11-Praktik Karawitan Bersama
11-Praktik Karawitan Bersama
BERSAMA
REDAKSIONAL
Pengarah :
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran
Penulis :
I Wayan Mertayasa
I Wayan Gede Arsana
Udha Pramesti
Pengendali Mutu :
Winih Wicaksono
Penyunting :
Rais Setiawan
Erna Fauziah
Editor :
Nur Aini Farida
Desain Sampul :
Sonny Rasdianto
Layout/Editing :
Ratna Murni Asih
Apfi Anna Krismonita
Rifda Ayu Satriana
SENI
iii
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
KATA PENGANTAR
Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik
di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan
yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan
CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen
Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/
MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D.
DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Struktur Kurikulum SMK/MAK.
Bahan ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan
dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan
di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara
tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktif dengan
penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang
menggunakannya.
Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para
guru kejuruan di SMK yang telah berpengalaman menyelenggarakan proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu,
diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu m a t a pelajaran yang
sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia.
Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan
waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan
ucapan terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan karya terakhir, namun
seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya, sehingga SMK
rmempunyai guru-guru yang produktif dan kreatif dalam menyumbangkan
pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan pernbelajaran di SMK.
SENI
iv
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PRAKATA PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan buku bahan ajar membahas tentang materi Praktik Karawitan Bersama
Kelas XII.
Buku bahan ajar ini diharapkan dapat menjadi buku pegangan peserta didik
dalam proses belajar mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya di
jurusan seni karawitan. Buku teks ini merupakan salah satu upaya yang dilakukann
agar nantinya peserta didik dapat mempelajari dan menambah wawasan mereka
pada mata pelajaran Praktik Karawitan Bersama khususnya di kelas XII.
Penulis menyadari sepenuhnya dan mohon maaf atas kekeliruan dan
kekurangan yang ada dalam buku ini karena buku yang kami tulis masih jauh dari kata
sempurna. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga buku ini dapat bermanfaat
khususnya bagi siswa jurusan Seni Karawitan dan pihak lain pada umumnya.
I Wayan Mertayasa
I Wayan Gede Arsana
Udha Pramesti
SENI
v
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
KATA PENGANTAR................................................................................................. iv
PRAKATA............................................................................................................... v
DAFTAR ISI............................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ viii
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU............................................................................. x
PETA KONSEP BUKU............................................................................................. xii
APERSEPSI.......................................................................................................... xiii
SENI
vi
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
DAFTAR ISI
BAB VIII MENGANALISIS REPORTOAR GENDING/ LAGU KARAWITAN PADA IRAMA TER-
TENTU................................................................................................................. 73
A. Menganalisis Reportoar Gending/ Lagu Karawitan Pada Irama Tertentu............. 75
B. Mendemontrasikan Reportoar Gending/ Lagu Karawitan Pada Irama Tertentu .75
GLOSARIUM.......................................................................................................103
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................105
BIODATA PENULIS..............................................................................................107
SENI
vii
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
SENI
viii
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.3 Peserta didik Memamainkan Kendang, dengan Berbagai Motif Pukulan
Pepanggulan/ dalam Tabuh Pat Pegongan Semarandana (Bali)......... 34
Gambar 4.4 Peserta Didik Memainkan Dasar Gangsa Jongkok, ................................. 35
Gambar 4.5 Peserta Didik Memainkan Reong................................................................. 36
Gambar 4.6 Peserta Didik Memainkan Teknik Dasar Permainan Jublag
dan Teknik Dasar Permainan Jegongan, Yang Berfungsi
Sebagai Pemangku Melodi........................................................................... 37
Gambar 4.7 Teknik Dasar Permainan Bonang/ Bebonangan,...................................... 37
Gambar 4.8 Peserta Didik Memainkan Teknik Dasar Permainan................................ 38
Gambar 4.9 Dokumentasi Pribadi...................................................................................... 39
Gambar 4.10 Dokumentasi Pribadi................................................................................... 39
Gambar 4.11 Peserta Dididik Memainkan Instrumen Gamelan Gong ............. 40
Gambar 4.12 Seniman dan Komposer I Wayan Berata ................................................. 44
Gambar 5.1 Peserta Didik Memaikan Reportoar Geding/ Lagu Gamelan ................ 50
Gambar 5.2 Gamelan Gong Gede Pegongan .................................................................. 55
Gambar 6.1 Peserta Didik Memainkan Instrumen Gamelan dan Vokal.................... 66
Gambar 6.2 Peserta Didik Memainkan Instrumen Terompong .................................. 67
Gambar 6.3 Peserta didik Memainkan Instrumen Kendang......................................... 68
Gambar 6.4 Peserta Didik Sedang Memainkan Instrumen Penyacah dan ....... 68
Gambar 6.5 Instrumen Gamelan Gong Gede.................................................................. 69
Gambar 7.1 Peserta didik Memainkan Instrumen Gamelan Semarandhana ......... 68
Gambar 7.2 I Nyoman Windha ........................................................................................... 69
Gambar 8.1 Alat Musik Calung Jawa Tengah (Banyumasan) ....................................... 74
Gambar 8.2 Calung Alat Musik Yang Berasal dari Sunda.............................................. 74
Gambar 8.3 Alat Musik Angklung Jawa Barat ................................................................. 74
Gambar 8.4 Alat musik Kecapi Sunda .............................................................................. 74
Gambar 8.5 Peserta Didik Mendemontrasikan............................................................... 76
Gambar 8.6 Peserta Didik Mendemontrasikan............................................................... 76
Gambar 8.7 Peserta Didik Mendemontrasikan............................................................... 77
Gambar 8.8 Peserta didik Mendemontrasikan................................................................ 77
Gambar 8.9 Barungan Gamelan Gong Gede ................................................................... 78
Gambar 9.1 Pendidik melaksanakan evaluasi terhadap peserta didik..................... 82
Gambar 9.2 Gender Wayang............................................................................................... 84
Gambar 9.3 Gamelan Slonding .......................................................................................... 85
Gambar 9.4 Semar Pegulingan .......................................................................................... 85
Gambar 9.5 Gamelan Pegambuhan .................................................................................. 86
Gambar 9.6 Gambelan Paarjan .......................................................................................... 86
Gambar 9.7 Gong Kebyar .................................................................................................... 87
SENI
ix
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU
Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan pemilik segala yang ada
di muka bumi alam semesta, yang selalu memberikan kesehatan dan petunjuk-Nya
dalam menyelesaikan buku pembelajaran ini.
Buku ini merupakan buku mata pelajaran Praktik Karawitan Bersama yang diharapkan
dapat menjadi panduan untuk memperkaya dan meningkatkan penguasaan
pengetahuan serta keterampilan peserta didik. Penulis beranggapan bahwa buku ini
penting bagi peserta didik TKPI. Penulis juga memberikan saran kepada para peserta
didik agar memperhatikan beberapa hal antara lain :
1. Paling awal bacalah terlebih dahulu bagian Tujuan Pembelajaran setiap bab yang
akan kalian baca; hal ini berfungsi untuk mengetahui secara singkat hal-hal yang
akan dicapai pada bab yang dipelajari. Setelah itu lihatlah bagian Peta Konsep
untuk mengetahui peta-peta materi yang akan dipelajari.
2. Bacalah buku ini dengan teliti, apabila ada yang masih kurang paham, bisa
didiskusikan dengan guru pengampu kompetensi ini.
3. Bagian Cakrawala dapat kalian baca untuk mengisi kegiatan Literasi agar dapat
menambah wawasanmu.
4. Setiap akhir bab dilengkapi tes kompetensi yang dapat digunakan sebagai
parameter penguasaan materi bagi kalian.
Setelah kalian menyelesaikan tes kompetensi atau penilaian harian, jika Anda
merasa belum menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka Anda dapat mengulangi
untuk mempelajari materi yang ada dalam buku ini.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan
dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebut adalah:
Jelajah Internet Fitur yang dapat digunakan peserta didik untuk menam-
bah sumber belajar dan wawasan. Menampilkan link sum-
ber belajar dan QR Code disediakan untuk memudahkan
kalian mengakses QR Code Scanner yang tersedia ap-
likasinya di smartphone kalian.
Cakrawala Berisi tentang wawasan dan pengetahuan yang berkaitan
dengan ilmu yang sedang dipelajari.
SENI
x
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU
Tugas Mandiri Kegiatan yang bertujan untuk melatih peserta didik dalam
memahami suatu materi dan dikerjakan secara individu.
SENI
xi
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PETA KONSEP
BUKU PETA KONSEP BUKU
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
BAB II
BAB I Laras dan Sistem
Bentuk dan Penotasian
Struktur Gending Karawitan
BAB III
BAB IV
Memadukan
Menerapkan
Teknik dan Pola
Ragam Motif Tabuh
Tabuhan
Dasar
Instrument
Instrument
Karawitan
Karawitan
BAB V
Menerapkan BAB VI
Jalannya Sajian Menerapkan Irama
Reportoar dan Tempo Sajian
Buku Gending/ Lagu
Gending/ Lagu
BAB IX
Mengevaluasi
Reportoar Dasar Pada
Berbagai Irama
SENI
xii
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
APERSEPSI
APERSEPSI
Gamelan merupakan seperangkat instrumen yang terdiri dari bermacam – macam
instrument yang terbuat dari batu, kayu, bambu, perunggu, kulit, dawai dan yang
lainnya dengan menggunakan laras pelog dan selendro. Gamelan juga merupakan
himpunan alat musik yang biasanya menonjolkan demung, saron, peking, gambang,
kendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumen/ alatnya, yang merupakan
satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama.
Kata gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa “Gamel” yang berarti memukul/
menabuh, diikuti akhiran –an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan
kebanyakan terdapat di pulau, Jawa, Madura, Bali dan Lombok. Gamelan Bali adalah
salah satu jenis gamelan yang ada di Indonesia, orang Bali lebih menyebutnya sebagai
“Gambelan”. Gamelan Bali memiliki perbedaan dengan gamelan yaitu bentuk wilah
(bilah pada saron) lebih tebal, bentuk pencon (bentuk gamelan seperti boning) lebih
banyak dari pada wilah, ritme lebih cepat. Gamelan Bali sangat khas terutama melalui
bunyinya yang meledak – ledak, berkecepatan tinggi, serta bagian gending yang lebih
dinamis.
Bagi masyarakat Indonesia umumnya dan Bali khusunya gamelan mempunyai
fungsi estetika yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial, moral dan spiritual. Kita harus
bangga memiliki alat kesenian tradisional gamelan. Keagungan gamelan sudah jelas
ada, dunia pun mengakui bahwa gamelan adalah alat musik tradisional yang dapat
mengimbangi alat musik barat yang serba besar. Di dalam suasana bagaimana pun
suara gamelan mendapat tempat di hati masyarakat. Gamelan dapat digunakan untuk
mendidik rasa keindahan seseorang.
SENI
xiii
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
BAB
BENTUK DAN STRUKTUR GENDING
I
BAB I BENTUK DAN STRUKTUR GENDING
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi bentuk dan struktur gending, peserta didik mampu,
mengidentifikasi bentuk dan struktur gending gamelan daerah setempat Bali,
Jawa dan Sunda, mempresentasikan bentuk dan struktur gending gamelan daerah
setempat Bali, Jawa dan Sunda
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
SENI
1
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENDAHULUAN
SENI
2
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENDAHULUAN
Gending berasal dari suara manusia atupun berasal dari alat instrumen yang
didukung oleh suara-suara tetabuhan. Gending/ lagu dapat berfungsi sebagai pen-
giring instrumental tembang/pupuh, seperti pembacaan macapat, serta pengiring
pementasan kesenian, seperti pagelaran wayang, pementasan (tari-tarian, wayang
SENI
3
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENDAHULUAN
orang, ketoprak, dan lain-lain), pengiring ritual adat, dan hiburan lepas (karawitan).
Pengembangan makna gending/lagu menunjukkan bahwa instrumental ini berkem-
bang dinamis tidak hanya di Jawa tetapi di seluruh Nusantara. Gending/ lagu juga
menggambarkan bahwa budaya Nusantara sangat terbuka, menerima budaya-budaya
baru asalkan “bergandeng”, berirama dan yang terpenting harmonis satu dengan
lainnya tidak terpecah dan bertabrakan sehingga merusak irama yang harmonis yang
dikeluarkan masing-masing instrumen.
Gending sebagai bunyi instrumental atau lagu yang berasal dari bunyi gamelan
secara umum merupakan alat kesenian tradisional yang digunakan untuk mengiringi
upacara dan pementasan, baik dalam acara-acara ritual yang sakral maupun pagelaran
seni biasa. Gending dipakai sebagai alat pengiring pagelaran ritual yang sakral, dan di-
pakai untuk menciptakan suasana hening pada saat prosesi berlangsung. Sebagai satu
alat gending/ lagu merupakan warisan budaya yang bernilai sejarah. Sampai sekarang
keseniaan ataupun benda kesenian ini masih terus dijaga kelestariaannya.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
SENI
5
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
SENI
6
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
CAKRAWALA
Fungsi Gamelan Sebagai Pengiring Tari Saat Upacara Keagamaan Dewa Yadnya
Gamelan Bali sudah diwarisi sejak zaman lampau, dan masih hidup sampai
saat ini. Hampir tidak satu pun kegiatan upacara keagamaan di Bali tanpa gamelan,
dikarenakan gamelan bali merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat
Bali pada umumnya dan khususnya pada saat dilaksanakannya kegiatan-kegiatan
keagamaan.
SENI
7
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
JELAJAH INTERNET
Supaya dapat menambah wawasan lebih jauh mengenai bentuk dan struktur
gending/ lagu daerah setempat (Bali, Jawa dan Sunda) peserta didik dapat
mempelajari secara mandiri di internet. Melalui internet kalian bisa mengakses
lebih jauh materi tentang bentuk dan struktur gending. Salah satu website yang
bisa Anda kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian tentang
bentuk dan struktur gending gambelan (Bali, jawa, Sunda) sebagai berikut:
https://www.researchgate.net/publication/46765416
RANGKUMAN
SENI
8
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab ini materi tentang pengertian gending dan struktur
gending pada gamelan bali, jawa dan sunda peserta didik mampu merekflesi diri
dengan melakukan cek kemampuan berikut ini:
1. Sudah mampukan siswa menjelaskan tentang pengertian gending ? sudah/
belum
2. Sudah mampukah siswa meyebutkan 4 daerah di Indonesia yang
menggunakan gamelan serta nama gamelannya ? sudah/ belum
3. Sudah mampukah siswa menjelaskan tentang pengertian gamelan ? sudah/
belum
4. Sudah mampukan siswa menjelaskan bentu-bentuk gamelan bali, jawa
dan sunda serta memberikan penjelaskan kesamaan bentuk dan cara
memainkannya ? sudah/ belum
5. Sudah mampukah siswa meyebutkan struktur yang sering digunakan dalam
gamelan Bali ? sudah/ belum
SENI
9
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
SENI
10
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENDAHULUAN
Titi laras atau titi nada merupakan gambar untuk menunjukkan tinggi
rendah dan panjang pendeknya nada. Titi laras biasanya digunakan sebagai acuan
atau patokan irama nada khusus untuk musik tradisional Bali, Jawa dan Sunda. Dalam
seni karawitan, titi laras memegang peranan yang penting dan praktis, sebab dengan
menggunakan titi laras kita dapat mencatat lagu atau gending, mempelajarinya, dan
kemudian menyimpannya untuk dokumentasi. Titi laras dalam seni musik biasanya
sering disebut dengan notasi, yaitu lambang-lambang untuk menunjukkan tinggi
rendah suatu nada berupa angka atau lambang lainnya.
SENI
11
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENDAHULUAN
Dalam musik karawitan Bali, Jawa dan Sunda kita seringkali mendengar
istilah laras pelog dan selendro. Laras pelog, yakni tangga nada yang terdiri dari tujuh
nada yang berbeda. Nada-nada tersebut diantaranya nada; 1 (ji), 2 (ro), 3 (lu), 4 (pat),
5 (mo), 6 (nem) dan 7 (pi). Jika dibandingkan dengan tangga nada diatonis, susunan
tangga nada pelog kurang lebih sama dengan susunan tangga nada mayor (do, re,
mi, fa, so, la, si, do), namun penyebutan untuk karawitan tetap menggunakan bahasa
jawa (ji, ro, lu, pat, mo, nem, pi). Dalam memainkan laras pelog dalam gending, masih
dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu Pelog Barang, dan Pelog Bem. Pelog Barang tidak
pernah membunyikan nada 1, sedangkan pelog Bem tidak pernah membunyikan nada
7.Laras slendro merupakan sistem urutan nada yang terdiri dari lima nada dalam
satu gembyang (oktaf), nada tersebut diantaranya ; 1 (ji), 2 (ro), 3 (lu), 5 (mo), 6 (nem).
Istilah ji, ro, lu, mo, nem tersebut merupakan nama singkatan angka dari bahasa jawa, ji
berarti siji (satu), ro berarti loro (dua) lu berarti telu (tiga), mo berarti limo (lima) dan nem
berarti enem (enam)
MATERI PEMBELAJARAN
A. Laras
Titi Laras sering disebut titi nada kalau dalam musik modern disebut
dengan tangga nada. Dalam seni musik modern, lambang atau simbol-simbol untuk
menunjukkan tinggi rendah suatu nada berupa angka atau simbol lainnya disebut
tangga nada. Tangga nada dalam seni karawitan bali dan jawa secara umum dikenal
dengan istilah laras atau secara lengkap disebut titi laras atau titi nada, yaitu suatu
gambaran untuk menunjukkan tinggi rendah dan panjang pendeknya nada.
Dalam Musik karawitan, titi laras memegang peranan yang sanggat
penting dan praktis, dikarenakan dengan menggunakan titi laras kita dapat mencatat,
mempelajari serta dapat pula menyimpannya dengan baik sehingga bisa nantinya
dipelajari oleh generasi-generasi berikutnya. Nada-nada di dalam karawitan bali
dan jawa biasanya menggunakan tanda-tanda yang aturannya atau sistemnya
disebut titi laras atau pupuh. Titi laras/ titi nada tidak menunjukkan seberapa besar
kecilnya nada, tetapi hanya menunjukan seberapa besar undha usuk (Jawa) nada-
nada itu dan seberapa tingkat tingkatannya, hanya mengatakan mana yang besar
dan mana yang kecil suaranya. Hal ini biasanya dapat dijumpai dalam pembelajaran
titi laras dan pembelajaran metembang.
Ada 2 jenis titi laras atau laras dalam seni karawitan yaitu :
1. Laras Slendro, di Bali pada umumnya menghasilkan suasana sedih akan tetapi
sesuai perkembangan zaman dapat juga menghasilkan suasana yang gembira.
SENI
12
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
Sedangkan menurut karawitan jawa pada umumnya suasana yang dihasilkan
dari laras slendro adalah suasana yang bersifat gembira, riang, ringan, dan
terasa lebih ramai. Penggunaan laras slendro juga dapat memberikan kesan
sebaliknya, yaitu sedih, sendu atau bahkan romantis. Misalnya pada gending
yang menggunakan laras slendro miring. Nada miring adalah nada laras
slendro yang secara sengaja dimainkan tidak tepat pada nada-nadanya. Oleh
karena itu banyak adegan rindu, percintaan kangen, sedih, sendu, kematian,
merana diiringi gending yang berlaras slendro miring.
Di Bali pada umumnya laras slendro dapat di bagi menjadi 3 yaitu,
laras slendro 4 nada (angklung) nding, -ndang, -ndung,- ndeng laras slendro 5
nada (gender wayang) nding, ndong, ndeng, ndung, ndang, dan slendro 7 nada
(angklung bali utara)/ gambelan kembang girang, ndeng, ndung, ndang, nding,
ndong, ndeng, ndung. Sedangkan karawitan jawa laras slendro mempunyai
susunan sebanyak 5 nada, yaitu : 1-2-3-5-6 (dibaca: ji-ro-lu-ma-nem).
SENI
13
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 2.6 Peserta Lomba Memainkan Gamelan Selendro 5 Nada (Gender Wayang)
Sumber : Dokumentasi https://asiangames.antaranews.com/foto-official
2.
Laras Pelog, secara umum menghasilkan suasana yang bersifat memberikan
kesan gagah, agung, keramat dan sakral pada saat permainan gending. Secara
umum laras pelog dalam karawitan bali dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Laras pelog 4 nada (ndong, ndeng, ndung, ndang)
b. Laras pelog 5 nada (nding, ndong, ndeng, ndung, ndang)
c. Laras pelog 7 nada (nding, ndong, ndeng, ndeung, ndung, ndang, ndaing)
Sedangkan laras pelog dalam karawitan/ gamelan jawa pada
umumnya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu laras Pelog Bem, dan laras Pelog
Barang. Walaupun demikian, kenyataannya kedua laras Pelog itu, biasanya
SENI
14
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
disusun dalam satu kesatuan yang lazim disebut sebagai gamelan laras Pelog,
dimana susunan nada-nadanya umumnya terdiri dari nada 1-2-3-4-5-6-7.
Penyebabnya adalah, nada-nada 2-3-4-5-6 pada gamelan laras pelog bem
dan laras pelog barang, merupakan nada-nada yang frekuensinya sama. Maka,
penyatuan laras pelog bem dengan laras Pelog Barang dalam satu susunan
nada, sebenarnya lebih didasari dari segi kepraktisan. Memang, dalam sejumlah
komposisi gending, secara terbatas ada juga permainan nada yang memang
menggunakan kedua susunan nada Pelog secara bersamaan. Karawitan
Indonesia, khususnya pada gamelan jawa, sunda, dan bali. Perbedaan pilihan
akan membedakan tingkat, sifat, dan suasana musiknya. Dalam pergelaran
wayang kulit, penetapan dan pergantian patet besar sekali peranannya.
Pergantian patet biasanya meningkat, sejalan dengan meningkatnya jalan
ceritera. Pada permainan nada-nada tertentu laras pelog dapat juga memberi
kesan gembira, ringan, dan semarak, misalnya pada gendhing yang dimainkan
pada laras Pelog Barang. Berikut merupakan nada laras pelog bem dan laras
pelog barang:
c. Pelog Barang : 2 - 3 - 4 - 5 - 6 - 7
(baca ro lu pat ma nem pi)
SENI
15
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 2.8 Peserta didik Memainkan Gamelan Pelog 5 Nada (Gong Gede)
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 8 Nopember 2019
SENI
16
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 2.11 Peserta didik Memainkan Gamelan Pelog 7 Nada (Semar Pegulingan)
dengan tambahan instrument gangsa atau gender rabat yang biasanya dipakai untuk menggiringi penari legong dan
tari telek, serta tari yang lainnya. Sumber : Dokumentasi Pribadi, 4 Desember 2019
SENI
17
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
B. Penotasian Karawitan
Notasi dalam seni karawitan sering juga disebut dengan titilaras yaitu
berfungsi untuk menunjukkan tinggi rendahnya suatu nada. Salah satu bentuk
notasi yang umum digunakan untuk membaca gamelan bali dewasa ini disebut
titilaras ding- dong (i-o) yang wujudnya juga berupa vowel dalam aksara Bali
(Bandem, 2013:144). Menyimak pernyataan di atas notasi sering juga disebut
degan titilaras. Penotasian dalam seni karawitan merupakan suatu hal sanggat
penting, dengan menggunakan notasi dalam seni karawitan berupa titilaras dapat
mempermudah generasi melinial seperti sekarang ini untuk mempelajari seni
karawitan sebab dengan menggunakan notasi seperti titilaras kita dapat mencatat,
mempelajari dan menyimpannya untuk dapat dipelajari oleh generasi berikutnya.
Berikut ini merupakan simbul notasi karawitan bali:
1. Simbul Notasi, simbol yang dipakai berasal dari sandang aksara Bali
(penganggon sastra Bali) yang disebut ulu(3), tedong(4), taleng(5), suku(7) dan
carik (1) wujudnya yang di baca nding, ndong, ndeng, ndung, ndang. Dalam
huruf Bali tidak terdapat sandang a, maka dalam notasi ini simbul nada ”dang”
dipakai tanda carik apabila deret nada-nada ini disejajarkan dengan deret nada-
nada musik (solfegio) akan tampak gambaran seperti di bawah ini:
do. mi. fa. sol. si. do.
1 3 4 5 7 i
SENI
18
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
https://www.senibudayaku.com/2019/01/titilaras-slendro-dan-
pelog.html
SENI
19
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
RANGKUMAN
Titi laras/ titi nada dalam musik modern disebut dengan tangga nada. Dalam seni
musik modern, lambang atau simbol-simbol untuk menunjukkan tinggi rendah
suatu nada berupa angka atau simbol lainnya disebut dengan tangga nada.
Sedangkan tangga nada dalam seni karawitan bali, jawa dan sunda secara umum
dikenal dengan istilah titi laras/ titi nada yang merupakan suatu gambaran untuk
menunjukkan tinggi rendah dan panjang pendeknya nada. Sedangkan notasi
pada seni karawitan yang sering juga disebut dengan titi laras yaitu berfungsi
untuk menunjukkan tinggi rendahnya suatu nada.
TUGAS MANDIRI
Tugas siswa adalah carilah minimal masing-masing 3 gamelan dari bali dan
jawa yang berlaraskan selendro dan pelog, dan presentasikan di depan kelas!
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab ini materi tentang laras dan sistem penotasian
karawitan peserta didik mampu merefleksikan diri dengan melakukan cek
kemapuan sebagai berikut:
1. Sudah mampukah siswa menjelaskan tentang pengertian laras dengan
benar ?
2. Sudah mampukah siswa menyebutkan 3 jenis gamelan bali yang berlaraskan
pelog dan selendro ?
3. Sudah mampukah siswa menjelaskan pengertian notasi dalam seni
karawitan ?
4. Sudah mampukah siswa menulis masing-masing pelog 7 nada, pelog bem
dan pelog barang ?
5. Sudah mampukah siswa menjelaskan pengertian tangga nada ?!
SENI
20
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
SENI
21
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENDAHULUAN
Gambar 3.1 Peserta didik memadukan permainan instrumen kendang, ceng-ceng, calung dan jegogan dalam Tabuh Pat
Pagongan semarandana (Bali)
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 15 Nopember 2019
Gambar 3.2 Peserta didik memadukan permainan terompong, reong, gangsa jongkok, gong, jublag dan jegogan dalam
Tabuh Pat Pegongan Semarandana (Bali)
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 15 Nopember 2019
SENI
22
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
B. Instrumen Karawitan
Dalam dunia musik, gitar, piano, biola, trompet, gender, rebab, recorder/
seruling, dan sebagainya alat-alat musik tersebut lebih dikenal dengan nama
instrumen. Di dalam musik tradisional khususnya dalam karawitan, terdapat
beberapa alat tetabuhan. Tiap-tiap alat mempunyai nama sendiri-sendiri tetapi
kesemua satuan tersebut disebut gamelan. Gamelan berarti sesuatu yang
digamel, yang ditabuh atau dipukul. Sedangkan karawitan berasal dari kata
rawit, yang berarti ”rumit” dan berbelit-belit dapat pula berarti halus, lembut,
cantik berliku-liku, dan enak. Kata rawit mendapat awalan ka- dan akhiran -an
menjadi karawitan biasa digunakan krawitan. Hal ini terjadi karena adanya proses
penghilangan atau pelesapan vokal.
Istilah karawitan meskipun sering kita dengar namun belum menjadi
istilah yang dikenal secara luas. Berbeda dengan seni suara yang telah dikenal
secara luas. Padahal dari dua istilah tersebut mempunyai pengertian yang sama.
Karawitan mempunyai dua makna, yakni makna umum dan makna khusus.
Karawitan dalam arti umum berarti musik instrumental. Karawitan dalam arti
khusus adalah seni suara vokal atau instrumentalia berlaras slendro dan pelog.
SENI
23
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
Karawitan dapat berdiri sendiri artinya dapat disajikan secara mandiri, dan dapat
juga disajikan dengan seni yang lain. Seni karawitan merupakan salah satu cabang
seni yang menggunakan suara sebagai mediumnya (bahan baku) sedangkan hasil
olahannya disebut karya seni.
Seni karawitan memiliki kegunaan (fungsi) baik bagi seniman
penciptanya maupun bagi penikmatnya (apresiator). Dari adanya fungsi
penciptaan tersebut, seni karawitan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
karawitan murni dan karawitan fungsional.
1. Karawitan Murni dalam karya seni karawitan Jawa melekat adanya tujuan
atau maksud dari penciptaannya. Maksud tersebut tentu harus dapat
terkomunikasikan kepada orang lain. Komunikasi antara pencipta atau
penyaji dengan penontonnya itulah yang disebut kegiatan apresiasi.
Fungsi karawitan murni, yaitu cara dan maksud penyajian yang seutuhnya
menggunakan dan bertujuan untuk ruang lingkup seni karawitan itu sendiri.
Kaitan dengan hal tersebut maka pada karawitan murni terdapat tiga fungsi
seni karawitan, yaitu fungsi ungkapan jiwa, apresiasi, dan hiburan.
a. Ungkapan jiwa, ungkapan jiwa ialah penyajian karawitan yang difungsikan
oleh senimannya untuk mengungkapkan apa-apa yang ada di dalam
jiwanya.
b. Apresiasi karawitan berfungsi sebagai apresiasi, artinya yaitu jika setelah
menikmati karya karawitan baik melalui pergelaran ataupun dengan
cara mendengarkan, akan tumbuh pengalaman baru pada penonton dan
penikmatnya.
c. Hiburan karawitan berfungsi sebagai hiburan, artinya adalah dengan
bermain atau mendengarkan karawitan, seseorang dapat terhibur dan
tumbuh perasaan senang di dalam hatinya.
SENI
24
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
SENI
25
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 3.8 Instrumen Karawitan Demung Ageng Gangsa Jongkok Gong Gede (Bali)
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 27 Oktober 2019
SENI
26
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
CAKRAWALA
Gamelan Bali
SENI
27
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
http://https//balubu.com/alat-musik-gamelan
RANGKUMAN
SENI
28
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
RANGKUMAN
yang telah ditentukan sehingga suara gamelan dapat terdengar dengan indah
dan harmonis.
Keharmonisan dan keindahan yang ditimbulkan dari suara gamelan yang
sedang dimainkan bukan hanya tergantung dari satu faktor saja tetapi terdapat
beberapa faktor lain juga sangat penting dan berpengaruh sehingga suara
gamelan terdengar indah. Keindahan itu terjadi akibat adanya keseimbangan
antara faktor – faktor komposisi lagu, suara, gamelan itu sendiri hal itu merupakan
kemampuan seniman dalam menjiwai permainan lagu tersebut sehingga lagu
tersebut terdengar indah dan harmonis sesuai dengan yang diinginkan oleh
seniman itu sendiri.
Dalam musik tradisional khususnya dalam karawitan, terdapat beberapa
alat tetabuhan. Tiap-tiap alat mempunyai nama sendiri-sendiri tetapi kesemua
satuan tersebut disebut gamelan. Gamelan berarti sesuatu yang di gamel, yang
di tabuh atau di pukul. Sedangkan Karawitan berasal dari kata rawit, yang berarti
”rumit” dan berbelit-belit dapat pula berarti halus, lembut, cantik berliku-liku,
dan enak. Kata rawit mendapat awalan ka- dan akhiran -an menjadi karawitan
biasa digunakan krawitan. Hal ini terjadi karena adanya proses penghilangan atau
pelesapan vokal. Istilah karawitan meskipun sering kita dengar namun belum
menjadi istilah yang dikenal secara luas. Berbeda dengan seni suara yang telah
dikenal secara luas. Padahal dari dua istilah tersebut mempunyai pengertian yang
sama. Karawitan mempunyai dua makna, yakni makna umum dan makna khusus.
Karawitan dalam arti umum berarti musik instrumental. Karawitan dalam arti
khusus adalah seni suara vokal atau instrumentalia berlaras slendro dan pelog.
TUGAS MANDIRI
SENI
29
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
REFLEKSI
SENI
30
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
SENI
31
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENDAHULUAN
Gambar. 4.1 Peserta didik Memainkan Musik Instrumental dan Musik Vokal
Dokumentasi Pribadi, 20 Nopember 2019
SENI
32
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
SENI
33
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar. 4.3 Peserta didik Memamainkan Kendang, dengan Berbagai Motif Puku-
lan Pepanggulan/ dalam Tabuh Pat Pegongan Semarandana (Bali)
Sumber : Dokumentasi Pribadi
SENI
34
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
3. Terdapat 3 jenis ukuran permainan dasar gangsa jongkok dilihat dari uku-
ran fisik nya dilihat dari ukuran yang paling besar/ pengangkep ageng dan
penunggal, dan yang paling kecil yaitu pengangkep alit.
a. Gangsa jongkok penunggal ini memiliki fisik terbesar. Penunggal juga me-
makai tehnik pukulan kekenyongan, meski demikian dalam penunggal juga
terdapat urutan nada yang sama dengan oktaf yang lebih rendah.
b. Pengangkep ageng memiliki ukuran yang sedikit lebih besar dari pen-
gangkep alit. Walaupun memiliki perbedaan ukuran instrumen, pengangkep
ageng juga memakai tehnik pukulan kekenyongan.
c. Gangsa jongkok pengangkep alit ini merupakan instrumen yang paling kecil
dibandingkan gangsa jongkok yang lainnya. Namun demikian kesamaann-
ya terletak pada nada dimana terdapat 5 bilah nada, dengan 1 oktaf nada
pelog dengan nada yang tinggi, dengan tekhnik pukulan kekenyongan.
SENI
35
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
SENI
36
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar. 4.6 Peserta Didik Memainkan Teknik Dasar Permainan Jublag dan
Teknik Dasar Permainan Jegongan, Yang Berfungsi Sebagai Pemangku Melodi.
Dalam Tabuh Pat Pegongan Semarandana (Bali)
Sumber : Dokumentasi Pribadi
SENI
37
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
B. Instrumen Karawitan
Pada pembelajaran di bab III sudah banyak dijelaskan pengertian tentang
instrument karawitan. Adapun instrumen karawitan yang digunakan dalam Tabuh
Pat Pegongan Semarandana diantaranya:
1. Terompong 9. Jublag
2. Terompong Barangan 10. Jegogan
3. Bonang 11. Ceng-ceng Kopyak
4. Riyong 12. Bende
5. Pengangkep Alit 13. Kempur
6. Pengangkep Ageng 14. Kempli
7. Penunggal 15. Gong (Lanang Wadon)
8. Penyacah 16. Sepasang Kendang Pepanggulan
(lanang wadon)
SENI
38
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
SENI
39
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
SENI
40
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
SENI
41
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
SENI
42
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
Pukulannya satu demi satu disebut pukulan ”nyilih asih”. Oleh karena
demikian halnya, maka berdasarkan perasaan dan suasana lagu-lagu
lelambatan itu, tanda titik atas dan titik bawah digeser satu oktaf
(apengangkep) ke atas sehingga deret nada terompong seakan-akan sebagai
di bawah ini.
b. Tanda ketokan sebagai mat, ditulis dengan tanda setrip yang pendek supaya
tidak mengganggu pandangan terhadap titik-titik yang lain: ----------
------------------------
SENI
43
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
nyalit nyalit
penyalit
Kempli Gong ( - )
(Rembang, 1984/ 1985: 1 – 4)
CAKRAWALA
SENI
44
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
CAKRAWALA
tal, antara lain koreografi tari Yudha Pati, Tari Kupu-Kupu, dan Tari Tani. I Wayan
Beratha jugadikenal sebagai kreator gending.Beliau sudah banyak menciptakan
reportoar gending/ lagu, karya tari bahkan sampai sendratari.
Sepanjang tahun 1956 hingga 1999, I Wayan Beratha sering ke luar Negeri
bersama tim keseniannya dan mengunjungi lebih dari 35 negara. Beliau juga turut
berperan atas lahirnya sekolah seni tradisi modern seperti Sekolah Menengah Ker-
awitan Indonesia (SMKI) yang dulunya disebut KOKAR (konservatori karawitan),
ASTI, hingga ISI. Atas pengabdiannya dalam bidang kesenian, khususnya gamelan
Bali. Beliau mendapatkan gelar kehormatan Empu Seni Karawitan pertama dari
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar (2012), serta sejumlah penghargaan lain,
Anugerah Seni Nasional dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (1972), Piag-
am Kerti Budaya (1979), Dharma Kusuma dari Gubernur Bali (1981), dan Penghar-
gaan Ciwa Nataraja dari ISI Denpasar (1992).
JELAJAH INTERNET
SENI
45
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
RANGKUMAN
Ada berbagai macam cara memainkan instrument tabuh pat pegongan sema-
randana diantaranya seperti permainan teknik dasar permainan terompong,
terompong dimainkan oleh seorang penabuh dengan mempergunakan sepasang
panggul yang dipegang oleh masing – masing 1 tangan. Terdapat beberapa teknik
pukulan dalam memainkan isntrumen terompong, antara lain ngembat atau
ngangkep, ngempyung atau ngiru, ngluluk, netdet, niltil, ngerumpuk, nebenin (
membelakangi ) ngoret. Sedangkan permainan instrument kendang, ada beber-
apa jenis pukulan dalam memainkan instrumen kendang cedugan, gegulet/gilak,
batu-batu, motip ngunda, motip nganduh. Permainan instrumen gangsa jongkok
kalau dilihat dari ukuran fisiknya dari ukuran yang terbesar sampai yang terkecil
yang semua permainanya memakai tehnik kekenyongan.
Teknik dasar permainan reong, diantaranya kebelet polos, ngerambat pen-
genter kebelet sangsih, ngerambat penyelah, kebelet polos sangsih, ngerambat
pemetit, ngerambat penyorog, pengabungan (keseluruhan). Permainan instrumen
jublag pada dasarnya hampir sama dengan permainan penyacah yaitu dengan
tehnik kekenyongan karena jublag merupakan instrumen pemangku melodi. Per-
mainan instrument jegongan, jegongan dimainkan dengan memberikan penekanan
pada ruas-ruas melodi, jegongan dimainkan dengan memberikan penekanan pada
ruas-ruas melodi dimana teknik permainannya sering disebut dengan temu guru
yaitu, pukulan yang mempertemukan nada dari semua instrumen, dan biasanya
jatuh bersamaan dengan pukulan ke 4 atau ke 8 dari instrumen Jublag.
Permainan bonang/bebonangan, pada dasarnya hampir sama cara memaink-
annya dengan instrummen reong tetapi permainan bonang/ bebonangan dimaink-
an oleh tiga dimana seorang pemain memainkan ponggang sedangkkan dua orang
lainnya memainkan figurasi atau hiasan sesuai melodi pokok. Ceng-ceng kopyak
merupakan instumen yang merupakan instrumen ornamentasi dimana fungsin-
ya hanya sekadar memberikan hiasan-hiasan yang tujuannya untuk meramaikan
proses dalam permainan untuk sebuah komposisi dalam memainkan tabuh pat
pegongan.
SENI
46
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
TUGAS MANDIRI
Tugas siswa adalah mencoba mengisi tanda-tanda/ simbol bagian akhir pada
notasi di atas!
SENI
47
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
REFLEKSI
Setelah mempelajari materi tentang menerapkan ragam motif tabuh dasar dan
isntrumen karawitan coba peserta didik merenungkan kembali materi tersebut,
cek kemapuan berikut ini:
1. Apa manfaat bagi peserta didik setelah mempelajari materi tersebut ?
2. Mampukan peserta didik menyebutkan tehnik-tehnik dalam permainan
teropong dan reong tabuh pat pegongan semarandana ?
3. Mampukah peserta didik menyebutkan skema kerangka dasar tabuh 4
pegongan ?
4. Adakah yang kurang dimengerti, dan adakah yang ingin ditanyakan pada bab
ini?
Jika ada, tanyakan kepada guru yang mengampu mapel ini serta sampaikan
juga kekurangan dan kelebihan dalam menyeampaikan materi yang sudah
dibahas !
SENI
48
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
SENI
49
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENDAHULUAN
SENI
50
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
SENI
51
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
1. Gending Semarandana
Kawitan
Pengawak
Penyalit
SENI
52
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
2 . Gending Semarandana
Pengisep :
Penyalit :
Pengecet :
SENI
53
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
3. Gending Semarandana
Ngembat :
Tabuh Telu:
Ngembat :
SENI
54
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
CAKRAWALA
SENI
55
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
SENI
56
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
TUGAS MANDIRI
1. (-)
2. +
3. -
(I .- - - - - - - - .I)
(I : - - - - - - - - : I)
(I : - - - - - - - - : I)
4.
. .
5.
SENI
57
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
REFLEKSI
SENI
58
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
4. Di Bali mengenal istilah gamelan tua, gamelan madya, gamelan anyar. Gamelan
tua diperkirakan telah ada pada abad:....
a. 15 Masehi d. 23 Masehi
b. 16 sampai 19 Masehi e. 24 Masehi
c. 20 sampai 21 Masehi
SENI
59
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
7. Bebarongan, batel, joged pingitan, pegambuhan, gong gede, pelegongan, semar
pegulingan merupakan ciri-ciri gamelan:....
a. Gamelan tua d. Gamelan sakral
b. Gamelan lama e. Gamelan anyar
c. Gamelan madya
8. Dalam musik karawitan bali, jawa dan sunda kita sering kali mendengar istilah
laras pelog dan selendro. Laras pelog yakni laras yang memiliki:....
a. 5 nada d. Tidak bernada
b. 6 nada e. Nada pinjaman
c. 7 nada
9. Ji, ro, lu, pat, mo, nem, pi, merupangan bagian dari laras:....
a. Laras tidak bernada d. Laras pelog
b. Laras 5 nada e. Laras selendro
c. Laras 6 nada
10. Angklung, gender wayang, gengong, bebonangan, gong beri, caruk, gong luwang,
gambang, selonding, merupakan ciri-ciri gamelan:...
a. Gamelan tua d. Gamelan sakral
b. Gamelan lama e. Gamelan anyar
c. Gamelan madya
11. 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6
(ji ro lu pat mo nem)
Susunan nada di atas termasuk:...
a. Laras pelog d. Pelog barangan
b. Laras selendro e. Titilaras
c. Pelog bem
12. 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7
Pola di atas termasuk nada:....
a. Laras pelog d. Pelog barangan
b. Laras selendro e. Titilaras
c. Pelog bem
13. Dengan bermain atau mendengarkan musik karawitan, seseorang dapat terhibur
dan tumbuh perasaan senang di dalam hatinya. Dalam fungsi karawitan murni
pernyataan tersebut fungsi karawiitan sebagai:....
a. Ungkapan jiwa d. Gamelan karawitan
b. Apresiasi karawitan e. Fungsi karawitan
c. Hiburan karawitan
SENI
60
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
14. Hasil kemapuan seniman mencapai keseimbangan permainan dalam mewujudkan
suatu reportoar hingga sesuai dengan jiwa, rasa dan tujuan komposisi, merupakan
pengertian dari:...
a. Seniman karawitan d. Tabuh/ tetabuhan
b. Komposer e. Gending
c. Pencipta
15. Cara perlakuan atau cara pelaksanaan segala sesuatu yang berkenaan dengan
benda-benda yang diperlukan. Merupakan pengertian dari:...
a. Tempo d. Tabuh/ tetabuhan
b. Gamelan e. Gending
c. Teknik
16. Nyilih asih, ngembat, ngempyung, ngluluk merupakan teknik dasar dalam
permainan:...
a. Seni karawitan d. Teknik dasar permainan gangsa
b. Jenis-jenis pukulan Gong e. Teknik dasar permainan terompong
c. Teknik memukul
17. Kombinasi pukulan yang sama diantara kendang lanang dan wadon dalam teknik
permainan kendang disebut:....
a. Motif batu – batu d. Motif geulet/ gilak
b. Motif ngunda e. Motif ngerumpuk
c. Motif nganduh
18. Salah satu bentuk variasi dari motif ngunda yaitu pukulan kendang yang
dipergunakan sebagai pertanda untuk mengakhiri sebuah lagu merupakan
motif:...
a. Motif batu – batu d. Motif geulet/ gilak
b. Motif ngunda e. Motif ngerumpuk
c. Motif nganduh
19. Ngoret ngili asih dan ngoret ngembat merupakan teknik dasar dalam permainan:..
a. Kendang d. Ponggang
b. Gangsa e. Ugal
c. Reong
20. Pengakep alit, pengangkep ageng, penunggal merupakan teknik dasar permainan:..
a. Ugal d. Ceng-ceng
b. Gangsa e. Gong
c. Gangsa jongkok
SENI
61
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
24. Instrumen yang berfungsi sebagai pemangku melodi dalam Tabuh Pat Pegongan
Semarandana adalah:....
a. Kendang d. Ponggang
b. Jublag e. Ugal
c. Reong
25. Berikut ini merupakan skema kerangka dasar yang benar dalam memainkan tabuh
pat pegongan adalah:....
a. Pengisep, pengecet, pekaat, ngembat, kawitan, pengisep tabuh telu, kawitan,
ngembat
b. Kawitan, pengecet, pengawak, pengisep, ngembat, pengisep tabuh telu,
ngembat
c. Kawitan, pengawak, ngembat, ngisep, pengawak,
d. Pengisep, pengawak, kawitan, ngembat, tabuh telu ngisep, ngebat, kawitan,
pengecet
e. Kawitan, pengawak, pengisep penyalit, pengecet, ngembat, tabuh telu
ngisep, ngembat
26. Karawitan instrumenal adalah karawitan yang mempergunakan alat-alat
(gamelan) sebagai sumber bunyi. Yang termasuk karawitan instrumental adalah:..
a. Kidung
b. Gegitan
c. Lelambatan
d. Sandyagitha
e. Kekawin
SENI
62
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
27. Gending Lelambatan Klasik yang dimainkan dalam barungan gamelan gong
kebyar pada umumnya menggunakan instrumen Terompong.Dari segi unsur
musikalitas internal, instrumen terompong memainkan unsur :...
a. Dinamika
b. Tempo
c. Ritme
d. Melodi
e. Lagu
28. Pertunjukan Gong Kebyar di panggung terbuka Ardha Candra Art Centre Denpasar
dapat dilihat dari 3 sisi .Panggung tersebut termasuk dalam katagori:...
a. Panggung proscenuim
b. Panggung tapal kuda
c. Panggung tradisi
d. Panggung wantilan
e. Panggung Modern
30. Gamelan yang ada di Bali memiliki fungsi masing-masing. Gamelan yang
dipergunakan untuk upacara ngaben adalah:....
a. Gamelan Selonding
b. Gamelan Angklung
c. Gamelan Joged Bumbung
d. Gamelan Gong Kebyar
e. Gamelan Semarandhana
SENI
63
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
SENI
64
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
SENI
65
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENDAHULUAN
SENI
66
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
SENI
67
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 6.2 dan 6.3 Peserta didik sedang memainkan instrument terompong
dan kendang yang berperanan sebagai pemurba irama dalam lagu / gending.
SENI
68
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
CAKRAWALA
SENI
69
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
SENI
70
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
TUGAS MANDIRI
Tugas siswa adalah setelah mempelajari beberapa materi di atas, coba Anda
buat masing-masing kesimpulan Anda terkait dengan irama dan tempo dalam
lagu/ gending terkait dengan materi di atas dan deskripsikan ke dalam bentuk
tabel di bawah ini yang nantinya akan dipresentasikan di depan kelas!
1.
2.
3.
4.
5.
dst
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab ini materi tentang menerapkan dan menentukan irama
dan tempo sajian gending/ lagu coba peserta didik renungkan kembali materi
tersebut, dan merekflesi diri dengan melakukan evaluasi diri seperti:
Apakah peserta didik dapat membedakan pengertian seni musik dan seni musik
karawitan ? ya/ tidak
SENI
71
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
REFLEKSI
1. Dapatkah peserta didik menyebutkan media dasar dan unsr dasar seni
musik ? Ya/ tidak
2. Apakah peserta didik dapat menjelaskan pengertian serta fungsi dari irama
dan tempo ? ya/ tidak
SENI
72
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
SENI
67
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
SENI
68
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
CAKRAWALA
SENI
69
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
https://www.youtube.com/watch?v=QVXyIQXgEXI
SENI
70
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
SENI
71
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
REFLEKSI
SENI
72
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
SENI
73
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENDAHULUAN
SENI
74
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENDAHULUAN
Pengertian gending secara sederhana adalah lagu yang diungkapkan oleh suara
tetabuhan. Pengertian dari tetabuhan ini tidak terbatas pada alat-alat gamelan saja,
tetapi alat-alat nongamelan pun termasuk di dalamnya, seperti angklung, kecapi,
calung dan lain-lain. Orientasi gending dalam lagu cenderung pada alat-alat yang
bernada. Akan tetapi, disadari pula selain untuk alat-alat yang bernada, ada pula yang
MATERI PEMBELAJARAN
SENI
75
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
SENI
76
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
SENI
77
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
CAKRAWALA
Gamelan gong gede yang berada di Pura Ulun Danu Batur diketahui
merupakan salah satu barungan gamelan yang paling lengkap. Selain barungan
gamelan yang paling lengkap gamelan gong gede tersebut juga sangat
disakralkan atau dikeramatkan oleh masyarakatnya. Masyarakat sekitar
mengatakan bahwasannya gamelan tersebut sudah ada sejak dulu yang yang
diwariskan oleh leluhurnya secara turun-temurun.
Menurut Jero Gede Duran dan Jero Gede alitan, keberadaan gamelan
gong gede yang berada di Pura Ulun Danu Batur tersebut diperkirakan pada
tahun 1204 Masehi dan gamelan ini diperkirakan berkembang setelah abad
ke- XII. Awal dari keberadaan gamelan gong gede yang berada di Pura Ulun
Danu Dabut tidak selengkap seperti gamelan sekarang ini karena sempat ada
beberapa penambahan-penambahan instrumen gamelan yang dibuat oleh
beberapa pande dan undagi yang ada di Bali. Keberadaan gamelan gong gede
di Pura Ulun Danu Batur merupakan bagian integral dari ritual keagamaan
yang memiliki ciri-ciri sebagai seni ritual. Selain sebagai seni tirual, penyajian
gamelan Gong Gede juga pendukung suasana yang dapat dijadikan salah satu
ciri sedang berlangsungnya upacara keagamaan.
Upacara puja wali pada purnama kedasa dilangsungkan di Pura Ulun
Danu Batur yang merupakan puncak upacara. Menurut Jero Gede Duuran dan
Jero Gede Alitan mengatakan upacara ini disebut upacara Bhatara Turun Kabeh
yang dilangsungkan selama 11 hari sampai 14 hari dengan penyajian barungan
gamelan Gong Gede (tedun trompong) dengan gamelan bebonangan. Pada saat
terakhir upacara/ penyineban gamelan gong gede turun dari bale gong (tempat
penyimpanan) menuju ke madia mandala tempat penyajian untuk mengiringi
tarian baris perang-perangan, meniti suara dan menampilkan tabuh-tabuh
lelambatan klasik.
SENI
78
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
SENI
79
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
TUGAS MANDIRI
Tugas siswa buatlah nama-nam instrumen dalam gamelan gong gede dan
jelaskan cara/ tehnik memainkan instrumen tersebut!
N0. Nam Instrumen Jumlah Instrumen Cara Memainkan
Yang Diamati
1.
2.
3.
4.
5.
dst
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab kedelapan ini yaitu materi tentang menganalisis dan
mendemontrasikan reportoar gending/ lagu karawitan pada irama tertentu
peserta didik mampu merefleksi diri dengan melakukan cek kemampuan seperti
berikut:
1. Apakah pada pembelajaran bab ini peserta didik merasa senang ?
2. Manfaat apa yang peserta didik peroleh setelah mempelajarai bab ini ?
3. Hal baru apa yang peserta didik peroleh dari pembelajaran bab ini ?
4. Apa yang akan peserta didik lakukan setelah mempelajari bab ini ?
5. Adakah yang kurang peserta didik mengerti dalam pembelajaran bab ini , dan
adakah yang inggin ditanyakan pada bab ini? Jika ada tanyakan kepada guru
yang mengampu mapel ini serta sampaikan juga kekurangan dan kelebihan
dalam menyampaikan materi yang sudah dibahas.
SENI
80
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
SENI
81
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENDAHULUAN
SENI
82
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
SENI
83
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
MATERI PEMBELAJARAN
6. Menyimak dari beberapa tahapan evaluasi di atas dalam hal ini adalah
bertujuan untuk mengevaluasi reportoar dasar pada berbagai irama khususnya
pada irama tabuh pat pegongan semarandana. Evaluasi ini dilakukan sebelum
menyajikan reportoar dasar karawitan pada berbagai irama khususnya pada
reportoar gending tabuh pat pegongan semarandana.
CAKRAWALA
Gamelan Tua
SENI
84
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
CAKRAWALA
Gamelan Tua
Gamelan Madya
SENI
85
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
CAKRAWALA
Gamelan Madya
Gamelan Baru
SENI
86
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
CAKRAWALA
Gamelan Baru
Gamelan yang ada di Bali sudah ada sejak zaman dulu, karena dengan
bukti adanya prastasti Bebetin yang berangka tahun 896 Masehi. Gamelan Bali
dipengaruhi pula oleh kebudayaan dari Jawa. Dengan demikian gamelan yang ada
di Bali ini tidak murni dari Bali saja, namun sudah adannya instrumen-instrumen
gamelan dari Jawa. Gamelan di Bali dengan di Jawa hampir mirip karena
dipengaruhi oleh faktor tersebut, hanya saja nada yang dilantunkan berdeda-
beda. Bila dicermati gamelan di Bali lebih cepat dibandingkan gamelan yang ada
di Jawa. Dalam perkembangan-perkembangan sejarah sejak abad ke VIII sampai
pada abad ke XVIII adanya kontak antara Jawa dan Bali yang menyebabkan
terbawanya banyak barang-barang kesenian, khususnya gamelan, kendatipun
berupa instrumen yang terpisah. Bentuk gamelan yang dibuat dari besi dan
bergai jenis-jenis gong yang ada di Bali merupakan instrumen kebudayaan Asia
Tenggara yang tergolong kebudayaan Melayu Kuna. (Bandem I Made, 1986)
Ada beberapa fungsi dari gamelan yang ada di Bali, diantaranya: berfungsi
untuk mengiringi upacara keagamaan, hiburan, presentasi yang artistik,
(Bandem I Made. 1986:46). Gamelan befungsi mengiringi upacara yaitu gamelan
mengiringi upacara yang sedang dilaksanakan. Dalam upacara Dewa Yajna sudah
pasti gamelan yang dipakai itu adalah Gong. Gong ini akan mengiringi jalannya
pelaksaan upacara dengan berbagai jenis tetabuhan, dan mengiringi tarian sakral
yang dipentaskan pada saat upacara berlangsung. Dalam upacara Pitra Yajna
gamelan yang digunakan itu adalah Angklung dan Gambang, yang mengiringi
jalannya pelaksanaan upacara tersebut pada saat penguburan, pembakaran
atau pada saat pengabenan. Fungsi gamelan sebagai hiburan, yaitu diadakannya
SENI
87
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
CAKRAWALA
pertunjukan gamelan, atau gamelan itu mengiringi tarian hiburan maka gamelan
itu berfungsi sebagai hiburan karena dapat menghibur masyarakat. Fungsi
Gamelan sebagai presentasi artistik yaitu dengan mengadakan lomba-lomba
guna menambah semangat serta wawasan dalam gamelan tabuh. Dan gamelan
juga dapat befungsi sebagai pengiring sebuah tarian.
Banyak jenis gamelan yang ada di Bali dapat dikelompokan dalam tiga
kelompok, atau golongan yaitu:
1. Gamelan Tua, saron, selonding kayu, gong besi, gong luang, slonding besi,
angklung kalentang, gender wayang.
2. Gamelan Madya, pengambuhan, semar pagulingan, pelegongan, bebarongan,
joged pingitan, gong gangsa jongkok, babonangan, rindik gandrung.
3. Gamelan Baru, pengarjaan, gong kebyar, pejangeran, angklung bilah7, joged
bung-bung, gong suling.
JELAJAH INTERNET
SENI
88
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
SENI
89
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
REFLEKSI
SENI
90
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
I. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dengan cara memberi tanda
silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e!
2. Di bawah ini instrumen musik sebagai pemurba melodi dalam permainan tabuh
pat pegongan adalah:....
a. Gangsa dan kendang d. Kendang dan terompong
b. Jublag dan kempur e. Kendang dan ceng-ceng
c. Reong dan kantil
4. Berikut ini merupakan beberapa unsur-unsur musik gamelan yang benar yaitu:....
a. Melodi, irama, birama, tempo, tangga nada, harmoni
b. Tempo, irama, birama melodi, gamelan, gending
c. Melodi, irama, birama, tempo, tangga nada, harmoni, dinamika, timbre
d. Melodi, irama, birama, tempo, tangga nada, harmoni, kawitan, pengisep
e. Titilaras, tempo, tangga nada, harmoni, kawitan, pengisep
5. Jika diindetifikasi suara kendang angklung terdiri dari dua jenis suara, yaitu suara
tek dan suara tung, untuk menentukan menghasilkan suara tek tehniknya adalah:.
a. Muka kendang di tangan kanan di pukul dengan panggul kendang angklung,
bersamaan dengan itu pula muka kendang di tangan kiri di tutup dengan
tangan kiri
b. Muka kendang di tangan kanan dipukul dengan panggul kendang angklung
bersamaan dengan itu pula muka kendang di tangan kiri di lepas
c. Muka kendang di tangan kanan di pukul dengan panggul kendang angklung
bersamaan dengan itu pula tangan kiri menutup/menekan muka kendang di
kanan
d. Muka kendang di tangan kanan di pukul dengan panggul kendang angklung
bersamaan dengan itu pula tangan kiri menutup/menekan muka kendang
dikanan
e. Muka kendang di tangan kiri dipukul dengan panggul angklung, bersamaan
dengan itu pula muka kendang di sebelah kanan di lepas
SENI
97
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
6. Cobalah merinci dari pernyataan di bawah ini, seruling yang ukurannya menengah/
sedang (panjangnya sekitar 45 cm, diameternya sekitar 2 cm) disebut:....
a. Seruling kekebyaran / penyalah
b. Seruling pengarjan
c. Seruling pemetit
d. Seruling pemade
e. Seruling joged
10. Panggung sangat beragam jenisnya dan mempunyai fungsi tersendiri. Panggung
yang sifatnya berkeliling dan digunakan untuk mempertunjukan karya-karya
teater dari suatu tempat ketempat lain disebut:....
SENI
98
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
a. Panggung berjalan
b. Panggung Kereta
c. Panggung buka tutp
d. Panggung fleksibel
e. Panggung lepas
12. Teknik dasar dalam memainkan instrumen gangsa jongkok pada gambelan gong
gede adalah:...
a. Neliti
b. Netdet
c. Kekenyongan
d. Ajeg
e. Nerumpuk
13. Memukul nada satu persatu secara bergantian dengan dua tangan secara
berurutan pada instrumen terompong disebut:....
a. Netdet
b. Nyilih asih
c. Nembat
d. Niltil
e. Ngeluluk
14. Lighting atau pencahayaan sangat berperanan penting dalam sebuah pementasan.
Cahaya yang berasal dari belakang pemain yang membuat bagian atas pemain
menjadi lebih terang disebut:....
a. Head light
b. Back light
c. On light
d. Open light
e. Down light
15. Suatu kegiatan yang dilakukan oleh pemimpin pementasan dengan dibantu oleh
sekelompok orang dalam suatu organisasi pegelaran disebut:....
a. Produsen
b. Pengelola managemen
c. Donatur
d. Sponsor
e. Pengelolaan pentas
SENI
99
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
17. Jenis Tembang yang berfungsi untuk mengiringi permaianan anak-anak disebut:..
a. Gegendingan
b. Pupuh
c. Dolanan
d. Candaan
e. Kekawin
18. Dalam sebuah pementasan perlu adanya sebuah manajemen produksi . Orang
yang bertugas mengorganisir pementasan seni pertunjukan disebut:....
a. Sutradara
b. Pimpinan produksi
c. Skenario
d. Sektretaris produksi
e. Managemen artisrik
SENI
100
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
25. Banyaknya suku kata tiap baris dalam aturan karawitan vokal disebut...
a. Pamawak
b. Pengiwe
c. Penawa
d. Pada
e. Uger-uger
27. Dalam mewirama ada 4 sifat dasar dari hukum musik yaitu kecuali.....
a. Tinggi nada
b. Panjang nada
c. Intensitas bunyi
d. Warna bunyi
e. Keutuhan bunyi
SENI
101
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
28. Bentuk nya berubah-ubah, jumlah suku kata tiap barisnya tidak tetap atau selalu
berubah dan di nyanyikan pada saat anak-anak melaksanakan permainan.
Pengertian karawitan vokal ini pengertian dari...
a. Kidung
b. Kekawin
c. Gegendingan
d. Pupuh
e. Grenggengan
30. Bebarongan, batel, joged pingitan, pegambuhan, gong gede, pelegongan, semar
pegulingan merupakan ciri-ciri gamelan:....
a. Gamelan tua d. Gamelan sakral
b. Gamelan lama e. Gamelan anyar
c. Gamelan madya
SENI
102
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
GLOSARIUM GLOSARIUM
SENI
103
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
GLOSARIUM
SENI
104
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Aryasa Drs, I WM, dkk. Pengetahuan Karawitan Bali. Depertemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Proyek Pengembangan
Kesenian Bali 1984/1985
Bagus Arsaja I Gusti. Metode Pendidikan Seni Karawitan Bali untuk Sekolah Menengah
Pertama. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pendidikan
dan Pembinaan Tenaga Teknik Kebudayaan. 1975.
Bandem I Made , 1983. Ensiklopedi Gamelan Bali. Denpasar Proyek Penggalian Seni
Tradisional dan Kesenian Baru Pemerintah Daerah Tingkat I Bali.
Bandem I Made. 2013. GAMELAN BALI DI ATAS PANGGUNG SEJARAH. Bali: BP STIKOM
BALI
Nano, S. Engkos Warnika. PENGETAHUAN KARAWITAN DAERAH SUNDA. DEPARTEMEN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. DIREKTORAT PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH. Direktorat Menengah Kejuruan. Proyek Pengadaan Buku
Pendidikan Menengah Kejuruan. 1983
Rembang I Nyoman. 1984/ 1985. HASIL PENDOKUMENTASIAN NOTASI GENDING-
GENDING LELAMBATAN KLASIK PEGONGAN DAERAH BALI. BALI:
DEPARTEMAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. DIREKTORAT JENDRAL
KEBUDAYAAN.
Remen, I Ketut. 1983. Aneka Gending Rare. 2000. Pendokumentasian Tabuh-Tabuh Bali
Klasik (Gambang dan Pegambuhan).
Siswanto.1983. PENGETAHUAN KARAWITAN DAERAH YOGYAKARTA. Yogyakarta:
DEPARTEMAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. DIREKTORAT JENDRAL
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEBUDAYAAN. Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan.
Pande Gede Mustika. 2006. PERTUNJUKAN GAMELAN GONG GEDE DI PURA ULUN DANU
BATUR DESA BATUR, SEBUAH KAJJIAN BUDAYA. DENPASAR: PROGRAM
STUDI KAJIAN BUDAYA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA
Pande Made Sukerta. 2010. TETABUHAN BALI I . Solo: ISI Press
Palgunadi, Bram. 2002. Serat Kanda Karawitan Jawi: Mengenal seni Karawitan Jawa.
Bandung: ITB
Winggi Prabawanti. PENGETAHUAN KARAWITAN DAERAH SURAKARTA. DEPARTEMEN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Proyek Pengadaan Buku Pendidikan Menengah Kejuruan.1983.
SENI
105
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
DAFTAR PUSTAKA
SENI
106
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 1
SENI
107
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 2
SENI
108
KARAWITAN
PRAKTIK KARAWITAN
BERSAMA
BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 2
SENI
109
KARAWITAN