Anda di halaman 1dari 7

Nama : Zulkarnain

Kelompok : 12 / Oculus

Nama Ilmiah : Fovea

Tugas mencari biografi tokoh nasional dan tokoh internasional sesuai dengan
prodi mahasiswa baru 2022, dengan ketentuan :

a. Tokoh nasional 3 orang


b. Tokoh internasional 3 orang

Tokoh Nasional

1. Ediie Lembong

Drs. Ediie Lembong, Apt. lahir di Tinombo, Sulawesi Tengah, 30


September 1936.  Ia menjalani sekolah di THHK Gorontalo pada 1946,
lalu SMP Don Bosco (1948 – 1951) di Menado, Sulawesi Utara. Tamat
SMA Don Bosco (1957) Beliau kemudian melanjutkan ke jurusan farmasi
Fakultas IPA di Universitas Indonesia Bandung yang kini menjadi Institut
Teknologi Bandung. Sejak kuliah ia sudah menunjukkan keaktifannya
untuk menyelesaikan berbagai persoalan sosial. Tahun 1968 ia menjadi
fungsionaris BPP ISFI pusat. Selama 12 tahun ia menjadi anggota
pengurus pusat Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia sejak tahun
1972. Selama 17 tahun ia menjabat, antara lain tahun 1972-1975 sebagai
sekretaris jenderal GP Farmasi Pusat, kemudian tahun 1975-1987 sebagai
wakil ketua GP Farmasi Pusat dan 1993-1999 sebagai ketua dewan
penasehat GP Farmasi Pusat. Pada 1971 bersama seorang rekannya Eddie
Lembong mendirikan pabrik obat Pharos, yang terinspirasi dari nama
Pulau Pharos di dekat Teluk Alexandria, Mesir. Tahun 1999 ia
mengundurkan diri dari kepemimpinan PT Pharos, lalu pada 10 April 1999
ia bersama Ir Gilbert Wiryadinata mendirikan perhimpunan INTI  atau
Indonesia-Tionghoa, yang bertujuan memperjuangkan kesamaan hak dan
gerakan anti diskriminasi etnis Tionghoa. Eddie Lembong telah menjadi
sosok berpengaruh pada dua hal sekaligus, menjadi pemimpin perusahaan
farmasi yang pawai dan pendorong tumbuhnya kepedulian terhadap
kehidupan yang toleran. Kini Eddie Lembong telah berpulang pada 1
November 2017, tubuhnya terbaring damai di San Diego Hills, Cluster
Serenity Mansion, Teluk Jambe, Karawang Barat.
2. Achmad Mursyidi

Prof. Dr. Achmad Mursyidi, M.Sc., Apt., lahir di Boyolali, Jawa


Tengah, pada 8 Agustus 1944. Pendidikan S-1 diselesaikan pada tahun
1972 dan Apoteker pada tahun 1973 di Fakultas Farmasi UGM. Studi S-2
(M.Sc.) diselesaikan di School of Chemistry, The University of New
South Wales, Australia, pada tahun 1980 dan studi S-3 (Ph.D.)
diselesaikan di universitas yang sama pada tahun 1987. Jabatan Guru
Besar di bidang Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi UGM, diperoleh pada
tahun 1996. Pernah menjabat sebagai Ketua Senat Akademik Universitas
Gadjah Mada (tahun 2002) dan Direktur Program Studi Perbandingan
Agama, Sekolah Pascasarjana UGM (tahun 2000). Sebelumnya pernah
menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik pada tahun 1988–1991
dan Dekan Fakultas Farmasi UGM selama dua periode pada tahun 1991–
1997 serta Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada
tahun 1997–2002. Beberapa mata kuliah yang diampu di Fakultas Farmasi
UGM, antara lain Kimia Farmasi Analisis (1987) dan Agama Islam
(1995–2000). Selain itu juga mengajar Kimia Medisinal di Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (1995). Buku yang
pernah diterbitkan, antara lain Statistika untuk Farmasi dan Biologi
(Ghalia Indonesia, 1985), Kesalahan Pengukuran dan Hasil dalam Analisis
Kimia (terjemahan, Ghalia Indonesia, 1984), dan Peran Analisis Kimia
bagi Kehidupan (UMS, 2004).
3. Masrizal A. Syarief

Drs. Masrizal A. Syarief, Apt., mengawali karir profesionalnya di


bidang kefarmasian pada tahun 1982, tepat setelah lulus dari pendidikan
apoteker di Fakultas Farmasi UGM. Laki-laki kelahiran Payakumbuh, 7
Agustus 1955 tersebut, kini didapuk sebagai Komisaris PT Phapros, Tbk.
sejak April 2008 dan petinggi beberapa perusahaan lainnya. Masrizal
memulai karir profesionalnya di PT Kimia Farma pada tahun 1982, sejak
setelah lulus dan mendapat gelar apo teker di Fakultas Farmasi Universitas
Gadjah Mada. Kemudian Masrizal membuka sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang distribusi alat-alat kesehatan pada tahun 1987 bernama
PT Graha Ismaya. Tidak hanya itu, masih di tahun yang sama, Masrizal
bersama isteri membangun sebuah apotek setelah memutuskan untuk
keluar dari PT Kimia Farma, yaitu Apotek Primala Sakti. Dengan
dukungan penuh dari isteri dan keluarganya, saat itu Masrizal telah
memutuskan untuk menekuni dunia wiraswasta dengan masih berpijak
pada bidang keilmuannya, yaitu farmasi.

