PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan upaya kesehatan ibu dan anak di antaranya dapat dilihat dari
indikator angka kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). AKI
adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang
disebabkan oleh kehamilan, persalinan dan nifas atau pengelolaannya tetapi
bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh disetiap 100.000
kelahiran hidup. Angka kematian Ibu di Indonesia sebanyak 359/100.000
kelahiran hidup dan mengalami penurunan menjadi 305/100.000 kelahiran hidup1
sedangkan untuk kematian Bayi berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) 2015 menunjukkan AKB sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup, yang
artinya sudah mencapai target MDGS 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup.
begitupula dengan Angka Kematian Balita (AKABA) hasil SUPAS 2015 sebesar
26,29 per 1.000 kelahiran hidup, juga memenuhi target MDGS 2015 sebesar 32
per 1.000 kelahiran hidup.1
Terkhusus pada masa nifas diperlukan suatu asuhan yang bertujuan untuk
menjaga dan meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Masa nifas atau puerperium
dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari)
setelah itu. Pelayanan pasca persalinan harus terselenggara untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan
pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan
pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi
bagi ibu. Salah satu masalah yang dapat terjadi terjadi adalah infeksi pada masa
nifas seperti salah satunya disebabkan oleh pembengkakan payudara/
Engorgement, bendungan ASI atau mastitis. 2
1
Pembengkakan payudara terjadi pada hari kedua sampai hari keempat post
partum karena terdapat sumbatan pada satu atau lebih duktus laktiferus. Hampir
90% ibu dengan primipara mengalami pembengkakan payudara dan 40% terjadi
pada ibu post partum.3 Menurut Walker (2000) dalam Lawrence dan Lawrence
(2016) pembengkakan payudara dipengaruhi oleh frekuensi ibu untuk menyusui,
durasi menyusui, inisiasi ibu dalam meyusui secara dini, ASI yang statis,
pengalaman awal menyusui. Pembengkakan payudara sering dialami ibu akibat
puting susu lecet atau nyeri. Sekitar 57% dari ibu yang menyusui dilaporkan
pernah menderita lecet pada putingnya.4 Dampak yang timbul akibat
pembengkakan payudara antara lain rasa ketidaknyamanan pada ibu yaitu
payudara menjadi keras, tampak mengkilat dan kencang, nyeri pada aksila, terasa
sakit, demam, puting tampak datar dan bayi sulit menghisap payudara.5 Dampak
tersebut juga berefeksamping pada bayi, dimana bayi merasa kurang nyaman saat
menyusui. Bayi baru lahir juga terkadang menimbulkan beberapa keluhan seperti
bayi masuk angin karena lingkunganatau cuaca maupun karena pemberian susu
formula dimana saat ibu tidak dapat menyusui bayinya secara maksimal.
Ibu post partum yang mengalami pembengkakan payudara sebagian besar
diberikan terapi obat anti inflamasi serrapeptase, obat analgetik misalnya
paracetamol dan ibuprofen serta obat antibiotik. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi rasa nyeri di payudara.6,7
Ada beberapa cara perawatan non farmakologi yang dapat dilakukan untuk
mengurangi pembengkakan payudara salah satunya yaitu kompres daun kubis.
Kubis merupakan sayuran yang dapat digunakan untuk terapi pembengkakan pada
payudara. Kubis mengandung asam amino metionin yang berfungsi sebagai
antibiotik dan sinigrin (allylisothiocyanate) rapine, minyak mustard, magnesium,
dan sulfur oxylate heteroside yang membantu memperlebar pembuluh darah
kapiler yang ada di payudara. Daun kubis dingin dapat membantu menurunkan
pembengkakan payudara dalam waktu yang relatif cepat yaitu 1-2 jam dan
2
penggunaannya juga sederhana dengan ditempelkan pada payudara yang
bengkak8.
Untuk membantu memberikan perawatan atau penanganan terkait masalah
tersebut maka dibentuklah kebidanan komunitas yang merupakan serangkaian
keterampilan dan pengetahuan dalam memberikan pelayanan kebidanan pada ibu
dan anak yang berada dalam masyarakat di wilayah tertentu. Sasaran pelayanan
kebidanan komunitas adalah indivu, keluarga dan kelompok masyarakat
(komunitas).9 Di Wilayah kerja Puskesmas Rowosari, khususnya kelurahan
Rowosari salah satu keluarga yaitu Keluarga Tn. H mengalami masalah terkait
pembengkakan payudara pada ibu nifas dan masuk angin pada bayinya. Melihat
masalah yang ada diatas maka penulis tertarik untuk memberikan asuhan
kebidanan natural advance therapy keluarga Tn. H dengan kebutuhan terapi
kompres daun kubis pada ibu nifas dan massage kolik/ masuk angin pada bayi di
Kelurahan Rowosari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah “Bagaimana asuhan
kebidanan Natural Advance Therapy Keluarga Tn. H Dengan Kebutuhan
Kompres Daun Kubis Dan Massage Kolik Di Kelurahan Rowosar .”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana asuhan kebidanan Natural Advance Therapy
Keluarga Tn. H Dengan Kebutuhan Kompres Daun Kubis Dan Massage
Kolik Di Kelurahan Rowosari
3
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tentang komunitas
2. Untuk mengetahui tentang bengkak payudara/ engorgement pada Ibu
3. Untuk memberikan asuhan kebidanan keluarga Natural Advance Therapy
pada ibu nifas dengan kebutuhan kompres daun kubis
4. Untuk memberikan asuhan kebidanan keluarga Natural Advance Therapy
pada bayi dengan pijat kolik
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Ibu Nifas
Diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu mengenai manfaat terapi
kompres daun kubis dalam mengurangi pembengkakan payudara/ engorgement
pada ibu nifas dan massage kolik/ masuk angin pada bayi
2. Bagi Bidan
Diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta
memberikan asuhan kasih sayang pada ibu nifas dengan pembengkakan
payudara/ engorgement dan masuk angin pada bayi
3. Bagi Institusi
Diharapkan laporan asuhan kebidanan kelaurga ini dapat digunakan sebagai
bahan pustaka bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang
khususnya program studi Sarjana Terapan Kebidanan untuk mengetahui
manfaat dari terapi kompres daun kubis terhadap pembengkakan payudara/
engorgement ibu nifas dan massage kolik/ masuk angin pada bayi
4. Bagi Penulis
Diharapkan laporan asuhan kebidanan keluarga ini dapat digunakan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman penulis dalam
memberikan terapi kompres daun kubis pada ibu yang mengalami
pembengkakan payudara/ engorgement dan massage kolik/ masuk angin pada
bayi
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Komunitas
1. Definisi 10
Komunitas adalah sekolompok orang yang berada disuatu lokasi tertentu.
Sasaran kebidanan komunitas adalah ibu dan anak yang berada di dalam
keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar
rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau
kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan
kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan
komunitas. Oleh karena itu, bidan tidak memandang pasiennya dari sudut
biologis. Akan tetapi, juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya tertentu
dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan lingkungan disekelilingnya. Jadi,
unsur-unsur yang tercakup didalam kebidanan komunitas adalah bidan,
pelayanan kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan pengetahuan serta
teknologi. Asuhan kebidanan komunitas adalah merupakan bagian integral dari
system pelayanan komunitas, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak,
dan keluarga berencana.
2. Kebidanan komunitas
Kebidanan komunitas adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh bidan
untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan sebagai upaya yang
dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak
balita di dalam kesehatan masyarakat. Kebidanan komunitas adalah pelayanan
kebidanan proporsional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan
kepada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
5
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
kebidanan.
Pelaksanaan pelayanan bidanan komunitas didasarkan pada empat konsep
utama dalam pelayanan kebidanan yaitu: manusia, masyarakat/ lingkungan,
kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradigm
kebidanan dan paradigm sehat sehingga diharapkan tercapainya taraf
kesejahteraan hidup masyarakat. 10
3. Manajemen Kebidanan Komunitas
Manajemen kebidanan adalah metode yang digunakan oleh bidan dalam
menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan
tindakan untuk menyalamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan.
Penerapan manajemen kebidanan melalui proses secara berurutan yaitu : 10
a. Identifikasi masalah
b. Analisis dan perumusan masalah
c. Diagnose potensial
d. Antisipasi penanganan segera
e. Rencana (intervensi)
f. Tindakan (implementasi) serta
g. Evaluasi hasil tindakan.
4. Sasaran utama kebidanan komunitas
a. Ibu : pra kehamilan, kehamilan, persalinan, nifas, dan masa interval 10
b. Anak : meningkatkan kesehatan anak salam kandungan, bayi, balita,
prasekolah dan sekolah
c. Keluarga : pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan anak,
pemeliharaan ibu sesudah persalinan, perbaikan gizzi, imunisasi
d. Masyarakat (community): remaja, calon ibu dan kelompok ibu
e. Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan
masyarakat baik yang sehat, sakit maupun yang mempunyai masalah
kesehatan secara umum
6
5. Tujuan pelayanan kebidanan komunitas
Tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan
kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga
sehat sejahtera dalam komunitas tertentu.
6. Peran bidan di komunitas
a. Sebagai pendidik
b. Sebagai pelaksanan
c. Sebagai pengelola
d. Sebagai peneliti
e. Sebagai pemberdaya
f. Sebagai pembela klien
g. Sebgai kolaborator
h. Sebagai perencana
7. Masalah Kebidanan di Komunitas
Masalah kebidanan komunitas terdiri dari : 10
a. Kematian maternal dan perinatal
Diperkirakan terjadi kematian sekitar 560.000-580.000 orang setiap
tahunnya dengan tekanan terbesar di daerah Negara berkembang. Disamping
itu, dapat pula diaudit bahwa sebagian besar kematian maternal masih dapat
dihindari bila pertolongan pertama dapat dilakukan dengan memuaskan dan
juga dikemukakan bahwa kematian maternal merupakan maslah yang
kompleks karena berkaitan dengan penyebab antara dan penyebab tidak
langsung.
Penyebab kematian antara yaitu :
1) Kesanggupan dalam memberikan pelayanan gawat darurat.
2) Keadaan gigi ibu hamil laktasi yang berkaitan dengan status sosial
ekonomi.
3) Kebodohan dan kemiskinan sehingga masih tetap berorientasi pada
pelayanan tradisional.
7
4) Peneriamaan gerakan keluarga berencana, masih kurang yang nyata dapat
menurungkan AKI AKP.
5) Masalah perilaku seksual terjadi kehamilan yang tidak dikendaki.
Penyebab kematian tidak langsung yaitu :
1) Rendahnya status perempuan secara umum.
2) Pekerjaan yang berat sekalipun sedang hamil tua karena harus ikut serta
menunjang kebutuhan sosial ekonomi keluarga.
3) Budaya komunal sehingga saat yang kritis masih memerlukan persetujuan
kepala keluarga, kepala desa, mereka yang disegani, sehingga terlambat
untuk mengambil keputusan.
Upaya untuk dapat menurunkan AKI dan AKP :
1) Mendekatkan pelayanan di tengah masyarakat dengan menempatkan bidan
di desa.
2) Meningkatkan penerimaan KB, sehingga ibu hamil makin berkurang serta
diikuti komplikasi yang makin menurun.
3) Meningkatkan kesejahteraan umumnya.
4) Menyebarkan keberadaan ahli obgin yang berorientasi pada aspek
sosialnya.
5) Meningkatkan upaya rujukan, sehingga diterima di pusat pelayanan
kesehatan dalam keadaan masih optimal.
b. Kehamilan remaja
Langkah-langkah untuk mengendalikan masalah kehamilan remaja adalah
sebagai berikut:
1) Sebelum terjadi kehamilan
a) Menjaga kesehatan reproduksi dengan jalan melakukan hubungan
seksual yang bersih dan aman.
b) Menghindari multipartner (umumnya sulit dihindari).
c) Mempergunakan KB remaja, diantaranya kondom, pil, dan suntikan
sehingga terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan
8
d) Memberikan pendidikan seksual sejak dini
e) Meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan YME sesuai ajaran
agama masing-masing.
f) Segera setelah hubungan seksual mempergunakan KB darurat
penginduksi haid atau misoprostol dan lainnya.
2) Segera setelah terjadi kehamilan
a) Hasil konsepsi dan nidasi mempunyai hak untuk hidup dan
mendapatkan perlindungan.
b) Hasil konsepsi dan nidasi merupakan Zigote yang mempunyai potensi
untuk hidup
c) Hasil konsepsi dan nidasi nasibnya ditentukan oleh ibu yang
mengandung.
d) Hasil konsepsi dan nidasi mempunyai landasan moral yang kuat, karena
potensinya untuk tumbuh kembang menjadi generasi yang didambakan
setiap keluarga.
c. Tingkat kesuburan
Upaya promotif dan prefentif kesehatan alat reproduksi khususnya pada
remaja menjadi sangat penting untuk mengurangi jumlah pasangan
infertilitas. Pengobatan post abortus, post partum dan penyakit hubungan
seksual merupakan kunci utama sehingga pasangan infertilitas dapat ditekan
sekecil mungkin. Perlunya diingatkan bahwa pemakaian IUCD pada mereka
yang belum mempunyai anak atau baru menikah sebagian sebaiknya
dihindari karena bisa kemungkinan terjadi infeksi asenden menahun yang
berakhir dengan kerusakan alat genetalia internal khususnya tubafalopi.
