Anda di halaman 1dari 2

E.

Risiko Audit (Audit Risk)

Risiko audit dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Risiko melekat (inherent risk) berasal dari adanya kemungkinan kesalahan material

dari laporan keuangan yang akan diaudit.

2. Risiko pengendalian (control risk) berasal dari adanya kemungkinan kesalahan yang

tidak dapat ditemukan atau dihindari secara dini oleh sistem intern klien.

3. Risiko deteksi (detection risk) berasal dari adanya kemungkinan auditor tidak

menemukan kesalahan material saat melakukan audit.

F. Transaction Flow Auditing (TFA)

Transaction flow auditing merupakan metoda yang digunakan untuk

mengdokumentasikan pengendalian aplikasi dalam aplikasi yang dikomputerisasi untuk

mengaudit arus transaksi, yang mengharuskan auditor untuk mengidentifikasi:

1. Siklus aktivitas bisnis operasi atau SPI klien terhadap seluruh transaksi yang ada pada

entitas yang diaudit (pengeluaran/penerimaan kas, pembelian, penjualan, persediaan, dll)

2. Tipe transaksi yang mengalir melalui setiap siklus.

3. Fungsi yang dilakukan dalam setiap siklus.

4. Tujuan pengendalian internal spesifik untuk masing-masing siklus.

5. Teknik-teknik pengendalian internal untuk mencapai setiap tujuan yang diharapkan.

Terdapat 5 fase dalam pendekatan TFA, yaitu:

1. General Risk Analysis (GRA)

Pada fase ini, ruang lingkup audit adalah menentukan berdasarkan risiko yang dianalisis

dari informasi yang diperoleh auditor seperti pemahaman dasar mengenai usaha

perusahaan, penilaian SPI, diskusi mengenai risiko yang berhubungan serta estimasi

pendahuluan dari sumber daya audit yang dibutuhkan dan pendekatan dasar yang

digunakan. Hasil akhir dari GRA adalah rencana audit yang efisien.
2. Transaction Flow Review

Pada fase ini, auditor akan melakukan pengkajian lebih rinci prosedur pemrosesan dari

teknik pengendalian intern dalam suatu siklus. Informasi yang didokumentasikan salah

satunya adalah flowchart.

3. Specific Risk Analysis

Pada fase ini tim audit akan menilai sejauh mana teknik pengendalian intern yang relevan

mencapai tujuan pengendalian siklus, mendisain pengujian ketaatan, menilai risiko jika

tujuan tidak tercapaim serta merevisi rencana pengujian substantive jika teknik

pengendalian tidak beroperasi secara efektif.

4. Compliance Testing and Substantive Testing

Pada fase ini tim audit melakukan pengujian ketaatan yang telah didesain serta

melakukan pengujian substantif.

5. Evaluation/Final Report

Pada fase ini, hasil pengujian akan dilaporkan termasuk masalah-masalah yang

ditemukan serta rekomendasi atas masalah tersebut seperti penyesuaian-penyesuaian

yang diusulkan untuk laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai