Anda di halaman 1dari 10

p-ISSN : 2301-7775

e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 1 Maret 2022

WORKLOAD DAN PENGARUHNYA TERHADAP BURNOUT SERTA


TURNOVER INTENTION KARYAWAN PERBANKAN

Tri Wulida Afrianty 1)*, Ni Nyoman Ari Astuti Dewi1)


1)
Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya
*Penulis Korespondensi: twulidafia@ub.ac.id, ninyoman1246@gmail.com

Abstrak
Beban kerja (workload) merupakan tuntutan terkait pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan
dalam jangka waktu tertentu. Beban kerja dapat menjadi stresor bagi karyawan yang bersangkutan
serta memiliki kemungkinan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku kerja karyawan. Terkait dengan
hal ini, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh beban kerja (workload) terhadap
burnout yang dirasakan oleh karyawan maupun niat berhentinya (turnover intention). Selain
menganalisis pengaruh langsung, penelitian ini juga menguji peran burnout sebagai variabel mediasi
dalam hubugan antara workload dan turnover intention karyawan. Terdapat empat hipotesis yang diuji
dalam penelitian ini yang keseluruhannya menggambarkan keterkaitan antar variabel seperti yang
diidentifikasi dalam tujuan penelitian. Seluruh hipotesis diuji dengan menggunakan pendekatan partial
least square (PLS) dengan bantuan software SmartPLS versi 3. Keseluruhan sampel pada penelitian ini
berjumlah 67 karyawan Micro Banking Cluster Bank Mandiri Area Balikpapan. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa workload memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap burnout dan turnover
intention, burnout memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap turnover intention, dan burnout
memediasi pengaruh workload terhadap turnover intention.

Keywords: Beban Kerja (Workload), Niat Berhenti (Turnover Intention), Burnout

Article Information:
Received Date: 27 Oktober 2021
Revised Date: 7 November 2021
Accepted Date: 15 November 2021

