Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH FARMAKOGNOSI

PENGEMBANGAN OBAT BAHAN ALAM DI INDONESIA

Disusun oleh:

Alfina Riyati

17004

FARMASI

SMK CARAKA NUSANTARA

DKI JAKARTA

2019-2020
DAFTAR ISI

KOVER.....................................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2

1.3 Tujuan....................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3

2.1 Sejarah Perkembangan TCM.................................................................3

2.2 Sejarah Perkembangan IHM..................................................................5

2.3 Sejarah Perkembangan Ayurveda..........................................................6

2.4 Sejarah Perkembangan KOM atau Hanbang..........................................7

2.5 Sejarah Perkembangan Pengobatan Tradisional di Eropa......................7

2.6 Sejarah Perkembangan Pengobatan Tradisional di Indonesia................8

BAB III RUMUSAN MASALAH.........................................................................10

3.1 Etnomedicine........................................................................................10

3.2 Pengobatan Tradisional di Beberapa Negara.......................................11

3.2.1 TCM...........................................................................................11

3.2.2 IHM............................................................................................13

3.2.3 Ayurveda....................................................................................14

3.2.4 KOM atau Hanbang...................................................................15

3.2.5 Pengobatan Tradisional di Eropa...............................................15

ii
3.3 Obat Tradisional di Indonesia di Perkembangan Zaman Modern........15

3.4 Tanaman Obat Fitofarmaka di Indonesia.............................................16

3.5 Jamu Tolak Angin................................................................................17

BAB IV PENUTUP...............................................................................................19

4.1 Kesimpulan..........................................................................................19

4.2 Saran.....................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat bahan alam adalah obat yang dibuat dengan menggunakan bahan-
bahan yang berasal dari alam. Maupun yang berasal dari tumbuhan, hewan,
dan mineral. Sejak zaman dahulu obat bahan alam sudah banyak digunakan
dan manusia sudah bergantung pada bahan alam untuk pemeliharaan
kesehatan dan sebagai pengobatan berbagai penyakit. Penggunaan obat bahan
alam ini digunakan berdasarkan turun menurun dari nenek moyang.
Perkembangan penggunaan obat bahan alam ini sampai sekarang di zamam
modern ini masih banyak digunakan dan pengembangan obat bahan alam ini
sudah modern dan berbagai cara pengobatannya.
Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat
mendorong berbagai perkembangan obat bahan alam, seperti peningkatan
mutu, keamanan, penemuan baru, indikasi baru, dan berbagai formulasi obat
bahan alam yang baru sehingga penggunaannya aman dan layak untuk
dikonsumsi. Penggunaan obat bahan alam ini sudah banyak digunakan di
berbagai negara, termasuk Indonesia.
Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam
yang sangat berlimpah. Indonesia juga kaya akan keanekaragaman hayati
dengan memiliki hutan tropika terbesar di dunia. Hutan di Indonesia memiliki
berbagai jenis tumbuhan yang begitu melimpah. Sehingga perkembangan
obat bahan alam di Indonesia begitu banyak digunakan sebagai pengobatan.
Obat bahan alam Indonesia adalah obat bahan alam yang diproduksi di
Indonesia. Masyarakat Indonesia juga telah memanfaatkan banyak bahan obat
alam sejak zaman dahulu dari berbagai sumber, seperti dari sumber dan lokasi
tempat tumbuh yang berbeda dan menghasilkan efek yang berbeda pula.
Sehingga perlu dilakukan standarisasi yang jelas sesuai dengan peraturan-
peraturan yang telah dibuat.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah farmakognosi ini, yaitu:
1. Jelaskan yang dimaksud dengan etnomedisin?
2. Jelaskan mengenai TCM, IHM, Ayurveda, Korean Oriental Medicine
(KOM) atau hanbang, dan pengobatan tradisional di Eropa?
3. Jelaskan tentang obat tradisional di Indonesia secara perkembangan zaman
modern?
4. Apa saja tanaman-tanaman obat di Indonesia yang termasuk obat
fitofarmaka?
5. Apakah jamu tolak angin diuji berdasarkan turun temurun?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengembangan dan perkembangan obat bahan alam di
berbagai negara termasuk di Indonesia.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Perkembangan TCM


TCM merupakan warisan kedokteran cina dengan teknik pengobatan
tradisional cina yang sudah dimulai sejak 5000 tahun yang lalu (Sheny
Alianto, 2014). Zaman dahulu pengobatan tradisional cina dengan meramu
obat dari tanaman-tanaman herbal dan diberikan lansung kepada pasien untuk
diminum atau diberikan pada bagian yang sakit. Dengan perkembangan
IPTEK pengobatan tradisional cina mulai berkembang secara luas.

