Anda di halaman 1dari 361

MUSH‟AB BIN UMAIR Mekah mengenai Muhammad al-Amin . . .

Muhammad saw., yang mengatakan bahwa


DUTA ISLAM PERTAMA & dirinya telah diutus Allah sebagai
BAPAK TAUHID pembawa berita suka maupun duka,
sebagai da‘i yang mengajak ummat
Mush‘ab bin Umair salah seorang di antara beribadat kepada Allah Yang Maha Esa.
para shahabat Nabi. Alangkah baiknya jika
kita memulai kisah dengan pribadinya: Sementara perhatian warga Mekah terpusat
Seorang remaja Quraisy terkemuka, pada berita itu, dan tiada yang menjadi
seorang yang paling ganteng dan tampan, buah pembicaraan mereka kecuali tentang
penuh dengan jiwa dan semangat kepe- Rasulullah saw. serta Agama yang
mudaan. dibawanya, maka anak muda yang manja
ini paling banyak mendengar berita itu.
Para muarrikh dan ahli riwayat melukiskan Karena walaupun usianya masih belia,
semangat kepemudaannya dengan kalimat: tetapi ia menjadi bunga majlis tempat-
―Seorang warga kota Mekah tempat pertemuan yang selalu diharapkan
yang mempunyai nama paling harum‖. kehadirannya oleh para anggota dan
teman-temannya. Gayanya yang tampan
Ia lahir dan dibesarkan dalam kesenangan, dan otaknya yang cerdas merupakan
dan tumbuh dalam lingkungannya. keistimewaan Ibnu Umair, menjadi daya
Mungkin tak seorang pun di antara anak- pemikat dan pembuka jalan pemecahan
anak muda Mekah yang beruntung masalah.
dimanjakan oleh kedua orang tuanya
demikian rupa sebagai yang dialami Di antara berita yang didengarnya ialah
Mush‘ab bin Umair. bahwa Rasulullah bersama pengikutnya
biasa mengadakan pertemuan di suatu
Mungkinkah kiranya anak muda yang tempat yang terhindar jauh dari gangguan
serba kecukupan, biasa hidup mewah dan gerombolan Quraisy dan ancaman-
manja, menjadi buah-bibir gadis-gadis ancamannya, yaitu di bukit Shafa di rumah
Mekah dan menjadi bintang di tempat- Arqam bin Abil Arqam.
tempat pertemuan, akan meningkat
sedemikian rupa hingga menjadi buah Keraguannya tiada berjalan lama, hanya
ceritera tentang keimanan, menjadi tamsil sebentar waktu ia menunggu, maka pada
dalam semangat kepahlawanan? suatu senja didorong oleh kerinduannya
pergilah ia ke rumah Arqam menyertai
Sungguh, suatu riwayat penuh pesona, rombongan itu. Di tempat itu Rasulullah
riwayat Mush‘ab bin Umair atau ―Mush‘ab saw. sering berkumpul dengan para
yang baik‖, sebagai biasa digelarkan oleh shahabatnya, tempat mengajarkannya ayat-
Kaum Muslimin. Ia salah satu di antara ayat al-Quran dan membawa mereka shalat
pribadi-pribadi Muslimin yang ditempa beribadat kepada Allah Yang Maha Akbar.
oleh Islam dan dididik oleh Muhammad
saw. Baru saja Mush‘ab mengambil tempat
duduknya, ayat-ayat al-Quran mulai
Tetapi corak pribadi manakah … ? mengalir dari kalbu Rasulullah bergema
melalui kedua bibirnya dan sampai ke
Sungguh, kisah hidupnya menjadi telinga, meresap di hati para pendengar. Di
kebanggaan bagi kemanusiaan umumnya. senja itu Mush‘ab pun terpesona oleh
untaian kalimat Rasulullah yang tepat
Suatu hari anak muda ini mendengar berita menemui sasaran pada kalbunya.
yang telah tersebar luas di kalangan warga
Hampir saja anak muda itu terangkat dari Karena rasa keibuannya, ibunda Mush‘ab
tempat duduknya karena rasa haru, dan terhindar memukul dan menyakiti
serasa terbang ia karena gembira. Tetapi puteranya, tetapi tak dapat menahan diri
Rasulullah mengulurkan tangannya yang dari tuntutan bela berhala-berhalanya
penuh berkat dan kasih sayang dan dengan jalan lain. Dibawalah puteranya itu
mengurut dada pemuda yang sedang panas ke suatu tempat terpencil di rumahnya, lalu
bergejolak, hingga tiba-tiba menjadi dikurung dan dipenjarakannya amat rapat.
sebuah lubuk hati yang tenang dan damai,
tak obah bagai lautan yang teduh dan Demikianlah beberapa lama Mush‘ab
dalam. Pemuda yang telah Islam dan Iman tinggal dalam kurungan sampai saat
itu nampak telah memiliki ilmu dan beberapa orang Muslimin hijrah ke
hikmah yang luas — berlipat ganda dari Habsyi. Mendengar berita hijrah ini
ukuran usianya — dan mempunyai Mush‘ab pun mencari muslihat, dan
kepekatan hati yang mampu merubah jalan berhasil mengelabui ibu dan penjaga-
sejarah . . .! penjaganya, lalu pergi ke Habsyi
melindungkan diri. Ia tinggal di sana
Tetapi di kota Mekah tiada rahasia yang bersama saudara saudaranya kaum
tersembunyi, apalagi dalam suasana seperti Muhajirin, lalu pulang ke Mekah.
itu. Mata kaum Quraisy berkeliaran di Kemudian ia pergi lagi hijrah kedua
mana-mana mengikuti setiap langkah dan kalinya bersama para shahabat atas titah
menyelusuri setiap jejak. Rasulullah dan karena taat kepadanya.

Kebetulan seorang yang bernama Usman Baik di Habsyi ataupun di Mekah, ujian
bin Thalhah melihat Mush‘ab memasuki dan penderitaan yang harus dilalui
rumah Arqam secara sembunyi. Kemudian Mush‘ab di tiap saat dan tempat kian
pada hari yang lain dilihatnya pula ia meningkat. la telah selesai dan berhasil
shalat seperti Muhammad saw. Secepat menempa corak kehidupannya menurut
kilat ia mendapatkan ibu Mush‘ab dan pola yang modelnya telah dicontohkan
melaporkan berita yang dijamin Muhammad saw. Ia merasa puas bahwa
kebenarannya. kehidupannya telah layak untuk
dipersembahkan bagi pengurbanan
Berdirilah Mush‘ab di hadapan ibu dan terhadap Penciptanya Yang Maha Tinggi,
keluarganya serta para pembesar Mekah Tuhannya Yang Maha Akbar …
yang berkumpul di rumahnya. Dengan hati
yang yakin dan pasti dibacakannya ayat- Pada suatu hari ia tampil di hadapan
ayat al-Quran yang disampaikan beberapa orang Muslimin yang sedang
Rasulullah untuk mencuci hati nurani duduk sekeliling Rasulullah saw. Demi
mereka, mengisinya dengan hikmah dan memandang Mush‘ab, mereka sama
kemuliaan, kejujuran dan ketaqwaan. menundukkan kepala dan memejamkan
mata, sementara beberapa orang matanya
Ketika sang ibu hendak membungkam basah karena duka. Mereka melihat
mulut puteranya dengan tamparan keras, Mush‘ab memakai jubah usang yang

tiba-tiba tangan yang terulur bagai anak bertambal-tambal, padahal belum lagi
panah itu surut dan jatuh terkulai — demi hilang dari ingatan mereka — pakaiannya
melihat nur atau cahaya yang membuat sebelum masuk Islam — tak obahnya
wajah yang telah berseri cemerlang itu bagaikan kembang di taman, berwarna
kian berwibawa dan patut diindahkan — warni dan menghamburkan bau yang
menimbulkan suatu ketenangan yang wangi.
mendorong dihentikannya tindakan.
Adapun Rasulullah, menatapnya dengan melainkan Allah, dan Muhammad adalah
pandangan penuh arti, disertai cinta kasih hamba dan utusan-Nya‖.
dan syukur dalam hati, pada kedua
bibirnya tersungging senyuman mulia, Dengan murka dan naik darah ibunya
seraya bersabda: menyahut: ―Demi bintang! Sekali-kali aku
takkan masuk ke dalam Agamamu itu.
Dahulu saya lihat Mush‘ab ini tak ada Otakku bisa jadi rusak, dan buah pikiranku
yang mengimbangi dalam memperoleh takkan diindahkan orang lagi‖.
kesenangan dari orang tuanya, kemudian
ditinggalkannya semua itu demi cintanya Demikian Mush‘ab meninggalkan
kepada Allah dan Rasul-Nya. kemewahan dan kesenangan yang
dialaminya selama itu, dan memilih hidup
Semenjak ibunya merasa putus asa untuk miskin dan sengsara. Pemuda ganteng dan
mengembalikan Mush‘ab kepada agama perlente itu, kini telah menjadi seorang
yang lama, ia telah menghentikan segala melarat dengan pakaiannya yang kasar dan
pemberian yang biasa dilimpahkan usang, sehari makan dan beberapa hari
kepadanya, bahkan ia tak sudi nasinya menderita lapar.
dimakan orang yang telah mengingkari
berhala dan patut beroleh kutukan Tapi jiwanya yang telah dihiasi dengan
daripadanya, walau anak kandungnya ‗aqidah suci dan cemerlang berkat
sendiri. sepuhan Nur Ilahi, telah merubah dirinya
menjadi seorang manusia lain, yaitu
Akhir pertemuan Mush‘ab dengan ibunya, manusia yang dihormati, penuh wibawa
ketika perempuan itu hendak mencoba dan disegani …
mengurungnya lagi sewaktu ia pulang dari
Habsyi. Ia pun bersumpah dan menyatakan Suatu saat Mush‘ab dipilih Rasulullah
tekadnya untuk membunuh orang-orang untuk melakukan suatu tugas maha penting
suruhan ibunya bila rencana itu dilakukan. saat itu. Ia menjadi duta atau utusan Rasul
Karena sang ibu telah mengetahui ke Madinah untuk mengajarkan seluk
kebulatan tekad puteranya yang telah beluk Agama kepada orang-orang Anshar
mengambil satu keputusan, tak ada jalan yang telah beriman dan bai‘at kepada
lain baginya kecuali melepasnya dengan Rasulullah di bukit ‗Aqabah. Di samping
cucuran air mata, sementara Mush‘ab itu mengajak orang-orang lain untuk
mengucapkan selamat berpisah dengan menganut Agama Allah, serta
menangis pula. mempersiapkan kota Madinah untuk
menyambut hijratul Rasul sebagai
Saat perpisahan itu menggambarkan peristiwa besar.
kepada kita kegigihan luar biasa dalam
kekafiran fihak ibu, sebaliknya kebulatan Sebenarnya di kalangan shahabat ketika itu
tekad yang lebih besar dalam masih banyak yang lebih tua, lebih
mempertahankan keimanan dari fihak berpengaruh dan lebih dekat hubungan
anak. Ketika sang ibu mengusirnya dari kekeluargaannya dengan Rasulullah
rumah sambil berkata: ―Pergilah sesuka daripada Mush‘ab. Tetapi Rasulullah
hatimu! Aku bukan ibumu lagi‖. Maka rnenjatuhkan pilihannya kepada ―Mush‘ab
Mush‘ab pun menghampiri ibunya sambil yang baik‖. Dan bukan tidak menyadari
berkata: ―Wahai bunda! Telah sepenuhnya bahwa beliau telah
anakanda sampaikan nasihat kepada memikulkan tugas amat penting ke atas
bunda, dan anakanda menaruh kasihan pundak pemuda itu, dan menyerahkan
kepada bunda. Karena itu saksikanlah kepadanya tanggung jawab nasib Agama
bahwa tiada Tuhan Islam di kota Madinah, suatu kota yang tak
lama lagi akan menjadi kota tepatan atau
kota hijrah, pusat para da‘i dan da‘wah, tempat perternuan, untuk membacakan
tempat berhimpunnya penyebar Agama ayat-ayat Kitab Suci dan Allah,
dan pembela al-Islam. menyampaikan kalimattullah
―bahwa Allah Tuhan Maha Esa‖ secara
Mush‘ab memikul amanat itu dengan hati-hati.
bekal karunia Allah kepadanya, berupa
fikiran yang cerdas dan budi yang luhur. Pernah ia menghadapi beberapa peristiwa
Dengan sifat zuhud, kejujuran dan yang mengancam keselamatan diri serta
kesungguhan hati, ia berhasil melunakkan shahabatnya, yang nyaris celaka kalau
dan menawan hati penduduk Madinah tidak karena kecerdasan akal dan
hingga mereka berduyun-duyun masuk kebesaran jiwanya. Suatu hari, ketika ia
Islam sedang memberikan petuah kepada orang-
orang, tiba tiba disergap Usaid bin Hudlair
Sesampainya di Madinah, didapatinya kepala suku kabilah Abdul Asyhal di
Kaum Muslimin di sana tidak lebih dari Madinah. Usaid menodong Mush‘ab
dua belas orang, yakni hanya orang-orang dengan menyentakkan lembingnya. Bukan
yang telah bai‘at di bukit ‗Aqabah. Tetapi main marah dan murkanya Usaid,
tiada sampai beberapa bulan kemudian, menyaksikan Mush‘ab yang dianggap akan
meningkatlah orang yang sama-sama mengacau dan menyelewengkan anak
memenuhi panggilan Allah dan Rasul- buahnya dari agama mereka, serta me-
Nya. ngemukakan Tuhan Yang Maha Esa yang
belum pernah mereka kenal dan dengar
Pada musim haji berikutnya dari perjanjian sebelum itu. Padahal menurut anggapan
‗Aqabah, Kaum Muslimin Madinah Usaid, tuhan-tuhan mereka yang
mengirim perutusan yang mewakili bersimpuh lena di tempatnya masing-
mereka menemui Nabi. Dan perutusan itu masing mudah dihubungi secara kongkrit.
dipimpin oleh guru mereka, oleh duta yang Jika seseorang memerlukan salah satu di
dikirim Nabi kepada mereka, yaitu antaranya, tentulah ia akan mengetahui
Mush‘ab bin Umair. tempatnya dan segera pergi
mengunjunginya untuk memaparkan
Dengan tindakannya yang tepat dan kesulitan serta menyampaikan
bijaksana, Mush‘ab bin Umair telah permohonan . . . . Demikianlah yang
membuktikan bahwa pilihan Rasulullah tergambar dan terbayang dalam fikiran
saw.atas dirinya itu tepat. Ia memahami suku Abdul Asyhal. Tetapi Tuhannya
tugas dengan sepenuhnya, hingga tak Muhammad saw. — yang diserukan
terlanjur melampaui batas yang telah beribadah kepada-Nya — oleh utusan yang
ditetapkan. Ia sadar bahwa tugasnya datang kepada mereka itu, tiadalah yang
adalah menyeru kepada Allah, mengetahui tempat-Nya dan tak seorang
menyampaikan berita gembira lahirnya pun yang dapat melihat-Nya.
suatu Agama yang mengajak manusia
mencapai hidayah Allah, membimbing Demi dilihat kedatangan Usaid bin Hudlair
mereka ke jalan yang lurus. Akhlaqnya yang murka bagaikan api sedang berkobar
mengikuti pola hidup Rasulullah yang kepada orang-orang Islam yang duduk
diimaninya, yang mengemban bersama Mush‘ab, mereka pun merasa
kewajiban hanya kecut dan takut. Tetapi ―Mush‘ab yang
menyampaikan belaka…… baik‖ tetap tinggal tenang dengan air muka
yang tidak berubah.
Di Madinah Mush‘ab tinggal sebagai tamu
di rumah As‘ad bin Zararah. Dengan Bagaikan singa hendak menerkam, Usaid
didampingi As‘ad, ia pergi mengunjungi berdiri di depan Mush‘ab dan As‘ad bin
kabilah-kabilah, rumah-rumah dan tempat- Zararah, bentaknya: ―Apa maksud
kalian
datang ke kampung kami ini, apakah Tuhan yang haq diibadahi melainkan
hendak membodohi rakyat kecil kami? Allah‖.
Tinggalkan segera tempat ini, jika tak
ingin segera nyawa kalian melayang!‖ Beberapa lama Usaid meninggalkan
mereka, kemudian kembali sambil
Seperti tenang dan mantapnya samudera memeras air dari rambutnya, lalu ia berdiri
dalam . . . , laksana tenang dan damainya sambil menyatakan pengakuannya bahwa
cahaya fajar . . . , terpancarlah ketulusan tiada Tuhan yang haq diibadahi melainkan
hati ―Mush‘ab yang baik‖, dan bergeraklah Allah dan bahwa Muhammad itu utusan
lidahnya mengeluarkan ucapan halus, Allah ….
katanya: ―Kenapa anda tidak duduk dan
mendengarkan dulu? Seandainya anda Secepatnya berita itu pun tersiarlah.
menyukai nanti, anda dapat menerimanya. Keislaman Usaid disusul oleh kehadiran
Sebaliknya jika tidak, kami akan meng- Sa‘ad bin Mu‘adz. Dan setelah mendengar
hentikan apa yang tidak anda sukai itu!‖ uraian Mush‘ab, Sa‘ad merasa puas dan
masuk Islam pula.
Sebenarnya Usaid seorang berakal dan
berfikiran sehat. Dan sekarang ini ia diajak Langkah ini disusul pula oleh Sa‘ad bin
oleh Mush‘ab untuk berbicara dan Ubadah. Dan dengan keislaman mereka
meminta petimbangan kepada hati ini, berarti selesailah persoalan dengan
nuraninya sendiri. Yang dimintanya berbagai suku yang ada di Madinah.
hanyalah agar ia bersedia mendengar dan Warga kota Madinah saling berdatangan
bukan lainnya. Jika ia menyetujui, ia akan dan tanya-bertanya sesama mereka:
membiarkan Mush‘ab, dan jika tidak, ―Jika Usaid bin Hudlair, Sa‘ad bin
maka Mush‘ab berjanji akan ‗Ubadah dan Sa‘ad bin Mu‘adz telah
meninggalkan kampung dan masyarakat masuk Islam, apalagi yang kita tunggu ….
mereka untuk mencari tempat dan Ayolah kita pergi kepada Mush‘ab dan
masyarakat lain, dengan tidak merugikan beriman bersamanya! Kata orang,
ataupun dirugikan orang lain. kebenaran itu terpancar dari celah-celah
giginya!‖
―Sekarang saya insaf‖, ujar Usaid, lalu
menjatuhkan lembingnya ke tanah dan Demikianlah duta Rasulullah yang pertama
duduk mendengarkan. Demi Mush‘ab telah mencapai hasil gemilang yang tiada
membacakan ayat-ayat al-Quran dan taranya, suatu keberhasilan yang memang
menguraikan da‘wah yang dibawa. oleh wajar dan layak diperolehnya. Hari-hari
Muhammad bin Abdullah saw., maka dada dan tahun-tahun pun berlalu, dan
Usaid pun mulai terbuka dan bercahaya, Rasulullah bersama para shahabatnya
beralun berirama mengikuti naik turunnya hijrah ke Madinah.
suara serta meresapi keindahannya. Dan
belum lagi Mush‘ab selesai dari uraiannya. Orang-orang Quraisy semakin geram
Usaid pun berseru kepadanya dan kepada dengan dendamnya, mereka menyiapkan
shahabatnya: ―Alangkah indah dan tenaga untuk melanjutkan tindakan ke-
benarnya ucapan itu . . .! Dan apakah yang kerasan terhadap hamba-hamba Allah yang
harus dilakukan oleh orang yang hendak shalih. Terjadilah perang Badar dan kaum
masuk Agama ini?‖ Maka sebagai Quraisy pun beroleh pelajaran pahit yang
jawabannya gemuruhlah suara tahlil, menghabiskan sisa-sisa fikiran sehat
serempak seakan hendak menggoncangkan mereka, hingga mereka berusaha untuk
bumi. Kemudian ujar Mush‘ab: menebus kekalahan. Kemudian datanglah
―Hendaklah ia mensucikan diri, pakaian giliran perang Uhud, dan Kaum Muslimin
dan badannya, serta bersaksi bahwa tiada pun bersiap-siap mengatur barisan.
Rasulullah berdiri di tengah barisan itu,
menatap setiap wajah orang beriman Sekarang marilah kita perhatikan saksi
menyelidiki siapa yang sebaiknya mem- mata, yang akan menceriterakan saat-saat
bawa bendera. Maka terpanggillah terakhir pahlawan besar Mush‘ab bin
―Mush‘ab yang baik‖, dan pahlawan itu Umair.
tampil sebagai pembawa bendera.
Berkata Ibnu Sa‘ad: ―Diceriterakan kepada
Peperangan berkobar lalu berkecamuk kami oleh Ibrahim bin Muhammad bin
dengan sengitnya. Pasukan panah Syurahbil al-‘Abdari dari bapaknya, ia
melanggar tidak mentaati peraturan berkata:
Rasulullah, mereka meninggalkan
kedudukannya di celah bukit setelah ―Mush‘ab bin Umair adalah pembawa
melihat orang-orang musyrik menderita bendera di Perang Uhud. Tatkala barisan
kekalahan dan mengundurkan diri. Kaum Muslimin pecah, Mush‘ab bertahan
Perbuatan mereka itu secepatnya merubah pada kedudukannya. Datanglah seorang
suasana, hingga kemenangan Kaum musuh berkuda, Ibnu Qumaiah namanya,
Muslimin beralih menjadi kekalahan. lalu menebas tangannya hingga putus,
sementara Mush‘ab mengucapkan:
Dengan tidak diduga pasukan berkuda ―Muhammad itu tiada lain hanyalah
Quraisy menyerbu Kaum Muslimin dari seorang Rasul, yang sebelumnya telah
puncak bukit, lalu tombak dan pedang pun didahului oleh beberapa Rasul‖. Maka
berdentang bagaikan mengamuk, dipegangnya bendera dengan tangan
membantai Kaum Muslimin yang tengah kirinya sambil membungkuk
kacau balau. Melihat barisan Kaum melindunginya. Musuh pun menebas
Muslimin porak poranda, musuh pun tangan kirinya itu hingga putus pula.
menujukan serangan ke arah Rasulullah Mushab membungkuk ke arah bendera,
dengan maksud menghantamnya. lalu dengan kedua pangkal lengan me-
raihnya ke dada sambil mengucapkan:
Mush‘ab bin Umair menyadari suasana ―Muhammad itu tiada lain hanyalah
gawat ini. Maka diacungkannya bendera seorang Rasul, dan sebelumnya telah
setinggi-tingginya dan bagaikan aungan didahului oleh beberapa Rasul‖ . Lalu
singa ia bertakbir sekeras-kerasnya, lalu orang berkuda itu menyerangnya ketiga
maju ke muka, melompat, mengelak dan kali dengan tombak, dan menusukkannya
berputar lalu menerkam. Minatnya tertuju hingga tombak itu pun patah. Mushab pun
untuk menarik perhatian musuh kepadanya gugur, dan bendera jatuh ―.
dan melupakan Rasulullah saw. Dengan
demikian dirinya pribadi bagaikan Gugurlah Mush‘ab dan jatuhlah bendera
membentuk barisan tentara … …. la gugur sebagai bintang dan mahkota
para syuhada . . . . Dan hal itu dialaminya
Sungguh, walaupun seorang diri, tetapi setelah dengan keberanian luar biasa
Mush‘ab bertempur laksana pasukan mengarungi kancah pengorbanan dan
tentara besar …. Sebelah tangannya keimanan. Di saat itu Mush‘ab
memegang bendera bagaikan tameng berpendapat bahwa sekiranya ia gugur,
kesaktian, sedang yang sebelah lagi tentulah jalan para pembunuh akan terbuka
menebaskan pedang dengan matanya yang lebar menuju Rasulullah tanpa ada
tajam . . . . Tetapi musuh kian bertambah pembela yang akan mempertahankannya.
banyak juga, mereka hendak menyeberang Demi cintanya yang tiada terbatas kepada
dengan menginjak-injak tubuhnya untuk Rasulullah dan cemas memikirkan
mencapai Rasulullah. nasibnya nanti, ketika ia akan pergi
berlalu, setiap kali pedang jatuh
menerbangkan sebelah tangannya,
dihiburnya dirinya dengan ucapan: kakinya. Sebaliknya bila ditutupkan ke
―Muhammad itu tiada lain kakinya, terbukalah kepalanya. Maka
hanyalah seorang Rasul, dan sebelumnya sabda Rasulullah saw.: ―Tutupkanlah ke
telah didahului oleh beberapa Rasul‖. bagian kepalanya, dan kakinya tutupilah
dengan rumput idzkhir!‖
Kalimat yang kemudian dikukuhkan
sebagai wahyu ini selalu diulang dan Betapa pun luka pedih dan duka yang
dibacanya sampai selesai, hingga akhirnya dalam menimpa Rasulullah karena gugur
menjadi ayat al-Quran yang selalu dibaca pamanda Hamzah dan dirusak tubuhnya
orang …. Setelah pertempuran usai, oleh orang-orang musyrik demikian rupa,
ditemukanlah jasad pahlawan ulung yang hingga bercucurlah air mata Nabi . . . . Dan
syahid itu terbaring dengan wajah betapapun penuhnya Medan laga dengan
menelungkup ke tanah digenangi darahnya mayat para shahabat dan kawan-
yang mulia . . . . Dan seolah-olah tubuh kawannya, yang masing-masing mereka
yang telah kaku itu masih takut baginya merupakan panji-panji ketulusan,
menyaksikan bila Rasulullah ditimpa kesucian dan cahaya …. Betapa juga
bencana, maka disembunyikannya semua itu, tapi Rasulullah tak melewatkan
wajahnya agar tidak melihat peristiwa berhenti sejenak dekat jasad dutanya yang
yang dikhawatirkan dan ditakutinya itu. pertama, untuk melepas dan mengeluarkan
Atau mungkin juga ia merasa malu karena isi hatinya …. Memang, Rasulullah berdiri
telah gugur sebelum hatinya tenteram di depan Mush‘ab bin Umair dengan
beroleh kepastian akan keselamatan Rasul- pandangan mata yang pendek bagai
ullah, dan sebelum ia selesai menunaikan menyelubunginya dengan kesetiaan dan
tugasnya dalam membela dan kasih sayang, dibacakannya ayat:
mempertahankan Rasulullah sampai
berhasil. Di antara orang-orang Mu min terdapat
pahlawan pahlawan yang telah menepati
Wahai Mush‘ab cukuplah bagimu ar- janjinya dengan Allah.
Rahman …. Namamu harum semerbak
dalam kehidupan …. Kemudian dengan mengeluh memandangi
burdah yang digunakan untuk kain
Rasulullah bersama para shahabat datang tutupnya, seraya bersabda:
meninjau medan pertempuran untuk
menyampaikan perpisahan kepada para Ketika di Mekah dulu, tak seorang pun aku
syuhada. Ketika sampai di tempat lihat yang lebih halus pakaiannya dan
terbaringnya jasad Mush‘ab, lebih rapi rambutnya dari padamu. Tetapi
bercucuranlah dengan deras air matanya. sekarang ini, dengan rambutmu yang
Berkata Khabbah ibnul ‗Urrat: kusut Masai, hanya dibalut sehelai
burdah.
―Kami hijrah di jalan Allah bersama
Rasulullah saw. dengan mengharap Setelah melayangkan pandang, pandangan
keridlaan-Nya, hingga pastilah sudah sayu kearah medan serta para syuhada
pahala di sisi Allah. Di antara kami ada kawan-kawan Mush‘ab yang tergeletak di
yang telah berlalu sebelum menikmati atasnya, Rasulullah berseru:
pahalanya di dunia ini sedikit pun juga. Di
antaranya ialah Mushab bin Umair yang Sungguh, Rasulullah akan menjadi saksi
tewas di perang Uhud. Tak sehelai pun nanti di hari qiamat, bahwa tuan-tuan
kain untuk menutupinya selain sehelai semua adalah syuhada di sisi Allah.
burdah. Andainya ditaruh di atas
kepalanya, terbukalah kedua belah
Kemudian sambil berpaling ke arah
shahabat yang masih hidup, Sabdanya :

Hai manusia! Berziarahlah dan


berkunjunglah kepada mereka, serta
ucapkanlah salam! Demi Allah yang
menguasai nyawaku, tak seorang Muslim
pun sampai hari qiamat yang memberi
salam kepada mereka, pasti mereka akan
membalasnya.

Salam atasmu wahai Mush‘ab

Salam atasmu wahai para syuhada ……..


SALMAN AL-FARISI perang Khandaq, yaitu pada tahun kelima
Hijrah. Beberapa orang pemuka Yahudi
Dari Persi . . . datangnya pahlawan kali ini. pergi ke Mekah menghasut orang-orang
Dan dari Persi pula Agama Islam nanti musyrik dan golongan golongan kuffar
dianut oleh orang-orang Mu‘min yang agar bersekutu menghadapi Rasulullah dan
tidak sedikit jumlahnya, dari kalangan Kaum Muslimin, serta mereka berjanji
mereka muncul pribadi pribadi istimewa akan memberikan bantuan dalam perang
yang tiada taranya, baik dalam bidang ke- penentuan yang akan menumbangkan serta
ilmuan dan keagamaan, maupun dalam mencabut urat akar Agama baru ini.
ilmu pengetahuan dan keduniaan.
Siasat dan taktik perang pun diaturlah
Dan memang, salah satu dari keistimewaan secara licik, bahwa tentara Quraisy dan
dan kebesaran al-Islam ialah, setiap islam Ghathfan akan menyerang kota Madinah
memasuki suatu negeri dari negeri-negeri dari luar, sementara Bani Quraidlah
Allah, maka dengan keajaiban luar biasa (Yahudi) akan menyerangnya dari dalam
dibangkitkannya setiap keahlian, yaitu dari belakang barisan Kaum
digerakkannya segala kemampuan serta Muslimin sehingga mereka akan terjepit
digalinya bakat-bakat terpendarn dari dari dua arah, karenanya mereka akan
warga dan penduduk negeri itu, hingga hancur lumat dan hanya tinggal nama
bermunculanlah filosof-filosof Islam, belaka.
dokter-dokter Islam, ahli-ahli falak Islam,
ahli-ahli fiqih Islam, ahli-ahli ilmu pasti Demikianlah pada suatu hari Kaum
Islam dan penemu-penemu mutiara Muslimin tiba-tiba melihat datangnya
Islam pasukan tentara yang besar mendekati kota
…. Madinah, membawa perbekalan banyak
dan persenjataan lengkap untuk
Ternyata bahwa pentolan-pentolan itu menghancurkan. Kaum Muslimin panik
berasal dari setiap penjuru dan muncul dari dan mereka bagaikan kehilangan akal
setiap bangsa, hingga masa-masa pertama melihat hal yang tidak diduga-duga itu.
perkembangan Islam penuh dengan tokoh- Keadaan mereka dilukiskan oleh al-Quran
tokoh luar biasa dalam segala lapangan, sebagai berikut:
baik cita maupun karsa, yang berlainan
tanah air dan suku bangsanya, tetapi satu Ketika mereka datang dari sebelah atas
Agamanya dan dari arah bawahmu, dan tatkala
pandangan matamu telah berputar liar,
Dan perkembangan yang penuh berkah seolah-olah hatimu telah naik sampai
dari Agama ini telah lebih dulu diramalkan kekerongkongan, dan kamu menaruh
oleh Rasulullah saw., bahkan beliau telah sangkaan yang bukan-bukan terhadap
menerima janji yang benar dari Tuhannya Allah.
Yang Maha Besar lagi Maha Mengetahui.
Pada suatu hari diangkatlah baginya jarak (Q.S. 33 al-Ahzab:10)
pemisah dari tempat dan waktu, hingga
disaksikannyalah dengan mata kepala Dua puluh empat ribu orang prajurit di
panji-panji Islam berkibar di kota-kota di bawah pimpinan Abu Sufyan dan Uyainah
muka bumi, serta di istana dan mahligai- bin Hishn menghampiri kota Madinah
mahligai para penduduknya. dengan maksud hendak mengepung dan
melepaskan pukulan menentukan yang
Salman al-Farisi sendiri turut menyaksikan akan menghabisi Muhammad saw., Agama
hal tersebut, karena ia memang terlibat dan serta para shahabatnya.
mempunyai hubungan erat dengan
kejadian itu. Peristiwa itu terjadi waktu
Pasukan tentara ini tidak saja terdiri dari Demi Quraisy menyaksikan parit
orang-orang Quraisy, tetapi juga dari terbentang di hadapannya, mereka merasa
berbagai kabilah atau suku yang meng- terpukul melihat hal yang tidak disangka-
anggap Islam sebagai lawan yang sangka itu, hingga tidak kurang sebulan
membahayakan mereka. Dan peristiwa ini lamanya kekuatan mereka bagai terpaku di
merupakan percobaan akhir dan kemah–kemah karena tidak berdaya
menentukan dari fihak musuh-musuh menerobos kota. Dan akhirnya pada suatu
Islam, baik dari perorangan, maupun dari malam Allah Ta‘ala mengirim angin.
suku dan golongan. Topan yang menerbangkan kemah-kemah
dan memporak-porandakan tentara
Kaum Muslimin menginsafi keadaan mereka.
mereka yang gawat ini, Rasulullah pun
mengumpulkan para shahabatnya untuk Abu Sufyan pun menyerukan kepada anak
bermusyawarah. Dan tentu saja mereka buahnya agar kembali pulang ke kampung
semua setuju untuk bertahan dan mereka . . . dalam keadaan kecewa dan
mengangkat senjata, tetapi apa yang harus berputus asa serta menderita kekalahan
mereka lakukan untuk bertahan itu? pahit .. .

Ketika itulah tampil seorang yang tinggi Sewaktu menggali parit, Salman tidak
jangkung dan berambut lebat, seorang ketinggalan bekerja bersama Kaum
yang disayangi dan amat dihormati oleh Muslimin yang sibuk menggali tanah. Juga
Rasulullah saw. Itulah dia Salman al- Rasulullah saw. ikut membawa tembilang
Farisi! Dari tempat ketinggian ia dan membelah batu. Kebetulan. di tempat
melayangkan pandang meninjau sekitar penggalian Salman bersama kawan-
Madinah, dan sebagai telah dikenalnya kawannya, tembilang mereka terbentur
juga didapatinya kota itu di lingkungan pada sebuah batu besar.
gunung dan bukit-bukit batu yang tak ubah
bagai benteng juga layaknya. Hanya di Salman seorang yang berperawakan kukuh
sana terdapat pula daerah terbuka, luas dan dan bertenaga besar. Sekali ayun dari
terbentang panjang, hingga dengan mudah lengannya yang kuat akan dapat membelah
akan dapat diserbu musuh untuk memasuki batu dan memecahnya menjadi pecahan-
benteng pertahanan. pecahan kecil. Tetapi menghadapi batu
besar ini ia tak berdaya, sedang bantuan
Di negerinya Persi, Salman telah dari teman-temannya hanya menghasilkan
mempunyai pengalaman luas tentang kegagalan belaka.
teknik dan sarana perang, begitu pun
tentang siasat dan liku-likunya. Maka Salman pergi mendapatkan Rasulullah
tampillah ia mengajukan suatu usul kepada saw. dan minta idzin mengalihkan jalur
Rasulullah, yaitu suatu rencana yang parit dari garis semula, untuk menghindari
belum pernah dikenal oleh orang-orang batu besar yang tak tergoyahkan itu.
Arab dalam peperangan mereka selama ini. Rasulullah pun pergi bersama Salman
Rencana itu berupa penggalian khandaq untuk melihat sendiri keadaan tempat dan
atau parit perlindungan sepanjang daerah batu besar tadi. Dan setelah
terbuka Wiling kota. menyaksikannya, Rasulullah meminta
sebuah tembilang dan menyuruh Para
Dan hanya Allah yang lebih mengetahui shahabat mundur dan menghindarkan diri
apa yang akan dialami Kaum Muslimin dari pecahan-pecahan batu itu nanti
dalam peperangan itu seandainya mereka
tidak menggali parit atau usul Salman Rasulullah lalu membaca basmalah dan
tersebut. mengangkat kedua tangannya yang
mulia
yang sedang memegang erat tembilang itu, Salman adalah orang yang mengajukan
dan dengan sekuat tenaga dihunjamkannya saran untuk membuat parit. Dan dia
ke batu besar itu. Kiranya batu itu terbelah pulalah penemu batu yang telah
dan dari celah belahannya yang besar memancarkan rahasia-rahasia dan ramalan-
keluar lambaian api yang tinggi dan ramalan ghaib, yakni ketika ia meminta
menerangi. ―Saya lihat lambaian api itu tolong kepada Rasulullah saw. la berdiri di
menerangi pinggiran kota Madinah‖, kata samping Rasulullah menyaksikan cahaya
Salman, sementara Rasulullah saw. dan mendengar berita gembira itu. Dan dia
mengucapkan takbir, sabdanya: masih hidup ketika ramalan itu menjadi
kenyataan, dilihat bahkan dialami dan
Allah Maha Besar ! Aku telah di karuniai dirasakannya sendiri. Dilihatnya kota-kota
kunci kunci israna dari negeri Persi dan di Persi dan Romawi, dan dilihatnya
dari lambaian api tadi nampak olehku mahligai istana di Shan‘a, di Mesir, di
dengan nyata istana istana kerajaan Hirah Syria dan di Irak. Pendeknya disaksikan
begitupun kota kota maha raja Persi dan dengan mata kepalanya bahwa seluruh
bahwa umatku akan menguasai semua itu. permukaan bumi seakan berguncang keras,
karena seruan mempesona penuh berkah
Lalu Rasulullah mengangkat tembilang itu yang berkumandang dari puncak menara-
kembali dan memukulkannya ke batu menara tinggi di setiap pelosok,
untuk kedua kalinya. Maka tampaklah memancarkan sinar hidayah dan petunjuk
seperti semula tadi. Pecahan batu besar itu Allah ….
menyemburkan lambaian api yang tinggi
dan menerangi, sementara Rasulullah Nah, itulah dia sedang duduk di bawah
bertakbir sabdanya: naungan sebatang pohon yang rindang
berdaun rimbun, di muka rumahnya di
Allah Maha Besar! Aku telah dikaruniai kola Madain; sedang menceriterakan
kunci-kunci negeri Romawi, dan tampak kepada shahabat-shahabatnya perjuangan
nyata olehku istana-istana megahnya, dan berat yang dialaminya demi mencari
bahwa ummatku akan menguasainya. kebenaran, dan mengisahkan kepada
mereka bagaimana ia meninggalkan agama
Kemudian dipukulkannya untuk ketiga nenek moyangnya bangsa Persi, masuk ke
kali, dan batu besar itu pun menyerah dalam agama Nashrani dan dari sana
pecah berderai, sementara sinar yang ter- pindah ke dalam Agama Islam. Betapa ia
pancar daripadanya amat nyala dan terang telah meninggalkan kekayaan berlimpah
benderang. Rasulullahpun mengucapkan la dari orang tuanya dan menjatuhkan dirinya
ilaha illallah diikuti dengan gemuruh oleh ke dalam lembah kemiskinan demi
kaum Muslimin. Lalu diceritakanlah oleh kebebasan fikiran dan jiwanya . . . ! Betapa
Rasulullah bahwa beliau sekarang melihat ia dijual di pasar budak dalam mencari
istana-istana dan mahligai-mahligai di kebenaran itu, bagaimana ia berjumpa
Syria maupun Shan‘a, begitu pun di dengan Rasulullah dan iman kepadanya …
daerah-daerah lain yang suatu ketika nanti !
akan berada di bawah naungan bendera
Allah yang berkibar. Maka dengan Marilah kita dekati majlisnya yang mulia
keimanan penuh Kaum Muslimin pun dan kita dengarkan kisah menakjubkan
serentak berseru: yang diceriterakannya!

Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul- ―Aku berasal dari Isfahan, warga suatu
Nya . . . . Dan benarlah Allah dan Rasul- desa yang bernama ―Ji‖. Bapakku seorang
Nya. bupati di daerah itu, dan aku merupakan
makhluq Allah yang paling disayanginya. Sesampainya di sana kutanyakan seorang
Aku membaktikan diri dalam agama ahli dalam agama itu, dijawabnya bahwa ia
majusi, hingga diserahi tugas sebagai adalah uskup pemilik gereja. Maka
penjaga api yang bertanggung jawab atas datanglah aku kepadanya, kuceriterakan
nyalanya clan tidak membiarkannya keadaanku. Akhirnya tinggallah aku
padam. bersamanya sebagai pelayan,
melaksanakan ajaran mereka dan belajar . .
Bapakku memiliki sebidang tanah, dan . Sayang uskup ini seorang yang tidak baik
pada ‗suatu hari aku disuruhnya ke sana. beragamanya, karena dikumpulkannya
Dalam perjalanan ke tempat tujuan, aku sedekah dari orang orang dengan alasan
lewat di sebuah gereja milik kaum untuk dibagikan, ternyata disimpan untuk
Nashrani. Kudengar mereka sedang dirinya pribadi. Kemudian uskup itu wafat
sembahyang, maka aku masuk ke dalam ….
untuk melihat apa yang mereka lakukan.
Aku kagum melihat cara mereka Mereka mengangkat orang lain sebagai
sembahyang, dan kataku dalam hati: gantinya. Dan kulihat tak seorang pun
―Ini lebih baik dari apa yang aku anut yang lebih baik beragamanya dari uskup
selama ini!‖ Aku tidak beranjak dari baru ini. Aku pun mencintainya demikian
tempat itu sampai matahari terbenam, dan rupa, sehingga hatiku merasa tak seorang
tidak jadi pergi ke tanah milik bapakku pun yang lebih kucintai sebelum itu dari-
serta tidak pula kembali pulang, hingga padanya.
bapak mengirim orang untuk menyusulku.
Dan tatkala ajalnya telah dekat, tanyaku
Karena agama mereka menarik padanya: ―sebagai anda maklumi,
perhatianku, kutanyakan kepada orang- telah dekat saat berlakunya taqdir Allah
orang Nashrani dari mana asal-usul agama atas diri anda. Maka .apakah yang harus
mereka. ―Dari Syria‖, ujar mereka. kuperbuat, dan siapakah sebaiknya yang
harus kuhubungi?‖ ―Anakku!‖, ujarnya:
Ketika telah berada di hadapan bapakku, ―tak seorang pun menurut pengetahuanku
kukatakan kepadanya: ―Aku lewat pada yang sama langkahnya dengan aku, kecuali
suatu kaum yang sedang melakukan seorang pemimpin yang tinggal di Mosul‖.
upacara sembahyang di gereja. Upacara Lalu tatkala ia wafat aku pun berangkat ke
mereka amat mengagumkanku. Kulihat Mosul dan menghubungi pendeta yang
pula agama mereka lebih baik dari agama disebutkannya itu. Kuceriterakan kepada-
kita‖. Kami pun bersoal-jawab melakukan nya pesan dari uskup tadi dan aku tinggal
diskusi dengan bapakku dan berakhir bersamanya selama waktu yang
dengan dirantainya kakiku dan dikehendaki Allah.
dipenjarakannya diriku ….
Kemudian tatkala ajalnya telah dekat pula,
Kepada orang-orang Nashrani kukirim kutanyakan kepadanya siapa yang harus
berita bahwa aku telah menganut agama kuturuti. Ditunjukkannyalah orang shalih
mereka. Kuminta pula agar bila datang yang tinggal di Nasibin. Aku datang
rombongan dari Syria, supaya aku diberi kepadanya dan kuceriterakan perihalku,
tahu sebelum mereka kembali, karena aku lalu tinggal bersamanya selama waktu
akan ikut bersama mereka ke sana. Per- yang dikehendaki Allah pula.
mintaanku itu mereka kabulkan, maka
kuputuskan rantai, lalu meloloskan diri Tatkala ia hendak meninggal, kubertanya
dari penjara dan menggabungkan diri pula kepadanya. Maka disuruhnya aku
kepada rombongan itu menuju Syria. menghubungi seorang pemimpin yang
tinggal di ‗Amuria, suatu kota yang
termasuk wilayah Romawi. Aku berangkat baru saja kulihat negeri itu, aku pun yakin
ke sana dan tinggal bersamanya, sedang itulah negeri yang disebutkan dulu.
sebagai bekal hidup aku berternak sapi dan
kambing beberapa ekor banyaknya. Aku tinggal bersama yahudi itu dan
bekerja di perkebunan kurma milik Bani
Kemudian dekatlah pula ajalnya dan Quraidhah, hingga datang saat
kutanyakan padanya kepada siapa aku dibangkitkannya Rasulullah yang datang
dipercayakannya. Ujarnya: ―Anakku! Tak ke Madinah dan singgah pada Bani ‗Amar
seorang pun yang kukenal serupa dengan bin ‗Auf di Quba.
kita keadaannya dan dapat kupercayakan
engkau padanya. Tetapi sekarang telah Pada suatu hari, ketika aku berada di
dekat datangnya masa kebangkitan puncak pohon kurma sedang majikanku
seorang Nabi yang mengikuti agama lagi duduk di bawahnya, tiba-tiba datang
Ibrahim secara murni. Ia nanti akan hijrah seorang yahudi saudara sepupunya yang
ke suatu tempat yang ditumbuhi kurma mengatakan padanya: ―Bani Qilah celaka!
dan terletak di antara dua bidang tanah Mereka berkerumun mengelilingi seorang
berbatu-batu hitam. Seandainya kamu laki-laki di Quba yang datang dari Mekah
dapat pergi ke sana, temuilah dia! Ia dan mengaku sebagai Nabi. . .‖.
mempunyai tanda-tanda yang jelas dan
gamblang: ia tidak mau makan shadaqah, Demi Allah, baru saja ia mengucapkan
sebaliknya bersedia menerima hadiah dan kata-kata itu, tubuhku pun bergetar keras
di pundaknya ada cap kenabian yang bila hingga pohon kurma itu bagai bergoncang
kau melihatnya, segeralah kau dan hampir saja aku jatuh menimpa
mengenalinya‖.Kebetulan pada suatu hari majikanku. Aku segera turun dan kataku
lewatlah suatu rombongan berkendaraan, kepada orang tadi: ―Apa kata anda?‖ Ada
lalu kutanyakan dari mana mereka datang. berita apakah?‖
Tahulah aku bahwa mereka dari jazirah
Arab, maka kataku kepada mereka: Majikanku mengangkat tangan lalu
―Maukah kalian membawaku ke meninjuku sekuatnya, serta bentaknya:
negeri kalian, dan sebagai imbalannya ―Apa urusanmu dengan ini, ayoh
kuberikan kepada kalian sapi-sapi dan kembali ke pekerjaanmu!‖ Maka aku pun
kambing- kambingku ini?‖ ―Baiklah‖, ujar kembalilah bekerja …
mereka.
Setelah hari petang, kukumpulkan segala
Demikianlah mereka membawaku serta yang ada padaku, lalu aku keluar dan pergi
dalam perjalanan hingga sampai di suatu menemui Rasulullah di Quba. Aku masuk
negeri yang bernama Wadil Qura. Di sana kepadanya ketika beliau sedang duduk
aku mengalami penganiayaan, mereka bersama beberapa orang anggota
menjualku kepada seorang yahudi. Ketika rombongan. Lalu kataku kepadanya:
tampak olehku banyak pohon kurma, aku ―Tuan-tuan adalah perantau yang sedang
berharap kiranya negeri ini yang dalam kebutuhan. Kebetulan aku mem-
disebutkan pendeta kepadaku dulu, yakni punyai persediaan makanan yang telah
.
yang akan menjadi tempat hijrah Nabi kujanjikan untuk sedekah. Dan setelah
yang ditunggu. Ternyata dugaanku mendengar keadaan tuan-tuan, maka
meleset. menurut hematku, tuan-tuanlah yang lebih
layak menerimanya, dan makanan itu
Mulai saat itu aku tinggal bersama orang kubawa ke sini‖. Lalu makanan itu kutaruh
yang membeliku, hingga pada suatu hari di hadapannya.
datang seorang yahudi Bani Quraidhah
yang membeliku pula daripadanya. Aku Makanlah dengan nama Allah.
dibawanya ke Madinah, dan demi Allah
sabda Rasulullah kepada para shahabatnya, Kemudian aku masuk Islam, dan
tetapi beliau tak sedikit pun mengulurkan perbudakan menjadi penghalang bagiku
tangannya menjamah makanan itu. ―Nah, untuk menyertai perang Badar dan Uhud.
demi Allah!‖ kataku dalam hati, ―inilah Lalu pada suatu hari Rasulullah
satu dari tanda tandanya …bahwa ia tak menitahkan padaku: Mintalah pada
mau memakan harta sedekah ―. majikanmu agar ia bersedia
membebaskanmu dengan menerima uang
Aku kembali pulang, tetapi pagi-pagi tebusan.
keesokan harinya aku kembali menemui
Rasulullah sambil membawa makanan, Maka kumintalah kepada majikanku
serta kataku kepadanya: ―Kulihat tuan tak sebagaimana dititahkan Rasulullah,
hendak makan sedekah, tetapi aku sementara Rasulullah menyuruh para
mempunyai sesuatu yang ingin kuserahkan shahabat untuk membantuku dalam soal
kepada tuan sebagai hadiah‖, lalu kutaruh keuangan.
makanan di hadapannya. Maka sabdanya
kepada shahabatnya: Demikianlah aku dimerdekakan oleh
Allah, dan hidup sebagai seorang Muslim
Makanlah dengan menyebut nama Allah. yang bebas merdeka, serta mengambil
bagian bersama Rasulullah dalam perang
Dan beliaupun turut makan bersama Khandaq dan peperangan lainnya.‘)
mereka. ―Demi Allah‖, kataku dalam hati,
―inilah tanda yang kedua, bahwa ia Dengan kalimat-kalimat yang jelas dan
bersedia menerima hadiah ―. manis, Salman menceriterakan kepada kita
usaha keras dan perjuangan besar serta
Aku kembali pulang dan tinggal di mulia untuk mencari hakikat keagamaan,
tempatku beberapa lama. Kemudian yang akhirnya dapat sampai kepada Allah
kupergi mencari Rasulullah saw. dan Ta‘ala dan membekas sebagai jalan hidup
kutemui beliau di Baqi‘, sedang yang harus ditempuhnya ….
mengiringkan jenazah dan dikelilingi oleh
shahabat-shahabatnya. la memakai dua Corak manusia ulung manakah orang ini?
lembar kain lebar, yang satu dipakainya Dan keunggulan besar manakah yang
untuk sarung dan yang satu lagi sebagai mendesak jiwanya yang agung dan
baju. melecut kemauannya yang keras untuk
mengatasi segala kesulitan dan
Kuucapkan salam kepadanya dan membuatnya mungkin barang yang
kutolehkan pandangan hendak melihatnya. kelihatan mustahil? Kehausan dan
Rupanya ia mengerti akan maksudku, kegandrungan terhadap kebenaran
maka disingkapkannya kain burdah dari manakah yang telah menyebabkan
lehernya hingga nampak pada pundaknya pemiliknya rela meninggalkan kampung
tanda yang kucari, yaitu cap kenabian halaman berikut harta benda dan segala
sebagai disebutkan oleh pendeta dulu. macam kesenangan, lalu pergi menempuh
daerah yang belum dikenal — dengan
Melihat itu aku meratap dan menciuminya segala halangan dan beban penderitaan —
sambil menangis. Lalu aku dipanggil pindah dari satu daerah ke daerah lain, dari
menghadap oleh Rasulullah. Aku duduk di satu negeri ke negeri lain, tak kenal letih
hadapannya, lalu kuceriterakan kisahku atau lelah, di samping tak lupa beribadah
kepadanya sebagai yang telah secara tekun . . .?
kuceriterakan tadi.
sementara pandangannya yang tajam selalu
mengawasi manusia, menyelidiki
kehidupan dan aliran mereka yang Rasulullah saw. sendiri sering memuji
berbeda, sedang tujuannya yang utama tak kecerdasan Salman serta ketinggian
pernah beranjak dari semula, yang tiada ilmunya, sebagaimana beliau memuji
lain hanya mencari kebenaran. Begitu,pon Agama dan budi pekertinya yang luhur. Di
pengurbanan mulia yang dibaktikannya waktu perang Khandaq, kaum Anshar
demi mencapai hidayah Allah, sampai ia sama berdiri dan berkata: ―Salman dari
diperjual belikan sebagai budak belian . . . golongan kami‖. Bangkitlah pula kaum
Dan akhirnya ia diberi Allah ganjaran Muhajirin, kata mereka: ―Tidak, ia dari
setimpal hingga dipertemukan dengan al- golongan kami!‖ Mereka pun dipanggil
Haq dan dipersuakan dengan Rasul-Nya, oleh Rasulullah saw., dan sabdanya:
lalu dikaruniai usia lanjut, hingga ia dapat
menyaksikan dengan kedua matanya Salman adalah golongan kami, ahlul Bait
bagaimana panji-panji Allah berkibaran di Dan memang selayaknyalah jika Salman
seluruh pelosok dunia, sementara ummat mendapat kehormatan seperti itu . . .!
Islam mengisi ruangan dan sudut-sudutnya Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah
dengan hidayah dan petunjuk Allah, menggelari Salman dengan ―Luqmanul
dengan kemakmuran dan keadilan … ! Hakim‖. Dan sewaktu ditanya mengenai
Salman, yang ketika itu telah wafat, maka
Bagaimana akhir kesudahan yang dapat jawabnya:
kita harapkan dari seorang tokoh yang ―Ia adalah seorang yang datang dari
tulus hati dan keras kemauannya demikian kami dan kembali kepada kami Ahlul Bait.
rupa? Sungguh, keislaman Salman adalah Siapa pula di antara kalian yang akan
keislamannya orangorang utama dan dapat menyamai Luqmanul Hakim.
taqwa. Dan dalam kecerdasan, kesahajaan Ia telah beroleh ilmu yang pertama begitu
dan kebebasan dari pengaruh dunia, maka pula ilmu yang terakhir.
keadaannya mirip sekali dengan Umar bin Dan telah dibacanya kitab yang pertama
Khatthab. dan juga kitab yang terakhir.
Tak ubahnya ia bagai lautan yang airnya
Ia pernah tinggal bersama Abu Darda di tak pernah kering‖.
sebuah rumah beberapa hari lamanya.
Sedang kebiasaan Abu Darda beribadah di Dalam kalbu para shahabat umumnya,
waktu malam dan shaum di waktu Siang. pribadi Salman telah mendapat kedudukan
Salman melarangnya keterlaluan dalam mulia dan derajat utama. Di masa peme-
beribadah seperti itu. rintahan Khalifah Umar r.a. ia datang
berkunjung ke Madinah. Maka Umar
Pada suatu hari Salman bermaksud hendak melakukan penyambutan yang setahu kita
mematahkan niat Abu -Darda untuk shaum belum penah dilakukannya kepada siapa
sunnat esok hari. Dia menyalahkannya: pun juga. Dikumpulkannya para shahabat
―Apakah engkau hendak melarangku dan mengajak mereka: ―Marilah kita pergi
shaum dan shalat karena Allah?‖ Maka menyambut Salman!‖ Lalu ia keluar
jawab Salman: ―Sesungguhnya kedua bersama mereka menuju pinggiran kota
matamu mempunyai hak atas dirimu, Madinah untuk menyambutnya …
demikian pula keluargamu mempunyai hak
atas dirimu. Di samping engkau shaum, Semenjak bertemu dengan Rasulullah dan
berbukalah; dan di samping melakukan iman kepadanya, Salman hidup sebagai
shalat, tidurlah!‖ seorang Muslim yang merdeka, sebagai
pejuang dan selalu berbakti. Ia pun
Peristiwa itu sampai ke telinga Rasulullah, mengalami kehidupan masa Khalifah Abu
maka sabdanya: Bakar; kemudian di masa Amirul
Mu‘minin Umar; lalu di masa Khalifah
Utsman, di waktu mana ia kembali ke satu dirham lagi untuk nafkah keluargaku,.
hadlirat Tuhannya. sedang satu dirham sisanya untuk
shadaqah. Seandainya Umar bin Khatthab
Di tahun-tahun kejayaan ummat Islam, melarangku berbuat demikian, sekali-kali
panji-panji Islam telah berkibar di seluruh tiadalah akan kuhentikan!‖
penjuru, harta benda yang tak sedikit
jumlahnya mengalir ke Madinah sebagai Lalu bagaimana wahai ummat Rasulullah?
pusat pemerintahan baik sebagai upeti Betapa wahai peri kemanusiaan, di mana
ataupun pajak untuk kemudian diatur pem- saja dan kapan saja? Ketika mendengar
bagiannya menurut ketentuan Islam, sebagian shahabat dan kehidupannya yang
hingga negara mampu memberikan gaji amat bersahaja, seperti Abu Bakar, Umar,
dan tunjangan tetap. Sebagai akibatnya Abu Dzar dan lain-lain; sebagian kita
banyaklah timbul menyangka bahwa itu disebabkan suasana
masalah lingkungan padang pasir, di mana. seorang
pertanggungjawaban secara hukum Arab hanya dapat menutupi keperluan
mengenai perimbangan dan cara dirinya secara bersahaja.
pembagian itu, hingga pekerjaan pun
bertumpuk dan jabatan tambah meningkat. Tetapi sekarang kita berhadapan dengan
seorang putera Persi, suatu negeri yang
Maka dalam gundukan harta negara yang terkenal dengan kemewahan dan ke-
berlimpah ruah itu, di manakah kita dapat senangan serta hidup boros, sedang ia
menemukan Salman? Di manakah kita bukan dari golongan miskin atau bawahan,
dapat menjumpainya di saat kekayaan dan tapi dari golongan berpunya dan kelas
kejayaan, kesenangan dan kemakmuran itu tinggi. Kenapa is sekarang menolak harta,
…? kekayaan dan kesenangan; bertahan
dengan kehidupan bersahaja, tiada lebih
Bukalah mata anda dengan baik! dari satu dirham tiap harinya, yang
diperoleh dari hasil jerih payahnya sendiri
Tampaklah oleh anda seorang tua …?
berwibawa duduk di sana di bawah
naungan pohon, sedang asyik Kenapa ditolaknya pangkat dan tak
memanfaatkan sisa waktunya di samping bersedia menerimanya? Katanya:
berbakti untuk negara, menganyam dan ―Seandainya kamu masih mampu makan
menjalin daun kurma untuk dijadikan tanah — asal tak membawahi dua orang
bakul atau keranjang. Nah, itulah dia manusia. —, maka lakukanlah!‖ Kenapa ia
Salman … ! menolak pangkat dan jabatan, kecuali jika
mengepalai sepasukan tentara yang pergi
Perhatikanlah lagi dengan cermat! menuju medan perang? Atau dalam
suasana tiada seorang pun yang mampu
Lihatlah kainnya yang pendek, karena memikul tanggung jawab kecuali dia,
amat pendeknya sampai terbuka kedua hingga terpaksa ia melakukannya dengan
lututnya. Padahal is seorang tua yang hati murung dan jiwa merintih? Lalu
berwibawa, mampu dan tidak kenapa ketika memegang jabatan yang
berkekurangan. Tunjangan yang mesti dipikulnya, ia tidak mau menerima
diperolehnya tidak sedikit, antara empat tunjangan yang diberikan padanya secara.
sampai enam ribu setahun. Tapi semua itu halal?
disumbangkannya habis, satu dirham pun
tak diambil untuk dirinya. Katanya: Diriwayatkan oleh Hisyam bin Hisan dari
―Untuk bahannya kubeli daun satu dirham, Hasan: ―Tunjangan Salman sebanyak lima
lalu kuperbuat dan kujual tiga dirham. ribu setahun, (gambaran kesederhanaan-
Yang satu dirham kuambil untuk modal,
nya) ketika ia berpidato di hadapan Rupanya inilah yang telah mengisi kalbu
tigapuluh ribu orang separuh baju luarnya Salman mengenai kekayaan dan kepuasan.
(aba‘ah) dijadikan alas duduknya dan Ia telah memenuhinya dengan zuhud
separoh lagi menutupi badannya. Jika terhadap dunia dan segala harta, pangkat
tunjangan keluar, maka dibagi- bagikannya dengan pengaruhnya; yaitu pesan
sampai habis, sedang untuk nafqahnya dari Rasulullah saw. kepadanya dan kepada
hasil usaha kedua tangannya‖. semua shahabatnya, agar mereka tidak
dikuasai oleh dunia dan tidak mengambil
Kenapa ia melakukan perbuatan seperti itu bagian daripadanya, kecuali sekedar bekal
dan amat zuhud kepada dunia, padahal ia seorang pengendara.
seorang putera Persi yang biasa tenggelam
dalam kesenangan dan dipengaruhi arus Salman telah memenuhi pesan itu sebaik-
kemajuan? Marilah kita dengar jawaban baiknya, namun air matanya masih jatuh
yang diberikannya ketika berada di atas berderai ketika ruhnya telah siap untuk
pembaringan menjelang ajalnya, sewaktu berangkat; khawatir kalau-kalau ia telah
ruhnya yang mulia telah bersiap-siap untuk melampaui batas yang ditetapkan. Tak
kembali menemui Tuhannya Yang Maha terdapat di ruangannya kecuali sebuah
linggi lagi Maha Pengasih. piring wadah makannya dan sebuah
baskom untuk tempat minum dan wudlu . .
Sa‘ad bin Abi Waqqash datang . , tetapi walau demikian ia menganggap
menjenguknya, lalu Salman menangis. dirinya telah berlaku boros . . . . Nah,
―Apa yang anda tangiskan, wahai bukankah telah kami ceritakan kepada
Abu Abdillah‖,‘) tanya Sa‘ad, anda bahwa ia mirip sekali dengan Umar?
―padahal Rasulullah saw. wafat dalam
keadaan ridla kepada anda?‖ ―Demi Pada hari-hari ia bertugas sebagai Amir
Allah, ujar Salman, atau kepala daerah di Madain, keadaannya
―daku menangis bukanlah karena tak sedikit pun berubah. sebagai telah kita
takut mati ataupun mengharap kemewahan ketahui, ia menolak untuk menerima gaji
dunia, hanya Rasulullah telah sebagai amir, satu dirham sekalipun. Ia
menyampaikan suatu pesan kepada kita, tetap mengambil nafkahnya dari hasil
sabdanya: menganyam daun kurma, sedang
pakaiannya tidak lebih dari sehelai baju
Hendaklah bagian masing-masingmu dari luar, dalam kesederhanaan dan
kekayaan dunia ini ni seperti bekal kesahajaannya tak berbeda dengan baju
seorang pengendara. usangnya.

padahal harta milikku begini banyaknya‖. Pada suatu hari, ketika sedang berjalan di
suatu jalan raya, ia didatangi seorang laki-
Kata Sa‘ad: ―Saya perhatikan, tak laki dari Syria yang membawa sepikul
buah tin dan kurma. Rupanya beban itu
ada amat berat, hingga melelahkannya. Demi
yang. tampak di sekelilingku kecuali satu dilihat olehnya seorang laki-laki yang
piring dan sebuah baskom. Lalu kataku tampak sebagai orang biasa dan dari
padanya: ―Wahai Abu Abdillah, berilah golongan tak berpunya, terpikirlah hendak
kami suatu pesan yang akan kami ingat menyuruh laki-laki itu membawa buah-
selalu darimu!‖ Maka ujarnya: buahan dengan diberi imbalan atas jerih
payahnya bila telah sampai ke tempat
―Wahai Sa‘ad! tujuan. Ia memberi isyarat supaya datang
kepadanya, dan Salman menurut dengan
Ingatlah Allah di kala dukamu, sedang kau patuh. ―Tolong bawakan barangku ini!‖,
derita. Dan pada putusanmu jika kamu
menghukumi. Dan pada saat tanganmu
melakukan pembagian‖.
kata orang dari Syria itu. Maka barang itu anda dirikan?‖ Kebetulan tukang bangunan
pun dipikullah oleh Salman, lalu berdua ini seorang ‗arif bijaksana, mengetahui ke-
mereka berjalan bersama-sama. sederhanaan Salman dan sifatnya yang tak
suka bermewah – mewah. Maka ujarnya:
Di tengah perjalanan mereka berpapasan ―Jangan anda khawatir! Rumah itu
dengan satu rombongan. Salman memberi merupakan bangunan yang dapat
salam kepada mereka, yang dijawabnya digunakan bernaung di waktu panas dan
sambil berhenti: ―Juga kepada amir, tempat berteduh di waktu, hujan. Andainya
kami ucapkan salam‖. ―Juga kepada anda berdiri, maka kepala anda akan
amir?‖ Amir mana yang mereka sampai pada langit-langitnya; dan jika
maksudkan?‖ tanya orang Syria itu dalam anda berbaring, maka kaki anda akan
hati. Keheranannya kian bertambah ketika terantuk pada dindingnya‖. ―Benar‖,
dilihatnya sebagian dari anggota ujar Salman, ―seperti itulah seharusnya
rombongan segera menuju beban yang rumah yang akan anda bangun!‖
dipikul oleh Salman dengan maksud
hendak menggantikannya, kata mereka: Tak satu pun barang berharga dalam
―Berikanlah kepada kami wahai amir!‖ kehidupan dunia ini yang digemari atau
diutamakan oleh Salman sedikit pun,
Sekarang mengertilah orang Syria itu kecuali suatu barang yang memang amat
bahwa kulinya tiada lain Salman al-Farisi, diharapkan dan dipentingkannya, bahkan
amir dari kota Madain. Orang itu pun telah dititipkan kepada isterinya untuk
menjadi gugup, kata-kata penyesalan dan disimpan di tempat yang tersembunyi dan
permintaan maaf bagai mengalir dari aman.
bibirnya. Ia mendekat hendak menarik
beban itu dari tangannya, tetapi Salman Ketika dalam sakit yang membawa
menolak, dan berkata sambil ajalnya, yaitu pada pagi hari kepergiannya,
menggelengkan kepala: ―Tidak, sebelum dipanggillah isterinya untuk mengambil
kuantarkan sampai ke rurnahmu! ― titipannya dahulu. Kiranya hanyalah seikat
kesturi yang diperolehnya waktu
Suatu ketika Salman pernah ditanyai pembebasan Jalula dahulu. Barang itu
orang: Apa sebabnya anda tidak menyukai sengaja disimpan untuk wangi-wangian di
jabatan sebagai amir? Jawabnya: hari wafatnya. Kemudian sang isteri
―Karena manis waktu memegangnya tapi disuruhnya mengambil secangkir air,
pahit waktu melepaskannya!‖ ditaburinya dengan kesturi yang dibasuh
dengan tangannya, lalu kata Salman
Pada ketika yang lain, seorang shahabat kepada isterinya: ―Percikkanlah air ini
memasuki rumah Salman, didapatinya ia ke sekelilingku . . . Sekarang telah hadir di
sedang duduk menggodok tepung, maka hadapanku makhluq Allah‘) yang tiada
tanya shahabat itu: Ke mana pelayan? dapat makan, hanyalah gemar wangi-
Ujarnya: ―Saya suruh untuk suatu wangian . . .!
keperluan, maka saya tak ingin la harus
melakukan dua pekerjaan sekaligus ‖ * Setelah selesai, ia berkata kepada isterinya:
―Tutupka‘nlah pintu dan turunlah!‖
Apa sebenarnya yang kita sebut Perintah itu pun diturut oleh isterinya. Dan
―rumah‖ itu? Baiklah kita ceritakan tak lama antaranya isterinya kembali
bagaimana keadaan rumah itu yang masuk, didapatinya ruh yang beroleh
sebenarnya. Ketika hendak mendirikan barkah telah meninggalkan dunia dan
bangunan yang berlebihan disebut berpisah dari jasadnya … Ia telah
sebagai ―rumah‖ itu, Salman bertanya mencapai alam tinggi, dibawa terbang oleh
kepada tukangnya: sayap kerinduan; rindu memenuhi
―Bagaimana corak rumah yang hendak
janjinya, untuk bertemu lagi dengan
Rasulullah Muhammad dan dengan kedua
shahabatnya Abu Bakar dan Umar, serta
tokoh-tokoh mulia lainnya dari golongan
syuhada dan orang-orang utama ….