d. Unsafe abortion
Di Indonesia, diperkirakan sekitar 2-2,5 juta kasus gugur kandung
terjadi setiap tahunnya. Sebagian besar masih dilakukan secara sembunyi
sehingga menimbulkan berbagai bentuk komplikasi ringan sampai meninggal
dunia. Sekalipun UU kesehatan No.23 Tahun 1992 telah ada tetapi masih
9
sulit untuk dapat memenuhi syaratnya. Pertolongan terminasi kehamilan
yang dilakukan secara illegal/sembunyi dengan fasilitas terbats, dan
komplikasinya sangat besar (perdarahan-infeksi-trauma) dan menimbulkan
mortalitas yang tinggi. Terminasi kehamilan yang tidak dikehendaki
merupakan fakta yang tidak dapat dihindari sebagai akibat perubahan
perilaku seksual khususnya remaja, sehingga memerlukan jalan pemecahan
yang rasional dan dapat diterima masyarakat.
Untuk memenuhi kebutuhan remaja dapat dilakukan upaya promotif
dan prefentif dengan memberikan pendidikan seksual yang sehat, termasuk
menghindari kehamilan, menyediakan metode KB khusus untuk remaja,
memberikan penjelasan tentang KB darurat dan menyediakan sarana
terminasi kehamilan.
e. Berat badan lahir rendah (BBLR)
Penanganan bayi berat lahir rendah
1) Mempertahankan suhu dengan ketat
2) Mencegah infeksi dengan ketat
3) Pengawasan nutrisi/ASI
4) Penimbangan ketat
f. Pertolongan persalinan oleh dukun
g. Penyakit Menular Seksual (PMS)
10
2. Penyebab
Payudara bengkak disebabkan karena menyusui yang tidak kontinyu,
sehingga sisa ASI terkumpul pada daerah duktus. Hal ini dapat terjadi pada
hari ketiga setelah melahirkan. Selain itu, penggunaan bra yang ketat serta
keadaan puting susu yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada
duktus.
3. Gejala
Perlu dibedakan antara payudara bengkak dengan payudara penuh. Pada
payudara bengkak : payudara oedem, sakit, puting susu kencang, kulit
mengkilat walau tidak merah dan ASI tidak keluar kemudian badan menjadi
demam 24 jam. Sedangkan pada payudara penuh : payudara terasa berat, panas
dan keras. Bila ASI dikeluarkan tidak ada demam.
4. Pencegahan
a. Menyusui bayi segera setelah lahir dengan posisi dan perlekatan yang benar.
b. Menyusui bayi tanpa jadwal (nir jadwal on demand).
c. Keluarkan ASI dengan tangan/pompa bila produksi melebihi kebutuhan
bayi.
d. Jangan memberikan minuman lain pada bayi.
e. Lakukan perawatan paudara pasca persalinan( masase dan sebagainya).
5. Penatalaksanaan
a. Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek,
sehingga lebih mudah memasukkannya kedalam mulut bayi.
b. Bila bayi belum dapat menyusu, ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa
dan diberikan pada bayi dengan cangkir/sendok.
c. Tetap mengeluarkan ASI sesering yang diperlukan sampai bendungan
teratasi.
d. Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberi kompres hangat dan dingin.
e. Lakukan pemijatan pada daerah payudara yang bengkak, bermanfaat untuk
membantu memperlancar pengeluaran ASI.
11
f. Pada saat menyusui, sebaiknya ibu tetap rileks.
g. Makan-makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan
perbanyak minum.
2. Ciri-ciri umum
Daunnya bulat, oval, sampai lonjong, membentuk roset akar yang besar
dan tebal, warna daun bermacam-macam, antara lain putih (forma alba), hijau
dan merah keunguan (forma rubra). Awalnya, daunnya yang berlapis lilin
tumbuh lurus, daun-daun berikutnya tumbuh membengkok, menutupi daun-
daun muda yang terakhir tumbuh. Pertumbuhan daun terhenti ditandai dengan
terbentuknya krop atau telur (kepala) dan krop samping kubis tunas (Brussel
12
spourts). Selanjutnya, krop akan pecah dan keluar malai bunga yang bertangkai
panjang, bercabang-cabang, berdaun kecil-kecil, mahkota tegak, berwarna
kuning. Buahnya buah polong berbantuk silindris, panjang 5-10 cm, berbiji
banyak. Biji berdiameter 2-4 mm, berwarna coklat kelabu. Umur panennya
berbeda-beda, berkisar 90 sampai 150 hari. Daun kubis segar rasanya renyah
dan garing sehingga dapat dimakan sebagai lalap mentah dan matang,
campuran salad, disayur atau dibuat urap. Kubis dapat diperbanyak dengan biji
atau stek tunas.
3. Kandungan
Kubis segar mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium,
fosfor, besi, natrium, kalium, vitamin A, C, E, tiamin, riblovavin, nicotinamide,
kalsium dan beta karoten. Selain itu, juga mengandung senyawa
sianohidroksibutena (CHB), sulforafan dan iberin yang merangsang
pembentukan glutation, suatu enzim yang bekerja dengan cara menguraikan
dan membuang zat-zat beracun yang beredar di dalam tubuh. Tingginya
kandungan vitamin C dalam kubis dapat mencegah timbulnya skorbut (scury).
Adanya zat anthocyanin menyebabkan warna kubis dapat berubah menjadi
merah.
Kandungan zat aktifnya, sulforafan dan histidine dapat menghambat
pertumbuhan tumor, mencegah kanker kolon dan rektun, detoksikasi senyawa
kimia berbahaya, seperti kobalt, nikel dan tembaga yang berlebihan di dalam
tubuh, serta meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan kanker.
Kandungan asam amino dalam sulfurnya juga berkhasiat menurunkan kadar
kolesterol yang tinggi, penenang saraf dan membangkitkan semangat.
4. Daun kubis dingin (Brassica Oleracea var Capitata) untuk pembengkakan
payudara
Mandi air hangat, pengurutan secara lembut dan pemberian obat-obat
analgesik ketika payudara bengkak terasa sangat sakit akan membantu
meredakan keluhan seperti halnya kompres dingin, khususnya memakai daun
13
kubis. Daun kubis dingin ternyata mengandung bahan obat yang dapat
mengurangi pembengkakan payudara. Biasanya kompres daun kubis
menunjukkan khasiatnya dalam waktu yang cukup cepat yaitu dalam beberapa
jam.
