Anda di halaman 1dari 428

Jilid 1 Waktu itu adalah suatu malam buta yang sangat sunyi, penuh dengan

mega, menutupi bintang dan bulan yang akan muncul.

Angin kencang, hujan turun dengan derasnya, kilat menyambar, guntur


menggelegar, semuanya ini membentuk suatu suasana yang sangat
menyeramkan.

Suatu suitan panjang yang menyeramkan, tergabung didalam gemuruhnya hujan


dan guntur yang sedang berbunyi, bergema keseluruh tanah lapang dan padang
rumput yang sunyi senyap.

Sebuah bayangan berkelebat diantara hujan yang deras, melayang dengan


cepatnya pada jalan besar yang sunyi senyap, air hujan dan lumpur beterbangan
yang menyebabkan jubah panjangnya basah kujup dan kotor.

Sebuah sinar kilat menyambar, memecahkan suasana yang gelap gulita, menyinari
pada keringat dan air hujan yang tergabung menjadi satu pada wajahnya,
pakaiannya yang rajin perlente, wajahnya yang tampan, dan sebilah pedang yang
di pegang pada tangannya, beserta gerak gerik dan sikapnya yang cemas dan
tergesa gesa, kelihatannya ada sesuatu yang tidak beres.

Sekonyong2 ---- terdengar beberapa suara bentrokan keras,diantara angin


kencang dan hujan yang deras itu, muncul tiga buah bayangan manusia, yang
berlari kearah orang berjubah panjang itu, dan menghalang jalan perginya.

Ketiga orang itu memakai pakaian yang serupa semuanya, seluruh tubuhnya
dibungkus oleh pakaian ketat yang berwarna hitam, kepalanya dibungkus oleh
kayu hitam yang sangat rapat hanya tertampak kedua matanya saja.

Diantara ketiga orang itu, mendadak melayangkan telapak tangannya


melancarkan serangan, angin pukulan yang dingin dan keras, diantara air hujan
yang sedang turun dengan derasnya, membentuk suatu lubang yang sebesar
belasan coen.

Tangan kiri orang berjubah panjang itu melancarkan satu serangan pula, dengan
sangat cepat membentuk satu langkaran didepan dadanya, dan didorongkan
keluar, sedang pada mulutnya dengan nyaring membentak.
"Kalian dengan kain hitam semacam. itu menutupi wajah asli kalian, dan
menyembunyikan asal usulnya dapat dihitung sebagai pendekar macam apa ---."

Suara bentakannya belum selesai diucapkan, dua buah tenaga pukulan yang
sangat dasyat telah berbentur menjadi satu.

Lweekang dari orang berjubah panjang itu agaknya bukan tandingannya,


tubuhnya terdesak mundur sebanyak dua langkah ke belakang.2 Terdengar orang
berpakaian hitam di ujung kanannya dengan dingin berkata.

"Lima telaga empat lautan, babkan seluruh penjuru dunia ini setiap orang2
didalam dunia kangouw, semuanya telah mempunyai niat untuk membunuh mati
kau !"

Orang berpakaian hitam yang berdiri di sebelah kirinya berbatuk- batuk sebentar,
kemudian ujarnya pula.

"Lihatlah dihadapnmu telah penuh dengan orang2 yang mengepung dirimu,


jangan dikata tubuhmu terdiri dari darah dan daging, sekalipun terbuat dari besi
atau pun baja sekalipun, juga sukar bagimu untuk menghindarkan diri dari
kerubutan jago2 berkepandaian tinggi dari seluruh Bu-lim"

Orang berpakaian hitam yang berdiri di tengah itu dengan suara mendalam
ujarnya pula.

"Ini adalah kesempatan yang terakhir bagimu, kau boleh memilih sesuka hatimu
di antara dua jalan yakni antara jalan kehidupan dan jalan kematian !"

Pada saat mereka ber-cakap2 itulah, di antara curahnya hujan yang sangat deras
barkelebat puluhan orang2 berbaju hitam, merekapun dengan menggunakan kain
hitam mengerubungi kepalanya, ber-sama2 datang mendekat dan mengepung
rapat2 orang berjubah panjang itu.

Terdengar suara seorang yang agaknya berasal dari seorang yang telah lanjut
usianya, ujarnya.
"Nyawa dari seseorang adalah sesuatu yang begitu berharganya. Kikalau hanya
karena sesuatu benda yang tidak berwujud harus memilih jalan kematian bagi
dirinya bukankah terlalu sayang sekali"

Suara ini meskipun diucapkan tidak keras, tetapi tetdengar sangat terang dan
bertenaga, setiap perkataan yang diucapkan dapat didengar masuk kedalam
telinga dengan sangat jelas sekali.

Pandangan orang berjubah panjang itu menyapu keadaan sekitarnya,


memandang sekejap setiap orang berbaju hitam yang mengepungnya, dengan
nada yang gagah sekali ujarnya .

"Kejayaan dan ketenaran Nenek mojangku, bagaimana dapat musnah ditanganku,


seorang lelaki sejati, waktu hidup dapat bergembira, mengapa waktu mati harus
takut -----"

Terdengar suara seorang perempuan yang halus dan lembut memotong


ucapannya, ujarnya.

"Engkau masih mempunya ibupun masih mempunyai istri, apalagi pada saat ini
adalah waktu masa mudamu, kau dengan demikian memandang ringan akan
kematian, bukankah terlalu tidak berharga "

Terdengar suara lain yang kasar dan berangasan, dengan kasar melanjutkan
perkataan si perempuan.

"Orang semacam ini matipun tidak berharga, buat apa harus membuang banyak
tenaga untuk berbicara dengan dia"3 Tubuhnya menubruk maju, sedang
kepalanya melancarkan satu kali serangan mengarah orang berjubah panjang itu.
Orang berjubah panjang itu menggeserkan tubuhnya dua langkah kesamping,
tangan kirinya dengan menggunakan jurus "Lien Cien Shi Hong"

Atau angin barat menggulung bambu menyabet keluar, sedang pada mulutnya
dengan dingin ujarnya.

"Kalau dilihat dari cara melancarkan serangan dan gerakan kakimu, kalau tak
salah kau tentunya adalah anak murid dari Perguruan Chie Cho Jen ?"
Lelaki kasar yang melancarkan serangan itu bagaikan karena sepatah kata dari
orang berjubah panjang itu yang berhasil memecahkan penyamarannya tanpa
terasa.

Ia menjadi tertegun, sedang gerakan pukulannyapun menjadi agak terlambat.

Orang berjubah panjang itu meskipun sedang berbicara, tetapi tangan kiri yang
sedang melancarkan serangan itu tetap cepat bagaikan kilat, pada saat lelaki
kasar itu melancarkan pukulan, segera bahu kanannya terkena sambaran ujung
jarinya, yang mengakibatkan tubuhnya mundur tiga langkah kebelakang.

Terdengar tertawa dingin yang sangat menyeramkan dari paling ujung kiri,
seorang berpakaian hitam yang kurus kecil, melayangkan tubuhnya, dengan
menggunakan jurus "Shu Hwee Ngo Shien"

Atau tangan bergoyang melenyapkan lima duga menepuk punggung orang


berjubah panjang itu.

Orang berjubah panjang itu dengan cepat memutarkan tubuhnya setengah


lingkaran pedang panjang pada tangan kanannya segera membalik dan
menyambar, ditengah hujan dan angin yang kencang itu terlihat berkelebatnya
sinar yang terang dengan mendatar mengancam bahu kanannya.

Orang berbaju hitam yang kecil itu dengan gusar bentaknya.

"

Bangsat, engkau berani melawan aku ! ! "

Diantara suara bentakan itu, ia dengan cepat menarik kembali tangan kanannya,
sedang telapak kirinya dengan menggunakan jurus "Hwee Pa Jong Cong"

Atu dengan alat membentur genta, menyerang babu kanannya.

Dalam hati orang berjubah panjang itu agaknya mempunyai banyak sekali pikiran,
dan tidak menginginkan untuk melukai pihak lawan, ujung pedangnya segera
diputar, terlihat serentetan sinar pedang yang melindungi seluruh tubuhnya,
dengan angker ujarnya .

"Jika dilihat dari gerakan serangan tadi, kekuatannya sangat hebat pun dapat
berubah lemas keras menurut kehendak hatinya, kalau tak salah saudara berasal
dari daerah San tong Keresidenan Cao Cho Hu, Sin Chien atau si pukulan sakti, Lu
Ping, Lu Cianpwee ?? ". Mendengar perkataan itu orang berbaju hitam yang kurus
kecil itu4 tanpa sadar telah mundur kebelakang, berdiam diri tak bercakap lagi.
Orang berjubah panjang itu menghadap langit tertawa panjang ujarnya dengan
nada nyaring .

"Saudara2 sekalian, sekalipun tidak menginginkan berhadapan muka deagan aku


dengan wajah yang asli. tetapi cayhe percaya, saudara2 tentunya adalah orang2
yang mempunyai nama dan kedudukan yang berarti didalam dunia kangouw pada
saat ini ----". Ucapannya belum selesai diucapkan, sebuah bayangan manusia
dengan sangat cepat menerjang maju kedepan, bersamaan dengan tubuhnya
yang menerjang maju itu. terlihat berkelebatnya dua buah sinar yang sangat
dingin, mengancam dua buah jalan darah terpenting pada tubuh orang berjubah
panjang itu. Dengan cepat orang berjubah panjang itu mengangkat pedang
panjangnya, dengan menggunakan jurus "Thiat Shu Hien Hoa"

Atau pohon besi bunga perak.

diantara berberkelebatnya sinar pedang, terdengar suara besi yang saling


berbentur sama lain dan percikan bunga api, terlihat sepasang senjata Pan Koan
Pit ditangan orang berjubah hitam itu dengan keras terpental kesamping.

Orang berjubah hitam itu nampak serangannya tak mencapai pada sasaran,
sepasang senjata Pan Koan Pitnya segera berubah, pit pada tangan kirinya
melancarkan jurus "Hong Hoan Tien To"

Atau burung hong menggunakan kepala, pada saat pergelangan tangannya


bergetar, terlihat tiga titik sinar yang menyilaukan mata, menotok tiga buah jalan
darah penting didepan dada orang berjubah panjang itu, sedang pit pada tangan
kanannya dengan jurus "Koei Ong Tien Hun"

Atau raja setan mencabut nyawa, menerjang jalan darah "Tan Tien To"
Pada lambungnya. Gerakan pedang orang berjubah panjang itu makin lama makin
cepat, dengan menggunakan jurus "Pat Fung Ho Ie"

Atau delapan penjuru hujan angin membentuk satu lingkaran sinar pedang yang
menutup seluruh jalan darahnya, sedang tubuhnya dengan cepat mundur dua
langkah kebelakang.

Orang berbaju hitam itu dengan dingin mendengus, tubuhnya bergerak maju lagi
melancarkan serangan, sepasang pitnya melancarkan serangan berantai.

dalam sekejap saja telah melancarkan lima kali serangan.

Orang berjubah panjang itu memutar pedangnya bagaikan angin taufan, seluruh
tubuhnya dari atas hingga kebawah terlindung oleh sinar pedang, sekalipun
sepasang pit orang berbaju hitam itu melancarkan serangan bagaikan curahnya
hujan, tetapi tetap sukar baginya untuk mendapatkan lubang kelemahan pada
tubuhnya.

Hujan masih turun dengan derasnya, angin dingin bertiup dengan kencang,
ditengah hujan yang makin menghebat itu hanya terlihat berkelebatnya sinar
pedang dan sinar sepasang Pan Koan Pit yang saling5 menyambar.

Sepasang Pan Koan Pit orang berbaju hitam itu terus menerus melancarkan
serangan, dengan dipadukan gerakan tubuhnya yang menyerupai mengalirnya air
disungai dan berjalannya mega dilangit memperhebat serangannya, dalam waktu
singkat telah melakukan enam tujuh belas kali serangan.

Tampak hawa pedang yang dikerahkan orang berjubah panjang itu meliputi
seluruh tubuhnya, bagi yang mengerti akan rahasia dalam ilmu silat, meskipun
kelihatan nya orang berjubah panjang itu hanya bertahan saja, tetapi ternyata
telah menutup dengan rapatnya seluruh tubuh dan jalan darahnya, sekalipun
sepasang Pan Koan Pit orang berpakaian hitam itu menggunakan jurus2 yang
amat aneh, tetapi setiap kali selalu tak berhasil menerjang pecah gerakan dan
hawa pedang yang demikian rapatnya itu.
Ketika orang berbaju hitam itu genap melancarkan dua puluh jurus, se konyong
konyong orang berjubah panjang itu balikkan pedangnya balas menyerang, ber
turut2 melancarkan dua kali serangan, setiap gerakannya dilancarkan dengan
sangat ganas, mendesak orang berbaju hitam itu mundur kebelakang dua
langkah.

Setelah itu dia menghentikan serangannya dan ujarnya.

"Penggunaan sepasang Pan Koan Pit saudara sangat aneh dan hebat, pun
memiliki banyak sekali perubahan sedang serangannya pun mantap, bukankah
saudara adalah jago berkepandaian tinggi dari perguruan le Seng Bun??"

Orang berbaju hitam yang menggunakan sepasang Pan Kain Pit itu tak
mengucapkan sepatah katapun, sambil membalikkan tubuhnya ia berjalan pergi.
Terdengar pula suara yang sangat serak dan kasar membentak.

"Terimalah bacokanku ini!"

Bagaikan kilat berkelebat sebuah sinar golok, sebilah golok yang besar dan besar
membacok dengan hebatnya.

Kekuatan dari orang itu sungguh mengagurnkan sekali, begitu goloknya


dibacokkan segera timbul angin yang menderu deru.

Orang berjubah panjang itu dengan gesit menyingkir, sedang pedangnya


menyambar kemudian dikebatkan tiga coen kesamping kanannya.

Orang itu nampak goloknya tidak mencapai pada sasarannya, pergelangan


tangannya ditekuk dan menarik kedalam goloknya, gerakan goloknya dari tegak
dirubah menjadi mendatar, menyambar pinggang pihak lawannya.

Pada saat orang berjubah panjang menyingkir kesamping tadi, ia telah melihat
dengan jelas keadaan sebelah kanannya itu, tampak pada tempat itu berdiri
empat orang berbaju hitam yang jaraknya tak lebih dari tiga kaki, jika dirinya
menyingkir sekali lagi, sudah pasti akan menubruk6 beberapa orang itu, melihat
keadaan yang sangat mendesak itu dia tak dapat lagi selalu mengalah, terpaksa
pedangnya ditekuk dan melancarkan serangan dengan menggunakan jurus "Wan
Tie Ban Yun"

Atau angin menyambar mengaduk mega, pedangnya membentuk tiga buah sinar
pedang mengancam tiga buah jalan darah pentingnya dan balas mencecer pihak
musuh.

Serangan pedang kali ini dilakukan sangat cepat sekali, sinar pedang yang
menyambar sekeliling tubuhnya memaksa orang berbaju hitam itu mau tak mau
harus menarik kembali goloknya dan mundur kebelakang, sebab sekalipun
goloknya itu mungkin berhasil membacok mati orang berjubah panjang itu, tetapi
sinar pedang yang menyambar disekeliling tubuhnya, dapat pula melukai jalan
darah terpenting pada tubuhnya.

Dengan demikian hal ini sudab jelas merupakan pertempuran mengadu jiwa, di
mana ke dua2nya akan mengalami kerugian sudah barang tentu orang berbaju
hitam itu tidak mengijinkan dirinya bertempur sehingga membahayakan dan
merugikan jiwanya.

Orang berjubah panjang itu menarik kembali pedangnya, sambil tertawa dingin
ujarnya .

"Serangan golok saudara berat dan mantap tanpa bandingan jarang sekali dalam
dunia kangouw dapat menemui orang semacam kau, aku kira saudara tentunya
adalah It To Kay San atau si golok sakti membelah gunung. Cu Giok Siang Cu
cianpwee yang sangat terkenal didalam dunia kangouw!"

Orang berbaju hitam itu menjadi tertegun, kemudian sahutnya.

"Bangsat, sungguh tepat tebakanmu"

Sambil menyimpan kembali goloknya, tubuhnya mundur kebelakang sejauh lima


kaki lebih.

Didalam gerombolan orang2 berbaju hitam itu setiap orang kepalanya ditutup
dengan kain hitam, sedang pada tubuhnyapun memakai pakaian serba hitam,
sehingga satu dengan lainnya mirip semuanya, selain hanya dapat dilihat dari
bentuk tubuhnya yang tinggi, pendek, gemuk dan kurus, hanya dari gerakan
permainan ilmu silatnya saja baru dapat mengetahui asal usul dari pihak lawan.

Se-konyong2 terdengar suara bentakan nyaring, sebuah bayangan yang kecil,


bagaikan kilat cepatnya melayang datang, belum saja orangnya tiba, terlihat
datangnya angin tajam, serentetan sinar dingin membelah udara menusuk
ketubuhnya.

Orang berjubah panjang itu mengerutkan alisnya, pedangnya dengan mendatar


menyapu keluar, terdengar suara bentrokan senjata yang keras.

menjebabkan pedang yang menusuk ketubuhnya itu tertangkis kesamping .

Terdengar suara yang halus dan empuk, masuk kedalam telinganya, ujarnya7

"Coba kaupun terka siapakah aku ini??"

Suara ini sangat tajam dan kecil, dapat diduga berasal dari suara seorang
perempuan. Orang berjubah panjang itu melintangkan pedangnya didepan dada,
setelah termenung sejenak, lalu sahutnya.

"Didalam dunia persilatan ini orang yang berkepandaian tinggi sangat banyak
sekali, cayhe pengetahuannya sangat terbatas, tak dapat menebak siapakah
sebenarnya kau ini tetapi serangan yang baru saja dilancarkan nona itu, gerakan
pedangnya sangat hebat dan gesit, bahkan kekuatannyapun sangat mengejutkan,
sudah tentu mempunyai asal usul yang ternama---"

Orang berbaju hitam itu tertawa dingin, potongnya.


Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

"Tak usah banyak bicara, lihat pedang!"

Tangannya mulai digerakan, bayangan sinar pedang berkelebat dalam waktu yang
singkat telah melancarkan tujuh kali serangan pedang.
Orang berjubah panjang itu bagaikan telah menduga bahwa urusan hari ini sukar
sekali diselesaikan dengan jalan damai, ia tidak lagi sungkan2 disamping
memainkan pedangnya mematahkan setiap serangan musuh, iapun
memperhatikan jalannya jurus2 pedang yang dilancarkan musuhnya itu, pikirnya
ingin dari gerakan pedang itu berusaha untuk mengetahui asal usul dari pihak
lawannya itu.

Tetapi wanita berbaju hitam itu agaknya telah mempunyai niat agar pihak
lawannya tidak mengetahui asal usulnya, serangan pedangnya selalu berubah
ubah tak henti2nya melancarkan berbagai macam jurus2 aneh, ternyata semua
jurusnya itu tak satupun yang merupakan rangkaian dari suatu ilmu pedang
tertentu.

Dua orang itu bergebrak saling serang menyerang telah lewat sebanyak empat
lima belas jurus, orang berjubah panjang itu tetap tidak dapat mengenal akan asal
usul pihak lawannya, dalam hati diam2 pikirnya.

"Asal aku dapat menyebut asal usul darinya, mereka tentu segera akan mundur
teratur, sudah terang dlm hati mereka mempunyai sesuatu hal yang kurang beres,
tetapi jika semuanya seperti perempuan ini dan bertempur terus2an, apalagi
disekelilingku penuh dengan musuh2 tangguh yang berjumlah puluhan orang itu,
pertempuran ini baru akan sampai waktu kapan selesainya."

Pikirannya segera berputar, gerakan pedangnya tiba2 berubah bagaikan guntur


dan kilat yang menyambar nyambar, balas mendesak pihak musuh.

Kiranya dia ingin dengan menggunakan jurus serangan yang menekan terus
terusan kepada pihak lawan, mendesak dia hingga terpaksa mengeluarkan ilmu2
silat yang ampuh dari ilmu simpanannya, agar dengan mengambil kesempatan ini
memecahkan asal usulnya yang sebenarnya.8 Wanita berbaju hitam itu ternyata
benar juga karena tekanan orang berjubah panjang yang terus menerus itu,
mendesak dia menjadi sedikit kacau gerakan tangan dan kakinya, sekalipun dia
mempunyai berbagai macam ragam ilmu silat, tetapi kini dia telah dalam keadaan
yang amat terdesak dan berbahaya, mau tak mau terpaksa juga harus
mengeluarkan jurus2 sakti dari perguruannya untuk melawan musuh.
Orang berjubah panjang itu yang ber turut turut melancarkan berkali kali
serangan, kini telah berhasil menduduki diatas angin, dengan melancarkan jurus
"Yun Feng Ngo Ie"

Atau Mega menutup lima puncak tampak bayangan pedang yang menyambar tak
henti2nya terus menekan pibak musuh.

Kekuatan dan kehebatan dari serangan kali ini, bagaikan menggulungnya ombak
besar dilautan bebas, memaksa wanita berbaju hitam itu terjerumus dalam
lingkungan bayangan pedang yang berlapis lapis itu, mendadak tubuhnya
meloncat keatas, pedangnya berubah menjadi suatu sinar merah, dengan paksa,
dia memecahkan kurungan sinar pedang yang mengurungnya, diantara
serentetan suara besi yang saling berbentur satu sama lain, tubuhnya telah
meloncat keluar sejauh satu kaki lebih.

Tampak hal ini orang berjubah panjang itu menarik kembali pedangnya, sambil
menghela napas panjang, ujarnya.

"Jurus"

Beng Jen Ban Li "atau Elang menempuh laksa Li yang baru nona lancarkan itu.

agaknya menyerupai Go bie Sim Hoat dari Empat partai besar, apakah nona
adalah anak murid dari Go bie Pay ??".

Diantara kain hitam yang berlapis lapis itu, telah menutupi perubahan yang timbul
pada wajahnya, tak ada seorangpun yang dapat mengetahui dia sedang merasa
malu atau terkejut, hanya tampak tangannya dengan lemas lurus kebawah,
sedang ujung pedangnyapun menghadap diatas tanah, sepatah katapun tak
diucapkan dan mundur kebelakang.

Terdengar lagi suara yang besar dan nyaring, membentak .

"Dunia ini, golongan hitam maupun putih semuanya telah bersumpah tidak akan
hidup bersama dengan kau, kini adalah kesempatan terakhir bagimu, jika kau
tidak mau menyetuduinya lagi, malam seperti hari ini pada tahun depan adalah
hari ulang tahun pertama bagi kematianmu ".
"Orang berjubah panjang itu menghadap langit tertawa panjang, sahutnya .

"

Kejayaan dan kehormatan yang diperoleh dari keringat dan darah Nenek
moyangku, bagaimana dapat dirusak dan dimusnahkan ditangan cayhe, saudara2
sekalian ini malam demikian dengan susah2 mendesak, aku kira semuanya telah
mempunyai niat untuk membunub mati cayhe, untuk melindungi kejayaan dan
kehormatan dari nenek moyangku, mulai saat ini, dibawah pedangku tak akan lagi
memberi pengampunan bagi9 kalian ".

Dari sebelah Timur terdengar suara yang serak dan dingin, uebarnya .

"Kematianmu sudah didepan mata, kau masih juga tidak mau sadar, kalau begitu
tak dapat dikatakan lagi -------". Suara itu berhenti sejenak, kemudian lanjutnya .

"Orang2 yang berdiri disekelilingmu ini, boleh dikata tak seorangpun yang bukan
merupakan jago2 nomor satu dari Bu lim pada saat ini, kau pertimbangkanlah
terlebih dahulu, dapatkah kau melawan dan menahan kerubutan dari jago2
berilmu tinggi yang demikian banyaknya itu"

Sepasang mata orang berjubah panjang itu menyapu kesekelilingnya, dengan


gagah sahutnya.

"Tidak salah, aku memang mengetahui pengerubutan pada malam ini, sukar
bagiku untuk meloloskan diri, tetapi aku percaya saudara2 sekalian tentunya akan
mendapatkan suatu penghargaan yang sangat besar sekali---"

Terdengar suatu suara yang rendah dan serak memotong perkataannya yang
belum selesai diucapkan itu ujarnya.

"Sungguh besar sekall omonganmu, tak usah lagi banyak ber ribut2 dengannya,
hajar saja!"

Selesai berkata ia melancarkan sekali pukulan yang sangat dahsyat menyapu ke


arahnya.
Sepasang mata orang berjubah panjang itu berkilat, nampak orang yang melancar
kan serangan itu, tubuhnya sangat tinggi besar, sambil meng-gerak2kan
pentungan besi sebesar lengannya itu, dengan datar menyerang kearahnya,
dalam hati diam2 merasa sangat terkejut, pikirnya.

"Sungguh hebat dan besar sekali kekuatan tangannya"

Tangannya segera mengerahkan tenaga dengan menggunakan pedangnya


menusuk keluar, mengikuti dari pentungan besinya itu ia menangkis dengan
kerasnya, pada saat pedang dan pentungan besi itu terbentur satu sama lain,
pentungan besi itu segera tertangkis kesamping, tetapi orang berjubah panjang
itupun merasakan tangannya menjadi kaku dan linu.

Pada saat itu dibelakang tubuhnya menyambar datang sebuah golok yang
mengancam punggungnya, sebuah golok dan sebilah pedang ber sama2
menyerang kearahnya.

Orang yang berjubah panjang itu membentak keras, dengan menggunakan jurus
"Hwee Koan Huan Cau"

Atau sinar datang balik menyinari, dimana pedang panjangnya menyabet,


mementalkan golok dan pedang yang menyerang pungungnya, tubuhnya segera
melayang dan memutar setengah lingkaran ditengah udara, pedangnya
berkelebat menusuk pergelangan tangan kanan orang berbaju hitam yang
tinggi10 besar itu.

Perubahan gerakan pedang ini dilakukan secepat kilat bagaikan angin yang
berembus, ganas, telengas, bertenaga dan banyak perubahan yang tak ter duga2.

Orang lelaki yang bersenjatakan pentungan besi itu dengan dingin mendengus,
mendadak tubuhnya mundur dua langkah kebelakang, tangan kanannya diangkat,
dengan hebat mengangkat keatas pentungan besi yang panjanganya beberapa
depa itu, dari atas turun kebawah menyerang bahu kanan lawannya.

Orang berjubah panjang itu diam2 menggerakkan tenaga dalamnya, pedangnya


berkelebat menempel diatas pentungan besi itu, dengan angkernya ia berkata.
"Ilmu toya saudara sangat hebat dan aneh, menyerupai itmu ampuh dari Siauw-
Lim Pay, jurus yang ampuh dari "Cap pwe sih Lo Han Cang"

Suatu delapan belas jurus ilmu toya Lo Han--- "

Orang berbaju hitam itu juga tak menjawab apa2, kedua bahunya sedikit
bergerak, tubuhnya telah mundur lima langkah kebelakang, meminjam
kesempatan ini ia menarik kembali pentungan besinya, dan memukul batok
kepala pihak lawan.

Orang berjubah panjang itu dengan gusarnya berkata.

"Aku hanya mengetahui orang2 yang hadir malam ini, semuanya adalah jago2
berkepandaian tinggi dari kalangan golongan hitam maupun golongan putih, tak
kusangka kiranya termasuk juga partai2 besar dari dunia kangouw. Kini ternyata
ada Go-bie, Siauw lim, aku kira sudah tentu ada pula Bu-tong ---- "

Mendadak terdengar suara sambaran benda2 tajam dari empat penjuru terlihat
sinar2 golok pedang yang menyambar kalang kabut menyerang tubuhnya.

Pertempuran ini adalah merupakan suatu pertempuran yang dasyat dan kejam,
didalam dunia persilatan, pedang orang berjubah panjang itu berkelebat
mematahkan setiap serangan yang menyerang dia, sekalipun dia terkurung oleh
kerubutan berpuluh-puluh jago yang berkepandaian tinggi dan dengan sekuat
tenaga menangkis setiap serangan, tetapi tenaganya tak sampai menjadi lemah.

Angin kencang dengan hujan badai makin lama turun makin perlahan, tetapi
suara beradunya senjata tajam dan bentak-bentak nyaring tetap berkumandang
dipadang rumput yang sunyi itu.

Ini adalah suatu daerah gunung yang sangat liar dan sunyi, tak jauh dari sana
tampak puncak2 gunung yang menembus awan.

Tiba2 terdengar orang berjuabah panjang itu dengan gusar mendengus maki-nya.

"Kawan tikus yang tak tahu malu--- "


Gerakan pedang panjang ditangannya, mendadak menjadi perlahan dan
kendur.11 Pada saat gerakannya yang menjadi perlahan itulah, sebilah pedang
panjang yang sangat tajam, dengan sedikit merendah menusuk masuk
ketubuhnya dan dengan tepat mengenai iga kanannya, darah segar segera
menyembur keluar bagaikan sumber air.

Orang berjubah panjang yang gagah perkasa itu, se-konyong2 mengeluarkan


suara suitan panjang yang menyeramkan, suaranya bagaikan pekikan naga
membumbung tinggi diangkasa.

Diantara suara pekikan nyaring itu, pedangnya bagaikan kilat menyambar,


terdengar suara jeritan ngeri yang menyayatkan hati, sebuah kepala manusia
lepas dari lehernya dan terbang sejauh tujuh delapan kaki.

Orang berbaju hitam yang tinggi besar itu segera mengangkat tongkat besinya
dan disabetkan keluar, menghantam tubub musuh.

Pada saat itu, pedang panjang ditangan kanan orang berjubah panjang itu sedang
menangkis serangan Pan Koan Pit dan memunahkan serangan pedang yang
datang menyerang tubuhnya, dengan sekuat tenaga ia menangkis setiap serangan
yang dilancar kan oleh musuh yang mengepungnya dari empat penjuru,
keadaannya telah demikian payahnya, nampak dengan tiba2 tongkat besi itu
menyerangnya dengan kecepatan yang luar biasa, untuk berkelit sudah tak
sempat lagi, dalam keadaan yang kritis itu, segera ia mengangkat tangan kirinya
untuk menahan serangan itu.

Terdengar suara mengguntur dan sedikit bergerak.

meskipun tongkat besi itu dapat ditangkis kesamping oleh tangannya tetapi
tulang2 dari tangan kirinya itupun menjadi hancur berantakan oleh tenaga
pukulan tongkat besi tersebut.

Orang berjubah panjang yang mengalami luka yang demikian parahnya itu, ia
sadar kalau dirinya tak sanggup lagi untuk melanjutkan pertempuran sengit
semacam itu, giginya dirapatkan, dengan paksa menahan rasa sakit yang bukan
kepalang itu, pedang ditangan kanannya segera melancarkan jurus2 yang terlihay
dan terhebat, ber turut2 melancarkan tiga kali serangan ganas menyapu keluar.

Sinar pedangnya berubah menjadi satu sinar pedang yang menyerupai awan
menutupi seluruh angkasa, mendesak mundur orang berpakaian hitam yang
mengepungnya, sinar pedangnya diputar melindungi seluruh tubuhnya dan
memaksa menerjang keluar, terus lari keatas puncak gunung yang menonjol
keluar diantara rentetan gunung dihadapannya.

Ber puluh2 orang berpakaian hitam itu nampak kejantanan dan kegagahan dari
orang berjubah panjang itu, semuanya dibuat olehnya menjadi termangu2, tetapi
segera tersadar kembali dan ber-sama2 menggerakkan tubuhnya lari mengejar.

Pada permulaannya orang berjubah panjang itu lari, gerakannya sangat cepat
sekali, tetapi setelah berlari beberapa saat, gerakan kakinya12 makin lama makin
bertambah lambat, tempat2 dipunggungnya yang terkena sambaran senjata
rahasia kini mulai menjadi kaku dan linu, sedang darah yang mengalir dari iganya
yang terkena tusukan pedang itu telah membasahi separuh tubuhnya, sakit yang
timbul dari tangan kiri yang hancur itupun terasa hingga dalam hatinya, dia sadar
kematian bagi dirinya telah dekat.

Ketika menoleh kebelakang memandang, tampak ber puluh2 bayangan manusia


bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya berkelebat dengan cepatnya
mengejar terus dibelakangnya, suara pakaian yang terhembus oleh angin, samar2
terdengar dalam telinganya.

Musuh2 tangguh yang terus menerus mengejar dibelakangnya itu, bagaikan telah
menambah tenaganya yang telah hampir habis itu, sambil menarik napas
panjang2 ia mempercepat langkanya.

Akhirnya berkat bantuan tenaganya yang terachir dari tubuhnya, ia berhasil


mencapai diatas puncak gunung yang tinggi itu, sambil membalikkan tubuhnya
dengan melintangkan pedangnya didepan dada ia berdiri tegak disana.

Pada saat itu, orang2 berbaju hitam yang terus menerus mengejarnya itu
sebagian besar telah berhasil mengejar sampai diatas puncak gunung itu, tetapi
nampak dia melintangkan pedangnya berdiri tegak disana dengan gagah
beraninya, ternyata tak seorangpun yang berani maju menerjang terlebih dabulu.

Sepasang mata orang berjubah panjang itu melotot keluar, dengan per lahan2
menyapu wajah orang berbaju hitam disekelilingnya, kemudian menghadap langit
tertawa panjang, tubuhnya menubruk maju kedepan dan melompat masuk
kedalam jurang --- Hanyalah terdengar suara tertawanya yang nyaring itu, makin
lama makin kecil dan akhirnya lenyap dari jurang yang dalamnya puluhan ribu kaki
itu ------ ***** BAGIAN PFRTAMA Matahari dengan per lahan2 turun kesebelah
Barat.

terlihatlah warna angkasa yang agak kemerah merahan dan mulai menjadi gelap,
ini adalah suatu pemandangan yang sangat indah sekali.

Seorang pemuda tampan yang memakai pakaian panjang berwarna biru, duduk di
atas tanah rumput yang luas, beberapa kali ia mendongakkan kepalanya
memandang pada puncak gunung dihadapannya, alisnya yang selalu dikerutkan
itu memperlihatkan perasaannya yang tidak tentram dan khawatir.13 Sinar
matahari mulai lenyap dari angkasa menandakan haripun mendekati senja,
sinarnya yang indah itu tak sampai sekejap telah mulai lenyap, beberapa waktu
kemudian pemandangan udara yang sangat indah itu, tertutup oleh udara malam
yang gelap itu, matahari telah turun gunung, sinar terakhir yang dipantulkan
olehnya membentuk suatu mega yang berwarna merah, bagaikan seorang yang
mendekati kematiannya dan sedang membuat gerakannya yang terakhir.

Dibawah pohon tua yang tinggi lebat itu dua orang pemuda memakai pakaian ber
warna hijau, sedang memusatkan seluruh perhatiannya pada catur yang ada
dihadapannya, seorang pemuda yang pada punggungnya menyoren senjata Pan
Koun Pit dan memakai pakaian yang longgar, dengan tenang berdiri disamping
menonton pertempuran sengit dari permainan catur itu.

Warna gelap makin lama makin meluas dan akhirnya menutup seluruh jagat,
haripun menjadi semakin larut malam.

Pemuda yang memakai pakaian yang agak kelonggaran dan pada punggungnya
menyoren senjata dan Koan Pit itu, mendadak menghela napas panjang, ujarnya.
"Hari telah gelap, saudara berdua apakah masih dapat melihatnya?"

Terdengar pemuda berpakaian warna hijau yang duduk disebelah utara itu,
tertawa ringan ujarnya.

"Liauw heng, tak dapat kau menggerakkan kudamu, awas aku akan memutuskan
jalan mundur, dengan benteng merebut kedudukan tengah"

Pemuda berbaju biru yang tadi duduk duduk diatas tanah rumput itu, sekonyong
konyong dengan ter gesa2 berjalan datang mendekat, ujarnya.

"Kegembiraan dari saudara berdua sungguh hebat, dari pagi hingga malam
bermain saja apakah tidak merasa lelah??"

Pemuda yang dipanggil Liauw heng itu tersenyum sahutnya.

"Pek heng, jangalah mengucapkan kata2 yang tak ada gunanya, cepat bantu aku
satu langkah---"

Pemuda berbaju biru itu tertawa dingin.

"Maafkan saja aku tak mempunyai demikian besar kegembiraan untuk bermain,
Hey! Cepat jalan benteng melindungi kuda"

Pemuda yang memakai pakaian longgar itu, mengepal tangan kanannya dengan
keras dipukul keatas telapak tangan kirinya, ujarnya.

"Sungguh permainan yang bagus, bukan saja dapat melindungi kuda, pun dapat
mendesak benteng, sekali pukul mendapatkan dua hasil"

Pemuda yang duduk disebelah utara itu mengangkat tangannya yang ditaruhkan
diatas keningnya, dan berpikir keras, dengan satu langkah biji catur saja,
membuat dia mengalami kerugian yang sangat besar.

Pemuda berbaju biru itu menggeleng kan kepalanya, ujarnya .


"Permainan catur kalian berdua kali ini telah mengalami sesuatu14 pertempuran
yang sangat sengit, aku kira sudahlah!"

Pemuda yang memakai pakaian longgar itu mendongakan kepalanya memandang


keadaan cuaca, kemudian ujarnya.

"Hari telah jauh malam, mereka orang tua mengapa masih juga belum turun
gunung?"

Pemuda She Liauw itu dengan perlahan mengangkat caturnya, sambil tertawa
ujarnya .

"Sudah2lah, kali ini boleh dihitung aku yang mengalami kekalahan!"

Pemuda yang duduk disebelah utara itu memiringkan kepalanya memandang


pemuda berbaju biru itu sekejap, ujarnya.

"Pek heng, mengapa demikian cemasnya, ditinjau dari kepandaian suhuku dan
beberapa orang Loocianpwee, ditambah lagi dengan nama mereka yang sangat
terkenal didalam dunia kangouw, apakah masih dapat terjadi--"

Sebenarnya dia akan mengatakan mungkin terjadinya sesuatu kejadian yang


diluar dugaan, pada waktu perkataan itu sampai dimulutnya, mendadak ia merasa
dengan perkataannya itu bukankah kurang hormat terhadap suhunya, dengan
terpaksa ia menelan kembali perkataannya itu.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

Terdengar suara burung2 malam yang mengerikan berbunyi disekitar ternpat itu,
menambah keseraman dan kengerian pada malam buta yang sunyi itu.

Pernuda berbaju longgar itu tiba2 menghela napas panjang2, ujarnya .

"Aku telah teringat akan sesuatu hal, besok adalah hari ulang tahun dari sumoy
cayhe, bakal suaminya tentu dari daerah Coan Tiong jauh2 datang untuk memberi
selamat kepadanya, suhuku hanya mempunyai seorang putri saja, cintanya
kepada dia bagaikan mutiara yang tak ternilai harganya, sudah tentu tak mungkin
akan membuang waktu dengan percuma saja, sampai pada saat ini tetap saja
masih belum turun dari puncak itu, memang sedikit agak aneh !". la mengangkat
tangannya mengaruk ngaruk kepalanya, pada wajahnya timbul perasaan yang
amat gelisah. Pemuda berbaju warna hijau yang duduk disebelah utara itu,
agaknya paling dapat menahan perasaannya, sepasang matanya menyapu kearah
pemuda berpakaian longgar itu, sambil tertawa ujarnya .

"Sumo-aymu mengapa tak mau memilih yang dekat, tetapi malah mencari yang
jauh, bukankah bagaikan--------". Wajah pemuda berpakaian longgar itu berubah
menjadi merah, dengan cepat potongnya .

"Song heng, mengapa sampai urusan inipun kau buat untuk bergurau ?".
Terdengar pemuda she Liauw itupun berkata .

"Cayhe beruntung, pada tahun yang lalu pernah waktu naik gunung mengunjungi
Yap Supek, telah melihat wajah dari sumoaymu itu,15 sungguh dia merupakan
gadis yang pemalu dan berwajah cantik bagaikan bidadari---"

Pemuda She Song itu wataknya memang suka bergurau dan waktu bicara secara
blak2an, tanpa memperdulikan ikatan apa2 sambil tersenyum, ajarnya .

"Bagaimana? apakah Liauw heng waktu sekali pandang saja, sukar untuk
melupakannya kembali dan merindukannya hingga kini---"

Dia tertawa terbahak bahak, kemudian menoleh memandang pemuda berbaju


biru itu sejenak, ujarnya.

"Pek heng, diantara kira berempat ini, telah ada dua orang yang bersedih hati"

Pemuda berpakaian longgar itu mengerutkan alisnya, ujarnya.

"Song heng, pada waktu berbicara dapatkah kau sedikit mengindahkan aturan?
ucapan2mu ini jika sampai terdengar oleh suhuku, aku kira engkau tentu akan
mendapatkan hukuman yang berat"

Pemuda She Song itu tertawa ter-bahak bahak, sahutnya.


"Yap Susiok jadi orang berhati lapang dan tidak suka mencampuri urusan yang
remeh, sekalipun dia mendengarnya, aku kira juga paling paling hanya
mendapatkan teguran saja"

Pemuda She Liauw itu setelah termenung sejenak, kemudian ujarnya.

"Aku kira bakal suami dari sumoaymu itu, tentunya adalah seorang yang
mempunyai nama besar dan masyur didalam dunia kangouw"

Pemuda berbaju biru itu tiba2 memotong perkataannya, ujarnya.

"Kita lebih baik jangan membicarakan soal2 muda mudi yang tak ada gunanya,
aku lihat urusan yang terpenting sekarang ini adalah---"

Pemuda She Song itu mendadak bangkit berdiri dan berkata.

"Pek heng, jika mempunyai nyali untuk pergi melihat suasana dipuncak gunung itu
aku mau menjalankan hukuman atas pelanggaran tersebut untuk menemanimu
pergi melihat"

Pemuda berbaju biru itu menjadi tertegun, ujarnya.

"Peraturan dari suhuku sangat keras, sebelum aku mendapatkan ijin dari
suhuku----"

Pemuda She Ban itu dengan dingin sahutnya.

"Pek beng kalau memangnya tak berani untuk naik kepuncak gunung melihat
keadaan, ribut sampai matipun tak ada gunanya"

Pemuda berbaju biru itu berkata lagi.

"Didalam hatiku, aku merasa ada sesuatu yang tidak beres--- Pemuda She Song itu
tertawa ter bahak bahak, sahutnya.

"Pek heng tak usahlah banyak menduga yang bukan2, jangan dikata keempat
orang tua itu berkumpul menjadi satu, sekalipun mereka berjalan sendiripun,
didalam dunia kangouw pada saat ini ada beberapa orang yang berani mencabut
kumis harimau"

Pemuda berbaju biru itu dengan perlahan menghela napas, dan tak16
mengucapkan apa2 lagi. Pemuda She Liauw itu tiba2 mengangkat tangan
kanannya menunjuk, ujarnya dengan perlahan.

"Dengar, suara apa itu??"

Empat orang itu segera memusatkan perhatiannya untuk mendengar, terdengar


suara Tak Tik, Tik Tak, agaknya batu gunung yang saling membentur dari jauh per
lahan2 menggema datang. Pemuda berpakaian longgar itu mengerutkan alisnya,
ujarnya.

"Bukankah itu suara telapak kuda yang berjalan diatas batu gunung?"

Pemuda berbaju biru itu menggeleng kan kepalanya ujarnya.

"Tidak mirip, tidak mirip!"

Pemuda She Song itu berkata pula. Ditengah gunung yang sunyi dan hutan liar ini,
apalagi tidak dekat dengan jalan raja, ditengah malam buta ini, dari mana ada
suara telapak kuda?"

Tetapi suara Tak Tik itu makin lama kian dekat, dalam waktu yang singkat telah
berada beberapa kaki jauhnya dari tempat mereka.

Pemuda berbaju biru itu segera mengerahkan pandangan kearah tempat berasal
suara itu, terlihat ditengah kegelapan dan kesunyian ditengah malam buta itu,
bagaikan ada sesosok bayangan hitam yang dengan perlahan sedang bergerak
maju.

Pemuda berbaju longgar itu agaknya telah tak dapat menahan sabar lagi
tubuhnya ditegakkan, ber siap2 akan menerjang ke arah berasalnya suara itu,
tetapi telah dicegah oleh pemuda She Liauw itu.
Angin malam bertiup keempat penjuru tanah rumput itu, sehingga timbul suara
gemerisik yang perlahan, batang pobon ber goyang tak henti2nya, ditempat mana
saja bergerak bayangan2 hitam, dia yang sifatnya sangat teliti dan ber hati2,
sebelum dalam hatinya tak ada pegangan yang teguh tak ingin dia sembarangan
mengeluarkan suara.

Pemuda She Song itu agaknya juga t-lah dapat melihat adanya bayangan hitam
yang dengan perlahan bergerak maju, tangannya mengambil sepotong batu
gunung dan dicekal dalam tangannya.

Meskipun dia mempunyai sifat yang suka blak2an dan tidak memperdulikan
aturan, tetapi juga tak mau dihadapan tiga orang rekannya itu memperlihatkan
kelemahannya sepasang matanya dengan tajam memperhatikan gerak gerik
musuh, sedang dengan diam2 ia membuat persiapan, ia tak ingin terlalu
memandang rendah pihak musuh.

Terdengar suara Tak Tik itu, makin lama berjalan makin dekat, dan kini terlihat
seluruh wajahnya.

Beberapa orang itu segera memusatkan perhatiannya memandang, sedang dalam


hatinya terasa berdebar debar, nampak orang itu seluruh tubuhnya memakai
pakaian ber warna hitam, pada tangannya memegang sebuah tongkat, sedang
kakinya waktu berjalan agak pincang, dengan17 mengikuti jalan kecil yang ada
disisi tempat itu berjalan terus, suara Tak tik yang terdengar tadi adalah suara
tongkat yang membentur jalan gunung itu.

Empat orang itu merasa bukan saja -rang pincang itu munculnya terlalu
mendadak, bahkan juga sangat aneh, dibawah kegelapan dari malam buta itu,
penuh dengan gerakan yang misterius dan menakutkan.

Siapa saja diantara empat orang itu, jika seorang diri menemui kejadian semacam
ini.

tentu akan bangkitkan tubuhnya menghalang jalan pergi dari siorang pincang itu
dan membentak menanyakan asal usulnya, tetapi kini empat orang itu berkumpul
menjadi satu, malah sebaliknya semuanya berdiri mematung tak bergerak,
delapan buah sinar mata semuanya bersama sama ditujukan pada tubuh siorang
pincang itu, tetapi siapapun tak ada yang mau menggertak menanyakan asal
usulnya.

Kiranya empat orang itu semuanya memandang nama dan kedudukan suhunya
yang telah menggetarkan Bu lim, sampai pada saat ini, semuanya ingin
memperlihatkan tindak tanduk sebagai seorang anak murid dari orang yang
ternama, sekalipun semua merasa munculnya siorang pincang itu terlalu aneh,
tetapi siapapun tak ada yang mau lebih dahulu berjalan keluar untuk
mencegahnya.

Siorang pincang berbaju hitam yang membawa tongkat itu, bagaikan tidak pernah
mengetahui kalau dibawah pohon tua yang lebat itu berdiri empat orang,
menolehpun tidak dengan per lahan2 berjalan teru.

Terdengar suara tongkat yang membentur batu gunung itu dari dekat makin lama
makin jauh dan akhirnya tak terdengar lagi.

Pemuda yang pada punggungnya menyoren sepasang Pan Koan Pit, mendadak
menghela napas panjang, ujarnya.

"Siorang pincang itu ternyata dapat berjalan demikian cepatnya"

Agaknya dia telah tak dapat menahan perasaan gelisahnya. Pemuda She Liauw itu
berkata pula.

"Aku mendengar suara tongkat yang dibawanya itu ketika terbentur dengan batu
gunung, agaknya terbuat dari baja murni. Pemuda berbaju biru itupun berkata
pula.

"Perkataan dari Liauw beng memang benar, aku juga dapat dengar tongkat yang
dibawa orang itu, agaknya adalah benda dari baja murni ". Pemuda She Song itu
sepasang matanya dengan perlahan menyapu wajah tiga orang lainnya, kemudian
ujarnya .

"Saudara2 kalau memangnya melihat orang itu memiliki kepandaian yang tinggi,
dan tongkat yang dibawanya itu terbuat dari baju murni, entah karena urusan apa
tak mau membentak untuk mencegah dia? dan menghalangi perjalanannya ??".
Pemuda berbaju longgar itu dengan wajah yang bersungguh sungguh sahutnya .

"Apakab Song heng benar2 tidak dapat melihatnya kalau tingkah18 laku siorang
pincang itu sangat tergesa gesa ??". Pemuda She Song itu tiba2 menghela napas,
katanya .

"Kita berempat orang, semua merasakan munculnya siorang pincang itu sangat
aneh sekali, dan semuanya mengetahui juga kalau tongkat itu terbuat dari baja
murni, ditambah pula semua orang mengetahui kalau dia bukanlah orang biasa,
tetapi kita semuanya hanya berdiri termangu mangu di bawah pohon tua yang
lebat ini, sedang orang lain telah pergi jauh, Kita semua ini sesungguhnya
bagaikan dalam permainan catur, melepaskan kuda lalu melepaskan lagi benteng
-----"

Perkataannya baru diucapkan sampai disini, mendadak terputus oleh suara


hembusan napas yang sangat berat.

Suara ini bagaikan seorang yang terkurung didalam kesusahan yang sangat
menderita, sehingga mengeluarkan pernapasan yang sangat berat sekali, ditengah
malam buta yang sangat sunyi ini, mendatangkan suara perasaan yang dingin,
seram, ngeri menakutkan.

Keeempat orang itu dengan mendadak menjadi tenang kembali, setelah ada
pengalaman satu kali, didalam bati setiap orang telah mempunyai persiapan yang
masak, segera mereka memusatkan perhatiannya untuk mendengarkan suara
tersebut.

Pernapasan yang sangat berat itu, diikuti dengan tindakan kaki yang sangat berat
sekali, mulai mendekat dari kejauhan.

Mendadak, sebuah benda yang sangat besar berjalan mendekati kearah beberapa
orang itu.

Pada jarak keberapa kaki diluar pohon tua yang lebat dimana beberapa orang itu
berdiri, terdapat sebuah jalan kecil yang entah menghubungkan tempat mana,
pada saat ini nampak pada jalan yang kecil itu berjalan sebuah bayangan yang
sangat besar.

Bayangan hitam itu berjalan makin mendekat dan menghampiri pohon tua yang
lebat itu, dibawah sinar bintang yang remang2 itu telah dapat dilihat dengan jelas,
kiranya adalah seekor kerbau.

Diatas punggung kerbau itu, duduk seorang gadis kecil yang rambutnya dikuncir
menjadi dua.

Ditengah malam yang buta itu, tak dapat dilihat dengan jelas wajah dari gadis
kecil itu, yang dapat dilihat hanyalah seorang gadis kecil yang usianya kira2 tiga
empat belas tahun.

Kali ini membuat beberapa orang itu menjadi sangat terkejut sekali, bahkan jauh
lebih hebat dari tadi, keempat orang itu ber sama2 merasakan didalam dadanya
darah panas mereka bagaikan sedang mendidih, sedang hatinya berdebar tak
henti hentinya.

Pemuda berbaju longgar She Ban itu, sifatnya paling berangasan, segera dengan
keras ia berbatuk2, dan dengan langkah lebar berjalan keluar menghalang jalan
pergi dari gadis kecil itu.

Gerakannya kali ini, segera menimbulkan reaksi dari tiga orang lainnya, terdengar
suara pakaian yang berbentur angin, tiga buah19 bayangan manusia dengan cepat
berkelebat dan ber sama2 berdiri berbanjar di tengah jalan menghalangi pergi
dari gadis kecil itu.

Gadis kecil yang duduk diatas punggung kerbau itu sambil membereskan
kuncirnya dengan perlahan menolehkan kepalanya memandang.

Pada saat ini, jarak antara gadis kecil dengan beberapa orang itu hanyalah sejauh
beberapa kaki saja, dengan menggunakan sinar dari ketajaman matanya yang
melebihi orang biasa itu, telah dapat melihat dengan jelas wajah gadis kecil yang
halus lembut itu.
Dia adalah seorang gadis yang sangat cantik sekali sepasang matanya yang besar
bulat, dua buah alisnya yang membengkok dan dua buah kuncir rambutnya
dimana terdapat pita yang berbentak kupu2, hanya sayang karena cuaca pada
waktu itu, yang gelap tak dapat melihat bagaimana dengan warna kulitnya.

Tampak sepasang matanya yang bulat besar itu ber kedip2 sebentar, sepasang
kakinya digerakkan dan balikkan tubuhnya, dengan tegak duduk diatas punggung
kerbau itu.

Terlihat dia agaknya mempunyai urusan yang sangat banyak yang sedang
dipikirkan dengan perlahan ia menarik tanduk dari kerbau itu, kerbau yang sedang
berjalan dengan perlahan itu, mendadak menjadi berhenti, sepasang matanya
dengan perlahan menyapu wajah dari empat orang itu, sedang pada mulutaja tak
sepatah katapun yang diucapkan.

Pemuda She Ban yang memakai pakaian longgar itu, tertawa dingin, tanyanya de
ngan suara yang keras.

"Anak perempuan, ditengah malam buta seperti ini berjalan seorang diri dengan
menunggang kerbau ditengah pegunungan yang sunyi ini, dalam hatimu merasa
takut atau tidak ?"

Gadis kecil itu menggelengkan kepalanya, sambil mengangkat tangan kanannya, ia


menunjuk kearah bibirnya yang kecil mungil itu. Pemuda She Ban itu dengan nada
yang agak terperanjat bertanya.

"Bagaimana ?? engkau seorang yang gagu ?"

Gadis kecil itu tersenyum manis, segera terlihatlah sebaris giginya yang rapih dan
putih itu, sedang ia tetap tak mengucapkan sepatah katapun juga.

Gerak geriknya yang aneh itu, membuat orang menjadi sukar untuk
mengetahuinya kalau dia paham atau tidak atas pertanyaan yang diajukkan itu.

Pemuda She Ban itu, menoleh kebelakang memandang pemuda She Song itu
sekejap, dengan suara yang perlahan panggilnya.
"Song heng !"

Pemuda She Song yang dipanggil itu hanya tertawa tawar, tanyanya.

"Ada urusan apa ?"

Pemuda She Ban itu ujarnya lagi.20

"Asal usul dari gadis kecil ini agaknya sangat mencurigakan !"

Sinar pandangan mata dari pemuda berbaju biru itu ditujukan kelangit gelap di
tempat kejauhan, dengan dingin ujarnya.

"Jika dilihat dari tempat dimana dia datang tadi, agaknya ia datang kemari melalui
puncak pegunungan Tiong San Ling itu dengan menunggang kerbaunya "

Pemuda She Liauw itu berkata pula .

"Jalan kecil dipegunungan itu sampaipun untuk berjalan kaki juga bahaya sekali,
apalagi ia dengan menunggang kerbau, bagaimana dapat melewati dengan
mudah jalan pegunungan tersebut ?"

Pemuda She Ban itu berkata lagi.


Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

"Yang membuat aku menjadi kurang paham adalah dalam hal ini pula, sehingga
aku menjadi bercuriga atas asal usulnya "

Pemuda She Song itu mendadak tertawa dingin, tangan kanannya cepat bagaikan
kilat menyambar tangan gadis kecil itu, sedang pada mulutnya membentak.

"Seorang budak yang ingusan juga berani berbuat segala macam fariasi
dihadapanku !"
Gadis itu nampak sebuah tangan dengan mendatar mencengkeram kearahnya,
hatinya bagaikan merasa sangat takut, tubuhnya dimiringkan kebelakang, ber
siap2 menghindari sambaran dari cengkeraman itu.

Diatas punggung kerban yang demikian sempit dan kecilnya itu, mana ia dapat
menghindarkan dirinya, terasa pergelangan tangannya menjadi kaku, tahu2
pergelangan tangan kirinya telah dicengkeram oleh lima jari lawannya, ketika
pemuda itu mengerahkan tenaganya untuk menarik tubuhnya segera terlempar
keatas tanah dengan kerasnya dari atas punggung kerbau itu, sehingga terdengar
suara gelebuk yang nyaring, menyebabkan batu dan pasir beterbangan keudara.

Pemuda She Song itu sebenarnya berpendapat bahwa sambaran itu tidak
mungkin akan dapat mengenai lawannya, tetapi siapa tahu ia hanya melayangkan
tangannya saja, dengan sangat mudah sekali ternyata berhasil mencengkeram
pergelangan tangannya tanpa terasa membuat hatinya menjadi tertegun, tak
terduga olehnya dengan hanya mengerahkan sedikit tenaga telah dapat menarik
jatuh gadis kecil itu dari atas punggung kerbaunya bahkan jatuhnya sekali ini
tidaklah ringan untuk beberapa lama kemudian, ia baru dapat dengan per-lahan2
merangkak bangun.

Ketika keempat orang itu memandang kearahnya, nampak pada jidatnya


bercucuran darah segar yang terus menetes keluar, mungkin disebabkan
terbentur pada sebuah batu gunung yang runcing sehingga menyebabkan pada
jidatnya terjadi sebuah luka yang agak besar.

Kelihatannya dia mempunyai daya tahan yang sangat hebat ,sekalipun telah
terbanting jatuh keatas tanah sehingga seluruh wajahnya penuh dengan darah
segar, tetapi ia tetap tak mengucurkan setetes air21 matapun.

Pemuda She Liauw itu mendadak menghela napas panjang, ujarnya "Apakah betul
dia sungguh tidak memiliki sedikit kepandaian silatpun ??"

Pemuda berbaju biru itu mendadak dari dalam sakunya mengeluarkan sebuah
botol dari batu giok putih, ujarnya.
"Obat didalam botol ini, adalah merupakan obat yang sangat mujarab untuk
mengobati segala macam luka luar, kau bawalah dan membubuhi sendiri lukamu
itu, cukup dua kali saja tentu sudah dapat sembuh seperti sedia kala"
Dia telah mengetahui kalau gadis kecil itu adalah seorang yang gagu, maka waktu
berbicara ia mengucapkannya dengan nada yang keras.

Gadis kecil itu dengan perlahan menerima kembali botol dari batu giok putih itu,
dengan susah payah ia merangkak naik kembali keatas punggung kerbaunya,
sekali tepuk batok kepala kerbau itu, dengan perlahan berjalan maju kedepan.

Delapan buah mata dari empat orang pemuda itu bersama sama memandang
bayangan tubuhnya yang makin lama makin jauh dan achirnya lenyap ditengah
malam yang buta.

Terdengar pemuda She Ban yang memakai pakaian longgar itu, menghela napas
panjang, ujarnya.

"Budak itu jatuhnya sungguh tidak ringan!"

Meskipun sifatnya diantara beberapa orang itu paling berangasan dan kasar,
tetapi hatinya adalah yang paling welas kasih. Pemuda berbaju biru itu turut
berbicara, ujarnya.

"Aku tetap tak akan percaya kalau dia adalah turun dari puncak gunung Tiong San
Ling itu, tidak perduli dia dapat atau tidak bermain silat, tetapi asal usulnya tetap
membuat orang sangat bercuriga."

Pemuda She Song itu dengan suara keras mendadak membentak.

"Sungguh seorang budak yang sangat licik, kita sekali lagi tertipu olehnya"

Pemuda She Liauw itu dengan merasa sangat heran tanyanya.

"Tertipu apa olehnya?"

Pemuda She Song pun berkata.

"Pudak ingusan itu----"


Sedang pemuda She Ban dengan dingin, bertanya.

"Bagaimana dengan budak itu ---"

Jawab pemuda She Song dengan perlahan.

"Budak itu telah menipu kita ber empat. Tanya pemuda She Liauw lagi.

"Entah telah menipu barang apa dari kita?"

Sahut pemuda She Song itu.

"Menipu sebotol obat mujarab untuk menyembuhkan luka luar dari Pek beng,
dan dapat menghindari sepasang22 mataku"

Pemuda She Ban itu membantah, ujar nya.

"Menipu sebotol obat mujarab? Pek heng dengan suka rela mau menolong orang
yang dalam keadaan susah, sehinggal menghadiahkan sebotol obat kepadanya,
hal ini tak dapat dihitung sebagai tertipu, sedang mengenai telah dapat
menghindari sepasang mata dari Song heng, membuat aku sukar untuk
memahaminya"

Pemuda She Song itu tertawa tawar, ujarnya.

"Saudara2, ketika tadi untuk pertama kali aku memandangnya, telah merasakan
kalau dia bukanlah orang biasa yang tak mengerti akan ilmu silat----"

Potong pemuda She Liauw itu.

"Hal ini memang benar2 mungkin terjadi"

Pemuda She Song itu dengan dingin berkata.

"Liauw heng lebih baik jangan memotong pembicaraanku ditengah jalan,


tunggulah hingga aku selesai berbicara engkau akan komentar juga belum
terlambat"
Kemudian dengan perlahan ia ber batuk batuk, bagaikan dengan meminjam suara
batuknya itu untuk menarik perhatian dari ketiga orang pemuda lainnya,
pandangan mata ketiga orang itu segera ditujukan kepadanya untuk
mendengarkan apa yang hendak diucapkan olehnya.

Baru setelah itu dengan perlahan ia melanjutkan ucapannya.

"'Waktu tadi aku sekali tarik, telah menggunakan tenaga yang besar sekali, jangan
dikata seorang budak kecil yang baru berusia sepuluh tahunan itu, sekalipun
seorang pemuda yang sangat kuat sekalipun, juga sangat sukar untuk
menahannya, sudah pasti akan terbanting hingga jatuh pingsan, tetapi budak
yang masih ingusan itu ternyata dapat segera bangun berdiri, bahkan dapat
memanjat naik keatas punggung kerbaunya-- ?"

Se konyong2 pemuda berbaju biru itu memotong perkataan dari pemuda She
Song itu, ujarnya.

"Setiap tahun masa kumpul dari para cianpwee, selamanya belum pernah lewat
sampai tengah malam, tetapi ini hari telah mendekati kentongan kedua, akan
tetapi masih tetap belum melihat mereka turun dari puncak itu, aku mempunyai
maksud untuk naik kepuncak itu melihat2, entab bagaimana dengan pendapat
saudara ber tiga??"

Sahut pemuda Siae Liauw itu segera.

"Caybe memang rnempunyai maksud demikian!"

Sahut pemuda She Ban itu pula.

"Aku juga akan mengiringi Pek heng naik kepuncak melihat2"

Pemuda Ste Song itu dengan perlaban berkata pula.

"Pek heng kalau tidak takut menerima hukuman, aku juga sanggup untuk
mengawani Pek heng untuk pergi melibat!"
Pemuda berbaju biru itu berkata lagi.23

"Sekalipun suhuku akan memberikan hukuman yang seberat2nya kepadaku, juga


lebih baik daripada harus duduk disini terus menerus dengan hati yang gelisah"

Perkataannya baru selesai diucapkan, tubuhnya telah berkelebat maju menuju ke


puncak gunung itu.

Song, Ban dan Liauw tiga orang pemuda itupun bersamaan waktunya
mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya, dengan cepat menerjang kedepan
mengejar pemuda berbaju biru itu, empat buab bayangan manusia bagaikan
terbang ditengah malam buta itu berkelebat lari menuju ke puncak gunung
melalui jalan sempit yang ada.

Keempat orang itu meskipun membahasa suheng-te kepada yang lain.

tetapi didalam melakukan perjalanan ini, setiap orang tak ada yang mau
mengalah kepada yang lain, dan berusaha mendahului lawannya, dengan
mengerahkan seluruh tenaganya mereka lari mendaki puncak gunung itu.

Mereka semua menganggap dirinya mewakili kejayaan dari angkatan muda


didalam Bu lim pula mewakili suhu mereka sendiri2, sehingga setiap orang
berusaha untuk menduduki tempat yang tertinggi.

Setelah mendaki sampai dipuncak gunung yang setinggi ratusan kaki itu, seluruh
tubuh keempat orang pemuda itu telah basah oleh keringat yang mengalir keluar,
pemuda she Song dan pemuda berbaju biru itu bersama waktunya menginjak
puncak gunung itu, tetapi karena pemuda she Song itu gerakan2nya jauh lebih
ringan, pada saat perjalanan mendaki puncak itu, dia telah berhasil mengejar
dekat dua langkah kedepan, sedang pemuda she Ban dan pemuda she Liauw
dengan jarak tiga langkah dibelakang, dengan kencang menguntit terus dua orang
itu mendaki keatas puncak gunung.

Dengan demikian langkah dari pemuda she Song itu diantara kempat orarg itu
jauh lebih cepat satu tingkat.
Ketika empat orang itu telah mencapai diatas Puncak tersebut, dengan bersama
sama pula menarik kembali tenaga dan langkahnya, sedang wajahnya perlahan
lahan berubah menjadi sangat serius dan tegang.

Mereka saling bertukar pandangan sejenak, dengan langkah yang sangat perlahan
berjalan maju kedepan.

Puncak gunung itu, luasnya tidak lebih dari sepuluh kaki saja, ditempat tempat
penjurunya berserakan batu2 yang sangat aneh bentuknya, bagaikan sebuah
tembok raksasa yang mengelilingi tempat itu.

Ditengah batu2 aneh yang mengelilingi gunung itu, terdapat sebuah batu raksasa
yang menonjol keluar, dibawah sinar bintang yang remeng2, samar2 dapat
terlihat ditempat penjuru batu raksasa yang menonjol keluar itu, duduk
berkerumun empat orang tua berjubah panjang.

Jika menurut pandangan empat orarg pemuda yang melebihi orang24 biasa itu,
agaknya tidak melihat terdapatnya tempat2 yang mencurigakan sehingga
perasaan yang tegang tadi, segera menjadi kendor kembali.

Pemuda she Sorg itu pertama tama yang menghentikan langkah kakinya, dengan
suara yang rendah ujarnya .

"Suhu dengan ketiga orang Supek, Susiok, agaknya sedang memusatkan


pikirannya melatih ilmu tenaga dalam, kita tak usahlah maju kedepan sehingga
mengganggu dan mengejutkan mereka, jika menurut pendapatku, biarlah
ditempat ini kita berhenti sambil menjaga keamanan suhu dan ketiga orang
supek, Susiok, menurut kalian bagaimana ??". Pemuda she Ban dan she Liauw itu
sambil tersenyum mengangukkan kepalanya, ujarnya "Pendapat dari Song- heng
sungguh bagus sekali !". Hanya tampak pemuda berbaju biru itu dengan perlahan
mengerutkan alisnya dan berdiam diri tak bercakap.cakap. Pada saat itu
berhembuslah angin gunung yang dingin, membuat ujung jubah panjang yang
dipakai orang tua yang duduk berkerumun diempat penjuru batu raksasa itu
berkibar- kibar. Pada puncak gunung yang sunyi itu, di-tengah malam yang buta
seperti ini diliputi dengan kesunyian yang menyeramkan hati. Pemuda berbaju
biru itu dengan perlahan menghela napas, ia berkema-kemik sendiri, ujarnya .
"Lweekang dari ke-empat orang tua ini adalah bagaimana sempurnanya, telinga
dan matanyapun sangat tajam sekali, bagaimana kita mendaki keatas puncak
gunung ini, mereka berempat orang tua ternyaata bagaikan tak merasakan
sedikitpun. Pemuda she-Ban itu turut berkata pula .

"Perkataan dari Pek heng memang benar, suhuku selamanya sangat sayang pada
sumoy, tidak perduli bagaimana pentingnya urusan itu, juga tak mungkin
membuang banyak waktu-----", Sepasang mata pemuda she Song itu berkelebat,
pemuda berbaju biru dan pemuda she-Ban itu turut berkata pula .

"Tionggoan Shu Cincoe, setiap kali setelah mengadakan pertemuan, pasti


menciptakan satu dua jurus ilmu silat yang aneh dan lihay, kalian bertiga semua
tentunya mengetahui jelas akan hal ini bukan, sudah tentu perkataan dari aku ini
bukanlah omongan angin2 saja? ? ? ?."

Ia berhenti berbicara sejenak, kemudian sengaja mempertinggi suaranya,


lanjutnya.

"Mungkin suhu dan ketiga orang susiok sapek sedang menyelidiki dan
menciptakan semacam ilmu untuk melatih ilmu tenaga dalam, dan kini sedang
memusatkan seluruh perhatiannya untuk mengadakan percobaan dengan
tubuhnya sendiri". Agaknya ia juga merasakan keadaan pada hari ini sedikit tidak
beres, sehingga sengaja mempertinggi suaranya pikirnya ingin mengejutkan
keempat orang tua berjubah panjang yang duduk diempat25 penjuru baru
raksasa itu. Delapan buah sinar mata bersama-sama ditujukan ketubuh empat
orang tua berjubah panjang itu, asalkan mereka sedikit menggerakkan tangannya,
atau sedikit menggelengkan kepalanya, segera dapat menghilangkan perasaan
curiga yang meliputi ke empat pemuda itu. Tetapi ke-empat orang tua berjubah
panjang itu masih tetap duduk seperti keadaan semula, bergerak sedikitpun tidak.
Pemuda berbaju biru itu agaknya tdk dapat menahan lagi perasaannya yang
terkandung didalam hatinya, dengan langkah yang tergesa-gesa ia menerjang
maju kedepan. Begitu mendengar suara baju yang tertiup angin itu, ketiga orang
lainnyapun dengan cepat mengejar dibelakangnya. Ketika mereka mengangkat
sepasang matanya memandang, nampak keempat orang tua berjubah panjang itu
masing2 duduk bersila, sepasang matanya tertutup rapat, agaknya sedang
mengatur pernapasannya melatih ilmu tenaga dalam, sedang diatas batu raksasa
itu terdapat sisa2 dari sayur dan arak. Keempat orang pemuda itu saling bertukar
pandangan sejenak, kemudian bersama sama bersujut memberi hormat sambil
memanggil suhu. Pertemuan yang diadakan oleh Tionggoan Shu Cincoe setiap
tahun sekali ini, merupakan suatu pertemuan yang besar didalam Bu lim, karena
setiap empat orang itu selesai mengadakan pertemuan, pasti berhasil
menciptakan beberapa macam ilmu telapak atan ilmu pukulan yang baru dan
aneh, tetapi setiap kali waktu diadakannya pertemuan itu selalu diliputi oleh
suasana yang misterius, sunyi, dan tidak memperkenankan siapapun untuk
menghadirinya, sekalipun anak muridnya sendiri, juga tidak diperkenankan
mengikuti bersama mereka. Untuk menjaga suasana yang misterius ini, tempat
dimana mereka setiap kali mengadakan pertemuan, selalu berpindah pindah,
kadang kala didalam perahu yang sedang berlayar, dan kadangkala pula diatas
puncak gunung yang sunyi, tetapi waktunya selalu sama yaitu pada bulan
delapan. Siapapun tidak mengetahui mengapa mereka selalu memilih pada bulan
delapan, tetapi sepuluh tahun bagaikan satu hari saja dan mereka belum pernah
menghentikan pertemuan semacam ini. Sehingga didalam dunia kangouw tersiar
bermacam macam dugaan, ada orang yang mengatakan bahwa pertemuan yang
diadakan Tionggoan Shu. Cincoe ini, dengan meminjam alasan untuk menciptakan
ilmu2 silat yang aneh2, padahal dengan menggunakan kesempatan ini mereka
membicarakan situasi didalam dunia kangouw pada saat itu, dan mempunyai niat
untuk membangun dan membentuk suatu partai baru yang menguasai seluruh
dunia kangouw diluar partai2 besar yang telah26 ada. Selain itu adapula orang
yang menduga bahwa pertemuan yang diadakan empat orang itu, tujuanya
adalah untuk menjalankan suatu siasat yang amat keji untuk mengobrak abrik
seluruh Bu lim. Malahan ada lagi yang menyiarkan bahwa dengan diam2
Tionggoan Shu Cincoe memimpin seluruh penjahat yang ada didalam Liok lim,
setiap kali mengadakan pertemuan, tujuannya adalah merencanakan pergerakan
yang dilakukan seluruh penjahat selama satu tahun mendatang-- ----"

Bermacam macan dari berita dan dugaan itu bersimpang siur tak karuan, tetapi
apa tujuan yang tujuan sebenarnya dari pertemuan yang diadakan Tionggoan Shu
Cincoe itu, selamanya tak seorangpun yang berhasil mendapatkan jawabannya,
sekalipun murid kesayangan mereka sendiri yang selalu bersama dengan mereka,
juga tak mengetahui sedikitpun juga.

Tahun ini, adalah pertemuan yang diadakan Tionggoan Shu Cintioe untuk
kedelapan belas kalinya, tetapi juga merupakan pertemuan terakhir yang
diadakan mereka selama hidupnya.
sungguh tak disangka kegagahan dan kecemerlangan nama mereka selama
puluhan tahun ini, ternyata ludas diatas puncak gunung setinggi ratusan kaki itu.

******** **** BAGIAN KEDUA **** Song, Bun, Pek dan Liauw keempat orang
pemuda itu, semuanya telah mengetahui bahwa mereka telah melanggar
larangan yang dikeluarkan oleh suhu mereka, setelah memanggil sekali suhu
segera pula mereka berlutut mengangguk anggukkan kepalanya, didalam hati
mereka terasa menjadi sangat takut dan gugup atas pelanggaran yang
dilakukannya itu, sebab mereka selamanya telah mendapatkan peringatan yang
keras dari suhu mereka, bahwa tidak perduli dengan menggunakan alasan apapun
juga, jika berani memasuki tempat pertemuan yang diadakan oleh Tionggoan Shu
Cie coe itu, yang berarti mereka telah melanggar akan larangan ini, maka akan
mendapatkan hukuman yang sangat berat dan sa ngat mengerikan yaitu dicukil
keluar biji matanya jika melihat dengan mata, dan di potong telinganya jika
mendengarkan dengan telinganya.

Mereka semuanya tidak dapat menduga, bahwa dirinya akan mendapatkan


hukuman yang macam bagaimana, tetapi ada satu yang27 pasti yaitu cara
pelaksanaan hukuman pastilah menggunakan cara yang paling kejam dan paling
ganas.

Siapa tahu, keempat orang tua berjubah panjang itu masih tetap duduk dengan
tenangnya tanpa bergerak sedikitpun, terhadap panggilan yang diucapkan
keempat orang pemuda itu, sedikitpun tidak mendengarnya.

Didalam hati keempat orang pemuda itu segera diliputi oleh perasaan yang sangat
terkejut, bersama sama mereka mendongakkan kepalanya.

Pada saat itu mereka baru berani menunjukkan sinar pandangan mereka ketubuh
keempat orang tua berjubah panjang itu.

Ditengah bertiupnya angin gunung, tampak diatas dada keempat orang tua yang
duduk bersila itu, berkibar sebuah saputangan yang bersegi empat, saputangan
putih itu dengan kencang diikat diatas bajunya, sekalipun angin gunung yang lebih
besar sekalipun, juga tak mungkin dapat menipu lepas saputangan putih itu.
Ditengah malam yang buta itu, samar2 dapat melihat diatas saputangan putih
tertulis beberapa kalimat, hanya sayang tak dapat melihat dengan jelas.

Pemuda berbaju biru itu agaknya tak dapat menahan sabar lagi, tangannya segera
merogoh kedalam sakunya mengambil korek api, dengan meminjam angin yang
bertiup, segera timbullah segumul sinar api.

Dengan meminjam sinar api itu memandang, tampak jelas diatas sapu tangan
putih itu tertulis.

"Ditujukan muridku Thiat Seng . Kematian dari suhumu, untuk sementara dilarang
disiarkan keseluruh Bu-lim, malam ini juga kau harus dengan diam2 mengirimkan
mayatku pulang, dan untuk sementara disimpan dalam ruang buku di belakang
taman, tiga bulan kemudian baru boleh mengadakan penguburan. Tertanda . Coe
Thian Sang"

Ketika memandang tulisan itu, terlibat surat itu ditulis dengan gaya yang sangat
kuat sekali, hal ini membuktikan kalau surat itu memangnya ditulis oleh suhunya
sendiri.

Hanya beberapa kalimat yang singkat itu saja, semuanya segera berubah menjadi
pedang2 yang sangat tajam dan menusuk kedalam bati Pek Thiat Seng, saking tak
tahannya menahan perasaan duka yang menyambut didalam hatinya itu, tanpa
dapat dicegah lagi ia menangis28 ter-sedu2.

Begitu seorang mulai menangis, ketiga orang lainnya tak dapat lagi menahan rasa
dukanya, dalam sekejap mata saja, diatas puncak gunung yang sunyi senyap itu,
berubah menjadi ramai dengan suara isak tangis yang menyayatkan hati.

Siapa yang bilang kalau seorang lelaki sejati tak akan rnengucurkan air matanya,
asal saja telah meacari sUatu titik dimana sangat mendukakan hatinya, tak
mungkin mereka tak mengucurkan air matanya.

Diantara keempat orang pemuda itu, pemuda She Songlah yang mempunyai sifat
yang agak keras, setelah menangis sejenak pikirannya segera menjadi tenang
kembali, dengan nada yang sangat rendah bentaknya.
"Kalian bertiga cepat menghentikan isak tangis kalian, ditempat seperti ini dan
keadaan yang demikian pula, menangis terus menerus pun bukanlah merupakan
suatu pekerjaan yang selayaknya, kita harus bangkitkan semangat diri kita sendiri
untuk mengurus urusan selanjutnya"

Diantara keempat orang pemuda itu, kedudukan Pek Thian Seng lah yang paling
hebat , sekalipun isak tangisnya telah berhenti, tetapi air mata yang mengalir
terus menerus bagaikan sumber mata air itu tetap tak dapat dibendung.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

Pemuda She Song itu meminta sapu tangan berwarna putih yang berada ditangan
beberapa orang lainnya, kemudian di kumpulkan menjadi satu dan dijajarkan
diatas batu raksasa itu, setelah itu lanjut nya .

"Saudara2 harap memperhatikannya dengan sungguh2, tulisan yang ditinggalkan


diatas sapu tangan itu, apakah pasti benar adalah tulisan dari suhu kalian"

Pek Thian Seng menundukkan kepalanya memandang, nampak diatas sapu


tangan putih bersih empat itu, sekali namanya yang berbeda, syair dan kalimat
yang ditulis semuanya sama dengan yang lainnya, dalam hatinya segera timbul
rasa curiga, dengan diam2 pikirnya.

"Apakah mungkin keempat orang cian pwee itu sebelum meninggal dunia, waktu
menuliskan pesan yang terachir, masih harus dirundingkan terlebih dahulu---"

Terdengar pemuda She Liauw itu berkata .

"Tulisan dari suhuku ini, sekali aku pandang saja telah dapat mengenalnya, tulisan
yang terdapat pada saputangan putih itu memang benar tulisan dari suhuku"

Pemuda She Ban itupun mengangkat bicara, ujarnya.

"Surat peninggalan dari suhuku ini juga memang benar ditulis oleh suhuku
sendiri". Sepasang mata pemuda She Song itu berputar, dan memandang29
dengan cermat ke empat saputangan putih itu. setelah termenung sejenak,
kemudian ujarnya.
"Pek heng harap memperhatikannya lebih teliti lagi. diantara Tiong goan Shu Cin
coe tulisan dan kepandaian sastra dari Cu Susiok adalah yang paling bagus, gaya
tulisannya sangat kuat sekali hingga sukar untuk ditiru, mungkin disinilah dapat
mencari sedikit jejak. Aku tak akan percaya, kalau keempat orang tua itu sebelum
meninggal dunia, masih dapat berunding dengan syair dan kalimat apa harus
ditulis, sehingga semuanya sama antara yang satu dengan yang lain"

Pada saat itu, obor yang dibuat dan di bawanya itu telah padam kembali, begitu
sinar api itu menjadi padam, diatas puncak gunung itu kembali berubah menjadi
sangat gelap sekali. Pek Thiat Seng setelah menghela napas ujarnya.

"Jika dipandang dari tulisan yang ada pada saputangan itu, memang benar adalah
tulisan peninggalan subuku, tetapi aku seperti juga dengan Song-heng, tetap tidak
akan percaya kalau ke-empat orang tua itu, pada saat sebelum meninggal dunia,
masih dapat merundingkan dengan kalimat dan syair apa harus menulis pada
surat pesan terakbirnya, aku kira didalamnya ini pasti ada lain sebab dan kejadian
yang tak terduga"

Pemuda she-Liauw itupun ikut berbicara, ujarnya .

"Jika dipandang secara demikian, ke empat orang tua itu sejak sebelumnya tentu
telah mengadakan persiapan2, diatas puncak gunung setinggi ratusan kaki ini,
pertama tak ada alat tulis, kedua tak ada saputangan, ke empat surat pesan
terakhir yang ditinggalkan ke-empat orang tua itu bagaimana dapat
ditulisnya ? ? ? ". Sambung pemuda she-Ban itu pula .

"Perkataan dari Liauw-heng memang sangat tepat sekali, selain memangnya


keempat orang tua ini telah mengandung niat untuk membunuh diri, didalam
dunia kangouw pada saat ini, masih ada siapa lagi yang dapat melukai dan
membinasakan mereka berempat orang tua sekaligus". Pek Thiat Seng
mengulurkan tangannya mengambil kembali saputangan yang ada diatas batu
raksasa itu, dengan nada yang perlahan panggilnya .

"Boen Koang-beng ------". Pemuda she-Song itu agaknya sedang terjerumus dalam
alam lamunan, mendengar suara panggilan dari Pek Thiat Seng ini, bagaikan baru
sadar dari impian, setelah mengeluarkan suara tertahan, ujarnya .
"Ada urusan apa ? ? ? ? ? "

Pek Thiat Seng mendongakkan kepalanya memandang keadaan cuaca, kemudian


ujarnya .

"Waktu sekarang ini sudah hampir mendekati pagi hari, jika kita30 akan mengurus
layon dari para cianpwee menurut pesan terakhir dari mereka orang tua,
sekarang juga harus mulai berangkat, sehingga sebelum fajar menyingsing, layon
dari suhu dan ketiga orang Supek, Susiok telah tiba dibawah gunug". Song Boen
Koang menoleh memandang kearah pemuda she Liauw itu, lalu tanyanya.
Bagaimana dengan pendapat dari In Hwie-beng ? ? ". Jawab Liauw In Hwie
dengan perlahan.

"Pikiran Siauw te sedang kalut, sehingga untuk sesaat mana dapat memikirkan
pendapat dan usul yang lain, kecerdikan dan akal Song beng melebihi kita orang,
aku kira tentunya Song-heng telah mempunyai pendapat yang sangat bagus
sekali". Sepasang sinar mata Song Boen Koang berputar dan berpindah ketubuh
pemuda berpakaian longgar itu, tanyanya . Bagaimana dengan pendapat dari
Cong-heng??"

"

Ban Cong menarik ujung bajunya dan mengusap kering air mata yang menetes ke
luar sehingga membasahi wajahnya itu, kemudian ujarnya "Jika kalau memang
surat pesan terakhir yang ditinggalkan itu ditulis oleh mereka berempat orang itu,
kita sebagai anak muridnya, tidaklah mungkin akan dapat melanggar pesan
terakbir itu, jika menurut pendapatku, lebih baik kita menurut pesan terakhir
tersebut terlebih dahulu, dan mengantarkan layon dari beberapa orang tua itu
kembali kerumah, kemudian barulah menyelidiki sebab2 kematian dari beberapa
orang tua itu"

Sinar mata Song Boen Koang berkelebat memandang saputangan putih yang
berada diatas batu raksasa itu, lalu ujarnya "Liauw beng, Ban heng, harap
menyimpan kembali saputangan putih itu, beberapa saputangan2 yang berisi
pesan terakhir dari para cianpwee itu, adalah merupakan barang yang paling
penting didalam kita menyelidiki sebab2 kematian keempat orang tua itu pada
kemudian hari - ---- "

"Liauw In Hwie, Ban Cong segera menurut perkataan yang diucapkan pemuda She
Song itu dan memasukkan saputangan putih kedalam sakunya masing- masing.
Sambil mengangkat kepalanya memandang bintang2 yang ada dilangit, Song Boen
Koang berkata lagi.

"Pada saat ini mungkin telah mendekati kentongan keempat, jika bertambah satu
kentongan lagi, haripun akan mulai terang, menurut pendapatku, menanti setelah
hari menjadi terang, barulah kita meninggalkan temput ini ----"

Perkataannya belum selesai diucapkan, potong Ban Cong.

"Ditengah siang hari bolong, kita berempat orang masing2 membopong sesosok
mayat dan berjalan melalui jalan raya, apakah tidak31 akan mengejutkan orang2
yang melihatnya"

Sahut Song Boen Koang dengan nada yang kurang senang.

"Cong heng janganlah terburu menjadi berputus asa, tunggulah hingga aku selesai
berkata, kau bicarapun belum terlambat -- "

Dia agakaja sedang memikirkan kalimat2 selanjutnya, setelah berhenti sejenak,


kemudian lanjutnya.

"Keempat orang tua itu mendadak meninggalkan surat pesan terakhirnya yang
ditulis diatas saputangan putih, dan meninggal secara misterius, membuat orang
sukar untuk menduga sebelumnya perubahan yang sangat mengejutkan ini,
jangan dikata kau dan aku berempat orang, sekalipun orang yang mempunyai
iman yang keras sekalipun, juga akaa dibuatnya menjadi bingung dan kalut tak
karuan, sekalipun kedukaanku teramat sangat, tetap aku merasakan bahwa
kematian dari keempat orang tua itu sangat aneh sekali jika dipikirkan sejak
beberapa bulan yang lalu, tidaklah menunjukkan adanya sedikit tanda2 yang
mencuriga pun, bagaimana tidak membuat orang untuk bercuriga atas sebab2
kematiannya "
Ia berhenti sejenak dan menarik napas panjang2, kemudian lanjutnya.

"Ditengah malam buta yang sangat gelap ini, tak mungkin kita dapat menyelidiki
dan mencari sebab2 kematian dari mereka empat orang tua, jika kita tidak
menggeserkan layon mereka dan tetap diletakkan pada keadaan yang semula
diatas puncak gunung ini, mungkin kita malam masih dapat menemukan jejak2
dan tanda2 dari sebab kematiannya, dan sebaliknya apabila ditengah malam yang
gelap ini kita memindahkan mayat2 ini, bukankah jejak2 dan tanda2 yang
ditinggalkan akan menjadi lenyap, jika menurut pendapatku, lebih baik kita
menanti saja setelah hari menjadi terang kembali, barulah kita mulai memeriksa
dengan teliti keadaan sekitarnya, dan memindahkan mayat2 para cian- pwee ini
untuk dibawa turun gunung"

Mendengar uraian yang panjang itu, tanpa terasa Liauw In Hwie telah
mengeluarkan kata kata memuji ujarnya.

"Song heng, ditengah peristiwa yang mengejutkan hati ini sedikitpun tidak
menjadi kalut pikirannya, bagaimana tidak membuat aku sangat memuji
dirimu ??"

Dengan sangat perlahan sinar mata Song Boen Koang dialihkan kewajah Ban
Cong, kemudian lanjutnya lagi! "Hanya mengenai bagaimana cara pengiriman
keempat layon dari cianpwee ini, haruslah melelahkan Ban heng untuk
melaksanakannya"

Mendengar perkataan ini Ban Cong menjadi tertegun, tanyanya.

"Maafkan atas kebodohan dari aku yang rnasih tidak mengerti akan arti perkataan
dari Song heng?"

Sahut Song Boen Koang.

"Coba pikirkan, diempat penjuru dari puncak yang tingginya ratusan32 kaki ini,
semuanya adalah rentetan puncak dari pegunungan yang tinggi, bagaimana dapat
mencari alat2 untuk mengangkut mayat2 dari para cianpwee ini, sekalipun
berhasil mencari dapat alat2 tersebut, juga tak dapat dihindarkan lagi berita
kematian ini akan tersiar luas, padahal didalam surat pesan terakhir yang ditulis
oleh para orang tua melarang kita untuk membocorkan berita kematian ini, aku
kira didalam ini tentu mengandung maksud yang mendalam, oleh sebab itu
satu2nya cara adalah meminta bantuan dari Ban beng untuk pergi ke Loo Coe Ling
untuk mencari sebuah gerobak kuda yang memakai tutup, kemudian membawa
mayat dari keempat orang tua ini pulang?"

Liauw In Hwie segera menyetujui usul ini. ujarnya!"

"Usul ini sungguh bagus sekall"

Ujar Boen Koang lagi.

"Jika menurut rencana yang telah aku susun pada besok malarn sebelum
kentongan kedua, Ban heng pasti telah dapat kembali lagi kebawah puncak
gunung ini"

Ban Cong dengan perlahan bangkit berdiri, dan ujarnya.

"Urusan tak dapat di tunda2 lagi, aku berusaha tiba kembali dalam waktu yang
telah ditentukan"

Tetapi baru berjalan dua langkah, mendadak ia palingkan kepalanya kembali dan
lanjutnya.

"Tetapi dengan, kepergianku ini, terhadap sebab2 kematian dari suhuku, aku
menjadi tak dapat menyelidikinya"

Mendengar perkataan ini, hibur Song Been Koang.

"Ban heng harap tenangkan hati, sebab kematian dari keempat orang tua ini, aku
kira tak ada perbedaannya, antara yang satu dengan yang lainnya. aku akan
menjaga keadaan ini hingga menanti Ban beng pulang kembali, barulah mulai
menggeserkan mayat2 dari keempat orang ini."

Ban Cong menjura memberi hormat, sambil ujarnya.

"Kalau begitu harap saudara2 mau menjaganya"


Kemudian ia melanjutkan langkahnya dan berlari dengan cepat turun gunung.

Didalam waktu yang agak lama ini, di mana harus menanti tibanya Ban Cong yang
mencari kereta, Pek Thiat Seng selalu berdiam diri tak berkata-kata, ia mulainya
memang merasa sangat berduka sekali atas kematian yang dialami suhunya,
tetapi setelah ia berpikir bolak balik, mulailah ia memandang keadaan
sekelilingnya dan memikirkan benda2 yang diketemukan.

Pikirnya .

"Empat buah saputangan putih itu, besar kecilnya adalah sama semuanya, sudah
tentu benda2 tersebut telah dipersiapkan terlebih dahulu, tetapi Tionggoan Shu
Cincoe selain pertemuan yang diadakan setiap tahun sekali, setiap harinya jarang
sekali berkelana diluaran, satu2nya jalan adalah pada pertemuan yang diadakan
tahun lalu mereka33 berempat telah menjanjikan saat2 kematian bagi diri mereka
sendiri sehingga mereka masing2 membawa sebuah saputangan putih dan
menulis pesan terakhirnya terlebih dahulu, tetapi urusan ini adalah tidak akan
mungkin bisa terjadi, selain dari pada itu, dengan kepandaian ilmu silat yang
dimilikinya itu mungkin pada saat Tionggoan Shu Cincoe itu sedang mengadakan
pertemuan, mendadak muncul seseorang diatas puncak gunung yang tingginya
ratusan kaki itu, dengan kepandaian ilmu silat , atau mungkin dengan cara yang
lain, memaksa Tionggoan Shu Cincoe untuk mengeluarkan saputangan putih yang
telah disediakan dan memerintahkan menulis surat pesan terakhirnya diatas
saputangan itu, dan kemudian dibinasakan tanpa mengadakan perlawnaan ----"

Tetapi pemikiran yang dilakukan dengan cepat itu segera berubah, jangan dikata
kepandaian dari keempat orang itu sangat tinggi sekali tanpa bandingan,
sekalipun kepandaian dari orang yang datang itu jauh lebih tinggi dari kepandaian
empat orang itu, tetapi juga tidak mungkin kalau mereka mau dibunuh tanpa
mengadakan perlawanan sedikitpun, semestinyalah harus melalui suatu
pertempuran yang sangat seru dan hebat, tetapi melihat keempat orang itu
semuanya sedang duduk bersemedi dan kematiannjapun agaknya dalam suasana
sangat tenang sekali sedikitpun tidak memperlihatkan tanda2 terjadinya suatu
pertempuran yang sangat sengit sekali?"
Semuanya ini adalah merupakan suatu teka teki yang tak dapat dipecahkan,
diliputi dengan suasana yang misterius dan menyeramkan. Terdengar Song Boen
Koang menghela napas panjang2, ujarnya.

"Pek heng apakah engkau telah memikirkan suatu tanda2 yang mencurigakan?"

Pek Thiat Seng menggelengkan kepalanya, sahutnya.

"Tidak, aku hanya merasakan urusan yang sangat aneh ini makin dipikirkan makin
menjadi kalut, sungguh membuat aku menjadi bingung seharusnya berbuat
bagaimana"

Jilid 2 Ujar Song Boen Koang.

"

Yang sebenarnya adalah karena kita mengalami peristiwa yang mengejutkan hati
ini membuat pikiran kita menjadi kalut, apalagi disuruh mengambil keputusan,
sedikit dikitnya juga membuat kita menjadi bingung sekali, jika menurut
pendapatku, harap saudara berdua untuk sementara menghilangkan rasa duka
dan rasa sedih yang mencekam diri kalian berdua, cobalah jangan memikirkan
akan hal itu, duduk bersemedi untuk memusatkan pikiran kita dapat menjadi
tenang kembali, barulah berusaha untuk mencari sebab2 kematiannya"

Pek Thiat Seng tak dapat berbuat apa2 lagi, ujarnya kemudian.34

"Aku ingin mendengarkan pendapat dari saudara2 sekalian"

Sahut Song Boen Koang kemudian.

"Kalau memangnya demikian, aku harap Liauw beng untuk sementara melindungi
aku dan Pek heng, setelah aku selesai beristirahat, maka aku akan menjaga dan
melindungi diri Liauw heng"

Jawab Liauw In Hwie dengan cepat.


"Aku akan menurut perintah!"

Segera Song Boen Koang memejamkan matanya, sesaat kemudian ujarnya lagi.

"Pek heng silahkan beristirahat sebentar waktunya telah tidak banyak lagi,
sebentar matahari akan segera terbit"

Pek Tbiat Seng mengikuti perkataan itu dan memejamkan matanya.

Sedang hatinya tetap kalut tak keruan, mana dapat ia menenangkan dirinya.

Angin malam bertiup sepoi2, membuat pohon Song diatas gunung itu
mengeluarkan suara gemersik, Pek Thiat Seng yang sedang berpikir itu, makin
memikirkan peristiwa, itu, makin merasakan urusan ini sangat aneh sekali,
sungguh membuat orang menjadi sukar untuk turun tangan.

Ketika ia mementangkan matanya memandang, tampak Liauw In Hwie sedang


duduk bersandar pada sebuah batu dan memandang terpesona pada bintang2
yang ada diatas langit, sedang Song Boen Koan memejamkan matanya
menjalankan pernapasan, hatinya diam2 bergerak, pikirnya.

"Pertemuan yang diadakan Tiongoan Shn Cincoe diatas puncak gunung setinggi
ratusan kaki ini, orang2 didalam dunia kang-ouw yang mengetabui urusan ini
adalah sangat sedikit sekali jumlahnya. selain kita berempat orang, aku kira juga
sangat sukar untuk mencari orang yang kelima, jikalau keempat orang tua itu
adalah binasa karena dibunuh oleh orang secara menggelap, yang membocorkan
rahasia tempat pertemuan ini pastilah salah satu diantara kita berempat---"

Pikirannya segera berputar, rasa curiganya makin menghebat, sedang sinar


matanya memancar dengan sangat tajam.

dan memandang pada wajah dari Song Boen Koan.

Terdengar Song Boen Koan menghela napas panjang2, kemudian mementangkan


sepasang matanya lebar2.
ujarnya! "Setelah aku berpikir bolak balik akan urusan ini, tambah berpikir makin
merasakan bahwa sebab2 kematian dari keempat orang tua ini sangat
mencurigakan sekali"

Sahut Pek Thiat Seng.

"Aku juga mempunyai perasaan demi kian!"

Sepasang mata Song Boen Koan berkelebat memandang wajah Liauw In Hwie
sejenak, kemudian lanjutnya.

"Urusan mengenai tempat pertemuan yang diadakan oleh keempat orang tua itu
diatas puncak gunung yang tinggi ratusan kaki ini, aku kira35 yang mengetahui
urusan ini adalah sangar sedikit sekali"

Liauw In Hwie menganggukkan kepalanya, sahutnya.

"Benar---"

Pek Thiat Seng juga ikut berbicara, ujarnya.

"Aku, Song heng, Liauw heng, kita ber empat semuanya merupakan orang2 yang
di curigai telah membocorkan rahasia ini"

Sahut Song Boen Koang lagi.


Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

"Jika menurut penglihatanku, dengan cara pemikiran dari Pek beng yang baru saja
dikemukakan itu ada sedikit yang berbeda"

Tanya Pek Thiat Seng.

"Bagaimana dengan perbedaannya, harap Song heng sedia menjelaskannya"

Mendengar pertanyaan itu, sahut Soog Boen Koang.


"Maksudku adalah menunjukkan selain dari kita berempat, entah masih ada siapa
lagi yang mengetahui akan urusan ini"

Sahut Pek Thiat Seag dengan perlahan.

"Tionggoan Shu Cincoe, setiap tahun sekali mengadakan pertemuan, orang2


didalam Bu-lim siapa yang tidak mengetahuinya aku kira semuanya tahu akan
urusan ini, hanya tempat untuk mengadakan pertemuan ini, orang lain tak
mungkin dapat menduganya, menurut apa yang aku ketahui, urusan pertemuan
yang diadakan suhu diatas puncak gunung yang setinggi ratusan kaki ini, selain
aku seorang, tak ada orang lain lagi yang mengetahuinya, jika misalnya urusan ini
bocor dari mulut cayhe, aku kira juga hanyalah aku seorang jaag dapat dicurigai"

Liauw In Hwie mengangkat tangannya menepuk kepalanya dua kali, kemudian


ujarnya.

"Suhuku datang kemari mengadakan pertemuan, juga hanyalah aku seorang saja
yang mengetahuinya"

Terdengar Song Boen Koang mengangkat bicara pula.

"Suhuku selain menurunkan ilmu silat kepadaku seorang, jarang sekali menemui
orang asing, sebulan sebelum mengadakan pertemuan ditempat ini, belum
pernah kami bertemu dengan seorang asingpun juga, mengenai urusan
pertemuan yang diadakan diatas puncak gunung ini, aku saja baru mengetahuinya
ketika suhu mengatakan kepadaku pada hari sebelum berangkat atau dengan
perkataan lain, selain aku seorang, tak ada orang lain lagi yang mengetahui akan
urusan ini"

Baru Song Boen Koang selesai berbicara, Liauw la Hwie telah berkata pula,
ujarnya.

"Pada keluarga Yap Susiok terdapat banyak sekali orang dan sukar untuk menjaga
mulut dari sekian banyaknya orang, selain Ban heng, masih ada puterinya yang
paling disayangi itu, jika memang kematian dari keempat orang tua itu adalah
dikarenakan terbunuh secara menggelap, aku kira orang yang membocorkan
rahasia ini di pihak Ban heng kecurigaannya adalah yang paling besar"36 Ujar Pek
Thiat Seng dengan nada yang tajam .

"Aku lihat siapapun tak akan ada yang lolos dari kecurigaan ini ". Sahut Song Boen
Koang pula .

"Perkataan dari Pek-heng memang benar!"

Sedang Liauw In Hwie mengerutkan alisnya, ujarnia .

"Perkataan dari Pek-heng, apakah tidak terlalu menuduh yang bukan2". Sepasang
mata Pek Thiat Seng dengan perlahan menyapuh kewajah Liauw In Hwie,
kemudian katanya .

"Didalam hati Lianw-heng, apakah merasakan sedikit tidak leluasa- ? "

Mendengar perkataan yang tajam itu, Liauw In Hwie segera meloncat berdiri,
dengan nada yang amat gusar bentaknya .

"Ucapan yang dikeluarkan oleh Pek-heng lebih baik yang beraturan sedikit ! "

Song Boen Koang dengan tergesa-gesa memotong .

"Kalian berdua tak usah beribut lagi, biarlah menanti setelah Ban- heng kembali,
kita berempat barulah bersama-sama dihadapan suhu kita masing-masing,
mengucapkan sumpah yang berat untuk membuktikan kebersihan dari hati--- ".
Pek Thiat Seng dengan nada yang dingin memotong .

"Mengucapkan sumpah yang berat apa gunanya, didunia ini lebih banyak orang
yang suka mengucapkan kata2 kosong daripada berbicara secara jujur, sekalipun
menyuruh dia mengangkat sumpah berat hingga delapan sepuluh kalipun, dia
juga tetap mengucapkan kata2 yang bohong". Tanya Song Boen Koang kemudian .

"Kalan begitu bagaimana dengan pendapat dari Pek-beng ?_?"

Sahut Pek Thiat Seng dengan tenang .


"Menurut pendapatku, kita mendirikan gubuk diatas puncak ini dan tinggal
selamanya ditempat ini untuk menjaga mayat dari ke-empat orang selama
hidupnya, semuanya tidak diperkenankan meninggalkan puncak ini, ketiga orang
lainnya harus ber-satu padu untuk membunuh mati dia". Perkataannya ini
diucapkan dengan nada yang sungguh2, sedang wajahnya sangat keren dan serius
sekali, bagaikan setiap kata2 dan kalimat yang diucapkan itu, semuanya keluar
dari dalam hati sanubarinya. Song Boeng Koang dan Liauw In Hwie yang
mendengar perkataan itu menjadi ter-mangu-mangu, kemudian bersama-sama
tanyanya.

"Maksud ucapan dari Pek-leng, sungguh membuat aku tidak memahaminya,


menemani mayat dan menjaga arwah dari ke empat orang tua ini, sekalipun
memangnya merupakan suatu tugas bakti dari seorang anak muridnya, tetapi
selama hidupnya harus menjaga dan37 berdiam diatas suatu puncak gunung yang
sunyi ini, lalu apa gunanya?? ". Ujar Pek Thiat Seng lagi .

"Aku percaya bahwa kematian dari keempat orang tua itu masih mempunyai
sebab2 yang lain, sekalipun kematiannya disebabkan oleh karena mereka bunuh
diri, juga di karenakan keadaan yang memaksa". Song Boen Koang
menganggukkan kepalanya, sahutnya .

"Sebelum memeriksa keadaan dari sebab2 kematian yang sebenarnya, tidak


perduii Pek-heng bagaimanapun mencurigainya, semuanya tak dapat dikatakan
salah". Ujar Liauw In Hwie pula .

"Kalau begitu dengan kita harus tinggal selama hidupnya dipuncak gunung yang
sunyi ini, entah mempunyai hubungan apa ? ?". Sahut Pek Thiat Seng dengan
keren.

"Sudah tentu mempunyai hubungan yang sangat erat sekali, urusan mengenai
pertemuan yang diadakan ke-empat orang tua ini diatas puncak gunung setinggi
ratusan kaki itu, selain kita berempat, tak ada orang lain lagi yang mengetahuinya,
sehingga aku percaya bahwa sebab kematian daripada keempat orang tua ini,
pasti mempunyai hubungan yang erat sekali dengan salah satu dari kita
berempat-- ?". Sinar matanya yang dingin berwibawa itu, dengan perlahan
menyapu kewajah Song Boen Koang dan Liauw In Hwie, kemudian lanjutnya lagi .
"Tetap dengan keadaan dan pemandangan sekarang ini, kita berempat siapapun
tak ada yang mau mengakui sebagai pembunuh dari pada ke empat suhu kita,
tetapi pembunuh itu ternyata dapat membunuh mati suhu kita, sudah tentu
mempunyai suatu tujuan yang tertentu, dan sukar sekali untuk berdiam lebih
larna lagi diatas puncak gunung ini, dengan demikian siapapun diantara kita yang
ingin meninggalkan tempat ini terlebih dahulu, sudah tentu dia mempunyai
rencana keji lainnya, sekalipun bukan merupakan pembunuh yang sebenarnya,
tetapi tentu mempunyai hubungan yang sangat erat sekali dengan pembunuh itu,
kita bersama sama harus bersatu pada untuk menawan dia, dengan siksaan yang
berat kita mengompes dia, aku kira tak sukar bagi kita untuk mengetahui hal yang
jelas mengenai peristiwa ini". Song Boen Koang dan Lianw In Hwie dengan lemas
menundukkan kepalanya dan berdiam diri tak berkata, terasa bagi mereka berdua
bahwa perkataan yang diucapkan oleh dia sekalipun mempunyai sedikit alasan,
tetapi adalah terlalu kejam sekali sehingga sukar untuk ditangkap kebenarannya.
Mendadak Pek Thiat Seng tertawa ter-bahak bahak, ujarnya .

"Apakah kalian berdua takut kalau sampai tua harus berdiam diatas puncak
gunung yang sunyi ini ? ? ". Sahut Liauw In Hwie dengan perlahan.38

"Pek-heng demikian menghormati dan menyayangi pada Suhu, aku sangat


memuji sekali, jikalau memangnya telah tidak mempunyai jalan lain hingga dapat
mengetahui sebab2 kematian dari ke empat orang tua, terpaksa kita haruslah
menuruti perkataan yang diucapkan oleh Pek-beng itu". Lanjut Song Boen Koang
pula .

"Kitanya lebih baik kita menanti hingga Ban Cong heng kembali terlebih dabulu,
kita baru mulai menyusun rencana ---". Kemudian dia mendongakkan kepalanya
memandang bintang2 yang bertebaran diatas langit, dan lanjutnya .

"Jika dipikir sekarang, orang pincang yang membawa tongkat, serta gadis kecil
yang menunggang kerbau itu, sangat mencurigakan sekali". Liauw In Hwie segera
mendepakkan kakinya keatas tanas, dengan nada yang keras ujarnya .

"Tidak salah, biarlah aku pergi rnengejar mereka kemari ! ". Sehabis berkata ia
balikkan tubuhnya dan meloncat sejauh satu kaki lebih. Pek Thiat Seng
mengerutkan alisnya, ujamya .
"Liauw heng, Tahan ! "

Liauw In Hwie menoleh kebelakang, sahutnya .

"Bagaimana ? ? apa engkau takut aku tidak kembali lagi ? ? ". Sahut Pek Thiat
Seng kemudian .

"Jika si Pincang yang membawa tongkat itu, serta gadis kecil yang menunggang
kerbau itu mempunyai hubungan yang erat dengan sebab2 kematian dari ke
empat orang tua itu, Liauw-heng pasti tidak akan dapat mengejar mereka, dan
misalnya kalau mereka adalah orang biasa, kalau telah dapat mengejarnya
bukankah tak ada gunanya ? ? ". Liauw In Hwie dengan kukuh menyahut .

"Perkataan dari Pek heng sekalipun tidak salah tetapi tidak mungkin kalau kita
harus berdiam diri saja, kalian berdua tunggulah ditempat ini, sebelum hari
menjadi terang, aku pasti akan telah pulang kembali ketempat ini". Terdengar
Bong Soen Koang berkata .

"Aku menduga bahwa perjalanan Liauw-heng kali ini akan sia2 belaka, dan
membuang tenaga dengan percuma". Liauw Hwie tidak menjawab lagi,dengan
langkah yang lebar dan tergesa-gesa ia lari pergi, terlihat bayangan manusia
berkelebat beberapa kali dan lenyap ditengah malam buta yang gelap itu. Song
Boen Koang dengan perlahan bangkit berdiri, tak henti2nya ia berjalan kesana
kemari, kedua alisnya dikerutkan, agaknya ia sedang terjerumus didalam suatu
keadaan yang sangat susah sekali. Pek Thiat Seng sambil duduk diatas tanah, ia
mendongakkan kepalanya keatas memandang bintang2 yang bertaburan dilangit,
diam tak berkata kata, teka teki dari sebab kematian Tionggoan Shu Ciacoe,39
secara tidak langsung telah membebankan suatu tugas yang sangat berat dan
rnembingungkan pada anak murid angkatan pertamanya. Mendadak Song Boen
Koang menghentikan langkahnya, dan ujarnya .

"Pendapat dari Pek-beng apakah telah pasti benar2 bahwa sebab2 kemaatian dari
suhu berempat, mempunyai hubungan yang sangat erat sekali dengan kita
berempat ??? "

Sahut Pek Thiat Seng .


"Aku bukannya menuduh dengan tanpa alasan, perjanjian yang diadakan oleh ke
empat orang tua iru, waktu serta tempatnya selamanya selalu dirahasiakan, selain
Song-heng, Liauw-heng, Ban beng serta aku, tak ada lagi orang lain yang
mengetahuinya, jika seandainya ke empat orang tua itu adalah mati karena
dibunuuh orang, orang yang membocorkan rahasia ini pastilah salah seorang
diantara kita ke-empat-- ". Dia menghela napas panjang2, lalu lanjutnya.

"Ke empat orang tua itu seandainya binasa karena bunuh diri, juga tidak sampai
akan memilih suatu tempat semacam ini, apalagi aku percaya kalau suhu tidak
mungkin akan berbuat demikian--". Song Boen Koang berkata juga.

"Tidak salah, Tionggoan Shu Cincoe jadi orang sangat gagah berani. tidak mungkin
mereka mau membunuh diri".

"Oleh sebab itu aku berpendapat sebelum menyelidiki jelas sebab2 kematian dari
ke empat orang tua itu, kita berempat harus mendirikan gubuk dipuncak ini untuk
me-ngalahi mayat2 keempat orang tua, sehari tidak dapat menemui hal2 yang
sebenarnya, sehari pula kita tidak diperkenankan meninggalkan puncak ini satu
langkah pun". ujar Pek Thiat Seng. Song Boen Koang berkata ligi.

"Surat peninggalan dari ke-empat orang tua iru memerintahkan kita untuk
mengangkat lajon mereka orang tua untuk dibawa pulang. tiga bulan kemudian
baru melakukan upacara penguburan, pendapat dari Pek heng bukankah telah
melanggar perintah dari ke empat orang tua itu itu?"

Sahut Pek Thiat Seng sambil tersenyum.

"Song heng pasti harus tahu, bahwa aku terhadap surat peninggalan yang ditulis
oleh ke-empat orang suhu itu sangat mencurigai sekali. sekalipun surat itu ditulis
sendiri oleh ke- empat orang suhu, aku kira hal itu juga karena dalam keadaan
yang serba sulit sehingga dipaksa untuk menulisnya"

Tanya Song Boen Koang lagi.

"Kalau begitu, diantara empat orang ini entah kau paling mencurigai yang mana".
Pek Thiat Seng agaknya seperti tidak menyangka kalau dia40 mendadak dapat
mengajukan pertanyaan tersebut, tanpa terasa dia menjadi tertegun, setelah
termenung sejenak, baru ujarnya.

"Diantara kita berempat siapapun mungkin merupakan pembunuh dari pada ke-
empat orang suhu, tetapi jika dilihat dari hubungan beberapa tahun lamanya
dengan kalian, siapapun tidak mirip sebagai seorang pembunuh, oleh karena itu
sebelum urusan menjadi jelas seluruhnya, maaf kalau aku tidak dapat
memberikan dugaan sedikitpun juga". Ujar Song Boen Koang dengan tenang.

"Jika dibicarakan tentang urusan ini, Bang heng jadi orang sikapnya sangat jujur
sekali, dan segala tindakannya sangat teliti sekali, selain itu Ban-heng, Liauw-
beng, Pek heng dan aku agaknya kurang teliti dalam segala tindakan". Sahut Pek
Thiat Seng .

"Aku biasanya suka berdiam diri, jika menemui segala urusan harus berpikir
panjang terlebih dahulu, dan mempunyai perasaan curiga yang paling besar??".
Dia berhenti sejenak, kemudian lanjut nya lagi .

"Song-heng diluarnya kelihatannya sangat ramah dan suka bergaul, tetapi


didalam hatinya sangat teliti sekali dan diliputi oleh suatu rahasia yang tidak boleh
orang lain mengetabuinya, aku kira dapat pula dima- sukkan kedalam orang
kedua yang paling patut dicurigai ". Song Boen Koang tertawa tawar, dan tak
mengucapkan sepatah katapun. Sepasang mata Pek Thiat Seng menyapu sejenak
pada keempat batang mayat yang dalam sikap duduk bersila, kemudian lanjutnya.

"Sedang mengenai Liauw beng, sikapnya sebentar kasar berangasan, dan


sebentar lagi harus dan berhati2, membuat orang sukar untuk menebak
bagaimana sikap dan tindak tanduknya yang sebenarnya. selainku, dan Song
heng, barulah yang patut di hitung sebagai orang yang sangat besar sekali
kecurigaannya"

Song Beon Koang mendongakkan kepalanya sambil tertawa dingin. kemudian


sahutnya.

"Jika menurut penglihatanku, dengan pendapat dari Pek heng jauh sangat
berbeda sekali."
Ujar Pek Thiat Sang, dengan nada kurang senang.

"Aku ingin mendengarkan pendapatmu yang hebat!"

Ujar Song Boen Koang.

"Pendapatku, diantara kita berempat, kecurigaan terhadap Liauw heng patutnya


yang paling besar --"

Mendadak ia merendahkan suaranya, dan lanjutnya.

"Sebelum aku menyinggung urusan mengenai si Pincang yang membawa tongkat


serta gadis kecil yang menunggang kerbau itu, telah aku duga bahwa begitu aku
menyinggungnya, Liauw heng pasti akan41 mengajukan dirinya untuk mengejar
kedua orang itu, ternyata urusan itu tidak meleset dari dugaanku, Pek heng
sekalipun telah mengucapkan kata2 untuk mencegahnya, tetapi dia tetap kukuh
hendak pergi juga"

Mendengar perkataan itu, dalam hati Pek Thiat Seng sedikit berengsek tetapi
didalam waktu sesaat, diapun tidak dapat menangkap arti dari pada perkataan
yang diucapkan oleh Koan Boen Koang itu terpaksa dia hanya menganggukkan
kepalanya, pura2 menampilkan sikapnya yang seperti agak terkejut dergan
ucapan itu.

Sepasang mata Song Boen Koang memandang tajam keempat penjuru dari
tempat itu, kemudian lanjutnya.

"Jika dugaanku tidak salah, keadaan kita sekarang ini---"

Belum Song Boen Koang selesai berbicara, mendadak terdengar sesuatu suara
suitan yang sangat nyaring sekali menggema mendatang, dan memutuskan
perkataan Song Boen Koang yang belum selesai diucapkan. Pek Thiat Seng segera
melompat berdiri ujarnya.

"Suara suitan dari siapakah?!"

Sahut Song Boen Koang.


"Jika didengar dari suaranya agaknya sangat asing sekali"

Wajah dari Pek, Thiat Seng segera berubah hebat, setelah bingung sejenak,
kemudian dengan per lahan2 ia duduk kembali kiranya dalam waktu yang sekejab
ini, dia telah memikirkan banyak sekali urusan, dan terakbir dia telah
memutuskan untuk duduk kembali keatas tanah untuk melihat perubahan situasi
selanjutnya.

Song Boen Koang tertawa tawar ujarnya.

"Dengan tenang untuk menguasai yang bergerak, dan dengan sabar menantikan
perubahan selanjutnya, akal ini ternyata tidak salah juga"

Setelah berkata demikian ia mulai duduk bersemedi diatas tanah, dengan


perlahan lahan ia memejamkan kedua matanya. Terdengar dari bawah puncak
gunung itu menggema datang suatu suara yang sangat berat dan kuat sekali,
ujarnya .

"Karena mendapatkan undangan dari saudara2 sekalian, maka segera aku datang
kemari, tetapi karena perjalanan yang ditempuh sangat jauh sekali, sehingga baru
dapat tiba pada tengah malam yang buta ini, untung masih tidak sampai
menyalahi waktunya-----". Ucapannya baru sampai disana, mendadak jadi
terputus, agaknya dipihak sana sedang menanti balasan dari atas puncak gunung
itu. Pek Thiat Seng, Song Boen Koang terasa seperti didepan dadanya
mendapatkan pukulan martil yang sangat berat sekali, seluruh tubuhnya sedikit
menjadi gemetar, setelah saling bertukar pandangan mereka bersama sama
membuka mulutnya hendak memberikan jawaban. Tetapi perkataan dari dua
orang itu baru saja hendak keluar dari mulutnya, ber-sama2 pula menelan
kembali perkataan tersebut dan menutup rapat2 mulutnya.42 Orang yang berada
dibawah puncak gunung itu agaknya nampak lama tidak ada jawaban, ternyata
telah dengan sendirinya menerjang atas, terdengar tindakan kaki yang sangat
berat sekali, menggema masuk kedalam telinganya. Pek Tbiat Seng dengan
perlahan membuka sedikit kedua matanya, dan mencuri melihat, nampak seorang
lelaki yang mempunyai tubuh yang tinggi besar, jenggotnya sepanjang dada dan
memakai pakaiain yang singsat dengan langkah yang lebar berjalan mendekat,
sedang disampingnya berjalan seorang pemuda yang juga memakai pakaian yang
singsat. Dia agaknya memang mempunyai niat untuk mengejutkan orang2 yang
berada di-atas puncak ini, sehingga disaat berjalan telah menggunakan tenaga
yang sangat besar sekali, membuat batu2 gunung yang dipinjaknya menjadi
hancur berantakan. Orang lelaki tinggi besar yang berjenggot panjang itu setelah
berjalan mendekat pada beberapa sosok mayat itu, sambil memberi hormat
ujarnya .
"Ciyhe To Lam Kiang, telah lama mendengar nama besar dari saudara berempat,
sehingga begitu mendapatkan surat undangan, segera membawa serta putraku
mulai melakukan perjalanan ???". Mendadak dia merasa bahwa orang2 yang
duduk berkumpul diatas batu besar itu berjumlah enam orang, segera dia
mengubah ucapannya, ujarnya .

"Siapakah nama dari kedua orang saudara ini, aku disini memberi hormat !".
Sehabis berkata, diapun menberi hormat pada dua orang itu. Terdengar suara
angin gunung yang bertiup mengibarkan ujung baju, tetapi sedikitpun tak
terdengar suara balasan. Song Boen Koing, serta Pek Thiat Seng sekalipun
mendengar setiap perkataan yang diucapkannya itu dengan sangat jelas sekali
tetapi dua orang itu terpaksa bagaikan tak pernah mendengar perkataan itu,
dengan menutup sepasang matanya rapat2 berdiam diri. To Lam Kiang
mengerutkan alisnya, setelah berbatuk batuk sejenak, dia menoleh kebelakang
tubuhnya itu sambil ujarnya .

"Anak, Shu Cincoe kini sedang bersemedi mengatur pernapasannya, kita tak
usahlah mengganggu mereka, setelah melakukan perjalanan yang demikian
jauhnya ini, ayahmupun merasakan sedikit lelah, mari kita beristirahat sejenak
terlebih dahulu !". Dengan langkah yang perlahan dia mengundurkan dirinya
sejauh satu kaki lebih dan duduk bersemedi mulai mengatur pernapasannya. Song
Boea Koing membuka sedikit sepasang matanya, sambil melirik kearah Pek Thiat
Seng, dengan mengerahkan ilmu menyampaikan suara ujarnya .

"Pek heng apakah mengetahui asal usul dari kedua orang ini ?? ".43 pek Thiat
Seng pun mengerahkan ilmu menyampaikan suaranya dan sahutnya dengan
perlahan .

"Aku sewaktu mengikuti suhu berkelana, agaknya memang pernah mendengar


nama To Lam Kiang ini, kalau tidak salah dia mempunyai sedikit nama didaerah
Sam Siang Chiat Chie, asal usulnya yang sebenarnya aku sendiri juga tidak begitu
jelas?????"

Perkataannya belum selesai diucapkan, dari bawah puncak bergema datang lagi
suara tertawa panjang yang nyaring, sambil ujarnya .

"Saudara2 yang berada diatas puncak, cayhe Kioe Kiang, Than Siauw Tian
mendapatkan undangan dari saudara datang mengunjungi". Dalam hati Pek Thiat
Seng merasa bergetar, tanyanya .

"Seng-heng, hal ini bagaimana jadinya, peristiwa berkumpulnya keempat suhu


diatas puncak ratusan kaki ini, agaknya seperti telah tersebar beritanya keseluruh
dunia kangouw". Song Boen Koang menggelengkan kepalanya, ujarnya .

"Aku sendiripun merasa urusan ini sangat aneh sekali, berpikirpun tak dapat
berpikir jelas". Terdengar dari bawah puncak bergema pula suara seorang lelaki
yang sangat kasar serta keras ujarnya..

"Thian-heng apa baru saja datang ? ?". Sahut Than Siauw Tbian dengan nyaring
pula.

"Shu Cincoe mengirimkan undangan kepadaku, mana aku berani tidak mengikuti
perintahnya"

Suara yang sangat kasar itu terdengar lagi, sambil tertawa ujarnya .

"Tempat berkumpulnya Tionggoan Shu Cincoe selamanya sangat dirahasiakan,


kali ini mengirimkan undangan mengundang kita semua, mungkin telah terjadi
suatu peristiwa yang sangat besar". Sahut Than Siauw Thian pula .

"Mungkin juga Tioaggoan Shu Cincoe setelah mengadakan pertemuan selama


sepuluh tahun lamanya, telah menciptakan suatu ilmu silat yang baru. dan kini
mengundang seluruh jago2 dari Bu lim untuk menyaksikannya". Suara yang kasar
itu memperdengarkan suara tertawa tergelaknya dan tak melanjutkan lagi
ucapannya. *********** ** BAGIAN KETIGA ** Terdengar suara tindakan yang
nyaring, dua orang itu bersama- sama berjalan menaiki puncak gunung itu.44 Pek
Thiat Seng membuka sedikit matanya, ditengah malam buta yang gelap, dengan
remang2 dapat terlihat dua orang itu berjalan bersama mendekati tempat itu.
Orang yang berada disebelah kiri itu mempunyai tubuh yang tinggi jangkung,
janggutnya terurai kebawah setinggi dan memakai jubah panjang, pada
punggungnya tampak terselip sepasang senjata, ditengah ???ng gelap itu
remang2 terlihat pada ???nnya menonjol keluar gagang dari sebilah pedang,
sedang senjata satunya lagi tak dapat terlibat jelas. Orang yang berada disebelah
kanan mempunyai potongan tubuh kurus kecil, pada tubuhnya memakai
seperangkat pakaian yang singsat, dan tidak membawa senjata sebuahpun. Song
Boen Koang diam2 mengerahkan ilmu menyampaikan suaranya, ujarnya .

"Pek-heng, lebih baik kita berdiam diri saja,sambil duduk melihat perubahan yang
akan terjadi, dan kita lihat ditengah malam ini sebenarnya masih ada berapa
banyak orang yang menaiki puncak ratusan kaki ini". Nampak kedua orang kita
telah berjalan mendekati batu-besar itu dan bersama-sama memberi hormat,
orang yang berdiri disebelah kiri itu ujarnya .

"Cayhe Than Siauw Thian, mendapat penghormatan dari Shu Cincoe, kini datang
menghunjuk hormat"

Sedang orang yang berdiri disebelah kanan itu melanjutkannya.

"Aku San Tong Chau Cho Hu, Lu Ping, seorang yang tak bernama didalam dunia
kangouw, kini mendapatkan penghormatan -dari Shu Cincoe, membuat aku
sangat bangga sekali". Kedua orang itu setelah menyebutkan namanya masing2,
bersama- sama pula memberikan hormatnya. Angin malam bertiup sepoi2
membawa bau sisa sayur serta arak kedalam hidung kedua orang itu, tetapi tetap
tak terdengar suara jawaban. Wajah Than Siauw Thian segera berubah hebat,
sambil menegakkan tubuhnya, sepasang matanya dengan tajam menyapu sekejap
kearah tubuh Shu Ciancoe, Pek Thiat Seng serta Song Boen Koang, dengan dingin
ujarnya .

"Seorang laki2 sejati boleh dibunuh tetapi pantang dihina, saudara2 sekalian
kalaunya memang tidak mempunyai maksud untuk berkenalan, mengapa perlu
membagikan undangan segala. sekalipun nama Tiong goan Shu Cincoe sangat
terkenal sekali, tetapi juga tak dapat demikian tidak memandang sedikitpun
kepada orang lain"
Lu Ping mengedipkan matanya kearah Than Siauw Thian, kemudian ujarnya.

"Than heng, kalaupun kita tidak dipandang sebelah matapun oleh orang lain, buat
apa harus bertinggal lebih lama lagi di tempat ini, aku45 lebih baik pulang saja"

To Lam Kiang yang duduk pada satu kaki lebih dari mereka itu mendadak
memotong perkataannya, ujarnya.

"Tionggoan Sha Cincoe pada saat ini sedang memusatkan seluruh perhatiannia
mengatur pernapasan, saudara berdua janganlah terlalu terburu nafsu, kalau
memangnya telah datang mengapa tak sabar menanti sejenak lagi"

Than Siauw Thian sambil menoleh ujarnya.

"To Heng ada juga telah datang?"

Sabut To Lam Kiang pula.

"Aku datang jauh lebih pagi dari kalian berdua "

Dengan perlahan2 Than Siauw Thian mengalihkan pandangannya keatas Song


Boen Koang serta Pek Thiat Seng, lalu ujarnya.

"Lu heng, kedua orang pemuda ini, bukankah adalah anak murid dari Shu Cin-
coe?"

Lu Ping ber batuk2 sejenak, baru kemudian sahutnya. Menurut apa yang aku
ketahui, Shu Cintoje ini masing2 mempunyai seorang murid sebagai ahli warisnya,
hanya sayang aku belum pernah berjumpa dengan mereka"

Ujar Than Siauw Thian lagi.

"Apa mereka berduapun ikut serta bersemedi mengatur pernapasan?"

Perkataanya ini penuh diliputi oleh perasaan mendongkolnya. Mendadak dari


belakang tubuhnya berkumandang datang suatu suara yang sangat dingin sekali,
ujarnya.
"Kalian berdua apabila tidak mempunyai kegembiraan untuk menghadiri
pertemuan yang diadakan oleh Shu Cincoe ini, lebih baik sejak sekarang
meninggalkan tempat ini; kalian demikian ributnya itu, hanyalah memalukan saja"

Mendengar perkataan itu dengan gusar bentak Than Siauw Thian.

"Siapa? kalau bicara???"

Ketika dia menoleh memandang orang itu, mendadak ucapan yang hendak
dikeluarkan itu dengan paksa ditelan kembali.

Sedang sinar mata dari Lu Ping begitu menyapu ketubuh orang itu, diapun tak
dapat berkutik lagi dan berdiam diri tak ber kata2.

Orang itu dapat datang tanpa diketahui oleh orang lain, entah sejak kapan dia
datangnya dan berdiri dibelakang tubuh dua orang itu.

Than Siauw Thian menjadi termangu2, sejenak kemudian baru sambil tertawa
ujarnya.

"Jen heng demikian paginya telah datang kemari?"

Orang itu tertawa diagin, ujarnya.

"Satu tindak lebih lambat dari kalian berdua! "

Pek-Thian Seng mendengar ucapan dari Than Siauw Thian telah berubah seratus
delapan puluh derajat, dalam hatinya segera menduga46 yang datang tentunya
orang yang berkepandaian sangat tinggi, ketika dia melirik memandang kearah
orang itu, nampak sesosok tubuh yang tinggi kurus dan memakai baju warna
hitam, berdiri dengan tegak sejauh tujuh delapan kaki dari dirinya, ditengah
malam yang buta ini sekalipun tak berhasil melihat jelas wajahnya, tetapi cukup
dengan melihat sikap serta gerak geriknya ketika dia berdiri, sudab cukup
mendatangkan perasaan yang sangat mengerikan dan menakutkan sekali.
Lu Ping yang berdiri tertegun disamping itu mendadak mengangkat tangannya
memberi bormat sambil berkata.

"Saudara bukankah pengusaha dari perguruan Jen Chia Bun didaerah Chie Cho,
Jen Hong Kang, Jen-heng-----"

Orang berbaju hitam tinggi kurus itu tidak menanti Lu Ping selesai berbicara,
segera dengan dingin melanjutkan! "Cayhe Jen Hong Kang"

Sahut Lu Ping dengan nyaring.

"Selamat datang, telah lama aku mengagumi nama Jen heng"

Sekonyong konyong Jen Hong Kang bertindak kedepan dan berjalan kesamping,
kemudian duduk bersila diatas tanah.

Dia telah duduk diatas tanah, Than Siauw-Thian serta Lu Ping terpaksa ikut pula
berjalan kedepan dan mengikuti caranya duduk bersila diatas tanah.

Ciangbunjin dari perguruan Jen Chia Bun didaerah Chie Cho, kedudukan serta
derajatnya didalam Bu lim, sederajat dengan kedudukan dari Tionggoan Shu
Cincoe, dia ternyata datang sendiri keatas puncak ratusan kaki ini, bukan saja
diluar dugaan dari Than Siauw Thian serta Lu Ping, sekalipun Song Boen Koang
serta Pek Thiat Seng pun dalam hatinya menjadi bimbang, dan tak dapat
menjelaskan apa yang telah terjadi.

Puncak gunung yang liar itu kembali berubah menjadi sangat sunyi sekali suara
bertiupnya angin malam, mendatangkan suasana yang agak mengerikan.

Sesosok tubuh manusia, bagaikan kilat cepatnya berkelebat datang, suara


terbenturnya ujung baju oleh angin gunung, memecahkan kesunyian yang
meliputi puncak gunung itu.

Dia berhenti disamping sebuah batu yang menonjol keluar, sinar matanya dengan
tajam menyapu kesekeliling tempat itu, tak sepatah katapun yang diucapkan
keluar dan mundur kesamping duduk diatas tanah.
Pek Thiat Seng tidak menginginkan jejaknya diketahui oleh orang; dan tidak lagi
membuka matanya melihat kearah orang yang baru datang itu, tetapi dia tahu
diatas puncak gunung itu pada saat ini telah bertam- bah dengan seorang lagi,
hanya tak tahu siapakah orang itu.

Waktu berputar dengan cepatnya ditengah suasana yang tegang itu, sedang
langitpun makin lama makin terang kembali.

Disaat dan keadaan seperti ini, Song Boen Koang serta Pek Thiat47 Seng tak dapat
membuka matanya untuk melihat keadaan cuaca, tetapi didalam hati mereka
menduga bahwa pada saat ini kurang lebih telah mendekati kentongan kelima.

Disaat sebelum fajar menyingsing pastilah terdapat terlebih dahulu udara yang
sangat gelap, angkasapun mendadak berubah menjadi gelap gulita, sedang angin
malam bertiup dengan kencangnya, menyebabkan hawa diatas puncak itu
bertambah dingin lagi.

Ditengah suasana yang diliputi oleh kengerian serta misterius ini, tujuh delapan
orang jago berkepandaian tinggi dari Bu lim sambil mengatur pernapasnnya
menjaga empat sosok tubuh manusia yang telah berubah menjadi mayat.

Udara gelap gulita itu dalam waktu yang singkat telah lewat, sedang haripun
mulai menjadi terang kembali, diufuk Timur tampak matahari mulai menyinari
muka bumi! Sedang Liauw In Hwie yang turun gunung untuk mengejar si pincang
bertongkat serta gadis kecil penunggang kerbau itu belum juga nampak kembali.

Ditengah berkerumannya jago2 yang sedang mengatur pernapasannya itu,


didalam hati masing2 merasakan suatu yang berbeda beda, tetapi Song Boen
Koang serta Pek Thiat Seng lah yang paling berduka, jika dilihat dihadapannya
sekarang ini semuanya merupakan jago2 berkepandaian tinggi dari dunia
kangouw, didalam waktu yang bersamaan mendatangi puncak ratusan kaki ini,
sungguh membuat orang sukar untuk menduga maksud dan tujuan yang
sebenarnya dari orang2 itu.

perasaannya dari sakit hati, sedih kini berubah menjadi mendongkol.


Sekalipun didalam hati kedua orang itu merasa sangat cemas, dan ingin dengan
cepat mengadakan perundingan, tetapi bagaimanapun juga tetap tak sanggup
untuk membuka mulut.

Terdengar Jen Hong Kang dengan keras membatuk batuk dan ujarnya.

"Hari telah menjadi terang!"

Suaranya itu waktu berbicara sangat kaku dan dingin, apalagi hanya mengucapkan
beberapa patah kata saja, sehingga sukar bagi orang lain untuk menebak maksud
dari ucapan itu, dengan demikian tak seorangpun yang memberikan jawabnya.

Suatu suata pujian kepada Buddha yang sangat nyaring berkumandang datang,
dibawah sorotan sinar matahari pagi, nampak seorang hweesio yang memakai
jubah berwarna abu2 dan pada bahunya membawa sebuah toya melayang
datang.

Selain Shu Tionggoan Cincoe serta Pek Tbiat Seng, Song Boen Koang, lainnya
agaknya telah dikejutkan semuanya oleh suara pujian kepada Buddha yang sangat
nyaring itu, dengan cepat mereka sepasang matanya dengan sinar mata yang
tajam memperhatikan wajah hweesio itu.48 Nampak jubah berwarna abu2 yang
dipakainya itu berkibar tertiup angin sedang pada bibirnya tersungging senyuman,
dengan langkah yang per-lahan2 berjalan mendekati batu besar itu, sepasang
matanya dengan tajam memandang Tionggoan Shu Cincoe yang dalam keadaan
duduk bersila itu, kemudian sambil merangkap kedua tangannya didepan dada
memberi hormat ujarnya.

"Ciangbunjing dari partaiku berhubung sedang bersemedi, tak dapat


menghadirinya dan meougaskan Pinceng untuk mewakili ciangbunjin datang
menghunjuk hormat."

Segulung angin pagi yang kencang bertiup datang membuat jubah dari Tionggoan
Sbu Cincoe dan jenggot yang terurai setinggi pada itu berkibar, tetapi kulit
matanya tetap tak berkedip sedikitpun.
Hwesio berjubah warna abu2 ternyata hanya tersenyum saja sekalipun
perkataannya tidak dijawab, kemudian sambil menoleh kearah jago2 yang sedang
bersila itu ujarnya .

"Saudara2 kiranya telah hadir sejak tadi "

Jen Hong Kang tertawa dingin, sahutnya .

"Kau hweesio tua jadi orang cukup salah juga, aku sungguh sangat mengagumi
sekali"

Sambil tertawa ujar Hweesio berjubah abu2 itu "Nama Tioaggoan Shu Cincoe
sangat terkenal sekali sekalipun Pinceng mendapatkan sedikit hinaan, hal ini
jugalah bukan merupakan urusan yang penting, orang yang telah mengasingkan
dirinya telah tak memiliki sifat yang berangasan, sekalipan kini Jen Ciangbunjin
mencemoh diriku, juga sangat sukar membuat Pinceng menjadi marah"

Sekalipun kalimat yang diucapkan itu sangat halus dan sopan, tetapi jika didengar
arti sesungguhnya, samar2 dapatlah terlihat rasa kurang puasnya. Terdengar
suatu suara yang mengandung rasa gusar melanjutkannya.

"Sekaiipun nama Tionggoan Shu Cintioe sangat termashur, juga tidaklah dapat
demikian tidak memandang sebelah matapun kepada kita"

Sinar mata jago2 yang hadir dipuncak itu segera menoleh memandang, nampak
seorang berpakaian warna hijau dengan langkah yang lebar berjalan memandang.

Orang ini berusia kurang lebih dua puluh tahun, dan berwajah sangar tampan
sekali, pada tangannya membawa sebuah kipas, dengan langkah yang sangat
perlahan sekali berjalan mendekati batu besar dimana terdapat mayat2 dari
Tionggoan Shu Cincoe.

Jago2 yang hadir diatas puncak itu semuanya telah merasa tidak puas terhadap
sikap dingin dari Tionggoan Shu Cincoe yang tidak memandang sebelah matapun
kepada jago2 dari seluruh2 dunia kangouw tetapi merekapun masih takut akan
nama besar dari Shu Cincoe ini, sehingga siapa pun tak ingin terlebih dahulu maju
kedepan memakinya, dan kini49 dihadapannya terdapat orang yang mulai
bergerak, sudah tentu tak seorangpun yang turun tangan mencegahnya.

Pek Thiat Seng serta Song Boen Koaog mendengar suara tindakan itu berjalan
makin mendekati batu besar dimana terdapat mayat2 dari keempat suhunya,
dalam hatinya merasa sangat cemas, dengan mementangkan matanya lebar2
memandang keorang itu.

Nampak seorang sastrawan berbaju hijau telah berdiri disisi batu besar itu, kipas
ditangannya sedikit menyambar dengan perlahan menotok ketubuh salah satu
orang.

Song Boen Koang mendadak meloncat bangun, dengan nada yang keras
bentaknya.

"Tahan!"

Bentaknya baru saja diucapkan, tubuhnya telah berkelebat menghalang


dihadapan sastrawan berbaju hijau itu.

Kiranya orang yang ditotok oleh sastrawan berbaju hijau dengan menggunakan
kipas itu adalah suhu dari Song Boen Koang sendiri, oleh karena itu jika
dibandingkan dengan Pek Thiat Seng dia jauh lebih merasa cemas, sehingga tak
mungkin lagi baginya untuk berpura - pura terus.

Sastrawan berbaju hijau itu tertawa dingin, ujarnya.

"Kiranya diantara kalian masih ada juga seorang yang masih hidup"

Song Boen Koang dengan nada yang amat gusar bentaknya.

"Engkau sembarangan memfitnah, sebenarnya mempunyai maksud tujuan


apa ??"
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo
Sambil berkata dia mengangkat tangannya melancarkan serangan, tetapi pada
saat serangannya hampir mengenai tubuh orang itu, sekonyong konyong dia
merasa urusan tidak beres, dengan cepat dia menarik kembali serangannya dan
mundur dua langkah kebelakang.

Sastrawan berbaju hijau itu tetap dengan tenang berdiri disana tak bergerak,
tetapi sepasang matanya memancarkan sinar yang tajam memperhatikan Song
Boen Koang.

Se konyong2 Jeng Hong Kang juga bangkit berdiri, dengan langkah yang lebar dia
berjalan mendatangi, sinar matanya berkelebat memandang tubuh Tionggoan
Shu Cincoe yang tetap tak bergerak itu, dengan dingin ujarnya.

"Kalian berempat mengirimkan undangan mengundang aku datang, hal ini


menunjukkan meminta aku segera melakukan perjalanan, tetapi kini mengapa
demikian dinginnya, apakah memang kalian mempunyai niat untuk
mempermainkan diriku?"

Mendadak dia ber batuk2 serak, dan menutup mulutnya tak melanjutkan
ucapannya yang belum selesai itu.

Kiranya mendadak dia melihat wajah Tionggoan Shu Cincoe pucat pasi, bagaikan
orang yang telah binasa beberapa hari yang lalu, dalam hati diapun merasakan
keadaan yang sedikit tidak beres.

Se konyong2 Song Boen Koang merangkap tangannya memberi50 hormat sambil


ujarnya.

"Tempat berkumpulnya suhuku selamanya selalu dirahasiakan. entah kalian


bagaimaaa dapat datang sampai ditempat ini"

Sepasang mata dari Jen Hong Kang terus menerus berputar pada tubuh
Tionggoan Shu Cincoe, bagaikan dia sama sekali tidak mendengar Song Boen
Koang sedang membicarakan apa?"
Si sastrawan berbaju hijau itupun agaknya telah melihat keadaan yang tidak
beres, sepasang matanya memandang tajam ketubuh tubuh itu, sedang dalam
otaknya berpikir dengan keras, sepatah katapun tak diucapkan keluar.

Terdengar sebuah suara yang sangat besar dan nyaring berkata.

"Kalau bukanya Shu Cincoe mengirim undangan kepada kami, kami sekalian sudah
tentu tak mungkin dapat datang kemari untuk mengganggu"

Orang yang baru saja mengangkat bicara itu kiranya adalah Kioe Kiang, Than
Siauw Thian adanya, sambil berbicara, dengan langkah yang lebar diapun berjalan
mendekat.

Dalam hati Song Boen Koang merasa agak cemas, diapun paham bahwa orang2
yang hadir diatas puncak ini setiap orang merupakan jago2 dunia kangouw yang
telah banyak makan asam garam, apabila mereka dapat berjalan lebih dekat lagi,
segera akan dapat diketahui kalau Shu Cincoe telah lama binasa, tetapi keadaan
sekarang inipun tak mungkin dia menghalang dengan menggunakan kekerasan,
untuk sesa,at tak dapat memikirkan cara untuk mencegah akan hal ini, saking
cemasnya membuat keringat mengucur keluar membasahi tubuhnya.

Mendadak Jen Hong Kang dengan nada yang menggeletar, dengan keras
bentaknya.

"Yap heng, apa puterimu tidak ikut datang kemari?"

Beberapa perkataan ini, setiap katanya diucapkan bagaikan suara petir yang
menyambar, jangan dikatakan baru beberapa kali sekalipun yang-berdiri jauh
pada tiga lima ratus kakipun, dapat mendengar setiap perkataan itu dengan
sangat jelas sekali.

Tetapi Tionggoan Shu Cincoe, tetap tak mendengar sedikitpun juga.

Dengan nada yang sangat perlahan ujar Than Siauw Thian.

"Yen Ciangbunjin!"
Yen Hong Kang menoleh kebelakang sambil bertanya.

"Ada urusan apa?"

Ujar Than Siauw Thian.

"Jika dilihat orang2 yang menghadiri pertemuan hari ini, dapat dihitung nama dari
Yen heng lah yang paling terkenal, dan tingkatanmulah yang paling tinggi"

Si sastrawan berbaju hijau yang lama tidak membuka mulut itu, mendadak
tertawa dingin makinya.

"Hm--- Tidak mempunyai semangat sedikitpun !"51 Than Siauw Thian mendengar
perkataan itu, wajahnya segera berubah menjadi merah padam, sekumpulan
darah panas menerjang naik keatas dadanya, dengan langkah yang cepat
bertindak maju dua langkah, dan menerjang maju kehadapan si sastrawan
berbaju hijau itu tanyanya.

"Bangsat cecunguk, engkau memaki siapa ??"

Si sastrawan berbaju hijau itu mengangkat wajahnya memandang kelangit,


memandang kearah Than Siauw Thian pun tidak senang pada mulutnya dengan
nada yang sangat dingin sekali ujarnya.

"Aku suka untuk memaki, aku akan memakinya !"

Diantara sikapnya yang sangat dingin itu samar2 terlihat hawanya yang dapat
mempengaruhi dan menggetarkan hati orang, hal ini membuat Than Siauw Thian
yang dengan gusar maju kedepan setelah memandang sekejap kearahnya,
mendadak mundur kebelakang kembali.

Sepasang mata Yen Hong Kang yang setengah dibuka setengah tutup itu,
sekonyong-konyong melotot keluar, dua buah sinar tajam bagaikan kilat
memancar ke luar, dengan dingin menyapu sekejab ke arah Si sastrawan berbaju
hijau itu, kemudian dengan per-lahan2 sinar matanya beralih kewajah Song Boen
Koang, dengan dingin tanyanya.
"Perkenalan Loohu dengan Tionggoan Shu Cincoe telah hampir mendekati
sepuluh tahun lamanya, apakah kalian belum pernah mendengar suhu kalian
mengangkat hal ini ?"

Sahut Song Boen Koang.

"Telah lama Boanpwee mendengar nama ezsar dari Loocianpwee, hanya tak
mempunyai jodoh untuk berjumpa, ini hari mempunyai kesempatan sungguh
merupakan suatu hal yang patut digembirakan"

Sinar mata Yen Hong Kang balik menyapu kawanan jago2 yang berdiri dibelakang
tubuhnya. dan ujarnya lagi.

"Suhu kalian berempat, entah karena urusan apa mengirimkan undangan


mengundang jago2 dari seluruh Bu-lim untuk berkumpul ditempat ini -----"

Dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya.

"Tempat pertemuan yang diadakan Tionggoan Shu Cincoe, selamanya sangat


dirahasiakan dan tidak pernah diberitakan didunia kangouw, Caybe sekalipun
merupakan sahabat karib dari Shu Cincoe, tetapi juga tidak mengetahui tempat
perternuan yang diadakan Shu Cincoe tiap tabhnnya, oleh sebab itu ketika
menerima undangan dari Shu Cincoe untuk ikut menghadiri pertemuan ini, juga
merasa sangat terparanjat, sehingga segera melakukan perjalanan datang kemari
----"

Dia mendongakkan kepalanya keatas dan ter bahak2, lanjutnya lagi.

"Aku kira orang2 yang menghadiri pertemuan ini, sebagian besar mempunyai
pendapat seperti apa yang Loohu pikirkan, suhu kalian mengundang orang datang
menghadiri pertemuan dipuncak ratusan kaki ini, tetapi mereka malah tinggal
bersemedi mengatur pernapasannya. dan52 tidak memperdulikan sama sekali,
bahkan sampai menutup seluruh jalan darahnya, dan menghentikan
pernapasannya, permainan ini terlalu besar sekali, sekalipun hubungan Loohu
dengan Sbu Cincoe sangat erat sekali, aku kira juga sukar untnk terus menerus
menahan perasaan yang bergolak didalam hati"
Didalam ucapannya itu samar2 terlibat sikapnya yang se olah2 kedudukan dan
tingkatannya paling tinggi diantara orang2 yang hadir dipuncak itu.

Si sastrawan berbaju hijau yang mempunyai sifat dingin baku serta sombong itu
mendadak melanjutkan ucapannya.

"Ucapan yang kau tunjuk baru2 ini, tidaklah termasuk cayhe--"

Sinar mata Yen Hong Kang berkelebat dengan dingin tanyanya.

"Kenalkah kau siapakah sebenarnya Loohu ini?"

Sahut si Sastrawan berbaju hijau.

"Didalam pandanganku, Kaisar pada saat ini dengan rakyat jelata, semuanya
adalah sama saja"

Saking gusarnya Yen Hong Kang tertawa dingin tak henti2nya, ujarnya.

Jika ditinjau dari usiamu, sebenarnya tidaklah patut untuk merundingkan sesuatu
hal dengan Loohu, engkau anak murid dari siapa, cepat kau katakan, biar aku
mencari suhumu untuk mencari balas"

Si sastrawan berbaju hijau itu dengan perlahan menggoyangkan kipasnya, sambil


tertawa sahutnya.

"Suhuku jauh diujung langit, mencari diriku bukankah sama saja?"

Saking gusarnya wajah Yen Hong Kang berubah menjadi hijau, kaki tangannya
mendepak dengan keras keatas batu gu nung, ujarnya.

"Kurang ajar, aku ini hari jika tidak memberi sedikit pelajaran kepadamu,
golongan Yen Chia Bun mana masih mempunyai muka untuk tetap berdiri
didalam dunia kangouw"

Pada saat dia berbicara, diam2 dia telah mengerahkan tenaga dalamnya.
Si sastrawan berbaju hijau itu menoleh sedikitpun tidak, bagaikan tidak pernah
menyangka kalau didalam gusarnya Yen Hong Kang dapat melancarkan serangan
kearahnya, pun bagaikan sedikitpun tidak memperdulikan urusan itu.

Kipasnya dengan per lahan2 di goyangkan dengan nada yang nyaring ujarnya.

"Sungguh sangat ramai sekali, ternyata ada lagi orang yang datang kemari!"

Yen Hong Kang telah bersiap melancarkan serangannya, tetapi mendengar


teriaknya itu, yang mengatakan ada orang lagi yang mendatangi punjak itu, entah
siapakah yang hadir, terpaksa dia menarik kembali serangannya yang hendak
dilancarkan itu.

Ketika dia mendongak memandang, nampak dua orang Toosu53 berusia


pertengahan, dengan seorang kakek tua berambut putih yang pada tangannya
membavva tongkat bambu, ber sama2 berjalan mendatang.

Munculnya ketiga orang itu, membuat seluruh jago2 yang hadir diatas puncak
gunung itu, dalam hatinya menjadi bergetar, pertempuran yang baru saja akan
meletus itupun, menjadi tenang kembali.

Sinar mata dari para jago bersama2 beralih ketubuh tiga orang itu, hanya si
sastrawan berbaju hijau yang dingin sombong itu, bagaikan tak melibat apa2,
kepalanya didongakan keatas.

Sinar mata Song Boen Koang menyapu kearah tiga orang yang bertindak dengan
perlahan2 itu, dia tahu urusan sampai di sini sukarlah untuk dirahasiakan lagi
peristiwa kematian dari Tiooggoan Shu Cincoe dan sudahlah pasti akan tersebar
luas berita kematian ini.

Yen Hong Kang yang mempunyai sifat sombong itu, setelah melihat kedatangan
dari ketika orang itu, rasa tegangnyapun dengan per lahan2 menjadi lenyap.

Pek Thiat Seng nampak orang yang datang itu makin lama makin bertambah
banyak, padahal haripun baru saja terang kembali, jika dilihat hal ini, hari ini
entah masih ada berapa banyak orang yang akan datang kepuncak ratusan kaki
ini.
Perubahan suasana ini, seluruhnya diluar dugaan sama sekali.

Pek Thiat Sengpun karena perubahan yang mendadak itu menjadi sangat kalut
pikirannya, dengan per lahan2 diapun bangkit berdiri.

Terdengar si sastrawan berbaju itu dengan nyaring ujarnya.

"Masih adakah orang yang menahan napas berpura2 mati?"

Yen Hong Kang menoleh memandang sekejab ke arah si Sastrawan berbaju hijau
itur dengan nada yang rendah tanyanya kepada Song Boen Koang.

"Siapakab orang itu?"

"

Boanpwee belum pernah menemuinya!"

Pada saat berbicara, sikakek berambut putih yang membawa tongkat bambu
serta kedua orang Toosu berusia pertengahan itu telah berjalan mendekati batu
besar itu.

Sinar mata dari si kakek tua berambut putih itu berputar memandang sekitar
tempat itu dan ujarnya.

"Hal ini bagaiman jadinya ? Kalian bagaimana seluruhnya datang keatas puncak
yang sangat liar ini ?"

Yan Hong Kang mengangkat tangannya memberi hormat sambil ujarnya.

"Selamat bertemu, tidak disangka kalau diatas puncak gunung ratusan kaki yang
demikian liarnya ini, ternyata dapat berjumpa kembali dengan Sang heng -----"

Dia agaknya merasa tidak ada perkataan lain yang diucapkan, setelah berdiam
sejenak lanjutnya,54
"Aku setelah mendapatkan undangan dari Tionggoan Shu Cincoe barulah mulai
melakukan perjalanan datang kemari"

Terdengar para jago2 lainnya pun ber sama2 melanjutkan.

"Kamipun semuanya setelah menerima surat undangan, barulah melakukan


perjalanan memenuhi perjanjian"

Si kakek berambut putih itu mengerutkan sepasang alisnya, tanyanya dengan


nada yang kurang percaya.

"Adakah urusan demikian ?----"

Tangan kanannya memegang janggut panjang dan melanjutkan.

"Tempat pertemuan yang diadakan Tionggoan Shu Cincoe selamanya selalu


dirahasiakan, entah kali ini mempunyai urusan apa, telah mengirimkan undangan
mengundang kalian untuk berkumpul diatas puncak ini "

Ujar Yen Hong Kang.

"Hal inilah yang membuat akupun tidak mengetahuinya"

Se konyong2 Song Boen Koang membalikkan tubuhnya berjalan kesisi Pek Thiat
Seng, dengan nada yang rendah ujarnya.

"Pek Leng, jika ditinjau dari keadaan dihadapan kita ini, peristiwa kematian dari
keempat orang tua agaknya telah diketahui oleh orang lain ----"

Dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya lagi.


Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

"Orang2 ini semuanya berdiam diujung Utara, Selatan Timur dlan Barat. Entah
karena apa dapat bersamaan waktunya menerima surat undangan dari keempat
orang tua, teka teki didalam hal ini, sungguh membuat orang sukar sekali untuk
meduganya !"
Tanya Pek Thiat Seng dengan perlahan pula.

"Song Leng apakah mempunyai niat untuk mengumumkan peristiwa kematian


dari keempat orang tua ?"

Sahut Song Boen Koang lagi.

"Kalau tidak diumumkan aku kira juga sulit untuk menghindarkan diri dari
sepasang mata orang lain". Ujar Pek Thiat Seng.

"Kalau berbuat demikian, bukankah akan melanggar pesan yang ditinggalkan oleh
keempat orang tua didalam surat wasiatnya ?' Sahut Song Boen Koang "Keadaan
telah menjadi demikian, telah tak dapat berbuat apa2 lagi"

Terdengar kakek tua berambut putih itu berkata.

"Loobu sesunguhnya sukar sekali untuk mempercayai utusan ini --- --"

Tangan kanannya merogoh kedalam sakunya, dan mengambil sebuah sampul


putih, kemudian lanjutnya.

"Saudara2 sekalian lebih baik dapat mengeluarkan surat undangan55 yang


disebarkan oleh Shu Cincoe, dan coba diperiksa sekali lagi "

Maksud dari perkataan itu, bagaikan terhadap orang2 yang hadir dihadapannya
itu, dimana merekapun mendapatkan surat undangan yang dikirimkan oleh Shu
Cincne tidak mau mempercayainya.

Para jago segera ber-sama2 merogoh kedalam sakunya, dan mengambil keluar
sepucuk surat, hanya tinggal si sastrawan berbaju hijau itu saja yang tetap berdiri
tegak tak bergerak sedikitpun jua, agaknya dia tidak mendengar sesuatu apapun.

Si kakek tua berambut putih itu, sepasang matanya memancarkan sinar tajam
bagaikan kilat, setelah memandang sekitar tempat itu, dia mengerutkan sepasang
alisnya, dan ujarnya sendirian.
"Hal ini sungguh aneh sekali!"

Sinar matanya yang sangat tajam itu, hanya didalam sapuan sekali saja itu, telah
dapat melihat dengan jelas setiap surat yang dipegang pada tangan setiap orang
itu memang benar2 tulisan tangan dari Tionggoan Shu Cintoe dan tak ada
perbedaan sedikitpun dengan surat yang diterima ditangannya itu.

Pek Thiat Seng nampak sebagian besar dari orang2 itu seluruhnya dari
mengeluarkan surat undangan yang dikirimkan oleh Shu Cincoe, dalam hatinya
makin merasa bertambah bimbang, diam2 dia menghela napas, ujarnya.

"Song heng jika ditinjau dari keadaaa sekarang ini, kiranya sukar sekali untuk
menutupi kematian yang dialami keempat orang tua ini, sebelum orang lain
mengetahuinya, lebih baik kita saja yang mengatakan terlebih dahulu"

Tanya Song Boen Koang.

"Apakah Pek heng telah menyetujuinya?"

Setelah itu dengan langkah yang lebar dia berjalan keatas batu besar itu sambil
merangkap kedua tangannya memberi hormat ujarnya.

"Para Loocianpwee sekalian, Cayhe disini memberi hormat!"

Para hadirin yang berada ditempat itu, bagaikan telah merasakan adanya urusan
penting yang hendak diumumkan, segera suasana berubah menjadi sangat sunyi
sekali, seluruh sinar mata dari orang2 itu, di tujukan kewajah Song Boen Koang.

Nampak Song Boen Koang berubah menjadi sangat serius dengan nada yang
berduka ujarnya.

"Para Lootiyanpwee seluruhnya merupakan orang2 yang mempunyai kedudukkan


dan tingkatan yang tinggi didalam dunia kangouw, dan kini mau melakukan
perjalanan jauh untuk menemui undangan, boanpwee sungguh merasa berterima
kasih sekali---"
Waktu dia berbicara sampai tempat di mana sangat bersedih sekali, tak tertahan
lagi dua titik air mata menetes keluar dari kelopak matanya. Si kakek tua
berambut putih itu dengan berat ber batuk2, ujarnya.

"Anak, janganlah menangis, Apakah Tionggoan Shy Cincoe telah56 mendapat


perubahan apa2?"

Dengan nada yang amat berduka ujar Song Bun Koang.

"Suhuku serta ketiga orang supek kalian telah menemui kematiannya"

Peristiwa ini sekalipun telah diduga oleh sebagian besar orang2 yang hadir
ditempat itu, tetapi setelah Song Boen Koang mengumumkan hal itu, tetap
membuat hati para jagoan bergetar.

Diatas puncak gunung tang sunyi itu, mendadak diliputi oleh awan kedukaan yang
menghebat, pada wajah setiap orang, seluruhnya menampilkan rasa dukanya.

Haruslah diketahui bahwa kedudukan Tionggoan Shu Cincoe didalam Bu lim


sangatlah tinggi sekali, diantara keempat orang itu hubungannya sangat erat
sekali, dan sehidup semati.

Kini empat orang jago2 berilmu tinggi dari dunia kangouw mendadak seluruhnya
bersama2 dibunuh oleh orang, sungguhlah merupakan suatu peristiwa yang
sangat menggetarkan dunia kangouw.

Suasana sedih dan duka itn, berlangsung selama seperminum teh lamanya, Si
sastrawan berbaju hijau itu mendadak menghela napas panjang, ujarnya.

"Angin puyuh telah bertiup datang, hawa pembunuhanpun telah mulai -----"

Sambil tegakkan tubuhnya dengan langkah yang lebar dia memutarkan tubuhnya
berjalan pergi. Yen Hong Kang dengan nada yang keras bentaknya.

"Berhenti -----!"
Tangannya diluncurkan keluar, mencengkeram kebahu si sastrawan berbaju hijau
itu.

Si sastrawan berbaju hijau itu bagaikan tidak mendengar suara bentakan dari Yen
Hong Kang, menoleh sedikitpun tidak, langkahnya mendadak dipercepat, dengan
sangat ringan sekali telah melayang pergi dan dengan tetap pula menghindari
sambaran dari Yen Hong Kang itu.

Gerakannya ternyata sangat gesit dan lincah sekali, setelah berhasil menghindari
serangan Yen Hong Kang itu, tubuhnya telah mencapai sejauh tujuh - delapan kali.

Than Siauw Thian dengan cepat menutulkan sepasang kakinya keatas tanah,
tubuhnya segera melayang dan menghalang dihadapannya.

BAGIAN KEEMPAT .

Si sastrawan berbaju hijau itu memandang sekejab kearah Than Siauw Tianpun
tidak, pinggangnya ditarik keluar, tubuhnya mendadak57 menerjang kedepan,
ternyata dengan cepat berhasil menghindarkan diri dari halangan Than Siauw
Thian itu.

Suasana diatas puncak gunung itu menjadi kalut, gerakan serta tingkab laku dari Si
sastrawan berbaju hijau yang sangat aneh itu, agaknya telah menimbulkan rasa
permusuhan dari seluruh orang yang berada diatas puncak itu, nampak bayangan
manusia berkelebat, ujung baju berkibaran tertiup angin, dan ber sama2 berlari
mengejar kearahnya.

Si sastrawan berbaju hijau itu mendadak menoleh memandang, dengan nada


yang dingin ujarnya.

"Kalian ingin berkelahikah ?"

Wajahnya sekalipun sangat tampan sekali, dan sikapnya lemah lembut, tetapi
sepasang alisnya menekuk keatas pada wajahnya yang tampan itu samar2
terkandung hawa pembunuhan yang sangat hebat sekali, pada saat dia menoleh
kebelakang dan membentak dengan dinginnya itu, para jago yang sedang
mengejarnya itupun ber-sama2 menghentikan langkahnya, untuk sesaat ternyata
tak seorangpun mengangkat bicara menegur dirinya.

Ber turut2 lewatlah seperminung teh lamanya, Si kakek tua berambut putih itu
mengetuk-erukkan tongkat bambunya ke atas tanah sambil ujarnya.

"Kalaupun dapat menerima surat undangan dari Tionggoan Shu Cincoe, semuanya
dapat dihitung sebagai kawan sendiri, aku kira semua tentunya mempunyai
hubungan yang sangat erat dengan Tionggoan Shu Cincoe"

Usianya yang telah lanjut itu menyebabkan terhadap segala masalah dia
memandangnya sangat berat sekali, apalagi kedudukan serta kepandaian silatnya
diantara para jago2 yang hadir ditempat itu jauh lebih tinggi dan hebat, oleh
sebab itu begitu dia munculkan diri, pada jago lainnyapun berdiam diri tak ber
kata2.

Terdengar si Sastrawan berbaju hijau itu dengan nyaring sahutnya."

"Loocianpwee telah salah menduga, Caybe dengan Tionggoan Shu Cincoe


bukannya tidak mempunyai persahabatan apa2, bahkan bertemupun belum
pernah, pertemuan yang terjadi hari ini, hanyalah bertepatan saja"

Sepasang mata dari kakek tua yang berambut putih itu memancarkan sinar yang
sangat tajam, agaknya diapun telah dibikin gusar oleh sikap dari si sastawan
berbaju hijau itu, tetapi setelah termenung sejenak, mendadak wajahnyapun
berubah menjadi tenang kembali, sambil tertawa tawar dengan nada yang berat
ujarnya.

"Orang muda, sungguh ketus sekali sikapmu---"

Dia berhenti sejenak kemudian lanjutnya lagi.

"Saudara tanpa tujuan apa2 datang keatas puncak gunung ini, jangan dikata
Loohu tidak akan mempercayainya sekalipun kanak258 berusia tiga tahunpun,
juga tak mungkin akan terpedaya, jika dilihat dari puncak gunung ini, tidak perduli
siapapun seluruhnya merupakan jago berkepandaian tinggi dari dunia kangouw,
sikapmu yang sedemikian sombongnya itu, tidaklah sukar untuk membangkitkan
rasa curiga dari orang lain!"

Sahut si sastrawan berbaju hijau itu.

"Cayhe datang kemari tidak membawa apa2, pergipun dengan tangan kosong, aku
tidak akan percaya kalau ada orang yang berani menuduh aku sebagai pembunuh
dari Tionggoan Shu Cincoe"

Yen Hong Kang tertawa dingin, sambil menoleh memandang kearah si kakek
berambut putih itu ujarnya.

"Orang yang demikian congkaknya itu, aku Yen Hong Kang baru untuk pertama
kali menemuinya. Sang heng tak perlulah banyak pembicaraan dengan dia,
tangkap dia terlebih dahulu barulah kemudian menyelidiki sebab2 kematian dari
Tionggoan Shu Cincoe, cukup dengan orang dihadapan kita ini saja, tidaklah sukar
untuk mendapatkan jejak2 selanjutnya"

Wajah dari si sastrawan berbaju hijau itu tetap dingin kaku, ujarnya.

"Saudara ini apabila tidak enak memandang diri Cayhe, tidak usahlah sungkan2
untuk turun tangan mencoba2!"

Yen Hong Kang yang menduduki sebagai pendiri dari suatu perguruan silat, sekali-
pun telah mengetahui kalau kepandaian silat dari si sastrawan berbaju hijau itu
bukanlah dapat dilawan dengan sangat mudah, tetapi dihadapan pandangan
demikian banyak orang itu, mana dapat menahan rasa malunya itu, sambil
tertawa dingin ujarnya.

"Cayhe tidak pernah percaya akan ilmu hitam segala"

Sambil menggeserkan kakinya kesamping dua langkah, dia bersiap menyerang ke


depan. Si kakek tua berambut putih itu mendadak melintangkan tongkat
bambunya kedepan, sambil menghalangi majunya Yen Hong Kang ujarnya.

"Yen heng harap jangan turun tangan terlebih dahulu paling penting kita
menyelidiki terlebih dahulu sebab2 kematian dari Tionggoan Shu Cincoe"
Sambil berkata dia menggunakan sinar matanya memberi tanda kepada Yen Hong
Kang agar jangan secara berangasan turun tangan.

Sekalipun didalam hati Yen Hoeg Kang tidak mengetahui maksud dan tujuan dari
penghalangan itu, tetapi diapun tidak memaksa untuk turun tangan.

Si kakek tua berambut putih itu dengan perlahan2 menarik kembali tongkat
bambunya, dengan nada yang keras ujarnya.

"Peristiwa terbunuhnya Tionggoan Shu Cincoe secara menggelap, bukan saja


sebelumnya Loohu tidak pernah menduganya, aku kira59 saudara2 sekalianpun
merasa sedikit diluar dugaan, hal ini membuat Loohu berpikir bahwa pandangan
yang disebabkan oleh Shu Cincoe itu, mungkin mempunyai hal2 yang patut
dicurigakan"

Yen Hong Kang menganggukkan kepalanya tanda menyetujui pendapat itu, dan
ujarnya pula .

"Perkataan dari Sang beog, sungguh sangat beralasan sekali ". Si Hweesio berbaju
abu2 yang lama tidak membuka suara itu. sekonyong konyong membuka mulut
ujarnya .

"Pinceng mendapatkan perintah dari cianbunjin untuk datang kemari, jago2 dari
seluruh dunia kangouw tentunya mengetahui kepandaian dari Ciangbunjin
didalam membedakan tulisan serta gambar2, apabila surat2 undangan ini
dicurigai sebagai barang yang palsu, aku kira juga sangat sukar untuk lolos dari
pandangan ciangbunjin kami, sehingga Pinceng dapat memutuskan bahwa surat
undangan ini benar2 di tulis oleh Shu Cincoe sendiri ". Agaknya dia terhadap
Ciangbunjinnya, menaruh taat kepercayaan dan hormat yang tak terhingga, pada
saat berbicara sikapnya menampilkan rasa hormatnya. Ujar Yen Hong Kang .

"Tidak perduli bagaimanapun, kematian yang dialami oleh Tionggoan Shu Cincoe
tetap merupakan suatu peristiwa yang menggetarkan seluruh dunia kangouw, tak
dapatlah dianggap remeh ". Terdengar suara isak tangis yang sangat menyedihkan
sekali berkumandang datang keatas puncak gunung itu. Para jago segera
menolehkan kepalanya memandang. Nampak seorang gadis yang seluruh
tubuhnya memakai baju berwarna putih, dengan tergesa2 berlari mendatangi
puncak gunung itu. Dibelakang tubuhnya dengan kencang mengikuti terus
seorang pemuda yang tampan sekali dimana pada punggungnya menyoren
sebilah pedang. Suara tangisan dari gadis berbaju putih itu demikian sedihnya,
tangan kanannya menutup wajahnya, sehingga sukar untuk melihat jelas
wajahnya, tetapi cukup dilihat dari bentuk tubuh serta rampingnya pinggang itu
ditambah lagi dengan tangan yang berwarna putih itu, dapatlah diduga bahwa dia
adalah seorang gadis yang sangat cantik se kali. Pemuda yang pada punggungnya
menyoren sebilah pedang itu dengan kencang mengejar terus dibelakang
tubuhnya, sedang wajahnya diliputi oleh keseriusan. Than Siauw Thian merangkap
kedua tangannya memberi hormat sambil ujarnya .

"Tong Kongcu, selamat bertemu kembali! ". Pemuda yang pada punggungnya
menyoren sebilah pedang itupun merangkap tangannya membalas hormat sambil
sahutnya.60

"Than heng selama perpisahan ini apa baik2 saja ". Terlihat gadis berbaju putih
yang menutupi wajahnya sambil menangis sedih itu, mendadak mempercepat
langkah kakinya, dan berjalan menuju kehadapan mayat Shu Cncoe yang masih
duduk berkumpul diatas batu besar itu, teriaknya .

"Ayah -----------". Terhadap orang yang berada disebelah kanan dia menjatuhkan
diri dan menangis tersedu sedu. Song Boen Koang menoleh memandang sekejab
kearah Pek Thiat Seng, dengan nada yang rendah ujarnya.

"Yang datang ini bukankah nona Yap?"

Gadis berbaju putih itu dengan perlaha2 menurunkan tangan kanannya yang
menutupi wajahnya itu, sambil mendongakan wajahnya yang penuh dengan air
mata, dan mementangkan sepasang matanya yang besar dengan perlahan2
menganggukkan kepalanya, tanyanya.

"Siapakah saudara?"

Sahut Song Boen Koang dengan perlahan.

"Cayhe Song Boen Koang, suhuku Kiem Shen Ie---"


Ujar gadis berbaju putih itu pula.

"Anak murid dari paman Kiem, kalau begitu kau adalah Song Suheng!"

Song Boen Koang sambil menunjuk kearah Pek Thiat Sang ujarnya.

"Dia adalah Pek heng anak murid dari Chu Supek,"

Gadis berbaju putih itu sekalipun di tengah suasana yang sedih sekali, tetapi
pikirannya tidaklah sampai menjadi kalut, sambil memberi hormat ujarnya.

"Sering aku mendengar ayah berbicara tentang Pek Su heng"

Sahut Pek Thiat Seng.

"Mana, mana---Yap sumoy apakah telah bertemu muka dengan Ban Cong heng?"

Ujar gadis berbaju putih itu pula.

"Aku telah bertemu dengan Suheng di tengah jalan, dan rnengetahui kalau ketiga
orang supek serta ayah telah menemui kematiannya, sehingga segera melakuken
perjalanan datang kemari, Siauw moay dengan menunggang kuda jempolan
sehingga jauh lebih cepat tiba ditempat ini, aku kira Ban Suheng pun segera akan
sampai ditempat ini"
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

"Sinar matahari yang berwarna kuning keemas emasan memancar diatas


wajahnya yang sangat cantik itu, sekalipun wajahnya penuh dengan bekas air
mata, dan matanya penuh air mata yang belum mengering, tetapi tetap tidak
merusak kecantikan waajahnya itu. malah sebaliknya menambah beberapa bagian
sikapnya yang lemah lembut dan sangat sedih itu, membuat orang merasajauh
lebih berkasihan dan menyayanginya.61 Sinar mata dari seluruh jago yang berada
diatas puncak gunung itu, beralih ke atas wajahnya yang sangat cantik itu, hal ini
membuktikan bahwa wajahnya yang cantik jelita itu telah menggetarkan hati
sanubari dari seluruh jago yang hadir di atas puncak. Song Boen Koang dengan
per lahan2 menghela napas, ujarnya.

"Yap sumoay, untuk sementara janganlah terlalu bersedih hati, urusan sudah
menjadi begini, cemaspun tak ada gunanya, jika dilihat keadaan dihadapan kita
sekarang ini, semuanya terhadap kematian yang dialami keempat suhu,
merasakan sangat bersedih hati, dan kini sedang merundingkan cara2 untuk
menyelidiki sebab2 kematian dan pembunuh sesungguhnya dari ke empat orang
tua"

Gadis berbaju putih menghela napas panjang2, ujarnya.

"Perkataan dari Song subeng sedikitpun tidak salah"

Pemuda tampan yang pada punggungnya menyoren sebilah pedang itu mendadak
dengan langkah yang lebar berjalan mendatang, dengan sinar mata yang sangat
dingin memandang sekejab kearah Song Boen Koang serta Pek Thiat Seng,
kemudian tangannya memegang bahu gadis berbaju putih itu, dengan nada yang
rendah ujarnya.

"Engkau telah menangis begitu lama, kini beristirahatlah sebentar"

Gadis berbaju putih dengan perlahan melepaskan tangannya yang memegang


bahunya itu, ujarnya.

"Aku ingin duduk dihadapan tubuh ayahku. akan melihat wajahnya untuk terakbir
kalinya----"

Berbicara sampai tempat yang sangat mendukakan hatinya itu, tanpa terasa dua
titik air mata menetes keluar dari kelopak matanya, Pemuda tampan yang
menyoren pedang itu dengan nada yang rendah ujarnia pula.

"Jangan menangis lagi, kesehatan tubuhmu paling perlu!"

Se konyong2 dia mendongakkan kepalanya, sambil merangkap tangannya


memberi hormat kepada Song Boen Koang serta Pek Thian Seng ujarnya.
"Aku Tang Thong, telah lama mendengar Gak hu menyebutkan nama besar dari
ketiga orang saudaranya, hanya sayang tak mempunyai jodoh untuk bertemu, kali
ini mendapat perintah dari ibu untuk mengadakan perjalanan ke Selatan untuk
menyambangi Gak hu, serta sekalian menemui para cianpwee, sungguh tak
terkira Gak hu serta ketiga orang tua lainnya telah dibunuh orang dan menemui
kematiannya"

Perkataan yang diucapkannya inn, sekalipun diucapkan dengan sangat halus dan
enak didengar, tetapi didalam ucapannya itu terus menerus menyebutkan nama
Gak hu segala macam, samar2 dia mempunyai tujuan untuk mengumumkan asal
usulnya.

Song Boen Koang dengan cepat merangkap tangannya balas memberi hormat
sambil ujarnya.

"Kiranya adalah Tang heng. aku disini memberi hormat"62 Pek Thiat Seng pun
meneruskan .

"Kemarin masih mendengar Ban heng menyinggung tentang diri saudara ----"

Tang Thong menghela napas ujarnya.

"Gak hu setts ketiga orang Loocianpwee lainnya, semuanya dapat dihitung


sebagai jago2 berkepandaian tinggi didalam dunia kangouw, ternyata kini ber
sama2 menemui kematiannya, kejadian ini tak dapat dianggap urusan kecil, aku
telah mengutus orang untuk pulang melaporkan hal ini kepada ibuku, meminta
dia orang tua berangkat menuju kerumah Gak hu untuk menyenggarakan
penyelidikan siapakah sebenarnya pembunuh dari Gak hu serta ke tiga orang
loocianpwee lainnya"

Si kakek tua berambut putih itu menganggukkan kepalanya ujarnya.

"Loohu masih tidak mengetahui tentang kejadian perkawinan antara keluarga


Tang dengan keluarga Yap, kini loohu mengucapkan selamat kepada Tung heng
atas perkawinan itu"

Sahut Tang Thong dengan nyaring.


"Urusan ini diputuskan oleh ibuku serta Gak hu. Boanpwee boleh dikata hanyalah
mendapatkan karunia dari leluhur--"

Dia sebenarnya hendak mengatakan mendapatkan kedunia dari leluhur sehingga


mendapatkan istri yang cantik, se konyong konyong terpikir olehnya mungkin
dengan perkataannya ini akan melukai hati calon istrinya itu dengan cepat dia
menutup mulutnya.

Mendadak Song Boen Koang merangkap tangannya memberi hormat sambil


ujarnya.

"Suhuku serta ketiga orang supek, Susi ok mengalami kematiannya, kini


mendapatkan perhatian yang demikian besar dari pada Loocianpwee, Boanpwee
merasa sangat berterima kasih sekali, disini aku terlebih mengucapkan banyak
terima kasih"

To Lam Kiang yang selalu tidak membuka mulut mengangkat bicara itu, mendadak
dia ikut berbicara ujarnya .

"Ada orang mengatakan bahwa ular tanpa kepala tak dapat berjalan, burung tak
bersayap tak dapat terbang, kita banyak orang berbicarapun sangat kalut sekali,
engkau berbicara sepatah, aku menambahi sepatah, aku kira sangat sulit untuk
mendapatkan sedikit keterangan, usulku lebih baik kita mencalonkan dua orang
yang akan mengurusi urusan ini, urusan apapun akan jauh lebih baik apabila telah
disusun suatu rencana yang masak"

Ujar Than Siauw Thian dengan cepat "Aku mengusulkan Yen heng untuk
mewakilinya"

Lu Ping yang mempunyai bentuk tubuh kurus kecil itu melanjutkan.

"Aku mengusulkan Sang Sam Tong, Sam Loo enghiong untuk bertindak sebagai
pemimpinnya"63 Sang Sam Tong sambil mengelus janggutnya yang berwarna
putih itu sahutnya.
"Loohu telah berusia tua, aku kira lebih baik Yen heng lah yang bertindak sebagai
pemimpin"

Yen Hong Kang berbatuk batuk sejenak, ujarnya.

"Mana, mana bisa, kedudukan aku masih sukar untuk melampaui Sang heng, aku
lihat lebih baik Sang heng saja yang bertindak sebagai pemimpin dalam hal ini"

Sahut To Lam Kiang pula.

"Nama Sang Loo Enghiong sangat di hormati di dalam Bu lim, dan menjagoi
diseluruh daerah Kang Lam? sedang Yen heng sebagai Ciangbunjin dari suatu
perguruan Yen Chie Bun didaerah Chie Cho, dan siapa yang tidak
menghormatinya, jika menurut pendapatku, aku harap saudara berdua mau ber
sama2 bertindak sebagai pemimpin didalam utusan ini, entah bagaimana
pendapat dari saudara saudara sekalian?"

Para jago yang hadir ditempat itu ber sama2 berteriak.

"Hal ini sangat baik sekali !"

Sepasang mata Sang Sam Tong memancarkan sinar yang tajam menyapu keadaan
sekeliling tempat itu, kemudian ujarnya.

"Silahkan Yen heng bertindak sebagai pemimpin, Loohu akan memberi bantuan
dari samping saja."

"Hweaio berbaju abu2 itupun turut mengangkat bicara, ujarnya.

"Keinginan dari seluruh orang, aku harap Sang Loo Enghiong tak usah menolaknya
lagi!"

Sahut Sam Tong sambil mengeluskan janggutnya yang berwarna putih itu.

"Kecintaan dari saudara2 kepadaku, Loohu terpaksa menurut perintah saja--"


Sinar matanya dengan perlahan lahan menyapu kewajah Tang Thong, Song Boen
Koang serta Pek Thiat Seng tiga orang kemudian lanjutnya.
"Kematian yang dialami oleh Tionggoan Shu Cincoe, sekalipun saudara2 sekalian
merasa sangat berduka sekali tetapi hal ini mempunyai hubungan yang sangat
besar dengan keadaan situasi dari seluruh Bu lim tidak perduli surat undangan
yang mengundang kita datang ini adalah ditulis oleh Shu Cincoe sendiri atau
bukan, tetapi si pembunuh pastilah mengetahui urusan ini terlebih dahulu, untuk
sesaat sekalipun Loo hu tak dapat mengetahui seluruh kejadian yang
sesungguhnya, tetapi hal ini tidak mungkin karena bertepatan saja, dengan
perbuatan dari si pembunuh dimana membunuh mati Shu Cincoe, bukan saja
tidak memandang sebelah matapun kepada Loohu, bahkan terhadap partai serta
Bu tong pun tak merasa jeri sedikitpun jua"

Yen Hong Kang menganggukkan kepalanya tanda menyetujuinya, ujarnya.64

"Sungguh suatu pendapat yang sangat hebat sekali, hal ini dapat disebut sebagai
dengan dibunuhnya seorang maka yang lain dapat bersiap sedia"

Sang Sam Tong tertawa tawar, ujarnya lagi.

"Oleh sebab itu, Loohu mengharapkan agar saudara2 sekalian apabila memiliki
barang bukti yang mempunyai hubungan erat dengan urusan ini, lebih baik
dikeluarkan seluruhnya, mungkin sekali dari dalam barang2 bukti itu dapat dicari
keluar sedikit jejak yang kita perlukan!"

Para jago seraya merogoh kedalam sakunya mengambil keluar surat undangan
yang dikirimkan kepadanya itu, dan diletakkan di atas batu besar. Ketika Song
Boen Koang memandang keatas surat itu, nampak diatas surat undangan itu
tertulis beberapa kalimat.

"Mengharapkan kedatangan saudara pada tanggal dua puluh bulan Delapan


sebelum tengah malam, diatas puncak gunung ratusan kaki didaerah Chie pak,
janganlah sampai terlambat"

Dibawahnya menurut urutan tertulis nama2 Lam Pak Thong, Chu Thian Sang,
Kiem Shen Ie dan Yap Tiang Cing nama2 besar dari Tionggoan Shu Cincoe.
Surat undangan itu semuanya mempunyai bentuk yang sama, dan ditulis dengan
ter gesa2, agaknya ditulis oleh tulisan tangan seseorang saja, tetapi pada tulisan
empat nama itu, masing2 tak sama satu dengan lainnya.

Sinar mata dari Sang Sam Tong berpindah kewajah Song Boen Koang serta Pek
Thiat Seng dan ujarnya.

"Kalian berdua apakah dari tubuh suhu kalian, mendapatkan benda2 yang dapat
di curigai ?"

Song Boen Koang memandang sekejab kearah Pek Thiat Seng, dengan nada yang
rendah ujarnya.

"Pek heng, surat wasiat yang ditinggalkan oleh beberapa suhu, apakah perlu di
perlihatkan kepada mereka ?"

Sahut Pek Thiat Seng.

"Apabila mereka benar2 mempunyai minat untuk menyelidiki siapa sebenarnya


dari pembunuh itu, sekalipun memerintabkan kita untuk menerjang lautan
apipun, juga tak mungkin kita tolak"

Tangannya merogoh kedalam sakunya, dan mengambil keluar surat wasiat


peninggalan Shu Cincoe kemudian dibentangkan diatas batu besar, ujarnya.

"Ketika aku menaiki keatas puncak gunung ini, keempat orang tua telah binasa
sejak lama, selain saputangan berwarna putih yang tertulis surat wasiat tak
terdapat benda lain yang dapat dicurigakan"

Sinar mata Yen Hong Kang berkelebat keatas saputangan berwarna putih dan
tanyanya.

"Kalian berdua apakah pernah menggerakkan mayat2 dari mereka65 ?"

Sahut Song Boen Koang singkat.

"Tidak pernah !"


Se konyong2 Yen Hong Kang bertindak maju kedepan, dan berjalan mengelilingi
mayat dari empat orang itu sambii meneliti dengan cermat.

Sang Sam Tong mengeluarkan tenaganya memungut kembali saputangan putih


setelah dilihatnya dengan cermat lalu ujarnya.

"Tulisan yang ditinggalkannya ini apakah benar tulisan tangan dari suhu kalian ?"

Sahut Pek Thin Sang dengan cepat.

"Sekalipun didalam hati Boanpwee merasa sangat curiga, tetapi jika berbicara
tentang tulisan tangan itu, memang benar2 ditulis oleh suhuku"

Terdengar Si sastrawan berbaju hijau tertawa dingin, ujarnya.

"Jika menggunakan cara begini untuk menyelidiki, aku kira sekalipun


menghabiskan waktu setahun lamanyapun, juga sangat sukar sekali untuk
mendapatkan sebab2 kematian dari Tionggoan Shu Cin-coe"

Mendadak Sang Sam Tong melepaskan saputangan putih itu dari tangannya,
sambil memberi hormat ujarnya.

"Loohu ternyata telah lupa untuk menanyakan nama besar dari saudara ini, dari
perguruan manakah ?"

Sahut Si sastrawan berbaju hijau itu.66

"Seorang manusia tak bernama didalam dunia kangouw, tak perlu untuk
diketahui, suhuku telah mengasingkan diri beberapa tahun yang lamanya kalau
dikatakan keluar saudara2 sekalian belum tentu mengetahuinya !"

Wajah Sang Sam Tong berubah hebat dengan keren ujarnya.

"Loohu dengan mengandalkan tongkat bambu ini telah berkelana keseluruh


penjuru dunia, aku percaya telah banyak mengenal orang, tiga puluh tahun ini
asalkan saudara2 Bu lim yang mempunyai nama, Loohu belum pernah tidak pergi
menyambanginya, kalaupun tidak pernah bertemu, mungkin juga aku pernah
mendengarnya, coba kau katakanlah !"

Sekonyong-konyong Si sastrawan berbaju hijau itu menghadap keatas tertawa ter


bahak2 ujarnya.

"Suhuku selamanya belum pernah berhubungan dengan orang2 dari dunia


persilatan jika dikatakan keluar juga tak ada gunanya lebih baik tak usah
kukatakan saja, saudara tadi menanyakan kepadaku, Cayhe sudah tentu akan
memberi tahu, Loo Eng hiong mengapa tidak mencoba membuka telapak tangan
kanannya yang diletakkan diatas lutut mereka itu ?"

Seluruh jago yang hadir ditempat ini agaknya terhadap cara serta perkataan dari
sastrawan yang masih muda yang mengejutkan itu, menjadi sangat terperanjat,
seluruh sinar mata tanpa terasa beralih ke atas tubuhnya.

Gadis berbaju putih itupun tanpa terasa menggerakkan matanya untuk melirik
sekejap kearah Si sastrawan berbaju hijau itu, nampak sinar matanya yang sangat
dingin itu, diarahkan keujung langit yang sangat jauh, terhadap sinar mata yang di
tujukan seluruhnya keatas tubuhnya itu bagaikan sedikitpun tidak merasakan,
sikap serta gerak geriknya yang sangat sombong itu bagaikan terhadap dunia ini
mempunyai jarak yang sangat jauh sekali ------ Diam2 gadis berbaju putih itu
membatin.

sungguh seorang yang sangat sombong sekali.

apakah boleh dikata orang2 yang hadir diatas puncak gunung ini tak berharga
untuk dilirik sedikitpun? ---- dia mulai menaruh rasa yang benci bercampur gemas
terhadapnya.

Terdengar Sang Sam Tong memukulkan tongkat bambu itu keatas tanah, sambil
ujarnya.

"Loohu akan menurut petunjukmu itu "

Sinar matanya berpindah kewajah Song Boen Koang serta Pek Thiat Seng, lalu
lanjutnya.
"Kalian berdua coba bukalah tangan kanan dari suhu kalian untuk dilihat !"

Song Boen Koang ragu2 sejenak, akhirnya diapun melaksanakan tugasnya tanpa
membantah, dan membuka telapak tangan kanan suhunya yang terletak diatas
lutut itu.67 Dibawah sorotan sinar matahari, ternyata ditengah telapak tangan
kanan itu, benar2 terdapat sebuah cap bersegi empat yang berwarna merah
darah.

Ditengah bekas cap bersegi empat yang berwarna merah darah itu; terlihat
tulisan halus yang malang melintang, mirip dengan tulisan, pun mirip dengan
garis2 dari telapak, saking halusnya guratan2 itu sampai matapun sukar untuk
membedakannya, oleh karena itu tak seorangpun yang dapat membedakan apa
sebenarnya guratan2 yang terdapat itu.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

Mendadak terdengar gadis berbaju putih itu menghela napas panjang.

ujarnya .

"Akh---- dia telah lari pergi !!.

Jilid 3 Ketika para jago2 yang hadir itu menoleh memandang, ternyata telah tak
nampak Si sastrawan berbaju hijau itu berada ditempat itu. Ujar Jen Hong Kang
dengan nada yang penuh curiga .

"Bangsat ini bagaimana dapat mengetahui kalau bekas lukanya terdapat pada
tengah telapak tangan kanan ? ? ". Ujar Than Siauw Thian pula .

"Didalam dunia kangouw didaerah Tionggoan belum pernah terlihat orang


semacam itu". To Lam Kiangpun ikut angkat bicara, ujarnya .

"Kemungkinan juga bangsat itu termasuk salah satu dari pembunuh


sesungguhnya". Tak mau ketinggalan Sin Chien atau Si pukulan sakti. Lu Ping ikut
memberikan pendapatnya, ujarnya .
"Sekalipun bukan merupakan pembunuh, paling sedikit dia telah mengetahui asal
usul dari si pembunuh". Sang Sam Tong mengetukkan tongkat bambunya keatas
tanah, sambil menghela napas ujarnya .

"Loohu telah mengalami berpuluh-puluh kali hujan badai yang sangat hebat,
sungguh tak terkira ini hari harus terjungkal ditangan seorang anak muda yang
masih ingusan". Tang Thong ikut memberikan suaranya, ujarnya .

"Aku kira sekalipun dia telah pergi juga tak akan pergi jauh, kita sekarang
mengadakan pengejaran juga masih belum terlambat". Mendadak gadis berbaju
putih itu berkata dengan tenangnya .

"Aku kira tak mungkin akan dapat mengejarnya, waktu pergi dia sedikitpun tidak
mengeluarkan suara, kita yang demikian banyak orangnya pun tak satu orangpun
yang mengetahui bagaimana dia perginya".68 Beberapa perkataanya itu, telah
membuat seluruh jago yang berada ditempat itu berubah wajahnya, dan saling
berhadapan tanpa berbicara sepatah katapun. Setelah lewat seperminum teh
lamanya, Sang Sam Tong baru mengetukkan tongkat bambunya sambil berkata .

"Asalkan saja dia tidak segera mengalami kematiannya, Loohu tiiak percaya kalau
tidak dapat mendapatkannya lagi". Dia berhenti sejenak, sinar matanya yang
tajam dia menyapu sekejap kesekelilingnya, kemudian lanjutnya.

"Urusan yang terpenting dihadapan kita sekarang ini adalah harus berusaha
memindahkan ke-empat buah mayat ini kesuatu tempat yang aman terlebih
dahulu, kemudian Saudara Saudara sekalian bersama sama dengan Loohu
membuat undangan untuk mengundang seluruh kawan2 Bu-lim dari seluruh
penjuru dunia untuk bersama-sama menyelidiki jejak dari Sastrawan berbaju hijau
itu". Hweesio berbaju warna abu2 dari Siauw-lim itu, sekonyong- konyong
merangkap tangannya didepannya dadanya memberi hormat, sambil ujarnya
dengan keras .

"Pinceng mendapatkan perintah dari ciangbunjin untuk datang kemari mengikuti


pertemuan yang diadakan oleh Tionggoan Shu Cincoe, tetapi kini Tionggoan Shu
Cincoe telah mengalami kematiannya. Pinceng haruslah segera kembali ke-Siauw
Lim Sie unruk melaporkan hal ini kepada ciangbunjin, aku akan berangkat
setindak terlebih dahulu". Sambil meletakkan tongkatnya keatas pundak, dengan
langkah yang lebar dia berjalan meninggalkan tempat itu. Yen Hong Kang agaknya
mendadak teringat sesuatu kejadian yang sangat besar, dengan perlahan-lahan
dia mengalihkan sinar matanya keatas tubuh gadis berbaju putih itu sambil
panggilnya .

"Nona Yap ! ! ". Gadis berbaju putih itu sambil mengangkat ujung bajunya
menutupi wajahnya, dengan sangat hormat tanyanya .

"Loocianpwee mempunyai petunjuk apa?"

Yen Hong Kang berbatuk-batuk sejenak, ujarnya .

"Cayhe sekalian sekalipun merupakan kawan2 karib dari Tiongoan Shu Cioe,
tetapi bagaimanapun juga tidak akan dapat menandingi kecintaan antara nona
dengan ayahmu, kami sekalian sebelum memulai dengan gerakan untuk
menyelidiki sebab2 kematian serta pembunuh dari Shu Cincoe, terlebih dahulu
lebih baik mendapatkan sepatah kata dari nona!"

Tanya gadis berbaju putih itu.

"Menginginkan aku mengucapkan perkataan apa?"

Sahut Yen Hong Kang dengan ragu ragu.

"Hal ini. haruslah nona pikirkan sendiri---"

Sinar matanya berpindah kewajah Song Boen Koang serta Pek Thiat69 Seng,
kemudian lanjutnya lagi.

"Kalian berduapun haruslah berpikir sejenak, terhadap kematian dari suhu kalian
akan berbuat bagaimana?"

Dua orang kawan Sang Sam Tong waktu menaiki keatas puncak gunung, tetapi
selamanya belum mengucapkan sepatah katapun, kini mendadak, salah satu dari
Toosu berusia pertengahan itu mengangkat bicara ujarnya.
"Jika menurut pendapat Pinto, bekas yang terdapat ditengah telapak tangan
kanan itu pastilah suatu macam pertanda saja, dan apabila dilihat dari goresan2
yang malang melintang itu, agaknya menyerupai semacam tulisan yang sangat
halus sekali"

Yen Hong Kang menoleh memandang sekejap kearah Toosu itu, lalu tanyanya
"Dapatkah kami ketahui nama dari Totang?"

Toosu itu tersenyum, sahutnya.

"Pinto Sian Gwat!"

Yen Hong Kang menjadi tertegun, sambil merangkap tangannya memberi hormat
ujarnya.

"Cayhe disini memberi hormat"

Sian Gwat Toriang tersenyum ujarnya. Yen Ciangbunjin terlalu menghormat, Pinto
jarang sekali berkelana didalam dunia kangouw, hal ini tidaklah dapat
menyalahkan Yen Ciangbunjin tidak mengenalnya"

Sang Sam Tong menoleh memandang sekejap kearah Sian Gwat Toosu, sambil
tertawa ujarnya.

"Loohu berjalan ber sama2 dengan Totiang naik kearah puncak, ternyata tak
dapat dilihat asal usul sesungguhnya, sungguh seorang yang sangat sukar dikenal"

Sahut Sian Gwat Totiang.

"Sang Thayhiap terlalu memuji---"

Dia menoleh memandang Toosu yang berdiri disampingnya itu, sambil ujarnya.

"Cepatlah kau mulai melakukan perjalanan kembali kegunung Butong, dan


beritabukan berita kematian dari Tionggoan Shu Cincoe ini pada Ciangbunjin"
Jika dilihat dari usia Toosu itu, tidaklah dibawah dari Sian Gwat sendiri, tetapi dia
tetap jauh dibawah Sian Gwat setingkat sambil memberi hormat ujarnya.

"Susiok apakah akan tinggal ditempat ini?"

Wajah Sian Gwat berubah menjadi serius, sahutnya.

"Nama dari Tionggoan Shu Cincoe sangat dihormati sekali diseluruh dunia
kangouw, dengan kematian yang dialami mereka itu, telah membawa hawa2
pembunuhan didalam dunia kangouw, urusan ini tidaklah dapat dipandang
sebagai saling bunuh membunuh yang biasanya70 dialami didalam dunia
kangouw, aku akan tinggal ditempat ini untuk membantu para Enghiong untuk
menyelidiki urusan ini, sekarang kau boleh mulai melakukan perjalananmu".
Toosu itu sambil merangkap tangannya menyahut, kemudian membalikkan
tubuhnya dan berjalan pergi. Sian Gwat Tootiang begitu menyebutkan namanya,
segera mendapatkan penghormatan serta kekaguman dari para jago, terlihat Sam
Tong sambil merangkapkan tangannya, ujarnya .

"Loohu telah lama mendengar nama besar dari Tootiang, yang merupakan salah
satu dari dua jago pedang dari Bu tong Pay, sungguh tak disangka ini hari ternyata
mempunyai kesempatan untuk bertemu muka". Ujar Than Siauw Thian pula .

"Nama Bu tong Pay dapat dihitung sebagai Pimpinan dari empat partai besar,
yang dimaksud sebagai dua jago pedang dari Bu tong Pay, tak dapat diragukan lagi
pastilah dua orang jago pedang sakti didalam dunia kangouw pada saat ini". Song
Boen Koang serta Pek Thiat Seng pun telah lama mendengar nama besar dari Sian
Gwat, tanpa terasa mereka mendongakkan kepalanya memandang kearah Sian
Gwat, sampaipun gadis berbaju putih yang menutupi wajahnya dengan ujung
bajupun agaknya tidak tahan untuk tidak memandang sekejap kearah jago pedang
yang sangat terkenal itu. Sambil menurunkan kain yang menutup wajahnya itu,
dengan sepasang matanya yang sangat indah dia melirik memandang kearah Sian
Gwat Tootiang. Sian Gwat sambil mengebutkan ujung bajunya, dia maju kedepan
dua langkah, ujarnya .

"Bukannya Pinto menyombongkan diri, kalian berdua Hiantit sekalipun belum


pernah mendengar suhu kalian membicarakan tentang Pinto bukan ? ? ". Song
Boen Koang merangkap kedua tangannya memberi hormat sambil ujarnya.
Boanpwee memang benar pernah mendengar suhuku almarhum pernah
membicarakan nama besar dari Loocianpwee, hanya sayang belum mempunyai
kesempatan untuk menemui ". Sian Gwat menghela napas, ujarnya .

"Pinto akan meminta maaf kepada kalian berdua Hiantit serta hiantit-li, Hey?!
apabila pinto datang lebih pagi setindak, kiranya dapat melenyapkan penjagalan
ini --". Dia mengangkat kepalanya menghela napas panjang2, kemudian lanjutnya
lagi .

"Tiga bulan lalu, Pinto pernah mendapat sepucuk surat dari Chuheng, didalam
surat itu dia mengungkatkan sebuah urusan yang sangat aneh sekali, dia berkata
bahwa dalam beberapa bulan ini, samar271 dia merasakan bahwa secara diam2
gerakannya selalu di-awas terus oleh seseorang, sedang gerakan dari orang itu
bagaikan berkelebatnya bayangan setan, membuat orang sukar untuk meraba
siapakah sebenarnya orang itu, didalam surat itupun dia mengungkat pula soal
pertemuan yang akan diadakan oleh Tionggoan Shu Cincoe pada tanggal Dua
puluh Dua bulan Delapan dipuncak gunung ratusan kaki ini, dia menginginkan aku
pada saatnya datang kemari, untuk ikut serta didalam pertemuan yang mereka
adakan itu---". Dia berhenti sejenak dan mengbela napas, kemudian lanjutnya .

"Sekalipun nama dari Tiongsoan Shu Cincoe sangat terkenal sekali, tetapi teman
sesungguhnya dari mereka itu, tidaklah banyak jumlahnya, hubungan antara Pinto
dengan mereka berempat, dapat dikatakan sebagai salah satu dari teman mereka
yang sukar ditemuinya itu, sebenarnya aku seharusnya kemarin sudah sampai
disini, tetapi tak disangka pada saat aku hendak mulai melakukan perjalanan,
Ciangbun Suheng mendadak memanggil diriku, hanya karena urusan remeh dari
perguruan sehingga mengundurkan waktu berangkatku, sungguh tak disangka
hanya karena datang lebih lambat satu tindak saja, telah menjadikan untuk
selamanya--- "

Ujar Pek Thiat Seng .

"Selain ke-empat ciangpwee ini mengadakan pertemuan diatas puncak gunung


ratusan kaki ini, didalam setengah tabun ini, boanpwee belum pernah berpisah
satu langkahpun dari suhuku, bagaimana ternyata tidak mengetabui akan urusan
ini ? ? ". Sian Gwat dengan perlahan lahan mengalihkan sinar matanya kewajah
Pek Thiat Seng, kemudian tanyanya .
"Apakah kau adalah Pek Hiantit ? ?". Sahut Pek Thiat Seng dengan sopan .

"Boanpwee Pek Thiat Seng ! ". Ujar Sian Gwat lagi .

"Suhumu waktu menulis surat kepadaku, didalamnya pernah menyebut nama Pek
hiantit pula, dia hilang kecurigaan yang terkandung didalam hatinya, hanyalah
diberitahukan kepadaku melalui surat itu, sekalipun terhadap hiantit juga tak
pernah mengungkatnya?". ********* ** BAGIAN KE LIMA ** Ujar Pek Thiat Seng
lagi .

"Boanpwee dengan suhuku almarhum waktu hidupnya, selalu makan dan tidur
bersama, jika terjadi segala urusan, Boanpwee bagaimana bisa tak
mengetahuinya".72 Sian Gwat mengerutkan alisnya, dan termenung berpikir
dengan keras, beberapa waktu kemudian barulah ujarnya .

"Benar ! dengan kepandaian silat dari suhumu yang demikian tingginya itu, dan
sifatnya yang keras, apabila dapat menemui sedikit jejaknya, sudah pasti akan
berusaha untuk menyelidikinya hingga jelas benar2, tetapi ada pepatah
mengatakan tak angin tak mungkin dapat timbul ombak, sudah pasti dia telah
menemukan suatu benda yang sangat mencurigakan, dan urasan yang terjadi
semuanya ini mempunyai tekanan yang sangat berat sekali terhadap hatinya,
tetapi diapun tak mempunyai daya untuk mendapatkan sedikit jejak, didalam
hatinya, malah sebaliknya menambahkan suatu beban yang sangat berat sekali,
saking tak tahan terhadap kemangkelan didalam hatinya, dia baru menulis surat
kepadaku--- ". Dengan perlahan-lahan dia mengalihkan sinar matanya menyapu
diatas tubuh mayat empat orang kawan lamanya, dengan nada yang sedih ujarnya
lagi .

"Hanya salah aku terlalu memandang remeh akan urusan ini, sehingga dapat
mengakibatkan kejadian seperti hari ini". Pek Thiat Seng hanya merasakan rasa
mangkel dalam hatinya menerjang keluar dua titik air mata tak tertahan lagi
menetes keluar, dengan sangat berduka ujarnya .

"Boanpwee sungguh sangat dungu sekali, tidak dapat merasakan kesedihan serta
kemurungan dari suhu, kalau dipikirkan sungguh sangat menyesal sekali".
Mendadak Sian Gwat melototkan sepasang matanya, dua buah sinar mata yang
sangat tajam menerjang keluar, ujarnya .

"Hiantit untuk sementara janganlah terlalu bersedih hati, terhadap kematian yang
dialami keempat orang suhumu itu, kesedihan dari Pinto jauh lebih hebat dari
pada kesedihan yang dialami hiantit sekalian, bagaimana juga pinto akan
berusaha sekuat tenaga untuk menyelidiki sebab2 kematian yang dialami suhu
kalian, apabila perlu, Pinto akan memohon kepada Ciangbun Suheng untuk
mengirimkan bala bantuan untuk membantu aku menyelesaikan niatku ini? --"

Sinar matanya berkelebat kewajah Sang Sam Tong serta Yen Hong Kang,
kemudian lanjutnya.

"Pada saat ini masih terdapat Sang Thay hiap serta Yen Ciangbun sekalian
Enghiong aku kira tidaklah sukar untuk mencari pembunuhnya"

Ujar Sang Sam Tong.

"Loohu mengira bekas persegi merah darah yang terdapat ditangan kanan
Tionggoan Shu Cincoe itu, tidaklah mengurangi kedudukannya sebagai salah satu
jejak yang penting untuk diselidiki"

Ujar Yen Hong Kang pula! "Aku juga mempunyai perasaan yang sama, hanya---
bekas persegi merah darah itu sangat sukar sekali untuk dilihat dengan jelas, hal
ini73 paling sedikit bukankah akan menyulitkan juga?"

Sang Sam Tong memejamkan matanya untuk termenung sesaat, kemudian


ujarnya lagi.

"Untuk mengetahui dengan jelas bekas persegi berwarna merah darah ini tidaklah
mengalami kesukaran apapun, Loohu menjadi teringat sesuatu tempat memijam
sesuatu tempat untuk meminjamkan sesuatu benda---"

Tanya Yen Hong Kang.

"
Yang Sang heng tunjuk, bukankah "Bu lim Tit It Chia"??"

Sahut Sang Sam Tong.

"Tidak salah, pada ratusan tahun berselang, jago2 dari seluruh dunia kangouw
berkumpul diatas puncak Siauw lim untuk bertanding kepandaian silat, yang
terakhir diputuskan Lam Kong Beng sebagai jago yang berkepandaian paling
tinggi, selain menduduki sebagai pimpinan dari seluruh partai serta seluruh
perguruan, dan mendapatkan papan nama "Bu lim Tit It Chia"

Pun mendapatkan cermin Swie Cing, Giok Uh Kong, serta golok Sian Jen To, tiga
buah barang pusaka, disamping itu ditentukan pula empat buah peraturan yang
harus ditaati oleh seluruh jago dari Bu lim"

Than Siauw Thian ikut berbicara, tanyanya.

"Sang Thayhiap apakah mengetahui kegunaan dari tiga buah pusaka itu?"

Sahut Sang Sam Tong dengan tenang .

"Loohu hanya mengetahui bahwa Cermin Swie Cing itu dapat melihat dengan
jelas barang yang bagaimana kecilnyapun, dan Giok Uh Kong itu dapat
menawarkan racun yang bagaimanapun ganasnya, sedang mengenai Golok Sian
Yen To, aku dengar golok ini adalah golok yang sering dipakai oleh Kaisar Sian Yen
diwaktu maju kemedan pertempuran, golok ini selain merupakan golok yang telah
lama usianya, tak mempunyai kegunaan yang lain ". Than Siauw Thian sambil
memuji ujarnya.

"Pengetahuan dari Loocianpwee sungguh sangat luas sekali, perkataan yang baru
saja diucapkan itu hampir sama dengan apa yang boanpwee dengar"

Sang Sam Tong tersenyum, ujarnya,.

"Than heng terlalu memuji!"

Terdengar Yen Hong Kang mengangkat bicara. Ujarnya.


"Samheng apakah ingin meminjam cermin Swie Cing dari perkampungan Lam
Kong Chia untuk membedakan bekas persegi berwarna merah darah yang
terdapat ditengah telapak tangan kanan Tionggoan Shu Cincoe?". Sahut Sang Sam
Tong.

"Kepandaian yang dimiliki Tionggoan Shu Cincoe, sejak lama telah dapat dihitung
sebagai jago berkepandaian tinggi didalam Bu lim, jangan74 dikata empat orang
itu ber sama2, sekalipun berjalan seorang diripun, juga sangat sulit untuk dilukai,
apalagi empat orang itu memiliki kepandaian silat yang sangat sakti, juga sukar
untuk melukai empat orang itu didalam suatu pertempuran yang sangat sengit,
oleh sebab itu, Loohu dapat memastikan kalau Tionggoan Shu Cincoe bukannya di
bius oleh orang hingga pingsan, pastilah terkena sesuatu senjata gelap yang
sangat beracun sekali, kita meminjam Cermin Swie Cing itu dapat kita gunakan
untuk melihat apakah sebenarnya bekas persegi berwarna merah darah itu, dan
dengan menggunakan Giok Uh Kong untuk mencoba apakah ke empat orang itu
terkena senjata rahasia yang sangat beracun". Ujar Sian Gwat Tootiang.

"Aku dengar kabar, Ban Kong She Chia untuk menjaga tiga buah barang
pusakanya serta nama baik "Bu lim Tit It Chia", empat turunan dari majikan
perkampungan Lam Kong She Chia itu telah binasa dibunuh orang, kita kini pergi
keperkampungan mereka untuk meminjam barang pusaka, sudah pasti akan
mentaati keempat peraturan yang berlaku, apabila pihak sana tidak mengijinkan
kita untuk meminjam Cermin Swie Cing serta Giok Uh Kong dua buah benda
pusaka, bukankah kita akan pulang dengan tangan kosong". Ujar Sang Sam Tong .

"Cayhe dengan majikan turunan ketiga dari perkampungan Lam Kong She Chia,
pernah mempunyai jodoh bertemu muka dan berkenalan, dan atas
penghargaannya terhadap Loohu, pada saat perjamuan, pernah mengundang
Hujin-nya untuk keluar menemani". Mendadak dia menghela napas panjang, dan
lanjutnya .

"Hal ini adalah kejadian yang terjadi Empat-lima puluh tahun yang lalu, setelah
Loohu berkesempatan berkenalan dengan majikan ketiga dari perkampungan Lam
Kong She Chia itu, setahun kemudian aku dengar kabar dia telah binasa, kawan
lama meninggal dunia, Loohupun pernah mengunjungi rumah untuk
menyampaikan rasa dukanya ---". Mendadak Yen Hong Kang memotong
perkataannya ujarnya .
"Jika menurut kabar yang tersiar didalam dunia kangouw, kematian beberapa
turunan majikan dari Perkampungan Lam Kong She Chia, belum pernah berhasil
mendapatkan mayatnya, kalaupun Sang-heng pernah menyampaikan rasa
dukanya, entah apakah juga dapat melihat wajah dari mayat mayat majikan
keturunan ketiga itu."

Sahut Sang Sam Tong . Loohu hanya membakar uang kertas dihadapan meja
sembayang saja, dan tidak melihat wajahnya---". Dia berhenti sejenak, kemudian
lanjutnya .

"Hanya Loohu melihat dibelakang meja sembayang itu terdapat sebuah peti mati
yangg berwarna hitam". Ujar Sian Gwat Tootiang. Kalau memangnya Sang Loo
Enghiong mempunyai hubungan75 persahabatan dengan orang2 dari
Perkampungan Lam Kong She Chia, kesempatan untuk meminjam cermin Swie
Cing serta Giok Uh Kong dua buah benda rusaka pun agaknya lebih besar". Yen
Hong Kang mengerutkan alisnya, ujarnya .

"Perkampungan Lam Kong She Chia jaraknya dari sini ribuan pal jauhnya,
perjalanan kali ini sedikit dikitnya membutuhkan beberapa bulan lamanya, sedang
pada waktu aku meninggalkan rumah dalam keadaan ter gesa gesa, banyak
urusan yang belum diatur, aku kira sulitlah untuk berjalan ber sama2 dengan
saudara2 sekalian ". Sang Sam Tong dengan cemas ujarnya.

"Yen heng bertindak sebagai pemimpin didalam urusan ini, bagaimana dapat
berpisah dengan demikian? ? ". Yen Hong Kang tersenyum, ujarnya .

"Masih ada Sang heng serta Sian Gwat Too heng, mana masih membutuhkan
tenaga ? ? ? ". To Lam Kiang menoleh memandang sekejap kearah pemuda yang
berdiri dibelakang tubuhnya, ujarnya .

"Kita tak mempunyai hubungan persahabatan yang erat dengan Tionggoan Shu
Cincoe, tak usahlah kita ikut campur di dalam urusan ini, kitapun harus pulang
sekarang juga ". Si Pukulan sakti, Lu Ping serta Than Siauw Thian pun berturut
turut mengucapkan kata2 yang bermaksudkan perpisahan. Sang Sam Tong tidak
pernah menyangka kalau urusan mendadak dapat berubah menjadi demikian, kini
nampak para jago berniat untuk meninggalkan tempat itu, untuk sesaat, ternyata
diapun menjadi tidak ber semangat pula. Gadis berbaju putih yang selalu
memusatkan perhatiannya untuk mendengar apa yang sedang diucapkan, pada
kesempatan ini mendadak dengan nada yang keras bentaknya .
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

"Para Loocianpwee harap tunggu sebentar, dengarlah beberapa patah perkataan


dariku baru pergi "

Suaranya bagaikan suara burung nuri yang baru keluar dari sarang, sangat
menarik hati, para jago yang bersiap siap hendak berjalan pergi, seketika itu juga
tertarik oleh suaranya yang sangat merdu serta nyaring itu, dan bersama sama
menghentikan langkahnya.

Tampak dengan perlahan dia menggerakkan kakinya, dengan perlahan berjalan


menuju kedepan salah satu mayat yang berada disebelah kiri, dan menjatuhkan
dirinya, ujarnya .

"Puterimu tak berguna, kiranya sukar sekali untuk membalas sakit hati dari ayah,
tetapi ayah menemui kematiannya dengan cara demikian mengenaskan dan
terbuamg diatas puncak gunung yang sunyi, dendam ini apabila tak dapat
terbalas, puterimu mana masih mempunyai muka untuk hidup didunia ini, ayah
diatas tentunya mengetahui, harap sukalah mengampuni kesalahan dari puterimu
ini"76 Ucapannya itu samar2 dapat diduga dia akan melakukan suatu pekerjaan
yang mengejutkan hati, seluruh sinar mata dari jago2 itu tanpa terasa beralih
kewajahnya yang cantik itu. Tampak wajahnya yang berwarna ke merah2an itu,
serta kulit tubuhnya yang berwarna putih bagaikan salju, sungguh dapat dilihat
dia memangnya seorang gadis yang sangat cantik sekali. Tang Thong dengan berat
ber batuk2, kemudian tanyanya.

"Engkau akan berbicara apa?"

Gadis berbaju putih itu dengan perlahan bangkit berdiri, sambil tersenyum sedih
ujarnya.

"Kau jangan ikut campur!"


Wajah Tang Thong segera berubah hebat, tetapi dia tetap dengan nada yang
rendah ujarnya.

"Tempat ini apakah tempat seorang gadis untuk membicarakan segala sesuatu?"

Se konyong2 gadis berbaju putih itu menoleh memandang, dua buah sinar
matanya yang sangat tajam memandang kewajah Tang Tong, ujarnya.

"Ayahku telah binasa, perkawinan kita apakah dapat dikata masih terhitung
juga---?"

Tang Thong menjadi ter mangu2, tanya nya dengan ragu2.

"Engkau berkata apa?"

Ujar gadis berbaju putih itu.

"Urusan pembalasan dendam atas kematian ayahku ini, jauh lebih penting berjuta
juta kali lipat dari pada urusan perkawinan kita, apalagi ayahkupun tidak
meninggalkan surat wasiat yang memerintahkan aku harus menikah dengan
kau-----'' Tang Thong mendepakkan kakinya keatas tanah, dengan gemas ujarnya
dengan keras .

"Kurangajar, kurangajar---- . Ujar gadis berbaju putih itu pula .

"Aku akan membalaskan dendam atas kematian ayahku, mana dapat kau katakan
hal itu tidak benar". Mendadak dia berjalan dua langkah kedepan, dan berlutut
memberi hormat dihadapan Sian Gwat Tootiang, ujarnya .

"Susiok adalah merupakan kawan yang paling erat pada saat ayahku masih hidup,
harap susiok mau mewakili keponakanmu ini membalaskan dendam". Sahut Sian
Gwat Tootiang.

"Engkau bangunlah terlebih dahulu, ada perkataan kita bicarakanlah secara baik2,
sedang mengenai sebab2 kematian dari ayahmu, Pinto sudah tentu akan
mengerahkan seluruh tenaga untuk menyelidikinya". Gadis berbaju putih itu
berlutut terus tak mau bangun ujarnya .
"Aku akan berkabung untuk ayahku ! ".77 Sahut Sian Gwat Tootiang.

"Hal itu adalah urusan yang baik, Pinto akan sekuat tenaga untuk membantu
menyelenggarakan". Gadis berbaju putih itu dengan perlahan lahan bangkit
berdiri, sinar matanya berkelebat memandang wajah para jago yang berada
diatas puncak gunung itu ujarnya .

"Tidak perduli siapa saja, asal dapat mengetahui siapakah sebenarnya pembunuh
dari ayahku, dan membunuh mati padanya, kemudian membawa batok kepalanya
menemui diriku, aku selamanya akan melayani dirinya, dan mau menjadi
istrinya". Beberapa perkataannya itu, sekalipun di ucapkan dengan suara yang
sangat halus sekali, tetapi didalam telinga para jago, bagaikan menggetarnya
suara petir yang sangat nyaring, hati setiap orang terasa bergetar. Gadis berbaju
putih itu dengan perlahan mengangkat tangan kanannya, untuk membereskan
rambutnya yang terurai tak karuan, dua baris air mata mengalir terus dari
matanya. Terdengar Yen Hong Kang tertawa ter-bahak- bahak, ujarnya .

"Sungguh seorang putri yang sangat berbakti, dengan tubuhnya sendiri untuk
membalaskan dendam kematian ayahnya, aku kira urusan ini akan tersiar didalam
dunia kangouw dengan cepatnya". To Lam Kiang menoleh memandang sekejap
kewajah putranya, ujarnya .

"Anak, kitapun lebih baik tinggal ditempat ini untuk mengadu untung". Semua
orang yang tadi ber siap2 untuk meninggalkan tempat itu, agaknya pada saat ini
telah berubah niatnya, dan tidak lagi meggungkat urusan hendak meninggalkan
tempat itu. Tang Tong yang berdiri dibelakang tubuh gadis berbaju putih itu, pada
saat ini wajahnya telah berubah menjadi kehijau-hijauan, terasa parah panas
bergolak didalam dadanya, suatu rasa yang sangat mendongkol menyelimuti
seluruh tubuhnya dengan dingin dia memandang sekejap kearah gadis berbaju
putih itu, ujarnya.

"Aku akan melihat siapa yang mempunyai nyali yang demikian besarnya untuk
meminang Kau". Mendadak tangan kanannya disambitkan terlihat sinar keperak
perakan yang sangat halus sekali melayang lepas dari tangannya. Terdengar
beberapa kali suara yang nyaring, tiga buah burung suari yang sedang melewati
puncak gunung itu, ber sama2 jatuh keatas puncak gunung itu, dan binasa tanpa
mengeluarkan suara sedikitpun juga, sampaipun suara jeritan terakhirpun tak
terdengar, senjata rabasia beracun dari Tang Chia Bun didaerah Shu Cho, sungguh
sangat beracun sekali, bahkan begitu mengenai darah segera binasa. Para jago
tanpa terasa memandang sekejap kearah tiga ekor78 burung yang telah binasa
itu, dalam hati diam2 merasa sangat terperanjat dan memujinya. Didalam
beberapa ratus tabun ini, keluarga yang dapat melancarkan senjata rahasia
dengan begitu hebatnya itu, sungguh jarang sekali menemuinya. Sian Gwat
Tootiang dengan perlahan menghela napas, ujarnya .

"Hiantit li demikian berbaktinya ingin membalaskan sakit hati ayahnya, sekalipun


sangat bagus sekali, tetapi dengan pergerakan secara besar2an ini bukankah tidak
terlalu baik ???"

Gadis berbaju putih itu mendongakkan kepalanya memandang awan putih yang
bergerak diangkasa, ujarnya .

"Dendam sakit hati ayahku setinggi langit, apabila karena sedih atas kematian
ayahku, hingga membuat aku menemui kematiannya, atau segera mencabut
pedang bunuh diri diatas puncak gunung ini, bukan aku akan disebut sebagai
seorang anak yang tidak berbakti ". Ujar Sian Gwat Tootiang .

"Sekalipun kau berbuat demikian, tetapi anak berbakti dua kata ini tetap tak akan
hilang dari dirimu"

Ujar gadis berbaju putih itu lagi.

"Tetapi apabila aku binasa, urusan tetap akan berjalan terus sedang musuh
pembunuh ayahku pun, tetap hidup didunia dengan sentausa---"

Dia mengangkat ujung bajunya, dan mengeringkan bekas air mata yang telah
membasahi wajahnya itu, lanjutnya.

"Mungkin dengan perbuatan ini tidak akan dimaafkan oleh orang2 yang hidup di
dunia ini, dan menunjuk diriku sebagai orang yang tak berbakti, dan seorang yang
sangat rendah sekali, tetapi aku tetap akan berusaha untuk membalas sakit hati
ayahku, orang lain akan memarahi diriku, biarkanlah mereka memaki, asalkan
dalam hati aku telah mempunyai ketetapan yang kukuh pembunuh itu telah
membuat ayahku kesakitan, akupun akan menagih dengan darah segarnya,
apakah hal itu tak boleh?"

Ucapan yang baru saja dikatakan itu dari pertama hingga terakhir semuanya
beralasan, untuk sesaat, membuat orang sukar sekali untuk membedakan
perkataannya itu benar atau salah.

Sang Sam Tong mengetukkan tongkat bambunya keatas tanah, ujarnya kemudian.

"Loohu yang telah hidup hingga setua ini, perkataan yang demikian itu baru
pertama ini mendengarnya"

Mendadak Tang Thong pun mengangkat bicara.

"Urusan perkawinan antara keluarga Tang dengan keluarga Yap, sejak


sebelumnya telah ditetapkan oleh ibuku serta Gak-hu, orang2 dari seluruh Bu lim
semuanya telah mengetahui akan urusan ini, siapa saja yang berani mengubah
keputusan dari keluarga Tang serta keluarga Yap ini, aku mewakili keluarga Tang,
akan menyuruh dia merasakan tiga belas macam senjata rahasia beracun dari
keluarga Tang"79 Gadis berbaju putih itu dengan dingin ujarnya lagi.

"Ayahku belum pernah memberitahukan kepadaku mengenai urusan perkawinan


di antara kita, dan belum tentu urusan ini benar, kini ayahku telah binasa, siapa
lagi yang dapat mengurus tentang perkawinanku, perbuatanku ini sekalipun telah
melanggar adat istiadat, tetapi kebaktian puteri terhadap ayahnya jauh !ebih
penting.Hm--! Jika kau benar2 seorang laki2 sejati yang mempunyai semangat,
mengapa tidak mau mengambil keputusan untuk mencari pembunuh ayahku,
apakah karena takut kepandaian yang kau miliki terlalu rendah sehingga takut tak
berhasil mengalahkan lawanmu"

Wajah Tang Thong segera berubah hebat ujarnya.

"Keluarga Tang, telah berdiri selama ratusan tahun lamanya, pernah takut kepada
siapa?"

Sahut gadis berbaju putih itu.


"Kalau begitu mengapa kau ingin menghalangi keinginanku untuk memperistrikan
orang yang dapat membalaskan sakit hati ayahku?"

Dengan gusar ujar Tang Thong.

"Kaum wanita, mana masih bisa berbicara tentang segala macam urusan, ayahmu
telah menyetujui kau untuk dijodohkan dengan keluarga Tang, kini kau telah
dapat dihitung sebagai orang dari keluarga Tang, sedang dendam sakit hati sudah
tentu haruslah dari pihak kami keluarga Tang, yang akan mengutus orang untuk
membereskan, dengan perbuatanmu secara demikian muncul sendirian didalam
dunia kangouw, dengan menggunakan kecantikan sebagai umpan untuk
memancing orang lain membalas sakit hati ayahmu, bila berita ini tersiar,
bukankah akan membuat orang tertawa sampai terlepas giginya"

Baru saja gadis berbaju putih itu bersiap untuk membalas memaki, mendadak Yen
Hong Kang memotong, ujarnya.

"Tang-heng, tak usahlah kau marah, ada pepatah mengatakan bahwa seorang
laki2 sejati sukar untuk mencegah kebaktian dari isterinya, apalagi pada saat ini
Nona Yap masih belum secara resmi menjadi orang keluarga Tang---"

Than Siauw Thiaa pun ikut mengangkat bicara, ujarnya.

"Perkataan dari Yeng heng memang tidak salah, perbuatan dari Nona Yap ini
sekalipun sedikit mengejutkan dunia kangouw, betapa keberanian serta rasa
baktinya kepada orang tua mau tak mau membuat orang untuk memujinya"

Wajah Tang Thong segera diliputi oleh napsu pembunuhan, sambil memandang
sekejap kearah Than Siauw Thian ujarnya.

"Siapa yang telah bosan untuk hidup, tak usah sungkan2 untuk maju mencoba
coba". Yen Hong Kang berbatuk-batuk serak, sahutnya.

"Perkataan dari Tang-heng bukankah terlalu melewati batas, urusan perkawinan


antara keluarga Tang dengan keluarga Yap, hanyalah ucapan80 dari pihak Tang
heng saja, pertama tak ada bukti akan hal ini, kedua tidak ada orang yang
membuktikan, perkataan dari Tan heng tadi, maafkan kalau kami hanya
menganggap ---". Sinar matanya yang bagaikan kilat itu dengan perlahan-lahan
menyapu kewajah gadis berbaju putih itu, lanjutnya .

"Tetapi Nona Yap ini adalah putri kesayangan Yap Thayhiap, Yap Tiang Cing, dan
merupakan mutiara kesayangannya, mengenai urusan perkawinan, sekalipun
harus mendapatkan persetujuan dari orang tuanya, tetapi jika dilihat keadaan
sekarang ini, Yap Tiang Cing telah binasa, perjanjian perkawinan yang diadakan
oleh Yap Tiang Cing serta ibu dari Than heng, apakah masih dapat di hitung, orang
lain tak mempunyai hak untuk menanyakannya, yang dapat menentukan akan hal
ini, aku kira hanyalah Nona Yap seorang saja -----". Sang Sam Tang melihat wajah
dari Tang Thong sebentar berubah menjadi hijau sebentar berubah menjadi putih,
hal ini membuktikan kalau hatinya merasa sangat gusar sekali, dan telah
mencapai puncak kesabarannya apabila Yen Hong Kang meneruskan
perkataannya, keadaan pastilah akan berubah menjadi tegang, dengan tergesa-
gesa dia mengerakkan tongkat bambunya ke atas tanah, sambil ujarnya .

"Yen heng, ditempat dan saat seperti ini bukanlah waktunya untuk membicarakan
urusan perkawinan antara keluarga Yap dengan keluarga Tang ! ! ". Yeng Hong
Kang tersenyum. ujarnya.

"Perkataanku itu, jika didengarkan, agaknya dengan urusan kematian yang


dialami oleh Tionggoan Shu Cincoe sedikitpun tidak mempunyai hubungannya
sama sekali tetapi hal yang sebenarnya aku sedang membantu Sang-heng untuk
menyelidiki pembantu dari pembunuh Tionggoan Shu Ctnijoe yang sebenarnya".
Ujar Sang Sam Tong dengan ragu2 .

"Mengenai hal ini, Loohu masih belum pernah mendengarnya-----". Yen Hong
Kang tersenyum, ujarnya lagi.

"Waktu tadi para jago berturut-turut mengucapkan kata2 hendak meninggalkan


tempat ini, tetapi kemudian Nona Yap mengumumkan siapa saja yang dapat
membalaskan dendam sakit hati ayahnya, pasti akan memperistrikan kepadanya,
para jago dengan demikian tak ada seorangpun yang mengungkap kembali untuk
meninggalkan tempat ini, dengan hadiah yang demikian besarnya, tak takut
terdapat lelaki sejati. Tindakan Nona Yap yang demikian berbaktinya terhadap
orang tua, pastilah akan menggemparkan seluruh dunia kangouw, jago2
berkepandaian tinggi dari seluruh pelosok dunia akan mempertaruhkan nyawanya
untuk menyelidiki siapakah sebenarnya pembunuhnya, tetapi urusan ini apabila
tidak diucapkan dengan jelas terlebih dahulu, aku kira para jago2 tak mungkia
mau mempertaruhkan nyawanya"

Ujar Sang Sam Tong dengan gugup.81

"Tentang hal ini, tentang hal ini ----"

Dalam hatinya memangnya tidak mempunyai pendapat lain setelah berpikir


setengah harian, tetap tak dapat melanjutkan perkataannya tentang hal itu.
Mendadak gadis berbaju putih itu dengan keras ujarnya.

"Aku Yap Siang Ie sekalipun merupakan , seorang wanita, tetapi perkataan yang
telah diucapkan keluar, tak mungkin akan ditarik kembali, tidak perduli siapa saja
yang dapat membunuh mati pembunuh ayahku, dan membawa serta batok
kepalanya, aku akan memperistikan pada orang itu, jika ucapanku ini tidak
kupatuhi, akan hancur terkutuk oleh Thian"

Wajahnya berhadapan dengan para jago2 pada saat dia berbicara, hal ini
memaksa Tang Thong menjadi serba salah, wajahnya berubah menjadi hijau gelap
sepasang tangannya dirapatkan dengan sangat kencang.

sepatah katapun tak diucapkan keluar, hal ini membuktikan kalau kegusaran
didalam hatinya, telah mencapai taraf tak terkendalikan"

Sian Gwat Tootiang dengan perlahan menghela napas, ujarnya.

"Dengan perbuatan dari Hiantit li ini, adalah betul atau salah, untuk sesaat Pinto
tak mempunyai daya untuk memutuskannya, urusan yang terpenting pada saat ini
adalah mencari sebab2 kematian dari ayahmu, menurut kabar Giok Uh Kong dari
keluarga Lam Kong itu merupakan obat yang sangat sakti untuk menyembuhkan
serangan racun pada saat ini, asalkan orang yang binasa karena terkena racun,
begitu tertempel Giok Un Kong int pastilah terjadi reaksi, sedang kini kematian
yang dialami Tionggoan Shu Cincoe ternyata demikian tenangnya, sungguh aneh
sekali, aku kira-kali ini kita pasti harus mau tak mau meminjam benda pusaka dari
keluarga Lam Kong yaitu cermin Swie Cing serta Giok Uh Kong, urusan tak dapat di
tunda2 lagi kitapun harus mulai melakukan perjalanan"
Ujar Sang Sam Tong.

"Bagaimana dengan keempat buah mayat ini? apakah boleh dikata juga dibawa
serta keperkampungan Lam Kong?"

Sahut Sian Gwat Tootiang singkat.

"Sekalian dibawa saja."

Tanya Sang Sam Tong lagi.

"Dengan cara bagaimana kita membawanya?"

Sahut Yap Siang Ie dengan halusnya.

"Suhengku telah pergi mencari kereta kuda, sebelum hari mendekati senja,
pastilah telah sampai ditempat ini"

Sian Gwat termenung berpikir keras, ujarnya kemudian.

"Kita lebih baik dibagi dua rombongan saja ! Sang Thayhiap serta Yen Ciangbunjin,
berjalanlah setindak terlebih dahulu, dan menuju keperkampungan keluarga Lam
Kong, dan berusahalah untuk meminjam Giok Uh Kong serta Cermin Swie Cing
terlebih dahulu, sedang Pinto serta82 para saudara lainnya, biarlah sambil
menjaga layon berjalan dibelakang, untung saja hanya meminjam beberapa
waktu, dan segera dikembalikan lagi, dengan perhubungan yang erat antara Sang
Thayhiap dengan orang2 dari keluarga Lam Kong, aku kira tidaklah sukar untuk
meminjamnya"

Ujar Sang Sam Tong .

"Loohu akan berjalan terlebih dahulu dengan Yen heng. dan akan merundingkan
terlebih dahulu agar jangan sampai mengalami kegagalan totar !"

Yen Hong Kang ber batuk2 serak ujarnya.


"Apakah hanya kita berdua saja ?"

Ujar Than Siauw Thian tiba2.

"Akupun terhitung satu bagian !"

Mendadak Yap Siang Ie dari dalam sakunya mengambil keluar sepotong


saputangan berwarna hitam, sambil ujarnya.

"Mulai dari saat ini, aku akan membungkus wajahku setengah bagian, menanti
setelah aku -----"

Perkataannia belum selesai diucapkan, tetapi tiba2 menutup mulutnya, dengan


perlahan2 menoleh kebalakang dan berjalan kesamping untuk kemudian duduk
seorang diri diatas batu.

Sang Sam Tong mengetukkan tongkat bambunya keatas tanah, dengan nada yang
keras ujarnya.

"Loohu akan berjalan terlebih dahulu, sampai bertemu di Lam Yang"

Sambil memutar tubuhnya, dia berjalan terlebih dahulu, Yen Hong Kang serta
Than Siauw Thian pun segera merangkap tangannya memberi hormat kepada Sian
Gwat, kemudian mengikuti Sang Sam Tong berjalan pergi.

Sian Gwat, Tootiang sambil merangkap tangannya kepada si Pukulan sakti Lu Ping
serta To Lam Kiang beserta putranya, ujarnya.

"Waktu tidaklah terlalu banyak, kalian bertigapun dapat beristirahat sejenak,


menanti setelah kereta datang, kitapun mulai melakukan perjalanan jauh"

Setelah berbicara demikian dia memberi tanda kepada Pek Thiat Seng serta Song
Boen Koang, ujarnya lagi .
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo
"Kalian berdua hiantit silahkan datang kemari untuk beristirahat, Pinto
mempunyai beberapa perkataan yang hendak ditanyakan kepada kalian berdua"

Song Boen Koang serta Pek Thiat Seng mengikuti perkataannya berjalan kesana,
mengikuti dibelakang Sian Gwat berjalan menuju keujung puncak gunung, dan
duduk diantara batu2. Wajah Sian Gwat berubah menjadi serius, setelah
menghela panjang2 ujarnya.

"Setelah kalian tiba diatas puncak gunung ini, apakah suhu kalian telah putus
napasnya ?"83 Sahut Song Boen Koang dengan perlahan .

"Keempat suhu telah putus napas lama sekali tetapi mereka tetap duduk bagaikan
hidup saja, boanpwee sekalian tidak berani mengejutkan mereka orang tua,
setelah menanti beberapa saat barulah mengetahui kalau keempat orang suhu
telah putus napas lama sekali"

Sian Gwat menghela napas panjang ujarnya.

"Pinto sama sekall tidak percaya kalau pada saat Tionggoan Shu Cincoe
berkumpul menjadi satu dapat dibunuh orang secara demikian mudahnya tanpa
mengeluarkan suara sedikitpun, didalam hal ini tentu masih mengandung banyak
sekali kecurigaan yang sukar untuk dicari penjelasannya semoga saja barang
pusaka Cermin Swie Cing serta Giok Uh Kong dari perkampungan keluarga Lam
Kong dapat membantu menyelidiki sebab2 kematian dari keempat suhu kalian"

Sahut Pek Thian Seng . ''Boanpwee menyerahkan seluruh persoalan kepada


Loocianpwee untuk menguruskannya "

Sian Gwat termenung agak lama, kemudian ujarnya lagi .

"Sekalipun nama keempat suhu kalian sangat dihormati didunia kangouw, tetapi
karena mereka berempat terlalu memandang tinggi pada dirinya, sehingga tidak
mau bergaul dengan kawan2 dari Bu lim, akibatnya mereka hanya mempunyai
sedikit sekali kawan akrab, karena persahabatan yang erat antara Pinto dengan
suhumu, barulah mengetahui akan hal ini, apalagi aku terhadap kematian yang
dialami oleh suhu kalian sangat mempengaruhi hatiku. Selama dua puluh tahun
iei, aku sangat jarang sekali berkelana didalam dunia kangouw, tetapi untuk
menyelidiki sebab2 kematian dari suhumu sekalian, Pinto telah mengambil
keputusan selama Pinto belum berhasil mengetahui hal ini dengan jelas maka
selamanya pula aku tidak akan pulang kegunung Bu tong San"

Song Boen Koang serta Pek Thiat Seng segera bersama sama berlutut di atas
tanah memberi hormat, ujarnya.

"Kini ada loocianpwee yang dengan sekuat tenaga memberi bantuan, para suhu
sekalian tentunya akan beristirahat dengan tentram, boanpwee sekalian disini
memberikan hormat serta rasa terima kasih". Sehabis berkata kedua orang itu ber
sama2 memberi hormat sambil berlutut di atas tanah. Sian Gwat dengan perlahan
menghela napas ujarnya .

"Kalian bangunlah, jika menurut pendapat dari Pinto, sebab2 kematian dari suhu
kalian sangat rumit sekali, sedang jarak dari sini ke Perkampungan keluarga Lam
Kong didaerah Lam Yang, sangat jauh sekali, Pinto akan meminjam kesempatan
perjalanan yang sangat jauh ini untuk menyelidiki keadaan sewaktu suhu kalian
menemui ajalnya, nanti pada saat mulai melakukan perjalanan, kalian berdua
hiantit lebih baik yang mengurusi kereta untuk layon itu, sehingga Pinto yang
bersembunyi84 didalam kereta layon ------"

Perkataannya baru saja diucapkan sampai disitu, mendadak dia memutuskan


pembicaraannya, dan berhenti sejenak, sambil mengebutkan ujung bajunya,
kemudian ujarnya lagi .

"Kalian kesanalah ! dengan diam2 awasilah layon dari ke-empat suhumu, tidak
perduli siapa saja, asalkan mendekati layon dari ke-empat suhumu itu, segeralah
diam2 mengawasi segala gerak geriknya". Song Boen Koang serta Pek Thiat Seng
segera merangkap tangannya memberi hormat dan mengundurkan diri. Matahari
telah condong kearah Barat, sinar kekuning-kekuningan dari matahari
memancarkan sinarnya diatas tumpukan batu2 aneh yang terdapat diatas puncak
itu, sedang cuacapun mendekati senja. Seekor kuia dengan cepat lari mendatang
dan menerjang datang kebawah puncak ratusan kaki itu, dibelakangnya tampak
dua buah kereta kuda yang ditutup dengan kain hitam berjalan mengikuti dari
belakangnya. Tampak orang yang menunggang kuda itu memakai pakaian yang
singsat, pada punggungnya terselip sepasang Pan Koan Pit, kiranya adalah Ban
Cong, anak murid dari Yap Tiang Cing salah satu anggota dari Tionggoan Shu
Cincoe adanya. Begitu kuda itu mencapai dibawah bukit, dia segera meloncat
turun dari kudanya, sambil menghapus keringat yang menetes keluar, dengan
cepat ia lari naik ke atas puncak gunung. Pada saat ini, para jago yang hadir di atas
puncak gunung itu sedang bersemedi memusatkan seluruh pikirannya untuk
beristirahat, sedang Yap Siang Ie dengan kain hitam menutupi separuh bagian dari
wajahnya, dengan seorang diri duduk disudut puncak itu. Ban Cong dengan ter
gesa2 berlari mendatang, dengan nada yang rendah ujarnya.

"Sumoay, kereta kuda telah tiba dibawah puncak gunung, apakah perlu
mengangkut layon dari suhu untuk dinaikan kedalam kereta?"

Yap Siang Ie dengan per lahan2 bangkit berdiri, dan mengulurkan tangannya yang
putih itu menunjuk kearah Sian Gwat Tooriang yang duduk pada beberapa kaki
dari tempat itu, ujarnya.

"Kau pergi tanyakan kepada Tootiang itu"

Ban Cong menjadi tertegun, tanyanya.

"Dibawah suhu hanyalah Sumoay seorang saja, suhu kini telah binasa, seluruh
urusan haruslah sumoay sendiri yang memutuskannya, urusan yang demikian
besarnya ini, bagaimana dapat ditanyakan kepada orang lain?"

Yap Siang Ie dengan perlahan menghela napas, ujarnya.

"Engkau adalah murid kepala dari perguruan ayahku, pun merupakan salah satu
ahli warisnya, ada urusan anak muridlahnyalah yang harus mengerjakan, terhadap
urusan pembalasan dendam sakit hati85 suhu, mengapa ternyata sedikitpun kau
tidak punya pendapat?"

Sahut Ban Cong.

"Sifat Siauw heng sangat bodoh sekali, dan kecerdasannya tidak dapat melampaui
kecerdasan dari sumoay, dalam hal ini aku masih mohon petunjuk dari sumoay"

Yap Siang Ie mendadak merendahkan suaranya ujarnya.


"Tionggoan Shu Cincoe masing2 mewariskan ilmunya kepada seorang murid,
murid dari Toa Supek Lam Pek Thong. Li auw Suheng mempunyai kecerdasan yang
sangat tajam, keberaniannya melampui semua orang, sukar sekali untuk
mempertanggung jawaban pekerjaan berat untuk pembalasan dendam ini Jie
Supek, Chu Thiah Sang mempunyai murid yaitu Pek Su heng, sifatnya sangat
peramah sekali suka menolong orang lain, mempunyai semangat pendekar serta
keberaniannya sukar ditandingi, tetapi sayang sifatnya yang keras itu sukar untuk
memikul beban yang demikian beratnya, murid dari Sam Supek, Kiem Shen le
yakni Song Suheng, akalnya terlalu banyak, sukar untuk dipercaya, sedang Suheng
sendiri, jadi orang terialu jujur, juga sukar untuk memikul beban yang demikian
beratnya, Hay----! sungguh sayang sekali nama besar dari Tionggoan Shu Cincoe
yang didapatkan dengan susah payah, tetapi tak satupun yang berhasil memilih
seorang ahli waris yang mempunyai kecerdasan serta keberanian yang begitu
besarnya sehingga dapat memikul beban balas dendam ini, oleh karena itu, aku
mau tak mau harus menggunakan tubuh kegadisanku ini, untuk terjun kedalam
kalangan menyelidiki siapakah pembunuh sebenarnya----- --". Ban Cong sejak kecil
dibesarkan ber-sama2 dengan Yap Siang Ie, terhadap kecerdasan serta akalnya
selalu memujinya, sekalipun dia telah membandingkan keempat orang dengan
demikian pedasnya, Ban Cong bukannya tidak merasa menjadi gusar, malah
sebaliknya menerimanya sebagai nasehat yang berguna, tak henti2nya dia
menganggukkan kepalanya. Agaknya Yap Siang Ie pun merasa bahwa
perkataannya diucapkan terlalu keras, setelah berhenti sejenak, ujarnya lagi.

"Hanya dikarenakan aku adalah kaum wanita, tak bebas untuk sembarangan
tampil kedepan, aku harap Suheng mau membantu aku dalam hal ini". Sahut Ban
Cong dengan segera .

"Urusan yang diputuskan oleh Sumoay, Siauw heng pasti akan membantunya
dengan sekuat tenaga ". Yap Siang Ie menghela napas, ujarnya lagi "Pada saat ini
masih belum dapat menemukan sedikit jejakpun, Siauw moay merasa tak berdaya
apa2 lagi, Tootiang itu serta beberapa Supek, serta kawan2 karib dari ayah, lebih
baik kau untuk sementara mendengar semua perkataan mereka, apabila aku
mempunyai urusan,86 pastilah akan memanggil kau lagi ". Ban Cong
merangkapkan tangannya, ujarnya .

"Kalau memangnya demikian, Siauw-heng akan pergi kesana untuk bertanya


kepadanya ". Sehabis berkata dia balikkan tubuhnya dan berjalan pergi. Pada saat
cuaca hampir gelap, seluruh layon dari Tionggoan Shu Cincoe telah diturunkan
dari puncak gunung itu dan dimasukkan kedalam kereta kuda. Sedang Liauw In
Hwie yang pergi mengejar gadis penunggang kerbau itu sampai saat ini masih
tetap tak nampak kembali Sian Gwat Tootiang menunjuk Pek Thiat Seng dengan
dirinya yang menunggang kereta itu, sedang para jago lainnya dengan
menunggang kuda mengikuti dari belakang, dan melanjutkan perjalanannya
menuju kekota Lam Yang. Ditengah perjalanannya dengan sangat cepat, pada saat
sampai dikota Lam Yang waktu telah menunjukkan bulan kesembilan dan
bertepatan dengan musim gugur. Yang dihormati serta dijungjung oleh seluruh
partai besar dari dunia kangouw serta penjahat dari seluruh peioksok dunia, yaitu
perkampungan Keluarga Lam Kong atau "Bu lim Tit It Chia"

Letaknya diluar kota Lam Yang disuatu bukit yang terpencil.

Pada saat itu, hari telah mendekati senja, Sian Gwat Tootiang sambil membawa
kereta layon, ber sama2 dengan para jago berjalan menuju kebawah gunung yang
terletak terpencil itu.

Sinar matahari yang hampir tenggelam itu memantulkan sinarnya keangkasa dan
mengakibatkan udara memancarkan berbagai warna yang sangat indahnya, be
ribu2 pohon Yang Liu melambai dengan lemas dan indahnya, dan mengelilingi
sebuab dusun dimana terletak sebuah bangunan yang sangat megah sekali.

Angin musim gugur bertiup sepoi2, Samar2 membawa hawa udara yang agak
dingin, angin yang bertiup sepoi2 itu mengakibatkan daun2 berterbangan
diangkasa, pemandangan seperti itu sungguh sangat mengesankan.

Si pukulan sakti, Lu Ping mendadak menarik tali les kudanya, dengan nada yang
keras ujarnya.

"Jika menurut peraturan dunia kangouw yang aku dengar, dalam jarak lima li
sebelum memasuki perkampungan "Bu-lim Tit tt Chia", harus turun dari kuda dan
melanjutkan perjalanan dengan ber jalan kaki, tiga li sebelumnya, semua tamu
diharuskan melepaskan seluruh senjata yang dibawa, tetapi selamanya belum
pernah mendengar bagaimana aturannya jika membawa kereta memasuki
tempat ini". Pada saat dia berbicara, rombongan para jago itu telah berada ditepi
suatu rimba. Ujar Sian Gwat Tootiang.87
"Aku kira Sang Thay hiap tentunya telah tiba ditempat ini sejak lama, tetapi
mengapa mereka tidak datang menyambut kedatangan kita ?"

Terdengar suara genta berbunyi dengan suatu yang dalam, dari belakang sebuah
pohon yang besar berkelebat keluar seorang anak lelaki tampan dengan cepatnya,
sepasang tangannya diangkat keatas sambil membawa sebuah papan nama, pada
papan itu tertulis.

"Harap turun dari kuda"

Kata dengan jelasnya. Peraturan lima li turun dari kuda tiga li melepaskan pedang
adalah untuk menghormati kepandaian dari Lam Kong Beng, selain itu para jago
juga memberikan sebuah papan nama "Bu lim Tit It Chia"

Serta empat buah peraturan yang harus ditaati oleh semua orang, oleh sebab itu
asalkan seluruh kawan dunia kargouw haruslah metaati hal itu.

Disebabkan orang yang memberikan semuanya itu termasuk orang2 dari


Sembilan partai besar termasuk ciangbunjinnya, serta raja penjahat dari daerah
Utara dan Selatan, karena itulah turun temurun sampai sepuluh tahun lamanya,
belum pernah ada orang yang berani melanggar empat buah peraturan itu,
sedang mengenai peraturan lima li turun dari kuda serta tiga li melepaskan
pedang, termasuk juga sala satu dari emat peraturan itu.

Si pukulan sakti Lu Ping yang berjalan paling depan setelah melihat sekejap
kearah papan nama itu, segera dia meloncat turun dari kuda, diikuti dengan To
Lam Kiang serta putranya, Song Boen Koang, Ban Cong, Yap Siang Ie
semuanyapun turun dari punggung kuda.

Lu Ping merangkap tangannya memberi hormat, kepada anak lelaki itu ujarnya .

"Siauw heng harap membawa jalan". Anak lelaki itu menggoyangkan kepalanya,
sambil menunjuk pada bibirnya dengan perlahan dia membalikkan tubuhnya dan
berjalan kebelakang pohon yang besar itu. Lu Ping menjadi tertegun, sambil
balikkan kepalanya kebelakang kepada To Lana Kiang ujarnya .
"To heng, anak lelaki ini sangat tampan sekali, aku tidak akan percaya kalau dia
adalah seorang yang bisu."

Sahut To Lam Kiang .

"Mungkin dia tidak ingin membuka mulut berbicara, peraturan lima ji turun kuda
kita telah mengetahuinya, sambil menuntun kuda kita berjalan meneruskan
perjalanannya, mungkin masih boleh juga, lebih baik kita berjalan kedalam baru
berbicara lagi"

Lu Ping dengan berat berbatuk batuk ujarnya.

"Perkataan dari To heng tidak salah juga"

Tangannya menuntun les kudanya, dengan perlahan dia berjalan masuk kedalam
per kampungan itu.

Anak lelaki itu menoleh memandang sekejap kearah beberapa88 orang itu, tetapi
diapun tidak turun tangan mencegah.

Tempat itu adalah suatu taman yang sangat luas sekali, selain pohon Yang Liu
serta pohon Pak Yang, tak tampak pepohonan lainnya, suatu jalan yang terdiri
dari batu putih ber susun2 melintang2 ditengah kebun itu, selain angin musim
gugur yang bertiup mengakibatkan daun2 kering berterbangan sehingga
mengeluarkan suara yang gemerisik, tak terdengar lagi suara lain yang
mencurigakan.

Kebun yang mempunyai luas sepuluh itu sunyi senyap sekali, saking sepinya
hingga menimbulkan suasana yang menakutkan.

Tiba2---berdetaknya roda kereta memecahkan suasana sunyi senyap dari kebun


yang sangat luas itu.

Pek Thiat Seng sambil melayangkan pecutnya mengemudikan kereta itu berjalan
terus kedepan, sedang beberapa orang lainnya mengikuti dari belakang berjalan
memasuki kebun itu.
Kemungkinan sekali didalam empat peraturan yang menyangkut mengenai kereta
kuda, anak lelaki yang memegang papan nama itu memandang sekejap kearah
Pek Thiat Seng serta kereta kuda yang diselubungi oleh kain hitam itu, tangannya
ditepuk tepukan keatas kepalanya, tetapi tetap tidak membentak mencegah, jika
dilihat dari keadaan serta sikapnya itu, dapat dilihat dia sedang risau karena
urusan kereta berkuda itu.

Selain anak lelaki yang tangannya memegang papan nama dimana dia yang
tangan satu kali munculkan dirinya, didalam kebun yang demikian luas serta
lebatnya itu agaknya tidak lagi terdapat penjaga lainnya, sekalipun para jago telah
memasuki kebun itu sedalam beberapa puluh kaki jauhnya, tetap tak nampak ada
orang yang keluar menegur mereka.

Pohon Pak Yang serta pohon Yang Liu saking banyak serta lebatnya itu hingga
menutupi seluruh tempat, Pek Thiat Seng yang mengemudikan kereta kuda itu
berjalan ditengah kebun diantara pohon2 yang lebat itu, membutuhkan tenaga
yang sangat besar sekali baru berhasil, jalannya berliku-liku tak henti2nya,
memaksa jalannya kereta itupun sangat lambat sekali.

Terdengar suara tindakan yang sangat cepat sekali bergema datang dari dalam
deretan pohon2an.

Si pukulan sakti Lu Ping segera berhenti bertindak.

Lam Kong Beng yang diangkat dan diakui oleh Bu lim sebagai manusia yang
memiliki kepandaian tinggi didalam dunia pada saat itu, bukan saja mendapatkan
nama harum serta tiga buah benda pusaka pun membuat perkampungan keluarga
Lam Kong diujung suatu gunung terpencil diluar kota Lam Yang itu, diliputi oleh
suasana yang sangat misterius, tak seorangpun yang mengetahui dengan jelas
bagaimana keadaan dari perkampungan itu, mereka hanya mengetahui bahwa
mereka merasakan penghormatan serta nama yang dapat menggetarkan89
seluruh dunia kangouw tetapi untuk hal itu mereka pun telah mengorbankan
suatu korban yang sangat pahit sekali.

Seluruh jago dari dunia kangouw, terhadap kemisteriusan dari perkampungan


keluarga Lam Kong inipun mempunyai dua buah pikiran, yaitu iri serta kagum.
Suara tindakan kaki itu dari jauh makin lama makin dekat, dari dalam deretan
pepohonan itu berjalan keluar tiga orang.

ternyata adalah Sang Sam Tong, Yen Hong Kang serta Than Siauw Tian yang
datang terlebih dahulu kedalam perkampungan keluarga Lam Kong ini.

Pada tangan kanan Sang Sam Tong memegang tongkat bambunya, sambil
merangkap tangannya memberi bormat tanyanya .

"Kalian apakah baru saja sampai ? ?". Sinar matanya memandang sekejap kearah
kereta kuda berselubung kain hitam itu, tanpa terasa dia mengerutkan alisnya,
ujarnya .

"Sian Gwat Tootiang -----" * BAGIAN KEENAM * Kain yang menyelubungi kereta
itu membuka, dari dalam terdengar suara menyahut dari Sian Gwat, jago
kenamaan dari Bu tong Pay ini selama perjalanan dua puluh hari lebih ini, selalu
bersembunyi didalam kereta kuda yang diselubungi kain hitam itu, dan selalu
berkumpul dengan keempat buah mayat dari Tionggoan Shu Cincoe. Dia telah
timbul rasa kagum serta tertarik siang malam selalu bersama tampaknya
sedikitpun tidak menampilkan rasa letihnya, tetapi tak seorang pula yang
mengetalui dia telah menemukan apa saja? Dengan nada yang rendah tanya Sang
Sam Tong.

"Mayat dari Tionggoan Shu Cincoe apakah telah terjadi perubahan?"

Sian Gwat Tootiang menggelengkan kepalanya, sahutnya.

"Pinto pun karena urusan ini merasa sangat heran sekali"

Dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya lagi.

"Sang Thayhiap apakah telah berhasil meminjam Giok Uh Kong serta cermin Swie
Cing,"

Sahut Sang Sam Tong.


"Pengurus dari perkampungan keluarga Lam Kong itu pada saat ini sedang
menderita sakit yang sangat berat, mengenai urusan peminjaman benda2 pusaka,
masih belum meadapat keputusan yang pasti"

Tanya Sian Gwat Tootiang lagi.

"Entah siapakah pengurus dari perkampungan Lam Kong itu?"

Sahut Sang Sam Tong dengan perlahan.90

"Tentang hal ini, Loohu sendiri juga tidak mengetahui dengan jelas"

Dia agaknya merasa bahwa jawaban yang baru saja diucapkaanya itu, telah terasa
didalam hatinya, setelah selesai berbicara, wajahnya telah berubah merah
padam. Sian Gwat dengan perlahan menghela napas, ujarnya.

"Kabar berita mengenai Perkampungan keluarga Lam Kong yang diliputi oleh
kemisteriusan, kelihatannya juga tidak salah"

Sahut Sang Sam Tong kemudian .

"Perkataan dari Tootiang memang benar, perkampungan ini memang sangat


misterius sekali, Loohu serta Yen heng dan Than heng telah menanti tiga hari
lamanya ditempat ini ". Ujar Sian Gwat lagi .

"Harap Sang Thay hiap mau membawa pinto untuk melihat lihat terlebih dahulu".
Sang Sam Tong tidak ber kata2 lagi, dengan perlahan dia membalikkan tubuhnya
dengan langkah yang lebar dia berjalan kedepan. Sian Gwat Tootiang dengan
kencang mengikuti dibelakang tubuh Sang Sam Tong, Lu Ping, To Lam Kiang serta
putranya, Song Boen Koang dan Tang Thong pun ber sama2 berjalan mengikuti
juga sedang Yap Siang Ie berjalan mengikuti kereta kuda dibelakang para jago itu.
Didalam taman itu terlihat batang2 pohon tumbuh tak karuan, sehingga
menyebabkan kereta kuda itu sulit sekali untuk maju kedepan, saking tak
tahannya, Pek Thiat Seng meloncat turun dari kereta, sambil menarik kereta kuda
melanjutkan perjalanannya kedepan. Berjalan selama seperminum teh kemudian,
jalan dari kebun itu makin lama makin lebar, dan akhirnya muncullah suatu tanah
lapang yang luasnya kurang lebih beberapa puluh kaki. Didua belah dari tanab
kosong itu, masing2 terdapat dua buah rak yang dibuat dari kayu, disampingnya
terpancang sebuah papan nama, dan tertulis "Lepaskan segala macam senjata"

Empat buah huruf yang besar.

Sinar mata dari Sian Gwat Togtiang berputar, nampak pada rak kayu disisinya itu
telah terdapat banyak sekali senjata2 diantara senjata2 itu ada beberapa telah
berkarat, sedang gagang pedangnyapun telah menjadi lapuk tak karuan, dapat
lihat senjata itu telah sangat lama sekali diletakkan ditempat tersebut.

Yen Hong Kang tertawa serak, ujarnya.

"Salah satu dari empat peraturan yang harus ditaati ialah tidak diperkenankan
mem bawa segala macam senjata tajam kedalam perkampungan keluarga Lam
Kong, Saudara2 harap melepaskan seluruh senjata tajam yang dibawa"

Pertama kali Sian Gwat Tootiang melepaskan pedangnya yang dibawa yang
kemudian diletakkan pada salah satu rak kayu disebelah kanan.91 Lu Ping, To Lam
Kiang serta putranya dan Tang Thong masing2 pun melepaskan senjata yang
dibawa.

Dengan perlahan Sang Sam Tong mengetukkan tongkat bambu ditangannya ke


atas tanah, kemudian diletakkan pula pada rak kayu itu, ujarnya.

"Didalam tubuh saudara2 sekalian apabila membawa senjata rahasia, aku harap di
keluarkan sekalian dan diletakkan ditempat ini"

Pada mulutnya dia berbicara, dua buah sinar matanya yang tajam beralih
memandang tubuh Tang Thong.

Senjata rahasia dari keluarga Tang di daerah Shu Cho sangat terkenal sekali di
dalam dunia kangouw, disamping itu macamnya pun sangat banyak sekali, Tang
Thong yang menduduki keturunan ke Empat belas dari Keluarga Tang, sudah
tentu telah mendapatkan ilmu melemparkan senjata rahasia dari Keluarganya.
Terdengar Tang Thong tertawa ringan, dengan perlahan dari pinggangnya
mengeluarkan sebuah kantongan dari kulit, dan di gantungkan diatas rak kayu itu,
ujarnya.

"Senjata rahasia yang aku bawa seluruhnya berada didalam kantong kulit itu"

Ujar Sang Sam Tong kemudian.

"Empat peraturan besar itu, haruslah di taati oleh seluruh Enghiong dari dunia
kang ouw, Loohu mengharapkan saudara2 semua dengan sendirinya mentaati
peraturan tersebut"

Kemudian dia berjalan terlebih dahulu memimpin yang lain masuk kedalam. Tiba2
Pek Thiat Seng berteriak.

"Sang Loocianpwee, kereta kuda itu apakah boleh dibawa masuk juga?"

Sang Sam Tong menoleh kebelakang, ujarnya.

"Lebih baik kereta kuda itu dihentikan ditempat ini saja, setelah mendapatkan ijin
dari majikan perkampungan Keluarga Lam Kong ini barulah mengambil keputusan
lagi"

Yap Siang Ie yang menutup separuh dari mukanya dengan kain hitam itu,
mendadak ikut angkat bicara, ujarnya.

"Aku dengan Pek Suheng akan tinggat disini menjaga kereta kuda ini"

Tang Thong tertawa dingin, ujarnya pula "Cayhe juga akan tinggal ditempat ini !".

Tangan kanannya diulurkan kedepan dan mengambil kembali kantongan kulit


yang di gantungkan pada rak kayu itu.

Sian Gwat Tootiang mengerutkan alisnya, dengan nada yang rendab ujarnya
kepada Sang Sam Tong .
"Majikan dari Bu lim Tit It Chia ini adalah orang yang macam bagaimana, sungguh
besar sekali omongannya".92 Ujar Sang Sam .

"Tentang hal ini Loohu sendiri juga tidak begitu jelas, Yen Ciangbunjin dengan
Loohu sekalipun telah berdiam beberapa hari ditempat ini, selain dua orang
pelayan berbaju hijau yang sering mengantarkan teh serta santapan, sama sekali
belum pernah bertemu dengan lain orang". Ujar Sian Gwat kemudian .

"Kalaupun demikian adanya, kita lebih baik membawa serta kereta kuda ini
kedalam, untung saja didalam empat peraturan besar sama sekali tidak melarang
kereta kuda untuk memasuki perkampungan ini, bagaimana dengan pendapat
dari Sang Thayhiap?". Sahut Sang Sam Tong setelah berpikir sejenak .

"Urusan kini telah bagaikan anak panah yang telah dipasang dibusur,
bagaimanapun juga barus dilepaskan, ucapan dari Tootiang memang ada
alasannya". Sian Gwat Tootiang menganggukan kepalanya, sambil menoleh
kebelakang kepada Pek Thiat Seng ujarnya.

"Pek hiantit, waktu menjalankan kereta harap lebih ber hati2 lagi, janganlah
sampai merusak bunga serta rumput didalam perkampungan ini"

Pek Thiat Seng menjadi tertegun, setelah berpikir sejenak dia baru mengerti
maksud dari perkataan Sian Gwat Tootiang, segera dia meloncat turun dari
kereta, sambil menuntun kudanya dia melanjutkan perjalanan dengan berjalan
kaki.

Para jago melihat Sian Kwat Tootiang memerintahkan menuntun kereta itu masuk
kedalam perkampungan, tanpa terasa dalam hatinya menjadi bergetar, diam2
pikirnya, hal ini apabila mengakibatkan kegusaran dari majikan Lam Kong,
bukankah hanya bertambah merepotkan saja, tetapi tak seorangpun yang
membuka mulut untuk mencegah akan hal ini.

Tangan kanan Tang Thong sekali lagi diulurkan dan meletakkan kembali
kantongan kulit ditangannya keatas rak kayu, kemudian mengikuti dibelakang
tubuh Yap Siang Ie berjalan kedepan.
Setelah melewati pepohonan seluas tiga li, pemandangan mendadak berubah,
tampak aneka bunga yang aneh2 mengelilingi sebuah rumah yang beracapkan
warna hijau dan pintu yang berwarna merah, diatas pintu masuk nampak
bergantung sebuah papan besar berwarna yang tertuliskan "Bu lim Tit It Chia"

Dari tulisan emas.

Sedang pada ujung bawahnya tertulis tulisan kecil yang sangat banyak sekali, ada
yang menulis dengan sangat terang ada pula yang tulisannya tak keruan, ternyata
adalah nama2 dari Ciangbunjin dari partai besar serta para Enghiong yang menulis
namanya sendiri diatas papan itu.

Wajah Sang Sam Tong berubah menjadi serius, dialah pertama-93 tama yang
berjalan terlebih dahulu, setelah melewati kumpulan bunga2 aneh yang
mengelilingi bangunan itu, dengan langkah yang perlahan dia mulai menaiki
tangga batu.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

Tiba2 Sian Gwat Tootiang membalikan tubuhnya, dengan nada yang rendah
ujarnya kepada Pek Thiat Seng.

"Tidak perduli telah terjadi urusan yang bagaimanapun, hiantit janganlah se kali2
mengangkat bicara, seluruhnya lebih baik Pinto seorang yang akan
membereskan"

Sahut Pek Thiat Seng dengan hormat.

"Boanpwee akan selalu mengingatnya"

Mendadak Sian Gwat Tootiang mempercepat langkah kakinya, dan mengejar


sampai disini Sang Sam Tong yang kemudian berjalan bersama menaiki tangga
batu yang bersusun tujuh itu Dua buah pintu berwarna merah darah itu dengan
perlahan membuka kesamping, didalamnya terlihat penuh dengan bunga2,
lapangan didepan ruang itu sangat luas sekali, sekali lihat saja telah dapat melihat
sampai pintu yang kedua.
tetapi suasana tetap sunyi senyap tak nampak seorangpun juga.

Bangunan yang demikian indah serta megahnya itu, samar2 dapat mencium
harumnya bunga yang sedang mekar, tetapi suasana tetap sunyi senyap tak
nampak seorangpun juga, membuat dalam hati orang merasa diliputi oleh
suasana misterius dan mendirikan bulu roma.

Sian Gwat Tootiang menghentikan langkahnya didepan pintu besar itu, dalam hati
dia sedikit merasa ragu2, untuk sesaat membuat dia tidak mengetahui harus maju
kedalam atau berhenti didepan pintu itu.

Dengan nada yang rendah ujar Sang Sam Tong.

"Tangga batu ini menghalangi perjalanan, terpaksa kereta kuda itu haruslah
berhenti diluar pintu besar ini"

Ujar Sian Gwat dengan nada yang keheranan.

"Bagaimanakah dengan perkampungan keluarga Lam Kong ini, sampaipun


seorang penjaga yang memberi laporanpun juga tak ada ?"

Perkataannya baru saja selesai diucapkan, mendadak tampak dari belakang


tumpukan bunga2 dengan perlahan bertindak mendatang seorang pelayan
perempuan berusia empat lima belas tahun yang seluruh tubuhnya memakai baju
berwarna hijau.

wajahnya sangat menarik sekali, dua buah kuncirnya bergantung diatas


pundaknya, langkah kakinya mendadak bertambah cepat, tak sampai beberapa
saat telah tiba dihadapan beberapa orang itu.

Sinar mata Sian Gwat melirik sekejap kearah Sang Sam Tong nampak wajahnya
sangat serius sekali, dan berdiri tegak tak bergerak, hal ini membuktikan kalau dia
tidak mengenal orang ini, segera dia merangkap tangannya didepan dada, sambil
memberi hormat ujarnya.

"Nona silahkan !"


Pelayan perempuan berbaju hijau itu mementangkan sepasang94 matanya yang
lebat itu, dengan perlahan menyapu sekejap ke arah para jago, sambil membalas
memberi hormat tanyanya.

"Bagaimana sebutan dari Tootiang, dan mempunyai keperluan apa ?"

Perkataannya sekalipun sangat singkat sekali, tetapi suaranya sangat merdu enak
didengar. Sian Gwat tersenyum, ujarnya.

"Sebutan Pinto, Sian Gwat. Ada urusan hendak menemui majikan dari
perkampungan keluarga Lam Kong ini"

Sepasang sinar mata dari pelayan berbaju hijau yang sangat indah itu beralih
memandang sekejap kearah kereta kuda yang berhenti didepan pintu itu, sambil
menggelengkan kepalanya ia menghela napas, tanyanya.

"Pianto apakah mengetahui empat peraturan besar dari tempat ini ?"

Sahut Sian Gwat dengan tenang.

"Lima li turun dari kuda, tiga li melepaskan senjata, pinto sekalian telah mematuhi
seluruhnya"

Ujar gadis berbaju hijau itu.

"Membawa kereta kuda masuk hingga didalam pintu besar ini, Perkampungan
keluarga Lam Kong belum pernah terjadi urusan yang demikian ini"

Sambil tertawa sahut Sian Gwat.

"Pinto dari ribuan li datang kemari untuk menemui majikan keluarga Lam Kong
adalah karena urusan dari kereta inilah"

Sang Sam Tong tiba2 merangkap tangannya, lanjutnya.

"Loohu telah datang kemari selama tiga hari, setelah mendapatkan


penghormatan dari majikan sehingga berdiam didalam perkampungan ini -----"
Pelayan berbaju hijau itu tidak menanti Sang Sam Tong selesai mengucapkan
perkataannia, telah melanjutkan.

"Kalian seluruhnya berjumlah tiga orang selain Sang Loo Enghiong, masih ada
Cianbunjin dari perguruan Yen Chia Bun didaerah Chie Cho, Yen Hong Kang ---"

Yen Hong Kang tersenyum, sahutnya.

"Tidak berani, tidak berani. Aku adalah Yen Hong Kang"

Ujar pelayan berbaju hijau itu lagi .

"Masih ada seorang jago dari daerah I Kioe Kiang, Than Siauw Thian, Than
Thayhiap, entah siapakah ?"

Than Siauw Thian tersenyum, sambil merangkap tangannya memberi hormat


sahutnya.

"Terima kasih atas perhatiannya, Cayhe lah orangnya !"

Pelayan berbaju hijau itu tertawa tawar, ujarnya kemudian.

"Perkampungan keluarga Lam Kong ter hadap tamu2 yang dapat95 mengunjungi
ke dalam perkampungan, selalu menganggapnya sebagai tamu terhormat, tetapi
selamanya tidak mengijinkan orang memandang rendah empat peraturan yang
berlaku"

Sian Gwat Tootiang tertawa ujarnya.

"Teguran nona itu apakah mengartikan Pinto sekalian mungkin telah melanggar
peraturan yang berlaku ditempat perkampungan ini, tetapi kami sekalian dari
ribuan li datang kemari mengharapkan dapat bertemu sekali dengan majikan dari
perkampungan keluarga Lam Kong"

Pelayan berbaju hijau itu termenung sesaat, kemudian ujarnya.


"Kalian membawa kereta kuda memasuki perkampungan, tidak perduli apakah
telah melanggar empat peraturan besar yang telah ditetapkan oleh para Enghiong
dari seluruh dunia kanhouw, tetapi menurut peraturan perkampungan keluarga
Lam Kong masih tetap mempunyai kesalahan"

Sahut Sian Gwat dengan tenang.

"Pinto sekalian setelah menemui majikan dari perkampungan keluarga Lam Kong,
akan meminta maaf dihadapannya. Ujar pelayan berbaju hijau itu kemu dian.

"Kalau memangnya demikian, kalian untuk sementara beristirahatlah didalam


ruang tamu itu, menunggu setelah aku memberi laporan pada majikan untuk
menanti perintah selanjutnya"

Tubuhnya ditegakkan, dan lanjutnya. Sian Gwat Tootiang menoleh mema dang
kearah Pek Thiat Seng sambil ujarnya.

"Pek hiantit harap menungggu kereta kuda ini ditempat ini"

Tiba2 pelayan berbaju hijau itu memotong, ujarnya.

"Apabila Loo Tootiang percaya pada keluarga Lam Kong, tak usahlah
meninggalkan orang untuk menjaga kereta itu"

Sian Gwat Tootiang berpikir keras, sejenak kemudian dengan nada yang
keberatan ujarnya.

"Bukannya Pinto tidak percaya pada keluarga Lam Kong, sebenarnya adalah
karena barang yang diangkut didalam kereta itu mengharuskan ada orang yang
menjaganya---"

Ujar pelayan berbaju hijau itu kemudian.

"Kalau begitu silahkan"

Dengan per lahan2 dia membalikkan tubuhnya, ujarnya "Maafkan aku berjalan
terlebih dahulu, memimpin saudara sekalian"
Sehabis berkata dia mulai menggerakkan kakinya berjalan kedepan.

Para jago dari belakang mengikuti terus, setelah melewati berpuluh2 baris bunga2
yang sangat aneh sampailah didepan pintu besar yang kedua, tangannya
menunjuk kesebuah rumah disebelah kiri ujar nya kemudian.

"Saudara2 untuk sementara silahkan beristirahat sejenak didalam rumah tersebut


menanti setelah aku melaporkan pada majikan, dapat96 kembali memberi kabar
kepada saudara2 sekalian"

Gadis ini sekalipun usianya sangat muda, tetapi ternyata sangat pandai berbicara,
perkataannya seluruhnya sangat beralasan, sedang sikap serta tindak
tanduknyapun tidak kacau, agaknya telah mendapatkan latihan yang cukup lama.

Orang2 yang hadir diperkampungan Keluarga Lam Kong itu sekalipun merupakan
jago2 Bu lim yang mempunyai nama termasyur, tetapi terhadap perkampungan
keluarga Lam Kong yang demikian misteriusnya itu didalam hati sedikit juga
mempupunyai perasaan jerinya, segera tanpa mengucapkan kata2 lagi berjalan
kesana.

Pelayan berbaju hijau itu setelah memandang beberapa orang itu memasuki
ruang tamu, barulah dengan perlahan bertindak naik keatas tangga batu dan
masuk ke dalam melalui pintu kedua itu.

Ruang tamu itu disusun sangat rapi sekali, jendelanya menghadap keluar dimana
terdapat taman bunga yang indah, sedikit debupun tak tampak didalam ruangan
ini, diatas meja yang terbuat dari kayu yang sangat kuat sejak tadi telah
disediakan teh terkenal, tidak banyak dan tak sedikit tepat seorang secangkir, teh
didalam cawan itu terlihat masih panas, hal ini membuktikan bahwa baru saja
diletakkan tak lama.

Tetapi didalam ruang itu tak nampak seorangpun yang menyambut kedatangan
tamu, agaknya orang yang menyuguhkan teh itu setelah meletakkan diatas meja
dengan cepat menghilang kembali.
Perkampungan keluarga Lam Kong yang sangat misterius itu, semuanya terlihat
kebalikan dari adat kebiasaan, hal ini menambah saja suasana yang misterius itu.

Para jago mengambil tempatnya masing masing dan beristirahat, tetapi tak
seorangpun yang berani mengambil teh itu untuk diminum.

Kurang lebih setelah lewat beberapa saat, dari luar ruangan tamu mendadak
terdengar suara langkah yang sangat ringan sekali, pelayan berbaju hijau tadi
sekali lagi muncul didalam ruang tamu itu.

Terhadap nona kecil yang wajahnya tak nampak perobahan sedikitpun itu, para
jago tak berani memandang rendah terhadapnya, bersama-sama segera berdiri
menyambut.

Wajah dari pelayan berbaju hijau itu sekalipun sangat cantik sekali, tetapi
sikapnya selalu sangat serius sekali, sambil membungkukkan tubuhnya memberi
hormat ujarnya.

"Saudara2 dari ribuan li jauhnya datang berkunjung, majikan kami sangat


berterimakasib sekali, sekalipun sakitnya belum sembuh tetapi tetap dengan
tubuh yang sakit menyambut kedatangan tamu, harap saudara sekalian masuk
kedalam ruangan untuk bertemu!"

Pada saat berbicara, sinar matanya dengan perlahan menyapu wajah para jago
yang berada didalam ruangan itu, para jago yang berada didalam ruangan itu
ternyata ada beberapa orang yang merasa tidak tenteram karena
pandangannya.97 Sian Gwat Tootiang pertama bangkit berdiri, sambil merangkap
tangannya, katanya .

"Harap nona membawa jalan !"

Pelayan berbaju hijau itu membungkukkan badannya, sahutnya "Menurut


perintah!.

"

Tubuhnya diputar dan mengerakkan kakinya berjalan kedepan.


Setelah melewati pintu kedua yang sangat angker itu, sampailah disuatu jalanan
kecil diantara pohon dan bunga, angin sejuk bertiup mendatang, bau harum
bunga menusuk hidung, hanya sayang terlalu sunyi, sehingga membangkitkan
perasaan yang ngeri.

Pelayan berbaju hijau itu membawa para jago berhenti didepan suatu rumah,
dengan perlahan dia membunyikan kalung yang terdapat pada pintu yang
tertutup rapat.

Terdengar suara perlahan dua buah pintu besar yang tertutup rapat itu mendadak
ter buka lebar, para jago terasa didepan matanya menjadi terang benderang.

Terlihat sebuah ruangan yang sangat luas, dari mana memancarkan sinar keperak-
perakan, tembok diempat penjurunya semuanya ditutupi oleh kain putih,
sampaipun meja serta kursi yang terdapat didalam ruangan itupun ditutupi oleh
secarik kain putih, sekali pandang saja terasa agak tidak beres keadaannya.

Pelayan berbaju hijau itu mengundurkan dirinya kesamping, sambil


membungkukan tubuhnya, ujarnya .

"Saudara sekalian silahkan ! "

Sian Gwat pertama kali yang masuk kedalam, sinar matanya berputar
memandang sekejap kearah keadaan sekelilingnya,selain warna putih yang
meliputi seluruh ruangan agaknya tak nampak lagi warna yang lainnya.

Para jago lainnyapun berturut turut masuk kedalam, wajah dari setiap orang
berubah menjadi sangat serius sekali, keadaan dari ruangan itu sekalipun sangat
sederhana tetapi samar2 terlihat suasana yang lain daripada yang lain, asalkan
setiap orang yang menginjak masuk kedalam ruangan yang besar itu, tanpa terasa
wajahnya berubah menjadi sangat serius.

Terdengar pelayan berbaju hijau itu dengan keras teriaknya kedalam .

"Tamu terhormat telah sampai didalam ruangan". Suara helaan napas yang
sangat panjang berkumandang datang, sebuah kain gordin berwarna putih
dengan perlahan dibuka ke samping, tampak seorang nenek tua yang rambutnya
telah memutih seluruhnya dengan langkah yang sangat perlahan berjalan keluar.
Nenek yang tua itu, wajahnya sangat kurus dan pucat, agaknya sedang menderita
sakit yang berat, pada tangan kanannya memegang sebuah tongkat bambu,
dengan langkah yang sangat perlahan sekali98 berjalan keluar. Seluruh tubuhnya
memakai pakaian ber-warna putih, sebuah sabuk berwarna putih mengikat
rambutnya yang telah putih semuanya itu, warna pakaian jika dibandingkan
dengan usianya yang telah tua itu kelihatannya sangat tidak sesuai sekali.
Dibelakang tubuhnya dengan perlahan keluar pula empat orang wanita yang
memakai pakaian berkabung, sikap serta gerak gerik dari setiap orang itu
mendatangkan perasaan yang berat didalam nanti masing2, itulah suatu perasaan
duka yang bercampur dengan keseriusan. Sian Gwat Tootiang memandang
sekejap kearah nenek tua itu, dalam hati diam2 batinnya . Apakah nenek tua yang
berpenyakitan ini adalah majikan dari Perkampungan keluarga Lam Kong yang
sangat ditakuti oleh orang ? ? ? ?. Hatinya menjadi tergerak, sambil merangkap
tangannya didepan dada memberi hormat, ujarnya .

"Pinto Sian Gwat, memberi hormat kepada Loocianpwee"

Si Nenek tua berambut putih itu dengan perlahan mengangkat tongkat bambu
ditangannya, sambil tertawa ujarnya.

"Jago kenamaan dari Bu tong Pay, aku disini memberi hormat"

Dalam hati Sian Gwat diam2 terasa tergetar, batinnya. Nenek tua ini agaknya
pernah berkelana didalam dunia kangouw, sangat lama sekali, sambil merangkap
tangannya, sahutnya.

"Loocianpwee bergurau ! ". Si Nenak tua berambutputih itu tertawa tawar,


ujarnya .
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

"Saudara sekalian silahkan duduk, aku baru2 ini sedang menderita sakit, sehingga
tak dapat menemui tamu terhormat, harap saudara sekalian tidak menjadi
berkecil hati". Pada saat berbicara, dia telah terlebih dahulu duduk diatas kursi.
Empat orang wanita berbaju berkabung yang tidak sama usianya itu, terlihat
berdiri berbanjar dibelakang nenek tua berambut putih itu. Para jago nampak
majikan perkampungan itu telah duduk terlebih dahulu, masing2pun segera
mengambil tempatnya masing2. Dengan nada yang rendah ujar Jen Hong Kang
"Sang-heng, nenek tua ini apakah majikan dari perkampungan keluarga Lam Kong
ini ? ?". Dengan nada yang rendah pula sahut Seng Sam Tong .

"Aku hanya mempunyai jodoh bertemu sekali dengan majikan turunan ketiga dari
perkampungan keluarga Lam Kong ini, wanita berusia pertengahan yang berdiri
dinomor dua dibelakang nenek tua itu adalah istri dari majikan turunan ketiga
keluarga Lam Kong tersebut". Dua orang itu berbicara sekalipun sangat perlahan
sekali, tetapi ternyata dapat oleh nenek tua itu juga, terdengar di tertawa ringan,
ujarnya.

"Peraturan yang berlaku didalam keluarga Lam Kong telah tidak99 mengikuti adat
istiadat yang berlaku diluar--"

Dia menoleh memandang kearah wanita berbaju kabung yang berdiri dinomor
dua itu, ujarnya "Setelah bertemu dengan teman lama dari suamimu almarhum,
masih tidak memberi hormat"

Wanita berbaju berkabung itu menyahut dengan nada yang rendah, ujarnya.

"Cucu menantu mengikuti perintah"

Dengan goyangkan tubuh yang menggiurkan dia berjalan mendatang, kepada


Sang Sam Tong dia membungkukkan tubuhnya memberi hormat, ujarnya.

"Istri yang ditinggalkan Chang Shu Giok menemui Sang Toako"

Sang Sam Tong dengan cepat bangkit berdiri, sambil merangkap tangannya
membalas memberi hormat, sahutnya.

"Daya pikir Hujien sungguh sangat bagus sekali, Cayhe tak dapat menyumbangkan
selurub tenaganya kepada Lam Kong heng. kalau dipikir sungguh sangat menyesal
sekali"
"Sang heng dari ribuan li jauhnya datang keperkampungan Keluarga Lam Kong
untuk ikut menyatakan dukanya atas meninggalnya suamiku almarhum, aku
sudah merasa sangat berterima kasih sekali"

Sehabis berkata, dia membungkukkan tubuhnya memberi hormat lagi, dan


dengan langkah yang perlahan mengundurkan diri ketempat semula. Sian Gwat
Tootiang bangkit berdiri sambil merangkap tangannya, ujarnya.

"Pinto telah lama mendengar nama besar dari keluarga Lam Kong, ini hari
mempunyai kesempatan kini memberi hormat kepada para hujien sekalian"

Si Nenek tua berambut putih yang wajahnya penuh keriput itu tertawa ringan
ujarnya.

"Suamiku almarhum Lam Kong Beng karena tidak mau mendengar nasehat dariku
hanya sesaat semangat kejantanannya berkobar telah naik ke puncak Siauw lim
untuk mencari nama? --"

Ujar Sang Sam Tong.

"Lam Kong Beng Loocianpwee merupakan seorang pendekar sejati, diatas puncak
Siauw lim mengalahkan para enghiong dari seluruh dunia kangouw membuat para
jago sangat mengaguminya, bahkan memberikan sebuah kehormatan berupa "Bu
lim Tit It Chia- selama ribuan tahun ini yang dapat mendapatkan penghormatan
yang demikian besarnya itu hanyalah keluarga Lam Kong saja---"

Si Nenek tua berambut purih itu memotong, ujarnya.

"Penghormatan "Bu lim Tit It Chia"

Itu sebaliknya membuat lima keturunanku menjadi janda seluruhnya, harga dari
penghormatan itupun sangat mahal sekali----"100 Dia menoleh kebelakang
tubuhnya memandang keempat wanita itu sekejap, kemudian lanjutnya.

"Kedukaan yang kuderita ini telah lama kupendam selama ber puluh2 tahun
lamanya, sekalipun belum pernah kukatakan kepada orang lain. Sungguh sangat
kasihan para menantuku turun menurun, ternyata harus menanggung derita
seperti aku -----"

Suaranya mendadak berubah menjadi sangat rendah sekali, dua titik air mata
menetes keluar membasahi pipinya.

Jilid 4 Sinar mata Sian Gwat berputar dan memandang sekejab kearah empat
wanita yang berdiri berbanjar dibelakang nenek tua itu, tampak yang berdiri
dipaling kanan seorang yang berusia kurang lebih empat puluh tahun, yang kedua
tidak lebih hanya berusia tiga puluhan, yang ketiga berusia dua puluh lima enam
tahun saja, sedang yang terachir baru berusia dua puluh tahun saja, kain pengikat
berwarna putih yang mengikat rambutnya, baju berwarna putih serta wajahnya
yang tak memakai barang kecantikan sedikitpun, tetap tidak mengurangi
kecantikan dari wajah mereka semua.

Terdengar nenek tua berambut putih itu dengan nada yang berduka melanjutkan
ucapannya .

"Kami keluarga Lam Kong jarang sekali berhubungan dengan orang2 dari Bu-lim,
tak dapat dikatakan lagi kata2 dendam atau budi, hanya saja Suamiku almarhum
pernah merebut kehormatan sebagai "Bu- lim Tit It Chia"

Saja, tetapi kehormatan inipun membawakan bencana yang sangat mendukakan


kedalam keluarga Lam Kong kami, anak putus cucu musnah, semua istrinya
menjadi janda, coba bandingkan dengan rumah2 dari kalangan Bu-lim lainnya,
rumah dan keluarga mana yang dapat menjadi berantakan seperti kami ini".

Sian Gwat Tootiang menghela napas panjang, ujarnya .

"Nama kebesaran dari keluarga Lam Kong telah menggetarkan seluruh dunia
kangouw dimanapun juga, lima li turun dari kuda, tiga li melepaskan pedang,
empat buah peraturan telah mendatangkan rasa kagum serta hormat dari orang2
seluruh dunia kangouw, tetapi didalam Bu lim ada beberapa orang yang dapat
mengetahui kedukaan yang diderita oleh beberapa hujien, Hey-- ! Nama yang
terkenal ternyata demikian besar akibatnya, dan ternyata demikian
mendalamnya". Sepasang mata dari nenek tua berambut putih itu dengan
perlahan lahan memandang sekejab kearah wajah para jago, ujarnya "Berpuluh
tahun kemudian, lima keturunan janda yang berdiam disini akan menjadi tua dan
binasa, pada saat itu nama besar dari keluarga Lam Kong pun akan ikut lenyap
pula didalam dunia kangouw"101 Ujar Sian Gwat Tootiang .

"Pinto jarang sekali berkelana didalam dunia kangouw, tidak tahu kalau kejadian
yang menimpa keluarga Lam Kong ternyata adalah demikian menyedihkan----"

Dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya lagi .

"Kali ini datang mengganggu, dalam hati sungguh merasa tak enak, tetapi harap
Loocianpwee mau menerimanya ". Si Nenek tua berambut putih itu menghela
napas dengan perlahan, ujarnya .

"Tootiang mempunyai pendapat apa, tidak usah sungkan2 untuk diucapkan keluar
! ". Sian Gwat menoleh memandang sekejab kearah Song Boen Koang kemudian
ujarnya.

"Nama dari Tionggoan Shu Cincoe, entah loocianpwee pernah mendengar atau
tidak ??? ". Sahut si nenek tua berambut putih itu.

"Aku sekalipun tidak pernah keluar dari rumah ini, tetapi masih mempunyai
kawan lama dari suamiku almarhum yang datang berkunjung dan membicarakan
urusan yang menyangkut dunia kangouw, nama dari Tionggoan Shu Cincoe aku
pernah mendengar dari orang lain". Ujar Sian Gwat Tootiang lagi.

"Tionggoan Shu Cincoe bersama sama menemui kematiannya diatas puncak


gunung ratusan kaki didaerah Chie Pak, pada saat sebelum keempat orang itu
menemui kematiannya, masih ada orang yang memalsukan nama keempat orang
itu untuk menyebarkan surat undangan dan mengumpulkan banyak sekali jago2
berkepandaian tinggi dari Bu-lim untuk berkumpul diatas puncak gunung itu,
Pinto datang terlambat satu tindak. Pada saat tiba dilempar tersebut, Shu Cincoe
telah binasa, seluruh tubuhnya tak nampak sedikit bekas lukapun, hanya pada
telapak tangan kananaja nampak sebuah bekas persegi yang berwarna merah
darah, karena bekas itu terlalu kecil dan halus sekali, dengan pandangan mata
sukar sekali untuk membedakan apakah sebenarnya bekas tersebut, dan atas
cerita dari Sang Thayhiap yang mengatakan bahwa didalam keluarga Lam Kong
memiliki tiga buah benda pusaka, maka Pinto dengan menempuh ribuan li
jauhnya datang kemari untuk meminjam sebentar Cermin Swie Cing serta Giok Uh
Kong dua buah benda pusaka, mungkin juga dari bekas persegi berwarna merah
darah itu dapat sedikit berhasil mendapatkan siapakah sebenarnya pembunuh
dari Shu Cincoe itu . Si nenek tua berambut putih itu menghela napas ujarnya.

"Tionggoan Shu Cincoe dialam baka tentunya akan mengetahui dan merasa ber
terima kasih kepada kalian teman2nya yang demikian setianya itu, Hey----!
keluarga Lam Kong kita ini, lima keturunannya dibunuh mati oleh orang, orang2
didalam Bu- lim ternyata tak ada102 seorangpun yang turun tangan membantu
menyelidikinya ". Sahut Sian Gwat dengan ragu2.

"Tentang hal ini, tentang hal ini--". Dia berbicara setengah harian tetapi tetap tak
dapat berpikir seharusnya bagaimana baiknya. Mendadak Sang Sam Tong
melanjutkan perkataannya .

"Pada waktu itu sembilan partai besar para jago dari seluruh dunia kangouw ber
sama sama membiarkan nama "Bu lim Tit It Chia ", disamping itu juga
menetapkan empat peraturan yang harus ditaati oleh seluruh orang didalam
dunia kangouw, sungguh tak disangka hal ini malah mendatangkan bencana yang
demikian hebatnya kepada keluarga Lam Kong. lima keturunannya binasa
seluruhnya, Hujien apabila mau membagi undangan untuk mengundang
Ciangbunjin dari sembilan partai besar, meminta mereka menyelidiki
pembunuhnya, aku kira mereka tak akan menolaknya "

Mendadak sepasang mata dari nenek tua berambut putih itu memancarkan sinar
yang sangat tajam, tetapi hanya dalam sekejab mata saja telah berubah kembali
menjadi sediakala, ujarnya "Aku kira sukar bagiku untuk mempunya muka
berbuat hal ini ----"

Dengan perlahan dia menghela napas, kemudian menoleh memandang pada


wanita berbaju kabung yang berdiri dipaling kanan ujarnya.

"Kau pergi keruang belakang mengambil keluar Cermin Swie Cing"

Wanita berbaju kabung itu menyahut, ujarnya.

"Menantu turut perintah"


Sambil membalikkan tubuhnya dia ber jalan kedalam ruangan belakang. Sinar
mata dari Nenek tua berambut putih itu beralih keatas tubuh Chang Shu Giok,
ujarnya.

"Kau pergi mengambil Giok Uh Kong"

Chang Shu Giok membungkukkan tubuhnya menerima perintah, ujarnya.

"Cucu menantu menerima perintah"

Dengan langkah yang perlahan pula dia masuk kedalam ruang belakang. Si nenek
tua berambut putih itu dengan perlahan mengetukkan tongkat bambunya keatas
tanah, dan bangkit berdiri, ujarnya.

"Mayat dari Tionggoan Shu Cincoe kini berada dimana ?"

Sang Sam Tong merangkap tangannya, sahutnya.

"Hujien harap suka memaafkan dosa kami, keempat mayat itu kini berhenti di
ruang depan"

"Ooh !"

Sahut Sinenek tua berambut tua itu, kemudian lanjutnya la- gi.

"Perkampungan keluarga Lam Kong hanya tinggal beberapa orang103 janda saja,
sudah tentu tidak kalian pandang sebelah matapun?"

Dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya.

"Karena penyakitku belum sembuh benar, maafkan tidak dapat lama. menemani
kalian, aku akan mengundurkan diri terlebih dahulu"

Tidak menanti Sang Sam Tong memberikan jawabannya, sambil memutarkan


tubuhnya, dengan langkah perlahan ia berjalan kedalam.
Dua orang wanita lainnyapun dengan, segera mengikuti dari belakang tubuh
nenek tua berambut putih itu, dan dalam sekejap saja lenyap dibalik tirai yang
terdapat didalam ruang itu.

Ditengah ruangan yang demikian luasnya itu, kini tak terdapat seorangpun orang2
dari keluarga Lam Kong, sampaipun pelayan berbaju hijau yang menjaga diluar
pintupun kini entah telah pergi kemana.

Pada saat itu mendesirlah angin kencang yang bertiup memasuki ruangan itu,
membuat tirai bergoyang tak henti2nya, dan menyebabkan kain putih yang
menghias ruangan itupun bergoyang, keadaan ini menam bah suasana didalam
ruangan itu jauh lebih menakutkan.

Sang Sam Tong dengan perlahan menghela napas, dengan nada yang rendah
ujarnya kepada Sian Gwat Tootiang.

"Tootiang, kelihatannya dengan masuknya kereta itu kedalam perkampungan ini


telah menggusarkan majikan dari perkampungan keluarga Lam Kong ini"

Sahut Sian Gwat Tootiang dengan tenang.

"Urusan telah menjadi begini, terpaksa hanya sambil duduk melihat perubahan
yang akan terjadi, majikan dari keluarga Lam Kong telah menjanjikan untuk
meminjamkan dua benda pusakanya, aku kira tak mungkin akan berubah lagi"

Ujar Sang Sam Tong.

"Loohu banya kuatir setelah menggusarkan majikan dari keluarga Lam Kong,
urusan akan menjadi berubah sulit"

Yen Hong Kang tertawa dingin, ujarnya.

"Didalam beberapa hari ini aku telah berusaha sekuat tenaga untuk bersabar,
sekalipun keluarga Lam Kong disebut sebagai "Bu lim Tit It Chia"
Didalam Bu-lim, bahkan harus mentaati empat peraturan, tetapi sejelek2nya aku
juga seorang ciangbunjin dari suatu perguruan, selama hidupku belum pernah
merasakan penghinaan seperti hari ini ----"

Dengan Sang Sam Tong mengangkat tangannya, ujarnya.

"Yen heng harap melihat wajahku, bersabarlah sejenak lagi ---"

Mendadak tirai terbuka, wanita pertengahan yang berusia kurang lebih empat
puluh tahun itu berjalan keluar dengan perlahannya, pada tangannya nampak
membawa sebuah kotak yang mempunjai ukiran yang sangat indah sekali, sambil
meletakkan kotak itu ujarnya.

"Didalam kotak inilah, terdapat cermin Swie Cing yang saudara sekalian hendak
pinjam ----"

Sinar matanya dengan perlahan menyapu wajah Sian Gwat serta104 Sang Sam
Tong, tanyanya.

"Barang ini harus diserahkan kepada siapa ??? "

Sinar mata Sang Sam Tong melirik kearah Sian Gwat Tootiang, sabutnya kemudian
.

"Serahkan kepada Tootiang itu saja !"

Wanita berusia pertengahan itu dengan dingin memandang sekejab kearah Sian
Gwat Tootiang, ujarnya.

"Asal usul dari Tootiang harap disebutkan siapakah sebenarnya ?"

Sahut Sian Gwat kemudian.

"Pinco Sian Gwat dari Bu tong Pay"

Wanita berusia pertengahan yang memakai pakaian berwarna putih itu menunjuk
kotak besar itu sambil ujarnya.
"Cermin Swie Cing didalam kotak itu aku serahkan kepadamu, sebelum matahari
terbenam harap telah dikembalikan ketempat ini !"

Tidak menanti Sian Gwat Tootiang menjawab, dengan cepat dia membalikkan
tubuhnya dan berjalan masuk kedalam melalui tirai itu. Dengan nada yang rendah
ujar Than Siauw Thian.

"Harap Tootiang membuka kotak itu untuk dilihat terlebih dahulu"

Sian Gwat tersenyum, sahutnya.

"Jika menurut pendapat dari pinto pastilah tidak akan salah"

Pada mulutnya sekalipun perkataannya demikian menatapnya, tetapi didalam


hati dia tetap menaruh rasa curiga, tangannya segera diulurkan untuk membuka
kotak itu.

Para jago sedemikian banyaknya itu sekalipun pernah mendengar nama tiga buah
benda pusaka tetapi sama sekali belum pernah melihatnya.

Begitu Sian Gwat membuka kotak tersebut, segera semua jago mengulurkan
kepalanya untuk meliha.

Namka didalam kotak kayu itu, diantara kain sutera yang ber tumpuk2 terdapat
sebuah batuan kaca yang luasnya dua coen sedang tebalnya hanya setengah coen
saja.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

Cermin Swie Cing dapat disebut sebagai salah satu dari benda pusaka ternyata
hanya demikian saja, para jago tanpa terasa menjadi sangat kecewa, Yen Hong
Kang tertawa dingin, ujarnya.

"Hm--tidak lebih hanya sebuah cermin biasa saja, ternyata benda seperti itu dapat
disebut sebagai salah satu benda pusaka, dan merupakan suatu benda yang
bernilai jutaan, para cianpwee waktu itu tidakkah terlalu membesar besarkan ? ? "
Sian Gwat memandang cermin Swie Cing yang terkenal itu dengan cermat, tetapi
tetap tak dapat menemukan tempat keistimewaannya, dalam hati tanpa terasa
timbul rasa curiganya, diam2 pikirnya .

"Sebuah batu cermin yang mengkilap, ada apanya yang berharga, ternyata dapat
disebut sebagai salah satu benda pusaka dari tiga benda pusaka lainnya, sungguh
membuat orang untuk sukar mengerti".105 Dengan perlahan dia mengulurkan
tangannya mengambil Cermin Swie Cing itu dan diletakkan diatas tangan untuk
kemudian dilihat sekali lagi dengan cermat. Begitu cermin itu mengenai sinar
mata hari, seluruh benda yang terdapat didalam ruangan itu mendadak dapat
dilihat dengan sangat jelas sekali bahkan sangat terang, dengan cepat dia menarik
kembali cermin itu dan disimpan. Yen Hong Kang nampak Sian Gwat Tootiang
menjadi termangu- mangu, dalam hatinya dia merasa sangat heran, tak tertahan ,
tanyanya .

"Tootiang, apakah telah dapat melihat kegunaan dari Cermin Swie Cing yang
disebut salah satu benda pusaka dari tiga benda pusaka lainnya ? ?-"

Sian Gwat menghela napas, pujinya .

"Siang maupun malam dapat melihat keadaan sekitarnya dengan sangat jelas
sekali, tidaklah salah kalau Cermin Swie Cing ini dapat dIsebut sebagai salah satu
dari tiga benda pusaka". Yen Hong Kang yang mendengar perkataan itu menjadi
bingung, tanyanya .

"Apakah benar2 demikian hebatnya ? ? dapatkah pinjamkan kepada Cayhe


sebentar untuk mencoba melihat ? ? ". Sahut Gwat Tootiang .

"Lebih baik kita memeriksa bekas persegi berwarna merah yang terdapat pada
tangan Tionggoan Shu Cincoe terlebih dahulu, setelah itu Yen ciangbunjin kalau
mau mencoba masih tidak terlambat". Sehabis berkata terlebih dahulu dia
bangkit berdiri dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Para jago baru saja akan
menggerakkan kakinya untuk ikut keluar, mendadak terdengar suatu suara yang
merdu tetapi sangat dingin sekali berkumandang datang .
"Saudara sekalian harap tunggu sejenak, Giok Uh Kong ini harus diserahkan
kepada siapa ?? ". Para jago segera menoleh memandang, nampak Chang Shu
Giok sambil membawa sebuah kotak yang terbuat dari besi dengan langkah yang
sangat perlahan sekali berjalan mendatangi. Sang Sam Tong baru saja akan
menggerakkan kakinya untuk pergi menerima benda tersebut. Yen Hong Kang
mendadak berjalan terlebih dahulu dan mendekati kearah Chang Shu Giok sambil
ujarnya .

"Serahkan pada Caybe saja !". Ujar Chang Shu Giok "Harap menyebutkan nama
serta sebutannya"

Sahut Yen Hong Kang dengan nyaring.

"Ciangbunjin angkatan kesepuluh dari Yen Chia Bun didaerah Chie Cho, Yen Hong
Kang".106 Ujar Chang Shu Giok kemudian .

"Sebelum matahari terbenam,harap telah mengembalikan benda tersebut


ditempat ini juga "

Sahut Yen Hong Kang "Hujien harap berlega hati BAGIAN KE TUJUH Chang Shu
Giok dengan perlahan membungkukan tubuhnya dan meletakkan kotak besi itu
keatas tanah, ujarnya.

"Antara lelaki dan wanita tak dapat ber dekatan, harap Yen Ciangbunjin
memaafkan kesalahanku ini!"

Yen Hong Kang berbatuk serak, sahut nya.

"Hal ini merupakan suatu hal untuk berjaga tak dapat menyalahkan kepada
Hujien!"

Chang Shu Giok dengan sangat dingin tersenyum sahutnya.

"Silahkan!"

Mendadak dia membalikkan tubuhnya dan dengan langkah yang cepat berjalan
pergi.
Yen Hong Kang dengan cepat mengambil kotak besi yang terletak diatas tanah itu
sambil membuka tutupnya, segera terasa suatu hawa yang sangat dingin sekali
menerjang keluar dari dalam kotak besi tersebut, dalam hati diam2 memuji,
ujarnya.

"Tak dapat disalahkan lagi kalau benda ini pun disebut sebagai salah satu benda
pusaka, hanya hawa dingin yang menerjang keluar dari dalam satu kotak itu saja
sudah cukup untuk membuat orang sayang melepaskan benda itu lagi"

Sinar matanya kemudian memandang ke dalam kotak, nampak didalamnya


terletak sebuah benda Kelabang yang dibuat dari batu Giok putih, panjangnya
hanya mencapai tiga coen saja, dan dibuat dengan sangat hidup sekali bagaikan
benda hidup saja.

Pada mulut serta hidungnya terdapat bulu yang sangat terang sekali, seluruh
tubuhnya berwarna putih salju dan sangat halus pada bagian punggungnya
samar2 terlihat sebuah benda merah, cara membuatnya sungguh sangat cermat.

Dengan perlahan dia merapatkan kotak besi itu kembali, dengan langkah yang
lebar dia berjalan kedepan.

Sian Gwat Totiang berjalan terlebih dahulu didepan, setelah melewati taman yang
penuh dengan bunga2, berjalanlah keluar dari pintu besar, nampak Pek Thiat
Seng duduk diatas kereta kuda itu, wajahnya diliputi oleh perasaan yang sangat
tegang, begitu nampak Sian Gwat datang kemari dengan cepat dia datang
menyambut sambil ujarnya.

"Loocianpwee apakah telah berhasil meminjam dua buah benda pusaka


tersebut ??? ".107 Sian Gwat mengangkat kotak kayu itu sambil sahutnya .
"Dua benda pusaka telah berhasil aku dapatkan, cepatlah kau buka kain yang
menyelubungi kereta kuda itu ". Pek Thiat Seng mengikuti perintahnya sambil
membuka kain yang menyelubungi kuda tersebut. Sejak mayat dari Tionggoan
Shu Cincoe dimasukkan kedalam kereta kuda itu, selain Sian Gwat Tootiang, para
jago semuanya belum pernah melihat keadaan didalam kereta kuda itu, kini
begitu kain yang menyelubungi kereta tersebut dibuka, tanpa terasa seluruh sinar
mata dari pada jago ditujukan kedalam kereta kuda itu. Nampak Tionggoan Shu
Cincoe tetap dalam keadaan duduk bersila seperti waktu berada diatas gunung
ratusan kaki itu, dan kini duduk berhadapan didalam kereta kuda itu. Tangan kiri
Sian Gwat memegang cermin, sedang tangan kanannya membuka telapak tangan
kanan Lam Pak Tong, dengan meminjam sinar matahari yang masuk melalui celah
kerera kuda itu, dengan cermat dia memandang, wajahnya mendadak berubah
dengan hebatnya. Terlihat dengan perlahan lahan dia melepaskan tangan kanan
Lam Pak Tong, dan mengambil telapak tangan kanan Chu Thian Sang kemudian
dilihatnya dengan sangat cermat, wajahnya yang telah berubah hebat itu kini
berubah menjadi hijau membesi, sepasang alisnya dikerutkan, agaknya dalam
hatinya terasa sangat berat sekali. Tidak sampai beberapa waktu, dia telah selesai
melihat empat telapak tangan kanan dari Shu Cincoe itu, setelah menghembuskan
napas panjang, dengan perlahan dia turun dari atas kereta kuda itu. Pek Thiat
Seng dengan cemas tanyanya.

"Loocianpwee apakah telah berhasil menyelidiki sebab2 dari kematian keempat


rang suhu ??? ". Wajah Sian Gwat membesi, sinar matanya dengan perlahan
menyapu keatas wajah para jago ujarnya.

"Diantara saudara sekalian, adakah yang mengetahui seorang yang bernama Cho
Bu Lim?"

Dengan nada yang rendah Sang Sam Tong mengulangi nama tersebut.

"Cho Bu Lim, Cho Bu Lim--"

Setelah termenung sejenak, baru ujar nya.

"Loohu sekalipun telah berkelana keseluruh penjuru dunia kangouw, tetapi belum
pernah mendengar nama orang tersebut. Ujar Yen Hong Kang pula.

"Cho Bu Lim, sungguh aneh sekali nama itu, hal ini membuktikan kalau orang itu
sangat mendendam sekali dengan orang2 dari Bu lim, sehingga sengaja menganti
dengan nama itu, aku kira didalam dunia ini tak ada orang yang mempunyai nama
seperti nama itu"

Sang Sam Tong bertepuk tangan, teriaknya.108


"Tidak salah, perkataan Yen heng ini membuat pikiran buntu dari Loohu menjadi
terbuka kembali"

Ujar Pek Thiat Seng dengan duka! "Apakah selain nama Cho Bu Lim tiga kata, tak
terdapat hal2 lain yang dapat ditemui?"

Dengan lambat ujar Sian Gwat Too tiang.

"Hian tit lihatlah sendiri, nanti akan paham perkataan pinto"

Pek Thiat Seng menerima cermin Swie Cing itu dan melompat naik keatas kereta
kuda dengan cermat diapun memandang keatas telapak tangan keempat orang
itu, sedang sikapnyapun bertambah menjadi sangat tegang, dengan per lahan2
dia turun dari kereta kuda itu sambil menghela napas, dengan sangat hormat
sekali mengembalikan cermin Swie Cing itu ketangan Sian Gwat Totiang.

Diam2 Sang Sam Thong merasa sangat heran, mengapa setelah melihat hal itu,
wajahnya segera berubah menjadi sangat berduka serta tegang, dalam hatinya
timbul rasa curiganya, tak tertahan dengan nada yang rendah ujarnya kepada Sian
Gwat Tootiang.

"Tooniang, harap memberikan cermin Swie Cing itu kepada Loohu untuk
melihatnya"

Dengan perlahan Sian Gwat Tootiang memberikan cermin Swie Cing itu kepada
Sang Sam Tong, tetapi sepatah katapun tak diucapkan.

Sang Sam Tong menerima Cermin Swie Cing itu dan segera naik keatas kereta
kuda kemudian membuka telapak tangan kanan Lam Pak Tong.

Bekas persegi berwarna merah yang sangat halus itu dibawah sorotan cermin
Swie Cing itu segera terbentang sebuah gambar yang sangat jelas tiga buah huruf
yang sukar dilihat dengan menggunakan mata biasa, kinipun dapat dilihat dengan
sangat jelas sekali.

Mendadak Than Siauw Thian menggerakkan langkahnya berjalan mendekati


kereta kuda itu, dengan nada yang rendah ujarnya "Loocianpwee apakah dapat
menceritakan apa yang telah dapat dilihat, sehingga kita tak berebut untuk ikut
melihat !"

Sang Sam Tong mendongakkan kepalanya memandang sekejab kearah Sian Gwat,
melihat dia sedikitpun tidak mengucapkan kata2 yang tidak menyetujui akan hal
ini, segera menganggukkan kepalanya, sahutnya .

"Baiklah-----"

Dia menundukkan kepalanya, sambil mengucapkan kata2 dengan nada yang


berat.

"Daftar kematian--- ". Potong Yen Hong Kang dengan cepat .

"Sungguh besar sekali omongannya !". Terdengar Sang Sam Tong melanjutkan
perkataannya.

"Manusia tak dapat hidup lama didalam dunia ini, kematian akan109 dialami
sekarang atau nanti, Tionggoan Shu Cincoe hanyalah mendapatkan gilirannya
untuk pertama kali--- ?"

Yen Hong Kang mengerutkan alisnya ujarnya .

"Aku lihat orang yang meninggalkan tulisan ini, pastilah seorang yang tidak beres
ingatannya--- ?". Mendadak teringat olehnya kepandaian yang dimiliki oleh
Tionggoan Shu Cincoe serta kedudukkannya tidak dibawah dirinya dengan
kematian dari keempat orang itu membuktikan kalau orang itu tidaklah hanya
membual saja. Terdengar Sang Sam Tong dengan nada yang berat melanjutkan
perkataannya .

"Kematian tak dapat ditunda tunda lagi, oleh karena itu sebelumnya akan
disiarkan terlebih dahulu, nama2 yang terdaftar didalam daftar kematian ini,
sulitlah untuk menghindarkan diri dari penjagaan ---". Yen Hong Kang menoleh
memandang sekejap kearah To Lam Kiang sekalian, kemudian ujarnya.

"Entah kamu sekalian mempunyai kehormatan yang demikian besarnya untuk


dicatat juga didalam daftar kematian tersebut"
Sang Sam Tong dengan perlahan menghella napas, lanjutnya.

"Yen heng tak usah kuatir. didalam sepuluh nama yang terdaftar didalam daftar
kematian ini, telah terdapat nama besar dari Yen heng"

Dalam hati Yen Hong Kang mendadak terasa bergetar, dengan perlahan dia
berbatuk, kemudian sambil tertawa ujarnya.

"Kalau begitu sungguh2 merupakan suatu penghormatan yang sangat besar sekali
untuk diriku!"

Pada mulutnya sekalipun mengucapkan kata2 dengan sangat ringan sekali, tetapi
sebaliknya didalam hatinya terasa sangat terkejut sekali, teringat olehnya
kematian yang dialami oleh Tionggoan Shu Cincoe urusan ini tidaklah merupakan
berita angin saja, kemungkinan sekali urusan itu dapat terjadi.

Sang Sam Tong setelah memandang beberapa saat, mendadak wajahnya berubah
dan dengan cepat turun dari atas kereta kuda sambil mengembalikan cermin Swie
Cing itu ketangan Sian Gwat Totiang, sedang pada mulutnya berkata kepada Yen
Hong Kang.

"Dibawah seluruhnya merupakan nama2 dari orang, tak usahlah dilihat lagi!. Si
pukulan sakti, Lu Ping mendadak maju dua tindak kedepan sambil tanyanya.

"Sang heng, orang2 yang didaftar hendak dijagal itu apakah terdapat nama darikui
juga?"

Sahut Sang Sam Tong dengan perlahan.

"Apabila ingatan dari Loohu tidak salah, kemungkinan nama dari Lu heng juga
terdaftar didalam daftar kematian tersebut"

Sian Gwat Tootiang mendadak meneruskan.110

"Satu hal yang pinto masih tidak paham ialah didalam telapak tangan yang
demikian sempitnya itu bagaimana dapat tertulis begitu banyak tulisan?"
Dengan perlahan Sang Sam Tong menghela napas, ujarnya .

"Hey---! Loohu juga merasa bahwa urusan ini tidaklah demikian mudahnya? !-.
Ujar Yen Hong Kang kemudian .

"Telah lama terdengar diantara tiga buah benda pusaka yang paling berharga
dapat terhitung sebagai Giok Uh Kong lah, entah berita yang tersebar itu benar
tidak ??i? "

Sambil berkata dia menggerakkan kakinya berjalan menuju kearah kereta kuda
itu. Ujar Sian Gwat Tootiang .

"Seluruh tubuh dari Tionggoan Shu Cincoe tidak terdapat sedikit lukapun, satu2-
nya tanda atas kematian itu hanyalah tanda persegi berwarna merah darah yang
terletak ditelapak tangan kanannya itu, Yen Ciangbunjin harap meletakkan Giok
Uh Kong itu pada bekas berbentuk persegi yang berwarna merah darah itu,
kemungkinan segera akan mengetahui kematian mereka itu apakah benar karena
terkena racun yang berbisa ! ". Yen Hong Kang tersenyum, dan menarik tangan
kanan Chu Thian Sang, tangannya segera membuka kotak besi itu dan mengambil
keluar Giok Uh Kong tersebut. Sinar mata dari para jago segera ditujukan
seluruhnya keatas Giok Uh Kong tersebut, ingin melihat benda yang disiarkan
paling berharga diantara tiga buah benda pusaka itu mempunyai keistimewaan
apa? Tampak Yen Hong Kang segera membuka telapak tangan kanan Chu Thian
Sang, dengan perlahan lahan meletakkan Giok Uh Kong tersebut diatas bekas
persegi berwarna merah darah yang terletak pada telapak tangan kanan tersebut.
Giok Uh Kong yang putih bersih itu begitu bertemu dengan telapak tangan
dimana terdapat bekas persegi berwarna merah itu segera berubah warna,
terutama pada punggungnya, samar2 dapat terlihat satu jalur berwarna merah,
dan memancarkan sinarnya, dalam sekejab mata saja, telah berubah menjadi
hitam gelap. Sinar mata Yen Hong Kang begitu nampak tubuh Giok Ub Kong itu
segera berubah warnanya menjadi gelap. dalam hatinya diam2 memuji batinnya.

"Benda itu disebut sebagai benda yang paling berharga diantara tiga buah benda
lainnya kiranya bukanlah berita bohong saja, jikalau dalam tubuhnya dapat
memiliki benda semacam ini, kiranya segala macam racun tak mungkin akan
dapat menyerang kedalam tubuh -----"
Sang Sam Tong mendadak menoleh memandang sekejab kearah Sian Gwat Too
tiang sambil ujarnya111

"Ternyata mengandung racun juga!"

Sian Gwat Tootiang menganggukkan kepalanya dengan perlahan, wajahnya


berubah menjadi sangat serius sekali. sahutnya.

"Tidak salah; memang mengandung racun yang sangat lihay"

Yen Hong Kang nampak Giok Uh Kong tersebut telah berubah menjadi hitam
pekat, dengan cepat ia menarik kembali dan meloncat turun dari kereta kuda itu,
dengan ter mangu2 dia memandang kearah Giok Uh Kong itu entah harus berbuat
bagaimana baiknya.

Kiranya dia tidak mengetahui harus berbuat bagaimana sehingga membuat Giok
Uh Kong itu berubah kembali menjadi putih bersih seperti sediakala, hatinya
tanpa terasa menjadi bingung.

Than Siauw Thian memandang Giok Uh Kong yang berada ditangan Yen Hong
Kang pujinya.

"Kiranya benar2 merupakan suatu benda aneh yang jarang sekali ditemui --- "

Si pukulan Sakti, Lu ping mendadak berkata dengan dingin.

"Than heng apakah merasakan sayang sekali?"

Sahut Than Siauw Thian dengan tenang "Aku kira yang menginginkan benda
tersebut tidak aku seorang!"

Yen Hong Kang nampak warna Giok Uh Kong itu makin lama makin bertambah
hitam, tak henti2nya dia menggelengkan kepala sambil menghela napas, ujarnya.

"Sunguh sayang benda aneh yang jarang terdapat ini hanya dapat digunakan
sekali saja, bukankah hal itu terlalu sayang?"
Maksud dari perkataan ini adalah terhadap Giok Uh Kong yang merupakan salah
satu benda pusaka dari tiga benda pusaka merasa sangat sayang sekali.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

Wajah Sian Gwat Tootiang berubah menjadi sangat serius sekali, dengan nada
yang rendah ujarnya kepada Pek Thiat Seng.

"Pek Hiantit, apabila merasakan perubahan didalam tubuh yang sangat aneh,
cepat beritahukan kepada Pinto". Pertama perkataan yang baru saja diucapkan
itu dikatakan dengan nada yang sangat rendah sekali, kedua perhatian dari para
jago sedang dicurahkan seluruhnya pada Giok Uh Kong, selain Sang Sam Tong,
yang lain tidak mendengar perkataan yang diucapkan oleh Sian Gwat Tootiang itu.
Dengan perlahan Yen Hong Kang memasukkan kembali Giok Uh Kong itu kedalam
kotak besi, wajahnya diliputi oleh perasaan yang bimbang, ujarnya .

"Benda yang sangat ajaib ini hanya dapat digunakan satu kali saja, sungguh sangat
sayang sekali----"

Yap Siang Ie yang menutupi separuh bagian wajahnya dengan kain hitam dimana
selalu berdiri disamping dengan dingin, mendadak menggerakkan kakinya maju
kedepan dan berjalan mendekati Sian Gwat112 Tootiang, tanyanya .

"Loocianpwee apakah telah menyelidiki sebab2 kematian dari ayahku ? ". Sahut
Sian Gwat dengan perlahan .

"Ayahmu kemungkinan terkena racun berbisa terlebih dahulu, belum sempat


bergebrak dengan orang telah menemui ajalnya karena bekerjanya racun didalam
tubuh?". Dia mengangkat wajahnya dan menghembus napas panjang2, ujarnya
lagi .

"Sebab2 dari kematian sekalipun telah berhasil diketahui, tetapi siapakah


sebenarnya pembunuh itu, sukar sekali untuk diputuskan? ? ? ". Mendadak dia
merendahkan suaranya, dan lanjutnya .
"Aku telah memeriksa seluruh tubuh ayahmu dengan cermat, selain bekas persegi
berwarna merah yang terdapat ditelapak tangan kanan tak terdapat lagi ekas2
lainnya-. Dengan perlahan Yap Siang Ie berkata lagi .

"Kalau begitu, kita melakukan perjalanan 'kekota Lam Yang kali ini hanyalah sia2
belaka dan membuang tenaga dengan percuma!"

Sahut Sian Gwat Tootiang kemudian.

"Itulah tidak, musuh dari Tionggoan Shu Cincoe didalam dunia kangouw tidaklah
banyak, sekalipun terjadi perselisihan bukanlah harus diselesaikan dengan
pembunuhan, Pinto terhadap kematian yang dialami oleh keempat orang itu
selamanya belumlah membuat pemikiran tentang bunuh membunuh didalam
dunia kangouw, dengan perjalanan kekota Lain Yang ini membuktikan kalau
pemikiran dari Pinto tidaklah salah "

Yap Siang Ie diam tak berkata, dengan langkah yang perlahan mengundurkan diri
menyandarkan tubuhnya keatas pobon Pak Yang, dan memandang dengan
terpesona kelangit.

Dengan langkah yang lebar Tang Thong berjalan mendekat, ujarnya "Orang yang
telah mati tak akan hidup dikembali, berduka apa gunanya, ibuku terhadap
kematian yang dialami ayahmu tak mungkin hanya berpeluk tangan saja, seorang
Kuncu tidaklah terlambat untuk membalas dendam sekalipun sepuluh tahun
kemudian, mengapa harus tergesa gesa, asalkan ibuku turun tangan, pembunuh
sesungguhnya tak mungkin akan dapat lolos ".

Dengan perlahart lahan Yap Siang Ie menarik kembali pandangannya yang


ditujukan keangkasa, sambil memandang kearah Tang Thong ujarnya "Tidak
perduli ibumu atau kau sendiri, asalkan dapat membunuh mati pembunuh
ayahku, aku segera akan menyumbangkan tubuhku untuk melayani selama
hidupku, apa yang telah aku ucapkan sudah tentu selalu berlaku, engkau tak perlu
menasehatkan aku untuk menarik kembali sumpahku"113 Wajah Tang Tbong
berubah hebat, tetapi dia tetap menahan rasa gusarnya yang meluap luap itu,
ujarnya lagi .
"Ibuku sangat terkenal sekali dan menjagoi Bu lim, apabila urusan ini sampai di
ketahui oleh dia orang tua, aku kira akan menjadi sulit "

Sahut Yap Siang Ie dengan ketus .

"Apa sulit tidak sulit ! ". Ujar Tang Thong lagi .

"Pada saat ayahmu masih hidup, merupakan seorang pendekar yang menjagoi
seluruh dunia kangouw, kami sekeluarga Tang didaerah Shu Cho lebih2 menjagoi
Bu lim beberapa turunan, namanya tidaklah rendah sekalipun ibuku sangat
sayang kepadaku, tetapi pembatalan perkawinan ini bukanlah merupakan suatu
urusan yang kecil, apabila ibuku sampai mengetahui urusan ini, aku kira----"

Tanya Yap Siang Ie dengan tenang.

"Aku kira dia akan berpeluk tangan tak akan bertanya lebih jauh lagi, benarkah?"

Dengan perlahan Tang Thong menghela napas, ujarnya.

"Kalau hanya berpeluk tak bertanya panjang2 lagi masih tidak mengapa, tetapi
didalam kegusarannya, dia sampai melakukan---"

Yap Siang Ie mengerutkan alisnya, tanyanya.

"Apa kah dia akan membunuh mati aku---"

Dengan cemas ujar Tang Thong.

"Sifat ibuku sangat ramah sekali, hanya urusan ini saja dia tak tak akan sampai
membalas dendam terhadapmu, yang aku ragu2kan adalah perundingan yang
dilakukan oleh ayahmu serta ibuku sejak lama telah tersiar beritanya keseluruh
penjuru dunia kangouw baik dalam kalangan Pek to, urusan ini demikian tersebar
luasnya, bukankah wajah serta nama dari ibuku akan mengalami kerugian yang
tak terhingga. aku kira dia tak mungkin akan turun tangan membantu kau didalam
penyelidikan siapakah sebenarnya pembunuh dari ayahmu"
Yap Siang Ie termenung agak lama, ujarnya kemudian "Nama dari ibumu terkenal
hingga seluruh pelosok dunia persilatan, orang2 didalam Bu lim asalkan menyebut
nama dari keluarga Tang didaerah Shu Cho, selalu akan mengalah tiga bagian,
apabila kau dapat meminta dia turun tangan sendiri dan menyelidiki
pembunuhnya bukanlah merupakan suatu pekerjaan yang sulit, pada saat itu aku
akan menerima pinanganmu, bukankah suatu pekerjaan yang sangat sempuana
sekali??"

Sejak separuh tubuhnya diselubungi kain hitam, sekalipun Tang Thong berdiri
berhadap hadapan dengannya, juga sukar untuk melijat perubahan pada
wajahnya, nampak pipinya berubah menjadi merah dadu, agaknya beberapa
perkataannya itu diucapkan dengan sangat berat sekali.

Wajah Than Thong menjadi berubah, dengan dingin ujarnya.114

"Aku Tang Tong sejak dilahirkan belum pernah bertemu dengan orang seperti kau
ini, terhadap kau dapat dilihat tak ada perkataan baik lagi kepadamu, tak
kusangka kau ternyata demikian tak berbudinya."

Sepasang mata Yap Siang Ie menjadi berkedip, tanpa terasa dua titik air mata
menetes keluar dari matanya, ujarnya dengan perlahan.

"Janganlah kau demikian mendesak kepadaku, baiklah?"

Tang Thong sebenarnya akan marah tetapi mendengar diantara suaranya yang
demikian lembutnya itu, penuh dengan perasaan duka yang tak terhingga, untuk
sesaat, membuatnya tidak tega untuk meneruskan amarahnya, dengan paksa dia
menekan kegusarannya itu kedalam dada, dengan mengbela napas ujarnya .

"Urusan ini harap kau berpikirlah tiga kali terlebih dahulu barulah menjalankan,
besok siang barulah memberikan jawaban kepada ku ". Sehabis berkata dengan
cepat dia memutar tubuhnya, dengan langkah yang lebar berjalan kearah
perhentian kereta kuda itu. To Lam Kiang tertawa dingin, ujarnya.

"Tang heng, berhasilkah kau membujuk nona Yap untuk berbaiik hati? "
Sepasang mata Tang Thong memancarkan sinar yang penub diliputi oleb
kegusaran yang tak terkendalikan, dan memandang tajam kearah wajah To Lam
Kiang sambil ujarnya.

"Bencana datangnya dari mulut, hati2 janganlah sampai terlepas bicara sehingga
mengakibatkan mengalami kematian yang mengerikan, pada saat itu
menyesalpun telah terlambat"

Dihadapan para jago, To Lam Kiang mana dapat menahan gusarnya atas sindiran
pedas dari Tang Thong itu, wajahnya berubah hebat, ujarnya.

"Cayhe hanya pernah mendengar keluarga Tang didaerah Tang Cho dengan
mengandalkan senjata rahasia beracun menggetarkan dunia kangouw, tetapi
belum pernah mendengar bagaimana dengan kepandaian silat dari keluarga Tang,
apakah mempunyai keistimewaan yang hebat---- ". Dengan gusar bentak Tang
Thong.

"Engkau ingin mencoba. coba ?? ". Ucaparnya baru saja diucapkan orangnya telah
mulai bergerak, tangannya melayang menerjang kearah dadanya. Dengan dingin
To Lam Kiang balas membentak .

"Sungguh bagus sekali !"

Tangan kanannya dengan mendatar disapu keluar, dan memukul kearah tangan
kanan Tang Thong yang sedang melancarkan serangan itu.

Mendadak terasa suatu angin pukulan yang sangat tajam, menerjang datang
dengan dahsyatnya, dan menerjang tepat ditengah dari dua orang yang sedang
bergebrak itu.

Ketajaman serta kehebatan dari angin pukulan ini, menmaksa dua115 orang
masing2 terdesak mundur dua langkah kebalakang.

Telinganya mendadak terdengar suara Yen Hong Kang yang berbicara dengan
nada yang dingin, ujarnya .
"Tempat ini tempat apa, dan saat ini saat yang bagaimana, apakah waktunya bagi
kalian berdua untuk bergebrak ?? kalian berdua apabila benar mempunyai suatu
dendam serta sakit hati yang tak boleh tidak harus bergebrak, tunggulah setelah
meninggalkan perkampungan keluarga Lam Kong ini sekali lagi bertanding dan
bergebrak mati2an, ditengah hutan yang luas atau gunung yang tinggi, apakah
kalian takut tak ada tempat yang baik untuk digunakan sebagai tempat kubur
tulang2 kalian ??? ". llmu pukulan dari Yen Chia Bun didaerah Chie Cho telah
menggetarkan seluruh penjuru dunia kangouw, Yen Hong Kang dapat diangkat
sebagai ciangbunnjin dari Yen Chia Bun sudah tentu kepandaian yang dimilikinya
tidaklah rendah, cukup dengan angin pukulan yang baru saja dilancarkan keluar
itu saja telah membuat hati para jago menjadi bergetar. Tang Thong serta To Lam
Kiang bersama-sama memandang sekejab kearah Yen Hong Kang, kemudian
menarik kembali gerakan serangannya dan mundur kebelakang, dalam hati dua
orang itu mengerti, apabila tidak segera menghentikan gerakan serangannya,
sehingga mengakibatkan kemarahannya memuncak, siapapun tak akan
mendapatkan kebaikan. Yen Hong Kang nampak kedua orang itu telah
menghentikan pertempurannya, dengan dingin dia tertawa terkekeh kekeh,
ujarnya .

"Majikan dari keluarga Lam Kong terhadap kalian sejak tadi telah merasa tidak
puas, kalian berdua apabila bergebrak ditempat ini, bukankah hanya akan
menghilangkan wajah kita saja ! ". Sian Gwat Tootiang dengan perlahan menghela
napas, ujarnya.

"Dengan bertahan sabar akan menenangkan ombak serta angin badai, dengan
mundur selangkah, lautan akan seluas angkasa, hanya karena satu dua patah kata
saja telah mengakibatkan bergebrak mati2an, bukankah terlalu sayang"

Yen Hong Kang menundukkan kepalanya memandang kotak besi yang dipegang
ditangannya, kemudian ujarnya.

"Kita dari ribuan li jauhnya datang kekota Lam Yang hanya untuk membuktikan
bahwa Tionggoan Shu Cincoe apakah benar2 mengalami kematiannya karena
terkena racun yang panas, dan kini urusan telah selesai, Giok Uh Kong ini haruslah
dikembalikan kepada keluarga Lam Kong!"
Sambil berkata dia membuka kotak besi itu, nampak Giok Uh Kong yang putih
bersih bagaikan salju itu kini telah berubah menjadi hitam pekat seluruhnya.
Dengan heran sahut Sian Gwat Tootiang.116

"Sudah tentu harus dikembalikan kepada pemiliknya"

Sehabis berkata dia menggerakkan kakinya berjalan kedepan. Yen Hong Kang
menutup kembali kotak besi itu, dengan dingin lanjutnya.

"Giok Uh Kong kini telah berubah menjadi sebuah kelabang yang hitam. Orang
She Yen sekalipun sangat suka sehingga sayang untuk melepaskannya kembali,
tetapi juga tidak akan berani untuk mengangkangi benda pusaka tersebut"

Sehabis berkata diapun mengikuti berjalan dibelakang tubuh Sian Gwat Tootiang.

Para jago lainnya pun segera berjalan mengikuti dari belakang dua orang itu,
hanya nampak Pek Thiat Seng serta Tang Thong yang tetap berdiri ditempat
semula tak bergerak.

Yap Siang Ie mendadak bersandar pada tubuh pohon Pak Yang yang tinggi lebar
itu dan mendongakkan kepalanya memandang keangkasa, entah didalam hatinya
dia sedang memikirkan apa.

Tang Thong dengan perlahan menghela napas, panggilnya! "Pek heng !"

Pek Thiat Seng menoleh sambil tersenyum, ujarnya.

"Tidak berani, tidak berani, entah Tang heng mempunyai petunjuk apa?". Tang
Thong tersenyum, ujarnya.

"Aku ingin sekali meminta penjelasan dari Pek heng mengenai satu urusan,
entabh Pek heng mau apa tidak memberitahukan kepada cayhe ?". Sahut Pek
Thiat Seng dengan perlahan. Asalkan cayhe mengetahuinya, sudah tentu akan
memberitahukannya ". Mendadak Tang Thong merendahkan suaranya, ujarnya.

"Pek heng setelah melihat tanda persegi berwarna merah darah pada telapak
tangan suhumu aku kira pastilah telah menemukan suatu urusan yang sangat
mengejutkan sekali !". Wajah Pek Thiat Seng menjadi berubah hebat, tetapi
dalam sekejab mata saja telah berubah kembali menjadi sediakaia, sahutnya
"Urusan ini telah dimukakan oleh Sian Gwat loocianpwee serta Sang locianpwee,
apa yang aku ketahui, sama seperti apa yang diucapkan oleh kedua orang
loocianpwee itu". Dengan perlahan Tang Thong menghela napas, ujarnya lagi .

"Pek heng tak usahlah menipu cayhe, aku tidak akan percaya kalau Pek heng tidak
menemukan suatu peristiwa yang sangat mengejutkan sekali--- ". Dia berhenti
sejenak, kemudian lanjutnya lagi .

"Urusan ini bukan saja Pek heng telah mengetahuinya, sekalipun Sian Gwat
Tootiang serta Sang Sam Tong juga telah mengetahuinya,117 hanya yang
membuat orang sukar untuk menduga adalah setelah kalian menemukan
peristiwa yang sangat luar biasa itu, tetapi telah merahasiakan dan tidak
diumumkan, entah apa sebabnya ??"

Sahut Pek Thiat Seng .

"Tentang hal ini, tentang hal ini----. Wajah Tang Thong menjadi kaku, dengan
serius ujarnya lagi .

"Keluarga Tang didalam Shu Cho kami dengan mengandalkan senjata rahasia yang
berbisa menggetarkan dunia kangouw, mengenai hal racun bukanlah merupakan
hal yang luar biasa bagi kami, bukannya aku menyombongkan diri asalkan satu
kantong ,senjata rahasia didalam tubuhku, orang2 didalam dunia kangouw pada
saat ini, akan mengalah tiga bagian kepadaku, pada saat ilmu melancarkan senjata
rahasia beracun dari keluarga Tang diwariskan pada ibuku yaitu keturunan
kesembilan, kepandaininya makin bertambah hebat, dan cara ibuku melancarkan
senjata rahasia telah mencapai kesempurnaan, hanya perlu angkat tangan
menyentil, sudah cukup untuk mencabut nyawa seseorang. aku sekalipun sangat
bodoh, tetapi juga mendapatkan beberapa bagian dari kepandaian ibuku, asalkan
Pek heng mau memberitahukan rahasia apa yang baru saja dilihatnya itu, aku
akan dengan sekuat tenaga memberikan bantuannya ---"

Mendengar suara tindakan kaki yang berjalan mendekat, dengan cepat dia
menutup mulutnya tak berkata lagi.
Ketika dia menoleh memandang, nampak seorang pelayan berbaju hijau dengan
langkah yang perlahan berjalan mendatang.

Tang Thong dengan perlahan berbatuk dan membalikkan tubuhnya.

Pelayan berbaju hijau itu mementangkan sepasang matanya yang lebar dan
berputar memandang dua orang itu, dengan nada yang halus ujarnya.

"Diantara kalian berdua, entah siapakah yang mengurus urusan dalam hal kereta
kuda ini?"

Pek Thiat Seng memandang sekejab ke arah Tang Thong, tanyanya.

"Ada urusan apa?"

Dua buah sinar mata yang tajam dari pelayan berbaju hijau itu beralih keatas
kereta kuia itu, ujarnya.

"Didalam kereta kuda itu apakah berisikan mayat2?"

Pek Thiat Seng menganggukkan kepalanya sahutnya.

"Tidak salah"

Wajah dari pelayan berbaju hijau itu mendadak berubah, dengan dingin ujarnya.

"Perintah dari majikanku, harap kereta kuda yang berisikan mayat2 ini dibawa
keluar dari pepohonan Yang Liu itu!"

Pek Thiat Seng mengerutkan alisnya, ujarnya, .

"Setelah Cayhe mendapatkan perintah dari beberapa orang cianpwee barulah


dapat memutuskan!"118 Sepasang mata dari pelayan berbaju hijau itu ber
kedip2, dan memancarkan sinar yang tajam, dengan langkah yang perlahan dia
berjalan kearah kereta kuda itu, sambil berjalan kedepan, ujarnya.
"Engkau ternyata tidak mau menggerakkan tangannya, terpaksa aku
menggantikan kalian berdua untuk mengerjakannya!"

Suaranya belum selesai diucapkan, tubuhnya telah berada dihadapan kereta kuda
itu dan mengulurkan tangannya menarik les kuda.

Pek Thiat Seng menjadi sangat terkejut, dengan gerakan yang cepat dia melintang
maju setindak kedepan, dan berdiri dihadapan pelayan berbaju hijau itu, dengan
nada yang keras bentaknya.

"Tahan"

Wajah dari pelayan berbaju hijau itu tetap tak berubah, bagaikan tak pernah
mendengar suara bentakan dari Pek Thiat Seng itu, sepuluh jarinya yang
berwarna putih bersih itu tetap mencengkeram ke arah tali les dari kereta kuda
itu.

Pek Thiat Seng nampak suara bentakannya sukar sekali untuk menghalangi
gerakan dari pelayan berbaju hijau itu, hatinya menjadi cemas sekali, tangannya
menyambar dan mencengkeram pergelangan tangan kanan pelayan berbaju hijau
itu.

Tetapi terasa tangannya menjadi sangat halus, telapak tangan dari pelayan
berbaju hijau yang sangat putih dan halus itu telah berada didalam telapak
tangannya.

Pek Thiat Seng agaknya tidak pernah menyangka kalau sambarannya yang tidak di
lakukan dengan seenaknya ternyata telah berhasil membuat tangan halus dari
pelayan berbaju hijau itu tergenggam didalam telapak tangannya, tanpa terasa
dia menjadi tertegun.

Pelayan berbaju hijau itupun agaknya tidak menyangka kalau Pek Thiat Seng
dapat sungguh2 berani menyekal tangan kanannya tanpa terasa diapun menjadi
tertegun.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo
Empat mata bertemu, sikap serta perasaannya dalam sekejab mata saja berubah
menjadi kaget dan bimbang.

Pek Thiat Seng setelah berdiri tertegun dengan cepat dia melepaskan tangannya
dan bertindak mundur dua langkah kebelakang, ujarnya dengan nada yang
menyesal.

"Nona harap suka memaafkan atas kelancangan Cayhe"

Tangannya segera ditangkap didepan dada dan memberi hormat.

Pelayan berbaju hijau itu dengan dingin mendengus, mendadak tangan kanannya
diulurkan kedepan mencekal tali les kereta kuda dengan sekuat tenaga ditariknya
kereta kuda itu mendadak menerjang ke depan.

Sepasang kaki Tang Thong segera ditutulkan keatas tanah tubuhnya melayang ke
angkasa dan menghalang didepan kereta kuda itu, tangannya menyambar tali les
kereta sedang tangan lainnya mendorong kereta itu kebelakang, dengan paksa dia
menahan perjalannya kereta119 kuda itu kedepan.

Pelayan berbaju hijau itu mengerutkan alisnya, dengan dingin ujarnya.

"Kalian berdua apabila sekali lagi menahan majunya kereta kuda ini, janganlah
menyalahkan aku kalau kurang hormat"

Sambil berkata dia berjalan kedepan kereta kuda itu. Pek Thiat Seng segera cepat
berjalan maju dua langkah kedepan dan menghalangi jalan majunya ujarnya.

"Nona harap memberikan sedikit waktu kepada kami, cayhe segera pergi
meminta perintah, dalam sekejab mata saja pasti akan membawa keluar kereta
kuda ini keluar pepohonan Liang Liu itu"

Pelayan berbaju hijau itu berpikir sejenak, kemudian sahutnya.

"Baiklah, apabila didalam waktu yang singkat kau tetap tidak membawa keluar
kereta kuda ini keluar pepohonan Yang Liu, aku akan membakar kereta kudamu
ini"
Tidak menanti Pek Thiat Seng memberi jawabannya, dia dengan cepat memutar
tubuhnya dan berjalan pergi.

Pek Tbiat Seng memandang bayangan punggung pelayan berbaju hijau itu,
menghilang dibalik pepohonan yang lebat, dengan nada yang rendah ujarnya
kepada Tang Thong.

"Tang heng harap menggantikan aku menjaga kereta kuda ini sejenak, aku akan
masuk kedalam ruangan untuk melihat lihat!"

Tang Thong tersenyum, ujarnya.

"Apa kau telah takut pada budak iru, dimana dia sungguh2 akan membakar kereta
kuda ini ?"

Ujar Pek Thiat Seng.

"Aku tidak ingin dengan orang2 dari keluarga Lam Kong ini terjadi hal2 yang tidak
menggembirakan, Hey ----! jika diucapkan, kitalah yang tidak benar dimana telah
melanggar empat peraturan, lima li turun dari kuda, tiga li melepaskan senjata,
kita ternyata telah membawa kereta kuda ini masuk sampai diluar perkampungan
Sepasang alis Tang Thong dikerutkan, setelah menghela napas panjang, ujarnya.

"Aku merasa bahwa didalam perkampungan keluarga Lam Kong ini, penuh diliputi
oleh kemisteriusan serta keseraman yang mendirikan bulu roma, membuat orang
merasakan suatu perasaan yang tidak tenteram"

Pek Thiat Seng tertawa riang, sambil merangkap tangannya, ujarnya.

"Melelahkan Tang beng saja"

Dengan langkah yang lebar dia berjalan memasuki perkampungan itu.

Berjalan belum sampai mencapai beberapa kaki jauhnya, nampak Sian Gwat
Tootiang serta Sang Sam Tong sekalian telah berjalan keluar dari pintu besar
segera dia menghentikan langkahnya.120 Beberapa orang itu mendatangi dengan
sangat cepat sekali, dalam sekejab mata saja telah berada dihadapan kereta kuda
itu.

Wajah Sian Gwat Tootiang sangat serius sekali dengan nada yang rendah ujarnya
kepada Pek Thiat Seng.

"

Mari jalan !"

Diam2 Pek Thiat Seng membatin.

"Hal ini kebetulan sekali, aku tak perlu melelahkan mulutku"

Dia meloncat naik keatas kereta kuda itu dan menjalankan kereta itu masuk ke
dalam antara pepohonan yang lebat itu.

Kereta kuda itu berjalan diantara pepohonan serta lapang yang luas, suara
berputarnya roda2 kereta memecahkan kesunyian yang mencekam lapangan luas
itu.

Para jago berjalan mengikuti dari belakang kereta kuda itu, setiap orang diam tak
mengucapkan sepatah katapun, agaknya setiap orang diliputi oleh suatu perasaan
yang sangat berat sekall.

Tidak sampai beberapa wakru.

sampailah ditempat rak penyimpanan senjata, para jago masing2 mengambil


kembali senjatanya, Yen Hong Kang baru dapat menghembus napas lega, ujarnya.

"Kebun yang demikian luasnya ini, hanya untuk menyapunya saja harus
menggunakan ratusan orang baru dapat dikerjakan. Cay he sukar untuk
mempercayai kalau didalam perkampungan keluarga Lam Kong ini hanya terdiri
dari sembilan orang janda2 itu saja ". Ujar Than Siauw Thian .

"Aku sejak dilahirkan diatas dunia ini, telah berkelana tujuh daerah lebih, dan
mengalami hujan badai yang bagaimanapun hebatnya, sehingga sukar untuk
dihitung dan apa yang aku lihat dan aku dengar merupakan urusan yang aneh2
dan tempat2 yang bersahaja, tetapi selamanya belum pernah bertemu dengan
tempat seperti perkampungan keluarga Lam Kong ini dimana terdapat kebun
yang demikian luasnya, tenang bersih dan diliputi oleh keseraman dan
kengerian----". Sang Sam Tong menghela napas panjang2 dan memutus perkataan
dari Than Siauw Thian yang belum diucapkan selesai itu, lanjutnya .

"Tidak perduli bagaimana pemandangan dari perkampungan keluarga Lam Kong


ini ! tetapi terhadap kita tidaklah jelek, Loohu ingin bertanya kepada saudara
sekalian, apabila Cermin Swie Cing serta Giok Uh Kong itu adalah milik salah satu
diantara saudara sekalian, aku kira tak akan demikian mudahnya akan
dipinjamkan kepada orang lain ". Para jago saling bertukar pandangan tanpa
mengucapkan sepatah katapun, masing2 membatin . Tidak salah, apabila benda2
pusaka itu adalah milikku, sekalipun teman karib bagaimanapun juga tak akan di
pinjamkan kepadanya ! Yen Hong Kang tertawa kering, dan memecahkan
kesunyian yang mencekam hati tiap orang, ujarnya.

"Sungguh sayang Giok Uh Kong itu! Didalam dasar hatinya tetap tak dapat
melupakan Giok Uh Kong itu.121 Sian Gwat Tootiang yang termenung tak
mengucapan sepatah katapun, kita mendadak ikut mengangkat bicara.

"Mana yang sayang, apa----"

Terhadap sikap Yen Hong Kang yang demikian kesemsem pada benda pusaka itu
dia merasa tidak puas, sebenarnya dia akan berkata apakah majikan dari
perkampungan keluarga Lam Kong itu tidak memberikan Giok Uh Kong itu
kepadamu, tetapi pada saat perkatannya sampai dimulut mendadak merasa
ucapan ini mungkin mengakibatkan Yen Hong Kang menjadi gusar dan turun
tangan oleh sebab itu ucapannya barusaja diucapkan setengah jalan segera dia
menarik kembali sisa ucapan yang belum diucapkan itu.

Yen Hong Kang tersenyum, ujarnya.

"Sungguh sayang Giok Uh Kong itu hanya dapat digunakan satu kali saja, dan
segera berubah menjadi hitam pekat seperti itu"

Sahut Sian Gwat Tootiang.


"Yen heng apa belum pernah mendengar keistimewaan dari Giok Uh Kong ini?"

Ujar Yen Hong Kang singkat.

"Aku memang belum pernah mendengar"

Ujar Sian Gwat Tootiang.

"Pinto pernah mendengar sedikit mengenai hal itu! Sahut Yen Hong Kang
kemudian.

"Harap Tootiang mau memberi penjelasan"

Sahut Sian Gwat.

"Apabila Giok Uh Kong itu hanya dapat digunakan satu kali saja, sejak tadi tidak
akan dipinjamkan kepada Yen Cianbunjin"

Yen Hong Kang termenung berpikir, beberapa saat kemudian baru sahutnya.

"Ucapan ini tidaklah salah---"

Ujar Sian Gwat Tootiang lagi.

"Giok Uh Kong itu entah telah pernah digunakan beberapa kali, apabila tak
mempunyai daya untuk dikembalikan seperti semula, sejak dulu aku kira telah
dibuang oleh orang, mana dapat disimpan terus sebagai barang pusaka dan
ditaruh dalam keluarga Lam Kong Sahut Yen Hong Kang.

"Hey, sayang diantara kita ini, tak ada orang yang mengetahui dengan cara
bagaimana baru dapat mengembalikan Giok Uh Kong itu seperti sediakala!"

Ujar Sian Gwat Tootiang.

"Apabila dapat mengetahui rahasianya sudah tentu sangat mudah sekali, tak usah
dibicarakan lagi!"
Sinar mata Yen Hong Kang berputar, sambil tertawa ujarnya.

"Jika didengar dari ucapan ini, agaknya Tootiang sejak tadi telah
mengetahuinya."122 Ujar Sian Gwat Tootiang tenang.

"Rahasia semacam ini, hanyalah pinto seorang yang mengetahui!"

Yen Hong Kang mendengar dia bicara pulang pergi tetap tak mau mengatakan
cara untuk mengembalikan Giok Uh Kong itu seperti sedia kala, dalam hati diam2
memakinya.

Toosu hidung kerbau ini kelihatannya sangat jujur, kiranya sebenarnya demikian
licinnya, kelihatannya aku harus dengan terus terang meminta dia
memberitahukan kepadaku, segera dia ber batuk2, sambil tertawa ujarnya.

"Tootiang apabila mengetahui rahasia itu, dapatkah dibicarakan kepadaku


sehingga terbuka pikiranku" , Sinar mata dari Sian Gwat melirik ke arah Sang Sam
Tong, ujarnya.

"Sang Thayhiap tahukah cara untuk menghilangkan racun pada Giok Uh Kong itu
sehingga kembali seperti sedia kala?"

Sang Sam Tong sebagai seorang kawakan didalam didunia kangouw, segala
urusan yang terjadi didalam dunia kangouw tak ada satupun yang dia tidak
ketahui begitu Sian Gwat Tootiang bertanya kepadanya, tanpa terasa wajahnya
berubah menjadi merah dengan senyuman yang dipaksa sahutnya.

"Tentang hal ini, Loohu sendiri juga belum pernah mendengar"

Sian Gwat Tootiang tersenyum ujarnya.

"Kalau dibicarakan juga sangat mudah sekali, asalkan memasukkan Giok Uh Kong
itu kedalam susu kambing yang masih segar, tak sampai sepeninum teh racun
yang dihisap oleh Giok Uh Kong itu segera akan dihisap keluar oleh susu kambing
yang masih segar itu, dan akan balik berubah menjadi putih bersih seperti sedia
kala"
Sambil tertawa sahut Yen Hong Kang.

"Kiranya demikian adanya"

Pada saat berbicara itu, para jago telah berada didalam pepohonan Yang, serta
Liu yang lebat itu. Mendadak Yap Siang Ie mempercepat langkah kakinya, dan
berjalan sampai dihadapan Sian Gwat, teriaknya.

"Loocianpwee !"

Sian Gwat menoleh tanyanya.

"Ada urusan apa ?"

Sahut Jap Siang Ie.

"Loocianpwee terhadap kematian yang dialami oleh ayahku demikian menaruh


perhatiannya, membuat boanpwee merasa sangat berterima kasih sekali". Wajah
Sian Gwat Tootiang berubah menjadi berat, sambil mengangkat wajahnya
memandang awan putih yang melayang diangkasa, dengan nada yang rendah ujar
nya.

"Hiantit li mempunyai ucapan apa yang hendak dikatakan, katakanlah seluruhnya


tak usah membedakan perbedaan usia segala"

Jap Siang Ie tertawa sedih, sahutnya.123

"Urusan yang membuat boanpwee berduka adalah mayat dari ayahku, apabila
berlarut lebih lama lagi, kiranya sukar untuk di tahan untuk tetap tidak rusak "

Sahut Sian Gwat.

"Mengenai hal ini Pinto juga telah memikirkan, kematian dari ayahmu itu
sekalipun tubuhnya terkena racun yang dahsyat tetapi pembunuh sesungguhnya
tetap tak mendapatkan sedikit beritanya, rencana sekarang ini terpaksa harus
mengebumikan terlebih dahulu jenasah dari ayahmu itu, kemudian baru berusaha
mencari pembunuh sesungguhnya"

Ujar Yap Siang Ie.

"Entah loocianpwee bersiap hendak mengebumikan jenasah ajahku ditempat


mana ?"

Sahut Sian Gwat Tootiang.

"Tentang hal ini ------ tentang hal ini haruslah mendengar pendapat dari biantit li"

Ujar Yap Sian Ie lagi.

"Menurut pendapat boanpwee, ingin mengirimkan jenasah dari ayahku itu pulang
ketempat kelahirannya, tetapi ragu2 untuk memutuskan, karena takut ----"

Mendadak dari kelopak matanya menetes keluar dua titik air mata, dan berhenti
berbicara. Ujar Sang Sam Tong mendadak.

"Nona Yap apakah takut jenasah dari ayahmu itu tak dapat bertahan hingga
sampai ditempat kelahirannya untuk dikebumikan ?"
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

Dengan sangat sedih sahut Jap Siang Ie.

"Boanpwee memang sedang merisaukan urusan ini"

Sian Gwat Tootiang dengan perlahan menghela napas, ujarnya.

"Tentang hal ini hiantit li harap berlega hati, jenasah dari ayahmu, sekalipun
disimpan tiga lima bulan lagi juga tak akan menjadi rusak ----"

Dengan nada yang keheranan tanya Jap Siang Ie.

"Mengapa ? ?"
Sahut Sian Gwat Tootiang.

"Apabila jenasah ayahmu menjadi rusak jugalah tidak menanti hingga sampai saat
ini ---" ********** BAGIAN KE DELAPAN124 Dia berhenti sejenak, dan ujarnya
lagi.

"Hiantit li telah mengetahui bahwa dalam perjalanan yang memakan waktu


hampir sebulan itu Pinto selalu berada didalam kereta kuda itu menemani
keempat buah jenasah !"

Yap Siang Ie menganggukkan kepalanya, ujarnya .

"Boanpwee telah mengetahui bahwa loocianpwee telah mengerahkan seluruh


tenaganya untuk menyelidiki pembunuhnya, dan harus dengan per lahan2
mencari akal, boanpwee bukannya merasa tidak puas dengan kerja dari
Ioocianpwee !"

Ujar Sian Gwat.

"Sekalipun kau tidak puas dengan Pinto juga tidaklah mengapa ----"

Wajahnya mendadak berubah menjadi sangat sedih sekali, dua titik air mata
menetes keluar dari kelopak matanya, agaknya dalam waktu yang singkat dia
telah teringat akan peristiwa yang paling sedih yang dialaminya selama hidupnya.

Terhadap sikap serta perasaan duka dari Sian Gwat ini, para jago merasa sangat
heran dan tidak mengerti, seluruh sinar mata di tujukan semuanya keatas tubuh
Sian Gwat Tootiang.

Dengan nada yang rendah ujar Sang Sam Tong.

"Menurut pendapat Loohu, lehih baik katakanlah kepadanya dengan jelas,


sehingga dapat menghilangkan rasa curiga didalam hati mereka, pula dapat
mengurangi beberapa bagian rasa mangkel didalam hati kita sekalian". Sian Gwat
Tootiang termenung agak lama, mendadak dia menghela napas panjang, ujarnya .
"Baiklah ! tetapi tempat ini bukanlah merupakan suatu tempat yang baik untuk
berbicara, mari kita cari suatu tempat yang sepi dan aman baru berbicara lagi".
Sehabis berkata dengan langkah yang lebar dia berjalan kedepan. Para jago
segera mengikuti dari belakang mempercepat langkahnya berjalan kedepan.
Ditengah perjalanan yang jauh ini, ditempat ini hanya terlihat hutan liar yang
lebat, dan tak pernah nampak desa dan rumah sebuahpun. Mendadak terdengar
suara petir yang menyambar dengan hebatnya, memecahkan kesunyian yang
mencekam sekeliling tempat itu ,segumpulan awan tebal dari sebelah gUara
dengan sangat cepat bergerak mendatang, tak sampai beberapa saat, awan gelap
telah menutupi seluruh angkasa, sinar halilintar menyambar dan tak henti2nya
terdengar suara petir yang menyambar memekikkan telinga. Sang Sam Tong
mendongakkan kepalanya memandang keadaan cuaca, ujarnya kemudian "Hujan
yang akan turun ini mungkin tidaklah kecil-----"

Suaranya belum habis diucapkan. air hujan sebesar biji dengan derasnya
menyambar datang.125 Sian Gwat Tootiang memandang kesekeliling tempat itu
sambil menunjuk kearah depan dimana terdapat hutan, ujarnya.

"Ditengah hutan yang lebat itu, agaknya terdapat sebuah rumah, mari kita pergi
kesana untuk berteduh dari hujan angin yang demikian derasnya ini ". Pek Thiat
Seng yang telah melewati perjalanan jauh selama beberapa hari lamanya ini, sejak
semula telah sangat hafal didalam mengemudikan kereta kuda itu, pecutnya
disambar kedepan, kereta kuda itu mendadak bagaikan terbang cepatnya berlari
kearah depan. Para jago lainnyapun mempercepat langkah kakinya berlari kearah
depan, tidak sampai beberapa waktu, rombongan itu telah berada didalam hutan
yang lebat itu. Tempat itu adalah suatu tanah kuburan yang penuh dengan pohon
cemara yang lebat, dipinggir dari hutan yang lebat itu terdapat tiga buah rumah
yang sangat kukuh. Yen Hong Kang mengerutkan alisnya, ujarnya .

"Rumah gubuk sekecil ini sekalipun mengusir majikan dari rumah itu keluar dari
rumah juga tidak cukup untuk menampung kita !"

Sang Sam Tong dengan perlahan menghela napas, ujarnya "Dirumah sekalipun
seribu hari tetap akan selalu aman, waktu keluar rumah sesaatpun akan menemui
kesukaran, Yen ciangbunjin tak usahlah memilih lagi ".
Sambil berkata dia bertindak maju kearah rumah gubuk itu, dan mengangkat
tangannya untuk mengetuk dengan perlahan.

Terdengar suara terbukanya pintu yang terbuat dari kayu biasa itu, dan muncul
seorang tua yang telah putih semua rambutnya, sedang seluruh wajahnya penuh
dengan keriputan.

Sang Sam Tong merangkap tangannya, memberi hormat ujarnya.

"Lootiang silahkan!"

Orang tua itu membuka telinganya besar besar, tanyanya.

"Engkau bicara apa??"

Dengan nada yang keras ujar Sang Sam Tong.

"Kita sedang melakukan perjalanan melalui tempat ini, dan menevui hujan angin
yang demikian derasnya, ingin sekali kami meminjam suatu sudut dari rumah Loo
tiang ini untuk menghindar dari hujan angin ini, begitu hujan angin ini reda kami
segera akan berangkat lagi melakukan perjalanan. Orang tua ita memandang
sekejab ke arah para jago itu, sambil menggelengkan kepalanya ujarnya.

"Rumahku ini sangat sempit sekali, bagaimana dapat menampung orang yang
sedemikian banyaknya--"

Dengan berat dia ber batuk batuk lanjutnya.

"Ditengah tanah perkuburan ini terdapat sebuah kuil rusak, tempat itu sangat luas
sekali, kalian lebih baik pergi kekuil rusak itu untuk126 berteduh dari angin hujan
ini!"

Tidak menanti Sang Sam Tong mengucapkan kata2 lagi, dengan keras sekali dia
menutup kedua belah pintu kayu itu. Sang Sam Tong memandang terpesona
kearah pintu yang baru saja ditutup itu sambil menoleh memandang kearah para
jago ujarnya.
"Kita masuk kedalam lihat2, aku kira orang tua itu pastilah tidak akan menipu
kita"

Yen Hong Kang tertawa dingin, ujarnya.

"Aku tidak percaya kalau dia benar2 seorang yang tuli telinganya"

Ujar Than Siauw Thian pula.

"Apabila dia berani menipu kita, setelah kembali dari sana kita melepas api untuk
membakar rumab gubuk ini----"

Mendadak terdengar pintu kayu itu terbuka lagi, dan orang tua berambut putih
itu mengeluarkan kepalanya sambil ujarnya.

"Kalian boleh memasuki kuil rusak itu, tetapi binatang2 yang dibawa jangan sekali
dibawa masuk sekalian". Sehabis berkata sekali lagi dia menutup pintu rumah itu
dengan keras. Than Siauw Thian masih mengira perkataannya yang baru saja
diucapkan hendak membakar rumahnya itu telah terdengar olehnya, dan
kemudian membuka pintu untuk bertanya, tetapi siapa juga dia hanya memberi
wanti2 untuk jangan membawa binatang yang dibawa itu masuk kedalam kuil
tersebut. Pada saat ini, awan gelap makin lama makin tebal, sedang air hujan yang
turunpun makin lama makin hebat, kelihatannya didalam waktu tiga-lima jam
baru dapat menjadi terang kembali. Sian Gwat Tootiang mendongakkan
kepalanya memandang awan gelap yang menutupi seluruh jagat, ujarnya
kemudian "Kita masuk terlebih dahulu baru bicara lagi ! Segera pertama-tama dia
menggerakkan kakinya berjalan kedalam. Seluruh tubuh dari para jago itu telah
basah kuyup tertimpa air hujan yang turun dengan derasnya dalam hati masing2
mengharapkan dapat berhasil mendapatkan suatu tempat untuk berteduh dari air
hujan sehingga dapat beristirahat, segera mereka berjalan mengikuti dibelakang
Sian Gwat Tootiang dengan cepatnya. Pohon2 cemara yang terdapat ditempat itu
itu sebagian besar telah berusia ratusan tahun lebih, keliling dari tubuh pohon itu
sebesar tong air dan berdaun sangat lebat sekali, hujan yang lebat sekali, hujan
yang turun dengan deras itu, dibawah tahanan dari daun2 yang begitu lebat
tersebut, agaknya telah jauh berkurang. Hanya bergeraknya kereta tersebut
didalam tanah kuburan dan ditengah antara pohon cemara yang besar2 itu
menjadi makin sukar. Pek Thiat Seng segera meloncat turun dari kereta kudanya
dan menuntun kereta itu untuk melanjutkan perjalanannya, setelah
menghilangkan127 banyak sekali tenaga barulah berhasil membawa kereta kuda
itu masuk kedalam tanah perkuburan tersebut. Ternyata tidak salah, diantara
pohon cemara serta ditengah kuburan yang mengelilingi sekitarnya terdapat
sebuah bangunan yang bagus, tetapi jika dilihat tidaklah mirip sebagai suatu kuil,
sebuah papan ber warna hitam pekat terpancang diatas bangunan itu, dan
tertuliskan "Ong She Cong Cing"

Empat buah hurup besar. Sian Gwat Tootiang balikkan kepalanya memandang
sekejab kearah Pek Thiat Seng, ujarnya.

"Pek hiantit, kereta kuda itu dihentikan diluar kuil ini saja, kain yang
menyelubungi kereta itu diperkuat saja agar jangan sampai kemasukan air hujan,
kemudian kaupun masuklah kedalam ruangan kuil ini"

Pada saat berbicara, tubuhnya telah berjalan masuk kedalam kuil tersebut.

Pintu kuil itu dengan per lahan2 dibuka, tetapi tetap sunyi tak nampak seorang
pun.

Para jago dengan cepat memasuki ruangan kuil tersebut.

Ruangan itu disapu dengan sangat bersih batu ubin berwarna hijau menghiasi
lantai yang bersih tersebut, dindingnya dikapur dengan sangat putihnya, sedang
dibelakang tempat sembayang terlihat tempat2 abu dari beberapa turunan Ong
She.

Yen Hong Kang sambil mengibaskan air hujan yang membasahi tubuhnya, ujarnya.

"Apabila hujan yang demikian derasnya tidak berhenti selama malam ini, kitapun
akan berdiam ditempat kuil semacam ini selama satu malaman"

Sian Gwat Tootiang memandang sekejap kesekitar dinding itu kemudian ujarnya.

"Kalian lebih baik duduk bersemedi untuk beristirahat sejenak----"

Yen Hong Kang tersenyum, ujarnya.


"Tootiang tak usahlah terlalu menguatirkan, apakah dengan terkena hujan yang
deras ini, membuat orang menjadi sakit tak dapat bangun lagi?"

Ujar Sian Gwat Tooriang lagi"

"Menurut pendapat pinto, adalah ingin saudara sekalian berisrirahar agar


pikirannya menjadi sedikit tenang----"

Wajahnya mendadak berubah menjadi sangat serius sekali, lanjutnya lagi .

"Pinto akan memberitahukan kepada saudara sekalian suatu berita yang sangat
penting sekali ". Tanya Yen Hong Kang .

"Apakah mempunyai hubungan yang erat dengan kematian yang dialami oleh
Tionggoan Shu Cincoe ??? ".128 Sahut Sian Gwat Tootiang singkat .

"Tidak salah ! ". Yen Hong Kang mendadak mempercepat langkah kakinya dan
berjalan kesisi tubuh Jap Siang Ie .

"Nona Yap, cayhe mempunyai beberapa kata yang ingin ditanyakan kepada nona !
"

Sahut Jap Siang Ie dengan perlahan .

"Looclanpwee harap berkata dengan terus terang saja !"

Tanya Yen Hong Kang kemudian "Nona apakah benar2 ingin menyelidiki
pembunuh dari ayahmu itu ?"

Sahut Yap Siang Kami Kami ayah berhak selamanya hidup bersama sudah tentu
harus menyelidikinya ". Dengan wajah Sang serius ujar Yen Hong Kang lagi .

"Nona apakah tahu orang2 yang mengikuti datang keperkampungan keluarga Lam
Kong ini karena apa ?? "

Setelah termenung sejenak sahut Jap Siang le .


"Boanpwee tidak mengetahui ". Yen Hong Kang tertawa dengan ujarnya .

"Dengan kecerdasan yang dimiliki oleh nona, mana ada kata tidak
mengetahuinya, aku kira kau bukankah karena tidak enak untuk diucapkan keluar
"

Tang Thong yang telah bersabar harus bersabar lagi, mana dapat menahan dirinya
lagi melihat hal itu, dengan tertawa dingin, dia ikut mengangkat bicara, ujarnya .

"Yen loocianpwee, kini kau sudah berusia enam puluh tahun kah ??"

"Akukah?? sekalipun belum mencapai usia seperti apa yang kau katakan tadi,
terapi jaraknya pun tidak jauh lagi aku telah berusia Lima puluh delapan tahun!"

Dengan dingin ujar Tang Thong.

"Tahukah nona Yap kini sedang berusia berapa tahun?"

Yen Hong Kang tertawa ter bahak2, sahutnya.

"Mungkin belum cukup dua puluh tahun"

Tang Thong menepuk kantong kulit senjata rahasianya, sambil ujarnya dengan
nada dingin.

"Ilmu pukulan dari Yen Chia Bun telah menggetarkan seluruh penjuru dunia
kangouw, tetapi entah bagaimana jika dibandingkan dengan senjata rahasia
berbisa dari Keluarga Tang kami?"

Wajah Yen Hong Kang berubah hebat, dari sepasang matanya memancarkan sinar
mata yang mengandung hawa pembunuhan dengan dingin tanyanya.

"Kau ingin mencoba ilmu pukulan dari perguruan Loohu?"


Tangan kanan Tang Thong dimasukkan kedalam sakunya, diantara129 lima jarinya
telah bertambah dengan sebuah sarung tangan yang terbuat dari kulit, dengan
secepat kilat dia mundur sejauh lima enam tindak kebelakang ujarnya.

"Engkau boleh mencoba rahasia beracunnya cayhe"

Suasana menjadi diliputi oleh ketenangan, setiap saat dapat terjadi suatu
pertempuran yang dasyat. Sang Sam Tong dengan cepat berjalan mendatang
ujarnya.

"Kalian berdua janganlah turun tangan ada perkataan lebih baik diucapkan
dengan baik2"

Tubuhnya segera berdiri melintang diantara dua orang itu.

Terhadap senjata rahasia beracun yang telah menggetarkan dunia kangouw dari
ke luarga Tang itu, Yen Hong Kang bagaimapun juga harus mengalah tiga bagian,
apalagi didalam ruangan kuil itu sangat sempit sekali, dan sukar untuk dibuat
menghindar sedang untuk balas melancarkan seranganpun takut sampai terkena
orang lain.

Dalam hati Tang Thong pun terhadap Yen Hong Kang juga menaruh beberapa
bagian perasaan yang jeri, ilmu pukulan dari Yen Chia Bun telah menggetarkan
dunia kangouw, didalam Bu lim yang demikian bahayanya Yen Hong Kang dapat
merupakan seorang ciangbunjin dari suatu partai, sudah tentu mempunyai ilmu
sakti yang sukar dijejaki.

Kedua orang itu sekalipun setiap orang tak ada yang mau mengalah, sehingga
mengakibatkan suasana untuk sesaat menjadi tegang, padahal didalam hati
masing2 semuanya tidak mempunyai pegangan untuk mengalahkan pihak musuh,
begitu Sang Sam Thong turun kedalam kalangan untuk menjadi pemisah,
merekapun meminjam kesempatan ini untuk mundur ke belakang.

Sian Gwat Tootiang merangkap tangannya kedepan dada, sambil dengan keren
ujarnya.
"Saudara2 yang berada didalam ruangan ini apabila bukannya menduduki tempat
sebagai seorang ciangbunjin, jugalah merupakan orang yang mempunyai
kedudukan tinggi didalam dunia kangouw, pinto harap dapat bersabar sedikit dan
janganlah sampai terjadi bentrokan2 yang membuat kedua belah pihak menjadi
tak enak, kalian sekarang bersemedilah untuk menenangkan pikiran masing2
sebentar lagi pinto akan mengumumkan suatu urusan yang sangat mengejutkan
sekali, sehingga pada saat itu kalian sudah tenang semuanya dan tak sampai
terjadi apa2 lagi."

Diantara para jago itu, terhadap Sian Tooriang yang disebut sebagai salah satu
dari dua jago pedang didalam dunia kangouw, boleh dikata menaruh rasa
hormatnya dan dapat dikatakan pula beberapa bagian menaruh rasa takut
kepadanya, nampak kini dia berbicara dengan sangat serius sekali, dalam hati
segera sadar bahwa urusan tidaklah kecil, segera pula mereka duduk bersemedi
diatas tanah untuk menenangkan pikirannya.130 Hanya Yap Siang Ie seorang yang
bersandar disuatu balok kayu didepan pintu dan mendongakkan kepalanya
memandang awan gelap yang menyelimuti udara dengan terpesona.

Gadis yang kehilangan ayahnya ini agaknya mempunyai perhitungan yang masak
didalam hatinya, pula mempunyai semangat yang kukuh sekali, dia mempunyai
kedukaan yang amat sangat, tetapi diapun mempunyai daya yang sangat
menggiurkan, menghadapi segala urusan dengan tabah, sikap serta gerak
geriknya inilah yang membuat orang sukar sekali mengetahui sifat2nya yang
sesungguhnya.

Didalam kuil yang dikelilingi olah kuburan serta pohon cemara itu, untuk
sementara berubah kembali menjadi tenang dan sunyi, hanyalah suara hujan
serta angin yang bertiup serta berjatuhan ditengah tempat yang sunyi itu
memecahkan suasana tersebut.

Para jago setelah menenangkan pikirannya, semangatnjapun makin bertambah


segar, sinar mata dari setiap orang menjadi makin bertambah tajam sedang
wajahnyapun diliputi oleh suasana yang tegang, menanti Sian Gwat Tootiang
membuka mulut.

Sian Gwat Tootiang tetap duduk menutup sepasang matanya, agaknya dia belum
selesai menjalankan pernapasannya.
Tetapi para jago telah dapat melihat kalau jago pedang yang sangat terkenal ini
sejak tadi telah selesai menjalankan pernapasannya, dan kini sedang mengambil
suatu putusan mengenai urusan yang besar, cukup dilihat dari wajah serta
sikapnya yang terus berubah dapat melihat bahwa didalam hatinya sedang terjadi
suatu golakan yang hebat.

Yen Hong Kang dengan perlahan berbatuk dengan nada yang rendah tanyanya
kepada Sang Sam Tong .

"Sang heng, sebenarnya terjadi urusan apakah ? ? jika menurut pikiranku, Sang-
heng tentunya mengetahui". Sang Sam Tong dengan sangat susah, sahutnya.

"Tentang hal ini, tentang hal ini---". Agaknya dia tidak mempunyai daya untuk
tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Yen Hong Kang itu, setelab
mengucapkan tentang hal ini setengah harian, tetap tak dapat melanjutkan
perkataannya. Mendadak Sian Gwat Tootiang mementangkan sepasang matanya,
dua buah sinar tajam memancar keluar dari sepasang matanya yang ditujukan
pada wajah Yen Hong Kang, ujarnya.

"Yen heng apakah pasti ingin mengetahuinya ? ?". Yen Hong Kang tertawa tawar,
sahutnya.

"Tidak salah, caybe memangnya ingin mengetahui hal ini dengan cepat". Sian
Gwat Tootiang dengan perlahan-lahan bangkit berdiri dan melayangkan sinar
matanya pada awan gelap diluar kuil, dngan perlahan ujarnya .131

"Hal ini merupakan suatu berita yang menggetarkan hati setiap orang, tetapi
Pinto tidak akan percaya kalau benar2 terjadi urusan seperti ini". Dia berbicara
tanpa kepala dan tanpa ekor, tetapi hal ini membuktikan kalau itu adalah suatu
urusan yang menggetarkan hati setiap orang, dengan kedudukan Sian Gwat
Tootiang didalam Bu lim, tidak mungkin akan dengan demikian mudah
memperlihatkan perubahan sikapnya, para jago namak hal ini menjadi melongo,
entah bagaimana seharusnya berbuat. Terdengar Sian Gwat Tootiang menghela
napas dengan sangat berat, lanjutnya. Diatas mayat dari Tionggoan Shu Cincoe
Pinto telah menemukan---- ". Mendadak dia menutup mulutnya tak meneruskan
perkataannya, dengan langkan yang lebar berjalan keluar dari pintu kuil itu. Yen
Hong Kang mengerutkan alisnya, dengan nada yang keras teriaknya .

"Tootiang, telah menemukan urusan apa. yang mencurigakan---". Terdengar Sian


Gwat Tootiang dengan nada yang keras teriaknya .

"Siapa---? ? ? ". Terdengar suara angin dan hujan yang tetap turun, tetapi mana
ada suara balasan. Mendadak Yen Hong Kang menutulkan kakinya keatas tanah,
sedang tubuhnya bagai-kan panah yang terlepas dari busur meluncur keatas
dengan cepatnya, begitu kakinya menutul, mendadak tubuhnya telah melayang
naik keatas kuil itu. Dengan nada yang rendah puji Than Siauw Thian.

"Seorang ciangbunjin dari suatu partai kepandaiannya sungguh tidak jelek?"

Ujar Sang Sam Tong.

"Loohu sungguh telah menjadi tua, telinga dan matapun telah kehilangan
dayanya". Yap Siang Ie dengan perlahan menoleh memandang kearah Sian Gwat
sambil ujarnya.

"Loocianpwee, boanpwee mengapa sedikitpun tidak mendengar suara'' Sian Gwat


Tootiang tanpa terasa tersenyum ujarnya.

"Pinto percaya bahwa mata dan telingaku ini belum pernah salah, dan kehilangan
dayanya"

Tang Thong sambil memandang hujan yang tuzun dengan derasnya diluar, ujarnya
seorang diri.

"Kepergian Yen Hong Kang kali ini, aku kira tak akan kembali lagi"

To Lam Kiang dengan dingin mendengus, makinya.

"Omong kosong"132 Tang Thong membalikkan tubuhnya memandang sekejab


kearab To Lam Kiang beserta puteranya, dengan dingin ujarnya.
"Pada saat seorang yang mendekati kematiannya, tak dapat dihindarkan lagi
wajahnya akan menjadi cerah untuk sesaat --"

To Lam Kiang mendadak bangkit berdiri, tanyanya.

"Kau memaki siapa??"

Dengan langkah yang lebar dia menerjang datang kearah Tang Thong. Wajah Tang
Thong pun berubah menjadi hijau membesi, sedang nafsu membunuhnyapun
timbul meliputi seluruh wajahnya ujarnya.

"Apabila kau punya nyali, kita boleh coba2 diluar". To Lam Kiang dengan keras
membentak.

"Loohu apa kau kira akan menjadi takut"

Tubuhnya meloncat dan melayang turun diluar halaman.

Baru saja Sian Gwat Tootiang hendak memberi nasehat untuk mencegah
terjadinya pertempuran itu mendadak terasa di dalam dadanya menjadi tak enak
dan sesak sekali napasnya, agaknya mendadak hendak bertempur mati2an bazu
dapat menghilangkan napas yang menyumbat dadanya itu.

Sang Sam Thong yang merupakan orang kawakan didalam dunia kangouw,
selamanya paling gemar untuk meringankan kesusahan dari orang lain, tetapi
pada saat ini pun tetap berdiri ditempat semula tak bergerak sedikitpun, sepasang
matanya ditujukan keluar kuil, dan sikapnyapun bagaikan sedang melihat
pertempuran yang sangat menarik hatinya.

Si Pukulan sakti, Lu Ping serta Than Siauw Thianpun bangkit berdiri dan dengan
langkah yang lebar berjalan kedepan kuil itu.

Yap Siang Ie yang bersandar didepan pintu, pada saat dua orang itu saling
memaki, wajahnya tetap dingin, memandang sekejap pada dua orang itupun
tidak, tetapi nampak Sian Gwat Tootiang serta Sang Sam Tong pun tidak bangkit
menasehatkan mereka, dia baru sadar kalau keadaan telah sangat tegang, dengan
cemas ujarnya kepada Sian Gwat Tootiang "Loocianpwee apa kita akan melihat
mereka bergebrak mati2an ---- ?".

Sian Gwat Tootiang tertawa tawar, sahutnya .

"Biar mereka bertempur sejenakpun tidak akan ada salahnya". Mendadak Yap
Siang le berkata lagi .

"Mana ini boleh terjadi, asalkan begitu bergebrak, achirnya akan terjadi banjir
darah ditempat ini ""

Ujar Sian Gwat tootiang.

"Perkataan dari hiantit-li tidaklah salah, apabila mulai bergebrak pastilah akan di-
achiri dengan banjir -----". Pada saat dua orang itu berbicara, To Lam Kiang
dengan Tang133 Thong telah berdiri disudut bersiap hendak turun tangan, kedua
belah pihak agaknya sedang mengatur pernapasannya dan bersiap turut tangan
dengan sekuat tenaga. Sinar mata dari Yap Siang Ie dengan perlahan berputar,
nampak para jago semuanya berdiri tegak tak bergerak sedikitpun, semuanya
bagaikan sedang menonton suatu pertunjukan yang sangat menarik, dan tak
mempunyai semangat untuk memisahkan petempuran yang akan terjadi ini,
tanpa terasa dalam hatinya terasa menjadi cemas, dengan langkah yang lebar dia
berjalan ketengah kalangan, dengan nada yang keras bentaknya "Tahan !". Tang
Thong serta To Lam Kiang bersamaan mementangkan matanya, sinar matanya
berpindah keatas wajah Yap Siang le sambil ujarnya .

"Mau berbuat apa ??? ". Yap Siang Ie berjalan sampai ditengah dua orang itu,
dengan nada yang dingin ujarnya .

"Kalian mengapa akan berkelahi?"

Bentak Tang Thong.

"Cepat kau pergi dari sini, jangan sampai senjata rahasia yang aku lancarkan
melukai dirimu"

Sahut Yap Siang Ie dengan tenang! "Aku tak takut---"


Dia menghela napas panjang2, dengan sedih ujarnya.

"Kalian semua adalah karena ingin menbantu menyelidiki sebab2 kematian dari
ayahku baru datang kemari, tidak berdua siapa pun yang akan menderita luka
ataupun sampai binasa, dalam hatiku selalu akan merasa tidak tenteram"

Jilid 5 Pada saat ini, hujan tetap dicurahkan dengan derasnya, orang2 yang berdiri
diluar halaman itu, baju yang baru saja mengering, sekali lagi menjadi basah
kuyup. Mendadak terdengar Yen Hong Kang de ngan nada yang keras teriaknya.

"Nona Yap cepat kembali"

Yap Siang Ie menoleh memandang sekejap kearah Tang Thong serta To Lam
Kiang, ujarnya kemudian.

"Kalian berdua tak mempunyai dendam atau pun takut hati, hanya dikarenakan
satu dua patah kata saja segera akan bergebrak mati2an, apakah tidak terlalu
memandang rendah nyawa dirinya!"

Selesai berbicara, dia balikkan tubuhnya berjalan menuju kedalam ruangan,


dengan tajam mengawasi Yen Hong Kang, sambil tanyanya,134

"Kau sedang memanggil diriku?"

Yen Hong Kang tersenyum, sahutnya.

"Nona tak perlu untuk menasehati diri mereka, orang2 itu sekarang atau nanti
tetap tak dapat menghindarkan diri dari suatu pertempuran mati2an! Dengan
nada yang heran tanya Yap Siang Te.

"Mengapa demikian?"

Dengan nada yang serius sahut Yen Hong Kang.


"Karena dirimu!"

Yap Siang Ie berseru tertahan tanyanya.

"Karena aku ? ?". Sahut Yen Hong Kang dengan tenang "Tidak salah, karena kau
----"

Sinar matanya dengan perlahan menyapu keadaan sekelilingnya sekejab,


kemudian lanjutnya.

"Apa maksud tujuan dari Sian Gwat Tootiang, Cayhe tidak mengetahuinya, Sang-
heng jadi orang sangat budiman sekali, dan selamanya tidak gemar akan paras
elok, selain dua orang ini, orang2 lainnya yang ikut datang kemari boleh dikata tak
seorangpun yang tidak karena nona seorang". Tanya Yap Siang Ie kurang percaya.

"Karena aku ? ?", Ujar Yen Hong Kang lagi .

"Nona apa sudah lupa ? pada saat masih diatas puncak ratusan kaki kau telah
mengumumkan akan memperistrikan dirinya kepada orang yang dapat berhasil
membunuh pembunuh ayahmu-- --". Ujar Yap Siang Ie pula .

"Ucapanku itu adalah benar2, tidak perduli orang itu macam bagaimanapun, buta
maupun tuli, pun tidak perduli usianya telah bagaimana tingginyapun, aku tetap
akan mentaati sumpah yang telah aku ucapkan". Yen Hong Kang tertawa,
sahutnya "Penyakitnya justru terletak ditempat ini, apabila nona Yap telah
memutuskan didalam sumpahmu, bahwa ada batas usianya, Cayhe beserta Than
heng Lu-heng sekalian yang telah mempunyai usia yang tinggi tidak akan berani
mengikuti didalam perebutan yang terjadi ini". Tanya Yap Siang Ie kemudian.

"Kalian datang kemari ini apakah dikarenakan aku seorang?"

Yen Hong Kang tersenyum, sahutnya kemudian.

"Orang2 itu akan bertempur mati2an karena dirimu juga"

Ujar Yap Siang le.


"Hal ini sungguh diluar dugaanku semula, juga bukanlah kehendak dariku"

Sahut Yen Hong Kang.135

"Urusan yang diluar dari dugaan memangnya sangat banyak sekali, oleh karena
itu, Cayhe menasebatkan kepada nona dari pada harus mengajukkan dirinya
didalam segala urusan, lebih baiklah berdiam diri didalam untuk melihat
perubahan yang terjadi diluar, tidak perduli pertempuran mati2an ini berlangsung
bagaimanapun hebatnya, juga tak akan sampai mengenai diri nona bukan"

Ujar Yap Siang Ie.

"Aku tak mau melibat kalian mengalirkan darah dikarenakan aku seorang saja"

Sahut Yen Hong Kang.

"Urusan telah mencapai pada taraf seperti hal ini, nona baik tak usah ikut
mencampuri urusan ini "

Mendadak terdengar suara bentakan yang nyaring, memutuskan ucapan dari Yen
Hong Kang yang belum diucapkan selesai.

Ketika dia menoleh memandang, nampak To Lam Kiang dengan Tang Thong telah
mulai bergebrak, diantara hujan yang turun demikian derasnya itu, dua orang itu
saling melancarkan serangan dan tendangan kilat, pertempuran tersebut
berlangsung dengan sengitnya.

Tenaga dalam yang dimiliki oleh To Lam Kiang sudah mencapai pada taraf yang
sempurna, serangan pukulan yang di lancarkan sangat ganas dan hebat sekali, tak
henti2nya terdengar suara santar dari angin pukulannya yang bercampur diantara
suara hujan yang demikian derasnya serta angin yang bertiup demikian santarnya
tersebut.

Sedang sebaliknya Tang Thong dengan mengandalkan ilmu meringankan


tubuhnya yang mempunyai keanehan serta kesaktiannya didalam perubahan
gerak, setiap kali berhasil menghindarkan dirinya dari tenaga pukulan sakti yang
dilancarkan oleh orang tua itu dengan ganasnya.
Yap Siang Ie melirikkan matanya sekejap kearah Sian Gwat Tootiang serta Sang
Sam Tong, nampak dua orang itu dengan terpesona sedang memandang
pertemporan sengit yang terjadi antara Tang Thong serta To Lam Kiang tersebut,
sedang pada wajahnya menampilkan rasa yang sangat girang sekali, agaknya
sangat mengharapkan kedua orang itu cepat2 menentukan siapa yang hidup dan
siapa yang mati.

Suatu ingatan yang sangat menakutkan berkelebat didalam benaknya, mendadak


dia mempunyai perasaan bahwa sejak orang2 itu meninggalkan perkampungan
keluarga Lam Kong, setiap orang telah berubah menjadi demikian ganasnya,
sampaipun orang yang telah mengikuti ajaran agama dan tidak memikirkan
urusan keduniawian, dan selalu ramah tamah, Sian Gwat Tootiang, dengan Sang
Sam Tong yang selalu memikirkan jalan keluar dari kesulitan2 yang terjadi
didalam dunia kangouw pun semuanya bukan lagi merupakan Sian Gwat Tootiang
serta Sang Sam Tong sebelum memasuki perkampungan keluarga Lam Kong,
agaknya diantara kedua orang itu pun telah terjadi suara perubahan yang136
sangat besar sekali, dan telah berubah menjadi demikian dingin serta demikian
ganasnya.

Ditengah pertempuran yang berlangsung dengan sengitnya itu, mendadak


terdengar suatu suara bentakan gusar, disertai dengan suatu dengusan berat
bergema mendatang, wajaH para jago segera menoleh memandang, tampak
tubuh Tang Thong bersempoyongan tak henti2nya, sedang tubuhnya ber turut2
mundur lima enam tindak jauhnya kebelakang.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

Si pukulan sakti, Lu Ping menolehkan kepalanya memandang kearah Than Siauw


Thian, sambil ujarnya.

"Than heng, pukulan ini apabila aku yang melancarkannya, pastilah akan
memukul tubuh bangsat kecil itu keatas tanah"

Mendadak Than Siauw Thian dengan dingin mendengus, ujarnya.


"Aku kira tidak mungkin akan terjadi keluarga Tang didaerah Shu Cho sekalipun
mengandalkan senjata rahasia berbisa untuk menggetarkan dunia kangouw,
tetapi kepandaian didalam ilmu pukulan, juga tidak mungkin dengan mudah
dapat dikalahkan oleh orang lain"

Dengan gusar ujar Si pukulan sakti, Lu Ping.

"Kalau begitu sebutan Si pukulan saktiku ini, adalah orang memanggil dengan
seenak hati mereka saja?"

Sahut Than Siauw Thian tidak mau kalah! "Banyak orang didalam dunia kangouw
hanya mempunyai nama2 yang kosong belaka tidak sesuai dengan yang
sebenarnya"

Si Pukulan sakti Lu Ping dengan nada yang keras bentaknya "Than-heng apabila
tidak percaya, boleh coba2 ilmu pukulanku yang sakti ini ". Than Siauw Thian pun
menyahut dengan nada yang nyaring .

"Tangan dan kaki tak mempunyai mata, apabila telah terjadi suatu pertempuran
yang sengit, tidak akan luput salah satu menderita luka ataupun hinasa, Lu heng
apabila tidak takut akan kematian, tidak usahlah sungkan2 untuk mencoba coba
pula". Yap Siang Ie yang mendengar perkataan tersebut menjadi tertegun, diam2
hatinnya .

"Bagaimana orang2 ini semuanya menjadi seperti gila saja, agaknya didalam dada
setiap orang itu diliputi oleh suatu hawa yang memaksa mereka harus menjadi
gusar, dan tak dapat tidak harus terjadi suatu pertempuran yang benar2 dahsyat,
bahkan sampai mengadu nyawa dan melihat darah bercetieran diatas tanah----".
Terdengar Tang Thong dengan keras membentak .

"Orang budiman tak akan melakukan pekerjaan gelap, aku akan menggunakan
senjata rahasiaku yang beracun!"

Kemudian terdengar suara bentakan yang sangat nyaring, yang disusul oleh suara
bentakan To Lam Kiang belum saja selesai diucapkan keluar tubuhnya telah
terjatuh keatas tanah diantara hujan yang masih137 turun dengan derasnya itu.
Terdengar suara keras yang memanggil ayah menggetarkan setiap telinga, sebuah
bayangan manusia dengan secepat kilat berkelebat disisi beberapa orang itu, dan
dengan cepatnya menubruk kearah Tang Thong yang sedang berdiri tegak itu.

Sinar mata dari Yap Siang Te berkelebat, dan tampak seorang lelaki yang baru
berusia tujuh delapan belas tahun, ternyata adalah orang muda yang datang
bersama dengan To Lam Kiang itu.

Ditengah hujan yang turun dengan derasnya itu, samar2 dapat terlihat wajah
Tang Thong yang diliputi oleh napsu pembunuhnya, sepasang matanya berubah
menjadi merah, nampak orang muda itu dengan cepatnya menubruk kearahnya
dia mendongakan kepalanya tertawa ter bahak2 ujarnya.

"Orang she- Tang memangnya telah membuka pantangan untuk membunuh,


membunuah satu orang dengan membunuh sepuluh orang apakah bedanya".
Tangannya disambitkan lagi, segera terlihat tiga buah sinar keperak-perakan
berkelebat dan meluncur dengan secepat kilat menyambut datangnya orang
muda itu. Pemuda itu adalah satu2nya putra To Lam Kiang yang paling disayang
dan mendapatkan seluruh kecintaan dari To Lam Kiang sendiri, bukan saja seluruh
kepandaian yang dimilikinya itu sekuat tenaga diturunkan kepadanya, bahkan
masih menyuruh dia mengikuti dua orang kawannya untuk belajar silat, usianya
sekalipun masih sangat nauda, tetapi telah mendapatkan kepandaian silat jauh
melebih tiga orang yang mewariskan ilmunya kepadanya itu, kini nampak tiga
buah sinar keperak perakan melayang dengan cepatnya menyambut
kedatangannya, segera dia mengerahkan seluruh tenaga dalamnya, dan melayang
ditengah udara dengan cepatnya, ternyata ketiga buah sinar keperak-perakan
tersebut dengan mudah telah berhasil dihindarkan. Yap Siang Ie yang nampak
keadaan dihadapannya telah menjadi demikian kalutnya itu, tampak Than Siauw
Thian dengan si pukulan sakti, Lu Ping telah saling berhadapan mempersiapkan
diri, dan setiap saat dapat terjadi suatu pertempuran yang sengit, sedang Tang
Thong dengan To Lam Kiang beserta putranya, telah menaruh rasa dendam sakit
hati sedalam lautan, dan bersumpah tak akan hidup bersama. Suara bentakan To
Lam Kiang tadi belum saja diucapkan selesai, tubuhnya telah rubuh keatas tanah,
hal ini membuktikan kalau dia telah terkena senjata rahasia beracun yang
dilancarkan oleh Tang Thong, mati hidupnya sukar sekali untuk diamal, pemuda
itu sekalipun mempunyai niat yang sangat keras untuk membalaskan sakit hati
ayahnya itu, tetapi jika dilihat keadaannya saat ini, lebih banyak bahayanya dari
pada keuntungan, sedang Yen Hong Kang melototkan sepasang matanya
memperhatikan kearah Tan Thong, dan pada saat To Lam Kiang bergebrak tadi,
pada wajahnya menampilkan138 suatu senyuman yang licik, agaknya didalam
hatinya dia telah mempunyai suatu rencana yang sangat masak--- Suatu hal yang
membuat Yap Siang Ie tidak paham ialah Sian Gwat Tootiang serta Sang Sam
Tong. Seorang adalah angkatan tua dari suatu partai yang besar dan mempunyai
hati yang sangat ramah tamah, sedang yang seorang lagi adalah angkatan tua
yang telah lama berkelana didalam dunia kangouw dan berpikir panjang, tetapi
kedua orang itu dengan waktu sebelum memasuki perkampungan keluarga Lam
Kong jauh berbeda sekali, bukan saja tidak mau mengajukan diri untuk memisah
hal tersebut, bahkan sebaliknya mempunyai perasaan yang sangat girang melihat
suatu peristiwa iang menggerikan akan terjadi, dan berdiri disamping menonton.
Pek Thiat Seng, Song Boen Koang, serta Ban Cong tiga orang malah berkumpul
menjadi satu, dan dengan suara yang sangat rendah sedang berunding, entah
mereka sedang merundingkan suatu urusan besar apakah, terhadap pertempuran
sengit yang terjadi diluar kuil itu bagaikan tak pernah mendengarnya. Yap Siang Ie
berdiri bersandar didekat pintu beberapa saat, mendadak merasakan beberapa
orang itu agaknya semuanya mempunyai sikap seperti seorang yang tidak beres
ingatannya, didalam hati setiap orang semuanya diliputi oleh suatu sifat yang
kejam dan penuh rasa dendam dan sakit hati. bukan saja orang2 yang berdiri
disamping menonton pertempuran yang sedang berlangsung itu, sinar mata serta
perubahan pada wajahnya kelihatan menampilkan suatu perasaan yang bergolak
dan sangat gembira. Tang Thong dengan orang muda itu kini telah mulai
bertempur dengan sengitnya, sedang bentrokan yang terjadi antara Than Siauw
Thian dengan Lu Ping, mendadak berubah menjadi agak lunak, kemungkinan
sekali karena harus membagi perhatiannya yang terhisap oleh pertempuran yang
terjadi dengan sengitnya ditengah kalangan itu. Yap Siang Ie dengan perlahan
menghela napas, ujarnya seorang diri "Orang2 ini sejak meninggalkan
perkampungan keluarga Lam Kong, didalam sikap serta sifatnya agaknya telah
terjadi suatu perubahan yang sangat besar sekali, dan telah berubah menjadi
sangat dingin, dan kejam, ditengah ini pastilah mempunyai sebab2nya--- Pada
saat dia termenung itu, mendadak terlihat Tang Thong terjatuh keatas tanah dan
kemudian mengundurkan diri sejauh satu kaki lebih kebelakang. Yap Siang Ie telah
mengetahui bahwa dia telah tak sabar lagi untuk bergebrak lebih lama, dan
bersiap sedia untuk menggunakan senjata rahasia untuk mencapai kemenangan,
senjata rahasia dari keluarga Tang didaerah Shu Cho bukan saja mengandung
racun yang sangat ganas sekali, bahkan macamnyapun sangat banyak dan sangat
berbahaya139 sekali, pemuda itu pasti sukar untuk meloloskan diri dari tangan
jahat Tang Thong, dia harus berusaha untuk mencegah peristiwa yang
mengerikan ini sampai terjadi---. Hatinya menjadi tergerak, segera dia berjalan
keluar, dengan nada yang keras teriaknya.

"Tahan, jangan bertempur lagi"

Pada tangan Tang Thong telah bertambah dengan sebuah sarung tangan yang
terbuat dari kulit menjangan, dan mencekal satu genggaman pasir memutus
nyawa yang bersiap siap hendak dilancarkan keluar, men- dengar suara bentakan
dari Yap Siap Ie ini benar2 dia segera menghentikan gerakannya.

Orang muda ini menoleh memandang ke arah Yap Siang Ie, wajahnya penuh
dengan perasaan bimbang dan berduka yang bercampur menjadi satu.

Yap Siang Ie dengan langkah yang cepat berjalan diantara dua orang itu, dengan
nada yang tinggi ujarnya .

"Kalian hanyalah dikarenakan beberapa kata yang membangkitkan rasa gusar


ternyata segera timbul suatu pertempuran yang mengakibatkan terbunuhnya
nyawa beberapa orang--". Pemuda itu tiba2 berkedip, dari matanya menetes
turun dua titik air mata ujarnya.

"Nona tidak mengijinkan cayhe untuk turun tangan membalas dendam, ayahku
bukan dengan demikian menghantarkan nyawa dengan sia2 belaka---"

Dengan dingin ujar Tang Thong "Hal itu salahnya dia sendiri mengapa belajar silat
tidak giat"

Dengan cemas ujar Yap Siang Ie.

"Kalian jangan beribut lagi"

Dengan langkah yang perlahan dia berjalan kedepan Tang Thong, sambil lanjutnya
"Engkau menggunakan senjata rahasia apa sehingga melukai dirinya?"

Sahut Tang Thong.


"Senjata keluarga dari keluarga Tang kami sembilan belas macam seluruhnya dan
telah direndam oleh racun yang sangat lihay"

Dengan keras sahut Yap Siang Ie.

"Aku sudah tahu, aku tanya padamu dia masih dapat tertolong tidak?"

Tang Thong termenung sejenak, kemudian baru sahutnya.

"Tentang hal ini, apabila menggunakan obat penawar dari keluarga Tang kami,
sudah pasti dapat tertolong kembali nyawanya"

Tanya Yap Siang Ie kemudian.

"Engkau membawa tidak obat penawar itu?"

Sahut Tang Thong dengan tenang.140

"Obat penawar sekalipun ada, tetapi aku tidak mempunyai maksud untuk
memberikan pertolongan kepadanya."

Yap Siang Ie menghela napas, ujarnya.

"Engkau telah melukai orang lain, kini tak mau memberikan pertolongannya apa
engkau akan melihat dan binasa dihadapanmu?"

Dengan dingin sahut Tang Thong.

"Didalam suatu pertempuran yang sengit apabila tidak binasa pastilah akan
menderita luka, dan selamanya pastilah akan terjadi akan hal ini--"

Dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya.

"Apabila yang menderita luka bukan orang lain, dan sebaliknya cayhe, bagaimana
dengan sikap nona?"
Sahut Yap Siang Ie.

"Tidak perduli siapapun yang menderita luka aku tak akan tahu untuk dengan
duduk melihat orang itu menderita"

Ditengah hujan yang masih turun dengan hebatnya itu nampak sepasang mata
Tang Thong berubah menjadi merah membara dadanyapun selalu naik turun tak
henti2nya, dan berdiam diri tak berkata2, hal ini membuktikan kalau dia dengan
sekuat tenaga sedang menahan bergolaknya perasaan didalam hatinya.

Mendadak terdengar suara bentakan yang nyaring bergema mendatang ujarnya.

"Kalau tidak percaya kau bolehlah men-coba2 ilmu pukulan Loohu ini
bagaimana?"

Diikuti dengan suara angin pukulan yang dasyat menyambar, saking hebatnya
membuat atap kuil itu bergetar dan jatuh runtuh keatas tanah.

Ketika dia menoleh memandang, nampak Si pukulan sakti, Lu Ping telah memulai
bergebrak dengan Than Siauw Tbian, tenaga dalam dari dua orang itu telah
mencapai pada taraf kesempurnaan, kepandaian silatnyapun semuanya berjalan
dalam satu jurusan yang sama, diantara saling serang menyerang itu,
kehebatannya sangat besar sekali, pada saat melancarkan pukulan maupun
tendangan selalu diikuti dengan angin kencang yang hebat.

Terdengar Yen Hong Kang dengan dingin ujarnya.

"Kalian berdua apabila hendak bergebrak, lebih baik pergi ketengah halaman itu
saja, didalam ruangan ini sangat sempit sekali, waktu bergebrak bukan saja akan
tidak leluasa, bahkan sangat membahayakan sekali dengan keselamatanku, tidak
perduli siapapun diantara kulian berdua apabila salah melancarkan serangan
hingga mengenai orang lain, kedudukannya pastilah bertambah dengan seorang
lawan tangguh"

Than Siauw Thian dengan si Pukulan sakti, Lu Ping ternyata benar2 mengikuti
perkataan tersebut dan bergeser keluar halaman, sambil bergeser mereka tetap
serang menyerang tak henti2nya, tak seorangpun141 yang mau memberikan
kelonggaran sedikitpun kepada pihak lawannya.

Yen Hong Kang dengan per lahan2 menolehkan kepalanya, dan memandang
sekejap kearah Sang Sam Tong, panggilnya.

"Sang heng--"

Sang Sam Thong pada saat itu sedang memusatkan seluruh perhatiannya yang
ditujukan pada pertempuran yang sedang berlangsung dengan sengitnya antara
Than Siauw Thian dengan si Pukulan Lu Ping, sama sekali dia tidak mendengar
dengan suara bentakak dari Yen Hong Kang bahkan sampaipun kulit matanya pun
tidak bergerak sedikitpun juga.

Yen Hong Kang merasakan suatu hawa segar yang entah datangnya darimana
meliputi seluruh dadanya, tak dapat ditahan terus menerus lagi bahkan berusaha
untuk mencari kesempatan untuk bergebrak dengan nada yang keras makinya.

"Sang heng apakah telingamu telah menjadi tuli?"

Sang Sam Tong yang biasanya selalu menyunggingkan senyuman pada waktu
berbicara, kini agaknya juga timbul rasa gusarnya didalam hati yang sukar sekali
untuk dikendalikan, tongkat bambunya diketukan keatas tanah dengan kerasnya,
dengan gusar bentaknya.

"Engkau memaki siapa?"

Yen Hong Kang tertawa licik, sahut nya.

"Sudah tentu memaki dirimu, kenapa?"

Sang Sam Tong mendadak mendatarkan tongkat bambunya dan menyapu kearah
depan Yen Hong Kang pun tidak pernah menyangka kalau Sang Sam Tong yang
biasa nya selalu ramah tamah dan selalu bersenyum itu, tanpa mengucapkan
sepatah katapun mendadak telah melancarkan serangannya, hampir2 saja
rubuhnya tersapu oleh tongkat bambu Sang Sam Tong ini dan mengenai jalan
darah terpenting ditubuhnya.
Yap Siang Ie nampak keadaan dihadapannya ini makin lama makin menjadi
bertambah kalut, hatinya menjadi sangat cemas sekali, tanpa terasa dengan keras
teriaknya.

"Kalian segera menghentikan gerakan kalian semua, sudah terdengar belum?"

Tang Tbong dengan perlahan berbatuk, sahutnya.

"Baiklah! aku akan melihat keadaan lukanya baru berkata lagi"

Dengan langkah yang lebar dia berjalan kesisi tubuh To Lam Kiang. Pemuda itu
nampak Tang Tong berjalan kesisi tubuh To Lam Kiang, hatinya menjadi merasa
sangat kaget, teriaknya .

"Jangan melukai ayahku". Tubuhnya dengan cepat menubruk maju kedepan. Yap
Siang Ie melintangkan tubuhnya menahan jalan majunya pemuda itu, lanjutnya.

"Dia tidaklah akan melukai ayahmu, dia ingin menolong ayahmu---142

". Terdengar Yen Hong Kang dengan nada yang nyaring bentaknya .

"Cepat menghindar kesamping". Kiranya Sang Sam Tong dengan Yen Hong Kang
sedang bergebrak dengan mengerahkan seluruh tenaga dalamnya, kepandaian
dari dua orang itu tidaklah rendah, sekali ini dengan mengerahkan seluruh
tenaganya bergebrak, kekuatan dan akibatnya sangat membuat hati orang
terkejut. Tongkat bambu ditangan Sang Sam Tong mempunyai perubahan aneh
yang sangat banyak sekali, sebentar menutul kesamping sebentar menyambar
kearah pinggang, waktu melancarkan serangan dilakukan dengan sangat cepat
sekali, jika di bandingkan dengan sifatnya yang ramah tamah serta selalu
tersenyum itu sangat berbeda sekali. Yen Hong Kang tetap dengan menggunakan
sepasang telapak tangannya menyambut setiap serangan yang ditujukan
kearahnya, ilmu pukulan dari perguruan Yen Chia Bun telah menggetarkan
seluruh dunia kangouw, sudah tentu tidaklah dapat dipandang rendah, tampak
sepasang telapak tangannya berturut-turut melancarkan sarangan tak henti2nya,
angin pukulan yang disertai dengan tenaga yang hebat terus mendesak kepihak
lawannya, dan mempunyai perubahan yang sangat lihay, ternyata seluruh
serangan yang dilancarkan oleh Sang Sam Tong dengan menggunakan tongkat
bambunya dapat dipunahkan dengan mudah. Pada saat itu, Si pukulan sakti Lu
Ping yang bergebrak melawan Than Siauw Thian telah mencapai pada puncak
penentuan, ilmu pukulan dari kedua orang itu semuanya sama2 mengutamakan
tenaga yang keras, sedang kepandaian yang dimilikinyapun seimbang, pada saat
serang menyerang itu kadang2 dapat terlihat keadaan yang dengan keras saling
menerima pukulan pihak lawannya. Pemuda itu begitu dihalangi oleh tubuh Yap
Siang Ie, benar2 dia menghentikan langkahnya, sepasang matanya memancarkan
sinar yang tajam memandang kearah tubuh Tang Thong, dia takut Tang Tong
mendadak turun tangan jahat dan membunuh mati ayahnya. Suara sambaran
angin pukulan yang memekik telinga itu tetap terdengar, sedang Yen Hong Kang
dengan Sang Sam Tongpun telah mulai saling serang menyerang. Yap Siang Ie
sekalipun merupakan seorang yang sangat cerdas sekali, tetapi bagaimanapun
juga dia tetap merupakan seorang gadis yang sangat jarang sekali berkelana
didalam dunia kangouw, selama hidupnya, belum pernah dia mempunyai
pengalaman didalam melihat pertempuran yang demikian campur aduk tak
karuan ini, dalam hatinya diapun memikirkan bahwa orang2 ini semuanya datang
ketempat itu karena ingin membantu dirinya menyelidiki sebab2 kematian dari
ayahnya serta siapakah sebenarnya pembunuh ayahnya itupun pertempuran yang
terjadi saat ini dan saling berebut separuhnya juga143 disebabkan karena dirinya,
tanpa sengaja dia telah memancing saling bunuh membunuh diantara para jago,
sehingga di dalam hatinya terasa sangat bimbang dan berduka, dengan sekuat
tenaga dia berusaha untuk menampil dirinya didepan untuk mencegah saling
bunuh membunuh yang terjadi ini. Tetapi ketika dia melibat Sang Sam Tong
bergebrak mati2an melawaa Yen Hong Kang, didalam hatinya dia menduga bahwa
terjadi lagi perubahan yang besar, diam2 pikirnya .

"Diantara orang2 ini, sebenarnya Sang Sam Tong dengan Sian Gwat Tootiang dua
orang tak akan tertarik oleh kecantikan diriku, apalagi Sang Sam Tong didalam
dunia kangouw merupakan seorang yang sangat gemar menolong kesulitan orang
lain, tidak perduli orang2 dari golongan Pek to mau pun Hek-to, semuanya
menaruh rasa mengalah kepadanya, mendadak dia dapat turun tangan dan
bergebrak melawan Yen Hong Kang, aungguh merupakan suatu peristiwa yang
sukar untuk dapat diduga----". Mendadak terdengar suara Tang Tong yang
berkumandang dari belakang tubuhnya, ujarnya.
"Dia telah terkena dua buah senjata rahasia Tui Hun Pek Kut Tin, yang satu
mengenai jalan darah terpenting, apabila tidak binasa paling sedikit juga harus
menghilangkan bahu ini"

Yap Siang Ie dengan perlahan membalikkan tubuhnya, sinar Matanya


memancarkan perasaan yang putus asa, ujarnya.

"Apa kau telah memberikan dia obat penawar untuk racun tersebut ?"

Tang Thong tertawa dingin, ujarnya.

"Orang2 pada saat ini, ada siapa yang tidak mengetahui kalau senjata rahasia
berbisa dari keluarga Tang kami begitu bertemu dengan darah segera bekerja
racun tersebut, apabila aku tidak memberikan padanya obat penawar. aku kira
dia tak akan hidup lebih lama lagi daripada satu jam"

Terdengar orang muda yang berdiri di samping Yap Siang Ie itu dengan nada yang
amat gusar bentaknya.

"Ayahku apabila terjadi sesuatu hal, aku To Siauw Kiang pasti akan membalas
sakit hati ayahku ini"

Dengan dingin ujar Tang Tong.

"Akhir dari ayahmu, kau telah melihatnya sendiri dengan mata kepalamu, aku
tidak akan percaya, apakah kau jauh lebih lihay dari ayahmu"

To Siauw Kiang memandang To Lam Kiang yang berbaring ditengah hujan yang
masih turun dengan derasnya itu, mendadak dia lari menerjang kedepan dan
membopong ayahnya masuk kedalam ruangan kuil.

Tang Tong mendadak maju selangkah kedepan, tangannya144 menyambar


mencekam pergelangan kanan Yap Siang le, dengan nada yang rendah ujarnya.

"Jika dilihat keadaan sekarang ini, sangat kalut sekaii suasananya, kau seorang
gadis yang masih suci apakah masih dapat mengurusi urusan ditempat seperti ini
kita cepat pergi dari sini"
Yap Siang Ie mengerutkan sepasang alisnya teriaknya.

"Lepaskan aku -----"

Ketika dia menoleh memandang nampak sepasang mata Tang Thong telah
berubah menjadi merah membara, diantara sinar matanya itu terlihat
mengandung suatu sinar yang sangat aneh sekali.

Sinar aneh itu bagaikan dua buah kilat yang sangat tajam sekali menusuk kedalam
hatinya, didalam pikiran seorang gadis yang baru saja menginjak kedewasaannya,
membuat dia telah merasakan didalam hati Tang Thong kini sedang bergolak
suatu perasaan yang hebat, dan menginginkan tubuhnya yang indah itu, tanpa
terasa dia menjerit tajam, dengan sekuat tenaga mencoba melepaskan cekalan
tangan Tang Thong itu.

Suara jeritan tajam ini sangat tinggi sekali, diantara suara angin dan hujan yang
masih turun itu tetap membuat telinga setiap orang menjadi agak sakit.

Ban Cong mendadak meloncat bangun dan menerjang keluar dari ruangan kuil itu,
sepasang matanya memandang tajam kearah Tang Thong, dengan gusar
bentaknya.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

"Kau akan berbuat apa?"

Tan Thong agaknya dikarenakan suara jeritan yang sangat tajam itu telah menjadi
terkejut dan sadar dari napsu birahinya yang sedang memuncak dengan hebatnya
itu dengan perlahan dia berbatuk, dengan tawar sahutnya.

"Tak ada apa2!"

Dengan langkah yang perlahan dia mengundurkan diri kedalam ruangan kuil dan
menonton pertempuran yang sedang ber langsung dengan hebatnya ditengah
halaman itu.
Selamanya Yap Siang Ie belum pernah melihati sinar mata yang demikian itu, pada
saat perasaannya sungguh2 teriakan, terlibat olehnya bahwa sinar mata dari Tang
Thong tadi itu agaknya hendak memeluk dan menelan dirinya bulat2.

Sekilas sinar kilat menyambar, dan membelah bumi diikuti dengan suara petir
yang menyambar dengan keras memekikkan telinga, angin dan hujan makin turun
dengan hebatnya dengan bantuan dari kilat yang terus menyambar, menambah
suasana yang seram dan mengerikan serta pemandangan yang mendirikan bulu
roma.

Se konyong2 terdengar suara dengusan yang berat, Si pukulan sakti Lu Ping serta
Tban Siauw Thian bersama sama terjatuh keatas tanah.

Kiranya kepandaian yang dimiliki dua orang itu seimbang, setelah145 bergebrak
beberapa jurus lamanya tetap tak dapat menentukan siapa yang menang dan
siapa yang mengalami kekalahan, ketika itulah Lu Ping melancarkan serangan
hebat dan dengan tepat mengenai dada kiri dari Than Siauw Thian, sedang Than
Siauw Thian sambil menahan rasa sakitnya balas melancarkan serangan dan
dengan tepat mengenai bahu Lu Ping, sehingga dengan demikian dua orang itu
sama2 menderita luka yang parah dan ber sama2 terjatuh keatas tanah.

Sian Gwat Tootiang sambil memejamkan sepasang matanya duduk didepan pintu
dan memusatkan seluruh perhatiannya untuk mengatur pernapasan, terhadap
pertempuran sengit yang terjadi didepan matanya bagaikan tak merasanya
sedikitpun.

******** BAGIAN KE SEMBILAN Yap Siang Ie dengan perlahan menghela napas,


seorang diri ujarnya.

"Bagaimana terjadinya hal ini ?"

Dia menolehkan wajahnya memandang, nampak Ban Cong dengan termangu


mangu berdiri disampingnya, dan melototkan sepasang matanya, sedang pada
dadanya naik turun tak henti2nya, agaknya didalam hatinyapun dia merasakan
suatu getaran yang sangat hebat sekali, dalam hatinya dia merasa sangat heran,
dengan langkah yang per lahan dia berjalan kearahnya, dan ujarnya.
"Suheng, bagaimana dengan kau --- "

Mendadak dia merasakan bahwa sepasang mata Ban Cong itu memancarkan
suatu sinar mata yang sangat aneh sekali, dan mirip sekali dengan Tang Thong
tadi, segera hatinya menjadi sangat terperanjat tanpa terasa dia mundur lima
langkah ke belakang.

Terdengar Ban Cong dengan berat ber batuk2, sambil tertawa panggilnya.

"Sumoay, sumoay ---- "

Dengan langkah yang lebar dia berjalan mendekat. Yap Siang le dengan nada yang
keras membentak.

"Cepat hentikan langkahmu untuk maju, kau sedang gilakah?"

Mereka sejak kecil dibesarkan bersama Yap Siang.

la terhadap suhengnya ini sangat mengenal sekali akan sifat2nya, selamanya


bukan saja dia selalu menghormatinya, bahkan terhadapnya sangat menyayangi
sekali, entah bagaimana jadinya, kini ternyata telah berubah menjadi demikian,
hal ini bukan saja membuat dia sangat terkejut dan takut,146 bahkan didalam
hatinya bertambah lagi dengan satu lapis kecurigaannya.

Ban Cong yang dibentak sedemikian rupa oleh sumoaynya, pikirannya agaknya
jauh menjadi lebih sadar lagi, segera dia menghentikan langkah kakinya dan
menutup sepasang matanya.

Tampak pada dadanya tak henti2nya bergerak naik turun, agaknya sedang
mengerahkan seluruh tenaganya untuk menahan suatu penderitaan yang sangat
hebat.

Ketika dia mendongakkan kepalanya memandang, tampak Sang Sam Tong dengan
Yen Hong Kang dua orang jago berkepandaian tinggi dari Bu lim sedang bergebrak
sampai titik yang menentukan.
Tongkat bambu dari Sang Sam Tong sebentar diulurkan, ditutulkan, menuapu,
memotong, memukul dan macam2 lagi gerakan yang sangat lihay, satu tongkat
bambunya sebentar digunakan sebagai golok, pedang, tombak, toya dan berubah
terus menerus.

Perubahan dari sepasang pukulan dari Yen Hong Kang, menggunakan kedudukan
bertahan terus melawan musuh, tidak perduli Sang Sam Tong mengadakan
penyerangan bagaikan hebatnyapun, dia selalu tidak menjadi gugup, tempat
disekitar tubuhnya ditutup dengan sangat rapatnya, dimana tangannya menusuk,
memaksa Sang Sam Tong mau tak mau harus mengubah jurus penyerang nya.

Keadaan dari pertempuran ini sudah dapat dilihat dengan sangat jelas sekali, jika
dipandang dari luar tongkat bambu ditangan Sang Sam Tong sekalipun selalu
melancarkan serangan memaksa dan menerjang kepihak musub memaksa Yen
Hong Kang harus selalu melindungi dirinya tak sempat melakukan pembalasan
sedikitpun, tetapi keadaan sesungguhnya, Yen Hong Kang yang memegang
peranan didalam pertempuran ini, asalkan orang yang memiliki ilmu silat yang
tinggi sekali pandang saja telah dapat melihatnya, tak sampai ratusan jurus lagi,
Sang Sam Tong apabila dapat lolos dari pukulan sakti dari tangan Yen Hong Kang
sudahlah cukup sangat untung sekali.

Mungkin dengan turunnya hujan yang demikian derasnya itu, membantu orang
untuk cepat menjadi sadar kembali, Than Siauw Thian dengan Si Pukulan sakti Lu
Ping pun bersamaan waktunya menjadi sadar kembali.

Than Siauw Thian mengibaskan air hujan yang membasahi seluruh tubuhnya,
sambil menarik napas panjang2, dia membalikkan tangannya mencabut keluar
pedang yang terselip dipunggungnya, dengan nada yang sangat dingin
bentaknya .

"Orang she Lu, cepat cabut keluar senjatamu, kita ini hari harus bertempur hingga
salah satu diantara kita binasa"

Lu Ping mengobat abitkan sepasang telapaknya ujarnya.

"Orang she Lu bergebrak dengan orang lain, selamanya tak mungkin akan
menggunakan senjata tajam"
Than Siauw Thian menyabetkan goloknya, sambil ujarnya.147

"Engkau sendiri yang cari mati janganlah menyalahkan aku kalau berlaku kejam"

Diantara hujan yang turun dengan derasnya itu terlihat berkelebatnya sinar golok
yang sangat menyilaukan mata.

Sian Gwat Tootiang yang menutup matanya sambil duduk bersila, mendadak
mementangkan sepasang matanya, dengan suara nyaring yang bagaikan guntur
dengan keras bentaknya.

"Semua berhenti bergebrak"

Diantara suara bentakannya itu tubuhnya melompat dan melayang keluar sedang
tangannya mencabut keluar pedang panjangnya, pedangnya bergerak bagaikan
kuda terbang yang sedang melayang, meluncur dengan hebatnya ketengah
gelanggang dimana terjadi pertempuran sengit antara Sang Sam Tong dengan Yen
Hong Kang, pedangnya berputar membuat lingkaran pedang dan berubah
menjadi suatu sinar pedang yang sangat dingin, dengan paksa dia memisahkan
kedua orang itu.

Yen Hong Kang pada saat itu telah berada diatas angin dan bersiap hendak
melancarkan serangan balas menyerang mendadak nampak Sian Gwat Tootiang
campur tangan, dengan paksa memisahkan diri mereka berdua, tanpa terasa
menjadi sangat gusar, sambil tertawa dingin bentaknya.

"Totiang mempunyai maksud apa, apakah hendak menyerang aku seorang


dengan mengerubut"

Sian Gwat Tootiang mendongakkan kepalayia keatas sambil tertawa panjang,


ujarnya.

"Yen ciangbunjin apakah tidak merasa terlalu berat? pinto percaya pedang
panjang ditangan pinto ini tidak dibawah ilmu pukulan dari Yen Chio Bun--"

Dengan perilahan dia menghela napas, lanjutnya.


"Tetapi pinto tidak mempunyai niat untuk bergebrak melawan Yen cianbunjin?"

Sinar matanya menyapu sekejab kearah Yen Hong Kang dan Sang Sam Tong
kemudian ujarnya lagi .

"Kalian berdua haruslah berpikir dengan kepala dingin dan tenang, dengan
kedudukan dari kalian berdua yang telah mempunyai nama besar didalam Bu lim,
bagaimana tidak dapat menahan dua tiga patah kata yang mengakibatkan
bentrokan, apalagi Sang Loocianpwee merupakan seorang angkatan tua didalam
Bu-lim dan mempunyai nama besar, mana dapat karena satu dua patah kata
berebutan saja, telah bergebrak melawan Yen ciangbunjin----". Yen Hong Kang
menjadi tertegun, ujarnya .

"Hal ini memang sedikit merasa sangat heran sekali". Setelah melewati suatu
pertempuran yang demikian dahsyatnya itu148 perasaan yang sesak didalam
hatinya, serta api amarahnya yang tiba2 menerjang didalam hatinyapun telah
jauh berkurang. Sian Gwat Tootiang menghadap kelangit memandang hujan yang
terus turun dengan hebatnya itu yang mana mengakibatkan wajahnya menjadi
basah kuyup, kemudian lanjutnaja lagi.

"Tidak dapat dirahasiakan lagi kepada kalian, pinto tadipun merasakan hawa
napsu yang mendadak menyerang tubuh, dan ingin sekali mencabut keluar
pedangnya untuk bergebrak mati2an melawan orang lain, sehingga melihat darah
segar mengalir keluar baru dapat menghilangkan hawa napsu yang mengekang
didalam hati itu, tetapi untung aku segera mengetahuinya dan bersemedi
mengatur pernapasan, dengan demikian perasaan yang bergolak didalam hati
menjadi tenang kembali, dengan kejadian ini, aku kira kalianpun mempunyai
perasaan yang sama dengan apa yang dialami oleh pinto". Sang Sam Tong dengan
berat berbatuk, kemudian sahutnya .

"Tidak salah, tidak salah, loohupun mempunyai perasaan demikian". Sinar mata
dari Sian Gwat Tootiang dengan perlahan menyapu sekejab kewajah Than Siauw
Thian serta si pukulan sakti Lu Ping, ujarnya .

"Mereka berduapun aku kira sama seperti dengan kita''. Yen Hong Kang
mendadak melayangkan tangannya melancarkan serangan, suatu angin pukulan
yang santar menerjang ketengah antara Lu Ping dengan Than Siauw Thian, air
hujan yang terkena angin pukulan yang membuat kedua orang itu segera
menghentikan pertempurannya, dan menoleh memandang ke arah Yen Hong
Kang, ber sama sama ujarnya.

"Yen heng apakah artinya?"

Yen Hong Kang tertawa serak, sahut nya.

"Kalian berdua lebih baik untuk sementara jangan bergebrak terlebih dahulu,
apabila sungguh2 ingin meneruskan pertempuran ini, nanti mulai lagi juga
belumlah sampai terlambat"

Sian Gwat Tootiang melanjutkan perkataannya.

"Kalian silahkan masuk kedalam ruangan kuil itu, pinto ada urusan yang hendak
disampaikan"

Para jago mengikuti perkataannya berjalan masuk kedalam ruangan kuil, seluruh
sinar matanya ditujukan keatas tubuh Sian Gwat Tootiang, dan berdiam diri tak
ber kata2, diam2 mereka mengatur pernapasannya masing2.

Sian Gwat memasukkan kembali pedangnya kedalam sarung, sambil menghela


napas ujarnya.

"Pinto sejak memasuki pintu keagamaan sekalipun belum dapat menghindarkan


diri dari napsu untuk mencari nama, tetapi selama sepuluh tahun mendatang ini,
selamanya belum pernah merasakan149 bergolaknya napsu didalam hati, kiranya
kalianpun tentunya mempunyai perasaan yang sama seperti apa yang dialami
oleh pinto."

Than Siauw Thian menghela napas panjang2, ujarnya.

"Ucapan dari tootiang sangat tepat sekali, cayhe dengan Lu heng selamanya tak
mempunyai dendam sakit hati apapun, dan sedikitpun tak mempunyai perasaan
untuk bergebrak entah bagaimana tanpa terasa telah dapat bergebrak, agaknya
didalam hatiku mempunyai suatu hawa sesak yang menerjang didalam hatiku,
apabila tidak bergebrak dengan orang lain, rasanya tak tahan untuk menderita
perasaan itu terus menerus"

Si Pukulan Sakti, Lu Ping pun mengangkat bicara, ujarnya.

"Aku pun mempunyai perasaan yang demikian, didalam hati tak henti2nya aku
memperingatkan diriku sendiri untuk tidak sampai bergebrak dengan Than heng,
tetapi hawa sesak didalam hati sukar sekali untuk ditahan, tak kusadari ternyata
tetap saja telah bergebrak melawan Than heng. Sian Gwat Tootiang
menganggukan kepalanya ujarnya.

"Inilah sebab2nya mengapa pinto menasehatkan kalian untuk sementara berhenti


dari saling serang menyerang, jika menurut keadaan yang sebenarnya diantara
kita sekalian tak ada yang penting untuk harus saling mengadu jiwa, tetapi begitu
kalian turun tangan tidak satupun yang tidak mengeluarkan jurus serta ilmu2 sakti
andalannya, dan ingin sekali didalam satu jurus membuat lawannya binasa,
peristiwa yang demikian anehnya ini sungguh membuat orang sukar sekali untuk
memahaminya"

Sang Sam Thong mendadak mengetukkan tongkat bambunya keatas tanah sambil
ujarnya.

"Loohu masih mempunyai satu perasaan yang sangat malu sekali untuk diucapkan
keluar, aku kira kalian akan mentertawai saja"

Sekalipun apa yang hendak diucapkan itu belum dikatakan keluar, tetapi para jago
agaknya semua mempunyai perasaan yang sama setiap orang wajahnya berubah
menjadi merah padam, tanpa terasa seluruh sinar matanya beralih kewajah Yap
Siang Ie.

Ujar Yen Hong Kang.

"Urusan telah demikian mendesaknya, Sang heng lebih baik diucapkan keluar
saja"

Sinar mata dari Sang Sam Thong menyapu sekejab kearah Yap Siang Ie yang
sedang bersandar didepan pintu ujarnya.
"Nona lebih baik menyingkirlah sejenak"

Setelah melewat suatu pertempuran yang sangat sengit itu, rasa sesak didalam
hatinya pun agaknya telah jauh berkurang, sedang pikirannya pun menjadi makin
sadar kembali.

Yap Siang Ie mendadak merasa bahwa sinar mata dari semua orang disanapun
mirip sekali dengan Tang Thong, asalkan sinar matanya150 bertemu dengan sinar
matatanya, perasaannya segera timbul beberapa bagian seperti seseorang yang
sangat membutuhkan sesuatu, bagaikan setiap orang itu terhadap dirinya telah
mengandung hati yang tidak beres.

Dia menoleh memandang sekejab kearah Sang Sam Tong, dan menggerakkan
kakinya berjalan kesamping menghindarkan diri dari pandangan sinar mata para
jago itu, tetapi dia tidak pergi terlalu jauh, dengan diam2 dia mencuri mendengar.

Terdengar Sang Sam Tong menghela napas panjang2, ujarnya .

"Loohu bukan saja mempunyai perasaan yang sesak sekali didalam hati seperti
apa yang dialami oleh saudara sekalian, bahkan". Dia tetap sukar sekali untuk
melanju-kan perkataan selanjutnya. Mendadak Than Siauw Thian melanjutkan
perkataannya.

"Bukankah timbul suatu perasaan napsu birahi yang sangat hebat ??". Sang Sam
Tong menganggukkan kepalanya, sahutnya.
"Tidak salah, loohu selama hidupnya tidak pernah mendekati kaum wanita, tidak
perduli melihat gadis yang bagaimana cantiknyapun, selamanya bagaikan tidak
pernah melihat akan hal itu, dan kini usiaku telah demikian tingginya, sedang
rambutnyapun telah seluruhnya, sungguh tak disangka ternyata". Sian Gwat
Tootiang dengan nada yang sangat serius ujarnya .

"Pinto pun juga mempunyai perasaan yang sama, inilah napsu yang bergolak
didalam hatinya dimana kita tak kuasa untuk menahan hawa tersebut sehingga
mengakibatkan kita saling bunuh membunuh, rencana yang paling baik saat ini
adalah lebih baik sejak kini berusaha menjauhkan nona Yap dari tempat ini, entah
bagaimana maksud dan pendapat dari saudara sekalian ? ". Ujar Sang Sam Tong .
"Tidak salah, setelah dia meninggalkan tempat ini, mungkin dapat menghilangkan
suasana saling bunuh membunuh ditempat ini". Ujar Yen Hong Kang mendadak .

"Cayhe mempunyai suatu hal yang masih tidak jelas, harap Tootiang mau
memberikan pendapatnya ! ". Sahut Sian Gwat .

"Aku kira pinto tidak mempunyai daya untuk memberikan penjelasan tentang apa
yang Yen ciangbunjin kurang mengerti itu"

Ujar Yen Hong Kang .

"Tootiang terlalu sungkan2----". Dia berhenti sejenak, kemudian nya lagi .

"Penyakit ini ditimbulkan dari perkampungan keluarga Lam Kong, hal ini tak dapat
diragukan lagi, tetapi aku yang tidak paham adalah mereka mempunyai tujuan
apa ??? apabila dikata orang2 dari keluarga Lam Kong itu mempunyai niat untuk
mencelakai diri kita, dapat secara151 diam2 turun tangan jahat, dan meracuni diri
kita semua sehingga binasa -----"

Tiba2 didalam ulu hatinya terasa suatu hawa panas yang sangat hebat sekali
menerjang keatas, seluruh urat nadinya berkembang menjadi bertambah besar,
sedang jantungnyapun makin berdebar makin menjadi hebat, seluruh urat serta
tulangnya mengeluarkan suara yang nyaring, ingatan untuk berbuat seorang
timbul didalam hatinya dan menerjang terus keatas, sehingga sukar untuk ditahan
lagi.

Sian Gwat Tooriang nampak sepasang mata dari Yen Hong Kang berubah menjadi
merah padam, sedang sinar matanya selalu ditujukan kebelakang ruangan itu,
bagaikan seekor ajak yang sedang kelaparan sedang mencari mangsanya.

Anehnya, sikap serta perasaan seperti itu mempunyai kekuatan yang sangat besar
sekali untuk menukar keorang lain, didalam sekejab mata saja para jago didalam
r-angan itu telah merasakan sangat sukar sekali untuk menahan dirinya, makin
memikirkan untuk memedamkan perasaan yang bergolak itu, napsu birahinya
makin bertambah hebat dan sukar untuk dikendalikan lebih lama lagi.
Sekalipun Sian Gwat Tootiang yang mempunyai latihan kebatinan yang sempurna,
agaknya juga terkena sekali perasaan yang bergolak dengaa hebatnya itu, seluruh
wajahnya berubah menjadi merah membara, dan makin lama makin berubah
menjadi sungguh2 merah padam.

Angin dan hujan makin lama turun makin kecil, tetapi didalam ruangan kuil itu,
sebaliknya diliputi oleh suatu suasana yang sangat tegang sekaii, semua orang
yang berada didalam ruangan itu agaknya sedang menggunakan seluruh
tenaganya untuk berusaha melindungi dirinya, sepasang mata dari orang2 itupun
telah berubah menjadi merah membara.

Yap Siang Ie yang bersembunyi dibelakang ruangan kuil itu dan sedang mencuri
mendengar perkataan yang sedang diucapkan oleh para jago, mendengar ketika
mereka berbicara hingga ditengah mendadak terputus, dan lama sekali tak
terdengar lagi suara sedikitpun, dalam hatinya terasa menjadi sangat heran, tak
tertahan lagi dia mengajukan kepalanya malihat kedalam ruangan itu.

Yen Hong Kang begitu nampak orang yang mengintip kedalam ruangan itu adalah
seorang gadis yang cantik, mendadak dia membetak dengan nyaring dan
menerjang keluar ruangan.

Dalam hati Yap Siang Ie terasa menjadi bergetar, dengan cepat dia mengundurkan
dirinya kesamping.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

Gerakan Yen Hong Kang itu sangat cepat sekali, begitu dia melompat keluar, dan
melihat Yap Siang Ie menghindar kesamping, tubuhnya segera menubruk
kearahnya, tangannya menyambar dan mencekal ketubuhnya.152 Yap Siang Ie
dengan nyaring menjerit, bentaknya .

"Kau akan berbuat apa ? ? ". Tubuhnya segera miring kesamping untuk
menghindar dari sambaran ini, sedang tangannya membalik melancarkan
serangan. Wajah dari Yen Hong Kang kini makin bertambah merah, sinar matanya
bagaikan sorotan api yang membara, dengan kencang dia menggigit giginya
hingga mengeluarkan suara nyaring, agaknya dengan paksa dia bertahan
terhadap suatu kesakitan yang amat sangat, wajahnya sangat menyeramkan
sekali, sikap serta gerak geriknya buas bagaikan orang yang kemasukan roh jahat,
nampak Yap Siang Ie melancarkan serangan ketubuhnya, dia tidak menghindar,
bahkan balikkan tangannya mencekal kearahnya. Mendadak terlihat bayangan
manusia berkelebat, tubuh Sian Gwat Tootiang bagaikan kilat cepatnya telah
menubruk datang. Terhadap orang berkepandaian tinggi dari Bu- tong Pay ini, Yap
Siang Ie mempunyai kepercayaan yang sangat tebal sekali, dia percaya bahwa
orang semacam ini, termasuk Sian Gwat Tootiang inilah yang dapat melindungi
dirinya, dan satu2nya orang pula yang mau melindungi akan keselamatan
dirinnya, oleh sebab itu, begitu dia mengetahui bahwa yang datang adalah Sian
Gwat Tootiang, dia tidak lagi lari menghindar. Terasa pergelangan tangannya
menjadi kencang, jalan darah ditangan kirinya telah dicekal dengan sangat
kencang. Yen Hong Kang dengan sangat cepat sekali menerjang datang,
tangannya melayang menerjang kearah Sian Gwat Tocriang. Sian Gwat
mengangkat telapak tangannya menyapu kearah depan, terdengar suara
bentrokan yang nyaring, sepasang telapak tangan itu saling terbentur satu sama
lainnya, sedang tubuh kedua orang itupun tergetar sehingga masing2 mundur dua
langkah kebelakang, hal ini terlihat bahwa bentrokan yang baru saja terjadi ini,
kedua orang itu telah mengerahkan tenaganya sampai tujuh bagian. Yen Hong
Kang dengan keras membentak, sekali lagi dia menerjang datang, sepasang
telapak tangannya berturut-turut melancarkan serangan gencar, setiap
pukulannya bagaikan membelah gunung dasyatnya, kekuatannya itu sungguh
membuat orang menjadi sangat terkejut. Tangan kiri Sian Gwat Tootiang tetap
mencekal pergelangan tangan Yap Siang Ie dengan kencangnya dan tidak
melepaskan, sedang tangan kanannya menahan setiap serangan yang dilancarkan
oleh Yen Hong Kang dengan gencar itu. Jago Pedang yang telah menggetarkan
seluruh Bu lim ini, nama besarnya bukanlah nama kosong belaka, bukan saja ilmu
pedangnya dapat melebih seluruh jago dari Bu- lim, sekalipun ilmu dengan
menggunakan telapak tangannyapun cukup menggetarkan hati setiap orang,
tampak dia menotok telapak tangannya untuk memutuskan urat153 pada telapak
tersebut memaksa Yen Hong Kang harus mengubah seluruh jurus serangannya
yang ganas dan menarik kembali serangannya. Hati Yap Siang le menjadi makin
mantap, ketika dia memperhatikan sekejab kesekeliling tempat itu, tampak
semua orang yang sedang memperhatikan jalannya pertempuran ini, wajahnya
semuanya berubah menjadi merah padam, sedang sinar matanya menampilkan
perasaan yang sangat haus sekali, dan dengan tajam memperhatikan tubuhnya,
bagaikan ingin menelan dirinya bulat . Semua orang itu, termasuk suheng
seperguruannya serta Tang Thong juga memandang kearah dirinya dengan sinar
mata yang demikian itu. Dia sebenarnya adalah seorang yang sangat cerdas sekali,
begitu memandang keadaan seperti itu, segera dia mengetahui bahwa
suasananya tidak beres, orang2 yang berada ditempat itu semuanya merupakan
orang2 yang mempunyai nama besar didalam dunia kangouw, dan selamanya
tidak gemar akan pipi licin, dan tak mungkin akan berubah menjadi seperti orang
gila semacam ini, apalagi waktu perjalanan menuju ke tempat ini, orang2 itu
semuanya biasa saja, sekalipun setiap orang itu mempunyai niat untuk
mendapatkan dirinya, tetapi selamanya disimpan didalam hatinya, selain Tang
Thong, orang lain tak ada lagi yang berbuat seperti dia itu, tetapi entah
bagaimana kini semuanya telah berubah menjadi demikian menakutkan dan
mengincar tubuhnya. ? ? ? Hatinya menjadi tergerak, terpikir oleh nya bahwa
dirinya kini telah berada pada suatu sudut yang berbahaya sekali, orang2 itu
agaknya semuanya telah kehilangan pikiran jernihnya, perbuatan merekapun
sudah sukar sekali untuk diperhitungkan lagi, dan untuk mengatasi keadaan
semacam ini haruslah menggunakan tangan yang keras baru dapat menguasainya
kembali, apabila dirinya akan meloloskan diri, dengan ke kuatan yang dimiliki
sekarang ini tak mungkin akan dapat meloloskan dirinya dengan selamat. Pada
saat dia berpikir itu, mendadak terdengar beberapa kali suara bentakan yang
nyaring, Than Siauw Thian, Si pukulan, sakti, Lu Ping serta Tang Thong ber sama2
menerjang datang. Beberapa orang ini ber-sama2 melancarkan serangannya
kearah Sian Gwat Tootiang , kini telah berubah menjadi incaran dari orang2 itu.
Sekalipun kepadaian yang dimilki oleh Sian Gwat Tootiang jauh melebihi orang
lain, tetepi diapun sukar sekali untuk menahan serangan serta kerubutan dari
beberapa orang jago berkepadaian tinggi ini, makin lama diapun mulai tak tahan
untuk tetap bertahan dari setiap serangan itu. Keadaan yang demikian
mendesaknya itu membuat dia mau tak mau untuk sementara harus melepaskan
cekalan pada pergelangan tangan kiri Yap Siang Ie, dan mulai menggerakkan
sepasang telapak154 tangannya untuk menahan dan memunahkan serangan2
yang dilancarkan dari sekeliling tuhuhnya itu. Didalam pertempuran yang terjadi
demikian sengitnya itu, mendadak Lu Ping mengerahkan seluruh tenaganya
melancarkan satu kali serangan. dan menerjang kedepan dada dari Sian Gwat
Tootiang, dia yang mempunyai nama sebagai si Pukulan sakti, serangan pukulan
yang dilancarkan ini, mungkin telah menggunakan seluruh tenaga yang
dilatihkannya selama hidupnia, dapat dibayangkan bagaimana hebatnya serangan
tersebut. Sian Gwat mengangkat tangan kanannya, dengan menggunakan jurus
"Pit Boen Tui Gwat"
Atau menutup pintu mendorong bulan menyambut datangnya serangan hebat
dari Lu Ping ini.

Terdengar suara benturan yang sangat dasyat, pukulan serta serangan telapak
terbentur satu sama lainnya, memaksa Lu Ping tergetar mundur saru langkah
kebelakang.

Tetapi Yen Hong Kang dengan menggunakan kesempatan ini melancarkan


serangan hebatnya, tangan kirinya dengan menggunakan jurus "Peng Ho Kay
Tong"

Atau sungai beku membelah kesamping melancarkan pukulan gencarnya,


memaksa Sian Gwat untuk dengan cepat mengundurkan dirinya dua tindak
kebelakang, sedang tangan kanannya dengan menggunakan jurus "Sin Liong Jut
Yun"

Atau naga sakit menebus mega mencengkeram kebahu kanan dari Yap Siang le
dengan sekuat tenaga ditariknya kebelakang dan berhasil mencekal Yap Siang Ie.

Haruslah diketahui bahwa sejak kecil.

Yap Siang Ie telah mendapat ajaran langsung dari ayahnya didalam ilmu silat,
sebenarnya dia dapat menghindarkan diri dari satu jurus Jien Na Shu Hoat yang
dilancarkan oleh Yen Hong Kang ini, tetapi nona yang sangat cerdik serta
mempunyai nyali yang sangat besar ini.

sejak tadi telah mempunyai daya untuk menghadapi musuhnya, oleh karena itu
dia sedikitpun tidak menghindarkan diri dan sengaja membiarkan dirinya dicekal
oleh pihak lawan.

Inilah suatu pertempuran yang sangat aneh sekali, tujuan dari seluruh orang yang
sedang bertempur dengan hebat itu agaknya adalah dikarenakan Yap Siang Ie
seorang, begitu Yen Hong Kang berhasil menarik Yap Sing Ie kearahnya, para jago
yang sedang mengerubuti Sian Gwat Tootiang ini mendadak berhenti bergerak
dan semua sinar matanya beralih keatas tubuh Yen Hong Kang dan
memandangnya dengan tajam.
Hal ini adalah suatu suasana yang penuh diliputi oleh perasaan dengki, iri serta
napsu birahi yang tak terkendalikan, Sian Gwat Tootiang dan Yen Hong Kang
agaknya telah menjadi sedikit lebih sadar lagi, sedang warna merah bara yang
meliputi wajahnyapun jauh lebih baikan dan hampir lenyap.

Pertempuran yang sengit itu untuk sementara menjadi berhenti lagi.Tetapi ke siap
siagaan tetap tak menjadi kendor, suatu hujan badai155 yang kencangpun
menjadi terang untuk sesaat.

Yen Hong Kang memandang sekejab kesepasang mata dari Yap Siang Ie, dengan
perlahan lahan dia melepaskan jarinya, sambil ujarnya .

"Bagaimana ini sebenarnya ?? nona apakah sampai terluka ? ? ". Yap Siang Ie
menggelenfkan kepalanya, sahutnya.

"Masih baikkan !". Sinar matanya berputar, nampak wajah merah membara dari
para jago lainnyapun makin lama makin berrkurang, agaknya setelah mengalami
suatu pertempuran yang demikian sengitnya itu, pikiran dari orang2 itu menjadi
makin sadar dan terang kembali. Yen Hong Kang menoleh memandang sekejap
kearah Sang Sam Tong, ujarnya kemudian .

"Sang heng, orang2 ini semuanya mencurahkan seluruh sinar matanya keatas
tubuhku, entah mereka itu mempunyai maksud tujuan apa". Sang Sam Tong
mengetukkan tongkat bambunya keatas tanah, sambil sahutnya .

"Tentang hal ini, loohu sendiri juga tidak begitu jelas". Ujar Yen Hong Kong lagi .
Setelah mengalami pertempuran yang demikian sengitnya ini, rasa sesak yang
mengganggu didalam dadaku inipun agaknya telah jauh lebih berkurang". Sian
Gwat Toptiang mendadak mencabut keluar pedang panjangnya dan disabetken
ketengah udara membuat suatu lingkaran pedang yang memencarkan sinar ke
perak2kan, kemudian ujarnya .

"Penyakit ini tentunya timbul dari perkampungan keluarga Lam Kong, kita
semuanya telah terkena suatu racun yang sangat berbisa sekali, hanya untuk
sesaat sukar sekali untuk menduga merka telah menggunakan racun macam
apakah---". Mendadak berkumandang datang suatu tindakan kaki yang cepat yang
disertai dengan terbenturnya tongkat diatas tanah, dan memutuskan ucapan dari
Sian Gwat Tootiang yang belum selesai diucapkan keluar itu. Sinar mata dari para
jago segera menengok kearah suara itu, nampak seorang nenek tua berambut
putih yang pada tangannya memegang sebuah tongkat bambu dengan tindakan
yang sangat perlahan berjalan memasuki kuil itu. dibelakang tubuhnya, mengikuti
dua orang gadis berbaju hijau yang usianya baru dua puluhan, pada tangan setiap
gadis itu membawa sebuah kotak bulat yang tertutup sangat rapat. Sang Sam
Tong setelah memandang terpesona kearah nenek tua itu untuk beberapa saat
lamanya, mendadak telah berteriak dengan nyaring .

"Majikan keluarga Lam Kong ---".156 Gerakan serta gerak gerik dari si nenek tua
berambut putih itu sekalipun kelihatannya sangat perlahan sekali, padahal
sebenarnya sangat cepat sekali, ucapan dari Sang Sam Tong baru saja selesai
diucapkan keluar, nenek tua berambut putih itu telah berdiri dihadapan para jago,
tongkat bambunya diketukan keatas tanah, dengan nada yang dingin ujarnya .

"Tidak salah, memang benar adanya, Majikan perempuan dari keluarga Lam
Kong !". Pada saat ini, hujan deras telah berhenti, sedang mega gelap belum lagi
buyar. angin musim gugur bertiup dengan kencangnya membuat sekitar tanah
pekuburan serta pepohonan cemara tak henti2nya mengeluarkan suara gemersik.
Sinenek tua berambut putih itu seluruh tubuhnya memakai pakaian berwarna
hitam gelap, wajahnya sangat pucat sekali tak nampak sedikit darahpun, tetapi
dua orang gadis berbaju hijau yang mengikuti dibelakang tubuhnya itu, sebaliknya
sangat cantik sekali dan menggiurkan, wajahnya putih bersih bagaikan bunga,
rambutnya digulung menjadi satu sedang kulitnya putih bersih bagaikan salju,
sungguh seorang gadis yang sangat cantik sekali. Hati para jago yang baru saja
tenang dari suatu pergolakan yang hebat, segera timbul lagi suatu perasaan yang
tidak tenang dan membaranya napsu birahi begitu nampak gadis cantik yang
sangat menggiurkan itu, napsu birahi itu makin lama makin menghebat dan
menerjang terus keatas, tanpa terasa wajahnya makin lama berubah menjadi
merah padam, sedang sepasang matanyapun memandang tak berkedip kearah
gadis cantik itu. Wajah dari sinenek tua itu sekalipun kelihatan baru saja sembuh
dari suatu penyakit yang berat, tetapi dua buah sinar matanya sangat tajam itu
bagaikan dua buah kilat yang menyambar dan menembus kedalam hati setiap
orang. Diantara orang2 yang demikian banyaknya itu iman dari Sian Gwat
Tootiang lah yang paling tebal, sambil mengerahkan hawa murninya untuk
menahan hawa napsu yang makin menghebat itu, dengan dingin dia membentak .
"Lam Kong Hujien----". Terasa suatu hawa yang sangat panas dari dalam tubuhnya
menerjang keatas, dengan cepat dia menutup sepasang matanya dan tak
mengucapkan kata2 lagi.

"Lam Kong Hujien mendongakkan kepalanya memandang keangkasa yang penuh


diliputi oleh awan gelap, dan tertawa ter-kekeh- kekeh, ujarnya .

"Tidak lebih hanya selama sepuluh tahun saja, tetapi telah membinasakan empat
keturunan dari anak cucu keluarga Lam Kong dendam sakit hati ini bagaimanapun
harus dibalas----".157 Terdengar suara bentakan nyaring, dan memutuskan
ucapan sinenek tua berambut putih yang belum selesai diucapkan itu. Diikuti oleh
suara yang nyaring agaknya suara dari robeknya baju, Sian Gwat Tootiang yang
memejamkan matanya, tak tertahan lagi membuka matanya untuk memandang,
tampak Tang Thong telah berhasil mencekal seorang gadis cantik berbaju hijau
itu, dan kini telah membuat baju yang dipakai gadis itu terobek separuh. Gadis
cantik itu tidak memberikan perlawanan sedikitpun juga, malah sebaliknya
tertawa ringan, sedang wajahnya makin menggiurkan. Lam Kong Hujien
mendadak mengangkat tongkat bambu ditangannya dan dengan perlahan
menotok kearah Tang Thong, sambil tertawa kejam dengan dingin ujarnya.

"Orang muda, kau sungguh bernafsu sekali"

Tongkat bambu yang ditotokan keluar itu dilakukan dengan sangat perlahan
sekali, tetapi bagaikan ratusan ribu buah tongkat bambu yang ber sama2
melancarkan totokan, membuat orang sulit untuk menghindarkan diri dari
totokan tersebut.

Tang Thong miringkan tubuhnya menghindar totokan yang ditujukan kedepan


dadanya, tetapi iga kirinya tetap terkena oleh totokan yang dilancarkan dengan
menggunakan tongkat bambu itu, tak tertahan lagi dia terdesak mundur sebanyak
tiga langkah kebelakang.

Pada saat ini, sinar mata dari para jago seluruhnya telah berubah menjadi merah
darah, dengan tajam memandang ke atas tubuh yang menggiurkan dari kedua
orang gadis berbaju hijau itu, bagaikan srigala yang beberapa hari tidak
mendapatkan mangsanya, dan mengeluarkan air liur nya terus meneres.
Tak seorangpun yang memperdulikan luka yang diderita oleh Tang Thong itu,
bahkan sampai mati hidupnyapun tak ada orang yang melihatnya, bagaikan
dengan mereka itu tak ada sedikitpun hubungan.

Lam Kong Hujien memandang sekejab kearah dua orang gadis berbaju hijau itu
sambil tertawa ujarnya.

"Sudah cukup, kita memasuki ruangan kuil itu saja.". Tongkat bambunya
dirintangkan didepan sambil melindungi kedua orang gadis berbaju hijau itu,
dengan langkah yang lebar dia menerjang masuk kedalam ruangan kecil itu. Para
jago bagaikan terkena besi semberani saja, tanpa terasa merekapun mengikuti
dari belakangnya masuk kedalam ruangan itu. Sian Gwat Tootiang diantara
orang2 itu, tenaga dalamnya paling kuat dan paling sempurna, bahkan sejak kecil
mengikuti ajaran agama sehingga telah melepaskan hidup keduniawian, sehingga
daya tahan terhadap tubuhnyapun jika dibandingkan dengan orang lain jauh lebih
kuat, sekalipun napsu birahi yang demikian hebatnya menyerang didalam
tubuhnya, dan sangat menderita sekali, tetapi pikirannya masih tetap sadar dan
terang seperti biasa, dalam hati diam2 batinnya .158

"Majikan dari keluarga Lam Kong ini mendadak dapat munculkan dirinya ditempat
ini, urusan tersebut pastilah tidak sembarangan, aku selama hidupnya sampai
saat ini belum pernah memikirkan akan paras elok sekalipun gadis itu sangat
cantik sekali, tetapi entah bagaimana jadinya kini ternyata sukar sekali untuk
menahan rasa birahinya begitu memandang pada seorang gadis, dan sulit untuk
melepaskan diri, keluarga Lam Kong ini dengan membawa sakit mengejar datang
kemari, tidak mungkin tanpa sebab apapun, hal ini membuktikan kalau dia sejak
dahulu telah merencanakannya, kelihatannya kali ini jauh lebih berbahaya dari
pada untung, lebih baik melarikan diri terlebih dahulu". Sekalipun didalam hatinya
dia memikirkan hal ini dengan sangat jelas sekali, tetapi sepasang kakinya
bagaikan tak mau mendengar perintahnya lagi, tanpa terasa diapun
menggerakkan kakinya berjalan kedalam ruangan kuil itu. Si nenek tua berambut
putih itu berdiri ditengah ruangan dengan sinar matanya yang tajam menyapu
sekejab kearah para jago, wajahnya berubah menjadi membesi dengan dingin
ujarnya "Keluarga Lam Kong dengan orang2 dari golongan Pek-to maupun Hek to
didalam dunia kangouw selamanya tak mempunyai dendam sakit ilkti apapun,
tetapi didalam sepuluh tahun int telah membuat empat keturunan dari keluarga
Lam Kong kami mengalami bencana bahkan satu persatu mengalami kematiannya
dan tak ada kabar beritanya sedikitpun, sampai tulang belulangnya tak dapat
ditemukan kembali, sehingga sekarang tinggal janda2 dari lima keturunan, dan tak
ada orang lagi yang datang membunuh kami, sepuluh tahun kemudian seluruh
keluarga Lam Kong sudah tentu akan lenyap dari dalam Bu lim, kekejaman yang
dilakukan ini selama ribuan tahun ini didalam Bu-lim jarang sekall terjadi ". Pada
saat ini, wajah dari para jago itu telah berubah menjadi merah membara,
sepasang matanya dengan tajam memandang keatas tubuh kedua gadis berbaju
hijau itu, agaknya terhadap perkataan yang diucapkan oleh nenek tua berambut
putih itu sedikitpun tak mendengarnya. Terdengar nenek tua berambut putih itu
dengan keras tertawa terkekeh kekeh, sambil menoleh memandang sekejab
kearah dua orang gadis berbaju hijau itu, ujarnya .

"Waktunya telah tiba, apabila menyuruh mereka menderita seperti hal ini terus
menerus, aku kira mereka satu persatu akan berubah menjadi seorang gila, kalian
cepat turun tangan."

Dua orang gadis berbaju hijjau itu saling berpandangan dan tersenyum,
mendadak membuat gerakan yang sukar untuk di tahan bila memandang akan hal
itu.

Hawa napsu biarahi dari para jago pada saat itu telah mencapai pada puncaknya,
bagaimana dapat menahan pancingan yang demikian159 menggiurkan itu, urat
nadi dari setiap orang itu makin berkembang, sedang hatinyapun bagaikan
dibakar, tak dapat ditahan lagi bersama sama mereka menubruk kearah dua
orang gadis berbaju hijau itu.

Tampak dua orang gadis berbaju hijau itu menggerakkan tubuhnya menghindar
bagaikan kupu2 yang sedang terbang diantara bunga dan berkelebat dengan
cepatnya diantara berebutan para jago itu, tubuhnya sangat lincah dan gesit
sekali, hal ini membuktikan kalau didalam tubyhnya mereka telah memiliki tenaga
dalam yang sempurna.

Sifat serta pikiran dari para jago itu telah hilang lenyap, sambil menubruk kearah
dua orang gadis berbaju hijau itu, mereka saling melancarkan serangan kearah
pihak lawannya, kau menerjang aku satu kali dan dibalas pula dengan satu kali
serangan hebat, membuat suasana menjadi sangat kalut sekali, didalam sekejap
mata saja para jago itu telah serang menyerang dan tak ada yang mau mengalah.

Ditengah suasana yang kacau serta tak keruan ini orang2 yang memiliki
kepandaian tinggi sudah tentu jauh lebih baikan dan lebih untung dari pada orang
lainnya,sedang orang2 yang memiliki kepandaian yang tak begitu tinggi, sejak tadi
telah terluka oleh pukulan2 yang dilancarkan pihak lawan, seluruh tubuhnya
penuh dengan darah segar yang mengalir keluar.

Yang aneh adalah suatu tenaga yang sangat aneh telah melindungi tenaga mereka
hingga tak habis2 digunakan, sekalipun tubuhnya telah menderita luka yang
sangat parah, tetapi tetap tak mau melepaskan dengan begitu saja.

Sian Gwat Tootiang pada saat semula mulai bergebrak, masih dapat dengan
mengerahkan tenaga dalamnya yang dilatihnya beserta tebalnya iman untuk
mengekang hawa nafsu yang menyerang dirinya itu, tetapi setelah lewat
beberapa saat lagi, makin lama dia makin tak kuat untuk menahan akan nafsu
yang makin menyerang dengan hebatnya itu, tanpa terasa lagi diapun terjerumus
didalam pertempuran yang sangat kacau itu.

Pertempuran kacau itu berlangsung beberapa saat lagi, per tama2 Than Siauw
Thian tak kuat untuk bertahan lebih lama lagi, dadanya terkena sambaran
pukulan yang dilancarkan oleh Yen Hong Kang, darah segar segera menyembur
keluar dari mukanya, sedang tubuhnya jatuh keatas tanah.

Kemudian diikuti dengan tubuhnya Song Boen Koang, Pek Thiat Seng serta Ban
Cong keatas tanah, orang2 yang masih tetap tertahan didalam pertempuran yang
kacau itu tinggal Sian Gwat Tootiang Sang Sam Thong, Yen Gong Kang serta Lu
Ping yang inempunyai kepandaian jauh lebih tinggi diantara orang2 itu, mereka
pun tetap bergebrak tak henti2nya.

Si nenek tua berambut putih itu dengan perlahan mengerutkan alisnya dengan
nada yang rendah ujarnya,160

"Kepandaian dari empat orang ini tidaklah rendah apabila membiarkan mereka
ber tempur terus2an, aku kira harus melewati beberapa saat lagi -----"
Dua orang gadis berbaju hijau yang cantik itu ber sama2 membentak nyaring,
tangannya yang halus putih itu mulai bergerak menerjang kearah para jago.

Orang2 ini sekalipun didalam hatinya di buat menjadi tak sadar pikirannya, tetapi
tidaklah sampai dibuat menjadi tak tahu apa2 lagi, begitu nampak dua orang gadis
berbaju hijau itu melancarkan serangan kearah mereka, segera mengangkat
tangannya untuk memunahkan serangan tersebat.

Tetapi beberapa orang itu setelah mengalami pertempuran kacau yang sangat
sengit itu, bagaimanapun tenaganya jauh lebih berkurang, sedang jurus strangan
yang dilancarkan dua orang gadis berbaju hijau itupun sangat aneh sekali dan
sukar untuk dirabah setelah bertempur beberapa waktu kemudian, semuanya
berhasil ditotok jalan darahnya oleh kedua orang gadis berbaju hijau itu akan
rubuh keatas tanah.

Si nenek tua berambut putih itu tersenyum, dengan nada yang rendah ujarnya
kepada kedua gadis berbaju hijau itu.

"Angkut mereka kedalam ruangan kuil itu!". Dua orang gadis berbaju hijau itu
menyahut, dan mengangkat semua jago yang rubuh diatas tanah itu kedalam
ruangan kuil itu. Pada saat itu, hanyalah Yap Siang Ie yang tidak mengikuti kancah
pertempuran yang demikian kacaunya itu dia tetap dengan tenang berdiri
disamping memandang pertempuran yang terjadi dengan sengitnya itu, agaknya
dia telah dibuat menjadi sangat terkejut sehingga lupa untuk melarikan diri.
Terdengar si nenek tua berambut putih itu dengan dingin ujarnya .

"Lepaskan kain hitam yang menutupi wajahmu itu ". Yap Siang Ie memandang
sekejab kearah nenek tua berambut putih itu, tetapi tetap berdiri disana dengan
tenangnya, bergerak sedikitpun tidak. Si nenek tua berambut putih itu
mengerutkan alisnya ujarnya.

"Engkau mendengar tidak, apakah kau menyuruh aku turun tangan sendiri?"

Sepasang mata dari Yap Siang Ie menampilkan sinar matanya yang agak
terperanjat dengan per lahan2 dia melepaskan kain hitam yang membungkus
wajahnya itu.
Si nenek tua berambut putih itu mengalihkan pandangannya keatas wajah Yap
Siang Ie dan memandangnya dengan tajam, ujarnya .

"Sungguh seorang nona yang sangat cantik". Yap Siang le hanya merasakan sinar
tajam yang dipancarkan keluar dari sepasang mata si nenek tua berambut putih
itu mengandung suatu napsu untuk membunuh, dalam hati diam2 merasa sangat
terkejut,161 pikirnya .

"Orang ini bukan saja mempunyai tenaga dalam yang sangat mengejutkan hati
orang, bahkan didalam dadanya penuh diliputi o!eh perasaan dendam dan sakit
hatipun sifatnya sangat kejam sekali". Sekalipun dia merupakan seorang gadis
yang jarang sekali berkelana didalam dunia kangouw, tetapi pikirannya sangat
panjang, dan sangat cerdik sekali, dalam hati dia tahu para jago mendadak dapat
berubah menjadi hampir mendekati seperti orang2 gila ini pastilah didalamnya
mempunyai sebab2 yang lain, ditengah pertempuran yang terjadi demikian
kalutnya itu mendadak Majikan dari Keluarga Lam Kong dapat tiba ditempat itu,
kiranya sudah pasti sejak sebelumnya telah disusun suatu rencana yang masak,
dan rahasia itu segera akan terbuka, oleh sebab itu, dia tidaklah meminjam
kesempatan itu untuk melarikan dirinya. Si nenek tua berambut putih itu setelah
memandang sejenak kearah Yap Stang Ie dengan menggunakan sinar matanya
yang aneh itu, mendadak dia tertawa ujarnya .

"Anak, kau sungguh baik sekali. Suara ucapannya mendadak berubah menjadi
sangat ramah sekali, sekalipun wajah nya masih tetap dingin bagaikan es. Diam2
pikir Yap Siang Ie .

"Dibawah keadaan yang demikian bahayanya ini, aku haruslah berpura pura
menjadi seorang yang sama sekali tak mengetahui adanya orang2 jahat didalam
dunia ini, terhadap segala sesuatu tak mengetahuinya dan merasa bingung,
dengan berbuat demikian mungkin akan menghilangkan rasa was2 di dalam
hatinya terhadapku, kemudian barulah mencari kesempatan untuk melarikan
diri". Segera dengan pura2 seorang yang bodoh, tanyanya .

"Tempat mana dariku yang yang baik ??". Si nenek tua berambut putih itu tertawa
tawar, sahutnya.
"Kau tidak terkena racun yang ganas". Tidak menanti Yap Siang Ie untuk berbicara
lagi, segera dia memerintahkan kepada dua orang gadis berbaju hijau itu, ujarnya.

"Totok jalan darahnya, kemudian dengan menggunakan buah Seng Sin Tong
membiarkan mereka menjadi sadar kembali". Dua orang gadis berbaju hijau itu
ber sama sama menyahut, dengan mengikuti perintahnya menjalankan tugasnya,
pertama-tama mereka menotok jalan darah dari para jago kemudian barulah
membuka kotak berbentuk buiat itu. Didalam kotak yang berbentuk bulat itu
terlihat penuh berisikan suatu cairan yang bewarna hijau tua, bau harum
memancar keluar membuat ruangan itu menjadi sangat harum sekali. Dua orang
gadis berbaju hijau itu berwarna hijau tua, bau harum memancar keluar membuat
ruangan itu menjadi sangat harum sekali.162 Dua orang gadis berbaju hijau itu
berpisah masing2 melakukan pekerjaannya, sambil memaksa membuka mulut
para jago, kemudian masing2 dimasuki cairan yang disebut sebagai kuah Seng Sin
Tong itu. Si nenek tua berambut putih itu dengan perlahan mengetukkan tongkat
bambunya keatas tanah, dengan dingin ujarnya kepada Yap Siang Ie .

"Anak, kau apa ingin melihat urusan ini hingga sangat jelas ?? ". Yap Siang Ie yang
dipecahkan rahasianya oleh ucapan yang baru saja dikatakan oleh Si nenek tua
berambut putih itu, tanpa terasa hatinya menjadi berdebar debar, diam2
pikirnya .

"Majikan dari keluarga Lam Kong ini, sungguh sangat cerdik, licik serta sangat
lihay ------"

Terdengar si Nenek tua berambut putih itu mendongakkan kepalanya sambil


tertawa dingin, ujarnya .

"Pada saat ini selamanya tak seorang hiduppun yang akan mengetahui rahasia
dari keluarga Lam Kong kami, anak -----! kau kalau ingin melihat dengan jelas
boleh2 saja, tetapi setelah kau mengetahui dengan jelas, janganlah
mengharapkan kau dapat hidup didunia ini lebih lama lagi ". Yap Siang Ie diam2
mengerutkan alisnya terasa olehnya bahwa setiap kata yang di ucapkan olehnya
bagaikan sebilah pedang yang sangat tajam menusuk kedalam hatinya, bahkan
ucapannya sangat tegas dan ketus, membuat orang sukar untuk memberikan
jawabannya. Kuah Seng Sing Tong ternyata benar2 mempunyai pengaruh yang
sangat luar biasa sekali, para jago setelah meneguk cairan tersebut tak lama,
segera telah dapat sadar kan dirinya. Sinar mata si nenek tua berambut putih itu
dengan tajam menyapu keatas wajah para jago, dengan dingin ujarnya kemudian.

"Keluarga Lam Kong, dengan orang yang mempunyai nama besar dan terkenal
didalam dunia kangouw, semuanya mempunyai dendam sakit hati setinggi langit,
kedukaan serta sakit hati kami janda2 dari lima turunan, haruslah menggunakan
darah segar dari ratusan bahkan sampai ribuan orang2 dari Bu lim baru dapat
untuk men cuci sakit hati ini dan menebusnya.--"

Dia berhenti sejenak kemudian baru ujarnya lagi.

"Tetapi aku tidak menginginkan kalian binasa dengan tak mengetahui apa yang
telah terjadi dengan kalian ini, pada saat sebelum kalian menemui kematiannya,
akan kuberikan kepada kalian beberapa jalan untuk pilih sendiri---"

Dia mendongakkan kepalanya tertawa tertawa terkekeh2, kemudian lanjutnya


lagi.

"Tetapi, kalian janganlah ber gembira terlebih dahulu, haruslah kalian mengetahui
semua jalan itu harus diikuti oleh suatu kesakitan serta kengerian yang tak
terhingga"163 ********* BAGIAN KE SEPULUH Diantara para jago itu tenaga
dalam yang dimiliki oleh Sian Gwat Tootiang adalah yang paling tinggi dan
sempurna, sehingga diapun sadar paling dahulu, dengan dingin dia mendengus,
sahutnya.

"Dengan akal busuk menyerang orang, tak dapat disebut sebagai seorang
pendekar"

Tadi setelah mengalami suatu pertempuran yang sangat sengit itu hawa napsu
birahi yang mencekam didalam hatinya, kini telah jauh berkurang dan boleh
dikata hampir lenyap sama sekali. Si nenek tua berambut putih itu tertawa tawar
ujarnya.

"Cara untuk membunuh mati putera serta cucu empat turunan dari Keluarga Lam
Kong, mana yang tidak menggunakan akal busuk, dan rencana yang sangat licin"
Pada saat ini, pikiran dari Sang Sam Thong pun dengan per lahan2 sadar kembali,
lanjutnya.

"Didalam kalangan ini belum tentu semuanya merupakan orang2 yang


membunuh mati putera serta cucu sebanyak empat turunan dari Keluarga Lam
Kong, dengan perbuatanmu ini, bukankah sedlkitpun tidak menampilkan
semangat seorang Eng-hiong"

Si nenek tua berambut putih itu tertawa, ujarnya.

"Aku tak mempunyai waktu untuk beribut tentang urusan ini, aku hanya akan
menunjukkan jalan keluar bagi kalian semuanya"

Dengan perlahan dia mengetukkan tongkat bambunya keatas tanah, kemudian


lanjutnya lagi.

"Perkataan ini harusah diucapkan dari permulaan, pada saat kalian memasuki
perkampungan keluarga Lam Kong, dan menghabiskan teh wangi yang
disuguhkan itu, sejak sebelumnya aku telah menaruh racun yang jahat didalam
teh tersebut"

Hati Yap Siang le menjadi bergerak, teringat kembali pemandangan pada saat itu
memang pernah pada waktu itu ada seorang pelayan berbaju hijau yang datang
menyuguhkan teh kepadanya, tetapi telah ditolak sehingga tak sampai
diminumnya, apabila pada waktu itu dia ikut meneguk, pemandangan pada saat
ini entah bagaimana, terasa telinga serta wajahnya menjadi panas sedang
dadanya pun berdebar2 tak berani dia meneruskan untuk berpikir lagi.

Terdengar si nenek tua berambut putih itu meneruskan ucapannya.

"Cara ini mungkin kelihatannya sangat bodoh sekali, tetapi aku pikir kalian untuk
pertama kali memasuki perkampungan keluarga Lam Kong, tak mungkin akan
dapat menduga kalau didalam itu aku dapat menaruh racun. Sang Sam Thong
dengan perlahan menghela napas, ujarnya.

"Memang sangat sukar untuk menduga akan hal itu"164 Si nenek tua berambut
putih itu tertawa ter bahak2 ujarnya lagi.
"Aku sebenarnya ingin membuat kalian menjadi jatuh pingsan didalam
perkampungan keluarga Lam Kong, tapi kemudian mengetahui bahwa diantara
orang2 yang melakukan perjalanan ber sama2 dengan kalian itu masih terdapat
seorang gadis aku segera mengubah rencana tersebut. racun yang terdapat
didalam teh itu merupakan suatu racun yang sangat ganas sekali apabila telah
mulai bekerja, tidak perduli siapapun yang telah meneguk racun ini, segera
didalam hatinya akan timbul suatu hawa napsu birahi yang tak terkendalikan?"

Dengan dingin dia melirik sekejab kearah Yap Siang Ie, kemudian lanjutnya lagi.

"Aku akan membuat kalian karena berebut gadis kecil ini sehingga terjadi suatu
pertempuran yang saling bunuh membunuh ---- Sian Gwat Tootiang dengan
dingin mendengus, ujarnya.

"Rencana ini memangnya sangat kejam sekali"

Si nenek tua berambut putih itu tertawa tawar, ujarnya.

"Sekarang, kalian boleh memilih satu jalan diantara dua jalan mati dan hidup ini"

Ujar Sang Sam Thong.

"Kau cepat katakanlah!"


Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

Majikan dari keluarga Lam Kong itu mendadak mengangkat tangannya


membereskan rambutnya yang terurai sambil ujarnya .

"Aku akan berbicara mengenai jalan kehidupan---- Tiba2 dia berhenti tak
meneruskan, Pembicaraannya agaknya sedang memikirkan suatu urusan,
beberapa saat kemudian baru lanjutnya lagi.

"Orang2 pada saat ini selain kami dari keluarga Lam Kong mungkin tak
seorangpun yang mengetahui bahwa didalam tubuh seseorang mempunyai
empat jalan darah yang sangat aneh sekali, jalan darah ini tidak termasuk didalam
urat2 yang biasanya terdapat dan kita ketahui itu, tetapi sebaliknya mempunyai
kegunaan yang sangar luar biasa dan tak mungkin pernah terpikirkan----"

Dengan sangat terkejut tanya Sian Gwat Tootiang .

"Ada urusan seperti ini ? ? ". Sahut si nenek tua berambut putih itu.

"Engkau tak percaya, mengapa tidak memilih jalan ini untuk mencobanya ? ? ?".
Dia mendongakkan kepalanya menghembuskan napasnya panjang2, ujarnya lagi.

"Asalkan setelah tertotok jalan darah ini, seseorang akan melupakan seluruh
pikiran serta ingatannya tetapi kepandaian silatnya malah sebaliknya
mendapatkan tujuan yang sangat pesat sekali, ada beberapa orang yang melatih
sesuatu kepandaian menemui kesulitan didalam latihannya, tetapi apabila jalan
darah itu telah ditotok dan pergi165 melatih ilmu tersebut, malah sebaliknya akan
sangat mudah sekali dan dengan cepat akan melatih ilmu tersebut". Para jago
yang mendengar perkataan itu menjadi melongo dan saling bertukar pandangan,
sepatah katapun tak diucapkan keluar. Si nenek tua berambut putih itu tertawa
terkekeh kekeh, ujarnya lagi dengan keras.

"Apabila kalian memilih jalan kehidupan, aku akan menotok empat buah jalan
darah rahasia yang terdapat didalam tubuh kalian. pada saat itu, kalian selamanya
tak akan mengerti tentang kedukaan, kebimbangan serta hal2 yang
membingungkan pikiran kalian, sejak hari itu kalian akan menjadi orang yang
paling tenang, dan menjadi orang yang tak mengerti akan kedukaan yang timbul
di dalam dunia ini, tujuan hanya satu yaitu dengan rajin melatih ilmu silat, dan
berlatih hingga mencapai kesempurnaan, bila sudah sampai waktu itu, sekali lagi
terjun kedalam dunia kangouw tak mungkin ada orang yang dapat mengalahkan
kalian? ?", Dia makin berbicara makin menjadi sangat girang sekali, tanpa terasa
lagi dia terrawa terbahak bahak, suaranya melengking makin membuat seluruh
ruangan kuil itu bergetar tak henti2nya. Sian Gwat Tootiang sambil mengerahkan
tenaganya mencoba membebaskan diri dari jalan darahnya yang tertotok, dengan
dingin tanyanya Apa hanya demikian saja ??? ". Si nenek tua berambut putih itu
tertawa, ujarnya "Apabila hanya urusan yang sangat menguntungkan itu,
sekalipun aku juga akau dengan sendirinya menotok keempat jalan darah rahasia
ini, dan pergi melatih ilmu silat hingga mencapai pada taraf kesempurnaan,
keempat jalan darah rahasia itu apabila telah tertotok, seseorang segera akan
mulai merasakan ingatannya menjadi lenyap, sekalipun orang tua dengan
anak2nya juga tak akan mengenal satu sama lainnya, selama hidupnya akan
menjadi budak dari keluarga Lam Kong kami "

Sepasang mata Sian Gwar Tootiang melotot keluar, sinar matanya yang sangat
tajam dipancarkan keluar memandang tubuh nenek itu berambut putih itu,
ujarnya .

"Kalau memilih jalan kematian lalu bagaimana ?? ". Si nenek tua berambut putih
itu tersenyum, ujarnya kemudian.

"Tenaga dalam telah mencapai kesempurnaan, dan merupakan seorang jago


berkepandaian tinggi yang pernah aku temui selama hidupku"

Sian Gwat yang secara diam2 mencoba membuka jalan darahnya yang tertotok,
merasakan bahwa cara untuk menotok jalan darah yang digunakan itu sangat
aneh sekali ternyata tak berhasil dia untuk membebaskannya, terpaksa ia
menghentikan usahanya, sambil dengan166 dingin tanyanya.

"Aku tanya padamu, bagaimana dengan jalan kematian ?? ". Si nenek tua
berambut putih itu mendadak tertawa terkekeh kekeh, sahutnya .

"Jalan kematian ini sangat mudah sekali, aku akan membebaskan jalan darah yang
tertotok pada tubuhmu terlebih dahulu, kemudian barulah memberikan padamu
racun yang mampu bekerja dengan sangat lambat sekali, racun ini didalam tujuh
hari tidak akan bekerja ----"

Sahut Yen Hong Kang "Tujuh hari kemudian racun ini mulai bekerja dan menemui
kematian, itulah tidak mengapa, cayhe mau memilih jalan kematian saja Majikan
dari keluarga Lam Kong itu mendadak tertawa dingin tak henti2nya, ujarnya
"Kalau memangnya demikian mudahnya.

aku kira kalian tak ada seorangpun yang akan memilih jalan kehidupan, aku
menyuruh kalian menelan obat racun ini, kemudian pada seluruh tubuhnya akan
dipolesi selapis madu dan kemudian diletakkan diatas gunung yang sunyi,
membiarkan semut, burung serta tawon2 mengurubuti tubuh kalian sedang racun
yang telah kalian minum itu sekalipun didalam tujuh hari tidak akan bekerja.
tetapi seluruh tubuhnya akan merasakan linu yang tak terhingga tak mempunyai
tenaga untuk bergerak----"

Ujar Sian Gwat Tootiang dengan dingin.

"Rencana ini sungguh sangat kejam sekali ! ", Si nenek tua berambut putih itu
tertawa dingin, ujarnya .

"Oleh sebab itu aku percaya bahwa kalian tak mungkin akan memilih jalan
kematian tersebut, didalam waktu tujuh hari lamanya, tidaklah dapat disebut
sangat cepat sekali, seorang hidup yang seluruh tubuhnya dipolesi madu dan
dibuang diatas lembah gunung yang sangat sunyi dan masih liar seluruh tubuhnya
merasakan penderitaan digigit oieh semut dan nyamuk, penderitaan seperti ini
tidaklah enak sekali untuk dirasakan, jangan dikata kalian, sekalipun orang2 yang
hidup didunia pada saat ini juga tak seorangpun yang berani menjalankan
penderitaan yang demikian hebatnya itu"

Sian Gwat berdiam diri tak menjawab, dengan perlahan lahan dia menundukkan
kepalanya hal ini membuktikan bahwa hatinya telah tergetar oleh ucapan yang
baru saja dikatakan oleh nenek tua berambut putih itu..

Terdengar majikan dari keluarga Lam Koag itu tertawa dingin tak henti2nya
ujarnya lagi .

"Aku sekalipun mempunyai dendam sakit hati yang harus aku balas, tetapi
terhadap bawahanku sebaliknya akan memelihara dengan sangat baiknya,
asalkan kalian mau memasuki keluarga kami ini, keluarga Lam Kong tak mungkin
akan membuat kalian menderita rugi, empat jalan darah rahasia ditubuh kalian
setelah ditotok sekalipun kalian hilang167 ingatannya, sehingga tak mengetahui
apa2 lagi, tetapi bagi kalian juga ada kebaikannya, kalian sejak ini hari, dapatlah
melupakan segala macam kemurungan serta kedukaan, bahkan dapat dengan se-
enaknya merasakan kebahagian hidup didalam dunia.

Jilid 6 Dia berbicara terus tak henti2aja, tetapi semangat serta wajahnya tetap tak
berubah, sambil mendongakkan kepalanya, pada bibirnya terlihat tersungging
suatu senyuman yang sangat girang, lanjutnya .
"Hal itu dapar dikatakan kehidupan dilain dunia, telah tak mempunyai ingatan, tak
mengetahui kemurungan serta kedukaan, semua orang yang ada didalam dunia
ini semuanya telah tak ada hubungannya sama sekali dengan kalian, didalam
kehidupan yang semacam ini, kalian hanya teringat akan tiga hal saja, setelah
lapar meminta makan, kemudian mencari kegembiraan dengan membunuh orang
dan mencari wanita -----"

Para jago setelah mendengar sampai di sini, tanpa terasa keringat dingin
mengucur keluar membasahi bajunya. Yap Siang le mendadak mengangkat bicara,
panggilnya .

"Loocianpwee ---! Si nenek tua berambut putih itu segera menoleh memandang,
ujarnya .

"Ada urusan apa ?? gunakanlah kesempatan pada waktu aku gembira ini untuk
bertanya, dan kau boleh membesarkan nyalimu untuk bertanya !"

Tanya Yap Siang Ie .

"Tionggoan Shu Cincoe apakah dibunuh mati juga oleh Loocianpwee ?". Majikan
dari keluarga Lam itu menganggukkan kepalanya sambil tertawa, sahutnya
"Pertanjaan yang sangat bagus Tionggoan Shu Cincoe sampai saat ini masih hidup
semuanya, tetapi mereka telah melupakan urusan yang telah lalu, sekalipun kau
puteri kesayangan dari Yap Tiang Cing tetapi mereka juga tak akan mengenal
dirimu lagi". Dengan gemas ujar Sian Gwat Tootiang, Orang2 dari Bu-lim
membinasakan empat keturunan dari Keluarga Lam Kong kalian sehingga menjadi
janda semuanya, kini kalian akan menuntut balas dari dendam tersebut, hal ini
memangnya suatu urusan yang harus dilaksanakan, tetapi semuanya ini dapat
terjadi tentunya ada orang yang berbuatnya, kaupun harus mengadakan
penyelidikan untuk mengetahui siapa2kah yang ikut didalam keributan sehingga
membinasakan empat keturunan dari Keluarga Lam Kong kalian, dibunuh satu
persatu juga boleh, mau dikumpulkan dan dihabiskan bersama-sama168 juga
boleh jadi, tetapi pembalasan dendam secara membabi buta ini dimana
menganggap seluruh orang didalam dunia Kangouw sebagai musuh2 yang harus
dibasmi, hal ini bukankah terlalu kejam". Dia berhenti sejenak, kemudian
lanjutnya lagi.
"Apalagi dengan Tionggoan Shu Cincoe ini, setiap orangnya sangat tawar terhadap
nama kosong dan kedudukan, mereka selamanya tak pernah ikut didalam
perebutan serta bunuh membunuh yang terjadi didalam dunia kangouw,
selamanya tak mau mengurusi urusan Bu lim, selain setiap tahun keempat orang
itu mengadakan pertemuan, setiap harinya hidup mengasingkan diri dari
pergaulan, dan mempunyai nama yang sangat baik, kalian mengapa menurunkan
tangan jahat terlebih dahulu pada ke empat orang itu, entah dengan tujuan
apa ???". Si nenek tua berambut putih itu mendadak tertawa besar, ujarnya .

"Oleh karena namanya yang sangat terkenal itulah, orang2 didalam dunia kangow
semuanya mengetahui nama besar dari Tionggoan Shu Cincoe. Tidak pernah ikut
campur didalam urusan Bu-lim inilah sebabnya mengapa aku pertama kali
mencari diri mereka. Coba pikirlah apabila empat orang yang tidak pernah
mengikuti segala persoalan yang terjadi didalam dunia kangow dan mempunyai
nama yang sangat terkenal, men dadak dibunuh mati oleh orang atau hilang
lenyap tanpa bekas, didalam Bu lim pastilah mengakibatkan kegemparan yang
maha hebat, aku mempunyai pendapat bahwa sejak kini entah masih ada
beberapa banyak orang lagi yang akan datang kedalam perkampungan keluarga
Lam Kong ini, sedang kalianpun merupakan rombongan pertama yang
menghantarkan dirinya, kedalam perkampungan keluraga Lam Kong ini, aku pun
selanjutnya akan menjalankan rencana seperti yang kalian alami itu, membiarkan
mereka merasakan hebatnya racun yang bekerja !". Ujar Sian Gwaat Tootiang.

"Sungguh suatu rencana yang sangat kejam sekali----". Si nenek tua berambut
putih itu tertawa tawar, lanjutnya.

"Orang2 yang mengantarkan dirinya itu belum tentu semuanya merupakan


orang2 yang aku butuhkan semuanya, asalkan orang2 yang termasuk didalam
pilihanku, aku akan menotok empat jalan darah rahasianya, kemudian
menggunakan tenaga mereka, orang orang yang tidak termasuk didalam pilihan,
terpaksa mereka harus meminum racun yang hebat itu kemudian dilemparkan
ketengah hutan yang sunyi, biar mereka merasakan penderitaan di gigit oleh
semut dan ulat2 lainnya, kira rencana yang telah aku atur ini mungkin terus
menerus akan mendapatkan ratusan orang jago2 dari Bu-lim". Mendadak Yap
Siang Ie ikut berbicara, ujarnya.
"Ayahku kalau memang masih hidup di dalam dunia ini, empat buah mayat yang
terdapat diatas puncak itu lalu datangnya dari mana ??". Sahut Si nenek tua
berambut putih itu.

"Kalian nanti akan kehilangan semua ingatanmu dan tak akan169 mengingatnya
kembali aku kira membiarkan kalian untuk mengetabui urusan yang lebih
banyakpun tak mengapa, empat yang terdapat dipuncak itu adalah aku yang
mencari orang2 yang mempunyai wajah mirip dengan Tionggoan Shu Cincoe
kemudian kuracuni hingga binasa dan dikirim untuk diletakan diatas puncak
ratusan kaki itu------". Ujar Yap Siang Ie lagi.

"Aku tidak percaya kalau diatas dunia ini sungguh2 terdapat orang yang
mempunyai wajah yang mirip dengan Tionggoan Shu Cian coe, hingga anak
mereka sendiripun tak dapat untuk membedakan sungguh palsunya". Majikan
keluarga Lam Kong tertawa, ujarnya .

"Budak kecil, kau sungguh sangat teliti sekali, tetapi dibawah tanganku tak ada
urusan yang sukar, asalkan mereka agak mirip saja, dan dengan teliti melihat
perbedaannya , aku segera dapat turun tangan untuk membuat mereka sangat
mirip sekali dengan orang yang aku maksudkan"

Yap Siang Ie menjadi termangu mangu, ujarnya .

"Kau masih dapat mengubah wajah seseorang ??". Sahut majikan dari keluarga
Lam Kong.

"Tidak salah, tidak saja untuk mengubah wajah seseorang, sekalipun untuk
mencukil keluar mata untuk menyambung bahu dan menggantikan kaki hal itu
semuanya merupakan suatu cara yang sangat mudah sekali, tak lebih hanyalah
merupakan urusan yang sangat biasa serta sederhana". Tanya Sian G wat
Tootiang .

"Engkau tentanya telah membaca banyak buku2 tentang obat2an--- -". Sahut Si
nenek tua berambut putih itu .

"Bukan saja buku tentang obat2an, sekalipun buku2 mengenai perbintangan


sekalipun, aku juga tak satupun yang belum pernah dibaca, cukup hanya untuk
urusan pembalasan dendam sakit hati atas kematian yang dialami anak cucu
keluarga Lam Kong, aku telah membuang waktu selama tiga tahun lamanya untuk
memikirkannya". Yen Hong Kang yang lama tidak membuka mulut itu, mendadak
berkata lagi .

"Jika demikian jalan kematian maupun jalan kehidupan seluruhnya sangat kejam
dan mengerikan sekali". Si nenek tua berambut putih itu mendadak balikkan
tangannya mencekal pergelangan tangan kanannya Yap Siang Ie sambil ujarnya .

"Apakah kau akan pergi melihat lihat ayahmu ? ?". Yap Siang Ie menganggukkan
kepalanya, sahutnya .

"Kau legakanlah hatimu, aku tak mungkin akan melarikan diri". Dengan dingin ujar
si nenek tua berambut putih itu .

"Kaupun telah mendengar rahasia dari keluarga Lam Kong170 sedemikian


banyaknya, aku tak dapat mengampuni dirimu pula ! ". Ujar Yap Siang Ie .

"Pada saat sebelum aku bertemu dengan ayahku, sekalipun kau melepaskan aku
belum tentu aku mau pergi". Si nenek tua berambut putih itu mengangkat
tangannya menunjuk dan menotok jalan darah dari Yap Siang Ie, kemudian
melepaskan tangannya dan nnengetukan tongkat bambunya keatas tanah,
ujarnya.

"Ayahmu hidupnya terlalu baik sekali". Sehabis berkata dengan langkah yang
perlahan berjalan kehadapan Sian Gwat Too tiang. Sian Gwat sekalipun didalam
hatinya hendak melawan, tetapi jalan darahnya telah tertotok, sukar sekali
baginya untuk bergerak, kini nampak nenek tua berambut putih itu berjalan
mendekat ketubuhnya. tanpa terasa dia menjadi menghela napas, ujarnya .

"Dengan diam2 menggunakan rencana busuk mencelakai orang, sungguh


membuat pinto mengalami kekalahan dengan tidak puas""

Ujar Si nenek tua berambut putih itu .

"Kau tak perlu menghela napas atas kepandaian yang kau miliki, dan tak ada
tempat untuk berduka, kehidupanmu mulai saat ini adalah mencari kesenangan
dengan membunuh setiap orang". Tangannya segera digerakkan menotok jalan
darah pingsan ditubuh Sian Gwat Tootiang. Terdengar suara tongkat bambu yang
berdetak mengenai tanah, sedang tubuhnya tak henti2nya bergerak, pada saat
tangannya digerakkan, jalan darah dari para jago telah ditotok seluruhnya, hanya
tinggal Sang Sam Tong seorang yang tidak sampai tertotok jalan darahnya. Sang
Sam Tong nampak para jago satu persatu ditotok rebah keatas tanah, dalam
hatinya merasa sangat berduka sekali, dengan nada yang rendah ujarnya.

"Kau lebih baik membunuh mati kita saja ! caramu itu terlalu kejam sekali ".
Majikan dari keluarga Lam Kong itu tersenyum, ujarnya .

"Sekalipun kau adalah kawan karib dari keluarga Lam Kong kami, tetapi keadaan
serta pemandangan seperti ini. juga sukar untuk melepaskan kau seorang diri
meninggalkan tempat --". Dia tertawa kalap, kemudian, lanjutnya lagi . Hujan
bagai menerjang keatas loteng yang tinggi, pembunuhan secara besar2an didunia
kangouwpun akan mulai, anak2 sekalian beristirahatlah dengan tenang ! aku akan
menggunakan nyawa dari ratusan sampai ribuan jago berkepandaian tinggi untuk
menebus kematian yang kalian alami". Sang Sam Tong mendengar dia berkata
seorang diri, setiap perkataan dan ucapannya itu penuh diliputi oleh suasana yang
sangat171 berduka sekali, diam2 pikirnya .

"Wanita ini sekalipun turun tangan sangat kejam sekali, tetapi bila teringat akan
kematian yang dialami oleh anak cucunya selama beberapa turunan, juga tak
dapatlah menyalahkan dia untuk berbuat secara demikian ini------". Pada saat dia
betrikir, nenek tua berambut putih itu mendadak menundukkan kepalanya,
ujarnya .

"Sang Sam Tong, engkau dengan cucu keturunan keempat dari keluarga Lam Kong
ku itu mempunyai hubungan yang sangat erat sekali, melihat diatas wajah cucuku
itu, aku akan memberikan cara yang lain dari pada yang lain untukmu, tetapi kau
haruslah terlebih dahulu menyanggupi dua buah syarat yang diajukan olehku !"

Tanya Sang Sam Tong.

"Syarat apakah ?? Sahut si nenek tua berambut putih itu.


"Pertama, kau haruslah mendapatkan perubahan wajah yang aku lakukan
kepadamu, dan harus mencukur rambut putihmu yang memenuhi diatas
kepalamu itu, kemuian jenggotmu yang setingggi dada itu pun juga harus
dilenyapkan sekalian--". Sang Sam Tong yang mendengar akan hal itu menjadi
tertegun, ujarnya .

"Mengapa ?? Loohu telah berusia sangat tinggi sekali, apabila harus mencukur
habis jenggot serta rambutku ini, bukankah akan berubah menjadi tak karuan
macam nya, bukankah itu sangat lucu sekali??". Majikan dari keluarga Lam Kong
itu tertawa dingin, sahutnya.

"Aku bukan saja akan mencukur habis rambut serta jenggotmu itu, bahkan akan
mengubah wajahmu itu sampai sedemikian rupa, sehingga semua orang yang
masih hidup didunia ini tak akan ada yang mengenal dirimu lagi sebagai Sang Sam
Tong". Sang Sam Tong menggelengkan kepalanya, ujarnya.

"Hal ini pastilah merupakan suatu berita yang mengerikan sekali, loohu telah
hidup sampai sedemikian tuanya ini masih belum pernah mendengar urusan yang
seperti hal ini ". Dengan nada yang dingin ujar sinenek tua berambut putih itu.

"Berita, yang mengerikan kah ?? masih di belakang----". Dia berhenti sejenak,


kemudian lanjutnya lagi.

"Masih ada satu syarat lagi, kau harus membantu keluarga Lam Kong kami, untuk
membuat suatu pembunuhan serta bercecernya darah segar diseluruh dunia
kangow---. Sang Sam Tong menggelengkan kepala lanjutnya.

"Jago2 berkepandaian tinggi didalam dunia kangow sangat banyak sekali sukar
untuk dihitung dengan menggunakan jari, dengan sifat seperti loohu ini,
bagaimana dapat membuat suatu pembunuhan besar2an didalam dunia kangouw
sehingga terjadi banjir darah ?".172 Si nenek tua berambut putih itu tertawa
dingin, ujarnya.

"Tak perlu kau yang harus maju menggunakan golok atau pedang, dan bergebrak
dengan orang lain, asalkan kau memberikan ketenangan mengenai asal usul dari
orang2 itu sudah cukup, didalam dunia kangouw, pengalaman serta pergaulanmu
sangat luas sekali, dan pernah mengelilingi sembilan partai besar, bahkan kaupun
terkenal sebagai seorang baik yang sangat terkenal, kau dapat bersahabat
demikian eratnya dengan keluarga Lam Kong kami, aku kira asal usulmu tentunya
tidaklah jelek "' Ujar Sang Sam Tong.

"Loohu sekalipun mempunyai kenalan yang tidak sedikit didalam dunia kangow,
tetapi tak dapat mengetahui seluruh asal usul dari mereka2 itu ". Ujar Si nenek
tua berambut putih itu lagi .

"Apa yang kau kerahui sudahlah cukup, apabila kau mau menerima dua buah
syarat yang aku ajukan ini, kau dapatlah terhindar dari totokan empat buah jalan
darah rahasia seperti yang lainnya, dan dapat tetap mempertahankan ingatanmu
serta terhindar dan penderitaan yang sangat hebat ini ". Sang Sam Tong
termenung berpikir keras, ujarnya kemudian .

"Baiklah ! Loohu akan menerima perintah dari Hujien ". Si nenek tua berambut
putih itu mendadak menggerakkan tangannya, terhadap dua orang gadis berbaju
hijau yang datang bersama dia itu ujarnya "Kalian periksalah jumlah dari orang2
ini, lihat apakah telah besar ?". Dua orang gadis berbaju hijau itu ber sama-sama
menghitung. kemudian baru ujarnya "Sepuluh orang yang masih hidup, ditambah
dengan empat buah mayat ". Sahut Majikan dari kelurga Lam Kong itu.

"Sangat bagus, sedikitpun tidak berkurang, angkutlah mereka itu semua kedalam
kereta kuda dan kirim pulang keperkampungan!"

Dua orang gadis berbaju hijau itu menyahut, dan segera turun tangan.

Dalam sekejap saja, Sian Gwat Tootiang sekalian sepuluh orang semuanya telah
diangkut masuk kedalam kereta kuda itu dan menjalankannya dengan sangat
cepat sekali.

Tempat didalam kereta kuda itu sekalipun sangat sempit sekali, tetapi dua orang
gadis berbaju hijau itu tidak memperdulikan akan hal itu dan menumpuk
beberapa orang itu menjadi satu kemudian mulai menjalankan kudanya menuju
keperkampungan keluarga Lam Kong.
Tanah pekuburan yang sunyi serta kuil yang terdapat didalamnya, kembali
berubah menjadi sunyi senyap seperti sediakala.173 Suara berputarnya roda
kereta, makin lama makin jauh dan akhirnya lenyap.

Pada saat itu, udara penuh dengan mega hitam yang dengan perlahan lahan mulai
buyar, sinar matahari diantara mega yang telah tersebar itu dengan perlahan
lahan terbit dan menyinari seluruh jagat.

Waktu berjalan dengan cepatnya, tanpa terasa setengah tahun telah berlalu,
seluruh jago didalam dunia kangow menjadi ribut dan terjadi kegaduhan
dikarenakan lenyapnya Tionggoan Shu Cincoe serta Sian Gwat Tootiang sekalian.

Hari itu, pada saat siang hari.

diluar Sam Yuan Koang diatas gunung Bu-tong San mendadak muncul sebuah
tandu kecil berwarna hijau, dan diangkat oleh dua orang lelaki yang mempunyai
tubuh tinggi besar dan wajahnya sangat buas sekali, di belakang dari tandu kecil
berwarna hijau itu mengikuti empat orang gadis berbaju singset warna hijau
muda, pada bahu kiri setiap orang terselip sebuah senjata aneh yang menyerupai
gerigi berbentuk sabit dan sebuah kantongan yang bersulamkan bunga merah
yang indah.

Keempat gadis itu usianya kurang lebih dua puluh tahunan, setiap orang
wajahnya sangat cantik sekali, sedang tindakannyapun sangat lincah dan gesit ,
berjalan dengan cepatnya dibelakang lelaki kasar yang mengangkat tandu itu,
langkahnya sangat teratur sekali, bagaikan sedikitpun tidak merasakan beratnya
perjalanan yang dilakukan dengan cepatnya itu.

Tandu kecil berwarna hijau itu terus berjalan sampai didepan pintu Sam Yuen
Konng baru berhenti.

Dua buah pintu berwarna hitam dari kuil itu tertutup dengan rapatnya.

Dibawah tirai yang sangat halus dari tandu itu mendadak terdengar
berkumandangnya suara yang sangat berat, ujarnya.
"Coe Lan, Cioe Siang, cepat pergi mengetuk pintu ". Empat gadis berbaju hijau
yang mengikuti dibelakang tandu itu segera terlihat dua orang gadis maju
kedepan, dan mengangkat tangannya mengetuk keatas gelanggang baja yang
terdapat diatas pintu itu. Dua buah pintu besar berwarna hitam itu dengan per
lahan2 membuka kesamping, seorang Toosu pertengahan yang membawa pedang
dengan langkah yang sangat perlahan sekali berjalan mendatang, setelah
memandang sekejap kearah tandu berwarna hijau itu sekejap, sinar matanya
dengan perlahan dialihkan keatas tubuh Coen Lan serta Coe Siang, sambil
merangkap tangannya, ujarnya.

"Kalian berdua li-sicu, entah mempunyai keperluan apa ??". Gadis berbaju hijau
yang berdiri di samping kanan itu mendadak mengundurkan dirinya kebelakang
sebanyak dua tindak, sambil ujarnya dengan nada yang rendah.174

"Coen Lan Cici, kau saja yang berkata kepadanya!". Gadis berbaju hijau yang
berdiri disebelah kiri tersenyum, ujarnya.

"Penyakit kemalu-maluanmu itu haruslah kau berubah sedikit, Hm-- -! apabila kau
kemudian dipinang oleh orang lain, apakah harus aku yang mengatakan
kepadanya---".. Dia membalikan tubuhnya kepada Toosu berpedang itu dia
memberi hormat sambil ujarnya .

"Kami dari ribuan li jauhnya datang kemari. khusus untuk menyambangi


cianghun-jin dari partai saudara !". Tootiang berusia pertengahan itu menjadi
tertegun, ujarnya.

"Ciangbunjin dari partai kami sudah hampir mendekati satu tahun lamanya tidak
menerima kunjungan dari tamu2 yang datang berkunjung, aku kira kalian
hanyalah akan sia2 belaka melakukan perjalanan yang demikian jauhnya ini".
Coen Lan mengerutkan alisnya, baru saja akan membuka mulut untuk menyindir,
Toosu berusia pertengahan ini agaknya mendadak teringat akan suatu urusan
yang sangat penting serta besar, dengan cepat ujarnya .

"Kalian datang dari tempat mana ???". Sambil bertanya, sinar matanya dengan
perlahan dialihkan keatas tandu kecil berwarna hijau itu, dan mengharapkan dari
sana dapat melihat sedikit asal usulnya. Coen Lan nampak dia setelah
memandang setengah harian, wajahnia tetap bimbang dan ragu2, tak tertahan
ujarnya kemudian.

"Benarkah kau jarang sekali meninggalkan gunung Bu tong San ini ?". Toosu
berusia pertengahan itu menganggukkan kepalanya, ujarnya.

"Tidak salah, sejak berusia tujuh tabun pinto telah masuk kedalam kelenting,
selama berpuluh-puluh tahun ini belum pernah meninggalkan pintu besar ini
setindakpun". Coen Lan dari dalam kantong yang ber-sulamkan bunga merah itu
mengambil keluar sebuah kartu besar yang berwarna merah, ujarnya .

"Tak usah dilihat lagi kau bawalah kartu merah itu kepada Ciangbunjin dari
partaimu. katakanlah Ciangbunjin angkatan ke sembilan dari keluarga Tang
didaerah Shu Cho, nyonya Tang sendiri yang datang ber-kunjung, mau menemui
atau tidak, itu bukanlah urusanmu lagi". Sepasang mata dari Toosu berusia
pertengahan itu mendadak menjadi terang, sambil memandang kearah tandu
kecil berwarna hijau, tanyanya.

"Nyonya Tang apakah berada didalam tandu kecil berwarna hijau itu ?". Coen Lan
mengerutkan alisnya, ujarnya.

"Tootiang semacam kau ini, sungguh sangat cerewet sekali, diatas kartu merah itu
bukankah telah teetulis dengan sangat jelas sekali?"175 Toosu berusia
pertengahan itu menundukkan kepalanya membaca, nampak diatas sampul pada
kartu berwarna merah itu nampak tertuliskan kata kata. Dipersembahkan kepada
Ciangbunjin dari Bu-tong Pay, Sian Ceng Tootiang . dari . Keluarga Tang didaerah
Shu Cho, Toosu berusia pertengahan itu setelah melihat akan hal ini, untuk sesaat
dia menjadi termenung, mendadak dia mengembalikan kartu merah itu sambil
ujarnya .

"Tidak dapat jadi. Ciangbunjin dari partai kami kini sedang menutup diri, untuk
sementara tak dapat menemui tamu2 ter-hormat". Terdengar suara tertawa
dingin yang sangat mengerikan berkumandang datang dari dalam tandu kecil
berwarna hijau itu, ujarnya.

"Aku datang meminta bertemu telah menggunakan aturan didalam dunia


kangouw, perbuatanmu seperti ini yang selalu menolak, sudah membuktikan
kalau memangnya mempunyai maksud untuk menghalangi kehendakku, jika
ditinjau dari kedudukan serta nama didalam dunia kangouw, kedudukanku ini
tidaklah dibawah Cianbunjin dari partai Bu tong Pay kalian-----". Perkataannya
baru saja diucapkan sampai Toosu berusia pertengahan itu agaknya telah merasa
tidak sabar, dengan keras teriaknya.

"Pinto selama hidupnya belum pernah berbicara bohong. teguran yang


dilemparkan oleh Loocianpwee itu bukankah sedikit memandang rendah kepada
diri pinto". Dari dalam tandu kecil berwarna hijau itu berkumandang datang lagi
suara tertawa dingin, ujarnya.

"Coen Lan, lemparkan surat persembahan itu". Coen Lan menyahut, tangannya
digerakkan melemparkan kartu persembahan berwarna merah sambil ujarnya.

"Terimalah ". Toosu berusia pertengahan itu sejak memasuki kuil Sam Yuan Koang
selama puluhan tahun ini selamanya belum pernah meninggalkan kuil Sam Yuan
Koang ini, dan sama sekali belum pernah berbicara dengan anak gadis
seorangpun, kini nampak Coen Lan melemparkan kartu persembahan ber warna
merah itu lagi kearahnya, tanpa terasa dia mengulurkan tangannya untuk
menyambut. Dari dalam tandu kecil kerwarna hijau itu berkumandang datang lagi
suara tertawa dingin ujarnya.176

"Aku tidak ingin beribut lebih lama lagi dengan orang penjaga pintu seperti kau
itu, ciangbunjinmu Sian Ceng Tootiang akan bertemu atau tidak itu bukanlah
urusanmu, satu jam lagi aku akan balik kemari, pada saat itu tidak perduli mau
menerimanya atau tidak, aku akan menerjang masuk dengan menggunakan
kekerasan, dan kini aku peringatkan terlebih dahulu------". Suaranya mendadak
terhenti, teriaknya kemudian.

"Mari kita pergi!". Lelaki kasar yang menggotong randu itu mendadak
membalikkan tubuhnya dan menggerakkan kakinya berjalan pergi, dan berlari
diatas jalanan sempit yang berliku liku itu dengan sangat cepatnya, didalam
sekejap mata saja, mereka telah pergi tanpa bekas lagi. Toosu berusia
pertengahan itu menanti setelah tandu kecil berwarna hijau itu lenyap dari
pandangan, barulah dengan perlahan lahan menutup kembali sepasang pintu
besar itu. Kira2 setelah lewat beberapa waktu, dua bulan pintu besar yang
tertutup rapat itu sekali lagi terbuka, tujuh delapan orang toosu berusia
pertengahan dengan memba wa sebilah pedang bersama sama berjalan keluar.
Toosu yang berjalan paling depan dapat dilihat usianya paling tinggi, kira2 berusia
lima puluh tahunan, jenggot didepan dadanya bergoyang bertiup angin, dari
sepasang matanya memancarkan sinar mata yang sangat tajam sekali, sekali lihat
telah dapat diketahui kalau dia adalah seorang yang memiliki tenaga dalam yang
sangat sempurna. Agaknya dia merupakan pimpinan dari pada orang2 itu, begitu
keluar dari pintu kuil segera dia memberi tanda kepada para toosu lainnya untuk
menyebarkan diri, diluar pintu kuil itu segera terbentuklah suatu barisan pedang
yang sangat kuat. Kuil Sam Yuan Kuan ini merupakan halaman dalam dari Bu
toong Pay, dengan kuil depannya jaraknya hampir mendekati dua buah puncak
gunung, orang2 yang biasanya bersembahyang tak seorangpun yang pernah
sampai ditempat itu, hutan yang lebat mengelilingi sekitar tempat2 terpenting
dari Bu tong Pay, misalnya tempat penyimpanan kitab ilmu pukulan serta ilmu
pedang, sedang para cianpwee yang tingkatanya lebih tinggipun bertempat
tinggal ditempat itu juga, tiga li diluar lingkaran itu merupakan tempat2 yang
terlarang, tidak perduli siapapun juga apabila belum mendapat ijin dari orang2
Bu-tong Pay dilarang untuk memasuki tempat2 terlarang tersebut, selama
sepuluh tahun ini belum pernah ada orang yang melanggar larangan tersebut.
Para toosu yang mengikuti keluar dari kuil itu kurang lebih berjumlah delapan
orang banyaknya,lima orang diantaranya membentuk suatu barisan yang dengan
tepat menutupi pintu besar dari kuil Sam Yuan Koang tersebut, sedang toosu yang
berusia lebih tinggi itu dengan seorang diri berdiri satu kaki lebih diluar dari
barisan pedang itu, sambil177 menggendong tangannya berdiri tegak, wajahnya
didongakkan keangkasa memandang awan putih yang bergerak dengan perlahan,
wajahnya sangat serius sekali. Dua buah pintu kuil yang berwarna hitam pekat itu,
dengan perlahan lahan mulai menutup kembali. Angin gunung bertiup datang
membuat daun dan tumbuh2an bergoyang tak henti2 nya disertai suara
gemersikan yang perlahan, hal ini lebih memperlihatkan kesunyian ditengah
hutan serta puncak gunung yang sunyi senyap tersebut. Mendadak, dari samping
kiri dari puncak gunung itu berkumandang datang suara suitan yang sangat
nyaring sekali, sebuah bayangan manusia,bagaikan anak panah yang ter lepas dari
busurnya dengan cepat meluncur mendatang, dalam waktu yang sangat singkat
telah berada didepan kuil Sam Yuan Koang tersebut, setelah memandang sekejap
kearah barisan pedang yang baru terbentuk itu, dengan perlahan dia
menghentikan langkah kakinya. Toosu yang mempunyai jenggot sepanjang dada
itu wajahnya masih tetap sangat serius sekali diantara keseriusan itu samar2
terlihat perasaan yang dingin dan kaku, wajahnya yang seperti keadaan itu
membuat setiap orang yang kearah wajahnya segera merasakan bahwa dia
adalah seorang yang telah lama mengasingkan diri dari pergaulan hidup dan
hidup seorang diri ditempat yang sunyi. Dia mempunyai iman yang sangat teguh
sekali, setelah menanti orang yang baru saja datang itu berdiri tegak, barulah
dengan per lahan2 menarik sinar matanya yang tajam itu dan mengalihkan
pandangannya keatas wajah orang itu, sambil mengerut kan alisnya, dia bersiap
hendak membuka suara tetapi kemudian diam kembali. Tampak orang yang baru
saja datang itu mempunyai bentuk tubuh yang sangat kurus kering, wajahnya
pucat pasi bagaikan mayat, alisnya berdiri kaku, samar2 terlihat diliputi oleh suatu
susunan hawa hitam yang sangat tipis, apablia bukannya dari sepasang matanya
memandarkan sinar yang tajam, siapapun yang melihat sekejap kearahnya,
semuanya mungkin akan salah menduga bahwa orang itu merupakan mayat
hidup yang baru saja bangkit dari datam peti mati. Toosu tua itu setelah
memandang sekejap kearah orang yang baru saja datang itu, mendadak
mencabut keluar pedangnya dari punggungnya, sambil disabetkan ketengah
udara dengan dingin ujarnya.

"Tahukah kau bahwa tiga li disekitar kuil Sam Yuan Koan ini merupakan tempat
yang terlarang bagi orang luar ? ? tidak perduli siapapun, sebelum mendapatkan
ijin dari orang2 Bu tong Pay kami, tak diijinkan untuk sembarangan masuk". Orang
yang kurus kering itu membuka sedikit mulutnya, dari mana berkumandang suara
tertawanya yang sangat dingin mengerikan, ujarnya.178

"Tentang inikah, cayhe memang pernah mendengar orang berkata demikian".


Sehabis berkata, terdengar lagi suara tertawa dinginnya yang sangat
menyeramkan. Suara tertawanya sangat istimewa sekali, bagaikan sedang berkata
saja, satu persatu diperdengarkan dari mulutnya, cukup melihat wajahnya yang
pucat pasi dimana samar2 diliputi oleh hawa hitam saja sudah cukup untuk
mendirikan bulu roma. Toosu tua itu mendadak membentak dengan keras.

"Tutup mulut, ada apa yang patut kau tertawakan-----"

Dia berhenti sejenak, kemudian ujarnya lagi.

"Kau sebagai apa didalam keluarga Tang didaerah Shu Cho ? ?". Orang yang kurus
kering itu dengan nada yang sangat menakutkan ujarnya.
"Senjata rahasia beracun dari keluarga Tang didaerah Shu Cho sekalipun telah
menggetarkan dunia kangouw, tetapi mereka masih belum mempunyai hak untuk
mengurusi diri cayhe". Tootiang berusia pertengahan itu agaknya merasakan
diluar dugaaan, dia menjadi tertegun, tanyanya.

"Kalau begitu siapakah kau ??". Sahut orang yang kurus keting itu dengan dingin.

"Sampai cayhe pun kau tidak mengenalnya, aku kira kau jarang sekali berkelana
didalam dunia kangouw ". Ujar Toosu tua itu .

"Pinto sekalipun belum pernah meninggalkan kuil Sam Yuan Koan ini, tetapi telah
bertemu dengan tidak sedikit orang2 berkepandaian tinggi ". Orang yang kurus
kering itu noembuka sedikit mulutnya, tertawa tidak tertawa ujarnya .

"Jika didengar dari perkataanmu ini, agaknya kau adalah Thiat Chia Tootiang yang
disebut orang sebagai Kiam Cie atau Si jago pedang gila ". Toosu berusia
pertengahan itu sambil mengelus janggutnya yang setinggi dada itu sahutnya.

"Tidak salah, Pinto adalah Sian Seng". Ujar orang yang kurus kering itu .

"Selamat bertemu, selamat bertemu--". Dengan dingin ujar Sian Seng Too-tiang .

"Kau kalau memangnya telah mengetahui nama dari pinto, cepatlah mundur dari
sini dan pulang kembali ". Orang yang kurus kering itu menggelengkan kepalanya,
sahutnya .

"Sekalipun nama besar dari Tootiang sangat terkenal sekali, tetapi masih tak
dapat membuat cayhe menjadi ketakutan". Sian Seng Tootiang menjadi melongo"

Tanyanya .

"Siapakah kau sebenarnya ?? mengapa terus banyak berbicara179 ditempat ini ?".
Orang yang kurus kering tertawa dingin, ujarnya.

"Tootiang sekalipun sangat jarang ber kelana didalam dunia kangouw, tetapi aku
kira juga pernah mendengar dari orang2 Bu-tong Pay kalian tentang nama cayhe".
Sian Seng Tootiang menggelengkan kepalanya, ujarnya.
"Orang2 Bu lim pada saat ini, selain beberapa orang suheng serta sute ku, pinto
jarang sekali bergaul dan berhubungan dengan orang2 dari dunia kangouw,
kecuali kalau seorang yang mempunyai nama yang sangat terkenal dan tak
seorangpan yang tak mengetahui namanya -----"

Dengan gusar tanya orang yang kurus kering itu.

"Siapa yang baru dapat disebut sebagai orang yang berkepandaian tinggi ???"

Sahut Siang Seng Tootiang "Misalnya nyonya Tang dari keluarga Tang daerah Shu
Cho----", Dengan dingin ujar otang yang kurus kering itu.

"Jika dilihat dari nama serta kedudukan loohu didalam dunia kaagouw, juga
tidaklah lebih rendah dari nyonya Tang itu!"

Kali ini agaknya telah memancing keinginan tahu serta kegembiraan dari Sian
Tootiang, dengan melongan tanyanya "Kalau begitu siapakah sebenarnya kau
ini ????".

Orang yang kurus kering itu mendongakkan kepalanya keatas memandang


keangkasa, sedang tangannya dengan perlahan2 di tunjukan keluar tiga buah jari
tangannya sahutnya.

"Tootiang apakah mengenal akan hal ini ????". Didalam urutannya didalam Bu
tong Pay tingkatan dari Sian Seng Tootiang ini sangat tinggi sekali, hanya sifat
serta tindak tanduknya sangat aneh sekali, dingin, kaku suka menyendiri serta
beberapa bagian membawa sifat yang ke tolol2an, selain berlatih ilmu pedang,
tak pernah mengurusi urusan lainnya, sampai setelah Sian Ceng Too Tiang
diangkat sebagai ciangbunjin dari Bu-tong Pay, terhadap sutenya yang bersama-
sama berlatih ilmu silat ini tak mempunyai cara lagi untuk mengaturnya,sekalipun
kepandaian silatnya sangat tinggi dan dapat disebut sebagai jago berkepandaian
tinggi didalam dunia kangouw, tetapi dia tidak dapat berjaga dirinya dengan baik,
pikirannya picik dan sukar sekali untuk membedakan hal yang sungguh2 atau
berpura2, apabila menyuruh dia untuk berkelana didalam dunia kangouw,
bahayanya terlalu besar, berpikir bolak balik, tetap tak berhasil untuk mengatur
dirinya , terpaksa tugas untuk menjaga kuil Sam Yuan Koan ini diserahkan
kepadanya. Didalam ilmu pedang dia telah mencapai pada taraf kesempurnaan,
tenaga dalamnyapun sangat dalam sekali, sejak menerima tugas sebagai penjaga
kuil ini, selama puluhan tahun ini entah telah berhasil memukul beberapa puluh
jago berkepandai tinggi yang melanggar masuk kedalam180 daerah terlarang
diatas gunung Bu-tong San ini, atas jasanya inilah dia disebut sebagai Kiam Cie
Thiat Chia. Orang yang kurus kering itu setelah mengulurkan tiga jarinya beberapa
waktu, tetap tak terdengar suara dari Sian Seng Tootiang berbicara, dalam hatinya
sangat heran sekali, pikirnya. Apakab toosu tua hidung kerbau ini masih belum
dapat mengetahui siapakah aku sebenarnya ????? * * * *** BAGIAN KESEBELAS
*** Ketika dia mengalihkan pandangannya memandang, nampak Sian Seng
Tootiang dengan termangu mangu sedang memandang tiga jarinya, sedang
wajahnya diliputi oleh perasaan yang bingung dan bimbang, bal ini membuktikan
kalau dia tetap tak berhasil mengetahui namanya, tanpa terasa dia menghela
napas ujarnya.

"Entah pengetahuan dari Tootiang yang tidak cukup luas ataukah nama besar
cayhe yang kurang terkenal, biarlah cayhe yang memberitahukan kepadamu saja !
aku mengajukan tiga jariku ini adalah menandakan dari sebutanku". Tanya Sian
Seng Tootiang.

"Sebutan apakah ??". Sahut orang yang kurus kering itu.

"Sam Shu So Hun --- ?". Sian Seng Tootiang tertawa dengan dinginnya, ujarnya.

"Sam Shu So Hun atau Tiga tangan pencabut nyawa, sungguh aneh sekali nama itu
-----"

Orang yang kurus kering itu dengan seenaknya menyahut.

"Tidak salah, aku adalah Sam Shu So Hun, Pauw Fang adanya". Sian Seng Tootiang
menggelengkan kepalanya, sahutnya .

"Befum pernah mendengar orang berkata nama ini, kau datang kemari entah
mempunyai tujuan apa ? ?". Wajah Pauw Fang berubab hebat, tetapi dia tetap
dengan sekuat tenaga untuk tetap bertaban, dengan dingin ujarnya .
"Cayhe datang ketempat ini, bukanlah mempunyai niat untuk bertanding
kepandaian dengan Tootiang, untuk menentukan siapa yang lebih
kepandaiannya? --". Ujar Sian Seng Tootian .

"Hal ini akupun mengetahuinya, hanya asalkan orang2 yang belum mendapatkan
ijin langsung dari Ciangbunjin partaiku, tidak perduli siapapun juga asalkan
memasuki daerah terlarang dari partai Bu-tong Pay, segera harus dikejar untuk
ditangkap atau bila mungkin dibunuh,181 dan kalau tidak sedikit nya harus dikejar
hingga keluar dari daerah terlarang ini ". Pauw Fang dengan dingin ujarnya.

"Apakah boleh dikata terhadap aku orang she Pauw juga harus berbuat yang
sama ?2?". Sahut Sian Seng Tootiang.

"Asalkan orang2 yang memasuki daerah terlarang dari partai Bu tong Pay ini kami
memandang sama rata semuanya, kecuali---"

Wajah dari Pauw Fang sebenarnya sudah jelek sekali untuk dilihat, kini wajahnya
makin bertambah jelek lagi, sedang hawa hitam yang mengelilingi wajahnya itu
makin lama bertambah makin hebat dan ma - kin tebal, dengan nada yang dingin
menyeramkan ujarnya.

"Kecuali bagaimana ???". Sahut Sian Seng Tootiang.

"Kecuali kau telah mendapatkan ijin dari Ciangbun suheng dari Partai Bu-tong Pay,
atau berhasil memenangkan pedang panjang ditangan pinto ini dan berhasil pula
menerobos dari barisan Chiet Seng Kiam Tin ini". Pauw Fang menghadap kelangit
tertawa besar, ujarnya.

"Jika didengar dari perkataan yang diucapkan olehmu itu, apakah Tontiang harus
bergebrak dengan aku juga ??"

Sahut Sian Seng Tootiang.

"Perkataan kita telah diucapkan dengan sangat jelas sekali, didalam seperminum
teh lamanya, kau harus telah keluar dari daerah terlarang didepan kuil ini-----"
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo
Dilihat dari hawa hitam yang semakin lama semakin tebal meliputi seluruh
wajahnya itu, telah dapat dilihat bahwa kegusaran didalam dadanya telah makin
lama makin memuncak, tetapi dia dengan paksa menahan rasa gusar yang
membakar hatinya itu, ujarnya "Tak ada urusan tak akan naik kekuil Sam Poo Tien,
apabila aku tak mempunyai urusan yang sangat penting sekali untuk menemui
Sian Ceng Tootiang, sudah cukup dengan beberapa perkataan itu saja kita juga
harus bergebrak mati2an ".

Siang Seng Tootiang mendadak menyabetkan pedang panjang ditangannya,


ujarnya .

"Ciangbun Suheng ku itu kini sedang bersemedi dan belum sampai saatnya,
bagaimana dapat menemui orang luar, apabila kau benar2 mempunyai urusan
untuk bertemu dengannya, silahkan menunggu tiga bulan lagi baru datang
kembaii, aku kira tiga bulan kemudian tidaklah terlalu terlambat". Dengan gusar
bentak Pauw Fang .

"Kau Toosu tua hidung kerbau sungguh sukar sekali untuk dilayani, aku orang she-
Pauw adalah orang macam bagaimana dan kedudukanku ini bagaimana, apakah
datang kemari ini perlunya hanya untuk bergurau182 dengan kau ?'? ". Sahut Sian
Seng Tootiang dengan dingin .

"Apabila kau tidak percaya akan nama sebutanku sebagai Thiat Chia, Tidak
usahlah sungkan2 untuk mencoba kelihaian pedang pinto ini ". Pauw Fang
membentak dengan keras.

"Hidung kerbau yang tak tahu tingginya langit dan tebalnya bumi, kau kira aku
orang she Pauw juga sungguh2 takut kepadamu ?? ". Telapak kanannya
melindungi dadanya, sedang tangan kirinya bersiap-siap menanti datangnya
serangaon, tubuhnya sedikit dimiringkan, dan menubruk maju kedepan. Sian Seng
Tootiang segera menggerakkan pedangnya dengan menggunakan jurus "Hua Fen
Im Yang"

Atau memisahkan hawa Im dan Yang, sinar pedangnya meliputi seluruh tubuh dan
sekelilingnya dengan per lahan lahan didorongkan kearah depan.
Pauw Fang sebenarnya tidak mempunyai untuk turun tangan bergebrak, tetapi
dibawa desakan pedang Sian Seng Tootiang yang demikian santarnya itu mana dia
masih dapat tersabarkan dirinya, telapak kirinya yang menanti datangnya
serangan dengan cepat kilat melancarkan suatu serangan hebat yang disertai
dengan angin pukulan yang tajam dan mendesak mundur gerakan pedang yang
menerjang kearahnya itu, tangan kanannya dengan melancarkan jurus "Kwie Ong
Cau Hun"

Atau Raja iblis mencabut nyawa balik melancarkan serangan mencengkeram


pergelangan tangan Sian Seng Tootiang yang mencekal pedang panjang itu.

Begitu dia turun tangan, segera ilmu So Hun Sam She yang telah membuat dia
terkenal didalam dunia kangouw dilancarkan keluar dengan hebatnya, tak dapat
dicegah lagi Sian Seng Tootiang segera terdesak mundur satu tindak kebelakang.

Tujuh orang Tootiang yang berdiri sejajar didepan kuil Sam Yuan Koan itu nampak
Sian Seng telah bergebrak dengan orang yang baru datang itu, segera bersama-
sama menggerakkan pedangnya untuk mulai melancarkan barisan pedangnya,
dan berkelebat dengan cepatnya, bayangan manusia berganti-ganti berputar,
sinar pedang berkelebat tak henti hentinya mengelilingi kuil Sam Yuan Koan yang
angker itu, suasana segera diliputi oleh hawa pembunuhan.

Sekalipun wajah dari Pauw Fang itu sangat bengis dan kejam serta dilihat sifat2
liciknya, tetapi sebenarnya didalam hatinya agaknya mempunyai kesulitan serta
kedukaan yang sangat hebat, sekalipun dia telah menduduki diatas angin, tetapi
sama sekali tidak menurunkan tangan keji, dengan meminjam kesempatan inilah
Sian Seng Tontiang melancarkar serangan gencar memaksa dia terdesak mundur
tiga langkah kebelakang, baru saja dia merangkap tangannya hendak mengangkat
bicara, mendadak terdengar dari belakang tubuhnya berkumandang183 datang
suara tindakan kaki yang sangat cepat sekali.

Ketika dia menengok kebelakang memandang, nampak empat orang gadis cantik
sambil melindungi sebuah tandu kecil berwarna hijau dengan langkah yang sangat
cepat bergerak mendatang.
Kedatangan dari tandu kecil berwarna hijau itu sangat cepat sekali, didalam
sekejap mata saja telah berada dihadapan dua orang yang baru saja bertempur
itu.

Hati Pauw Fang menjadi tergerak mendadak dia menggeserkan tubuhnya dua
langkah kesamping.

Tandu kecil berwarna hijau itu terus menerjang sampai dihadapan Sian Seng
Tootiang dan tetap tak menghentikan langkahnya bahkan menerjang terus kearah
dalam.

Sian Seng mengerutkan alisnya.

bentaknya "Cepat hentikan langkah kalian, apakah kalian menganggap pedang


pusaka ditangan pinto ini tidak tajam ???".

Sekalipun pada mulutnya dia berkata dengan sangat ketus sekali, tetapi tubuhnya
tanpa terasa telah mengundurkan dirinya tiga langkah kebelakang.

Kiranya didepan dari tandu kecil berwarna hijau itu terdapat dua orang gadis
cantik yang melindunginya, didalam puluhan tahun lamanya Sian Seng tak pernah
meninggalkan kuil Sana Yuan Koan ini setindakpun sehingga jarang sekali bertemu
dengan orang wanita, kini nampak dihadapan dari tandu kecil berwarna hijau itu
terdapat dua orang gadis cantik yang melindungi dimana wajahnya sangat manis
menyenangkan, dan kulitnya putih bagai salju, saking takutnya untuk
melancarkan serangan hingga melukai dua orang gadis itu, tanpa terasa dia
mundur satu langkah lagi kebelakang.

Mendadak tandu ketiii berwarna hijau itu menghentikan langkahnya untuk


meneruskan menerjang masuk kedalam, dari belakang tirai yang tertutup itu,
dengan per-lahan2 berjalan keluar seorang nyonya berbaju perlente dan usianya
kurang lebih lima puluh tahunan.

Dibelakang tandu kecil itu berdiri empat orang pelayan berbaju hijau yang ber
sama-sama membungkukkan tubuhnya memberi hormat, agaknya terhadap
nyonya itu menaruh rasa hormat yang ber lebih2an.
Sinar mata dari nyonya itu berputar menyapu sekejap kearah Sian Seng Tootiang
serta barisan pedang yang penuh diliputi oleh hawa pembunuhan itu, kemudian
terakhir sinar matanya dialihkan keatas wajah Pauw Fang, sambil tertawa tawar
ujarnya "Sin Cho Jie Kwie, atau Dua setan dari daerah Sin Cho biasanya jarang
sekali meninggalkan kawan satunya, bagaimana ini hari dapat berjalan seorang
diri ".

Pauw Fang jadi orang sekalipun sangat sombong dan dingin kaku, selamanya tak
mau tunduk kepada orang lain, tetapi terbadap Ciangbunjin dari keluarga Tang
didaerah Shu Cno yang telah terkenal184 didunia kangouw dengan senjata
rahasia beracunnya, juga tak berani terlalu memandang remeh, segera dengan
perlahan dia berbatuk-batuk, sahutnya.

"Perpisahan didaerah Chuan Tiong dalam sekejap saja telah lewat sepuluh tahun
lamanya, ini hari beruntung dapat bertemu lagi dengan Hujien". Nyonya yang
perlente itu menganggukan kepalanya sambil tertawa, ujarnya pula.

"Sin Cho Jie Kwie pada masa dekat ini sangat terkenal sekali didalam dunia
kangouw, sungguh tak kusangka terhadap aku juga dapat mempertahankan rasa
hormatnya --". Dia dengan suara yang rendah dan berat tertawa ringan, lanjutnya
lagi dengan perlahan.

"Chiau Loo-jie telah pergi kemana ??"

Sepasang mata dari Pauw Fang berputar tak henti2nya, sedang dari matanya itu
memancar keluar sinar yang sangat tajam menyapu sekejab kearah Sian Seng
Tootiang ujarnya.

"Urusan tak dapat dirahasiakan lagi, sebenarnya saudaraku itu telah diserang oleh
orang lain dengan secara menggelap sehingga menderita luka dalam yang sangat
parah dan kini sedang beristirahat didalam suatu lembah gunung yang sangat
sunyi sepuluh li diluar tempat ini, Cayhe telah lama mendengar bahwa golongan
Bu-tong Pay memiliki semacam pil Kioe Coan Siauw Huan Tan, dan kasiatnya
sangat besar sekali, sehingga khusus datang kemari untuk memohon obat dari
Sian Ceng Ciangbunjin, sungguh tak disangka telah bertemu dengan toosu tua
hidung kerbau yang tak tahu aturan sama sekali ini, dan dengan kukuh tidak
perkenankan aku memasuki kedalam kuil sehingga memaksa aku turun tangan,
Hey----! jika menurut sifat serta tindak tandukku biasanya, sejak tadi aku telah
bergebrak mati2an melawan toosu bau hidung kerbau ini !". Tang Hujien tertawa
terbahak bahak, dan memutuskan perkataan dari Pauw Fang itu, ujarnya
kemudian .

"Jika dilihat dari keadaan bari ini, Sin Cho Jie Kwie yanng biasanya tidak pernah
mengalami akan hal ini, juga terpaksa harus menelan rasa mangkel didalam
hatinya". Pauw Fang tertawa serak, sahutnya .

"Hujien terlalu memuji !". Wajah dari Tang Hujien mendadak berubah menijadi
sangat serius, wajahnya yang bagaikan yang berwarna keperak-perakan itu timbul
hawa pembunuhan yang sangat hebat, ujarnya .

"Pil Siauw Huan Tan dari Bu tong Pay apakah dengan demikian mudahnya dapat
diberikan kepada orang lain ?? ". Sahut Pauw Fang .

"Sin Cho Jie Kwie waktu kapan pernah dengan sia2 memohon185 kepada orang
lain, asalkan cayhe dapat bertemu muka dengan Sian Ceng Tootiang, sudah tentu
dapat membuat dia untuk dengan sendirinya menghadiahkan pil Kioe Coan Siauw
Hu an Tan kepada Cayhe ". Sepasang bola mata dari Tang Hujien berputar tak
henti2nya, dengan nada yang sangat keheranan ujarnya .

"Sungguh2 ada urusan yang demikian?"

Pauw Fang tertawa terbahak bahak sahutnya .

"Hujien, Sin Cho Jie Kwie apakah dengan sembarangan akan berbicara dengan
seenaknya ?? ". Tang Hujien termenung sejenak, kemudian ujarnya lagi "Kau tak
perlu pergi menemui Sian Ceng Tootiang itu lagi-------". Sinar matanya berkelebat
memandang sekejap kearah Sian Seng Tootiang, kemudian lanjutnya lagi .

"Mereka mengatur barisan seperti ini sebenarnya adalah untuk menghadapi


diriku-------"

Dengan cemas ujar Pauw Fang .


"Tidak dapat berbuat demikian, saudaraku itu kini sedang menderita luka dalam
yang sangat parah sekali, dan napasnyapun telah kempas kempis hampir putus,
ini hari apabila tidak dapat mendapatkan obat yang mujarab, aku kira sukar untuk
bertahan hingga besok pagi----- -". Tang Hujien tersenyum, sahutnya.

"Aku kalau memangnya menyuruh kau tidak usah meminta obat kepada Sian
Ceng, sudah tentu mempunyai cara bagus lainnya". Tangannya dari dalam tandu
kecil berwarna hijau itu mengambil keluar sebuah botol kecil yang dibuat dari
batu giok dan mengeluarkan dua butir pil, kemudian ujarnya.

"Asalkan obat Kioe Coan Siauw Huao Tan dari pihak Bu tong Pay dapat
menyembuhkan luka yang diderita oleh Chiau Loo-jie, dua butir pilku inipun akan
menanggung dia akan hidup lagi sekalipun telah binasa, kau ambillah!"

Pauw Eang menerima dua butir pil itu sambil ujarnya.

"Sin Cho Jie Kwie selamanya tidak pernah menaruh budi kepada orang lain, kini
menerima pemberian obar dari Hujien sudah tentu akan kubalas pula, dan benda
yang akan kuserahkan kepada Sian Ceng Tootiang s-bagai balas budinya, kini akan
kuberikan kepada Hujien sebagai pembalasan budi dari aku". Ujar Tang Hujien.

"Sebelum matabari terbenam, kita bertemu dibawah sebuab pobon Siong ribuan
tahun usianya dibawah puncak Chiet Seng Hong sepuluh li dari tempat ini, luka
yang diderita oleh saudaramu itu sangat parah sekali, cepatlah kau pergi kesana,
dengan menggunakan air gunung minumkanlah obat itu, dua jam kemudian
apabila tidak terjadi perubahan apapun, minumkan lagi sebutir obat itu ".186
Sahut Pauw Fang dengan perlahan.

"Hujien harap menjaga diri baik2". Sambil memutarkan tubuhnya dengan cepat
dia berlari kearah depan. Ilmu meringankan tubuhnya sungguh sangat tinggi
sekali, hanya dua-tiga kali lompatan saja bayangan tubuhnya telah lenyap dari
pandangan mata. Tang Hujien memandang bayangan punggung dari Pauw Fang
hingga lenyap dari pandangan mata baru dengan per-lahan2 membalikkan
tubuhnya dan memandang dengan tajam kearah Sian Seng Tootiang, sambil
tersenyum ujarnya.
"Barisan pedang yang diatur didepan kuil Sam Yuan Koan ini apakah untuk
menyambut kedatanganku ???". Waktu dia berbicara suara serta sikapnya samar2
terlihat sangat angker dan serius sekali, membuat orang yang memandang ke
arahnya sedikit banyak menaruh rasa jerinya. Dengan keren sahut Sian Seng
Tootiang.

"Kartu nama yang Hujein berikan telah kami serahkan kepada ciangbunjin partai
kami ". Sahut Tang Hujien.

"Itulah sangat bagus sekali, bagaimana dengan jawaban dari Ciangbunjin dari
partai kalian ???". Ujar Sian Seng Tootiang kemudian.

"Cianglaunjin dari partai karni sedang bersemedi, hanyalah setiap hari waktu
magrib barulah sadar satu kali, kartu nama dari Hujein sekalipun telah dihantar
kepada Ciangbunjin, aku kira ciangbunjin dari partai kami belum sempat untuk
membacanya, Hujien lebih baik besok pagi datang lagi untuk melihat,
kemungkinan sekali ciangbunjin dari partai kami akan melakukan penyambutan
sendiri". Tang Hujien mendongakkan kepalanya tertawa ter bahak2 ujarnya.

"Aku selama sepuluh tahun ini belum pernah meninggalkan daerah Chuan Tiong
setindakpun, kali ini dari ribuan li jauhnya datang kemari bukankah hanya sia2
belaka --------"

Dia berhenti sejenak, kemudian dengan tajam mempermainkan barisan pedang


itu, dan ujarnya.

"Tootiang didepan kuil Sam Yuan Koan mengatur barisan pedang ini, kelihatannya
adalah bersiap hendak secara keras menghalangi aku menerjang naik keatas
gunung ". Sahut San Seng Tootiang.

"Tiga li disekitar kuil Sam Yuan Koan ini sejak dulu telah merupakan daecah yang
terlarang, yang melanggar-----". Mendadak Tang Hujien mengerutkan lanjutnya.

"Kalau melanggar bagaimana ????". Sahut Sian Seng Tootiang.187

"Yang melanggar akan hal ini akan diusir keluar dari daerah terlarang atau
dibunuh tanpa pilih bulu". Tang Hujien tertawa dingin, sahutnya.
"Sungguh besar sekali omonganmu". Tangannya diulurkan masuk kedalam tandu
kecil berwarna hijau itu, dan mengambil keluar sebuah tongkat berkepala naga
yang mengaluarkan sinar keperak-perakkan yang menyilaukan mata, dan
diketukkan keatas tanah hingga menembus kedalam sebuah batu besar sedalam
beberapa coen, kemudian lanjutnya.

"Apabila aku berhasil menembus barisan pedang yang diatur diluar kuil ini, lalu
akan bagainaana ? ?". Sian Seng Tootiang tertegun, ujarnya.

"Selama puluhan tahun lamanya ini belum pernah terjadi urusan yang seperti itu,
Hujien sekalipun merupakan seorang yang mempunyai kedudukan serta nama
yang terkenal didalam dunia kangouw, aku kira juga sukar untuk dengan seorang
diri menembus barisan pedang yang pinto atur ini". Tang Hujien dengan keras
membentak, ujarnya.

"Aku apabila tidah berhasil menembus barisan pedang yang kau atur ini, segera
akan balik kembali ke Shu Cho, dan sejak hari ini keluarga Tang tidak akan lagi
berkelana didalam dunia kangouw, tetapi apabila aku berhasil membobolkan
pertahanan barisan pedang yang kau atur itu ----"- Sahut Sian Seng Tootiang.

"Pintu segera akan membunyikan lonceng bahaya, dan aku mengganggu


Ciangbung Suheng iang sedang melatih tenaga dalam, untuk keluar menyambut
sendiri". Ujar Tang Hujien.

"Pertaruhan ini sekalipun sangat merugikan diriku, tetapi aku kira kaupun hanya
mempunyai hak sampai disitu saja, baiklah! kita putuskan begitu saja". Sian Seng
Tootiang mengobat-abitkan pedang panjangnya, sambil ujarnya.

"Tahan, Sebelum kau menerobos kedalam barisan pedang tersebut, haruslah


menangkan pedang pusaka ditangan pinto ini terlebih dahulu". Tang Hujien
mendongakkan kepalanya tertawa besar, ujarnya .

"Aku ini hari akan mencoba bagaimana hebatnya Chiet Seng Kiam Tin yang telah
menggetarkan dunia kangouw dan membikin harum nama dari Bu tong Pay
beserta jurus pedang ditanganmu itu". Sian Seng Tootiang tertawa dingin, pedang
panjangnia dengan perlahan lahan diangkat keatas dan membuka jurus ilmu
pedang dari Bu tong Pay yang terkenal itu. Tang Hujien dengan mendatar
mengangkat tongkat berkepala naga yang mengeluarkan sinar keperak perakan
itu, dengan per lahan lahan188 dia bergerak maju kedepan, pada saat hampir
mendekati Sian Seng Tootiang, mendadak dengan berat bentaknya.

"Hati2lah ! ". Tongkatnya dengan disertai angin yang santar dengan mendatar
menyapu kearah depan. Pedang panjang ditangan Sian Seng Tootiang segera
dibalik dengan hebatnya, dan membuat suatu rentetan sinar keperak perakan
menyabet kepergelangan kanan lawannya. Tang Hujien dengan dingin
membentak "Suatu permainan pedang yang sangat bagus sekali ". Tongkat
peraknya diputar dihadapannya, segera terlihat bayangan tongkat yang
memenuhi seluruh angkasa. Sian Seng Tootiang waktu melancarkan pedang
panjangnya dilakukan dengan sangat cepat sekaii, tetapi waktu ditarik kembali
kebelakang dilakukan jauh lebib cepat lagi, pergelangan tangannya ditekuk sedikit
kedalam, pedang panjangnya segera ditarik kebelakang, terlihat ujung pedang
bergetar tak henti2nya, dan terlihat melayangnya tiga buah bayangan pedang
menerjang maju ketiga jalan darah terpenting didepan dada Tang Hujien. Tongkat
perak ditangan Tang Hujien yang berputar dengan sangat hebat itu mendadak
menjadi tenang kembali, dengan mendatar menyapu keatas tubuh pedang
panjang yang menyerang dirinya itu. Sian Seng Tootiang segera menarik kembali
pedang panjangnya sambil mundur tiga langkah kebelakang, tetapi mendadak
maju menerjang kembali. Pada saat dia mundur dan kemudian maju kedepan lagi
itu gerakan pedangnya telah dikerahkan seluruhnya, terlihat sinar dingin
berkelebat berputar, hawa pedang memenuhi seluruh jagat, ber puluh2 sinar
pedang berkelebat menyilaukan mata, tanah sekitar enam tujuh kaki semuanya
dikelilingi oleh bayangan pedang yang berkelebat terus menerus. bagaikan ombak
besar ber gulung ditengah samudra bebas dan menekan makin lama makin
menghebat. Tetapi tongkat perak ditangan Tang Hujien itu mendadak berubah
menjadi kedudukan bertahan dan tidak melancarkan serangan sedikitpun. Satu
jurus demi satu jurus, satu gerakan demi satu gerakan dengan perlahan
dikerahkan keluar, tetapi setiap dia melancarkan satu kali serangan dengan
tongkatnya, tak satupun yang tidak merupakan tempat yang sangat tepat, seluruh
tubuhnya dilindungi dengan sangat rapatnya dan kehebatannya tak terhingga,
sekalipun jurus pedang yang dilancarkan oleh Sian Seng Tootiang sangat ganas
dan hebat, tetapi tetap tak berhasil mendesak maju satu tindakpun kedepan.
Dalam sekejab mata saja, kedua belah pihak telah saling serang menyerang
dengan hebatnya sebanyak dua puluh jurus lebih. Terdengar Tang Hujien dengan
dingin ujarnya.189

"Kepandaian ilmu pedang dari Bu tong Pay, tak lebih hanya demikian saja,
hati2lah aku akan mulai melakukan serangan balasan". Pada saat dia berbicara,
jurus serangan tongkat perak ditangannya mendadak berubah, dari gerakan yang
sangat perlahan menjadi gerakan yang sangat cepat sekali, sedang dari
kedudukan bertahan menjadi kedudukan menyerang. Terlihat tongkat perak itu
berputar dengan cepatnya, dan diikuti dengan angin tajam yang sangat hebat,
sebentar ditarik kebelakang sebentar ditusukkan kedepan, menyapu dan
menyerang dengan mendatar, setiap serangan disertai dengan angin serangan
yang sangat santar, didalam sekejab mata saja dia telah berhasil menduduki di
atas angin. Beberapa kaki diluar kalangan itu masih terasa angin serangan tongkat
yang sangat santar dan memekikkan telinga. Serangkaian ilmu pedang yang
dilancarkan oleh Sian Seng Tootiang baru saja dilancarkan habis, tahu2 telah
didahuiui oleh pihak lawan untuk menerjang ketempat kelemahannya, terlihat
tongkat pihak lawan berputar dengan hebatnya, memaksa dia tak berdaya untuk
balas melancarkan serangan. inilah suatu pertempuran sengit yang jarang sekali
terlihat didalam dunia kongouw, ditengah kalangan hanya terlihat sinar pedang
serta bayangan tongkat yang saling menyambar, sedang angin santar tak henti
hentinya bertiup disekitar tempat tersebut. Tang Hujien itu agaknya mempunya
tenaga dalam yang tak habis2nya dan sangat kuat sekali, serangan yang
dilancarkan dengan menggunakan tongkat perak ditangannya itu, makin
menyerang makin bertambah hebat dan makin bertambah lihai. Mendadak
terdengar suara benda besi yang saling berbentur dengan hebatnya, terlihat
percikan bunga api yang memenuhi sekitar tempat itu, sedang sinar pedang serta
bayangan tongkatpun dalam sekejab mata semuanya telah hilang lenyap. Kiranya
Sian Seng Tootiang yang didesak oleh bayangan tongkat yang memenuhi seluruh
angkasa itu membuat dia tak berdaya, untuk balas melancarkan serangan, tanpa
terasa dalam hatinya menjadi sangat gusar sekali, dengan diam2 dia
mengerahkan tenaga dalamnya yang disalurkan kedalam pedang dan dengan
keras menerima satu kali serangan yang dilancarkan oleh pihak musuh. Pada saat
pedang dan tongkat perak bertemu menjadi satu, masing2 merasakan
pergelangan tangannya menjadi tergetar dan tak terkendalikan lagi masing2
mundur kebelakang satu langkah. Wajah serius dari Tang Hujien samar samar
terlihat timbul napsu membunuhnya yang hebat, dengan dingin ujarnya.
"Aku sebenarnya tidak mempunyai hati untuk menaruh rasa dendam dengan
pihak Bu-tong Pay, cukup membuat kau tahu dengan sendirinya dan
mengundurkan diri sehingga urusan menjadi beres, tetapi190 dengan tindakanmu
yang demikian kasarnya hingga dengan nekat berani menerima seranganku
dengan kekerasan, janganlah kau menyalahkan kepadaku lagi kalau aku turun
tangan dengan kejam, coba kau terimalah seranganku ini sekali lagi ". Dengan
per-lahan2 dia mengangkat tongkat perak ditangannya keatas dan dipukulkan
keatas kepala pihak lawan dengan hebatnya. Gerakan ini sekalipun kelihatannya
sangat perlahan sekali, tetapi gerakan tongkat tersebut belum saja sampai
mendekati telah terasa suatu angin yang maha hebat menerjang datang. Sian
Seng Tootiang memangnya mempunyai sifat yang keras kepala dan tak mau
mengalah kepada pihak lawan, apalagi untuk menahan sindiran serta kata2 yang
menyinggung perasaannya, begitu Tang Hujien membuka mulut menyindir
kepadanya untuk dengan kekerasan menerima serangan tongkat yang dilancarkan
olehnya, dia mengira sungguh2 menantang dia untuk berbuat demikian, segera
dia mengerahkan seluruh tenaga dalam yang dimilikinya yang disalurkan kedalam
tubuh pedang panjangnya dan dengan keras menyambut datangnya tongkay
perak yang menerjang kearahnya dengan hebatnya itu. Tang Hujien tertawa
dingin, bentaknya.
"Kau mencari mati ???". Tongkat peraknya makin diperhebat serangannya dan
dengan sangat cepat jatuh ke bawah. Pedang dan tongkat perak sekali lagi
terbentur menjadi satu, terdengar suara nyaring yang jauh lebih hebat dari tadi
dan percikan bunga api yang makin santar pula. Seluruh tubuh dari Sian Seng
Tootang menjadi gemetar, tak tertahan lagi dia terdesak mundur dua langkah
kebelakang. Haruslah diketahui pedang pusaka sekalipun merupakan senjata
tajam yang sangat ringan dan gesit, adalah sangat hebat apabila untuk menusuk,
menotok dan menyambar, gerakan serta perubahannyapun sangat banyak serta
luas. kini Sian Seng dengan menggunakan pedang panjangnya dengan keras
menerima serangan hebat dari pihak lawan, didalam hal senjata tajam saja dia
telah mengalami kerugian yang sangat besar sekali. Tang Hujien dalam satu jurus
mendatangkan hasil, tidak menanti Siang Seng Tootiang untuk bertukar napas
lagi, serangan hebat kedua telah dilancarkan keluar. Sian Seng Tootiang sekalipun
jadi orang sangat ketolol tololan, didalam hatinya dia merasa sangat tidak
menerima, dengan lwee kang yang dilatihnya selama berpuluh puluh tahun
lamanya ternyata tak dapat memenangkan seorang nenek yang telah demikian
tua nya itu, pedang panjangnya dengan menggunakan jurus "Lie Ping Thian Lam",
atau dengan sekuat tenaga terbang kelangit Selatan melancarkan srrangan191
hebat. jurus yang dilancarkan inipun merupakan satu jurus keras melawan keras.
Kali ini Tang Hujien mengerahkan sepuluh bagian dari tenaga dalamnya, didalam
hatinya dia mengetahui dengan jelas, ilmu pedang dari golongan Bu tong Pay
telah menjagoi seluruh dunia kangouw, orang ini sekalipun mempunyai sifat yang
ketolol tololan dan kasar, tetapi didalam melatih iimu pedang sebenarnya tidaklah
sesuai, sukar untuk menyelami hingga sedalam dalamnya, hanyalah didalam
melancarkan serangan dengan ilmu pedangnya itu sedikit jauh lebih gesit saja,
sedang didalam tenaga serta kehebatan didalam mengerahkan tenaga dalamnya
sungguh luar biasa sekali, apabila tidak menggunakan sedikit akal kiranya
bertempur hingga mencapai empat ratus juruspun sukar sekali untuk
menentukan menang kalahnya. Untuk ketiga kalinya pedang dan tongkat itu
terbentur satu sama lainnya, sedang keadaan sekarangpun jauh berbeda dengan
yang terdahulu, begitu pedang panjang di tangan Sian Seng Tootiang bertemu
dengan tongkat perak itu, segera dia merasakan tenaga hebat yang menekan
tubuhnya bagaikan telah diserang oleh dua buah tongkat sekaligus. Sian Seng
Tootiang hanya merasakan tongkat perak itu bagaikan suatu gunung Thay san
yang menindih keatas tubuhnya, dan terus menekan kebawah, dengan cepat dia
mengerahkan seluruh tenaga dalam yang dimilikinya dan dengan seluruh
tenaganya melawan datangnya serangan yang demikian hebatnya, dengan
perlahan lahan dia berhasil menahan tekanan hebat dari tongkat tersebut,
pedang dan tongkat segera bertemu di tengah udara sedang keadaan
situasinyapun berubah menjadi seimbang. Barisan Chiet Seng Kiam Tin yang ber
putar tak henti2nya itupun dengan perlahan lahan berhenti kembali, sinar mata
dari tujuh orang toosu itupun bersama-sama di-curahkan keatas pedang serta
tongkat yang menempel kaku ditengah udara itu. Tampak seluruh wajah dari Sian
Seng Tootiang berubah menjadi merah padam, setetes demi setetes keringat
mengucur keluar dan membasahi seluruh tubuhnya. Tetapi nenek tua yang
sedang melancarkan serangan dengan tongkat itu tak nampak sebutir keringatpun
yang keluar, hal ini membuktikan bahwa kedua orang itu didalam mengadu
tenaga dalam ini, Sian Seng Tootiang sudah bukan merupakan lawannya. Pada
saat pedang dan tongkat itu tetap saling bertahan itu, mendadak terdengar Tang
Hujien tertawa dingin, bentaknya.

"Lepas-----!"

Tongkat perak itu terlihat bergetar tenaga tekanannyapun makin bertambah


hebat, Sian Seng Tootiang hanya merasakan pergelangan tangan kanannya
menjadi kaku, pedang panjangnya tahu2 telah terlepas192 dari tangannya dan
terbang jatuh keatas tanah.

Tang Hujien menarik kembali tongkat peraknya, ujarnya.

"Perubahan jurus didalam ilmu pedang Tootiang sungguh tidak dibawah


kepandaiku, hanya sayang karena mendengarkan suara sindiran yang sengaja aku
ucapkan sehingga tanpa memikirkan akibatnya lagi dengan bodoh menerima
bertanding tenaga dalam, didalam hal senjata tajam saja kau telah mengalami
kerugian yang besar, apabila kini didalam hatimu masih mempunyai perasaan
yang kurang puas, tidak usahlah sungkan2 untuk memungut kembali pedang
panjangmu dan sekali lagi mengadakan pertempuran ". Beberapa perkataan yang
diucapkan itu kalau didengar bagaikan sedang menghibur kepada Sian Seng
Tootiang, padahal sebenarnya adalah memperingatkan dia untuk tidak melupakan
janjinya waktu sebelum pertempuran itu terjadi. Sian Seng Tootiang jadi otang
pertama sifatnya yang jujur, kedua dia berasal dari suatu partai besar yang
mempunyai nama besar, segala perkataan yang telah diucapkon tentu akan
dipenuhi sekalipun dia dikalahkan dengan hati yang kurang puas, tetapi juga tidak
mempunyai wajah lagi untuk memungut pedangnya sekali lagi mengadakan
pertempuran. Wajahnya segera menjadi keren, dengan serius ujarnya .

"Hujien silahkan memasuki kedalam barisan pedang". Tubuhnya berkelebat dan


berdiri dua langkah disamping. Tang Hujien menganggukan kepalanya memuji,
ujarnya.

"Orang2 dari partai besar yang mempunyai nama, sungguh sangat jujur dan
berhati lapang, aku sangat memuji sekali". Tongkat peraknya diketokkan keatas
tanah, dengan langkah yang lebar berjalan memasuki barisan pedang tersebut.
Chiet Sang Kiam Tin yang diatur diluar kuil itu dengan perlahan- lahan mulai
bergerak, tujuh bilah pedang panjang dibawah sorotan sinar matahari
memantulkan sinar dingin yang menyilaukan mata. Sinar matahari memancar
keatas wajah dari Tang Hujien yang penuh diliputi oleb perasaan serta suasana
yang serius itu, hal ini membuktikan kalau didalam hatinya sedang merasakan
suatu ketegangan yang tak terhingga, dan merasa sangat berat sekali. Haruslah
diketahui bahwa barisan Chiet Seng Kiam Tin dari Bu tong Pay ini sangat terkenal
sekali didalam dunia kangouw, tujuh bilah pedang panjang bergerak bersama
sama menimbulkan perubahan yang sangat tak terbatas, entah telah berapa
banyak jago berkepandaian tinggi didalam dunia kangouw telah kehilangan nama
baiknya dipupuk dengan susah payah itu didalam barisan pedang ini. Dengan
perlahan2 dia mengangkat tongkat peraknya, dengan nada yang keren dan
mendalam ujarnya.

"Telah lama aku mendengar nama besar dari barisan Chiet Seng Kiam Tin dari Bu-
tong Pay, ini hari beruntung dapat bertemu sungguh193 sangat bangga sekali ."

Tongkat peraknya didatarkan dengan sangat hebat menyapu kearah depan.

Tampak pedang panjang dari Toosu yang berdiri dipaling depan mendadak ber
putar, dengan sangat cepat sekali dengan mendatar menyapu keatas tongkat
perak itu kemudian didorongnya, bersamaan itu pula dua belah pedang panjang
dengan mendatar menotok kesamping dan menerjang tongkat perak tersebut.

Tongkat perak ditangan Tang Hujien segera ditekan kebawah, setelah


menghindarkan diri dari serangan ketiga bilah pedang panjang itu, mendadak
tubuhnya mendesak kedepan memasuki ketengah barisan pedang tersebut.

Gerakan pedang yang menotok datang itu mengikuti gerakan tongkat perak dari
Tang Hujien yang menekan kearah bawah, mendadak ditarik kembali, bentuk
barisan yang tenang dan berhenti itu mendadak berputar dengan cepatnya, satu
pedang menusuk dari arah depan sedang dua bilah pedang lainnya dengan
disertai oleh sinar yang amat dingin berpencar masing2 menusuk kearah kiri dan
kanan ingatnya.

Begitu memasuki kedalam barisan pedang itu, Tang Hujien segera merasakan
kelihaian dari barisan pedang tersebut, apabila tidak sejak kini berusaha untuk
menerjang bobol rentetan perubahan yang terjadi pada barisan pedang ini,
sekalipun orang yang memiliki kepandaian yang bagaimana tingginyapun juga
sukar untuk bertahan lebih lama lagi.

Kiranya, barisan Chier Seng Klam Tio ini, setiap perubahan yang terjadi didalam
melancarkan serangan, semuanya terdiri dari satu sebagai kepala dan dua orang
menjadi pengiringnya, satu pedang menyerang dari arah depan, sedang dua bilah
pedang lainnya menerjang dari arah belakang, bahkan serangan yang dilancarkan
ketiga bilah pedang itu datangnya dari tiga sudut yang berlainan, hal ini belum2
sudah mendatangkan perasaan yang tidak enak dihati dan ragu ragu didalam
menerima setiap serangan tersebut.

Pengalaman didunia kangouw yang dimiliki Tang Hujien sangat luas sekali,
sehingga membuat dia cukup hanya dua jurus saja didalam menerima serangan
musuh telah dapat melihat dimana letaknya kelihaian dari barisan pedang ini,
apabila menanti barisan pedang itu telah mulai bergerak dengan sungguh2,
gerakan pedang yang tak henti2nya dilancarkan dan menerjang dengan hebatnya
ketubuhnya itu, pada saat itu apabila baru mulai mencari kesempatan untuk
meloloskan diri, kiranya jauh akan lebih sukar lagi.

Kesempatan untuk mengubrak abrik kedudukan musuh haruslah dilakukan


dimuka, tongkat peraknya segera di putar dan ber-turut2 melancarkan tiga jurus
serangan, terlihat sekumpulan bayangan tongkat dengan sangat hebat menerjang
keluar memunahkan setiap serangan pedang yang dilancarkan kearahnya, sedang
tubuhnya mendadak miring kebelakang mundur tiga langkah, dan194 meloloskan
diri dari kepungan barisan pedang tersebut.

Para toosu itu baru saja akan mulai menggerakkan barisan pedang itu, mendadak
dalam waktu yang singkat telah kehilangan sasarannya, barisan pedang itu segera
menjadi kalut tak karuan.

Dalam sekejab mata itu pula, Tang Hujien yang berhasil meloloskan dirinya dari
kepungan barisan pedang itu dengan cepat maju kedepan sambil melancarkan
serangannya, gerakannya itu dilakukan sangat cepat sekali bagaikan kilatan petir,
tubuhnya sedikit digerakkan dan dengan cepat berkelebat, tongkat perak
ditangannya dengan menggunakan jurus "Lie Sauw Ngo Ie"

Atau sekuat tenaga menyapu gunung, menyapu keluar sedang tangan kanannya
dengan perlahan2 mengerabkan tenaga dalamnya yang disalurkan kedalam
telapak tangannya dan menanti datangnya serangan dari plhak musuh.

Terdengar saara terbenturnya benda2 tajam, tiga bilah pedang panjang yang
menyerang dari arah depan itu telah berhasil di sapu jatuh beberapa batang.

Barisan pedang yang sedang sangat kalut itu belum saja berhasil dipulihkan
kembali, kini sekali lagi terkena sambaran tongkat dari Tang Hujien yang disertai
tenaga yang besar sehingga menyebabkan pedang yang menahan majunya musuh
didepan barisan menjadi tersapu pergi, barisan pedang itu segera diterjang
runtuh satu.

lubang yang sangat besar, sedang orang2 yang berdiri di belakangnyapun


tertahan oleh orang2nya sendiri, untuk sesaat pedang panjang itu tak dapat
melancarkan serangannya dan berkerumun menjadi satu, keadaannya sangat
kalut sekali.

Tang Hujien dengan meminjam kesempatan ini memasuki makin dalam lagi,
sedang tenaga dalam yang telah dikeluarkan kedalam telapak tangan
kanannyapun mendadak dilancarkan kearah depan.

Serangannya ini bukan saja diluar dugaan pibak musuh, bahkan gerakkannjapun
sangat cepat sekali, dan dengan tepat mengenai bahu kanan dari seorang Toosu.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

Sejak semula dia telah mengincar tepat jaraknya, begitu serangannya dilancarkan
secepat kilat dengan tepat pula mengenai sasarannya.

Terdengar suata yang nyaring, pedang panjang ditangan Toosu yang terkena
serangan itu terjatuh keatas tanah, tubuhnya menjadi terhuyung huyung dan
bergoyang tak henti2nya.

Seluruh dari barisan pedang itu segera berubah menjadi tenang dan tak ada yang
bergerak lagi.

Tang Hujien yang sekali melancarkan serangan mengenai sasarannya, diam2


teriaknya.

"Maaf------!"

Tongkatnya disabetkan dengan disertai angin santar yang sangat tajam menerjang
kedepan.195 Para Toosu iru tak sempat untuk berubah lagi, segera masing2
menghindarkan diri ke samping, ternyata dengan demikian mudahnya dia telah
berhasil menerjang bobol barisan pedang Chiet Seng Kiam Tin yang sangat
terkenal itu.

Sian Seng Tootiang nampak Tang Hujien dengan gerakan yang sangat mudah
sekali telah berhasil membobolkan barisan Chiet Seng Kiam Tin yang sangat
terkenal tanpa terasa dia menjadi menghela napas, ujarnya.

"Selama puluhan tahun ini, entah beberapa banyak jago betkepandaian tinggi dari
dunia kangouw yang telah berhasil menerobos masuk kedalam daerah terlarang
dari partai kami, tetapi yang dapat memenangkan pedang panjang ditangan pinto
serta berbasil membobol barisan pedang Chiet Seng Kiam Tin hanyalah Hujien
seorang saja, nama besar dari keluarga Tang didaerah Shu Cho sungguh bukanlah
nama kosong belaka ". Tang Hujien dengan perlahan tersenyum, ujarnya.

"Tootiang terlalu memuji---". Senyuman dibibirnya mendadak menghilang,


wajahnya berubah lagi menjadi sangat keren dan serius, lanjutnya.

"Aku dari ribuan li datang keatas gunung Bu tong san ini adalah dikarenakan
urusan yang sangat penting sekali dan harus bertemu muka dengan Ciangbunjin
dari partai kalian, tootiang ada perjanjian dengan aku sebelumnya, aku harap
segera dapat membawa diriku menemui Sian Ceng Tootiang ". Sahut Sian Seng
Tootiang "Pinto telah menyanggupi kepada Hujien sudah tentu akan kulaksanakan
menurut apa yang telah Pinto ucapkan, hanya orang2 yang menggotong tandu
serta pelayan yang Hujien bawa ini, haruslah tinggal diluar kuil Sam Yuan Koan
ini". Tang Hujien menganggukkan kepalanya ujarnya.

"Kalau memangnya ini adalah peraturan dari kuil Sam Yuan Koan kalian, aku juga
tidak ingin membikin sukar kepadamu". Sian Seng Tootiang menoleh memandang
sekejab kearah tujuh orang Toosu yang wajahnya berubah menjadi murung serta
berdiri dengan meluruskan tangannya kebawah, kemudian ujarnya.

"Kalian jaga dengan baik2 pintu kuil ini ----"

Sambil balikkan tubuhnya dan merangkap tangannya didepan dada ujarnya.

"Hujien harap mengikuti Pinto memasuki kedalam kuil". Dengan langkah yang
lebar dia berjalan memasuki kedalam kuil tersebut. Tang Hujien dengan kencang
mengikuti terus dari belakang tubuhnya, sambil berjalan dia memperhatikan
keadaan disekelilingnya nampak kuil Sam Yuan Koan yang sangar terkenal sekali
didalam dunia196 kangouw ini bangunannya tidaklah begitu megah, tetapi dibuat
sangat kuat sekali dan sangat menarik, pepohonan serta bunga2 bertebaran
disekitar tempat itu. Setelah melewati sebuah taman yang sangat luas sekali
dimana terlihat penuh ditanami oleh berbagai macam bunga serta pepohonan,
sesampainya didepan pintu kedua nampak empat orang Tootiang yang pada
punggungnya terselip sebilah pedang berdiri sejajar menghalangi jalan pergi dari
mereka itu. Keempat orang itu begitu nampak Sian Seng Tootiang, segera
bersama2 merangkap kedua tangannya didepan dada sambil membungkukkan
tubuhnya memberi hormat. Sian Seng Tootiang mengibaskan tangannya, dengan
nada yang sangat serius ujar nya.

"Bunyikan lonceng untuk memberi tahukan kepada Ciangbunjin bahwa ada tamu
terhormat yang datang berkunjung". Keempat orang Toosu itu sedikit menjadi
tertegun, tetapi agaknya mereka tak berani melanggar melanggar perintah yang
diberikan oleh Sian Seng Tootiang, orang yang berdiri diujung kiri segera
merangkap tangannya memberi hormat kemudian dengan langkah yang sangat
perlahan sekali berjalan masuk kedalam pintu. Dalam sekejab saja, terdengar
bunyi lonceng yang bergema tiga kdis, suara itu demikian kerasnya hingga
menyakitkan telinga, suara lonceng itu belum berhenti ber bunyi, dari kejauhan
berkumandang datang suara genta yang berbunyi dengan kerasnya pula. Sian
Seng Tootiang menoleh memandang sekejab kearah Tang Hujien, ujarnya
kemudian.

"Hujien harap menanti sejenak pinto telah memerintahkan untuk menggunakan


lonceng tanpa urusan yang sangat penting serta gawat untuk memberitahukan
kepada Ciangbunjin, segera akan ada orang yang datang kemari untuk
menyambut kedatangan Hujien". Tang Hujien tertawa tawar, sahutnya.

"Merepotkan Tootiang saja ". Pada saat mereka berbicara itu, terlihat seorang
toosu yang masih sangat muda sekali dengan langkah yang sangat cepat berlari
mendatang, sinar matanya berputar, tak henti2nya memandang kearah Tang
Hujien, sambil merangkap tangannya memberi hormat kepada Sian Seng
Tootiang, ujarnya.
"Susiok dengan membunyikan lonceng bahaya, entah telah terjadi peristiwa
apa ?". Sian Seng Tootiang dengan perlahan menghela napas, ujarnya .

"Nyonya ini adalah merupakan ciangbunjin dari keluarga Tang didaerah Shu Cho,
ada urusan yang penting ingin menemui Ciangbunjin, kau bawalah dia pergi
menemui Ciangbun suheng !". Toosu kecil itu wajahnya penuh dengan rasa
keberatan, ujarnya.197

"Susiok, Ciangbunjin------". Dengan gusar ujar Siang Seng Tootiang .

"Tutup mulut, aku menyuruh kau bawa dia pergi, kau haruslah mengikuti apa
yang aku perintahkan dan menjalankan tanpa menghiraukan yang lain lagi,
apabila ciangbunjin menyalahkan, ada aku yang akan menerimanya". Toosu kecil
itu menganggukkan kepalanya sambil membungkukkan tubuhnya memberi
hormat, sahutnya "Tocu akan mengikuti segala perintah dari susiok". Wajahnya
berubah menjadi sangat murung sekali, dengan perlahan lahan dia membalikan
tubuhnya dan berjalan kearah depan. Tang Hujien mengerutkan alisnya, dengan
kencang dia mengikuti dari belakang dan mengejar terus kearah depan. Gerakan
langkah dari Toosu kecil itu sangat gesit sekali, dan waktu berjalan sangat cepat,
Tang Hujien mau tak mau terpaksa harus mempercepat langkahnya dan dengan
cepat mengikuti dari belakangnya, terasa bau bunga yang harum semerbak
menusuk kedalam hidungnya, jalan kecil disisinyapun dilewati dengan cepatnya,
langkahnya saking cepatnya itu memaksa dia untuk tak dapat melihat dengan
jelas keadaan sekitarnya. Pada saat mereka berlari dengan cepatnya itu,
mendadak toosu itu menghentikan langkah kakinya, sambil membalikkan
tububnya ujarnya.

"Li sicu harap menanti sebentar didalam ruangan tersebut, aku akan masuk
kedalam memberi laporan dan seteiah keluar menyambut lagi ". Tang Hujien
menganggukkan kepalanya, ujarnya.

"Silahkan !!". Ketika menengok kesekelilingnya, tampak dia kini berdiri didepan
sebuah kebun yang dikelilingi oleh tumbuhan bambu yang agak lebar. Beberapa
waktu kemudian, tampak toosu kecil yang membawa jalan tadi dengan langkah
yang lambat sekali berjalan keluar. sambil membungkukan tubuhnya memberi
hormat ujarrnya.
"Suhuku mempersilahkan li-sicu untuk masuK kedalam bertemu ". Tang Hujien
sambil membawa tongkat peraknya dengan langkah yang per lahan2 berjalan
mengikuti dibelakang toosu kecil itu dan masuk kedalam ruangan. Toosu kecil itu
se-konyong2 menunjukkan jarinya kesuatu ruangan yang sangat indah sekali
dimana disekelilingnya penuh terdapat pot2 bunga yang sangat indah dan
beraneka macam, ujarnya.

"Suhuku berada didalam ruangan yang di kelilingi oleh bunga itu menantikan
kedatangan Li sicu, lebib baik li sicu maju seorang diri saja !". Tang Hujien tertawa
tawar, dengan langkah yang sangat perlahan dia berjalan maju kedalam. Tampak
ruangan yang sangat indah serta penuh dikelilingi oleh198 bunga itu dengan per-
lahan2 terlihat suatu asap putih bertiup keluar, sedang didepan pintu terdapat
sebuah tirai dari bambu yang menutupi, sehingga sukar untuk melihat benda2
yang terdapat didalam ruangan tersebut. * * * *** BAGIAN KEDUA BELAS ***
Tang Hujien yang mempunyai pengalaman yang sangat luas didalam dunia
kangouw mendadak merasakan suatu perasaan yang ragu2 dan sangat bimbang
sekali, bagaikan asap putih yang mengepul keluar dari ruangan itu mempunyai
pengaruh yang lebih hebat dari pada barisan pedang Chiet Seag Kiam Tin atau
barisan tujuh bintang yang sangat terkenal itu, tanpa terasa lagi dia menghentikan
langkab kakinya. Terdengar dari dalam ruangan yang sangat indah ia
berkumandang datang suatu suara yang sangat serak serta parau, agaknya keluar
dari seorang kakek tua, terdengar ujarnya.

"Li sicu, silahkan masuk kedalam ! ! !". Tang Hujien dengan sangat berat ber-batuk
batuk, sahutnya.

"Sungguh mengganggu ketenangan dari Tootiang !". Tongkat peraknya dengan


sangat perlahan sekali membuka tirai bambu yang terurai di depan pintu itu,
dengan langkah yang sangat perlahan dan berhati hati masuk kedalam. Ketika dia
mengalihkan pandangannya memandang, nampak diatas sebuah ranjang yang
terbuat dari kayu pohon siong, duduk bersila seorang Tootiang yang mempunyai
jenggot setinggi dada, tubuhnya memakai jubah berbaju hijau dengan kaus
berwarna putih, wajahnya sangat ramah sekali, dan saat ini sedang memejamkan
sepasang matanya, bentuk serta sikapnya yang demikan itu sungguh membuat
orang yang memandang menaruh rasa hormat serta mengagumi dirinya. Tang
Hujien tanpa terasa membungkukkan tubuhnya memberi hormat, kemudian
ujarnya.
"Ciangbunjin dari keluarga Tang didaerah Shu Cho datang menghunjuk hormat
kepada Tootiang". Toosu berjubah hijau itu tersenyum, mendadak dia
mementang sepasang matanya, dua buah sinar mata yang sangat tajam bagaikan
kilat memancar keluar dari matanya, dan ditujukan keatas wajah dari Tang Hujien,
sambil tersenyum ujarnya.

"Nama li-sicu telah menggetarkan seluruh dunia kangouw, pinto199 sungguh


sangat mengagumi sekali". Sahut Tang Hujien dengan tenang .

"Mana, mana, aku tanpa diundang telah mengganggu ketenangan dalam kuil ini,
aku disini meminta maaf yang sebesar sebesarnya". Tootiang yang memakai jubah
berwarna hijau itu adalah ciangbunjin dari Bu tong Pay, Sian Ceng Tootiang,
tampak dia mengeluarkan tangannya menarik jendela kayu dibelakang ranjang
yang sedang didudukinya itu, sekumpul angin sejuk meniup masuk kedalam
ruangan itu, asap putih yang mengepul memenuhi ruangan dengan sangat cepat
sekali mengikuti bertiupnya angin menyebar hilang tanpa bekas, terlihat tangan
kanannya diletakkan diatas dadanya, sambil dengan tersenyum tanyanya .

"Li sicu dari tempat yang sangat jauh datang berkunjung, entah mempunyai
urusan penting apa ?? ". Sahut Tang Hujien kemudian .

"Tak ada urusan penting tak akan aku datang mengganggu ketenangan dari
Tootiang, pada waktu dekat ini didalam dunia kangouw berturut turut terjadi
beberapa kejadian yang sangat besar dan sangat hebat, aku kira Tootiangpun
telah mengetahui akan hal ini bukan ?". Ujar Sian Ceug Tootiang.

"Pinto waktu dekat2 ini dikarenakan setiap hati harus bensemedi, urusan2 yang
terjadi didalam dunia kangouw sangat jarang sekali yang aku dengar". Tang Hujien
mengerutkan alisnya, ujarnya .

"Urusan yang demikian penting dan seriusnya, apakah mereka juga berani
mengelabuhi diri Tootiang ". Sian Ceng Tootiang tersenyum, ujarnya.

"Apabila kau berkunjung sehari lebih pagi, aku kira sukar sekali untuk dapat
menemui pintu----". Tanya Tang Hujien lagi.
"Bagaimana ?? ? Waktu semedi Tootiang apakah ini baru sampai waktunya ? ? ?".
Sian Tieng Tootiang mendadak menghela napas panjang2, ujarnya.

"Beberapa waktu ini ketika aku sedang duduk bersemedi, samar2 aku
mendapatkan dugaan bahwa terasa suatu hawa pembunuhan yang sangat hebat
menjalar masuk kedalam Bu lim----". Mendadak dia menutup mulutnya dan tak
meneruskan perkataan yang belum selesai di ucapkan itu, dengan dingin
bentaknya.

"Siapa ? ? ? "

Terdengar suara tertawa yang sangat nyaring berkumandang datang, ujarnya.

"Kau mengajukan waktu semedimu tiga hari untuk menemui tamu, aku kira akan
mensia siakan latihan tenaga dalam yang kau selama sepuluh tahun".200 Sian
Ceng Tootiang tertawa tawar, sahutnya.

"Aku dapat dengan tenang menjalankan semediku selama satu tahun penuh,
sudahlah sangat cukup sekali----". Terdengar suara tertawa besar yang nyaring
berkumandang datang lagi dari luar ruangan yang indah itu, lanjutnya.

"Memang sangat cukup sekali---- . Tetapi suara tertawa panjang itu makin lama
makin menjauh dan akhirnya lenyap dari pendengaran. Ujar Tang Hujien lagi.

"Jika didengar dari perkataan yang diucapkan barusan ini, agaknya orang itu
adalah kawan karib dari Tootiang, entah merupakan Ciangbunjin dari partai mana
". Sahut Sian Ceng Tootiang.

"Orang yang sangat aneh sekali dan mempunyai semangat yang me-nyala2,
sekalipun dia berhubungan dengan pinto hampir beberapa tahun lamanya, tetapi
sampai kini pinto masih tetap tak mengetahui siapakah namanya dan bagaimana
asal usulnya".

Jilid 7 Tang Hujien mengerutkan alisnya, dengan enghela napas ujarnya.


"Aku telah mengganggu masa semedi Tootiang sehingga mengganggu kemajuan
yang Tootiang capai didalam tenaga dalam, jika dipikir sungguh sangat menyesal
sekali"

Sahut Sian Ceng Tootiang dengan tawar.

"Kehendak Thian telah begini, bagaimana pinto dapat menyalahkan kepada li-
sicu"

Ujar Tang Hujien lagi.

"Tootiang tidak menghendaki memberi teguran kepadaku, membuat hatiku


tambah merasa menyesal"

Sian Ceng Tootiang tertawa, sahutnya.

"Li sicu tak usahlah menyesali diri sendiri, pada waktu baru2 ini pinto telah
merasakan darah yang berjalan didalam tubuh pinto. menjadi bertambah cepat
mengalirnya, babkan jantungnya terasa ber debar2 dengan hebatnya, apabila
dengan paksa melanggar kehendak Thian, mungkin malah akan mengakibatkan
peristiwa yang diluar dugaan---"

Dia dengan perlahan menghela napas, dengan nada yang serius ujarnya lagi.

"Li sicu tadi mengatakan bahwa didalam dunia kangouw ber turut2 telah terjadi
beberapa peristiwa yang sangat penting dan mengejutkan hati, pinto akan
mendengarkan hal ini dengan cermat, sehingga kemungkinan akan dapat dengan
cepat mendapat kesimpulan"

Ujar Tang Hujien.201

"Tionggoan Shu Cincoe, apakah tootiang mengenalnya?"

Sahut Sian Ceng Tootiang.

"Pinto telah lama sekali mendengar nama besar dari mereka itu, hanya sayang
dak mempunyai kesempatan untuk bertemu muka, tetapi suteku Sian Gwat
sebaliknya mempunyai hubungan persababatan yang sangat erat sekali dengan
Tionggoan Shu Cincoe. Ujar Tang Hujie lagi .

"Shu Cincoe sangat gemar untuk hidup mengasingkan diri di- tempat2 yang
sehingga jarang sekali mengadakan hubungan persahabatan dengan orang2
didalam dunia kangouw, selain didalam dunia kangouw mempunyai nama besar
yang sangat terkenal sekali, dapatlah dihitung merekalah yang mempunyai musuh
yang paling sedikit"

Sian Ceng menganggukkan kepalanya, ujarnya .

"Menurut apa yang pinto ketahui, mereka memang adalah merupakan orang2
budiman diluar partai2 besar yang sangat benci terhadap segala permusuhan
serta perbuatan nama kosong didalam dunia kangouw"

Tang Hujien dengan sedih menghela napas, ujarnya lagi .

"Aku waktu dahulu tidak berhasil menekan hawa napsu untuk berebut nama
kosong, sehingga telah ber puluh2 kali bentrok bahkan menaruh rasa dendam
dengan jago2 berkepandaian tinggi didalam dunia kangouw, setiap hari hanya
dengan membunuh orang sebagai hiburannya, selama sepuluh tahun lamanya,
hampir2 tak mempunyai waktu sedikitpun untuk beristirahat, setiap hari
mengadakan perjalanan jauh dan ber kelana keseluruh penjuru dunia, sekalipun
kadang2 timbul rasa menyesal didalam hari, tetapi tetap telah membuat
beberapa banyak pembunuhan, orang2 didalam dunia kangouw yang membenci
diriku, sukar sekali untuk dihitung dengan menggunakan jari, tetapi sejak bertemu
dengan Tionggoan Shu Cincoe, hatiku menjadi terpengaruh oleh hati tawar
mereka terhadap segala macam perebutan nama kosong serta permusuhan
didalam Bu-lim, sehingga membuat hatiku menjadi tergerak, dan kembali ke
rumah untuk menutup pintu kunci tangan, ber turut2 telah lewat berpuluh tahun
lagi, tetapi orang2 dunia kangouw tak ada seorangpun yang mengetahui bahwa
aku pernah bergerek satu hari satu malam dengan Tiouggoan Shu Cincoe--Hey?!
sungguh tak disangka keempat orang yang mempunyai hati yang sangat baik serta
ramah, dan tawar terhadap nama2 kosong itu, ternyata didalam saja ber sama2
telah menemui kematiannya dibunuh oleh orang."
Wajah ramah serta selalu tersenyum dari Sian Ceng Tootiang itu, didalam sekejap
mata mendadak berubah menjadi berkerut dan bimbang, setelah menghela napas
dengan perlahan tanyanya .

"Perkataanmu ini apakah benar terjadi??? ". Sahut Tang Hujien .

"Urusan ini sejak dahulu telah tersebar luas keseluruh dunia202


kangouw,sehingga mengakibatkan terjadinya getaran yang sangat hebat didalam
Bu-lim, apakah sungguh Tootiang sedikitpun tidak mengetahui akau hal ini ???
Sahut Sian Ceng Tootiang .

"

Pada saat pinto bersemadi selamanya tak pernah mendengar urusan yang terjadi
diluar dari kuil ini". Ujar Tang Hujien lagi .

"Apabila didengar dari perkataan yang Tootiang ucapkan itu agaknya terhadap
lenyapnya Sian Gwat Tootiang dari partai Butong Pay, Tootiang sendiri juga tidak
mengetahuinya ". Sian Ceng Tootiang mengerutkan alisnya, ujarnya .

"Biar Pinto mencoba memeriksa jejak nya terlebih dabulu ". Tangannya diulurkan
mengambil sebuah tongkat kayu dan bersiap hendak dipukulnya keatas lonceng
tembaga yang terdapat di ruangan itu, se konyong2 terdengar berkumandangnya
suara tertawa panjang yang sangat nyaring sekali, pada saat tirai bambu tersebut
membuka terlihat seorang pemuda berbaju hijau yang mempunyai wajah sangat
tampan sekali dengan langkah yang sangat perlahan bertindak masuk kedalam.
Orang ini sekalipun memakai baju yang sangat sederhana sekali, tetapi sikap serta
gerak geriknya dapat terlihat sangat agung sekali dan samar2 terlihat seperti
putra orang hartawan. Tampak sepasang matanya berputar, setelah memandang
sekejap kearab Tang Hujien, sambil merangkap tangannya memberi hormat.
ujarnya . Hujien bukankah Ciangbunjin dari keluarga Tang didaerah Shu Cho, Tang
Loo hay??? ". Dalam hati Tang Loo thay terasa agak tergetar, sambil membalas
hormat dengan tertawa sahutnya . Memang aku adanya, entah saudara
bagaimana dapat mengetahuinya ? ". Pemuda berbaju hijau itu dengan nyaring
tertawa besar, sahutnya.
"Nama Hujien telah menggetarkan seluruh dunia kangouw, orang2 yang hidup
pada saat ini ada siapa yang tidak mengetahuinya."

Tampak Sian Ceng Tootiang yang duduk bersila diatas ranjang dari kayu pohon
Siong itu dengan cepat meloncat turun, dengan langkah yang sangat lebar sekali
berjalan menyambut, sambil tertawa ujarnya.

"Telah beberapa tahun lamanya tidak saling bertemu, entah apakah kau telah
berhasil mencari lawan tangguh didalarmper-mainan catur "

Pemuda berbaju hijau itu tertawa, sahutnya.

"Kedatanganku kali ini adalah hendak menantang kau untuk bertanding catur
secara mati2an"

Melihat akan hal ini Tang Hujien mengerutkan alisnya, diam2 hatinnya.

"Dengan kedudukan serta namaku didalam dunia kangouw, Sian203 Ceng


bergerak sedikit dari ranjangnyapun tidak, tetapi terhadap pemuda berbaju hijau
ini bahkan sebaliknya demikian hormatnya"

Dalam hatinya diam2 dia merasa tidak puas, tanpa terasa perasaan tersebut
mengalir keluar pada wajahnya.

Perasaan dari pemuda berbaju hijau itu sangat tajam sekali, agaknya dia telah
mengetahui bahwa dengan gerak gerik Sian Ceng Tootiang ini akan menimbulkan
rasa yang tidak puas dari Tang Loo thay, sambil menoleh kearah Tang Hujien
ujarnya.

"Loocianpwee kali ini mengadakan perjalanan yang sangat jauh datang ke gunung
Butong san ini, apakah hendak menyelidiki jejak dari putramu?"

Wajah dari Tang Hujien menjadi berubah hebat, tanyanya.

"Saudara bagaimana dapat mengetahui akan hal ini?"


Pemuda berbaju hijau itu tersenyum, sahutnya "Tang Loo thay apabila hendak
menyelidiki dan mengetahui jejak dari pada putramu, selain cayhe seorang
kiranya orang orang pada saat ini, sukar sekali untuk mencari orang kedua yang
mengetahui akan hal ini! Dengan cepat tanya Tang Hujien .

"Putraku kini berada dimana ????". Sahut Pemuda berbaju hijau itu sambil
tertawa .

"Perkampungan kelurga Lam Kong !!!"

Tang Hujien menjadi tertegun. tegasnya "Perkampungan keluarga Lam Kong--


apakah yang disebut sebagai Bu lim Tit Ir Chia ?????". Sahut Pemuda berbaju
hijau itu sambil tertawa .

"Sudah tentu hanya satu keluarga itu saja". Wajah dari Tang Hujien berubah
hebat, tanyanya .

"Perkataan ini apakah sungguh2 ??". Senyuman yang terlihat pada wajah Sian
Ceng Tootiangpun mendadak menjadi lenyap, hal ini membuktikan kalau Tootiang
yang mempunyai latihan yang sangat mendalam didalam agama To serta
mempunyai iman yang tebal ini juga digetarkan hatinya oleh berita yang
mendadak itu. Pada bibir Pemuda berbaju hijau itu tetap tersungging senyuman,
ujarnya kemudian.

"Hanya sekalipun kau pergi keperkampungan keluarga Lam Kong juga sukar untuk
menemui putramu itu ". Dengan nada yang tinggi melengking tanya Tang Hujien.

"Mengapa ?? ? Apakah????telah menemui bencana ???".'"

Pemuda berbaju hijau itu menarik kembali Senyuman yang menghias bibirnya,
sambil menggelengkan kepalanya, ujarnya.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

"Putramu apabila sungguh2 telah mendapatkan warisan ilmu silat darimu,


mungkin untuk sementara masih dapat mempertahankan dirinya, tetapi apabila
kepandaian yang dimilikinya itu hanyalah biasa2 saja, dan204 tak cukup disebut
sebagai jago yang berkepandaian tinggi, hal itu sukarlah untuk dibicarakan lagi.
Tang Hujien mengetukan tongkat peraknya keatas tanah, dengan nada yang keras
bentaknya "Dari mana kau dapat mengetahui tentang urusan yang sedemikian
banyaknya ini?. Sepasang mata dari pemuda berbaju hijau itu memancarkan sinar
yang sangat di sangat dingin sekali, dengan perlahan-lahan berkelebat diatas
wajah dari Tang Hujien sambil ujarnya "Hujien apabila tidak mau mempercayai
perkataan yang diucapkan oleh cahye, hal itu juga tidaklah mengapa -----"

Tang Hujien agaknya juga merasakan bahwa perkataan yang diucapkannya itu
terlalu cepat dan tajam, segera dengan ter mangu- mangu dia berdiri tegak dan
mengatur pernapasanya membuat hati yang sedang bergolak menjadi tenang
kembaii.

Tampak pemuda berbaju hijau itu dengan perlahan lahan mengalihkan sinar
matanya keatas wajah Sian Ceng Tootiang, pada mulutnya sekali lagi tersungging
senyuman, dengan nada yang berat ujarnya .

"Sutemu Sian Gwat Tootiang---". Dengan tawar lanjut Sian Ceng Totiang.

"Apakah juga terjatuh kedalam keluarga Lam Kong ???? Sahut pemuda berbaju
hijau itu.

"Agaknya kau telah mempunyai hati yang menatap ---- Ujar Sian Ceng Tootiang .

"Lima tahun yang lalu, pinro dengan Ci angbunjin dari Go bie. Cing Jen Pay ber
sama sama menjadi tamu terhormat dari Pek Jien Thaysu dari Siauw-lim Pay, dan
menuju kepuncak gunung Siauw lim untuk membicarakan keadaan yang terjadi
didalam dunia kangouw, pada saat itu Pinto pernah membicarakan tentang
keluarga Lam Kong, dan menduga bahwa pada hari2 yang mendatang pastilah
akan menjadi bencana didalam dunia kangouw, pinto mengusulkan agar delapan
partai besar bersama- sama mengabungkan diri untuk pergi keperkampungan
keluarga Lam Kong untuk meminta kembali ketiga buah benda pusaka, kemudian
dengan menggunakan jago2 berkepandaian tinggi sejumlah tiga puluh enam
orang dari seluruh partai besar untuk secara berpencar menjaga lima disekitar
keluarga Lam Kong itu, untuk menjaga dan mengawasi gerak gerik dari orang2 ke
luarga Lam Kong, sayang usul yang pinto usulkan itu tidak mendapatkan
sambutan dari yang lain". Pemuda berbaju hijau itu tertawa tawar ujarnya.
"Pada lima tabun yang lalu, sayap dari keluarga Lam Kong telah mulai menjadi
tumbuh dengan kuatnya, sekalipun orang2 yang mengikuti pertemuan pada
waktu itu, menyetujui usulmu dan menjalankanya, aku kira juga tidak mempunyai
daya untuk menjaga kemungkinan dibokong205 secara menggelap oleh mereka--"

Dia berhenti sejenak, kemudian ujarnya lagi.

"Hanyalah paling sedikit menyebabkan rencana busuk yang sedang dipersiapkan


oleh orang2 keluarga Lam Kong menjadi terlihat sejak dahulu dan sukar bagi
mereka untuk mencapai kemenangan"

"Wajah dari Sian Ceng Tootiang berubah menjadi sangat serius sekali, ujar nya
lagi.

"Sute pinto, Sian Gwat Tootiang bukan saja didalam kecerdikan sekalipun didalam
ilmu pedang telah mencapai pada taraf kesempurnaan. Meskipun belum dapat
digunakan untuk memenenangkan orang lain. tetapi untuk menjaga diri dan
meloloskan diri masihlah mempunyai kelebihannya, entah bagaimana ternyata
juga terjatuh ketangan orang orang kel.rga Lam Kong?"

Sinar matanya ditujukan keatas wajah pemuda berbaju hijau itu, agaknya dia
mempunyai maksud tidak percaya akan perkataan yang baru saja diucapkan itu.
Tang Hujien yang lama tidak membuka mulut untuk berbicara, mendadak
mermbuka mulut, ujarnya.

"Peristiwa putraku terjatuh ketangan orang2 keluarga Lam Kong, Saudara dengan
mata kepala sendiri melihatnya ataukah hanya mendengar kabar berita yang ter
siar"

Pemuda berbaju hijau itu tersenyum ujarnya.

"Sungguh tak kusangka beberapa perkataan yang aku ucapkan dengan secara
tidak sengaja ini telah mendatangkan kesulitan kesulitan yang tidak sedikit
kepadaku, kalian berdua dengan demikian terus menerus mendesak pada diriku.
bagaikan sedang memeriksa seorang wartawan saja, maafkan kalau aku tidak
akan memberikan jawaban lagi"
Sepasang mata Tang Hujien memancarkan sinar mata sangat tajam sekali sedang
wajahnya terlihat agak gemetar, hal ini membuktikan kalau didalam hatinya kini
sedang terjadi suatu getaran yang sangat hebat sekali, tetapi dia tetap dengan
keras bersabarkan dirinya.

Iman dari Sian Cieng Tootiang jauh lebih tebal, didalam hatinya sekalipun sangat
cemas sekali dan ingin cepat2 mengetahui jejak dari Sian Gwat Tootiang, tetapi
dia masih dapat mempertahankan ketenangan serta keteguhan hatinya, sambil
tertawa ujarnya.

"Setelah duduk bersemedi selama setahun lamanya tak bermain catur, pinto kini
merasakan sedikit menjadi gatal tangannya"

Pemuda berbaju hijau itu tertawa, sahutnya.

"Inilah baru dapat disebut sebagai cara untuk menyambut kedatangan tamu"

Sian Ceng Tootiang mengulurkan tangannya mengambil tongkat kayu dan dengan
perlahan dipukulkan keatas lonceng tembaga itu.

Diantara suara merdu yang terdengar ber gema, terlihat seorang toosu kecil
sambil membawa papan catur serta caturnya berjalan masuk206 kedalam.

pemuda berbaju hijau itu menoleh memandang sekejap kearah Tang Hujien,
sambil tertawa ujarnya.

Nama besar dari Loo than telah menggetarkan seluruh dunia kangouw, didalam
hal kepandaian silat, serta senjata rahasia telah sangat terkenal didalam Bu lim
tetapi entah didalam hal permain catur bagaimana?"

Tang Hujien dengan paksa menahan rasa cemas yang mencekam hatinya,
sahutnya.

"Hanya mengetahui sedikit sekali!"

Pemucla berbaju hijau itu tertawa, ujarnya.


"Itulah sangat bagus sekali, bagus sekali, setelah ini aku masih ingin meminta
sedikit petunjuk dari Loo thay tentang permainan catur ini"

Sian Tieng Tootiang membuka dan mengatur papan catur kemudian duduk diatas
ranjang, pemuda berbaju hijau itupun dengan sembarangan mengambil sebuah
kursi dari kayu, sambil tertawa ujarnya.

"Kau telah duduk bersemedi selama setahun lamanya, didalam hal permainan
catur ini kira tentulah mendapatkan kema juan yang sangat pesat sekali,
permainan catur kali ini lebih baik kita sedikit bertaruh bagaimana ??? ". Ujar Sian
Ceng Tootiang .

"Bagaikan belajar mendayung perabu untuk pertama kali, tidaknya maju bahkan
sebaliknya menjadi mundur, pinto telah lama tidak bermain catur aku kira sejak
lama telah mengalami kemunduran yang sangat hebat ------". Pemuda berbaju
hijau itu tertawa, ujarnya .

"Aku tetap akan mengalah tiga biji catur kepadamu bagaimana ??? ". Sian Tieng
Tootiang tidak sungkan2 lagi, berturut turut menurunkan tiga biji catur sambil
ujarnya .

"Kita akan bertaruh apa ??? "

Pemuda berbaju hijau itu memandang tajam kearah Tiga biji catur yang
diturunkan dari papan catur itu, setelah berfikir sejenak barulah ujarnya .

"Taruhannya tak boleh terlalu besar tetapi juga tidak dapat terlalu kecil, aku
mempertaruhkan sebuah tangan kiriku ini ! ". Dengan sangat terkejut tanya Sian
Ceng Tootiang .

"

Apa ??? sebuah tangan kirimu ??? Sambil tertawa sahut pemuda berbaju hijau
itu.
"Waktu makan menggunakan sumpit, menulis surat dengan menggunakan Pit
seluruhnya hanya memakai sebuah tangan kanan saja, dan hal itu sulahlah cukup.
lebih banyak sebuah tangan lagi lalu apa gunanya?".207 Pertaruhan yang sangat
aneh dan belum pernah terjadi didalam dunia kangouw itu sampaipun Pang Loo
thay yang telah lama berkelana didalam dunia kangouw juga menjadi tergerak
hatinya. Sian Ceng Tootiang menggelengkan kepalanya, ujarnya .

"Pemberian dari ayah ibumu mana dapat dipotong dengan barang taruhanmu itu
itu pinto tak berani untuk menerimanya------ ". Sikap serta gerak gerak dari
pemuda berbaju hijau itu masih tetap tenang saja, dengan tawar ujarnya "Benda
taruhan yang cayhe taruhkan bukanlah merupakan barang yang rendah harganya,
Tootiang bolehlah mencarikan sebuah taruhan lain"

Ujar Sian Gwat Too tiang.

"Taruhan yang kau taruhan itu begitu beratnya membuat pinto untuk sesaat tak
dapat mencarikan barang taruhan barang yang sesuai dengan taruhanmu itu"

Sambil tertawa sahut pemuda berbaju hijau itu.

"Cayhe akan membantu pada Tootiang untuk meringankan pikiran dan


mencarikan sebuah barang taruhan yang baik Ujar Sian Ceng Tootiang.

"Coba kau katakan benda apakah"

Sahut pemuda berbaju hijau itu.

"Apabila cayhe mengalami kekalahan, maka dengan sendirinya akan kupotong


tangan kiriku ini dan dipersembahkan kepada Tootiang, tetapi sebaliknya apabila
Tootiang mengalami kekalahan. haruslah menceritakan semua rahasia, tetapi
haruslah suatu cerita yang sungguh2 terjadi, dan cerita ini haruslah mempunyai
hubungan yang sangat erat dengan orang2 didalam dunia kangouw, entah
bagaimana dengan pendapat dari Tootiang sendiri?"

Sian Ceng tertawa, sahutnya.


"Pinto telah berkecimpung didalam dunia kangouw selama enam puluh tahun
lamanya, dan telah melihat ber puluh2 urusan yang sangat aneh, dan telah
menjelajahi seluruh peloksok dunia persilatan, gunung ternama, telaga terkenal,
tetapi jarang sekali mengetahui suatu rahasia bu-lim yang jarang sekali orang
mengetahuinya--"

Pemuda berbaju hijau itu memotong pembicaraan yang belum selesai diucapkan
itu, ujarnya.

"Masih ada satu hal yang cayhe kini harus ucapkan terlebih dahulu, cerita rahasia
yang akan diceritakan itu haruslah sungguh2 terjadi dan yang baru saja terjadi,
lebih baik selain Tootiang seorang yang mengetahui, dunia ini tak ada orang
kedua lagi yang mengetahui akan hal ini"

Sian Ceng Tootiang tersenyum, ujarnya.

Tentang hal ini, pinto masih mempunyai beberapa bagian pegangan yang kuat,
hanyalah terasa bahwa pertaruhan kali ini terlalu sedikit, apakah tidak perlu untuk
diperbesar lagi ".208 Sambil tertawa sahut pemuda berbaju hijau itu.

"Tidak ringan, tidak ringan ". Tangannya diulurkan dan meletakkan sebuah biji
catur keatas papan catur yang telah tersedia Sian Ceng Tootiang mengerutkau
alisnya, ujarnya .

"Satu biji caturmu ini menduduki tempat yang sangat bagus sekali bahkan telah
menghalangi jalan ditengah, membuat tiga biji catur yang pinto atur menjadi
berantakan ". Dalam sekejab saja, kedua orang itu telah memusatkan seluruh
perhatian dan semangatnya diatas papan catur. Dalam hati Tang Loo thay
memikirkan keselamatan dari putranya, mana dia mempunyai semangat untuk
melihat permainan catur kedua orang itu, terasa didalam dadanya hawa gusar
yang menerjang naik keatas, tak tertahan lagi dengan nada yang keras
bentaknya .

"Menolong orang bagaikan menolong api, kini putraku dalam keadaan yang
sangat bahaya sekali, dan kemungkinan ancaman keselamatannya, aku mana
dapat dengan demikian terus menanti". Tampak dua orang itu tidak
memperdulikan kepadanya, seluruh perhatiannya dicurahkan kearah papan
caturnya, bagaikan tidak mendengar sama sekali suara bentakannya itu Tang Loo
thay nampak kedua orang itu tidak memperdulikan kepadanya, rasa gusarnya
makin menghebat lagi, dengan disertai angin yang sangat tajam tongkatnya
dibantamkan keatas tanah, membuat papan catur itu menjadi terpental hingga
jauh sekali. Pemuda berbaju hijau itu dengan cepat mengulurkan tangannya dan
menerima kembali papan catur yang terlempar itu, sambil menolehkan kepalanya
dengan tertawa tawar ujarnya .

"Tang Loo-thay apakah telah melihat cayhe telah salah menjalankan caturnya?"

Wajah Tang Loo-thay saking gusarnya, telah berubah menjadi hijau membesi,
denga sangai gusar ujarnya.

"Aku tidak mempunyai waktu yang demikian banyaknya untuk mengurusi segala
macam permainaan yang tetek bengek". Pemuda berbaju hijau itu sedikitpun
tidak menampilkan rasa gusarnya, wajahnya masih tetap tersimpulkan senyuman,
sahutnya . Kalau begitu Tang Loo thay tentunya sedang merisaukan keselamatan
dari putramu. Sekonyong2 Tang Loo thay mengubah sikap serta gerak geriknya,
dengan sedih dia mengela napas ujarnya.

"Kecintaan antara ibu dengan anaknya bagaimana tidak membuat hatiku menjadi
bingung, kalian berdua harap mau memaafkan kekasaran yang aku perbuat baru2
ini". Pemuda berbaju hijau itu tersenyum, sambil memutarkan tubuhnya dia
menjalankan lagi sebuah biji catur.209 Setiap dia menurunkan satu biji catur,
wajah dari Sian Ceng Tootiang segera menampilkan perasaan tegasnya, segera
pula ke dua orang itu terjerumus didalam permainan catur yang sengit itu. Tang
Loo thay dengan berat berbatuk2 ujarnya "Kalian berdua apakah dapat berhenti
sejenak untuk berbicara beberapa patah kata dengan aku ". Sian Ceng Tootiang
baru saja akan membuka mulut berbicara. Pemuda berbaju hijau itu dengan
sangat cepat sekali telah meletakan sebuah biji catur lagi. Sian Ceng Tootiang
segera terhisap seluruh perhatiannya keatas papan catur tersebut lagi. Sikap dari
pemuda berbaju hijau itu sebentar berubah menjadi sangat berat, hal ini
memperlibatkan bahwa dia hanya menaruh sebagian dari perhatiannya saja
diatas papan catur dimana sedang bertanding dengan sengitnya melawan Sian
Ceng Too tiang. Tampak dengan suara nyaring ujarnya.
"Loo thay mempunyai pertanyaan apa? ucapkanlah dengan sesukanya". Tanya
Tang Loo thay.

"Putraku kini tertangkap ditempat mana? Pemuda berbaju hijau itu sambil
menurunkan sebuah biji catur sahutnya.

"Perkampungan keluarga Lam Kong di luar kota Lam Yang, Hutan Tiang Cing Lim
disebuah sudut gunung yang terpencil"

Tanya Tang Loo thay lagi.

"Apakah saudara melihatnya dengan mata kepala sendiri?"

Sahut pemuda berbaju hijau itu.

"Sudah tentu aku melihat dengan mata kepala sendiri"

Tang Loo-thay merangkap tangannya memberi hormat kepada Siau Ceng Too
tiang sambil ujarnya.

"Telah mengganggu Tootiang lama sekali, aku kini berpamit untuk mohon diri"

Sambil memutar tubuhnya dia berjalan kearah depan. Terdengar pemuda berbaju
hijau itu dengan nada yang keras ujarnya.

"Penjagaan dari perkampungan keluarga Lam Kong sangat rapat sekali, apalagi
terdapat empat buah larangan yang diatur oleh jago2 dunia kangouw waktu itu,
lima li turun dari kuda, tiga li melepaskan senjata, peraturan yang telah diatur
sukar sekali untuk dilanggarnya, sekalipun Loo thay mempunyai kepandaian yang
sangat tinggi sekali, dan memiliki senjata rahasia yang sangat beracun, tetapi
apabila ingin dengan mempergunakan kekerasan untuk menerjang masuk
kedalam perkampungan keluarga Lam Kong, aku kira bukanlah merupakan suatu
urusan yang sangat mudah--"

Mendadak ia menutup mulutnya, sambil menurunkan sebiji catur ujarnya lagi.210


"Sedangkan apabila kau akan melanggar peraturan yang telah diatur oleh jago2
Bu-lim waktu itu dimana terdapat empat larangan yang harus ditaati. dan
menggunakan kepandaian yang dimiliki dengan kekerasan menerjang masuk
kedalam perkampungan keluarga Lam Kong, aku kira juga sangat sukar sekali
untuk bertemu muka dengan putramu itu"

Pada saat itu Tang Loo cay telah berjalan sampai didepan pintu, mendadak dia
balik kembali, sambil membungkukan tubuhnya memberi hormat ujarnya.

"Pemberitahuan yang kau berikan kepadaku disini aku ucapan banyak terima
kasih, sekalipun telah kau beri tahu, harap sekalian kau memberikan suatu
petunjuk jalan kepadaku"

Ujar pemuda berbaju hijau itu.

"Loo thay harap menunggu sejenak kemudian, setelah Cayhe berhasil menolong
keadaan dari caturku ini, kita bicara lagipun tidaklah terlambat". Kiranya ketika
dia berbicara dengan Tang Loo thay telah membagikan perhatiannya jauh lebih
besar pada perkataan yang sedang diucapkan itu sehingga berturut-turut dua
buah biji catur berhasil dikalahkan oleh Sian Ceng Tootiang, dari kedudukan
bertahan menjadi menyerang dan merebut posisi yang bagus. Sekalipun didalam
hati Tang Loo-thay merasa sangat cemas dan bingung, tetapi diapun tak dapat
berbuat apa2 lagi, terpaksa dengan mengeraskan hatinya menunggu lagi. Pemuda
berbaju hijau itu terhadap permainan catur agaknya mempunyai kepandain yang
sangat tinggi sekali, setelah memusatkan seluruh perhatiannya dan menjalankan
lagi dua biji catur, kedudukannya segera pulih kembali, sedang pada wajah Sian
Ceng Tootiang segera tampil pula sikapnya yang sangat tegang. Tang Loo thay
dengan perlahan berbatuk, belum sempat dia membuka mulut, pemuda berbaju
hijau itu telah menolehkan kepalanya lanjutnya.

"Loo-thay apabila hendak menemui putramu, haruslah terlebih dahulu


menghilangkan keagungan serta kemegahan waktu melakukan perjalanan, mata2
mereka telah tersebar keseluruh penjuru dunia kangouw apalagi nama besar dari
keluarga Tang di daerah Shu Cho sejak lama telah menggetarkan seluruh dunia
kangouw, setiap gerak gerik dari Loo thay sukar sekali untuk menghindarkan diri
dari penglihatan mereka, jika menurut pendapat cayhe tentang gerakan Loo thay
selanjutnya, haruslah dengan menunggang tandu kembali kearah Barat terlebih
dahulu ----------"

Dia berhenti sekejab, kemudian lanjutnya lagi .

"Dan pergilah pada suatu tempat yang tak terdapat satu orangpun, dengan diam2
meninggalkan tandu dan dengan menyamar melanjutkan211 perjalanannya
menuju kearah utara-------"

Tang Loo thay mengerutkan alisnya, ujarnya.

"Aku adalah orang yang macam bagaimana, mana dapat bergerak secara
tersembunyi-sembunyi, pada hari kemudian apabila sampai tersebar didalam
dunia kangouw, bukankah orang akan mentertawakan diriku hingga terlepas
giginya.". Sambil tertawa ujar pemuda berbaju hijau itu .

"Loo tbay apabila tidak mau mempercayai perkataan yang diucapkan oleh cayhe.
itulah tak dapat dikatakan lagi". Tang Loo thay termenung agak lama, setelah
menghela napas panjang2, ujarnya.

"Paling berat adalah cinta kasih dari ibu terhadap putranya, untuk menyelidiki
jejak dari putraku, terpaksa kali ini aku harus melanggar kebiasaanku dan pergi
dengan menyamar". Pemuda berbaju hijau itu tertawa tawar, ujarnya .

"Didalam perkampungan keluarga Lam Kong itu diluar kelihatannya tak nampak
penjagaan sedikitpun juga, padahal sebenarnya secara diam2 menaruhkan
penjagaan yang sangat kuat sekali, dan setiap jengkal tanahnya dijaga, Loo-thay
sekalipun telah berjalan dengan menyamar, tetapi juga sukar sekali untuk
menutupi jejak sebenarnya, asalkan didalam perjalanan jangan sampai
memberikan kecurigaan didalam hati mereka, tak usah telah memasuki jauh
kedalam perkampungan keluarga Lam Kong, mereka sejak sebelumnya tentu
telah memerintahkan orang untuk membuntuti segala gerak gerikmu-----"

Mendadak dia mengerahkan ilmu menyampaikan suara dan lanjutnya .

"Diluar sebelah barat sepuluh li dari hutan Tiang Cim Lim yang mengelilingi
perkampungan keluarga Lam Kong terdapat sebuah desa yang mempunyai
penghuni kurang lebih sepuluh keluarga banyaknya, rumah ke dua dari Barat
kearah rimur berdiam seorang nenek tua yang rambutnya telah memutih
seluruhnya, nenek tua itulah satu2nya orang yang dapat membantu kau
memasuki kedalam perkampungan keluarga Lam Kong itu, tetapi kau haruslah
dapat menjalani dua buah hal, pertama janganlah sampai dicurigai oleh orang lain
sehingga diikuti jejakmu, kedua kau haruslah mempunyai sebuah hadiah yang
dapat menggerakkan hatinya". Tang Loo-cay mengerutkan alisnya, ujar nya.

"Apabila dia tetap tak mau memberikan bantuannya?"

Pemuda berbaju hijau itu termenung berpikir keras, kemudian dengan wajah yang
serius ujarnya.

"Kalau demikian halnya katakanlah kepadanya bahwa "Cap Sah Lang"


Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

Yang menyuruh kau datang mencari dia"

Tanya Tang Loo cay lagi.

"Siapakah Cap Sah Lang itu!"212 Sahut pemuda berbaju hijau itu? kau tak perlu
mengetahui dengan jelas, tetapi begitu kau menyebutkan nama ini, dia pastilah
tak akan menolak permintaanmu itu". Tang Loo-tbay sekalipun merupakan
seorang jago betina yang tak takut langit dan bumi, tetapi perhubungan hati
antara ibu dengan anak jauh lebih penring, sekalipun diluarnya dia dengan paksa
mempertahankan ketenangan perasaannya, tetapi sebenarnya didalam hati sejak
semula telah menjadi kalut tak keruan, sekalipun mendengar perkataan dari
pmuda berbaju hijau itu kecanggungannya sangat besar sekali, tetapi dia tak mau
memikirkan akan hal itu lagi, sambil memutarkan tubuhnya dia berjalan pergi.
Sian Ceng Tootiang sejak tadi seluruh perhatiannya telah terhisap diatas papan
catur tersebut, terhadap Tang Loo-thay kapan meninggalkan tempat itu dia sama
sekali tidak merasa, menanti setelah seluruh biji caturnya telah ludes dan tak
mempunyai daya untuk melakukan pembalasan serangan lagi, barulah dengan
panjang dia menghela napas, ujarnya.
"Pinto didalam hati mengira bahwa dengan duduk tenang selama beberapa tahun
ini akan mendapatkan kemajuan didalam hal permainan catur ini, tetapi sungguh
tak kusangka kalau masih tetap kalah satu tingkat dari kau--"

Sinai matanya berputar, ketika dia nampak Tang Loo thay telah tak terdapat di
tempat itu, tanpa terasa dia menjadi tertegun, tanyanya dengan keheranan .

"Bagaimana ?? Tang Lao thay apakah telah pergi ??". Sambil tertawa sahut
pemuda berbaju hijau itu .

"Telah pergi sejak tadi2

". Sian Ceng Tootiang menghela papas, ujarnya .


"Tang Loo thay selalu merupakan jago betina yang disegani dan mempunyai nama
yang sangat terkenal didalam dunia kangouw pinto demikian dinginnya
menyambut kedatangannya, aku kira akan menimbulkan rasa dendam didalam
hatinya ". Ujar pemuda berbaju itu "

Tak mengapa, dia sedang merisaukan putra kesayangannya yang telah lenyap
tanpa bekas itu.

dan hatinya sangat bingung sekali, tak mungkin mempunyai waktu yang sangat
banyak untuk memikirkan akan hal ini".

Sian Ceng Tootiang dengan perlahan-lahan mengalihkan sepasang sinar matanya


ke atas wajah pemuda berbaju hijau itu, lanjutnya kemudian .

"Kau dengan menggunakan sepasang tanganmu untuk mempertaruhkan rahasia


di dalam Bu-lim, pertaruhan ini sesungguhnya sangat besar sekali, untung pinto
lah yang mengalami kekalahan-----". Pemuda berbaju hijau itu tertawa tawar,
lanjutnya .213

"Apabila yang mengalami kekalahan adalah cayhe, ruangan yang demikian rajin,
bersih serta cantik dari Tootiang ini, sejak tadi telah penuh berlumuran darah
segar ". Ujar Sian Ceng Tootiang lagi "Kau dengan mengunakan perkataan2 yang
kau ucapkan baru2 ini untuk menyindir diriku, pinto kalau memangnya telah
mengalami kekalahan, sudah tentu tidak akan mungkir lagi dengan apa yang telah
pinto janjikan---___ Dia berhenti sejenak, dan mengangkat wajahnya untuk
berpikir dengan keras beberapa saat. kemudian barulah dengan perlahan lahan
ujarnya .

"Inilah suatu urusan dan peristiwa yang terjadi pada sepuluh tahun yang lain, aku
selalu menyimpan peristiwa ini didalam hatiku, tetapi selamanya belum pernah
kuberitahukan kepada orang lain, Hey-- ! urusan yang sangat rahasia dari Bu lim
ini selain pinto seorang yang mengetahui akan hal ini, aku kira tak akan ada
lainnya lagi "! Sepasang alis dari pemuda berbaju hijau itu menjadi tergerak, dari
sepasang matanya memancar keluar sinar yang sangat tajam sekali, sambil
tertawa ujarnya.

"Bagus sekali, bagus sekali, makin bertambah rahasia makin baik lagi!". Wajah
dari Sian Ceng Tootiang mendadak berubah menjadi sangat serius sekali, dengan
sangat perlahan sekali ujarnya ."Inilah suatu petistiwa bersama antara golongan
Pek to dan golongan Hek to didalam Bu lim, pinto didalam memikirkan akan hal
ini telah menghilangkan sepuluh tahun lamanya, tetapi selalu ragu2 tak menentu,
entah haruslah mengumumkan peristiwa ini didalam dunia persilatan ???. Ujar
pemuda berbaju hijau itu lagi.

"Jika didengar dari perkataanmu itu, peristiwa itu tidaklah kecil pengaruhnya
didalam Bu lim". Sahut Sian Ceng Toatiang.

"Bukan saja tidak kecil pengaruhnya di dalam dunia persilatan, bahkan sangat
menggetarkan hati setiap orang". Tanya pemuda berbaju hijau itu dengan cepat.

"Urusan apa??? sehingga demikian penting dan beratnya". Sian Ceng Tootiang
tidak memperdulikan pemuda berbaju hijau itu, sambii memejamkan sepasang
matanya, dia berdiam diri tak berkata kata lagi. Tampak kulit pada wajahnya itu
sedikit terlihat gemetar tak henti2nya, hal ini membuktikan didalam hatinya kini
sedang merasakan pergolakan yang sangat hebat memikir peristiwa rahasia yang
sulit entuk diturunkan didalam dunia kangouw. Sepasang alis dari pemuda
berbaju itu sedikit terlihat berkerut,214 pada mututnya tersungging suatu
senyuman yang sangat ringan, tetapi senyuman itu hanyalah terlihat sepintas lalu
saja, dengan per lahan2 dia pun memejamkan sepasang matanya, dan duduk
berdiam diri dengan tenangnya. Dua orang itu saling duduk berhadapan den
memejamkan matanya, hal ini bertalian hingga seper minum teh lamanya.
Mendadak Sian Ceng Tootiang mementangkan sepasang matanya, dengan suara
yang sangat dalam ujarnya.

"Kita telah berkawan selama beberapa tahun lamanya, tetapi sampai kini pinto
masih tetap tak mengetahui nama serta She dari saudara!". Pemuda berbaju hijau
itu tetap memejamkan sepasang matanya, tetapi pada bibirnya sambil tersenyum
sahutnya . Cayhe Jien Bu Sim adanya !". Sian Ceng Tootiang dengan seorang diri
mengguman.

"Jien Bu Sim, Jien Bu Sim ------- Jien atau Kasai tetapi Bu Sim atau tak berhati,
sungguh suatu nama yang sangat aneh sekali". Ujar pemuda berbaju hijau itu .

"Tootiang sebelum memasuki perguruan ini dan mengikuti agama To aku kira
pastilah mempunyai nama serta She dari keluarganya, tetapi orang yang hidup
pada saat ini ada beberapa orang yang mengetahui akan hal ini, kegunaan dari
suatu nama tak lebih hanyalah suatu tanda saja, nama bagus atau jelek,
mempunyai keanehan ditempat mananya--- ---"

Mendadak dia mementangkan sepasang matanya, lanjutnya lagi .

"Tootiang setelah termenung sangat lama aku kira pastilah telah mengingat
kembali peristiwa yang telah lain lalu itu, Cayhe disini akan mendengar dengan
cermat". Sian Ceng Tootiang termenung agak lama baru ujarnya lagi .

"Urusan ini bukanlan urusan yang sembarangan, satu patah perkataan jika
diucapkan salah saja segera kemungkinan akan timbul suatu bencana banjir darah
yang tak dapat dicegah lagi didalam dunia kangouw"

Ujar pemuda berbaju hijau itu .

"Apakah Tootiang telah menyesal ???". Sian Ceng Tootiang tertawa tawar,
sahutnya "Urusan ini telah disimpan didalam hati pinto selama puluhan tahun
lamanya, dan kini telah terasa agak kaku untuk dibicarakan keluar lagi, bukannya
aku tidak ingin memberitahukan akan hal ini, hanyalah sukar sekali bagiku untuk
mencari kata2 pembukaannya"

Ujar Jien Bu Sim.


"Cayhe percaya kalau mempunyai cara untuk membantu rahasia yang terpendam
didalam hari Tootiang, entah dapatkah cayhe membantunya?"215 Se konyong2
Sian Ceng Tootiang menghela napas panjang2, ujarnya.

"Inilah suatu peristiwa yang terjadi pada tiga puluh tahun yang lain, pada saat itu,
pinto masih belum menjabat sebagai ciangbunjien dari partai Bu-tong pay, pinto
dengan mengikuti suhu melakukan perjalanan jauh menuju keatas gunung Kunlun
San untuk menghadiri suatu pertemuan, orang2 yang hadir didalam pertemuan
itu semuanya merupakan jago2 yang mempunyai nama serta kedudukan yang
sangat tinggi didalam Bu lim waktu itu, berbicara mengenai ciangbunjin dari
partai2 besar saja, selain suhu dari pinto, hanyalah cianghungjin dari Siauw-lim
Pay saja, partai besar lainnya, apabila bukannya di wakili orang murid tertua dari
partainya untuk menghadiri pertemuan tersebut, tentunya angkatan tua dan
mempunyai kedududukan yang sangat tinggi didalam partainya, dan mewakili
menghadiri pertemuan itu, perjamuan itu berlangsung selama tiga hari lamanya
dan bubar dengan sangat gembira sekali, waktu pulangnya Ciangbunjin dari Siauw
lim Pay berjalan ber sama sama dengan suhu menuju kearah Timur, pada suatu
siang hari mendadak turun hujan yang sangat deras sekali, kami berjalan
sebanyak empat orang meneduh dibawah sebuah karang gunung?' Jien Bu Sim
agaknya mendengarkan dengan penuh perhatian, sinar matanya tak henti2nya
memandang kearah Sian Ceng Tootiang, ketika mendengar ceritanya hingga
meneduh dibawah sebuah karang gunung, mendadak potongnya.

"Diantara keempat orang itu selain Tootiang dengan suhu Tootiang. tentunya
cianhbunjien dari partai Siauw lim Pay bukan? tetapi orang yang satunya lagi
entah siapa?"

Sahut Sian Ceng Tootiang "

Pinto lupa untuk mengatakan dengan jelas, orang satunya lagi adalah murid
kepala dari Siauw-lim pay, yaitu ciangbunjin dari partai Siauw lim Pay sekarang ini,
Pek Jien Thaysu ".

Sahut Pemuda berbaju hijau itu.

''Kiranya demiklan adanya, lalu bagaimana ??? ".


Sian Ceng mengerutkan alisnya, lanjutnya.

"Dibawah dari karang gunung itu terdapat lagi sebuah goa batu yang ditutupi oleh
pohon2 siong yang sangat pendek dan lebat. setelah memasuki bawah dinding
gua itu barulah dapat melihat pintu dari gua itu, peraturan dari Siauw lim dengan
Partai Butong Pay sangatlah keras sekali, Pek Jien dengan pinto sekalipun telah
menemukan gua batu yang kecil itu, tetapi tidak berani membuka suara untuk
memberitahukan menanti setelah suhuku menemukannya barulah dengan
seorang diri dia berjalan memasuki gua kecil itu, tetapi siapa tahu suhu setelah
memasuki selama seperminum teh lamanya tetap tak nampak dia keluar kembali,
sekalipun didalam hati pinto menjadi sangat tidak sabaran tetapi berada di
hadapan Tian Liong Thaysu mau tak mau pinto harus berpura-pura216 untuk
tetap bersikap tenang, menanti lagi baberapa waktu lamanya, agaknya Thian
Liong Thaysu juga merasa sangat heran sekali, dia bangkit berdiri dan memasuki
kedalam gua kecil itu, tetapi siapa tahu begitu dia masuk ternyata juga tak
terdengar kabar beritanya, pinto dengan Pek Jien Thaysu berturut-turut menanti
beberapa saat kemudian, tetapi tetap tak mendapatkan berita sedikitpun juga,
pada saat itu pinto dengan Pek Jien Thaysu telah tak dapat menahan sabar lagi,
setelah berunding sejenak, bersama-sama berjalan memasuki gua kecil itu, tetapi
siapa tahu begitu memasuki kedalam gua itu nampak suhu beserta Thian Liong
Tbaysu semuanya telah menggeletak diatas tanah, sepasang matanya ditutup
dengan sangat rapat, agaknya telah menemui kematiannya, ia terkejut pinto pada
waktu itu tidaklah kecil, segera pinto membopong suhu keluar gua dan
membantu melancarkan jalan darahnya, diatas jalan darahnya dengan perlahan
diurut------", Potong Jien Bu Sim.

"Bagaimana dengan Thian Liong Thaysu dengan Pek Jien Thaysu ??". Siao Ceng
Tootiang menghela napas panjang, sahutnya.

"Thian Liong dengan Pek Jien Thaysu jika dibandingkan dengan pinto bertindak
keluar setindak lebih lambat, aku kira Pek Jien Thaysu mengadakan pertolongan
terlebih dahulu didalam gua itu baru kemudian membopong Thian Liong Tbaysu
keluar dari gua itu". Jien Bu Sim agaknya tidak menginginkan untuk memutuskan
perkataan Sian Ceng Tootiang ditengah jalan, dengan tertawa tanyanya.

"Kemudian bagaimana ???". Sahut Sian Ceng Tootiang.


"Suhuku setelah sadar kembali hanya mengatakan sepatah kata saja
memerintahkan aku mengirim pulang tubuhnya kemudian menutup matanya lagi,
keadaan serta pemandangan pada waktu itu sungguh tak karuan sekali, dalam
hati Pinto mrasa sangat kacau dan bimbang, kebiasaan dari suhu biasanya sangat
keras sekali, setiap perkataan yang telah diucapken haruslah dijalankan tanpa
berubah lagi dan tidak memperkenankan orang lagi, pinto begitu mendapat
perintah dari suhu, segera menggendong tubuhnya dengan sekuat tenaga siang
malam melanjutkan perjalanan pulang keatas gunung Bu tong San-----". Ujar Jien
Bu Sim.

"Suhumu apakah tidak meninggalkan pesan2 yang lain kepada Tootiang?"

Sian Ceng Tootiang menghela napas panjang, ujarnya lagi.

"Begitu aku memasuki pintu kuil segera memerintahkan beberapa orang sute
untuk berkumpul didalam kamar suhu, dan menantikan perintah selanjutnya,
tetapi siapa tahu setelah menanti beberapa saat lamanya, tetap tak nampak suhu
mendusin kembali, tetapi juga tidak putus napas, terus menerus tetap kempas
kempis tak putus2nya".217 Jien Bu Sim mendadak mengedipkan sepasang
matanya, ujarnya.

"Hal ini sungguh sangat aneh sekali"

Ujar Sian Ceng Tootiang "Pinto beserta beberapa orang sute melihat lama sekali
tidak nampak suhu menjadi sadar kembali segera memutuskan untuk sambil
menggunakan ilmu mengurut jalan darah untuk melancarkan jalannya darah
didalam urat nadi suhu, sambil menggunakan obat mujarab dari partai Butong
diberikan pada suhu, kedua hal ini di jalankan hanya mengharapkan ciang bunjin
segera dapat menjadi sadar kembali---"

Berkata sampai disini mendadak dia berhenti berbicara, sedang pada wajahnya
menampilkan suatu perasaan yang sangat menakutkan dan berduka sekali,
dengan perlahan lahan dia memejamkan sepasang matanya.
Terlihat bahwa didalam hatinya kini sedang membayangkan kembali suatu
kejadian yang sangat mengerikan dan menakutkan sekali, apabila dipikirkan
kembali, dalam hatinya tanpa terasa menjadi sangat tak enek sekali.

Jien Bu Sim tahu bahwa didalam hati nya kini sedang timbul suatu getaran yang
sangat hebat sekali, dan memejamkan sepasang matanya mengharapkan dengan
mengatur pernapasan dan menenangkan pikirannya itu segera dapat menindas
kembali pergolakan yang terjadi didalam hatinya, dia tidak menanyakan lagi dan
mengawini dia duduk berhadapan.

Setelab lewat beberapa saat kemudian, barulah Sian Ceng Too tiang dengan
perlahan mementangkan kembali sepasang matanya kembali, ujarnya lagi.

"Mungkin menunggu satu jam kemudian, pada saat itu adalah disuatu tengah
malam yang sangat sunyi sekali, suhu mendadak sadar kembali dan bangkit
berdiri, telapak tangannya mendadak melayang menghantam kearah pinto,
menurut peraturan yang terdapat didalam Bu tong Pay kami, selamanya sangat
keras sekali. kini nampak telapak tangan dari suhu telah berada didepan matanya,
juga tidak berani untuk menghindarkan diri, tetapi bagaimanapun juga manusia
masih membutuhkan suatu kehidupan, membuat pinto tanpa terasa telah
menghindarkan diri dari serangan yang ditujukan kearah jalan darah penting
didepan dada, pukulan itu dengan sangat tepat sekali telah mengenai bahu kanan
pinto sehingga membuat dua buah tulang iga pinto menjadi patah seketika itu
juga dan jatuh keatas tanah, untung aku tidak sampai ke hilangan kesadaranku,
nampak sepasang mata suhu memancarkan sinar mata yang sangat aneh sekali
bagaikan seorang yang telah gila dan kalap, dengan keras aku membentak
beberapa orang suteku untuk dengan cepat mengundurkan diri, tetapi siapa tahu
tetap telah terlambat satu tindak, dua orang sute telah berhasil dicengkeram urat
nadinya, pada saat itu, sekalipun mereka telah berhasil mempelajari suatu ilmu
kepandaian silat yang sangat tinggi tetapi tidak berani untuk218 turun tangan
melawan, dengan hidup2 anggota badan mereka telah diputuskan oleh suhu dan
dengan keras dihantam jalan darah pentingnya sehingga muntah darah tak henti
hentinya, pinto pada saat itu mendapatkan bantuan dari Sian Seng Sute
meloloskan diri dari bahaya kematian. Peristiwa yang demikian duka serta
mengerikan itu sampai saat ini jika dipikirkan lagi membuat hati orang menjadi
takut dan ngeri, sehingga merasa tak tenteram hatinya". Tanya Jien Bu Sim lagi .
"Bagaimana selanjutnya ?? ". Sahut Sian Ceng Tootiang .

"Pinto setelah mendapatkan bantuan dan pertolongan dari Sian Seng Sute
sehingga lolos dari kematian, Sian Gwat, Sian Koang dua orang sute hatinya kuatir
kalau sampai terjerumus dalam kegilaan serta kekalapan yang diderita oleh suhu
itu, segera ikuti keluar dari ruangan dan mengunci ruangan tersebut ". Tanya Jien
Bu Sim lagi "Dengan kepandaian silat yang dimiliki oleh suhumu itu, kedua belah
pintu yang terbuat dari kayu itu bagaimana dapat menahan dia didalam
ruangan ?? ". Sahut Sian Ceng Tootiang . Inilah suatu peristiwa yang sangat aneh
dan mengherankan sekali, segala perubahan yang terjadi semuanya sukar untuk
dipikirkan dan diduga terlebih dahulu, setelah suhu terkunci didalam ruangan itu,
bukannya mendobrak pintu untuk keluar dari ruangan, malah sebaliknya
melampiakkan seluruh kebenciannya keatas tubuh kedua orang sute yang sedang
menderita luka dan berbaring diatas tanah, tubuh mereka menjadi hancur ber-
keping keping dan menemui kematiannya di bawah sobekan2 yang dilancarkan
oleh suhu, 41 === Hey---I walaupun seorang yang mempunyai dendam sakit hati
sebagaimana dalamnyapun juga sukar untuk turun tangan sedemikian kejamnya,
apalagi anak murid yang dididik oleh suhu sepuluh tahun lebih, aku dengan kedua
orang sute dengan mata kepala sendiri melihat hal ini sungguh merasa sangat
berduka dan bersedih sekali, tetapi orang yang menurunkan tangan jahat itu
ternyata adalah suhu yang mendidik kami, pun merupakan seorang ciangbunjin
dari satu partai besar, apabila turun tangan menolong, keadaan serta situasinya
tentunya akan segera berubah menjadi suatu keadaan dimana suhu dan murid
mengadakan pertempuran yang sengit dan mengerikan ------". Jien Bu Sim tiba2
memotong perkataannya, tanyanya .

"Suhumu Tootiang kini berada dimana!?? masihkab dia hidup didunia ini??? ".
Sahut Sian Ceng Tootiang.219

"Sejak dahulu telah meninggal dunia?Hey, ! suhuku setelah menghancurkan


tubuh kedua suteku sehingga berkeping-keping, seluruh kebencian yang
terkumpul di dalam hatinya agaknya masih belum lenyap semuanya, achirnya dia
menggigit putus lidahnya sendiri, dan menghancurkan batok kepalanya dan
menemui ajalnya ----". Ujar Jien Bu Sim .

"Peristiwa ini selain ketiga orang sutemu itu, apakah tidak ada orang lain yang
mengetahui lagi?? Sahut Sian Ceng Tootiang.
"Mereka hanya mengetahui kalau suhu mendadak berubah menjadi seorang yang
tidak beres ingatanya, tetapi pengalaman sebagian dimukanya mereka tak
mengetahui sedikitpun juga, sedang Pek Jien Thaysu sekalipun mengetahui kisah
didepannya tetapi peristiwa suhuku membunuh mati muridnya sendiri yang
terjadi dibelakangan ini dia juga tidak mengetahuinya sama sekali, pinto sendiri
malah dari permulaan hingga akhir peristiwa mengikuti dengan mata kepala
sendiri -----!"

Dia berhenti sejenak, tidak menanti Jien bu Sim membuka mulut bertanya lagi,
dengan sendirinya dia meneruskan .

"Pinto dengan ketiga orang sute setelah berunding sebentar segera memutuskan
untuk merahasikan peristiwa yang sangat mengerikan ini, dan menyembunyikan
untuk menghindari mendapatkan ejekan2 yang di lontarkan pada partai Butong
Pay, satu bulan kemudian, luka yang diderita oleb Pinto telah sembuh seluruhnya,
dan menerima jabatan sebagai cangbunjien dari Bu tong Pay ini, pernah pinto
mengundang beberapa jago berkepandaian tinggi dari partai kami untuk
berangkat menuju ke goa batu waktu itu untuk memeriksanya, tetapi terlihat
suasana serta keadaan ditempat itu tetap serupa saja, sedikitpun tidak melihat
tempat2 yang mencurigakan, gua itu tak lebih hanyalah merupakan suatu gua
batu yang biasa saja, terpaksa pinto menyembunyikan hal ini didalam hati,
berturut turut telah lewat ber puluh2 tahun lamanya tak pernah membicarakan
soal ini kepada orang kedua, ketiga suteku masih menganggap bahwa suhu
mendadak telah menderita suatu penyakit yang sangat aneh sekali sehingga
berubah menjadi seorang yang tidak beres ingatannya babkan menjadi kalap,
tetapi setiap kali Pinto memikirkan akan hal ini, segera merasakan didalam hati
terasa agak menjadi berat dan merasa tidak tentram, rahasia yang terkandung
didalam hatiku itu bagaikan merupakan sebuah pedang yang sangat tajam
menusuk didalam hatiku setiap malam, membuat Pinto menderita selama ber-
puluh2 tahun lamanya, dan sukar untuk membicarakannya kembali----"

Jien Bu Sim agaknya terhadap peristiwa lalu yang mengerikan dan menyedihkan
ini telah membangkitkan kegembiraan hatinya, segera tanyanya lagi .
"Pengalaman yang dialami oleh Thian Liong Thaysu aku kira220 pastilah
menyerupai dengan apa yang dialami oleh suhu Tootiang ???". Ujar Sian Ceng
Tootiang .

"Bagaimana dengan pengalaman yang di alami oleh Thian Liong Thaysu pinto
sendiri juga tidaklah begitu jelas, tetapi Pek Jien Thaysu setelah kembali kekuil
tidak sampai satu bulan lamanya telah menerima juga jabatan sebagai
Ciangbunjin dari partai Siauw lim Pay seperti halnya dengan pinto sendiri - - -". Dia
berhenti sejenak dan menghela napas panjang2, lanjutnya lagi.

"Didalam Tiga puluh tahun ini sekalipun pinto pernah berjumpa beberapa kali
dengan Pek Jien Thaysu, tetapi dia agaknya mempunyai maksud untuk
menghindarkan diri dengan pinto terpaksa tak berani ber tanya lebih banyak lagi
untuk membuat orang lain menjadi serba salah ". Jien Bu Sim mendadak bangkit
berdiri, sambil ujarnya. Dengan mendapatkan kepercayaan dari Tootiang kepada
cayhe sehingga mau memberitahukan kepada cayhe mengenai peristiwa
mengerikan yang terjadi pada puluhan tabun yang lalu yang selalu disembunyikan
didalam hati Tootiang, aku disini mengucapkan sangat berterima kasih sekali ".
Dia merangkap tangannya memberi hormat, kemudian lanjutnya lagi .

"Cayhe disini mohon diri, tiga bulan kemudian akan datang lagi keatas gunung Bu
tong San untuk bermain catur lagi dengan Tootiang ". Sian Ceng Tootiang
mendadak terlihat sikapnya telah berubah menjadi gembira lagi, ujarnya .

"Didalam hati pinto telah membunyikan banyak sekali rahasia, tentang peristiwa
ini telah pinto ceritakan dengan sangat jelas sekali, maafkan kalau pinto tak ada
ucapan lain lagi tentang peristiwa ini ". Jien Bu Sim tertawa, ujarnya.

"Lain kali kita akan berganti dengan taruhan yang lain saja ". Sepasang kakinya
ditutulkan keatas tanah, dengan menerjang kearah pintu dia melayang keluar,
tampak sebuah bayangan manusia berkelebat dan lenyap dari pandangan. Sian
Ceng memandang bayangan tubuh dari Jien Bu Sim yang dengan cepat lenyap
dari pandangan mata, setelah termenung agak lama, mendadak dia mengambil
tongkat diatas meja dan dipukulkan keatas lonceng tembaga. Lonceng tembaga
itu berbunyi tiga kali, dan mendengung tak henti2aja, suara lonceng itu belum
berhenti berbunyi, tampak seorang toosu kecil yang sangat tampan sekali telah
membuka tirai masuk kedalam, sambil merangkap tangannya memberi hormat,
dia menundukan kepalanya menanti perintah. Dengan nada yang sangat rendah
ujar Sian Ceng Tootiang .

"Cepat kau pergi memanggil Sian Seng, Sian Koang dua orang susiok ".221 Toosu
kecil itu menyahut menerima perintah, didalam sekejab mata saja telah
membawa dua orang Toosu berusia pertengahan yang memakai jubah berwarna
hitam berjalan masuk kedalam ruangan yang mungil tersebut. Kedua orang itu
bersama2 merangkap tangannya, sambil membungkukan diri memberi hormat
ujarnya kepada Sian Ceng Tootiang.

"Ciangbun subeng mempunyai perintah apa ???". Sahut Sian Ceng Tootiang
sambil tersenyum .

"Hampir setahun lamanya tidak bertemu dengan kalian berdua sute". Tootiang
berusia agak tua yang berdiri disebelah kiri mendadak maju dua langkah kedepan
sambil membungkukkan diri memberi hormat ujarnya .

"Siauw te berguna untuk menahan serangan musuh tangguh sehingga


mengganggu ketenangan dari suheng, kini mobon diberi hukuman ". Sambil
tertawa sahut Sian Ceng Tootiang.

"Orang yang datang adalah Tang Loo thay yang mempunyai nama yang sangat
terkenal didalam dunia kangouw, sute tak berhasil menahan dirinya, juga tak
dapat dikatakan telah kehilangan muka". Mendadak dia menghela napas dengan
perlahan, ujarnya lagi .

"Kalian berdua sute silahkan duduk, pinto mempunyai suatu urusan yang sangat
penting sekali yang hendak dirundingkan dengan kalian berdua". Kedua orang itu
adalah Sian Seng serta Sian Kaong yang merupakan salah satu dari Bo-tong Shu
Loo, kedua orang itu saling bertukar pandangan sejenak keudian ber sama-sama
berkata .

"Ciangbun suheng mempunyai perintah apa silahkan untuk memberitahu kepada


kami, tentang berunding dua kata kami sekalian mana berani untuk menerimanya
". Sian Ceng dengen perlahan-lahan mengalihkan pandangannya keatas tubuh
Sian Seng Tootiang, ujarnya kemudian .
"Kalian berdua sute apakah mengetahui mengapa pinto menjalankan semedi
selama setahun lamanya ?? "

Hati dan sifat Sian Seng paling jujur dan selamanya tak dapat untuk berpikir
panjang, mendengar pertanyaan ini tanpa terasa dia menjadi tertegun, sambil
mementang mulutnya lebar2, dia berdiam diri tak sepatah katapun yang keluar
dari mulurnya yang terbuka itu.

Sian Koang Tootiang sambil mengelus jenggotnya dia termenung sejenak


kemudian ujarnya .

"Suheng apakah dikarenakan jurus serangan "

Hwee Thian Sam Cau atau tiga jurus langit berputar dari ilmu pedang Thay-khek
Hwie Kiam Hoat ???-,222 ******** ** BAGIAN KETIGA BELAS ** Dengan nada
yang serius sahut Siao Ceng Tootiang .

"Sute hanya menebak betul separuh bagian saja-----"

Dia mendongakkan kepalanya, sambil menghela napas panjang ujarnya.

"Kekacauan didalam dunia kargouw kini telah hampir tiba, ketenangan yang
terjadi didalam Bu-lim selama berpuluh- puluh tahun ini, tidaklah lebih hanya
merupakan suatu ketenangan disaat akan terjadinya suatu hujan badai yang
sangat hebat didalam Bu-lim, Hey ? ? ?! Hujan badai menerjang keatas loteng
yang indah, kematian yang dialami oleh Tiongoan Shu Cincoe kini telah tersebar
luas diseluruh dunia kangouw yang sekaligus merupakan tanda bahaya pula bagi
jago2 dari seluruh dunia persilatan, mulai saat ini juga, didalam dunia kangouw
segera akan terjadi suatu kancah pertempuran yang sangat mengerikan sekali
bahkan sampai terjadinya darah segar membanjiri bumi ????". Agaknya dia
merasa bahwa perkataan yang baru saja diucapkan itu terlalu berlebihan, sukar
sekali untuk dipahami oleh orang lain, sedang dirinyapun tidak mempunyai daya
untuk secara keseluruhan memberikan sebab2nya serta akibatnya kemudian,
dengan panjang dia menghe!a napas, persoalannya segera dialihkan, ujarnya lagi .

"Pada saat Sian Gwat Sute meninggalkan gunung, apakah pernah


memberitahukan kepada kalian berdua sute??? ". Sahut Sian Seng Tootiang .
"Pada saat Sian Gwat Subeng meninggalkan gunung, dia hanya memberitahukan
kepada pinto bahwa ada urusan yang sangat tergesa- gesa sekali sehingga harus
turun gunung melakukan perjalanan, tetapi tidak pernah mengatakan kapan akan
kembali keatas gunung lagi ! ". Sian Ceng memejamkan matanya berpikir keras
beberapa saat, kemudian ujarnya lagi.

"Kemungkinan sekali Sion Gwat sute kini telah terjebak didalam keadaan antara
hidup dan mati ----". Sian Seng, Sian Koang Tootiang bersama sama menjadi
sangat terkejut, ujarnya "Perkataan suheng baru2 ini bagaimana dapat
diucapkan ???". Dari sepasang mata Sian Ceng Tootiang memancarkan sinar mata
yang sangat tajam sekali, ujarnya kemudian223

"Aku hanyalah mempunyai perasaan sertai dugaan seperti itu, Hey- ----! Hanyalah
dapat disalahkan aku terlalu memandang rendah urusan sehingga ternyata tidak
mengadakan pencegahan sebelumnya, untuk urusan ini cepat atau lambat, aku
haruslah mengadakan perjalanan turun gunung satu kali -------"

Sinar matanya dengan per-lahan2 diatas wajah kedua orang itu, kemudian
lanjutnya lagi.

"Perjalanan kami ini kemungkinan akan terjadi perubahan apapun, dengan


kekuatan yang dimiliki pinto sekarang ini aku kira tidaklah cukup untuk
mengatasinya, Sian Koang sute harap mengikuti pinto di dalam perjalanan ini,
sedang urusan mengenai dalam kuil untuk sementara diwakilkan kepada Sian
Seng Sute -------"

Dengan cepat ujar Sian Seng Tootiang.

"Kecerdasan dari Siauw te sangat tipis sekali, aku kira sukar sekali untuk memikul
tugas yang demikian beratnya itu".. Sian Ceng Tootiang tertawa tawar, sahutnya .

"Tentang hal ini aku telah mempunyai pikiran yang masak, Sian Seng sute tak
usahlah menolak lagi -----"

Sinar matanya beralih keatas wajah Sian Koang Tootiang, ujarnya lagi.
"Sian Koang Sute cepatlah kau meringkas sedikit barang2 serta pakaian, kita
segera akan berangkat mengadakan perjalanan. Sian Koang bersiap akan
membuka mulut tetapi tak jadi, dengan cepat dia memutar tubuhnya dan
mengundurkan diri. Sejenak kemudian Sian Koang Tootiang dengan cepat dan
tergesa gesa telah kembali lagi kedalam ruangan mungil itu. Pada saat ini, dia
telah berganti dengan sebuah jubah berwarna hijau, rambutnya digulung tinggi
dan memakai kaus berwarna putih, pada punggungnya menyoren sebilah pedang,
sedang kakinya memakai sepatu dari rumput, sambil merangkap tangannya
memberi hormat kepada Sian Ceng Tootiang ujarnya.

"Siauw-te telah selesai mempersiapkan diri, hanya menanti perintah selanjutnya


dari suheng untuk segera melakukan perjalanan". Sian Ceng Tootiang tersenyum,
sahutnya "Kita segera berangkat kini juga". Tubuhnya meloncat menyambar
sebilah pedang panjang yang tergantung diatas dinding, melajang keluar dari
ruangan yang indah tersebut. Sian Seng membungkukkan tubuhnya menghantar,
sambil dengan keras teriaknya.

"Bu Liang-So-Hud ! Suheng, sute ditengah perjalanan semoga selalu selamat, dan
dengan cepat menemukan kembali jejak dari Sian Gwat suheng".224 Dari tempat
kejauhan terdengar berkumandang datang sebuah suara yang sangat ramah
sekali dari Sian Ceng Tootiang.

"Sute hati2lah menjadi kuil Sam Yuan Koan -----"

Suara itu dengan cepat berlalu dan makin lama makin kecil suaranya dan akhirnya
lenyap dari pendengaran.

Tiga hari setelah berlalunya dua orang jago berkepandaian tinggi yang tak pernah
berlalu dari kuil Sam Yuan Koan itu, dibawah puncak gunung Siong San, diluar kuil
Siauw lim sie yang sangat terkenal didalam dunia kangouw itu muncul seorang
pemuda berbaju hijau yang mempuujai wajah sangat tampan sekali.

Kuil Siauw Lim Sie yang sangat angker itu, baru2 ini mendadak mulai diadakan
dengan suatu penjagaan yang sangat ketat dan keras sekali, diluar kuil maupun
didalam kuil penuh diliputi oleh penjaga2 yang baik berjaga secara terang2an
maupun secara menggelap, suhgguh2 keras sekali penjagaannya, sekalipun
seekor burung juga sukar sekali untuk terbang masuk.
Pemuda berbaju hijau baru saja berada diluar kuil Siauw-lim Sie kira2 sepuluh li,
telah diketahui oleh penjaga yang diatur disekitar kuil maupun yang disebarkan
dijalan-jalan menuju kearas kuil, dengan cepat berita dikirim dan membunyikan
tanda bahaya.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

Oleb karena itu, ketika pemuda itu sampai diluar kuil Siauw-lim Sie, segera terlihat
tiga orang Hweesio yang memakai pakaian Lhasa dan membawa sebuah toya
dengan berdiri sejajar menyambut didepan kuil Siauw lim Sie tersebut.

Hweesio yang ditengah dan baru ia kurang lebih lima puluhan dengan sangat
angker berdiri tegak, dari matanya memancar keluar sinar yang sangat tajam, hal
ini membuktikan kalau hweesio tersebut memiliki tenaga dalam yang sangat
sempurna.

Pemuda berbaju hijau itu ketika sampai diluar kuil Siauw-lim Sie pada jarak
empat-lima kaki, mendadak memperlambat langkah kakinya, setelah memandang
sejenak kearah ketiga orang hweeshio itu dengan langkah yang sangat perlahan
sekali berjalan kearah depan.

Hweesio yang berdiri ditengah itu tiba2 mengucapkan kata2 pujian kepada
Buddha dengan nyaring, sedang tangan kirinya diletakkan didepan dadanya
sambil ujarnya.

"Omintohud ! Sicu silahkan". Pemuda berbaju hijau itu tertawa tawar, sambil
merangkap tangannya memberi hormat sahutnyaa .

"Terima kasih tiga orang Thaysu menyambut dari jauh ". Ketiga hweesio itu
bersama sama menjadi tertegun, tetapi didalam sekejab saja telah berubah
kembali menjadi tenang. Hweesio tua yang berdiri ditengah itu mendadak
tersenyum, ujarnya .

"Jika didengar dari perkataanmu itu, sicu memangnya mengandung225 maksud


tujuan datang kemari, entah mempunyai urusan apa ?? ". Dari sepasang mata
pemuda berbaju hijau itu memancarkan sinar yang sangat tajam sekali, setelah
menyapu sekejab kearah ketiga orang hweesio itu sambil tertawa sahutnya
dengan tenang .

"Cayhe hendak menemui Pek Jien Thaysu!". Hweesio tua yang berdiri ditengah itu
se-konyong2 maju dua langkah kedepan, tanyanya .

"Entah siapakah nama dari sicu ???". Sahut pemuda berbaju hijau itu .

"Cayhe Jien Bu Sim, sebutan "Thaysu -------". Hweesio tua yang berdiri ditengah
itu tertawa ringan, sahutnya .

"Loohu Pek Jien !". Ujar Jien Bu Sim lagi.

"Harap Thaysu mau memberitahukan kepada Pek Jien Thaysu katakanlah cayhe
mempunyai urusan hendak bertemu sejenak dengan dia ". Sahut Pek Jen Thaysu .

"Ruangan kuil sangat luas sekali tak ada tamu yang tak disambut, hanya sayang
sicu datangnya terlalu tidak tepat waktunya". Sepasang mata Jien Bu Sim
memancarkan sinar mata yang sangat tajam sekali, ujarnya.

"Bagaimana tidak tepat waktunya ?". Sahut Pek Jen Thaysu .

"Pek Jien suheng kini sedang tidak enak badannya, tak dapat menemui tamu
terhormat ". Sepasang alis Jien Bu Sim dikerutkan, sedang dari matanya
memancarkan sinar yang sangat tajam sekali, sambil tertawa dingin ujarnya .

"Apabila cayhe pasti ingin menemul bagaimana ?". Pek Jen Thaysu tertawa besar,
sahutnya.

"Jago2 berkepandaian tinggi dari dunia kangouw siapa yang berani dengan
demikian rendahnya memandang ringan kepada Siauw lim Sie, Loohu sungguh tak
dapat memikirkan siapa saja ?". Ujar Jien Bu Sim.

"Jika cayhe lihat, perkaraan dari thaysu itu bukankab terlalu dibesar-besarkan dari
kenyataan !". Wajah dari Pek Jen Thaysu berubah hebat, sahutnya .
"Perkataan yang diucapkan sicu lebih baik berhati hati sedikit, Loohu selamanya
tidak suka bergurau dengan orang lain ". Jien Bu Sim dengan langkah yang sangat
perlahan berjalan kedepan, pada bibirnya tersungging suatu senyuman yang
mengejek, tetapi sikap serta gerak geriknya sangat gagah sekali, bagaikan tak
pernah terjadi sesuatu kejadian apapun. Wajah Pek Jen Thaysu berubah menjadi
sangat keren, sepasang226 matanya memandang tajam keatas wajah Jien Bu Sim,
dengan nada yang berat bentaknya. ''Sicu harap menghentikan langkahnya,
apabila tetap hendak dengan kekerasan menerjang masuk kedalam kuil,
janganlah menyalahkan Loo hu kalau kurang hormat ". Sahut Jien Bu Sim dengan
tawar .

"Thaysu merupakan seorang pendeta beribadat, aku kira pastilah tidak menyukai
urusan menggerakkan senjata tajam !". Ujar Pek Jen Thaysu lagi .

"Untuk menjaga nama baik dari pada kuil Siauw lim Sie, Loohu mau tak mau harus
menggerakkan toya ditanganku ini, kecuali kalau sicu pada saatnya segera
mengundurkan diri ". Ujar Jien Bu Sim dengan kukuh.

"Kuil Siauw-lim Pay ini thayhe pasti akan memasukinya, dan Pek Jien Thaysu pun
pasti akan menemuinya, hanyalah tidak ingin sampai bergerak dengan pendeta
yang beribadat tinggi--- . Dia berhenti sejenak kemudian lanjutnya lagi .

"Apakah kecuali harus bergebrak, tak ada cara lain untuk dipikirkan lagi ???".
Sikapnya yang tidak lemah maupun tidak keras ini membuat Pek Jien Thaysu
menjadi bingung tak karuan, entah bagaimana baiknya, setelah berpikir keras
sejenak, baru ujarnya . Jien sicu mempunyai pendapat apa ?? mengapa tak kau
katakan keluar, sehingga membuka pikiran Loohu yang picik ini". Sambil tertawa
ujar Jien Bu Sim.

"Kita bertaruh sabentar bagaimana ?? cayhe apabila telah mengalami kekalahan,


segera akan balik tubuh pergi dari tempat ini, tetapi apabila thaysu yang
mengalami kekalahan, harap memhawa caybe untuk menemui Pak Jien Thaysu
-----". Pek Jien Thaysu menggelengkan kepalanya, sahutnya. Hanya sayang Loohu
tidak diperkenankan untuk bertaruh macam apapun juga!". Ujar Jien Bu Sim lagi.

"Cara berjudi ber-macam2, mengapa harus mengikuti aturan yang seharusnya,


sekalipun anak kecil yang berusia tiga tahunpun telah dapat melakukan
pertaruhan!". Pek Jen Thaysu menjadi tertegun, tanyanya. Sebenarnya harus
bertaruh macam apakah ??? ". Sahut Jien Bu Sim dengan tenang .

"Taruhan adalah cayhe yang memutuskan, sedang caranya adalah thaysu yang
menetapkan, bertaruh didalam permainan Khiem, catur, sajak, atau menggambar,
menyanyi atau bersyair, ataupun pertandingan didalam Boen maupun Boe,
asalkan merupakan hal yang tidak melanggar segala macampun boleh ditaruhkan
".227 Pek Jen Thaysu mendengar perkataan yang diucapkan itu terlalu membual,
tanpa terasa semangatnya timbul dengan menyala nyala, segera dia tertawa
besar, ujarnya.

"

Ucapan Jien sicu demikian hebatnya aku kira tak ada satupun yang Jien sicu tidak
mengetahuinya ! ". Sambil tertawa sahut Jien Bu Sim .

"Asalkan thaysu dapat mengajukan pertanyaannya, cayhe bagaimanapun akan


tetap mengiringinya ". Ujar Pek Jien Thaysu .

"Loohu apabila akan bertanding didalam hal ajaran Buddha dengan sicu, hal ini
aku kira terlalu sukar, sicu kalau memangnya sedikitpun tidak memandang pada
pihak Siauw-lim, aku kira pastilah memiliki kepandaian silat yang sangat tinggi,
kita orang2 yang belajar kepandaian silat, aku kira lebih baik mengadakan
pertaruhan dengan kepandaian masing2 saja ! ". Sahut Jien Bu Sim "Asalkan tidak
turun tangan sendiri bergebrak sehingga mangakibatkan mengalirnya darah
ditempat ini sehingga menimbulkan suasana yang mengerikan, cayhe selalu akan
mengikuti terus ". Sahut Pek Jen Thaysu .

"Sungguh bagus sekali, perkataan dari Jien sicu sungguh sangat tepat sekali,
membuat pinceng sangat kagum sekali?". Dia berhenti sejenak, sinar matanya
berputar memandang kearah dua buah pohon Siong yang mempunyai keliling
yang sangat besar sekali dan tumbuh beberapa kaki dari tempat itu, lanjutnya
lagi.

"Pinceng akan didalam tiga kali pukulan membuat pohon siong yang tumbuh
disebelah kiri itu patah menjadi dua"
Diam2 dia mengerahkan tenaga dalamnya yang disalurkan kedalam telapak
tangannya dan melancarkan serangan dengan sangat hebat sekali.

Angin pukulan itu dengan cepat mengenai diatas pohon siong, tampak batang dan
daun dari pohon tersebut bergoyang sedikit, bagaikan sebuah angin kencang yang
bertiup saja sehingga miengakibatkan goyangnya batang dan daun2 tersebut.

Pek Jien Thaysu menoleh memandang sekejab kearah Jien Bu Sim, tangan
kanannia didorong kedepan lagi melancarkan satu kali serangan dahsyat.

Sekarang kali ini agaknya jauh lebih lemah lagi, sampaipun batang dan daun2 itu
bergerak sedikitpun tidak, Jien Bu Sim tertawa tawar, sahutnyaa.

"Tenaga pukulan dari Kiem Kong Clang yang dimiliki Thaysu sungguh sangat
sempurna sekali"

Pek Jen Tlaaysu menjadi tertegun, dengan perlahan lahan dia mengangkat tangan
kanannya, dan mendorong dari depan dadanya.228 Serangan ini gerakannya
sangat perlahan sekali, wajahnya berubah menjadi merah padam.

Terdengar suara getaran yang sangat keras sekali, pohon siong yang besar dan
kasar itu mendadak patah menjadi dua bagian dan roboh keatas tanah dengan di-
iringi oleh suara yang memekikan telinga.

Jien Bu Sim memandang sekejab ke arah pobon siong yang patah menjadi dua itu,
sambil tertawa ujarnya.

"Tenaga pukulan dari Thaysu memang sangat hebat sekali, hanya sayang harus
ber turut2 melancarkan tiga kali serangan baru berhasil apabila didalam satu kali
serangan saja telah berhasil menggetarkan pohon siong itu sehingga basah
menjadi dua bagian, waktu itulah baru dapat memperebutkan kejantanannia
dengan jago berkepandaian tinggi didalam dunia persilatan"

Pek Jien Thaysu mengerutkan alisnya ujarnya.

"Jien sicu cukup apabila dapar berbuat seperti apa yang dilakukan barusan ini,
pinceng segera akan mengaku kalah". Jien Bu Sim tertawa sahutnya.
"Thaysu merupakan seorang pendeta yang beribadat tinggi, setiap perkataan
yang telah diucapkan akan dianggap sangat berharga sekali, cayhe sangat
mempercayainya". Pek Jien thaysu memandang sekejap kearah Jien Bu Sim,
diam2 pikirnya. Orang ini baru berusia kurang lebih dua puluh tahunan saja,
sekalipun mendapat petunjuk dari guru yang pandai, dan sejak dilahirkan telah
mulai melatih ilmu silat, juga tak lebih hanya berhasil melatih tenaga dalamya
hingga kurang lebih dua puluh tahunan saja, apakah dapat dikata tenaga dalam
yang dimilikinya itu dapat jauh melebihi tenaga dalam yang aku miliki". Pikirannya
menjadi tergerak, dengan cepat ujarnya.

"Jien sicu lebih baik segera turun tangan saja, apabila sungguh2 dapat
memenangkan pinceng sehingga berhasil mematahkan pohon siorg satunya itu,
pinceng akan menerima hukuman untuk menghantar kau pergi menemui
ciangbun subeng----". Jien Bu Sim agaknya hanya menanti ucapan tersebut,
tubuhnya mendadak berputar dengan sangat cepat sekali dan memukul kearah
pohon siong tersebut, sedang pada mulutnya dia tertawa besar, ujarnya .

"Cayhe percaya kalau perkataan yang di ucapkan oleh thaysu tidak akan
berbobong. Perkataannya belum selesai diucapkan, terdengar suara getaran yang
sangat besar itu mendadak roboh jatuh keatas tanah. Pek Jen Thaysu bagaikan
mendadak mendapatkan pukulan yang sangat dahsyat, dengan termangu mangu
dia berdiri mematung disana, sedang sinar matanya tak henti2nya berputar dari
pobon siong yang tumbang itu beralih keatas wajah dari Jien Bu Sim, hal ini229
memperlihatkan kalau hatinya telah digetarkan oleh tenaga dalam yang
sempurna dari Jien Bu Sim, dan hatinya merasa sangat terperanjat sekali. Jien Bu
Sim mendongakkan kepalanya memandang sekejab kearah cuaca, sambil tertawa
ujarnya.

"Thaysu, cayhe harus sebelum matahari terbenam meninggalkan tempat ini untuk
memenuhi suatu perjanjian--- Pek Jen Thaysu menghela napas panjang2, ujarnya.

"Kekuatan pukulan telapak tangan yang dilancarkan oleh Jien sicu, pinceng
selamanya belum pernah menemuinya---"

Dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya lagi.


"Sicu harap menanti disini sebentar, pincang segera akan memerinrah orang
untuk masuk memberikan laporan"

Tangannya digapai, seorang hweesio dengan langkah yang lebar berjalan


mendatangi, dengan nada yang rendah Pek Jen Thaysu mengucapkan beberapa
patah kata tampak hweesio itu dengan cepat memutarkan tubuhnya berjalan
pergi, Pek Jen Thaysu segera membalikan tubuhnya sambil merangkap tangannya
didepan dada memberi hormat, ujarnya.

"Sicu silahkan! Jien Bu Sim tidak sungkan2 lagi, dengan langkah yang lebar
berjalan memasuki kedalam kuil itu. Setelah memasuki pintu kuil Siauw Lim Sie
yang sangat angker itu, terlihat sebuah taman yang sangat luas sekali dimana
tumbuh berbagai macam bunga dan pepohonan, empat orang hweesio berbaju
hitam terbagi menjadi dua bagian menjaga disamping, melihat Pek Jen Thaysu
berjalan mendatangi, segera merangkap tangannya sambil membungkukkan
dirinya memberi hormat. Kedudukan serta tingkatan Pek Jen Tbaysu didalam kuil
Siauw-lim Sie itu agaknya sangat tinggi sekali, keempat orang hweesio itu terus
menundukkan kepalanya dan berdiri tegak, menanti setelah kedua orang itu
berjalan agak jauh barulah mendongakan kepalanya kembali. Kedua orang itu
dengan langkah yang sangat perlahan sekali berjalan melalui pepohonan yang
tumbuh ditempat itu, sepatah katapun tak diucapkan keluar. Pada saat mereka
melanjutkan perjalanannya, tampak dua orang hweesio kecil berjalan berbareng
datang mendekat, gerakan dari kedua orang itu sangat cepat sekali, didalam
sekejap mata saja telah berada dihadapan kedua orang itu, bersama-sama
merangkap tangannya didepan dada, sambil membungkukan diri memberi
hormat ujarnya terhadap Pek Jen Thaysu .

"Tocu menerima perintah untuk menyambut kedarangan tamu terhormat ". Pek
Jen Thaysu memalingkan wajahnya memandang kearah Jien Bu Sim sambil
ujarnya .230

"

Kedua orang ini semuanya merupakan murid2 yang melayani keperluan


ciangbunjin, Jien sicu silahkan mengikuti mereka ! "Pinceng dengan ini memohon
diri ". Jien Bu merangkap tangannya, sahutnya .
"Melelahkan Thaysu saja ! ". Wajah Pek Jen Thaysu berubah menjadi sangat
keren, setelah merangkap tangannya membalas hormat, dengan cepat dia putar
tubuhnya dan berjalan pergi. Kedua orang hweesio kecil itu bersama sama
mendongakkan kepalanya, setelah memandang sekejab kearah Jien Bu Sim
ujarnya .

"Sicu harap memaafkan kami berjalan terlebih dahulu membuka jalan ". Sehabis
berkata dia putarkan tubuhnya dan berjalan pergi. Sifat serta gerak gerik dari Jien
Bu Sim sebenarnya sangat dingin, sudah tentu tidak sampai dipikirkan dalam
hatinya, malah sebaliknya terhadap kedua orang hweesio kecil yang usianya
sangat muda itu dimana telah mempunyai sifat yang begitu dinginnya, merasa
sangat memuji sekali. Setelah melewati jalan diantara pepohonan itu, sampailah
mereka dimuka sebuah halaman kuil yang sangat bersih dan sunyi. Terlihat
serentetan tembok berwarna merah mengelilingi sebuah bangunan yang sangat
bersih, dua buah pintu yang terbuat kayu pohon siong dan berwarna putih
setengah terbuka. Hweesio kecil yang berdiri disebelah kiri itu dengan perlahan
mendorong pintu kayu itu sambil menoleh memandang Jien Bu Sim ujarnya .

"Sicu harap menanti sesaat ditempat ini!"

Dengan langkah yang lebar dia berjalan memasuki pintu itu.

Hweesio kecil yang berdiri disebelah kanan itu dengan kencang berdiri disisi
tubuh Jien Bu Sim, agaknya dia sedang mengawasi segala gerak geriknya.

Hweesio kecil itu sekalipun usianya masih sangat muda, tetapi wajahnya terlihat
sangat dingin kaku, sepasang alistnya sangat hitam, sedikitpun tidak
menampakkan rasa welas kasihnya.

Jien Bu Sim serelah memandang sekejab kearah hweeshio kecil itu, dia
mendongakan kepalanya memandang mega putih yang melayang dengan
perlahan diangkasa.

Sejenak kemudian, hweesio kecil itu sekali lagi berjalan mendatangi, sambil
ujarnya "Suhu menanti kedatangan tamu diruangan semedi, harap sicu masuk
kedalam ruang semedi untuk berbicara"
Jien Bu Sim juga tidak mengucap kata2 lagi,dengan langkah yang sangat cepat
berjalan masuk kedalam ruangan.

Mengikuti jalan kecil yang terbuat dari batu putih dan mengitari231 sekumpulan
bunga, sampailah Jien Bu Sim diatas tangga batu kini berdiri didepan sebuah
ruangan semedi yang sangat sunyi sekali.

Sebuah ruangan yang sangat luas sekali terbentang dihadapan matanya, tampak
seorang pendeta tua yang mempunyai wajah berwarna merah, dan jenggot yang
sangat panjang duduk bersila ditempat itu.

Jien Bu Sim dengan perlahan berbatuk ujarnya.

"Loo thaysu silatkan!"

Dengan langkah yang sangat perlahan sekali berjalan memasuki ruangan tersebut.
Sepasang mata dari Hweesio tua yang di pejamkan itu mendadak dibuka dan
memandang sejenak kearah Jien Bu Sim sambil merangkap tangannya, sahutnya.

"Sicu silahkan duduk!"

Jien Bu Sim tertawa tawar, ujarnya.

"Mengganggu kesunyian dari thaysu--"

Dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya lagi .

"Tamu tak diundang datang mengunjungi, masih mengharapkan Thaysu mau


memaafkan diri cayhe". Hweesio tua berwajah merah itu meletakan tangannya
didepan dada, sahutnya .

"Pinceng, Pek Jien. Entah sicu She apa ???". Sahut Jien Bu Sim dengan perlahan.

"Cayhe Jien Bu Sim!". Tanya Pek Jien Thaysu lagi.

"Jien sicu entah mempunyai tujuan apakah datang kemari ??". Sahut Jien Bu Sim.
"Cayhe datang karena urusan Thian Liong thaysu-----"

Mendadak sambil tertawa dia menutup mulutnya. Pek Jien Thaysu bagaikan
mendadak mendapatkan pukulan yang sangat hebat, perasaannya menjadi
bergolak, sambil bangkit membungkukkan tubuhnya ujarnya.

"Jien Sicu silahkan duduk!". Jien Bu Sim menganggukkan kepalanya sambil


tersenyum, dan tanpa sungkan2 lagi duduk diatas kursi kayu yang terdapat
disisinya itu. Ujar Pek Jien Thaysu lagi.

"Thian Liong Thaysu adalah suhu pinceng, telah lama wafat, kini Jien sicu
mendadak menyebut nama suhuku. membuat pinceng tak mengerti!". Sambil
tertawa sahut Jien Bu Sim!.

"Hanya sayang seorang pendeta berkepandaian tinggi telah menemui


kematiannya dengan demikian mengenaskann!"

Pek Jien Thaysu menjadi tertegun, sepasang matanya memandang terpesona ke


arah Jien Bu Sim, setelah memandang sejenak baru sambil tertawa tanyanya.232

"Sicu ini tahun entah telah berusia berapa tahun ???". Sahut Jien Bu Sim.

"Terima kasih atas pertanyaan dari Thay su itu, cayhe sungguh malu untuk
mengatakannya keluar!". Jawabannya sekalipun kelihatannya sangat halus dan
menghormat sekali, tetapi sebenarnya menggunakan kesempatan ini untuk
memutarkan persoalan sebenarnya. Pek Jien Thaysu tersenyum, ujarnya .

"Suhuku telah wafat selama puluhan tahun lamanya, aku kira jika dibandingkan
dengan usia Jien sicu sekarang ini jauh lebih tinggi lagi ?? ???". Wajahnya
mendadak beruBah menjadi keren, dengan sangat dingin ujarnya . Jien siCu
mendadak datang kemari, dan menyebutkan nama dari suhuku, aku kira pastilah
telah mendapat petunjuk dari orang yang berkepandaian tinggi untuk datang
kemari Jie Bu Sim tertawa tawar, sahutnya.

"
Thaysu terlalu tegang saja, caybe dari ribuan li jauhnya datang kemari, didalam
perjalanan telah menderita rintangan yang banyak sekali, thaysu ternyata
sampaipun teh juga tidak disuguhkan, apakah beginilah caranya menyambut
kedatangan tamu ??? ".

Pek Jien Thaysu dengan perlahan-lahan bangkit berdiri, dengan nada yang keras
teriaknya kearah luar .

"
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

Suguhkan the!"

Terdengar diluar pintu ruangan itu suara yang menyahut, seorang hweesio kecil
dengan membawa cawan teh berjalan masuk, diatas nampan yang dibuat dari
pohon siong itu terletak secawan teh wangi yang ber warna hijau.

Jien Bu Sim mengulurkan tangannya mengambil cawan teb tersebut, hweesio


kecil itu segera membungkukkan tubuhnya memberi hormat dan mengundurkan
diri dari ruangan tersebut.

Pek Jien Tbaysu dengan per lahan2 duduk kembali, dan memejamkan sepasang
matanya.

Ruangan itu kembali menjadi sunyi senyap tak terdengar suara sedikitpun juga
tamu ataupun majikan sama2 berdiam diri tak ber kata2.

Hal ini berlangsung terus hingga selama seperminuman teh lamanya, Pek Jien
Thay su agaknya tak dapat bersabar lagi, sambil mementangkan sepasang
matanya, ujarnya.

"Maksud kedatangan dari Jien sicu sungguh membuat pinceng sulit untuk
menduganya---"

Mendadak dia merendahkan suaranya, lanjutnya.


"Didalam ruangan ini selain pinceng seorang, tak terdapat lagi orang2 sicu apabila
mempunyai pendapat, tak usah sungkan2 untuk dibicarakan!"233 Jien Bu Sim
tersenyum, sepasang matanya memancarkan sinar yang sangat tajam sekali,
sahutnya. Caybe merupakan orang luar, tidak menginginkan untuk menanyakan
urusan yang menyangkut urusan dalam kuil, aku hanya ingin meminjam suatu
benda dari Thaysu, apabila diijinkan, segera cayhe akan mohon diri!"

Pek Jien Taysu menjadi ragu2 unzuk sesaat, tanyanya.

"Entah sicu hendak meminjam benda apa?"

Sahut Jien Bu Sim.

"Toya yang digunakan Thian Liong Tay su waktu masih hidupnya!"

Wajah Pek Jien Taysu berubah hebat, ujarnya.

"Barang peninggalan dari suhuku almarhum, bagaimana dapat dipinjamkan


kepada orang lain dengan demikian mudahnya!"

Sambil tertawa sahut Jien Bu Sim.

"Meminjamkan atau tidak meminjamkan, hal itu seluruhnya tergantung Thaysu


yang memutuskan!"

Pek Jien Thaysu mendadak mengebutkan jubahnya sambil bangkit berdiri, dengan
langkah yang sangat perlahan sekali berjalan mendekati kearah Jien Bu Sim, pada
alisnya berkelebat suatu hawa pembunuhan, hal ini membuktikan kalau
kegusarannya telah makin memuncak.

Wajah dari Jien Bu Sim tetap dingin kaku, sepasang matanya memancarkan sinar
yang tajam, dengan per lahan2 diapun bangkit berdiri.

Pek Jien Thaysu terus mendesak hingga didepan tubuh Jien Bu Sim, dengan dingin
tanyanya.
"Sebenarnya kau datang kemari atas petunjuk dari siapa, cepat kau katakan,
janganlah sampai menimbulkan kegusaran pinceng sehingga mengakibatkan kau
sukar untuk keluar dari ruangan ini satu tindakpun!"

Sahut Jien Bu Sim dengan tenang.

"Orang yang datang tak akan takut, demikian pula dengan cayhe, apabila cayhe
merasa takut, juga tak berani dengan seorang diri mendatangi kuil Siauw lim Sie
ini-----"

Pek Jien Tnaysu mengebutkan ujung jubahnya, jari tengah dan jari telunjuk dari
tangan kanannya ditegangkan, dengan per lahan2 diangkat keatas sambil ujarnya.

"Jien sicu apakah pernah mendengar ilmu Kiem Kong Cie Kang dari golongan
Siauw-lim Pay?"

Sepasang mata Jien Bu Sim memancarkan sinar bagaikan kilat, dengan tajam dia
memandang kearah tangan kanan Pek Jien Thaysu, tampak jari tengah dan jari
tengah dan jari telunjuknya kini menjadi bertambah panjang satu kali dari
biasanya, warnanya berubah menjadi merah darah, sekali pandang saja telah
mengetahui bahwa jarinya itu sangat keras sekali dan dapat menghancurkan batu
atau emas sekalipun, segera dengan diam2 dia mengerahkan tenaga dalamnya
mempersiapkan234 diri, terapi diluarnya tetap menjaga sikap serta gerak gerik
yang sangat tenang sekali, ujarnya .

Jilid 8
"Wajah dari Thaysu sangat ramah sekali pastilah bukan merupakan pembunuh
dari suhunya sendiri". Perkataan ini diucapkan mendadak sekali, tetapi bagaikan
mempunyai kekuatan yang sangat besar, tampak Pek Jien Thaysu menjadi
tertegun dibuatnya. Jien Bu Sim tidak menanti Pek Jien Thaysu membuka
mulutnya, dengan cepat ujarnya.

"Tetapi kematian yang dialami oleh Thian Liong Thaysu itu telah meninggalkan
bekas yang sangat dalam sekali didalam hati Thaysu, peristiwa ini selalu kau
pendam didalam hati, dan tidak mempunyai cara untuk dibicarakan kepada orang
lain, oleh karena itu begitu mendengar orang menyebutkan nama Thian Liong
Thaysu, segera kau merasakan kedukaan yang amat sangat, bagaikan dibacok
oleh golok dan ditusuk oleh sembilan pedang, peristiwa ini sehari apabila masih
terikat didalam batimu, sehari pula kau merasakan tidak tentram hatinya". Pek
Jien Thaysu hanya merasakan bahwa ucapan yang dikatakan oleh orang ini, setiap
kata dan setiap kalimatnya seluruhnya merupakan perkataan yang dia ingin
ucapkan keluar, tetapi juga merasa tidak berani untuk membuka mulut
membicarakan persoalan ini, hatinya menjadi merasa sangat terkejut bercampur
heran, tetapi di samping itu diapun merasakan sangat enak sekali dengan per
lahan2 dia menurunkan tangan kanannya, dengan menghela napas ujarnya.

"Urusan didalam hati pinceng, entah sicu bagaimana dapat mengetahuinya


dengan demikian jelas ??". Sambil tertawa sahut Jien Bu Sim.

"Urusan ini sangat mudah sekali, apabila dikatakan keluar mungkin malah akan
mendapatkan tertawaan dari thaysu". Terhadap pemuda yang berdiri
dibadapannya ini mendadak Pek Diien Thaysu mempunyai perasaan yang sangat
sayang dan kasih sekali, segera dia mengubah sikapnya, sambil merangkap
tangannya memberi hormat ujarnya.

"Hey------! Perkataan jang diucapkan Jien sicu setiap kata dan kalimatnya
seluruhnya membuat hati Pinceng menjadi gembira------". Dia berhenti sejenak,
kemudian sambil menghela napas, ujarnja lagi dengan perlahan.

"Kita baru bertemu muka untuk pertama kalinya, ternyata kau agaknya telah
melihat kerisauan yang menyumbat didalam hati pinceng selama puluhan tahun
ini, sehingga membuat hati pinceng kini menjadi bertambah lega dan ringan,
kepandaianmu itu membuat pinceng merasa235 takluk benar-benar". Ujar Jien Bu
Sim.

"Urusan ini bukanlah merupakan suatu pekerjaan yang sangat suiit sekali, apabila
Thaysu memperhatikan diri cayhe sungguh sungguh, Thaysu juga tidaklah sukar
untuk melihat urusan yang terpendam didalam hati cayhe, apabila didalam
keadaan yang bingung akan sukar untuk melihatnja, tetapi apabila dipandang
dengan pikiran yang tenang, maka akan dapat mengetahui dengan sangat jelas
sekali, apabila Thaysu mau mendengarkannja, cayhe pasti akan memberikannya
dengan senang hati". Ujar Pek Jien Thaysu .
"Silahkan untuk memulai bicara, pinceng akan mendengarkannya dengan cermat
untuk menambah pengalaman ". Jien Bu Sim tersenyum, sahutnya.

"Cayhe begitu mengungkat nama Thian Liong Thaysu, wajah Thaysu segera
berubah hebat, dari satu titik ini saja, cahye telah dapat menduganya babwa
didalam hati thaysu terhadap suhunya pastilah mempunyai suatu urusan yang
sangat mengecewakan hati thaysu ". Pek Jien Thaysu menghela napas panjang2,
ujarnya.

"Jien sicu tadi telah mengungkat hendak meminjam toya yang dipakai oleh
suhuku almarhum entah mempunyai maksud apa???". Sahut Jien Bu Sim dengan
tenang.

"Hal itu lebih mudah lagi, cayhe pikir benda yang sering dibawa oleh suhumu
selain toya itu, cayhe tak dapat memikirkan lagi benda yang lain!"

Ujar Pek Jien Thaysu.

"Kiranya adalah demikian adanya, urusan sekalipun sangat mudah sekali, tetapi
cara menduga dari Jien Sicu sungguh membuat orang menjadi sangat kagum
sekali--". Suaranya mendadak berhenti, sejenak kemudian baru ujarnya dengan
cepat.

"Pinceng masih ada satu urusan yang tidak jelas, Jien sicu kalau memangnya tidak
mencurigai pinceng sebagai pembunuh dari suhuku, mengapa mengetahui bahwa
pinceng terhadap kematian yang dialami oleh suhuku itu menaruh perasaan
menyesal dan kecewa yang amat sangat???". Sahut Jien Bu Sim.

"Thaysu begitu mendeogar cayhe mengungkat nama Thian Liong Thaysu, segera
hatinya menjadi bergolak dan wajahnya menampilkan rasa dukanya, hal ini
membuktikan kalau hati thaysu sangat budiman sekali, dan bukanlah seorang
yang mempunyai hati kejam dan licik, rasa gusar dan gembira ditimbulkan
didepan orang lain, orang semacam ini kebanyakan mempunyai hati yang sangat
licik, den kemungkinan sekali dapat membunuh suhunya sendiri, tetapi seperti
hati thaysu yang sangat236 berduka sekali, tidak mungkin kalau thaysu dapat
berbuat akan hal ini, dengan mengambil pedoman seperti diatas, cayhe
memastikan bahwa sekalipun thaysu tidak membunuh mati suhunya sendiri,
tetapi didalam hatinya mempunyai ganjalan, hal ini adalah suatu ganjalan yang
sangat menderita sekali, sehingga membuat thaysu setiap bari memikirkan akan
hal ini tetapi juga sangat takut sekali untuk membicarakannya". Pek Jien Thaysu
mendadak menghemkan napas panjang2, sambil mendongakkan wajahnya
ujarnya.

"Pinceng selamanya melakukan pekerjaan, tak pernah takut pada langit maupun
kepada bumi, hanyalah mengenai urusan kematian yang dialami oleh suhu
membuat pinceng tak tenteram hatinya, Hey---! selama tiga puluh tahun lamanya
menghadap dinding untuk menyesali perbuatan itu, tetapi tetap sukar untuk
menghilangkan ganjalan hati tersebut"

Dengan nada yang sangat tenang, sambil tertawa ujar Jien Bu Sim.

"Apabila thaysu telah memahami urusan ini, sudah tentu ganjalan didalam hati
Thaysu telah lenyap sejak dahulu"

Tanya Pek Dlien yang keheranan.

"Maafkan kalau pinceng tidak memahami perkataan yang diucapkan oleh sicu itu"

Ujar Jien Bu Sim.

"Aku kira waktu suhumu binasa, pastilah masih ada banyak orang lagi yang berada
disamping pembaringannya"

Sahut Pek Jien Thaysu dengan perlahan.

"Tidak salah, itulah sute dari pinceng seluruhnya!"

Tanya Jien Bu Sim lagi.

"Thaysu apakah menyesal karena tidak dapat menggunakan obat2an yang sangat
manjur untuk sekuat tenaga memberikan pertolongan kepada suhu Thaysu?"

Pek Jien Thaysu merasa sangat terkejut, sahutnya.


"Mengenai urusan ini selain pinceng seorang, sampaipun beberapa orang suteku
juga tidak mengetahuinya, sicu bagaimana dapat mengetahui akan hal ini?"

Ujar Jien Bu Sim.

"Cayhe ucapkan selamat kepada Thaysu sungguh sangat untung sekali tidak
menggunakan obat yang mujarab untuk memberikan pertolongan"

Pek Jien Thaysu menghela napas sahut nya.

"Mengenai urusan ini pinceng telah berduka selama tiga puluh tabun lamanya,
dan telah merasakan penderitaan yang sangat hebat sekali, setiap saat selalu
teringat kembali akan peristiwa tersebut, dan tak pernah merasakan tenang
untuk sesaatpun juga, bagaimana kau dapat mengucapkan selamat kepadaku?"

Sahut Jien Bu Sim lagi.

"Kepandaian yang dimiliki oleh suhu Thaysu itu bagaimana tinggi237 dan
hebatnya, kecuali kalau tubuhnya telah terkena suatu pukulan yang sangat lihay
sehingga mungkin juga dapat tak sadarkan dirinya seketika itu juga, hal yang
sesungguhnya apabila dengan memberikan obat yang mujarab untuk
memberikan pertolongan juga hanyalah membuang tenaga dan waktu dengan
sia2, bukan saja sukar untuk membuat luka yang diderita oleh suhumu itu
menjadi sembuh, malahan sebaliknya memberikan penderitaan yang makin
menghebat ---"

Pek Jien Thaysu makin mendengarkan perkataan yang diucapkan itu makin
merasakan bertambah terkejut, lanjutnya.

"Peristiwa mengerikan yang terjadi pada tiga puluh tahun yang lalu, selain
pinceng seorang yang mengetahui akan hal ini, tetapi pinceng percaya bahwa dia
tak akan menyiarkan berita ini kepada orang luar, tetapi perkataan yang
diucapkan sicu baru2 ini, semuanya sangat tepat sekali, bagaikan dengan mata
kepalanya sendiri melihat peristiwa yang mengerikan mi berlangsung"

Dengan nada yang serius ujar Jien Bu Sim lagi.


"Caybe mempunyai suatu urusan yang hendak memohon bantuan dari Thaysu,
entah thaysu maukah memberikan bantuannya?". Sahut Pek Jien Thaysu.

"Jien Sicu sebutkan sajalah, asalkan tidak melanggar dan merugikan nama baik
Siauw lim Pay, pinceng tentulah tidak akan menolaknya". Ujar Jien Bu Sim.

"Thaysu setiap hari merasakan menyesal dan tidak tentram hatinya, hal ini tak
mungkin akan berlangsung terus menerus, cayhe sekalipun telah mengetahui
tentang peristiwa kematian yang dialami oleh Thian Liong Thaysu, tetapi tetap
masih ada sedikit yang masih merasa tidak begitu jelas, apabila thaysu mau
memberikan keterangan yang sangat jelas mengenai hal ini dimana thaysu
melihatnya dengan mata kepala sendiri, cayhe mungkin akan membantu thaysu
untuk menghilangkan rasa menyesal yang terkandung didalam hati thaysu pada
saat ini". Pak Jien Thayiu termenung agak lama, kemudian setelah menghela
napas ujarnya lagi.

"Peristiwa ini telah tersembunyi didalam hati pinceng selama ber puluh2 tahun
lamanya, aku kira sukar sekali untuk memulai mengangkat bicara, tetapi apabila
Jien si cu memangnya ingin mengetahui akan hal ini, pinceng juga tak akan
meautupi hal ini lagi----". Dia memejamkan sepasang matanya untuk berpikir
sejenak, kemudian sambil membuka matanya dengan perlaban ujarnya.

"Selain pinceng seorang masih ada seseorang yang bersamaan waktunya


menemui peristiwa aneh yang sukar untuk dipahaminya ini, orang itu mempunyai
nama yang sangat terkenal sekali, kedudukannya serta tingkatannya didalam
dunia kangouw tidaklah dibawah pinceng sendiri------".238 Perkataannya baru
saja diucapkan sampai disitu, mendadak dia berhenti berbicara dan memandang
tajam kearah Jien Bu Sim, lanjutnya kemudian. Pikiran Jien Sicu sangat panjang
dan cerdik sekali, pinceng tak usah menyebut kan nama orang itu, pinceng kira
kaupun telah dapat menebaknya bukan ". Jien Bu Sim tertawa, sahutnya.

"Orang2 Bu- lim pada saat ini yang dapat mempunyai kedudukan serta tingkatan
yang sederajat dengan kedudukan thaysu didalam dunia kangouw, aku kira
hanyalah ciangbunjin dari Bu tong Pay sekarang yaitu Sian Ceng Tootiang". Pek
Jien Thaysu menjadi tertegun, kemudian sambil menghela napas ujarnya lagi.
"Pada saat ini orang yang dapat mengetahui peristiwa itu dengan sangat jelas
hanyalah pinceng dengan Sian Ceng Tootiang saja, apa yang Jien sicu kini ketahui,
pastilah Sian Ceng Tootiang yang telah membocorkannya". Ujar Jien Bu Sim.

"Dia telah kalah taruhan dengan aku?". Ujar Pek Jien Thaysu lagi.

"Hal itu adalah suatu peristiwa yang sukar sekali untuk dipercaya, didalam sebuah
gua gunung yang sunyi sekali, ternyata membuat dua orang jago berkepandaian
tinggi dari dunia kangouw, seketika itu juga mengalami luka yang sangat parah
sekali, apabila dipikirkan sekarang, pinceng tetap masih merasa bimbang dan tak
paham akan hal tersebut ". Tanya Jien Bu Sim.

"Thaysu dengan Sian Ceng Tootiang entah siapakah yang terlebih dahulu
memasuki gua batu tersebut??? ". Sahut Pek Jien Thaysu kemudian.

"Pinceng masuk kedalam terlebih dahulu, Sian Ceng Tootiang segera mengikuti
dari belakang, jarak diantara kedua orang ini juga tak lebih hanya dalam sekejap
mata saja". Sepasang mata Jien Bu Sim memancarkan sinar yang sangat tajam
sekali, mendadak ia termenung tak mengucapkan sepatah katapun, lama sekali
baru pada wajahnya terlibat tiba2 muncul suatu senyuman, ujar nya.

"Orang yang memasuki gua itu terlebih dahulu yang merupakan orang yang
terpenting didalam hal ini, Thaysu apakah telah melihat suatu benda yang sangat
mencurigakan sekali ???". Sahut Pek Jien Thaysu.

"Pada saat pinceng memasuki gua batu itu nampak suhu sambil memegang
kencang toyanya telah menggeletak diatas tanah, segera merasa sangat
terperanjat sekali, dan tak ada waktu lagi untuk memperhatikan didalam gua batu
itu masih terdapat benda apa lagi239 untuk memperhatikan didalam gua batu itu
masih terdapat benda apa lagi". Ujar Jien Bu Sim.

"Coba Thay berpikir dengan cermat sekali lagi!". Pek Jien Thaysu berpikir keras,
agak lama kemudian mendadak dia berteriak, ujarnya.

"Pada saat pinceng memasuki kedalam gua itu mendadak mata pinceng melihat di
dalam gua batu itu agaknya terdapat sebuah telapak tangan yang sangat halus
sekali berkelebat dan lenyap dari pandangan mata". Hati Jien Bu Sim bagaikan
mendadak dipukul dengan hebatnya dari belakang, wajahnya berubah dengan
hebatnya, tetapi dalam sekejab mata saja telah berubah kembali menjadi sangat
jelas sekali???". Pek Jien Thaysu menggelengkan kepalanya, sahutnya. Keadaan
serta pemandangan pada saat itu, dalam hati pinceng sedang merasa sangat
berduka sekali, darah panas bergolak didalam hati, didalam keadaan yang kabur
itu agaknya melihat sebuah telapak tangan yang sangat halus sekali dan berwarna
putih salju, berkelebat dan lenyap dari pandangan mata -----"

Mendadak dia menutup mulutnya tak berbicara lagi. Jien Bu Sim tahu dia tak enak
untuk melanjutkan perkataannya, sambil tertawa tawar ujarnya.

"Telapak rangan itu apakah sebuah telapak tangan yang sangat indah dan bagus
sekali"

Pek Jien Thaysu menghela napas panjang, sahutnya.

"Perkataan dari Jien sicu sungguh sangat tepat sekali, setiap perkataan yang sicu
ucapkan pasti cocok dengan keadaan sesungguhnya, bagaikan melihatnya dengan
mata kepala sendiri"

Ujar Jien Bu Sim lagi.

"Didalam sekelebatan saja thaysu dapat meninggalkan ingatan yang demikian


jelasnya, thaysu menduga bahwa telapak tangan tersebut apabila bukannya
sangat cantik dan bagus. sudah tentu sangat jelek dan aneh sekali"

Pek Jien Thaysu mengaggukkan kepalanya, sahutnya.

"Setelah lewat ber puluh2 tahun lamanya apalagi didalam suasana yang selalu
murung , dan berduka, ber turut2 tahun berganti tahun hingga sampai saat ini jika
dipikirkan lagi tetap agaknya masih teringat dengan sangat jelas didalam ingatan,
hanya sayang pinceng saat itu hatinya merasa sangat risau dan berduka sekali,
sehingga salah menganggap bahwa itu hanyalah suatu bayangan saja, tetapi jika
dipikirkan dengan teliti lagi, hal itu kiranya juga suatu hal yang benar2 telah
terjadi"

Ujar Jien Bu Sim.


"Thaysu apakah dapat menyebut dengan jelas waktu kapankah240 suhu Thaysu
itu menderita luka parah, dan jaraknya hingga kini telah lewat berapa tahun"
************ *** BAGIAN KEEMPAT BELAS *** Sepasang mata Pek Jian Thaysu
dipejamkan dan termenung sejenak kemudian sambil mementangkan matanya
ujarnya.

"Suhu wafat hingga sampai kini telah tiga puluh dua tahun lamanya, dia tak
sadarkan diri selama lima hari lamanya itu, dia terus menerus tak pernah
sadarkan diri satu kalipun juga, pinceng dengan beberapa sute selalu
mengiringinya disamping tubuh nya, selama lima hari lima malam tak pernah
meninggalkan tubuh suhu, tetapi tetap tak mendapatkan pesan2 terakhirnya".
Mendadak dia bangkitkan tubuhnya berdiri, deagan sangat serius ujarnya lagi.

"Pinceng kini hendak balik bertanya kepada Jien Sicu mengenai suatu hal, harap
sicu mau memberikan keterangan dengan sebenarnya". Jien Bu Sim tertawa
tawar, sahutnya.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

"Thaysu silahkan bertanya, cayhe pasti akan memberikan jawaban sebisanya".


Ujar Pek Jien Thaysu.

"Pinceng setelah menerima jabatan sebagai ciangbunjin, Sian Ceng Tootiang pun
juga menerima jabatan Ciangbunjin dari partai Bu tong Pay. hal ini membuktikan
kalau kematian yang dialami oleh suhu almarhum dengan suhu dari Sian Ceng Too
yang hanya terpaut waktu yang sangat berdekatan sekali----- --". Perkataannya
baru saja diucapkan sampai disitu, mendadak dia menghentikan kata-katanya,
sambil menutup mulutnya dia tak melanjutkan lagi perkataannya yang belum
selesai diucapkan itu. Lanjut Jien Bu Sim.

"Maksud dari Thaysu apakah hendak menanyakan Sian Ceng Tootiang juga
mengerahkan seluruh tenaganya untuk menyembuhkan luka dalam yang diderita
oleh suhunya ?". Pek Jien Thaysu termenung tak menjawab. Jien Bu Sim
tersenyum, ujarnya.
"Sian Tieng Tootiang dengan menggunakan obat2an berusaha untuk menolong
menyadarkan suhunya, tetapi hal itu tidak lebih hanyalah menambah sedikit
penderitaannya, bahkan harus mengorbankan nyawa seorang sutenya"

Dengan nada yang keheran tanya Pek Jien Thaysu.

"Hal itu bagaimana dapat terjadi?"241 Sahut Jien Bu Sim.

"Dapat menjabat sebagai ciangbunjin dari partai Sauw lim Pay maupun Bu tong
Pay sudah tentu kepandaian yang dimilikinya sangat tinggi sekali, dan mempunyai
pandangan yang sangat luas, aku kira kedua orang loocianpwee juga mempunyai
kepandaian yang sangat tinggi sekali, tidak perduli menemui musuh yang
bagaimanapun libaynya, juga tak mungkin terpukul roboh hingga menderita luka
dalam yang sangat parah didalam satu gebrak saja, tetapi didalam kenyataannya,
kedua orang loocianpwee itu telah menderita luka dalam yang sangat parah sekali
dengan tanpa mengeluarkan sedikit suarapun, hal ini pastilah mengandung suatu
rahasia yang sangat besar sekali---". Pek Jien Thaysu menganggukkan kepalanya,
sahutnya.

"Tidak salah, tidak salah, perkataan dari ini sungguh membuat pikiran yang sempit
dari pinceng menjadi terbuka". Jien Bu Sim tertawa tawar ujarnya lagi.

"Bagaimana rahasia selanjutnya dari peristiwa ini, haruslah menggunakan


kecerdasan baru dapat memahaminya, tetapi kepandaian yang dimiliki oleh
kedua orang Loocianpwee itu ternyata dapat juga dipukul secara tak bersuara
sedikitpun sehingga menderita luka dalam yang sangat parah sekali, pihak lawan
pastilah bukan merupakan orang sembarangan, ketika Thaysu dan Sian Tieng
Tootiang menerjang masuk ke dalam gua batu itu, kedua orang loocianpwee
ternyata tidak memberikan keterangan mengenai peristiwa hingga mereka
mengalami luka, aku kira mereka sudah tentu sukar sekali untuk melanjutkan
hidupnya lebih lama lagi, Sian Ceng dengan menggunakan obat2an sekalipun
membuat suhunya sadarkan diri jauh lebih pagi, tetapi dengan mata kepalanya
sendiri dia telah melihat suhunya setelah sadarkan diri telah menderita kesakitan
yang luar biasa bahkan sampai menjadi kalap dan tak beres ingatannya--"

Mendadak dia menutup mulutnya tak meneruskan perkataannya lagi. Pek Jien
Thaysu ketika mendengarkan sampai hal yang sangat tegang, mendadak Jien Bu
Sim menghentikan perkataannya dan berdiam diri, hatinya menjadi sangat cemas,
tanyanya.

"Bagaimana selanjutnya???". Sahut Jien Bu Sim.

"Urusan dari partai Bu tong Pay, maafkan kalau cayhe tak dapat lebih banyak
berbicara lagi, tetapi caybe dapat memberitahukan kepada Thaysu bahwa
kemenyesalan yang terkandung didalam hatimu selama puluhan tahun ini dapat
dilenyapkan dari dalam hatimu, apabila kau juga menggunakan obat untuk
memberikan pertolongannya, juga tak lebih hanyalah menambahkan penderitaan
yang diderita oleh suhumu saja."

Ujar Pek Jien Thaysu .

"Sekalipun sicu berkata demikian, tetapi rasa menyesal yang242 terkandung


didalam hati pinceng juga sukar untuk dilenyapkan dengan demikian saja". Jien Bu
Sim tertawa, ujarnya lagi.

"Urusan yang lalu telah lewat, urusan yang akan datang dapat dikejar lagi, thaysu
apabila dapat memberikan tenaganya kepada dunia kangouw dengan atas nama
Siauw-lim Pay, dan berbuat sesuatu pekerjaan yang sangat mulia sekali,
kemungkinan sekali dapat mengurangi beberapa bagian hati yang tidak tentram
didalam hati Thaysu". Ujar Pek Jien Thaysu.

"Urusan yang terjadi didalam dunia kangouw sangat banyak sekali bahkan
berjumlah beribu-ribu banyaknya, sekalipun di dalam hati Pinceng mempunyai
niat untuk memberikan bantuannya, tetapi didalam hati juga merasa sukar sekali
untuk turun tangan". Jien Bu Sim terawa panjang ujarnya.

"Tentang hal ini ! cayhe akan memberikan sedikit penerangan dan jalan kepada
Thaysu". Sahut Pek Jien Thaysu.

"Silahkan mengutarakan pendapat Sicu."

Wajah Jien Bu Sim mendadak berubah menjadi sangat heran, dengan serius
ujarnya.
"Didalam beberapa tahun ini, didalam dunia kangouw telah mengalami kekalahan
dari orang2 keluarga Lam Kong, sejak Lam Kong beng berkelana didalam dunia
kangouw, dan merebut nama dengan mengalahkan seluruh jago di dalam dunia
kangouw, ber turut2 telah lewat beberapa puluh tahun lagi, turun temurun
keturunan dari keluarga Lam Kong ternyata telah dibunuh oleh orang lain dengan
secara menggelap-----". Ujar Pek Jien Thaysu.

"Sejak Pinceng menerima jabatan sebagai ciangbunjin, telah memberikan


perintah dan larangan yang sangat keras kepada orang2 dari partai kami untuk
mengincar lagi ketiga buah benda pusaka tersebut, dan mengganggu Bu lim Tit It
Chia sedikitpun juga". Ujar Jien Bu Sim lagi.

"Hanya, anak cucu dari keluarga Lam Kong turun temurun telah binasa semuanya,
bahkan setelah binasa, jenasahnyapun hilang lenyap tak berbekas, jejaknya tak
diketahui, urusan serta keadaan yang seperti hal ini, apakah perbuatan dari
orang2 dunia kangouw???". Ujar Pek Jien Thaysu.

"Pinceng hanya dapat melarang orang2 dari partai Siauw Lim Pay kami untuk
tidak rakus akan benda2 milik orang lain, bagaimana dapat mengurusi partai2
besar yang ada didalam Bu lim serta orang2 dari golongan Pek to maupun
golongan Hek to"

Ujar Jien Bu Sim.243

"Dengan kedudukan serta nama yang sangat terkenal didalam dunia persilatan,
thaysu apabila mau turun tangan ikut campur didalam urusan ini, sekalipun tak
berhasil menghindarkan diri dari seluruh pembunuhan yang terjadi, tetapi paling
sedikit juga dapat menolong nyawa dari sebagian jago2, Hey----! didalam
beberapa puluh tahun didalam dunia kangouw sekalipun kelihatannya sangat
tenang sekali, tetapi sebenarnya diam2 sedang bergolak dengan hebatnya dan
samar2 mengandung hawa pembunuhan yang sangat hebat. Tionggoan Shu
Cincoe bersama sama menemui kematiannya, hal itu tak lebih hanyalah
merupakan suatu peringatan saja, peristiwa yang akan terjadi kemudian, pastilah
akan jauh lebih hebat dan lebih ngeri lagi, entah masih berapa banyak orang yang
terdaftar didalam daftar kematiannya ! ". Pek Jien Thaysu mendengar perkataan
itu agaknya dia telah menjadi jelas benar2, sambil tertawa tawar dia tak
mengucapkan kata2 lagi, Tetapi mendadak dia merasakan lagi bahwa dia masih
tidak jelas dengan arti dari perkataan yang diucapkan oleh Jien Bu Sim itu, makin
dipikir dengan teliti makin merasa bingung, saking tak tahannya ujarnya lagi.

"Jien sicu sedang berkata apa??? pinceng ada sedikit yang merasa tidak jelas".
Ujar Jien Bu Sim "Loo Thaysu mempunyai niat untuk memberikan pertolongan
kepada orang lain, kini cayhe sedang mengusulkan suatu jalan bagi thaysu untuk
memberikan pertolongan kepada jago2 didalam dunia kongouw". Ujar Pek Jien
Thaysu.

"Dapatkah Jien Sicu mengucapkan dengan lebih jelas lagi??". Sahut Jien Bu Sim.

"Apabila ada banyak orang yang akan mengalami kematian, atau kemudian akan
binasa, Loo thaysu apakah akan menolong atau tidak? Ujar Pek Jien Thaysu.

"Menolong satu nyawa jauh lebih berharga dari apapun juga, apalagi ajaran
Budha mengutamakan hal ini dan harus mengasihi setiap manusia, asalkan
pinceng mempunyai tenaga bagaimana dapat dikatakan tidak pergi
menolong???". Jien Bu Sim mendadak menghela nepas panjang2, ujarnya.

"Thaysu ternyata sungguh2 mempunyai hati untuk menolong jiwa manusia, cayhe
dapat menunjukkan kepada thaysu suatu jalan yang baik,"! Ujar Pek Jien Thaysu.

"Jien sicu sekalipun usianya masih sangat muda sekali, tetapi penuh diliputi oleh
kemisteriusan, dan merupakan juga salah seorang tamu aneh yang pernah
pinceng temui!". Jien Bu Sim tertawa, sahutnya.244

"Melihat yang aneh sebenarnya tidak aneh sesuatu yang aneh pastilah akan kalah,
kecerdasan dari thaysu melebihi orang lain, asalkan pikirkan dengan cermat
perkataan dari cayhe, pastilah tidak sukar untuk membedakan perkataan yang
diucapaan oleh cayhe ini ucapan yang benar2 atau palsu??". Ujarkan Pek Jien
Thaysu lagi.

"Sekalipun berkata bohong juga harus berbicara hingga orang lain


mempercayainya, tetapi keadaan situasi pastilah akan mendesak untuk
memperlihatkan hal itu benar atau palsu". Mendadak ujar Jien Bu Sim.
"Sebenarnya cayhe mau berbicara lebih banyak lagi dengan thaysu, tetepi sayang
cayhe masih mempunyai urusan penting lainnya, mau tak mau harus dengan
cepat meninggalkan tempat ini, apabila thaysu mempunyai niat untuk menolong
jiwa orang lain, lebih baik berangkat sendiri keperkampungan keluarga Lam Kong
untuk berkunjung satu kali-- -". Tanya Pek Jien thaysu dengan keheranan.

"Perkampungan keluarga Lam Kong.???"

Sahut Jien Bu Sim.

"Tidak salah, perkampungan keluarga lam Kong ------"

Dengan perlahan dia menghela napas, lanjutnya lagi.

"Dengan kedudukan serta tingkatan Thaysu didalam Bu-lim yang demikian tinggi
begitu, munculkan dirinya kedalam dunia kangouw, jejaknya pasti akan segera
diketahui sehingga suasana akan geger, Thaysu belum sampai diperkampungan
keluarga Lam Kong, orang2 dari golongan keluarga Lam Kong pastilah sejak
sebelum telah mendapatkan kabar beritanya". Tanya Pek Jien thaysu.

"Bagaimana dengan pendapat dari Jien Sicu? ". Sahut Jien Bu Sim.

"Pendapat dari cayhe, thaysu apabila memang benar2 mempunyai niat untuk
memberikan pertolongan kepada jago2 dunia kangouw, lebih baik dapat
membawa serta dua orang jago berkepandaian tinggi dan melakukan perjalanan
dengan menyamar, di dalam perjalanan harus merahasiakan je jaknya, untuk
menutupi asal usulnya sendiri sehingga kemungkinan berhasil tiba didalam
perkampungan keluarga Lam Kong dengan tidak diketahui oleh orang2 pihak
sana". Tanya Pek Jien Thaysu.

"Pinceng masih tidak dapat memahami mengapa harus berangkat menuju


keperkampungan keluarga Lam Kong?? Apakah dapat dikata perkampungan
keluarga Lam Kong adalah sumber dari kekacauan yang terjadi didalam dunia
kangauw saat ini?". Sahut Jien Bu Sim.

"Anak cucu dari keluarga Lam Kong ber turut2 didalam beberapa245
keturunannya telah dibunuh oleh orang, sehingga mereka mengandung perasaan
dendam, dan penuh dengan napsu membunuh, jarak antara Siauw lim Sie sampai
kota Lam Yang, hanyalah beberapa ratus li saja, thaysu lebih baik berangkat
sendiri untuk melihat". Ujar Pek Jien Thaysu.

"Apabila pinceng tidak salah melihat, Jien Sicu pastilah seorang pendekar yang
memiliki kepandaian silat yang sangat tinggi sekali, untuk menolong Bu lim dari
banjir darah selain urusan dari Partai Siauw lim kami, Jien sicu mengapa tidak
menerjunkan diri didalamnya??". Jien Bu Sim tertawa, sahutnya.

"Thaysu mempunyai niat untuk turun tangan memberi bantuan kepada jago2
didalam Bu lim, cayhe sungguh sangat gembira sekali, pada waktu yang akan
datang pastilah kita sekali lagi akan bertemu muka untuk berbicara lagi!"

Ujar Pek Jien Thaysu.

"Jien sicu dengan susah payah datang kedalam kuil Siauw lim Sie kami ini, apakah
hanya bertujuan untuk menasehatkan pinceng untuk melakukan perjalanan
menuju kekota Lam Yang??". Sahut Jien Bu Sim "Masih ada satu perkataan yang
hendak caybe beritahukan kepada thaysu, apabila kau dengan cermat memeriksa
toya yang di bawa Thian Liong Thaysu masuk kedalam gua batu itu, kemungkinan
sekali terhadap sebab2 kematian dari suhumu itu akan sedikit menjadi terang----".
Dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya lagi.

"Thaysu harap baik2 berjaga diri, cayhe mohon diri sekarang juga ! ". Tubuhnya
meloncat dan melayang keluar dari ruangan tersebut. Dengan cepat ujar Pek Jien
thaysu.

"Jien sicu harap tunggu sebentar, pinceng masih mempunyai urusan yang hendak
ditanyakan!". Terdengar dari tempat kejauhan berkumandang datang suara dari
Jien Bu Sim, ujarnya "Ajaran Buddha mengutamakan cinta kasih, cayhe
mengharapkan Thaysu dengan mengikuti ajaran Buddha itu sekali ini turun
tangan mencegah terjadinya pembunuhan secara besar-besaran didalam Bu lim".
Terdengar suara itu makin lama makin menjadi dan akhirnya lenyap. Pek Jien
Thaysu memandang bayangan tubuh dari Jien Bu Sim hingga lenyap dari
pandangan, untuk sesaat dia berdiri ter-mangu2 disana, pemuda yang sangat
misterius ini telah membuka hatinya dari kemenyesalan selama puluhan rahun
lamanya, tetapi juga telah meninggalkan kemurungan serta kebimbangan didalam
hatinya. Partai Siauw lim Pay kini sedang berada pada masa yang cemerlang2nya,
Pek Jien thaysu sekalipun sebagai murid kepala telah246 menerima jabatan
sebagai ciangbunjin dari partai Siauw-lim, tetapi apabila dibicarakan mengenai
kepandaian silat serta kecerdasannya, diantara suheng-te yang setingkat dengan
dia, bukanlah merupakan seorang yang menonjol, apalagi dia terhadap kematian
yang dialami oleh Thian Li-ong, Thaysu selalu merasa sangat menyesal sekali,
selama puluhan tahun ini selalu menghadap dinding menebus dosa, dan tak
pernah menerima tamu, sekalipun jumlah dari hweesio didalam kuil tersebut
sangat banyak sekali, tetapi setiap bagian mempunyai orang yang mengurusinya,
selain urusan yang sangat penting sekali, juga tak ada orang yang berani datang
mengganggu dirinya. Perkataan yang diucapkan oleh Jien Bu Sim tadi telah
menghilangkan perasaan yang mengganjal didalam hatinya, kini terasa pe
rasaannya menjadi sangat ringan sekali. Perasaan yang mengganjal selama
berpuluh tahun lamanya, kini telah berubah menjadi keinginan untuk menolong
jiwa orang lain. Selama ratusan tahun lamanya, kuil Siauw lim Sie sekalipun
seringkali tertarik didalam kancah pembalasan dendam didalam Bu lim, tetapi
semuanya itu adalah karena keadaan yang memaksa mau tak mau harus
munculkan dirinya, sedang mengenai seorang ciangbunjin dengan menyamar
terjun kedalam dunia kangouw untuk menyelidiki suatu peristiwa dan ingin
mencegah banjir darah, hal ini sebelumnya belum pernah terjadi akan urusan ini,
apalagi jubah serta baju lhasa merupakan suatu yang sangat penting sekali, dan
tak dapat diganti dengan pakaian lainnya--- Bermacam-macam pikiran serta
kesulitan berputar didalam benaknya, membuat ciangbunjin dari Partai Siauw lim
Pay ini untuk sesaat menjadi termangu-mangu. Mendadak terdengar suara pujian
kepada sang Buddha berkumandang datang, seorang Hweesio berusia
pertengahan yang memakai jubah berwarna hijau, dengan menundukkan
kepalanya berdiri diluar pintu ruangan tersebut. Pek Jien Thaysu memandang
sekejap kearah hweesio berbaju hijau kemudian tanyanya.

"Pek Siang sute kah???". Hweesio itu dengan perlahan-lahan mendongakkan


kepalanya, ujarnya.

"Siauw-te telah datang lama sekali, hanya tak berani mengganggu diri suheng?".
Dia berhenti sejenak, kemudian ujarnya lagi".

"Tetapi karena ada urusan ingin meminta petunjuk, tak berani memperpanjang
waktu lagi". Pek Jien Thaysu tersenyum, sahutnya.
"Kau masuklah kedalam, Siauw heng sedang mempunyai satu urusan dan
bimbang untuk memutuskannya, masih mengharapkan sute247 mau memberikan
pendapatnya". Hweesio berusia pertengahan itu sambil menyahut bertindak
masuk kedalam, dan berjalan kesisi tubuh Pek Jien Thaysu sambil
membungkukkan diri tanyanya.

"Ciangbun Suheng mempunyai perintah apakah??". Sahut Pek Jien Thaysu.

"Ciangbunjin2 yang terdahulu didalam kuil Siauw jim Sie kami, apakah pernah
terjadi dengan menyamar terjun berkelana didalam dunia kangouw??". Pek Siang
didalam urutan tingkatan "Pek'", usianya paling muda, tetapi kepandaian silat
serta kecerdasannya melebihi dari orang2 yang lainnya, dia dengan Pak Tay
Thaysu ber sama2 merupakan Liong Houw Suang Ceng dari Siauw Lim Pay,
namanya didalam dunia kangouw jauh lebih terkenal jika dibandingkan dengan
nada dari Pek Jien Thaysu sendiri. Dia termenung agak lama, kemudian baru
ujarnya.

"Ciangbunjin2 yang terdahulu sekalipun tak pernah terjadi urusan dengan


menyamarkan diri berkelana didalam dunia kangouw, tetapi didalam peraturan
Siauw lim Pay kita. juga belum pernah terlihat adanya peraturan yang melarang
akan hal tersebut". Pek Jien Thaysu sambil mendengarkan perkataan yang
diucapkan oleh Pek Siang Thaysu, sambil berjalan kesana kemari tak henti2nya,
mendadak dia menghentikan langkah kakinya, agaknya dia memutuskan suatu
urusan yang sangat penting sekali, dengan per lahan2 dia memindahkan sinar
matanya keatas tubuh Pek Siang Thaysu, ujarnya.

"Kau segera memberi kabar kepada Pek Thay sute, kalian berdua segera
mengikuti aku meninggalkan kuil----". Pek Siang menjadi tertegun, tanyanya.

"Bagaimana dengan urusan didalam kuil ini ?". Sahut Pek Jien Thaysu.

"Seluruhnya diserahkan kepada Pek Jen suheng kalian, memerintahkan dia yang
mengurusi seluruhnya ". Ujar Pek Siang Thaysu lagi.

"Biasanya apabila seorang ciangbunjin akan meninggalkan kuil, seluruh anak


murid dari kuil bersama-sama keluar untuk menghantar, Suheng harap
mempersiapkan diri. Siauw-te segera akan memberikan perintah untuk mereka
keluar semua menghantar keberangkatan dari subeng". Pek Jien Thaysu ulapkan
tangannya, sahutnya.

"Tak usah selain memberitahukan kepada Pek lljen Suheng sekalian, meminta dia
mengurusi seluruh urusan didalam kuil ini, jejak selanjutnya dari kita haruslah
salalu dijaga dengan sangat rahasia sekali, sekalipun anak murid dari partai kita
sendiri, juga tak dapat diberitahukan".248 Pek Siang Thaysu menyahut, kemudian
ujarnya lagi.

"Siauw te segera pergi mempersiapkan segala pakaian, sekalian memanggil Pek


Thay suheng----"- Sambil merangkap tangannya dia mengundurkan diri, sedang
didalam hati merasa sangat heran sekali, diam2 batinnya. Didalam tiga puluh
tahun ini, ciangbun suheng selamanya tak pernah menanyakan urusan didalam
dunia kangouw, dan mengunci dirinya didalam kuil, ini hari bagaimana sikapnya
dapat demikian berubahnya dan akan meninggalkan kuil, bahkan masih meminta
aku dengan Pek Thay suheng untuk mengawaninya, didalamnya pastilah tidak
demikian mudahnya----. Sekalipun dia merasakan urusan demikian anehnya, dan
pasti mempunyai sebab2 lain, tetapi dikarenakan Pek Jien Thaysu didalam ber
puluh2 tahun ini tidak pernah memikirkan urusan didalam kuil serta urusan
didunia kangouw, setiap hari hanya duduk bersamedi didalam ruangan samedi
itu, sekalipun Pek Siang Thaysu sangat cerdik sekali, juga sukar sekali untuk
menebak suhengnya itu kini sedang menjual obat apa??. Seperminum teh
kemudian, Pek Siang Thaysu telah membawa Pek Thay, serta Pek Jien Thaysu
kedalam ruangan ciangbunjin itu. Pek Jien Thaysu sambil merangkap tangannya
menundukkan kepalanya, ujarnya.

"Siauw te menerima hukuman". Pek Jien Thaysu mengulapkan tangannya,


tanyanya..

"Apakah karena Jien Sicu itukah ???". Sahut Pek Jien Thaysu.

"Siauw te tak dapat menghalangi dia, sehingga mengganggu ketenangan dari


Suheng, tetapi Siauw te sejak tadi secara diam2 telah mengirimkan jago2
berkepandaian tinggi dari kuil untuk menjaga disekitar tempat ini, asalkan
pemuda berbaju hijau itu terhadap diri suheng terjadi hal yang tidak beres, segera
bersama-sama akan maju menerjang-----". Pek Jien Thaysu menggelengkan
kepalanya, lanjutnya.

"Aku sangat baik sekali, tak usah membicarakan tentang urusan ini lagi---". Dia
berhenti sejenak, kemudian lanjut nya lagi.

"Aku akan membawa Pek Thay serta Pek Siang dua orang sute untuk
meninggalkan kuil melakukan perjalanan, segala urusan didalam kuil ini aku
serahkan kepadamu untuk mengurusinya---- Pek Jen Thaysu menjadi sangat
terkejut. ujarnya.

"Suheng sebagai seorang Ciangbunjin, mempunyai kedudukan yang sangat tinggi


sekali, apabila ada urusan cukuplah mengirimkan orang sudahlah, mengapa harus
berusaha dan melakukan perjalanan sendiri". Sahut Pek Jien Thaysu .249

"Urusan ini haruslah Siauw heng melakukannya sendiri----". Dia mengulurkan


tangannya kebelakang ranjang tidurnya, dan mengambil keluar sebuah toya
sambil ujarnya.

"Toya ini merupakan barang peningalan dari suhu, sejak suhu wafat aku selalu
meletakkannya disisi tubuhku, dan belum pernah meninggalkan diriku
setindakpun, kini aku harus meninggalkan kuil untuk melakukan perjalanan, toya
ini aku serahkan kepadamu untuk mengurusnya, dan tak boleh sampai rusak
sedikitpun juga". Pek Jen Thaysu berlutut diatas tanah, sambil sepasang
tangannya menerima kembali toya itu, sahutnya. Ciangbun suheng harap berlega
hati, toya ada orangpun ada, toya hilang orangpun binasa, Siauw te akan
berusaha sekuat tenaga untuk melindungi barang peninggalan suhu". Hati Pek
Jien Thaysu agaknya merasa sangat cemas sekali, sambil menoleh memandang
Pek Thay, serta Pek Siang Thay su ujarnya.

"Semua pakaian apakah telah siap?". Sahut Pek Siang Thaysu. Semuanya telah
siap sejak tadi, dan menantikan perintah dari suheng untuk segera berangkat".
Pek Jien Thaysu menggerakkan kakinya dan berjalan keluar, kepada Pek Jien
Thaysu ujarnya.

"Peristiwa Siauw heng meninggalkan kuil harap jangan sampai tersiar keluar".
Sahut Pek Jien Thaysu.
"Menerima perintah dari suheng!". Ketika dia mendongakkan kepalanya
memandang lagi, nampak Pek Jien Thaysu dibawah kawalan dari Pek Thay serta
Pek Siang berkelebat keluar dari ruangan itu. Ketiga orang itu untuk
menghindarkan diri dari pandangan para hweesio lainnya, mereka tidak berjalan
melalui pintu depan tetapi berputar berjalan melalui pintu kuil sebelah belakang,
merek ber turut2 berlari hingga sejauh tiga li lebih barulah berhenti, Pek Jien
Thaysu sambil menoleh memandang kearah Pek Thay serta Pek Siang sekejab,
ujarnya.

"Kalian berdua sute apakah memikirkan tempat yang akan kita tuju??". Sahut Pek
Siang Thaysu.

"Selama dua puluh tahun lamanya suheng belum pernah meninggalkan halaman
kuil Siauw lim Sie satu tindakpun, ini hari mendadak hendak melakukan
perjalanan didalam dunia kangouw, sungguh membuat Sisauw-te menjadi
bingung. Sahut Pek Jien Thaysu.

"Kita akan pergi keperkampungan keluarga Lam Kong". Pek Thay Thaysu menjadi
tertegun, tanyanya.

"Apakah perkampungan keluarga Lam Kong yang disebut sebagai250 Bu-lim Tit
Chia itu ?". Sahut Pek Jien Thaysu.

"Tidak salah, jejak kita ini bukan saja harus dirahasiakan kepada anak murid dari
kuil, bahkan didalam perjalanan inipun haruslah dirahasiakan dengan sangat rapat
sekali------". Sinar matanya dengan tajam memandang keatas wajah kedua orang
itu, kemudian lanjutnya lagi.

"Lebih baik menyembunyikan wajah asli dari kita semua, sedang baju yang kita
pakaipun harus segera diganti, supaya orang lain sukar untuk menebak siapakah
sebenarnya kita ini ! ". Ujar Pek Siang Thaysu.

"Tentang hal ini Siauw-te telah mencurikan baju petani dari rumah2 disekitar
kuil-----". Dia membuka buntalannya, dan mengambil tiga setel pakaian yang biasa
dipakai oleh petani, sambil tertawa ujarnya.
"Apabila kita harus melepaskan pakaian hweesio ini dan berganti dengan tiga
buah baju petani ini, kemudian wajah kita di polesi dengan tanah, sekalipun
diketahui oleh orang lain, tetapi juga tak seorangpun yang mengetahui kalau kita
adalah hweesio2 dari kuil Siauw lim Sie ". Pek Thay Thaysu tertawa, ujarnya pula.
Hweesio berganti pakaian, aku kira kita ini mengerjakannya untuk pertama kali.
Pek Siang Thaysu mengambil keluar baju tersebut dan dibagikan kepada Pek Thay
Thaysu satu setel, dirinya sebuah, dan yang satunya lagi diserahkan kepada Pek
Jien Thaysu, mendadak dia terhenti, ujarnya.

"Tahan !"

Pek Thay Thaysu mengerutkan alisnya tanyanya .

"Ada urusan apa ?". Ujar Pek Siang Thaysu .

"Kita berganti pakaian dengan baju petani, sekalipun dari sejak dahulu tak pernah
terjadi akan hal ini masih tidaklah mengapa, tetapi Pek Jien suheng sebagai
seorang ciangbunjin dari suatu partai yang besar, apabila juga ikut serta berganti
pakaian dengan baju petani ini, bila berita ini sampai tersebar didalam dunia
kangouw, aku kira juga akan meninggalkan suatu tertawaan sepanjang masa,
terhadap nama serta kedudukan Siauw Lim Pay kitapun akan mendapatkan
gaagguan yang besar". Ujar Pek Thay Thaysu. Perkataan iai juga tidak salah, sute
selamanya sangat banyak akalnya, aku kira pastilah telah menemukan suatu cara
yang bagus!". Sahut Pek Siang Thaysu.

"Caranya sih ada, tetapi suheng haruslah bertambah payah lagi!". Ujar Pek Thay
Thaysu.

"Tak mengapa, kau katakanlah !".251 Ujar Pek Siang Thaysu lagi.

"Kita mencari sebuah tandu yang terbuat dari bambu, dan mempersilahkan Pek
suheng duduk diatasnya, kemudian menutupi wajahnya dengan sebuah kain
hitam, kau dengan aku bertindak sebagai orang yang menggotong tandu itu,
kemungkinan sekali dapat menghindarkan diri dari kesulitan penyamaran ini,
sekaligus menghindarkan diri dari pendengaran orang lain!"

Sahut Pek Thay Thaysu.


"Suatu cara yang sangat bagus sekali, sedang, segera kita membuat tandu
tersebut". Tempat itu adalah suatu hutan yang sangat sunyi sekali, tidak jauh dari
tempat itu terlihat hutan yang penuh dengan tumbuhan bambu, dua orang itu
segera turun tangan, tak sampai beberapa waktu jadilah sebuah tandu yang
terbuat dari bambu, sambil menggotong diri Pek Jien Thaysu, mereka meneruskan
perjalanannya menuju ke kota Lam Yang. Ditengah perjalanan, hanya nampak
kereta kuda yang hilir sebagian besar merupakan jago2 dari Bu lim yang
membawa senjata tajam. tampak hal ini didalam hati Pek Siang Thaysu merasa
sangat heran sekali, batinnya.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

"Kelihatannya Pek Jien suheng hendak menuju keperkampungan keluarga Lam


Kong ini, pastilah ada sebab2 lainnya---. Sedang dia melamun itu, mendadak
terdengar suara derapan kakikuda yang sangat cepat sekali berkumandang
datang, dari belakang tubuhnya terdengar suara bentakan.

"Cepat menyingkir---". !! Suara bentakannya belum selesai diucapkan, kuda


tersebut dengan sangat cepat sekali telah berkekebat disamping tubuhnya
dengan diikuti oleh angin santar yang sangat tajam, dan mengakibatkan baju
kedua orang itu menjadi berkibar. Diam2 Pek Sang Thaysu memuji, ujarnya.

"Suatu kuda Jian lima yang sangat bagus sekali----". Dari belakang tubuhnya
terdengar lagi suara bentakan yang sangat keras.

"Cepat minggir-----". Terdengar angin yang tajam menyambar sebuah pecut yang
sangat panjang menyapu keatas kepada Pek Thay Thaysu. Kiranya Pek Siang
Thaysu karena memandang kesemsem pada kuda Jian Li Ma itu sehingga tanpa
terasa lagi telah berjalan ditengah jalanan, Pek Thay Thaysupun juga terpaksa
mengikutinya dari belakang. Haruslah diketahui bahwa Pek Thay Tbavsu didalam
tingkatan urutan huruf "

Pek "

Didalam Siauw-lim pay merupakan salah seorang dari angkatannya yang memiliki
kepandaian silat yang tinggi, telinga dan matanya sangat tajam mendengar angin
dari pecut itu menyambar datang ke arahnya, segera dia merendahkan tubuhnya,
sedang tandu252 yang terbuat dari bambu yang gotong pada bahunyapun ikut
serta merendah kebawah, pecut panjang tersebut dengan disertai angin yang
tajam berkelebat dibelakang tubuh Pek Jien Thaysu.

Seorang pemuda tampan yang berusia dua puluh tahunan, dengan memakai baju
yang sangat singsat sekali, dan menggendong sebuah keranjang berwarna merah
dengan sangat cepat sekali berkelebat disamping tubuhnya dan berlari kedepan
dengan cepatnya.

Pek Thay Thaysu dengan perlahan menghela napas, dengan seorang diri ujarnya.

