terdiri dari sembilan
“mesin” yang mendorong bagaimana kecerdasan yaitu, kecerdasan bahasa,
seseorang bertindak, bersikap, berucap, dan matematik, musik, spasial, kinestetik,
merespon sesuatu. intrapersonal, interpersonal, naturalis, dan
Menurut Soedarsono (2007) karakter spritual.
merupakan “sesuatu” dalam diri manusia Berdasar teori-teori tersebut dapat
yang tidak bersifat turunan (diwariskan), diketahui apsek pendidikan yang mana
melainkan harus dicari, ditemukan, dan membentuk karakter, dan aspek yang mana
ditempa karena sebenarnya sudah melekat mendapat porsi perhatian dalam proses
pada tiap manusia sejak seseorang dilahirkan pembinaannya baik di pendidikan non-formal
dan menjadi bagian kolektif dari suatu dan pendidikan formal. Dalam pendidikan
masyarakat. Dengan demikian menurut formal, hal itu dapat dilihat dari program
pemahaman makna karakter tersebut kurikulum dan proses pendidikannya. Aspek
merupakan sifat-sifat kejiwaan yang dapat pembentuk karakter dalam rumusan Ki
dibentuk, ditemukan dan ditempa untuk Hadjar adalah aspek ‘rasa’, adakah hal ini
dapat meyakini nilai-nilai yang baik dan mendapat perhatian yang semestinya dalam
melekat dalam diri setiap individu dan pendidikan formal? Kemudian dalam
berguna dalam kehidupan ini. rumusan taksonomi pendidikan yang
Budaya adalah sebuah produk hasil cipta, dipelopori oleh Benyamin Bloom ranah sikap

1234
1234
1234
1234
1234
127
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

adalah sangat jelas sebagai pembentuk diandalkan; (2) bisa dipercaya dan tepat
karakter, adakah ranah ini mendapat waktu; (3) bisa menyesuaikan diri dengan
perhatian pembinaannya di dalam sistem orang lain; (4) bisa bekerjasama dengan
pendidikan? Selanjutnya dalam teori multi atasan; (5) bisa menerima dan menjalankan
kecerdasan yang dirumuskan oleh Gardner kewajiban; (6) mempunyai motivasi kuat
(2009) sebagian besar kecerdasan tersebut untuk terus belajar dan meningkatkan
adalah pembentuk karakter. Misalnya kualitas diri; (7) berpikir bahwa dirinya
kecerdasan bahasa adakah dalam sistem berharga; (8) bisa berkomunikasi dan
pendidikan kita yang mengajarkan siswa mendengarkan secara efektif; (9) bisa
untuk bertutur yang halus dan sopan? Lalu bekerja mandiri dengan supervisi minimum;
kecerdasan musikal, kecerdasan spasial, (10) dapat menyelesaikan masalah pribadi
kecerdasan kinestetik, kecerdasan dan profesinya; (11) mempunyai
intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kemampuan dasar (kecerdasan); (12) bisa
kecerdasan naturalis, apalagi kecerdasan membaca dengan pemahaman memadai;
spiritual semua mengandung pembentukan dan (13) mengerti dasar-dasar matematika
karakter. (berhitung).
Pengertian di atas dapat dinyatakan Banyak nilai-nilai karakter yang mungkin
bahwa karakter dan budaya adalah kualitas perlu diberikan dalam proses pelaksanaan
atau kekuatan mental atau moral, akhlak pendidikan terutama di sekolah guna
atau budi pekerti individu yang merupakan membentuk generasi bangsa kita yang
kepribadian khusus yang menjadi pendorong berkualitas, bermartabat, dan berkarakter.
dan penggerak, serta membedakannya Adapun nilai-nilai dasar karakter yang perlu
dengan individu lain. Seseorang dapat dikembangkan tersebut, diantaranya yaitu:
dikatakan berkarakter, jika telah berhasil keimanan (spirituality), bertakwa (religius),
menyerap nilai dan keyakinan yang tanggung jawab (responsible), disiplin (
dikehendaki masyarakat, serta digunakan dicipline), jujur (honest), sopan (polite),
sebagai kekuatan moral dalam hidupnya. peduli (care), kerja keras (hard work), sikap
yang baik (good attitude), toleransi (tolerate),
B. Pentingnya Pendidikan Karakter kreatif (creative), mandiri (independent), rasa
dan Nilai-nilai Dasar Karakter ingin tahu (curiosity), semangat kebangsaan
yang Perlu Dikembangkan ( nationality spirit), menghargai (respect),
Mengapa pendidikan karakter penting bersahabat ( friendly), dan cinta damai
untuk diberikan dalam proses pendidikan? (peace full).
Hal itu karena berdasarkan hasil penelitian Mendidik atau membentuk karakter
Heckman, James dan Carneiro, (Megawangi, dalam pendidikan pada hakekatnya
2010) menunjukkan bahwa kecerdasan menanamkan nilai-nilai kebaikan ke dalam
intelektual seseorang (verbal dan logis- diri seseorang atau siswa yang harus
matematis) hanya memberikan kontribusi dilaksanakan dalam kehidupannya sehingga
20% saja dari keberhasilan seseorang di nilai-nilai tersebut menjadi bagian dalam
masyarakat, sedangkan 80% lebih banyak hidupnya dan menjadikannya sebagai pribadi
ditentukan oleh kecerdasan emosi seseorang yang baik. Pribadi yang baik adalah awal
tersebut. Kecerdasan emosi merujuk pada adanya ketentraman di dalam suatu keluarga
karakter atau dalam bahasa agamanya dan masyarakat. Membelajarkan karakter
akhlak mulia. Penelitian tersebut sesuai tidak sama dengan membelajarkan
dengan hasil penelitian Boggs, (Megawangi, matematik yang menanamkan logika.
2010) yang menunjukkan bahwa dari 13 Karakter lebih berifat rasa dan perilaku yang
faktor penunjang keberhasilan seseorang di memerlukan waktu penghayatan,
dunia kerja, 10 di antaranya (hampir 80%) internaslisasi dan pebiasaan. Oleh sebab itu
adalah kualitas karakter seseorang, dan pola pendidikan karakter dapat dianalogikan
sisanya (tiga) berkaitan dengan faktor dengan bercocok tanam yaitu ada
kecerdasan intelektual. Adapun faktor- faktor penanaman, pemeliharaan, dan panen.
tersebut adalah: (1) jujur dan dapat Dalam pendidikan karakter ada pananaman

1234
1234
1234
128 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
karakter, pembiasaan dan hasilnya dapat pemanfaatan TIK tidak mengganggu
diamati adanya perubahan tingkahlaku pembentukan karakter peserta didik, melainkan
utamanya yang berkaitan dengan etika, justru mendukungnya. Tidak ada gunanya
kehalusan budi pekerti. Untuk itu pola mendidik anak menjadi sangat pintar, tetapi
pendidikan karakter telah dirumuskan oleh karakternya buruk dan/atau lemah. Kepandaian
Kemendiknas melalui Pusat Pengembangan tanpa di imbangi karakter akan membuat
Kurikulum (2011) dalam hal itu ada delapan kerusakan/kejahatan atau menimbulkan
belas karakter yang baik bangsa Indonesia kerugian, baik bagi diri sendiri, masyarakat,
yang telah diidentifikasi dan perlu maupun bangsa. Oleh sebab itu, pemanfaatan
ditanamkan secara intergrated dalam setiap TIK dalam pendidikan perlu dirancang,
proses pembelajaran, Nilai karakter bangsa direncanakan, dilaksanakan, dan dinilai dalam
tersebut adalah sebagai tabel berikut. rangka mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya seperti diuraikan di atas.
Tabel 1. Menurut Madya (2011), untuk menjaga agar
Nilai-nilai Karakter Bangsa Indonesia pemanfaatan TIK tetap memberikan kontribusi
signifikan terhadap pengembangan peserta didik
menjadi manusia berkarakter dan berkecerdasan
intelektual dan pemberdayaan pendidik dan
Nilai-Nilai Karakter Bangsa Indonesia tenaga kependidikan terkait, hendaknya
diterapkan prinsip-prinsip berikut:
1. Religius 10. Semangat kebangsaan a) Pemanfaatan TIK dalam pendidikan
2. Jujur 11. Cinta tanah air sebaiknya mempertimbangkan karaktersitik
3. Toleransi 12. Menghargai prestasi peserta
4. Disiplin 13. Bersahabat/komunikatif didik, pendidik, dan tenaga kependidikan
5. Kerja keras 14. Cinta damai dalam keseluruhan pembuatan keputusan
6. Kreatif 15. Gemar membaca TIK.
7. Mandiri 16. Peduli lingkungan b). Pemanfaatan TIK sebaiknya dirancang untuk
8. Demokratis 17. Peduli sosial memperkuat minat dan motivasi pengguna
9. Rasa ingin tahu
Sumber: 18. Tanggung jawab untuk menggunakannya semata guna
Kementerian pendidikan Nasional Puskur Kemendiknas (2011)
meningkatkan dirinya, baik dari segi
intelektual, spiritual (rohani), sosial, maupun
Bagaimana cara menanamkan nilai-nilai
ragawi.
karakter bangsa tersebut? Inilah kesempatan
c) Pemanfaatan TIK sebaiknya menumbuhkan
dan tantangan bagi setiap guru untuk
kesadaran dan keyakinan akan pentingnya
mengkaji, mengembangkan, dan
kegiatan berinteraksi langsung dengan
bereksperimen tentang metode
manusia (tatap muka), dengan lingkungan
penerapannya dalam melaksanakan
sosial-budaya (pertemuan, museum, tempat-
pembelajaran, karena Kementrian Pendidikan
tempat bersejarah), dan lingkungan alam
Nasional tidak akan menambahkan pelajaran
(penjelajahan) agar tetap mampu
khusus tentang pendidikan karakter
memelihara nilai-nilai sosial dan humaniora
(Harianti, 2011). Jadi setiap guru mata
(seni dan budaya), dan kecintaan terhadap
pelajaran diharapkan mampu menjabarkan
alam sebagai anugerah dari Tuhan Yang
dan mengintegrasikan nilai-nilai karakter
Maha Esa.
tersebut dalam kegiatan pembelajaran yang
d) Pemanfaatan TIK sebaiknya menjaga bahwa
dilaksanakan.
kelompok sasaran tetap dapat mengapresiasi
teknologi komunikasi yang sederhana dan
3. Pemanfaatan TIK Dalam Pendidikan
kegiatan-kegiatan pembelajaran tanpa TIK
Karakter di Sekolah
karena tuntutan penguasaan kompetensi
Pendidikan karakter sangat penting dalam
terkait dalam rangka mengembangkan
rangka pembangunan sumber daya manusia
seluruh potensi siswa secara seimbang.
yang berkualitas, bermartabat, dan berkarakter,
e) Pemanfaatan TIK sebaiknya mendorong
sehingga perlu benar-benar dijaga agar

1234
1234
1234
1234
1234
129
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

pengguna untuk menjadi lebih kreatif dan yang sehat pula. Hati yang sehat didapat dari
inovatif sehingga tidak hanya puas menjadi pembinaan pendidikan budaya dan karakter yang
konsumen informasi berbasis TIK. terus dikembangkan oleh para guru.
Dalam memanfaatkan TIK, perlu juga
Agar penerapan pendidikan karakter melalui ditanamkan rasa malu dalam diri peserta didik
TIK dapat berjalan secara efektif dalam dan aturan yang tegas agar anak-anak: tidak
mencapai tujuannya, para guru hendaknya bersentuhan dengan pornografi, tidak
mampu memberikan materinya dengan cara- melakukan plagiasi, duplikasi, copy paste karya
cara yang interaktif, dan mampu membuat para orang lain, dan tidak dibiarkan untuk terus
peserta didiknya menjadi kreatif. Proses menerus mengkonsumsi games atau permainan
pembelajarannya pun harus menjadi online lainnya di internet yang mengasyikkan.
menyenangkan dan bermakna. Dalam konteks Jika dibiarkan anak didik hanya menkonsumsi
tersebut, peran guru dalam proses interaksi game online secara terus menerus, maka akan
pembelajaran hendaknya tidak terlalu dominan, menghasilkan sebuah generasi para gamer, dan
tetapi lebih sering berperan sebagai fasilitator bukan programer, yaitu sebuah generasi yang
dan motivator pembelajaran. Dengan kata lain, mampu menciptakan berbagai games atau
pembelajaran tidak berpusat pada guru, tetapi permainan yang mengasyikan.
lebih berpusat pada peserta didik atau lebih Progamer sangat diperlukan dalam membuat
menempatkan peserta didik sebagai subyek didik konten-konten edukatif. Dengan begitu
daripada sebagai obyek didik. pendidikan ini akan maju dan sejajar dengan
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran negara lainnya. Dalam proses pembelajaran TIK,
melalui TIK, peserta didik tidak hanya digiring hendaknya peserta didik tidak hanya diarahkan
sebatas untuk mencari dan memperoleh untuk kelas operator saja tetapi menjadi pro-
informasi saja, tetapi juga diarahkan agar gramer aktif yang membuat mereka kreatif
memiliki kemampuan untuk menciptakan dalam membuat program-program inovatif yang
informasi di internet. Peserta didik harus dapat dibanggakan. Lihatlah Fahma, sosok
diarahkan untuk mampu menjadi produsen penemu software termuda di dunia. Dia terlahir
pengetahuan, dan bukan hanya sebatas menjadi dari anak Indonesia yang bertempat tinggal di
konsumen pengetahuan atau penikmat teknologi kota Bandung Itulah salah satu contoh dimana
saja, sehingga dapat membawa perubahan yang pendidikan budaya, dan karakter terintegrasi
lebih positif bagi peserta didik. Agar bisa menjadi dengan TIK dalam proses pembelajarannya.
produsen pengetahuan, maka budaya baca dan (Kompasiania, 2011).
tulis menulis harus benar-benar dilatihkan TIK harus benar-benar dimanfaatkan dengan
melalui pemanfaatan TIK secara benar. Para guru tujuan para peserta didik mampu mendengarkan
pun minimal harus belajar membuat blogg dengan baik, berbicara, membaca, dan menulis.
(ngeblog) agar mampu memberikan Dengan begitu mereka akan mampu
keteladanan kepada para peserta didiknya. menyampaikan pesannya kepada khalayak ramai
Dengan ngeblog, para guru dan siswa akan dan membuat diri mereka menjadi orang hebat
menjadi terbiasa menulis. Sebagaimana pepatah luar biasa karena memiliki kemampuan
yang mengatakan bahwa “satu kali contoh berbahasa secara baik.
keteladanan lebih baik daripada 1000 kali Semua hal di atas itu harus terintegrasikan
perkataan.” Para guru harus mampu memberikan dalam pendidikan karakter yang berbasis TIK.
contoh yang baik dalam memanfaatkan TIK TIK harus dimanfaatkan sebagai sarana untuk
khususnya internet secara sehat dan produktif, menerapkan nili-nilai dasar pendidikan karakter,
misal internet tidak hanya digunakan untuk dan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya agar
mencari hiburan (entertaiment) saja, namun para generasi bangsa ini mampu
internet juga digunakan untuk mengupgrade mengembangkan kreativitasnya.
informasi dan ilmu pengetahuan. Dengan begitu Salah satu contoh yang paling mudah dalam
mereka akan melihat keteladanan dari gurunya pendidikan karakter diantaranya adalah
dalam pemanfatan TIK di sekolah. Para peserta penanaman nilai kejujuran. Para guru harus
didik pun pada akhirnya akan mengikuti pula mampu menanamkan kejujuran dalam diri setiap
dalam menjalankan internet sehat dengan hati

1234
1234
1234
130 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
peserta didik. Tak berkata bohong (dusta) dan merupakan proses internalisasi atau
mampu berkata benar dalam segala sikap dan pengembangan nilai-nilai karakter dan
tingkah lakunya. Nilai-nilai kejujuran tersebut budaya bangsa yang harus dilakukan secara
dapat ditanamkan dan dikontrol melalui media terus-menerus dan kontinyu. Mendidik
facebook yang sedang booming saat ini, baik adalah sebuah proses panjang dimulai dari
dikalangan anak-anak maupun orang dewasa. awal peserta didik masuk sampai selesai dari
Sikap dan perkataan jujur peserta didik akan suatu satuan pendidikan.
dengan mudah tertangkap jelas dari facebook b) Menyeluruh, artinya pendidikan berbasis
para guru, bila para peserta didiknya telah karakter dan budaya harus dilakukan melalui
berteman dengannya. Oleh karena itu media semua mata pelajaran, pengembangan diri,
facebook dapat dijadikan untuk sarana penciptaan kultur dan budaya sekolah yang
membangun komunikasi yang lebih dekat antara familier dengan dunia TIK dan teknologi
guru dengan para siswanya. Melalui facebook digital.
guru dapat mengajak dialog atau diskusi dengan c) Mengakar, artinya nilai-nilai yang diajarkan
para siswa, sehingga dapat terjalin komunikasi dan dikembangkan berasal dari nilai-nilai
yang positif antara guru dan siswa. Terjadinya luhur yang dimiliki bangsa Indonesia sendiri
komunikasi yang positif antara guru siswa akan bukan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
dapat membantu meningkatkan kualitas interaksi lain.
pembelajaran dan mengefektifkan pencapaian (d). Proses pendidikan dan pembelajaran yang
tujuan pembelajaran, disamping dapat untuk dilakukan secara aktif, dinamis, kreatif dan
mengarahkan sikap dan perilaku siswa ke arah menyenangkan.
yang lebih baik. e) Bernilai Ibadah, artinya mendidik dengan
Nilai karakter lain yang perlu ditanamkan hati, penuh keikhlasan, cinta kasih, penuh
melalui TIK adalah budaya baca. Budaya baca dedikasi dan pengabdian yang tulus kepada
yang mulai hilang dari dunia anak-anak kita harus Tuhan Allah SWT dan sesama mahluk
sudah digiatkan kembali dengan konten-konten ciptaan-Nya.
edukasi yang dibuat sendiri oleh para guru
melalui blog atau website sekolah. Di sinilah para
guru harus mampu menulis, dan membuat para SIMPULAN DAN SARAN
peserta didiknya menjadi gemar membaca. 1. Kesimpulan
Konten-konten atau materi pelajaran itu bisa Pendidik yang handal, profesional dan
dimasukkan dalam server aplikasi MOODLE atau berdaya saing tinggi, serta memiliki karakter
Blog yang berbasis Content Management Sys- yang kuat dan cerdas merupakan modal dasar
tem (CMS). Di tempat itu, para guru dapat kreatif dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas
membuat sendiri media pembelajarannya. Para yang mampu mencetak sumberdaya manusia
guru pun dapat membuat tes atau ujian secara yang berkarakter, cerdas dan bermoral tinggi.
online. (Purbo, 2008). Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan karakter
Alangkah indahnya jika para peserta didik di sekolah harus dimulai dari keteladanan
kita mampu berinternet secara sehat, gurunya terlebih dahulu. Jika gurunya telah
menyebarkan berita dengan benar, berbagi dan memiliki karakter yang kuat dan cerdas, tentunya
sharring pengetahuan, dan mampu proses pendidikan karakter di sekolah akan dapat
menceritakan pengalamannya yang dilaksanakan secara lebih efektif. TIK harus
mengesankan dalam blog-blog yang mereka digunakan untuk menumbuhkan dan
miliki. Dengan begitu kemampuan menulis, mengembangkan karakter peserta didik agar
menuangkan ide dan gagasan mereka pun akan mampu menghasilkan kreativitas dan
terasah dengan baik, karena sering menulis di produktifitas. TIK hanya alat bantu. TIK tidak
blog. ada bedanya dengan mesin tik, cangkul, kompor,
Agar pendidikan karakter dapat berjalan dan lain-lain. Maka dari itu agar lebih bermanfaat
secara komprehensif dalam proses pendidikan, positif bagi peserta didik, dalam pemanfaatannya
maka penerapan pendidikan karakter di sekolah dibutuhkan pendidikan budaya dan karakter
perlu memegang prinsip-prinsip sebagai berikut: sehingga tidak kehilangan kearifan budaya lokal.
a) Berkelanjutan, artinya pendidikan itu

1234
1234
1234
1234
1234
131
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

2. Saran sekolah, di rumah maupun di masyarakat dapat


Pembentukan karakter peserta didik memang dimanfaatkan dan dijadikan sarana untuk
tak semudah membalikkan telapak tangan. Oleh mewujudkan peserta didik dan generasi idaman
karenanya, diperlukan visi dan misi yang kuat di masa mendatang yang berkarakter,
dari sekolah dalam membangun karakter siswa. berkepribadian dan berkualitas.
Karakter positif seperti rasa ingin tahu, haus
pada ilmu pengetahuan, budaya membaca dan PUSTAKA ACUAN
menulis hendaknya selalu dibina dan Asshiddiqie, Jimly (2009), Membangun Karakter
dikembangkan secara intensif dan terus menerus Bangsa, Makalah, Jakarta: Mahkamah
pada setiap peserta didik. Kehadiran TIK di Konstitusi.
Chaplin (JP), (1989), Kamus Psikologi
diterjemahkan oleh Katono, Jakarta, Raja Grafindo Persada.
Departemen Agama (2008), Al-Qur’an Terjemah dan Tafsirnya, Semarang: Karya Thoha Putra.
Dali, Gulo (1982) Kamus Istilah Psikologi, Bandung: Tonis Press.
Fauziah (2008), Jago TIK Tekonologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP, Jakarta: Media Pusindo.
Gardner, Howard, Jie Qi Chen, Seana Moran (Editor), MultipleIntelegences Around The World,
Sanfrancisco, USA: HB Printing.
Harianti, Diah (2011), Tidak Perlu Penambahan Jam Untuk Cegah Radikalisme, Republika, 11-Agustus-
2011, lihat http://www.republika.co.id/berita/pendidikan
Kadir, Abdul & Terra CH (2003), Pengantar Teknologi Informasi, Jakarta, Salemba Infotek.
Kamisa, (1997), Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika
Kementerian Pendidikan Nasional, Pusat Pengembangan kurikulum, (2011), Desain Induk Pendidikan
Karakter.
Kertajaya, Hermawan (2010). Grow with Character: The Model Marketing. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Kompasiania, (2011), Pendidikan Budaya dan Karakter Melalui TIK, lihat http://
edukasi.kompasiana.com/2011/01/27/pendidikan-budaya-dan-karakter-melalui-tik/
Madya, Suwarsih (2011), Optimalisasi Pemanfaatan TIK untuk Meningkatkan Mutu Hakiki Pendidikan,
Makalah, Jakarta: Seminar Nasional ICT di Universitas Mercu Buana.
Mangunwijaya, (2007), Kurikulum yang mencerdaskan Visi 2030 dan Pendidikan Alternatif, Jakarta: Kompas.
Megawangi, Ratna (2010), Strategi dan Implementasi Pendidikan Karakter di PAUD, Makalah disajikan
dalam seminar tentang PAUD. Bogor.
Menteri Pendidikan Nasional, Sambutan Menteri Pendidikan Nasional Pada Upacara Hari Pendidikan
Nasional, Senin, 2-Mei- 2011.
Milson J, Andrew & Marvin W. Berkowits ( 2003), Journal of Reasearch in Character Education,
Oakland CA, IAP-Information Age Publishing.
Parnwell, Hornby dan (1972). Learner’s Dictionary. Kuala Lumpur: Oxford University Press.
Purbo, Onno (2008), Internet untuk Dunia Pendidikan, Makalah, Bandung: ITB
Poerwadarminta, W.J.S. (2003), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka.
Sudarmanto, J.B ( 2007), Jejak-Jejak Pahlawan Bangsa, Perekat Kesatuan Bangsa Indonesia,- Ki
Hajar Dewantara, (1889-1959). Jakarta: Grasindo.
Sudarsono, Sumarno, (2007), Membangun Kembali Jati Diri Bangsa, Peran Penting Karakter dan
Hasrat Untuk Berubah, Jakarta, Elek Media Komputindo.
Sudarso, Juwono (2009), Membangun generasi Berkualitas dengan TIK, lihat http://c-generation.org/
artikel?start=5 http://c-generation.org/artikel?start=5
Zahab, Balian, Kejahatan di Internet (Cyber Crime) Dan Apa Itu Hacking, Cracking, Carding, Phising, Spamming
Dan Defacing Etc.? lihat http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Hati-hati%20Kejahatan%20Internet.
dan (http://www.resep.web.id/komputer-internet/inilah-jenis-kejahatan-internet.htm

uuuuuuuuuuuuuuu

1234
1234
1234
132 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TATA HIDANGAN
BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN
KOMPETENSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PERHOTELAN
POLITEKNIK NEGERI BALI
(PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP MODUL TATA HIDANGAN) 1)

I Made Darma Oka, I Nyoman Winia


Dosen Program Studi Perhotelan Politeknik Negeri Bali
E-mail: darmaokaimade@yahoo.com

Abstrak:
Aplikasi multimedia dalam pembelajaran materi Tata Hidangan akan menjadi lebih menarik,
karena materi yang disajikan lebih mudah dipahami mahasiswa karena dilengkapi dengan
visualisasi baik statik maupun dinamik. Berdasarkan hasil analisis tentang persepsi mahasiswa
terhadap modul Tata Hidangan pada Program Studi Perhotelan Politeknik Negeri Bali
menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa dalam ujicoba perseorangan diperoleh skor rata-
rata 83.56%, kelompok kecil rata-rata 85.28%, dan uji coba lapangan rata-rata 84.81%. Nilai
tersebut memenuhi kriteria sangat layak dan tidak perlu direvisi. Terjadi perbedaan yang
signifikan pada hasil belajar mahasiswa berdasarkan hasil pretes dan postes yang dilakukan,
sehingga modul Tata Hidangan yang dikembangkan ini mampu meningkatkan kompetensi
mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktek di restoran.

Kata kunci: Persepsi, mahasiswa, kompetensi, modul, tata hidangan.

Abstract:
Through multimedia application the food and beverage service instructional becomes more
interesting since the material presented is more easily understood by students and it is equipped
with both static and dynamic visualization. The result of the analysis on the student’s perception
on the food and beverage service module of Hotel Study Program at Bali State Polytechnic
showed that the perception of student in the individual tryout was at the average score of
83.56%, the small group was at the average score of 85.28%, and the field tryout was at the
average score of 84.81%. The value met the requirements and does not need to be revised.
There is a significant difference on the achievement of students based on the result of pre
test and post test. Therefore the module of food and beverage service that has been developed
is able to increase the competency of student in conducting the activities in restaurant.

Key words: Perception, student, competency, module, food and beverages service.

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Agar mampu menyiapkan calon pramusaji
Politeknik Negeri Bali merupakan salah satu profesional, prestasi yang dicapai mahasiswa
perguruan tinggi di Indonesia yang dalam perkuliahan Tata Hidangan seyogyanya
menyelenggarakan pendidikan vokasi. Untuk pada tingkat sangat memuaskan. Dengan
meningkatkan kompetensi dalam rangka demikian lulusan mahasiswa Program Studi
memuaskan konsumen, mahasiswa Program Perhotelan, Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri
Studi Perhotelan harus memiliki kemampuan Bali memiliki kompetensi tinggi di bidangnya.
kompetensi sesuai tuntutan dunia perhotelan Dengan demikian mereka akan mampu bersaing
yang semakin berkembang. secara kompetitif di pasar kerja.
1) Penelitian dibiayai melalui Hibah Bersaing DP2M DIKTI tahun anggaran 2011

1234
1234
1234
1234
1234
133
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

Terkait dengan hal tersebut standar Rumusan masalah yang dapat dikemukakan
kompetensi yang menjadi acuan dalam dalam penelitian ini adalah: (a) bagaimanakah
pembelajaran mata kuliah Tata Hidangan adalah persepsi/penilaian mahasiswa baik perorangan,
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia kelompok kecil maupun kelompok lapangan
(SKKNI) dalam bidang TIK yang dikeluarkan oleh terhadap modul Tata Hidangan yang
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik dikembangkan pada Program Studi Perhotelan
Indonesia No: Kep.239/Men/X/2004. Tentang Politeknik Negeri Bali?, dan (b) apakah terjadi
Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional perbedaan secara significant pada hasil belajar
Indonesia, Sektor Pariwisata Sub Sektor Hotel mahasiswa berdasarkan hasil pretes dan postes
dan Restoran. yang dilakukan?
Mata kuliah Tata Hidangan merupakan mata
kuliah core yang sangat menetukan kompetensi 3. Tujuan Penelitian
dari mahasiswa bersangkutan. Untuk itu perlu Tujuan penelitian ini adalah: (a) untuk
penerapan metode pembelajaran yang lebih mendeskripsikan persepsi/penilaian mahasiswa
efektif terhadap mahasiswa guna memperoleh baik perorangan, kelompok kecil maupun
hasil belajar yang optimal. Disamping itu kelompok lapangan terhadap modul Tata
keberadaan modul Tata Hidangan sangat penting Hidangan yang dikembangkan pada Program
guna mampu memperlancar pencapaian dari Studi Perhotelan Politeknik Negeri Bali, dan (b)
kompetensi yang telah ditetapkan. Karakteristik untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan
perkuliahan Tata Hidangan semestinya lebih yang signifikan pada hasil belajar mahasiswa
banyak menekankan attitude dan skill, daripada berdasarkan hasil pretes dan postes yang
pengetahuan penalaran, dengan perbandingan dilakukan terhadap mahasiswa.
teori 40% dan praktek 60%.
Pemakaian modul pembelajaran dalam KAJIAN LITERATUR
proses belajar mengajar dapat membangkitkan 1. Manfaat Multimedia
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan Amthor (1992) menyatakan bahwa: In the
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan 20th century, the technology of computers has
bahkan membawa pengaruh-pengaruh given birth to something we call the Information
psikologis terhadap mahasiswa. Keberadaan Revolution-an explosion of both knowledge and
modul pembelajaran juga membantu mahasiswa personal access to knowledge Artinya dalam
meningkatkan pemahaman materi yang abad 20, teknologi komputer telah melahirkan
disampaikan. Pemanfaatan teknologi multimedia sesuatu yang disebut revolusi informasi yang
dalam strategi pembelajaran menjadikan proses mampu mempermudah akses seseorang untuk
belajar mengajar lebih menarik. memperoleh pengetahuan secara mandiri.
Multimedia adalah media yang Dewasa ini ketika ilmu pengetahuan dan
mengkombinasikan antara teks, grafik, animasi, teknologi berkembang sangat pesat, proses
suara, dan video. Aplikasi multimedia dalam pembelajaran tidak lagi dimonopoli oleh adanya
pembuatan modul Tata Hidangan akan menjadi kehadiran dosen di dalam kelas. Mahasiswa
lebih menarik, karena materi yang disajikan lebih dapat belajar di mana saja dan kapan saja.
mudah dipahami mahasiswa karena dilengkapi Mahasiswa bisa belajar apa saja sesuai minat
dengan visualisasi baik statik maupun dinamik. dan gaya belajar yang diinginkan. Blijleven
Berdasarkan paparan di atas, salah satu alternatif (2004) menyebutkan bahwa “Multimedia cases
untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa intend to bridge the gap between theory and
dalam melaksanakan tugas-tugasya adalah practice in teacher education. Interactive video
dengan mengembangkan modul Tata Hidangan as part of multimedia cases makes it possible
berbasis multimedia sebagai media for prospective teachers to learn form practice.
pembelajaran. Moreover, all kinds of information related to the
interactive video are incorporated in the case
2. Rumusan masalah and are available at the users’ fingertips. Such a
rich learning environment was, according to the
results of an evaluation questionnaire, positively
perceived by the participants in this study. The

1234
1234
1234
134 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
observation of the researchers during the session akan bermakna bila dalam pembuatannya
in which the participants worked with the diselaraskan dengan perubahan tingkah laku
multimedia case confirmed this finding”. pebelajar sebagai pengguna media dan
Dapat dikatakan bahwa pemanfaatan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang
multimedia dalam proses pembelajaran, akan dicapai. Media dalam pemanfaatannya
bermaksud untuk mengurangi kesenjangan diharapkan dapat membantu pebelajar untuk
antara teori dan praktek. Video interaktif sebagai belajar secara aktif karena adanya interaksi fisis
bagian dari multimedia diharapkan mampu dan kognitif. Dengan pembelajaran yang aktif
membantu dosen dalam mentranfer materi dari pebelajar akan mempertahankan perhatian,
belajar praktek secara terstruktur. Lebih dari itu, meningkatkan prestasi, dan membentuk
semua jenis informasi yang berhubungan dengan pengetahuan baru.Media dapat berperan sebagai
video interaktif dapat dipadukan sesuai situasi perantara atau pengantar pesan dari pengirim
kondisi pemakai. Lingkungan belajar yang ke penerima pesan. Apabila media itu membawa
kondusif, dapat mendukung peserta didik dalam pesan-pesan atau informasi instruksional atau
memahami pelajaran secara positif. Sesuai hasil mengandung maksud-maksud pengajaran, maka
observasi peneliti, bahwa peserta didik akan lebih media itu disebut media pembelajaran.
mudah memahami dengan menggunakan Pemilihan media dalam proses belajar
bantuan multimedia dalam proses belajar mengajar sangat perlu mempertimbangkan
mengajar. beberapa prinsip, yaitu (1) sesuai tujuan yang
Aplikasi teknologi dalam bidang pendidikan ingin dicapai, (2) berdasarkan konsep yang
khususnya kurikukum dapat dilihat dalam dua sudah jelas, (3) karakteristik siswa, (4) gaya
bentuk, yaitu perangkat lunak (software) dan belajar siswa serta guru dan (5) harus sesuai
perangkat keras ( hardware) . Penerapan dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu
teknologi dalam perangkat keras lebih yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran
menekankan kepada penggunaan alat-alat (Sanjaya, 2008).
teknologi untuk menunjang efesiensi dan Media pembelajaran yang memasukkan
efektivitas pendidikan khususnya dalam proses pengalaman-pengalaman konkrit, membantu
belajar mengajar, seperti penggunaan media. pebelajar mengintegrasikan pengalaman
Pada mulanya media hanya dianggap sebagai sebelumnya dan merupakan fasilitas belajar
alat bantu mengajar, akan tetapi saat ini telah untuk konsep-konsep abstrak. Bruner (yang
banyak dikembangkan program pengajaran yang dikutip Arsyad, 2005), menyebutkan ada tiga
memadukan bahan ajar dengan media yang tingkatan utama modus belajar, yaitu
digunakan dalam bentuk kaset audio. pengalaman langsung (enactive), pengalaman
Media memiliki kemampuan merangsang gambar ( iconic ), dan pengalaman abstrak
terjadinya proses belajar yang efektif dan (symbolic). Ketiga tingkat pengalaman ini saling
efesien. Kemampuan tersebut adalah (1) berinteraksi dalam upaya memperolah
menghadirkan obyek lingkungan sekitar ke pengalaman (pengetahuan, ketrampilan, dan
dalam lingkungan belajar, (2) membuat konsep sikap) yang baru. Pengalaman hasil belajar
abstrak menjadi konkrit, (3) mampu seseorang diperoleh mulai dari pengalaman
menyamakan persepsi, (4) mengatasi hambatan langsung (konkrit), sampai kepada lambang
waktu, tempat, jumlah dan jarak, dan (5) verbal (abstrak). Pengalaman langsung akan
memvisualisasikan aplikasi pemecahan masalah memberikan kesan paling utuh dan paling
suatu peralatan dan prosedur kerja serta cara bermakna mengenai informasi dan gagasan yang
penggunaan alat. Menurut Kemp & Dayton terkandung dalam pengalaman itu.
(Arsyad, 2005), media pembelajaran dapat Multimedia dapat mengkombinasikan suara,
memenuhi tiga fungsi utama, yaitu (1) animasi dan gambar video secara bersamaan.
memotivasi minat dan tindakan, (2) menyajikan Istilah multimedia mengacu pada penggunaan
informasi, dan (3) memberi instruksi. berbagai format media di dalam memberikan
Media merupakan bagian integral dari proses presentasi atau belajar mandiri. Beberapa contoh
belajar mengajar dan apapun media yang multimedia dalam pendidikan adalah dalam
digunakan sasarannya akhirnya adalah untuk format videotapes, CD-ROMs, DVD, Web, dan
memudahkan belajar (Degeng, 2000). Media virtual reality.

1234
1234
1234
1234
1234
135
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

Tujuan dari penggunaan multimedia dalam berarti hanya kemampuan menyelesaikan suatu
pendidikan dan pelatihan adalah untuk tugas, tetapi dilandasi pula bagaimana serta
menggiring pebelajar ke dalam pengalaman mengapa tugas itu dikerjakan. Dengan kata lain,
multisensori untuk promosi belajar (Smaldino, standar kompetensi meliputi faktor-faktor yang
2005). Secara keseluruhan, multimedia terdiri mendukung seperti pengetahuan dan
dari tiga level (Mayer, 2001) yaitu: kemampuan untuk mengerjakan suatu tugas
a. Level teknis, yaitu multimedia berkaitan dalam kondisi normal di tempat kerja serta
dengan alat-alat teknis; alat-alat ini dapat kemampuan mentransfer dan menerapkan
diartikan sebagai wahana yang meliputi kemampuan dan pengetahuan pada situasi dan
tanda-tanda (signs). lingkungan yang berbeda. Standar kompetensi
b. Level semiotik, yaitu representasi hasil merupakan rumusan tentang kemampuan yang
multimedia seperti teks, gambar, grafik, tabel, harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu
dan lain-lain. tugas/pekerjaan yang dilandasi oleh ilmu
c. Level sensorik, yaitu yang berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja,
saluran sensorik yang berfungsi untuk sesuai dengan kriteria unjuk kerja yang
menerima tanda (signs). dipersyaratkan.
Kodefikasi standar kompetensi mengikuti
2. Standar Kompetensi aturan yang telah ditetapkan Menteri Tenaga
Kompetensi yang dikembangkan dalam Kerja dan Transmigrasi No: KEP.239/MEN/X/2004
pembelajaran Tata Hidangan adalah tentang tata Penetapan Standar Kompetensi
keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Sub Sektor
perubahan, pertentangan, ketidak-menentuan, Hotel dan Restoran.
ketidakpastian dan kerumitan dalam kehidupan Dengan dikuasainya standar kompetensi
seperti yang terjadi dalam era globalisasi ini. tersebut oleh mahasiswa maka yang
Kompetensi dasar ini merupakan standar yang bersangkutan akan memahami:
ditetapkan secara nasional yang berisi tentang a. Bagaimana mengerjakan suatu tugas/
kerangka apa yang harus diketahui, dilakukan pekerjaan,
dan dimahirkan oleh siswa pada setiap tingkatan. b. Bagaimana mengorganisasikannya agar
Kecakapan hidup (life skill) seperti yang pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan,
diharapkan, bukan hanya keterampilan standar c. Apa yang harus dilakukan bilamana terjadi
yang hanya mengacu pada keterampilan untuk sesuatu yang berbeda dengan rencana
bekerja, akan tetapi lebih menekankan kepada semula,
menggali potensi mahasiswa yang dapat d. Bagaimana menggunakan kemampuan yang
dikembangkan untuk hidup lebih survive yang dimilikinya untuk memecahkan masalah dan
meliputi: kecakapan mengenal diri (self atau melaksanakan tugas/pekerjaan dengan
awarness) , kecakapan berpikir rasional kondisi yang berbeda.
(thingking skill), kecakapan sosial (social skill),
kecakapan akademis (academic skill), dan Standar kompetensi dapat dimanfaatkan oleh
kecakapan vokasional (vocational skill). Standar dosen atau instruktur yang terkait dalam
ini juga ditandai dengan pembentukan sistem pembelajaran mata kuliah Tata Hidangan yaitu:
nilai untuk mewujudkan manusia Indonesia yang a. Sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum
berkepribadian dan beretos kerja, berpartisipasi dan pengembangan pengajaran, sekaligus
aktif, demokratis dan berwawasan kebangsaan mendorong konsistensi dalam
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan,
bernegara. serta menetapkan kualifikasinya.
Standar kompetensi diartikan sebagai suatu b. Sebagai alat manajemen dalam membantu
ukuran atau patokan tentang pengetahuan, evaluasi atau penilaian terhadap mahasiswa
keterampilan, dan sikap kerja yang harus dimiliki peserta didik.
oleh mahasiswa untuk mengerjakan suatu c. Sebagai acuan dalam penyusunan kriteria
pekerjaan atau tugas sesuai dengan unjuk kerja pengujian dan instrumen/alat ukur
yang dipersyaratkan. Standar kompetensi tidak pengujian.

1234
1234
1234
136 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
ditingkatkan, (6) peran dosen/instruktur berubah
3. Aplikasi Multimedia dalam kearah yang positif, artinya dosen tidak
Pembelajaran Tata Hidangan menempatkan diri sebagai satu-satunya sumber
Aplikasi multimedia dalam proses belajar belajardan (7) proses pembelajaran dapat
mengajar sangatlah penting untuk membantu berlangsung kapanpun dan dimanapun
meningkatkan pemahaman dan minat diperlukan.
mahasiswa dalam mempelajari materi yang Media pembelajaran yang memiliki
diajarkan. Hal ini dilakukan karena multimedia kemampuan lebih baik dan lebih menarik
berisi kombinasi antara teks, grafik, animasi, diaplikasikan adalah media audiovisual, karena
suara, dan video. Kombinasi ini merupakan jenis media ini selain mengandung unsur suara
kesatuan yang secara bersama-sama juga mengandung unsur gambar yang dapat
menampilkan informasi, pesan, dan isi pelajaran. dilihat seperti rekaman video, berbagai ukuran
Penggunaan teknologi multimedia untuk proses film, slide suara dan sebagainya (Sanjaya, 2008).
belajar mengajar mempunyai pengaruh yang Dalam hasil survey dari tes kemampuan awal
signifikan terhadap motivasi belajar, prestasi dan mahasiswa Program Studi Perhotelan (Darma
sikap mahasiswa. Oka,dkk., 2010), yang telah dianalisis
Tata Hidangan merupakan mata kuliah core menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa
(inti) pada Program Studi Perhotelan, Politeknik dalam memahami materi Tata Hidangan rata-
Negeri Bali. Inti dari mata kuliah Tata Hidangan rata sebesar 71,18 (B). Angka ini masih tergolong
ini adalah membahas tentang teknik memberikan rendah, mengingat mata kuliah Tata Hidangan
service (pelayanan) makanan dan minuman merupakan mata kuliah inti dalam menentukan
secara profesional kepada pelanggan. Pelayanan tingkat/kemampuan kompetensi yang dimiliki
dimaksud meliputi pelayanan terhadap mahasiswa agar mereka mampu bersaing secara
pelanggan mulai dari pelanggan memasuki areal kompetitif di pasar kerja. Sedangkan nilai yang
restoran (welcoming the guest) sampai mereka diharapkan mampu dicapai atau diraih oleh
meninggalkan restoran (thanking the guest). masing-masing individu mahasiswa kedepan
Terkait dengan hal tersebut, metode adalah e” 80 (A). Hal ini mengindikasikan bahwa
pembelajarannya harus benar-benar dikelola perlu penerapan strategi pembelajaran yang
secara sistematik, holistik dan terpadu sehingga lebih efektif dan atraktif terhadap mahasiswa
mampu menghasilkan lulusan yang guna memperoleh hasil belajar yang optimal
berkompetensi tinggi. Mengingat begitu dengan mengacu pada kurikulum yang telah
pentingnya peran mata kuliah Tata Hidangan ditetapkan.
pada Program Studi Perhotelan dalam Selanjutnya, dilihat dari tingkat kepuasan
meningkatkan kompetensi mahasiswa, maka mahasiswa terhadap model pengajaran materi
profesionalisme dibidangnya merupakan faktor Tata Hidangan yang diterapkan, menunjukkan
mutlak yang harus diperhatikan. Profesional bahwa tingkat kepuasan mahasiswa rata-rata
tersebut harus didukung dengan self awarness, sebesar 71,91%. Adapun rincian dari tingkat
vocational skill, social skill, maupun media kepuasan tersebut sebagai berikut: (1)
pembelajaran yang efektif. kemenarikan tampilan materil sebesar 67,45%,
Aplikasi multimedia dalam proses (2) kelengkapan materi 75,94%, (3) kejelasan
pembelajaran mata kuliah Tata Hidangan mampu isi materi 76,42%, (4) cukup operasional
memberikan kontribusi yang sangat penting, 76,89%, (5) ketepatan pemilihan media
diantaranya: (1) penyampaian materi pembelajaran sebesar 66,04%, (6) ketepatan
pembelajaran dapat lebih terstandar, (2) metode pembelajaran sebesar 67,45 %, (7)
pembelajaran yang diterapkan menjadi lebih strategi pembelajaran 66,51%, (8) mengarahkan
menarik dan lebih interaktif karena mahasiswa belajar mahasiswa 75,94%, (9) mudah dipahami
dapat melihat video/contoh langsung, (3) waktu 71,70%, (10) memotivasi belajar mahasiswa
pelaksanaan pembelajaran dapat dimampatkan, 72,17%, dan (11) teknik evaluasi yang
(4) kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan, (5) diterapkan dosen sebesar 74,53%
sikap positif mahasiswa terhadap meteri Mengacu pada hasil tingkat kepuasan mahasiswa
pembelajaran serta proses pembelajaran dapat tersebut diatas, komponen penting yang perlu

1234
1234
1234
1234
1234
137
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

mendapat perhatian serius dalam


pengembangan modul Tata Hidangan kedepan 3. Sampel Penelitian
adalah ketepatan dalam memilih media Jumlah populasi mahasiswa Program Studi
pembelajaran, kemenarikan tampilan materi Perhotelan untuk semester IVD tahun akademik
dalam proses pembelajaran, metode 2010/2011 sebanyak 26 orang. Untuk
pembelajaran serta strategi pembelajaran mendapatkan hasil yang lebih efektif maka
sehingga mahasiswa lebih mudah dalam seluruh populasi dijadikan sampel dalam
memahami materi Tata Hidangan yang diberikan penelitian.
dalam usaha meningkatkan kompetensinya.
Disamping itu komponen penting yang perlu 4. Tempat dan Waktu Penelitian
mendapat perhatian serius dalam Penelitian berlokasi di Kampus Politeknik
pengembangan modul Tata Hidangan kedepan Negeri Bali, tepatnya pada Program Studi
adalah ketepatan dalam memilih media Perhotelan, Jurusan Pariwisata. Waktu penelitian
pembelajaran, kemenarikan tampilan materi berlangsung mulai bulan Juni-Agustus 2011.
dalam proses pembelajaran serta strategi
pembelajaran sehingga mahasiswa lebih mudah 5. Analisis Data
dalam memahami materi dalam usaha Analisis data dilakukan secara ganda yaitu
meningkatkan kompetensinya (Darma analisis deskriptif kualitatif Analisis yang
Oka,dkk.,2011) digunakan adalah teknik analisis deskriptif
kualitatif, yaitu dengan memaparkan/
METODE PENELITIAN menguraikan secara jelas dan gamblang tentang
1. Tujuan dan Pendekatan Penelitian penilaian mahasiswa terhadap draf modul Tata
Penelitian ini bertujuan untuk: (a) Hidangan yang dikembangkan dan analisis
mendeskripsikan persepsi/penilaian mahasiswa kuantitatif dengan menggunakan skala likert
baik perorangan, kelompok kecil maupun yang menurut (Sugiyono, 2005) digunakan untuk
kelompok lapangan terhadap modul Tata mengukur persepsi seseorang atau sekelompok
Hidangan yang dikembangkan pada Program orang tentang suatu penomena. Jawaban setiap
Studi Perhotelan Politeknik Negeri Bali, dan (b) item instrumen yang menggunakan skala likert
untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan mempunyai gradasi dari sangat positif sampai
yang signifikan pada hasil belajar mahasiswa sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata
berdasarkan hasil pretes dan postes yang antara lain: sangat setuju, setuju, kurang setuju
dilakukan terhadap mahasiswa. dan tidak setuju.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan sosiologi. Dengan HASIL PENELITIAN
menggunakan pendekatan sosiologi diharapkan 1. Persepsi Mahasiswa terhadap Modul
dapat membantu peneliti untuk menentukan Tata Hidangan
fenomena yang diteliti berkenaan dengan Pengemasan materi pelajaran melalui modul
persepsi mahasiswa terhadap modul merupakan langkah efektif dalam meningkatkan
pembelajaran Tata Hidangan yang prestasi dan kompetensi mahasiswa. Modul
dikembangkan pada Program Studi Perhotelan adalah satu kesatuan program yang lengkap,
Politeknik Negeri Bali. sehingga dapat dipelajari oleh mahasiswa secara
individual. Sebagai bahan pelajaran yang bersifat
2. Jenis Data mandiri, maka materi pelajaran dikemas
Jenis data yang dikumpulkan dalam sedemikian rupa sehingga melalui modul
penelitian ini adalah data kuantitatif dan mahasiswa dapat belajar secara mandiri tanpa
kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang terikat oleh waktu, tempat dan hal-hal lain diluar
berupa angka-angka seperti jumlah mahasiswa, dirinya sendiri.
serta data lainnya yang terkait dengan penelitian. Dalam penyusunan materi modul Tata
Data kualitatif diperoleh berdasarkan berbagai Hidangan dilakukan secara sistematis, artinya
informasi dari responden tertuang dalam daftar materi yang disajikan mengikuti tahap-tahap
pertanyaan.

1234
1234
1234
138 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
tertentu sehingga diperoleh informasi yang utuh dikembangkan pada Program Studi Perhotelan
tentang teori-teori pelayanan yang terkait Politeknik Negeri
dengan prosedur atau step by step service food Bali, setelah direvisi dengan memperhatikan
and beverages di restoran. Dalam pembahasan masukan dan saran dari validator. Konsep ini
modul di samping menyajikan materi-materi sesuai dengan pengertian yang dikemukakan
terkait dengan Tata Hidangan juga dilengkapi Moeliono (1996) yang menyatakan bahwa
dengan tujuan pembelajaran umum serta tujuan persepsi sebagai tanggapan (penerimaan)
pembelajaran khusus untuk mencapai hasil langsung dari sesuatu proses seseorang
pembelajaran, rangkuman dan soal latihan pada mengetahui beberapa hal melalui panca
masing-masing bab. Hal ini dilakukan agar inderanya, mempunyai kesadaran tajam, daya
mahasiswa dapat dengan mudah memperlajari pemahaman atau pengamatan.
modul sehingga kompetensi yang diharapkan Untuk mengetahui persepsi mahasiswa
dapat tercapai atau terealisasi dengan cepat dan terhadap modul Tata Hidangan yang
mudah. dikembangkan, selanjutnya materi yang
Modul tersebut selanjutnya dipresentasikan diujicoba dipresentasikan kepada mahasiswa
kepada mahasiswa untuk memperoleh perorangan sejumlah 6 orang mahasiswa
tanggapan/persepsi mahasiswa terhadap modul. semester IV Program Studi Perhotelan, Jurusan
Persepsi merupakan suatu proses dimana Pariwisata Politeknik Negeri Bali. Keenam
individu memilih mengorganisasikan, serta mahasiswa yang dipilih adalah mahasiswa yang
mengartikan stimulus yang diterima melalui alat mempunyai prestasi tinggi (2 orang), sedang (2
inderanya menjadi suatu makna (Rangkuti, orang) dan prestasi rendah (2 oarang) untuk
2003). Meskipun demikian makna dari proses mata kuliah Tata Hidangan. Prestasi belajar
persepsi tersebut juga dipengaruhi oleh mahasiswa dapat dilihat dari Indek Prestasi
pengalaman masa lalu dari individu yang Komulatif (IPK) yang dicapai mahasiswa. Materi
bersangkutan. modul yang diujikan adalah “Mengaplikasikan
Persepsi yang dimaksud dalam penelitian ini Pelayanan Makanan dan Minuman di Restoran”.
adalah daya tanggap/pandangan dari mahasiswa Hasil uji perseorangan dari modul Tata
terhadap modul Tata Hidangan yang Hidangan, dapat disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 menunjukkan bahwa persepsi


mahasiswa secara perorangan rata-rata skor
tertinggi yaitu 85,83% pada aspek indikator

1234
1234
1234
1234
1234
139
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

pembelajaran, selanjutnya disusul aspek isi tinggi, 4 orang dengan prestasi sedang, dan 4
modul (84,72%), dan aspek umpan balik orang lagi mewakili mahasiswa dengan prestasi
(84,38%). Hal ini mengindikasikan bahwa secara rendah. Dalam ujicoba ini, produk
umum modul Tata Hidangan tersebut sangat dipresentasikan dihadapan mahasiswa. Kuisioner
layak karena inti (isi) dari modul tersebut telah diberikan kepada responden untuk mengetahui
sesuai dengan standar kompetensi yang komentar dan saran terhadap produk yang
dipersyaratkan. Sedangkan aspek yang masih dikembangkan. Hasil yang
perlu untuk ditingkatkan dalam penyajiannya diperoleh pada uji kelompok kecil secara detail,
adalah tentang tampilan modul Tata Hidangan disajikan pada Tabel 2.
tersebut.
Untuk uji coba kelompok kecil, diambil Tabel 2 menunjukkan bahwa persepsi
sampel sebanyak 12 orang mahasiswa, yang mahasiswa dalam uji kelompok kecil rata-rata
terdiri atas 4 orang mahasiswa dengan prestasi

skor tertinggi yaitu 87,85% terjadi pada aspek perorangan yaitu “Mengaplikasikan Pelayanan
isi modul, aspek indikator pembelajaran Makanan dan Minuman di Restoran”. Pemberian
menduduki rangking ke-2 yaitu sebesar 86,67%, kuisioner kepada mahasiswa dimaksudkan untuk
aspek umpan balik sebesar 85,42, sedangkan memperoleh informasi aktual tentang persepsi
aspek yang paling rendah rata-rata skornya mahasiswa terhadap materi mengaplikasikan
adalah aspek tampilan modul. Persepsi pelayanan makanan dan minuman di restoran
mahasiswa kelompok kecil ini sejalan dengan yang disajikan dalam modul. Komentar dan saran
persepsi dari mahasiswa perorangan, namun mahasiswa terhadap modul Tata Hidangan
dalam uji kelompok kecil ini semua aspek dikumpulkan melalui kuisioner. Hasil yang
penilaian mendapatkan kriteria sangat layak. diperoleh pada uji lapangan secara detail,
Dalam ujicoba lapangan terdiri dari 26 disajikan pada Tabel 3.
mahasiswa semester IV Program Studi
Perhotelan, Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Tabel 3 menunjukkan bahwa persepsi
Bali. Materi yang diujicobakan pada tahap ini mahasiswa dalam uji lapangan rata-rata skor
adalah sama dengan kelompok kecil dan

1234
1234
1234
140 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
tertinggi yaitu 86,70% terjadi pada aspek uraian dan postes. Sebelum pemberian modul Tata
isi modul, sementara aspek indikator Hidangan khususnya tentang mengaplikasikan
pembelajaran menduduki rangking ke-2 yaitu pelayanan makanan dan minuman di restoran,
sebesar 86,54%, aspek rangkuman modul mahasiswa diberikan materi pretes. Tujuannya
sebesar 84,62%, sedangkan aspek yang paling adalah untuk mengukur kemampuan awal
rendah rata-rata skornya adalah aspek daftar mahasiswa sebelum mendapat materi yang
pustaka dan aspek tes masing-masing 84,13%. diujicobakan. Perolehan nilai-nilai dalam pretes
Persepsi mahasiswa dalam uji lapangan ini pada uji lapangan, menunjukkan bahwa skor
sejalan dengan persepsi dari semua aspek yang diperoleh mahasiswa saat pretes adalah
penilaian mendapatkan kriteria sangat layak. antara 60-75. Nilai yang diperoleh mahasiswa
Adapun komentar dan saran yang diberikan pada tersebut tergolong rendah karena untuk mata
uji coba lapangan adalah senada saran serta kuliah core seperti Tata Hidangan ini, nilai
komentar pada uji coba kelompok kecil. Pada Standar Ketuntasan Minimum (SKM) adalah lebih
dasarnya mahasiswa mendukung penuh besar atau sama dengan 70 (B). Nilai pretes
pengembangan modul Tata Hidangan dalam mahasiswa ditampilkan dalam Gambar 1.
pembelajaran kedepan.
Langkah selanjutnya adalah menganalisis Gambar 1 menunjukkan bahwa nilai pretes
data hasil uji produk. Persentase rata-rata hasil mahasiswa dalam uji lapangan, mereka
validasi media dan desain terhadap modul Tata
Hidangan adalah 91.67% dan 87.50%. Nilai-nilai
ini mengindikasikan bahwa modul yang
dikembangkan sangat layak untuk dipergunakan
dan tidak perlu direvisi. Dalam ujicoba
perorangan, diperoleh skor rata-rata 83.83%
kelompok kecil 85.28%, dan uji lapangan
84.81%. Nilai-nilai tersebut memenuhi kriteria
sangat layak dan tidak perlu direvisi.

2. Hasil Postes dan Pretes Mahasiswa


Dalam uji lapangan juga dilakukan tes pretes

1234
1234
1234
1234
1234
141
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

Gambar 1.
Grafik Hasil Pretes Mahasiswa Program Studi Perhotelan

memperoleh nilai dibawah Standar Ketuntasan khususnya tentang mengaplikasikan pelayanan


Minimum (SKM) sebanyak 12 orang (46,15%) makanan dan minuman di restoran, mahasiswa
dan diatas standar sebanyak 14 orang (53,85%). diberikan materi postes. Dengan tujuan agar
Terjadinya perolehan nilai mahasiswa tersebut mampu mengukur kemampuan akhir mahasiswa
mungkin disebabkan karena pada sementer III setelah mendapat modul Tata Hidangan.
mereka (mahasiswa) telah mendapat materi Tata Perolehan nilai-nilai dalam postes pada uji
Hidangan, walaupun belum menggunakan modul lapangan, menunjukkan bahwa terjadi
Tata Hidangan. perbedaan yang signifikan, dimana nilai pretes
Selanjutnya dalam uji lapangan setelah lebih kecil dari nilai postes. Skor yang diperoleh
dilakukan pemberian modul Tata Hidangan mahasiswa saat pretes adalah antara 60-75,

Gambar 2.
Grafik Hasil Pretes dan Postes Mahasiswa Program Studi Perhotelan

1234
1234
1234
142 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
sedangkan saat dilaksanakan postes, skor yang yang dilaksanakan pada tahun kedua dapat
diperoleh mahasiswa adalah antara 70-90. Dari disimpulkan sebagai berikut: (a) Dalam ujicoba
26 orang mahasiswa, semua mahasiswa perseorangan diperoleh skor rata-rata 83.56%,
memperoleh nilai postes lebih besar dari nilai kelompok kecil rata-rata 85.28%, dan uji coba
pretes (Gambar 2). Hal ini menunjukkan adanya lapangan rata-rata 84.81%. Nilai tersebut
peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap memenuhi criteria sangat layak dan tidak perlu
materi yang disajikan dengan menggunakan direvisi. (b) Terjadi perbedaan yang signifikan
produk pengembangan Tata Hidangan. pada hasil belajar mahasiswa berdasarkan hasil
Data hasil pretes dan postes, pada uji coba pretes dan postes yang dilakukan, sehingga
lapangan tersebut selanjunya dianalisis dengan modul Tata Hidangan yang dikembangkan ini
bantuan program aplikasi computer SPSS, mampu meningkatkan kompetensi mahasiswa
melalui uji-t. Dua Sampel Berpasangan (Paired dalam melaksanakan kegiatan di restoran.
Sample t Tes). Data-data hasil pretes dan postes
pada uji coba lapangan menggunakan uji t pada SARAN
tingkat kemaknaan á = 0,05. Saat dilakukan Disarankan dalam usaha untuk meningkatkan
prestes pada uji lapangan diperoleh rerata 69.38 kompetensi mahasiswa sesuai dengan tuntutan
sedangkan postes memperoleh rerata 80.46. dunia industri yang semakin berkembang maka
Nilai probabilitas yang dihasilkan adalah 0,001 perlu dilakukan pengembangan modul berbasis
(<0,05), hal ini menunjukkan adanya perbedaan multimedia sebagai sumber belajar mandiri bagi
yang sangat signifikan antara sebelum mahasiswa. Dengan demikian mahasiswa akan
menggunakan modul Tata Hidangan berbasis lebih mudah memahami dan mengaplikasikan
multimedia (pretest) dan setelah menggunakan teori yang ada sesuai kenyataan di industri.
modul Tata Hidangan berbasis multimedia
(posttest) pada uji lapangan. PUSTAKA ACUAN
Amthor, G.R., 1992, Multimedia in Education: An
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan

Intoduction, T H E Journal, 19 (10):32


Arsyard. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Blijleven, P., Leanne J., Ellen V.D.B., 2004, Learning with Multimedia Cases: An Evaluation Study,
Journal of Technology and Teacher Education, 12 (4): 491+
Darma Oka, I M., I N. Winia, I.A.K. Sumawidari, 2010, Pengembangan Modul Pembelajaran Tata
Hidangan Berbasis Multimedia untuk Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa Program Studi
Perhotelan Politeknik Negeri Bali, Denpasar: Perpustakaan Politeknik Negeri Bali
Darma Oka, I M., I N. Winia, I.A.K. Sumawidari, 2011, Eksistensi Multimedia dalam Pembelajaran
Materi Tata Hidangan pada Program Studi Perhotelan, Politeknik Negeri Bali, Jurnal Analisis Pariwisata
Universitas Udayana, ISSN 1410-3729, Vol 11, No.1, hal 49-55.
Degeng, I.N.S., 2000. Desain Pembelajaran; Menuju Pribadi Unggul Lewat Perbaikan Kualitas
Pembelajarn di perguruan tinggi. Malang: LP3 UM
Mayer, R. 2001. Multimedia Learning. Cambridge University Press, Cambrigde, UK
Moeliono, 1996, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Jakarta: Balai Pustaka.
Rangkuti, F., 2003, Measuring Customer Satisfaction: Gaining Customer Relationship Strategy, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Sanjaya, W., 2008, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta; Prenada Media Group.

1234
1234
1234
1234
1234
143
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

Smaldino H.R, Shoron, E. & James, R.D., 2005. Instrutional Technology and Media for Learning. New
Jersey : Person Merrill Prentice.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) No: Kep.239/Men/X/2004, Tentang Penetapan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, Sektor Pariwisata Subsektor Hotel dan Restoran,
Jakarta: Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta

uuuuuuuuuuuuuuu

1234
1234
1234
144 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
PERANAN TEKNOLOGI INTERNET DALAM
MEMBANGUN PENDIDIKAN KARAKTER ANAK
Yuni Sugiarti
Yunishanafi@yahoo.co.id
Dosen Jurusan Sistem Informasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Abstrak:
Internet hakekatnya hanya sebuah media berupa sebuah alat bukan tujuan. Pesatnya
perkembangan kemampuan anak-anak dalam memanfaatkan internet merupakan peluang
dalam menanamkan pendidikan karakter melalui media ini. Untuk menanamkan pendidikan
karakter melalui internet diperlukan kesadaran dan kemampuan pihak-pihak terkait khususnya
keluarga, sekolah, dan pemerintah. Peran keluarga perlu membentuk keluarga yang dapat
menciptakan generasi penerus yang berkualitas dan berkarakter kuat, termasuk keluarga
yang sadar dalam penggunaan internet yang sehat. Orangtua perlu memahami strategi
penggunaan internet yang sehat, dimulai dari: meletakkan komputer ditempat umum, memilih
jenis komputer PC, memiliki wawasan alamat situs edukatif, membimbing dan memonitor
anak dalam menggunakan internet. Pemerintah memiliki kewajiban mendorong internet
menjadi media pendidikan karakter bangsa. Sekolah selain menyediakan infrastruktur internet,
juga perlu mengintegrasikan pembelajaran dengan internet, mengetahui alamat situs edukatif,
memanfaatkan web atau blog sebagai sarana komunikasi dan interaksi pembelajaran,
mendorong berbagai kreativitas anak melalui internet, serta membimbing dan mengarahkan
peserta didik dalam memanfaatkan internet secara sehat.

Kata Kunci: internet, pendidikan karakter, situs edukatif, internet sehat

Abstract:
Internet per se is only a medium in the form of a tool and not an end. The rapid development
of the child’s ability in utilizing the Internet is an opportunity in instilling character education
through this medium. To instill character education through the internet, awareness and
ability of the parties concerned, especially families, schools, and government are needed. It is
necessary to form a family who can create the next qualified and strong character generation,
including families who are aware of healthy Internet utilization. Parents need to understand
the strategy of a healthy internet use beginning with putting a computer in public area,
choosing the PC type computer, having an educative website address insight, guiding and
monitoring the child in using the Internet. The government has an obligation to encourage
Internet as media of national character building. Schools in addition to providing Internet
infrastructure, also need to integrate learning with the Internet, know educational website
address, use a web or blog as a means of communication and interaction of learning, encourage
creativity of children through the internet, as well as guide and direct learners in utilizing the
Internet in a healthy manner.

Keywords: internet, character education, educational websites, internet health

1234
1234
1234
1234
1234
145
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

A. PENDAHULUAN Kelemahan internet lainnya yang paling


Menurut Undang-undang No.20 Tahun 2003 merusak adalah item-item asusila yang tak
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, bermoral dengan mudah diakses oleh anak di
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan jaringan internet. Jaringan pertemanan pun atau
kemampuan dan membentuk watak serta bentuk hiburan lainnya kadang dipergunakan
peradaban bangsa yang bermartabat dalam untuk memesan sekaligus menjual obat
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, terlarang. Teknologi internet telah membawa
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta dampak yang begitu serius. Moral atau budi
didik agar menjadi manusia yang beriman dan pekerti khususnya anak rusak juga terus
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, merosot. Contohnya anak tidak hormat kepada
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, orang tua, menurunnya kreatifitas, bersikap
mandiri, dan menjadi warga negara yang pasif, kesehatan jasmani terganggu, penggunaan
demokratis serta bertanggung jawab. Merujuk waktu yang berlebihan hanya untuk sekedar
pada hal tersebut, maka tujuan pendidikan kita chatting, facebook dan game online. Bahkan di
pada hakekatnya tidak hanya menekankan pada sebuah kota di Jawa Barat pernah ditemukan
pengembangan aspek intelektual peserta didik banyaknya anak yang ketagihan dengan game
saja, melainkan juga pada aspek emosional dan online internet. Anak-anak menjadi lupa waktu
spiritual atau karakter peserta didik. Pendidikan bahkan sampai memakai uang bayaran sekolah
sangat diperlukan untuk mencerdaskan (SPP) untuk membayar sewa internet. (Komar,
kehidupan bangsa. Dengan pendidikan bangsa 2010). Kasus lain yang terjadi adalah tidak sedikit
ini akan cerdas dalam berpikir, dan bijak dalam anak-anak yang menghilang dari keluarganya
bertindak. Agar cerdas dalam berpikir, dan karena diajak oleh seseorang yang dikenal lewat
bertindak diperlukan pendidikan karakter. jejaring sosial semacam facebook atau yang
Dengan begitu moral dan agama mereka yang lainnya.
tercermin dalam perilaku kehidupan sehari-hari Berdasarkan hasil survei yang diadakan oleh
akan terjaga. spire research dan consulting bekerjasama
Perkembangan teknologi internet yang dengan majalah marketing (UPI, 2010)
begitu pesat telah begitu memasyarakat, tidak mengenai trend dan kesukaan remaja Indonesia
hanya berlaku di kalangan dewasa namun juga terhadap berbagai jenis kategori media,
di kalangan anak dan remaja termasuk anak ditemukan bahwa remaja sudah ketergantungan
didik sekolah dasar. Namun sayang, mengakses internet sebagai kebutuhan sehari-
perkembangan teknologi internet sampai saat hari. Pada perkembangannya, jika tidak segera
ini selain manfaat positif juga memiliki dampak diatasi maka permasalahan-permasalahan yang
negatif khususnya bagi anak-anak. Sebagai bukti disebabkan oleh kemajuan teknologi internet
munculnya data dan fakta dikalangan pelajar, mungkin akan merugikan bagi kehidupan
saat ini telah terjadi pergeseran orientasi masyarakat khususnya perkembangan anak.
penggunaan internet yang sangat Banyaknya dampak negatif dalam
memprihatinkan. Sebagian besar pelajar penggunaan teknologi Internet bukan berarti kita
menggunakan internet hanya untuk bermain menjadi antipati terhadap teknologi yang satu
game online dan membuka situs jejaring sosial, ini, melarang dan mengharamkan anak-anak
terlebih situs jejaring sosial yang terkenal saat menggunakan teknologi khususnya Internet
ini di dalamnya sudah menyertakan fasilitas bukanlah jalan keluar yang tepat. Oleh karena
chatting dan games. Sudah barang tentu fasilitas itu perlu dilakukan kajian secara mendalam
ini menjadi halaman favorit yang dikunjungi para bagaimana peran internet dalam membangun
pelajar tidak hanya di Indonesia tetapi juga di pendidikan karakter bagi anak. Berdasarkan
seluruh dunia. Hal ini jika tidak disiasati dengan permasalahan tersebut, tujuan tulisan ini adalah
cerdas maka melahirkan wabah penyakit yang mendeskripsikan dan manganalisis secara
begitu akut terhadap perkembangan peserta mendalam peranan internet dalam membangun
didik. pendidikan karakter khususnya pada anak.

1234
1234
1234
146 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
B. KAJIAN LITERATUR DAN diantaranya adalah:
PEMBAHASAN a. Pornografi anak
1. Teknologi Internet Awalnya pornografi anak terdiri atas
Internet singkatan dari interconnection and konversi konten hardcopy ke bentuk softcopy.
networking. Internet adalah jaringan informasi Tetapi seiring dengan perkembangan
global terbesar yang memungkinkan orang untuk teknologi, kini menjadi mungkin untuk
saling berhubungan secara mudah dan cepat mendapatkan porn-on-demand dimana
melalui teknologi terutama PC. Internet pornografi anak diproduksi sesuai
diluncurkan pertama kali oleh J.C.R. Licklider dari permintaan. Untuk mengatasi hal ini,
MIT (Massachusetts Institute Technology) pada diperlukan kerja sama internasional untuk
bulan Agustus 1962. memecahkannya. Inspeksi mendadak secara
Teknologi yang berkembang melalui internet simultan oleh beberapa negara dan
tentu bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pertukaran informasi dalam Operation
pendidikan khususnya pendidikan karakter. Cathedral pada tahun 1999 dan Operation
Diantaranya melalui fasilitas e-moderating Ore pada tahun 2002 telah dilakukan oleh
dimana guru dan siswa dapat berkomunikasi Interpol. Kerja sama internasional dapat
secara mudah melalui fasilitas internet secara dilakukan karena pornografi anak adalah
regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi salah satu area dimana terdapat kesepakatan
itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, universal yang menyatakan bahwa tindakan
tempat dan waktu. Guru dan siswa dapat tersebut adalah kriminal.
menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar
yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, b. Penipuan konsumen
sehingga keduanya bisa saling menilai sampai Internet telah membuktikan bahwa
berapa jauh bahan ajar dipelajari. Siswa dapat hukum offline kadang perlu diubah untuk
belajar atau me-review bahan ajar setiap saat menyesuaikan dengan ekonomi baru. Hukum
dan dimana saja kalau diperlukan mengingat lelang adalah salahsatu contohnya. Di banyak
bahan ajar tersimpan di komputer. Bila siswa negara Commonwealth , lelang
memerlukan tambahan informasi yang berkaitan membutuhkan kehadiran fisik dari seseorang
dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat yang memegang lisensi pelelang. Sekilas
melakukan akses di internet secara lebih mudah. hukum tersebut terkesan ketinggalan zaman.
Baik guru maupun siswa dapat melakukan Hal ini berarti, misalnya, para pelelang di e-
diskusi melaui internet yang dapat diikuti dengan Bay harus diperiksa apakah mereka memiliki
jumlah peserta yang banyak, sehingga lisensi. Rasional di balik hukum tersebut,
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagaimanapun, menjadi jelas dengan cepat
yang lebih luas. Mengubah peran siswa dari yang ketika hukum diliberalisasikan untuk
biasanya pasif menjadi aktif. memperbolehkan e-auction: penipuan lelang
Berdasarkan hal tersebut keuntungan kita dalam jenis penipuan online yang paling
menggunakan internet sebagai media sering terjadi. Penipuan konsumen adalah
pendidikan adalah frekuensi tatap muka bukan salah satu area dimana terdapat kesepakatan
lagi menjadi suatu kebutuhan yang mutlak, universal bahwa hal tersebut harus
karena dengan adanya penyediaan bahan-bahan dihentikan. Memecahkan penipuan seperti itu
yang dapat langsung diakses melalui internet, hanya dapat meningkatkan utilisasi internet.
para peserta didik dapat langsung mendapatkan Sejak 1996, telah ada razia internet tahunan
bahan-bahan yang selalu up to date , para untuk penipuan konsumen. Jumlah negara
peserta didik dapat memperkaya bahan-bahan yang terlibat dalam razia ini semakin
yang ada dengan melakukan pencarian di meningkat.
internet. c. Cyberbullying, cyberstalking,
Selain bisa memberikan manfaat positif, pencurian identitas, ketagihan
internet juga bisa memberikan dampak negatif internet
bagi pemakainya. Contoh permasalahan Kerugian dalam bagian ini adalah akibat
penyalahgunaan internet (Hwa 2009), dari penggunaan online. Artinya, mereka

1234
1234
1234
1234
1234
147
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

akan muncul ketika seseorang menghabiskan


lebih banyak waktu untuk online . 2. Pendidikan Karakter
Cyberbullying ialah pelecehan oleh seseorang Karakter didefinisikan secara berbeda-beda
dengan menggunakan Internet dan media oleh berbagai pihak. Sebagian menyebutkan
komunikasi elektronik lainnya. Biasanya, hal karakter sebagai penilaian subyektif terhadap
ini meliputi pengiriman pesan-pesan yang kualitas moral dan mental, sementara yang
mempermalukan atau menghina. Jika lainnya menyebutkan karakter sebagai penilaian
pelecehan dilakukan oleh seorang dewasa, subyektif terhadap kualitas mental saja, sehingga
maka disebut cyber-harassment. upaya merubah atau membentuk karakter hanya
Cyberstalking ialah penggunaan internet dan berkaitan dengan stimulasi terhadap intelektual
media komunikasi elektronik lainnya untuk seseorang (Deny, 2011). (Coon, 1983)
menguntit korban. Biasanya dilakukan mendefinisikan karakter sebagai suatu penilaian
setelah penguntitan offline tetapi bisa juga subyektif terhadap kepribadian seseorang yang
sebelum penguntitan offline . Beberapa berkaitan dengan atribut kepribadian yang dapat
korban telah terbunuh oleh para cyberstalker. atau tidak dapat diterima oleh masyarakat.
Pencurian identitas adalah penggunaan data (Suyanto, 2008) Karakter adalah cara berpikir
personal untuk mendapatkan keuntungan dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap
atau untuk menghindari kewajiban. Contoh individu untuk hidup dan bekerjasama, baik
yang umum adalah penggunaan data dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan
personal korban untuk memperoleh kartu negara. Individu yang berkarakter baik adalah
kredit. Kerugian yang timbul dari individu yang bisa membuat keputusan dan siap
penyalahgunaan tersebut bisa menjadi mempertanggungjawabkan tiap akibat dari
serius, seperti pada kasus cyberstalker yang keputusan yang ia buat.
membunuh korban wanitanya. Solusinya Menurut Megawangi (2003), kualitas karakter
adalah adanya hukum untuk melawan meliputi sembilan pilar, yaitu (1) Cinta Tuhan dan
mereka. Dalam kasus ketagihan internet, segenap ciptaan-Nya; (2) Tanggung jawab,
yaitu penggunaan internet berlebihan Disiplin dan Mandiri; (3) Jujur/amanah dan Arif;
sehingga mengganggu sekolah atau tugas (4) Hormat dan Santun; (5) Dermawan, Suka
kantor. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah menolong, dan Gotong-royong; (6) Percaya diri,
perlu memiliki layanan bimbingan yang baik Kreatif dan Pekerja keras; (7) Kepemimpinan dan
bagi masyarakatnya. adil; (8) Baik dan rendah hati; (9) Toleran, cinta
d. Memerangi penggunaan negatif damai dan kesatuan. Ini berarti dapat ditafsirkan
internet membutuhkan keinginan bahwa orang yang memiliki karakter baik adalah
politik. orang yang memiliki kesembilan pilar karakter
Pertama, tindakan tersebut harus tersebut.
dinyatakan ilegal di sebuah negara. Di Karakter, seperti juga kualitas diri yang
beberapa negara, hukum perlindungan lainnya, tidak berkembang dengan sendirinya.
konsumen sangat lemah sehingga Perkembangan karakter pada setiap individu
penegakan hukum menjadi tidak efektif atau dipengaruhi oleh faktor bawaan (nature) dan
tidak mungkin. Kedua, harus ada keinginan faktor lingkungan (nurture ). Menurut para
politik untuk bekerja sama secara developmental psychologist, setiap manusia
internasional. memiliki potensi bawaan yang akan
Peran orangtua dan masyarakat dalam termanisfestasi setelah dia dilahirkan, termasuk
menangkal dampak internet terhadap anak potensi yang terkait dengan karakter atau nilai-
yang paling penting adalah memberikan nilai kebajikan. Dalam hal ini, Confusius, seorang
arahan dan juga sebuah ‘warning’ kepada filsuf terkenal Cina menyatakan bahwa manusia
anak-anak, dampingi mereka dan sampaikan pada dasarnya memiliki potensi mencintai
hal-hal yang positif yang dapat diambil dari kebajikan, namun bila potensi ini tidak diikuti
internet. Tentunya masih banyak cara untuk dengan pendidikan dan sosialisasi setelah
mengarahkan serta membimbing anak manusia dilahirkan, maka manusia dapat
supaya menjadi pengguna internet yang berubah menjadi binatang, bahkan lebih buruk
sehat yang mempertimbangkan penanaman lagi (Megawangi, 2003).
bobot pendidikan akhlaq dan karakter.
1234
1234
1234
148 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Pendidikan karakter adalah suatu sistem lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud
penanaman nilai-nilai karakter kepada warga dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, perbuatan berdasarkan norma-norma agama,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan
karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberate 3. Internet Membangun Karakter Anak
use of all dimensions of school life to foster Membangun pendidikan karakter khususnya
optimal character development” . Dalam terhadap anak-anak tidak bisa dilakukan seperti
pendidikan karakter di sekolah, semua mentransfer ilmu pengetahuan. Membangun
komponen (pemangku pendidikan) harus pendidikan karakter perlu pembiasaan dan
dilibatkan, termasuk komponen-komponen menciptakan lingkungan yang kondusif baik di
pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan
pembelajaran dan penilaian, penanganan atau juga lingkungan media massa (Anwas, 2010).
pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan Kondisi tersebut menunjukkan banyak faktor
sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko- yang dapat mempengaruhi perilaku dan karakter
kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, seseorang, termasuk media massa. Oleh karena
pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga itu menanamkan pendidikan karakter di era
sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan informasi sekarang ini keterlibatan media massa
karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga khususnya internet sebagai media yang interaktif
sekolah yang dalam menyelenggarakan sangat penting dilakukan.
pendidikan harus berkarakter ( Kemendiknas, Pendidikan karakter sangat penting dalam
2010). rangka pembangunan sumber daya manusia
Sosialisasi dan pendidikan anak yang yang berkualitas, bermartabat, dan berkarakter,
berkaitan dengan nilai-nilai kebajikan baik di sehingga perlu benar-benar dijaga agar
keluarga, sekolah, maupun lingkungan yang pemanfaatan internet tidak mengganggu
lebih luas sangat penting dalam pembentukan pembentukan karakter anak. Pemanfaatan
karakter seorang anak. Oleh karena itu, hakikat internet dalam pendidikan perlu dirancang,
dari pendidikan karakter dalam konteks direncanakan, dilaksanakan, dan dinilai dalam
pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai, rangka mengembangkan manusia Indonesia
yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang seutuhnya seperti diuraikan di atas (Madya,
bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, 2011), untuk menjaga agar pemanfaatan
dalam rangka membina kepribadian generasi internet tetap memberikan kontribusi signifikan
muda. terhadap pengembangan peserta didik menjadi
Tujuan mengembangkan karakter adalah manusia berkarakter, berkecerdasan intelektual
mendorong lahirnya anak-anak yang baik. Begitu dan pemberdayaan pendidik dan tenaga
tumbuh dalam karakter yang baik, anak-anak kependidikan terkait, hendaknya diterapkan
akan tumbuh dengan kapasitas dan prinsip-prinsip berikut:
komitmennya untuk melakukan berbagai hal a) Pemanfaatan internet dalam pendidikan
yang terbaik dan melakukannya dengan benar, sebaiknya mempertimbangkan karakter
dan cenderung memiliki tujuan hidup. peserta didik, pendidik, dan tenaga
Membangun karakter yang efektif, ditemukan kependidikan dalam keseluruhan pembuatan
dalam lingkungan sekolah yang memungkinkan keputusan berteknologi internet.
semua anak menunjukan potensi mereka untuk b) Pemanfaatan internet sebaiknya dirancang
mencapai tujuan yang sangat penting. untuk memperkuat minat dan motivasi
Berdasarkan pembahasan di atas dapat pengguna untuk menggunakannya semata
ditegaskan bahwa pendidikan karakter guna meningkatkan dirinya, baik dari segi
merupakan upaya-upaya yang dirancang dan intelektual, spiritual (rohani), sosial, maupun
dilaksanakan secara sistematis untuk membantu ragawi.
peserta didik memahami nilai-nilai perilaku c) Pemanfaatan internet sebaiknya
manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang menumbuhkan kesadaran dan keyakinan
Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, akan pentingnya kegiatan berinteraksi

1234
1234
1234
1234
1234
149
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

langsung dengan manusia (tatap muka), lebih baik dari pada berusaha memproteksi
dengan lingkungan sosial-budaya komputer atau internet.
(pertemuan, museum, tempat-tempat Sebagai orangtua atau masyarakat, perlu
bersejarah), dan lingkungan alam memahami strategi agar internet aman
(penjelajahan) agar tetap mampu diakses oleh anak-anak di rumah. Strategi
memelihara nilai-nilai sosial dan humaniora tersebut adalah pertama meletakkan
(seni dan budaya), dan kecintaan terhadap komputer ditempat umum, memilih jenis
alam sebagai anugerah dari Tuhan Yang komputer yang aman untuk digunakan anak
Maha Esa. contohnya PC lebih baik daripada laptop dan
d) Pemanfaatan internet sebaiknya menjaga gadget (tablet, smartphone). Sempatkan
bahwa kelompok sasaran tetap dapat waktu untuk online bersama anak dan
mengapresiasi teknologi komunikasi yang memilih situs-situs yang kondusif untuk anak.
sederhana dan kegiatan-kegiatan Tanamkan pada anak untuk menghindari
pembelajaran tanpa internet karena tuntutan berbagi informasi pribadi seperti foto, email,
penguasaan kompetensi terkait dalam rangka alamat, telepon dan lain-lain kepada
mengembangkan seluruh potensi anak didik pengguna internet lainnya. Orangtua juga
secara seimbang. perlu memonitor alamat situs-situs yang
e) Pemanfaatan internet sebaiknya mendorong diakses oleh anak-anak. Pastikan bahwa
pengguna untuk menjadi lebih kreatif dan hanya situs yang baik yang diakses anak. Jika
inovatif sehingga tidak hanya puas menjadi ada alamat situs yang mencurigakan, segera
konsumen informasi berbasis internet. dicek dan diberikan penjelasan kepada anak
yang bersangkutan.
Membangun pendidikan karakter melalui Kegagalan keluarga dalam melakukan
internet agar berjalan dengan efektif diperlukan pendidikan karakter pada anak-anaknya,
dukungan dan partisipasi berbagai pihak terkait, akan mempersulit institusi-institusi lain di luar
terutama peran keluarga, sekolah, pemerintah keluarga (termasuk sekolah) dalam upaya
dan masyarakat. memperbaikinya. Kegagalan ini akan
a) Peran Keluarga berakibat pada tumbuhnya anak dan individu
Keluarga merupakan wahana pertama di masyarakat yang tidak berkarakter. Oleh
dan utama bagi pendidikan karakter anak. karena itu, setiap keluarga harus memiliki
Apabila keluarga gagal melakukan pendidikan kesadaran bahwa karakter bangsa sangat
karakter pada anak-anaknya, maka akan sulit tergantung pada pendidikan karakter anak-
bagi institusi-institusi lain di luar keluarga anak mereka dalam keluarga, khususnya
(termasuk sekolah) untuk memperbaikinya. melalui pemanfaatan internet secara aman.
Kegagalan keluarga dalam membentuk
karakter anak akan berakibat pada b) Pemerintah
tumbuhnya masyarakat yang tidak Peran pemerintah dalam membuat dan
berkarakter. Oleh karena itu, setiap keluarga menerapkan regulasi dan kebijakan
harus memiliki kesadaran bahwa karakter khususnya dalam bidang telematika sangat
bangsa sangat tergantung pada pendidikan penting sebagai realisasi penanaman
karakter anak di rumah. Begitu pula dengan pendidikan karakter. Pemerintah juga dapat
kehadiran internet, memperkenalkan internet bekerjasama dengan seluruh civitas
pada anak memang bukan perkara mudah, akademika untuk mengedepankan
terlebih tak sedikit orang tua yang masih pendidikan karakter di tingkat perguruan
gagap teknologi (gaptek). Banyak pula anak- tinggi jika tidak ingin moral bangsa ini lenyap
anak yang belajar dan mengenal internet dalam 20 tahun ke depan. Moral bangsa ini
secara otodidak dari pergaulan dengan hanya bisa bagus apabila pola pendidikan
teman-teman mereka. Pemecahannya dapat tidak hanya mengedepankan kecerdasan
dilakukan dengan penanaman akhlak yang intelektual, tetapi harus dipadukan dengan
baik. Penanaman akhlak mulia melalui shalat, kecerdasan hati. Harus memandang serius,
ngaji, dan kegiatan keagamaan lainnya jauh ini bukan hanya merusak moral, tapi juga
poliinternet dan ekonomi.

1234
1234
1234
150 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
karya anak didik, dengan harapan anak didik
c) Guru dan Pihak Sekolah akan semakin gigih untuk berkreatifitas serta
Pembiasaan menggunakan internet menggunakan internet sehat. Kemudian guru
secara benar perlu juga dilakukan oleh para harus membimbing mereka untuk mengerjakan
guru di sekolah. Upaya ini dapat dilakukan latihan soal secara online yang ada di situs
dengan cara, antara lain guru perlu
internet.
mengintegrasikan pembelajaran dan tugas-
Dengan begitu peserta didik akan melihat
tugas pembelajaran dengan internet. Siswa
keteladanan dari gurunya dalam pemanfatan
dituntut menggunakan situs-situs internet
yang edukatif sangat kondusif untuk pelajar. internet di sekolah. Para peserta didik pun pada
Oleh karena itu para guru dituntut melek akhirnya akan mengikuti dalam menjalankan
dengan internet termasuk mengetahui internet sehat dengan hati yang sehat pula. Hati
alamat-alamat situs atau web yang edukatif yang sehat didapat dari pembinaan pendidikan
dan mampu merangsang siswa untuk belajar. budaya dan karakter yang terus dikembangkan
Beberapa alamat situs berikut dapat menjadi oleh para guru. Dalam memanfaatkan internet,
bahan bagi para guru dan orangtua untuk perlu juga ditanamkan rasa malu dalam diri
mengarahkan anaknya bisa belajar melalui peserta didik dan aturan yang tegas agar anak-
internet: anak: tidak bersentuhan dengan pornografi,
http://encarta.msn.com, tidak melakukan plagiasi, dan tidak dibiarkan
http://refdesk.com,
untuk terus menerus mengkonsumsi games atau
http://www.howstuffworks.com,
permainan online lainnya di internet yang
http://www.tact.fse.ulaval.ca/ang/html/
mengasyikkan. Jika dibiarkan anak didik hanya
projectg.html,
http://download.cnet.com/windows, menkonsumsi game online secara terus
http://novelguide.com, menerus, maka akan menghasilkan sebuah
http://match.com, generasi gamer, dan bukan programer, yaitu
http://wolframmathworld.com, sebuah generasi yang mampu menciptakan
http://www.freetranslation.com, berbagai games atau permainan yang
http://www.shakespeareonline.com, mengasyikkan. Programer sangat kita perlukan
http://sciencemadesimple.com. dalam membuat konten-konten edukatif. Dengan
begitu pendidikan ini akan maju dan sejajar
Upaya lain yang dapat dilakukan guru adalah dengan negara lainnya. Dalam proses
program guru nge-Blog ‘One Teacher One Blog’. pembelajaran internet, hendaknya peserta didik
Membekali guru dengan keterampilan menulis tidak hanya diarahkan untuk kelas operator saja
dan mengirimkan tulisan mereka ke dalam Blog tetapi menjadi programer aktif yang membuat
(Situs Online). Mengarahkan anak didik untuk mereka kreatif dalam membuat program-
mengirimkan hasil karyanya ke berbagai media program inovatif yang dapat dibanggakan.
cetak dalam ‘Blog’, atau memajang karyanya di Salah satu contoh yang paling mudah dalam
media online seperti kompasiana. Progam yang pendidikan karakter diantaranya adalah
akan diluncurkan adalah “One Student One Blog” penanaman nilai kejujuran. Para guru harus
(Satu anak didik satu Blog). mampu menanamkan kejujuran dalam diri setiap
Keinternetan anak didik sudah pandai peserta didik. Tidak berkata bohong (dusta) dan
menggunakan dan memanfaatkan blog, sekolah mampu berkata benar dalam segala sikap dan
akan mengadakan sebuah kompetisi bagi anak tingkah lakunya. Nilai-nilai kejujuran tersebut
didik yang aktif dalam berkarya misalnya: dapat ditanamkan dan dikontrol melalui media
menulis puisi, cerpen, jurnal, serta meng-upload facebook yang sedang booming saat ini, baik
foto yang telah dipajang di situs jejaring sosial, dikalangan anak-anak maupun orang dewasa.
blog serta media online lainnya oleh anak didik. Sikap dan perkataan jujur peserta didik akan
Hal ini penting dilakukan sebagai reward atas dengan mudah tertangkap jelas dari facebook

1234
1234
1234
1234
1234
151
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

para guru, bila para peserta didiknya telah Kesimpulan


berteman dengannya. Oleh karena itu media Internet hakekatnya hanya sebuah media
f acebook dapat dijadikan untuk sarana berupa sebuah alat bukan tujuan. Di tanganlah
membangun komunikasi yang lebih dekat antara para penggunanyalah internet dapat
guru dengan para anak didiknya. Melalui memberikan manfaat positif atau negatif.
facebook guru dapat mengajak dialog atau Dengan berbagai karakteristiknya, internet
diskusi dengan para anak didik, sehingga dapat dapat dimanfaatkan untuk membangun
terjalin komunikasi yang positif antara guru dan pendidikan karakter khususnya terhadap anak-
anak didik. Terjadinya komunikasi yang positif anak. Pesatnya perkembangan kemampuan
antara guru anak didik akan dapat membantu anak-anak dalam memanfaatkan internet
meningkatkan kualitas interaksi pembelajaran merupakan peluang dalam menanamkan
dan mengefektifkan pencapaian tujuan pendidikan karakter melalui media ini.
pembelajaran, disamping dapat untuk Untuk menjaga agar pemanfaatan internet
mengarahkan sikap dan perilaku anak didik ke tetap memberikan kontribusi signifikan terhadap
arah yang lebih baik. pengembangan peserta didik menjadi manusia
Nilai karakter lain yang perlu ditanamkan berkarakter, diperlukan: memanfaatkan internet
melalui internet adalah budaya baca. Internet dalam pendidikan, memperkuat minat dan
bisa dimanfaatkan kuncinya melalui membaca. motivasi pengguna dalam meningkatkan dirinya
Lain halnya dengan media televisi cukup menjadi lebih berintelektual dan spiritual,
menonton atau radio yang cukup mendengarkan. menumbuhkan kesadaran dan keyakinan akan
Budaya baca harus dihidupkan kembali dengan pentingnya kegiatan berinteraksi langsung
konten-konten edukasi yang dibuat sendiri oleh dengan lingkungan sosial-budaya, mendorong
para guru melalui blog atau website sekolah. Di pengguna untuk menjadi lebih kreatif dan
sinilah para guru harus mampu menulis, dan inovatif sehingga tidak hanya puas menjadi
membuat para peserta didiknya menjadi gemar konsumen informasi berbasis internet.
membaca. Konten-konten atau materi pelajaran Untuk menanamkan pendidikan karakter
itu bisa dimasukkan dalam server aplikasi melalui internet diperlukan kesadaran dan
MOODLE atau Blog yang berbasis Content kemampuan pihak-pihak terkait khususnya
Management System (CMS). Di tempat itu, para keluarga, sekolah, dan pemerintah. Peran
guru dapat kreatif membuat sendiri media keluarga dalam upaya pendidikan dan
pembelajarannya. Para guru pun dapat membuat penanaman nilai kepada anak sangat besar. Oleh
tes atau ujian secara online. Idealnya para karena itu perlu membentuk keluarga yang dapat
peserta didik mampu berinternet secara sehat, menciptakan generasi penerus yang berkualitas
menyebarkan berita dengan benar, dan mampu dan berkarakter kuat, termasuk keluarga yang
menceritakan pengalamannya yang sadar dalam penggunaan internet yang sehat.
mengesankan dalam blog-blog mereka. Pemerintah memiliki kewajiban mendorong
Dengan begitu peserta didik akan mampu internet menjadi media pendidikan karakter
menyampaikan pesannya kepada khalayak ramai melalui regulasi dan kebijakan. Sekolah selain
dan membuat diri mereka menjadi orang hebat menyediakan infrastruktur juga dituntut
luar biasa karena memiliki kemampuan berbahasa menciptakan lingkungan yang kondusif agar
secara baik. Semua hal di atas itu harus siswa dapat memanfaatkan internet secara sehat
terintegrasikan dalam pendidikan karakter yang dalam mendukung penanaman pendidikan
berbasis internet. Internet harus dimanfaatkan karakter.
sebagai sarana untuk menerapkan nili-nilai dasar
pendidikan karakter, dan dapat dimanfaatkan Saran
sebaik-baiknya agar para generasi bangsa ini
mampu mengembangkan kreativitasnya.

KESIMPULAN DAN SARAN


1234
1234
1234
152 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Untuk dapat berdampak positif terutama alamat situs edukatif, memanfaatkan web atau
dalam menanamkan pendidikan karakter dalam blog sebagai sarana komunikasi dan interaksi
pemanfaatan internet perlu mengarahkan dan pembelajaran, mendorong berbagai kreativitas
membimbing anak agar lebih bijaksana dalam anak melalui internet, serta membimbing dan
menghadapi keinginan mereka untuk mengakses mengarahkan anak dalam memanfaatkan
internet. Kondisi ini perlu dipahami semua pihak internet secara sehat.
terkait terutama keluarga, sekolah, dan Jika gurunya telah memiliki karakter yang
pemerintah. kuat dan cerdas, tentunya proses pendidikan
Peran keluarga perlu membentuk keluarga karakter di sekolah akan dapat dilaksanakan
yang dapat menciptakan generasi penerus yang secara lebih efektif.
berkualitas dan berkarakter kuat, termasuk Dalam mengimplementasikan penanaman
keluarga yang sadar dalam penggunaan internet nilai moral terhadap anak dengan memberikan
yang sehat. Orangtua perlu memahami strategi pemahaman bahwa penggunaan internet dapat
penggunaan internet yang sehat, dimulai dari: berakibat positif apabila digunakan untuk hal-
meletakkan komputer ditempat umum, memilih hal yang bermanfaat, memberikan problematika
jenis komputer PC, memiliki wawasan alamat melalui contoh-contoh kasus akibat kesalahan
situs edukatif, membimbing dan memonitor anak menggunakan internet yang tidak selayaknya
dalam menggunakan internet. mengakibatkan resiko yang akan ditanggungnya.
Pemerintah memiliki kewajiban mendorong Kemudian anak perlu diberikan penelaskan
internet menjadi media pendidikan karakter bahwa pada dasarnya internet itu untuk
bangsa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memudahkan manusia dalam memecahkan
membuat dan menerapkan serta mengawasi masalah dan penggunaannya harus
regulasi dan kebijakan bidang telematika yang berlandaskan etika nilai moral.
mendukung penanaman pendidikan karakter. Untuk membangun pendidikan karakter
Guru dan kepala sekolah perlu melek internet. melalui internet juga dibutuhkan kesadaran
Ini sebagai modal dalam membiasakan penggunaan internet melalui perangkat
pemanfaatan internet sehat dalam membangun perundangan yang berperan mengawal
pendidikan karakter di sekolah. Oleh karena itu perkembangan internet misalnya Undang-
pihak sekolah selain menyediakan infrastruktur Undang Informasi (UU) dan Transaksi Elektronik
internet, juga perlu mengintegrasikan (ITE) yang pelaksanaannya belum maksimal.
pembelajaran dengan internet, mengetahui
PUSTAKA ACUAN

Anwas, Oos M. 2010. Televisi Mendidik Karakter Bangsa; Harapan dan Tantangan Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, Vol. 16, Edisi Khusus, Oktober 2010
Coon, Dennis. 1983. Introduction to Psychology : Exploration and Aplication. West Publishing Co.
Deny, 2011. Pendidikan Karakter. Artikel. Surabaya.
Hermawan Kertajaya, 2010. Grow with Character: The Model Marketing. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Hwa, AP. 2009. Akademi Esensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pimpinan Pemerintahan.
Modul 5. Tata Kelola Internet. [ESCAP] ECONOMIC AND SOCIAL COMMISSION FOR ASIA AND
THE PACIFIC.
Komar. Oong, 2010. Pendidikan Berbasis Karakter. Harian Kompas, 25 Novemver 2010. Jakarta.

1234
1234
1234
1234
1234
153
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

Kemendiknas. 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama . Jakarta.


Megawangi, Ratna. 2003. Pendidikan Karakter untuk Membangun Masyarakat Madani. IPPK Indonesia
Heritage Foundation.
Upi, 2010. Pengaruh Terpaan Media Internet. Artikel. Bandung.
Megawangi, Ratna. 2010. Strategi dan Implementasi Pendidikan Karakter di PAUD. Makalah disajikan
dalam seminar tentang PAUD. Bogor.
Suyanto, 2008. Urgensi Pendidikan Karakter.
Suwarsih Madya, Februari 2011. Optimalisasi Pemanfaatan TIK untuk Meningkatkan Mutu Hakiki
Pendidikan. Makalah, Seminar Nasional, Milad UAD XXX.

uuuuuuuuuuuuuuu

1234
1234
1234
154 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
UJICOBA PENAYANGAN PROGRAM PENDIDIKAN BUDI PEKERTI
MELALUI TELEVISI
Waldopo
Peneliti Bidang Teknologi Pendidikan Pada Pustekkom Kemdiknas-Jakarta
waldopo@gmail.com

Abstrak:
Penelitian yang berjudul Ujicoba Pendidikan Budi Pekerti Melalui Televisi ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh efektivitas pesan moral yang disampaikan oleh film serial pendidikan
karakter Laskar Anak Bawang (LAB) khususnya pada episode “Pistol dan Bulan” dan “Sepeda
Butut”. Film ini diproduksi oleh Pustekkom Depdiknas dan disiarkan oleh stasiun TVRI pada
tanggal 5 dan 12 September 2000. Kedua jenis film tersebut berisikan pesan moral agar anak
menjadi orang yang berakhlak mulia. Penentuan sampel dilaksanakan secara random (acak).
Hasil randomisasi terpilih 10 lokasi yaitu Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang,
Surabaya, Samarinda, Makassar, Mataram dan Kupang. Tiap kota yang terpilih; secara acak
diambil 10 Sekolah Dasar (SD) yang mewakili SD di dalam kota dan yang di pinggiran kota;
SD yang berstatus negeri dan SD yang berstatus swasta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara umum film dapat menyampaikan pesan moral secara efektif kepada siswa. Seluruh
pesan moral yang ada di dalam episode Pistol dan Bulan dapat mempengaruhi siswa secara
efektif. Sedangkan pesan moral yang terkandung dalam episode Sepeda Butut ada yang
berpengaruh efektif tetapi ada juga yang tidak. Pesan moral yang berpengaruh efektif
adalah:kesabaran, kerjasama kelompok, sportivitas dan solidaritas. Sedangkan yang tidak
adalah pesan tentang perbedaan status sosial. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
disampaikan saran (1) agar Pustekkom menggandeng semua pihak yang berkepentingan
dengan masalah pendidikan budi pekerti untuk terus mengembangkan film-film serial televisi
yang bermuatan pendidikan budi pekerti, (2) Berhubung pendidikan budi pekerti merupakan
bagian yang terpisahkan dari pendidikan karakter, maka perlu dikembangkan film sejenis
yang berisikan pesan tentang wawasan kebangsaan (3) film-film pendidikan budi pekerti
yang telah diproduksi disamping disiarkan melalui stasiun televisi hendaknya juga di upload
ke dunia maya seperti youtube dan Jardiknas/e-dukasi.net, dan (4) penelitian serupa hendaknya
dilaksanakan lagi dengan sasaran para siswa yang tinggal di daerah pedesaan dan daerah
terpencil.

Kata Kunci: Pendidikan Budi Pekerti, Akhlak Mulia, Moral , Film serial Laskar Anak Bawang

Abstract:
The study entitled Trial of Moral Education Through Television aimed to determine the
effectiveness of the moral message conveyed by the movie series of “Laskar Anak Bawang”
(LAB), particularly in the episode of “Pistol dan Bulan” and “Sepeda Butut”. The movie series
was produced by the Center of information and communication technology for education
Ministry of National Education and broadcast by TVRI station on 5 and 12 September 2000.
Both episodes contained moral messages for a child to be a noble person in the future. The
samples gained by random sampling technique. The random sampling technique resulted 10
location which were Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Samarinda,
Makassar, Mataram and Kupang. In each city, ten primary schools represented urban and
suburban schools, public and private schools were choosen. The result of the study showed
that generally a film could convey moral messages effectively to students. All moral messages
in the Pistol dan Bulan episode could influence students effectively. Some of those in Sepeda
Butut episode could influence students effectively while the others could not. The moral

1234
1234
1234
1234
1234
155
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

messages that influenced effectively were: patience, teamwork, sportsmanship and solidarity.
While the moral message that did not influence effectively was about the social status difference.
Based on the results some suggestions are offered as follow: 1) Pustekkom should invite all
parties that concern with the issue of character education to develop character building television
series; 2) Pustekkom should develop a television series that conveys the concept of nationality;
3) All the character education films should also be uploaded to virtual world, e.g. via youtube
and Jardiknas/e-dukasi.net; and 4) Such study should be held again with the target of students
living in rural or remote area.

Keywords: Character education, noble, moral, Laskar Anak Bawang TV series.

