Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

LEMBAR EVALUASI 2
PELATIH MADYA
MATERI TEKNIS KEPELATIHAN 2 (PRA-PUS, PUS-ASR)

Ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan kepelatihan madya untuk
Pelatih Madya tingkat II PASKIBRA Kota Bandung.

Disusun oleh :
1. Fajar Fauzi Ramadhan ( 12.0918.003 )
2. Fauzan Hady D ( 12.0918.004 )
3. Kibar Maulana Adji ( 12.0918.005 )
4. M. Ridwan ( 12.0918.006 )
5. Nana Rohana ( 12.0918.007 )
6. Rizky Kurniawan ( 12.0918.008 )

KORPS PELATIH PASKIBRA KOTA BANDUNG


PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA BANDUNG
TAHUN 2015
2014
KATA PENGATAR

Puji dan sryukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa.
Karena atas berkat dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Makalah ini di kerjakan unuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan pelatihan madya untuk Pelatih Madya tingkat II PASKIBRA Kota
Bandung.
Dalam makalah ini terdapat kekurangan, untuk itu kami ingin
mengucapkan permohonan maaf yang sebesar – besarnya. Kritik dan saran
akan kami terima sebagai suatu masukan yang baik untuk kami di kedepannya.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, mudah –
mudahan semua bantuannya diberikan balasan yang terbaik oleh Tuhan Yang
Maha Esa.
Untuk itu, sekali lagi kami ucapkan maaf yang sebesar – besarnya,
mudah – mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Bandung, 02 Juni 2015

Penulis

1
DAFTAR ISI

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................1

2.1 JUDUL MAKALAH..........................................................................................2

3.1 RUMUSAN MASALAH...................................................................................2

4.1 TUJUAN MASALAH........................................................................................2

BAB II...............................................................................................................................3

PEMBAHASAN................................................................................................................3

1.2 UPACARA PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN.............................................3

2.2 TEKNIK MELATIH PERATURAN BARIS BERBARIS...........................13

3.2 TEKNIK SANTIAJI.....................................................................................18

4.2 TEKNIK KEORGANISASIAN...................................................................19

BAB III............................................................................................................................27

PENUTUP.......................................................................................................................27

1.3 KESIMPULAN................................................................................................27

2.3 SARAN............................................................................................................28

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.I LATAR BELAKANG

3
4

2.I JUDUL MAKALAH

3.I RUMUSAN MASALAH

4.I TUJUAN MASALAH


5

BAB II
PEMBAHASAN

1.II UPACARA PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN

Pengertian perkataan "Upacara" yang terdiri dari akar kata yaitu Upa dan
Cara, Upa Rangkaian,sedangkan Cara = Tindakan/ gerakan. Jadi upacara berarti
tindakan dan gerakan yang dirangkaikan atau ditata dengan tertib dan disiplin. Sejak
manusia dalam kandungan, kemudian lahir tidak terlepas berkaitan dengan kegiatan
upacara seperti, upacara tujuh bulan, tiga hari, tujuh hari dan empat puluh hari selalu
dilakukan upacara, bahkan setelah dewasa sampai ke liang lahat pun ada kegiatan
upacara.
Oleh karena kegiatan upacara adalah merupakan salah satu kegiatan budaya
maka hampir semua aliran agama melakukan kegiatan upacara. Mengapa dilakukan
kegiatan upacara adalah wujud pengucapan puji syukur kehadirat yang maha kuasa
sesuai dengan aturan agamanya. Maka upacara bendera dengan mengibarkan
bendera kebangsaan merah putih adalah juga untuk memperingati satu kegiatan atau
peristiwa yang terjadi di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Upacara bendera
dengan mengibarkan bendera merah putih dan memberi hormat kepada bendera
berarti kita memberi hormat kepada lambang tertinggi yaitu Sang merah putih.
Dilingkungan Depdiknas, upacara bendera tidak hanya kegiatan seremonial
saja, tetapi merupakan kegiatan .pendidikan yaitu extrakuriku!er, dengan tujuan
menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara menanamkan disiplin pribadi
maupun kelompok dan rasa kerjasama, serta dapat menumbuhkan daya tangkal pada
diri siswa terhadap pengaruh negatif dan menunjang pencapaian kurikulum.
Khusus mengenai aturan pelaksanaan upacara bendera dilingkungan
Departemen Pendidikan Nasional telah ditetapkan oleh surat edaran Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah nomor 11208/C/U/87 tanggal 31 Oktober
1987, perihal upacara bendera disekolah.
Dilingkungan TNI telah ditetapkan dengan surat keputusan Panglima Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia nomor SKEP/162/X/85 tentang tata upacara militer
dan SKEP/611/X1/85 tentang Peraturan Baris Berbaris.
6

Oleh karena itu satu-satunya Peraturan Saris Berbaris yang telah baku yaitu
berdasarkan keputusan tersebut diatas maka pelaksanaan upacara bendera
dilingkungan Depdiknas, khususnya disekolah didasarkan peraturan yang
dikeluarkan oleh Oepdiknas menggunakan PBB yang berlaku dilingkungan TNI
POLRI demikian juga peraturan penghormatan perorangan.Dilihat dari berbagai
kemanfaatan upcara bendera disekolah untuk pencapaian pendidikan, maka upacara
bendera perlu diselenggarakan dengan sebaik-baiknya di sekolah-sekolah, serta
dibina secara terus menerus penyelenggaraannya agar terselenggara secara
sempurna.
Dengan demikian terdapat tiga macam pela.ksanaan Upacara Pengibaran
Bendera Merah Putih yaitu : (Gb. 2)
1. Upacara Bendera dilingkungan KORPRI
2. Upacara Bendera dijajaran TNII POLRI (dulu ABRI)
3. Upacara Bendera dilingkungan Departemen Pendidikan Nasional (cq Sekolah)

Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih dilingkungan Departemen Pendidikan


Nasional (cq sekolah) berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah Nomor 11208/C/U/87 tanggal 31 Oktober 1987
a. Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya;
b. Pejabat Upacara :
- Pembina Upacara – Binup
- Pengatur Upacara – Paup
- Pemimpin Upacara – Pinup
- Pemandu Upacara
c. Pembaca Naskah :
- Pembukaan UUD 1945
- Pancasila
- Janji Siswa
d. Penutup :
- Pembacaan Do'a
Upacara Pengibaran Bendera di Lapangan (sekolah) berlaku ketentuan seperti
tersebut dalam urutan acara pada upacara, bila mungkin ditambah untuk
menyempurnakan pelaksanaan upacara dari mulai persiapan sampai selesainya
upacara dilapangan.
7

Upacara dilapangan dengan menggunakan tiang bendera dan Sendera Merah


Putih sesuai dengan bendera 10 meter dan lebar bendera 1.20 meter x 1.80 meter.
Untuk tingkat SMU/K menggunakan tinggi tiang bendera 14 meter dan lebar
bendera 2 meter x 3 meter.Upacara dalam Ruangan TUM menetapkan bahwa
upacara yang dilakukan di dalam ruangan tidak melaksanakan upacara bendera,
karena Sang Merah Putih sudah hadir sebagai bendera ruangan. Sendera ruangan
yaitu bendera yang dipasang pada tongkat bendera, terpancang pada standart bendera
dan terletak disebelah kanan depan ruangan, atau bendera yang dilekatkan terbentang
horisonta lditengah-tengah dinding depan dari ruangan.
Upacara dalam ruangan meskipun tanpa upacara bendera, harus tetap
berlangsung dengan tertib dan disiplin, karena kegiatan tersebut resmi. Urutan
acara dalam upacara tersebut, adalah :
a. Pengantar oleh Pemandu Acara
b. Laporan
c. Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
d. Mengheningkan Cipta
e. Acara Pokok
f. Sambutan, Amanat
g. Do'a
h. Laporan
i. Lain-lain
j. Penutup
k. Ramah-tamah
Meskipun demikian di dalam tuntunan ini akan dicontohkan bagaimana suatu
upacara di dalam ruangan yang menggunakan bendera Kebangsaan secara aktif
(mungkin menggunakan bendera kedua selain yang telah hadir sebagai bendera
ruangan).
Hal ini perlu dikemukakan karena tidak sedikit upacara khas yang
memerlukan Sang Merah Putih turut serta berperan ,seperti : Upacara Pelantikan dan
Pengukuhan (sudah menjadi tradisi dalam Gerakan Kepanduan Pramuka, Latihan
Kepemudaan dan Pembinaan Kesiswaan serta dalam organisasi-organisasi generasi
muda yang lain).
Sila dalam upacara khas tersebut kita menggunakan bendera kedua untuk
keperluan pelantikan atau pengukuhan, terhadap bendera ke dua tersebut tidak perlu
8

