Komunikasi memiliki lima tujuan utama: menginformasikan, mengungkapkan

perasaan, membayangkan, mempengaruhi, dan memenuhi harapan sosial. Masing-

masing tujuan tersebut tercermin dalam bentuk komunikasi.

1. Komunikasi informative
Ketika orang berbagi pengetahuan tentang dunia
tempat mereka tinggal, mereka berpartisipasi
dalam proses komunikasi informatif. Pesan-pesan
informatif berusaha menyajikan pandangan objektif—
yaitu, jujur dan tidak memihak—tentang topik yang sedang
dipertimbangkan. Komunikasi yang informatif adalah bagian penting dari
kehidupan. Kaum muda dihadapkan pada pesan-pesan informatif
sepanjang tahun-tahun sekolah mereka; itu adalah jenis komunikasi utama
di semua tingkat pendidikan. Ketika siswa dewasa, mereka diharapkan
tumbuh dalam kemampuan mereka untuk memahami dan menciptakan
pesan-pesan informatif. Ketika membaca atau mendengarkan pesan
tersebut, siswa diharapkan untuk mengenali subjek atau tujuan,
mengidentifikasi poin utama, memilih rincian penting, meringkas
informasi, membuat beberapa asumsi, mengajukan pertanyaan yang
relevan, dan menarik kesimpulan tambahan.
2. Komunikasi afektif
Komunikasi afektif adalah proses di mana orang mengungkapkan perasaan
tentang sesuatu, diri mereka sendiri, dan orang lain. Ekspresi perasaan
positif dan negatif tentang tempat, objek, peristiwa, kebijakan, dan ide
disebut opini. Ekspresi perasaan tentang diri sendiri dikenal sebagai
pengungkapan diri. Ekspresi perasaan positif dan negatif tentang orang
lain sangat penting untuk menjaga hubungan dekat. Ekspresi perasaan
positif membuat teman dan orang yang dicintai tahu bahwa mereka
dihargai. Ekspresi perasaan negatif berfungsi sebagai katup pengaman
dalam suatu hubungan. Komunikasi afektif juga berkontribusi pada
pembentukan konsep diri—apa yang dipikirkan seseorang tentang dirinya
sendiri. Melalui pertukaran afektif anak-anak membentuk opini tentang
 diri mereka sendiri. Ketika siswa bersekolah, interaksi dengan guru dan
siswa lain terus mempengaruhi konsep diri mereka.
3. Komunikasi imajinatif
Komunikasi imajinatif dapat didefinisikan
sebagai proses di mana situasi yang
diciptakan diciptakan dan, dalam banyak kasus,
dibagikan. Setiap kali orang menciptakan lelucon
atau cerita, berspekulasi, melamun, atau membuat percaya, mereka terlibat
dalam komunikasi imajinatif. Orang juga terlibat dalam komunikasi
imajinatif ketika mereka menghargai pesan fiksi yang ditemukan dalam
buku, majalah, surat kabar, film, drama televisi, drama, dan percakapan.
4. Komunikasi persuasif
Komunikasi persuasive dapat didefinisikan sebagai proses melalui mana
orang berusaha untuk mempengaruhi keyakinan atau tindakan orang lain.
Dalam banyak kasus, komunikasi persuasif melibatkan orang-orang yang
penting bagi satu sama lain—orang tua mempengaruhi anak-anak, anak-
anak mempengaruhi orang tua, dan teman-teman saling mempengaruhi.
Komunikasi persuasif seperti iklan sering kali melibatkan orang asing.
Mereka yang terlibat dalam merancang iklan atau memproduksi iklan akan
berusaha untuk "mengetahui" audiens target, tetapi ini umumnya terbatas
pada beberapa detail penting tentang pelanggan potensial, seperti di mana
mereka tinggal atau berapa banyak uang yang mereka harapkan untuk
dibelanjakan pada barang-barang tertentu. tahun tertentu.
5. Komunikasi ritualistik
Komunikasi ritualistik adalah proses di mana orang memenuhi harapan
sosial. Kata ritual berasal dari bahasa Latin ritualis, yang berarti “berkaitan
dengan ritus.” Pada suatu waktu ritus dipandang sebagai tindakan
keagamaan atau upacara publik. Orang-orang diharapkan untuk melakukan
ritus dengan cara tertentu. Orang masih memiliki harapan yang kuat
tentang bagaimana orang lain harus bertindak dalam berbagai situasi
sosial. Komunikasi ritualistik penting karena orang yang melanggar aturan
dan kebiasaan interaksi sosial mungkin mengalami kesulitan untuk
berhubungan baik dengan orang lain.

Sumber:
https://kids.britannica.com/students/article/communication/273754#:~:text
=and%20interpret%20information.-,Purposes,and%20to%20meet
%20social%20expectations.