"Sungguh seorang anak muda yang sangat berangasan sekali, untung saja
sambaran pecutmu itu tidak sampai mengenai pinceng kalau diganti dengan
orang biasa, bukankah kepalanya akan menjadi hancur terkena sambaran
pecutmu yang demikian kerasnya. Usianya telah sangat tinggi sekali, ditambah
pula imamnya sangat tebal sekali setelah mengucapkan beberapa patah kata
hatinyapun telah menjadi tenang kembali. Tetapi Pek Siang Thaysu merasa sangat
tidak puas, tangannya dimasukan kedalam sakunya mengambil sebuah kalung
dengan mengerahkan tenaga dalamnya keatas pergelangan tangannya, dengan
cepat kalung tersebut disambitkan kearah kaki belakang dari kudanya itu. Kuda
tersebut begitu terkena sambaran kalung, segera meringkik kesakitan dan roboh
kearah depan. Ilmu menunggang kuda dari pemuda yang menunggang kuda itu
sangat hebat sekali, sekalipun kudanya patah kakinya dan roboh kearah depan,
tetapi dia tetap tak menjadi kacau karena hal ini, segera dengan sekuat tenaga
menarik tali les kudanya, dengan pedas mengangkat kembali kaki kuda yang
patah dan roboh kearah depan itu. Tetapi Pek Siang Thaysu telah menggunakan
tenaga yang sangat hebat sekali, begitu dia menyambit tadi telah mengerahkan
tenaga yang besar, kaki belakang dari kuda itu segera menderita luka yang sangat
parah dan tak dapat berdiri tegak lagi, tak dapat dicegah kuda tersebut roboh
kearah belakang. Pemuda itupun agaknya merasa situasi tidak beres, sepasang
kakinya menutul diatas pelana kuda dan melayangkan tubuhnya turun keatas
tanah, dengan dingin memandang sekejap kearah Pek Siang Thaysu, ujarnya
kemudian.

"Siapa yang telah melukai kudaku itu". Sikap serta gerak gerik dari Pek Siang
Thaysu bagaikan seorang yang tak megetahui dan mendengar perkataan itu, dia
tetap melanjutkan perjalanannya kearah depan. Pemuda itu nampak wajah dari
Pek Siang serta Pek Thay Thaysu penuh dengan abu, sedang baju yang
dipakainyapun sangat dengkil sekali, dengan diam pikirnya.

"Kelihatannya bukanlah dua orang ini yang main gila".253 Didalam hatinya
sekalipun merasa bercuriga, tetapi dia yang mempunyai sikap serta sifatnya yang
sombong itu mana mau dengan demikian menyudahi urusan, pecut panjangnya
disaberkan sehingga mengeluarkan suara yang sangat tajam, bentaknya.

"Berhenti! ". Pek Siang Thaysu menghentikan langkah kakinya, tanyanya.

"Ada urusan apa???". Sahut pemuda tersebut.

"Sebelum aku dapat berhasil mencari siapakah yang membunuh kuda


tungganganku ini, kalian lebih baik berhenti dahulu!". Pemuda itu kelihatannya
sangat tampan sekali dan bentuk tubuhnyapun sangat ketus dan sombong sekali.
Pek Siang Thaysu tertawa dingin, baru saja akan membuka mulut balas memaki,
mendadak terdengar suhengnya yang duduk diatas tandu bambu itu dengan
perlahan terbatuk, dengan mengerahkan ilmu menyampaikan suaranya ujarnya.

"Didalam keadaan dan saat seperti hal ini lebih baik jangan sampai terjadi
bentrrokan dengan orang itu". Pek Siang Thaysu tak berani melawan lagi,
terpaksa dia memutarkan tubuhnya mengundurkan diri kesamping sedang kedua
belah tangannya diluruskan kebawah dan berdiri tak bergerak lagi. Pemuda yang
memakai pakaian singset itu, mendongakkan kepalanya memandang beberapa
waktu lamanya, ujarnya kemudian.

"Aneh sekali, didalam beberapa kali ini tak nampak ada bayangan manusia,
apakah dapat dikata diantara mereka berdua itu ada seorang yang telah
menurunkan tangan jahat terhadap binatang tungganganku itu?"

Dia berhenti sejenak, kemudian ujarnya dengan seorang diri.

"Hanya sayang kalian masih belum berhasil membuat cayhe menaruh rasa curiga
terhadap kalian----". Pek Siang serta Pek Thay Thaysu memutarkan kepalanya
memadang pada mega pu tih yang melayang diangkasa itu, bagaikan sama sekali
tidak mendengar pemuda yang tampan itu setelah memandang beberapa saat
tetap tak dapat menemukan orang yang mencurigakan, mendadak dia
menggerakkan kakinya berjalan menuju kedepan Pek Thay Thaysu, tangan
kanannya dilayangkan dan menekan diatas bahu Pek Thay Thaysu, dengan dingin
tanyanya.

"Siapakah yang duduk diatas tandu bambu itu?"

Tenaga dalam yang dimiliki oleh Pek Thay Thaysu telah mencapai pada taraf yang
sempurna, hawa murninya dapat disalurkan keseluruh tempat, dengan pura2
seorang yang tidak mengerti akan ilmu silat, dengan sengaja wajahnya
menampilkan sikap yang sangat terkejut dan takut, nya.

"Yang duduk diatas itu adalah majikan kami"254 Begitu tangan pemuda tampan
itu menekan keatas tubuh Pek Thay Thaysu segera tubuhnya tertekan kebawah,
dan dengan cepat pula dia mengetahui bahwa orang itu adalah seorang biasa
yang tidak mengenal akan kepandaian silat, dengan per lahan2 dia mengangkat
kembali mengangkat kembali tangan kanannya, sambil tertawa tanya-nya.

"Apakah dia telah menderita suatu penyakit?"

Diam2 dengan gusar maki Pek Thay Thaysu.

"Sungguh seorang Siauwcpe yang sangat sombong, kemudian apabila mempunyai


kesempatan, pastilah akan kuhajar benar2 orang itu"

Dalam hatinya dia berpikir demikian, tetapi pada mulutnya terus menerus
menyahut dan ujarnya.

"Perkataan yang diucapkan oleh Kong coe tidak salah, majikan kami ini tidak
untung telah menderita suatu penyakit yang sangat aneh dan tak dapat tertiup
angin yang bagaimana kecilnya pun, sehingga terpaksa mau tak mau harus
menutupi seluruh wajah dan tubuhnya dengan kain"

Pemuda tampan tersebut dengan perlahan lahan memutarkan tubuhnya, dengan


teliti dia memeriksa sekali lagi, nannpak sebuah kaki dari kudanya itu telah putus,
kelihatannya sukar sekali untuk meneruskan per jalanannya, dengan berat dia
menghela napas, dan melanjutkan perjalanannya dengan berjalan kaki.
Pek Thay Thaysu memandang pemuda tampan itu hingga berjalan jauh sekali,
segera mempercepat langkah kakinya, dan berlari menuju kesebuah hutan tak
jauh dari tempat itu dan menurunkan tandu bambu tersebut.

Pek Jien Thaysu bangkit berdiri dan membuka kain hitam yang menutupi
tubuhnya itu, ujarnya .

"Jalan raya menuju kekota Lam Yang sangat banyak sekali orang2 dari Bu-lim yang
hilir mudik, kelihatannya orang She Jien itu tidaklah berbohong". Pek Thay Thaysu
menunjuk pada sebuah gunung yang berdiri sendiri disebelah Utara itu, ujarnya .

"Gunung itu adalah gunung terpencil yang dimaksud, sedang berkampungan


keluarga Lam Kong itupun terletak disudut dari gunung tersebut, sedang rumah2
yang terlihat atapnya itu adalah kuil "Sian Miauw Koan"

Yang terkenal, kita harus menyembunyikan asal usul kita lebih baik melakukan
perjalanan langsung keatas gunung yang terpencil itu, dan mencari suatu tempat
untuk menyembunyikan diri yang sangat baik atau berhenti dikuil Siau Miauw
Koan itu-----".

Ujar Pek Siang Thaysu pula.

Koancu dari kuil Sian Miauw Koan itu mempunyai hubungan persahabatan yang
sangat erat dengan Siauw-te, waktu ini juga merupakan orang dari Bulim, tetapi
pada sepuluh tahun yang lalu telah cuci tangan dan tidak lagi mencampuri urusan
dunia kangouw, dengan hubungan yang sangat erat dengan Siauwte itu, aku kira
dia juga akan255 menerima kita yang melakukan perjalanan dari ribuan li ini"

Ujar Pek Jien Thaysu.

"Jejak kita menuju ke Barat ini, makin dirahasiakan makin bertambah baik, nama
Koancu dari Sian Miauw Koan itu sangat terkenal sekali, kita lebih baik terus
masuk kedalam gunung yang terpencil itu.' kemudian mencari suatu tempat yang
baik untuk menyembunyikan diri". Pek Siang serta Pek Thay Thaysa segera
bangkit berdiri, ujarnya.
"Perkataan yang diucapkan oleh suheng tidak salah, mari kita segera melakukan
perjalanan ! ". Pek Jien Thaysu menutupi seluruh tubuhnya dengan kain hitam
lagi, ujarnya.

"Cuaca sekarang ini masih sangat pagi, hutan ini kelihatannya sangat lebat sekali.
Siauw heng untuk sementara akan menanti disini, sedang kalian berdua lebih baik
pergi mencari berita mengenai beberapa urusan, menanti setelah matahari
terbenam, kita baru mulai berangkat masuk kedalam gunung tersebut". Kedua
orang hweeshio itu bersama-sama menyahut.

"Kami akan melakukan tugas sesuai dengan perintah diri subeng !", Ujar Pek Jien
Thaysu lagi .

"Pek Siang sute, kau pergi mencari kabar apakah koancu dari Sian Miauw Koan itu
masih tetap Sam Ciat Tootiang". Tanya Pek Siang Tootiang.

"Apabila masih Sam Ciat Too-heng. apakah perlu membawa dia datang menemul
Suheng???". Sahut Pek Jien Thaysu .

"Tak usahlah, asalkan mendengar bahwa kini telah bukan Sam Ciat Tootiang
sebagai koancunya, segera balik memberi kepadaku sudah cukuplah". Pek Siang
Thaysu tidak bertanya lebih banyak lagi, segera dia melayangkan tubuhnya pergi.
Tanya Pek Thay Thaysu.

"Suheng apakah minta siauw-te perlu memeriksa keadaan dari perkampungan


keluarga Lam Kong itu terlebih dahulu??". Sahut Pek Jien Thaysu.

"Orang yang kita temui didalam perjalanan tadi, agaknya semuanya merupakan
orang2 dari dunia persilatan, kemungkinan sekali perkampungan keluarga Lam
Kong itu telah diobrak abrik tak keruan----". Ujar Pek Thay Thaysu.

"Siauw-te segera akan pergi memeriksa, dan dengan cepat akan kembali
memberikan laporannya kepada suhengr!". Agaknya sejak diatas tandu bambu itu
Pek Jien Thaysu telah merencanakan urusan yang harus dikerjakan, dengan nada
yang sangat rendah ujarnya.
"Lebih baik janganlah sampai terjadi bentrokan dengan orang lain,256 setelah
mendapatkan kenyataannya segera kembali memberi laporan". Pek Thay Thaysu
menyahut, dengan sangat cepat bergerak kearah perkampungan keluarga Lam
Kong. Hutan itu hanyalah sebuah hutan yang sangat sempit sekali, luasnya tak
lebih hanyalah satu hektar saja. Pek Jien Thaysu bangkit berdiri dan dengan
perlahan lahan berjalan kesana ke mari didalam rimba tersebut, hal ini
memperlihatkan bahwa didalam hatinya mulai timbul rasa cemasnya. Setengah
harian telah berlalu dengan cepatnya, Pek Jien Thaysu selalu dengan hati yang
sangat cemas berjalan kesana kemari, sampai pada saat matahari hampir
terbenam, barulah nampak Pek Sian Thaysu dengan cepat lari mendatang. Pek
Jien Thaysu mengerutkan alisnya, tanyanya.

"Mengapa pergi demikian lamanya?"

Sahut Pek Siang Thaysu.

"Siauw te menanti hampir setengah harian didepan kuil tersebut, dan


membicarakan tentang urusan kuil tersebut dengan seseorang, apakah
koancunya masih tetap Sam Ciat Tootiang, tetapi siapa tahu pihak sana ternyata
menggelengkan kepalanya tidak tahu"

Tanya Pek Jien Thaysu dengan kurang percaya.

"Ada urusan yang demikian?"

Sahut Pek Sian Thaysu.

"Orang lain tidak berbicara, Siauwte juga tidak mempunyai daya untuk memaksa,
terpaksa menanti didepan kuil itu untuk mencari orang lain lagi"

Tanya Pek Jien Thaysu.

"Apakah kau terus tak berhasil mengetahuinya?"

Sahut Pek Sian Thaysu.


"Akhirnya, siauw te bertemu dengan seorang toosu dari kuil tersebut, dan barulah
mengetahui kalau koancunya masih tetap Sam Ciat Tooheng --"

Ujar Pek Jien Thaysu.

"Itulah sangat baik sekali, pada saat yang diperlukan, kita juga masih dapat
meminta bantuan darinya"

Ujar Pek Siaug Thaysu lagi.

"Hanya, Sam Ciat Tootiang telah hampir tiga empat tahun lamanya tidak pernah
munculkan dirinya, sekalipun orang2 dari kuil tersebut juga belum pernah
menemui dirinya. Tanya Pek Jien Thaysu dengan keheranan.

"Mengapa ???". Sahut Pek Siang Thaysu lagi.

"Hai inilah merupakan urusan yang belum siauw-te pahami, sebenarnya akan
menerjang masuk kedalam kuil uutuk memeriksa keadaan tersebut tetapi takut
diketahui asal usulnya, sehingga merusak257 seluruh rencana yang telah disusun
oleh suheng, terpaksa aku tak dapat mengambil keputusan sendiri dan
mengundurkan diri kembali ke sini". Pada saat dua orang itu sedang berbicara,
Pek Thay Thaysupun telah berjalan mendatangi. Dia agaknya merasa sangat lelah
sekaii, sesampainya tubuh Pek Jien Thaysu pun napasnya masih ter sengkal2. Pek
Diien Thaysu menjadi sangat terkejut sekali, tanyanya.

"Bagaimana?? apakah kau telah bergebrak dengan orang lain??". Pek Thay Thaysu
menggelengkan kepalanya, sahutnya.

"Tidak!". Tanya Pek Siang Thaysu.

"Lalu mengapa kau kelihatannya sangat letih sekali??". Sahut Pek Jien Thaysu.

"Sekalipun tidak bergebrak dengan orang, tetapi telah dikejar mati2an oleh orang
itu hingga setengah harian lamanya!". Tanya Pek Jien Thaysu.

"Siapa ????". Sahut Pek Thay Thaysu.


"Tidak kenal, tetapi delapan bagian bukan orang2 dari keluarga Lam Kong, dia
agaknya mempunyai niat untuk bergebrak dengan diriku, terhadap diriku dia
selalu mengejar dengan sangat kencang sekali". Tanya Pek Siang Thaysu lagi.

"Lalu bagaimana kau dapat meloloskan dirinya???". Sahut Pek Thay Thayso.

"Siauw-te terdesak, mendadak pikiranku menjadi bergerak, dan lari menuju


ketengah gunung yang terpencil itu, dengan meminjam keadaan dari jalan
tersebut dengan dia telah bertanding beberapa waktu lamanya, menanti setelah
berhasil meloloskan diri dari kejaran orang tersebut, baru dengan cepat siauw-te
balik kembali ". Pek Jien Thaysu mendadak menghela napas panjang2, ujarnya.

"Sungai dan kali akan tetap serupa, tetapi urusan manusia selalu berubah, cepat
kalian mengambil keluar keringan yang kalian bawa dan cepat dimakan untuk
kemudian memelihara tenaga, kemungkinan sekali malam ini kita harus
menerjang masuk ke dalam perkampungan keluarga Lam Kong". Pek Thay Thaysu
termenung sejenak, kemudian ujarnya.

"Suheng harap memaafkan terlebih dahulu, atas kesalahan dari siauw-te!!". Pek
Jien Thaysu menjadi tertegun, tanyanya.

"Urusan apa?? sute apabila ada urusan harap diucapkan keluar". *********258
** BAGIAN KELIMA BELAS ** Ujar Pek Thay Thaysu.

"Sejak suheng menerima jabatan sebagai ciangbunjin, telah mengeluarkan


keputusan untuk melarang anak murid dari Siauw lim pay untuk mempunyai
ingatan merebut ketiga buah benda pusaka, sehingga menerjang dan membuat
onar didalam perkampungan keluarga Lam Kong, siapa yang melanggar akan hal
ini akan menerima hukuman berat"

Sahut Pek Jien Thaysu.

"Tidak salah memang ada urusan ini"

Ujar Pek Thay Thaysu lagi.


"Tetapi kini suheng telah melakukan perjalanan ketempat ini entah mempunyai
tujuan apa?"

Pek Jien Thaysu memandang kekiri dan kekanan sekejab, kemudian sambil
menghela napas panjang ujarnya.

"Siauw heng dapat kemari bukanlah di keranakan ketiga buah benda pusaka
tersebut, aku akan memeriksa beberapa persoalan, urusan ini menyangkut mati
hidupnya Bu lim untuk selanjutnya--"

Dia mendongakkan kepalanya memandang matahari yang hampir tenggelam


lanjutnya lagi.

"Tetapi urusan ini aku sendiripun sukar sekali untuk menceritakan seluruhnya
dengan jelas"

Pek Siang Thaysu dengan per lahan2 menganggukkan kepalanya, dengan nada
yang sangat serius ujarnya.

"Sam Ciat Tootiang lama sekali tidak munculkan diri membuat siauw te
mempunyai dugaan yang jelek, para ciangbunjin dari seluruh partai besar dengan
tulisan tangannya sendiri telah menulis peraturan2 yang harus kita semua taati,
hal ini membuat perkampungan keluarga Lam Kong ini penuh diliputi oleh
kemisteriusan, didalam boleh dikata tak ada lagi perkampungan semacam itu lagi,
dan tak seorang pun didalam Bu lim yang mengetahui dan memahami
perkampungan keluarga Lam Kong ini". Ujar Pek Jien Thaysu.

"Itulah tujuan dari pada kita datang kemari, didalam beberapa puluh tahun ini
kejadian yang dialami oleh keluarga Lam Kong dapat dihitung sebagai suatu
peristiwa sakit hati yang sangat menyedihkan sekali didalam dunia kangouw,
berturut-turut beberapa turunannya ternyata telah dibunuh oleh orang sampai
jenasahnyapun tak dapat ditemukan, dan beritanya bagaikan batu yang terjatuh
kedalam samudra, tetapi selalu sampai kini belum pernah terdengar gerakan dari
keluarga Lam Kong ini untuk mengadakan pembalasan dendam---."
Mendadak terdengar suara tindakan kaki berkumandang datang,259 seorang
yang kurus kering dan pendek dengan memakai baju berwarna abu2, dengan
langkah yang sangat perlahan sekali berjalan masuk kedalam rimba tersebut.

Orang itu agaknya telah mengetahui kalau Pek Jien Thaysu bertiga berada
ditempat itu, segera dia menghentikan langkah kakinya.

Pek Thay Thaysu bangkit berdiri dengan nada yang berat bentaknya.

"Kawan ! jangan pergi, kalau memangnya telah bertemu muka, mengapa tak
datang kemari untuk berbicara sejenak". Tubuhnya kini memakai pakaian dari
orang biasa, oleh karena itu ucapannyapun menirukan lagaknya sebagai seorang
kangouw kawakan. Orang berbaju abu2 Yang kurus kering serta sangat pendek itu
menjadi bingung untuk sesaat, kemudian dengan langkah yang lebar berjalan
mendekat , sepasang matanya memancarkan sinar yang sangat tajam, setelah
memandang sekejap kearah tiga orang itu, ujarnya. Berbicarapun juga sangat
baik, entah mempunyai pendapat apakah?". Pek Jien Thaysu jarang sekali
berkelana didalam dunia kangouw, sekalipun namanya menggetarkan seluruh Bu-
lim, tetapi orang yang dapat mengenal dirinya sangat sedikit sekali, sedang Pek
Siang serta Pek Thay Thaysupun saat ini telah memakai pakaian orang biasa,
wajahnyapun juga telah ditutupi dengan abu, sehingga orang yang kecil pendek
itu setelah memandang agak lama kearah ketiga orang itu, agaknya masih juga
tidak dapat memikirkan asal usul dari ketiga orang tersebut, tanpa terasa dia
menjadi mengerutkan alisnya. Pek Siang Thaysu tersenyum, ujarnya.

"Jika dilihat dari bentuk wajah serta gerak gerikmu itu agaknya kau adalah "Sin
Cho Kwie"

Yang telah sangat terkenal didalam dunia kangouw itu, entah tebakan cayhe itu
benar tidak?"

Dalam hati orang yang kurus kering itu terasa agak bergetar, tetapi pada
wajahnya dia tetap mempertahankan wajahnya yang sangat tenang sekali,
sahutnya.

Tidak salah, cayhe Pauw Fang adanya, maafkan kalau mataku kurang tajam
sehingga tak dapat mengetahui asal usul dari kalian"
Pek Siang Thaysu tertawa tawar, ujar nya.

"Kalau bertemu mengapa harus mengenalnya, Pauw heng sembarangan


memanggil sudahlah"

Pauw Fang tertawa dingin, sahutnya.

"Sin Cho Jie Kie selamanya tidak pernah berhubungan dengan orang2 yang tidak
dikenal, maafkan kalau aku tak dapat menemani lebih lama lagi"

Sambil memutarkan tubuhnya dia loncatkan dirinya, dan tahu2 tubuhnya telah
berada sejauh beberapa kaki dari tempat semula. Pek Thay Thaysu segera bangkit
berdiri dengan nada yang berat260 bentaknya.

"Berhenti!"

Suaranya belum selesai diucapkan, tubuhnya telah mengejar sampai dibelakang


tubuh Pauw Fang. Pauw Fang diam2 merasa sangat terkejut, diam2 batinnya.

"Gerakan tubuhnya sungguh cepat sekali"

Dalam hatinya sekalipun dia berpikir demikian, tetapi pada mulutnya dengan
nada yang dingin balas bentaknya.

"Bagaimana.?"

Pek Thay Thaysu merangkap tangannya sambil tertawa ujarnya.

"Sekalian cayhe sekalian harus menyebutkan namanya sendiri, entah masihkah


mempunyai cara yang lain untuk dapat menahan Pauw heng sejenak lagi?"

Sahut Pauw Fang.

"Ucapan dari saudara demikian sombongnya, aku kira pastilah kalian adalah
pendekar yang memiliki kepandaian silat yang sangat tinggi"
Sambil tertawa ujar Pek Thay Thaysu.

"Terlalu memuji, apabila selain menyebutkan namanya sendiri masih ada cara
yang lain untuk menahan diri Pauw-heng sejenak lagi ditempat ini, cayhe pasti
akan menurut apa yang dikehendaki oleh Pauw- heng dan meminta sedikit
pelajaran dari saudara". Pauw Fang sejak malang melintang di dalam Bu lim, mana
pernah merasakan sindiran yang demikian tajamnya itu, dengan gusar bentaknya.

"Kau mempunyai niat untuk membuat susah kepadaku". Dengan per-lahan2 dia
mengangkat telapak tangan kanannya. Serentetan sinar marahari senja
memancarkan sinarnya masuk kedalam rimba tersebut, tampak tangan Pauw
Fang yang diangkat itu diliputi oleh warna hitam yang agak menebal. Pek Thay
Thaysu tersenyum ujarnya.

"Sin Cho Jie Kwie yang telah menggemparkan dunia kangouw itu, cayhe dengar
bahwa yang satu melatih ilmu Thiat sah Ciang atau pukulan pasir besi dan yang
seorang melatih ilmu Chu Sah Ciang atau pukulan pasir ungu, kini telapak serta
jari dari Pauw heng berubah menjadi hitam seperti tinta, aku kira kau telah
melatih ilmu Thiat Sah Ciang". Didalam hati Pauw Fang merasa sangat terkejut
bercampur mangkel, diam2 batinnya.

"Aku Pauw Fang telah berkelana didalam dunia kangouw selama setengah
umurku, sungguh2 kiranya hanya sia2 belaka, pihak lawan bukan saja dapat
menyebutkan namaku, bahkan masih dapat menyebutkan kepandaian yang
dilatih oleh Sin Cho Jie Kwie, sedang sebaliknya asal usul dari pihak lawan aku
sedikitpun tidak mengetahuinya dan merasa bingung".261 Hatinya makin lama
makin bertambah terkejut, telapak tangan yang telah diangkatpun sukar sekali
untuk dilancarkan keluar. Pek Thay Thaysu merangkap tangannya sambil tertawa,
ujarnya.

"Pauw-heng silalnkan!". Kakinya dengan seenaknya berdiri hal ini memperlihatkan


kalau dia sama sekali tidak memandang sebelah matapun kepada Pauw Fang.
Pauw Fang merasakan bahwa hawa gusarnya menerjang naik keatas dari dalam
hatinya, dengan keras dia membentak, sedang telapak tanganpun melancarkan
serangan hebat kearah Pek Thay Thaysu. Dengan cepat Pek Thay Thaysu
menghindar kesamping, dan dengan sangat tepat sekali berhasil menghindarkan
diri dari satu jurus serangan yang baru saja dilancarkan itu, sambil tertawa
ujarnya.

"Cayhe dengan senang hati akan mengalah sebanyak tiga jurus". Dengan gusar
ujar Pauw Fang.

"Siapa yang menginginkan kau mengalah". Sepasang telapak tanganya


didorongkan kedepan berbareng, berturut turut melancarkan beberapa kali
serangan gencar. Pek Thaysu menghindarkan lagi sebanyak dua jurus baru
kemudian balas melancarkan ilmu dua belas gerakan penakluk naga dari Siauw
Lim Pay, serangannya mengutamakan menotok dan mencekal jalan darah serta
urat nadi pihak lawan,saking terdesaknya gerakan dari Pauw Fang menjadi kacau
tak karuan, satu kali kurang hati2 urat nadi dipergelangan tangan kirinya telah
berhasil dicekal oleh Pek Thay Thaysu. Pauw Fang menjadi termangu mangu,
sambil memandang kearah Pek Thay Thaysu ujarnya.

"Orang she Pauw telah selama separuh dari hidupku berkelana didalam dunia
kangow, dan menemui jago2 berkepandaian tinggi tak terhitung banyaknya tetapi
belum pernah mengalami kekalahan didalam sepuluh jurus saja."

Sambil tertawa ujar Pek Thay Thaysu.

"Pauw-heng mengalah sehingga aku dapat mengalami kemenangan, asalkan


Pauw-heng mau menyanggupi satu hal yang diajukan oleh cayhe, segera cayhe
akan melepaskan Pauw-heng pergi dari tempat ini". Ujar Pauw Fang.

"Sin Cho Jie Kwie selamanya selalu waspada sekali, sungguh tak disangka ini hari
dapat dibuat oleh orang lain sehingga menjadi demikian, coba kau katakanlah ada
urusan apa??". Ujar Pek Thay Thaysu.

"Cayhe hanya mengharapkan bantuan dari Pauw heng mengenal satu hal, setelah
meninggalkan rimba ini janganlah menceritakan kalau kau telah bertemu dengan
kami sekalian ditempat ini". Pauw Fang termenung sejenak, kemudian sahutnya.

"Tentang hal ini aku menyanggupi".262 Pek Thay Thaysu tertawa, ujarnya lagi.
"Orang2 didalam dunia kangouw mengutamakan perkataan serta sumpah yang
telah diucapkan, perkataan yang telah keluar dari mulut berat bagaikan gunung
Thay san, Pauw heng silahkan melanjutkan perjalan". Segera dia melepaskan
cekalannya dipergelangan tangan kiri Pauw Fang sambil merangkap tangannya
mengantar. Pauw Fang dengan ter mangu2 memandang sekejap kearah Pek Thay
Thaysu, kemudian dengan cepat membalikkan tubuhnya dan lari pergi dari
tempat tersebut. Pek Jien Thaysu memandang kearah Pek Thay Thaysu sambil
tertawa, ujarnya.

"Untuk memberikan keputusan tentang perebutan yang terjadi didalam dunia


kangouw, Siauw te sungguh masih mengharapkan bantuan dari sute sekalian".
Pek Thay Thaysu tertawa tawar, sahutnya.

"Sin Cho Jie Kwie dengan membunuhi orang2 lain sebagai kebiasaannya,
kepandaian silatnya boleh juga tak dapat dikatakan jelek, yang ditakuti hanyalah
senjata rahasia beracun, apabila orang2 dari golongan Pek to menyebutkao nama
Jie Kwie itu tak seorangpun yang tak menjadi kepala pusing, ini hari mau dengan
mendapatkan hinaan pergi dari tempat ini, yang paling penting adalah karena dia
masih tidak jelas dengan asal usul kita, pun ditambah lagi dengan tercekalnya urat
nadi pada pergelangan tangan kirinya didalam lima jurus saja oleh Cap Jie Jien
Liong Shu yang telah Siauw ye lancarkan itu, apabila kita dapat terlebih dahulu
menangkap orangnya sehingga membuat semangat serta nyalinya menjadi pecah,
urusan kemudian barulah dengan kata2 yang baik meminta dia meninggalkan
tempat ini, tak mungkin dia akan membocorkan urusan ini lagi. Ujar Pek Siang
Thaysu.

"Sin Cho Jie Kwie selamanya melakukan perjalanannya dengan bersama sama,
sedang kini mereka telah berpisah satu sama lainnya, dan dari jauh seorang diri
datang kekota Lam Yang ini, didalamnya sudah tentu ada urusan lagi yang sangat
penting"

Pek Jien memandang keadaan cuaca, kemudian ujarnya.

"Rimba ini sangat dekat sekali dengan jalan raya, sedang orang2 yang melintasi
jalan itupun campur aduk tak keruan, jaraknya sampai malam hari masih sangat
lama sekali, aku kira sukar untuk diduga tak ada orang lain lagi yang datang
kemari, kita haruslah mencari suatu tempat yang tersembunyi dan tenang untuk
memelihara semangat serta tenaga selanjutnya,disamping itu juga dapat
menghindarkan diri dari pendengaran serta pandangan orang banyak, sehingga
terjadi urusan yang mendatangkan kesulitan bagi kita"

Ujar Pek Thay Thaysu.263


Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

"Tempat yang tersembunyi dan sangat tenang memangnya ada satu tempat yang
bagus, hanya entah suheng mau ikut pergi tidak"

Tanya Pek Jien Thaysu.

"Ditempat mava?"

Pek Thay Thaysu menunjuk keatas suatu pohon yang sangat besar dan lebat,
sambil tertawa sahutnya.

"Diatas pohon yang besar itu, daun di tempat itu sangat lebat sekali dan sangat
baik untuk menyembunjikan diri dari pandangan orang lain, tetapi suheng sebagai
seorang ciangbunjin, mana dapat--"

Pak Jien Thaysu tertawa ujarnya.

"Hal ini juga bukanlah merupakan suatu urusan yang melanggar peraturan atau
pun melangggar ajaran agama, karena keadaan situasi mengapa tidak boleh?"

Sehabis berkata dia terlebih dahulu bangkit berdiri dan meloncat naik keatas
pohon besar itu.

Pek Thay serta Pek Siang Thaysu saling bertukar pandangan sambil tertawa,
setelah menyimpan baik2 tandu bambu itu merekapun meloncatkan dirinya naik
keatas pohon yang besar itu.

Tidak lama ketiga orang itu menyembunyikan dirinya diatas pohon besar itu,
mendadak terdengar suara batuk yang sangat berat berkumandang datang,
diikuti dengan suara nyaring dari Pauw Fang, ujar nya "Tang Loocianpee, rimba
tidak sesuai untuk menyembunjikan diri, lebih baik kita berganti dengan tempat
yang lain saja".

Perkataan yang diucapkan olehnya sekalipun sangat tinggi sekali, tetapi suara
jawabannya sebaliknya malah tak terdengar sama sekali, terdengar suara batuk
itu makin lama makin mendekat, kiranya Pauw Fang tak berhasil menarik orang
itu untuk berpindah tempat terpaksa mereka ber sama2 memasuki rimba
tersebut.

Pek Thay Thaysu membuka sedikit daun dari pohon yang menutupi tubuhnya itu
memandang kebawah, nampak Pauw Fang dengan seorang nenek yang memakai
pakaian yang kasar berjalan ber sama2 memasuki rimba itu.

Nenek tua itu dengan kain hitamnya mengikat rambutnya, wajahnya penuh
dengan pasir dan debu, pada tangannya memegang sebuah tongkat bambu,
dengan langkah yang sangat perlahan sekali berjalan mendatang, bentuknya yang
kelihatan sangat tua iru berjalan dengan seenaknya ketempat itu, tetapi tak dapat
juga menutupi dua buah sinar matanya yang sangat tajam yang memancar keluar
dari sepasang matanya.

Sinar mata dari Bauw Fang terus menerus berputar, ketika tak nampak lagi Pek
Thay Thaysu sekaliam ditempat itu segera dia menegakkan pinggangnya dan
berhenti ber batuk2.

Nenek tua itu menoleh kebelakang memandang sekejab kearah264 Pauw Fang
ujarnya.

"Rimba ini bukanlah sangat sunyi serta bersih??". Ujar Pauw Fang.

"Jarak dari rimba ini sampai dijalan raya sangat dekat sekali, aku takut kalau ada
orang yang menerjang masuk ketempat ini. Nenek tua itu mendongakkan
kepalanya memandang daun yang rimbon diatas pohon yang besar itu, kemudian
ujarnya.

"Kita lebih baik bersembunyi diatas pohon itu saja, sekalipun ada orang yang
masuk kedalam rimba ini juga tak mungkin dapat melihat diri kita". Tongkat
bambunya ditutulkan keatas tanah, dengan menggunakan jurus "Jien Liong Sian
Thian"

Atau Naga meluncur naik keangkasa, dengan tegak lurus meluncur naik keatas
setinggi dua kaki tongkat bambu ditangannya menutul lagi ke atas sebuah dahan
pohon, tubuhnya meluncur lagi keatas dan turun diatas dahan yang terlindung
dari daun2an yang sangat lebat dari pohon tersebut.

Pek Thay Thaysu yang melihat hal ini diam2 memuji.

"Suatu ilmu meringankan tubuh yang sangat sempurna sekali, entah siapakah
orang itu?'? dapat mempunyai kepandaian seperti ini" . Pauw Fang pun segera
mengikuti dari belakangnya dan bersembunyi ditengah dahan yang dikelilingi oleh
daun2 yang sangat lebat tersebut. Cuaca makin lama makin menjadi gelap,
burung2 mulai beterbangan kembali ke dalam sarang, tak sedikit pula burung2
yang terbang kedalam rimba tersebut. Matahari dan bulan bertukar tempar,
bintang2pun memenuhi jagat raya yang luas. Cuaca pada saat itu kira2 telah
mendekati kentongan kedua. Terdengar suara wanita yang sangat rendah dan
berat berkumandang datang sehingga mengejutkan tiga-empat burung yang
segera beterbangan ujarnya.

"Waktu telah mendekati siang, kitapun segera mulai berangkat". Dua buah
bayangan manusia berkelebat dari atas pohon yang lebat itu dan meloncat turun
kemudian pergi dengan sangat cepatnya. Tak lama kedua buah bayangan manusia
itu pergi dari tempat itu, Pek Jien, Pek Siang serta Pek Thay Thaysu pun segera
meloncat turun dari atas pohon besar itu. Pek Thay Thaysu merogoh kedalam
sakunya mengambil keluar sebuah sapu tangan yang berwarna hitam, dan
diserahkan kepada Pek Jien Thaysu sambil ujarnya.

"Suheng harap menggunakan saputangan ini untuk menutupi wajah yang


sebenarnya"

Pek Jien Thaysu tersenyum, sahutnya.

"Sungguh sangat teliti sekali kau didalam memikirkan sesuatu"265 Segera dia
menerima saputangan itu dan menutupi wajahnya, hanya nampak sepasang
matanya yang memancarkan sinar mata yang sangat tajam itu saja. Tiga buah
bayangan manusia dengan sangat cepat sekali berkelebat diantara pepohonan
didalam rimba itu dan lari menuju kedalam perkampungan keluarga Lam Kong.
Inilah suatu malam yang tak berbulan dan tak berbintang, malam yang gelap
gulita itu memberikan kebebasan yang lebih luas lagi kepada orang2 yang
melakukan perjalanan malam itu. Sejak tadi Pek Thay Thaysu telah mengingat
baik2 jalan2 yang menuju kearah perkampungan keluarga Lam Kong, tiga buah
bayangan manusia bagaikan kilat cepatnya menyambar diangkasa dan berlari di
atas jalan gunung yang sangat tinggi sekali, tak sampai beberapa waktu sampailah
mereka diluar rimba Tiang Cing Lim. Pek Thay Thaysu mendadak menghentikan
langkah kakinya, sambil ujarnya.

"Setelah melewati rimba yang sangat lebar dan luas ini, kita akan sampai didalam
perkampungan keluarga Lam Kong, kemungkinan sekali didalam rimba ini penuh
dengan jago2 yang disebarkan oleh orang2 dari keluarga Lam Kong untuk menjaga
tempat tersebut, kedua orang suheng harap lebih berhati2 lagi"

Pek Jien Thaysu mendadak menghela napas panjang, dengan nada yang rendah
ujarnya.

"Sungguh tak disangka Siauw heng pun ternyata juga telah menjadi orang yang
berjalan waktu malam hari"

Pek Siang Thaysu sekalipun pada mulut nya tidak mengucapkan sepatah katapun
juga, tetapi didalam hatinya diam2 batinnya.

Ucapan ini memangnia tidak salah, Ciangbunjin dari partai Siauw Lim Pay
bagaimana dapat berbuat demikian, apalagi dengan kedudukan serta
tingkatannya yang demikian tingginya, tak perduli partai manapun diantara
kesembilan partai besar yang ada juga tak berani untuk demikian memandang
rendahnya kepada Ciangbunjin dari partai Siauw Lim Pay.

Pek Thay Thaysu mendadak menarik Pek Jien Thaysu untuk menyembunyikan diri
dibelakang sebuah pohon Pak Yang yang sangat besar, Pek Siang Thaysu yang
selalu waspadapun segera memutarkan tubuhnya bersembunyi disalah satu
pohon yang besar pula.
Terlihat sebuah bayangan manusia dengan sangat cepat sekali meluncur datang
dan berhenti pada jarak dua-tiga kaki dari tempat persembunyian ketiga orang
itu.

Malam hari yang sangat gelap gulita, hanya nampak batang2 pohon yang berdiri
tegak dan bayangan daun2 yang bergoyang di tiup angin, ditambah lagi Pek Jien
Thay su tiga orang berdiri tegak dan menghentikan pernapasannya, orang yang
jalan malam itu ternyata tak berhasil266 mengetahui tempat persembunyian dari
ketiga orang itu.

Sinar mata dari Pek Thay Thaysu dengan per lahan2 dialihkan, tampak orang itu
mempunyai bentuk tubuh yang sangat ramping kecil, pada punggungnya terselip
sebuah pedang panjang, wajahnya tertutup oleh kain hijau, hanya tampak kedua
tangannya saja yang menonjol keluar.

Agaknya setiap orang yang mendatangi kedalam perkampungan keluarga Lam


Kong ini tak seorangpan yang ingin memperlihatkan wajah aslinya.

Bayangan tubuh yang ramping kecil itu setelah berdiri ter mangu2 sejenak,
dengan meminjam bayangan pohon yang bergoyang itu, dengan langkah yang
sangat cepat sekali berlari kearah dalam rimba, dalam sekejap mata saja telah
lenyap dari pandangan.

Pek Thav Thaysu dengan mengerahkan ilmu menyampaikan suaranya dengan


nada yang sangat rendah berkata terhadap Pek Jien Thaysu.

"Orang yang baru saja datang ini waktu berjalan tak meninggalkan suara tindakan
sedikitpun juga, hal membuktikan kalau dia memiliki ilmu meringankan
tubuhyang sangat sempurna sekali jika dilihat dari hal ini. agaknya orang2 jalan
malam yang mengadakan penyelidikan terhadap perkampungan keluarga Lam
Kong malam ini tidaklah sedikit jumlahnya". Pek Siang Thaysu menoleh
memandang, dengan mengerahkan ilmu menyampaikan suara juga ujarnya.

"Jalan raja yang menuju kekota Lam Yang ini tak hentinya tampak munculnya
orang dari Bu-lim yang membawa senjata tajam beraneka ragam, orang2 dari
keluarga Lam Kong apakah tidak mengetahui akan berita ini sedikitpun juga???
apabila dugaan yang aku buat tidak salah. orang2 dari perkampungan keluarga
Lam Kong ini aku kira sejak tadi telah menyebarkan orang2nya untuk menyambut
kedatangan setiap orang yang datang menyatroni dan dengan tenang menanti
kita sekalian terjebak". Pek Jien Thaysu termenung sejenak, kemudian ujarnya.

"Perkataan dari suhe tidak salah, kita haruslah lebih berhati hati lagi". Thay
Thaysu menoleh memandang sekejab kearah Pek Jien Thaysu, kemudian ujarnya.

"Apabila keadaan tidak terlalu memaksa lebih baik kita janganlah sembarangan
turun tangan2. Tidak menanti Pek Jien Thaysu memberikan jawaban lagi, segera
dia menggerakkan kakinya berjalan kearah depan. Sungguh diluar dugaan sama
sekali dari ketiga orang itu, didalam rimba Tiang Cing Lim yang demikian dalam
dan luasnya itu, ternyata tak terdapat sedikit rintangan apapun juga. Ketenangan
yang diluar dugaan ini, malah sebaliknya267 mendatangkan perasaan yang sangat
dingin, mengerikan dan menakutkan sekali. Setelah melewati rimba yang sangat
sunyi sekali itu, terciumlah bau bunga2 semerbak yang menusuk hidung, diluar
halaman perkampungan keluarga Lam Kong yang demikian luasnya itu ditengah
malam yang gelap gulita terlihat diatas pintu besar berwarna hitam pekat itu
tergantung sebuah kain putih yang menutupi papan nama "Bulim Tit It Chia", dan
dibelakangnya terlihat sebuah gardu tempat penjagaan. Ditengah malam yang
gelap gulita itu, keadaan yang sangat sunyi senyap tak terlihat sedikit sinar
lampupun, dan tak terdengar pula suara sedikitpun juga, ditengah rimba yang
menyeramkan itu, samar2 timbul suasana yang sangat kaku dan serius sekali. Pek
Thay Thaysu menggerakkan tangannya menunjuk kearah bangunan yang sangat
besar didalam lapangan yang luas itu, ujarnya.

"Inilah perkampungan keluarga Lam Kong"

Pek Jien Thaysu diam sejenak termenung berpikir keras, ujarnya kemudian.

"Mari kita masuk kedalam melihat lihat sejenak!"

Jilid 9 Segulung angin malam bertiup datang membuat daun dan batang
bergoyang tak hentinya sehingga mengeluarkan suara gemerisik yang nyaring.
Pek Thay Thaysu terlebih dahulu maju kedepan memimpin perjalanan itu, dan
berjalan terus sampai didepan halaman yang luas itu.

Dua buah pintu besar yang berwarna hitam itu agaknya sejak tadi telah dibuka
oleh orang lain, dan kini terlihat terbuka suatu celah yang lebarnya hanya
beberapa coen saja, dan hanya cukup untuk satu orang yang keluar masuk.

Pek Thaysu menoleh memandang sekejap kearah Pek Siang Thaysu, kemudian
dengan cepat berkelebat masuk kedalam.

Pot2 bunga yang penuh menghiasi halaman yang gelap gulita itu seluruhnya telah
berubah menjadi bayangan hitam yang ber bintik2.

Pek Thay Thaysu menarik napas panjang2 tubuhnya dengan datar melompat
keatas dan meloncat setinggi dua kaki lebih kemudian turun diatas atas ruangan
itu.

Pek Jien serta Pek Siang Thaysu segera mengikuti pula melayang masuk keatas
atap ruangan tersebut.

Dengan nada yang rendah ujar Pek Siang Thaysu kepada Pek Thay Thaysu.

"Sute--"

Diantara ketiga orang itu, ketajaman telinga serta pandangan dari268 Pek Thay
Thaysu jauh lebih lihay, dia mengangkat tangannya yang ditekankan diatas
bibirnya.

sambil menggelengkan kepalanya memberi tanda kepada Pek Siang Thaysu untuk
tidak berbicara lagi, bersamaan juga menarik tubuh Pek Jien Thaysu, ketiga orang
itu ber sama2 menjatuhkan diatas atap ruangan itu.

Tak salah lagi, tak seberapa waktu kemudian, dua buah bayangan manusia
bagaikan elang menyambar datang ketempat tersebut.

Orang yang berlari didepan itu ternyata adalah nenek tua yang memakai baju
kasar yang bertemu didalam rimba tadi, sedang dibelakang tubuhnya mengikuti
terus seorang yang mempunyai bentuk tubuh pendek kecil, kiranya adalah salah
satu dari Sin Cho Jie Kwie, Sam Shu So Hun atau tiga tangan pencabut nyawa,
Pauw Fang adanya.

Nenek tua itu menghentikan gerakan tubuhnya, dengan panjang dia menghela
napas ujarnya "Bangunan dari perkampungan keluarga Lam Kong yang demikian
luas serta lebar nya itu ternyata sedikitpun tak nampak penjagaan.

sungguh membuat orang sukar sekali untuk memahaminya".

Ujar Pauw Fang.

"Berita yang tersebar didalam dunia kangouw mengatakan bahwa seluruh orang
lelaki yang terdapat didalam perkampungan keluarga Lam Kong ini telah binasa
seluruhnya, dan kini hanya tinggal beberapa orang janda yang sangat lemah
sekali, dengan bantuan perlindungan dari nama Bu lim Tit It Chia yang melindungi
mereka, sehingga orang2 dunia kangouw tidak perduli dari golongan Pek to belum
pernah ada orang yang berani mengganggu perkampungan keluarga Lam Kong ini,
selama hidup mereka sudah tentu tak usah lagi mengadakan penjagaan------"-
Nenek tua yang memakai pakaian yang kasar itu mendengus dengan dinginnya
ujarnya.

"Jika menurut pandanganku, aku kira tidaklah begitu mudahnya---- ". Mendadak
dia menutup mulutnya, dan mengetukkan tongkat bambunya keatas tanah,
kemudian lanjutnya lagi.

"Aku tidak akan percaya kalau jebakan yang mereka pasang dan tersebar
ditempat ini dapat menjebakkan diriku, mari kita pergi!". Tubuhnya meloncat dan
tahu2 telah berada sejauh dua kaki dari tempat semula. Dengan nada yang
rendah ujar Pek Thay Thaysu.

"Jika didengar dari perkataan yang diucapkan oleh orang itu, pastilah dia adalah
seorang yang mempunyai nama yang sangat besar dan terkenal didalam dunia
kangouw, kehebatan kepandaian yang dimilikinya aku kira juga tidak berada
dibawah kita semua. Suheng harap dari jauh mengikuti dibelakang tubuh Siauw-
te, mari kita mengikuti jejaknya-------". Pada saat dia berbicara beberapa patah
kata itu, nenek tua berbaju269 kasar itu telah berada ditempat empat lima kaki
dari mereka, dengan cepat Pek Thay Thaysu meloncat untuk berlari mengejar
dibelakang tubuhnya. Pek Jien, serta Pek Siang Thaysu segera dengan cepat
bangkit berdiri dan dari kejauhan mengikuti terus dibelakang tubuh Pek Thay
Thaysu. Gerakan dari nenek tua berbaju kasar itu sekalipun sangat cepat sekali,
tetapi sering juga berhenti bergerak dan menoleh kekanan dan kekiri sejenak,
agaknya sedang mencari jalan yang akan ditempuh. Salah satu dari Sin Cho Jie
Kwie, yaitu Sam Shu So Hun, Pauw Fang dengan kencang mengikuti terus
dibelakang tubuh nenek tua berbaju kasar itu, sikap serta gerak geriknya bagaikan
sangat menghormati sekali terhadap nenek itu. Ilmu meringankan tubuh yang
dimiliki oleh Pek Thay Thaysu telah mencapai pada taraf kesempurnaan, sedang
sejak semula diapun selalu menjaga jarak diantara kedua orang itu sejauh dua
kaki lebih, di tambah dengan keadaan cuaca yang sangat gelap, sehingga kedua
orang itu selalu tidak merasa kalau jejaknya selalu diikuti oleh orang lain. Tampak
Nenek tua itu sebentar berlari sebentar berhenti, kemudian mendongakan
kepalanya sambil menghitung jarinya, dan berjalan kedepan lagi. Pek Thay Thaysu
sekalipun tidak berhasil melihat dengan jelas mereka sedang berbuat permainan
gila apa, tetapi jika dilihat dari sikap gerak geriknya mereka sangat serius sekali.
Loteng yang tinggi besar, serta halaman yang lebar meluas itu tetap sunyi senyap
tak terdengar suara sedikitpun, beberapa orang itu setelah beberapa kali
melewati beberapa ruangan kemudian masuk lebih mendalam lagi kedalam
halaman belakang, tetap tak terdapat seorangpun yang menghalang perjalanan
mereka, bagaikan rumah yang demikian luasnya itu semua penghuninya telah
menjadi binasa seluruhnya. Terlihat kini sebuah kebun bunga sangat luas sekali
dan mendekati sepuluh hektar terbentang didepan matanya. Pek Thay Thaysu
dengan meminjam langit2 dari ruangan yang besar itu menyembunyikan dirinya,
dan mengerahkan sinar matanya yang tajam memandang, tampak nenek tua itu
yang memakai baju yang kasar itu dengan membawa Pauw Fang terus berjalan
sampai dibawah gunung gunungan yang terdapat dikebun bunga itu. Gerak gerik
dari nenek tua itu penuh diliputi oleh kemistriusan, bagaikan telah berada
dirumahnya sendiri, terhadap keadaan sekelliingnya sangat hafal tetapi kadang2
pula bagaikan berada ditempat yang sangat asing, terhadap keadaan sekelilingnya
sangat menjadi begitu bingungnya. Pek Thay Thaysu nampak bayangan punggung
dari dua orang itu270 lenyap dibelakang gunung2an antara bunga2 yang tumbuh
dengan lebat itu, hatinya menjadi sangat cemas, tak tertahan dia segera meloncat
turun keatas tanah dan dengan sangat cepat mengejar ketempat tersebut.
Tampak nenek tua itu dengan Pauw Fang berhenti didalam sebuah gardu
dibelakang gunung2an tersebut. dan sedang kasak kusuk dengan suara yang
rendah, agaknya sedang merundingkan sesuatu. Terdengar nenek tua itu berkata.

"Apabila dipercaya akan ada, apabila tak percaya tak akan ada. coba kau
berjalanlah lima belas tindak kearah utara dari tempat ini, tetapi harus tepat
sudutnya dengan gardu ini, jangan sampai miring sedikitpun"

Pauw Fang mengikuti apa yang diucapkan itu melakukan tugasnya, sambil bangkit
berdiri dia berjalan lima belas langkah ke arah utara.

Kemudian menjongkok kebawah, kedua tangannya meraba2 diatas rumput


ditempat tersebut.

Pek Thay Thaysu yang bersembunyi dibelakang sebuah pohon nampak hal ini
menjadi sangat heran sekali, diam2 batinnya.

"Kedua orang ini sebenarnya sedang mengadakan permainan gila apa?". Tampak
tubuh dari Sam Shu So Hun, Pauw Fang mendadak bangkit berdiri dan
melayangkan tubuhnya masuk kedalam gardu itu, dengan nada yang rendah
ujarnya.

"Tidak salah, dibawah rumput ditempat itu memang terdapat sebuah gelang yang
terbuat dari besi, dan aku telah mengikuti apa yang kau katakan dengan memutar
gelang besi itu kekiri sebanyak tiga putaran". Ujar Nenek tua itu seorang diri.

"Kelihatannya dia tidak sedang menipu diriku". Setelah keluar dari gardu itu
mereka berjalan dua puluh langkah kesebelah Timur, seperti juga dengan Pauw
Fang tadi, diapun membungkukkan tubuhnya dan meraba2 diantara rumput yang
tumbuh di tempat tersebut. Pek Thay Thaysu yang bersembunyi di belakang
pohon itu, makin melihat merasa makin tidak paham, dengan per lahan2 dia
menggeserkan tubuhnya kearah depan, dan bersiap untuk menyelidiki dengan
jelas. Ketika sinar raatanya berputar nampak dibelakang gunung2an disuatu sudut
yang gelap itu dengan per lahan2 berjalan keluar seorang lelaki kasar yang
mempunyai bentuk tubuh yang tinggi besar, ditengah malam yang buta itu
samar2 terlihat sebagai suatu tugu yang berdiri tegak. Pek Thay Thaysu yang
melihat hal ini menjadi mengerutkan alisnya, diam2 pikir nya.271
"Orang yang demikian beratnya ini sangat jarang sekali dilihat didalam dunia
kangouw". Tanpa terasa dia menjadi kuatir atas ke selamatan dari nenek tua itu.
Tetapi peristiwa yang kemudian terjadi sungguh diluar dugaan dari Pek Thay
Thaysu, pada jarak empat lima kaki dari nenek tua itu mendadak orang yang tinggi
hesar itu menghentikan langkah kakinya, dan berdiri mematung disana tak
bergerak sedikitpun juga. Nenek tua itu terhadap peristiwa yang terjadi
didekatnya itu bagaikan tidak merasa sedikitpun juga, dengan cepat dia bangkit
berdiri, dan berjalan kembali kedalam gardu itu, setelah membetulkan arah nya
yang akan ditempuh, dia berjalan lagi kearah Selatan sebanyak tiga puluh kaki dan
seperti tadi setelah meraba raba tak lama dia kembali lagi kedalam gardu untuk
bergerak kearah Barat sebanyak empat puluh lima langkah dan berbuat seperti
yang dilakukan sebelumnya. Dalam hati Pek Thaysu menjadi bergerak, pikirnya.

"Segala gerak gerik dari nenek tua ini kelihatannya mempunyai maksud tujuan,
bahkan ber turut2 berjalan ketiga arah yang berlainan, hal ini membuktikan kalau
dia telah menentukan sesuatu"

Segera secara diam2 dia mengingat ke empat arah beserta langkah kakinya
kedalam hati.

Pada saat Pek Diien serta Pek Siang Thaysu pun dari atas rumah telah mengejar
datang semua, dan berada dibelakang pohon yang tumbuh disekitar tempat itu.

Dengan nada yang rendah tanya Pek Jien Thaysu.

"Sute apakah telah menemukan sesuatu?"

Pek Thay Thaysu menoleh memandang kearah Pek Siang sekejap, kemudian sahut
nya.

"Salah satu dari Sin Cho Jie Kwie, Pauw Fang berserta nenek tua itu, agaknya telah
mendapatkan petunjuk dari orang berkepandaian tinggi datang kemari, dan
sangat memahami sekali segala rahasia dari perkampungan keluarga Lam Kong
ini, hanya apakah akan terjadi perubahan dihadapan kita kini, suheng silahkan
dengan sabar hati menanti ditempat ini, tak sampai seperminum teh kemudian,
kemungkinan sekali akan terjadi suatu peristiwa yang sangat aneh sekali- ----"
Terdengar Pek Siang Thaysu dengan nada yang rendah memuji.

"Gerakan yang sangat bagus sekali"

Tanya Pek Thaysu dengan heran.

"Ada urusan apa??". Sahut Pek Siang Thaysu. Diatas gunung2an itu telah
berkelebat sebuah bayangan manusia, gerakannya sangat cepat sekali, dan jarang
terdapat----". Pada saat dia berbicara terlihat sebuah bayangan manusia lagi
dari272 ujung gunung2an itu dengan sangat cepat sekali berkelebat melewati,
bagaikan burung yang sedang terbang saja, melayang dan turun dipinggir kolam
teratai disamping gunung2 an tersebut . Ujar Pek Jien Thaysu. Kelihatannya jago2
berkepandaian tinggi yang memasuki perkampungan keluarga Lam Kong pada
malam ini tidaklah sedikit jumlahnya!". Ujar Pek Thay Thaysu pula.

"Kita harus lebih berhati hati lagi, apabila sampai kepergok oleh orang2 dari
keluarga Lam Kong atau mungkin terjadi kesalahanpahaman dengan orarg2 yang
sejalan sehingga terjadi bentrokan, apabila suheng tak dapat turun tangan, lebih
baik jangan sampai turun tangan, untuk menghindarkan diri dari ejekan2 serta
sindiran2 yang dilancarkan dari pihak lawan, bahkan segera lari kearah luar
dengan mengambil arah dari Timur kemudian kearah Utara". Pada saat itu,
diujung dari gunung2an itu mendadak muncul tiga orang lelaki tinggi besar yang
mempunyai tubuh sangat kekar sekali, ditambah dengan orang lelaki tinggi besar
yang muncul terlebih dahulu itu berjumlah empat orang, dengan perlahan lahan
mereka menggerakan kakinya berjalan mengepung disekeliling gardu tersebut.
Bentuk tubuh dari keempat orang lelaki yang tinggi besar itu, semuanya diatas
tiga kaki lebih, ketika berjalan, bergoyang kesana kemari dimalam yang gelap
gulita itu samar2 terlihat bagaikan empat orang patung penjaga kuil yang tiba2
muncul di tempat itu. Keempat orang lelaki yang tinggi besar itu masing2
menyebar menjadi empat arah yang berlainan dan berdiri tegak, membuat nenek
tua yang memakai baju kasar serta Pauw Fang menjadi terkepung ditengah gardu
tersebut. Diam2 Pek Thay Thaysu membatin. Keempat orang itu mempunyai
bentuk tubuh yang sangat tinggi besar, sekalipun agak bodoh, tetapi kekuatan
alam yang dimilikinya itu pastilah sangat mengejutkan hati, apabila harus
bergebrak dengan orang orang semacam ini, haruslah mencari suatu tanah lapang
yang luas dengan kecepatan makin mencari kemenangan, tetapi apabila dia
menubruk dapat mendekat pada kita, kiranya sukar sekali untuk dihadapi--"
Terdengar nenek tua berbaju kasar itu dengan dingin bentaknya.

"Arah Timur Chia Ie Bok!"

Lelaki kasar yang mempunyai tubuh tinggi besar yang berdiri disebelah Timur itu
mendadak merogoh kedalam sakunya mengambil keluar sebuah benda, sepasang
tangannya diangsurkan dan dengan sangat hormat sekali diberikan benda itu.

Sekalipun tenaga dalam yang dimitiki oleh Pek Thay Thaysu sangat sempurna
sekali, dan ketajaman dari matanya sangat hebat, tetapi273 dimalam yang gelap
gulita itu apalagi ditambah dengan jaraknya yang sangat jauh, sehingga dia tak
mempunyai daya untuk dengan jelas benda yang diangsurkan oleh lelaki tinggi
besar itu.

Terdengar nenek tua itu meneruskan perkataanya, bentaknya.


Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

"Sebelah Selatan, Ping Ting Hwee !". Lelaki tinggi besar yang berdiri disebelah
Selatan itu juga merogoh kedalam sakunya mengambil sebuah benda kemudian
diangsurkan pula. Nenek tua itu selanjutnya membentak pula.

"Sebelah Barat, Ken Seng Kiem! sebelah Utata, Jien Kwie Sie!"

Lelaki tinggi besar yang berdiri disebelah Barat dan utara pun segera merogoh
kedalam sakunya mengambil suatu benda dan diangsurkan kedepan.

Perisriwa berubah dengan sangat aneh sekali, bukan saja telah memancing
kegembiraan dari Pek Jien, Pek Thay serta Pek Siang Thaysu, bahkan juga telah
memberikan suatu rangsangan yang sangat hebat, di dalam kebun yang sangat
luas sekali didalam perkampungan keluarga Lam Kong, tersembunyikan suatu
keadaan misterius yang sangat mengerikan sekali.

Pek Thay Thaysu dengan per lahan2 merogoh kedalam sakunya mengambil keluar
dua buah pisau belati yang kemudian dengan nada yang sangat rendah sekali
ujarnya kepada Pek Jien Thaysu.
"Ciangbun suheng harap memaafkan dosaku yang secara diam2 menyembunyikan
senjata tajam-----". Pek Jien Thaysu tetap berdiam diri tak menjawab, hanya
dengan dingin memandang sekejap kearah Pek Thay Thaysu. Pek Thay Thaysu
tertawa tawar, lanjutnya lagi.

"Suheng tak perlu bersedih hati, apabila kita dapat dengan hidup keluar dari per
kampungan keluarga Lam Kong ini, setelah pulang kembali kedalam kuil Siauw lim
Sie, Siauw te mau menerima hukuman sesuai dengan dosa yang siauw te perbuat,
tetapi pada saat seperti ini dan tempat yang demikian bahayanya, masih
mengharapkan Suheng mau menerima sebuah pisau belati ini untuk menjaga
diri-----"

Ketika dia berbicara sampai ditempat itu mendadak dia berhenti berbicara dan
menghela napas dengan perlahan, lanjutnya lagi.

"Suheng jarang sekali berkelana didalam dunia kangouw, dan tidak mengetahui
bahaya yang setiap saat dapat mengancam jiwa kita, menyambarkan racun dan
berbagai macam kekejaman yang digunakan, apalagi jika dilihat keadaan ini hari,
dimana Siauw te sendiri selamanya belum pernah melihat pemandangan yang
demikian anehnya itu, di belakang gunung2an tersembunyi jago2 berkepandaian
tinggi, jika dilihat dari gerakan yang meloncat turun dari atas gunung gunungan
itu saja telah membuktikan kalau kepandaian yang dimiliki tidaklah dibawah kita
sendiri. nenek tua yang memakai baju kasar itu kelihatannya sangat ketolol2an
tetapi jika dilihat dari ilmu meringankan tubuh yang digunakan274 tadi, pastilah
dia bukan orang biasa, apabila pandangan dari Siauw te tidak salah, dia pastilah
seorang jago berkepandaian tinggi dari dalam dunia kangouw yang sedang
menyamar, orang2 sudah tentu merupakan musuh2 dari pada orang2
perkampungan keluarga Lam Kong ini, tetapi juga belum tentu merupakan kawan
kita sendiri --------". Dia berhenti sejenak kemudian lanjutnya lagi. Perkampungan
keluarga Lam Kong yang diliputi oleh kemisteriusan penuh dengan kesunyian yang
samar2 terlihat hawa pembunuhan yang hebat. Tetapi jika dilihat dari orang lelaki
yang tinggi besar dimana mempunyai tenaga dalam itu, hanya untuk kebun bunga
yang luas ini saja entah telah menghilangkan berapa tenaga dan hanya dari
keluarga Lam Kong, didalam waktu yang singkat kemudian, pastilah akan terlihat
suatu perobahan yang mengejutkan hati orang, suheng sebagai ciangbunjin dari
suatu partai besar, sudah seharusnyalah menjaga baik2 tubuh diri sendiri, dan
menerima pisau belati ini sebagai alat penjaga diri". Agaknya Pek Jien Thaysu
telah dibuat menjadi tergetar harinya oleh perkataan yang diucapkan oleh Pek
Thay Thaysu dengan perlahan lahan mengulurkan tangannya menerima belati
tersebut. Sedang Pek Siang Thaysu tersenyum ujarnya.

"Pisau belati yang satunya ini lebih baik suheng sendiri yang memakainya!". Sahut
Pek Thay Thaysu.

"Siauw te masih mempunyai sebuah lagi". Pek Siang merogoh tangannya kedalam
sakunya, dan mengambil sepasang gelang tembaga yang mengeluarkan sinar
emas yang menyilaukan mata, sambil tertawa ujarnya. Siauw-heng pun juga telah
membawa senjata datang kemari". Pek Jien Thaysu menoleh memandang sekejap
kearah Pek Siang Thaysu, dia bersiap hendak berbicara tetapi mendadak menutup
kembali mulutnya yang telah dibuka separoh itu, sambil tangannya memasukkan
pisau belati tersebut kedalam sakunya. Ketika mengalihkan pandangan matanya,
tampak keempat lelaki yang tinggi besar itu telah berdiri sejajar satu sama lainnya
dan berjalan menuju kebawah dari gunung2an tersebut. Nenek tua berbaju kasar
itu serta Sam Shu So Hun, Pauw Fang dengan kencang mengikuti dibelakang
tubuh dari empat orang lelaki bertubuh kekar tersebut dan berjalan kedalam.
Dengan nada yang rendah ujar Pek Thay Thaysu.

"Suheng berdua harap memperhatikan orang2 yang menyembunyikan diri


disamping kolam teratai itu, dan janganlah sampai memperlihatkan dirinya, siauw
te akan membantu suheng berdua untuk membuka jalan"

Tubuhnya dibungkukkan, dengan meminjam pepohonan serta275 bunga2 yang


terdapat disekitar tempat itu dengan diam2 dia menguntit terus.

Tampak keempat orang lelaki bertubuh tinggi besar itu berjalan terus kearah
bawah gunung2an yang gelap dan mendadak lenyap tak berbekas lagi.

Pada saat ini, Pek Thay Thaysu telah berjalan sampai disamping kolam teratai itu,
apabila hendak dengan segera mengejar kearah nenek tua beserta keempat orang
lelaki bertubuh tinggi besar itu, tubuhnya harus meloncat keluar terlebih dahulu,
dengan demikian gerakannya akan di ketahui oleh orang lain.
Dia adalah seorang yang mempunyai pikiran yang panjang dan cerdik, sekalipun
dia adalah seorang yang beragama, tetapi terhadap bahaya yang terhadap
didalam dunia kangouw sebaliknya mempunyai pengalaman yang sangat luas
sekali, segera tubuhnya berhenti bergerak sedang dalam hati nya diam2
mengingat arah yang ditempuh oleh keempat orang lelaki bertubuh tinggi besar
serta nenek tua dimana mereka melenyapkan dirinya.

Ternyata dugaannya tidak meleset, orang yang menanti disamping kolam teratai
itu agaknya telah tak sabar lagi menanti lebih lama, segera dia bangkit berdiri dan
mengejar kearah dimana keempat orang bertubuh tinggi besar serta nenek tua ita
melenyapkan dirinya.

Ketika Pek Thay Thaysu mengalihkan pandangannya melihat, dibawah sinar


bintang yang remang2, tampak dua orang yang memakai jubah panjang yang
lebar, mempunyai gerakan yang sangat ringan dan lincah sekali dengan tangan
tanpa mengeluarkan sedikit suarapun berjalan keluar, sekali pandang saja telah
diketahui kalau orang itu memiliki kepandaian silat yang sangat tinggi sekali.

Wajah dari kedua orang semuanya ditutup oleh secarik kain hijau dan hanya
terlihat sepasang matanya saja yang memancarkan sinar yang sangat tajam.

Tampak jalan yang ditempuh kedua orang itu tepat merupakan arah dimana ke
empat orang lelaki tinggi besar serta nenek tua itu melenyapkan diri.

Pek Thay Thaysu menoleh memandang kearah Pek Jien serta Pek Siang Thaysu
yang pada saat itu telah mengejar sampai dibelakang tubuhnya itu, dengan
perlahan ujarnya.

"Suheng berdua harap tetap menjaga suatu jarak kira2 satu kaki jauhnya dengan
siauw te, sehingga mempunyai waktu yang lebih banyak lagi apabila terjadi
perubahan secara mendadak". Selesai berkata tubuhnya miring kesamping dan
meloncat masuk diantara pepohonan kemudian dengan langkah yang cepat
berjalan kearah depan. Pada saat itu, orang yang memakai jubah panjang itupun
telah masuk ketempat gelap dibawah gunung2an itu untuk kemudian lenyap276
dari pandangan. Pek Thay Thaysu segera mempercepat langkah kakinya, dalam
sekejab mata saja telah berada dibawah gunung2an tersebut, tampak dibawah
lingkaran pepohonan bunga terdapat sebuah celah yang sempit, dan menembus
kearah dalam, bunga2 dan daun2 yang menutupi mulut celah itu tak sedikit yang
telah patah dan kacau, hal ini membuktikan kalau telah banyak orang yang telah
melalui tempat tersebut sehingga mengakibatkan patah2nya bunga dan daun,
Pek Thay Thaysu setelah memandang sejenak kesekitar tempat itu, segera dia
menggerakkan tubuhnya dan berjalan masuk kedalam. Setelah melewati bunga
serta pepohonan yang menutupi mulut celah itu, keadaan di sekitar tempat
tersebut mendadak menjadi lebih rendah dari sebelumnya. Pek Thay Thaysu tak
menginginkan secara gegabah memasuki celah rersebut, dengan cepat dia
menghentikan langkah kakinya, tampak dikedua sampingnya terihat bunga dan
tumbuh dengan sangat rapatnya, sedang daun2pua menutupi sekitat tempat
tersebut, sehingga merupakan suatu tirai yang terbuat dari daun, ketika dia
mendongakkan kepalanya memandang tak nampak sedikitpun bintang2 dan
keadaan cuaca, jalan yang menuju kearah depan makin lama makin merendah,
agaknya jalan yang menghubungkan suatu tempat dibawah gunung2an tersebut.
Pada saat itu, Pek Jien serta Pek Siang Thaysu pun telah mengikuti dirinya sampai
ditempat itu. Dengan nada yang rendah tanya Pek Siang Thaysu.

"Nenek tua itu apakah juga melalui tempat ini?". Pek Thay Thaysu
menganggukkan kepalanya, sahutnya.

"Kemungkinan besar tak akan salah lagi"

Ujar Pek Siang Thaysu kemudian.

"Sute mengapa tidak mengejar terus untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi"

Pek Thay Thaysu bersiap hendak berbicara tetapi mendadak dia menutup
mulutnya, sambil membungkukkan tubuhnya dan mengikuti jalan batu tersebut
melanjutkan perjalanannya kearah bawah.
************ ** BAGIAN KEENAM BELAS ** Setelah berjalan kira2 sepuluh
tindak lebih sampailah mereka dibawab gunung2an tersebut, tampak diatas
dinding gua yang sangat licin dan bersinar itu, terdapat sebuah pintu batu yang
mempunyai ukuran setinggi277 tujuh delapan kaki, diam2 pikirnya.

"Apabila keempat orang lelaki bertubuh tinggi besar itu juga ikut memasuki pintu
baru itu, mau tak mau mereka terpaksa harus membungkukkan tubuhnya baru
dapat masuk kedalam, didalam jalanan baru inilah kesempatan yang paling bagus
untuk membunuh mereka--"

Pada saat melamun tak karuan, tubuhnya telah memasuki kedalam melalui pintu
batu tersebut.

Gunung2an itu tak lebih hanya menempati seluas kira2 dua hektar saja, Pek Thay
T Laysu yang diam2 menghitung perjalanannya itu menduga bahwa mereka kini
telah berada didalam lambung gunung, tetapi sedikitpun tak terdengar suara
berisik bagaikan orang2 itu semuanya tidak memasuki melalui jalan tersebut.

Dia mulai merasa curiga, pikirnya.

"Apabila nenek tua itu adalah majikan dari keluarga Lam Kong dan sengaja
memancing kita sekalian memasuki tempat ini, kemudian dirinya dengan
perlahan2 keluar dari jalan rahasia dan menurunkan pintu yang terbuat dari baja
tebal, bukankah dirinya akan terkubur hidup2 ditempat ini??". Terdengar suara
dari Pek Siang Thaysu berkumandang datang dari samping tubuhnya, ujarnya.

"Sute, mengapa tidak melanjutkan langkahnya masuk kedalam??". Jalanan


didalam ruangan itu sekalipun sangat gelap gulita sekali, tetapi dengan ketajaman
mata yang dimiliki oleh Pek Thay Thaysu itu tetap dengan samar2 dapat melihat
benda2 yang terdapat didalam tempat itu, ketika dia menolehkan kepalanya
memandang, nampak Pek Jien serta Pek Siang Thaysu telah menghentikan
langkah kaki nya ditempat lima-enam kaki dari tempat dirinya kini, dan berdiri
bersama, dengan cepat dia berjalan kearah mereka, dengan suara yang sangat
perlahan ujarnya.

"Suheng berdua harap cepat mengundurkan diri dari jalanan yang sempit ini, dan
menanti dimulut celah tersebut Dengan sangat heran tanya Pek Jien Thaysu.

"Mengapa??? Sahut Pek Thay Thaysu.

"Apabila nenek tua itu adalah orang dari keluarga Lam Kong yang sedang
menyamar dan sengaja memancing kita, untuk nasuk kedalam perangkap,
bukankah dengan demikian kita telah terkena pancingan dari pihak lawan. Ujar
Pek Jien Thaysu setelah mendengar perkataan itu.
"Perkataan sute memang tidak salah, Pek Siang sute kau mundurlah kebelakang
dan berjaga pada mulut celah itu, sedang Pek Thay thaysu dengan siauw te akan
masuk kedalam lorong yang gelap ini untuk melihat apa sebenarnya yang
terdapat didalam"

Pek Siang Thaysu menyahut, sahutnya,278

"Menerima perintah dari suheng". Dengan langkah yang sangat cepat dia dia
mengundurkan dirinya kebelakang. Dengan nada yang sangat perlahan sekali ujar
Pek Pek Thay Thaysu. Suheng merupakan seorang ciangbunjin dari suatu partai
besar, bagaimana dapat menempuh bahaya bersama siauw-te". Dengan nada
yang kurang senang ujar Pek Jien Thaysu.

"Kau mendengar perintah dari siauw-heng yang mendengar perintah dari kau??".
Pek Thay Thaysu merangkap tangannya, sahutnya.

"Siauw-te tidak berani-----". Dia berhenti sejenak, kemudian ujarnya lagi.

"Untuk lebih mempermudah lagi apabila menghadapi musuh yang membokong


secara mengge!ap, jarak antara suheng dengan siauw-te lebih baik selalu dijaga
sejauh kurang lebih tiga kaki". Pek Thay Thaysu tahu dia takut dirinya menderita
luka oleh bokongan musuh secara menggelap, segera tak ditolak pendapat itu,
dan menganggukan kepalanya sambil sahutnya.

"Baiklah----------!". Pek Thay Thaysu memasukkan tangannya kedalam saku dan


mengambil keluar pisau belatinya, sambil mencabut keluar dari sarungnya dengan
mengikuti dinding dari batu itu dengan per lahan2 maju kearah depan. Baru saja
berjalan beberapa tindak, mendadak terdengar suara tindakan kaki yang sangat
berat sekali berkumandang datang. Pek Thay Thaysu segera miringkan tubuhnya
dan menempelkan dirinya keatas dinding, diam2 mengerahkan tenaga dalamnya
dan memegang kencang pisau belatinya menanti kedatangan musuh. Dia nampak
ilmu metangankan tubuh yang dimiliki oleh nenek tua berbaju kasar agaknya tidak
dibawah dirinya, sejak tadi dia telah lebih waspada lagi. Suara tindakan kaki itu
mendadak berhenti. ketika dia menolehkan kepalanya memandang, nampak pada
jarak tujuh-delapan kaki dari dirinya samar2 terlihat sebuah bayangan manusia
yang tinggi besar. Pek Thay Thaysu segera mengerahkan ilmu menyampaikan
suaranya, terhadap Pek Jien Thaysu ujarnya.
"Subeng harap menanti pada tempat semula, siauw-te akan maju kedepan untuk
melihat sebentar"

Dengan langkah yang sangat ringan dia berjalan maju kedepan.

Pek Thay Thaysu menempelkan tubuhnya diatas dinding sambil berjalan kedepan,
telapak tangan kirinya dilintangkan kedepan dada melindungi tubuhnya, sedang
tangan kanannya dengan kencang mencekal pisau belati tersebut, dengan
perlahan melanjutkan langkah279 kakinya kearah bayangan manusia yang tinggi
besar itu.

Jaraknya makin lama makin mendekat, dengan sinar matanya yang tajam dia
memandang, nampak bayangan manusia yang tinggi besar itu dengan enaknya
menyandarkan tubuhnya diatas dinding, bergerak sedikitpun tidak.

Pek Thay Thaysu memiliki kepandaian silat yang tinggi serta nyali yang sangat
besar, dia berjalan dua langkah lagi kedepan menerjang kesamping tubuh
bayangan manusia tersebut, pisau belati ditangan kanannya telah siap
ditusukkan, sedang tangan kirinya mencengkeram kepergelangan tangan kanan
bayangan manusia itu, itulah suatu tangan yang penuh dengan bulu yang sangat
panjang2.

cukup urat nadinya saja sangat besar sekali, jari tangannya telah berubah menjadi
dingin seperti es agaknya orang tersebut telah lama binasa, tanpa terasa hatinya
merasa sangat terkejut sekali, orang ini terbukti adalah satu satu dari empat
orang manusia yang tinggi besar itu, entah telah dilukai dengan menggunakan
kepandaian silat apa, ternyata sekali pukul telah berhasil membinasakan dirinya
sampaipun teriakkan minta tolongpun tak sempat diucapkan keluar.

Mendadak terlihat sinar api berkelebar dari sebelah kiri dan memancarkan
sinarnya keluar.

Hal ini membuktikan kalau lorong tersebut telah sampai pada ujungnya, sedang
kedua lorong yang lain memisah menjadi dua bagian yang satu kesebelah kiri dan
yang lain kesebelah kanan, sinar api tersebut memancarkan keluar dari lorong
yang terdapat disebelah kiri.
Pek Thay Thaysu segera mempercepat langkah kakinya dan menerjang terus
ketempat itu, tampak mayat dari orang lelaki bertubuh tinggi besar yang lainpun
telah menggeletak melintang pada mulut lorong itu agaknya telah putus napasnya
sejak semula.

Ketika dia memutarkan pandangannya ke sebelah kiri, nampak pada jarak empat
lima kaki dari dirinya berdiri seorang nenek tua berbaju kasar, sedang San Shu So
Hun, Pauw Fang dengan mengangkat obornya tinggi2 ditangan kanan berdiri disisi
tubuh nenek tua tersebut.

Sinar mata dari Pek Thay Thaysu sangat tajam sekali, sekali pandang saja telah
nampak mayat dari kedua orang lelaki tinggi besar yang lainpun telah
menggeletak ditengah lorong tersebut, sedang kedua orang yang memakai jubah
panjang itu bersembunyi dibelakang mayat kedua orang lelaki bertubuh besar
yang menggeletak di atas tanah tersebut.

Dibawah sorotan sinar lampu, samar2 dapat terlihat sebuah pintu yang terbuat
dari baja menghalangi jalan maju dari nenek tua berbaju kasar serta Pauw Fang.

Tampak nenek tua itu mengulurkan tangannya meraba raba agak lama pada pintu
yang terbuat dari baja itu, dan tiba2 mendorong kebelakang, dengan disertai
suara yang nyaring pintu tersebut membuka280 kesamping.

Segumpal angin dingin bertiup keluar dari dalam pintu baja itu, menyebabkan
obor yang berada ditangan Pauw Fang menjadi tertiup padam.

Lorong itu mendadak menjadi gelap gulita dan sangat sunyi sekali, segera terasa
penuh diliputi oleh kengerian yang mendirikan bulu roma.

Pek Thay Thaysu dengan cepat bangkit berdiri sambil menempel pada dinding
dengan cepat maju lagi kearah depan untuk kemudian jongkok kembali.

Kedua orang yang memakai jubah panjang itupun dengan meminjam kesempatan
itu dengan cepat meloncat mendesak kearah nenek tua berbaju kasar itu hingga
tiga empat kaki jauhnya, ilmu meringankan tubuh yang dimiliki mereka ternyata
demikian sempurnanya sehingga waktu bergerak tak meninggalkan sedikit
suarapun.

Terdengar Sam Shu So Hun, Pauw Fang berkata.

"Tang Loo thay, tempat ini agaknya sedikit tidak beres, kita lebih baik jangan
sampai terkena pancingan orang lain -----". Diam2 Pek Thay Thaysu membatin.

"Kiranya orang ini adalah Tang Loo thay yang sangat terkenal didalam dunia
kangouw dengan ilmu melemparkan senjata rahasia beracun, tak aneh kalau
dapat bergerak tanpa meninggalkan suara sedikitpun dan berturut- turut
membinasakan keempat orang lelaki bertubuh tinggi besar itu, kalau dipikir
orang2 itu pastilah menemui kematiannya karena terkena senjata rahasia yang
sangat beracun, kehebatan dari racun keluarga Tang sungguh bukanlah nama
kosong belaka". Terdengar Tang Loo thay dengan nada yang berat ujarnya.

"Pauw Fang, apakah hatimu telah menjadi keder ?"

Pauw Fang dengn perlahan berbatuk, kemudian sahutnya.

"Orang she Pauw berkelana didalam dunia kangouw, hujan dan ombak yang
bagaimanapun besarnya entah berapa kali mengalaminya, urusan mati atau hidup
tak pernah terpikirkan didalam hatinya, hanya cayhe merasakan lorong yang
terdapat dalam gunung2an itu agaknya bukanlah merupakan tempat tinggal dari
manusia, apabila sampai terkena akal busuk dari orang lain, bukankah akan
menemui kematiannya, dengan sangat kecewa sekali"

Pada saat dia berbicara itu, tanganya digoyangkan, obor itu segera menyala lagi
dan memancarkan sinarnya.

Tang Loo thay melintangkan tongkat bambunya didepan dada, dan pertama
memasuki melalui pintu besi itu dan masuk kedalam.

Ketika Pek Thay Thaysu dengam tajam memandang, tampak obor yang dipegang
di tangan Sam Slau So Hun, Pauw Fang itu kelihatan agak gemetar, agaknya benda
yang terdapat didalam pintu besi itu membuat hati manusia menjadi ngeri dan
sangat terperanjat.281 Kedua orang lelaki yang memakai jubah panjang dan
berdiri menempel pada dinding lorong itu saling memberikan tanda dari dari
kejauhan mengikuti tubuh Pauw Fang dan masuk kedalam pintu besi itu.

PekThay Thaysu pun dengan cepat mempercepat langkah kakinya masuk kedalam
dan dari kejauhan mengikuti dibelakang tubuh kedua orang lelaki yang memakai
jubah Panjang itu, belum saja memasuki pintu besi itu, segera terasa suatu hawa
yang sangat dingin sekali.

Itulah suatu ruangan rahasia yang sangat luas sekali, sekelilingnya terlihat dinding
yang berwarna hitam, sedang ditengah ruang itu dengan sangat rapi sekali diatur
berpuluh2 peti mati.

Tepat ditengah ruangan itu terdapat sebuah kolam yang mempunyai luas
beberapa kaki, didalam kolam tersebut penuh terdapat air yang berubah menjadi
beku dari tempat itulah memancarkan hawa yang sangat dingin sekali dan dengan
perlahan naik keatas memenuh ruangan tersebut.

Disamping kolam yang sangat dingin itu melintang sebuah papan nama yang
terlukiskan "Mie Hun Lou"

Atau penjara pembingun nyawa tiga buah buruf besar yang tertuliskan dengan
warna merah darah.

Selain benda tersebut, didalam ruangan itu tak nampak lagi benda2 yang lainnya.

Pada saat itu Tang Loo Thay dengan Pauw Fang telah berada jauh didalam
ruangan itu, sedang kedua orang yang memakai jubah panjang itupun telah
berada di samping papan nama berwarna merah darah tersebut.

Pauw Fang agaknya tak dapat menahan rasa ngeri dan seram dari keadaan
ruangan itu, dengan berat dia ber batuk2, ujarnya.

"Loncianpwee, didalam ruangan ini semuanya terletak orang2 yang telah


meninggal dunia seluruhnya, ada apanya yang bagus untuk dilihat lebih lama
lagi ??". Tang Loo thay mendadak miringkan wajahnya, dengan dingin sahutnya.
"Aku hendak mencari anakku!". Pauw Fang merasa sangat terkejut, tanyanya
dengan nada yang kurang percaya.

"Apa??? Putramu juga berada didalam ruangan ini ---". Ujar Tang Loo thay.

"Tidak salah, memang berada didalam peti mati yang dijajar didalam ruangan ini,
Hey----! hanya tidak mengetahui dia berada dipeti mati yang mana??". Pauw Fang
menghembus napas dingin, ujarnya.

"Jika didengar dari perkataan loocian pwee itu, putramu bukankah telah binasa".
Ujar Tang Loo thay.

"Tidak, dia masih tetap hidup dengan baik-baik-----".282 Dia sejenak, kemudian
lanjutnya lagi.

"Hal ini hanyalah aku dengar dari perkataan orang lain, tetapi aku harap
perkataan orang itu tidak menipu diriku". Pauw Fang dengan keheran2an
bertanya.

"Puteramu apabila masih hidup dengan baik2, mengapa harus ditelentangkan


didalam peti mati tersebut, kemudian diletakkan didalam ruangan yang demikian
dinginnya seperti gudang es?!?". Sahut Tang Loo thay.

"Tidak salah, apakah kau juga tidak mempercayainya??". Ujar Pauw Fang.

"Aku orang she Pauw telah berkelana diseluruh pelosok dunia kangouw,
peristiwa2 aneh yang bagaimanapun aku telah melibatnya tidak sedikit, tetapi
orang yang belum binasa dilerakkan didalam ruangan yang dinginnya bagaikan
didalam gudang es ini sungguh suatu peristiwa yang sangat aneh sekali dan belum
pernah mendengar sebelumnya, membuat cayhe sedikit merasa agak tidak
percaya". Ujar Tang Loo thay.

"Aku akan memberitahukan kepadamu suatu peristiwa yang dapat menggetarkan


hatimu, orang2 yang berbaring didalam peti mati yang dijajar jajar ini bukan saja
patraku, bahkan masih ada beberapa orang jago berkepandaian tinggi yang
mempunyai nama yang sangat terkenal didalam dunia kangouw". Pauw Fang
merogoh kedalam sakunya mengambil sebuah obor lagi dan disulutnya, kemudian
ujarnya.

"Entah jago2 berkepandaian tinggi dari mana cayhe siap untuk


mendengarkannya". Ujar Tang Loo-thay.

"Ciangbunjin dari Jen Chia Bun didaerah Chie Cho, Jen Hong Kang, apakah dapat
dihitung sebagai seorang yang mempunyai nama yang sangat terkenal???". Sahut
Pauw Fang.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

"Ilmu pukulan dari perguruan Jen Chia Bun didalam dunia kangouw dapat berdiri
tegak dan dapat menggetarkan dunia kangouw, sudah tentu dapat dihitung
sebagai se orang yang sangat terkenal sekali didalam dunia kangouw-----". Tanya
Tang Loo thay lagi.

"Sang Sam Tong apakah juga dapat di hitung sebagai jago yang mempunyai nama
yang sangat terkenal sekali didalam dunia kangouw?"

Sahut Pauw Fang.

"Orang ini bukan saja memiliki kepandaian silat yang sangat tinggi sekali, babkan
hubungan persahabatannya sangat luas sekali, orang2 dari golongan Pek to
sampaipun orang2 dari sembilan partai besarpun dia tak ada yang tak kenal, jadi
orang sangat ramah dan suka membantu, berkelana hampir separuh umurnya
didalam dunia kangouw belum283 pernah ada orang yang mengatakan dia
mempunyai musuh seorang pun, sudah tentu seorang yang mempunyai nama
yang sangat terkenal sekali"

Tanya Tang Loo thay kemudian.

"Bagaimana dengan Sian Gwat Tootiang?"

Sahut Pauw Fang "Ilmu pedangnya telah mencapai tingkatan yang sangat
sempurna sekali, namanya harum diseluruh peloksok dunia kangouw, dia dengan
ciangbunjin dari Butong Pay sekarang Sian Ceng Tootiang disebut orang sebagai
dua jago pedang saat ini?"

Ujar Tang Loo thay.

"Orang2 yang sangat terkenal didalam dunia kangouw itu, seluruhnya kini
terbaring didalam peti mati tersebut"

Pauw Fang menjadi termangu mangu lima jarinya menjadi kendor menyebabkan
obor yang dipegang ditangannya itu terjatuh diatas tanah, sambil menggelengkan
kepalanya, ujarnya.

"Apabila perkataan yang diucapkan oleh Loo thay itu seluruhnya merupakan
suatu peristiwa yang sungguh2 terjadi, hal ini sudah tentu merupakan suatu
peristiwa yang sangat menggetarkan dunia kangouw"

Ujar Tang Loo thay lagi.

"Masih ada lagi Tionggoan Shu Ciu coe---"

Pauw Fang sambil memungut kembali obor yang terjatuh diatas tanah itu, ujarnya
lagi.

"Apakah Tioaggoan Shu Cincoe juga berada didalam peti mati yang di jajarkan
ditempat ini?"

Tang Loo thay menganggukkan kepalanya dengan nada yang sangat serius
sahutnya.

"Tidak salah, Orang2 ini apabila seluruhnya masih hidup didalam dunia ini, aku
kira orang2 yang berada didalam peti mati ini seluruhnya merupakan jago2
berkepandaian tinggi yang mempunyai nama besar di dalam dunia kangouw!".
Pauw Fang dengan berat berbatuk batuk, ujarnya.

"Kita lebih baik membuka peti mati ini terlebih dahulu baru berbicara lagi".
Dengan langkah yang lebar dia berjalan didepan sebuah peti mati yang tertutup
rapat, dan mengulurkan tangannya membuka tutup dari peti mati tersebut. Tidak
salah lagi, ternyata tutup peti mati itu tidak sampai dipakukan dengan peti
matinya, begitu diangkat segera terbuka. Tang Loo thay sekalipun waktu bicara
dia bagaikan telah melihat dengan mata kepala sendiri, tetapi didalam hatinya
terhadap peristiwa ini, sebaliknya masih setengah percaya setengah tidak, kalau
memangnya seorang yang masib hidup, apabila diletakkan didalam peti mati yang
ditutup rapat kemudian diletakkan didalam gua yang sangat dingin bagaikan
gudang es ini, apabila tidak sampai binasa karena kedinginan,284 juga tak dapat
dihindarkan lagi mengalami kematiannya karena tak dapat bernapas. Begitu Pauw
Fang membuka tutup peti mati itu, Tang Loo-thay pun segera mengulurkan
kepalanya melihat kedalam. Dibawah sorotan sinar obor yang remang2 itu, dapat
terlihat sebuah tubuh manusia berbaring didalam peti mati itu. Tampak wajahnya
sangat pucat bagaikan seorang yang menderita sakit yang lama sekali dan
berbaring tak dapat bangkit selama puluhan tahun lamanya, sampai bernapaspun
sangat lemah sekali. Pauw Fang merendahkan obor ditangannya dan dengan
sangat perlahan ujarnya. Loocianpwee orang ini sungguh masih hidup dan belum
sampai binasa tertutup di dalam peti mati itu". Tang Loo thay mengerutkan
alisnya, ujar.

"Orang2 dari keluarga Lam Kong dengan menggunakan akal licik yang bagaimana
kejamnya untuk menawan jago2 berkepandaian tinggi dari Bu lim. kemudian
memasukkannya kedalam peti mati yang diletakkan didalam ruangan bagaikan
gudang es ini, didalamnya pastilah tidak mungkin tak ada sebab2 yang lain----".
Perkataan itu sebenarnya merupakan apa yang sedang dipikirkan didalam
hatinya, tetapi entah bagaimana tanpa terasa telah di ucapkan keluar dengan
sendirinya. Pauw Fang menapuk kakinya, sambil ujarnya.

"Benar! Orang2 dari keluarga Lam Kong menawan jago2 berkepandaian tinggi dari
dunia kangouw ini kemudian dimasukkan kedalam peti mati dan dimasukkan
kedalam ruangan dingin bagaikan gudang es ini, pastilah mempunyai suatu
rencana busuk yang telah disusun dengan sangat masak sekali, jika dilihat peti
mati yang di jajar2kan ini kurang lebih sebanyak delapan puluh buah lebih
banyaknya. apabila setiap peti mati itu berisikan seorang jago, mungkin juga
didalam ruangan ini dapat berisikan tujuh sampai delapan puluh jago
berkepandaian tinggi, hal ini tak mungkin dapat di kerjakan didalam satu dua
tahun saja?". Tang Loo thay menghela napas panjang-panjang, ujarnya.
"Pada puluh tahun yang lalu aku pernah mendengar beberapa orang jago
berkepandaian tinggi dari angkatan tua mendadak lenyap tanpa bekas, aku pada
saat itu masih mengira bahwa orang yang telah meningkat tua kemungkinan
hatinya menjadi tawar dan tidak ingin terjun didalam dunia kangouw lagi untuk
memperebutkan nama kosong dan bersembunyi didalam gunung yang sunyi
untuk tidak lagi mengurusi urusan dunia kangouw, tetapi sungguh tak nyata,
kiranya telah ditangkap orang2 dari keluarga Lam Kong yang kemudian dengan
hidup2 dimasukkan kedalam peti mati ini dan disembunyikan ditempat seperti
ini"285 Pada saat dia berbicara itu mendadak dari salah sebuah peti mati
berkumandang datang suatu helaan napas panjang. Ruangan batu yang dingin
menyeramkan itu berjajar peti mati yang sangat banyak sekali, hal ini saja sudah
cukup mendatangkan yang mengerikan, dan kini mendadak dari daLam sebuah
peti mati berkumandang datang suara helaan napas panjang, tanpa terasa seluruh
orang yang hadir di tempat itu berdiri bulu romannya. Pauw Fang deogan berat
berbatuk batuk, sambil membesarkan nYalinya, dengan diam2 mengerahkan
tenaga dalamnya yang disalurkan kedalam tangan kanannya untuk ber siap-siap
segala kemungkinan. Mendadak terasa tangan kirinya menjadi sangat sakit sekali,
pergelangan tangannya segera ditekuk dan membuang obor ditangannya itu.
Kiranya obor yang dipegang ditangannya itu telah terbakar habis dan membakar
jari tangannya. Terdengar suara yang nyaring, obor itu jatuh keatas tanah dan
sinar apinya segera menjadi padam. Ruangan batu yang sangat mengerikan itu
dalam seketika itu juga menjadi gelap gulita. Pada saat itu juga, orang yang
berbaring didalam peti mati itu mendadak bangkit berdiri. ketika Pauw Fang
menolehkan wajahnya, dengan tepat sekali terbentur di atas wajah orang itu yang
sangat dingin, segera terasa hawa yang dingin kaku menerjang masuk kedalam
hatinya membuat seluruh tubuhnya menjadi gemetar, sedang pada punggungnya
bercucuran keringat dingin yang membasahi bajunya, dengan sangat terkejut
sekali dia mengundurkan dirinya kebelakang. Tang Loo-thay pun agaknya juga
dikejutkan oleh orang yang mendadak bangkit berdiri dari dalam peti mati
tersebut, dia menjadi berdiri termangu-mangu disana sejenak kemudian barulah
dengan dingin ujarnya.

"Apabila kau masih bisa berbicara, cepatlah jawab dengan jelas setiap pertanyaan
yang aku tanya, tetapi apabila sengaja hendak mengagetkan hati orang saja,
janganlah menyalahkan kalau aku turun tangan tanpa memperdulikan apa2 lagi".
Orang itu tetap tak berbicara sedikitpun, kaki kanannya diangkat dan berjalan
turun dari dalam peti mati itu. Didalam ruangan yang dingin bagaikan es dan
gelap gulita sukar untuk melihat lima jari iru, sekalipun Tang-Lotay mempunyai
ketajaman mata yang melebihi orang lain, juga sukar untuk melihat benda
dikejauhan lima enam kaki dari tempat dimana dia berdiri, tetapi orang itu
ternyata dapat berjalan bagaikan disiang hari saja, gerakannya sangat cepat sekali
sukar dibandingkan, tubuhnya dimiringkan menghindari di samping tubuh Tang
Loo-thay dan berlari kearah kolam es tersebut. Sam Shu So Hun, Pauw Fang
dengan cepat menyulut sebuah obor286 lagi, sinar dari obor tersebut dengan
cepat menerangi tempat yang gelap itu. Tampak orang itu memakai baju
berwarna hitam, setelah berlari sampai ditepi kolam itu segera dengan
menggunakan sepasang tangannya mengambil air kolam itu dan minum dengan
sangat lahapnya, ber turut2 setelah minum sebanyak tujuh delapan ceguk baru
berhenti dan dengan perlahan membalikkan tubuhnya. Pauw Fang segera
mengangkat tinggi2 obor itu, tampak wajah dari orang itu sangat pucat pasi,
dengan per lahan2 kini mulai tampil sedikit warna merah diwajahnya, bagaikan
setelah minum beberapa teguk air dingin itu telah memberikan kehidupan
baginya. Tang Loo thay mengetukkan tongkat bambunya keatas tanah, sambil
tanyanya lagi.

"Kau apakah telah dapat mendengar pertanyaan yang aku ajukan?". Orang itu
dengan bingung berdiri mematung sejenak, kemudian dengan per lahan2
menganggukan kepalanya. Dalam hati Tang Loo thay menjadi sangat girang,
ujarnya.

"Kalau begitu sangat bagus sekali, asalkan kau mau menjawab setiap pertanyaan
yang aku tanyakan dengan jujur, aku pasti akan menolong dirimu keluar dari
ruangan yang dingin bagaikan gudang es ini". Orang itu mengerutkan alisnya,
agaknya sedang menggunakan seluruh pikirnya untuk memikirkan arti dari pada
perkataan Tang Loo thay itu, sejenak kemudian baru agaknya teringat kembali,
sambil mengulurkan tangannya menunjuk pada mulutnya sedang sepasang
tangannya digoyangkan tak henti2nya. Ujar Pauw Fang.

"Uang Loo thay, orang ini adalah orang yang bisu". Ujar Tang Loo-thay.

"Hm----! pastilah orang2 dari keluarga Lam Kong telah memotong lidahnya
sehingga dia menjadi bisu". Pauw Fang dengan tajam memandang ke arah orang
berbaju hitam itu, kemudian ujarnya.
"Coba kau membuka mulutmu, aku akan melihat apakah lidahmu telah dipotong".
Belum saja orang berbaju hitam itu mengerti apa yang sedang diucapkan
kepadanya itu, mendadak terdengar suara batu yang bergelindingan
berkumandang datang dari arah luar. Diikuti dengan sebuah suara yang berat dan
rendah ujarnya.

"Diluar telah ada orang yang datang kemari, cepat kau masukkan orang itu
kedalam peti matinya, kemudian menyembunyikan diri, apabila orang yang
datang ini adalah orang2 dari keluarga Lam Kong, kemungkinan dapat dengan
meminjam kesempatan ini, mendengarkan rencana busuk apa yang sedang
mereka susun".287 Tang Loo-thay yang mendengar perkataan itu menjadi
mengerutkan alisnya, ujarnya.

"Orang berkepandaian tinggi itu, mengapa tidak mau menampakkan dirinya?"

Terdengar suara yang rendah dan berat itu berkumandang lagi, sebutnya.

"Pada saat dan keadaan seperti ini, Loo thay masih tetap tak mau menghilangkan
rasa ingin menangnya, waktu telah sangat mendesak sekali, tak dapat kita
berbicara lebih banyak lagi, cepatlah masukkan orang itu kedalam peti matinya"

Tang Loo thay berpikir keras sejenak mendadak dia maju setindak kedepan dan
menotok jalan darah dari orang berbaju hitam itu, kemudian dengan nada yang
rendah ujarnya kepada Pauw Fang.

"Cepat kau padamkan sinar dari obor itu kemudian memasukkan orang itu
kedalam peti matinya, kitapun harus cepat menyembunyikan diri"

Gerakan serta sifat dari orang itu ternyata demikian perlahan dan lambatnya, oleh
karena itulah sekali serang Tang Loo-thay segera berhasil menotok tubuh orang
itu.

Pauw Fang mengikuti perkataannya dengan cepat memadamkan sinar api dari
obornya, kemudian membopong orang berbaju hitam itu memasukkan kedalam
peti mati dan menutupnya kembali peti mati itu.
Setelah selesai semuanya dengan cepat pula dia menyembunyikan diri dibelakang
sebuah peti mati.

Tang Loo-thay yang memiliki kepandaian silat yang sangat tinggi dan nyali yang
besar, dia tidak segera menyembunyikan dirinya, dengan langkah yang sangat
perlahan berputar satu lingkaran pada kolam itu baru kemudian
menyembunyikan dirinya dibelakang sebuah peti mati.

Tidak sampai beberapa saat, ternyata terdengar suara tindakan kaki


berkumandang datang, terlihat seorang pelayan kecil yang mempunyai dua buah
kuncir yang digantungkan dipundaknya, dengan membawa sebuah lentera yang
diangkat tinggi2, berjalan di muka masuk kedalam ruangan itu.

Dibelakang dari tubuh pelayan kecil berbaju hijau itu dengan kencang mengikuti
datang seorang wanita berbaju putih yang usianya kurang lebih tiga pulub
tahunan.

Dibawah sorotan sinar lentera itu dapat dilihat dengan sangat jelas wajah dari
wanita berbaju putih itu.

Dia adaiah seorang wanita yang sangat cantik sekali, sepasang alisnya hitam
mengkilat sedang matanya bagaikan burung Hong, pinggang sangat ramping kecil
itu sangat menggiurkan sekali, sekali pandang saja dapat diketahui babwa wanita
itu sangat cantik sekali.

Diam2 Tang Loo thay membatin.

"Wanita ini jika dilihat sangat agung sekali dan tidak mirip dengan288 seorang
yang berhati keji, apabila bukannya melihat dengan mata kepala sendiri dia
berada didalam penjara pembingung nyawa yang demikian menyeramkan ini, jika
orang lain yang berbicara sukar sekali untuk mempercayainya". Dalam hatinya dia
berpikir demikian, tetapi tangannya dengan diam2 mengambil segenggam senjata
rahasia beracun dan siap untuk disambitkan keluar. Didalam pikirnya, keempat
orang lelaki yang tinggi besar itu seluruhnya binasa di bawah senjata rahasia
beracunnya sedang mayatnyapun menggelerak didalam lorong itu bahkan
menutupi pintu dari gua tersebut, tak mungkin kalau sampai tak terlihat oleh
mereka itu. Tak tahunya urusan ternyata sama sekali diluar dugaan semula,
wanita berbaju putih itu agaknya tidak pernah menemui urusan serta peristiwa
seperti itu, sinar mata nya setelah memandang sekitar tempat itu sekejab,
kemudian memerintahkan pelayan kecil berbaju hijau itu untuk menggantungkan
lentera yang dibawa itu. Pelayan kecil berbaju hijau itu menyahut, lentera yang
dibawanya itu segera di gantungkan diatas papan nama kemudian mengikuti
wanita berbaju putih itu mengundurkan diri kedepan pintu, sepasang tangannya
diluruskan kebawah. Kelihatatanya mereka berdua agaknya sedang menantikan
sesuatu? Tang Loo thay memeriksa dengan tajam keatas perubahan wajah wanita
berbaju putih itu, terlihat wajahnya sangat dingin kaku tak tampak perubahan
sedikitpun juga, dalam hati diam2 batinnya.

"Wanita ini sungguh sangat dingin kaku, ditempat yang demikian rahasianya telah
terjadi suatu perubaban yang sangat hebat begini ini, dia ternyata dapat menahan
sabarnya sedemikian rupa bahkan tak terlihat perubaban apa2, orang2 dari
keluarga Lam Kong ini sungguh sangat menakutkan sekali"

Terdengar suara tindakan kaki berkumandang datang lagi, terlihat dua orang
pelayan kecil berbaju hijau sambil membawa lentera yang diangkat tinggi2
berijalan masuk kedalam ruangan.

Dibelakang kedua orang pelayan kecil berbaju hijau itu berjalan pula dua orang
wanita yang memakai pakaian ber-warna putih.

Kedua orang wanita itu merupakan wanita yang sangat cantik sekali, usianya jika
dibandingkan dengan wanita berbaju putih yang datang terlebih dahulu itu jauh
lebih muda lagi.

Kedua orang itu ber sama2 membungkukkan tubuhnya memberi hormat kepada
wanita berbaju putih yang datang terlebih dahulu itu.

Tampak wanita berbaju putih yang datang terlebih dahulu itu sedikit
menganggukkan kepalanya, mulutnya sedikit bergerak dengan nada yang rendah
berbicara ke pada kedua orang wanita yang baru datang tersebut.

Agaknya dia berbicara dengan mengerahkan ilmu menyampaikan suaranya


sehingga orang lain tak mendengar apa yang sedang diucapkan289 oleh wanita
berbaju putih itu.
Kedua wanita berbaju putih yang baru saja datang itu ber sama2 segera menoleh
memandang sekejab kearah dua orang pelayan berbaju hijau itu sambil
perintahnya.

"Gantung lentera tersebutl". Kedua orang pelayan berbaju hijau itu ber sama2
menyahut dan berjalan ketengah ruangan tersebut. Tak sampai beberapa waktu,
kedua lentera tersebut telah digantungkan tinggi2. Kiranya didalam ruangan batu
yang sangat dingin itu sejak sebelumnya telah terdapat pancingan besi untuk
menggantungkan lentera, asalkan lentera itu telah digantung pada pancingan besi
tersebut kemudian menarik tali yang terdapat disamping papan nama, lentera itu
segera akan ditarik naik hingga diatas. Dibawah sorotan tiga buah lentera
sekaligus, seluruh benda yang terdapat didalam ruangan itu segera dapat dilihat
dengan sangat jelas sekali. Diam2 pikir Tang Loo thay.

"Ketiga orang itu entah sedang mengadakan permainan setan apa, berdiri
didepan pintu ruangan sambil berdiri berhadapan". Pada saat hatinya menjadi
tergerak, mendadak terdengar suara tongkat bambu yang mengetak diatas tanah
bercampur dengan suara langkah kaki berkumandang datang. Ketiga orang wanita
berbaju putih itu segera ber sama2 menggeserkan tubuhnya kesamping jalan
yang ada ditengah, wajahnya berubah menjadi sangat serius, sedang tubuhnya
membungkuk dan kepalanya ditundukkan kebawah. Kelihatannya orang yang
datang itu merupakan orang yang mempunyai kedudukan yang sangat tinggi
didalam keluarga Lam Kong itu. Terdengar suara langkah kaki itu makin lama
makin mendekat, seorang nenek tua berambut putih, tubuhnya memakai baju
berwarna putih keperak perakan sedang pada tangannya mencekal sebuah
tongkat bambu dengan langkah yang sangat perlahan sekali berjalan masuk
kedalam ruangan itu. Tang Loo thay yang bersembunyi dibelakang peti mati
disuatu tempat yang gelap nampak hal ini hatinya tergerak, diam2 pikirnya.

"Bagus sekali! Kiranya adalah sekumpulan wanita2 yang sedang membuat suatu
permainan gila, aku masih mengira kalau hanya keluarga Tang dari daerah Shu
Cho saja yang turun menurun wanita yang menjabat sebagai ciangbunjin, sungguh
tak kusangka keluarga Lam Kong ini serta menjabat sebagai ciangbunjin dari
keluarga Lam Kong yang sangat terkenal itu". Tampak sinar mata dari nenek tua
berambut putih itu memandang290 dengan tajam kesekitar tempat itu,
mendadak dia mendongakkan kepalanya tertawa tawar, ujarnya.
"Entah Jago berkepandaian tinggi yang mana yang berani masuk kedalam daerah
terlarang dari keluarga Lam Kong kami, untuk nyali yang demikian tebalnya itu
sungguh membuat aku sangat menghargainya?". Perkataan yang diucapkan itu
mendadak berhenti sejenak kemudian baru ujarnya lagi.

"Dapat memasuki hingga sampai ditempat ini. sudah pasti bukanlah merupakan
seorang yang tanpa nama, perbuatan dari seorang enghiong, mengapa tidak
berani keluar secara terang2an bertemu dengan aku, sehingga aku dapat
menghormatinya sebagai seorang majikan terhadap tamunya". Pengalaman Tang
Loo thay didalam dunia kangouw sangat luas sekali, jika didengar dari perkataan
yang baru saja diucapkan keluar itu agaknya pibak lawan masih belum
mengetahui tampat persembunyian dari pada dirinya, apalagi baru saja ada orang
yang dengan mengerahkan ilmu menyampaikan suara memberikan peringatan
kepadanya, sudah tentu didalam ruangan batu ini pastilah ada orang lain lagi,
bahkan semuanya kepandaian yang tinggi sekali, orang lain tak mau menampilkan
dirinya keluar mengapa dirinyapun harus mencari susah keluar menampakkan
dirinya, hatinya menjadi terjerah dan tetap berdiam diri tak bergerak sedikitipun
juga. Nenek tua berambut putih itu setelah bertanya beberapa kali, tetap tak
terdengar suara jawabannya, wajahnya segera berubah sangat hebat, sepasang
matanya melotot ke luar, dari matanya itu memancarkan sinar yang sangat tajam
bagaikan kilat, sambil tertawa dingin ujarnya.

"Ruangan baru ini luasnya tak lebih dari beberapa kaki saja, sekalipun untuk
mencari sebuah jarumpun aku juga tidak sukar untuk mendapatkannya kembali,
apalagi seorang manusia, kalau memangnya tak mau menerima arak kehormatan,
janganlah menyalahkan kalau aku akan kurang hormat". Sinar matanya berputar
menyapu sakejap kearah ketiga orang wanita berbaju putih itu, kemudian
ujarnya.

"Hong Cen, Siauw Ling jaga didepan pintu besi itu, tak perduli siapapun juga
asalkan ingin meninggalkan ruangan ini segera bereskan nyawanya, Shu Giok kau
memeriksa dari sebelah kiri terus berputar kesebelan kanan". Pada saat
ucapannya selesai tubuhnya telah melayang meninggalkan tempat semula sejauh
tiga kaki, dari sebelah kanan dia memeriksa kesebelah kiri. Wanita berbaju putih
yang mempunyai usia paling tua dimana dia pertama2 yang memasuki ruangan
tersebut sambil menyahut segera menggerakkan tubuhnya memeriksa dari
sebelah kiri berputar kearah kanan.291 Tang Loo thay dengan kencang
menggenggam senjata rahasia beracunnya dengan diam dia menggerahkan
tenaga dalamnya dan bersiap-siap untuk dilancarkan keluar, dalam hatinya diam2
berpikir.

"Sinar mata dari nenek tua itu sangat tajam sekali bagaikan sambaran kilat,
mungkin diantara keempat wanita itu dialah yang memiliki kepandaian silat yang
paling tinggi, juga agaknya merupakan pimpinan daripada mereka2 itu, asalkan
dapat didalam satu kali pukulan berhasil membinasakan dirinya, sisanya mungkin
akan jauh lebih mudah untuk dilayani, asalkan dapat meninggalkan salah seorang
yang masih hidup-----"

Pada saat dia berpikir itu, nenek tua berambut putih itu telah berada pada jarak
empat lima kaki dari tempat persembunyiannya, jaraknya juga tidak lebih dari tiga
buah peti mati.

Tang Loo thay baru saja bersiap hendak melancarkan senjata rahasia beracunnya,
nenek tua berambut putih yang membawa tongkat bambu itu mendadak
menghentikan langkah kakinya, dengan mengerahkan pendengarannya dengan
cermat dia mendengarkan suara yang mencurigakan hatinya.

Tang Loo thay mengerurkan alisnya, diam-diam plkirnya.

"Nenek tua itu sedang berbuat permainan apa, dengan ketajaman dari telingaku
yang telah setengah harian berada disini saja tak pernah mendengatkan sedikit
suara pun, nenek tua ini baru saja berjalan mendengar gerakan apa". Ketika dia
memusatkan seluruh perhatiannya untuk mendengar, ternyata tidak salah lagi,
terdengar suara pernapasan yang sangat lemah sekali berkumandang datang dari
peti mati ketiga yang berada disebelah kanan. Suara pernapasan yang sangat
lemah sekali itu bagaikan sebuah demi sebuah paku besi yang dlatuh keatas
tanah, asal akan suara pernapasan dari orang lain saja akan dapat menutupi suara
yang demikian lemahnya itu. Suara yang sangat lemah yang terdengar itu
bagaikan sebuah martil yang sangat besar memukul diatas hati Tang Loo thay,
pikirnya. Telinga dari nenek ini ternyata demikian tajamnya, sudah tentu
melindungi tenaga dalam yang sangat tinggi sekali, kelihatannya ini hari aku telah
menemui musuh tangguh yang belum pernah kutemui selama berkelana didalam
dunia kangouw selama berpuluh puluh tahun lamanya ini". Jatuhnya daun dapat
membedakan musim, demikian dengan Tang Loo-thay yang mempunyai
pengalaman yang sangat luas di dalam dunia kangouw, dilihat dari nenek tua yang
sekali dengar saja telah dapat mengetahui kalau adanya suara pernapasan yang
demikian lemahnya itu, telah dapat mangetahui dengan jelas kalau majikan dari
keluarga Lam Kong ini tentunya memiliki ke pandaian silat yang sangat tinggi serta
lihai292 sekali, perasaan memandang ringan kepada pihak musuh didalam hatinya
segera hilang lenyap tanpa bekas. Tampak nenek tua berambut putih itu
mengangkat tongkat bambu ditangannya yang diketukkan dengan perlahan diatas
peti mati, kemudian dengan nada yang rendah bentaknya.

"Shu Giok, cepat kemari'!". Wanita berbaju putih yang sedang berjalan kearah
kanan itu begitu mendengar suara bentakan dari nenek tua itu segera menyahut
dan melayangkan tubuhnya dengan cepat kearahnya, sambil membungkuk kan
tubuhnya memberi hormat, ujarnya.

"Nenek. mempunyai perintah apa???". Gerakan tubuhnya sangat bagus serta


gesit sekali kecepatannya bagaikan berkelebatnya kilat, sedang adap saat
melayangkan tubuhnyapun tidak mengeluarkan suara sedikitpun juga. Diam2
Tang Loo- thay menghela napas, pujinya.

"Sungguh sangat bagus sekali ilmu meringankan tubuhnya, kelihatannya wanita


berbaju putih yang mempunyai wajah sangat cantik itu seluruhnya memiliki
kepandaian silat yang sangat tinggi sekali". Terdengar nenek tua berambut putih
itu berkata lagi.

"Orang ini telah hidup dengan sendirinya didalam peti mati itu, mengapa masih
tidak dilepaskan keluar???". Ujar wanita berbaju putih itu.

"Orang ini berdiam didalam peti mati ini belum sampai satu bulan lamanya".
Nenek tua itu menggelengkan kepalanya, ujarnya.

"Aku telah memberikan kepadamu tidak satu kali saja, keadaan setiap orang itu
tidak mempunyai keadaan yang sama, perguruan serta ilmu kepandaian silat yang
dimilikinyapun satu dengan yang lainnya tidak sama, sedikit-dikitnya juga sedikit
berbeda, tiga puluh tujuh hari kemudian pastilah akan terjadi suatu perubahan,
cepat kau buka tutup peti mati itu untuk dilihat". Wanita berbaju putih itu
membungkukkan tubuhnya menyahut, ujarnya.
"Cucu menantu menerima salah, harap nenek jangan marah". Tangannya yang
putih halus itu diulurkan dan membuka tutup peti mati tersebut. Tongkat bambu
ditangan nenek tua berambut putih itu diulur dan ditarik kembali berturut-turut
dia menotok beberapa kali jalan darah dari orang yang masih berbaring didalam
peti mati itu, mendadak berkelebat menyingkir kesamping. Terdengar suara
helaan napas yang sangat panjang berkumandang datang, sebuah bayangan
manusia bagaikan elang raksasa melompat melayang keluar dari dalam peti mati
itu, dan sekali lompat sejauh tujuh delapan kaki jauhnya baru turun keatas tanah.
Ketika Tang Loo thay mengalihkan pandangan matanya293 memandang, tampak
orang itu berusia kurang lebih dua puluh lima enam tahun, selurub tubuhnya
memakai baju berwarna hitam, wajahnya sangat lebar dengan teliaga yang besar,
matanya melotot keluar sedang mulutnya sangat lebar, dibawah sorotan sinar
lampu lentera itu tampak wadahnya yang pucat pasi tak kelihatan darah
sedikitpun juga. Sepasang mata dari nenek tua berambut putih itu mendadak
memancarkan sinar tajam yang sangat aneh sekali keatas wajah orang berbaju
hitam itu, dengan perlahan-lahan dia menggerakkan tangan kirinya, sedang pada
mulutnya dengan suara yang sangat rendah sekali menyanyikan suatu lagu yang
sangat menyedihkan sekali. Suaranya berat rendah dan lemah sekali, bagaikan
orang yang sedang mengigau saja, membuat setiap orang yang mendengar suara
tersebut, segera timbul suatu keinginan untuk tidur dengan nyenyaknya.
Sepasang mata dari orang berbaju hitam yang melotot keluar itu dibawah suara
yang dapat membuat orang mengantuk itu, dengan perlahan lahan dia
menutupkan sepasang matanya, dan dengan perlahan-lahan pula duduk kembali
diatas peti matinya. Tang Loo-thay yang melihat hal ini diam2 merasa sangat
terkejut sekali, diam2 batinnya.

"Kepandaian silat macam apakah ini, sungguh suatu ilmu yang belum pernah
kudengar dan kulihat". Nenek tua berambut putih itu tersenyum, ujarnya. Chiet
Cap Jie Sha atau tujuh puluh dua setan, kini telah bertambah lagi dengan seorang,
jadi kini hanya tinggal kurang tiga orang saja". Wanita berbaju putih itu
mengangkat jarinya menghitung, kemudian membungkukan tubuhnya ujarnya.

"Nenek, Chiet cap Jie Sha itu masih terdapat empat tempat yang masih kosong,
selain orang itu masih mempunyai tiga tempat yang luang lagi". Nenek tua
berambut putih itu mengetukkan tongkat bambunya keatas tanah, dengan nada
yang perlahan ujarnya.
"Mengapa??? Didalam ingatanku seharusnya masib ada tiga buah tempat saja
yang luang, apakah boleh dikatakan aku telah salah mengingatnya ??". Sahut
wanita berbaju putih itu. Nenek telah iupa, karena Hong Cen salah menotok urat
nadi dari salah satu orang, sehingga dia berubah menjadi tidak beres ingatannya,
dan sukar sekali untuk di kuasai lagi, dan tak dapat dipertahankan lagi nyawanya
telah lenyap meninggalkan tubuhnya------"

Nenek tua berambut putih itu memenjamkan matanya untuk berpikir keras
sejenak kemudian ujarnya pula.

