Anda di halaman 1dari 2

Nama : Diah Rai Wardhani

NIM : 042452646
Prodi : S1 Akuntansi

Diskusi 1
Auditing II (EKSI4310)

Langkah-langkah yang harus diambil oleh auditor untuk melakukan penaksiran


risiko pengendalian (control risk) untuk sebuah asersi antara lain yaitu:

1) Mempertimbangkan hal-hal yang diperoleh dari prosedur untuk


mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal ( internal
control)
Pemahaman mengenai pengendalian internal didokumentasikan dalam
bentuk kuesioner, flowchart, atau memorandum naratif tentang
pengendalian internal. Auditor melakukan analisis dokumen-dokumen
tersebut sebagai langkah awal penaksiran risiko pengendalian.
Selanjutnya, auditor melakukan penyelidikan, mengamati kinerja tugas,
dan menginspeksi dokumen untuk mendapatkan bukti mengenai
implementasi aktual pengendalian.

2) Mengindentifikasi potensi salah saji dalam asersi


Identifikasi potensi salah saji dilakukan untuk mempertimbangkan titik-
titik terjadinya kesalahan atau kecurangan pada asersi yang terkait
dengan kelas transaksi, saldo rekening, dan pengungkapan. Potensi
salah saji merupakan salah saji spesifik yang mungkin terjadi karena
adanya kekurangan signifikan atau kelemahan material. Prosedur ini
dapat dilakukan dengan menggunakan software komputer untuk
mengolah jawaban responden dalam kuesioner pada asersi tertentu.
Oleh karena itu, auditor sebaiknya memahami logika komputer yang
digunakan.

3) Mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan untuk pencegahan,


deteksi, dan koreksi salah saji
Identifikasi pengendalian dapat dilakukan dengan software yang
memproses respons kuesioner atau secara manual dengan checklist.
Pada saat melakukan langkah ini, auditor harus mempertimbangkan
karakteristik pengendalian untuk mencegah/mendeteksi/mengoreksi

1
salah saji, pengendalian yang telah diimplementasikan, efektivitas
pengendalian, dan risiko jika pengendalian tidak efektif.

4) Melakukan uji pengendalian untuk menilai efektivitas rancangan dan


implementasi pengendalian internal
Uji pengendalian (test of controls) yang akan dilakukan dipilih
berdasarkan pertimbangan jenis bukti yang diperlukan dan biaya
pengujian. Beberapa bentuk uji pengendalian antara lain meliputi
inspeksi dokumen, laporan, dan catatan, permintaan keterangan
personel, observasi personel yang melakukan aktivitas pengendalian,
serta pengulangan (reperformance) implementasi pengendalian oleh
auditor, termasuk dengan teknik audit berbantuan komputer.

5) Mengevaluasi bukti dan membuat penaksiran risiko pengendalian


Evaluasi dilakukan terhadap bukti-bukti yang diperoleh dari prosedur
untuk memahami pengendalian internal dan dari uji pengendalian yang
dilakukan. Auditor menggunakan penilaian profesionalnya dalam
menentukan level risiko pengendalian tertaksir. Taksiran risiko
pengendalian dapat disajikan secara kualitatif (contohnya risiko
pengendalian ditaksir rendah) atau secara kuantitatif (contohnya risiko
pengendalian sebesar 5%).

Referensi:
Sumiyana, dkk. (2021). Auditing II. Penerbit Universitas Terbuka. Hal 1.5-1.3.

Anda mungkin juga menyukai