menyampaikan penghormatan, cukup dengan aba-aba : "Sang Merah Putih maju


ketempat yang telah ditentukan".
Namun bila hanya Bendera Kebangsaan yang digunakan dan tidak hadir
Bendera Merah Putih sebagai bendera ruangan, maka kepada bendera kebangsaan
yang akan digunakan upacara khas diperbolehkan melakukan upacara bendera yang
sederhana. Sebelumnya mohon diperhatikan bahwa tidak benar dan tidak bisa kita
melakukan penghormatan terhadap Sang Merah Putih sebagai bendera ruangan (baik
yang terpancang pada tongkat di atas standart bendera maupun yang dilekatkan
terbentang horizontal pada dinding depan ruangan), terlebih-Iebih kepada bendera
hiasan (yaitu bendera kecil Merah Putih yang terpasang pada tongkat berstandart di
atas meja) rasanya ganjil dan tidak pada tempatnya. (Gb. 3)
Dalam Gerakan Pramuka pertemuan latihan rutin atau istimewa senantiasa
menggunakan bendera utama Gerakan Pramuka Sang Merah Putih, baik saat upacara
pembukaan maupun penutupan latihan. Pertemuan latihan tersebut biasa dilakukan di
fuar, dialam terbuka, kecuali bila cuaca diluar burukl hujan maka diizinkan
melakukan di dalam ruangan. Untuk golongan usia yang lebih besar, terutama bila
ada pertemuan istimewa, biasa dilakukan malam hari dalam ruangan.
Dalam hal acara demikian biasa dilakukan upacara yang sederhana, seperti berikut:
a. Sang Merah Putih dalam keadaan tergulung pada tongkat bendera telah terpancang
diatas standar bendera dan ditempatkan didepan ruangan ditengah-tengah. .
b. Petugas (pengibar) bendera maju dan menempatkan diri di belakang standart
bendera menghadap ruangan.(Gb. 4)
c. Tanpa menghormat (karena bendera masih tergulung) petugas mengambil,
mengeluarkan tongkat bendera dari standar bendera, mendukungnya dan
menundukkan tongkat sampai 45° kemuka. Tangan kiri terlipat ke depan dada
memegang tongkat kira-kira dipertengahan tongkat dan tangan kanan dibagian
bawah tongkat siap untuk memutar tongkat (arah jarum jam berputar) membuka
gulungan bendera. Setelah membuka/menggeser ikatan karet gelang pada bagian
bawah gulungan bendera, petugas melaporkan kepada Pemimpin Upacara atau
Pembina Upacara (sesuai dengan pejabat yang akan memimpin penghormatan)
dengan ucapan : "Bendera siap".
d. Setelah aba-aba penghormatan diserukan, petugas perlahan lahan membuka
gulungan sampai seluruh bendera terbuka, menegakkan tongkat dan terus
9

memasukkan tongkat bendera kembali ke dalam standart dan ia langsung memberi


hormat.
e. Aba-aba "Tegak-gerak" diucapkan, dan serentak kembali kesikap sempurna
ber.sama-sama dengan petugas bendera menurunkan tangannya.
f. Petugas kembali ketempat semula.
--Catatan : . Upacara bendera sederhana ini akan lebih dirasakan khidmat bila
dilaksanakan tanpa upacara aba-aba. Penghormatan dilakukan pada saat petugas
mulai membuka gulungan dan selesai penghormatan dilakukan bersama-sama
dengan selesainya petugas bendera menghormat. . Upacara bendera seperti cara ini
dapat dilakukan disekolah yang dilakukan di dalam kelas, pada permulaan jam
pelajaran pertama dan setelah usai jam pelajaran terakhir (sebagai pengganti upacara
menghormat bendera hiasan/meja yang tidak lazim dilakukan).
Untuk menghindari rasajenuh/bosan, upacara bendera dalam kelas tidak perlu
diadakan setiap hari (karena sudah ada upacara 'Niat Belajar' * yang diadakan
sebelum pelajaran pertama dimulai dan upacara "Syukur
Belajar" ** yang diadakan setelah pelajaran terakhir selesai, setiap hari), tetapi
sebagai pengganti upacara bendera Hari Senin dan upacara bendera di
luar/Iapangan.Sedangkan upacara bendera di luar lapangan dilakukan secara rutin
setiap tanggal 17 (seperti dilakukan dikantor / instansi) dan saat memperingati hari-
hari besar/ nasional. Setelah melakukan upacara diluar/lapangan (kalaujatuh pada
Hari Senin atau Sabtu) tidak perlu di dalam kelas diadakan upacara bendera lagi.
Rasanya berlebih-Iebihan bila kita melakukan upacara ke dua tidak akan dirasakan
para peserta secara khidmat lagi.

* Ya Allah, YaTuhan Kami, berikanlah kami kejernihan hati, kemudahan berfikirdan
kemampuan belajar dalam menerima serta menerapkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan, yang akan diberikan melalui bimbingan guru-guru kami.
Semoga Allah mengabulkan permohonan kami.
"Amin".

** YaAllah, YaTuhan Kami, berikanlah kami keteguhan iman, kekuafan lahir dan
bafin, sehingga kami dapat mengamalkan ilmu dan keterampilan yang telah kami
terima demi pengabdian kepada nusa,bangsa dan negara. Terima kasih Tuhan atas
nikmat yang kami dapat hari ini. Amin"
10

PEDOMAN PENYELENGGARAAN TATA


UPACARA -SENDERA DISEKOLAH

A. Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih setiap hari   Senin sebelum pelajaran


dimulai
B. Upacara Penurunan Bendera Merah Putih setiap hari Sabtu setelah jam pelajaran
usai.
C. Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih pada Hari Besar Nasional, sebelum
pelajaran dimulai.
D. Pengibaran Bendera Merah Putih, pada hari-hari biasa (Selasa,s/dJum'at),
Bendera Merah Putih dikibarkan pada pagi hari sebelum siswa datang dan
diturunkan pada sore hari setelah siswa pulang. Pelaksanaannya cukup oleh petugas
jaga tanpa upacara namun dalam keadaan tertib sesuai dengan peraturan.

1. PERANGKAT UPACARA BENDERA


a. Pembina Upacara, Kepala Sekolah atau pejabat yang ditunjuk mewakili Kepala
Sekolah.
b. Pengatur Upacara
c. Pemimpin Upacara
d. Pemandu Acara
e. Pembaca Do'a
f. Pembaca Naskah Pembukaan UUD 1945
g. Pembaca Naskah Janji Siswa
h. Pemimpin Lagu (Dirigen)
i. Pendamping Pembina Upacara
j. Pengibar Bendera 3 orang
k. Pemimpin Kelompok Paduan Suara
I. Pemimpin Kelompok Peserta Upacara
m. Kelompok Paduan Suara
n. Kelompok-kelompok Peserta Upacara

2. PERLENGKAPAN UPACARA BENDERA


a. Tiang Bendera lengkap dengan talinya
b. Bendera Merah Putih
11

c. Naskah Pembukaan UUD 1945


d. Naskah Pancasila
e. Naskah Janji Siswa
f. Naskah Do'a
g. Naskah Susunan Acara
h. Pengeras Suara
i. Tanda-tanda penjuru untuk Barisan

3. TUGAS PEJABAT UPACARA DAN PETUGAS UPACARA


Untuk melakukan upacara harus ditentukanpejabat-pejabat upacara dan para petugas
yang membantu kelancaran upacara. Karena pengertian inilah UPACARA adalah:
UPA= Rangkaian dan CARA= Tindakan / Gerakan,maka Upacara berarti:Tindakan
dan gerakan yang dirangkaikan serta ditata dengan tertib dan disiplin.
Para pejabat dan petugas harus mengetahui dengan pasti apa peran dan tugasnya
dalam upacara. Tanggungjawab masing-masing pejabat/petugas dari kerjasama yang
terpadu diantara mereka akan menghasilkan upacara yang lancar, tertib, khidmat dan
mengena sasaran.

