Anda di halaman 1dari 4

Chapter 619: Menghancurkan Segel

 
Di sebuah hutan yang luar biasa lebat dimana cahaya sulit menembus celah-celah dan menyebar ke
dalamnya dan terasa begitu mencekam, hentakan langkah-langkah kaki tergesa-gesa tiba-tiba
terdengar di dalam hutan ini. Sekelompok besar sosok-sosok hitam yang tidak jelas muncul di suatu
sudut hutan. Sosok-sosok hitam ini berjalan dengan sangat diam-diam dan jelas merupakan tangan-
tangan tua yang sangat berpengalaman. Ketika mereka berjalan, tatapan mata mereka dengan
berhati-hati menyapu ke sekitar sudut-sudut gelap. Di Daerah Pelosok Hitam ini, seseorang harus
selalu mengingat kata 'waspada' di dalam benaknya setiap saat, siapapun orang itu. Jika seseorang
ingin hidup lebih lama, ia harus selalu mempertahankan keadaan waspada.
  
Sebuah ranting kering di atas tanah di mana sesosok manusia mendarat tiba-tiba retak ketika mereka
berjalan. Suara jernih ini bergema di seluruh hutan dan suaranya luar biasa menusuk telinga.
 
Sosok-sosok yang sedang berjalan itu mendadak berhenti karena suara ini. Pemimpin mereka adalah
seseorang berjubah hitam. Tatapannya gelap dan tegas saat menatap rekannya yang telah memijak
ranting yang patah itu. Ketika ia melambaikan tangannya dan hendak memerintah kelompok itu
untuk terus maju, telinganya mendadak mendengar suara dedaunan yang bergerak. Wajahnya
seketika berubah ketika ia berteriak dengan tegas, "Berhati-hatilah!"
  
Teriakannya baru saja terdengar ketika panah-panah mendadak datang melesat dari segala arah,
menyerang regu ini hingga formasinya benar-benar kacau. Pepohonan di sekitar mendadak
berguncang setelah hujan panah tersebut. Seketika orang-orang berwajah dingin bergegas keluar
secepat kilat. Akhirnya mereka mengangkat pedang mereka yang bersinar. Mereka tidak bertele-tele.
Hanya niat membunuh dingin kelam yang memenuhi raut muka mereka.
 
"Berhati-hatilah, lawan mereka!"
 Hati dari pemimpin berjubah hitam itu seketika terasa putus asa saat melihat pasukan yang
menyerang tanpa sedikitpun suara tadi dan yang tubuhnya penuh dengan bau darah yang sangat
pekat. Sekilas, dapat dilihat bahwa orang yang sangat terlatih itu sering bertarung dan sangat
berpengalaman. Bahkan dilihat dari kecepatan bergegas sosok-sosok ini, jelas bahwa kekuatan
mereka cukup besar. Sebenarnya, kekuatan kuat semacam itu termasuk dalam faksi apa?
 
Sosok-sosok ini dalam beberapa kali lesatan langsung menusuk formasi dari sosok berjubah hitam
tadi layaknya sebuah pedang. Pedang yang bersinar dingin dan membawa suara rendah itu akan
muncul setiap kali hal itu memotong tubuh. Suara ini menyebabkan hati pemimpin tadi menjadi
semakin putus asa.
 
Pemimpin itu mencabut pedangnya dari pinggangnya dan memukul mundur beberapa sosok hitam
yang telah melesat mendekat tanpa suara. Akan tetapi, harga yang harus ia bayar adalah sayatan di
antara ibu jari dan telunjuknya, menyebabkan tangannya itu penuh dengan darah. Ketika mengambil
kesempatan yang ada untuk mundur, tatapan matanya menatap pasukannya yang telah dilanda
kematian dan cedera serius kurang dari semenit. Keterkejutan seketika melintas di matanya saat ia
berlagak berani dan berteriak, "Kau bahkan berani menyentuh seseorang dari 'Aliansi Hitam'. Apakah
kau cari mati?"
 
