Anda di halaman 1dari 4

SINAU

SEKOLAH INOVASI JAMU

HerbologiDRK
The Best Class for Herbs

Sekali Herbal
Tetap Herbal
Terus Herbal

Menjadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri,


Dan Tamu Terhormat di Luar Negeri
@2023
PENDAHULUAN

Indonesia, negara yang disebut sebagai zamrud khatulistiwa dengan


potensi sumber daya alam, energi dan air yang melimpah. Salah satunya
adalah biodiversitas tumbuhan obat dengan koleksi 30.000 jenis ditambah
dengan biota lautnya yang menyimpan potensi sebanyak 10.000 jenis.
Pantaslah jika Indonesia ditetapkan sebagai negara dengan kekayaan alam
terbesar di muka bumi ini. Belum lagi kekayaan budayanya dari 1065 etnis
suku bangsa yang menyimpan potensi ramuan-ramuan asli tradisional.
Tercatat lebih dari 25.000 ramuan (etnomedisin) dari 700 etnis besar yang
menghuni Nusantara dari Sabang sampai Merauke. Bukti, bahwa Indonesia
mempunyai akar budaya dalam pengobatan tradisional ini bisa dilihat pada
sumber-sumber otentik berupa relief, prasasti, antropologi, naskah kuno, dan
ilmu titen.
Berdasarkan relief Lalitavistara di Candi Borobudur abad ke-8 M,
tercatat 65 jenis tumbuhan yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat masa
itu untuk berbagai keperluan termasuk untuk pengobatan tradisional. Hal
yang sama terdapat pada Candi Sukun dan Candi Penataran. Bukti lainnya
ada pada berbagai prasasti di era Majapahit abad ke-13 M yang menunjukkan
adanya profesi dalam pengobatan tradisional ini seperti Acaraki, Wli Tombo,
Janggan, Tuha Nambi dan Padadah. Konsep Wilwatikta dalam antropologi
Majapahit menunjukkan adanya cara meminum jamu yang disesuaikan
dengan siklus kehidupan manusia, yaitu mulai dari anak-anak, remaja,
dewasa, orang tua dan lansia. Selain itu, ketrampilan masyarakat pada masa
itu yang mengembangkan ilmu titen (dogma signatura) untuk menentukan
jenis tanaman yang berkhasiat obat melalui habitus, morfoanatomi, rasa,
warna, bau dan tekstur. Di era Mataram Islam terdapat naskah-naskah/kitab-
kitab kuno pengobatan tradisional seperti Primbon Jampi Jawi, Puniko
Kagungan Dalem Jampi, dan lain-lain yang menyimpan lebih dari 250 jenis
tanaman untuk pengobatan berbagai penyakit.
Kementrian kesehatan telah mengeluarkan PMK no 381/2007 tentang
kebijakan Obat Tradisional Nasional yang pokok-pokok isinya adalah bahwa
jamu sebagai ikon Indonesia itu mempunyai aspek budaya, kesehatan dan
ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa jamu adalah satu-satunya sektor
kehidupan berbangsa dan bernegara yang mencakup 3 parameter dalam
indek pembangunan manusia (IPM), yaitu unsur pendidikan yang
berkebudayaan, kesehatan yang paripurna dan kesejahteraan yang
berkeadilan. Upaya strategis untuk meningkatkan posisi IPM melalui
pengembangan jamu Indonesia adalah sangat masuk akal, dimana menurut
BPS tahun 2021 posisinya di 72,29. Namun apa yang terjadi, Indonesia
mengalami berbagai keruwetan dalam pengembangan jamu saat ini. Wajar
saja, Jamu Indonesia tidak bisa setara Cina, India, Jepang dan Thailand..

SINAU HerbologiDRK
Dr.apt.Kintoko, M.Sc sebagai founder Sekolah Inovasi Jamu atau
SINAU dengan sanad ilmu HerbologiDRK sebagai mainstream ilmu herbal
yang rasional ilmiah adalah solusi tepat untuk membawa herbal Indonesia
naik kelas, baik sebagai tuan rumah di negeri sendiri maupun tamu terhormat
di luar negeri. SINAU membawa misi untuk menjelaskan secara gamblang
semua aspek mulai hulu hingga hilir, dan aspek empiris hingga integratif.
Dengan semangat SEKALI HERBAL, TETAP HERBAL DAN TERUS
HERBAL, SINAU optimis menjadi THE BEST CLASS FOR HERBS.
Sebagai Sekolah, SINAU mencakup 5 dimensi; kurikulum, peserta
didik, pengajar, biaya, kelulusan. Sedangkan Inovasi dikembangkan dengan 3
parameter yaitu; be the first, be better dan be different. Akhirnya, Jamu
dipahami sebagai sistem ramuan asli Indonesia dalam bentuk obat tradisional
yang selanjutnya dibranding sebagai HerbologiDRK.
Kurikulum SINAU HerbologiDRK dibagi menjadi 3 level, yaitu: level
basic (generik A to Z), level advanced (spesifik bidang khusus) dan level
expert (spesialisisasi bidang khusus). Peserta didik bisa berasal dari 3 klaster,
yaitu: Apoteker Praktek Herbal Indonesia, Masyarakat Kesehatan Indonesia
dan Interprofeesional Collaboration (non apoteker, non nakes/medis).
Pengajarnya adalah DRK, ahli herbal Indonesia yang telah mempunyai
kualifikasi dalam berbagai bidang seperti akademik, peneliti, pebisnis, drafter
paten, dll. Untuk ikut pelatihan SINAU dibutuhkan biaya antara 1.5 juta-2juta
untuk lama waktu antara 2 atau 3 hari. Bukti kelulusan SINAU adalah
sertifikat yang dikeluarkan resmi oleh LKP yang terdaftar di Notaris,
Kemenkumham, Kemendikbud, dan disdikpora kabupaten serta telah
mempunyai NPSN atau nomor pokok sekolah nasional.
HerbologiDRK ini mempunyai 5 ciri khas, yaitu peserta didik dibentuk
menjadi herbalis ideologis, memahami herbal yang rasional ilmiah,
mendapatkan materi 3 in 1, yaitu herbal, bisnis dan syirkah. Berpeluang untuk
menjadi anggota Ikatan Herbolog Indonesia. Peserta didik juga diharapkan
mampu menguasai sektor hulu hingga hilir (jalur horozontal) dan sektor
empiris hingga integrasi (jalur vertikal).

PROFIL FOUNDER SINAU

Lahir dengan nama KINTOKO.


Pendidikan tinggi diperoleh dari
Fakultas Farmasi UGM tahun 2001,
melanjutkan Profesi Apoteker di
UGM dan lulus tahun 2002. Pada
tahun 2006-2009 menyelesaikan
pendidikan master di Universiti
Kebangsaan Malaysia. Kemudian
2010 berangkat mengambil program
doktor herbal di Pharmaceutical
College, Guangxi Medical University,
China dan selesai tahun 2014.

Berbagai pengalaman kerja dan


training baik dalam dan luar negeri,
diantaranya FHM University Jerman,
Japan Patent Office, Jepang, PSU
Thailand, Sains Anthony University,
Filipina, dll.

Saat ini menjabat sebagai Ketua


Umum Apoteker Praktek Herbal
Indonesia (APHI). Direktur CV
Naturonal Creatama Indonesia

KORESPONDENSI
HP: 082220709977
Email: kintoko@pharm.uad.ac.id
Alamat Rumah: Keloran RT6, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, 55181, DIY

Anda mungkin juga menyukai