A. Pejabat Upacara

1) PEMBINA UPACARA
(dalam TUM : Inspektur Upacara)
Pembina Upacara adalah pejabat dalam upacara yang kepadanya disampaiakan
penghormatan yang tertinggi oleh peserta yang hadir mengikuti atau melakukan
upacara;
Tugas Pokok :
a) Mensahkan acara upacara serta melakukan ketentuan dalam rencana pelaksanan
dengan mengingat keadaan, peserta dan tempat upacara;
b) Menerima laporan Pengatur Upacara sebelum upacara dimulai;
c) Menerima penghormatan dari peserta upacara
d) Menerima laporan Pemimpin Upacara;
e) Memberiaba-aba penghormatan kepada Sang Merah Putih (bila dikehendaki)
f) Memimpin Mengheningkan Cipta
g) Membacakan Teks Pancasila yang diulang oleh seluruh peserta Upacara;
12

h) Menyampaikan Amanat;
i) Dapat melimpahkan sebagai tugasnya kepada Pemimpin Upacara;
j) Penanggung jawab terakhir pelaksanaan upacara;

Catatan :
Yang bertindak selaku Pembina Upacara di.sekolahadalah :
. Kepala Sekolah atau ,
. Wakil Kepala Sekolah atau Guru Pem,bin?
. Ketua OSIS atau Wakil Ketua OSIS (SMTA)

2) PEMIMPIN UPACARA
 (dalam TUM : Komandan Upacara)
Pemimpin upacara adalah pejabat bertugas memimpin peserta upacara dengan jalan
memberikan aba-aba.

Tugas Pokok :
a) Menyiapkan dan mengatur peserta upacara;
b) Menerima penghormatan dari Pemimpin Kelompok peserta upacara;
c) Menerima laporan dari Pemimpin kelompok peserta upacara
d) Memimpin dan memberikan aba-aba penghormatan dari peserta kepada
pembina upacara; .
e) Menyampaikan laporan keadaan/kekuatan peserta upacara;
f) Menerima pelimpahan wewenang yang diberikan dari pembina upacara;
g) Bertanggung jawab kepada Pembina Upacara dan kepada atasan yang
memberikan perintah dalam hal kesiapan dan tertibnya upacara;
h) Membubarkan peserta upacara bila acara selesai.

Catatan :
Yang bertindak sebagai Pemimpin Upacara di sekolah adalah :
. Guru jaga atau guru yang ditunjuk; untuk SD atau;
. Siswa yang benar-benar mampu/terpilih (SMTP dan SMTA)

3) PENGATUR UPACARA
 (dalam TUM : Perwira Upacara)
13

Pengatur upacara adalah pejabat yang bertugas menyiapkan rencana acara upacara
(secara tertulis); serta segala sesuatunya yang bertalian dengan pelaksanaan upacara,
baik perlengkapan maupun petugas-petugasnya.

Tugas Pokok :
a) Mengajukan rencana urutan acara upacara kepada Pembina Upacara untuk
memperoleh pengesahan dan persetujuannya;
b) Menentukan/menunjuk petugas-petugas pelaksanaan upacara;
c) Menyiapkan/memeriksa tempat dan perlengkapan upacara;
d) Memeriksa, mengatur serta mengendalikan jalannya upacara;
e) Melapor atau memberikan informasi kepada Pembina Upacara tentang segala
sesuatunya sesaat sebelum upacara dimulai;
f) Bertanggung jawab terhadap jalannya upacara kepada Pembina Upacara;

Catatan :
Yang bertindak sebagai Pengatur Upacara adalah :
. Guru Pembina SO, atau
. Siswa Pengurus OSIS (untuk SMTP/SMTA dengan tetap mendapatkan
bimbingan dari guru pembina).

4) PEMANDU ACARA
 (dalam TUM : Protokol)
Pemandu acara adalah pejabat yang membacakan urutan acara upacara

Tugas Pokok :
a) Membantu Pengatur Upacara dalam hal membacakan acara demi acara
sesuai urutan dan saat-saat yang telah ditentukan;
b) Dapat menyesuaikan dengankeadaan dan kemampuan para petugas
pelaksana;
c) Mengetahui dengan tepat siapa-siapa petugas pelaksana;
d) Bertanggung jawab kepada Pengatur Upacara.

Catatan :
Yang bertugas sebagai PEMANDU Upacara adalah :
14

. Guru atau staf tata usaha yang ditunjuk; bagi SD atau


. Siswa (dengan tetap mendapatkan bimbingan dari Pengatur Upacara)

b. Petugas Upacara
Petugas Upacara lainnya, terdiri dari :
1) Pembawa Teks Pancasila, sekaligus pendamping Pembina Upacara, bertugas;
a) Membawa Teks Pancasila dan Teks Amanat Pembina Upacara;
b) Menyerahkan Teks tersebut kepada Pembina Upacara dan menerimanya kembali
pada saat yang telah ditentukan.

Catatan :
Tugas ini dilaksanakan aleh salah seorang pengurus OSIS yang diatur secara bergilir;
2) Pembaca Teks Pembukaan UUD 1945 dan/atau Teks Naskah lain (Janji Siswa,
Dasa Darma Pramuka, Sumpah Pemuda, Kode Etik Organisasi dan sebagainya)
bertugas :
a) Membawa serta membacakan teks tersebut pada saat dan tempat yang telah
ditentukan;
b) Mengetahui dengan jelas gerakan dan cara membaca;

Catatan :
Tugas ini dilaksanakan oleh seorang siswa yang diatur secara bergilir.
3) Pembaca Do'a bertugas :
a) Menyusun teks do'a sesuai dengan maksud upacara;
b) Membawa serta membacakan do'a tersebut pad a saat dan tempat yang telah
ditentukan.

Catatan :
Tugas ini dilaksanakan oleh Guru atau Siswa yang ditunjuk.
4) Pemimpin Lagu/Dirigen bertugas :
a) Mengambil nada dengan cara menyanyikan baris. terakhir dari lagu Kebangsaan
Indonesia Raya untuk kemudian mulai menyanyi dan memimpinnya sampai selesai
lagu;
b) Mengetahui dengan pasti lagu-Iagu lain yang akan dinyanyikan;
c) Melaksanakan tugas ini ditempat serta pada saat yang telah ditentukan;
15

d) Menentukan nada lagu yang dapat dinyanyikan oleh paduan suara peserta
upacara;

Catatan :
Tugas ini dijabat oleh guru atau siswa yang ditunjuk.
5) Petugas Bendera bertugas :
a) Sebelum Upacara dimulai mengetahui dengan jelas keadaan tiang, tali, dan
bendera yang akan dikibarkan;
b) Menyiapkan dan melipat dengan tepat bendera yang akan dikibarkan;
c) Mengibarkan Bendera Kebangsaan atau Menurunkan serta menyimpannya
kembali ketempat semula;
d) Melaksanakan tugas ini ditempat serta pada saat yang telah ditentukan dengan
cermat dan khidmat.

Untuk mendapat perhatian :


Setelah pelaksanaan upacara di sekolah berlangsung beberapa kali, kecuali jabatan
Pembina Upacara, bagi SLTP/SMU/SMK dan SO harus dapat dilimpahkan kepada
siswa. Pelimpahan serta tanggung jawab ini hendaknya berlangsung secara bertahap
sampai kepada ketentuan sebagai berikut :
- Ditingkat Sekolah dasar dengan perbandingan : 30 % dilaksanakan oleh siswa dan
70 % dibantu oleh guru-guru;
- Ditingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dengan perbandingan : 70
%dilaksanakan oleh siswa dan 30 % dibantu oleh para guru, sedangkan
- Disekolah Menengah Umum/Kejuruan dengan perbandingan : 90 % dilaksanakan
oleh siswa sedangkan yang 10%dibantu oleh guru-guru namun demikian
pengawasan serta bimbingan tetap berjalan.

2.II TEKNIK MELATIH PERATURAN BARIS BERBARIS

Peraturan Baris Berbaris.


Peraturan baris berbaris diseluruh Indonesia hanya mengacu pada Peraturan
Baris Berbaris Militer yang terdapat dalam Buku Peraturan tentang Baris Berbaris
16

Angkatan Bersenjata. Buku ini disahkan oleh Surat Keputusan Pangab dan peraturan
yang terakhir adalah Skep Pangab nomor : Skep/611/X/1985 tanggal 8 Oktober
1985, tetapi tahun 1992 ada perubahan pada Skep tersebut pada tempo langkah biasa
dan langkah tegap dari 96 langkah tiap menit menjadi 120 langkah tiap menit.
Di dalam peraturan ini dibagi  dalam 2 bagian yaitu baris berbaris dengan
menggunakan senjata dan baris berbaris tanpa senjata. Peraturan baris berbaris
militer tersebut diterapkan disemua kegiatan baris berbaris, sehingga dalam latihan
Paskibraka harus mengacu pada peraturan baris berbaris tanpa senjata yang berlaku
dan tidak boleh menerapkan aturan-aturan sendiri.
PELATIH
Karena yang mengeluarkan peraturan baris berbaris adalah militer maka
dengan dasar itu pelatih Paskibraka diambil dari instansi militer karena dianggap
lebih memahami peraturan tersebut dan dapat memberikan ilmu baris berbaris sesuai
peraturan yang berlaku. Didalam perkembangannya pelatih disekolah banyak yang
melibatkan para purna paskibraka untuk melatih baris berbaris, namun harus
dipahami bahwa siapapun yang memberikan latihan baris berbaris baik dari unsur
militer maupun sipil/purna paskibraka semuanya harus berpedoman pada Peraturan
Baris Berbaris yang berlaku.
KEWAJIBAN PELATIH
Keberhasilan latihan baris berbaris sangat tergantung pada kualitas dan
kesanggupan seorang pelatih. Pelatih yang melatih hanya karena tugas tidak akan
bisa mencapai hasil yang sempurna. Pelatih baris berbaris harus mempunyai
kemampuan ilmu melatih sesuai peraturan peraturan yang berlaku dan kemampuan
psikologis untuk mengerti kemampuan anak didiknya. Pelatih yang berkualitas harus
mempunyai dasar-dasar melatih dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan
sebaik-baiknya antara lain :
1. Perasaan kasih sayang,
Pelatih harus dapat merasakan apa yang dirasakan oleh anak didiknya.
2. Persiapan
Persiapan yang baik akan menentukan keberhasilan latihan. Pelatih harus
mempersiapkan program apa yang akan dilatihkan, pembagian waktu, alat –alat
yang diperlukan, tempat dan lain sebagainya.
3. Mengenal tingkatan anak didik.
17

Kemampuan setiap anak didik berbeda-beda dalam menyerap materi latihan yang
diberikan, oleh sebab itu pelatih harus dapat memahami kemampuan setiap anak
didiknya dan memberikan metode latihan sesuai yang dibutuhkan sehingga pada
akhirnya dapat dicapai suatu hasil yang optimal.
4. Tidak sombong
Keahlian dan kepandaian melatih bukanlah hal yang harus disombongkan atau
hanya dipamerkan, melainkan wajib diamalkan dan diberikan kepada anak
didiknya dengan kesabaran dan ketelatenan.
5. Adil
Pelatih harus dapat memberikan keseimbangan saat latihan dalam segala hal
dengan cara memberikan pujian atau teguran tanpa membeda-bedakan satu
dengan lainnya.
6. Teliti
Pelatih harus cermat dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan sesuai dengan
aturan yang berlaku. Gerakan setiap anak didiknya harus selalu diperhatikan
sehingga dapat menerapkan gerakan sesuai dengan aturan yang benar.
7. Sederhana
Dalam memberikan penjelasan setiap gerakan pelatih harus mempergunakan
bahasa dan kalimat yang sederhana sehingga mudah dipahami oelh setiap anak
didik.
8. Teladan
Pelatih sebaiknya banyak memberikan dengan contoh-contoh gerakan,
memberikan teladan dan selalu mengoreksi setiap anak didiknya sehingga
mereka dapat melakukan gerakan dengan baik dan benar. Jika dilapangan pelatih
sebaiknya tidak usah terlalu banyak bercerita atau memberikan pengarahan-
pengarahan yang tidak perlu sebab yang diperlukan adalah pengulangan latihan-
latihan setiap gerakan sehingga anak didik benar-benar memahami setiap
gerakan dan dapat melaksanan dengan benar.
PERBANDINGAN PELATIH
Untuk latihan baris berbaris maka kualitas dan kemampuan pelatih sangat
menentukan ratio pelatih dan anak didik. Untuk latihan baris berbaris maka ratio 1 :
15 atau 1 : 20 adalah ratio yang ideal, kalau terlalu banyak pelatih akan membuat
anak didik menjadi bingung. Dalam melatih harus ditunjuk 1 orang pelatih yang
18

akan mengatur pembagian-pembagian kelompok kecil, pemberian aba-aba gerakan


dan lain sebagainya.
PROGRAM LATIHAN
Tahap latihan baris berbaris adalah sebagi berikut :
1.  Gerakan ditempat.
Gerakan baris berbaris yang dilakukan ditempat misal : Sikap siap, istirahat,
hormat, lencang kanan, jalan ditempat dan lain sebagainya. Gerakan ditempat
adalah kunci sukses dalam latihan baris berabris. Dalam latihan awal ini
ketegasan pelatih mutlak diperlukan, karena jika anak didik sudah terbiasa
dengan aba-aba dan gerakan yang tegas serta kompak maka dalam latihan pindah
tempat dan berjalan akan menjadi mudah, karena secara emosi mereka sudah
mulai terarah pada gerakan-gerakan selanjutnya.
2. Gerakan pindah tempat
Gerakan baris berbaris dengan pindah tempat tanpa melakukan gerakan berjalan,
misal : 2 langkah kedepan/kebelakang, geser ke kekiri/kanan dan lain sebagainya
3. Gerakan berjalan.
Dalam latihan berjalan maka tahap latihan sebaiknya dibagi dalam kelompok-
kelompok kecil antar 10 – 15 orang per kelompok karena akan lebih mudah
untuk memperhatikan dan mengoreksi gerakan setiap anggota, setelah anggota
pasukan dianggap mampu baru digabung menjadi kelompok yang besar.
a.   Langkah Biasa
Yaitu membiasakan peserta untuk melakukan gerakan-gerakan langkah
biasa, hal ini  juga dimaksudkan agar dapat diberikan dasar-dasar
penyeragaman langkah.
b.  Langkah Tegap
Gerakan langkah tegap akan gerakan baris berbaris dengan sikap yang
tegap baik ayunan tangan dan kaki, termasuk hentakan kaki sehingga dapat
menimbulkan irama yang tegap, kompak dan mantap.
Dalam langkah tegap kekompakan dan keseragaman ayunan tangan harus
benar-benar diperhatikan karena ayunan tangan akan menunjukkan
keindahan dalam dalam berbaris.
c. Latihan tempo melangkah.
19

Saat latihan baris berbaris yang harus diperhatikan adalah tempo


langkah baris berbaris dan kekompakan untuk melaksanakan sesuai peraturan
tempo yang berlaku.
Untuk latihan tempo berjalan maka para pelatih dapat menggunakan
tape recorder dan memutar lagu-lagu mars sesuai dengan tempo yang
berlaku. Saat ini tempo langkah baris berbaris yang berlaku adalah 120
langkah per menit dengan panjang langkah 65 cm.
Berbaris sambil diiringi lagu-lagu mars akan membuat semua anggota
pasukan lebih mudah menyeragamkan langkah sesuai dengan tempo lagu
yang diputar.
Dalam latihan tempo dapat dibagi dalam kelompok-kelompok kecil
dan masing-masing kelompok bergantian melakukan gerakan kombinasi
jalan ditempat dan langkah biasa atau langkah tegap. Dengan latihan
kombinasi ini akan mempermudah saat melakukan formasi pengibaran
bendera, karena saat melakukan formasi biasanya gerakan jalan ditempat dan
langkah tegap akan saling mengisi sehingga tempo langkah setiap anggota
harus sama dan kompak
PUJIAN DAN HUKUMAN
Dalam latihan baris berbaris kadang-kadang ada anggota yang melakukan
gerakan-gerakan yang sangat kompak dan bagus dalam melakukan gerakan. Pelatih
yang baik akan selalu jeli terhadap semua gerakan anak didiknya,dan disaat istirahat
makapelatih sebaiknya tidak segan-segan untuk memberikan pujian. Tetapi apabila
ada anggota pasukan yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam melakukan baris
berbaris maka pelatih dalam memberikan hukuman harus jelas arahnya agar kejadian
tersebut tidak terulang lagi. Hukuman sebaiknya tidak berupa hukuman phisik yang
dilakukan secara langsung misal push up, squat jam dan lain-lainnya, karena :
Hukuman seperti ini tidak akan berdampak positip bagi anggota karena
merugikan kondisi phisik anggota yang terbuang tenaganya sebab harus menjalani
hukuman. Membuang waktu karena ada anggota yang dihukum sehingga anggota
yang lain tidak dapat meneruskan latihan.
Hukuman yang dilakukan sebaiknya bersifat mendidik dan membuat anggota
yang melakukan kesalahan benar-benar merasakan bahwa akibat kesalahan yang
dilakukan akan merugikan anggota yang lain.
20

Jika ada anggota yang sering melakukan kesalahan maka anggota yang
bersangkutan dipisah dan secara individual diberikan arahan dan dikoreksi gerakan-
gerakannya. Jika kesalahan dilakukan saat melakukan gerakan ditempat maka dapat
diberi hukuman dengan melakukan gerakan-gerakan yang salah sebanyak 10 kali,
dengan cara seperti ini selain akan meningkatkan kemampuan anak didik juga
sebagai bentuk latihan khusus sehingga anggota tersebut dapat lebih memahami
kekurangannya dan memperbaiki dengan cepat, sedang manfaat pelatih dengan
memberi hukuman seperti itu maka akan meningkatkan kemampuan anggotanya
secara cepat tanpa merugikan yang lain.
Jika kesalahan dilakukan saat latihan berjalan maka secara personal anggota
tersebut dapat diperintah untuk melakukan langkah tegap secara sendiri/ personal.
Dengan cara ini palatih dapat memperhatikan kemampuan secara individu, sedang
bagi anggota yang melakukan baris berbaris sendiri akan menimbulkan perasaan
malu karena telah melakukan kesalahan dan pasti dia akan berusaha untuk tidak
mengulanginya lagi.
Hukuman-hukuman yang berupa push up, squat jam atau hukuman phisik
lainnya sudah saatnya ditinggalkan karena hanya akan merugikan peserta latihan
secara keseluruhan dan bersifat kurang mendidik. Jika ada yang beralasan kalau
hukuman tersebut untuk meningkatkan kondisi phisik, maka pelatih yang
mengatakan hal tersebut harus meningkatkan pemahaman tentang latihan baris
berbaris yang benar,sebab saat sudah masuk latihan baris berbaris Paskibraka kondisi
phisik peserta harus baik dan peningkatan kondisi phisik secara instant akan
membuat peserta kurang sehat sehingga tidak dapat berprestasi dengan optimal.

3.II TEKNIK SANTIAJI

Santiaji adalah suatu bentuk penyampaian informasi searah dari atasan


kepada anggota atau orang yang dinaunginya, terutama yang menyangkut masalah
kebijaksanaan.  Tujuannya adalah agar kebijaksanaan yang berlaku didalam lembaga
atau kelompok yang dipimpinnya dapat dilaksanakan oleh para anggotanya atau
orang yang bernaung di bawahnya. 
Teknik Penyelenggaraannya:
a.    Peserta dapat berjumlah besar;
b.    Waktu yang diperlukan umumnya singkat;
21

c.    Penyampaian informasi sifatnya searah;


d.    Tanya jawab dimungkinkan hanya dalam rangka memperjelas kebijaksanaan
dan pengamanan pelaksanaaan kebijaksanaan tersebut. 

4.II TEKNIK KEORGANISASIAN

A. Pengertian Pengembangan Organisasi


Menurut Abdul Azis Wahab (2008): “Pengembangan organisasi adalah
teknik manajerial untuk mengimplementasikan perubahan penting dalam organisasi”.
Karena dalam praktik dimaksudkan membawa perubahan, pengembangan organisasi
melibatkan ilmu pengetahuan perilaku yang kuat oleh agen pembaharu (change
agent) untuk mengarah pada peningkatan prestasi.
Dalam pengertian yang lebih luas lagi pengertian pengembangan organsasi
telah di jelaskan oleh beberapa pakar antara lain:
1.      Warren B. Bennis
Pengembangan organisasi adalah suatu jawaban terhadap perubahan, suatu strategi
pendidikan yang kompleks yang diharapkan untuk merubah kepercayaan, sikap, nilai
dan susunan organisasi, sehingga organisasi dapat lebih baik dalam menyesuaikan
dengan teknologi, pasar dan tantangan yang baru serta perputaran yang cepat dari
perubahan itu sendiri.
2.      Richard Bechrd:
Pengembangan organisasi adalah suatu usaha (1) berencana (2) meliputi organisasi
secara keseluruhan dan (3) diurus dari atas, untuk meningkatkan efektivitas dan
kesehatan organisasi melalui pendekatan berencana dalam proses organisasi, dengan
memakai pengetahuan ilmu perilaku.
3.      Wendell L. French & Ceci H. Bell, Jr
Pengembangan organsasi dapat didefinisikan sebagai suatu yang direncanakan,
proses yang sistematis yang menerapkan asas-asas ilmu perilaku yang dikenalkan
dalam kegiatan organisasi secara terus menerus untuk mencapai tujuan
penyempurnaan organisasi secara efektif, wewenang organisasi lebih besar serta
efektivitas organisasi yang lebih besar.
Sedangkan menurut zizer.wordpress.com/2009, ada beberapa pengertian
mengenai Pengambangan Organisasi, yaitu:
22

1.      Pengembangan Organisasi merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian


perencanaan perubahan yang sistematis yang dilakukan secara terus-menerus oleh
suatu organisasi.
2.      Pengembangan Organisasi merupakan suatu pendekatan situasional atau
kontingensi untuk meningkatkan efektifitas organisasi
3.      Pengembangan Organisasi lebih menekankan pada sistem sebagai sasaran
perubahan
4.      Pengembangan Organisasi meliputi perubahan yang sengaja direncanakan

Pengembangan organisasi mengukur prestasi suatu organisasi dari segi


efisiensi, efektifitas dan kesehatan:

1.      Efisien dapat diukur dengan perbandingan antara masukan dan keluaran, yang
mengacu pada konsep Minimaks (Masukan minimum dan keluaran maksimum)
2.      Efektifitas adalah suatu tingkat prestasi organisasi dalam mencapai tujuannya
artinya kesejahteraan tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai
3.      Kesehatan organisasi adalah suatu fungsi dari sifat dan mutu hubungan antara para
individu dan organisasi yaitu hubungan yang dinamis dan adaptabilitas.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan


organisasi adalah merupakan implementasi dari sebuah perubahan yang terencana
berdasarkan ilmu prilaku secara kontinu dan sesuai dengan kondisi yang berlaku,
untuk mencapai tingkat efektivitas organisasi.

B.     Tujuan Pengembangan Organisasi


Menurut Miftah Thoha (2002:24-25) adapun tujuan pengembangan
organisasi adalah untuk:
Ø  Meningkatkan kepercayaan dan dukungan diantara para anggota organisasi.
Ø  Meningkatkan kesadaran berkonfrontasi dengan masalah-masalah organisasi baik
dalam kelompok ataupun diantara anggota-anggota kelompok.
Ø  Meningkatkan suatu lingkungan “kewenangan dalam tugas” yang didasarkan atas
tugas pengetahuan dan ketrampilan.
Ø  Meningkatkan derajat keterbukanaan dalam berkomunikasi baik vertikan, horizontal
maupun diagonal.
23

Ø  Meningkatkan tingkat kesemangatan dan kepuasan orang-orang yang ada di dalam


organisasi.
Ø  Mendapatkan pemecahan yang sinergetik terhadap masalah-masalah yang
mempunyai frekuensi besar.
Ø  Meningkatkan tingkat pertanggungjawaban pribadi dan kelompok baik di dalam
pemecahan masalah maupun di dalam pelaksanaan.

