Kebetulan seorang yang bernama Usman Baik di Habsyi ataupun di Mekah, ujian
bin Thalhah melihat Mush‘ab memasuki dan penderitaan yang harus dilalui
rumah Arqam secara sembunyi. Kemudian Mush‘ab di tiap saat dan tempat kian
pada hari yang lain dilihatnya pula ia meningkat. la telah selesai dan berhasil
shalat seperti Muhammad saw. Secepat menempa corak kehidupannya menurut
kilat ia mendapatkan ibu Mush‘ab dan pola yang modelnya telah dicontohkan
melaporkan berita yang dijamin Muhammad saw. Ia merasa puas bahwa
kebenarannya. kehidupannya telah layak untuk
dipersembahkan bagi pengurbanan
Berdirilah Mush‘ab di hadapan ibu dan terhadap Penciptanya Yang Maha Tinggi,
keluarganya serta para pembesar Mekah Tuhannya Yang Maha Akbar …
yang berkumpul di rumahnya. Dengan hati
yang yakin dan pasti dibacakannya ayat- Pada suatu hari ia tampil di hadapan
ayat al-Quran yang disampaikan beberapa orang Muslimin yang sedang
Rasulullah untuk mencuci hati nurani duduk sekeliling Rasulullah saw. Demi
mereka, mengisinya dengan hikmah dan memandang Mush‘ab, mereka sama
kemuliaan, kejujuran dan ketaqwaan. menundukkan kepala dan memejamkan
mata, sementara beberapa orang matanya
Ketika sang ibu hendak membungkam basah karena duka. Mereka melihat
mulut puteranya dengan tamparan keras, Mush‘ab memakai jubah usang yang
‗
tiba-tiba tangan yang terulur bagai anak bertambal-tambal, padahal belum lagi
panah itu surut dan jatuh terkulai — demi hilang dari ingatan mereka — pakaiannya
melihat nur atau cahaya yang membuat sebelum masuk Islam — tak obahnya
wajah yang telah berseri cemerlang itu bagaikan kembang di taman, berwarna
kian berwibawa dan patut diindahkan — warni dan menghamburkan bau yang
menimbulkan suatu ketenangan yang wangi.
mendorong dihentikannya tindakan.
Adapun Rasulullah, menatapnya dengan melainkan Allah, dan Muhammad adalah
pandangan penuh arti, disertai cinta kasih hamba dan utusan-Nya‖.
dan syukur dalam hati, pada kedua
bibirnya tersungging senyuman mulia, Dengan murka dan naik darah ibunya
seraya bersabda: menyahut: ―Demi bintang! Sekali-kali aku
takkan masuk ke dalam Agamamu itu.
Dahulu saya lihat Mush‘ab ini tak ada Otakku bisa jadi rusak, dan buah pikiranku
yang mengimbangi dalam memperoleh takkan diindahkan orang lagi‖.
kesenangan dari orang tuanya, kemudian
ditinggalkannya semua itu demi cintanya Demikian Mush‘ab meninggalkan
kepada Allah dan Rasul-Nya. kemewahan dan kesenangan yang
dialaminya selama itu, dan memilih hidup
Semenjak ibunya merasa putus asa untuk miskin dan sengsara. Pemuda ganteng dan
mengembalikan Mush‘ab kepada agama perlente itu, kini telah menjadi seorang
yang lama, ia telah menghentikan segala melarat dengan pakaiannya yang kasar dan
pemberian yang biasa dilimpahkan usang, sehari makan dan beberapa hari
kepadanya, bahkan ia tak sudi nasinya menderita lapar.
dimakan orang yang telah mengingkari
berhala dan patut beroleh kutukan Tapi jiwanya yang telah dihiasi dengan
daripadanya, walau anak kandungnya ‗aqidah suci dan cemerlang berkat
sendiri. sepuhan Nur Ilahi, telah merubah dirinya
menjadi seorang manusia lain, yaitu
Akhir pertemuan Mush‘ab dengan ibunya, manusia yang dihormati, penuh wibawa
ketika perempuan itu hendak mencoba dan disegani …
mengurungnya lagi sewaktu ia pulang dari
Habsyi. Ia pun bersumpah dan menyatakan Suatu saat Mush‘ab dipilih Rasulullah
tekadnya untuk membunuh orang-orang untuk melakukan suatu tugas maha penting
suruhan ibunya bila rencana itu dilakukan. saat itu. Ia menjadi duta atau utusan Rasul
Karena sang ibu telah mengetahui ke Madinah untuk mengajarkan seluk
kebulatan tekad puteranya yang telah beluk Agama kepada orang-orang Anshar
mengambil satu keputusan, tak ada jalan yang telah beriman dan bai‘at kepada
lain baginya kecuali melepasnya dengan Rasulullah di bukit ‗Aqabah. Di samping
cucuran air mata, sementara Mush‘ab itu mengajak orang-orang lain untuk
mengucapkan selamat berpisah dengan menganut Agama Allah, serta
menangis pula. mempersiapkan kota Madinah untuk
menyambut hijratul Rasul sebagai
Saat perpisahan itu menggambarkan peristiwa besar.
kepada kita kegigihan luar biasa dalam
kekafiran fihak ibu, sebaliknya kebulatan Sebenarnya di kalangan shahabat ketika itu
tekad yang lebih besar dalam masih banyak yang lebih tua, lebih
mempertahankan keimanan dari fihak berpengaruh dan lebih dekat hubungan
anak. Ketika sang ibu mengusirnya dari kekeluargaannya dengan Rasulullah
rumah sambil berkata: ―Pergilah sesuka daripada Mush‘ab. Tetapi Rasulullah
hatimu! Aku bukan ibumu lagi‖. Maka rnenjatuhkan pilihannya kepada ―Mush‘ab
Mush‘ab pun menghampiri ibunya sambil yang baik‖. Dan bukan tidak menyadari
berkata: ―Wahai bunda! Telah sepenuhnya bahwa beliau telah
anakanda sampaikan nasihat kepada memikulkan tugas amat penting ke atas
bunda, dan anakanda menaruh kasihan pundak pemuda itu, dan menyerahkan
kepada bunda. Karena itu saksikanlah kepadanya tanggung jawab nasib Agama
bahwa tiada Tuhan Islam di kota Madinah, suatu kota yang tak
lama lagi akan menjadi kota tepatan atau
kota hijrah, pusat para da‘i dan da‘wah, tempat perternuan, untuk membacakan
tempat berhimpunnya penyebar Agama ayat-ayat Kitab Suci dan Allah,
dan pembela al-Islam. menyampaikan kalimattullah
―bahwa Allah Tuhan Maha Esa‖ secara
Mush‘ab memikul amanat itu dengan hati-hati.
bekal karunia Allah kepadanya, berupa
fikiran yang cerdas dan budi yang luhur. Pernah ia menghadapi beberapa peristiwa
Dengan sifat zuhud, kejujuran dan yang mengancam keselamatan diri serta
kesungguhan hati, ia berhasil melunakkan shahabatnya, yang nyaris celaka kalau
dan menawan hati penduduk Madinah tidak karena kecerdasan akal dan
hingga mereka berduyun-duyun masuk kebesaran jiwanya. Suatu hari, ketika ia
Islam sedang memberikan petuah kepada orang-
orang, tiba tiba disergap Usaid bin Hudlair
Sesampainya di Madinah, didapatinya kepala suku kabilah Abdul Asyhal di
Kaum Muslimin di sana tidak lebih dari Madinah. Usaid menodong Mush‘ab
dua belas orang, yakni hanya orang-orang dengan menyentakkan lembingnya. Bukan
yang telah bai‘at di bukit ‗Aqabah. Tetapi main marah dan murkanya Usaid,
tiada sampai beberapa bulan kemudian, menyaksikan Mush‘ab yang dianggap akan
meningkatlah orang yang sama-sama mengacau dan menyelewengkan anak
memenuhi panggilan Allah dan Rasul- buahnya dari agama mereka, serta me-
Nya. ngemukakan Tuhan Yang Maha Esa yang
belum pernah mereka kenal dan dengar
Pada musim haji berikutnya dari perjanjian sebelum itu. Padahal menurut anggapan
‗Aqabah, Kaum Muslimin Madinah Usaid, tuhan-tuhan mereka yang
mengirim perutusan yang mewakili bersimpuh lena di tempatnya masing-
mereka menemui Nabi. Dan perutusan itu masing mudah dihubungi secara kongkrit.
dipimpin oleh guru mereka, oleh duta yang Jika seseorang memerlukan salah satu di
dikirim Nabi kepada mereka, yaitu antaranya, tentulah ia akan mengetahui
Mush‘ab bin Umair. tempatnya dan segera pergi
mengunjunginya untuk memaparkan
Dengan tindakannya yang tepat dan kesulitan serta menyampaikan
bijaksana, Mush‘ab bin Umair telah permohonan . . . . Demikianlah yang
membuktikan bahwa pilihan Rasulullah tergambar dan terbayang dalam fikiran
saw.atas dirinya itu tepat. Ia memahami suku Abdul Asyhal. Tetapi Tuhannya
tugas dengan sepenuhnya, hingga tak Muhammad saw. — yang diserukan
terlanjur melampaui batas yang telah beribadah kepada-Nya — oleh utusan yang
ditetapkan. Ia sadar bahwa tugasnya datang kepada mereka itu, tiadalah yang
adalah menyeru kepada Allah, mengetahui tempat-Nya dan tak seorang
menyampaikan berita gembira lahirnya pun yang dapat melihat-Nya.
suatu Agama yang mengajak manusia
mencapai hidayah Allah, membimbing Demi dilihat kedatangan Usaid bin Hudlair
mereka ke jalan yang lurus. Akhlaqnya yang murka bagaikan api sedang berkobar
mengikuti pola hidup Rasulullah yang kepada orang-orang Islam yang duduk
diimaninya, yang mengemban bersama Mush‘ab, mereka pun merasa
kewajiban hanya kecut dan takut. Tetapi ―Mush‘ab yang
menyampaikan belaka…… baik‖ tetap tinggal tenang dengan air muka
yang tidak berubah.
Di Madinah Mush‘ab tinggal sebagai tamu
di rumah As‘ad bin Zararah. Dengan Bagaikan singa hendak menerkam, Usaid
didampingi As‘ad, ia pergi mengunjungi berdiri di depan Mush‘ab dan As‘ad bin
kabilah-kabilah, rumah-rumah dan tempat- Zararah, bentaknya: ―Apa maksud
kalian
datang ke kampung kami ini, apakah Tuhan yang haq diibadahi melainkan
hendak membodohi rakyat kecil kami? Allah‖.
Tinggalkan segera tempat ini, jika tak
ingin segera nyawa kalian melayang!‖ Beberapa lama Usaid meninggalkan
mereka, kemudian kembali sambil
Seperti tenang dan mantapnya samudera memeras air dari rambutnya, lalu ia berdiri
dalam . . . , laksana tenang dan damainya sambil menyatakan pengakuannya bahwa
cahaya fajar . . . , terpancarlah ketulusan tiada Tuhan yang haq diibadahi melainkan
hati ―Mush‘ab yang baik‖, dan bergeraklah Allah dan bahwa Muhammad itu utusan
lidahnya mengeluarkan ucapan halus, Allah ….
katanya: ―Kenapa anda tidak duduk dan
mendengarkan dulu? Seandainya anda Secepatnya berita itu pun tersiarlah.
menyukai nanti, anda dapat menerimanya. Keislaman Usaid disusul oleh kehadiran
Sebaliknya jika tidak, kami akan meng- Sa‘ad bin Mu‘adz. Dan setelah mendengar
hentikan apa yang tidak anda sukai itu!‖ uraian Mush‘ab, Sa‘ad merasa puas dan
masuk Islam pula.
Sebenarnya Usaid seorang berakal dan
berfikiran sehat. Dan sekarang ini ia diajak Langkah ini disusul pula oleh Sa‘ad bin
oleh Mush‘ab untuk berbicara dan Ubadah. Dan dengan keislaman mereka
meminta petimbangan kepada hati ini, berarti selesailah persoalan dengan
nuraninya sendiri. Yang dimintanya berbagai suku yang ada di Madinah.
hanyalah agar ia bersedia mendengar dan Warga kota Madinah saling berdatangan
bukan lainnya. Jika ia menyetujui, ia akan dan tanya-bertanya sesama mereka:
membiarkan Mush‘ab, dan jika tidak, ―Jika Usaid bin Hudlair, Sa‘ad bin
maka Mush‘ab berjanji akan ‗Ubadah dan Sa‘ad bin Mu‘adz telah
meninggalkan kampung dan masyarakat masuk Islam, apalagi yang kita tunggu ….
mereka untuk mencari tempat dan Ayolah kita pergi kepada Mush‘ab dan
masyarakat lain, dengan tidak merugikan beriman bersamanya! Kata orang,
ataupun dirugikan orang lain. kebenaran itu terpancar dari celah-celah
giginya!‖
―Sekarang saya insaf‖, ujar Usaid, lalu
menjatuhkan lembingnya ke tanah dan Demikianlah duta Rasulullah yang pertama
duduk mendengarkan. Demi Mush‘ab telah mencapai hasil gemilang yang tiada
membacakan ayat-ayat al-Quran dan taranya, suatu keberhasilan yang memang
menguraikan da‘wah yang dibawa. oleh wajar dan layak diperolehnya. Hari-hari
Muhammad bin Abdullah saw., maka dada dan tahun-tahun pun berlalu, dan
Usaid pun mulai terbuka dan bercahaya, Rasulullah bersama para shahabatnya
beralun berirama mengikuti naik turunnya hijrah ke Madinah.
suara serta meresapi keindahannya. Dan
belum lagi Mush‘ab selesai dari uraiannya. Orang-orang Quraisy semakin geram
Usaid pun berseru kepadanya dan kepada dengan dendamnya, mereka menyiapkan
shahabatnya: ―Alangkah indah dan tenaga untuk melanjutkan tindakan ke-
benarnya ucapan itu . . .! Dan apakah yang kerasan terhadap hamba-hamba Allah yang
harus dilakukan oleh orang yang hendak shalih. Terjadilah perang Badar dan kaum
masuk Agama ini?‖ Maka sebagai Quraisy pun beroleh pelajaran pahit yang
jawabannya gemuruhlah suara tahlil, menghabiskan sisa-sisa fikiran sehat
serempak seakan hendak menggoncangkan mereka, hingga mereka berusaha untuk
bumi. Kemudian ujar Mush‘ab: menebus kekalahan. Kemudian datanglah
―Hendaklah ia mensucikan diri, pakaian giliran perang Uhud, dan Kaum Muslimin
dan badannya, serta bersaksi bahwa tiada pun bersiap-siap mengatur barisan.
Rasulullah berdiri di tengah barisan itu,
menatap setiap wajah orang beriman Sekarang marilah kita perhatikan saksi
menyelidiki siapa yang sebaiknya mem- mata, yang akan menceriterakan saat-saat
bawa bendera. Maka terpanggillah terakhir pahlawan besar Mush‘ab bin
―Mush‘ab yang baik‖, dan pahlawan itu Umair.
tampil sebagai pembawa bendera.
Berkata Ibnu Sa‘ad: ―Diceriterakan kepada
Peperangan berkobar lalu berkecamuk kami oleh Ibrahim bin Muhammad bin
dengan sengitnya. Pasukan panah Syurahbil al-‘Abdari dari bapaknya, ia
melanggar tidak mentaati peraturan berkata:
Rasulullah, mereka meninggalkan
kedudukannya di celah bukit setelah ―Mush‘ab bin Umair adalah pembawa
melihat orang-orang musyrik menderita bendera di Perang Uhud. Tatkala barisan
kekalahan dan mengundurkan diri. Kaum Muslimin pecah, Mush‘ab bertahan
Perbuatan mereka itu secepatnya merubah pada kedudukannya. Datanglah seorang
suasana, hingga kemenangan Kaum musuh berkuda, Ibnu Qumaiah namanya,
Muslimin beralih menjadi kekalahan. lalu menebas tangannya hingga putus,
sementara Mush‘ab mengucapkan:
Dengan tidak diduga pasukan berkuda ―Muhammad itu tiada lain hanyalah
Quraisy menyerbu Kaum Muslimin dari seorang Rasul, yang sebelumnya telah
puncak bukit, lalu tombak dan pedang pun didahului oleh beberapa Rasul‖. Maka
berdentang bagaikan mengamuk, dipegangnya bendera dengan tangan
membantai Kaum Muslimin yang tengah kirinya sambil membungkuk
kacau balau. Melihat barisan Kaum melindunginya. Musuh pun menebas
Muslimin porak poranda, musuh pun tangan kirinya itu hingga putus pula.
menujukan serangan ke arah Rasulullah Mushab membungkuk ke arah bendera,
dengan maksud menghantamnya. lalu dengan kedua pangkal lengan me-
raihnya ke dada sambil mengucapkan:
Mush‘ab bin Umair menyadari suasana ―Muhammad itu tiada lain hanyalah
gawat ini. Maka diacungkannya bendera seorang Rasul, dan sebelumnya telah
setinggi-tingginya dan bagaikan aungan didahului oleh beberapa Rasul‖ . Lalu
singa ia bertakbir sekeras-kerasnya, lalu orang berkuda itu menyerangnya ketiga
maju ke muka, melompat, mengelak dan kali dengan tombak, dan menusukkannya
berputar lalu menerkam. Minatnya tertuju hingga tombak itu pun patah. Mushab pun
untuk menarik perhatian musuh kepadanya gugur, dan bendera jatuh ―.
dan melupakan Rasulullah saw. Dengan
demikian dirinya pribadi bagaikan Gugurlah Mush‘ab dan jatuhlah bendera
membentuk barisan tentara … …. la gugur sebagai bintang dan mahkota
para syuhada . . . . Dan hal itu dialaminya
Sungguh, walaupun seorang diri, tetapi setelah dengan keberanian luar biasa
Mush‘ab bertempur laksana pasukan mengarungi kancah pengorbanan dan
tentara besar …. Sebelah tangannya keimanan. Di saat itu Mush‘ab
memegang bendera bagaikan tameng berpendapat bahwa sekiranya ia gugur,
kesaktian, sedang yang sebelah lagi tentulah jalan para pembunuh akan terbuka
menebaskan pedang dengan matanya yang lebar menuju Rasulullah tanpa ada
tajam . . . . Tetapi musuh kian bertambah pembela yang akan mempertahankannya.
banyak juga, mereka hendak menyeberang Demi cintanya yang tiada terbatas kepada
dengan menginjak-injak tubuhnya untuk Rasulullah dan cemas memikirkan
mencapai Rasulullah. nasibnya nanti, ketika ia akan pergi
berlalu, setiap kali pedang jatuh
menerbangkan sebelah tangannya,
dihiburnya dirinya dengan ucapan: kakinya. Sebaliknya bila ditutupkan ke
―Muhammad itu tiada lain kakinya, terbukalah kepalanya. Maka
hanyalah seorang Rasul, dan sebelumnya sabda Rasulullah saw.: ―Tutupkanlah ke
telah didahului oleh beberapa Rasul‖. bagian kepalanya, dan kakinya tutupilah
dengan rumput idzkhir!‖
Kalimat yang kemudian dikukuhkan
sebagai wahyu ini selalu diulang dan Betapa pun luka pedih dan duka yang
dibacanya sampai selesai, hingga akhirnya dalam menimpa Rasulullah karena gugur
menjadi ayat al-Quran yang selalu dibaca pamanda Hamzah dan dirusak tubuhnya
orang …. Setelah pertempuran usai, oleh orang-orang musyrik demikian rupa,
ditemukanlah jasad pahlawan ulung yang hingga bercucurlah air mata Nabi . . . . Dan
syahid itu terbaring dengan wajah betapapun penuhnya Medan laga dengan
menelungkup ke tanah digenangi darahnya mayat para shahabat dan kawan-
yang mulia . . . . Dan seolah-olah tubuh kawannya, yang masing-masing mereka
yang telah kaku itu masih takut baginya merupakan panji-panji ketulusan,
menyaksikan bila Rasulullah ditimpa kesucian dan cahaya …. Betapa juga
bencana, maka disembunyikannya semua itu, tapi Rasulullah tak melewatkan
wajahnya agar tidak melihat peristiwa berhenti sejenak dekat jasad dutanya yang
yang dikhawatirkan dan ditakutinya itu. pertama, untuk melepas dan mengeluarkan
Atau mungkin juga ia merasa malu karena isi hatinya …. Memang, Rasulullah berdiri
telah gugur sebelum hatinya tenteram di depan Mush‘ab bin Umair dengan
beroleh kepastian akan keselamatan Rasul- pandangan mata yang pendek bagai
ullah, dan sebelum ia selesai menunaikan menyelubunginya dengan kesetiaan dan
tugasnya dalam membela dan kasih sayang, dibacakannya ayat:
mempertahankan Rasulullah sampai
berhasil. Di antara orang-orang Mu min terdapat
pahlawan pahlawan yang telah menepati
Wahai Mush‘ab cukuplah bagimu ar- janjinya dengan Allah.
Rahman …. Namamu harum semerbak
dalam kehidupan …. Kemudian dengan mengeluh memandangi
burdah yang digunakan untuk kain
Rasulullah bersama para shahabat datang tutupnya, seraya bersabda:
meninjau medan pertempuran untuk
menyampaikan perpisahan kepada para Ketika di Mekah dulu, tak seorang pun aku
syuhada. Ketika sampai di tempat lihat yang lebih halus pakaiannya dan
terbaringnya jasad Mush‘ab, lebih rapi rambutnya dari padamu. Tetapi
bercucuranlah dengan deras air matanya. sekarang ini, dengan rambutmu yang
Berkata Khabbah ibnul ‗Urrat: kusut Masai, hanya dibalut sehelai
burdah.
―Kami hijrah di jalan Allah bersama
Rasulullah saw. dengan mengharap Setelah melayangkan pandang, pandangan
keridlaan-Nya, hingga pastilah sudah sayu kearah medan serta para syuhada
pahala di sisi Allah. Di antara kami ada kawan-kawan Mush‘ab yang tergeletak di
yang telah berlalu sebelum menikmati atasnya, Rasulullah berseru:
pahalanya di dunia ini sedikit pun juga. Di
antaranya ialah Mushab bin Umair yang Sungguh, Rasulullah akan menjadi saksi
tewas di perang Uhud. Tak sehelai pun nanti di hari qiamat, bahwa tuan-tuan
kain untuk menutupinya selain sehelai semua adalah syuhada di sisi Allah.
burdah. Andainya ditaruh di atas
kepalanya, terbukalah kedua belah
Kemudian sambil berpaling ke arah
shahabat yang masih hidup, Sabdanya :
Ketika itulah tampil seorang yang tinggi Sewaktu menggali parit, Salman tidak
jangkung dan berambut lebat, seorang ketinggalan bekerja bersama Kaum
yang disayangi dan amat dihormati oleh Muslimin yang sibuk menggali tanah. Juga
Rasulullah saw. Itulah dia Salman al- Rasulullah saw. ikut membawa tembilang
Farisi! Dari tempat ketinggian ia dan membelah batu. Kebetulan. di tempat
melayangkan pandang meninjau sekitar penggalian Salman bersama kawan-
Madinah, dan sebagai telah dikenalnya kawannya, tembilang mereka terbentur
juga didapatinya kota itu di lingkungan pada sebuah batu besar.
gunung dan bukit-bukit batu yang tak ubah
bagai benteng juga layaknya. Hanya di Salman seorang yang berperawakan kukuh
sana terdapat pula daerah terbuka, luas dan dan bertenaga besar. Sekali ayun dari
terbentang panjang, hingga dengan mudah lengannya yang kuat akan dapat membelah
akan dapat diserbu musuh untuk memasuki batu dan memecahnya menjadi pecahan-
benteng pertahanan. pecahan kecil. Tetapi menghadapi batu
besar ini ia tak berdaya, sedang bantuan
Di negerinya Persi, Salman telah dari teman-temannya hanya menghasilkan
mempunyai pengalaman luas tentang kegagalan belaka.
teknik dan sarana perang, begitu pun
tentang siasat dan liku-likunya. Maka Salman pergi mendapatkan Rasulullah
tampillah ia mengajukan suatu usul kepada saw. dan minta idzin mengalihkan jalur
Rasulullah, yaitu suatu rencana yang parit dari garis semula, untuk menghindari
belum pernah dikenal oleh orang-orang batu besar yang tak tergoyahkan itu.
Arab dalam peperangan mereka selama ini. Rasulullah pun pergi bersama Salman
Rencana itu berupa penggalian khandaq untuk melihat sendiri keadaan tempat dan
atau parit perlindungan sepanjang daerah batu besar tadi. Dan setelah
terbuka Wiling kota. menyaksikannya, Rasulullah meminta
sebuah tembilang dan menyuruh Para
Dan hanya Allah yang lebih mengetahui shahabat mundur dan menghindarkan diri
apa yang akan dialami Kaum Muslimin dari pecahan-pecahan batu itu nanti
dalam peperangan itu seandainya mereka
tidak menggali parit atau usul Salman Rasulullah lalu membaca basmalah dan
tersebut. mengangkat kedua tangannya yang
mulia
yang sedang memegang erat tembilang itu, Salman adalah orang yang mengajukan
dan dengan sekuat tenaga dihunjamkannya saran untuk membuat parit. Dan dia
ke batu besar itu. Kiranya batu itu terbelah pulalah penemu batu yang telah
dan dari celah belahannya yang besar memancarkan rahasia-rahasia dan ramalan-
keluar lambaian api yang tinggi dan ramalan ghaib, yakni ketika ia meminta
menerangi. ―Saya lihat lambaian api itu tolong kepada Rasulullah saw. la berdiri di
menerangi pinggiran kota Madinah‖, kata samping Rasulullah menyaksikan cahaya
Salman, sementara Rasulullah saw. dan mendengar berita gembira itu. Dan dia
mengucapkan takbir, sabdanya: masih hidup ketika ramalan itu menjadi
kenyataan, dilihat bahkan dialami dan
Allah Maha Besar ! Aku telah di karuniai dirasakannya sendiri. Dilihatnya kota-kota
kunci kunci israna dari negeri Persi dan di Persi dan Romawi, dan dilihatnya
dari lambaian api tadi nampak olehku mahligai istana di Shan‘a, di Mesir, di
dengan nyata istana istana kerajaan Hirah Syria dan di Irak. Pendeknya disaksikan
begitupun kota kota maha raja Persi dan dengan mata kepalanya bahwa seluruh
bahwa umatku akan menguasai semua itu. permukaan bumi seakan berguncang keras,
karena seruan mempesona penuh berkah
Lalu Rasulullah mengangkat tembilang itu yang berkumandang dari puncak menara-
kembali dan memukulkannya ke batu menara tinggi di setiap pelosok,
untuk kedua kalinya. Maka tampaklah memancarkan sinar hidayah dan petunjuk
seperti semula tadi. Pecahan batu besar itu Allah ….
menyemburkan lambaian api yang tinggi
dan menerangi, sementara Rasulullah Nah, itulah dia sedang duduk di bawah
bertakbir sabdanya: naungan sebatang pohon yang rindang
berdaun rimbun, di muka rumahnya di
Allah Maha Besar! Aku telah dikaruniai kola Madain; sedang menceriterakan
kunci-kunci negeri Romawi, dan tampak kepada shahabat-shahabatnya perjuangan
nyata olehku istana-istana megahnya, dan berat yang dialaminya demi mencari
bahwa ummatku akan menguasainya. kebenaran, dan mengisahkan kepada
mereka bagaimana ia meninggalkan agama
Kemudian dipukulkannya untuk ketiga nenek moyangnya bangsa Persi, masuk ke
kali, dan batu besar itu pun menyerah dalam agama Nashrani dan dari sana
pecah berderai, sementara sinar yang ter- pindah ke dalam Agama Islam. Betapa ia
pancar daripadanya amat nyala dan terang telah meninggalkan kekayaan berlimpah
benderang. Rasulullahpun mengucapkan la dari orang tuanya dan menjatuhkan dirinya
ilaha illallah diikuti dengan gemuruh oleh ke dalam lembah kemiskinan demi
kaum Muslimin. Lalu diceritakanlah oleh kebebasan fikiran dan jiwanya . . . ! Betapa
Rasulullah bahwa beliau sekarang melihat ia dijual di pasar budak dalam mencari
istana-istana dan mahligai-mahligai di kebenaran itu, bagaimana ia berjumpa
Syria maupun Shan‘a, begitu pun di dengan Rasulullah dan iman kepadanya …
daerah-daerah lain yang suatu ketika nanti !
akan berada di bawah naungan bendera
Allah yang berkibar. Maka dengan Marilah kita dekati majlisnya yang mulia
keimanan penuh Kaum Muslimin pun dan kita dengarkan kisah menakjubkan
serentak berseru: yang diceriterakannya!
Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul- ―Aku berasal dari Isfahan, warga suatu
Nya . . . . Dan benarlah Allah dan Rasul- desa yang bernama ―Ji‖. Bapakku seorang
Nya. bupati di daerah itu, dan aku merupakan
makhluq Allah yang paling disayanginya. Sesampainya di sana kutanyakan seorang
Aku membaktikan diri dalam agama ahli dalam agama itu, dijawabnya bahwa ia
majusi, hingga diserahi tugas sebagai adalah uskup pemilik gereja. Maka
penjaga api yang bertanggung jawab atas datanglah aku kepadanya, kuceriterakan
nyalanya clan tidak membiarkannya keadaanku. Akhirnya tinggallah aku
padam. bersamanya sebagai pelayan,
melaksanakan ajaran mereka dan belajar . .
Bapakku memiliki sebidang tanah, dan . Sayang uskup ini seorang yang tidak baik
pada ‗suatu hari aku disuruhnya ke sana. beragamanya, karena dikumpulkannya
Dalam perjalanan ke tempat tujuan, aku sedekah dari orang orang dengan alasan
lewat di sebuah gereja milik kaum untuk dibagikan, ternyata disimpan untuk
Nashrani. Kudengar mereka sedang dirinya pribadi. Kemudian uskup itu wafat
sembahyang, maka aku masuk ke dalam ….
untuk melihat apa yang mereka lakukan.
Aku kagum melihat cara mereka Mereka mengangkat orang lain sebagai
sembahyang, dan kataku dalam hati: gantinya. Dan kulihat tak seorang pun
―Ini lebih baik dari apa yang aku anut yang lebih baik beragamanya dari uskup
selama ini!‖ Aku tidak beranjak dari baru ini. Aku pun mencintainya demikian
tempat itu sampai matahari terbenam, dan rupa, sehingga hatiku merasa tak seorang
tidak jadi pergi ke tanah milik bapakku pun yang lebih kucintai sebelum itu dari-
serta tidak pula kembali pulang, hingga padanya.
bapak mengirim orang untuk menyusulku.
Dan tatkala ajalnya telah dekat, tanyaku
Karena agama mereka menarik padanya: ―sebagai anda maklumi,
perhatianku, kutanyakan kepada orang- telah dekat saat berlakunya taqdir Allah
orang Nashrani dari mana asal-usul agama atas diri anda. Maka .apakah yang harus
mereka. ―Dari Syria‖, ujar mereka. kuperbuat, dan siapakah sebaiknya yang
harus kuhubungi?‖ ―Anakku!‖, ujarnya:
Ketika telah berada di hadapan bapakku, ―tak seorang pun menurut pengetahuanku
kukatakan kepadanya: ―Aku lewat pada yang sama langkahnya dengan aku, kecuali
suatu kaum yang sedang melakukan seorang pemimpin yang tinggal di Mosul‖.
upacara sembahyang di gereja. Upacara Lalu tatkala ia wafat aku pun berangkat ke
mereka amat mengagumkanku. Kulihat Mosul dan menghubungi pendeta yang
pula agama mereka lebih baik dari agama disebutkannya itu. Kuceriterakan kepada-
kita‖. Kami pun bersoal-jawab melakukan nya pesan dari uskup tadi dan aku tinggal
diskusi dengan bapakku dan berakhir bersamanya selama waktu yang
dengan dirantainya kakiku dan dikehendaki Allah.
dipenjarakannya diriku ….
Kemudian tatkala ajalnya telah dekat pula,
Kepada orang-orang Nashrani kukirim kutanyakan kepadanya siapa yang harus
berita bahwa aku telah menganut agama kuturuti. Ditunjukkannyalah orang shalih
mereka. Kuminta pula agar bila datang yang tinggal di Nasibin. Aku datang
rombongan dari Syria, supaya aku diberi kepadanya dan kuceriterakan perihalku,
tahu sebelum mereka kembali, karena aku lalu tinggal bersamanya selama waktu
akan ikut bersama mereka ke sana. Per- yang dikehendaki Allah pula.
mintaanku itu mereka kabulkan, maka
kuputuskan rantai, lalu meloloskan diri Tatkala ia hendak meninggal, kubertanya
dari penjara dan menggabungkan diri pula kepadanya. Maka disuruhnya aku
kepada rombongan itu menuju Syria. menghubungi seorang pemimpin yang
tinggal di ‗Amuria, suatu kota yang
termasuk wilayah Romawi. Aku berangkat baru saja kulihat negeri itu, aku pun yakin
ke sana dan tinggal bersamanya, sedang itulah negeri yang disebutkan dulu.
sebagai bekal hidup aku berternak sapi dan
kambing beberapa ekor banyaknya. Aku tinggal bersama yahudi itu dan
bekerja di perkebunan kurma milik Bani
Kemudian dekatlah pula ajalnya dan Quraidhah, hingga datang saat
kutanyakan padanya kepada siapa aku dibangkitkannya Rasulullah yang datang
dipercayakannya. Ujarnya: ―Anakku! Tak ke Madinah dan singgah pada Bani ‗Amar
seorang pun yang kukenal serupa dengan bin ‗Auf di Quba.
kita keadaannya dan dapat kupercayakan
engkau padanya. Tetapi sekarang telah Pada suatu hari, ketika aku berada di
dekat datangnya masa kebangkitan puncak pohon kurma sedang majikanku
seorang Nabi yang mengikuti agama lagi duduk di bawahnya, tiba-tiba datang
Ibrahim secara murni. Ia nanti akan hijrah seorang yahudi saudara sepupunya yang
ke suatu tempat yang ditumbuhi kurma mengatakan padanya: ―Bani Qilah celaka!
dan terletak di antara dua bidang tanah Mereka berkerumun mengelilingi seorang
berbatu-batu hitam. Seandainya kamu laki-laki di Quba yang datang dari Mekah
dapat pergi ke sana, temuilah dia! Ia dan mengaku sebagai Nabi. . .‖.
mempunyai tanda-tanda yang jelas dan
gamblang: ia tidak mau makan shadaqah, Demi Allah, baru saja ia mengucapkan
sebaliknya bersedia menerima hadiah dan kata-kata itu, tubuhku pun bergetar keras
di pundaknya ada cap kenabian yang bila hingga pohon kurma itu bagai bergoncang
kau melihatnya, segeralah kau dan hampir saja aku jatuh menimpa
mengenalinya‖.Kebetulan pada suatu hari majikanku. Aku segera turun dan kataku
lewatlah suatu rombongan berkendaraan, kepada orang tadi: ―Apa kata anda?‖ Ada
lalu kutanyakan dari mana mereka datang. berita apakah?‖
Tahulah aku bahwa mereka dari jazirah
Arab, maka kataku kepada mereka: Majikanku mengangkat tangan lalu
―Maukah kalian membawaku ke meninjuku sekuatnya, serta bentaknya:
negeri kalian, dan sebagai imbalannya ―Apa urusanmu dengan ini, ayoh
kuberikan kepada kalian sapi-sapi dan kembali ke pekerjaanmu!‖ Maka aku pun
kambing- kambingku ini?‖ ―Baiklah‖, ujar kembalilah bekerja …
mereka.
Setelah hari petang, kukumpulkan segala
Demikianlah mereka membawaku serta yang ada padaku, lalu aku keluar dan pergi
dalam perjalanan hingga sampai di suatu menemui Rasulullah di Quba. Aku masuk
negeri yang bernama Wadil Qura. Di sana kepadanya ketika beliau sedang duduk
aku mengalami penganiayaan, mereka bersama beberapa orang anggota
menjualku kepada seorang yahudi. Ketika rombongan. Lalu kataku kepadanya:
tampak olehku banyak pohon kurma, aku ―Tuan-tuan adalah perantau yang sedang
berharap kiranya negeri ini yang dalam kebutuhan. Kebetulan aku mem-
disebutkan pendeta kepadaku dulu, yakni punyai persediaan makanan yang telah
.
yang akan menjadi tempat hijrah Nabi kujanjikan untuk sedekah. Dan setelah
yang ditunggu. Ternyata dugaanku mendengar keadaan tuan-tuan, maka
meleset. menurut hematku, tuan-tuanlah yang lebih
layak menerimanya, dan makanan itu
Mulai saat itu aku tinggal bersama orang kubawa ke sini‖. Lalu makanan itu kutaruh
yang membeliku, hingga pada suatu hari di hadapannya.
datang seorang yahudi Bani Quraidhah
yang membeliku pula daripadanya. Aku Makanlah dengan nama Allah.
dibawanya ke Madinah, dan demi Allah
sabda Rasulullah kepada para shahabatnya, Kemudian aku masuk Islam, dan
tetapi beliau tak sedikit pun mengulurkan perbudakan menjadi penghalang bagiku
tangannya menjamah makanan itu. ―Nah, untuk menyertai perang Badar dan Uhud.
demi Allah!‖ kataku dalam hati, ―inilah Lalu pada suatu hari Rasulullah
satu dari tanda tandanya …bahwa ia tak menitahkan padaku: Mintalah pada
mau memakan harta sedekah ―. majikanmu agar ia bersedia
membebaskanmu dengan menerima uang
Aku kembali pulang, tetapi pagi-pagi tebusan.
keesokan harinya aku kembali menemui
Rasulullah sambil membawa makanan, Maka kumintalah kepada majikanku
serta kataku kepadanya: ―Kulihat tuan tak sebagaimana dititahkan Rasulullah,
hendak makan sedekah, tetapi aku sementara Rasulullah menyuruh para
mempunyai sesuatu yang ingin kuserahkan shahabat untuk membantuku dalam soal
kepada tuan sebagai hadiah‖, lalu kutaruh keuangan.
makanan di hadapannya. Maka sabdanya
kepada shahabatnya: Demikianlah aku dimerdekakan oleh
Allah, dan hidup sebagai seorang Muslim
Makanlah dengan menyebut nama Allah. yang bebas merdeka, serta mengambil
bagian bersama Rasulullah dalam perang
Dan beliaupun turut makan bersama Khandaq dan peperangan lainnya.‘)
mereka. ―Demi Allah‖, kataku dalam hati,
―inilah tanda yang kedua, bahwa ia Dengan kalimat-kalimat yang jelas dan
bersedia menerima hadiah ―. manis, Salman menceriterakan kepada kita
usaha keras dan perjuangan besar serta
Aku kembali pulang dan tinggal di mulia untuk mencari hakikat keagamaan,
tempatku beberapa lama. Kemudian yang akhirnya dapat sampai kepada Allah
kupergi mencari Rasulullah saw. dan Ta‘ala dan membekas sebagai jalan hidup
kutemui beliau di Baqi‘, sedang yang harus ditempuhnya ….
mengiringkan jenazah dan dikelilingi oleh
shahabat-shahabatnya. la memakai dua Corak manusia ulung manakah orang ini?
lembar kain lebar, yang satu dipakainya Dan keunggulan besar manakah yang
untuk sarung dan yang satu lagi sebagai mendesak jiwanya yang agung dan
baju. melecut kemauannya yang keras untuk
mengatasi segala kesulitan dan
Kuucapkan salam kepadanya dan membuatnya mungkin barang yang
kutolehkan pandangan hendak melihatnya. kelihatan mustahil? Kehausan dan
Rupanya ia mengerti akan maksudku, kegandrungan terhadap kebenaran
maka disingkapkannya kain burdah dari manakah yang telah menyebabkan
lehernya hingga nampak pada pundaknya pemiliknya rela meninggalkan kampung
tanda yang kucari, yaitu cap kenabian halaman berikut harta benda dan segala
sebagai disebutkan oleh pendeta dulu. macam kesenangan, lalu pergi menempuh
daerah yang belum dikenal — dengan
Melihat itu aku meratap dan menciuminya segala halangan dan beban penderitaan —
sambil menangis. Lalu aku dipanggil pindah dari satu daerah ke daerah lain, dari
menghadap oleh Rasulullah. Aku duduk di satu negeri ke negeri lain, tak kenal letih
hadapannya, lalu kuceriterakan kisahku atau lelah, di samping tak lupa beribadah
kepadanya sebagai yang telah secara tekun . . .?
kuceriterakan tadi.
sementara pandangannya yang tajam selalu
mengawasi manusia, menyelidiki
kehidupan dan aliran mereka yang Rasulullah saw. sendiri sering memuji
berbeda, sedang tujuannya yang utama tak kecerdasan Salman serta ketinggian
pernah beranjak dari semula, yang tiada ilmunya, sebagaimana beliau memuji
lain hanya mencari kebenaran. Begitu,pon Agama dan budi pekertinya yang luhur. Di
pengurbanan mulia yang dibaktikannya waktu perang Khandaq, kaum Anshar
demi mencapai hidayah Allah, sampai ia sama berdiri dan berkata: ―Salman dari
diperjual belikan sebagai budak belian . . . golongan kami‖. Bangkitlah pula kaum
Dan akhirnya ia diberi Allah ganjaran Muhajirin, kata mereka: ―Tidak, ia dari
setimpal hingga dipertemukan dengan al- golongan kami!‖ Mereka pun dipanggil
Haq dan dipersuakan dengan Rasul-Nya, oleh Rasulullah saw., dan sabdanya:
lalu dikaruniai usia lanjut, hingga ia dapat
menyaksikan dengan kedua matanya Salman adalah golongan kami, ahlul Bait
bagaimana panji-panji Allah berkibaran di Dan memang selayaknyalah jika Salman
seluruh pelosok dunia, sementara ummat mendapat kehormatan seperti itu . . .!
Islam mengisi ruangan dan sudut-sudutnya Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah
dengan hidayah dan petunjuk Allah, menggelari Salman dengan ―Luqmanul
dengan kemakmuran dan keadilan … ! Hakim‖. Dan sewaktu ditanya mengenai
Salman, yang ketika itu telah wafat, maka
Bagaimana akhir kesudahan yang dapat jawabnya:
kita harapkan dari seorang tokoh yang ―Ia adalah seorang yang datang dari
tulus hati dan keras kemauannya demikian kami dan kembali kepada kami Ahlul Bait.
rupa? Sungguh, keislaman Salman adalah Siapa pula di antara kalian yang akan
keislamannya orangorang utama dan dapat menyamai Luqmanul Hakim.
taqwa. Dan dalam kecerdasan, kesahajaan Ia telah beroleh ilmu yang pertama begitu
dan kebebasan dari pengaruh dunia, maka pula ilmu yang terakhir.
keadaannya mirip sekali dengan Umar bin Dan telah dibacanya kitab yang pertama
Khatthab. dan juga kitab yang terakhir.
Tak ubahnya ia bagai lautan yang airnya
Ia pernah tinggal bersama Abu Darda di tak pernah kering‖.
sebuah rumah beberapa hari lamanya.
Sedang kebiasaan Abu Darda beribadah di Dalam kalbu para shahabat umumnya,
waktu malam dan shaum di waktu Siang. pribadi Salman telah mendapat kedudukan
Salman melarangnya keterlaluan dalam mulia dan derajat utama. Di masa peme-
beribadah seperti itu. rintahan Khalifah Umar r.a. ia datang
berkunjung ke Madinah. Maka Umar
Pada suatu hari Salman bermaksud hendak melakukan penyambutan yang setahu kita
mematahkan niat Abu -Darda untuk shaum belum penah dilakukannya kepada siapa
sunnat esok hari. Dia menyalahkannya: pun juga. Dikumpulkannya para shahabat
―Apakah engkau hendak melarangku dan mengajak mereka: ―Marilah kita pergi
shaum dan shalat karena Allah?‖ Maka menyambut Salman!‖ Lalu ia keluar
jawab Salman: ―Sesungguhnya kedua bersama mereka menuju pinggiran kota
matamu mempunyai hak atas dirimu, Madinah untuk menyambutnya …
demikian pula keluargamu mempunyai hak
atas dirimu. Di samping engkau shaum, Semenjak bertemu dengan Rasulullah dan
berbukalah; dan di samping melakukan iman kepadanya, Salman hidup sebagai
shalat, tidurlah!‖ seorang Muslim yang merdeka, sebagai
pejuang dan selalu berbakti. Ia pun
Peristiwa itu sampai ke telinga Rasulullah, mengalami kehidupan masa Khalifah Abu
maka sabdanya: Bakar; kemudian di masa Amirul
Mu‘minin Umar; lalu di masa Khalifah
Utsman, di waktu mana ia kembali ke satu dirham lagi untuk nafkah keluargaku,.
hadlirat Tuhannya. sedang satu dirham sisanya untuk
shadaqah. Seandainya Umar bin Khatthab
Di tahun-tahun kejayaan ummat Islam, melarangku berbuat demikian, sekali-kali
panji-panji Islam telah berkibar di seluruh tiadalah akan kuhentikan!‖
penjuru, harta benda yang tak sedikit
jumlahnya mengalir ke Madinah sebagai Lalu bagaimana wahai ummat Rasulullah?
pusat pemerintahan baik sebagai upeti Betapa wahai peri kemanusiaan, di mana
ataupun pajak untuk kemudian diatur pem- saja dan kapan saja? Ketika mendengar
bagiannya menurut ketentuan Islam, sebagian shahabat dan kehidupannya yang
hingga negara mampu memberikan gaji amat bersahaja, seperti Abu Bakar, Umar,
dan tunjangan tetap. Sebagai akibatnya Abu Dzar dan lain-lain; sebagian kita
banyaklah timbul menyangka bahwa itu disebabkan suasana
masalah lingkungan padang pasir, di mana. seorang
pertanggungjawaban secara hukum Arab hanya dapat menutupi keperluan
mengenai perimbangan dan cara dirinya secara bersahaja.
pembagian itu, hingga pekerjaan pun
bertumpuk dan jabatan tambah meningkat. Tetapi sekarang kita berhadapan dengan
seorang putera Persi, suatu negeri yang
Maka dalam gundukan harta negara yang terkenal dengan kemewahan dan ke-
berlimpah ruah itu, di manakah kita dapat senangan serta hidup boros, sedang ia
menemukan Salman? Di manakah kita bukan dari golongan miskin atau bawahan,
dapat menjumpainya di saat kekayaan dan tapi dari golongan berpunya dan kelas
kejayaan, kesenangan dan kemakmuran itu tinggi. Kenapa is sekarang menolak harta,
…? kekayaan dan kesenangan; bertahan
dengan kehidupan bersahaja, tiada lebih
Bukalah mata anda dengan baik! dari satu dirham tiap harinya, yang
diperoleh dari hasil jerih payahnya sendiri
Tampaklah oleh anda seorang tua …?
berwibawa duduk di sana di bawah
naungan pohon, sedang asyik Kenapa ditolaknya pangkat dan tak
memanfaatkan sisa waktunya di samping bersedia menerimanya? Katanya:
berbakti untuk negara, menganyam dan ―Seandainya kamu masih mampu makan
menjalin daun kurma untuk dijadikan tanah — asal tak membawahi dua orang
bakul atau keranjang. Nah, itulah dia manusia. —, maka lakukanlah!‖ Kenapa ia
Salman … ! menolak pangkat dan jabatan, kecuali jika
mengepalai sepasukan tentara yang pergi
Perhatikanlah lagi dengan cermat! menuju medan perang? Atau dalam
suasana tiada seorang pun yang mampu
Lihatlah kainnya yang pendek, karena memikul tanggung jawab kecuali dia,
amat pendeknya sampai terbuka kedua hingga terpaksa ia melakukannya dengan
lututnya. Padahal is seorang tua yang hati murung dan jiwa merintih? Lalu
berwibawa, mampu dan tidak kenapa ketika memegang jabatan yang
berkekurangan. Tunjangan yang mesti dipikulnya, ia tidak mau menerima
diperolehnya tidak sedikit, antara empat tunjangan yang diberikan padanya secara.
sampai enam ribu setahun. Tapi semua itu halal?
disumbangkannya habis, satu dirham pun
tak diambil untuk dirinya. Katanya: Diriwayatkan oleh Hisyam bin Hisan dari
―Untuk bahannya kubeli daun satu dirham, Hasan: ―Tunjangan Salman sebanyak lima
lalu kuperbuat dan kujual tiga dirham. ribu setahun, (gambaran kesederhanaan-
Yang satu dirham kuambil untuk modal,
nya) ketika ia berpidato di hadapan Rupanya inilah yang telah mengisi kalbu
tigapuluh ribu orang separuh baju luarnya Salman mengenai kekayaan dan kepuasan.
(aba‘ah) dijadikan alas duduknya dan Ia telah memenuhinya dengan zuhud
separoh lagi menutupi badannya. Jika terhadap dunia dan segala harta, pangkat
tunjangan keluar, maka dibagi- bagikannya dengan pengaruhnya; yaitu pesan
sampai habis, sedang untuk nafqahnya dari Rasulullah saw. kepadanya dan kepada
hasil usaha kedua tangannya‖. semua shahabatnya, agar mereka tidak
dikuasai oleh dunia dan tidak mengambil
Kenapa ia melakukan perbuatan seperti itu bagian daripadanya, kecuali sekedar bekal
dan amat zuhud kepada dunia, padahal ia seorang pengendara.
seorang putera Persi yang biasa tenggelam
dalam kesenangan dan dipengaruhi arus Salman telah memenuhi pesan itu sebaik-
kemajuan? Marilah kita dengar jawaban baiknya, namun air matanya masih jatuh
yang diberikannya ketika berada di atas berderai ketika ruhnya telah siap untuk
pembaringan menjelang ajalnya, sewaktu berangkat; khawatir kalau-kalau ia telah
ruhnya yang mulia telah bersiap-siap untuk melampaui batas yang ditetapkan. Tak
kembali menemui Tuhannya Yang Maha terdapat di ruangannya kecuali sebuah
linggi lagi Maha Pengasih. piring wadah makannya dan sebuah
baskom untuk tempat minum dan wudlu . .
Sa‘ad bin Abi Waqqash datang . , tetapi walau demikian ia menganggap
menjenguknya, lalu Salman menangis. dirinya telah berlaku boros . . . . Nah,
―Apa yang anda tangiskan, wahai bukankah telah kami ceritakan kepada
Abu Abdillah‖,‘) tanya Sa‘ad, anda bahwa ia mirip sekali dengan Umar?
―padahal Rasulullah saw. wafat dalam
keadaan ridla kepada anda?‖ ―Demi Pada hari-hari ia bertugas sebagai Amir
Allah, ujar Salman, atau kepala daerah di Madain, keadaannya
―daku menangis bukanlah karena tak sedikit pun berubah. sebagai telah kita
takut mati ataupun mengharap kemewahan ketahui, ia menolak untuk menerima gaji
dunia, hanya Rasulullah telah sebagai amir, satu dirham sekalipun. Ia
menyampaikan suatu pesan kepada kita, tetap mengambil nafkahnya dari hasil
sabdanya: menganyam daun kurma, sedang
pakaiannya tidak lebih dari sehelai baju
Hendaklah bagian masing-masingmu dari luar, dalam kesederhanaan dan
kekayaan dunia ini ni seperti bekal kesahajaannya tak berbeda dengan baju
seorang pengendara. usangnya.
padahal harta milikku begini banyaknya‖. Pada suatu hari, ketika sedang berjalan di
suatu jalan raya, ia didatangi seorang laki-
Kata Sa‘ad: ―Saya perhatikan, tak laki dari Syria yang membawa sepikul
buah tin dan kurma. Rupanya beban itu
ada amat berat, hingga melelahkannya. Demi
yang. tampak di sekelilingku kecuali satu dilihat olehnya seorang laki-laki yang
piring dan sebuah baskom. Lalu kataku tampak sebagai orang biasa dan dari
padanya: ―Wahai Abu Abdillah, berilah golongan tak berpunya, terpikirlah hendak
kami suatu pesan yang akan kami ingat menyuruh laki-laki itu membawa buah-
selalu darimu!‖ Maka ujarnya: buahan dengan diberi imbalan atas jerih
payahnya bila telah sampai ke tempat
―Wahai Sa‘ad! tujuan. Ia memberi isyarat supaya datang
kepadanya, dan Salman menurut dengan
Ingatlah Allah di kala dukamu, sedang kau patuh. ―Tolong bawakan barangku ini!‖,
derita. Dan pada putusanmu jika kamu
menghukumi. Dan pada saat tanganmu
melakukan pembagian‖.
kata orang dari Syria itu. Maka barang itu anda dirikan?‖ Kebetulan tukang bangunan
pun dipikullah oleh Salman, lalu berdua ini seorang ‗arif bijaksana, mengetahui ke-
mereka berjalan bersama-sama. sederhanaan Salman dan sifatnya yang tak
suka bermewah – mewah. Maka ujarnya:
Di tengah perjalanan mereka berpapasan ―Jangan anda khawatir! Rumah itu
dengan satu rombongan. Salman memberi merupakan bangunan yang dapat
salam kepada mereka, yang dijawabnya digunakan bernaung di waktu panas dan
sambil berhenti: ―Juga kepada amir, tempat berteduh di waktu, hujan. Andainya
kami ucapkan salam‖. ―Juga kepada anda berdiri, maka kepala anda akan
amir?‖ Amir mana yang mereka sampai pada langit-langitnya; dan jika
maksudkan?‖ tanya orang Syria itu dalam anda berbaring, maka kaki anda akan
hati. Keheranannya kian bertambah ketika terantuk pada dindingnya‖. ―Benar‖,
dilihatnya sebagian dari anggota ujar Salman, ―seperti itulah seharusnya
rombongan segera menuju beban yang rumah yang akan anda bangun!‖
dipikul oleh Salman dengan maksud
hendak menggantikannya, kata mereka: Tak satu pun barang berharga dalam
―Berikanlah kepada kami wahai amir!‖ kehidupan dunia ini yang digemari atau
diutamakan oleh Salman sedikit pun,
Sekarang mengertilah orang Syria itu kecuali suatu barang yang memang amat
bahwa kulinya tiada lain Salman al-Farisi, diharapkan dan dipentingkannya, bahkan
amir dari kota Madain. Orang itu pun telah dititipkan kepada isterinya untuk
menjadi gugup, kata-kata penyesalan dan disimpan di tempat yang tersembunyi dan
permintaan maaf bagai mengalir dari aman.
bibirnya. Ia mendekat hendak menarik
beban itu dari tangannya, tetapi Salman Ketika dalam sakit yang membawa
menolak, dan berkata sambil ajalnya, yaitu pada pagi hari kepergiannya,
menggelengkan kepala: ―Tidak, sebelum dipanggillah isterinya untuk mengambil
kuantarkan sampai ke rurnahmu! ― titipannya dahulu. Kiranya hanyalah seikat
kesturi yang diperolehnya waktu
Suatu ketika Salman pernah ditanyai pembebasan Jalula dahulu. Barang itu
orang: Apa sebabnya anda tidak menyukai sengaja disimpan untuk wangi-wangian di
jabatan sebagai amir? Jawabnya: hari wafatnya. Kemudian sang isteri
―Karena manis waktu memegangnya tapi disuruhnya mengambil secangkir air,
pahit waktu melepaskannya!‖ ditaburinya dengan kesturi yang dibasuh
dengan tangannya, lalu kata Salman
Pada ketika yang lain, seorang shahabat kepada isterinya: ―Percikkanlah air ini
memasuki rumah Salman, didapatinya ia ke sekelilingku . . . Sekarang telah hadir di
sedang duduk menggodok tepung, maka hadapanku makhluq Allah‘) yang tiada
tanya shahabat itu: Ke mana pelayan? dapat makan, hanyalah gemar wangi-
Ujarnya: ―Saya suruh untuk suatu wangian . . .!
keperluan, maka saya tak ingin la harus
melakukan dua pekerjaan sekaligus ‖ * Setelah selesai, ia berkata kepada isterinya:
―Tutupka‘nlah pintu dan turunlah!‖
Apa sebenarnya yang kita sebut Perintah itu pun diturut oleh isterinya. Dan
―rumah‖ itu? Baiklah kita ceritakan tak lama antaranya isterinya kembali
bagaimana keadaan rumah itu yang masuk, didapatinya ruh yang beroleh
sebenarnya. Ketika hendak mendirikan barkah telah meninggalkan dunia dan
bangunan yang berlebihan disebut berpisah dari jasadnya … Ia telah
sebagai ―rumah‖ itu, Salman bertanya mencapai alam tinggi, dibawa terbang oleh
kepada tukangnya: sayap kerinduan; rindu memenuhi
―Bagaimana corak rumah yang hendak
janjinya, untuk bertemu lagi dengan
Rasulullah Muhammad dan dengan kedua
shahabatnya Abu Bakar dan Umar, serta
tokoh-tokoh mulia lainnya dari golongan
syuhada dan orang-orang utama ….
Salman ….
Lamalah sudah terobati hati rindunya
Terasa puas, hapus haus hilang dahaga.
Semoga Ridla dan Rahmat Allah
menyertainya
ABU DZAR AL-GHIFARI kawan sebangsa!‖ ―‗Alaikas salam, wahai
shahabat‖, ujar Rasulullah.
TOKOH GERAKAN HIDUP
SEDERHANA Kata Abu Dzar: ―Bacakanlah kepadaku
hasil gubahan anda!‖ ―la bukan sya‘ir
Ia datang ke Mekah terhuyung-huyung hingga dapat digubah, tetapi adalah
letih tetapi matanya bersinar bahagia . . . Quran yang mulia!‖, ujar Rasulullah:
Memang, sulitnya perjalanan dan panasnya ―Bacakanlah kalau begitu!‖, kata Abu
udara padang pasir telah menyengat Dzar pula. Maka dibaca hanlah oleh
badannya dengan rasa sakit dan lelah, Rasulullah, sedang Abu Dzar
tetapi tujuan yang hendak dicapainya telah mendengarkan dengan penuh perhatian,
meringankan penderitaan dan meniupkan hingga tidak berselang lama Ia pun
semangat serta rasa gembira dalam berseru: ―Asyhadu alla ilaha illallah wa
jiwanya. asyhadu anna Muhammadan ‗abduhu wa
rasuluh
Ia memasuki kota dengan menyamar.
Seolah-olah ia seorang yang hendak ―Anda dari mana, saudara sebangsa?
melakukan thawaf keliling berhala-berhala ‖, tanya Rasulullah. ―Dari Ghifar‖,
besar di Ka‘bah; atau seolah-olah musafir ujarnya. Maka terbukalah senyum lebar di
yang tersesat dalam perjalanan; atau lebih kedua bibir Rasulullah, sementara
tepat orang yang telah menempuh jarak wajahnya diliputi rasa kagum dan ta‘jub.
amat jauh, yang memerlukan istirahat dan Abu Dzar tersenyum pula, karena ia
menambah perbekalan. mengetahui rasa terpendam di balik rasa
kagum Rasulullah. demi mendengar bahwa
Padahal seandainya orang-orang Mekah orang yang telah mengaku Islam di
mengetahui bahwa kedatangannya itu hadapannya secara terns terang itu,
untuk menemui Muhammad saw. dan seorang laki-laki dari Ghifar.
mendengar keterangannya, pastilah
mereka akan membunuhnya! Tetapi ia tak Ghifar adalah suatu kabilah atau suku yang
perduli akan dibunuh, asal saja setelah tak ada taranya dalam soal menempuh
melintasi padang pasir luas, ia dapat jarak. Mereka jadi tamsil perbandingan
menjumpai laki-laki yang dicarinya dan dalam melakukan perjalanan yang luar
menyatakan iman kepadanya. Kebenaran biasa. Malam yang Warn dan gelap gulita
dan da‘wah yang diberikan Muhammad tidak menjadi soal bagi mereka,,dan
saw. dapat memuaskan hatinya. celakalah orang yang kesasar atau jatuh ke
tangan kaum Ghifar di waktu malam!
Ia terus melangkah sambil memasang
telinga, dan setiap didengarnya orang sekarang, di kala Agama Islam yang baru
memperkatakan Muhammad saw., ia pun saja lahir. dan berjalan sembunyi-
mendekat dan menyimak dengan hati-hati; sembunyi, mungkinkah ada di antara
hingga dari cerita yang tersebar di sana- orang- orang Ghifar itu seorang yang
sini, diperolehnya petunjuk yang dapat sengaja datang untuk masuk Islam?
menunjukkan tempat persembunyian Berkatalah Abu Dzar dalam menceritakan
Muhammad saw., dan mempertemukannya sendiri kisah itu: ―Maka pandangan
dengan beliau. Rasulullah pun turun naik, tak putus ta‘jub
memikirkan tabi‘at orang-orang Ghifar,
Di suatu pagi hari, ia pergi ke tempat itu, lalu sabdanya:
didapatinya Muhammad saw. sedang
duduk seorang diri. Didekatinya Rasul- Sesungguhnya Allah memberi petunjuk
ullah, katanya: ―Selamat pagi, kepada siapa yang disukai-Nya …!
wahai
Benar, Allah menunjuki siapa yang la para pemujanya, disembah oleh orang-
kehendaki! Abu Dzar salah seorang yang orang yang menundukkan kepala dan
dikehendaki Allah beroleh petunjuk, orang merendahkan akal mereka, dan diseru
yang dipilih-Nya akan mendapat kebaikan. mereka dengan ucapan yang muluk: Inilah
kami, kami datang demi mengikuti
Dan memang, Abu Dzar ini seorang yang titahmu!
tajam pengamatannya tentang kebenaran.
Menurut riwayat, ia termasuk salah Memang, ia melihat Rasulullah memilih
seorang yang menentang pemujaan berhala cara bisik-bisik pada hari-hari tersebut,
di zaman jahiliyah, mempunyai tetapi tak dapat tidak harus ada suatu
kepercayaan akan Ketuhanan serta iman teriakan keras yang akan dikumandangkan
kepada Tuhan Yang Maha Besar lagi pemberontak ulung ini sebelum ia pergi.
Maha Pencipta. Baru Baja masuk Islam, ia telah
menghadapkan pertanyaan kepada
Demikianlah, baru saja ia mendengar Rasulullah:
bangkitnya seorang Nabi yang mencela
berhala serta pemuja-pemujanya dan ―Wahai Rasulullah, apa yang harus saya
menyeru kepada Allah Yang Maha Esa kerjakan menurut anda?‖ ―Kembalilah
lagi Perkasa, maka ia pun menyiapkan kepada kaummu sampai ada perintahku
bekal dan segera mengayunkan nanti!‖‗ ujar Rasulullah. ―Demi
langkahnya. Tuhan yang menguasai nyawaku‘ , kata
Abu Dzar pula, ―soya takkan kembali
Abu Dzar telah masuk Islam tanpa sebelum meneriakkan Islam dalam
ditunda-tunda lagi . Urutannya di kalangan masjid!‖
Muslimin adalah yang kelima atau ke-
enam. Jadi ia telah memeluk Agama itu Bukankah telah saya katakan kepada
pada hari-hari pertama, bahkan pads saat- kalian … ?
saat pertama Agama Islam, hingga
keislamannya termasuk dalam barisan Jiwa yang radikal dan revolusioner!
terdepan. Apakah Abu Dzar pada saat terbukanya
alam baru secara gamblang, yang jelas
Ketika ia masuk Islam, Rasulullah masih terlukis pada pribadi Rasulullah yang
menyampaikan da‘wahnya secara berbisik- diimaninya, serta da‘wah yang uraiannya
bisik. Dibisikkannya kepada Abu Dzar disampaikan dengan lisannya . .., apakah
begitu pun kepada lima orang lainnya yang pada saat seperti itu ia mampu kembali
telah iman kepadanya. Dan bagi Abu Dzar, kepada keluarganya dalam keadaan
tak ada yang dapat dilakukannya sekarang membisu seribu bahasa? Sungguh, hal itu
selain memendam keimanan itu dalam di luar kesanggupan dan kemampuannya!
dada, lalu meninggalkan kota Mekah
secara diam-diam dan kembali kepada Abu Dzar pergi menuju Masjidil Haram
kaumnya. dan menyerukan dengan sekeras-kerasnya
suaranya: ―Asyhadu alla ilaha illallah,
Tetapi Abu Dzar yang nama aslinya wa asyhadu anna Muhammadan
Jundub bin Janadah, seorang radikal dan rasulullah ―. Setahu kita, teriakan ini
revolusioner. Telah menjadi watak dan merupakan teriakan pertama tentang
tabi‘atnya menentang kebathilan di mana Agama Islam yang menentang
pun ia berada. Dan sekarang kebathilan itu kesombongan orang- orang Quraisy dan
berada di hadapannya serta disaksikannya memekakkan anak telinga mereka ….
dengan kedua matanya sendiri . . . . Batu- diserukan oleh seorang perantau asing,
batu yang ditembok, yang dibentuk oleh
yang di Mekah tidak mempunyai bangsa, Maklumlah sudah Rasulullah saw. akan
sanak keluarga maupun pembela. Dan watak dan tabi‘at murid barunya yang
sebagai akibatnya, ia mendapat perlakuan ulung ini serta keberaniannya yang me-
dari mereka yang sebetulnya telah nakjubkan dalam melawan kebathilan.
dimaklumi akan ditemuinya .. . Orang- Hanya sayang saatnya belum lagi tiba,
orang musyrik mengepung dan maka diulanginyalah perintah agar din
memukulnya hingga rubuh. pulang, sampai bila telah didengarnya
nanti Islam lahir secara terang- terangan, ia
Berita mengenai peristiwa yang dialami dapat kembali dan turut mengambil bagian
Abu Dzar itu akhirnya sampai juga kepada dalam percaturan dan aneka peristiwanya
paman Nabi, Abbas. la segera mendatangi . Abu Dzar kembali mendapatkan
tempat terjadinya peristiwa tersebut, tapi keluarga serta kaumnya dan menceritakan
dirasanya ia tak dapat melepaskan Abu kepada mereka tentang Nabi yang barn
Dzar dari cengkeraman mereka kecuali diutus Allah, yang menyeru agar mengabdi
dengan menggunakan diplomasi halus, kepada Allah Yang Maha Esa dan
maka katanya kepada mereka: membimbing mereka supaya berakhlaq
―Wahai kaum Quraisy! Anda semua mulia. seorang demi seorang kaumnya
adalah bangsa pedagang yang mau tak mau masuk Islam. Bahkan usahanya tidak
akan lewat di kampung Bani Ghifar. Dan terbatas pada kaumnya semata, tapi
orang ini salah seorang warganya, bila ia dilanjutkannya pada suku lain — yaitu
bertindak akan dapat menghasut kaumnya suku Aslam — di tengah-tengah mereka ia
untuk merampok kafilah – kafilahmu pancarkan cahaya Islam ….
nanti!‖ Mereka pun sama menyadari hal
itu, lalu pergi meninggalkannya. Hari-hari berlalu mengikuti peredaran
masa, Rasulullah telah hijrah ke Madinah
Tetapi Abu Dzar yang telah mengenyam dan menetap di sana bersama Kaum
manisnya penderitaan dalam membela Muslimin. Pada suatu hari, satu barisan
Agama Allah, tak hendak meninggalkan panjang yang terdiri atas para pengendara
Mekah sebelum berhasil memperoleh dan pejalan kaki menuju pinggiran kota,
tambahan dari darma baktinya. meninggalkan kepulan debu di belakang
mereka. Kalau bukanlah bunyi suara takbir
Demikianlah pada hari berikutnya, tampak mereka yang gemuruh, tentulah.yang
olehnya dua orang wanita sedang thawaf melihat akan menyangka mereka itu suatu
keliling berhala-berhala Usaf dan Na-ilah pasukan tentara musyrik yang hendak
sambil memohon padanya. Abu Dzar menyerang kota.
segera berdiri menghadangnya, lalu di
hadapan mereka berhala-berhala itu dihina Rombongan besar itu semakin dekat . . .
sejadi-jadinya. lalu masuk ke dalam. kota … dan
menujukan langkah mereka ke masjid
Kedua wanita itu memekik berteriak, Rasulullah dan tempat kediamannya.
hingga orang-orang gempar dan
berdatangan laksana belalang, lalu Ternyata rombongan itu tiada lain dari
menghujani Abu Dzar dengan pukulan kabilah-kabilah Ghifar dan Aslam yang
hingga tak sadarkan diri. Ketika ia siuman, dikerahkan semuanya oleh Abu Dzar dan
maka yang diserunya tiada lain hanyalah tanpa kecuali telah masuk Islam; laki-laki,
―bahwa tiada Tuhan yang haq diibadahi perempuan, orang tua, remaja dan anak-
melainkan Allah, dan bahwa Muhammad anak.
itu utusan Allah‖.
Sudah selayaknyalah Rasulullah semakin
ta‘jub dan kagum! Belum lama berselang,
ia ta‘jub ada seorang laki-laki dari Ghifar ucapannya dari Abu Dzar
yang menyatakan keislaman di Lebih benarkah ucapannya dari Abu Dzar.
hadapannya. Sabdanya menunjukkan Sungguh, Rasulullah saw. bagai telah
keta‘juban itu: membaca hari depan shahabatnya itu, dan
menyimpulkan kesemuanya pada kalimat,
Sungguh, Allah memberi hidayah kepada tersebut. Kebenaran yang disertai
siapa yang dikehendaki-Nya. keberanian, itulah prinsip hidup Abu Dzar
secara keseluruhan!
Maka sekarang yang datang itu adalah
seluruh warga Ghifar yang menyatakan Benar bathinnya, benar pula lahirnya.
keislaman mereka. Setelah beberapa tahun Benar ‗aqidahnya, benar pula ucapannya.
lamanya mereka menganut Agama itu,
semenjak mereka diberi hidayah Allah di Ia akan menjalani hidupnya secara benar,
tangan Abu Dzar. Dan ikut pula bersama tidak akan melakukan kekeliruan. Dan
mereka suku Aslam. Raksasa garong dan kebenarannya itu bukanlah keutamaan
komplotan syetan telah beralih rupa yang bisu, karena bagi Abu Dzar,
menjadi raksasa kebajikan dan pendukung kebenaran yang bisu bukanlah kebenaran!
kebenaran! Nah, tidakkah sesungguhnya Yang dikatakan benar ialah menyatakan
Allah memberi petunjuk kepada siapa secara terbuka dan terus terang, yakni
yang dikehendaki-Nya? menyatakan yang haq dan menentang yang
bathil, menyokong yang betul dan
Rasulullah melayangkan pandangannya meniadakan yang salah.
kepada wajah-wajah yang berseri-seri, Benar itu kecintaan penuh terhadap yang
pandangan yang diliputi rasa haru dan haq, mengemukakannya secara berani dan
cinta kasih. Sambil menoleh kepada suku melaksanakannya secara terpuji.
Ghifar, ia bersabda:
Suku Ghifar telah di-ghafar — diampuni Dengan penglihatannya yang tajam, bagai
— oleh Allah. menembus ke alam ghaib yang jauh tidak
Kemudian sambil menghadap kepada suku terjangkau atau samudera yang tidak
Aslam, sabdanya pula : terselami, Rasulullah saw. menampakkan
Suku Aslam telah disalam — diterima segala kesusahan yang akan dialami oleh
dengan damai oleh Allah. Abu Dzar sebagai akibat dari kebenaran
dan ketegasannya. Maka selalu dipesankan
Dan mengenai Abu Dzar, muballigh ulung kepadanya agar melatih diri dengan
yang berjiwa,bebas dan bercita-cita mulia keshabaran dan tidak terburu nafsu.
itu, tidakkah Rasulullah akan
menyampaikan ucapan istimewa Pads suatu hari Rasulullah mengemukakan
kepadanya? Tidak pelak lagi, pastilah kepadanya pertanyaan berikut ini:
ganjarannya tidak terhingga, serta – ―Wahai Abu Dzar, bagaimana
ucapan kepadanya dipenuhi berkah! Dan pendapatmu bila menjumpai para
tentulah pada dadanya akan tersemat pembesar yang mengambil barang upeti
bintang tertinggi, begitu pun riwayat untuk diri mereka pribadi?‖ Jawab Abu
hidupnya akan penuh dengan medali. Dzar: ―Demi yang telah mengutus anda
Turunan demi turunan serta generasi demi dengan kebenaran, akan saya tebas
generasi akan berlalu pergi, tetapi manusia mereka dengan pedangku!‖ Sabda
akan selalu mengulang-ulang apa yang Rasulullah pula: ―Maukah kamu aku beri
disabdakan oleh Rasulullah saw. mengenai jalan yang lebih baik dari itu . . . ? Ialah
Abu Dzar ini: bershabar sampai kamu menemuiku ―.
Takkan pernah lagi dijumpai di bawah Tahukah anda kenapa Rasulullah
langit ini, orang yang lebih benar mengajukan pertanyaan seperti itu? Itulah
persoalan pembesar dan harta … ! yang hampir saja tidak terpikul oleh
Nah itulah persoalan pokok bagi Abu Dzar kernampuan manusia.
dan untuk itu ia harus membaktikan
hidupnya, suatu kemusykilan menyangkut Tiada seorang pun di antara pejabatnya,
masyarakat ummat dan masa depan yang baik di Irak, di Syria, Shan‘a, atau di
harus dipecahkannya! negeri yang jauh letaknya sekalipun, yang
memakan panganan mahal yang tidak
Hal itu telah dimaklumi oleh Rasulullah, terjangkau oleh rakyat biasa, kecuali
dan itulah sebabnya kepada beliau selang beberapa hari berita itu akan sampai
mengajukan pertanyaan seperti demikian, kepada Umar dan perintah keras pun akan
yaitu untuk membekalinya dengan nasihat memanggil pejabat yang bersangkutan
yang amat berharga: ―Bershabarlah sampai menghadap Khalifah di Madinah untuk
kamu menemuiku‖. menjalani Pemeriksaan ketat.
Maka Abu Dzar akan selalu ingat kepada Akan tenanglah Abu Dzar kalau demikian
wasiat guru dan Rasul ini. Ia tiadalah akan … tenteram dan damai, selama al-Faruqul
menggunakan ketajaman pedang terhadap )
‗adhim‘ masih menjabat Amirul Mu‘-
para pembesar yang mengaut kekayaan minin . . . . Dan selama Abu Dzar dalam
dari harta rakyat sebagai ancamannya dulu kehidupannya tidak diganggu oleh
. . . , tetapi juga ia tidak akan bungkam kepincangan-kepincangan seperti
atau berdiam diri walau agak sesaat pun penumpukan harta dan penyalahgunaan
terhadap mereka! kekuasaan, maka dengan pengawasan
Umar ibnul Khatthab yang ketat terhadap
Memang, seandainya Rasulullah saw. fihak penguasa dan pembagian yang
melarangnya menggunakan senjata untuk merata terhadap harta, berarti telah
menebas leher mereka, tetapi beliau tidak memberikan kepuasan dan kelegaan
melarangnya menggunakan lidah yang kepada dirinya …. Dan dengan demikian
tajam demi membela kebenaran. Dan dapatlah ia memusatkan perhatiannya
wasiat itu akan dilaksanakannya … ! dalam beribadat kepada Allah penciptanya
dan berjihad di jalan-Nya, tanpa sedikit
Masa Rasulullah berlalulah sudah, disusul pun hendak berdiam diri jika melihat
kemudian oleh masa. Abu Bakar, kesalahan-kesalahan di sana-sini, yang
kemudian masa Umar. Dalam kedua ketika itu memang jarang terjadi ….
Khilafah ini masih dapat dijinakkan
sebaik-baiknya godaan hidup dan unsur- Akan tetapi setelah khalifah besar yang
unsur fitnah pemecah belah, hingga nafsu teramat adil dan paling mengagumkan di
angkara yang haus dahaga tidak beroleh antara tokoh kemanusiaan telah pergi,
angin atau mendapatkan jalan. terasa adanya kehampaan dalam
kepemimpinan. Bahkan hal tersebut
Ketika itu tidak terdapat penyelewengan- menimbulkan kemunduran yang tak dapat
penyelewengan yang akan mengakibatkan dikuasai dan dibatasi oleh tenaga manusia.
Abu Dzar bangkit menentang dengan Sementara itu meluasnya ajaran al-Islam
suaranya yang lantang dan kecamannya ke berbagai pelosok dunia menumbuhkan
yang pedas. Telah lama berlaku dalam kemakmuran hidup. Orang yang tidak
pemerintahan Amirul Mu‘minin Umar dapat menahan godaan dunia banyak yang
keharusan hidup sederhana dan menjauhi terjerumus ke dalam kemewahan yang
kemewahan serta menegakkan keadilan melebihi batas.
bagi setiap pejabat dan pembesar Islam.
Begitu pun para hartawan di mana mereka Abu Dzar melihat bahaya ini ….
berada, telah melaksanakan disiplin ketat
Panji-panji kepentingan pribadi hampir ke dalam sarungnyanya, karena tiada
saja menyeret dan mendepak orang-orang sepantasnya ia akan mengacungkannya ke
yang tugasnya sehari-hari menegakkan wajah seorang Muslim.
panji-panji Allah. Dan dunia, dengan daya Dan tidak ada haq bagi seorang Mu‘min
tarik serta tipu muslihatnya yang untuk membunuh Mu min lainnya kecuali
mempesona, hampir pula memperdayakan karena keliru (tidak sengaja).
orang-orang yang mengemban risalah (Q.S. 4 an-Nisa:92).
untuk mempergunakannya sebagai wadah
untuk menyemai dan menanamkan Bukankah dulu Rasulullah telah
kebajikan! menyatakan di hadapan para shahabatnya
bahwa di bawah langit ini takkan pernah
Dan harta yang dijadikan Allah sebagai lagi muncul orang yang lebih benar
pelayan yang harus tunduk kepada ucapannya dari Abu Dzar? Orang yang
manusia, cenderung berubah rupa, menjadi memiliki kemampuan seperti ini, berupa
tuan yang mengendalikan manusia. kata-kata tepat dan jitu, tidak memerlukan
Dan kepada siapa . . .? lagi senjata lainnya. Satu kalimat yang
Tiada lain kepada shahabat-shahabat diucapkannya, akan lebih tajam dan
Muhammad saw., yang di waktu wafatnya banyak hasilnya daripada pedang walau
baju besinya sedang tergadai, sementara sepenuh bumi.
gundukan upeti dan harta rampasan perang
bertumpuk di bawah telapak kakinya! Maka dengan senjata kebenarannya ia
akan pergi mendapatkan para pembesar,
Hasil kekayaan bumi yang sengaja kaum hartawan; pendeknya kepada dunia
diperuntukkan Allah bagi semua ummat manusia yang cenderung menumpuk
manusia, dengan menjadikan mereka kekayaan yang membahayakan Agama,
mempunyai hak yang sama, hampir yakni Agama yang sengaja datang untuk
berubah menjadi suatu keistimewaan dan memberikan bimbingan dan bukan untuk
hak monopoli bagi mereka yang terbenam memungut upeti, sebab kenabian bukan
dalam kemewahan. suatu kerajaan, menjadi rahmat karunia
bukan adzab sengsara, mengajarkan
Dan jabatan, yang merupakan amanat kerendahan hati bukan kesombongan diri,
untuk dipertanggungjawabkan kelak di persamaan bukan pengkastaan, kesahajaan
hadapan pengadilan Ilahi, beralih menjadi bukan keserakahan, kesederhanaan bukan
alat untuk merebut kekuasaan, kekayaan keborosan, kedamaian dan kebijaksanaan
dan kemewahan yang menghancur dalam menghadapi hidup bukan terpedaya
binasakan. dan mati-matian dalam mengejarnya …!
Abu Dzar melihat semua ini. Ia tidak Baiklah ia pergi mendapatkan mereka
memikirkan apakah itu menjadi kewajiban semua, dan biarlah Allah menjadi Hakim
dan tanggung jawabnya. Hanya ia di antaranya dengan mereka, dan Dialah
langsung menghunus pedang, sebaik-baik hakim!
meletakkannya ke udara dan
membedahnya. Kemudian ia bangkit Maka. pergilah Abu Dzar menemui pusat-
berdiri dan menantang masyarakat yang pusat kekuasaan dan gudang harta, dan
telah menyimpang dari ajaran Islam dengan lisannya yang tajam dan benar me-
dengan pedangnya yang tak pernah tumpul rubah sikap mental mereka satu persatu.
itu. Tetapi secepatnya bergemalah dalam Dalam beberapa hari saja tak ubahnya ia
kalbunya bunyi wasiat yang telah telah menjadi panji-panji yang di
disampaikan Rasulullah kepadanya dulu. bawahnya bernaung rakyat banyak dan
Maka dimasukkannya kembali pedang itu. golongan pekerja, bahkan sampai di negeri
yang jauh yang penduduknya selama itu Abu Dzar menujukan sasarannya yang
belum pernah melihatnya. pertama terhadap poros utama kekuasaan
dan gudang raksasa kekayaan, yaitu Syria,
Nama Abu Dzar bagaikan terbang ke sana tempat bercokolnya Mu‘awiyah bin Abi
dan tak satu daerah pun yang dilaluinya — Sufyan yang memerintah wilayah Islam
bahkan walau baru namanya yang sampai paling subur, paling banyak hasil bumi dan
ke sana — menimbulkan rasa takut dan paling kaya dengan barang upetinya.
ngeri hati fihak penguasa dan golongan Mu‘awiyah telah memberikan dan
berharta yang berlaku curang. membagi-bagikan harta tanpa perhitungan,
dengan tujuan untuk mengambil hati
Seandainya penggerak hidup sederhana ini orang-orang terpandang dan berpengaruh,
hendak mengambil suatu panji bagi diri dan demi terjaminnya masa depan yang
pribadi dan gerakannya, maka lambang masih dirindukannya, didambakan oleh
yang akan terpampang pada panji-panji itu keinginannya yang luas tidak terbatas ….
tiada lain dari sebuah seterika dengan
baranya yang merah menyala. Sedang Di sana tanah-tanah luas, gedung-gedung
yang akan menjadi semboyan dan lagi tinggi dan harta berlimpah telah menggoda
yang selalu diulang-ulangnya setiap waktu sisa-sisa yang tinggal dari pemikul da‘wah,
dan tempat, dan diulang-ulang Pula oleh maka Abu Dzar harus cepat mengatasinya,
para. pengikutnya seolah-olah suatu lagu sebelum hal itu berlarut-larut, sebelum
perjuangan, ialah kalimat kalimat ini: pertolongan datang terlambat hingga nasi
telah menjadi bubur.
―Beritakanlah kepada Para penumpuk
harta,yang menumpuk emas dan Perak, Pemimpin gerakan hidup sederhana ini
mereka akan diseterika dengan seterika pun berkemas-kemas, dan secepat kilat
api neraka, menyeterika kening dan berangkat ke Syria. Dan demi berita itu di-
pinggang mereka di hari qiamat dengar oleh rakyat jelata, mereka pun
menyambut kedatangannya dengan
Setiap ia mendaki bukit, menuruni lembah semangat menyala penuh kerinduan, dan
memasuki kota; dan setiap ia berhadapan mengikuti ke mana perginya.
dengan seorang pembesar, selalu kalimat
itu yang menjadi buah mulutnya. Begitu ―Bicaralah, wahai Abu Dzar!‖ kata
pun setiap orang melihatnya datang mereka: ―bicaralah, wahai shahabat
berkunjung, mereka akan menyambutnya Rasulullah!‖ Abu Dzar melepaskan
dengan ucapan: ―Beritakan kepada para pandang menyelidik ke arah orang-orang
penumpuk harta . . .!‖ yang berkerumun. Dilihatnya kebanyakan
mereka adalah orang-orang miskin yang
Kalimat ini benar-benar telah menjadi dalam kebutuhan. Lalu dilayangkan
panji-panji suatu missi yang menjadi tekad pandangnya ke arah tempat-tempat
serta pendorong dalam membaktikan ketinggian yang tidak jauh letaknya dari
hidupnya, demi dilihatnya harta itu telah sana, maka tampaklah olehnya gedung-
ditumpuk dan dimonopoli, serta jabatan gedung dan mahligai tinggi. Berserulah ia
disalahgunakan untuk memupuk kekuatan kepada orang-orang yang berhimpun
dan mengaut keuntungan; serta sekelilingnya itu:
disaksikannya bahwa cinta dunia telah
merajalela dan hampir saja melumuri hasil ―Saya heran melihat orang yang
yang telah dicapai di tahun-tahun tidak punya makanan di rumahnya, kenapa
kerasulan, berupa keutamaan dan ia tidak mendatangi orang-orang itu
keshalihan, kesungguhan dan keikhlasan. dengan menghunus pedangnya!‖
Tetapi segera pula teringat olehnya wasiat orang yang paling jitu ucapannya sebagai
Rasulullah yang menyuruhnya memilih telah dilukiskan oleh Nabi sebagai
cara evolusi daripada cara revolusi, gurunya.
menggunakan kata-kata tandas daripada
senjata pedang. Maka ditinggalkannyalah Dengan tidak merasa gentar dan tanpa
bahasa perang dan kembali menggunakan tedeng aling-aling ditanyainya Mu‘awiyah
Bahasa logika dan kata-kata jitu. tentang kekayaannya sebelum menjadi
Diajarkannyalah kepada orangorang itu wali negeri dan kekayaannya sekarang ….
bahwa mereka sama tak ubah bagai gigi- Mengenai rumah yang dihuninya di Mekah
gigi sisir . bahwa.semua mereka berserikat dulu, dan mahligai-mahligainya, yang ter-
dalam rizqi bahwa tak ada kelebihan dapat di Syria dewasa ini . . . .
seseorang dari lainnya kecuali dengan
taqwa dan bahwa pemimpin serta Kemudian dihadapkannya pertanyaan
pembesar dari suatu golongan, haruslah kepada para shahabat yang duduk di
yang pertama kali menderita kelaparan sekelilingnya, yaitu yang ikut bersama
sebelum anak buahnya, sebaliknya yang Mu‘awiyah ke Syria dan telah memiliki
paling belakang menikmati kekenyangan gedung-gedung serta, tanah-tanah
setelah mereka … ! pertanian yang luas pula. Lalu ia berseru
kepada semua yang hadir: ―Apakah
Dengan ucapan serta keberaniannya. Abu tuan- tuan yang sewaktu Qur‘an
Dzar telah memutuskan untuk membentuk diturunkan kepada Rasulullah, ia berada di
suatu pendapat umum di setiap negeri lingkungan tuan-tuan‖. Jawaban
Islam; hingga dengan kebenaran, kekuatan pertanyaan itu diberikannya sendiri,
dan ketangguhannya menjadi kekangan katanya: ―Benar, kepada tuan-tuanlah al-
terhadap para pembesar dan kaum Quran diturunkan, dan tuan-tuanlah yang
hartawan, dan dapat mencegah munculnya telah mengalami sendiri berbagai
suatu golongan yang menyalahgunakan peperangan!‖
kekuasaan atau menumpuk harta
kekayaan. Kemudian diulangi pertanyaannya:
―Tidakkah tuan-tuan jumpai dalam al-
Dalam beberapa hari saja daerah Syria Quran ayat ini‖:
seakan berubah menjadi sel-sel lebah yang
tiba-tiba menemukan ratu yang mereka Dan orang-orang yang menyimpan emas
ta‘ati. Dan seandainya Abu Dzar dan perak dan tidak menafqahkannya di
memberikan isyarat untuk berontak, jalan Allah, bahwa mereka akan menerima
pastilah api pemberontakan akan berkobar. siksa yang pedih. Yaitu ketika emas dan
Tetapi sebagai telah kita katakan tadi, perak dipanaskan dalam api neraka, lalu
niatnya hanya, terbatas untuk membentuk diseterikakan ke kening, ke pinggang dan
suatu pendapat umum yang harus ke punggung mereka — sambil dikatakan
dihormati, dan agar ucapan-ucapannya —. Nah, inilah dia yang kalian simpan
menjadi busa bibir di tempat-tempat untuk diri kalian itu, maka rasailah
pertemuan, di masjid dan di jalan-jalan. akibatnya!‖
(Q.S. 9 at-Taubah: 24 — 35).
Bahaya terhadap perbedaan-perbedaan
yang timbul itu mencapai puncaknya, Mu‘awiyah memotong jalan
ketika ia mengadakan dialog dengan pembicaraannya, katanya: ―Ayat
Mu‘awiyah di hadapan umum, di mana ini diturunkan kepada Ahlul Kitab!‖,
yang hadir menyampaikan kepada yang ―tidak!‖, seru Abu Dzar; ―bahkan ia
tidak hadir dan beritanya, bagaikan terbang diturunkan kepada kita dan kepada
dibawa angin. Abu Dzar tampil sebagai mereka!‖
Abu Dzar melanjutkan ucapannya, yaitu dengan menyuruh Abu Dzar tinggal
menasehati Mu‘awiyah dan para anak- di dekatnya di Madinah.
buahnya agar melepaskan gedung, tanah
serta harta kekayaan itu; dan tidak Keputusan itu disampaikan dan ditawarkan
menyimpan untuk diri masing-masing oleh khalifah secara lunak lembut dan
kecuali sekedar keperluan sehari-hari. bijaksana, katanya: ―Tinggallah di sini
di sampingku! Disediakan bagimu unta
Berita tentang Abu Dzar dan soal jawab ini yang gemuk, yang akan mengantarkan
tersebar dari mulut ke mulut, dari orang susu pagi dan sore!‖ ―Aku tak perlu akan
banyak ke orang banyak. Semboyannya dunia tuan- tuan!‖, ujar Abu Dzar.
semakin nyaring terdengar di rumah-
rumah dan di jalan-jalan: ―Sampaikan Benar, ia tidak memerlukan dunia manusia
kepada para penumpuk harta akan karena ia termasuk golongan orang suci
seterikaseterika api neraka!‖ yang mencari kekayaan ruhani dan
menjalani kehidupan untuk memberi dan
Mu‘awiyah sadar akan adanya bahaya, ia bukan untuk menerima! Dimintanyalah
cemas akan akibat ucapan tokoh ulung ini. kepada khalifah Utsman r.a. agar ia diberi
Tetapi ia pun mengerti akan pengaruh dan idzin tinggal di Rabadzah, maka
kedudukannya, hingga tidak akan diperkenankannya.
melakukan hal-hal yang menyakitkannya.
Hanya dengan segera ditulisnya surat Dalam hangat-hangatnya gerakan revolusi
kepada Khalifah Utsman r.a. menyatakan: itu Abu Dzar tetap memelihara amanat
―Abu Dzar telah merusak orang-orang Allah dan Rasul-Nya, dan meresapkan
di sampai ke tulang sum-sumnya nasihat
Syria!‖ yang diberikan oleh Nabi saw. agar tidak
menggunakan senjata. Dan seolah-olah
Sebagai jawabannya Utsman mengirim Rasulullah telah melihat semua yang
surat meminta Abu Dzar datang ke ghaib; terutama mengenai Abu Dzar dan
Madinah. Kembali Abu Dzar berkemas- masa depannya, maka disampaikannyalah
kemas menyingsingkan kaki celananya, nasihat amat berharga itu.
lalu berangkat ke Madinah. Dan pada hari
keberangkatannya itu, Syria menyaksikan Oleh sebab itu Abu Dzar tak hendak
saat-saat perpisahan dan ucapan selamat menyembunyikan rasa terkejutnya
jalan dari khalayak ramai, suatu peristiwa mendengar sebagian orang yang gemar
yang luar biasa yang belum pernah menyalakan fitnah, telah menggunakan
disaksikannya selama ini … ! ucapan dan da‘wahnya untuk memenuhi
―Aku tidak memerlukan dunia tuan-tuan . . keinginan dan siasat licik mereka. Pada
‖ suatu hari sewaktu ia sedang berada di
Demikianlah jawaban yang diberikan oleh Rabadzah, datanglah perutusan dari Kufah
Abu Dzar kepada Utsman setelah ia tiba di memintanya untuk mengibarkan bendera
Madinah, yakni setelah berlangsung pemberontakan terhadap khalifah. Maka
diskusi yang lama antara mereka. Dari disemburnya mereka dengan kata-kata
pembicaraan dengan shahabatnya itu, dan tegas sebagai berikut:
berita-berita yang berdatangan kepadanya
dari seluruh pelosok yang menyatakan ―Demi Allah, seandainya Utsman
dukungan sebagian besar rakyat terhadap hendak menyalibku di tiang kayu yang
pendapat Abu Dzar, Utsman menyadari tertinggi atau di atas bukit sekalipun,
sepenuhnya bahaya gerakan ini dan tentulah saya dengar titahnya dan saya
kekuatannya. Dari itu ia mengambil taati, saya ber- shabar dan sadarkan diri,
keputusan akan membatasi langkahnya, dan saya merasa
bahwa demikian adalah yang sebaik- ummat dan masyarakat, hingga bila
baiknya bagiku . . .! ― keduanya telah beres, maka nasib manusia
pun akan menghadapi bahaya benar.
―Dan seandainya ia menyuruhku berkelana
dari ujung ke ujung dunia, tentulah akan Abu Dzar berkeinginan agar tak seorang
saya dengar dan taati, saya bershabar dan pun di antara shahabat Rasul menjadi
sadarkan diri, dan saya merasa bahwa pejabat atau pengumpul harta, tetapi
demikian adalah yang sebaik-baiknya hendaklah mereka tetap menjadi pelopor
bagiku . . .!‖ kepada hidayah Allah dan pengabdi bagi-
Nya. Ia telah mengenali benar tipu daya
―Begitu pun jika ia meyuruhku pulang dunia dan harta ini, dan menyadari pula
ke rumahku, tentulah akan saya dengar dan bahwa Abu Bakar dan Umar tak mungkin
taati, saya bershabar dan sadarkan diri, dan bangkit kembali. Telah pula didengarnya
saya merasa bahwa -demikian adalah yang Nabi saw. memperingatkan shahabat-
sebaik-baiknya bagiku … !‖ shahabatnya akan daya tarik dari jabatan
ini dan dinasihatkannya:
Itulah dia seorang pahlawan yang tidak
menginginkan sesuatu tujuan duniawi; dan Ini merupakan amanat, dan di hari qiamat
karena itu Allah melimpahinya menyebabkan kehinaan dan penyesalan .
―pandangan tembus‖ hingga sekali lagi .
ia melihat bahaya dan bencana yang . , kecuali orang yang mengambilnya
tersembunyi di balik pemberontakan secara benar, dan menunaikan kewajiban
bersenjata maka dijauhinya. yang dipikulkan kepadanya . . . ―
Sebagaimana ia telah melihat apa Demikian ketatnya Abu Dzar mengenal
akibatnya bila ia membisu dan tidak buka hal ini, sampai – sampai ia menjauhi
suara yang tidak lain dari bahaya dan saudara dan handai taulannya, jika tak
bencana, maka dihindarinya pula. Lalu boleh dikatakan memutuskan hubungan
ditariklah suaranya bukan pedangnya, dengan mereka, disebabkan mereka telah
menyerukan ucapan benar dan kata-kata menjadi pejabat yang dengan sendirinya
tegas, tanpa suatu keinginan pun yang memiliki harta dan berkecukupan.
mendorong atau akibat yang akan meng-
halanginya. Pada suatu hari ia ditemui oleh Abu Musa
al-Asy‘ari, dan demi dilihatnya Abu Dzar,
Abu Dzar telah mencurahkan segala maka dibentangkan kedua tangannya
tenaganya untuk melakukan perlawanan sambil berseru kegirangan dengan
secara damai dan menjauhkan diri dari pertemuan itu. ―selamat wahai Abu Dzar
segala godaan kehidupan dunia. Ia akan ..
menghabiskan sisa umurnya untuk . selamat wahai saudaraku!‖; tetapi Abu
melakukan penyelidikan yang lebih dalam Dzar menolak, katanya: ―Aku
tentang harta dan kekuasaan, karena bukan saudaramu lagi! Kita bersaudara
keduanya mempunyai daya tarik dan dulu sebelum kamu menjadi pejabat dan
pangkal fitnah yang dikhawatirkan Abu gubernur!‖
Dzar terhadap kawan-kawannya yang telah
memikul panji-panji Islam bersama Demikian pula ketika pada suatu hari ia
Rasulullah saw. dan yang harus tetap ditemui oleh Abu Hurairah yang
memikulnya untuk seterusnya. memeluknya sambil mengueapkan
selamat, Abu Dzar menolakkan dengan
Di samping itu kekuasaan dan harta Langan, katanya:
merupakan urat nadi kehidupan bagi ―Menyingkirlah daripadaku, bukankah
kamu telah menjadi seorang pejabat;
hingga terus-menerus mendirikan
gedung, memelihara ternak
dan mengusahakan pertanian!‖ Abu Kali yang lain, seorang kawan melihatnya
Hurairah menyanggah dengan gigih dan memakai jubah usang, maka katanya:
menolak semua desas-desus itu. ―Bukankah anda masih punya baju
yang lain? Beberapa hari yang lewat saya
Yah, mungkin Abu Dzar bersikap lihat anda punya dua helai baju baru!‖
keterlaluan dalam pandangannya terhadap
harta dan kekuasaan. Tetapi ia mempunyai Jawab Abu Dzar: ―Wahai putera
logika yang harus dikukuhkan dengan saudaraku! Kedua baju itu telah kuberikan
kebenaran dan keimanan- nya. Maka Abu kepada orang yang lebih membutuhkannya
Dzar berdiri dengan cita-cita dan karyanya, daripadaku!‖ Kata kawan itu pula:
dengan fikiran dan perbuatannya, ―Demi Allah! Anda juga
mengikuti pola yang telah dicontohkan membutuhkannya!‖ Menjawablah Abu
bagi mereka oleh Rasulullah dan kedua Dzar: ―Ampunilah ya Allah . . .! Kamu
shahabatnya Abu Bakar dan Umar terlalu membesarkan dunia! Tidakkah
kamu lihat burdah yang saya pakai ini?
Dan seandainya sebagian orang melihat, Dan saya punya satu lagi untuk shalat
bahwa ukuran itu terlalu ideal yang tak Jum‘at. saya punya seekor kambing untuk
mungkin dapat dicapai, tetapi Abu Dzar diperah susunya, dan - seekor keledai
menyaksikannya sebagai contoh nyata; untuk ditunggangi! Ni‘mat apa lagi yang
yang telah menggariskan jalan hidup dan lebih besar dari yang kita miliki ini …T‘
usaha, terutama bagi pribadi yang hidup di
masa Rasulullah; yakni yang melakukan Pada suatu‘hari ia duduk menyampaikan
shalat di belakangnya, berjihad sebuah Hadits, katanya:
bersamanya dan telah mengambil bai‘at ―Aku diberi wasiat oleh junjunganku
akan patuh dan mentaatinya. dengan tujuh perkara: Disuruhnya aku
agar menyantuni orang-orang miskin dan
Lagi pula, sebagaimana telah kita mendekatkan diri kepada mereka.
kemukakan, dengan penglihatannya yang Disuruhnya aku melihat kepada orang
tajam ia melihat bahwa harta dan yang di bawahku dan bukan kepada orang
kekuasaan itu mempunyai pengaruh yang di atasku . . . . Disuruhnya aku agar
menentukan terhadap nasib manusia. Oleh tidak meminta sesuatu kepada orang lain
sebab itu, setiap kebobrokan yang …. Disuruhnya aku agar menghubungkan
menimpa amanat tentang keadilan dan tali shilaturahmi …. Disuruhnya aku
kekuasaan dalam soal harta, akan mengatakan yang haq walaupun pahit . . .
menimbulkan bahaya hebat yang harus . Disuruhnya aku agar dalam menjalankan
segera disingkirkan! Agama Allah, tidak takut celaan orang.
Dan disuruhnya agar memperbanyak
Sepanjang hayatnya, dengan sekuat tenaga menyebut: ―Las hauls walaa quwwata
Abu; Dzar memikul panji contoh utama illaa billah ‖
dari Rasulullah dan kedua shahabatnya, ‗ Sungguh, ia hidup
menjadi penyangga dan sebagai orang menjalani wasiat itu, dan ditempanya
terpercaya memeliharanya. Dan ia menjadi corak hidupnya sesuai dengan wasiat itu,
maha guru dalam seni menghindarkan diri hingga ia pun menjadi hati nurani
dari godaan jabatan dan harta kekayaan. masyarakat dari ummat dan bangsanya.
Berkata Imam Ali: ―Tak seorang pun
Pada suatu kali ditawarkan orang tinggal sekarang ini yang tidak
kepadanya sebuah jabatan sebagai amir memperdulikan celaan orang dalam
di Irak, katanya: ―Demi Allah, tuan- menegakkan Agama Allah, kecuali Abu
,
tuan takkan dapat memancingku dengan Dzar … ! ―
dunia tuan-tuan itu untuk selamalamanya! Hidupnya dibaktikan untuk menentang
‖ penyalahgunaan kekuasaan dan
penumpukan harta! ―Janganlah menangis! Pada suatu
Untuk Menjatuhkan yang salah dan hari, ketika saya berada di sisi Rasulullah
menegakkan yang benar! Mengambil alih bersama beberapa orang shahabatnya, saya
tanggung jawab untuk menyampaikan dengar beliau bersabda: ―Pastilah ada salah
nasihat dan peringatan! seorang di antara kalian yang akan
meninggal di padang pasir liar, yang akan
Mereka larang ia memberikan fatwa, tapi disaksikan nanti oJeh serombongan orang-
suaranya bertambah lantang, katanya orang beriman – . .!‖
kepada yang melarang itu:
―Demi Tuhan yang nyawaku berada di Semua yang ada di Majlis Rasulullah itu
tangan-Nya! Seandainya tuan-tuan telah meninggal di kampung dan di
menaruh pedang di atas pundakku, sedang hadapan jama‘ah Kaum Muslimin, tak ada
menurut rasa hatiku masih ada kesempatan lagi yang masih hidup di antara mereka
untuk menyampaikan ucapan Rasulullah kecuali daku . . . . Nah, inilah daku
yang kudengar daripadanya, pastilah akan sekarang menghadapi maut di padang
kusampaikan juga sebelum tuan-tuan pasir, maka perhatikanlah olehmu jalan . . .
menebas batang leherku … !‖ . siapa tabu kalau-kalau rombongan orang-
orang beriman itu sudah datang! Demi
Wahai …. kenapa Kaum Muslimin tak Allah saya tidak bohong, dan tidak pula
hendak mendengarkan nasihat dan tutur dibohongi!‖
katanya waktu itu – – .! Seandainya Dan ruhnya pun kembali ke hadlirat Allah
mereka dengarkan, pastilah fitnah yang …. Dan benarlah, tidak salah ….
berkobar dan berlarut-larut; yang
menjerumuskan pemerintah dan Kafilah yang sedang berjalan cepat di
masyarakat Islam pada bahaya, padam dan padang sahara itu terdiri atas rombongan
mati dalam kandungan …. Kaum Mu‘minin yang dipimpin oleh
Abdullah bin Mas‘ud, shahabat Rasulullah
Sekarang Abu Dzar sedang menghadapi saw. Dan sebelum sampai ke tempat
sakaratul maut di Rabadzah . . . , suatu tujuan, Ibnu Mas‘ud telah melihat sesosok
tempat yang dipilihnya sebagai tempat tubuh; sesosok tubuh yang terbujur seperti
kediaman setelah terjadi perbedaan tubuh mayat, sedang di sisinya seorang
pendapat dengan Utsman r.a. Nah, marilah wanita tua dengan seorang anak, kedua-
kita mendapatkannya, untuk melepas duanya menangis.
kepergian orang besar ini, dan
menyaksikan akhir kesudahan dari Dibelokkannya kekang kendaraan ke
kehidupannya yang luar biasa! tempat itu, diikuti dari belakang oleh
anggota rombongan. Dan demi
Seorang perempuan kurus yang berkulit pandangannya jatuh ke tubuh mayat,
kemerah-merahan dan duduk dekatnya tampak olehnya wajah shahabatnya;
menangis. Perempuan itu adalah isterinya. saudaranya seagama dan saudaranya dalam
Abu Dzar bertanya kepadanya: ―Apa membela Agama Allah, yakni Abu Dzar.
yang kamu tangiskan padahal maut itu Air matanya mengucur lebat, clan di
pasti datang?‖ Jawabnya: ―karena anda hadapan tubuh mayat yang suci itu ia
akan meninggal, padahal pada kita tak ada berkata:
kain untuk kafanmu! ―
―Benarlah ucapan Rasulullah
Abu Dzar tersenyum dengan amat ramah …. Anda berjalan sebatang kara ….
— seperti halnya orang yang hendak mati sebatang kara ….
merantau jauh — lalu berkata kepada dan dibangkitkan nanti sebatang kara . . .
isterinya itu: Ibnu Mas‘ud r.a. pun duduklah, lalu
diceiitakan kepada para shahabatnya Abu Dzar merasa bahwa jika demikian ia
maksud dari pujian yang diucapkannya itu: akan ketinggalan jauh dari Kaum
―Anda berjalan seorang diri, mati Muslimin hingga tak dapat mengikuti jejak
seorang mereka. Maka ia pun turun dari punggung
diri dan dibangkitkan nanti seorang diri! kendaraannya, diambilnya barang-barang
dan dipikul di atas punggungnya, lalu
Ucapan itu terjadi di waktu perang Tabuk diteruskannya perjalanan dengan berjalan
tahun kesembilan Hijrah . . . . Rasulullah kaki. Dipercepatlah langkahnya di tengah-
saw. telah menitahkan untuk maju me- tengah padang pasir yang panas bagai
mapak dan menghadang pasukan Romawi menyala itu, agar dapat menyusul
yang telah berkumpul di suatu tempat, Rasulullah saw. dan para shahabatnya.
telah siap perang akan menggempur
ummat Islam. Di waktu pagi, ketika Kaum Muslimin
telah menurunkan barang-barang mereka
Kebetulan waktu Nabi menyerukan Kaum untuk beristirahat, tiba-tiba salah seorang
Muslimin untuk berjihad itu, di saat musim dari anggota rombongan melihat dari
susah dan panas terik. Tempat yang akan kejauhan debu naik ke atas, sedang di
dituju jaraknya amat jauh, sedang musuh belakangnya kelihatan sosok tubuh
menakutkan pula. Sebagian Kaum seorang lakilaki yang mempercepat
Muslimin ada yang enggan ikut serta langkahnya.
karena berbagai alasan.
―Wahai Rasulullah!‖ kata orang yang
Rasulullah dan para shahabatnya melihat itu, ―itu ada seorang laki-
berangkatlah diikuti oleh sebahagian orang laki berjalan seorang diri!‖ Ujar Rasulullah
setengah terpaksa karena enggan. Dan ber- saw.: ―Mudah-mudahan orang itu Abu
tambah jauh perjalanan mereka, bertambah Dzar … !‖ Mereka melanjutkan
pula kesulitan dan kesusahan yang pembicaraan sambil menunggu pendatang
diderita. itu selesai menempuh jarak yang
memisahkan mereka, di saat mana mereka
Bila ada orang yang tertinggal di belakang, akan mengetahui siapa dia.
mereka berkata: ―Wahai Rasulullah! si anu
telah tertinggal‖. Maka ujarnya: Musafir mulia itu mendekati mereka
―Biarkanlah! Andainya ia berguna, tentu secara lambat, langkahnya bagai
akan disusulkan oleh Allah pada kalian. disentakkan dari pasir lembut yang
Dan andainya tidak, maka Allah telah membara, sementara beban di punggung
membebaskan kalian daripadanya!‖ bagai menggantungi tubuhnya. Namun ia
tetap gembira penuh harapan, karena
Pada suatu kali, mereka melihat berhasil menyusul kafilah yang
berkeliling, kiranya tiada tampak oleh dilingkungi barkah, dan tidak ketinggalan
mereka Abu Dzar. Maka kata mereka dari Rasulullah saw. dan saudara-
kepada Rasulullah saw.: ―Abu Dzar saudaranya seperjuangan ….
telah tertinggal, keledainya menyebabkan
ia terlambat‖. Rasulullah mengulangi Setelah ia sampai dekat rombongan,
jawabannya tadi. seorang berseru: ―Wahai Rasulullah! demi
Allah ia Abu Dzar‖. Sementara itu Abu
Keledai Abu Dzar memang telah amat Dzar menujukan langkahnya ke arah
lelah disebabkan lapar dan haus serta terik Rasulullah. Dan demi Rasulullah
matahari, hingga langkahnya menjadi melihatnya, tersungginglah senyuman di
gontai. Ada dicobanya dengan berbagai kedua bibir beliau, sebuah senyuman yang
akal menghalaunya agar berjalan cepat, penuh santun dan belas kasihan, sabdanya:
tetapi kelelahan bagai merantai kakinya.
―Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya
kepada Abu Dzar … !
Ia berjalan sebatang kara ….
Meninggal sebatang kara ….
Dan dibangkitkan nanti sebatang kara ….
Umayah harus ikut. Ada piutang lama Pertempuran telah berkecamuk dan pedang
antara dirinya dengan salah seorang hamba bertemu pedang
Allah yang datang saatnya untuk diselesai-
kan. Allah tak pernah mati, dan Ketika perang telah hampir usai,
sebagaimana kalian memperlakukan orang kelihatanlah oleh Umayah, abdurrahman
demikianlah pula kalian diperlakukan bin ‗Auf, seorang shahabat Rasulullah
orang! saw. Maka segera ia melindungkan diri
kepadanya, dan meminta untuk menjadi
Dan taqdir ini gemar sekali tawanannya; dengan harapan akan dapat
mempermainkan orang sombong dan menyelamatkan nyawanya ….
aniaya! Uqbah yang kata-katanya didengar
oleh Umayah dan kemauannya untuk Permintaan itu dikabulkan oleh
menyiksa orang-orang Mu‘min yang tak Abdurrahman yang bersedia
berdosa diturutnya, justeru yang melindunginya, dan di tengah-tengah
menyeretnya ke liang kubur … ! hiruk-pikuknya perang dibawanyalah
Umayah ke tempat orang-orang tawanan.
Kemudian di tangan siapakah Di tangan Di tengah jalan ia kelihatan oleh Bilal,
Bilal. . . , tidak lain di tangan Bilal sendiri! yang segera berseru: ―Ini dia .. . gembong
Tangan yang oleh Umayah dulu diikat kekafiran, Umayah bin Khalaf! Biar aku
dengan rantai, sedang pemiliknya didera mati daripada orang ini selamat … ! ―
dan disiksa.
Sambil menyatakan itu diangkatlah
Maka tangan inilah pula pada hari itu — pedangnya hendak memenggal kepala
ya‘ni di waktu perang Badar — suatu saat yang selama ini menjadi besar
yang tepat dan diatur oleh taqdir, yang disebabkan kecongkakan dan
telah menyelesaikan utang-piutang dan kesombongan. ―Hai Bilal, ia
membuat perhitungan dengan algojo- tawananku! ‖ seru Abdurrahman.
algojo Quraisy yang telah menimpakan ―Tawanan – . . ? ‖ ujar bilal, ‗padahal
penghinaan dan kedhaliman terhadap pertempuran masih berkobar dan roda
orang-orang Mu‘min … ! Peristiwa ini
peperangan masih berputar . . . ? ‖ la
diterima sebagai tawanan . . . , padahal
belum lama berselang senjatanya yang tak sejengkal pun dari tubuhnya luput
terhunjam di tubuh Kaum Muslimin yang dari bekas kekejaman dan adzab siksa
sampai sekarang masih meneteskan Umayah!
darahnya … ? Tidak . . .! bagi Bilal itu
artinya berolok-olok dan penindasan. Dan Lalu di manakah dan betapa tampak
cukuplah selama ini Umayah berolok-olok olehnya … ? Dilihatnya dalam kancah
dan melakukan penindasan. la telah pertempuran; memenggal kepala Kaum
menindas demikian rupa, hingga hari ini Muslimin yang ditemui Umayah, dan
tak ada lagi kesempatan tersisa, dalam seandainya ia beroleh kesempatan untuk
keadaan segawat ini . . . dalam akibat yang memenggal kepala Bilal pada saat itu,
menentukan ini! tentulah tidak akan disia-siakannya! Nah,
dalam keadaan seperti demikianlah kedua
orang kafir, Umayah bin Khalaf … ! Biar laki-laki itu berhadapan muka! Maka
aku mati daripada dia lolos … ! ― tidaklah adil menurut logika, bila kita
bertanya kepada Bilal, kenapa ia tak
Berdatanganlah serombongan Kaum hendak memberi ma‘af dengan sebaik-
Muslimin dengan pedang penyebar maut baiknya . . .!
di tangan mereka dan mengepung Umayah
bersama puteranya — yang berperang di Hari-hari berlalu . . . dan Mekah
pihak Quraisy — sementara Abdurrahman dibebaskan . . . . Dengan mengepalai
bin Auf tak dapat berbuat apa pun, bahkan sepuluh ribu Kaum Muslimin, Rasulullah
juga tidak dapat melindungi bajunya yang memasuki kota itu, bersyukur dan
telah terkoyak-koyak oleh desakan orang mengucapkan takbir. Beliau langsung
banyak. menuju Ka‘bah yang telah dipadati berhala
oleh Quraisy dengan jumlah bilangan hari
Bilal memandangi tubuh Umayah yang dalam setahun, ialah tidak kurang dari 360
telah rubuh oleh tebasan pedang-pedang buah berhala. Yang benar telah datang,
itu dengan lama sekali, kemudian ia hancur luluhlah kebathilan ….
bergegas meninggalkan tempat itu,
sementara suaranya yang nyaring Mulai hari itu tak ada lagi Lata .
mengumandangkan: ―Ahad … ! Ahad ‗Uzza … atau. Hubal
Menurut hemat saya, bukanlah haq kita , dan semenjak itu manusia tidak lagi
untuk membahas keutamaan toleransi dari menundukkan kepalanya kepada batu atau
pihak Bilal dalam suasana seperti itu …. berhala – . . , dan tak ada lagi yang mereka
Tetapi seandainya pertemuan antara Bilal puja sepenuh hati kecuali Allah yang tak
dengan Umayah terjadi pada suasana lain, ada tara atau bandingan-Nya; Tuhan yang
maka bolehlah kita meminta kepadanya Maha Tunggal lagi Esa, Maha Tinggi dan
agar memberi ma‘af, yang tak mungkin Maha Besar ….
ditolak oleh orang yang seperti Bilal
keimanan dan ketaqwaannya. Rasulullah memasuki Ka‘bah dengan
membawa Bilal sebagai teman . . .! Baru
Hanya sebagai kita ketahui, mereka saja masuk, beliau telah berhadapan
bertemu di medan laga, masing-masing dengan sebuah patung pahatan,
pihak mendatanginya dengan tujuan untuk menggambarkan Ibrahim ‗alaihissalam
menghancurkan pihak. lawannya . . . . sedang berjudi dengan menggunakan anak
Pedang dan tombak herkelebatan … para panah. Rasulullah amat murka, sabdanya:
korban berguguran – – – , dan maut
merajalela berseliweran . . .! Tiba-tiba ―Semoga mereka dihancurkan Allah! Tak
pada saat seperti itu Bilal melihat Umayah, pernah nenek moyang kita melakukan
perjudian demikian . . .. Dan Ibrahim itu Ketiga orang itu ialah: Abu Sufyan bin
bukanlah seorang yahudi, bukan pula Harb — yang telah masuk Islam beberapa
seorang nasrani, tetapi seorang yang saat yang lalu — dan ‗Attab bin Useid
beragama suci dan seorang Muslim, dan serta Harits bin Hisyam — kedua mereka
sekali-kali bukan dari golongan musyrik belum lagi masuk Islam —. Sementara
―. matanya tertuju kepada Bilal yang sedang
menyuarakan adzan, ‗Attab berkata:
Rasulullah menyuruh Bilal naik ke bagian ―Sungguh Useid dimuliakan Allah, ia tidak
atas masjid untuk mengumandangkan mendengar sesuatu yang amat dibencinya!
adzan. Maka Bilal pun adzanlah . . ‗ dan ‖ Berkata pula Harits: ―Demi Allah,
amboi . . . , alangkah mengharukan saat seandainya saya tahu bahwa Muhammad
itu, tempat itu dan suasana kala itu … ! saw. itu di pihak yang benar, pastilah saya
Gerakan kehidupan di Mekah terhenti, dan paling dahulu akan mengikutinya . . .!
dengan jiwa yang satu, ribuan Kaum Sedang Abu Sufyan yang diplomat itu
Muslimin dengan hati khusyu‘ dan secara menukas pembicaraan kedua shahabatnya
berbisik mengulangi kalimat demi kalimat dengan katanya: ―Saya tak hendak
yang diucapkan Bilal. mengatakan sesuatu, karena se- andainya
saya berkata pastilah akan disebarkan oleh
Orang-orang musyrik di rumahnya kerikil kerikil ini!‖
masing-masing hampir tak percaya dan
bertanya-tanya dalam hatinya: Ketika Nabi saw. meninggalkan Ka‘bah
tampaklah mereka olehnya, lalu dalam
— Inikah dia Muhammad dengan orang- sekejap waktu dibacanya wajah-wajah
orang miskinnya yang mereka. Kemudian dengan kedua matanya
kemarin terusir meninggalkan kampung yang bersinar dengan Nur Hahi, sabdanya
halamannya … ? kepada mereka: ―Saya tahu apa yang telah
kalian katakan tadi . . …. Lalu
— Betulkah dia, yang mereka usir, diceriterakannyalah apa yang mereka
mereka perangi, dan mereka bunuh katakan itu. Maka Harits dan ‗Attab pun
keluarga yang paling dicintainya serta berseru: ―Kami menyaksikan bahwa
kerabat yang paling dekat kepadanya … ? anda adalah Rasulullah. Demi Allah tak
seorang pun mendengarkan pembicaraan
— Dan betulkah dia, yang beberapa saat kami, hingga kami dapat menuduh
yang lalu, nyawa mereka berada di bahwa ia
tangannya, memaklumkan kepada mereka: y
telah men ampaikannya kepada anda … !‖
―Pergilah kalian . . . , kalian semua bebas
… !‖ Sekarang mereka menghadapi Bilal
dengan pandangan baru
Tiga orang bangsawan Quraisy sedang
duduk-duduk di pekarangan Ka‘bah. . Dalam lubuk hati mereka bergema
Mereka tampak terpukul menyaksikan kembali kalimat-kalimat yang mereka
panorama itu, yaitu ketika Bilal dengar dalam pidato Rasulullah sewaktu
menginjak-injak berhala-berhala mereka mula-mula masuk Mekah.
dengan kedua telapak kakinya, kemudian
di atas reruntuhannya yang telah hancur Hai golongan Quraisy . . Allah telah
luluh, menyenandungkan suara adzannya melenyapkan daripada kalian
yang berkumandang di seluruh pelosok kesombongan jahiliyah dan kebanggaan
Mekah yang tak ubahnya bagai tiupan dengan nenek moyang… , Manusia itu dari
angin di musim bunga …. Adam …. sedang Adam dari tanah … !
Bilal melanjutkan hidupnya kini bersama Wahai Khalifah Rasulullah, saya
Rasulullah saw. dan ikut mengambil mendengar Rasulullah bersabda:
bagian dalam semua perjuangan bersenjata
yang dialaminya. la tetap menjadi Aural orang Mu‘min yang utama adalah
muaddzin, menjaga serta menyemarakkan berjihad fi sabilillah.
syi‘ar Agama besar ini, yang telah
membebaskan dari kegelapan kepada ―Jadi apa maksudmu, hai Bilal?‖ tanya
cahaya, dari perbudakan kepada kemer- Abu Bakar. ―Saya ingin berjuang di
dekaan … ! jalan Allah sampai saya meninggal dunia‖,
ujar Bilal. ―Siapa lagi yang akan
Kedudukan Agama Islam semakin tinggi, menjadi muaddzin bagi kami?‖, tanya Abu
demikian pula halnya Kaum Muslimin, Bakar pula. Dengan air mata berlinang
taraf dan derajat mereka ikut naik; dan Bilal menjawab: ―Saya takkan
Bilal semakin lama semakin dekat di hati menjadi muaddzin lagi bagi orang lain
Rasulullah saw. yang menyatakannya setelah Rasulullah‖. ―Tidak‖ kata Abu
sebagai ―seorang laki-laki Bakar,
penduduk surga‖. ―tetaplah tinggal di sini hai Bilal,
dan menjadi muaddzin kami!‖ Jawab Bilal
Tetapi sikapnya tidak berubah, tetap pula: ―seandainya anda
seperti biasa; mulia dan besar hati, yang memerdekakan saya dulu adalah untuk
selalu memandang dirinya tidak lebih dari kepentingan anda, baiklah saya terima
―seorang Habsyi yang kemarin permintaan anda itu. Tetapi bila anda
menjadi budak belian‖. memerdekakan saya karena Allah,
biarkanlah diri saya untuk Allah sesuai
Pada suatu hari ia pergi meminang dua dengan maksud baik anda itu!‖ ―Tak lain
orang wanita untuk diperisterikannya dan saya memerdekakanmu itu, hai Bilal,
diperisterikan saudaranya, maka katanya semata-mata karena Allah!‖
kepada bapa wanita itu: ―Saya ini Bilal,
dan ini saudaraku, kami berasal dari Kemudian mengenai kelanjutannya terjadi
budak bangsa Habsyi. . . . Pada mulanya perbedaan pendapat di antara para ahli
kami berada dalam kesesatan kemudian riwayat. Sebagian meriwayatkan bahwa ia
diberi petunjuk oleh Allah, dahulu kami pergi ke Syria dan menetap di sana sebagai
budak-budak belian lalu dimerdekakan pejuang dan mujahid. Sementara menurut
oleh Allah lainnya, ia menerima permintaan Abu
Bakar untuk tinggal bersamanya di
. . . . Jika pinangan kami anda terima Madinah. Kemudian setelah Abu Bakar
alhamdulillah — segala puji bagi Allah, wafat dan Umar diangkat sebagai khalifah,
dan seandainya anda tolak, maka Allahu barulah Bilal minta idzin dan mohon diri
Akbar, Allah Maha Besar … ! kepadanya, lalu berangkat ke Syria.
Jawab shahabatnya: ―Suatu obat istimewa, Ibnu Umar dikaruniai umur panjang dan
saya bawa untukmu dari Irak!‖ mengalami masa Bani Umaiyah, di mana
harta melimpah ruah, tanah tersebar luas
―Obat untuk penyakit apa‖, tanya dan kemewahan meraja-lela di kebanyakan
Ibnu rumah, bahkan katakanlah di mahligai-
Umar pula. mahligai dan istana-istana . . .! Tapi walau
demikian, namun gunung yang mulia ini
―Obat penghancur makanan tetap tegak dan tak tergoyahkan, tak
untuk membantu pencernaan‖. hendak beranjak dari tempatnya dan tak
hendak bergeser dari sifat wara‘ dan
Ibnu Umar tersenyum, katanya kepada zuhudnya.
shahabat itu: ―Obat penghancur makanan .
. . ? Selama empat puluh tahun ini saya tak Dan bila disebut orang kebahagiaan dunia
pernah memakan sesuatu makanan sampai dan kesenangannya yang dihindarinya itu,
kenyang … !‖ ia berkata: ―Saya bersama shahabat-
shahabatku telah sama sepakat atas suatu
Nah, seseorang yang tak pernah makan perkara, dan saya khawatir jika menyalahi
sampai kenyang selama 40 tahun bukanlah mereka, takkan bertemu lagi dengan
maksudnya hendak menjauhi ke mereka untuk selama-lamanya
kenyangan itu semata, tetapi pastilah
karena zuhud dan wara‘- nya, serta
usahanya hendak mengikuti jejak langkah
Rasulullah dan bapaknya! Ia cemas akan
Dan kepada yang lain diberitahukannya selalu menolak. Penolakan ini
bahwa ia meninggalkan dunia itu bukanlah menyebabkan timbulnya masalah yang
disebabkan ketidak mampuan; ditadah- ditujukan kepada Ibnu Umar. Tetapi ia
kannya kedua tangannya ke langit, mempunyai logika dan alasan pula.
katanya; ―Ya Allah, Engkaumengetahui
bahwa kalau tidaklah karena takut Sebagai dimaklumi setelah terbunuhnya
kepada-Mu, tentulah kami akan ikut Utsman r.a. keadaan tambah memburuk
berdesakan dengan bangsa kami Quraisy dan berlarut-larut yang akan membawa
memperebutkan dunia ini. . bencana dan malapetaka. Dan walaupun ia
tidak mempunyai ambisi untuk jabatan
Benar … ! Seandainya ia tidak takut khalifah tersebut, tetapi Ibnu Umar
kepada Allah, tentulah ia akan ikut bersedia memikul tanggung jawab dan
merebut dunia dan tentulah ia akan menanggung resikonya dengan syarat ia
berhasil. Tetapi ia tidak perlu berebutan, dipilih oleh seluruh Kaum Muslimin
karena dunia datang sendiri kepadanya, dengan kemauan sendiri tanpa dipaksa.
merayunya dengan berbagai kesenangan Adapun jika bai‘at itu dipaksakan oleh
dan daya perangsangnya…. sebagian atas lainnya di bawah ancaman
pedang, maka inilah yang tidak disetujui
Adakah lagi yang lebih menarik dari oleh Ibnu Umar, dan la menolak jabatan
jabatan khalifah? Berkali-kali jabatan itu khalifah yang dicapai dengan cara seperti
ditawarkan kepada Ibnu Umar, tetapi ia itu.
tetap menolak. Bahkan ia pernah diancam
jika tak mau menerimanya, tetapi Dan ketika itu, syarat tersebut tidaklah
pendiriannya semakin teguh dan mungkin. Bagaimanapun kebaikan Ibnu
penolakannya semakin kerns lagi … Umar dan kekompakan Kaum Muslimin
dalam mencintai dan menghormatinya,
Berceritakan Hasan r.a.: tetapi luasnya daerah dan letaknya yang
berjauhan, di samping pertikaian yang
―Tatkala Utsman bin Affan dibunuh sedang berkecamuk di antara Kaum
orang, ummat mengatakan kepada Muslimin, menyebabkan mereka terpecah-
Abdullah bin Umar: ―Anda adalah pecah kepada beberapa golongan yang
seorang pemimpin, keluarlah, agar kami saling berperang dan mengangkat senjata,
minta orang-orang bai‘at pada anda!‘ maka suasana tidaklah memungkinkan
Ujarnya: ‗Demi Allah? seandainya dapat, tercapainya konsensus atau persesuaian
janganlah ada walau setetes darah pun yang diharapkan oleh Ibnu Umar itu.
yang tertumpah disebabkan daku!‘ Kata
mereka pula: ‗Anda harus keluar! Seorang laki-laki mendatanginya pada
Kalau tidak akan kami bunuh di tempat suatu hari, katanya: ―Tak seorang
tidurmu!‘ Tetapi jawaban Ibnu Umar pun yang lebih buruk perlakuannya
tidak berbeda dengan yang pertama. terhadap ummat manusia daripadamu !‖
Demikianlah mereka membujuk dan
mengancamnya, tetapi tak satu pun hasil ―Kenapa ? , ujar Ibnu Umar;‖demi
yang mereka peroleh . . . .!‖ Allah, tak pernah saya menumpahkan
darah mereka, tidak pula berpisah dengan
Dan setelah itu, ketika masa telah berganti jama‘ah mereka apalagi memecah-belah
masa dan fitnah telah menjadi-jadi, Ibnu kesatuan mereka!‖
Umar tetap merupakan satu-satunya
harapan. Orang-orang mendesaknya agar Kata laki-laki itu pula: ―Andainya kamu
sedia menerima jabatan khalifah dan mau, tak seorang pun yang akan
mereka akan bai‘at kepadanya, tetapi ia menentang … !13
Jawab Ibnu Umar: ―Saga tak suka ―siapa yang berkata: ‗Marilah shalat!‘
kalau dalam hal ini seorang mengatakan akan saya penuhi….
setuju, sedang lainnya tidak!‖
Dan siapa yang berkata: ‗Marilah menuju
Bahkan setelah peristiwa berkembang kebahagiaan!‘ akan saya turuti pula ….
sedemikian rupa, dan kedudukan
Muawiyah telah kokoh, dan setelah itu Tetapi siapa yang mengatakan: ‗Marilah
beralih pula kepada puteranya Yazid . . . , membunuh saudaramu seagama dan
lalu Muawiyah II putera Yazid setelah merampas hartanya!‘ maka saya akan
beberapa hari menduduki jabatan khalifah katakan tidak . . . .‖
meninggalkannya karena tidak
menyukainya. Sampai saat itu Ibnu Umar Hanya dalam sikap netral dan tak hendak
telah menjadi seorang tun berusia lanjut, ia campur tangan ini, Ibnu Umar tak mau
masih menjadi harapan ummat untuk membiarkan kebathilan. Telah lama sekali
jabatan tersebut. Marwan datang Mu‘awiyah yang ketika itu berada di
kepadanya, katanya: ―Ulurkanlah tangan puneak kejayaannya melakukan tindakan-
anda agar kami bai‘at! Anda adalah tindakan yang menyakitkan dan mem-
pemimpin Islam dan putera dari bingungkannya, sampai-sampai
pemimpinnya!‖ Mu‘awiyah mengancam akan
membunuhnya. Padahal dia selalu
Ujar Ibnu Umar: ―Apa yang kita bersemboyan: ―Seandainya di antaraku
lakukan terhadap orang-orang masyriq?‖ dengan seseorang ada hubungan walau
agak sebesar rambut, tidaklah ia akan
―Kita gempur mereka sampai mau bai‘at!‖ putus … !‖
―Demi Allah,‖ujar Ibnu Umar Pula: ―saya Dan pada suatu hari Hajjaj‘) tampil
tak sudi dalam umur saya yang tujuh berpidato, katanya: ―Ibnu Zubair telah
puluh tahun ini, ada seorang manusia merubah Kitabullah!‖
yang terbunuh disebabkan saya …
Maka berserulah Ibnu Umar
Marwanpun pergi berlalu sambil menentangnya: ―Bohong bohong . . . .
berdendang: , kamu bohong . ! ―
―Api fitnah berkobar sepeninggal Abu Hajjaj yang selama ini ditakuti oleh siapa
Laila, pun juga, merasa terpukul mendapat
serangan tiba-tiba ….Tetapi kemudian dia
Dan kerajaan akan berada di tangan yang melanjutkan pembicaraan dengan
kuat lagi perkasa‖. mengancamnya akan memberi balasan
yang seburuk-buruknya. Ibnu Umar
Yang dimaksud dengan Abu Laila ialah mengacungkan tangannya ke muka Hajjaj,
Muawiyah bin Yazid. dan di hadapan orang-orang yang sama
terpesona dijawabnya: ―Jika ancamanmu
Penolakan untuk menggunakan kekerasan itu kamu laksanakan, maka sungguh tak
dan alat senjata inilah yang menyebabkan usah heran, kamu adalah seorang diktator
Ibnu Umar tak hendak campur tangan dan yang biadab!‖ Tetapi bagaimana juga
bersikap netral dalam kekalutan bersenjata keras dan beraninya, sampai akhir
yang terjadi di antara pengikut Ali dan hayatnya Ibnu Umar selalu ingin agar tidak
penyokong Muawiyah dengan mengambil terlibat dalam fitnah bersenjata itu dan
kalimat-kalimat berikut sebagai semboyan menolak untuk berpihak kepada salah satu
dan prinsipnya: golongan ….
Berkatalah Abul ‗Aliyah al-Barra: Hal itu dijelaskannya dengan gamblang
ketika ia ditanyai oleh Nafi‘: ―Hai Abu
―Pada suatu hari saya berjalan di belakang Abdurrahman, anda adalah putera Umar
Ibnu Umar tanpa diketahuinya. Maka saya dan shahabat Rasulullah saw., dan anda
dengar ia berbicara kepada dirinya: adalah serta
‗Mereka letakkan pedang-pedang mereka anda . . .! Tetapi apa yang menghalangi
di atas pundak-pundak lainnya, mereka anda bertindak?‖ — maksudnya membela
berbunuhan lalu berkata: ―Hai Abdullah Ali. Maka ujarnya:
bin Umar ikutlah dan berikan bantuan .
sungguh sangat menyedihkan.‖ ―Sebabnya ialah karena Allah Ta‘ala telah
mengharamkan atasku menumpahkan
la amat menyesal dan duka melihat darah darah Muslim! Firman-Nya ‗Azza wa
Kaum Muslimin tertumpah oleh Jalla:
sesamanya. Dan sebagai kita baca dalam
kata pengantar mengenai riwayatnya. ini, Perangilah mereka itu hingga tak ada lagi
―tiadalah ia hendak mernbangunkan orang fitnah dan hingga orang-orang beragama
Muslimin yang sedang tertidur‖. itu semata ikhlas karena Allah. (Q.S. 2 al-
Baqarah: 193).
Dan sekiranya ia mampu menghentikan
peperangan dan menjaga darah tertumpah Nah, kita telah melakukan itu dan
pastilah akan dilakukannya, tetapi suasana memerangi orang-orang musyrik, hingga
ternyata tidak mengidzinkan, oleh sebab agama itu semata bagi Allah! Tetapi
itu dijauhinya. sekarang apa tujuan kita berperang . . .?
Saya telah mulai berperang semenjak
Sebetulnya hati kecilnya berpihak kepada berhala-berhala masih memenuhi Masjidil
Ali r.a., bahkan pada lahirnya Ibnu Umar Haram dari pintu sampai ke sudut-
yakin bahwa Ali r.a. di pihak yang benar, sudutnya, hingga akhirnya semua itu
hingga diriwayatkan bahwa setelah ia dibasmi Allah dari bumi Arab … !
menganalisa semua peristiwa dan situasi Sekarang, apakah saya akan memerangi
pada akhir hidupnya itu ia berkata: orang yang mengucapkan ―Lah ilaaha
―Tiada sesuatu pun yang saya sesalkan illallaah‖, tiada Tuhan yang haq diibadahi
karena tidak kuperoleh, kecuali suatu hal, melainkan Allah?‖
aku sangat menyesal tidak mendampingi
Ali dalam memerangi golongan Demikianlah logika dan alasan dari Ibnu
pendurhaka . . Umar, dan demikianlah pula keyakinan
.!‖ dan pendiriannya! Jadi ia menghindari
peperangan dan tak hendak turut
Penolakannya berperang di pihak Ali yang mengambil bahagian padanya, bukanlah
sebenarnya mempertahankan haq dan karena takut atau hal-hal negatif lainnya,
berada di pihak yang benar, dilakukannya tetapi adalah karena tak menyetujui perang
bukan dengan maksud hendak lari atau saudara antara sesama ummat beriman,
menyelamatkan diri, dan menentang tindakan seorang Muslim
yang menghunus pedang terhadap Muslim
tetapi adalah karena tidak setuju dengan lainnya.
semua perselisihan dan fitnah itu, serta
menghindari peperangan yang terjadi Ibnu Umar menjalani usia lanjut dan
bukan di antara Muslim dengan musyrik, mengalami saat-saat dibukakannya pintu
tetapi antara sesama Muslimin yang saling keduniaan bagi Kaum Muslimin. Harta
menerkam saudaranya …. melimpah ruah,. jabatan beraneka ragam
dan kehendak serta keinginan berkobar- ―Umar hidup di suatu masa di
kobar. Tetapi kemampuan mentalnya yang mana banyak tokoh-tokoh yang menjadi
saingannya, tetapi Ibnu Umar hidup di
luar biasa, telah merubah khasiat suatu zaman, di mana tidak ditemui yang
zamannya! menjadi tolak bandingannya … !‖
Masa yang penuh dengan segala macam Perbandingan itu terlalu berlebihan, tetapi
keinginan, dengan fitnah dan harta benda dapat dima‘afkan terhadap orang seperti
itu, dirubahnyalah bagi dirinya menjadi Ibnu Umar . . . . Adapun Umar, tak
suatu masa yang diliputi oleh zuhud dan seorang pun dapat disejajarkan dengannya.
keshalihan, kedamaian dan kesejahteraan Tak mungkin ada bandingannya di setiap
yang dijalani oleh pribadi; tekun dan masa dari kaum mana pun juga!
melindungkan diri ini dengan segala
keyakinan, telah dibentuk dan ditempa Suatu hari dari tahun 73 H . . . , ketika
oleh Agama Islam di masa-masa sang surya telah condong ke Barat hendak
pertamanya yang gemilang dan tinggi memasuki peraduannya, salah sebuah
menjulang itu, tidak tergoyahkan sedikit kapal keabadian telah mengangkat jangkar
pun juga. dan mulai berlayar, bertolak menuju
rafiqul a‘la di alam barzakh, dengan
Dengan bermulanya masa Bani Umayah, membawa suatu sosok tubuh salah seorang
corak kehidupan mengalami perubahan, tokoh teladan terakhir mewakili zaman
suatu perubahan yang tak dapat dielakkan. wahyu di Mekah dan Madinah, yaitu jasad
Masa itu boleh disebut sebagai masa Abdullah bin Umar bin Khatthab -
kelonggaran dalam segala hal, kelonggaran
yang tidak Baja sesuai dengan keinginan -
keinginan pemerintah, tetapi juga dengan
keinginan-keinginan pribadi dan golongan.
Memang, kepada tentara musuh yang Sa‘ad pun menulis surat kepada Amirul
menakutkan inilah Sa‘ad datang dengan Mu‘minin dan menuliskan segala sesuatu,
membawa tigapuluh ribu mujahid, tidak hingga hampir saja diterangkannya tempat
lebih . . .; di tangan masing-masing dan posisi setiap prajurit secara terperinci.
tergenggam panah dan tumbak. Hanya
sernata-mata panah dan tombak . . . tetapi Sa‘ad telah sampai di Qadisiyah,
dalam dada menyala kemauan dari Agama sementara seluruh tentara dan rakyat
baru, yang membuktikan keimanan, Persia berhimpun, sesuatu hal yang tak
kehangatan, serta kerinduan yang luar pernah mereka lakukan selama ini. Kendali
biasa terhadap maut dan mati syahid … pimpinannya dipegang oleh panglimanya
yang ulung dan paling terkenal, yaitu
Dan kedua pasukan itu pun bertemulah. Rustum.
Tetapi belum, mereka belum lagi
bertempur. Di sana Sa‘ad masih menunggu Sebagai balasan surat dari Sa‘ad yang baru
bimbingan dan pengarahan dari Amirul dikirimnya, Amirul Mu‘minin menulis:
Mu‘minin Umar . . . . Di bawah ini tertera
surat Umar yang memerintahkannya ―Sekali-kali janganlah anda
segera berangkat ke Qadisiyah, yang gentar mendengar berita dan persiapan
merupakan pintu gerbang memasuki Persi, mereka! Bermohonlah kepada Allah dan
ditancapkannya dalam hatinya kalimat tawakkal- lah kepada-Nya! Dan kirimlah
berharga yang semuanya merupakan sebagai utusan, orang-orang yang cerdas
petunjuk dan cahaya: dan tabah untuk menyeru mereka ke jalan
Allah . . .! Dan tulislah surat kepadaku
―Wahai Sa‘ad bin Wuhaib! Janganlah anda setiap hari …
terpedaya di hadapan Allah, mentang- !‖
mentang dikatakan bahwa anda adalah
paman dan shahabat Rasulullah! Sungguh, Kembali Sa‘ad mengirim surat kepada
tak ada hubungan keluarga antara Amirul Mu‘minin, menyampaikan bahwa
seseorang dengan Allah kecuali dengan Rustum telah menduduki Sabath dengan
mentaati-Nya! Semua manusia baik yang mengerahkan pasukan gajah dan
berkudanya, dan mulai bergerak menuju
Kaum Muslimin . . . . Balasan dari Umar Soal jawab di antara mereka dengan
datang yang isinya memberi petunjuk dan Panglima Persi itu berlangsung lama, dan
menabahkan hati Sa‘ad. akhirnya mereka tidak diperbolehkan lagi
berbicara, karena salah seorang di antara
Sa‘ad bin Abi Waqqash seorang anggota mereka mengatakan:
pasukan berkuda yang ulung dan gagah
berani, paman Rasulullah dan termasuk ―Sesungguhnya Allah telah memilih
golongan yang mula pertama masuk Islam, kami untuk membebas kan hamba-hamba-
pahlawan dari berbagai perjuangan Nya yang dikehendaki-Nya dari pemujaan
bersenjata, pancungan dan panahnya yang berhala kepada pengabdian terhadap Allah
tak pernah meleset, sekarang tampil Yang Maha Esa, dari kesempitan dunia
mengepalai tentaranya dalam menghadapi kepada keluasaannya, dan dari kedhaliman
salah satu peperangan terbesar dalam pihak penguasa kepada keadilan Islam ….
sejarah, tak ubahnya bagi seorang prajurit Maka siapa-siapa yang bersedia menerima
biasa … ! Baik kekuatan maupun itu dari kami, kami terima pula
kedudukannya sebagai pemimpin, tidak kesediaannya dan kami biarkan mereka.
mampu mempengaruhi dan Tetapi siapa yang memerangi kami, kami
memperdayakan dirinya untuk perangi pula mereka hingga kami
mengandalkan pendapatnya semata. Tetapi mencapai apa yang telah dijanjikan Allah
ia selalu menghubungi Amirul Mu‘minin … ! ‖ ―Apa janji yang telah dijanjikan
di Madinah yang jaraknya demikian jauh, Allah itu?‖ tanya Rustum. Jawab
dengan mengirimnya sepucuk surat tiap pembicara: ―Surga bagi kami yang mati
hari untuk bermusyawarah dan bertukar syahid, dan kemenangan bagi yang masih
pendapat, padahal pertempuran besar itu hidup . . .! ―
telah hampir berkecamuk ….
Para utusan kembali kepada panglima
Sebabnya tidak lain, ialah karena Sa‘ad pasukan Islam Sa‘ad dan menyampaikan
ma‘lum bahwa di Madinah, Umar tidaklah bahwa tak ada pilihan lain daripada
mengemukakan pendapatnya semata atau perang. Dan airmata Sa‘ad berlinang-
mengambil keputusan seorang diri . . . , linang …. la berharap seandainya saat
tetapi tentulah ia akan bermusyawarah pertempuran itu dapat diundurkan atau
dengan orang-orang di sekelilingnya dan dimajukan sedikit waktu. Ketika itu ia
dengan shahabat-shahabat utama sedang sakit parah hingga ia sulit untuk
Rasulullah. Dan bagaimana juga gawatnya bergerak. Bisul-bisul bertonjolan di
suasana perang, Sa‘ad tak hendak sekujur tubuhnya hingga ia tak dapat
kehilangan duduk, apalagi akan menaiki punggung
kudanya dan menerjuni pertempuran yang
barqah dan manfa‘atnya musyawarah, baik sengit berkuah darah!
bagi dirinya maupun bagi tentaranya,
apalagi ia tabu benar bahwa di pusat Seandainya saat pecah perang itu terjadi
komando itu pimpinannya langsung sebelum ia jatuh ia akan menunjukkan
dipegang Umar al-Faruk, pembangkit prestasi tinggi . . . . Adapun sekarang ini . .
ilham atau inspirasi agung …. *. Tetapi tidak, Rasulullah saw. telah
mengajarkan kepada mereka supaya tidak
Pesan dari Umar dilaksanakan oleh Sa‘ad. mengatakan ―seandainya‖, karena
Dikirimnya serombongan di antara kata-- kata itu menunjukkan kelemahan,
shahabat-shahabatnya sebagai utusan sedang orang Mu‘min yang kuat tidak
kepada Rustum panglima tentara Persia kehabisan akal dan tidak pernah lemah!
untuk menyerunya iman kepada Allah dan
Agama Islam.
Ketika itu bangkitlah ―singa mereka hai Jarir pukul hai Nu‘man
yang menyembunyikan kukunya‖ itu, lalu …. serbu hai Asy‘ats . . , hantam hai
berdiri di hadapan tentara menyampaikan Qa‘qa‘ majulah semua hai shahabat-
pidato dengan tak lupa mengutip ayat shahabat Muhammad saw …
mulia berikut ini:
Suaranya yang berwibawa, penuh dengan
Bis millahirrah ma nirrahim kemauan dan semangat baja, menyebabkan
Telah Kami cantumhan dalam Zabur masing-masing prajurit itu berubah
setelah sebelumnya Kami catat dalam menjadi kesatuan yang utuh. Maka
(Lauh Mahfudh) peringatan bahwa: Bumi berjatuhanlah tentara Persi, tak ubah bagai
itu diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang lalat-lalat yang berkaparan, dan rubuhlah
shalih – . – bersama mereka keberhalaan dan
. (Q.S. 21 al-Ambiya:105) pemujaan api!
Nah, majulah ke sini kalau kalian Dan letika itu juga turunlah ayat:
berani Dan di antara manusia ada yang sedia
… menebus dirinya demi mengharapkan
keridlaan Allah, dan Allah Maha
Tetapi kalau kalian setuju, saya akan penyantun terhadap hamba-hambaNya!
tunjukkan tempat penyimpanan harta (Q.S.2 al-Baqarah:207)
bendaku, asal saja kalian membiarkan
daku … ! Memang, Shuhaib telah menebus dirinya
yang beriman itu dengan segala harta
Mereka sama tertarik dengan tawaran kekayaan, ia mengumpulkan harta
terakhir itu, dan setuju menerima hartanya kekayaan itu dengan menghabiskan masa
sebagai imbalan dirinya, kata mereka:
mudanya, yakni seluruh usia mudanya …. Dan setelah diketahui kehidupan Shuhaib
dan sedikit pun ia tidak merasa dirinya berlimpah ruah dengan keutamaan dan
rugi! kebesaran, maka dipilihnya oleh Umar bin
Khatthab untuk menjadi imam bagi Kaum
Apa artinya harta, emas, perak dan seluruh Muslimin dalam shalat mereka, merupakan
dunia ini, asal imannya tidak terganggu, suatu keistimewaan dan kecemerlangan
hati nuraninya berkuasa dan kemauannya ….
menjadi raja!
Tatkala Amirul Mu‘minin diserang orang
la amat disayangi oleh Rasulullah saw. sewaktu melakukan shalat shubuh bersama
Dan di samping keshalihan dan Kaum Muslimin . . . , maka disampaikan-
ketaqwaannya, Shuhaib adalah seorang nyalah pesan dan kata-kata akhirnya
periang dan jenaka. Pada suatu hari kepada para shahabat, katanya:
Rasulullah melihat Shuhaib sedang makan ―Hendaklah Shuhaib menjadi imam Kaum
kurma dan salah satu matanya bengkak. Muslimin dalam shalat … ! ―
Tanya Rasulullah kepadanya sambil
tertawa: Ketika itu Umar telah memilih enam orang
shahabat yang diberi tugas untuk
―Kenapa kamu makan kurma sedang mengurus pemilihan khalifah baru. Dan
sebelah matamu bengkak?‖ khalifah Kaum Musliminlah yang biasanya
―Apa salahnya?‖ ujar Shuhaib; saya menjadi imam dalam shalat-shalat mereka.
memakannya dengan mata yang sebelah Maka siapakah yang akan bertindak
lagi … ? sebagai imam dalam saat-saat vakum
antara wafatnya Amirul Mu‘minin dan
Shuhaib adalah pula seorang pemurah dan terpilihnya khalifah baru itu?
dermawan. Tunjangan yang diperolehnya
dari Baitul mal dibelanjakan semuanya di Tentulah Umar, apalagi dalam saat-saat
jalan Allah, yakni untuk membantu orang seperti itu, ya‘ni ketika ruhnya yang suci
yang kemalangan dan menolong fakir hendak berangkat menghadap Allah, akan
miskin dalam kesengsaraan, memenuhi berfikir seribu kah sebelum menjatuhkan
firman Allah Ta‘ala: pilihannya. Maka kalau ia telah
memutuskan pilihannya, tentulah tak ada
Dan diberihannya makanan yang orang yang lebih beruntung dan memenuhi
disukainva kepada orang miskin, anah syarat dari orang yang dipilihnya itu.
yatim dan orang tawanan 11 .
(Q.S.76 ad-Dahr:8) Dan Umar telah memilih Shuhaib ….
Dipilihnya untuk menjadi imam untuk
Sampai-sampai kemurahannya yang amat Kaum Muslimin menunggu munculnya
sangat itu mengundang peringatan dari khalifah barn yang akan melaksanakan
Umar, katanya kepada Shuhaib: kewajiban-kewajibannya. Dan ketika ia
memilihnya, bukan tidak tabu bahwa lidah
―Saya lihat kamu banyak Shuhaib adalah lidah asing. Maka
sekali mendermakan makanan hingga peristiwa ini merupakan kesempurnaan
melewati batas … ! ― karunia Allah terhadap hamba-Nya yang
shalih, Shuhaib bin Sinan ….
Jawab Shuhaib: ―Sebab saya
pernah mendengar Rasulullah bersabda:
Sebaik-baik kaftan ialah yang sutra
memberi makanan.‖
MU‟ADZ BIN JABAL ―Kitabullah‖, ujar Mu‘adz. ―Bagaimana
CENDEKIAWAN MUSLIM jika kamu tidak jumpai dalam Kitabullah?
YANG PALING TAHU ‖, tanya Rasulullah pula.
MANA YANG HALAL DAN ―Saya putus dengan Sunnah Rasul‖ ujar
MANA YANG HARAM Mu‘adz. ―Jika tidak kamu temui dalam
Sunnah Rasulullah?‖ ―Saya pergunakan
Tatkala Rasulullah mengambil bai‘at fikiranku untuk berijtihad, dan saya takkan
dari berlaku sia-sia‖. Maka berseri-serilah
orang-orang Anshar pada perjanjian wajah Rasulullah, sabdanya: ―Segala
‗Aqabah yang kedua, di antara para utusan puji bagi Allah yang telah memberi taufiq
yang terdiri atas 70 orang itu terdapat kepada utusan Rasulullah sebagai yang
seorang anak muda dengan wajah berseri, diridlai oleh Rasulullah . . . ―.
pandangan menarik dan gigi putih berkilat
serta memikat perhatian dengan sikap dan Maka kecintaan Mu‘adz terhadap
ketenangannya. Dan jika bicara maka Kitabullah dan Sunnah Rasulullah tidak
orang yang melihat akan tambah terpesona menutup pintu untuk mengikuti buah
karenanya fikirannya, dan tidak menjadi penghalang
bagi akalnya untuk memahami kebenaran-
Nah, itulah dia Mu‘adz bin Jabal na……… kebenaran dahsyat yang masih
tersembunyi, yang menunggu usaha orang
Dan kalau begitu, maka ia adalah seorang yang akan menghadapi dan me-
tokoh dari kalangan Anshar yang ikut nyingkapnya.
bai‘at pada perjanjian ‗Aqabah kedua,
hingga termasuk Assabiqunal Awwalun, Dan mungkin kemampuan untuk berijtihad
golongan yang pertama masuk Islam. Dan dan keberanian menggunakan otak dan
orang yang lebih dulu masuk Islam dengan kecerdasan inilah yang menyebabkan
keimanan serta keyakinannya seperti Mu‘adz berhasil mencapai kekayaan dalam
demikian, mustahil tidak akan turut ilmu fiqih, mengatasi teman dan saudara-
bersama. Rasulullah dalam setiap saudaranya, hingga dinyatakan oleh Rasul-
perjuangan. Maka demikianlah halnya ullah sebagai ―orang yang paling
Mu‘adz …. tahu tentang yang halal dan yang haram‖.
Dan cerita-cerita sejarah melukiskan
Tetapi kelebihannya yang paling menonjol dirinya bagaimana adanya, yakni sebagai
dan keistimewaannya yang utama ialah otak yang cermat dan jadi penyuluh serta
fiqih atau keahliannya dalam soal hukum. dapat memutuskan persoalan dengan
Keahliannya dalam fiqih dan ilmu sebaik- baiknya ….
pengetahuan ini mencapai taraf yang
menyebabkannya berhak menerima pujian Di bawah ini kita musti cerita tentang
dari Rasulullah saw. dengan sabdanya: ‗A‘idzullah bin Abdillah yakni ketika
―Ummatku yang paling tahu akan yang pada suatu hari di awal pemerintahan
halal dan yang haram ialah Mu‘adz bin Khalifah Umar, ia masuk mesjid bersama
Jabal‖. beberapa orang shahabat, katanya:
Dalam kecerdasan otak dan keberaniannya ―Maka duduklah saya pada suatu majlis
mengemukakan pendapat, Mu‘adz hampir yang dihadiri oleh tiga puluh orang lebih,
sama dengan Umar bin Khatthab. Ketika masing-masing menyebutkan sebuah
Rasulullah hendak mengirimnya ke Hadits yang mereka terima dari Rasulullah
Yaman, lebih dulu ditanyainya: saw. Pada halaqah atau lingkaran itu ada
seorang anak muda yang amat tampan —
―Apa yang menjadi pedomanmu dalam hitam manis warna kulitnya, bersih, manis
mengadili sesuatu, hai Mu‘adz?‖
tutur katanya dan termuda usianya di yang selalu menjadi pusat lingkaran. Di
antara mereka. Jika pada mereka terdapat mana ia duduk selalulah dilingkungi oleh
keraguan tentang suatu Hadits, mereka manusia.
tanyakan kepada anak muda itu yang
segera memberikan fatwanya, dan ia tak Ia seorang pendiam, tak hendak bicara
hendak berbicara kecuali bila diminta …. kecuali atas permintaan hadirin. Dan jika
Dan tatkala majlis itu berakhir, saya dekati mereka berbeda pendapat dalam suatu hal,
anak muda itu dan saya tanyakan siapa mereka pulangkan kepada Mu‘adz untuk
namanya. Ujarnya: ―Saya adalah memutuskannya. Maka jika ia telah buka
Mu‘adz bin Jabal‖. suara, adalah ia sebagaimana dilukiskan
oleh salah seorang yang mengenalnya:
Dalam pada itu Abu Muslim al-Khaulani ―Seolah-olah dari mulutnya keluar
bercerita pula: cahaya
dan mutiara . . .‖.
―Saya masuk ke masjid Hamah, kiranya
saya dapati segolongan orang-orang tua Dan kedudukan yang tinggi di bidang
sedang duduk dan di tengah-tengah pengetahuan ini serta penghormatan Kaum
mereka ada seorang anak muda yang Muslimin kepadanya, baik selagi
berkilat-kilat giginya. Anak muda itu diam Rasulullah masih hidup maupun setelah
tak buka suara. Tetapi bila orang-orang itu beliau wafat, dicapai Mu‘adz sewaktu ia
merasa raga tentang sesuatu masalah, masih muda. Ia meninggal dunia di masa
mereka berpaling dan bertanya kepadanya. pemerintahan Umar, sedang usianya belum
Kepada teman karibku saya bertanya: lagi 33 tahun …
―Siapakah orang ini?‖ ―Itulah dia
Mu‘adz bin Jabal‖, ujarnya, dan dalam Mu‘adz adalah seorang yang murah
diriku timbullah perasaan suka dan sayang tangan, lapang hati dan tinggi budi. Tidak
kepadanya …… suatu pun yang diminta kepadanya, kecuali
akan diberinya secara berlimpah dan
Shahar bin Hausyab tidak ketinggalan dengan hati yang ikhlas. Sungguh
memberikan ulasan, katanya: kemurahan Mu‘adz telah menghabiskan
semua hartanya.
―Bila para. shahabat berbicara sedang
di antara mereka hadir ‗Mu‘adz bin Jabal, Ketika Rasulullah saw. wafat, Mu‘adz
tentulah mereka akan sama meminta masih berada di Yaman, yakni semenjak ia
pendapatnya karena kewibawaannya … !‖ dikirim Nabi ke sana untuk membimbing
Kaum Muslimin dan mengajari mereka
Dan Amirul Mu‘minin Umar r.a. sendiri tentang seluk3eluk Agama.
sering meminta pendapat dan buah
fikirannya. Bahkan dalam salah satu peris- Di masa pemerintahan Abu Bakar, Mu‘adz
tiwa di mana ia memanfaatkan pendapat kembali ke Yaman. Umar tahu bahwa
dan keahliannya dalam hukum, Umar Mu‘adz telah menjadi seorang yang kaya
pernah berkata: ―Kalau tidaklah raya, maka diusulkan Umar kepada
berkat Mu‘adz bin Jabal, akan celakalah khalifah agar kekayaannya itu dibagi dua.
Umar!‖ Tanga menunggu jawaban Abu Bakar,
Umar segera pergi ke rumah Mu‘adz dan
Dan ternyata Mu‘adz memiliki otak yang mengemukakan masalah tersebut.
terlatih baik dan logika yang menawan
serta memuaskan lawan, yang mengalir Mu‘adz adalah seorang yang bersih tangan
dengan tenang dan cermat. Dan di mana dan suci hati. Dan seandainya sekarang ia
saja kita jumpai namanya — di celah-celah telah menjadi kaya raya, maka kekayaan
riwayat dan sejarah, kita dapati ia sebagai itu diperolehnya secara halal, tidak pernah
diperolehnya secara dosa bahkan juga tak hukum. Dan tatkala Abu Ubaidah — amir
hendak menerima barang yang syubhat. atau gubernur militer di sana serta
Oleh sebab itu usul Umar ditolaknya dan shahabat karib Mu‘adz meninggal dunia, ia
alasan yang diangkat oleh Amirul Mu‘minin Umar
dikemukakannya sebagai penggantinya di Syria. Tetapi
dipatahkannya dengan alasan pula …. hanya beberapa bulan saja ia memegang
Umar berpaling dan meninggalkannya . . . jabatan itu, ia dipanggil Allah untuk
. menghadap-Nya dalam keadaan tunduk
dan menyerahkan diri …
Pagi-pagi keesokan harinya Mu‘adz segera
pergi ke rumah Umar. Demi sampai di Umar r.a. berkata:
sana, Umar dirangkul dan dipeluknya,
sementara air mata mengalir mendahului ―Sekiranya saya mengangkat Mu‘adz
perkataannya, seraya berkata: sebagai pengganti, lalu ditanya oleh Allah
kenapa saya mengangkatnya, maka akan
―Malam tadi saya bermimpi masuk kolam saya jawab: Saya dengar Nabi-Mu
yang penuh dengan air, hingga saya cemas bersabda: Bila ulama menghadap Allah
akan tenggelam. Untunglah anda datang, ‗Azza wa Jalla, pastilah Mu‘adz akan
hai Umar dan menyelamatkan saya … ! ― berada di antara mereka … !‖
Nah, jika ini bukan suatu filsafat, maka Dalam percakapan yang disampaikan
apakah lagi yang dikatakan filsafat itu . . .? kepada kita oleh salah seorang shahabat
dan teman sejawatnya seperti di bawah ini,
Dan jika orang ini bukan seorang filosof, filsafatnya itu menonjol sebagai suatu
maka siapakah lagi yang disebut filosof … renungan yang amat dalam, katanya:
?
―Pada suatu hari kami pergi duduk-
seorang laki-laki yang tak hendak tertipu duduk ke dekat Miqdad. Tiba-tiba lewatlah
oleh dirinya, tak hendak terpedaya oleh seorang laki-laki, dan katanya kepada
kelemahannya … ! Miqdad: Sungguh berbahagialah kedua
mata ini yang telah melihat Rasulullah
Dipegangnya jabatan sebagai amir, hingga saw.! Demi Allah, andainya kami dapat
dirinya diliputi oleh kemegahan dan puji- melihat apa yang anda lihat, dan
pujian. Kelemahan ini disadarinya hingga menyaksikan apa yang anda saksikan … !‖
ia bersumpah akan menghindarinya dan Miqdad pergi menghampirinya, katanya:
menolak untuk menjadi amir lagi setelah
pengalaman pahit itu. Kemudian ternyata ―Apa yang mendorong kalian untuk
bahwa ia menepati janji dan sumpahnya ingin menyaksikan peristiwa yang
itu, hingga semenjak itu ia tak pernah mau disembunyikan Allah dari penglihatan
menerima jabatan amir …. ! kalian, padahal kalian tidak tahu apa
akibatnya bila sempat menyaksikannya?
Miqdad selalu mendendangkan Hadits
yang didengarnya dari ‗Rasulullah saw., Demi Allah, bukankah di masa Rasulullah
yakni: saw. banyak orang yang ditelungkupkan
Allah mukanya ke neraka jahannam … !
Orang yang berbahagia, ialah orang yang
dijauhkan dari fitnah … !‖ Kenapa kalian tidak mengucapkan puji
kepada Allah yang menghindarkan kalian
Oleh karena jabatan sebagai amir itu dari malapetaka seperti yang menimpa
dianggapnya suatu kemegahan yang mereka itu, dan menjadikan kalian sebagai
menimbulkan atau hampir menimbulkan orang-orang yang beriman kepada Allah
fitnah bagi dirinya, maka syarat untuk dan Nabi kalian!‖
g
mencapai kebaha iaan baginya, ialah
menjauhinya. Di antara madhhar atau
manifestasi filsafatnya ialah tidak
Suatu hikmah . . .! Dan hikmah yang menunggang kudanya, sambil menghunus
bagaiman lagi . . . ? Tidak seorang pun pedang atau lembingnya … !
yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
yang anda temui, kecuali ia menginginkan Sedang kecintaannya kepada Islam
dapat hidup di masa Rasulullah dan menyebabkannya sertanggung jawab
beroleh kesempatan untuk melihatnya! terhadap keamanannya, tidak saja dari tipu
daya musuh-musuhnya, tetapi juga dari
Tetapi penglihatan Miqdad yang tajam dan kekeliruan kawan-kawannya sendiri ….
dalam, dapat menembus barang ghaib
yang tidak terjangkau di balik cita-cita dan Pada suatu ketika ia keluar bersama
keinginan itu. Bukankah tidak mustahil rombongan tentara yang sewaktu-waktu
orang yang menginginkan hidup pada dapat dikepung oleh musuh. Komandan
masa-masa tersebut akan menjadi salah mengeluarkan perintah agar tidak seorang
seorang penduduk neraka? Bukankah tidak pun mengembalakan hewan
mustahil ia akan jatuh kafir bersama tunggangannya.
orang-orang kafir lainnya … ?
Tetapi salah seorang anggota pasukan
Maka tidakkah ia lebih baik memuji Allah tidak mengetahui larangan tersebut hingga
yang telah menghidupkannya di masa- melanggarnya; dan sebagai akibatnya ia
masa telah tercapainya kemantapan bagi menerima hukuman yang rupanya lebih
Islam, hingga ia dapat menganutnya secara besar daripada yang seharusnya, atau
mudah dan bersih …? mungkin tidak usah sama sekali.
Demikianlah pandangan Miqdad, Miqdad lewat di depan hukuman tersebut
memancarkan hikmah dan filsafat . . . . yang sedang menangis berteriak-teriak.
Dan seperti demikian pula pada setiap Ketika ditanyainya ia mengisahkan apa
tindakan, pengalaman dan ucapannya, ia yang telah terjadi. Miqdad meraih tangan
adalah seorang filosof dan pemikir orang itu, dibawanya ke hadapan amir atau
ulung komandan, lalu dibicarakan dengannya
…. keadaan bawahannya itu, hingga akhirnya
tersingkaplah kesalahan dan kekeliruan
Kecintaan Miqdad kepada Islam tidak amir itu. Maka kata Miqdad kepadanya:
terkira besarnya . . . . ―Sekarang suruhlah ia
membalas keterlanjuran anda dan berilah
Dan cinta, bila ia tumbuh dan membesar ia kesempatan untuk nielakukan qishash‖‗
Serta didampingi oleh hikmat, maka akan
menjadikan pemiliknya manusia tinggi, Sang amir tunduk dan bersedia . . . , hanya
yang tidak merasa puas hanya dengan si terhukum berlapang dada dan
kecintaan belaka, tapi dengan menunaikan memberinya ma‘af.
kewajiban dan memikul tanggung jawab-
nya…. Penciuman Miqdad yang tajam mengenai
gentingnya suasana, dan keagungan
Dan Miqdad bin ‗Amr dari tipe manusia Agama yang telah memberikan kepada
seperti ini . . . . Kecintaannya kepada mereka kebesaran ini, hingga katanya
Rasulullah menyebabkan hati dan ingatan- seakan-akan berdendang:
nya dipenuhi rasa tanggung jawab
terhadap keselamatan yang dicintainya, ―Biar saya mati, asal Islam tetap jaya … !
hingga setiap ada kehebohan di Madinah, ―
dengan secepat kilat Miqdad telah berada
di ambang pintu rumah Rasulullah
Memang, itulah yang menjadi cita-citanya,
yaitu kejayaan Islam walau harus dibalas
dengan nyawa sekalipun. Dan dengan
keteguhan hati yang mena‘jubkan ia
berjuang bersama kawankawannya untuk
mewujudkan cita-cita tersebut, hingga
selayaknyalah ia beroleh kehormatan dari
Rasulullah saw. menerima ucapan berikut:
Dan ketika kita berusaha hendak menemui Oleh sebab itu syarat-syarat yang
dan menjajagi kebesarannya, hendaklah dipergunakannya untuk menilai orang dan
kita bersikap hati-hati dan waspada, memilih para pejabat pemerintahan amat
hingga
berat dan ketat serta didasarkan atas Dan seandainya seorang seperti Sa‘id bin
a
pertimbangan tajam dan sempurn , setajam ‗Amir menolak untuk memikul tanggung
penglihatan dan setembus pandangannya jawab hukum, maka siapa lagi yang akan
…. Di Syria ketika itu merupakan wilayah membantu Umar dalam memikul tanggung
yang modern dan besar, sementara jawab yang amat berat itu … ?
kehidupan di sana sebelum datangnya
Islam mengikuti peradaban yang silih Demikianlahakhirnya Sa‘id berangkat ke
berganti, di samping ia merupakan pusat Homs. Ikut bersamanya isterinya; dan
perdagangan yang penting dan tempat sebetulnya kedua mereka adalah pengantin
yang cocok untuk bersenang-senang . . . , baru. Semenjak kecil isterinya adalah
hingga karena itu dan disebabkan hal itu ia seorang wanita Yang amat cantik berseri-
merupakan suatu negeri yang penuh seri. Mereka dibekali Umar secukupnya,
godaan dan rangsangan. Maka menurut Ketika kedudukan mereka di Homs telah
pendapat Umar, tidak ada yang cocok mantap, sang isteri bermaksud
untuk negeri itu kecuali seorang suci yang menggunakan haknya sebagai isteri untuk
tidak dapat diperdayakan syetan manapun . memanfaatkan harta yang telah diberikan
. . , seorang zahid yang gemar beribadat, Umar sebagai bekal mereka. Diusulkannya
yang tunduk dan patuh serta melindungkan kepada suaminya untuk membeli pakaian
diri kepada Allah …. yang layak dan perlengkapan rumah
tangga, lalu menyimpan sisanya.
Tiba-tiba Umar berseru, katanya: ―Saya
telah menemukannya … I Bawa ke sini Jawab Sa‘id kepada isterinya: ―Maukah
Sa‘id bin ‗Amir … ! ― kamu saya tunjukkan yang lebih baik dari
Tak lama antaranya datanglah Sa‘id rencanamu itu? Kita berada di suatu negeri
mendapatkan Amirul Mu‘minin yang yang amat pesat perdagangannya dan laris
menawarkan jabatan sebagai wali kota barang jualannya. Maka lebih baik kita
Homs. Tetapi Sa‘id menyatakan serahkan harta ini kepada seseorang yang
keberatannya, katanya: ―Janganlah akan mengambilnya sebagai modal dan
saya dihadapkan kepada fitnah, wahai akan memperkembangkannya … !
Amirul Mu‘minin … ! ―
―Bagaimana jika perdagangannya rugi?‖
Dengan nada keras Umar menjawab: tanya isterinya. ―Saya akan sediakan
―Tidak, demi Allah saya tak hendak borg atau jaminan‖, ujar Sa‘id. ―Baiklah
melepaskan anda! Apakah tuan-tuan kalau begitu‖ kata isterinya pula.
hendak membebankan amanat dan khilafat Kemudian Sa‘id pergi ke luar, lalu
di atas pundakku lalu tuan-tuan membeli sebagian keperluan hidup dari
meninggalkan daku . ― jenis yang amat bersahaja, dan sisanya —
yang tentu masih banyak itu — dibagi-
Dalam sekejap saat, Sa‘id dapat bagikannya kepada faqir miskin dan
diyakinkan. Dan memang kata-kata yang orang-orang mem- butuhkan.
diucapkan Umar layak untuk mendapatkan
hasil Yang diharapkan itu. Hari-hari pun berlalu, dan dari waktu ke
waktu. isteri Sa‘id menanyakan kepada
Sungguh suatu hal yang tidak adil suaminya soal perdagangan mereka dan
namanya bila mereka mengalungkan ke bilakah keuntungannya hendak dibagikan.
lehernya amanat dan jabatan sebagai Semua itu dijawab oleh Sa‘id bahwa
khalifah, lalu mereka tinggalkan ia perdagangan mereka berjalan lancar,
sebatang kara …. sedang keuntungan bertambah banyak dan
kian meningkat.
Pada suatu hari isterinya memajukan lagi dimulainya tadi, dalam keadaan tenang dan
pertanyaan serupa di hadapan seorang tenteram, tersenyum simpul dan pasrah …
kerabat yang mengetahui duduk perkara Isterinya diam dan maklum bahwa tak ada
yang sebenarnya. Sa‘id pun tersenyum lalu yang lebih utama ? dan mengendalikan diri
tertawa yang menyebabkan timbulnya untuk mencontoh sifat zuhud dan ke
keraguan dan kecurigaan sang isteri. taqwaannya … !
Didesaknyalah suaminya agar
menceritakannya secara terus terang. Maka Dewasa itu Homs digambarkan sebagai
disampaikannya bahwa harta itu telah Kufah kedua. Hal disebabkan sering
disedeqahkannya dari semula. terjadinya pembangkangan dan pendur-
hakaan penduduk terhadap para pembesar
Wanita itu pun menangis dan menyesali yang memegang kuasaan. Dan karena kota
dirinya karena harta itu tak ada manfaatnya Kufah dianggap sebagai pelopor slam soal
sedikit pun, karena tidak jadi dibelikan p
embangkangan ini, maka kota Homs
untuk keperluan hidup dirinya, dan diberi julukan bagai Kufah kedua. Tetapi
sekarang tak sedikit pun tinggal sisanya bagaimanapun gemarnya orang-orang
…. Homs ini menentang pemimpin-pemimpin
mereka sebagai kita sebutkan itu, namun
Sa‘id memandangi isterinya, sementara air terhadap hamba yang shalih sebagai Sa‘id,
mata penyesalan dan kesedihan telah hati mereka dibukakan Allah, hingga
menambah kecantikan dan kemolekannya. mereka cinta dan taat kepadanya.
Dan sebelum pandangan yang penuh
godaan itu dapat mempengaruhi dirinya, Pada suatu hari Umar menyampaikan
Sa‘id menujukan penglihatan bathinnya ke berita kepada Said: ―Orang-orang
surga, maka tampaklah di sana kawan- Syria mencintaimu . . .!‖ ―Mungkin
kawannya yang telah pergi mendahului- sebabnya karena saya suka menolong dan
nya, lalu katanya: membantu mereka‖, ujar Said. Hanya
bagaimana juga cintanya warga kota Homs
―Saya mempunyai kawan-kawan yang terhadap Said, namun adanya keluhan dan
telah lebih dulu menemui Allah . . . dan pengaduan tak dapat dielakkan . . . ,
saya tak ingin menyimpang dari jalan sekurang-kurangnya untuk membuktikan
mereka, walau ditebus dengan dunia dan bahwa Homs masih tetap menjadi saingan
segala berat bagi kota Kufah di Irak … !
isinya Suatu ketika, tatkala Amirul Mu‘minin
Dan karena is takut akan tergoda oleh Umar berkunjung ke Homs, ditanyakannya
kecantikan isterinya itu, maka katanya pula kepada penduduk yang sedang berkumpul
yang seolah-olah dihadapkan kepada lengkap: ―Bagaimana pendapat
dirinya sendiri bersama isterinya: kalian tentang Sa‘id . . . ?‖ Sebagian
―Bukankah kamu tabu bahwa di dalam hadirin tampil ke depan mengadukannya.
surga itu banyak terdapat gadis-gadis Tetapi rupanya pengaduan itu mengandung
cantik yang bermata jeli, hingga andainya barkah, karena dengan demikian
seorang saja di antara mereka terungkaplah dari satu segi kebesaran
menampakkan wajahnya di muka bumi, pribadi tokoh kita ini, kebesaran yang amat
maka akan terang-benderanglah menakjubkan serta mengesankan … !
seluruhnya, dan tentulah cahayanya akan
mengalahkan sinar matahari dan bulan … Dari kelompok yang mengadukan itu
Maka mengurbankan dirimu demi untuk Umar meminta agar mereka
mendapathan mereka, tentu lebih wajar mengemukakan titik-titik kelemahannya
dan lebih utama daripada mengurbankan satu demi satu. Maka atas nama kelompok
mereka demi karena dirimu … ! ―
Diakhirinya ucapan itu sebagaimana
tersebut majulah pembicara yang bulan di mana saya tidak menemui mereka
mengatakan: . . . , maka sebabnya sebagai saya katakan
tadi — saya tak punya khadam yang akan
―Ada empat hal yang hendak mencuci pakaian, sedang pakaianku tidak
kami pula banyak untuk dipergantikan. Jadi
kemukakan: terpaksalah saya mencucinya dan
menunggu sampai kering, hingga baru
1. la baru keluar mendapatkan kami dapat keluar di waktu petang … Kemudian
setelah tinggi hari tentang keluhan mereka bahwa saya
2. Tak hendak melayani seseorang di sewaktu-waktu jatuh pingsan . . . sebabnya
waktu malam hari …. karena ketika di Mekah dulu saya telah
3. Setiap bulan ada dua hari di mana ia tak menyaksikan jatuh tersungkurnya Khubaib
hendak keluar mendapatkan kami hingga al-Anshari. Dagingnya dipotong-potong
kami tak dapat menemuinya…. oleh orang Quraisy dan mereka bawa ia
4. Dan ada satu lagi yang sebetulnya dengan tandu sambil mereka menanyakan
bukan merupakan kesalahannya tapi kepadanya: ―Maukah tempatmu ini diisi
mengganggu kami, yaitu bahwa sewaktu- oleh Muhammad sebagai gantimu, sedang
waktu ia jatuh pingsan . . .‖. kamu berada dalam keadaan sehat wal
‗afiat .. .? Jawab Khubaib: Demi Allah,
Umar tunduk sebentar dan berbisik saya tak ingin berada dalam lingkungan
memohon kepada Allah, katanya: ―Ya anak isteriku diliputi oleh keselamatan dan
Allah, hamba tahu bahwa ia adalah hamba- kesenangan dunia, sementara Rasulullah
Mu terbaik, maka hamba harap firasat ditimpa bencana, walau oleh hanya
hamba terhadap dirinya tidak meleset ―. tusukan duri sekalipun…
Lalu Said dipersilahkan untuk membela Maka setiap terkenang akan peristiwa yang
dirinya, ia berkata: saya saksikan itu, dan ketika itu saya
―Mengenai tuduhan mereka bahwa saya masih dalam keadaan musyrik, lalu
tak hendak keluar sebelum tinggi hari, teringat bahwa saya berpangku tangan dan
maka demi Allah, sebetulnya saya tak tak hendak mengulurkan pertolongan
hendak menyebutkannya, . . . Keluarga kepada Khubaib, tubuh saya pun gemetar
kami tak punya khadam atau pelayan, karena takut akan siksa Allah, hingga
maka sayalah yang mengaduk tepung dan ditimpa penyakit yang mereka katakan itu .
membiarkannya sampai mengeram, lalu . . ―.
saya membuat roti dan kemudian wudlu Sampai di sana berakhirlah kata-kata
untuk shalat dluha. Setelah itu barulah Sa‘id, ia membiarkan kedua bibirnya basah
saya keluar mendapatkan mereka … ! ― oleh air mata yang suci, mengalir dari
jiwanya yang shalih ….
Wajah Umar berseri-seri, dan katanya:
―Alhamdulillah …. dan mengenai Mendengar itu Umar tak dapat lagi
yang kedua?‖ menahan diri dan rasa harunya, maka
berseru karena amat gembira:
Maka Sa‘id pun melanjutkan ―Alhamdulillah, karena dengan taufiq-Nya
pembicaraannya: firasatku tidak meleset adanya . . .!‖ Lalu
―Adapun tuduhan mereka bahwa saya dirangkul dan dipeluknya Sa‘id, serta
tak mau melayani mereka di waktu diciumlah keningnya yang mulia dan
malam . . . bersinar cahaya… .
, maka demi Allah saya benci
menyebutkan sebabnya .. .! Saya telah Nah, petunjuk macam apakah yang telah
menyediakan Siang hari bagi mereka, dan diperoleh makhluq seperti ini . . . ?
malam hari bagi Allah Ta‘ala . . . ! sedang
ucapan mereka bahwa dua hari setiap
Guru dari kaliber manakah Rasulullah ―Saya tak hendak ketinggalan
saw. itu … dari rombongan pertama, yakni setelah
? Dan sinar tembus saya dengar Rasulullah saw. bersabda:
seperti apakah Kitabullah
itu ―Allah ‗Azza wa Jalla akan menghimpun
…….. Corak sekolah manusia untuk dihadapkan he pengadilan.
yang telah memberikan bimbingan dan Maka .datanglah orang-orang miskin yang
meniupkan inspirasi manakah Agama beriman, berdesak-desakkan maju he
Islam ini … ? Tetapi mungkinkah depan tak ubahnya bagai kawanan burung
bumi dapat memikul di atas punggungnya merpati. Lalu ada yang berseru kepada
jumlah yang cukup banyak dari tokoh- mereka: Berhentilah kalian untuk
tokoh berkwalitas demi- kian? menghadapi perhitungan! Ujar mereka:
Kami tak punya spa-spa untuk dihisab.
Sekiranya mungkin, tentulah ia tidak Maka Allah pun berfirman: Benarlah
disebut bumi atau dunia lagi …. lebih tepat hamba-hamba-Ku itu . . . ! Lalu masuklah
bila dikatakan Surga Firdausi …. Sungguh, mereka he dalam surga sebelum orang-
ia telah menjadi Firdaus yang telah orang lain masuk
dijanjikan Allah! Dan karena Firdaus itu Dan pada tahun 20 Hijriyah dengan
belum tiba waktunya, maka orang-orang lembaran yang paling bersih, dengan hati
yang lewat di muka bumi dan tampil di yang paling suci dan dengan kehidupan
arena kehidupan dari tingkat tinggi dan yang Paling cemerlang., Sa‘id bin ‗Amir
mulia seperti ini amat sedikit dan jarang pun menemui Allah ….
adanya . . . Dan Sa‘id bin ‗Amir adalah
salah seorang di antara mereka …. Telah lama sekali rindunya terpendam
untuk menyusul rombongan perintis, yang
Uang tunjangan dan gaji yang hidupnya telah dinadzarkannya untuk
diperolehnya banyak sekali, sesuai dengan memelihara janji dan mengikuti langkah
kerja dan jabatannya, tetapi yang mereka ….
diambilnya hanyalah sekedar keperluan Sungguh, rindunya telah tiada terkira
diri dan isterinya, sedang selebihnya untuk dapat menjumpai Rasul yang
dibagi-bagikan kepada rumah-rumah dan menjadi gurunya, serta teman sejawatnya
keluarga-keluarga lain yang shalih dan suci ….!
yang
membutuhkannya. Maka sekarang la akan menemui mereka
dengan hati tenang, jiwa yang tenteram
Suatu ketika ada yang menasihatkan dan beban yang ringan ….
kepadanya: Berikanlah kelebihan harta ini Yang tak ada beserta atau di belakangnya
untuk melapangkan keluarga dan famili beban dunia atau harta benda yang akan
isteri anda! Maka ujarnya: ―Kenapa memberati punggung atau menekan
keluarga dan ipar besanku saja yang harus bahunya ….
lebih kuperhatikan . ., .? Demi Allah,
tidak! Saya tak hendak menjual keridlaan Tak ada yang dibawanya kecuali zuhud,
Allah dengan kaum kerabatku – - -!‖ keshalihan dan ketagwaannya serta
kebenaran jiwa dan budi baiknya ….
Memang telah lama dianjurkan orang Semua itu adalah keutamaan yang akan
kepadanya: ―Janganlah ditahan- memberatkan daun timbangan, dan sekali-
tahan nafqah untuk diri pribadi dan kali takkan memberatkan beban pikulan …
keluarga anda, dan ambillah kesempatan !
untuk meni‘mati hidup!‖
Lalu dilanjutkannya cerita mengenai Dan …. seorang anak muda Quraisy yang
perlakuan Abu Jahal kepada Rasulullah paling gigih membela haknya serta yang
…. paling mulia … ! Sungguh suatu bencana
besar yang tak dapat diatasi oleh bangsa
Hamzah mendengarkan perkataannya Quraisy Keislaman Hamzah akan menarik
dengan baik, kemudian ia menundukkan perhatian tokoh-tokoh pilihan untuk sama-
kepalanya sejenak, lalu membawa busur sama memasuki Agama itu, hingga
panahnya dan menyandangkan ke Muhammad saw. akan beroleh tenaga dan
bahunya. Setelah itu dengan langkah cepat kekuatan yang akan membela da‘wah dan
tetapi tegap ia pergi menuju Ka‘bah dan memperkokoh barisannya, dan di suatu
berharap akan bertemu dengan Abu Jahal saat nanti orang-orang Quraisy akan
di sana …. Dan jika tidak ditemuinya, bangun dan sadarkan diri, karena
maka pencarian akan dilakukannya di mendengar bunyi linggis dan tembilang
mana pun juga sampai berhasil … . yang menghancurleburkan berhala-berhala
dan tuhan-tuhan mereka … !
- Tetapi belum lagi sampai di Ka‘bah,
kelihatan olehnya Abu Jahal di Memang tidak salah . . .! Hamzah telah
pekarangannya sedang dikelilingi oleh masuk Ialam, dan di hadapan umum telah
beberapa orang pembesar Quraisy. Maka dikeluarkan simpanan hatinya selama ini,
dalam ketenangan yang mencekam,
dan ditinggalkannya orang banyak itu Memang dalam dadanya terpendam niat
merenungi kekecewaan dan kegagalan untuk menghormati da‘wah baru yang
harapan mereka, dan dibiarkannya Abu panji-panjinya dipikul oleh keponakannya.
Jahal menjilat darah yang mengucur dari Hanya seandainya ia telah ditaqdirkan
kepalanya yang luka. Hamzah kembali akan menjadi salah seorang pengikut dari
memungut busur dengan tangan kanannya, da‘wah ini, yang beriman dan
dan menggantungkannya di bahu, lalu menyediakan diri untuk menjadi pembantu
dengan langkah yang tegap dan hati Yang dan pembelanya, maka apabilakah
pekat pergi pulang ke rumahnya …. sebenarnya waktu yang tepat untuk
memasukinya … ? Apakah di saat berang
Hamzah adalah seorang yang berfikiran dan tersinggung ataukah setelah berfikir
cerdas dan berpendirian keras …. dan merenung … ?
Ketika ia telah pulang ke rumahnya dan
hilang rasa lelahnya duduklah ia, dan Demikianlah kelugasan pendirian dan
membawa dirinya berfikir serta kemurnian berfikir mengharuskannya
merenungkan periatiwa yang baru Saja untuk membawa semua masalah ini
dialaminya …. kembali ke batu ujian dan neraca
pertimbangan. Mulailah ia berfikir dan
Bagaimana cara ia menyatakan hari-hari berlalu . . . , Siang hatinya tak
keislamannya … dan kapan …. ? Ia telah pernah tenteram dan malam matanya tak
menyatakannya dalam saat emosi dan pernah terpejam ….
tersinggung, saat amarah dan naik darah
…. Ia tak sudi bila keponakannya Dan anehnya ketika kita berusaha mencari
diperlakukan secara sewenang-wenang dan kebenaran dengan perantaraan akal, maka
dianiaya tanpa adanya pembela! Oleh kebimbangan pun tampil ke depan sebagai
sebab itulah ia jadi murka dan tampil penghalang …. Demikianlah, demi
membela Muhammad saw. serta Hamzah menggunakan akalnya untuk
kehormatan Bani Hasyim, maka dipukul- membahas masalah Agama Ialam dan
nya kepala Abu Jahal sampai luka, dan membanding-bandingkan yang lama
diteriakkan ke mukanya bahwa ia telah dengan yang baru, timbullah keraguan
beragama Ialam . . . . dalam dirinya yang dibangkitkan oleh
kerinduan yang telah mendarah daging
Tetapi, apakah merupakan cara terbaik terhadap agama nenek moyangnya, dan
bagi seseorang untuk meninggalkan agama kecemasan yang telah jadi pusaka turun-
nenek moyang dan kaumnya, agama yang temurun terhadap segala hal yang baru ….
telah mereka anut semenjak beribu tahun
dan berabad-abad … ? Lalu ia langsung Bangkitlah semua kenangannya mengenai
menerima Agama baru yang belum lagi Ka‘bah berikut tuhan-tuhan dan berhala-
diselidiki ajarannya dan belum dikenal berhalanya, begitupun tentang pengaruh
hakikatnya kecuali sekelumit kecil keagamaan yang telah ditanamkan oleh
patung-patung pahatan itu terhadap semua
Benar, ia tidak sedikit pun ragu tentang penduduk Mekah dan bangsa Quraisy
kebenaran Muhammad saw. dan ketulusan umumnya . . . , hingga memisahkan diri
maksudnya. Tetapi mungkinkah seseorang dari sejarah tersebut dan meninggalkan
menerima satu Agama baru berikut segala agama lama yang telah berurat-akar ini,
kewajiban dan tanggung jawabnya di saat tak ubah bagai hendak melompati jurang
marah dan naik darah sebagai yang yang lebar ….
dilakukan oleh Hamzah sekarang ini?
Timbullah keheranannya mengapa orang
demikian mudah dan tergesa-gesa mau
meninggalkan agama nenek moyangnya . . mempersiapkan diri untuk melancarkan
. . Maka rnenyesallah ia atas apa yang perang saudara yang akan dapat
telah dilakukannya, hanya perjalanan akal memuaskan haus dahaga, melipur rasa
tetap diteruskan dan tidak dihentikannya dendam dan sakit hatinya.
….
Memang, tentu saja Hamzah tak dapat
Dan tatkala dirasakan bahwa akal fikiran membendung segala siksaan mereka, tetapi
semata tidak berdaya, maka dengan ikhlas keialamannya seolah-olah menjadi benteng
dan tulus hati, ia pun pergi berlindung dan periaai, di samping menjadi days
kepada yang ghaib. Di sisi Ka‘bah, sambil penarik bagi kebanyakan kabilah Arab, —
wajahnya menengadah ke langit, dan apalagi setelah diikuti pula dengan masuk
dengan minta pertolongan kepada segala Ialamnya Umar bin Khatthab — untuk
kudrat dan nur yang terdapat di alam mengikuti langkahnya, hingga mereka pun
wujud ini, ia memohon dan berdo‘a agar memasukinya dengan berduyun-duyun ….
beroleh petunjuk kepada yang haq dan
jalan yang lurus. Dan semenjak masuk Ialam, Hamzah telah
bernadzar akan membaktikan segala
Dan marilah kita dengar ceritanya ketika keperwiraan, kesehatan bahkan hidup
mengisahkan berita selanjutnya, katanya: matinya untuk Allah dan Agama-Nya,
hingga Nabi saw. berkenan memasangkan
, .. . . Kemudian timbullah sesal dalam pada dirinya julukan iatimewa ini: ―Singa
hatiku karena meninggalkan agama nenek Allah dan singa Rasul-Nya ―.
moyang dan kaumku . . . dan aku pun
diliputi kebingungan hingga mata tak Sariyah, atau angkatan bersenjata tanpa
hendak tidur… . Lalu pergilah aku ke disertai Nabi, yang mula pertama dikirim
Ka‘bah, dan memohon kepada Allah agar untuk menghadapi musuh, dipimpin oleh
membukakan hatiku untuk menerima Hamzah….
kebenaran dan melenyapkan segala
keraguan. Maka Allah pun mengabulkan Dan panji-panji pertama yang
permohonanku itu dan memenuhi hatiku dipercayakan oleh Rasulullah saw. kepada
dengan keyakinan . . . . Aku pun segera salah seorang Muslimin, diserahkan
menemui Rasulullah saw., dan me- kepada Hamzah …. Kemudian ketika
maparkan keadaanku padanya, maka kedua angkatan bersenjata berhadapan-
dido‘akannya kepada Allah agar muka di perang Badar, keberanian luar
ditetapkan-Nya hatiku dalam Agamanya . . biasa telah ditunjukkan oleh Singa Allah
.. dan Singa Rasul-Nya yang tiada lain dari
Hamzah …. !
Demikianlah Hamzah menganut Ialam
secara yakin …. Sisa-sisa tentara Quraisy kembali dari
Allah menguatkan Agama Ialam dengan Badar ke Mekah dan berjalan terhuyung-
Hamzah, dan sebagai batu karang yang huyung membawa kegagalan dan
kukuh menjulang ia membela Rasulullah kekalahan – - – - Abu Sufyan tak ubah
dan shahabat-shahabatnya yang lemah . . . bagai pohon kayu besar yang tumbang dan
. Abu Jahal melihat Hamzah berdiri dalam tercabut dengan urat akarnya. la berjalan
barisan Kaum Muslimin, maka menurut dengan kepala tunduk meninggalkan di
keyakinannya perang sudah tak dapat tengah-tengah medan, tubuh pemuka-
dielakkan lagi. Oleh sebab itu pernuka Quraisy yang telah tiada
dihasutnyalah orang-orang Quraisy untuk bernyawa, seperti Abu Jahal, ‗Utbah bin
melakukan kekerasan terhadap Rasulullah Rabi‘ah, Syaibah bin Rabi‘ah, Umayah bin
dan para shahabat, dan ia terns Khalaf, ‗tJqbah bin Abi Mu‘aith,
Aswad
bin Abdul Aswad al Makhzumi, walid sebagai imbalan mereka berjanji akan
bin membalas jasanya dengan harga besar dan
‗Utbah, Nadlar bin Harits, ‗Ash bin Sa‘id, tinggi, yakni kebebasan dirinya — Budak
Tha‘mah bin ‗Adi serta beberapa puluh yang bernama Wahsyi itu adalah milik
pemimpin dan tokoh Quraisy lainnya Jubair bin Muth‘am — waktu perang
seperti mereka. Badar, paman Jubair ini tewas di tengah
medan dan ia ingin menuntut bela, maka
Sungguh, Quraisy takkan mau menelan katanya kepada Wahsyi: ―Berangkatlah
kekalahan pahit ini begitu saja . . . . bersama orang-orang itu! Dan jika kamu
Mereka mulai mempersiapkan diri, meng- berhasil membunuh Hamzah, maka kamu
himpun segala dana dan daya untuk bebas … ! ―
menuntut bela dan menebus kekalahan
mereka. Pendeknya Quraisy telah bertekad Kemudian mereka bawa ia kepada Hindun
bulat untuk berperang …. ! binti ‗Utbah yakni istri Abu Sufyan, agar
dihasut dan didesaknya untuk
Dan datanglah saatnya perang Uhud di melaksanakan rencana yang mereka
mana orang-orang Quraisy tumpah keluar, inginkan.
disertai oleh sekutu mereka dari berbagai
kabilah Arab lainnya. Mereka dipimpin Dalam perang Badar, Hindun ini telah
oleh Abu Sufyan. Sedang yang dituju oleh kehilangan bapak, paman, saudara dan
pemuka-pemuka Quraisy dengan pepe- puteranya . . . . disampaikan orang
rangan ini sebagai sasaran, hanyalah dua kepadanya bahwa Hamzahlah yang telah
orang saja, yaitu Rasulullah saw. dan membunuh sebagian keluarganya itu, dan
Hamzah r.a. yang menyebabkan terbunuhnya yang lain.
Memang, dari buah pembicaraan dan Oleh sebab itu tidaklah mengherankan
rencana yang mereka atur sebelum perang, bahwa wanita inilah di antara orang-orang
dapatlah diketahui bahwa Hamzah berada Quraisy, baik wanita maupun laki-lakinya
pada urutan kedua sesudah Rasulullah yang paling keras menghasut untuk
sebagai sasaran dan bulan-bulanan dari berperang. Tujuannya tidak lain hanyalah
peperangan ini. untuk mendapatkan kepala Hamzah,
betapa juga mahal harga yang harus
sebelum berangkat, mereka telah memilih dibayarnya …. !
seseorang yang diberi tugas untuk
menyelesaikan rencana mereka terhadap Berhari-hari lamanya sebelum peperangan
Hamzah. Orang itu adalah seorang budak dimulai, tak ada pekerjaan Hindun kecuali
Habsyi yang memiliki kemahiran iatimewa menggembleng dan menghasut Wahsyi
dalam melemparkan tombak . serta menumpahkan segala dendam dan
kebenciannya kepada Hamzah dan
Dalam peperangan nanti mereka merencanakan peranan yang akan
memerintahkan budak itu untuk dimainkan oleh budak itu …. la telah
memusatkan perhatian hanya kepada satu menjanjikan kepada budak itu, andainya ia
tugas saja, yaitu menjadikan Hamzah berhasil membunuh Hamzah, akan
sebagai barang buruan dan melepaskan diberinya kekayaan dan perhiasan paling
lemparan tombak dengan lemparan yang berharga yang dimiliki oleh wanita —
mematikan kepadanya. Dan mereka sementara itu jari-jarinya yang penuh
memperingatkannya agar tidak melalaikan kebencian memegang anting-anting,
tugas tersebut bagaimanapun juga jalan permata yang mahal serta kalung emas
peperangan dan akhir kesudahannya. yang terlilit pada lehernya —, lalu dengan
kedua matanya yang bercahaya katanya
kepada Wahsyi: ―Jika kamu perintah dan tidak membiarkan garis
dapat membunuh Hamzah, maka semua ini pertahanan panjang menjadi terbuka bagi
menjadi milikmu …. !‖ masuknya pasukan berkuda Quraisy,
pastilah perang Uhud akan menamatkan
Air liur Wahsyi pun mengalirlah riwayat mereka dan jadi kuburan bagi
mendengar itu . . . dan angan-angannya kaum penyerang baik lelaki maupun
terbang melayang dipenuhi rasa rindu dan wanita, bahkan bagi kuda dan unta mereka
ingin cepat bertemu dengan peperangan …. !
yang akan menyebabkan tombaknya
mendapatkan mangsanya, hingga ia tidak Maka di saat mereka lengah dan tidak
lagi menjadi budak belian, begitu pula ia waspada itulah pasukan berkuda Quraisy
ingin segera memiliki barang-barang menyerang Kaum Muslimin dari belakang
perhiasan yang selama ini menghias leher hingga mereka jadi sasaran dan bulan-
istri pemimpin dan putri tokoh suku bulanan pedang yang menari-nari
Quraisy …. ! berkelebatan ….
Dan tak -ada salahnya bila kita Maka sekiranya saya dengan tombak itu
mendengarkan kisah Wahsyi selanjutnya: telah membunuh sebaik-baik manusia
―Sesampainya di Mekah saya yaitu Hamzah, saya berharap kiranya Allah
pun dibebaskan. Saya tetap bermukim di akan mengampuniku karena dengan
sana sampai kota itu dimasuki oleh tombak itu pula saya telah membunuh
Rasulullah di hari pembebasan, maka saya sejahat-jahat manusia yaitu Musailamah
lari he Thaif. Dan tak kala perutusan Thaif …. !
menghadap Rasulullah untuk menyatakan
keislaman, timbul berbagai rencana dalam Demikianlah Singa Allah dan Singa Rasul-
fikiranku. Kataku dalam hati biarlah saya Nya itu gugur sebagai syahid mulia . . .!
pergi he Syria, atau he Yaman, atau ke Dan sebagaimana hidupnya telah
tempat lain. Demi Allah, ketika saya menggemparkan, demikian kewafatannya
berada dalam ke bingungan itu datanglah telah menggemparkan pula….
seseorang mengatakan kepadaku:
―Hai tolol! Rasulullah tak hendak Musuh-musuh tak puas hanya dengan
membunuh seseorang yang masuk Islam kewafatannya belaka! Betapa mereka telah
…!― mengerahkan orang-orang Quraisy dan
mencurahkan harta benda mereka dalam
Maka pergilah saya mendapatkan suatu peperangan besar yang tujuannya
Rasulullah saw. di Madinah. Saya baru tiada lain dari mendapatkan Rasulullah dan
tampak olehnya ketika tiba-tiba telah pamannya Hamzah.
berdiri di depannya mengucapkan dua
kalimat syahadat. Tatkala saya dilihatnya,
beliau bertanya:
Hindun binti ‗Utbah ya‘ni istri Abu mereka kepada Allah dan menyajikannya
Sufyan telah menyuruh Wahsyi agar sebagai kurban yang ikhlas kepada Allah
mengambil hati Hamzah untuk dirinya. Yang Maha Besar, beliau berhenti sejenak
Keinginannya yang mempunyai imbalan …. menyaksikan dan membisu . . . ,
ini dikabulkan oleh orang Habsyi itu. Dan menggertakkan gigi dan membasahi
tatkala ia kembali kepada Hindun dan Pelupuk mata ….
memberikan hati Hamzah dengan tangan
kanannya, maka ia menerima kalung dan Tidak terlintas dalam angannya sedikit pun
anting- anting dari wanita itu dengan bahwa moral orang-orang Arab akan
tangan kirinya sebagai balas jasa dalam merosot sedemikian rupa hingga jatuh
memenuhi tugasnya …. pada kebiadaban keji dan sampai hati
merusak mayat sebagai yang disaksikan
Maka Hindun yang ayahnya telah tewas di pada pamannya syahid mulia Hamzah bin
tangan Kaum Muslimin di perang Badar Abdul Mutthalib, Singa Allah dan tokoh
itu dan istri Abu Sufyan panglima kaum utama syuhada ….
musyrik penyembah berhala, menggigit
dan mengunyah hati Hamzah dengan Rasulullah membuka kedua matanya yang
harapan akan dapat mengobati hatinya dengan airnya berkilat-kilat laksana kaca .
yang pedih karena dendam dan amarah . . ,sambil matanya tertuju kepada tubuh
murka. pamannya itu, beliau bersabda:
Tetapi rupanya hati itu telah liat (slot) ―Tah pernah ahu menderita mushibah
hingga tak dapat dikunyah dan tidak seperti yang kuderita dengan peristiwa
mempan oleh taring-taringnya, maka di- anda sekarang ini …
keluarkan dari mulutnya, lalu Dan tidak satu suasana pun yang lebih
kedengaranlah teriakan keras, yaitu seruan menyakitkan hatiku seperti suasana
yang diucapkan dan berbunyi sebagai sekarang ini …
berikut: Lalu sambil menoleh kepada para
shahabat, sabdanya:
―Kekalahan di Badar terbalaslah sudah
oleh kami ―Sekiranya Shafiah saudara perempuan
Dan peperangan itu bagai hari-hari silih Hamzah takkan berduka dan tidak akan
berganti menjadi sunnah sepeninggalku nanti,
Daku tak tahan mengenangkan ‗Utbah akan kubiarkan ia mengisi perut binatang
ayahku buas dan tembolok burung nasar . . .!
Tetapi sekiranya aku diberi kemenangan
itu oleh Allah di salah satu medan per-
Begitu pula saudaraku, paman serta putera tempuran dengan orang Quraisy, akan
sulungku Sekarang hatiku puas, nadzar kuperbuat sebagai yang mereka perbuat,
telah terhadap tiga puluh orang laki-laki di
antara mereka … ! ―
terpenuhi
Sakit di dada telah terobati oleh Wahsyi‖ Maka para shahabat pun berseru pula:
―Demi Allah, sekiranya pada suatu waktu
Peperangan pun usailah, kaum musyrikin nanti kita diberi kemengan oleh Allah
menaiki unta dan menghalau kuda mereka terhadap mereka, akan kita cincang
pulang ke Mekah …. Dan Rasulullah mayat-mayat mereka seperti yang belum
beserta shahabat turun ke bekas medan pernah dilakukan oleh seorang Arab pun
pertempuran untuk meninjau para syuhada … ! ―
…. Tetapi Allah yang telah memberi
Maka nun di sana yakni di perut lembah,
ketika beliau memeriksa wajah para
shahabatnya yang telah menjual diri
kemuliaan kepada Hamzah sebagai Tetapi juga saudara sesusu ….
seorang syahid, memuliakannya sekali lagi Dan teman sepermainan …
dengan menjadikan gugurnya itu sebagai Serta shahabat sepanjang masa ….
suatu kesempatan untuk memperoleh
pelajaran penting yang akan melindungi Dan di saat-saat perpiaahan ini, tidak ada
keadilan sepanjang masa dan penghormatan yang lebih utama yang
mengharuskan diperhatikannya kasih ditemui Rasulullah untuk melepas ke-
sayang walau dalam qiahash dan pergiannya daripada menshalatkannya
menjatuhkan hukuman. bersama-sama dengan seluruh syuhada,
seorang demi seorang ….
Demikianlah, belum lagi selesai
Rasulullah saw. mengucapkan Demikianlah jasadnya dibawa ke tempat
ancamannya itu, ia masih berada di tempat shalat di medan laga yang telah
itu dan belum lagi meninggalkannya, menyaksikan kepahlawanan dan
turunlah wahyu berupa ayat-ayat mulia menampung darahnya, lalu diahalatkan
oleh Rasulullah bersama para shahabat.
Serulah ke jalan Tuhanmu dengan Kemudian dibawa lagi ke sana seorang
bijaksana dan nasihat yang baik, dan syahid lain dan diahalatkan oleh
berdiakusilah dengan mereka dengan cara Rasulullah. Mayat itu diangkat tetapi
yang utama! Sesungguhnya Tuhan kalian Hamzah dibiarkan ditempatnya, lalu
lebih mengetahui siapa yang sesat dari dibawa lagi syahid ketiga dan dibaringkan
jalan-Nya dan la lebih mengetahui siapa- di dekat Hamzah dan diahalatkan pula oleh
siapa yang beroleh petunjuk . . . . Jika Rasulullah.
kalian hendak membalas, balaslah seperti
yang telah dilakukan mereka kepada Begitulah para syuhada itu didatangkan,
kalian dan jika kalian bershabar, maka syahid demi syahid sernentara, Rasulullah
itu. memang lebih baik bagi orang-orang menshalatkan mereka seorang demi se-
yang shabar. . . . orang, hingga bila dihitung ada tujuhpuluh
kali banyaknya Rasulullah menshalatkan
Dan bershabarlah kamu, dan Hamzah waktu itu . . . .
keshabaranmu itu takkan tercapai kecuali
dengan pertolongan Allah; serta jangan Rasulullah pulang ke rumah meninggalkan
kamu berduka-cita atas mereka, serta medan peperangan. Di jalan didengarnya
janganlah sesak nafas karena tipu dtya wanita-wanita Bani Abdil Asyhal
yang mereka lakukan …. menangisi syuhada mereka. Maka dengan
amat santun dan sayang, sabdanya:
Sesungguhnya Allah bersama orang-orang
yang taqwa serta orang-orang yang ―Tetapi Hamzah, tak ada wanita yang
berbuat baik …. ! menangisinya …!‖
(Q.S.16 an-Nahl:125 — 128).
Hal ini kedengaran oleh Sa‘ad bin Mu‘adz,
Maka turunnya ayat-ayat tersebut di dan disangkanya Rasulullah akan senang
tempat ini, merupakan penghormatan hatinya bila ada wanita yang menangisi
sebaik-baiknya terhadap Hamzah, yang pamannya, lalu segeralah ia mendatangi
pahalanya pasti akan diberikan oleh Allah! wanita-wanita Bani Asyhal tali dan
menyuruh mereka agar menangisi Hamzah
Rasulullah saw. amat sayang kepadanya, pula. Suruhan itu mereka lakukan, tetapi
dan sebagai telah kita sebutkan dulu, ia demi Rasulullah mendengai tangis mereka,
bukanlah hanya paman yang tercinta ia pergi menemui mereka sabdanya:
belaka ….
―Bukan ini yang saya maksudkan … berhembus daku takkan lupa Baik di waktu
Pulanglah kalian, semoga Allah memberi bermukim maupun bepergian ke mana saja
kalian rahmat, dan tak boleh menangis Selalu berkabung dan menangiai Singa
lagi setelah hari ini … ! ― Allah Sang Pemuka
Pembela Islam terhadap setiap kafir orang
Dan para penyair shahabat Rasulullah angkara Sementara daku mengucapkan
berlomba-lomba menggubah sya‘ir untuk sya‘ir, keluargaku sama berdo‘a.
meratapi Hamzah dan mengenangkan jasa- Semoga Allah memberimu balasan, wahai
jasanya yang besar. Berkatalah Hasaan bin saudara, wahai pembela‖.
Tsabit dalam qashidahnya yang panjang: Tetapi ratapan terbaik yang menharurnkan
kenangan terhadap dirinya ialah kata-kata
―Tinggalkan masa lalu yang penuh yang diucapkan oleh Rasulullah ketika
berhala berdiri di depan jasad Hamzah sewaktu
Ikuti jejak Hamzah yang bergelimang dilihatnya berada di antara syuhada
dengan pahala Penunggang kuda di pertempuran itu, sabdanya:
medan
―Melimpahlah atasmu Rahmat ar-Rahim
laga Akulah saksi bagimu di hadapan al-Hakim
Bagaikan singa terluka di hutan belantara Engkaulah pendekar penyambung
Seorang warga Hasyim mencapai yang silaturrahim
cemerlang Tampil ke medan laga membela Berbuat kebaikan pembela yang di dhalim
kebenaran ….
Gugur sebagai syahid di medan Tak dapat kiranya disangkal, bahwa
pertempuran Di tangan Wahsyi pembunuh mushibah yang menimpa Nabi saw.
bayaran … ! ― diaebabkan gugur pamannya yang utama
Hamzah amat besar sekali, hingga sebagai
Dan dengarlah pula kata Abdullah bin penghibur baginya amat sukarlah dapat
Rawahah: ditemukan ….
Tetapi taqdir telah menyediakan bagi
―Air mata mengalir tak ada hentinya Rasulullah sebaikbaik hiburan.
Walau ratap dan tangia tak ada artinya
Bagimu wahai singa Allah kami tafakur Dalam perjalanan pulang dari Uhud ke
Sambil bertanya Hamzahkah yang gugur? rumahnya, Rasulullah saw. melewati
Ujian telah menimpa kami hamba Allah seorang wanita warga Bani Dinar, yang
Begitu pula Muhammad Rasulullah dalam peperangan itu telah kehilangan
Dengan kepergianmu benteng musuh bapak, suami dan saudaraya….
berantakan Dengan kepergianmu
tercapailah tujuan‖ Ketika wanita itu melihat Kaum Muslimin
pulang dari medan perang, ia segera
Dan berkatalah pula Shafiyah binti Abdul mendapatkan mereka dan menanyakan
Mutthalib, yaitu bibi Rasulullah saw. dan berita pertempuran. Maka mereka
saudara Hamzah: sampaikan bela sungkawa atas gugurnya
suami, bapak dan saudaranya itu ….
―Ilahi Rabbi pemilik ‗arasy telah
memanggilnyq datang Ke dalam surga Sambil mengeluh, kiranya wanita itu
tempat hidup bersenang senang Memang menanyakan:
itulah yang kita tunggu dan selalu ―Bagaimana kabarnya Rasulullah …. ?‖
harapkan ―Baik, alhamdulillah beliau dalam keadaan
yang anda inginkan‖, ujar mereka.
Hingga di yaumul mahsyar Hamzah
beroleh tempat yang lapang
Demi Allah, selama angin barat
―Bawa beliau ke sini hingga saya dapat
melihatnya . . . katanya pula.
Akhirnya peperangan pun usailah dan Ia dipanggil oleh Rasulullah saw. untuk
berita tersebut sampai ketelinga Rasulullah melakukan tugas, dan dengan patuh
saw. Maka disuruhnya membayar diyat dipenuhinya …. Dan sebagai bukti
terbunuhnya ayahanda Hudzaifah (Husail kejujurannya, ketika ia mengisahkan
bin Yabir) yang terrnyata ditolak oleh peristiwa tersebut dinyatakannya bahwa ia
Hudzaifah ini dan disuruh membagikannya mau tak mau harus menerimanya . . . . Hal
kepada Kaum Muslimin. Hal itu itu menjadi petunjuk, bahwa sebenarnya ia
menambah sayang dan tingginya penilaian takut menghadapi tugas yang dipikulkan
Rasulullah terhadap dirinya …. atas pundaknya serta khawatir akan
akibatnya. Apalagi bila diingat bahwa ia
Keimanan dan kecintaan Hudzaifah tidak harus melakukannya dalam keadaan lapar
kenal lelah dan ah …. bahkan juga tidak dan timpaan hujan es, serta keadaan
kenal mustahil . . . . jasmaniah yang amat lemah, sebagai akibat
pengepungan orang-orang musyrik selama
Sewaktu perang Khandaq . . . , yakni satu bulan atau lebih . . .!
setelah merayapnya kegelisahan dalam
barisan kafir Quraiay dan sekutu-sekutu Dan sungguh, periatiwa yang dialami oleh
mereka dari golongan yahudi, Rasulullah Hudzaifah malam itu, amat menajubkan
saw. bermaksud hendak mengetahui sekali! Ia telah menempuh jarak yang
perkembangan terakhir di lingkungan terbentang di antara kedua perkemahan
perkemahan musuh-musuhnya …. dan berhasil menembus kepungan . . , lalu
secara diam-diam menyelinap ke
Ketika itu malam gelap gulita dan perkemahan musuh . . . . Ketika itu angin
menakutkan …. sementara angin topan dan kencang telah memadamkan alat-alat
badai meraung dan menderu-deru, seolah-- penerangan pihak lawan hingga mereka
olah hendak mencabut dan menggulingkan berada dalam gelap gulita, sementara
gunung-gunung Sahara yang berdiri tegak Hudzaifah r.a. telah mengambil tempat di
di tempatnya . . . Dan suasana di kala itu tengah-tengah prajurit musuh itu …
mencekam hingga menimbulkan
kebimbangan dan kegelisahan, Abu Sufyan, yakni panglima besar
mengundang kekecewaan dan kecemasan, Quraiay, takut kalau-kalau kegelapan
sementara kelaparan telah mencapai saat- malam itu dimanfaatkan oleh mata-mata
saat yang gawat di kalangan para shahabat Kaum Muslimin untuk menyusup ke
Rasulullah saw
perkemahan mereka. Maka ia pun muka dengan Hudzaifah, dan
berdirilah untuk memperingatkan anak merenungkan buah fikiran dan hasil
buahnya . . . . Seruan yang diucapkan filsafatnya serta ke tekunannya untuk
dengan keras kedengaran oleh Hudzaifah mencapai ma‘rifat, tak mungkin akan
dan bunyinya sebagai berikut: mengharapkan daripadanya sesuatu
kepahlawanan di medan perang atau
―Ilai segenap golongan Quraiay, hendaklah pertempuran . . .
masing-masing kalian memperhatikan
kawan duduknya dan memegang tangan Tetapi anehnya dalam bidang ini pun
serta mengetahui siapa namanya! Hudzaifah nielenyapkan segala dugaan itu
….
Kata Hudzaifah:
Laki-laki santri yang teguh beribadat dan
‖ Maka segeralah saya menjambat tangan pemikir ini, akan menunjukkan
laki-laki yang duduk di dekatku, kataku kepahlawanan yang luar biasa di kala ia
kepadanya: ―Siapa kamu ini … ‗ Ujarnya: menggenggam pedang menghadapi tentara
―Si Anu anak si Anu . . . ―. berhala dan pembela kesesatan ….
baju
Tidak lama aku akan berada dalam kubur,
menunggu diganti dengan kain yang lebih
baik atau dengan yang lebih jelek. ..!‖
―Benar‖, wahai Rasulullah ―, ujar Dan sewaktu terjadi selisih faham antara
‗Ammar sambil meratap. Maka sabda Khalid bin Walid dengan ‗Ammar,
Rasulullah sambil tersenyum: ―Jika Rasulullah saw. bersabda:
mereka memaksamu lagi, tidak apa, ―Siapa yang memusuhi ‗Ammar, maka ia
ucapkanlah seperti apa yang kamu akan dimusuhi Allah, dan siapa yang
katakan tadi …. !‖ membenci ‗Ammar, maka ia akan dibenci
Allah!‖
Lalu dibacakan Rasullulah kepadanya
ayat mulia seperti ini: Maka tak ada pilihan bagi Khalid bin
Kecuali orang yang dipaksa, sedang Walid pahlawan Islam itu selain segera
hatinya tetap teguh dalam keimanan …. mendatangi ‗Ammar untuk mengakui
(Q.S. 16 an-Nahl: 106) kekhilafannya dan meminta ma‘af …. !
―Saya lihat ‗Ammar bin Yasir sewaktu Wahai, barangsiapa yang masih
menjadi ‗Amir di Kufah, membeli sayuran meragukan kebesaran Muhammad saw.,
di pasar lalu mengikatnya dengan tali dan seorang Rasul yang benar dan guru yang
memikulnya di atas punggung, dan sempurna, baiklah ia berdiri sejenak di
membawanya pulang . . . .‖. hadapan contoh-contoh yang telah
ditunjukkan oleh para pengikut dan
Dan salah seorang awam berkata shahabatnya, lalu bertanya kepada dirinya:
kepadanya sewaktu ia menjadi Amir di ―Siapakah yang akan mampu
Kufah : ― hai orang yang telinganya me- ngemukakan teladan dan contoh luhur
terpotong! ―, menghinanya dengan telinga ini kalau bukan seorang Rasul mulia dan
yang putus ketika menghadapi orang- maka guru utama?‖
orang murtad di pertempuran Yamamah,
tetapi jawaban Amir yang memegang Jika mereka menerjuni suatu perjuangan di
tampuk kekuasaan itu tidak lebih dari: jalan Allah, pastilah mereka akan maju ke
depan bagaikan orang yang hendak
―Yang kamu cela itu adalah telingaku yang mencari maut dan bukan merebut
terbaik …. Karena ia ditimpa kecelakaan kemenangan …. !
waktu perang fi sabilillah…. ―.
Jika mereka para khalifah dan hakim-
Memang telinganya putus dalam perang hakim pengadilan, maka mereka takkan
sabil di keberatan memerahkan susu untuk wanita
Yamamah janda tua atau mengadon tepung roti untuk
. , yakni salah satu di antara hari-hari anak-anak yatim, sebagai dilakukan oleh
gemilang bagi ‗Ammar Abu Bakar dan Umar …. !
. . . Raksasa ini maju bagaikan angin topan
dan menyerbu ,barisan tentara Dan jika mereka para pembesar, maka
Musailamatul Kadzab sehingga mereka takkan malu dan merasa segan
melumpuhkan kekuatan musuh …. untuk memikul makanan yang dhkat
dengan tali di atas punggung mereka,
Ketika dilihatnya gerakan Muslimin seperti kita saksikan pada ‗Ammar; atau
mengendor segera dibangkitkannya menyerahkan gaji yang menjadi haknya
semangat mereka dengan seruannya yang lalu pergi menjalin daun kurma untuk
gemuruh, hingga mereka kembali maju kantong atau bakul sebagai yang diperbuat
menerjang bagaikan anak panah yang olen Salman …. !
lepas dari busurnya ….
Wahai, marilah kita tekurkan kening dan Hal itu terjadi tidak lama setelah
tundukkan kepala kita, sebagai ta‘dhim menetapnya Kaum Muslimin di Madinah.
dan penghormatan kepada Agama yang Dan Rasul al-Amin yang dibantu oleh
telah mengajari mereka semua, dan kepada shahabat-shahabatnya yang budiman sibuk
Rasulullah yang telah mendidik mereka dalam membaktikan diri kepada Rabb
…. dan sebelum Agama serta Rasulullah mereka, membina rumah dan mendirikan
itu, terutama kepada Allah yang Maha mesjid-Nya. Hati yang beriman dipenuhi
tinggi dan Maha Agung, yang telah kegembiraan dan sinar harapan
memilih mereka untuk semua ini, serta menyampaikan puji dan syukur kepada
menjadikan mereka sebagai pelopor dan Allah …!
sebaik-baik ummat yang pernah dilahirkan
sebagai teladan bagi seluruh manusia I Semua bekerja dengan riang gembira . . .
,semua mengangkat batu .Mengaduk pasir
Ketika itu Hudzaifah ibnul Yaman seorang dengan kapur atau mendirikan tembok,
yang ahli tentang bahasa rahasia dan sekelompok di sini dan sekelompok lagi di
bisikan ghaib, sedang berkemas-kemas sana, sedang cakrawala bahagia bergema
menghadapi panggilan Illahi atau dipenuhi nyanyian mereka yang
menghadapi sekarat mautnya. Kawan- dikumandangkan dengan suara merdu dan
kawannya yang sedang berkumpul seronok:
sekelilingnya menanyakan kepadanya:
―Siapakah yang harus kami ikuti ―Andainya kita duduk-duduk
menurutmu, jika terjadi pertikaian di berpangku tangan, sedang Nabi sibuk
antara ummat … ?‖ Sambil mengucapkan bekerja tak pernah diam ….
kata-katanya yang akhir, Hudzaifah
menjawab: Maka perbuatan kita adalah perbuatan
sesat lagi menyesatkan Pemikian
―Ikutilah oleh kalian Ibnu Sumayyah, mereka bernyanyi dan berdendang. Lalu
karena sampai matinya ia tak hendak alunan suara mereka menyanyikan lagu
berpisah dengan kebenaran … . !‖ lainnya:
Benar, ‗Ammar akan tetap mengikuti ―Ya Allah, hidup bahagia adalah hidup di
kebenaran itu ke mana saja perginya . . . . akhirat
Dan sekarang sementara kita menyelusuri Berilah rahmat Kaum Anshar dan Kaum
jejak langkahnya, dan menyelidiki Muhajirat …. setelah itu terdengar pula
peristiwa-peristiwa penting dalam lagu ketiga;
kehidupannya, marilah kita pergi ―Apakah akan sama nilainya ?
menghampiri suatu peristiwa besar Orang yang bekerja membina masjid
….!Hanya sebelum kita memperhatikan Sibuk bekerja, baik berdiri maupun duduk
kejadian yang mempesona dan amat Dengan yang menyingkir berpangku
mengharukan itu, baik tentang keutamaan tangan…….
dan kesempurnaannya, tentang
kemampuan dan keunggulannya, maupun Tak ubahnya mereka bagai anai-anai yang
tentang kegigihan dan kesungguhannya. sedang sibuk bekerja, bahkan mereka
adalah balatentara Allah yang memanggul
Marilah kita perhatikan lebih dulu suatu bendera-Nya dan membina bangunan-Nya.
peristiwa lain yang terjadi sebelumnya,
ialah ungkapan Rasulullah mengenai Sementara Rasulullah yang budiman lagi
peristiwa yang akan menimpa ‗Ammar di terpercaya tak hendak terpisah dari
kemudian hari! mereka, mengangkat batu yang paling
berat dan melakukan pekerjaan yang
paling sukar . . . . dan alunan suara mereka ‗Ammar mendengarkan ramalan itu dan
yang sedang berdendang melukiskan ke- meyakini kebenaran pandangan tembus
gembiraan yang tulus dan hati yang pasrah yang disingkapkan oleh Rasul yang utama.
. . . , sedang langit tempat mereka Tetapi ia tidak merasa gentar, karena
bernaung berbangga diri terhadap bumi semenjak menganut Islam ia telah
tempat mereka berpijak . . . , pendeknya dicalonkan untuk menghadapi maut dan
kehidupan yang penuh gairah sedang mati syahid di setiap detik baik siang
menyelenggarakan pesta pora yang paling maupun malam
meriah.
Dan hari-hari pun berlalu tahun
Maka di tengah-tengah khalayak ramai demi tahun silih berganti. Rasulullah saw.
yang sedang hilir mudik itu, telah kembali ke tempat tertinggi disusul
kelihatanlah oleh Abu Bakar ke tempat ridla Ilahi ….
‗Ammar bin Yasir sedang mengangkat lalu berangkat pula Umar pergi mengiringi
batu besar dari tempat pengambilannya ke …. Setelah itu khilafat dipegang oleh
perletakannya. Dzun Nurain Utsman bin ‗Affan ….
Tiba-tiba ―rahmat kurnia Allah‖ yakni Sementara itu musuh-musuh Islam yang
Muhammad Rasulullah melihatnya, dan bergerak di bawah tanah, berusaha
rasa santun belas kasihan telah membawa menebus kekalahannya di medan tempur
beliau mendekatinya, dan setelah dengan jalan menyebarluaskan fitnah ….
berhampiran maka tangan beliau yang
penuh barkah itu mengipaskan debu yang Terbunuhnya Umar merupakan hasil
menutupi kepala ‗Ammar lalu dengan pertama yang dicapai oleh atau subversi
pandangan yang dipenuhi nur Ilahi diamat- ini, yang gerakannya merembes ke
amati wajah yang beriman diliputi Madinah tak ubahnya bagai angin panas,
ketenangan itu, kemudian bersabda di dan bergerak dari negeri yang kerajaan dan
hadapan semua shahabatnya: singgasananya telah dibebaskan oleh
ummat islam
―Aduhai Ibnu Sumayyah, ia dibunuh oleh
golongan pendurhaka …. . 1), Berhasillah usaha mereka terhadap umar
membangkitkan minat dan semangat
Ramalan ini diulangi oleh Rasulullah mereka untuk melanjutkan, mereka
sekali lagi . . . , kebetulan bertepatan sebarkan fitnah dan menyalakan apinya ke
dengan ambruknya dinding di atas tempat sebagian besar negeri-negeri islam. Dan
‗Ammar bekerja, hingga sebagian mungkin Ustman r.a tidak memperhatikan
kawannya menyangka bahwa ia tewas perhatian khusus terhadap masalah ini
yang menyebabkan Rasulullah meratapi hingga terjadi pula yang menyebabkan
kematiannya itu. Para shahabat sama syahidnya ustman dan terbukanya pintu
terkejut dan menjadi ribut karenanya, fitnah yang melanda kaum muslimin . . .
tetapi dengan nada menenangkan dan
penuh kepastian, Rasul ―Tidak, ‗Ammar Mu‘awiyah bangkit hendak merebut
tidak apa-apa, hanya nanti ia akan di- jabatan khalifah dari tangan khalifah Ali
bunuh oleh golongan pendurhaka karamallahu wajhah yang baru diangkat
dan dibai‘at. Dan pendirian shahabat pun
Maka wahai, siapakah kiranya yang bermacam-macam, ada yang menghindar
dimaksud dengan golonggan tersebut …. dan mengunci diri di rumahnya, dengan
Dan bilakah Berta di manakah terjadinya mengambil ucapan Ibnu Umar sebagai
peristiwa itu……. semboyannya:
―Siapa yang menyerukan marilah shalat, pandangan ruhani dan ketulusannya,
saya penuhi …. Dan siapa yang ‗Ammar selalu mengikuti kebenaran ke
mengatakan: marilah mencapai bahagia, mana juga perginya, dapat mengetahui
saya turuti . . . . pemilik hak satu-satunya dalam
perselisihan ini. Dan menurut
Tetapi yang mengatakan: marilah bunuh keyakinannya, tak seorang pun berhak atas
saudaramu yang Muslimin dan marilah hal ini dewasa itu selain Imam Ali, oleh
rampas harta bendanya, maka saya jawab: sebab itulah ia berdiri di sampingnya ….
tidak. . .!‖
Dan Ali r.a. sendiri merasa gembira atas
Di antara mereka ada yang berpihak sokongan yang diberikannya itu, inungkin
kepada Mu‘awiyah. Dan ada pula yang tak ada kegembiraan yang lebih besar
berdiri mendampingi Ali, membai‘at dan daripada itu, hingga keyakinannya bahwa
pengangkatannya sebagai khalifah Kaum ia berada di pihak Yang benar kian
Muslimin …. bertambah, yakni selama tokoh utama
pencinta kebenaran ‗Ammar datang
Dan tahukah anda di pihak mana ‗Ammar kepadanya dan berdiri di sisinya ….
berdiri waktu itu? pihak siapakah
berdirinya laki-laki yang mengenai dirinya Kemudian datanglah saat perang Shiffin
Rasulullah saw. pernah bersabda: yang mengerikan itu. Imam Ali
―Dan ambillah olehmu petunjuk yang menghadapi pekerjaan penting ini sebagai
dipakai oleh ‗Ammar sebagai bimbingan . tugas memadamkan pembangkangan dan
. pemberontakan. Dan ‗Ammar ikut
. !‖ bersamanya. Waktu itu usianya telah 93
tahun ….
bagaimanakah pendirian orang yang
mengenai dirinya Rasulullah saw. pernah Apa dalam usia 93 tahun ia masih pergi ke
pula bersabda: medan juang
―Barangsiapa yang memusuhi
‗Ammar, Benar . . . , selama menurut keyakinannya
maka ia akan dimusuhi oleh Allah . . . !‖ peperangan itu menjadi tugas
kewajibannya, Bahkan ia melakukannya
orang yang bila suaranya kedengaran lebih semangat dan dahsyat dari yang
mendekat ke rumah Rasulullah, maka dilakukan oleh orang-orang muda berusia
beliau segera menyambut dengan 30 tahun ….
sabdanya: ―Selamat datang bagi orang baik
dan diterima baik . . . , idzinkanlah ia Tokoh yang pendiam dan jarang bicara ini
masuk . . . !‖ hampir saja tidak menggerakkan kedua
bibirnya, kecuali mengucapkan kata-kata
la berdiri di samping Ali bin Abi Thalib, mohon perlindungan berikut:
bukan karena fanatik atau berpihak, tetapi
karena tunduk kepada kebenaran teguh ―Aku berlindung kepada Allah dari fitnah
memegang janji! Ali adalah Khalifah …. Aku berlindung kepada Allah dari
Kaum Muslimin, berhak menerima bai‘at fitnah . . . .‖.
sebagai pemimpin ummat. Dan khilafat itu
diterimanya, karena memang ia berhak Tak lama setelah Rasulullah wafat, kata-
untuk itu dan layak untuk menjabatnya …. kata ini merupakan do‘a yang tak putus
Baik sebelum maupun sesudah ini, Ali lekang dari bibirnya. Dan setiap hari ber-
memiliki keutamaantamaan yang lalu setiap itu pula ia memperbanyak do‘a
menjadikan kedudukannya di samping dan mohon perlindungannya itu . . . ,
Rasul tak ubah bagai kedudukan Harun di
samping Musa …. Dengan cahaya
seolah-olah hatinya yang suci merasakan mengibarkan bendera ini bersama Rasul-
bahaya mengancam yang semakin dekat ullah saw., dan inilah aku siap berperang
dan menghampiri juga. pula dengan mengibarkannya sekarang ini
…!
Dan tatkala bahaya itu tiba dan fitnah
merajalela, Ibnu Sumayyah telah mengerti Demi nyawa saya berada dalam tangan-
di mana ia harus berdiri. Maka di hari Nya … Seandainya mereka menggempur
perang Shiffin walaupun sebagai telah kita dan menyerbu hingga berhasil mencapai
katakan usianya telah 93 tahun, ia bangkit kubu pertahanan kita, saya tahu pasti
menghunus pedangnya, demi membela bahwa kita berada di pihak yang haq, dan
kebenaran yang menurut keimanannya bahwa mereka di pihak Yang bathil …. !
harus dipertahankan. ―
Ubadah r.a. termasuk perutusan Anshar Tetapi pada hari-hari yang mengiringi
yang pertama datang ke Mekah untuk perang Badar dan mendahului perang
mengangkat bai‘at kepada Rasulullah saw, Uhud, orang-orang yahudi di Madinah
untuk masuk Islam, yakni bai‘at yang mulai menampakkan belangnya. Salah satu
terkenal sebagai ―baiatul qabilah mereka yaitu Bani Qainuqa‘
‗Aqabah pertama‖. la termasuk salah membuat ulah untuk menimbulkan fitnah
seorang dari 12 orang beriman yang segera dan keributan di kalangan Kaum
menyatakan keislaman dan mengangkat Muslimin.
bai‘at, serta menjabat tangannya,
menyatakan sokongan dan kesetiaan Demi dilihat oleh ‗Ubadah sikap dan
kepada Rasulullah saw. pendirian mereka ini, secepatnya ia
melakukan tindakan yang setimpal dengan
Dan ketika datang musim haji tahun jalan membatalkan perjanjian dengan
berikutnya, yakni saat terjadinya mereka, katanya:
―Bai‘atul
‗Aqabah kedua‖ yang dilakukan oleh per- ―Saya hanya akan mengikuti
utusan Anshar Anshar terdiri dari 70 orang pimpinan Allah, Rasul-Nya dan orang-
beriman — pria dan wanita – maka orang beriman
‗Ubadah menjadi tokoh perutusan dan
wakil orang-orang Anshar itu …. Dan tidak lama antaranya turunlah ayat al-
Quran memuji sikap, dan kesetiaannya ini;
Kemudian, ketika peristiwa berturut-turut firman Allah swt.:
silih berganti, saat-saat perjuangan,
kebaktian dan pengorbanan susul- Dan barangsiapa yang menjadikan Allah
menyusul tiada henti, maka ‗Ubadah tak dan Rasul-Nya serta orang-orang beriman
pernah absen dari setiap peristiwa, dan tak sebagai pemimpin, maka sungguh, partai
ketinggalan dalam memberikan atau golongan Allahlah yang beroleh
sahamnya kemenangan ….
….
(Q.S. 5 al-Maidah:56) Pada suatu hari Rasulullah saw.
menjelaskan tanggung jawab seorang amir
Ayat Quran yang mulia telah atau wali. Didengarnya Rasulullah
mema‘lumkan berdirinya partai Allah. Dan menyatakan nasib yang akan menimpa
partai itu ialah golongan orang-orang orang-orang yang melalaikan kewajiban di
beriman yang berdiri sekeliling Rasulullah antara mereka atau memperkaya dirinya
saw. Mereka membawa bendera kebenaran dengan harta . . . , maka tubuhnya gemetar
dan petunjuk, merupakan lanjutan yang dan hatinya berguncang. la bersumpah
penuh barkah dari orang-orang beriman kepada Allah tidak akan menjadi kepada
yang telah mendahului mereka dalam walau atas dua orang sekalipun ….
gelanggang sejarah. Mereka sigap berdiri
sekeliling Nabi-nabi dan Rasul-rasul siap Dan sumpahnya ini dipenuhi sebaik-
mengemban tugas yang sama, yakni baiknya dan tak pernah dilanggarnya ….
menyampaikan di masa dan di zaman
mereka masing-masing Kalimat Allah Di masa pemerintahan Amirul Mu‘minin
yang Maha Hidup lagi Maha Pengatur. Umar r.a., tokoh yang bergelar al-Faruq ini
pun tidak berhasil mendorongnya untuk
Dan kali ini hizbullah atau partai Allah itu menerima suatu jabatan, kecuali dalam
tidak hanya terbatas pada para shahabat mengajar ummat dan memperdalam
Muhammad saw. belaka. Tugas ini akan pengetahuan mereka dalam soal Agama . .
berkelanjutan sampai generasi-generasi ..
dan masa-masa mendatang, hingga bumi
dan tiap penduduknya diwarisi oleh orang- Memang, inilah satu-satunya usaha yang
orang yang iman kepada Allah dan Rasul- lebih diutamakan ‗Ubadah dari lainnya,
Nya serta tergabung di dalam barisan- menjauhkan dirinya dari usaha-usaha lain
Nya yang ada sangkut-pautnya dengan harta
…. benda dan kemewahan serta kekuasaan,
begitu pun dari segala marabahaya yang
Demikianlah, tokoh di mana ayat yang dikhawatirkan akan merusak Agama dan
mulia sengaja diturunkan untuk karir dirinya ….
menyambut baik pendiriannya serta
memuji kesetiaan dan keimanannya, bukan Oleh sebab itu ia berangkat ke Syria dan
hanya menjadi juru bicara tokoh-tokoh merupakan salah seorang dari tiga
Anshar di Madinah semata, tetapi tampil sekawan: ia sendiri, Mu‘adz bin Jabal dan
sebagai seorang juru bicara para tokoh Abu Darda, menyebarluaskan ilmu,
Agama yang akan meliputi seluruh pengertian dan cahaya bimbingan di negeri
pelosok dunia …. itu.
Sungguh, ‗Ubadah bin Shamit yang ‗Ubadah juga pernah berada di Palestina
mulanya hanya menjadi wakil kaum untuk beberapa waktu dalam
keluarganya dari suku Khazraj, sekarang melaksanakan tugas sucinya, sedang yang
meningkat menjadi salah seorang pelopor menjalankan pemerintahan ketika itu atas
Islam, dan salah seorang pemimpin Kaum nama khalifah adalah Mu‘awiyah ….
Muslimin. Namanya tak ubah bagai
bendera yang berkibar di sebagian besar Sementara ‗Ubadah bermukim di Syria,
penjuru bumi, bukan hanya untuk satu atau walaupun badannya terkurung di sana, tapi
dua generasi belaka, tetapi akan pandangan matanya bebas lepas dan
berkepanjangan bagi setiap generasi dan merenung jauh, nun ke sana melewati tapal
seluruh masa yang dikehendaki Allah betas, yaitu ke Madinah al-Munawwarah.
Ta‘ala …. ! Di saat itu Madinah sebagai ibu kota Islam
dan tempat kedudukan khalifah, yakni ―Kami telah bai‘at kepada Rasulullah saw.
Umar bin Khatthab, seorang tokoh yang tidak takut akan ancaman siapa pun dalam
tak ada duanya dan tamsil bandingan …! mentaati Allah …. !‖ Dan ‗Ubadah adalah
seorang yang paling teguh memenuhi
Kemudian pandangannya kembali ke bai‘at. Dan jika demikian, maka ia tidak
bawah pelupuk matanya, yakni ke akan takut kepada Mu‘awiyah ,dengan
Palestine tempat ia bermukim. Tampaklah segala kekuasaannya, dan ia akan tegak
olehnya Mu‘awiyah bin Abi Sufyan, mengawasi segala kesalahannya
seorang pecinta dunia dan haws kekuasaan …Sungguh, waktu itu penduduk Palestine
…. menyaksikan peristiwa luar biasa . . . , dan
tersiarlah berita ke sebagian besar negeri
Sedangkan ‗Ubadah sebagai kita ma‘lumi Islam perlawanan berani yang dilancarkan
termasuk rombongan perintis yang telah ‗Ubadah erhadap Mu‘awiyah, hingga
menjalani sebagian besar dari hari-hari menjadi contoh teladan bagi mereka….
terbaiknya, saat terpenting dan paling
berkesan bersama Rasul mulia Dan bagaimana pun juga terkenalnya
…Rombongan pelopor yang bergelimang Mu‘awiyah sebagai orang yang gigih dan
dalam kancah perjuangan dan ditempa ulet, tetapi sikap dan pendirian ‗Ubadah
oleh pengurbanan. La menganut Islam tidak urung menyebabkannya sesak nafas.
karena kemauan pribadi dan bukan karena Hal itu dipandangnya sebagai ancaman
menjaga keselamatan diri, pendeknya yang langsung terhadap wibawa dan kekuasaan-
telah menjual harta benda dan dirinya nya….
kepada Ilahi Rabbi ….
Dan di pihak ‗Ubadah, dilihatnya jarak
‗Ubadah termasuk rombongan perintis pemisah di antaranya dengan Mu‘awiyah
yang telah dididik oleh Muhammad saw, kian sertambah lebar, akhirnya berkata
dengan tangannya sendiri, yang telah kepada Mu‘awiyah: ―Demi Allah, saya tak
beroleh limpahan mental, cahaya dan hendak tinggal sekediaman denganmu
kebesarannya …. untuk selama-lamanya!‖ Lalu
ditinggalkannya Palestine dan berangkat
Dan seandainya di kalangan orang-orang ke Madinah ….
yang masih hidup ada yang dapat
ditonjolkan untuk percontohan luhur Amirul Mu‘minin Umar adalah seorang
sebagai kepada pemerintahan yang yang memiliki kecerdasan tinggi dan
dikagumi oleh ‗Ubadah dan pandangan jauh. Ia selalu menginginkan
dipercayainya, maka orang itu tidak lain kepala-kepala daerah tidak hanya
tokoh terkemuka yang sedang berkuasa di mengandalkan kecerdasannya semata dan
Madinah, ialah Umar bin Khatthab …. menggunakannya tanpa reserve. Maka
terhadap orang seperti Mu‘awiyah dan
Maka sekiranya ‗Ubadah melanjutkan kawan-kawannya, tidak dibiarkan begitu
renungannya dan membanding- saja tanpa didampingi sejumlah shahabat
bandingkan tindak-tanduk Mu‘awiyah yang zuhud dan shalih, Serta penasihat
dengan apa yang dilakukan oleh khalifah, yang tulus ikhlas. Mereka bertugas
jurang pemisah di antara keduanya membendung keinginan-keinginan yang
menganga lebar, dan sebagai akibatnya tidak terbatas, dan selalu mengingatkan
akan terjadilah bentrokan dan memang mereka akan hari-hari dan masa Rasulullah
telah terjadi … ! saw.
Berkata ‗Ubadah bin Shamit r.a.: Oleh sebab itu demi dilihat oleh Amirul
Mu‘minin bahwa ‗Ubadah telah berada di
kota Madinah, ditanyalah: ―Apa yang
menyebabkan anda ke sini, wahai ‗Ubadah
. . . ?‖ Dan tatkala diceritakan ‗Ubadah
peristiwa yang terjadi antaranya dengan
Mu‘awiyah, maka kata Umar:
―Kembalilah segera ke tempat anda! Amat
jelek sekali jadinya suatu negeri yang tidak
punya orang seperti anda . . .‖. Lalu
kepada Mu‘awiyah dikirim pula Surat
yang di antara isinya terdapat kalimat:
Mendengar itu, kedua mata Rasul basah (Q.S. 96 al-‘Alaq; 1 — 5) Kemudian susul-
dengan air mata, karena rasa syukur dan menyusul datang wahyu kepada Rasul
haru. Lalu dipegangnya tangan Zaid, dengan kalimatnya:
dibawanya ke pekarangan Ka‘bah, tempat
orang-orang Quraisy sedang banyak Wahai orang yang berselimut! Bangunlah
berkumpul, lalu serunya: (siapkan diri), sampaikan peringatan
(ajaran Tuhan). Dan agungkan
―Saksikan oleh kalian semua, bahwa Tuhanmu. (Q.S. 74 al-Muddattsir- 1
mulai saat ini, Zaid adalah anakku . . . —
yang akan menjadi ahli warisku dan aku 3)
jadi ahli warisnya ―.
Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang
Mendengar itu hati Haritsah seakan-akan diturunkan kepadamu dari Tuhanmu! Dan
berada di awangawang karena sukacitanya, jika tidak kamu laksanakan, berarti kamu
sebab ia bukan saja telah menemukan tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan
kembali anaknya bebas merdeka tanph Allah akan melindungimu dari (kejahatan)
tebusan, malah sekarang diangkat anak manusia. Sesungguhnya Allah tidak
pula oleh seseorang yang termulia dari memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.
suku Quraisy yang terkenal dengan
sebutan ―Ash-Shadiqul Amin‖, — (Q.S. 5 al-Maidah: 67)
Orang lurus Terpercaya —, keturunan
Bani Hasyim, tumpuan penduduk kota Maka tak lama setelah Rasul memikul
Mekah seluruhnya. tugas kerasulannya dengan turunnya
wahyu itu, jadilah Zaid sebagai orang yang
Maka kembalilah ayah Zaid dan pamannya kedua masuk Islam . . . , bahkan ada yang
kepada kaumnya dengan hati tenteram, mengatakan sebagai orang yang pertama.
meninggalkan anaknya pada seorang
pemimpin kota Mekah dalam keadaan Rasul sangat sayang sekali kepada Zaid.
aman sentausa, yakni sesudah sekian lama Kesayangan Nabi itu memang pantas dan
tidak mengetahui apakah ia celaka wajar, disebabkan kejujurannya yang tak
terguling di lembah atau binasa terkapar di ada tandingannya, kebesaran jiwanya,
bukit. kelembutan dan kesucian hatinya, disertai
terpelihara lidah dan tangannya.
Semuanya itu atau yang lebih dari itu berbagai bakat yang baik dan cara hidup
menyebabkan Zaid punya kedudukan Yang suci, jujur dan direstui Allah ….
tersendiri sebagai ―Zaid
Kesayangan‖ sebagaimana yang telah Rasulullah saw. menikahkan Zaid dengan
dipanggilkan shahabat-shahabat Rasul Zainab anak bibinya. Ternyata kemudian
kepadanya. Berkatalah Saiyidah Aisyah kesediaan Zainab memasuki tangga
r.a.: ―Setiap Rasulullah mengirimkan perkawinan dengan Zaid, hanya karena
suatu pasukan yang disertai oleh Zaid, rasa enggan menolak anjuran dan syafa‘at
pastilah ia yang selalu diangkat Nabi jadi Rasulullah, dan karena tak sampai hati
pemimpinnya. Seandainya ia masih hidup menyatakan enggan terhadap Zaid sendiri.
sesudah Rasul, tentulah ia akan Kehidupan rumah tangga dan perkawinan
diangkatnya sebagai khalifah!‖ mereka yang tak dapat bertahan lama,
karena tiadanya tali pengikat yang kuat
Sampai ke tingkat inilah kedudukan Zaid yaitu cinta yang ikhlas karena Allah dari
di sisi Rasulullah saw. Siapakah Zainab, sehingga berakhir dengan per-
sebenarnya Zaid ini? ceraian. Maka Rasulullah saw. mengambil
tanggung jawab terhadap rumah tangga
Ia sebagai yang pernah kita katakan, Zaid yang telah pecah itu. Pertama
adalah seorang anak yang pernah ditawan, merangkul Zainab dengan menikahinya
diperjual-belikan, lalu dibebaskan Rasul sebagai isterinya, kemudian mencarikan
dan dimerdekakannya. Ia seorang laki-laki isteri baru bagi Zaid dengan
yang berperawakan pendek, berkulit coklat mengawinkannya dengan Ummu Kaltsum
kemerahan, hidung pesek tapi ia adalah binti ‗Uqbah.
manusia yang berhati mantap dan teguh
serta berjiwa merdeka. Dan karena itulah Disebabkan peristiwa tersebut diatas
ia mendapat tempat tertinggi di dalam terjadi kegoncangan dalam masyarakat
Islam dan di hati Rasulullah saw. Karena kota Madinah. Mereka melemparkan
Islam dan Rasulnya tidak sedikit juga kecaman, kenapa Rasul menikahi bekas
mementingkan gelar kebangsawanan dan isteri anak angkatnya?
turunan darah, dan tidak pula menilai
orang dengan predikat-predikat Tantangan dan kecaman ini dijawab Allah
lahiriahnya, Maka di dalam keluasan dengan wahyuNya, yang membedakan
faham Agama besar inilah cemerlangnya antara anak angkat dan anak kandung atau
nama-nama seperti Bilal, Shuhaib, anak adaptasi dengan anak sebenarnya,
‗Ammar, Khabbab, Usamah dan Zaid. sekaligus membatalkan adat kebiasaan
Mereka semua punya kedudukan yang yang berlaku selama itu. Pernyataan
gemilang, baik sebagai orang-orang shaleh wahyu itu berbunyi sebagai berikut:
maupun sebagai pahlawan perang.
Muhammad bukanlah bapak dari seorang
Dengan tandas Islam telah laki-laki (yang ada bernama) kalian.
mengumandangkan dalam kitab sucinya Tetapi ia adalah Rasul Allah dan Nabi
al-Quranul Karim tentang nilai-nilai hidup: penutup. (Q.S. 33 a]-Ahzab: 40)
―Oh Tuhan, kalaulah tidak karena Engkau, Dan datanglah waktunya perang Muktah
niscaya tidaklah kami akan mendapat …. Abdullah bin Rawahah adalah
petunjuk, tidak akan bersedeqah dan panglima yang ketiga dalam pasukan
shalat! Islam, sebagaimana telah kita ceriterakan
Maka mohon diturunkan sakinah atas kami dalam riwayat Zaid dan Ja‘far.
dan diteguhkan pendirian kami jika musuh
datang menghadang. Ibnu Rawahah berdiri dalam keadaan siap
Sesungguhnya orang-orang yang telah bersama pasukan Islam yang akan
aniaya terhadap kami, bila mereka berangkat meninggalkan kota Madinah ….
membuat fitnah akan kami tolak dan kami Ia tegak sejenak lalu berkata,
tentang‖. mengucapkan syairnya;
Orang-orang Islam pun sering mengulang- ―Yang kupinta kepada Allah Yang
ulangi syair-syairnya yang indah. Maha Rahman Keampunan dan
kemenangan di medan perang Dan setiap
Penyair Rawahah yang produktif ini amat ayunan pedangku memberi ketentuan
berduka sewaktu turun ayat al-Quranul Bertekuk lututnya angkatan perang syetan
Karim :
Akhirnya aku tersungkur memenuhi
―Dan para penyair, banyak pengikut harapan …. Mati syahid di medan perang .
mereka orang-orang sesat ―. .!!‖
(Q.S. 26 asy-Syu‘ara: 224)
Benar, itulah cita-citanya kemenangan dan
Tetapi kedukaannya jadi terlipur waktu hilang terbilang pukulan perang atau
turun pula ayat lainnya: tusukan tombak, yang akan membawanya
ke alam syuhada yang berbahagia .. !!
―Ya Allah, aku mohon engkau ampuni Masih ingatkah anda, tiga orang syuhada
dosa Khalid ibnul Walid terhadap pahlawan perang Muktah? Mereka ialah
tindahannya menghalangi jalan-Mu di Zaid bin Haritsah, Ja‘Iar bin Abi Thalib
masa lalu. ― dan Abdullah bin Rawahah . . . . Mereka
semuanya pahlawan perang Muktah di
Sesudah itu datang pula ‗Amr bin Ash, tanah Syria. Untuk keperluan peperangan
kemudian Utsman bin Thalhah keduanya ini orang-orang Romawi telah
sama-sama memeluk Islam dan berjanji mengerahkan sekitar dua ratus ribu prajurit
setia kepada Rasulullah‖. dan di sana pula Kaum Muslimin
menunjukkan prestasi gemilang.
Adakah anda perhatikan ucapannya kepada
Rasul: ―Mohon anda mintakan ampun Dan masih ingatkah anda akan kata-kata
terhadap semua dosa-dosaku masa lalu Rasulullah saw. melipur duka ketika
dalam menghalangi jalan Allah?‖ Orang kematian mereka sebagai syuhada; tiga
yang memperhatikan ucapan tersebut orang pahlawan perang Muktah, sewaktu
dengan mata lahir maupun mata bathinnya, beliau bersabda: ―Panji perang di
akan dapat memahami dengan jelas apa tangan Zaid bin Haritsah. Ia bertempur
yang belum diketahuinya dari riwayat bersama panjinya sampai ia tewas.
hidup orang yang sekarang menjadi Kemudian panji tersebut diambil Ja‘Iar
pahlawan Islam dan Pedang Allah ini …. ! yang bertempur pula bersama dengan
panjinya sampai ia gugur pula. Kemudian
Dan setelah sampai ke taraf-taraf tersebut giliran Abdullah bin Rawahah memegang
dalam kiaah kehidupan Khalid, maka panji tersebut sambil bertempur maju,
ucapannya itulah yang akan menjadi dalil hingga ia gugur sebagai syahid pula‖.
dan alasan kita untuk memahami pendirian
itu dan menafsirkannya …. Sebenarnya ada dari pemberitaan
Rasulullah ini yang masih ketinggalan,
Adapun sekarang, Khalid yang telah sengaja kami simpan untuk mengisi
masuk Islam dibawa oleh kesadarannya, lembaran berikut ini ….
tadinya kita lihat sebagai seorang
penunggang dan penjinak kuda yang Dan sisa yang ketinggalan itu ialah:
cekatan dari suku Quraiay. Kita saksikan
ia sebagai seorang ahli siasat perang dari
seluruh dunia Arab, Yang telah
―Kemudian panji itu pun diambil alih oleh ―Sediakah kamu sekalian di bawah
suatu pedang dari pedang Allah, lalu Allah pimpinan Khalid . . . Mereka menjawab:
membukakan kemenangan di tangannya‖. ―Setuju!‖
Siapakah kiranya pahlawan itu, Ia adalah Dengan gesit panglima baru ini melompati
Khalid ibnul Walid. Sebenarnya Khalid kudanya; didekapnya panji itu dan
bin Walid yang segera ikut menerjunkan mencondongkannya ke arah depan dengan
diri ke dalam perang Muktah sesudah tangan kanannya, tak ubahnya hendak
masuk Islam ini hanyalah prajurit biasa memecahkan semua pintu yang terkunci
saja, di bawah pimpinan panglima yang selama ini dan sudah datang saatnya buat
bertiga yang telah diangkat Rasul: Zaid, didobrak dan diterjang melalui jalan
Ja‘Iar dan Ibnu Rawahah yang telah panjang . .. , dari saat itulah baik selagi
menemui syahidnya menurut urutan Rasul masih hidup maupun sesudah beliau
tersebut di medan perang yang dahsyat itu. waIat, kepahlawanannya yang luar biasa,
mencapai titik puncak yang telah
sesudah panglima yang ketiga tewas ditentukan Allah baginya . . . .
menemui syahidnya, dengan cepat Tsabit
bin Arqam menuju bendera perang Pimpinan tentara sekarang berada di
tersebut lalu membawanya dengan tangan tangan Khalid, sesudah hasil pertempuran
kanannya dan mengangkatnya tinggi- ditentukan. Korban dari fihak Kaum
tinggi di tengah-tengah pasukan Islam agar Muslimin banyak berjatuhan, tubuh-tubuh
barisan mereka tidak kacau balau dan agar mereka berlumuran darah, sedang
semangat pasukan tetap tinggi …. Tak balatentara Romawi dengan bilangannya
lama sesudah itu, dengan gesit ia yang jauh lebih besar, terns maju laksana
melarikan kudanya ke arah Khalid, banjir yang menyapu medan.
sembari berkata kepadanya:
Dalam situasi yang demikian, tak ada jalan
―Peganglah panji ini, wahai Abu Sulaiman dan taktik perang yang bagaimanapun,
… akan mampu merobah kesudahan
pertempuran berbalik 180 derajat, yang
Khalid merasa dirinya sebagai seorang menang jadi kalah dan Yang kalah jadi
yang baru masuk Islam, tidak layak menang. Dan satu-satunya yang dapat
memimpin pasukan yang di dalamnya diharapkan dari seorang pahlawan, ialah
terdapat orang-orang Anshar dan bagaimana melepaskan tentara Islam ini
Muhajirin yang telah lebih dulu masuk dari kemusnahan total, dengan
daripadanya. Sopan, rendah hati, arif menghentikan qurban-qurban yang terus
bijaksana dan kelebihan-kelebihan akhlaq berjatuhan, dan keluar dengan sisa-sisa
lainnya, memang miliknya dan sewajarnya yang ada dengan selamat, mengundurkan
ada padanya.Ketika itu ia menjawab: diri secara tepat dan teratur, Yang dapat
―Tidak . . . tak usah aku yang memegang menghalangi kehancuran masaal di medan
panji, andalah yang berhak memegangnya, tempur itu.
anda lebih tua, dan telah menyertai perang
Badar!‖ Hanya pengunduran seperti itu termasuk
barang mustahil . . . . Tetapi, bila benarlah
Tsabit menjawab pula: ―Ambillah, sebab apa yang dikatakan orang, bahwa tak ada
anda lebih tahu muslihat perang dari aku, yang mustahil bagi hati yang pemberani,
dan demi Allah aku tak akan meng- maka siapa pula orang yang lebih berani
ambilnya, kecuali untuk diaerahkan hatinya dari Khalid, kepahlawanannya
kepada anda!‖ Kemudian ia berseru lebih hebat, dan pandangannya lebih tajam
kepada seluruh anggota pasukan Islam: daripadanya?
Di saat itu tampillah Pedang Allah bagi berhala-berhala yang lemah tak
menyorot seluruh medan tempur yang luas berdaya ….
itu dengan kedua matanya yang tajam
laksana mata burung elang, diaturlah Sebelum penyesalannya kian parah,
rencana dan langkah yang akan diambil hatinya bangun tersadar oleh himbauan
secepat kilat, dan dibagi-baginya kesaksian hebat dan kebesarannya, yaitu
pasukannya ke dalam kelompok-kelompok kesaksian dari nur yang menerangi kota
besar dalam suasana perang berkecamuk Mekah . . . . , kesaksian nyata bagaimana
terus. Setiap kelompok diberinya tugas orang-orang lemah yang diperlakukan
sasarannya. Lalu dipergunakannya seni semena-mena, menanggung adzab derita
yudhanya yang membawa mukjizat, dan dan ancaman, sekarang kembali ke
kecerdikan akalnya yang luar biasa, kampung halaman mereka dari tempat
sehingga akhirnya dengan idzin Allah jua, mereka diusir secara aniaya dan kejam.
ia berhasil membuka jalur luas di antara Mereka kembali ke sana mengendarai
barisan pasukan Romawi. Dari jalur kuda-kuda mereka yang meringkik
tersebut seluruh sisa pasukan Islam dapat berdengusan serta di bawah panji-panji
ke luar meloloskan diri dengan selamat. dan bendera-bendera Islam yang
Keberhasilan ini adalah berkat berkibaran. Suara-suara yang mereka
kepahlawanannya, berkat keberanian membisikkan di Darul Arqarn dulu,
disertai kecerdikan dan kecepatan sekarang berubah menjadi takbir yang
bertindak yang tepat yang tak dapat gemuruh yang menggegarkan kota Mekah,
dilupakan dalam sejarah . . . . Dan disertai bahana tahlil kemenangan. Alam
diaebabkan pertempuran inilah Rasulullah pun seperti ikut menyertai suasana
menganugerahkan padanya gelar: ―Si gembira mereka, semuanya seolah-olah
Pedang Allah yang selalu terhunus‖. berhari raya.
Dalam periatiwa lain . . . . pada saat orang- Bagaimanakah kesudahannya mu‘jizat itu?
orang Quraiay menodai perjanjian Dan ulasan apakah kiranya yang dapat
damainya dengan Rasulullah. Maka ber- diberikan oleh periatiwa ini? Tak ada Yang
geraklah Kaum Muslimin di bawah lain, kecuali yang sedang diucapkan oleh
pimpinan beliau untuk membebaskan kota mereka yang sedang berjalan berduyun-
Mekah …. Di bagian sayap kanan duyun di sela-sela suara tahlil dan takbir
pasukan, Rasul mengangkat Khalid ibnul mereka, di kala mereka berpandangan satu
Walid sebagai pemimpinnya. sama lain dengan gembira:
Maka masuklah Khalid ke kota Mekah ―Janji Allah …. Allah tak pernah
sebagai salah seorang pemimpin pasukan memungkiri janji-Nya (Q.S. 30 ar-Rum:6)
Ummat Islam, sesudah selama ini dataran
dan gunung-gunungnya menyaksikannya Ia mengangkat kepala serta
sebagai pemimpin tentara watsani menengadahkannya, lalu memandang
(penyembah berhala) dan penganut syirik. penuh bangga dan ridla kepada bendera-
Teringatlah ia akan kenangan masa kanak- bendera Islam Yang memenuhi angkasa . .
kanaknya, di mana ia bermain-main . seraya berkata kepada dirinya sendiri:
dengan manjanya, dan kenangan masa ―Benarlah . . . bahwa itu janji Allah,
muda remajanya selagi ia berhandai- dan
handai menghabiskan waktu. Kemudian Allah tak pernah menyalahi janji-Nya . . .
datang kembali padanya segala kenangan !‖
masa lalu Yang panjang di mana usianya
hilang percuma untuk pengorbanan sia- Kemudian ditundukkannya Pula kepalanya
sia karena rasa syukur dan haru terhadap
ni‘mat Ilahi yang telah memberinya
petunjuk masuk Islam dan yang telah itu, tetapi sia-sia, malah menambah
membuatnya pada hari kemenangan yang kebulatan tekadnya ….
besar ini, menjadi salah seorang pembawa
Agama Islam ke kota Mekah, dan Dan mungkin maksud KhaliIah dengan
bukannya dari golongan orang-orang yang cara ini, untuk mewarnai pertempuran
masuk Islam karena terbawa-bawa dengan corak khusus dan arti yang
kemenangan Islam. penting, yang dapat mendorong orang-
orang untuk menyertainya. Hal ini hanya
Khalid selalu berada di samping dapat dikuatkan dengan partisipasi nyata
Rasulullah, menyerahkan semua tenaga dari beliau dalam perang yang dahsyat,
dan kemampuannya yang tinggi untuk yakni dengan memimpinnya langsung,
berbakti kepada Agama yang telah baik atas sebagian maupun atas seluruh
diimaninya dengan penuh keyakinan, dan kekuatan ummat. Sungguh, jalannya
yang seluruh kehidupannya akan peperangan tersebut akan menentukan
didermakan untuknya. timbul tenggelamnya kekuatan iman
menghadapi kekuatan murtad yang sesat!
Sesudah Rasul waIat, memenuhi panggilan
Allah Maha Pengasih lagi Maha Tinggi, Dan sesungguhnya munculnya kemurtadan
Abu Bakar Shiddiq memikul segala di mana-mana secara serentak ini sangat
tanggung jawab KhilaIah. Gelora angin mengkhawatirkan sekali, walaupun pada
kemurtadan bertiup kencang dengan tipu mulanya tampaknya …. sebagai
dayanya, hendak menghancurkan Agama pembangkangan saja. Dan dalam situasi
yang baru dengan semboyannya yang seperti ini, kabilah-kabilah yang selama ini
berbiaa dan propagandanya yang merusak ingin membalas dendam terhadap Islam,
binasa . . . . Di awal kegemparan yang maupun yang selalu mengintai-intai
mengejutkan ini, Abu Bakar menolehkan kelemahannya, sekarang mendapat
mata dan perhatiannya yang pertama kesempatan iatimewa atau peluang baru
kepada seorang pejuang yang tepat, untuk berontak, tanpa kecuali apakah
seorang laki-laki pilihan …. Abu mereka kabilah Arab pedalaman, atau yang
Sulaiman, si Pedang Allah‘, Khalid bin tinggal di perbatasan, di mana masih
Walid. bercokol kekuasaan dan pengaruh kerajaan
Persi dan Romawi. Kerajaan-kerajaan
Memang benar, bahwa Abu Bakar telah tersebut telah merasakan timbulnya
mulai memerangi kaum murtad dengan kekuatan Islam yang menjadi bahaya dan
pasukan yang dipimpinnya sendiri, tetapi ancaman terhadap kekuasaannya. Oleh
hal ini tidak bertentangan dengan sebab itulah sebagai dalang di belakang
rencananya untuk mempersiapkan Khalid layar, mereka dengan sengaja mengobar
untuk suatu hari yang menentukan nanti, dan menyebarkan berbagai macam fitnah.
yakni menentukan kalah menangnya
dalam peperangan terseru menghadapi Demikianlah, api dan nyala fitnah
orang- orang murtad itu, di mana ia berkobar di kalangan suku-suku Asad,
merupakan bintang lapangan dan GhatIan, ‗Abas, Thay‘ dan Dzibyan ….
pahlawan yang ulung …. juga di antara kabilah-kabilah Bani ‗Amir,
Hawazin, Salim, dan Bani Tamim . . . .
Di kala golongan kaum murtad bersiap- Mula-mula diawali dengan terjadinya ben-
siap hendak melaksanakan hasil keputusan trokan-bentrokan bersenjata yang kecil,
persekongkolan mereka yang besar, yang kemudian berobah menjadi
KhaliIah Abu Bakar bertekad memimpin pertempuran besar yang melibatkan
sendiri pasukan Muslimin. Para shahabat kekuatan pasukan sampai berpuluh ribu
utama berusaha menghalangi maksudnya tentara.
Pemberontakan-pemberontakan ini segera setelah menyerahkan bendera pasukan
Pula mendapat dukungan dari penduduk kepada masing-masing komandannya,
Bahrain, Oman, dan Muhrah. Sekarang KhaliIah mengarahkan mukanya kepada
Islam benar-benar menghadapi bahaya Khalid, lalu katanya:
besar, dan api peperangan itu telah
dinyalakan sekeliling Kaum Muslimin. ―Aku pernah mendengar Rasulullah
Untunglah di sana ada Abu Bakar …. bersabda: Bahwa sebaik-baik hamba
Allah dan kawan sepergaulan, ialah
Beliau menyiapkan pasukan Muslimin dan Khalid ibnul Walid, sebilah pedang di
sekaligus memimpinnya menuju kabilah- antara pedangpedang Allah yang
kabilah Bani Abbas, Bani Muhrah dan ditebaskan kepada orang-orang kafir dan
Dzibyan yang tampil sebagai pasukan munafik. ..!‘
kuat. Pertempuran Pun terjadilah, dan
akibatnya Islam dapat mencatat Maka Khalid pun segera menjalankan
kemenangan besar dan mantap. Tetapi tugasnya, berpindah-pindah bersama
pasukan yang menang ini tidak sempat pasukannya dari suatu medan tempur, ke
lama beriatirahat di Madinah, karena pertempuran yang lain, dari suatu
KhaliIah terpaksa mengerahkannya lagi kemenangan ke kemenangan berikutnya,
untuk menghadapi pertempuran berikutnya sampai berakhir dengan pertempuran yang
…. menentukan
‗
Berita -berita tentang pembangkangan Di sanalah yakni di Yamamah, Bani
kaum-kaum dan suku-suku, setiap saat HaniIah bersama kabilah-kabilah yang
nampaknya semakin berbahaya. Abu telah bergabung dengan mereka telah
Bakar sendiri maju memimpin pasukan membangun suatu gabungan aneka ragam
yang kedua ini Tetapi, para shahabat tentara murtad yang paling berbahaya
utama jadi hilang keshabaran mereka. dikepalat oleh Musailamatul Kaddzab . . . .
Semuanya sepakat untuk meminta Sudah ada sebagian kesatuan Islam yang
KhaliIah agar tetap tinggal di Madinah. mencoba kekuatan mereka, tetapi tidak
berhasil.
Imam Ali terpaksa menghadang Abu
Bakar dan memegang tali kekang kuda Sekarang datanglah perintah KhaliIah
yang sedang ditungganginya untuk kepada panglimanya ―yang
mencegah keberangkatannya bersama tak terkalahkan‖ agar berangkat kepada
pasukan, sembari berkata kepadanya: Bani HaniIah itu. Khalid pun maju
―Hendak ke mana anda, wahai KhaliIah berangkat dan demi Musailamah
Rasulullah? Akan kukatakan kepada anda, mengetahui bahwa Khalid sedang di
apa yang pernah diucapkan Pasulullah di tengah perjalanan menuju tempatnya,
hari Uhud: ―Simpanlah pedangmu kembali ia memperkuat susunan
wahai Abu Bakar, jangan engkau pasukannya, karena ia benar-benar
cemaskan kami dengan dirimu!‖ menganggapnya sebagai bahaya dahsyat
dan musuh yang amat kuat.
Di hadapan desakan dan suara bulat Kaum
Muslimin, KhaliIah terpaksa menerima Kedua pasukan tentara itu telah berhadap-
untuk tinggal di kota Madinah. Maka hadapan Dan di waktu anda membaca
dibaginya tentara Islam menjadi sebelas buku-buku riwayat dan sejarah tentang
kesatuan, masing-masing kesatuan jalannya pertempuran yang sengit itu, tentu
dibebani tugas tertentu, sedang sebagai anda akan merasa ngeri karena seolah-olah
kepala dari‘ keseluruhan kesatuan tersebut diri anda sedang menyaksikan suatu
diangkatnya Khalid ibnul Walid. Dan pertempuran yang menyerupai perang
masa kini dalam kekerasan dan Orang-orang Muhajirin maju dengan panji-
kekejamannya, sekalipun berbeda jenis panji perang mereka dan orang-orang
senjata dan sarana perang yang Anshar pun maju di bawah panji-panji
dipergunakan . . . . mereka, seterusnya tiap kelompok suku
dengan panji-panji tersendiri.
Khalid mengambil posisi dengan Demikianlah, hingga jelas nanti, dari mana
pasukannya di dataran bukit-bukit pasir datangnya kekalahan itu. Semangat juang
Yamamah, sementara Musailamah jadi bergelora lebih panas membakar,
menghadapinya dengan segala penuh dengan kebulatan tekad dan
kecongkakan dan kedurhakaannya mengejutkan musuh. Dan Khalid dari saat
bersama barisan tentaranya yang banyak ke saat menggemakan tahlil dan takbir atau
seakan-akan tak habis-habisnya mengeluarkan perintah yang menentukan,
maka berubahlah pedang-pedang
Khalid segera menyerahkan bendera dan pasukannya bagai tangan-tangan Malatkat
panji-panji perang kepada komandan- maut Yang tidak dapat ditolak
komandan pasukannya. Kedua kelompok kehendaknya, dan tidak dapat dirubah
balatentara itu pun serang-menyerang dan tujuannya. Dan dalam waktu yang singkat
bertempur rapat. Perang berkecamuk tiada saja berubahlah arah pertempuran, prajurit-
hentinya, korban dari pihak Muslimin prajurit Musailamah mulai gugur berjatuh-
susul-menyusul berguguran laksana an dari puluhan, jadi ratusan kemudian
,
bunga-bunga dan kembang di taman yang ribuan, laksana nyamuk-nyamuk yang
ditiup angin topan … ! menggelepar bermatian.
Mendengar itu, bukan main marahnya Laki-laki itu pun berlalulah maju
Khalid, tapi ditahannya, sambil menyerang bagai anak panah lepas dari
menggertakkan gigi ia menganggap suatu busurnya . . ., ia menyerbu ke tengah-
kekurangajaran dalam kata-kata panglima tengah pertempuran dahsyat, merindukan
Romawi itu . . . , lalu diputuskannya akan tempat peraduan dan pembaringannya. Ia
menjawabnya dengan kata-kata yang menetak dengan sebilah pedang, ia dipukul
sesuai, maka berucaplah ia: oleh seribu pedang, sampai ia naik mati
syahid . . .!!
―Bahwa yang mendorong kami keluar dari
negeri kami, bukan karena lapar seperti Dan ia adalah ‗Ikrimah bin Abi Jahal … !
yang anda sebutkan tadi, tetapi kami Benar anak Abu Jahal. Ia berseru kepada
adalah satu bangsa yang biasa minum orang-orang Islam, sewaktu tekanan orang
darah. Dan kami tahu benar, bahwa tak ada Romawi semakin berat atas mereka,
darah yang lebih manis dan lebih baik dari katanya dengan suara lantang: ―Sungguh
aku telah lama memerangi Rasulullah saw. Allah memberikan kesempatan kepada
di masa yang lalu sebelum aku ditunjuki kalian untuk menebas batang-batang leher
Allah masuk Islam, apakah pastas aku lari mereka … !‖
dari musuh-musuh Allah hari ini?‖
Seratus . . . masuk menerobos ke dalam 40
Kemudian ia berteriak: ―Siapakah ribu . . . ? Kemudian mereka menang – . –
yang ? Tetapi, kenapa tercengang? Bukankah
bersedia dan berjanji untuk mati … !‘ hati-hati mereka penuh keimanan kepada
Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar?
Sekelompok Muslimin berjanji kepadanya Dan iman kepada Rasul-Nya saw. yang
untuk berjuang sampai mati, kemudian benar lagi terpercaya? Iman kepada
mereka sama menyerbu ke jantung ketentuan Allah, yaitu hukum-hukum
pertempuran, bukan hanya mencari hidup yang terbanyak membawa kebaikan,
kemenangan tetapi kalau kemenangan itu petunjuk dan martabat.
harus ditebus oleh jiwa raganya, mereka
sudah siap untuk mati syahid . . .. Allah Bukankah KhaliIah mereka ash-Shiddiq
menerima pengurbanan dan bai‘at mereka, r.a. (yang lurus dan benar), yang
mereka semuanya mati syahid …. I benderanya sekarang telah menjulang
tinggi di dunia, tapi ia sendiri di Madinah,
Ada pula orang yang luka-luka berat, maka ibukota baru bagi dunia baru, masih sedia
dibawakan orang air, ia memberi isyarat memerah susu kambing untuk janda
kepada temannya yang berdekatan agar kematian suami, dan dengan kedua
diberi lebih dulu karena lukanya lebih tangannya mengadukkan roti bagi anak-
berat. Dan sewaktu orang ini diberi air, ia anak yatim piatu . . . ?
mengisyaratkan pula agar diberikan
kepada yang lain, sedang waktu didatangi Dan bukankah panglima mereka adalah
orang lain itu, ia menunjuk kepada Khalid ibnul Walid, Penawar kecemasan,
temannya … dan begitulah seterusnya …. Pembasmi kesombongan, kekerasan, ke-
Demikianlah yang terjadi … sampai rela durhakaan, permusuhan, dan Pedang Allah
menderita kehausan sewaktu ruh-ruh yang terhunus yang akan menebas unsur-
mereka melayang . .. . Inilah contoh unsur perselisihan, kebencian dan
teladan yang paling indah tentang kemusyrikan . . . ? Bukankah itu memang
pengurbanan dan mendahulukan demikian? Karena itu, berhembuslah
kepentingan kawan. wahai angin kemenangan! Bertiuplah oh
kekuatan perkasa, yang menang, dan yang
Peperangan Yarmuk benar-benar tempat kuat kuasa! Allah jugalah di atas segala-
pengurbanan yang jarang tandingannya. galanya.
Dan di antara monumen-monumen tebusan
yang mena‘jubkan itu, yaitu monumen Keluarbiasaan Khalid telah mengagumkan
iatimewa yang dibina oleh kematian- para panglima Romawi dan komandan
kemauan keras, melukiakan karya Khalid pasukannya, yang mendorong salah
ibnul Walid sedang mengerahkan 100 seorang di antara mereka, Georgius
orang tentaranya tidak lebih. Mereka namanya untuk mengundang Khalid dalam
menyerbu sayap kiri Romawi yang saat-saat peperangan berhenti agar tampil
jumlahnya tidak kurang dari 40 ribu orang, kepadanya.
dan Khalid berseru kepada seratus orang
yang bersamanya itu: ―Demi Allah Di kala keduanya sudah bertemu, panglima
yang diriku di tanganNya! Tak ada lagi Romawi itu menghadapkan percakapannya
keshabaran dan ketabahan yang tinggal kepada Khalid, katanya:
pada orang-orang Romawi, kecuali apa
yang kamu lihat! Sungguh, aku mengharap
―Yuan Khalid . . . , jujurlah anda — Apakah orang-orang yang masuk
kepadaku, jangan berbohong, sebab orang Islam sekarang akan mendapat pahala dan
merdeka tak pernah bohong! Apakah Allah ganjaran seperti anda juga?
telah menurunkan sebilah pedang kepada
Nabi anda dari langit, lalu pedang itu — Memang, bahkan lebih Bagaimana
diberikannya kepada anda, hingga setiap dapat jadi, padahal anda sudah lebih
anda hunuskan terhadap siapa pun, pedang dahulu memasukinya?
tersebut pasti membinasakannya?‖
— Karena sesungguhnya kami telah hidup
Jawab Khalid: ―Oh, tidak!‖ bersama Rasullah saw., kami telah melihat
tanda-tanda kerasulan dan mu‘- jizatnya,
Orang itu bertanya pula: ―Mengapa dan sewajarnyalah bagi setiap orang yang
anda dinamai Pedang Allah?‖ telah
Jawab Khalid: ―Sesungguhnya Allah telah melihat seperti yang kami lihat dan
mengutus RasulNya kepada kami, mendengar seperti yang kami dengar, akan
sebagian kami ada yang membenarkannya, masuk Islam dengan mudah . . . Adapun
dan sebagian pula mendustakannya. Aku anda, wahai orang-orang yang belum
dulunya termasuk orang yang pernah melihat dan mendengarnya, lalu
mendustakannya, sehingga akhirnya Allah anda beriman kepada yang ghaib, maka
menjadikan hati kami menerima Islam, pahala anda lebih berlipat ganda dan besar,
dan memberi petunjuk kepada kami bila anda membenarkan Allah dengan hati
melalui Rasul-Nya, lalu kami berjanji setia ikhlas serta niat yang suci.
kepadanya
Panglima Romawi itu pun berseru, sambil
Kemudian Rasul mendo‘akanku, dan memajukan kudanya ke dekat Khalid dan
beliau berkata kepadaku: ―Engkau berdiri di sampingnya: ―Ajarkanlah
adalah pedang Allah di antara sekian kepadaku Islam itu, hai Khalid . . . !‖
banyak pedang pedang-Nya‖. Maka masuk Islamlah panglima itu . . . dan
shalat dua raka‘at, satu-satunya shalat yang
Demikianlah, maka aku diberi nama …. sempat dilakukannya . . . . Kedua pasukan
Pedang Allah ― balatentara itu sudah mulai bertempur lagi.
Dan panglima Romawi Georgius sekarang
kami menerima Islam, dan memberi berperang di pihak Muslimin, dan mati-
petunjuk kepada kami melalui Rasul-Nya, matian menuntut syahid, sampai ia
lalu kami berjanji setia kepadanya mencapainya dan berbahagia men-
dapatkannya . . . .
Kemudian Rasul mendo‘akanku, dan
beliau berkata kepadaku: ―Engkau Arkian, sekarang akan kami ketengahkan
adalah pedang Allah di antara sekian suatu kebesaran kemanusisan dalam suatu
banyak pedang pedang-Nya‖. penampilan termegah ….
Demikianlah, maka aku diberi nama …. Selagi Khalid memimpin balatentara Islam
Pedang Allah‖ dalam peperangan yang banyak
menimbulkan qurban ini, selagi ia
— Kepada apa anda sekalian merenggutkan kemenangan gemilang dari
diserunya? cengkeraman tentara Romawi secara luar
biasa, saat itulah ia tiba-tiba dikejutkan
— Kepada mentauhidkan Allah dan oleh sepucuk surat yang datang dari
kepada Islam. Madinah, dibawa oleh seorang kurir
KhaliIah yang datang dari KhaliIah baru, disimpan saja oleh Abu ‗Ubaidah terhadap
Amirul Mu‘minin Umar bin Khatthab . . . . Khalid sampai perang berakhir ….
Dalam surat tersebut tercantum salam
penghargaan ‗Al-faruq‖ kepada seluruh Riwayat manapun yang benar, yang ini
pasukan Islam, berita berkabungnya atau yang itu, yang penting bagi kita ialah
terhadap KhaliIah Rasulullah saw. Abu sikap Khalid pada kedua kondisi tersebut,
Bakar Shiddiq r.a. yang telah wafat. yang mengungkapkan bahwa benar-benar
Kemudian putusannya memberhentikan ia suatu pribadi yang mengagumkan,
Khalid dari pimpinan pasukan dan penuh keagungan dan kemuliaan. Dan
mengangkat Abu ‗Ubaidah bin Jarrah setahuku, tak satu pun dalam seluruh
sebagai gantinya. kehidupan Khalid, suatu kejadian yang
menjelaskan keikhlasannya yang
Khalid membaca surat itu dengan tenang . mendalam dan kejujurannya yang teguh,
. . dengan memohonkan rahmat untuk Abu melebihi apa yang ditunjukkan periatiwa
Bakar serta taufiq untuk Umar ini.
Dimintanya kepada si pembawa surat agar Sama saja baginya, apakah jadi panglima,
tidak menceriterakan kepada siapapun isi atau hanya prajurit biasa. Sesungguhnya
surat tersebut, menyuruhnya tetap tinggal jadi pemimpin seperti halnya prajurit
di suatu tempat dan tidak masing-masing membawa kewajiban yang
meninggalkannya, serta tidak berhubungan harus ditunaikankannya terhadap Allah
dengan siapa pun. yang ia imani, terhadap Rasul yang ia
bai‘at, terhadap Agama yang telah
la memulai lagi meneruskan pimpinan dipeluknya, dan ia bernaung di bawah
pertempuran, sambil menyembunyikan panji-panjinya ….
berita kematian Abu Bakar dan perintah-
perintah Umar sampai kemenangan betul- Baktinya yang diberikan sebagai amir
betul menjadi kenyataan, yang waktu itu yang memerintah, sama dengan darmanya
telah dekat sekali seolah-olah telah berada yang dibaktikannya sebagai prajurit yang
di tangan …. dititah. ―Kemenangan besar terhadap nafsu
ini dipersiapkan baginya sebagai juga bagi
Lonceng kemenangan pun telah berbunyi, orang lainnya, oleh contoh teladan dan
orang-orang Romawi telah mengundurkan perangai para KhaliIah, yang memegang
diri . . . maka menghadaplah pahlawan itu tampuk pimpinan Ummat Islam waktu itu .
kepada Abu ‗Ubaidah seraya memberi . . . Abu Bakar dan Umar .. . dua nama,
hormat sebagaimana layaknya seorang yang bila saja lidah bergerak
prajurit terhadap panglimanya . . . . Abu menyebutnya, maka terbayanglah dalam
‗Ubaidah mula-mula hanya menyangka hati segala sifat keutamaan manusia dan
sebagai olok-olok dari seorang panglima kebesarannya ….
yang,telah mewujudkan kemenangan yang
tak diduga-duga …. Tetapi tak lama Sekalipun hubungan belas kasih seolah-
kemudian ia melihat suatu kenyataan yang olah hilang tercecer antara Umar dan
sesungguhnya, lalu diciumnya Khalid di Khalid, namun kebersihan jiwa Umar, ke-
antara kedua matanya dan memuji adilan, ketaqwaan dan kebesaran
kebesaran jiwa dan akhlaqnya. pribadinya yang luar biasa, tak sebenang
pun diragukan oleh Khalid.
Ada lagi riwayat lain dalam sejarah yang
mengatakan, bahwa surat yang dikirimkan Karena itu pula, tak ada alasan untuk
oleh Amirul Mu‘minin Umar ditujukan meneragukan keputusan-keputusan yang
kepada Abu ‗Ubaidah berita tersebut diambilnya, karena hati nurani yang
mengeluarkannya, telah sampai ke puncak Maka sekarang dijadikannya pedangnya
keshalehan, kelurusan, keikhlasan don alat yang ampuh penebus masa lalu,
kejujuran, sejauh yang dapat dicapai oleh dengan- memancung habis segala tonggak
manusia yang berhati bersih dan terpimpin. kemusyrikan berlipat ganda hebatnya dari
apa yang telah pernah dilakukannya
Tak ada sedikit pun maksud jelek Umar terhadap Islam. Dan barangkali anda masih
terhadap pribadi Khalid itu, hanya ia ingat kalimat yang pernah kami cantumkan
merasa keberatan terhadap pedangnya di permulaan ceritera ini, yang terlompat
yang terlalu cepat dan tajam . . . . Hal ini dari mulutnya sewaktu berbicara dengan
telah dibayangkannya sewaktu ia Rasulullah saw.: ―Ya Rasulallah . . . .
mengusulkan pemberhentian Khalid Mohon anda mintakan aku ampun
kepada Abu Bakar, menyusul terbunuhnya terhadap semua yang telah kulakukan,
Malik bin Nuwairah, katanya: berupa menghalangi jalan Allah!‖
―Sesungguhnya pada pedang Khalid itu Sekalipun Rasul telah menjelaskan bahwa
ada rohaqnya‖,- artinya kelancangan, Islam telah mema‘afkan semua masa lalu,
ketajaman dan ketergesaan. namun ia berusaha untuk mendapatkan
janji dari Rasulullah selagi ia masih hidup
Lalu dijawab oleh KhaliIah ash-Shiddiq: agar beliau memohonkan ampun kepada
―Aku tak akan menyarungkan Allah atas segala perbuatannya di masa
pedang, yang telah dihunus Allah atas silam itu.
orang-orang kafir . . . ―
Dan pedang yang sedang berada di tangan
Umar tidak mengatakan bahwa rohaq seorang panglima berkuda iatimewa
(keeepatan bertindak) pada Khalid . . . seperti Khalid, kemudian tangan yang
hanya menjadi sifat rohaq itu sebagai sifat menggenggam pedang itu digerakkan oleh
pedangnya bukan pribadi orangnya. Kata- hati yang bergelora dengan kehangatan
kata itu tidak saja mengungkapkan adab pensucian dan penebusan, serta dipenuhi
sopan santun, tapi juga penilaian baiknva dengan pembelaan mutlak terhadap agama
terhadap diri Khalid …. yang masih dikelilingi berbagai
persekongkolan jahat dan permusuhan,
Kehidupan Khalid adalah perang sejak sungguh sulitlah bagi pedang ini untuk
lahir sampai mati. Lingkungannya, melepaskan diri sama sekali dari
pertumbuhannya, pendidikannya dan pembawaannya yang keras dahsyat, dan
seluruh kehidupannya sebelum dan ketajamannya yang memutus ….
sesudah Islam, seluruhnya merupakan
arena bagi seorang pahlawan berkuda yang Beginilah keadaannya, kita lihat pedang
lihai lagi ditakuti. Kemudian bahwa Khalid membuat kesukaran bagi
kegigihannya di masa silam sebelum pemiliknya.
Islam, peperangan-peperangan yang
diterjuninya menentang Rasul dan Maka sewaktu selesainya pembebasan kota
shahabatnya, dan pukulan-pukulan Mekah, Nabi saw. mengutusnya kepada
pedangnya di masa syirk yang sebagian kabilah yang berdekatan dengan
menjatuhkan kepala-kepala orang-orang negeri Mekah, sambil mengatakan
yang beriman serta kening-kening para kepadanya: ―Aku mengutusmu sebagai
shahabat peribadat, semuanya itu da‘i — penyeru ummat — bukan sebagai
merupakan beban yang berat bagi jiwa dan penyerang mereka‖, rupanya pedangnya
kalbunya. itu telah menguasai dirinya yang
mendorongnya ke peranan seorang
penyerang dan terlepas dari peranan
seorang da‘i sebagaimana telah diwasiat- tempatnya lagi di slam baru, di mana
kan Rasul kepadanya, Nabi merasa kesal Khalid berdiri di bawah benderanya ….
dan bersedih sewaktu tindakan Khalid
disampaikan kepadanya dan sambil berdiri Khalid tak melihat alat lain untuk
menghadap kiblat, beliau mengangkatkan membersihkannya, kecuali pedangnya!
tangannya, memohon ampun kepada Allah Atau kalau tidak bentakannya
:
dengan ucapannya: ―Keparat kau hai ―Uzza,
persetan akan kebesaranmu! Sungguh,
―Wahai ya Allah, aku berlepas diri kepada- kulihat Allah telah menghinakanmu!‖
Mu, dari tindakan yang telah dilakukan
Khalid‖; lalu diutusnya Ali kepada mereka Tetapi kita sendiri, karena apa yang kita
untuk memberikan tebusan ganti rugi, harapkan tidak beda dengan yang
terhadap darah dan harta mereka. diharapkan sayyidina Umar, seandainya
pedang Khalid tidak bertindak keras kita
Kata setengah orang, Khalid membela akan selalu mengulang-ulangi ucapan
dirinya dengan alasan, Abdullah bin Amirul Mu‘minin yang berbunyi:
HudzaIah as Sahmi mengatakan ―Tak seorang wanita pun akan sanggup
kepadanya bahwa Rasulullah melahirkan lagi laki-laki seperti Khalid …
memerintahkan dia untuk memerangi !‖
mereka karena mereka menolak Islam ….
Sewaktu ia meninggal dunia Umar
Khalid memiliki tenaga di luar tenaga menangis sejadi-jadinya. Kemudian umum
manusia biasa . . . . Tenaga itu dapat mengetahui, bahwa Umar bukan
mendorongnya sekuat-kuatnya untuk menangis hanya karena kehilangannya
menghancurkan seluruh dunia lamanya semata, tetapi yang beliau tangisi ialah
yang menyiksa hatinya . . . . Kalaulah kita lenyapnya kesempatan untuk
mau memahaminya, bagaimana ia mengangkatnya kembali memegang pucuk
meruntuhkan berhala ―Uzza ketika pimpinan tentara Islam, sesudah ber-
dialah yang dikirim Nabi untuk kurangnya kefanatikan manusia yang
meruntuhkannya! Dan sekiranya kita berlebih-lebihan kepadanya. Karena
melihat bagaimana ia menghancurkan sebetulnya sudah agak lama Umar
bangunan batu tersebut, akan kita lihat bertekad memulihkan kepemimpinannya
seorang laki-laki seolah- olah sedang itu dan menjernihkan sebab-sebab
memerangi seantero tentara. Ditebasnya pemberhentiannya, kalau tidaklah maut
semua kepada oknum- okmunnya dan datang menjemput pahlawan besar itu
dibinasakan seluruh barisannya dengan untuk bersegera pulang ke tempat kembali-
kematian. nya di surga . . . . Bukankah ia tidak
pernah beriatirahat seperti itu di bumi?
la menghantam dengan tangan kanannya, Bukankah telah datang masanya bagi jasad
tangan kirinya, dengan kakinya sambil yang selalu bekerja keras itu, untuk tidur
berteriak kepada runtuhan yang bertebaran sekejap? la lah pribadi yang sering
dan debu yang berjatuhan: ―Ya dilukiskan oleh shahabat-shahabat maupun
‗Uzza kufranak, la Subhanak‖, Hai ‗Uzza, oleh musuh-musuhnya, dengan kata-kata:
keparat kamu, persetan akan kebesaranmu! ―Orang yang tidak pernah tidur dan
Sungguh, kulihat Allah telah tidak membiarkan orang lain tidur …. !
menghinakanmu!‖
Adapun ia sendiri, seandainya dibolehkan
Kemudian patung itu dibakarnya dengan memilih, tentu ia akan memilih agar Allah
menyalakan api di tanahnya. Setiap ciri- menambah usianya agar dapat meneruskan
ciri kemusyrikan dan sisa-sisanya seperti perjuangan meruntuhkan semua bangunan-
‗Uzza pada pandangan Khalid tak ada
bangunan lapuk, dan agar dapat ―Aku telah ikut serta dalam pertempuran di
menambah amal-amal dan jihadnya dalam mana-mana. seluruh tubuhku penuh
Islam …. dengan tebasan pedang, tusukan tombak
serta tancapan panah ….
Semangat juang dan keharuman namanya
akan selalu dikenang sepanjang masa, Kemudian inilah aku tidak sebagai yang
selama kuda-kuda perang masih me- kuingini, mati di atas tempat tidur, laksana
ringkik, mata-mata pedang masih matinya seekor unta! Maka tidak akan
berkilatan, dan selama panji-panji dan tertidur mata orang-orang pengecut‖.
bendera tauhid masih berkibaran di atas
pundak bala tentara Islam …. Itulah kata-katanya, yakni kata-kata yang
tak akan diucapkan seseorang dalam
Sungguh dia pernah berkata: suasana demikian, kecuali seorang laki-
laki jantan seperti dia! Di saat-saat ia
―Tak ada yang dapat menandingi hampir menghembuskan nafasnya yang
kegembiraanku, bahkan lebih gembira dari penghabisan, ia ucapkan wasiatnya itu ….
saat malam pengantin, atau di saat di-
karuniai bayi, yaitu suatu malam yang Tahukah anda kepada siapa la berwasiat?
sangat genting, di mana aku dengan
ekspedisi tentara bersama orang-orang Yaitu kepada Umar bin Khatthab sendiri
Muhajirin menggempur kaum musyrikin …
di waktu shubuh . . .! ―
Tahukah anda kekayaan apa yang
Oleh karena itulah ada sesuatu yang selalu ditinggalkannya? Hanya kuda perang dan
merisaukan fikirannya sewaktu masih pedangnya.
hidup, yaitu kalau-kalau ia, mati di atas
tempat tidur, padahal ia telah Kemudian apa lagi?
menghabiskan seluruh umurnya di atas
punggung, kuda perangnya, dan di bawah Yang lain tak ada lagi sesuatu barang
kilatan pedangnya. berharga yang dapat dinikmati atau
dimiliki orang.
Ia lah orangnya yang pernah berperang
bersama Rasulullah saw. Ia yang telah Demikian itu, disebabkan seumur
menundukkan kaum murtad. Ia yang telah hidupnya tak pernah ia dipengaruhi
membumi ratakan takhta kerajaan Persi keinginan, kecuali menikmati kemenangan
dan Romawi. Ia yang telah melompat dan berjaya mengalahkan musuh
menjelajahi bumi di Irak langkah demi kebenaran.
langkah .. .. hingga dimenangkannya untuk
Islam dan di Syria setapak demi setapak Tak suatu pun kesenangan dunia yang
pula, sampai semuanya mempengaruhi keinginan nafsunya. Oh,
dipersembahkannya ke haribaan Islam. ada satu, yaitu suatu barang yang sangat
hati-hati sekali dan mati-matian ia
la adalah seorang panglima, dengan memeliharanva. Barang itu berupa kopiah.
kesukaran hidup seorang prajurit serta Pernah suatu ketika, kopiah itu terjatuh
rendah hatinya . . . . Sebaliknya seorang dalam perang Yarmuk lalu ia
prajurit dengan tanggung jawab seorang menyusahkan dirinya dan orang lain untuk
panglima dengan teladannya! seorang mencarinya. Ketika orang lain mencelanya
pahlawan perang yang hatinya risau kalau- karena itu, maka ujarnya: ―Di dalamnya
kalau ia mati di atas tempat tidurnya. terdapat beberapa helai rambut dari ubun-
Ketika itu ia berkata, sedang air matanya ubun Rasulullah‖,
meleleh keluar:
Dan akhirnya jenazah pahlawan besar ini hidup menaiki punggungnya, pergi
keluar dari rumahnya diusung oleh para bertempur menggoncangkan istana-istana
shahabatnya. Ibu dari sang pahlawan dan takhta kerajaan Persi dan Romawi,
memandangnya dengan kedua mata yang menghilangkan segala angan-angan
bercahaya memperlihatkan kekerasan hati keberhalaan dan kedurhakaan, dan
tapi disaput awan dukacita, lalu melepas- mengikis habis segala kekuatan
nya dengan kata-kata: kemusyrikan dan kemunduran yang
merintangi jalan Islam ….
―Jutaan orang tidak dapat melebihi
keutamaanmu …. Mereka gagah perkasa Ia terhenti sembari matanya nanap
tapi tunduk di ujung pedangmu …. Engkau menatap kubur tak berkisar sedikit pun.
pemberani melebihi singa betina …. Digoyang-goyangkannya kepalanya naik
turun, seakan-akan melambai-lambaikan
Yang sedang mengamuk melindungi kepada tuan dan pahlawannya, memberi
anaknya …. Engkau lebih dahsyat dari air hormat dan menyampaikan salam
bah …. perpisahan ….
Yang terjun dari celah bukit curam ke Kemudian ia tertegun pula, dengan kepala
lembah …. terangkat ke atas disertai kening meninggi
. . . , dan dari cekuk di bawahnya
Umar mendengar ucapan tersebut, maka mengalirlah air matanya yang deras tak
hatinya bertambah duka dan terharu, dan terbendung lagi.
air mata beliau semakin jatuh berderai, lalu
katanya: ―Benar ucapannya itu . . . ! Demi Kuda ini telah diwakafkan Khalid bersama
Allah sungguh-sungguh demikian …… pedangnya untuk jalan Allah. Tetapi
adakah orang berkuda lainnya yang
Dan tinggallah pahlawan itu di sanggup menungganginya sesudah
pembaringannya. Para shahabatnya tegak Khalid
berdiri dengan khusuknya; dunia sekeliling … ? Maukah ia merendahkan
mereka hening, tenang dan sepi . . . . punggungnya bagi orang lain? Hai,
Keheningan yang meng harukan itu, tiba- pahlawan yang selalu jaya, wahai fajar di
tiba dipecahkan oleh bunyi ringkik dan setiap malam … !
dengus kuda yang dating, sebagaimana
yang dapat kita bayangkan, sesudah Sesungguhnya kamu mengangkat tinggi
melepaskan tali kekangnya, segera moral pasukanmu, dengan ucapan setiap
mendompak dan melompat lalu berlari bergerak maju:
melintasi jalan-jalan kota Madinah
menyusul dari belakang jenazah tuannya, ―Di kala shubuh datang menjelma, pejalan-
pemilik dan penunggangnya, sementara pejalan malam memuji suka‖. (Hendak
keharuman dan kewangian jenazah itu mencapai kesenangan, haruslah dengan
semerbak membawanya ke arah tujuan …. bersusah payah lebih dahulu).
Sewaktu kuda itu sampai ke dekat Hingga kata-katamu itu telah menjadi kata-
kumpulan orang-orang yang sedang kata bersayap Nah, inilah kamu, telah
termenung menghadapi permukaan kubur kamu selesaikan perjalanan malammu!
yang masih basah, digerak-gerakkannya Maka puji-pujianlah untuk waktu pagi-
kepalanya bagaikan mengibarkan panji pagimu, wahai Abu Sulaiman! Sebutan
perang, disertai dengan dengusan yang namamu amat mulia, harum mewangi,
merendah .. . tak ubahnya seperti yang kekal abadi, wahai Khalid! Dan biarkanlah
dilakukannya selagi pahlawannya masih kami . . . mengulang-ulangi bersama
Amirul Mu‘minin ucapan kata-katanya
yang sedap, manis dan indah yang
digunakannya untuk meratapi dan melepas
kepergianmu:
Itulah dia Qeis bin Sa‘ad bin ‗Ubadah! Sesungguhnya pemuda Anshar suku
Khazraj ini, adalah dari suatu keluarga
Berasal dari keluarga Arab yang paling pemimpin besar, yang mewariskan sifat-
dermawan dari turunannya yang mulia . . . sifat mulia dari seorang pemimpin besar
. suatu keluarga yang Rasulullah saw. kepada pemimpin besar pula . . . . Ia anak
pernah berkata terhadapnya: dari Sa‘ad bin ‗Ubadah, seorang
pemimpin Khazraj, yang akan kita temui
―Kedermawanan menjadi tabi‘at anggota riwayatnya di belakang kelak.
keluarga ini!‖
Sewaktu Sa‘ad masuk Islam, ia membawa
Ia adalah seorang lihai yang banyak tipu anaknya Qeis dan menyerahkannya kepada
muslihat, seorang Yang mahir, licin dan Rasul sambil berkata: ―Inilah khadam anda
cerdik, dan orang yang terus terang ya Rasulallah!‖ Rasul dapat melihat pada
mengatakan secara jujur tentang dirinya: diri Qeis segala tanda-tanda keutamaan
dan ciri-ciri kebaikan . . . Maka dirangkul
―Kalau bukan karena Islam, saya sanggup dan didekatkannya ke dirinya dan
membikin tipu muslihat yang tidak dapat senantiasalah Qeis menempati kedudukan
ditandingi oleh orang Arab mana pun!‖ di sisi Nabi ….
Sebabnya, karena ia adalah seorang yang
tinggi kecerdasannya, banyak akal dan Anas, shahabat Rasulullah pernah
encer otaknya. mengatakan: ―Kedudukan Qeis bin
Sa‘ad di sisi Nabi, tak ubah seperti
ajudan‖.
Selagi Qeis memperlakukan orang-orang Di suatu hari Umar dan Abu Bakar
lain sebelum ia masuk Islam dengan segala bercakap-cakap sekitar kedermawanan dan
kecerdikannya, mereka tak tahan akan kepemurahan Qeis sambil. berkata: ―Kalau
kelihaiannya. Dan tak ada seorang pun di kita biarkan terus pemuda ini dengan
kota Madinah dan sekitarnya yang tidak kepemurahannya, niscaya akan habis licin
memperhitungkan kelihaiannya ini secara harta orang tuanya … !‖ Pembicaraan
hati-hati. Maka setelah ia memeluk Islam, tentang anaknya itu, sampai kepada Sa‘ad
Islam mengajarkan kepadanya untuk bin ‗Ubadah, maka serunya: ―Siapa
memperlakukan manusia dengan dapat membela diriku terhadap Abu Bakar
kejujuran, tidak dengan kelicikan. Ia dan Umar …?
adalah seorang anak muda yang banyak –
amalnya untuk Islam, karena itu di Diajarnya anakku kikir dengan memperalat
kesampingkannya kelihaiannya, dan tidak namaku … !‖
hendak mengulangi lagi tindakan-tindakan
liciknya masa silam. Setiap ia menghadapi Pada suatu hari pernah ia memberi
suatu kejadian yang sukar, ia ingat kepada pinjaman pada salah seorang kawannya
prakteknya yang lama, segera sadarkan yang kesukaran dengan jumlah besar . . . .
diri lalu diucapkannyalah kata-katanya Pada hari yang telah ditentukan guna
yang bersayap: melunasi utang, pergilah orang itu untuk
membayarnya kepada Qeis. Ternyata Qeis
―Kalau bukan karena Islam, akan tidak bersedia menerimanya, ia hanya
kubuat tipu muslihat yang tidak dapat berkata: ―Kami tak hendak menerima
ditandingi oleh bangsa Arab . . .!‖ kembali apa-apa yang telah kami berikan!‖
Tak ada perangai lain pada dirinya yang Fithrah manusia mempunyai kebiasaan
lebih menonjol dari kecerdikannya kecuali yang tak pernah berubah, dan sunnah
kedermawanannya . . . . Dermawan dan (hukum) yang jarang berganti-ganti yaitu.:
pemurah bukanlah merupakan perangai di mana terdapat kepemurahan, terdapat
baru bagi Qeis, karena ia adalah dari pula keberanian …. Benarlah . . – ,
keluarga yang turun-temurun terkenal sesungguhnya dermawan sejati dan
dermawan dan pemurah. keberanian sejati adalah dua saudara
kembar yang tak pernah berpisah satu dari
Bagi Qeis sebagai telah menjadi kebiasaan lainnya untuk selama-lamanya. Dan bila
bagi orang-orang yang paling dermawan anda menemukan kedermawanan tanpa
dan suka membantu di antara suku-suku keberanian, ketahuilah bahwa yang anda
Arab, ada petugas yang Bering berdiri di temukan itu bukanlah sebenarnya
tempat ketinggian memanggil para tamu kepemurahan …. tetapi suatu gejala
untuk makan Siang bersama mereka …. kosong dan bohong dari gejala-gejala
atau sengaja menyalakan api di malam hari melagakkan diri dan membusungkan dada.
untuk menjadi petunjuk bagi para musafir Demikian pula bila bertemu keberanian
yang lewat. Orang-orang di zaman itu yang tidak disertai kepemurahan,
mengatakan: ―Siapa yang ingin ketahuilah pula bahwa itu bukanlah
memakan lemak dan daging, silahkan keberanian sejati, ia tak lain serpihan dari
mampir ke benteng perkampungan Dulaim berani membabi buta dan kecerobohan!
bin Hari- tsah . . . !‖ Dulaim bin Haritsah
adalah kakek kedua dari Qeis. Di rumah Maka tatkala Qeis bin Sa‘ad memegang
bangsawan inilah Qeis mendapat didikan teguh kendali kepemurahan dengan tangan
kedermawanan dan kepemurahan …. kanannya, ia pun memegang kuat tali
keberanian dan kepeloporan dengan tangan
kirinya. Seolah-olah ialah yang salah seorang pahlawannya yang
dimaksud berperang tanpa takut mati …. Dialah yang
dengan ungkapan sya‘ir: membawa bendera Anshar dengan
meneriakkan:
―Apabila bendera kemuliaan
telah dikibarkan. Maka segala kekejian ―Bendera inilah bendera persatuan ….
berubah menjadi kebaikan‖. Berjuang bersama Nabi dan Jibril
pembawa bantuan.
Keberaniannya telah termashur pada Tiada gentar andaikan hanya Anshar
semua medan tempur yang dialaminya pengibarnya.
beserta Rasulullah saw. selagi beliau masih Dan tiada orang lain menjadi
hidup …. Dan kemasyhuran itu pendukungnya‖.
bersambung pada pertempuran-
pertempuran yang diterjuninya sesudah Dan sesungguhnya Qeis telah diangkat
Rasul meninggal dunia. Keberanian yang oleh Imam Ali sebagai gubernur Mesir . . .
selalu berlandaskan kebenaran dan . Tapi sudah semenjak lama Mu‘awiyah
kejujuran sebagai ganti kelihaian dan selalu mengincerkan matanya ke wilayah
kelicikan … dengan mempergunakan cara ini. la memandangnya sebagai permata
terbuka dan terus terang secara berhadap- berlian yang paling berharga pada suatu
hadapan, bukan dengan menyebarkan isyu mahkota yang amat didambakannya . . . .
dari belakang dan tidak pula dengan tipu Oleh karena itu tidak lama setelah Qeis
muslihat busuk, tentu saja membebani memangku jabatan sebagai Kepala Daerah
dirinya dengan kesukaran dan kesulitan itu, hampir terbit gilanya karena takut Qeis
yang menekan. Semenjak Qeis membuang akan menjadi halangan bagi cita-citanya
jauh kemampuannya yang luar biasa dalam terhadap Mesir sepanjang masa, bahkan
berdiplomasi licik dan bersilat lidah sekalipun ia beroleh kemenangan nanti
curang, dan ia membawakan diri dengan atas Imam Ali dengan kemenangan yang
perangai berani secara terbuka dan terus menentukan ….
terang, maka ia merasa puas dengan
pembawaan yang baru ini, dan bersedia Begitulah Mu‘awiyah berusaha dengan
memikul akibat dan kesukaran yang silih tipu daya dan muslihat yang tidak terbatas
berganti dengan hati yang rela …. pada suatu corak saja, membangkitkan
kemarahan yang tidak terbatas dari Imam
sesungguhnya keberanian sejati memancar Ali terhadap Qeis, sampai akhirnya Imam
dari kepuasan pribadi orang itu sendiri . . . Ali memanggilnya dari Mesir ….
. Kepuasan ini bukan karena dorongan
hawa nafsu dan keuntungan tertentu, tetapi Di sini Qeis memperoleh kesempatan yang
disebabkan oleh ketulusan diri pribadi dan menguntungkan untuk mempergunakan
kejujuran terhadap kebenaran – - – . kecerdasannya dengan berencana. la telah
mengetahui berkat kecerdasannya bahwa
Demikianlah, sewaktu timbul pertikaian di Mu‘awiyahlah yang memegang peranan
antara Ali dan Mu‘awiyah, kits lihat Qeis dalam memfitnahnya, setelah ia gagal
bersunyi-sunyi memencilkan dirinya. Dan menarik Qeis ke pihaknya untuk
terus berusaha mencari kebenaran dari memusuhi Imam Ali dan mempergunakan
celah-celah kepuasannya itu. Hingga kepemimpinannya untuk membantunya.
akhirnya demi dilihatnya kebenaran itu
berada pada pihak Ali, bangkitlah ia dan Maka untuk mematahkan tipu daya
tampil ke sampingnya dengan gagah tersebut, Qeis memperkuat sokongannya
berani, teguh hati dan berjuang secara terhadap Ali dan terhadap kebenaran yang
mati-matian. Di medan perang Shiffin, diwakili Ali. seorang pemimpin yang saat
Jamal dan Nahrawan, Qeis merupakan
itu tempat tersangkutnya kesetiaan dan dikumpulkannya, lalu ia berpidato di
kepercayaan teguh dari Qeis bin Sa‘ad bin hadapan mereka sambil berkata:
Tbadah . . . .
―Jika kalian menginginkan perang,
Demikianlah, tidak sedikit pun aku akan tabah berjuang bersama kalian
dirasakannya bahwa Imam Ali telah sampai salah satu di antara kita diambil
memecatnya dari Mesir …. Bagi Qeis, tak maut lebih dulu! Tapi jika kalian memilih
ada artinya wilayah kekuasaan, tak ada perdamaian maka aku akan mengambil
artinya pangkat kepemimpinan dan langkah-langkah untuk itu . . . ―.
jabatan. Semuanya itu baginya hanyalah
sekedar sarana guna mengabdikan diri bagi Pasukan tentaranya memilih yang kedua
aqidah dan Agamanya . . . . Sekalipun maka dimintanya keamanan dari
jabatan Kepala Daerah di Mesir itu Mu‘awiyah yang memberikannya dengan
merupakan suatu jalan untuk mengabdikan penuh sukacita, karena dilihatnya taqdir
diri kepada yang haq, namun kedudukan di telah membebaskannya dari musuhnya
dekat Imam Ali di medan laga adalah yang terkuat, paling gigih serta berbahaya
suatu jalan lain yang tak kurang penting …!
dan menggairahkan ….
Pada tahun 59 H. di kota Madinah al-
Keberanian Qeis mencapai puncak Munawwarah, telah pulang ke
kejujurannya dan kematangannya sesudah Rahmatullah seorang pahlawan, yang
syahidnya Ali dan dibai‘atnya Hassan . . . dengan keislamannya dapat
Sesungguhnya Qeis memandang Hassan mengendalikan kecerdikan dan keahlian
r.a. sebagai tokoh yang cocok menurut tipu muslihatnya serta menjadikannya obat
syari‘at untuk jadi Imam (Kepala Negara), penawar bisa.
maka berjanji setialah ia kepadanya, dan
berdiri di sampingnya sebagai pembela, Telah berpulang tokoh yang pernah
tanpa memperdulikan bahaya yang akan berkata:
menimpa. ―Kalau tidaklah aku pernah mendengar
Rasulullah, bersabda:
Dan di kala Mu‘awiyah memaksa mereka ―Tipu daya dan muslihat licik itu di
untuk menghunus pedang, bangkitlah Qeis dalam neraka‖
memimpin lima ribu prajurit dari orang- Niscaya akulah yang paling lihai di antara
orang yang telah mencukur kepala mereka ummat ini …
sebagai tanda berkabung atas wafatnya
Ali. Hassan mengalah dan lebih suka Ia telah tiada dalam kedamaian, dengan
membalut luka-luka Muslimin yang telah meninggalkan nama harum sebagai
sedemikian parah, maka disuruhnya seorang laki-laki yang jujur, terus terang,
menghentikan perang yang telah dermawan dan berani ….
menghabiskan nyawa dan harta itu, lalu
berunding dengan Mu‘awiyah dan Benar . .. , ia telah berpulang dengan
kemudian bai‘at kepadanya. mewariskan pusaka nama baik seorang
laki-laki yang terpercaya, baik tentang
Di sinilah Qeis mulai merenungkan lagi watak keislamannya maupun tentang
masalah tersebut, maka menurut tanggung jawab dan menepati janji…
pendapatnya, sekalipun pendirian Hassan
adalah benar, maka pasukan Qeis tetap
menjadi tanggung jawabnya dan pilihan
terakhir terletak atas hasil keputusan
musyawarah. Maka semua mereka
UMEIR BIN WAHAB merusakkan fikiran tersebut.
JAGOAN QURAISY YANG Dikobarkannyalah api kebencian ke dalam
BERBALIK MENJADI PEMBELA jiwa mereka, tegasnya api peperangan di
ISLAM YANG GIGIH mana ia sendiri tewas sebagai korbannya
yang pertama …
Di perang Badar ia termasuk salah seorang
pemimpin Quraisy yang menghunus Penduduk Mekah memberinya gelar
pedangnya untuk menumpas Islam. la dengan ―Jagoan Quraisy‖. Di perang Badar
seorang yang tajam penglihatan dan teliti itu, benar-benar si Jagoan ini mendapat
perhitungannya. Oleh karena itulah ia pukulan hebat, karena usahanya menemui
diutus kaumnya untuk menyelidiki jumlah kegagalan total. Orangorang Quraisy
Kaum Muslimin yang ikut pergi berperang kembali ke Mekah dengan kekuatan yang
dengan Rasul, dan untuk mengamat-amati telah hancur berantakan. Umeir bin Wahab
apakah di belakang itu ada balabantuan telah Pula meninggalkan darah dagingnya
atau yang masih bersembunyi …. sendiri di Madinah . karena anaknya jatuh
menjadi tawanan Kaum Muslimin ….
Umeir bin Wahab al-Jambi pun
berangkatlah, dan dengan kudanya ia dapat Pada suatu hari kebetulan ia terlibat dalam
mengamati sekeliling perkemahan pasukan percakapan dengan pamannya Shafwan bin
Muslimin, kemudian kembalilah ia Umaiyah …. Shafwan ini sejak lama
memberi laporan kepada kaumnya, bahwa memendam rasa dendam dan bencinya
kekuatan mereka kurang lebih tigaratus dengan getir, karena ayahnya Umaiyah bin
orang dan perkiraannya itu ternyata benar. Khalaf menemui ajalnya tewas di perang
Badar, sedang tulang belulangnya telah
Lalu mereka menanyainya, apakah di mendekam di sumur tua.
belakang itu ada bala bantuan, yang
dijawabnya: ―Aku tidak melihat apa-apa Shafwan dan Umeir duduk berbincang-
lagi dibelakang mereka … tetapi wahai bincang sama-sama melampiaskan
kaum Quraisy, terbayang kebenciannya. Marilah kita panggil
‗Urwah bin Zubeir untuk memaparkan
di hadapanku pusara-pusara menganga percakapan panjang mereka kepada kita:
yang menantikan jasad mereka . . . !
Mereka adalah kaum yang tidak Kata Shafwan: ―Demi Allah, tak ada
mempunyai peranan dan perlindungan lagi
kecuali pedang mereka sandiri … ! Demi gunanya hidup kita setelah peristiwa itu
Allah, tidak mungkin salah seorang di ―‗ Dan berkata Pula Umeir:
antara mereka terbunuh, tanpa ―Kau benar, dan demi Allah, kalau karena
terbunuhnya seorang di antara kita sebagai utang yang belum sempat kubayar, dan
imbalannya! Maka apabila jumlah kita keluarga yang kukhawatirkan akan tersia-
yang tewas sama dengan jumlah mereka, sia sepeninggalku, niscaya aku berangkat
kehidupan mane lagi yang lebih baik mencari Muhammad saw. untuk
setelah itu…!‖ … ? Nah, cobalah kamu membunuhnya . . . !‖ ―Aku mempunyai
fikirkan baik-baik … j. alasan kuat untuk berbicara dengannya,
akan kukatakan, bahwa aku datang untuk
Kata-kata dan buah fikirannya itu berkesan membicarakan anakku yang tertawan itu‖.
dan berpengaruh kepada sebagian di antara Shafwan segera menanggapi dan katanya
pemimpin-pemimpin Quraisy, dan hampir Pula: ―Biarlah aku yang menanggung
saja mereka menghimpun laki-laki mereka utangmu .. . , akan kulunasi semua dan
untuk kembali pulang ke Mekah tanpa keluargamu hidup bersama keluargaku,
perang, seandainya Abu Jahal tidak akan kujaga mereka seperti keluargaku!‖
Maka kata Umeir lagi: ―Nah, kalau begitu Allah telah memuliakan kami dengan
marilah kita simpan rahasia kita ini . . . !‖ suatu ucapan kehormatan yang lebih baik
Kemudian Umeir meminta pedangnya, dari ucapanmu hai Umeir, yaitu salaam . . .
yang sudah disuruhnya asah dan diberi penghormatan ahli surga!‖
racun. Maka berangkatlah ia hingga
sampai di Madinah …. Ujar Umeir Pula: ―Demi Allah, aku masih
hijau tentang hal itu!‖
Di Madinah selagi Umar bin Khatthab
bercakap-cakap dengan sekelompok Tanya Rasulullah Pula: ―Apa maksudmu
Muslimin tentang perang Badar dan datang ke sini, hai Umeir?‖ Jawabnya:
mereka menyebut-nyebut pertolongan ―Kedatanganku ke sini sehubungan dengan
Allah kepada mereka, sewaktu ia menoleh, tawanan yang berada di tangan anda‖.
tampaklah olehnya Umeir bin Wahab yang
baru saja menambatkan tunggangannya di Tukas Nabi Pula: ―Apa maksud pedangmu
muka mesjid, siap mempergunakan yang tersandang itu?‖ Jawab Umeir:
pedangnya, maka kata Umar: ―Pedang-pedang keparat! Menurut
anda apakah ada manfa‘atnya pedang itu
―Itu si Umeir bin Wahab anjing musuh bagi kami?‖
Allah! Demi Allah, pastilah
kedatangannya untuk maksud jahat . . . ! Berkata Pula Rasulullah: ―Berkatalah terus
Dialah yang telah menghasut orang banyak terang hai Umeir, apa maksud
dan mengerahkan mereka untuk kedatanganmu yang sebenarnya?‖
memerangi kita di perang Badar … !‖
Ujar Umeir Pula: ―Tak ada maksudku yang
Lalu Umar masuk menghadap Rasulullah lain, hanyalah yang kusebutkan tadi‖.
saw. dan lantas berkata: ―Ya Nabi
Allah, itu si Umeir musuh Allah, ia telah Kata Rasulullah saw. lagi: ―Bukankah
datang siap menghunus pedangnya … ! kamu telah duduk bersama Shafwan bin
Umaiyah di atas batu, lalu kamu
Jawab Rasulullah saw.: ―Suruhlah berbincang-bincang tentang orang-orang
ia masuk menghadapku … Quraisy yang tewas di sumur Badar,
kemudian katamu: ―Kalau bukan karena
Umar pun pergi mengambil pedangnya utang dan keluargaku, niscaya aku akan
dan menimang-nimangnya di tangan, pergi membunuh Muhammad. Lalu
sembari mengatakan kepada orang-orang Shafwan menjamin akan membayar
Anshar yang ada di sana, agar mereka utangmu dan menanggung keluargamu,
masuk semua dan duduk dekat Rasulullah asal kamu membunuhku, padahal Allah
sambil mengawasi tindak tanduk bajingan telah menjadi penghalang bagi maksudmu
itu terhadap Rasul, karena ia tidak dapat itu . . . !‖
dipercaya. Lalu Umar membawa masuk
Umeir menghadap Nabi, sambil membawa Waktu itu berserulah Umeir:
pedangnya yang tersandang di pundaknya, ―Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu
dan sewaktu hal ini dilihat oleh Rasul, annaka Rasulullah . . . . Urusan ini tak ada
beliau berkata: ―Biarkanlah ia yang menghadirinya selain aku dengan
wahai Umar, dan anda wahai Umeir …. Shafwan saja. Demi Allah, tak ada yang
dekatlah ke mari!‖ memberi kabar kepadamu selain Allah!
Maka puji syukur kepada Allah yang telah
Umeir pun mendekat seraya berkata: menunjuki aku kepada Islam!‖ Maka
―Selamat pagi!‖ suatu ucapan berkatalah Rasulullah kepada shahabat-
jahiliyah, maka jawab Nabi saw.: shahabatnya:
―Sesungguhnya ―Ajarilah saudaramu ini soal Agama,
bacakan kepadanya alQuran dan Beginikah jadinya, pedang yang
bebaskanlah tawanan itu serta serahkanlah tergenggam kuat untuk suatu niat yang
kepadanya!‖ jahat, dan kekejaman keji, yang kilatannya
masih membayang di muka mereka,
Begitulah Umeir bin Wahab masuk semuanya sudah dilupakan, dan sekarang
Islam tak ada yang diingat lagi, kecuali Islamnya
…. Umeir, dan dalam waktu sekejap ia telah
menjadi salah seorang dari Kaum
Dan dernikianlah masuk Islamnya Jagoan Muslimin, shahabat Rasul, yang
Quraisy! Ia telah diliputi oleh nur Rasul mempunyai hak seperti hak-hak mereka,
dan nur Islam seluruhnya, hingga tiba-tiba dan memikul kewajiban dan tanggung
dalam sekajap saat ia telah berbalik jawab seperti mereka Pula?
menjadi pembela Islam yang gigih.
Berkatalah Umar bin Khatthab r.a.: ―Demi Dan beginikah akhirnya, seorang yang
Allah yang diriku di Tangan-Nya! hampir dibunuh oleh Umar bin Khatthab
Sesungguhnya aku lebih suka melihat babi beberapa saat sebelumnya, sekarang jadi
daripada si Umeir sewaktu mula-mula dicintainya melebihi cintanya kepada anak
muncul di hadapan kita . . . ! Tetapi cucunya sendiri?
sekarang aku lebih suka kepadanya
daripada sebagian anakku sendiri … Kalaulah salah satu saat dari keberanian
yakni saat Umeir menyatakan
Umeir duduk merenungkan dengan keislamannya, telah membawa
mendalam toleransi atau kelapangan dada keberuntungan bagi Umeir berupa
dan sifat pema‘af Agama ini serta penghargaan, kemuliaan, ganjaran dan
kebesaran Rasul-Nya. Ia teringat akan penghormatan dari Islam, maka tak ada
masa-masa. silamnya di Mekah, sewaktu penilaian lain, bahwa benar-benarlah Islam
ia merencanakan tipu muslihat busuk dan itu suatu Agama yang maka luhur … !
memerangi Islam, yakni sebelum hijrah
Rasul dan shahabat-shahabatnya ke Tidak berapa lama antaranya Umeir sudah
Madinah. Kemudian ia teringat Pula usaha mengenal tugas kewajibannya terhadap
dan perjuangannya di pedang Badar . . . . Islam . . . . Bahwa ia akan berbakti
Dan kini, ia datang dengan menimang- kepadanya, seimbang dengan usahanya
nimang pedang di tangan.hendak memeranginya di masa lampau. Dan
membunuh Rasul. Dan semua itu dengan bahwa ia akan mengajak orang kepada
sekejap mata habis dikikis dengan Islam setaraf dengan ajakannya
ucapannya: ―La ilaha illallah, memusuhinya di masa silam. Dan bahwa
Muhammadur-Rasulullah Alangkah ia akan memperlihatkan kepada Allah dan
pema‘af dan sucinya, serta teguhnya Rasul-Nya apa yang dicintai Allah dan
kepercayaan diri, ajaran yang dibawa oleh Rasul-Nya itu berupa kejujuran,
Agama besar ini … perjuangan dan ketaatan. Dan begitulah, ia
datang menghadap Rasulullah pada suatu
! hari, sembari berkata: ―Wahai Rasulullah!
Dahulu aku berusaha memadamkan cahaya
Beginikah kiranya Islam dalam sekejap Allah, sangat jahat terhadap orang yang
saja sedia menghapuskan segala memeluk Agama Allah ‗Azza wajalla,
kesalahannya yang lalu, sementara orang- maka sekarang aku ingin agar anda
orang Islam melupakan segala dosa dan idzinkan aku pergi ke Mekah!
kejahatannya serta permusuhannya yang
lampau, dan membukakan dasar hati Aku akan menyeru mereka kepada Allah
mereka untuknya, bahkan sedia merangkul dan kepada RasulNya, serta kepada Islam,
dan memeluknya ke haribaan mereka?
semoga mereka diberi hidayah oleh Allah! dengan bergegas karena dorongan ingin
Kalau tidak, aku akan menyakiti mereka tabu: ―Apa sebenarnya yang terjadi, tolong
karena agama mereka, sebagaimana dulu ceriterakan kepadaku‖. Jawab orang itu:
aku menyakiti shahabat-shahabatmu ―Umeir bin Wahab telah memeluk
karena agama yang diikuti mereka . . . Islam, ia di sana sedang memperdalam
Agama dan mempelajari al-Qur‘an … !‖
Pada hari-hari itu, semenjak Umeir
meninggalkan kota Mekah menuju Bumi rasa berputar bagi Shafwan . . . .
Madinah, maka Shafwan bin Umaiyah Peristiwa yang diharap-harapkannya akan
yang telah menghasut Umeir pergi dapat menggembirakan kaumnya, dan
membunuh Rasul, sering mundar-mandir selalu dinantikannya untuk melupakan
di jalan-jalan kota Mekah dengan kejadian perang Badar, tabu-tabu hari itu
sombong, dan ia selalu menumpahkan berita itu yang datang kepadanya, yang
kegembiraannya yang meluap di semua bagaikan petir menyambarnya.
majlis dan tempat-tempat pertemuannya …
! Pada suatu hari sampailah sang musafir di
kampung halamannya . . . . Umeir telah
Dan setiap ia ditanyai kaum dan sanak kembali ke Mekah, tak lupa membawa
saudaranya sebab-sebab kegembiraannya pedangnya dan siap untuk bertempur. Dan
itu, padahal tulang-belulang ayah masih orang yang mula-mula menjumpainya
terjemur di panas terik matahari padang ialah Shafwan bin ‗Umaiyah . . . . Baru
Badar, ia lalu menepukkan kedua telapak Baja Shafwan melihatnya, bermaksudlah
tangannya dengan bangga sambil berkata ia hendak menyerang Umeir. Akan tetapi
kepada orang-orang itu: melihat pedang yang siaga di tangan
―Bersenang hatilah kalian karena bakal ada Umeir ia pun mengurungkan maksudnya,
satu kejadian yang akan datang beritanya dan merasa puas dengan melontarkan caci
dalam beberapa hari lagi, yang akan maki padanya kemudian berlalu . . . .
menghapus malu kita di perang Badar … !
Sekarang Umeir bin Wahab masuk ke kota
Setiap pagi ia keluar ke tempat ketinggian Mekah sebagai seorang Muslim, sedang
di pinggiran kota Mekah, menanyai sewaktu meninggalkannya ia adalah
kafilah-kafilah dan para penunggang seorang musyrik. Dimasukinya kota itu
kalau-kalau ada peristiwa penting terjadi di dan dalam ingatannya tergambar sikap
Madinah. Tapi jawaban mereka tidak ada Umar bin Khatthab mula ia masuk Islam,
yang menyenangkan dan meng- yang setelah Islamnya itu menyerukan:
gembirakannya, karena tak ada seorang ―Demi Allah, tidak akan kubiarkan satu
pun yang mendengar atau melihat suatu tempat pun yang pernah kududuki dengan
kejadian penting di Madinah. Shafwan kekafiran, melainkan akan kududuki lagi
tidak berputus asa, bahkan ia tetap shabar dengan keimanan … !
menanyai rombongan demi rombongan,
hingga akhirnya ia menemukan sebagian Seolah-olah Umeir hendak menjadikan
mereka yang waktu ditanyainya: ―Apa kata itu sebagai lambang dan pendirian ini.
tak ada suatu kejadian di Madinah?‖, menjadi contoh teladan. Ia telah bertekad
mendapat jawaban dari musafir itu: bulat hendak menyerahkan hidupnya untuk
―Benar, telah terjadi suatu kejadian besar – berbakti kepada Islam, yang sekian lama
- – !‖ diperanginya. Dan ia mempunyai
kemampuan dan kesempatan untuk
Air muka Shafwan berseri-seri, seluruh membalas setiap kejahatan yang hendak
kegembiraannya meluap dan melimpah ditimpakan kepadanya!
ruah. Ia kembali menanyai orang itu
Demikianlah ia mengganti dan Sungguh benar, ia merupakan suatu berita
mengimbangi apa-apa yang telah luput besar …. berita tentang seorang Jagoan
pada masa silamnya, berpacu dengan Quraisy dengan hidayah Allah telah
waktu mengejar tujuannya. Ia berda‘wah merubahnya menjadi seorang pembela
menyebarkan Agama Islam, baik Siang berani mati di antara pembela-pembela
maupun malam, secara terang-terangan Islam lainnya. Ia yang selalu siap sedia di
dan terbuka . . . Keimanan yang telah samping Rasul pada setiap peperangan dan
terhunjam di hatinya, telah melimpahkan pertempuran, dan yang kesetiaan serta
rasa aman, petunjuk dan cahaya. Dari lidah baktinya kepada Agama Allah tetap teguh
dan ucapannya keluar kalimat dan kata- tidak berubah setelah Rasul wafat!
kata yang haq, yang digunakannya untuk
menyeru orang kepada keadilan, kebaikan Di hari pembebasan kota Mekah, Umeir
dan kebajikan. Sedang di tangan kanannya tak hendak melupakan shahabat dan
tergenggam teguh pedangnya yang akan karibnya Shafwan bin ‗Umaiyah, ia pergi
mengecutkan hati setiap penghalang jalan untuk menyampaikan kepadanya kebaikan
menuju kebaikan, yakni mereka yang Islam dan mengajaknya untuk
selalu mengganggu orang-orang beriman memeluknya, setelah ternyata tak ada lagi
dan hendak membawa mereka ke jalan kesangsian terhadap kebenaran Rasul dan
yang bengkok. risalat. Tapi Shafwan telah bersiap-siap
dengan kendaraannya menuju Jeddah
Dalam beberapa minggu saja, orang-orang untuk berlayar ke Yaman ….
yang mendapat petunjuk masuk Islam
berkat usaha Umeir bin Wahab melebihi Umeir sangat kecewa dan merasa kasihan
perkiraan yang melintas dalam angan- melihat sikap Shafwan, maka
angan Umeir. Umeir pergi membawa dibulatkannya tekad hendak
mereka dalam satu barisan yang panjang menyelamatkan shahabatnya itu dari jalan
dan terang-terangan ke Madinah. Padang kesesatan. Ia pun segera pergi kepada
pasir yang mereka lalui dalam perjalanan Rasulullah saw., lalu berkata kepadanya:
itu, seolah-olah tak ―Ya Nabi Allah, sesungguhnya Shafwan
dapat menyembunyikan itu adalah penghulu kaumnya, ia hendak
ketakjuban dan keheranannya, terhadap pergi melarikan diri dengan menerjuni laut
pria yang belum lama berselang melintasi karena takut daripada anda. Maka mohon
dengan pedang terhunus menggerakkan anda beri ia keamanan dan perlindungan,
setiap langkahnya ke Madinah untuk semoga Allah melimpahkan karunia-Nya
membunuh Rasul . . . . Kemudian laki-laki kepada anda!‖
itu Pula yang melintasinya sekali lagi dari
Madinah, tetapi wajahnya berlainan Jawab Nabi: ―Dia aman!‖
dengan wajah semula ketika ia pergi;
sekarang ia membaca al-Quran dari atas Kata Umeir Pula: ―Ya Rasul Allah, berilah
punggung untanya yang ikut gembira …. aku suatu tanda sebagai bukti keamanan
dari anda!‖ Maka Rasulullah saw.
Dan kini, laki-laki itulah juga telah memberikan sorbannya yang dipakainya
mengarungi Padang pasir yang sama untuk sewaktu memasuki kota Mekah.
ketiga kalinya, mengepalai suatu rom-
bongan iring-iringan yang panjang dari Sekarang mari kita serahkan kepada
orang-orang yang beriman yang suara ‗Urwah bin Zuber untuk menceriterakan
tahlil dan takbir mereka bergema kejadian itu selengkapnya:
memenuhi angkasa….
―Umeir pun pergilah dengan sorban itu
mendapatkan Shafwan yang ketika itu
sudah hendak berlayar. Serunya
kepadanya: ―Ayah dan ibuku
menjadi jaminan bagimu! Ingatlah kepada
Allah, janganlah engkau silap dan berputus
asa! Inilah tanda keamanan dari Rasulullah
saw. yang sengaja aku bawa untukmu!‖
―Barang siapa yang tidak pernah merasa Menurut pandangan Abu Darda‘, dunia
puas terhadap dunia, maka tak ada dunia seluruhnya hanya sernata-mata titipan.
baginya …!‖ Sewaktu Ciprus ditaklukkan, dan harta
rampasan perang dibawa ke Madinah,
Harta baginya hanya sebagai alat bagi orang melihat Abu Darda‘ menangis . . . .
kehidupan yang bersahaja dan sederhana, Mereka dengan terharu mendekatinya dan
tidak lebih. Bertolak dari sana, maka mereka meminta Jubair bin Nafir untuk
menjadi kewajibanlah bagi manusia menanyainya:
mengusahakannya dari yang halal dan
mendapatkannya secara sopan dan ―Wahai Abu Darda‘, apakah
sederhana, tidak dengan kerakusan dan sebabnya anda menangis pada saat Islam
mati-matian. telah dimenangkan Allah bersama ahlinya
… ! Pertanyaan tersebut dijawab oleh Abu
Maka katanya pula: Darda‘ dengan suatu untaian kata yang
sangat berharga dan pengertian yang
―Jangan engkau makan, kecuali yang mendalam: ―Aduh …. wahai
baik Jubair! Alangkah hinanya makhluq di siai
…. Jangan engkau usahakan, kecuali yang Allah, bila mereka meninggalkan
baik . . . , dan jangan engkau masukkan ke kewajibannya terhadap Allah …. Selagi ia
rumahmu, kecuali Yang baik … !‖ sebagai suatu ummat yang perkasa, berjaya
mempunyai kekuatan, lalu mereka
Pernah ia menyurati shahabatnya dengan tinggalkan amanat Allah, maka jadilah
kata-kata sebagai berikut: mereka seperti yang engkau lihat… !‖
Thalhah hijrah ke Madinah sewaktu orang- Tiba-tiba sewaktu mereka lengah pasukan
orang Islam diperintahkan hijrah. Quraisy menyerang kembali dari belakang
Kemudian ia selalu menyaksikan semua hingga berhasil merebut prakarsa dan
peperangan bersama Rasulullah saw. menguasai kendali pertempuran ….
kecuali perang Badar, karena waktu itu,
Rasul mengutusnya bersama Sa‘ia bin Zaia Sekarang peperangan mulai berkecamuk
untuk suatu keperluan penting keluar kota lagi dengan segala kekejaman dan
Madinah …. kedahsyatannya. Serangan mendadak yang
tiba-tiba itu, rupanya telah mengkucar-
Sewaktu keduanya telah menyelesaikan kacirkan barisan Kaum Muslimin . . . .
tugas mereka dengan baik, dan kembali ke Thalhah memperhatikan daerah
Madinah, kebetulan Nabi dengan para peperangan tempat Rasulullah saw. berdiri.
shahabatnya yang lain sedang kembali
pula dari perang Badar. Alangkah sedih Dilihatnya Rasulullah menjadi sasaran
dan perih perasaan keduanya kehilangan empuk serbuan pasukan penyembah
pahala karena tidak menyertai Rasulullah berhala dan musyrik, maka ia pun dengan
saw. berjihad dalam peperangan yang cepat segera ke arah Rasul …. Thalhah r.a.
pertama itu. terus maju menebas jalan yang walaupun
pendek tetapi terasa panjang . setiap
Tetapi Rasul telah menenteramkan hati jengkal jalan dihadang puluhan pedang
mereka hingga tenang dan mantap dengan yang bersilang dan tombak-tombak yang
memberitahukan bahwa mereka tetap mencari mangsanya….
memperoleh pahala dan ganjaran yang
sama seperti orang-orang yang berperang. Dari jauh dilihatnya Rasulullah saw.
Bahkan Rasul membagikan rampasan bercucuran darah dari pipinya, sedang
perang kepada keduanya tidak kurang dari beliau menahan kesakitan yang amat
yang didapat oleh mereka yang sangat. Ia naik pitam dan berang, lalu
menyertainya …. diambilnya jalan pintas, dengan satu atau
dua lompatan dahsyat dari kudanya, dan yang beribadat, dan berjihad pada jalan-
benarlah .. . di hadapan Rasul sekarang ia Nye bersama mujahidin yang lain. Dengan
menemukan apa yang ditakutinya . . . tangannya dikukuhkanlah bersama kawan-
pedang-pedang musyrikin menyambar- kawan yang lain tiang-tiang Agama yang
nyambar ke arah Rasul, mengepung dan baru ini, Agama yang akan mengeluarkan
hendak membinasakannya …. manusia dari kegelapan kepada cahaya
yang terang benderang ….
Bagaikan satu peleton tentara jua, Thalhah
berdiri kukuh, dan mengayunkan Dan Bila ia telah melaksanakan haq
pedangnya yang ampuh ke kiri dan ke Tuhannya, ia pergi berusaha di muka
kanan. Ia dapat melihat darah Rasul yang bumi, mencari keridaan Allah, dengan me-
mulia menetes dan mendengar rintihan ngembangkan perniagaannya yang
kesakitannya. Maka diraihnya Nabi memberi laba, dan usaha-usaha lain yang
dengan tangan kiri dari lobang tempat membawa hasil. Thalhah r.a. adalah
kakinya terperosok. Sambil memapah seorang Muslim yang terbanyak hartanya
Rasul yang mulia dengan dekapan tangan dan paling berkembang kekayaannya ….
kiri ke dadanya, ia mengundurkan diri ke Semua harta bendanya dipergunakannya
tempat yang aman, sementara tangan untuk berkhidmat kepada Agama Islam,
kanannya , Allah memberkati tangan yang benderanya dipanggulnya, bersama
kanannya mengayun-ayunkan pedangnya Rasulullah saw . . . . Dinafqahkannya
bagaikan kilat menusuk dan menyabet hartanya tanpa batas . . . dan oleh sebab itu
orang-orang musyrik yang hendak pula Allah menambahkan untuknya secara
mengerumuni Rasul bagaikan belalang tak berhingga pula.
memenuhi medan pertempuran ….
Rasulullah saw. memberinya gelar
Marilah kita dengarkan Abu Bakar Shiadiq ―Thalhah si Baik Hati atau ―Thalhah si
r.a. menggambarkan keadaan medan Pemurah‖ dan ―Thalhah si Dermawan‖,
tempur kala itu: Kata Aisyah: sebagai pujian atas kedermawanannya
yang melimpah-limpah. Dan setiap kali ia
Bila disebutkan perang Uhud, maka Abu mengeluarkan hartanya sebegitu banyak,
Bakar selalu berkata: ―Itu maka ternyata Allah yang Maha Pemurah
semuanya adalah hari Thalhah . . . ! Aku menggantinya berlipat ganda.
adalah orang yang mula-mula
mendapatkan Nabi saw., maka berkatalah Istrinya Su‘da bin Auf menceriterakan
Rasul kepadaku dan kepada Abu kepada kita, katanya: ―Suatu hari
Ubaidah ibnul Jarrah: saya menemukan Thalhah berdukacita,
―Tolonglah saudaramu itu . . . . saya bertanya kepadanya: ―Ada apa
(Thalhah)!‖ Kami lalu menengoknya, dan dengan kanda … ?‖
ternyata pada sekujur tubuhnya terdapat
lebih dari tujuh puluh luka berupa tusukan Maka jawabnya: ―Soal harta yang
tombak, sobekan pedang dan tancapan ada padaku ini semakin banyak juga,
panah, dan ternyata pula anak jarinya hingga menyusahkanku dan
putus . . . maka kami segera merawatnya menyempitkanku . .
dengan baik‖. !‖ Kataku: ―Tidak jadi soal, bagi-
bagikan saja … !‖ Ia lalu berdiri
Di semua medan tempur dan peperangan memanggil orang banyak, kemudian
Thalhah selalu berada di barisan terdepan membagi-bagikannya kepada mereka,
mencari keridaan Allah dan membela hingga tidak ada yang tinggal lagi walau
bendera Rasulnya. Thalhah hidup di satu dirham pun. . . .
tengah-tengah jama‘ah Muslimin,
mengabdi kepada Allah bersama mereka Di suatu saat setelah ia menjual sebidang
tanah dengan harga yang tinggi, maka
dilihatnya tumpukan harta, lalu berlarut-larut dan membawa kepada
mengalirlah air matanya, kemudian permusuhan dan saling menuduh serta
katanya: ―Sungguh, Bila menimbulkan dendam kebencian yang
seseorang dibebani harta yang begini menyala-nyala hingga akhirnya jatuh
banyaknya dan tidak tahu apa yang akan qurban menemui ajalnya ―Dzun Nurain‖
terjadi, pasti akan mengganggu Utsman bin ‗Affan dalam peristiwa
ketenteraman ibadah kepada Allah . . . !‖ berdarah dan kejam itu ….
Kemudian dipanggilnya sebagian
shahabatnya dan bersama-sama mereka Kita katakan: ―Seandainya ia
membawa hartanya itu berkeliling melalui mengetahui bahwa fitnah itu akan berakhir
jalan-jalan kota Madinah dan rumah- dengan pembunuhan seperti itu, pastilah ia
rumahnya sambil membagi- bagikannya akan menentangnya bersama shahabat-
sampai Siang sehingga tak ada pula yang shahabat yang mula-mula menyokong,
tinggal lagi walau satu dirham pun …. karena anggapan dan dugaan bahwa
gerakan itu hanyalah sebagai gerakan
Jabir bin Abdullah menggambarkan pula perbaikan dan peringatan semata tidak
kepemurahan Thalhah dengan berkata: lebih … !‖
―Tak pernah aku melihat seseorang
yang lebih dermawan dengan memberikan Maka pendirian Thalhah ini berubah
hartanya yang banyak tanpa diminta lebih menjadi kemelut hidupnya, yakni sesudah
dulu, daripada Thalhah bin Ubaidillah …!‖ terjadinya cara kekerasan dan kekejaman
Ia adalah seorang yang paling banyak di mana Utsman dikepung lalu dibunuh
berbuat baik kepada keluarga dan kaum orang ….
kerabatnya; ditanggungnya nafqah mereka
semua sekalipun demikian banyaknya . . . . Tak lama setelah Imam Ali menerima
Mengenai itu dikatakan orang tentang bai‘at dari Kaum Muslimin di Madinah di
dirinya: ―Tak seorang pun dari Bani antaranya Thalhah dan Zubair, keduanya
Taira yang mempunyai tanggungan, telah meminta izin pergi melaksanakan
melainkan dicukupinya perbelanjaan ‗umrah ke Mekah. Dari Mekah mereka
keluarganya. Dinikahkannya anak-anak menuju Bashrah dan di sana telah ber-
yatim mereka, diberinya pekerjaan himpun banyak kekuatan yang hendak
keluarga mereka dan dilunasinya hutang- menuntutkan bela kematian Utsman ….
hutang mereka …. !.
―Waq‘atul Jammal‖ atau peristiwa
As-Sa‘ib bin Zaia, lain pula ceriteranya perang Berunta adalah perang, di mana
tentang Thalhah: ―Aku telah menemui bertempur dua pasukan, yang satu
Thalhah baik dalam perjalanan maupun menuntut bela atas terbunuhnya Utsman
waktu menetap, maka tak pernah kujumpai dan yang lain pasukan pemerintah di
seseorang yang lebih merata bawah Khalifah Ali
kepemurahannya, baik mengenai uang atau ….
makanan daripada Thalhah . . .!‖
Adapun Imam Ali dalam memikirkan
Timbul fitnah yang terkanal dalam masa situasi sulit yang sedang melanda Agama
Khilafat Utsman r.a. Thalhah menyokong Islam dan Kaum Muslimin, timbullah
alasan mereka yang menentang Utsman murung hatinya, melelehlah air matanya,
dan membenarkan sebagian besar tuntutan dan terdengar isak tangianya . . .!!
mereka mengenai perubahan dan
perbaikan …. Tetapi dengan pendirian itu, Ia telah dipaksa untuk bertindak keras.
apakah ia mengajak orang membunuh Dalam kedudukannya selaku Khalifah
Utsman atau ia merestuinya . . . ? Oh, Muslimin, tak ada jalan lain, dan tidak
seandainya ia tahu bahwa fitnah itu akan sepantasnya ia bersikap lunak terhadap
pembangkangan atas pemerintahan, atau
terhadap setiap pemberontakan bersenjata kau tinggalkan di rumah . . . !‘ Kemudian
melawan Khalifah yang telah dikukuhkah katanya kepada Zubair: ―Hai Zubair,
syari‘at. aku minta kau jawab karena Allah!
Tidakkah engkau ingat, di suatu hari
Di kala ia bangkit untuk memadamkan Rasulullah lewat di hadapanmu sedang
pemberontakan semacam ini, maka ia ketika itu kita sedang berada di tempat
selalu mencari jalan untuk menghindarkan Anu. Beliau berkata kepadamu:
tertumpahnya darah saudara-saudaranya, ―Wahai Zubair, tidakkah engkau cinta
para shahabat dan teman-temannya, para kepada Ali. . . !‘ Maka jawabmu: ―Masa
pengikut Rasul yang seagama, yaitu kan aku tidak akan cinta kepada saudara
mereka yang semenjak lama telah sepupuku, anak bibi dan anak pamanku,
berperang bersamanya melawan tentara serta orang yang satu Agama denganku . . .
syirik, menerjuni pertempuran bahu- !‘ Waktu itu beliau berkata lagi: ―Hai
membahu di bawah bendera tauhid yang Zubair demi Allah, bila engkau
mempersatukan mereka sebagai satu memeranginya, jelas engkau berlaku
keluarga, bahkan menjadikan mereka dhalim kepadanya . . . !‖ Waktu itu
sebagai saudara kandung yang saling -
berkatalah Zubair r.a.: ―Yah, sekarang aku
membela. ingat, hampir aku melupakannya! Demi
Allah aku tak akan memerangimu … !‖
Bencana apakah ini . . . ? Dan ujian sulit
apa lagi yang lebih dari itu . . . ? Dalam Thalhah dan Zubair menarik diri dari
mencari jalan ke luar dari bencana ini, dan perang saudara ini
untuk menjaga jangan sampai tertumpah
darahnya Muslimin, Imam Ali selalu . Mereka menghentikan perlawanan,
mempergunakan setiap cara yang dapat segera setelah mengetahui duduk
dipakai dan harapan yang dapat persoalan, dan demi melihat Ammar bin
diandalkan. Tetapi orang-orang yang Yasir berperang di fihak Ali. Mereka
dahulu pernah menjadi intrik-intrik teringat akan sabda Rasulullah saw.
Romawi dan kekaisaran Persi yang dahulu kepada Ammar: ―Yang akan
telah menemui kehancurannya di saat membunuhmu ialah golongan orang
kejayaan Islam di bawah Khalifah Utsman durhaka . .. !‖Seandainya Ammar terbunuh
nan bijaksana, dengan sikap munafik telah dalam peperangan yang disertai Thalhah
menyebar luaskan fitnah dan hasutan, ini, tentulah ia termasuk golongan orang
maka kekalutan tambah menjadi-jadi. yang durhaka … !
Ali menangis mengucurkan air mata Thalhah dan Zubair mengundurkan diri
sewaktu ia melihat Ummul Mu‘minin dari peperangan, dan mereka terpaksa
Aisyiah dalam sekedup untanya, bertindak membayar harga pengunduran itu dengan
mengepalai balatentara yang hendak nyawa mereka. Tetapi mereka beruntung
memeranginya . . . . Dan ketika dilihatnya dapat menemui Allah mereka dengan hati
pula Thalhah dan Zubair, pembela- yang senang dan tenteram, disebabkan
pembela Rasulullah itu berada di tengah- karunia yang telah dilimpahkan-Nya
tengah pasukan, Ali lalu memanggil kepada mereka, berupa petunjuk dan
Thalhah dan Zubair agar keduanya muncul fikiran yang benar ….
menghadapnya; keduanya pun tampillah
hingga leher kuda-kuda mereka Adapun Zubair ia telah diikuti seorang
bersentuhan, Ali berkata kepada Thalhah: laki-laki bernama Amru bin Jarmuz yang
―Hai Thalhah, pantaslah engkau membunuhnya di kala ia sedang lengah,
membawa-membawa istri Rasulullah yakni sewaktu ia sedang bershalat … !
untuk berperang, sedangkan istrimu sendiri Dan mengenai Thalhah, ia dipanah oleh
Marwan bin Hakam yang menghabisi berakhir pula perang Jamal . . . . Ummul
hayatnya…. Mu‘minin Aisyiah menyadari bahwa ia
telah tergesa-gesa dalam menghadapi per-
Peristiwa terbunuhnya Utsman telah soalan itu, karena itu ditinggalkannya
mendatangkan keresahan pada jiwa Bashrah menuju Baitul Haram dan terns ke
Thalhah, hingga sebagaimana telah kami Madinah, tak hendak campur tangan lagi
katakan dahulu menyebabkan kemelut dalam pertarungan itu. la dibekali oleh
hidupnya. Padahal, ia tidaklah ikut dalam Imam Ali dalam perjalanannya dengan
pembunuhan, tidak ‗pula menghasut orang segala perbekalan dan diiringi penghor-
untuk membunuhnya, ia hanya membela matan ….
orang yang menentang Utsman, di waktu
belum ada tanda-tanda bahwa penentangan Sewaktu Ali meninjau orang-orang yang
itu akan berlanjut dan berlarut-larut hingga gugur sebagai syuhada di medan tempur,
berubah menjadi kejahatan atau tindak semua mereka dishalatkannya, baik yang
pidana yang kejam … bertempur di fihaknya maupun yang
menentangnya. Dan tatkala selesai
Dan sewaktu ia ikut mengambil bagian memakamkan Thalhah dan Zubair, ia
dalam perang Jamal bersama pasukan yang berdiri melepas keduanya dengan kata-kata
menentang Ali bin Abi Thalib menuntut indah dan mulia, yang disudahinya dengan
bela kematian Utsman, maka tujuannya kalimat-kalimat berikut ini:
dengan tindakan itu, ialah untuk menebus
dosa yang akan membebaskannya dari ―Sesungguhnya aku amat mengharapkan
tekanan bathinnya. agar aku bersama Thalhah dan Zubair dan
Utsman, termasuk di antara orangorang
Sebelum memulai pertempuran, dengan yang difirmankan Allah:
suara yang tersekat oleh air mata, ia
berdu‘a dan merendahkan diri, katanya: ―Dan Kami cabut apa yang bersarang
―Ya Allah ambillah sekarang balasan dalam dada mereka dari kebencian
kesalahanku terhadap Utsman hingga sebagai layaknya orang bersaudara, dan
Engkau ridha kepadaku . . . . ―. Maka di atas pelaminan mereka bercengkerama
tatkala ia ditemui Ali seperti yang telah berhadap- hadapan…. ―. (Q.S. 15 al-
kita ceriterakan, kata-kata Ali telah me- Hijr: 47)
nerangi hatinya, sehingga bersama Zubair
mereka melihat kebenaran lalu Kemudian disapunya makam mereka
meninggalkan medan perang. dengan pandangan kasih sayang, yang
keluar dari hati bersih dan penuh belas
Tetapi mati sebagai syahid telah kasih, seraya katanya:
disediakan untuk mereka ber dua! Benar . .
. ! Mati syahid adalah hak Thalhah yang ―Kedua telingaku ini telah mendengar
dikejarnya dan mengejar dirinya, di mana sendiri sabda Rasulullah saw. Thalhah
pun ia berada … karena bukanlah dan Zubair menjadi tetanggaku dalam
Rasulullah telah bersabda tentang hal ini: surga…. ―.
―Inilah dia orang yang akan mengurbankan
nyawanya! Siapa yang ingin menyaksikan
seorang syahid yang berjalan di muka
bumi, maka lihatlah Thalhah … !‖
Adapun Thalhah bertemu asal-usul Seketika itu, tiada lain tindakan Zubair
turunannya dengan Rasul pada Murrah bin kecuali menghunus pedang dan
Ka‘ab. Sedang Zubair bertemu pula asal- mengacungkannya, lalu ia berjalan di
usulnya dengan Rasulullah pada Qusai bin jalan-jalan kota Mekah laksana tiupan
Kilab, sebagaimana pula ibunya Shafiah, angin kencang, padahal ia masih muds
adalah saudara bapak Rasulullah belia . . . ! Ia pergi mula-mula meneliti
berita tersebut dengan bertekad seandainya
Thalhah dan Zubair, kedua mereka banyak berita itu ternyata benar, maka niscaya
persamaan satu sama lain dalam aliran pedangnya akan menebas semua pundak
kehidupan Persamaan di antara keduanya orang Quraisy, sehingga ia mengalahkan
sangat banyak: dalam pertumbuhan di mereka, atau mereka menewaskannya….
masa remaja . . . kekayaan,
kedermawanan, keteguhan beragama dan Di suatu tempat ketinggian kota Mekah,
kegagah-beranian. Keduanya termasuk Rasulullah menemukannya, lalu sertanya
orang-orang angkatan pertama masuk akan maksudnya. Zubair menyampaikan
Iislam . . . dan tergolong kepada sepuluh berita tersebut …. Maka Rasulullah
orang yang diberi kabar gembira oleh memohonkan bahagia dan mendu‘akan
Rasul masuk surga. Keduanya juga sama kebaikan baginya serta keampuhan bagi
termasuk kelompok shahabat ahli pedangnya.
musyawarah yang enam, yang diserahi
tugas oleh Umar bin Khatthab memilih Sekalipun Zubair seorang bangsawan
Khalifah sepeninggalnya…. terpandang dalam kaumnya, namun tak
kurang ia menanggung adzab derita dan
Akhir hayatnya juga bersamaan secara penyiksaan Quraisy. Yang memimpin
sempurna . bahkan satu sama lain tidak penyiksaan itu adalah pamannya sendiri.
berbeda … ! Sebagaimana telah kita Pernah ia disekap di suatu kurungan,
katakan, Zubair termasuk dalam kemudian dipenuhi dengan embusan asap
rombongan pertama yang masuk Iislam, api agar sesak nafasnya, lalu dipanggilnya
Zubair di bawah tekanan siksa: Abu Bakar dan Zubair memimpin tujuh
―Tolaklah olehmu Tuhan Muhammad itu, puluh orang Muslimin. Sekalipun mereka
nanti kulepaskan kamu dari siksa ini! sebenarnya sedang mengikuti suatu
‖Tantangan itu dijawab oleh Zubair dengan pasukan yang menang, namun kecerdikan
pedas dan mengejutkan: ―Tidak . . . demi dan muslihat perang yang dipergunakan
Allah, aku tak akan kembali kepada oleh ash-Shiddiq dan Zubair, membuat
kekafiran untuk selama-lamanya!‖ Padahal orang-orang Quraisy menyangka bahwa
pada waktu itu ia belum menjadi pemuda mereka salah duga menilai kekuatan Kaum
teruna, masih belia bertulang lembut – - – - Muslimin, dan membuat mereka berfikir,
bahwa pasukan perintis yang dipimpin
Zubair melakukan hijrah ke Habsyi oleh Zubair dan ash-Shiddiq dan tampak
(Ethiopia) dua kali, yang pertama dan yang kuat, tak lain sebagai pendahuluan dari
kedua, kemudian ia kembali, untuk bala tentara Rasul yang menyusul di
menyertai ketinggalan semua peperangan belakang, dan akan tampil menghalau
bersama Rasulullah. Tak pernah ia mereka dengan dansyat. Karena itu mereka
ketinggalan dalam berperang atau bergegas mempercepat perjalanannya dan
bertempur. Banyaknya tusukan dan luka- mengambil langkah seribu pulang ke
luka yang terdapat pada tubuhnya dan Mekah!
masih berbekas sesudah lukanya itu
sembuh membuktikan pula kepahlawanan Di samping Yarmuk, Zubair merupakan
Zubair dan keperkasaannya . . . ! Maka seorang prajurit yang memimpin langsung
marilah kita dengarkan bicara salah suatu pasukan …. Sewaktu ia melihat
seorang shahabatnya yang telah sebagian besar anak buah yang
menyaksikan bekas-bekas luka yang dipimpinnya merasa gentar menghadapi
terdapat hampir pada segenap bagian bala tentara Romawi yang menggunung
tubuhnya, demikian katanya: ―Aku pernah maju, ia meneriakkan ―Allahu Akbar‖ . . .
menemani Zubair ibnul ‗Awwam pada dan maju membelah pasukan, musuh yang
sebagian perjalanan dan‘ aku melihat mendekat itu seorang diri dengan
tubuhnya, maka aku saksikan banyak mengayunkan pedangnya, kemudian ia
sekali bekas luka goresan pedang, sedang kembali ke tengah-tengah barisan musuh
di dadanya terdapat seperti mata air yang yang dahsyat itu dengan pedang di tangan
dalam, menunjukkan bekas tusukan kanannya, menari-nari dan berputar
lembing dan anak panah . . . . Maka kataku bagaikan kincir, tak pernah melemah
kepadanya: ―Demi Allah, telah apalagi berhenti ….
kusaksikan sendiri pada tubuhmu apa yang
belum pernah kulihat pada orang lain Zubair r.a. sangat gandrung menemui
sedikit pun . syahid! Amat merindukan mati di jalan
. . !‖ Mendengar itu Zubair Allah.‘ Ia pernah berkata: ―Thalhah bin
menjawab: Ubaidillah memberi nama anak-anaknya
―Demi Allah, semua luka-luka itu kudapat dengan nama Nabi-nabi padahal sudah
bersama Rasulullah pada peperangan di sama diketahui bahwa tak ada Nabi lagi
jalan Allah sesudah Muhammad saw. . . . maka aku
menamai anak-anakku dengan nama para
Ketika perang Uhud usai dan pasukan syuhada, semoga mereka berjuang
Quraisy berbalik kembali ke Mekah, ia mengikuti syuhada . . . ! Begitulah
diutus Rasul bersama Abu Bakar untuk dinamainya seorang anaknya Abdullah bin
mengikuti gerakan tentara Quraisy dan Zubair mengambil berkat dengan shahabat
menghalau mereka, hingga mereka yang syahid Abdullah bin Jahasy.
menganggap Kaum Muslimin masih punya
kekuatan, dan tidak terpikir lagi untuk
kembali ke Madinah guna memulai
peperangan yang baru.
Dinamainya pula seorang lagi al-Munzir segera datang melarang Rasul dan
mengambil berkat dengan shahabat yang Muslimin hanya mengingat soal itu saja
syahid al-Munzir bin Amar. Dinamainya
pula yang lain ‗Urwah mengambil berkat Dan sewaktu pengepungan atas Bani
dengan ‗Urwah bin Amar. Dan ada pula Quraidha sudah berjalan lama tanpa
yang dinamainya Hamzah, mengambil membawa hasil, Rasulullah mengirimnya
berkat dengan syahid yang mulia Hamzah bersama. Ali bin Abi Thalib. Ia berdiri di
bin Abdul Muthalib. Ada lagi Ja‘far, muka benteng musuh yang kuat Serta
mengambil berkat dengan syahid yang mengulang-ulang ucapannya: ―Demi
besar Ja‘far bin Abu Thalib. Juga ada yang Allah, biar kami rasakan sendiri apa yang
dinamakannya Mush‘ab mengambil berkat dirasakan Hamzah, atau kalau tidak, akan
dengan shahabat yang syahid Mush‘ab bin kami tundukkan benteng mereka … !‖
Umeir. Tidak ketinggalan yang Kemudian ia terjun ke dalam benteng
dinamainya Khalid mengambil berkat hanya berdua saja dengan Ali …. Dan
dengan shahabat Khalid bin Sa‘id. dengan kekuatan urat syaraf yang
Demikianlah ia seterusnya memilih untuk mempesona, mereka berdua berhasil
anak-anaknya nama para syuhada, dengan menyebarkan rasa takut pada musuh yang
pengharapan agar sewaktu datang ajal bertahan dalam benteng, lalu membukakan
mereka nanti, mereka tercatat sebagai pintu-pintu benteng tersebut bagi kawan-
syuhada … ! kawan mereka di luar … !
Dalam riwayat hidupnya telah Di perang Hunain, Zubair melihat
dikemukakan:‖bahwa ia tak pernah pemimpin suku Hawazin yang juga
memerintah satu daerah pun, tidak pula menjadi panglima pasukan musyrik dalam
mengumpul pajak atau bea cukai, perang tersebut namanya Malik bin Auf . .
pendeknya tak ada jabatannya yang lain . , terlihat olehnya sesudah pasukan
kecuali berperang pada jalan Allah . . . ―. Hawazin bersama panglimanya lari
Kelebihannya sebagai prajurit perang tunggang langgang dari medan perang
tergambar pada pengandalannya pada Hunain, ia sedang berdua di tengah-tengah
dirinya sendiri secara sempurna dan gerombolan besar shahabat-shahabatnya
kepercayaan yang teguh. Sekalipun sampai bersama sisa pasukan yang kalah, maka
seratus ribu orang menyertainya di medan secara tiba-tiba diserbunya rombongan itu
tempur, namun akan kau lihat bahwa ia seorang diri, dan dikucar-kacirkannya
berperang seakan-akan sendirian di arena kesatuan mereka, kemudian dihalaunya
pertempuran …. dan seolah-olah tanggung mereka dari tempat persembunyian yang
jawab perang dan kemenangan terpikul di mereka gunakan sebagai pangkalan untuk
atas pundaknya sendiri. menyergap pemimpin-pemimpin Iislam
yang baru kembali dari arena peperangan.
Keistimewaannya sebagai pejuang, terlukis
pada keteguhan hatinya dan kekuatan urat Kecintaan dan penghargaan Rasul terhadap
syarafnya. Ia menyaksikan gugur Zubair luar biasa sekali, dan Rasulullah
pamannya Hamzah di perang Uhud. sangat membanggakannya, katanya:
Orang-orang musyrik telah menyayat- ―setiap Nabi mempunyai pembela dan
sayat tubuhnya yang terbunuh itu dengan pembe itu adalah Zubair bin ‗Awwam …
kejam, maka ia berdiri di mukanya dengan !‖ Karena bukan saja ia saudara sepupunya
sikap satria menahan gejolak hati dengan dan suami dari Asma binti Abu Bakar
memegang teguh hulu pedangnya. Tak ada yang mempunyai dua puteri semata, tapi
fikirannya yang lain daripada mengadakan lebih dari itu adalah karena pengabdiannya
pembalasan yang setimpal, tapi wahyu yang luar biasa, keberaniannya yang
perkasa, kepemurahannya yang tidak
terkira dan pengorbanan diri dan hartanya ―Bila aku tak mampu membayar utang,
untuk Allah Tuhan dan islam semata. minta tolonglah kepada Maulana … induk
Sungguh, Hasan bin Tsabit telah semang kita … ―.
melukiskan sifat-sifatnya ini dengan indah
sekali, katanya: ―Ia berdiri teguh menepati Lalu ditanya anaknya Abdullah: ―Maulana
janjinya kepada Nabi dan mengikuti yang mana bapak maksudkan . . . ?‖ Maka
petunjuknya. Menjadi pembelanya, jawabnya: ―Yaitu Allah Induk Semang dan
sementara perbuatan sesuai dengan Penolong kita yang paling utama … !‖
perkataannya. Ditempuhnya jalan yang
telah digunakannya, tak hendak Kata Abdullah kemudian: ―Maka
menyimpang dari padanya. Bertindak demi Allah, setiap aku terjatuh ke dalam
sebagai pembela kebenaran, karena kesukaran karena utangnya, tetap aku
kebenaran itu jalan sebaik-baiknya. memohon: ―Wahai Induk Semang
Zubair, lunasilah utangnya, maka Allah
Ia adalah seorang berkuda yang mengabulkan permohonan itu, dan
termasyhur, dan pahlawan yang gagah alhamdulillah hutang pun dapat dilunasi . .
perkasa. . ―.
Merajalela di medan perang dan ditakuti di Dalam perang Jamal sebagaimana telah
setiap arena. Dengan Rasulullah kami utarakan dalam ceriteranya yang lalu
mempunyai pertalian darah dan masih mengenai Thalhah, Zubair menemui akhir
berhubungan keluarga. hayat dan tempat kesudahannya . . . .
Sesudah ia menyadari kebenaran .dan
Dan dalam membela islam mempunyai berlepas tangan dari peperangan, terus
jasa-jasa yang tidak terkira. diintai oleh golongan yang menghendaki
terus berkobarnya api fitnah, lalu ia pun
Betapa banyaknya mara bahaya yang ditusuk oleh seorang pembunuh yang
mengancam Rasulullah Nabi al-Musthafa. curang waktu ia sedang lengah, yakni di
kala ia sedang shalat menghadap
Disingkirkan Zubair dengan ujung Tuhannya ….
pedangnya, maka semoga Allah membalas
jasa-jasanya‖. Si pembunuh itu pergi kepada Imam Ali,
dengan maksud melaporkan tindakannya
Ia seorang yang berbudi tinggi dan bersifat terhadap Zubair, dengan dugaan bahwa
mulia . . . . Keberanian dan kabar itu akan membuat Ali bersenang
kepemurahannya seimbang laksana dua hati, apalagi sambil menanggalkan
kuda satu tarikan . . . ! Ia telah berhasil pedang-pedang Zubair yang telah
mengurus perniagaannya dengan dirampasnya setelah melakukan kejahatan
gemilang, kekayaannya melimpah, tetapi tersebut . . . .
semua itu dibelanjakannya untuk membela
islam, sehingga ia sendiri mati dalam Tetapi Ali berteriak demi mengetahui
berutang . . . ! Tawakkalnya kepada Allah bahwa di muka pintu ada pembunuh
merupakan dasar kepemurahannya, Zubair yang minta idzin masuk dan
sumber keberanian dan memerintahkan orang untuk mengusirnya,
pengorbanannya .. . hingga ia rela katanya: ―Sampaikan berita kepada
menyerahkan nyawanya, dan pembunuh putera ibu Shafiah itu, bahwa
diwasiatkannya kepada anaknya Abdullah untuknya telah disediakan api neraka … !‖
untuk melunasi utang-utangnya, demikian Dan ketika pedang Zubair ditunjukkan
pesannya: kepada Ali oleh beberapa shahabatnya, ia
mencium dan lama sekali ia menangis
kemudian katanya: ―Demi Allah,
pedang ini sudah banyak berjasa,
digunakan oleh pemiliknya untuk.
melindungi Rasulullah dari
marabahaya . . . ―.
Pasukan bani Haiyan hampir Saja Para pemanah mendekati Khubaib dan
kehilangan jejak, kalau tidaklah salah salah seorang temannya, mereka
seorang mereka melihat biji kurma menguraikan tali-temali mereka dan
berjatuhan di atas pasir . . . . Biji-biji itu mengikat keduanya. Teman mereka yang
dipungut oleh sebagian di antara orang- ketiga melihat hal ini sebagai awal
orang ini, lalu mengamatinya berdasarkan pengkhianatan janji, lalu ia memutuskan
firasat yang tajam yang biasa dimiliki oleh mati secara nekad sebagaimana dilakukan
bangsa Arab, lalu berseru kepada teman- ‗Achim dan teman-temannya, maka
teman mereka: ―Biji-biji itu berasal dari gugurlah ia pula menemui syahid seperti
Yatsrib … nama lain dari Madinah … yang diinginkannya ….
Ayuh, kita ikuti, hingga dapat kita ketahui
di mana mereka berada … ! Dan demikianlah, kedelapan orang yang
terbilang di antara orang-orang Mu‘min
yang paling tebal keimanannya, paling menyertainya, seakan-akan jari-jemari
teguh menepati janji dan paling setia kekuasaan itu membalut dadanya hingga
melaksanakan tugas kewajibannya terasa sejuk dingin ….
terhadap Allah dan Rasul, telah
menunaikan darma bakti mereka sampai Pada suatu kali salah seorang puteri Harits
mati …. datang menjenguk ke tempat tahanan
Khubaib yang ada di sekitar rumahnya,
Khubaib dan seorang temannya yang tiba-tiba ia meninggalkan tempat itu
seorang lagi Zaid, berusaha melepaskan sambil berteriak, memanggil dan mengajak
tali ikatan mereka, tapi tidak berhasil orang Mekah menyaksikan keajaiban,
karena buhulnya yang sangat erat. katanya: ―Demi Allah saya melihat
Keduanya dibawa oleh para pemanah Khubaib menggenggam setangkai besar
durhaka itu ke Mekah. Nama Khubaib anggur sambil memakannya . . . sedang ia
menggema dan tersiar ke telinga orang terikat teguh pada besi … padahal di
banyak …. Keluarga Harits bin ‗Amin Mekah tak ada sebiji anggur pun …. Saya
yang tewas di perang Badar, cepat kira itu adalah rizqi yang diberikan Allah
mengingat nama ini dengan baik, suatu kepada Khubaib.
nama yang menggerakkan dendam
kebencian di dada mereka. Mereka pun Benarlah Itu adalah rizqi yang diberikan
segera membeli Khubaib sebagai budak . . Allah kepada hambanya yang shaleh,
. untuk melampiaskan seluruh dendam sebagaimana dahulu pernah diberikanNya
kebencian mereka kepadanya. Dalam hal seperti itu kepada Maryam anak ‗Imran,
ini mereka mendapat saingan dari pen- yaitu di saat:
duduk Mekah lainnya yang juga
kehilangan bapak dan pemimpin mereka di ―Setiap kali Zakaria masuk ke dalam
perang Badar. Terakhir mereka mihrabnya, dan ditemukannya rizqi di
merundingkan semacam siksa yang akan dekat Maryam …. Katanya: Dari mana
ditimpakan kepada Khubaib untuk datangnya makanan ini hai Maryam?
memuaskan dendam kemarahan mereka, Jawabnya: Ia datang dari Allah,
bukan saja terhadapnya tetapi juga sesungguhnya Allah memberi rizqi kepada
terhadap seluruh Kaum Muslimin! Dan siapa yang dikehendaki-Nya dengan tidak
sementara itu, golongan musyrik lainnya terhingga …. (Q.S. 3 Ali Imran: 37)
melakukan tindakan kejam pula terhadap
teman Khubaib, Zaid bin Ditsinnah, yaitu Orang-orang musyrik menyampaikan
dengan menyula atau menusuknya dari berita kepada Khubaib tentang tewasnya
dubur hingga tembus ke bagian atas serta penderitaan yang dialami shahabat
badannya …. dan saudaranya Zaid bin Ditsinnah. r.a.
Mereka mengira dengan itu dapat
Khubaib telah menyerahkan dirinya merusakkan urat sarafnya, serta
sepenuhnya, menyerahkan hatinya, membayangkan dan merasakan derita dan
pendeknya semua urusan dan akhir siksa yang membawa kematian kawannya
hidupnya kepada Allah Rabbul‘alamin. itu. Tetapi mereka tidak mengetahui bahwa
Dihadapkannya perhatiannya kepada Allah telah merangkulnya dengan
beribadat dengan jiwa yang teguh, menurunkan sakinah dan rahmat-Nya ….
keberanian yang tangguh disertai sakinah Terus mereka menguji keimanannya dan
atau ketenteraman yang telah dilimpahkan membujuknya dengan janji pembebasan
Allah kepada yang dapat menghancurkan seandainya ia man mengingkari
batu karang dan melebur ketakutan. Allah Muhammad dan sebelum itu Tuhannya
selalu besertanya sementara ia senantiasa yang telah diimaninya …. Tetapi usaha
beserta Allah . . . . Kekuasaan Allah mereka tak ubahnya seperti hendak
mencopot matahari dengan Asalkan ada dalam ridla dan rahmat Allah
memanahnya…! Benar, keimanan Dengan jalan apapun kematian itu
Khubaib tak ubah bagai matahari, baik terjadi… . Asalkan kerinduan kepada-Nya
tentang kuatnya, jauhnya maupun tentang terpenuhi Ku berserah menyerah kepada-
panasnya dan cahayanya . .. ! Ia akan Nya . . . Sesuai dengan taqdir dan
bercahaya bagi orang-orang yang mencari kehendak-Nya Semoga rahmat dan berkah
cahayanya dan ia akan padam menggelap Allah tercurah …. pada setiap sobekan
bagi orang yang menghendakinya gelap. daging dan tetesan darah.
Adapun orang yang menghampirinya dan
menentangnya maka ia akan terbakar dan Dan mungkin inilah peristiwa pertama
hangus. dalam sejarah bangsa Arab, di mana
mereka menyalib seorang laki-laki,
Dan tatkala mereka telah berputus asa dari kemudian membunuhnya di atas salib … !
apa yang mereka harapkan, mereka
seretlah pahlawan ini ke tempat Mereka telah menyiapkan pelepah-pelepah
kematiannya … mereka bawa ke suatu tamar untuk membuat sebuah salib besar,
tempat yang bernama Tan‘im, dan di lalu. menyandarkan Khubaib di atasnya,
sanalah ia menemui ajalnya …. dengan mengikat teguh setiap bagian
ujung tubuhnya
Sebelum mereka melaksanakan itu,
Khubaib minta idzin kepada mereka untuk Orang-orang musyrik itu jadi buas dengan
shalat dua rakaat. Mereka mengidzinkan- melakukan segala kekejaman yang
nya, dan menyangka bahwa rupanya menaikkan bulu. roma. Para pemanah
sedang berlangsung tawar menawar dalam bergantian melepaskan panah-panah
dirinya untuk menyerah kalah dan mereka.
menyatakan keingkarannya kepada Allah,
kepada Rasul dan kepada Agamanya . . . . Kekejaman yang di luar batas ini sengaja
Khubaib pun shalatlah dua rakaat dengan dilakukan secara perlahan-lahan terhadap
khusu‘, tenang, dan hati yang pasrah . . . . pahlawan yang tidak berdaya karena
Dan melimpahlah ke dalam rongga tersalib …. Tapi ia tak memicingkan
jiwanya, lemak manianya iman . . . maka matanya, dan tak pernah kehilangan
ia menyatakan cintanya kiranya ia terus sakinah yang mena‘ajubkan itu yang telah
shalat, terus shalat dan shalat lagi memberi cahaya kepada wajahnya. Anak-
….Tetapi kemudian ia berpaling ke arah anak panah bertancapan ke tubuhnya dan
algojonya, lalu katanya kepada mereka: pedang-pedang menyayat-nyayat
―Demi Allah, kalau bukanlah nanti ada dagingnya. Di kala itu salah seorang
sangkaan kalian bahwa aku takut mati, pemimpin Quraiay mendekatinya sambil
niacaya akan kulanjutkan lagi shalatku … berkata: ―Sukakah engkau, Muhammad
!‖ menggantikanmu, dan engkau sehat
wal‘afiat bersama keluargamu?‖ Tenaga
Kemudian diangkatnya kedua pangkal Khubaib pulih kembali, dengan suara
lengannya ke arah langit lalu. mohonnya: laksana angin kencang ia, berseru kepada
―Ya Allah, susutkanlah bilangan mereka para pembunuhnya: ―Demi Allah tak
… musnahkan mereka sampai binasa … !‖ sudi aku bersama anak istriku selamat
Kemudian diamat-amatinya wajah mereka, meni‘mati kesenangan dunia, sedang
disertai suatu keteguhan tekad lalu Rasulullah kena musibah walau oleh
berpantun: sepotong duri … ! ‖ Kalimat dan kata-kata
hebat yang menggugah ini pulalah yang
Mati bagiku tak menjadi masalah …. telah diucapkan oleh teman
seperjuangannya Zaid bin Ditsinnah
sewaktu mereka hendak membunuhnya . . meluapkan dendam kesumat dan
.. Kata-kata yang mempesona itu yang permusuhan. Dan tinggallah tubuh yang
telah diucapkan oleh Zaid kemarin, dan syahid itu dijaga oleh sekelompok para
diulangi oleh Khubaib sekarang . . . yang algojo bersenjata tombak dan pedang.
menyebabkan Abu Sofyan, yang waktu itu
belum lagi masuk Ialam mempertepukkan Dan Khubaib, ketika mereka menaruhnya
kedua telapak tangannya sembari berkata di atas pelepah kurma yang mereka jadikan
kepada penganiaya itu: ―Demi Allah, sebagai kayu salib tempat mereka
belum pernah kulihat manusia yang lebih mengikatkannya, telah menghadapkan
mencintai manusia lain, seperti halnya mukanya ke arah langit sambil berdoa
shahabat-shahabat Muhammad terhadap kepada Tuhannya Yang Maha Besar,
Muhammad.. . Katanya: ―Ya Allah kami
telah menyampaikan tugas dari Rasul-Mu,
Kata-kata Khubaib ini bagaikan aba-aba maka mohon disampaikan pula kepadanya
yang memberi keleluasaan bagi anak-anak esok, tindakan orang-orang itu terhadap
panah dan mata-mata pedang untuk kami …
mencapai sasarannya di tubuh pahlawan !‖
ini, yang menyakitinya dengan segala
kekejaman dan kebuasan . . . . Dekat ke Doanya itu diperkenankan oleh Allah ….
tempat kejadian ini telah berterbangan Sewaktu Rasul di Madinah, tiba-tiba ia
burung-burung bangkai dan burung- diliputi suatu perasaan yang kuat, mem-
burung buas lainnya, seolah-olah sedang beritahukan bahwa para shahabatnya
menunggu selesainya para pembantai dalam bahaya . . . dan terbayanglah
pulang meninggalkan tempat itu, hingga kepadanya tubuh salah seorang mereka
dapat mendekat dan mengerubungi tubuh sedang tergantung di awang-awang ….
yang sudah menjadi mayat itu sebagai
santapan istimewa – . . . Tetapi kemudian Dengan segera beliau saw. memerintahkan
burung-burung tersebut berbunyi bersahut- shahabatnya Miqdad bin Amar dan Zubair
sahutan lalu berkumpul dan saling bin Awwam . . . , yang segera menunggang
mendekatkan paruhnya seakan-akan kuda mereka dan memacunya dengan
mereka sedang berbisik dan berbicara kencang. Dan dengan petunjuk Allah
perlahan-lahan serta saling bertukar kata sampailah mereka ke tempat yang di-
dan buah fikiran. Dan tiba-tiba mereka maksud. Maka mereka turunkanlah mayat
beterbangan membelah angkasa, dan pergi shahabat mereka Khubaib, sementara
menjauh .. . . jauh … jauh sekali . . . . tempat suci di bumi telah menunggunya
Seolah-olah burung ini dengan perasaan untuk memeluk dan menutupinya dengan
dan nalurinya tercium akan jasad seorang tanah yang lembab penuh berkah ….
yang shaleh yang berdekat diri kepada
Allah dan menyebarkan baunya yang Tak ada yang mengetahui sampai sekarang
harum dari tubuh yang tersalib itu, maka di mana sesungguhnya makam Khubaib.
mereka segan dan malu akan menghampiri Mungkin itu lebih pantas dan utama
dan menyakitinya . . . ! untuknya, sehingga senantiasalah ia
menjadi kenangan dalam hati nurani
Demikianlah burung-burung itu berlalu kehidupan, sebagai seorang pahlawan yang
terbang berbondong-bondonm melintasi mati syahid di atas kayu salib …
angkasa dan menahan diri dari
kerakusannya ….
Apalah artinya lapar kalau begitu, apalah Ia kenal betul kelebihan Abu Bakar yang
artinya halangan dan rintangan … ? tak dapat ditandingi oleh siapa pun . . . .
Tetapi ia berpendirian bahwa di antara
Dan bila manusia telah menemukan Kaum Muslimin yang lebih berhak dengan
dirinya berada bersama kebenaran luhur jabatan Khalifah itu, adalah salah seorang
seperti kebenaran yang diserukan Muham- dari keturunan Hasyim, umpamanya
mad saw. ini, maka masih adakah tersisa di Abbas atau Ali bin Abi Thalib.
seantero alam ini sesuatu yang berharga
yang belum dimilikinya, padahal Pendiriannya ini dipegangnya teguh,
semuanya itu, bukankah Allah yang jadi hingga ia tidak bai‘at kepada Abu Bakar . .
pemilik dan pemberinya … ? . . Namun Abu Bakar tetap mencintai dan
menghargainya, tidak memaksanya untuk
Demikianlah Khalid melalui bermacam mengangkat bai‘at dan tidak pula
derita dengan pengurbanan dan mengatasi membencinya karena tidak bai‘at. Setiap
segala halangan dan keimanan …. disebut namanya di kalangan Muslimin,
khalifah besar itu tetap menghargai dan
Dan sewaktu Rasulullah saw. memujinya, suatu hal yang memang
memerintahkan para shahabatnya yang menjadi hak dan miliknya ….
telah beriman hijrah yang kedua ke
Habsyi, maka Khalid termasuk salah Belakangan pendirian Khalid bin Sa‘id ini
seorang anggota rombongan …. Ia berubah. Tiba-tiba di suatu hari ia
berdiam di sana beberapa lamanya, menerobos dan melewati barisan-barisan
kemudian kembali bersama kawan- di mesjid, menuju Abu Bakar yang sedang
kawannya ke kampung halaman mereka di berada di atas mimbar, maka Ia pun
tahun yang ketujuh. Mereka dapatkan membai‘atnya dengan tulus dan hati yang
Kaum Muslimin telah menyelesaikan teguh….
rencana mereka membebaskan Khaibar.
Abu Bakar memberangkatkan pasukannya
Sekarang Khalid bermukim di Madinah, di ke Syria, beliau menyerahkan salah satu
tengah-tengah masyarakat Islam yang
panji perang kepada Khalid bin Sa‘id, Dan sesungguhnya aku telah memberi
hingga dengan demikian berarti ia menjadi kebebasan kepadanya untuk memilih di
salah seorang kepala pasukan tentara. . . . . antara pemimpin-pemimpin pasukan siapa
Tetapi sebelum tentara itu bergerak me- yang disukainya untuk menjadi atasannya,
ninggalkan Madinah, Umar menentang maka ia lebih menyukai anda daripada
pengangkatan Khalid bin Sa‘id, dan anak pamannya sendiri ….Maka apabila
dengan gigih mendesakkan usulnya anda menghadapi suatu persoalan yang
kepada khalifah, hingga akhirnya beliau membutuhkan nasihat dan buah pikiran
merubah keputusannya dalam yang taqwa, pertama-tama hendaklah anda
pengangkatan ini …. hubungi Abu Ubaidah bin Jarrah, lalu
Mu‘adz bin Jabal dan hendaklah Khalid
Berita itu sampailah kepada Khalid, maka bin Sa‘id sebagai orang ketiga. Dengan
tanggapannya hanyalah sebagai berikut: demikian pastilah anda akan beroleh
―Demi Allah, tidaklah kami bergembira nasihat dan kebaikan …. Dan jauhilah
dengan pengangkatan anda, dan tidak pula mementingkan pendapat sendiri dengan
akan berduka dengan pemberhentian anda . mengabaikan mereka atau
. . !‖ Abu Bakar Shiddiq meringankan menyembunyikan sesuatu dari mereka…! I
langkah ke rumah Khalid meminta ma‘af
padanya Serta menerangkan pendiriannya Di medan pertempuran Marjus Shufar di
yang baru, dan menanyakan kepada kepala daerah Syria yang terjadi dengan
dan pemimpin pasukan mana ia akan dahsyatnya antara Muslimin dengan orang-
bergabung, apakah kepada Amar bin ‗Ash orang Romawi, maka di antara orang-
anak pamannya, atau kepada Syurahbil bin orang yang pertama yang telah pasti
Hasanah? Maka Khalid memberikan tersedia pahala mereka di sisi Allah,
jawaban yang menunjukkan kebesaran terdapat seorang syahid mulia, yang telah
jiwa dan ketaqwaannya, ujarnya: ―Anak menempuh jalan hidupnya sejak masa
pamanku lebih kusukai karena ia remaja belia saat ia menghadapi ajal,
kerabatku, tetapi Syurahbil lebih kucintai secara benar, beriman lagi berani . . . .
karena Agamanya ―‗ Kemudian Kaum Muslimin yang sedang mencari-cari
dipilihnya sebagai prajurit biasa dalam para syuhada sebagai qurban pertempuran,
kesatuan Syurahbil bin Hasanah …. telah mendapatinya seperti sediakala:
bersikap tenang, pendiam dan keras hati,
Sebelum pasukan bergerak maju, Abu lalu kata mereka: ―ya Allah, berikanlah
Bakar meminta Syurahbil menghadap keridlaan kapada. Khalid bin Sa‘id … ! ―
kepadanya lalu katanya: ‖Perhatikanlah
Khalid bin Sa‘id, berikanlah apa yang
menjadi haknya atas anda, sebagaimana
anda ingin mendapatkan apa yang menjadi
hak anda daripadanya, yakni seandainya
anda di tempatnya, dan ia di tempat anda .
. . . Tentu anda tabu kedudukannya dalam
Islam . . . Dan tentu anda tidak lupa bahwa
sewaktu Rasulullah wafat, ia adalah salah
seorang dari gubernurnya . . . . Dan
sebenarnya aku pun telah mengangkatnya
sebagai panglima, tetapi kemudian aku
berubah pendirian . . . . Dan semoga itulah
yang lebih baik baginya dalam Agamanya,
karena sungguh, aku tak pernah iri hati
kepada seseorang dengan kepemimpinan
…!
ABU AYYUB AL-ANSHARI tersenyum syukur di bibirnya ujarnya:
“PEJUANG DI WAKTU SENANG ―Lapangkan jalannya, karena ia
ATAU PUN SUSAH” terperintah . . .
Rasulullah memasuki kota Madinah, dan Nabi sebenarnya telah menyerahkan
dengan demikian berarti beliau telah memilih tempat tinggalnya kepada qadar
mengakhiri perjalanan hijrahnya dengan Ilahi, karena dari tempat inilah kelak
gemilang, dan memulai hari-harinya yang kemasyhuran dan kebesarannya . . . . Di
penuh berkah di kampung hijrah, untuk atas tanahnya bakal muncul suatu masjid
mendapatkan apa yang telah disediakan yang akan memancarkan kalimat-kalimat
qadar Ilahi baginya, yakni sesuatu yang Allah dan nur-Nya ke seantero dunia ….
tidak disediakannya bagi manusia-manusia Dan di sampingnya akan berdiri satu atau
lainnya …. beberapa bilik dari tanah dan batu kasar . .
. , tidak terdapat di sana harta kemewahan
Dengan mengendarai untanya Rasulullah dunia selain barang-barang bersahaja dan
berjalan di tengah-tengah barisan manusia seadanya … !
yang penuh sesak, dengan luapan se-
mangat dari kalbu yang penuh cinta dan Tempat ini akan dihuni oleh seorang Maha
rindu …. berdesak-desakan berebut guru dan Rasul yang akan meniupkan ruh
memegang kekang untanya, karena kebangkitan pada kehidupan yang Sudah
masing-masingnya menginginkan untuk padam, dan yang akan memberikan
menerima Rasul sebagai tamunya …. kemuliaan dan keselamatan bagi mereka
yang berkata:‖Tuhan kami ialah Allah‖,
Rombongan Nabi itu mula-mula sampai ke kemudian mereka tetap di atas pendirian
perkampungan Bani Salim bin Auf; … bagi mereka yang beriman dan tidak
mereka mencegat jalan unta sembari mencampurkan keimanan itu dengan
berkata: ―Wahai Rasul Allah keaniayaan . . . , bagi mereka yang.
tinggallah anda pada kami, bilangan kami mengikhlaskan Agama mereka untuk
banyak, persediaan cukup, serta keamanan Allah . . . dan bagi mereka yang berbuat
terjamin kebaikan di muka bumi dan tidak berbuat
. . . !‖ binasa . . . .
Tawaran mereka yang telah mencegat dan Benarlah Rasul telah menyerahkan
memegang tali kekang unta itu, dijawab sepenuhnya pemilihan ini kepada qadar
oleh Rasulullah: Ilahi yang akan memimpin langkah per-
juangannya kelak . . . . Oleh karena inilah
―Biarkanlah, jangan halangi jalannya, ia membiarkan Saja tali kekang untanya
karena ia hanyalah melaksanakan terlepas bebas, tidak ditepuknya kuduk
perintah . . . !‖ unta itu tidak pula dihentikan langkahnya
… hanya dihadapkan hatinya kepada
Kendaraan Nabi terus melewati perumahan Allah, serta diaerahkan dirinya kepada-
Bani Bayadhah, lalu ke kampung Bani Nya dengan berdoa:
Sa‘idah, terus ke kampung Bani Harits
ibnul Khazraj, kemudian sampai di ―Ya Allah, tunjukkan tempat tinggalku,
kampung Bani ‗Adi bin Najjar . . . . Setiap pilihkanlah untukku … !‖
suku atau kabilah itu mencoba mencegat
jalan unta Nabi, dan tak henti-hentinya Di muka rumah Bani Malik bin Najjar unta
meminta dengan gigih agar Nabi saw. sudi itu bersimpuh kemudian ia bangkit dan
membahagiakan mereka dengan menetap berkeliling di tempat itu, lalu pergi ke
di. kampung mereka. Sedang Nabi tempat ia bersimpuh tadi dan kembali
menjawab tawaran mereka sambil
bersimpuh lalu tetap dan tidak beranjak tingkat pertama . Tetapi begitu Abu Aiyub
dari tempatnya. Maka turunlah Rasul dari naik ke kamarnya di tingkat atas ia pun
atasnya dengan penuh harapan dan jadi menggigil, dan ia tak kuasa mem-
kegembiraan …. bayangkan dirinya akan tidur atau berdiri
di suatu tempat yang lebih tinggi dari
Salah seorang Muslimin tampil dengan tempat berdiri dan tidurnya Rasulullah itu.
wajah berseri-seri karena suka citanya . . . la lalu mendesak Nabi dengan gigih dan
ia maju lalu membawa barang muatan dan mengharapkan beliau agar pindah ke
memasukkannya ke rumahnya kemudian tingkat atas, hingga Nabi pun
mempersilakan Rasul masuk . . . . Rasul memperkenankannya pengharapannya itu
pun mengikutinya dengan diliputi oleh ….
hikmat dan berkat.
Nabi akan berdiam di sana sampai selesai
Maka tahukah anda sekalian siapa orang pembangunan masjid dan pembangunan
yang berbahagia ini, yang telah dipilih kamarnya di sampingnya . . . . Dan
taqdir bahwa unta Nabi akan berlutut di semenjak orang-orang Quraiay bermaksud
muka rumahnya, hingga Rasul menjadi jahat terhadap Islam dan berencana
tamunya, dan semua penduduk Madinah menyerang tempat hijrahnya di Madinah,
akan sama merasa iri atas nasib menghasut kabilah-kabilah lain serta
…
mujurnya mengerahkan tentaranya untuk
? memadamkan nur Ilahi .. . semenjak itulah
Abu Aiyub mengalihkan aktifitasnya
Nah, ia adalah pahlawan yang jadi kepada berjihad pada jalan Allah. Maka
pembicaraan kita sekarang ini . . . , Abu dimulainya dengan perang Badar, lalu
Aiyub al-Anshari Khalid bin Zaid, cucu Uhud dan Khandaq, pendeknya di semua
Malik bin Najjar. medan tempur dan medan laga, ia tampil
sebagai pahlawan yang sedia
Pertemuan ini bukanlah pertemuan yang mengorbankan nyawa dan harta bendanya
pertamanya dengan Rasulullah . . . . untuk Allah Rabul ‗alamin . . . . Bahkan
Sebelum ini, yakni sewaktu perutusan sesudah Rasul wafat pun, tak pernah ia
Madinah pergi ke Mekah untuk ketinggalan menyertai pertempuran yang
mengangkat sumpah setia atau bai‘at, yaitu diwajibkan atas Muslimin sekalipun jauh
bai‘at yang diberkati dan terkenal dengan jaraknya yang akan ditempuh dan berat
nama ―Bai‘at Aqabah kedua‖, maka beban yang akan dihadapi . . . ! Semboyan
Abu Aiyub al-Anshari termasuk di antara yang selalu diulang-ulangnya, baik malam
tujuh puluh orang Mu‘min yang ataupun Siang . . . dengan suara keras
mengulurkan tangan kanan mereka ke ataupun perlahan . . . adalah firman Allah
tangan kanan Rasulullah serta Ta‘ala:
menjabatnya dengan kuat, berjanji setia ―Berjuanglah kalian, baik di waktu
dan siap menjadi pembela. lapang, maupun diwaktu sempit . . . !‖
(Q.S. 9 at-Taubat: 41)
Dan sekarang ketika Rasulullah sudah
bermukim di Madinah dan menjadikan Satu kali saja . . . ia absen tidak menyertai
kota itu sebagai pusat bagi Agama Allah, bala tentara Islam, karena sebagai
maka nasib mujur yang sebesar-besarnya komandannya khalifah mengangkat salah
telah melimpah kepada Abu Aiyub, karena seorang dari pemuda Muslimin, sedang
rumahnya telah dijadikan rumah pertama Abu Aiyub tidak puas dengan
yang didiami muhajir agung Rasul yang kepernimpinannya. Hanya sekali saja,
mulia. Rasul telah memilih untuk tidak lebih … ! Sekalipun demikian, bukan
menempati ruangan rumahnya main menyesalnya atas sikapnya yang
selalu menggoncangkan jiwanya itu, Sungguh, ia telah meminta kepada Yazid,
katanya: bila ia telah meninggal, agar jasadnya
dibawa dengan kudanya sejauh-jauh jarak
―Tak jadi soal lagi bagiku, siapa orang yang dapat ditempuh ke arah musuh, dan
yang akan jadi atasanku . . . !‖ Kemudian di sanalah ia akan dikebumikan. Kemudian
tak pernah lagi ia ketinggalan dalam pepe- hendaklah Yazid berangkat dengan bala
rangan. Keinginannya hanyalah untuk tentaranya sepanjang jalan itu, hingga
hidup sebagai prajurit dalam tentara Islam, terdengar olehnya bunyi telapak kuda
berperang di bawah benderanya dan mem- Muslimin di atas kuburnya dan
bela kehormatannnya … ! diketahuinyalah bahwa mereka telah
berhasil mencapai kemenangan dan
Sewaktu terjadi pertikaian antara Ali dan keuntungan yang mereka cari . . . !
Mu‘awtyah, ia berdiri di pihak Ali tanpa
ragu-ragu, karena ialah Imam yang telah Apakah anda kira ini hanya lamunan
dibai‘at oleh Kaum Muslimin . . . . Dan belaka . . .? tidak. . . dan ini bukan
tatkala Ali syahid karena dibunuh, dan khayalan, tetapi kejadian nyata, kebenaran
khilafat berpindah kepada Mu‘awiyah, yang akan disaksikan dunia di suatu hari
kelak, di mana ia menajamkan pandangan
Abi Aiyub menyendiri dalam kezuhudan, dan memasang telinganya, hampir-hampir
bertawakkal lagi bertaqwa. Tak ada yang tak percaya terhadap apa yang didengar
diharapkannya dari dunia hanyalah dan dilihatnya … !
tersedianya suatu tempat yang lowong
untuk berjuang dalam barisan para pejuang Dan sungguh, wasiat Abu Aiyub itu telah
... dilaksanakan oleh Yazid! Di jantung kota
Konstantinopel yang sekarang bernama
Demikianlah, sewaktu diketahuinya bala Istanbul, di sanalah terdapat pandam
tentara Islam bergerak ke arah pekuburan laki-laki besar, sungguh besar
Konstantinopel, segeralah ia memegang itu … !
kuda dengan membawa pedangnya, terus
maju mencari syahid yang sudah lama Hingga sebelum tempat itu dikuasai oleh
didambakan dan dirindukannya . . . ! orang-orang Islam, orang-orang Romawi
penduduk Konstantinopel memandang
Dalam pertempuran inilah ia ditimpa luka Abu Aiyub di makamnya itu sebagai orang
berat. Ketika komandannya pergi kudus suci …. Dan anda akan tercengang
menjenguknya, nafasnya sedang berlomba jika mendapati semua ahli sejarah yang
dengan keinginannya hendak menemui mencatat periatiwa-periatiwa itu berkata:
Allah . . . Maka bertanyalah panglima ―Orang-orang Romawi sering
pasukan yang waktu itu Yazid bin mengunjungi dan berziarah ke kuburnya
Mu‘awiyah: ―Apa keinginan anda, dan meminta hujan dengan
wahai Abu Aiyub?‖ perantaraannya, bila mereka mengalami
kekeringan . . . ―.
Aneh, adakah di antara kita yang dapat
membayangkan atau mengkhayalkan apa Sekalipun perang dan pertempuran sarat
keinginan Abu Aiyub itu … ? Tidak sama memenuhi kehidupannya, hingga tak
sekali! Keinginannya sewaktu nyawa pernah membiarkan pedangnya terletak
hendak berpindah dari tubuhnya ialah beristirahat, namun corak kehidupannya
sesuatu yang sukar atau hampir tak kuasa adalah tenang tenteram laksana desiran
manusia membayangkan atau bayu di kala fajar datang menjelma ….
mengkhayalkannya … !
Sebabnya ia pernah mendengar ucapan berkumandang dari menara-menaranya
Rasulullah saw. yang terpateri dalam yang menjulang di angkasa, bunyinya:
hatinya:
―Allah Maha Besar …. Allah Maha Besar .
―Bila engkau shalat, maka shalatlah . . . ―.
seolah-olah yang terakhir atau hendak
berpiaah . . . . Jangan sekali-kali Dan dengan rasa bangga, di dalam
mengucapkan kata-kata yang kampungnya yang kekal dan di mahligai
menyebabkan engkau harus meminta maaf kejayaannya ia menyahut:
. . . ! Lenyapkan harapan terhadap apa
Yang berada di tangan orang lain … !‖ ―Inilah apa yang telah dijanjikan Allah dan
Rasul-Nya …. Dan benarlah Allah dan
Dan oleh karena itulah tak pernah lidahnya Rasul-Nya … !‖
terlibat dalam suatu fitnah … dan dirinya
tidak terjerembab dalam kerakusan . . . . Ia
telah menghabiskan hidupnya dalam
kerinduan ahli ibadah dan ketahanan orang
yang hendak berpisah. Maka sewaktu
ajalnya datang tak ada keinginannya di
sepanjang dan selebar dunia kecuali cita-
cita yang melambangkan kepahlawanan
dan kebesarannya selagi hidupnya:
―Bawalah jasadku jauh-jauh . . .
jauh masuk ke tanah Romawi, kemudian
kuburkan aku di sana … !‖
Di tahun kedelapan hijrah, sesudah Allah Duabelas ribu orang yang telah
membebaskan negeri Mekah bagi Rasul mengibarkan panji-panji Islam di angkasa
dan Agamanya, sebagian kabilah yang Mekah di atas puing-puing berhala, dengan
berpengaruh di jazirah Arab tidak sudi tidak setetes pun darah tertumpah . . . !
melihat kemenangan gemilang dan
perkembangan yang cepat dari Agama ini Suatu kemenangan yang membangkitkan
…. Maka bersatulah kabilah-kabilah kesombongan bagi sebagian Kaum
Hawazin, Tsaqif, Nashar, Jusyam dan lain- Muslimin yang imannya masih lemah. Ya,
lain, lalu mengambil keputusan untuk bagaimana pun mereka adalah manusia,
melancarkan serangan menentukan karenanya mereka jadi lemah berhadapan
terhadap Rasulullah dan Kaum Muslimin. . dengan kemegahan yang dibangkitkan oleh
.. jumlah mereka yang banyak dan organisasi
yang rapi serta kemenangan mereka yang
Dan janganlah kita terpedaya mendengar besar di Mekah, hingga keluarlah ucapan
kata-kata ―kabilah‖, sehingga mereka: ‖Sekarang, dengan jumlah
terbayang pada kita corak peperangan- sebanyak ini, kita tak mungkin dapat
peperangan yang diterjuni Rasul pada dikalahkan lagi … !‖
masa itu, hanya semata-mata perkelahian
kecil-kecilan dari orang-orang gunung, Karena segala peristiwa yang dialami
yang dilancarkan kabilah-kabilah dari Kaum Muslimin pada masa hidup
tempat-tempat perlindungan mereka … ! Pasulullah merupakan cermin sejarah,
yang menjadi pendidikan bagi umatnya
Mengetahui hakikat kenyataan ini tidak yang hidup kemudian, maka peristiwa
Saja memberikan kepada kita suatu Hunain ini merupakan tonggak sejarah
penilaian yang teliti bagi usaha luar biasa yang perlu diperhatikan.
yang dapat memberikan ukuran yang sehat
dan dipercaya tentang nilai kemenangan Suatu perjuangan suci tidak mungkin
besar yang telah dicapai oleh Islam dan tercapai apabila dicampuri niat riya dan
orangorang yang beriman, dan suatu sikap congkak, serta hanya didasarkan
gambaran yang jelas terhadap taufik Allah pada kekuatan dan jumlah pasukan.
yang menonjol pada setiap kejayaan dan
kemenangan ini . . . ! Dalam perang Hunain ini Allah
memberikan pelajaran pada mereka walau
Kabilah-kabilah tersebut telah harus ditebus dengan pengurbanan yang
menghimpun diri dalam barisan-barisan besar.
besar, terdiri dari para prajurit perang yang
Pelajaran itu berupa kekalahan besar yang kuda begalnya yang putih, lalu berseru
mendadak di awal peperangan ini, hingga dengan suara keras: ―Hendak ke
setelah mereka berendah diri memohon mana kalian . . . ? Marilah kepadaku .. .
kepada Allah, ampunan dan melepaskan aku adalah Nabi, tidak pernah bohong . . .
diri dari alam materi serta mendekatkan aku anak Abdul Mutthalib … !‖ Di keliling
diri pada inayat Ilahi, meninggalkan Nabi waktu itu hanya tinggal Abu Bakar,
ketergantungan kekuatan hanya atas Umar, Ali bin Abi Thalib, Abbas bin
pasukan, lalu mengandalkan kekuatan Abdul Mutthalib bersama anaknya Fadlal
Allah, barulah kekalahan mereka berbalik bin Abbas, Ja‘far bin Harits, Pabi‘ah bin
jadi kemenangan, dan turunlah ayat al- Harits, Usamah bin Zaid, Aiman bin Ubeid
Quranul Karim memperingatkan Kaum dan beberapa shahabat lainnya yang tak
Muslimin: banyak jumlahnya.
dan di waktu perang Hunain, yakni ketika Ada lagi di sans seorang perempuan yang
kalian merasa bangga dengan jumlah beroleh kedudukan tinggi di antara laki-
kalian yang banyak, maka ternyata itu laki dan para pahlawan …. namanya
tidak berguna sedikit pun bagi kalian Ummu Sulaim binti Milhan ….
hingga bumi yang lapang kalian rasakan Perempuan ini telah melihat kebingungan
sempit, lalu kalian berpaling melarikan Kaum-Muslimin dan keadaan mereka yang
diri . . . !‖ Kemudian Allah menurunkan kacau balau, maka segera ia menunggangi
sakinah-Nya kepada Rasul-Nya dan unta suaminya Abu Thalhah r.a. dan terus
kepada orang-orang yang beriman, dan menghentak unta itu ke arah Rasul
diturunkannya balatentara yang tiada ….Sewaktu janin yang ada dalam perutnya
kalian lihat dan disiksa-Nya orang-orang bergerak, — karena waktu itu ia sedang
kafir! Dan itulah memang balasan bagi hamil — dibukanya selendangnya lalu
orang kafir … !‖ (Q.S. 9 at- Taubat: 25 — dibebatkannya ke perutnya dengan ikatan
26) yang cukup kuat. Sewaktu ia sampai ke
dekat Nabi saw. dengan khanjar terhunus
Waktu itu suara Abbas dan keteguhan di tangan kanannya, Rasul menyambutnya
hatinya merupakan tanda-tanda sakinah dengan tersenyum, katanya:
dan keberanian mempertaruhkan nyawa ―Ummu Sulaim? Jawabnya: ―Benar . .
yang lebih gemilang . . . . Maka Sewaktu . demi bapakku dan ibuku yang jadi
orang Islam sedang berkumpul menyusun tebusanmu, wahai Rasulullah … !
kekuatan di salah satu lembah Tihamah Bunuhlah semua mereka yang melarikan
sambil menanti-nanti kedatangan musuh, diri itu sebagaimana anda membunuh
sebenarnya orang-orang musyrik telah mereka yang memerangi anda; mereka
mendahului mereka ke lembah dan patut mendapatkannya . . . !‖ Maka
bersembunyi di parit-parit dan di tepi-tepi semakin bercahayalah senyuman di muka
jalan bukit, siap dengan senjata di tangan Rasul yang percaya sepenuhnya akan janji
untuk memulai serangan. Tuhannya, lalu katanya:
―Sesungguhnya Allah telah cukup — jadi
Ketika Kaum Muslimin sedang lengah itu pelindung — dan jauh lebih baik, hai
mereka menyerbu dan melakukan sergapan Ummu Sulaim … !‖
secara mendadak dan membingungkan,
menyebabkan Kaum Muslimin sama Sewaktu Rasulullah dalam kedudukan
melarikan diri sejauh-jauhnya hingga tak demikian, Abbas berada di dekatnya
sempat menoleh ke kiri dan kanan, bahkan antara kedua tumitnya memegang
Rasulullah menyaksikan akibat sambaran kekang keledainya, menghadang maut dan
dan serangan mendadak itu terhadap Kaum bahaya . . . . Nabi memerintahkan untuk
Muslimin. Beliau naik ke atas punggung memanggil orang banyak, karena Abbas
mempunyai suara lantang, maka
berserulah ia: — ―Hai golongan Anshar . . Rasulullah, katanya: ‖Ya Rasulallah aku
. wahai pemegang bai‘at . . . !‖ Maka telah melonggarkan ikatan belenggu Abbas
seolah-olah suaranya itu suara kadar dan sedikit!‖
jurubicaranya jua …. Karena demi mereka
yang ketakutan karena serangan mendadak Tetapi kenapa hanya Abbas saja ? Ketika
ini dan yang kacau balau di dalam lembah itu Rasul memerintahkan kepada
itu, mendengar suara panggilan tersebut, shahabatnya itu: ―Ayuh pergilah,
mereka menjawabnya serentak: ―Labbaika laku- kanlah seperti itu terhadap semua
Labbaika, kami segera datang, ini kami tahanan
datang … ! … !‖
Dan Tsabit bin Qeis yang mencapai Rasulullah menanyainya mengapa tidak
kedudukan puncak sebagai jubir dan kelihatan muncul, yang dijawabnya:
sebagai pahlawan perang, juga memiliki ‖Sesungguhnya aku ini seorang manusia
jiwa yang selalu ingin kembali menghadap yang keras suara … dan sesungguhnya aku
Allah Maha Pencipta, hatinya khusyu‘ dan pernah meninggikan suaraku dari suaramu
tenang tenteram. Ia adalah pula salah wahai Rasulullah . .. ! Karena itu tentulah
seorang Muslimin yang paling takut dan amalanku menjadi gugur dan aku termasuk
pemalu kepada Allah …. penduduk neraka … !‖ Rasulullah pun
menjawabnya: ‖Engkau tidaklah termasuk
Sewaktu turun ayat mulia: salah seorang di antara mereka bahkan
―Sesungguhnya Allah tidak suha pada engkau hidup terpuji . . . dan nanti akan
setiap orang yang congkak dan sombong‖. berperang sampai syahid, hingga Allah
(Q.S. 31 Luqman:18) bakal memasukkanmu ke dalam surga . .
.!‖
Tsabit menutup pintu rumahnya dan duduk
menangis …. Lama din terperanjak begitu Masih tinggal dalam kisah Tsabit ini satu
saja, sehingga sampai beritanya kepada peristiwa lagi, yang kadang-kadang tak
Rasulullah saw. yang segera dapat diterima dengan puas oleh hati
memanggilnya dan menanyainya. Maka orang-orang yang memusatkan pikiran,
kata Tsabit: ‖Ya Rasulallah, aku senang perasaan dan mimpimimpi mereka kepada
kepada pakaian yang indah, dan kasut alam kebendaan yang sempit semata, yakni
yang bagus, dan sungguh aku takut dengan alam yang selalu mereka raba, mereka
ini akan menjadi orang yang congkak dan lihat atau mereka cium … !
sombong …
Namun bagaimanapun, peristiwa itu benar- Setelah Kaum Muslimin pulang kembali
benar terjadi, dan tafsirnya nyata dan ke Madinah, orang tadi menceritakan
mudah bagi setiap orang yang di samping mimpinya kepada khalifah, beliau pun me-
mempergunakan mata lahir, mau pula laksanakan wasiat Tsabit …. Satu-satunya
menggunakan mata bathinnya…. wasiat dari seorang yang telah meninggal
ialah wasiatnya Tsabit bin Qeis yang
Setelah Tsabit menemui syahidnya di terlaksana dengan sempurna.
medan pertempuran, melintaslah di
dekatnya salah seorang Muslimin yang ―Dan jangan sekali-kali kalian sangka
baru saja masuk Islam dan ia melihat pada orang-orang yang gugur di jalan Allah itu
tubuh Tsabit masih ada baju besinya yang mati,karena sebenarnya mereka masih
berharga maka menurut dugaannya ia hidup, dan diberi rizqi di sisi Tuhan
berhak mengambilnya untuk dirinya, lalu mereka. . . !‖(Q.S. 3 Ali Imran: 169)
diambilnya . . . Dan marilah kita serahkan
kepada empunya riwayat itu
menceritakannya sendiri:
Demi Allah, andalah yang akan Usaid bin Hudlair r.a. hidup sebagai
mengeluarkannya dari Madinah insya seorang ahli ibadah dan yang taat, yang
mengurbankan jiwa dan hartanya di jalan
kebaikan dan menjadikan wasiat
Rasulullah saw. terhadap orang Anshar
sebagai pedoman dan sikap hidupnya:
Dan Umar r.a. mengangkatnya pula Dan watak dinamisnya ini terlihat sangat
sebagai anggota kelompok musyawarah menonjol, ketika Kaum Muslimin hijrah
yang berenam yang merupakan calon ke Madinah …. Telah menjadi kebiasaan
khalifah yang akan dipilih sebagai Rasul pada waktu itu untuk
penggantinya, seraya katanya: mempersaudarakan dua orang shahabat,
―Rasulullah wafat dalam keadaan ridla salah seorang dari muhajirin warga Mekah
kepada mereka!‖ dan yang lain dari Anshar penduduk
Madinah.
Segeralah Abdurrahman masuk Islam
menyebabkannya menderitakan nasib Persaudaraan ini mencapai
malang berupa penganiayaan dan kesempurnaannya dengan cara yang
penindasan dari Quraiay . . . . Dan sewaktu harmonis yang mempesonakan hati.
Nabi saw., memerintahkan para Orang-orang Anshar penduduk Madinah
shahabatnya hijrah ke Habsyi, Ibnu ‗Auf membagi dua seluruh kekayaan miliknya
ikut berhijrah kemudian kembali lagi ke
dengan saudaranya orang muhajirin . . . , dengan setepattepatnya, pula
sampai-sampai soal rumah tangga. Apabila digunakannya untuk memperkokoh
ia beristeri dua orang diceraikannya yang hubungan kekeluargaan serta membiayai
seorang untuk memperisteri saudaranya … sanak saudaranya, serta menyediakan
! perlengkapan yang diperlukan tentara
Islam ….
Ketika itu Rasul yang mulia
mempersaudarakan antara Abdurrahman Bila jumlah modal niaga dan harta
bin ‗Auf dengan Sa‘ad bin Rabi‘ . . . Dan kekayaan yang lainnya ditambah
marilah kita dengarkan shahabat yang keuntungannya yang diperolehnya, maka
mulia Anas bin Malik r.a. meriwayatkan jumlah kekayaan Abdurrahman bin ‗Auf
kepada kita apa yang terjadi: itu dapat diperkirakan apabila kita
memperhatikan nilai dan jumlah yang
‖ . . . dan berkatalah Sa‘ad kepada dibelanjakannya pada jalan Allah
Abdurrahman: ―Saudaraku, aku adalah Rabbul‘alamin! Pada suatu hari ia
penduduk Madinah yang kaya raya, mendengar Rasulullah saw. bersabda:—
silakan pilih separoh hartaku dan
ambillah! Dan aku mempunyai dua ―Wahai Ibnu ‗Auf! anda termasuk
orang istri, coba perhatikan yang lebih golongan orang kaya … dan anda akan
menarik perhatian anda, akan kuceraikan masuk surge secara perlahan-lahan . . . !
ia hingga anda dapat memperisterinya … Pinjamkanlah kekayaan itu kepada Allah,
!‖ pasti Allah mempermudah langkah anda
…!
Jawab Abdurrahman bin ‗Auf:
―Moga- moga Allah memberkati anda, istri Semenjak ia mendengar nasihat Rasulullah
dan harta anda! Tunjukkanlah letaknya ini dan ia menyediakan bagi Allah
pasar agar aku dapat berniaga . . . !‖ pinjaman yang baik, maka Allah pun
memberi ganjaran kepadanya dengan
Abdurrahman pergi ke pasar, dan berjual berlipat ganda.
belilah di sana … ia pun beroleh
keuntungan … ! Di suatu hari ia menjual tanah seharga 40
ribu dinar, kemudian uang itu dibagi-
Kehidupan Abdurrahman bin ‗Auf di bagikannya semua untuk keluarganya dari
Madinah baik semasa Rasulullah saw. Bani Zuhrah, untuk para istri Nabi dan
maupun sesudah wafatnya terus meningkat untuk kaum fakir miakin.
…. Barang apa saja yang ia pegang dan
dijadikannya pokok perniagaan pasti Diserahkannya pada suatu hari lima ratus
menguntungkannya. seluruh usahanya ini ekor kuda untuk perlengkapan bala tentara
ditujukan untuk mencapai ridla Allah Islam . . . dan di hari yang lain seribu lima
semata, sebagai bekal di alam baqa kelak ratus kendaraan. Menjelang wafatnya ia
…! berwasiat limapuluh ribu dinar untuk jalan
Allah, lalu diwasiatkannya pula bagi setiap
Yang menjadikan perniagaannya berhasil orang yang ikut perang Badar dan masih
dan beroleh berkat karena ia selalu hidup, masing-masing empat ratus dinar,
bermodal dan berniaga barang yang halal hingga Utsman bin Affan r.a. yang
dan menjauhkan diri dari perbuatan haram terbilang kaya juga mengambil bagiannya
bahkan yang syubhat …. Seterusnya yang dari wasiat itu, serta katanya:
menambah kejayaan dan diperolehnya
berkat, karena labanya bukan untuk
Abdurrahman sendiri . . . tapi di dalamnya
terdapat bagian Allah yang ia penuhi
―Harta Abdurrahman bin ‗Auf halal lagi syahid, dan di saat akan dikuburkan hanya
bersih, dan memakan harta itu membawa terdapat baginya sehelai selendang. Telah
selamat dan berkat‖. dihamparkan bagi kami dunia seluas-
luasnya, dan telah diberikan pula kepada
Ibnu ‗Auf adalah seorang pemimpin yang y
kami hasil sebanyak-banyakn a. Sungguh
mengendalikan hartanya, bukan seorang kami khawatir kalau-kalau telah
budak yang dikendalikan oleh hartanya . . didahulukan pahala kebaikan kami … !‖
.. Sebagai buktinya, ia tidak mau celaka
dengan mengumpulkannya dan tidak pula Pada suatu Peristiwa lain sebagian
dengan menyimpannya . . . . Bahkan ia shahabatnya berkumpul bersamanya
mengumpulkannya secara santai dan dari menghadapi jamuan di rumahnya. Tak
jalan yang halal …. Kemudian ia tidak lama sesudah makanan diletakkan di
menikmati sendirian . . . . tapi ikut menik- hadapan mereka, ia pun menangis karena
matinya bersama keluarga dan kaum itu mereka bertanya: ―Apa sebabnya
kerabatnya serta saudara-saudaranya dan anda menangis, wahai Abu Muhammad . ..
masyarakat seluruhnya. Dan karena begitu ?‖
luas pemberian serta pertolongannya,
pernah dikatakan orang: Ujarnya: ―Rasulullah saw. telah wafat dan
tak pernah beliau berikut ahli rumahnya
―Seluruh penduduk Madinah berserikat sampai kenyang makan roti gandum, apa
dengan Abdurrahman bin ‗Auf pada harapan kita apabila dipanjangkan usia
hartanya. Sepertiga dipinjamkannya tetapi tidak menambah kebaikan bagi kita
kepada mereka . . . . Sepertiga lagi … ?‖
dipergunakannya untuk membayar hutang-
hutang mereka. Dan sepertiga sisanya Begitulah ia, kekayaannya yang melimpah-
diberikan dan dibagi-bagikannya kepada limpah, sedikit pun tidak membangkitkan
mereka‖.Harta kekayaan ini tidak akan kesombongan dan takabur dalam dirinya,
mendatangkan kelegaan dan kesenangan Sampai-sampai dikatakan orang tentang
pada dirinya, selama tidak dirinya: ―Seandainya seorang asing
memungkinkannya untuk membela Agama yang belum pernah mengenalnya,
dan membantu kawan-kawannya. Adapun kebetulan melihatnya sedang duduk-
untuk lainnya, ia selalu takut dan ragu . . . duduk bersama pelayan-- pelayannya,
! niacaya ia tak akan sanggup
membedakannya diantara mereka!‖
Pada suatu hari dihidangkan kepadanya
makanan untuk berbuka, karena waktu itu Tetapi bila orang asing itu mengenal satu
ia sedang shaum – . . . Sewaktu pan- segi Saja dari perjuangan Ibnu ‗Auf dan
dangannya jatuh pada hidangan tersebut, jasa-jasanya, misalnya diketahui bahwa di
timbul selera makannya, tetapi iapun badannya terdapat duapuluh bekas luka di
menangis sambil mengeluh: perang Uhud, dan bahwa salah satu dari
bekas luka ini meninggalkan cacad
―Mush‘ab bin Umeir telah gugur pincang yang tidak sembuh-sembuh pada
sebagai syahid, ia seorang yang jauh lebih salah satu kakinya . . . sebagaimana pula
baik daripadaku, ia hanya mendapat kafan beberapa gigi seri rontok di perang Uhud,
sehelai burdah; jika ditutupkan ke yang menyebabkan kecadelan yang jelas
kepalanya maka kelihatan kakinya, dan pada ucapan dan pembicaraannya . . . . Di
jika ditutupkan kedua kakinya terbuka ke- waktu itulah orang baru akan menyadari
palanya! bahwa laki-laki yang berperawakan tinggi
dengan air muka berseri dan kulit halus,
Demikian pula Hamzah yang jauh lebih pincang Serta cadel, sebagai tanda jasa
baik daripadaku, ia pun gugur sebagai dari perang Uhud, itulah orang yang
bernama Abdurrahman bin ‗Auf . . . ! kepadanya sebagai salah seorang dari
Semoga Allah ridla kepadanya dan ia pun enam orang colon yang akan dipilih
ridla kepada Allah . . . ! menjadi khalifah. Dan adalah kewajiban
mereka untuk melakukan pemilihan itu
Sudah menjadi kebiasaan pada tabi‘at terbatas di antara mereka yang berlima saja
manusia bahwa harta kekayaan ….
mengundang kekuasaan . . . artinya bahwa
orangorang kaya selalu gandrung untuk Sikap zuhudnya terhadap jabatan pangkat
memiliki pengaruh guna melindungi ini dengan cepat telah menempatkan
kekayaan mereka dan melipat gandakan, dirinya sebagai hakim di antara lima orang
dan untuk memuaskan nafsu, sombong, tokoh terkemuka itu. Mereka menerima
membanggakan dan mementingkan diri dengan senang hati agar Abdurrahman bin
sendiri, yakni sifat-sifat yang biasa ‗Auf menetapkan pilihan khalifah itu
dibangkitkan oleh kekayaan . . . ! terhadap salah seorang di antara mereka
yang berlima, sementara. Imam Ali
Tetapi bila kita melihat Abdurrahman bin mengatakan:
‗Auf dengan kekayaannya yang melimpah
ini, kita akan menemukan manusia ajaib ―Aku pernah mendengar Rasulullah
yang sanggup menguasai tabi‘at saw. bersabda, bahwa anda adalah orang
kemanusiaan dalam bidang ini dan yang dipercaya oleh penduduk langit, dan
melangkahinya ke puncak ketinggian yang dipercaya pula oleh penduduk bumi . . . !‖
unik … ! Oleh Ibnu ‗Auf dipilihlah Utsman bin
Affan untuk jabatan khalifah dan yang lain
Peristiwa ini terjadi sewaktu Umar bin pun menyetujui pilihannya.
Khatthab hendak berpisah dengan ruhnya
yang suci dan ia memilih enam orang Nah, inilah hakikat seorang laki-laki yang
tokoh dari para shahabat Rasulullah saw. kaya raya dalam Islam! Apakah sudah
sebagai formateur agar mereka memilih anda perhatikan bagaimana Islam telah
salah seorang di antara mereka untuk mengangkat dirinya jauh di atas kekayaan
menjadi khalifah yang baru …. dengan segala godaan dan penyesatannya
itu dan bagaimana ia menempa
Jari-jari tangan sama-sama menunjuk dan kepribadiannya dengan sebaik-baiknya?
mengarah ke Ibnu ‗Auf . . . . Bahkan
sebagian shahabat telah menegaskan Dan pada tahun ketigapuluh dua Hijrah,
bahwa dialah orang yang lebih berhak tubuhnya berpisah dengan ruhnya ….
dengan khalifah di antara Yang enam itu, Ummul Mu‘minin Aisyah ingin
maka ujarnya: ―Demi Allah, daripada aku memberinya kemuliaan khusus yang tidak
menerima jabatan tersebut, lebih baik diberikannya kepada orang lain, maka
ambil pisau lalu taruh ke atas leherku, diusulkannya kepadanya sewaktu ia masih
kemudian kalian tusukkan sampai tembus terbaring di ranjang menuju kematian, agar
ke sebelah . . . !‖ ia bersedia dikuburkan di pekarangan
rumahnya berdekatan dengan Rasulullah,
Demikianlah, baru saja kelompok Enam Abu Bakar dan Umar. . ..
formateur itu mengadakan pertemuan
untuk memilih salah seorang di antara Akan tetapi ia memang seorang Muslim
mereka untuk menjadi khalifah yang akan yang telah dididik Islam dengan sebaik-
menggantikan alFaruk, Umar bin Khatthab baiknya, ia merasa malu diangkat dirinya
maka kepada kawan-kawannya yang lima pada kedudukan tersebut . . . !
dinyatakannya bahwa ia telah melepaskan
haknya yang dilimpahkan Umar
Dahulu ia telah membuat janji dan ikrar
yang kuat dengan Utsman bin Madh‘un,
yakni bila salah seorang di antara mereka
meninggal sesudah yang lain maka
hendaklah ia dikuburkan di dekat
shahabatnya itu …Selagi ruhnya bersiap-
siap memulai perjalanannya yang baru, air
matanya meleleh sedang lidahnya
bergerak-gerak mengucapkan kata-kata:
―Keparat siapa yang telah melakukan Maka dalam beberapa saat, Amr telah
perbuatan durhaka terhadap tuhan-tuhan menemukan diri dan harapannya . . . .
Beberapa saat kemudian ia pergi, garis yang sejajar dengan ketinggian alam
dibersihkannya pakaian dan badannya lalu fikiran mereka ….
memakai minyak wangi dan merapikan
diri, kemudian dengan kening tegak dan Amr ibnul Jamuh telah menyerahkan hati
jiwa bersinar ia pergi untuk bai‘at kepada dan hidupnya kepada Allah Rabbul-
Nabi terakhir, dan menempati Alamin. Dan walaupun dari semula ia
kedudukannya di barisan orang-orang telah berbai‘at pemurah dan dermawan,
beriman. tetapi Islam telah melipatgandakan
kedermawanannya ini, hingga seluruh
Mungkin ada yang sertanya, kenapa orang- harta kakayaannya diserahkannya untuk
orang seperti Amr ibnul Jamuh, yang Agama dan kawan-kawan
merupakan pemimpin dan bangsawan di seperjuangannya.
kalangan suku bangsanya, kenapa mereka
sampai mempercayai berhala-berhala itu Pernah Rasulullah saw. menanyakan
sedemikian rupa . . . ? Kenapa akal fikiran kepada segolongan Bani Salamah yaitu
mereka tak dapat menghindarkan diri dari suku Amr ibnul Jamuh, katanya:
kekebalan dan ketololan itu . . . ? Dan ―Siapakah yang menjadi pemimpin kalian,
kenapa sekarang ini . . . setelah mereka hai Bani Salamah?‖ Ujar mereka: ―Al-
menganut Islam dan memberikan Jaddu bin Qeis, hanya sayang ia kikir
pengorbanan . . . kita menganggap mereka ……. Maka sabda Rasulullah Pula:
sebagai orang-orang besar . . . ? ―Apa lagi penyakit yang lebih parah dari
kikir! Kalau begitu pemimpin kalian ialah
Di masa sekarang ini, pertanyaan seperti si Putih Keriting, Amr ibnul Jamuh … ! ―
itu mudah saja timbul, karena bagi anak
kecil sekalipun tak masuk dalam akalnya Demikianlah kesaksian dari Rasulullah
akan mendirikan di rumahnya barang yang saw. ini merupakan penghormatan besar
terbuat dari kayu lalu disembahnya . . . , bagi Amr . – . ! Dan mengenai ini seorang
walaupun masih ada para ilmuwan yang penyair Anshar pernah berpantun:
menyembah patung.
―Amr ibnul Jamuh membiarkan
Tetapi di zaman yang silam, kedermawanannya merajalela, Dan
kecenderungan-kecenderungan manusia memang wajar, bila ia dibiarkan berkuasa,
terbuka luas untuk menerima perbuatan- Jika datang permintaan, dilepasnya kendali
perbuatan aneh seperti itu di mana hartanya, Silakan ambil, ujarnya, karena
kecerdasan dan daya fikir mereka tiada esok ia akan kembali berlipat ganda!‖
berdaya menghadapi arus tradisi kuno
tersebut …. Dan sebagaimana ia dermawan
membaktikan hartanya di jalan Allah,
Sebagai contoh dapat kita kemukakan di maka Amr ibnul Jamuh tak ingin sifat
sini, Athena. Yakni Athena di masa pemurahnya akan kurang dalam
Perikles, Pythagoras dan Socrates! Athena menyerahkan jiwa raganya . . . ! Tetapi.
yang telah mencapai tingkat berfikir yang bagaimana caranya … ? Kakinya yang
menakjubkan, tetapi seluruh penduduknya, pincang menjadi penghalang baginya
baik para filosof, tokoh-tokoh untuk ikut dalam peperangan. Ia
pemerintahan sampai kepada rakyat biasa, mempunyai empat orang putra, semuanya
mempercayai patung-patung yang dipahat, beragama Islam dan semuanya ksatria
dan memujanya sampai taraf yang amat bagaikan singa, dan ikut bersama Nabi
hina dan memalukan! Sebabnya ialah saw. dalam setiap peperangan Serta tabah
karena rasa keagamaan di masa-masa yang dalam menunaikan tugas perjuangan ….
telah jauh berselang itu tidak mencapai
Amr telah berketetapan hati dan telah dengan tangan kanannya, sambil
menyiapkan peralatannya untuk turut menengok ke sekelilingnya, seolah-olah
dalam perang Badar, tetapi putra-putranya mengharapkan kedatangan Malaikat
memohon kepada Nabi agar ia dengan secepatnya yang akan menemani
mengurungkan maksudnya dengan dan mengawalnya masuk surga.
kesadaran sendiri, atau bila terpaksa
dengan larangan dari Nabi. Nabi pun Memang, ia telah memohon kepada
menyampaikan kepada Amr bahwa Islam Tuhannya agar diberi syahid, dan ia yakin
membebaskan dirinya dari kewajiban bahwa Allah swt. pastilah akan mengabul-
perang, dengan alasan ketidak mampuan kannya. Dan ia rindu, amat rindu sekali
disebabkan cacad kakinya yang berat itu. akan berjingkat dengan kakinya yang
Tetapi ia tetap mendesak dan minta pincang itu dalam surga, agar ahli surga itu
diidzinkan, hingga Rasulullah terpaksa sama mengetahui bahwa Muhammad
mengeluarkan perintah agar ia tetap Rasulullah saw. itu tahu bagaimana
tinggal di Madinah. caranya memilih shahabat dan bagaimana
Pula mendidik dan menempa manusia ….
Sekarang datanglah saatnya perang Uhud.
Amr lalu pergi menemui Nabi saw. Dan saat yang ditunggu-tunggunya itu pun
memohon kepadanya agar diidzinkan tibalah, suatu pukulan pedang yang
turut, katanya: ―Ya Rasulallah, putra- berkelebat . . , memaklumkan datangnya
putraku bermaksud hendak menghalangiku saat keberangkatan . . . , yakni
pergi bertempur bersama anda. Demi keberangkatan seorang syahid yang mulia,
Allah, aku amat berharap kiranya dengan menuju surga jannatul khuldi, surga
kepincanganku ini aku dapat merebut Firdausi yang abadi … !
surga .. . !‖
Dan tatkala Kaum Muslimin memakamkan
Karena permintaannya yang amat sangat, para syuhada mereka,Rasulullah saw.
Nabi saw. memberinya idzin untuk turut. mengeluarkan perintah yang telah kita
Maka diambilnya alat-alat senjatanya, dan dengar dulu, yaitu:
dengan hati yang diliputi oleh rasa puas
dan gembira, ia berjalan berjingkat- ―Perhatikan, tanamkanlah jasad
jingkat. Dan dengan suara beriba-iba ia Abdullah bin Amr bin Haram dan Amr
memohon kepada Allah: ―Ya Allah, ibnul Jamuh di makam yang satu, karena
berilah aku kesempatan untuk menemui selagi hidup mereka adalah dua orang
syahid, dan janganlah aku dikembalikan shahabat yang setia dan bersayang-
kepada keluargaku . . . !‖ sayangan … !‖
Dan kedua pasukan pun bertemulah di hari Kedua shahabat yang bersayang-sayangan
Uhud itu …Amr ibnul Jamuh bersama dan telah menemui syahid itu dikuburkan
keempat putranya maju ke depan me- dalam sebuah makam, yakni dalam pang-
nebaskan pedangnya kepada tentara kuan tanah yang menyambut jasad mereka
penyebar kesesatan dan pasukan syirik . . . yang suci, setelah menyaksikan
. kepahlawanan mereka yang luar biasa.
Di tengah-tengah pertarungan yang hiruk Dan setelah berlalu masa selama 46 tahun
pikuk itu Amr melompat dan berjingkat, di pemakaman dan penyatuan mereka,
dan sekali lompat pedangnya menyambar datanglah banjir besar yang melanda dan
satu kepala dari kepala-kepala orang menggenangi tanah pekuburan, disebabkan
musyrik. la terus melepaskan pukulan- digalinya sebuah mata air yang dialirkan
pukulan pedangnya ke kiri ke kanan Mu‘awiyah melalui tempat itu. Kaum
Muslimin pun segera memindahkan
kerangka para syuhada. Kiranya mereka
sebagai dilukiskan oleh orang-orang yang
ikut memindahkan mereka: ―Jasad mereka
menjadi lembut, dan ujung-ujung anggota
tubuh mereka jadi melengkung … !‖
Ubai bin Ka‘ab merupakan salah seorang Ia selalu berpegang kepada taqwa dan
perintis dari penulis-penulis wahyu dan menetapi zuhud terhadap dunia, hingga tak
penulis-penulis Surat. Begitupun dalam dapat terpengaruh dan terpedaya. Karena
menghafal al-Quranul Karim, membaca ia selalu menilik hakikat sesuatu pada
dan memahami ayat-ayatnya, ia termasuk akhir kesudahan nya. Sebagaimana jugs
golongan terkemuka. corak hidup manusia, betapapun ia
berenang dengan lautan kesenangan, dan ―Katakanlah: Ia kuasa akan mengirim
kancah kemewahan, tetapi pasti ia siksa pada kalian, baik dari atas atau dari
menemui maut di mana segalanya akan bawah kaki kalian, atau membaurkan
berubah menjadi debu, sedang di kalian dalam satu golongan terpecah-
hadapannya tiada yang terlihat kecuali pecah, dan ditimpakan-Nya kepada kalian
hasil perbuatannya yang baik atau yang perbuatan kawannya sendiri… !‖ (Q.S. 6
buruk …. al-An‘am: 65)
Tetapi baru Saja ia bersama Useid bin Maka bangkitlah Sa‘ad bin Mu‘adz tak
Zurarah sampai ke dekat majlis Mush‘ab ubah bagi bendera di atas tiang, katanya:
di rumah sepupunya, tiba-tiba dadanya
telah terhirup udara segar yang meniupkan ―Wahai Rasulullah . .. ! Kami telah
rasa nyaman . beriman kepada anda, kami percaya dan
mengakui bahwa apa yang anda bawa itu
Dan belum lagi ia sampai kepada hadirin adalah hal yang benar, dan telah kami
dan duduk di antara mereka memasang berikan pula ikrar dan janji-janji kami.
telinga terhadap uraian-uraian Mush‘ab, Maka laksanakanlah terus, ya Rasulallah
maka petunjuk Allah telah menerangi jiwa apa yang anda inginkan, dan kami akan
dan ruhnya. selalu bersama anda … ! Dan demi Allah
yang telah mengutus anda membawa
Demikianlah, dalam ketentuan taqdir yang kebenaran! Seandainya anda
mengagumkan, mempesona dan tidak menghadapkan kami ke lautan ini lalu
terduga, pemimpin golongan Anshar itu anda menceburkan diri ke dalamnya,
melemparkan lembingnya jauh-jauh, lalu pastilah kami akan ikut mencebur, tak
mengulurkan tangan seorang pun yang akan mundur, dan kami
kanannya
tidak keberatan untuk menghadapi musuh Quraisy menghentikan serangan dan
esok pagi! Sungguh, kami tabah dalam peperangan, kiranya segolongan pemimpin
pertempuran dan teguh menghadapi Yahudi secara diam-diam pergi ke Mekah
perjuangan . . . ! Dan semoga Allah akan lalu menghasut orang-orang Quraisy
memperlihatkan kepada anda tindakan terhadap Rasulullah sambil memberikan
kami yang menyenangkan hati . . . ! Maka janji dan ikrar akan berdiri di samping
marilah kita berangkat dengan berkah Quraisy bila terjadi peperangan dengan
Allah Ta‘ala … !‖ orang-orang Islam nanti.
Kata-kata Sa‘ad itu muncul tak ubah bagai Pendeknya mereka telah membuat
berita gembira, dan wajah Rasul pun perjanjian dengan orang-orang musyrik
bersinar-sinar dipenuhi rasa ridla dan itu, dan bersama-sama telah mengatur
bangga serta bahagia, lalu katanya kepada rencana dan siasat peperangan. Di samping
Kaum Muslimin: itu dalam perjalanan pulang mereka ke
Madinah, mereka berhasil pula menghasut
―Marilah kita berangkat dan besarkan suatu suku terbesar di antara suku-suku
hati kalian karena Allah telah menjanjikan Arab yaitu kabilah Gathfan dan mencapai
kepadaku salah satu di antara dua persetujuan untuk menggabungkan diri,
golongan! . . . Demi Allah, . .. sungguh dengan tentara Quraisy.
seolah-olah tampak olehku kehancuran
orang-orang itu … !‖ (al-Hadits) Siasat peperangan telah diatur dan tugas
Serta peranan telah dibagi-bagi. Quraisy
Dan di waktu perang Uhud, yakni ketika dan Gathfan akan menyerang Madinah
Kaum Muslimin telah cerai-berai dengan tentara besar, sementara orang-
disebabkan serangan mendadak dari orang Yahudi, di waktu Kaum Muslimin
tentara musyrikin, maka takkan sulit bagi mendapat serangan secara mendadak itu,
penglihatan mata untuk menemukan akan melakukan penghancuran di dalam
kedudukan Sa‘ad bin Mu‘adz …. kota dan sekelilingnya!
Nabi saw. pun memerintahkan Ali untuk Tetapi Umar bin Khatthab mempunyai
menemuinya, meminta bendera dan pendirian yang lain, ia meninjau dari segi
mengambil alih pimpinan dari tangan- kepemimpinan pada umumnya dan
nya…. memperhatikan sikap Rasulullah pada
masa hidupnya terhadap Abu Bakar.
Ketika dilihatnya kota Mekah telah tunduk
dan menyerah kepada tentara Islam yang Menurut Umar, Abu Bakar Shiddiq
berjaya itu, teringatlah Sa‘ad akan aneka mendapat kepercayaan Rasul mewakili
ragam siksaan yang ditimpakan mereka beliau menjadi imam shalat pada saat
kepada Kaum Muslimin, bahkan juga Rasul sakit, dan banyak lagi sikap dan sifat
kepada dirinya sendiri dulu. Dan ter- kepemimpinan Abu Bakar yang sangat
kenanglah peperangan demi peperangan menonjol di masa hayat Rasulullah
yang dilancarkan mereka terhadap orang- dikemukakan Umar dengan tidak
orang yang cinta damai, padahal tak ada mengecilkan, bahkan mengagumi
dosa mereka, hanyalah karena mereka pengurbanan, kepahlawanan dan
berani mengatakan: ―Lailaha illallah, tiada kepemimpinan orang-orang Anshar, Umar
Tuhan melainkan Allah‖. Maka kekerasan pun mengutip ayat al-Quran:
hati dan ketegasannya mendorongnya
untuk menindak orang-orang Quraisy dan orang kedua selagi mereka berada dalam
membalas kejahatan mereka dengan gua … (Q-S. 9 at-Taubat:40)
tindakan yang setimpal …. Dapat dipahami seperti ayat tersebut oleh
seluruh shahabat bahwa orang kedua itu
Sikapnya yang militan ini pulalah yang ialah Abu Bakar.
menjabarkan pendirian Sa‘ad bin Ubadah
yang terkenal dengan peristiwa hari Dalam situasi seperti ini adanya perbedaan
saqifah itu …. pendapat dan timbulnya pro dan kontra
adalah wajar. Dan dengan rahmat dan
Tidak lama setelah wafatnya Rasulullah inayah Allah peristiwa ini dapat
saw. segolongan Anshar berkumpul di diselesaikan dan diatasi dengan terpilihnya
Abu Bakar Shiddiq sebagai khalifah padanya
mereka …. Wahai orang-orang yang terpercaya di
kalangan orang-orang beriman
Sikap Sa‘ad bin Ubadah yang terbuka dan
terus terang dan sangat gigih dalam Bila manusia dapat penilaian, kenapa
mengemukakan pendiriannya itu, sangat Sulaim ditinggalkan? Bukankah ia tampil
dihargai oleh Rasulullah. ke depan, memberi tempat dan per-
lindunganSampai Allah menyebut mereka
Mari kita ungkapkan apa yang terjadi Anshar atau para pembela Karena mereka
setelah selesainya perang Hunain. membela Agama petunjuk, dan pejuang di
medan laga Cepat kaki dan ringan tangan
Tatkala perang itu berakhir dengan di jalan Allah Menyadari kesulitan, tiada
kemenangan di pihak Muslimin, merasa takut ataupun kecewa‖.
Rasulullah saw. pun membagi-bagikan
harta rampasan kepada mereka. Ketika itu Pada bait-bait syair tersebut penyair
beliau memberikan perhatian khusus Rasulullah dari orang Anshar itu
kepada para muallaf, yakni bangsawan- melukiskan kekecewaan yang dirasakan
bangsawan Quraisy yang baru saja masuk orang-orang Anshar, disebabkan Nabi saw.
Islam waktu fathu Mekah. Dengan pem- hanya memberikan barang-barang
berian itu Rasulullah bermaksud rampasan itu kepada sebagian shahabat
melembutkan hati orang-orang itu dalam sedang mereka tidak mendapat bagian apa-
mengatasi kemelut jiwa mereka, apa.
sebagaimana beliau memberikan kepada
pejuang yang sangat memerlukan guna Pemuka Anshar Sa‘ad bin Ubadah
menolong mengatasi kebutuhan materi menyaksikan hal ini dan mendengar anak
mereka. buahnya berbisik-bisik memperbincangkan
hal tersebut. Kejadian ini tidak diaukai
Adapun orang-orang yang telah kokoh oleh Sa‘ad, maka tampillah ia memenuhi
keislamannya, Nabi menyerahkan suara hatinya yang polos dan terus terang
mengatasi persoalan hidup itu kepada dan segera menemui Rasulullah saw. lalu
keislaman mereka, dan tidak memberikan katanya:
sesuatu pun dari harta rampasan perang
ini. Perlu pula diketahui bahwa pemberian ―Wahai Rasulullah … ! Golongan Anshar
Rasulullah saw. semata pemberiannya saja ini merasa kecewa terhadap anda melihat
sudah merupakan suatu kehormatan yang tindakan anda mengenai harta rampasan
amat diharapkan oleh seluruh Kaum yang kita peroleh! Anda membagi-
Muslimin. Di samping itu rampasan bagikannya kepada kaum anda, dan
perang telah merupakan sumber penting mengeluarkan pemberian berlimpah
dari biaya yang menunjang kehidupan kepada kepala-kepala suku Arab Quraisy,
Muslimin. tetapi suku Anshar, tiada sedikit pun
menerimanya … !‖
Demikianlah dengan perasaan heran
orang-orang Anshar bertanya-tanya Demikianlah laki-laki yang terus terang
sesama mereka: ―Kenapa Rasulullah tidak dan terbuka itu mengeluarkan isi hati dan
menyerahkan upeti dan harta rampasan perasaan yang terpendam di dada kaumnya
yang menjadi bagian mereka … ?‖ dan memberikan kepada Rasulullah
lukisan sebenarnya dari peristiwa tersebut.
Dan berkatalah penyair Anshar Hasan bin
Tsabit: Rasulullah saw. pun bertanya ke padanya:–
―Datanglah pada Rasulullah, ―Dan anda wahai Sa‘ad, bagaimana
tanyakan
pendapat anda mengenai hal itu … ?‖ kami benarkan ucapan tuan.
Artinya jika pendirian kaummu demikian, Tuan datang kepada kami terhina kami
bagaimana pula pikiranmu terhadap hal bela dan mengangkat tuan sebagai
itu?‖ pemimpin.
Dengan hati terbuka dan terus terang, Tuan datang terhuyung-huyung kami
segera Sa‘ad menjawab: sambut dan merawat tuan
―Aku ini tiada lain adalah salah Tuan datang terusir, kami beri tempat dan
seorang warga kaumku … ―Kalau perlindungan.
begitu‖, ujar Nabi pula,
―kumpulkanlah kemari kaummu itu … Apakah hati kalian kecewa wahai
!― golongan Anshar, melihat sampan dunia
yang kuberikan kepada segolongan
Terpaksalah kita mengikuti peristiwa itu manusia untuk menjinakkan hati mereka
hingga akhir kesudahannya karena dalam beragama, sedang terhadap diri
kiaahnya amat mengharukan sekali: — kalian kuberikan keteguhan keislaman
Sa‘ad mengumpulkan kaumnya golongan kalian … ?
Anshar. Rasulullah mendatangi mereka
dan memandangi wajah-wajah mereka Tidakkah kalian rela wahai kaurn Anshar,
yang kecewa Kemudian beliau tersenyum orang-orang itu pulang bersama kambing
cerah, sebagai pengakuan atas keluhuran dan unta, sedangkan kalian pulang
budi mereka dan penghargaan atas jasa- bersama Rasulullah ke tanah tumpah darah
jasa mereka . .. . Kemudian sabdanya: — kalian. Demi Allah yang nyawaku berada
―Wahai golongan Anshar . . – ! Segala di dalam tangan-Nya, kalau tidaklah
bisikan dan getaran hati kalian mengenai karena hijrah, tentulah aku termasuk
diriku telah diaampaikan kepadaku, golongan Anshar
sekarang aku bertanya kepada kalian:
Andaikan orang-orang rnenempuh
Bukankah ketika aku datang, kalian jalannya sendiri-sendiri pastilah aku akan
sedang sesat, kemudian Allah memberi mengikuti jalannya orang-orarig Anshar . .
petunjuk . ! Ya Allah, berilah rahmat kaum Anshar
… generasi . . . . demi generasi …
?
Waktu itu kalian dalam kekurangan, Ketika itu orang-orang Anshar sama
kemudian Allah memberi kecukupan … ? menangis, hingga janggut mereka menjadi
Kahan selalu bermusuhan, kemudian Allah basah. Kata-kata yang diucapkan Rasul
menanamkan kasih sayang dalam hati besar yang mulia itu memenuhi rongga
kalian? dada mereka dengan keten teraman, diri
Jawab mereka, : Benar! Allah dan Rasul- mereka dengan keselamatan Serta jiwa
Nya Maha pemberi lagi Maha Pemurah. mereka dengan kekayaan . . . . Dengan
Sabda Rasul pula: Tidakkah kalian akan serentak semua mereka .. . . termasuk
menyanggahku wahai golongan Anshar? dalamnya Sa‘ad bin Ubadah berseru:
Sanggahan apa yang dapat kami ‖Kami ridla kepada Rasulullah, atas
sampaikan kepada tuan wahai Rasulullah? pembagian maupun pemberiannya … !‖
jawab mereka.
Maha pemurah lagi Maha pemberi adalah Pada hari-hari pertama dari khilafah Umar,
milik Allah dan Rasul-Nya. Sa‘ad pergi menjumpai Amirul Mu‘minin
dan dengan keterusterangannya yang
Jawab Rasul: Apabila kalian mau, dapat keterlaluan seperti biasa, katanya
menyatakan kepadaku, dan sanggahan itu kepadanya: ‖Demi Allah, sahahabat anda
pasti benar dan tak dapat disanggah. Abu Bakar lebih kami sukai daripada anda
Andaikan kalian menyatakan kepadaku
Dahulu tuan datang kepada kami
didustakan orang, tetapi kami sambut dan
. . . ! Dan sungguh, demi Allah, aku tidak
senang tinggal berdampingan dengan anda
… !‖
Itulah dia Usamah bin Zaid … ! Dan para Dan marilah kita lihat sampai di mana
shahabat menggelarinya partisipasi dalam perjuangannya dan
―Kesayangan, putera dari kesayangan ―. betapa semangat berqurbannya!
Bapaknya yang bernama Zaid bin Bagaimana kesederhanaannya . . . .,
Haritsah adalah pelayan Rasulullah yang keteguhan pendirian, ketaatan dan
lebih mengutamakannya dari ibu bapak keshalehan, kebesaran jiwa serta
dan kaum keluarganya, dan yang oleh kesempurnaan peri hidupnya! Dalam
Rasulullah dihadapkannya kepada
serombongan shahabatnya, seraya
semua itu ia telah mencapai batas yang ―Sesungguhnya yang paling mulia di
memungkinkannya untuk menerima antara kalian di sisi Allah, ialah yang
limpahan kecintaan dan penghargaan paling taq wa! ‖
Rasulullah saw. sebagai sabdanya: (Q S. 49 al-Hujurat: 13)
Maka si hitam pesek ini telah merebut ―Sebagian orang mengecam pengangkatan
kedudukan tinggi di hati Nabi dan barisan Usamah bin Zaid sebagai panglima . . . !
Kaum Muslimin karena Agama yang telah Sebelum ini mereka juga telah mengecam
dipilih Allah bagi hamba-hamba-Nya telah pengangkatan bapaknya . . . ! Walau
menetapkan bapaknya itu layak untuk menjadi
panglima! Dan Usamah pun layak untuk
ukuran yang sah bagi ketinggian manusia jabatan itu!
itu dengan firman Allah
Ia adalah yang paling saya kasihi setelah akan menjadi pedoman bagi Usamah
bapaknya . . . ! Dan saya berharap kiranya sepanjang hayatnya, semenjak ia
ia termasuk salah seorang utama di antara ditinggalkan oleh Rasulullah sampai ia
kalian … menyusul pula ke sisi Tuhannya di akhir
! Maka bantulah ia masa pemerintahan Mu‘awiyah.
dengan memberikan nasihat yang baik …
Dua tahun sebelum beliau wafat,
Sebelum tentara itu bergerak menuju Rasulullah saw. mengirim Usamah sebagai
tujuannya, Rasulullah saw. pun wafat. komandan dari suatu pasukan untuk meng-
Tetapi ia telah meninggalkan pesan yang hadapi sebagian orang-orang musyrik yang
berhikmat kepada para shahabatnya; menentang Islam dan menyerang Kaum
―Laksanakanlah pengiriman Usamah … Muslimin. Peristiwa itu merupakan
! Teruskan pemberangkatannya … !‖ pengangkatan pertama sebagai Amir atau
panglima yang dialami oleh Usamah.
Wasiat ini dijunjung tinggi oleh khalifah
Abu Bakar. Dan walaupun suasana Dalam tugas ini Usamah berhasil
sepeninggal Rasulullah itu telah berubah, mencapai kemenangan, dan beritanya telah
tetapi Abu Bakar Shiddiq bersikeras lebih dulu diterima Rasulullah, menyebab-
hendak melaksanakan wasiat dan kan beliau gembira dan berbahagia. Dan
perintahnya. Maka bergeraklah tentara marilah kita dengar cerita Usamah
Usamah ke Lempat yang telah ditetapkan, memaparkan peristiwa itu selanjutnya:
yakni setelah khalifah meminta izin ―Setiba saya dari medan laga, segera saya
kepadanya agar Umar dibolehkan tinggal menghadap Nabi saw. dan sementara itu
di Madinah untuk rnendampinginya. berita kemenangan telah sampai ke telinga
beliau saya dapati wajahnya berseri-seri . .
Maka tatkala kaisar Romawi Heraklius . , lalu disuruhnya saya mendekat,
mendengar berita tentang wafatnya kemudian katanya: ―Cobalah ceritakan
Rasulullah, pada waktu yang bersamaan kepadaku… ! ―Lalu saya ceritakan
diterimanya pula berita kedatangan tentara kepadanya . . . . Saya katakan bahwa
Islam menyerang perbatasan Syria di tatkala orang-orang. itu mengalami
bawah pimpinan Usamah bin Zaid. Ia pun kekalahan, saya menemui seorang laki-laki
merasa heran terhadap kekuatan Kaum dan kepadanya saya acungkan tombak. la
Muslimin karena wafatnya Rasulullah mengucapkan La ilaha illallah, maka saya
sedikit pun tidak mempengaruhi rencana tusuk ia hingga tewas.
dan kemampuan mereka!
Wajah Rasulullah tiba-tiba berubah,
Demikianlah pihak Romawi merasa kecut, ujarnya: ―Keparat kamu, hai Usamah . . . !
dan mereka tidak berani lagi mengambil Betapa tindakanmu terhadap orang yang
langkah selanjutnya untuk menyerang mengucapkan La ilaha illallah?
tanah air Islam di jazirah Arab!
Keparat kamu, hai Usamah . . . ! Betapa
Dan mengenai pasukan Usamah, ia perlakuanmu terhadap orang yang
kembali tanpa meninggalkan qurban, mengucapkan La ilaha illallah?‖
hingga orang-orang Islam saling berkata: Rasulullah selalu mengulang-ulangi
―Tidak pernah kita lihat, pasukan ucapannya itu kepada saya hingga ingin
yang saya rasanya mengakhiri semua perbuatan
lebih aman dari pasukan Usamah‘.. . ! ― yang telah saya kerjakan, lalu mulai saat
itu menghadapi Islam dengan halaman
Pada suatu hari, Usamah menerima baru! Maka demi Allah! Tidak . .. ! Saya
pelajaran dari Rasulullah, suatu pelajaran takkan membunuh lagi seorang yang
yang amat dalam, yakni pelajaran yang
mengucapkan La ilaha ill1allah, setelah buahnya di satu pihak, dengan Mu‘awiyah
mendengar kata-kata penyalahan dari serta pengikut-pengikutnya di lain pihak,
Rasulullah saw. itu . . . !‖ Usamah mengambil sikap tidak memihak
secara mutlak. Sebenarnya ia amat men-
Inilah dia pelajaran utama yang memberi cintai Ali, dan berpendapat bahwa Ali di
pengarahan kepada kehidupan Usamah, pihak yang benar . . . Tetapi betapapun ia
kekasih putera kekasih, semenjak ia men- tidak berani membunuh dengan pedangnya
dengarnya dari Rasulullah sampai ia seorang Muslim yang beriman kepada
berpisah dari dunia dalam keadaan ridla Allah dan kepada RasulNya, padahal la
dan diridlai …. telah dicela oleh Rasulullah karena
membunuh seorang musyrik yang
Sungguh, suatu pelajaran yang dalam! memanggul senjata yang di saat kalah dan
Pelajaran yang mengungkapkan lari sempat membaca La ilaha illallah … ?
kemanusiaan Rasulullah, keadilan dan
keluhuran prinsipnya, ketinggian Agama Ketika itu dikirimnyalah sepucuk surat
dan akhlaqnya! Laki-laki yang kepada Imam Ali, yang di antara suratnya
kematiannya disesalkan oleh Nabi ini, dan itu berisi sebagai berikut: ‖Seandainya
Usamah mendapat dampratan daripadanya anda berada di mulut singa sekalipun, saya
karena membunuhnya, adalah seorang bersedia untuk masuk bersama anda ke
musyrik pemanggul senjata. Tatkala ia dalamnya … ! Tetapi mengenai urusan ini
menyebut La ilaha illallah itu hulu pedang sekali-kali tak masuk dalam pikiranku …
sedang tergenggam di tangan kanannya, !‖
sementara pada matanya masih berlekatan
irisan-irisan daging yang direnggutkannya Maka selama perselisihan dan peperangan
dari tubuh Kaum Muslimin. Kalimat itu itu ia tetap berada di rumahnya dan tidak
diucapkannya ialah agar ia selamat dari hendak meninggalkannya. Dan tatkala
pukulan yang mematikan, atau sebagai datang beberapa orang shahabatnya
siasat agar ia memperoleh kesempatan membicarakan pendiriannya, katanya
untuk menciptakan suasana baru, hingga ia kepada mereka: — ―Saya tak hendak
dapat melanjutkan peperangan kembali. memerangi orang yang mengucapkan La
ilaha illallah untuk selama-lamanya … !‖
Meskipun demikian, karena lidahnya telah
bergerak dan mulutnya telah Salah seorang di antara mereka
mengucapkannya, maka karena itu, dan mendebatnya, katanya: ―Bukankali Allah
pada waktu itu juga darahnya menjadi suci berfirman: ―Dan perangilah mereka hingga
dan keselamatannya serta nyawanya jadi tak ada lagi fitnah, dan Agama seluruhnya
terjamin. Tidak peduli bagaimana niat, isi menjadi milik Allah?‖ Jawab Usamah: —
hati dan tujuannya yang sebenarnya … ! ―Itu terhadap orang-orang musyrik
Pelajaran ini diperhatikan oleh Usamah dan kita telah memerangi mereka hingga
sampai titik terakhir …. fitnah menjadi lenyap dan agama
seluruhnya menjadi milik Allah … !‖
Nah, bila orang dalam keadaan seperti
demikian, dilarang Pada tahun 54 Hijrah, hati Usamah sudah
Rasulullah amat rindu sekali hendak berjumpa dengan
membunuhnya hanya karena ia membaca Allah, hingga ruhnya telah resah gelisah
La illaha illallah, bagaimana terhadap dalam rongga dadanya, ingin hendak
orang-orang yang betul-betul beriman dan kembali ke tempat asalnya ….
betul-betul beragama Islam … ?
Waktu itu Abu Sufyan sedang memegang Abu Sufyan menghadapkan dirinya
kekang kuda Rasulullah. Dan ketika sepenuhnya kepada ibadat. Dan
dilihatnya apa yang terjadi, yakinlah ia sepeninggal Rasulullah saw. ruhnya
bahwa kesempatan yang dinanti-nantinya mendambakan kepadaan agar dapat
selama ini, . yaitu berjuang fi sabilillah menemui Rasulullah di kampung akhirat.
sampai menemui syahid dan di hadapan Demikianlah walaupun nafasnya masih
Rasulullah, telah terbuka. Maka sambil tak turun naik, tetapi kepadaan tetap menjadi
lepas memegang tali kekang dengan tumpuan hidupnya … !
tangan kirinya, ia menebas batang leher
musuh dengan tangan kanannya. Pada suatu hari, orang melihatnya berada
di Baqi‘ sedang menggali lahad,
Dalam pada itu Kaum Muslimin telah menyiapkan dan mendatarkannya. Tatkala
kembali ke medan pertempuran sekeliling orang-orang menunjukkan keheranan
Nabi mereka, dan akhirnya Allah memberi mereka, maka katanya: ―Aku
mereka kemenangan mutlak. sedang menyiapkan kuburku …. ―.
Tatkala suasana sudah mulai tenang, Dan setelah tiga hari berlalu, tidak lebih, ia
Rasulullah melihat berkeliling . . . . terbaring di rumahnya sementara
Kiranya didapatinya seorang Mu‘min keluarganya berada di sekelilingnya dan
sedang memegang erat-erat tali sama menangis. Dengan hati puas dan
kekangnya. Sungguh rupanya semenjak tenteram dibukanya matanya melihat
berkecamuknya peperangan sampai mereka, lalu katanya: ‖Janganlah daku
selesai, orang itu tetap berada di tempat itu ditangisi, karena semenjak masuk Islam
dan tak pernah meninggalkannya. tidak sedikit pun daku berlumur dosa … !
―
Rasulullah menatapnya lama-lama, lalu
tanyanya: ―Siapa ini . . . ? Oh, saudaraku, Dan sebelum kepalanya terkulai di atas
Abu Sufyan bin Harits. . . !‖ Dan demi dadanya, diangkatkannya sedikit ke atas
didengarnya Rasulullah mengatakan seolah-olah hendak menyampaikan
―saudaraku‖, hatinya bagaikan terbang selamat tinggal kepada dunia fana ini ….
karena bahagia dan gembira. Maka
diratapinya kedua kaki Rasulullah,
diciuminya dan dicucinya dengan air
matanya ….
Salamah salah seorang pemanah bangsa Kata Salamah: ―Aku berperang bersama
Arab yang terkemuka, juga terbilang tokoh Rasulullah sebanyak tujuh kali, dan
yang berani, dermawan dan gemar berbuat bersama Zaid bin Haritsah sebanyak
kebajikan. Dan ketika ia menyerahkan Sembilan kali‖.
dirinya menganut Agama Islam,
diserahkannya secara benar dan sepenuh Salamah terkenal sebagai tokoh paling
hati, hingga ditempalah oleh Agama itu mahir dalam peperangan jalan kaki, dan
sesuai dengan coraknya yang agung. dalam memanah serta melemparkan
tombak dan lembing. Siasat yang
Salamah bin al-Akwa‘ termasuk pula dijalankannya serupa dengan perang
tokoh-tokoh Bai‘atur Ridwan. Ketika pada gerilya, yang kita jumpai sekarang ini. Jika
tahun 6 H. Rasulullah saw. bersama para musuh datang menyerang, ia menarik
shahabat berangkat dari Madinah dengan pasukannya mundur ke belakang. Tetapi
maksud hendak berziarah ke Ka‘bah, bila mereka kembali atau berhenti untuk
tetapi dihalangi oleh orang-orang Quraisy, beristirahat, maka diserangnya mereka
maka Rasulullah mengutus Utsman bin tanpa ampun … !
Affan untuk menyampaikan kepada
mereka bahwa tujuan kunjungannya Dengan siasat seperti ini ia mampu
hanyalah untuk berziarah dan sekali-kali seorang diri menghalau tentara yang
bukan untuk berperang …. menyerang luar kota Madinah di bawah
pimpinan Uyainah bin Hishan al-Fizari
Sementara menunggu kembalinya Utsman, dalam suatu peperangan yang disebut
tersiar berita bahwa ia telah dibunuh oleh perang Dzi Qarad. Ia pergi membuntuti
orang-orang Quraisy. Rasulullah lalu mereka seorang diri, lalu memerangi dan
duduk di bawah naungan sebatang pohon menghalau mereka dari Madinah, hingga
menerima bai‘at sehidup semati dari akhirnya datanglah Nabi membawa bala
shahabatnya seorang demi seorang. bantuan yang terdiri dari shahabat-
Berceritalah Salamah: shahabatnya.
―Aku mengangkat bai‘at Pada hari itulah Rasulullah menyatakan
kepada Rasulullah di bawah pohon, kepada para shahabatnya: —
dengan pernyataan menyerahkan jiwa ―Tokoh pasukan jalan kaki kita yang
ragaku untuk Islam, lalu aku mundur dari terbaik ialah Salamah bin al-Akwa‘ … !‖
tempat itu. Tatkala mereka tidak berapa
banyak
Tidak pernah Salamah berhati kesal dan Hingga ia akan mengabulkan permintaan
merasa kecewa kecuali ketika tewas orang termasuk jiwanya apabila
saudaranya yang bernama ‗Amir bin al- permintaan itu atas nama Allah … !
Akwa‘ di perang Khaibar… .
Hal ini rupanya diketahui oleh orang-orang
Ketika itu ‗Amir mengucapkan pantun itu. Maka jika seseorang ingin tuntutannya
dengan suara keras di hadapan tentara berhasil, ia akan mengatakan ke padanya:
Islam, katanya: ―Kuminta pada anda atas nama Allah … !‖
Mengenai ini Salamah pernah berkata:
―Kalau tidak karena-Mu tidaklah ―Jika bukan atas nama Allah, atas
kami nama siapa lagi kita akan memberi … ?‖
‗kan dapat hidayah Tidak akan shalat dan
tidak pula akan berzakat Sewaktu Utsman r.a. dibunuh orang,
Maka turunkanlah ketetapan ke dalam hati pejuang yang perkasa ini merasa bahwa
kami Dan dalam berperang nanti, api fitnah telah menyulut Kaum Muslimin,
teguhkanlah kaki-kaki kami‖. ia seorang yang telah menghabiskan
usianya selama ini berjuang bahu-
Dalam peperangan itu ‗Amir memukulkan mernbahu dengan saudara seagamanya, tak
pedangnya kepada salah seorang musyrik. sudi berperang menghadapi saudara
Tetapi rupanya pedang yang digenggam- seagamanya
nya hulunya itu melantur dan terbalik
hingga menghujam pada ubun-ubunnya Benar . . . ! Seorang tokoh yang telah
yang menyebabkan kematiannya. mendapat pujian dari Rasulullah tentang
keahliannya dalam memerangi orang-
Beberapa orang Islam berkata: orang musyrik, tidaklah pada tempatnya ia
―Kasihan ‗Amir . .. ! Ia menggunakan keahliannya itu dalam
terhalang mendapatkan mati syahid!‖ memerangi atau membunuh orang-orang
Mu‘min. Itulah sebabnya ia mengemasi
Maka pada waktu itu, yah, hanya sekali barang-barangnya lalu meninggalkan
itulah, tidak lebih Salamah merasa amat Madinah berangkat menuju Rabdzah . . . ,
kecewa sekali. Ia menyangka sebagai yaitu kampung yang dipilih oleh Abu Dzar
sangkaan shahabat-shahabatnya bahwa dulu sebagai tempat hijrah dan pemukiman
saudaranya ‗Amir itu tidak mendapatkan barunya.
pahala berjihad dan sebutan mati syahid,
disebabkan ia telah bunuh diri tanpa Maka di Rabdzah inilah Salamah
sengaja. melanjutkan sisa hidupnya, pada suatu hari
di- tahun 74 H., hatinya merasa rindu
Tetapi Rasul yang pengasih itu, segera berkunjung ke Madinah. Maka
mendudukkan perkara pada tempat yang berangkatlah ia untuk memenuhi
sebenarnya, yakni ketika Salamah datang kerinduannya itu. la tinggal di Madinah
kepadanya bertanya: ―Wahai Rasulullah, satu dua hari dan pada hari ketiga ia pun
betulkah pahala ‗Amir itu gugur …?‘ wafat …. Demikianlah, rupanya tanahnya
yang tercinta dan lembut empuk itu
Maka jawab Rasulullah saw.: memanggil puteranya ini untuk
merangkulnya ke dalam pelukannya dan
―Ia gugur bagai pejuang Bahkan mendapat memberikan ruangan baginya di
dua macam pahala Dan sekarang ia sedang lingkungan shahabat-shahabatnya yang
berenang Di sungai-sungai surga … !‖ memperoleh berkah bersama para syuhada
yang shaleh ….
Kedermawanan Salamah telah cukup
terkenal, tetapi ada hal yang luar biasa.
ABDULLAH BIN ZUBAIR Maka tatkala Abdullah bin Zubeir muncul
SEORANG TOKOH DAN SYAHID dari alam gaib, hal itu merupakan suatu
YANG LUAR BIASA kenyataan yang digunakan taqdir untuk
menolak kebohongan orang-orang Yahudi
Ketika menempuh padang pasir yang di Madinah dan mematahkan tipu muslihat
panas bagai menyala dalam perjalanan mereka … !
hijrah dari Mekah ke Madinah yang
terkenal itu, ia masih merupakan janin Di masa hidup Rasulullah, Abdullah
dalam rahim ibunya. Demikianlah telah belum mencapai usia dewasa. Tetapi
menjadi taqdir bagi Abdullah bin Zubeir lingkungan hidup dan hubungannya yang
melakukan hijrah bersama Kaum akrab dengan Rasulullah, telah membentuk
Muhajirin selagi belum muncul ke alam kerangka kepahlawanan dan prinsip
dunia, masih tersimpan dalam perut ibunya hidupnya, sehingga darma baktinya dalam
…. menempuh kehidupan di dunia ini menjadi
buah bibir orang dan tercatat dalam sejarah
Ibunya Asma, semoga Allah ridla dunia.
kepadanya dan ia jadi ridla kepada Allah
setibanya di Quba, suatu dusun di luar Anak kecil itu tumbuh dengan amat
kota Madinah, datanglah saat melahirkan, cepatnya dan menunjukkan hal-hal yang
dan jabang bayi yang muhajir itu pun luar biasa dalam kegairahan, kecerdasan
masuklah ke bumi Madinah bersamaan dan keteguhan pendirian. Masa mudanya
waktunya dengan masuknya muhajirin dilaluinya tanpa noda, seorang yang suci,
lainnya dari shahabat- shahabat Rasulullah tekun beribadat, hidup sederhana dan
...! perwira tidak terkira ….
Bayi yang pertama kali lahir pada saat Demikianlah hari-hari dan peruntungan itu
hijrah itu, dibawa kepada Rasulullah saw. dijalaninya dengan tabi‘atnya yang tidak
di rumahnya di Madinah, maka diciumnya berubah dan semangat yang tak pernah
kedua pipinya dan dikecupnya mulutnya, kendor. la benar-benar seorang laki-laki
hingga yang pertama masuk ke rongga yang mengenal tujuannya dan
perut Abdullah bin Zubeir itu ialah air menempuhnya dengan kemauan yang
selera Rasulullah yang mulia. keras membaja dan keimanan teguh luar
biasa ….
Kaum Muslimin berkumpul dan beramai-
ramai membawa bayi yang dalam Sewaktu pembebasan Afrika, Andalusia
gendongan itu berkeliling kota sambil dan Konstantinopel, ia yang waktu itu
membaca tahlil dan takbir. Latar belum melebihi usia tujuh belas tahun,
belakangnya ialah karena tatkala tampil sebagai salah seorang pahlawan
Rasulullah dan para shahabatnya tinggal yang namanya terlukia sepanjang masa . . .
menetap di Madinah, orangorang Yahudi
merasa terpukul dan iri hati, lalu Dalam pertempuran di Afrika sendiri,
melakukan perang urat saraf terhadap Kaum Muslimin yang jumlahnya hanya
Kaum Muslimin. Mereka sebarkan berita duapuluh ribu oang tentara, pernah meng-
bahwa dukun-dukun mereka telah hadapi musuh yang berkekuatan sebanyak
menyihir Kaum Muslimin dan membuat seratus duapuluh ribu orang.
mereka jadi mandul, hingga di Madinah
tak seorang pun akan mempunyai bayi dari Pertempuran berkecamuk, dan pihak Ialam
kalangan mereka . . . ! terancam bahaya besar! Abdullah bin
Zubeir melayangkan pandangannya
meninjau kekuatan musuh hingga
segeralah diketahuinya di mana letak menyampaikan sendiri berita kemenangan
kekuatan mereka. Sumber kekuatan itu itu ke Madinah terutama kepada khalifah
tidak lain dari raja Barbar yang menjadi Utsman bin Affan ….
panglima tentaranya sendiri. Tak putus
putusnya raja itu berseru terhadap Hanya kepahlawanannya dalam medan
tentaranya dan membangkitkan semangat perang bagaimana juga unggul dan luar
mereka dengan cara iatimewa yang biasanya, tetapi itu tersembunyi di balik
mendorong mereka untuk menerjuni maut ketekunannya dalam beribadah . . .. Maka
tanpa rasa takut …. orang yang mempunyai tidak hanya satu
dua alasan untuk berbangga dan
Abdullah maklum bahwa pasukan yang menyombongkan dirinya ini akan
gagah perkasa ini tak mungkin ditaklukkan menakjubkan kita karena selalu ditemukan
kecuali dengan jatuhnya panglima yang dalam lingkungan orang-orang shaleh dan
menakutkan ini. Tetapi bagaimana caranya rajin beribadat.
untuk menemuinya, padahal untuk sampai
kepadanya terhalang oleh tembok kukuh Maka baik derajat maupun kemudaannya,
dari tentara musuh yang bertempur laksana kedudukan atau harta bendanya,
angin puyuh . . . ! keberanian atau kekuatannya, semua itu
tidak mampu untuk menghalangi Abdullah
Tetapi semangat dan keberanian Ibnu bin Zubeir untuk menjadi seorang laki-laki
Zubeir tak perlu diragukan lagi untuk ‗abid yang berpuasa di siang hari, bangun
selama-lamanya … ! Dipanggilnya malam beribadat kepada Allah dengan hati
sebagian kawan-kawannya, lalu katanya: yang khusuk niat yang suci.
‖Lindungi punggungku dan mari
menyerbu bersamaku . . . !‖ Dan tak ubah Pada suatu hari Umar bin Abdul Aziz
bagai anak panah lepas dari busurnya, mengatakan kepada Ibnu Abi Mulaikah:
dibelahnya bariaan yang berlapia itu ‖Cobalah ceritakan kepada kami kepri-
menuju raja musuh, dan demi sampai di badian Abdullah bin Zubeir!‖ Maka
hadapannya, dipukulnya sekali pukul, ujarnya: ‖Demi Allah! Tak pernah kulihat
hingga raja itu jatuh tersungkur. Kemudian jiwa yang tersusun dalam rongga tubuhnya
secepatnya bersama kawan-kawannya ia itu seperti jiwanya! Ia tekun melakukan
mengepung tentara yang berada di shalat, dan mengakhiri segala sesuatu
sekeliling raja dan menghancurkan mereka dengannya . . . . Ia ruku‘ dan sujud
…. lalu dikumandangkannya Allahu Akbar sedemikian rupa, hingga karena amat
...! lamanya, maka burung-burung gereja yang
bertengger di atas bahunya atau
Demi Kaum Muslimin melihat bendera punggungnya, menyangkanya dinding
mereka berkibar di sana, yakni di tempat tembok atau kain yang tergantung. Dan
panglima Barbar berdiri menyampaikan pernah peluru meriam batu lewat antara
perintah dan mengatur siasat, tahulah janggut dan dadanya sementara ia shalat,
mereka bahwa kemenangan telah tercapai. tetapi demi Allah, ia tidak peduli dan tidak
Maka seolah-olah satu orang jua, mereka goncang, tidak pula memutus bacaan atau
menyerbu ke muka, dan segala sesuatu pun mempercepat waktu rukuk nya . . . !‖
berakhir dengan keuntungan di pihak
Muslimin … ! Memang, berita-berita sebenarnya yang
diceritakan orang tentang ibadat Ibnu
Abdullah bin Abi Sarah, panglima tentara Zubeir, hampir merupakan dongeng. Maka
Ialam, mengetahui peranan penting yang di dalam shaum dan shalat, dalam
telah dilakukan oleh Ibnu Zubeir. Maka menunaikan haji dan serta zakat,
sebagai imbalannya diauruhnya ia ketinggian cita serta kemuliaan diri . . . ,
dalam bertenggang di waktu malam Abdullah menolak kesempatan emas ini
sepanjang hidupnya untuk bersujud dan karena menurut keyakinannya terhadap
beribadat …. dalam menahan lapar di Syria harus dijalankan hukum qiahash
waktu siang, juga sepanjang usianya sebagai balasan atas dosa-dosanya dan
untuk shaum dan jihadun nafs . . . , dan kekejaman mereka terhadap kota Madinah,
dalam keimanannya yang teguh kepada kota Rasulullah saw. demi memenuhi
Allah … dalam semua itu ia adalah tokoh kehendak orang-orang Bani Umaiyah ….
satu-satunya tak ada duanya . . . !
Sungguh, kita berbeda pendapat dengan
Pada suatu kali, Ibnu Abbas ditanyai orang Abdullah mengenai pendiriannya ini, dan
mengenai Ibnu Zubeir. Maka walaupun di kita berharap kiranya ia lebih mementing-
antara kedua orang ini terdapat per- kan perdamaian dan ketenteraman, serta
seliaihan paham, Ibnu Abbas berkata: ‖Ia menggunakan kesempatan langka yang
adalah seorang pembaca Kitabullah, dan ditawarkan Hushain, panglima Yazid ini…
pengikut sunnah Rasul-Nya, tekun !
beribadat kepada-Nya dan shaum di siang
hari karena takut kepada-Nya . . . . Seorang Tetapi pendirian seorang laki-laki, laki-
putera dari pembela Rasulullah, dan laki mana juga yang berdasarkan
ibunya ialah Asma puteri Shiddiq, keyakinan dan kepercayaannya, dan
sementara bibinya ialah Khadijah iatri dari penolakannya untuk bersifat bohong dan
Rasulullah . . . . Maka tak ada seorang pun munafiq, merupakan suatu hal yang patut
yang tak mengakui keutamaannya, kecuali mendapat penghargaan dan kekaguman …
orang yang dibutakan matanya oleh Allah !
… !‖
Dan tatkala ia diaerang oleh Hajjaj dengan
Dalam keteguhan dan kekuatan wataknya, bala tentaranya yang diiringi kepungan
Abdullah bin Zubeir seolah-olah ketat terhadap dirinya dan anak buahnya,
menandingi gunung layaknya . . . ! maka di antara anak buahnya itu terdapat
Terbuka jelas . . . . mulia . . . , tangguh .. , segolongan besar orang-orang Habsyi yang
dan siap sedia selalu untuk selalu hidup di medan perang dan para
pemanah yang mahir.
mengurbankan nyawanya sebagai tebusan
keterusterangan dan lurusnya jalan yang Ibnu Zubeir mendengar mereka sedang
akan ditempuhnya …. membicarakan khalifah yang telah pergi
berlalu bernama Utsman bin Affan r.a.,
Sewaktu perseliaihan dan peperangannya tanpa mengindahkan tata-tertib kesopanan
dengan Mu‘awiyah, ia dikunjungi oleh dan tidak didasari oleh kesadaran, mereka
Hushain bin Numeir, yakni panglima dicelanya, katanya: ―Demi Allah, aku
tentara yang dikirim oleh Yazid untuk tak sudi meminta bantuan dalam
memadamkan pemberontakan Ibnu Zubeir. menghadapi musuhku kepada orang-orang
yang membenci Utsman !‖ Pada saat itu ia
Hushain berkunjung kepadanya tidak lama sangat memerlukan bantuan, tak ubah
setelah sampainya berita ke Mekah tentang bagai seorang yang tenggelam
Kematian Yazid. Ia menawarkan kepada membutuhkan pertolongan, tetap uluran
Ibnu Zubeir untuk ikut pergi bersamanya tangan orang tersebut ditolaknya … !
ke Syria, dan ia akan menggunakan
pengaruhnya yang besar di sana agar bai‘at Keterbukaannya terhadap diri pribadi serta
dapat diberikan kepadanya … ! kesetiaannya terhadap aqidah dan
prinsipnya, menyebabkannya tidak peduli
kehilangan duaratus orang pemanah
termahir yang Agama mereka tidak mendapat bai‘at dari seluruh warga kota-
dipercayai dan berkenan di hatinya! kota daerah tersebut di atas.
Padahal waktu itu ia sedang berada dalam
peperangan yang akan menentukan hidup Tetapi orang-orang Banu Umaiyah tidak
matinya, dan kemungkinan besar akan senang diam dan berhati puas sebelum
berubah arah, seandainya pemanah- menjatuhkannya, maka mereka melancar-
pemanah ahli itu tetap berada di sam- kan serangan yang bertubi-tubi, yang
pingnya sebagian besar di antaranya berakhir
dengan kekalahan dan kegagalan.
Kemudian pembangkangannya terhadap
Mu‘awiyah dan puteranya Yazid sungguh- Hingga akhirnya datanglah masa
sungguh merupakan kepahlawanan! pemerintahan Abdul Malik bin Marwan
Menurut pandangannya, Yazid bin yang untuk menyerang Abdullah di Mekah
Mu‘awiyah bin Abi Sufyan itu adalah laki- itu memilih salah seorang anak manusia
laki yang terakhir kali dapat menjadi yang paling celaka dan paling merajalela
khalifah Muslimin, seandainya memang dengan kekejaman dan kebuasannya … !
dapat . . . ! Pandangannya ini memang Itulah dia Hajjaj ats-Tsaqafi, yang
beralasan, karena dalam soal apa pun juga, mengenai pribadinya Umar bin Abdul
Aziz, Imam yang adil itu pernah berkata:
Yazid tidak becus! Tidak satu pun ‖Andainya setiap ummat datang dengan
kebaikan dapat menghapus dosa-dosanya membawa kesalahan masing-masing,
yang diceritakan sejarah kepada kita, maka sedang kami hanya datang dengan
bagaimana Ibnu Zubeir akan mau bai‘at kesalahan Hajjaj seorang saja, maka akan
kepadanya … ? lebih berat lagi kesalahan kami dari
mereka semua … ! ―
Kata-kata penolakannya terhadap
Mu‘awiyah selagi ia masih hidup amat Dengan mengerahkan anak buah dan
keras dan tegas. Dan apa pula katanya orang-orang upahannya, Hajjaj datang
kepada Yazid yang telah naik menjadi memerangi Mekah ibukota Ibnu Zubeir.
khalifah dan mengirim utusannya kepada Dikepungnya kota itu serta penduduknya,
Ibnu Zubeir mengancamnya dengan nasib selama lebih kurang enam bulan dan
jelek apabila ia tidak mau bai‘at pada dihalanginya mereka mendapat makanan
Yazid … ? Ketika itu Ibnu Zubeir dan air, dengan harapan agar mereka
memberikan jawabannya: meninggalkan Ibnu Zubeir sebatang kara,
tanpa tentara dan sanak saudara.
―Kapan pun, aku tidak akan bai‘at kepada
si pemabok … kemudian katanya Dan karena tekanan bahaya kelaparan itu
berpantun : ‖Terhadap hal bathil tiada banyaklah yang menyerahkan diri, hingga
tempat berlunak lembut kecuali bila Ibnu Zubeir mendapatkan dirinya tidak
geraham, dapat mengunyah batu menjadi berteman atau kira-kira demikian . . . . Dan
lembut ―. walaupun kesempatan untuk meloloskan
diri dan menyelamatkan nyawanya masih
Ibnu Zubeir tetap menjadi Amirul terbuka, tetapi Ibnu Zubeir memutuskan
Mu‘minin dengan mengambil. Mekah al- akan memikul tanggung jawabnya sampai
Mukarramah sebagai ibu kota titik terakhir. Maka ia tterus menghadapi
pemerintahan dan membentangkan serangan tentara Hajjaj itu dengan
kekuasaannya terhadap Hejaz, Yaman, keberanian yang tak dapat dilukiakan,
Bashrah, Kufah, Khurasan dan seluruh padahal ketika itu usianya telah mencapai
Syria kecuali Damsyik, setelah ia tujuh puluh tahun … !
Dan tidaklah dapat kita melihat gambaran menerima keputusan-Mu. Ya Allah berilah
sesungguhnya dari pendirian yang luar aku pahala atas segala perbuatan Abdullah
biasa ini, kecuali jika kita mendengar bin Zubeir ini, pahalanya orang-orang
percakapan yang berlangsung antara yang shabar dan bersyukur …
Abdullah dengan ibunya yang agung dan Kemudian mereka pun berpelukan
mulia itu, Asma‘ binti Abu Bakar, yakni di menyatakan perpiaahan dan selamat
saat-saat yang akhir dari kehidupannya. tinggal.
Ditemuinya ibunya itu dan dipaparkannya Dan beberapa kemudian, Abdullah bin
di hadapannya suasana ketika itu secara Zubeir terlibat dalam pertempuran sengit
terperinci, begitupun mengenai akhir yang tak seimbang, hingga syahid agung
kesudahan yang sudah nyata tak dapat itu akhirnya menerima pukulan maut yang
dielakkan lagi …. menewaskannya. Periatiwa itu menjadikan
Hajjaj kuasa Abdulmalik bin Marwan ber-
Kata ‗Asma‘ kepadanya: kesempatan melaksanakan kebuasan dan
dendam kesumatriya, hingga tak ada jenia
―Anakku, engkau tentu lebih tabu kebiadaban yang lebih keji kecuali dengan
tentang dirimu! Apabila menurut menyalib tubuh syahid suci yang telah
keyakinanmu, engkau berada di jalan yang beku dan kaku itu.
benar dan berseru untuk mencapai
kebenaran itu, shabar dan tawakallah Bundanya, wanita tua yang ketika itu telah
dalam melaksanakan tugas itu sampai titik berusia Sembilan puluh tujuh tahun,
darah penghabiaan. Tiada kata menyerah berdiri memperhatikan puteranya yang
dalam kamus perjuangan melawan diaalib. Dan bagaikan sebuah gunung yang
kebuasan budak-budak Bani Umaiyah … ! tinggi, ia tegak menghadap ke arahnya
Tetapi kalau menurut pikiranmu, engkau tanpa bergerak. Sementara itu Hajjaj
hanya mengharapkan dunia, maka engkau datang menghampirinya dengan lemah
adalah seburuk-buruk hamba, engkau lembut dan berhina diri, katanya:
celakakan dirimu sendiri serta orang-orang ―Wahai ibu, Amirul Mu‘minin Abdulmalik
yang tewas bersamamu!‖ bin Marwan memberiku wasiat agar
memperlakukan ibu dengan baik … !‖
Ujar ―Maka adakah kiranya keperluan ibu … ?‘
1. Menjauhi sifat mengambil muka. Tanya Ibnu Abbas: ‖Hal-hal apakah yang
2. Menjauhi orang-orang yang rendah menyebabkan tuan-tuan menaruh dendam
budi. terhadap Ali … ?‖
3. Menjauhi setiap perbuatan dosa.
Ujar mereka:
Sebagaimana kita telah paparkan bahwa ―Ada tiga hal yang menyebabkan
Ibnu Abbas adalah orang yang menguasai kebencian kami padanya: Pertama dalam
dan mendalami berbagai cabang ilmu. Agama Allah ia sertahkim kepada
Maka ia pun menjadi pedoman bagi orang- manusia, padahal Allah berfirman: ―Tak
orang yang mencari ilmu, berbondong- ada hukum kecuali bagi Allah . . . !) kedua,
bondong orang datang dari berbagai ia berperang, tetapi tidak menawan pihak
penjuru negeri Islam untuk mengikuti musuh dan tidak pula mengambil harta
pendidikan dan mendalami ilmu rampasan. Seandainya pihak lawan itu
pengetahuan. orang-orang kafir, berarti harta mereka itu
halal. Sebaliknya bila mereka orang-orang
Di samping ingatannya yang kuat bahkan beriman maka haramlah darahnya . . !‘)
luar biasa itu, Ibnu Abbas memiliki pula
kecerdasan dan kepintaran yang Istimewa. Dan ketiga, waktu sertahkim, ia rela
Alasan yang dikemukakannya bagaikan menanggalkan sifat Amirul Mu‘minin dari
cahaya matahari, menembus ke dalam dirinya demi mengabulkan tuntutan
kalbu menghidupkan cahaya iman …. Dan lawannya. Maka jika ia sudah tidak jadi
dalam percakapan atau berdialog, tidak amir atau kepala bagi orang-orang Mu‘min
saja ia membuat lawannya terdiam, lagi, berarti ia menjadi kepala bagi orang-
mengerti dan menerima alasan yang orang kafir . . . !‖
dikemukakannya, tetapi juga
menyebabkannya diam terpesona, karena Lamunan-lamunan mereka itu dipatahkan
manisnya susunan kata dan keahliannya oleh Ibnu Abbas, katanya: ‖Mengenai
berbicara … ! perkataan tuan-tuan bahwa ia sertahkim
kepada manusia dalam Agama Allah,
Dan bagaimana pun juga banyaknya ilmu maka apa salahnya … ?
dan tepatnya alasan tetapi diskusi atau
tukar fikiran itu . .. ! Baginya tidak lain Bukankah Allah telah berfirman:
hanyalah sebagai suatu alat yang paling
ampuh untuk mendapatkan dan ―Hai orang-orang beriman! Janganlah
mengetahui kebenaran . . . ! kalian membunuh binatang buruan,
sewaktu kalian dalam ihrarn! Barang
Dan memang, telah lama ia ditakuti oleh y
siapa di antara kalian ang membunuhnya
Kaum Khawarij karena logikanya yang dengan sengaja, maka hendaklah ia
tepat dan tajam! Pada suatu hari ia diutus membayar denda berupa binatang ternak
oleh Imam Ali kepada sekelompok besar yang sebanding dengan hewan yang
dari mereka. Maka terjadilah di antaranya dibunuhnya itu, yang untuk
dengan mereka percakapan yang amat tnenetapkannya diputuskan oleh dua
mempesona, di mana Ibnu Abbas orang yang adil di antara kalian sebagai
mengarahkan pembicaraan serta hakimnya . . . !‖
menyodorkan alasan dengan cara yang (Q.S. 5 al-Maidah: 95)
menakjubkan. Dari percakapan yang
Nah, atas nama Allah cobalah jawab: disetujui oleh Muhammad bin Abdullah …
―Manakah yang lebih penting, sertahkim !11
kepada manusia demi menjaga darah kaum
Muslimin, ataukah sertahkim kepada Demikianlah, dengan cara yang menarik
mereka mengenai seekor kelinci yang dan menakjubkan ini, berlangsung soal
harganya seperempat dirham … ?‖ jawab antara Ibnu Abbas dan golongan
Khawarij, hingga belum lagi tukar fikiran
Para pemimpin Khawarij itu tertegun itu selesai, duapuluh ribu orang di antara
menghadapi logika tajam dan tuntas itu. mereka bangkit serentak, menyatakan
Kemudian ―kyai ummat ini‖ kepuasan mereka terhadap keterangan-
melanjutkan bantahannya: keterangan Ibnu Abbas dan sekaligus
memaklumkan penarikan diri mereka dari
―Tentang ucapan tuan-tuan bahwa memusuhi Imam Ali … !
ia perang tetapi tidak melakukan
penawanan dan merebut harta rampasan, Ibnu Abbas tidak saja memiliki kekayaan
apakah tuan- tuan menghendaki agar ia besar berupa ilmu pengetahuan semata,
mengambil Aisyah istri Rasulullah dan tapi di samping itu ia memiliki pula
Ummul Mu‘minin itu sebagai tawanan, kekayaan yang lebih besar lagi, yakni etika
dan pakaian berkabungnya sebagai barang ilmu Serta akhlaq para ulama. Dalam
rampasan . . . ?‘ kedermawanan dan sifat pemurahnya, la
bagaikan Imam dengan panji-panjinya.
Di sini wajah orang-orang itu jadi merah Dilimpah-ruahkannya harta bendanya
padam karena malu, lalu menutupi muka kepada manusia, persis sebagaimana ia
mereka dengan tangan …. sementara Ibnu melimpahruahkan ilmunya kepada mereka.
Abbas beralih kepada soal yang ketiga ...
katanya:
Orang-orang yang bersama dengannya,
―Adapun ucapan tuan-tuan bahwa ia pernah menceritakan dirinya sebagai
rela menanggalkan sifat Amirul Mu‘minin berikut: ‖‗Iidak sebuah rumah pun kita
dari dirinya sampai selesainya tahkim, temui yang lebih banyak makanan,
maka dengarlah oleh tuan-tuan apa yang minuman buah-buahan, begitupun ilmu
dilakukan oleh Rasulullah saw. di hari pengetahuannya dari rumah Ibnu Abbas …
Hudaibiyah, yakni ketika ia mengimlakkan !‖
surat perjanjian yang telah tercapai
antaranya dengan orang-orang Quraisy. Di samping itu ia seorang yang berhati
Katanya kepada penulis: ―Tulislah: suci dan berjiwa bersih, tidak menaruh
Inilah yang telah disetujui oleh dendam atau kebencian kepada siapa juga.
Muhammad Rasulullah . . . ―. Tiba-tiba Keinginannya yang tak pernah menjadi
utusan Quraisy menyela: ―Demi Allah, kenyang, ialah harapannya agar setiap
seandainya kami mengakuimu sebagai orang, baik yang dikenalnya atau tidak,
Rasulullah, tentulah kami tidak beroleh kebaikan … !
menghalangimu ke Baitullah dan tidak
pula akan memerangimu … ! Maka Katanya mengenai dirinya:
tulislah: Inilah yang telah disetujui oleh ―Setiap aku mengetahui suatu ayat dari
Muhammad bin Abdullah . . . !‖ Kata kitahullah, aku berharap kiranya semua
Rasulullah kepada mereka: ―Demi manusia mengetahui seperti apa yang
Allah, sesungguhnya saya ini Rasulullah kuketahui itu . . . ! Dan setiap aku
walaupun kamu tak hendak mendengar seorang hakim di antara
mengakuinya hakim-hakim Islam melaksanakan
… !‖ Lalu kepada penulis, surat perjanjian keadilan dan memutus sesuatu pekara
itu diperintahkannya: ―Tulislah apa
yang mereka kehendaki! Tulis: Inilah yang
telah
dengan adil, maka aku merasa gembira dan berlunak lembut dan melenyapkan
turut mendoakannya . . . ,padahal tak ada kesalah-pahaman ….
hubungan perkara antara aku dengannya . .
. ! Dan setiap aku mendengar turunnya Benar ia ikut terjun dalam peperangan di
hujan yang menimpa bumi Muslimin, aku pihak Imam Ali terhadap Mu‘awiyah,
merasa berbahagia, padahal tidak seekor tetapi hal itu dilakukannya, tiada lain
pun binatang ternakku yang digembalakan hanyalah sebagai tamparan keras yang
di bumi tersebut . . . !‖ wajib dilakukan terhadap penggerak
perpecahan yang mengancam keutuhan
la seorang ahli ibadah yang tekun Agama dan kesatuan ummat … !
beribadat dan rajin sertaubat . . . , Sering
bangun di tengah malam dan shaum di Demikianlah kehidupan Ibnu Abbas,
waktu Siang, dan seolah-olah kedua dipenuhi dunianya dengan ilmu dan
matanya telah hafal akan jalan yang dilalui hikmat, dan disebarkan di antara ummat
oleh air matanya di kedua pipinya, karena buah nasehat dan ketaqwaannya . . . . Dan
seringnya ia menangis, baik di kala ia pada usianya yang ketujuh puluh satu
shalat maupun sewaktu membaca al-Quran tahun, ia terpanggil untuk menemui
…. Dan ketika ia membaca ayat-ayat al- Tuhannya Yang Maka Agung . . . . Maka
Quran yang memuat berita duka atau kota Thaif pun menyaksikan perarakan
ancaman, apalagi mengenai maut dan saat besar, di mana seorang Mu‘min diiringkan
dibangkitkan, maka isaknya sertambah menuju surganya.
keras dan sedu sedannya menjadi-jadi … !
Dan tatkala tubuh kasarnya mendapatkan
Di samping semua itu, ia juga seorang tempat yang aman dalam kuburnya,
yang berani, berfikiran sehat dan teguh angkasa bagai berguncang disebabkan
memegang amanat . . . ! Dalam gema janji Allah yang haq:
perselisihan yang terjadi antara Ali dan
Mu‘awiyah, ia mempunyai beberapa ―Wahai jiwa yang aman tenceram!
pendapat yang menunjukkan tingginya Kembalilah kamu kepada Tuhanmu dalam
keeerdasan dan banyaknya akal Serta keadaan ridla dan diridlai. Maka
siasatnya . . . . la lebih mementingkan masuklah ke dalam lingkungan hamba-Ku.
perdamaian dari peperangan, lebih banyak Dan masuklah ke dalatn surga-Ku . . . !‖
berusaha dengan jalan lemah lembut
daripada kekerasan, dan menggunakan
fikiran daripada paksaan . . . !
Alasan mereka karena Abu Musa tidak Mendengar arah pembicaraan Abu Musa
sedikit pun ikut campur dalam pertikaian ini, ‗Amr bin ‗Ash pun melihat suatu
antara Ali dan Mu‘awiyah sejak semula. kesempatan emas yang tak akan
Bahkan setelah ia putus asa membawa dibiarkannya berlalu begitu saja. Dan
kedua belah pihak kepada Saling maksud usul dari Abu Musa ialah bahwa ia
pengertian, kepada perdamaian dan sudah tidak terikat lagi dengan pihak yang
menghentikan peperangan, ia menjauhkan diwakilinya, yakni Imam Ali. Artinya pula
diri dari pihak-pihak yang bersengketa itu. bahwa ia bersedia menyerahkan khalifah
Maka ditinjau dari segi ini, ia adalah orang kepada pihak lain dari kalangan shahabat-
yang paling tepat untuk melaksanakan shahabat Rasul, dengan alasan bahwa ia
tahkim.
telah mengusulkan Abdullah bin Umar. . . Utsman dibunuh secara aniaya ?
- + Benar!
‗Amr bin ‗Ash r.a., amat berharap sekali Maka jika kalian memenuhi seruan kami
akan dapat menghindarkan penduduk ini, hubungan kita semakin kuat dan
Mesir dan orang-orang Kopti dari bertambah erat . – - !‖
peperangan, agar pertempuran terbatas
antaranya dengan tentara Romawi Saja, ‗Amr menyudahi ucapannya, dan sebagian
yang telah menduduki negeri orang secara uskup dan pendeta menyerukan:
tidak Sah, dan mencuri harta penduduk ‖Sesungguhnya hubungan silaturrahmi
dengan sewenang-wenang …. yang diwasiatkan Nabimu itu adalah suatu
pendekatan dengan pandangan jauh, yang
Oleh sebab itulah kita dapati ia berbicara tak mungkin disuruh hubungkan kecuali
ketika itu kepada pemuka-pemuka oleh Nabi … ! ―
golongan Nasrani dan uskup-uskup besar
mereka, katanya: Percakapan ini merupakan permulaan yang
baik untuk tercapainya Saling pengertian
―Sesungguhnya Allah telah mengutus yang diharapkan antara ‗Amr dan orang
Muhammad saw. membawa kebenaran dan Kopti penduduk Mesir, walau panglima-
menitahkan kebenaran itu …. Dan panglima Romawi berusaha untuk
sesungguhnya ia saw. telah menunaikan menggagalkannya ….
tugas risalatnya kemudian berpulang
setelah meninggalkan kami di jalan lurus ‗Amr bin ‗Ash tidaklah termasuk
terang benderang. angkatan pertama yang masuk Islam. la
baru masuk Islam bersama Khalid bin
Di antara perintah-perintah yang Walid tidak lama sebelum dibebaskannya
disampaikannya kepada kami ialah kota Mekah
memberikan kemudahan bagi manusia. ….
Maka kami menyeru kalian kepada Islam .
... Anehnya keislamannya itu diawali dengan
bimbingan Negus raja Habsyi. Sebabnya
Barang siapa yang memenuhi seruan kami, ialah karena Negus ini kenal dan menaruh
maka ia termasuk golongan kami, rasa hormat terhadap ‗Amr yang Sering
memperoleh hak seperti hak-hak kami dan bolak-balik ke Habsyi dan
memikul kewajiban seperti kewajiban- mempersembahkan barang-barang
kewajiban kami . . . . Dan barang siapa berharga sebagai hadiah bagi raja . . .. Di
yang tidak memenuhi seruan kami itu, waktu kunjungannya yang terakhir ke
kami tawarkan membayar pajak, dan kami negeri itu, tersebutlah berita munculnya
Rasul yang menyebarkan tauhid dan
akhlaq mulia di tanah Arab. Maharaja Wahai, kenapa ‗Amr bin ‗Ash tidak
Habsyi itu menanyakan kepada ‗Amr menahan ambisi pribadinya untuk dapat
kenapa ia tak hendak beriman dan berkuasa! Seandainya demikian, tentulah
mengikutinya, padahal orang itu benar-- ia akan dapat mengatasi dengan mudah
benar utusan Allah? ―Benarkah begitu sebagian kesulitan yang dialaminya
… disebabkan ambisinya ini . . . !
?‖ tanya ‗Amr kepada Negus. ―Benar‖,
ujar Negus, ―Turutlah petunjukku, hai Tetapi ambisinya ingin berkuasa ini,
‗Amr dan ikutilah dia! Sungguh dan demi sampai suatu batas tertentu, hanyalah
Allah, ia adalah di atas kebenaran dan akan merupakan gambaran lahir dari tabiat
mengalahkan orang-orang yang menen- bathinnya yang bergejolak dan dipenuhi
tangnya . . . !‖ bakat . . – !
Secepatnya ‗Amr terjun mengarungi Bahkan bentuk tubuh, cara berjalan dan
lautan kembali ke kampung halamannya, bercakapnya, memberi iayarat bahwa ia
lalu mengarahkan langkahnya menuju diciptakan untuk menjadi amir atau
Madinah untuk menyerahkan diri kepada penguasa . . . ! Hingga pernah
Allah Robbul‘alamin. Dalam perjalanan ke diriwayatkan bahwa pada suatu hari
Madinah itu ia bertemu dengan Khalid bin Amirul Mu‘minin Umar bin Khatthab
Walid dan Utsman bin Thalhah, yang juga melihatnya datang. Ia tersenyum melihat
datang dari Mekah dengan maksud hendak caranya berjalan itu, lalu katanya:
bai‘at kepada Rasulullah
―Tidak pantas bagi Abu Abdillah
Demi Rasul melihat ketiga orang itu akan berjalan di muka bumi kecuali
datang, wajahnya pun berseri-seri, lalu sebagai amir … !‖
katanya pada shahabat-shahabatnya:
Sungguh, sebenarnya ‗Amr atau Abu
―Mekah telah melepas jantung-jantung Abdillah tidak mengurangkan haq dirinya
hatinya kepada kita . . . . .. Mula-mula ini … ! Bahkan ketika bahaya-bahaya
tampil Khalid dan mengangkat bai‘at. besar datang mengancam Kaum Muslimin,
Kemudian majulah ‗Amr dan katanya: ‗Amr menghadapi peristiwa-peristiwa itu
dengan cara seorang amir . . . seorang amir
―Wahai Rasulullah . . . ! Aku akan yang cerdik dan licin serta berkemampuan,
baiat kepada anda, asal Saja Allah menyebabkannya percaya akan dirinya,
mengampuni dosa-dosaku yang terdahulu serta yakin akan keunggulannya . . . !
… Maka jawab Rasulullah saw.:
―Hai ‗Amr! Baiatlah, karena Islam Tetapi di samping itu ia juga memiliki sifat
menghapus dosa- dosa yang sebelumnya amanat, menyebabkan Umar bin Khatthab,
… !‖ seorang yang terkenal amat teliti dalam
memilih gubernur-gubernurnya,
‗Amr pun bai‘at, dan diletakkannya menetapkan sebagai gubernur di Palestine
kecerdikan dan keberaniannya dalam dan Yordania, kemudian di Mesir selama.
darma baktinya kepada Agamanya yang hayatnya Amirul Mu‘minin ini ….
baru ….
Bahkan ketika Amirul Mu‘minin
Tatkala Rasulullah saw. berpindah ke mengetahui bahwa ‗Amr, dalam
Rafiqul A‘la, ‗Amr sedang berada di kesenangan hidup telah melampaui batas
Oman menjadi gubernurnya. Dan di masa yang telah digariskannya terhadap para
pemerintah Umar, jasa-jasanya dapat pembesarnya, dengan tujuan agar taraf
disaksikan dalam peperangan-peperangan hidup mereka setingkat atau hampir
di Syria, kemudian dalam membebaskan
Mesir dari penjajahan Romawi.
setingkat dengan taraf hidup umumnya orang kepada Umar bahwa tentara
rakyat biasa, maka khalifah tidaklah Romawi dipimpin oleh Arthabon,
memecatnya, hanya mengirimkan maksudnya panglima yang lihai dan gagah
Muhammad bin Maslamah dan berani.
memerintahkannya agar membagi dua
semua harta dan barang ‗Amr, lalu Jawaban Umar ialah:
meninggalkan untuknya separohnya,
sedang yang separuhnya lagi hendaklah ―Kita hadapkan arthabon Romawi
dibawanya ke Madinah untuk Baitul mal. kepada arthabon Arab, dan baiklah kita
saksikan nanti bagaimana akhir
Seandainya Amirul Mu‘minin mengetahui kesudahannya . . . !‖
bahwa ambisi ‗Amr terhadap kekuasaan
sampai menyebabkannya agak lalai Ternyata bahwa pertarungan itu
terhadap tanggung jawabnya, tentulah berkesudahan dengan kemenangan mutlak
jiwanya yang waapada itu tidak akan bagi arthabon Arab dan ahli tipu muslihat
membiarkannya memegang kekuasaan mereka yang ulung ‗Amr bin ‗Ash,
walau agak sekejap pun. . . ! sehingga arthabon Romawi, meninggalkan
tentaranya menderita kekalahan dan
‗Amr bin ‗Ash r.a. adalah seorang yang meluputkan diri ke Mesir . .. , yang tak
berfikiran taiam, cepat tanggap dan lama antaranya akan disusul oleh ‗Amr ke
berpandangan jauh . . . hingga Amirul negeri itu untuk membiarkan bendera dan
Mu‘minin Umar, setiap ia melihat seorang panji-panji Islam di angkasanya yang
yang sedikit akal, dipertepukkannya kedua aman damai ….
telapak tangannya dengan keras karena
herannya, seraya katanya: Tidak sedikit peristiwa, di mana
kecerdikan dan kelicinan ‗Amr menonjol
―Subhanallah . . . ! Sesungguhnya Pencipta dengan gemilang! Dalam hal ini kita tidak
orang ini dan Pencipta ‗Amr bin ‗Ash memasukkan perbuatan sehubungan
hanyalah Tuhan Yang Tunggal, keduanya dengan Abu Musa al-Asy‘ari pada
sama benar … !‖ peristiwa tahkim, yakni ketika kedua
mereka menyetujui bahwa masing-masing
Di samping itu ia juga seorang yang amat akan menanggalkan Ali dan Mu‘awiyah
berani dan berkemauan keras …. dari jabatan mereka, agar urusan itu
dikembalikan kepada Kaum Muslimin
Pada beberapa peristiwa dan suasana, untuk mereka musyawarahkan bersama.
keberaniannya itu dihadapinya dengan Ternyata Abu Musa melaksanakan hasil
kelihaiannya, hingga disangka orang ia persetujuan tersebut, sementara ‗Amr
sebagai pengecut atau penggugup. Padahal tidak melaksanakannya ….
itu tiada lain dari tipu muslihat yang
keistimewaanya yang oleh ‗Amr Sekiranya kita ingin menyaksikan
digunakannya secara tepat dan dengan bagaimana kelicinan serta kesigapan
keeerdikan mengagumkan untuk tanggapnya, maka pada peristiwa yang
membebaskan dirinya dari bahaya yang dialaminya bersama komandan benteng
mengancam … ! Babilon di saat peperangannya dengan
orang-orang Romawi di Mesir, atau
Amirul Mu‘minin Umar mengenal bakat menurut riwayatriwayat lain, bersama
dan kelebihannya ini sebaik-baiknya, serta arthabon Romawi di pertempuran Yarmuk
menghitungkannya dengan sepatutnya. di Syria … !
Oleh sebab itu sewaktu ia dikirimnya ke
Syria sebelum pergi ke Mesir, dikatakan Yakni ketika ia diundang oleh komandan
benteng atau oleh arthabon untuk
berunding, dan sementara itu komandan ‗Amr lolos dari lobang jarum . . . ! Dengan
Romawi telah menyuruh beberapa orang sikap gembira ia menyetujui usul ‗Amr,
anak buahnya untuk menggulingkan batu hingga bila ‗Amr nanti kembali dengan
besar ke atas kepalanya sewaktu ia hendak sejumlah besar pimpinan dan panglima
pulang meninggalkan benteng itu, Islam pilihan, ia akan dapat menjebak
sementara segala sesuatu dipersiapkan, mereka semua, daripada hanya ‗Amr
agar rencana tersebut dapat berjalan lancar seorang. . ?
dan menghasilkan apa yang dimaksud
mereka …. Dan secara sembunyi-sembunyi hingga
tidak diketahui oleh ‗Amr,
‗Amr pun berangkat menemui komandan, dipertahankannyalah untuk tidak
tanpa sedikit pun menaruh curiga, dan mengganggu ‗Amr dan menyiapkan
setelah berunding mereka berpisahlah. kembali perangkap yang disediakan untuk
Tiba-tiba dalam perjalanannya ke luar panglima Islam tadi, guna menghabiasi
benteng, terkilaslah olehnya di atas para pemimpin mereka yang utama ….
tembok, gerakan yang mencurigakan,
hingga membangkitkan gerakan refleknya Lalu dilepasnya ‗Amr dengan besar hati,
dengan amat cepatnya, dan dengan tangkas dan disalaminya amat hangat sekali ….
berhasil menghindarkan diri dengan cara disambut oleh ahli siasat dan tipu muslihat
yang mengagumkan …. Arab itu dengan tertawa dalam hati . .
..Dan di waktu subuh keesokan harinya,
Dan sekarang ia kembali mendapatkan dengan memacu kudanya yang meringkik
komandan benteng dengan langkah- keras dengan nada bangga dan mengejek,
langkah yang tepat dan tegap serta ‗Amr kembali memimpin tentaranya
kesadaran tinggi yang tak pernah goyah, menuju benteng. Memang, kuda itu
seolah-olah ia tak dapat dikejutkan oleh merupakan suatu makhluq lain yang
sesuatu pun dan tidak dapat dipengaruhi banyak mengetahui kelihaian dan
oleh rasa curiga . . . ! Kemudian ia masuk kecerdikan tuannya …
ke dalam, lalu katanya kepada komandan:
Dan pada tahun ke-43 Hijrah, wafatlah
―‗Tirnbul dalam hatiku suatu fikiran ‗Amr bin ‗Ash di Mesir, sewaktu ia
yang ingin kusampaikan kepada anda menjadi gubernur di sana . . . . Di saat-saat
sekarang ini Di pos komandoku sekarang kepergiannya itu, ia mengemukakan
ini sedang menunggu segolongan riwayat hidupnya, katanya:
shahabat Rasul angkatan pertama masuk
Islam, yang pendapat mereka biasa ―Pada mulanya aku ini seorang kafir,
didengar oleh Amirul Mu‘minin untuk dan orang yang amat keras sekali terhadap
mengambil sesuatu keputusan penting. Rasulullah hingga seandainya aku
Bahkan setiap mengirim tentara, mereka meninggal pada saat itu, pastilah masuk
selalu diikutsertakan untuk mengawasi neraka
tindakan tentara dan langkah-langkah yang
mereka ambil. Maka maksudku hendak !Kemudian aku bai‘at kepada Rasulullah,
membawa mereka ke sini agar dapat maka tak seorang pun di antara manusia
mendengar dari mulut anda apa yang telah yang lebih kucintai, dan lebih mulia dalam
kudengar, hingga mereka memperoleh pandangan mataku, daripada beliau … !
penjelasan yang sebaik-baiknya mengenai
urusan kita ini … ! ― Dan seandainya aku diminta untuk
melukiskannya, maka aku tidak sanggup
Komandan Romawi itu secara bersahaja karena disebabkan hormatku kepadanya,
maklum bahwa karena nasib mujurnya,
aku tak kuasa menatapnya sepenuh mataku
...!