Tokoh Internasional

1. Hippocrates

Hippocrates adalah seorang dokter Yunani yang lahir pada


perkiraan 370 sebelum masehi. Beliau memperkenalkan farmasi dan
kedokteran secara ilmiah. Dia menerangkan obat secara rasional, dan
menyusun sistematika pengetahuan kedokteran, serta meletakkan
pekerjaan kedokteran pada suatu etik yang tinggi. Hasil uraiannya dari
beratus-ratus obat-obatan pada masa itu menimbulkan suatu istilah
“Farmakon”, yang diartikan sebagai obat yang dimurnikan haya untuk
tujuan kebaikan. Tulisan-tulisan Hippokrates pun masih ada yang
dipergunakan hingga saat ini, seperti Sumpah Hippokrates (Hippocratic
Oath) dan berbagai risalah lainnya. Beliau wafat 460 sebelum masehi.
2. Ibnu Al Baitar
Ibnu Al-Baithar lahir di Málaga dengan nama Abdullah bin Ahmad
Ad-Din bin Al-Baithar Al-Malaki pada tahun 589 H atau 1193 M. Dia
berasal dari keluarga Al-Baithar di kota itu. Dikatakan dia berasal dari
keluarga Hispano-Roman sebagaimana penuturan Fransisco Javier
Simonet, tapi itu tak terbukti. Pertama kali, dia menuntut ilmu di Sevilla,
Spanyol. Di sanalah dia belajar banyak ilmu tetumbuhan dan
pengenalannya kepada tabib-tabib setempat yang terkenal. Di masa-masa
selanjutnya, dia menjadi kepala herbalis. Sesudahnya dia mengelana,
melakukan eksperimen hingga ke Damaskus. Di dunia Barat, Ibnu Al-
Baithar disebut sebagai Alpetragius. Ia banyak melakukan terapan pada
masalah tumbuh-tumbuhan. Dari 1400 ramuan obat dalam bukunya, 300
ramuannya dari temuan sendiri, dan 200 merupakan ramuan dari
tumbuhan. Ibnu Al-Baithar meninggal pada tahun 1248 M/646 H dalam
usia 55 tahun di Damaskus.
3. Al-Ghafiqi

Abu Ja’far Muhammad ibn Qassoum ibn Aslam Al-Ghafiqi (w


1165 m), Seorang ahli obat-obatan asal Andalusia (Spanyol), juga dikenal
sebagai salah seoran ahli opthalmologi (mata) terbesar. Dalam bidang
obat-obatan (farmakologi) ia menulis kitab Al Adawiyah al Mufradah
(Uraian tentang berbagai macam obat). Ilmuwan Muslim yang satu ini
juga turut memberi kontribusi dalam pengembangan farmakologi dan
farmasi. Sumbangan Al-Ghafiqi untuk memajukan ilmu tentang
komposisi, dosis, meracik dan menyimpan obat-obatan dituliskannya
dalam kitab Al-Jami’ Al-Adwiyyah Al-Mufradah ini. Risalah itu
memaparkan tentang pendekatan dalam metodelogi, eksperimen, serta
observasi dalam farmakologi dan farmasi. Dalam bidang opthalmologi
(mata) ia menulis kitab Al-Murshid fil Kuhl. Al-Ghafiqi banyak merujuk
kepada karya Ammar bin Ali Al-Mosuli tetapi lebih menekankan
penelitian pada jaringan otak yang berhubungan dengan mata. Masyarakat
Cordoba sangat menghormati Al-Ghafiqi. Hingga kini nama Al-Ghafiqi
terukir di rumah sakit di Cordoba, yang dipakai sebagai cara untuk
mengenang jasa-jasa ilmuwan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://farmasi.ugm.ac.id/id/masrizal-achmad-syarief-apoteker-juga-bisa-jadi-
pengusaha/

https://ugmpress.ugm.ac.id/id/writer/detail/achmad-mursyidi

https://sarjana.pharmacy.uii.ac.id/2018/02/14/eddie-lembong-tokoh-farmasi-dan-
toleransi-indonesia/

https://id.wikipedia.org/wiki/Hippokrates

https://invisibletimeblog.wordpress.com/2015/02/14/biografi-ibnu-al-baitar-
tokoh-botani-farmasi-islam/

http://dakwah2012.blogspot.com/2014/07/ilmuwan-muslim-al-ghafiqi.html

Anda mungkin juga menyukai