PENDAHULUAN Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


1. Latar Belakang yang mengamanatkan bahwa pendidikan
Pendidikan Budi Pekerti atau Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi
Akhlak Mulia atau Pendidikan Moral merupakan peserta didik agar menjadi manusia yang
salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
pendidikan karakter. Ada tiga kelompok Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
pendidikan karakter yang ingin diwujudkan oleh kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
pemerintah melalui pencanangan pendidikan demokratis serta bertanggung jawab.
karakter, yaitu “pendidikan karakter yang Sebagaimana kita saksikan bersama bahwa
menumbuhkan kesadaran sebagai makhluk dan kurikulum yang kurang memperhatikan soal
hamba Tuhan Yang Maha Esa, pendidikan akhlak peserta didik, ternyata tidak mampu
karakter yang terkait dengan bidang keilmuan, menghasilkan manusia-manusia Indonesia yang
dan pendidikan karakter yang menumbuhkan komprehensif yakni manusia yang cerdas,
rasa cinta dan bangga menjadi orang Indonesia” beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
(Harian Republika Jum’at, 20 Mei 201:25). serta berakhlak mulia. Lihat ketika pertama kali
Melalui pendidikan karakter pemerintah Ujian Nasional (UN) diberlakukan hingga tahun
bukan hanya berkeinginan untuk menhasilkan 2009, tolok ukur keberhasilan siswa dalam
SDM yang berkualitas dalam bidang keilmuan, mengikuti pendidikan hanya ditentukan oleh
namun juga ingin menghasilkan manusia- beberapa jenis mata pelajaran yang di UN-kan.
manusia yang sadar sebagai makhluk dan hamba Di sana tidak nampak adanya unsur perilaku
Tuhan Yang Esa. Kesadaran sebagai makhluk terpuji (akhlak mulia) siswa; yang turut dijadikan
sekaligus hamba Tuhan Yang Maha Esa pertimbangan dalam menentulkan keberhasilan
diharapkan akan tumbuh nilai keagamaan yang pendidikan mereka. Akibatnya yang dihasilkan
kuat yang pada gilirannya tumbuh sifat saling oleh lembaga pendidikan adalah manusia-
kasih sayang dan toleran-saling menghargai dan manusia yang hanya cerdas secara intelektual
menjauhkan diri dari perilaku destruktif dan namun kurang cerdas secara emosional dan
anarkis karena semuanya merupakan larangan sepiritual. Kasus-kasus seperti terjadinya
Tuhan. Kesadaran sebagai makhluk dan hamba perkelahian antar pelajar, perkelahian antar
Tuhan akan menumbuhkan rasa jujur karena mahasiswa di kampus-kampus, perkelahian
merasa selalu diawasi oleh Tuhan (ibid). Dengan antar warga kampung, narkoba, pornografi,
kata lain melalui pendidikan karakter diharapkan pornoaksi, mementingkan diri sendiri, korupsi
peserta didik akan tumbuh menjadi makhluk dan lain-lain menunjukkan adanya kegagalan
yang beraklak mulia. Secara lebih lengkap pendidikan yang selama ini kurang
melalui pendidikan karakter akan dihasilkan memperhatikan unsur emosional dan unsur
SDM/manusia yang berilmu, cinta dan bangga spiritual (agama). Budi pekerti (akhlak mulia)
sebagai bangsa Indonesia serta memiliki perilaku erat kaitannya dengan kedua unsur tersebut.
yang terpuji atau beraklak mulia. Hal ini sejalan Menyadari akan hal ini, pemerintah
dengan tujuan pendidikan sebagaimana yang merasakan pentingnya pendidikan karakter bagi
telah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 bangsa Indonesia. Sekali lagi ingin penulis

1234
1234
1234
156 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
kemukakan bahwa melalui Pendidikan Karakter melalui televisi. Pustekkom telah
diharapkan akan dihasilkan manusia-manusia mengembangkan berbagai jenis film serial
Indonesia yang bukan hanya cerdas secara televisi yang didisain untuk menyampaikan
intelektual, tetapi juga manusia-manusia yang pesan-pesan pendidikan khususnya pesan-pesan
cinta dan bangga sebagai bangsa Indonesia, moral kepada pemirsanya (peserta didik). Film-
berhati baik, berfikiran baik dan berprilaku baik. film serial televisi yang telah dikembangkan
Tergerak untuk ikut memberikan sumbang Pustekkom antara lain Aku Cinta Indonesia (ACI)
saran pada pendidikan karakter yang kini sedang dengan sasaran utamanya anak usia SD dan SMP,
digalakkan oleh pemerintah, penulis merasa Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB)
perlu untuk menyampaikan hasil penelitian dengan sasaran utamanya anak usia SMK dan
tentang produk sebuah film serial televisi yang SMA, Rahasiamu Tak Habis Kubaca dengan
sarat dengan muatan pendidikan karakter sasaran utamanya anak-anak usia remaja, Bina
terutama yang berhubungan aspek moral (akhlak Watak dengan sasaran utamanya anak usia SD,
mulia). Film serial televisi tersebut berjudul Sahabat Pantai dengan sasaran anak-anak SD
Laskar Anak Bawang (LAB) yang diproduksi oleh kelas tinggi dan SMP, Laskar Anak Bawang (LAB)
Pustekkom Departemen Pendidikan Nasional dengan sasaran utamanya anak usia SD, dan
awal tahun 2000-an. LAB adalah film serial lain-lain.
televisi yang diperuntukkan bagi anak-anak usia Dari berbagai jenis film serial televisi yang
Sekolah Dasar yang berisikan pesan-pesan telah dikembangkan tersebut dapat dirumuskan
moral, yaitu mengajak para siswa dan pemirsa beberapa masalah sebagai berikut:
lainnya untuk mengikuti hal-hal yang baik dan a. Apakah pesan moral yang terdapat dalam
menghindari hal-hal yang kurang baik, baik film serial Aku Cinta Indonesia (ACI) dapat
ditinjau secara adat, budaya maupun agama. diserap oleh pemirsanya secara effektif?
Bekerja sama dengan Lembaga Penelitian, b. Apakah pesan moral yang terdapat dalam
Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial film serial Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB)
(LP3ES), Internatinal Foundation for Election dapat diserap secara effektif oleh
Systems (IFES) serta Dinas Pendidikan Propinsi; pemirsanya?
Pustekkom melakukan studi tentang pengaruh c. Apakah pesan moral yang terdapat dalam
penayangan program pendidikan Budi Pekerti film serial Rahasiamu Tak Habis Kubaca dapat
melalui penayangan serial film LAB yang diserap secara effektif oleh pemirsanya?
ditayangkan oleh Televisi Republik Indonesia d. Apakah pesan moral yang terdapat dalam
(TVRI). film serial, Bina Watak dapat diserap secara
Sebagai salah seorang staf di PUSTEKKOM effektif oleh pemirsanya?,
yang ikut berperan serta terlibat aktif di dalam e. Apakah pesan moral yang terdapat dalam
kegiatan penelitian tersebut, penulis merasa film serial Sahabat Pantai dapat diserap
perlu mengangkat kembali hasil penelitian ini secara effektif oleh pemirsanya?, dan
sebagai salah satu sumbang saran kepada f. Apakah pesan moral yang terdapat dalam
pemerintah dan pihak-pihak lain yang film serial Laskar Anak Bawang (LAB) dapat
berkepentingan untuk mensukseskan program diserap secara effektif oleh pemirsanya?.
pendidikan karakter, khususnya yang
berhubungan dengan wawasan akhlak mulia. 3. Pembatasan Masalah dan Alasan
Penelitian
2. Masalah Penelitian Dari sejumlah masalah pada film serial
Sebagai lembaga yang berada di bawah tersebut di atas, dalam penelitian ini dibatasi
Departemen/Kementerian Pendidikan Nasional, pada film serial Laskar Anak Bawang (LAB). Ada
salah satu tugas Pustekkom adalah 6 episode untuk film serial LAB yaitu a. Pistol
mengembangkan berbagai jenis media yang dan Bulan, b. Sepeda Butut, c. Baru dan Bekas,
dapat dimanfaatkan untuk kepentimgan d. Tahu dan Tempe, e. Pak Kumal, dan f. Pusaka.
pendidikan/pembelajaran. Salah satu media Dari 6 episode tersebut pada tulisan ini dibatasi
pendidikan yang dikembangkan Pustekkom pada episode Pistol dan Bulan dan Sepeda Butut.
adalah serial film pendidikan yang ditayangkan Film serial LAB dipilih karena film tersebut dibuat

1234
1234
1234
1234
1234
157
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

dengan setting masyarakat pinggiran kota, bermanfaat untuk mengembangkan wawasan


dengan sasaran utama anak-anak usia SD dari keilmuannya terutama dalam pemanfaatan
lapisan masyarakat menengah ke bawah; televisi untuk kepentingan pendidikan.
meskipun tidak menutup kemungkinan ditonton
oleh lapisan masyarakat yang lain. Kelompok KAJIAN PUSTAKA
lapisan masyarakat menengah ke bawah adalah 1. Pendidikan Budi Pekerti
kelompok yang dianggap mewakili sebagian Pendidikan budi pekerti atau akhlak mulia
besar masyarakat Indonesia. Episode Pistol dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
Bulan serta episode Sepeda Butut dipilih karena pendidikan karakter. Melalui pendidikan budi
kedua episode tersebut membawa pesan moral pekerti diharapkan menghasilkan peserta didik
tentang wawasan akhlak mulia, yang mana yang bukan hanya hebat secara intelektual yang
akhlak mulia merupakan salah satu target memiliki penguasaan dalam bidang ilmu
penting yang ingin dicapai darii Pendidikan pengetahuan dan teknologi namun ia juga
Karakter (Harian Umum Republika, Jun’at 20 Mei diharapkan dapat menjadi manusia yang
2011, hlm 25 kol 1-5). berakhlak mulia, santun dan mampu untuk saling
Untuk mengetahui seberapa jauh effektifitas berbagi kasih sayang dengan sesamanya.
penyampaian pesan moral yang terkandung di Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
dalamnya, maka perlu dilakukan penelitian. Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan
bahwa “pendidikan bertujuan untuk
4. Tujuan Penelitian mengembangkan potensi peserta didik agar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
seberapa jauh effektifitas penyampaian pesan- kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
pesan moral yang terkandung di dalam program sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
film serial Laskar Anak Bawang, khususnya menjadi warga negara yang demokratis serta
Episode Pistol dan Bulan, serta Sepeda Butut. bertanggung jawab”. Dari amanah yang
Effektifitas penyampaian pesan moral yang disampaikan melalui Undang-Undang tersebut
diteliti adalah yang berhubungan dengan tergambar betapa pentingnya pendidikan moral
masalah kreativitas, kesadaran gender, (budi pekerti). Di sana yang pertama-tama
menghargai perbedaaan kemanpuan, disiplin, disebutkan adalah membuat peserta didik
kesabaran, kerjasama kelompok, sportivitas, menjadi orang yang beriman, bertakwa dan
perbedaan status sosial, dan solidaritas. berakhlak mulia. Baru kemudian sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan
5. Kegunaan penelitian bertanggung jawab.
Hasil penelitian ini bermanfaat dan menjadi Dari tujuan pendidikan tersebut jelas
masukan penting bagi Pustekkom dan pihak- tergambar betapa pentingnya pendidikan moral
pihak lain yang berkepentingan dalam (budi pekerti) bagi bangsa Indonesia, apalagi
pengembangan media televisi untuk pendidikan, bila kita melihat kejadian-kejadian yang sering
terutama dalam merancang dan kita saksikan di masyarakat seperti tindak pidana
mengembangkan program –program film korupsi, pelanggaran hak azazi manusia,
pendidikan budi pekerti yang akan disiarkan perdagangan manusia, perkosaan, berbagai
melalui televisi. baik untuk masa kini maupun kasus narkoba, mudahnya orang terprovokasi
pada masa-masa yang akan datang. Bagi sehingga mudah melakukan perbuatan-
kalangan pendidik maupun para pemangku perbuatan anarkhis dan lain-lain; menunjukkan
kepentingan pendidikan lainnya, film-film serial bahwa harapan untuk terwujudnya tujuan
televisi yang dikembangkan Pustekkom bisa pendidikan (terutama yang berhubungan akhlak
menjadi salah satu alternatif yang bisa dijadikan mulia atau moral) masih jauh. Berdasarkan
pilihan untuk menyampaikan pendidikan Budi kenyataan tersebut, pemerintah melalui
Pekerti (akhlak mulia). Kementerian Pendidikan Nasional tepatnya pada
Bagi kalangan ilmuwan, khususnya di bidang tanggal 2 Mei tahun 2011 mencanangkan
Teknologi Pendidikan, hasil penelitian ini dapat perlunya pendidikan yang berbasis karakter
(Pidato Mendiknas Pada Acara Peringatan Hari

1234
1234
1234
158 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei 2011 di pekerti dalam kehidupan, berdisiplin, berakhlak
Jakarta). Pemerintah bertekad mulai tahun mulia, menjalankan perintah agama. Apa itu
ajaran 2011/2012 seluruh siswa Indonesia dari karakter?
PAUD sampai SMA/SMK akan diberikan Kharakter berasal dari kata khuluq, akhlaq
pendidikan Karakter (Muhammad Rizki Maulana, (bahasa Arab) yang artinya perilaku. Ada perilaku
DetikNews, Senin 02/05/2011, 10.47 WIB). terpuji (akhlaqul karimah) dan ada juga perilaku
Salah satu bidang yang menjadi garapan yang tidak terpuji (akhlaqul madzmumah).
pendidikan karakter adalah masalah budi pekerti Melalui pendidikan kharakter tentu kita ingin
(akhlak mulia). membentuk bangsa Indonesia ini menjadi
Pembangunan karakter bangsa merupakan bangsa yang berakhlak terpuji atau berakhlak
salah satu bidang pembangunan nasional yang mulia atau bermoral excelence. Sebagai moral
sangat penting, karena ia menjadi fondasi dalam excelence yang dibangun di atas berbagai
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan kebajikan; pada gilirannya hanya akan memiliki
bernegara Pembangunan karakter bangsa makna bila dilandasi oleh nilai-nilai yang berlaku
merupakan sebuah kebutuhan asasi dalam dalam budaya bangsa (Panduan Pelatihan
proses berbangsa, karena hanya bangsa bangsa Pendidikan Kaharakter, 2011: 1). Kharakter
yang memiliki karakter dan jati diri yang kuat bangsa Indonesia adalah kharakter yang dimiliki
yang akan mampu menjadikan dirinya sebagai oleh bangsa Indonesia berdasarkan tindakan-
bangsa yang bermartabat dan disegani oleh tindakan yang dinilai sebagai suatu kebajikan
bangsa-bangsa lain (Desain Induk Pendidikan berdasarkan nilai yang berlaku di masyarakat
Kharakter Bangsa, 2010:1). Banyak kemajuan dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu
pembangunan yang telah dicapai oleh pendidikan kharakter diarahkan pada upaya
pemerintah selama ini mialnya dalam hal mengembangkan nilai-nilai yang mendasari
pembangunan sarana/prasarana dan penyediaan suatu kebajikan sehingga menjadi suatu
infrastruktur, semakin meningkatnya daya kepribadian diri warga negara.
tampung pendidikan dari SD hingga Perguruan Dengan demikian materi yang disajikan dalam
Tinggi, semakin mudahnya berkomunikasi dan pendidikan kharakter tentu diharapkan bukan
lain-lain. Namun demikian masih banyak juga hanya sekedar menjadi pengetahuan siswa
masalah-masalah ataupun tantangan yang perlu (yang lebih banyak berada di ranah kognitif),
diatasi terutama yang berhubungan dengan namun nilai-nilai yang mereka pelajari
karakter bangsa kita. Masalah- diharapkan mampu membentuk sikap dan
masalah tersebut antara lain masih banyak prilaku siswa, sehingga siswa mempunyai
warga negara yang belum menyadari pentingnya keinginan untuk memiliki dan menerapkannya
menjaga kelestarian lingkungan, pentingnya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Kamus
hidup damai dan serasi dengan lingkungan, Bahasa Indonesia (2008:639) kharakter
ketidak adilan di bidang hukum, pergaulan merupakan sifat-sifat kejiwaan, akkhak atau budi
bebas, pornografi, pornoaksi, kasus-kasus pekerti yang membedakan seseorang dari yang
narkoba, banyak warga masyarakat yang kurang lain. Sedangkan Dalam Desain Induk Pendidikan
bisa mengendalikan emosi sehingga mudah Kharakter (2010:7) dinyatakan bahwa: kharakter
terjadi amuk massa, perkelahian antar warga, adalah nilai-nilai yang unik, baik yang terpatri
perkelahian antar mahasiswa dan lain-lain. dalam diri seseorang maupun yang
Kesemuanya itu memerlukan suatu usaha dari terejawantahkan dalam perilaku. Kharakter
berbagai pihak agar tercapai suatu kehidupan secara koheren memancar dari hasil olah pikir,
harmoni, damai, aman dan sejahtera yang olah hati, olah rasa‘ dan karsa serta olah raga
didasari kepada akhlakul karimah (akhlak mulia) seseorang atau sekelompok orang. Harian
serta ketakwaan kepada Allah Tuhan semesta Repulika (Jum’at, 20 Mei 2011:25) menyatakan
alam. Salah satu usaha tersebut adalah melalui bahwa karakter terdiri atas tiga unjuk perilaku
pendidikan yang berbasis karakter. Baedowi yang saling berkaitan yaitu tahu arti kebaikan,
(Media Indonesia, 19 Juli 2011) menyatakan mau berbuat baik, dan nyata berperilaku
bahwa “melalui pendidikan karakter diharapkan baik.Ketiga substansi dan proses psikologis
anak didik akan menyadari pentingnya budi tersebut bermuara pada budi pekerti dan

1234
1234
1234
1234
1234
159
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

kematangan akhlak seseorang. Dengan kata lain santun, berakhlak mulia, tangguh, dan berdaya
karakter dapat dimaknai sebagai kualitas pribadi saing (kompetitif). Semuanya itu didasarai oleh
yang baik. Secara lebih tegas Fasli Jalal dalam rasa keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
paparannya tentang Strategi Pelaksanaan Yang Maha Esa. Dasar keimanan dan ketakwaan
Pendidikan Karakter pada Rembuk Nasional kepada Tuhan Yang Maha Esa menunjukkan
Kementerian Pendidikan Nasional tanggal 15-18 bahwa pendidikan karakter ingin membangun
Maret 2011 di Sawangan-Depok menjelaskan bangsa yang bukan hanya sukses di dunia
bahwa: pendidikan karakter merupakan dengan pertanggung jawabannya kepada
pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, sesama manusia, tetapi juga sukses di akhirat
pendidikan moral, pendidikan watak yang dengan mempertanggung jawabkan seluruh
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan perilakuknya di dunia kepada Tuhan Yang Maha
peserta didik untuk memberikan keputusan baik Esa.
buruk, memelihara apa yang baik dan Budi pekerti itu \sendiri itu sendiri mencakup
mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan pengertian watak, sikap, sifat, moral yang
sehari-hari dengan sepenuh hati. tercermin dalam tingkah laku baik dan buruk
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang diukur melalui norma-norma sopan santun
pendidikan karakter adalah pendidikan nilai, yang berlaku, tata krama dan adat istiadat
pendidikan budi pekerti, pendidikan moral dan (Depatemen Agama, 2000:2-3). Sedangkan
pendidikan watak. Tujuan dari pendidikan tujuan dari pada pendidikan budi pekerti itu
karakter adalah agar peserta didik memiliki sendiri (Depdiknas, 2000:5) menjelaskan bahwa
kemampuan untuk membedakan mana yang tujuan pendidikan budi pekerti adalah mengkaji
baik dan mana yang buruk, memberikan dan menginternalisasi nilai, mengembangkan
keputusan untuk memilih yang baik dan keterampilan sosial yang memungkinkan tumbuh
mewujudkan pilihannya tersebut dalam dan berkembangnya akhlak mulia dalam diri
kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. peserta didik serta mewujudkannya dalam
Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa tujuan perilaku sehari-hari dalam konteks sosio cultural
utama dari pendidikan karakter adalah untuk yang berbineka sepanjang hayat.
membentuk peserta didik agar memiliki akhlak Tentang strategi pelaksanaan pendidikan
mulia. Selain berakhlak mulia, pendidikan kharakter (yang di dalamnya termasuk
karakter juga ingin membentuk peserta didik pendidikan budi pekerti), dalam buku Panduan
menjadi manusia (SDM) yang berkualitas dan Pelatihan Pendidikan Kharakter (2011:1)
berdaya saing tinggi. Hal ini disampaikan oleh Kemdiknas memberikan rumusan bahwa “materi
juru bicara Kementrian Pendidikan Nasional pendidikan kharakter bersifat developmental.
(Ibnu Hammad) dalam acara talk show di Metro Materi pendidikan yang bersifat developmental
TV bersama Tanri Abeng pada hari Rabu 4 Mei menghendaki proses pendidikan yang cukup
2011 jam 20.00 s/d 20.30. Lebih lanjut Fasli Jalal panjang dan bersifat saling menguatkan
menyatakan bahwa bangsa yang berkarakter (reinforce) antara kegiatan belajar satu dengan
adalah bangsa yang tangguh; kompetitif; kegiatan belajar lainnya, antara proses belajar
berakhlak mulia; bermoral; bertoleran; di sekolah dengan di luar sekolah. Untuk
bergotong royong; berjiwa patriotik; menanamkan karakter yang baik diperlukan
berkembang dinamis; dan berorientasi pada ilmu adanya keteladanan; ia tidak cukup hanya
pengetahuan dan teknologi. Semuanya itu sebagai pengetahuan yang bersifat kognitif,
didasari dan dijiwai oleh rasa keimanan dan namun harus menjadi suatu keyakinan yang ia
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Fasli ingin terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
Jalal, 2011). karena itu diperlukan keterlibatan semua pihak
Dari apa yang disampaikan Fasli Jalal tersebut baik keluarga, sekolah maupun masyarakat.
dapat dikatakan bahwa tujuan dari pada Sekali lagi diperlukan adanya keteladanan dari
Pendidikan Karakter bukan hanya sekedar semua pihak secara simultan. Pendidikan
berorientasi untuk kesuksesan hidup di dunia karakter hendaknya diberikan sejak mulia usia
secara material, tetapi juga ingin menjadikan dini (PAUD) hingga perguruan tinggi. Sebagai
peserta didik menjadi manusia Indonesia yang manusia yang beragama tentu kita para tua tidak

1234
1234
1234
160 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
boleh lupa untuk selelu berdo’a meminta sebagai sumber utama dalam berita (informasi).
pertolongan kepada Allah Tuhan yang maha Hal senada juga disampaikan oleh Denis Mc Quail
kuasa agar kelak anak-anak kita menjadi anak- dalam Ray Brown (1976:347) Ia menyatakan
anak yang cerdas, santun dan berakhlak mulia. bahwa “Thus in various contexts, television is
Untuk semuanya itu, tentu dukungan dan peran said to ‘stimulate’, ‘involve’, ‘trigger off’,
pemerintah sangat diperlukan, terutama dalam ‘generate’, ‘induce’, ‘suggest’, ‘structure’, ‘teach’,
hal dukungan kebijakan, pendanaan dan ‘persuade’, ‘gratify’, ‘arouse’, ‘reinforce’, ‘activate’.
penegakan hukum bagi para pelaku tindak Recievers on the other hand, may variously
pidana maupun pelanggar etika yang ‘identify’, imitate’, ‘internalize’, ‘model their
bertentangan dengan semangat pembangunan behavior on it, ‘participate, adjust’, and so on”.
karakter yang telah ditanamkan sejak usia dini. Dari rpendapat Denis dapat disimpulkan
Tidak kalah pentingnya peran media massa, bahwa dalam berbagai hal televisi dapat
media massa yang memiliki jangkauan luas perlu memberikan rangsangan, membawa serta,
ikut serta dalam mensukseskan Pendidikan memicu, membangkitkan, mempengaruhi
Kharakter. seseorang untuk melakukan sesuatu,
Kembali kepada peran media massa dalam memberikan saran-saran, memberikan warna,
mensukseskan program pendidikan karakter, mengajar, menghibur, memperkuat,
untuk mensukseskan program pendidikan budi menggiatkan, menyampaikan pengaruh dari
pekerti yang merupakan bagian dari pendidikan orang lain, memperkenalkan berbagai identitas
karakter, diperlukan keterlibatan media massa. (cirri) sesuatu, memberikan contoh, proses
Banyak media massa yang bisa dimanfaatkan; internalisasi tingkah laku, berbagai bentuk
salah satunya adalah media televisi yang terbukti partisipasi serta penyesuaian diri dan lain-lain.
sangat effektif dalam mempengaruhi perubahan Hal yang hamper sama disampaikan oleh
tingkah laku bagi pemirsanya. Untuk lebih Widarto (1994:7), Ia menyatakan bahwa siaran
jelasnya akan penulis kupas pada uraian televisi memiliki daya penetrasi yang sangat kuat
berikutnya. terhadap kehidupan manusia sehingga ia mampu
merubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang
2. Pengaruh Tayangan Program- dalam rentang waktu yang relatif singkat .
Program Televisi Terhadap Dengan jangkauannya yang begitu luas, siaran
Perubahan Tingkah Laku telavisi memiliki potensi yang luar biasa untuk
Sebagai media massa televisi memiliki tiga dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi
fungsi utama yaitu sebagai media informasi, kepentingan pendidikan.
media hiburan dan media pendidikan. Dalam Dari berbagai pendapat tersebut dapat
tulisan ini penulis ingin menyoroti peran televisi disimpulkan bahwa jika televisi dimanfaatkan
sebagai media pendidikan. Sebagai media untuk kepentingan pendidikan khususnya
pendidikan sudah tidak diragukan lagi bahwa isi pendidikan kharakter, tentu akan memberikan
pesan atau konten yang disajikan oleh media hasil yang sangat effektif, karena televisi memiliki
televisi memiliki peran penting dalam potensi yang sangat dominan dalam
membentuk ataupun mempengaruhi perilaku mempengaruhi perubahan tingkah laku
pemirsanya. Perin (1997:7) misalnya, ia pemirsanya.
menyatakan bahwa; “Television has a greater Nilai positif apa saja yang diperoleh anak-
impact on our day to day lives than any other anak setelah menonton tayangan program-
medium. It play a major role in determining the program film yang disiarkan melalui televisi?
way we live, the way we communicate and the Habib, Waldopo dan Indrayanti (2001: 12)
way we learn. Our living patterns have assumed melaporkan adanya nilai-nilai positif yang
television as a prime source of news”. Dari dirasakan oleh anak-anak usia SD di Indonesia
pernyataan tersebut dapat kita pahami bahwa yang berdomisili di kota-kota besar (ibukota
televisi memberikan pengaruh yang lebih besar Propinsi) dan di pinggiran kota. Judul serial film
dalam kehidupan kita sehari jika disbandingkan televisi yang paling mereka sukai dan ditonton
dengan media komunikasi massa lainnya. Ia pada saat itu adalah Doraemon, Crayon Sinchan,
memerankan peran utama dalam kehidupan. Ia Dragon Ball, Kera Sakti, Keluarga Cemara dan

1234
1234
1234
1234
1234
161
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

Panji Manusia Millineum. Dari serial film-film yang (LAB)


mereka toton di televisi tersebut, mereka Film serial Laskar Anak Bawang adalah
merasakan dan berkeinginan untuk memiliki program Film Serial Televisi yang diproduksi oleh
serta meniru tingkah laku (nilai-nilai moral) yang Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi
dimilki oleh tokoh pemeran yang menjadi Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional di
idolanya pada film serial tersebut. Nilai-nilai awal tahun 2000 an. Sasaran film ini adalah anak-
positif tersebut antara lain: tidak boleh anak usia sekolah dasar (SD). Di samping
berbohong dan menghargai sesama teman sebagai karya seni, konten yang dimiliki oleh film
meskipun berbeda dalam hal kekayaan; agama ini mencoba menyampaikan pesan-pesan moral
dan berpendapat. Selain itu anak-anak juga dalam setiap episodenya, dengan maksud agar
memperoleh pesan tidak boleh menjadi anak penonton dapat mencerna, menghayati dan
penakut, tidak boleh nakal, sopan dan hormat memilikinya melalui cara yang tidak dogmatis
kepada orang yang lebih tua, harus bisa dan tidak merasa digurui.
mengerjakan keperluannya sendiri, harus sabar Ada 6 Episode program serial film LAB, yaitu:
dan tidak cepat marah serta selalu berbakti a. Pistol dan Bulan,
kepada Tuhan. b. Tahu Sama Tempe,
Pustekkom (2000) mengujicobakan c. Baru dan Bekas,
penayangan program pendidikan Budi Pekerti d. Pusaka,
untuk anak-anak usia SD melalui penayangan e. Pak Kumal dan
serial Film Televisi yang berjudul “Tara Anak f. Sepeda Butut.
Tengger”. Tara Anak adalah Film serial televisi
produksi Pustekkom yang menceriterakan Dalam tulisan ini dibatasi pada episode
kehidupan masyarakat Tengger di era tahun “Pistol dan Bulan” dan “Sepeda Butut”. Dalam
1950-an. Pesan moral yang terkandung di episode Pistol dan Bulan siswa/pemirsa
dalamnya antara lain agar berbakti kepada diperkenalkan pada sebuah kenyata-an bahwa
Tuhan, menghormati orang yang lebih tua, tiap-tiap orang memiliki kelemahan dan
menhargai sesame serta berani membela kelebihan. Oleh karena itu mereka diajak untuk
kebenaran. menghargai dan menghormati sesama. Salah
Penayangan program dilakukan melalui Stasiun seorang temannya yang tidak pandai membuat
Televisi Republik Indonesia (TVRI) Pusat Jakarta mainan ternyata ia pandai membuat puisi.
secara berturut-turut setiap hari pada pukul 16 Selanjutnya mereka ketahui bahwa membuat
– 17.00 WIB selama satu minggu. Responden puisi merupakan ketrampilan yang tidak dimiliki
yang menjadi sampel penelitian adalah siswa usia oleh teman-temannya yang notabene pandai
sekolah dasar (SD) dan orang tua yang memiliki membuat mainan. Pesan moral lainnya adalah
anak yang masih duduk di SD. Para responden menghargai sebuah tugas. Jenis tugas apapun
diminta untuk selalu menyaksikan tayangan bila dilaksanakan dengan baik maka akan
program di satu tempat yang dekat dengan menjadi penting artinya. Salah seorang
tempat tinggal mereka dan dilengkapi dengan temannya yang berjenis kelamin laki-laki
pesawat televisi ukuran minimal 29 inchi serta menolak untuk ikut bermain perang-perangan;
antene penerima siaran sesuai dengan yang ia lebih tertarik untuk berperan sebagai petugas
dibutuhkan. Setiap selesai menyaksikan Palang Merah. Karena tidak mau perang, ia
tayangan program melalui diskusi terfokus (focus menjadi bahan ejeken teman-temannya. Petugas
group discussion) Secara umum pelajaran palang merah harusnya lebih cocok dimainkan
(pesan moral) yang diperoleh para responden oleh seorang perempuan. Setelah terjadi
setelah menyaksikan tayangan program adalah:: pertempuran barulah mereka menyadari betapa
wajib menghormati kedua orang tua, jujur (tidak pentingnya petugas palang merah di dalam
boleh bohong), menghargai sesama teman, medan pertempuran. Selain itu, dalam episode
harus terbiasa mandiri, berani membela ini juga disampaikan pesan moral tentang
kebenaran, dan taat beribadah kepada Tuhan. pentingnya menjaga kebersihan.
Sedangkan dalam episode Sepeda Butut anak
3. Film Serial Laskar Anak Bawang

1234
1234
1234
162 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
diajak untuk menyadari bahwa apapun yang memenangkan pertandingan balap sepeda yang
diinginkan itu tidak harus dipenuhi oleh orang lawannya berasal dari anak-anak gedongan,
tua, artinya anak diajak untuk berlatih sabar meskipun sepeda yang ia gunakan adalah
dan bijak agar tidak membebani orang tua sepeda butut; sementara lawan-lawannya
dengan berbagai permintaan dan rengekan. menggunakan sepeda yang bagus-bagus.
Anak juga diajak untuk menyadari pentingnya Melalui kenyataan ini anak diajak untuk bersikap
belajar setiap hari. Kesabaran anak dituntut sportif. Selain itu anak juga diajarkan bahwa
ketika mereka sedang belajar terutama dalam pada hakekatnya semua manusia itu sama.
menghadapi berbagai keterbatasan dan Adapun pesan moral yang diukur effektifitasnya
kekurangan seperti kemiskinan. Mereka diajak untuk kedua episode tersebut adalah sebagai
untuk syukur nikmat. Dengan modal kesabaran berikut:
dan rasa syukur; anak desa yang miskin bisa
METODOLOGI

1. Tujuan Penelitian Penelitian dilaksakan antara bulan Juli hingga


Penelitian ini dilakukan melalui survei yang bulan September tahun 2000 yang didahului
ditujukan kepada responden yang ditetapkan dengan pertemuan-pertemuan antara
sebagai sampel. Penelitian bertujuan untuk PUTEKKOM dengan pihak IFES , LP3ES dan
mengetahui seberapa jauh effektifitas stasiun TVRI Pusat Jakarta, Langkah-langkah
penyampaian pesan moral yang terkandung di yang dilakukan meliputi: pembuatan disain,
dalam program film serial Laskar Anak Bawang pengumpulan data, analisis data, pembuatan
(LAB) yang disiarkan melalui televisi, khususnya laporan dan ekspose hasil penelitian. Sedangkan
pada Episode Pistol dan Bulan serta episode lokasi penelitian adalah sejumlah sekolah dasar
Sepeda Butut. Effektifitas penyampaian pesan yang terdapat di 10 kota di Indonesia, yaitu:
moral yang ingin diteliti adalah yang Medan, Palembang, Jakarta, Bandung,
berhubungan dengan kreativitas, kesadaran Semarang, Surabaya, Samarinda, Makassar,
gender, menghargai perbedaan kemampuan, Mataram dan Kupang
disiplin, kesabaran, kerjasama kelompok,
sportivitas, perbedaan status social dan 3. Populasi dan Sampel
solidaritas. Populasi dari penelitian ini adalah para siswa
sekolah dasar (SD) yang tinggal di kota-kota dan
2. Waktu dan Tempat pinggiran kota seluruh Indonesia. Sedangkan
sampel diambil secara Acak (random). Dari hasil
pengacakan ditetapkan 10 lokasi yang akan di

1234
1234
1234
1234
1234
163
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

survei yaitu: Medan, Palembang, Jakarta, disiplin, kesabaran, kerjasama kelompok,


Bandung, Semarang, Surabaya, Samarinda, sportivitas, perbedaan status sosial dan
Makassar, Mataram dan Kupang. Pengambilan solidaritas.
sampel dilaksanakan dengan langkah-langkah Strategi pengumpulan datanya dilakukan
sebagai berikut: dengan cara responden diberitahukan tentang
a. Membuat daftar nama-nama ibukota dari 33 jadwal penayangan program dan mereka diminta
Propinsi. untuk berada di tempat menonton tayangan pro-
b. Masing-masing Ibukota ditulis dalam sebuah gram kira-kira 15 menit sebelum jadwal
kertas kecil dan digulung, sehingga penayangan. Mereka juga diberitahu tentang
seluruhnya terdapat 33 gulungan kertas yang tugas yang harus mereka laksanakan yaitu
berisi daftar nama masing-masing ibukota menonton tayangan program dan memberikan
Propinsi. penilaian atas program yang mereka tonton.
c. Gulungan-gulungan kertas tersebut dikocok Tempat yang diguanakan untuk menonton bisa
lalu diambil 10 buah, sehingga keluarlah 10 berupa ruang kelas, perpustakaan atau bisa juga
nama Ibukota Propinsi. rumah penduduk. Di tempat tersebut telah
d. Dari masing-masing Ibukota Propinsi terpilih; disediakan pesawat televisi dan antena yang bisa
kepada Dinas Pendidikan Propinsi/ Balai digunakan untuk menangkap siaran TVRI stasiun
Tekkom setempat diminta utnuk pusat Jakarta. Penayangan program oleh TVRI
mengusulkan 40 SD yang terdiri dari SD di Jakarta direlay oleh stasiun-stasiun TVRI daerah.
dalam kota dan SD di pinggiran kota baik Antara 5 hingga 10 hari sebelum
yang berstatus SD negeri maupun SD swasta. menyaksikan tayangan program, responden
e. Dari 40 SD yang diusulkan, secara random diminta untuk mengisi instrument yang berupa
dipilih 10 SD dengan komposisi 3 SD negeri kuesioner. Responden diminta untuk mengisi
di dalam kota, 2 SD negeri di pinggiran kota, kembali kuesioner yang sama setelah
3 SD swasta di dalam kota dan 2 SD swasta menyaksikan tayangan program. Jadi secara
di pinggiran kota. singkat dapat dikatakan bahwa responden
f. Kepada setiap sekolah yang ditetapkan diminta untuk mengisi kuesioner ketika sebelum
sebagai sampel, dipilih kelas V dan kelas VI. dan setelah menyaksikan tayangan program.
Selanjutnya seluruh siswa kelas V dan kelas
VI ditetapkan sebagi sampel/responden. 6. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif
4. Informasi yang Dikumpulkan dengan membandingkan antara prosentase
Informasi yang dikumpulkan dari responden respon siswa sebelum dengan sesudah
adalah pemahaman dan peningkatan menyaksikan penayangan program. Apakah
pengetahuan mereka teehadap pesan-pesan respon siswa mengalami perubahan setelah
moral yang terkandung di dalam film yang menyaksikan tayangan program. Perubahan
mereka tonton serta keinginannya untuk berubah respon bisa terjadi secara positif, bisa terjadi
sebagai dampak dari pemahaman tersebut. secara negatif, namun bisa juga tidak terjadi
perubahan. Effektifitas diukur dengan cara
5. Instrumen Untuk Mengumpulkan melihat seberapa jauh pesan-pesan moral yang
Data dan Strategi Pengumpulan terkandung di dalam film dapat ditangkap oleh
Datanya siswa yang ditunjukkan melalui perubahan
Untuk kepentingan pengumpulan data/ respon sebagai akibat dari pemahaman
informasi yang diperlukan; dikembangkan terhadap nilai-nilai moral tersebut. Dengan
instrumen pengumpulan data dalam bentuk demikian tayangan film dikatakan effektif jika
kuesioner. Kuesioner disusun dengan cara mampu merubah respon siswa secara positif.
menjabarkan aspek/pesan-pesan moral yang Tetapi bisa juga terjadi bahwa pemahaman siswa
terkandung di dalam film yang akan ditayangkan. tentang pesan moral tidak menyebabkan
Aspek/pesan moral yang dituangkan di dalam terjadinya perubahan respon. Jika ini terjadi
instrumen meliputi: kreativitas, keasadaran maka pesan-pesan moral yang disampaikan
gender, menghargai perbedaan kemampuan, memperkuat terhadap pemahaman moral yang

1234
1234
1234
164 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
ada pada siswa. dilaksanakan pada tanggal 5 dan 12 September
2000. Hal ini sejalan dengan jadwal penayangan
HASIL PENELITIAN program oleh TVRI stasiun pusat Jakarta pada
Sebagaimana telah dikemukakan pada bab tanggal 5 September untuk episode Pistol dan
sebelumnya; bahwa pengumpulan data yang Bulan serta tanggal 12 September untuk episode
berupa pengisian kuesioner dilaksanakan Sepeda Butut. Penayangan kedua judul film
sebanyak dua kali, pengisian kuesioner sebelum tersebut di relay oleh stasiun-stasiun TVRI
penayangan progam secara serentak daerah. Jumlah responden yang mengisi
dilaksanakan antara tanggal 1 hingga 5 kuesioner sebelum penayangan program
September 2000 di 10 kota tempat domisili sebanyak 2964 siswa, sedangkan setelah
responden yaitu Medan, Palembang, Jakarta, penayangan program sebanyak 2982 siswa.
Bandung, Semarang, Surabaya, Samarinda,
Makassar, Mataram dan Kupang. Sedangkan
pengisian kuesioner setelah menyaksikan Berdasarkan letak sekolah; 63% responden
tayangan program oleh responden yang sama bersekolah di dalam kota dan 37% sisanya di
pinggiran kota. Berdasarkan status sekolah; 54%

responden bersekolah di SD Negeri dan 46% perbedaan status social dan solidaritas. Temuan
sisanya bersekolah di SD Swasta. Berdasarkan selengkapkapnya untuk masing-masing episode
jenis kelamin 51% responden berkelamin adalah sebagai berikut:
perempuan dan 49% sisanya berkelamin pria.
Sedangkan berdasarkan tingkat kelas; 51% 1. Episode “Pistol dan Bulan”
siswa kelas VI dan 49% sisanya siswa kelas V. Ada 4 (empat) pesan moral yang ingin diteliti
Beberapa hasil penelitian dapat dikemukakan dari episode ini, yaitu kreativitas, kesadaran
sebagai berikut: Ada 9 (sembilan) pesan moral gender, menghargai perbedaan kemampuan, dan
yang ditanyakan kepada siswa melalui tayangan disiplin.
film episode “Pistol dan Bulan” serta “Sepeda
Butut” yaitu: kreativitas, kesadaran gender, Tabel 3. Pesan kreativitas
menghargai perbedaan kemampuan, disiplin, Pertanyaan: Jika kamu menginginkan sebuah
kesabaram, kerjasama kelompok, sportivitas, mainan, apa yang akan kamu lakukan?

1234
1234
1234
1234
1234
165
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

Dari tabel 3 di atas nampak bahwa sebelum menyaksikan tayangan program ada 17% siswa
berprinsip bahwa jika mereka menginginkan sebuah mainan langsung beli, namun jumlah ini menurun
tinggal 6% setelah menyaksikan tayangan. Sebelum menyaksikan tayangan ada 11% siswa yang

ingin pinjam kepada temannya jika perubahan sikap siswa untuk menjadi lebih
menginginkan sebuah mainan, namun jumlah kreatif. Ini bisa terlihat dari menurunnya
ini mengalami penurunan sebanyak 3% setelah prosentase jumlah siswa berkinginan keinginan
menyaksikan tayangan program. Sebelum langsung beli ketika mereka menginginkan
menyaksikan tayangan program ada 7% siswa sebuah mainan. Selain itu tayangan program
yang akan minta dibuatkan jika menreka juga berpengaruh positif pada meningkatnya
mengingkan sebuah mainan, jumlah ini jumlah siswa yang berkeinginan untuk membuat
menurun menjadi 4% setelah menyaksikan sendiri mainan yang mereka inginkan.
tayangan program. Sebelum menyaksikan
tayangan ada 65% siswa yang ingin membuat Tabel 4. Pesan Kesadaran Gender
sendiri mainan yang mereka inginkan, namun Pertanyaan: Jika ada temanmu laki-laki yang
jumlah ini meningkat menjadi 82% setelah bercita-cita menjadi petugas palang merah,
menyaksikan tayangan program. Ini berarti bagaimana sikapmu ?
tayangan program berpengaruh positif pada
Dari tabel 4 nampak bahwa siswa yang
merasa kurang cocok berteman dengan teman laki-laki yang bercita-cita menjadi petugas palang
merah sebelum menyaksikan tayangan program ada 1%. Setelah menykasikan tayangan program
jumlah tersebut berubah menjadi 0% atau tidak ada lagi yang bersikap demikian. Ini berarti tayangan
program bisa mempengaruhi sikap positif siswa terhadap kesadaran gender. Siswa yang berpendapat

1234
1234
1234
166 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
bahwa anak laki-laki yang bercita-cita menjadi Ini berarti tayangan program bisa mempengaruhi
petugas palang merah dianggap kurang jantan sikap siswa untuk bersedia menghargai pilihan
baik sebelum maupun setelah menyaksaikan teman.
tayangan program tidak mengalami perubahan,
yaitu jumlahnya ada 1%. Demikian pula yang Tabel 5. Pesan Menghargai Perbedaan
berpendapat bahwa pilihannya dianggap kurang Kemampuan
tepat baik sebelum maupun sesudah Pertanyaan: Apabila kamu mengetahui
menyaksikan tayangan program jumlahnya ada seseorang yang memiliki bakat yang berbeda
2%,. Yang bersedia menghargai pilihan teman, dengan kamu, apa yang akan kamu lakukan ?
sebelum menyaksikan tayangan program ada
96% dan jumlah tersebut meningkat menjadi Pada tabel 5 nampak bahwa pesan moral
97% setelah menyaksikan tayangan program. yang disampaikan oleh film cukup effektif dalam
mempengaruhi sikap siswa untuk menghargai
perbedaan kemampuan teman-temannya. Sikap
siswa yang tadinya ingin membujuk teman-temannya agar mengikuti bakatnya berkurang setelah
menyaksikan tayangan program; yaitu dari 3% sebelum menyaksikan program menjadi tinggal 1%
setelah menyaksikan tayangan. Jumlah siswa yang menghargai perbedaan kemampuan temannya
juga meningkat yakni 92% sebelum menyaksikan tayangan bertambah menjadi 95% setelah

menyaksikan tayngan program. Pada tabel 6 nampak bahwa pesan moral


tentang disiplin berpengaruh pada perubahan
Tabel 6. Pesan Disiplin sikap siswa. Jumlah siswa yang sebelum
Pertanyaan: Seandainya waktu mandi sore telah menyaksikan tayangan program ada 3% pengin
tiba sementara permainan sedang seru-serunya terus bermain meskipun waktu mandi telah tiba
apa yang akan kamu lakukan ? dan menurun tinggal 1% seteleh mereka
menyaksikan tayangan program. Demikian pula
jumlah siswa yang menyatakan berhenti bermain

1234
1234
1234
1234
1234
167
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

setelah tiba waktu mandi meningkat 1% setelah menyaksikan tayangan program yakni dari 88%
menjadi 89%.

2. Episode “Sepeda Butut”

Ada 5 (lima) pesan moral yang ingin diteliti


dari episode ini, yaitu kesabaran, kerjasama Dari tabel 7 menunjukkan bahwa tayangan
kelompok, sportivitas, perbedaan status social episode Sepeda Butut mampu mem-pengaruhi
dan solidaritas. sikap sabar siswa. Sebagai contoh jumlah siswa
yang bila menginginkan sesuatu minta dibelikan
Tabel 7. Pesan Kesabaran segera mengalami penurunan jumlah
Pertanyaan: Apabila kamu menginginkan prosentasenya yakni dari 3% setelah
sesuatu, apa yang akan Kamu lakukan? menyaksikan tayangan program turun menjadi
2%. Demikian pula jumlah siswa yang merminta
terus hingga dibelikan dari 1% menjadi 0%
setelah menyaksikan tayangan program. Di bagian lain siswa yang bersedia untuk sabar menunggu
sampai orang tua dapat membelikan jumlahnya meningkat dari 90%, setelah menyaksikan tayangan
program meningkat menjadi 93%..

1234
1234
1234
168 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
peningkatan pemahaman terhadap pesan
Tabel 8. Pesan Kerjasama Kelompok pentingnya kerja kelompok. Sikap siswa yang
Pertanyaan: Apabila kamu ketua regu yang ingin mengerjakan sendiri untuk mendirikan
ditugasi untuk mendirikan tenda pramuka Apa tenda pramuka mengalami penurunan; dari 17%
yang akan kamu lakukan ? sebelum menyaksikan tayangan mejadi 12%
setelah menyaksikan tayangan. Mempercayakan
Dari tabel 8 nampak bahwa siswa mengalami hanya kepada beberapa teman mengalami juga
mengalami penurunan yaitu dari 6% sebelum
menonton tayangan menjadi 5% setelah
menyaksikan tayangan. Mengajak beberapa anggota untuk mendirikannya mengalami kenaikan dari
24% sebelum menyaksikan tayangan menjadi 28% setelah menykasikan tayangan, dan keinginan
untuk mengajak semua anggota untuk mendirikannya mengalami kenaikan dari 53% menjadi 55%
setelah menyaksikan tayangan program.

menepati janji. Terjadi kenaikan jumlah


Tabel 9. Pesan Sportivitas prosentase sebanyak 4%, dari 86% sebelum
Pertanyaan: Jika kamu kalah bertaruh dalam menyaksikan tayangan program bertambah
berlomba, apa yang akan kamu lakukan? menjadi 90% setelah menyaksikan tayangan
program.
Pada tabel 9 nampak bahwa pesan sportivitas
pada episode sepeda butut memberikan Tabel 10. Pesan Perbedaan Status Sosial
pengaruh positif pada kesediaan siswa untuk bisa Pertanyaan: Pada kenyataannya, teman-
menerima kekalahan dan sekaligus mau temanmu ada yang kaya dan ada yang miskin.
Bagaimana sikapmu terhadap mereka?

1234
1234
1234
1234
1234
169
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

Tabel 11. Pesan Solidaritas


Pertanyaan: Apabila kamu mempunyai sepeda
dan mengetahui temanmu ingin meminjamnya,
apa yang akan kamu lakukan?

