Anda di halaman 1dari 3

Resume

KB 2 MOdul Perangkat dan Modul Pembelajaran

Pengembangan Materi Ajar dan Lembar Kerja Peserta Didik Materi pembelajaran merupakan salah satu
hal yang penting dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk merancang pembelajaran kita perlu
memikirkan materi/bahan pelajaran apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan
mencapai kompetensi yang diinginkan, karena itulah kita perlu mengembangkan bahan pembelajaran.

pembelajaran (Learning Materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai
oleh peserta didik, sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi
setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu.

Aspek psikomotor juga tak luput menjadi perhatian dalam pengembangan materi yakni yang mengarah
pada gerak atau keterampilan (skill). Keterampilan adalah pola kegiatan yang memiliki tujuan tertentu
yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi. Kompetensi yang ingin dicapai dari gerak atau
keterampilan, misalnya gerakan shalat, bela diri, renang, dan sebagainya yang diakomodir pada jenis
pengetahuan prosedural. Keterampilan dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu: 1) Keterampilan
intelektual yaitu keterampilan berpikir melalui usaha menggali, menyusun dan menggunakan berbagai
informasi, baik berupa data, fakta, konsep, ataupun prinsip, dan teori. 2) Keterampilan fisik yaitu
keterampilan motorik seperti keterampilan mengoperasikan komputer, keterampilan mengemudi,
keterampilan memperbaiki suatu alat, dan lain sebagainya

Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Apa itu LKPD? LKPD merupakan lembaran petunjuk dan
langkah-langkah tugas yang disediakan untuk peserta didik dalam proses pembelajaran, baik secara
kelompok maupun perorangan. LKPD sendiri sebagai sarana untuk mempermudah terbentuknya
interaksi antara guru dengan peserta didik dalam meningkatkan aktivitas pembelajaran. Menurut
Trianto, LKPD merupakan salah satu sumber belajar yang dapat digunakan untuk menambah
pemahaman konsep peserta didik (Trianto, 2010, hal. 222). Sementara itu, menurut Depdiknas (2008)
lembar kerja peserta didik (LKPD) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta didik yang biasanya berupa petunjuk, langkahlangkah untuk menyelesaikan suatu tugas. LKPD
disusun dengan rancangan dan dapat dikembangkan sesuai situasi dan kondisi kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan. Guru sendiri yang paham dengan situasi dan kondisi yang dimaksud, baik di
kelas maupun lingkungan belajar peserta didiknya. Maka dapat disimpulkan bahwa lembar kerja peserta
didik (LKPD) adalah salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah proses pembelajaran, agar
terjadinya interaksi yang efektif antara peserta didik dengan pendidik, sehingga dapat meningkatkan
aktivitas peserta didik dalam peningkatan prestasi belajar.

Apa yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan LKPD? Beberapa hal penting yang harus
diperhatikan di antaranya adalah sebagai berikut: 1) Aspek penyajian materi: a) Judul lembar kerja harus
sesuai dengan materinya; b) Materi harus sesuai dengan perkembangan peserta didik; c) Materi
disajikan secara sistematis dan logis; d) materi disajikan secara sederhana dan jelas; e) menunjang
keterlibatan dan kemauan peserta didik untuk ikut aktif. 2) Aspek Tampilan: a) Penyajian sederhana,
jelas dan mudah dipahami; b) Gambar dan grafik sesuai dengan konsepnya; c) Tata letak gambar, tabel,
pertanyaan harus tepat; d) Judul, keterangan, instruksi, pertanyaan harus jelas Mengembangkan minat
dan mengajak peserta didik untuk berpikir.

Pengembangan Media Pembelajaran Media pembelajaran merupakan unsur yang penting dalam proses
pembelajaran. Media pembelajaran merupakan sumber belajar yang dapat membantu guru dalam
memperkaya wawasan peserta didik, dengan berbagai jenis media pembelajaran oleh guru maka dapat
menjadi bahan dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Media yang tepat dapat
menumbuhkan minat peserta didik untuk belajar hal baru dalam materi pembelajaran yang disampaikan
oleh guru sehingga dapat dengan mudah dipahami. Media pembelajaran yang menarik bagi peserta
didik dapat menjadi rangsangan bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Sebagai guru harus
dapat memilih media pembelajaran yang sesuai dan cocok untuk digunakan sehingga tercapai tujuan
pengajaran yang telah ditetapkan oleh sekolah.

Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap dan Karakter (profil Pancasila) Penilaian sikap adalah
penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap dari peserta didik
yang meliputi aspek menerima atau memerhatikan (receiving atau attending), merespons atau
menanggapi (responding), menilai atau menghargai (valuing), mengorganisasi atau mengelola
(organization), dan berkarakter (characterization). Dalam kurikulum 2013 sikap dibagi menjadi dua,
yakni sikap spiritual dan sikap sosial. Bahkan kompetensi sikap masuk menjadi kompetensi inti 1(KI 1)
untuk sikap spiritual dan kompetensi inti 2 (KI 2) untuk sikap social

Teknik Penilaian Sikap Penilaian sikap harus mengacu pada indikator yang dirinci dari Kompetensi Dasar
(KD) dari kompetensi inti spiritual dan sosial pada kurikulum 2013 dan Capaian Pembelajaran pada
kurikulum merdeka yang ada di kerangka dasar dan struktur kurikulum untuk setiap jenjang dari dasar
sampai menengah. Oleh karena itu, guru harus merinci setiap KD dari Kompetensi Inti menjadi indikator
pencapaian kompetensi sikap spiritual dan sosial yang nantinya akan dinilai oleh guru dalam bentuk
perilaku peserta didik sehari-hari

Pengembangan Instrumen Penilaian Pengetahuan Berbasis HOTS Bagaimana mengukur kemampuan


berpikir tingkat tinggi? Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) bukanlah kemampuan untuk
mengingat, mengetahui, atau mengulang. Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan
untuk memecahkan masalah (problem solving), berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative
thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan (decision
making). Tingkat kesukaran dalam butirs soal tidak sama dengan kemampuan berpikir tinggi. Contohnya,
untuk mengetahui arti sebuah kata yang tidak umum (uncommon word) mungkin memiliki tingkat
kesukaran yang tinggi, tetapi kemampuan untuk menjawab soal tersebut tidak termasuk higher order
thinking skills. Dengan demikian, soal-soal HOTS belum tentu soal-soal yang memiliki tingkat kesukaran
yang tinggi. Beberapa karakteristik soal-soal HOTS adalah: a) Bersifat divergen. Maksud bersifat divergen
adalah instrumen penilaian berbasis HOTS ini dapat menumbuhkan ide atau solusi peserta didik dalam
memberikan jawaban-jawaban. Karena bersifat divergen, instrumen penilaian berbasis HOTS lebih
mudah dirancang dalam tugas esai, uraian, dan kinerja. b) Menggunakan multi representasi. Dalam
instrumen penilaian berbasis HOTS sebaiknya menggunakan multirepresentasi antara lain seperti verbal
(berbentuk kalimat), visual (gambar, bagan, grafik, tabel, termasuk video), simbolis (simbol, ikon, inisial,
isyarat), dan matematis (angka, rumus, persamaan). 90 c) Berbasis permasalahan kontekstual. Soal-soal
HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi nyata dalam kehidupan sehari hari, dimana peserta
didik dapat menerapkan konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah
nyata. d) Menggunakan bentuk soal beragam. Terdapat beberapa bentuk soal yang dapat digunakan
untuk menulis butir soal HOTS yaitu soal pilihan berganda dan uraian. Dalam pembuatan soal pilihan
ganda, soal HOTS yang berbentuk pilihan ganda harus memuat stimulus yang bersumber pada situasi
nyata.

Anda mungkin juga menyukai