Penaksiran resiko membantu auditor membuat penilaian tentang karakteristik,
pemilihan dan luasa prosedur audit. Pada akhirnya, uji pengendalian memberikan bukti sebagai dasar opini auditor. Untuk melakukan pengendalian resiko untuk sebuah asersi, langkah-langkah apa yang harus diambil oleh Auditor, sebutkan dan jelaskan!
Mohon izin memberikan tanggapan terkait pertanyaan tersebut.
Dalam melakukan penaksiran risiko pengendalian untuk sebuah asersi, auditor mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mempertimbangkan hal yang diperoleh dari prosedur untuk mendapatkan pemahaman Auditor melakukan prosedur untuk mendapatkan pemahaman pengedalian internal atas asersi laporan keuangan yang material. Auditor mendokumentasikan pemahaman tersebut dalam bentuk kuesioner, bagan alir, atau memoranda naratif tentang pengendalian internal. Analisis terhadap dokumen ini adalah titik awal penaksiran risiko pengendalian. Standar Audit AU 319.25 (PSA No. 69 Paragraf 19) menyatakan bahwa pemahaman yang digunakan oleh auditor adalah : a. Mengidentifikasi jenis potensi salah saji b. Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi risiko salah saji material, dan c. Merancang uji pengendalian 2. Identifikasi potensi salah saji dalam asersi Identifikasi potensi salah saji dalam asersi adalah proses yang digunakan auditor untuk mempertimbangkan titik-titik terjadinya kesalahan atau kecurangan pada asersi yang terkait dengan kelas transaksi utama, saldo rekening, dan pengungkapan dalam laporan keuangan. 3. Identifikasi pengendalian untuk prevensi atau deteksi dan koreksi salah saji Auditor mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan untuk mencegah atau mendeteksi serta mengoreksi potensi salah saji untuk asersi. Identifikasi dilakukan dengan perangkat lunak yang memproses respons kuesioner atau secara manual dengan checklist. Pada saat identifikasi, auditor harus memastikan hal-hal sebagai berikut: a. Karakteristik pengendalian untuk mencegah atau mendeteksi dan mengoreksi salah saji b. Karakteristik pengendalian yang telah diimplementasikan oleh manajemen c. Efektifitas tiap pengendalian. Jika ditemukan beberapa pengendalian untuk sebuah asersi, auditor memilih pengendalian kunci, yaitu pengendalian yang diyakini paling efektif d. Risiko jika pengendalian tidak efektif 4. Uji pengendalian untuk menilai efektivitas rancangan dan implementasi Uji pengendalian disajikan meliputi teknik audit berbantuan komputer, memeriksa dokumen, memeriksa personel, dan mengamati personel yang melakukan pengendalian. Uji pengendalian harus menghasilkan bukti efektifitas desain dan implementasi pengendalian yang dibutuhkan. Dalam memilih pengujian yang harus dikerjakan, auditor mempertimbangkan jenis bukti yang diperlukan dan biaya pengujian. Setelah pengujian dipilih, auditor menyiapkan program pengauditan tertulis dan resmi untuk uji pengendalian yang direncanakan. 5. Mengevaluasi bukti dan menilai risiko pengendalian Penaksiran akhir risiko pengendalian untuk asersi laporan keuangan didasarkan pada evaluasi bukti yang diperoleh dari: a. Prosedur untuk memahami pengendalian internal, dan b. Uji pengendalian terkait Penentuan level risiko pengendalian tertaksir merupakan masalah penilaian profesional. Auditor harus mempertimbangkan karakteristik, pemilihan waktu, dan luasan uji pengendalian ketika membuat penilaian tersebut.
Demikian tanggapan saya, apabila terdapat kesalahan dan/atau kekeliruan saya mohon maaf. Terima kasih banyak.
Sumber : Buku Materi Pokok (BMP) Auditing II EKSI4310 Edisi 3 Modul 1