Pada tabel 10 menunjukkan bahwa untuk


pesan tentang perbedaan status social
mengalami kenaikan pada sikap siswa untuk
berkawan dengan yang sederajat yakni dari 7%
sebelum menyaksikan tayangan program
bertambah menjadi 9% setelah menyaksikan
tayangan program. Sementara sikap tidak
membeda-bedakan mengalami penurunan dari
91% sebelum menyaksikan tayangan menjadi
89% setelah menyaksikan tayangan program. dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai
Episode ini rupanya kurang effektif dalam berikut:
menyampaikan Pesan moral tentang perbedaan a. Secara umum tayangan kedua judul program
status social. film televisi (Pistol dan Bulan serta Sepeda
Butut) dinilai effektif dalam menyampaikan
pesan moral.
b. Khusus untuk episode Pistol dan Bulan,
seluruh pesan moral yang terkandung di
dalamnya dapat diserap secara effektif oleh
siswa. Pesan-pesan moral yang dapat
disampaikan secara effektif oleh siswa antara
lain:
1) Peningkatan rasa kreativitas siswa yang
berupa keinginan siswa untuk membuat
Pada tabel 11 menunjukkan bahwa tayangan sendiri mainan yang mereka butuhkan
episode sepeda butut dapat memberikan mengalami peningkatan setelah
perubahan sikap yang positif pada rasa menyaksikan tayangan program. Siswa
solidaritas siswa kepada teman-temannya. yang tadinya berpendapat jika
Jumlah siswa yang tidak mau meminjamkan mengiinginkan sebuah mainan maka
sepedanya meski diminta menurun dari 4% mereka akan langsung membeli atau minta
sebelum menyaksikan tayangan menjadi 1% dibelikan oleh orang tua, setelah
setelah menyaksikan tayangan. Siswa yang menyaksikan penayangan berubah menjadi
bersedia meminjamkan sepedanya meski tidak ingin membuat sendiri. Peningkatan jumlah
diminta meningkat dari 56% sebelum siswa yang ingin membuat sendiri
menyaksikan tayangan menjadi 57% setelah mainannya sebanyak 11%.
menyaksikan tayangan. 2) Kesadaran gender dari para siswa
mengalami perubahan yang positif
SIMPULAN DAN SARAN setelah menyaksikan tayangan program.
1. Simpulan Hal ini diindikasikan dari sejumlah siswa
Dengan mengacu kepada tujuan penelitian yang tadinya merasa kurang cocok
serta hasil penelitian seperti yang telah diuraikan berteman dengan anak laki-laki
pada bab-bab sebelumnya, maka dapat menyenangi pekerjaan-pekerjaan yang
biasa dilakukan oleh perempuan berubah
pendapat menjadi tidak memasalahkan
hal tersebut. Indikator lainnya mereka
kini bisa menghargai pilihan teman-
temannya, meskipun pilihannya tersebut

1234
1234
1234
170 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
tidak sama. tayangan program, sebagian besar siswa
3) Penghargaan siswa terhadap teman- bisa menerima kekalahan dan mau
temannya yang memiliki kemampuan/ menepati janji-janjinya.
bakat yang berbeda juga mengalami 4) Pesan moral yang tidak berpengaruh
perubahan secara positif. Sebagian siswa pada pemahaman siswa adalah ‘pesan
yang tadinya ingin membujuk teman- tentang perbedaan status sosial. Setelah
temannya agar mengikuti bakat yang menyaksikan tayangan program, siswa
mereka miliki, setelah menyaksikan yang tidak membeda-bedakan status
tayangan program sikapnya berubah social dalam memilih teman justru
secara positif yaitu mau menghargai dan mengalami penambahan sebanyak dua
mau berkawan dengannya. persen setelah menyaksikan tayangan
4) Sikap disiplin siswa mengalami program.
perkembangan yang positif. Sejumlah
siswa yang tadinya beranggapan bahwa 2. Saran
permainan yang sedang berlangsung Berdasarkan temuan ataupun simpulan yang
seru-serunya harus dilanjutkan meskipun diperoleh dari penelitian ini, maka dapat
waktu mandi sudah tiba, setelah dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
menyaksi-kan tayangan program berubah a. Film serial televisi semacam LAB ternyata
pendapat bahwa permainan harus effektif untuk menyampaikan pesan-pesan
dihentikan. moral (pendidikan budi pekerti) kepada para
siswa SD; oleh karena itu Pustekkom perlu
c. Untuk episode Sepeda Butut, pesan moral menggandeng semua phak yang
yang dapat disampaikan secara effektif berkepentingan dengan pendidikan
kepada siswa adalah: kharakter, khususnya pendidikan budi pekerti
1) Setelah menyaksikan tayangan program untuk memproduksi film-film sejenis.
siswa memiliki penambahan pemahaman b. Berhubung pendidikan budi pekerti
tentang kesabaran dalam hal (pendidikan akhlak mulia) merupakan bagian
menginginkan sesuatu. Siswa yang yang tak terpisahkan dari pendidikan
tadinya jika menginginkan sesuatu akan karakter, maka Pustekkom juga perlu
meminta terus sampai dibelikan, maka memproduksi film-film pendidikan kaharakter
setelah menyaksikan tayangan program yang memberikan pesan moral tentang
yang berpendapat seperti ini tidak ada, wawasan kebangsaan, yakni film serial yang
mereka bersikap sabar menunggu hingga bisa membuat siswa/penontonnya bangga
orang tua dapat membelikan. Siswa yang menjadi bangsa Indonesia, yakni bangsa
tadinya akan meminta terus sampai yang religious, berdaya saing tinggi dan
dibelikan, setelah menyaksikan tayangan berakhlak mulia.
program tidak ada lagi siswa yang c. Mengingat pentingnya pendidikan budi
berpendapat demikian. pekerti pada saat ini, maka film-film serial
2) Dalam hal kerja sama kelompok, siswa televisi yang berisikan pesan moral,
yang tadinya ingin mengerjakan sendiri hendaknya bukan hanya disiarkan secara
terhadap tugas yang diberikan, maka terrestrial melalui stasiun-stasiun TV, tetapi
setelah menyaksikan tayangan program disiarkan juga melalui dunia maya
yang berpendapat demikian turun ( streaming ), di upload ke situsnya
prosentasenya sebanyak lima persen. Pustekkom, ke youtube atau disebarluaskan
Bahkan tayangan program bisa ke msayarakat secara off line (dalam bentuk
meyakinkan siswa bahwa untuk dapat rekaman CD).
menyelesaikan suatu tugas dengan baik d. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang
maka perlu melibatkan seluruh anggota pesan moral yang tidak bisa diserap oleh
kelompok. siswa melalui film ini yaitu pesan perbedaan
3) Dalam hal sportivitas, tayangan program status social misalnya dengan meneliti bukan
juga memberikan pengaruh positif hanya anak-anak yang tinggal di kota dan
kepada siswa. Setelah menyaksikan pinggiran kota, tetapi juga siswa-siswa yang

1234
1234
1234
1234
1234
171
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

bertempat tinggal di daerah-daerah Inc. , Beverly Hills, California:. 1976


pedesaan ataupun yang tinggal di daerah- Departemen Pendidikan Nasional, (UU Republik
daerah terpencil Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional), Jakarta, 2003
Donald G Perin, Instructional Television:
PUSTAKA ACUAN Synopsis of Television in
Baedowi, Harian Umum Media Indonesia, Education,(Englewood Cliffs, New Jersey:
“Kemendiknas Rancang SMA Terbuka”, Selasa Educational Technology Publication,. 1977.
19 Juli 2011, hlm 8 kol 1-3). Fasli Jalal, Paparan Tentang Strategi
Denis Mc Quail in Brown J Ray (editor), Children Pelaksanaan Pendidikan Karakter
and Television: Alternative Model of Bangsa, Materi yang disajikan pada acara
Television Influence, Sage Publication

Rembuk Nasional Kementerian Pendidikan Nasional tanggal 15 – 18 Maret 2011 di Sawangan


Depok
Harian Umum Republika, “Tiga Kelompok Pendidikan Karakter”, Jun’at 20 Mei 2011, hlm 25 kol 1-5).
____________, “HARDIKNAS 2011: Mencanangkan Gerakan Pendidikan Karakter”, Jum’at tanggal
20 Mei 2011, hlm 25 kol. 1-6.
Juru Bicara Kementrian Pendidikan Nasional (Ibnu Hammad) dalam acara talk show di Metro TV
bersama Tanri Abeng pada hari Rabu 4 Mei 2011 jam 20.00 s/d 20.30
Kementerian Pendidikan Nasional, Desain Induk Pendidikan Karakter, Jakarta, 2011
Kementerian Pendidikan Nasional-Badan Penelitian dan Pengembangan-Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Panduan Pelatihan Pendidikan
Karakter, Jakarta, 2011
Menteri Pendidikan Nasional, Sambutan Menteri Pendidikan Nasional Pada Upacara Hari
Pendidikan Nasional, Senin 2 Mei 2011 di Jakarta.
Muhammad Rizki Maulana, “Siswa PAUD-SMA Dapat Pendidikan Karakter Mulai Tahun Ajaran Baru”,
DetikNews, Senin 02/05/2011, 10.47 WIB
Pusat Bahasa-Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta, 2008.
Pustekkom Depdiknas, LP3ES dan IFES, Laporan Akhir Studi Evaluasi Program Pendidikan
Moral Melalui Televisi, Jakarta, 2000..
Waldopo dkk, Laporan Hasil Ujicoba Penayangan Program Film Serial Tara Anak Tengger,
Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan - DEPDIKNAS, Jakarta, 2001.
Widarto Suprapti, Pendayagunaan Siaran Televisi Untuk Pendidikan Sumber Daya Manusia,
Makalah yang disampaikan pada Seminar Lokakarya Nasional Teknologi Pendidikan yang bertema
“Media Massa Elektronik dan Pendidikan Sumber Daya Manusia, 1 – 3 Februari 1994 (Jakarta:
PUSTEKKOM, IPTPI, dan PT CTPI, 1994)
Zamris Habib, Waldopo dan Indrayanti, Penelitian Film An ak-Anak di Televisi Dalam Rangka
Pengembangan Program Pendidikan Budi Pekerti Melalui Televisi. Jurnal Teknodik Nomor 9 Oktober
2001, Pustekkom Depdiknas, Jakarta, 2001

uuuuuuuuuuuuuuu

1234
1234
1234
172 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) UNTUK
PENDIDIKAN KARAKTER
Jaka Warsihna
Peneliti Muda di Pustekkom, Kemdiknas

Abstrak:
Dalam menerapkan pendidikan budaya dan karakter melalui TIK khususnya internet, televisi,
dan radio harus dipikirkan benar dampak positif, dan negatifnya. Sebab perkembangan TIK
selalu bermata dua. Di satu sisi menguntungkan, dan sisi yang lain merugikan. Para guru
harus mampu memberikan materinya secara interaktif, dan membuat para peserta didiknya
menjadi kreatif. Pembelajaranpun menjadi menyenangkan. Mereka digiring bukan hanya
sebatas mencari dan memperoleh informasi, tetapi juga mampu menciptakan informasi. Mereka
harus diarahkan untuk mampu menjadi pencipta pengetahuan, dan bukan hanya menjadi
konsumen pengetahuan saja. Gurupun tak terlalu dominan di kelas karena pembelajaran
berpusat pada siswa. Guru lebih sering sebagai fasilitator dan motivator pembelajaran. Dalam
pemanfaatan TIK satu kali contoh keteladanan lebih baik daripada 1000 kali perkataan. Para
guru harus mampu memberikan contoh yang baik dalam memanfaatkanTIK khususnya internet.
Dengan begitu mereka akan melihat keteladanan dari gurunya dalam pemanfatan TIK di
sekolah. Pendidikan karakter yang sangat penting ditananamkan pada diri siswa adalah
jujur. Para guru harus mampu menanamkan kejujuran dalam diri setiap peserta didik. Tak
berkata bohong (dusta) dan mampu berkata benar dalam segala sikap dan tingkah lakunya.
Selanjutnya untuk para C-Generation itu harus diarahkan bukan hanya untuk menjadi pengguna
pengetahuan namun juga menjadi pencipta pengetahuan. Agar bisa menjadi pencipta
pengetahuan, maka budaya baca dan tulis harus dilatihkan melalui pemanfaatan TIK secara
benar.

Abstract :
In applying the culture and character education through ICTs, especially the internet, television,
and radio, the positive impact as well as the negative one should be considered. The
development of ICT is always like a double-edged sword. One side is beneficial, the other one
can be detrimental. Teachers should be able to deliver material interactively and to make the
learners creative. Learning has to be fun. Learners were led not merely to search and gain
information, but also to create information. They should be directed to be able to create
knowledge and not only to be able to use knowledge. Teacher role cannot be so dominant
anymore as the learning is a student-centered learning. Teacher takes a role frequently as a
facilitator and motivator of learning. In ICT utilization one real example is better than 1000
times utterance. Teachers should be able to give good examples in ICT utilization, especially
internet. By doing so, learners will follow what they see in ICT utilization in school. The very
important character education to instill is the honesty. Teachers must be able to instill honesty
in every learner. They do not tell lies and are able to speak the truth in all their attitude and
behavior. The next thing, this C-Generation should be directed not only to become knowledge
user, but also to become knowledge creator. To be knowlege creator the reading and writing
culture should be cultivated by the use of ICT correctly.

Keywords: education, character, technology, information, communication

1234
1234
1234
1234
1234
173
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

A. PENDAHULUAN akhlak/moral) akan tercermin dari perilaku


Saat ini Bangsa Indonesia sedang ramai- masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
ramainya membicarakan pendidikan karakter. Bangsa Indonesia merupakan salah satu
Untuk mewadahi isu dan pentingnya pendidikan bangsa yang dikenal sebagai bangsa yang sarat
karakter bagi keberlangsungan hidup suatu dengan nilai-nilai sopan santun, ramah-tamah,
bangsa maka, Kementrian Pendidikan Nasional jujur, dan menjunjung tinggi semangat
menekankan agar semua mata pelajaran dari kebersamaan atau “kegotong-royongan” serta
TK sampai SLTA dan Mata Kuliah di Perguruan sikap saling menghargai harkat dan martabat
Tinggi bernuansa atau berwawasan karakter/ orang lain. Nilai-nilai tersebut merupakan
akhlak. Pendidikan karakter ini sebenarnya sudah warisan budaya dan karakter luhur bangsa serta
tertuang di dalam Undang-undang No.20 Tahun sebagai pembentuk peradaban bangsa Indonesia
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada yang perlu terus dilestarikan dan dipelihara
Pasal 3, disebutkan “pendidikan nasional keberadaannya dalam kehidupan berbangsa dan
berfungsi mengembangkan kemampuan dan bermasyarakat sehari-hari, ditengah derasnya
membentuk watak serta peradaban bangsa yang perkembangan arus globalisasi. Namun kalau
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kita melihat di tayangan media televisi atau
kehidupan bangsa, bertujuan untuk membaca berita di media massa, ciri-ciri bangsa
berkembangnya potensi peserta didik agar seperti disebutkan di atas, menjadi sangat
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa bertolak belakang.
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, Saat ini sangat sering di televisi datau surat
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan kabar dimuat berita tentang perampokan,
menjadi warga negara yang demokratis serta perkosaan, tawuran antar pelajar bahkan antar
bertanggung jawab”. kampung, dan lain sebagainya. Kalau dilihat dari
Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional fakta tersebut, lambat laun, bangsa Indonesia
tersebut, maka tujuan pendidikan di negara kita akan menjadi bangsa yang kehilangan jati diri
tidak hanya menekankan pada pengembangan atau karakternya. Hal ini terjadi mungkin
aspek intelektual peserta didik, tetapi juga aspek dikarenakan dampak dari globalisasi atau
emosional dan spiritual atau karakter peserta maraknya informasi di tengah kuatnya arus
didik. Hal ini sesuai pandangan Ki Hajar percaturan global. Disadari atau tidak, saat ini
Dewantoro, “Pendidikan adalah daya upaya terjadi dekadensi moral yang telah menyebabkan
untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti keterpurukan bangsa Indonesia yang dulu
(kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual) dikenal sebagai bangsa yang santun dan taat
dan tubuh anak. Menurutnya, bagian-bagian itu beragama menjadi bangsa yang beringas, korup,
tidak boleh dipisahkan agar kita dapat dan banyak melanggar norma-norma
memajukan kesempurnaan hidup anak-anak keagamaan.
kita”. Berdasarkan pandangan tersebut, maka Berbagai permasalahan tersebut, langsung
pendidikan karakter merupakan bagian integral atau tidak langsung menyebabkan menurunnya
yang sangat penting dari pendidikan kita. prestasi anak bangsa dan citra yang buruk
Menurut Ali Muhtadi (2011: 1) secara konseptual, menjadi hal yang ironis dan bukti terjadinya
tingkat peradaban suatu bangsa sangat kemunduran bangsa kita. Perubahan bangsa baik
ditentukan oleh keluhuran budaya yang dimiliki yang mengarah kepada kemajuan (progresif)
oleh bangsa tersebut. Dengan kata lain, maupun yang mengarah kepada kemunduran
perbedaan mendasar antara bangsa yang (regresif ) merupakan masalah yang terkait
beradab dan bangsa yang terbelakang (primitif) langsung maupun tidak langsung dengan
adalah terletak pada budaya yang berkembang penyelengaraan pendidikan, baik formal, non
pada bangsa tersebut. Lebih lanjut Muhtadi formal maupun informal. Oleh karena itu,
mengatakan, budaya luhur bangsa akan penguatan muatan pendidikan karakter dalam
berpengaruh dominan terhadap pembentukan proses pendidikan kita perlu terus menjadi
karakter bangsa, sehingga perilaku masyarakat perhatian utama dalam rangka pembangunan
akan diwarnai oleh budaya luhur yang dimiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan
oleh bangsa tersebut, karena karakter (watak/ berkarakter.

1234
1234
1234
174 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Pesatnya perkembangan teknologi informasi suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut
dan komunikasi (TIK) yang berdampak pada adalah asli dan mengakar pada kepribadian
kecepatan dan kemudahan akses hubungan benda atau individu tersebut, serta merupakan
antar belahan dunia satu dengan dunia lainnya, “mesin” yang mendorong bagaimana seseorang
telah menghilangkan sekat-sekat antar negara bertindak, bersikap, berucap, dan merespon
dan menjadikan dunia ini bagaikan sesuatu.
perkampungan kecil. Perkembangan TIK Menurut kamus psikologi, karakter adalah
tersebut telah membuat sendi-sendi kehidupan kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau
masyarakat yang ada terpengaruh baik secara moral, misalnya kejujuran seseorang, dan
positif maupun negatif. Jika perkembangan TIK biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif
tersebut dapat dikelola dan dimanfaatkan tetap (Dali Gulo, 1982: 29) Secara harfiah
dengan baik, maka akan dapat berpengaruh karakter bermakna “kualitas mental atau moral,
positif terhadap pembangunan kualitas sumber kekuatan moral, nama dan reputasi” (Hornby
daya manusia (SDM) yang ada. Namun dan Parnwell, 1972, 49). Menurut Kamisa (1997:
sebaliknya, jika perkembangan tersebut tidak 281), berkarakter artinya mempunyai watak,
dapat dikelola dan dimanfaat dengan baik, justru mempunyai kepribadian.
akan dapat berpengaruh negatif terhadap Karakter akan memungkinkan individu untuk
pembangunan SDM yang ada. mencapai pertumbuhan yang
Peran TIK dalam hal pendidikan diharapkan berkesinambungan, karena karakter
dapat memfasilitasi peningkatan kualitas memberikan konsistensi, integritas, dan energi.
pendidikan, dikarenakan peningkatan kualitas Orang yang memiliki karakter yang kuat, akan
merupakan salah satu pilar pembangunan memiliki momentum untuk mencapai tujuan.
pendidikan. Selain itu peningkatan kualitas di Begitu sebaliknya, mereka yang karakternya
sekolah, semakin mendapatkan prioritas dan mudah goyah, akan lebih lambat untuk bergerak
penekanan karena adanya kesadaran bahwa dan tidak bisa menarik orang lain untuk bekerja
masa depan suatu bangsa sangat tergantung sama dengannya. Dari beberapa pengertian di
pada keberhasilan bangsa tersebut menciptakan atas dapat dinyatakan bahwa karakter adalah
pendidikan yang berkualitas. kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak
Yang pasti, kemajuan TIK yang demikian atau budi pekerti individu yang merupakan
pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan
telah membuka peluang akses, komunikasi jarak penggerak, serta membedakannya dengan
jauh secara langsung maupun tidak langsung. individu lain. Seseorang dapat dikatakan
Kenyataan telah menunjukkan bahwa disamping berkarakter, jika telah berhasil menyerap nilai
dapat berpengaruh negatif, pemanfaatan TIK dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat,
merupakan faktor yang sangat penting dalam serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam
mendukung peningkatan kualitas sumber daya hidupnya.
manusia. Dengan demikian, kemajuan TIK
dengan segala potensinya yang ada, jika dikelola 2. Teknologi Informasi dan Komunikasi
dan dimanfaatkan dengan baik akan dapat Salah satu peran TIK dalam peningkatan
digunakan untuk mendukung efektifitas kualitas pembelajaran adalah dengan
pelaksanaan pendidikan karakter yang sedang melaksanakan pembelajaran berbasis e-learning.
menjadi perhatian utama kita. Menurut Rosenberg yang dikutip dalam Buku
Pedoman e-learning (Dit. Pembinaan SMA,
KAJIAN TEORI Kemdiknas, 2011) e-learning merupakan suatu
1. Pendidikan Karakter penggunaan teknologi internet dalam
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, penyampaian pembelajaran dalam jangkauan
karakter diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, luas yang berlandaskan tiga kriteria, yaitu : (1)
tabiat, watak, akhlak atau budi pekerti yang e-learning merupakan jaringan dengan
membedakan seseorang dengan yang lain. kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan,
Menurut Hermawan Kertajaya (2010: 3), mendistribusikan dan membagi materi ajar atau
karakter adalah “ciri khas” yang dimiliki oleh informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna

1234
1234
1234
1234
1234
175
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

terakhir melalui komputer dengan menggunakan gambar mati atau gambar hidup. Sedang
teknologi internet yang standar, (3) informasi yang dikelola atau disampaikan melalui
memfokuskan pada pandangan yang paling luas teknologi informasi tersebut dapat berupa ilmu
tentang pembelajaran di balik paradigma dan pengetahuan itu sendiri. Bila informasi
pembelajaran. tersebut volumenya kecil tentu tidak memerlukan
E-learning yang bisa diadaptasikan dengan teknik-teknik atau prosedur yang rumit untuk
pembelajaran ditingkat sekolah diharapkan dapat menyimpannya. Namun bila informasi tersebut
membantu menumbuhkembangkan minat dalam volume yang cukup besar, maka
belajar peserta ajar dan kualitas pembelajaran diperlukan teknik atau prosedur tertentu untuk
diseluruh sekolah yang tersebar di Indonesia. menyimpannya, agar mudah menemukan
E-learning yang terintegrasi disekolah diseluruh kembali informasi yang tersimpan. Teknik atau
Indonesia juga memungkinkan untuk prosedur untuk mengelola informasi itulah yang
pemerataan kualitas materi pembelajaran, disebut dengan teknologi informasi.
sehingga memungkinkan terjadinya resource Berdasarkan dua definisi di atas, dapat
sharing antar sekolah diseluruh Indonesia. disimpulkan bahwa TIK sebagai ilmu yang
Dengan demikian e-learning memberikan diperlukan untuk mengelola informasi agar
harapan baru sebagai alternatif solusi atas informasi tersebut dapat secara mudah dicari
sebagian besar permasalahan pendidikan di atau ditemukan kembali. Perkembangan TIK
Indonesia, dengan fungsi yang dapat disesuaikan yang sangat pesat merupakan potensi untuk
dengan kebutuhan, baik e-learning yang meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya
diberdayakan sebagai metode ajar full adalah Internet. Di internet dapat ditemukan
menggunakan e-learning, blended, ataupun e- informasi tentang segala hal yang tidak terbatas,
learning sebagai supporting system. yang dapat digali untuk kepentingan
Menurut William & Sawyer (Abdul Kadir & pengembangan pendidikan. Dengan internet
Terra CH, 2003), teknologi informasi didefinisikan belajar tidak lagi dibatasi ruang dan waktu. Di
sebagai teknologi yang menggabungkan samping internet juga televisi dan radio juga
komputer dengan jalur komunikasi kecepatan dapat dimanfaatkan untuk pendidikan karakter.
tinggi, yang membawa data, suara, dan video. Bahkan karena sebagian besar hidup anak
Definisi ini memperlihatkan bahwa dalam Indonesia ada di delevisi dan selalu
teknologi informasi pada dasarnya terdapat dua mendengarkan radio maka kedua media tersebut
komponen utama yaitu teknologi komputer dan sangat tepat dimanfaatkan untuk pididikan
teknologi komunikasi. Teknologi komputer yaitu karakter. Dengan televisi dapat kita rancang
teknologi yang berhubungan dengan komputer contoh-contoh perilaku yang baik sesuai dengan
termasuk peralatan-peralatan yang berhubungan karakter bangsa Indonesia. Dengan radio dapat
dengan komputer. Sedang teknologi komunikasi kita rancang cerita-cerita yang dapat
yaitu teknologi yang berhubungan perangkat mempengaruhi pola pikir dan tindak anak
komunikasi jarak jauh, seperti telepon, faximile, sehingga menjadi manusia Indonesia yang
dan televisi. seutuhnya. Namun sampai saat ini baik internet,
Definisi teknologi informasi yang lain televisi, dan radio belum banyak dimanfaatkan
dikemukakan Nina W. Syam (2004). Menurutnya untuk pendidikan karakter tersebut, bahkan
teknologi informasi dapat dimaknai sebagai ilmu khusus media internet dan televisi yang sering
yang diperlukan untuk memanag informasi agar terdengar di masyarakat justru negatifnya,
informasi tersebut dapat ditelusuri kembali misalnya pornografi, kekerasan, mistik, dan lain
dengan mudah dan akurat. Isi ilmu tersebut sebagainya.
dapat berupa prosedur dan teknik-teknik untuk
menyimpan dan mengelola informasi secara PEMBAHASAN
efisien dan efektif. Lebih lanjut menurut Nina 1. Pendidikan Karakter di Sekolah
W. Syam, informasi dipandang sebagai data yang Pendidikan sangat diperlukan untuk
telah diolah dan dapat disimpan baik dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sudah
bentuk tulisan, suara, maupun dalam bentuk terbukti bahwa bangsa yang maju dalam
gambar, dimana gambar tersebut dapat berupa kehidupannya bukan bangsa yang mempunyai

1234
1234
1234
176 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
kekayaan melimpah tetapi bangsa yang sangat perangkat pembelajaran berbasis pendidikan
memperhatikan pendidikan. Misalnya bangsa karakter. Dengan begitu moral dan agama
Singapura, Belanda, Jerman, Jepang, dan lain- mereka akan terjaga dalam pohon pendidikan.
lain adalah bangsa-bangsa yang maju dalam Dalam pohon pendidikan itu, akan terlihat
kehidupanya meskipun alamnya tidak sekaya mereka berakar moral dan agama, berbatang
dengan bangsa Indonesia. Semua itu sudah ilmu pengetahuan, beranting amal perbuatan,
terbukti sebagai hasil dari pendidikan. Dengan berdaun tali silaturahmi, dan berbuah
pendidikan bangsa ini akan cerdas dalam berpikir, kebahagiaan dunia dan akhirat.
dan bijak dalam bertindak. Agar cerdas dalam Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
berpikir, dan bertindak diperlukan pendidikan Heckman, James & Pedro Carneiro, 2003 yang
budaya dan karakter. Pendidikan karakter disitir oleh Ratna Megawangi, 2010 menunjukkan
bertujuan untuk meningkatkan mutu bahwa kecerdasan intelektual seseorang (verbal
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah dan logis-matematis ) hanya memberikan
yang mengarah pada pencapaian pembentukan kontribusi 20% saja dari keberhasilan seseorang
karakter dan akhlak mulia peserta didik secara di masyarakat, sedangkan 80% lebih banyak
utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar ditentukan oleh kecerdasan emosi seseorang
kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter tersebut. Kecerdasan emosi merujuk pada
diharapkan peserta didik mampu secara mandiri karakter atau dalam bahasa agamanya akhlak
meningkatkan dan menggunakan mulia.
pengetahuannya, mengkaji dan Penelitian tersebut sesuai dengan hasil
menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai- penelitian George Boggs, yang juga disitir Ratna
nilai karakter dan akhlak mulia sehingga Megawangi (2010) yang menunjukkan bahwa
terwujud dalam perilaku sehari-hari. Apabila hal dari 13 faktor penunjang keberhasilan seseorang
ini sudah dilaksanakan, maka bangsa ini akan di dunia kerja, 10 di antaranya (hampir 80%)
cepat menjadi negara yang maju, sulit ditemukan adalah kualitas karakter seseorang, dan sisanya
tindak kejahatan, korupsi, kolusi, mafia (tiga) berkaitan dengan faktor kecerdasan
peradilan. intelektual. Ke-13 faktor tersebut adalah: (1)
Dengan pendidikan karakter tersebut, jujur dan dapat diandalkan; (2) bisa dipercaya
diharapkan nantinya setelah dewasa ia akan dan tepat waktu; (3) bisa menyesuaikan diri
menjadi orang-orang yang siap untuk dengan orang lain; (4) bisa bekerjasama dengan
menghadapi kehidupan dalam kondisi apapun atasan; (5) bisa menerima dan menjalankan
dan tetap menjadi orang Indonesia yang sejati. kewajiban; (6) mempunyai motivasi kuat untuk
Mengapa menjadi orang Indonesia sejati? Kalau terus belajar dan meningkatkan kualitas diri; (7)
kita simak bangsa-bangsa besar yang pernah berpikir bahwa dirinya berharga; (8) bisa
mengukir sejarah di dunia ini, mereka dikenal berkomunikasi dan mendengarkan secara efektif;
karena jati dirinya. Misalnya orang Jepang dikenal (9) bisa bekerja mandiri dengan supervisi
sebagai orang yang disiplin, bekerja keras, Arab, minimum; (10) dapat menyelesaikan masalah
orang Roma, orang Persia, dan lain sebagainya. pribadi dan profesinya; (11) mempunyai
Semua bangsa dikenal karena karakter yang kemampuan dasar (kecerdasan); (12) bisa
melekat pada jati dirinya. Demikian juga orang membaca dengan pemahaman memadai; dan
Indonesia yang dikenal sebagai orang yang (13) mengerti dasar-dasar matematika
ramah, mudah diatur, religius, dan lain (berhitung).
sebagainya. Dengan karakter yang tertanam dari Hal ini menunjukkan bahwa, seseorang yang
bangku sekolah sampai dewasa inilah yang berprestasi di sekolah belum menjamin
nantinya akan dikenal oleh orang lain. Disinilah kehidupan setelah dewasa nanti akan berhasil/
pentingnya pendidikan karakter. sukses/berprestasi tanpa didukung oleh karakter
Dalam rangka mempersiapkan peserta didik yang justru lebih diperlukan dibandingkan
yang mempunyai karakter seperti yang kemampuan intelektual. Banyak contoh
diinginkan di atas, diperlukan perencanaan yang membuktikan, anak yang berprestasi secara
matang dalam pembelajaran. Perencanaan intelektual akhirnya bunuh diri hanya karena
tersebut dapat diwujudkan dalam paket menghadapi masalah yang sangat sepele.

1234
1234
1234
1234
1234
177
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

Mengapa ini dapat terjadi? Jawabannya adalah dengan cara-cara modern yang mengikuti
karena anak tersebut tidak memiliki karakter perkembangan teknologi. Belajar tidak lagi di
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah dalam kelas, dan bertatap muka dari seorang
atau kegagalan. guru secara langsung, tetapi bisa di mana saja,
Ada banyak nilai-nilai karakter yang mungkin kapan saja, dan dari siapa saja. Di sinilah
perlu diberikan dalam proses pelaksanaan diperlukan pendidikan budaya dan karakter.
pendidikan terutama di sekolah guna Dengan begitu etika atau budi pekerti tetap
membentuk generasi bangsa kita yang terjaga.
berkualitas, bermartabat, dan berkarakter. Pendidikan budaya dan karakter diberikan
Adapun nilai-nilai dasar karakter yang perlu dengan cara-cara alamiah. Dia tumbuh dari
dikembangkan tersebut, di antaranya yaitu: generasi yang telah melek TIK. Diperlukan peran
bertakwa ( religius ), tanggung jawab TIK yang begitu besar dalam proses
(responsible), disiplin (dicipline), jujur (honest), pembelajarannya sehingga budaya, dan karakter
sopan (polite), peduli (care), kerja keras (hard itu berubah menjadi cara-cara ilmiah yang
work), sikap yang baik (good attitude), toleransi membuat para pendidik atau guru tak bisa lepas
( tolerate ), kreatif ( creative ), mandiri dari 5K. Konvergensi, Kontekstual, Kolaborasi,
( independent ), rasa ingin tahu (curiosity ), Konektivitas, dan Konten kreatif jelas akan
semangat kebangsaan ( nationality spirit ), menguasai dunia di abad 21 ini. Maksud dari 5K
menghargai (respect), bersahabat ( friendly), tersebut adalah:
dan cinta damai (peace full). • Konvergensi: di dalam proses
pembelaejaran, guru harus mampu
2. Pemanfaatan TIK dalam Pendidikan menggabungkan materi dari berbagai
Karakter sumber menjadi satu dan dikemas di dalam
Saat ini hampir sebagian besar generasi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
muda yang tinggal di perkotaan mengenal TIK. • Kontekstual : materi yang dipelajarai oleh
Bahkan dapat dikatakan setiap detik kehidupan siswa harus sesuai dengan permasalahan
mereka tidak pernah lepas dari TIK. Dia bangun yang dihadapi/tidak lepas dari lingkungan di
pagi setelah ada alaram dari handphonenya, sekitar kehidupan siswa. Dengan demikian
setelah bangun menyetel radio atau televisi materi tersebut langsung dapat diterapkan
untuk mencari berita atau musik, di jalanan untuk memecahkan masalah masyarakat.
berangkat ke sekolah sambil membuka • Kolaborasi: tidak ada satupun guru yang
handphone atau internet untuk mencari jalan mampu membibing siswa untuk memahami
yang tidak macet lewat GPS, sambil istirahat seluruh materi pembelajaran secara tuntas,
chating atau facebookan dengan internet baik untuk itu guru harus mau dan mampu
komputer maupun handphonenya, demikian dari bekerjasama antar berbagai guru untuk
bangun tidur sampai tidur kembali tidak lepas saling melengkapi, sehingga apa yang dimiliki
dari TIK. dari dibagi ke guru yang lain, dan sebaliknya.
Melihat kenyataan tersebut, pendidikan • Konektivitas: seluruh ilmu di dunia ini
budaya dan karakter harus diberikan kepada para saling berkaitan dan saling mendukung
generasi muda yang telah melek Teknologi antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lain
Informasi dan Komunikasi (TIK). Generasi muda untuk dapat dimanfaatkan dalam kehidupan
yang bukan hanya cerdas otak, tetapi juga manusia.
watak. Generasi ini biasa disebut C-Generation. • Kreatif: guru harus mampu memilik metode,
Sebuah generasi yang benar-benar telah melek memotivasi dan memfasilitasi siswa dalam
TIK, dan mampu memanfaatkannya. belajar, sehingga materi yang dipelajari oleh
C-Generation terlahir dari dunia digital yang siswa harus betul-betul menarik dengan cara
terus berkembang. Oleh karena itu para yang menarik sesuai dengan tingkat umur
penduduknya disebut digital native. Dalam perkembangan zaman.
penduduk digital native, aktivitas belajar C-
Generation tidak lagi menggunakan cara-cara TIK begitu cepat sekali perkembangannya,
lepas konvensional. Mereka sudah terbiasa dan telah membuat sendi-sendi kehidupan

1234
1234
1234
178 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
masyarakat terpengaruh. Semua hal yang b) Pemanfaatan TIK sebaiknya dirancang untuk
bersangkut paut dengan hajat hidup orang memperkuat minat dan motivasi pengguna
banyak akan menggunakan TIK untuk untuk menggunakannya semata guna
memudahkannya. TIK menjadi sebuah alat bantu meningkatkan dirinya, baik dari segi
manusia yang terus menerus melayani manusia intelektual, spiritual (rohani), sosial, maupun
dari mulai bangun tidur hingga mau tertidur lagi ragawi.
dengan hasil yang efektif dan dengan cara c) Pemanfaatan TIK sebaiknya menumbuhkan
efisien. kesadaran dan keyakinan akan pentingnya
Pendidikan budaya, dan karakter tentu tak kegiatan berinteraksi langsung dengan
luput dari perhatian kita. Sebab budaya dan manusia (tatap muka), dengan lingkungan
karakter harus diberikan kepada para C- sosial-budaya (pertemuan, museum, tempat-
Generation agar meraka tak salah arah. Saat ini tempat bersejarah), dan lingkungan alam
C-generasi merupakan anak-anak yang lahir dan (penjelajahan) agar tetap mampu
besar dalam suasana serba TIK, oleh karena itu memelihara nilai-nilai sosial dan humaniora
untuk mendidik mereka kita juga harus (seni dan budaya), dan kecintaan terhadap
menggunakan TIK. Pendidikan dengan alam sebagai anugerah dari Tuhan Yang
memanfaatkan jelas sangatlah penting, dan para Maha Esa.
pendidik harus mampu menjadi guide atau d) Pemanfaatan TIK sebaiknya menjaga bahwa
pemandu dalam bidang TIK agar budaya dan kelompok sasaran tetap dapat mengapresiasi
karakter bangsa dapat terjaga. teknologi komunikasi yang sederhana dan
Alasan lain, mengapa pendidikan karakter kegiatan-kegiatan pembelajaran tanpa TIK
sangat penting dalam rangka pembangunan karena tuntutan penguasaan kompetensi
sumber daya manusia yang berkualitas, terkait dalam rangka mengembangkan
bermartabat, dan berkarakter, sehingga perlu seluruh potensi siswa secara seimbang.
benar-benar dijaga agar pemanfaatan TIK tidak e) Pemanfaatan TIK sebaiknya mendorong
mengganggu pembentukan karakter peserta pengguna untuk menjadi lebih kreatif dan
didik, melainkan justru mendukungnya. Karena inovatif sehingga tidak hanya puas menjadi
tidak ada gunanya mendidik anak menjadi konsumen informasi berbasis TIK.
sangat pintar tetapi karakternya buruk dan/atau
lemah, sehingga justru dengan kepandaiannya Selanjutnya, agar penerapan pendidikan
tersebut kelak mereka akan membuat karakter melalui TIK dapat berjalan secara efektif
kerusakan/kejahatan atau menimbulkan dalam mencapai tujuannya, para guru
kerugian, baik bagi diri sendiri, bagi masyarakat, hendaknya mampu memberikan materinya
maupun bagi bangsa. Oleh sebab itu, dengan cara-cara yang interaktif, dan mampu
pemanfaatan TIK dalam pendidikan perlu membuat para peserta didiknya menjadi kreatif.
dirancang, direncanakan, dilaksanakan, dan Proses pembelajarannya pun harus menjadi
dinilai dalam rangka mengembangkan manusia menyenangkan dan bermakna. Dalam konteks
Indonesia seutuhnya seperti diuraikan di atas. tersebut, peran guru dalam proses interaksi
Menurut Suwarsih Madya, (2011), untuk pembelajaran hendaknya tidak terlalu dominan,
menjaga agar pemanfaatan TIK tetap tetapi lebih sering berperan sebagai fasilitator
memberikan kontribusi signifikan terhadap (1) dan motivator pembelajaran. Dengan kata lain,
pengembangan peserta didik menjadi manusia pembelajaran tidak berpusat pada guru, tetapi
berkarakter dan berkecerdasan intelektual dan lebih berpusat pada peserta didik atau lebih
(2) pemberdayaan pendidik dan tenaga menempatkan peserta didik sebagai subyek didik
kependidikan terkait, hendaknya diterapkan daripada sebagai obyek didik. Untuk mencapai
prinsip-prinsip berikut: tujuan tersebut, TIK dapat dimanfaatkan sebagai
a) Pemanfaatan TIK dalam pendidikan sumber belajar, media pembelajaran, dan sarana
sebaiknya mempertimbangkan karaktersitik belajar.
peserta didik, pendidik, dan tenaga Lebih lanjut, dalam proses pelaksanaan
kependidikan dalam keseluruhan pembuatan pembelajaran melalui TIK, peserta didik tidak
keputusan TIK. hanya digiring sebatas untuk mencari dan

1234
1234
1234
1234
1234
179
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

memperoleh informasi saja, tetapi juga khalayak ramai dan membuat diri mereka
diarahkan agar memiliki kemampuan untuk menjadi orang hebat luar biasa karena memiliki
menciptakan informasi. Dengan kata lain, dalam kemampuan berbahasa secara baik. Semua hal
proses pembelajaran melalui TIK, peserta didik di atas itu harus terintegrasikan dalam
harus diarahkan untuk mampu menjadi produsen pendidikan karakter yang berbasis TIK. TIK harus
pengetahuan, sehingga dapat membawa dimanfaatkan sebagai sarana untuk menerapkan
perubahan yang lebih positif bagi peserta didik. nili-nilai dasar pendidikan karakter, dan dapat
Agar bisa menjadi produsen pengetahuan, maka dimanfaatkan sebaik-baiknya agar para generasi
budaya baca dan tulis harus benar-benar bangsa ini mampu mengembangkan
dilatihkan melalui pemanfaatan TIK secara benar. kreativitasnya.
Para guru pun harus belajar ngeblog agar Salah satu contoh yang paling mudah dalam
mampu memberikan keteladanan kepada para pendidikan karakter diantaranya adalah
peserta didiknya. Dengan penanaman nilai kejujuran. Para guru harus
ngeblog, para guru dan siswa akan menjadi mampu menanamkan kejujuran dalam diri setiap
terbiasa menulis. Sebagaimana pepatah yang peserta didik. Tak berkata bohong (dusta) dan
mengatakan bahwa “satu contoh keteladanan mampu berkata benar dalam segala sikap dan
lebih baik daripada 1000 kali kata-kata.” Para tingkah lakunya. Nilai-nilai kejujuran tersebut
guru harus mampu memberikan contoh yang dapat ditanamkan dan dikontrol melalui media
baik dalam memanfaatkan TIK. Dengan begitu facebook yang sedang booming saat ini. Sikap
mereka akan melihat keteladanan dari gurunya dan perkataan jujur peserta didik akan dengan
dalam pemanfatan TIK di sekolah. Para peserta mudah tertangkap jelas dari facebook para guru,
didik pun pada akhirnya akan mengikuti apa yang bila para peserta didiknya telah berteman
biasa dilakukan oleh guru dan juga orangtunya. dengannya. Melalui facebook guru dapat
Hati yang sehat didapat dari pembinaan mengajak dialog atau diskusi dengan para siswa,
pendidikan budaya dan karakter yang terus sehingga dapat terjalin komunikasi yang positif
dikembangkan oleh para guru. antara guru dan siswa. Misalnya setiap hari anak-
Dalam memanfaatkan TIK, perlu juga anak diminta menuliskan di facebook tentang
ditanamkan rasa malu dalam diri peserta didik perbuatan baik apa yang telah dilakukan hari
dan aturan yang tegas agar anak-anak: (a) tidak ini. Kemudian juga diminta menuliskan
bersentuhan dengan pornografi, (b) tidak perbuatan kurang menyenangkan orang lain
melakukan plagiasi, dan (c) tidak dibiarkan untuk yang telah dilakukan hari ini. Dengan demikian
terus menerus mengkonsumsi games atau media faacebook dapat dijadikan untuk
permainan online lainnya di internet yang membangun komunikasi yang lebih dekat antara
mengasyikkan. Jika kita biarkan anak didik kita guru dengan para siswanya dan sekaligus
hanya menkonsumsi game online secara terus menanamkan kejujuran pada anak. Terjadinya
menerus, maka kita akan menghasilkan sebuah komunikasi yang positif antara guru siswa akan
generasi yang tidak produktif, tetapi harus kita dapat membantu meningkatkan kualitas interaksi
dorong untuk menjadi programmer yaitu sebuah pembelajaran dan mengefektifkan pencapaian
generasi yang mampu menciptakan berbagai tujuan pembelajaran, disamping dapat untuk
games atau permainan yang mengasyikkan. mengarahkan sikap dan perilaku siswa ke arah
Progamer sangat kita perlukan dalam membuat yang lebih baik.
konten-konten edukatif. Dengan begitu Nilai karakter lain yang perlu ditanamkan
pendidikan ini akan maju dan sejajar dengan melalui TIK adalah budaya baca. Melalui TIK
negara lainnya. terutama internet guru dapat menugaskan
Dalam proses pembelajaran TIK, hendaknya kepada siswa untuk mencari berbagai informasi.
peserta didik tidak hanya diarahkan untuk kelas Setelah mendapatkan informasi, selanjutnya
operator saja tetapi menjadi programer aktif siswa tersebut diminta untuk membuat
yang membuat mereka kreatif dalam membuat rangkuman isi bacaan dan di kelas diminta untuk
program-program inovatif yang dapat menceritakan kembali apa yang sudah dibaca.
dibanggakan. Dengan begitu mereka akan Akan lebih baik lagi apabila materi atau tulisan
mampu menyampaikan pesannya kepada dan konten-konten edukasi yang dibuat sendiri

1234
1234
1234
180 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
oleh para guru melalui blog atau website sekolah. di kelas karena pembelajaran berpusat pada
Di sinilah para guru harus mampu menulis, dan siswa. Guru lebih sering sebagai fasilitator dan
membuat para peserta didiknya menjadi gemar motivator pembelajaran.
membaca. Dengan begitu kemampuan menulis Dalam pemanfaatan TIK satu kali contoh
mereka pun akan terasah dengan baik, karena keteladanan lebih baik daripada 1000 kali
sering menulis. perkataan. Para guru harus mampu memberikan
Selanjutnya, agar pendidikan karakter dapat contoh yang baik dalam memanfaatkanTIK
berjalan secara komprehensif dalam proses khususnya internet. Dengan begitu mereka akan
pendidikan di sekolah, maka penerapan melihat keteladanan dari gurunya dalam
pendidikan karakter di sekolah perlu memegang pemanfatan TIK di sekolah.
prinsip-prinsip sebagai berikut: Pendidikan karakter yang sangat penting
1) Berkelanjutan mengandung makna bahwa ditananamkan pada diri siswa adalah jujur. Para
proses pengembangan nilai-nilai budaya dan guru harus mampu menanamkan kejujuran
karakter bangsa merupakan sebuah proses dalam diri setiap peserta didik. Tak berkata
panjang dimulai dari awal peserta didik bohong (dusta) dan mampu berkata benar
masuk sampai selesai dari suatu satuan dalam segala sikap dan tingkah lakunya.
pendidikan. Selanjutnya untuk para C-Generation itu harus
2) Melalui semua mata pelajaran, diarahkan bukan hanya untuk menjadi pencipta
pengembangan diri, dan budaya sekolah pengetahuan. Agar bisa menjadi pencipta peng
3) Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan pemetahuan, maka budaya baca dan tulis harus
mengandung makna bahwa materi nilai-nilai dilatihkan melalui pemanfaatan TIK secara benar.
budaya dan karakter bangsa bukanlah bahan
ajar untuk pembelajaran biasa. 2. Saran-saran
4) Proses pendidikan dilakukan peserta didik • Saat ini anak-anak kita lahir dan hidup
secara aktif dan menyenangkan. dalam dunia yang serba TIK, untuk itu
agar dalam pemanfaatan TIK tidak
PENUTUP menjurus ke yang negatif perlu diberikan
1. Kesimpulan pengetahuan yang juga berbasis TIK
Dalam menerapkan pendidikan budaya dan • Di samping pengetahuan juga perlu
karakter melalui TIK khususnya internet, televisi, ditanamkan dalam pemanfaatan TIK
dan radio harus dipikirkan benar dampak positif, yang itu tidak suka pornografi, kekerasan,
dan negatifnya. Sebab perkembangan TIK selalu dan menjadi pencipta bukan sekedar
bermata dua. Di satu sisi menguntungkan, dan penikmat/pemakai
sisi yang lain merugikan. Para guru harus mampu • TIK harus benar-benar dimanfaatkan di
memberikan materinya secara interaktif, dan sekolah agar para peserta didik itu
membuat para peserta didiknya menjadi kreatif. mampu mendengarkan dengan baik,
Pembelajaranpun menjadi menyenangkan. berbicara, membaca, dan menulis.
Mereka digiring bukan hanya sebatas mencari Dengan begitu mereka akan mampu
dan memperoleh informasi, tetapi juga mampu menyampaikan pesannya kepada
menciptakan informasi. Mereka harus diarahkan khalayak ramai dan membuat diri
untuk mampu menjadi pencipta pengetahuan, mereka menjadi orang hebat luar biasa
dan bukan hanya menjadi konsumen karena memiliki kemampuan berbahasa
pengetahuan saja. Gurupun tak terlalu dominan secara baik.

1234
1234
1234
1234
1234
181
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

DAFTAR PUSTAKA
Dali Gulo, (1982). Kamus Psikologi. Bandung: Tonis.
Hermawan Kertajaya, (2010). Grow with Character: The Model Marketing. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama 13
Hornby dan Parnwell, (1972). Learner’s Dictionary. Kuala Lumpur: Oxford University Press.
Kamisa, (1997). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika.
Ratna Megawangi (2010). Strategi dan Implementasi Pendidikan Karakter di PAUD. Makalah disajikan
dalam seminar tentang PAUD. Bogor.
Suwarsih Madya, (Februari 2011). Optimalisasi Pemanfaatan TIK untuk Meningkatkan Mutu Hakiki
Pendidikan.
http://edukasi.kompasiana.com/2011/01/27/pendidikan-budaya-dan-karakter-melalui-tik/ Makalah,
Seminar Nasional, Milad UAD XXX, TIK dan Pendidikan Karakter, 27 September 2011.
Dit. Pembinaan SMA, Kemdiknas, (2011) Buku Pedoman e-learning,

uuuuuuuuuuuuuuu

1234
1234
1234
182 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DIGITAL PUSLATA UT DALAM
MENDUKUNG SISTEM BELAJAR JARAK JAUH
Irmayati
Fungsional Pustakawan di Universitas Terbuka

Abstrak:
Universitas Terbuka (UT) yang merupakan salah satu perguruan tinggi yang
penyelenggaraannya menggunakan sistem belajar jarak jauh. Proses belajar mengajar tidak
dilakukan secara tatap muka melainkan melalui jarak jauh dengan menggunakan berbagai
saluran media, baik media cetak (modul) maupun non-cetak (audio/video, komputer/internet,
siaran radio dan telelvisi). Majunya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memberikan
keuntungan bagi UT dalam pengembangan sistem pembelajarannya. Salah satu bentuk
pemanfaatan TIK tersebut adalah dikembangkannya perpustakaan digital yang berada di
bawah unit Pusat layanan pustaka (Puslata UT). Jurnal ini akan menggambarkan tentang
pengembangan dan pemaafaatan Perpustakaan Digital Puslata UT dalam mendukung sistem
belajar jarak jauh.

Kata Kunci: Universitas Terbuka, Perpustakaan Digital, Sistem Belajar Jarak jauh

Abstract:
Indonesia Open University is one of the colleges that use distance learning system. Teaching
and learning process is not carried out face to face but via a variety of media channels both
printed (module) or non-printed media (audio/video, computer/internet, radio and television
broadcast). The advancement of information and communication technology (ICT) provides
benefits for Indonesia Open University in developing a learning system. One of implementations
in the utilization of ICT is the development of digital library within the library service center
unit (Puslata UT). This paper will portrait the development and utilization of the digital library
under the library service center units (Puslata UT) to support distance learning system.

Keywords: Open University, Digital library, Distance Learning

PENDAHULUAN
Istilah perpustakaan digital adalah Pemanfaatan TIK di Indonesia membawa
terjemahan langsung dari “digital libraries”, pengaruh terhadap perubahan dan
sebuah istilah yang lahir dan berkembang di pengembangan perpustakaan yang mengarah
Amerika Serikat dan menyebar secara cepat ke kepada perpustakaan digital. Sejak masuknya
seluruh dunia (Pandit, 2008). Senanda internet pada era 90an dilingkungan perguruan
diungkapkan oleh Drolenstott (1994) istilah tinggi, memberikan dampak terhadap
perpustakaan digital, perpustakaan elektronik, perkembangan perpustakaan, contohnya adalah
perpustakaan maya pada hakekatnya sama munculnya situs-situs perpustakaan digital milik
(Rohandiah,2007). Penggunaan kata universitas-universitas di Indonesia.
perpustakaan digital di Indonesia mulai Seperti:Universitas Indonesia dengan alamat
berkembang seiring masuknya teknologi www.lib.ui.ac.id, sedangkan Universitas Gajah
informasi dan komunikasi pada era 90 an dengan Mada dengan alamat www.lib.ugm.ac.id dan
masuknya internet sebagai bagian dalam Institut Teknologi Bandung dengan alamat http:/
perkembangan teknologi informasi dan /digilib.itb.ac.id/. Ketiga universitas besar
komunikasi. tersebut sudah memiliki perpustakaan digital

1234
1234
1234
1234
1234
183
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

sejak tahun 2000, selain ketiga universitas bahwa perpustakaan digital merupakan upaya
tersebut, masih banyak universitas di Indonesia yang terorganisir dalam memanfaatkan teknologi
yang juga sudah memiliki perpustakaan digital. yang ada bagi keperluan masyarakat
Salah satunya adalah Universitas Terbuka (UT). penggunanya. Jika diperiksa lebih dalam, dapat
Universitas ini yang merupakan satu-satunya dilihat bahwa perpustakaan digital masih
perguruan tinggi yang dimiliki oleh pemerintah mengandung konsep awal dari kepustakawanan
Indonesia yang penyelenggaraannya sebagai mana yang terkandung di dalam kata-
menggunakan sistem belajar jarak jauh. kata “memilih, mengatur, menawarkan akses,
Perkembang TIK di Indonesia memberikan memahami, menyebarkan, menjaga integritas
keuntungan tersendiri bagi UT sebagai salah satu dan memastikan keutuhan karya” kesemua
perguruan tinggi yang mengandalkan kemajuan kegiatan ini dilakukan oleh perpustakaan sejak
teknologi informasi dan komunikasi dalam proses manusia mengenal kehidupan yang berbasis
belajar mengajarnya. Salah satu terobosan yang buku dan dokumen dalam arti luas.
dilakukan dengan menggunakan TIK adalah
membangun sistem perpustakaan digital yang B. Pilar-Pilar Perpustakaan digital
dirintis melalui unit Pusat Layanan Pustaka yang Berdasarkan Network of Excellence on Digital
disingkat dengan Puslata UT. Saat sekarang Libarries, sebuah lembaga internasional yang
dapat diakses melalui http://pustaka.ut.ac.id didukung oleh komisi Eropa, sebagai bagian dari
upaya negara-negara dibenua Eropa dalam hal
KAJIAN PUSTAKA pengembangan teknologi dan masyarakat
A. Definisi Perpustakaan Digital informasi mengambarkan perpustakaan digital
Banyaknya definisi yang membahas tentang menjadi Three-tier framework atau tiga kerangka
pengertian perpustakaan digital, maka perlu pilar dari sebuah perpustakaan digital yaitu
adanya persamaan persepsi tentang difinisi (Pandit, 2008):
perpustakaan digital, salah satunya dari Digital 1. Digital Library (DL) sebagai sebuah organisasi
Library Federation yang berbunyi (Pandit, 2008): (dapat bentuk virtual, dapat juga tidak) yang
Digital libraries are organization that provide the secara seirus mengumpulkan, mengola dan
resourcer, including the specialized staff, to melestarikan koleksi digital untuk ditawarkan
select, structure, offer intellectual acces to, kepada masyarakat dalam bentuk yang
interpret, distribut, preserve the integrity of and fungsional, dengan kualitas yang terukur, dan
ensure the persistence over time of collections berdasarkan kebijakan yang jelas;
of digital works so that they are readily and 2. Digital Libarary System (DLS) sebagai sebuah
economically available for use by a defined sistem perangkat lunak yang didasarkan pada
community or set of communities. (perpustakaan arsitektur informasi tertentu (diharapkan
digital adalah berbagai organisasi yang berbentuk arsitektur tersebar) untuk
menyediakan sumberdaya, termasuk pegawai mendukung semua fungsi DL di atas. Para
yang terlatih khusus, untuk memilih, mengatur, pengguna akan berinteraksi dengan DL
menawarkan akses, memahami, menyebarkan melalui DSL ini ;
menjaga integritas dan memastikan keutuhan 3. Digital Library Management System (DLMS)
karya digital sedemikan rupa sehingga koleksi sebagai sebuah sistem perangkat lunak
tersedia dan terjangkau secara ekonomis oleh generik yang menyediakan infrastruktur baik
sebuah atau sekelompok komunitas yang untuk menghasilkan dan mengelola DSL yang
membutuhkannya). fungsional untuk menjalankan fungsi DL ,
Sedangkan menurut Ida Royandiah, maupun untuk mengintegrasikan berbagai
perpustakaan digital adalah perpustakaan yang perangkat tambahan agar dapat
mengumpulkan, menyimpan, dan menyusun menawarkan fungsi lain yang lebih spesifik
bahan pustaka dan informasi dalam bentuk bagi keperluan tertentu.
digital. Informasi digital dapat di proses, di akses,
dan di telusur melalui jaringan teknologi Melihat dari tiga pilar tersebut, perpustakaan
informasi dan komunikasi (internet). digital merupakan sebuah sistem yang saling
Berdasarkan definisi di atas menegaskan mendukung satu dengan lainnya dan bukan

1234
1234
1234
184 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
hanya melibatkan sistem perangkat lunak dan secara jarak jauh. Di awali dengan pembangunan
keras, tetapi keahlian manusia serta kebijakan infrastruktur UT yang berhubungan dengan data
yang ada. jaringan dan pelatihan-pelatihan kepada Staf UT
untuk mengembangkan web UT sejak tahun
C. Koleksi Digital 1997. Pada tahun 1998 Puslata UT
Salah satu hal yang saat perlu yang mengembangkan katalog on-line pada web.
dikembangkan di perpustakaan digital adalah Pengembangan perpustakaan digital Puslata
koleksi digital. Menurut Glossary yang UT didasari oleh beberapa hal yaitu : 1)
dikeluarkan oleh African Digital library, yang Banyaknya jumlah mahasiswa UT. Pada saat
dimaksud dengan koleksi digital adalah sekarang terdapat 576.265 mahasiswa aktif dari
(Ajick, http: Pustaka.uns.ac.id/? berbagai jurusan yang ada di fakultas dan
menu=news&option=detail&nid=35) ; “this is an tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa
elekctronic internet based collection of negara di Asia (http://www.ut.ac.id/ut-dalam-
information that is normally found in hard copy, angka.html ); 2) Banyaknya dosen di UT yang
but converted to a computer compatible format. tersebar di seluruh Indonesia. Pada saat
Digital books seemed somewhat slow to gain sekarang terdapat 323 dosen yg berada di kantor
popularity, possible because of the quality of pusat UT dan 454 dosen yang tersebar di 37
many computer screens and relatively short ‘life’ Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ), dengan
of the internet...” jumlah tenaga adminstrasi sebanyak 559 staf di
Dari definisi tersebut, koleksi digital dapat kantor dan 524 staf di UPBJJ; 3) Sistem belajar
dipahami sebagai koleksi informasi dalam bentuk menggunakan sistem belajar jarak jauh; 4)
elektronik atau digital yang mungkin terdapat Sangat sulit berkomunikasi kepada mahasiswa
juga dalam koleksi cetak, yang dapat diakses secara konvensional; 5) Sebagai institusi, UT
secara luas menggunakan komputer dan merasa berkewajiban memberi layanan yang
sejenisnya. Koleksi digital di sini dapat sama kepada seluruh mahasiswa; 6) Peran
bermacam-macam, dapat berupa buku strategis perpustakaan sebagai sumber informasi
elektronik, jurnal elektronik, database online, dalam era globalisasi dan informasi serta; 7)
statistic elektronik, dll. Beragamnya informasi dalam berbagai bentuk
seperti buku, jurnal prosiding,majalah, video, CD
D. Pengembangan Perpustakaan Digital (Said,dkk,2007). Dengan pertimbangan dan
Puslata Universita Terbuka alasan-alasan tersebut perpustakaan digital
Pada awalnya perpustakaan UT merupakan puslata UT mulai dikembangkan.
bagian dari Pusat Produksi Media, Informasi dan Pengembangan perpustakaan digital Puslata
Pengolahan Data. Semakin berkembangnya UT mengacu kepada three-tier framework atau
kebutuhan mahasiswa, dosen dan karyawan UT tiga kerangka pilar yang ada. Dengan rincian
akan referensi bahan pustaka, dan bahan ajar sebagai berikut:
maka pada tahun 1992 melalui Surat keputusan 1. Digital Library (DL) yang merupakan sebuah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0470/ organisasi atau tempat yang
0/1992 tentang status UT, dilakukan pemekaran mengembangkan perpustakaan digital. UT
terhadap Pusat-pusat yang ada, diantaranya memiliki satuan unit pelaksana Pusat
Pusat Komputer, Pusat Produksi Multi Media dan Layanan Pustaka (Puslata UT) diberikan
Perpustakaan. Pada tahun 2005 nama tugas dan fungsi untuk mengembangkan
Perpustakaan UT berubah lagi menjadi Pusat perpustakaan baik secara digital ataupun
Layanan Pustaka yang disingkat dengan Puslata konvensional. Dengan didukung dengan 20
UT. orang yang terdiri dari dua orang staf
Perkembangan Puslata yang mencakup akademik fakultas, 5 orang pustakawan
pelayanan,silkulasi dll, disesuaikan dengan selebihnya adalah staf administrasi.
berkembangan teknologi informasi dan 2. Digital Library System (DLS); Dalam
komunikasi yang ada di UT di sertai dengan pengembangan DLS ini Puslata UT tidak
perubahan kebijakan dan visi misi UT sebagai berjalan sendiri tetapi didukung oleh unit-
universitas yang memberikan pembalajaran unit terkait yang berada di UT salah satunya

1234
1234
1234
1234
1234
185
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

adalah Unit Pusat Komputer UT (Puskom UT). terus dalam pengembangan untuk dapat
Puskom UT berfungsi untuk memenuhi keinginan para penggunanya.
mengembangkan sistem on-line dan
manajemen sistem secara keseluruhan dan E. Perkembangan koleksi Digital
Keberadaan server sebagai penyimpanan Puslata UT
data berada di bawah tanggung jawab Berdasarkan Kebijakan Pengembangan
Puskom UT. Koleksi yang telah ditetapkan oleh Universitas
3. Digital Library Management System (DLMS); Terbuka yang diberikan kepada Puslata UT yang
Dalam pengembangan DLMS ini Puslata UT mewajibkan sebagai berikut:
mempunyai wewenang untuk melakukan 1. Bahan pustaka yang menunjang kegiatan
aktivitas dan admin yang terdiri dari proses pendidikan Universitas Terbuka;
pendigitalisasian data, upload data hingga 2. Bahan pustaka yang menunjang kegiatan
pengolahan admin perpustakaan digital itu penelitian Universitas Terbuka;
sendiri. Selain itu Puslata UT memiliki 3. Bahan pustaka yang menunjang kegiatan
kewenangan untuk mengembangkan pengabdian kepada masyarakat Universitas
berbagai sistem dan kegiatan pendukung Terbuka;
yang terkait dengan proses digitalisasi yang 4. Bahan pustaka yang berhubungan dengan
dirancang dalam untuk 1 tahun ke depan. pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh
Sehingga managemen system perpustakaan (http://pustaka.ut.ac.id/
berada dibawah otonomi Puslata UT. index.php?option=com_).

Penggunaan Three-tier framework dalam Mengacu kepada kebijakan di atas setiap


pengembangan perpustakaan digital Puslata UT tahunnya koleksi perpustakaan UT mengalami
tanpa disadari membantu membuat sistem peningkatan dari tahun ke tahun. Hingga
pengembangan perpustakaan digital menjadi semester pertama tahun 2006 buku-buku yang
lebih terencana dan tersistem. Three-tier dikoleksi berjumlah tak kurang dari 20 ribu judul,
framework merupakan sebuah satu kesatuan terdiri dari buku-buku teks, referensi, modul,
yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan dokumen, laporan penelitian, tesis, dan disertasi.
yang lainnya. Dalam pelaksanaannya Puslata UT Selain itu, Puslata mengoleksi pula bahan-bahan
melibatkan berbagai dan diperlukan beberapa terekam yang terdiri dari kaset audio, cd dan
waktu untuk mencapai sebuah kesempurnaan vcd, microfische, slide, album foto.
sebagai sebuah perpustakaan digital. Sampai
saat sekarang Perpustakaan digital Puslata UT Sejak tahun 2001 Puslata UT telah
mengupayakan alih media berbagai bahan

1234
1234
1234
186 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
referensi dari buku/analog ke bentuk digital. Sebagian koleksi yang di digitalisasikan adalah materi-
materi yang berkaitan dengan materi pendidikan jarak jauh yang meliputi sebagai berikut :

Selain itu terdapat e-book 42 judul dan e-


journal sebanyak 16 data base yang terdiri dari Perpustakaan Digital Puslata UT
pro quest sebanyak 11 data besed, ebsco Sejak berjalannya sistem perpustakaan digital
sebanyak 2 data base dan gale sebanyak 3 data yang diawali pada tahun 1999 yang mana
bese dengan jumlah 856 judul (science colletion informasi perpustakaan UT sudah dapat diakses
=257 Judul, Humanity & Education =249 Judul, melalui web UT terus dikembangkan. Tahun 2000
dan data base custom = 350 judul). perpustakaan UT mulai mendigitalkan sebagian
koleksinya, khususnya materi lokal seperti hasil-
F. Gambaran Pemanfaatan hasil penelitian mengenai pendidikan jarak jauh

1234
1234
1234
1234
1234
187
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

dan tesis/desertasi staf UT yang berkaitan pengunjung web untuk mendapatkan


dengan pendidikan jarak jauh. Tahun 2004 informasi yang meraka cari. Saat ini
perpustakaan digital mulai mendigitalkan buku penelusuran dapat digunakan untuk mencari
materi pokok (modul) bahan ajar UT (Wahyono, artikel, bibliografi, dan e-journal.
2007). Hingga saat sekarang perpustakaan
digital Puslata UT telah mengembangkan 2. Layanan sirkulasi
beberapa hal antara lain . Layanan sirkulasi adalah bagian yang
1. Layanan literatur melayani peminjaman, pengembalian,
Penelusuran informasi, jika pada masa pemesanan dan perpanjangan peminjaman
sebelumnya penelusuran koleksi perpustkaan koleksi. Puslata UT memberikan layanan
UT masih menggunakan sistem manual, sirkulasi kepada anggota sesuai dengan
maka sejak 1998 Puslata sudah menerapkan peraturan yang berlaku (saat ini banyak
sistem penelusuran dengan sistem OPAC berlaku untuk karyawan di lingkungan UT
(Online Public Acces Catalog). Melalui sistem Pusat dan UPBJJ Jakarta). Berikut beberapa
ini pengguna dapat mengakses (menelusuri) layanan sirkulasi yang sudah ada di
perpustakaan kapan pun dan dari manapun. perpustakaan digital Puslata UT.
Sejak tahun 2003 sistem ini sudah • Layanan Peminjaman secara on-line
terintegrasi dengan jaringan UT melalui • Layanan perpanjangan online
alamat: http//: www.pustaka.ut.ac.id. Berikut • Layanan fotocopy jarak jauh
beberapa layanan literatur yang tersedia:
• Layanan katalog online, termasuk daftar Layanan sirkulasi on-line diperuntukkan
isi dan abstrak dari buku/jurnal untuk memberikan kemudahan bagi para
• Layanan online laporan hasil penelitian/ pengguna untuk lakukan perpanjangan,
tesis/disertasi yang dihasilkan oleh peminjaman dan fotocopy bahan pustaka yang
mahasiswa S2 UT ataupun staf UT yang mereka butuhkan. Pada saat sekarang
melalukan penelitian atau yang telah perpanjangan peminjaman online dapat
menyelesaikan studi tesis dan dilakukan dengan mengunakan email/fax/
disertasinya (baik abstrak maupun telepon.
keseluruhan teks) Dengan banyaknya layanan yang telah
• Layanan online bahan ajar UT (modul) dikembangkan di perpustakaan digital Puslata
• Layanan online suplemen bahan ajar UT memungkinkan pemustaka lebih leluasa
• Layanan online penelusuran literatur yang melihat dan mencari koleksi digital yang
berhubungan dengan materi yang perpustakan digital Puslata UT. Tercatat sebanyak
digunakan dalam penulisan bahan ajar 2.058.775 hits pengunjung yang melihat website
UT puslata.ut.ac.id dari Bulan Juli s.d Desember
2010. Berdasarkan data usage statistic for
Dari layanan literatur kita dapat pustaka.ut.ac.id yang berasal dari http://
menelusur melalui beberapa kata kunci pustaka.ut.ac.id/webalizer/ tergambar sebagai
antara lain pengarang, judul, subjek, nomor berikut:
kelas, sehingga akan memudahkan para
Berdasarkan tabel diatas dapat

1234
1234
1234
188 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
dideskripsikan sebagai berikut: informasi dan komunikasi secara maksimal. Salah
1. Pada Bulan Desembar 2010 sebanyak satu kebijakannya adalah pengembangan
1.966.053 hits dengan angka pengunjung perpustakaan dengan mengunakan teknologi
sebanyak 102.947, dengan jumlah halaman untuk pemanfaatan layanan dan sirkulasi
yang dilihat sebanyak 292.379, dan data yang perpustakaan, sehingga lahirlah perpustakaan
diakses sebanyak 140.909.067 Kb ytes; digital Puslata UT. Awalnya perpustakaan digital
2. Pada Bulan Januari 2011 sebanyak 2.072.264 Puslata UT sebagai saranan informasi kepada
hits dengan angka pengunjung sebanyak mahasiswa, dosen dan karyawan UT, selanjutnya
80.046, dengan jumlah halaman yang dilihat berkembang sebagai sarana membantu proses
sebanyak 210.281, dan data yang diakses pembelajaran dengan sistem belajar jarak jauh.
sebanyak 167.533.407 Kb ytes; Tingginya tingkat pengakses perpustakaan
3. Pada Bulan Febuari 2011 sebanyak 1.439.362 digital Puslata UT sampai akhir tahun 2010
hits dengan angka pengunjung sebanyak sebanyak 2 juta pengunjung membuktikan
52.847, dengan jumlah halaman yang dilihat tingginya tingkat mahasiswa dan dosen yang
sebanyak 157.197, dan data yang diakses melihat perpustakan digital Puslata UT sebagai
sebanyak 177.388.206 Kb ytes; tempat pencarian sumber belajar dan informasi
4. Pada Bulan Maret 2011 sebanyak 1.244.097 yang mereka perlukan. Harapnya dengan
hits dengan angka pengunjung sebanyak adanya pengembangan perpustakaan digital UT
38.124, dengan jumlah halaman yang dilihat ini dapat memberikan kontribusi terhadap
sebanyak 114.667, dan data yang diakses pengetahuan mahasiswa dalam
sebanyak 79.684.679 Kb ytes. pembelajarannya serta proses belajar mandiri.

Dari deskripsi tabel diatas menunjukkan B. Saran


tingginya hits yang membuka setiap file koleksi Melalui tulisan ini dapat di sarankan beberapa
digital yang ada puslata UT diatas satu juta hits hal yang terkait dengan pengembangan dan
perbulannya dengan rata angka pengunjung sistem perpustakaan digital Puslata UT sebagai
sebanyak 60 ribu pengunjung. Sedangkan berikut:
banyak data yang diakses rata-rata diatas 150 1. Tingginya pengakses perpustakaan digital
juta Kbytes. Puslata UT, menunjukkan tingginya peminat
pengakses perpustakaan digital Puslata UT
PENUTUP sehingga diperlukan perawatan atau
A. Kesimpulan pemeliharaan sistem perpustakaan digital
Seiring dengan majunya teknologi baik secara perangkat lunak atau perangkat
komunikasi dan informasi memberikan keras, terhadap sistem perpustakaan digital
keuntungan bagi Universitas Terbuka sebagai Puslata UT;
lembaga penyelenggaran pendidikan dengan 2. Penambahan berbagai fasilitas informasi bisa
sistem belajar jarak jauh. Istilah jarak jauh berupa fitur-fitur yang sesuai di web Puslata
mempunyai arti pembelajaran tidak dilakukan UT sebagai bagian dari pengembangan
secara tatap muka, melainkan menggunakan perpustakaan digital Puslata UT, termasuk di
media, baik media cetak (modul) maupun non- dalamnya penambahan koleksi digital, dan
cetak (audio/video, komputer/Internet, siaran layanan online;
radio dan televisi). Makna terbuka adalah tidak 3. Guna menggetahui tentang pemanfaatan
ada pembatasan usia, tahun ijazah, masa belajar, perpustakaan digital Puslata UT terhadap
waktu registrasi, dan frekuensi mengikuti ujian. pendukungan proses pembelajaran di UT
Adanya pemanfaatan teknologi komunikasi perlu dilakukan penelitian.
dan informasi memungkinkan Unviersita Terbuka
mengembangkan sistem pembelajaran jarak
jauh secara lebih luas, hal ini disertai oleh DAFTAR PUSTAKA
kebijakan umum untuk memanfaatkan teknologi Asandhimitra,dkk(editor),Pendidikan Tinggi Jarak
Jauh, Jakarta:Pusat Penerbitan Unversitas
Terbuka,2004.

1234
1234
1234
1234
1234
189
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

Ajick,”Membangun Koleksi Digital”,http:pustaka.uns.ac.id/?menu =news&option=detail&nid=35, Rabu


18 Juni 2008.
Said, Asnah, dkk,”perkembangan Universitas Terbuka, Perjalanan Mencari Jati Diri Menuju PTJJ
Unggulan”, Jakarta:Unversitas Terbuka,2007
Jumlah mahasiswa UT, Per 30 Juni 2011, http://www.ut.ac.id/ut-dalam-angka.html
http://pustaka.ut.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=3&Itemid=4
Irmayati, “Pengembangan system barcode bahan pustaka di Puslata Universitas Terbuka”, dalam
Jurnal Teknodik Vol. xiv No. 2 Desember 2010, h. 124
Irmayati,”Laporan Tahunan Kegiatan Puslata UT”, Tahun 2010
Rohandiah, Ida, Kajian perpustakaan digital dalam rangka mewujudkan perpustakaan digital Universitas
Terbuka ,Jakarta : Universitas Terbuka, 2007.
Pandit, Putu Laxman, Ph.d, Perpustakaan Digital Dari A sampai Z, Jakarta:Cita Karyakarsa Mandiri,
2008.
Wahyono, Effendi,”Perkembangan perpustakaan menuju perpustakaan digital” dalam buku,
Perkembangan Universitas Terbuka : Perjalanan mencari jati diri menuju PTJJ unggulan,Jakarta :
Universitas Terbuka, 2007.

uuuuuuuuuuuuuuu

1234
1234
1234
190 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
STRATEGI PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM
MENINGKATKAN KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN
Oos M. Anwas
oos.anwas@kemdiknas.go.id Peneliti Pustekkom Kemdiknas

Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis media pembelajaran apa saja yang berpengaruh
nyata terhadap peningkatan kompetensi penyuluh pertanian, serta merumuskan strategi
pemanfaatan media pembelajaran dalam meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian.
Penelitian dilakukan dengan metode survai terhadap penyuluh pertanian PNS padi di kabupaten
Karawang dan penyuluh sayuran di kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Hasil analisis regresi
diketahui bahwa media pembelajaran yang berpengaruh nyata terhadap peningkatan
kompetensi penyuluh adalah intensitas pemanfaatan majalah (media massa); intensitas
pelatihan dan intensitas pertemuan antar penyuluh (media terprogram), serta intensitas
pendalaman inovasi mandiri (media lingkungan). Strategi pengembangan kompetensi penyuluh
pertanian berbasis pemanfaatan media dirumuskan melalui pemanfaatan media massa, media
terprogram, dan media lingkungan secara terpadu dan saling melengkapi. Media massa yang
digunakan adalah majalah yang secara berkelanjutan substansinya sesuai dengan penyuluhan
dan melalui saluran khusus Siaran Televisi Pembangunan Pedesaan yang mengudara selama
24 jam. Pemanfaatan media terprogram ditempuh melalui peningkatan: kualitas pendidikan
formal, intensitas dan kualitas pertemuan, serta peningkatan intensitas pelatihan. Pemanfaatan
media lingkungan dilakukan dengan menggerakan penyuluh untuk kembali bertempat tinggal
di desa binaannya sehingga dapat belajar dengan alam, memahami kebutuhan dan potensi
lingkungan, serta menselaraskan inovasi atau hasil-hasil penelitian dengan kebutuhan
masyarakat di sekitar tempat tugasnya.

Kata Kunci: Media pembelajaran, media massa, media terprogram, media lingkungan,
kompetensi penyuluh

Abstract:
This study aimed at analyzing what kind of instructional media had actual influence on the
competency of agricultural extension agent and formulating the strategy of media instructional
utilization for developing competency of agricultural extension agent. The study used survey
method toward paddy extension agents in Karawang and vegetable extension agents in Garut,
West Java province. The result of regression analysis showed that the instructional media
which had actual influence on the development of extension agent’s competency was the
intensity of magazine utilization (mass media); the intensity of training and the intensity of
meeting among extention agents (programmed media), as well as the intensity of independent
innovation (environmental media). Strategy for developing competency of agricultural extension
agent based on media utilization was formulated through integrated and complementary
utilization of mass media, programmed media, and environmental media. The mass media
used were magazine with suitable contents and the 24 hour-aired Rural Development Television
Broadcasting. The utilization of programmed media was done by increasing: the quality of
formal education, intensity and quality of meeting, and intensity of training. The utilization of
environmental media was done by mobilization of extension agents to inhabit within their
cultivating villages so that they could learn from nature, comprehend the need and the
environmental potential, and harmonize the innovation and the results of research with the
need of community.

Keyword: instructional media, mass media, programmed media, environmental media,


competency of agricultural extension agent.

1234
1234
1234
1234
1234
191
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

A. PENDAHULUAN Belajar dalam hal ini tidak hanya terbatas


Ilmu pengetahuan dan teknologi pada pendidikan formal, tetapi juga termasuk
berkembang cepat seiring tuntutan perubahan pendidikan nonformal dan informal. Begitu pula
zaman. Perkembangan teknologi informasi dan media pembelajaran sebagai wahana untuk
komunikasi terutama sejak munculnya teknologi melakukan proses belajar sangat bervariasi. Para
internet telah menyebabkan perubahan besar penyuluh dapat melakukan proses belajar melalui
dalam masyarakat. Produk teknologi informasi berbagai media pembelajaran baik yang
yang relatif murah dan terjangkau memudahkan dirancang secara khusus (by design) maupun
akses informasi melampaui batas negara dan yang dapat dimanfatkan (by utilization) untuk
batas kultur/ budaya. Kondisi ini telah merambah keperluan pembelajaran.
kepada semua lapisan kehidupan manusia Dengan karakteristik media pembelajaran
termasuk para petani di pedesaan. Kini sebagian yang jumlahnya relatif banyak, variatif, dinamis,
petani sudah terbiasa mengakses informasi dan fleksibel tersebut kenyataannya kemampuan
melalui koran, majalah, radio, televisi, internet, penyuluh masih belum sesuai dengan harapan.
handphone, atau media lainnya. Penyuluh pertanian masih belum bisa mengikuti
Di era informasi ini banyak pilihan media tuntutan klien/masyarakat sesuai dengan
pembelajaran yang bisa dimanfaatkan untuk perubahan zaman. Oleh karena itu, menarik
keperluan belajar. Media pembelajaran tersebut untuk dilakukan pengkajian tentang media
cenderung dinamis dan dapat dimanfaatkan pembelajaran apa saja yang berpengaruh nyata
sesuai kesempatan yang dimiliki sasaran. Melalui terhadap kompetensi penyuluh pertanian, serta
berbagai pilihan media, setiap individu termasuk merumuskan strategi pengembangan
para penyuluh pertanian yang tinggal bersama kompetensi penyuluh pertanian berbasis
perani di pedesaan dapat belajar tanpa harus pemanfaatan media. Tulisan ini merupakan hasil
bergantung pada siapapun seperti dosen/ penelitian dari sebagian disertasi penulis di
instruktur, atau tanpa harus menunggu tugas Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan
pimpinan untuk tugas belajar. Dengan kata lain, Departemen Sains Komunikasi dan
belajar melalui media dapat dilakukan secara Pengembangan Masyarakat Pascasarjana IPB
fleksibel, dimana saja dan kapan saja sesuai Bogor (Anwas, 2009). Hasil penelitian tersebut
kebutuhan dan kesempatan yang dimilikinya. kemudian dilengkapi dengan pembahasan hasil
Tenaga penyuluh pertanian merupakan analisis dan kajian dari berbagai literatur dalam
ujung tombak pelaksanaan penyuluhan dalam merumuskan secara lebih operasional tentang
membantu para petani untuk terus belajar strategi strategi pemanfaatan media
meningkatkan kemampuan dan kualitas pembelajaran dalam meningkatkan kompetensi
kehidupannya, karena berhadapan langsung penyuluh pertanian.
dengan klien di lapangan. Menurut Sumardjo
(2008), kendala utama dalam menghadapi B. KAJIAN PUSTAKA
tantangan penyuluhan saat ini adalah Kajian media dalam kaitanya dengan belajar,
keterbatasan tenaga profesional di bidang mengacu pada konsep AECT (1986), Mc Luhan
penyuluhan pembangunan. Hasil-hasil penelitian (Budiargo, 2004), dan Sadiman, dkk (1986),
yang terkait dengan kompetensi penyuluh dapat disarikan media sebagai wahana yang bisa
pertanian seperti dilakukan Marius (2007), merangsang dan digunakan sebagai proses
Nuryanto (2008), dan Mulyadi (2009) pembelajaran baik dalam pendidikan formal, non
menunjukkan masih lemahnya kompetensi formal, maupun informal guna meningkatkan
penyuluh pertanian. Rendahnya mutu tenaga kemampuan atau kompetesi. Berdasarkan
penyuluh juga ditegaskan oleh Slamet (2008) perpektif pemanfaatanya, media pembelajaran
bahwa idealnya penyuluh lapangan itu juga dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok yaitu
profesional yang mampu berimprovisasi secara (1) media massa, (2) media terprogram, dan
bertanggung jawab sesuai dengan situasi dan (3) media lingkungan. Media massa dan media
kondisi lapangan yang dihadapi, namun tenaga- lingkungan merupakan wahana belajar yang
tenaga yang profesional semacam itu pada saat tidak dirancang secara khusus tetapi dapat
ini belum cukup tersedia. dimanfaatkan ( by utilization ) untuk

1234
1234
1234
192 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
pembelajaran. Media terprogram merupakan (Severin dan Tankard, 2001) adalah melalui
wahana pembelajaran yang dirancang khusus kegiatan atau pertemuan kelompok dan
(by design) untuk belajar. segmentasi media yang sesuai dengan sasaran.
Media massa dalam pembangunan memiliki Oleh karena itu pertemuan penyuluh ini
peran penting. Hasil studi Schramm (Nasution, merupakan wahana komunikasi untuk mengatasi
2007) peran paling pokok media massa adalah kesenjangan informasi di antara penyuluh.
membantu menyebarluaskan informasi tentang Lingkungan adalah segala sesuatu yang
pembangunan, dapat mengajar melek huruf, sifatnya eksternal terhadap diri individu, karena
serta keterampilan lainnya yang dibutuhkan lingkungan merupakan sumber informasi yang
untuk pembangunan dan dapat menjadi penyalur diperoleh melalui panca indera yang kemudian
suara masyarakat agar turut ambil bagian dalam diterima oleh otak (Djaafar, 2001). Lingkungan
pembuatan keputusan. Media massa tidak hanya menyediakan berbagai hal yang dapat menjadi
berperan dalam menimbulkan dan memberikan bahan pembelajaran. Jumlah sumber belajar
informasi, tetapi lebih jauh dapat mengarahkan yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas.
untuk tujuan-tujuan penyuluhan dan Hal ini sangat bergantung pada sejauhmana
pembangunan (Oepen, 1988). Dalam yang bersangkutan bisa memanfaatkannya
perkembangannya terutama munculnya media secara efektif.
internet, media juga memiliki fungsi interaktif Secara umum lingkungan dapat
dalam menciptakan komunitas maya dan budaya dikelompokkan menjadi tiga yaitu lingkungan
maya, membina hubungan sosial, termasuk alam atau lingkungan fisik, lingkungan sosial,
dalam melakukan transaksi bisnis. dan lingkungan budaya. Dalam penelitian ini
Media terprogram atau media pembelajaran media pembelajaran lingkungan diartikan
terprogram merupakan wahana yang dirancang sebagai suatu kondisi di sekitar tempat tugas
khusus ( by design ) untuk pembelajaran, penyuluh yang dapat digunakan untuk
misalnya: pendidikan formal, pelatihan, kegiatan meningkatkan kemampuanya yang terkait
pertemuan, dan bentuk lainnya yang dirancang dengan pelaksaaan tugasnya sebagai penyuluh.
untuk keperluan pembelajaran. Tingkat Lingkungan yang dimaksudkan adalah
pendidikan formal dapat mempengaruhi tingkat lingkungan alam, lingkungan usaha pertanian,
kompetensi (Slamet, 1992) dan (Mardikanto, dan lingkungan pendalaman inovasi mandiri.
1993). Artinya semakin tinggi pendidikan Kompetensi mengacu pada pemikiran
formalnya maka kompetensinya juga semakin Boyatzis (1984), Spencer and Spencer (1993),
meningkat. Kegiatan pelatihan menurut Mondy Sumardjo, (2008a), yang disarikan bahwa
dan Noe (1996) merupakan aktivitas yang kompetensi adalah kemampuan yang dilandasi
dilakukan untuk meningkatkan keahlian, oleh pengetahuan, keterampilan, dan didukung
pengetahuan, dan sikap dalam rangka oleh sikapnya yang dituntut dalam melaksanakan
meningkatkan kinerja saat ini dan masa yang tugas pekerjaanya. Ini berarti kompetensi
akan datang. Oleh karena itu untuk penyuluh pertanian adalah kemampuan yang
meningkatkan kompetensi, perlu dilakukan dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan
berbagai pelatihan yang relevan. didukung oleh sikap yang dituntut dalam
Pertemuan antar penyuluh baik di tingkat melaksanakan tugasnya dalam memberdayakan
kecamatan (Balai Penyuluhan) atau di tingkat petani.
desa/kelurahan (Pos penyuluhan desa/
kelurahan) penting bagi penyuluh sebagai C. Metodologi Penelitian
wahana komunikasi dan tukar informasi Penelitian ini menggunakan metode survei,
khususnya antar penyuluh. Dalam persfektif yaitu cross sectional survey dimana
komunikasi massa, salah satu dampak negatif pengumpulan data penelitian dilakukan pada
dari perkembangan teknologi informasi dan saat yang bersamaan antara variabel X dengan
komunikasi adalah kesenjangan pengetahuan Y. Variabel yang diteliti adalah intensitas
yang semakin melebar (Severin dan Tankard, pemanfaatan media massa yang terdiri dari:
2001). Upaya untuk mengatasi kesenjangan intensitas pemanfaatan media koran, majalah,
pengetahuan tersebut menurut Viswanath buku, radio, televisi, dan internet; intensitas

1234
1234
1234
1234
1234
193
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

pemanfaatan media terprogram yaitu tingkat responden dan pihak-pihak terkait dengan
pendidikan formal lanjutan, intensitas pelatihan, penelitian . Pengolahan dan analisis data
dan intensitas pertemuan antar penyuluh; serta menggunakan analisis statistik deskriptif dan
intensitas pemanfaatan media lingkungan yaitu analisis regresi berganda, dengan bantuan
intensitas pengamatan lingkungan alam, aplikasi SPSS versi 14. Hasil uji statistik dan
intensitas pengamatan lingkungan usaha penjelasan data kualitatif dari hasil pendalaman
pertanian, dan intensitas pendalaman inovasi di lapangan selanjutnya dijadikan dasar dalam
mandiri. Variabel indenpenden (Y) adalah merumuskan strategi pemanfaatan media
kompetensi penyuluh pertanian. pembelajaran dalam meningkatkan kompetensi
Populasi dalam penelitian ini adalah penyuluh penyuluh pertanian.
pertanian Pegawai Negeri Sipil yang bertugas
di daerah pertanian padi yaitu kabupaten D. Hasil dan Pembahasan
Karawang dan penyuluh yang bertugas di daerah Pemanfaatan media dalam pengembangan
pertanian sayuran di kabupaten Garut Provinsi kompetensi penyuluh pertanian dibagi menjadi
Jawa Barat. Sampel diambil secara random tiga, yaitu pemanfaatan media massa, media
menggunakan teknik random sampling dengan terprogram dan media lingkungan. Pemanfaatan
rumus Slovin pada persen kelonggaran sebesar media massa meliputi intensitas pemanfaatan
7 persen. Sampel berjumlah 170 orang. surat kabar (koran), majalah, buku, radio,
Instrumen penelitian menggunakan televisi, dan internet. Pemanfaatan media
kuesioner yang sebelumnya dilakukan ujicoba terprogram meliputi tingkat pendidikan formal
terhadap 30 penyuluh pertanian di kabupaten lanjutan, intensitas pelatihan, dan intensitas
Bogor Jawa Barat. Validitas kuesioner yang diuji pertemuan antar penyuluh. Pemanfaatan media
dalam penelitian ini adalah validitas isi (content lingkungan meliputi intensitas pengamatan
validity ) dan validitas konstruk ( construct lingkungan alam, intensitas pengamatan
validity). Validitas isi dilakukan dengan mengkaji lingkungan usahatani, dan intensitas
peubah-peubah penelitian melalui konsep dan pendalaman inovasi mandiri.
teori yang relevan yang selanjutnya diturunkan Hasil uji regresi berganda dengan
menjadi definisi operasional dan indikator menggunakan metode stepwise diketahui bahwa
pengukuran. Pengkajian ini juga berdasarkan variabel-variabel yang menunjukkan pengaruh
pendapat para ahli dari berbagai literatur ini dan signifikan terhadap kompetensi penyuluh (Tabel
dilakukan diskusi dengan pakar. Validitas isi 1) berturut-turut dari yang paling menentukan,
ditujukan untuk mengetahui apakah substansi yaitu: (1) intensitas pendalaman inovasi mandiri
alat ukur telah mencerminkan seluruh isi yang (media lingkungan), (2) intensitas pelatihan
dimiliki, serta apakah informasi yang (media terprogram), (3) intensitas pertemuan
dikumpulkan telah sesuai dengan konsep yang antar penyuluh (media terprogram), dan (4)
digunakan. Uji validitas konstruk diolah melalui intensitas pemanfaatan majalah (media massa).
uji Korelasi Pearson Product Moment antara skor Variabel yang tidak berpengaruh signifikan
tes dengan skor kriteria. Untuk reliabilitas terhadap kompetensi penyuluh adalah intensitas
kuesioner diolah dengan menggunakan teknik pemanfaatan koran, buku, radio, televisi, internet
Alpha Cronbach. Hasil uji tersebut terbukti (media massa), tingkat pendidikan formal
bahwa instrumen penelitian valid dan reliabel. lanjutan (media terprogram), serta intensitas
Pengumpulan data dilakukan pada bulan pengamatan lingkungan alam dan intensitas
Februari sampai dengan April 2009. Data yang pengamatan lingkungan usahatani (media
dikumpulkan menggunakan kuesioner. Untuk lingkungan) (Anwas, 2009).
mendukung dan memperkaya penjelasan hasil
uji statistik dilakukan pengumpulan data melalui Media massa yang berpengaruh nyata
pengamatan dan wawancara mendalam dengan terhadap kompetensi penyuluh adalah majalah.

1234
1234
1234
194 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
penyuluh. Intensitas pertemuan antar penyuluh
yang dilakukan sebulan dua kali, sudah menjadi
wahana mendiskusikan masalah-masalah yang
ditemukan di lapangan, berbagi ( sharing )
pengalaman, wahana informasi inovasi/
teknologi baru, serta sebagai media komunikasi
antar penyuluh dan juga penyuluh dengan
pimpinan lembaga penyuluhan. Intensitas
pelatihan merupakan urutan kedua media yang
paling berpengaruh terhadap kompetensi
penyuluh (Tabel 1). Ini bermakna bahwa
intensitas pelatihan penyuluh sangat berperan
dalam meningkatkan kompetensi penyuluh.
Pendidikan formal tidak berpengaruh nyata
Hasil pendalaman diketahui bahwa majalah yang terhadap kompetensi penyuluh. Hasil
sering dibaca penyuluh adalah Majalah Sinar pendalaman dengan beberapa penyuluh senior
Tani. Majalah ini substansinya secara spesifik di kabupaten Karawang dan Garut diketahui
merupakan majalah pertanian yang diterbitkan bahwa motivasi utama penyuluh dalam
oleh PT Duta Karya Swasta bekerjasama dengan mengikuti pendidikan formal adalah memenuhi
Kementerian Pertanian. Majalah ini juga syarat administratif untuk menjadi penyuluh ahli
didistribusikan secara kontinyu sebulan dua kali dalam jabatan fungsional penyuluh pertanian.
kepada seluruh penyuluh PNS di Indonesia. Di sisi lain pendidikan formal yang
Hasil pendalaman juga diketahui bahwa menyiapkan tenaga penyuluh tersebut
intensitas pemanfaatan media televisi ternyata cenderung kurang relevan dengan kebutuhan di
tinggi yaitu mencapai 81 persen responden. lapangan. Penyuluh merasakan pengalaman
Tingginya intensitas pemanfaatan media televisi yang diperoleh di lapangan lebih baik terutama
ini membuktikan bahwa media televisi menjadi dalam melakukan ujicoba atau memiliki garapan
media yang paling digemari oleh masyarakat, pertanian dibandingkan dengan hasil pendidikan
termasuk penyuluh. Hanya saja substansi acara formal yang diikutinya. Oleh karena itu lembaga
televisi didominasi oleh hiburan. Acara-acara pendidikan formal yang menyiapkan tenaga
televisi yang terkait dengan penyuluhan masih penyuluh terutama kurikulum dan proses
kurang dan cenderung insidental. Ini merupakan pembelajaranya perlu perubahan, tidak hanya
penyebab media televisi tidak berpengaruh nyata belajar dalam tataran teori akan tetapi dipadukan
terhadap kompetensi penyuluh. Hasil-hasil dengan praktek dan masalah-masalah pertanian
penelitian telah membuktikan bahwa media yang terjadi dan dibutuhkan petani di lapangan.
televisi memiliki pengaruh positif terhadap hasil Dalam pemanfaatan media lingkungan, yang
pendidikan (Wilkinson, 1980) dan (Anwas, berpengaruh nyata adalah intensitas
2000). Secara lebih khusus, media televisi telah pendalaman inovasi mandiri. Media ini terbukti
dimanfaatkan secara penuh di negara China (Tabel 1) paling berpengaruh nyata terhadap
untuk pendidikan penyuluh dan petani yang kompetensi penyuluh. Pendalaman inovasi
tersebar di seluruh daratan RRC. Ini berarti media mandiri ini merupakan proses belajar mandiri
televisi memiliki potensi besar untuk yang dilakukan penyuluh dengan memanfaatkan
dimanfaatkan dalam peningkatan kompetensi berbagai media pembelajaran yang ada di sekitar
penyuluh. lingkungan penyuluh.
Pemanfaatan media terprogram yang Merujuk kepada hasil penelitian dalam Tabel
berpengaruh nyata adalah intensitas pelatihan 1 tersebut, maka dirumuskan strategi
dan pertemuan antar penyuluh. Intensitas pemanfaatan media pembelajaran dalam
pertemuan antar penyuluh menunjukkan meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian.
koefisien regresi nyata pada taraf kepercayaan Strategi ini ditempuh melalui pemanfaatan media
0,01. Artinya media ini merupakan media yang massa, media terprogram, dan media lingkungan
berpengaruh efektif terhadap kompetensi secara terpadu (Gambar 1). Pemanfaatan ketiga

1234
1234
1234
1234
1234
195
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

media ini saling melengkapi kekurangan dan


kelebihannya disesuaikan dengan karakteristik 1. Pemanfaatan Media Massa
dari masing-masing media tersebut. Hasil penelitian diketahui bahwa media

massa yang berpengaruh signifikan terhadap dan mudah dipahami sasaran. Hal ini sangat
kompetensi penyuluh pertanian adalah majalah penting, sehingga menjadi semacam “Amunisi”
(Sinar Tani). Karakteristik media ini substansinya bagi penyuluh di lapangan dalam melaksanakan
sesuai dengan kebutuhan penyuluhan dan penyuluhan sesuai dengan tuntutan
dilakukan secara kontinyu. Intensitas perkembangan zaman. Di sisi lain, majalah dan
pemanfaatan media televisi dalam katagori televisi ini juga dapat menjadi wahana
tinggi, namun tidak berpengaruh nyata terhadap komunikasi antar penyuluh, komunikasi penyuluh
kompetensi, karena substansinya kurang sesuai dengan nara sumber, dengan pimpinan, klien
dengan penyuluhan. Tingginya tingkat (petani), atau dengan pihak-pihak lainnya.
kepemilikan dan pemanfaatan media televisi ini Pengembangan kompetensi penyuluh melalui
adalah merupakan potensial signifikan untuk majalah dan televisi tersebut dilakukan secara
dimanfaatkan dalam peningkatan kompetensi terpadu, saling melengkapi kelemahan dan
penyuluh. Oleh karena itu, jenis media massa kelebihan dari karakteristik masing-masing
yang dimanfaatkan dalam peningkatan media tersebut. Materi yang disajikan dalam
kompetensi penyuluh adalah majalah dan televisi majalah diintegrasikan dengan siaran televisi.
dengan substansi yang sesuai penyuluhan dan Sesuai dengan karakteristiknya, majalah dapat
dilakukan secara terus menerus (kontinyu). memfokuskan pada materi yang bersifat
Materi yang dikembangkan dalam media konseptual dengan pembahasan secara
massa ini didasarkan pada kebutuhan dan mendalam. Media televisi memfokuskan pada
perkembangan yang diperlukan untuk materi yang perlu menampilan unsur audio visual
penyuluhan. Perkembangan inovasi dan hasil- dan gerak, termasuk memvisualkan objek yang
hasil penelitian dari lembaga penelitian atau abstrak. Mempertimbangkan aspek efisiensi,
perguruan tinggi dapat disosialisasikan melalui pengembangan materi ini dibuat secara nasional
media massa ini dengan kemasan yang menarik (pemerintah pusat) yaitu Kementerian Pertanian

1234
1234
1234
196 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
bekerjasama dengan intansi terkait. gerak, serta dapat memanipulasi atau
Pengembangan materi ini melibatkan penyuluh menonjolkan pada bagian-bagian yang
dan petani, sehingga baik materi maupun dikehendaki. Ternyata, walaupun
kemasan program sesuai dengan karakteristik pemanfaatan media televisi tidak
dan kebutuhan, serta menjadi daya tarik bagi berpengaruh nyata terhadap kompetensi
sasarannya. penyuluh, namun intensitas pemanfaatanya
a) Pemanfaatan Majalah di lingkungan penyuluh sangat tinggi. Hal ini
Pemanfaatan majalah dalam hal ini terjadi karena substansi acara di televisi
majalah Sinar Tani yang terbit dua kali dalam masih didominasi oleh hiburan. Padahal,
sebulan perlu dipertahankan dan terus menurut Slamet (2003), penyuluhan di masa
ditingkatkan mutunya. Sesuai dengan sekarang ini media televisi dan video pada
karakteristiknya, majalah dapat menyajikan umumnya merupakan media yang sangat
informasi perkembangan hasil-hasil efektif dibandingkan media massa lainnya
penelitian dan inovasi yang diperlukan dalam untuk masyarakat sasaran yang telah mampu
penyuluhan. Materi-materi tersebut dapat berkomunikasi secara impersonal dan
disajikan secara mendalam (utuh). Oleh prasarananya telah tersedia dalam bentuk
karena itu pengelola majalah perlu saluran-saluran televisi. Oleh karena itu,
bekerjasama dengan lembaga penelitian, televisi merupakan potensi besar untuk
perguruan tinggi, organisasi profesi yang dimanfaatkan dalam peningkatan
terkait dengan penyuluhan, dan pihak terkait kompetensi penyuluh dan juga petani yang
lainnya dalam mendukung suplay materi tersebar di seluruh pelosok tanah air.
yang dibutuhkan penyuluh di lapangan. Pemanfaatan siaran televisi yang
Sajian atau kemasan materi perlu mengkhususkan untuk pemberdayaan petani
dirancang dengan bahasa populer dan pedesaan telah dilakukan oleh pemerintah
disertai dengan foto atau illustrasi/gambar, China. Siaran ini dilakukan melalui satu
sehingga menjadikan daya tarik bagi channel khusus stasiun televisi milik
penyuluh untuk membacanya. Isi majalah pemerintah yaitu Center of China Television
juga perlu melibatkan partisipasi aktif dari pada channel 7 (CCTV 7). Pengembangan
penyuluh dan petani, misalnya dengan cara substansi acara dilakukan oleh kementerian
memuat hasil karya penyuluh dan petani yang membidangi pemberdayaan petani.
tentang: kajian dan pengalaman dalam Siarannya berlangsung 24 jam, serta direlay
penerapan hasil inovasi/teknologi baru, oleh beberapa televisi lokal. Materi siaran
wahana apresiasi keberhasilan penyuluh dan yang sifatnya pembelajaran keterampilan
petani, serta sebagai wahana komunikasi tertentu dibuat dalam format VCD untuk
untuk bertukar pengalaman atau tanya jawab disebarluaskan dan dimanfaatkan oleh
yang terkait dengan kegiatan penyuluhan. kelompok-kelompok tani di pedesaan. Materi
Keunggulan lainnya, majalah dapat siaran dimulai dari produksi pertanian,
dimanfaatkan penyuluh secara praktis pemasaran, manajemen, serta informasi
dimanapun dan kapanpun setiap ada lainnya yang terkait dengan agribisnis.
kesempatan secara berulang-ulang. Di sisi Dengan cara ini para petani di berbagai
lain distribusi majalah perlu ditingkatkan pelosok negeri China tidak hanya nonton
sehingga sampai ke penyuluh tepat waktu. hiburan, tetapi mereka dapat terus belajar,
Pengembangan majalah ini merupakan memperoleh berbagai informasi yang terkait
tanggungjawab pemerintah pusat dengan peningkatan kualitas kehidupannya
bekerjasama dengan pemerintah daerah, (Pustekkom, 2006).
lembaga penelitian, lembaga penyuluhan, Pengalaman negeri Tirai Bambu tersebut
lembaga profesi terkait, dan pihak-pihak dapat menguatkan optimisme
terkait lainnya. pengembangan siaran televisi untuk
meningkatkan kompetensi penyuluh dan
b) Pemanfaatan Media Televisi petani di Indonesia. Hal ini didasarkan negeri
Media televisi, sesuai karakteristiknya China dan Indonesia memiliki beberapa
dapat menyajikan pesan audio visual, unsur

1234
1234
1234
1234
1234
197
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

kesamaan, diantaranya wilayah yang luas dan Programa 3. Oleh karena itu dalam
banyak daerah-daerah pertanian yang sulit mewujudkan Siaran Pembangunan
dijangkau transportasi darat. Di sisi lain media Pedesaan, tidak perlu membangun stasiun
televisi sudah popular dan digemari sebagian televisi baru. Di sisi lain perkembangan
besar masyarakat termasuk penyuluh dan teknologi pertelevisian yang sedang dirintis
petani. Oleh karena itu pengembangan siaran melalui teknologi digital, dapat mengatasi
televisi untuk pertanian optimis dapat keterbatasan frekuensi dan meningkatkan
dilakukan dalam menunjang peningkatan kualitas gambar dan suara siaran televisi
kualitas penyuluh dan petani yang tersebar (Depkominfo, 2008). Ini berarti peluang
di berbagai pelosok tanah air. merealisasikan siaran Televisi Pembangunan
Pemanfaatan media televisi untuk Pedesaan melalui saluran khusus sangat
mengembangkan kompetensi penyuluh memungkinkan.
direalisasikan dalam bentuk Siaran Televisi Sistem penyiaran Televisi Pembangunan
Pembangunan/Pemberdayaan Pedesaan. Hal Pedesaan dilakukan melalui saluran khusus
ini didasarkan pada semakin kompleknya di TVRI yang mengudara secara nasional
tuntutan petani terhadap kompetensi yang disiarkan selama 24 jam. Dengan cara
penyuluh, serta menurut Slamet (2003) ini penyuluh, petani, dan masyarakat lainnya
bahwa sekitar 80 persen masyarakat di berbagai pelosok tanah air dapat mengikuti
Indonesia hidup di pedesaan, dan hingga Siaran Pembangunan Pedesaan sesuai
sekarang masih banyak rakyat yang belum dengan waktu dan kesempatan yang mereka
cukup tersentuh oleh kesempatan miliki. Siaran Televisi Pembangunan
berpartisipasi dalam pembangunan, Pedesaan juga akan menjadi siaran alternatif
termasuk menikmati hasil pembangunan. Di di tengah-tengah gencarnya persaingan
sisi lain menurut Hafsah (2009) bahwa acara televisi swasta dan televisi asing.
realitas di Indonesia terjadi kurangnya rasa Masyarakat memiliki saluran televisi yang
keadilan terhadap informasi yang diperoleh tidak hanya menghibur tetapi memberikan
petani di pedesaan, informasi media massa manfaat dalam meningkatkan kualitas
khususnya televisi yang paling digemari kehidupannya.
masyarakat didominasi oleh hiburan, Pengembangan substansi acara Siaran
sedangkan informasi yang berkaitan dengan Televisi Pembangunan Pedesaan berada di
pertanian dan pembangunan pedesaan bawah koordinasi Kementerian Pertanian.
sangat kurang. Melalui Siaran Pembangunan Pembiayaan sepenuhnya berasal dari APBN
Pedesaan, berbagai informasi yang terkait atau APBD dan pihak-pihak lain yang sifatnya
dengan pembangunan pedesaan, misalnya: tidak mengikat. Dengan demikian acara
produksi pertanian, pemasaran hasil-hasil Siaran Televisi Pembangunan Pedesaan
pertanian, kewirausahaan, manajemen, memiliki idealisme yang kuat. Tujuannya
kesehatan keluarga, dan informasi lainnya bukan untuk bisnis mencari keuntungan,
dapat dikemas dengan sajian yang menarik. tetapi difokuskan untuk pendidikan,
Sesuai dengan Undang-undang Republik meningkatkan kualitas SDM penyuluh dan
Indonesia Nomor 32 tahun 2002 tentang masyarakat pedesaan.
Penyiaran, stasiun televisi yang dapat Dalam pengembangan materi acara,
mengundara ke seluruh wilayah Indonesia Kementerian Pertanian bekerjasama dengan
adalah Televisi Republik Indonesia (TVRI) berbagai pihak yang terkait dengan
sebagai Lembaga Penyiaran Publik. Hasil pembangunan pedesaan, antara lain:
pendalaman dengan pihak TVRI, diketahui Kementerian Pendidikan Nasional,
bahwa TVRI secara teknik ternyata mampu Kementerian Perikanan dan Kelautan,
menyiarkan lima saluran (channel) secara Kementerian Koperasi UKM, Kementerian
simultan. Saat ini TVRI baru menggunakan Kesehatan, Kementerian Kehutanan,
dua channel yaitu Programa 1 dan Programa organisasi profesi penyuluhan, perguruan
2. Ini berarti Siaran Pembangunan Pedesaan tinggi, swasta, dan pihak-pihak terkait
dapat menggunakan channel baru, misalnya lainnya.

