Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, kesehatan adalah


keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya maka perlu dilakukan suatu upaya kesahatan. Pelaksanaan
upaya kesehatan dapat dilakukan dalam bentuk pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakitdan pemulihan kesehatan oleh
pemerintah dan/atau masyarakat (Presiden Republik Indonesia, 2009c).

Untuk mewujudkan Indonesia sehat 2016, maka salah satu elemen


penting dari terwujudnya Indonesia sehat yaitu tenaga kesehatan. Salah satu
tenaga kesehatan yang memiliki peran dalam bidang obat-obatan yaitu
tenaga kefarmasian. Farmasis adalah tenaga ahli yang mempunyai
kewenangan di bidang kefarmasian melalui keahlian yang diperolehnya
selama pendidikan tinggi kefarmasian. Sifat kewenangan yang berlandaskan
ilmu pengetahuan ini memberinya semacam otoritas daam berbagai aspek
obat atau proses kefarmasian yang tidak dimiliki oleh tenaga kesehatan
lainnya. Farmasis sebagai tenaga kesehatan yang dikelompokan profesi,
telah diakui secara universal. Lingkup pekerjaan meliputi semua aspek
tenaga obat, melalui pemilihan bahan baku obat dalam arti luas, membuat
sedian jadinya, sampai dengan pelayanan kepada pasien.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1148/MENKES/PER/VI/2011


tentang Pedagang Besar Farmasi (PBF), PBF adalah perusahaan berbentuk
badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran
sediaan farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pedagang Besar Farmasi (PBF) sebagai merupakan salah satu
unit terpenting dalam kegiatan penyaluran sediaan farmasi ke fasilitas
pelayanan kesehatan seperti apotek, instalasi farmasi rumah sakit,
puskesmas, klinik dan toko obat agar dapat sampai ke tangan masyarakat.
Apoteker sebagai penanggung jawab di PBF harus mampu melakukan
kegiatan pengelolaan sediaan farmasi di PBF dimulai dari pengadaan,
penyimpanan hingga pendistribusian sediaan farmasi ke sarana pelayanan
kesehatan (Kementerian Kesehatan RI, 2011b)
PBF PT. Mensa Binasukses merupakan salah satu PBF cabang yang
berbentuk Nasional di Kota Makassar. PBF Cabang adalah cabang PBF yang
telah memiliki pengakuan untuk melakukan pengadaan, penyimpanan,
penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.Untuk memenuhi kebutuhan pemerintah,
PBF dan PBF Cabang dapat menyalurkan obat dan bahan obat kepada
instansi pemerintah yang dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Fokus utama dari PBF Mensa Binasukses adalah menjadi penyedia


sediaan obat jadi yang dibutuhkan oleh sarana pelayanan kefarmasian serta
dapat memberikan dan menerapkan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB).

Mengingat akan pentingnya hal tersebut dan upaya untuk pemberian


dukungan terhadap tenaga kefarmasian di Pedagang Besar Farmasi (PBF),
maka Program Studi Diploma Tiga Farmasi Universitas Megarezky Makassar
bekerja sama dengan PBF PT. Mensa Binasukses

Dalam menyelenggarakan Praktek Kerja Lapangan dari tanggal 01


februari-27 februari 2016. Praktek Kerja Lapangan ini diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman calon tenaga kefarmasian mengenai peranan
apoteker di PBF, kegiatan rutin, organisasi, manajemen pengelolaan sediaan
farmasi di PBF.

B. Tujuan PKL

1. Sebagai bahan perbandingan antara teori yang didapatkan dalam


pendidikan dengan praktek di lapangan

2. Memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa selama melakukan


praktek kerja lapangan

3. Memahami perbekalan farmasi di PBF, mulai dari perencanaan,


pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, dan pelaporan.

4. Memahami dasar-dasar pendistribusian obat dan sediaan farmasi lainnya


di PBF selaku sebagai Tenaga Teknis Kefarmasian sehingga mampu
berperan sebagai mitra kerja tenaga kesehatan yang siap pakai.

5. Mampu memahami proses pengelolaan obat dan pendistribusian sesuai


dengan peraturan Perundang – Undangan dan etika yang berlaku dalam
sistem pelayanan kesehatan masyarakat.

6. Memahami struktur organisasi yang ada di PBF Mensa Binasukses


C. Manfaat PKL

1. Menambah ilmu pengetahuan dalam hal mengelola obat, perbekalan


farmasi dan pemasarannya.

2. Dapat mengetahui secara langsung tata laksana pendistribusian dan


pengelolaan sediaan farmasi lainnya di PBF yang sebelumnya hanya
diketahui secara teoritis.

3. Dapat membandingkan dan mengembangkan teori yang sudah diterima di


kampus dengan kenyataan yang ada di lapangan untuk dijadikan sebagai
pembelajaran.

4. Dapat menerapkan secara langsung perbekalan farmasi di PBF mulai dari


perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, dan pelaporan
yang sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai