Anda di halaman 1dari 3

SISTEM ZONASI SEKOLAH

MODERATOR :

Assalamualaikum Wr. Wb

Selamat siang,

Siang ini kita akan mmengikuti kegiatan debat antara Tim Afirmasi, Tim Oposisi, dan Tim Netral.

Pagi ini kedua tim akan berdebat tentang “Sistem Zonasi Sekolah”.

Sebelum melaksanakan debat, saya akan membacakan tata tertib debat sebagai berikut :

1. Tidak menggunakan bantuan dari berbagai macam bentuk alat elektronik seperti sebuah laptop dan smartphone.

2. Tidak membawa bahan yang telah di print kecuali bahan yang di tulis tangan.

3. Tidak boleh menggunakan berbagai macam bentuk kata kasar, tidak terpuji hingga yang dimana akan
menyinggung berbagai macam bentuk SARA.

4. Tidak diperkenankan untuk berkomunikasi dengan penonton.

5. Seluruh peserta diwajibkan untuk menjaga ketengan sehingga tidak mengganggu konsentrasi peserta lainnya.

6. Pembicara tidak diperkenankan berkomunikasi dengan peserta lainnya pada saat berbicara.

7. Peserta diizinkan berdikusi ketika sedang tidak menjadi pembicara.

8. Peserta dilarang melakukan tindakan kekerasan fisik dan juga verbal.

9. Apabila terdapat pelanggaran yang akan dilakukan pengurangan skor.

Selanjutnya, saya berikan kesempatan kepada juru bicara setiap tim untuk memperkenalkan diri masing-masing.

Tim Afirmasi : (memperkenalkan diri)

Tim Oposisi : (memperkenalkan diri)

Tim Netral : (memperkenalkan diri)


MODEARTOR :

Sekarang ini penerimaan siswa beerdasarkan system zonasi sekolah dimana sesuai dengan wilayah tempat tinggal.

Sistem zonasi akan mengutamakan penerimaan siswa berdasarkan jarak atau radius lokasi rumah siswa dengan
sekolah. Apabila jarak rumah siswa dekat dari sekolah, maka ia dapat memperoleh layanan pendidikan dari sekolah
tersebut.

Anggapan inilah yang akan kita bahas dalam debat kali ini. Untuk putaran perama saya persilahkan secara bergantian
mulai dari Tim Afirmasi, Tim Oposisi, dan Tim Netral untuk menyampaikan pendapatnya.

TIM AFIRMASI :

Saya setuju dengan adanya sistem zonasi ini karena akan memudahkan para orangtua peserta didik untuk
melakukan pengawasan kepada anak mereka karena jarak tempuh sekolah yang tidak terlalu jauh. Hal tersebut bisa
membuat para orang tua lebih tenang dalam pengawasan pasca pembelajaran usai. Pengawasan yang ketat
dilakukan guru di sekolah dan orang tua dari tindak kekerasan, pergaulan bebas, narkoba dan pornografi. Sehingga
saat orangtua lengah terhadap pengawasan peserta didik, para guru masih dapat menghandle.

Sistem zonasi ini juga digunakan untuk pemerataan sumber daya manusia yang kurang merata di berbagai area di
Indonesia. Sistem zonasi menjadi hal yang positif bagi sarana pendidikan. Dengan adanya sistem zonasi ini
diharapkan pemerataan pendidikan menjadi lebih cepat. Badan Akreditasi Nasional atau (BAN) menyatakan bahwa
penerapan sistem zonasi merupakan hal yang masuk akal. seorang peserta didik yang bersekolah terlalu jauh dari
rumahnya memiliki resiko yang sangat tinggi.

Tidak hanya hal tersebut, dengan adanya sistem zonasi ini akan menghapuskan stigma masyarakat mengenai sekolah
unggulan atau favorit. Dan juga dengan adanya sistem zonasi sekolah para orangtua dan peserta didik akan
mendapat keuntungan yaitu mengurangi beban biaya, baik biaya pendidikan maupun biaya lain termasuk akomodasi
yaitu mengurangi beban biaya transport peserta didik. Tidak ada lagi peserta didik yang menempuh jarak jauh untuk
berangkat sekolah.