1234
1234
1234
198 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Pengembangan acara Siaran Televisi penyuluh ahli. Di sisi lain hasil ini mengisyaratkan
Pembangunan Pedesaan berbeda dengan bahwa pendidikan formal yang menyiapkan
acara televisi lainnya. Siaran ini harus tenaga penyuluh tersebut cenderung kurang
memiliki muatan pembangunan yang relevan dengan kebutuhan di lapangan. Hal ini
bermanfaat bagi penyuluh, petani, dan sejalan dengan pendapat Slamet (2009) bahwa
masyarakat pedesaan. Artinya kebenaran dan kurikulum pendidikan tinggi selama ini barangkali
kemanfaatan materi harus dijamin. Di sisi lain yang banyak dibekalkan adalah pengetahuan
sajian acara juga harus menarik dan enak (ilmu, teori, teknologi, filosofi, dsb) dan kurang
ditonton, sehingga siaran ini digemari aspek yang lain. Karena itu belum mampu
masyarakat. Dua hal inilah merupakan menumbuhkan kemampuan bertindak atau
tantangan dalam pengembangan Siaran kompetensi tertentu. Pembaharuan kurikulum
Televisi Pembangunan Pedesaan. Dengan harus dilakukan oleh kalangan perguruan tinggi
kata lain siaran ini dirancang tidak hanya sendiri dan selanjutnya perlu ditinjau kembali
sebagai tontonan menarik, tetapi juga kemampuan-kemampuan dosennya. Oleh
menjadi sebuah tuntutan yang bermanfaat karena itu dalam pemanfaatan media terprogram
(edutainment) bagi penyuluh, petani, dan ini dilakukan melalui: peningkatan intensitas
masyarakat pedesaan dalam meningkatkan pertemuan, intensitas pelatihan, dan
kehidupannya di seluruh pelosok tanah air. peningkatan kualitas pendidikan formal bagi
Oleh karena itu, pengembangan materi penyuluh.
siaran perlu melibatkan pakar dan praktisi Pemanfaatan media terprogram ini dapat
terkait antara lain: pakar/praktisi media dirancang lebih fokus untuk kelompok penyuluh
televisi, ahli materi terkait, sosiolog, psikolog, tertentu sesuai dengan kebutuhan penyuluhan
penyuluh dan petani, serta masyarakat di lapangan. Kekuatan lainnya adalah menjadi
lainnya. wahana komunikasi dan interaksi langsung
Kesadaran penyuluh untuk antara penyuluh dengan pihak-pihak lain:
mengoptimalkan pemanfaatan siaran televisi dengan sesama penyuluh, penyuluh dengan nara
Pembangunan Pedesaan dan pemanfaatan sumber/instruktur/dosen, atau penyuluh dengan
Majalah (Sinar Tani) tersebut perlu terus klien/petani. Melalui media ini penyuluh dapat
ditumbuhkan. Upaya menumbuhkan berdiskusi dan bertukar pengalaman dengan
kesadaran tersebut, antara lain dilakukan pihak-pihak yang terkait dalam mensukseskan
melalui: (1) sosialisasi kepada penyuluh kegiatan penyuluhan. Adapun langkah-langkah
untuk memanfaatkan siaran televisi yang perlu dilakukan dalam pemanfaatan media
Pembangunan/ Pemberdayaan Pedesaan dan terprogram adalah
majalah Sinar Tani secara kontinyu, (2) (a) Meningkatkan intensitas pertemuan.
melibatkan penyuluh dalam pengembangan Pertemuan antar penyuluh yang selama ini
konten kedua media tersebut, dan (3) sudah berjalan sebulan dua kali perlu
memberikan apresiasi kepada penyuluh yang dipertahankan dan sekaligus kualitasnya
aktif terlibat dalam pengembangan dan ditingkatkan. Pertemuan ini tidak hanya
pemanfaatan kedua media tersebut. dengan penyuluh akan tetapi penyuluh
dengan berbagai pihak terkait, antara lain:
2. Pemanfaatan Media Terprogram petani, peneliti, pakar, pemerintah daerah,
Dalam pemanfaatan media terprogram, hasil anggota dewan, dan pihak-pihak lainnya.
penelitian menunjukkan bahwa intensitas Pertemuan ini fokusnya: membicarakan
kegiatan pertemuan antar penyuluh dan tentang temuan atau permasalahan yang
pelatihan berpengaruh nyata terhadap dihadapi di lapangan, sebagai wahana
peningkatan kompetensi. Pendidikan formal tidak berbagi ( sharing ) pengalaman, serta
berpengaruh nyata terhadap kompetensi mendalami inovasi atau perkembangan
penyuluh. Hasil pendalaman dengan beberapa teknologi baru disesuaikan dengan
penyuluh senior di lapangan umumnya mereka kebutuhan klien. Pertemuan juga perlu
melanjutkan sekolah termotivasi untuk dirancang untuk dapat menciptakan
mendapatkan ijazah agar dapat menjadi komunikasi non formal antara penyuluh

1234
1234
1234
1234
1234
199
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

dengan pihak-pihak yang terkait dengan lapangan. Menurut Slamet (2009), kurikulum
penyuluhan dan peningkatkan kompetensi pendidikan tinggi harus relevan dengan
penyuluh. kehidupan nyata yang penuh dengan
(b) Meningkatkan intensitas dan kualitas masalah, kendala, dan tantangan. Pendidikan
Pelatihan. Upaya meningkatkan intensitas harus membekali mahasiswa untuk mampu
dan kualitas pelatihan dapat dilakukan mengatasi permasalahan di lapangan yang
melalui langkah-langkah sebagai berikut: (1) semakin kompleks; (2) Proses belajar tidak
meningkatkan frekuensi pelatihan; (2) proses hanya dilakukan tatap muka di kelas, akan
pelatihan diciptakan suasana interaksi dan tetapi dibiasakan untuk belajar dengan
diskusi antar peserta pelatihan dan nara berbagai media pembelajaran mulai dari
sumber terutama tukar pengalaman di media massa, media terprogram, dan
tempat tugasnya masing-masing; (3) materi pemanfaatan media lingkungan, sehingga
pelatihan didasarkan pada analisis kebutuhan diharapkan selanjutnya penyuluh sudah
dan perkembangan di lapangan; (4) terbiasa untuk memanfaatkan berbagai
pelatihan lebih diutamakan bagi penyuluh media dalam meningkatkan kemampuanya;
yang sudah berumur tua (mendekati (3) Pendidikan formal diutamakan bagi
pensiun); (5) ada kegiatan tindak lanjut yang penyuluh yang berusia muda, sehingga
relevan dengan materi pelatihan, misalnya: setelah mereka lulus dapat lebih optimal
uji coba di lapangan; (6) materi pelatihan dimanfaatkan untuk pengembangan
disebarluaskan kepada sesama penyuluh penyuluhan; dan (4) Ada proses seleksi, yang
yang tidak mengikuti pelatihan tersebut lolos adalah penyuluh yang benar-benar
(tutor sebaya), misalnya pada waktu memiliki prasyarat untuk belajar dalam
pertemuan antar penyuluh; (7) sistem meningkatkan kualifikasinya. Hal ini penting
pelatihan dikembangkan tidak hanya dalam dilakukan terutama meminimalisir motivasi
bentuk konvensional akan tetapi dapat mengikuti pendidikan hanya mengejar ijazah
memanfaatkan teknologi informasi dan saja. Peningkatan kualitas SDM melalui
komunikasi; dan (8) melibatkan organisasi pendidikan formal ini merupakan
profesi yang terkait dengan penyuluhan dan tanggungjawab pemerintah pusat dan
dunia usaha untuk berpartisipasi dalam daerah. Oleh karena itu program tugas
kegiatan pelatihan. Sesuai Undang-undang belajar/beasiswa atau program kemudahan
Nomor 16 tahun 2006, pelatihan dalam dalam mengikuti pendidikan formal perlu
meningkatkan kualitas SDM penyuluh dianggarkan oleh pemerintah pusat atau
merupakan tangungjawab pemerintah pusat, pemerintah daerah.
pemerintah provinsi, dan pemerintah daerah.
Oleh karena itu perlu adanya pembagian 3. Pemanfaatan Media Lingkungan
tugas yang jelas antara tanggungjawab pusat Hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan
dan daerah. Pemerintah pusat dapat media lingkungan yang berpengaruh langsung
berkonsentarsi pada materi pelatihan yang terhadap peningkatan kompetensi penyuluh
bersifat umum, sedangkan pemerintah adalah pendalaman inovasi mandiri. Variabel ini
daerah lebih fokus pada pelatihan yang merupakan pengaruh yang paling tinggi
spesifik sesuai dengan kebutuhan daerah. dibandingkan dengan variabel lainnya. Oleh
(c) Peningkatan kualitas pendidikan formal. karena itu pemanfaatan media lingkungan dalam
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan peningkatan kompetensi penyuluh dilakukan
formal dapat dilakukan melalui langkah- dengan cara mengkondisikan lingkungan
langkah sebagai berikut: (1) Kurikulum tidak penyuluhan agar penyuluh mau dan mampu
hanya dominasi teori, tetapi ada melakukan pendalaman inovasi secara mandiri.
keseimbangan dengan tuntutan Pemanfaatan media lingkungan merupakan
perkembangan penyuluhan di masyarakat. ajang pembuktian (uji coba) terhadap inovasi
Substansi kurikulum lebih fleksibel sehingga yang sesuai dengan klien. Pemanfaatan
dapat mengkaji masalah-masalah pertanian lingkungan juga merupakan wahana kreativitas
yang terjadi dan dibutuhkan petani di penyuluh dalam mengadaptasi inovasi atau

1234
1234
1234
200 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
teknologi yang sesuai dengan kebutuhan klien. menjadi sebuah “Gerakan Belajar dengan
Penyuluh yang melakukan kegiatan tersebut Lingkungan.” Upaya ini dapat dilakukan
pada akhirnya akan mendapatkan suatu temuan dengan cara mendorong penyuluh untuk
yang sesuai dengan kebutuhan klien di tempat membaca kebutuhan dan potensi lingkungan,
tugasnya masing-masing. Oleh karena itu belajar terhadap petani yang sukses/gagal
strategi ini merupakan tanggungjawab dalam menerapkan inovasi, belajar dengan
pemerintah daerah kabupaten/kota dan lembaga alam dengan cara mengamati alam dan
penyuluhan di tingkat kabupaten, kecamatan, perubahanya, serta mempelajari kearifan
dan tingkat desa (Pos Penyuluhan). Adapun lokal yang dilakukan petani di tempat
langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam tugasnya.
mewujudkan hal tersebut sebagai berikut:
(a) Mendorong penyuluh untuk melakukan Sebagai output dari startegi pengembangan
ujicoba inovasi dan hasil-hasil penelitian kompetensi penyuluh berbasis pemanfaatan
terutama yang disajikan dalam majalah dan media massa, media terprogram, dan media
Siaran Televisi Pembangunan Pedesaan, lingkungan yang dilakukan secara terpadu
dengan cara: memfasilitasi penyediaan tersebut adalah adanya peningkatan kompetensi
lahan, anggaran, bibit/benih, dan hasil-hasil penyuluh yang mampu memberdayakan klien/
teknologi lainnya. petani sesuai dengan kebutuhan dan potensi
(b) Memfasilitasi penyediaan bahan referensi mereka.
untuk mendalami inovasi, seperti: buku, Sesuai dengan Undang-undang Nomor 16
majalah, dan akses media massa elektronik tahun 2006, pemerintah pusat harus memiliki
yang relevan (terutama majalah Sinar Tani komitmen untuk peningkatan SDM penyuluh
dan Siaran Televisi Pembangunan Pedesaan), yang dibuktikan dengan: realisasi peraturan
serta sumber belajar lainnya. pemerintah atau peraturan daerah, realisasi
(c) Meningkatkan partisipasi petani dan pihak anggaran, serta program yang nyata. Di sisi lain
terkait lainnya dalam melakukan ujicoba masyarakat khususnya penyuluh memiliki
inovasi. Ujicoba ini tidak hanya menekankan kesadaran untuk mau meningkatkan
pada hasil tetapi juga prosesnya sehingga kemampuannya melalui proses belajar,
bisa dilakukan dan dipahami bersama dengan memanfaatkan berbagai media pembelajaran
petani dan masyarakat. sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan
(d) Memberikan apresiasi kepada penyuluh media yang tersedia sebagai tuntutan profesi.
penyuluh yang berhasil dalam melakukan Dengan kata lain penyuluh dapat belajar
ujicoba inovasi, pemilihan penyuluh secara fleksibel (flexible learning) (Dorell, 1993)
berprestasi, pemberian beasiswa atau dengan cara memanfaatkan semua media
kenaikan pangkat istimewa bagi penyuluh pembelajaran yang tersedia dan dibutuhkannya.
yang berprestasi, dan bentuk penghargaan Begitu pula petani perlu memiliki kesadaran
lainnya. untuk belajar sesuai dengan tuntutan
(e) Menumbuhkan kesadaran penyuluh untuk perkembangan zaman dalam meningkatkan
belajar dengan lingkungan sebagai media kualitas kehidupannya ke arah yang lebih baik.
pembelajaran yang efektif dan murah

E. SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Media pembelajaran yang paling

1234
1234
1234
1234
1234
201
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi lembaga penyuluhan, serta pihak-pihak terkait


penyuluh pertanian adalah pemanfaatan media lainnya diharapkan dapat melaksanakan dan
lingkungan dalam bentuk pendalaman inovasi mendukung strategi pemanfaatan media
mandiri. Media terprogram yang berpengaruh pembelajaran dalam rangka meningkatkan
nyata terhadap peningkatan kompetensi kompetensi penyuluh pertanian. Pemanfaatan
penyuluh adalah intensitas pelatihan dan media massa ditempuh melalui peningkatan
intensitas pertemuan antar penyuluh. Media mutu majalah Sinar Tani dan Siaran Televisi
massa yang berpengaruh nyata terhadap Pembangunan Pedesaan melalui saluran khusus
peningkatan kompetensi penyuluh adalah yang mengudara secara nasional selama 24 jam.
intensitas pemanfaatan majalah yang Pemanfaatan media terprogram ditempuh
subtansinya sesuai dengan penyuluhan dan melalui peningkatan intensitas pertemuan,
dilakukan secara kontinyu. Media televisi peningkatan mutu dan intensitas pelatihan, serta
walaupun tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan mutu pendidikan formal.
kompetensi penyuluh tetapi terbukti intensitas Pemanfaatan media lingkungan dilakukan
pemanfaatanya tinggi, sehingga memiliki potensi dengan menggerakan penyuluh untuk kembali
untuk dimanfaatkan dalam meningkatkan ke desa dalam memahami lingkungan,
kompetensi penyuluh apabila subtansinya sesuai memahami kebutuhan dan potensi masyarakat,
dengan kebutuhan penyuluhan dan dilakukan serta menselaraskan inovasi, hasil-hasil
secara kontinyu. penelitian, atau program-program pemerintah
Strategi pemanfaatan media pembelajaran dengan kebutuhan masyarakat di sekitar tempat
dalam rangka meningkatkan kompetensi tugasnya.
penyuluh pertanian ditempuh melalui Temuan lain dari penelitian ini adalah
pemanfaatan media massa, media terprogram, tingginya potensi media televisi sebagai media
dan media lingkungan secara terpadu dan saling yang dapat digunakan untuk peningkatan
melengkapi. Media massa yang digunakan yaitu kompetensi penyuluh. Oleh karena itu perlu
majalah yang secara berkelanjutan substansinya dilakukan penelitian lebih lanjut terutama secara
sesuai dengan penyuluhan dan melalui saluran operasional tentang pengembangan substansi
khusus Siaran Televisi Pembangunan Pedesaan dan format acara, sistem penyiaran, serta bentuk
yang mengudara selama 24 jam. Pemanfaatan kerjasama yang bisa saling menguntungan
media terprogram ditempuh melalui berbagai pihak terkait dalam pengembangan
peningkatan: kualitas pendidikan formal, Siaran Televisi Pembangunan Pedesaan. Perlu
intensitas dan kualitas pertemuan, serta juga dilakukan penelitian yang sama dengan
intensitas pelatihan yang sesuai dengan cakupan wilayah yang lebih luas dan mendalam.
kebutuhan penyuluhan. Pemanfaatan media
lingkungan dilakukan dengan menggerakan
penyuluh untuk belajar dengan lingkungan PUSTAKA ACUAN
terutama mendalami inovasi secara mandiri di AECT. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan:
tempat tugasnya bersama-sama dengan petani. Satuan Tugas, Definisi, dan Terminologi
Untuk mencapai keberhasilan strategi ini perlu AECT. Jakarta: Rajawali.
didukung oleh partisipasi masyarakat dan
dukungan kebijakan pemerintah yang berpihak
kepada peningkatan kompetensi penyuluh dalam
memberdayakan petani.

Saran
Pemeritah, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah, lembaga pendidikan,

1234
1234
1234
202 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Anwas, Oos M. 2000. “Menjadikan Televisi sebagai Sahabat Buku dalam Upaya Meningkatkan Minat
Baca.” Artikel: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: Balitbang Depdiknas. Maret 2000,
Tahun Ke-5 No. 022.
________. 2009. Pemanfaatan Media dalam Pengembangan Kompetensi Penyuluh Pertanian. Disertasi:
Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat Pascasarjana IPB Bogor.
Boyatzis, RE. 1984. The Competent Manager: A Model for Effective Performance. New York: Jihn Willy
& Sons.
Budiargo, Dian. 2004. Media Equation dalam Pembelajaran. Makalah Seminar Nasional Teknologi
Pendidikan. Depdiknas. Jakarta 1 s.d. 2 Desember 2004.
Djaafar, Zahara. 2001. Pendidikan Non Formal dan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dalam
Pembangunan: Padang: Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang
Kementerian Komunikasi dan Informatika. 2008. Kebijakan Siaran Digital di Indonesia. Jakarta:
Depkominfo
Dorell, Julie. 1993. Resource-Based Learning: Using Open and FlexibleLearning Resources for Continous
Development. New York: Mc-Graw-Hill Book, Co.
Hafsah, Mohammad Jafar. 2009. “Penguatan Peran PAPPI dalam Mendukung Tumbuh dan
Berkembangnya Modal Sosial di Masyarakat” Makalah Simposium dan Kongres Perhimpunan Ahli
Penyuluhan Pembangunan Indonesia (PAPPI). Bogor, 24 s.d. 25 November 2009.
Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University
Press.
Mondy, R. Wayne, dan Robert M. Noe. 1996. Human Resource Management. Upper Saddle River, NJ:
Prentice-Hall.
Mulyadi, Teddy Rachmat. 2009. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Pertanian dan
Dampaknya Pada Perilaku Petani Padi di Jawa Barat.” Disertasi Sekolah Pasca Sarjana IPB Bogor.
Nasution, Zulkarimein. 2007. Komunikasi Pembangunan: Pengenalan Teori dan Penerapanya. Jakarta:
Rajawali Press.
Nuryanto, Bambang Gatut. 2008. “Kompetensi Penyuluh dalam Pembangunan Pertanian di Propinsi
Jawa Barat”. Disertasi Sekolah Pasca Sarjana IPB Bogor.
Oepen, Manfred. 1988. Development Support Communication in Indonesia. Edisi Indonesia: Media
Rakyat: Komunikasi Pembangunan Masyarakat. P3M Jakarta.
Pustekkom, Depdiknas. 2006. Laporan Studi Banding Pemanfaatan Media Televisi untuk Pendidikan.
Jakarta: Pustekkom Depdiknas.
Sadiman, Arief S, R. Rahardjo, Anung Haryono, dan Rahardjito. 1986. Media Pendidikan: Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatanya. Jakarta: Rajawali.
Severin, J. Werner dan James W. Tankard. 2001. Communication Theory: Origin, Methods, and Uses
in The Mass Media. Eddison Wesley Lngman, Inc.
Spencer, M. Lyle dan M. Signe Spencer. 1993. Competence at Work: Models for Superrior Performance,
John Wily & Son, Inc. New York, USA
Slamet, Margono. 1992. Perspektif Ilmu Penyuluhan Pembangunan Menyongsong Era Tinggal Landas.
Diedit oleh: Aida V., Prabowo T., dan Wahyudi R. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.
________. 2003. “Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Pedesaan.” Dalam
Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. Diedit oleh: Adjat Sudrajat dan Ida Yustina.
Bogor: IPB Press.
________. 2008. “Menuju Pembangunan Berkelanjutan melalui Implementasi UU No. 16 tahun 2006
tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.” Dalam Pemberdayaan Manusia
Pembangunan yang Bermartabat. Penyunting: Adjat Sudrajat dan Ida Yustina. Bogor: Sydex Plus.
________. 2009. Pembelajaran untuk Pengembangan Kompetensi Penyuluh. Bogor: IPB. http://
margonoipb.wordpress.com/category/manajemen-perguruan-tinggi/pembelajaran-untuk-
mengembangkan-kompetensi/ (2 Agustus 2009)
Sumardjo, 2008. “Penyuluhan Pembangunan: Pilar Pendukung Kemajuan dan Kemandirian Masyarakat.”
Dalam Pemberdayaan Manusia Pembangunan yang Bermartabat. Penyunting: Adjat Sudrajat dan

1234
1234
1234
1234
1234
203
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

Ida Yustina. Bogor: Sydex Plus.


Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan. Jakarta: 2006.
Wilkinson, Gene L. 1980, Media dalam Pembelajaran; Penelitian Selama 60 Tahun, Edisi Indonesia,
Jakarta: CV Rajawali.

uuuuuuuuuuuuuuu

1234
1234
1234
204 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
PERANAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN KARAKTER
Mohamad Adning, S.Pd, M.Pd
Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran di Pustekkom Depdikbud

Abstrak:
Pemanfaatan dan penggunan sumber belajar di arah kepada pembentukan karakter bangsa
melalui pendidikan karakter. Dari berbagai sumber belajar yang ada, diantaranya adalah
perpustakaan. Tanpa disadari Perpustakaan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam
pendidikan karakter, karena perpustakaan sebagai wadah pengelola koleksi karya tulis, karya
cetak, dan/atau rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan
pendidikan, informasi dan rekreasi bagi peserta didik. Melalui tulisan ini akan digambarkan
jenis perpustakaan yang ada, fungsi, peranan dan sumbangan perpustakan sebagai media
pengembang pendidikan karakter.

Kata Kunci: Perpustakaan, Media Pembelajaran, Pendidikan Karakter.

Abstract:
Utilization and use of learning resources are driven to the formation of national character
through character education. Among the variety of learning resources, library is one of them.
Library unwittingly becomes an inseparable part of character education, because the library
functions as a forum for managing the collection of stationery, printed works, and/or professional
record with a standardized system to meet the needs of education, information and recreation
for students. This paper describes the types of existing libraries and its functions, role and
contribution as media in developing the character education

Keywords: library, character education.

PENDAHULUAN manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang


1. Latar Belakang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
Karakter bangsa Indonesia yang terangkum perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-
dalam Pancasila selalu di upayakan melekat norma agama, hukum, tata etika, budaya, dan
dalam diri semua rakyat Indonesia. Karakter adat istiadat.
adalah watak yang merupakan ciri yang dimiliki Usaha bersama pembentukan karakter
oleh masing-masing bangsa. Sikap dan pola melalui pendidikan karakter yang memiliki
perilaku sehari-hari senatiasa mengacu pada tata kekuatan spritual, keagamaan, kepribadian,
nilai yang berlaku, sehingga karakter bangsa kecerdasan dan akhlak mulia yang disampaikan
akan merujuk pada nilai luhur bangsa. kepada masyarakat dengan berbagai saluran dan
Membentuk karakter bangsa yang menjadikan media yang ada. Pendidikan karakter merupakan
manusia Indonesia beriman, bertaqwa, suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter
berakhlak mulia, sehat, kreatif, mandiri dan kepada warga sekolah yang meliputi komponen
memiliki nilai-nilai luhur bangsa merupakan pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
upaya bersama antara Pemerintah dengan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut,
masyarakat. Sehingga karakter merupakan nilai- baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan sesama, lingkungan, maupun kebangsaan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama sehingga menjadi manusia insan

1234
1234
1234
1234
1234
205
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

kamil. Pelaksanaan pendidikan karakter di perkembangan manusia, karena perpustakaan


sekolah, semua komponen (stakeholders) harus merupakan salah satu produk yang dihasilkan
dilibatkan, termasuk komponen-komponen oleh manusia selama berabad-abad lamanya.
pendidikan itu sendiri, yaitu kurikulum, proses Eksistensi perpustakaan tetap dipertahankan
pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, walaupun banyak hambatan yang dialami.
penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, Eksistensi perpustakaan tetap dipertahankan
pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau karena perpustakaan mempunyai fungsi yang
kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana- berkaitan dengan kepentingan masyarakat dan
prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh pembentukan karakter diri dari suatu bangsa.
warga dan lingkungan sekolah(Akhmad Kondisi masyakarat membawa pengaruh
Sudrajat)http://akhmadsudrajat.wordpress.com/ terhadap perkembangan Perpustakaan dalam
2010/08/20/pendidikankarakter-di-smp/). artian perpustakaan mencerminkan kebutuhan
Satu upaya yang dikembangkan dalam sosial, ekonomi, kultural dan pendidikan suatu
pendidikan karakter yaitu dengan menanamkan bangsa. Terpenuhinya kebutuhan sosial,
kecintaan pada perpustakaan. Pemilihan ekonomi, kultural dan pendidikan akan menuntut
Perpustakaan dikarenakan perpustakaan masyarakat untuk membangun perpustakaan.
merupakan wadah, tempat atau bangunan Lahirnya Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun
sumber belajar bagi masyarakat dalam 2007 Tentang Perpustakaan menunjukkan
mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada adanya kesadaran dari Pemerintah akan
dan sarana pendidikan karakter dalam pentingnya perpustakaan sebagai wadah belajar
menghadapi era globaliasisi. dan pembentukan karakter manusia Indonesia.
Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Peranan masyarakat dalam pengembangan
sebagaimana diamanatkan dalam Undang- perpustakaan menunjukan tingginya tingkat
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun kesadaraan masyarakat akan arti, fungsi dan
1945, Perpustakaan sebagai wahana belajar peranan perpustakaan. Cerminan ini menjukkan
sepajang hayat yang dapat dipergunakan untuk bahwa perpustakaan berperan sebagai simpanan
mengembangkan potensi masyarakat agar karya manusia, informasi, rekreasi, pendidikan,
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kultural masyarakat. Perpustakaan menjadi
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, media dan saluran sumber belajar bagi
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan masyarakat dalam mengembangkan ilmu
menjadi warga negara yang demokratis serta pengetahuan yang ada serta sarana pendidikan
bertanggungjawab dalam mendukung karakter.
penyelenggaran pendidikan nasional (UU NO:
43/2007). Hal ini menjadi dasar pertama 2. Permasalahan
pertimbangan lahirnya Undang-Undang RI Pemberdayagunaan Perpustakaan sebagai
Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. sebuah wadah, tempat atau bangunan sumber
Pemerintah menyadari pentingnya peranan belajar oleh masyarakat umum khususnya
Perpustakaan sebagai wahana belajar dan sekolah dalam pembentukan karakter bangsa
pembentukan karakter manusia Indonesia yang tidak di pergunakan secara maksimal. Hal ini
bertakwa dan berakhlak mulia, sehat, disebabkan kurangnya pemahaman dan
berilmu,cakap dan kreatif. pengertian akan arti fungsi, jenis dan perananan
Perpustakaan sebagai institusi pengelola dan sebuah Perpustakaan. Akibat kurangnya
koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau rekam pemahaman dan pengertian perpustakaan
secara professional dengan sistem yang baku membawa dampak perpustakaan hanya sebatas
guna memenuhi kebutuhan pendidikan, tempat dan kumpulan koleksi buku.
penelitian pelestarian, informasi dan rekreasi
bagi pembaca (UU NO:43/2007). Perkembangan 3. Tujuan Penulisan
perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari sejarah Penulisan ini bertujuan untuk memberikan

1234
1234
1234
206 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
gambaran dan paparan tentang peranan pengembangan koleksi nasional guna
perpustakaan dan sumbangannya sebagai media memfasilitasi terwujudnya masyarakat
pengembangan pendidikan karakter, melalui pembelajar yang pada akhirnya menciptakan
beberapa informasi yang akan dipaparkan masyarakat yang gemar membaca dalam rangka
melalui tulisan ini yang meliputi beberapa hal, mewujudkan masyarakat pembelajaran
yaitu: Pengetahuan tentang jenis-jensi sepanjang hayat.
perpustakaan, fungsi perpustakaan serta Perpustakaan umum mempunyai pengertian
peranan dan sumbangan perpustakaan sebagai perpustakaan yang di selenggarakan oleh
media pengembang pendidikan karakter. Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota, kecamatan dan desa. Tugas
KAJIAN LITERATUR DAN PEMBAHASAN utama perpustakaan umum tidak berbeda jauh
1. Jenis-Jenis Perpustakaan dengan perpustakaan nasional yaitu mendukung
Pada hakikatnya setiap perpustakaan pengumpulan koleksi pelestarian budaya daerah
memiliki sejarah yang berbeda-beda dari segi masing-masing guna memfasilitasi terwujudnya
tujuan, anggota, organisasi dan kegiatannya. masyarakat pembelajar sepanjang hayat. Untuk
Karena perbedaan tujuan, organisasi induk, mencapai tujuan tersebut, perpustakaan umum
anggota dan kegiatan maka terdapat beberapa biasanya mengelompokkan objeknya menjadi
jenis perpustakaan yaitu : 1) Perpustakaan empat, yaitu: pendidikan, informasi,
internasional; 2) Perpustakaan nasioanal; 3) kebudayaan, dan rekreasi. Salah satu bentuk
Perpustakaan umum dan perpustakaan keliling; peranan pemerintah daerah yaitu membuka
4) Perpustakaan swasta; 5) Perpustakaan perpustakaan umum di berbagai pemerintahan
khusus; 6) Perpustakaan sekolah; 7) mulai dari tingkat kecamatan sampai tingkat
Perpustakaan perguruan tinggi. Berdasarkan provinsi. Di samping itu, permerintah daerah
Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 memiliki perpustakaan keliling yang
Tentang Perpustakaan terdapat berbagai jenis diperuntukkan untuk mencapai daerah-daerah
perpustakaan, terdiri dari perpustakaan nasional, yang tidak terjangkau oleh perpustakaan lainnya.
perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, Berikutnya yaitu Perpustakaan khusus yang
perpustakaan perguruan tinggi dan merupakan perpustakaan yang menyediakan
perpustakaan khusus (UU NO:43/2007). bahan perpustakaan sesuai dengan kebutuhan
Perpustakaan Nasional merupakan pemustaka di lingkungannya. Berdasarkan
perpustakaan utama dan komprehensif yang cirinya, perpustakaan khusus adalah : 1)
melayani keperluan informasi dari penduduk Memiliki buku yang terbatas pada satu atau
suatu negara. Hingga sekarang belum ada beberapa disiplin ilmu; 2) Keanggotaan
kesepakatan tentang definisi perpustakaan perpustakaan terbatas pada sejumlah anggota
nasional, hanya saja ada kesepakatan mengenai yang ditentukan oleh kebijakan perpustakaan
fungsinya. Berdasarkan Undang-Undang RI atau kebijakan badan induk tempat
Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan perpustakaan tersebut; 3 ) Prioritas koleksi
Perpustakaan Nasional merupakan Lembaga bukan pada buku (dalam arti sempit) melainkan
Pemerintah Non Departement (LPND) yang pada majalah, pamflet, paten, laporan penelitian,
melaksanakan tugas Pemerintah dalam bidang abstrak atau indeks karena jenis tersebut
perpustakaan dan berkedudukan di ibukota umumnya memberikan yang informasi lebih
negara. Salah satu tugas perpustakaan nasional mutakhir dibanding buku; dan 4) Jasa layanan
yaitu mengembangkan koleksi nasional yang yang diberikan lebih mengarah kepada minat
memfasilitasi terwujudnya masyarakat anggota perorangan. Oleh karena itu,
pembelajar sepanjang hayat, serta perpustakaan khusus memberikan jasa yang
mengembangkan koleksi nasional untuk sangat berorientasi kepada pengguna dibanding
melestarikan hasil budaya bangsa. Perpustakaan pengguna lain (Sulistiyo-Basuki)
Nasional mempunyai tugas sebagai pusat Perpustakaan sekolah merupakan
perpustakaan yang paling banyak dan paling

1234
1234
1234
1234
1234
207
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

dekat dengan lingkungan masyarakat. perpustakaan digital yang dapat diakses oleh
Perpustakaan sekolah diselenggarakan oleh masyarakat.
sekolah-sekolah yang penyelenggaraannya
memenuhi standar nasional perpustakaan. 2. Fungsi Perpustakaan
Perpustakaan sekolah wajib memiliki koleksi Peranan perpustakaan dalam pengembangan
buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai pendidikan karakter sangat di dukung oleh fungsi
buku teks wajib pada satuan pendidikan yang dari perpustakaan, karena perpustakaan
bersangkutan dalam jumlah yang mencukupi mempunyai fungsi sebagai fungsi edukatif/
untuk melayani semua peserta didik dan pendidikan, fungsi rekreasi, fungsi kultural,
pendidik. Selain itu di kembangkan pula koleksi fungsi informasi, dan sebagai sarana simpan
lain yang mendukung pelaksanaan kurikulum karya manusia. Fungsi-fungsi tersebut dijabarkan
pendidikan. Dalam hal ini perpustakaan berfungsi sebagai berikut:
untuk mendukung sistem pendidikan nasional
sebagaimana diatur dengan Undang-Undang a. Fungsi Edukatif/Pendidikan
nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Perpustakaan merupakan sarana
Pendidikan Nasional. Perpustakaan sekolah pendidikan formal, non-formal dan informal,
dijadikan sebagai pusat sumber belajar, pusat artinya perpustakaan merupakan tempat
sumber informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, belajar di luar bangku sekolah maupun
kesenian dan kebudayaan. sebagai tempat belajar dalam lingkungan
Perpustakaan perguruan tinggi, tidak pendidikan sekolah. Perpustakaan menjadi
berbeda jauh dengan perpustakaan sekolah, bagian dari pusat sumber belajar bagi peserta
perpustakaan perguruan tinggi merupakan didik, pendidik dan masyarakat dalam
perpustakaan yang di selenggarakan oleh mencari ilmu pengetahuan dan informasi
perguruan tinggi. Perpustakaan ini dimaksudkan yang mereka perlukan. Berkaitan dengan
untuk memiliki koleksi, baik jumlah judul maupun pendidikan non- formal yakni perpustakaan
jumlah eksemplarnya, yang mencukupi untuk umum, yang meliputi perpustakaan daerah,
mendukung pelaksanaan pendidikan, penelitian perpustakaan khusus, atau perpustakaan
dan pengabdian kepada masyakarat. Di tinjau keliling di masyarakat. Perpustakaan sekolah
dari segi jasa perpustakaan, maka terdapat menyediakan bahan pustaka yang sesuai
perbedaan mencolok antara perpustakaan dengan kurikulum. Hal ini mampu
perguruan tinggi dengan perpustakaan sekolah. membangkitkan minat baca para peserta
Perpustakaan sekolah, pustakawan merupakan didik, mengembangkan daya kreasi,
jembatan antara pendidik dengan peserta didik, mengembangkan kecakapan berbahasa,
sedangkan perpustakaan perguruan tinggi mengembangkan pola pikir yang rasional dan
terdapat bentuk yang berlainan, karena kritis serta mampu membimbing dan
mahapeserta didik dianggap mandiri dalam hal membina para peserta didik. Perpustakaan
bacaan, penelusuran informasi, maupun kegiatan perguruan tinggi dijadikan sebagai pencarian
membaca lainnya. Terdapat hubungan segi tiga informasi untuk mendukung penelitian,
antara pustakawan, pengajar dan mahapeserta inovasi, dan penemuan lainnya.
didik yang dalam hal ini tidak terdapat dijenis
perpustakaan lainnya. Hubungan segi tiga b. Fungsi Informasi
tersebut mengambarkan bahwa mahapeserta Perpustakaan menyediakan bahan
didik , pengajar, dan pustakawan berhubungan pustaka yang memuat berbagai informasi
langsung dalam mencari informasi dan bermutu dan up to date, disusun secara
penelusuran informasi. Dalam teratur dan sistematis, sehingga
pengembangannya layanan perpustakaan memudahkan para petugas dan pemakai
perguruan tinggi telah berbasis teknologi dalam mencari informasi yang diperlukan.
informasi dan komunikasi. Melalui perpustakaan Berdasarkan koleksi yang tersedia, petugas
perguruan tinggi inilah lahir perpustakan- perpustakaan harus berusaha menjawab

1234
1234
1234
208 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
setiap pertanyaan yang diajukan oleh mendidik dan mengembangkan apresiasi
pengunjung perpustakaan terkait dengan budaya masyarakat. Melalui fungsi ini
informasi yang diperlukan. Apabila yang perpustakaan dapat menyelenggarakan
diperlukan oleh pencari informasi tidak ada seminar, ceramah, pameran, pertunjukan
diperpustakaan tersebut, dapat meminta kesenian, pemutaran film, bahkan bercerita
bantuan ke perpustakaan lain yang dianggap untuk anak-anak. Dengan adanya fungsi
memiliki informasi yang lebih lengkap karena kurtural yang ada di perpustakaan,
pada hakikatnya semua perpustakaan masyarakat dapat mengenal kebudayaan-
melaksanakan fungsi informasi. Banyaknya kebudaayan aslinya atau kebudayaan dan
koleksi, referensi yang dimiliki oleh suatu adat istiadat dari sebuah daerah tertentu.
perpustakaan akan memberikan banyak Melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan
informasi yang dibutuhkan, tetapi semakin oleh perpustakaan dalam berbagai acara
spesifik informasi yang dimiliki oleh dapat menanamkan pendidikan karakter
perpustakaan, khsusunya perpustakaan dengan metode yang berbeda dari metode
khusus memberikan nilai lebih dalam pembelajaran di sekolah.
memaparkan dan memberikan informasi
yang ada. Fungsi-fungsi dasar tersebut masih
dilaksanakan oleh perpustakaan sampai
c. Fungsi Rekreasi sekarang. Adanya kemajuan teknologi informasi
Masyarakat dapat menikmati rekreasi dan komunikasi tidak membawa pergeseran
kultural dengan cara membaca dan bacaan fungsi tersebut melainkan menambahkan fungsi
disediakan oleh perputakaan. Selain perpustakaan sebagai media, wahana atau pusat
menyediakan buku-buku pengetahuan, sumber belajar bagi terwujudnya masyarakat
perpustakaan juga perlu menyediakan buku- pembelajar sepanjang hayat.
buku yang bersifat rekreatif (hiburan) dan
bermutu, sehingga dapat digunakan para 3. Peranan perpustakaan sebagai media
pembaca untuk mengisi waktu senggang. pengembangan pendidikan karakter
Fungsi rekreasi tampak nyata pada Perpustakaan sebagai media pendidikan
perpustakaan umum yaitu perpustakaan memegang peran penting dalam character
yang dikelola dengan dana umum dan building bangsa Indonesia. Pendidikan tentu
terbuka untuk umum. Umum artinya setiap berhubungan erat dengan informasi dan ilmu
orang tanpa memandang perbedaan jenis pengetahuan. Hal ini tentu bisa didapatkan
kelamin, usia, pekerjaan, agama dan warna secara lengkap di perpustakaan. Melalui buku-
kulit, dapat masuk dan mengunjungi buku yang tersedia, menjadikan masyarakat
perpustakaan untuk mendapatkan informasi menyadari jati diri mereka sebagai bangsa
dan ilmu pengetahuan yang diinginkan. Indonesia. Melalui buku-buku di perpustakaan,
Dalam menjalankan fungsi rekreasi ini maka nilai-nilai kebangsaan dan budi pekerti luhur
perpustakaan dituntut untuk menjalin kerja kembali disiram dan ditumbuhsuburkan. Sebagai
sama dengan berbagai komponen wadah, pusat dan gudang ilmu pengetahuan,
masyarakat yang terdiri atas penulis buku, perpustakaan merupakan suatu kekuatan untuk
penerbit buku, toko buku, dll. Fungsi rekreasi mengembangkan karakter suatu bangsa.
perpustakaan ini akan memberikan dorongan Pendidikan karakter bagi anak dapat dimulai
yang lebih pada masyarakat untuk gemar dengan menanamkan kecintaan pada
mengunjungi perpustakaan sebagai tempat perpustakaan.
rekreasi ilmu pengetahuan. Menurut Romi Febriyanto Saputro (http://
w w w. k a b a r i n d o n e s i a . c o m /
d. Fungsi Kurltural
Perpustakaan merupakan tempat untuk

1234
1234
1234
1234
1234
209
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

berita.php?pil=20&jd=Pendidikan+Karakter+ perilaku suka melempar tanggung jawab. Salah


Berbasis+Perpustakaan&dn=2010071213123) satu peraturan layanan sirkulasi yakni jika
perpustakaan mengajarkan beberapa karakter peminjam buku menghilangkan buku yang
kepada kita yaitu : 1) Cinta ilmu Pengetahuan; dipinjamnya harus mengganti dengan buku yang
2) Cinta Membaca; 3) Cinta kepada perilaku sama. Maka tersirat dalam peraturan ini agar
displin; 4) Mengajarkan kepada peserta didik peserta didik memiliki keberanian untuk
untuk senantiasa berbagi dengan orang lain; 5) bertanggungjawab terhadap keselamatan buku
Mengajarkan tanggung jawab; dan 6) yang dipinjamnya. Artinya keutuhan sebuah buku
Mengajarkan kejujuran. sehingga terhindar dari sobek, corat-coret dan
Pertama, cinta ilmu pengetahuan. Saat ini terlipat merupakan tanggungjawab penuh bagi
sebagian besar perpustakaan sekolah di tanah peminjam.
air belum memiliki pustakawan. Untuk itu, Keenam, mengajarkan kejujuran. Di
pendidik dan peserta didik dapat bersinergi untuk perpustakaan, prosedur pinjam-meminjam buku
mengelola sekaligus menggunakan harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Seperti
perpustakaan sekolah. Selain itu perpustakaan harus memiliki kartu anggota dan dilarang keras
juga berfungsi untuk menanamkan nilai menggunakan kartu anggota milik orang lain
penghargaan pada buku di hati anak didik. untuk meminjam buku.
Kedua, cinta membaca. Kelemahan
pendidikan nasional saat ini yaitu gagal 4. Sumbangan perpustakaan dalam
menumbuhkan kebiasaan membaca pada pelaksanaan pendidikan karakter
peserta didiknya. Peserta didik tidak dibiasakan Perpustakaan merupakan bagian integral dari
menggali informasi dan pengetahuan “dunia lain” program pendidikan secara keseluruhan, di mana
di perpustakaan. Padahal, pada dasarnya setiap bersama-sama dengan unsur-unsur pendidikan
manusia pada dasarnya apapun status dan lainnya turut menentukan berlangsungnya suatu
kedudukannya, untuk mencapai sukses perlu proses pendidikan dan pengajaran yang berhasil.
didukung dengan pembiasaan membaca. Perpustakaan merupakan bagian yang tidak
Ketiga, cinta kepada perilaku disiplin. dapat terpisahkan dalam pelaksanaan
Kegiatan layanan peminjaman buku di pendidikan karakter di masyarakat. Berdasarkan
perpustakaan secara tidak langsung mendidik informasi dan ilmu pengetahuan yang diperoleh
pengguna untuk mengamalkan perilaku disiplin. melalui membaca dan belajar di perpustakaan
Karena buku yang dipinjam harus dikembalikan dapat berfungsi sebagai “vitamin intelektual”
dalam kurun waktu tertentu, jika tidak akan bagi seluruh kehidupan masyarakat di masa
menerima sanksi berupa denda. Dalam hal ini, depan.
perpustakaan juga mengajarkan kepada peserta Oleh sebab itu, perpustakaan harus
didik untuk taat pada “hukum” yang berlaku. menyediakan koleksi-koleksi yang menarik yang
Keempat, mengajarkan kepada peserta dapat menggugah kesenangan membaca dan
didik untuk senantiasa berbagi dengan orang mendorong masyarakat untuk terus gemar
lain. Mengembalikan buku tanpa melewati batas membaca sesuai dengan selera masing-masing.
akhir peminjaman merupakan aplikasi untuk Banyaknya koleksi yang dimiliki sebuah
memberikan kesempatan kepada orang lain perpustakan dapat memberikan sumbangan
untuk menarik manfaat dari buku yang dipinjam. dalam pelaksanaan pendidikan, terutama dalam
Sebaliknya, menunda-nunda pengembalian buku pendidikan karakter. Dalam pelaksanaan
sampai terlambat sama artinya kita menghalangi keseharian tanpa disadari perpustakaan
orang lain mengakses informasi dari sebuah memberikan sumbangan dalam pelaksanaan
buku. pendidikan karakter, yang antara lain meliputi:
Kelima, mengajarkan tanggung jawab. 1) Perpustakaan merupakan sumber ilmu
Tanggung jawab merupakan karakter langka pengetahuan dan pusat kegiatan belajar. Melalui
yang dimiliki oleh bangsa ini. Yang dominan yaitu sumber pengetahuan yang diperoleh di
perpustakaan, memberikan pengetahuan

1234
1234
1234
210 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
tentang berbagai ilmu yang terkait dengan akar dalam pemilihan bacaan-bacaan yang sesuai
budaya, adat istiadat, dan ilmu pengetahuan denan karakter diri mereka.
yang tanpa disadari memberikan pendidikan Banyak sedikitnya koleksi yang miliki oleh
karakter peserta didik untuk mencintai ilmu perpustakaan akan menjadikan sumbangan yang
pengetahuan yang ada; 2) Perpustakaaan besar dalam mendukung pelaksanaan
merupakan sumber ide-ide baru yang dapat pendidikan karakter. Banyaknya koleksi yang
mendorong kemauan para peserta didik untuk dimiliki oleh perpustakaan akan memberikan
dapat berfikir secara rasional dan kritis serta banyak pilihan bagi para pembaca untuk mencari
memberikan petunjuk untuk mencipta, sehingga ilmu pengetahuan, informasi terutama dalam hal
melalui perpustakaan, akan terbentuk karakter pendidikan karakter.
bangasa yang inovasi dan bertanggungjawab
terhadap hasil temuan yang ada; 3) SIMPULAN DAN SARAN
Perpustakaan akan memberikan jawaban- 1. Simpulan
jawaban yang cukup memuaskan bagi para Berdasarkan tulisan di atas sebagai berikut:
peserta didik tentang hal-hal yang terkait 1) Perpustakaan merupakan bagian yang tidak
dengan kehidupan keseharian. Di samping itu terpisahkan dalam pengembangan pendidikan
akan memberikan kepuasan terhadap rasa ingin karakter; 2) Perpustakaan secara tidak sadar
tahu terhadap sesuatu, sehingga peserta didik menjadi sarana dan media dalam pendidikan
dapat mengerti. Bentuk jawaban tersebut dapat karakter; 3) Perpustakaan meyediakan berbagai
diperoleh melalui buku, video, audio, media hal yang terkait dengan informasi, ilmu
lainnya yang terdapat di perpustakaan; 4) pengetahuan yang terkait dengan pendidikan
Kumpulan bahan pustaka (koleksi) di karakter; 4) Salah satu bentuk aplikasi dan
perpustakaan memberikan kesempatan penerapan pendidikan karakter dapat di peroleh
membaca, melihat dan mendengar bagi peserta diperpustakaan; dan 5) Setiap program yang ada
didik yang mempunyai waktu dan kemampuan diperpustakaan sudah sepatutnya melibatkan
yang beraneka ragam; 5) Perpustakaan akan semua elemen masyarakat sebagai salah satu
membantu para peserta didik dalam bagian dalam pendidikan karakter.
meningkatkan kemampuan perbendaharaan
bahasa dan kosa kata, sehingga peserta didik 2. Saran
dapat menerapkan kemampuan dan Melalui tulisan ini dapat di sarankan tentang
pengetahuan tersebut dalam kehidupan pemanfaatan perpustakaan sebagai berikut : 1)
keseharian; 6) Perpustakaan akan dapat Pemanfaatan perpustakaan dapat
menjauhkan diri dari tindakan kenakalan, yang dioptimalisasikan dengan adanya pemahaman
bisa menimbulkan suasanan kurang sehat dalam dan penjelasan dari para statholeder; 2) Fungsi-
hubungan berteman diantara mereka, karena fungsi dari perpustakaan selayaknya di
melalui perpustakaan peserta didik dapat maksimalkan oleh para pemustakaan sebagai
menghabiskan waktu untuk mencari, menggali media pengembang pendidikan karakter; 3)
informasi yang diinginkan; dan 7) Pembentukan Perlunya keterlibatan dan peran serta
karakter diri dapat terbentuk melalui tingginya masyarakat dalam menumbuh kembangkan
minat baca, dengan Perpustakaan dapat perpustakaan memberikan kontribusi dalam
menimbulkan cinta minat baca, sehinga dapat pembangun pendidikan karakter masyarakat.
mengarahkan selera dan apresiasi peserta didik
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajat,http://

1234
1234
1234
1234
1234
211
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/08/20/pendidikankarakter-di-smp/, Tentang Pendidikan


Karakter”, Posted on 20 Agustus 2010.
Perpustakaan Nasional “Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan” Jakarta.
Sulistyo-Basuki( 1991). “Pengantar Ilmu Perpustakaan”. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
http://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan
Romi Febriyanto Saputro,http: Kabar Indonesia.com, 12/7/2010

uuuuuuuuuuuuuuu

1234
1234
1234
212 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
PEMBELAJARAN SAINS
PADA PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Asep Saepudin
Dosen Jurusan PLS Universitas Pendidikan Indonesia
aspudin@gmail.com

Abstrak:
Substansi pembelajaran sains pada program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diorientasikan
pada proses pengenalan dan proses penguasaan tentang sains sesuai dengan tingkat usianya,
sehingga kedua proses tersebut diharapkan menjadi titik awal penguasaan sains untuk level
selanjutnya. Oleh karena itu, wilayah garapan pembelajaran sains bagi anak usia dini meliputi
dua dimensi besar, pertama dilihat dari isi bahan kajian dan kedua dilihat dari bidang
pengembangan atau kemampuan yang akan dicapai. Langkah-langkah pembelajaran sains
diawali dengan: 1) perumusan tujuan, 2) penentuan material, 3) setting lingkungan, 4)
pengembangan kegiatan, 5) pemberian penghargaan, dan 6) tindakan pengayaan. Penerapan
langkah-langkah tersebut, secara umum dibagi menjadi tiga pendekatan, yaitu: 1) pendekatan
yang bersifat situasional, 2) pendekatan yang bersifat terpisah atau tersendiri, dan 3)
pendekatan yang bersifat terintegrasi. Evaluasi akhir kegiatan pembelajaran sains pada PAUD
dilakukan untuk menelusuri tingkat keberhasilan pembelajaran sains, sehingga diketahui upaya-
upaya selanjutnya, baik tindakan perbaikan, pengayaan, maupun pengembangan lainnya.

Kata kunci: anak usia dini, pendidikan, dan pembelajaran sains.

Abstract:
Substance of science learning in early childhood education programs is directed at the
introduction and mastery of science process in accordance with his age level, so that both
processes are expected to be the starting point of mastery of science at the next level.
Therefore, the claim of science learning for early childhood children includes two major
dimensions, first seen from the content and study materials and second visits of the field of
development or the ability to be achieved. The scope of the content of study materials includes
materials related discipline or field of study. While the scope of the aspects of the development
or ability, consists of three dimensions of product mastery of science, the mastery of science
processes and mastery of science attitudes. The procedure in learning science begins with:
(1) formulation of objectives, (2) determination of the material, (3) the environmental setting,
(4) development activities, (5) award, and (6) enrichment action. Application of the procedure,
generally divided into three approaches, namely: 1) a situational approach, 2) an approach
that is separate or distinct, and 3) the approaches that are merged or integrated with other
disciplines. Final evaluation of science learning activities in early childhood education is
conducted in a systematic and sustainable way for the purpose of tracking and determining
the level of success of science learning, so the next efforts will be recognized whether they
are improvement, correction, enrichment or other development efforts.

Keywords: Early Childhood, Education, Science Learning.

