0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan4 halaman
Bahan ajar merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran. Dokumen ini membahas prinsip-prinsip penyusunan bahan ajar matematika SD yang baik, meliputi relevansi, konsistensi, dan kecukupan materi pembelajaran. Dokumen ini juga menganalisis kekurangan bahan ajar matematika SD yang ada, seperti kurangnya soal-soal berpikir tingkat tinggi dan aspek non-pengetahuan.
Bahan ajar merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran. Dokumen ini membahas prinsip-prinsip penyusunan bahan ajar matematika SD yang baik, meliputi relevansi, konsistensi, dan kecukupan materi pembelajaran. Dokumen ini juga menganalisis kekurangan bahan ajar matematika SD yang ada, seperti kurangnya soal-soal berpikir tingkat tinggi dan aspek non-pengetahuan.
Bahan ajar merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran. Dokumen ini membahas prinsip-prinsip penyusunan bahan ajar matematika SD yang baik, meliputi relevansi, konsistensi, dan kecukupan materi pembelajaran. Dokumen ini juga menganalisis kekurangan bahan ajar matematika SD yang ada, seperti kurangnya soal-soal berpikir tingkat tinggi dan aspek non-pengetahuan.
Bahan ajar merupakan salah satu bagian penting dalam proses
pendidikan, bahan ajar merupakan sebuah komponen pendukung yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Bahan ajar merupakan suatu media pembelajaran yang mengandung intisari dari sebuah pembelajaran, baik yang bersifat umum sampai khusus maupun yang bersifan khusus ke umum. Bahan ajar merupakan sebuah rangkaian komponen yang terancang secara sistematis untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas secara efektif. Menurut Daryanto dan Dwicahyono (2014) bahan ajar merupakan berbagai macam hal yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaranan di kelas, bahan ajar yang dimaksud dapat berupa bahan ajar tertulis maupun tidak tertulis. Tidak adanya bahan ajar akan membuat guru sulit menyampaikan pembelajran dan siswa sulit untuk memahami pembelajaran.Dari pengertian menurut beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan seperangkat media tertulis maupun tidak tertulis yang mengandung intisari suatu pembelajaran dan digunakan dalam menunjang proses pembelajaran. Bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang menumbuhkan motivasi siswa untuk membacanya, mudah dipahami serta memasukan unsur kearifan lokal sebagai upaya menanamkan nilai – nilai luhur budi pekerti peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia. Sesuai dengan amanah Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 pada pasal 8 dinyatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki guru adalah: a. Kompetensi pedagogis, b. Kompetensi kepribadian, c. Kompetensi sosial dan d. Kompetensi profesional. Berdasarkan empat kompetensi tersebut, maka kompetensi inti yang wajib dimiliki seorang guru adalah: (1) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pembelajaran yang diampu, (2) menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang mendidik, (3) mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif (4) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Berdasarkan tuntutan sekaligus kewajiban tersebut seorang guru dituntut mampu menyusun bahan ajar yang inovatif dan kreatif sesuai dengan kurikulum, perkembangan kebutuhan peserta didik dan perkembangan teknologi informasi.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau hafalan. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Buku yang digunakan mayoritas berisi soal-soal Matematika yang harus diselesaikan oleh peserta didik. Akan tetapi soal tersebut belum mengakomodasi pada evauasi HOTS karena semua soal yang tersedia hanya menyediakan satu jawaban benar. Hal ini akan membatasi kreativitas serta cara berfikir peserta didik dalam memecahkan suatu masalah. Selain itu, soal yang diberikan lebih mengarah pengetahuan saja, aspek sikap dan keterampilan belum muncul pada soal-soal yang harus diselesaiakan oleh peserta didik.Soal yang disajikan pada buku secara umum soal cerita dan soal terapan. Soal tersebut hanya mampu melatih peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan secara prosedural dan berpikir tingkat rendah. Selain itu, kegiatan pembelajaran belum memuat kegiatan yang bervariasi. Misalnya dalam bentuk game yang dapat melatih peserta untuk memecahkan suatu permasalahan sambil bermain dengan lingkungan sekitar. pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1. Pengembangan bahan ajar pada materi geometri untuk siswa kelas IV SD dilakukan dengan mengadopsi prosedur pengembangan ADDIE yang terdiri atas tahap analisis (analysis), tahap desain (design), tahap pengembangan (development), tahap implementasi (implementation), dan tahap evaluasi (evaluation). Prosedur pengembangan ini disesuaikan dengan pedoman pengembangan bahan ajar sehingga pada setiap tahapan terdiri atas beberapa proses. Proses pada tahap analisis meliputi: a) analisis kebutuhan siswa dan b) analisis kurikulum. Proses pada tahap desain meliputi: a) penyusunan peta kebutuhan bahan ajar; b) penetapan struktur bahan ajar; c) pembuatan instrumen penelitian; dan d) validasi instrumen penelitian. 2. Kualitas bahan ajar yang dikembangkan berdasarkan konsistensi, format, daya tarik, organisasi, spasi kosong, dan isi materi menunjukkan kriteria baik.
tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran matematika sekolah
adalah; (a) menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari, (b) menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan, melalui kegiatan matematika, (c) mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal lanjut di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin. Siswa seharusnya memahami matematika itu sendiri, karena pada dasarnya pembelajaran matematika diberikan kepada siswa untuk mempertajam penalarannya, serta mengembangkan pengetahuan yang bersifat logis dan sistematis. Russefendi (dalam Baderan, 2012, hlm 2) memperkuat dengan anggapannya bahwa matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran¥. Somayasa, Natajaya, & Candiasa (2014, hlm.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional