Anda di halaman 1dari 4

PENEMPATAN PASIEN

No. Dokumen :  SOP/ /PKM-PH/V/2021


No. Revisi :  01
SO Tanggal Terbit :
P Tanggal
Pengesahan :
Halaman :  1/3

HARUCI, SKM
UPT PUSKESMAS NIP. 19711012 199203 1 002
PAUH
 
1. Pengertian Penempatan pasien dengan penyakit menular atau suspek adalah
menempatkan pasien dalam satu ruangan tersendiri (jika tidak tersedia)
kelompokan kasus yang telah dikonfirmasi secara terpisah didalam
ruangan dengan beberapa tempat tidur dari kasus yang belum
dikonfirmasi atau sedang didiagnosis ((kohorting). Bila ditempatkan
dalam satu ruangan, jarak antara tempat tidur harus lebih dari dua
meter dan diantara tempat tidur harus ditempatkan penghalang fisik
seperti tirai atau sekat.
2. Tujuan Menghindari penularan penyakit melalui kontak langsung, droplet,
airbone, dan vechile.
3. Kebijakan Sesuai dengan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Pauh No.440/
/SK/PKM-PH/ /2020 tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi 1. PMK No. 27 tahun 2017 tentang pedoman pencegahan dan dan
Pengendalian infeksi di fasyankes
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1691 tahun 2011 tentang
Keselamatan Pasien
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesma, Klinik Pertama, Tempat Praktik Mandiri
Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
5. Prosedur a. Tempatkan Pasien infeksius
b. Penempatan pasien disesuaikan dengan pola transmisi ineksi
penyakit pasien (kontak, droplet, airborn) sebaiknya ruangan
tersendiri.
c. Bila tidak tersedia ruang tersendiri, dibolehkan dirawat bersama
pasien lain yang jenis insfeksinya sama dengan menerapkan sistem
cohorting. Jarak antara tempat tidur minimal 1 meter. Untuk
menentukan pasien yang dapat disatukan dalam satu ruangan,
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada komite atau Tim PPI.
d. Semua ruangan terkait cohorting harus diberi tanda kewaspadaan
berdasarkan jenis transmisinya (kontak, droplet, airborn).
e. Pasien yang dapat menjaga kebersihan diri atau lingkungan nya
dipisahkan tersendiri.

1/4
f. Mobilisasi pasien insfeksi yang jenis transmisinya melalui udara
(airborne) agar dibatasi dilingkungan fasilitas pelayanan kesehatan
untuk menghindari terjadinya transmisi penyakit yang tidak perlu
kepada yang lain.
g. Pasien HIV tidak diperkenakan dirawat bersama dengan pasien TB
dalam satu ruangan tetapi pasien TB-HIV dapat dirawat dengan
sesama pasien TB.
h. Pasien isolasi mempunyai ruangan sendiri tidak diperkenan dengan
pasien penyakit lainnya.

2/4
6. Diagram Alir
Penempatan Pasien infeksius terpisah dengan
non infeksius

Penempatan pasien disesuaikan dengan pola transmisi ineksi


penyakit pasien (kontak, droplet, airborn) sebaiknya ruangan
tersendiri.

Disesuaikan dengan Pola transmisi infeksi

Bila tidak tersedia ruangan tersendiri, dilakukan kohorting

Jarak antara tempat tidur minimal 1 meter

Untuk menentukan pasien yang dapat disatukan dalam satu


ruangan, dikonsultasikan terlebih dahulu kepada komite atau
Tim PPI.

Semua ruangan terkait cohorting harus diberi tanda


kewaspadaan

Pasien yang dapat menjaga kebersihan diri atau lingkungan


nya dipisahkan tersendiri

Pasien yang dapat menjaga kebersihan diri atau lingkungan


nya dipisahkan tersendiri

Mobilisasi pasien insfeksi yang jenis transmisinya melalui


udara(airborne) agar dibatasi dilingkungan

Fasilitas pelayanan kesehatan untuk menghindari terjadinya


transmisi penyakit yang tidak perlu kepada yang lain.

Pasien HIV tidak diperkenakan dirawat bersama dengan


pasien TB dalam satu ruangan tetapi pasien TB-HIV dapat
dirawat dengan sesama pasien TB.

Pasien isolasi mempunyai ruanagn sendiri tidak diperkenan


dengan pasien penyakit lainnya.

7. Unit terkait Instalasi Rawat Inap, instalasi Rawat jalan, Instalasi Gawat Darurat

8. Dokumen Terkait Pedoman PPI

3/4
4/4

Anda mungkin juga menyukai