Anda di halaman 1dari 33

PROPELLER SHAFT

&
DRIVE SHAFT
Table of Contents
➢ Propeller Shaft
➢Drive shaft
➢Axle Shaft
➢Fungsi dan Pengertian
➢Kontruksi
➢Karakteristik
➢Constant Velocity joint
➢Unconstant velocity Joint
➢Jenis tiap Shaft dan bearing
➢Service point
PROPELLER SHAFT

Fungsi Propelller Shaft

Propeller shaft berfungsi untuk memindahkan tenaga dari transmisi ke


differential.

Syarat-syarat peopeller shaft.


• Tahan terhadap puntiran dan tidak mudah bengkok.
• Dapat memindahkan tenaga dengan halus tanpa menimbulkan getaran dan suara.
• Dapat menyerap perubahan sudut antara transmisi dan differential.
• Dapat menyerap perubahan jarak antara transmisi dan differential.
Kontruksi

Untuk memenuhi semua syarat tersebut, maka propeller shaft dilengkapi oleh :

1. Tabung baja karbon


Kontruksi yang ringan dan kuat dibutuhkan untuk meneruskan putaran yang
cepat juga torsi yang besar agar tahan terhadap puntiran dan bengkok.

2. Balance weight
Putaran yang halus sangat dibutuhkan untuk meminimalkan getaran yang timbul
Kontruksi

3. Sleeve joint
Agar dapat bergerak memanjang dan
memendek maka dipasanglah sleeve
yoke pada propeller shaft.

4. Universal Joint
Agar dapat bergerak leluasa
membentuk sudut, maka harus diberi
joint pada propeller shaft
Syarat

Syarat universal joint :

➢ Mampu meneruskan putaran meskipun ketika membentuk sudut


➢ Mampu meneruskan putaran dengan lembut
➢ Kontruksi sederhana dan bebas gangguan

Berikut ini merupakan jenis-jenis dari universal joint :

Flexible Joint Hook Joint Birfield Joint


(Unconstan Velocity Joint) (Constan Velocity Joint)
Kontruksi

Flexible Joint

Karakteristik :
➢ Mampu memindahkan Tenaga putar dengan lembut.
➢ Mampu meredam kejutan yang timbul dalam putaran
➢ Sudut yang dapat dibentuk terbatas.
➢ Tidak cocok untuk beban berat dan kecepatan tinggi
➢ Kontruksi sangat sederhana
Kontruksi

Hook Joint (Unconstant Velocity Joint)

Karakteristik :
➢ Dapat membentuk Sudut lebih besar dari Flexible joint
➢ Kontruksi lebih kuat, sehingga dapat menopang beban lebih besar
➢ Terjadi perubahan kecepatan antara Input dan Output (akselerasi dan Deselerasi
➢ Kontruksi sederhana

Untuk mengatasi fenomena di atas maka Hook joint selalu dirangkai secara
berpasangan dengan posisi yang telah ditentukan.
Karakteristik

Akselerasi dan Deselerasi

• Drive Shaft berputar dengan


sketsa pada Plane A

•Driven shaft berputar sketsa pada


Plane B

•Jika diproyeksikan antara Plane A


dan B maka bentuk lingkaran
Driven shaft akan menjadi Oval

•Maka besar sudut putar yang


dibentuk oleh Drive shaft, tidak
selalu sesuai dengan besar sudut
putar yang akan dibentuk oleh
Driven shaft

•Semakin besar sudut yang


dibentuk, semakin besar fluktuasi
perubahan kecepatan
Kontruksi

Constant Velocity Joint

Karakteristik :
➢ Sudut kerja yang besar
➢ Beberapa tipe mampu bergerak pada arah axial
➢ Mampu menyalurkan kecepatan putaran dengan tetap biarpun ketika membentuk
sudut

Prinsip kerja CVJ:

Terdiri dari 6 buah ball


bearing yang dapat bergeser
pada alurnya, dan tiap-tiap
arah ball bearing saling
memotong titik pusat
perpotongan drive shaft.

Posisi ini selalu konstan,


sehingga putaran akan
dialirkan secara konstan
terus menerus.
Karakteristik

Kecepatan putaran berbahaya

Yaitu : kecepatan dimana terjadi resonansi antara getaran tosi dan getaran natural
pada propeller shaft

➢ Propeller shaft selalu menerima Torsi yang berubah-ubah dari mesin, oleh
karena nya akan selalu terjadi getaran torsi terlebih jika shaft bengkok atau
unbalance.

➢ Jika Getaran ini beresonansi dengan getaran natural pada propeller shaft, maka
akan timbul getaran yang lebih besar yang dapat menyebabkan kerusakan
Kontruksi

Kecepatan Putaran berbahaya.

Idealnya putaran berbahaya sebuah propeller shaft dibuat setinggi - tingginya


untuk menjamin keamanan pengendaraan, maka dilakukanlah metode sebagai
berikut :

➢ Memperpendek ukuran panjang propeller shaft.


Semakin panjang ukuran propeller shaft, maka propeller shaft menjadi :
▪ Kemungkinan bengkok lebih besar sehingga lebih mudah untuk bergetar
▪ Kekuatan terhadap daya puntir lebih kecil, sehingga harus dibuat dengan
ukuran lebih besar
Center Bearing

Center Bearing

Maka Propeller shaft dapat dibagi menjadi 2


jenis yaitu :

➢Tipe 2 joint
➢Tipe 3 Joint

Untuk melengkapi kerja Tipe 3 joint, maka


perlu dilengkapi dengan center bearing yang
berfungsi untuk :

➢Sebagai titik tumpu untuk propeller shaft tipe


tiga joint.

➢Bushing karet digunakan untuk meredam


getaran propeller shaft agar tidak sampai ke
body kendaraan.

➢Dapat mengikuti gerakan axial dari propeller


shaft.
Drive Shaft

Drive Shaft
Drive shaft digunakan untuk menyalurkan tenaga dari differential ke roda pada
kendaraan yang menggunakan suspensi tipe independent.

Sebuah drive shaft harus dapat memenuhi syarat-syarat berikut ini.

➢Dapat menyerap perubahan sudut antara roda dan differential.


➢Harus dapat berubah panjang untuk mengiringi gerakan roda naik turun.
➢Tahan terhadap puntiran dan tidak mudah bengkok.
➢ Dapat memindahkan tenaga dengan halus tanpa menimbulkan getaran dan
suara.
Kontruksi

Outboard Joint

➢Outboard Joint pada dasarnya harus dapat


membentuk sudut >40⁰, terutama pada roda depan.

➢Semakin besar sudut nya turning radius dapat dibuat


lebih kecil.

Inboard Joint

➢Sudut yang terjadi pada inboard joint pada umumnya


mendekati 20⁰

➢Harus dapat bergerak memanjang dan memendek

➢Besarnya gerakan meluncur dalam arah axial


tersebut adalah sekitar 20-50mm.
Jenis

OutBoard Joint

Bierfield Joint

➢Mempunyai sudut pengoperasian yang


besar.

➢Kapasitas pemindahan daya besar.

Rzeppa Joint

➢Mempunyai karakterisktik hampir


sama dengan bierfield joint.

➢Dapat dilakukan pembongkaran


pada Joint
Jenis

InBoard Joint

Tripod Joint

•Dapat bergerak pada arah axial.

•Kontruksi sederhana, dan murah biaya


perawatan

Double Offset Joint

➢Mempunyai kontruksi mirip dengan


bierfield joint

➢Dapat bergerak dalam arah axial.


Kontruksi

Dinamic damper

Sebuah pemberat dipasangkan ke drive shaft melalui bantalan karet,


Ketika shaft bergetar , maka dynamic damper akan mengimbangi getaran tersebut.
Axle Shaft

Axle Shaft :

Fungsi utama Axle shaft adalah untuk memutarkan roda kendaraan, namun pada
kenyataannya axle shaft juga berfungsi untuk menopang bobot kendaraan.

Berikut tipe pemasanagn axle shaft terhadap Axle Housing :


1. Tipe Full Floating
2. Tipe ¾ Floating
3. Tipe semi Floating
Jenis

1. Tipe Full-Floating

➢ Bearing ditempatkan diantara Axle Housing dan Wheel Hub


➢ Axle Shaft dipasang pada Wheel Hub dan hanya berfungsi untuk memutarkan
roda
➢ Cocok untuk kendaraann angkutan berat
➢ Cirinya, jika Axle Shaft dilepas, maka kendaraan akan tetap kokoh berdiri
Jenis

2. Tipe ¾ Floating

➢ Diantara axle housing dan wheel hub dipasang bearing tunggal


➢ Roda terpasang langsung pada Axle Shaft
➢ Sebagian besar berat kendaraan ditahan oleh housing
➢ Terdapat beban lateral pada saat belok pada poros axle.
➢ Cirinya, jika axle shaft dilepas, kendaraan masih dapat berdiri
Jenis

3. Tipe Semi – Floating

➢ Bearing tunggal dipasang diantara axle housing dan axle shaft


➢ Roda terpasang langsung pada axle shaft
➢ Axle shaft dibutuhkan untuk menyangga seluruh berat kendaraan dan juga
beban lateral pada saat kendaraan membelok
➢ Karena konstruksinya sederhana, tipe ini banyak digunakan pada kendaraan
penumpang.
➢ Cirinya jika Axle shaft dilepas, maka kendaraan tidak dapat berdiri
Tipe Bearing

Tappered roller bearing

Berikut karakteristik dari Tappered roler bearing

•Memerlukan penyetelan preload.


