Jerry Tobing
jerryfjtobingtobing@yahoo.co.id
Abstrak
Mukokel sinus paranasal sebuah epithelial yang berisi cairan mucus yang terdapat dalam sinus
paranasal yang dapat mengakibatkan kerusakan pada struktur anatomi disekitarnya. Cairan mucus
biasanya jernih dan kental. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, pemeriksaan radiologis
dan pemeriksaan histopatologi pasca bedah. Prinsip utama penanganan mukokel sinus paranasal yaitu
marsupialisasi mukokel seluas-luasnya dengan pembedahan. Pendekatan yang dapat digunakan yaitu
bedah sinus endoskopik, pendekatan eksternal atau kombinasi sesuai lokasi sinus yang terkena. Dengan
teknik CWL dilakukan eksisi total kapsul mukokel dan selanjutnya dibuat lubang nasoantral. Sedangkan
teknik rinotomi lateral merupakan cara untuk reseksi lesi yang meluas sampai sinus etmoidalis,
kavum nasi dan dasar kavum orbita.
Penanganan mukokel sinus paranasal mukosa hidung, berisi udara dan bermuara di
yaitu dengan pembedahan bisa dengan rongga hidung melalui ostium masing-
10,11
pendekatan berupa bedah sinus endoskopik, masing.
pendekatan eksternal atau kombinasi sesuai Secara klinis sinus paranasal dibagi
lokasi sinus yang terkena. 3,4,6,9 menjadi dua kelompok, anterior dan posterior.
Kelompok anterior bermuara di bawah konka
media, pada atau dekat dengan infundibulum,
Anatomi
terdiri dari sinus frontal, sinus maksila dan sel-
Ada delapan sinus paranasal, empat sel anterior sinus etmoid. Kelompok posterior
sinus pada masing-masing sisi hidung; sinus bermuara di berbagai tempat di atas konka
frontal kanan dan kiri, sinus etmoid kanan dan media terdiri dari sel-sel posterior sinus etmoid
kiri (anterior dan posterior), sinus maksila dan sinus sfenoid. Garis perlekatan konka
kanan dan kiri (antrum highmore) dan sinus media pada dinding lateral hidung merupakan
sfenoid kanan dan kiri. Semua rongga sinus ini
batas antara kedua kelompok. 10,11
dilapisi oleh mukosa yang merupakan lanjutan
mempunyai bidang horizontal dan bidang planum, atau lamina papirasea os etmoid dan os
vertikal yang saling tegak lurus. Bagian lakrimalis. Lempeng tulang ini sangat tipis dan
superior bidang yang vertikal disebut krista juga merupakan dinding medial rongga orbita.
gali dan bagian inferiornya disebut lamina Bila tulang ini tembus dapat mengakibatkan
perpendikularis os etmoid yang merupakan selulitis orbita yang mungkin disertai dengan
Sel-sel etmoid terbentuk pada janin Pada waktu lahir sinus maksila hanya
berusia 4 bulan, sudah ada pada waktu bayi berupa celah kecil di sebelah medial orbita.
lahir kemudian berkembang sesuai dengan Mula-mula dasarnya lebih tinggi daripada
bertambahnya usia. Ada dua kelompok sel rongga hidung kemudian terus mengalami
yaitu kelompok anterior yang bermuara ke penurunan sehingga pada usia
meatus media dan kelompok posterior yang 8 tahun menjadi sama tinggi. Perkembangan
bermuara ke meatus superior. Jumlah volume maksimum tercapai pada usia 15-18 tahun.
10
kedua sinus ini kira-kira 14 ml. Sinus maksila merupakan sinus paranasal
terbesar, berbentuk piramid ireguler dengan
dasarnya menghadap fosa
Sinus Maksila
nasalis dan puncaknya ke arah apeks prosesus adekuat dari sinus paranasal dapat
Udara pada kavitas sinus mungkin Trauma wajah yang melibatkan ostium sinus
menambah resonansi dari suara laring dan dan struktur sekitarnya juga dapat
berkaitan dengan penyakit di hidung dan sinus Oslo selama periode 1947-1974 mendapatkan
dimana terjadi obstruksi pada ostium sinus 112 kasus mukokel sinus paranasal dengan
paranasal sehingga terjadi akumulasi dari kasus pada sinus frontalis 76,78% dan pada
itu penderita juga mengalami gangguan pada struktur anatomi yang membatasi sinus
mata seperti penurunan penglihatan bahkan paranasal.3,6,11
dapat terjadi kebutaan yang tiba-tiba.2,15
Pada CT scan akan tampak bayangan
Gambar 4. MRI mukokel sinus maksila 19 dengan forsep. Bila mukokel terletak di lateral
sinus atau terdapat sklerosis tulang yang luas,
Diagnosis banding 1,7
penanganannya dapat dikombinasi dengan
1. Sinusitis akut dan kronik pendekatan eksternal yaitu trepanasi sinus
2. Polip frontal.6,9,17,20
3. Kista retensi
Mukokel etmoid ditangani dengan
4. Tumor pada hidung dan sinus
paranasal bedah sinus endoskopik yaitu dengan
5. Tumor orbita etmoidektomi endoskopik dimana mukokel
yang terdapat di sel-sel etmoid
dibersihkan.6,9,17 Namun bila terdapat variasi
Penatalaksanaan ataupun kelainan anatomi pada sinus etmoid
Prinsip utama penanganan mukokel seperti defek tulang lamina papirasea, fovea
sinus paranasal yaitu marsupialisasi mukokel etmoidalis atau lamina kribriformis
seluas- luasnya dengan pembedahan. 2 penanganan mukokel sinus etmoid dapat
Pendekatan yang dapat digunakan yaitu bedah dikombinasi dengan etmoidektomi eksternal.21
sinus endoskopik, pendekatan eksternal atau Untuk penanganan mukokel sinus
kombinasi sesuai lokasi sinus yang sfenoid dapat dilakukan dengan bedah sinus
3,4,6,9
terkena.