1234
1234
1234
1234
1234
213
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

PENDAHULUAN individu berkembang sangat pesat, bahkan hasil


Dalam kajian akademis, pendidikan penelitian yang dapat dipercaya, menyatakan
merupakan masalah hidup dan kehidupan bahwa perkembangannya mencapai hingga lebih
manusia sebagai media efektif yang telah teruji dari 50%, (Nugraha, 2000). Usia dini adalah fase
mampu mengantarkan dan menyiapkan generasi fundamental bagi perkembangan individu yang
insani yang berkualitas. Menurut Undang- disebut juga sebagai usia emas. Pengalaman-
Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, bahwa pengalaman yang dijalani anak mungkin akan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana membentuk pengalaman yang akan dibawa
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses seumur hidupnya. Implikasinya pada bidang
pembelajaran agar peserta didik secara aktif pendidikan usia dini yaitu diperlukan langkah
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki yang tepat (signifikan dan strategis) untuk
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, membekali anak sejak usia tersebut. Upaya yang
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta akan diambil akan dianggap semakin strategis,
keterampilan yang diperlukan dirinya, jika dikaitkan dengan anggapan bahwa anak
masyarakat, bangsa dan negara. Dalam sebagai praktisi masa depan, dialah yang akan
rekomendasi UNESCO pendidikan lebih dimaknai mengisi baik atau buruknya hari esok. Artinya,
sebagai pilar yang dibangun dengan empat hal, keberhasilan membina anak sejak dini,
yaitu learning to know, learning to do, learning merupakan kesuksesan bagi masa depan anak.
to be, dan learning to live together. Indikasi positif yang tampak pada eksistensi
Secara teoritis, hakikatnya pendidikan PAUD yaitu meningkatnya animo masyarakat dan
merupakan belajar yang berlangsung sepanjang pemerintah dalam menfasilitasi perkembangan
hayat (life long learning). Oleh karena itu, anak dengan menjamurnya berbagai program
pendidikan harus dilakukan sejak usia dini pendidikan untuk anak usia dini. Sisi negatifnya
melalui program Pendidikan Anak Usia Dini adalah terjadinya semacam anomaly atau
(PAUD) sampai lanjut usia (Lansia). Secara ketidaknormalan dalam praktik PAUD, baik itu
spesifik PAUD yaitu rentang usia 0-6 tahun dilakukan oleh guru, orang tua atau masyarakat.
menjadi fenomena sangat penting, sejak Menurut hasil penelitian Ilfiandra (2011:56)
dipublikasikannya hasil-hasil riset mutakhir di fenomena PAUD yang cukup mengusik
bidang neuroscience dan psikologi, kesadaran adalah anak terkadang dijejali dengan
mendeskripsikan bahwa potensi kecerdasan dan berbagai pengetahuan dan dipaksa untuk
dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada menguasai berbagai keterampilan akademik
rentang usia ini. Sedemikian pentingnya masa tanpa mempedulikan taraf perkembangan anak.
ini sehingga usia dini sering disebut the golden Obsesi yang berlebihan dari guru dan orang tua
age (usia emas). mengenai sosok perkembangan anak yang
Berdasarkan wilayah garapannya, pendidikan diharapkan tentu menyalahi filosofi pendidikan
anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang anak usia dini.
pendidikan dasar, melalui jalur pendidikan Salah satu langkah yang signifikan dan
formal, nonformal, dan/atau informal. PAUD strategis, untuk dapat memberikan pembekalan
pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman yang optimal pada anak, adalah didahului
Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau dengan memahami karakteristik dan tujuan
bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan dan pembelajaran yang akan
pendidikan nonformal berbentuk Kelompok diterapkan pada anak usia dini, termasuk dalam
Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau pengembangan pembelajaran sains sesuai
bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur dengan taraf perkembangannya. Oleh karena itu,
pendidikan informal berbentuk pendidikan tujun penulisan artikel ini sebagai upaya
keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan memberikan pemahaman dan penguasaan
oleh lingkungan. tentang pendidikan sains bagi anak usia dini,
Pentingnya pendidikan pada tahun-tahun sehingga tidak terjadi pemaksaan pembelajaran
awal kehidupan seseorang telah disadari oleh sains yang tidak tepat.
semua fihak, karena pada usia dinilah otak

1234
1234
1234
214 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
KAJIAN TEORI & PEMBAHASAN harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan
• Konsep sains (science) khususnya ketika mencari atau mengembangkan
Dari sudut bahasa, sains atau science pengetahuan baru. Diantara sikap tersebut
(bahasa inggris), berasal dari bahasa latin, yaitu adalah rasa tanggung jawab yang tinggi, rasa
dari kata scientia artinya pengetahuan. Tetapi ingin tahu, disiplin, tekun, jujur dan terbuka
pernyataan tersebut terlalu luas dalam terhadap pendapat orang lain. (Dawson, 2004).
penggunaan sehari-hari, untuk itu perlu Dari uraian di atas, akhirnya dapat kita
dimunculkan kajian etimologi lainnya. Para ahli pahami bahwa sains ternyata bukan hanya berisi
memandang batasan etimologis yang tepat rumus-rumus atau teori-teori yang kering;
tentang sains yaitu dari bahasa jerman, hal itu melainkan juga mengandung nilai-nilai
dengan merujuk pada kata wissenschaft, yang manusiawi yang bersifat universal dan layak
memiliki pengertian pengetahuan yang tersusun dikembangkan serta dimiliki oleh setiap individu
atau teorganisasikan secara sistematis. di dunia ini; bahkan dengan begitu tingginya nilai
Secara konseptual terdapat sejumlah sains bagi kehidupan, menyebabkan pembekalan
pengertian dan batasan sains yang dikemukakan sains seharusnya dapat diberikan sejak usia anak
oleh para ahli. Amien (2002), mendefinisikan masih dini.
sains sebagai bidang ilmu alamiah, dengan ruang
lingkup zat dan energi, baik yang terdapat pada • Kesiapan Anak Usia Dini Dalam
mahluk hidup maupun tak hidup, lebih banyak Pembelajaran Sains
mendiskusikan tentang alam (natural science) Perkembangan anak merupakan suatu
seperti fisika, kimia dan biologi. Sedangkan proses yang kompleks, bahkan terkadang
James Conant dalam Holton dan Roller (2000), melahirkan berbagai teka-teki bahkan spekulasi.
mendefinisikan sains sebagai suatu deretan Oleh karena itu, dapat dimaklumi terdapat
konsep serta skema konseptual yang berbagai sudut pandang dalam menjelaskan
berhubungan satu sama lain, yang tumbuh dinamika perkembangan dan kesiapan belajar
sebagai hasil serangkaian percobaan dan anak, terutama dalam menerima pembelajaran
pengamatan serta dapat diamati dan diujicoba sains. Dengan merujuk pendapat beberapa ahli
lebih lanjut. Senada dengan Conant, Fisher psikologi perkembangan, M. Solehuddin dan Ihat
(2003) mengartikan sains sebagai suatu Hatimah (2007) menjelaskan bagaimana anak
kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan berkembang dan menerima pembelajaran, yaitu
menggunakan metode-metode yang sebagai berikut:
berdasarkan pada pengamatan dengan penuh Pertama , pengalaman awal bagi anak
ketelitian. bersifat kumulatif dalam arti jika suatu
Kaitannya denga program program pengalaman jarang terjadi, maka pengalaman
pembelajaran sains anak usia dini, sains dapat tersebut dapat memiliki pengaruh sedikit.
dikembangkan menjadi tiga substansi mendasar, Sebaliknya, jika pengalaman tersebut sering
yaitu pendidikan dan pembelajaran sains yang terjadi, maka pengaruhnya dapat kuat, kekal dan
menfasilitasi penguasaan proses sains, bahkan bertambah. Pengalaman awal juga dapat
penguasaan produk sains serta program yang memiliki pengaruh yang tertunda terhadap
menfasilitasi pengembangan sikap-sikap sains. pengalaman berikutnya. Lebih lanjut, pada
Pertama, sains sebagai suatu proses adalah periode tertentu dari masa kehidupan, beberapa
metode untuk memperoleh pengetahuan. jenis belajar dan perkembangan terjadi sangat
Rangkaian proses yang dilakukan dalam kegiatan efisien. Misalnya, tiga tahun pertama kehidupan
sains tersebut, saat ini dikenal dengan sebutan merupakan periode optimal perkembangan
metode keilmuan atau metode ilmiah (scientific bahasa dan sains yang sederhana.
method). Kedua, sains sebagai suatu produk Kedua, Belajar pada anak berlangsung dari
terdiri atas berbagai fakta, konsep prinsip, hukum pengetahuan behavioral yang sederhana ke
dan teori (Carin dan Sund, 2002; Sinaradi, 1998). pengetahuan simbolik atau representasional
Ketiga, sains sebagai suatu sikap, atau dikenal yang lebih kompleks. Anak banyak belajar dari
dengan istilah sikap keilmuan, maksudnya adalah pengalaman langsung dan secara berangsur
berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang mengembangkannya ke dalam bentuk

1234
1234
1234
1234
1234
215
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

pengetahuan simbolis, seperti gambar, tulisan, dimensi sains proses; yaitu tujuan diarahkan
permainan peran, teknologi (sains) terapan pada penguasaan keterampilan-keterampilan
sederhana, dan sejenisnya. yang diperlukan dalam menggali dan mengenal
Berdasarkan kedua prinsip tersebut diatas, sains. Kemampuan akhirnya yaitu anak
maka pembelajaran sains bagi anak usia dini menguasai cara-cara kerja yang ditempuh dalam
bukanlah hal yang sulit untuk diterapkan, sebab menyingkap alam dan menyelesaikan masalah
secara psikologis dalam diri anak itu sendiri telah yang terkait dengannya. Seseorang anak
ada kesiapan menerima dan menguasai dikatakan menguasai sains dari dimensi proses,
sekaligus mengakumulasikan berbagai apabila cara kerja dia dalam mengenal, menggali
pembelajaran, yang proses penerimaanya secara dan mengungkap segala sesuatu yang terkait
bertahap dari yang sederhana menuju kearah dengan alam ini serta segala permasalahannya,
yang kompleks. mengikuti proses ilmiah dengan kata lain
menggunakan metode ilmiah (scientific method).
• Makna dan Tujuan Pembelajaran Sain Ketiga, tujuan program pengembangan
Pada Anak Usia Dini pembelajaran sains yang dikaitkan dimensi sains
Pembelajaran sains pada anak usia dinia sebagai sikap, maksudnya pengembangan
selayaknya dilakukan sebagai proses pengenalan pembelajaran sains pada anak usia dini secara
dan penguasaan pada taraf yang sederhana. bertahap diarahkan pada suatu pembentukan
Oleh karena itu, pendekatan yang tepat pribadi atau karakter ( character bulding) ,
digunakan yaitu menginterasikan atau sehingga anak sebagai sasaran dan yang akan
menyisipkan pembelajaran sains pada program menjadi output serta outcame pendidikan dan
pembelajaran PAUD yang telah ada, pembelajaran sains sejak dini telah ditanamkan
sebagaimana diatur dalam Permendiknas No. 58 benih-benih sikap yang sesuai dengan tuntutan
tahun 2009 tentang menu generik pendidikan dan criteria sebagai pembelajar yang benar
anak usia dini. Namun demikian, menyisipkan dalam memahami sikap ilmuwan.
pembelajaran sains pada program pendidikan Berdasarkan ketiga tujuan tersebut diatas,
anak usia dini dalam suasana bermain (learning maka semakin tinggi kemampuan dan sikap sains
by playing) merupakan sesuatu yang perlu melekat pada anak, maka akan semakin berarti
diperhatikan, sebab karakteristik anak dalam (signifikan) pula kemampuan tersebut dalam
merespon sesuatu selalu dalam makna sebagai menunjang produktivitas dan aktivitas anak
permainan. Dalam pemikiran Holt, Bess-Genne dalam pengungkapan dan penggalian sains.
(2001) tujuan pengajaran sains bagi anak dapat Tingginya kemampuan dan sikap sains yang
disimpulkan menjadi tiga dimensi utama sebagai dimiliki anak mencerminkan akan semakin
sasaran pokoknya, yaitu dimensi produk, dimensi terampilnya anak dalam mengenali obyek sains,
proses, dan dimensi sikap sains. berpikir logis dan mengikuti prosedur kerja sesuai
Pertama, tujuan pengembangan pembelajaran standar kerja ilmiah yang dipersyaratkan.
sains yang terkait dengan dimensi produk yakni Mengapa demikian, karena kemampuan dan
pendidikan sains diarahkan pada pengenalan dan sikap sains yang telah melekat dan
penguasaan fakta, konsep, prinsip, teori maupun terinternalisasi dalam diri anak akan menjadi alat
aspek-aspek lain yang terkait dengan hal-hal kontrol (pengendalian diri) yang cukup efektif
yang ditemukan dalam bidang sains itu sendiri. dalam melakukan proses, menyikapi dan
Masih terkait dengan dimensi produk, disamping menghasilkan sains.
tuntutan pengembangan pembelajaran sains Dalam pikiran penulis, jika pembejalaran
difokuskan pada mengenali dan menguasai sains pada anak usia dini dipandang sebagai
kumpulan pengetahuan, yang terpenting juga bentuk evolusi dari pemikiran profesional yang
diarahkan pada kemampuan anak untuk dapat akan terus berkembangan dalam beberapa
menjelaskan yang diketahuinya secara memadai dekade ke depan, maka filosofi pembejalaran
kepada orang lain, bisa kepada guru atau kepada sains merupakan integrasi kemajuan dalam
teman-temannya. pemikiran dan praktik profesional dan bukan
Kedua, tujuan program pengembangan semata-mata sebagai suatu kecenderungan.
pembelajaran sains yang dihubungkan dengan Dalam pembelajaran sains, guru/tutor tidak

1234
1234
1234
216 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
diminta untuk mengubah segala sesuatu yang topik atau isi bahan kajian yang terkait dengan
dilakukannya, melainkan menyelaraskan tentang ilmu-ilmu fisika dan kimia dalam program sains
pengetahuan mengenai perkembangan anak untuk anak meliputi: 1) studi tentang daya, 2)
dengan pembelajaran sains yang tepat bagi anak studi tentang energi, serta 3) studi tentang
dalam suasana bermain. rangkaian dan reaksi kimiawi. Kedalaman
pengetahuan yang diberikan pada siswa PAUD
• Ruang Lingkup Program dalam tarap yang sederhana, misalnya siswa
Pembelajaran Sains Untuk Anak Usia dapat menyebutkan proses terjadinya hujan,
Dini atau proses mencerna makanan.
Ruang lingkup program pengembangan Ruang lingkup program pengembangan
pembelajaran sains sesungguhnya tercermin pembelajaran sains apabila ditinjau dari bidang
pada pengertian dan batasan-batasan yang pengembangan atau kemampuan yang harus
terkandung dalam sains itu sendiri. Ruang dicapai, maka terdapat tiga dimensi yang
lingkup pembelajaran pada anak usia dini dapat semestinya dikembangkan bagi anak usia dini
dianalisis berdasarkan wilayah garapan dan yaitu meliputi kemampuan terkait dengan
berdasarkan bidang pengembangan atau penguasaan produk sains, penguasaan proses
kemampuan. Dalam ruang lingkup wilayah sains dan penguasaan sikap-sikap sains (jiwa
garapan pembelajaran sains meliputi dua ilmuwan).
dimensi besar, pertama dilihat dari isi bahan Arah pengembangan program pembelajaran
kajian dan kedua dilihat dari bidang sains sebagai suatu proses ditujukan pada
pengembangan atau kemampuan yang akan perencaanaan dan aktivitas sains yang dapat
dicapai. Deskripsi pembelajaran sains dilihat dari membantu anak dalam menguasai keterampilan
isi bahan kajian meliputi materi atau disiplin yang terkait dengan cara pengenalan dan
yang terkait dengan bumi dan jagat raya (ilmu perolehan sains yang benar. Cara-cara tersebut
bumi), ilmu-ilmu hayati (biologi), serta bidang sering dikenal sebagai metode sains, atau
kajian fisika dan kimia.(Abruscato, 2001). metode ilmiah. Pentingnya anak menguasai cara-
Isi bahan kajian bidang yang terkait dengan cara tersebut, karena sains dipandang sebagai
jagat raya (ilmu tentang bumi) mereprsentasikan sesuatu yang memiliki disiplin yang ketat,
tentang pengetahuan-pengetehuan yang benar obyektif dan suatu proses yang bebas nilai.
mengenai alam semesta dan bagian-bagiannya. Dengan ketentuan seperti itu, maka anak usia
Yang termasuk dalam kelompok ini meliputi dini sejak awal perlu diperkenalkan pada
astronomi, geologi, meteorologi dan bagian- prosedur dan teknik kerjanya secara benar;
bagian isi pengetahuan bidang tersebut. Tetapi, sehingga kecakapan-kecakapan tersebut
topik-topik umum untuk pembelajaran pada anak menjadi suatu yang melekat kuat hingga anak
usia dini, biasanya meliputi: 1) pengetahuan menjadi ilmuwan yang sesungguhnya. Adapun,
tentang bintang, matahari dan planet, 2) kajian sesuai dengan karakteristik proses sains, maka
tentang tanah, batuan dan pegunungan, serta kemampuan yang dapat diprogramkan dan
3) kajian tentang cuaca atau musim. Contoh dilatihkan pada anak usia dini, diantaranya:
uraian tujuan rencana pembelajaran sebagai kemampuan mengamati, menggolongkan,
berikut: siswa dapat menyebutkan jenis-jenis mengukur, menguraikan, menjelaskan,
binatang melata. mengajukan pertanyaan-pertanyaan penting
Isi bahan kajian terkait dengan ilmu-ilmu tentang alam, merumuskan problem,
hayati atau biologi meliputi botani, zoology dan merumuskan hipotesis, merancang penyelidikan
ekologi. Secara khusus lingkup kajian untuk termasuk eksperimen-eksperimen,
pendidikan anak usia dini biasanya mengumpulkan dan menganalisis data, menarik
menggambarkan tentang program sains yang kesimpulan, dan sebagainya. Kemampuan-
meliputi: 1) studi tentang tumbuh-tumbuhan, 2) kemampuan sebagaimana disebutkan di atas
studi tentang binatang atau hewan, 3) studi tentu pada tarap yang sederhana, misalnya pada
tentang hubungan antara tumbuhan dan hewan, tema binatang, guru memperlihatkan gambar
serta 4) studi tentang hubungan antara aspek- kumpulan binatang. Selanjutnya anak disuruh
aspek kehidupan dengan lingkungannya. Topik- mengamati gambar binatang tersebut dan

1234
1234
1234
1234
1234
217
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

diminta mengelompokan binatang yang hidup Adapun teori adalah komposisi yang dihasilkan
di darat dan di laut. Kemudian anak diajak untuk dari pengembangan sejumlah proposisi atau
menganalisis atau mengurai bagian-bagian generalisasi yang dianggap memiliki
organ tubuh binatang dan menyimpulkannya. keterhubungan secara sistematis, dan
Deskripsi lingkup program pembelajaran kebenarannya sudah teruji secara empirik serta
sains sebagai produk, yaitu diarahkan pada dianggap berlaku secara universal (Hasan,
perencanaan dan kegiatan sains yang dapat 2006).
mengenalkan dan menggali hasil-hasil sains Selanjutnya, lingkup program pembelajaran
secara lebih barmakna, utuh dan fungsional bagi sains terkait dengan pengembangan sikap-sikap
anak usia dini. Isi program pembelajaran sains, sains, diarahkan pada penguasaan sikap yang
pada ruang lingkup produk meliputi penguasaan mencerminkan seorang ilmuwan. Diantara
fakta, konsep prinsip, hukum dan teori (Carin pembentukan sikap sains yang dapat
and Sund, 2002). Fakta adalah sesuatu yang dikembangkan dan diprogramkan yaitu sikap
telah atau sedang terjadi yang dapat berupa rasa tanggung jawab, rasa ingin tahu, disiplin,
keadaan, sifat atau peristiwa, sedangkan konsep tekun, jujur dan terbuka terhadap pendapat
suatu ide yang merupakan generalisasi dari orang lain. Secara skematik ruang lingkup
berbagai peristiwa atau pengalaman khusus, program pembelajaran sains dapat digambarkan
yang dinyatakan dalam istilah atau symbol sebagai berikut:
tertentu yang dapat diterima. Konsep mengacu
pada benda-benda (obyek), peristiwa, keadaan, Makna dari skema tersebut di atas, selain
sifat, kondisi, ciri dan atribut yang melekatnya. memiliki pengertian pembagian ruang lingkup
program pengembangan pembelajaran sains,

juga memberi makna bahwa semua program a. Pendekatan yang bersifat situasional,
pengembangan pembelajaran sains yang maksudnya pembahasan tentang sains akan
sifatnya terpadu harus mampu meramu berbagai dielaborasi (diulas) secara luas dan
bidang pengembangan ke dalam satu mendalam jika dalam pembelajaran muncul
perencanaan yang utuh dan sinergis. ‘fenomena’ yang terkait dengan tuntutan
pembahasan konsep dan pengalaman sains
• Pendekatan Pembelajaran Sains pada sasaran belajar. Jadi pendekatan ini
Terdapat beberapa pendekatan sangat ditentukan oleh muncul atau tidaknya
pembelajaran atau kurikulum yang dapat konteks sains dalam pembelajaran yang
dijadikan pedoman dalam pengembangan sedang dilakukan. Jika muncul, maka
program pembelajaran sains pada anak usia dini. pembelajaran akan segera disesuaikan
Hasil kajian Ali Nugraha (2000), dan Dawson dengan dan diarahkan pada pembahasan
(2004), dapat dirumuskan sekurang-kurangnya sains; tetapi jika tidak muncul fenomena
terdapat tiga pendekatan utama dalam sains, maka pembelajaran akan dilanjutkan
pengembangan kurikulum sains pada jenjang sebagaimana mestinya. Dengan kata lain
pendidikan usia dini, yaitu: pendekatan ini dapat dikatakan sebagai

1234
1234
1234
218 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
program pengembangan pembelajaran sains merupakan bagian dari suatu program
yang berdasarkan situasi spontanitas kurikulum yang lebih luas dan terpadu
(spontanous based treatment) sebagai titik sifatnya. Jadi dalam pengorganisasiannya,
awal atau tantangan awal (exellent starting para pengembang program harus mampu
point) untuk menjelaskan sains pada anak, melihat secara seksama karakteristik dari
Harlen and Jelly (1989) dan Dawson (2004) setiap bidang yang diintegrasikan dengan
menyebutnya sebagai pendekatan yang bidang sains tersebut. Disiplin atau bidang
bersifat sensitif (sensitivity approach) yaitu pengembangan lain yang diintegrasikan
strategi pengembangan pembelajaran sains dapat bersifat terbatas, maupun terbuka
yang didasarkan atas kepekaan terhadap secara luas dan tanpa dibatasi secara khusus.
situasi kelas atau pembelajaran yang terjadi. Contoh pengintegrasian program sains yang
b. Pendekatan yang bersifat terpisah atau dilihat berdasarkan isi bahan kajian misalkan:
tersendiri . Maksudnya program penggabungan sains dan matematika,
pengembangan pembelajaran sains dikemas penggabungan sains dan sejarah,
secara khusus dan tersendiri. Pembelajaran penggabungan sains dan olah raga, dan
sains diberikan waktu tersendiri sebagaimana sebagainya.
bidang pengembangan lainnya dalam
pendidikan anak usia dini, pembelajaran Timbul suatu pertanyaan mendasar atas
sains di setting (dirancang) secara khusus paparan jenis-jenis model program
sesuai dengan karakteristik pembelajaran pengembangan pembelajaran sains di atas,
sains yang khas serta karakteristik anak yang manakah model pengembangan program yang
sesuai ( relevant ) dengan tuntutan dianggap terbaik untuk pembelajaran sains pada
penguasaan sains. Jadi pengembangan anak usia dini?. Pemilihan dan penentuan model
pembelajaran sains bersifat regular karena akan banyak tergantung pada tujuan yang
memiliki waktu dan tempat khusus dalam hendak dicapai, situasi penunjang, dukungan
program (kurikulum) pendidikan usia dini sumber-alat-bahan, serta kemampuan guru
yang ada. Program sains tidak tergantung dalam mengorganisasikan dan
program lainnya; walaupun tetap prinsip- melaksanakannya. Jadi pada umumnya, semua
prinsip pengembangannya harus mengacu model baik, tergantung pada aspek-aspek apa
pada landasan pengembangan program yang ingin dicapai dan mempengaruhinya. Oleh
(kurikulum) pada umumnya, misalnya saja karena itu, yang harus dijadikan pertimbangan
prinsip keluwesan (flexibility). Jadi program adalah jika setiap program pengembangan
pengembangan pembelajaran sains sederajat pembelajaran sains pada anak usia dini
dan berdampingan dengan program diharapkan optimal, terstandar, jelas ukuran-
pengembangan lainnya dalam sistem ukurannya, tergambar targetnya dan memenuhi
pendidikan yang ada. Harlen dan Jelly dalam kualifikasi yang diharapkan; maka tetap harus
Dawson (2004) untuk model pengembangan ditemukan model yang dianggap paling visibel
kurikulum pembelajaran sains seperti ini, (layak) untuk digunakan dan dipertahankan
menyebutnya dengan istilah separate pemakaiannya pada pendidikan usia dini.
lessons, maksudnya adalah program sains Pilihan yang tepat adalah program sains yang
direncanakan secara mandiri dan terpisah, berdasarkan pendekatan terintegrasi. Mengapa
dengan alokasi waktu dan jam belajar tidak yang spontanitas atau yang terpisah ?
tersendiri. Jawabnya: Tidak menggunakan model
c. Pendekatan yang bersifat merger atau spontanitas dikarenakan terdapat kelemahan
terintegrasi dengan disiplin lain atau bidang yang paling mendasar, yaitu kemunculan
pengembangan lain. Dalam pendekatan ini, fenomena sains dari anak amat sulit
program sains dikembangkan dengan cara diprediksikan. Bisa saja sering muncul atau
digabungkan secara formal dan sistematis bahkan tidak sama sekali. Dikhawatirkan
dengan bidang pengembangan atau disiplin fenomena sains itu muncul dalam jangka waktu
ilmu lainnya. Sehingga dalam program, yang lama, maka perolehan pengalaman sains
pengembangan pembelajaran sains bagi anak akan sangat terbatas bahkan akan

1234
1234
1234
1234
1234
219
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

minim sekali, dan hal tersebut akan yaitu mengembangkan seluruh aspek
menimbulkan ketidakseimbangan dalam perkembangan anak secara optimal, untuk itu
pengembangan dan penggalian potensi anak. pilihan yang dianjurkan adalah tetap
Sedangkan tidak menggunakan atau tidak menggunakan pendekatan dengan model
menganjurkan model terpisah, dikarenakan juga terpadu. Penjelasan tambahannya disamping
terdapat kelemahan mendasar yaitu seperti yang telah dijelaskan, dengan model
pembelajaran sains akan mengarah pada terpadu berbagai kelemahan yang muncul dari
kegiatan yang amat akademis dan prestatif, kedua model lainnya lebih dapat teratasi.
sehingga menjenuhkan bahkan dapat membuat Jika para guru sudah berhasil menentukan
anak mogok kegiatan. Walaupun tentunya, jika pilihan model program sains, tugas guru
kita melihat dari pengalaman sains yang akan berikutnya adalah tinggal menentukan langkah-
diperoleh cenderung akan lebih banyak, langkah untuk mengemasnya. Secara umum,
dibanding dengan model lainnya, tetapi harus teknis atau cara kerja dalam pengembangan
disadari bahwa kita mengembangkan sains pada program pembelajaran sains dapat mengikuti alur
kelompok anak usia dini, yang kemampuan serta yang digambarkan melalui skema di bawah ini:
perkembangannya belum matang secara
sempurna terutama pada aspek kognitif. Tugas Dari gambar di atas, dapat disimpulkan
utama guru/Tutor, termasuk guru/Tutor sains bahwa guru/tutor PAUD sebagai pengembang
program sains harus mampu mengintegrasikan

aspek anak dengan aspek sains secara harmonis. memadai, 2) Sebelum memulai pengembangan
Untuk itu setiap guru sains hendaklah bekerja program pembelajaran hendaklah guru/tutor
secara seksama pada saat pembuatan program, sudah meyakinkan diri bahwa dia sudah
karena program yang dibuatnya akan memahami ruang lingkup program sains, baik
menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan dari dimensi isi bahan kajian maupun dari
pembelajaran sains yang dilakukannya. dimensi pengembangan kemampuan anak, 3)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Jika rambu-rambu 1 dan atau 2, tidak terpenuhi
para guru/tutor sains ketika mengembangkan hendaklah dalam pengembangan program
program sains secara umum, diantaranya: 1) pembelajaran sains, guru/tutor melakukannya
Sebelum memulai pengembangan program secara kelompok ( teamwork ). Bahkan jika
pembelajaran hendaklah guru/tutor sudah diperlukan dan memungkinkan tim mengundang
meyakinkan diri bahwa dia sudah memahami ahli khusus atau konsultan, sehingga guru/tutor
perkembangan dan karakteristik anak secara dan tim dapat bekerja lebih optimal, 4) Bentuk

1234
1234
1234
220 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
dan wujud program sains yang dapat dihasilkan maka batasan dari perencanaan pembelajaran
oleh guru/tutor dan atau tim, dapat berupa sains adalah pemprediksi atau memperkirakan
program satu tahun, semester, catur wulan, hal-hal yang diperlukan sebagaimana kebutuhan
bulan, minggu atau hari atau juga insidental. dari unsur-unsur yang teridentifikasi tersebut.
Jadi dapat disesuaikan dengan kebutuhan Hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
lembaga dan kepentingan program lain secara pembelajaran sains pada anak usia dini
keseluruhan, 5) Sebaiknya diinventarisir seluruh diantaranya adalah sebagai berikut:
yang dapat memberikan kontribusi (sumbangan) a. Merumuskan tujuan pembelajaran
terhadap pengembangan pembelajaran sains Dalam menentukan tujuan pembelajaran
dimaksud, sehingga program sains mendapatkan bagi program pendidikan anak usia dini
dukungan semua fihak (total environment), dan selama ini masih mengalami miskonsepsi.
6) Kemaslah isi program yang memperhatikan Menurut Bredekamp and Rosegrant dalam
prinsip-prinsip keseimbangan, keluwesan, Ilfiandra (2011) miskonsepsi ini berasal dari
kesinambungan, kebermaknaan dan kekeliruan mengartikan istilah “ child-
fungsionalitas. Sehingga program yang centered” yang dimaknai sebagai “child-
dihasilkan lebih adaftif terhadap berbagai determined”, “child-dictated”, dan “child-
perubahan kondisi lingkungan belajar, apalagi indulgent”. Dalam perspektif Pendidikan Anak
beberapa karakteristik anak usia dini Usia Dini, tujuan pembelajaran meliputi
menunjukkan sifat yang amat situasional. semua dimensi perkembangan, berdasarkan
pemahaman terhadap tingkat
• Perencanaan Pembelajaran Sains perkembangan, dan kebutuhan dan
Terpadu PAUD perkembangan individual anak. Oleh karena
Perencanaan adalah aktivitas yang itu, dalam pembelajaran sains, Nugraha
menggambarkan di muka hal-hal yang harus (2000), menjelaskan bahwa sebetulnya
dikerjakan dan cara mengerjakannya dalam terdapat dua teknik penentuan tujuan
mencapai tujuan yang telah ditentukan (The pembelajaran sains. Pertama, dengan
Liang Gie, 1996). Pendapat lain dikemukan oleh memilih dari kurikulum/program sains yang
Murdick and Ross (2000), bahwa perencanaan telah ada; jika hal tersebut memang tersedia.
merupakan pemikiran yang mendahului tindakan Kedua, dengan merumuskan sendiri dengan
mencakup pengembangan dan pemilihan mengacu pada rambu-rambu yang
alternatif-alternatif tindakan yang diperlukan semestinya. Rumusan tujuan hendaklah jelas
untuk mencapai suatu tujuan. Lalu apakah yang sasarannya, dapat digambarkan perilakunya,
dimaksud dengan perencanaan pembelajaran?. kondisi penunjang atau prasyaratnya efektif
Nana Sudjana (1988), secara umum serta tingkat atau kualifikasinya sesuai
mendefinisikan perencanaan pembelajaran dengan karakteristik anak. Tuntutan
adalah kegiatan memproyeksikan tindakan apa rumusan tujuan seperti itu akan semakin
yang akan dilakukan dalam suatu pembelajaran tinggi manakala tujuan yang diminta berupa
(PBM), yaitu dengan mengkoordinasikan rumusan tujuan pembelajaran yang bersifat
(mengatur dan menetapkan) komponen- khusus, karena tujuan yang bersifat khusus
komponen pengajaran; sehingga arah kegiatan merupakan indikator standar dalam
(tujuan), isi kegiatan (materi), cara pencapaian mengetahui ketercapaian suatu program
kegiatan (metode dan teknik) serta bagaimana pembelajaran. Secara dederhana rumusan
mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan tersebut dapat mengacu pada rumus ABCD,
sistematis. yang bermakna A untuk status peserta didik
Apabila aspek-aspek yang terkait dengan (Audience) sebagai subyek belajar sains, B
pembelajaran sains Holt, Bess-Genne (2001) untuk perubahan perilaku yang diharapkan
menjelaskan aspek-aspek pengembangan sains ( Behaviour) terjadi pada anak setelah
bagi anak usia dini yang meliputi tujuan, mengikuti pembelajaran sains, C untuk
dukungan material yang dibutuhkan, penyiapan kondisi, yaitu jenis rangsangan-pilihan
anak, pengembangan kegiatan, penguatan dan kegiatan atau bentuk-bentuk kegiatan belajar
penghargaan, lembar kerja anak dan evaluasi; yang disediakan (condition) yang diduga

1234
1234
1234
1234
1234
221
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

dapat menjadi medium tercapainya pembelajaran yang tersedia. Yang harus


perolehan perilaku baru pada anak. Sedang menjadi catatan guru sains, rumusan tujuan
D untuk memberikan batasan, baik kualitatif yang dibuat hendaklah merupakan dan
maupun kuantitaif tingkatan perilaku baru mencerminkan suatu kesatuan yang utuh
yang diharapkan, biasanya mencerminkan dalam kemasannya. Beberapa contoh
tingkat (degree) kedalaman dan keluasan pernyataan tujuan dapat disajikan secara
materi yang diberikan dan harus dikuasai bervariasi, sebagai berikut:
anak dalam pengembangan pembelajaran
sains, yang disesuikan dengan daya dukung Muncul pertanyaan apakah mutlak
rumusan suatu tujuan pembelajaran dikemas
sebagaimana ketentuan di atas?. Jawabanya
Contoh 1:
Dipertunjukkan akuarium, anak TK kelompok B
C A
dapat membedakan 2 jenis ikan yang terdapat di dalamnya
B
berdasarkan ciri-ciri yang melekat pada setiap ikan.
D

Contoh 2:
Anak-anak dapat menceritakan ciri-ciri gajah secara benar
A B D
berdasarkan pengalaman kunjungan ke Kebun Binatang
C
pada hari minggu (4 September 2011)

sangat tergantung pada kemampuan dan diperkirakan diperlukan. Sejumlah contoh


kepraktisan bagi guru/tutor dalam material yang dapat digunakan dalam
menyusunnya. Dari sudut pandang pembelajaran sains bagi anak usia dini,
psikologis, sesungguhnya tujuan pendidikan diantaranya: akuarium, lem, palu, baking
itu secara umum menyatu (holistis) dan soda, tabung karet, jam pasir gelas takaran
saling mengkait sehingga tidak tepat bila dan sebagainya. Semua peralatan tersebut
terlalu analitis dan dipecah-pecah sekecil jika tersedia di sudut (area) kegiatan sains,
mungkin. Apalagi tujuan untuk pembelajaran maka guru tinggal memilihnya; tetapi jika
anak usia dini, sebaiknya rumusan dalam tidak ada maka tetap harus mengusahakan
bentuk tidak terlalu rinci, karena memang dengan maksud tujuan yang telah
sulit mengeceknya pada anak. Hal tersebut dicanangkan dapat tercapai secara baik.
sesuai dengan karakteristik pendekatan
pembelajaran pada tingkatan usia anak itu, c. Penyiapan anak dan setting
dimana dianjurkan menggunakan lingkungan
pendekatan terpadu, yang salah satu Kegiatan yang terkait dengan penyiapan
implikasinya tujuan-tujuan pembelajaran anak meliputi: penyiapan emosi, pengenalan
yang dipetakan pun bersifat terpadu pula. peraturan, pembagian kerja, pembagian
kelompok, dan sebagainya. Adapun yang
b. Menentukan material yang terkait dengan setting lingkungan,
dibutuhkan menyiapkan lingkungan atau tempat yang
Rumusan tujuan yang dibuat oleh guru akan digunakan anak dalam melakukan
sains, jika rumusannya benar dan dibuat eksplorasi dan pengkajian sains, baik di sudut
secara sempurna akan menunjukkan dan (area) sains (laboratorium), maupun di luar
menggambarkan, paling tidak memprediksi (di kebun sekolah, taman, sawah, dan
berbagai kebutuhan material yang sebagainya), yang disebut laboratorium

1234
1234
1234
222 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
alamiah. kesempatan untuk merefleksikan pengalaman
anak serta sebagai alat untuk mengetahui
d. Pengembangan kegiatan kemajuan proses maupun hasil belajar anak yang
Kegiatan yang mesti diidentifikasi secara dicapai oleh anak. Jika tujuan evaluasi itu dilihat
jelas yaitu kegiatan anak dan kegiatan Guru/ dari sisi implikasi dan konsekuensi yang lebih
Tutor selama pembelajaran sains. Baik untuk jauh, maka tujuan penilaian tersebut
kegiatan pada awal, kegiatan inti maupun dimaksudkan untuk merencanakan kurikulum
kulminasi (review, eveluasi, displai/ pengembangan anak, meningkatkan
pameran), serta kegiatan penutup seluruh perkembangan kemampuan anak selanjutnya,
aktivitas sains yang telah dijalankan serta keberhasilan belajar anak di kelas; baik
pada dimensi individu, kelompok, maupun
e. Penguatan dan penghargaan klasikal. Dengan demikian kedudukan
Pembelajaran yang bernilai edukatif yaitu perkembangan dan kemajuan anak serta
kegiatan yang dapat menimbulkan gairah langkah-langkah tindak lanjutnya dapat diketahui
belajar anak. Salah satu alat yang dapat secara baik dan sistemik melalui serangkaian
digunakan yaitu dengan menyediakan kegiatan evaluasi yang dilaksanakan.
berbagai variasi penguatan dan Terdapat beberapa jenis dan cara melakukan
penghargaanm sehingga kemajuan dan evaluasi pembelajaran sains pada anak usia dini,
motivasi anak makin meningkat. Hindarilah diantaranya melalui:
hukuman seminimal mungkin. Berbagai a. Observasi atau Pengamatan
penguatan dan perhargaan dapat dilakukan Observasi adalah cara pengumpulan data
melalui ucapan, gerakan, atau penunjukkan penilaian yang pengisiannya berdasarkan
peran positif pada anak (misal: Sang pengamatan langsung terhadap sikap dan
Profesor), atau dengan gift (kado/benda) dan perilaku anak. Agar data perkembangan anak
lain-lain. Kemudian tentukanlah dalam selama mengikuti program sains dapat
perencanaan, misalkan anak yang pekerjaan diperoleh secara rinci dan akurat, serta tidak
sain dengan sempurna di beri coklat atau ada bagian yang terlewatkan maka sebaiknya
bunga, atau sesuatu yang diperkirakan guru menggunakan pedoman observasi yang
bermanfaat bagi peserta didik. tepat.

f. Melakukan tindakan pengayaan b. Catatan Anekdot


Kebermaknaan suatu studi sains akan Catatan anekdot atau “anecdotal record”
semakin tinggi jika para guru menyediakan adalah kumpulan catatan tentang sikap dan
program pengayaan. Program yang perilaku anak yang khusus, baik yang positif
direncanakan tidak selalu dalam bentuk maupun yang negatif. Kedua perilaku
formal, bahkan yang terbaik dalam bentuk tersebut apabila muncul pada anak saat
menyenangkan. Untuk pengayaan guru mengikuti program sains, harus dicatat oleh
dapat merencanakan kunjungan ke kebun guru. Hal itu akan sangat berguna bagi
binatang, kantor pos atau ke tempat-tempat pembinaan anak, dan penentuan keputusan
yang cocok dengan bidang sains yang serta layanan khusus lainnya.
dikembangkan, termasuk ke industri; seperti
ke pabrik roti, bengkel mobil, perusahaan c. Percakapan Atau “Interview”
batik, dan sebagainya. Percakapan adalah metode penilaian
yang dilakukan melalui bercakap-cakap atau
• Mengembangkan Penilaian wawancara antara anak dengan guru baik di
Pembelajaran Sains Untuk Anak dalam kelas maupun di luar kelas.
Kegiatan evaluasi merupakan suatu Percakapan sangat berguna untuk menggali
secara langsung tentang apa yang sedang
dirasakan, dipikirkan dan diinginkan anak.
Dari percakapan kita akan dapat memperoleh
gambaran tentang minat, motivasi, dan

1234
1234
1234
1234
1234
223
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

kebutuhan-kebutuhan anak dalam program dini, akan selalu menyelipkan beberapa lembar
sains. Pada saat melakukan percakapan kertas disakunya serta sebuah alat tulis yang
sebaiknya guru selalu memegang daftar cek dapat digunakan setiap saat diperlukan. Dengan
perkembangan anak, sehingga segala demikian perilaku penting yang terjadi pada anak
hasilnya terdokumentasikan. dapat segera dicatat dan tidak terlewatkan untuk
didokumentasi. Ingatlah karakteristik anak usia
d. Pemberian Tugas dini yang spontan, mudah beralih, dan dinamis;
Pemberian tugas adalah suatu metode sehingga kesempatan berperilaku kadang-
penilaian di mana guru dapat kadang hanya sekali saja.
memberikannya setelah melihat hasil kerja
anak. Pemberian tugas dalam kegiatan sains
pada anak dapat dilakukan secara kelompok, KESIMPULAN DAN SARAN
berpasangan ataupun individual sehingga • Kesimpulan
hasil pemberian tugas dapat berupa satu Secara substansial pembelajaran sains dapat
hasil karya kelompok, sepasang atau seorang dipandang sebagai suatu hasil/produk, proses,
anak. Yang terpenting dalam pemberian dan sikap. Adapun tujuan mendasar dari
tugas pada aktivitas sains yang harus dinilai pendidikan sains yaitu untuk mengembangkan
bukan hanya hasilnya, guru juga harus individu anak usia dini agar melek terhadap
menilai bagaimana proses sains dilaksanakan ruang lingkup sains itu sendiri serta mampu
oleh setiap anak. menggunakan aspek-aspek fundamentalnya
dalam kehidupan sehari-hari. Jadi fokus program
Dari sejumlah cara evaluasi sains yang dapat pengembangan pembelajaran sains pada anak
dilakukan guru di atas, akan menjadi semakin usia dini hendaklah ditujukan untuk memupuk
bermakna dan fungsional bagi guru/tutor apabila pemahaman, minat dan penghargaan anak usia
dalam pelaksanaannya memperhatikan beberapa dini terhadap dunia di mana mereka hidup atau
prinsip berikut ini: a) Evaluasi dilakukan dengan bertempat tinggal.
mengacu pada prinsip perkembangan anak Ruang lingkup pembelajaran sains pada anak
bukan pada prestasi. Jadi evaluasi kemajuan usia dini dapat dilihat dari isi bahan kajian
sains setiap anak tidak dibandingkan secara meliputi materi atau disiplin yang terkait dengan
formal dengan anak lainnya, karena memang bumi dan jagat raya (ilmu bumi), ilmu-ilmu hayati
setiap anak adalah berbeda (every child is (biologi), serta bidang kajian fisika dan kimia;
defferent), b) Kegiatan evaluasi sains hendaklah serta dilihat ruang lingkup berdasar bidang
selalu dilaksanakan pada saat anak sedang pengembangan atau kemampuan yang harus
dalam kegiatan. Disanalah saat tepat anda dicapai, maka terdapat tiga dimensi yang
mengetahui apa yang dilakukan, apa yang semestinya dikembangkan bagi anak usia dini
diselesaikan, apa yang dipikirkan bahkan yaitu meliputi kemampuan terkait dengan
termasuk apa yang dihayalkan anak terkait penguasaan produk sains, penguasaan proses
dengan kegiatan sains yang sedang sains dan penguasaan sikap-sikap sains (jiwa
dilaksanakannya, c) Lakukanlah evaluasi dengan ilmuwan).
cara alamiah atau naturalistik, sehingga Langkah-langkah pembelajaran sains diawali
meskipun Guru/Tutor melakukan evaluasi pada dengan: 1) perumusan tujuan, 2) penentuan
saat anak sedang melakukan kegiatan, tetapi material, 3) setting lingkungan, 4)
anak tidak merasa terganggu. Tidak perlu Guru/ pengembangan kegiatan, 5) pemberian
Tutor mengumumkan pada anak bahwa guru/ penghargaan, dan 6) tindakan pengayaan.
tutor akan dan sedang mengevaluasi, kesadaran Langkah tersebut dapat dilakukan dengan
itu hanya ada pada guru/tutor yang sedang memperhatikan beberapa pendekatan
menilai saja, dan d) Lakukanlah penandaan, pengembangan program pembelajaran sains
pencatatan dan reportase secara segera pada anak usia dini, yaitu: 1) Pendekatan yang
terhadap segala perilaku yang muncul pada anak bersifat situasional, 2) Pendekatan yang bersifat
pada saat mengikuti kegiatan sains. Guru yang terpisah atau tersendiri., dan 3) Pendekatan yang
memahami arti penting evaluasi pada anak usia bersifat merger atau terintegrasi dengan disiplin

1234
1234
1234
224 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
lain. Ketercapaian pembelajaran sains pada anak sains bagi anak usia dini yang memiliki keunikan
usia dini akan dapat berjalan degan baik, dan kepraktisan, kemudian model pembelajaran
manakala pembelajaran sains tersebut sains tersebut disosialisasikan kepada para
direncanakan dan dilaksanakan dengan pengambil kebijakan dan para pengelola
sungguh-sungguh. Evaluasi hasil pembelajaran pendidikan anak usia dini secara efektif. Kedua,
sains diarahkan untuk penelusuran dan para pengambil kebijakan pada jalur birokrasi
penentuan tingkat keberhasilan pembelajaran yang berwenang dengan pengelolaan pendidikan
sains, sehingga diketahui upaya-upaya anak usia dini, selayaknya secara terstruktur
selanjutnya, baik tindakan perbaikan, pengayaan bekerjasama dengan perguruan tinggi, dan atau
maupun pengembangan selanjutnya. instansi relevan untuk menyusun rambu-rambu
atau panduan pembelajaran sains untuk anak
• Saran usia dini, dilengkapi dengan silabus, materi
Pembelajaran sains pada program pendidikan bahan ajar, serta pengadaan perangkat alat
anak usia dini, sampai saat ini belum ( equipment tools ) dan buku panduannya
diimplementasikan secara utuh dan menyeluruh (manual book) yang kemudian secara proaktif
oleh para pengelola/tutor PAUD sebagaimana didistribusikan kepada institusi pengelola PAUD
yang diharapkan. Oleh karena itu diperlukan di berbagai daerah binaanya. Ketiga, para guru/
kontribusi pemikiran dan kebijakan pihak-pihak tutor PAUD pada jalur formal maupun non
terkait yang berwenang dengan pengembangan formal seoptimal mungkin memahami dan
pembelajaran sains pada pendidikan anak usia menafsirkan substansi dan pendekatan
dini. pembelajaran sains, sehingga materi
Secara khusus, saran disampaikan kepada pembelajaran sains dapat diterapkan sesuai
para pemangku kepentingan (stakeholders) kemampuan pengetahuan (cognitif) peserta
ebagai berikut: Pertama, para akademisi di didik.
perguruan tinggi, selayaknya melalui formulasi
teori-teori pembelajaran secara intensif
mengembangkan model-model pembelajaran DAFTAR BACAAN
Abruscato, J. (2001), Teaching Children Science,
USA: Prentice-Hall.Inc
Amien, M. (2002), Menggunakan Metode
Discovery Dan Inquiry, Jakarta: Dirjen Dikti, P2-LPTK
Carin, A. and Sund (2002), Teaching Science Through Discovery, Columbus, Ohio: Charles Merril
Dawson (2004), Integrated Learning: Planned Curriculum Units, Australia: Booksheet Pub.
Elkin. D. (1981). Child Development and Early Childhood Education : Where do we stand to day?
Young Children.
Fisher (2003), The Facilitator Role In Children Play: Journal: Young Children
The Liang Gie (1996), Pendidikan Sains, Teknologi dan Masyarakat di Indonesia, Bandung: Depdikbud-
P3G IPA
Hasan, S.H. (2006), Pendidikan Ilmu Sosial, Jakarta: Depdikbud, Dikti-P2TA
Harlen and Jelly (1989). The Basic Science of Educational. New York: MacMillan Pubs. Company.
Holt, Bess-Genne (2001), Science With Young Children, Washinton : NAEYC
Holton & Roller (2000), Foundation of Modern Physical Sciences, Reading, Massachusets: Addison-
Wesley
Hurlock R. Elizabeth. (1998). Child Development (Sixth Edition). Mc. Graw Hill. Mc
Ilfiandra (2011), Program Pengembangan Anak Usia Dini Dalam Perspektif Developmentally
Appropriate Practice. Jurnal PLS UPI.
Murdick and Ross (2000), Good School for Young Children, New York: Macmillan Pub. Company
Nugraha, A. (2000), Tumbuh dan Belajar Anak Usia Dini, Bogor: KKB-Bakat
Patmonodewo, S. (2000). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Permendiknas No. 58 Tahun 2009 Tentang Menu Generik Pendidikan Anak Usia Dini.
Solehuddin, Ihat Hatimah. 2007. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan

1234
1234
1234
1234
1234
225
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

(penyunting Mohammad Ali, dkk). Bandung: Pedagogiana press.


Sinaradi, 1998). Pembelajaran Sains pada Peserta Didik. Yohyakarta: Kanisius.
Sarkin (1998). Approach of Early Childhood Education. New York: MacMillan Pubs. Company.
Sudjana, N. (1988) Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Mandar Maju.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN) Republik Indonesia.
UNESCO (2002). Educational For All. New York: Paper of Internasional Seminar.

uuuuuuuuuuuuuuu

1234
1234
1234
226 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Pembelajaran Sosial Emosional
Sebagai Dasar Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
Syamsul Hadi
Staf Bidang PTP Berbasis RTF, Pustekkom Kemdikbud
E-mail: adiey4u@gmail.com

Abstrak:
Proses pembelajaran anak tidak tergantung pada aspek inteligensi atau kemampuan kognitif
saja, tetapi juga dipengaruhi oleh aspek lain seperti aspek perkembangan emosi dan sosial.
Aspek emosi dan sosial ini sangat berpengaruh terhadap prilaku anak kepada dirinya, orang
lain dan lingkungannya. Pada anak usia dini aspek sosial emosi ini dapat dikembangkan
melalui pembelajaran sosial emosional. Dimana pembelajaran sosial emosional adalah proses
mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk memperoleh
kompetensi sosial dan emosional sebagai modal anak dalam berinteraksi dengan dirinya,
orang lain dan lingkungan sekitar. Pembelajaran sosial emosional ini dapat dijadikan sebagai
awal dan dasar penanaman pendidikan karakter kepada anak usia dini. Ada empat kompetensi
kunci pengembangan dalam aspek sosial emosional anak; self-awareness, self-management,
social awareness, responsible decision making, dan relationship management. Keempat
kompetensi ini penting dikembangkan sejak usia dini untuk membangun dan menanamkan
keterampilan sosial anak. Karena dengan mengembangkan keempat aspek sosial emosional
anak tersebut akan berimplikasi pada tertanamnya sifat-sifat baik/ karakter-karakter unggul
pada diri anak dalam dunia sosial. Metode-metode seperti bermain, modeling, story telling,
drama dan lainnya tepat digunakan untuk mengembangkan keempat keterampilan tersebut.

Kata kunci: PAUD, pendidikan karakter, pembelajaran sosial emosional

Abstract:
Children’s learning process does not depend only on the aspect of intelligence or cognitive
abilities, but also influenced by other aspects such as emotional and social aspects of
development. The emotional and social aspects have big influence on the child behavior
toward himself, others and the environment. In early childhood social emotional aspects can
be developed through social emotional learning. Social emotional learning is the process of
developing skills, attitudes, and values necessary to acquire social and emotional competence
as a capital of children in interacting with himself, others and the environment. Emotional
social learning can serve as the beginning and foundation in plantings character education to
early childhood. There are four key competencies in social emotional development of children;
self-awareness, self-management, social awareness, responsible decision making, and
relationship management. These four competencies are important to be developed since
early age to build and instill social skills of children. By developing the four social and emotional
aspects of children, the good nature or excellent characters will be internalized within the
children. Methods to be used in developing the four characters can be as follow: playing,
modelling, story telling, drama, etc.

Key words: early childhood, character education, social emotional learning

1234
1234
1234
1234
1234
227
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

PENDAHULUAN hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.


Anak adalah generasi penerus perjuangan Pembelajaran sosial emosional bagi anak usia
bangsa. Merekalah yang kelak akan membangun dini sangat penting dalam menanamkan karakter
bangsa dan negara ini menjadi bangsa dan mulia, karena masa usia dini adalah masa
negara yang maju dan bisa berkompetisi di keemasan atau golden age . Selama masa
kancah internasional. Oleh sebab itu pendidikan keemasan anak cepat dan mudah menerima
anak usia dini merupakan investasi bangsa yang stimulus-stimulus dari alam sekitarnya dan
sangat penting dan berharga bagi pendidikan di melakukan berbagai kegiatan dalam rangka
Indonesia selanjutnya. memahami dan menyikapi lingkungannya.
Namun, pendidikan di Indonesia sampai saat Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20
ini masih dirasa kurang mampu membentuk tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
karakter unggul generasi bangsa. Berbagai pendidikan anak usia dini (prasekolah) adalah
fenomena sosial yang berkembang dapat kita pendidikan bagi anak usia 0-6 tahun. Sedangkan
saksikan setiap saat dan menjadi persoalan menurut para pakar pendidikan anak usia dini
signifikan yang menghambat pembangunan dan termasuk NAEYC, anak usia dini adalah kelompok
cita-cita luhur para pejuang kemerdekaan manusia yang berusia 0-8 tahun. Anak usia dini
bangsa kita. Fenomena tersebut seperti: adalah kelompok anak yang berada dalam proses
tingginya tingkat kriminalitas, meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat
dekandensi moral, masalah etika, sopan santun unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan
dan ketidakjujuran pelajar, berkurangnya rasa perkembangan (koordinasi motorik halus dan
hormat terhadap orang tua, dan guru, masih kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta,
tingginya kasus tindakan kekerasan, semakin kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual),
lunturnya sikap toleransi antar sesama manusia, sosial emosional (sikap dan perilaku serta
tingginya kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme agama), bahasa dan komunikasi yang khusus
dan penegakan hukum yang sepertinya masih sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan
jauh dari harapan nilai keadilan, serta berbagai perkembangan anak.
kasus lainnya yang mengarah pada terjadinya Menjadi peduli bagi anak-anak, mereka harus
dekadensi moral bangsa. Bahkan di kota-kota mampu melihat dan melampau diri mereka
besar tertentu, gejala tersebut telah sampai sendiri dan menghargai perhatian orang lain;
pada taraf yang sangat meresahkan. Kejadian mereka harus percaya bahwa perawatan,
tersebut memberi kesan seakan-akan bangsa pengasuhan, dan perhatian tentang mereka
kita sedang mengalami krisis moral, etika dan menjadi bagian dari sebuah budaya yang selalu
krisis kepercayaan diri yang berkepanjangan. ada. Tantangan mengembangkan pengetahuan,
Di samping itu, bangsa Indonesia yang tanggung jawab, dan pengasuhan anak-anak
merupakan negara berkembang tidak terlepas telah diakui oleh hampir semua orang. Hanya
dari masuknya budaya asing terutama di era sedikit menyadari, bahwa setiap elemen dari
globalisasi dan pasar bebas. Hal ini akan tantangan ini dapat ditingkatkan dengan
menjadikan bangsa Indonesia rentan akan perhatian yang bijaksana, berkelanjutan, dan
dampak terhadap masuknya budaya asing yang sistematis melalui pembelajaran sosial emosional
bertentangan dengan moral dan nilai-nilai (Novick, Kress, & Elias,2002).
budaya bangsa Indonesia. Hal ini tentunya akan Pembelajaran sosial emosional merupakan
memicu tergerusnya budaya dan nilai luhur salah satu pendekatan dalam mengembangkan
bangsa serta serta terdegradasinya nilai-nilai ranah emosi anak. Kompetensi-kompetensi sosial
moral anak bangsa. emosional anak diorganisasikan dalam tugas-
Berdasarkan kenyataan tersebut, pendidikan tugas perkembangan yang positif.
karakter memang sangat perlu dimulai sejak usia Pengembangan kompetensi tersebut akan
dini untuk membentengi para generasi penerus dicapai melalui eksplorasi dan interaksi anak
bangsa dari pengaruh-pengaruh negatif yang dengan orang tua, pendidik, teman, atau
bertentangan dengan moral dan nilai-nilai lingkungan. Dengan demikian diharapkan anak
keagamaan. Bangsa Indonesia harus memiliki memiliki karakter unggul yang bisa diterima
karakter mulia sesuai norma-norma agama, sebagai makhluk sosial. Oleh sebab itu tulisan

1234
1234
1234
228 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
ini mencoba mengkaji metode pembelajaran achieve: selalu termotivasi untuk berprestasi (4)
sosial emosional yang dapat mengembangkan asserte: lugas, tegas, tidak banyak bicara, (5)
kompetensi-kompetensi sosial emosional anak adventure: suka petualangan, suka mencoba hal
serta strategi yang dapat diimplementasikan oleh baru. Sementara itu, karakter kurang sehat yaitu
pendidik dalam proses pembelajaran yang (1) nakal: suka membuat ulah, memancing
berimplikasi pada tertanamnya karakter unggul kemarahan, (2) tidak teratur, tidak teliti, tidak
bagi anak usia dini. cermat, meskipun kadang tidak disadari, (3)
provokator: cenderung membuat ulah, mencari
KAJIAN LITERATUR DAN gara-gara, ingin mencari perhatian, (4)
PEMBAHASAN penguasa: cenderung menguasai teman-teman,
A. Pendidikan Karakter mengintimidasi, (5) pembangkang: bangga kalau
Secara harfiah karakter bermakna “kualitas berbeda dengan orang lain, tidak ingin
mental atau moral, kekuatan moral, nama dan melakukan hal yang sama dengan orang lain,
reduplikasi” (Hornby dan Parnwell, 1972:49). cenderung membangkang.
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Menurut Ramli (2001), pendidikan karakter
karakter diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, memiliki esensi dan makna yang sama dengan
tabiat, watak, akhlak atau budi pekerti yang pendidikan moral dan pendidikan akhlak.
membedakan seseorang dengan yang lain. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak,
Menurut Ryan & Bohlin (1999), karakter supaya menjadi manusia yang baik, warga
merupakan suatu pola perilaku seseorang. Orang masyarakat, dan warga negara yang baik.
yang berkarakter baik memiliki pemahaman Adapun kriterianya adalah nilai-nilai sosial
tentang kebaikan, menyukai kebaikan, dan tertentu yang banyak dipengaruhi oleh budaya
mengerjakan kebaikan tersebut. masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu,
Orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks
moral disebut dengan berkarakter mulia. pendidikan di Indonesia adalah pedidikan nilai,
Menurut Kertajaya (2010:3) Karakter adalah ciri yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang
khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri,
Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada dalam rangka membina kepribadian generasi
kepribadian benda atau individu tersebut, serta muda. Sejalan dengan pendapat Ramli,
merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana Retnowati (2010:5), menegaskan bahwa
seorang bertindak, bersikap, berucap, dan pendidikan karakter mempunyai misi yang sama
merespon sesuatu. Sejalan dengan pengertian dengan pendidikan akhlak atau pendidikan
tersebut, Kamisa (1997:281) berpendapat moral. Karakter lebih menekankan pada
berkarakter artinya mempunyai watak, aplikasi nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-
mempunyai kepribadian. Karakter akan hari dan tidak sekedar mengajarkan mana yang
memungkinkan individu untuk mencapai benar dan mana yang salah kepada anak, tetapi
pertumbuhan yang berkesinambungan, karena pendidikan karakter menanamkan kebiasan
karakter memberikan konsistensi, integritas, dan (habitution) tentang yang baik sehingga peserta
energi. Orang yang berkarakter kuat, didik paham, mampu merasakan, dan mau
akan mamiliki momentum untuk mencapai melakukan yang baik. Sedangkan kata etika dan
tujuan. Begitu sebaliknya, mereka yang moral mempunyai makna yang serupa yaitu
karakternya mudah goyah, akan lebih lambat sama-sama membicarakan perbuatan dan
untuk bergerak dan kurang bisa bersosialisasi perilaku manusia ditinjau dari sudut pandang
dengan orang lain. nilai baik dan buruk. Namun penerapannya etika
Menurut Zulhan (2010:2-5) karakter ada dua lebih pada tataran teoritis filosofis sebagai acuan
yaitu karakter positif (sehat) dan karakter buruk untuk mengkaji sistem nilai, dan moral lebih
(tidak sehat). Tergolong karakter sehat yaitu (1) pada tataran praktis sebagai tolok ukur untuk
afiliasi tinggi: mudah menerima orang lain menilai perbuatan seseorang.
sebagai sahabat, toleran, mudah berkerja sama, Sedangkan Darmiyati (2009:10) berpendapat
(2) power tinggi: cenderung menguasai teman- bahwa pendidikan karakter mempunyai makna
temannya dalam arti positif (pemimpin); (3) lebih tinggi dari pada pendidikan moral, karena

1234
1234
1234
1234
1234
229
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

bukan sekedar mengajarkan mana yang salah, yang dimiliki oleh para nabi, yaitu (1) siddik:
lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan selalu berkata yang benar; (2) amanat: dapat
kebiasaan (habituation) tentang hal yang baik dipercaya, (3) tablig: selalu menyampaikan tidak
sehingga peserta didik menjadi faham (domain pernah menyembunyikan; (4) fathonah cerdas.
kognitif) tentang mana yang baik dan salah, Salah satu karakter yang sejak kecil melekat pada
mampu merasakan (domain afektif) nilai baik pribadi Muhammad adalah sifat amanat (dapat
dan bisa melakukannya (domain perilaku). dipercaya). Oleh karenanya, masyarakat Arab
Dengan demikian pendidikan karakter harus memberikan gelar al amin (dapat dipercaya)
ditanamkan melalui cara-cara yang rasional, jauh sebelum beliau menjadi nabi. Beliau tidak
logis, dan demokratis. pernah berbohong kepada siapapun.
Elkind & Sweet (2004) menyatakan bahwa Dari beberapa pengertian tersebut dapat
pendidikan karakter merupakan upaya terencana dinyatakan bahwa pendidikan karakter adalah
untuk membantu peserta didik untuk suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter
memahami, peduli, dan bertindak atas nilai-nilai kepada anak yang meliputi komponen
etika/ moral. Pendidikan karakter ini pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
mengajarkan kebiasaan berpikir dan berbuat tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut
yang membantu nyaman dalam hidup dan dalam kehidupan sosial ataupun terhadap Tuhan
bekerja sama sebagai keluarga, teman, Yang Maha Esa sehingga menjadi insan kamil.
tetangga, masyarakat, dan bangsa. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah B. Pembelajaran Sosial Emosional
segala sesuatu yang dilakukan guru, yang Seorang anak dapat belajar dengan sebaik-
mampu mempengaruhi karakter peserta didik. baiknya apabila kebutuhan fisiknya dipenuhi dan
Guru membantu membentuk watak peserta mereka merasa aman dan nyaman secara
didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana psikoligis. Para ahli perkembangan yang
perilaku guru, cara guru berbicara atau menganut paham kematangan sebagai dasar
menyampaikan materi, bagaimana guru pertumbuhan berpendapat bahwa pertumbuhan,
bertoleransi, bagaimana cara guru bersikap dan perkembangan, dan pembelajaran merupakan
berbagai hal terkait lainnya. buah dari hukum kematangan internal. Ini
Pendapat diatas sejalan dengan pendapat menunjukkan bahwa anak akan bisa belajar
Suwandi yang dikutip oleh Wahid (dalam apabila cukup waktu untuk berkembang. Namun
Nurchaili, 2010:239) mengatakan bahwa behaviorist berpendapat berbeda, menurut
pelaksanaan pendidikan karakter lebih melalui mereka pertumbuhan dan pembelajaran adalah
pendekatan modeling dan keteladanan yang hal eksternal bagi anak dan dikendalikan oleh
dilakukan oleh guru.Orang tua memberikan lingkungan. Dengan memengaruhi secara
contoh perilaku yang positif kepada anak- langsung, berbagai stimulus dan respons yang
anaknya, guru memberi tauladan yang baik berasal dari lingkungan, anak itu akan belajar.
kepada peserta didiknya. Orang tua dan pendidik Dengan menata lingkungan yang penuh dengan
harus menjadi modeling yang baik bagi anak- stimulus yang serasi dengan tiap perkembangan
anak. Karena anak adalah imitator yang jujur anak maka anak dengan nyaman akan belajar
dan tulus dalam meniru prilaku yang dia lihat. tentang lingkungan sekitarnya. Lain halnya
Masalah keteladanan ternyata jauh dengan para ahli psikologi constructivist, mereka
sebelumnya telah diaplikasikan oleh Nabi berpendapat bahwa baik faktor biologis maupun
Muhammad dalam menempa dan membina faktor lingkungan sama-sama memengaruhi
manusia menuju manusia yang berakhlakul perkembangan anak secara timbal balik (Seefeld
karimah (berkarakter unggul). Beliau menjadi & Wasik, 2008:33-34).
modeling yang mencerminkan karakter unggul Kompetensi sosial dan emosional adalah
dalam setiap prilaku beliau baik bagi orang kemampuan untuk memahami, mengelola, dan
seagama maupun agama lain. Dalam hal ini, mengekspresikan aspek-aspek sosial dan
Allah menegaskan bahwa “Sungguh pada emosional kehidupan seseorang, dengan
pribadi Nabi Muhammad terdapat teladan yang demikian seorang anak mampu meraih
baik (uswatun hasanah)”. Ada empat karakter keberhasilan, melaksanakan tugas sehari-hari

1234
1234
1234
230 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
seperti belajar, membentuk hubungan/ dipertanggung jawabkan, dan mampu
berinterkasi, memecahkan masalah kehidupan menangani situasi interpersonal secara efektif.
sehari-hari, dan beradaptasi dengan tuntutan Dari uraian di atas dapat disumpulkan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan yang pembelajaran sosial emosional dan pendidikan
kompleks. Ini mencakup kesadaran diri, kontrol karakter adalah pendekatan komplementer
impulsif, bekerja kooperatif, dan peduli tentang untuk memperkuat kemampuan seseorang
diri sendiri dan orang lain. dalam memahami, mengelola, dan
Menurut Elias dkk (1997:2) Pembelajaran mengekspresikan aspek-aspek sosial dan
sosial dan emosional adalah “the process through emosional kehidupan dan untuk mengorganisir
which children and adults develop the skills, tindakan dengan cara yang positif, dengan cara
attitudes, and values necessary to acquire social tepat untuk mencapai tujuan. pembelajaran
and emotional competence”. Proses dimana sosial emosional dan pendidikan karakter
anak-anak dan orang dewasa mengembangkan mendukung kemampuan anak untuk berhasil
keterampilan-keterampilan, sikap, dan nilai-nilai mengelola tugas kehidupan sehari-hari seperti
yang diperlukan untuk memperoleh kompetensi belajar, membentuk hubungan, memecahkan
sosial dan emosional. Norris juga mengatakan masalah sehari-hari, dan beradaptasi dengan
pembelajaran sosial emosional adalah tuntutan pertumbuhan dan perkembangan yang
pendekatan pembelajaran yang mengajarkan kompleks.
regulasi diri, monitoring diri dan keterampilan
sosial dalam berbagai setting/ lingkungan. Zins C. Kompetensi Sosial Emosional Anak
dkk (2001) mengatakan Pembelajaran sosial dan Goleman (dalam Elias, 1997) menjelaskan
emosional adalah proses dimana anak-anak kecerdasan emosional terdiri dari lima bidang,
meningkatkan kemampuan mereka untuk yaitu 1) self-awareness; mengenal perasaan
mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan perilaku (kesadaran) karena berada dalam situasi
untuk mencapai tugas-tugas sosial yang penting. kehidupan nyata; 2) managing emotions ;
Mereka belajar untuk mengenali dan mengatur emosi dengan perasaan yang kuat
mengelola emosi mereka; membangun sehingga tidak kewalahan dan terbawa oleh
hubungan yang sehat; menetapkan tujuan yang emosi, 3) self-motivation; motivasi diri yang
positif; memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial; berorientasi pada tujuan dan mampu
membuat keputusan yang bertanggung jawab, menyalurkan emosi ke arah hasil yang
dan memecahkan masalah. Mereka diajarkan diinginkan, 4) empathy and perspective-taking;
untuk menggunakan berbagai keterampilan berempati dan mengenali emosi dan memahami
kognitif dan interpersonal untuk mencapai secara sudut pandang orang lain, 5) social skills ,
etis tujuan yang relevan dan perkembangan kemampuan menjaga hubungan di lingkungan
sosial. Selanjutnya, mendukung diciptakan sosial.
lingkungan untuk mendorong pengembangan Kelima area intelejensi sosial tersebut
dan penerapan keterampilan ini untuk beberapa dijadikan sebagai kompetensi kunci yang dapat
pengaturan dan situasi. Ini menunjukkan bahwa dikembangkan, dipraktikkan dan dikuatkan
pembelajaran sosial emosional dapat dalam pembelajaran sosial emosional (Elias,
meminimalisir prilaku-prilaku negatif dan 1997). Karena dengan mengembangkan kelima
menanamkan perilaku-perilaku positif sehingga kompetensi tersebut akan melahirkan berbagai
terbentuknya karakter unggul pada anak. sifat-sifat positif dan keterampilan-keterampilan
Sejalan dengan definisi di atas Jean Gross sosial lainnya. Keterampilan-keterampilan
berpendapat pembelajaran sosial emosional tersebut merupakan karakter-karakter unggul
adalah proses pembelajaran yang dilalui oleh yang dibutuhkan anak pada setiap sisi
anak untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kehidupannya untuk bisa hidup aman dan
dan skill untuk mengenal dan mengatur emosi, nyaman dengan orang lain.
menyusun dan mencapai tujuan positif, 1. S e l f - A w a r e n e s S / E m o t i o n a l
mempertunjukkan kepedulian dan perhatian Expressiveness
pada orang lain, menciptakan dan memelihara Kesadaran diri, manajemen diri dan
hubungan yang baik, membuat keputusan yang

1234
1234
1234
1234
1234
231
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

ekspresi emosional, terutama pengakuan dan masalah antar pribadi dan anak lain. Pada
penyampaian pesan dengan positif, adalah tahap prasekolah hal seperti ini belum bisa
pusat untuk pembelajaran sosial emosional. dilakukan oleh anak. Tapi penting bagi anak
Emosi harus dinyatakan sesuai dengan untuk mendapatkan pengalaman-
tujuan seseorang, sesuai dengan konteks pengalaman yang membawanya ke tahap itu.
sosial, tujuan diri dan orang lain harus
dikoordinasikan. Artinya, kesadaran diri 2. Self-Management
meliputi komponen pembelajaran sosial dan Emosi negatif atau positif membutuhkan
emosional termasuk mengalami dan regulasi, ketika emosi mengancam untuk
mengekspresikan emosi yang mana mengalahkan atau perlu diperkuat. Menurut
bermanfaat untuk interaksi setiap saat dan Lewis dkk dalam CASEL, pada masa
hubungan sosial dari waktu ke waktu. prasekolah, kemampuan kognitif dan
Sebagai contoh, Ana yang disukai teman pengontrolan perhatian dan emosional
mainnya karena sikapnya yang mereka mulai meningkat. Anak-anak menjadi
menyenangkan dan membahagiakan. lebih mandiri dalam regulasi emosi selama
Ekspresi emosi yang dia tampakkan kepada masa prasekolah. Dalam konteks ini,
teman-temannya itu adalah wujud dari Perhatian anak prasekolah adalah terpaku
kesadaran diri. Yang paling penting, pada keberhasilan dengan teman-teman
pengalaman dan ekspresi emosi seorang mereka. Tidak seperti orang dewasa,
anak pada setiap interaksinya dengan bagaimanapun, interaksi dengan anak-anak
lingkungan. Terlepas dari apakah anak lain lain penting sekalipun tidak terampil
melanjutkan perilaku atau tingkah laku bernegosiasi, atau tidak mampu menawarkan
selanjutnya sebagai balasan dari ekspresinya. aktivitas dalam regulasi emosi. Pada saat
Oleh karena itu, menurut Elias informasi- yang sama, biaya sosial disregulasi emosional
informasi dari teman main dan anak dewasa tinggi dengan pendidik, teman sebaya atau
dapat membentuk perilaku anak itu sendiri. teman main lainnya. Karena bermain dengan
Contohnya adalah kebahagiaan – jika teman sebaya penuh dengan konflik, ini fokus
seorang anak mengalami kebahagiaan saat perkembangan dalam tuntutan regulasi
bermain dengan temannya, maka dia akan emosi, memulai, memelihara, negosiasi dan
mengekspresikan kebahagiaan itu kepada interaksi dalam dunia bermain, dan
temannya yang lain atau kepada orang mendapatkan penerimaan. Orang tua dan
tuanya yang sedang menemaninya bermain. pendidik harus memiliki ketekunan dan
Pengalaman suka cita memberinya informasi kesabaran dalam membimbing anak untuk
penting yang mempengaruhi perilaku bisa mengatur diri supaya bisa diterima dan
selanjutnya. Selain itu, emosi penting karena disukai oleh teman lainnya.
ia menyediakan informasi sosial kepada
orang lain, dan mempengaruhi perilaku orang 3. Social Awareness
lain. Kesadaran sosial akan menjadikan anak
Membiarkan anak untuk berinteraksi mampu memiliki empati terhadap orang lain,
dengan anak lain memiliki pengaruh yang dan tekun dalam mengatasi berbagai cobaan
sangat tinggi dalam membangun kesadaran dalam kehidupan sehari-hari, mengenal dan
diri anak. Dengan banyak pengalaman dalam menghargai perbedaan dan persamaan
mengekspresikan dan melihat ekspresi dan individu dan orang banyak, dan mengenal
tanggapan anak lain akan lambat laun bahwa keluarga, sekolah dan masyarakat
membuat anak sadar bahwa seseorang dapat adalah sumber segalanya.
merasakan perasaan tertentu “di dalam
dirinya” tetapi menunjukkan sikap yang 4. Responsible Decision Making
berbeda. Secara khusus, mereka belajar Karena pemikiran dan emosi bekerja
bahwa ekspresi perasaan yang berbeda sama dalam hidup, adalah penting untuk
dapat dikontrol, sedangkan emosi sosial lebih mengembangkan keterampilan setiap anak
tepat untuk ditunjukkan sehingga tidak ada dalam berpikir tentang interaksi antarpribadi,

1234
1234
1234
232 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
melampaui pengalaman emosional, D. Prinsip Penanaman karakter pada
pengetahuan, regulasi, dan ekspresi. Anak- Pembelajaran sosial emosional
anak harus belajar untuk menganalisis situasi Menurut Stein dkk (2000:5-6) dalam
sosial, menetapkan tujuan sosial, dan menanamkan karakter kepada anak kita harus
menentukan cara yang efektif untuk melibatkan orang tua dan komunitas-komunitas
menyelesaikan perbedaan yang muncul lain yang menjadi stakholder untuk mendukung
antara mereka dan teman-teman mereka. prinsip-prinsip penanaman karakter sehingga
Ketika ada perbedaan pendapat atau komunitas sekolah menjadi aman, penuh
masalah, apa yang dapat dilakukan kedisiplinan, dan tempat belajar dan bekerja
(generation of alternative solutions)? Apa yang tenang dan ramah. Lebih lanjut Stein dkk
solusi efektif yang dapat mengurai masalah menegaskan bahwa untuk mencapai tujuan-
( consequential thinking )? Anak-anak tujuan yang dimaksud di atas, ada 4 (empat)
prasekolah sudah mulai belajar keterampilan prinsip pokok yang harus dilaksanakan dalam
berpikir, yang mendukung interaksi sosial pembelajaran dan sekolah. Keempat prinsip itu
mereka yang semakin kompleks. Setiap disingkat dengan kata “rice” (respect, impulse
orang yang terlibat dalam interaksi yang control, compassion, equity). Keempat prinsip
bagaimanapun juga dan siapapun, perlu ini tepat untuk dipraktekkan dalam pembelajaran
memahami bagaimana mengembangkan sosial emosional anak untuk menanamkan
kemampuan anak membuat keputusan yang pendidikan karakter pada pendidikan anak usia
bisa dipertanggung jawabkan dan membuat dini.
interaksi terjalin bagi semua anak Respect : menampakkan penghormatan
disekitarnya. Anak-anak selalu berusaha pada diri sendiri dan orang lain. Menjauhkan diri
untuk memahami diri mereka sendiri dan dari mengganggu diri sendiri apalagi orang lain
perilaku orang lain. Dalam hal ini, emosi serta bertentangan dengan batasan-batasan dan
berperan besar menyampaikan informasi norma-norma tertentu. Kata yang digunakan,
antarpribadi yang dapat menuntun interaksi aksi/ prilaku yang dipilih menunjukkan tentang
sehingga mencapai pemahaman diri dan diri sendiri. Serta cara memperlakukan orang
orang lain. lain, binatang, dan objek lainnya menunjukkan
respek terhadap diri sendiri.
5. Relationship Management Impulse control: melakukan sesuatu yang
Keterampilan mengatur hubungan benar dengan alasan yang benar pula.
merupakan komponen penting juga dalam melaksanakan segala bentuk aktivitas dengan
pengembangan sosial emosional anak. Ini imajinasi. Yakin bahwa ada dua jalan; di dalam
termasuk, misalnya, membuat tawaran positif atau di luar.
pada diri sendiri untuk bermain dengan orang Compassion: berusaha menemukan
lain, memulai dan mempertahankan sesuatu dalam kelaziman dengan orang lain,
percakapan selama bermain bersama, sekalipun orang lain terlihat berbeda. Hal seperti
mendengarkan aktif, bekerja sama, berbagi, ini akan mengembangkan sifat empati dan
bergiliran, negosiasi, dan berkata “tidak” atau mengingatkan bahwa setiap orang berhak
mencari bantuan bila diperlukan. Anak dapat mendapat kehormatan dan kepedulian.
menggunakan banyak keterampilan tertentu Equity: membiarkan setiap orang untuk
seperti dalam pelayanan bergaul dengan mencapai apa yang diinginkan guna kesuksesan.
teman-teman sepermainannya. Sadar bahwa setiap manusia memiliki perbedaan
Variasi dalam aspek-aspek keterampilan dan persamaan untuk saling melengkapi dalam
sosial anak diperoleh anak-anak dari menggapai kesuksesan. Perlakukan orang
pengalaman individu dalam keluarga dan dengan sebuah keadilan dan kewajaran.
kelas prasekolah. Oleh sebab itu orang
dewasa memiliki peran penting dalam E. Metode Pembelajaran sosial
kehidupan setiap anak untuk emosional dalam membangun
mengembangkan kemampuan mengatur diri. karakter Anak.
1. Bermain
Bermain sesuatu yang sangat berarti bagi
perkembangan anak. Menurut Mildre Parten
1234
1234
1234
1234
1234
233
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

(dalam Stassen Berger dan Turner & Helms menjadi landasan untuk membangun
dalam Tedjasaputra, 2001:21) bahwa percaya diri dan percaya orang lain antara
kegiatan bermain merupakan sarana keluarga, sekolah dan masyarakat.
sosialisasi. Dengan pengalaman bermain c. Modeler; Guru atau orang tua yang
akan nampak peningkatan kadar interaksi menghargai kegiatan bermain anak
sosial anak, mulai dari kegiatan bermain sering kali menjadi model perilaku yang
sendiri sampai bermain bersama. Bila anak sesuai dalam situasi permainan. Misalnya,
bermain bersama-sama dengan temannya ia guru duduk di area permainan balok anak
akan memperoleh pemahaman akan dan ikut merapatkan balok-balok yang
bersama, berbagi, menunggu, bergantian, diinginkan oleh anak-anak, atau dalam
sabar, dan lainnya. Situasi ini akan permainan drama, guru atau orang tua
merangsang perkembangan emosi dan ikut memainkan satu peran sehingga
sosialnya. Anak dapat memahami konsep permaianan berlangsung. Ketika anak
bersama-sama, karena dalam bermain memunculkan karakter-karakter yang
bersama memerlukan bantuan orang lain. tidak baik, guru atau orang tua harus
Ada saatnya anak harus menunggu giliran menanyakan kepada anak dan
sehingga ia akan belajar bersabar. menjelaskan dengan penuh kasih sayang.
Pengalaman bermain sangat penting di Sehingga karakter yang tertanam selama
dalam perkembangan sosial dan emosional interaksi anak dengan anak lain dan objek
anak. Anak-anak dapat memainkan berbagai permainan adalah karakter-karakter yang
peran dan perilaku serta mendapatkan baik.
umpan balik tentang kecocokan dari perilaku d. Evaluator ; Sebagai evaluator dalam
dalam bermain (Sujiono, 2009:71). Dalam permainan, guru atau orang tua harus
bermain anak dapat berperan sebagai tokoh hati-hati mengobservasi dan
antagonis atau protagonis dan menemukan mendiagnosis untuk menentukan sejauh
tanggapan seperti apa perilaku yang mereka mana perbedaan pengalaman permainan
timbulkan dalam situasi yang tidak memenuhi kepuasan individu anak dan
dikondisikan. karakter-karakter apa yang terbentuk
Dalam pembelajaran dengan pendekatan selama anak berpartisipasi sebagai
bermain seorang guru atau orang tua pemain.
berperan sebagai, observer , elaborator, e. Planner ; Guru atau orang tua harus
modeler, evaluator, dan planner (Brewer, menjadi seorang perancang. Planing
2007:156). permainan melibatkan semua
a. Observer; Dalam observasi, guru atau pembelajaran yang merupakan hasil dari
orang tua harus memantau interaksi anak observasi, elaborasi, dan evaluasi. Guru
dengan anak-anak yang lain dan interaksi atau orang tua harus merencanakan
anak dengan alat-alat permaianan. pengalaman baru yang akan mendorong
Mereka harus memperhatikan berapa dan mempertahankan ketertarikan anak.
lama anak bertahan dalam satu episode Lingkungan yang menyediakan rasa
permainan, dan mereka harus melihat kesetabilan, ketenteraman, dan
berapa anak yang yang mengalami kemungkinan-kemungkinan
kesulitan atau masalah dalam bermain ( predictability ) akan memberikan
atau yang ikut dalam permainan dengan kesempatan bagi anak untuk belajar
group (bermain bersama). bagaimana mengontrol diri (Gestwicki,
b. Elaborator; Sebagai elaborator, guru atau 2007:146). Guru atau orang tua harus
orang tua harus ikut dalam permainan menyediakan lingkungan yang aman dan
dan menanyakan berbagai pertanyaan penuh tantangan akan menjadikan anak
yang membimbing anak untuk berpikir tertarik. Pengaturan pusat perhatian anak
melalui peran mereka dalam konsep guna membimbing berbagai aktivitas
permainan mereka. Menurut seefeldt dan anak sangat diperlukan pada setiap area
Barbara (2008:122) komunikasi yang baik permainan, material-material

1234
1234
1234
234 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
permaianan, dan jumlah anak dalam satu sebagainya.
sudut permainan misalnya. Ini Untuk mendukung pembelajaran sosial
dimaksudkan memupuk kebiasaan- emosional anak melalui bermain ada 2 sikap
kebiasaan pada diri anak. penting yang harus ditunjukkan oleh seorang
pendidik atau orang tua, yaitu Supportive
Dalam dunia bermain anak akan belajar attitude dan Supportive roles.
berbagai hak milik, mempertahankan Supportive attitude ; Guru yang
hubungan yang sudah terjalin, menghargai memahami peranan bermain dalam
cara anak lain, menggunakan mainan secara pembelajaran, perkembangan dan
bergilir, melakukan kegiatan bersama, penanaman karakter unggul anak, selalu
berusaha mencari cara pemecahan masalah mendekati anak ketika bermain dengan sikap
(problem solving) yang dihadapi dalam penuh penghargaan, respek (respect), dan
permainan, belajar mengikuti sebuah aturan. penuh apresiasi (appreciation). Pasilitas
Ia juga belajar bagaimana berkomunikasi permainan anak penting disiapkan dengan
dengan sopan dan diterima oleh teman lain perhatian yang serius demi perkembangan
sehingga hubungan dapat terbina dan dapat keterampila-keterampilan sosial sehingga
saling bertukar informasi dan pengetahuan. tertanamnya karakter unggul (akhlakul
Dengan bermain anak dapat mempelajari karimah). Mendukung permainan anak
budaya setempat. Misalnya bermain merupakan pekerjaan penting. Para praktisi
tradisional banyak yang mengandung nilai- pendidikan dan pengasuh anak usia dini
nilai budaya yang berlaku pada masyarakat. menganggap bahwa permainan sebagai
Dengan demikian, maka anak akan belajar bagian dari pengasuhan dan kepedulian
tentang nilai, moral dan kebiasaan-kebiasaan dalam tugas mereka dan lebih penting dari
yang dapat diterima di masyarakat. itu adalah rasa penghormatan, penghargaan,
Bermain bersama akan menumbuhkan dan kepedulian sebagai pendidik atau
sifat seperti self management, self pengasuh. Pendidik yang membatasi anak
awwarenes, dan social awarenes. Anak untuk bermain dengan anak-anak lain,
belajar menilai dirinya sendiri tentang menunjukkan bahwa dia adalah pendidik
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Hal yang tidak mengerti tentang esensi dan
ini akan menumbuhkan konsep diri yang manfaat bermain bagi perkembangan anak.
positif, rasa percaya diri, harga diri, karena Pandangan tentang bermain akan
anak merasa memiliki kompetensi berpengaruh besar terhadap tugas dan
(Tedjasaputra, 2001:410). Untuk mendukung profesi profesional sebagai pengasuh
pembangunan karakter-karakter ini, seorang maupun pendidik.
guru atau orang tua harus memberikan Supportive roles; Memberikan tepuk
kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi tangan atau senyum manis penuh kasih
dalam area permainannya. Jangan pernah sayang ketika anak mampu melakukan satu
membentak atau tidak menghargai macam permainan merupakan kebanggaan
permainan anak. Tujuan bermain anak tersendiri bagi anak. Rasa percaya diri anak
adalah proses bukan hasil. Selesai bermain akan makin tumbuh dan meningkat. Mereka
semua anak akan membereskan semua alat akan menghabiskan waktu yang lebih lama
permainannya, menaruh pada tempatnya. Ini dalam bermain karena mendapat hadiah dari
akan memupuk rasa tanggung jawab pada pengasuh atau pendidik. Penguatan yang
anak. Dengan demikian dengan penuh demikian menurut ahli behaviorist sangat
percaya diri, anak akan belajar bagaimana mempengaruhi perilaku anak. Menurut Feeny
bersikap dan bertingkah laku agar dapat dkk (2006: 181) apa yang dilakukan pendidik
bekerja sama dengan teman-temannya, dan pengasuh sebelum dan selama anak
bersikap jujur, sabar, kesatria, murah hati, bermain akan mempengaruhi kualitas dan
tulus dan ikhlas, percaya diri, berhati-hati, pencapaian anak dalam proses bermain.
bertanggung jawab, bekerja keras,
pengendalian diri, menghargai orang lain dan 2. Modeling

1234
1234
1234
1234
1234
235
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

Modeling adalah proses menirukan dilingkungan keluarga, sekolah, dan


tingkah laku orang lain yang dilihat, dilakukan masyarakat dipengaruhi oleh perkembangan
secara sadar atau tidak. Menurut Bandura teknologi informasi khususnya televisi.
(dalam Monks dkk 2004:126) kebanyakan Menurut Anwas (2010:259) realitas tersebut
tingkah laku orang terjadi karena berpengaruh terhadap penanaman
pengamatan atau belajar model. Ada empat pendidikan karakter bagi setiap anak. Lebih
syarat yang harus dipenuhi untuk dapat lanjut Anwas menjelaskan bahwa modeling
menirukan model dengan baik; 1) attention sangat cocok diterapkan pada masa anak dan
(adanya pengamatan), 2) retention (model remaja. Mereka mencari figur atau panutan
yang pernah dilihat anak disimpan dalam dalam rangka membentuk karakter atau jati
ingatan dan diingat kembali pada saat diri. Karena media televisi memiliki kekuatan
tertentu untuk di modelkan kembali), 3) yang ampuh (powerful) bagi pemirsanya
motoric reproduktion (anak harus memiliki (Anwas, 2011:260).
kemampuan motorik untuk dapat melakukan
apa yang dilakukan oleh tokoh yang ia lihat), 3. Story telling
4) motivation dan reinforcement; Anak yang Sebuah cerita dapat mengandung
menirukan harus melihat tingkah laku itu berbagai pendidikan moral yang berupa
sebagai tingkah laku yang terpuji dan pesan atau amanat. Melalui cerita pendidik
bermotivasi untuk menirukannya. Ketika anak atau orang tua dapat memberikan
mengamati sebuah model, kemudian penanaman nilai-nilai moral kepada anak.
mendapat pengetahuan baru, namun secara Sebuah cerita biasanya mengandung contoh
langsung belum mampu mempraktikkan perilaku buruk maupun contoh perilaku baik.
respons-respons tersebut. Pelaksanaan Contoh perilaku buruk dimaksudkan agar
respon anak diatur oleh penguatan dan dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari.
variabel motivasi lainnya. (Crain, 2007:304- Contoh perilaku baik dimaksudkan agar dapat
305). ditiru untuk diterapkan dalam kehidupan
Pemodelan dapat dilakukan dengan sehari-hari. Menurut Semiawan (2007:34)
memutarkan anak film-film yang Cerita merupakan wahana untuk
mengandung pesan cerita atau amanat yang mewujudkan terjadinya pertemuan dan
baik atau memberi tontonan di layar telvisi keterlibatan emosi, pemahaman dan
pada program-program pendidikan yang keterlibatan mental antara yang bercerita
menyajiakan tingkah laku tokoh-tokoh baik dengan anak, dapat memahami (verstehen)
yang dapat ditiru oleh anak. Misalnya anak sedemikian, sehingga dapat menerobos
perjuangan anak dalam menggapai ke dalam (penetrate into) penghayatan dan
kesuksesan walau memiliki keterbatasan pengalaman. Lebih jauh Semiawan
fisik, atau kesabaran seorang anak dalam menjelaskan bahwa keasyikan pencerita
melawan teman jahat yang berakhir dengan dalam menyelami substansi dan materi cerita
keberhasilan dan banyak cerita-cerita bagus dapat membawanya masuk ke dunia minat
yang dapat menanamkan karakter unggul ( interest ) anak, dan menghasilkan
bagi anak. Salah satu penelitian bandura pengalaman yang paling dalam ( peak-
tentang modeling dilakukan dengan experience).
memutarkan film. Dari penelitian bandura ini Cerita tidak harus disampaikan secara
menunjukkan bahwa modeling memiliki lisan (menghapal), namun bisa juga
pengaruh yang kuat dalam merubah sikap disampaikan dengan membacakan buku-
dan prilaku anak. buku cerita. Membacakan cerita-ceita rakyat
Kita bisa lihat apa yang terjadi pada anak- atau cerita tentang perjuangan seseorang
anak. Kadang mereka menyamakan dirinya melawan masalah dalam kehidupannya.
dengan aktor atau tokoh cerita dalam film- Pencerita harus mampu menciptakan
film atau televisi. Hampir disetiap rumah suasana yang menyenangkan, suasana
tersedia televisi dengan sajian acara yang penuh emosi dan ekspresi, sehingga seolah-
beragam. Semua aspek kehidupan baik olah membawa anak kedalam cerita.

1234
1234
1234
236 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Menggunakan bahasa yang sederhana dan Buatlah sudut bermain sosial drama yang
memodelkan apa yang dilakukan tokoh penuh dengan berbagai alat-alat yang dapat
dalam sebuah cerita akan memudahkan anak dipakai anak dalam bermain drama. Dengan
memahami apa yang diceritakan. Ceritakan lengkapnya alat permainan dan accessories,
tentang cerita-ceita keteladan seperti kisah- anak akan semakin berimajinasi dalam
kisah keteladan Nabi-nabi, sahabat-sahabat memerankan peran-peran seperti menjadi
nabi, pahlawan-pahlawan islam, dunia, pilot, dokter, guru, kesatria, pemadam
nasional ataupun lokal. Ceritakan tentang kebakaran, tentara, polisi, dan lain
binatang-binatang yang dekat dengan sebagainya.
kehidupan anak. Ajak mereka memodelkan
cara binatang itu berbicara, bergerak, dan F. Strategi mengembangkan
kebiasaan-kebiasan setiap hari. Terangkan kompetensi-kompetensi sosial
karakter dari para tokoh dalam cerita itu. emosional anak di dalam kelas.
Kegiatan-kegiatan tersebut akan dapat Menurut Elias (1997) ada empat strategi guru
mempengaruhi emosi anak dan di dalam kelas yang dapat mendukung
menumbuhkan karakter yang dijelaskan oleh pengembangan pembelajaran sosial emosional
pencerita. Oleh sebab itu pilihlah cerita-cerita anak.
yang mengandung pendidikan bagi anak 1. Membangun suasana kelas yang
bukan asal cerita. Ceritakan tokoh-tokoh responsif dan memberdayakan
penemu untuk memotivasi semangat belajar. Pendidik harus melibatkan para anak
Kemudian tanyakan kepada mereka apa cita- sebagai mitra aktif dalam menciptakan
cita mereka setelah mendengarkan cerita- suasana kelas dimana kepedulian, tanggung
cerita para penemu atau bentuk tokoh-tokoh jawab, kepercayaan, dan komitmen untuk
lain. belajar dapat berkembang. Bangunlah rasa
Gunakan buku bergambar dalam memiliki pada anak karena itu akan
membacakan cerita kepada anak. Sehingga memotivasi anak-anak untuk
anak dapat bereksplorasi dengan buku itu mengembangkan keterampilan mereka dan
dalam memahami isi dari sebuah cerita. berkontribusi pada ketenangan semua di
Dengan melihat gambar-gambar yang dalam kelas. Binalah hubungan emosional
menarik akan menggugah keingintahuan yang kuat dan hangat di dalam kelas akan
anak tentang bagaimana jalan cerita yang ia memperkuat keterikatan anak dengan
lihat pada buku besar tersebut. Mintalah sekolah, minat mereka belajar, kemampuan
kepada anak untuk menceritakan kembali mereka untuk menahan diri dari prilaku
cerita yang sudah ia dengar. Biarkan mereka merusak ketenangan diri dan anak lain.
bercerita dengan cara mereka sendiri. Dengan memberikan kepercayaan kepada
Tumbuhkan rasa kepercayaan pada mereka. anak misalnya apa yang anak ingin pelajari
dengan demikian anak juga dapat pada waktu tertentu berarti memberikan
mengembangkan daya imajinasinya. kesempatan yang baik bagi mereka untuk
mendapatkan kepuasan dan tanggung jawab
4. Drama dalam mempengaruhi lingkungan kelas
Bermain drama dapat membantu anak mereka.
mecobakan berbagai peran sosial yang
diamatinya, memantapkan peran sesuai 2. Mengembangkan masyarakat
dengan jenis kelaminnya, melepaskan segala kelas yang aman dan terawat
masalah pada dirinya, menghilangkan Keterikatan emosional dengan guru,
kejenuhan dan meluapkan kegembiraan, teman sebaya, dan sekolah adalah hubungan
berimajinasi, dan bekerjasama membangun penting bagi anak dalam mencapai
sebuah interaksi sosial dengan anak lain. keberhasilan akademis. Bangunlah
Anak bermain ibu-ibuan dengan bonekanya, komunitas anak yang aman dan penuh
main rumah-rumahan, sekolah-sekolahan kepedulian. Jangan lewatkan satupun dari
atau berperan menjadi seorang ibu dan ayah. anak-anak itu dari perhatian dan
pengawasan. Dalam lingkungan belajar yang

1234
1234
1234
1234
1234
237
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

aman dan penuh perhatian akan membuat berbagai domain kecerdasan saling terkait.
kenyamanan bagi anak dalam Kemampuan anak untuk belajar materi
mengekspresikan diri dan menerima ekspresi akademik sangat dipengaruhi oleh keadaan
anak lain. Para pendidik akan mencapai emosional, dan kemampuan memecahan
tujuan di atas dengan mengkomunikasikan masalah sosial adalah produk dari integrasi
kepedulian dalam mengajar dan kecerdasan emosional dan analitis proses
menginspirasi mereka dalam kognitif. Oleh sebab itu pembelajaran sosial
mengidentifikasi kemampuan mereka dalam emosional ini berkaitan erat dengan
belajar. Tidak kalah penting adalah kecerdasan intrapersonal dan interpersonal
mengembangkan kemampuan anak untuk anak. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran
membentuk dan memelihara hubungan yang sosial emosional dapat didukung oleh
saling mendukung, yang berfungsi sebagai pengembangan aspek verbal, artistik, musik,
penyangga terhadap pengembangan logika matematik, spasial, dan fisik/
masalah-masalah sosial, emosional, fisik dan kinestetik. Dengan menggunakan aktivitas-
akademik. Menggunakan pertemuan kelas, aktivitas yang dapat menstimulasi semua
pendidik duduk ditengah lingkaran besar aspek perkembangan anak tersebut akan
dapat menumbuhkan rasa aman pada diri meningkatnya perkembangan kemampuan
semua anak. Kegiatan seperti ini sosial emosional anak. Sebagai pendidik yang
menawarkan kesempatan bagi setiap anak sadar akan kebutuhan kelas yang selalu
untuk berbicara tanpa beban. Guru dapat berubah-ubah, pendidik sepenuhnya harus
meminta tiap-tiap anak menceritakan merespon setiap kondisi anak dan situasi
kegitannya sehari-hari, apa yang mereka kelas. Metode pengajaran yang tepat adalah
pikirkan tentang tema dan topik yang sedang kunci untuk menyelesaikan masalah tersebut.
dieksplorasi dalam pelajaran, atau Guru dapat menggunakan metode-metode
bagaimana perasaan mereka tentang kelas, yang sudah dijelaskan sebelumnya atau
sekolah, dan lingkungan. Meminta mereka metode-metode lain yang relevan dengan
untuk menceritakan tentang diri mereka akan pengembangan aspek sosial emosional anak.
membantu anak lain untuk mengenalnya
lebih baik. Dan anak lain juga akan merasa KESIMPULAN DAN SARAN
aman dalam merespon apa yang diceritakan • Kesimpulan
Pendidikan karakter adalah penanaman nilai-
4. Menggunakan kerangka dan nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi
rencana pembelajaran yang komponen pengetahuan, kesadaran atau
komprehensif kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
Memiliki kerangka atau rencana yang nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang
sesuai dengan perkembangan dan Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan,
kebutuhan anak adalah komponen kunci dari maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia
pengajaran yang efektif. Memaksakan yang sempurna. Pembelajaran sosial dan
pembelajaran yang tidak sesuai dengan emosional pada anak merupakan dasar dalam
perkembangan akan membuat anak tidak penerapan pendidikan karakter bagi anak usia
nyaman dalam belajar. Oleh sebab itu tujuan dini. Aspek sosial emosional anak akan
dari desain pembelajaran yang disusun harus berkembang secara berkelanjutan sejalan
terintegrasi dan dapat mengembangkan dengan proses pengembangan dan stimulusi
semua aspek kompetensi sosial emosional yang diberikan kepada mereka.
anak. Pembelajaran sosial dan emosional pada anak
akan melahirkan kemampuan adaptasi secara
4. Menggunakan metode kognitif maupun sosial. Kompetansi-kompetansi
instruksional yang dapat sosial seperti self-awareness, self-management,
meningkatkan Belajar Sosial dan social awareness, responsible decision making,
Emosional dan relationship management yang menjadi
Penelitian para ahli menjelaskan bahwa pokus pengembangan dalam proses

1234
1234
1234
238 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
pembelajaran juga berimplikasi pada berkomunikasi secara verbal atau non verbal.
tertanamnya karakter-karakter unggul dalam Mengingat pentingnya pendidikan karakter
konteks sosial maupun konteks lainnya. Dengan bagi anak usia dini, para pendidik harus
metode bermain, modeling, story telling, drama memahami bahwa pembelajaran sosial
dan lainnya dapat dugunakan untuk emosional dapat dijadikan sebagai dasar dalam
mengembangkan aspek sosial emosional anak. menanamkan pendidikan karakter bagi anak.
Yang pada akhirnya akan tumbuh rasa percaya Dalam mengimlementasikan pembelajaran sosial
diri, penghargaan pada diri sendiri dan orang emosional para pendidikan harus memahami
lain, berempati pada orang lain dan mampu perkembangan sosial emosional anak sebagai
mengkomunikasikan perasaannya secara tepat. dasar dalam memberikan stimulus-stimulus yang
Dan berimplikasi pada tertanam dan sesuai dengan kebutuhan emosional anak.
terbentuknya karakter-karakter unggul seperti Metode-metode bermain dalam kelompok
mengenal diri, jujur, disiplin, tanggung jawab, permainan, modeling yang positif dan dengan
peduli, berkepribadian menarik, mengikuti media-media seperti tv atau film, cerita; cerita
perubahan, mengambil risiko, mengendalikan keteladanan dari Nabi-nabi, sahabat-sahabat
diri, bersemangat, kerjasama, adil dan lain nabi, pahlawan-pahlawan islam, dunia, nasional
sebagainya. ataupun lokal dan cerita binatang-binatang, dan
metode pembelajaran sosial emosional lainnya
• Saran dapat digunakan dalam pembelajaran sosial
Hal penting yang perlu disadari bahwa emosional anak untuk menanamkan pendidikan
pendidik memberikan kontribusi yang besar karakter bagi anak usia dini. Peningkatan
dalam perkembangan emosi sosial anak dengan perkembangan sosial emosional yang terintegrasi
mengenal ekspresi emosi dan bagaimana guru dapat dilakukan ketika pendidik memberikan
meresponnya. Oleh karena itu, para pendidik penguatan-penguatan terhadap ekspresi emosi
diharapkan dapat memahami akan pentingnya yang positif dan dapat diterima secara sosial
pengembangan aspek emosi anak untuk selama dalam pembelajaran. Karena
menunjang tujuan belajar yang optimal. Hal ini ketidakmampuan anak dalam mengatur emosi
dapat ditingkatkan melalui proses pembelajaran sejak dini dapat menstimulasi munculnya
di sekolah dengan model-model dan metode- permasalahan perilaku di masa sekarang dan
metode belajar yang disesuaikan dengan yang akan datang.
kebutuhan dan aspek perkembangan anak yang
bersifat individual. Para pendidik harus PUSTAKA ACUAN
mengekspresikan emosi yang positif dalam Anwas, Oos M. 2010. Televisi Mendidik Karakter
setiap interaksi kepada anak baik di dalam kelas Bangsa: Harapan dan Tantangan. Artikel jurnal
atau lingkungan sekolah. Reaksi-reaksi perilaku Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: Badan
dan emosi guru terhadap anak menolong anak Penelitian dan Pengembangan Kementerian
untuk memahami adanya perbedaan antara Pendidikan Nasional. Vol.16 Edisi Khusus III,
Oktober.
emosi yang satu dengan emosi yang lain. Karena
Brewer, Jo Ann. 2007. Early Childhood Education,
ekspresi emosi anak merefleksikan ekspresi Preschool Through Primary Grades. USA: Pearson
emosi guru. Berikan anak kesempatan untuk Education, Inc.
bereksplorasi dalam memahami emosi dirinya Collaborative for Academic, Social, and Emotional
dan anak-anak lain baik secara langsung dengan Learning (CASEL), Social-Emotional Learning in

1234
1234
1234
1234
1234
239
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2, Desember 2011

Early Childhood: What We Know and Where to Go From Here. On line http://casel.org/research/publications/
Diakses, Kamis, 8 September 2011
Crain, William. 2007. Teori Perkembangan; Konsep dan Aplikasi. Terjemahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Darmiyati, Zuchdi. (2009). Pendidikan karakter grand design dan nilai-nilai target. Yogyakarta: UNY Press
David Elkind & Freddy Sweet Ph.D. 2004. How to Do Character Education. (http://www.goodcharacter.com/
Article_4.html) (Diunduh 2011)
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasinonal Republik
Indonesia.
Elias, Maurice J., Joseph E. Zins, Roger P. Weissberg, Karin S. Frey, Mark T. Greenberg, Norris M. Haynes,
Rachael kessler, Mary E. Schwab-stone, Timothy P. Shriver. 1997. Promoting Social and Emotional Learning
: Guidelines for Educator. USA: the Association for Supervision and Curriculum Development. All.
Feeny, Stephanie, Doris Christensen, and Eva Moravcik. 2006. Who Am I in the Lives of Children. USA: Pearson
Education, Inc.
Gestwicki, Carol. 2007. Developmentally Appropriate Practice; Curriculum and Development in Early Education.
Third Edition. Canada: Thomson Delmar Learning.
Gross, Jean. Better Evidence-Based Education; Social-Emotional Learning; Which Approaches to Social-Emotional
Learning work?. Available in http://casel.org/research/publications/ Diakses, Kamis, 8 September 2011
Hermawan Kertajaya. 2010. Grow with Character: The Model Marketing (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama).
Hornby dan Parnwell. 1972. Learner’s Dictionary. Kuala Lumpur: Oxford University Press.
Kamisa, 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika.
Monks, F.J., A.M.P Knoers, dan Siti Rahayu Haditomo. 2004. Psikologi Perkembangan; Pengantar dalam Berbagai
Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
NAEYC. http://www.naeyc.org/
Nurchaili. Membentuk Karakter Siswa melalui Keteladanan Guru. Artikel jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional. Vol.16 Edisi Khusus III,
Oktober.
Ryan Keevin and Bohlin Karen. 1999. Building Character in Schools. San Fransisco: John Willey & Sons.
Seefeldt, Carol dan Barbara A. Wasik. 2006. Pendidikan Anak Usia Dini: Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat,
dan Lima Tahun Masuk Sekolah. Terjemahan. Jakarta: Indeks.
Semiawan, Conny. R. 2007. Landasan Pembelajaran dalam Perkembangan Manusia. Jakarta: Center for Human
Capacity Development.
Stein, Rita, Roberta Richin, Richard Banyon, Francine Banyon & Marc Stein. 2000. Connecting Character to
Conduct : Helping Students Do The Right Things. USA: ASCD
Sujiono, Yuliani nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks
Tedjasaputra, Mayke S. 2001. Bermain, Mainan dan Permainan untuk Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Grasindo.
Teuku Ramli Zakaria. 2001. Pendekatan-Pendekatan Pendidikan Nilai dan Implementasi dalam Pendidikan
Budi Pekerti. (http://www.pdk.go.id/balitbang/Publikasi/Jurnal/No_026).
Tri Hartiti Retnowati. 2010. Membangun Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Batik di Sekolah. Makalah disajikan
pada Seminar Nasional dalam rangka Dies Natalis Ke 46 Universitas Negeri Yogyakarta.
Zins, Joseph E., Roger P. Weissberg, Margaret C. Wang, and Herbert J. Walberg, 2001, Building Academic
Success on Social and Emotional Learning: What Does the Research Say?, New York: Teachers College
Press
_____, Social-Emotional Learning and School Success Maximizing Children’s Potential by Integrating Thinking,
Feeling, Behavior. Volume 10 • Number 6 • June 2001, The National Center On Education in the Inner
Cities.
Zuhlan, Najib. 2011. Pendidikan Berbasis Karakter. Surabaya: JePe Press Media Utama.

uuuuuuuuuuuuuuu

1234
1234
1234
240 1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234

Anda mungkin juga menyukai