•Mempunyai sifat self centering.
•Dapat menerima beban dari arah axial maupun
radial.
Tipe Bearing

Angular ball bearing

Berikut karakteristik dari Angular Ball Bearing

•Dibuat secara presisi, penyetelan preload


dalakukan dengan cara mengencangkan hub
sesuai momen spesifikasi
•Dapat menerima beban dari arah axial maupun
radial
•Karena memiliki dua buah bearing, sering
disebut Double Row Angular Ball Bearing
Tipe Bearing

Radial Ball Bearing

Berikut karakteristik dari Radial Ball


Bearing

•Dibuat secara presisi, Preload sudah distel


pada bearing itu sendiri
•Dapat menerima beban dari arah axial
maupun radial
•Kontruksi sederhana

Set Right Bearing

Berikut karakteristik dari Set Right Bearing

•Dibuat secara presisi seperti pada angular


ball bearing
•Inner race dibuat lebih panjang dari jenis
tappered roler bearing
SERVICE POINT
Service Point
Berikut ini kemungkinan masalah yang terjadi pada propeller shaft, juga kemungkinan
sumber penyebabnya.

1. Bunyi dari propeller shaft.


• Macet atau ausnya spider bearing.
• Ausnya sleeve yoke spline.
• Macet atau ausnya center bearing.

2. Getaran dari propeller shaft.


• Ketidak lurusan pemasangan yoke universal joint.
• Macetnya sleeve yoke spline.
• Aus atau rusaknya spider bearing.
• Rusak atu pecahnya karet bushing center bearing support.
• Bengkok atau melintirnya propeller shaft.
• Ketidak seimbangan propeller shaft.
Service Point

Pembongkaran dan pemeriksaan propeller shaft

•Buatlah tanda kelurusan antara flange yoke


propeller shaft dan flange differential.

•Buatlah tanda kelurusan pada tiap yoke yang


berpasangan

•Periksa center bearing dari keausan, macet, dan


suara tidak normal.

• Periksa bushing karet dari robek atau rusak.


Service Point

Pemeriksaan propeller shaft

•Periksa kelancaran pergerakan universal joint


kesegala arah.

•Periksa pergerakan arah axial dari universal


joint.

• periksa keausan dan perubahan bentuk dari


tiap-tiap yoke.

•Ukur run-out propeller shaft untuk mengetahui


nilai kebengkokannya.
Service Point

Pemeriksaan propeller shaft


• Pemberian grease yang terlalu banyak dapat
mengakibatkan pemasangan bearing cap yang kurang
tepat, sehingga pemilihan snapringpun kurang tepat.

• Pasang snapring yang berlawanan dengan ketebalan


yang sama.

•Berikan pelumasan secukupnya ketika memasang


sleeve yoke ke transmisi

• Hati-hati saat pemasangan sleeve yoke agar tidak


merusak oil seal.

Note: selalu gunakan SST dan alat yang tepat dalam


penanganan propeller shaft untuk mencegah kerusakan part
juga mencegah resiko kecelakaan kerja. Gunakan workshop
manual sebagai acuan service standar.
Service Point

Pembongkaran dan pemasangan propeller shaft


Service Point

Pemeriksaan Drive Shaft

•Pastikan sumber bunyi memang dari


arah drive shaft.

•Periksa boot dari kemungkinan sobek

•Pastikan joint dapat bergerak


kesegala arah dengan lancar termasuk
arah axial.
Service Point

Pemeriksaan Drive Shaft

•Berikan tanda kelurusan pada tripod, shaft


dan inboard joint untuk memudahkan langkah
pemasangan juga mencegah getaran yang
timbul akibat ketidak seimbangan drive shaft
karena perubahan posisi pemasangan.

MARKING

•Pasang dynamic damper juga boot tepat


pada alur yang disediakan.

•Pastikan pemasangan boot tidak mengkerut


atau terlipat, pastikan juga boot terikat dengan
kuat.
Note : pastikan bahwa inboard joint telah terpasang dengan baik ke
transmisi, periksa dengan cara menarik inboard joint ke arah luar.

Anda mungkin juga menyukai