Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya maka perlu dilakukan suatu upaya kesahatan. Pelaksanaan upaya kesehatan dapat dilakukan dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakitdan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat (Presiden Republik Indonesia, 2009c).
Untuk mewujudkan Indonesia sehat 2016, maka salah satu elemen
penting dari terwujudnya Indonesia sehat yaitu tenaga kesehatan. Salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran dalam bidang obat-obatan yaitu tenaga kefarmasian. Farmasis adalah tenaga ahli yang mempunyai kewenangan di bidang kefarmasian melalui keahlian yang diperolehnya selama pendidikan tinggi kefarmasian. Sifat kewenangan yang berlandaskan ilmu pengetahuan ini memberinya semacam otoritas daam berbagai aspek obat atau proses kefarmasian yang tidak dimiliki oleh tenaga kesehatan lainnya. Farmasis sebagai tenaga kesehatan yang dikelompokan profesi, telah diakui secara universal. Lingkup pekerjaan meliputi semua aspek tenaga obat, melalui pemilihan bahan baku obat dalam arti luas, membuat sedian jadinya, sampai dengan pelayanan kepada pasien.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1148/MENKES/PER/VI/2011
tentang Pedagang Besar Farmasi (PBF), PBF adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran sediaan farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan. Pedagang Besar Farmasi (PBF) sebagai merupakan salah satu unit terpenting dalam kegiatan penyaluran sediaan farmasi ke fasilitas pelayanan kesehatan seperti apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik dan toko obat agar dapat sampai ke tangan masyarakat. Apoteker sebagai penanggung jawab di PBF harus mampu melakukan kegiatan pengelolaan sediaan farmasi di PBF dimulai dari pengadaan, penyimpanan hingga pendistribusian sediaan farmasi ke sarana pelayanan kesehatan (Kementerian Kesehatan RI, 2011b) PBF PT. Mensa Binasukses merupakan salah satu PBF cabang yang berbentuk Nasional di Kota Makassar. PBF Cabang adalah cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.Untuk memenuhi kebutuhan pemerintah, PBF dan PBF Cabang dapat menyalurkan obat dan bahan obat kepada instansi pemerintah yang dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Fokus utama dari PBF Mensa Binasukses adalah menjadi penyedia
sediaan obat jadi yang dibutuhkan oleh sarana pelayanan kefarmasian serta dapat memberikan dan menerapkan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB).
Mengingat akan pentingnya hal tersebut dan upaya untuk pemberian
dukungan terhadap tenaga kefarmasian di Pedagang Besar Farmasi (PBF), maka Program Studi Diploma Tiga Farmasi Universitas Megarezky Makassar bekerja sama dengan PBF PT. Mensa Binasukses
Dalam menyelenggarakan Praktek Kerja Lapangan dari tanggal 01
februari-27 februari 2016. Praktek Kerja Lapangan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman calon tenaga kefarmasian mengenai peranan apoteker di PBF, kegiatan rutin, organisasi, manajemen pengelolaan sediaan farmasi di PBF.
B. Tujuan PKL
1. Sebagai bahan perbandingan antara teori yang didapatkan dalam
pendidikan dengan praktek di lapangan
2. Memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa selama melakukan
praktek kerja lapangan
3. Memahami perbekalan farmasi di PBF, mulai dari perencanaan,
pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, dan pelaporan.
4. Memahami dasar-dasar pendistribusian obat dan sediaan farmasi lainnya
di PBF selaku sebagai Tenaga Teknis Kefarmasian sehingga mampu berperan sebagai mitra kerja tenaga kesehatan yang siap pakai.
5. Mampu memahami proses pengelolaan obat dan pendistribusian sesuai
dengan peraturan Perundang – Undangan dan etika yang berlaku dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat.
6. Memahami struktur organisasi yang ada di PBF Mensa Binasukses
C. Manfaat PKL
1. Menambah ilmu pengetahuan dalam hal mengelola obat, perbekalan
farmasi dan pemasarannya.
2. Dapat mengetahui secara langsung tata laksana pendistribusian dan
pengelolaan sediaan farmasi lainnya di PBF yang sebelumnya hanya diketahui secara teoritis.
3. Dapat membandingkan dan mengembangkan teori yang sudah diterima di
kampus dengan kenyataan yang ada di lapangan untuk dijadikan sebagai pembelajaran.
4. Dapat menerapkan secara langsung perbekalan farmasi di PBF mulai dari
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, dan pelaporan yang sesuai dengan undang-undang yang berlaku.