endoskopik. Ada 3 macam pendekatan pada
Dahulu mukokel sinus paranasal hanya sfenoidotomi endoskopik antara lain;
ditangani dengan pendekatan eksternal yang transetmoid, transnasal dan trans- septal.
umumnya radikal dengan morbiditas tinggi. Dengan jalur pendekatan apapun sebelum
Namun sekarang bedah sinus endoskopik lebih melakukan manipulasi pada sinus sfenoid
sering digunakan karena morbiditas yang harus hati-
rendah. Akan tetapi pada kasus tertentu dimana
dengan bedah sinus endoskopik mukokel sulit
dicapai, penanganan mukokel dapat
dikombinasi antara pendekatan eksternal
dengan bedah sinus endoskopik.9
hati terhadap tonjolan di bagian lateral sinus perlu dipersiapkan sebelum dilaksanakan
sfenoid yaitu n. optikus dan tonjolan di bagian operasi adalah sebagai berikut:
Induksi anestesi untuk membuat N2O dan O2. Induksi dimulai dengan aliran O2
pasien dari sadar menjadi tidak sadar, sehingga > 4 liter/menit atau campuran N2O dan O2=3:1
memungkinkan dimulai pembedahan. Sebelum aliran > 4 liter/menit, dimulai dengan halotan
memulai induksi anestesi selayaknya 0,5 vol% sampai konsentrasi yang dibutuhkan.
dipersiapkan peralatan dan obat-obatan yang Kalau pasien batuk konsentrasi halotan
diperlukan sehingga seandainya terjadi diturunkan untuk kemudian dinaikkan kembali
keadaan gawat dapat diatasi dengan lebih cepat sampai konsentrasi yang diperlukan bila
dan lebih baik. pasien telah tenang.
Rumatan Inhalasi
LAPORAN KASUS
Berdasarkan gambaran klinis diduga yang memenuhi sinus maksilaris kiri dengan
sebagai mukokel sinus maksila. CT scan gambaran erosi dan balloning tulang
dari sinus paranasal menunjukkan massa sekitarnya sehingga menyebabkan septum
yang luas, hipodens, relatif berbatas tegas, nasi terdorong ke kanan (Gambar 3 dan 4)
3 4
Gambar 3,4. Massa yang luas, hipodens, relatif berbatas tegas, yang
memenuhi sinus maksilaris kiri dengan gambaran erosi dan balloning
tulang sekitarnya sehingga menyebabkan septum nasi terdorong ke kanan
A B c
D E F
Pasien dalam keadaan baik pada follow up terakhir. Pembengkakan pipi kiri telah berkurang.
(Gambar 6A dan 6B)
A B
Gambar 6. Follow-up post operatif (A) hari ke-4 (B) hari ke-7.
10. Ballenger JJ. Aplikasi Klinis Anatomi 8th ed, The McGraw-Hill Companies Inc,
Dan Fisiologi Hidung Dan Sinus 2003, p.700-1
Paranasal Dalam 18. Caylakli et al. Endoscopic Sinus
Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Surgery For Maxillary Sinus Mucoceles.
Kepala Dan Leher. Edisi 13, Binarupa Head and Face
Aksara, Jakarta, Medicine, 2 (29), 2006, 1-5
1994, h.1-27 19. Raman S. Mucocele Of The Maxillary
11. Hilger PA. Hidung Anatomi Dan Sinus And The Eye. Eye, 17, 2003, 101-104
Fisiologi Terapan Dalam: Boeis, Buku 20. Soetjipto D. Bedah Sinus Endoskopi
Ajar Penyakit Telinga, Hidung dan Fungsional Pada Sinusitis Frontal dan
JT, Newlands SD. Head and Neck Surgery: Sinus Surgery. In: Essential
Surgery Otolaryngology. Vol. 2. 4th ed. Otolaryngology, Head and neck
Lippincott William th
Surgery. 8 ed. New York: McGraw-
& Wilkins. Philadhelpia-USA. 2006.
Hill Companies Inc, 2003, p.920-21
506-514