Kubis merupakan sayuran ekonomis dan serbaguna yang mudah
ditemukan. Kubis memberikan nilai gizi yang sangat besar dan memberikan
banyak manfaat kesehatan. Bahkan, kubis kaya akan fitonutrien dan berbagai
vitamin seperti vitamin A, C & K semua ini adalah antioksidan alami, yang
membantu mencegah kanker. Selain itu kubis merupakan sumber yang baik
dari asam amino glutamine dan diyakini untuk mengobati semua jenis
peradangan salah satunya radang payudara. Untuk pemakaian luar, daun kubis
dapat digunakan untuk mengompres bagian tubuh yang memar, membengkak
atau nyeri sendi.
Kubis dapat digunakan untuk terapi pembengkakan. Kubis (Brassica
Oleracea Var.Capitata) diketahui mengandung asam amino metionin yang
berfungsi sebagai antibiotic17,18 dan kandungan lain seperti sinigrin
(Allylisothiocyanate), minyak mustard, magnesium, Oxylate heterosides
belerang, hal ini dapat membantu memperlebar pembuluh darah kapiler
sehingga meningkatkan aliran darah untuk keluar masuk dari daerah tersebut,
sehingga memungkinkan tubuh untuk menyerap kembali cairan yang
terbendung dalam payudara tersebut. Selain itu daun kubis juga mengeluarkan
gel dingin yang dapat menyerap panas yang ditandai dari klien merasa lebih
nyaman dan daun kubis menjadi layu/matang setelah 30 menit penempelan.
Didalam banyak kasus, ilmu pengetahuan tentang obat bahwa anti oksidan
alami yang dimiliki oleh daun kubis tidak dapat digandakan di laboratorium
sehingga ini yang menjadi alasan bahwa gel yang terbuat dari ekstrak daun
kubis kurang efektif untuk mengobati pembengkakan.
Beberapa wanita menemukan bahwa daun kubis yang telah didinginkan
dapat membantu memberi rasa nyaman, jika diselipkan di balik bra. Biarkan
14
selama setengah jam sampai mencapai suhu tubuh. Berdasarkan bukti ilmiah
bahwa daun kubis dapat mengurangi pembengkakan payudara tanpa efek
samping dan dapat meningkatkan durasi pemberian ASI
5. Kontra Indikasi kompres daun kubis
a. Terlalu sering menggunakan kompres daun kubis dapat mengurangi
produksi ASI
b. Daun kubis tidak boleh dikompreskan pada daerah kulit yang rusak seperti
putting susu lecet
c. Kubis juga tidak disarankan untuk individu yang alergi terhadap sulfa atau
kubis
6. Penanganan Bengkak Payudara dengan kompres daun kubis
Terapi kompres daun kubis dapat dilakukan sebagai berikut :
d. Pilih daun kubis yang masih segar
e. Daun kubis hijau diambil secara utuh perlembar, usahakan tidak robek
f. Cuci bersih daun kubis
g. Daun kubis didinginkan dalam frezzer sekitar 20-30 menit
h. Tutupi semua area payudara yang bengkak dan kulit yang sehat
i. Kompres payudara berlangsung selama 20-30 menit atau sampai daun kol
tersebut layu. (Dapat dilakukan di dalam bra).
j. Lakukan dua kali sehari selama 3 hari
15
digunakan dengan mudah pada balita, anak muda, dan orang dewasa untuk
mengatasi masalah perut kembung dan sembelit.
2. Manfaat pijat masuk angin
a. Meredakan sakit perut akibat kolik
b. Mencegah serangan berikutnya, apabila dilakukan secara teratur setiap hari
3. Persiapan
a. Persiapan alat
1) Minyak
2) Ruangan yang hangat dan tenang
3) Music
b. Prosedur kerja
1) Memberitahu ibu baju bayi akan dilepas untuk dilakukan pemijatan
2) Memposisikan bayi terlentang dengan posisi kaki dekat pemijat
3) Melakukan gerakan resting hands
4) Melakukan gerakan water wheel
5) Melakukan gerakan Knees up
6) Melakukan gerakan sun-moon
7) Melakukan gerakan Knees Up
8) Melakukan gerakan relaxation
9) Membantu membersihkan dan merapikan pasien seperti posisi semula
tindakan telah selesai dilakukan
10) Beritahu ibu bahwa tindakan telah selesai dilakukan
11) Bereskan alat-alat
12) Evaluasi
16
BAB III
A. Identitas Umum
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. H
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kelurahan Rowosari, RT 03/ RW 06, Kec.
Tembalang
Nomor Telepon : 0857 1044 5145
2. Komposisi Keluarga :
Hub.
No Nama L/P Umur Pendidikan Imunisasi KB
Kel
1 Tn. H L Suami 40 thn SMU - -
17
3. Genogram
Tn. H Ny. E
By.
A
Ket. Genogram :
: Ayah
: Ibu
: Anak Perempuan
: Garis pernikahan
: Garis Keturunan
4. Tipe keluarga
a. Tipe keluarga ini mmerupakan keluarga inti (Nuclear Family) yang terdiri
dari kepala keluarga, istri dan anak
b. Hubungan yang terjalin dalam keluarga ini adalah hubungan yang harmonis
5. Suku bangsa (etnis)
a. Ibu dan suami adalah orang jawa asli
b. Seluruh anggota keluarga saat ini tinggal di Kelurahan Rowosarai, RT 03/
RW 06, Kecamatan Tembalang
c. Keluarga jarang mengikuti kegiatan keagamaan, sosial budaya maupun
kegiatan pendidikan, karena ibu baru beradaptasi dengan kampung suami
18
dan suami ibu sibuk bekerja proyek. Namun keluarga menyempatkan waktu
untuk sesekali dapat berekreasi ke pantai
d. Dalam keluarga tidak ada yang memiliki kebiasaan diet dan berbusana
sewajarnya
e. Struktur kekuasaan keluarga bersifat modern atau demokratis artinya dalam
pengambilan keputusan keluarga harus menerima pendapat dari anggota
keluarga yang lain (istri)
f. Bahasa sehari- hari yang digunakan keluarga Tn. H adalah bahasa Jawa
g. Pada saat keluarga mengalami masalah terkait kesehatan, keluarga langsung
mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat yaitu Puskesmas, Bidan, Dokter
atau Rumah sakit. Keluarga tidak pernah menggunakan jasa perawatan
kesehatan keluarga
6. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
Anggota keluarga Tn. H taat menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan
yang dianut. Namun keluarga Tn. H kurang aktif dalam kegiatan keagamaan
atau organisasi keagamaan. Keluarga Tn. H menganut agama Islam. Dalam
keluarga Tn. H, masih memiliki kepercayaan-kepercayaan seperti setelah ibu
melahirkan ibu tidak boleh makan daging ayam, buah-buahan terutama buah
pisang. Daging ayam yang diberikan setelah persalinan dipercaya dapat
menyebabkan gatal-gatal dan buah pisang di yakini dapat menyebabkan seperti
ambayen.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Ny. E mengatakan rata-rata penghasilan keluarga perbulan kurang lebih Rp
3.500.000. Ny. E mengatakan dengan penghasilan tersebut keluarga Tn. H
sudah mampu memenuhi kebutuhan keluargannya
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Tn. H sangat jarang untuk melakukan rekreasi. Adapun sesekali
berrekreasinya adalah ke pantai
19
B. Riwayat & Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga mempunyai 1 (satu) bayi yang baru berusia 9 hari, maka tahap
perkembangan keluarga saat ini yaitu pada tahap keluarga yang baru dikarunia
seorang anak .
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Bayi masih sangat membutuhkan asupan gizi yang sangat baik yaitu ASI
Eksklusif sampai usia 6 bulan bahkan sampai usia 2 tahun
20
D. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Tn. H mengatakan bahwa rumah ini dibangun dari warisan orang tua yang telah
dibagi dengan saudara yang lain. Beliau memiliki luas rumah 10 x 14 m2.
a. Jenis rumah : Permanen
b. Lantai : Ruang tamu dan kamar (tehel), kamar-kamar lain
(lantai kasar), dapur (tanah)
c. Ventilasi : Cukup
d. Penerangan siang hari : Cukup terang
e. Kebersihan : Cukup bersih dan rapi
f. Keadaan Rumah : 1 ruang tamu sekaligus ruang keluarga, 2 kamar tidur,
1 tempat sholat, 1 kamar kosong, 1 kamar mandi
dalam dan 1 dapur di dalam
g. Status : Milik sendiri
2. Karakteristik tetangga & komunitas RW
Keluarga tinggal dipedesaan dengan jarak antar rumah cukup dekat. Rumah
keluarga Tn. H, berada di depan rumah orang tua kandung Tn. H dengan jarak
kurang lebih 2 meter, sebagian besar tetangga adalah penduduk asli setempat
dan mayoritas bekerja sebagai karyawan swasta dan pedagang.
3. Mobilitas geografis keluarga
Tn. H sejak setelah menikah langsung tinggal dirumah yang merupakan tanah
warisan dari orang tua yang telah dibagi dengan saudara yang lain
4. Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. H kurang aktif dalam mengikuti kegiatan kemasyarakatan maupun
keagamaan disebabkan karena kesibukan, dan Ny. E akan mulai beradaptasi
serta mengikuti kegiatan kemasyarakatan atau organisasi seperti PKK setelah
nifas nya selesai dan bayinya sudah besar. Perkumpulan keluarga tidak dapat
dilakukan setiap hari dirumah karena Tn. H harus bekerja terkadang keluar
keluar kota.
21
5. Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga 3 orang, dimana keluarga Tn. H baru saja di
karunia seorang bayi cantik berusia 9 hari. Keluarga memiliki jaminan
kesehatan seperti BPJS sebagai faktor pendukung saat memiliki masalah
kesehatan. Tempat berobat keluarga adalah puskesmas, Bidan dan dokter umum
yang jaraknya mudah dijangkau. Alat transportasi yang di miliki 1 motor.
E. Struktur keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Jawa, waktu
komunikasi setiap ada kesempatan seperti sabtu, minggu atau saat Tn. H libur
kerja. Komunikasi yang digunakan baik secara langsung maupun via telepon
atau Whatsap. Jika ada masalah biasanya di bahas secara bersama-sama untuk
mengatasinya
2. Struktur kekuatan keluarga
Tn. H merupakan pengambil keputusan utama dalam keluarga, ketika ada
masalah atau hal-hal penting yang harus diselesaikan tetap dikomunikasikan
bersama-sama sehingga keputusan itu bukan atas kemauan diri sendiri
melainkan solusi bersama
3. Struktur peran
a. Tn. H berperan sebagai kepala keluarga dan menjadi sumber penghasilan
utama dalam keluarga dengan bekerja sebagai karyawan swasta (proyek
bangunan)
b. Ny. E berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga yang mengurus rumah
tangga sehari-hari (memasak, mencuci, membersihkan rumah dan merawat
bayi) anamun saaat ini ibu belum bisa melaksanakan kembali perannya
karena ibu masih masa post partum dan masih takut untuk banyak bergerak,
karena merupakan pengalaman pertama menjadi seorang ibu
22
c. Bayi. A bersusia 9 hari, lahir tanggal 17 Desember 2018, jam 05.05 WIB
4. Nilai dan norma keluarga
Keluarga sudah memahami ketika mengalami masalah kesehatan selalu
berkunjung ke fasilitas kesehatan, namun keluarga masih mendapat pengaruh
dari lingkungan seperti mertua ataupun keluarga yang lain bahwa mereka masih
harus taat pada keyakinan dan kepercayaan-kepercayaan yang keluarga asal
mereka anut, misal ibu selesai melahirkan tidak boleh makan daging ayam dan
buah-buahan.
F. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga menganggap diri mereka masih masuk dalam keluarga yang
berkebutuhan cukup, karena sampai saat ini mereka mampu memenuhi
kebutuhan keluarga, bahagia dan mensyukuri dengan keaadaan yang dimiliki
sekarng. Tidak pernah ada kekerasan dalam rumah tangga karena masing-
masing saling menghargai dan menyayangi dan keluarga sudah mempunyai
prinsip hidup
2. Fungsi sosialisasi
Interaksi dan komunikai antar keluarga berjalan sangat baik dan tidak pernah
terjadi konflik antar anggota maupun tetangga. Keluarga selalu berusaha
membina hubungan yang baik dengan anggota keluarga yang lain dan tetangga.
Keluarga dari Ny. E dan Tn. H terlihat sangat akrab saat beliau berkunjung
kerumah Tn. H
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Keluarga merasa bingung dalam pengambilan keputusan untuk penggunaan
alat kontrasepsi
b. Ny. E telah memenuhi kebutuhan gizi bayinya dengan memberikan ASI saja
tanpa tambahan makanan dan akan dlanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan
bahkan 2 tahun
23
c. Keluarga sudah mampu memelihara dan menciptakan lingkungan yang
bersih
d. Keluarga sudah mampu memfungsikan fasilitas yang ada di masyarakat
seperti Puskesmas
4. Fungsi reproduksi
Tn. H dan Ny. E memiliki satu orang anak yang berusia 9 hari. Keluarga dalam
merencanakan jumlah anggota keluarga nya nanti yaitu dengan menggunakan
alat kontrasespsi yang mana bisa membatasi jumlah kelahiran, namun saat ini
Tn. H dan Ny. E belum bisa memutuskan metode kontrasepsi apa yang akan
digunakan karena saat ini ibu masih dalam proses masa nifas.
5. Fungsi ekonomi
Sampai saat ini keluarga sudah mampu memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan seperti kebutuhan pokok yaitu makan-makanan yang bergizi,
memiliki sarana komunikasi seperti Hp, kebutuhan pelengkap seperti kulkas,
televisi, mesin cuci dan alat transportasi (motor).
Ketika diantara keluarga mengalami masalah kesehatan keluarga langsung
berantusias untuk memanfaatkan fasilitas yang ada dimasyarakat seperti Pustu
maupun Puskesmas
24
b. Stressor jangka panjang
Ibu merasa kesepian dan anak akan memiliki waktu yang terbatas dengan
ayahnya karena Tn. H yang memiliki pekerjaan terkadang diluar daerah dan
jarang untuk dirumah terkecuali waktu libur atau saat waktu tertentu
misalkan seminggu 2 kali dirumah atau lebih.
2. Kemampuan keluarga berespons terhadap situasi/stressor
Terkait masalah nifas ibu akan berusaha menjalani masa nifas dengan baik dan
berusaha tetap memberikan ASI pada bayinya. Untuk pekerjaan Tn. H, Ny. E
akan selalu mensupport suami dalam mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan
keluarga dan selalu berfikir positif serta bersyukur suami telah memiliki
pekerjaan yang bisa memenuhi kebutuhan keluarganya.
3. Strategi koping yang digunakan
Ny. E akan selalu menjalin komunikasi yang baik dan berusaha terbuka pada
suami dan menjaga hubungan keluarga agar tetap harmonis dalam situasi
apapun
4. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak ditemukan adanya strategi adaptasi yang negatiif dalam menghadapi
stressor
H. Pemeriksaan Fisik
1. Ibu
a. Identitas
Nama : Ny. E
Umur : 27 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
25
b. Ibu mengeluh payudara terasa bengkak sejak 8 hari yang lalu
c. Ibu tidak pernah menderita menular seperti : Hepatitis, TBC, HIV/ AIDS dan
Penyakit Keturunan seperti, DM, Tekanan darah tinggi, Jantung dll
d. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 MmHg
N : 80 x/ menit
S : 36,8 0 C
RR : 20 x/ menit
e. Status Present
Kepala : Mesochepal
Rambut : Rambut hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus, simetris kiri dan
kanan, ada refleks pupil, tidak ada secret
Hidung : Hidungnya bersih, tidak ada pengeluaran secret dan tidak terdapat
polip
Mulut : Bibir lembab, tidak ada caries, tidak ada sariawan, tidak ada gigi
tanggal
Telinga : Simetris kiri dan kanan, telinganya bersih, tidak ada pengeluaran
secret, daun telinga terbentuk sempurna, pendengaran normal
Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat, tidak berjerawat, terlihat kurang
nyaman
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, pembengkakkan kelenjar
limfe dan pelebaran vena jugularis
Dada : Simetris kiri dan kanan
Mammae : Simetris kiri dan kanan, tidak ada benjolan, puting susu menonjol,
terdapat pengeluaran ASI, payudara teraba bengkak, keras dan
tegang
Perut : Tidak ada bekas luka operasi, tidak ada nyeri tekan pada gaster dan
hepar
26
Ekstremitas atas dan bawah : Simetris kiri dan kanan, terdapat edema, kuku
bersih, ujung jari tidak pucat, tidak ada
varises
Genetalia : Bersih, tidak ada kelainan atau benjolan
Anus : Tidak ada hemoroid
Tulang Belakang : Normal
f. Status Obstetrikus
Muka : Tidak ada edema, tidak pucat
Mammae : Simetris kiri dan kanan, areola mamae menghitam, tampak
kelenjar montgemery, puting susu menonjol, terdapat
pengeluaran ASI, payudara teraba keras, bengkak dan tegang
Perut : TFU : 1 jari atas sympysis, kontraksi uterus baik, terdapat
striae gravidarum dan linea nigra
Genetalia : Terdapat jahitan pada jalan lahir, keluar lochea serosa
(berwarna kekuningan), nyeri tekan daerah jahitan
2. Bayi
a. Identitas
Nama : By. A
Umur : 9 hari
Tgl Lahir : 17 Desember 2018
b. Ibu mengatakan perut bayi sedikit kembung
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum : Baik
b) Antropometri
BB : 3300 gr
PB/TB : 51 cm
LK : 34 cm
LD : 33 cm
27
LLA : 12 cm
c) Tanda-tanda Vital
Suhu : 36,6 0 C
RR : 48 x/menit
HR : 100 x/menit
2) Status Present
Kepala : Mesochepal, rambut tampak hitam dan tipis
Mata : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sklera
tidak ikterus, refleks mengedip ada, pupil bereaksi ketika ada
cahaya, bayi sering tidur
Hidung : Posisi digaris tengah, tidak terdapat polip, tidak ada epitaksis,
tidak ada pengeluaran secret, tidak napas cuping hidung
Mulut : Bibir lembab, palatum utuh, belum tumbuh gigi
Telinga : Simetris kiri dan kanan, daun telinga belum terbentuk
sempurna, pendengaran normal, tidak ada pengeluaran secret
Leher : Tidak ada pembengkakkan kelenjar tyroid, pembengkakkan
kelenjar limfe dan pelebaran vena jugularis
Dada : Gerakan dinding dada simetris, tidak ada Ronkhi
Abdomen : Pusat bersih, perut teraba sedikit kembung
Genetalia : Bersih, tidak ada secret dan terdapat lubang uretra
Anus : Bersih, tidak ada kelainan
Ekstremitas atas dan bawah : Simetris kiri dan kanan, kuku jari tangan
bersih
Kulit : Bersih, lembab, terdapat bekas gigitan nyamuk
28
I. Harapan Keluarga
1. Keluarga berharap masa nifas nya bisa berjalan dengan baik dan ibu bisa
kembali beraktifitas seperti biasa
2. Keluarga berharap bayinya selalu sehat tanpa ada keluhan apapun
3. Keluarga berharap petugas yang telah mau membagi ilmunya kepada keluarga
Tn. H tetap mau membantu keluarga Tn. H ketika membutuhkan saran dan bisa
sharing baik secara langsung mau lewat media komunikasi
Analisa Data
29
Prioritas Masalah
Diagnosa : PIA0, usia 27 tahun, Post partum hari ke- 9 dengan kebutuhan terapi
kompres daun kubis
No. Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. Sifat masalah Tidak/kurang 1 3/3 x 1 = 1 Dimana dengan adanya
sehat masalah ini Ibu akan
merasakan
ketidaknyamanan karena
payudara terasa penuh dan
berat, sehingga ibu merasa
kurang sehat
2. Kemungkinan Dengan 2 2/2 x 2 = 2 Ibu masih dalam tahapan
masalah dapat mudah masa nifas normal, ibu
diubah harus tetap intens
menyusui bayinya dan
tetap mengeluarkan ASI
walaupun bayi tidak
menghisap
3. Potensi masalah Tinggi 1 3/3 x 1 = 1 Masalah ini dapat dicegah
untuk dicegah dengan ibu melakukan
perawatan payudara
setelah melahirkan, bayi
diberikan ASI sedini
mungkin setelah bayi
lahir, selalu
membangunkan bayi
setiap 1 jam untuk
menyusui
4. Menonjolnya Ada, masalah 1 1/2 x 1 = 1/2 Ibu mengatakan masalah
masalah tapi tidak yang dialami sudah
perlu segera beberapa hari dan tidak
dittangani merasakan apa-apa hanya
payudara teraba tegang
dan berat, dengan berfikir
akan menghilang dengan
sendirinya
Total skor 4 ½
30
Prioritas Masalah
Diagnosa : Bayi A, usia 9 hari dengan kebutuhan massage kolik/ masuk angin
31
RENCANA ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA
32
Psikomotor 1. Ny. E bersedia 1. Lakukan terapi
dilakukan tindakan kompres daun kubis
terapi kompres daun 2. Hubungi Bidan atau
kubis tenaga kesehatan
ketika keluhan
berlanjut
3. Libatkan keluarga saat
mengalami masalah
bengkak payudara
2 Bayi A, usia Setelah diberikan 1. Keluarga Tn. Knowledge 1. Keluarga mampu 1. Gali informasi terkait
9 hari dengan asuhan kebidanan H dapat mengetahui dan masalah yang di alami
kebutuhan terapi massage mengetahui memahami tentang bayi
massage masuk angin/ apa penyebab definisi masuk 2. Jelaskan definisi
kolik/ kolik, diharapkan masuk angin/ angin/ kolik masuk angin/ kolik
masuk angin keluarga mampu kolik 2. Keluarga mampu 3. Jelaskan penyebab
mencegah dan 2. Keluarga Tn. mengetahui dan terjadinya masuk
menanggulangani H dapat memahami tentang angin/ kolik pada bayi
masalah masuk mengetahui penyebab masuk 4. Jelaskan pada keluarga
angin/ kolik pada pentingnya angin/ kolik definisi massage
bayi menjaga 3. Keluarga mampu masuk angin/ kolik
lingkungan mengetahui dan 5. Jelaskan pada keluarga
untuk bayi memahami tentang manfaat massage
3. Keluarga Tn. massage masuk masuk angin/ kolik
H dapat angin/ kolik
melakukan
penanganan 1. Keluarga 1. Jelaskan pada ibu
Afektif
masuk angin/ memutuskan akan setiap 1 jam bayi
kolik pada melakukan dibangunkan untuk
bayi penanganan terhadap diberikan ASI
masalah masuk 2. Beri tahu pada ibu
angin/ kolik pada untuk tidak
bayi memberikan susu
33
Psikomotor 1. Ny. E bersedia formula
bayinya dilakukan 3. Jelaskan pada ibu
tindakan assage lingkungan
masuk angin/ kolik berpengaruh terhadap
bayi
1. Lakukan massage
masuk angin/ kolik
pada bayi
2. Hubungi Bidan atau
tenaga kesehatan
ketika ada keluhan/
masalah lanjutan
34
CATATAN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA
35
b. Daun kubis hijau diambil secara utuh perlembar,
usahakan tidak robek.
c. Cuci bersih daun kubis
d. Daun kubis didinginkan dalam frezzer sekitar 20-
30 menit
e. Menutupi semua area payudara yang bengkak dan
kulit yang sehat,
f. Mengompres payudara berlangsung selama 20-30
menit atau sampai daun kol tersebut layu. (Dapat
dilakukan di dalam bra).
g. Melakukan dua kali sehari selama 3 hari
7. Melibatkan keluarga saat mengalami masalah
bengkak payudara
Evaluasi :
1. Ibu dan keluarga mengetahui definisi bengkak
payudara
2. Ibu dan keluarga mengetahui penyebab bengkak
payudara
3. Ibu dan keluarga mengetahui manfaat terapi kompres
daun kubis
4. Ibu mengerti dan keluarga mengetahui kontra
indikasi kompres daun kubis
5. Ibu sudah menyusui bayinya
6. Ibu dan keluarga akan melakukannya kembali
7. Ny. E selalu minta bantuan suami dan ibunya selama
masa nifas
36
2 Bayi A, usia 9 hari dengan Implementasi : Tanggal : 26 Desember 2018
kebutuhan massage kolik/ 1. Menjelaskan definisi masuk angin/ kolik Waktu : 15.10 WIB
masuk angin Sebuah kondisi yang membuat bayi terus-
terusan menangis tanpa ada penyebabnya,
ditandai dengan perut yang kembung TTD :
2. Menjelaskan penyebab terjadinya masuk angin/
kolik pada bayi
Bayi mengalami perut kembung biasanya disebabkan
karena mendapatkan minuman lain selain ASI,
Cuaca dan kondisi lingkungan kurang mendukung
dan bayi masih rentan terkena masuk angin sampai
usia 3 bulan
3. Menjelaskan pada ibu dan keluarga definisi massage
masuk angin/ kolik
Massage masuk angin/ kolik adalah cara yang
ideal untuk masalah bayi kembung yang di
rancang untuk menghilangkan kembung pada
bayi
4. Menjelaskan pada keluarga manfaat massage masuk
angin/ kolik
a. Meredakan sakit perut akibat kolik
b. Mencegah serangan berikutnya dengan
melakukan secara teratur setiap hari
5. Melakukan massage masuk angin/ kolik pada bayi
a. Memberitahu ibu baju bayi akan dilepas
untuk dilakukan pemijatan
b. Memposisikan bayi terlentang dengan posisi
kaki dekat pemijat
c. Melakukan gerakan resting hands
d. Melakukan gerakan water wheel
37
e. Melakukan gerakan Knees up
f. Melakukan gerakan sun-moon
g. Melakukan gerakan Knees Up
h. Melakukan gerakan relaxation
i. Membantu membersihkan dan merapikan
pasien seperti posisi semula tindakan telah
selesai dilakukan
j. Memberitahu ibu bahwa tindakan telah
selesai dilakukan
k. Membereskan alat-alat
6. Menghubungi Bidan atau tenaga kesehatan ketika
ada keluhan/ masalah lanjutan
Evaluasi :
1. Ibu dan keluarga mengerti tentang definisi masuk
angin/ kolik
2. Ibu dan keluarga mengetahui penyebab masuk
angin/ kolik
3. Ibu dan keluarga mengerti definisi massage
masuk angin/ kolik
4. Ibu dan keluarga mengerti manfaat massage
masuk angin/ kolik
5. Ibu mengerti tentang massage masuk angin/
kolik dan akan melakukannya kembali
6. Ibu dan keluarga akan menghubungi bidan atau
tenaga kesehatan ketika ada keluhan/ masalah
lanjutan
38
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan Kebidanan keluarga Tn. H pada Ny. E, PIA0, usia 27 tahun, Post
partum hari ke- 9 dengan bengkak payudara/ Engorgement. Ny.E melahirkan senin,
17 Desember 2018. Ibu melahirkan secara normal, bayi di Inisiasi Menyusui Dini
setelah lahir, ASI ibu positif namun pada hari ke dua – sampai ke sembilan bayi
kurang aktif menyusui bayi sering tidur, sehingga payudara ibu menjadi penuh,
bengkak dan keras. Bayi Ny. E pun mengalami perut yang sedikit kembung yang
mungkin dipengaruhi faktor cuaca dan lain-lain. Dengan melihat adanya masalah
tersebut terkait payudara ibu yang bengkak akan dibantu dengan melakukan kompres
daun kubis yang dapat mengurangi pembengkakan pada payudara ibu sedangkan
pada bayi akan diberikan massage masuk angin/ kolik.