Dalam catatan sejarah cina kuno, Shennong adalah orang yang dipercaya
sebagai dewa petani dan mengajarkan kepada masyarakat cara bercocok
tanam dan melakukan sistem barter. Shennong dijuluki juga sebagai dewa
ahli pengobatan cina. Menurut legenda, Shennong pergi ke gunung untuk
mencoba mencicipi seluruh jenis tanaman herbal dan mengalami keracunan
tumbuhan sebanyak 70 kali (Sheny Alianto, 2014). Setelah mencoba seluruh
tanaman tersebut Shennong mengalami pembusukan pada ususnya dan
meninggal dunia. Peristiwa tersebutlah yang mengajarkan supaya orang-
orang dapat belajar dan mengetahui dalam menggunakan obat-obat herbal
untuk berbagai jenis penyakit.

TCM pada zaman dahulu dipergunakan untuk menyembuhkan para kaisar


dan keluarganya. Para tabib-tabib yang menyembuhkan penyakit tersebut
dengan mengumpulkan orang-orang yang terkena penyakit yang sama dan
memberikan hasil racikan obat tersebut dan obat yang dapat menyembuhkan
diberikan untuk pengobatan para kaisar dan keluarganya.

Pada sekitar zaman abad ke-22 SM sampai tahun 256 SM dinasti Xia,
Shang, dan Zhou menemukan arak obat dan cairan untuk pengobatan di Cina

3
yang sudah diujicoba dan dicatat oleh kedokteran pada zaman dinasti Qin dan
berkembang Kitab Klasik Ramuan Obat Shennong sejak dinasti Qin dan Han
pada abad 221 SM sampai 220 SM dan kitab ini adalah karya pertama di Cina
untuk pengobatan tradisional. Pada zaman 618 sampai 907 Masehi dinasti
Tang terjadi perkembangan yang mendorong pengobatan tradisional di Cina
dan penyusunan Kitab Klasik Ramuan Obat Dinasti Tang. Tahun 1368
sampai 1644 Masehi pada Dinasti Ming terdapat ahli farmakologi tradisional,
yaitu Li Shizhen dan membuat sebuah karya terbesar farmakologi tradisional
cina, yaitu Compendium of Materia Medica.

Pada tahun 1950, Ketua Mao Zedong mendukung pengobatan TCM yang
dipengaruhi kebutuhan politik walaupun Mao tidak percaya pada TCM dan
tidak menggunakannya, TCM harus dipromosikan. Tahun 1952 menurut
Presiden Asosiasi Medis Tiongkok, obat yang satu ini akan memiliki dasar
dalam ilmu-ilmu alam modern dan akan menyerap yang kuno dan yang baru,
Cina dan asing semua pencapaian medis dan akan menjadi pengobatan baru
Tiongkok. Pada revolusi kebudayaan tahun 1966 sampai 1978 pengobatan
tradisional Tiongkok sangat berpengaruh dan pemerintah Cina melakukan
investasi besar dalam pengobatan tradisional untuk mengembangkan
perawatan medis yang terjangkau dan fasilitas kesehatan masyarakat. Aspek
utama dalam revolusi ini adalah modernutas, identitas budaya, dan
rekonstruksi sosial dan ekonomi Tiongkok.

Tahun 1949 Republik Rakyat Cina berdiri dan saat itu tersebar luas
sejumlah penilitian mengenai botani, kimia, farmakologi, kedokteran klinis
yang mengenai obat tradisional cina. Tahun 1961 telah tersusun Catatan Obat
Tradisional Cina yang berisi 5767 jenis tanaman obat tradisional cina.
Pengaruh pengobatan TCM tersebar luas di seluruh dunia, termasuk di
Indonesia. Bentuk dari pengobatan TCM, yaitu akupuntur, pijat, dan refleksi.

4
2.2 Sejarah Perkembangan IHM
Di dunia kesehatan Islam sudah ada sejak sebelum adanya alat-alat
kesehatan dan teori pengobatan kimiawi. Sistem pengobatan IHM tidak lepas
dari keyakinan agama Islam yang melahirkan kaidah pengobatan thibbun
nabawiy, yaitu sistem pengobatan yang menitikberatkan pada usaha
pencegahan, pengobatan, dan perawatan tubuh secara menyeluruh.
Pengobatan tersebut disebut dengan thibbun nabawiy al-wiqa’i (pengobatan
cara nabi yang bersifat pencegahan. Istilah thibbun nabawi dimunculkan oleh
para dokter muslim pada abad 13 Masehi yang menunjukkan ilmu kedokteran
yang berada dalam keimanan pada Allah, dan terjaga dari kesyirikan,
takhayul, dan khurafat. Thibbun nabawi yang diajarkan oleh Rasulullah
adalah pemersatu pengobatan tradisional dan modern, dari pengobatan
tersebut berkembang ilmu kedokteran muslim yang menjadi acuan
pengobatan modern yang berkembang hingga zaman sekarang.

Menurut Abu Al-Wafar Abdul Akhir, pengobatan dalam Islam dibagi


menjadi beberapa fase, yaitu fase pertama oleh Jabir bin Ibnu Hayyan pada
tahun 720 M sampai 815 M dengan hasil kerja pakar kimia muslim, fase
kedua oleh Yuhanna Ibnu Masawayh, Al-Kindi, Sabur Ibnu Sahl, Abu Hasan
Ali bin Shal Rabani At-Tabari, dan Zakaria Ar-Razi dengan mengembangkan
ilmu farmasi, fase ketiga oleh Al-Zahrawi pada tahun 936 sampai 1013, Ibnu
Sina pada tahun 980 sampai 1037 M, Abu Raihan Muhammad Al-Biruni,
Ibnu Al, dan Abu Ja’far Al-Ghafiqi dengan mengembangkan ilmu kedokteran
dan farmasi, fase keempat yaitu para ilmuwan muslim memperluas
pengajaran melalui perindustrian farmasi dan fase inilah kebangkitan
ilmuwan muslim era kekhalifaan yang terakhir.

Pada masa kejayaan islam para ahli farmasi atau pengobatan ternama silih
berganti datang dengan hasil karya dan pemikiran menjadi hal yang
mempengaruhi perkembangan ilmu pengobatan hingga saat ini.
Perkembangan pengobatan dalam Islam ini dikembangkan oleh para dokter,
ahli kimia, dan farmasi muslim yang menciptakan ramua-ramuan dalam

5
pengobatan. Pengobatan yang dilakukan adalah mengikuti dari yang
dilakukan oleh nabis dan merupakan peninggalan masyarakat tradisional pada
zaman dahulu, ketika Rasulullah diutus dan metode pengobatan berkembang
dengan petunjuk dari wahyu yang diberikan oleh Allah. Setelah muncul
pengobatan islam dihapuslah pengobatan jahiliah yang mengandung
kesyirikan, yaitu pengobatan yang melanggar syarita agama Islam.

2.3 Sejarah Perkembangan Ayurveda


Ayurveda berasal dari zaman kuno. Ayurveda adalah sebuah cerita dalam
Charaka Sambita, yaitu sebuah teks kesehatan ayurveda paling tua yang
berbunyi lima puluh orang tertua yang paling suci berkumpul di lereng
gunung Himalaya untuk membahas bagaimana cara menyingkirkan penyakit-
penyakit yang menyebabkan begitu banyak kesehatan yang buruk pada
manusia dan menganggu pelaksanaan kewajiban hidup mereka dan
menyimpulkan bahwa mereka harus mencari indra, dewa keabadian, karena
mengetahui ayurveda atau ilmu kehidupan (Angela Hope, dkk, 1998). Indra
mempelajari ilmu tersebut dari para dokter dewa-dewi, sedangkan para dokter
mempelajari dari Brahma Sang Pencipta. Tetua Bharadvaya mengajukan
untuk menemui indra yang membagikan pengetahuannya.

Sulit untuk mengetahui tepatnya peradaban India dimulai dan sejarah asal
mula ayurveda karena kejadian tersebut terjadi pada sebelum masa Buddha,
yaitu tahun 563 sampai 483 SM dan tidak tercatat. Peradaban tertua adalah
Kaum Harappa yang hidup di Lembah Indus pada tahun 3000 SM sampai
1500 SM. Tidak banyak bukti mengenai ayurveda ini kemungkinan ayurveda
dibentuk oleh orang-orang Aryan, yaitu orang-orang dari Kaukasia yang
masuk dan bercampur dengan sistem orang-orang Harappa. Kaum tersebut
membawa kebijaksanaa dan praktik religius dan juga mengambil kebiasaan
lokal kaum Harappa. Buku yang digunakan sebagai sumber pengetahuan
disebut buku Veda, yaitu buku pertama yang ditulis pada zaman dahulu dan
ayurveda dikembangkan dari buku yang dikenal dengan Atbarva Veda.

6
Pada tahun 1000 SM, pengetahuan dalam buku klasik ayurveda
mengalami perbaikan dan terbit buku pegangan, yaitu Cbaraka Sambita dan
Susburuta Sambita. Kemudian disistematisasikan di dalam periode Pauranik
pada abad 7 SM saat diterbitkan buku Swasba-Vritta atau peraturan kesehatan
yang isinya membahas dinacharya (rutinitas harian) dan ritucharya (adaptasi
musiman). Terdapat juga buku yang dikenal dengan Atur-Vritta, yaitu
peraturan di dalam penyakit yang menjelaskan lebih dari seribu penyakit.

2.4 Sejarah Perkembangan KOM atau Hanbang


Pengobatan tradisional di negara ginseng disebut dengan Korean Oriental
Medicine (KOM) atau disebut dengan hanbang. Pengaruh pengobatan di
Korea ini juga berasal dari Cina dan India. Tetapi pengobatan hangbang atau
KOM ini mengembangkan teknik khusus yang bersifat khas. Teknik tersebut
adalah aturan pengobatan Sasang (Sasang Constitutional Medicine), Saam
Scupunture, Herbal Acupunture, dan Korean Hand Acupunture.

Tradisi pengobatan Korea berasal dari zaman kuno dan prasejarah, pada
tahun 3000 SM dengan ditemukan jarum batu dan tulang di Provinsi
Hamgyong Utara dan di Gojoseon tempat mitos pendiri Korea dengan kisah
harimau dan beruang yang bereinkarnasi dalam wujud manusia dan memakan
wormwodd dan bawang putih. Dalam Jewang Ungi apsintus dan bawang
putih mengambarkan obat yang dapat dimakan, yang menunjukkan obat
mantra menjadi arus utama dan ramuan obat sebagai pengobatan kuratif di
Korea. Pengobatan tradisional Korea dipengaruhi oleh obat tradisional dari
Tiongkok kuno.

2.5 Sejarah Perkembangan Pengobatan Tradisional di Eropa


Pada tanggal 8 Februari 1825 seorang pejabat Dinas Kesehatan
Masyarakat Hindia Belanda, yaitu Carl Ludwing Blume menulis sebuah surat
kepada Residen Cirebon bahwa penduduk pribumi menggunakan ramuan
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan untuk mengobati penyakit diare. Para
dokter Eropa hingga abad 19 tertarik kepada pengobatan herbal yang

7
dilakukan oleh penduduk pribumi dan melakukan penyelidikan secara
sistematis terkait jenis tumbuh-tumbuhan dan keguanaanya. Setelah 4 tahun
menulis surat tersebut, dokter keturunan Jerman ini menerbitkan sebuah buku
berjudul Praktische geneesmiddelen tahun 1829 yang isinya mengenai
berbagai tumbuhan yang digunakan pribumi sebagai obat dan cara bagaimana
tumbuhan disiapkan sebelum dikonsumsi.

Penelitian mengenai tanaman obat lokal sudah dilakukan sejak VOC


berjaya, salah satunya oleh Jacobus Bontius. Melalui dewan XVII, VOC
membiayai The Batavian Society of Arts and Science tahun 1778 untuk
mengurus kebun herbal dan mengadakan seminar tanaman obat. Salah satu
dokter yang mempelopori penelitian jamu adalah Friedrich August Carl Waitz
yang membuktikan khasiat tanaman herbal dari daun sirih yang dapat
menyembuhkan penyakit dengan cara merebus dan menulis sebuah buku
berjudul Pratical Observations on a Number of Javanese Medications pada
tahun 1829 yang berisi mengenai potensi pengembangan jamu untuk
menyembuhkan beberapa jenis penyakit. Pada abad 20 ketertarikan dokter
Eropa terhadap tumbuhan di Hindia Belanda mulai menurun, karena
munculnya paradigma bakteriologi, yakni kerangka berpikir ilmu kedokteran
yang menyakini munculnya suatu penyakit karena patogen dan karena
kerangka kolonialisne. Akibat dari itu semua adalah pengetahuan obat-obat
herbal tersingkirkan. Tetapi penggunaan obat-obat hebal masih terus
berlansung dan bersaing dengan obat pengetahuan Eropa.

2.6 Sejarah Perkembangan Pengobatan Tradisional di Indonesia


Indonesia dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi menjadikan
upaya pemanfaatan dan pengembangan obat tradisional yang merupakan
warisan turun temurun berdasarkan empiris dan terus menerus dikembangkan.
Indonesia juga kaya akan tradisi yang disampaikan memalui lisan dan
pengetahuan mengenai pengobatan tradisional. Dalam masyarakat tradisional
obat tradisional dibagi menjadi 2 yaitu obat atau ramuan tradisional dan cara
pengobatan tradisional (I Made Oka A P, 2016).

8
Pada masa sebelum abad ke-18 keberadaan jamu di Indonesia sudah
beredar dengan bukti ditemukannya fosil berbentuk lumpang, alu, dan pipisan
yang terbuat dari batu dan juga penemuan ramuan untuk kesehatan sudah ada
sejak zaman meso-neolitikum. Pada abad ke-15 sampai 16 Masehi istilah
jamu dikenal, dengan ditemuakn tersurat dalam primbon di Kartasuro dan
dalam Serat Centini oleh Kanjeng Gusti Adipati Anom Mangkunegoro III
tahun 1810 sampai 1823. Pada tahun 1939 dilakukan konferensi jamu di Solo
dan pemanfaatan jamu meningkat pada penjajahan Jepang dan diadakan
kembali konferensi kedua dan mendorong berkembangnya industri jamu di
Indonesia.

Masyarakat Indonesia telah sejak dahulu mengenal fungsi tumbuhan


sebagai pengobatan berdasarkan perasaan instinktif dan turun menurun
pengetahuan yang dituturkan secara lisan. Setiap daerah atau suku bangsa
memiliki ciri khas masing-masing dalam mengolah pengobatan tradisional
karena kondisi alam yang memiliki banyak ketersediaan tumbuhan yang
berkhasiat.

9
BAB III
RUMUSAN MASALAH

3.1 Etnomedicine
Etnomedisine adalah warisan turun menurun dari nenek moyang yang
harus dikembangkan, dikaji secara ilmiah dan dicatat atau didokumentasikan
sebaik mungkin sebelum mengalami kepunahan atau hilang (I Made O A P,
2016). Adapun etnomedisine yang digunakan sebagai acuan, yaitu:

1. Cabe puyang warisan nenek moyang


2. Ayurveda
3. Usada Bali
4. Atlas tumbuhan obat Indonesia (Dalimarta)
5. Tumbuhan obat Indonesia (Hembing)
6. Tumbuhan berguna Indonesia (Heyne)

Pengetahuan masyarakat individu tentang pengembangan formula obat


tradisional atau keahlian meracik beberapa jenis obat tradisional menjadi
suatu ramuan dalam pengembangan sistem pengobatan yang didasarkan atas
makna budaya lokal dengan strategi integrasi antara kepercayaan dan praktek
pengobatan terhadap penyakit tertentu dan tidak dipengaruhi oleh kerangka
obat modern disebut etnomedisine (Henita Astuti,dkk, 2017).

Etnomedisine di Indonesia sudah digunakan sejak abad ke-19 oleh


Rumphius yang mendokumentasikan dalam buku yang berjudul Tumbuhan
Bermanfaat Indonesia dan penelitian mengenai pengobatan tradisional
tersebut terus berkembang.

Etnomedisine secara etimologi berasal dara kata ethno (etnis) dan


medicine (obat) yanga berarti 2 hal ini berhubungan dengan etnis dan obat.
Studi etnomedisine dilakukan dan dikembangkan untuk memahami budaya
kesehatan dari sudut pandang masyarakat dan dibuktikan dengan ilmiah.

10
Awal dari perkembangan etnomedisine adalah bagian dari ilmu antropologi
kesehatan yang berkembang pada tahun 1960 kemudian berkembang dalam
ilmu biologi. Etnomedisine salah satu bidang kajian etnobotani yang
mengungkapkan pengetahuan lokal berbagai etnis dalam menjaga kesehatan.
Secara empirik pengobatan tradisional memanfaatkan tumbuhan, hewan, dan
mineral.

Tujuan dari penelitian etnomedisine adalah untuk menemukan senyawa


kimia baru yang berguna dalam pengobatan modern terhadap penyakit
berbahaya, seperti kanker dan juga untuk mencari senyawa baru yang
memiliki efek samping lebih kecil, timbul efek resisten dari obat yang sudah
ada, dan antipasi muncul penyakit baru, dan sebab itu penelitian etnomedisine
terus berkembang seperti di Indonesia. Di Indonesia penelitian etnobotani
yang didalamnya termasuk etnomedisine secara resmi mulai berkembang
sejak tahu 1983 dan diresmikan Museum Etnobotani di Bogor.

3.2 Pengobatan Tradisional di Beberapa Negara

3.2.1 TCM
TCM (Tradisional Cina Medicine) atau pengobatan tradisional
Cina merupakan metode pengobatan yang menggunakan obat-obatan
herbal alami, jarum akupuntur, dan berbagai alternatif lainnya (Sheny
Alianto, 2014).

Pengobatan tradisional Cina menggunaka cara, yaitu dengan


meracik obat dari tanaman herbal, dan dengan berkembangnya IPTEK
membuat pengobatan tradisional Cina menjadi menggunakan sejumlah
jarum yang ditusukkan pada tubuh pasien, dan berbagai bentuk
pengobatan seperti akupuntur, pijat, refleksi dan sebagainya.

Teori pengobatan TCM, yaitu Teori Yin-Yang dan teori Wu-Xing.


Teori ini berhubungan dengan tubuh manusia dengan alam dan
lingkungan. Teori Yin-Yang adalah teori dengan konsep pandangan

11
hidup, dimana segala fenomena di alam semesta. Teori Wu-Xing yaitu
teori dengan lima unsur dibumi yaitu kayu, api, tanah, logam, dan air.

Jenis-jenis pengobatan tradisional Cina, yaitu:

1. Herbologi Cina
Herbologi yaitu pengobatan dengan mengonsumsi tumbuh-
tumbuhan herbal yang sudah diracik menjadi obat minum. Tujuan
dari pengobatan ini untuk mengembalikan kesehatan tubuh dan
mengingkatkan kualitas hidup. Pengelohan tanaman herbal ini
dengan cara dimasak pada temperatur dan tekanan tinggi.
2. Akupuntur Cina
Akupuntur adalah pengobatan dengan cara menusukkan jarum
dengan berbagai ukuran tertentu ke titik-titik meridian tertentu
dalam tubuh. Titik meridian adalah jalur penting dalam tubuh
manusia sebagai tempat mengalirnya Qi yang dapat memberikan
energi vital untuk organ dapat berfungsi dengan baik.
3. Moksibasi Cina
Moksibasi yaitu pengobatan dengan cara membakar daun
Arthemesia Vulgaris untuk menghangatkan titik meridian dan daun
ini diletakkan di atas titik meridian.
4. Terapi manipulasi
Terapi manipulasi adalah pengobatan dengan pemijatan tubuh pada
bagian otot dan sendi untuk melancarkan aliran Qi dan darah agar
tubuh menjadi relaks dan segar.
5. Obat makanan
Obat makanan adalah pengobatan dengan mengomsumsi sayuran
hijau dan buah yang banyak mengandung vitamin dan mineral
untuk kesehatan tubuh.
6. Latihan pelengkap seperti qigong dan taiji
Qigong dan taiji adalah pengobatan dengan melakukan olahraga
melatih tubuh untuk menyelaraskan nafas, aktivitas fisik, dan

12
kesadaran untuk meningkatkan kesehatan mental, jasmani, dan
rohani.

3.2.2 IHM
IHM (Islamic Herbal Medicine) adalah pengobatan dengan sistem
keyakinan agama Islam, berdasarkan sumber Alquran dan Sunah atau
Hadis dengan himpunan dari Allah SWT kepada Rasulullah SAW dan
yang riwiyatkan Nabi Muhammad SAW dalam perkataan, perbuatan,
dan pengakuan dari beliau. Kaidah pengobatan dalam Islam salah
satunya adalah thibbun nabawiy, yaitu sistem pengobatan yang
menitikberatkan pada usaha pencegahan, pengobatan, dan perawatan
tubuh secara menyeluruh. Pengobatan tersebut berasal dari perbuatan,
perkataan, dan pengakuan Nabi Muhammad SAW dan berkembang.
Pengobatan kenabian ini adalah upaya pencegahan dan pengobatan,
tidak hanya sekadar kesehatan jasmani tetapi kesehatan jiwa, serta
memadukan antata jiwa dan badan juga antara benda dan ruh.

Imam Al-Bukhari meriwayatkan 129 Hadis yang terkait dengan


kesehatan dan pengobatan dengan memilah 2 kitab untuk masalah
medis, yaitu Kitab Al-Thibb (kitab kedokteran) dan Kitab Al-Mardha
(kitab penyakit).

Metode pengobatan dalam Islam yaitu dengan:

A. Pencegahan
Tindakan pencegahan ini dengan cara:
1. Ibadah, dengan melakukan shalat tahajud, puasa sunnah
2. Menjaga kebersihan dan kesucian, dengan menjaga kebersihan
tubuh dan kebersihan lingkungan
3. Pola dan tata cara makan, dengan pastikan makanan yang
dikonsumsi halal dan baik tidak mengandung unsur haram,
makan sesudah lapar dan berhenti sebelum kenyang, mencuci
kedua tangan sebelum makan, dan makan dengan tenang.

13
B. Pengobatan
Tindakan pengobatan dilakukan dengan cara:
1. Spiritual illahiyah, yaitu dengan berdoa dan dzikir kepada Allah.
2. Materi natural, dengan menggunakan obat-obat alamiah, seperti
madu, zaitun, zam-zam, habbatussaudah, talbinah,bersiwak,
kurma, dan yang lainnya.
3. Terapi, dengan melakukan bekam.
4. Dan kombinasi dari semuanya.

3.2.3 Ayurveda
Ayurveda adalah ilmu kehidupan, sebuah sistem kedokteran India
kuno yang holistik, memprioritaskan keterlibatan pasien di dalam
kesejahteraan dirinya sendiri. Ayurveda memberdayakan untuk
mengendalikan hidup dan kesejahteraan dengan mencegah penyakit dan
bukan mengobati setelah penyakit tersebut timbul, seperti tidak hanya
diberikan perawatan tetapi pengobatan ini juga melihat
ketidakseimbangan dalam gaya hidup. Kesehatan yaitu dimana
keseimbangan antara tubuh, pikiran, jiwa, dan lingkungan. Prinsip
pengobatan ayurveda adalah bahwa tubuh terdiri dari unsur tanah,
udara, api, air, dan ether. Tujuan pengobatan dari ayurveda yaitu
menghindari kelebihan di dalam hidup (makan dan hal lain) dan
menambahkan yang kurang dalam tubuh. Semua penyakit dilihat
sebagai ketidakseimbangan dan karena ketidakseimbangan tersebut
harus dilakukan pengembalian keseimbangan.

Dalam pengobatan ayurveda untuk mengembalikan keseimbangan


tersebut memiliki 3 prinsip energi atau dosha, dalam kata Sansekerta
dosha yaitu akar dari awalan Yunani dys yang berarti kesalahan atau
kegagalan. Ketiga dosha ini disebut vata, pitta, dan kapha.

14
3.2.4 KOM atau Hanbang
Hanbang adalah pengobatan tradisional Korea, dan pengobatan ini
mendapatkan pengaruh dari Cina tetapi Korea mengembangkan obat-
obatnya dengan cara sendiri. Ciri khas Hanbang yaitu dengan mitos
beruang memakan wormwood dan bawang putih dan bahan tesebut
menjadi kepercayaan dapat menyembuhkan penyakit. Sejak zaman
kerajaan Joseon, Hanbang memiliki cara untuk mendapatkan
khasiatnya, dengan contoh obat-obatan berupa minuman berwarna
gelap pekat yang dibuat dari campuran bunga, jamur, tanaman, dan
bahan lainnya. Pengobatan tradisional Korea juga menggunakan cara
akupuntur, moksibusi, penggunaan aromaterapi.

3.2.5 Pengobatan Tradisional di Eropa


Pengobatan tradisional di Eropa adalah pengobatan dengan
menggunakan bahan yang berasal dari alam, seperti jamu tidak hanya
itu para ilmuwan Eropa meneliti obat-obatan Tiongkok. Industri obat
tradisional di Eropa berkembang pesat dan pasar obat tradisional Eropa
adalah pasar terbesar saat ini. Terdapat 1400 obat tradisional yang
berkembang sebagai pengobatan tradisional di Eropa.

3.3 Obat Tradisional di Indonesia di Perkembangan Zaman Modern


Perkembangan obat tradisional Indonesia berkembang sangat pesat
khususnya obat tradisional yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dengan bukti
banyaknya bentuk-bentuk sediaan obat tradisional. Perkembangan obat
tradisional zaman sekarang berupa campuran yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan hingga dikenal obat herbal, yang terdiri dari jamu, obat herbal
terstandar, dan fitofarmaka. Pemeliharaan dan pengembangan obat tradisional
disebut dengan etnomedisine.

Menurut PERMENKES RI No, 246/MENKES/PER/V/1990, obat


tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, hewan,
mineral, sediaan galenik, atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang
secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan.

Obat herbal sudah digunakan sejak zaman dahulu oleh nenek moyang.
Badan kesehatan dunia WHO menyebutkan 65 persen penduduk negara maju
telah menggunakan pengobatan tradisional, termasuk Indonesia. Penelitian
tanaman obat tradisional di Indonesia terus berkembang denga pesat bahkan
hingga mendunia. Penggunanan bahan alam sebagai pengobatan mengalami
peningkatan dengan adanya isu back to nature.

15
Adanya kemajuan IPTEK mendorong perkembangan obat bahan alam
dengan meningkatkan mutu dan keamanannya. Berdasarkan cara pembuatan
serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat obat bahan alam
dikelompokkan menjadi:

a. Jamu
Jamu adalah obat tradisional yang disediaakan secara tradisional
dan berasal dari tanaman tradisional digunakan secara turun menurun
berdasarkan pengalaman.
b. Obat Herbal Terstandar
Obat Herbal Terstandar (OHT) adalah sediaan obat bahan alam yang telah
dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik
dan bahan bakunya telah distandarkan.
c. Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan klinik
dan bahan bakunya telah distandarkan.

3.4 Tanaman Obat Fitofarmaka di Indonesia


Menurut PERMENKES RI Nomor 760/MENKES/PER/IX/1992 tentang
fitofarmaka adalah sediaan obat dan obat tradisional yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan
galenik yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku. Sediaan fitofarmaka
diuji secara praklinik dan klinik. Bahan baku fitofarmaka dapat berupa
simplisia atau sediaan galenik yang memenuhi persyaratan dalam Farmakope
Indonesia, Ekstrak Farmakope Indonesia, atau Materia Medika Indonesia.
Bahan baku yang digunakan harus diuji keamanan dan khasiatnya secara
praklinik maupun klinik. Jenis tanaman obat yang siap menjadi fitofarmaka,
yaitu:

A. Cabe jawa
B. Temulawak
C. Daun jambu biji
D. Buah mengkudu
E. Daun salam
F. Jati belanda
G. Jahe merah
H. Rimpang kunyit

Jenis tanaman obat unggulan lainnya yang siap menjadi fitofarmaka dan
OHT, yaitu:

16
A. Brotowali
B. Kuwalot
C. Akar kucing
D. Sambiloto
E. Johar
F. Biji papaya
G. Daging biji bagore
H. Daun paliasa
I. Makuto dewo
J. Daun kepel
K. Akar senggugu
L. Seledri
M. Gandarusa
N. Daun johar
O. Mengkudu
P. Rimpang jahe
Q. Umbi lapis kucai
R. Jati belanda
S. Jambu biji

3.5 Jamu Tolak Angin


Jamu adala salah satu bentuk sediaan obat tradisional yang berkembang
dari zaman dahulu berdasarkan empiris yaitu turun temurun. Dengan
perkembangan IPTEK obat tradisional menjadi berkembang pesat dengan
berbagai macam bentuk sediaan obat maupun pengobatannya. Salah satu
contoh bentuk sediaan jamu yang sangat terkenal sejak dahulu hingga
sekarang dan laris di pasaran adalah jamu tolak angin.

