Kakawin Smaradahana juga mengisahkan terbakarnya Kamajaya dan Ratih, menjelang kelahiran Ganesha.
Pasangan dewa-dewi tersebut kemudian menitis dalam diri Sri Kameswara raja Panjalu dan permaisurinya
yang bernama Sri Kirana, putri Janggala.
Sejak berdiri tahun 1042, Kerajaan Panjalu dan Janggala selalu terlibat perang saudara. Pada tahun 1135
Jayabaya raja Kerajaan Panjalu berhasil menaklukkan Janggala, berdasarkan Prasasti Ngantang. Ditambah
lagi dengan perkawinan Sri Kameswara dengan Sri Kirana membuat persatuan kedua Negara lebih erat
lagi.
Kakawin Smaradahana merupakan cikal bakal kisah-kisah Panji yang populer dalam masyarakat Jawa.
Tokoh Panji Inu Kertapati Asmarabangun merupakan pangeran Janggala yang menikah dengan Galuh
Candrakirana putri Panjalu. Dalam beberapa pementasan ketoprak, tokoh Panji kemudian menjadi raja
Janggala bergelar Kameswara. Hal ini tentu saja kebalikan dari fakta sejarah. Dari kisah ini pula, muncul
cerita rakyat Ande Ande Lumut .
Tidak diketahui kapan pemerintahan Sri Kameswara berakhir. Raja Panjalu selanjutnya berdasarkan
Prasasti Kamulan (1194) adalah Kertajaya.
Kepustakaan
Poesponegoro & Notosusanto (ed.). 1990. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Balai
Pustaka.
Slamet Muljana. 1979. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara
Didahului oleh: Raja Kadiri Diteruskan oleh:
Sri Gandra 1180-1190-an Kertajaya