"Tidak salah aku malah telah melupakan akan hal ini". Wanita berbaju putih itu
diam2 melirik melihat perubahan wajah nenek tua berambut putih itu, meiihat
pada wajahnya sedikitpun tidak294 menampilkan hawa amarahnya, barulah
dengan nada yang sangat rendah ujarnya.

"Nenek, keempat orang lelaki raksasa mendadak telah hilang lenyap tanpa bekas,
hal ini membuktikan kalau telah ada orang yang berkepandaian tinggi yang telah
menyelundup masuk kedalam penjara pembingung nyawa ini, kekuatan dari
keempat orang raksasa itu sangat luar biasa sekal, kulitnyapun sangat keras
bagaikan baja, sekalipun bertemu dengan jago berkepandaian tinggi yang
memiliki tenaga dalam yang bagaimanapun sempurnanya, juga tak mungkin
dapat dibunuh mati tanpa mengeluarkan suara sedikitpun juga-----". Nenek tua
berambut putih itu mendadak mendongakkan wajahnya keatas sambil ter tawa
ter bahak2, suaranya sangat tinggi me lengking menyakitkan telinga, bagaikan
suara teriakan nyaring dan binatang yang terluka, pun bagaikan suara pekikan
burung2 malam yang sedang gusar, suaranya bergema tak henti2nya didalam
ruangan itu, membuat orang yang mendengar suara tersebut menjadi pening
kepalanya dan merasa ngeri, seram dan mendirikan bulu romanya. Ber sama2
dengan suara tertawanya yang tak enak didengar itu, dari wajahnya yang telah
berkeriput itu samar2 terlihat muncul suatu hawa membunuh yang sangat hebat
sekali diikuti dengan hawa hitam yang makin lama makin menebal. Begitu suara
tertawa ngeri itu berhenti, ruangan datu yang menyeramkan itu kembali berubah
menjadi sangat sunyi sekali, tetapi nenek tua berambut putih itu setelah tertawa
ngeri beberapa saat, wajahnya mendadak berubah menajadi suatu wajah yang
sangat aneh sekali. Tampak wajahnya yang penuh dengan keriput itu mendadak
mengembang menjdi sangat besar sekali, sedang keriputnya pada wajahnya
itupun mendadak menjadi lenyap tanpa bekas, wajahnya berubah menjadi lebih
besar satu kali lipat dari semula, sedang hawa hitam yang mengitari wajahnjapun
makin lama makin menebal.Wajahnya sungguh sangat menyeramkan sekali
bagaikan sebuah wajah iblis yang mengerikan, dua buah sinar matanya yang
memancarkan sinar tajam itu bagaikan dua buah lentera yang sangat terang,
sungguh sangat menakutkan sekali. Tampak sinar matanya berputar kekiri
kemudian berputar lagi kearah kanan, setelah menyapu sekejab kesekitar
ruangan itu, mendadak dengan nada yang sangat tinggi ujarnya.

"Tang Loo thay, ditempat ruangan yang tak ada jalan keluar keatas maupun jalan
keluar dari dalam ruangan batu ini, kau ingin melarikan dirinya kearah mana,
didalam Bu-lim kau juga dapat terhitung sebagai seorang pimpinan dari suatu
partai yang besar, mengapa harus bersembunyi bagaikan anak kura, lebih baik
keluarlah secara ber terus terang saja".295 Beberapa perkataan itu, setiap kalimat
serta setiap kata bagaikan golok dan pedang yang menusuk kedalam tempat
bahaya didalam tubuh Tang Leo-thay, sekalipun dia tahu dengan pasti kalau dia
telah menemui musuh tangguh yang belum pernah dia temui selama hidupnya,
tetapi mau tak mau juga terpaksa harus mengeraskan kepalanya untuk bangkit
berdiri, sambil memegang kencang senjata rahasia beracunnya diatas tangan,
yang telah siap untuk dilancarkan keluar, dengan Iangkah yang perlahan berjalan
masuk ketengah ruangan itu. Sinar mata dari wanita berbaju putih itu menyapu
sekejab kearah Tang Loo thay, kemudian dengan perlahan lahan mengundurkan
dirinya kesamping, entah apakah dia telah mengetahui kalau didalam tangan Tang
Loo-thay itu telah menggenggam seraup senjata rahasia yang sangat be racun
sekali, sehingga dengan cepat menghindarkan dirinya, ataukah sebaliknya untuk
menghindarkan diri dari suatu tempat yang luas bagi tongkat bambu dari nenek
tua berambut putih itu sehingga menambah tempat yang luas bagi mereka
berdua yang bersiap untuk mulai bergebrak itu. Tang Loo thay sekalipun teIlah
mempunyai pengalaman yang sangat luas sekali didalam mengalami hujan dan
ombak yang bagaimana ganasnyapun, tetapi dia selama hidupnya belum pernah
melihat wajah yang menyeramkan dari nenek tua berambut putih itu, dari dalam
dasar hatinya segera timbul perasaan yang berdesir, segera dia menghentikan
langkah kakinya. Pada saat ini, jarak dari kedua orang itu, kurang lebih hanya
terpaut sejauh empat lima kaki saja. Nenek tua berambut putih itu tertawa dingin
dengan sangat menyeramkan, ujarnya.
"Kiranya tak salah lagi adalah kau!". Kedua orang itu sama-sama menggunakan
senjatanya dengan tongkat bambu, sekalipun usianya jauh berbeda antara yang
satu dengan yang lain, tetapi semuanya juga telah merupakan seorang nenek tua
yang usianya lebih dari setengah abad, kini setelah berdiri saling berhadapan,
tanpa terasa telah saling memandang sekejap kearah pihak musuhnya. Ujar Tang
Loo thay.

"Tidak salah, memang aku adanya, Ciangbunjin angkatan kesembilan dari


keluarga Tang didaerah Shu Cho. Nenek tua berambut putih itu tertawa tawar,
ujarnya.

"Nyalimu sungguh sangat besar sekali, ternyata berani menyelundupkan diri


masuk ke dalam penjara pembingung nyawa dari keluarga Lam Kong kami"

Sahut Tang Loo thay dengan dingin.

"Empat pejuru dunia, lima danau maupun empat samudra, asalkan aku
menginginkan untuk pergi siapa yang berani untuk melarang diriku".296 Sepasang
mata dari nenek tua berambut putih itu berkedip beberapa kali, sinar matanya
makin bertambah tajam. dan memandang dengan tak bergerak sedikitpun dari
atas wajah Tang Loo-thay, ujarnya.

"Selama puluhan tahun ini kaulah merupakan orang pertama yang berani
menerjang masuk kedalam penjara Pembingung nyawa dari keluarga Lam Kong
kami". Sahut Tang Loo-thay.

"Telaga naga, gua harimau, gunung golok maupun hutan pedang, aku entah
mengalami beberapa kaii kejadian seperti itu, mengapa harus takut juga dengan
penjara pembingung nyawa dari keluarga Lam Kong kalian---"

Dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya lagi.

"Thayhe masih ada suatu urusan yang masih belum jelas, masih mengharapkan
pen-jelasan dari Lam Kong Hujien". Sekalipun pada wajah dari Lam Kong Hujien
itu penuh diliputi oleh hawa hitam yang menebal sehingga wajahnya sangat
menyeramkan sekali, tetapi perkataan serta sikapnya berubah menjadi jauh lebih
lunak dari pada tadi, ujarnya.
"Selama puluhan tahun ini, jago2 berkepandaian tinggi yang berani masuk
kedalam penjara pembingung nyawa kami ini, tidak kurang dari ratusan orang
jumlahnya, pada saat itu dikarenakan obat obatan yang tidak sempurna sehingga
sebagian besar dari mereka itu telah mengalami kematiannya, tetapi peristiwa
seperti ini didalam sepuluh tahun mendatang ini tak mungkin akan terulang
kembali, aku kira kau tentunya menguatirkan keselamatan dari putramu sehingga
ingin menanyakan kepada diriku". Tang Loo thay menjadi tertegun, tanyanya.

"Putraku apakah benar2 telah berada di sini ?". Sahut Lam Kong Hujien.

"Legakanlah hatimu pada saat sebelum kau mengalami kematiannya, aku tentu
akaa mengijinkan kau untuk bertemu muka satu kali dengan putramu itu----".
Suaranya menjadi berhenti, dan berubah menjadi suara yang sangat dingin kaku,
ujarnya lagi .

"Selama berpuluh-puluh tahun ini, jago2 berkepandaian tinggi yang memasuki


penjara pembingung nyawa ini sekalipun sangat banyak sekali jumlahnya, terapi
seluruhnya telah menghabiskan waktu yang sangat banyak dan tenaga yang
sangat besar pula untuk mengundang mereka datarg kemari, didalam antara
orang2 itu, aku percaya ada banyak sekali jago2 berkepandaian tinggi yang
kepandaian silatnya tidak dibawah kepandaian silat yang kau miliki sekarang ini,
sampai pada saat ini, orang2 yang termasuk bukan aku yang mengundang datang
dapat dihitung kaulah orang yang pertama masuk kedalam penjara pembingung
nyawa ini- --"297 Potong Tang Loo thay.
Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

"Kalau begitu aku seharusnya sangat bangga sekali"

Ujar Lam Kong Hujien.

"Kau kini ternyata telah mengetahui rahasia selama berpuluh puluh tahun
lamanya dari keluarga Lam Kong kami, kemudian mendengar lagi dari mulutku
sendiri yang mengatakan sebab2 hilangnya berpuluh puluh jago berkepandaian
tinggi dari dunia kangouw, aku kira kaupun tentunya telah mengetahui sendiri
bahwa kesempatan hidup bagi dirimu adalah sangat tipis sekali---"
Mendadak dia tertawa besar dengan sangat keras sekali, hawa hitam yang
meliputi wajahnyapun agaknya makin bertambah menjadi lebih menebal, dengan
nada yang menyeramkan ujarnya lagi.

"Aku memangnya mempunyai niat untuk menyempurnakan Chiet Cap Jie Sha
yang masih luang tiga tempat, dengan kepandaian silat yang kau miliki sekarang
ini apabila dapat ikut serta memperkuat Chiet Cap Jie Sha itu tidak sukar untuk
dipilih sebagai salah satu dari kepala regu dari mereka2 itu, pada saat itu, kau
bukan saja tidak lagi memikirkan putramu, bahkan juga selamanya tak mengenal
lagi arti risau atau duka, bahkan seluruh perasaan girang, gusar, sedih, sampai
tujuh macam perasaan serta enam macam napsu akan hilang lenyap seluruhnya
dari dalam alam pikiranmu, coba pikirkan, dunia itu bagaimana tenang dan
tawarnya, sekalian makan serta membunuh orang, tak pernah lagi akan
mengetahui adanya urusan berduka dan risau didalam dunia ini, dan macam
apakah menganggur itu---"
Dengan gusar bentak Tang Loo thay.

"Tutup mulutmu!"

Dengan nada yang dingin bagaikan es ujar Lam Kong Hujien lagi.

"Bukankah kau tidak menginginkan diberi arak kehormatan, dan sebaliknya minta
arak hukuman --"

Tang Loo thay mengetukkan tongkat bambunya keatas tanah memutuskan


perkataan dari Lam Kong Hujien yang belum selesai diucapkan itu, ujarnya.

"Aku hanya menanyakan satu urusan kepadamu, bagaimana kau dapat


mengetahui kalau aku berada ditempat ini". Sahut Lam Kong Hujien.

"Senjata rahasia beracun dari keluarga Tang didaerah Shu Cho, begitu bertemu
dengan darah segera binasa, hanyalah senjata rahasia itu yang dapat membunuh
sekaligus empat lelaki raksasa penjaga pintu gua itu dengan tanpa mengeluarkan
suara sedikitpun juga". Tang Loo thay dengan dingin mendengus, sahutnya.
"Kiranya demikian adanya, aku mengira kau benar2 dapat meramalkan apa yang
akan terjadi pada hari2 yang mendatang?"

Dua buah sinar mata yang tajam dari Lam Kong Hujien dengan sangat cepat
beralih keatas tangan kiri Tang Loo-thay, sambil ujarnya.298

"Ditanganmu kau menggenggam senjata rahasia beracun, apakah bersiap untuk


digunakan membokong orang diwaktu tak bersiap??". Sahut Tang Loo-thay.

"Apabila aku melancarkan serangan dengan menggunakan senjata rahasia


beracun ini tanpa memberitahukan dahulu kepadamu, aku kira sejak tadi kau
telah sukar untuk meloloskan diri dari kematian". Lam Kong Hujien dengan dingin
tertawa panjang, ujarnya.

"Senjata rahasia beracun dari keluarga Tang didaerah Shu Cho sekalipun telah
menjagoi diseluruh Dunia kangouw, dengan kehebatan racunnya dimana bertemu
dengan darah segera binasa, bahkan macamnyapun sangat banyak sekali tidak
berkurang dari berpuluh-puluh macam banyaknya, cara melancarkannya sangat
ganas sekali, selama ratusan tahun ini didalam telah bermunculan orang2 aneh
yang memiliki kepandaian silat yang sangat tinggi sekali, tetapi didalam hal
senjata rahasia selamanya belum pernah dapat melebihi kelihayan dari keluarga
Tang didaerah Shu Cho, hal ini membuktikan kalau keluarga Tang didalam hal
senjata rahasia memangnya merupakan keluarga tunggal dan bukanlah nama
kosong belaka, engkau sebagai seorang ciangbunjin dari keluarga Tang, aku kira
didalam hal senjata rahasia pastilah sangat mahir sekali dan telah mencapai pada
taraf kesempurnaan-----". Suaranya mendadak berubah menjadi sangat dingin
dan kaku, lanjutnya.

"Tetapi senjata rahasia keluarga Tang kalian apabila digunakan untuk menghadapi
aku, hm-- --sayang tak akan memperlihatkan hasilnya yang dapat membuat kau
puas". Tang Loo thay dengan dingin mendengus, ujarnya.

"Kau ingin mencoba???'". Ujar Lam Kong Hujien.

"Perkataan dariku itu kau mau percaya atau tidak terserah kepadamu sendiri,
ditanganmu kini terdapat senjata rahasia, mengapa tidak mencoba2----". Dia
berhenti sejenak kemudian ujarnya lagi.
"Tetapi, kau haruslah memikirkan dengan tenang akan satu hal, apabila senjata
rahasiamu itu tidak berhasil melukai diriku, kau haruslah mau menerima
perintahku tadi untuk memasukkan dirimu kedalam salah satu Chiet Cap Jie Sha
tersebut". *********299 ** BAGIAN KETUJUH BELAS ** Diam2 pikir Tang Loo
thay.

"Ditanganku kini menggenggam seraup senjata rahasia beracun, dan jumlahnya


tidak lebih dari empat lima puluhan, didalam jarak yang demikian kalau tidak
sampai mengenai pada sasarannya, bahkan jarumku ini lembut bagaikan bulu
sapi, sekalipun kau memiliki tenaga dalam yang sangat sempurna juga sukar
untuk menghindarkan diri dari serangan senjata rahasia sebanyak itu". Kedua
orang itu sama2 memiliki hati yang sangat teliti sekali, empat mata bertemu
sedang pada bibirnyapun tersungging suatu senyuman yang sangat dingin sekali.
Tang Loo thay mengetukkan tongkat bambunya keatas tanah, ujarnya lagi.

"Apabila aku terlepas tangan sehingga melukai diri Hujien, senjata rahasia
beracun dari keluarga Tang kami begitu bertemu dengan darah segera binasa, aku
kira Hujien belum sampai mengucpapkan sepatah katapun segera akan putus
napas dan binasa, pada saat itu, aku ingin bertemu muka dengan putraku saja.
aku kira beberapa menantumu itu juga sukar untuk mengambil keputusan,
sehingga aku harap Hujien pada saat sebelum mencoba terlebib dahulu
menghantarkan aku untuk bertemu muka dengan putraku itu". Lam Kong Hujien
tertawa dingin, ujarnya.

"Kau masih belum memberikan jawabannya atas pertanyaan yang aku ajukan
tadi, apabila kau menyanggupi untuk masuk ke dalam salah satu dari Chiet Cap Jie
Sha itu, aku segera akan melepaskan diri putramu"' Tanya Tang Loo thay.

"Bagaimana apabila kau terluka ditanganku ??". Sahut Lam Kong Hujien.

"Hal ini menyalahkan kepandaian silat yang aku miliki tidak sempurna, matipun
sudah sewajarnya". Ujar Tang Loo thay.

"Baiklah, kita putuskan dengan perkataan yang diucapkan masing2". Lam Kong
Hujien megulapkan tangannya, ujarnya.
"Shu Giok, kau carilah Tang Thong ke mari, minumkan terlebih dahulu Kuah Seng
Sin Tong kemudian urut jalan darah kehidupannya biar mereka ibu dan anak
bercakap cakap beberapa saat". Chang Shu Giok menyahut,setelah mencari pada
salah satu peti mati dia membuka tutupnya dan menarik keluar Tang Thong dari
dalam peti mati tersebut. Tang Loo thay diam2 memperhatikan keadaan sekitar
tempat tempat itu, tampak peti mati itu berada pada bagian kesembilan, dari
kiri300 dan menghitung kearah kanan, diam2 diingatnya baik2 didalam hatinya.
Dibawah sorotan sinar lentera, kelihatan sangat jelas sekali tampak orang yang
baru saja ditarik keluar dari dalam peti mati itu sepasang matanya tertutup rapat,
wajahnya pucat pasi, tak salah lagi kiranya adalah putra kesayangannya, Tang
Thong, tanpa terasa hatinya menjadi tergetar, seluruh tubuhnya menjadi
gemetar, tetapi bagaimanapun juga dia merupakan seorang dunia kangouw
kawakan yang telah mempunyai pengalaman yang sangat luas sekali, dengan
paksa dia menenangkan hatinya yang sedang tergoncang dengan hebat itu,
sejenak kemudian perasaannya telah balik menjadi tenang kembali. Chang Shu
Giok dengan perlahan-lahan meletakkan tubuh Tang Thong diatas tanah,
kemudian mengurut tujuh delapan tempat jalan darahnya, mendadak kakinya
melancarkan tendangan dengan tepat mengenai iga kanan dari tubuh Tang
Thong, yang terkena tendangan itu segera melayang dan jatuh tepat dihadapan
Tang Loo-thay. Mata dari Tang Loo-thay sangat tajam sekali, tidak menanti tubuh
Tang Thong jatuh keatas tanah, tongkat bambunya mendadak mencukil, dan
mencolek tubuh Tang Thong keatas, dengan kepala diatas dan kaki dibawah
tubuh Tang Thong itu berdiri tegak diatas tanah. Tang Thong yang baru saja
ditarik ke luar dari dalam peti itu, bagaikan orang yang telah mati saja, seluruh
tubuhnya sangat kaku sekali, dan berdiri tegak bagaikan patung, bergerak
sedikitpun tidak tetapi didalam beberapa saat itulah, Thang Thong telah
mendapatkan. kembali nyawanya, hanya pikiran serta ingatannya masih belum
sadar seluruhnya setelah memandang sekejab kearah Tang Loo thay, wajahnya
menampilkan perasaan yang bimbang dan bingung sekali. Kecintaan antara ibu
dengan anak sangat mendalam sekali, Tang Loo thay sekalipun merupakan
seorang jago kawakan yang telah kenyang makan asam garam, tetapi melihat
sikap dari putranya yang seperti orang bodoh itu tanpa terasa hatinya menjadi
sangat sedih sekali, dia menghela napas panjang, ujarnya kemudian.

"Anak Thong, coba kau lihatlah dengan cermat, apakah masih mengingat kepada
ibumu?"
Lam Kong Hujien tertawa dingin, ujarnya.

"Pada saat sebelum minum kuah Seng Sin Tong, orang2 yang masih hidup didunia
tak seorangpun yang dia kenal lagi"

Sepasang mata Tang Loo thay memancarkan sinar yang berapi2 yang menyembur
keluar ---dan memandang tajam kearah Lam Kong Hujien, ujarnya kemudian.

"Perjanjian yang kita tetapkan tadi, mengatakan kau hendak menyadarkan


kembali ingatannya, mengapa kini tidak menepati janjinya". Ujar Lam Kong
Hujien.

"Engkau mengapa demikian cemasnya? perkataan yang telan aku301 ucapkan


selamanya selalu akan ditepati------". Dia berhenti sejenak kemudian lanjutnya
lagi.

"Cepat membawa kemari kuah Seng Sin Tong!". Tampak salah satu dari dua orang
wanita berbaju putih yang berdiri disamping pintu batu itu merogoh kedalam
sakunya mengambil keluar sebuah botol kecil yang terbuat dari batu porselin, dan
diserahkan kepada salah seorang pelayan berbaju hijau yang berdiri disisinya itu.

Jilid 10 Lam Kong Hujien mendadak agaknya teringat akan suatu urusan yang
sangat penting sekali, sepasang matanya beralih keatas wajah Tang Loo- thay,
tanyanya.

"Orang yang memasuki kedalam keluarga Lam Kong kami ini aku kita bukan kau
seorang saja, pastilah masih ada teman2 lainnya"

Mengapa tidak sekalian dipersilahkan menampakkan dirinya??.?". Tang Loo-thay


termenung berpikir keras, ujarnya kemudian.

"Tidak perduli orang yang mendatangi kedalam keluarga Lam Kong ini beberapa
banyaknya, semuanya bolehlah dihitungkan dalam hutangku ini, dan bolehkah
kau minta ganti rugi dengan keluarga Tang kami". Dengan tingkat serta
kedudukannya dia tidak ingin untuk berbicara bohong, tetapi diapun tidak ingin
untuk memberitahukan kalau didalam penjara Pembingung nyawa ini masih
terdapat orang lain yang menyembunyikan dirinya, oleh sebab itu terpaksa dia
berkata demikian. Padahal, selain Pauw Fang seorang, sekalipun Tang Loo thay
mengetahui kalau di dalam penjara pembingung nyawa ini masih terdapat orang
lain lagi, tetapi siapakah sebenarnya mereka itu, dia juga tidak mengetahuinya
sama sekali, apabila dipikir kembali diapun sukar sekaii untuk mengatakan
siapakah sebenarnya yang ikut mendatangi ke tempat tersebut, dan bila hal ini
sampai terjadi, bukankah akan merusak nama serta kedudukannya didalam dunia
kangoow. Lam Kong Hujien mendongakkan wajahnya dengah dingin melengking
tertawa besar, ujarnya.

"Itu sangat bagus sekali, aku harap orang2 yang datang pada saat ini didalam
keluarga Lam Kong ini seluruhnya merupakan jago2 berkepandaian tinggi didalam
dunia kangouw serta jago2 yang telah mempunyai kedudukan yang sangat tinggi
sekali didalam Bu lim, sehingga dapat menghindarkan aku untuk lebih membuang
banyak tenaga lagi". Pada saat dia berbicara itu, dengan samar-samar dia telah
memberikan peringatan, asalkan jago2 Bulim yang mempunyai nama yang sangat
terkenal dan mempunyai kedudukan yang tinggi didalam dunia kangouw,
seluruhnya telah merupakan musuh2 buyutan dari302 orang2 keluarga Lam Kong
mereka. Pada saat itu, pelayan berbaju hijau yang pada tangannya membawa
botol kecil dari porselen itu telah berjalan sampai di sisi tubuh Lam Kong Hujien.
Tang Loo-thay yang mengharapkan putra nya dapat menjadi sadar dengan cepat,
terpaksa dia menahan rasa gusarnya yang membakar didalam hatinya, sepatah
katapun tak diucapkan keluar. Sinar mata dari Lam Kong Hujien menyapu sekejab
kearah botol kecil dari batu porselen yang dipegang ditangan pelayan berbaju
hijau dengan nada yang rendah ujarnya.

"Shu Giok, minumkan kuah Seng Sin Tong didalam botol kecil dari batu perselen
ini kepadanya". Chang Shu Giok menyahut, sambil mengambil botol kecil dari
batu porselen yang berada ditangan pelayan berbaju hijau itu, dengan langkah
yang sangat perlahan sekali dia berjalan kearah Tang Thong. Sepasang mata Tang
Loo thay yang bagaikan kilat itu dengan dingin dialihkan keatas tubuh Chang Shu
Giok, bagaikan sedang mengawasi segala gerak geriknya. Suasana yang sunyi
senyap itu diliputi oleh suatu suasana yang sangat tegang sekali. Pergelangan
tangan Chang Shu Giok itu sedikit dibalik, lima jarinya yang runcing kecil itu
mencengkram keatas bahu Tang Thong, gerakannya sangat hafal sekali, ujung
jarinya yang sedang mencengkram pada bahu Tang Thong itu terlihat dengan
cepat sakali mencekal pada jalan darah bahaya pada bahu Tang Thong itu, tidak
perduli orang yang memiliki kepandaian silat yang bagaimanapun tingginya,
asalkan jalan darah penting pada bahu tersebut sampai dicengkram, tenaga untuk
melawannya segera akan hilang lenyap tanpa bekas. Tang Loo thay mengerutkan
alisnya, ujarnya.

"Dengan menggunakan cara yang demikian kkejamnya untuk memaksa orang


meneguk obat, aku baru untuk pertama kali menemuinya-----"

Ujar Lam Kong Hujien.

"Sekalipun putramu itu menjadi sadar. kembali sehingga ingatannya menjadi


sadar kembali, tetapi kepandaian silatnya tidak sampai menjadi lenyap pula, pada
saat pikirannya belum menjadi sadar benar2, pada waktu melancarkan serangan,
kelihayannya jauh akan lebih hebat lagi, pada saat dan keadaan seperti itu,
sekalipun ibu atau putranya sendiri dia juga belum dapat mengenalnya dengan
baik, apabila tidak dicengkeram jalan darah "Cian Cing Hiat"

Nya dan memaksa dia untuk meneguk kuah Seng Sin Toag ini, aku kira pada saat
dia melancarkan serangan hebatnya, sehingga memukul terbang botol303
porselen tersebut. bukankah akan sayang sekali akan obat mujarab tersebut"

Tampak tangan kanan Chang Shu Giok digerakkan dan memasukkan seluruh
cairan yang terdapat dalam botol porselen itu kedalam mulut Tang Thong.

Tang Loo thay menguatirkan keselamatan dari putranya, dia tidak ada
kesempatan lagi untuk merebut dengan Lam Kong Hujien, sepasang matanya
memancarkan sinar yang sangat tajam memandang keatas wajah Tang Thong.

Tampak Tang Thong dengan perlahan lahan menutupkan sepasang matanya,


agaknya sekali lagi dia jatuh tak sadarkan dirinya.

Tang Loo-thay mengetukkan tongkat bambunya keatas tanah, dengan keras


bentaknya.

"Engkau masih tidak melepaskan jalan darah Cian Caag Hiat dibahunya,
sebenarnya mempunyai tujuan apakah??". Chang Shu Giok dengan perlahan
mengerutkan alisnya, ujarnya.
"Tempat ini tempat mana, dan saat ini saat apakah, Loo-thay lebih baik tahu
aturan sedikit, apabila sampai mengakibatkan aku menjadi gusar, sekali aku
lancarkan serangan menmatahkan jantungnya, kau mau berbuat apa lagi???".
Tang Loo thay yang mendengar perkataan tersebut menjadi tertegun, dan diam
tak mengucapkan sepatah katapun juga, keselamatan dari putra kesayangannya
kini berada dicengkraman orang lain, sekalipun kegusaran didalam hatinya telah
mencapai puncaknya, tetapi diapun tak berani berkutik dengan sembarang.
Tampak wajah dari Tang Thong yang pucat pasi bagaikan mayat itu, per lahan2
berubah menjadi merah dadu, dan mendadak berubah menjadi merah membara,
setelah menghela napas panjang2, dia menjadi sadar kembali. Tang Loo thay tak
sanggup untuk menahan lebib lama lagi goncangan didalam hatinya, dengan nada
yang heran bentaknya.

"Anak Khong, coba kau pentangkanlah matamu untuk melihat siapa yang datang
kemari ini??". Sambil mengucapkan kata2 itu dia menarik saputangan berwarna
hijau yang mengikat diatas kepalanya. Tang Thong dengan per lahan2
memetangkan sepasang matanya, setelah memandang dengan bingung beberapa
waktu, mendadak teriaknya dengan keras.

"Ibu------!"

Tetapi jalan darah penting "Cian Cing Hiat"

Nya masih tetap dicengkeram oleh lima jari Chang Shu Giok dengan kencang,
pada mulutnya sekalipun dapat berbicara, tetapi tubuhnya sedikitpun tak berhasil
melepaskan dirinya. Dengan sangat gusar sekali bentak Tang Loo?thay.304

"Orangnya tetah menjadi sadar kembali, mengapa kau masih mencengkeram


jalan darahnya??". Sahut Chang Shu Giok dengan dingin.

"Telah lama aku mendengar nama besar dari Tang Loo thay didaerah Shu Cho,
hanya tidak mengetahui berita yang tersebar itu benar atau hanya berita kosong
belaka, sebentar kemudian aku masih mengharapkan beberapa jurus pelajaran
dari dirimu". Dengan perlahan lahan dia melepaskan jalan darah "Cian Cing Hiat"

Pada bahu Tang Thoug, dan mengundurkan dirinya ke belakang.


Tang Thong dengan diam2 menggerakkan hawa murninya untuk melancarkan
jalannya darah didalam tubuhnya, kemudian menerjang datang kearah Tang Loo
thay.

Lam Kong Hujien tertawa dingin, ujar "Memberikan waktu seperminum teh
lamanya kepada kalian ibu beranak untuk mengucapkan beberapa kata kasih
sayang, setelah lewat waktunya, kalian ibu dan anak segera akan terpisah pada
suatu dunia yang sangat berbeda sekali antara yang satu dengan yang lain, disana
tak terdapat kerisau tak terdapat cinta kasih, ibu dan anak bagaikan orang yang
tak mengenal, Hey?tempat itu sungguh merupakan suatu tempat yang tak
terdapat kemurungan serta kedudukan, sungguh merupakan suatu dunia yang
sangat indah sekali.

Tang Loo thay dengan dingin mendengus, ujarnya.

"Aku kira belum tentu, senjata rahasia beracun dari keluarga Tang kami
kemungkinan sekali akan membuat janda2 dari beberapa keturunan ini akan
berkumpul lagi didunia akhirat". Sinar matanya beralih keatas tubuh Tang Thong,
kemudian ujarnya lagi.

"Anak, kau beriatirahatlah, ada ibumu di tempat ini, mungkin tak akan ada orang
lain lagi yang berani mengganggu dirimu---". Tang Thong terasa didalam hatinya
penuh dengan kata2 yang akan diucapkan keluar, tetapi untuk sesaat dia tidak
mengetahui harus bagaimana baiknya untuk mengatakan keluar, terpaksa
panggilnya.

"Ibu---". Kemudian dia menutup mulutnya lagi tak mengucapkan sepatah katapun
juga, Ujar Tang Loo-thay.

"Kau janganlah takut, ceritakanlah dengan cermat kisah yang kau alami kepada
ibumu". Tang Thong termenung sejenak, kemudian ujarnya.

"Anak menerima perintah melakukan perjalanan menuju kearah Timur----"

Lam Kong Hujien tertawa dingin, dan memotong perkataaan dari Tang Thong
yang belum selesai diucapkan itu, ujarnya.
"Jian berbicara secara detnikian, bukankah malah akan305 menghilangkan waktu
yang berguna bagi percakapan antara kalian anak dan ibu dalam urusan
sebenarnya, maksudku adalah lebih baik kalian ibu dan anak membicarakan
urusan selanjutnya dari kalian!". Tang Loo-thay menolehkan wajahnya
memandang, tampak wajah dari Lam Kong Hujien pada saat itu tetah diliputi oleh
hawa hitam yang sangat tebal sekali, agaknya dia telah mengerahkan seluruh
tenaga dalamnya keluar tubuh, seluruh tubuhnya dari atas kebawah bagaikan
telah dikelilingi oleh suatu hawa hitam, tanpa terasa hatinya menjadi tergerak,
diam2 ujarnya.

"Hawa hitam itu agaknya seluruhnya dipancarkan keluar dari dalam tubuhnya, hal
ini pastilah merupakan suatu tenaga dalam yang sangat aneh sekali, apabila
menanti beberapa saat lagi sehingga seluruh tubuh yang dikelilingi oleh hawa
hitam itu makin bertambah banyak, lebih baik sejak sekarang juga mulai turun
tangan, kemungkinan masih mendapatkan sedikit kesempatan untuk mencari
kemenangan dari dirinya--". Hatinya menjadi bergerak, dengan nada yang rendah
ujarnya kepada Tang Thong.

"Anak, kau dengan kencang ikutilah di belakang tubuhku, menanti setelah ibumu
menghantam roboh musuh tangguh itu, kita segera meninggalkan tempat ini dan
berbicara lagi". Lam Kong Hujien mendadak tertawa besar, suaranya tinggi
melengking menyakitkan telinga, suara pantulan dari dinding setempat itu penuh
dengan suara tertawa besar yang tinggi melengking tersebut. Tang Loo thay
diam2 mengerahkan hawa murninya, dengan keras bentaknya.

"Coba terimalah satu kali serangan tongkatku ini". Tongkat bambunya diulurkan
menotok kearah depan. Sepasang alis Lam Kong Hujien dikerutkan, dengan sangat
ringan sekali dia melayang menghindari serangan tersebut dan berdiri sejauh
beberapa kaki jauhnya dari tempat semula, dengan dingin ujarnya.

"Apabila kau sukar sekali untuk menahan serangan sebanyak sepuluh jurus
dariku, lebih baik gunakanlah senjata rahasia beracun dari keluarga Tang kalian
yang telah menggetarkan dunia kangouw itu!". Ujar Tang Loo thay.

"Aku tidak percaya kalau terdapat urusan seperti itu". Tongkat bambunya
digetarkan kemudian disabetkan dengan mendatar. Ujar Lam Kong Hujien.
"Kalau kau rak percaya bolehlah coba2". Tongkar bambunya melancarkan satu
kali serangan menyambut datangnya serangan. Kedua orang itu sama-sama
menggunakan senjatanya dengan tongkat bambu, sekali bergebrak segera
terdengar angin tajam yang306 menyambar memenuhi ruangan itu, Tang Loo-
thay terasa pergelangan tangan kanannya menjadi kaku, sedang tongkat bambu
ditangannyapun hanpir2 terlepas dari tangannya, tanpa terasa hatinya menjadi
sangat terperanjat, diam2 batinnya.

"Tenaga dalam yang dimiliki orang ini sungguh sangat tinggi sekali, dan selama
hidupku belum pernah menjumpai seperti hal ini -------". Pada saat dia termenung
itu, Lam Kong Hujien telah menggerakkan tongkat bambunya balas melancarkan
serangan, dengan menggunakan jurus "Thay San Yah Tiog"

Atau gunung Thaysan ambruk menyabet dengan hebatnya.

Jurus ini merupakan suatu jurus yang sangat biasa sekali, tetapi ketika dilancarkan
ditangan Lam Kong Hujien kebebatannya ternyata sangat diluar dugaan, goyangan
dari tongkat bambu itu segera memancar ber pulub2 bayangan bambu sekaligus,
bagaikan secara diam2 telah mengadakan perubahan yang sangat banyak sekali.

Tang Loo thay sering kali mengadakan pertempuran hebat sehingga pengalaman
di dalam menghadapi musuh telah sangat luas sekali, didalam hati pikirnya,
apabila dia menghindar dari serangan tongkat ini, segera dia akan kehilangan
kedudukan yang bagus, dan dengan cepat mungkin jatuh di bawah angin,
terpaksa dengan mengeraskan kepalanya dia mengangkat tongkat bambu nya
untuk memunahkan serangan tersebut.

Dua buah tongkat bambu itu sekali lagi terbentur satu sama lainnya, tangan Tang
Loo thay terasa menjadi tergetar dengan hebatnya, dua buah tongkat itu segera
nempel menjadi satu, setelah bertahan beberapa saat kemudian, agaknya Tang
Loo thay telah tidak kuat untuk bertahan lebih lama lagi, tongkat bambu
ditangannya yang dilintangkan kedepan itu dengan per lahan2 tertekan kebawah
makin lama makin rendah.

Pada saat itu, seluruh ingatan dari Tang Thong telah menjadi sadar benar2,
nampak tenaga dalam dari ibunya tidak kuat untuk menahan serangan serta
tekanan dari tenaga dalam pihak lawan yang demikian sempurnanya itu, sehingga
tongkat bambu ditangannya dengan perlahan2 tertekan turun kebawah, dalam
hatinya menjadi sangat ribut sekali, tetapi diapun tidak mengetahui harus
bagaimana turun tangan untuk memberikan pertolongannya, saking cemasnya
keringat dingin mengucur keluar membasahi seluruh tubuhnya.

Tang Loo thay agaknya telah sadar kalau dirinya tak mempunyai daya lagi untuk
memunahkan serangan dari pihak lawan, tongkat bambunya mendadak ditekan
kebawah dengan menggunakan kesempatan ini tongkat bambunya digeserkan
keatas tongkat pihak lawanya dengan cepat mengundurkan dirinya dua langkah
kebelakang.

Dengan dingin ujar Lam Kong Hujien.

"Nama besar dari Tang Loo-thay dari daerah Shu Cho sungguh tak307 bohong".
Tongkat bambunya disabetkan kedepan dan menyapu kearah kiri kemudian balik
menerjang kekanan, didalam sekejab mata telah melancarkan serangan gencar
sebanyak lima jurus lebih. Kelima jurus itu seluruhnya dilakukan dengan sangat
cepat bagaikan kilat, didalam satu kali napas saja seluruhnya telah dilancarkan
keluar, bagaikan dilancarkan secara berbareng, Tang Loo thay segera terdesak
dan berturut turut mundur kebelakang sebanyak beberapa tindak,sambil
menghindar dan dengan seluruh tenaganya memunahkan barulah dia berhasii
dengan selamat menghindarkan dirinya dari lima serangan gencar yang sangat
hebat itu. Lam Kong Hujien menarik kembali tongkat bambunya, dengan dingin
ujarnya.

"Apabila kau tidak mau menggunakan senjata rahasiamu, aku kira kau untuk
selamanya tak akan ada lagi kesempatan untuk menggunakannya". Setelah
bergebrak beberapa jurus, ketinggian hati dari Tang Loo- thay telah lenyap, dia
tahu bahwa apa yang diucapkan olehnya itu tidaklah berbohong, segera dia tidak
memaksa lagi, dengan nada yang sangat serius ujarnya.

"Berhati hatilah". Pergelangan tangan kirinya disambitkan, terlihat sekumpulan


jarum yang halus bagaikan bulu itu dengan disertai oleh sinar yang keperak
perakan telah memancar keluar dan menyerang daerah sekitar dua kaki lebih.
Pada jarak yang tidak sampai lima kaki saja itu, sekalipun orang yang memiliki ke
pandaian ilmu meringankan tubuh yang bagaimana sempurnanyapun juga sukar
sekali untuk menghindarkan dirinya, Tang Loo-thay yang melihat akan hal ini
dalam hatinya menjadi agak tegang, diam2 pikirnya.

"Sekalipun kau kepandaian silat yang bagaimana tingginyapun, juga akan sukar
sekali untuk menghindarkan diri dari serangan jarum beracun yang aku lancarkan
sekaligus ini". Tetapi siapa tahu urusan ternyata terjadi jau diluar dugaan Tang
Loo thay sendiri, jarum2 beracun yang kecilnya bagaikan bulu itu tampak sebagian
besar telah menempel pada tubuh Lam Kong Hujien, tetapi ternyata dia sedikit
bergerakpun tidak. Senjata rahasia dari keluarga Tang macamnya sangat banyak
sekali, tetapi seluruhnya telah direndam satu persatu didalam ramuan racun yang
sangat dahsyat, selain obat penawar racun yang dibuat oleh keluarga Tang
sendiri, didalam dunia ini tak ada obat penawar lainnya, ada beberapa macam
senjata rahasia yang beracun sangat hebat begitu bertemu dengan darah segera
akan mengalami kematian, orang2 yang telah terkena senjata rahasia tersebut
didalam ratusan tindak kemudian308 segera akan mengalami kematiannya,
sedang apabila menelan pil penawarnya sedikit terlambatpun juga tak mungkin
akan dapat tertolong lagi, oleh karena ini selama ratusan tahun ini orang2 yang
menggunakan senjata rahasia tak seorangpun yang dapat menandingi kehebatan
dari keluarga Tang, jarum beracun yang sangat halus ini merupakan salah satu
dari tiga macam dari senjata rahasia tak bersuara yang mengandung racun yang
paling dahslat, selama hidupnya Tang Loo thay jarang sekali menggunakan benda
tersebut, kini musuh tangguh berada didepan mata terpaksa melanggar kebiasaan
dia menggunakan senjata tersebut, tetapi siapa nyana ternyata seluruh senjata
tersebut bagaikan batu kerikil yang tenggelam didalam samudra, seluruhnya tak
terdapat gerak gerik sedikitpun juga. Terdengar Lam Kong Hujien tertawa
terkekeh kekeh, ujarnya.

"Aku akan membiarkan kau melihat kehebatan tersebut". Tubuhnya digetarkan,


jarum beracun yang sangat halus itu segera berceceran jatuh keatas tanah dari
dalak bajunya. Dalam hati Tang Loo thay merasa tergetar, diam2 pikirnya.

"Waktu aku melancarkan senjata rahasia ini telah menggunakan tenaga yang
sangat besar sekali, sekalipun dia memiliki hawa khiekang yang melindungi
tubuhnya juga sulit untuk menahan seluruh senjata rahasia beracun yang sangat
halus itu, nenek tua itu ternyata tidak sampai terluka oleh senjata rahasia ini".
Ketika dia memandang dengan cermat, tampak baju yang dipakai olehnya itu
seluruhnya telah melembung menjadi besar. sedang senjata rahasia yang
dilancarkan olehnya itu seluruhnya telah menempel diatas bajunya yang
melembung itu. Sikap serta gerak gerik dari Lam Kong Hujien mendadak berubah
menjadi lunak dan ramah, sambil tersenyum ujarnya.

"Aku mengingat akan kedudukan serta tingkatanmu, sehingga tidak ingin dengan
menggunakan kekerasan untuk mendesak dirimu, sehingga tadi aku bertaruh
dengan dirimu, kini aku teiah memperlihatkan ilmuku kepadamu untuk
menambah pengalaman, sehingga kau dapat mengaku kalau dengan hati yang
puas, dan dengan sendirinya memasuki keluarga Lam Kong kami, sekarang kau
seharusnya telah menjadi paham bukan, jangan dikata kau, sekalipun jago2
berkepandaian tinggi didalam dunia kangouw pada saat ini, orang yang dapat
melawan diriku, aku kira sukar sekali untuk mencari orang nya---.----"

Dia berhenti sejenak, suaranya mendadak berubah menjadi sangat keren, ujarnya.

"Waktu yang ditetapkan telah berlalu kaupun harus melaksanakan seperti apa
yang telah kau ucapkan tadi------"

Dia menoleh memandang kearah wanita berbaju putih itu sekejab kemudian
lanjutnya.

"Shu Giok bawa kemari obat pemabuk hati".309 Dengan cemas ujar Tang Loo
thay.

"Tahan-----". Lam Kong Hujien dengan sangat gusar membentak.

"Bagaimana? apakah kau telah menyesal? haruslah kau ketahui bahwa aku
dengan melihat pada kita sama2 sebagai wanita barulah mengingkari kebiasaan
untuk meladeni dirimu, kalau tidak aku akan menyuruh kau untuk merasakan
pendritaan ditotok urat nadinya ----"

Ujar Tang Loo-thay.


Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo
"Senjata rahasia dari keluarga Tang mempunyai berpuluh puluh macam
banyaknya, tadi yang aku gunakan juga tak lebih baru semacam saja, bagaimana
dapat dihitung". Lam Kong Hujien tertawa dingin, ujar nya.

"Aku sebenarnya masih ingin mempelajari dan melihat keluarga Tang kalian itu
sebenarnya mempunyai berapa macam senjata rahasia beracun yang diandalkan,
hanya sayang aku tidak memiliki waktu yang demikian banyaknya untuk
mengurusi hal tersebut, kau kalau memangnya mempunyai keinginan untuk
mengingkari perjanjian itu, aku terpaksa harus menggunakan tangan keji untuk
membereskan dirimu". Pada saat ini Tang Loo-thay bukan saja telah tidak berani
menaruh rasa memandang rendah pada pihak musuh, bahkan didalam hatinya dia
memahami dengan jelas bahwa pertempuran sengit ini kesempatan untuk
merebut kemenangan dari dirinya sangatlah tipis sekali, jika dilihat keadaan
didepan matanya, terpaksa hanya berusaha untuk menghantar putra
kesayangannya keluar dari tempat yang bahaya ini, serta mengharapkan kawan2
sejalan yang bersembunyi didalam ruangan batu itu mau turun tangan
memberikan bantuannya. Tetapi dua buah urusan ini sukar sekali untuk
dilaksanakan, satu2nya jalan bagi dirinya ialah menerima tawarannya masuk
menjadi anggota dari Chiet Cap Jie Sha itu seperti syarat yang ditetapkan untuk
membebaskan putranya, atau jalan lainnya ialah membocorkan rahasia bahwa
didalam ruangan itu masih terdapat orang lain yang bersembunyi didalamnya
membuat orang dari keluarga Lam Kong itu mengerahkan seluruh tenaganya
untuk mencari. tetapi jika dia berbuat demikian kedudukan, nama serta
tingkatannya didalam dunia kangouw akan menjadi cemar---. Untuk sesaat dia
entah harus mengucapkan kata2 apa, setelah termenung berpikir keras beberapa
saat lamanya juga masih belum mendapatkan cara yang baik untuk berbicara.
Lam Kong Hujien agaknya telah tidak sabar untuk menanti lebih lama lagi, dia
tertawa dingin, ujarnya.

"Didalam dunia kangouw kau juga dapat dihitung sebagai seorang Ciangbunjin
dari suatu perguruan, aku telah sangat menghormati sekali terhadap dirimu, kalau
kau memangnya tak mau menyadari kedudukannya sendiri, janganlah
menyalahkan kalau aku kurang hormat310 lagi. Tongkat bambunya diangkat dan
menotok kearah dadanya, sambil memberi perintah kepada wanita berbaju putih
itu.
"Shu Giok, cepat kau tangkap kembali Tang Thong itu". Tang Loo they
melintangkan kakinya dua langkah kesamping, dan menghindarkan dirinya dari
serangan, sedang tongkat bambu ditangannya dengan secepat kilat menyapu
kearah Chang Shu Giok. Chang Shu Giok tertawa dingin, tangannya dikebutkan,
dari dalam bajunya mendadak melayang keluar sebuah saputangan putih yang
menerjang keatas tongkat bambu ditangan Tong Loo-thay. Tang Loo?thay tidak
pernah menyangka kalau serangan yang dilancarkan oleh Chang Shu Giok itu
dapat sedemikian cepatnya, ternyata tidak dibawah ilmu silat Lam Kong Hujien
sendiri, pergelangan tangannya segera ditekuk menarik kembali tongkat
bambunya, tetapi telah terlambat satu tindak, sapu tangan panjang itu telah
melibat diatas tongkat bambunya. Tangan kanan Chang Shu Giok segera di tarik
kebelakang, tongkat bambu dari Tang Loo?thaypun miring kesamping, Chang Shu
Giok dengan meminjam kesempatan ini maju dua langkah kedepan, sedang
tangan kirinya mencengkeram kearah Tang Thong. Tana Loo?thay segera balikan
tubuhnya akan menolong, tetapi tongkat bambu dari Lam Kong Hujien mendadak
dari kejauhan menotok datang dengan hebatnya. Keadaan yang sangat mendesak
itu terpaksa membuat dia mau tak mau harus menolong dirinya terlebih dahulu,
tangan kirinya segera melancarkan jurus "Fui San Kong Hay"

Atau mendorong gunung mengisi lautan dan mengerahkan seluruh tenaga dalam
yang dimilikinya memukul dengan kerasnya keatas tongkat bambu yang
menyerang dirinya itu.

Sebagai seorang cingbunjin dari suatu perguruan tenaga dalam yang sudah tentu
sangat tinggi sekali, dan melebihi orang iain, Tang Loo?thay yang telah
mempunyai nama selama ber puluh2 tahun lamanya didalam dunia kangouw dan
menggetarkan seluruh Bu?lim, sudah tentu ilmu kepandaiannya sangat tinggi
sekaii, serangannya yang dilancarkan dengan menggunakan seluruh tenaga
dalamnya itu kekuatannya melebihi ribuan kati, tongkat bambu ditangan Lam
Kong Hujien yang terkena gempuran yang demikian hebatnya segera tergetar dan
miring sejauh satu kali lebih.

Tang Loo thay dengan meminjam kesempatan ini merogoh kedalam kantong
senjata rahasianya, tangan kirinya diayunkan, segera terlihat sinar keemas
emasan beterbangan memenuhi seluruh angkasa.

dan secara berpisah mengancam kearah Chang Shu Giok serta Lam Kong Hujien.
Lam Kong Hujien yang memiliki kepandaian silat yang sangat aneh serta lihai itu
sedikitpun tidak menjadi repot dengan senjata rahasia311 beracun yang
disebarkan oleh jago dari keluarga Tang yang telah menggetarkan dunia kangouw
ini, tetapi sebaliknya Chang Shu Giok menjadi repot tak karuan dan terdesak
mundur beberapa kaki jauhnya dari tempat semula oleh sambaran sinar keemas
emasan yang menerjang kearahnya itu, segera dia melancarkan suatu pukulan
yang dahsyat memukul jatuh jarum2 emas yang menyerang kearahnya.

Didalam sekejab mata itu saja, Tang Loo thay telah berhasil menarik kembali
tongkat bambunya, dan berturut turut melancarkan tiga jurus ilmu silat yang
sangat aneh sekali mengancam tiga buah jalan darah penting ditubuh Lam Kong
Hujien.

Lam Kong Hujien tercawa dingin, ujar "Sungguh bagus serangan ini, aku akan
membuat kau kalah dengan hati yang puas".

Tongkat bambunya digetarkan dan balas melancarkan serangan.

Tenaga dalam yang dimiliki sangat tinggi sekali.

gerakan tongkat bambunyapun sangat aneh sekali, sekalipun jurus2 serangan


yang sangat biasa dan sederhana apabila dilancarkan ditangannya, kehebatannya
sungguh membuat orang menjadi sangat terkejut sekali, tidak sampai lima jurus,
telah berhasil mendesak Tang Loo thay didalam bayangan tongkat yang
menyambar disekeliling tubuhnya, dan tinggal menunggu dia sekali lagi
melancarkan serangan untuk merubuhkan dirinya.

Pada saat itu, Chang Shu Giok pun telah bergebrak dengan Tang Thong, tenaga
dalam yang dimiliki Chang Shu Giok telah menjadi kesempurnaan, perubahan
jurus2nyapun sangat aneh sekali, Tang Thong sebenarnya telah sangat berat
sekali untuk mermberikan perlawanannya, apalagi dia sadarkan dirinya belum
lama, sehingga tenaga didalam tubuhnya belum pulih seluruhnya, baru saja
bergebrak sebanyak tiga jurus, dia mulai merasakan tidak tahan lagi.

Didalam pertempuran yang amat sengit itu, mendadak Chang Shu Giok
melancarkan serangan totokan yang sangat gencar, Tang Thong tak sanggup
untuk memunahkan serangan tersebut, dengan cepat jalan darah "Cian Ching
Hiat"nya tertotok, dan segera rubuh keatas tanah.

Seorang pelayan kecil berbaju hijau dengan tergesa gesa lari mendatang, dan
menyeret pergi tubuh Tang Thong.

Tang Loo thay nampak putra kesayangannya telah ditawan oleh orang, didalam
hatinya merasa sangat chawatir sekali, tetapi dia sendiripun pada saat itu
terkurung rapat2 oleh bayangan tongkat yang dilancarkan oleh Lam Kong Hudien,
dan terkurung di tengah tengah kalangan, jangan dikata turun tangan untuk
memberikan pertolongan kepada putra kesayangannya, sekalipun untuk menjaga
keselamatan dirinya saja telah merasa sangat sulit sekali.

Saking sedihnya pikirannya menjadi ber cabang, sedang gerakan tungkat


bambunyapun menjadi perlahan, dan berhasil terkena pukulan yang dilancarkan
oleh Lam Kong Hujien dengan merendah.312 Mendadak Tang Luo thay
mengayunkan tangan kirinya, dengan gerakan yang sangat cepat sekali menerima
serangan telapak yang dilancarkan oleh Lam Kong Hujien itu.

Lam Kong Hujien tertawa dingin, diam2 dia mengerahkan hawa murninya, sedang
tenaga pada telapak tangannyapun ditambah dengan dua bagian.

Pada saat kedua telapak tangan itu hampir bersentuhan satu sama lainnya,
mendadak Lam Kong Hujien dengan cepat menarik kembali telapak tangannya
dan mengundurkan dirinya kebelakang.

Ketajaman dari sinar matanya melampaui orang lain, pada saat tetapak tangan
kedua orang itu hampir saja bersentuhan satu sama lainnya, mendadak dia
melihat bahwa pada telapak tangan Tang Loo-thay itu memancarkan sinar yang
sangat dingin sekali, sehingga dengan rasa yang sangat terkejut menarik kembali
telapak tangannya.

Kiranya ketika Tang Loo?thay melibat keadaan situasi hari ini telah sukar sekali
untuk meninggalkan ruangan batu itu dengan hidup2, terpaksa dia mencari suatu
kesempatan yang baik untuk melukai satu dua orang sehingga dapat menarik
kembali uang pangkalnya, dengan diam2 dia mengambil keluar dua buah jarum
perak yang telah di rendam didalam racun yang sangat ganas dan dicekal ditangan
kirinya menantikan ke sempatan yang baik.

Tetapi Lam Kong hujien memiliki ketajaman mata yang sangat mengejutkan hati
orang, dan dapat meneliti sesuatu dengan sangat cermat sekali, membuat
rencana yang telah disusun dengan sangat masak itu menjadi gagal, dengan cepat
dia menarik kembali telapak tangannya dan melintangkan tongkat bambunya
kedepan kemudian menyapu ketubuh musuh.

Didalam hati Tang Loo thay mengetahui bahwa dirinya sangat sukar sekali untuk
melawan Lam Kong Hujien yang memiliki tenaga dalam yang telah mencapai pada
taraf kesempurnaan, tadi pada waktu bergebrak sebanyak dua jurus dengan
Chang Shu Glok pun dia telah merasa bahwa bukan saja nenek tua itu memiliki
kepandaian silat yang tinggi, sehingga dirinya sukar untuk memberikan
perlawanan, sekalipun wanita cantik yang memakai baju berwarna putih inipun
semuanya memiliki kepandaisn silat yang sangat tinggi, apabila harus bergebrak
dengan mereka juga belum tentu mempunyai pegangan untuk mencapai
kemenangan, oleh karena itu segera dia mengambil sesuatu keputusan didalam
hatinya, diam2 pikirnya.

"Kalau memangnya tidak mempunyai kesempatan untuk didunia ini lebih lama
lagi, mengapa tidak dengan sekuat tenaga mengobrak abrik tempat ini terlebih
dahulu, kelihatannya orang2 yang berada didalam peti mati didatam ruangan
batu ini semuanya merupakan orang2 yang masih hidup dan disimpan didalam
ruangan dingin, mengapa aku tidak membuka tutup dari peti2 mati ini??---".313
Pada saat hatinya menjadi berputar, mendadak terdengar beberapa kali suara
suitan yang nyaring sekali berkumandang datang dari sudut ruangan batu itu.
Beberapa lentera yang tergantung didalam ruangan itu segera dipadamkan,
dalam sekejab mata saja, ruangan tersebut kembali menjadi gelap gulita tak
nampak apa2 lagi. Tang Loo thay dengan menggunakan seluruh tenaga yang
dimiliki memunahkan serangan tongkat bambu yang disapukan secara mendatar
oleh Lam Kong Hujien, sedang tubuhnya meloncat dan berkelebat menuju
kebelakang peti mati yang dijajarkan itu. Terdengar Lam Kong Hujien dengan
sangat dingin sekali terkekeh kekeh, suara itu memantul didalam ruangan batu itu
dan memekikkan telinga, sungguh sangat mengerikan. Tang Loo thay dengan
meminjam kesempatan ini mengambil segenggam senjata rahasia dan dilancarkan
dengan sangat hebat kearah Lam Kong Hujien serta Chang Shu Giok. Putra
kesayangannya ditawan, didalam hatinya dia merasakan sangat sedih sekali, sejak
tadi dia telah memunyai niat untuk mengadu jiwa dengan mereka, dengan
meminjam saat lentera itu menjadi padam sehingga suasana didalam ruangan itu
menjadi gelap gulita, dia mengayunkan tangannya melancarkan senjata rahasia
yang sangat halus dan beracun, pada saat dilancarkan keluar tak mengeluarkan
suara sedikitpun juga, bahkan kata2 peringatanpun tidak di ucapkan keluar,
agaknya ia memang mempunyai niat untuk melukai orang2 dari keluarga Lam
Kong itu dibawah senjata rahasianya. Tetapi siapa tahu nenek tua berambut putih
ternyata mempunyai ilmu yang sungguh diluar dugaan, didalam ruangan batu
yang gelap gulita itu mendadak terdengar suara tertawa kalap yang
menggetarkan hati setiap orang, kemudian diikuti dengan secara tak
mengeluarkan suara sedikitpun mengerahkan hawa murninya, senjata rahasia
yang dilancarkan oleh Tang Loo thay itu seluruhnya telah berhasil digetarkan
hingga tersebar keseluruh penjuru dari ruangan tersebut. Pengerahan hawa
murni itu sekalipun dilakukan tanpa mengeluarkan suara sedikitpun itupun juga,
tetapi Tang Loo thay telah merasakan kehebatan dari tenaga dalam tersebut,
terhadap kesempurnaan yang dicapai oleh Lam Kong Hujien didalam tenaga
dalamnya itu dia merasa sangat terkejut bercampur memujinya. Orang2 dari
Keluarga Lam Kong sekalipun seluruhnya terdiri dari kaum wanita saja tetapi
setiap orang ternyata mempunyai hati yang sangat tenang sekali, keempat buah
lentera ber sama2 menjadi padam seluruhnya, hal ini membuktikan kalau orang
yang memadamkan lentera itu memiliki kepandaian yang sangat tinggi, didalam
sekejap mata dapat sekaligus memadamkan empat buah lentera, hal ini mungkin
dilakukan oleh seorang saja, tetapi orang2 dari keluarga Lam Kong ternyata314
sedikitpun tidak menjadi terperanjat bahkan berteriak kagetpun tidak, agaknya
dari pihak mereka sedikitpun tidak nampak gerak gerik yang sangat bingung dan
kalut, hanya terdengar suara aneh dari Lam Kong Hujien yang berkumandang tak
henti2nya didalam ruangan batu tersebut. Suara tertawa aneh itu mendadak
menjadi berhenti, ruangan batu yang penuh dengan peti2 mati itu kembali
berubah menjadi sangat sunyi sekali. Tang Loo-thay dengan perlahan2
menggeserkan tubuhnya berjalan mendekati Pauw Fang, dengan mengerahkan
ilmu menyampaikan suara ujarnya.

"Orang yang bersembunyi didalam kegelapan kini telah turun tangan, hanya tidak
tahu orang yang datang itu siapakah". Pauw Fang dengan perlahan
menggoyangkan tangannya, sepatah katapun tak diucapkan keluar. Kiranya dia
menguatirkan tenaga dalam yang dimilikinya tidak terlalu tinggi, sehingga di
dalam ruangan baru yang sangat sunyi senyap ini sampai mengeluarkan suara, hal
itu bukankah hanya memberitahukan kepada musuh tempat persembunyian
dirinya, oleh karena itu dia tak berani membuka mulut secara sembarangan. Dia
dengan mata kepalanya sendiri telah melihat keadaan pada waktu Tang Loo thay
bergebrak dengan orang2 dari keluarga Lam Kong, tenaga daian dari Lam Kong
Hujin sudah tentu dirinya tak mungkin dapat melawannya, asalkan dirinya
memperlihatkan tempat persembunyiannya, nyawanya sendiri sukar sekali untuk
dipertahankan lagi. Kesunyian yang amat sangat ini berlangsung selama
seperminum teh lamanya, didalam ruangan batu itu mendadak muncul suatu
sinar api yang memecahkan kegelapan yang mencengkam ruangan tersebut.
Ketika Tang Loo thay mengalihkan pandangan matanya, tampak Lam Kong Hujien
dan Chang Shu Giok telah mengundurkan dirinya kedepan pintu ruangan batu
tersebut, hal ini memperlihatkan bahwa orang-orang dari keluarga Lam Kong itu
telah mermpunyai niat untuk meningalkan ruangan tersebut. Ternyata tidak salah
lagi, Lam Kong Hujien mengangkat tongkat bambu ditangannya dengan dingin dan
keren ujarnya.

"Kalian kalau memangnya tidak mempunyai niat untuk bertemu muka dengan
diriku akupun tidak ingin untuk main paksa, pintu besi yang menutup ruangan
batu itu ini sangat tebal sekali, kecuali diantara kalian ada orang yang membawa
pedang pusaka yang dapat memotong emas dan batu dengan mudah, apabila
kalian ingin menembuskan pintu besi yang menutupi ruangan ini tanpa benda
yang sangat tajam, tak dapat diragu2kan lagi kalian sedang bermimpi disiang hari,
orang2 yang tersimpan didalam peti2 mati didalam ruangan batu ini, seluruhnya
merupakan orang2 yang mempunyai nama kedudukan yang sangat tinggi didalam
dunia kangouw, mereka telah terkena totokan empat tempat315 jalan darah yang
aneh dengan menggunakan ilrmu tunggal yang telah lama hilang dari dunia
kangouw, dan sejak lama telah melupakan segala sesuatu sekalipun dirinya
ataupun suhu dan orang tuanya sendiripun mereka telah tak mengenal
seluruhnya, kecuali kalau meneguk cairan "Seng Sin Tong"

Dari keluarga Lam Kong kami sehingga untuk sementara dapat mengingat kembali
ingatannya, didalam dunia ini tak ada obat lain lagi yang dapat menolongnya,
orang2 itu telah menghilangkan tenaga yang sangat besar dari keluargaku untuk
mengundangnya datang kemari, kemungkinan sekali diantara orang2 yang
demikian banyaknya itu terdapat suheng, Sute, murid atau putra putri kalian?
-- ?".
Dia tertawa dingin dengan sangat seram sekali, kemudian lanjutnya lagi.

"Tetapi orang2 itu seluruhnya telah menjadi anak buah dari keluarga Lam Kong
kami, atau kecuali sebelum mereka digunakan olehku seluruhnya, kalian dengan
cepat membunuh mati seluruh orang yang berbaring didalam peti2 mati didalam
ruangan batu ini". Tang Loo-thay dengan diam2 memperhatikan keadaan disekitar
tempat itu, tetapi tetap tak terdengar suara sahutan. Kiranya, Tang Loo thay ingin
dengan cepat menemui orang yang menyembunyikan dirinya didalam ruangan
batu itu, apabila merupakan jago berkepandaian tinggi di dalam dunia kangouw,
dapatlah diajak untuk bekerja sama melawan musuh sehingga dapat menolong
nyawa dari putra kesayangannya. Sepasang mata dari Lam Kong Hujien dengan
tajam menyapa sekejap kearah seluruh ruangan itu. tampak tak seorangpun yang
munculkan dirinya, segera dia mengangkat tangannya memberi tanda, ujarnya.
"Perkataan yang hendak aku ucapkan telah selesai, aku akan mengundurkan diri
terlebih dahulu". Dengan langkah yang lebar dia berjalan kearah luar. Tampak
sinar api berkelebat kemudian lenyap dari pandangan, orang2 dari keluarga Lam
Kong ternyata benar2 mengundurkan diri seluruhnya dari ruangan batu itu dua
buah pintu besi yang sangat berat itu dengan perlahan-lahan menutup kembali.
Ruangan batu itu kembali lagi menjadi sangat gelap sekali, sebuah bayangan
manusia dengan sangat cepat sekali berkelebat keluar dari belakang peti2 mati
yang sangat banyak itu, dan melompat kesisi pintu besi dari ruangan tersebut.
Tang Loo thay sekalipun tak dapat melihat dengan jelas bentuk serta wajah dari
orang itu didalam ruangan yang demikian gelapnya itu, tetapi bayangan manusia
yang berkelebat itu dia dapat melihatnya dengan jelas. Tampak orang itu
menempelkan telinganya keatas pintu besi tersebut dan mendengarnya beberapa
lama kemudian baru ujar nya.316

"Telah pergi jauh!". Dari belakang deretan peti2 mati yang sangat banyak itu
mendadak muncul pula dua orang, dan ber-sama2 menggerakkan langkahnya
berjalan kearah pintu dari ruangan batu itu. Tang Loo thay dengan cepat
melompat keluar dari tempat persembunyiannya, sambil merangkap tangannya,
ujarnya.

"Untung tadi mendapatkan pertolongan yang diberikan oleh saudara sekalian,


sehingga aku dapat terhindar dari kesukaran, aku disini mengucapkan terima
kasih terlebih dahulu". Setelah mengalami pertempuran yang sengit tadi, sifat2
yang angkuh dari biasanya kini telah hilang lenyap tanpa bekas lagi. Ketiga orang
itu semuanya memakai kain hitam untuk menutupi kepalanya, dua orang
diantaranya memakai baju kasar yang sangat singsat, sedangkan yang satunya lagi
memakai baju hweesio berwarna putih keabu abuan. Tampak orang yang
memakai baju hweesio berwarna putih itu merangkap tangannya sambil
sahutnya.

"Nama dari Li sicu telah terkenal diseluruh dunia kangouw, pinceng telah lama
mendengarnya!". Diam2 Tang Loo thay membatin.

"Kiranya tak salah lagi adalah seorang hweesio, entah bagaimana dapat berjalan
ber sama2 dengan dua orang yang memakai pakaian rakyat biasa ini??"

Dia menghela napas panjang2, ujarnya "Sungguh menyesal sekali, apabila


bukannya thaysu turun tangan memberikan bantuannya, aku sejak tadi mungkin
telah mengalami kematiannya ------". Dia berhenti sejenak, kemudian ujarnya lagi.

"Entah sebutan dari Thaysu apakah aku dapat mengetahuinya?". Hweesio itu
termeung sejenak, kemudian dengan nada yang rendah sahutnya.

"Pinceng Pek Jien". Tang Loo thay menjadi sangat terkejut sekali, ujarnya. Kiranya
adalah ciangbunjien dari Siauw lim Pay, harap memaafkan aku telah berbuat dosa
kepada thaysu"

Pek Jien Thaysu dengan perlahan lahan menbuka kain hitam yang menutupi
wajahnya, ujarnya.

"Li sicu tak usahlah terlalu sungkan2". Sepasang sinar mata dari Tang Loo thay
berputar dan memandang dengan tajam ke arah dua orang lelaki yang memakai
pakaian kasar itu, didalam hati diam2 dia merasa tak enak, entah mengapa
ciangbunjin dari Siauw lim Pay ini dapat berjalan ber sama-sama dengan dua
orang lelaki yang memakai pakaian rakyat biasa ini. Terdengar dari sisi sebuah
peti mati ber kumandang datang suara317 tertawa yang sangat ringan sekall,
ujarnya.

"Thaysu selamat bertemu kembali!". Pek Jien Thaysu merangkap tangannya


sambil membungkukkan tubuhnya, tanyanya.
"Apakah Sian Ceng Too heng??". Seorang yang memakai pakaian toosu dengan
langkah yang sangat perlahan sekali berjalan keluar, ujarnya.

"Memang pinto adanya, sungguh tak disangka thaysupun ternyata dengan


berangkat sendiri menuju kedalam perkampungan keluarga Lam Kong ini". Ujar
Pek Jien Thaysu.

"Kemunculan dari Too heng membuat pinceng merasa diluar dugaan sama
sekali". ********* ** BAGIAN KEDELAPAN BELAS ** Tang Loo?thay sungguh tidak
pernah menyangka kalau didalam ruangan batu yang demikian menyeramkan itu
ternyata berturut turut dapat muncul ciangbunjin dari Siauw-lim serta Butong dua
buah partai besar pada saat itu! untuk sesaat, membuat dia menjadi bingung apa
yang harus diucapkan keluar. Sian Ceng Tootiang merangkap tangannya didepan
dadanya, sambil tertawa ujarnya kepada Tang Loo thay.

"Jien Bu Sim dengan diam2 memberikan nasehat kepada Loo thay dan dengan
diam2 pula membuat pinto menjadi timbul semangatnya, sehingga membuat
pinto mau tak mau harus melakukan perjalanan berangkat keperkampungan
keluarga Lam Kong ini". Pek Jien Thaysu yang mendengar akan hal itu menjadi
tertegun tanyanya .

"Jien Bu Sim ?". Ujar Sian Ceng Tootiang.

"Seorang pemuda berbaju hijau yang sangat dingin sekali sikapnya, tetapi
mempunyai semangat yang menyala-nyala didalam membela keadilan memiliki
kepandaian silat yang sangat tinggi sekali, dan tak menentu arah tujuannya,
gerakannya bagaikan burung bangau liar, dia setiap waktu mungkin akan dapat
berkunjung, tetapi apabila hendak pergi mencari dia. keadaan itu jauh lebih sukar
daripada untuk menuju kelangit". Ujar Pek Jien Thaysu.

"Pincengpun dikarenakan dia yang memberikan semangat sehingga berangkat


kemari"318 Ujar Sian Ceng Tootiang pula .

"Kita telah menemui suatu peristiwa aneh dan sangat berbahaya sekali bagi
keselamatan dunia kangouw, dapatlah dihitung bahwa perjalanan kita kali ini
tidak sia2 belaka". Pek Jien Thaysu dengan perlahan-lahan menganggukkan
kepalanya, sahutnya . Keluarga Lam Kong berturut-turut selama lima turunan
seluruhnya telah menemui kematiannya dengan sangat misterius sekali, pinceng
masih mengherankan mengapa tidak mendengar gerakan dari mereka untuk
melakukan pembalasan dendam atas kematian tersebut, tetapi sungguh tak
kusangka kalau gerakan untuk pembalasan dendam dari mereka itu sejak
berpuluh puluh tahun yang lalu telah dipersiapkan dengan sangat cermat sekali,
bahkan sangat kejam dan mengerikan sekali, dan merupakan suatu peristiwa yang
sebelumnya belum pernah aku menjumpainya--- --". Sinar matanya berputar dan
menyapu sekejap kearah peti2 mati yang dijajarkan dengan sangat rapi didalam
ruangan batu itu, kemudian lanjutnya lagi.

"Didalam peti2 mati ini, entah telah berisikan orang2 macam apa saja??". Ujar
Sian Ceng Tootiang.

"Peristiwa yang sangat semua kecil, tak dapat terlalu memandang ringan kepada
pihak musuh, dan peti2 mati ini kita harus membukanya untuk melihat apakah
sebenarnya isinya". Ujar Pek Jien Thaysu.

"Untuk melihatnya memang kita harus melihat, hanya didalam ruangan yang
sangat gelap gulita seperti benteng hantu ini, sekalipun kita telah membuka
seluruh peri2 mati itu juga tak berdaya untuk melihatnya dengan jelas wajah2 dari
mereka2 itu, dan tak dapat pula untuk mengenal siapa sebenarnya mereka2 itu--
--". Pauw Fang yang sejak tadi berdiri terus disamping itu, mendadak memotong
percakapan itu, ujarnya.

"Membutuhkan sinar apikah, hal itu sangar mudah sekali". Tangan kirinya
mengambil keluar kurek api sedang tangan kanannya mengambil keluar sebuah
sapu tangan putih yang dilipat dengan sangat baik untuk dibuat menjadi sebuah
sumbuh lampu, kemudian dengan sangat cepat disulutnya sumbu tersebut.
Ruangan batu yang gelap gulita itu segera terlihat sinar api yang berkelebat
menerangi ruangan tersebut. Sian Ceng Toatiang menoleh memandang sekejab
kearah Pauw Fang, kemudian ujarnya "Kita menyuiut obor ini, bukankah malah
akan mengejutkan orang2 dari kelurga Lam Kong saja". Pek Jien Thaysu menghela
napas, ujar nya.319
"Jika diliaat dari keadaan serta situasi dihadapan mata kita semua, aku kira tak
dapat terhindar lagi akan terjadi suatu pertempuran yang sangat sengit". Ujar
Sian Ceng Tootiang pula.

"Ketika pinto tadi menyembunyikan diri untuk melihat, kehebatan dari


kepandaian silat yang dimiliki oleh Lam Kong Hujien itu sungguh sangat diluar
dugaan, sekalipun beberapa wanita berbaju putih itupun, aku kira seluruhnya
kepandaian silat yang sangat tinggi, apabila kita harus bergebrak satu lawan satu
pinto merasa bahwa kita bukanlah merupakan lawan mereka?". Mendadak
terdengar Pauw Fang dengan dingin mendengus, terlihat dia dengan sangat hebat
melancarkan serangan. Ketika semua orang menolehkan kepalanya memandang,
tampak seorang lelaki berpakaian hitam mendadak meloncat keluar dan berdiri
diatas tanah,serangan hebat yang dilancarkan oleh Pauw Fang itu sekalipun
dengan cepat mengenai tubuh dari orang lelaki berbaju bitam itu, tetapi ternyata
orang itu bagaikan tak pernah melihat dan merasanya sama sekali. Kiranya, pada
saat Lam Kong Hujien mengundurkan diri dari ruangan batu itu, sekalian
membawa pergi tubuh Tang Thong, sedang orang lelaki berbaju hitam itu
sebaliknya diseret keluar dan ditinggalkan begitu saja. Orang berbaju hitam itu
sebenarnya setengah duduk setengah berbaring terlentang diatas tanah, kini
mendadak dia meloncat bangun dan berdiri tegak. Pauw Fang yang telah
bertahun tahun lamanya berkelana didalam dunia kangouw, di dalam hatinya
sejak tadi telah bercuriga terhadap Tang Loo thay yang meninggalkan orang
berbaju hitam ini pastilah mempunyai kegunaan yang lain, oleh karena itu dia
selalu dengan diam2 dan sangat berhati hati sekali memperhatikan segala gerak
geriknya, ketika dia nampak dia meloncat bangun dan berdiri tegak, segera dia
dengan hebat melancarkan serangan kearahnya. Tampak orang berbaju hitam itu
menggerakkan seluruh tangan dan kakinya, sedang sepasang sinar matanya
dengan tajam memperhatikan beberapa orang itu, dengan langkah yang sangat
perlahan berjalan mendatang. Dibawa sorotan sinar obor yang remeng2 tampak
wajahnya sangat pucat pasi, sedikitpun tak nampak darahnya, sepasang matanya
bulat melotot keluar, rambutnya yang panjang terurai tak karuan, sikap serta
gerak geriknya sungguh sangat menakutkan sekali. Jarak antara Sian Ceng
Tootiong dengan orang berbaju hitam itu paling dekat, dan pertama tama pula dia
yang diarah, tampak orang berbaju hitam itu berjalan tepat menuju
kehadapannya. Sian Kong Tootiang mendadak menggeserkan langkah kakinya
dua320 langkah kedepan dan menghalang dihadapan tubuh Sian Ceng Tootiang,
sambil membalikkan tangannya mencabut keluar pedang panjang yang tersoren
pada punggungnya, terlihat suara sinar keperak perakan berkelebat diangkasa,
dengan nada yang gusar bentaknya.

"Senjata tajam tak bermata, apabila kau tidak menghentikan langkah kakimu lagi,
janganlah menyalahkan kalau pedang panjang ditangan pinto ini tak mengenal
ampun lagi!". Orang berbaju hitam itu bagaikan telah mengerti apa yang
diucapkan oleh Sian Koang Tootang itu, mendadak dia menghentikan langkah
kakinya. Sian Ceng Tootiang mendadak dengan nada yang rendah ujarnya "Sure
cepat kau mengundurkan diri, biarlah siauw-heng mencoba bagaimana dengan
tenaga dalam serta kepandaian silat yang mereka miliki?". Sahut Sian Koang
Tootiang .

"Suheng, urusan yang demikian bahayanya, mana dapat sembarangan menempuh


bahaya, biarlah siauw te mencoba swkali tenaga pukulannya!". Sian Ceng
Tootiang tertawa ujarnya.

"Kita semuanya telah berhenti ditempat yang keadaannya demikian bahayanya,


mana musuh dapat berbicara menempuh bahaya atau tidak". Tubuhnya
dimiringkan, dan merebut berdiri dihadapan Sian Koang Too-tiang, tangannya
diangkat dan mencengkram kepergelangan kanan dari lelaki berbaju hitam itu.
Gerakan dari orang berbaju hitam itu sangat lambat sekali, pergelangan tangan
kanannya dengan perlahan ditarik mundur kebelakang, agaknya bersiap hendak
menghindarkan diri dari cengkeraman lima jari Sian Ceng Tootiang itu. Tetapi
gerakan dari Sian Ceng Tootiang bagaimana cepatnya, dan mana dapat
memberikan kesempatan baginya untuk menghindarkan diri, pada saat lima
jarinya diputar, dia telah berhasil dengan tepat menyengkeram pergelangan
tangan kanannya. Jari dan pergelangan segera bertemu, tiba2 Sian Ceng Tootiang
merasa bahwa kulit dari orang itu samar2 membawa bawa yang sangat dingin
sekali, tanpa terasa dia menjadi tertegun. Didalam sekejab mata itu pula, gerakan
dari orang berbaju hitam itu mendadak berubah menjadi sangat gesit sekali,
tangan kirinya diayunkan menepuk kearah dadanya. Kepandaian silat yang dimiliki
Sian Ceng Tootiang adalah bagaimana tingginya, apalagi dia telah merebut posisi
terlebih dahulu, tetapi dia memangnya mempunyai niat untuk mencoba orang2
yang telah diberi obat2an oleh orang2 keluarga Lam Kong kemudian disimpan
didalam peti mati yang terletak didalam ruangan batu yang sangat dingin ini,
kepandaian silat serta tenaga dalamnya mempunyai keanehan ,apa321 dan
dimanakah terletaknya keanehan tersebut, dia tidaknya mengambil kesempatan
ini untuk mencelakakan musuh, kaki kirinya mendadak bergeser kesamping, tiba2
dengan putaran yang sangat lebar dia berhasil menghindarkan diri dari serangan
yang dilancarkan oleh lelaki berbaju hitam itu, bersamaan pula dia melepaskan
pergelangan tangan kanan dari lelaki berbaju hitam itu, dan melayang mundur
kebelakang sejauh empat lima tindak. orang berbaju hitam itu setelah terbentur
satu kali dengan jari tangan Sian Ceng Tootiang, gerakannya yang sangat lambat
itu mendadak berubah menjadi berkobar2, sepasang tangannya digerakkan dan
dengan ganas menubruk kearah Sian Tieng Tootiang. Sian Ceng Tootiang
memangnya mempunyai niat untuk mencoba kepandaian silat dari pihak lawan,
oleh karena itu dia tidak mau mengerahkan seluruh tenaganya untuk balas
melancarkan serangan, hanya dengan gerakannya yang sangat lincah itu
menghindar kesamping, dan dengan seenaknya melancarkan satu kali serangan
mengancam belakang punggung dari lelaki berbaju hitam itu. Sepasang tangan
lelaki berbaju hitam itu diputar sedemikian rupa"

Dengan keras memudahkan serangan telapak tangan yang dilancarkan oleh Sian
Ceng Tootiang.

Sian Ceng Tootiang dengan diam2 mengerahkan satu bagian lagi, dan dilancarkan
keluar.

Telapak dan tangan kedua orang itu segera terbentur satu sama lainnya, sepasang
alis Sian Ceng Tootiang mendadak dikerutkan, diam2 pikirnya.

"Tenaga dalam orang ini sungguh tidak lemah". Ujung bajunya segera dikebutkan,
terlihat ujung bajunya berkibar dan menyingkir kesamping. Orang lelaki berbaju
hitam itu mendadak berteriak-teriak dengan suara yang sangat aneh, sapasang
tangannya bersama sama ditarik kembali, tubuhnya maju kedepan sedang
sepasang tangannya sekali lagi diulurkan kedepan melancarkan serangan,
gerakannya mirip sekali dengan gerakan seekor kera, ternyata orang itu telah
mengerahkan ilmu Tong Pit Sin Cian yang terdiri dari tiga puluh dua jurus. Sian
Ceng Tootiang mempunyai hati untuk melihat sekalian asal usulnya, dia hanya
menggunakan gerakan tubuhnya yang gesit menghindarkan diri dari serangan
tersebut, jubahnya berkibar dan menghindarkan diri dari tengah serangan yang
dilancarkan orang berbaju hitam itu, dan tidak membalas serangan lagi. Pek Jien
Thaysu sekalian yang melihat pertempuran itu, tampak bahwa gerakan serangan
yang dilancarkan orsng berbaju hitam itu ternyata tidak lemah, babkan makin
menyerang makin bertambah cepat, sedang kehebatan setiap pukulan dan
serangan yang dilancarkan makin lama makin gencar, didalam sekejab mata saja
dia telah melancarkan322 tiga empat puluh jurus banyaknya. Sian Ceng Tootiang
sambil menghindarkan diri dari serangan yang mengancam dirinya, sambil
tertawa ujarnya.

"Ilmu Tong Pit Sin Cian orang itu telah mencapai kesempurnaan delapan bagian
saja, apabila bukannya karena plkirannya telah dikuasai oleh obat yang
diminumkan oleh orang2 keluarga Lam Kong kepada ini perubahan dari setiap
gerakan serangannya akan jauh lebih hebat dan lebih lihay, kemungkinan sekali
orang ini adalah anak murid dari Hoo Sian atau Si dewa kera, Ku It Hoa digunung
Tiang Pek San, diluar perbatasan". Pada saat dia berbicara sambil tertawa itu,
diam2 dia mengerahkan tenaga dalamnya balas melancarkan serangan sebanyak
dua kali, terlihat orang berbaju hitam itu segera terdesak mundur sebanyak dua
langkah kebelakang. Mendadak terdengar suara yang sangat gemerisik sekali, dua
buah pintu dari ruangan batu itu mendadak terpentang dan membuka dengan
sendirinya. Lam Kong Hujien yang rambutnya telah berubah menjadi memutih
seluruhnya itu dengan mencekal tongkat bambunya berdiri tegak didepan pintu
ruangan tersebut. Dua orang wanita cantik yang memakai baju berwarna putih
berdiri disebelah kanan dan kiri dibelaknng tubuhnya. Telapak tangan kiri dari
Sian Ceng Tootiang mendadak membacok dengan sangat keras sekali, tangan
kanannya dengan jurus "Hoa Liong Tian Cing"

Atau menggambar naga menotok mata, terlihat jari tengah dan jari telunjuknya
dikerasnya menotok jalan darah "Cian Ching Hiat"

Dipundak kiri dari lelaki berbaju hitam itu Gerakannya dilakukan dengan
kecepatan yang luar biasa, lelaki berbaju hitam itu baru saja menghindarkan diri
dari totokan yang dilancarkan secepat kilat itu, jalan darah "Cian Ching Hiat"

Dipundak kirinya segera tertotok serta rubuh keatas tanah. Terhadap hidup
matinya orang berbaju hitam itu agaknya Lam Kong Hujien sedikitpun tidak
mengambil perduli, dia tertawa dingin, pujinya.

"Gerakan yang sangat bagus sekali!". Tang Loo thay memasukkan tangannya
kedalam sakunya, dan mengambil keluar lima buah senjata rahasia "Tui Hun Pek
Kut Ting"
Atau jarum tulang putih pengejar nyawa, dan bersiap untuk dilancarkan keluar.
Sian Ceng Tootiang setelah menotok tubuh lelaki berbaju hitam itu, sikap serta
wajahnya masih tetap tenang sekali, sambil memutarkan tubuhnya ujarnya.

"Ucapan yang bagus sekali, harap Hujien jangan mentertawakan". Sinar mata dari
Lam Kong Hujien yang dingin dan tajam itu menyapu kesekeliling tempat itu,
dengan tawar ujarnya.

"Kalian terdapat pendeta dan toosu, laki perempuan menjadi satu, aku kira kalian
seluruhnya pastilah jago2 berkepandaian tinggi didalam323 dunia kangouw yang
mempunyai nama tidak rendah, ternyata berani memasuki perkampungan
keluarga Lam Kong kami, mengapa tidak mau dengan wajah yang asli untuk
menemui aku, apakah dapat dikata kalian masih takut deagan beberapa orang
wanita dari keluarga kami?". Sian Ceng Tooriang termenung sejenak dan berpikir
keras, sejenak kemudian dia menarik kain hitam yang mengerubungi wajahnya,
sambil ujarnya.

"Pinto adalah Sian Ceng dari Bu tong Sam Yuan Koan!". Sahut Lam Kong Hujien.

"Selamat datang, selamat datang, kiranya adalah ciangbunjin dari Bu tong Pay!".
Sambil tertawa ujar Ceng Tootiang.

"Hujien terlalu memuji--- --". Lam Kong Hujien tidak menanti dia melanjutkan
perkataan yang belum selesai diurcapkan itu, sinar matanya berputar dan
memandang Pek Jien Thaysu yang memakai jubah hweesio itu, lanjutnya.

"Saudara memakai jubah seorang hwee sio, aku kira pastilah merupakan seorang
hweesio yang berilmu tinggi dari kuil Siauw lim Sie". Pek Jien Thaysu menarik kain
hitam yang menutupi wajahnya sambil sahutnya.

"Omintobud, pinceng adalah Pek Jien". Lam Kong Hujien menjadi tertegun,
sejenak kemudian dia tertawa ter babak2, ujarnya.

"Bagus sekali! Bu tong, Siauw lim, ciangbunjin dari kedua partai yang mempunyai
nama yang sangat terkenal sekali didalam dunia kangouw pada saat ini, ternyata
seluruhnya telah datang kedalam perkampungan keluarga Lam Kong kami,
sungguh membuat kami sangat bangga sekali dan pula merupakan suatu urusan
yang belum pernah kami alami". Ujar Pek Jien Thaysu.

"Li Sicu-----". Sinar mata dari Lam Kong Hujien telah berpindah keatas tubuh Pek
Thay serta Pek Siang Thaysu, ujarnya.324

"Kalian berdua sungguh tak dapat dilihat wajah aslinya. tetapi aku kira kalian
pastilah merupakan orang2 yang mempunyai asal usul yang sangat terkenal
sekali". Pek Thay Thaysu sering berkelana didalam dunia kangouw, sehingga
pengalaman yang didapatkanpun sangat luas sekali, sambil melepaskan kain
hitam yang menutupi wajah mereka, sambil tertawa ujarnya.

"Sekalipun kami berhadapan muka dengan kalian dengan wajah kami yang asli
aku kira kaupun tidak akan dapat mengenal diri cayhe". Lam Kong Hujien
mengerahkan sinar matanya yang tajam untuk memandang, ternyata benar dia
sama sekali tak mengenalnya, tetapi dia jadi orang sangat dingin sekali, sambil
tertawa dingin, ujarnya.

"Kalian ternyata dapat berjalan bersama sama dengan ciangbunjin dari Butong
serta Siauw lim Pay, kedudukan serta tingkatannya didalam dunia kangouw, aku
kira juga tidak berselisih jauh". Pek Jien Thaysu merangkap tangannya didepan
dada sambil ujarnya.

"Li sicu, cayhe mempunyai beberapa perkataan yang sesuai untuk dibicarakan,
dan ingin mendapatkan penyesalan dari li sicu!". Ujar Lam Kong Hujien.

"Apakah kau ingin bertanya kepadaku, siapa2 saja yang diletakkan didalam peti
mati kemudian disimpan didalam penjara pembingung nyawa yang sangat dingin
ini, benarkah?". Ujar Pek Jien Thaysu.

"Mengenai urusan ini, aku memang akan menanyakannya, tetapi yang pinceng
hendak tanyakah terlebih dahulu bukanlah mengenai urusan ini!"

Ujar Lam Kong Hujien.

"Thaysu silahkan untuk berbicara". Ujar Pek Jien Thaysu lagi .


"Tionggoan Shu Cincoe apakah terluka ditangan Hujien!". Dengan dingin sahut
Lam Kong Hujien .

"Tionggoan Shu Cincoe kah? dia berada didalam peti mati yang berjajar-jajar di
tempat ini". Tanya Sian Ceng Tootiang pula .

"Pinto mempunyai seorang sute, yang bernama Sian Gwat entah sekarang berada
dimana?". Lam Kong Hujien tertawa menyeramkan, sahutnya.

"Semuanya berada didalam penjara Pembingung nyawa ini".


Pembunuh Misterius Karya Tjan ID di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by
Saiful Bahri Situbondo

"Orang2 itu entah telah mempunyai dendam sakit apakah dengan orang2 dari
keluarga Lam Kong kalian? dan ternyata telah ditawan seluruhnya oleh Hujien
yang kemudian disimpan didalam peti mati dan diletakkan didalam ruangan yang
demikian dinginnya". Sahut Lam Kong Hujien.325

"Anak2 kecil dari beberapa turunan dari keluarga Lam Kong kami, seluruhnya
telah tewas dan hilang tanpa bekas, kalian berdua mengapa sama sekali tidak
ambil perduli". Ujar Pek Jien Thaysu.

"Menurut apa yang pinceng ketahui Tionggoan Shu Cinco selamanya tidak pernah
berhubungan dengan orang2 dari Bu lim, dan tidak mungkin mereka akan ikut
pula didalam peristiwa balas membalas yang terjadi didalam Bu lim!". Lam Kong
Hujien mendongakkan kepalanya tertawa terbahak babak, ujarnya.

"Aku tidak mempunyai kegembiraan untuk berebut mulut dengan thaysu


sekalian?"

Berkata sampai dilini dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya lagi.

"Kalian dapat memasuki jauh sampai penjara pembingung nyawa dari keluarga
Lam Kong kami ini, dan mengetahui rahasia yang terdapat didalam tempat ini,
tentang hal ini mau tak mau membuat hatiku merasa sangat tidak puas, waktu
datang masih terdapat jalan, tetapi untuk keluar dari tempat ini aku kira akan
sangat sukar sekali untuk menemukan jalan keluar lagi, ini hari kalian janganlah
mengharapkan dapat meninggalkan tempat ini dengan selamat------"

Dia menolehkan kepalanya dan berkata terhadap wanita berbaju Putih yang
berdiri disisi kirinya, ujarnya.

"Shu Giok, tutup pintu besi tersebut". Chang Shu Giok menyahut, dengan sangat
cepat sekali dia menekan pada suatu tombol disudut dinding tersebut, dua buah
pintu besi yang sangat besar itu mendadak dengan sendirinya menutup kembali.
Sian Ceng Tootiang tersenyum, ujarnya.

"Hujien tak usah menjadi gugup kami sekalian ternyata berani datang kemari
sudah tentu telah sejak tadi tidak memikirkan mati hidupnya lagi, tetapi pada saat
sebelum bergebrak pinto ingin bertemu muka satu kali dengan suteku, entah
Hujien apakah dapat menyetujuinya??". Lam Kong Hujien menyahut dengan
sangat dingin sekali.

"Apabila aku tidak menyetujuinya". Wajah dari Sian Ceng Tootiang berubah
hebat, sahutnya.

"Pinto sudah tentu tak dapat memaksanya". Lam Kong Hujien perlahan lahan
menurunkan tongkat bambunya, dan duduk bersila diatas tanah, sambil merogoh
kedalam sakunya mengambil sebuah suling yang terbuat dari tembaga dan
panjang tujuh- delapan coen, ujarnya.

"Siaw lim, Bu tong merupakan dua buah partai yang paling besar didalam dunia
kangouw, kepandaian silat yang dimilikipun tentunya telah mencapai pada taraf
kesempurnaan, tetapi aku percaya bahwa kalian326 berdua belum pernah
melihat rahasia yang terdapat didalam keluarga Lam Kong kami, ini hari aku masih
ingin kalian berdua untuk pertama kalinya melihat kehebatannya". Dengan nada
yang rendah ujar Sian Koang Tootiang.

"Nenek tua siluman seluruh tubuhnya diliputi oleh hawa yang sangat sesat, entah
dia mau membuat permainan gila apalagi, menolong suheng paling penting,
janganlah mengulur waktu lebih lama lagi dengan mereka itu, untuk
menghindarkan diri dari akal busuk yang sedang mereka rencanakan!". Tang Loo-
thay mendadak dengan nada yang sangat tinggi melengking membentak.
"Kau membawa putraku ketempat mana?"

Sahut Lam Kong Hujien.

"Janganlah beribut terlebih dahulu, putramu masih hidup didalam dunia ini
dengan sehat walafiat". Sian Ceng Tootiang menoleh memandang sekejab kearah
Pek Jien Thaysu, ujarnya.

"Lam Kong Hujien jadi orang sangat bahaya sekali dan sangat kejam, akal
busuknya banyak, kita semua tak dapat terkena pancingannya, menurut pendapat
pinto, lebih baik kita turun tangan terlebib dahulu untuk menguasai mereka
barulah berbicara lagi!". Sahut Pek Jien Thaysu "Perkaraan yang diucapkan oleh
Too-heng beralasan juga". Sian Ceng Tootiang membalikkan tangannya mencabut
keluar pedang panjangnya yang disorenken dipunggungnya itu, baru saja akan
turun tangan menyambut kedatangan musuh, Sian Koang Tootiang mendadak
merebut maju kedepan sambil membentak dengan nada yang sangat nyaring, dia
menyabetkan pedangnya menerjang kedepan. Terlihat bayangan putih berkelebat
Chang Shu Giok ternyata telah maju kedepan menyambut kedatangan serangan
tersebut, wajahnya yang cantik jelita itu terlihat sangat dingin kaku, sepatah
katapun tak diucapkan keluar, sedang wajahnyapun tidak memperlihatkan
perubahan sedikitpun dan menghalangi jalan maju dari Sian Koang Tootiang.
Pedang ditangan Sian Kong Tootiang disabetkan kedepan, sambil ujarnya.

"Silahkan mengeluarkan senjata". Dia menjaga kedudukan serta tingkatan dirinya


sendiri, dan tidak ingin bergebrak dengan menggunakan sebilah pedang melawan
seorang wanita yang melawannya dengan menggunakan tangan kosong. Tangan
kanan Chang Shu Giok merogoh kedalam sakunya, dan mengambil keluar sebuah
sabuk berwarna merah yang digetarkan, segera terlihat sabuk tersebut berubah
menjadi sepanjang delapan sembilan kaki dengan mendatar menyapu keluar.
Sekalipun hanya merupakan suatu sabuk saja, tetapi begitu dicekal327 ditangan
Chang Shu Giok, sebaliknya berubah bagaikan sebuah toja yang dibuat dari baja,
dengan tegak mengeras menyapu datang dan disertai suara angin sambaran yang
sangat hebat. Sian Koang Tootiang merasa sangat terkejut sekali, diam2 pikirnya .
"Tidak dapat diiihat ternyata wanita ini mempunyai tenaga dalam yang demikian
sempurnanya, tidaklah dapat dipandang ringan". Pedang panjangnya digetarkan,
dengan menggunakan jurus "Tui Cuang Wang Gwat"

Atau mendorong jendela memandang bulan, dengan mendatar menyabet ke arah


tubuh musuh.

Bagaimanapun juga sabuk berwarna merah itu tetap merupakan suaru benda
yang sangat lemas sekali, begitu terbentur dengan pedang panjang ditangan Sian
Koang Tootiang, segera dia menjadi bengkok, terlihat bayangan merah
berkelebat, dan menyambar kearah lehernya.

Dalam hati Sian Koang Tootiang terasa menjadi tergetar, diam2 pikirnya.

"Celaka,-------". Segera dia merendahkan tubuhnya, dan menghindarkan diri dari


serangan tersebut, sedang pergelangan tangan kanannya mengerahkan tenaga
dalam, pikirnya hendak memutuskan sabuk berwarna merah itu. Tetapi siapa tahu
Chang Shu Giok dengan meminjam kesempatan itu mendesak maju kedepan,
sambil melayangkan tendangan santar mengancam dadanya, lima jari yang halus
dari tangan kirinya bersamaan waktunya mencengkram kearah bahunya. Pedang
panjang dari Sian Koang Tootiang melilit menjadi satu dengan sabuk merah itu,
untuk sesaat dia tak berhasil untuk menariknya kembali, kini nampak tangan dan
kaki dari pihak lawannya bersamaan waktunya menerjang kearahnya, terpaksa
dia menarik hawa murninya dengan menempelkan tubuhnya keatas tanah
dengan cepat dia mundurkan dirinya kebelakang. Untung baginya perubahan
gerakan tubuhnya dilakukan sangat cepat sekali, sehingga dengan sangat
berbahaya sekali berhasil menghindarkan diri dari serangan yang sangat bahaya
itu, sedang pedang panjang ditangannyapun hampir2 terlepas dari cekalannya.
Pada saat dua orang itu saling bergebrak didalam satu jurus, bahaya yang
mengancam dirinya ternyata demikian hebatnya. Dihadapan ciangbunjin dari
Siauw pay serta Tang Loo thay, Sian Koang Tootiang berhasil didesak mundur oleh
pihak lawan, didalam hatinya dia merasa sangat berduka sekali, tetapi tenaga
dalam yang dimiliki telah mencapai pada taraf kesempurnaan, sedang
imannyapun sangat tebal sekalipun kegusarannya telah memuncak, tetapi tetap
berusaha sekuat tenaga untuk te tap menjaga ketenangan pada wajahnya,
sehingga membuat hatinya tidak menjadi kacau, diam dia mengatur
pernapasannya satu kali dan sekali lagi dengan mencekal328 pedangnya maju
kedepan. Pek Siang serta Pek Thay Thaysu yang sedang dengan berdiri disamping
menonton jalannya pertempuran itu, nampak keadaan dimana Sian Koang
Tootiang dikalahkan oleh wanita berbaju putih tersebut, didalam hatinya diam2
segera meningkatkan kewaspadaannya. Pek Thay Thaysu mendadak
mengerahkan iimu menyampaikan suaranya, dengan nada yang rendah ujarnya
kepada Pek Siang Thay su.

"Ciangbun suheng memerintahkan kau tinggal dan berjaga dimuka lorong


tersebut, kau ternyata ikut pula masuk kedalam ruangan ini, pertempuran yang
diadakan ini hari, tidak perduli kita dapat memenangkan siluman tua itu, aku kira
juga sangat sukar untuk keluar dari lorong itu". Pek Siang Thaysu pun
mengerahkan ilmu menyampaikan suaranya, sahutnya.

"Diluar dari lorong tersebut, masih ada orang berkepandaian tinggi lainnya yang
menjaga disana, hal yang jltas dari persoalan tersebut, aku telah melaporkan
dengan cermat kepada Ciangbun suheng, tak usahlah kau sampai menjadi kuatir".
Tanya Pek Thay Thaysu.

"Siapakah orang itu???". Sahut Pek Siang Thaysu singkat.

"Tidak dikenal". Ujar Pek Thay Thaysu pula.

"Kalau begitu mengapa kau demikian berlega hatinya masuk kedalam ruangan ini"

Sahut Pek Siang Thaysu.

"Aku masuk kedalam ruangan ini adalah karena terdesak olehnya, dia bilang
bahwa apabila kita bertiga bergabung diri untuk melawan pihak musuh,
kekuatannya akan bertambah hebat satu kali lipat, kekurangan satu orang
kekuatannyapun akan jauh kurang------". Mendadak terdengar suara aneh yang
memekikkan telinga sehingga membuat telinga setiap orang yang hadir ditempat
itu menjadi sakit berkumandang datang dengan nyaringnya. Orang2 itu segera
menolehkan kepalanya memandang, tampak Lam Kong Hujien telah mengangkat
suling yang pendek itu dan mulai meniupnya, suara aneh yang mirip dengan
auman srigala dan jeritan setan itu berkumandang dari suling pendek yang sedang
ditiup tersebut. Pada saat ini, Sian Koang Tootiang telah berjalan mendesak
kearah Chang Shu Giok, jarak diantara kedua belah pihakpun telah tak lebih dari
tiga tindak saja. Chang Shu Giok didalam satu kali serangan saja telah berhasil
mendesak mundur Sian Koang Tootiang, sebenarnya dia dapat mengambil
kesempatan tersebut untuk mengejar lebih lanjut dan memenangkan
pertempuran itu, tetapi dia sebaliknya malah berdiri tegak329 ditempat semula
tanpa bergerak sedikitpun juga, Sian Koang Tootiang sekali lagi sambil mencekal
pedangnya maju kearahnya, dia bagaikan tak pernah melihat akan hal tersebut,
bagaikan dia telah merasa bahwa kemenangan pasti akan didapatkan olehnya,
sehingga dia menampilkan sikapnya yang sangat tenang tersebut. Sian Koang
Tootiang menggoyangkan pedang panjang yang dicekal ditangannya itu, terlihat
berkelebat dua buah sinar pedang yang menyilaukan mata, dengan dingin
bentaknya.

"Kepandaian yang dimiliki Hujien, pinto sangat memuji sekali, dan kini mohon
pengajaran barang sutu dua jurus lagi". Dia yang mempunyai asal usul dari suatu
perguruan yang mempunyai nama yang terkenalpun jarang sekali barkelana
didalam dunia kangouw, didalam hatinya masih sangat jujur sekali, dan tak
mengenal akan akal licik dari dunia kangouw, sekalipun dia telah mendapatkan
hinaan, tetapi tetap tak mau menghilangkan derajat serta kedudukannya. Chang
Shu Giok tertawa dingin ujarnya.

"Aku kira kau bukanlah merupakan lawanku". Wajah dari Sian Koang Tootiang
berubah hebat, ujarnya.

"Hujien harap ber hati2". Pedang panjangnya disertai dengan sambaran yang
sangat santar menabas ketubuh pihak musuh. Tubuh dari Chang Shu Giok yang
lemah itu ber turut2 mengundurkan diri kebelakang sebanyak beberapa tindak,
dan mengundurkan diri dari serangan yang mengancam dirinya, tetapi dia tetap
tidak turun tangan membalas serangan tersebut. Sian Koang Tootiang merasa
sangat heran sekali, diam2 pikirnya.

"Orang ini tak mau balas melancarkan serangan balasan, entah mempunyai
maksud tujuan apa??". Didalam sekejap mata saja, mendadak terdengar suara
gempuran yang sangat hebat sekali berkumandang datang. Ketika dia
menolehkan kepalanya memandang, tampak sebuah tutup peti mati mendadak
melayang keatas, sedang orang berbaju bitam yang berbaring didalam peti mati
itupun mendadak bangkit berdiri. Suara itu setiap kali berbunyi, berturut turut tak
henti2nya sepuluhan buah tutup dari peti mati tersebut melayang keangkasa dari
setiap peti mati itu, bangkit seorangg berbaju hitam dengan gagahnya. Suara
suling tembaga yang bagaikan teriakan setan dan jeritan hantu serta bagaikan
auman srigala lapar itu makin lama makin bertambah nyaring sehingga
menyakitkan telinga berpuluh puluh lelaki berbaju hitam itu dengan cepat
bersama sama menggerakkan lakinya turun dari dalam peti mati itu. Hal ini
merupakan suatu perubahan yang sangat mengejutkan sekali, agaknya suara nada
yang menyakitkan telinga itu mempunyai330 kekuatan yang sangat gaib sekali
sehingga dapat menguasai mayat2 hidup yang tersimpan didalam ruangan batu
yang sangat dingin ini. Sekalipun Pek Jien Thaysu yang mempunyai iman sangat
tebal juga merasakan dalam hatinya menjadi berdebar debar, sambil merangkap
tangannya didepan dada, diam2 dia berdoa menurut ajaran Buddha. Dua orang
Hweesio dari angkatan "Pek"

Didalam Siauw lim Pay yang mempunyai kepandaian silat yang tinggipun, agaknya
juga merasakan sangat terkejut sekali oleh perubahan yang terjadi didepan
matanya itu, hatinya terasa menjadi agak tidak tenteram.

Sian Ceng Tootiang dengan perlahan membentak.

"Sian Koang Sute cepat mengundurkan dirinya kemari". Bersamaan waktunya dia
mencabut keluar pedangpanjangnya yang disorenkan dipunggungnya itu. Sian
Koang Tootiang menyahut dan mengundurkan diri kesamping tubuh Sian Cieng
Tootiang. Tang Loo thay dengan perlahan lahan mengangkat senjata rahasianya
yang dicekal tangan kirinya, sedang dari matanya memancarkan sinar yang sangat
tajam menyapu kearah lelaki berbaju hitam yang berdiri disekeliling tubuhnya,
asalkan orang2 berbaju hitam disekelilingnya itu mempunyai gerakan sedikitpun,
senjata rahasia beracun yang sangat ganas itu segera akan dilancarkan keluar
mengancam orang2 itu. Terdengar suara suling tembaga yang mengeluarkan
suara aneh itu berbunyi terus tak henti2nya, sedang mati peti mati yang terdapat
didalam ruangan batu itupun berturut-turut terbuka tutupnya, setiap tutup peti
mati itu melayang keatas. seorarg lelaki berbaju hitam bangkit berdiri pula dan
berjalan turun dari peti matinya. Tak sampai beberapa waktu kemudian, tutup
peti mati yang terdapat didalam ruangan batu itu sebagian besar telah terbuka,
empat lima puluh orang berbaju hitam dengan rapat mengepung beberapa orang
yang berada ditengah kepungan itu. Pikiran dari Sian Ceng Tootiang sangat teliti
sekali, sekalipun dalam hatinya terasa agak tergetar oleh keadaan yang berubah
dengan hebat itu tetapi matanya tetap dengan teliti memandang keadaan
disekitar tempat tersebut, tampak didalam berpuluh puluh peti mati itu masih
banyak yang terlihat tutup dari tepi mati itu bergebrak beberapa kali, tetapi tetap
tak sampai terbuka, agaknya orang yang berbaring didalam peti mati itu tak
mempunyai tenaga untuk mendorong membuka tutup dari peti mati tersebut.
Mendadak suara suling tembaga, itu berhenti berbunyi, sedang ruangan batu
itupun berubah menjadi sangat sunyi sekali. Sekonyong konyong terdengar Sian
Koang Tootiang berteriak .

"Bukankah itu adalah Sian Gwat Suheng?".331 Sinar mata dari Sian Ceng Tootiang
segera berputar, ternyata tidak salah lagi tampak Sian Gwat Tootiang seluruh
tubuhnya memakai baju berwarna hitam, dan bercampur diantara orang2 berbaju
hitam lainnya. Sian Koang Tootiang agaknya tidak dapat menahan perasaan yang
bergolak didalam hatinya, dengan keras dia membentak, sedang tubuhnya
menubruk maju kearah Sian Gwat Tootiang. Sian Ceng Tootiang dengan cepat
menyambar dan mencengkeram pergelangan kiri dari Sian Koang Tootiang, sambil
dengan nada yang rendah ujarnya.

"Pikirannya telah dikuasai oleh orang2 dari keluarga Lam Kong itu, mana masih
dapat mengingat kau adalah sutenya??". Kematian yang dialami suhunya pada
tiga puluh tahun yang lalu, segera teringat kembali didalam benaknya, tanpa
terasa hatinya menjadi meringkik. Terdengar Lam Kong Hujien tertawa terkekeh
kekeh, dengan tingginya, sahutnya.

"Tidak salah, pikiran dari orang2 ini seluruhnya telah dapat aku kuasai, jangan
dikata kalian subeng te, sekalipun orang tua atau putranya sendiri sekalipun dia
juga tak akan mengenalnya kembali". Suara ucapannya sekalipun berputar, tetapi
arti dari setiap perkataan yang diucapkan itu ketika masuk kedalam telinganya,
terasa mempunyai suatu perasaan yang sangat menakutkan dan menyeramkan.
Pek Jien Thaysu dengan perlahan memuji nama Buddha, ujarnya.

"Hal ini sungguh merupakan pembunuhan masal yang belum pernah terjadi
didalam Bu lim". Lam Kong Hujien mengetukkan tongkat bambunya keatas tanah,
dengan perlahan lahan dia berjalan kedepan beberapa langkah, ujarnya.

"Diantara orang2 ini, bukan saja terdapat Sian Ceng Tootiang dari Butong Pay,
masih ada Tionggoan Shu Cincoe serta ciangbunjin dari perguruan Yen Chia Bun
didarah Chie Cho, Yen Hong Kang". Ketika sinar mata dari Pek Jien Thay su
berputar ternyata tidak salah lagi menemukan Tionggoan Shu Cincoe juga
bercampur diantara orang2 yang berbaju hitam itu, hanyalah pada saat ini
mereka telah tidak memiliki sikap serta tindak tanduk yang gagah perkasa seperti
waktu itu, sinar mata dari setiap orang yang berada disana sangat sayu sekali,
sedang perasaannyapun kelihatan sangat bimbang dan bingung, bagaikan seorang
yang telah meninggal beberapa hari lamanya, dan baru saja ditarik keluar dari
dalam peti mati. Lam Kong Hujien nampak para jago dihadapannya seluruhnya
telah digetarkan hatinya oleh perubahan yang terjadi dihadapan mereka, dia
tertawa aneh dengan sangat seram sekali, ujarnya.

"Kalian seluruhnya merupakan jago2 yang mempunyai nama besar didalam Bu-
lim, tetapi terhadap perubahan yang terjadi di hadapan mata merasakan sedikit
menjadi bingung dan bimbang tak karun, sehingga332 pjkirannyapun menjadi
kalut, aku melakukan pekerjaan selamanya selalu sangat cepat sekali, kalian
nantipun aku kira juga sukar sekali untuk menghindarkan diri seperti mereka itu
juga, oleh karena itu mulai saat ini sebelum pikiran kalian menjadi lenyap tak
usahlah ragu2 untuk menanyakan segala urusan yang menurut anggapan kalian
kurang paham". Wajahnya mendadak berubah sangat hebat sekali, dan berubah
menjadi dingin menakutkan sekali, membuat para jago yang melihat akan hal itu
menjadi sangat bingung, mereka hanya merasa bahwa makin lama bergaul
dengan Lam Kong Hujien, makin tidak paham pula terhadap segala gerak
geriknya. Sinar mata Sian Ceng Tootiang berkelebat memandang kesekitar tempat
itu, tampak orang2 berbaju hitam yang baru saja meloncat turun dari dalam peti
mati itu, dengan sangat tenang sekali berdiri tak bergerak sedikitpun juga
disekitar tempat itu, kelihatannya sebelum mendapatkan perintah dari suara
suling tembaga itu. orang2 itu pastilah tidak akan turun tangan untuk mulai
bergebrak menubruk kearah mereka, segera dengan perlahan dia berbatuk batuk,
ujarnya.

"Pinto mempunyai beberapa soal yang sukar sekali untuk dipecahkan, harap
Hujien mau memberikan penjelasan2 seperlunya". Sahut Lam Kong Hujien.

"Tootiang silahkan berbicara". Ujar Sian Ceng Tootiang lagi.

"Pinto sekalipun tidak berani diucapkan bahwa pinto pandai didalam hal obat2an,
tetapi terhadap pelajaran seperti itu aku telah belajar lama sekali, didalam
ingatan pinto agaknya terdapat banyak sekali obat2-an yang dapat membuat
ingatan dari seseorang menjadi lenyap untuk selamanya, dan tak mungkin akan
mengenal orang tua maupun putra? putrinya sendiri, tetapi kepandaian silatnya
tak dapat hilang lenyap---"

Lam Kong Hujien tertawa dingin, ujarnya.

"Setiap orang asalkan telah memasuki penjara pembingung nyawa dari


keluargaku ini, sekalipun ingatan terhadap apa yang telah terjadi sebelumnya
menjadi lupa sama sekali, tetapi didalam hal kepandaian silat makin lama makin
menjadi lihay, entah tootiang mau mempercayainya atau tidak?". Sian Ceng
Tootiang menganggukkan kepalanya, ujarnya .

"Pinto percaya terhadap perkataan yang diucapkan oleh Hujien itu, bukanlah
merupakan ucapan yang membual orang2 itu memangnya seluruhnya masih
memiliki kepandaian silat dari asal mereka, asalkan tangan dan kaki mereka
jalannya darah menjadi lancar kembali, kepandaian silatnya tak akan menjadi
lenyap, dan tak akan menjadi kurang pula, oleh karena itu, pinto dapat
mengambil kesimpulan bahwa pikiran dari orang2 itu pastilah bukan dikuasai oleh
semacam obat obatan, sekalipun terdapat obat2an jugalah bukan hal yang
penting333 didalam mempengaruhi hal ini, atau mungkin memangnya Hujien
dengan meminjam nama dari obat2an itu sengaja untuk mengganggu orang
lain?". Lam Kong Hujien tertawa dengan menyeramkan, ujarnya.

"Tootiang ternyata merupakan seorang yang sangat teliti sekali---". Dia tertawa
terbahak-bahak, kemudian lanjutnya lagi.

"Tidak salah, obat2an kemungkinan sekali dapat membuat seseorang menjadi


hilang lenyap sekali ingatannya, sehingga melupakan seluruh kejadian yang
dialaminya dahulu, tidak mengenal terhadap anak istri maupun orang tuanya
sendiri, tetapi tidak mungkin dapat membuat kepandaian silat yang dimilikinya itu
mendapatkan kemajuan yang pesat, tetapi aku merasa bahwa bukannya aku
sedang membual, apa yang aku katakan setiap kata dan setiap kalimat semuanya
tak ada yang bukan sungguh2, hal ini merupakan suatu rahasia dari manusia
didalam hidupnya, orang yang dapat mengetahui rahasia itu didalam dunia ini aku
kira juga hanya aku beserta beberapa turunan menantuku saja". Sian Ceng
Tootiang termenung sejenak, kemudian ujarnya lagi.
"Pinto percaya bahwa apa yang Hujien ucapkan itu seluruhnya merupakan ucapan
yang sungguh2 -----". Dua buah matanya memancarkan sinar yang sangat tajam
sekali, dengan perlahan lahan menyapu kesekeliling ruangan itu sejenak,
kemudian lanjutnya lagi.

"Tetapi, orang2 berbaju hitam yang mengepung kali ini belum mencapai
kesempurnaan seluruhnya, apabila ingin menggunakan kekuatan dari orang ini
untuk menghadapi pinto beserta Ciangbunjin dari Siouw lim Pay, aku kira masih
sangat sukar sekali untuk menyerupai apa yang Hujien kehendaki, apalagi senjata
rahasia beracun dari keluarga Tang didaerah Shu Cho begitu mengenai darah
segera akan binasa, orang2 ini setelah mulai turun tangan, aku takut kalau sarnpai
terjadi peristiwa yang tidak menyenangkan dan kau kehilangan orang2 ini". Lam
Kong Hujien semula menjadi tertegun, kemudian diikuti dengan tertawa dingin,
ujarnya. Orang2 ini sekalipun jika dilihat sinar matanya sangat sayu sekali, tetapi
begitu mereka segera akan mulai menjadi lancar kembali, sedang kepandaian silat
yang mereka milikipun akan pulih kembali---"

Dengan dingin dia menyapu sekejab ke arah sekeliling tempat itu, kemudian
lanjutnya.

"Apalagi diantara orang2 itu, sebagin besar terdiri dari anak murid dari seluruh
partai besar yang ada didalam dunia kangouw saat ini, dengan orang2 yang sangat
ternama didalam dunia kangouw, serta dengan kalian mungkin sekali mempunyai
ikatan persahabatan atau keluarga, tidak perduli dari kedua belah pihak siapa
yang sampai menderita luka atau binasa, terhadap keluarga Lam Kong kami juga
tidak mengalami kerugian sedikitpun juga".334 Tang Loo-thay menggelengkan
kepalanya, sambil menghela napas panjang, ujarnya.

"Selama hidupku sampai kini kau merupakan orang yang paling kejam didalam
dunia ini yang pernah aku temui". Tiba2 wajah dari Lam Kong Hujien berubah
menjadi sangat keren, ujarnya.

"Aku melihat bahwa kalian seluruhnya merupakan ciangbunjien atau sederajat


dari suatu partai besar yang sangat terkenal didalam Bu lim pada saat ini,
sehingga telah melanggar peraturan biasanya dan menghilangkan beberapa saat
untuk berbicara dengan kalian, juga telah membuat kalian mengerti sangat
banyak sekali urusan yang sangat diluar dugaan semula. Keluarga Lam Kong kami
telah menerima hinaan dan malu yang sangat besar sekali, selama berpuluh-
puluh tahun lamanya kami tinggal didalam rimba Tiong Cing Lim ini terhadap
kematian yang dialami oleh anak cucu kami tidak pernah menggubrisnya sama
sekali tetapi gerakan pembalasan yang dilancarkan kali ini, sejak sebelumnya
sudah tentu kami telah mengadakan persiapan yang masak dan menyusun
rencana yang sempurna, bukannya aku membual, cukup dengan jago2
berkepandaian tinggi dari Bu-lim yang berada didalam penjara Pembingung
nyawa ini saja, sudah bukan merupakan lawan dari pada orang2 dari Sembilan
partai besar kalian!". Pek Jien Thaysu dengan nada yang rendah memuji kepada
Buddha, ujarnya.

"Omintohud, pinceng mempunyai suatu urusan yang hendak ditanyakan!". Sahut


Lam Kong Hujien.

"Waktu telah tidak pagi lagi, waktuku untuk mulai melatih ilmupun telah tiba, tak
mempunyai kesempatan lagi untuk membicarakan urusan tetek bengek dengan
kalian, Thaysu apabila hendak menanyakan sesuatu cepatlah kau katakan". Ujar
Pek Jien Thaysu.

"Berpuluh puluh tahun mendatang didalam Bu lim sering tersiar berita yang
mengatakan berpuluh jago2 berkepandaian tinggi didalam Bu-lim tiba2 lenyap
tanpa bekas, aku kira pastilah telah diculik oleh orang2 dari keluarga Lam Kong
kalian". Sahut Lam Kong Hujien.

"Tidak salah, sebagian besar semuanya telah masuk menjadi anak buah dari
keluarga Lam Kong kami". Pek Jien Thaysu menghela napas panjang, ujarnya lagi.

"Pinceng sejak dahulu seharusnya memperhatikan akan hal ini, tak disangka
keragu raguan yang aku pendam selama berpuluh-puluh tahun lamanya sampai
saat ini barulah menjadi jelas seluruhnya".335 (T A M A T)

Anda mungkin juga menyukai