Jamu tolak angin adalah salah satu produk herbal yang berasal dari
Indonesia yang diproduksi oleh PT Sidomuncul Tbk dan sudah ada sejak
tahun 1930 dan mengalami perkembangan yang pesat. Pengolahan obat
herbal atau pembuatan jamu yang berasal dari tanaman asli biasanya mengacu
pada pengalaman dari nenek moyang yang dipakai secara turun temurun.
Namun dari sekian banyak olahan jamu tersebut, pembuktian khasiat dan
keamanannya hanya dilakukan secara empiris tetapi PT Sidomuncul Tbk
sebagai produsen produk herbal melakukan uji produk tolak angin cair ini
dengan uji toksisitas melalui penelitian praklinik dan klinik. Hal ini dilakukan
untuk membuktikan produk herbal tersebut aman untuk dikonsumsi dan
sebagai syarat untuk memenuhi kualitas produk yang lebih tinggi dari sekadar
jamu biasanya dan juga berharap orang-orang tidak meragukan khasiat obat
herbal.

17
PT Sidomuncul ini sudah menjalani prosedur Good Manufacturing
Practive dan untuk sediaan jamu tolak angin cair ini sudah berkembang dari
jamu menjadi Obat Herbal Terstandar (OHT) karena sudah dilakukannya
pengujian. PT Sidomuncul Tbk ini ingi terus berkembang menjadi perusahaan
obat herbal dan pemasaran produk hingga mendunia tidak hanya di Indonesia
saja dan PT Sidomuncul Tbk ini melakukan inovasi terbaru dengan
mengeluarkan produk-produk obat herbal terbaru dan sediaan tersebut masih
dikategorikan jamu karena sediaan tersebut bahan-bahan pembuatannya
berasal dari tanaman herbal yang dimana sebelumnya sejarah dari pembuatan
jamu adalah berasal dari obat-obatan herbal tradisional yang berdasarkan
turun temurun. Walaupun untuk pengujian khasiat dan kemanannya sudah
melalui pengujian tetapi untuk sebelum mengetahui khasiat dari bahan-bahan
jamu tersebut dilakukan berdasarkan turun temurun, dimana jamu adalah
sediaan herbal yang berasal dari tanaman dan digunakan sejak dahulu
berdasarkan turun temurun.

18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Obat bahan alam adalah obat yang berasal dari tumbuhan, hewan, maupun
mineral. Sejak zaman dahulu obat bahan alam sudah banyak digunakan oleh
manusia dan bergantung pada bahan alam untuk pemeliharaan kesehatan dan
sebagai pengobatan berbagai penyakit. Penggunaan obat bahan alam ini
digunakan berdasarkan turun menurun dari nenek moyang. Perkembangan
dalam penggunan obat bahan alam sebagai pengobatan tradisional ini
berkembang dengan pesat dengan berjalannya waktu akibat dari
berkembangnya IPTEK dan mendorong perkembangan obat bahan alam
dengan meningkatkan mutu dan keamanannya. Di zaman modern ini sudah
banyak sekali macam-macam bentuk sediaan obat bahan alam, tidak hanya
bentuk sediaannya saja tetapi pengembangan pengobatan tradisional juga
sudah berkembang pesat dengan berbagai metode pengobatan terbaru dan
pengobatan tradisional ini tidak hanya digunakan di Indonesia saja tetapi
sudah mendunia dan digunakan di berbagai negara sebagai pengobatan dan
adanya isu mengenai back to nature dalam pengobatan di zaman sekarang ini.

4.2 Saran
Saran untuk pembaca adalah semoga makalah farmakognosi ini dapat
dijadikan referensi mengenai pengobatan tradisional dari obat-obat bahan
alam dan untuk menambah pengetahuan lebih luas dan untuk penyusun
semoga dapat lebih baik lagi dalam menyusun makalah-makalah lainnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Hope, Angela, Murray, dan Tony Pickup. 1998. Penyembuhan dengan Ayurveda.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Alianto, Sheny. 2014. Pengobatan Tradisional Cina. Dalam makalah Fakultas


Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Cina.

Parwata, I Made Oka Adi. 2016. Obat Tradisional. Dalam makalah Laboratorium
Kimia Organik FMIPA Universitas Udayana.

Astutu, Henita, dkk. 2017. Identifikasi Pelaku Etnomedisin dan Informasi Jenis
Tanaman Obat yang Digunakan dan Tumbuh di Provinsi Lampung. Dalam
jurnal Kelitbangan. Vol 05.

Silalahi, Marina. 2016. Studi Etnomedisin di Indonesia dan Pendekatan


Penelitiannya.Dalam Jurnal Penelitian JDP. Vol 9.

Nurhayati. 2016. Kesehatan dan Perobatan dalam Tradisi Islam: Kajian Kitab
Shahih Al-Bukhari. Dalam Jurnal UIN Sumatera Utara. Vol XVI.

20

Anda mungkin juga menyukai