Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FARMAKOGNOSI II

OBAT TRADISIONAL

Di susun oleh

Heri Seprianto Sulo (D1B121091)

Anastasya Zahwa (D1B121150)

Nurfitrah Tengga (D1B121152)

Wardani (D1B121153)

Kush Nimbrod (D1B121154)

Nur Tasya (D1B121155)

ST. Amina Hernita (D1B121156)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah swt. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Obat Tradisional. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga dapat
menambah pengetahuan kami. Dalam makalah ini mengulas tentang definisi serta
perkembangan pengobatan tradisional serta contoh obat tradisional yang dignakan
di masyarakat.
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki
makalah ini.

Makassar , 26 maret 2023


DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. i

Kata Pengantar ............................................................................................... ii

Daftar Isi........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3

A. Apa Itu Obat Tradisional .................................................................... 3


B. Bagaimana Perkembangan & Sejarah Obat Tradisonal .................... 5
C. Apa Saja Keunggulan dan Kelemahan Dari Obat Tradisonal ............ 5
D. Apa saja jenis obat tradisional ........................................................... 6

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 9

A. Kesimpulan ........................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 10


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengobatan herbal pertama kali ada pada zaman Sumeria kuno dengan
menggunakan obat dari berbagai macam tanaman. Mesir Kuno juga
merupakan salah satu pusat peradaban besar lain yang banyak
mengandalkan obat herbal untuk berbagai keperluan. Perkembangan
pengobatan dengan memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat telah dicapai
seiring dengan perkembangan kedokteran barat yang telah diakui dunia
internasional. Penggunaan herbal atau tanaman obat sebagai obat dikatakan
sama tuanya dengan umur manusia itu sendiri (Wahid & La Ode Ali, 2016).
Zein (2005 : 27) menyatakan bahwa hampir semua orang di Indonesia
pernah menggunakan tumbuhan obat untuk mengobati penyakit atau
kelainan yang timbul pada tubuh selama hidupnya, baik ketika masih bayi,
kanak-kanak maupun setelah dewasa. Penggunaan tanaman obat ini telah
turun temurun diwariskan oleh nenek moyang, sehingga tidak jarang orang
menyimpulkan bahwa keberadaannya merupakan warisan kebudayaan
bangsa Indonesia (Wahid & La Ode Ali, 2016).
World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia
menyebutkan bahwa hingga 65% dari penduduk negara maju menggunakan
pengobatan tradisional dan obat-obat dari bahan alami (Kemenkes RI,
2007).
Obat tradisional di Indonesia sangat besar peranannya dalam pelayanan
kesehatan masyarakat di Indonesia, sehingga obat tradisional sangat
berpotensi untuk dikembangkan. Indonesia kaya akan tanaman obat-obatan,
yang mana masih belum dimanfaatkan secara optimal untuk kesehatan.
Indonesia diketahui memiliki keragaman hayati terbesar kedua di dunia
setelah Brasil (Wahid & La Ode Ali, 2016).
Obat tradisional merupakan warisan budaya bangsa yang perlu terus
dilestarikan dan dikembangkan untuk menunjang pembangunan kesehatan
sekaligus untuk meningkatkan perekonomian rakyat. Obat tradisional ini
tentunya sudah diuji bertahun-tahun bahkan berabad-abad sesuai dengan
perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia Penelitian obat tradisional
Indonesia mencakup penelitian obat herbal tunggal maupun dalam bentuk
ramuan (Wahid & La Ode Ali, 2016).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengobatan tradisional?
2. Bagaimana perkembangan & sejarah pengobatan tradisional?
3. Apa saja keunggulan dan kelemahan dari obat tradisional?
4. Apa saja jenis obat tradisional ?

C. Tujuan
a. Memahami definisi obat tradisional dan perkembangannya
b. Mengetahui jenis obat tradisional di indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pengobatan Tradisional


Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan
Tradisional, pengobatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan
dengan cara, obat, dan pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman,
keterampilan turun temurun, dan/atau pendidikan/ pelatihan, dan diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat (Ayu, juwita,
dkk,2023)
Secara umum, pengertian dari obat herbal adalah obat yang berasal dari
seluruh atau sebagian dari tumbuh-tumbuhan.Namun, istilah herbal
sebenarnya memiliki arti tumbuh-tumbuhan yang tidak berkayu atau
tanaman yang bersifat perdu. Obat herbal juga disebut sebagai
phytomedicine atau obat botani (Wahid & La Ode Ali, 2016).
B. Perkembangan & Sejarah Obat Tradisional
Pengobatan herbal/tradisional pertama kali ada pada zaman Sumeria
kuno dengan menggunakan obat dari berbagai macam tanaman. Mesir Kuno
juga merupakan salah satu pusat peradaban besar lain yang banyak
mengandalkan obat herbal untuk berbagai keperluan. Perkembangan
pengobatan dengan memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat telah dicapai
seiring dengan perkembangan kedokteran barat yang telah diakui dunia
internasional. Penggunaan herbal atau tanaman obat sebagai obat dikatakan
sama tuanya dengan umur manusia itu sendiri (Wahid & La Ode Ali, 2016).
Pengguanaan obat herbal telah dikenal dan banyak digunakan sejak
zaman dahulu karena memiliki khasiat yang manjur dan ampuh. Obat herbal
diolah secara tradisional dan turun-menurun, berdasarkan resep nenek
moyang, adat istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik secara
magis maupun pengetahuan tradisional (Wahid & La Ode Ali, 2016).
Pada masa kini, para ahli mulai tertarik dengan penggunaan obat herbal
karena efek samping yang ditimbulkan minimal. Hal tersebut dikarenakan
komposisi di dalamnya masih dapat dicerna oleh tubuh. Obat herbal juga
popular di kalangan masyarakat karena lebih mudah dijangkau, baik harga
maupun ketersediaannya (Wahid & La Ode Ali, 2016).
Sejak jaman dahulu makanan dan obat-obatan tidak dapat dipisahkan
dan banyak tumbuh- tumbuhan yang dimakan karena khasiatnya
menyehatkan (Wahid & La Ode Ali, 2016).
Sekitar tahun 1630, John Parkinson dari London menulis tanaman obat
dari berbagai tanaman yang sangat berguna. Nicholas Culpepper (1616-
1654) dengan karyanya yang paling terkenal yaitu ”The Complete Herbal
and English Physician, Enlarged”, diterbitkan pada 1649. Pada 1812, Henry
Potter telah memulai bisnisnya menyediakan berbagai tanaman obat dan
berdagang lintah. Pada saat itu cukup banyak pengetahuan tradisional dan
cerita rakyat yang memuat tentang tanaman obat yang dapat ditemukan
mulai dari Inggris, Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Amerika. Kemudian
Potter terdorong untuk menulis kembali bukunya “Potter’s Encyclopaedia
of Botanical Drug and Preparatians”, yang sampai saat inipun masih
diterbitkan (Wahid & La Ode Ali, 2016).
Pada 1864 “National Association of Medical Herbalists” didirikan,
untuk mengorganisir pelatihan para praktisi pengobatan herbal serta
mempertahankan standar-standar praktek pengobatan. Hingga awal abad ini
telah banyak institut didirikan untuk pengembangan pengobatan herbal
termasuk di Indonesia (Wahid & La Ode Ali, 2016).
Di Indonesia, catatan sejarah menunjukkan bahwa mulai abad ke-5
sampai dengan abad ke 19, tanaman obat merupakan sarana paling utama
bagi masyarakat tradisional untuk pengobatan penyakit dan pemeliharan
kesehatan. Kerajaan di Nusantara seperti Sriwijaya, Majapahit dan Mataram
mencapai beberapa puncak kejayaan dan menyisakan banyak peninggalan
yang dikagumi dunia. Salah satu bentuk peninggalan tersebut adalah produk
masyarakat tradisional yang mengandalkan pemeliharaan kesehatannya dari
tanaman obat (Wahid & La Ode Ali, 2016).
Pengetahuan tentang pemanfaatan obat herbal atau obat tradisional
terus diwariskan dari generasi kegenerasi hingga saat ini di berbagai daerah
di Indonesia. Pemanfaatan obat herbal dapat juga ditemukan pada
masyarakat yang memperoleh pengetahuan tentang penyakit dan
pengobatannya dari apa yang telah dilakukan oleh leluhur secara turun
temurun. Pengetahuan tersebut misalnya pengetahuan tentang cara
mengobati orang yang sakit perut dengan diberikan obat tradisional berupa
daun jambu biji (tawana bula malaka), sakit gigi diberi buah
mengkudu(bangkudu), batuk diberi daun jambu biji (tawana bulamalaka)
dan lain sebagainya (Wahid & La Ode Ali, 2016).
Pengobatan dengan tanaman tradisional merupakan bagian dari sistem
budaya masyarakat yang potensi manfaatnya sangat besar dalam
pembangunan kesehatan masyarakat. Pengobatan tradisional merupakan
manifestasi dari partisipasi aktif masyarakat dalam menyelesaikan
problematika kesehatan dan telah diakui peranannya oleh berbagai bangsa
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Nurwidodo, 2003: 24).
Fenomena mengenai keberadaan obat tradisional bisa dipandang
sebagai peristiwa sejarah. Toynbee sebagai ahli sejarah berpendapat bahwa
kebudayaan manusia begitu kaya dan beragam sehingga memiliki keunikan
masing-masing dari setiap tempat dan zamannya (Wahid & La Ode Ali,
2016).
Sejarah penggunaan obat-obat tradisional adalah sebagai berikut (Alqamari,
dkk, 2017)
1. Mesir Kuno
Penggunaan tanaman sebagai obat-obatan telah berlangsung sejak
ribuan tahun yang lalu. Para ahli kesehatan bangsa Mesir Kuno pada
tahun 2500 SM telah menggunakan tanaman obat-obatan. Sejumlah
besar resep penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai
penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosanya tercantum dalam
“Papyrus Ehers”. Pada saat itu, para pendeta Mesir Kuno telah
melakukan dan mempraktekkan pengobatan herbal. Dari abad 1500 SM
telah tercatat berbagai tanaman obat, termasuk jintan dan kayu manis.
2. Yunani Kuno
Bangsa Yunani Kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai
penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates (466 tahun SM),
Theophrastus (372 tahun SM) dan Pedanios Dioscorides (100 tahun SM)
membuat himpunan keterangan terinci mengenai ribuan tanaman obat
dalam “De Materia Medica”. Orang-orang Yunani Kuno juga telah
melakukan pengobatan herbal. Mereka menemukan berbagai tanaman
obat baru, seperti rosemary dan lavender pada saat mengadakan
perjalanan ke berbagai daratan lain.
3. Cina
Tanaman obat di Cina berlangsung sekitar 3.000 tahun yang lalu, ketika
muncul penyembuhan kerapuhan tulang oleh dukun Wu4Bahkan, bahan
penyembuhan tertua dalam sejarah telah ditemukan di Cina, di mana
makam seorang bangsawan Han ditemukan menyimpan data medis yang
ditulis pada gulungan sutra. Gulungan sutra berisi daftar 247 tumbuh-
tumbuhan dan bahan-bahan yang digunakan dalam menyembuhkan
penyakit.
4. Inggris
Di Inggris, penggunaan tanaman obat dikembangkan bersamaan dengan
didirikannya biara-biara di seluruh negeri. Pengetahuan tanaman obat
semakin berkembang dengan terciptanya mesin cetak pada abad ke 15,
sehingga penulisan mengenai tanaman-tanaman obat dapat dilakukan.
Sekitar tahun 1630, John Parkinson dari London menulis mengenai
tanaman obat dari berbagai tanaman. Nicholas Culpepper (1616-1654)
dengan karyanya yang paling terkenal yaitu “The Complete Herbal and
English Physician”, Enlarged, diterbitkan pada tahun 1649. Pada tahun
1812, Henry Potter telah memulai bisnisnya menyediakan berbagai
tanaman obat dan berdagang lintah. Sejak saat itu banyak sekali
pengetahuan tradisional dan cerita rakyat tentang tanaman obat dapat
ditemukan mulai dari Inggris, Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Amerika,
sehingga Potter terdorong untuk menulis kembali bukunya “Potter’s
Encyclopaedia of Botanical Drug and Preparatians”, yang sampai saat
inipun masih diterbitkan. Tahun 1864, National Association of Medical
Herbalists didirikan dengan tujuan mengorganisir pelatihan para praktisi
pengobatan secara tradisional, serta mempertahankan standar praktek
pengobatan.
5. Indonesia
Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah
berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu. Pada pertengahan abad ke
XVII seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592-1631)
mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya “De Indiae
Untriusquere Naturali et Medica”. Meskipun hanya 60 5jenis tumbuh-
tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar dari penelitian
tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A. van Rheede tot Draakestein (1637-
