LEMBAR EVALUASI 2
PELATIH MADYA
MATERI TEKNIS KEPELATIHAN 2 (PRA-PUS, PUS-ASR)
Ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan kepelatihan madya untuk
Pelatih Madya tingkat II PASKIBRA Kota Bandung.
Disusun oleh :
1. Fajar Fauzi Ramadhan ( 12.0918.003 )
2. Fauzan Hady D ( 12.0918.004 )
3. Kibar Maulana Adji ( 12.0918.005 )
4. M. Ridwan ( 12.0918.006 )
5. Nana Rohana ( 12.0918.007 )
6. Rizky Kurniawan ( 12.0918.008 )
Puji dan sryukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa.
Karena atas berkat dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Makalah ini di kerjakan unuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan pelatihan madya untuk Pelatih Madya tingkat II PASKIBRA Kota
Bandung.
Dalam makalah ini terdapat kekurangan, untuk itu kami ingin
mengucapkan permohonan maaf yang sebesar – besarnya. Kritik dan saran
akan kami terima sebagai suatu masukan yang baik untuk kami di kedepannya.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, mudah –
mudahan semua bantuannya diberikan balasan yang terbaik oleh Tuhan Yang
Maha Esa.
Untuk itu, sekali lagi kami ucapkan maaf yang sebesar – besarnya,
mudah – mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
BAB III............................................................................................................................27
PENUTUP.......................................................................................................................27
1.3 KESIMPULAN................................................................................................27
2.3 SARAN............................................................................................................28
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian perkataan "Upacara" yang terdiri dari akar kata yaitu Upa dan
Cara, Upa Rangkaian,sedangkan Cara = Tindakan/ gerakan. Jadi upacara berarti
tindakan dan gerakan yang dirangkaikan atau ditata dengan tertib dan disiplin. Sejak
manusia dalam kandungan, kemudian lahir tidak terlepas berkaitan dengan kegiatan
upacara seperti, upacara tujuh bulan, tiga hari, tujuh hari dan empat puluh hari selalu
dilakukan upacara, bahkan setelah dewasa sampai ke liang lahat pun ada kegiatan
upacara.
Oleh karena kegiatan upacara adalah merupakan salah satu kegiatan budaya
maka hampir semua aliran agama melakukan kegiatan upacara. Mengapa dilakukan
kegiatan upacara adalah wujud pengucapan puji syukur kehadirat yang maha kuasa
sesuai dengan aturan agamanya. Maka upacara bendera dengan mengibarkan
bendera kebangsaan merah putih adalah juga untuk memperingati satu kegiatan atau
peristiwa yang terjadi di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Upacara bendera
dengan mengibarkan bendera merah putih dan memberi hormat kepada bendera
berarti kita memberi hormat kepada lambang tertinggi yaitu Sang merah putih.
Dilingkungan Depdiknas, upacara bendera tidak hanya kegiatan seremonial
saja, tetapi merupakan kegiatan .pendidikan yaitu extrakuriku!er, dengan tujuan
menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara menanamkan disiplin pribadi
maupun kelompok dan rasa kerjasama, serta dapat menumbuhkan daya tangkal pada
diri siswa terhadap pengaruh negatif dan menunjang pencapaian kurikulum.
Khusus mengenai aturan pelaksanaan upacara bendera dilingkungan
Departemen Pendidikan Nasional telah ditetapkan oleh surat edaran Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah nomor 11208/C/U/87 tanggal 31 Oktober
1987, perihal upacara bendera disekolah.
Dilingkungan TNI telah ditetapkan dengan surat keputusan Panglima Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia nomor SKEP/162/X/85 tentang tata upacara militer
dan SKEP/611/X1/85 tentang Peraturan Baris Berbaris.
6
Oleh karena itu satu-satunya Peraturan Saris Berbaris yang telah baku yaitu
berdasarkan keputusan tersebut diatas maka pelaksanaan upacara bendera
dilingkungan Depdiknas, khususnya disekolah didasarkan peraturan yang
dikeluarkan oleh Oepdiknas menggunakan PBB yang berlaku dilingkungan TNI
POLRI demikian juga peraturan penghormatan perorangan.Dilihat dari berbagai
kemanfaatan upcara bendera disekolah untuk pencapaian pendidikan, maka upacara
bendera perlu diselenggarakan dengan sebaik-baiknya di sekolah-sekolah, serta
dibina secara terus menerus penyelenggaraannya agar terselenggara secara
sempurna.
Dengan demikian terdapat tiga macam pela.ksanaan Upacara Pengibaran
Bendera Merah Putih yaitu : (Gb. 2)
1. Upacara Bendera dilingkungan KORPRI
2. Upacara Bendera dijajaran TNII POLRI (dulu ABRI)
3. Upacara Bendera dilingkungan Departemen Pendidikan Nasional (cq Sekolah)
* Ya Allah, YaTuhan Kami, berikanlah kami kejernihan hati, kemudahan berfikirdan
kemampuan belajar dalam menerima serta menerapkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan, yang akan diberikan melalui bimbingan guru-guru kami.
Semoga Allah mengabulkan permohonan kami.
"Amin".
** YaAllah, YaTuhan Kami, berikanlah kami keteguhan iman, kekuafan lahir dan
bafin, sehingga kami dapat mengamalkan ilmu dan keterampilan yang telah kami
terima demi pengabdian kepada nusa,bangsa dan negara. Terima kasih Tuhan atas
nikmat yang kami dapat hari ini. Amin"
10
A. Pejabat Upacara
1) PEMBINA UPACARA
(dalam TUM : Inspektur Upacara)
Pembina Upacara adalah pejabat dalam upacara yang kepadanya disampaiakan
penghormatan yang tertinggi oleh peserta yang hadir mengikuti atau melakukan
upacara;
Tugas Pokok :
a) Mensahkan acara upacara serta melakukan ketentuan dalam rencana pelaksanan
dengan mengingat keadaan, peserta dan tempat upacara;
b) Menerima laporan Pengatur Upacara sebelum upacara dimulai;
c) Menerima penghormatan dari peserta upacara
d) Menerima laporan Pemimpin Upacara;
e) Memberiaba-aba penghormatan kepada Sang Merah Putih (bila dikehendaki)
f) Memimpin Mengheningkan Cipta
g) Membacakan Teks Pancasila yang diulang oleh seluruh peserta Upacara;
12
h) Menyampaikan Amanat;
i) Dapat melimpahkan sebagai tugasnya kepada Pemimpin Upacara;
j) Penanggung jawab terakhir pelaksanaan upacara;
Catatan :
Yang bertindak selaku Pembina Upacara di.sekolahadalah :
. Kepala Sekolah atau ,
. Wakil Kepala Sekolah atau Guru Pem,bin?
. Ketua OSIS atau Wakil Ketua OSIS (SMTA)
2) PEMIMPIN UPACARA
(dalam TUM : Komandan Upacara)
Pemimpin upacara adalah pejabat bertugas memimpin peserta upacara dengan jalan
memberikan aba-aba.
Tugas Pokok :
a) Menyiapkan dan mengatur peserta upacara;
b) Menerima penghormatan dari Pemimpin Kelompok peserta upacara;
c) Menerima laporan dari Pemimpin kelompok peserta upacara
d) Memimpin dan memberikan aba-aba penghormatan dari peserta kepada
pembina upacara; .
e) Menyampaikan laporan keadaan/kekuatan peserta upacara;
f) Menerima pelimpahan wewenang yang diberikan dari pembina upacara;
g) Bertanggung jawab kepada Pembina Upacara dan kepada atasan yang
memberikan perintah dalam hal kesiapan dan tertibnya upacara;
h) Membubarkan peserta upacara bila acara selesai.
Catatan :
Yang bertindak sebagai Pemimpin Upacara di sekolah adalah :
. Guru jaga atau guru yang ditunjuk; untuk SD atau;
. Siswa yang benar-benar mampu/terpilih (SMTP dan SMTA)
3) PENGATUR UPACARA
(dalam TUM : Perwira Upacara)
13
Pengatur upacara adalah pejabat yang bertugas menyiapkan rencana acara upacara
(secara tertulis); serta segala sesuatunya yang bertalian dengan pelaksanaan upacara,
baik perlengkapan maupun petugas-petugasnya.
Tugas Pokok :
a) Mengajukan rencana urutan acara upacara kepada Pembina Upacara untuk
memperoleh pengesahan dan persetujuannya;
b) Menentukan/menunjuk petugas-petugas pelaksanaan upacara;
c) Menyiapkan/memeriksa tempat dan perlengkapan upacara;
d) Memeriksa, mengatur serta mengendalikan jalannya upacara;
e) Melapor atau memberikan informasi kepada Pembina Upacara tentang segala
sesuatunya sesaat sebelum upacara dimulai;
f) Bertanggung jawab terhadap jalannya upacara kepada Pembina Upacara;
Catatan :
Yang bertindak sebagai Pengatur Upacara adalah :
. Guru Pembina SO, atau
. Siswa Pengurus OSIS (untuk SMTP/SMTA dengan tetap mendapatkan
bimbingan dari guru pembina).
4) PEMANDU ACARA
(dalam TUM : Protokol)
Pemandu acara adalah pejabat yang membacakan urutan acara upacara
Tugas Pokok :
a) Membantu Pengatur Upacara dalam hal membacakan acara demi acara
sesuai urutan dan saat-saat yang telah ditentukan;
b) Dapat menyesuaikan dengankeadaan dan kemampuan para petugas
pelaksana;
c) Mengetahui dengan tepat siapa-siapa petugas pelaksana;
d) Bertanggung jawab kepada Pengatur Upacara.
Catatan :
Yang bertugas sebagai PEMANDU Upacara adalah :
14
b. Petugas Upacara
Petugas Upacara lainnya, terdiri dari :
1) Pembawa Teks Pancasila, sekaligus pendamping Pembina Upacara, bertugas;
a) Membawa Teks Pancasila dan Teks Amanat Pembina Upacara;
b) Menyerahkan Teks tersebut kepada Pembina Upacara dan menerimanya kembali
pada saat yang telah ditentukan.
Catatan :
Tugas ini dilaksanakan aleh salah seorang pengurus OSIS yang diatur secara bergilir;
2) Pembaca Teks Pembukaan UUD 1945 dan/atau Teks Naskah lain (Janji Siswa,
Dasa Darma Pramuka, Sumpah Pemuda, Kode Etik Organisasi dan sebagainya)
bertugas :
a) Membawa serta membacakan teks tersebut pada saat dan tempat yang telah
ditentukan;
b) Mengetahui dengan jelas gerakan dan cara membaca;
Catatan :
Tugas ini dilaksanakan oleh seorang siswa yang diatur secara bergilir.
3) Pembaca Do'a bertugas :
a) Menyusun teks do'a sesuai dengan maksud upacara;
b) Membawa serta membacakan do'a tersebut pad a saat dan tempat yang telah
ditentukan.
Catatan :
Tugas ini dilaksanakan oleh Guru atau Siswa yang ditunjuk.
4) Pemimpin Lagu/Dirigen bertugas :
a) Mengambil nada dengan cara menyanyikan baris. terakhir dari lagu Kebangsaan
Indonesia Raya untuk kemudian mulai menyanyi dan memimpinnya sampai selesai
lagu;
b) Mengetahui dengan pasti lagu-Iagu lain yang akan dinyanyikan;
c) Melaksanakan tugas ini ditempat serta pada saat yang telah ditentukan;
15
d) Menentukan nada lagu yang dapat dinyanyikan oleh paduan suara peserta
upacara;
Catatan :
Tugas ini dijabat oleh guru atau siswa yang ditunjuk.
5) Petugas Bendera bertugas :
a) Sebelum Upacara dimulai mengetahui dengan jelas keadaan tiang, tali, dan
bendera yang akan dikibarkan;
b) Menyiapkan dan melipat dengan tepat bendera yang akan dikibarkan;
c) Mengibarkan Bendera Kebangsaan atau Menurunkan serta menyimpannya
kembali ketempat semula;
d) Melaksanakan tugas ini ditempat serta pada saat yang telah ditentukan dengan
cermat dan khidmat.
Angkatan Bersenjata. Buku ini disahkan oleh Surat Keputusan Pangab dan peraturan
yang terakhir adalah Skep Pangab nomor : Skep/611/X/1985 tanggal 8 Oktober
1985, tetapi tahun 1992 ada perubahan pada Skep tersebut pada tempo langkah biasa
dan langkah tegap dari 96 langkah tiap menit menjadi 120 langkah tiap menit.
Di dalam peraturan ini dibagi dalam 2 bagian yaitu baris berbaris dengan
menggunakan senjata dan baris berbaris tanpa senjata. Peraturan baris berbaris
militer tersebut diterapkan disemua kegiatan baris berbaris, sehingga dalam latihan
Paskibraka harus mengacu pada peraturan baris berbaris tanpa senjata yang berlaku
dan tidak boleh menerapkan aturan-aturan sendiri.
PELATIH
Karena yang mengeluarkan peraturan baris berbaris adalah militer maka
dengan dasar itu pelatih Paskibraka diambil dari instansi militer karena dianggap
lebih memahami peraturan tersebut dan dapat memberikan ilmu baris berbaris sesuai
peraturan yang berlaku. Didalam perkembangannya pelatih disekolah banyak yang
melibatkan para purna paskibraka untuk melatih baris berbaris, namun harus
dipahami bahwa siapapun yang memberikan latihan baris berbaris baik dari unsur
militer maupun sipil/purna paskibraka semuanya harus berpedoman pada Peraturan
Baris Berbaris yang berlaku.
KEWAJIBAN PELATIH
Keberhasilan latihan baris berbaris sangat tergantung pada kualitas dan
kesanggupan seorang pelatih. Pelatih yang melatih hanya karena tugas tidak akan
bisa mencapai hasil yang sempurna. Pelatih baris berbaris harus mempunyai
kemampuan ilmu melatih sesuai peraturan peraturan yang berlaku dan kemampuan
psikologis untuk mengerti kemampuan anak didiknya. Pelatih yang berkualitas harus
mempunyai dasar-dasar melatih dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan
sebaik-baiknya antara lain :
1. Perasaan kasih sayang,
Pelatih harus dapat merasakan apa yang dirasakan oleh anak didiknya.
2. Persiapan
Persiapan yang baik akan menentukan keberhasilan latihan. Pelatih harus
mempersiapkan program apa yang akan dilatihkan, pembagian waktu, alat –alat
yang diperlukan, tempat dan lain sebagainya.
3. Mengenal tingkatan anak didik.
17
Kemampuan setiap anak didik berbeda-beda dalam menyerap materi latihan yang
diberikan, oleh sebab itu pelatih harus dapat memahami kemampuan setiap anak
didiknya dan memberikan metode latihan sesuai yang dibutuhkan sehingga pada
akhirnya dapat dicapai suatu hasil yang optimal.
4. Tidak sombong
Keahlian dan kepandaian melatih bukanlah hal yang harus disombongkan atau
hanya dipamerkan, melainkan wajib diamalkan dan diberikan kepada anak
didiknya dengan kesabaran dan ketelatenan.
5. Adil
Pelatih harus dapat memberikan keseimbangan saat latihan dalam segala hal
dengan cara memberikan pujian atau teguran tanpa membeda-bedakan satu
dengan lainnya.
6. Teliti
Pelatih harus cermat dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan sesuai dengan
aturan yang berlaku. Gerakan setiap anak didiknya harus selalu diperhatikan
sehingga dapat menerapkan gerakan sesuai dengan aturan yang benar.
7. Sederhana
Dalam memberikan penjelasan setiap gerakan pelatih harus mempergunakan
bahasa dan kalimat yang sederhana sehingga mudah dipahami oelh setiap anak
didik.
8. Teladan
Pelatih sebaiknya banyak memberikan dengan contoh-contoh gerakan,
memberikan teladan dan selalu mengoreksi setiap anak didiknya sehingga
mereka dapat melakukan gerakan dengan baik dan benar. Jika dilapangan pelatih
sebaiknya tidak usah terlalu banyak bercerita atau memberikan pengarahan-
pengarahan yang tidak perlu sebab yang diperlukan adalah pengulangan latihan-
latihan setiap gerakan sehingga anak didik benar-benar memahami setiap
gerakan dan dapat melaksanan dengan benar.
PERBANDINGAN PELATIH
Untuk latihan baris berbaris maka kualitas dan kemampuan pelatih sangat
menentukan ratio pelatih dan anak didik. Untuk latihan baris berbaris maka ratio 1 :
15 atau 1 : 20 adalah ratio yang ideal, kalau terlalu banyak pelatih akan membuat
anak didik menjadi bingung. Dalam melatih harus ditunjuk 1 orang pelatih yang
18
Jika ada anggota yang sering melakukan kesalahan maka anggota yang
bersangkutan dipisah dan secara individual diberikan arahan dan dikoreksi gerakan-
gerakannya. Jika kesalahan dilakukan saat melakukan gerakan ditempat maka dapat
diberi hukuman dengan melakukan gerakan-gerakan yang salah sebanyak 10 kali,
dengan cara seperti ini selain akan meningkatkan kemampuan anak didik juga
sebagai bentuk latihan khusus sehingga anggota tersebut dapat lebih memahami
kekurangannya dan memperbaiki dengan cepat, sedang manfaat pelatih dengan
memberi hukuman seperti itu maka akan meningkatkan kemampuan anggotanya
secara cepat tanpa merugikan yang lain.
Jika kesalahan dilakukan saat latihan berjalan maka secara personal anggota
tersebut dapat diperintah untuk melakukan langkah tegap secara sendiri/ personal.
Dengan cara ini palatih dapat memperhatikan kemampuan secara individu, sedang
bagi anggota yang melakukan baris berbaris sendiri akan menimbulkan perasaan
malu karena telah melakukan kesalahan dan pasti dia akan berusaha untuk tidak
mengulanginya lagi.
Hukuman-hukuman yang berupa push up, squat jam atau hukuman phisik
lainnya sudah saatnya ditinggalkan karena hanya akan merugikan peserta latihan
secara keseluruhan dan bersifat kurang mendidik. Jika ada yang beralasan kalau
hukuman tersebut untuk meningkatkan kondisi phisik, maka pelatih yang
mengatakan hal tersebut harus meningkatkan pemahaman tentang latihan baris
berbaris yang benar,sebab saat sudah masuk latihan baris berbaris Paskibraka kondisi
phisik peserta harus baik dan peningkatan kondisi phisik secara instant akan
membuat peserta kurang sehat sehingga tidak dapat berprestasi dengan optimal.
1. Efisien dapat diukur dengan perbandingan antara masukan dan keluaran, yang
mengacu pada konsep Minimaks (Masukan minimum dan keluaran maksimum)
2. Efektifitas adalah suatu tingkat prestasi organisasi dalam mencapai tujuannya
artinya kesejahteraan tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai
3. Kesehatan organisasi adalah suatu fungsi dari sifat dan mutu hubungan antara para
individu dan organisasi yaitu hubungan yang dinamis dan adaptabilitas.
2. PO untuk dua atau tiga orang. Teknik Analisis Transaksional, mengajarkan orang-
orang untuk mengirim berita yang jelas dan bertanggung jawab serta memberikan
tanggapan yang wajar dan beralasan.
3. PO untuk tim atau kelompok. Konsultasi proses, konsultan membantu anggota
kelompok merubah cara-cara mereka bekerja bersamadan mengembangkan berbagai
ketrampilan diagnostuk dan pemecahan masalah yang dibutuhkan untuk pemecahan
yang lebih efektif.
25
5. PO untuk organisasi keseluruhan. Teknik survei umpan balik, diguinakan untuk
memperbaiki operasi-operasi organisasi secara keseluruhan. Hasil survei (umpan
balik) digunakan untuk memecahkan masalah dan memanfaatkan kesempatan yang
ada.
Teknik umpan balik survey dikembangkan oleh Kurt lewin. Wujud pelaksanaan dari
teknik umpan balik survey berupa usaha pengumpulan data dari para anggota
organisasi yang berhubungan dengan sikap, tingkah laku, hubungan motivasi,
kepuasan kerja, serta berbagai perasaan lain. Data yang terkumpul kemudian
diberikan kembali kepada mereka yang telah di survey untuk didiskusikan sehingga
dapat diperoleh kesimpulan perlu tidaknya dilakukan perubahan.
tersebut bersifat sebagai agen pembaruan (agent of change), dan fungsi utamanya
adalah membantu warga organisasi menghadapi perubahan, melalui teknik teknik
pengembangan organisasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut. Proses
penerapan pengembangan organisasi dilakukan dalam empat tahap:
masing unit kerja untuk diadakan diagnosis atau evaluasi, sehingga hasilnya dapat di
gunakan pada tahap implementasi pembaruan.
5.II RENUNGAN/PELANTIKAN/PENGUKUHAN
dan kata-kata ”Dharma Mulia Putra Indonesia” yang merupa¬kan Kode Kehormatan
Paskibraka sebagai berikut:
1. Putra Indonesia adalah makhluk Tuhan Al-Khalik yang Maha Esa, dan oleh
sebab itu maka dengan iman dan ihsan, serta dengan adab, ia bertakwa
kepada Tuhannya.
2. Putra Indonesia adalah makhluk jenis manusia, oleh sebab itu ia adalah
manusia, maka ia berakhlak manusia. Pikirannya, perkataannya dan
perbuatannya terhadap sesama makhluk khususnya sesama umat manusia,
digetari oleh getaran rasa kasih sayang dari dalam lubuk hati-nuraninya yang
digerakkan oleh daya rasa keadilan dari budi kemanu-siaannya, teristimewa
terhadap sesama Putra Indonesia. Demikianlah laku dan karya manusia Sang
Putra Indonesia yang dapat dipercaya, beradab, bersusila dan berbudi luhur.
3. Karena darah kelahirannya tumpah di pangkuan Ibu Pertiwi Indonesia,
tumpah di tanah antara air, tumpah di nusa antara bahari, dan bernafasnya
menghirup udara Indonesia, maka dengan kepantasan setiap Putra Indonesia
cinta kepada Tanah Air dan Udara yang dia¬manatkan Tuhan Penguasa
seluruh alam semesta kepada umat Indonesia dan dengan kepantasan pula
membalas budi baik Ibunya. Suka dan rela berkorban untuk melindunginya,
memandunya, sambil berjuang tanpa putus asa, untuk mensejahterakan hidup
selaku anggota satu ke¬luarga persatuan, ialah keluarga Persatuan Indonesia.
Demikianlah jiwanya: jiwa Indonesia, pribadinya: pribadi Indonesia,
perilakunya: beradat Indonesia, karya budi-dayanya: karya budi daya
Indonesia, perhatian dan dharma-baktinya dipusatkan pertama-tama dan
terutama kepentingan Indonesia, bukan kepentingan lebih dari itu, apalagi
kepentingan dirinya sendiri.
4. Setiap manusia, juga setiap Putra Indonesia, pada hakekatnya adalah sama.
Sama hak asasinya, sama daulat pribadinya, sama daulat ke¬rak¬yatannya.
Itulah asas kemerdekaan Indonesia dan kemerdekaan se¬tiap bangsa di atas
dunia, demi peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.
5. Peri-kehidupan Putra-putra Indonesia dalam suatu wadah Negara Ke¬satuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila, dipimpin¬kan¬nya kepada
31
1. Aku mengaku, bahwa aku adalah makhluk Tuhan Al-Khalik Yang Maha Esa
dan bersumber kepada-Nya.
2. Aku mengaku, bertumpah darah satu, tanah Air Indonesia.
3. Aku mengaku, berbangsa satu, Bangsa Indonesia.
4. Aku mengaku, berjiwa satu, jiwa Pancasila.
5. Aku mengaku, bertujuan satu, masyarakat adil dan makmur berdasarkan
pancasila sesuai dengan isi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
32
6. Aku mengaku, bercara-karya satu, perjuangan besar dengan akhlak dan ihsan
menurut ridho Tuhan Yang maha Esa.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati niatku ini dengan taufik dan
Hidayat-Nya, serta dengan Inayat-Nya.
BAB III
PENUTUP
1.III KESIMPULAN
2.III SARAN
kahlilpooh.wordpress.com/2009/06/28/upacara-pengukuhan-paskibaka/
36