Hal ini sesuai dengan penelitian Nina, bahwa skala pembengkakan payudara
setelah diberikan daun kubis dingin (Brassica Oleracea Var. Capitata) lebih rendah
dari sebelumnya. Tidak ada responden yang skala pembengkakan payudaranya tetap
ataupun meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Edith Kernerman bahwa daun
kubis dapat digunakan untuk mengurangi pembengkakan payudara dengan cepat.Hal
ini disebabkan mempunyai kandungan khusus yang dapat mempercepat penurunan
skala pembengkakan payudara. Kubis mengandung sumber yang baik dari asam
amino glutamine dan diyakini untuk mengobati semua jenis peradangan salah satunya
radang payudara. Selain itu kubis berisi minyak mustard, magnesium, oksalat dan
sulfur hterosides. Asam metionin sebagai antibiotik dan anti-iritasi, yang pada
gilirannya menarik aliran tambahan darah kedaerah tersebut. Hal ini dapat
melebarkan pembuluh kapiler dan bertindak sebagai iritan counter, sehingga
menghilangkan pembengkakan dan peradangan serta memungkinkan ASI keluar
dengan lancar. 15
39
Untuk masalah masuk angin/ kolik adalah cara yang ideal untuk masalah bayi
kembung. Teknik pijat ini dirancang untuk menghilangkan kembung pada bayi
dengan tujuan meredakan sakit perut akibat kolikdan mencegah serangan berikutnya,
apabila dilakukan secara teratur setiap hari. 14
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kebidanan komunitas adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh bidan untuk
menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan sebagai upaya yang
dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita
di dalam kesehatan masyarakat. Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah
individu, keluarga dan kelompok masyarakat (komunitas).
Terkhusus pada masa nifas diperlukan suatu asuhan yang bertujuan untuk
menjaga dan meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Masa nifas atau puerperium
dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari)
setelah itu. Pelayanan pasca persalinan harus terselenggara untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan
pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan
pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi
bagi ibu. Salah satu masalah yang dapat terjadi terjadi adalah infeksi pada masa
nifas seperti salah satunya disebabkan oleh pembengkakan payudara/
Engorgement, bendungan ASI atau mastitis. Bayi baru lahir juga terkadang
mengalami beberapa masalah seperti bayi masuk angin karena lingkungan atau
cuaca maupun karena pemberian susu formula dimana saat ibu tidak dapat
menyusui bayinya secara maksimal.
Untuk mencegah masalah-masalah yang terjadi pada keluarga Tn. H
diantaranya pada masa nifas seperti pembengkakan payudara/ Engorgement dapat
dicegah atau ditangani secara mandiri dengan menggunakan kompres daun kubis
dimana daun kubis dapat bermanfaat dalam mengurangi pembengkakan pada
payudara terutama daun kubis dingin. Terkait masalah kesehatan bayipun dapat
41
dicegah, ditangani dengan mudah, murah dan praktis dengan memberikan atau
melakukan pemijatan atau massage kolik/ masuk angin
B. Saran
Dilihat dari kasus diatas kita harus memiliki rasa simpati dan empati pada ibu
serta selalu melakukan pemantauan terutama pada ibu masa nifas. Ibu nifas
terkadang tidak tidak mau mengungkapkan keluhannya karena merasa masalah itu
akan segera teratasi dan merasa ibu sudah mampu menanganinya sendiri
disamping ada keluarga yang mendukungnya bahwa itu bukan masalah sehingga
ibu merasa kuat. Ketika kita menemukan masalah di komunitas seperti seperti
masalah pembengkakan payudara pada ibu ataupun masalah pada bayi seperti bayi
yang masuk angin, kita wajib membantu, membagi ilmu, memberikan perhatian
serta motivasi bagaimana keadaan ibu dan bayi bisa teratasi. Disini boleh saja kita
memberikan pengobatan secara farmakologis, namun ada baiknya atau lebih baik
kita menggunakan cara-cara sederhana seperti kompres daun kubis atau massage
masuk angin, yang selanjutnya ibu, suami dan keluarga dapat melakukannya
secara mandiri, dimana tindakan ini tidak menimbulkan efek samping.
42
DAFTAR PUSTAKA
43
11. Henning, P.A. 2006. Breastfeeding: full and engored breast. Diakses dari
www.pntonline.co.za/index.php/PNT/article/download/59/65 tanggal 6
Agustus 2015.
12. Arora, S., Vatsa, M., dan Dadhwal, V. 2008. A Comparison of Cabbage
Leaves vs. Hot and Cold Compresses in the Treatment of Breast
Engorgement. Indian J Community Med. Jul;33(3):160-2.
13. Davis, M. (2009). Engorgement: the cabbage cure. Diakses
darihttp://www.lactationconsultant.info/cabbagecure.html tanggal 24 Juli
2015.
14. Modul Mata Kuliah STIKES Karya Husada
15. Zuhana Nina. 2017. Perbedaan Efektifitas Daun Kubis Dingin (Brassica
Oleracea Var. Capitata) Dengan Perawatan Payudara Dalam Mengurangi
Pembengkakan Payudara (Breast Engorgement) Di Kabupaten Pekalongan.
Jurnal Ilmiah Bidan, Vol II, No.2, 2017
44
45