1691) dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus. Pada tahun 1888
didirikan Chemis Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari
Kebun Raya Bogor dengan tujuan menyelidikan bahan-bahan atau zat-
zat yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk
obat-obatan. Selanjutnya penelitian dan publikasi mengenai khasiat
tanaman obat-obatan semakin berkembang.Indonesia merupakan salah
satu negara yang memiliki sumber daya tanaman obat yang melimpah
dan salah satu negara yang memilki tanaman obat terbesar di dunia.
Hampir 80% tanaman dari seluruh total yang ada di dunia dimiliki oleh
Indonesia. Dari sekitar 35.000 jenis tanaman tingkat tinggi yang tumbuh
di Indonesia, 3.500 diantaranya telah dilaporkan sebagai tanaman
obat.Dari zaman nenek moyang sebenarnya tanaman obat ini telah
dimanfaatkan secara bijaksana dan turun temurun. Mereka mendalami
ilmu pengobatan dengan bahan alam sehingga lahirlah para ahli
pengobatan yang disebut dengan tabib. Pengetahuan yang mereka miliki
ini diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Selanjutnya para tabib ini meramu berbagai tanaman obat/herbal yang
biasa kita sebut dengan jamu.
C. Keunggulan & Kelemahan dari Obat Tradisional
Keunggulan obat tradisional/obat bahan alam di bandingkan obat
modern antara lain (Sutrisna, 2016)
1. Adanya bentuk senyawa aktif dalam obat bahan alam sehingga
menimbulkan efek komplementer atau saling melengkapi
2. Karena banyak senyawa aktif, maka memungkinkan obat bahan alam
memiliki banyak efek farmakologis
3. Karena Sebagian besar obat tradisional dalam bentuk ekstrak kasar
maka kandungan senyawa juga relative sedikit tetapi banyak
macamnya. Hal ini menyebabkan jika muncul efek samping relative
ringan
Kelemahan obat tradisional yaitu (Sutrisna, 2016) :
1. Masih sedikit obat tradisional yang sudah di buktikan dengan penelitian
ilmiah dalam bentuk uji klinis
2. Kurangnya standarisasi bahan obat tradisional
D. Jenis obat tradisional
Pembagian Obat tradisional sendiri menurut Depkes RI (2010) dibagi
menjadi 3 bagian yaitu (Abdul,Ahwan, dkk, 2021)
1. Jamu
Jamu merupakan obat tradisional yang aman, khasiat dapat dibuktikan
secara empiris dan mempunyai mutu yang dapat dipertanggung
jawabkan oleh regulasi yang berlaku di Indonesia.
2. Obat Herbal Terstandarkan (OHT)
Obat Herbal Terstandar merupakan obat tradisional yang harus aman,
khasiat dibuktikan dengan uji pra klinik, bahan baku dan produk jadi
sudah dilakukan standarisasi sehingga dapat menjamin mutu produk
tersebut berdasrkan regulasi yang berlaku di Indonesia. Dalam
penulisan klaim khasiat digunakan pembuktian umun dan medium.
3. Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah obat tradisional yang aman digunakan, khasiat yang
sudah dilakukan uji klink dan bahan baku serta produk jadi sudah
dilakukan standarisasi sehingga mutu yang dihasilkan sesuai peraturan
yang berlaku.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
pengobatan tradisional merupakan usaha yang dilakukan untuk
mencapai kesembuhan, pemeliharaan dan peningkatan taraf kesehatan
masyarakat yang berlandaskan cara berpikir atau ilmu di luar pengobatan
ilmu kedokteran modern sendangkan secara umum, pengertian dari obat
herbal adalah obat yang berasal dari seluruh atau sebagian dari tumbuh-
tumbuhan.Namun, istilah herbal sebenarnya memiliki arti tumbuh-
tumbuhan yang tidak berkayu atau tanaman yang bersifat perdu. Obat herbal
juga disebut sebagai phytomedicine atau obat botani.
Ada 3 jenis pengobatan tradisional yaitu jamu, obat herbal terstandar,
dan fitofarmaka
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Ahwan, dkk, 2021. “Efforts To Improve Student Understanding In Utilizing The
Efficacy And Safety Of Traditional Drugs At SMK Putra Bangsa Salatiga”.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat : Teknologi dan Apliksa

Alqamari, dkk, 2017. “Budidaya Tanaman Obat dan Rempah”. Umssu Press

Ayu, Juwita, dkk. 2023. “Terapi Obat Tradisional Bagi Kesehatan”. Media Sains
Indonesia : Jawa Barat

Sarman, dkk, 2018. ’’Journal Idea Of History”. Vol 1 no 1, Universitas Halo Oleo

Sutrisna, Em, 2016. “Herbal Medicine: Suatu Tinjauan Farmakologis”. Muhammadiyah


University Press

Anda mungkin juga menyukai