11
p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 1 Maret 2022

PENDAHULUAN burnout yang terjadi pada seseorang dapat


Pada era persaingan bisnis yang semakin ketat disebabkan oleh adanya beban kerja berlebihan
seperti saat ini, tidak terkecuali pada sektor yang dapat menguras energi dan kemampuan
perbankan, mempertahankan karyawan terbaik seseorang dalam melakukan tugasnya. Beban
yang dimiliki oleh perusahaan merupakan kerja (workload) yang tidak sesuai dengan
sebuah tantangan yang besar terutama dengan keterampilan dan potensi karyawan serta
adanya fenomena war of talent. Dengan kata dengan tingkat intensitas yang tinggi dapat
lain, perusahaan, termasuk yang berada pada menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya
sektor perbankan, dihadapkan pada kebutuhan burnout pada karyawan. Selain itu, beban kerja
untuk memberikan perhatian yang serius yang berlebihan juga dapat memicu karyawan
terhadap upaya untuk mempertahankan sumber untuk memiliki keinginan keluar dari
daya manusia unggul dan berkualitas yang perusahaan atau yang disebut sebagai turnover
dimilikinya agar mereka tidak keluar atau intention. Terdapat kemungkinan bahwa
berpindah dari perusahaan. Perkembangan karyawan akan berpikir untuk meninggalkan
pesat industri perbankan yang salah satunya pekerjaan mereka ketika merasa sangat
ditandai dengan munculnya berbagai inovasi terbebani.
produk yang ditawarkan oleh perbankan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
merupakan salah satu faktor pendorong merupakan salah satu BUMN yang bergerak
meningkatnya persaingan antar pelaku bisnis dalam bidang perbankan di Indonesia.
yang berada pada sektor perbankan di Kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat
Indonesia (Ramadhany, 2018). Untuk dapat Indonesia menjadikan Bank Mandiri sebagai
tetap bertahan dalam persaingan yang tinggi salah satu pesaing kuat dalam dunia perbankan
dan agar tetap mempertahankan kepercayaan di Indonesia. Salah satu strategi yang menjadi
masyarakat, perusahaan cenderung melakukan fokus Bank Mandiri adalah meningkatkan
peningkatan target-target dan perbaikan pada efisiensi kinerja pada Micro Banking Cluster
perusahaan. Karyawan akan dituntut untuk untuk menjadi pendorong utama pertumbuhan
bekerja secara maksimal dan berkontribusi bisnis pada segmen mikro di Indonesia
penuh agar keberhasilan dapat dicapai. Namun, (Annual Report Bank Mandiri, 2020). Micro
tidak dapat dipungkiri bahwa tuntutan bekerja Banking Cluster merupakan unit kerja Bank
yang tinggi dengan melebihi kemampuan yang Mandiri dalam melayani kredit yang diberikan
dimiliki oleh karyawan dapat memberikan kepada pelaku usaha mikro untuk membiayai
tekanan dalam bekerja. Ziaei (2015) kebutuhan usahanya. Menjadi salah satu fokus
menyatakan bahwa “bekerja pada lingkungan utama Bank Mandiri, tentu saja menyebabkan
yang penuh dengan tekanan dapat memberikan Micro Banking Cluster harus dapat mengelola
resiko kesehatan pada karyawan yang disebut sumber daya yang dimilikinya secara optimal,
sebagai burnout”. termasuk sumber daya manusianya
Istilah burnout pertama kali (karyawan). Karyawan diharapkan dapat
diperkenalkan oleh Freudenberg (1974) bekerja secara optimal sesuai dengan tugas
sebagai “rasa kelelahan yang diakibatkan dari yang diberikan oleh perusahaan. Micro
permintaan energi, kekuatan, dan sumber daya Banking Cluster ini berfokus pada kegiatan
yang berlebihan”. Pada akhir Mei 2019, World kredit, yang tentu saja memiliki resiko
Health Organization (WHO) menyatakan tersendiri. Karyawan dituntut untuk bekerja
bahwa burnout termasuk dalam klasifikasi dengan teliti dalam melakukan transaksi kredit
penyakit yang memiliki keterkaitan dengan terhadap nasabah dalam jangka waktu yang
bekerja yang digambarkan sebagai sindrom terbatas sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
yang disebabkan oleh stres di tempat kerja oleh perusahaan. Bukan tidak mungkin hal ini
yang tidak dapat dikendalikan. Fenomena dapat menciptakan tekanan bagi karyawan
12
p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 1 Maret 2022

dalam melakukan pekerjaannya, bahkan dapat individu. Di sisi lain, job resources mengacu
menimbulkan kelelahan dan stress kerja yang kepada aspek fisik, psikologis, dan sosial dari
tinggi dan berkepanjangan sehingga pekerjaan yang berkontribusi pada pencapaian
menimbulkan burnout serta niat untuk berhenti tujuan pekerjaan,, mengurangi job demands
dari pekerjaannya. Terkait dengan hal ini, yang terkait dengan aktivitas fisiologis atau
penelitian ini dilakukan untuk menganalisis psikologis tertentu, serta mendorong
apakah terdapat pengaruh beban kerja pembelajaran dan pengembangan diri
(workload) yang dimiliki oleh karyawan Micro karyawan.
Banking Cluster Bank Mandiri Area Adanya job demands yang berlebihan,
Balikpapan terhadap burnout dan turnover kemungkinan besar akan memicu terjadinya
intention mereka. Penelitian ini juga stres pada karyawan. Ketika karyawan harus
menganalisis kemungkinan peran mediasi bekerja sangat keras untuk memenuhi tuntutan
burnout dalam pengaruh workload terhadap pekerjaannya, maka hal ini akan mengarah
turnover intention karyawan Micro Banking pada reaksi negatif seperti depresi, kecemasan,
Cluster Bank Mandiri Area Balikpapan. Lokasi dan terjadinya burnout (kelelahan) (Schaufeli
penelitian ini dipilih dengan pertimbangan dan Bakker, 2004). Menurut Gann dalam
bahwa sebagaimana halnya dengan Micro Maslach dan Jackson (1981) “stressor di
Banking Cluster Bank Mandiri lainnya yang lingkungan pekerjaan disebabkan oleh
dituntut untuk meningkatkan efisiensi kerjanya workload yang penuh tekanan dari lingkungan
oleh PT. Bank Mandiri agar dapat menjadi kerja dan berkaitan erat dengan terjadinya
pendorong utama pertumbuhan bisnis pada burnout pada individu”.
segmen mikro di Indonesia (Annual Report Pada sisi lain, job resources dapat
Bank Mandiri, 2020), tentu saja hal ini berperan dalam proses motivasi karyawan. Hal
menimbulkan tantangan tersendiri bagi ini berarati bahwa job resources pada
karyawan Micro Banking Cluster Bank lingkungan pekerjaan akan memberikan
Mandiri Area Balikpapan. Tantangan tersebut dampak yang positif bagi karyawan maupun
diantaranya adalah adanya tuntutan untuk organisasi terkait komitmen karyawan
meningkatkan kinerja. Di sisi lain, tuntutan terhadap organisasi, intention to stay, perilaku
kinerja yang tinggi ini memiliki kemungkinan peran, keselamatan karyawan, dan kinerja yang
untuk menimbulkan stres kerja bahkan burnout unggul (Schaufeli, 2017). Dalam penelitian ini,
bagi karyawannya. Oleh karena itulah maka dengan menggunakan kerangka teori JD-R,
penelitian ini berupaya untuk menganalisis maka workload yang merepresentasikan salah
kemungkinan penyebab terjadinya burnout satu job demand diduga memiliki pengaruh
(misalnya workload) beserta akibatnya terhadap menigkatnya burnout maupun
(misalnya turnover intention). turnover intention karyawan.

Workload
TINJAUAN PUSTAKA Beban kerja (workload) merupakan sebuah
Teori Job Demands-Resources/ JD-R istilah yang dapat didefinisikan sebagai
Teori JD-R memiliki dua aspek yaitu job tuntutan yang dibebankan kepada karyawan
demands (tuntutan pekerjaan) dan job terkait dengan pekerjaannya. Faulkner dan
resources (sumber daya pekerjaan). Bakker Patiar (1997) dan Lo dan Lamm (2005)
dan Demerouti (2014) menjelaskan bahwa job mengamati bahwa beban kerja yang berlebihan
demands (tuntutan pekerjaan) mengacu kepada dapat menjadi sumber stres di tempat kerja.
aspek fisik, psikologis, sosial, dan organisasi Dengan kata lain beban kerja dapat diartikan
yang membutuhkan upaya yang dapat sebagai jumlah pekerjaan yang diberikan
mempengaruhi aspek fisik maupun psikologis kepada seseorang dalam jangka waktu tertentu
13
p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 1 Maret 2022

serta dapat menjadi stresor bagi karyawan. mereka bekerja (Çelik dan Çira, 2013).
Beban kerja dapat dilihat dari sisi kuantitatif Turnover intention dapat ditunjukkan dari
maupun kualitatif. Beban kerja kuantitatif adanya keinginan karyawan untuk
berkaitan dengan jumlah pekerjaan yang meninggalkan pekerjaan dan mencari
diterima oleh setiap karyawan dalam jangka pekerjaan baru dengan sengaja (Avci dan
waktu tertentu, sedangkan beban kerja Küçükusta, 2009).
kualitatif terkait dengan faktor psikologis Cotton dan Tuttle (1986)
karyawan yang ditimbulkan oleh pekerjaanya. mengklasifikasikan faktor-faktor yang
Pengukuran workload dilakukan dengan mempengaruhi turnover intention menjadi tiga
menggunakan metode SWAT (Subjective kelompok:
Workload Assessment Technique) yang 1) Faktor lingkungan yang meliputi tingkat
dikemukakan oleh Reid dan Nygren (1998) pengangguran nasional dan sektoral,
dengan yiga dimensi yaitu, beban waktu (time persepsi terhadap pekerjaan dan kehadiran
load), beban usaha mental (mental effort load) serikat pekerja, serta tingkat partisipasi
dan beban tekanan psikologi (psychological angkatan kerja kandidat baru;
pressurelLoad). 2) Faktor terkait pekerjaan seperti upah,
kinerja, kejelasan peran, pengulangan
Burnout pekerjaan, kepuasan terhadap upah,
Pembahasan burnout pertama kali diterbitkan peluang promosi dan komitmen organisasi;
dalam artikel berjudul “Staff Burnout” yang 3) Karakteristik pribadi seperti usia,
dipublikasikan pada tahun 1974 pada Journal pengalaman, jenis kelamin, tingkat
of Social Issues oleh Frendenbeurg. Menurut pendidikan, status perkawinan,
World Health Organization (WHO), “burnout kemampuan, dan kecenderungan perilaku.
atau kelelahan termasuk dalam klasifikasi Turnover intention dapat menyebabkan
penyakit akibat bekerja yang digambarkan kerugian yang signifikan bagi perusahaan jika
sebagai sindrom yang disebabkan oleh perusahaan tersebut tidak mengidentifikasi dan
pengelolaan stres di tempat kerja yang tidak mengambil tindakan untuk mencegahnya
dapat dikendalikan”. Menurut Lubis (2016:58) (Sahin, 2011). Turnover intention yang tinggi
“burnout adalah suatu kondisi yang ditandai ditunjukkan dengan meningkatnya frekuensi
dengan menurunnya produktivitas karena karyawan yang ingin berhenti dari pekerjaan
stress yang dialami di tempat kerja secara terus mereka dan berpotensi meningkatkan kerugian
menerus”. Berdasarkan definisi tersebut, finansial dan akibat negatif lainnya (Demir and
burnout dapat difahami sebagai sindrom Tütüncü, 2010).
kelelahan secara emosional yang terjadi pada Newman, et al. (2011) mengukur
individu yang sangat mempengaruhi turnover intention dengan menggunakan
kinerjanya. beberapa indikator yang diantaranya meliputi:
Maslach dan Jackson (1981) keinginan untuk keluar dari pekerjaan,
mengidentifikasi bahwa terdapat tiga dimensi keinginan mencari pekerjaan di tempat kerja
dalam burnout, yaitu kelelahan emosional yang lain, keinginan untuk berpindah ke
(emotional exhaustion), depersonalisasi perusahaan lain dalam 6 bulan ke depan, dan
(depersonalization), dan penghargaan diri keinginan untuk mencari informasi pekerjaan
(personal accomplishment). lain.

Turnover Intention Hipotesis Penelitian


Turnover intention dapat diartikan sebagai Dengan menggunakan kerangka teori Job
keinginan sadar karyawan untuk berhenti Demands-Resources, dalam penelitian kami
bekerja atau meninggalkan organisasi tempat menduga bahwa workload yang berperan
14
p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 1 Maret 2022

sebagai job demand memiliki pengaruh workload adalah 3,82. Hal ini menunjukan
terhadap menigkatnya burnout maupun bahwa tingkat workload pada karyawan Micro
turnover intention karyawan. Sehingga Banking Cluster Bank Mandiri Area
hipotesis yang kami susun adalah: Balikpapan dapat dikategorikan tinggi. Item
H1: Workload (X) memiliki pengaruh penilaian tertinggi adalah “Pekerjaan yang
signifikan terhadap Turnover Intention (Y). saya lakukan memiliki tingkat resiko yang
H2: Workload (X) memiliki pengaruh tinggi” dengan rata-rata 4,22 dan item
signifikan terhadap Burnout (Z). penilaian terendah adalah “Saya sering kali
H3: Burnout (Z) memiliki pengaruh signifikan mendapatkan gangguan selama melakukan
terhadap Turnover Intention (Y). pekerjaan” dengan rata-rata 3,36.
H4: Workload (X) memiliki pengaruh
signifikan terhadap Turnover Intention (Y) Variabel Burnout (Z)
melalui Burnout (Z). Dari hasil perhitungan statistik deskriptif,
diketahui bahwa grand mean variabel burnout
Adapun model hipotesis ini digambarkan adalah 2,65. Hal ini menunjukan bahwa tingkat
seperti pada gambar 1. burnout pada karyawan Micro Banking Cluster
Bank Mandiri Area Balikpapan ini termasuk
dalam kategori sedang. Item penilaian tertinggi
adalah “Saya selalu merasa lelah pada akhir
jam kerja” dengan rata-rata 4,03, sedangkan
item penilaian terendah adalah “Saya merasa
terkadang rekan kerja menyalahkan saya atas
beberapa masalah mereka” dan “Saya telah
mencapai banyak hal berharga dari pekerjaan
ini” dengan rata-rata 1,82.
Gambar 1. Kerangka Penelitian
Variabel Turnover Intention (Y)
METODE PENELITIAN Dari hasil perhitungan statistik deskriptif,
Penelitian ini menggunakan pendekatan diketahui bahwa grand mean variabel turnover
kuantitatif. Lokasi penelitian ini adalah pada intention adalah 2,61. Hal ini menunjukan
Micro Banking Cluster Bank Mandiri Area bahwa tingkat turnover intention pada
Balikpapan yang terletak di Jl.Jend Sudirman karyawan Micro Banking Cluster Bank
No.71 Klandasan Ilir, Balikpapan Kota, Kota Mandiri Area Balikpapan ini termasuk dalam
Balikpapan, Kalimantan Timur. Sejumlah 67 kategori sedang. Item penilaian tertinggi
karyawan tetap Micro Banking Cluster Bank adalah “Saya merasa bekerja selain
Mandiri Area Balikpapan dijadikan sebagai diperusahaan ini akan lebih menyenangkan”
sampel penelitian. Pengumpulan data dengan rata-rata 3,43 dan item penilaian
dilakukan dengan metode survei menggunakan terendah adalah “Saya merasa sudah tidak
kuesioner. Data yang diperoleh kemudian mempunyai motivasi untuk tetap bekerja di
dianalisis dengan pendektan PLS (Partial Least perusahaan ini” dengan rata-rata 2,00.
Square).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian
Variabel Workload (X)
Dari hasil perhitungan statistik deskriptif,
diketahui bahwa grand mean dari variabel
15
p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 1 Maret 2022

Analisis Data dengan Pendekatan PLS Tabel 1. Outer Loadings


(Partial Least Square)
Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)

Gambar 2. Model Pengukuran (Outer Model)

Teknik analisis data dengan SmartPLS


menggunakan 3 kriteria yaitu Convergent
Validity, Discriminant Validity, dan Composite
Reliability.

Validitas Konvergen (Convergent Validity) Sumber: Data primer diolah, 2021


Hasil pengujian nilai faktor loading di atas 0,7
dapat dikatakan ideal dan valid. Nilai yang Validitas Diskriminan (Discriminant Validity)
digunakan pada penelitian ini adalah 0,7. Discriminant validity dinilai berdasarkan
Tabel 1 berikut adalah tabel outer loadings pengukuran nilai cross loading dengan
untuk mengukur nilai faktor loading pada konstruk. Model discriminant validity yang
penelitian ini. baik adalah jika nilai loading setiap indikator
pada variabel laten memiliki nilai loading yang
paling besar dibandingkan dengan nilai
loading variabel laten lainnya. Tabel 2 berikut
menyajikan hasil pengujian discriminant
validity pada penelitian ini.

16
p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 1 Maret 2022

Tabel 2. Nilai Cross Loading Tabel 3. Goodness of Fit

Sumber: Data primer diolah, 2021

Evaluasi Model Struktural (Inner Model)

Gambar 3. Model Struktural (Inner Model)


Sumber: data primer diolah, 2021
Model struktural dievaluasi dengan
Evaluasi Model menggunakan R-square untuk konstruk
Evaluasi model pengukuran dengan square dependen uji t serta signifikansi dari koefisien
root of average variance extracted (AVE) parameter jalur struktural.
membandingkan nilai akar AVE dengan
korelasi antar konstruk. Jika nilai akar AVE Koefisien Determinasi (R2)
lebih tinggi daripada nilai korelasi di antara
konstruk, maka discriminant validity yang baik Tabel 4. Nilai R-Square
tercapai. Nilai AVE yang lebih besar dari 0,5
juga direkomendasikan. Pengujian selanjutnya
untuk menganalisis outer model adalah melihat
reliabilitas konstruk variabel laten yang diukur Sumber: Data primer diolah, 2021
dengan 2 kriteria yaitu composite reliability
dan Cronbach Alpha dan dinyatakan reliabel Tabel diatas menunjukan nilai R-Square untuk
jika nilai keduanya diatas 0,70. variabel turnover intention diperoleh sebesar
0,371, hal ini menunjukan bahwa 37,1%
17
p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 1 Maret 2022

variabel burnout dapat dipengaruhi oleh menunjukkan bahwa hipotesis 2 diterima yang
variabel workload. berarti bahwa dalam penelitian ini workload
mempunyai pengaruh positif dan signifikan
Nilai R-Square turnover intention sebesar terhadap burnout. Hasil penelitian ini didukung
0,587 menunjukan bahwa variable turnover oleh penelitian yang dilakukan oleh Xiaoming
intention dipengaruhi oleh variabel workload (2014) dan Atmaja (2019) yang
dan burnout sebesar 58,7%. mengidentifikasi adanya pengaruh yang positif
Predictive relevance (Q2) dan signifikan dari workload terhadap burnout
Perhitungan predictive relevance pada pada karyawan.
penelitian ini adalah sebagai berikut
Nilai Q2 = 1 – (1-R2) × (1- R2) Hipotesis 3
Nilai Q2 = 1 – (1- 0,371) × (1- 0,587) Hasil pengujian pengaruh variabel burnout
= 0,7402 terhadap variabel turnover intention
Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai Q2 mendapatkan koefisien jalur sebesar 0,558
sebesar 0,7402. Hal ini menunjukan bahwa dengan t hitung sebesar 4,504. Nilai t hitung
keragaman data penelitian dapat dijelaskan yang lebih besar dari t tabel (1960) atau p
oleh model struktural yang dirancang adalah (0,000) ≤ 0,05 menunjukkan bahwa hipotesis
sebesar 75,02%. 3 penelitian ini ditrerima. Hal ini menjelaskan
bahwa workload mempunyai pengaruh positif
Pengujian Hipotesis dan signfikan terhadap turnover intention.
Hipotesis 1 Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
Pengujian pengaruh variabel workload penelitian yang dilakukan oleh Xiaoming
terhadap variabel turnover intention (2014) dan Ahmad (2016) yang menunjukkan
didapatkan koefisien jalur sebesar 0,285 bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
dengan t hitung sebesar 2,137. Hubungan yang dari burnout terhadap turnover intention.
positif menjelaskan bahwa semakin
meningkatnya workload maka turnover Hipotesis 4
intention akan semakin tinggi. Karena nilai Berdasarkan hasil perhitungan, besarnya
pada t hitung lebih besar dari t tabel (1,960) pengaruh burnout sebagai variabel intervening
atau p (0,033) ≤ 0,05, dapat dijelaskan bahwa adalah sebagai berikut :
hipotesis 1 diterima yang berarti bahwa Y = PYX + (PYX × PYZ)
workload memiliki pengaruh positif dan Direct effect workload terhadap burnout
signifikan terhadap turnover intention. Hasil sebesar 0,285
penelitian ini sejalan dengan beberapa hasil Indirect Effect (IE) = PZX × PYZ
penelitian terdahulu yang diantaranya adalah = 0,604 × 0,558
penelitian yang dilakukan Qureshi (2013) dan = 0,340
Putra (2016) yang menemukan adanya Total Effect (TE) = PYX + (PZX × PYZ)
pengaruh yang positif dan signifikan dari = 0,286 + 0,340
workload terhadap turnover intention. = 0,625
Perhitungan pengaruh tidak langsung, dan total
Hipotesis 2 pengaruh hubungan antar variabel disajikan
Pengujian hipotesis variabel workload terhadap dalam sebuah ringkasan hasil, sebagai berikut:
variabel burnout didapatkan koefisien jalur
sebesar 0,609 dan t hitung sebesar 5,482. Arah
hubungan yang positif dapat ditunjukan
dengan nilai t hitung yang lebih besar dari t
tabel (1,960) atau p (0,000) ≤ 0,05. Hal ini
18
p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 1 Maret 2022

Tabel 5. Perhitungan Pengaruh Tidak dari organisasi tempat karyawan bekerja yang
Langsung kemudian stimulus tersebut mempengaruhi
rasa dan fikiran individu yang bersangkutan
(organism) yang pada akhirnya direspon dalam
bentuk keinginan untuk keluar dari organisasi.
Sumber: Data primer diolah, 2021 Dengan terbuktinya bahwa workload
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Tabel 5 menjelaskan hasil dari pengujian burnout maupun turnover intention karyawan
hipotesis 4 yang menunjukan hubungan antara pada penelitian ini, maka perusahaan perlu
variabel workload dengan turnover intention untuk meninjau kembali beban kerja yang
melalui burnout menujukan nilai koefisien diberikan kepada karyawannya untuk
jalur tidak langsung sebesar 0,340 dengan nilai memastikan bahwa beban kerja tersebut tidak
t statistik 3,478. Nilai t hitung yang melebihi kapasitas karyawannya. Hal ini
menunjukan lebih besar dari t tabel (1,960) penting dilakukan sebagai tindakan preventif
atau p (0,001) ≤ 0,05 menjelaskan bahwa bagi timbulnya dampak-dampak negatif, baik
burnout mempeharuhi secara signifikan dalam bagi karyawan maupun perusahaan seperti
menjembatani workload terhadap turnover meningkatnya burnout dan turnover intention.
intention. Hasil ini berarti bahwa hipotesis 4 Disamping melakukan analisis beban kerja,
penelitian ini diterima. Hasil penelitian ini perusahaan perlu untuk mengupayakan
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh berbagai bentuk dukungan terhadap karyawan
Leither dan Meechan (1986) dalam Jung sebagai bentuk “job resources” dari perspektif
(2012) yang mengungkapkan bahwa karyawan job demands-resources theory. Dukungan
yang mengalami gangguan emosional akibat tersebut misalnya dapat berupa pemenuhan
dari kelelahan yang dialami di tempat kerja fasilitas kerja yang memadai, pemberian
serta adanya peningkatan beban kerja akan program pelatihan dan pengembangan
mengarah kepada turnover intention. karyawan yang dapat menigkatkan kapasitas
Terjadinya burnout yang dialami oleh karyawan dalam menyelesaikan pekerjaanya
karyawan secara tidak langsung dapat dipicu maupun mengimplementasikan bentuk job
dari adanya beban kerja secara berlebihan dan sharing yang dapat meringankan beban kerja
dapat menimbulkan turnover intention pada karyawan.
karyawan.
REFERENSI
Ahmad, A., dan S. Afgan. 2016. The
KESIMPULAN DAN SARAN relationship of job stress and turnover
Hasil penelitian ini menunjukkan intention in commercial banks of
bahwa workload yang tinggi yang merupakan Pakistan by assessing the mediating
salah satu bentuk job demand memiliki role of burnout. Journal of Business
pengaruh yang kuat terhadap munculnya Strategies, 10(1): 1.
burnout maupun keinginan dari karyawan Annual Report PT.Bank Mandiri (Persero)
tersebut untuk keluar dari pekerjaannya Tbk. 2020.
(turnover intention). Selain menggunakan https://bankmandiri.co.id/documents/3
8265486/0/AR+2020+%23+PT+Bank
perspektif teori Job Demands-Resources, +Mandiri+%28Persero%29+Tbk+%2
mekanisme hubungan antar ketiga variabel 8IND%29+23042021+LR.pdf/340ba6
penelitian ini juga dapat dijelaskan dengan c4-7bfd-6fd8-dd75-2412d0c3846f.
menggunakan teori Stimulus Organism Diakses pada 2 Mei 2021
Response yang mana dalam penelitian ini Atmaja, I. G. I. W., dan I. W. Suana. 2019.
workload merupakan stimulus yang berasal Pengaruh workload terhadap burnout

19
p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 1 Maret 2022

dengan role stress sebagai variabel Elsevier Science Publishers. Human


mediasi pada karyawan Rumours Mental Workload. 185-218.
Restaurant. E-Jurnal Manajemen, Rivai, V. 2009. Manajemen Sumber Daya
8(2): 815-844. Manusia untuk Perusahaan: Dari
Bakker, A.B.,& Demerouti, E. (2014). Job Teori Ke Teori. RajaGrafindo Persada.
Demands-Resources Theory. In P.Y Jakarta.
Chen & C.L Cooper (Eds.) Work and Schaufeli, Wilmar.B. 2017. Applying the Job
Wellbeing: A Complete Reference Demands-Resources model: A 'how
Guide, Voll III. New York, USA: John to' guide to measuring and tackling
Wiley & Sons,Ltd work engagment and burnout.
Faulkner, B. and Patiar, A. (1997), Organizational Dynamics.
“Workplace induced stress among Schaufeli, W.B.,& Bakker, A.B. 2004. Job
operational staff in the hotel industry”, demands, job resources, and their
International Journal of Hospitality relationship with burnout and
Management, Vol. 16 No. 1, pp. 99- engagement: : a multi sample stud.
117 Journal Organization Behaviour : 25,
Freudenberg, Herbert. J. 1974. Staff Burnout. 293-315.
Journal of Social Issues. 30(1).159- Simamora, Henry. 2004.Manajemen Sumber
165. Daya Manusia.Edisi Ketiga. Cetakan
Harnoto. 2002. Manajemen Sumber Daya Pertama. Yogyakarta:STIE YKPN.
Manusia. Jakarta: Prehallindo Tarwaka. 2004. Ergonomi Industri. Surakarta:
Jung, H.S., Yoon, H.H., dan Kim, Y.J. 2012. UNIBA Press.
Effects of Culinary Employees’ Role Wirawan. 2015. Manajemen Sumber Daya
Stress on Burnout and Turnover Manusia. In. Jakarta: RajaGrafindo
Intention in Hotel Industry: Persada.
Moderating Effects on Employees’ World Healt Organization (WHO). 2019.
Tenure. The Service Industries “Burnout an Occupational
Journal, 32(13). 2145-2165 Phenomenon”: International of Diseases.
Lo, K. and Lamm, F. (2005), “Occupational https://www.who.int/mental_health/ev
stress in the hospitality industry – an idence/burn-out/en/. Diakses pada
employment relations perspective”, tanggal 7 Desember 2019.
New Zealand Journal of Employment Xiaoming, Y., B.-J. Ma, C. L. Chang, dan C.-
Relations, Vol. 30 No. 1, p. 23. J. Shieh. 2014. Effects of workload on
Lubis, Namora L. 2009. Depresi : Tinjauan burnout and turnover intention of
Psikologis. Edisi Pertama. Jakarta: medical staff: A study. Studies on
Kencana. Ethno-Medicine, 8(3): 229-237.
Maslach, C., dan S. E. Jackson. 1981. The Ziaei, M., Hamed Yarmohammad, Meisam
measurement of experienced burnout. Moradi, &Mohammad Khandan.
Journal of Organizational Behavior, 2015. Level of Workload and Its
2(2): 99-113. Relationship with Job Burnout Among
Qureshi, M. I., M. Iftikhar, S. G. Abbas, U. Administrative Staff. International
Hassan, K. Khan, dan K. Zaman. Journal of Occupational
2013. Relationship between job stress, Hygiene.6(3):53-60.
workload, environment and
employees turnover intentions: What
we know, what should we know.
World Applied Sciences Journal,
23(6): 764-770.
Reid, G. B., & Nygren, T. E. (1988). The
Subjective Workload Assessment
Technique: A Scaling Procedure For
Measuring Mental Workload. In N.
Meshkati, & P. A. Hancock (Eds).

20

Anda mungkin juga menyukai