Di hadapan teriakannya itu, jawaban yang ia terima adalah beberapa tebasan pedang yang
membawa bercak darah.
 
Tubuh ketua berjubah hitam ini berguling di atas tanah secara menyedihkan. Kakinya menginjak
tanah dan ia tetap berada di dekat tanah saat ia melesat keluar dari hutan itu.
 
Ketika sosok berjubah hitam itu hendak kabur dari hutan, sebuah hawa berdarah tiba-tiba terdengar
di samping telinganya. Seketika punggungnya menyusut saat tenaga ganas itu melayang turun
menghantam dengan keras ke tanah.
 
Orang berjubah hitam itu menyemburkan seteguk darah segar setelah menerima pukulan sekeras
itu. Ia berpaling dengan kesulitan dan melihat sesosok manusia yang seluruh tubuhnya dibungkus
oleh jubah hitam besar.
 
"'Aliansi Hitam' tidak akan membiarkan kalian semua kabur!" Orang berjubah hitam itu
memuntahkan seteguk darah dan berbicara dengan nada yang kelam.
 
"Jumlah orang dari 'Aliansi Hitam' yang telah mati di tanganku sudah banyak." Suara yang
mengandung aroma darah pekat perlahan terpancar mulut orang diseberangnya. Seketika, ia dengan
lembut menekan kakinya ke bawah dan sebuah tenaga menggelora keluar, sebelum menghantam
pria berjubah hitam tadi, membunuhnya dengan satu kali serangan.
 
Sembari sosok hitam itu menendang pria berjubah hitam yang sudah mati itu ke samping, sosok
hitam lainnya dengan cepat melompat maju dan menggeledah tubuh pria yang telah mati itu. Sesaat
kemudian, ia mengeluarkan sebuah surat dari kantong depan mayat itu dan dengan hormat
menyerahkannya kepada orang misterius di sebelahnya.
 
Pria misterius itu merobek amplop tersebut dan perlahan membuka surat tadi. Sesaat kemudian, ia
tertawa dengan suara yang dingin dan kelam. "Sungguh tidak terduga bahkan 'Geng Singa Liar' telah
bergabung dengan 'Aliansi Hitam'. Apakah tangan mereka telah mencakup tempat ini?"
 
"Selama dua tahun ini, para ahli dari Akademi Jia Nan berulang kali keluar untuk mencari masalah
dengan para ahli yang berpartisipasi dalam penyergapan Akademi Jia Nan dahulu. Untuk bisa
melawan Akademi Jia Nan, Han Feng itu mendirikan 'Aliansi Hitam'. Kini, kekuatan 'Aliansi Hitam'
menjadi semakin besar. Bahkan Akademi Jia Nan tidak bisa melakukan apapun terhadap hal itu.
Dilihat dari aksi Han Feng, aku rasa ia berniat memperluas 'Aliansi Hitam' ke seluruh Daerah Pelosok
Hitam. Ketua, mereka akan menemukan bahwa kita berulang kali mencari masalah dengan mereka.
Sepertinya, kita harus mengganti lokasi kita lagi." Sesosok hitam melesat muncul. Suaranya agak
parau ketika ia berbciara.
 
"Ya." Pria yang sekujur tubuhnya penuh dengan aura berdarah membenarkan apa yang ia katakan
dengan suara samar. Ia melambaikan tangannya dan seketika berjalan ke pintu keluar hutan. Sosok-
sosok hitam di dalam kegelapan melesat di belakangnya. Sekilas, sepertinya ada lebih dari seratus
orang. Orang-orang ini semuanya diam-diam mengikuti di belakang pria itu dengan ketat. Langkah
kaki mereka terdengar layaknya bersumber dari satu orang saja.
 
Cahaya matahari samar menyebar turun saat keluar dari hutan yang gelap itu. Pria berjubah hitam
tadi mendongak dan menunjukkan wajah yang tak asing, penuh dengan kekejaman. Orang ini
ternyata adalah kakak ke-dua Xiao Yan, Xiao Li.
 
Pada saat ini, sekujur tubuh Xiao Li penuh dengan aroma darah yang pekat. Raut mukanya cuek dan
matanya tidak menunjukkan emosi. Yang terpenting, aura yang menyebar dari tubuhnya ternyata
sebanding dengan seorang Dou Wang ahli. Sulit dibayangkan bahwa ia ternyata mampu melompat
dari kelas Da Dou Shi ke Dou Wang hanya dalam dua tahun singkat. Akan tetapi, jika seseorang
mengamatinya dengan cermat, akan ditemukan bahwa terdapat seuntaian aura kematian di kening
Xiao Li. Agak aneh bahwa aura kematian semacam itu muncul pada wajah pemuda yang semuda itu.
Mungkin, hal ini ada hubungannya dengan peningkatan cepat kekuatannya.
 
"Kalian semua harus kembali dahulu."
 
Xiao Li berbicara pelan. Sosok hitam yang berjumlah lebih dari seratus di belakangnya seketika
mengangguk dengan hormat. Tubuh mereka perlahan mundur ke dalam kegelapan. Seketika, mereka
benar-benar menghilang di tengah suara kecil.
 
Ketidak acuhan di wajah Xiao Li akhirnya rileks perlahan, setelah semua orang telah benar-benar
menghilang. Ia sedikit menoleh dan matanya memandang ke arah utara di kejauhan. Arah itu adalah
di mana Akademi Jia Nan terletak. Di sanalah Xiao Yan telah berubah menjadi abu.
 
Xiao Li merasakan rasa sakit di dalam dadanya, saat ia mengingat saudaranya yang tersenyum cerah
itu. Sebelum ia datang ke Daerah Pelosok Hitam, kakak lelakinya Xiao Ding telah berkata ia bisa mati,
tetapi saudara ketiganya tidak! Hanya dengannya klan Xiao bisa diselamatkan. Namun, kini…
 
Cahaya ganas yang seperti binatang buas mengkilat di dalam mata Xiao Li. Sesaat kemudian, sebuah
senyum buas terangkat dari sudut mulutnya, saat ia berbicara dengan suara rendah yang pekat,
"Xiao-yan-zi, yakinlah kakak kedua tidak akan membiarkan orang-orang yang membuatmu mati itu
kabur. Aku akan membunuh mereka selama sisa hidupku!"
 
Tawa pekat perlahan bergema. Namun, tubuh Xiao Li diam-diam lenyap layaknya hantu.
 

 
Dunia magma yang sunyi senyap masih benar-benar merah terang. Suhu panas yang ada membuat
tempat ini benar-benar tak bernyawa!
 
"Bum!"
 
Magma di dunia yang mati dan sunyi ini mendadak terbelah. Sebuah gelombang kabut putih bangkit
dan dua sosok bergegas melesat dengan meledak-ledak dari dalam.
 
Satu sosok berada di depan, sementara satunya di belakang. Sekilas, sepertinya yang dibelakang
sedang mengejar yang di depan dengan tujuan membunuh. Hal ini karena, banyak sekali pilar energi
warna-warni yang luar biasa kuat, yang membawa hawa membunuh tajam, melesat secara eksplosif
selama pengejaran itu. Sosok manusia di depan jelas sangat ketakutan terhadap pilar energi warna-
warni ini. Bahkan, dengan tubuhnya berada dalam keadaan yang sangat menyedihkan, ia masih
menghindari dengan tipis pilar-pilar itu satu per satu.
 
Energi berwarna tujuh yang meleset, terlontar ke dalam dunia magma. Seketika, suara ledakan yang
mengguncang tanah melesat ke magma yang luas itu.
 
"Kau sudah selesai atau belum? Aku tidak berdebat denganmu karena kau adalah seorang wanita.
Jangan salahkan aku jika aku berbalik melawanmu karena kau terus menggangguku!" Pemuda yang
mengenakan jubah hitam itu kembali menghindari sebuah serangan tajam saat ia berteriak marah.
 
Sosok cantik yang menyihir itu benar-benar tak menghiraukan teriakan murka pemuda ini. Wajah
cantiknya yang dingin dan mempesona penuh dengan hawa dingin. Matanya penuh dengan niat
membunuh. Dari sikapnya, sepertinya ia memiliki perseteruan dengan pemuda itu, yang secara
mutlak tidak dapat didamaikan.
 
"Aku bilang saat aku memulihkan kekuatanku, hal pertama yang akan kulakukan adalah merobekmu
menjadi sepuluh ribu potongan!" Sosok cantik itu menggertakkan giginya dan berbicara dengan
suara yang dingin.
 
"Kakak, aku juga korban. Aku benar-benar tidak ada akal sehat di dalam situasi semacam itu. Tolong
ampuni aku. Kita bisa menganggapnya seperti tak terjadi apapun. Aku pasti tak akan memberitahu
siapapun." Wajah Xiao Yan penuh dengan kepahitan saat ia mengepalkan tangannya ke arah Ratu
Medusa dan berbicara.
 
"Dalam mimpimu!" Ratu Medusa seketika menjadi sangat murka saat mendengar hal ini. Ia
melambaikan tangannya dan energi tujuh warna menggelora keluar secara eksplosif.
 
"Ratu Medusa, jangan kau berani berlebihan. Jangan salahkan aku jika aku bersikap tidak sopan jika
kau melanjutkannya!" Mata Xiao Yan menatap dengan marah saat ia menggoyang tangannya. Sebuah
api hijau tua yang seperti api hantu samar muncul di telapak tangannya. Dunia magma seketika mulai
menjadi ganas saat gumpalan api hijau gelap itu muncul. Magma mulai bergejolak sebelum akhirnya
berhenti di bawah kaki Xiao Yan layaknya ombak samudra. Sekilas, hal itu tampak seperti Xiao Yan
sedang berjalan di atas ombak. Akan tetapi, ini bukanlah ombak samudera, melainkan sebuah ombak
yang terdiri dari magma.
 
Bahkan dengan kekuatan Ratu Medusa, raut mukanya terpaksa berubah saat melihat bangkitnya
ombak magma itu. Ia juga jelas paham bahwa keparat di depannya ini telah menundukkan 'Api
Jantung Gugur'. Melawannya di dalam lingkungan seperti ini tidak akan berakibat baik baginya,
meskipun ia telah memulihkan kekuatannya hingga ke puncak. Terlebih lagi, ia sungguh kesulitan
untuk benar-benar menyerang Xiao Yan. Ia menyimpulkan bahwa ini adalah efek samping dari
peleburan dengan 'Python Penelan Surga'. Jika tidak, dengan wataknya yang biasanya, ia pasti akan
merobek keparat yang telah melecehkannya ini, meskipun ia bertarung hingga mereka berdua cedera
serius.
 
Xiao Yan hanya menghela nafas lega ketika ia melihat bahwa Ratu Medusa telah menjadi jauh lebih
tenang daripada sebelumnya. Ia menyeka keringat di keningnya dan tersenyum kecut di dalam
hatinya. Sialan. Hal sial apa yang telah terjadi? Pikirannya benar-benar di dalam keruh, saat melihat
ular cantik ini…
 
"Mari kita jangan terus bertarung sendiri. Kau tidak ingin terus berada di tempat ini selamanya kan?"
Xiao Yan mengangkat pundaknya menuju Ratu Medusa dan menunjuk ke arah atas. "Dengan
kekuatanmu sendiri, akan agak sulit untuk menghancurkan segelnya. Seharusnya lebih mudah jika
kita bekerja sama. Bagaimana?"
 
Sebuah kilatan berkerlip di mata Ratu Medusa, sebelum ia mengangguk dengan wajah dingin sesaat
kemudian. Ia telah memutuskan, setelah ia meninggalkan tempat sialan ini, ia pasti akan membuat
bajingan ini membayar harga karena telah mengotorinya!

Anda mungkin juga menyukai