DI KABUPATEN BANYUMAS
ABSTRACT
Previous studies show that knowledge of prenatal care in rural areas is still low;
gives impact to bad behavior, so developing health promotion model is needed to
improve prenatal care knowledge, attitudes, and behavior. This study aimed to
develop a health promotion model of prenatal care in rural areas based on needs
assesment. Study was held on June 2015 by qualitative approach using 16
pregnant women as key informants and 16 members of family who live with
pregnant women, 27 midwives and 3 religious leaders as additional informants.
Data collection techniques were in-depth interview and observation for pregnant
women and family who lives with pregnant women and FGD for midwives and
religious leaders. Analysis used was Miles and Huberman model which was done
by data reduction, data display, and conclution. Based on needs assesment, health
promotion media needed by pregnant women is book with attractive design that
features images, colors and complete explanation. Book is chosen because of
pregnant women likeliness and needs, the characteristics of rural areas, and the
availability of infrastructures. Prenatal care materials need to be added in the
media are prenatal check up done by midwives, pregnancy danger signs, causes,
consequences, and prevention, recommended and unrecommended foods, ways of
doing breast care and pregnancy exercise, and fetus development including how
to take care of it. Health promotion methods are lectures and discussions that
have been conducted in pregnant women class.
Keywords: health promotion model, prenatal care
Pendahuluan
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) mengalami kenaikan, yaitu 228 per 100.000
kelahiran hidup tahun 2009 menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2012.1
Angka ini masih jauh dari target MDG’s yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup
tahun 2015. Jika dibedakan berdasarkan karakteristik ibu, AKI lebih tinggi di
perdesaan.2
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas (Dinkes Kab. Banyumas) tahun
2012, AKI 116,81 per 100.000 kelahiran hidup.3 Tahun 2013 meningkat menjadi
126 per 100.000 kelahiran hidup yang terjadi di perdesaan: Puskesmas Pekuncen,
II Kembaran, dan Banyumas dengan jumlah kasus terbanyak, yaitu tiga4 di mana
eklampsi dan perdarahan menjadi penyebab utama kematian ibu, yaitu 8,13% dan
7,27%.
Ibu hamil di perdesaan memiliki perilaku perawatan kehamilan dan
pengetahuan yang kurang (51,9%).5 Oleh karena itu, upaya promosi perlu
dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dalam
merawat kehamilannya. Tahapan awal adalah mengidentifikasi kebutuhan agar
promosi sesuai harapan dan sumber daya yang dimiliki masyarakat. Karakteristik
masyarakat perdesaan adalah gotong royong, letak geografis sulit dijangkau,
kebanyakan berpendidikan dasar, pendapatan rendah, minim teknologi informasi,
maka promosi yang dilakukan sebaiknya mudah, menarik dan inovatif6.
Meningat AKI yang tinggi terjadi di wilayah perdesaan dan adanya perbedaan
karakteristik masyarakat perdesaaan dengan masyarakat kota, maka perlu
dikembangkan model promosi kesehatan perawatan kehamilan dengan berfokus
pada kebutuhan masyarakat perdesaan. Oleh karena itu, untuk mengetahui model
yang tepat dalam promosi perawatan kesehatan masyarakat perdesaan, peneliti
melalukan penelitian di kabupaten Banyumas yang merupakan daerah perdesaan
dengan kasus AKI yang masih tinggi.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Juni 2015 menggunakan pendekatan kualitatif:
teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada
informan utama yaitu ibu hamil berjumlah 16 orang dan pendukung yaitu
keluarga yang tinggal satu rumah dengan ibu hamil yang berjumlah 16 orang, dan
tokoh agama berjumlah 3 orang. Informan utama dipilih dengan menggunakan
teknik purposive sampling yaitu ibu hamil pada kehamilan pertama, sudah
memasuki trimester tiga dan kehamilannya berisiko. Teknik pengambilan data
kepada bidan sebagai informan pendukung yang berjumlah 27 orang dilakukan
dengan FGD, serta observasi pada sarana dan prasana yang dimiliki oleh informan
utama. Lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas II Kembaran dan Banyumas.
Instrumen dalam penelitian ini adalah panduan wawancara mendalam, panduan
FGD, dan lembar observasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber
antara ibu hamil, keluarga ibu hamil, bidan, dan tokoh agama. Analisis data
menggunakan model Miles dan Huberman yaitu dengan melakukan reduksi data
secara manual terhadap hasil wawancara mendalam yang diperoleh dari lapangan,
yaitu dengan memilih kata kunci dari setiap pernyataan yang disampaikan oleh
informan. Kata kunci dari masing-masing informan kemudian disajikan dalam
bentuk kuotasi, tabel, dan bagan untuk mempermudah pemahaman peneliti
terhadap informasi yang dikumpulkan. Langkah selanjutnya adalah menarik
kesimpulan berdasarkan bukti-bukti yang valid dan konsisten tersebut dari hasil
pengumpulan data.
Hasil
Karakteristik Informan
Informan utama dalam penelitian ini berusia di bawah 25 tahun dan lainnya
berusia 30, 31 dan 32 tahun. Risiko kehamilan yang dimiliki ibu hamil adalah
Kekurangan Energi Kronis (KEK), kadar hemoglobin (Hb) di bawah 12 g/dL (2
orang), perdarahan antepartum, anemia, dan usia terlalu muda dengan kehamilan
yang tidak diinginkan. Pendidikan terakhir yang ditempuh informan utama adalah
SD, SMP, atau SMA. Pekerjaan informan utama sebagai ibu rumah tangga (IRT)
dan karyawan. Pendidikan terakhir informan pendukung keluarga dan tokoh
agama adalah SD, SMP, atau SMA dengan pekerjaan sebagai buruh, karyawan,
dan IRT. Pendidikan terakhir bidan adalah diploma tiga (D3).
Pengetahuan Perawatan Kehamilan Ibu Hamil
Tabel 1. Gambaran Pengetahuan Perawatan Kehamilan Informan Utama
No Perawatan Pengetahuan Informan
Kehamilan
1. Pengetahuan Minimal dilakukan setiap bulan
minimal Minimal dilakukan setiap bulan pada usia trimester 1
pemeriksaan dan 2, dua kali sebulan pada saat trimester ke 3.
kehamilan Minimal dilakukan setiap bulan pada usia trimester 1
dan 2, setiap minggu pada saat trimester ke 3.
2. Pengetahuan tentang Pernah mendengar, namun tidak tahu jenis imunisasi
imunisasi Tetanus yang diberikan dan manfaatnya
Toxoid (TT) Mengetahui pemberian imunisasi pada ibu hamil yaitu
imunisasi TT, namun tidak mengetahui manfaatnya
Mengetahui pemberian imunisasi TT pada ibu hamil
dan manfaatnya, yaitu untuk mencegah penyakit
tetanus.
3. Pengetahuan tentang Mengetahui anjuran konsumsi tablet Fe dengan
pemberian tablet manfaat :
penambah darah (Fe) a. Tekanan darah normal
b. Tidak lemas
c. Mencegah perdarahan saat bersalin.
4. Pengetahuan tentang Istirahat yang cukup
perawatan Jalan-jalan pagi
keseharian yang Mandi
dilakukan ibu hamil
5. Pengetahuan tentang Mengetahui kelas ibu hamil, namun tidak tahu
kelas ibu hamil manfaatnya
Mengetahui kelas ibu hamil dengan manfaat:
a. Badan segar
b. Kehamilannya kuat
c. Mengetahui masalah kehamilan
d. Mengetahui cara melakukan senam hamil
e. Mengetahui Persalinan
6. Pengetahuan tentang Tidak mengetahui perawatan payudara
perawatan payudara Mengetahui perawatan payudara dengan manfaat unuk
kebersihan payudara dan memperlancar ASI. Cara
Perawatannya :
a. Memijit puting payudara dengan baby oil atau
minyak zaitun
b. Menggosok payudara seperti biasa
7. Pengetahuan tentang Tidak pernah mengetahui perawatan tersebut
Tes Penyakit
Menular Seksual
8. Pengetahuan tentang Makanan bergizi seperti sayur dan buah untuk
makanan yang pertumbuhan janin
dikonsumsi ibu Makanan yang bergizi dari sebelumnya dengan
hamil intesitas makan yang lebih sering agar janinnya dapat
berkembang dengan baik
Semua makanan kecuali makanan yang menjadi
pantangan ibu hamil untuk perkembangan janin yang
Sumber: Data Primer
Sikap Ibu Hamil Terhadap Perawatan Kehamilan
Ada informan yang tidak setuju dengan istirahat siang sebagai bentuk
perawatan kehamilan karena mitos yang berkembang: tidur siang terutama pada
usia tua membuat persalinan menjadi lama. Hal ini diungkapkan pada kutipan
berikut.
“Enggak... Takut lama lahirannya…” (IM)
“Iyah, kalo udah meteng tua kudu akeh gerak.cabang bayinya kuat gak
ringkih, kan akeh banged ya mba sing hamil lemah ya kurang gerak ya lemah...
Babarannya sing cepet ora ngaso...” (KS, Keluarga)
Perilaku Perawatan Kehamilan Ibu Hamil
Tabel 2. Gambaran Perilaku Perawatan Kehamilan Informan Utama
No. Perawatan Kehamilan Perilaku Informan
1. Pemeriksaan Kehamilan Melakukan pemeriksaan setiap bulan
Melakukan pemeriksaan setiap bulan pada
trimester 1 dan 2, setiap dua minggu sekali
pada trimester 3
Melakukan pemeriksaan setiap bulan pada
trimester 1 dan 2 setiap bulan, dan setiap
minggu pada trimester 3
Melakukan pemeriksaan dua kali pada usia 1
sampai 6 bulan dan setiap bulan usia 7
sampai 9 bulan.
2. Imunisasi TT Belum melakukan suntik TT
Sudah melakukan suntik TT
3. Konsumsi Tablet Fe Konsumsi tidak dari awal kehamilan dan
selalu habis
Minum sejak awal hamil dan selalu habis
Minum sejak awal hamil dan pernah tidak
habis
4. Perawatan keseharian Selalu gosok gigi dan mandi dua kali sehari,
jalan-jalan pagi dan istirahat
Selalu gosok gigi dan mandi dua kali sehari
serta jalan-jalan pagi, namun tidak istirahat
siang.
5. Kelas ibu hamil Tidak mengikuti kelas ibu hamil
Mengikuti kelas ibu hamil
6. Tes Penyakit Menular Tidak melakukan tes penyakit menular
Seksual seksual
7. Perawatan Payudara Belum melakukan perawatan payudara
Sudah melakukan perawatan payudara
8. Konsumsi makanan Konsusmsi sayuran, buah dan lauk seadanya.
bergizi Konsumsi sayuran, buah, dan lauk yaitu:
a. Tempe
b. Tahu
c. Ikan
d. Ayam
e. Ikan laut
f. Hati ayam/sapi
Perawatan Persiapan
Konsultasi Kelas Ibu Hamil Buku Leaflet
Payudara Persalinan
Perkembangan
Poster Senam Hamil
Janin
Sumber: Data Primer
Gambar 2 Model Promosi Kesehatan Ibu Hamil Berbasis Perdesaan