Mendorong kualitas sekolah karena pengaruh dari pemerataan peserta didik, dengan tidak adanya lagi para peserta
didik unggul yang berkumpul pada suatu tempat. Sehingga sekolah bisa saling bersaing untuk meningkatkan
kualitasnya. Jadi akan terjalin kerjasama antara sekolah dan peserta didik sehingga tidak ada lagi sekolah yang
mengandalkan status unggulan.

MODERATOR :

Baiklah, waktu penyampaian pendapat untuk Tim Afirmasi teah selesai. Silahkan sealnjutnya Tim Oposisi
memberikan tanggapannya.

TIM OPOSISI :
Saya kurang setuju dengan pendapat tersebut. Karena ketika mencari sekolah baru, orang tua maupun peserta didik
akan kesulitan mendapatkan sekolah yang sesuai dengan keinginan mereka. Karena kita semua dapat menilai bahwa
banyak orang tua peserta didik yang ingin anaknya nya tetap bisa menempuh pendidikan di sekolah yang dianggap
memiliki kualitas bagus meskipun sekolah itu relatif jauh.

Terlebih dengan sistem zonasi ini yang di mana dalam aturan itu disebutkan bahwa penerapan zonasi dengan kuota
90% untuk dalam rayon, dan hanya 5% untuk yang berprestasi di luar rayon. Sehingga sistem ini dapat membuat
para peserta didik yang telah berusaha dalam mempersiapkan bersekolah di sekolah yang diinginkan, terkendala
oleh sistem zonasi ini. Dengan kata lain, sistem ini dapat mengurangi motivasi belajar para siswa. Karena sistem
zonasi ini dapat menimbulkan pola pikir yang salah pada peserta didik, dengan anggapan," untuk apa saya belajar
sungguh-sungguh jika pada akhirnya saya diukur dengan jarak, dan bukan nilai yang saya perjuangkan?"

Selain itu sistem zonasi ini juga dapat memunculkan kecurangan lain. Kecurangan yang muncul ini misalnya kasus
yang ditemukan oleh Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), yaitu seorang siswa asal Cibinong menumpang nama di
Kartu Keluarga milik saudaranya di wilayah Kramat Jati, Jakarta Timur, demi dapat melanjutkan studi di sekolah pada
daerah tersebut.

Sehingga menurut saya sistem zonasi ini dominan untuk menimbulkan dampak negatif pada masyarakat.

MODERATOR :

Baik, penyampaian tanggapan oleh Tim Oposisi telah usai. Terakhir saya persilahkan Tim Netral menyampaikan
ulasannya selama 5 menit.

TIM NETRAL :

Saya sebagai pihak netral akan memberikan beberapa poin penting agar sistem zonasi di Indonesia bisa diterima
dengan tenang dan damai tanpa paksaan, serta meminimalisir dampak yang kurang baik di masa mendatang.

Pertama, harus ada jaminan di setiap lokasi sekolah negeri yang mampu menampung jumlah murid agar tidak
beralih ke sekolah swasta yang biasanya kurang bisa dijangkau secara finansial oleh peserta didik.

Kedua, harus ada jaminan kualitas pengajar atau guru guru yang mampu bergaul dengan siswa berprestasi dan non
berprestasi dalam bidang akademik maupun non akademik agar mudah dipahami dan diterima.

Ketiga, harus ada jaminan bahwa setiap Sekolah telah memiliki fasilitas yang memadai agar siswa tidak menilai
kualitas sekolah tersebut.

MODERATOR :

Guru Pembimbing dan teman-teman yang saya hormati serta peserta debat yang berbahagia, saya sampaikan bahwa
kita sudah berada pada penghujung rangkaian kegiatan debat ini. Dengan mengucap syukur Ahamdulillah debat ini
saya tutup.

Assalamualaikum Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai