DINAS KESEHATAN
JALAN R.A. KARTINI NO.11 PALU TELP. (0451) 421170 – 422343 – 421070 FAKSIMILI (0451) 454646
P A L U 94111
3. Sistem evaluasi pelayanan dari pengunjung tidak ada. Lampiran Peraturan Menteri
Kesehatan No 74 tahun 2016 merekomendasikan untuk melakukan pengendalian mutu
pelayanan kefarmasian dengan cara monitoring dan evaluasi, dimana salah satu teknik
untuk mendapatkan data yang akan dievaluasi adalah dengan cara survei. Tidak
optimalnya penarikan data akan menghambat tujuan mencegah terjadinya masalah terkait
Obat atau mencegah terjadinya kesalahan pengobatan atau kesalahan
pengobatan/medikasi (medication error), yang bertujuan untuk keselamatan pasien
(patient safety).
4. Belum adanya SPO Pengendalian Obat yang dapat menghambat sasaran yang diinginkan
sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan
dan kekurangan/kekosongan Obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
5. Puskesmas Mapane tidak memiliki SPO pemusnahan obat karena tidak memiliki
pemusnahan melainkan dikembalikan ke Instalasi Farmasi Kab. Poso. SPO pengadaan
juga tidak dimiliki.
6. Belum dilaksanakannya 3 (tiga) pelayanan farmasi klinik, meliputi Visite, Pemantauan
Terapi Obat dan Evaluasi Penggunaan obat karena tidak terdapatnya Standar Prosedur
Operasional (SPO). Pelayanan farmasi klinik merupakan salah satu aspek pelayanan
kefarmasian, tidak optimalnya pelayanan farmasi klinik akan menghambat tujuan dari
pelayanan kefarmasian untuk untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan
masalah Obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan.
7. Belum tersedianya media informasi aktif seperti brosur, leaflet, dan majalah dinding yang
menjadi bagian dari SPO Pelayanan Informasi Obat yang direkomendasikan Peraturan
Menteri Kesehatan No 74 tahun 2016 sebagai media untuk membantu memberikan
informasi dan konsultasi secara akurat, tidak bias, faktual, terkini, mudah dimengerti, etis
dan bijaksana.
8. Belum terdokumentasinya kegiatan konseling yang menjadi bagian dari SPO Konseling
yang berguna sebagai catatan yang mungkin diperlukan kembali oleh penanya/pasiesn,
media pelatihan tenaga farmasi, basis data untuk penelitian, analisis, evaluasi dan
perencanaan layanan serta bahan audit demi pengendalian mutu pelayanan kefarmasian.
9. Kegiatan penyuluhan yang menjadi bagian dari Pelayanan Informasi Obat belum optimal
karena masih belum mengarah kepada masyarakat umum sebagai target penyuluhan.
Tujuan PIO untuk menyediakan informasi mengenai obat kepada masyarakat akan
terhambat.
10. Belum adanya evaluasi yang dilakukan terhadap sumber daya manusia yang menjadi salah
satu aspek sumber daya kefarmasian dan terhadap pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai (BMHP) yang merupakan 2 (dua) kegiatan utama dalam ruang lingkup
pelayanan kefarmasian di Puskesmas. Evaluasi merupakan bagian dari pengendalian mutu
pelayanan kefarmasian, tidak adanya kegiatan evaluasi akan menyulitkan dalam menilai
hasil capaian pelaksanaan pelayanan kefarmasian.