Selanjutnya Abdul Azis Wahab:(2008) mengatakan: ”Tujuan organisasi


berupaya untuk menyediakan peluang-peluang untuk menjadi “manusiawi” dan
untuk meningkatkan pemahaman, partisipasi dan pengaruh. Salah satu tujuan
pokoknya adalah mengintegrasi sasaran-sasaran  individual dam keorganisasian.
Secara lebih rinci tujuan pengembangan organisasi di jelaskan oleh
zizer.wordpress.com/2009 antara lain:
1.      Menciptakan keharmonisan hubungan kejra antara pimpinan dengan staf anggota
organisasi
2.      Menciptakan kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka
3.      Menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi
4.      Merupakan semangat kerja para anggota organisasi dan kemampuan
mengendalikan diri

Secara umum tujuan dari pengembangan organisasi adalah untuk


menciptakan hubungan yang harmonis diantara para anggota organisasi, saling
memahami tugas dan tanggung jawab, menumbuhkan rasa tanggungjawab dalam
memecahkan setiap permasalahan, adanya keterbukaan serta meningkatkan semangat
kerja.
C.    Sifat-Sifat Dasar Pengembangan Organisasi
Untuk lebih memaknai arti dan tujuan dari pengembangan organisasi, perlu
juga difahami bagaimana sifat-sifat dasar yang terdapat pada pengembangan
organisasi tersebut. Menurut zizer.wordpress.com/2009, diantara sifat-sifat tersebut
adalah:
1.      Pengembangan Organisasi merupakan suatu strategi terencana dalam mewujudkan
perubahan organisasional, perubahan yang dimaksud harus mempunyai sasaran yang
jelas dan didasarkan pada suatu diagnosis yang tepat mengenai permasalahan yang
dihadapi oleh organisasi
24

2.      Pengembangan Organisasi harus berupa kolaborasi antara berbagai pihak yang


akan mengalami dampak perubahan yang akan terjadi, keterlibatan dan partisipasi
para anggota organisasi harus mendapat perhatian
3.      Program Pengembangan Organisasi menekankan cara-cara baru yang diperlukan
guna meningkatkan kinerja seluruh anggota organisasi
4.      Pengembangan Organisasi mengandung nilai-nilai humanistik dalam arti bahwa
dalam meningkatkan efektifitas organisasi, potensi manusia harus menjadi bagian
yang penting
5.      Pengembangan Organisasi menggunakan pendekatan kesisteman yang berarti
selalu memperhitungkan pentingnya inter relasi, interaksi dan inter dependensi
6.      Pengembangan Organisasi menggunakan pendekatan ilmiah untuk mencapai
efektivitas organisasi

D. Strategi Pengembangan Organisasi


Menurut teknik pengembangan organisasi pada hakekatnya adalah strategi
interfensi yang dapat dipergunakan untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang
dihadapi oleh organisasi atau di dalam melakukan perubahan-perubahan.

Berdasarkan kelompok sasarannya, menurut Imam Gunawan (2009) teknik-


teknik pengembangan organisasi dapat diringkas sebagai berikut:
1.      Pengembangan organisasi (PO) untuk perseorangan. Dengan teknik latihan
sensitifitas. Meningkatkan sensitifitas dan ketrampilan penanganan hubungan-
hubungan antar pribadi.

2.      PO untuk dua atau tiga orang. Teknik Analisis Transaksional, mengajarkan orang-
orang untuk mengirim berita yang jelas dan bertanggung jawab serta memberikan
tanggapan yang wajar dan beralasan.

3.      PO untuk tim atau kelompok. Konsultasi proses, konsultan membantu anggota
kelompok merubah cara-cara mereka bekerja bersamadan mengembangkan berbagai
ketrampilan diagnostuk dan pemecahan masalah yang dibutuhkan untuk pemecahan
yang lebih efektif.
25

4.      PO untuk hubungan-hubungan antar kelompok. Pertemjan (rapat) konfrontasi,


untuk memungkinkan organisasi menilai kesehatannya sendiri dan untuk
menetapkan rencana-rencana kegiatan perbaikan.

5.      PO untuk organisasi keseluruhan. Teknik survei umpan balik, diguinakan untuk
memperbaiki operasi-operasi organisasi secara keseluruhan. Hasil survei (umpan
balik) digunakan untuk memecahkan masalah dan memanfaatkan kesempatan yang
ada.

Sedangkan dalam kegiatan pengembangan organisasi menurut Pudjosumedi


(2010) dikenal adanya beberapa macam teknik atau pendekatan, yaitu:
a.      Latihan kepekaan (sensitivity training) atau dinamakan pula pendekatan “T-
group”, “T” berasal dari Training.

Latihan kepekaan merupakan teknik latihan dalam kelompok dengan maksud


untukmempertajam daya peka, kecepatan reaksi, mempertajam perasaan dalam
menghadapi berbagai masalh yang timbul. Kelompok kepekaan ada tiga macam,
yaitu kelompok tak kenal, kelompok semi kenal dan kelompok kenal. Dalam
kelompok tak kenal para peserta latihan berasal dari macam-macam organisasi dan
mereka satu sama lain tidak saling mengenal. Dalam kelompok semi kenal peserta
latihan berasal dari organisasi yang sama tetapi lain satuan sehingga sebagian yang
telah saling kenal dan sebagian belum saling mengenal. Dalam kelompok kenal
peserta latihan berasal dari satuan yang sama sehingga mereka telah saling mengenal
satu sama lain.

b.      Latihan jaringan (Grid training)


 Latihan jaringan merupakan salah satu teknik pengembangan organisasi yang
dikembangkan berdasarkan jaringan manajerial (Managerial Grid) dari Robert Blakle
dan jane Mouton. Dalam teknik ini dikenal adanya dua macam perilaku pimpinan,
yaitu perilaku pimpinan dengan perhatian pada produksi, dan perilaku pimpinan
dengan perhatian pada orang. Seorang pimpinan sekaligus dapat menerapkan dua
macam perilaku tersebut sama-sama intensifnya.
c.       Umpan balik (survey feedback)
26

Teknik umpan balik survey dikembangkan oleh Kurt lewin. Wujud pelaksanaan dari
teknik umpan balik survey berupa usaha pengumpulan data dari para anggota
organisasi yang berhubungan dengan sikap, tingkah laku, hubungan motivasi,
kepuasan kerja, serta berbagai perasaan lain. Data yang terkumpul kemudian
diberikan kembali kepada mereka yang telah di survey untuk didiskusikan sehingga
dapat diperoleh kesimpulan perlu tidaknya dilakukan perubahan.

d.      Konsultasi proses (process consultation)


Teknik ini dekembangkan oleh Edgar Scein. Pengertian konsultasi proses adalah
seperangkat kegiatan dari konsultan untuk memberikan bantuan kepada para anggota
organisasi dalam merasakan, mengerti dan bertindak terhadap peristiwa-peristiwa
terjadi didalam lingkungan organisasi seperti berbagai macam tindakan anggota
organisasi yang timbul dalam aliran pekerjaan, dan memimpin pertemuan, dalam
melakukan hubungan baik formal maupun informal.

e.       Perdamaian oleh pihak ketiga (Thrird Party Peacmaking)


Teknik ini dikenalkan oleh Richard Walton. Teknik ini digunakan utnuk
mendiagnosis sebab-sebab tejadinya pertntangan untuk mendiagnosis sebab-sebab
terjadinya pertentangan dan usaha menyelesaikan pertentangan tersebut dengan
bantuan piahak ketiga.

f.        Pembentukan tim (tim building)


Pembentukan tim sebagai salah satu teknik pengembangan organisasi dimaksudkan
agar dapat menyesuaikan dengan masalah yang timbul yang perlu dipecahkan. Tim
bersifat sementara selalu berubah sesuai dengan perubahan masalah yang timbul.
Pemecahan masalah atau pelaksanaan kerja oleh tim relatif lebih mudah karenak
keanggotanaa tim diharapkan sesuai dengan masalah ataupun pelaksaan kerja yang
dihadapai.

E. Tahap Penerapan Pengembangan Organisasi


Setelah dipahami akan strategi yang dapat dipakai tersebut diatas maka ada
beberapa tahap yang dapat dilakukan dalam penerapan pengembangan organisasi
tersebut. Dalam menerapkan pengembangan organisasi, organisasi memerlukan
konsultan yang ahli dalam bidang perilaku dan pengembangan organisasi. Konsultan
27

tersebut bersifat sebagai agen pembaruan (agent of change), dan fungsi utamanya
adalah membantu warga organisasi menghadapi perubahan, melalui teknik teknik
pengembangan organisasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut. Proses
penerapan pengembangan organisasi dilakukan dalam empat tahap:

1.      Tahap Pengamatan Sistem Manajemen atau Tahap Pengumpulan Data;


Dalam tahap ini konsultan mengamati sistem dan prosedur yang berlaku di
organisasi termasuk elemen elemen di dalamnya seperti struktur, manusianya,
peralatan, bahan bahan yang digunakan dan bahkan situasi keuangannya. Data utama
yang diperlukan adalah: (a) Fungsi utama tiap unit organisasi, (b) Peran masing
masing unit dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi, (c) Proses pengambilan
keputusan serta pelaksanaan tindakan dalam masing masing unit, (d) Kekuatan
dalam organisasi yang mempengaruhi perilaku antar  kelompok dan antar individu
dalam organisasi.

2.      Tahap Diagnosis dan Umpan Balik;


Dalam tahap ini kualitas pengorganisasian serta kegiatan operasional masing masing
elemen dalam organisasi dianalisis dan dievaluasi.
Ada beberapa kriteria yang umum digunakan dalam mengevaluasi kualitas elemen
elemen tersebut, di antaranya: (a) Kemampuan beradaptasi, yaitu kemampuan
mengarahkan kegiatan dan tenaga dalam memecahkan masalah yang dihadapi,
(b)Tanggung jawab: kesesuaian antara tujuan individu dan tujuan organisasi, (c)
Identitas: kejelasan misi dan peran masing masing unit, (d) Komunikasi: kelancaran
arus data dan informasi antar-unit dalam organisasi, (e) Integrasi; hubungan baik dan
efektif antar-pribadi dan antar-kelompok, terutama dalam mengatasi konflik dan
krisis, (f) Pertumbuhan; iklim yang sehat dan positif, yang mengutamakan
eksperimen dan pembaruan, serta yang selalu menganggap pengembangan sebagai
sasaran utama.

3.      Tahap Pembaruan dalam Organisasi;


Dalam tahap ini dirancang pengembangan organisasi dan dirumuskan strategi
memperkenalkan perubahan atau pembaruan. Strategi ini bertujuan meningkatkan
efektivitas organisasi dengan cara mengoreksi kekurangan serta kelemahan yang
dijumpai dalam proses diagnostik dan umpan balik. Mengingat bahwa setiap
28

perubahan yang diperkenalkan akan mempengaruhi seluruh sistem dalam organisasi,


bahkan mungkin akan mengubah sistem distribusi wewenang dan struktur organisasi,
rancangan strategi pembaruan harus didiskusikan secara matang dan mendapat
dukungan penuh pimpinan puncak.

4.      Tahap Implementasi Pembaruan;


Tahap akhir dalam penerapan pengembangan organisasi adalah pelaksanaan rencana
pembaruan yang telah digariskan dan disetujui. Dalam tahap ini konsultan bekerja
secaa penuh dengan staf manajemen. Kegiatan implementasi perubahan meliputi: (a)
Perubahan struktur, (b) Perubahan proses dan prosedur, (c) Penjabaran kembali
secara jelas tujuan sera sasaran organisasi, (d) Penjelasan tentang peranan dan misi
masing masing unut dan anggota dalam organisasi.

Setelah segala sesuatunya berjalan dalam masa yang telah di tentukan


bersama maka selanjutnya adalah perlu diadakan evaluasi atau diagnosis organisasi,
hal ini sangat diperlukan guna mengetahui akan segala kekurangan dalam perjalanan
organisasi selama ini sehingga pada kedepannya dapat dilakukan suatu perbaikan
dan pada akhirnya organisasi dapat berjalan sesuai dengan tujuannya yang
menciptakan organisasi moderen yang siap dalam menjawab tuntutan zaman dan
berkualitas.

Ada sejumlah langkah dasar, yang perlu diterapkan dalam hal


menyelenggarakan diagnosis keorganisasian sebagai berikut:

·         Mengenal dan menafsirkan masalah yang dihadapi, dan merasakan kebutuhan


akan perubahan
·         Mendeterminasi kesiapan dan kemampuan organisasi yang bersangkutan untuk
berubah
·         Mengidentifikasi sumber-sumber daya manajerial dan angkatan kerja untuk
perubahan dan

·         Mendeterminasi sebuah strategi perubahan dan sasaran-sasarannya.


Dari penjelasan diatas peran dari agen pembaruan adalah melaksanakan
pengumpulan data dari organisasi sebagai objek perubahan menuju pengembangan
secara totalitas, yang melibatkan anggota organisasi serta fungsi dan peran masing-
29

masing unit kerja untuk diadakan diagnosis atau evaluasi, sehingga hasilnya dapat di
gunakan  pada tahap implementasi pembaruan.

5.II RENUNGAN/PELANTIKAN/PENGUKUHAN

Upacara pengukuhan berarti menyatakan seseorang telah selesai mengikuti


sebuah latihan atau mensahkan seseorang menyandang predikat tertentu dalam
Latihan Paskibraka. Pengukuhan dilakukan setelah peserta melakukan Renungan
Jiwa dan sebaiknya dilaksanakan pada pagi atau siang hari, sehari menjelang
pelaksanaan tugas.
Pengukuhan bermakna dikukuhkan atau dilantik secara penuh sebagai
anggota Paskibraka dan sebuah proses penguatan mental dengan penanaman rasa
kebanggaan dan kepercayaan diri sebagai modal utama dalam pelaksanaan tugas
pengibaran.
Dalam upacara itu setiap peserta pengukuhan bersama-sama mengucapkan
”Ikrar Putra Indonesia”, selanjutnya dengan iringan lagu Padamu Negeri satu persatu
anggota Paskibraka sambil menarik nafas panjang mencium Bendera Merah Putih
sebagai kiasan bersedia untuk senantiasa setia dan berbakti pada Bumi Pertiwi
Indonesia. Kegiatan ini bukan sebagai bentuk penyembahan atau pengkultusan
bendera, tetapi hanya sebagai simbolisasi siap berbakti bagi bumi Indonesia, karena
bendera merah putih adalah lambang persatuan dan kesatuan Negara Indonesia. Saat
proses mencium bendera maka pembina harus selalu mengikuti pembawa bendera
dan berperan untuk mengatur waktu prosesi pelaksanaan agar tidak terlalu lama.
Dalam upacara pengukuhan anggota Paskibraka disematkan Lencana Merah
Putih Garuda sesuai tingkatannya dan dililitkan kendit dipinggangnya. Kendit
merupakan lambang ksatria pada zaman dahulu yang mengikrarkan kesetiaan
pemakainya kepada kerajaan. Anggota Paskibraka sebagai peme¬gang kendit
diharapkan memiliki sifat dan bersikap ksatria dalam pemikiran, perkataan dan
perbuatannya sehari-hari, jujur dan mandiri dalam berbakti sebagai Pandu Ibu
Pertiwi.
Sebelum pengukuhan dengan mengucapkan ”Ikrar Pemuda Indonesia”,
pembina/penangungjawab latihan membacakan kata-kata pengantar pengu¬kuhan
30

dan kata-kata ”Dharma Mulia Putra Indonesia” yang merupa¬kan Kode Kehormatan
Paskibraka sebagai berikut:

Kata-kata Dharma Mulia Putra Indonesia:

1. Putra Indonesia adalah makhluk Tuhan Al-Khalik yang Maha Esa, dan oleh
sebab itu maka dengan iman dan ihsan, serta dengan adab, ia bertakwa
kepada Tuhannya.
2. Putra Indonesia adalah makhluk jenis manusia, oleh sebab itu ia adalah
manusia, maka ia berakhlak manusia. Pikirannya, perkataannya dan
perbuatannya terhadap sesama makhluk khususnya sesama umat manusia,
digetari oleh getaran rasa kasih sayang dari dalam lubuk hati-nuraninya yang
digerakkan oleh daya rasa keadilan dari budi kemanu-siaannya, teristimewa
terhadap sesama Putra Indonesia. Demikianlah laku dan karya manusia Sang
Putra Indonesia yang dapat dipercaya, beradab, bersusila dan berbudi luhur.
3. Karena darah kelahirannya tumpah di pangkuan Ibu Pertiwi Indonesia,
tumpah di tanah antara air, tumpah di nusa antara bahari, dan bernafasnya
menghirup udara Indonesia, maka dengan kepantasan setiap Putra Indonesia
cinta kepada Tanah Air dan Udara yang dia¬manatkan Tuhan Penguasa
seluruh alam semesta kepada umat Indonesia dan dengan kepantasan pula
membalas budi baik Ibunya. Suka dan rela berkorban untuk melindunginya,
memandunya, sambil berjuang tanpa putus asa, untuk mensejahterakan hidup
selaku anggota satu ke¬luarga persatuan, ialah keluarga Persatuan Indonesia.
Demikianlah jiwanya: jiwa Indonesia, pribadinya: pribadi Indonesia,
perilakunya: beradat Indonesia, karya budi-dayanya: karya budi daya
Indonesia, perhatian dan dharma-baktinya dipusatkan pertama-tama dan
terutama kepentingan Indonesia, bukan kepentingan lebih dari itu, apalagi
kepentingan dirinya sendiri.
4. Setiap manusia, juga setiap Putra Indonesia, pada hakekatnya adalah sama.
Sama hak asasinya, sama daulat pribadinya, sama daulat ke¬rak¬yatannya.
Itulah asas kemerdekaan Indonesia dan kemerdekaan se¬tiap bangsa di atas
dunia, demi peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.
5. Peri-kehidupan Putra-putra Indonesia dalam suatu wadah Negara Ke¬satuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila, dipimpin¬kan¬nya kepada
31

hukum yang mengandung hikmat kebijaksanaan sebagai mu¬fa¬kat yang


dicapai oleh wakil-wakilnya dalam permusyawaratan perwakilan.
6. Asas kemerdekaan yang dengan jujur ditata dan ditertibkan sedemikian itu,
dengan disiplin pula dipatuhinya dan tanpa putus asa menanggulangi se¬gala
kesukaran dalam menjaga tetap berlakuknya ketata-tertiban itu agar
Indonesia dan Putra-putranya tetap merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Demikianlah, dengan Ridho Tuhan Yang Maha Esa, segenap Putra
Indonesia selaku Pandu-pandu Ibunya, dengan watak ksat¬ria, rasa tanggung
jawab dan dengan gembira berjuang bersama-sama untuk mengadakan dan
menjaga adanya masyarakat yang adil, tapi juga makmur dalam peri-
kehidupan kebendaan yang dapat mem¬be¬kali peri-kehidupannya di masa
sesudah meninggalkan hidup di dunia ini.
7. Selangkah demi selangkah, dengan cermat dan tepat, hemat dan
ber¬sa¬ha¬ja, berupayalah segenap Putra Indonesia bersama-sama, untuk
mewu¬jud¬kan cita-cita bangsanya, ialah masyarakat pancasila dengan
insan-in¬san Pancasila sebagai warganya, dalam keadaan yang aman dan
sentausa, jaya dan mulia, serta bermanfaat di antara dan bagi masyarakat
bangsa-bangsa di dunia.

Itulah kehendak kehormatan Dharma Mulia Putra Indonesia.

Seusai pembacaan pengantar pengukuhan dan kata-kata Dharma Mulia Putra


Indonesia, seluruh peserta mengucapkan Ikrar Putra Indonesia yang bunyinya
sebagai berikut :

Ikrar Putra Indonesia

Aku mengaku Putra Indonesia, dan berdasarkan pengakuan itu:

1. Aku mengaku, bahwa aku adalah makhluk Tuhan Al-Khalik Yang Maha Esa
dan bersumber kepada-Nya.
2. Aku mengaku, bertumpah darah satu, tanah Air Indonesia.
3. Aku mengaku, berbangsa satu, Bangsa Indonesia.
4. Aku mengaku, berjiwa satu, jiwa Pancasila.
5. Aku mengaku, bertujuan satu, masyarakat adil dan makmur berdasarkan
pancasila sesuai dengan isi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
32

6. Aku mengaku, bercara-karya satu, perjuangan besar dengan akhlak dan ihsan
menurut ridho Tuhan Yang maha Esa.

Berdasarkan pengakuan-pengakuan ini, dan demi kehormatanku aku berjanji,


akan bersunggguh-sungguh menjalankan kewajiban untuk mengamankan semua
pengakuan ini dalam karya hidupku sehari-hari.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati niatku ini dengan taufik dan
Hidayat-Nya, serta dengan Inayat-Nya.

Dalam upacara pengukuhan anggota Paskibraka selain dihadiri oleh anggota


Paskibraka jika memungkinkan akan lebih baik jika orang tua anggota Paskibraka
dan kepala sekolah dimana anggota paskibraka menuntut ilmu juga hadir sebagai
tamu undangan untuk menyaksikan pengukuhan. Orang tua dan Guru memberikan
doa restu kepada anak-anaknya yang akan bertugas maka anggota Paskibraka dapat
menunjukkan perestasi dan mempersembahkan kebanggaan dan kebahagiaan bagi
para orang tua maupun sekolah atas prestasi yang sudah dicapai dengan menjadi
anggota Paskibraka.
33

BAB III
PENUTUP

1.III KESIMPULAN

Dari pembahasan tentang pengembangan organsisasi dapat di ambil beberapa


kesimpulan pokok antara lain:

1.      Pengembangan organisasi merupakan salah satu pokok bahasan yang penting


dalam perbincangan organisasi. Hal ini dapat dimaklumi karena manusia, pekerjaan,
dan lingkungan kerja atau organisasi dimana berada merupakan tiga hal yang saling
berkaitan secara erat, dan dalam pada itu pengembangan organisasi diperlukan tidak
lain untuk meningkatkan efektifitas organisasi yang berkualitas.

2.      Tujuan dari pengembangan organisasi adalah untuk menciptakan hubungan yang


harmonis diantara para anggota organisasi, saling memahami tugas dan tanggung
jawab, menumbuhkan rasa tanggungjawab dalam memecahkan setiap permasalahan,
adanya keterbukaan serta meningkatkan semangat kerja.
3.      Sasaran utama dalam pengembangan organisasi adalah anggota organisasi itu
sendiri, yang di harapkan mampu melaksanakan apa yang menjadi tugas dalam
kegiatan rutin secara efektif dan efisien, serta tertatanya struktur dalam unit kerja
organisasi.
4.      Teknik-teknik dalam pengembangan organisasi antara lain:
a.       Tahap Pengamatan Sistem Manajemen atau Tahap Pengumpulan Data;
b.      Tahap Diagnosis dan Umpan Balik;
c.       Tahap Pembaruan dalam Organisasi;
d.      Tahap Implementasi Pembaruan.
34

2.III SARAN

Teknologi handphone memang memiliki fitur yang lengkap dan canggih


tetapi memiliki banyak dampak negative bila penggunaannya terus dilakukan
bahkan bila teknologi semakin maju, dampak negativnya semakin besar. Misalnya
pada anak-anak selain fungsi handphone sebagai alat komunikasi, anak-anak
dinilai “ikut-ikutan” terhadap tren saja. Banyak hal yang dapat diperhatikan dari
fenomena ini. Misalnya adalah jika dilihat dari segi sosial, kesenjangan akan
sangat terlihat antara anak yang berasal dari keluarga mampu secara finansial dan
yang tidak dalam suatu komunitas di sekolahnya.
Penggunaan telepon selular secara tidak langsung juga dinilai dapat
mempengaruhi lingkungan pergaulan anak-anak. Kepemilikan telepon selular
oleh anak berkaitan dengan perkembangan psikologisnya khususnya dalam
mengembangkan kemampuan berinteraksi sosial dan komunikasi serta keinginan
untuk diterima di pergaulannya (popularitas).
Kreativitas, ego serta kondisi lingkungan (apakah teman-temannya
mempunyai telepon selular) secara psikologis dapat memicu seorang anak untuk
memiliki telepon selular.
Oleh karena itu sebaiknya kita menggunakan teklnologi Handphone pada
usia, waktu dan kondisi tertentu agar lebih bisa merasakan manfaat dan fungsinya.
35
DAFTAR PUSTAKA

As, Pudjosumedi. Organisasi dan kepemimpinan. 2010. Uhamka Press. Jakarta.


Gunawan, Imam. Perubahan dan Pengembangan Organisasi. 2009. Sumber:
masimamgun.blogspot.com
kahfiehudson.wordpress.com/2011/12/18/pengembangan-organisasi
Wahab, Abdul Azis. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. 2008. CV
Alvabeta. Bandung
zizer.wordpress.com/2009. Pengembangan Organisasi.

kahlilpooh.wordpress.com/2009/06/28/upacara-pengukuhan-paskibaka/

36

Anda mungkin juga menyukai