Salman ….
Lamalah sudah terobati hati rindunya
Terasa puas, hapus haus hilang dahaga.
Semoga Ridla dan Rahmat Allah
menyertainya
ABU DZAR AL-GHIFARI kawan sebangsa!‖ ―‗Alaikas salam, wahai
shahabat‖, ujar Rasulullah.
TOKOH GERAKAN HIDUP
SEDERHANA Kata Abu Dzar: ―Bacakanlah kepadaku
hasil gubahan anda!‖ ―la bukan sya‘ir
Ia datang ke Mekah terhuyung-huyung hingga dapat digubah, tetapi adalah
letih tetapi matanya bersinar bahagia . . . Quran yang mulia!‖, ujar Rasulullah:
Memang, sulitnya perjalanan dan panasnya ―Bacakanlah kalau begitu!‖, kata Abu
udara padang pasir telah menyengat Dzar pula. Maka dibaca hanlah oleh
badannya dengan rasa sakit dan lelah, Rasulullah, sedang Abu Dzar
tetapi tujuan yang hendak dicapainya telah mendengarkan dengan penuh perhatian,
meringankan penderitaan dan meniupkan hingga tidak berselang lama Ia pun
semangat serta rasa gembira dalam berseru: ―Asyhadu alla ilaha illallah wa
jiwanya. asyhadu anna Muhammadan ‗abduhu wa
rasuluh
Ia memasuki kota dengan menyamar.
Seolah-olah ia seorang yang hendak ―Anda dari mana, saudara sebangsa?
melakukan thawaf keliling berhala-berhala ‖, tanya Rasulullah. ―Dari Ghifar‖,
besar di Ka‘bah; atau seolah-olah musafir ujarnya. Maka terbukalah senyum lebar di
yang tersesat dalam perjalanan; atau lebih kedua bibir Rasulullah, sementara
tepat orang yang telah menempuh jarak wajahnya diliputi rasa kagum dan ta‘jub.
amat jauh, yang memerlukan istirahat dan Abu Dzar tersenyum pula, karena ia
menambah perbekalan. mengetahui rasa terpendam di balik rasa
kagum Rasulullah. demi mendengar bahwa
Padahal seandainya orang-orang Mekah orang yang telah mengaku Islam di
mengetahui bahwa kedatangannya itu hadapannya secara terns terang itu,
untuk menemui Muhammad saw. dan seorang laki-laki dari Ghifar.
mendengar keterangannya, pastilah
mereka akan membunuhnya! Tetapi ia tak Ghifar adalah suatu kabilah atau suku yang
perduli akan dibunuh, asal saja setelah tak ada taranya dalam soal menempuh
melintasi padang pasir luas, ia dapat jarak. Mereka jadi tamsil perbandingan
menjumpai laki-laki yang dicarinya dan dalam melakukan perjalanan yang luar
menyatakan iman kepadanya. Kebenaran biasa. Malam yang Warn dan gelap gulita
dan da‘wah yang diberikan Muhammad tidak menjadi soal bagi mereka,,dan
saw. dapat memuaskan hatinya. celakalah orang yang kesasar atau jatuh ke
tangan kaum Ghifar di waktu malam!
Ia terus melangkah sambil memasang
telinga, dan setiap didengarnya orang sekarang, di kala Agama Islam yang baru
memperkatakan Muhammad saw., ia pun saja lahir. dan berjalan sembunyi-
mendekat dan menyimak dengan hati-hati; sembunyi, mungkinkah ada di antara
hingga dari cerita yang tersebar di sana- orang- orang Ghifar itu seorang yang
sini, diperolehnya petunjuk yang dapat sengaja datang untuk masuk Islam?
menunjukkan tempat persembunyian Berkatalah Abu Dzar dalam menceritakan
Muhammad saw., dan mempertemukannya sendiri kisah itu: ―Maka pandangan
dengan beliau. Rasulullah pun turun naik, tak putus ta‘jub
memikirkan tabi‘at orang-orang Ghifar,
Di suatu pagi hari, ia pergi ke tempat itu, lalu sabdanya:
didapatinya Muhammad saw. sedang
duduk seorang diri. Didekatinya Rasul- Sesungguhnya Allah memberi petunjuk
ullah, katanya: ―Selamat pagi, kepada siapa yang disukai-Nya …!
wahai
Benar, Allah menunjuki siapa yang la para pemujanya, disembah oleh orang-
kehendaki! Abu Dzar salah seorang yang orang yang menundukkan kepala dan
dikehendaki Allah beroleh petunjuk, orang merendahkan akal mereka, dan diseru
yang dipilih-Nya akan mendapat kebaikan. mereka dengan ucapan yang muluk: Inilah
kami, kami datang demi mengikuti
Dan memang, Abu Dzar ini seorang yang titahmu!
tajam pengamatannya tentang kebenaran.
Menurut riwayat, ia termasuk salah Memang, ia melihat Rasulullah memilih
seorang yang menentang pemujaan berhala cara bisik-bisik pada hari-hari tersebut,
di zaman jahiliyah, mempunyai tetapi tak dapat tidak harus ada suatu
kepercayaan akan Ketuhanan serta iman teriakan keras yang akan dikumandangkan
kepada Tuhan Yang Maha Besar lagi pemberontak ulung ini sebelum ia pergi.
Maha Pencipta. Baru Baja masuk Islam, ia telah
menghadapkan pertanyaan kepada
Demikianlah, baru saja ia mendengar Rasulullah:
bangkitnya seorang Nabi yang mencela
berhala serta pemuja-pemujanya dan ―Wahai Rasulullah, apa yang harus saya
menyeru kepada Allah Yang Maha Esa kerjakan menurut anda?‖ ―Kembalilah
lagi Perkasa, maka ia pun menyiapkan kepada kaummu sampai ada perintahku
bekal dan segera mengayunkan nanti!‖‗ ujar Rasulullah. ―Demi
langkahnya. Tuhan yang menguasai nyawaku‘ , kata
Abu Dzar pula, ―soya takkan kembali
Abu Dzar telah masuk Islam tanpa sebelum meneriakkan Islam dalam
ditunda-tunda lagi . Urutannya di kalangan masjid!‖
Muslimin adalah yang kelima atau ke-
enam. Jadi ia telah memeluk Agama itu Bukankah telah saya katakan kepada
pada hari-hari pertama, bahkan pads saat- kalian … ?
saat pertama Agama Islam, hingga
keislamannya termasuk dalam barisan Jiwa yang radikal dan revolusioner!
terdepan. Apakah Abu Dzar pada saat terbukanya
alam baru secara gamblang, yang jelas
Ketika ia masuk Islam, Rasulullah masih terlukis pada pribadi Rasulullah yang
menyampaikan da‘wahnya secara berbisik- diimaninya, serta da‘wah yang uraiannya
bisik. Dibisikkannya kepada Abu Dzar disampaikan dengan lisannya . .., apakah
begitu pun kepada lima orang lainnya yang pada saat seperti itu ia mampu kembali
telah iman kepadanya. Dan bagi Abu Dzar, kepada keluarganya dalam keadaan
tak ada yang dapat dilakukannya sekarang membisu seribu bahasa? Sungguh, hal itu
selain memendam keimanan itu dalam di luar kesanggupan dan kemampuannya!
dada, lalu meninggalkan kota Mekah
secara diam-diam dan kembali kepada Abu Dzar pergi menuju Masjidil Haram
kaumnya. dan menyerukan dengan sekeras-kerasnya
suaranya: ―Asyhadu alla ilaha illallah,
Tetapi Abu Dzar yang nama aslinya wa asyhadu anna Muhammadan
Jundub bin Janadah, seorang radikal dan rasulullah ―. Setahu kita, teriakan ini
revolusioner. Telah menjadi watak dan merupakan teriakan pertama tentang
tabi‘atnya menentang kebathilan di mana Agama Islam yang menentang
pun ia berada. Dan sekarang kebathilan itu kesombongan orang- orang Quraisy dan
berada di hadapannya serta disaksikannya memekakkan anak telinga mereka ….
dengan kedua matanya sendiri . . . . Batu- diserukan oleh seorang perantau asing,
batu yang ditembok, yang dibentuk oleh
yang di Mekah tidak mempunyai bangsa, Maklumlah sudah Rasulullah saw. akan
sanak keluarga maupun pembela. Dan watak dan tabi‘at murid barunya yang
sebagai akibatnya, ia mendapat perlakuan ulung ini serta keberaniannya yang me-
dari mereka yang sebetulnya telah nakjubkan dalam melawan kebathilan.
dimaklumi akan ditemuinya .. . Orang- Hanya sayang saatnya belum lagi tiba,
orang musyrik mengepung dan maka diulanginyalah perintah agar din
memukulnya hingga rubuh. pulang, sampai bila telah didengarnya
nanti Islam lahir secara terang- terangan, ia
Berita mengenai peristiwa yang dialami dapat kembali dan turut mengambil bagian
Abu Dzar itu akhirnya sampai juga kepada dalam percaturan dan aneka peristiwanya
paman Nabi, Abbas. la segera mendatangi . Abu Dzar kembali mendapatkan
tempat terjadinya peristiwa tersebut, tapi keluarga serta kaumnya dan menceritakan
dirasanya ia tak dapat melepaskan Abu kepada mereka tentang Nabi yang barn
Dzar dari cengkeraman mereka kecuali diutus Allah, yang menyeru agar mengabdi
dengan menggunakan diplomasi halus, kepada Allah Yang Maha Esa dan
maka katanya kepada mereka: membimbing mereka supaya berakhlaq
―Wahai kaum Quraisy! Anda semua mulia. seorang demi seorang kaumnya
adalah bangsa pedagang yang mau tak mau masuk Islam. Bahkan usahanya tidak
akan lewat di kampung Bani Ghifar. Dan terbatas pada kaumnya semata, tapi
orang ini salah seorang warganya, bila ia dilanjutkannya pada suku lain — yaitu
bertindak akan dapat menghasut kaumnya suku Aslam — di tengah-tengah mereka ia
untuk merampok kafilah – kafilahmu pancarkan cahaya Islam ….
nanti!‖ Mereka pun sama menyadari hal
itu, lalu pergi meninggalkannya. Hari-hari berlalu mengikuti peredaran
masa, Rasulullah telah hijrah ke Madinah
Tetapi Abu Dzar yang telah mengenyam dan menetap di sana bersama Kaum
manisnya penderitaan dalam membela Muslimin. Pada suatu hari, satu barisan
Agama Allah, tak hendak meninggalkan panjang yang terdiri atas para pengendara
Mekah sebelum berhasil memperoleh dan pejalan kaki menuju pinggiran kota,
tambahan dari darma baktinya. meninggalkan kepulan debu di belakang
mereka. Kalau bukanlah bunyi suara takbir
Demikianlah pada hari berikutnya, tampak mereka yang gemuruh, tentulah.yang
olehnya dua orang wanita sedang thawaf melihat akan menyangka mereka itu suatu
keliling berhala-berhala Usaf dan Na-ilah pasukan tentara musyrik yang hendak
sambil memohon padanya. Abu Dzar menyerang kota.
segera berdiri menghadangnya, lalu di
hadapan mereka berhala-berhala itu dihina Rombongan besar itu semakin dekat . . .
sejadi-jadinya. lalu masuk ke dalam. kota … dan
menujukan langkah mereka ke masjid
Kedua wanita itu memekik berteriak, Rasulullah dan tempat kediamannya.
hingga orang-orang gempar dan
berdatangan laksana belalang, lalu Ternyata rombongan itu tiada lain dari
menghujani Abu Dzar dengan pukulan kabilah-kabilah Ghifar dan Aslam yang
hingga tak sadarkan diri. Ketika ia siuman, dikerahkan semuanya oleh Abu Dzar dan
maka yang diserunya tiada lain hanyalah tanpa kecuali telah masuk Islam; laki-laki,
―bahwa tiada Tuhan yang haq diibadahi perempuan, orang tua, remaja dan anak-
melainkan Allah, dan bahwa Muhammad anak.
itu utusan Allah‖.
Sudah selayaknyalah Rasulullah semakin
ta‘jub dan kagum! Belum lama berselang,
ia ta‘jub ada seorang laki-laki dari Ghifar ucapannya dari Abu Dzar
yang menyatakan keislaman di Lebih benarkah ucapannya dari Abu Dzar.
hadapannya. Sabdanya menunjukkan Sungguh, Rasulullah saw. bagai telah
keta‘juban itu: membaca hari depan shahabatnya itu, dan
menyimpulkan kesemuanya pada kalimat,
Sungguh, Allah memberi hidayah kepada tersebut. Kebenaran yang disertai
siapa yang dikehendaki-Nya. keberanian, itulah prinsip hidup Abu Dzar
secara keseluruhan!
Maka sekarang yang datang itu adalah
seluruh warga Ghifar yang menyatakan Benar bathinnya, benar pula lahirnya.
keislaman mereka. Setelah beberapa tahun Benar ‗aqidahnya, benar pula ucapannya.
lamanya mereka menganut Agama itu,
semenjak mereka diberi hidayah Allah di Ia akan menjalani hidupnya secara benar,
tangan Abu Dzar. Dan ikut pula bersama tidak akan melakukan kekeliruan. Dan
mereka suku Aslam. Raksasa garong dan kebenarannya itu bukanlah keutamaan
komplotan syetan telah beralih rupa yang bisu, karena bagi Abu Dzar,
menjadi raksasa kebajikan dan pendukung kebenaran yang bisu bukanlah kebenaran!
kebenaran! Nah, tidakkah sesungguhnya Yang dikatakan benar ialah menyatakan
Allah memberi petunjuk kepada siapa secara terbuka dan terus terang, yakni
yang dikehendaki-Nya? menyatakan yang haq dan menentang yang
bathil, menyokong yang betul dan
Rasulullah melayangkan pandangannya meniadakan yang salah.
kepada wajah-wajah yang berseri-seri, Benar itu kecintaan penuh terhadap yang
pandangan yang diliputi rasa haru dan haq, mengemukakannya secara berani dan
cinta kasih. Sambil menoleh kepada suku melaksanakannya secara terpuji.
Ghifar, ia bersabda:
Suku Ghifar telah di-ghafar — diampuni Dengan penglihatannya yang tajam, bagai
— oleh Allah. menembus ke alam ghaib yang jauh tidak
Kemudian sambil menghadap kepada suku terjangkau atau samudera yang tidak
Aslam, sabdanya pula : terselami, Rasulullah saw. menampakkan
Suku Aslam telah disalam — diterima segala kesusahan yang akan dialami oleh
dengan damai oleh Allah. Abu Dzar sebagai akibat dari kebenaran
dan ketegasannya. Maka selalu dipesankan
Dan mengenai Abu Dzar, muballigh ulung kepadanya agar melatih diri dengan
yang berjiwa,bebas dan bercita-cita mulia keshabaran dan tidak terburu nafsu.
itu, tidakkah Rasulullah akan
menyampaikan ucapan istimewa Pads suatu hari Rasulullah mengemukakan
kepadanya? Tidak pelak lagi, pastilah kepadanya pertanyaan berikut ini:
ganjarannya tidak terhingga, serta – ―Wahai Abu Dzar, bagaimana
ucapan kepadanya dipenuhi berkah! Dan pendapatmu bila menjumpai para
tentulah pada dadanya akan tersemat pembesar yang mengambil barang upeti
bintang tertinggi, begitu pun riwayat untuk diri mereka pribadi?‖ Jawab Abu
hidupnya akan penuh dengan medali. Dzar: ―Demi yang telah mengutus anda
Turunan demi turunan serta generasi demi dengan kebenaran, akan saya tebas
generasi akan berlalu pergi, tetapi manusia mereka dengan pedangku!‖ Sabda
akan selalu mengulang-ulang apa yang Rasulullah pula: ―Maukah kamu aku beri
disabdakan oleh Rasulullah saw. mengenai jalan yang lebih baik dari itu . . . ? Ialah
Abu Dzar ini: bershabar sampai kamu menemuiku ―.
Takkan pernah lagi dijumpai di bawah Tahukah anda kenapa Rasulullah
langit ini, orang yang lebih benar mengajukan pertanyaan seperti itu? Itulah
persoalan pembesar dan harta … ! yang hampir saja tidak terpikul oleh
Nah itulah persoalan pokok bagi Abu Dzar kernampuan manusia.
dan untuk itu ia harus membaktikan
hidupnya, suatu kemusykilan menyangkut Tiada seorang pun di antara pejabatnya,
masyarakat ummat dan masa depan yang baik di Irak, di Syria, Shan‘a, atau di
harus dipecahkannya! negeri yang jauh letaknya sekalipun, yang
memakan panganan mahal yang tidak
Hal itu telah dimaklumi oleh Rasulullah, terjangkau oleh rakyat biasa, kecuali
dan itulah sebabnya kepada beliau selang beberapa hari berita itu akan sampai
mengajukan pertanyaan seperti demikian, kepada Umar dan perintah keras pun akan
yaitu untuk membekalinya dengan nasihat memanggil pejabat yang bersangkutan
yang amat berharga: ―Bershabarlah sampai menghadap Khalifah di Madinah untuk
kamu menemuiku‖. menjalani Pemeriksaan ketat.

Maka Abu Dzar akan selalu ingat kepada Akan tenanglah Abu Dzar kalau demikian
wasiat guru dan Rasul ini. Ia tiadalah akan … tenteram dan damai, selama al-Faruqul
menggunakan ketajaman pedang terhadap )
‗adhim‘ masih menjabat Amirul Mu‘-
para pembesar yang mengaut kekayaan minin . . . . Dan selama Abu Dzar dalam
dari harta rakyat sebagai ancamannya dulu kehidupannya tidak diganggu oleh
. . . , tetapi juga ia tidak akan bungkam kepincangan-kepincangan seperti
atau berdiam diri walau agak sesaat pun penumpukan harta dan penyalahgunaan
terhadap mereka! kekuasaan, maka dengan pengawasan
Umar ibnul Khatthab yang ketat terhadap
Memang, seandainya Rasulullah saw. fihak penguasa dan pembagian yang
melarangnya menggunakan senjata untuk merata terhadap harta, berarti telah
menebas leher mereka, tetapi beliau tidak memberikan kepuasan dan kelegaan
melarangnya menggunakan lidah yang kepada dirinya …. Dan dengan demikian
tajam demi membela kebenaran. Dan dapatlah ia memusatkan perhatiannya
wasiat itu akan dilaksanakannya … ! dalam beribadat kepada Allah penciptanya
dan berjihad di jalan-Nya, tanpa sedikit
Masa Rasulullah berlalulah sudah, disusul pun hendak berdiam diri jika melihat
kemudian oleh masa. Abu Bakar, kesalahan-kesalahan di sana-sini, yang
kemudian masa Umar. Dalam kedua ketika itu memang jarang terjadi ….
Khilafah ini masih dapat dijinakkan
sebaik-baiknya godaan hidup dan unsur- Akan tetapi setelah khalifah besar yang
unsur fitnah pemecah belah, hingga nafsu teramat adil dan paling mengagumkan di
angkara yang haus dahaga tidak beroleh antara tokoh kemanusiaan telah pergi,
angin atau mendapatkan jalan. terasa adanya kehampaan dalam
kepemimpinan. Bahkan hal tersebut
Ketika itu tidak terdapat penyelewengan- menimbulkan kemunduran yang tak dapat
penyelewengan yang akan mengakibatkan dikuasai dan dibatasi oleh tenaga manusia.
Abu Dzar bangkit menentang dengan Sementara itu meluasnya ajaran al-Islam
suaranya yang lantang dan kecamannya ke berbagai pelosok dunia menumbuhkan
yang pedas. Telah lama berlaku dalam kemakmuran hidup. Orang yang tidak
pemerintahan Amirul Mu‘minin Umar dapat menahan godaan dunia banyak yang
keharusan hidup sederhana dan menjauhi terjerumus ke dalam kemewahan yang
kemewahan serta menegakkan keadilan melebihi batas.
bagi setiap pejabat dan pembesar Islam.
Begitu pun para hartawan di mana mereka Abu Dzar melihat bahaya ini ….
berada, telah melaksanakan disiplin ketat
Panji-panji kepentingan pribadi hampir ke dalam sarungnyanya, karena tiada
saja menyeret dan mendepak orang-orang sepantasnya ia akan mengacungkannya ke
yang tugasnya sehari-hari menegakkan wajah seorang Muslim.
panji-panji Allah. Dan dunia, dengan daya Dan tidak ada haq bagi seorang Mu‘min
tarik serta tipu muslihatnya yang untuk membunuh Mu min lainnya kecuali
mempesona, hampir pula memperdayakan karena keliru (tidak sengaja).
orang-orang yang mengemban risalah (Q.S. 4 an-Nisa:92).
untuk mempergunakannya sebagai wadah
untuk menyemai dan menanamkan Bukankah dulu Rasulullah telah
kebajikan! menyatakan di hadapan para shahabatnya
bahwa di bawah langit ini takkan pernah
Dan harta yang dijadikan Allah sebagai lagi muncul orang yang lebih benar
pelayan yang harus tunduk kepada ucapannya dari Abu Dzar? Orang yang
manusia, cenderung berubah rupa, menjadi memiliki kemampuan seperti ini, berupa
tuan yang mengendalikan manusia. kata-kata tepat dan jitu, tidak memerlukan
Dan kepada siapa . . .? lagi senjata lainnya. Satu kalimat yang
Tiada lain kepada shahabat-shahabat diucapkannya, akan lebih tajam dan
Muhammad saw., yang di waktu wafatnya banyak hasilnya daripada pedang walau
baju besinya sedang tergadai, sementara sepenuh bumi.
gundukan upeti dan harta rampasan perang
bertumpuk di bawah telapak kakinya! Maka dengan senjata kebenarannya ia
akan pergi mendapatkan para pembesar,
Hasil kekayaan bumi yang sengaja kaum hartawan; pendeknya kepada dunia
diperuntukkan Allah bagi semua ummat manusia yang cenderung menumpuk
manusia, dengan menjadikan mereka kekayaan yang membahayakan Agama,
mempunyai hak yang sama, hampir yakni Agama yang sengaja datang untuk
berubah menjadi suatu keistimewaan dan memberikan bimbingan dan bukan untuk
hak monopoli bagi mereka yang terbenam memungut upeti, sebab kenabian bukan
dalam kemewahan. suatu kerajaan, menjadi rahmat karunia
bukan adzab sengsara, mengajarkan
Dan jabatan, yang merupakan amanat kerendahan hati bukan kesombongan diri,
untuk dipertanggungjawabkan kelak di persamaan bukan pengkastaan, kesahajaan
hadapan pengadilan Ilahi, beralih menjadi bukan keserakahan, kesederhanaan bukan
alat untuk merebut kekuasaan, kekayaan keborosan, kedamaian dan kebijaksanaan
dan kemewahan yang menghancur dalam menghadapi hidup bukan terpedaya
binasakan. dan mati-matian dalam mengejarnya …!

Abu Dzar melihat semua ini. Ia tidak Baiklah ia pergi mendapatkan mereka
memikirkan apakah itu menjadi kewajiban semua, dan biarlah Allah menjadi Hakim
dan tanggung jawabnya. Hanya ia di antaranya dengan mereka, dan Dialah
langsung menghunus pedang, sebaik-baik hakim!
meletakkannya ke udara dan
membedahnya. Kemudian ia bangkit Maka. pergilah Abu Dzar menemui pusat-
berdiri dan menantang masyarakat yang pusat kekuasaan dan gudang harta, dan
telah menyimpang dari ajaran Islam dengan lisannya yang tajam dan benar me-
dengan pedangnya yang tak pernah tumpul rubah sikap mental mereka satu persatu.
itu. Tetapi secepatnya bergemalah dalam Dalam beberapa hari saja tak ubahnya ia
kalbunya bunyi wasiat yang telah telah menjadi panji-panji yang di
disampaikan Rasulullah kepadanya dulu. bawahnya bernaung rakyat banyak dan
Maka dimasukkannya kembali pedang itu. golongan pekerja, bahkan sampai di negeri
yang jauh yang penduduknya selama itu Abu Dzar menujukan sasarannya yang
belum pernah melihatnya. pertama terhadap poros utama kekuasaan
dan gudang raksasa kekayaan, yaitu Syria,
Nama Abu Dzar bagaikan terbang ke sana tempat bercokolnya Mu‘awiyah bin Abi
dan tak satu daerah pun yang dilaluinya — Sufyan yang memerintah wilayah Islam
bahkan walau baru namanya yang sampai paling subur, paling banyak hasil bumi dan
ke sana — menimbulkan rasa takut dan paling kaya dengan barang upetinya.
ngeri hati fihak penguasa dan golongan Mu‘awiyah telah memberikan dan
berharta yang berlaku curang. membagi-bagikan harta tanpa perhitungan,
dengan tujuan untuk mengambil hati
Seandainya penggerak hidup sederhana ini orang-orang terpandang dan berpengaruh,
hendak mengambil suatu panji bagi diri dan demi terjaminnya masa depan yang
pribadi dan gerakannya, maka lambang masih dirindukannya, didambakan oleh
yang akan terpampang pada panji-panji itu keinginannya yang luas tidak terbatas ….
tiada lain dari sebuah seterika dengan
baranya yang merah menyala. Sedang Di sana tanah-tanah luas, gedung-gedung
yang akan menjadi semboyan dan lagi tinggi dan harta berlimpah telah menggoda
yang selalu diulang-ulangnya setiap waktu sisa-sisa yang tinggal dari pemikul da‘wah,
dan tempat, dan diulang-ulang Pula oleh maka Abu Dzar harus cepat mengatasinya,
para. pengikutnya seolah-olah suatu lagu sebelum hal itu berlarut-larut, sebelum
perjuangan, ialah kalimat kalimat ini: pertolongan datang terlambat hingga nasi
telah menjadi bubur.
―Beritakanlah kepada Para penumpuk
harta,yang menumpuk emas dan Perak, Pemimpin gerakan hidup sederhana ini
mereka akan diseterika dengan seterika pun berkemas-kemas, dan secepat kilat
api neraka, menyeterika kening dan berangkat ke Syria. Dan demi berita itu di-
pinggang mereka di hari qiamat dengar oleh rakyat jelata, mereka pun
menyambut kedatangannya dengan
Setiap ia mendaki bukit, menuruni lembah semangat menyala penuh kerinduan, dan
memasuki kota; dan setiap ia berhadapan mengikuti ke mana perginya.
dengan seorang pembesar, selalu kalimat
itu yang menjadi buah mulutnya. Begitu ―Bicaralah, wahai Abu Dzar!‖ kata
pun setiap orang melihatnya datang mereka: ―bicaralah, wahai shahabat
berkunjung, mereka akan menyambutnya Rasulullah!‖ Abu Dzar melepaskan
dengan ucapan: ―Beritakan kepada para pandang menyelidik ke arah orang-orang
penumpuk harta . . .!‖ yang berkerumun. Dilihatnya kebanyakan
mereka adalah orang-orang miskin yang
Kalimat ini benar-benar telah menjadi dalam kebutuhan. Lalu dilayangkan
panji-panji suatu missi yang menjadi tekad pandangnya ke arah tempat-tempat
serta pendorong dalam membaktikan ketinggian yang tidak jauh letaknya dari
hidupnya, demi dilihatnya harta itu telah sana, maka tampaklah olehnya gedung-
ditumpuk dan dimonopoli, serta jabatan gedung dan mahligai tinggi. Berserulah ia
disalahgunakan untuk memupuk kekuatan kepada orang-orang yang berhimpun
dan mengaut keuntungan; serta sekelilingnya itu:
disaksikannya bahwa cinta dunia telah
merajalela dan hampir saja melumuri hasil ―Saya heran melihat orang yang
yang telah dicapai di tahun-tahun tidak punya makanan di rumahnya, kenapa
kerasulan, berupa keutamaan dan ia tidak mendatangi orang-orang itu
keshalihan, kesungguhan dan keikhlasan. dengan menghunus pedangnya!‖
Tetapi segera pula teringat olehnya wasiat orang yang paling jitu ucapannya sebagai
Rasulullah yang menyuruhnya memilih telah dilukiskan oleh Nabi sebagai
cara evolusi daripada cara revolusi, gurunya.
menggunakan kata-kata tandas daripada
senjata pedang. Maka ditinggalkannyalah Dengan tidak merasa gentar dan tanpa
bahasa perang dan kembali menggunakan tedeng aling-aling ditanyainya Mu‘awiyah
Bahasa logika dan kata-kata jitu. tentang kekayaannya sebelum menjadi
Diajarkannyalah kepada orangorang itu wali negeri dan kekayaannya sekarang ….
bahwa mereka sama tak ubah bagai gigi- Mengenai rumah yang dihuninya di Mekah
gigi sisir . bahwa.semua mereka berserikat dulu, dan mahligai-mahligainya, yang ter-
dalam rizqi bahwa tak ada kelebihan dapat di Syria dewasa ini . . . .
seseorang dari lainnya kecuali dengan
taqwa dan bahwa pemimpin serta Kemudian dihadapkannya pertanyaan
pembesar dari suatu golongan, haruslah kepada para shahabat yang duduk di
yang pertama kali menderita kelaparan sekelilingnya, yaitu yang ikut bersama
sebelum anak buahnya, sebaliknya yang Mu‘awiyah ke Syria dan telah memiliki
paling belakang menikmati kekenyangan gedung-gedung serta, tanah-tanah
setelah mereka … ! pertanian yang luas pula. Lalu ia berseru
kepada semua yang hadir: ―Apakah
Dengan ucapan serta keberaniannya. Abu tuan- tuan yang sewaktu Qur‘an
Dzar telah memutuskan untuk membentuk diturunkan kepada Rasulullah, ia berada di
suatu pendapat umum di setiap negeri lingkungan tuan-tuan‖. Jawaban
Islam; hingga dengan kebenaran, kekuatan pertanyaan itu diberikannya sendiri,
dan ketangguhannya menjadi kekangan katanya: ―Benar, kepada tuan-tuanlah al-
terhadap para pembesar dan kaum Quran diturunkan, dan tuan-tuanlah yang
hartawan, dan dapat mencegah munculnya telah mengalami sendiri berbagai
suatu golongan yang menyalahgunakan peperangan!‖
kekuasaan atau menumpuk harta
kekayaan. Kemudian diulangi pertanyaannya:
―Tidakkah tuan-tuan jumpai dalam al-
Dalam beberapa hari saja daerah Syria Quran ayat ini‖:
seakan berubah menjadi sel-sel lebah yang
tiba-tiba menemukan ratu yang mereka Dan orang-orang yang menyimpan emas
ta‘ati. Dan seandainya Abu Dzar dan perak dan tidak menafqahkannya di
memberikan isyarat untuk berontak, jalan Allah, bahwa mereka akan menerima
pastilah api pemberontakan akan berkobar. siksa yang pedih. Yaitu ketika emas dan
Tetapi sebagai telah kita katakan tadi, perak dipanaskan dalam api neraka, lalu
niatnya hanya, terbatas untuk membentuk diseterikakan ke kening, ke pinggang dan
suatu pendapat umum yang harus ke punggung mereka — sambil dikatakan
dihormati, dan agar ucapan-ucapannya —. Nah, inilah dia yang kalian simpan
menjadi busa bibir di tempat-tempat untuk diri kalian itu, maka rasailah
pertemuan, di masjid dan di jalan-jalan. akibatnya!‖
(Q.S. 9 at-Taubah: 24 — 35).
Bahaya terhadap perbedaan-perbedaan
yang timbul itu mencapai puncaknya, Mu‘awiyah memotong jalan
ketika ia mengadakan dialog dengan pembicaraannya, katanya: ―Ayat
Mu‘awiyah di hadapan umum, di mana ini diturunkan kepada Ahlul Kitab!‖,
yang hadir menyampaikan kepada yang ―tidak!‖, seru Abu Dzar; ―bahkan ia
tidak hadir dan beritanya, bagaikan terbang diturunkan kepada kita dan kepada
dibawa angin. Abu Dzar tampil sebagai mereka!‖
Abu Dzar melanjutkan ucapannya, yaitu dengan menyuruh Abu Dzar tinggal
menasehati Mu‘awiyah dan para anak- di dekatnya di Madinah.
buahnya agar melepaskan gedung, tanah
serta harta kekayaan itu; dan tidak Keputusan itu disampaikan dan ditawarkan
menyimpan untuk diri masing-masing oleh khalifah secara lunak lembut dan
kecuali sekedar keperluan sehari-hari. bijaksana, katanya: ―Tinggallah di sini
di sampingku! Disediakan bagimu unta
Berita tentang Abu Dzar dan soal jawab ini yang gemuk, yang akan mengantarkan
tersebar dari mulut ke mulut, dari orang susu pagi dan sore!‖ ―Aku tak perlu akan
banyak ke orang banyak. Semboyannya dunia tuan- tuan!‖, ujar Abu Dzar.
semakin nyaring terdengar di rumah-
rumah dan di jalan-jalan: ―Sampaikan Benar, ia tidak memerlukan dunia manusia
kepada para penumpuk harta akan karena ia termasuk golongan orang suci
seterikaseterika api neraka!‖ yang mencari kekayaan ruhani dan
menjalani kehidupan untuk memberi dan
Mu‘awiyah sadar akan adanya bahaya, ia bukan untuk menerima! Dimintanyalah
cemas akan akibat ucapan tokoh ulung ini. kepada khalifah Utsman r.a. agar ia diberi
Tetapi ia pun mengerti akan pengaruh dan idzin tinggal di Rabadzah, maka
kedudukannya, hingga tidak akan diperkenankannya.
melakukan hal-hal yang menyakitkannya.
Hanya dengan segera ditulisnya surat Dalam hangat-hangatnya gerakan revolusi
kepada Khalifah Utsman r.a. menyatakan: itu Abu Dzar tetap memelihara amanat
―Abu Dzar telah merusak orang-orang Allah dan Rasul-Nya, dan meresapkan
di sampai ke tulang sum-sumnya nasihat
Syria!‖ yang diberikan oleh Nabi saw. agar tidak
menggunakan senjata. Dan seolah-olah
Sebagai jawabannya Utsman mengirim Rasulullah telah melihat semua yang
surat meminta Abu Dzar datang ke ghaib; terutama mengenai Abu Dzar dan
Madinah. Kembali Abu Dzar berkemas- masa depannya, maka disampaikannyalah
kemas menyingsingkan kaki celananya, nasihat amat berharga itu.
lalu berangkat ke Madinah. Dan pada hari
keberangkatannya itu, Syria menyaksikan Oleh sebab itu Abu Dzar tak hendak
saat-saat perpisahan dan ucapan selamat menyembunyikan rasa terkejutnya
jalan dari khalayak ramai, suatu peristiwa mendengar sebagian orang yang gemar
yang luar biasa yang belum pernah menyalakan fitnah, telah menggunakan
disaksikannya selama ini … ! ucapan dan da‘wahnya untuk memenuhi
―Aku tidak memerlukan dunia tuan-tuan . . keinginan dan siasat licik mereka. Pada
‖ suatu hari sewaktu ia sedang berada di
Demikianlah jawaban yang diberikan oleh Rabadzah, datanglah perutusan dari Kufah
Abu Dzar kepada Utsman setelah ia tiba di memintanya untuk mengibarkan bendera
Madinah, yakni setelah berlangsung pemberontakan terhadap khalifah. Maka
diskusi yang lama antara mereka. Dari disemburnya mereka dengan kata-kata
pembicaraan dengan shahabatnya itu, dan tegas sebagai berikut:
berita-berita yang berdatangan kepadanya
dari seluruh pelosok yang menyatakan ―Demi Allah, seandainya Utsman
dukungan sebagian besar rakyat terhadap hendak menyalibku di tiang kayu yang
pendapat Abu Dzar, Utsman menyadari tertinggi atau di atas bukit sekalipun,
sepenuhnya bahaya gerakan ini dan tentulah saya dengar titahnya dan saya
kekuatannya. Dari itu ia mengambil taati, saya ber- shabar dan sadarkan diri,
keputusan akan membatasi langkahnya, dan saya merasa
bahwa demikian adalah yang sebaik- ummat dan masyarakat, hingga bila
baiknya bagiku . . .! ― keduanya telah beres, maka nasib manusia
pun akan menghadapi bahaya benar.
―Dan seandainya ia menyuruhku berkelana
dari ujung ke ujung dunia, tentulah akan Abu Dzar berkeinginan agar tak seorang
saya dengar dan taati, saya bershabar dan pun di antara shahabat Rasul menjadi
sadarkan diri, dan saya merasa bahwa pejabat atau pengumpul harta, tetapi
demikian adalah yang sebaik-baiknya hendaklah mereka tetap menjadi pelopor
bagiku . . .!‖ kepada hidayah Allah dan pengabdi bagi-
Nya. Ia telah mengenali benar tipu daya
―Begitu pun jika ia meyuruhku pulang dunia dan harta ini, dan menyadari pula
ke rumahku, tentulah akan saya dengar dan bahwa Abu Bakar dan Umar tak mungkin
taati, saya bershabar dan sadarkan diri, dan bangkit kembali. Telah pula didengarnya
saya merasa bahwa -demikian adalah yang Nabi saw. memperingatkan shahabat-
sebaik-baiknya bagiku … !‖ shahabatnya akan daya tarik dari jabatan
ini dan dinasihatkannya:
Itulah dia seorang pahlawan yang tidak
menginginkan sesuatu tujuan duniawi; dan Ini merupakan amanat, dan di hari qiamat
karena itu Allah melimpahinya menyebabkan kehinaan dan penyesalan .
―pandangan tembus‖ hingga sekali lagi .
ia melihat bahaya dan bencana yang . , kecuali orang yang mengambilnya
tersembunyi di balik pemberontakan secara benar, dan menunaikan kewajiban
bersenjata maka dijauhinya. yang dipikulkan kepadanya . . . ―
Sebagaimana ia telah melihat apa Demikian ketatnya Abu Dzar mengenal
akibatnya bila ia membisu dan tidak buka hal ini, sampai – sampai ia menjauhi
suara yang tidak lain dari bahaya dan saudara dan handai taulannya, jika tak
bencana, maka dihindarinya pula. Lalu boleh dikatakan memutuskan hubungan
ditariklah suaranya bukan pedangnya, dengan mereka, disebabkan mereka telah
menyerukan ucapan benar dan kata-kata menjadi pejabat yang dengan sendirinya
tegas, tanpa suatu keinginan pun yang memiliki harta dan berkecukupan.
mendorong atau akibat yang akan meng-
halanginya. Pada suatu hari ia ditemui oleh Abu Musa
al-Asy‘ari, dan demi dilihatnya Abu Dzar,
Abu Dzar telah mencurahkan segala maka dibentangkan kedua tangannya
tenaganya untuk melakukan perlawanan sambil berseru kegirangan dengan
secara damai dan menjauhkan diri dari pertemuan itu. ―selamat wahai Abu Dzar
segala godaan kehidupan dunia. Ia akan ..
menghabiskan sisa umurnya untuk . selamat wahai saudaraku!‖; tetapi Abu
melakukan penyelidikan yang lebih dalam Dzar menolak, katanya: ―Aku
tentang harta dan kekuasaan, karena bukan saudaramu lagi! Kita bersaudara
keduanya mempunyai daya tarik dan dulu sebelum kamu menjadi pejabat dan
pangkal fitnah yang dikhawatirkan Abu gubernur!‖
Dzar terhadap kawan-kawannya yang telah
memikul panji-panji Islam bersama Demikian pula ketika pada suatu hari ia
Rasulullah saw. dan yang harus tetap ditemui oleh Abu Hurairah yang
memikulnya untuk seterusnya. memeluknya sambil mengueapkan
selamat, Abu Dzar menolakkan dengan
Di samping itu kekuasaan dan harta Langan, katanya:
merupakan urat nadi kehidupan bagi ―Menyingkirlah daripadaku, bukankah
kamu telah menjadi seorang pejabat;
hingga terus-menerus mendirikan
gedung, memelihara ternak
dan mengusahakan pertanian!‖ Abu Kali yang lain, seorang kawan melihatnya
Hurairah menyanggah dengan gigih dan memakai jubah usang, maka katanya:
menolak semua desas-desus itu. ―Bukankah anda masih punya baju
yang lain? Beberapa hari yang lewat saya
Yah, mungkin Abu Dzar bersikap lihat anda punya dua helai baju baru!‖
keterlaluan dalam pandangannya terhadap
harta dan kekuasaan. Tetapi ia mempunyai Jawab Abu Dzar: ―Wahai putera
logika yang harus dikukuhkan dengan saudaraku! Kedua baju itu telah kuberikan
kebenaran dan keimanan- nya. Maka Abu kepada orang yang lebih membutuhkannya
Dzar berdiri dengan cita-cita dan karyanya, daripadaku!‖ Kata kawan itu pula:
dengan fikiran dan perbuatannya, ―Demi Allah! Anda juga
mengikuti pola yang telah dicontohkan membutuhkannya!‖ Menjawablah Abu
bagi mereka oleh Rasulullah dan kedua Dzar: ―Ampunilah ya Allah . . .! Kamu
shahabatnya Abu Bakar dan Umar terlalu membesarkan dunia! Tidakkah
kamu lihat burdah yang saya pakai ini?
Dan seandainya sebagian orang melihat, Dan saya punya satu lagi untuk shalat
bahwa ukuran itu terlalu ideal yang tak Jum‘at. saya punya seekor kambing untuk
mungkin dapat dicapai, tetapi Abu Dzar diperah susunya, dan - seekor keledai
menyaksikannya sebagai contoh nyata; untuk ditunggangi! Ni‘mat apa lagi yang
yang telah menggariskan jalan hidup dan lebih besar dari yang kita miliki ini …T‘
usaha, terutama bagi pribadi yang hidup di
masa Rasulullah; yakni yang melakukan Pada suatu‘hari ia duduk menyampaikan
shalat di belakangnya, berjihad sebuah Hadits, katanya:
bersamanya dan telah mengambil bai‘at ―Aku diberi wasiat oleh junjunganku
akan patuh dan mentaatinya. dengan tujuh perkara: Disuruhnya aku
agar menyantuni orang-orang miskin dan
Lagi pula, sebagaimana telah kita mendekatkan diri kepada mereka.
kemukakan, dengan penglihatannya yang Disuruhnya aku melihat kepada orang
tajam ia melihat bahwa harta dan yang di bawahku dan bukan kepada orang
kekuasaan itu mempunyai pengaruh yang di atasku . . . . Disuruhnya aku agar
menentukan terhadap nasib manusia. Oleh tidak meminta sesuatu kepada orang lain
sebab itu, setiap kebobrokan yang …. Disuruhnya aku agar menghubungkan
menimpa amanat tentang keadilan dan tali shilaturahmi …. Disuruhnya aku
kekuasaan dalam soal harta, akan mengatakan yang haq walaupun pahit . . .
menimbulkan bahaya hebat yang harus . Disuruhnya aku agar dalam menjalankan
segera disingkirkan! Agama Allah, tidak takut celaan orang.
Dan disuruhnya agar memperbanyak
Sepanjang hayatnya, dengan sekuat tenaga menyebut: ―Las hauls walaa quwwata
Abu; Dzar memikul panji contoh utama illaa billah ‖
dari Rasulullah dan kedua shahabatnya, ‗ Sungguh, ia hidup
menjadi penyangga dan sebagai orang menjalani wasiat itu, dan ditempanya
terpercaya memeliharanya. Dan ia menjadi corak hidupnya sesuai dengan wasiat itu,
maha guru dalam seni menghindarkan diri hingga ia pun menjadi hati nurani
dari godaan jabatan dan harta kekayaan. masyarakat dari ummat dan bangsanya.
Berkata Imam Ali: ―Tak seorang pun
Pada suatu kali ditawarkan orang tinggal sekarang ini yang tidak
kepadanya sebuah jabatan sebagai amir memperdulikan celaan orang dalam
di Irak, katanya: ―Demi Allah, tuan- menegakkan Agama Allah, kecuali Abu
,
tuan takkan dapat memancingku dengan Dzar … ! ―
dunia tuan-tuan itu untuk selamalamanya! Hidupnya dibaktikan untuk menentang
‖ penyalahgunaan kekuasaan dan
penumpukan harta! ―Janganlah menangis! Pada suatu
Untuk Menjatuhkan yang salah dan hari, ketika saya berada di sisi Rasulullah
menegakkan yang benar! Mengambil alih bersama beberapa orang shahabatnya, saya
tanggung jawab untuk menyampaikan dengar beliau bersabda: ―Pastilah ada salah
nasihat dan peringatan! seorang di antara kalian yang akan
meninggal di padang pasir liar, yang akan
Mereka larang ia memberikan fatwa, tapi disaksikan nanti oJeh serombongan orang-
suaranya bertambah lantang, katanya orang beriman – . .!‖
kepada yang melarang itu:
―Demi Tuhan yang nyawaku berada di Semua yang ada di Majlis Rasulullah itu
tangan-Nya! Seandainya tuan-tuan telah meninggal di kampung dan di
menaruh pedang di atas pundakku, sedang hadapan jama‘ah Kaum Muslimin, tak ada
menurut rasa hatiku masih ada kesempatan lagi yang masih hidup di antara mereka
untuk menyampaikan ucapan Rasulullah kecuali daku . . . . Nah, inilah daku
yang kudengar daripadanya, pastilah akan sekarang menghadapi maut di padang
kusampaikan juga sebelum tuan-tuan pasir, maka perhatikanlah olehmu jalan . . .
menebas batang leherku … !‖ . siapa tabu kalau-kalau rombongan orang-
orang beriman itu sudah datang! Demi
Wahai …. kenapa Kaum Muslimin tak Allah saya tidak bohong, dan tidak pula
hendak mendengarkan nasihat dan tutur dibohongi!‖
katanya waktu itu – – .! Seandainya Dan ruhnya pun kembali ke hadlirat Allah
mereka dengarkan, pastilah fitnah yang …. Dan benarlah, tidak salah ….
berkobar dan berlarut-larut; yang
menjerumuskan pemerintah dan Kafilah yang sedang berjalan cepat di
masyarakat Islam pada bahaya, padam dan padang sahara itu terdiri atas rombongan
mati dalam kandungan …. Kaum Mu‘minin yang dipimpin oleh
Abdullah bin Mas‘ud, shahabat Rasulullah
Sekarang Abu Dzar sedang menghadapi saw. Dan sebelum sampai ke tempat
sakaratul maut di Rabadzah . . . , suatu tujuan, Ibnu Mas‘ud telah melihat sesosok
tempat yang dipilihnya sebagai tempat tubuh; sesosok tubuh yang terbujur seperti
kediaman setelah terjadi perbedaan tubuh mayat, sedang di sisinya seorang
pendapat dengan Utsman r.a. Nah, marilah wanita tua dengan seorang anak, kedua-
kita mendapatkannya, untuk melepas duanya menangis.
kepergian orang besar ini, dan
menyaksikan akhir kesudahan dari Dibelokkannya kekang kendaraan ke
kehidupannya yang luar biasa! tempat itu, diikuti dari belakang oleh
anggota rombongan. Dan demi
Seorang perempuan kurus yang berkulit pandangannya jatuh ke tubuh mayat,
kemerah-merahan dan duduk dekatnya tampak olehnya wajah shahabatnya;
menangis. Perempuan itu adalah isterinya. saudaranya seagama dan saudaranya dalam
Abu Dzar bertanya kepadanya: ―Apa membela Agama Allah, yakni Abu Dzar.
yang kamu tangiskan padahal maut itu Air matanya mengucur lebat, clan di
pasti datang?‖ Jawabnya: ―karena anda hadapan tubuh mayat yang suci itu ia
akan meninggal, padahal pada kita tak ada berkata:
kain untuk kafanmu! ―
―Benarlah ucapan Rasulullah
Abu Dzar tersenyum dengan amat ramah …. Anda berjalan sebatang kara ….
— seperti halnya orang yang hendak mati sebatang kara ….
merantau jauh — lalu berkata kepada dan dibangkitkan nanti sebatang kara . . .
isterinya itu: Ibnu Mas‘ud r.a. pun duduklah, lalu
diceiitakan kepada para shahabatnya Abu Dzar merasa bahwa jika demikian ia
maksud dari pujian yang diucapkannya itu: akan ketinggalan jauh dari Kaum
―Anda berjalan seorang diri, mati Muslimin hingga tak dapat mengikuti jejak
seorang mereka. Maka ia pun turun dari punggung
diri dan dibangkitkan nanti seorang diri! kendaraannya, diambilnya barang-barang
dan dipikul di atas punggungnya, lalu
Ucapan itu terjadi di waktu perang Tabuk diteruskannya perjalanan dengan berjalan
tahun kesembilan Hijrah . . . . Rasulullah kaki. Dipercepatlah langkahnya di tengah-
saw. telah menitahkan untuk maju me- tengah padang pasir yang panas bagai
mapak dan menghadang pasukan Romawi menyala itu, agar dapat menyusul
yang telah berkumpul di suatu tempat, Rasulullah saw. dan para shahabatnya.
telah siap perang akan menggempur
ummat Islam. Di waktu pagi, ketika Kaum Muslimin
telah menurunkan barang-barang mereka
Kebetulan waktu Nabi menyerukan Kaum untuk beristirahat, tiba-tiba salah seorang
Muslimin untuk berjihad itu, di saat musim dari anggota rombongan melihat dari
susah dan panas terik. Tempat yang akan kejauhan debu naik ke atas, sedang di
dituju jaraknya amat jauh, sedang musuh belakangnya kelihatan sosok tubuh
menakutkan pula. Sebagian Kaum seorang lakilaki yang mempercepat
Muslimin ada yang enggan ikut serta langkahnya.
karena berbagai alasan.
―Wahai Rasulullah!‖ kata orang yang
Rasulullah dan para shahabatnya melihat itu, ―itu ada seorang laki-
berangkatlah diikuti oleh sebahagian orang laki berjalan seorang diri!‖ Ujar Rasulullah
setengah terpaksa karena enggan. Dan ber- saw.: ―Mudah-mudahan orang itu Abu
tambah jauh perjalanan mereka, bertambah Dzar … !‖ Mereka melanjutkan
pula kesulitan dan kesusahan yang pembicaraan sambil menunggu pendatang
diderita. itu selesai menempuh jarak yang
memisahkan mereka, di saat mana mereka
Bila ada orang yang tertinggal di belakang, akan mengetahui siapa dia.
mereka berkata: ―Wahai Rasulullah! si anu
telah tertinggal‖. Maka ujarnya: Musafir mulia itu mendekati mereka
―Biarkanlah! Andainya ia berguna, tentu secara lambat, langkahnya bagai
akan disusulkan oleh Allah pada kalian. disentakkan dari pasir lembut yang
Dan andainya tidak, maka Allah telah membara, sementara beban di punggung
membebaskan kalian daripadanya!‖ bagai menggantungi tubuhnya. Namun ia
tetap gembira penuh harapan, karena
Pada suatu kali, mereka melihat berhasil menyusul kafilah yang
berkeliling, kiranya tiada tampak oleh dilingkungi barkah, dan tidak ketinggalan
mereka Abu Dzar. Maka kata mereka dari Rasulullah saw. dan saudara-
kepada Rasulullah saw.: ―Abu Dzar saudaranya seperjuangan ….
telah tertinggal, keledainya menyebabkan
ia terlambat‖. Rasulullah mengulangi Setelah ia sampai dekat rombongan,
jawabannya tadi. seorang berseru: ―Wahai Rasulullah! demi
Allah ia Abu Dzar‖. Sementara itu Abu
Keledai Abu Dzar memang telah amat Dzar menujukan langkahnya ke arah
lelah disebabkan lapar dan haus serta terik Rasulullah. Dan demi Rasulullah
matahari, hingga langkahnya menjadi melihatnya, tersungginglah senyuman di
gontai. Ada dicobanya dengan berbagai kedua bibir beliau, sebuah senyuman yang
akal menghalaunya agar berjalan cepat, penuh santun dan belas kasihan, sabdanya:
tetapi kelelahan bagai merantai kakinya.
―Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya
kepada Abu Dzar … !
Ia berjalan sebatang kara ….
Meninggal sebatang kara ….
Dan dibangkitkan nanti sebatang kara ….

Setelah berlalu masa dua puluh tahun atau


lebih dari hari yang kits sebutkan tadi, Abu
Dzar wafat di padang pasir Rabadzah
sebatang kara . . . , Setelah sebatang kara
pula ia menempuh hidup yang luar biasa
yang tak seorang pun dapat menyamainya.
Dan dalam lembaran sejarah, ia muncul
sebatang kara — yakni orang satu-satunya
— baik dalam keagungan zuhud maupun
keluhuran cita . . . , dan kemudian di sisi
Allah ia akan dibangkitkan nanti sebagai
tokoh satu-satunya pula, karena dengan
tumpukan jasa-jasanya yang tidak
terpemadai banyaknya, tak ada lowongan
bagi orang lain untuk berdampingan …
BILAL BIN RABBAH Tanpa Islam, pastilah ia takkan luput dari
kenistaan perbudakan — sampai maut
Nah, siapakah kiranya orang Habsyi yang datang merenggutnya — setelah itu orang
kemarin masih jadi budak belian ini … ? melupakannya….
Itulah dia Bilal. bin Rabah, muaddzin
Islam dan penggoncang berhala yang Tetapi kebenaran iman dan keagungan
dipuja Quraisy sebagai tuhan! la Agama yang diyakini-nya telah
merupakan salah satu keajaiban iman dan meluangkan baginya dalam kehidupan dan
kebenaran! Salah satu mujizat Islam yang riwayat hidup, suatu kedudukan tinggi
maka besar! pada deretan tokoh-tokoh Islam dan orang-
orang sucinya . . .! Banyak di antara orang-
Dari tiap sepuluh orang, semenjak orang terkemuka — golongan berpengaruh
munculnya Agama itu sampai sekarang, dan mempunyai harta —yang tidak
bahkan sampai kapan saja dikehendaki berhasil mendapatkan agak sepersepuluh
Allah, kita akan menemukan sedikitnya dari keharuman nama yang diperoleh Bilal
tujuh orang yang kenal terhadap Bilal. si Budak Habsyi ini . . . ! ‗Bahkan tidak
Artinya dalam lintasan kurun dan generasi, sedikit tokoh-tokoh sejarah yang tidak
terdapat jutaan manusia yang mengenal mencapai separoh kemasyhuran yang
Bilal; hafal akan namanya dan tahu dicapai oleh Bilal!
riwayatnya secara lengkap, sebagaimana
mereka kenal akan dua Khalifah terbesar Kehitaman warna kulit; kerendahan kasta
dalam Islam (Abu Bakar dan Umar). dan bangsa, serta kehinaan dirinya di
antara manusia selama itu sebagai budak
Anda akan dapat menanyakan kepada belian, sekali-kali tidaklah menutup pintu
setiap anak yang masih merangkak pada baginya untuk menempati kedudukan
tahun-tahun pelajaran dasarnya; baik di tinggi yang dirintis oleh kebenaran, ke-
Mesir, Pakistan, Indonesia atau Cina . . . di yakinan, kesucian dan kesungguhannya
Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa setelah ia memasuki Agama Islam.
dan Asia … di Irak, Syria, Turki, Iran dan
Sudan . . . di Tunisia, Aljazair, dan Semua itu adalah karena dalam neraca
Maroko … pendeknya di seluruh penilaian dan penghormatan yang
permukaan bumi yang didiami oleh Kaum diberikan kepadanya, tak ada perhitungan
Muslimin …. anda akan dapat lain kecuali kekaguman; yakni ketika
menanyakan kepada setiap remaja Islam: dijumpai kebesaran yang tidak terduga.
―Siapakah Bilal itu, wahai buyung? Orang menyangka bahwa seorang hamba
‖ Tentulah akan keluar jawabannya yang seperti Bilal, biasanya asal-usulnya tidak
lancar: ―Ia adalah muaddzin menentu; tidak berdaya dan tidak
Rasul. Asalnya seorang budak, yang mempunyai keluarga, serta tidak memiliki
g
disiksa oleh tuannya dengan batu pan s, suatu hak pun dari hidupnya. Dirinya
agar ia meninggalkan Islam, tetapi adalah milik tuannya yang telah membeli
jawabnya: ―. . . Ahad … Ahad . . Allah dengan hartanya, dan kerjanya berada di
Yang Maha Tunggal … Allah Yang tengah hewan ternak, pulang balik di
Maha Tunggal … antara unta dan domba tuannya. Menurut
!― dugaan mereka, makhluq seperti ini takkan
mampu melakukan sesuatu, atau menjadi
Dan setelah anda lihat keabadian yang sesuatu yang berarti!
telah dianugerahkan Islam kepada Bilal . .
. Kiranya ia berbeda dengan spa yang
, bahwa sebelum Islam, Bilal ini tidak disangka dan diper-kirakan itu. Karena ia
lebih dari seorang budak belian; yang mampu mencapai derajat keimanan yang
menggembalakan unta milik tuannya
dengan imbalan dua genggam kurma!
tidak mungkin dicapai oleh lainnya …. Muhammad saw., tentang kejujuran dan
lalu menjadi muaddzin pertama bagi keterpercayaannya …
Rasulullah dan Islam; suatu aural yang
menjadi inceran bagi setiap pemimpin dan Benar, didengarnya mereka ta‘jub dan
pembesar Quraisy yang telah masuk Islam keheranan terhadap ajaran yang dibawa
dan menjadi pengikut Rasul. oleh Muhammad saw.! Sebagian mereka
mengatakan kepada yang lain: ―Tidak
Benar . . . , Bilal bin Rabah! pernah Muhammad saw. berdusta atau
menjadi tukang sihir . . . tidak pula sinting
Corak kepahlawanan apakah, dan bentuk atau berubah akal . . . , walau kita terpaksa
kebesaran manakah yang ditonjolkan oleh menuduhnya demikian, demi untuk
ketiga kata-kata ini, ―Bilal bin Rabah .. .?‖ membendung orang-orang yang berlomba-
Ia seorang Habsyi dari golongan orang lomba memasuki Agamanya!‖
berkulit hitam. Taqdir telah membawa
nasibnya menjadi budak dari Bani Jumah Didengarnya mereka mempercakapkan
di kota Mekah, karena ibunya salah kesetiaannya menjaga amanat . . . , tentang
seorang hamba sahaya mereka. kejujuran dan ketulusannya – . . , tentang
akhlaq dan kepribadiannya ….
Kehidupannya tidak berbeda dengan budak Didengarnya pula mereka berbisik-bisik
biasa. Hariharinya berlalu secara rutin tapi mengenai sebab yang mendorong mereka
gersang, tidak memiliki sesuatu pada hari menentang dan memusuhinya, yaitu:
itu, tidak pula menaruh harapan pada hari pertama kesetiaan mereka terhadap
esok. Dan berita-berita mengenai kepercayaan yang diwariskan nenek
Muhammad saw. telah mulai sampai ke moyangnya; dan kedua kekhawatiran
telinganya, yakni ketika orang-orang di merosotnya kemuliaan Quraisy, kemuliaan
Mekah menyampaikan-nya dari mulut ke yang mereka peroleh sebagai imbalan
mulut. Juga ketika mendengar obrolan kedudukan mereka menjadi markas
majikannya bersama tetamunya; terutama keagamaan, sebagai pusat ibadat dan
majikannya Umayah bin khdaf, salah upacara haji di serata jazirah Arab . . . ,
seorang pemuka Bani Jumah, yaitu kabilah kemudian kedengkian terhadap Bani
yang menjadi majikan yang dipertuan oleh Hasyim, kenapa munculnya Nabi dan
Bilal. Rasul itu dari golongan ini dan bukan dari
fihak mereka ..
Lamalah sudah didengarnya Umayah
ketika membicarakan Rasulullah, baik Pada suatu hari, Bilal bin Rabah melihat
dengan kawan-kawannya maupun sesama Nur Ilahi dan mendengar imbauannya
warga sukunya; mengeluarkan kata-kata dalam lubuk hatinya yang suci murni.
berbisa; penuh dengan rasa amarah, Maka ia mendapatkan Rasulullah saw. dan
tuduhan dan kebencian. Di antara apa yang menyatakan keislamannya. Dan tidak lama
dapat ditangkap oleh Bilal dari ucapan antaranya, berita rahasia keislaman Bilal
kemarahan yang tidak berujung pangkal terungkaplah …. dan beredar di antara
itu, ialah sifat-sifat yang melukiskan kepala tuan-tuannya dari Bani Jumah,
Agama baru baginya. Dan menurut yakni kepala-kepala yang selama ini ditiup
hematnya, sifat-sifat itu merupakan hal-hal oleh kesombongan dan ditindih oleh
baru dipandang dari sudut lingkungan di kecongkakan . . . ! Maka setan-setan di
mana ia tinggal. Sebagaimana juga di muka bumi tampillah bermunculan dan
antara ucapan-ucapan yang keras penuh bersarang dalam dada Umayah bin Khalaf,
ancaman itu, tapi pula kedengaran olehnya yang menganggap keislaman seorang
pengakuan mereka akan kemuliaan hambanya sebagai tamparan pahit yang
menghina dan menjatuhkan kehormatan Maka budak Habsyi yang lemah tidak
mereka semua …. berdaya ini telah dijadikan oleh Rasulullah
saw. dan Agama Islam sebagai guru bagi
Apa . . . ? Budak mereka orang Habsyi itu seluruh kemanusiaan dalam soal
masuk Islam dan menjadi pengikut menghormati hati nurani dan
Muhammad . . . ? Walaupun demikian, mempertahankan kebebasan serta
tidak apa! kata Umayah dalam hatinya. kemerdekaannya.
―Matahari yang terbit hari ini takkan
tenggelam dengan Islamnya budak Pada suatu ketika, di tengah hari bulat;
durhaka itu … ! ‖ Memang, bukan saja waktu padang pasir berganti rupa menjadi
sang surya itu tidak tenggelam dengan neraka jahannam, mereka membawanya ke
Islamnya Bilal, tetapi pada suatu hari kelak luar, lalu melemparkannya ke pasir yang
matahari akan tenggelam dengan bagai menyala dalam keadaan telanjang,
membawa semua patung-patung dan kemudian beberapa orang laki-laki meng-
pembela pembela berhala itu … ! angkat batu besar panas laksana bara, dan
menjatuhkannya ke atas tubuh dan
Mengenai Bilal, tidak saja ia beroleh dadanya ….
kedudukan yang merupakan kehormatan
bagi Agama Islam semata — walau Islam Siksaan kejam dan biadab ini mereka
memang lebih berhak untuk itu — tetapi ulangi setiap hari, hingga karena
juga merupakan kehormatan bagi dahsyatnya lunaklah hati beberapa orang
perikemanusiaan umumnya … ! la telah di antara algojo-algojo yang menaruh
menjadi sasaran berbagai macam siksaan kasihan kepadanya. Mereka berjanji dan
sebagai dialami oleh tokoh-tokoh utama bersedia melepaskannya asal saja ia mau
lainnya. menyebut nama tuhan-tuhan mereka secara
baik-baik walau dengan sepatah kata
Seolah-olah Allah telah menjadikannya sekalipun — tak usah lebih — yang akan
sebagai tamsil perbandingan bagi ummat menjaga nama baik mereka di mata umum,
manusia, bahwa hitamnya warna kulit dan hingga tidak menjadi buah pembicaraan
perbudakan, sekali-kali tidak menjadi bagi orang-orang Quraisy bahwa mereka
penghalang untuk mencapai kebesaran telah mengalah dan bertekuk lutut kepada
jiwa, asal saja ia beriman dan taat kepada seorang budak yang gigih dan keras
Tuhannya serta memegang teguh haq- kepala.
haqnya ….
Tetapi, walau sepatah kata pun yang dapat
Bilal telah memberikan pelajaran kepada diucapkan bukan dari lubuk hatinya, dan
orang-orang yang semasa dengannya, juga yang dapat menebus nyawa dan hidupnya
bagi orang-orang di segala masa; bagi tanpa kehilangan iman dan melepas
orang-orang yang seagama dengannya, keyakinannya, Bilal tak hendak
bahkan bagi pengikut pengikut agama lain; mengucapkannya … !
suatu pelajaran berharga yang menjelaskan
bahwa kemerdekaan jiwa dan kebebasan Memang, ditolaknya mengucapkan hal itu,
nurani, tak dapat dibeli dengan emas dan sebagai gantinya diulang-ulanglah
separuh bumi, atau dengan siksaan senandungnya yang abadi: ―Ahad …
bagaimanapun dahsyatnya … ! ! Ahad . . .! Allah Yang Maha
Tunggal . . . ! Allah Yang Maha
Dalam keadaan telanjang ia dibaringkan di Tunggal . . .!‖ Pendera- pendera itu pun
atas bara, dengan tujuan agar ia berteriak, bahkan seakan- akan hendak
meninggalkan Agamanya atau mencabut memohon kepadanya:
pengakuannya, tetapi ia menolak …. ―Sebutlah Lata dan ‗Uzza!‖ Tetapi
jawabannya tidak berubah dari: ―Ahad … !
Ahad … ! ‖ ―Sebutlah apa yang kami Bilal membelalakkan matanya menentang
sebut!‖, pinta mereka pula. Tetapi dengan para penipu dan pengatur muslihat licik
ejekan pahit dan penghinaan yang itu, tetapi tiba-tiba ketegangan itu menjadi
mena‘jubkan ia menjawab: ―lidahku tak kendur dengan tersunggingnya sebuah
dapat mengucapkannya … ! ― senyuman bagai cahaya fajar dari
mulutnya. Dan dengan ketenangan yang
Tinggallah Bilal dalam deraan panas dan dapat menggoncangkan dan
tindihan batu, hingga ketika hari petang mengarubirukan mereka, katanya:
mereka tegakkan badannya dan ikatkan tali ―Ahad…! Ahad .!―
pada lehernya, lalu mereka suruh anak-
anak untuk mengaraknya keliling bukit- Waktu pagi hampir berlalu, waktu dhuhur
bukit dan jalan-jalan kota Mekah, semen- dekat menjelang, dan Bilal pun dibawa
tara Bilal tiada lekang kedua bibirnya orang ke padang pasir, tetapi tetap shabar
melagukan senandung sucinya: ―Ahad. . .! dan tabah, tenang tak tergoyah. Sementara
Ahad. . .!‖ mereka menyiksanya, tiba-tiba datanglah
Abu Bakar Shiddiq, serunya:
Berat dugaan kita, bahwa bila malam telah ―Apakah kalian akan membunuh seorang
tiba, orang-orang itu akan menawarkan laki-laki karena mengatakan bahwa
padanya: ―Esok, ucapkanlah kata- Tuhanku ialah Allah?!‖ Kemudian katanya
kata yang baik terhadap tuhan-tuhan kami, kepada Umayah bin Khalaf: ―Terimalah
sebutlah: tuhanku Lata dan ‗Uzza . . . , ini untuk tebusannya, lebih tinggi dari
nanti kami lepaskan dan biarkan kamu harganya, dan bebaskan ia … ! ―
sesuka hatimu! Telah letih kami
menyiksamu, seolah-olah kami sendirilah Bagai orang yang hampir tenggelam, tiba-
yang disiksa!‖ Tetapi pastilah Bilal akan tiba diselamatkan oleh sampan penolong,
menggelengkan kepalanya dan hanya demikianlah halnya Umayah saat itu;
menyebut: ―Ahad … ! Ahad . ! ― hatinya lega dan merasa amat beruntung
demi didengarnya Abu Bakar hendak
Karena tak dapat menahan gusar dan menebus budaknya. la telah berputus asa
amarah murkanya, Umayah meninju akan dapat menundukkan Bilal. Apalagi
sambil berseru: ―Kesialan apa yang mereka adalah orang-orang saudagar,
menimpa kami disebabkanmu, hai budak dengan dijualnya Bilal mereka melihat
celaka?! Demi tuhan Lata dan ‗Uzza, akan keuntungan yang tidak akan diperoleh
kujadikan kau sebagai contoh bagi bangsa dengan jalan membunuhnya.
budak dan majikan-majikan mereka!‖
Dengan keyakinan seorang Mu‘min dan Dijualnyalah Bilal kepada Abu Bakar yang
kebesaran seorang suci, Bilal menyahut: segera membebaskannya, dan dengan
―Ahad … Ahad… demikian Bilal pun tampillah mengambil
tempatnya dalam lingkungan orang-orang
Orang-orang yang diserahi tugas berpura- merdeka . . . . Dan ketika as-Shiddiq
pura menaruh kasihan kepadanya, kembali mengepit Bilal membawanya ke alam
membujuk dan mengajukan tawaran, bebas, berkatalah Umayah: ―Bawalah
katanya kepada Umayah: ―Biarkanlah ia ia! Demi Lata dan ‗Uzza, seandainya
wahai Umayah! Demi Lata dan ‗Uzza! harga tebusannya tak lebih dari satu ugia,
Mulai saat ini ia takkan disiksa lagi! Bilal pastilah ia akan kulepas juga!‖
ini anak buah kami, bukankah ibunya
sahaya kami . . .? Nah, ia takkan rela bila Abu Bakar ‗arif akan keputusasaan dan
dengan keislamannya itu nama kami pahitnya kegagalan yang tersirat dalam
menjadi ejekan dan cemoohan bangsa ucapan itu, hingga lebih baik tidak di-
Quraisy . . .!‖ layaninya.
Tetapi karena ini menyangkut kehormatan Hayya alai falah
seorang laki-laki yang sekarang telah
menjadi saudara yang tak berbeda dengan Allahu Akbar.. . Allahu Akbar La ilaha
dirinya, maka jawabnya kepada illallah. . . ―.
Umayah:
―Demi Allah, andainya kalian tak Antara Kaum Muslimin dan tentara
hendak menjualnya kecuali seratus ugia, Quraisy yang datang menyerang Madinah
pastilah akan kubayar juga!‖ terjadi peperangan . . . . Pertempuran
berkecamuk dengan amat sengit dan
Kemudian pergilah Abu Bakar bersama dahsyat . . . , sementara Bilal maju dan
shahabatnya itu kepada Rasulullah saw. menerjang dalam perang pertama yang
dan menyampaikan berita gembira tentang diterjuni Islam itu, yaitu Bakar . . . , yang
kebebasannya, maka saat itu pun tak ubah sebagai semboyannya dititahkan oleh
bagai hari rays besar juga … ! Rasulullah menggunakan ucapan: ―Ahad
… ! Ahad … ! ―
Dan setelah Rasulullah saw. bersama
Kaum Muslimin hijrah dan menetap di Dalam peperangan ini Quraisy
Madinah, beliau pun mensyari‘atkan adzan mengerahkan tenaga intinya, dan pemuka-
untuk melakukan shalat. Maka siapakah pemukanya terjun untuk akhirnya
kiranya yang akan menjadi muaddzin menemui tempat pembantaian mereka . . .!
untuk shalat itu sebanyak lima kali dalam Pada mulanya Umayah bin Khalaf, yaitu
sehari semalam . . . yang suara takbir dan bekas majikan Bilal yang telah
tahlilnya akan berkumandang ke seluruh menyiksanya secara kejam dan biadab, tak
pelosok … ? Ialah Bilal . . . , yang telah hendak ikut dalam peperangan itu. Tetapi
menyerukan: ―Ahad . . . ! Ahad . . . ! Allah demi mendengar keengganan dan sifat
Maha Tunggal . . . ! Allah Maha Tunggal . pengecutnya itu, maka salah seorang di
. .!‖ semenjak 13 tahun yang lalu, antara kawannya yang bernama ‗Uqbah
sementara siksaan membantai dan bin Abi With mendatanginya sambil di
menyelai tubuhnya. tangan kanannya membawa sebuah mijmar
— pedupaan yang dipergunakan wanita
Pada hari itu pilihan Rasulullah jatuh atas untuk mengasapi tubuhnya dengan kayu
dirinya sebagai muaddzin pertama dalam wangi —.
Islam. Dan dengan suaranya yang merdu
dan empuk diisinya hati dengan keimanan Setelah sampai dan ia berhadapan muka
dan telinga dengan keharuan, sementara dengan Umayah Yang ketika itu sedang
seruannya menggemakan: duduk di tengah-tengah anak buahnya,
ditaruhlah pedupaan itu di hadapannya
―Allahu Akbar. . . Allahu Akbar Allahu seraya berkata: ―Hai Abu Ali!
Akbar … Allahu Akbar Asyhadu allailaha Terimalah dan pergunakanlah pedupaan
illallah ini. Karena kamu tak lebih dari seorang
wanita!‖
Asyhadu allailaha illallah
―Keparat! apa yang kau bawa ini?,
Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah teriak Umayah dengan seramnya. Tetapi
Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah tak dapat mengelak terpaksa akhirnya ia
Hayya ‗alas shalah turut dalam peperangan itu bersama
kawan- kawannya ….
Hayya ‗alas shalah
Amboi, rahasia taqdir apakah kiranya yang
Hayya ‗alal falah tersembunyi di balik peristiwa ini . . .?
Uqbah bin Mu‘ith adalah seorang yang
paling gigih mendorong Umayah untuk terjadi secara sempurna, tanpa ditambah
melakukan siksaan terhadap Bilal dan atau dibumbui … !
orang-orang tak berdaya lainnya dari
Kaum Muslimin Dan sekarang, ia pulalah Ketika pertempuran di antara dua pihak
yang mendesaknya telah mulai, dan barisan Kaum Muslimin
supaya ikut dalam Perang Badar, tempat ia maju bergerak dengan semboyannya:
akan menemui ajalnya . . .! Tetapi juga ―Ahad . ..! Ahad … !‘,‘maka
tempat tewasnya ‗Uqbah itu sendiri tanpa jantung Umayah pun bagai tercabut dari
kecuali … urat akarnya dan rasa takut mengancam
dirinya. . . Kalimat yang kemarin diulang-
Mulanya Umayah keberatan dan enggan ulang oleh hambanya di bawah tekanan
untuk ikut dalam peperangan . . . , dan siksa dan dera, sekarang telah menjadi
kalau bukanlah karena desakan Uqbah semboyan dari suatu Agama secara utuh,
dengan cara sebagai kita ketahui itu, dan dari suatu ummat yang baru secara
tidaklah ia hendak mengambil bagian di keseluruhan . . . ! ―Ah ad ! Ahad . .
dalamnya … .!‖ Demikianlah dan dengan kecepatan
seperti ini . . . , serta pertumbuhan yang
Tetapi rencana Allah pasti berlaku! demikian besar … ?

Umayah harus ikut. Ada piutang lama Pertempuran telah berkecamuk dan pedang
antara dirinya dengan salah seorang hamba bertemu pedang
Allah yang datang saatnya untuk diselesai-
kan. Allah tak pernah mati, dan Ketika perang telah hampir usai,
sebagaimana kalian memperlakukan orang kelihatanlah oleh Umayah, abdurrahman
demikianlah pula kalian diperlakukan bin ‗Auf, seorang shahabat Rasulullah
orang! saw. Maka segera ia melindungkan diri
kepadanya, dan meminta untuk menjadi
Dan taqdir ini gemar sekali tawanannya; dengan harapan akan dapat
mempermainkan orang sombong dan menyelamatkan nyawanya ….
aniaya! Uqbah yang kata-katanya didengar
oleh Umayah dan kemauannya untuk Permintaan itu dikabulkan oleh
menyiksa orang-orang Mu‘min yang tak Abdurrahman yang bersedia
berdosa diturutnya, justeru yang melindunginya, dan di tengah-tengah
menyeretnya ke liang kubur … ! hiruk-pikuknya perang dibawanyalah
Umayah ke tempat orang-orang tawanan.
Kemudian di tangan siapakah Di tangan Di tengah jalan ia kelihatan oleh Bilal,
Bilal. . . , tidak lain di tangan Bilal sendiri! yang segera berseru: ―Ini dia .. . gembong
Tangan yang oleh Umayah dulu diikat kekafiran, Umayah bin Khalaf! Biar aku
dengan rantai, sedang pemiliknya didera mati daripada orang ini selamat … ! ―
dan disiksa.
Sambil menyatakan itu diangkatlah
Maka tangan inilah pula pada hari itu — pedangnya hendak memenggal kepala
ya‘ni di waktu perang Badar — suatu saat yang selama ini menjadi besar
yang tepat dan diatur oleh taqdir, yang disebabkan kecongkakan dan
telah menyelesaikan utang-piutang dan kesombongan. ―Hai Bilal, ia
membuat perhitungan dengan algojo- tawananku! ‖ seru Abdurrahman.
algojo Quraisy yang telah menimpakan ―Tawanan – . . ? ‖ ujar bilal, ‗padahal
penghinaan dan kedhaliman terhadap pertempuran masih berkobar dan roda
orang-orang Mu‘min … ! Peristiwa ini
peperangan masih berputar . . . ? ‖ la
diterima sebagai tawanan . . . , padahal
belum lama berselang senjatanya yang tak sejengkal pun dari tubuhnya luput
terhunjam di tubuh Kaum Muslimin yang dari bekas kekejaman dan adzab siksa
sampai sekarang masih meneteskan Umayah!
darahnya … ? Tidak . . .! bagi Bilal itu
artinya berolok-olok dan penindasan. Dan Lalu di manakah dan betapa tampak
cukuplah selama ini Umayah berolok-olok olehnya … ? Dilihatnya dalam kancah
dan melakukan penindasan. la telah pertempuran; memenggal kepala Kaum
menindas demikian rupa, hingga hari ini Muslimin yang ditemui Umayah, dan
tak ada lagi kesempatan tersisa, dalam seandainya ia beroleh kesempatan untuk
keadaan segawat ini . . . dalam akibat yang memenggal kepala Bilal pada saat itu,
menentukan ini! tentulah tidak akan disia-siakannya! Nah,
dalam keadaan seperti demikianlah kedua
orang kafir, Umayah bin Khalaf … ! Biar laki-laki itu berhadapan muka! Maka
aku mati daripada dia lolos … ! ― tidaklah adil menurut logika, bila kita
bertanya kepada Bilal, kenapa ia tak
Berdatanganlah serombongan Kaum hendak memberi ma‘af dengan sebaik-
Muslimin dengan pedang penyebar maut baiknya . . .!
di tangan mereka dan mengepung Umayah
bersama puteranya — yang berperang di Hari-hari berlalu . . . dan Mekah
pihak Quraisy — sementara Abdurrahman dibebaskan . . . . Dengan mengepalai
bin Auf tak dapat berbuat apa pun, bahkan sepuluh ribu Kaum Muslimin, Rasulullah
juga tidak dapat melindungi bajunya yang memasuki kota itu, bersyukur dan
telah terkoyak-koyak oleh desakan orang mengucapkan takbir. Beliau langsung
banyak. menuju Ka‘bah yang telah dipadati berhala
oleh Quraisy dengan jumlah bilangan hari
Bilal memandangi tubuh Umayah yang dalam setahun, ialah tidak kurang dari 360
telah rubuh oleh tebasan pedang-pedang buah berhala. Yang benar telah datang,
itu dengan lama sekali, kemudian ia hancur luluhlah kebathilan ….
bergegas meninggalkan tempat itu,
sementara suaranya yang nyaring Mulai hari itu tak ada lagi Lata .
mengumandangkan: ―Ahad … ! Ahad ‗Uzza … atau. Hubal

Menurut hemat saya, bukanlah haq kita , dan semenjak itu manusia tidak lagi
untuk membahas keutamaan toleransi dari menundukkan kepalanya kepada batu atau
pihak Bilal dalam suasana seperti itu …. berhala – . . , dan tak ada lagi yang mereka
Tetapi seandainya pertemuan antara Bilal puja sepenuh hati kecuali Allah yang tak
dengan Umayah terjadi pada suasana lain, ada tara atau bandingan-Nya; Tuhan yang
maka bolehlah kita meminta kepadanya Maha Tunggal lagi Esa, Maha Tinggi dan
agar memberi ma‘af, yang tak mungkin Maha Besar ….
ditolak oleh orang yang seperti Bilal
keimanan dan ketaqwaannya. Rasulullah memasuki Ka‘bah dengan
membawa Bilal sebagai teman . . .! Baru
Hanya sebagai kita ketahui, mereka saja masuk, beliau telah berhadapan
bertemu di medan laga, masing-masing dengan sebuah patung pahatan,
pihak mendatanginya dengan tujuan untuk menggambarkan Ibrahim ‗alaihissalam
menghancurkan pihak. lawannya . . . . sedang berjudi dengan menggunakan anak
Pedang dan tombak herkelebatan … para panah. Rasulullah amat murka, sabdanya:
korban berguguran – – – , dan maut
merajalela berseliweran . . .! Tiba-tiba ―Semoga mereka dihancurkan Allah! Tak
pada saat seperti itu Bilal melihat Umayah, pernah nenek moyang kita melakukan
perjudian demikian . . .. Dan Ibrahim itu Ketiga orang itu ialah: Abu Sufyan bin
bukanlah seorang yahudi, bukan pula Harb — yang telah masuk Islam beberapa
seorang nasrani, tetapi seorang yang saat yang lalu — dan ‗Attab bin Useid
beragama suci dan seorang Muslim, dan serta Harits bin Hisyam — kedua mereka
sekali-kali bukan dari golongan musyrik belum lagi masuk Islam —. Sementara
―. matanya tertuju kepada Bilal yang sedang
menyuarakan adzan, ‗Attab berkata:
Rasulullah menyuruh Bilal naik ke bagian ―Sungguh Useid dimuliakan Allah, ia tidak
atas masjid untuk mengumandangkan mendengar sesuatu yang amat dibencinya!
adzan. Maka Bilal pun adzanlah . . ‗ dan ‖ Berkata pula Harits: ―Demi Allah,
amboi . . . , alangkah mengharukan saat seandainya saya tahu bahwa Muhammad
itu, tempat itu dan suasana kala itu … ! saw. itu di pihak yang benar, pastilah saya
Gerakan kehidupan di Mekah terhenti, dan paling dahulu akan mengikutinya . . .!
dengan jiwa yang satu, ribuan Kaum Sedang Abu Sufyan yang diplomat itu
Muslimin dengan hati khusyu‘ dan secara menukas pembicaraan kedua shahabatnya
berbisik mengulangi kalimat demi kalimat dengan katanya: ―Saya tak hendak
yang diucapkan Bilal. mengatakan sesuatu, karena se- andainya
saya berkata pastilah akan disebarkan oleh
Orang-orang musyrik di rumahnya kerikil kerikil ini!‖
masing-masing hampir tak percaya dan
bertanya-tanya dalam hatinya: Ketika Nabi saw. meninggalkan Ka‘bah
tampaklah mereka olehnya, lalu dalam
— Inikah dia Muhammad dengan orang- sekejap waktu dibacanya wajah-wajah
orang miskinnya yang mereka. Kemudian dengan kedua matanya
kemarin terusir meninggalkan kampung yang bersinar dengan Nur Hahi, sabdanya
halamannya … ? kepada mereka: ―Saya tahu apa yang telah
kalian katakan tadi . . …. Lalu
— Betulkah dia, yang mereka usir, diceriterakannyalah apa yang mereka
mereka perangi, dan mereka bunuh katakan itu. Maka Harits dan ‗Attab pun
keluarga yang paling dicintainya serta berseru: ―Kami menyaksikan bahwa
kerabat yang paling dekat kepadanya … ? anda adalah Rasulullah. Demi Allah tak
seorang pun mendengarkan pembicaraan
— Dan betulkah dia, yang beberapa saat kami, hingga kami dapat menuduh
yang lalu, nyawa mereka berada di bahwa ia
tangannya, memaklumkan kepada mereka: y
telah men ampaikannya kepada anda … !‖
―Pergilah kalian . . . , kalian semua bebas
… !‖ Sekarang mereka menghadapi Bilal
dengan pandangan baru
Tiga orang bangsawan Quraisy sedang
duduk-duduk di pekarangan Ka‘bah. . Dalam lubuk hati mereka bergema
Mereka tampak terpukul menyaksikan kembali kalimat-kalimat yang mereka
panorama itu, yaitu ketika Bilal dengar dalam pidato Rasulullah sewaktu
menginjak-injak berhala-berhala mereka mula-mula masuk Mekah.
dengan kedua telapak kakinya, kemudian
di atas reruntuhannya yang telah hancur Hai golongan Quraisy . . Allah telah
luluh, menyenandungkan suara adzannya melenyapkan daripada kalian
yang berkumandang di seluruh pelosok kesombongan jahiliyah dan kebanggaan
Mekah yang tak ubahnya bagai tiupan dengan nenek moyang… , Manusia itu dari
angin di musim bunga …. Adam …. sedang Adam dari tanah … !
Bilal melanjutkan hidupnya kini bersama Wahai Khalifah Rasulullah, saya
Rasulullah saw. dan ikut mengambil mendengar Rasulullah bersabda:
bagian dalam semua perjuangan bersenjata
yang dialaminya. la tetap menjadi Aural orang Mu‘min yang utama adalah
muaddzin, menjaga serta menyemarakkan berjihad fi sabilillah.
syi‘ar Agama besar ini, yang telah
membebaskan dari kegelapan kepada ―Jadi apa maksudmu, hai Bilal?‖ tanya
cahaya, dari perbudakan kepada kemer- Abu Bakar. ―Saya ingin berjuang di
dekaan … ! jalan Allah sampai saya meninggal dunia‖,
ujar Bilal. ―Siapa lagi yang akan
Kedudukan Agama Islam semakin tinggi, menjadi muaddzin bagi kami?‖, tanya Abu
demikian pula halnya Kaum Muslimin, Bakar pula. Dengan air mata berlinang
taraf dan derajat mereka ikut naik; dan Bilal menjawab: ―Saya takkan
Bilal semakin lama semakin dekat di hati menjadi muaddzin lagi bagi orang lain
Rasulullah saw. yang menyatakannya setelah Rasulullah‖. ―Tidak‖ kata Abu
sebagai ―seorang laki-laki Bakar,
penduduk surga‖. ―tetaplah tinggal di sini hai Bilal,
dan menjadi muaddzin kami!‖ Jawab Bilal
Tetapi sikapnya tidak berubah, tetap pula: ―seandainya anda
seperti biasa; mulia dan besar hati, yang memerdekakan saya dulu adalah untuk
selalu memandang dirinya tidak lebih dari kepentingan anda, baiklah saya terima
―seorang Habsyi yang kemarin permintaan anda itu. Tetapi bila anda
menjadi budak belian‖. memerdekakan saya karena Allah,
biarkanlah diri saya untuk Allah sesuai
Pada suatu hari ia pergi meminang dua dengan maksud baik anda itu!‖ ―Tak lain
orang wanita untuk diperisterikannya dan saya memerdekakanmu itu, hai Bilal,
diperisterikan saudaranya, maka katanya semata-mata karena Allah!‖
kepada bapa wanita itu: ―Saya ini Bilal,
dan ini saudaraku, kami berasal dari Kemudian mengenai kelanjutannya terjadi
budak bangsa Habsyi. . . . Pada mulanya perbedaan pendapat di antara para ahli
kami berada dalam kesesatan kemudian riwayat. Sebagian meriwayatkan bahwa ia
diberi petunjuk oleh Allah, dahulu kami pergi ke Syria dan menetap di sana sebagai
budak-budak belian lalu dimerdekakan pejuang dan mujahid. Sementara menurut
oleh Allah lainnya, ia menerima permintaan Abu
Bakar untuk tinggal bersamanya di
. . . . Jika pinangan kami anda terima Madinah. Kemudian setelah Abu Bakar
alhamdulillah — segala puji bagi Allah, wafat dan Umar diangkat sebagai khalifah,
dan seandainya anda tolak, maka Allahu barulah Bilal minta idzin dan mohon diri
Akbar, Allah Maha Besar … ! kepadanya, lalu berangkat ke Syria.

Rasulullah saw. pergi meninggalkan alam Bagaimanapun juga, Bilal telah


fana dan .naik ke rafiqul a‘la dalam menadzarkan sisa hidup dan usianya untuk
keadaan ridla dan diridlai, dan penanggung berjuang menjaga benteng-benteng Islam
jawab Kaum Muslimin sepeninggal beliau di perbatasan, dan membulatkan tekadnya
dibebankan di atas pundak khalifahnya untuk dapat menjumpai Allah dan Rasul-
Abu Bakar as-Shiddiq Nya, sewaktu ia sedang melakukan aural
yang paling disukai oleh keduanya . . . .
Bilal pergi mendapatkan khalifah Dan suaranya yang syandu, dalam dan
Rasulullah, menyampaikan isi hatinya. penuh wibawa itu, tidak lagi
mengumandangkan adzan seperti biasa.
Sebabnya ialah karena demi ia membaca
―Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah
―, maka kenangan lamanya bangkit
kembali, dan suaranya tertelan oleh
kesedihan, digantikan oleh cucuran tangis
dan air mata ….

Adzannya yang terakhir, ialah ketika Umar


sebagai Amirul Mu‘minin datang ke Syria.
Orang-orang menggunakan kesempatan
tersebut dengan memohon kepada khalifah
untuk meminta Bilal menjadi muaddzin
bagi satu shalat saja. Amirul Mu‘minin
memanggil Bilal; ketika waktu shalat telah
tiba, maka dimintanya ia menjadi
muaddzin.
,
Bilal pun naik ke menara dan adzanlah . . .
. Shahabat shahabat yang pernah
mendapati Rasulullah di waktu Bilal
menjadi muaddzinnya sama-sama
menangis mencucurkan air mata, yang tak
pernah mereka lakukan selama ini ….
sedang yang paling keras tangisnya di
antara mereka ialah Umar …

Bilal berpulang ke rahmatullah di Syria


sebagai pejuang di jalan Allah seperti
diinginkannya. Dan di bawah bumi
Damsyiq, sekarang terpendam kerangka
dan tulang-belulang suatu pribadi yang
besar di antara pribadi-pribadi manusia,
yang amat teguh dan tangguh pendiriannya
dalam mempertahankan ‗aqidah dan
keimanan ….

Semoga Rahmat dan Karunia Allah


melimpah rush kepada Bilal dan kepada
kita semua
ABDULLAH BIN UMAR keshalihan dan ketekunannya dalam
TEKUN BERIBADAH DAN beribadah serta berpegang teguhnya
MENDEKATKAN DIRI KEPADA kepada contoh yang diberikan oleh Rasul-
ALLAH ullah. Semua sifat dan keutamaan itu telah
berjasa dalam menempa kepribadiannya
Sewaktu telah berada di puncak usianya yang luar biasa dan kehidupannya yang
yang tinggi, ia berbicara:Saya telah bai‘at suci lagi benar ….
kepada Rasulullah saw Maka sampai saat
ini, saya tak pernahbelot atau mungkir Dipelajarinya dari bapaknya — Umar bin
janji . . . . Dan saya tak pernah bai‘at Khatthab — berbagai macam kebaikan;
kepada pengobar fitnah …. Tidak pula dan bersama bapaknya itu, dipelajarinya
membangunkan orang Mu‘min dari tidur- pula dari Rasulullah semua macam
nya…. kebaikan dan semua macam kebesaran . . .
. Sebagaimana bapaknya, ia pun telah
Dalam kalimat-kalimat di atas tersimpul berhasil mencapai keimanan yang baik
secara ringkas tapi padat kehidupan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Dan oleh
seorang laki-laki shalih yang lanjut usia, karena itu, kesetiaannya mengikuti jejak
melebihi usia 80 tahun, dan telah memulai langkah Rasulullah, merupakan suatu hal
hubungannya dengan Rasulullah dan yang amat mena‘jubkan ….
Agama Islam semenjak berusia 13 tahun,
yaitu ketika ia ingin menyertai Diperhatikannya apa kiranya yang
ayahandanya dalam Perang Badar, dengan dilakukan oleh Rasulullah mengenai
harapan akan beroleh tempat dalam sesuatu urusan, maka ditirunya secara
deretan para pejuang, kalau tidak ditolak cermat dan teliti . . . . Misalnya Rasulullah
oleh Rasulullah disebabkan usianya yang saw pernah melakukan shalat di suatu
masih terlalu muda …. tempat, maka Ibnu Umar melakukannya
pula di tempat itu. Di tempat lain
semenjak saat itu bahkan sebelumnya lagi, umpamanya Rasulullah saw. pernah
yakni ketika ia menyertai ayahandanya berdu‘a sambil berdiri, maka Ibnu Umar
dalam hijrahnya ke Madinah, hubungan berdu‘a di tempat itu sambil berdiri pula.
anak yang cepat matang kepribadiannya Di sana Rasulullah pernah berdu‘a sambil
itu dengan Rasulullah dan Agama Islam, duduk, maka Ibnu Umar berdu‘a di sana
telah mulai terjalin …. sambil duduk pula. Di sini — di jalan ini
— Rasulullah pernah turun dari punggung
Dan semenjak hari itu, sampai saat ia untanya pada suatu hari dan melakukan
menemui Allah, yakni setelah ia mencapai shalat dua raka‘at, maka Ibnu Umar tak
usia 85 tahun, akan kita dapati ia se- hendak ketinggalan melakukannya, jika
bagaimana adanya; seorang yang tekun dalam perjalanannya ia kebetulan lewat di
beribadat dan mendekatkan diri kepada daerah itu dan tempat itu.
Allah, dan tak hendak bergeser dari
pendiriannya walau agak seujung rambut, Bahkan ia takkan lupa bahwa unta
serta tak hendak menyimpang dari bai‘at tunggangan Rasulullah berputar dua kali di
yang telah diikrarkannya atau melanggar suatu tempat di kota Mekah sebelum
janji yang telah diperbuatnya …. Rasulullah turun dari atasnya untuk
melakukan shalat dua raka‘at, walaupun
Keistimewaan-keistimewaan yang barangkali unta itu berkeliling dengan
memikat perhatian kita terhadap Abdullah suatu maksud untuk mencari tempat
bin Umar ini tidak sedikit. Ilmunya, keren- baginya yang cocok untuk bersimpuh
dahan hatinya, kebulatan tekad dan nanti. Tapi Abdullah ibnu Umar baru saja
keteguhan pendirian, kedermawanan sampai di tempat itu, ia segera membawa
untanya berputar dua kali kemudian baru kepadanya untuk meminta fatwa. Dan
bersimpuh, dan setelah itu ia shalat dua setelah orang itu memajukan pertanyaan,
raka‘at, sehingga persis sesuai dengan Ibnu Umar menjawab ―Saya tak tahu
perbuatan Rasulullah yang telah disaksi- tentang masalah yang anda tanyakan itu . .
kannya … ! .‖ Orang itu pun berlalulah, dan baru
beberapa langkah ia meninggalkannya,
Kesetiaannya yang amat sangat dalam Ibnu Umar bertepuk tangan seraya berkata
mengikuti jejak langkah Rasulullah ini, dalam hatinya: ―Ibnu Umar ditanyai orang
telah mengundang pujian dari Ummul tentang yang tidak diketahuinya, maka
Mu‘- minin ‗Aisyah r.a. sampai ia dijawabnya bahwa ia tidak tahu . . .‖
mengatakan:
Ia tidak hendak berijtihad untuk
―Tak seorang pun mengikuti jejak memberikan fatwa, karena takut akan
langkah Rasulullah saw. di tempat-tempat berbuat kesalahan. Dan walaupun pola
pem- berhentiannya, sebagai dilakukan hidupnya mengikuti ajaran dari suatu
oleh Ibnu Umar … Agama besar, yang menyediakan satu
pahala bagi orang-orang yang tersalah dan
Sungguh, usia lanjutnya yang dipenuhi dua pahala bagi yang benar hasil
barkah itu telah dijalaninya untuk ijtihadnya, tetapi demi menghindari
membuktikan kecintaannya yang berbuat dosa menyebabkannya tidak berani
mendalam terhadap Rasulullah, hingga untuk berfatwa ….
pernah terjadi suatu masa, Kaum Muslimin
yang shalihnya berdu‘a: ―Ya Allah, Juga ia menghindarkan diri dari jabatan
lanjutkanlah kiranya usia Ibnu Umar qadli atau kehakiman, padahal jabatan ini
sebagai Allah melanjutkan usiaku, agar merupakan jabatan tertinggi di antara
aku dapat mengikuti jejak langkahnya, jabatan kenegaraan dan kemasyarakatan;
karena aku tidak mengetahui seorang pun di samping menjamin pemasukan
yang menghirup dari sumber pertama keuangan, diperolehnya pengaruh dan
selain Abdullah bin Umar. kemuliaan. Apa perlunya kekayaan,
pengaruh dan kemuliaan itu bagi Ibnu
Dan karena kegemarannya yang kuat tak Umar… !
pernah luntur dalam mengikuti sunnah dan
jejak langkah Rasulullah, maka Ibnu Umar Pada suatu hari Khalifah Utsman r.a.
bersikap amat hati-hati dalam memanggilnya dan meminta kesediaannya
penyampaian Hadits dari Rasulullah. la tak untuk memegang jabatan kehakiman itu,
hendak menyampaikan sesuatu Hadits tetapi ditolaknya. Utsman mendesaknya
daripadanya, kecuali jika ia ingat seluruh juga, tetapi Ibnu Umar bersikeras pula atas
kata-kata Rasulullah. penolakannya. ―Apakah anda tak
hendak menta‘ati perintahku?‖ tanya
Orang-orang yang semasa dengannya Utsman. Jawab Ibnu Umar:
mengatakan: ―Tak seorang pun di
antara shahabat -shah abat Rasulullah yang ―Sama sekali tidak . . . , hanya saya dengar
lebih berhati-hati agar tidak terselip atau para hakim itu ada tiga macam:
terkurangi sehuruh pun dalam
menyampaikan Hadits Rasulullah sebagai Pertama hakim yang mengadili tanpa ilmu,
halnya Ibnu Umar!‖ maka ia dalam neraka. Kedua yang
mengadili berdasarkan nafsu, maka ia juga
Demikian pula dalam berfatwa, ia amat dalam neraka. Dan ketiga yang berijtihad
berhati-hati dan lebih suka menjaga diri . . sedang hasil ijtihadnya betul, maka ia
. . Pada suatu hari seorang penanya datang dalam keadaan berimbang, tidak berdosa
tapi tidak pula beroleh pahala. Dan saya mengibarkan bendera perlawanan terhadap
atas nama Allah memohon kepada anda rangsangan dan godaan itu. Caranya ialah
agar dibebaskan dari jabatan itu . . dengan menyediakan diri mereka sebagai
contoh teladan dalam yuhud dan
Khalifah Utsman menerima keberatan itu keshalihan, menjauhi kedudukan-
setelah mendapat jaminan bahwa ia tidak kedudukan tinggi, mengatasi fitnah dan
akan menyampaikan hal itu kepada siapa godaannya ….
pun juga. Sebabnya ialah karena Utsman
menyadari sepenuhnya kedudukan Ibnu Boleh dikata bahwa Ibnu Umar adalah
Umar dalam hati masyarakat, karena jika ―Penyerta malam‖ yang biasa diisinya
orang-orang yang taqwa lagi shalih dengan melakukan shalat …. atau ―kawan
mengetahui keberatan Ibnu Umar dinihari‖ yang dipakainya untuk menangis
menerima jabatan tersebut pastilah mereka dan memohon diampuni. Di waktu
akan mengikuti langkahnya, sehingga remajanya ia pernah bermimpi yang oleh
khalifah takkan menemukan seorang Rasulullah dita‘birkan bahwa qiyamul lail
taqwa yang bersedia menjadi qadli atau itu nantinya akan menjadi campuran
hakim. tumpuan cita Ibnu Umar, tempat
tersangkut- nya kesenangan dan
Mungkin pendirian Abdullah bin Umar ini kebahagiaannya. Nah, marilah kita dengar
tampaknya sebagai suatu hal negatif yang ceritera tentang mimpinya itu:
terdapat pada dirinya. Tetapi tidaklah
demikian halnya! Ibnu Umar tidak akan ―Di masa Rasulullah saw. saya
menolak jabatan tersebut apabila tidak ada bermimpi seolah-olah di tanganku ada
lagi orang lain yang pantas menduduki selembar kain beludru. Tempat mana saja
jabatan itu, karena masih banyak di antara yang saya ingini di surga, maka beludru itu
shahabat-shahabat Rasulullah yang shalih akan menerbangkanku ke sana…
dan wara‘ yang juga pantas memegang
jabatan kehakiman dan mampu Lalu tampak pula dua orang yang
memberikan fatwa secara praktis maka ia mendatangiku dan ingin membawaku ke
menolaknya. neraka. Tetapi seorang Malaikat
menghadang mereka, katanya: Jangan
Maka dengan penolakannya itu tidaklah ganggu! Maka kedua orang itu pun
akan menyebabkan lowongnya kursi meluangkan jalan bagiku ….
jabatan tersebut atau mengakibatkannya
jatuh ke tangan orang-orang yang tidak Oleh Hafshah, yaitu saudaraku, mimpi itu
berwenang. Telah tertanam dalam diceriterakannya kepada Rasulullah saw.
kehidupan pribadi Ibnu Umar untuk selalu Maka sabda Rasulullah saw.:
membina dan meningkatkan diri agar lebih
sempurna ketaatan dan ibadahnya kepada ―Akan menjadi laki-laki paling utamalah
Allah. Abdullah itu, andainya ia sering shalat
malam dan banyak melakukannya! ―
Apalagi bila dikaji kehidupan Agama
Islam di waktu itu, ternyata bahwa dunia Maka semenjak itu sampai ia pulang
telah terbuka pintunya bagi Kaum Mus- dipanggil Allah, Ibnu Umar tidak pernah
limin, harta kekayaan melimpah ruah, meninggalkan qiyamul lail baik di waktu
pangkat dan kedudukan bertambah- ia mukim atau musafir. Yang
tambah. Daya tarik harta dan kedudukan dilakukannya ialah shalat, membaca al-
itu telah merangsang dan mempesona hati Quran dan banyak berdzikir menyebut
orang-orang beriman, menyebabkan nama Allah . . . , dan yang sangat
bangkitnya sebagian shahabat Rasulullah menyerupai ayahnya ialah airmatanya
— di antaranya Ibnu Umar —
bercucuran bila mendengar ayat-ayat Ia banyak memberi karena ia seorang
peringatan dari al-Quran . pemurah . . . . Yang diberikannya ialah
barang halal karena ia seorang yang wara‘
Berkata ‗Ubeid bin ‗Umeir: ―Pada suatu atau shalih . . . . Dan ia tidak peduli,
hari saya bacakan ayat berikut ini kepada apakah kemurahannya itu akan menyebab-
Abdullah bin Umar: kannya miskin karena ia zahid, tidak ada
minat terhadap dunia….
Betapakah bila Kami hadapkan dari setiap
ummat seorang saksi, dan Kami hadapkan Ibnu Umar termasuk orang yang hidup
pula kamu sebagai saksi atas mereka ma‘mur dan berpenghasilan banyak. Ia
semua . . . ? Padahari itu orang-orang adalah seorang saudagar yang jujur dan
kafir dan yang mendurhakai Rasul berhasil dalam sebagian benar dari
berharap kiranya mereka ditelan bumi, kehidupannya. Di samping itu gajinya dari
dan tiada pula suatu pembicaraan pun Baitulmal tidak sedikit pula: Tetapi
yang dapat mereka sembunyikan dari tunjangan itu tidak sedikit pun
Allah … ! ― disimpannya untuk dirinya pribadi, tetapi
dibagi-bagikan sebanyak-banyaknya
(Q.S. 4 an-Nisa: 41 — 42) kepada orang-orang miskin, yang
kemalangan dan peminta-minta.
Maka Ibnu Umar pun menangis, hingga
janggutnya basah oleh airmata. Pada suatu Ayub bin Wa-il ar-Rasibi pernah
hari ketika ia duduk di antara kawan- menceriterakan kepada kita salah satu
kawannya, lalu membaca: contoh kedermawanannya. Pada suatu hari
Ibnu Umar menerima uang sebanyak
Maka celakalah orang-orang yang berlaku empat ribu dirham dan sehelai baju dingin.
curang dalam takaran! Yakni orang-orang Pada hari berikutnya Ibnu Wa-il
yang apabila menerima takaran dari melihatnya di pasar sedang membeli
orang lain meminta dipenuhi, tetapi makanan untuk hewan tunggangannya
mengurangkannya bila mereka yang secara berutang. Maka pergilah Ibnu Wa-il
menakar atau menimbang untuk orang mendapatkan keluarganya, tanyanya:
lain. Makkah mereka merasa bahwa Bukankah kemarin Abu Abdurrahman —
mereka akan dibangkitkan nanti maksudnya Ibnu Umar — menerima
menghadapi suatu hari yang dahsyat… , kiriman empat ribu dirham dan sehelai
yaitu ketika manusia sama berdiri di baju dingin? ‖ ―Benar‖, ujar mereka.
hadapan Tuhan Rabbul ‗alamin … (Q.S.
83 at-Tathfif: 1— 6). Kata Ibnu Wa-il: ―Saya lihat ia tadi di
pasar membeli makanan untuk hewan
Terus saja ia mengulang-ulang ayat: tunggangannya dan tidak punya uang
untuk membayarnya . . . ―
Ketika manusia sama berdiri di
hadapan Ujar mereka: ―Tidak sampai malam
Rabbul ‗alamin hari, uang itu telah habis dibagi-
bagikannya. Mengenai baju dingin, mula-
sedang airmatanya mengucur bagai mula dipakainya, lalu ia pergi ke luar. Tapi
hujan ketika kembali, baju itu tidak kelihatan
…. hingga akhirnya ia jatuh disebabkan lagi; dan ketika kami tanyakan, jawabnya
duka dan banyak menangis itu …. bahwa baju itu telah diberikannya kepada
seorang miskin . ! ―
Kemurahan, sifat zuhud dan wara‘ bekerja
sama pada dirinya dalam suatu paduan seni
yang agung membentuk corak kepribadian
mengagumkan dari manusia besar ini . . . .
Maka Ibnu Wa-il pun pergilah sambil Dan kedermawanan ini, baginya bukanlah
menghempas-hempaskan kedua belah sebagai alat untuk mencari nama, atau agar
telapak tangannya satu sama lain, dan dirinya menjadi buah bibir dan sebutan
pergi menuju pasar. Di sana ia naik ke orang. Oleh sebab itu pemberiannya hanya
suatu tempat yang tinggi dan berseru ditujukannya kepada fakir miskin dan yang
kepada orang-orang pasar, katanya: benar-benar membutuhkan. Jarang sekali
―Hai kaum pedagang …! Apa yang tuan- makan seorang diri, karena pasti disertai
tuan lakukan terhadap dunia . . . .? Lihat oleh anak-anak yatim dan golongan
Ibnu Umar, datang kiriman kepadanya melarat. Sebaliknya ia seringkali
sebanyak empat ribu dirham, lalu dibagi- memarahi dan menyalahkan sebagian
bagikannya hingga esok pagi ia putera-puteranya, ketika mereka me-
membelikan hewan tunggangannya nyediakan jamuan untuk orang-orang
makanan secara utang . . .! hartawan, dan tidak mengundang fakir
― miskin, katanya: ―Kalian mengundang
orangorang yang dalam kekenyangan, dan
Memang, seorang yang gurunya kalian biarkan orang-orang yang
Muhammad saw. dan bapaknya Umar, kelaparan!‖
adalah seorang yang luar biasa dan cocok
untuk hal-hal istimewa . . A Sungguh, Dan fakir miskin itu kenal benar siapa
kedermawanan, sifat zuhud dan wara‘, Ibnu Umar, mengetahui sifat santunnya
ketika unsur ini membuktikan secara dan merasakan akibat kedermawanan dan
gamblang, bagaimana Abdullah bin Umar budi baiknya. Sering mereka duduk di
menjadi seorang pengikut terpercaya dan jalan yang akan dilaluinya pulang, dengan
seorang putera teladan …. maksud semoga tampak olehnya hingga
dibawanya ke rumahnya. Pendeknya
Bagi orang yang ingin melihat mereka berkumpul sekelilingnya tak ubah
kesetiaannya mengikuti jejak langkah bagai kawanan lebah yang berhimpun
Rasulullah, cukuplah bila diketahuinya mengerumuni kembang demi untuk
bahwa Ibnu Umar akan berhenti dengan menghisap sari madunya … !
untanya di suatu tempat itu, karena pada
suatu hari dilihatnya Rasulullah berhenti Bagi Ibnu Umar harta itu adalah sebagai
dengan untanya di tempat itu, seraya pelayan, dan bukan sebagai tuan atau
katanya: ―Semoga setiap jejak akan me- majikan! Harta hanyalah alat untuk
nimpa di atas jejak sebelumnya … !‖ mencukupi keperluan hidup dan bukan
untuk bermewah-mewahan. Dan hartanya
Begitu pula dalam baktinya kepada orang itu bukanlah miliknya semata, tapi
tua, penghormatan dan kekagumannya, padanya ada bagian tertentu haq fakir
Ibnu Umar mencapai suatu taraf yang miskin, jadi merupakan hak yang serupa
mengharuskan agar kepribadian Umar itu tak ada hak istimewa bagi dirinya.
diteladani oleh pihak musuh, apatah lagi
oleh kaum kerabat, dan kononlah oleh Kedermawanan yang tidak terbatas ini
putera-putera kandungnya sendiri … ! disokong oleh sifat zuhudnya. Ibnu Umar
tak hendak membanting tulang dalam
Terlintas pada kita: Tiada masuk akal, mencari dan mengusahakan dunia.
orang yang mengaku sebagai pengikut Harapan dari dunia itu hanyalah hendak
Rasul ini dan penganut ayah yang terkenal mendapatkan pakaian sekedar penutup
al-Faruk . . . , akan menjadi budak atau tubuhnya dan makanan sekedar penunjang
hamba harta . . . . Memang harta itu datang hidup.
kepadanya secara berlimpah ruah . . . ,
tetapi ia hanya sekedar lewat, atau mampir
ke rumahnya sebentar saj a … !
Salah seorang shahabatnya yang baru dihadapkan pada hari qiamat dengan
pulang dari Khurasan menghadiahkan pertanyaan sebagai berikut: Telah kamu
sehelai baju halus yang indah kepadanya, habiskan segala keni‘matan di waktu
serta katanya: ―Saya bawa baju ini dari hidupmu di dunia, kamu bersenang-senang
Khurasan untukmu! Dan alangkah dengannya! Ia menyadari bahwa di dunia
senangnya hatiku melihat kamu ini ia hanyalah tamu atau seorang musafir
menanggalkan pakaianmu yang kasar ini, lalu . . . Dan pernah ia berceritera tentang
lalu menggantinya dengan baju baru yang dirinya, katanya: ―Tak pernah saya
indah ini!‖ membuat tembok dan tidak pula menanam
sebatang kurma semenjak wafatnya
―Coba lihat dulu‖, jawab Ibnu Umar. Lalu Rasulullah saw.
dirabanya baju itu dan tanyanya:
―Apakah ini sutera?‖ ―Bukan‖, ujar Berkata Maimun bin Mahran:
kawannya itu, ―Saya masuk ke rumah Ibnu Umar dan
―itu hanya katun‖. Ibnu Umar menaksir harga barang-barang yang
mengusap- usap baju itu sebentar, terdapat di sana berupa ranjang, selimut,
kemudian diserahkannya kembali, tikar . . . , pendeknya apa juga yang
katanya: ―Tidak, saya khawatir terhadap terdapat di sana, maka saya dapati
diriku … ! Saya takut ia akan menjadikan harganya tidak sampai seratus dirham . . . !
diriku sombong dan megah, sedang Allah ‖ Dan demikian itu bukanlah karena
tidak menyukai orang-orang sombong kemiskinan, karena Ibnu Umar adalah
dan bermegah diri seorang kaya … ! Bukan pula karena
I
… ― kebakhilan, karena ia seorang pemurah dan
dermawan . . .! Sebabnya tidak lain
Pada suatu hari, seorang shahabat hanyalah karena ia seorang zahid tidak
memberinya pula sebuah kotak yang berisi terpikat oleh dunia, tidak suka hidup
penuh. mewah dan tak senang menyimpang dari
kebenaran dan keshalihan dalam
―Apa isinya ini … ?‖, tanya Ibnu Umar. menempuh hidup ini.

Jawab shahabatnya: ―Suatu obat istimewa, Ibnu Umar dikaruniai umur panjang dan
saya bawa untukmu dari Irak!‖ mengalami masa Bani Umaiyah, di mana
harta melimpah ruah, tanah tersebar luas
―Obat untuk penyakit apa‖, tanya dan kemewahan meraja-lela di kebanyakan
Ibnu rumah, bahkan katakanlah di mahligai-
Umar pula. mahligai dan istana-istana . . .! Tapi walau
demikian, namun gunung yang mulia ini
―Obat penghancur makanan tetap tegak dan tak tergoyahkan, tak
untuk membantu pencernaan‖. hendak beranjak dari tempatnya dan tak
hendak bergeser dari sifat wara‘ dan
Ibnu Umar tersenyum, katanya kepada zuhudnya.
shahabat itu: ―Obat penghancur makanan .
. . ? Selama empat puluh tahun ini saya tak Dan bila disebut orang kebahagiaan dunia
pernah memakan sesuatu makanan sampai dan kesenangannya yang dihindarinya itu,
kenyang … !‖ ia berkata: ―Saya bersama shahabat-
shahabatku telah sama sepakat atas suatu
Nah, seseorang yang tak pernah makan perkara, dan saya khawatir jika menyalahi
sampai kenyang selama 40 tahun bukanlah mereka, takkan bertemu lagi dengan
maksudnya hendak menjauhi ke mereka untuk selama-lamanya
kenyangan itu semata, tetapi pastilah
karena zuhud dan wara‘- nya, serta
usahanya hendak mengikuti jejak langkah
Rasulullah dan bapaknya! Ia cemas akan
Dan kepada yang lain diberitahukannya selalu menolak. Penolakan ini
bahwa ia meninggalkan dunia itu bukanlah menyebabkan timbulnya masalah yang
disebabkan ketidak mampuan; ditadah- ditujukan kepada Ibnu Umar. Tetapi ia
kannya kedua tangannya ke langit, mempunyai logika dan alasan pula.
katanya; ―Ya Allah, Engkaumengetahui
bahwa kalau tidaklah karena takut Sebagai dimaklumi setelah terbunuhnya
kepada-Mu, tentulah kami akan ikut Utsman r.a. keadaan tambah memburuk
berdesakan dengan bangsa kami Quraisy dan berlarut-larut yang akan membawa
memperebutkan dunia ini. . bencana dan malapetaka. Dan walaupun ia
tidak mempunyai ambisi untuk jabatan
Benar … ! Seandainya ia tidak takut khalifah tersebut, tetapi Ibnu Umar
kepada Allah, tentulah ia akan ikut bersedia memikul tanggung jawab dan
merebut dunia dan tentulah ia akan menanggung resikonya dengan syarat ia
berhasil. Tetapi ia tidak perlu berebutan, dipilih oleh seluruh Kaum Muslimin
karena dunia datang sendiri kepadanya, dengan kemauan sendiri tanpa dipaksa.
merayunya dengan berbagai kesenangan Adapun jika bai‘at itu dipaksakan oleh
dan daya perangsangnya…. sebagian atas lainnya di bawah ancaman
pedang, maka inilah yang tidak disetujui
Adakah lagi yang lebih menarik dari oleh Ibnu Umar, dan la menolak jabatan
jabatan khalifah? Berkali-kali jabatan itu khalifah yang dicapai dengan cara seperti
ditawarkan kepada Ibnu Umar, tetapi ia itu.
tetap menolak. Bahkan ia pernah diancam
jika tak mau menerimanya, tetapi Dan ketika itu, syarat tersebut tidaklah
pendiriannya semakin teguh dan mungkin. Bagaimanapun kebaikan Ibnu
penolakannya semakin kerns lagi … Umar dan kekompakan Kaum Muslimin
dalam mencintai dan menghormatinya,
Berceritakan Hasan r.a.: tetapi luasnya daerah dan letaknya yang
berjauhan, di samping pertikaian yang
―Tatkala Utsman bin Affan dibunuh sedang berkecamuk di antara Kaum
orang, ummat mengatakan kepada Muslimin, menyebabkan mereka terpecah-
Abdullah bin Umar: ―Anda adalah pecah kepada beberapa golongan yang
seorang pemimpin, keluarlah, agar kami saling berperang dan mengangkat senjata,
minta orang-orang bai‘at pada anda!‘ maka suasana tidaklah memungkinkan
Ujarnya: ‗Demi Allah? seandainya dapat, tercapainya konsensus atau persesuaian
janganlah ada walau setetes darah pun yang diharapkan oleh Ibnu Umar itu.
yang tertumpah disebabkan daku!‘ Kata
mereka pula: ‗Anda harus keluar! Seorang laki-laki mendatanginya pada
Kalau tidak akan kami bunuh di tempat suatu hari, katanya: ―Tak seorang
tidurmu!‘ Tetapi jawaban Ibnu Umar pun yang lebih buruk perlakuannya
tidak berbeda dengan yang pertama. terhadap ummat manusia daripadamu !‖
Demikianlah mereka membujuk dan
mengancamnya, tetapi tak satu pun hasil ―Kenapa ? , ujar Ibnu Umar;‖demi
yang mereka peroleh . . . .!‖ Allah, tak pernah saya menumpahkan
darah mereka, tidak pula berpisah dengan
Dan setelah itu, ketika masa telah berganti jama‘ah mereka apalagi memecah-belah
masa dan fitnah telah menjadi-jadi, Ibnu kesatuan mereka!‖
Umar tetap merupakan satu-satunya
harapan. Orang-orang mendesaknya agar Kata laki-laki itu pula: ―Andainya kamu
sedia menerima jabatan khalifah dan mau, tak seorang pun yang akan
mereka akan bai‘at kepadanya, tetapi ia menentang … !13
Jawab Ibnu Umar: ―Saga tak suka ―siapa yang berkata: ‗Marilah shalat!‘
kalau dalam hal ini seorang mengatakan akan saya penuhi….
setuju, sedang lainnya tidak!‖
Dan siapa yang berkata: ‗Marilah menuju
Bahkan setelah peristiwa berkembang kebahagiaan!‘ akan saya turuti pula ….
sedemikian rupa, dan kedudukan
Muawiyah telah kokoh, dan setelah itu Tetapi siapa yang mengatakan: ‗Marilah
beralih pula kepada puteranya Yazid . . . , membunuh saudaramu seagama dan
lalu Muawiyah II putera Yazid setelah merampas hartanya!‘ maka saya akan
beberapa hari menduduki jabatan khalifah katakan tidak . . . .‖
meninggalkannya karena tidak
menyukainya. Sampai saat itu Ibnu Umar Hanya dalam sikap netral dan tak hendak
telah menjadi seorang tun berusia lanjut, ia campur tangan ini, Ibnu Umar tak mau
masih menjadi harapan ummat untuk membiarkan kebathilan. Telah lama sekali
jabatan tersebut. Marwan datang Mu‘awiyah yang ketika itu berada di
kepadanya, katanya: ―Ulurkanlah tangan puneak kejayaannya melakukan tindakan-
anda agar kami bai‘at! Anda adalah tindakan yang menyakitkan dan mem-
pemimpin Islam dan putera dari bingungkannya, sampai-sampai
pemimpinnya!‖ Mu‘awiyah mengancam akan
membunuhnya. Padahal dia selalu
Ujar Ibnu Umar: ―Apa yang kita bersemboyan: ―Seandainya di antaraku
lakukan terhadap orang-orang masyriq?‖ dengan seseorang ada hubungan walau
agak sebesar rambut, tidaklah ia akan
―Kita gempur mereka sampai mau bai‘at!‖ putus … !‖
―Demi Allah,‖ujar Ibnu Umar Pula: ―saya Dan pada suatu hari Hajjaj‘) tampil
tak sudi dalam umur saya yang tujuh berpidato, katanya: ―Ibnu Zubair telah
puluh tahun ini, ada seorang manusia merubah Kitabullah!‖
yang terbunuh disebabkan saya …
Maka berserulah Ibnu Umar
Marwanpun pergi berlalu sambil menentangnya: ―Bohong bohong . . . .
berdendang: , kamu bohong . ! ―

―Api fitnah berkobar sepeninggal Abu Hajjaj yang selama ini ditakuti oleh siapa
Laila, pun juga, merasa terpukul mendapat
serangan tiba-tiba ….Tetapi kemudian dia
Dan kerajaan akan berada di tangan yang melanjutkan pembicaraan dengan
kuat lagi perkasa‖. mengancamnya akan memberi balasan
yang seburuk-buruknya. Ibnu Umar
Yang dimaksud dengan Abu Laila ialah mengacungkan tangannya ke muka Hajjaj,
Muawiyah bin Yazid. dan di hadapan orang-orang yang sama
terpesona dijawabnya: ―Jika ancamanmu
Penolakan untuk menggunakan kekerasan itu kamu laksanakan, maka sungguh tak
dan alat senjata inilah yang menyebabkan usah heran, kamu adalah seorang diktator
Ibnu Umar tak hendak campur tangan dan yang biadab!‖ Tetapi bagaimana juga
bersikap netral dalam kekalutan bersenjata keras dan beraninya, sampai akhir
yang terjadi di antara pengikut Ali dan hayatnya Ibnu Umar selalu ingin agar tidak
penyokong Muawiyah dengan mengambil terlibat dalam fitnah bersenjata itu dan
kalimat-kalimat berikut sebagai semboyan menolak untuk berpihak kepada salah satu
dan prinsipnya: golongan ….
Berkatalah Abul ‗Aliyah al-Barra: Hal itu dijelaskannya dengan gamblang
ketika ia ditanyai oleh Nafi‘: ―Hai Abu
―Pada suatu hari saya berjalan di belakang Abdurrahman, anda adalah putera Umar
Ibnu Umar tanpa diketahuinya. Maka saya dan shahabat Rasulullah saw., dan anda
dengar ia berbicara kepada dirinya: adalah serta
‗Mereka letakkan pedang-pedang mereka anda . . .! Tetapi apa yang menghalangi
di atas pundak-pundak lainnya, mereka anda bertindak?‖ — maksudnya membela
berbunuhan lalu berkata: ―Hai Abdullah Ali. Maka ujarnya:
bin Umar ikutlah dan berikan bantuan .
sungguh sangat menyedihkan.‖ ―Sebabnya ialah karena Allah Ta‘ala telah
mengharamkan atasku menumpahkan
la amat menyesal dan duka melihat darah darah Muslim! Firman-Nya ‗Azza wa
Kaum Muslimin tertumpah oleh Jalla:
sesamanya. Dan sebagai kita baca dalam
kata pengantar mengenai riwayatnya. ini, Perangilah mereka itu hingga tak ada lagi
―tiadalah ia hendak mernbangunkan orang fitnah dan hingga orang-orang beragama
Muslimin yang sedang tertidur‖. itu semata ikhlas karena Allah. (Q.S. 2 al-
Baqarah: 193).
Dan sekiranya ia mampu menghentikan
peperangan dan menjaga darah tertumpah Nah, kita telah melakukan itu dan
pastilah akan dilakukannya, tetapi suasana memerangi orang-orang musyrik, hingga
ternyata tidak mengidzinkan, oleh sebab agama itu semata bagi Allah! Tetapi
itu dijauhinya. sekarang apa tujuan kita berperang . . .?
Saya telah mulai berperang semenjak
Sebetulnya hati kecilnya berpihak kepada berhala-berhala masih memenuhi Masjidil
Ali r.a., bahkan pada lahirnya Ibnu Umar Haram dari pintu sampai ke sudut-
yakin bahwa Ali r.a. di pihak yang benar, sudutnya, hingga akhirnya semua itu
hingga diriwayatkan bahwa setelah ia dibasmi Allah dari bumi Arab … !
menganalisa semua peristiwa dan situasi Sekarang, apakah saya akan memerangi
pada akhir hidupnya itu ia berkata: orang yang mengucapkan ―Lah ilaaha
―Tiada sesuatu pun yang saya sesalkan illallaah‖, tiada Tuhan yang haq diibadahi
karena tidak kuperoleh, kecuali suatu hal, melainkan Allah?‖
aku sangat menyesal tidak mendampingi
Ali dalam memerangi golongan Demikianlah logika dan alasan dari Ibnu
pendurhaka . . Umar, dan demikianlah pula keyakinan
.!‖ dan pendiriannya! Jadi ia menghindari
peperangan dan tak hendak turut
Penolakannya berperang di pihak Ali yang mengambil bahagian padanya, bukanlah
sebenarnya mempertahankan haq dan karena takut atau hal-hal negatif lainnya,
berada di pihak yang benar, dilakukannya tetapi adalah karena tak menyetujui perang
bukan dengan maksud hendak lari atau saudara antara sesama ummat beriman,
menyelamatkan diri, dan menentang tindakan seorang Muslim
yang menghunus pedang terhadap Muslim
tetapi adalah karena tidak setuju dengan lainnya.
semua perselisihan dan fitnah itu, serta
menghindari peperangan yang terjadi Ibnu Umar menjalani usia lanjut dan
bukan di antara Muslim dengan musyrik, mengalami saat-saat dibukakannya pintu
tetapi antara sesama Muslimin yang saling keduniaan bagi Kaum Muslimin. Harta
menerkam saudaranya …. melimpah ruah,. jabatan beraneka ragam
dan kehendak serta keinginan berkobar- ―Umar hidup di suatu masa di
kobar. Tetapi kemampuan mentalnya yang mana banyak tokoh-tokoh yang menjadi
saingannya, tetapi Ibnu Umar hidup di
luar biasa, telah merubah khasiat suatu zaman, di mana tidak ditemui yang
zamannya! menjadi tolak bandingannya … !‖

Masa yang penuh dengan segala macam Perbandingan itu terlalu berlebihan, tetapi
keinginan, dengan fitnah dan harta benda dapat dima‘afkan terhadap orang seperti
itu, dirubahnyalah bagi dirinya menjadi Ibnu Umar . . . . Adapun Umar, tak
suatu masa yang diliputi oleh zuhud dan seorang pun dapat disejajarkan dengannya.
keshalihan, kedamaian dan kesejahteraan Tak mungkin ada bandingannya di setiap
yang dijalani oleh pribadi; tekun dan masa dari kaum mana pun juga!
melindungkan diri ini dengan segala
keyakinan, telah dibentuk dan ditempa Suatu hari dari tahun 73 H . . . , ketika
oleh Agama Islam di masa-masa sang surya telah condong ke Barat hendak
pertamanya yang gemilang dan tinggi memasuki peraduannya, salah sebuah
menjulang itu, tidak tergoyahkan sedikit kapal keabadian telah mengangkat jangkar
pun juga. dan mulai berlayar, bertolak menuju
rafiqul a‘la di alam barzakh, dengan
Dengan bermulanya masa Bani Umayah, membawa suatu sosok tubuh salah seorang
corak kehidupan mengalami perubahan, tokoh teladan terakhir mewakili zaman
suatu perubahan yang tak dapat dielakkan. wahyu di Mekah dan Madinah, yaitu jasad
Masa itu boleh disebut sebagai masa Abdullah bin Umar bin Khatthab -
kelonggaran dalam segala hal, kelonggaran
yang tidak Baja sesuai dengan keinginan -
keinginan pemerintah, tetapi juga dengan
keinginan-keinginan pribadi dan golongan.

Dan di tengah badai rangsangan masa


yang terpukau oleh kelonggaran-
kelonggaran itu, oleh hasil perolehan dan
kemegah- annya, Ibnu Umar tetap
bertahan dengan segala keutamaannya,
tidak menghiraukan semuanya itu, dengan
melanjutkan pengembangan jiwanya yang
besar. Sungguh, ia telah berhasil menjaga
tujuan mulia dari kehidupannya sebagai
diharapkannya, hingga orang-orang yang
semata dengannya melukiskannya sebagai
berikut: ―Ibnu Umar telah
meninggal dunia, dan dalam keutamaan
tak ubahnya ia dengan Umar‖.

Bahkan ketika menyaksikan sifat dan


akhlaqnya yang mengagumkan itu, mereka
membandingkannya dengan Umar, yaitu
bapaknya yang berpribadi besar, kata
mereka:
SA‟AD BIN ABI WAQQASH tercapailah persetujuan sesuai dengan apa
SINGA YANG MENYEMBUNYIKAN yang diusulkan oleh Abdurrahman bin
KUKUNYA ‗Auf, dan peserta musyawarah
memutuskan agar Umar kembali ke
Berita yang datang secara beruntun Madinah dan memilih seorang panglima
menyatakan serangan licik yang lain yang akan memimpin peperangan
dilancarkan oleh angkatan bersenjata Persi menghadapi Persi.
terhadap Kaum Muslimin, amat
menggelisahkan hati Amirul Mu‘minin Amirul Mu‘minin tunduk pada keputusan
Umar bin Khatthab …. Disusul kemudian ini, lalu menanyakan kepada para
dengan berita tentang pertempuran shahabat, siapa kiranya orang yang akan
Jembatan, di mana empat ribu orang dikirim ke Irak itu. Mereka sama tertegun
pihak-Kaum Muslimin gugur sebagai dan berfikir. Tiba-tiba berserulah
syuhada dalam waktu sehari, begitu pun Abdurrahman bin ‗Auf: ―Saya telah
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan menemukannya …!‖‖Siapa dia?‖ tanya
oleh orang-orang Irak terhadap perjanjian- Umar.
perjanjian yang mereka perbuat, Berta
ikrar Yang telah mereka akui . . . , Ujar Abdurrahman: ―Singa yang
menyebabkan khalifah mengambil menyembunyikan kukunya, yaitu Saad bin
keputusan untuk pergi dan memimpin Malik az-Zuhri!‖
sendiri tentara Islam dalam perjuangan
bersenjata yang menentukan, melawan Pendapat ini disokong sepenuhnya oleh
Persi. Kaum Muslimin, dan Amirul Mu‘minin
meminta datang Sa‘ad bin Malik az-Zuhri
Bersama beberapa orang shahabat dan yang tiada lain Sa‘ad bin Abi Waqqash.
dengan menunggang kendaraan, Lalu diangkatnya sebagai Amir atau
berangkatlah ia dengan meninggalkan Ali gubernur militer di Irak yang bertugas
karamallahu wajhah di Madinah sebagai mengatur pemerintahan dan sebagai
wakilnya. Tetapi belum berapa jauh dari panglima tentara.
kota, sebagian anggota rombongan
berpendapat dan mengusulkan agar ia Nah, siapakah dia singa yang
kembali dan memilih salah seorang di menyembunyikan kukunya itu, dan
antara Para shahabat untuk melakukan siapakah dia yang bila datang kepada
tugas tersebut. Rasulullah ketika berada di antara
shahabat-shahabatnya, akan disambutnya
Usul ini diprakarsai oleh Abdurrahman dengan ucapan selamat datang sambil
y
bin ‗Auf yang men atakan bahwa menyia- bergurau, sabdanya: ―Ini dia pamanku …
nyiakan nyawa Amirul Mu‘minin dengan ! Siapa orang yang punya paman seperti
cara seperti ini, sementara. Islam sedang pamanku ini … ?‖ Itulah dia Sa‘ad bin
menghadapi hari-harinya Yang Abi Waqqash! Kakeknya ialah Uhaib,
menentukan, adalah perbuatan yang keliru. putera dari Manaf yang menjadi paman
dari Aminah ibunda dari Rasulullah saw.
Umar pun menyuruh Kaum Muslimin
berkumpul untuk bermusyawarah dan Sa‘ad masuk Islam selagi berusia 17 tahun,
diserukanlah ―Asshalata jami‘ah ―; dan keislamannya termasuk yang terdahulu
sementara Ali dipanggil datang, yang di antara para shahabat. Hal ini pernah
bersama beberapa orang penduduk diceritakannya sendiri, katanya: ―Pada
suatu saat saya beroleh kesempatan
Madinah berangkat menuju tempat termasuk tiga orang pertama yang masuk
perhentian Amirul Mu‘minin. Akhirnya Islam‖. Maksudnya bahwa ia adalah salah
seorang di antara tiga orang yang paling jaminan seseorang, kecuali bagi Sa‘ad . . .
dahulu masuk Islam. Saya dengar beliau bersabda waktu Perang
Uhud:
Maka pada hari-hari pertama Rasulullah ―Panahlah, hai Sa‘ad! Ibu bapakku
menjelaskan tentang Allah Yang Esa dan menjadi jaminan bagimu. . ..I‖
tentang Agama baru yang dibawanya, dan
sebelum beliau mengambil rumah al- Sa‘ad termasuk seorang kesatria berkuda
Arqam untuk tempat pertemuan dengan Arab dan Muslimin yang paling berani. la
shahabat-shahabatnya yang telah mulai mempunyai dua macam senjata yang amat
beriman, Sa‘ad bin Abi Waqqash telah ampuh: panahnya dan do‘anya. Jika ia
mengulurkan tangan kanannya untuk bai‘at memanah musuh dalam peperangan,
kepada Rasulullah saw. pastilah akan mengenai sasarannya . . . ,
dan jika ia menyampaikan suatu
Sementara itu buku-buku tarikh dan permohonan kepada Allah pastilah di-
riwayat menceritakan kepada kita bahwa ia kabulkan-Nya . . .! Menurut Sa‘ad sendiri
termasuk salah seorang yang masuk Islam dan juga pars shahabatnya, hal itu adalah
bersama dan atas hasil usaha Abu Bakar. disebabkan do‘a Rasulullah juga bagi
Boleh jadi ia menyatakan keislamannya pribadinya. Pada suatu hari ketika
secara terang-terangan bersama orang- Rasulullah menyaksikan dari Sa‘ad sesuatu
orang yang dapat diyakinkan oleh Abu yang menyenangkan dan berkenan di hati
Bakar, yaitu Utsman bin ‗Affan, Zubair beliau, diajukannyalah do‘a yang maqbul
bin Awwam, Abdurrahman bin ‗Auf dan ini:
Thalhah bin ‗Ubaidillah. Dan ini tidak ―Ya Allah, tepatkanlah bidikan panahnya
menutup kemungkinan bahwa ia lebih dulu dan kabulkanlah do‘anya … ! ―
masuk Islam secara sembunyi-sembunyi.
Demikianlah ia terkenal di kalangan
Banyak sekali keistimewaan yang dimiliki saudara-saudara dan handai tolannya
oleh Sa‘ad ini, yang dapat ditonjolkan dan bahwa do‘anya tak ubah bagai pedang
dibanggakannya. Tetapi di antara semua yang tajam. Hal ini juga disadari
itu dua hal penting yang selalu menjadi sepenuhnya oleh Sa‘ad sendiri, hingga ia
dendang dan senandungnya. Pertama: tak hendak berdo‘a bagi kerugian
bahwa dialah yang mula-mula melepaskan seseorang, kecuali dengan menyerahkan
anak panah dalam membela Agama Allah, urusannya kepada Allah Ta‘ala. Sebagai
dan juga orang yang mula-mula terkena contoh ialah peristiwa yang diriwayatkan
anak panah. Dan kedua: bahwa dia oleh ‗Amir bin Sa‘ad:
merupakan satu-satunya orang yang
dijamin oleh Rasulullah dengan jaminan ―Sa‘ad mendengar seorang laki-laki
kedua orang tua beliau. Bersabdalah memaki ‗Ali, Thalhah dan Zubair. Ketika
Rasulullah saw. di waktu perang Uhud: dilarangnya, orang itu tak hendak menurut,
―Panahlah hai Sa‘ad! Ibu bapakku maka katanya: Walau begitu saya do‘akan
menjadi jaminan bagimu. . ..I‖ kamu kepada Allah ―. Ujar laki-laki itu:
―Rupanya kamu hendak menakut-
Memang! Kedua ni‘mat besar ini selalu nakuti aku, seolah-olah kamu seorang
menjadi dendangan Sa‘ad buah syukurnya Nabi . . .
kepada Allah, katanya: ―Demi ‗Maka Sa‘ad pun pergi wudlu dan shalat
Allah, sayalah orang pertama yang dua raka‘at. Lalu diangkatlah kedua
melepaskan anak panah di jalan Allah … !‖ tangannya, katanya: ‗Ya Allah, kiranya
Dan berkata pula Ali bin Abi Thalib: menurut ilmu-Mu laki-laki ini telah
―Tidak pernah saya dengar Rasulullah memaki segolongan orang yang telah
menyediakan ibu bapaknya sebagai beroleh kebaikan dari-Mu, dan tindakan
mereka itu mengundang amarah murka-
Mu, maka mohon dijadikan hal itu sebagai daqahkan dua pertiga hartaku?‖ ―Tidak
pertanda dan suatu pelajaran … ! ‖ Tidak ―jawab Nabi. ―Kalau begitu,
lama kemudian, tiba-tiba dari salah satu separohnya?‖tanya Sa‘ad pula.
pekarangan rumah, muncul seekor unta liar ―Jangan‖, ujar Nabi. ―Jadi,
dan tanpa dapat dibendung masuk ke sepertiganya?‖ ―Benar‖ ujar Nabi; dan
dalam lingkungan orang banyak seolah- sepertiga itu pun sudah banyak . .. , lebih
olah ada yang dicarinya. Lalu diterjangnya baik anda meninggalkan ahli waris dalam
laki-laki tadi dan dibawanya ke bawah keadaan mampu daripada membiarkannya
kakinya, serta beberapa lama menjadi dalam keadaan miskin dan menadahkan
bulan-bulanan injakan dan sepakannya tangannya kepada orang lain. Dan setiap
hingga akhirnya tewas menemui ajalnya nafqah yang anda keluarkan dengan
…!― mengharap keridlaan Allah, pastilah akan
diberi ganjaran,bahkan walau sesuap
Kenyataan ini pertama kali makanan yang ands taruh di mulut isteri
mengungkapkan kebeningan jiwa, ands!‖
kebenaran iman dan keikhlasannya yang
mendalam. Begitu pula Sa‘ad, jiwanya Beberapa lama Sa‘ad hanya mempunyai
adalah jiwa merdeka, keyakinannya keras seorang puteri. Tetapi setelah peristiwa di
atas, ia beroleh lagi beberapa orang putera.
membaja serta keikhlasannya dalam dan Karena takutnya kepada Allah, Sa‘ad
tidak bernoda. Dan untuk menopang sering menangis. Jika didengarnya
ketaqwaannya ia selalu memakan yang Rasulullah berpidato dan menasihati
halal, dan menolak dengan keras setiap ummat, air matanya bercucuran hingga
dirham yang mengandung syubhat. membasahi haribaannya. la adalah seorang
shahabat yang diberi ni‘mat taufiq dan
Dalam kehidupan akhirnya Sa‘ad termasuk diterima ‗ibadahnya.
Kaum Muslimin yang kaya dan berharta.
Waktu wafat, ia meninggalkan kekayaan Pada suatu hari ketika Rasulullah sedang
yang tidak sedikit. Tapi kalau biasanya duduk-duduk bersama para shahabat, tiba-
harta banyak dan harta halal jarang sekali tiba beliau menatap dan menajamkan
dapat terhimpun, maka di tangan Sa‘ad hal pandangannya ke arah ufuk bagai
itu telah terjadi. Ia dilimpahi harta yang seseorang yang sedang menunggu bisikan
banyak, yang baik dan yang halal atau kata-kata rahasia. Kemudian beliau
sekaligus. menoleh kepada para shahabat, sabdanya:
―Sekarang akan muncul di hadapan tuan-
Di samping itu ia dapat dijadikan seorang tuan seorang lakilaki penduduk surga ―.
mahaguru pula dalam coal membersihkan
harta. Dan kemampuannya dalam Para shahabat pun nengok kiri kanan dan
mengumpulkan harta dari barang bersih ke setiap arah untuk melihat siapakah
lagi halal, diimbangi — bahkan mungkin kiranya orang berbahagia yang beruntung
diatasi — oleh kesanggupan beroleh taufiq dan karunia itu. Dan tidak
menafqahkannya di jalan Allah. lama antaranya muncullah di hadapan
mereka Sa‘ad bin Abi Waqqash ….
Ketika Hajji Wada‘, Sa‘ad ikut bersama
Rasulullah saw. Kebetulan ia jatuh sakit, Selang beberapa lama, Abdullah bin ‗Amr
maka Rasulullah datang menengoknya. bin ‗Ash datang kepadanya meminta jasa
baiknya dan mendesak agar menunjukkan
Tanya Sa‘ad: ―Wahai Rasulullah, saya kepadanya jenis ibadat dan amalan untuk
punya harta dan ahli warisku hanya mendekatkan diri kepada Allah, yang
seorang puteri saja. Bolehkah saya sha- menyebabkannya berhak menerima gan-
jaran tersebut yang telah diberitakan agama berhala dan kepada kaum
sehingga menjadi daya tarik untuk kerabatnya.
mengerjakannya:
Wanita itu menyatakan akan mogok
Maka ujar Sa‘ad: ―Tak lebih dari amal makan dan minum, sampai Sa‘ad bersedia
ibadat yang biasa kita kerjakan, hanya kembali ke agama nenek moyang dan
saja saya tak pernah menaruh dendam kaumnya. Rencana itu dilaksanakannya
atau niat jahat terhadap seorang pun di dengan tekad yang luar biasa, ia tak
antara Kaum Muslimin!‖ hendak menjamah makanan atau minuman
Nah, itulah dia ―singa yang selalu hingga hampir menemui ajalnya.
menyembunyikan kukunya‖ yang
diungkapkan oleh Abdurrahman bin ‗Auf. Tetapi Sa‘ad tidak terpengaruh oleh hal
tersebut, bahkan ia tetap pada
Dan inilah tokoh yang dipilih Umar untuk pendiriannya, ia tak hendak menjual
memimpin pertempuran Qadisiyah yang Agama dan keimanannya dengan sesuatu
dahsyat itu! Kenapa memilihnya untuk pun, bahkan walau dengan nyawa ibunya
melaksanakan tugas yang paling rumit sekalipun.
yang sedang dihadapi Islam dan Kaum
Muslimin, karena keistimewaannya Ketika keadaan ibunya telah demikian
terpampang jelas di hadapan Amirul gawat, beberapa orang keluarganya
Mu‘minin: membawa Sa‘ad kepadanya untuk
menyaksikannya kali yang terakhir,
— Ia adalah orang yang maqbul do‘anya dengan hadapan hatinya akan menjadi
… ; jika ia memohon diberi kemenangan lunak jika melihat ibunya dalam sekarat.
oleh Allah, pastilah akan dikabulkan-Nya! Sesampainya di sana, Sa‘ad menyaksikan
— la seorang yang hati-hati dalam suatu pemandangan yang amat meng-
makan, terpelihara lisan dan suci hatinya. hancurkan hatinya yang bagaikan dapat
— Salah seorang anggota pasukan menghancurkan baja dan meluluhkan batu
berkuda di perang Badar, di perang Uhud, karang ….
pendeknya di setiap perjuangan bersenjata Tapi keimanannya terhadap Allah dan
yang diikutinya bersama Rasulullah Rasul mengatasi baja dan batu karang
saw…. mana pun juga. Didekatkan wajahnya ke
— Dan satu lagi yang tak dapat wajah ibunya, dan dikatakannya dengan
dilupakan oleh Umar, suatu keistimewaan suara kerns agar kedengaran olehnya:
yang tak dapat diabaikan harga, nilai dan
kepentingannya, serta harus dimiliki oleh ―Demi Allah, ketahuilah wahai
orang yang hendak melakukan tugas ibunda seandainya bunda mempunyai
penting, yaitu kekuatan dan ketebalan seratus nyawa, lalu ia keluar satu per satu,
iman. tidaklah anakanda akan meninggalkan
Agama ini walau ditebus dengan apa pun
Umar tidak lupa akan kisah Sa‘ad dengan juga . . .! Maka terserahlah kepada bunda,
ibunya sewaktu ia masuk Islam dan apakah bunda akan makan atau tidak … !‖
mengikuti Rasulullah ….Ketika itu segala
usaha ibunya untuk membendung dan Akhirnya ibunya mundur teratur, dan
menghalangi puteranya dari Agama Allah turunlah wahyu menyokong pendirian
mengalami kegagalan. Maka ditempuhnya Sa‘ad serta mengucapkan selamat ke-
segala jalan yang tak dapat tidak, pasti padanya, sebagai berikut:
akan melemahkan semangat Sa‘ad dan
akan membawanya kembali ke pangkuan Dan seandainya kedua orang tun
memaksamu untuh mempersehutukan Ahu,
padahal itu tidak sesuai dengan mulia maupun yang hina, pada pandangan
pendapatmu, maka janganlah kamu Allah serupa tidak berbeda . . . . Allah
mengikuti kedua- Tuhan mereka, sedang mereka hambaNya .
(Q.S. 31 Luqman: 15) .. Mereka berlebih berkurang dalam
kesehatan, dan akan beroleh karunia yang
Nah, tidakkah ini betul-betul singa yang tersedia di sisi Allah dengan ketaatan.
menyembunyikan kukunya … ? Maka perhatikanlah segala sesuatu yang
Jika demikian halnya, pantaslah Amirul pernah anda lihat pada Rasulullah saw.
Mu‘minin dengan hati tenang semenjak ia diutus sampai meninggalkan
memancangkan panji-panji Qadisiyah di kita dan pegang teguhlah, karena itulah
tangan kanannya, dan mengirimnya untuk yang harus diikuti … ! ―
menghalau pasukan Persi yang tidak
kuiang jumlahnya dari seratus ribu prajurit Kemudian katanya pula:
yang terlatih dan diperlengkapi dengan ―Tulislah kepadaku segala hal ikhwal tuan-
senjata dan alat pertahanan yang paling tuan bagaimana kedudukan tuan-tuan, dan
ditakuti dunia waktu itu, dipimpin oleh di mana pula posisi musuh terhadap tuan-
otak-otak perang yang paling jempol, dan tuan . .. , terangkan sejelas-jelasnya,
ahli-ahli siasatnya yang paling cerdik dan hingga seolah-olah aku menyaksikan
licik … ! sendiri keadaan tuan-tuan … ! ―

Memang, kepada tentara musuh yang Sa‘ad pun menulis surat kepada Amirul
menakutkan inilah Sa‘ad datang dengan Mu‘minin dan menuliskan segala sesuatu,
membawa tigapuluh ribu mujahid, tidak hingga hampir saja diterangkannya tempat
lebih . . .; di tangan masing-masing dan posisi setiap prajurit secara terperinci.
tergenggam panah dan tumbak. Hanya
sernata-mata panah dan tombak . . . tetapi Sa‘ad telah sampai di Qadisiyah,
dalam dada menyala kemauan dari Agama sementara seluruh tentara dan rakyat
baru, yang membuktikan keimanan, Persia berhimpun, sesuatu hal yang tak
kehangatan, serta kerinduan yang luar pernah mereka lakukan selama ini. Kendali
biasa terhadap maut dan mati syahid … pimpinannya dipegang oleh panglimanya
yang ulung dan paling terkenal, yaitu
Dan kedua pasukan itu pun bertemulah. Rustum.
Tetapi belum, mereka belum lagi
bertempur. Di sana Sa‘ad masih menunggu Sebagai balasan surat dari Sa‘ad yang baru
bimbingan dan pengarahan dari Amirul dikirimnya, Amirul Mu‘minin menulis:
Mu‘minin Umar . . . . Di bawah ini tertera
surat Umar yang memerintahkannya ―Sekali-kali janganlah anda
segera berangkat ke Qadisiyah, yang gentar mendengar berita dan persiapan
merupakan pintu gerbang memasuki Persi, mereka! Bermohonlah kepada Allah dan
ditancapkannya dalam hatinya kalimat tawakkal- lah kepada-Nya! Dan kirimlah
berharga yang semuanya merupakan sebagai utusan, orang-orang yang cerdas
petunjuk dan cahaya: dan tabah untuk menyeru mereka ke jalan
Allah . . .! Dan tulislah surat kepadaku
―Wahai Sa‘ad bin Wuhaib! Janganlah anda setiap hari …
terpedaya di hadapan Allah, mentang- !‖
mentang dikatakan bahwa anda adalah
paman dan shahabat Rasulullah! Sungguh, Kembali Sa‘ad mengirim surat kepada
tak ada hubungan keluarga antara Amirul Mu‘minin, menyampaikan bahwa
seseorang dengan Allah kecuali dengan Rustum telah menduduki Sabath dengan
mentaati-Nya! Semua manusia baik yang mengerahkan pasukan gajah dan
berkudanya, dan mulai bergerak menuju
Kaum Muslimin . . . . Balasan dari Umar Soal jawab di antara mereka dengan
datang yang isinya memberi petunjuk dan Panglima Persi itu berlangsung lama, dan
menabahkan hati Sa‘ad. akhirnya mereka tidak diperbolehkan lagi
berbicara, karena salah seorang di antara
Sa‘ad bin Abi Waqqash seorang anggota mereka mengatakan:
pasukan berkuda yang ulung dan gagah
berani, paman Rasulullah dan termasuk ―Sesungguhnya Allah telah memilih
golongan yang mula pertama masuk Islam, kami untuk membebas kan hamba-hamba-
pahlawan dari berbagai perjuangan Nya yang dikehendaki-Nya dari pemujaan
bersenjata, pancungan dan panahnya yang berhala kepada pengabdian terhadap Allah
tak pernah meleset, sekarang tampil Yang Maha Esa, dari kesempitan dunia
mengepalai tentaranya dalam menghadapi kepada keluasaannya, dan dari kedhaliman
salah satu peperangan terbesar dalam pihak penguasa kepada keadilan Islam ….
sejarah, tak ubahnya bagi seorang prajurit Maka siapa-siapa yang bersedia menerima
biasa … ! Baik kekuatan maupun itu dari kami, kami terima pula
kedudukannya sebagai pemimpin, tidak kesediaannya dan kami biarkan mereka.
mampu mempengaruhi dan Tetapi siapa yang memerangi kami, kami
memperdayakan dirinya untuk perangi pula mereka hingga kami
mengandalkan pendapatnya semata. Tetapi mencapai apa yang telah dijanjikan Allah
ia selalu menghubungi Amirul Mu‘minin … ! ‖ ―Apa janji yang telah dijanjikan
di Madinah yang jaraknya demikian jauh, Allah itu?‖ tanya Rustum. Jawab
dengan mengirimnya sepucuk surat tiap pembicara: ―Surga bagi kami yang mati
hari untuk bermusyawarah dan bertukar syahid, dan kemenangan bagi yang masih
pendapat, padahal pertempuran besar itu hidup . . .! ―
telah hampir berkecamuk ….
Para utusan kembali kepada panglima
Sebabnya tidak lain, ialah karena Sa‘ad pasukan Islam Sa‘ad dan menyampaikan
ma‘lum bahwa di Madinah, Umar tidaklah bahwa tak ada pilihan lain daripada
mengemukakan pendapatnya semata atau perang. Dan airmata Sa‘ad berlinang-
mengambil keputusan seorang diri . . . , linang …. la berharap seandainya saat
tetapi tentulah ia akan bermusyawarah pertempuran itu dapat diundurkan atau
dengan orang-orang di sekelilingnya dan dimajukan sedikit waktu. Ketika itu ia
dengan shahabat-shahabat utama sedang sakit parah hingga ia sulit untuk
Rasulullah. Dan bagaimana juga gawatnya bergerak. Bisul-bisul bertonjolan di
suasana perang, Sa‘ad tak hendak sekujur tubuhnya hingga ia tak dapat
kehilangan duduk, apalagi akan menaiki punggung
kudanya dan menerjuni pertempuran yang
barqah dan manfa‘atnya musyawarah, baik sengit berkuah darah!
bagi dirinya maupun bagi tentaranya,
apalagi ia tabu benar bahwa di pusat Seandainya saat pecah perang itu terjadi
komando itu pimpinannya langsung sebelum ia jatuh ia akan menunjukkan
dipegang Umar al-Faruk, pembangkit prestasi tinggi . . . . Adapun sekarang ini . .
ilham atau inspirasi agung …. *. Tetapi tidak, Rasulullah saw. telah
mengajarkan kepada mereka supaya tidak
Pesan dari Umar dilaksanakan oleh Sa‘ad. mengatakan ―seandainya‖, karena
Dikirimnya serombongan di antara kata-- kata itu menunjukkan kelemahan,
shahabat-shahabatnya sebagai utusan sedang orang Mu‘min yang kuat tidak
kepada Rustum panglima tentara Persia kehabisan akal dan tidak pernah lemah!
untuk menyerunya iman kepada Allah dan
Agama Islam.
Ketika itu bangkitlah ―singa mereka hai Jarir pukul hai Nu‘man
yang menyembunyikan kukunya‖ itu, lalu …. serbu hai Asy‘ats . . , hantam hai
berdiri di hadapan tentara menyampaikan Qa‘qa‘ majulah semua hai shahabat-
pidato dengan tak lupa mengutip ayat shahabat Muhammad saw …
mulia berikut ini:
Suaranya yang berwibawa, penuh dengan
Bis millahirrah ma nirrahim kemauan dan semangat baja, menyebabkan
Telah Kami cantumhan dalam Zabur masing-masing prajurit itu berubah
setelah sebelumnya Kami catat dalam menjadi kesatuan yang utuh. Maka
(Lauh Mahfudh) peringatan bahwa: Bumi berjatuhanlah tentara Persi, tak ubah bagai
itu diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang lalat-lalat yang berkaparan, dan rubuhlah
shalih – . – bersama mereka keberhalaan dan
. (Q.S. 21 al-Ambiya:105) pemujaan api!

Setelah menyampaikan pidatonya Sa‘ad Dan setelah melihat tewasnya panglima


melakukan shalat dhuhur bersama bestir dan prajurit prajurit pilihan mereka,
tentaranya, kemudian sambil menghadap sisa-sisa musuh tunggang-langgang
kepada mereka, ia mengucapkan takbir melarikan diri. Mereka dikejar dan dihalau
empat kali: Allaahu Akbar oleh tentara Islam sampai ke Nahawand
, Allaahu Akbar . . . , Allaahu Akbar. . . , lalu ke Mada-in. Ibu kota itu mereka
Allaahu Akbar …. masuki untuk merampas kursi singgasana
dan mahkota Kisra yang menjadi lambang
Alam pun gemuruh dan bergema dengan keberhalaan.
suara takbir, dan sambil mengulurkan
tangannya kemuka bagai anak panah yang Di pertempuran Mada-in Sa‘ad mencapai
sedang melepas laju menunjuk ke arah prestasi tinggi . . . . Pertempuran ini terjadi
musuh, Sa‘ad berseru kepada anak kira-kira dua setengah tahun setelah
buahnya: ―Ayohlah maju dengan barkat pertempuran Qadisiyah, sementara perang
dari Allah … !‖ berlangsung secara keeil-keeilan antara
Persi dan Kaum Muslimin. Akhirnya
Dengan menabahkan diri menanggung semua sisa tentara Persi ini berhimpun di
sakit yang dideritanya, Sa‘ad naik ke kota-kota Mada-in saja, bersiap-siap untuk
anjung rumah yang ditinggalinya dan yang menghadapi pertempuran terakhir dan
diambilnya sebagai markas komandonya. menentukan….
Sambil telungkup di atas dadanya yang
dialasi bantal sementara pintu anjung itu Sa‘ad menyadari bahwa situasi medan dan
terbuka lebar . . . . Sedikit saja serangan musim menguntungkan pihak penentang
dari orang-orang Persi ke rumah itu, akan Islam, karena antara pasukannya dan
menyebabkan panglima Muslimin jatuh ke Madain terbentang sungai Tigris yang
tangan mereka, hidup atau mati Tetapi ia lebar, alirannya sangat deras karena sedang
tidak gentar dan tidak merasa takut …. banjir meluap-luap.Walaupun demikian
dengan teguh hati ia tetap memutuskan
Bisul-bisul pecah berletusan, tetapi ia tidak untuk memulai serangan umum itu pada
perduli, hanya terus berseru dan bertakbir waktu itu juga, dengan perhitungan bahwa
serta mengeluarkan perintah kepada anak mental pasukan musuh sedang menurun.
buahnya:
Nah, di antaranya peristiwa inilah yang
―Majulah ke kanan . . .‖., dan kepada yang membuktikan bahwa Sa‘ad betul-betul
lain: ―Tutup pertahanan sebelah kiri awas sebagai dilukiskan oleh Abdurrahman bin
di depanmu hai Mughirah ke belakang ‗Auf, ―singa yang menyembunyikan
kukunya‖. Keimanan sa‘ad dan kepekatan ―Agama Islam masih baru ….
hatinya akan tampak menonjol ketika Tetapi lautan telah dapat mereka
menghadapi bahaya, hingga dapat taklukkan,
mengatasi barang mustahil berkat sebagai halnya daratan telah mereka kuasai
keberanian yang luar biasa! ….
Demi Allah yang nyawa Salman berada
Demikianlah Sa‘ad mengeluarkan perintah dalam tangan Nya, pastilah mereka akan
kepada pasukannya untuk menyeberangi dapat keluar dengan selamat daripadanya
sungai Tigris, dan disuruhnya menyelidiki berbondong-bondong, sebagaimana
yang dangkal dari sungai yang dapat mereka telah memasukinya berbondon -
g

dijadikan tempat penyeberangan ini. Dan bondong … !‖


akhirnya mereka menemukan tempat Dan benarlah apa yang dikatakannya itu
tersebut, walaupun untuk ….
menyeberanginya tidak luput dari bahaya
yang mengancam. Sebagaimana mereka telah terjun ke dalam
sungai gelombang demi gelombang,
Sebelum tentara memulai penyeberangan, demikianlah pula mereka keluar dari
panglima besar Sa‘ad menyadari dalamnya dan mencapai seberang sana
pentingnya pengamanan pinggiran gelombang demi gelombang pula. Tak
seberang sungai yang hendak dicapai, seorang pun dari mereka kehilangan
yakni daerah yang ada dalam kekuasaan prajurit, bahkan tak sedikit pun tentara
dan pengawasan musuh. Persi yang mampu mengunjukkan giginya
.
Ketika itu disiapkannya dua kompi tentara: .!
Pertama yang dinamakannya ―kompi sapu
jagat‖, sebagai komandannya diangkatnya Mangkok tempat minumannya seorang
―Ashim bin ‗Amr. Dan yang prajurit jatuh ke dalam air. Maka ia tak
kedua disebutnya ―kompi gerak cepat‖, ingin jadi satu-satunya orang yang ke-
sebagai pemimpinnya diangkatnya hilangan barang waktu penyeberangan itu.
Qa‘qa bin Kepada teman-temannya diserukannya
‗Amr. agar menolongnya untuk menclapatkan
barang itu kembali. Kebetulan suatu
Adapun tugas dari kedua kompi ini ialah ombak besar melemparkan mangkok itu ke
menerjuni bahaya dan menetas jalan yang dekat rombongan hingga dapat mereka
aman menuju pinggir sebelah musuh dan pungut ….
melindungi induk pasukan yang akan
mengiringi mereka dari belakang. Dan Salah satu riwayat tentang sejarah
mereka telah menunaikan tugas itu dengan melukiskan bagaimana dahsyatnya suasana
kemahiran yang mena‘jubkan .. . ketika penyeberangan sungai Tigris itu,
katanya:
Hingga siasat yang dilakukan Sa‘ad ketika ―Sa‘ad memerintahkan Kaum
itu mencapai hasil yang mengagumkan Muslimin agar membaca: Hasbunallaahu
bagi para ahli sejarah, bahkan bagi diri wa ni‘mal wakiil — cukuplah bagi kita
Sa‘ad bin Abi Waqqash sendiri …. Allah, dan Dialah sebaik-baik pemimpin
— Lalu dikerahkanlah kudanya menerjuni
Salman al-Farisi, yakni teman dan kawan sungai yang diikuti oleh orang-orangnya,
seperjuangannya dalam pertempuran itu, hingga tak seorang pun di antara anggota
juga hampir-hampir tak percaya akan hasil pasukan yang tinggal di belakang.
yang telah dicapai. la menepukkan kedua
belah tangannya karena ta‘jub dan bangga, Maka berjalanlah mereka dalam air, tak
katanya: ubah bagai berjalan di darat juga, hingga
dari pinggir yang satu ke pinggir lainnya Ketika Amirul Mu‘minin dicederai orang,
telah dipenuhi oleh prajurit, dan dipilihnyalah enam orang di antara
permukaan air tak kelihatan lagi shahabat-shahabat Rasulullah saw. yang
disebabkan amat banyaknya anggota akan mengurus soal pemilihan khalifah
angkatan berkuda serta pasukan pejalan baru, dengan mengemukakan alasan
kaki. Orang-orang bercakap-cakap bahwa keenam orang yang dipilihnya itu
sesamanya ketika berada dalam air, seolah- adalah terdiri dari orang-orang yang
olah mereka sedang bercakap-cakap di diridlai Rasulullah saw. sewaktu beliau
darat. Sebabnya tidak lain karena mereka hendak berpulang ke rahmatullah. Maka di
merasa aman tenteram, serta percaya akan antara shahabat yang berenam itu
ketentuan Allah dan pertolongan-Nya, terdapatlah Sa‘ad bin Abi Waqqash.
akan janji dan bantuan-Nya … ! ― Bahkan dari kalimat-kalimat Umar yang
Tatkala Sa‘ad diangkat Umar sebagai amir akhir terdapat kesan bahwa seandainya ia
wilayah Irak, ia mulai melakukan hendak memilih salah seorang di antara
pembangunan dan perluasan kota. Kota mereka, maka pilihannya akan jatuh pada
Kufah diperbesar, dan diumumkanlah Sa‘ad ….
hukum Islam serta dilaksanakan di daerah
yang luas dan lebar itu. sewaktu memberi wasiat dan
mengucapkan selamat perpisahan dengan
Pada suatu hari rakyat Kufah mengadukan shahabat-shahabatnya, Umar berkata: ―Jika
Sa‘ad sebagai wali negerinya kepada khalifah dijabat oleh Sa‘ad, demikianlah
Amirul Mu‘minin, rupanya mereka sedang sebaiknya . . .! Dan seandainya dijabat
dipengaruhi oleh tabi‘at yang mudah oleh lainnya, hendaklah ia menjadikan
dihasut, cepat resah, gelisah dan suka Sa‘ad sebagai pendampingnya … !‖
memberontak, hingga mereka
mengemukakan tuduhan yang bukan- Sa‘ad mencapai usia lanjut . . . dan tibalah
bukan dan mentertawakan. Kata mereka: saat terjadinya fitnah besar, dan Sa‘ad tak
―Sa‘ad tidak baik shalatnya … ! ― hendak mencampurinya, bahkan kepada
keluarga dan putera-puteranya dipesankan
Mendengar itu Sa‘ad hanya tertawa agar tidak menyampaikan suatu berita pun
terbahak-bahak, mengenai hal itu kepadanya.
ujarnya: Pada suatu ketika perhatian orang sama-
―Demi Allah, yang saya lakukan sama tertuju kepadanya, dan anak
hanyalah mengerjakan shalat bersama saudaranya yang bernama Hasyim bin
mereka sebagai shalat Rasulullah, yaitu ‗Utbah bin Abi Waqqash datang
memanjangkan dua raka‘at yang mula- mendapatkannya, seraya berkata:
mula dan memendekkan dua raka‘at yang ―Paman, di sini telah siap seratus ribu bilah
akhir‖. pedang, yang menganggap bahwa
pamanlah yang lebih berhak mengenai
Sa‘ad dipanggil Umar ke Madinah untuk urusan khilafah ini!‖
menghadap. Sa‘ad tidak marah, bahkan
segera dipenuhi panggilan itu secepatnya. Ujar Sa‘ad:
Setelah beberapa lama, Umar bermaksud ―Dari seratus ribu bilah pedang itu saya
untuk mengembalikannya ke Kufah, tapi inginkan sebilah pedang saja . I . , jika
sambil tertawa Sa‘ad menjawab: saya tebaskan kepada orang Mu‘min maka
‗Apakah anda hendak mengembalikan takkan mempan sedikit pun juga, tetapi
saya kepada kaum yang menuduh bahwa bila saya pancungkan kepada orang kafir
shalat saya tidak baik … ? pastilah putus batang lehernya … !‖
Demikianlah ia memilih tinggal di
Madinah.
Mendengar jawaban itu anak saudaranya Saatnya yang akhir itu diceritakan
maklum akan maksudnya dan puteranya kepada kita sebagai berikut:
membiarkannya dalam sikap damai dan
tak hendak bercampur tangan. ―Kepala bapakku berada di pangkuanku
Dan tatkala akhirnya khilafah itu jatuh ke ketika ia hendak meninggal itu. Aku
tangan Mu‘awiyah dan kendali kekuasaan menangis, maka katanya: Kenapa kamu
tergenggam dalam tangannya, ditanyakan menangis wahai anakku . . . ? Sungguh
kepada Allah tiada akan menghukumku . . . , dan
sesungguhnya aku termasuk salah seorang
Sa‘ad: penduduk surga … !‖
―Kenapa anda tidak ikut berperang
di pihak kami?‖ Kekebalan imannya tak tergoyahkan oleh
apapun juga, bahkan tidak oleh goncangan
Ujarnya: ―Saya sedang lewat di maut dan kengeriannya! Bukankah
suatu tempat yang dilanda taufan berkabut Rasulullah saw. telah menyampaikan
gelap. Maka kataku: Hai saudara …. hai kabar gembira kepadanya sedang ia iman
saudaraku! Lalu saya hentikan kendaraan dan percaya penuh akan kebenaran
menunggu jalan terang kembali …‖ Rasulullah saw. itu! Jadi apa yang akan
ditakutkannya lagi … ?
Kata Mu‘awiyah: ―Bukankah dalam
al- Quran tak ada: Hai saudara, hai ―Sungguh, Allah tiada akan
saudara! Hanya firman Allah menyiksaku dan Sungguh aku
Ta‘ala: Jika di antara orang-orang termasuk penduduk surga …
Mu‘min ada dua golongan yang
berbunuhan, maka damaikanlah mereka! Hanya ia hendak menemui Allah dengan
Seandainya salah satu di antara kedua membawa kenang-kenangan yang paling
golongan itu berbuat aniaya kepada yang manis dan mengharukan, yang telah
lain, maka perangilah yang berbuat menghubungkan dengan Agamanya dan
aniaya itu sampai mereka kembali kepada mempertemukan dengan Rasul-Nya ….
perintah Allah. . .! (Q.S.49 al-Hujurat:9) Itulah sebabnya ia memberi isyarat ke arah
peti simpanannya, yang ketika mereka
Maka anda bukanlah di pihak yang aniaya buka dan keluarkan isinya, ternyata sehelai
terhadap pihak yang benar, dan bukan pula kain tua yang telah usang dan lapuk.
di pihak yang benar terhadap golongan Disuruhlah keluarganya mengafani
yang aniaya … !‖ mayatnya nanti dengan kain itu, katanya:
―Telah kuhadapi orang-orang
Sa‘ad menjawab sebagai berikut: musyrik waktu perang Badar dengan
―Saya tak hendak memerangi seorang laki- memakai kain itu dan telah kusimpan ia
laki — maksudnya Ali — yang mengenai sekian lama untuk keperluan seperti pada
dirinya Rasulullah pernah bersabda: hari ini … ! ― Memang, kain usang yang
telah lapuk itu tak dapat dianggap sebagai
Engkau di sampingku, tak ubahnya seperti kain biasa! Ia adalah panji-panji yang
kedudukan Harun di samping Musa, tetapi senantiasa berkibar di puncak kehidupan
(engkau bukan Nabi) tak ada lagi Nabi tinggi dan panjang yang dilalui pemiliknya
sesudahku!‖ dengan Lulus dan bariman serta gagah
berani … !
Suatu hari pada tahun 54 H, yakni ketika
usia Sa‘ad telah lebih dari 80 tahun . . . , ia Dan sosok tubuh dari salah seorang yang
sedang berada di rumahnya di ‗Aqiq, terakhir meninggal di antara orang-orang
sedang bersiap-siap hendak menemui Muhajirin ini dipikul di atas pundak orang-
Allah Ta‘ala …. orang yang membawanya ke Madinah,
untuk ditempatkan dengan aman di dekat
sekelompok tokoh-tokoh suci dari pars
shahabat yang telah mendahuluinya
menemui Allah, dan jasadjasad mereka
yang dipenuhi rasa rindu itu mendapatkan
tempatnya di bumi dan tanah Baqi‘.

Selamat jalan wahai Sa‘ad …


Selamat jalan wahai pahlawan Qadisiyah,
pembebas Madain dan pemadam api
pujaan di Persi untuk selama-lamanya … !
SHUHAIB BIN SINAN Saya hendak menjumpai Muhammad saw.
ABU YAHYA PEDAGANG YANG untuk menjelaskan tentang aqidah Agama
SELALU MENDAPAT LABA Islam kepada kami, setelah kami meresapi
apa yang dikemukakannya kami pun
Ia dilahirkan dalam lingkungan menja pemeluknya. Kami tinggal di sana
kesenangan dan kemewahan . . . . sampai petang hari. Lalu dengan
Bapaknya menjadi hakim dan walikota sembunyi-sembunyi kami keluar
―Ubullah‖ sebagai pejabat yang meninggalkannya…
diangkat oleh Kisra atau maharaja Persi.
Mereka adalah orang-orang Arab yang Jadi Shuhaib telah tabu jalan ke rumah
pindah ke Irak, jauh sebelum datangnya Arqam …. Artinya ia telah mengetahui
Agama Islam. Dan di istananya yang jalan menuju petunjuk dan cahaya, juga ke
terletak di pinggir sungai Efrat ke arah arah pengurbanan berat dan tebusan besar
hilir ―Jazirah‖ dan ―Mosul‖, anak itu …
hidup dalam keadaan senang dan bahagia
…. Maka melewati pintu kayu yang memisah
bagian dalam rumah Arqam dari bagian
Pada suatu ketika, negeri itu menjadi luarnya, tidak hanya berarti melangkah
sasaran orang-orang Romawi yang datang bandul pintu semata …. tetapi hakikatnya
menyerbu dan menawan sejumlah pen- adalah melangkah batas-batas alam secara
duduk, termasuk di antaranya Shuhaib bin keseluruhan … ! Yakni alam lama dengan
Sinan …. Ia diperjual belikan oleh segala apa yang diwakilinya baik berupa
saudagar-saudagar budak belian, dan per- keagamaan dan akhlaq, maupun berupa
kelanaannya yang panjang berakhir di kota peraturan yang harus dilangkahinya
Mekah, yakni setelah menghabiskan masa menuju alam baru dengan segala aspek dan
kanak-kanak dan permulaan masa remaja- persoalannya ….
nya di negeri Romawi, hingga lidah dan
dialeknya telah menjadi lidah dan dialek Melangkahi bandul pintu rumah Arqam
Romawi. yang lebarnya tidak lebih dari satu kaki,
pada hakekat dan kenyataannya adalah
Majikannya tertarik akan kecerdasan, melangkahi bahaya besar luas dan lebar.
kerajinan dan kejujurannya, hingga
Shuhaib dibebaskan dan Maka menghampiri rintangan itu —
dimerdekakannya, dan diberinya maksud kita bandul tersebut,
kesempatan untuk dapat berniaga
bersamanya. — mema‘lumkan datangnya suatu masa
yang penuh dengan tanggung jawab yang
Maka pada suatu hari . . . , yah, marilah tidak enteng … !
kita dengarkan cerita kawannya yang Apalagi bagi fakir miskin, budak belian
bernama. ‗Ammar bin Yasir, mengisahkan dan orang peranta memasuki rumah
peristiwa yang terjadi pada hari itu: Arqam itu artinya tidak lain dari suatu
pengorbanan yang melampaui kemampuan
―Saya berjumpa dengan Shuhaib bin Sinan yang lazim dari manusia.
di muka pintu rumah Arqam, yakni ketika
Rasulullah saw. sedang berada di Shahabat kita Shuhaib adalah anak
dalamnya. pendatang atau orang perantau, sedang
shahabat yang berjumpa dengannya di
— Hendak ke mana kamu? tanya saya ambang pintu rumah tadi — yakni
kepadanya. ‗Ammar bin Yasir — adalah seorang
— Dan, kamu hendak ke mana? miskin . . . . Tetapi kenapa keduanya itu
jawabnya.
berani menghadapi bahaya, dan kenapa Dan kalau ada sesuatu yang
mereka bersiap sedia untuk menemuinya dikhawatirkan Kaum Muslimin di hadapan
…? mereka pasti aku akan menyerbu paling
depan, demikian Pula kalau ada yang
Nah, itulah dia panggilan iman yang tak dicemaskan di belakang mereka, pasti aku
dapat dibendung … ! Dan itulah dia akan mundur ke belakang ….Serta aku
pengaruh kepribadian Muhammad saw., tidak sudi sama sekali membiarkan
yang kesan-kesannya telah mengisi hati Rasulullah saw. berada dalam jangkauan
orang-orang baik dengan hidayah dan musuh sampai ia kembali menemui Allah .
kasih sayang … ! Dan itulah dia daya . ..‖
pesona dari barang baru yang bersinar
cemerlang, yang telah memukau akal Suatu gambaran keimanan yang istimewa
fikiran yang muak melihat kebasian barang dan kecintaan yang luar biasa ….
lama, bosan dengan kesesatan dan Sungguh, Shuhaib semoga Allah
kepalsuannya . . .! meridlainya dan meridlai
Dan di atas semua ini, itulah rahmat dari semua shahabatnya layak untuk
y
Allah Ta‘ala yang dilimpahkan-N a mendapatkan keunggulan iman ini,
kepada siapa yang dikehendaki-Nya, serta semenjak ia menerima cahaya Ilahi dan
petunjuk-Nya yang diberikan kepada orang menaruh tangan kanannya di tangan kanan
yang kembali dan menyerahkan diri Rasulullah saw. Mulai saat itu
kepada-Nya. hubungannya dengan dunia dan sesama
manusia, bahkan dengan dirinya pribadi
Shuhaib telah menggabungkan dirinya mendapatkan corak baru. Jiwanya telah
dengan kafilah orangorang beriman. tertempa .menjadi keras dan ulet, zuhud
Bahkan ia telah membuat tempat yang luas tak kenal lelah, hingga dengan bekal
dan tinggi dalam barisan orang-orang yang tersebut ia berhasil mengatasi segala
teraniaya dan tersiksa! Begitu pula dalam macam peristiwa dan menjinakkan
barisan para dermawan dan penanggung marabahaya ….
uang tebusan … !
Dan sebagai telah kita kemukakan dulu, ia
Pernah diceritakan keadaan sebenarnya selalu menghadapi segala akibat dan risiko
yang membuktikan rasa tanggung dengan keberanian luar biasa. la tak
jawabnya yang besar sebagai seorang hendak mundur dari segala pertempuran
Muslim yang telah bai‘at kepada atau mengucilkan diri dari bahaya, sedang
Rasulullah dan bernaung di bawah panji-- kegemarannya dialihkannya dari
panji Agama Islam, katanya: menumpuk keuntungan kepada memikul
tanggung jawab, dari meni‘mati kehidupan
―Tiada suatu perjuangan bersenjata yang kepada mengarungi bahaya dan mencintai
diterjuni Rasulullah, kecuali pastilah aku maut ….
menyertainya ….
Dan tiada suatu bai‘at yang dijalaninya, Hari-hari perjuangannya yang mulia dan
kecuali tentulah aku menghadirinya …. cintanya yang luhur itu diawali pada saat
Dan tiada suatu pasukan bersenjata yang hijrahnya. Pada hari itu ditinggalkannya
dikirimnya kecuali aku termasuk sebagai segala emas dan perak serta kekayaan yang
anggota rombongannya …. diperolehnya sebagai hasil perniagaan
Dan tidak pernah belian bertempur baik di selama berbilang tahun di Mekah. Semua
masa-masa perrtama Islam atau di masa- kekayaan ini, yakni segala yang
masa akhir, kecuali aku berada di sebelah dimilikinya, dilepaskan dalam sekejap saat
kanan atau di sebelah kirinya …. tanpa berfikir panjang atau mundur maju.
Ketika Rasulullah hendak pergi hijrah, ―Memang, dahulu waktu kamu datang
Shuhaib mengetahuinya, dan menurut kepada kami, kamu adalah seorang miskin
rencana ia akan menjadi orang ketiga lagi papa. Sekarang hartamu menjadi
dalam hijrah tersebut, di samping banyak di tengah-tengah kami hingga
Rasulullah dan Abu Bakar …. Tetapi melimpah ruah. Lalu kami hendak
orang-orang Quraisy telah mengatur membawa pergi bersamamu semua harta
persiapan di malam harinya untuk kekayaan itu … ? ―
mencegah kepindahan Rasulullah.
Shuhaib menunjukkan tempat
Shuhaib terjebak dalam salah satu disembunyikan hartanya itu, hingga
perangkap mereka, hingga terhalang untuk mereka membiarkannya pergi sedang
hijrah untuk sementara waktu, sementara mereka kembali ke Mekah. Dan suatu hal
Rasulullah dengan shahabatnya berhasil yang aneh ialah bahwa mereka memper-
meloloskan diri atas barkah Allah Ta‘ala. cayai ucapan Shuhaib tanpa bimbang atau
bersikap waspada, hingga mereka tidak
Shuhaib berusaha menolak tuduhan meminta suatu bukti, bahkan tidak
Quraisy dengan jalan bersilat lidah, hingga meminta agar ia mengucapkan sumpah …
ketika mereka lengah ia naik ke punggung !
untanya, lalu dipacunya hewan itu dengan
sekencang-kencangnya menuju Sahara Kenyataan ini menunjukkan tingginya
luas . . . . Tetapi Quraisy mengirim kedudukan Shuhaib di mata mereka,
pemburu-pemburu mereka untuk sebagai orang yang jujur dan dapat
menyusulnya dan usaha itu hampir dipercaya
berhasil. Tapi demi Shuhaib melihat dan
berhadapan dengan mereka ia berseru Shuhaib melanjutkan lagi perjalanan
katanya: hijrahnya seorang diri tetapi berbahagia,
hingga akhirnya berhasil menyusul
―Hai orang-orang Quraisy! Rasulullah saw. di Quba. Waktu itu
Rasulullah sedang duduk dikelilingi oleh
Kalian sama mengetahui bahwa saya beberapa orang shahabat, ketika dengan
adalah ahli panah yang paling mahir . . . . tidak diduga Shuhaib mengucapkan
Demi Allah, kalian takkan berhasil men- salamnya. Dan demi Rasulullah
dekati diriku, sebelum saya lepaskan melihatnya, beliau berseru dengan
semua anak panah yang berada dalam gembira:
kantong ini, dan setelah itu akan
menggunakan pedang untuk menebas ―Beruntung perdaganganmu, hat Abu
kalian, sampai senjata di tanganku habis Yahya! Beruntung perdaganganmu, hai
semua! Abu Yahya!‖

Nah, majulah ke sini kalau kalian Dan letika itu juga turunlah ayat:
berani Dan di antara manusia ada yang sedia
… menebus dirinya demi mengharapkan
keridlaan Allah, dan Allah Maha
Tetapi kalau kalian setuju, saya akan penyantun terhadap hamba-hambaNya!
tunjukkan tempat penyimpanan harta (Q.S.2 al-Baqarah:207)
bendaku, asal saja kalian membiarkan
daku … ! Memang, Shuhaib telah menebus dirinya
yang beriman itu dengan segala harta
Mereka sama tertarik dengan tawaran kekayaan, ia mengumpulkan harta
terakhir itu, dan setuju menerima hartanya kekayaan itu dengan menghabiskan masa
sebagai imbalan dirinya, kata mereka:
mudanya, yakni seluruh usia mudanya …. Dan setelah diketahui kehidupan Shuhaib
dan sedikit pun ia tidak merasa dirinya berlimpah ruah dengan keutamaan dan
rugi! kebesaran, maka dipilihnya oleh Umar bin
Khatthab untuk menjadi imam bagi Kaum
Apa artinya harta, emas, perak dan seluruh Muslimin dalam shalat mereka, merupakan
dunia ini, asal imannya tidak terganggu, suatu keistimewaan dan kecemerlangan
hati nuraninya berkuasa dan kemauannya ….
menjadi raja!
Tatkala Amirul Mu‘minin diserang orang
la amat disayangi oleh Rasulullah saw. sewaktu melakukan shalat shubuh bersama
Dan di samping keshalihan dan Kaum Muslimin . . . , maka disampaikan-
ketaqwaannya, Shuhaib adalah seorang nyalah pesan dan kata-kata akhirnya
periang dan jenaka. Pada suatu hari kepada para shahabat, katanya:
Rasulullah melihat Shuhaib sedang makan ―Hendaklah Shuhaib menjadi imam Kaum
kurma dan salah satu matanya bengkak. Muslimin dalam shalat … ! ―
Tanya Rasulullah kepadanya sambil
tertawa: Ketika itu Umar telah memilih enam orang
shahabat yang diberi tugas untuk
―Kenapa kamu makan kurma sedang mengurus pemilihan khalifah baru. Dan
sebelah matamu bengkak?‖ khalifah Kaum Musliminlah yang biasanya
―Apa salahnya?‖ ujar Shuhaib; saya menjadi imam dalam shalat-shalat mereka.
memakannya dengan mata yang sebelah Maka siapakah yang akan bertindak
lagi … ? sebagai imam dalam saat-saat vakum
antara wafatnya Amirul Mu‘minin dan
Shuhaib adalah pula seorang pemurah dan terpilihnya khalifah baru itu?
dermawan. Tunjangan yang diperolehnya
dari Baitul mal dibelanjakan semuanya di Tentulah Umar, apalagi dalam saat-saat
jalan Allah, yakni untuk membantu orang seperti itu, ya‘ni ketika ruhnya yang suci
yang kemalangan dan menolong fakir hendak berangkat menghadap Allah, akan
miskin dalam kesengsaraan, memenuhi berfikir seribu kah sebelum menjatuhkan
firman Allah Ta‘ala: pilihannya. Maka kalau ia telah
memutuskan pilihannya, tentulah tak ada
Dan diberihannya makanan yang orang yang lebih beruntung dan memenuhi
disukainva kepada orang miskin, anah syarat dari orang yang dipilihnya itu.
yatim dan orang tawanan 11 .
(Q.S.76 ad-Dahr:8) Dan Umar telah memilih Shuhaib ….
Dipilihnya untuk menjadi imam untuk
Sampai-sampai kemurahannya yang amat Kaum Muslimin menunggu munculnya
sangat itu mengundang peringatan dari khalifah barn yang akan melaksanakan
Umar, katanya kepada Shuhaib: kewajiban-kewajibannya. Dan ketika ia
memilihnya, bukan tidak tabu bahwa lidah
―Saya lihat kamu banyak Shuhaib adalah lidah asing. Maka
sekali mendermakan makanan hingga peristiwa ini merupakan kesempurnaan
melewati batas … ! ― karunia Allah terhadap hamba-Nya yang
shalih, Shuhaib bin Sinan ….
Jawab Shuhaib: ―Sebab saya
pernah mendengar Rasulullah bersabda:
Sebaik-baik kaftan ialah yang sutra
memberi makanan.‖
MU‟ADZ BIN JABAL ―Kitabullah‖, ujar Mu‘adz. ―Bagaimana
CENDEKIAWAN MUSLIM jika kamu tidak jumpai dalam Kitabullah?
YANG PALING TAHU ‖, tanya Rasulullah pula.
MANA YANG HALAL DAN ―Saya putus dengan Sunnah Rasul‖ ujar
MANA YANG HARAM Mu‘adz. ―Jika tidak kamu temui dalam
Sunnah Rasulullah?‖ ―Saya pergunakan
Tatkala Rasulullah mengambil bai‘at fikiranku untuk berijtihad, dan saya takkan
dari berlaku sia-sia‖. Maka berseri-serilah
orang-orang Anshar pada perjanjian wajah Rasulullah, sabdanya: ―Segala
‗Aqabah yang kedua, di antara para utusan puji bagi Allah yang telah memberi taufiq
yang terdiri atas 70 orang itu terdapat kepada utusan Rasulullah sebagai yang
seorang anak muda dengan wajah berseri, diridlai oleh Rasulullah . . . ―.
pandangan menarik dan gigi putih berkilat
serta memikat perhatian dengan sikap dan Maka kecintaan Mu‘adz terhadap
ketenangannya. Dan jika bicara maka Kitabullah dan Sunnah Rasulullah tidak
orang yang melihat akan tambah terpesona menutup pintu untuk mengikuti buah
karenanya fikirannya, dan tidak menjadi penghalang
bagi akalnya untuk memahami kebenaran-
Nah, itulah dia Mu‘adz bin Jabal na……… kebenaran dahsyat yang masih
tersembunyi, yang menunggu usaha orang
Dan kalau begitu, maka ia adalah seorang yang akan menghadapi dan me-
tokoh dari kalangan Anshar yang ikut nyingkapnya.
bai‘at pada perjanjian ‗Aqabah kedua,
hingga termasuk Assabiqunal Awwalun, Dan mungkin kemampuan untuk berijtihad
golongan yang pertama masuk Islam. Dan dan keberanian menggunakan otak dan
orang yang lebih dulu masuk Islam dengan kecerdasan inilah yang menyebabkan
keimanan serta keyakinannya seperti Mu‘adz berhasil mencapai kekayaan dalam
demikian, mustahil tidak akan turut ilmu fiqih, mengatasi teman dan saudara-
bersama. Rasulullah dalam setiap saudaranya, hingga dinyatakan oleh Rasul-
perjuangan. Maka demikianlah halnya ullah sebagai ―orang yang paling
Mu‘adz …. tahu tentang yang halal dan yang haram‖.
Dan cerita-cerita sejarah melukiskan
Tetapi kelebihannya yang paling menonjol dirinya bagaimana adanya, yakni sebagai
dan keistimewaannya yang utama ialah otak yang cermat dan jadi penyuluh serta
fiqih atau keahliannya dalam soal hukum. dapat memutuskan persoalan dengan
Keahliannya dalam fiqih dan ilmu sebaik- baiknya ….
pengetahuan ini mencapai taraf yang
menyebabkannya berhak menerima pujian Di bawah ini kita musti cerita tentang
dari Rasulullah saw. dengan sabdanya: ‗A‘idzullah bin Abdillah yakni ketika
―Ummatku yang paling tahu akan yang pada suatu hari di awal pemerintahan
halal dan yang haram ialah Mu‘adz bin Khalifah Umar, ia masuk mesjid bersama
Jabal‖. beberapa orang shahabat, katanya:

Dalam kecerdasan otak dan keberaniannya ―Maka duduklah saya pada suatu majlis
mengemukakan pendapat, Mu‘adz hampir yang dihadiri oleh tiga puluh orang lebih,
sama dengan Umar bin Khatthab. Ketika masing-masing menyebutkan sebuah
Rasulullah hendak mengirimnya ke Hadits yang mereka terima dari Rasulullah
Yaman, lebih dulu ditanyainya: saw. Pada halaqah atau lingkaran itu ada
seorang anak muda yang amat tampan —
―Apa yang menjadi pedomanmu dalam hitam manis warna kulitnya, bersih, manis
mengadili sesuatu, hai Mu‘adz?‖
tutur katanya dan termuda usianya di yang selalu menjadi pusat lingkaran. Di
antara mereka. Jika pada mereka terdapat mana ia duduk selalulah dilingkungi oleh
keraguan tentang suatu Hadits, mereka manusia.
tanyakan kepada anak muda itu yang
segera memberikan fatwanya, dan ia tak Ia seorang pendiam, tak hendak bicara
hendak berbicara kecuali bila diminta …. kecuali atas permintaan hadirin. Dan jika
Dan tatkala majlis itu berakhir, saya dekati mereka berbeda pendapat dalam suatu hal,
anak muda itu dan saya tanyakan siapa mereka pulangkan kepada Mu‘adz untuk
namanya. Ujarnya: ―Saya adalah memutuskannya. Maka jika ia telah buka
Mu‘adz bin Jabal‖. suara, adalah ia sebagaimana dilukiskan
oleh salah seorang yang mengenalnya:
Dalam pada itu Abu Muslim al-Khaulani ―Seolah-olah dari mulutnya keluar
bercerita pula: cahaya
dan mutiara . . .‖.
―Saya masuk ke masjid Hamah, kiranya
saya dapati segolongan orang-orang tua Dan kedudukan yang tinggi di bidang
sedang duduk dan di tengah-tengah pengetahuan ini serta penghormatan Kaum
mereka ada seorang anak muda yang Muslimin kepadanya, baik selagi
berkilat-kilat giginya. Anak muda itu diam Rasulullah masih hidup maupun setelah
tak buka suara. Tetapi bila orang-orang itu beliau wafat, dicapai Mu‘adz sewaktu ia
merasa raga tentang sesuatu masalah, masih muda. Ia meninggal dunia di masa
mereka berpaling dan bertanya kepadanya. pemerintahan Umar, sedang usianya belum
Kepada teman karibku saya bertanya: lagi 33 tahun …
―Siapakah orang ini?‖ ―Itulah dia
Mu‘adz bin Jabal‖, ujarnya, dan dalam Mu‘adz adalah seorang yang murah
diriku timbullah perasaan suka dan sayang tangan, lapang hati dan tinggi budi. Tidak
kepadanya …… suatu pun yang diminta kepadanya, kecuali
akan diberinya secara berlimpah dan
Shahar bin Hausyab tidak ketinggalan dengan hati yang ikhlas. Sungguh
memberikan ulasan, katanya: kemurahan Mu‘adz telah menghabiskan
semua hartanya.
―Bila para. shahabat berbicara sedang
di antara mereka hadir ‗Mu‘adz bin Jabal, Ketika Rasulullah saw. wafat, Mu‘adz
tentulah mereka akan sama meminta masih berada di Yaman, yakni semenjak ia
pendapatnya karena kewibawaannya … !‖ dikirim Nabi ke sana untuk membimbing
Kaum Muslimin dan mengajari mereka
Dan Amirul Mu‘minin Umar r.a. sendiri tentang seluk3eluk Agama.
sering meminta pendapat dan buah
fikirannya. Bahkan dalam salah satu peris- Di masa pemerintahan Abu Bakar, Mu‘adz
tiwa di mana ia memanfaatkan pendapat kembali ke Yaman. Umar tahu bahwa
dan keahliannya dalam hukum, Umar Mu‘adz telah menjadi seorang yang kaya
pernah berkata: ―Kalau tidaklah raya, maka diusulkan Umar kepada
berkat Mu‘adz bin Jabal, akan celakalah khalifah agar kekayaannya itu dibagi dua.
Umar!‖ Tanga menunggu jawaban Abu Bakar,
Umar segera pergi ke rumah Mu‘adz dan
Dan ternyata Mu‘adz memiliki otak yang mengemukakan masalah tersebut.
terlatih baik dan logika yang menawan
serta memuaskan lawan, yang mengalir Mu‘adz adalah seorang yang bersih tangan
dengan tenang dan cermat. Dan di mana dan suci hati. Dan seandainya sekarang ia
saja kita jumpai namanya — di celah-celah telah menjadi kaya raya, maka kekayaan
riwayat dan sejarah, kita dapati ia sebagai itu diperolehnya secara halal, tidak pernah
diperolehnya secara dosa bahkan juga tak hukum. Dan tatkala Abu Ubaidah — amir
hendak menerima barang yang syubhat. atau gubernur militer di sana serta
Oleh sebab itu usul Umar ditolaknya dan shahabat karib Mu‘adz meninggal dunia, ia
alasan yang diangkat oleh Amirul Mu‘minin Umar
dikemukakannya sebagai penggantinya di Syria. Tetapi
dipatahkannya dengan alasan pula …. hanya beberapa bulan saja ia memegang
Umar berpaling dan meninggalkannya . . . jabatan itu, ia dipanggil Allah untuk
. menghadap-Nya dalam keadaan tunduk
dan menyerahkan diri …
Pagi-pagi keesokan harinya Mu‘adz segera
pergi ke rumah Umar. Demi sampai di Umar r.a. berkata:
sana, Umar dirangkul dan dipeluknya,
sementara air mata mengalir mendahului ―Sekiranya saya mengangkat Mu‘adz
perkataannya, seraya berkata: sebagai pengganti, lalu ditanya oleh Allah
kenapa saya mengangkatnya, maka akan
―Malam tadi saya bermimpi masuk kolam saya jawab: Saya dengar Nabi-Mu
yang penuh dengan air, hingga saya cemas bersabda: Bila ulama menghadap Allah
akan tenggelam. Untunglah anda datang, ‗Azza wa Jalla, pastilah Mu‘adz akan
hai Umar dan menyelamatkan saya … ! ― berada di antara mereka … !‖

Kemudian bersama-sama mereka datang Mengangkat sebagai pengganti, yang


kepada Abu Bakar, dan Mu‘adz meminta dimaksud Umar di sini ialah penggantinya
kepada khalifah untuk mengambil sebagai khalifah bagi seluruh Kaum
seperdua hartanya. ―Tidak suatu pun yang Muslimin, bukan kepala sesuatu negeri
akan saya ambil darimu‖, ujar Abu Bakar. atau wilayah.
―Sekarang harta itu telah halal dan jadi
harta yang baik‖, kata Umar Sebelum menghembuskan nafasnya
menghadapkan pembicarannya kepada yang,akhir, Umar pernah ditanyai orang:
Mu‘adz. ―Bagaimana jika anda tetapkan
pengganti anda?‖ artinya anda pilih sendiri
Andai diketahuinya bahwa Mu‘adz orang yang akan menjadi khalifah itu, lalu
memperoleh harta itu dari jalan yang tidak kami bai‘at dan menyetujuinya … ‗ Maka
Baik, maka tidak satu dirham pun Abu ujar Umar: ―Seandainya Mu‘adz bin
Bakar yang shalih itu akan menyisakan Jabal masih hidup, tentu saya angkat ia
baginya. Namun Umar tidak pula berbuat sebagai khalifah, dan kemudian bila saya
salah dengan melemparkan tuduhan atau meng- hadap Allah ‗Azza wa Jalla dan
menaruh dugaan yang bukan-bukan ditanya tentang pengangkatannya: Siapa
terhadap Mu‘adz. Hanya saja masa itu yang kamu angkat menjadi pemimpin bagi
adalah masa gemilang, penuh dengan ummat manusia, maka akan saya jawab:
tokoh-tokoh utama yang berpacu mencapai Saya angkat Mu‘adz bin Jabal setelah
puncak keutamaan. Di antara mereka ada mendengar Nabi bersabda: Mu‘adz bin
yang berjalan secara santai, tak ubah bagai Jabal adalah pemimpin golongan ulama di
burung yang terbang berputar-putar; ada hari qiamat. . . ―
yang berlari cepat, dan ada pula yang
berlari lambat, namun semua berada dalam Pada suatu hari Rasulullah saw, bersabda:
kafilah yang sama menuju kepada
kebaikan …. ―Hai Mu‘adz! Demi Allah saya sungguh
sayang kepadamu. Maka jangan lupa
Mu‘adz pindah ke Syria, di mana ia setiap habis shalat mengucapkan: Ya
tinggal bersama penduduk dan orang yang Allah, bantulah daku untuk selalu ingat
berkunjung ke sana sebagai guru dan ahli
dan syukur serta beribadat dengan pun yang tampak olehnya hanyalah Dia . .
ikhlas kepada-Mu … !‖ . ! Tepat sekali gambaran yang diberikan
Ibnu Mas‘ud tentang k6pribadiannya,
Tepat sekali: ―Ya Allah, bantulah daku … katanya:
!―
―Mu‘adz adalah seorang hamba yang
Rasulullah saw. selalu mendesak manusia tunduk kepada Allah dan berpegang teguh
untuk memahami makna yang agung ini kepada Agama-Nya. Dan kami meng-
yang maksudnya ialah bahwa tiada daya anggap Mu‘adz serupa dengan Nabi
maupun upaya, dan tiada bantuan maupun Ibrahim as
pertolongan kecuali dengan pertolongan
dan daya dari Allah Yang Maha Tinggi Mu‘adz senantiasa menyeru manusia untuk
lagi Maha Besar… . mencapai ilmu dan berdzikir kepada Allah
… Diserunya mereka untuk mencari ilmu
Mu‘adz mengerti dan memahami ajaran yang benar lagi bermanfaat, dan katanya:
tersebut dan telah menerapkannya secara
tepat . . . . Pada suatu pagi Rasulullah ―Waspadalah akan tergelincirnya orang
bertemu dengan Mu‘adz, maka tanyanya: yang berilmu! Dan kenalilah kebenaran itu
dengan kebenaran pula, karena kebenaran
o,— Bagaimana keadaanmu di pagi itu mempunyai cahaya … !
hari
ini, hai Mu‘adz?— Menurut Mu‘adz, Ibadat itu hendaklah
dilakukan dengan cermat dan jangan
Di pagi hari ini aku benar-benar telah berlebihan.
beriman, ya Rasulullah, ujar Mu adz.—
Pada suatu hari salah seorang Muslim
Setiap kebenaran ado hakikatnya, ujar meminta kepadanya agar diberi pelajaran.
Nabi pula, maka apakah hakikat
keimananmu?— — Apakah anda sedia mematuhinya bila
saya ajarkan? tanya Mu‘adz.— Sungguh,
Ujar Mu adz: Setiap berada di pagi hari, saya amat berharap akan mentaati anda!
aku menyangka tidak akan menemui lagi ujar orang itu. Maka kata Mu‘adz
waktu sore. Dan setiap berada di waktu kepadanya:
sore, aku menyangka tidak akan mencapai
lagi waktu pagi . . . Dan tiada satu ―Shaum dan berbukalah … ! Lakukanlah
langkah pun yang kulangkahkan, kecuali shalat dan tidurlah …
aku menyangka tiada akan diiringi lagi
dengan langkah lainnya . . . Dan seolah- Berusahalah mencari nafkah dan janganlah
olah kesaksian setiap ummat jatuh berbuat dosa …. Dan janganlah kamu mati
berlutut, dipanggil melihat buku kecuali dalam beragama Islam …. Serta
y
catatann a . . . . Dan seolah-olah ku- jauhilah do‘a dari orang yang teraniaya . .
saksikan penduduk surga meni‘mati .!
kesenangan surga . . . Sedang
penduduk Menurut Mu‘adz, ilmu itu ialah mengenal
neraka menderita siksa dalam neraka. dan beramal, katanya: ―Pelajarilah
Maka sabda Rasulullah saw.: Memang, segala ilmu yang kalian sukai, tetapi Allah
kamu mengetahuinya, maka pegang tidak akan memberi kalian manfa‘at
teguhlah jangan dilepaskan … ! dengan ilmu itu sebelum kalian
meng‘amalkannya lebih dulu … !‖
Benar dan tidak salah Mu‘adz telah
menyerahkan seluruh jiwa raga dan
nasibnya kepada Allah, hingga tidak suatu
Baginya iman dan dzikir kepada Allah untuk menambah ilmu pengetahuan,
ialah selalu siap siaga demi kebesaran-Nya keimanan dan ketaatan . . .‖.
dan pengawasan yang tak putus-putus
terhadap kegiatan jiwa. Berkata al-Aswad Lalu diulurkanlah tangannya seolah-olah
bin Hilal: hendak bersalaman dengan maut, dan
dalam keberangkatannya ke alam ghaib
―Kami berjalan bersama Mu‘adz, masih sempat ia mengatakan:
maka katanya kepada kami: Marilah kita
duduk sebentar meresapi iman … ! ― ―Selamat datang hai maut …. Kekasih tiba
di saat diperlukan . . .Dan nyawa Mu‘adz
Mungkin sikap dan pendiriannya itu pun melayanglah menghadap Allah Kita
terdorong oleh sikap jiwa dan fikiran yang semua kepunyaan Allah ….Dan kepada-
tiada mau diam dan bergejolak sesuai Nya kita kembali ….
dengan pendiriannya yang pernah ia
kemukakan kepada Rasulullah, bahwa
tiada satu langkah pun yang
dilangkahkannya kecuali timbul sangkaan
bahwa ia tidak akan mengikutinya lagi
dengan langkah berikutnya. Hal itu ialah
karena tenggelamnya dalam mengingat-
ingat Allah dan kesibukannya dalam
menganalisa dan mengoreksi dirinya …..

Sekarang tibalah ajalnya, Mu‘adz


dipanggil menghadap Allah . . . . Dan
dalam sakaratul maut, muncullah dari
bawah sadarnya hakikat segala yang
bernyawa ini; dan seandainya ia dapat
berbicara akan mengalirlah dari lisannya
kata-kata yang dapat menyimpulkan
urusan dan kehidupannya ….

Dan pada saat-saat itu Mu‘adz pun


mengucapkan perkataan yang
menyingkapkan dirinya sebagai seorang
Mu‘min besar. Sambil matanya menatap
ke arah langit, Mu‘adz munajat kepada
Allah yang Maha Pengasih, katanya:

―Ya Allah, sesungguhnya selama ini


aku takut kepada-Mu, tetapi hari ini aku
mengharapkan-Mu. …

Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa aku


tidaklah mencintai dunia demi untuk
mengalirkan air sungai atau menanam
kayu-kayuan . . . . tetapi hanyalah untuk
menutup hawa di kala panas, dan
menghadapi saat-saat yang gawat, serta
MIQDAD BIN „AMR semangat dan tekad yang bergelora,
PELOPOR BARISAN BERKUDA DAN dengan kesombongan dan keangkuhan
AHLI FILSAFAT mereka . . . . Pada hari itu Kaum Muslimin
masih sedikit, yang sebelumnya tak pernah
Ketika membicarakan dirinya, para mengalami peperangan untuk
shahabat dan teman sejawatnya berkata: mempertahankan Islam, dan inilah
―Orang yang pertama memacu kudanya peperangan pertama yang mereka terjuni
dalam perang sabil ialah Miqdad ibnul ….
Aswad‖. Dan Miqdad ibnul Aswad yang
mereka maksudkan itu ialah tokoh kita Sementara Rasulullah menguji keimanan
Miqdad bin ‗Amr ini. Di masa jahiliyah ia para pengikutnya dan meneliti persiapan
menyetujui dan membuat perjanjian untuk mereka untuk menghadapi tentara musuh
diambil oleh al-Aswad ‗Abdi Yaghuts yang datang menyerang, baik pasukan
sebagai anak, hingga namanya berubah pejalan kaki maupun angkatan berkudanya
menjadi Miqdad ibnul Aswad. Tetapi . . . , para shahabat dibawanya bermusya-
setelah turunnya ayat mulia yang melarang warah dan mereka mengetahui bahwa jika
merangkaikan nama anak angkat dengan beliau meminta buah fikiran dan pendapat
nama ayah angkatnya dan mengharuskan mereka, maka hal itu dimaksudnya secara
merangkaikannya dengan nama ayah kan- sungguh-sungguh. Artinya dari setiap
dungnya, maka namanya kembali mereka dimintanya pendirian dan pendapat
dihubungkan dengan nama ayahnya yaitu. yang sebenarnya, hingga bila ada di antara
‗Amr bin Sa‘ad. mereka yang berpendapat lain yang
berbeda dengan pendapat umum, maka ia
Miqdad termasuk dalam rombongan tak usah takut atau akan mendapat
orang-orang yang mula pertama masuk penyesalan.
Islam, dan orang ketujuh yang menyatakan
keislamannya secara terbuka dengan terus Miqdad khawatir kalau ada di antara Kaum
terang, dan menanggungkan penderitaan Muslimin yang terlalu berhati-hati
dari amarah murka dan kekejaman Quraisy terhadap perang. Dari itu sebelum ada
yang dihadapinya dengan kejantanan para yang angkat bicara, Miqdad ingin
ksatria dan keperwiraan kaum Hawari! mendahului mereka, agar dengan kalimat-
kalimat yang tegas dapat menyalakan
Perjuangannya di medan Perang Badar semangat perjuangan dan turut mengambil
p
tetap akan jadi tugu eringatan yang selalu bagian dalam membentuk pendapat umum.
semarak takkan pudar. Perjuangan yang
mengantarkannya kepada suatu kedudukan Tetapi sebelum ia menggerakkan kedua
puncak, yang dicita dan diangan-angankan bibirnya, Abu Bakar Shiddiq telah mulai
oleh seseorang untuk menjadi miliknya…. bicara, dan baik sekali buah
pembicaraannya itu, hingga hati Miqdad
Berkatalah Abdullah bin Mas‘ud yakni menjadi tenteram karenanya. Setelah itu
seorang shahabat Rasulullah: Umar bin Khatthab menyusul bicara, dan
buah pembicaraannya juga baik. Maka
―Saya telah menyaksikan tampillah Miqdad, katanya:
perjuangan. Miqdad, sehingga saya lebih
suka menjadi shahabatnya daripada ―Ya Rasulullah ….
segala isi bumi ini
…. Teruslah laksanakan apa yang dititahkan
Allah, dan kami akan bersama anda … !
Pada hari yang bermula dengan kesuraman
itu . . . yakni ketika Quraisy datang dengan
kekuatannya yang dahsyat, dengan
Demi Allah kami tidak akan berkata kami akan selalu bersama anda … !
seperti yang dikatakan Bani Israil kepada Dan demi yang telah mengutus anda
Musa: Pergilah kamu bersama Tuhanmu membawa kebenaran, sekiranya anda
dan berperanglah, sedang kami akan membawa kami menerjuni dan
duduk menunggu di sini. Tetapi kami akan mengarungi lautan ini, akan kami terjuni
mengatakan kepada anda: Pergilah anda dan arungi, tidak seorang pun di antara
bersama Tuhan anda dan berperanglah, kami yang akan berpaling dan tidak
sementara kami ikut berjuang di samping seorang pun yang akan mundur untuk
anda … menghadapi musuh … !
! Demi yang telah
mengutus anda membawa kebenaran! Sungguh, kami akan tabah dalam
Seandainya anda membawa kami melalui peperangan, teguh dalam menghadapi
lautan lumpur, kami akan berjuang musuh, dan moga-moga Allah akan
bersama anda dengan tabah hingga memperlihatkan kepada anda perbuatan
mencapai tujuan, dan kami akan bertempur kami yang berkenan di hati anda . . . ! Nah,
di sebelah kanan dan di sebelah kiri anda, kerahkanlah kami dengan berkat dari Allah
di bagian depan dan di bagian belakang . . .!‖
anda, sampai Allah memberi anda
kemenangan … !‖ Maka hati Rasulullah pun penuhlah
dengan kegembiraan, lalu sabdanya
Kata-katanya itu mengalir tak ubah bagai kepada shahabat-shahabatnya:
anak panah yang lepas dari busurnya. Dan ―Berangkatlah dan besarkanlah hati
wajah Rasulullah pun berseri-seri kalian …
karenanya, sementara mulutnya komat-
kamit mengucapkan do‘a yang baik untuk Dan kedua pasukan pun berhadapanlah ….
Miqdad. Serta dari kata-kata tegas yang
dilepasnya itu mengalirlah semangat Anggota pasukan Islam yang berkuda
kepahlawanan dalam kumpulan yang baik ketika itu jumlahnya tidak lebih dari tiga
dari orang-orang beriman, bahkan dengan orang, yaitu Miqdad bin ‗Amr, Martsad
kekuatan dan ketegasannya, kata-kata itu bin Abi Martsad dan Zubair bin Awwam;
pun menjadi contoh teladan bagi siapa sementara pejuang-pejuang lainnya terdiri
yang ingin bicara, menjadi semboyan atas pasukan pejalan kaki atau pengendara-
dalam perjuangan … ! pengendara unta.
Sungguh, kalimat-kalimat yang diucapkan Ucapan Miqdad yang kita kemukakan tadi,
Miqdad bin ‗Amr itu mencapai sasarannya tidak saja menggambarkan
di hati orang-orang Mu‘min, hingga Sa‘ad keperwiraannya semata, tetapi juga
dan Mu‘adz pemimpin kaum Anshan melukiskan logikanya yang tepat dan
bangkit berdiri, katanya: pemikirannya yang dalam ….
―Wahai Rasulullah …. Demikianlah sifat Miqdad ….
Sungguh, kami telah beriman kepada anda la adalah seorang filosof dan ahli fikir.
dan membenarkan anda, dan kami Hikmat dan filsafatnya tidak saja terkesan
saksikan bahwa apa yang anda bawa itu pada ucapan semata, tapi terutama pada
adalah benar . . . , Serta untuk itu kami prinsip-prinsip hidup yang kukuh dan
telah ikatkan janji dan padukan kesetiaan perjalanan hidup yang teguh tulus dan
kami! lurus, sementara pengalaman-
pengalamannya menjadi sumber bagi
Maka majulah wahai Rasulullah pemikiran dan penunjang bagi filsafat itu.
laksanakan apa yang anda kehendaki, dan
Pada suatu hari ia diangkat oleh Rasulullah tergesa-gesa dan sangat hati-hati
sebagai amir di suatu daerah. Tatkala ia menjatuhkan putusan atas seseorang. Dan
kembali dari tugasnya, Nabi sertanya: ini juga dipelajarinya dari Rasulullah saw.
Yang telah menyampaikan kepada
―Bagaimanakah pendapatmu menjadi ummatnya: ―bahwa hati manusia lebih
amir?‖ Maka dengan penuh kejujuran cepat berputarnya daripada isi periuk di
dijawabnya: ―Anda telah menjadikan kala menggelegak …. ―.
daku menganggap diri di atas semua
manusia sedang mereka semua di Miqdad sering menangguhkan penilaian
bawahku …. Demi yang telah mengutus terakhir terhadap seseorang sampai dekat
anda membawa kebenaran, semenjak saat saat kematian mereka. Tujuannya ialah
ini saya tak berkeinginan menjadi agar orang yang akan dinilainya tidak
pemimpin sekalipun untuk dua orang beroleh atau mengalami hal yang baru lagi
untuk selama-lamanya … . . . . Perubahan atau hal baru apakah lagi
!― setelah maut … ?

Nah, jika ini bukan suatu filsafat, maka Dalam percakapan yang disampaikan
apakah lagi yang dikatakan filsafat itu . . .? kepada kita oleh salah seorang shahabat
dan teman sejawatnya seperti di bawah ini,
Dan jika orang ini bukan seorang filosof, filsafatnya itu menonjol sebagai suatu
maka siapakah lagi yang disebut filosof … renungan yang amat dalam, katanya:
?
―Pada suatu hari kami pergi duduk-
seorang laki-laki yang tak hendak tertipu duduk ke dekat Miqdad. Tiba-tiba lewatlah
oleh dirinya, tak hendak terpedaya oleh seorang laki-laki, dan katanya kepada
kelemahannya … ! Miqdad: Sungguh berbahagialah kedua
mata ini yang telah melihat Rasulullah
Dipegangnya jabatan sebagai amir, hingga saw.! Demi Allah, andainya kami dapat
dirinya diliputi oleh kemegahan dan puji- melihat apa yang anda lihat, dan
pujian. Kelemahan ini disadarinya hingga menyaksikan apa yang anda saksikan … !‖
ia bersumpah akan menghindarinya dan Miqdad pergi menghampirinya, katanya:
menolak untuk menjadi amir lagi setelah
pengalaman pahit itu. Kemudian ternyata ―Apa yang mendorong kalian untuk
bahwa ia menepati janji dan sumpahnya ingin menyaksikan peristiwa yang
itu, hingga semenjak itu ia tak pernah mau disembunyikan Allah dari penglihatan
menerima jabatan amir …. ! kalian, padahal kalian tidak tahu apa
akibatnya bila sempat menyaksikannya?
Miqdad selalu mendendangkan Hadits
yang didengarnya dari ‗Rasulullah saw., Demi Allah, bukankah di masa Rasulullah
yakni: saw. banyak orang yang ditelungkupkan
Allah mukanya ke neraka jahannam … !
Orang yang berbahagia, ialah orang yang
dijauhkan dari fitnah … !‖ Kenapa kalian tidak mengucapkan puji
kepada Allah yang menghindarkan kalian
Oleh karena jabatan sebagai amir itu dari malapetaka seperti yang menimpa
dianggapnya suatu kemegahan yang mereka itu, dan menjadikan kalian sebagai
menimbulkan atau hampir menimbulkan orang-orang yang beriman kepada Allah
fitnah bagi dirinya, maka syarat untuk dan Nabi kalian!‖
g
mencapai kebaha iaan baginya, ialah
menjauhinya. Di antara madhhar atau
manifestasi filsafatnya ialah tidak
Suatu hikmah . . .! Dan hikmah yang menunggang kudanya, sambil menghunus
bagaiman lagi . . . ? Tidak seorang pun pedang atau lembingnya … !
yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
yang anda temui, kecuali ia menginginkan Sedang kecintaannya kepada Islam
dapat hidup di masa Rasulullah dan menyebabkannya sertanggung jawab
beroleh kesempatan untuk melihatnya! terhadap keamanannya, tidak saja dari tipu
daya musuh-musuhnya, tetapi juga dari
Tetapi penglihatan Miqdad yang tajam dan kekeliruan kawan-kawannya sendiri ….
dalam, dapat menembus barang ghaib
yang tidak terjangkau di balik cita-cita dan Pada suatu ketika ia keluar bersama
keinginan itu. Bukankah tidak mustahil rombongan tentara yang sewaktu-waktu
orang yang menginginkan hidup pada dapat dikepung oleh musuh. Komandan
masa-masa tersebut akan menjadi salah mengeluarkan perintah agar tidak seorang
seorang penduduk neraka? Bukankah tidak pun mengembalakan hewan
mustahil ia akan jatuh kafir bersama tunggangannya.
orang-orang kafir lainnya … ?
Tetapi salah seorang anggota pasukan
Maka tidakkah ia lebih baik memuji Allah tidak mengetahui larangan tersebut hingga
yang telah menghidupkannya di masa- melanggarnya; dan sebagai akibatnya ia
masa telah tercapainya kemantapan bagi menerima hukuman yang rupanya lebih
Islam, hingga ia dapat menganutnya secara besar daripada yang seharusnya, atau
mudah dan bersih …? mungkin tidak usah sama sekali.
Demikianlah pandangan Miqdad, Miqdad lewat di depan hukuman tersebut
memancarkan hikmah dan filsafat . . . . yang sedang menangis berteriak-teriak.
Dan seperti demikian pula pada setiap Ketika ditanyainya ia mengisahkan apa
tindakan, pengalaman dan ucapannya, ia yang telah terjadi. Miqdad meraih tangan
adalah seorang filosof dan pemikir orang itu, dibawanya ke hadapan amir atau
ulung komandan, lalu dibicarakan dengannya
…. keadaan bawahannya itu, hingga akhirnya
tersingkaplah kesalahan dan kekeliruan
Kecintaan Miqdad kepada Islam tidak amir itu. Maka kata Miqdad kepadanya:
terkira besarnya . . . . ―Sekarang suruhlah ia
membalas keterlanjuran anda dan berilah
Dan cinta, bila ia tumbuh dan membesar ia kesempatan untuk nielakukan qishash‖‗
Serta didampingi oleh hikmat, maka akan
menjadikan pemiliknya manusia tinggi, Sang amir tunduk dan bersedia . . . , hanya
yang tidak merasa puas hanya dengan si terhukum berlapang dada dan
kecintaan belaka, tapi dengan menunaikan memberinya ma‘af.
kewajiban dan memikul tanggung jawab-
nya…. Penciuman Miqdad yang tajam mengenai
gentingnya suasana, dan keagungan
Dan Miqdad bin ‗Amr dari tipe manusia Agama yang telah memberikan kepada
seperti ini . . . . Kecintaannya kepada mereka kebesaran ini, hingga katanya
Rasulullah menyebabkan hati dan ingatan- seakan-akan berdendang:
nya dipenuhi rasa tanggung jawab
terhadap keselamatan yang dicintainya, ―Biar saya mati, asal Islam tetap jaya … !
hingga setiap ada kehebohan di Madinah, ―
dengan secepat kilat Miqdad telah berada
di ambang pintu rumah Rasulullah
Memang, itulah yang menjadi cita-citanya,
yaitu kejayaan Islam walau harus dibalas
dengan nyawa sekalipun. Dan dengan
keteguhan hati yang mena‘jubkan ia
berjuang bersama kawankawannya untuk
mewujudkan cita-cita tersebut, hingga
selayaknyalah ia beroleh kehormatan dari
Rasulullah saw. menerima ucapan berikut:

―Sungguh, Allah telah menyuruhku untuk


mencintaimu, dan menyampaikan pesan-
Nya padaku bahwa la mencintaimu ―.

Ya Allah bangkitkanlah dari antara kami


dan anak cucu kami Miqdad-miqdad
pahlawan, pejuang dan pembela Agama-
Mu
SAID BIN „AMIR kita tidak terkecoh menyebabkannya
PEMILIK KEBESARAN DI BALIK lenyap atau lepas dari tangan . . . . Karena
KESEDERHANAAN sewaktu pandangan kita tertumbuk pada
Sa‘id dalam kumpulan orang banyak, tidak
Siapa yang kenal nama ini, dan siapa pula suatu pun keistimewaan yang akan
di antara kita yang pernah mendengarnya memikat dan mengundang perhatian kita.
sebelum ini … ? Mata kita akan melihat salah seorang
anggota regu tentara dengan tubuh berdebu
Berat dugaan bahwa banyak di antara kita dan berambut yang kusut masai, yang baik
— kalau tidak semua —yang belum pakaian maupun bentuk lahirnya tak
pernah mendengarnya sama sekali. Dan sedikit pun bedanya dengan golongan
saya yakin bahwa anda sekalian sekarang miskin lainnya dari Kaum Muslimin … !
sama menunggu dan bertanya-tanya,
siapakah kiranya Sa‘id bin ‗Amir ini … ? Seandainya yang kita jadikan ukuran itu
pakaian dan rupa lahir, maka takkan kita
Tentu! Saat ini akan anda ketahui juga jumpai petunjuk yang akan menyatakan
siapa dia tokoh tersebut …. I siapa sebenarnya ia.
Ia adalah salah seorang shahabat
Rasulullah yang utama, walaupun Kebesaran tokoh ini lebih mendalam dan
namanya tidak seharum nama mereka yang berurat akar daripada tersembul di
telah terkenal. Ia adalah salah seorang permukaan lahir yang kemilau. la jauh
yang taqwa dan tak hendak menonjolkan tersembunyi di sana, di balik
diri! kesederhanaan dan kesahajaannya ….
Tahukah anda sekalian akan mutiara yang
Mungkin ada baiknya kita kemukakan di terpendam di perut lokan
sini bahwa ia tak pernah absen dalam Nah, keadaannya boleh ditamsilkan
semua perjuangan dan jihad yang dihadapi dengan itu ….
Rasulullah saw. Tetapi itu telah menjadi
pola dasar kehidupan semua orang Islam. Ketika Amirul Mu‘minin Umar bin
Tidak selayaknya bagi orang yang beriman Khatthab memecat Mu‘awiyah dari
akan tinggal berpangku tangan dan tidak jabatannya sebagai kepala daerah di Syria,
hendak turut mengambil bagian dalam apa ia menoleh kiri dan kanan mencari
juga yang dilakukan Nabi, baik di arena seseorang yang akan menjadi
damai maupun dalam kancah peperangan. penggantinya. Dan sistim yang digunakan
Umar untuk memilih pegawai dan
Sa‘id menganut Islam tidak lama sebelum pembantunya, merupakan suatu sistim
pembebasan Khaibar. Dan semenjak itu ia yang mengandung segala kewaspadaan,
memeluk Islam dan bai‘at kepada ketelitian dan pemikiran yang matang.
Rasulullah saw. Seluruh kehidupannya, Sebabnya ialah karena ia menaruh
segala wujud dan cita-citanya .dibaktikan keyakinan bahwa setiap kesalahan yang
kepada keduanya. Maka ketaatan dan dilakukan oleh setiap penguasa di tempat
kepatuhan, zuhud dan keshalihan, Yang jauh sekali pun, maka yang akan
keluhuran dan ketinggian, pendeknya ditanya oleh Allah swt. ialah dua orang:
segala sifat dan tabi‘at utama, mendapati pertama Umar . . . , dan kedua baru
manusia suci dan baik ini sebagai saudara penguasa Yang melakukan kesalahan itu
kandung dan teman yang setia … ! ….

Dan ketika kita berusaha hendak menemui Oleh sebab itu syarat-syarat yang
dan menjajagi kebesarannya, hendaklah dipergunakannya untuk menilai orang dan
kita bersikap hati-hati dan waspada, memilih para pejabat pemerintahan amat
hingga
berat dan ketat serta didasarkan atas Dan seandainya seorang seperti Sa‘id bin
a
pertimbangan tajam dan sempurn , setajam ‗Amir menolak untuk memikul tanggung
penglihatan dan setembus pandangannya jawab hukum, maka siapa lagi yang akan
…. Di Syria ketika itu merupakan wilayah membantu Umar dalam memikul tanggung
yang modern dan besar, sementara jawab yang amat berat itu … ?
kehidupan di sana sebelum datangnya
Islam mengikuti peradaban yang silih Demikianlahakhirnya Sa‘id berangkat ke
berganti, di samping ia merupakan pusat Homs. Ikut bersamanya isterinya; dan
perdagangan yang penting dan tempat sebetulnya kedua mereka adalah pengantin
yang cocok untuk bersenang-senang . . . , baru. Semenjak kecil isterinya adalah
hingga karena itu dan disebabkan hal itu ia seorang wanita Yang amat cantik berseri-
merupakan suatu negeri yang penuh seri. Mereka dibekali Umar secukupnya,
godaan dan rangsangan. Maka menurut Ketika kedudukan mereka di Homs telah
pendapat Umar, tidak ada yang cocok mantap, sang isteri bermaksud
untuk negeri itu kecuali seorang suci yang menggunakan haknya sebagai isteri untuk
tidak dapat diperdayakan syetan manapun . memanfaatkan harta yang telah diberikan
. . , seorang zahid yang gemar beribadat, Umar sebagai bekal mereka. Diusulkannya
yang tunduk dan patuh serta melindungkan kepada suaminya untuk membeli pakaian
diri kepada Allah …. yang layak dan perlengkapan rumah
tangga, lalu menyimpan sisanya.
Tiba-tiba Umar berseru, katanya: ―Saya
telah menemukannya … I Bawa ke sini Jawab Sa‘id kepada isterinya: ―Maukah
Sa‘id bin ‗Amir … ! ― kamu saya tunjukkan yang lebih baik dari
Tak lama antaranya datanglah Sa‘id rencanamu itu? Kita berada di suatu negeri
mendapatkan Amirul Mu‘minin yang yang amat pesat perdagangannya dan laris
menawarkan jabatan sebagai wali kota barang jualannya. Maka lebih baik kita
Homs. Tetapi Sa‘id menyatakan serahkan harta ini kepada seseorang yang
keberatannya, katanya: ―Janganlah akan mengambilnya sebagai modal dan
saya dihadapkan kepada fitnah, wahai akan memperkembangkannya … !
Amirul Mu‘minin … ! ―
―Bagaimana jika perdagangannya rugi?‖
Dengan nada keras Umar menjawab: tanya isterinya. ―Saya akan sediakan
―Tidak, demi Allah saya tak hendak borg atau jaminan‖, ujar Sa‘id. ―Baiklah
melepaskan anda! Apakah tuan-tuan kalau begitu‖ kata isterinya pula.
hendak membebankan amanat dan khilafat Kemudian Sa‘id pergi ke luar, lalu
di atas pundakku lalu tuan-tuan membeli sebagian keperluan hidup dari
meninggalkan daku . ― jenis yang amat bersahaja, dan sisanya —
yang tentu masih banyak itu — dibagi-
Dalam sekejap saat, Sa‘id dapat bagikannya kepada faqir miskin dan
diyakinkan. Dan memang kata-kata yang orang-orang mem- butuhkan.
diucapkan Umar layak untuk mendapatkan
hasil Yang diharapkan itu. Hari-hari pun berlalu, dan dari waktu ke
waktu. isteri Sa‘id menanyakan kepada
Sungguh suatu hal yang tidak adil suaminya soal perdagangan mereka dan
namanya bila mereka mengalungkan ke bilakah keuntungannya hendak dibagikan.
lehernya amanat dan jabatan sebagai Semua itu dijawab oleh Sa‘id bahwa
khalifah, lalu mereka tinggalkan ia perdagangan mereka berjalan lancar,
sebatang kara …. sedang keuntungan bertambah banyak dan
kian meningkat.
Pada suatu hari isterinya memajukan lagi dimulainya tadi, dalam keadaan tenang dan
pertanyaan serupa di hadapan seorang tenteram, tersenyum simpul dan pasrah …
kerabat yang mengetahui duduk perkara Isterinya diam dan maklum bahwa tak ada
yang sebenarnya. Sa‘id pun tersenyum lalu yang lebih utama ? dan mengendalikan diri
tertawa yang menyebabkan timbulnya untuk mencontoh sifat zuhud dan ke
keraguan dan kecurigaan sang isteri. taqwaannya … !
Didesaknyalah suaminya agar
menceritakannya secara terus terang. Maka Dewasa itu Homs digambarkan sebagai
disampaikannya bahwa harta itu telah Kufah kedua. Hal disebabkan sering
disedeqahkannya dari semula. terjadinya pembangkangan dan pendur-
hakaan penduduk terhadap para pembesar
Wanita itu pun menangis dan menyesali yang memegang kuasaan. Dan karena kota
dirinya karena harta itu tak ada manfaatnya Kufah dianggap sebagai pelopor slam soal
sedikit pun, karena tidak jadi dibelikan p
embangkangan ini, maka kota Homs
untuk keperluan hidup dirinya, dan diberi julukan bagai Kufah kedua. Tetapi
sekarang tak sedikit pun tinggal sisanya bagaimanapun gemarnya orang-orang
…. Homs ini menentang pemimpin-pemimpin
mereka sebagai kita sebutkan itu, namun
Sa‘id memandangi isterinya, sementara air terhadap hamba yang shalih sebagai Sa‘id,
mata penyesalan dan kesedihan telah hati mereka dibukakan Allah, hingga
menambah kecantikan dan kemolekannya. mereka cinta dan taat kepadanya.
Dan sebelum pandangan yang penuh
godaan itu dapat mempengaruhi dirinya, Pada suatu hari Umar menyampaikan
Sa‘id menujukan penglihatan bathinnya ke berita kepada Said: ―Orang-orang
surga, maka tampaklah di sana kawan- Syria mencintaimu . . .!‖ ―Mungkin
kawannya yang telah pergi mendahului- sebabnya karena saya suka menolong dan
nya, lalu katanya: membantu mereka‖, ujar Said. Hanya
bagaimana juga cintanya warga kota Homs
―Saya mempunyai kawan-kawan yang terhadap Said, namun adanya keluhan dan
telah lebih dulu menemui Allah . . . dan pengaduan tak dapat dielakkan . . . ,
saya tak ingin menyimpang dari jalan sekurang-kurangnya untuk membuktikan
mereka, walau ditebus dengan dunia dan bahwa Homs masih tetap menjadi saingan
segala berat bagi kota Kufah di Irak … !
isinya Suatu ketika, tatkala Amirul Mu‘minin
Dan karena is takut akan tergoda oleh Umar berkunjung ke Homs, ditanyakannya
kecantikan isterinya itu, maka katanya pula kepada penduduk yang sedang berkumpul
yang seolah-olah dihadapkan kepada lengkap: ―Bagaimana pendapat
dirinya sendiri bersama isterinya: kalian tentang Sa‘id . . . ?‖ Sebagian
―Bukankah kamu tabu bahwa di dalam hadirin tampil ke depan mengadukannya.
surga itu banyak terdapat gadis-gadis Tetapi rupanya pengaduan itu mengandung
cantik yang bermata jeli, hingga andainya barkah, karena dengan demikian
seorang saja di antara mereka terungkaplah dari satu segi kebesaran
menampakkan wajahnya di muka bumi, pribadi tokoh kita ini, kebesaran yang amat
maka akan terang-benderanglah menakjubkan serta mengesankan … !
seluruhnya, dan tentulah cahayanya akan
mengalahkan sinar matahari dan bulan … Dari kelompok yang mengadukan itu
Maka mengurbankan dirimu demi untuk Umar meminta agar mereka
mendapathan mereka, tentu lebih wajar mengemukakan titik-titik kelemahannya
dan lebih utama daripada mengurbankan satu demi satu. Maka atas nama kelompok
mereka demi karena dirimu … ! ―
Diakhirinya ucapan itu sebagaimana
tersebut majulah pembicara yang bulan di mana saya tidak menemui mereka
mengatakan: . . . , maka sebabnya sebagai saya katakan
tadi — saya tak punya khadam yang akan
―Ada empat hal yang hendak mencuci pakaian, sedang pakaianku tidak
kami pula banyak untuk dipergantikan. Jadi
kemukakan: terpaksalah saya mencucinya dan
menunggu sampai kering, hingga baru
1. la baru keluar mendapatkan kami dapat keluar di waktu petang … Kemudian
setelah tinggi hari tentang keluhan mereka bahwa saya
2. Tak hendak melayani seseorang di sewaktu-waktu jatuh pingsan . . . sebabnya
waktu malam hari …. karena ketika di Mekah dulu saya telah
3. Setiap bulan ada dua hari di mana ia tak menyaksikan jatuh tersungkurnya Khubaib
hendak keluar mendapatkan kami hingga al-Anshari. Dagingnya dipotong-potong
kami tak dapat menemuinya…. oleh orang Quraisy dan mereka bawa ia
4. Dan ada satu lagi yang sebetulnya dengan tandu sambil mereka menanyakan
bukan merupakan kesalahannya tapi kepadanya: ―Maukah tempatmu ini diisi
mengganggu kami, yaitu bahwa sewaktu- oleh Muhammad sebagai gantimu, sedang
waktu ia jatuh pingsan . . .‖. kamu berada dalam keadaan sehat wal
‗afiat .. .? Jawab Khubaib: Demi Allah,
Umar tunduk sebentar dan berbisik saya tak ingin berada dalam lingkungan
memohon kepada Allah, katanya: ―Ya anak isteriku diliputi oleh keselamatan dan
Allah, hamba tahu bahwa ia adalah hamba- kesenangan dunia, sementara Rasulullah
Mu terbaik, maka hamba harap firasat ditimpa bencana, walau oleh hanya
hamba terhadap dirinya tidak meleset ―. tusukan duri sekalipun…

Lalu Said dipersilahkan untuk membela Maka setiap terkenang akan peristiwa yang
dirinya, ia berkata: saya saksikan itu, dan ketika itu saya
―Mengenai tuduhan mereka bahwa saya masih dalam keadaan musyrik, lalu
tak hendak keluar sebelum tinggi hari, teringat bahwa saya berpangku tangan dan
maka demi Allah, sebetulnya saya tak tak hendak mengulurkan pertolongan
hendak menyebutkannya, . . . Keluarga kepada Khubaib, tubuh saya pun gemetar
kami tak punya khadam atau pelayan, karena takut akan siksa Allah, hingga
maka sayalah yang mengaduk tepung dan ditimpa penyakit yang mereka katakan itu .
membiarkannya sampai mengeram, lalu . . ―.
saya membuat roti dan kemudian wudlu Sampai di sana berakhirlah kata-kata
untuk shalat dluha. Setelah itu barulah Sa‘id, ia membiarkan kedua bibirnya basah
saya keluar mendapatkan mereka … ! ― oleh air mata yang suci, mengalir dari
jiwanya yang shalih ….
Wajah Umar berseri-seri, dan katanya:
―Alhamdulillah …. dan mengenai Mendengar itu Umar tak dapat lagi
yang kedua?‖ menahan diri dan rasa harunya, maka
berseru karena amat gembira:
Maka Sa‘id pun melanjutkan ―Alhamdulillah, karena dengan taufiq-Nya
pembicaraannya: firasatku tidak meleset adanya . . .!‖ Lalu
―Adapun tuduhan mereka bahwa saya dirangkul dan dipeluknya Sa‘id, serta
tak mau melayani mereka di waktu diciumlah keningnya yang mulia dan
malam . . . bersinar cahaya… .
, maka demi Allah saya benci
menyebutkan sebabnya .. .! Saya telah Nah, petunjuk macam apakah yang telah
menyediakan Siang hari bagi mereka, dan diperoleh makhluq seperti ini . . . ?
malam hari bagi Allah Ta‘ala . . . ! sedang
ucapan mereka bahwa dua hari setiap
Guru dari kaliber manakah Rasulullah ―Saya tak hendak ketinggalan
saw. itu … dari rombongan pertama, yakni setelah
? Dan sinar tembus saya dengar Rasulullah saw. bersabda:
seperti apakah Kitabullah
itu ―Allah ‗Azza wa Jalla akan menghimpun
…….. Corak sekolah manusia untuk dihadapkan he pengadilan.
yang telah memberikan bimbingan dan Maka .datanglah orang-orang miskin yang
meniupkan inspirasi manakah Agama beriman, berdesak-desakkan maju he
Islam ini … ? Tetapi mungkinkah depan tak ubahnya bagai kawanan burung
bumi dapat memikul di atas punggungnya merpati. Lalu ada yang berseru kepada
jumlah yang cukup banyak dari tokoh- mereka: Berhentilah kalian untuk
tokoh berkwalitas demi- kian? menghadapi perhitungan! Ujar mereka:
Kami tak punya spa-spa untuk dihisab.
Sekiranya mungkin, tentulah ia tidak Maka Allah pun berfirman: Benarlah
disebut bumi atau dunia lagi …. lebih tepat hamba-hamba-Ku itu . . . ! Lalu masuklah
bila dikatakan Surga Firdausi …. Sungguh, mereka he dalam surga sebelum orang-
ia telah menjadi Firdaus yang telah orang lain masuk
dijanjikan Allah! Dan karena Firdaus itu Dan pada tahun 20 Hijriyah dengan
belum tiba waktunya, maka orang-orang lembaran yang paling bersih, dengan hati
yang lewat di muka bumi dan tampil di yang paling suci dan dengan kehidupan
arena kehidupan dari tingkat tinggi dan yang Paling cemerlang., Sa‘id bin ‗Amir
mulia seperti ini amat sedikit dan jarang pun menemui Allah ….
adanya . . . Dan Sa‘id bin ‗Amir adalah
salah seorang di antara mereka …. Telah lama sekali rindunya terpendam
untuk menyusul rombongan perintis, yang
Uang tunjangan dan gaji yang hidupnya telah dinadzarkannya untuk
diperolehnya banyak sekali, sesuai dengan memelihara janji dan mengikuti langkah
kerja dan jabatannya, tetapi yang mereka ….
diambilnya hanyalah sekedar keperluan Sungguh, rindunya telah tiada terkira
diri dan isterinya, sedang selebihnya untuk dapat menjumpai Rasul yang
dibagi-bagikan kepada rumah-rumah dan menjadi gurunya, serta teman sejawatnya
keluarga-keluarga lain yang shalih dan suci ….!
yang
membutuhkannya. Maka sekarang la akan menemui mereka
dengan hati tenang, jiwa yang tenteram
Suatu ketika ada yang menasihatkan dan beban yang ringan ….
kepadanya: Berikanlah kelebihan harta ini Yang tak ada beserta atau di belakangnya
untuk melapangkan keluarga dan famili beban dunia atau harta benda yang akan
isteri anda! Maka ujarnya: ―Kenapa memberati punggung atau menekan
keluarga dan ipar besanku saja yang harus bahunya ….
lebih kuperhatikan . ., .? Demi Allah,
tidak! Saya tak hendak menjual keridlaan Tak ada yang dibawanya kecuali zuhud,
Allah dengan kaum kerabatku – - -!‖ keshalihan dan ketagwaannya serta
kebenaran jiwa dan budi baiknya ….
Memang telah lama dianjurkan orang Semua itu adalah keutamaan yang akan
kepadanya: ―Janganlah ditahan- memberatkan daun timbangan, dan sekali-
tahan nafqah untuk diri pribadi dan kali takkan memberatkan beban pikulan …
keluarga anda, dan ambillah kesempatan !
untuk meni‘mati hidup!‖

Tetapi jawaban yang keluar hanyalah kata-


kata yang senantiasa diulang-ulangnya:
Keistimewaan tersebut dipergunakan oleh
pemiliknya untuk menggoncang dunia, dan
dijadikan pegangan yang kokoh sehingga
tak tergoyahkan oleh tipu daya dunia … !

Selamat bahagia bagi Sa‘id bin ‗.,4mir …


!
Selamat baginya, baik selagi hidup
maupun sctelah wafatnya…!
Selamat, sekah lagi selamat, terhadap
riwayat dan kenan-kenangannya.
Serta selamat bahagia pula bagi Para
shahabat Rasulullah yakni orang-orang
mulia dan gemar beramal serta rajin ber-
ibadat … !
HAMZAH keadaan suasana dan lingkungan, tekanan
kebiasaan dan adat-istiadat, serta
SINGA ALLAH DAN PANGLIMA kebimbangan hati untuk mengabulkan
SYUHADA panggilan atau menolak seruan. Maka
dalam golongan ini terdapatlah Hamzah
Kota Mekah masih mendengkur dalam bin Abdul Mutthalib, yaitu paman Nabi
tidur nyenyaknya, yakni setelah Siang saw. dan saudara sesusunya ….
yang penuh dengan usaha dan kesibukan
dengan ibadat dan aneka permainan. Hamzah telah kenal akan kebesaran dan
kesempurnaan keponakannya, tahu sebaik-
Orang Quraisy tidur lelap dan membalik- baiknya akan kepribadian dan watak serta
balikkan diri mereka di atas ranjang . . . , akhlaqnya. la tidak hanya mengenalnya
tetapi di sana ada seorang insan yang resah sebagai seorang paman terhadap
geliaah dan matanya tak hendak terpejam. keponakannya semata, tetapi juga sebagai
Ia cepat masuk kamar tidur dan saudara terhadap saudaranya, dan shahabat
beriatirahat dalam waktu singkat, lalu terhadap teman sejawatnya. Sebabnya
bangkit dengan penuh kerinduan karena ialah karena Rasulullah dan Hamzah dari
rupanya ada janji dengan Allah. Ia menuju satu generasi, dan usia yang berdekatan.
tempat shalat yang terletak di biliknya, lalu Mereka dibesarkan bersama, bermain
munajat kepada Allah dan berdu‘a dengan bersama dan menjadi shahabat karib, serta
tekunnya …. menempuh jalan kehidupan dari bermula
selangkah demi selangkah secara bersama-
Dan setiap istrinya terbangun demi lama pula ….
mendengar gemuruh dadanya yang turun
naik dan bunyi du‘anya yang hangat serta Hanya memang, di waktu muda masing-
terus- menerus, menyebabkannya merasa masing mereka telah menempuh jalan
kasihan dan memohon agar ia sendiri-sendiri. Hamzah mulai bersaing
memperhatikan dirinya dan mengambil dengan teman-temannya untuk
waktu iatirahat yang cukup. Maka dengan mendapatkan kelayakan hidup dan
air mata mengalir yang mendahului kata-- merintis jalan bagi dirinya untuk beroleh
katanya dijawabnya: ―Wahai Khadijah . . kedudukan di kalangan pembesar-
. pembesar kota Mekah dan pemimpin-
! Masa untuk tidur berlalulah sudah … ! pemimpin Quraisy. Sementara Muhammad
― saw. tetap bertahan di lingkungan cahaya
ruhani yang mulai menerangi jalan
Memang perihalnya belum lagi baginya menuju Ilahi, serta mengikuti
memusingkan orang-orang Quraisy dan bisikan hati yang mengajaknya menjauhi
mengganggu tidur nyenyak mereka, kebisingan hidup untuk mencapai
walaupun sudah mulai menjadi titik renungan yang dalam, serta
perhatian mereka. Ia barn Saja memulai mempersiapkan diri dalam menyambut dan
da‘wahnya dan menyampaikan ajarannya menerima kebenaran ….
secara rahasia dan berbisik-bisik. Orang-
orang yang beriman kepadanya waktu itu Kita tegaskan, bahwa walaupun kedua
masih amat sedikit …. anak muda itu telah mengambil arah yang
berlainan, tetapi tidak satu detik pun hilang
Tetapi di antara orang-orang yang belum dari ingatan Hamzah. Keutamaan shahabat
beriman itu ada pula yang menaruh kasih dan keponakannya, yakni keutamaan dan
sayang dan penghormatan kepadanya serta kemuliaan yang mengantarkan pemiliknya
memendam niat dan keinginan hati untuk kepada kedudukan tinggi di mata manusia
beriman dan menyertai kafilahnya yang umumnya, dan melukiskan secara
penuh barkah. Mereka terhalang untuk
menyatakan maksud itu hanyalah karena
gamblang masa depannya yang gemilang Hari-hari pun berlalu silih berganti, dan
telah banyak diketahui Hamzah . . . . makin lama desas-desus yang disebarkan
Quraisy sekitar da‘wah Rasul makin
Pagi hari itu, seperti biasa Hamzah keluar memuncak ….kemudian desas-desus itu
rumahnya. Di sisi Ka‘bah didapatinya se berubah menjadi hasutan dan komPlotan,
rombongan pembesar dan bangsawan sementara Hamzah memperhatikan
Quraisy, lalu ia pun duduk bersama suasana dari jauh ….
mereka, mendengarkan apa yang mereka
percakapkan. Rupanya mereka sedang Ketabahan hati keponakannya itu amat
membicarakan Muhammad saw mengherankannya, sementara usahanya
yang mati-matian membela keimanan dan
Dan untuk pertama kali Hamzah melihat kelancaran da‘wahnya, merupakan suatu
mereka diliputi rasa gelisah diaebabkan hal yang baru bagi kaum Quraisy
oleh da‘wah yang dilakukan oleh umumnya, walaupun sebenarnya mereka
keponakannya. Dari ucapan mereka terkenal gigih keras kepala.
tersembur amarah murka, kebencian dan
kedengkian. Dan andainya ketika itu keragu-raguan
dapat menggoyahkan kepercayaan
Sebelum itu mereka tidak peduli, atau seseorang tentang kebenaran Rasulullah
pura-pura tidak peduli dan ambil puling. dan kebesaran jiwanya, tetapi ia takkan
Tetapi sekarang wajah-wajah mereka menemukan jalan untuk mempengaruhi
mengerikan, menyeringai karena berang dan memperdayakan Hamzah. Hamzah
dan kecewa serta hendak menerkam. Lama adalah orang yang paling kenal siapa
Hamzah tertawa mendengar obrolan Muhammad saw, semenjak masa kanak-
mereka. Dituduhnya mereka keterlaluan kanak hingga waktu mudanya yang tidak
dan salah tafsir …. bernoda, dan sampai usia dewasanya yang
terpercaya.
Di saat itu Abu Jahal segera menegaskan
kepada hadlirin bahwa sebenarnya Ia kenal Muhammad saw. sebagaimana ia
Hamzah paling tahu akan bahaya ajaran kenal akan dirinya, bahkan lebih dari itu
yang diserukan oleh Muhammad saw., lagi. Semenjak mereka lahir ke alam
hanya ia menganggapnya enteng hingga wujud, menjadi remaja dan sama-sama
Quraisy jadi lengah dan lalai. Kemudian berangkat dewasa, di mana lembaran
nanti datang suatu saat di mana keadaan kehidupan Muhammad saw. terbuka di
telah terlambat dan terbukalah baginya hadapan matanya suci bersih laksana sinar
bahaya yang dibawa oleh keponakannya matahari, tidak satu cacat pun dilihatnya
itu …. pada lembaran itu … !
Tidak sekali pun dilihatnya ia marah atau
Demikianlah mereka melanjutkan naik darah, kecewa atau putus asa , apalagi
pembicaraan dalam suasana hiruk pikuk menampakkan ketamakan dan keserakah-
yang tidak luput dari ancaman, sementara an, berolok-olok atau berbuat hal yang sia-
Hamzah kadang-kadang turut tertawa dan sia.
kadang-kadang menampakkan Wajah
murka. Dan ketika pertemuan itu usai dan Dan Hamzah bukan saja seorang yang
masing-masing meneruskan acaranya, menikmati kekuatan jasmaniah belaka,
kepala Hamzah pun dipenuhi fikiran dan tetapi ia dikaruniai pula kekuatan kemauan
perasaan baru, menyebabkan perhatiannya dan ketajaman akal fikiran. Dari itu tidak
tertuju kepada urusan keponakannya dan wajar bila ia ketinggalan dan tak ingin
mempertimbangkan kembali buruk baik- mengikuti orang yang diketahuinya betul-
nya…. betul jujur dan dapat dipercaya. Hanya hal
itu dipendamnya dalam hati, menunggu Hamzah maju mendapatkan Abu Jahal lalu
saat yang tepat untuk membukakannya, melepaskan busurnya dan memukulkannya
yang waktunya telah dekat dan tidak akan ke kepala Abu Jahal hingga luka dan
menunggu lama …. mengeluarkan darah. Dan sebelum orang-
orang itu menyadari apa Yang terjadi,
Dan hari yang ditunggu-tunggu itu pun Hamzah pun membentak Abu Jahal,
datanglah …. Hamzah keluar dari katanya:
rumahnya menjinjing busur dan
menujukan langkahnya ke arah padang ―Kenapa kamu cela dan kamu maki
belantara untuk melatih kegemaran dan Muhammad saw., padahal aku telah
melakukan olah raga yang amat disukainya menganut Agamanya dan mengatakan apa
yaitu berburu. Ia amat mahir dalam hal ini. yang dikatakannva ? Nah, cobalah ulangi
kembali makianmu itu kepadaku jika kamu
Ada kira-kira setengah hari ia berani!‖
menghabiakan waktunya di sana, dan
ketika kembali dari perburuannya ia Dalam sekejap waktu orang-orang yang
langsung pergi ke Ka‘bah untuk thawaf berada di sana lupa akan penghinaan yang
seperti biasa sebelum pulang ke rumahnya. baru menimpa pemimpin mereka dan
Setibanya dekat Ka‘bah ia ditemui oleh darah yang mengalir dari kepalanya,
seorang pelayan wanita Abdullah bin terpesona oleh kata-kata Yang keluar dari
Jud‘an. Dan demi dilihatnya Hamzah telah mulut Hamzah yang tak ubah bagai bunyi
dekat, berkatalah pelayan itu kepadanya: halilintar di siang bolong . . . , yaitu kata-
―Wahai Abu Umarah, seandainya kata yang diucapkannya untuk menyatakan
anda melihat apa yang dialami oleh bahwa ia telah menganut Agama
keponakan anda Muhammad saw. baru- Muhammad saw., mengakui apa yang
baru ini . . . . ! Abul Hakam bin Hiayam, diakuinya dan mengatakan apa yang
ketika mendapatkan Muhammad saw. dikatakannya ….
sedang duduk di sana, disakiti dan
dimakinya, hingga mengalami hal-hal Apa, apakah Hamzah telah masuk Ialam
yang tidak diinginkan … !‖ …?

Lalu dilanjutkannya cerita mengenai Dan …. seorang anak muda Quraisy yang
perlakuan Abu Jahal kepada Rasulullah paling gigih membela haknya serta yang
…. paling mulia … ! Sungguh suatu bencana
besar yang tak dapat diatasi oleh bangsa
Hamzah mendengarkan perkataannya Quraisy Keislaman Hamzah akan menarik
dengan baik, kemudian ia menundukkan perhatian tokoh-tokoh pilihan untuk sama-
kepalanya sejenak, lalu membawa busur sama memasuki Agama itu, hingga
panahnya dan menyandangkan ke Muhammad saw. akan beroleh tenaga dan
bahunya. Setelah itu dengan langkah cepat kekuatan yang akan membela da‘wah dan
tetapi tegap ia pergi menuju Ka‘bah dan memperkokoh barisannya, dan di suatu
berharap akan bertemu dengan Abu Jahal saat nanti orang-orang Quraisy akan
di sana …. Dan jika tidak ditemuinya, bangun dan sadarkan diri, karena
maka pencarian akan dilakukannya di mendengar bunyi linggis dan tembilang
mana pun juga sampai berhasil … . yang menghancurleburkan berhala-berhala
dan tuhan-tuhan mereka … !
- Tetapi belum lagi sampai di Ka‘bah,
kelihatan olehnya Abu Jahal di Memang tidak salah . . .! Hamzah telah
pekarangannya sedang dikelilingi oleh masuk Ialam, dan di hadapan umum telah
beberapa orang pembesar Quraisy. Maka dikeluarkan simpanan hatinya selama ini,
dalam ketenangan yang mencekam,
dan ditinggalkannya orang banyak itu Memang dalam dadanya terpendam niat
merenungi kekecewaan dan kegagalan untuk menghormati da‘wah baru yang
harapan mereka, dan dibiarkannya Abu panji-panjinya dipikul oleh keponakannya.
Jahal menjilat darah yang mengucur dari Hanya seandainya ia telah ditaqdirkan
kepalanya yang luka. Hamzah kembali akan menjadi salah seorang pengikut dari
memungut busur dengan tangan kanannya, da‘wah ini, yang beriman dan
dan menggantungkannya di bahu, lalu menyediakan diri untuk menjadi pembantu
dengan langkah yang tegap dan hati Yang dan pembelanya, maka apabilakah
pekat pergi pulang ke rumahnya …. sebenarnya waktu yang tepat untuk
memasukinya … ? Apakah di saat berang
Hamzah adalah seorang yang berfikiran dan tersinggung ataukah setelah berfikir
cerdas dan berpendirian keras …. dan merenung … ?
Ketika ia telah pulang ke rumahnya dan
hilang rasa lelahnya duduklah ia, dan Demikianlah kelugasan pendirian dan
membawa dirinya berfikir serta kemurnian berfikir mengharuskannya
merenungkan periatiwa yang baru Saja untuk membawa semua masalah ini
dialaminya …. kembali ke batu ujian dan neraca
pertimbangan. Mulailah ia berfikir dan
Bagaimana cara ia menyatakan hari-hari berlalu . . . , Siang hatinya tak
keislamannya … dan kapan …. ? Ia telah pernah tenteram dan malam matanya tak
menyatakannya dalam saat emosi dan pernah terpejam ….
tersinggung, saat amarah dan naik darah
…. Ia tak sudi bila keponakannya Dan anehnya ketika kita berusaha mencari
diperlakukan secara sewenang-wenang dan kebenaran dengan perantaraan akal, maka
dianiaya tanpa adanya pembela! Oleh kebimbangan pun tampil ke depan sebagai
sebab itulah ia jadi murka dan tampil penghalang …. Demikianlah, demi
membela Muhammad saw. serta Hamzah menggunakan akalnya untuk
kehormatan Bani Hasyim, maka dipukul- membahas masalah Agama Ialam dan
nya kepala Abu Jahal sampai luka, dan membanding-bandingkan yang lama
diteriakkan ke mukanya bahwa ia telah dengan yang baru, timbullah keraguan
beragama Ialam . . . . dalam dirinya yang dibangkitkan oleh
kerinduan yang telah mendarah daging
Tetapi, apakah merupakan cara terbaik terhadap agama nenek moyangnya, dan
bagi seseorang untuk meninggalkan agama kecemasan yang telah jadi pusaka turun-
nenek moyang dan kaumnya, agama yang temurun terhadap segala hal yang baru ….
telah mereka anut semenjak beribu tahun
dan berabad-abad … ? Lalu ia langsung Bangkitlah semua kenangannya mengenai
menerima Agama baru yang belum lagi Ka‘bah berikut tuhan-tuhan dan berhala-
diselidiki ajarannya dan belum dikenal berhalanya, begitupun tentang pengaruh
hakikatnya kecuali sekelumit kecil keagamaan yang telah ditanamkan oleh
patung-patung pahatan itu terhadap semua
Benar, ia tidak sedikit pun ragu tentang penduduk Mekah dan bangsa Quraisy
kebenaran Muhammad saw. dan ketulusan umumnya . . . , hingga memisahkan diri
maksudnya. Tetapi mungkinkah seseorang dari sejarah tersebut dan meninggalkan
menerima satu Agama baru berikut segala agama lama yang telah berurat-akar ini,
kewajiban dan tanggung jawabnya di saat tak ubah bagai hendak melompati jurang
marah dan naik darah sebagai yang yang lebar ….
dilakukan oleh Hamzah sekarang ini?
Timbullah keheranannya mengapa orang
demikian mudah dan tergesa-gesa mau
meninggalkan agama nenek moyangnya . . mempersiapkan diri untuk melancarkan
. . Maka rnenyesallah ia atas apa yang perang saudara yang akan dapat
telah dilakukannya, hanya perjalanan akal memuaskan haus dahaga, melipur rasa
tetap diteruskan dan tidak dihentikannya dendam dan sakit hatinya.
….
Memang, tentu saja Hamzah tak dapat
Dan tatkala dirasakan bahwa akal fikiran membendung segala siksaan mereka, tetapi
semata tidak berdaya, maka dengan ikhlas keialamannya seolah-olah menjadi benteng
dan tulus hati, ia pun pergi berlindung dan periaai, di samping menjadi days
kepada yang ghaib. Di sisi Ka‘bah, sambil penarik bagi kebanyakan kabilah Arab, —
wajahnya menengadah ke langit, dan apalagi setelah diikuti pula dengan masuk
dengan minta pertolongan kepada segala Ialamnya Umar bin Khatthab — untuk
kudrat dan nur yang terdapat di alam mengikuti langkahnya, hingga mereka pun
wujud ini, ia memohon dan berdo‘a agar memasukinya dengan berduyun-duyun ….
beroleh petunjuk kepada yang haq dan
jalan yang lurus. Dan semenjak masuk Ialam, Hamzah telah
bernadzar akan membaktikan segala
Dan marilah kita dengar ceritanya ketika keperwiraan, kesehatan bahkan hidup
mengisahkan berita selanjutnya, katanya: matinya untuk Allah dan Agama-Nya,
hingga Nabi saw. berkenan memasangkan
, .. . . Kemudian timbullah sesal dalam pada dirinya julukan iatimewa ini: ―Singa
hatiku karena meninggalkan agama nenek Allah dan singa Rasul-Nya ―.
moyang dan kaumku . . . dan aku pun
diliputi kebingungan hingga mata tak Sariyah, atau angkatan bersenjata tanpa
hendak tidur… . Lalu pergilah aku ke disertai Nabi, yang mula pertama dikirim
Ka‘bah, dan memohon kepada Allah agar untuk menghadapi musuh, dipimpin oleh
membukakan hatiku untuk menerima Hamzah….
kebenaran dan melenyapkan segala
keraguan. Maka Allah pun mengabulkan Dan panji-panji pertama yang
permohonanku itu dan memenuhi hatiku dipercayakan oleh Rasulullah saw. kepada
dengan keyakinan . . . . Aku pun segera salah seorang Muslimin, diserahkan
menemui Rasulullah saw., dan me- kepada Hamzah …. Kemudian ketika
maparkan keadaanku padanya, maka kedua angkatan bersenjata berhadapan-
dido‘akannya kepada Allah agar muka di perang Badar, keberanian luar
ditetapkan-Nya hatiku dalam Agamanya . . biasa telah ditunjukkan oleh Singa Allah
.. dan Singa Rasul-Nya yang tiada lain dari
Hamzah …. !
Demikianlah Hamzah menganut Ialam
secara yakin …. Sisa-sisa tentara Quraisy kembali dari
Allah menguatkan Agama Ialam dengan Badar ke Mekah dan berjalan terhuyung-
Hamzah, dan sebagai batu karang yang huyung membawa kegagalan dan
kukuh menjulang ia membela Rasulullah kekalahan – - – - Abu Sufyan tak ubah
dan shahabat-shahabatnya yang lemah . . . bagai pohon kayu besar yang tumbang dan
. Abu Jahal melihat Hamzah berdiri dalam tercabut dengan urat akarnya. la berjalan
barisan Kaum Muslimin, maka menurut dengan kepala tunduk meninggalkan di
keyakinannya perang sudah tak dapat tengah-tengah medan, tubuh pemuka-
dielakkan lagi. Oleh sebab itu pernuka Quraisy yang telah tiada
dihasutnyalah orang-orang Quraisy untuk bernyawa, seperti Abu Jahal, ‗Utbah bin
melakukan kekerasan terhadap Rasulullah Rabi‘ah, Syaibah bin Rabi‘ah, Umayah bin
dan para shahabat, dan ia terns Khalaf, ‗tJqbah bin Abi Mu‘aith,
Aswad
bin Abdul Aswad al Makhzumi, walid sebagai imbalan mereka berjanji akan
bin membalas jasanya dengan harga besar dan
‗Utbah, Nadlar bin Harits, ‗Ash bin Sa‘id, tinggi, yakni kebebasan dirinya — Budak
Tha‘mah bin ‗Adi serta beberapa puluh yang bernama Wahsyi itu adalah milik
pemimpin dan tokoh Quraisy lainnya Jubair bin Muth‘am — waktu perang
seperti mereka. Badar, paman Jubair ini tewas di tengah
medan dan ia ingin menuntut bela, maka
Sungguh, Quraisy takkan mau menelan katanya kepada Wahsyi: ―Berangkatlah
kekalahan pahit ini begitu saja . . . . bersama orang-orang itu! Dan jika kamu
Mereka mulai mempersiapkan diri, meng- berhasil membunuh Hamzah, maka kamu
himpun segala dana dan daya untuk bebas … ! ―
menuntut bela dan menebus kekalahan
mereka. Pendeknya Quraisy telah bertekad Kemudian mereka bawa ia kepada Hindun
bulat untuk berperang …. ! binti ‗Utbah yakni istri Abu Sufyan, agar
dihasut dan didesaknya untuk
Dan datanglah saatnya perang Uhud di melaksanakan rencana yang mereka
mana orang-orang Quraisy tumpah keluar, inginkan.
disertai oleh sekutu mereka dari berbagai
kabilah Arab lainnya. Mereka dipimpin Dalam perang Badar, Hindun ini telah
oleh Abu Sufyan. Sedang yang dituju oleh kehilangan bapak, paman, saudara dan
pemuka-pemuka Quraisy dengan pepe- puteranya . . . . disampaikan orang
rangan ini sebagai sasaran, hanyalah dua kepadanya bahwa Hamzahlah yang telah
orang saja, yaitu Rasulullah saw. dan membunuh sebagian keluarganya itu, dan
Hamzah r.a. yang menyebabkan terbunuhnya yang lain.

Memang, dari buah pembicaraan dan Oleh sebab itu tidaklah mengherankan
rencana yang mereka atur sebelum perang, bahwa wanita inilah di antara orang-orang
dapatlah diketahui bahwa Hamzah berada Quraisy, baik wanita maupun laki-lakinya
pada urutan kedua sesudah Rasulullah yang paling keras menghasut untuk
sebagai sasaran dan bulan-bulanan dari berperang. Tujuannya tidak lain hanyalah
peperangan ini. untuk mendapatkan kepala Hamzah,
betapa juga mahal harga yang harus
sebelum berangkat, mereka telah memilih dibayarnya …. !
seseorang yang diberi tugas untuk
menyelesaikan rencana mereka terhadap Berhari-hari lamanya sebelum peperangan
Hamzah. Orang itu adalah seorang budak dimulai, tak ada pekerjaan Hindun kecuali
Habsyi yang memiliki kemahiran iatimewa menggembleng dan menghasut Wahsyi
dalam melemparkan tombak . serta menumpahkan segala dendam dan
kebenciannya kepada Hamzah dan
Dalam peperangan nanti mereka merencanakan peranan yang akan
memerintahkan budak itu untuk dimainkan oleh budak itu …. la telah
memusatkan perhatian hanya kepada satu menjanjikan kepada budak itu, andainya ia
tugas saja, yaitu menjadikan Hamzah berhasil membunuh Hamzah, akan
sebagai barang buruan dan melepaskan diberinya kekayaan dan perhiasan paling
lemparan tombak dengan lemparan yang berharga yang dimiliki oleh wanita —
mematikan kepadanya. Dan mereka sementara itu jari-jarinya yang penuh
memperingatkannya agar tidak melalaikan kebencian memegang anting-anting,
tugas tersebut bagaimanapun juga jalan permata yang mahal serta kalung emas
peperangan dan akhir kesudahannya. yang terlilit pada lehernya —, lalu dengan
kedua matanya yang bercahaya katanya
kepada Wahsyi: ―Jika kamu perintah dan tidak membiarkan garis
dapat membunuh Hamzah, maka semua ini pertahanan panjang menjadi terbuka bagi
menjadi milikmu …. !‖ masuknya pasukan berkuda Quraisy,
pastilah perang Uhud akan menamatkan
Air liur Wahsyi pun mengalirlah riwayat mereka dan jadi kuburan bagi
mendengar itu . . . dan angan-angannya kaum penyerang baik lelaki maupun
terbang melayang dipenuhi rasa rindu dan wanita, bahkan bagi kuda dan unta mereka
ingin cepat bertemu dengan peperangan …. !
yang akan menyebabkan tombaknya
mendapatkan mangsanya, hingga ia tidak Maka di saat mereka lengah dan tidak
lagi menjadi budak belian, begitu pula ia waspada itulah pasukan berkuda Quraisy
ingin segera memiliki barang-barang menyerang Kaum Muslimin dari belakang
perhiasan yang selama ini menghias leher hingga mereka jadi sasaran dan bulan-
istri pemimpin dan putri tokoh suku bulanan pedang yang menari-nari
Quraisy …. ! berkelebatan ….

. Demikianlah persekongkolan jahat, di Terpaksalah Kaum Muslimin mengatur


mana segala unsur-unsur perang sama- barisan kembali dan memungut senjata
sama menginginkan Hamzah r.a. terbunuh yang telah ditinggalkan oleh sebagian
sistim terbuka tanpa ditawar-tawar. mereka yang lari karena serbuan Quraisy
yang mendadak itu
Dan pertempuran itu pun tibalah ….
Kedua pasukan telah berhadapan muka, Tetapi sergapan yang tiba-tiba dan tidak
sementara Hamzah berada di tengah- disangka-sangka itu akibatnya memang
tengah medan yang menjadi sarang maut amat kejam dan pahit sekali …. ! Hamzah
dan penderitaan. Ia memakai pakaian melihat apa yang terjadi, maka baik
perang, sedang di dadanya terdapat bulu semangat, tenaga maupun perjuangannya
burung unta yang biasa diambilnya sebagai dijadikannya berlipat ganda . . . . Ia
penghias dadanya dalam peperangan …. menerjang ke kiri dan ke kanan, ke muka
dan ke belakang, sementara Wahsyi
Hamzah mulai menyerbu dan menyerang sedang mengintainya di sana . . . , dan me-
kiri kanan, dan setiap kepala yang nunggu terbukanya kesempatan untuk
diarahnya pastilah putus oleh pedangnya. melemparkan tombak ke tubuhnya ….
Pukulannya terhadap orang-orang musyrik
tiada henti-hentinya, dan seolah-olah maut Marilah sekarang kita dengarkan cerita
menyerahkan diri ke dalam tangannya, Wahsyi menyampaikan laporan pandangan
dilontarkannya kepada siapa yang mata tentang periatiwa tersebut, katanya
dikehendakinya, lalu tertancap di hulu
hatinya …. ! ―Saya seorang Habsyi, dan
mahir melemparkan tombak dengan teknik
Seluruh Kaum Muslimin maju dan Habsyi, hingga jarang sekali lemparanku
menyerbu ke muka, hingga kemenangan meleset . . . . Tatkala orang-orang telah
menentukan telah hampir berada di tangan, mulai berperang, saya pun keluar dan
dan sisa-sisa Quraisy terpukul mundur dan mencari-cari Hamzah, hingga akhirnya
lari porak-poranda. Dan seandainya tampak di antara manusia tak ubahnya
pasukan panah tidak meninggalkan bagai unta kelabu yang mengancam orang-
kedudukan mereka di puncak bukit, dan orang dengan pedangnya hingga tak
turun ke bawah untuk memungut barang- seorang pun yang dapat bertahan di
barang rampasan dari musuh yang kalah . . depannya …. Maka demi Allah, ketika
. , sekiranya mereka tidak melanggar saya bersiap-siap untuk membunuhnya,
saya bersembunyi di balik pohon agar ―Apakah kamu ini Wahsyi … ?
dapat menerkamnya atau menunggunya ―Benar ya Rasulullah‘; ujarku.
supaya dekat, tiba-tiba saya didahului oleh Lalu sabdanya: ―Ceritakanlah kepadaku
Siba‘ bin Abdul ‗Uzza yang tampil he bagaimana kamu membunuh Hamzah!‖
depannya …. Tatkala ia tampak oleh Maka saya Ceritakanlah. Dan setelah cerita
Hamzah, maka serunya: ―Marilah ke saya itu selesai, sabdanya pula: ―Sangat
sini hai anak tukang sunat wanita!‖ Lalu menyesal . . .! Sebaiknya engkau
ditebasnya hingga tepat mengenai menghindarkan perjumpaan denganku . .
kepalanya …. Maka selalulah saya menghindarkan diri
dari hadapan dan jalan yang akan
Ketika itu saya pun menggerakkan tombak ditempuh oleh Rasulullah agar tidak ke-
mengambil ancang-ancang, hingga setelah lihatan oleh beliau sampai saat beliau
terasa tepat, saya lontarkanlah hingga diwafatkan Allah …. Tatkala Kaum
mengenai pinggang bagian bawah dan Muslimin pergi memadamkan
tembus he bagian muka di antara dua pemberontakan (Nabi palsu) Musailamatul
pahanya . . . . Dicobanya bangkit ke Kadzdzah penguasa Yamamah, saya pun
arahku, tetapi ia tak berdaya lalu rubuh ikut bersama mereka dan membawa
dan meninggal …. tombak yang saya gunakan untuk
membunuh Hamzah dahulu.
Saya datang mendekatinya dan mencabut Ketika orang-orang mulai bertempur saya
tombakku, lalu kembali he perkemahan lihat Musailamatul Kadzdzah sedang
dan duduk-duduk di sana, karena tak ada berdiri dengan pedang di tangan. Maka
lagi tugas dan keperluanku. Saya telah saya pun bersiap-siaplah dan
membunuhnya semata-mata demi menggerakkan tombak membuat ancang-
kebebasan dari perbudahan yang ancang, hingga setelah terasa tepat, saya
memilikiku lemparlah dan menemui sasarannya.

Dan tak -ada salahnya bila kita Maka sekiranya saya dengan tombak itu
mendengarkan kisah Wahsyi selanjutnya: telah membunuh sebaik-baik manusia
―Sesampainya di Mekah saya yaitu Hamzah, saya berharap kiranya Allah
pun dibebaskan. Saya tetap bermukim di akan mengampuniku karena dengan
sana sampai kota itu dimasuki oleh tombak itu pula saya telah membunuh
Rasulullah di hari pembebasan, maka saya sejahat-jahat manusia yaitu Musailamah
lari he Thaif. Dan tak kala perutusan Thaif …. !
menghadap Rasulullah untuk menyatakan
keislaman, timbul berbagai rencana dalam Demikianlah Singa Allah dan Singa Rasul-
fikiranku. Kataku dalam hati biarlah saya Nya itu gugur sebagai syahid mulia . . .!
pergi he Syria, atau he Yaman, atau ke Dan sebagaimana hidupnya telah
tempat lain. Demi Allah, ketika saya menggemparkan, demikian kewafatannya
berada dalam ke bingungan itu datanglah telah menggemparkan pula….
seseorang mengatakan kepadaku:
―Hai tolol! Rasulullah tak hendak Musuh-musuh tak puas hanya dengan
membunuh seseorang yang masuk Islam kewafatannya belaka! Betapa mereka telah
…!― mengerahkan orang-orang Quraisy dan
mencurahkan harta benda mereka dalam
Maka pergilah saya mendapatkan suatu peperangan besar yang tujuannya
Rasulullah saw. di Madinah. Saya baru tiada lain dari mendapatkan Rasulullah dan
tampak olehnya ketika tiba-tiba telah pamannya Hamzah.
berdiri di depannya mengucapkan dua
kalimat syahadat. Tatkala saya dilihatnya,
beliau bertanya:
Hindun binti ‗Utbah ya‘ni istri Abu mereka kepada Allah dan menyajikannya
Sufyan telah menyuruh Wahsyi agar sebagai kurban yang ikhlas kepada Allah
mengambil hati Hamzah untuk dirinya. Yang Maha Besar, beliau berhenti sejenak
Keinginannya yang mempunyai imbalan …. menyaksikan dan membisu . . . ,
ini dikabulkan oleh orang Habsyi itu. Dan menggertakkan gigi dan membasahi
tatkala ia kembali kepada Hindun dan Pelupuk mata ….
memberikan hati Hamzah dengan tangan
kanannya, maka ia menerima kalung dan Tidak terlintas dalam angannya sedikit pun
anting- anting dari wanita itu dengan bahwa moral orang-orang Arab akan
tangan kirinya sebagai balas jasa dalam merosot sedemikian rupa hingga jatuh
memenuhi tugasnya …. pada kebiadaban keji dan sampai hati
merusak mayat sebagai yang disaksikan
Maka Hindun yang ayahnya telah tewas di pada pamannya syahid mulia Hamzah bin
tangan Kaum Muslimin di perang Badar Abdul Mutthalib, Singa Allah dan tokoh
itu dan istri Abu Sufyan panglima kaum utama syuhada ….
musyrik penyembah berhala, menggigit
dan mengunyah hati Hamzah dengan Rasulullah membuka kedua matanya yang
harapan akan dapat mengobati hatinya dengan airnya berkilat-kilat laksana kaca .
yang pedih karena dendam dan amarah . . ,sambil matanya tertuju kepada tubuh
murka. pamannya itu, beliau bersabda:

Tetapi rupanya hati itu telah liat (slot) ―Tah pernah ahu menderita mushibah
hingga tak dapat dikunyah dan tidak seperti yang kuderita dengan peristiwa
mempan oleh taring-taringnya, maka di- anda sekarang ini …
keluarkan dari mulutnya, lalu Dan tidak satu suasana pun yang lebih
kedengaranlah teriakan keras, yaitu seruan menyakitkan hatiku seperti suasana
yang diucapkan dan berbunyi sebagai sekarang ini …
berikut: Lalu sambil menoleh kepada para
shahabat, sabdanya:
―Kekalahan di Badar terbalaslah sudah
oleh kami ―Sekiranya Shafiah saudara perempuan
Dan peperangan itu bagai hari-hari silih Hamzah takkan berduka dan tidak akan
berganti menjadi sunnah sepeninggalku nanti,
Daku tak tahan mengenangkan ‗Utbah akan kubiarkan ia mengisi perut binatang
ayahku buas dan tembolok burung nasar . . .!
Tetapi sekiranya aku diberi kemenangan
itu oleh Allah di salah satu medan per-
Begitu pula saudaraku, paman serta putera tempuran dengan orang Quraisy, akan
sulungku Sekarang hatiku puas, nadzar kuperbuat sebagai yang mereka perbuat,
telah terhadap tiga puluh orang laki-laki di
antara mereka … ! ―
terpenuhi
Sakit di dada telah terobati oleh Wahsyi‖ Maka para shahabat pun berseru pula:
―Demi Allah, sekiranya pada suatu waktu
Peperangan pun usailah, kaum musyrikin nanti kita diberi kemengan oleh Allah
menaiki unta dan menghalau kuda mereka terhadap mereka, akan kita cincang
pulang ke Mekah …. Dan Rasulullah mayat-mayat mereka seperti yang belum
beserta shahabat turun ke bekas medan pernah dilakukan oleh seorang Arab pun
pertempuran untuk meninjau para syuhada … ! ―
…. Tetapi Allah yang telah memberi
Maka nun di sana yakni di perut lembah,
ketika beliau memeriksa wajah para
shahabatnya yang telah menjual diri
kemuliaan kepada Hamzah sebagai Tetapi juga saudara sesusu ….
seorang syahid, memuliakannya sekali lagi Dan teman sepermainan …
dengan menjadikan gugurnya itu sebagai Serta shahabat sepanjang masa ….
suatu kesempatan untuk memperoleh
pelajaran penting yang akan melindungi Dan di saat-saat perpiaahan ini, tidak ada
keadilan sepanjang masa dan penghormatan yang lebih utama yang
mengharuskan diperhatikannya kasih ditemui Rasulullah untuk melepas ke-
sayang walau dalam qiahash dan pergiannya daripada menshalatkannya
menjatuhkan hukuman. bersama-sama dengan seluruh syuhada,
seorang demi seorang ….
Demikianlah, belum lagi selesai
Rasulullah saw. mengucapkan Demikianlah jasadnya dibawa ke tempat
ancamannya itu, ia masih berada di tempat shalat di medan laga yang telah
itu dan belum lagi meninggalkannya, menyaksikan kepahlawanan dan
turunlah wahyu berupa ayat-ayat mulia menampung darahnya, lalu diahalatkan
oleh Rasulullah bersama para shahabat.
Serulah ke jalan Tuhanmu dengan Kemudian dibawa lagi ke sana seorang
bijaksana dan nasihat yang baik, dan syahid lain dan diahalatkan oleh
berdiakusilah dengan mereka dengan cara Rasulullah. Mayat itu diangkat tetapi
yang utama! Sesungguhnya Tuhan kalian Hamzah dibiarkan ditempatnya, lalu
lebih mengetahui siapa yang sesat dari dibawa lagi syahid ketiga dan dibaringkan
jalan-Nya dan la lebih mengetahui siapa- di dekat Hamzah dan diahalatkan pula oleh
siapa yang beroleh petunjuk . . . . Jika Rasulullah.
kalian hendak membalas, balaslah seperti
yang telah dilakukan mereka kepada Begitulah para syuhada itu didatangkan,
kalian dan jika kalian bershabar, maka syahid demi syahid sernentara, Rasulullah
itu. memang lebih baik bagi orang-orang menshalatkan mereka seorang demi se-
yang shabar. . . . orang, hingga bila dihitung ada tujuhpuluh
kali banyaknya Rasulullah menshalatkan
Dan bershabarlah kamu, dan Hamzah waktu itu . . . .
keshabaranmu itu takkan tercapai kecuali
dengan pertolongan Allah; serta jangan Rasulullah pulang ke rumah meninggalkan
kamu berduka-cita atas mereka, serta medan peperangan. Di jalan didengarnya
janganlah sesak nafas karena tipu dtya wanita-wanita Bani Abdil Asyhal
yang mereka lakukan …. menangisi syuhada mereka. Maka dengan
amat santun dan sayang, sabdanya:
Sesungguhnya Allah bersama orang-orang
yang taqwa serta orang-orang yang ―Tetapi Hamzah, tak ada wanita yang
berbuat baik …. ! menangisinya …!‖
(Q.S.16 an-Nahl:125 — 128).
Hal ini kedengaran oleh Sa‘ad bin Mu‘adz,
Maka turunnya ayat-ayat tersebut di dan disangkanya Rasulullah akan senang
tempat ini, merupakan penghormatan hatinya bila ada wanita yang menangisi
sebaik-baiknya terhadap Hamzah, yang pamannya, lalu segeralah ia mendatangi
pahalanya pasti akan diberikan oleh Allah! wanita-wanita Bani Asyhal tali dan
menyuruh mereka agar menangisi Hamzah
Rasulullah saw. amat sayang kepadanya, pula. Suruhan itu mereka lakukan, tetapi
dan sebagai telah kita sebutkan dulu, ia demi Rasulullah mendengai tangis mereka,
bukanlah hanya paman yang tercinta ia pergi menemui mereka sabdanya:
belaka ….
―Bukan ini yang saya maksudkan … berhembus daku takkan lupa Baik di waktu
Pulanglah kalian, semoga Allah memberi bermukim maupun bepergian ke mana saja
kalian rahmat, dan tak boleh menangis Selalu berkabung dan menangiai Singa
lagi setelah hari ini … ! ― Allah Sang Pemuka
Pembela Islam terhadap setiap kafir orang
Dan para penyair shahabat Rasulullah angkara Sementara daku mengucapkan
berlomba-lomba menggubah sya‘ir untuk sya‘ir, keluargaku sama berdo‘a.
meratapi Hamzah dan mengenangkan jasa- Semoga Allah memberimu balasan, wahai
jasanya yang besar. Berkatalah Hasaan bin saudara, wahai pembela‖.
Tsabit dalam qashidahnya yang panjang: Tetapi ratapan terbaik yang menharurnkan
kenangan terhadap dirinya ialah kata-kata
―Tinggalkan masa lalu yang penuh yang diucapkan oleh Rasulullah ketika
berhala berdiri di depan jasad Hamzah sewaktu
Ikuti jejak Hamzah yang bergelimang dilihatnya berada di antara syuhada
dengan pahala Penunggang kuda di pertempuran itu, sabdanya:
medan
―Melimpahlah atasmu Rahmat ar-Rahim
laga Akulah saksi bagimu di hadapan al-Hakim
Bagaikan singa terluka di hutan belantara Engkaulah pendekar penyambung
Seorang warga Hasyim mencapai yang silaturrahim
cemerlang Tampil ke medan laga membela Berbuat kebaikan pembela yang di dhalim
kebenaran ….
Gugur sebagai syahid di medan Tak dapat kiranya disangkal, bahwa
pertempuran Di tangan Wahsyi pembunuh mushibah yang menimpa Nabi saw.
bayaran … ! ― diaebabkan gugur pamannya yang utama
Hamzah amat besar sekali, hingga sebagai
Dan dengarlah pula kata Abdullah bin penghibur baginya amat sukarlah dapat
Rawahah: ditemukan ….
Tetapi taqdir telah menyediakan bagi
―Air mata mengalir tak ada hentinya Rasulullah sebaikbaik hiburan.
Walau ratap dan tangia tak ada artinya
Bagimu wahai singa Allah kami tafakur Dalam perjalanan pulang dari Uhud ke
Sambil bertanya Hamzahkah yang gugur? rumahnya, Rasulullah saw. melewati
Ujian telah menimpa kami hamba Allah seorang wanita warga Bani Dinar, yang
Begitu pula Muhammad Rasulullah dalam peperangan itu telah kehilangan
Dengan kepergianmu benteng musuh bapak, suami dan saudaraya….
berantakan Dengan kepergianmu
tercapailah tujuan‖ Ketika wanita itu melihat Kaum Muslimin
pulang dari medan perang, ia segera
Dan berkatalah pula Shafiyah binti Abdul mendapatkan mereka dan menanyakan
Mutthalib, yaitu bibi Rasulullah saw. dan berita pertempuran. Maka mereka
saudara Hamzah: sampaikan bela sungkawa atas gugurnya
suami, bapak dan saudaranya itu ….
―Ilahi Rabbi pemilik ‗arasy telah
memanggilnyq datang Ke dalam surga Sambil mengeluh, kiranya wanita itu
tempat hidup bersenang senang Memang menanyakan:
itulah yang kita tunggu dan selalu ―Bagaimana kabarnya Rasulullah …. ?‖
harapkan ―Baik, alhamdulillah beliau dalam keadaan
yang anda inginkan‖, ujar mereka.
Hingga di yaumul mahsyar Hamzah
beroleh tempat yang lapang
Demi Allah, selama angin barat
―Bawa beliau ke sini hingga saya dapat
melihatnya . . . katanya pula.

Mereka pun tetap berdiri di samping


wanita tersebut, hingga Rasulullah saw.
telah dekat kepada mereka. Maka demi
tampak oleh wanita itu, ia pun datang
menghampiri Rasulullah, katanya:

―Apa pun mushibah yang menimpa asal


tidak menimpa diri anda, soalnya enteng
belaka
Memang…………………………………
…………
Itu adalah suatu hiburan yang terbaik dan
paling kekal

Dan mungkin Rasulullah saw. akan


tersenyum menyaksikan periatiwa
iatimewa dan satu-satunya ini! Karena
dalam dunia pengurbanan, kesetiaan dan
kecintaan, peristiwa itu tak ada
bandingannya ….!

Seorang wanita . lemah dan miskin ….


sekaligus telah kehilangan bapak, suami
dan saudaranya . . . , tetapi sambutannya
terhadap perang yang menyampaikan
berita yang dapat menggoncangkau
gunung-gunung itu, hanyalah:

―Tetapi bagaimana kabarnya Rasulullah


……..
Sungguh, suatu peristiwa yang telah diatur
corak dan waktunya oleh tangan taqdir
secara baik dan tepat, guna disajikan
sebagai penghibur alakadarnya bagi
Rasulullah …. dalam menghadapi
mushibah dengan gugurnya Singa Allah
dan panglima para syuhada ….!

Kami semua kepunyaan Allah


Dan kepadanya kami kembali.
ABDULLAH BIN MAS‟UD Alangkah heran dan takjubnya Ibnu
YANG PERTAMA KALI Mas‘ud ketika menyaksikan seorang
MENGUMANDANGKAN hamba Allah yang shalih dan utusan-Nya
AL-QURAN DENGAN SUARA yang dipercaya memohon kepada
MERDU Tuhannya sambil menyapu susu hewan
yang belum pernah berair selama ini, tiba-
Sebelum Rasulullah masuk ke rumah tiba mengeluarkan kurnia dan rizqi dari
Arqam, Abdullah bin Mas‘ud telah Allah berupa air susu murni yang enak
beriman kepadanya dan merupakan orang buat diminum . . .!
keenam yang masuk Islam dan mengikuti
Rasulullah saw. Dengan demikian ia Pada sa‘at itu belum disadarinya bahwa
termasuk golongan yang mula pertama peristiwa yang disaksikannya itu hanyalah
masuk Islam …. merupakan mu‘jizat paling enteng dan
Pertemuannya yang mula-mula dengan tidak begitu berani, dan bahwa tidak
Rasulullah itu diceritakannya sebagai berapa lama lagi dari Rasulullah yang
berikut: mulia ini akan disaksikannya mu‘jizat
―Ketika itu saya masih remaja, yang akan menggoncangkan dunia dan
menggembalakan kambing kepunyaan memenuhinya dengan petunjuk serta
‗Uqbah bin Muaith. cahaya ….
Tiba-tiba datang Nabi saw. bersama Abu Bahkan pada saat itu juga belum
Bakar, dan sertanya: ―Hai nak, apakah diketahuinya, bahwa dirinya sendiri yang
kamu punya susu untuk minuman kami?‖. ketika itu masih seorang remaja yang
―Aku orang kepercayaan‖ ujarku‖, ―dan lemah lagi miskin, yang menerima upah
tak dapat memberi anda berdua minuman sebagai penggembala kambing milik
…!― ‗Uqbah bin Mu‘aith, akan muncul sebagai
salah satu dari mu‘jizat ini, yang setelah
Maka sabda Nabi saw.: ―Apakah kamu ditempa oleh Islam menjadi seorang
punya kambing betina mandul, yang beriman, akan mengalahkan kesombongan
belum dikawini oleh yang jantan . . . ?‖ orang-orang Quraisy dan menaklukkan
―Ada‖, ujarku. Lalu saya bawa ia kesewenangan para pemukanya ….
kepada mereka. Kambing itu diikat
kakinya oleh Nabi lalu disapu susunya Maka ia, yang selama ini tidak berani
sambil memohon kepada Allah. Tiba- lewat di hadapan salah seorang pembesar
tiba susu itu berair banyak …. Quraisy kecuali dengan menjingkatkan
Kemudian Abu Bakar mengambilkan kaki dan menundukkan kepala, di
sebuah batu cernbung yang digunakan kemudian hari setelah masuk Islam, ia
Nabi untuk menampung perahan susu. tampil di depan majlis para bangsawan di
Lalu Abu Bakar pun minumlah, dan saya sisi Ka‘bah, sementara semua pemimpin
pun tidak ketinggalan . . . . Setelah itu dan pemuka Quraisy duduk berkumpul,
Nabi menitahkan kepada susu: lalu berdiri di hadapan mereka dan
―Kempislah!‖, maka susu itu menjadi mengumandangkan suaranya yang merdu
kempis …. dan membangkitkan minat, berisikan
wahyu Illahi al-Quranul Karim:
Setelah peristiwa itu saya datang Bismillahirrahmanirrahim ….
menjumpai Nabi, kataku: ―Ajarkanlah Allah Yang Maha Rahman . – - .
kepadaku kata-kata tersebut!‖ Yang telah mengajarkan al-Quran ….
Ujar Nabi saw.: ―Engkau akan menjadi Menciptakan insan ….
seorang anak yang terpelajar!‖ Dan menyampaikan padanya penjelasan
Matahari dan bulan beredar menurut
perhitungan …. ‗allamal Quran ….
Sedang bintang dan kayu-kayuan sama Lalu sambil menghadap kepada mereka
sujud kepada Tuhan …. diteruskanlah bacaannya. Mereka
memperhatikannya sambil sertanya
Lalu dilanjutkannya bacaannya, sementara sesamanya: ―Apa yang dibaca oleh anak si
pemuka-pemuka Quraisy sama terpesona, Ummu ‗Abdin itu . . . ? Sungguh, yang
tidak percaya akan pandangan mata dan dibacanya itu ialah yang dibaca oleh Mu-
pendengaran telinga mereka …. dan tak hammad!‖
tergambar dalam fikiran mereka bahwa
orang yang menantang kekuasaan dan Mereka bangkit mendatangi dan
kesombongan mereka . . . , tidak lebih dari memukulinya, sedang Ibnu Mas‘ud
seorang upahan di antara mereka, dan meneruskan bacaannya sampai batas yang
penggembala kambing dari salah seorang dikehendaki Allah . . . . Setelah itu dengan
bangsawan Quraisy . . . . yaitu Abdullah muka dan tubuh yang babak-belur ia
bin Mas‘ud, seorang miskin yang hina dina kembali kepada para shahabat. Kata
mereka: ―Inilah yang kami khawatirkan
Marilah kita dengar keterangan dari saksi terhadap dirimu ….
mata melukiskan peristiwa yang amat
menarik dan mena)ubkan itu! Orang itu Ujar Ibnu Ma‘sud: ―Sekarang ini tak
tiada lain dari Zubair r.a. katanya: ada yang lebih mudah bagiku dari
menghadapi musuh-musuh Allah itu! Dan
―Yang mula-mula menderas al-Quran di seandainya tuan-tuan menghendaki, saya
Mekah setelah Rasulullah saw. ialah akan mendatangi mereka lagi dan berbuat
Abdullah bin Masud r.a. Pada suatu hari hal yang sama esok hari …. ! ―
para shahabat Rasulullah berkumpul, kata Ujar mereka: ―Cukuplah demikian!
mereka: ―Demi Allah orang-orang Quraisy Kamu telah membacakan kepada mereka
belum lagi mendengar sedikit pun al- barang yang menjadi tabu bagi mereka!‖
Quran ini dibaca dengan suara keras di
hadapan mereka …. Benar, pada saat Ibnu Mas‘ud tercengang
Nah, siapa di antara kita yang bersedia melihat susu kambing tiba-tiba berair
memperdengarkannya kepada mereka …. sebelum waktunya, belum menyadari
?‖ bahwa ia bersama kawan-kawan senasib
Maka kata Ibnu Masud: ―Saya.‖ dari golongan miskin tidak berpunya, akan
menjadi salah satu mu‘jizat besar dari
Kata mereka: ―Kami khawatir akan Rasulullah, yakni ketika mereka bangkit
keselamatan dirimu! Yang kami inginkan memanggul panji-panji Allah dan
ialah seorang laki-laki yang mempunyai menguasai dengannya cahaya Siang dan
kerabat yang akan mempertahankannya sinar matahari. Tidak diketahuinya bahwa
dari orang-orang itu jika mereka saat itu telah dekat . . . Kiranya secepat itu
bermaksud jahat . . . . ― hari datang dan lonceng waktu telah
berdentang, anak remaja buruh miskin dan
―Biarkanlah saya!‖ kata Ibnu Masud pula, terlunta-lunta serta-merta menjadi suatu
―Allah pasti membela‖. Maka datanglah mu‘jizat di antara berbagai mu‘jizat
Ibnu Mas‘ud kepada kaum Quraisy di Rasulullah …. !
waktu dluha, yakni ketika mereka sedang
berada di balai pertemuannya …. Dalam kesibukan dan berpacuan hidup,
tiadalah ia akan menjadi tumpuan mata . . .
Ia berdiri di panggung lalu membaca . Bahkan di daerah yang jauh dari
Bismillahirrahmanirrahim, dan dengan kesibukan pun juga tidak . . . .! Tak ada
mengeraskan suaranya: Arrahman tempat baginya di kalangan hartawan,
begitu pun di dalam lingkungan ksatria Rasulullah telah memberi washiat kepada
yang gagah perkasa, atau dalam deretan para shahabat agar mengambil Ibnu
orang-orang yang berpengaruh. Mas‘ud sebagai teladan, sabdanya:
―Berpegang-teguhlah kepada ilmu yang
Dalam soal harta, ia tak punya apa-apa, diberikan oleh Ibnu Ummi ‗Abdin . ! ―
tentang perawakan ia kecil dan kurus, Diwashiatkannya pula agar mencontoh
apalagi dalam soal pengaruh, maka bacaannya, dan mempelajari cara
derajatnya jauh di bawah . . . . Tapi membaca al-Quran daripadanya. Sabda
sebagai ganti dari kemiskinannya itu, Nabi saw.:
Islam telah memberinya bagian yang ―Barang siapa yang ingin
melimpah dan perolehan yang cukup dari hendak mendengar al-Quran tepat seperti
perbendaharaan Kisra dan simpanan diturunkan, hendaklah ia mendengarkan-
Kaisar. Dan sebagai imbalan dari tubuh nya dari Ibnu Ummi ‗Abdin … !
yang kurus dan jasmani yang lemah, Barang siapa yang ingin hendak membaca
dianugerahi-Nya kemauan baja yang dapat al-Quran tepat seperti diturunkan,
menundukkan para adikara dan ikut hendaklah ia membacanya seperti bacaan
mengambil bagian dalam merubah jalan Ibnu Ummi ‗Abdin … ! ―
sejarah. Dan untuk mengimbangi nasibnya
yang tersia terlunta-lunta, Islam telah Sungguh, telah lama Rasulullah
melimpahinya ilmu pengetahuan, kemuli- menyenangi bacaan al-Quran dari mulut
aan serta ketetapan, yang menampilkannya Ibnu Mas‘ud Pada suatu hari ia
sebagai salah seorang tokoh terkemuka memanggilnya sabdanya:
dalam sejarah kemanusiaan …. ―Bacakanlah kepadaku, hai Abdullah!‖
―Haruskah aku membacakannya pada
Sungguh, tidak meleset kiranya pandangan l
anda, wahai Rasu ullah . . . Jawab
jauh Rasulullah saw. ketika beliau Rasulullah: ―Saya ingin
mengatakan kepadanya: ―Kamu akan mendengarnya dari mulut orang lain‖
menjadi seorang pemuda terpelajar‖. Ia Maka Ibnu Mas‘ud pun membacanya
telah diberi pelajaran oleh Tuhannya dimulai dari surat an-Nisa, hingga sampai
hingga menjadi faqih atau ahli hukum pada firman Allah Ta‘ala:
ummat Muhammad saw., dan tulang Maka betapa jadinya bila Kami jadikan
punggung para huffadh al-Quranul Karim. dari setiap ummat itu seorang saksi,
sedangkan kamu Kami jadikan sebagai
Mengenai dirinya ia pernah mengatakan: saksi bagi mereka …. !
―Saya telah menampung 70 surat al-Quran
yang kudengar langsung dari Rasulullah Ketika orang-orang kafir yang
saw. tiada seorang pun yang menyaingiku mendurhakai Rasul sama berharap kiranya
dalam hal ini …… mereka disamaratakan dengan bumi . . . .!
dan mereka tidak dapat merahasiakan
Dan rupanya Allah swt. memberinya pembicaraan dengan Allah …. !‖
anugerah atas keberaniannya (Q S 4 an-Nisa: 41 — 42)
mempertaruhkan nyawa dalam
mengumandangkan al-Quran secara Maka Rasulullah tak dapat manahan
terang-terangan dan menyebarluaskannya tangisnya, air matanya meleleh dan dengan
di segenap pelosok kota Mekah di saat tangannya diisyaratkan kepada Ibnu
siksaan dan penindasan merajalela, maka Mas‘ud yang maksudnya: ―Cukup ….
dianugerahi-Nya bakat istimewa dalam cukuplah sudah, hai Ibnu Mas‘ud . . .! ―
membawakan bacaan al-Quran dan
kemampuan luar biasa dalam memahami Suatu ketika pernah pula Ibnu Mas‘ud
arti dan maksudnya. menyebut-nyebut karunia Allah
kepadanya, katanya: dan lebih shalih daripada Abdullah bin
―Tidak suatu pun dari al-Quran itu Mas‘ud …. !‖
yang diturunkan, kecuali aku mengetahui
mengenai peristiwa apa diturunkannya. Ujar Ali: ―Saya minta tuan-tuan bersaksi
Dan tidak seorang pun yang lebih kepada Allah, apakah ini betul-betul tulus
mengetahui tentang Kitab Allah dari hati tuan-tuan ….. 2
daripadaku. Dan sekiranya aku tahu ada ―Benar‖, ujar mereka.
seseorang yang dapat dicapai dengan
berkendaraan unta dan ia lebih tahu Kata Ali pula: ―Ya Allah, saya mohon
tentang kitabullah daripadaku, pastilah aku Engkau menjadi saksinya, bahwa saya
akan menemuinya. Tetapi aku bukanlah berpendapat mengenai dirinya seperti apa
yang terbaik di antaramu!‖ yang mereka katakan itu, atau lebih baik
dari itu lagi….
Keistimewaan Ibnu Mas‘ud ini telah
diakui oleh para shahabat. Amirul Sungguh, telah dibacanya al-Quran, maka
Mu‘minin Umar berkata mengenai dihalalkannya barang yang halal dan
dirinya: dihararnkannya barang yang Haram . . . ,
―Sungguh ilmunya tentang fiqih seorang yang ahli dalam soal keagamaan
berlimpah-limpah dan luas ilmunya tentang as-Sunnah …. !

Dan berkata Abu Musa al-Asy‘ari: Suatu ketika para shahabat memperkatakan
―Jangan tanyakan kepada kami pribadi Abdullah bin Mas‘ud, kata mereka:
sesuatu masalah, selama kiyai ini berada di ―Sungguh, sementara kita terhalang,
antara tuan-tuan!‖ ia diberi restu, dan sementara kita
Dan bukan hanya keunggulannya dalam bepergian, ia menyaksikan (tingkah laku
al-Quran dan ilmu fiqih saja yang patut Rasulullah saw.). . .‖.
dapat pujian, tetapi juga keunggulannya Maksud mereka ialah bahwa Abdullah r.a.
dalam keshalihan dan ketaqwaan. Berkata beruntung mendapat kesempatan
Hudzaifah tentang dirinya: berdekatan dengan Rasulullah saw., suatu
―Tidak seorang pun saya lihat yang lebih hal Yang jarang didapat oleh orang lain. la
mirip kepada Rasulullah saw. baik dalam lebih sering masuk ke rumah Rasulullah
cara hidup, perilaku dan ketenangan dan menjadi teman duduknya.
jiwanya, daripada Ibnu Mas‘ud …. Dan lebih-lebih lagi ia adalah tempat
Rasulullah menumpahkan keluhan dan
Dan orang-orang yang dikenal dari mempercayakan rahasianya, hingga ia
shahabat-shahabat Rasulullah sama diberi gelar ―Peti Rahasia‖.
mengetahui bahwa putera dari Ummi
‗Abdin adalah yang paling dekat kepada Berkata Abu Musa al-Asy‘ari:
Allah …. ! ― ―Sungguh, setiap saya melihat
Rasulullah saw., pastilah Ibnu Mas‘ud
Pada suatu hari serombongan shahabat berada menyertainya …‖.
berkumpul pada Ali karamallahu wajhah
(semoga Allah memuliakan wajah atau Adapun yang menjadi sebab ialah karena
dirinya), lalu kata mereka kepadanya: Rasulullah saw. amat menyayanginya,
terutama keshalihan dan kecerdasannya
―Wahai Amirul Mu‘minin, kami tidak Serta kebesaran jiwanya, hingga
melihat orang yang lebih berbudi pekerti, Rasulullah pernah bersabda mengenai
lebih lemah-lembut dalam mengajar, dirinya:
begitu pun yang lebih baik pergaulannya,
―Seandainya saya hendak mengangkat ―Saya bolak-balik ke rumah Abdullah
seseorung sebagai amir tanpa musyawarat bin Mas‘ud ada setahun lamanya, dan
dengan Kaum Muslimin, tentulah yang selama itu tak pernah saya dengar ia
saya angkat itu Ibnu Umi ‗Abdin. . . ―. menyampaikan Hadits dari Rasulullah
Dan telah kita kemukakan washiat saw., kecuali sebuah Hadits yang
Rasulullah kepada para shahabatnya: disampaikannya pada suatu hari. Dari
―Berpegang teguhlah kepada ilmu mulutnya mengalir ucapan: Telah bersabda
Ibnu Ummi ‗Abdin!‖ Rasulullah saw. Tiba-tiba ia kelihatan
Maka kesayangan dan kepercayaan ini gelisah hingga tampak keringat bercucuran
memungkinkannya untuk bergaul rapat dari keningnya. Kemudian katanya
dengan Rasulullah saw., hingga ia beroleh mengulangi kata-kata tadi: ―Kira-kira
hak yang tidak diberikannya kepada orang demikianlah disabdakan oleh Rasulullah . .
lain, bersabda Rasulullah saw. kepadanya: .‖.
―Saya idzinkan kamu bebas dari
tabir Dan bercerita Alqamah bin Qais:
hijab. . . Biasanya Abdullah bin Mas‘ud berpidato
setiap hari Kamis sore menyampaikan
―INI MERUPAKAN LAMPU Hadits. Tidak pernah saya dengar ia
HIJAU mengucapkan: ―Telah bersabda
BAGI Ibnu Mas‘ud untuk masuk rumah Rasulullah‖, kecuali satu kali saja . . . . Di
Rasulullah saw. dan pintunya senantiasa saat itu saya lihat ia bertelekan tongkat,
terbuka baginya, biar Siang maupun dan tongkatnya itu pun bergetar dan
malam. Dan inilah yang pernah bergerak-gerak
diperkatakan oleh para shahabat:
―sementara kita terhalang, ia diberi Dan diceritakan pula oleh Masruq
idzin, dan sementara kita bepergian, ia mengenai Abdullah ini:
menyaksikan – - .‖. ―Pada suatu hari Ibnu Mas‘ud
Dan memang Ibnu Mas‘ud layak untuk menyampaikan sebuah Hadits, katanya:
memperoleh keistimewaan ini . . . . Karena ―Saya dengar Rasulullah saw ― Tiba-tiba ia
walaupun pergaulan rapat seperti ini akan jadi gemetar, dan pakaiannya bergetar pula
memberikan padanya keuntungan, tetapi …. Kemudian
Ibnu Mas‘ud hanya bertambah khusyu‘,
tambah hormat dan sopan santun …. katanya: ―Atau kira-kira demikian
atau kira-kira seperti itulah . . .‖.
Mungkin gambaran yang melukiskan
akhlaqnya secara tepat, ialah sikapnya Nah, sampai sejauh inilah ketelitian,
ketika menyampaikan Hadits dari penghormatan dan penghargaannya kepada
Rasulullah saw. setelah beliau wafat. Rasulullah saw ….Disamping menjadi
Walaupun ia jarang menyampaikan Hadits bukti ketaqwaannya, ketelitian dan
dari Rasulullah saw., tetapi kita lihat setiap penghormatannya ini merupakan tanda
ia menggerakkan kedua bibirnya untuk kecerdasannya …. !
mengatakan: ―Saya dengar Orang yang lebih banyak bergaul dengan
Rasulullah menyampaikan Hadits dan Rasulullah saw., penilaiannya terhadap
bersabda . . . .‖, maka tubuhnya gemetar kemuliaan Rasulullah lebih tepat. . . Dan
dengan amat sangat, dan ia tampak gugup itulah sebabnya adab sopan santunnya
dan gelisah. Sebabnya tiada lain karena terhadap Rasulullah ketika beliau hidup,
takutnya akan alpa, hingga bersalah begitu pun kenangan kepada beliau setelah
menaruh kata di tempat yang lain …. ! wafatnya, merupakan adab sopan santun
satu-satunya dan tak ada duanya . – . .!
Marilah kita dengarkan kawan-kawannya
melukiskan gejala gejala ini! Berkatalah
‗Amar bin
Maimun:
Ibnu Mas‘ud tak hendak berpisah dari ―Saya harus taat kepadanya, dan
Rasulullah saw. baik di waktu bermukim di belakang hari akan timbul peristiwa-
maupun di waktu bepergian. la telah turut peristiwa dan fitnah, dan saya tak ingin
mengambil bagian dalam setiap menjadi orang yang mula-mula
peperangan dan pertempuran. Dan membukakan pintunya . ! ―
peranannya dalam perang Badar
meninggalkan kenangan yang tak dapat Pendirian mulia dan terpuji ini
dilupakan, yakni rubuhnya Abu Jahal oleh mengungkapkan kepada kita hubungan
tebasan pedang Kaum Muslimin pada hari Ibnu Mas‘ud dengan Khalifah Utsman ….
yang keramat itu …. Di antara mereka telah terjadi perdebatan
dan perselisihan yang makin lama makin
Khalifah-khalifah dan para shahabat Rasul sengit, hingga gaji dan tunjangan
mengakui kedudukannya ini, hingga ia pensiunnya ditahan dari Baitulmal . . . .
diangkat oleh Amirul Mu‘minin Umar Walau demikian namun tidak sepatah kata
sebagai Bendaharawan di kota Kufah. pun yang tidak baik keluar dari mulutnya
Kepada penduduk waktu mengirimnya itu mengenai Utsman ….
dikatakan:
Bahkan ia berdiri sebagai pembela dan
―Demi Allah yang tiada Tuhan melainkan memperingatkan rakyat ketika dilihatnya
Dia, sungguh saya lebih mementingkan persekongkolan di masa Utsman itu telah
tuan-tuan daripada diriku, maka ambillah meningkat menjadi suatu pemberontakan
dan pelajarilah ilmu daripadanya … ! ― ….
Dan ketika terbetik berita ke telinganya
Dan penduduk Kufah telah mencintainya, mengenai percobaan untuk membunuh
suatu hal yang belum pernah diperoleh Khalifah Utsman itu, keluarlah dari mulut-
orang-orang sebelumnya, atau orang Yang nya ucapan yang terkenal:
setaraf dengannya . . . . Sungguh,
kebulatan penduduk kufah untuk ―Sekiranya mereka membunuhnya, maka
mencintai seseorang, merupakan suatu hal tak ada lagi orang sebanding dengannya
yang mirip dengan mu‘jizat …. Sebabnya yang akan mereka angkat sebagai khalifah
ialah karena mereka biasa menentang dan …‖‗
memberontak, mereka tidak tahan
menghadapi hidangan yang serupa …. dan Dalam pada itu di antara kawan-kawan
tidak mampu hidup selalu dalam aman dan Ibnu Mas‘ud ada yang berkata: ―Tak
tenteram …. ! pernah saya dengar Ibnu Mas‘ud me-
ngeluarkan cercaan satu kata pun terhadap
Dan karena kecintaan mereka kepadanya Utsman
demikian rupa, sampai-sampai mereka
mengerumuni dan mendesaknya sewaktu‘ Allah telah menganugerahinya hikmah
ia hendak diberhentikan oleh Khalifah sebagaimana telah memberinya sifat
Utsman r.a. dari jabatannya, kata mereka: taqwa. Ia memiliki kemampuan untuk me-
―Tetaplah anda tinggal bersama kami di lihat jauh ke dasar yang dalam, dan
sini dan jangan pergi, dan kami bersedia mengungkapkannya secara menarik dan
membela anda dari malapetaka yang akan tepat ….
menimpa anda!‖ Marilah kita dengar ucapannya yang
menggambarkan kesimpulan hidup yang
Tetapi dengan kalimat yang istimewa dari Umar dengan kata-kata
menggambarkan kebesaran jiwa dan singkat tapi padat dan mena‘jubkan,
ketaqwaannya, Ibnu Mas‘ud menjawab, katanya:
katanya:
―Islamnya merupakan suatu dahan pohon arak untuk digunakan sikat
kemenangan…… hijrahnya merupakan Rasulullah saw. Para shahabat sama
pertolongan . . . , sedang pemerintahannya menertawakannya ketika melihat kedua
menjadi suatu rahmat ….‖ betisnya itu. Maka bersabdalah Rasulullah
saw :
Berbicara tentang apa yang dikatakan
orang sekarang tentang relativitas masa, ia ―Tuan-tuan menertawakan betis Ibnu
mengatakan: Masud . . . , keduanya di sisi Allah lebih
―Bagi Tuhan kalian tiada Siang dan malam berat timbangannya dari gunung Uhud . !
…. ―
Cahaya langit dan bumi itu bersumber dari
cahayanya …. Memang . . . , inilah dia orang yang
berasal dari keluarga miskin, buruh
Ia juga berbicara tentang pekerja dan upahan, kurus dan hina, tetapi keyakinan
betapa pentingnya mengangkat taraf dan keimanannya telah menjadikannya
budaya kaum pekerja ini katanya salah seorang imam di antara imam-imam
―Saya amat benci melihat seorang laki-laki kebaikan, petunjuk dan cahaya ….
yang menganggur tak ada usahanya untuk
kepentingan dunia, dan tidak pula untuk Ia telah dikaruniai taufiq dan ni‘mat oleh
kepentingan akhirat ….‖. Allah yang menyebabkannya termasuk
dalam golongan ―sepuluh orang
Dan di antara kata-katanya yang shahabat Rasul yang mula pertama masuk
bersayap ialah: Islam‖, yakni orangorang yang selagi
―Sebaik-baik kaya ialah kaya hidupnya telah menerima berita gembira
hati sebaik-baik bekal ialah taqwa; beroleh ridla Allah dan surga-Nya ….
seburuk-buruk buta ialah buta hati;
sebesar-besar dosa ialah berdusta; sejelek- Ia telah terjun dan tak pernah absen dalam
jelek usaha ialah memungut riba; seburuk- setiap perjuangan yang berakhir dengan
buruk makanan ialah memakan hartaanak kemenangan di mass Rasulullah saw.,
yatim; siapa yang begitu pun di masa para khalifah
merna‘afkan orang akan dimaafkan sepeninggal beliau. Dan ia turut
Allah; menyaksikan dua buah imperium dunia
dan siapa yang mengampuni orang akan membukakan pintunya dengan tunduk dan
diampuni Allah ….‖ patuh dimasuki panji-panji Islam dan
ajarannya ….
Nah, itulah gambaran singkat Abdullah bin
Mas‘ud shahabat Roulull,ah saw. Dan Disaksikannya pula jabatan-jabatan yang
itulah dia kilasan dari suatu kehidupan tersedia dan menunggu orang-orang Islam
besar dan perkasa yang dilalui pemiliknya yang mau mendudukinya, begitu pun harta
di jalan Allah dan Rasul-Nya Serta yang tidak terkira banyaknya bertumpuk-
Agama-Nya …. tumpuk di hadapan mereka, tetapi tidak
satu pun yang dapat mengusik dan
Itulah dia laki-laki yang ukuran tubuhnya melupakannya dari janji yang telah
seumpama tubuh burung merpati diikrarkannya kepada Allah dan Rasul-
kurus dan pendek, hingga tinggi badannya Nya, atau merintanginya dari garis hidup
tidak akan berapa bedanya dengan orang dan ketekunan ibadat yang diliputi rasa
yang sedang duduk … khusyu‘ dan taw adlu …..
Kedua betisnya kecil dan kempis,yang Dan di antara keinginan dan cita-cita
tampak ketika itu memanjat dan memetik hidup, tidak satu pun yang menarik hatinya
kecuali sebuah, yakni yang selalu di-
rindukan, menjadi buah bibir dan
senandungnya, Serta menjadi angan-angan
untuk mendapatkannya ….

Nah, marilah kita simakkan kata-katanya


sendiri menceritakan hal itu kepada kita:
―Aku bangun di tengah malam, ketika itu
aku mengikuti Rasulullah di perang Tabuk
. . . . Maka tampak olehku nyala api di arah
pinggir perkemahan, lalu kudekati untuk
melihatnya. Kiranya Rasulullah bersama
Abu Bakar dan Umar. Rupanya mereka
sedang menggali kuburan untuk Abdullah
Dzulbijadain al-Muzanni yang ternyata
telah wafat. Rasulullah saw. ada di dalam
lubang kubur itu, sementara Abu Bakar
dan Umar mengulurkan jenazah kepada-
nya. Rasulullah bersabda: ―Ulurkanlah
lebih dekat padaku saudara tuan-tuan itu . .
. .! Lalu mereka mengulurkan kepadanya.
Dan tatkala diletakkannya di lubang lahat,
:
beliau berdu‘a ―Ya Allah, aku telah
ridla kepadanya, maka ridlai pula ia oleh-
Mu . .
.! Alangkah baiknya, sekiranya akulah,
yang jadi pemilik liang kubur itu ….

Nah, itulah dia satu-satunya cita-cita yang


diharapkan dan diangan-angankan selagi
hidupnya ….

Dan sebagai anda ketahui, ia tak pernah


mencari kesempatan untuk mendapatkan
sesuatu yang dikejar-kejar dan
diperebutkan orang, berupa kemuliaan,
kekayaan, pengaruh atau jabatan . . . .

Hal ini semata-mata karena cita-citanya


adalah cita-cita seorang tokoh yang berhati
mulia, berjiwa besar dan berkeyakinan
teguh . . . . seorang tokoh yang mendapat
petunjuk dari Allah memperoleh tuntutan
dari al-Quran , dan menerima didikan dari
Rasulullah saw
HUDZAIFAH IBNUL YAMAN amanat, diperhatikannya air muka mereka,
SETERU KEMUNAFIKAN, lalu katanya:
KAWAN KETERBUKAAN ―Jauhilah oleh kalian tempat-tempat fitnah
….
Penduduk kota Madain berduyun-duyun
keluar untuk nyambut kedatangan wali Ujar mereka:
negeri mereka yang baru diangkat dipilih ―Di manakah tempat-tempat fitnah itu
oleh Amirul Mu‘minin Umar r.a wahai Abu Abdillah
Mereka pergi menyambutnya, karena Ujarnya:
lamalah sudah hati mereka rindu untuk ―Pintu-rumah para pembesar ….
bertemu muka dengan shahabat Nabi yang
mulia ini, yang telah banyak mereka seorang di antara kalian masuk menemui
dengar mengenai keshalihan mereka dan mengiakan ucapan palsu serta
ketaqwaannya . . . , begitu pula tentang memuji perbuatan baik yang tak pernah
jasa-jasanya dalam membebaskan tanah mereka lakukan …. ! ―
Irak ….
Suatu pernyataan yang luar biasa di
Ketika mereka sedang menunggu samping sangat mena‘jubkan . .! Dari
rombongan yang hendak datang, tiba-tiba ucapan yang mereka dengar dari wali
muncullah di hadapan mereka seorang negeri Yang baru ini, orang-orang segera
laki-laki dengan wajah berseri-seri. la beroleh kesimpulan bahwa tak ada yang
mengendarai seekor keledai yang lebih dibencinya tentang apa Saja yang
beralaskan kain usang, sedang kedua terdapat di dunia ini, begitu pun yang lebih
kakinya teruntai kebawah, kedua hina dalam pandangan matanya daripada
tangannya memegang roti serta garam kemunafikan . . . . Dan pernyataan ini
sedang mulutnya sedang mengunyah …. ! sekaligus merupakan ungkapan yang
paling tepat terhadap kepribadian wali
Demi ia berada di tengah-tengah orang negeri baru ini, serta siatem yang akan
banyak dan mereka tahu bahwa orang itu ditempuhnya dalam pemerintahan ….
tidak lain dari Hudzaifah ibnul Yaman, Hudzaifah ibnu Yaman memasuki arena
mereka jadi bingung dan hampir-hampir kehidupan ini dengan bekal tabi‘at
tak percaya …. ! Tetapi apa yang Akan iatimewa. Di antara cirri-cirinya ialah anti
diherankan … ? kemunafikan, dan mampu melihat jejak
dan gejalanya walau tersembunyi di
Corak kepemimpinan bagaimana yang tempat-tempat yang jauh sekali pun ….
mereka nantikan sebagai pilihan Umar ….
? Semenjak ia bersama saudaranya,
Shafwan, menemani bapaknya menghadap
Hal itu dapat difahami, karena baik di Rasulullah saw. dan ketiganya memeluk
masa kerajaan Persi terkenal itu atau Islam, sementara Islam menyebabkan
sebelumnya, tak pernah diketahui adanya wataknya sertambah terang dan cemerlang
kepemimpin semulia ini …. . . . , maka sungguh, ia menganutnya itu
secara teguh dan suci, serta lurus dan
Hudzaifah meneruskan perjalanan sedang gagah berani, dan dipandangn sifat
orang-orang ber kerumun dan pengecut, bohong dan kemunafikan
mengelilinginya… . sebagai sifat yan rendah dan hina ….
Dan ketika dilihat bahwa mereka Ia terdidik di tangan Rasulullah saw.
menatapnya seolah-olah menunggu dengan kalbu terbuka tak ubah bagai
cahaya shubuh, hingga tak suatu pun dari jahat, kemunafikan dan orang-orang
persoalan hidupnya yang tersembunyi. Tak munaafiq. Berkatalah ia:
ada rahasia terpendam dalam lubuk
hatinya . . . , seorang yang benar dan jujur, ―orang-orang menanyakan kepada
mencintai orang-orang yang teguh Rasulullah saw. tentang kebaikan, tetapi
membela kebenaran, sebaliknya mengutuk saya menanyakan kepadanya tentang
orang-orang yang berbelit-belit dan riya, kejahatan, karena takut akan terlibat di
orang-orang culas bermuka dua …. ! dalamnya.

Ia bergaul dengan Rasullulah saw. dan Pernah kusertanya: ―Wahai Rasulullah,


sungguh, tak ada lagi tempat baik di mana dulu kita berada dalam kejahiliyahan dan
bakat Hudzaifah ini tumbuh subur dan diliputi kejahatan, lalu Allah
berkembang sebagai halnya di arena ini, mendatangkan kepada kita kebaikan ini . .
yakni dalam pangkuan Agama Islam, di . , apakah di balik kebaikan ini ada
hadapan Rasulullah dan di tengah-tengah kejahatan . . . ?‖"Ada‖, ujarnya.
―Kemudian apakah setelah kejahatan
golongan besar Kaum perintis dari masih ada lagi kebaikan . . . ?‖ ‗tanyaku
shahabat-sahabat Rasulullah saw pula. ―Memang, tetapi kabur dan bahaya
Bakatnya ini benar-benar tumbuh menurut – . . ‖ ‗ ―Apa bahaya itu … ?‖ ―Yaitu
kenyataan …. hingga ia berhasil mencapai segolongan ummat mengikuti sunnah
keahlian dalam membaca tabi‘at dan bukan sunnahku, dan mengikuti petunjuk
airmuka seseorang. Dalam waktu selintas bukan petunjukku. Kenalilah mereka
kilas, ia dapat menebak airmuka dan tanpa olehmu dan laranglah . . ‖. ―Kemudian
susah payah akan mampu menyelidiki setelah kebaikan tersebui masihkah ada
rahasia-rahasia yang tersembunyi serta ‖
lagi kejahatan . tanyaku pula. ―Masih
simpanan yang terpendam …. ajar Nabi, ―yakni para tukang seru di
pintu neraka. Barangsiapa menyambut
Kemampuannya dalam hal ini telah sampai seruan mereka, akan mereka lemparkan ke
kepada apa yang diinginkannya, hingga dalam neraka … ! ―
Amirul Mu‘minin Umar r.a. yang dikenal
sebagai orang yang penuh dengan inspirasi Lalu kutanyakan kepada Rasulullah: ―Ya
seorang yang cerdas dan ahli, sering juga Rasulallah, apa yang harus saya perbuat
mengandalkan pendapat Hudzaifah, begitu bila saya menghadapi hal dernikian …
pula ketajaman pandangannya dalam ?‖UjarRasulullah: ―senantiasa mengikuti
memilih tokoh dan mengenali mereka. jama ah Kaum Muslimin dan pemimpin
mereka … ! ―
sungguh Hudzaifah telah dikaruniai fikiran
jernih, menyebabkannya sampai pada ―Bagaimana kalau mereka tidak unya
p
suatu kesimpulan, bahwa dalam kehidupan jama‘ah dan tidak pula pemimpin … ? ‖
ini sesuatu yang baik itu adalah yang jelas ―Hendaklah kamu tinggalkan golongan
dan gamblang, yakni bagi orang yang itu semua, walaupun kamu akan tinggal di
betul-betul menginginkannya. sebaliknya rumpun kayu sampai kamu menemui ajal
Yang jelek ialah yang gelap atau samar- dalam keadaan demikian . ! ―
samar, dan karena itu orang Yang
bijaksana hendaklah mempelajari sumber- Nah, tidakkah anda perhatikan ucapannya:
sumber mejahatan ini dan kemungkinan- ―orang-orang menanyakan kepada
kemungkinannya …. Rasulullah saw. tentang kebaikan, tetapi
saya menanyakan kepadanya tentang
Demikianlah Hudzaifah r.a. terus-menerus kejahatan , karena takut akan terlibat di
mempelajari kejahatan dan orang-orang dalamnya … ! ―?
Hudzaifah ibnu Yaman menempuh ―Hati itu ada empat
kehidupan ini dengan mata terbuka dan macam:. Hati yang tertutup, itulah dia hati
hati waspada terhadap sumber-sumber orang kafir ….
fitnah dan liku-likunya demi menjaga diri Hati yang dua muka, itulah dia hati orang
dan memperingatkan manusia terhadap munafiq
bahayanya. Dengan demikian ia Hati yang suci bersih, di sans ada pelita
menganaliasa kehidupan dunia ini dan yang menyala, itulah dia hati orang yang
mengkaji pribadi orang Serta meraba beriman ….
situasi . . . Semua masalah itu diolah dan Dan hati yang beriai keimanan dan
digodok dalam akal pikirannya lalu kemunafikan. Tamsil keimanan itu adalah
dituangkan dalam ungkapan seorang laksana sebatang kayu yang dihidupi air
filosof yang ‗aril dan bijaksana. yang bersih, sedang kemunafikan itu tak
ubahnya bagai bisul yang diairi darah dan
Berkatalah nanah. Maka mana di antara keduanya
yang lebih kuat, itulah yang menang …. !
ia: ―
―Sesungguhnya Allah Ta‘ala
telah membangkitkan Muhammad saw. Pengalaman Hudzaifah yang luas tentang
Maka diserunya manusia dari kesesatan kejahatan dan ketekunannya untuk
kepada kebenaran, dari kekafiran kepada melawan dan menentangnya, menyebab-
keimanan. Lalu yang menerima kan lidah dan kata-katanya menjadi tajam
mengamalkannyalah, hingga dengan dan pedas. Hal ini diakuinya kepada kita
kebenaran itu yang mati menjadi secara ksatria, katanya:
hidup . , dan dengan kebatilan yang
hidup menjadi mati . Kemudian ―Saya datang menemui Rasulullah saw.,
masa kenabian berlalu, dan datang masa kataku Padanya: Wahai Rasulullah,
kekhalifahan menurut jejak beliau . . , lidahku agak tajam terhadap keluargaku,
dan setelah itu tiba zaman kerajaan yang dan saya khawatir kalau-kalau hal itu
durjana . akan menyebabkan saya masuk neraka . . .
:
. Maka u.jar Rasulullah saw. lenapa kamu
Di antara manusia ada yang menentang, tidak beristighfar . . .? Sungguh, saya ber-
baik dengan hati maupun dengan tangan istiqfar kepada Allah tiap hari serutus kali
Serta lisannya maka merekalah yang …―
benar-benar menerima yang haq
Nah, inilah dia Hudzaifah musuh
Dan di antara mereka ada yang menentang kemunafikan dan shahabat keterbukaan . .
dengan hati dan lisannya tanpa . . Dan tokoh semacam ini pastilah
mengikutsertakan tangannya, maka imannya teguh dan kecintaannya
g
olongan ini telah meninggalkan suatu mendalam. Demikianlah pula halnya
cabang dari yang haq . . . . Dan ada pula Hudzaifah, dalam keimanan dan
yang menentang dengan hatinya semata, kecintaannya ….
tanpa mengikutsertakan tangan dan
lisannya, maka golongan ini telah Disaksikannya bapaknya yang telah
meninggalkan dua cabang dari yang haq . . beragama Islam tewas di perang Uhud dan
. . Dan ada pula yang tidak menentang, di tangan srikandi Islam sendiri, yang
baik dengan hati maupun dengan tangan Welakukan kekhilafan karena
serta lisannya, maka golongan ini adalah menyangkanya sebagai orang musyrik ….
mayat-mayat bernyawa . . . .! ―
Hudzaifah melihat dari jauh pedang
Ia juga berbicara tentang hati, dan sedang dihunjamkan kepada ayahnya, ia
mengenai kehidupannya yang beroleh berteriak:‖ayahku … ayahku …. jangan ia
petunjuk dan yang sesat, katanya:
ayahku………………………. Tetapi Maka siapakah ketika itu yang memiliki
qadla Allah telah tiba kekuatan. apa pun kekuatan itu yang
berani berjalan ke tengah-tengah
Dan ketika Kaum Muslimin mengetahui perkemahan musuh di tengah-tengah
hal itu, merekapun diliputi suasana duka bahaya besar yang sedang mengancam,
dan sama-sama membisu. Tetapi ~sambil menghantui dan memburunya, untuk
memandangi mereka dengan sikap kasih secara diam-diam menyelinap ke dalam,
sayang dan penuh pengampunan, yakni untuk menyelidiki dan mengetahui
katanya: keadaan mereka … ?
―Semoga Allah mengampuni tuan-tuan, Ia
adalah sebai-kbaik Penyayang … ! ― Maka Rasulullah yang memilih di antara
para shahabatnya, orang yang akan
Kemudian dengan pedang terhunus ia melaksanakan tugas yang amat sulit ini!
maju ke daerah tempat berkecamuknya Dan tahukah anda, siapa kiranya pahlawan
pertempuran dan membaktikan tenaga yang dipilihnya itu … ? Itulah dia
serta menunaikan tugas kewajibannya …. Hudzaifah ibnu Yaman …!

Akhirnya peperangan pun usailah dan Ia dipanggil oleh Rasulullah saw. untuk
berita tersebut sampai ketelinga Rasulullah melakukan tugas, dan dengan patuh
saw. Maka disuruhnya membayar diyat dipenuhinya …. Dan sebagai bukti
terbunuhnya ayahanda Hudzaifah (Husail kejujurannya, ketika ia mengisahkan
bin Yabir) yang terrnyata ditolak oleh peristiwa tersebut dinyatakannya bahwa ia
Hudzaifah ini dan disuruh membagikannya mau tak mau harus menerimanya . . . . Hal
kepada Kaum Muslimin. Hal itu itu menjadi petunjuk, bahwa sebenarnya ia
menambah sayang dan tingginya penilaian takut menghadapi tugas yang dipikulkan
Rasulullah terhadap dirinya …. atas pundaknya serta khawatir akan
akibatnya. Apalagi bila diingat bahwa ia
Keimanan dan kecintaan Hudzaifah tidak harus melakukannya dalam keadaan lapar
kenal lelah dan ah …. bahkan juga tidak dan timpaan hujan es, serta keadaan
kenal mustahil . . . . jasmaniah yang amat lemah, sebagai akibat
pengepungan orang-orang musyrik selama
Sewaktu perang Khandaq . . . , yakni satu bulan atau lebih . . .!
setelah merayapnya kegelisahan dalam
barisan kafir Quraiay dan sekutu-sekutu Dan sungguh, periatiwa yang dialami oleh
mereka dari golongan yahudi, Rasulullah Hudzaifah malam itu, amat menajubkan
saw. bermaksud hendak mengetahui sekali! Ia telah menempuh jarak yang
perkembangan terakhir di lingkungan terbentang di antara kedua perkemahan
perkemahan musuh-musuhnya …. dan berhasil menembus kepungan . . , lalu
secara diam-diam menyelinap ke
Ketika itu malam gelap gulita dan perkemahan musuh . . . . Ketika itu angin
menakutkan …. sementara angin topan dan kencang telah memadamkan alat-alat
badai meraung dan menderu-deru, seolah-- penerangan pihak lawan hingga mereka
olah hendak mencabut dan menggulingkan berada dalam gelap gulita, sementara
gunung-gunung Sahara yang berdiri tegak Hudzaifah r.a. telah mengambil tempat di
di tempatnya . . . Dan suasana di kala itu tengah-tengah prajurit musuh itu …
mencekam hingga menimbulkan
kebimbangan dan kegelisahan, Abu Sufyan, yakni panglima besar
mengundang kekecewaan dan kecemasan, Quraiay, takut kalau-kalau kegelapan
sementara kelaparan telah mencapai saat- malam itu dimanfaatkan oleh mata-mata
saat yang gawat di kalangan para shahabat Kaum Muslimin untuk menyusup ke
Rasulullah saw
perkemahan mereka. Maka ia pun muka dengan Hudzaifah, dan
berdirilah untuk memperingatkan anak merenungkan buah fikiran dan hasil
buahnya . . . . Seruan yang diucapkan filsafatnya serta ke tekunannya untuk
dengan keras kedengaran oleh Hudzaifah mencapai ma‘rifat, tak mungkin akan
dan bunyinya sebagai berikut: mengharapkan daripadanya sesuatu
kepahlawanan di medan perang atau
―Ilai segenap golongan Quraiay, hendaklah pertempuran . . .
masing-masing kalian memperhatikan
kawan duduknya dan memegang tangan Tetapi anehnya dalam bidang ini pun
serta mengetahui siapa namanya! Hudzaifah nielenyapkan segala dugaan itu
….
Kata Hudzaifah:
Laki-laki santri yang teguh beribadat dan
‖ Maka segeralah saya menjambat tangan pemikir ini, akan menunjukkan
laki-laki yang duduk di dekatku, kataku kepahlawanan yang luar biasa di kala ia
kepadanya: ―Siapa kamu ini … ‗ Ujarnya: menggenggam pedang menghadapi tentara
―Si Anu anak si Anu . . . ―. berhala dan pembela kesesatan ….

Demikianlah Hudzaifah mengamankan Cukuplah sebagai bukti bahwa ia


kehadirannya di kalangan tentara musuh merupakan orang ketiga atau kelima dalam
itu hingga selamat. deretan tokoh-tokoh terpenting pada pem-
bebasan seluruh wilayah Irak . . . .! Kota-
Abu Sufyan mengulangi lagi seruan kota Hamdan, Rai dan Dainawar, selesai
kepada tentaranya, katanya: ―Hai pembebasannya di bawah komando
orang- orang Quraish, kekuatan kalian Hudzaifah ….
sudah tidak utuh lagi …. Kuda-kuda kita
telah binasa . Dan dalam pertempuran besar Nahawand,
. , demikian juga halnya unta. Bany di mana orangorang Persi berhasil
Quraidhah telah pula mengkhianati kita menghimpun 150 ribu tentara . . . , Amirul
hingga kita mengalami akibat yang tidak Mu‘minin Umar memilih sebagai
kita inginkan. Dan sebagaimana kalian panglima Islam Nu‘man bin Muqarrin,
saksikan sendiri, kita telah mengalami sedang kepada Hudzaifah dikirimnya surat
ben- cana angin badai: periuk-periuk agar ia menuju tempat itu sebagai
berpelantingan, api menjadi padam dan komandan dari tentara Kufah ….
kemah-kemah berantakan . . . . Maka
berangkatlah kalian saya pun akan Kepada para pejuang itu Umar
berangkat! Lalu ia naik ke punggung mengirimkan surat, katanya: ―Jika
untanya dan mulai berangkat, diikuti dari Kaum Muslimin telah berkumpul, maka
belakang oleh tentaranya. masing- masing panglima hendaklah
mengepalai anak buahnya, sedang yang
Kata Hudzaifah: akan menjadi panglima besar ialah
―Kalau tidaklah pesan Rasulullah Nu‘man bin Muqarrin … ! Dan
saw. kepada saya agar saya tidak seandainya Nu‘man tewas, maka panji-
mengambil sesuatu tindakan sebelum panji komando hendaklah dipegang oleh
menemuinya lebih dulu, tentulah saya Hudzaifah dan kalau ia tewas pula maka
bunuh Abu Sufyan itu dengan anak panah . oleh Jarir bin Abdillah …
. . .‖.
Amirul Mu‘minin masih menyebutkan
Hudzaifah kembali kepada Rasulullah saw. beberapa nama lagi, ada tujuh orang
dan menceritakan keadaan musuh, serta
menyampaikan berita gembira itu
….Barang siapa yang pernah bertemu
banyaknya yang akan memegang Majulah pejuang-pejuang Uhud, Khandaq
pimpinan tentara secara berurutan. dan Tabuk . .

Dan kedua pasukan pun berhadapanlah …. Dengan ucapan-ucapannya itu Hudzaifah


Pasukan Persi dengan 150 ribu tentara, telah memelihara semangat tempur dan
sedang Kaum Muslimin dengan 30 ribu ketahanan anak buahnya, jika tak dapat
orang pejuang, tidak lebih . . .. Perang dikatakan telah menambah dan
berkobar, suatu pertempuran yang tak ada melipatgandakannya ….
tolak bandingnya, perang terdahsyat dan
paling sengit dikenal oleh sejarah … ! Dan kesudahannya perang berakhir dengan
Panglima besar Kaum Muslimin gugur kekalahan pahit bagi orang-orang Persi,
sebagai syahid suatu kekalahan yang jarang ditemukan
bandingannya …. !
Nu‘man bin Muqarrin tewaslah sudah
Tetapi sebelum bendera Kaum Muslimin Dialah seorang pahlawan di bidang
menyentuh tanah, panglima yang baru hikmat, ketika sedang tenggelam dalam
telah menyambutnya dengan tangan renungan . . .. Seorang pahlawan di medan
kanannya, dan angin kemenangan pun juang, ketika berada di medan laga ….
meniup dan menggiring tentara maju ke Pendeknya ia seorang tokoh, dalam urusan
muka dengan semangat penuh dan apa juga yang dipikulkan atas pundaknya,
keberanian luar biasa . . . . Dan panglima dalam setiap persoalait: membutuhkan
yang baru itu tiada lain dari Hudzaifah pertimbangannya.
ibnul Yaman …. !
Maka tatkala Kaum Muslimin di bawah
Bendera segera disambutnya, dan pimpinan Sa‘ad bin Abi Waqqash hendak
dipesankannya agar kematian Nu‘man pindah dari Madain ke Kufah dan ber-
tidak disiarkan, sebelum peperangan mukim di sana, yakni setelah keadaan
berketentuan. Lalu dipanggilnya Na‘im bin iklim kota Madain membawa akibat buruk
Muqarrin dan ditempatkan pada terhadap Kaum Muslimin dari golongan
kedudukan saudaranya Nu‘man, sebagai Arab, menyebabkan Umar menitahkan
penghormatan kepadanya …. Dan semua Sa‘ad segera meninggalkan kota itu setelah
itu dilaksanakannya dengan kecekatan, menyelidiki suatu daerah yang paling
bertindak dalam waktu hanya beberapa cocok sebagai tempat pemukiman Kaum
saat, sedang roda peperangan berputar Muslimin . . . , maka siapakah dia yang
cepat, kemudian bagai angin puting diserahi tugas untuk memilih tempat dan
beliung ia maju menerjang barisan Persi daerah tersebut Itulah dia Hudzaifah ibnul
sambil menyerukan: Yaman, yang pergi bersama Salman bin
Ziad guna menyelidiki lokasi yang tepat
―Allahu Akbar, Ia telah menepati janji- bagi pemukiman baru itu ….
Nya
―Allahu Akbar, telah dibelaNya tentara- Tatkala mereka sampai di Kufah, yang
Nya‖ ternyata merupakan tanah kosong yang
Lalu diputarlah kekang kudanya ke arah berpasir dan berbatu-batu, pernafasan
anak buahnya, dan berseru: Hudzaifah menghirup udara segar, maka
―Hai ummat Muhammad saw., pintu-pintu ia berkata kepada shahabatnya:‖Di
surga telah terbuka lebar, siap sedia sinilah tempat pemukiman itu insya
menyambut kedatangan tuan-tuan …. Allah . ..!‖,
jangan biarkan ia menunggu lebih lama ….
! Demikianlah diatur rencana pembangunan
Ayohlah wahai pahlawan-pahlawan Badar kota Kufah, yang oleh ahli bangunan
…. diwujudkan menjadi sebuah kota yang
permai …. Dan baru saja Kaum Muslimin Ketika itu naiklah membubung ke hadlirat
pindah ke sana, maka yang sakit segera Ilahi, ruh suci di antara arwah para
sembuh, yang lemah menjadi kuat, dan shalihin, ruh yang cemerlang, taqwa,
urat-urat mereka berdenyutan tunduk dan berbakti ….
menyebarkan arus kesehatan …. !

Sungguh, Hudzaifah adalah seorang yang


berfikiran cerdas dan berpengalaman luas,
kepada Kaum Muslimin selalu di-
pesankannya:
―Tidaklah termasuk yang terbaik di antara
kalian yang meninggalkan dunia untuk
kepentingan akhirat, dan tidak pula yang
meninggalkan akhirat untuk kepentingan
dunia
tetapi hanyalah yang mengambil bagian
dari kedua-duanya . ! ―

Pada suatu hari di antara hari-hari yang


datang silih berganti dalam tahun 36
Hijriah, Hudzaifah mendapat panggilan
menghadap Ilahi . . . . Dan tatkala ia
sedang berkemas-kemas untuk berangkat
melakukan perjalanannya yang terakhir,
masuklah beberapa orang shahabatnya.
Maka ditanyakannya kepada mereka:

―Apakah tuan-tuan membawa kain


kafan
… ‖ ―Ada‖, ujar mereka.
―Coba lihat‖, kata Hudzaifah pula.

Maka tatkala dilihatnya kain kafan itu baru


dan agak mewah, terlukislah pada kedua
bibirnya senyuman terakhir bernada
ketidak senangan, lalu katanya:
―Kain kafan ini tidak cocok bagiku …
I Cukuplah bagiku dua helai kain putih
tanpa

baju
Tidak lama aku akan berada dalam kubur,
menunggu diganti dengan kain yang lebih
baik atau dengan yang lebih jelek. ..!‖

Kemudian ia menggumamkan beberapa


kalimat dan sewaktu didengarkan oleh
hadirin dengan mendekatkan telinga
mereka, kedengaranlah ucapannya:
―Selamat datang, wahai
maut Kekasih tiba di waktu
rindu Hati bahagia tak ada keluh atau
sesalku ….
.
„AMMAR BIN YASIR orang shalih yang termasuk dalam
SEORANG TOKOH PENGHUNI golongan yang mula pertama -masuk
SURGA Islam, mereka cukup menderita karena
siksa dan kekejaman Quraisy ….
Seandainya ada orang yang dilahirkan di
Surga, lalu dibesarkan dalam haribaannya Orang-orang Quraisy menjalankan siasat
dan jadi dewasa, kemudian dibawa ke terhadap Kaum Muslimin sesuai suasana.
dunia untuk jadi hiasan dan nur cahaya, Seandainya mereka ini golongan bangsa-
maka ‗Ammar bersama ibunya Sumayyah wan dan berpengaruh, mereka hadapi
dan bapaknya Yasir, adalah beberapa dengan ancaman dan gertakan. Abu Jahal
orang di antara mereka …. orang yang menggertaknya dengan
ungkapan: ―Kamu berani
Tetapi kenapa kita mengatakan tadi meninggalkan agama nenek moyangmu
―seandainya‖, seolah-olah itu padahal mereka lebih baik daripadamu!
hanya pengandaian belaka, padahal Akan kami uji sampai di mana
keluarga Yasir benar-benar penduduk ketabahanmu, akan kami jatuhkan
Surga? Ketika Rasulullah saw. bersabda: kehormatanmu, akan kami rusak
perniagaanmu dan akan kami musnahkan
―Shabar wahai keluarga Yasir, tempat harta bendamu!‖ Dan setelah itu mereka
yang telah dijanjikan bagi kalian adalah lancarkan kepadanya perang urat syaraf
Surga!‖ yang amat sengit.

Dan sekiranya yang beriman itu dari


kalangan penduduk Mekah yang rendah
kata-kata itu diucapkannya bukanlah hanya martabatnya dan yang miskin, atau dari
sebagai hiburan belaka, tetapi benar-benar golongan budak belian, maka mereka
mengakui kenyataan yang diketahuinya didera dan disulutnya dengan api bernyala.
dan menguatkan fakta yang dilihat dan
disaksikannya …. Maka keluarga Yasir termasuk dalam
golongan yang kedua ini . . . . Dan soal
Yasir bin ‗Amir yakni ayahanda ‗Ammar, penyiksaan mereka, diserahkan kepada
berangkat meninggalkan negerinya di Bani Makhzum. Setiap hari Yasir,
Yaman guna mencari dan menemui salah Sumayyah dan ‗Ammar dibawa ke padang
seorang saudaranya …. Rupanya ia pasir Mekah yang demikian panas, lalu
berkenan dan merasa cocok tinggal di didera dengan berbagai adzab dan siksa!
Mekah. Bermukimlah ia di sana dan
mengikat perjanjian persahabatan dengan Penderitaan dan pengalaman Sumayyah
Abu Hudzaifah ibnul Mughirah…. dari siksaan ini amat ngeri dan
menakutkan, tetapi tidak akan kita
Abu Hudzaifah mengawinkannya dengan paparkan panjang lebar sekarang ini. Insya
salah seorang sahayanya bernama Allah pada kesempatan lain akan kita
Sumayyah binti Khayyath, dan dari per- ceritakan pengurbanan dan keteguhan hati
kawinan yang penuh berkah ini, kedua yang ditunjukkan oleh Sumayyah bersama
suami isteri itu dikaruniai seorang putera shahabat-shahabat dan kawan-kawan
bernama ‗Ammar …. seperjuangannya di hari-hari yang
bersejarah itu….
Keislaman mereka termasuk dalam
golongan yang mula pertama, sebagai Cukuplah kita sebutkan sekarang tanpa
halnya orang shalih yang diberi petunjuk berlebih-lebihan bahwa syahidah
oleh Allah. Dan sebagai halnya orang- Sumayyah telah menunjukkan sikap dan
pendirian tangguh, yang dari awal hingga
akhirnya telah membuktikan kepada beriman‖, padahal mereka belum lagi
kemanusiaan suatu kemuliaan yang tak diuji?
pernah hapus dan kehormatan yang (Q.S. 29 al-‘Ankabut:2)
pamornya tak pernah luntur. Suatu sikap
yang telah menjadikannya seorang bunda Apakah kalian mengira akan dapat masuk
kandung bagi orang-orang Mu‘min di surga, padahal belum lagi terbukti bagi
setiap zaman, dan bagi para budiman di Allah orang-orang yang berjuang di
sepanjang masa …. antara kalian, begitu pun orang-orang
yang ta bah ?
Rasulullah saw. tidak lupa mengunjungi (Q.S. 3 Ali Imran: 142)
tempat-tempat yang diketahuinya sebagai
arena penyiksaan bagi keluarga Yasir. Sungguh, Kami telah menguji orang-orang
Ketika itu tidak suatu apa pun yang sebelum mereka, hingga terbuktilah bagi
dimilikinya untuk menolak bahaya dan Allah orang-orang yang benar dan
mempertahankan diri. Dan rupanya terbukti pula orang-orang yang dusts.
demikian itu sudah menjadi kehendak (Q.S. 29 al-‘Ankabut: 3)
Allah … .
Apakah kalian mengira akan dibiarkan
Maka Agama baru, yakni Agama Nabi begitu saja, padahal belum lagi terbukti
Ibrahim yang suci murni, suatu Agama bagi Allah orang-orang yang berjuang di
yang hendak dikibarkan panji-panjinya antara kalian?
oleh Muhammad saw., bukanlah suatu (Q.S. 9 Attaubat: 16)
gerakan perubahan secara vertikal dan
horizontal, tetapi merupakan suatu tata Allah tiada hendak membiarkan orang-
cara hidup bagi manusia beriman. Dan orang beriman dalam keadaan kalian
manusia beriman ini haruslah memiliki sekarang ini, hingga dipisahkanNya mana-
dan mewarisi bersama Agama itu sejarah mana yang jelek daripada yang baik.
lengkap dengan kepahlawanan, perjuangan (Q.S. 3 Ali Imran: 179)
dan pengurbanannya … .
Dan mushibah yang telah menimpa kalian
Pengurbanan-pengurbanan mulia yang di saat berhadapannya dua pasukan,
dahsyat ini tak ubahnya dengan tumbal adalah dengan idzin Allah, yakni agar
yang akan menjamin bagi Agama dan terbukti baginya orang-orang yang
‗aqidah keteguhan yang takkan lapuk . . . beriman!‖
.! Ia juga menjadi contoh teladan yang (Q.S. 3 Ali Imran: 166)
akan mengisi hati orang-orang beriman
dengan rasa simpati, kebanggaan dan kasih Memang, demikianlah al-Quran mendidik
sayang putera dan para pendukungnya bahwa
…. Ia adalah menara yang akan menjadi pengurbanan merupakan essensi atau sari
pedoman bagi generasi-generasi dari keimanan, dan bahwa kepahlawanan
mendatang untuk mencapai hakikat menghadapi kekejaman dan kekerasan
Agama, kebenaran dan kebesarannya…. dihadapi dengan kesabaran, keteguhan dan
pantang mundur, hanyalah akan
Demikianlah, berlaku pula bagi Agama membentuk keutamaan iman yang
Islam, qurban dan pengurbanan ini. Makna cemerlang dan medgagumkan ….
ini telah dijelaskan oleh al-Quran kepada
Kaum Muslimin bukan hanya pada satu Oleh sebab itu di kala sedang meletakkan
atau dua ayat. FIrman Allah swt.: dasarnya, memancangkan tiang-tiang dan
mengemukakan model contohnya,
Apakah manusia mengira bahwa mereka hendaklah Agama Allah ini memperkukuh
akan dibiarkan mengatakan: ―Kami telah
diri dengan pengurbanan dan bersabda:
membersihkan jiwa dengan pengurbanan ―Hai api, jadilah kamu sejuk dingin di
harta , maka terpilihlah untuk kepentingan tubuh ‗Ammar, sebagaimana dulu kamu
mulia ini beberapa orang putera, para juga sejuk dingin di tubuh Ibrahim … ―
pemuka dan tokoh-tokoh utamanya untuk
menjadi ikutan sempurna dan teladan Bagaimanapun juga, semua bencana itu
istimewa bagi orang-orang beriman yang tidaklah dapat menekan jiwa ‗Ammar,
menyusul kemudian! walau telah menekan punggung dan
menguras tenaganya. Ia baru merasa
Maka Sumayyah …. Yassir . . . , dan dirinya benar-benar celaka, ketika pada
‗Ammar dari golongan luar biasa yang suatu hari tukang-tukang cambuk dan para
beroleh barkah ini, adalah pilihan dari penderanya menghabiskan segala daya
taqdir, yang dengan pengurbanan, upaya dalam melampiaskan kedhaliman
ketekunan dan keuletan mereka itu, dapat dan kekejiannya . . . . , semenjak hukuman
memateri kebesaran dan keabadian Islam bakar dengan besi panas, sampai disalib di
secara kuat dan kukuh …. atas pasir panas dengan ditindih batu
laksana bara merah, bahkan sampai
Telah kita katakan tadi bahwa Rasulullah ditenggelamkan ke dalam air hingga sesak
saw. tiap hari berkunjung ke tempat nafasnya dan mengelupas kulitnya yang
disiksanya keluarga Yasir, mengagumi penuh dengan luka.
ketabahan dan kepahlawanannya . . . ,
sementara hatinya yang mulia bagaikan Pada hari itu, ketika ia telah tak sadarkan
hancur karena santun dan belas kasihan diri lagi karena siksaan yang demikian
menyaksikan mereka menerima siksa yang berat, orang-orang itu mengatakan ke-
tak terderitakan lagi. padanya: ―Pujalah olehmu tuhan-tuhan
kami!‖, lalu diajarkan mereka kepadanya
Pada suatu hari ketika Rasulullah saw. kata-kata pujaan itu, sementara ia meng-
mengunjungi mereka, ‗Ammar ikutinya tanpa menyadari apa yang
memanggilnya, katanya: diucapkannya.

―Wahai Rasulullah, adzab yang Ketika ia siuman sebentar akibat


kami derita telah sampai ke puncak‖. ‗
dihentikannya siksaan, tiba-tiba ia sadar
Maka seru Rasulullah saw.: akan apa yang telah diucapkannya ….
―Shabarlah, wahai Abal Yaqdhan …. maka hilanglah akalnya dan terbayanglah
―Shabarlah, wahai keluarga Yasir …. di ruang matanya betapa besar kesalahan
―Tempat yang dijanjikan bagi kalian yang telah dilakukannya, suatu dosa besar
ialah Surga ….. Yang tak dapat ditebus dan diampuni lagi .
. . , hingga beberapa saat dirasakannya
Siksaan yang dialami oleh ‗Ammar siksaan orang-orang musyrik terhadap
dilukiskan oleh kawan-wannya dalam dirinya sebagai obat pembalur luka dan
beberapa riwayat. Berkata ‗Amax bin suatu keni‘matan juga – - – -! Dan
Hakam: seandainya ia dibiarkan dalam perasaan itu
‗Ammar itu disiksa sampai-sampai ia tak agak beberapa jam saja, tak dapat tiada
menyadari apa Yang diucapkannya‖. tentulah akan membawa ajalnya

Berkata pula ‗Ammar bin Maimun: Ammar dapat bertahan menanggungkan


―Orang-orang musyrik membakar ‗Ammar semua siksa yang ditimpakan atas
bin Yasir dengan api. Maka Rasulullah tubuhnya, ialah karena jiwanya sedang
saw. lewat di tempatnya lalu memegang berada ada kondisi puncak. Tetapi
kepalanya dengan tangan beliau, sambil sekarang ini, demi disangkanya iwanya
telah menyerah kalah, maka dukacita dan ‗Ammar menghadapi cobaan dan siksaan
sesal kecewa hampir saja menghabiskan itu dengan ketabahan luar biasa, hingga
tenaga dan melenyapkan nyawanya Tetapi pendera-penderanya merasa lelah dan
iradat Allah Yang Maha Agung lagi Maha menjadi lemah, dan bertekuk lutut di
Tinggi telah memutuskan agar peristiwa hadapan tembok keimanan yang maka
yang mengharukan itu mendapat titik kukuh …. !
kesudahan yang amat luhur
Setelah pindahnya Rasulullah saw. ke
Dan tangan wahyu yang penuh berkah itu Medinah, Kaum Muslimin tinggal bersama
pun terulurlah menjabat tangan ‗Ammar, beliau bermukim di sana, secepatnya
bila menyampaikan ucapan selamat masyarakat Islam terbentuk dan
kepadanya: ―Bangunlah hai pahlawan . . . menyempurnakan barisannya.
.! Tak ada sesalan atasmu dan tak ada
cacat …. ! Maka di tengah-tengah masyarakat Islam
yang beriman ini ‗Ammar pun
Ketika Rasulullah saw. menemui mendapatkan kedudukan yang tinggi ….
shahabatnya itu didapatiya ia sedang Rasulullah saw. amat sayang kepadanya,
menangis, maka disapunyalah tangisnya dan beliau sering membanggakan
itu dengan tangan beliau seraya sabdanya: keimanan dan ketaqwaan ‗Ammar kepada
para shahabat.
―Orang-orang kafir itu telah menyiksamu
dan menenggelamkanmu ke dalam air Bersabda Rasulullah saw.:
sampai kamu mengucapkan begini dan ―Diri ‗Ammar dipenuhi keimanan sampai
begitu …. ? ke tulang punggungnya …. ! ―

―Benar‖, wahai Rasulullah ―, ujar Dan sewaktu terjadi selisih faham antara
‗Ammar sambil meratap. Maka sabda Khalid bin Walid dengan ‗Ammar,
Rasulullah sambil tersenyum: ―Jika Rasulullah saw. bersabda:
mereka memaksamu lagi, tidak apa, ―Siapa yang memusuhi ‗Ammar, maka ia
ucapkanlah seperti apa yang kamu akan dimusuhi Allah, dan siapa yang
katakan tadi …. !‖ membenci ‗Ammar, maka ia akan dibenci
Allah!‖
Lalu dibacakan Rasullulah kepadanya
ayat mulia seperti ini: Maka tak ada pilihan bagi Khalid bin
Kecuali orang yang dipaksa, sedang Walid pahlawan Islam itu selain segera
hatinya tetap teguh dalam keimanan …. mendatangi ‗Ammar untuk mengakui
(Q.S. 16 an-Nahl: 106) kekhilafannya dan meminta ma‘af …. !

Kembalilah ‗Ammar diliputi oleh Suatu peristiwa terjadi pula ketika


ketenangan dan dera yang menimpa Rasulullah saw. bersama para shahabat
tubuhnya bertubi-tubi tidak terasa sakit mendirikan mesjid di Madinah, yakni tiada
lagi, dan apa juga yang akan terjadi, lama setelah kepindahannya ke sana. Imam
terjadilah dan ‗a tidak akan peduli. Ali karamallahu wajhah menggubah
jiwanya berbahagia, keimanannya di fihak sebuah bait sya‘ir yang didendangkan
yang menang! ucaapan yang dikeluarkan berulang-ulang diikuti oleh Kaum
secara terpaksa itu dijamin bebas oleh Al- Muslimin yang sedang bekerja itu, dan
Qur‘an baitnya adalah sebagai berikut:
, maka apa lagi yang akan dirisaukannya . .
.? ―Orang yang memakmurkan mesjid
nilainya tidak sama . bekerja sambil duduk
di sini berdiri di sana … Sedang pemalas yang biru …. seorang yang amat pendiam
lari menghindar tertidur di sana . . . dan tak suka banyak bicara ….

Kebetulan waktu itu ‗Ammar sedang Nah, bagaimanakah kiranya garis


bekerja di salah satu sisi bangunan. la juga kehidupan raksasa pendiam yang bermata
turut berdendang, mengulang-ulangnya biru dan berdada lebar, serta tubuhnya
dengan nada tinggi …. Salah seorang penuh dengan bekas-bekas siksaan kejam,
kawan menyangka bahwa ‗Ammar dan di waktu yang bersamaan jiwanya
bermaksud dengan nyanyian itu hendak telah ditempa dengan ketabahan yang amat
menonjolkan dirinya, hingga di antara mengagumkan dan kebesaran yang luar
mereka terjadi pertengkaran dan keluar biasa . . . ? Bagaimanakah jalan kehidupan
kata-kata yang menunjukkan kemarahan. yang ditempuh oleh pengikut yang jujur
Mendengar itu Rasulullah murka, dan Mu‘min yang tulus serta pejuang yang
sabdanya: berani mati ini.

―Apa maksud mereka terhadap ‗Ammar Sungguh telah diterjuninya bersama


Diserunya mereka ke Surga, tapi mereka Rasulullah sebagai gurunya semua
hendak mengajaknya ke neraka …. ! perjuangan bersenjata, baik Badar, Uhud,
Sungguh, ‗Ammar adalah biji mataku Khandaq, Tabuk . . . pendeknya semua
sendiri …. tanpa kecuali …. Dan tatkala Rasulullah
telah mendahuluinya ke ar Rafiqul A‘la,
Jika Rasulullah saw. telah menyatakan maka raksasa ini tidaklah berhenti, tetapi
kesayangannya terhadap seorang Muslim melanjutkan perjuangannya terus
demikian rupa, pastilah keimanan orang menerus
itu, kecintaan dan jasanya terhadap Islam, ….
kebesaran jiwa dan ketulusan hati serta Di kala Kaum Muslimin berhadap-hadapan
keluhuran budinya telah mencapai batas dengan kaum Perri dan Romawi, begitu
dan puncak kesempurnaan …. ! juga ketika menghadapi pasukan kaum
murtad, ‗Ammar selalu berada di barisan
Demikian halnya ‗Ammar …. pertama . . . , sebagai seorang prajurit yang
gagah perkasa dengan tebasan pedangnya
Berkat ni‘mat dan petunjuk-Nya, Allah yang tak pernah meleset, ia sebagai
telah memberikan kepada ‗Ammar seorang Mu‘min yang shalih dan mulia
ganjaran setimpal, dan menilai takaran tidak satu pun yang dapat menghalanginya
kebaikannya secara penuh. Hingga dalam mencapai ridla Allah.
disebabkan tingkatan petunjuk dan ke-
yakinan yang telah dicapainya, maka Dan tatkala Amirul Mu‘minin Umar
Rasulullah menyatakan kesucian imannya memilih calon-calon wali negeri secara
dan mengangkat dirinya sebagai contoh cermat dan hati-hati bagi Kaum Muslimin,
teladan bagi para shahabat, sabdanya: maka matanya tetap tertuju dan tak hendak
beralih dari ‗Ammar bin Yasir …. Ia
―Contoh dan ikutilah setelah kematianku segera menemuinya dan mengangkatnya
nanti Abu Bakar dan Umar . . . , dan sebagai wali negeri Kufah dengan Ibnu
ambillah pula hiclayah yang dipakai Mas‘ud sebagai Bendaharanya. Dan
‗Ammar untuk jadi bimbingan!‖ kepada penduduknya Umar menulis
sepucuk Surat berita gembira dengan
Mengenai perawakannya, para ahli riwayat diangkatnya wali negeri baru itu, katanya:
melukiskannya sebagai berikut:
la adalah seorang yang bertubuh tinggi ―Saya kirim kepada tuan-tuan ‗Ammar bin
dengan bahunya yang bidang dan matanya Yasir sebagai ‗Amir, dan Ibnu Mas‘ud
sebagai Bendahara dan Wazir … Kedua
mereka adalah orang-orang pilihan, dari Abdullah bin Umar r.a. menceritakan
golongan shahabat Muhammad saw, dan peristiwa itu sebagai berikut:
termasuk pahlawan-pahlawan Badar. . . .!‖ ―Waktu perang Yamamah saya lihat
‗Ammar sedang berada di atas sebuah batu
Dalam melaksanakan pemerintahan, karang. Ia berdiri sambil berseru:
‗Ammar melakukan suatu sistim yang ―Hai Kaum Muslimin, apakah tuan-tuan
rupanya tidak dapat diikuti oleh orang- hendak lari dari Surga … ?Inilah saya
orang yang rakus akan dunia, hingga ‗Ammar bin, Yasir, kemarilah tuan tuan
mereka mengadakan atau hampir …. !‖
mengadakan persekongkolan terhadap
dirinya …. Pangkat dan jabatannya itu Ketika saya melihat dan
tidak menambah kecuali keshalihan, zuhud memperhatikannya, kiranya sebelah
dan kerendahan hatinya. Salah seorang telinganya telah putus beruntai-untai,
yang hidup semasa dengannya di Kufah, sedang ia berperang dengan amat
yaitu Ibnu Abil Hudzail, bercerita: sengitnya . . .‖

―Saya lihat ‗Ammar bin Yasir sewaktu Wahai, barangsiapa yang masih
menjadi ‗Amir di Kufah, membeli sayuran meragukan kebesaran Muhammad saw.,
di pasar lalu mengikatnya dengan tali dan seorang Rasul yang benar dan guru yang
memikulnya di atas punggung, dan sempurna, baiklah ia berdiri sejenak di
membawanya pulang . . . .‖. hadapan contoh-contoh yang telah
ditunjukkan oleh para pengikut dan
Dan salah seorang awam berkata shahabatnya, lalu bertanya kepada dirinya:
kepadanya sewaktu ia menjadi Amir di ―Siapakah yang akan mampu
Kufah : ― hai orang yang telinganya me- ngemukakan teladan dan contoh luhur
terpotong! ―, menghinanya dengan telinga ini kalau bukan seorang Rasul mulia dan
yang putus ketika menghadapi orang- maka guru utama?‖
orang murtad di pertempuran Yamamah,
tetapi jawaban Amir yang memegang Jika mereka menerjuni suatu perjuangan di
tampuk kekuasaan itu tidak lebih dari: jalan Allah, pastilah mereka akan maju ke
depan bagaikan orang yang hendak
―Yang kamu cela itu adalah telingaku yang mencari maut dan bukan merebut
terbaik …. Karena ia ditimpa kecelakaan kemenangan …. !
waktu perang fi sabilillah…. ―.
Jika mereka para khalifah dan hakim-
Memang telinganya putus dalam perang hakim pengadilan, maka mereka takkan
sabil di keberatan memerahkan susu untuk wanita
Yamamah janda tua atau mengadon tepung roti untuk
. , yakni salah satu di antara hari-hari anak-anak yatim, sebagai dilakukan oleh
gemilang bagi ‗Ammar Abu Bakar dan Umar …. !
. . . Raksasa ini maju bagaikan angin topan
dan menyerbu ,barisan tentara Dan jika mereka para pembesar, maka
Musailamatul Kadzab sehingga mereka takkan malu dan merasa segan
melumpuhkan kekuatan musuh …. untuk memikul makanan yang dhkat
dengan tali di atas punggung mereka,
Ketika dilihatnya gerakan Muslimin seperti kita saksikan pada ‗Ammar; atau
mengendor segera dibangkitkannya menyerahkan gaji yang menjadi haknya
semangat mereka dengan seruannya yang lalu pergi menjalin daun kurma untuk
gemuruh, hingga mereka kembali maju kantong atau bakul sebagai yang diperbuat
menerjang bagaikan anak panah yang olen Salman …. !
lepas dari busurnya ….
Wahai, marilah kita tekurkan kening dan Hal itu terjadi tidak lama setelah
tundukkan kepala kita, sebagai ta‘dhim menetapnya Kaum Muslimin di Madinah.
dan penghormatan kepada Agama yang Dan Rasul al-Amin yang dibantu oleh
telah mengajari mereka semua, dan kepada shahabat-shahabatnya yang budiman sibuk
Rasulullah yang telah mendidik mereka dalam membaktikan diri kepada Rabb
…. dan sebelum Agama serta Rasulullah mereka, membina rumah dan mendirikan
itu, terutama kepada Allah yang Maha mesjid-Nya. Hati yang beriman dipenuhi
tinggi dan Maha Agung, yang telah kegembiraan dan sinar harapan
memilih mereka untuk semua ini, serta menyampaikan puji dan syukur kepada
menjadikan mereka sebagai pelopor dan Allah …!
sebaik-baik ummat yang pernah dilahirkan
sebagai teladan bagi seluruh manusia I Semua bekerja dengan riang gembira . . .
,semua mengangkat batu .Mengaduk pasir
Ketika itu Hudzaifah ibnul Yaman seorang dengan kapur atau mendirikan tembok,
yang ahli tentang bahasa rahasia dan sekelompok di sini dan sekelompok lagi di
bisikan ghaib, sedang berkemas-kemas sana, sedang cakrawala bahagia bergema
menghadapi panggilan Illahi atau dipenuhi nyanyian mereka yang
menghadapi sekarat mautnya. Kawan- dikumandangkan dengan suara merdu dan
kawannya yang sedang berkumpul seronok:
sekelilingnya menanyakan kepadanya:
―Siapakah yang harus kami ikuti ―Andainya kita duduk-duduk
menurutmu, jika terjadi pertikaian di berpangku tangan, sedang Nabi sibuk
antara ummat … ?‖ Sambil mengucapkan bekerja tak pernah diam ….
kata-katanya yang akhir, Hudzaifah
menjawab: Maka perbuatan kita adalah perbuatan
sesat lagi menyesatkan Pemikian
―Ikutilah oleh kalian Ibnu Sumayyah, mereka bernyanyi dan berdendang. Lalu
karena sampai matinya ia tak hendak alunan suara mereka menyanyikan lagu
berpisah dengan kebenaran … . !‖ lainnya:

Benar, ‗Ammar akan tetap mengikuti ―Ya Allah, hidup bahagia adalah hidup di
kebenaran itu ke mana saja perginya . . . . akhirat
Dan sekarang sementara kita menyelusuri Berilah rahmat Kaum Anshar dan Kaum
jejak langkahnya, dan menyelidiki Muhajirat …. setelah itu terdengar pula
peristiwa-peristiwa penting dalam lagu ketiga;
kehidupannya, marilah kita pergi ―Apakah akan sama nilainya ?
menghampiri suatu peristiwa besar Orang yang bekerja membina masjid
….!Hanya sebelum kita memperhatikan Sibuk bekerja, baik berdiri maupun duduk
kejadian yang mempesona dan amat Dengan yang menyingkir berpangku
mengharukan itu, baik tentang keutamaan tangan…….
dan kesempurnaannya, tentang
kemampuan dan keunggulannya, maupun Tak ubahnya mereka bagai anai-anai yang
tentang kegigihan dan kesungguhannya. sedang sibuk bekerja, bahkan mereka
adalah balatentara Allah yang memanggul
Marilah kita perhatikan lebih dulu suatu bendera-Nya dan membina bangunan-Nya.
peristiwa lain yang terjadi sebelumnya,
ialah ungkapan Rasulullah mengenai Sementara Rasulullah yang budiman lagi
peristiwa yang akan menimpa ‗Ammar di terpercaya tak hendak terpisah dari
kemudian hari! mereka, mengangkat batu yang paling
berat dan melakukan pekerjaan yang
paling sukar . . . . dan alunan suara mereka ‗Ammar mendengarkan ramalan itu dan
yang sedang berdendang melukiskan ke- meyakini kebenaran pandangan tembus
gembiraan yang tulus dan hati yang pasrah yang disingkapkan oleh Rasul yang utama.
. . . , sedang langit tempat mereka Tetapi ia tidak merasa gentar, karena
bernaung berbangga diri terhadap bumi semenjak menganut Islam ia telah
tempat mereka berpijak . . . , pendeknya dicalonkan untuk menghadapi maut dan
kehidupan yang penuh gairah sedang mati syahid di setiap detik baik siang
menyelenggarakan pesta pora yang paling maupun malam
meriah.
Dan hari-hari pun berlalu tahun
Maka di tengah-tengah khalayak ramai demi tahun silih berganti. Rasulullah saw.
yang sedang hilir mudik itu, telah kembali ke tempat tertinggi disusul
kelihatanlah oleh Abu Bakar ke tempat ridla Ilahi ….
‗Ammar bin Yasir sedang mengangkat lalu berangkat pula Umar pergi mengiringi
batu besar dari tempat pengambilannya ke …. Setelah itu khilafat dipegang oleh
perletakannya. Dzun Nurain Utsman bin ‗Affan ….

Tiba-tiba ―rahmat kurnia Allah‖ yakni Sementara itu musuh-musuh Islam yang
Muhammad Rasulullah melihatnya, dan bergerak di bawah tanah, berusaha
rasa santun belas kasihan telah membawa menebus kekalahannya di medan tempur
beliau mendekatinya, dan setelah dengan jalan menyebarluaskan fitnah ….
berhampiran maka tangan beliau yang
penuh barkah itu mengipaskan debu yang Terbunuhnya Umar merupakan hasil
menutupi kepala ‗Ammar lalu dengan pertama yang dicapai oleh atau subversi
pandangan yang dipenuhi nur Ilahi diamat- ini, yang gerakannya merembes ke
amati wajah yang beriman diliputi Madinah tak ubahnya bagai angin panas,
ketenangan itu, kemudian bersabda di dan bergerak dari negeri yang kerajaan dan
hadapan semua shahabatnya: singgasananya telah dibebaskan oleh
ummat islam
―Aduhai Ibnu Sumayyah, ia dibunuh oleh
golongan pendurhaka …. . 1), Berhasillah usaha mereka terhadap umar
membangkitkan minat dan semangat
Ramalan ini diulangi oleh Rasulullah mereka untuk melanjutkan, mereka
sekali lagi . . . , kebetulan bertepatan sebarkan fitnah dan menyalakan apinya ke
dengan ambruknya dinding di atas tempat sebagian besar negeri-negeri islam. Dan
‗Ammar bekerja, hingga sebagian mungkin Ustman r.a tidak memperhatikan
kawannya menyangka bahwa ia tewas perhatian khusus terhadap masalah ini
yang menyebabkan Rasulullah meratapi hingga terjadi pula yang menyebabkan
kematiannya itu. Para shahabat sama syahidnya ustman dan terbukanya pintu
terkejut dan menjadi ribut karenanya, fitnah yang melanda kaum muslimin . . .
tetapi dengan nada menenangkan dan
penuh kepastian, Rasul ―Tidak, ‗Ammar Mu‘awiyah bangkit hendak merebut
tidak apa-apa, hanya nanti ia akan di- jabatan khalifah dari tangan khalifah Ali
bunuh oleh golongan pendurhaka karamallahu wajhah yang baru diangkat
dan dibai‘at. Dan pendirian shahabat pun
Maka wahai, siapakah kiranya yang bermacam-macam, ada yang menghindar
dimaksud dengan golonggan tersebut …. dan mengunci diri di rumahnya, dengan
Dan bilakah Berta di manakah terjadinya mengambil ucapan Ibnu Umar sebagai
peristiwa itu……. semboyannya:
―Siapa yang menyerukan marilah shalat, pandangan ruhani dan ketulusannya,
saya penuhi …. Dan siapa yang ‗Ammar selalu mengikuti kebenaran ke
mengatakan: marilah mencapai bahagia, mana juga perginya, dapat mengetahui
saya turuti . . . . pemilik hak satu-satunya dalam
perselisihan ini. Dan menurut
Tetapi yang mengatakan: marilah bunuh keyakinannya, tak seorang pun berhak atas
saudaramu yang Muslimin dan marilah hal ini dewasa itu selain Imam Ali, oleh
rampas harta bendanya, maka saya jawab: sebab itulah ia berdiri di sampingnya ….
tidak. . .!‖
Dan Ali r.a. sendiri merasa gembira atas
Di antara mereka ada yang berpihak sokongan yang diberikannya itu, inungkin
kepada Mu‘awiyah. Dan ada pula yang tak ada kegembiraan yang lebih besar
berdiri mendampingi Ali, membai‘at dan daripada itu, hingga keyakinannya bahwa
pengangkatannya sebagai khalifah Kaum ia berada di pihak Yang benar kian
Muslimin …. bertambah, yakni selama tokoh utama
pencinta kebenaran ‗Ammar datang
Dan tahukah anda di pihak mana ‗Ammar kepadanya dan berdiri di sisinya ….
berdiri waktu itu? pihak siapakah
berdirinya laki-laki yang mengenai dirinya Kemudian datanglah saat perang Shiffin
Rasulullah saw. pernah bersabda: yang mengerikan itu. Imam Ali
―Dan ambillah olehmu petunjuk yang menghadapi pekerjaan penting ini sebagai
dipakai oleh ‗Ammar sebagai bimbingan . tugas memadamkan pembangkangan dan
. pemberontakan. Dan ‗Ammar ikut
. !‖ bersamanya. Waktu itu usianya telah 93
tahun ….
bagaimanakah pendirian orang yang
mengenai dirinya Rasulullah saw. pernah Apa dalam usia 93 tahun ia masih pergi ke
pula bersabda: medan juang
―Barangsiapa yang memusuhi
‗Ammar, Benar . . . , selama menurut keyakinannya
maka ia akan dimusuhi oleh Allah . . . !‖ peperangan itu menjadi tugas
kewajibannya, Bahkan ia melakukannya
orang yang bila suaranya kedengaran lebih semangat dan dahsyat dari yang
mendekat ke rumah Rasulullah, maka dilakukan oleh orang-orang muda berusia
beliau segera menyambut dengan 30 tahun ….
sabdanya: ―Selamat datang bagi orang baik
dan diterima baik . . . , idzinkanlah ia Tokoh yang pendiam dan jarang bicara ini
masuk . . . !‖ hampir saja tidak menggerakkan kedua
bibirnya, kecuali mengucapkan kata-kata
la berdiri di samping Ali bin Abi Thalib, mohon perlindungan berikut:
bukan karena fanatik atau berpihak, tetapi
karena tunduk kepada kebenaran teguh ―Aku berlindung kepada Allah dari fitnah
memegang janji! Ali adalah Khalifah …. Aku berlindung kepada Allah dari
Kaum Muslimin, berhak menerima bai‘at fitnah . . . .‖.
sebagai pemimpin ummat. Dan khilafat itu
diterimanya, karena memang ia berhak Tak lama setelah Rasulullah wafat, kata-
untuk itu dan layak untuk menjabatnya …. kata ini merupakan do‘a yang tak putus
Baik sebelum maupun sesudah ini, Ali lekang dari bibirnya. Dan setiap hari ber-
memiliki keutamaantamaan yang lalu setiap itu pula ia memperbanyak do‘a
menjadikan kedudukannya di samping dan mohon perlindungannya itu . . . ,
Rasul tak ubah bagai kedudukan Harun di
samping Musa …. Dengan cahaya
seolah-olah hatinya yang suci merasakan mengibarkan bendera ini bersama Rasul-
bahaya mengancam yang semakin dekat ullah saw., dan inilah aku siap berperang
dan menghampiri juga. pula dengan mengibarkannya sekarang ini
…!
Dan tatkala bahaya itu tiba dan fitnah
merajalela, Ibnu Sumayyah telah mengerti Demi nyawa saya berada dalam tangan-
di mana ia harus berdiri. Maka di hari Nya … Seandainya mereka menggempur
perang Shiffin walaupun sebagai telah kita dan menyerbu hingga berhasil mencapai
katakan usianya telah 93 tahun, ia bangkit kubu pertahanan kita, saya tahu pasti
menghunus pedangnya, demi membela bahwa kita berada di pihak yang haq, dan
kebenaran yang menurut keimanannya bahwa mereka di pihak Yang bathil …. !
harus dipertahankan. ―

Pandangan terhadap pertempuran ini telah Orang-orang mengikuti ‗Ammar, mereka


dima‘lumkannya dalam kata-kata sebagai percaya kebenaran ucapannya.
berikut:
Berkatalah Abu Abdirrahman Sullami:
―Hai ummat ―Kami ikut serta dengan Ali r.a. di
manusia! Marilah kita pertempuran Shiffin, maka saya lihat
berangkat menuju gerombolan yang ‗Ammar bin Yasir r.a. setiap ia menyerbu
mengakung-aku hendak menuntutkan bela ke sesuatu jurusan, atau turun ke sesuatu
Utsman! lembah, para shahabat Rasulullah pun
mengikutinya, tak ubahnya ia bagai panji-
Demi Allah! Maksud mereka bukanlah panji bagi mereka …. ! ―
hendak menuntutkan belanya itu, tetapi
sebenarnya mereka telah merasakan Dan mengenai ‗Ammar sendiri, sementara
manisnya dunia dan telah ketagihan ia menerjang dan menyusup ke medan
terhadapnya, dan mereka mengetahui juang, ia yakin akan menjadi salah seorang
bahwa kebenaran itu menjadi penghalang syuhadanya . . . . Ramalan Rasulullah saw.
bagi pelampiasan nafsu serakah mereka. terang terpampang di ruang matanya
Mereka bukan yang berlomba dan tidak dengan huruf-huruf besar:
termasuk barisan pendahulu memeluk
Agama Islam. Argumentasi apa sehingga ―Ammar akan dibunuh oleh golongan
mereka merasa berhak untuk ditaati oleh pendurhaka … !
Kaum Muslimin dan diangkat sebagai .
pemimpin, dan tidak pula dijumpai dalam Oleh sebab itu suaranya bergema di serata
hati mereka perasaan takut kepada Allah, arena dengan senandung ini:
yang akan mendorong mereka untuk ―Hari ini daku akan berjumpa dengan para
mengikuti kebenaran . . . ! kekasih tercinta
…. Muhammad dan para
Mereka telah menipu orang banyak dengan shahabatnya…….. !‖
mengakui hendak menuntutkan bela
kematian Utsman, padahal tujuan mereka Kemudian bagai sebuah peluru dahsyat ia
Yang sesungguhnya ialah hendak menjadi menyerbu ke arah Mu‘awiyah dan orang-
raja dan penguasa adikara …. ! ― orang sekelilingnya dari golongan Bani
Umayyah, lalu melepaskan seruannya
Kemudian diambilnya bendera dengan yang nyaring yang menggetarkan:
tangannya, lalu dikibarkannya tinggi-
tinggi di atas kepada sambil ―Dulu kami hantam kalian di saat
berseru: diturunkannya.
―Demi Dzat yang Kini kami hantam lagi kalian karena
menguasai nyawaku…Saya telah
bertempur dengan
menyelewengkannya keteguhan hati membela kebenaran, dan
Tebasan maut menghentikan niat jahat ditinggalkannya sebagai contoh teladan
Dan memisahkan kawanan pengkhianat perjuangannya yang besar dan mulia lagi
Atau al-Haq berjalan kembali pada berkesan dan mendalam ….
relnya‖.
Orang-orang dari pihak Mu‘awiyah
Maksudnya dengan sya‘irnya itu, bahwa mencoba sekuat daya ntuk menghindari
para shahabat yang terdahulu dan ‗Ammar ‗Ammar, agar pedang mereka tidak me-
termasuk salah seorang di antara mereka. nyebabkan kematiannya hingga ternyata
Dulu telah memerangi golongan Bani bagi manusia bahwa merekalah golongan
Umayyah yang dikepalai oleh Abu Sufyan pendurhaka ……
ayah Muawiyah pemanggul panji-
panji syirik dan pemimpin tentara Tetapi keperwiraan ‗Ammar yang
musyrikin …… Mereka perangi orang- berjuang seolah-olah ia satu pasukan
orang itu karena secara terus terang al- tentara juga, menghilangkan pertimbangan
Quran menitahkannya disebabkan mereka dan akal sehat mereka. Maka sebagian dari
adalah orang-orang musyrik. anak buah Mu‘awiyah mengintai-ngintai
kesempatan untuk menewaskannya, hingga
Dan sekarang di bawah pimpinan telah kesempatan itu terbuka mereka
Muawiyah, walaupun mereka telah laksanakanlah dan wallah ‗Ammar di
menganut Islam dan meskipun al-Quranul tangan tentara Mu‘awiyah………..
Karim tidak menitahkan secara tegas
memerangi mereka, tetapi menurut ijtihad Sebagian besar dari tentara Mu‘awiyah
‗Ammar dalam penyelidikannya mengenai terdiri dari orangrang yang baru saja
kebenaran dan pengertiannya terhadap masuk Agama Islam, yakni orang-orang
maksud dan tujuan al-Quran , meyakinkan yang menganutnya tidak lama setelah
dirinya akan keharusan memerangi bertalu-talunya genderang menangan
mereka, sampai barang yang dirampas itu terhadap kebanyakan negeri yang
kembali kepada pemiliknya, serta api dibebaskan islam, baik dari kekuasaan
fitnah dan pemberontakan itu dapat Romawi maupun dari penjajahan Persi.
dipadamkan untuk selama-lamanya ….
Maka mereka inilah sebenarnya yang
Juga maksudnya, bahwa dulu mereka menjadi biang keladi dan menyalakan api
memerangi orang-orang Bani Umayyah perang saudara yang dimulai oleh pem-
karena mereka kafir kepada Agama dan bangkangan Mu‘awiyah dan penolakannya

kafir kepada al-Quran …. Dan sekarang untuk mengakui Ali sebagai Khalifah dan
mereka menggempur orang-orang itu Imam …Jadi mereka inilah yang bagaikan
karena mereka menyelewengkan Agama kayu bakar menyalakan apinya hingga jadi
dan menyimpang dari ajaran al-Quranul besar dan menggejolak.
Karim serta mengacaukan ta‘wil dan salah
menafsirkannya, dan mencoba hendak Dan bagaimana juga gawatnya pertikaian
menyesuaikan tujuan ayaat-ayatnya ini, sedianya akan dapat diselesaikan
dengan kemauan dan keinginan mereka dengan jalan damai andainya masih
pribadi terpegang dalam tangan Muslimin
pertama. Tetapi demi bentuknya jadi
Maka tokoh tua yang berusia 93 tahun ini meruncing, ia jatuh ke dalam tokoh-tokoh
menerjuni akhir perjuangan hidupnya yang kotor yang tidak peduli akan nasib Islam
menonjol dengan gagah berani. Dan hingga api kian menyala dan tambah
‗sebelum ia berangkat ke rafiqul ‗la, ia berkobar ….
tanamkan pendidikan terakhir tentang
Berita tewasnya ‗Ammar segera tersebar pakaiannya! Benar, dengan pakaian yang
dan ramalan Rasulullah saw. yang dilumuri oleh darahnya yang bersih suci!
didengar oleh semua shahabatnya sewaktu Karena tidak satu pun dari sutera atau
mereka sedang membina masjid di beludru dunia yang layak untuk menjadi
Madinah di masa yang telah jauh kain kafan bagi seorang syahid mulia,
sebelumnya, berpindah dari mulut-ke seorang suci utama dari tingkatan Ammarr
mulut:
Dan Kaum Muslimin pun berdiri keheran-
―Aduhai Ibnu Sumayyah heranan di kuburnya …Semenjak beberapa
…. ia dibunuh oleh golongan pendurhaka! saat yang lalu ‗Ammar berdendang di
‖ depan mereka di atas arena perjuangan . .. ,
hatinya penuh dengan kegembiraan, tak
Maka sekarang tahulah orang-orang siapa ubah bagai seorang perantau yang
kiranya golongan pendurhaka itu . . . , merindukan kampung halaman tiba-tiba
yaitu golongan yang membunuh ‗Ammar dibawa pulang, dan terlompatlah dari
…. yang tidak lain dari pihak Mu‘awiyah mulutnya seruan:
…. !
―Hari ini aku akan berjumpa dengan
Dabat di atas jasadnya, maka ruhnya yang para
mulia telah bersemayam lena di tempat kekasih tercinta. . . .
bahengan kenyataan ini semangat dan
kepercayaan pengikut-pengikut Ali kian Dengan Muhammad saw. dan para
bertambah. Sementara di pihak shahabatnya………….
Mu‘awiyah, keraguan mulai menyusup ke
dalam hati mereka, bahkan sebagian telah Apakah ia telah mengetahui hari yang
bersedia-sedia hendak memisahkan diri mereka janjikan akan bertemu dan waktu
dan bergabung ke pihak Ali …. yang sangat ia tunggu-tunggu Para
shahabat saling jumpa-menjumpai dan
Mengenai Mu‘awiyah, demi mendengar bertanya: ―Apakah anda masih ingat waktu
peristiwa yang telah terjadi ia segera sore hari itu di Madinah, ketika kita sedang
keluar mendapatkan orang banyak dan me- duduk-duduk bersama Rasulullah saw. . . .
nyatakan kepada mereka bahwa ramalan , dan tiba-tiba wajahnya berseri-seri lalu
itu benar adanya, dan Rasulullah benar- sabdanya:
benar telah meramalkan bahwa ‗Ammar
akan dibunuh oleh golongan pemberontak . ―Surga telah merindukan ‗Ammar.. . . ―.
. . . Tetapi siapakah yang telah ‖Benar‖, ujar yang lain. ―dan waktu itu
membunuhnya itu . . . . ? Kepada orang- juga disebutnya nama nama lain , di
orang sekeliling diserukannya: ―Yang telah antaranya ‗Ali, Salman dan Bilal .
membunuh ‗Ammar ialah orang-orang
yang keluar bersama dari rumahnya dan Nah, bila demikian halnya, maka surga
membawanya pergi berperang …. ! benar-benar telah merindukan ‗Ammar
… ‗ Dan jika demikian, maka telah
Maka tertipulah dengan ta‘wil yang dicari- lama surga merindukannya, sedang
cari ini orang-orang yang memendam kerinduannya tertangguh, menunggu
maksud tertentu dalam hatinya, sementara ‗Ammar menyelesaikan kewajiban dan
pertempuran kembali berkobar sampai saat memenuhi tanggung jawabnya . . . . Dan
yang telah ditentukan …. tugas itu telah dilaksanakannya dan
dipenuhinya dengan hati gembira.
Adapun ‗Ammar, ia dipangku oleh Imam
Ali ke tempat,Ia menshalatkannya bersama Maka sekarang ini, tidakkah sudah
Kaum Muslimin, lalu dimakamkan dengan selayaknya ia memenuhi panggilan rindu
yang datang menghimbau dari haribaan
surga

Memang, datanglah saatnya ia


mengabulkan panggilan itu, karena tak ada
balasan kebaikan kecuali kebaikan pula
…Demikianlah dilemparkannya
tombaknya, dan setelah itu ia pergi berlalu
….

Dan ketika tanah pusaranya didatarkan


oleh para shahabat di atas jasadnya, maka
ruhnya yang mulia telah bersemayam lena
di tempat bahagia …. nun di sana dalam
surga yang kekal abadi, yang telah lama
rindu menanti ….
UBADAH BIN SHAMIT Semenjak ia menyatakan, Allah dan Rasul
TOKOH YANG GIGIH MENENTANG sebagai pilihan.. nya, maka dipikulnya
PENYELEWENGAN segala tanggung jawab akibat pilihannya
itu dengan sebaik-baiknya ….
Ubadah bin Shamit termasuk salah seorang
tokoh Anshar. Mengenai Kaum Anshar, Segala cinta kasih dan kethaatannya hanya
Rasulullah saw. pernah bersabda: tertumpah kepada Allah . . . . dan segala
hubungan baik dengan kaum kerabat,
―Sekiranya orang-orang Anshar dengan sekutu-sekutu maupun dengan
menuruni lembah atau celah bukit pasti musuh-musuhnya, hanya sesuai dan
aku akan mendatangi lembah dan celah menuruti pola yang dibentuk oleh
bukit orang- orang Anshar . . . , dan kalau keimanan dan norma-norma yang
bukanlah karena hijrah, tentulah aku akan dikehendaki oleh keimanan ini.
menjadi salah seorang warga Anshar…!
Semenjak dulu, keluarga ‗Ubadah telah
Dan di samping ia seorang warga Kaum terikat dalam suatu perjanjian dengan
Anshar, Ubadah bin Shamit merupakan orang-orang yahudi suku qainuqa‘di
salah seorang pemimpin mereka yang Madinah. Ketika Rasulullah saw. bersama
dipilih Nabi saw. sebagai utusan yang para shahabatnya hijrah ke kota ini, orang-
mewakili keluarga dan kaum kerabat orang yahudi memperlihatkan sikap damai
mereka. dan persahabatan terhadapnya.

Ubadah r.a. termasuk perutusan Anshar Tetapi pada hari-hari yang mengiringi
yang pertama datang ke Mekah untuk perang Badar dan mendahului perang
mengangkat bai‘at kepada Rasulullah saw, Uhud, orang-orang yahudi di Madinah
untuk masuk Islam, yakni bai‘at yang mulai menampakkan belangnya. Salah satu
terkenal sebagai ―baiatul qabilah mereka yaitu Bani Qainuqa‘
‗Aqabah pertama‖. la termasuk salah membuat ulah untuk menimbulkan fitnah
seorang dari 12 orang beriman yang segera dan keributan di kalangan Kaum
menyatakan keislaman dan mengangkat Muslimin.
bai‘at, serta menjabat tangannya,
menyatakan sokongan dan kesetiaan Demi dilihat oleh ‗Ubadah sikap dan
kepada Rasulullah saw. pendirian mereka ini, secepatnya ia
melakukan tindakan yang setimpal dengan
Dan ketika datang musim haji tahun jalan membatalkan perjanjian dengan
berikutnya, yakni saat terjadinya mereka, katanya:
―Bai‘atul
‗Aqabah kedua‖ yang dilakukan oleh per- ―Saya hanya akan mengikuti
utusan Anshar Anshar terdiri dari 70 orang pimpinan Allah, Rasul-Nya dan orang-
beriman — pria dan wanita – maka orang beriman
‗Ubadah menjadi tokoh perutusan dan
wakil orang-orang Anshar itu …. Dan tidak lama antaranya turunlah ayat al-
Quran memuji sikap, dan kesetiaannya ini;
Kemudian, ketika peristiwa berturut-turut firman Allah swt.:
silih berganti, saat-saat perjuangan,
kebaktian dan pengorbanan susul- Dan barangsiapa yang menjadikan Allah
menyusul tiada henti, maka ‗Ubadah tak dan Rasul-Nya serta orang-orang beriman
pernah absen dari setiap peristiwa, dan tak sebagai pemimpin, maka sungguh, partai
ketinggalan dalam memberikan atau golongan Allahlah yang beroleh
sahamnya kemenangan ….
….
(Q.S. 5 al-Maidah:56) Pada suatu hari Rasulullah saw.
menjelaskan tanggung jawab seorang amir
Ayat Quran yang mulia telah atau wali. Didengarnya Rasulullah
mema‘lumkan berdirinya partai Allah. Dan menyatakan nasib yang akan menimpa
partai itu ialah golongan orang-orang orang-orang yang melalaikan kewajiban di
beriman yang berdiri sekeliling Rasulullah antara mereka atau memperkaya dirinya
saw. Mereka membawa bendera kebenaran dengan harta . . . , maka tubuhnya gemetar
dan petunjuk, merupakan lanjutan yang dan hatinya berguncang. la bersumpah
penuh barkah dari orang-orang beriman kepada Allah tidak akan menjadi kepada
yang telah mendahului mereka dalam walau atas dua orang sekalipun ….
gelanggang sejarah. Mereka sigap berdiri
sekeliling Nabi-nabi dan Rasul-rasul siap Dan sumpahnya ini dipenuhi sebaik-
mengemban tugas yang sama, yakni baiknya dan tak pernah dilanggarnya ….
menyampaikan di masa dan di zaman
mereka masing-masing Kalimat Allah Di masa pemerintahan Amirul Mu‘minin
yang Maha Hidup lagi Maha Pengatur. Umar r.a., tokoh yang bergelar al-Faruq ini
pun tidak berhasil mendorongnya untuk
Dan kali ini hizbullah atau partai Allah itu menerima suatu jabatan, kecuali dalam
tidak hanya terbatas pada para shahabat mengajar ummat dan memperdalam
Muhammad saw. belaka. Tugas ini akan pengetahuan mereka dalam soal Agama . .
berkelanjutan sampai generasi-generasi ..
dan masa-masa mendatang, hingga bumi
dan tiap penduduknya diwarisi oleh orang- Memang, inilah satu-satunya usaha yang
orang yang iman kepada Allah dan Rasul- lebih diutamakan ‗Ubadah dari lainnya,
Nya serta tergabung di dalam barisan- menjauhkan dirinya dari usaha-usaha lain
Nya yang ada sangkut-pautnya dengan harta
…. benda dan kemewahan serta kekuasaan,
begitu pun dari segala marabahaya yang
Demikianlah, tokoh di mana ayat yang dikhawatirkan akan merusak Agama dan
mulia sengaja diturunkan untuk karir dirinya ….
menyambut baik pendiriannya serta
memuji kesetiaan dan keimanannya, bukan Oleh sebab itu ia berangkat ke Syria dan
hanya menjadi juru bicara tokoh-tokoh merupakan salah seorang dari tiga
Anshar di Madinah semata, tetapi tampil sekawan: ia sendiri, Mu‘adz bin Jabal dan
sebagai seorang juru bicara para tokoh Abu Darda, menyebarluaskan ilmu,
Agama yang akan meliputi seluruh pengertian dan cahaya bimbingan di negeri
pelosok dunia …. itu.
Sungguh, ‗Ubadah bin Shamit yang ‗Ubadah juga pernah berada di Palestina
mulanya hanya menjadi wakil kaum untuk beberapa waktu dalam
keluarganya dari suku Khazraj, sekarang melaksanakan tugas sucinya, sedang yang
meningkat menjadi salah seorang pelopor menjalankan pemerintahan ketika itu atas
Islam, dan salah seorang pemimpin Kaum nama khalifah adalah Mu‘awiyah ….
Muslimin. Namanya tak ubah bagai
bendera yang berkibar di sebagian besar Sementara ‗Ubadah bermukim di Syria,
penjuru bumi, bukan hanya untuk satu atau walaupun badannya terkurung di sana, tapi
dua generasi belaka, tetapi akan pandangan matanya bebas lepas dan
berkepanjangan bagi setiap generasi dan merenung jauh, nun ke sana melewati tapal
seluruh masa yang dikehendaki Allah betas, yaitu ke Madinah al-Munawwarah.
Ta‘ala …. ! Di saat itu Madinah sebagai ibu kota Islam
dan tempat kedudukan khalifah, yakni ―Kami telah bai‘at kepada Rasulullah saw.
Umar bin Khatthab, seorang tokoh yang tidak takut akan ancaman siapa pun dalam
tak ada duanya dan tamsil bandingan …! mentaati Allah …. !‖ Dan ‗Ubadah adalah
seorang yang paling teguh memenuhi
Kemudian pandangannya kembali ke bai‘at. Dan jika demikian, maka ia tidak
bawah pelupuk matanya, yakni ke akan takut kepada Mu‘awiyah ,dengan
Palestine tempat ia bermukim. Tampaklah segala kekuasaannya, dan ia akan tegak
olehnya Mu‘awiyah bin Abi Sufyan, mengawasi segala kesalahannya
seorang pecinta dunia dan haws kekuasaan …Sungguh, waktu itu penduduk Palestine
…. menyaksikan peristiwa luar biasa . . . , dan
tersiarlah berita ke sebagian besar negeri
Sedangkan ‗Ubadah sebagai kita ma‘lumi Islam perlawanan berani yang dilancarkan
termasuk rombongan perintis yang telah ‗Ubadah erhadap Mu‘awiyah, hingga
menjalani sebagian besar dari hari-hari menjadi contoh teladan bagi mereka….
terbaiknya, saat terpenting dan paling
berkesan bersama Rasul mulia Dan bagaimana pun juga terkenalnya
…Rombongan pelopor yang bergelimang Mu‘awiyah sebagai orang yang gigih dan
dalam kancah perjuangan dan ditempa ulet, tetapi sikap dan pendirian ‗Ubadah
oleh pengurbanan. La menganut Islam tidak urung menyebabkannya sesak nafas.
karena kemauan pribadi dan bukan karena Hal itu dipandangnya sebagai ancaman
menjaga keselamatan diri, pendeknya yang langsung terhadap wibawa dan kekuasaan-
telah menjual harta benda dan dirinya nya….
kepada Ilahi Rabbi ….
Dan di pihak ‗Ubadah, dilihatnya jarak
‗Ubadah termasuk rombongan perintis pemisah di antaranya dengan Mu‘awiyah
yang telah dididik oleh Muhammad saw, kian sertambah lebar, akhirnya berkata
dengan tangannya sendiri, yang telah kepada Mu‘awiyah: ―Demi Allah, saya tak
beroleh limpahan mental, cahaya dan hendak tinggal sekediaman denganmu
kebesarannya …. untuk selama-lamanya!‖ Lalu
ditinggalkannya Palestine dan berangkat
Dan seandainya di kalangan orang-orang ke Madinah ….
yang masih hidup ada yang dapat
ditonjolkan untuk percontohan luhur Amirul Mu‘minin Umar adalah seorang
sebagai kepada pemerintahan yang yang memiliki kecerdasan tinggi dan
dikagumi oleh ‗Ubadah dan pandangan jauh. Ia selalu menginginkan
dipercayainya, maka orang itu tidak lain kepala-kepala daerah tidak hanya
tokoh terkemuka yang sedang berkuasa di mengandalkan kecerdasannya semata dan
Madinah, ialah Umar bin Khatthab …. menggunakannya tanpa reserve. Maka
terhadap orang seperti Mu‘awiyah dan
Maka sekiranya ‗Ubadah melanjutkan kawan-kawannya, tidak dibiarkan begitu
renungannya dan membanding- saja tanpa didampingi sejumlah shahabat
bandingkan tindak-tanduk Mu‘awiyah yang zuhud dan shalih, Serta penasihat
dengan apa yang dilakukan oleh khalifah, yang tulus ikhlas. Mereka bertugas
jurang pemisah di antara keduanya membendung keinginan-keinginan yang
menganga lebar, dan sebagai akibatnya tidak terbatas, dan selalu mengingatkan
akan terjadilah bentrokan dan memang mereka akan hari-hari dan masa Rasulullah
telah terjadi … ! saw.

Berkata ‗Ubadah bin Shamit r.a.: Oleh sebab itu demi dilihat oleh Amirul
Mu‘minin bahwa ‗Ubadah telah berada di
kota Madinah, ditanyalah: ―Apa yang
menyebabkan anda ke sini, wahai ‗Ubadah
. . . ?‖ Dan tatkala diceritakan ‗Ubadah
peristiwa yang terjadi antaranya dengan
Mu‘awiyah, maka kata Umar:
―Kembalilah segera ke tempat anda! Amat
jelek sekali jadinya suatu negeri yang tidak
punya orang seperti anda . . .‖. Lalu
kepada Mu‘awiyah dikirim pula Surat
yang di antara isinya terdapat kalimat:

―Tak ada wewenangmu sebagai amir


terhadap ‗Ubadah‖.

Memang, ‗Ubadah menjadi amir bagi


dirinya …. Dan jika Umar al-Faruq sendiri
telah memberikan penghormatan kepada
seseorang setinggi ini, tak dapat tiada
tentulah dia seorang besar ! Dan
sungguh, ‗Ubadah adalah seorang besar,
baik karena keimanan, maupun karena
keteguhan hati dan lurus jalan hidupnya!

Dan pada tahun 34 Hijriah, wafatlah is di


Ramla di bumi Palestine; wakil ulung di
antara wakil-wakil Anshar khususnya dan
Agama Islam pada umumnya, dengan
meninggalkan teladan yang tinggi dalam
arena kehidupan ….

Semoga Allah memberi kita kemampuan


mencontoh amal bakti para Assabiqunal-
awwalun dan dapat melaksanakannya
dalam diri pribadi sendiri sehingga kita
menjadi syuhada‘a ‗alan naas.
KHABBAB BIN ARATS Mereka Saling pandang diliputi tanda
GURU BESAR DALAM BERQURBAN tanya dan keheranan
Serombongan orang Quraisy mempercepat Dan salah seorang di antara mereka
langkah mereka menuju rumah Khabbab, kembali sertanya, kali ini dengan suatu
dengan maksud hendak mengambil muslihat, katanya: ―Dan kamu,
pedang-pedang pesanan mereka. Memang, apakah kamu sudah melihatnya, hai
Khabbab seorang pandai besi yang ahli Khabbab …
membuat alat-alat senjata terutama ?‖
pedang, yang dijualnya kepada penduduk
Mekah dan dikirimnya ke pasar-pasar. Khabbab menganggap remeh siasat lawan
itu, maka ia berbalik sertanya:
Berbeda dengan biasa, Khabbab yang ―Siapa maksudmu … ?‖
hampir tidak pernah meninggalkan rumah
dan pekerjaannya, ketika itu tidak ―Yang saya tuju ialah orang yang kamu
dijumpai oleh rombongan Quraisy tadi di katakan itu!‖ ujar orang tadi dengan
rumahnya. Mereka pun duduklah marah.
menunggu kedatangannya.
Maka Khabbab memberikan jawabannya
Beberapa lama antaranya, datanglah setelah memperlihatkan kepada mereka
Khabbab, sedang pada wajahnya terlukis bahwa ia tak dapat dipancing-pancing. Jika
tanda tanya yang bercahaya dan pada ia mengakui keimanannya sekarang ini di
kedua matanya tergenang air alamat hadapan mereka, bukanlah karena hasil
sukacita . . . , maka diucapkannya salam muslihat dan termakan umpan mereka,
kepada teman-temannya itu lalu duduk di tetapi karena ia telah meyakini kebenaran
dekat mereka. itu serta menganutnya, dan telah
mengambil putusan untuk menyatakannya
Mereka segera menanyakan kepada secara terus terang . . . . Maka dalam
Khabbab: keadaan masih terharu dan terpesona, serta
kegembiraan jiwa dan kepuasannya,
―Sudah selesaikah pedang-pedang disampaikanlah jawaban, katanya:
kami
itu, hai Khabbab?‖ ―Benar… , saya telah melihat dan
mendengarnya …
Sementara itu air mata Khabbab sudah
kering, dan pada kedua matanya tampak Saya saksikan kebenaran terpancar
sinar kegembiraan, dan seolah-olah daripadanya, dan cahaya bersinar-sinar
berbicara dengan dirinya sendiri, katanya: dari tutur katanya…!
―Sungguh, keadaannya
amat mena‘jubkan!‖ sekarang orang-orang Quraisy pemesan
senjata itu mulai mengerti, dan salah
Orang-orang itu kembali sertanya seorang di antara mereka berseru:
kepadanya:‖Hai Khabbab, keadaan mana ―Siapa dia orang yang kau katakan itu, hai
yang kamu maksudkan … ? Yang kami budak Ummi Anmar . . . !‘
tanyakan kepadamu adalah soal pedang
kami, apakah sudah selesai kamu buat . . . Dengan ketenangan yang hanya dimiliki
?‖Dengan pandangannya oleh orang suci, Khabbab menyahut:
yang menerawang seolah-
olah mimpi,Khabbab lalu sertanya: ―Siapa lagi, hai Arab shahabatku Siapa
―Apakah tuan-tuan sudah melihatnya … lagi di antara kaum anda yang daripadanya
? Dan apakah tuan-tuan sudah pernah terpancar kebenaran, dan dari tutur katanya
mendengar ucapannya … !‘
bersinar-sinar cahaya selain ia. seorang … menerangi jalan menuju kejauhan ghaib
?‖ dalam kehidupan seluruh ummat
manusia
seorang lainnya yang bangkit terkejut ?
mendengar itu berseru pula:
―Rupanya yang kamu maksudkan ialah Demikianlah Khabbab tenggelam dalam
Muhammad . renungan tinggi dan pemikiran mendalam,
. .‖. Khabbab menganggukkan kepalanya dan setelah itu ia kembali masuk rumahnya
yang dipenuhi kebanggaan serta katanya: untuk membalut luka tubuhnya dan
mempersiapkannya untuk menerima
―Memang, ia adalah utusan Allah siksaan dan penderitaan baru . . . . ! Dan
kepada kita, untuk membebaskan kita dari mulai saat itu Khabbab pun mendapatkan
kegelapan menuju terang benderang kedudukan yang tinggi di antara orang-
orang yang tersiksa dan teraniaya . .. !
Dan setelah itu Khabbab tidak ingat lagi Didapatkannya kedudukan itu di antara,
apa yang diucapkannya,begitupun apa orang-orang yang walau pun mereka
yang diucapkan orang kepadanya . . . . miskin dan tak berdaya, tetapi berani tegak
Yang diingatnya hanyalah bahwa setelah menghadapi ke- sombongan Quraisy,
beberapa saat lamanya ia sadarkan diri dan kesewenangan dan kegilaan mereka . . . !
mendapati tamu-tamunya telah bubar dan Diperolehnya kedudukan yang mulia itu di
tak ada lagi, sedang tubuh bengkak- antara orang-orang yang telah
bengkak dan tulang-tulangnya terasa sakit, memancangkan dalam jiwanya tiang
dan darahnya yang mengalir melumuri bendera yang mulai berkibar di ufuk luas
pakaian dan tubuhnya sebagai pernyataan tenggelamnya masa
pemujaan berhala dan kekaisaran. la
Kedua matanya memandang berkeliling berdampingan dengan orang yang
dengan tajam …. kiranya tempat itu amat menyampaikan berita gembira munculnya
sempit untuk dapat melayani pandangan kejayaan Agama Allah, yakni Tuhan satu-
tembusnya. Maka dengan menahan rasa satunya yang berhak diibadahi dan segala
sakit, ia bangkit menuju tempat yang peraturannya dengan ikhlas ditaati, Serta
lapang, dan di muka pintu rumahnya ia menyampaikan tibanya saat jaya bagi
berdiri sambil bersandar pada dinding, orang tertindas yang tidak berdaya. Ia akan
sedang kedua matanya yang mulia duduk sama rendah berdiri sama tinggi di
berkelana panjang menatap ufuk lalu bawah bendera tersebut dengan orang-
berputar ke arah kanan kiri …. orang yang tadinya telah memeras dan
menganiayanya ….
Dan tiadalah ia berhenti sampai jarak yang
biasa dikenal oleh manusia, tetapi ia ingin Dan dengan keberanian luar biasa,
hendak menembus jarak jauh yang tidak Khabbab memikul tanggung jawab semua
terjangkau …. itu sebagai seorang perintis.

Memang . . . , kedua matanya itu ingin ―Berkatalah Sya‘bi:


menyelidiki kejauhan yang tidak
terjangkau dalam kehidupannya, begitu Khabbab menunjukkan ketabahannya,
pun dalam kehidupan orang-orang di kota hingga tak sedikit pun hatinya terpengaruh
Mekah, orang-orang di setiap tempat serta oleh tindakan biadab orang-orang kafir.
pada segala masa umumnya …. Mereka menindihkan batu membara ke
punggungnya, hingga terbakarlah
Wahai, mungkinkah pembicaraan yang dagingnya . . . !‖
didengarnya dari Muhammad saw. pada
hari itu, merupakan cahaya yang dapat
Kafir Quraisy telah merubah semua besi keimanan dan keteguhan hati mereka, dan
yang terdapat di rumah Khabbab yang masing-masing mereka berikrar akan
dijadikannya sebagai bahan baku untuk membuktikan kepada Allah dan Rasul-Nya
membuat pedang, menjadi belenggu dan hal yang diharapkan dari mereka, ialah
rantai besi. Lalu mereka masukkan ke ketabahan, keshabaran dan pengurbanan.
dalam api hingga menyala dan merah
membara, kemudian mereka lilitkan ke Demikianlah Khabbab menanggung
tubuh, pada kedua tangan dan kedua kaki penderitaan dengan shabar, tabah dan
Khabbab . . . . Dan pernah pada suatu hari tawakkal. Orang-orang Quraisy terpaksa
ia pergi bersama kawan-kawannya meminta bantuan Ummi Anmar, yakni
sependeritaan menemui Rasulullah saw. bekas majikan Khabbab yang telah
tetapi bukan karena kecewa dan kesal atas membebaskannya dari perbudakan. Wanita
pengorbanan, hanyalah karena ingin dan tersebut akhirnya turun tangan dan turut
mengharapkan keselamatan, kata mereka: mengambil bagian dalam menyiksa dan
menderanya.
―Wahai Rasulullah, tidakkah anda
hendak Wanita itu mengambil besi panas yang
memintakan pertolongan bagi kami … ?‖ menyala, lalu menaruhnya di atas kepada
dan ubun-ubun Khabbab, sementara
Yah, marilah kita dengarkan Khabbab Khabbab menggeliat kesakitan. Tetapi
menceritakan langsung kepada kita kisah nafasnya ditahan hingga tidak keluar
itu dengan kata-katanya sendiri: keluhan yang akan menyebabkan algojo-
algojo tersebut merasa puas dan gembira
―Kami pergi mengadu kepada Rasulullah …!
saw. yang ketika itu sedang tidur
berbantalkan kain burdahnya di bawah Pada suatu hari Rasulullah saw. lewat di
naungan Ka‘bah. Permohonan kami hadapannya, sedang besi yang membara di
kepadanya: ―Wahai Rasulullah, tidakkah atas kepalanya membakar dan meng-
anda hendak memohonhan kepada Allah hanguskannya, hingga kalbu Rasulullah
pertolongan bagi kami . . . . ?‖ pun bagaikan terangkat karena pilu dan iba
Rasulullah saw. pun duduk, mukanya hati ….
jadi merah, lalu sabdanya: ―Dulu
sebelum kalian, ado seorang laki-lahl Tetapi apa yang dapat diperbuat oleh
yang disiksa, tubuhnya dikubur kecuali Rasulullah saw. untuk menolong Khabbab
leher ke atas, lalu diambil sebuah waktu itu . . . ? Tidak ada . . . , kecuali
gergaji untuk menggergaji kepalanya, meneguhkan hatinya dan mendu‘akannya
tetapi siksaan demikian itu tidak sedikit ‗ Pada saat itu Rasulullah mengangkat
pun dapat memalingkannya dari kedua belah telapak tangannya terkembang
Agamanya . . . ! Ada pula yang disikat ke arah langit, sabdanya memohon:
antara daging dan tulang-tulangnya
dengan sikat besi, juga tidak dapat ―Ya Allah, limpahkanlah pertolongan-Mu
menggoyahkan keimanannya …. kepada Khabbab!‖
Sungguh Allah akan menyempurnakan
hal tersebut, hingga setiap pengembara Dan kehendak Allah pun berlakulah,
yang bepergian dari Shan‘a ke selang beberapa hari Ummi Anmar
Hadlramaut, tiada takut kecuali oleh menerima hukuman qishas, seolah-olah
Allah ‗Azza wa Jolla, walaupun serigala hendak dijadikan peringatan oleh Yang
ada di antara hewan gembalaannya, Maha Kuasa baik bagi dirinya maupun
tetapi saudara-saudara terburuburu f!‖ bagi algojo-algojo lainnya. Ia diserang
oleh semacam penyakit panas yang aneh
Khabbab dengan kawan-kawannya
mendengarkan kata-kata itu, bertambahlah
dan mengerikan. menurut keterangan ahli Khabbab adalah juga yang mengajarkan
sejarah ia melolong seperti al-Quran kepada athimah binti Khatthab
anjing…………… dan suaminya Sa‘id bin Zaid ketika
mereka dipergoki oleh Umar bin Khatthab
Dan dinasihatkan orang mengenai dirinya yang datang dengan pedang di pinggang
bahwa satu-satunya jalan atau obat yang untuk membuat perhitungan dengan
dapat menyembuhkannya ialah Agama islam dan Rasulullah saw. Tetapi
menyeterika kepalanya dengan besi demi dibacanya ayat-ayat Quran yang
menyala . . . ! Demikianlah kepalanya termaktub pada lembaran yang
yang angkuh itu menjadi sasaran besi dipergunakanoleh Khabbab untuk
panas, yang disetrikakan orang kepadanya mengajar, ia pun berseru dengan suaranya
tiap pagi dan petang ang barkah: ―Tunjukkan kepadaku di mana
Muhammad
Jika orang-orang Quraisy hendak
mematahkan keimanan dengan siksa maka Dan ketika Khabbab mendengar ucapan
orang-orang beriman mengatasi siksaan itu Umar itu, ia pun segera keluar dari tempat
dengan pengurbanan I Dan Khabbab persembunyiannya, serunya:
adalah salah seorang yang dipilih oleh
taqdir untuk menjadi guru besar dalam ―Wahai Umar! Demi Allah, saya berharap
ilmu tebusan dan pengurbanan …. Boleh kiranya ‗kamulah yang telah dipilih oleh
dikata seluruh waktu dan masa hidupnya Allah dalam memperkenankan per-
dibaktikannya untuk Agama yang panji- mohonan Nabi-Nya saw. Karena kemarin
panjinya mulai berkibar …. saya dengar ia memohon:

Di masa-masa da‘wah pertama, Khabbab ―Ya Allah, kuatkanlah Agama Islam


r.a. tidak merasa cukup dengan hanya g
dengan salah seorang di antara du lelaki
ibadat dan shalat semata, tetapi ia juga yang lebih Engkau sukai: Abul Hakam bin
memanfaatkan kemampuannya dalam Hisyam dan Umar bin Khatthab . . . ! ―
mengajar. Didatanginya rumah sebagian
temannya yang beriman dan Umar segera. menyahut: ―Di mana saya
menyembunyikan keislaman mereka dapat menemuinya orang ini, hai
karena takut kekejaman Quraisy, lalu Khabbab?‖ ―Di Shafa‖, ujar Khabbab,
dibacakannya kepada mereka ayat-ayat al- ―yaitu rumah Arqam bin Abil Arqam‖.
Quran dan diajarkannya Maka pergilah Umar menpatkan
keuntungan yang tidak terkira, menemui
Ia mencapai kemahiran dalam belajar al- awal nasibnya yang bahagia . . . . !
Quran yang diturunkan ayat demi ayat dan
surat demi surat. Abdullah bin Mas‘ud Khabbab ibnul Arat menyertai Rasulullah
meriwayatkan mengenai dirinya, bahwa saw. dalam semua erangan dan
Rasulullah saw. pernah bersabda: pertempurannya, dan selama hayatnya ia
―Barangsiapa ingin membaca al-Quran tetap membela keimanan dan
tepat sebagaimana diturunkan, hendaklah keyakinannya ….
ia meniru bacaan Ibnu Umrni
Dan ketika Baitulmal melimpah ruah
‗Abdin! ‖ . . . , hingga Abdullah bin dengan harta kekayaan di masa
Mas‘ud menganggap Khabbab bagai pemerintahan Umar dan Utsman
tempat sertanya mengenai soal-soal yang radliyallahu ‗anhuma, maka Khabbab
bersangkut paut dengan al-Quran , baik beroleh gaji besar, karena termasuk
tentang hafalan maupun pelajaranya golongan Muhajirin yang mula pertama
masuk Islam.
Penghasilannya yang cukup ini ―Demi Allah, tak pernah saya menutupnya
memungkinkannya untuk membangun walau dengan sehelai benang, dan tak
sebuah rumah di Kufah, dan harta pernah saya halanginya terhadap yang
kekayaannya disimpan pada suatu tempat meminta …!
di rumah itu yang dikenal oleh para
shahabat dan tamu-tamu yang Dan setelah itu ia menoleh kepada kain
memerlukannya, hingga bila di antara kafan yang telah disediakan orang
mereka ada sesuatu keperluan, ia dapat untuknya. Maka ketika dilihatnya mewah
mengambil uang yang diperlukannya dari dan berlebih-lebihan, katanya sambil
tempat itu …. mengalir air matanya:

Walaupun demikian, Khabbab tak pernah ―Lihatlah ini kain kafanku …!


tidur nyenyak dan tak pernah air matanya
kering setiap teringat akan Rasulullah saw. Bukankah kain kafan Hamzah paman
dan para shahabatnya yang telah Rasulullah saw. ketika gugur sebagai salah
membaktikan hidupnya kepada Allah. seorang syuhadah hanyalah burdah ber-
Mereka beruntung telah menemui-Nya warna abu-abu, yang jika ditutupkan ke
sebelum pintu dunia dibukakan bagi Kaum kepalanya terbukalah kedua ujung
Muslimin dan sebelum harta kekayaan kakinya, sebaliknya bila ditutupkan ke
diserahkan ke tangan mereka. ujung kakinya, terbukalah kepalanya …!‖
Dengarkanlah pembicaraannya dengan Khabbab berpulang pada tahun 37 Hijriah.
para pengunjung yang datang Dengan demikian ahli membuat pedang di
menjenguknya ketika ia r.a. dalam sakit masa jahiliyah telah tiada lagi. Demikian
yang membawa ajalnya. Kata mereka halnya guru besar dalam pengabdian dan
kepadanya: ―Senangkanlah hati pengurbanan dalam Islam telah berpulang
anda wahai Abu Abdillah, karena anda …. !
akan dapat menjumpai teman-teman
sejawat anda !‖ Laki-lali yang termasuk dalam jama‘ah
yang diturunkan alQuran untuk
Maka ujarnya sambil menangis: membelanya, dan yang dilindungi sewaktu
sebagian para bangsawan Quraisy
―Sungguh, saya tidak merasa kesal atau menuntut agar Rasulullah saw. me-
kecewa, tetapi tuan-tuan telah nyediakan untuk menerima mereka pada
mengingatkan saya kepada para shahabat suatu hari tertentu, sedang bagi orang-
dan sanak saudara yang telah pergi orang miskin seperti Khabbab, Shuhaib
mendahului kita dengan membawa semua dan Bilal suatu hari tertentu pula ….
amal bakti mereka, sebelum mereka men-
dapatkan ganjaran di dunia sedikit pun Kiranya al-Qur anul Karim merangkul
juga . . . ! Sedang kita .. , kita masih tetap laki-laki hamba Allah itu dengan penuh
hidup dan beroleh kekayaan dunia, hingga kemuliaan dan kehormatan, sementara
tak ada tempat untuk menyimpannya lagi ayat-ayatnya berkumandang menyatakan
kecuali tanah.‖ kepada Rasul yang mulia seperti berikut:
Kemudian ditunjuknya rumah sederhana Dan janganlah engkau mengusir orang-
yang telah dibangunnya itu, lalu orang yang menyeru Tuhannya sepanjang
ditunjuknya pula tempat untuk menaruh pagi dan petang, mereka itu menghamp
harta kekayaan, Serta katanya: keridlaan-Nya . – . ! Engkau sedikit pun
tidak diminta pertanggungjawaban – yang
menjadi perhitungan bagi mereka. Begitu
pun perhitungan bagimu tidak akan menganut Islam dengan penuh semangat
dimintakan tanggung jawab mereka sedikit ….
pun. Apabila engkau mengusir mereka,
pasti engkau termasuk orangorang dhalim. Mengikuti hijrah sernata-mata karena taat
….
Demikianlah Kami uji sebagian mereka
dengan sebagian lainnya, sehingga Seluruh hidupnya dibaktikan dalam
mereka berkata: Itukah orang-orang yang perjuangan membasmi ma‘siat …. ―
diberi karunia oleh Allah di antara kita …
? (Allah berfirman): Tidakkah Allah lebih
mengetahui orang-orang yang bersyukur
…?

Dan jika datang kepadamu orang-orang


yang beriman kepada ayat-ayat Kami,
ucapkanlah kepada mereka: Selamat
bahagia bagi kalian, Tuhan kalian telah
mewajibkan diri-Nya rasa kasih sayang.

(Q.s.6 al-An‘am: 52 — 54)

Demikianlah setelah turunnya ayat ini,


maka Rasulullah saw. amat memuliakan
mereka, dibentangkannya untuk mereka
kainnya, dan dirangkulnya bahu mereka
Serta sabdanya:

―Selamat datang bagi orang-orang


yang diriku diberi washiat oleh Allah
untuk memperhatikan mereka … !‖

Sungguh, salah seorang putera terbaik dari


masa wahyu dan generasi pengurbanan
telah wafat

Mungkin kata-kata terbaik yang kita


ucapkan untuk melepas tokoh ini, ialah apa
yang diucapkan oleh Imam Ali
karamallahu wajhah ketika ia kembali dari
perang Shiffin dan kebetulan
pandangannya jatuh atas sebuah makam
yang basah dan segar, maka
tanyanya:
―Makam siapa ini . . . ?‖ ―Makam
Khabbab‖, ujar mereka. Maka lama sekali
ia merenunginya dengan hati khusyu„ dan
duka, lalu katanya:

―Semoga Allah melimpahkan rahmat


kepada Khabbab, Yang dengan ikhlas
ABU „UBAIDAH IBNUL JARRAH rumah Arqam sebagai tempat da‘wah. Ia
ORANG KEPERCAYAAN UMMAT ikut hijrah ke Habsyi pada kali yang
kedua. Ia kembali pulang dengan tujuan
Siapakah kiranya orang yang dipegang agar dapat mendampingi Rasulullah saw.
oleh Rasulullah saw. dengan tangan di perang Badar, perang Uhud dan
kanannya sambil bersabda mengenai pertempuran-pertempuran lainnya. Lalu
pribadinya: sepeninggal Rasulullah, dilanjutkannya
gaya hidupnya sebagai seorang kuat yang
―Sesungguhnya setiap ummat mempunyai dipercaya mendampingi Abu Bakar dan
orang kepercayaan, dan sesungguhnya ,
kemudian Umar dalam pemerintahan
kepercayaan ummat ini adalah Abu masing-masing dengan mengesampingkan
‗Ubaidah ibnul Jarrah … ! dunia kemewahan dalam menghadapi
tanggung jawab keagamaan, baik dalam
Siapakah orang yang dikirim oleh Nabi ke zuhud dan ketaqwaan, amanah dan
medan tempur ‗Dzatus Salasil sebagai keteguhan ….
bantuan bagi Amar bin ‗Ash, dan
diangkatnya sebagai panglima dari suatu Ketika Abu ‗Ubaidah bai‘at atau sumpah
pasukan yang di dalamnya terdapat Abu setia kepada Rasulullah saw. akan
Bakar dan Umar … ? membaktikan hidupnya di jalan Allah, ia
menyadari sepenuhnya ma‘na kata-kata
Siapakah shahabat yang mula pertama yang tiga ini: berjuang di jalan Allah, dan
disebut sebagai amirul mara atau panglima telah memiliki persiapan sempurna untuk
besar ini … ? menyerahkan kepadanya apa juga yang
diperlukan berupa darma bakti dan
Dan siapakah orang yang tinggi pengurbanan ….
perawakannya tetapi kurus tubuhnya, tipis
jenggotnya, berwibawa wajahnya, dan Dan semenjak ia mengulurkan tangannya
ompong kena panah dua gigi mukanya … untuk bai‘at kepada Rasulullah, ia tidak
? memperhatikan kepentingan pribadi dan
masa depannya. Seluruh kehidupannya
Yah, siapakah kiranya orang kuat lagi dihabiskan dalam mengemban amanat
terpercaya, sehingga umar bin Khatthab yang dititipkan Allah kepadanya dan di-
ketika hendak menghembuskan nafasnya baktikan pada jalan-Nya demi mencapai
ang terakhir pernah berkata mengenai keridlaan-Nya. Tlada suatu pun yang
pribadinya: dikejar untuk kepentingan dirinya pribadi,
dan tiada satu keinginan atau kebencian
―Seandainya Abu ‗Ubadah ibnul pun yang dapat menyelewengkannya dari
Jarrah masih hidup, tentulah ia di antara jalan Allah itu ….
orang- orang yang akan saya angkat
sebagai penggantiku. Dan jika Tuhanku Maka tatkala Abu ‗Ubaidah telah
menanyakan hal itu tentulah akan saya menepati janji yang dilakukan oleh para
jawab: ‗Saya angkat kepercayaan Allah shahabat lainnya, dilihat pula oleh
dan kepercayaan Rasul-Nya …. “. Rasulullah sikap jiwa dan tata cara
kehidupannya yang menyebabkannya
Ia adalah Abu ‗Ubaidah, Amir bin layak untuk menerima gelar mulia yang
Abdillah ibnul Jarrah diserahkan serta di- hadiahkan Rasulullah
kepadanya, dengan sabdanya:
Ia masuk Islam melalui Abu Bakar
Shiddiq di awal mula kerasulan, yakni ―Orang kepercayaan ummat ini, Abu
sebelum Rasulullah saw. mengambil ‗Ubaidah ibnul darrah ―.
Amanat atau kepercayaan yang dipenuhi mukanya, dan dilihatnya Rasulullah al-
oleh Abu ‗Ubaidah atas segala tanggung Amin menghapus darah dengan tangan
jawabnya, merupakan sifatnya yang paling kanannya, sambil bersabda:
menonjol ….
―Bagaimana mungkin berbahagia suatu
Umpamanya waktu perang Uhud, dari kaum yang mencemari wajah Nabi
gerak gerik dan jalan pertempuran mereka, padahal ia menyerunya kepada
diketahuinya, bahwa tujuan utama dari Tuhan mereka … ?
orang-orang musyrik itu bukanlah hendak
merebut kemenangan, tetapi untuk Abu ‗Ubaidah melihat dua buah mata
menghabisi riwayat Nabi Besar dan rantai baju besi penutup kepala Rasulullah
merenggut nyawanya. Ia berjanji kepada menancap di kedua belah pipinya . . . .
dirinya akan selalu dekat dengan Abu ‗Ubaidah tak dapat menahan hatinya
Rasulullah di arena perjuangan itu. lagi; ia segera menggigit salah satu mata
rantai itu dengan gigi, manisnya lalu
Maka dengan pedangnya yang terpercaya menariknya dengan kuat dari pipi
seperti dirinya pula, ia maju ke muka, Rasulullah hingga tercabut keluar, tetapi
merambah dan mendesak tentara berhala bersamaan dengan itu tercabutlah pula
,yang hendak melampiaskan maksud jahat sebuah gigi manis Abu ‗Ubaidah, lalu
mereka untuk memadamkan Nur Ilahi . . . . ditariknya pula mata rantai yang kedua dan
Dan setiap situasi medan dan suasana tercabut pulalah bersamanya gigi manis
pertempuran memaksanya terpisah jauh Abu ‗Ubaidah yang kedua . . . . Dan
dari Rasulullah saw., ia tetap bertempur baiklah kita serahkan kepada Abu Bakar
tanpa melepaskan pandangan matanya dari Shiddiq untuk menceritakan peristiwa itu
kedudukan Rasulullah itu yang selalu dengan kata-katanya sebagai berikut:
,
diikutinya dengan hati cemas dan jiwa
gelisah . . . . ―Di waktu perang Uhud dan Rasulullah
saw. ditimpa anak panah hingga dua buah
Dan jika dilihatnya ada bahaya datang rantai ketopong masuk ke kedua belah
mengancam Nabi, maka ia bagai pipinya bagian atas, saya segera berlari
disentakkan dari tempatnya lalu melompat mendapatkan Rasulullah saw. Kiranya ada
menerkam musuh-musuh Allah dan meng- seorang yang datang bagaikan terbang dari
halau mereka ke belakang sebelum mereka jurusan Timur, maka kataku: Ya Allah
sempat mencelakakannya … Suatu ketika moga-moga itu merupakan pertolongan!
pertempuran berkecamuk dengan Dan tatkala kami sampai kepada
hebatnya, ia terpisah dari Nabi karena Rasulullah, kiranya orang itu adalah Abu
terkepung oleh tentara musuh. .tetapi ‗Ubaidah yang telah mendahuluiku ke
seperti biasa kedua matanya bagai mata sana, serta katanya: ‗Atas nama Allah,
elang mengintai keadaan sekitarnya. saya minta kepada anda wahai Abu Bakar,
agar saya dibiarkan mencabutnya dari pipi
Dan hampir saja ia gelap mata melihat Rasulullah
sebuah anak panah meluncur dari tangan saw………………………………………
seorang musyrik lalu mengenai Nabi. ………………. Saya pun membiarkannya,
Maka terlihatlah pedangnya yang sebilah maka dengan gigi mukanya Abu ‗Ubaidah
itu berkelibatan tak ubah bagai seratus mencabut salah satu mata rantai baju besi
bilah pedang menghantam musuh yang penutup kepala beliau hingga ia terjatuh ke
mengepungnya hingga mencerai-beraikan tanah, dan bersamaan dengan itu jatuhlah
mereka, lalu ia terbang melompat pula sebuah gigi manis Abu ‗Ubaidah.
mendapatkan Rasulullah. Didapatinya Kemudian ditariknya pula mata rantai
darah beliau yang suci mengalir dari yang kedua dengan giginya yang lain
hingga sama tercabut, menyebabkan Abu benar terpercaya . . . , benar-benar
‗Ubaidah tampak di hadapan orang terpercaya. . . , benar-benar terpercaya
banyak bergigi Ompong …. !‖
Para shahabat mendengar pujian yang
Di saat-saat bertambah besar dan keluar dari mulut sulullah saw. ini, dan
meluasnya tanggung jawab para shahabat, masing masing berharap agar pilihan jatuh
maka amanah dan kejujuran Abu kepada dirinya, hingga beruntung beroleh
‗Ubaidah mengkatlah pula. Tatkala ia pengakuan dan kesaksian yang tak dapat
dikirim oleh Nabi saw. Dalam diragukan lagi kebenarannya …
expedisi ―Daun Khabath‖ memimpin
lebih dari tiga ratus orang prajurit sedang Umar bin Khatthab menceritakan peristiwa
perbekalan mereka tidak lebih dari itu sebagai berikut:
sebakul kurma, sementara tugas sulit. dan
jarak yang akan ditempuh jauh pula, Abu ―Aku tak pernah berangan-angan
‗Ubaidah menerima perintah itu dengan menjadi amir, tetapi ketika itu aku tertarik
taat dan hati gembira. oleh ucapan beliau dan mengharapkan
yang dimaksud beliau itu adalah aku.
Bersama anak buahnya pergilah ia ke
tempat yang dituju, dan perbekalan setiap Aku cepat-cepat berangkat untuk shalat
prajurit setiap harinya hanya segenggam dhuhur. Dan tatkala Rasulullah selesai
kurma, dan setelah hampir habis maka mengimami kami shalat dhuhur beliau
bagian asing-masing hanyalah sebuah memberi salam, lalu menoleh ke sebelah
kurma untuk sehari. Dan tatkala habis kanan dan kiri. Maka saya pun
sama sekali, mereka mulai mencari daun mengulurkan badan agar kelihatan oleh
kayu yang disebut abath, lalu mereka beliau . . . . Tetapi ia masih juga
tumbuk hingga halus seperti tepung melayangkan pandangannya mencari-cari,
dengan menggunakan alat senjata. Di hingga akhirnya tampaldah Abu ‗Ubaidah,
samping daun-daun itu dijadikan makanan, maka dipanggilnya lalu sabdanya:
dapat pula mereka gunakan sebagai wadah ―Pergilah berangkat bersama mereka
untuk minum. Itulah sebabnya ekspedisi dan selesaikanlah apabila terjadi
ini disebut ekspedisi ―Daun khabath‖. perselisihan di antara mereka dengan haq

Mereka terus maju tanpa menghiraukan
lapar dan dahaga, tak ada tujuan mereka Maka Abu ‗Ubaidah pun berangkatlah
kecuali menyelesaikan tugas mulia berama bersama orang-orang itu…. ‖ .
panglima mereka yang kuat lagi
terpercaya, yakni tugas yang dititahkan Dengan peristiwa ini tentu saja tidak
oleh Rasulullah saw. kepada mereka berarti bahwa Abu ‗Ubaidah merupakan
Rasulullah saw. amat sayang kepada Abu satu-satunya yang mendapat kerpercayaan
‗Ubaidah sebagai orang kepercayaan dan tugas dari Rasulullah, sedang lainnya
ummat, dan beliau sangat terkesan kepada- tidak. Maksudnya ialah bahwa ia adalah
ya. Tatkala datang perutusan Najran dari salah seorang yang beruntung beroleh
Yaman menyatakan keislaman mereka dan kepercayaan yang berharga serta tugas
meminta kepada Nabi agar dikirim mulia ini. Di samping itu ia adalah salah
bersama mereka seorang guru untuk seorang atau mungkin juga satu-satunya
mengajarkan al-Quran dan Sunnah serta orang pada masa itu yang berprofesi da‘i
seluk-beluk Agama Islarn, maka ujar serta usahanya mengidzinkan untuk
beliau: meninggalkan Madinah dan pergi
melakukan tugas yang cocok dengan bakat
―Baiklah akan saya kirim bersama tuan- dan kemampuannya ….
tuan seorang yang terpercaya, benar-
Dan sebagaimana di masa Rasulullah saw. Demikianlah Abu ‗Ubaidah telah menjadi
Abu Ubaidah menjadi seorang panglima besar tentara Islam, baik dalam
kepercayaan, demikian pula setelah luasnya wilayah, maupun dalam
Rasulullah wafat, ia tetap sebagai orang Perbekalan dan jumlah bilangan Tetapi
kepercayaan, memikul semua tanggung bila anda melihatnya, maka sangka anda
jawab dengan sifat amanah. Wajarlah bahwa ia adalah salah seorang prajurit
apabila ia menjadi suri teladan bagi biasa serta pribadi biasa dari Kaum
seluruh ummat manusia. Muslimin!

Dan di bawah panji-panji Islam ke mana ketika sampai kepadanya perbincangan


pun ia pergi ia adalah sebagai prajurit, orang-orang Syria tentang dirinya dan
yang dengan keutamaan dan keta‘juban mereka terhadap sebutan
keberaniannya melebihi seorang amir atau panglima besar, dikumpulkannyalah
panglima . . . , dan di saat ia sebagai mereka lalu ia berdiri berpidato
panglima, karena keikhlasan dan
kerendahan hati menyebabkannya tidak Nah, cobalah anda sekalian perhatikan apa
lebih dari seorang prajurit biasa …. yang diucapkannya kepada orang-orang
yang terpesona dengan kekuatan, ke
Kemudian tatkala Khalid bin Walid sedang besaran dan sifat amanahnya:
memimpin tentara Islam dalam salah satu
pertempuran terbesar yang menentukan, ―Hai ummat manusia I
dan tiba-tiba Amirul Mu‘minin Umar Sesungguhnya saya ini adalah seorang
mema‘lumkan titahnya untuk mengangkat Muslim dari suku Quraisy ….
Abu ‗Ubaidah sebagai pengganti Khalid, Dan siapa saja di antara kalian, baik ia
maka demi diterimanya berita itu, dari berkulit merah atau hitam yang lebih
utusan Khalifah, dimintanya orang itu )
taqwa‘ daripadaku, hatiku ingin sekali
untuk merahasiakan berita tersebut kepada berada dalam bimbingannya … !‖
umum. Sementara Abu ‗Ubaidah sendiri Semoga. Allah melanjutkan
mendiamkannya dengan suatu niat dan kebahagiaanmu, wahai Abu ‗Ubaidah . . . .
tujuan baik sebagai lazimnya dimiliki oleh Dan mengekalkan Agama yang telah
seorang zuhud, ‗arif bijaksana lagi mendidikmu, serta Rasulullah yang telah
dipercaya . . . , menunggu selesainya mengajarimu ….
panglima Khalid itu merebut kemenangan Seorang Muslim dari suku Quraisy, tidak
besar …. kurang tidak lebih ucapanmu itu ….
Agama: Islam ….
Dan setelah tercapai barulah ia Suku: Quraisy ….
mendapatkan Khalid dengan hormat dan Hanya inilah keinginannya, tidak lain ….
ta‘dhimnya untuk menyerahkan Surat dari
Amirul Wminin. Ketika Khalid bertanya Adapun kedudukannya sebagai panglima
kepadanya: ―Semoga Allah memberi anda besar, dan pemimpin tentara. Islam yang
rahmat, wahai Abu ‗Ubaidah! Apa paling banyak jumlahnya dan paling
sebabnya anda fidak menyampaikannya menonjol keperwiraannya serta paling
kepadaku di waktu datangnya …. ?‖ besar kemenangannya …. Begitu pun
sebagai wali negeri di wilayah Syria yang
Maka ujar kepercayaan ummat itu: semua kehendaknya berlaku dan
―Saya tidak ingin mematahkan ujung perintahnya ditaati ….
tombak anda, dan bukan kekuasaan dunia
yang kita tuju, dan bukan pula untuk dunia Maka semua itu dan lainnya yang serupa,
kita beramal! Kita semua bersaudara tidak menggoyahkan ketaqwaannya sedikit
karena Allah …………………… pun, dan tidak dijadikan andalan …!
. . Orang kepercayaan dari ummat ini
Amirul Mu‘minin Umar bin wafat di atas bumi yang telah disucikannya
Khatthab datang berkunjung ke Syria, dari keberhalaan Persi dan penindasan
kepada para penyambutnya ditanyakannya: Romawi. Dan di sana sekarang ini, yaitu
dalam pangkuan tanah Yordania bermukim
―Mana saudara saya …… ? tulang kerangka yang mulia, yang dulunya
‖ tempat bersemayam jiwa yang tenteram
―Siapa . . . ,‖ ujar dan ruh pilihan ….
mereka
―Abu ‗Ubaidah Ibnul Jarrah‖, katanya Dan walaupun makamnya sekarang ini
pula. dikenal orang atau tidak, sama saja halnya
bagi dia atau bagi anda, karena seandainya
Kemudian datanglah Abu ‗Ubaidah yang anda bermaksud hendak mencapainya,
segera dipeluk oleh Amirul Mu‘minin . . . . anda tidak memerlukan petunjuk jalan,
lalu mereka pergi bersama-sama ke karena jasa-jasanya_yang tidak terkira
rumahnya. Maka tidak satu pun perabot akan menuntun anda ke tempatnya itu ..
rumah tangga terdapat di rumah itu,
kecuali pedang, tameng serta pelana ken-
daraan,nya ….

Sambil tersenyum Umar bertanya


kepadanya: ―Kenapa tidak kau ambil untuk
dirimu sebagaimana dilakukan oleh orang
lain … !‘ Maka jawab Abu ‗Ubaidah:
―Wahai Amirul Mu‘minin, ini telah
menyebabkan hatiku lega dan sempat ber-
istirahat …. ! ―

Pada suatu hari di Madinah, tatkala Amirul


Mu‘minin Umar al-Faruq sibuk menangani
urusan dunia Islam yang luas, disampaikan
orang berita berkabung meninggalnya Abu
‗Ubaidah….

Maka terpejamlah kedua pelupuk matanya


yang telah digenangi air. Dan air itu pun
meleleh, hingga Amirul Mu‘minin
membuka matanya dengan tawakkal
menyerahkan diri. Dimohonkannya rahmat
bagi shahabatnya itu, dan bangkitlah
kenangan-kenangan lamanya bersama
almarhum r.a. yang ditampungnya dengan
hati yang shabar diliputi duka. Kemudian
diulangi kembali ucapan berkenaan
shahabatnya itu, katanya:

―Seandainya aku bercita-cita, maka


tak adalah harapanku selain sebuah rumah
yang penuh didiami oleh tokoh-tokoh
seperti Abu ‗Ubaidah ini ….!‖
UTSMAN BIN MAZH‟UN Mazh‘un terpilih sebagai pemimpin
YANG PERNAH MENGABAIKAN rombongan pertama dari muhajirin ini.
KESENANGAN HIDUP DUNIAWI Dengan membawa puteranya yang
bernama Saib, dihadapkannya muka dan
Seandainya anda hendak bermaksud dilangkahkannya kaki ke suatu negeri yang
menyusun daftar nama shahabat jauh, menghindar dari tiap daya musuh
Rasulullah saw. menurut urutan masa Allah Abu Jahal, dan kebuasan orang
masuknya ke dalam Agama Islam, maka Quraisy serta kekejaman siksa mereka ….
pada urutan keempat belas tentulah da
akan tempatkan Utsman bin Mazh‘un …. Dan sebagaimana muhajirin ke Habsyi
lainnya pada kedua -hijrah tersebut, yakni
Anda ketahui pula bahwa Utsman bin yang pertama dan yang kedua, maka tekad
Mazh‘un ini seorang muhajirin yang mula dan kemauan Utsman untuk berpegang
pertama wafat di Madinah, sebagaimana ia teguh pada Agama Islam kian bertambah
adalah orang Islam pertama yang besar.
dimakamkan di Baqi‘ .. .
Memang, kedua hijrah ke Habsyi itu telah
Dan akhirnva ketahuilah bahwa shahabat menampilkan corak perjuangan tersendiri
mulia yang sedang anda tela‘ah riwayat yang mantap dalam sejarah ummat Islam.
hidupnya sekarang ini, adalah seorang suci Orang-orang yang beriman dan mengakui
yang agung tapi bukan dari kalangan yang kebenaran Rasulullah saw. serta mengikuti
suka memencilan diri, ia seorang suci yang Nur Ilahi yang diturunkan kepada beliau,
terjun di arena kehidupan …. ! dan telah merasa muak terhadap pemujaan
kesuciannya itu berupa amal yang tidak berhala dengan segala kesesatan dan
henti-hentinya dalam menempuh jalan kebodohannya. Dalam diri mereka masing-
kebenaran, serta ketekunannya yang masing telah tertanam fitrah yang benar
pantang menyerah dalam mencapai yang tidak bersedia lagi menyembah
kemashlahatan dan kebaikan patung-patung yang dipahat dari batu atau
dibentuk dari tanah liat.
Tatkala Agama Islam cahayanya mulai
menyinar dari kalbu Rasulullah saw. dan Dan ketika mereka berada di Habsyi, di
dari ucapan-ucapan yang disampaikannya sana mereka menghadapi suatu agama
di beberapa majlis, baik secara diam-diam yang teratur dan tersebar luas, mempunyai
maupun terang-terang, maka Utsman bin gereja-gereja, rahib-rahib serta pendeta-
Mazh‘un adalah salah seorang dari bebe- pendeta. Serta agama itu jauh dari agama
rapa gelintir manusia yang segera berhala yang telah mereka kenal di negeri
menerima panggilan Ilahi dan mereka, begitu juga cara penyembahan
menggabungkan diri ke dalam kelompok patung-patung dengan bentuknya yang
pengikut Rasulullah . . . . Dan ia ditempa tidak asing lagi serta dengan upacara-
oleh berbagai derita dan siksa, sebagai- upacara ibadat yang biasa mereka saksikan
mana dialami oleh orang-orang Mu‘min di kampung halaman mereka. Dan tentulah
lainnya, dari golongan berhati tabah dan pula orang-orang gereja di negeri Habsyi
shabar . . . itu telah , berusaha sekuat daya untuk
menarik orang-orang muhajirin ke dalam
Ketika Rasulullah saw. mengutamakan agama mereka, dan meyakinkan kebenaran
keselamatan golongan kecil dari orang- agama Masehi.
orang beriman dan teraniaya ini, dengan
jalan menyuruh mereka berhijrah ke Tetapi semua yang kita sebutkan tadi
Habsyi, dan beliau siap menghadapi mendorong Kaum Muhajirin berketetapan
bahaya seorang diri, maka Utsman bin hati dan tidak beranjak dari kecintaan
mereka yang mendalam terhadap Islam Maka bangkitlah orang-orang muhajirin
dan terhadap Muhammad ,Rasulullah mengemasi barang-barang mereka, dan
saw Dengan hati rindu dan gelisah bagaikan terbang mereka berangkat ke
mereka menunggu suatu saat yang telah Mekah, dibawa oleh kerinduan dan
dekat, untuk dapat pulang ke kampung didorong cinta pada kampung halaman. .
halaman tercinta, untuk ber‘ibadat kepada Tetapi baru Saja mereka sampai di dekat
Allah yang Maha Esa dan berdiri di kota, ternyatalah berita tentang masuk
belakang Nabi Besar, baik dalam mesjid Islamnya orang-orang Quraisy itu
di waktu damai, maupun di medan tempur hanyalah dusta belaka. Ketika itu mereka
di saat mempertahankan diri dari ancaman merasa amat terpukul karena telah berlaku
kaum musyrikin …. ceroboh dan tergesa-gesa. Tetapi betapa
mereka akan kembali, padahal kota Mekah
Demikianlah Kaum Muhajirin tinggal di telah berada di hadapan mereka … ?
Habsyi dalam keadaan aman dan tenteram,
termasuk di antaranya Utsman bin Dalam pada itu orang-orang musyrik di
Mazh‘un yang dalam perantauannya itu kota Mekah telah mendengar datangnya
tidak dapat melupakan rencana-rencana buronan yang telah lama mereka kejar-
jahat saudara sepupunya Umayah bin kejar dan pasang perangkap untuk
Khalaf an bencana siksa yang ditimpakan menangkapnya. Dan sekarang . . .
atas dirinya. datanglah sudah saat mereka, dan nasib
telah membawa mereka ke tempat
Maka dihiburlah dirinya dengan ini I
menggubah sya‘ir yang berisikan sindiran
dan peringatan terhadap saudaranya itu, Perlindungan, ketika itu merupakan suatu
katanya: . . tradisi di antara tradisi-tradisi Arab yang
memiliki kekudusan dan dihormati.
―Kamu melengkapi panah dengan bulu- Sekiranya ada seorang yang lemah yang
bulunya Kamu runcing ia setajam- beruntung masuk dalam perlindungan
tajamnya salah seorang pemuka Quraisy, maka ia
Kamu perangi orang-orang yang suci lagi akan berada dalam suatu pertahanan yang
mulia kokoh, hingga darahnya tak boleh
Kamu celakan orang-orang yang ditumpahkan dan keamanan dirinya dan
berwibawa perlu dikhawatirkan.
Ingatlah nanti saat bahaya datang
menimpa Sebenarnya orang-orang yang mencari
Perbuatanmu akan mendapat balasan dari perlindungan itu tidaklah sama
rakyat jelata kemampuan mereka untuk
mendapatkannya. Itulah sebabnya hanya
Dan tatkala orang-orang muhajirin di sebagian kecil saja yang berhasil, termasuk
tempat mereka hijrah itu beribadat kepada di antaranya Utsman bin Mazh‘un yang
Allah dengan tekun serta mempelajari berada dalam perlindungan Walid bin
ayat-ayat al-Quran yang ada pada mereka, Mughirah. Ia masuk ke dalam kota Mekah
dan walaupun dalam perantauan tapi dalam keadaan aman dan tenteram, dan
memiliki jiwa yang hidup dan bergejolak . menyeberangi jalan serta gang-gangnya,
. . , tiba-tiba sampailah berita kepada menghadiri tempat-tempat pertemuan
mereka bahwa orang-orang Quraisy telah tanpa khawatir akan kedhaliman dan
menganut Islam, dan mengikuti Rasulullah marabahaya
bersujud kepada Allah
Tetapi Ibnu Mazh‘un, laki-laki yang
ditempa al-Quran dan dididik oleh
Muhammad saw. ini memperhatikan Lalu ia pergi mendapatkan Walid bin
keadaan sekelilingnya. Dilihatnya saudara- Mughirah, katanya: ‗Wahai Abu Abdi
saudara sesama Muslimin, yakni golongan Syams, cukuplah sudah perlindungan
faqir miskin dan orang-orang yang tidak anda, dan sekarang ini saya melepaskan
berdaya, tiada mendapatkan perlindungan diri dari perlindungan anda. . .
dan tidak mendapatkan orang yang sedia
melindungi mereka …. ― kenapa wahai keponakanku . . . ?‖ ujar
walid , mungkin ada salah seorang anak
Dilihatnya mereka diterkam bahaya dari buahku mengganggu mu . . . ?‖
segala jurusan, dikejar kedhaliman dari
setiap jalan. Sementara ia sendiri aman ―Tidak‘, ujar Utsman, ‗hanya saya ingin
tenteram, terhindar dari gangguan berlindung kepada Allah, dan tak suka lagi
bangsanya. Maka ruhnya yang biasa bebas kepada lain-Nya … !‘ Karenanya pergilah
itu berontak, dan perasaannya yang mulai anda, ke mesjid serta umumkanlah
bergejolak, dan menyesallah is atas maksudku ini secara terbuka seperti anda,
tindakan yang telah diambilnya. dahulu mengumumkan perlindungan
terhadap diriku!‘
Utsman keluar dari rumahnya dengan niat
yang bulat dan tekad yang pasti hendak Lalu pergilah mereka berdua ke mesjid,
menanggalkan perlindungan yang dipikul maka kata Walid: ‗Utsman ini datang
Walid. Selama itu perlindungan tersebut untuk mengembalikan kepadaku jaminan
telah menjadi penghalang baginya untuk perlindungan terhadap dirinya‖.
dapat meni‘mati derita di jalan Allah dan
kehormatan senasib sepenanggungan Ulas Utsman: ―Betullah kiranya apa
bersama saudaranya Kaum Muslimin yang dikatakan itu . . ternyata ia seorang
merupakan tunas-tunas dunia beriman dan yang memegang teguh janjinya . ― hanya
generasi alam baru yang esok pagi akan keinginan saya agar tidak lagi mencari
terpancar cahaya ke seluruh penjuru, perlindungan kecuali kepada Allah Ta‘ala
cahaya keimanan dan ketauhidan ….
Setelah itu Utsman pun berlalulah, sedang
Maka marilah kita dengar cerita dari saksi di salah satu gedung pertemuan kaum
mata yang melukiskan bagi kita peristiwa Quraisy, Lubaid bin Rabi‘ah menggubah
yang telah terjadi, katanya: sebuah sya‘ir dan melagukannya di
hadapan mereka,. hingga Utsman jadi
―Ketika Utsman bin Mazh‘un tertarik karenanya dan ikut duduk bersama
menyaksikan penderitaan yang dialami mereka. Kata Lubaid:
oleh para shahabat Rasulullah saw.,
sementara ia sendiri pulang pergi dengan ―Ingatlah bahwa apa juga yang terdapat di
aman dan tenteram disebabkan bawah kolong ini selain daripada Allah
perlindungan Walid bin Mughirah, adalah hampa!‖
katanya: ‗Demi Allah, sesungguhnya ―Benar ucapan anda itu‖, kata Utsman
mondar-mandirku dalam keadaan aman di- menanggapinya. Kata Lubaid lagi:
sebabkan perlindungan seorang tokoh ―Dan semua kesenangan, tak dapat
golongan musyrik, sedang teman-teman tiada lenyap dan sirna!‖ ―Itu dusta!‖,
sejawat dan kawan-kawan seagama kata Utsman, ―karena kesenangan surga
menderita adzab dan siksa yang tidak takkan lenyap . . .‖.
kualami, merupakan suatu kerugian besar
bagiku …. ! Kata Lubaid: ―Hai orang-orang Quraisy!
Demi Allah, tak pernah aku sebagai teman
duduk kalian disakiti orang selama ini. berbahagia
Bagaimana sikap kalian kalau ini terjadi?‖ Hai ummat, walau menurut katamu daku
ini sesat
Maka berkatalah salah seorang di antara daku ‗kan tetap dalam Agama Rasul,
mereka: ―Si tolol ini telah Muhammad
meninggalkan agama kita . . . ! Jadi tak Dan tujuanku tiada lain hanyalah Allah
usah digubris apa ucapannya!‖ dan Agama yang haq
Walaupun lawan berbuat aniaya dan
Utsman membalas ucapannya itu hingga di semena-mena‖.
antara mereka tejadi pertengkaran. Orang
itu tiba-tiba bangkit mendekati Utsman Demikian Utsman bin Mazh‘un
lalu meninjunya hingga tepat mengenai memberikan contoh dan teladan utama
matanya, sementara Walid bin Mughirah yang memang layak dan sewajarnya.. . . .
masih berada di dekat itu dan menyaksikan Dan demikianlah pula lembaran kehidupan
apa yang terjadi. ini menyaksikan suatu pribadi utama yang
telah menyemarakkan wujud ini dengan
Maka katanya kepada Utsman: ―Wahai ke- harum semerbak disebabkan pendiriannya
ponakanku, jika matamu kebal terhadap yang luar biasa dan kata-kata bersayapnya
bahaya yang menimpa, maka sungguh, yang abadi dan mempesona:
benteng perlindunganmu amat tangguh …
!‖ ―Demi Allah, sesungguhnya
sebelah mataku yang sehat ini amat
Ujar Utsman: ―Tidak, bahkan mataku yang membutuhkan pukulan yang telah dialami
sehat ini amat membutuhkan pula pukulan saudaranya di jalan Allah . . . ! Dan
yang telah dialami saudaranya di jalan sungguh, saat ini saya berada dalam
Allah . . . ! Dan sungguh wahai Abu Abdi perlindungan Allah yang lebih kuat dan
Syamas, saya berada dalam perlindungan lebih mampu daripadamu … !‖
Allah yang lebih kuat dan lebih mampu
daripadamu I‖ Dan setelah dikembalikannya
―Ayohlah Utsman‖, kata Walid pula, ―jika perlindungan. kepada Walid, Maka
kamu ingin, kembalilah masuk ke dalam Utsman menemui siksaan dari orang-orang
perlindunganku … !‖ Quraisy. Tetapi dengan itu ia tidak merana,
―Terima kasih . . .!‖ ujar Ibnu sebaliknya bahagia, sungguh-sungguh
Mazh‘un bahagia … !
menolak tawaran itu.
Siksaan itu tak ubahnya bagai api yang
Ibnu Mazh‘un meninggalkan tempat itu, menyebabkan keimanannya menjadi
tempat terjadinya .peristiwa tersebut matang dan bertambah murni ….
dengan mata yang pedih dan kesakitan,
tetapi jiwanya yang besar memancarkan Demikianlah, ia maju ke depan bersama
keteguhan hati dan kesejahteraan serta saudara-saudara yang beriman, tidak
penuh harapan gentar oleh ancaman, dan tidak mundur
oleh bahaya … !
Di tengah jalan menuju rumahnya dengan
gembira ia mendendangkan pantun ini: Utsman melakukan hijrah pula ke
Madinah, hingga tidak diusik lagi oleh
―Andaikata dalam mencapai ridla Abu Lahab, Umayah, ‗Utbah atau oleh
Ilahi Mataku ditinju tangan jahil orang gembong-gembong lainnya yang telah
mulhidi Maka Yang Maha Rahman telah sekian lama menyebabkan mereka tak
menyediakan imbalannya
Karena siapa yang diridlai-Nya pasti
dapat menidurkan mata di malam hari, dan menerus dan tasbih yang tiada henti-
bergerak bebas di siang hari. hentinya.

la berangkat ke Madinah bersama Rupanya ia setelah merasakan manisnya


rombongan shahabat-shahabat utama yang keasyikan beribadat itu, ia pun bermaksud
dengan keteguhan dan ketabahan hati hendak memutuskan hubungan dengan
mereka telah lulus dalam ujian yang telah segala kesenangan dan kemewahan dunia.
mencapai puncak kesulitan dan
kesukarannya, dan dari pintu gerbang yang Ia tak hendak memakai pakaian kecuali
luas dari kota itu nanti mereka akan yang kasar, dan tak hendak makan
melanjutkan pengembaraan ke seluruh makanan selain yang amat bersahaja.
pelosok bumi, membawa dan mengibarkan
panji-panji Ilahi, serta menyampaikan Pada suatu hari ia masuk masjid, dengan
berita gembira dengan kalimat-kalimat dan pakaian usang yang telah sobek-sobek
ayat-ayat petunjuk-Nya …. yang ditambalnya dengan kulit unta,
sementara Rasulullah sedang duduk-duduk
Dan di kota hijrah Madinah. al- bersama para shahabatnya. Hati Rasulullah
Munawwarah itu tersingkaplah pun bagaikan disayat melihat itu, begitu
kepribadian yang sebenarnya dari Utsman juga para shahabat, air mata mereka
bin Mazh‘un, tak ubah bagai batu permata mengalir karenanya. Maka tanya
yang telah diasah, dan ternyatalah Rasulullah saw. kepada mereka:
kebesaran jiwanya yang istimewa. Kiranya
ia seorang ahli ibadah, seorang zahid, yang ―Bagaimana pendapat kalian, bila kalian
mengkhususkan diri dalam beribadah dan punya pakaian satu stel untuk pakaian
mendekatkan diri kepada Hahi . . . . pagi dan sore hari diganti dengan stelan
lainnya . . . kemudian disiapkan di depan
Dan ternyata bahwa ia adalah orang suci kalian suatu perangkat wallah makanan
dan mulia lagi bijaksana, yang tidak sebagai ganti perangkat lainnya yang
mengurung diri untuk tidak menjauhi telah diangkat . .. serta kalian dapat me-
kehidupan duniawi, tetapi orang suci luar nutupi rumah-rumah kediaman kalian
biasa yang mengisi kehidupannya dengan sebagaimana Ka‘bah bertutup … ?
amal dan karya serta jihad dan berjuang di
jalan Allah …. ―Kami ingin hal itu dapat terjadi, wahai
Rasulullah ujar mereka, ―hingga kita
Memang, ia adalah seorang rahib di larut dapat mengalami hidup ma‘mur dan
malam, dan orang berkuda di waktu siang, bahagia … !‖
bahkan ia adalah seorang rahib baik di
waktu siang maupun di waktu malam, dan Maka sabda Rasulullah saw. pula:
di samping itu sekaligus juga orang ―Sesungguhnya hal itu telah terjadi . .. !
berkuda yang berjuang siang dan malam Keadaan kalian sekarang ini lebih baik
…! dari keadaan kalian waktu lalu …
Dan jika para shahabat Rasulullah saw. Tetapi Ibnu Mazh‘un yang turut
apalagi di kala itu, semua berjiwa zuhud mendengar percakapan itu bertambah
dan gemar beribadat, tetapi Ibnu Mazh‘un tekun menjalani kehidupan yang bersahaja
memiliki ciri-ciri khash . . . . Dalam zuhud dan menghindari sejauh-jauhnya
dan ibadatnya ia amat . tekun dan kesenangan dunia … !
mencapai puncak tertinggi, hingga corak
kehidupannya, baik siang maupun malam Bahkan sampai-sampai kepada menggauli
dialihkannya menjadi shalat yang terus- isterinya ia tak hendak dan menahan diri,
seandainya hal itu tidak diketahui oleh
Rasulullah saw. yang segera memanggil
dan menyampaikan kepadanya:

―Sesungguhnya keluargamu itu


I
mempunyai hak atas dirimu …. ―

Ibnu Mazh‘un amat disayangi oleh


Rasulullah saw………………. Dan tatkala
ruhnya yang suci itu berkemas-kemas
hendak berangkat, hingga dengan
demikian ia merupakan orang muhajirin
pertama yang wafat di Madinah, dan yang
mula-mula merintis jalan menuju surga,
maka Rasulullah saw. berada di sisinya.

Rasulullah saw. membungkuk menciumi


kening Ibnu Mazh‘un serta membasahi
kedua pipinya dengan air yang berderai
dari kedua mata beliau yang diliputi santun
dan duka cita hingga di saat kematiannya.
Wajah Utsman tampak bersinar gilang-
gemilang ….

Dan bersabdalah Rasulullah saw. melepas


shahabatnya yang tercinta itu:

―Semoga Allah memberimu rah mat,


wahai Abu Saib Kamu pergi meninggalkan
dunia, tak satu keuntungan pun yang kamu
peroleh daripadanya, serta tak satu
kerugian pun yang dideritanya
daripadamu.‖

Dan sepeninggal shahabatnya, Rasulullah


yang amat penyantun itu tidak pernah
melupakannya, selalu ingat dan
memujinya …. Bahkan untuk melepas
puteri beliau Rukayah, Yakni ketika
nyawanya hendak melayang, adalah kata-
kata berikut:

―Pergilah susul pendahulu kita yang


pilihan. Utsman bin Mazh‘un … I‖
ZAID BIN HARITSAH waktunya bagi Haritsah untuk meng-
TAK ADA ORANG YANG LEBIH ucapkan selamat jalan bagi putera dan
DICINTAINYA DARIPADA isterinya ….
RASULULLAH
Demikianlah, ia melepas isteri dan
Rasulullah saw. berdiri melepas anaknya dengan air mata berlinang. Lama
balatentara Islam yang akan berangkat ia diam terpaku di tempat berdirinya
menuju medan perang Muktah, melawan sampai keduanya lenyap dari pandangan.
orangorang Romawi. Beliau Haritsah merasakan hatinya tergoncang,
mengumumkan tiga nama yang akan seolah-olah tidak berada di tempatnya
memegang pimpinan dalam pasukan yang biasa. la hanyut dibawa perasaan
secara berurutan, sabdanya: ―Kalian seolah-olah ikut berangkat bersama
semua berada di bawah pimpinan Zaid bin rombongan kafilah.
Haritsah! Seandainya ia tewas, pimpinan
akan diambil alih oleh Jafar bin Abi Setelah beberapa lama Su‘da berdiam
Thalib; dan seandainya Jafar tewas Pula, bersama kaum keluarganya di kampung
maka komando hendaklah dipegang oleh Bani Ma‘an, hingga di suatu hari, desa itu
Abdullah ibnul Rawahah‖. dikejutkan oleh serangan gerombolan
perampok badui yang menggerayangi desa
Siapakah Zaid bin Haritsah itu? tersebut.
Bagaimanakah orangnya? siapakah pribadi
yang bergelar ―Pencinta Rasulullah itu? Kampung itu habis porak poranda, karena
‖ tampang dan perawakannya biasa saja, tak dapat mempertahankan diri. Semua
pendek dengan kulit coklat kemerah- milik yang berharga dikuras habis dan
merahan, dan hidung yang agak pesek. penduduk yang tertawan digiring oleh para
Demikian yang dilukiskan oleh ahli perampok itu sebagai tawanan, termasuk si
sejarah dan riwayat. Tetapi sejarah kecil Zaid bin Haritsah. Dengan perasaan
hidupnya hebat dan besar. duka kembalilah ibu Zaid kepada
suaminya seorang diri.
Sudah lama sekali Su‘da isteri Haritsah
berniat hendak berziarah ke kaum Demi Haritsah mengetahui kejadian
keluarganya di kampung Bani Ma‘an. Ia tersebut, ia pun jatuh tak sadarkan diri.
sudah gelisah dan seakan-akan tak shabar Dengan tongkat di pundaknya ia berjalan
lagi menunggu waktu keberangkatannya. mencari anaknya. Kampung demi
Pada suatu pagi yang cerah, suaminya kampung diselidikinya, padang pasir
ialah ayah Zaid, mempersiapkan dijelajahinya. Dia bertanya pada kabilah
kendaraan dan perbekalan untuk keperluan yang lewat, kalaukalau ada yang tahu
itu. Kelihatan Su‘da sedang menggendong tentang anaknya tersayang dan buah
anaknya yang masih kecil, Zaid bin hatinya ―Zaid‖. Tetapi usaha itu
Haritsah. Di waktu ia akan menitipikam tidak berhasil. Maka bersyairlah ia
isteri dan anaknya kepada rombongan menghibur diri sambil menuntun untanya,
kafilah yang akan berangkat bersama yang diucapkannya dari lubuk perasaan
dengan isterinya, dan ia harus menunaikan yang haru:
tugas pekerjaannya, menyelinaplah rasa
sedih di hatinya, disertai perasaan aneh, ―Kutangisi Zaid, ku tak tahu apa yang
menyuruh agar ia turut serta mendampingi telah terjadi,
anak dan isterinya. Akhirnya perasaan
gundah itu hilang jua. Kafilah pun mulai Dapatkah ia diharapkan hidup, atau telah
bergerak memulai perjalanannya mati? Demi Allah ku tak tahu, sungguh
meninggalkan kampung itu, dan aku hanya bertanya.
tibalah
Apakah di lembah ia celaka atau di bukit dengan Zaid di Mekah. Mereka
ia binasa? Di kala matahari terbit ku menyampaikan kerinduan ayah bundanya
terkenang padanya. kepadanya. Zaid balik menyampaikan
pesan salam serta rindu dan hormatnya
Bila surya terbenam ingatan kembali kepada kedua orang tuanya. Katanya
menjelma. tiupan angin yang kepada para hujjaj atau jemaah haji itu,
membangkitkan kerinduan pula, tolong beritakan kepada kedua orang
tuaku, bahwa aku di sini tinggal bersama
Wahai, alangkah lamanya duka nestapa, seorang ayah yang paling mulia.
diriku jadi merana
Begitu ayah Zaid mengetahui di mana
Perbudakan sudah berabad-abad dianggap anaknya berada, segera ia mengatur
sebagai suatu keharusan yang dituntut oleh perjalanan ke Mekah, bersama seorang
kondisi masyarakat pada zaman itu. Begitu saudaranya. Di Mekah keduanya langsung
terjadi di Athena Yunani, begitu di kota menanyakan di mana rumah Muhammad
Roma, dan begitu pula di seantero dunia, al-Amin (Terpercaya). Setelah berhadapan
dan tidak terkecuali di jazirah Arab muka dengan Muhammad saw., Haritsah
sendiri. berkata: ―Wahai Ibnu Abdil Mutthalib . .. ,
wahai putera dari pemimpin kaumnya!
Syandan di kala kabilah perampok yang Anda termasuk penduduk Tanah Suci yang
menyerang desa, Bani Ma‘an berhasil biasa membebaskari orang tertindas, yang
dengan rampokannya, mereka pergi suka memberi makanan para tawanan …
menjualkan barang-barang dan tawanan Kami datang ini kepada anda hendak
hasil rampokannya ke pasar ‗Ukadz yang meminta anak kami. Sudilah kiranya
sedang berlangsung waktu itu. Si kecil menyerahkan anak itu kepada kami dan
Zaid dibeli oleh Hakim bin Hizam dan bermurah hatilah menerima uang
pada kemudian harinya ia memberikannya tebusannya seberapa adanya?‖
kepada bibinya Siti Khadijah. Pada waktu
itu Khadijah radliyallahu ‗anha telah Rasulullah sendiri mengetahui benar
menjadi isteri Muhammad bin Abdillah bahwa hati Zaid telah lekat dan terpaut ‗
(sebelum diangkat menjadi Rasul dengan kepadanya, tapi dalam pada itu merasakan
turunnya wahyu yang pertama). Sementara pula hak seorang ayah terhadap anaknya.
pribadinya yang agung, telah Maka kata Nabi kepada
memperlihatkan segala sifat-sifat
kebesaran yang istimewa, yang ―Panggillah Zaid itu ke sini, suruh
dipersiapkan Allah untuk kelak dapat ia memilih sendiri. Seandainya dia
diangkat-Nya sebagai Rasul-Nya. memilih anda, maka akan saya kembalikan
kepada anda tanpa tebusan. Sebaliknya
Selanjutnya Khadijah memberikan jika ia memilihku, maka demi Allah aku
khadamnya Zaid sebagai pelayan bagi tak hendak menerima tebusan dan tak akan
Rasulullah. Beliau menerimanya dengan menyerahkan orang yang telah
segala senang hati, lalu segera memilihku!‖
memerdekakannya. Dari pribadinya yang
besar dan jiwanya yang mulia, Zaid diasuh Mendengar ucapan Muhammad saw. yang
dan dididiknya dengan segala kelembutan demikian, wajah Haritsah berseri-seri
dan kasih sayang seperti terhadap anak, kegembiraan, karena tak disangkanya
sendiri. sama sekali kemurahan hati seperti itu, lalu
ucapnya: ―Benar-benar anda telah
Pada salah satu musim haji, sekelompok menyadarkan kami dan anda beri pula
orang-orang dari desa Haritsah berjumpa keinsafan di balik kesadaran itu!‖
Kemudian Nabi menyuruh seseorang Rasulullah telah mengangkat Zaid sebagai
untuk memanggil Zaid. Setibanya di anak angkat, maka menjadi terkenallah ia
hadapannya, beliau langsung bertanya: di seluruh Mekah dengan nama
―Tahukah engkau siapa orang-orang ini?
‖ ―Zaid bin Muhammad‖ … .
―Ya, tahu‖, jawab Zaid, ―Yang ini ayahku
sedang yang seorang lagi adalah Di suatu hari yang cerah seruan wahyu
pamanku‖. yang pertama datang kepada sayidina
Muhammad:
Kemudian Nabi mengulangi lagi apa yang
telah dikatakannya kepada ayahnya tadi, Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu
yaitu tentang kebebasan memilih orang Yang telah menciptakan! Ia telah
yang disenanginya. menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang
Tanpa berfikir panjang, Zaid menjawab: Maha Pemurah, yang telah mengajari
―Tak ada orang pilihanku kecuali anda! manusia dengan kalam (pena). Mengajari
Andalah ayah, dan andalah pamanku!‖ manusia apa-apa yang tidak diketahuinya.

Mendengar itu, kedua mata Rasul basah (Q.S. 96 al-‘Alaq; 1 — 5) Kemudian susul-
dengan air mata, karena rasa syukur dan menyusul datang wahyu kepada Rasul
haru. Lalu dipegangnya tangan Zaid, dengan kalimatnya:
dibawanya ke pekarangan Ka‘bah, tempat
orang-orang Quraisy sedang banyak Wahai orang yang berselimut! Bangunlah
berkumpul, lalu serunya: (siapkan diri), sampaikan peringatan
(ajaran Tuhan). Dan agungkan
―Saksikan oleh kalian semua, bahwa Tuhanmu. (Q.S. 74 al-Muddattsir- 1
mulai saat ini, Zaid adalah anakku . . . —
yang akan menjadi ahli warisku dan aku 3)
jadi ahli warisnya ―.
Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang
Mendengar itu hati Haritsah seakan-akan diturunkan kepadamu dari Tuhanmu! Dan
berada di awangawang karena sukacitanya, jika tidak kamu laksanakan, berarti kamu
sebab ia bukan saja telah menemukan tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan
kembali anaknya bebas merdeka tanph Allah akan melindungimu dari (kejahatan)
tebusan, malah sekarang diangkat anak manusia. Sesungguhnya Allah tidak
pula oleh seseorang yang termulia dari memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.
suku Quraisy yang terkenal dengan
sebutan ―Ash-Shadiqul Amin‖, — (Q.S. 5 al-Maidah: 67)
Orang lurus Terpercaya —, keturunan
Bani Hasyim, tumpuan penduduk kota Maka tak lama setelah Rasul memikul
Mekah seluruhnya. tugas kerasulannya dengan turunnya
wahyu itu, jadilah Zaid sebagai orang yang
Maka kembalilah ayah Zaid dan pamannya kedua masuk Islam . . . , bahkan ada yang
kepada kaumnya dengan hati tenteram, mengatakan sebagai orang yang pertama.
meninggalkan anaknya pada seorang
pemimpin kota Mekah dalam keadaan Rasul sangat sayang sekali kepada Zaid.
aman sentausa, yakni sesudah sekian lama Kesayangan Nabi itu memang pantas dan
tidak mengetahui apakah ia celaka wajar, disebabkan kejujurannya yang tak
terguling di lembah atau binasa terkapar di ada tandingannya, kebesaran jiwanya,
bukit. kelembutan dan kesucian hatinya, disertai
terpelihara lidah dan tangannya.
Semuanya itu atau yang lebih dari itu berbagai bakat yang baik dan cara hidup
menyebabkan Zaid punya kedudukan Yang suci, jujur dan direstui Allah ….
tersendiri sebagai ―Zaid
Kesayangan‖ sebagaimana yang telah Rasulullah saw. menikahkan Zaid dengan
dipanggilkan shahabat-shahabat Rasul Zainab anak bibinya. Ternyata kemudian
kepadanya. Berkatalah Saiyidah Aisyah kesediaan Zainab memasuki tangga
r.a.: ―Setiap Rasulullah mengirimkan perkawinan dengan Zaid, hanya karena
suatu pasukan yang disertai oleh Zaid, rasa enggan menolak anjuran dan syafa‘at
pastilah ia yang selalu diangkat Nabi jadi Rasulullah, dan karena tak sampai hati
pemimpinnya. Seandainya ia masih hidup menyatakan enggan terhadap Zaid sendiri.
sesudah Rasul, tentulah ia akan Kehidupan rumah tangga dan perkawinan
diangkatnya sebagai khalifah!‖ mereka yang tak dapat bertahan lama,
karena tiadanya tali pengikat yang kuat
Sampai ke tingkat inilah kedudukan Zaid yaitu cinta yang ikhlas karena Allah dari
di sisi Rasulullah saw. Siapakah Zainab, sehingga berakhir dengan per-
sebenarnya Zaid ini? ceraian. Maka Rasulullah saw. mengambil
tanggung jawab terhadap rumah tangga
Ia sebagai yang pernah kita katakan, Zaid yang telah pecah itu. Pertama
adalah seorang anak yang pernah ditawan, merangkul Zainab dengan menikahinya
diperjual-belikan, lalu dibebaskan Rasul sebagai isterinya, kemudian mencarikan
dan dimerdekakannya. Ia seorang laki-laki isteri baru bagi Zaid dengan
yang berperawakan pendek, berkulit coklat mengawinkannya dengan Ummu Kaltsum
kemerahan, hidung pesek tapi ia adalah binti ‗Uqbah.
manusia yang berhati mantap dan teguh
serta berjiwa merdeka. Dan karena itulah Disebabkan peristiwa tersebut diatas
ia mendapat tempat tertinggi di dalam terjadi kegoncangan dalam masyarakat
Islam dan di hati Rasulullah saw. Karena kota Madinah. Mereka melemparkan
Islam dan Rasulnya tidak sedikit juga kecaman, kenapa Rasul menikahi bekas
mementingkan gelar kebangsawanan dan isteri anak angkatnya?
turunan darah, dan tidak pula menilai
orang dengan predikat-predikat Tantangan dan kecaman ini dijawab Allah
lahiriahnya, Maka di dalam keluasan dengan wahyuNya, yang membedakan
faham Agama besar inilah cemerlangnya antara anak angkat dan anak kandung atau
nama-nama seperti Bilal, Shuhaib, anak adaptasi dengan anak sebenarnya,
‗Ammar, Khabbab, Usamah dan Zaid. sekaligus membatalkan adat kebiasaan
Mereka semua punya kedudukan yang yang berlaku selama itu. Pernyataan
gemilang, baik sebagai orang-orang shaleh wahyu itu berbunyi sebagai berikut:
maupun sebagai pahlawan perang.
Muhammad bukanlah bapak dari seorang
Dengan tandas Islam telah laki-laki (yang ada bernama) kalian.
mengumandangkan dalam kitab sucinya Tetapi ia adalah Rasul Allah dan Nabi
al-Quranul Karim tentang nilai-nilai hidup: penutup. (Q.S. 33 a]-Ahzab: 40)

―Sesungguhnya semulia-mulia kalian di Dengan demikian kembali Zaid dipanggil


sisi Allah, ialah yang paling taqwa!‖ (Q.S. dengan namanya semula ―Zaid bin
49 al-Hujurat: 13) Haritsah‖.

Islamlah Agama yang membukakan segala Dan sekarang ….


pintu dan jalan untuk mengembangkan
Tahukah anda bahwa kekuatan Islam yang suatu daerah yang bernama Masyarif,
pernah maju ke medan perang ―Al-Jumuh‖ sedang lasykar Islam mengambil posisi. di
komandannya adalah Zaid bin Haritsah? dekat suatu negeri kecil yang bernama
Dan kekuatan-kekuatan lasykar Islam yang Muktah, yang jadi nama pertempuran ini
bergerak maju ke medan pertempuran at- sendiri.
Tharaf, al-‘Ish, al-Hismi dan lainnya,
panglima pasukannya, adalah Zaid bin Rasulullah saw. mengetahui benar arti
Haritsah juga? Begitulah sebagaimana penting dan bahayanya peperangan ini.
yang pernah kita dengar dari Ummil Olen sebab itu beliau sengaja memilih tiga
Mu‘minin ‗Aisyah r.a. tadi: .‖Setiap Nabi orang panglima perang yang di waktu
mengirimkan Zaid . dalam suatu pasukan, malam bertaqarrub mendekatkan diri
pasti ia yang diangkat jadi pemimpinnya!‖ kepada Ilahi, sedang di Siang hari sebagai
-

pendekar pejuang pembela Agama. tiga


Akhirnya datanglah perang Muktah yang orang pahlawan yang siap menggadaikan
terkenal itu …. Adapun orang-orang jiwa raga mereka kepada Allah, mereka
Romawi dengan kerajaan mereka yang yang tiada berkeinginan kembali, yang
telah tua bangka, secara diam-diam mulai bercita-cita mati syahid dalam perjuangan
cemas dan takut terhadap kekuatan Islam, menegakkan kalimah Allah. Mengharap
bahkan mereka melihat adanya bahaya semata-mata ridla Ilahi dengan menemui
besar yang dapat mengancam keselamatan wajah-Nya Yang Maha Mulia kelak ….
dan wujud mereka. Terutama di daerah
jajahan mereka Syam (Syria) yang Mereka yang bertiga secara berurutan
berbatasan dengan negara dari Agama baru memimpin tentara itu ialah: Pertama Zaid
ini, yang senantiasa bergerak maju dalam bin Haritsah, kedua Ja‘far bin Abi Thalib
membebaskan negara-negara tetangganya dan ketiga ‗Abdullah bin Rawahah, moga-
dari cengkeraman penjajah. Bertolak dari moga Allah ridla kepada mereka dan
pikiran demikian, mereka hendak menjadikan mereka ridla kepada-Nya,
mengambil Syria sebagai batu loncatan serta Allah meridlai pula seluruh shahabat-
untuk menaklukkan jazirah Arab dan shahabat yang lain ….
negeri-negeri Islam.
Begitulah apa yang kita saksikan di
Gerak-gerik orang-orang Romawi dan permulaan ceritera ini, sewaktu berangkat
tujuan terakhir mereka yang hendak Rasul berdiri di hadapan pasukan tentara,
menumpas kekuatan Islam dapat tercium Islam yang hendak berangkat itu. Rasul
oleh Nabi. sebagai seorang ahli strategi, melepas mereka dengan amanat:
Nabi memutuskan untuk mendahului ―Kalian harus tunduk kepada Zaid bin
mereka dengan serangan mendadak Haritsah sebagai pimpinan, seandainya ia
daripada diserang di daerah sendiri, dan gugur pimpinan dipegang oleh Ja‘far bin
menyadarkan mereka akan keampuhan Abi Thalib, dan seandainya Ja‘far gugur
perlawanan Islam. pula, maka tempatnya diisi oleh ‗Abdullah
bin Rawahah!‖
Demikianlah, pada bulan Jumadil Ula,
tahun yang kedelapan Hijrah. tentara Islam Sekalipun Ja‘far bin Abi Thalib adalah
maju bergerak ke Balqa‘ di wilayah Syam. orang yang paling dekat kepada Rasul dari
Demi mereka sampai di perbatasannya, segi hubungan keluarga, sebagai anak,
mereka dihadapi oleh tentara Romawi pamannya sendiri . . . . Sekalipun
yang dipimpin oleh Heraklius, dengan keberanian ketangkasannya tak diragukan
mengerahkan juga kabilah-kabilah atau lagi, kebangsawanan dan turunannya
suku-suku badui yang diam di perbatasan. begitu pula, namun ia hanya sebagai orang
Tentara Romawi mengambil tempat di kedua sesudah Zaid, sebagai panglima
pengganti, sedangkan Zaid beliau angkat (Q.S. 9 at-Taubah: 111)
sebagai panglima pertama pasukan.
Zaid tak sempat melihat pasir Balqa‘,
Beginilah contoh dan teladan yang bahkan tidak pula keadaan bala tentara
diperlihatkan Rasul dalam mengukuhkan Romawi, tetapi ia langsung melihat ke-
suatu prinsip. Bahwa Islam sebagai suatu indahan taman-taman surga dengan
Agama baru mengikis habis segala dedaunannya yang hijau berombak laksana
hubungan lapuk yang didasarkan pada kibaran bendera, yang memberitakan
darah dan turunan atau yang ditegakkan kepadanya, bahwa itulah hari istirahat dan
atas yang, bathil dan rasialisme, kemenangannya.
menggantinya dengan hubungan baru yang
dipimpin oleh hidayah Ilahi yang berpokok la telah terjun ke medan laga dengan
kepada hakekat kemanusiaan …. menerpa, menebas, membunuh atau
dibunuh. Tetapi ia tidaklah memisahkan
Dan seolah-olah Rasul telah mengetahui kepala musuh-musuhnya, ia hanyalah
secara ghaib tentang pertempuran yang membuka pintu dan menembus dinding,
akan berlangsung, beliau mengatur dan me yang menghalanginya ke kampung
netapkan susunan panglimanya dengan y
kedamaian, surga ang kekal di sisi Allah
tertib berurutan: Zaid, lalu Ja‘far, ….
kemudian Ibnu Abi Rawahah. Ternyata
ketiga mereka menemui Tuhannya sebagai Ia telah menemui tempat peristirahatannya
syuhada sesuai dengan urutan itu pula! yang akhir. Rohnya yang melayang dalam
perjalanannya ke surga tersenyum bangga
Demi Kaum Muslimin melihat tentara melihat jasadnya yang tidak berbungkus
Romawi yang jumlahnya menurut taksiran sutera dewangga, hanya berbalut darah
tidak kurang dari 200.000 orang, suatu suci yang mengalir di jalan Allah.
jumlah yang tak mereka duga sama sekali,
mereka terkejut. Tetapi kapankah Senyumnya semakin melebar dengan
pertempuran yang didasari iman tenang penuh nikmat, karena melihat
mempertimbangkan jumlah bilangan? panglima yang kedua Ja‘far melesit maju
ke depan laksana anak panah lepas dari
Ketika itulah … di sana, mereka maju busurnya, untuk menyambar panji-panji
terus tanpa gentar, tak perduli dan tak yang akan dipanggulnya sebelum jatuh ke
menghiraukan besarnya musuh . . . . Di tanah ….
depan sekali kelihatan dengan tangkasnya
mengendarai kuda, panglima mereka Zaid,
sambil memegang teguh panji-panji
Rasulullah saw. maju menyerbu laksana
topan, di celah-celah desingan anak panah,
ujung tombak dan pedang musuh. Mereka
bukan hanya sernata-mata mencari
kemenangan, tetapi lebih dari itu mereka
mencari apa yang telah dijanjikan Allah,
yakni tempat pembaringan di sisi Allah,
karena sesuai dengan firman-Nya:

Sesungguhnya Allah telah membeli jiwa


dan harta orangorang Mu min dengan
surga sebagai imbalannya.
JA‟FAR BIN ABI THALIB memikirkan kapan waktu penderitaan itu
JASMANI -MAUPUN berakhir. Sewaktu Rasulullah memilih
PERANGAINYA MIRIP shahabat-shahabatnya yang akan hijrah ke
RASULULLAH Habsyi (Ethiopia), maka tanpa berfikir
panjang Ja‘far bersama isterinya tampil
Perhatikan kemudaannya yang gagah mengemukakan diri, hingga tinggal di sana
tampan serta berwibawa . . . . Perhatikan selama beberapa tahun. Di sana mereka
warna kulitnya yang cerah bercahaya dikaruniai Allah tiga orang anak yaitu:
Perhatikan kelemah lembutannya, sopan Muhammad, Abdullah dan ‗Auf.
santun, kasih sayangnyaj kebaikannya,
kerendahan hati serta ketaqwaannya Selama di Ethiopia, maka Ja‘far bin Abi
.... Thaliblah yang tampil menjadi juru bicara
yang lancar dan sopan, serta cocok
Perhatikan keberaniannya yang tak kenal menyandang nama Islam dan utusannya.
takut, kepemurahannya yang tak kenal Demikian adalah hikmat Allah yang tidak
batas. Perhatikan kebersihan hidup dan ternilai yang telah dikaruniakan
kesucian jiwanya. Perhatikan kejujuran kepadanya, berupa hati yang tenang, akal
dan amanahnya …. fikiran yang cerdas, jiwa yang mampu
membaca situasi dan kondisi serta lidah
Lihatlah, pada dirinya bertemu segala yang fasih.
pokok kebaikan, keutamaan dan
kebesaran. Dan sekalipun saat-saat pertempuran
Muktah yang dihadapinya kemudian
Anda jangan heran tercengang, karena sampai ia gugur sebagai salah seorang
anda sekarang berada di hadapan seorang syuhada, merupakan saatnya yang
manusia yang mirip dengan Rasulullah terdahsyat, teragung dan terabadi, tetapi
dalam ujud tubuh dan tingkah laku atau hari-hari berdialog yang dilakukannya
budi pekertinya. Anda berada di muka dengan Negus, tak kurang dahsyat dan
seseorang yang telah diberi gelar oleh seramnya, bahkan tak kurang hebat nilai
Rasul sendiri sebagai ―Bapak si martabatnya . . .. Sungguh hari itu adalah
miskin‖. Anda berhadapan dengan hari istimewa dan penampilan yang
seseorang yang diberi gelar ―Si Bersayap mempesona ….
dua di surga‖. Anda di muka ―Si
Burung surga‖ yang selalu berkicau. Peristiwa tersebut terjadi, karena Kaum
Siapakah itu …? Itulah Ja‘far bin Abi Muslimin hijrahnya ke Ethiopia, membuat
Thalib! Salah seorang pelopor ternama kaum Quraisy tak pernah senang dan diam,
Islam. Perintis utama yang terkemuka, di bahkan menambah membangkitkan
antara orangorang yang telah melibatkan kemarahan dan rasa dengki mereka,
seluruh kehidupannya dan memiliki saham bahkan mereka sangat takut dan cemas
besar dalam menempa hati nurani kalaukalau Kaum Muslimin di tempatnya
kehidupan …. yang baru ini, menjadi bertambah kuat dan
jumlahnya semakin banyak.
Ia datang kepada Rasulullah saw.
memasuki Agama Islam, dengan Bahkan bila kesempatan berkembang dan
mengambil kedudukan tinggi di antara bertambah kuat ini tidak sampai terjadi,
mereka yang sama-sama pertama kali mereka tetap tidak merasa puas, di-
beriman. Ikut pula isterinya Amma binti sebabkan orang-orang Islam itu lepas dari
‗Umais menganut Islam pada hari yang tangan dan terhindar dari penindasan
sama. Keduanya selaku suami isteri ikut mereka, dan tentulah mereka akan menetap
menanggung derita, dengan seluruh di sana dengan harapan dan masa depan
keberanian dan ketabahan tanpa
yang gemilang, yang akan melegakan jiwa pemimpin agama dengan membawa
Muhammad saw. dan lapangnya dada hadiah-hadiah besar yang dibagi-
Islam. bagikannya kepada mereka. Kemudian
mereka kirim pula hadiah-hadiah kepada
Karena itulah para pemimpin Quraisy Negus. Demikianlah keduanya terus-
mengirimkan dua orang utusan terpilih menerus membangkitkan dendam
pada kaisar (Negus), lengkap dengan kebencian di antara para pendeta.
membawa hadiah-hadiah yang sangat Keduanya berharap dengan sokongan
berharga dari kaum Quraisy, kedua utusan moril para pendeta itu, Negus akan
ini menyampaikan harapan Quraisy agar mengusir Kaum Muslimin keluar dari
Negus mengusir Kaum Muslimin yang negerinya.
hijrah dan datang melindungkan ,diri itu
keluar dari negerinya dan menyerahkannya Demikianlah, hari-hari di saat keduanya
kepada mereka. Dua utusan yang datang akan menghadap kaisar sudah ditetapkan.
itu ialah Abdullah bin Abi Rabi‘ah dan Dan Kaum Muhajirin pun diundang untuk
Amar bin ‗Ash, yang keduanya di waktu menghadapi dendam kesumat Quraisy
itu belum lagi masuk Islam. yang masih hendak melakukan muslihat
keji dan menimpakan siksaan kepada
Negus yang waktu itu bertakhta di mereka ….
singgasana Ethiopia, adalah seorang tokoh
yang mempunyai iman yang kuat. Dalam Dengan air muka yang jernih berwibawa,
lubuk hatinya, ia menganut agama Nasrani dan kerendahan hati yang penuh pesona,
secara murni dan padu, jauh dari baginda Negus pun duduklah di atas kursi
penyelewengan dan lepas dari fanatik buta kebesarannya yang tinggi, dikelilingi oleh
dan menutup diri. Nama baiknya telah para pembesar gereja dan agama serta
tersebar ke mana-mana, dan perjalanan lingkungan terdekat istana. Di hadapannya
hidupnya yang adil telah melampaui batas di atas suatu ruangan luas duduk pula
negerinya. Oleh karena inilah Rasulullah Kaum Muhajirin Islam, yang diliputi oleh
saw. memilih negerinya menjadi ketenteraman dari Allah dan dilindungi
oleh rahmat-Nya.
tempat hijrah bagi shahabat-shahabatnya,
,
dan karena ini pulalah kaum kafir Quraisy Kedua utusan kaum Quraisy berdiri
merasa khawatir kalau-kalau maksud dan mengulangi tuduhan mereka yang pernah
tipu muslihat mereka jadi gagal dan tidak mereka lontarkan terhadap Kaum
berhasil. Dari itu kedua utusannya dibekali Muslimin di hadapan kaisar pada suatu
sejumlah hadiah besar yang berharga pertemuan khusus yang disediakan oleh
untuk pembesar-pembesar agama dan kaisar sebelum pertemuan besar yang
pejabat gereja di sana. menegangkan ini:

Pemimpin-pemimpin Quraisy menasihati ―Baginda Raja yang mulia.


kedua utusannya agar mereka jangan Telah menyasar ke negeri paduka orang-
menghadap kaisar dulu sebelum orang bodoh dan tolol. Mereka tinggalkan
memberikan ,hadiah-hadiah kepada Patrik agama nenek moyang mereka, tapi tidak
dan Uskup, dengan tujuan agar Para pula hendak memasuki agama paduka.
pendeta itu merasa puas dan berfihak Bahkan mereka datang membawa Agama
kepada mereka, dan agar orang-orang itu baru yang mereka ada-adakan, yang tak
menyokong tuntutan mereka di hadapan pernah kami kenal, dan tidak pula oleh
kaisar kelak. Kedua utusan itu pun paduka. Sungguh, kami telah diutus oleh
sampailah ketempat tujuan mereka, orang- orang mulia dan terpandang di
Ethiopia. Mereka menghadap pemimpin- antara bangsa dan bapak-bapak mereka,
paman-
paman mereka, keluarga-keluarga mereka, Lalu kami membenarkan dia dan kami
agar paduka sudi mengembalikan orang- beriman kepadanya, dan kami ikuti dengan
orang ini kepada kaumnya kembali‖. taat apa yang disampaikannya dari
Tuhannya. Lalu kami beribadah kepada
Negus memalingkan mukanya ke arah Tuhan Yang Maha Esa dan tidak kami
Kaum Muslimin sambil melontarkan persekutukan sedikit pun juga, dan kami
pertanyaan: haramkan apa yang diharamkan-Nya
kepada kami, dan kami halalkan apa yang
―Agama apakah itu yang dihalalkan-Nya untuk kami.
menyebabkan kalian meninggalkan bangsa
kalian, tapi tak memandang perlu pula Karenanya kaum kami sama memusuhi
kepada agama kami?‖ kami, dan menggoda kami dari Agama
kami, agar kami kembali menyembah
.Ja‘far pun bangkit berdiri, untuk berhala lagi, dan kepada perbuatan-per-
menunaikan tugas yang telah dibebankan buatan jahat yang pernah kami lakukan
oleh kawan-kawannya sesama Muhajirin dulu. Maka sewaktu mereka memaksa dan
yakni tugas yang telah mereka tetapkan menganiaya kami, dan menggencet hidup
dalam suatu rapat yang diadakan sebelum kami, dan menghalangi kami dari Agama
pertemuan ini. Dilepaskannya pandangan kami, kami keluar hijrah ke negeri paduka,
ramah penuh kecintaan kepada baginda dengan harapan akan mendapatkan
Raja yang telah berbuat baik menerima perlindungan paduka dan terhindar dari
mereka, lalu berkata: perbuatan-perbuatan aniaya mereka. . . .‖.

―Wahai paduka yang mulia! Dahulu Ja‘far mengucapkan kata-kata yang


kami memang orang-orang yang jahil dan mempesona ini laksana cahaya fajar. Kata-
bodoh kami menyembah berhala, kata itu membangkitkan perasaan dan ke
memakan bangkai, melakukan pekerjaan- haruan pada jiwa Negus, lalu sambil
pekerjaan keji, memutuskan silaturrahmi, menoleh pada Ja‘far baginda bertanya:
menyakiti tetangga dan orang yang
berkelana. Yang kuat waktu itu memakan ―Apakah anda ada membawa sesuatu
yang lemah. Hingga datanglah masanya (wahyu) yang diturunkan atas Rasulmu
Allah mengirimkan Rasul-Nya kepada itu?‖
kami dari kalangan kami. Kami kenal asal-
usulnya, kejujuran, ketulusan dan Jawab Ja‘far: ―Ada‖.
kemuliaan jiwanya. la mengajak kami
untuk mengesakan Allah dan mengabdikan Tukas Negus lagi: ―Cobalah
diri pada-Nya, dan agar membuang jauh- bacakan kepadaku‖.
jauh apa yang pernah kami sembah
bersama bapak-bapak kami dulu berupa Lalu Ja‘far langsung membacakan bagian
batu-batu dan berhala . . . . Beliau dari surat Maryam dengan irama indah dan
menyuruh kami bicara benar, menunaikan ‗
kekhusyu‘an yang m emikat. Mendengar
amanah, menghubungkan silaturrahmi, itu, Negus lalu menangis dan para pendeta
berbuat baik kepada tetangga dan menahan serta pembesar-pembesar agama lainnya
diri dari menumpahkan darah serta semua sama menangis pula. Sewaktu air mata
yang dilarang Allah …. . lebat dari baginda sudah berhenti, ia pun
berpaling kepada kedua utusan Quraisy itu,
Dilarangnya kami berbuat keji dan zina, seraya berkata:
mengeluarkan ucapan bohong, memakan
harta anak yatim, dan menuduh berbuat ―Sesungguhnya apa yang dibaca tadi dan
jahat terhadap wanita yang baik-baik . . . . yang dibawa oleh Isa a.s. sama memancar
dari satu pelita. Kamu keduanya ―Wahai Sri Paduka! Orang-orang Islam itu
dipersilahkan pergi! Demi Allah kami tak telah mengucapkan suatu ucapan keji yang
akan menyerahkan mereka kepada kamu!‖ merendahkan kedudukan Isa …‖. Para
pendeta dan kaum agama menjadi geger
Pertemuan itu pun bubar sudah. Allah dan gempar …. Gambaran dari kalimat
telah menolong hamba-hamba-Nya dan pendek itu eukup menggoncangkan Negus
menguatkan mereka, sementara kedua dan para pengikutnya. Mereka memanggil
utusan Quraisy mendapat kekalahan yang orang-orang Islam sekali lagi, untuk
hina. Tetapi Amr bin ‗Ash adalah seorang menanyai bagaimana sebenarnya
lihai yang ulung dan penuh dengan tipu pandangan Agama Islam tentang Isa al-
muslihat licik, tidak hendak menyerah Masih … .
kalah begitu saja, apalagi berputus asa.
Demikianlah, begitu ia kembali bersama Tahulah orang-orang Islam sekarang
temannya ke tempat tinggalnya, tak habis- ‗
bahwa akan ada per Musyawaratan baru.
habisnya ia berfikir dan memutar otak, dan Mereka duduk berunding, dan akhirnya
akhirnya berkata kepada temannya: .memperoleh kata sepakat, untuk
menyatakan yang haq saja, sebagaimana
―Demi Allah, besok aku akan yang mereka dengar dari Nabi, mereka.
kembali menemui Negus, akan Mereka tak hendak menyimpang serambut
kusampaikan kepada baginda keterangan- pun daripadanya, dan biarlah terjadi apa
keterangan yang akan memukul Kaum yang akan terjadi ….
Muslimin dan membasmi urat akar
mereka!‖ Jawab kawannya: ―Jangan Pertemuan baru pun diadakanlah. Negus
lakukan itu, bukankah kita masih ada memulai percakapan dengan bertanya
hubungan keluarga dengan mereka, kepada Ja‘far: ―Bagaimana
sekalipun mereka berselisih paham pandangan kalian terhadap Isa?‖
dengan kita!‖
Ja‘far bangkit sekali lagi laksana menara
Jawab Amr: ―Demi Allah, laut yang memancarkan sinar terang,
akan kuberitakan kepada Negus, bahwa ujarnya: ―Kami akan mengatakan
mereka mendakwakan Isa anak Maryam tentang Isa a.s., sesuai dengan keterangan
itu manusia biasa seperti manusia yang yang dibawa Nabi kami Muhammad saw.
lain‖. bahwa:
Inilah rupanya suatu tipu muslihat baru ―la adalah seorang hamba Allah dan
yang telah diatur oleh utusan Quraisy Rasul-Nya serta kalimah-Nya yang
terhadap Kaum Muslimin, untuk ditiupkan-Nya kepada Maryam dan ruh
memojokkan mereka ke sudut yang daripada-Nya . . . ―.
sempit, dan untuk menjatuhkan mereka ke
lembah yang curam. Seandainya orang Negus bertepuk tangan tanda setuju, seraya
Islam terangterangan mengatakan, bahwa mengumumkan, mernang begitulah yang
Isa itu salah seorang hamba Allah seperti dikatakan al-Masih tentang dirinya Tetapi
manusia lainnya, pasti hal ini akan pada barisan pembesar agama yang lain
membangkitkan kemarahan dan terjadi hiruk pikuk, seolah-olah
permusuhan Raja dan kaum agama …. memperlihatkan ketidak setujuan mereka
Sebaliknya jika mereka meniadakan pada ….
Isa ujud manusia biasa, niscaya keluarlah
mereka dari ‗aqidah agama mereka … ! Negus yang terpelajar lagi beriman itu,
terus melanjutkan bicaranya seraya berkata
Besok paginya kedua utusan itu segera kepada orang-orang Islam: ―Silahkan anda
menghadap Raja, dan berkata kepadanya:
sekalian tinggal bebas di negeriku! Dan Dengan berkendaraan Rasulullah pergi
siapa berani mencela dan menyakiti anda, bersama shahabat-shahabatnya ke Mekah,
maka orang itu akan mendapat hukuman hendak melaksanakan ‗umrah qadla
yang setimpal dengan perbuatannya itu‖. Sekembalinya ke Madinah jiwa Ja‘far
bergelora dan dipenuhi keharuan, demi
Kemudian Negus berpaling kepada orang- mendengar berita dan ceritera sekitar
orang besarnya yang terdekat, lalu sambil shahabat-shahabatnya Kaum Muslimin,
mengisyaratkan dengan telunjuknya‘ ke baik yang gugur sebagai syuhada, maupun
arah kedua utusan kaum Quraisy, yang masih hidup selaku pahlawan-
berkatalah ia: ―Kembalikan hadiah- pahlawan yang berjasa dari Perang Badar,
hadiah itu kepada kedua orang ini! Aku tak perang Uhud, Khandak dan peperangan-
membutuhkannya! Demi Allah, Allah tak peperangan lainnya. Kedua matanya basah
pernah mengambil uang sogokan berlinang mengenang para Mu‘minin yang
daripadaku, di kala ia mengaruniakan telah menepati janjinya dengan
takhta ini kepadaku karena itu aku pun tak mengurbankan nyawa karena Allah!Amboi
akan menerimanya dalam hal ini … ! ― . . . , kapankah aku akan berbuat demikian
pula?‖ pikirnya. Ah . . . hatinya rasa
Kedua utusan Quraisy itu pun pergilah ke terbang merindukan surga. Ia pun
luar meninggalkan tempat pertemuan menunggu-nunggu kesempatan dan
dengan perasaan hina dan terpukul. peluang yang berharga itu, berjuang
Mereka segera memalingkan arah sebagai syahid di jalan Allah….
perjalanannya pulang menuju Mekah. Juga
orang-orang Islam di bawah pimpinan Pasukan-pasukan Islam ke perang Muktah
Ja‘far, keluar pula tetapi untuk memulai yang telah kita bicarakan dahulu, sedang
penghidupan baru di tanah Ethiopia, yakni bersiap-siap hendak diberangkatkan.
penghidupan yang aman tenteram, sebagai Bendera dan panji-panji perang berkibar
kata mereka: ―Di negeri yang baik . . . dengan megahnya, disertai dengan
dengan tetangga yang baik‖, hingga gemerincingnya bunyi senjata. Ja‘far
akhirnya datang saatnya Allah memandang peperangan ini sebagai
mengidzinkan mereka kembali kepada peluang yang sangat baik dan satu-satunya
Rasul mereka, kepada shahabat dan handai kesempatan seumur hidup, untuk merebut
tolan serta kampung halaman mereka. . . . salah satu di antara dua kemungkinan,
yakni: membuktikan kejayaan besar bagi
Di kala Rasulullah bersama Kaum Agama Allah dalam hidupnya atau ia akan
Muslimin sedang bersukaria dengan beruntung menemui syahid di jalan Allah.
kemenangan atas jatuhnya Khaibar, tiba- Maka ia datang bermohon kepada Rasul
tiba muncullah kembali pulang dari Allah untuk turut mengambil bagian dalam
Ethiopia Ja‘far bin Abi Thalib, bersama peperangan ini ….
sisa Muhajirin lainnya yang baru kembali
dari sana. Ja‘far mengetahui benar, bahwa
peperangan ini bukan enteng dan main-
Tak terkatakan besarnya hati Nabi dan main, bahkan bukan peperangan yang
betapa sukacita, bahagia dan gembiranya keeil, malah sebenarnya inilah suatu
ia karena kedatangan mereka . . . ! Di- peperangan yang luar biasa, baik tentang
peluknya Ja‘far dengan mesra sambil jauh dan sulitnya medan yang akan
berkata: ditempuh, maupun tentang besarnya
musuh yang akan dihadapi, yang belum
―Aku tak tahu, entah mana yang lebih pernah dialami ummat Islam selama ini.
menggembirakanku, apakah dibebaskan- Suatu peperangan melawan balatentara.
nya Khaibar atau kembalinya Ja‘far!‖ kerajaan Romawi yang besar dan kuat,
yang memiliki kemampuan perlengkapan Setapak demi setapak ia terus berjalan di
dan pengalaman serta didukung oleh alat antara barisan serdadu Romawi Yang
persenjataan yang tak dapat ditandingi berlapis-lapis yang laksana deru angin
oleh orang-orang Arab maupun Kaum mengeroyok hendak membinasakannya,
Muslimin. Walau demikian, perasaan hati sementara suara meninggi dengan
dan semangatnya rindu hendak terbang ke ungkapannya yang gemuruh:
sana. Ja‘far termasuk di antara tiga
serangkai yang diangkat Rasulullah jadi ―Wahai surga yang
panglima pasukan dan pemimpinnya di kudambakan mendiaminya, Harum
perang Muktah ini. Balatentara Islam pun semerbak baunya, sejuk segar air
keluar bergerak menuju Syria dan di minumnya. Tentara Romawi telah
dalamnya terdapat Ja‘far bin Abi Thalib menghampiri liang kuburnya, Terhalang
…. jauh dari sanak keluarganya,
Kewajibankulah
Pada suatu hari yang dahsyat kedua menghantamnya kala menjumpainya‖.
pasukan itu pun berhadapan muka, dan tak
lama kemudian pecahlah pertempuran Balatentara Romawi menyaksikan
hebat. Seharusnya Ja‘far akan kecut dan bagaimana kemampuan Ja‘far bertempur
gentar melihat balatentara Romawi yang yang seolah-olah sepasukan tentara jua . .
besarnya 200.000 orang prajurit itu, tetapi .Mereka terus mengepung Ja‘far hendak
sebaliknya saat itu bangkitlah semangat membunuhnya laksana orang-orang gila
juang yang tinggi pada dirinya, karena yang sedang kemasukan setan. Kepungan
sadar akan kemuliaan seorang Mu‘min mereka semakin ketat hingga tak ada
yang sejati, dan sebagai seorang pahlawan harapan untuk lepas lagi. Mereka tebas
yang ulung, haruslah kemampuan tangan kanannya dengan pedang hingga
juangnya berlipat ganda dari musuh …. putus, tapi sebelum panji itu jatuh ke
tanah, cepat disambaruya dengan tangan
Sewaktu panji-panji pasukan hampir jatuh kirinya Lalu mereka tebas pula tangan
terlepas dari tangan kanan Zaid bin kirinya, tapi Ja‘far niengepit panji itu
Haritsah, dengan cepatnya disambar oleh dengan kedua pangkal lengannya ke dada.
Ja‘far dengan tangan kanannya pula. Pada saat yang amat gawat ini, ia bertekad
Dengan panji-panji di tangan, ia terus akan memikul tanggung jawab, untuk
menyerbu ke tengah-tengah barisan tidak membiarkan panji Rasulullah jatuh
musuh, serbuan dari seseorang yang menyentuh tanah, yakni selagi hayat masih
berjuang di jalan Allah, dengan tujuan dikandung badan.
menyaksikan ummat manusia bebas dari
kekufuran atau mati syahid, memenuhi Entah kalau ia telah mati, barulah boleh
panggilan Maha Pencipta. Prajurit. panji itu jatuh ke tanah ….
Romawi semakin banyak mengelilinginya.
Karena dilihatnya kudanya menghalangi Di kala jasadnya yang suci telah kaku,
gerakannya, maka Ja‘far melompat terjun panji pasukan masih tertancap di antara
dari kudanya dengan berjalan kaki, lalu kedua pangkal lengan dan dadanya. Bunyi
mengayunkan pedangnya ke segala kibaran bendera itu, seolah-olah
jurusan yang mengenai leher musuhnya, menghimbau-himbau Abdullah bin
laksana malaikat maut pencabut nyawa. Rawahah. Pahlawan ini membelah barisan
Sekilas terlihat olehnya seorang serdadu musuh bagaikan anak panah lepas dari
musuh melompat hendak menunggangi busurnya ke arah panji itu, lalu merenggut-
kudanya. Karena ia tak sudi hewannya itu nya dengan kuat. Kemudian berlalu untuk
dikendarai manusia najis, Ja‘far pun melukis riwayat Yang besar pula.
menebas kudanya dengan pedangnya
sampai tewas.
Demikianlah Ja‘far mempertaruhkan Selama ada pejuang seperti putera Hasyim
nyawa dalam menempuh suatu kematian ini
agung yang tak ada taranya. Dan begitulah
caranya ia menghadap Allah yang Maha Pasti Islam menjadi anutan penduduk
Tinggi lagi Maha Mulia, menyampaikan bumf‖.
pengurbanan besar yang tidak terkira,
berselimutkan darah kepahlawanannya …. Sesudah Hassan bangkit pula Ka‘ab bin
Malik, yang mengucapkan syairnya yang
Allah, Zat yang Maha Mengetahui, bernilai, lebih kurang sebagai berikut:
menyampaikan berita tentang akhir
kesudahan peperangan kepada Rasul-Nya, ―Kemuliaan tertumpah atas pahlawan yang
begitu pula akhir hidup Ja‘far. Rasulullah susul-menyusul
menyerahkan nyawa Ja‘far kembali
kepada Allah dan beliau pun menangislah . Di perang Muktah, tak tergoyahkan
.. bersusun bahu membahu Restu Allah atas
mereka, para pemuda gagah perkasa
Rasulullah pun pergi ke rumah saudara
sepupunya ini, beliau berdo‘a untuk anak Curahan Rahmat kiranya membasuh
cucunya. Mereka dipeluk dan diciuminya, tulang-belulang mereka, Tabah dan shabar,
sementara air matanya yang mulia demi Tuhan rela mempertaruhkan nyawa
bercucuran tak tertahankan ….
Setapak pun tak hendak undur, menentang
Kemudian Rasulullah kembali ke setiap bahaya Panji perang di tangan Ja‘far
majlisnya, dikelilingi para shahabat. sebagai pendahulu Menambah semangat
seorang penyair Islam terkemuka yang tempur bagi setiap penyerbu
bernama Hassan bin Tsabit tampil dengan
syairnya menceriterakan Ja‘far Yang Kedua terus pasukan berbenturan baku
gugur bersama kawan-kawannya, hantam Ja‘far dikepung musuh sabet kiri
maknanya lebih kurang demikian: terkam kanan
―Maju jurit memimpin sepasukan Mu‘min Tiba-tiba …. bulan purnama redup
kehilangan jiwanya
Menempuh maut mengharap ridla Rabbul
Alamin Sang surga pun gerhana, ditinggalkan
pahlawannya . . . .
Putra Bani Hasyim yang cemerlang bak
cahaya purnama Menyibak kegelapan tiran Memang, ia manusia yang sangat pemurah
nan aniaya dengan hartanya selagi masih hidup . . . ;
dan di saat ajalnya, sebagai seorang syahid
Menyabet dan menebas setiap penyerang yang sangat pemurah pula mengurbankan
nyawa dan hidupnya ….
Akhirnya jatuh syahid sebagai pahlawan
Berkata Abdullah bin Umar: ―Aku
Disambut para syuhada yang pergi lebih sama- sama terjun di perang Muktah
dahulu Di surga na‘im yang menjadi dengan Ja‘far. Waktu kami mencarinya,
idaman setiap kalbu kami dapati ia beroleh luka-luka bekas
tusukan dan lemparan lebih dari 90
Alangkah besarnya pengurbanan Ja‘far tempat!‖ Bayangkan! 90 tempat bekas
bagi Islam Dalam menyebarluaskan ke luka-luka tusukan pedang dan lemparan
seluruh alam tombak! Walau demikian, prajurit perang
yang me-
newaskannya tak kuasa menghalangi
rohnya ke tempat kembalinya di sisi Allah
swt.! Sekali-kali tidak! Pedang-pedang dan
tombak-tombak mereka tak lain hanyalah
sebagai jembatan yang menyeberangkan
ruhnya yang syahid dan mulia ke sisi Allah
yang Rahim lagi Maha Tinggi; di sanalah
ia bertempat dengan tenang berbahagia, di
tempat yang istimewa . . . . Nun di sana ia
berada di surga abadi, lengkap memakai
bintang-bintang tanda jasa, yang
bergantungan di setiap bekas luka, akibat
tusukan pedang dan lemparan tombak. Dan
jika anda ingin tabu tentang dirinya,
dengarkanlah sabda Rasulullah:

―Aku telah melihatnya di surga …. kedua


bahunya yang penuh bekas-bekas cucuran
darah penuh dihiasi dengan tanda-tanda
kehormatan .. !!‖
ABDULLAH IBNU RAWAHAH kesempatan yang ads. Berkat kesiagaan
YANG BERSEMBOYAN: Abdullah bin Rawahah yang terus-menerus
WAHAI DIRI JIKA KAU mengikuti gerak-gerik Abdullah bin Ubay
TIDAK GUGUR DI MEDAN dengan cermat, maka gagallah usahanya,
JUANG dan maksud-maksud jahatnya terhadap
KAU TETAP AKAN MATI WALAU Islam dapat dipatahkan.
DI ATAS RANJANG
Ibnu Rawahah adalah seorang penulis
Waktu itu Rasulullah saw. sedang duduk yang tinggal di suatu lingkungan yang
di suatu tempat dataran tinggi kota Mekah, langka dengan kepandaian tulis baca. Ia
menghadapi para utusan yang datang dari juga seorang penyair yang lancar, yang
kota Madinah, dengan bersembunyi- untaian syair-syairnya meluncur dari
sembunyi dari kaum Quraisy. Mereka lidahnya dengan kuat dan indah didengar
yang datang ini terdiri dari duabelas orang ….
utusan suku atau kelompok yang kemudian
dikenal dengan nama Kaum Anshar Semenjak ia memeluk Islam,
(penolong Rasul). Mereka sedang dibai‘at dibaktikannya kemampuannya bersyair itu
Rasul (diambil janji sumpah setia) yang untuk mengabdi bagi kejayaan Islam . . . .
terkenal pula dengan Hama Bai‘ah al- Dan Rasulullah menyukai dan meni‘mati
Aqabah al-Ula (Aqabah pertama). syair-syairnya dan sering beliau minta
Merekalah pembawa dan penyiar Islam untuk lebih tekun lagi membuat syair.
pertama ke kota Madinah, dan bai‘at
merekalah yang membuka jalan bagi hijrah Pada suatu hari, beliau duduk bersama
Nabi beserta pengikut beliau, yang pada para shahabatnya, tiba-tiba datanglah
gilirannya kemudian, membawa kemajuan Abdullah bin Rawahah, lalu Nabi bertanya
pesat bagi Agama Allah yaitu Islam …. kepadanya: ―Apa yang anda lakukan
Maka salah seorang dari utusan yang bila anda hendak mengucapkan syair?‖
dibai‘at Nabi itu, adalah Abdullah bin
Rawahah. Jawab Abdullah: ―Kurenungkan
dulu, kemudian baru kuucapkan‖. Lalu
Dan sewaktu pada tahun berikutnya, teruslah ia mengucapkan syairnya tanpa
Rasulullah saw. membai‘at lagi tujuhpuluh menunggu lama, demikian kira-kira
tiga orang Anshar dari penduduk Madinah artinya secara bebas:
pada bai‘at ‗Aqabah kedua, maka tokoh
Ibnu Rawahah ini pun termasuk salah ―Wahai putera Hasyim yang baik, sungguh
seorang utusan yang dibai‘at itu. Allah telah melebihkanmu dari seluruh
manusia
Kemudian sesudah Rasulullah bersama Dan memberimu keutamaan, dimana orang
shahabatnya hijrah ke Madinah dan tak usah iri Dan sungguh aku menaruh
menetap di sana, maka Abdullah bin firasat baik yang kuyakini terhadap dirimu
Rawahah pulalah yang paling banyak Suatu firasat yang berbeda dengan
usaha dan kegiatannya dalam membela pandangan hidup mereka
Agama dan mengukuhkan sendi-sendinya. Seandainya anda bertanya dan meminta
Ialah yang paling waspada mengawasi pertolongan mereka Dalam memecahkan
sepak terjang dan tipu muslihat Abdullah persoalan, tiadalah mereka hendak
bin Ubay (pemimpin golongan munafik) menjawab atau membela Karena itu Allah
yang oleh penduduk Madinah telah mengukuhkan kebaikan dan ajaran yang
dipersiapkan untuk diangkat menjadi raja anda bawa
sebelum Islam hijrah ke sana, dan yang tak Sebagaimana Ia telah mengukuhkan dan
putus-putusnya berusaha menjatuhkan memberi pertolongan kepada Musa‖.
Islam dengan tidak menyia-nyiakan setiap
Mendengar itu Rasul menjadi gembira dan ―Wahai diri! Seandainya engkau tidak
ridla kepadanya, lalu sabdanya: ―Dan tewas terbunuh, tetapi engkau pasti akan
engkau pun akan diteguhkan Allah‖. mati juga!‖
Ia juga menyorakkan teriakan perang:
Dan sewaktu Rasulullah sedang thawaf di `
Menyingkir kamu, hai anak-anak kafir,
Baitullah pada ‗umrah qadla, Ibnu dari jalannya.
,
Rawahah berada di muka beliau sambil Menyingkir kamu, setiap kebaikan akan
membaca syair dari rajaznya: ditemui pada RasulNya‖.

―Oh Tuhan, kalaulah tidak karena Engkau, Dan datanglah waktunya perang Muktah
niscaya tidaklah kami akan mendapat …. Abdullah bin Rawahah adalah
petunjuk, tidak akan bersedeqah dan panglima yang ketiga dalam pasukan
shalat! Islam, sebagaimana telah kita ceriterakan
Maka mohon diturunkan sakinah atas kami dalam riwayat Zaid dan Ja‘far.
dan diteguhkan pendirian kami jika musuh
datang menghadang. Ibnu Rawahah berdiri dalam keadaan siap
Sesungguhnya orang-orang yang telah bersama pasukan Islam yang akan
aniaya terhadap kami, bila mereka berangkat meninggalkan kota Madinah ….
membuat fitnah akan kami tolak dan kami Ia tegak sejenak lalu berkata,
tentang‖. mengucapkan syairnya;

Orang-orang Islam pun sering mengulang- ―Yang kupinta kepada Allah Yang
ulangi syair-syairnya yang indah. Maha Rahman Keampunan dan
kemenangan di medan perang Dan setiap
Penyair Rawahah yang produktif ini amat ayunan pedangku memberi ketentuan
berduka sewaktu turun ayat al-Quranul Bertekuk lututnya angkatan perang syetan
Karim :
Akhirnya aku tersungkur memenuhi
―Dan para penyair, banyak pengikut harapan …. Mati syahid di medan perang .
mereka orang-orang sesat ―. .!!‖
(Q.S. 26 asy-Syu‘ara: 224)
Benar, itulah cita-citanya kemenangan dan
Tetapi kedukaannya jadi terlipur waktu hilang terbilang pukulan perang atau
turun pula ayat lainnya: tusukan tombak, yang akan membawanya
ke alam syuhada yang berbahagia .. !!

―Kecuali orang-orang (penyair) yang Balatentara Islam maju bergerak ke medan


beriman dan beramal shaleh dan banyak perang Muktah. Sewaktu orang-orang
ingat kepada Allah, dan menuntut bela Islam dari kejauhan telah dapat melihat
sesudah mereka dianiaya ―. musuh-musuh mereka, mereka
(Q.S. 26 asy-Syu‘ara; 227 ) memperkirakan besarnya balatentara
Romawi sekitar duaratus ribu orang ….
Dan sewaktu Islam terpaksa terjun ke karena menurut kenyataan barisan tentara
medan perang karena membela diri, mereka seakan tak ada ujung akhir dan
tampillah Abdullah ibnu Rawahah seolah-olah tidak terbilang banyaknya … !
membawa pedangnya ke medan tempur
Badar, Uhud, Khandak, Hudaibiah dan Orang-orang Islam melihat jumlah mereka
Khaibar, seraya menjadikan kalimat- yang sedikit, lalu terdiam . . . . dan
kalimat syairnya dan qashidahnya menjadi sebagian ada yang menyeletuk berkata:
slogan perjuangan: ―Baiknya kita kirim utusan kepada
Rasulullah, memberitakan jumlah musuh musnah di antara. pasukan-pasukan
yang besar. Mungkin kita dapat bantuan Romawi Yang datang membanjir laksana
tambahan pasukan, atau jika diperintahkan air bah, yang berhasil dihimpun oleh
tetap maju maka kita patuhi‖. Tetapi Ibnu Heraklius untuk maksud ini.
Rawahah, bagaikan datangnya Siang
bangun berdiri di antara barisan pasukan- Ketika ia bertempur sebagai seorang
pasukannya lalu berucap: prajurit, Ibnu Rawahah menerjang ke
muka dan ke belakang, ke kiri dan ke
―Kawan-kawan sekalian! Demi kanan tanpa ragu-ragu dan perduli.
Allah, sesungguhnya kita berperang Sekarang setelah menjadi panglima
melawan musuh-musuh kita bukan seluruh pasukan, yang akan dimintai
berdasar bilangan, kekuatan atau tanggung jawabnya atas hidup mati
banyaknya jumlah pasukannya, demi terlihat kehebatan
. . . ! Kita tidak memerangi mereka, tentara Romawi, seketika seolah terlintas
melainkan karena mempertahankan rasa kecut dan ragu-ragu pada dirinya.
Agama kita ini, Yang dengan memeluknya Tetapi saat itu hanya sekejap, kemudian ia
kita telah dimuliakan Allah . . . ! Ayohlah membangkitkan seluruh semangat dan
kita maju . . . ! Salah satu dari dua kekuatannya dan melenyapkan semua
kebaikan pasti kita capai, kemenangan kekhawatiran dari dirinya, sambil berseru:
atau syahid di jalan Allah … !‖
―Aku telah bersumpah wahai diri, maju ke
Dengan bersorak sorai Kaum Muslimin medan laga Tapi kenapa kulihat, engkau
yang sedikit bilangannya, tetapi besar menolak surga ….
imannya itu menyatakan setuju. Mereka
berteriak: ―Sungguh, demi Allah, Wahai diri, bila kau tak tewas terbunuh,
benar yang dibilang Ibnu Rawahah. . !‖ kau kan pasti mati Inilah kematian sejati
yang sejak lama kau nanti ….
Demikianlah, pasukan terus ke tujuannya,
dengan bilangan Yang jauh lebih sedikit Tibalah waktunya apa yang engkau idam-
menghadapi musuh yang berjumlah idamkan selama ini Jika kau ikuti jejak
200.000 yang berhasil dihimpun orang keduanya, itulah kesatria sejati …. ! ―
Romawi untuk menghadapi suatu
peperangan dahsyat yang belum ada (Maksudnya, kedua shahabatnya Zaid dan
taranya. Ja‘far yang telah mendahului gugur
sebagai syuhada).
Kedua pasukan balatentara itu pun
bertemu, lalu berkecamuklah pertempuran ―Jika kamu berbuat seperti keduanya,
di antara keduanya, sebagaimana telah kita itulah kesatria sejati‖" la pun maju
sebutkan dahulu …. menyerbu orang-orang Romawi dengan
tabahnya . . . . Kalau tidaklah taqdir Allah
Pemimpin yang pertama Zaid bin Haritsah yang menentukan, bahwa hari itu adalah
gugur sebagai syahid yang mulia, disusul saat janjinya akan ke surga, niscaya ia
oleh pemimpin yang kedua Ja‘far bin Abi akan terus menebas musuh dengan
Thalib, hingga ia memperoleh syahidnya pedangnya, hingga dapat menewaskan
pula dengan penuh kebesaran, dan sejumlah besar dari mereka Tetapi lonceng
menyusul pula sesudah itu pemimpin yang keberangkatan sudah berdenting, yang
ketiga ini, Abdullah bin Rawahah. Di kala memberitahukan awal perjalanannya
itu ia memungut panji perang dari tangan pulang ke hadlirat Allah, maka naiklah ia
kanan Ja‘far, sementara peperangan sudah sebagai syahid ….
mencapai puncaknya. Hampir-hampirlah
pasukan Islam yang kecil itu, tersapu
Jasadnya jatuh terkapar, tapi rohnya yang laga bersama-sama …. Dan mereka naik
suci dan perwira naik menghadap Zat ke surga bersama-sama pula ….
Yang Maha Pengasih lagi Maha Tinggi,
dan tercapailah puncak idamannya: Dan penghormatan terbaik yang diberikan
untuk mengenangkan jasa mereka yang
―Hingga dikatakan, yaitu bila mereka abadi, ialah ucapan Rasulullah saw. yang
meliwati mayatku: Wahai prajurit perang berbunyi: ―Mereka telah diangkatkan ke
yang dipimpin Allah, dan benar ia telah tempatku ke surga ….
terpimpin!‖

―Benar engkau, ya Ibnu Rawahah … !


Anda adalah seorang prajurit yang telah
dipimpin oleh Allah . . . !

Selagi pertempuran sengit sedang


berkecamuk di bumi Balqa‘ di Syam,
Rasulullah saw. sedang duduk beserta para
shahabat di Madinah, sambil
mempercakapkan mereka. Tiba-tiba
percakapan yang berjalan dengan tenang
tenteram, Nabi terdiam, kedua matanya
jadi basah berkaca-kaca. Beliau
mengangkatkan wajahnya dengan
mengedipkan kedua matanya, untuk
melepas air mata yang jatuh disebabkan
rasa duka dan belas kasihan … ! Seraya
memandang berkeliling ke wajah para
shahabatnya dengan pandangan haru,
beliau berkata: ―Panji perang
dipegang oleh Zaid bin Haritsah, ia
bertempur bersamanya hingga ia gugur
sebagai syahid . . . . Kemudian diambil
alih oleh Ja‘far, dan ia bertempur pula
bersamanya sampai syahid pula …….
Beliau berdiam sebentar, lalu
diteruskannya ucapannya:
―Kemudian panji itu dipegang oleh
Abdullah bin Rawahah dan ia bertempur
bersama panji itu, sampai akhirnya ia pun
syahid pula‖.

Kemudian Rasul diam lagi seketika,


sementara mata beliau bercahaya,
menyinarkan kegembiraan, ketenteraman
dan kerinduan, lalu katanya pula: ―Mereka
bertiga diangkatkan ke tempatku ke surga .
. . ―.

Perjalanan mana lagi yang lebih mulia ….


Kesepakatan mana lagi yang lebih
berbahagia …. Mereka maju ke medan
KHALID IBNUL WALID jalan petunjuk . . . , lalu bercahayalah ke
IA SELALU WASPADA, DAN TIDAK dalam hatinya keyakinan yang
MEMBIARKAN menggembirakan. Ia berkata kepada
ORANG LENGAH DAN ALPA dirinya: ―Demi Allah, sungguh telah nyata
bukti-buktinya … !
Keadaannya memang aneh. Dia lah yang
dulunya menjadi pembunuh kejam yang Sungguh laki-laki itu adalah Rasul . . . !
menggentarkan Kaum Muslimin dalam Lalu, sampai kapan … ?? Ah, aku akan
perang Uhud, kemudian ia pula yang jadi pergi berangkat, demi Allah, aku akan
komandan perang yang mengecutkan hari masuk Islam. . . .‖.
setiap penentang Islam di belakang hari …
! Nah, marilah kita dengarkan ia radhiallahu
‗anhu menceriterakan perjalanannya
Marilah kita ceriterakan kiaahnya dari penuh berkat kepada Rasulullah saw. dan
bermula. Tetapi dari permulaan yang keberangkatannya dari Mekah ke
mana, ya? Karena ia sendiri hampir tak Madinah, guna mengambil tempatnya
tahu di mana kehidupannya bermula, kelak dalam kafilah Kaum Muslimin:
kecuali di hari itu, di mana ia bersalaman
dan berjabatan tangan dengan Rasulullah, ―Aku menginginkan seseorang yang
berjanji dan bersumpah setia …. akan menjadi teman seperjalanan, lalu
kujumpai Utsman bin Thalhah;
Kalau sekiranya ia mampu, ia ingin sekali kuceriterakan kepadanya apa maksudku,
mengikia habis dari sejarah hidupnya dan ia pun segera menyetujuinya. Kami ke
semua periatiwa dan kejadian di hari-hari luar berangkat bersama-sama waktu
dan tahun-tahun yang telah berlalu …. mendekati siang …. Sewaktu kami sampai
di suatu dataran tinggi, tiba-tiba kami
Kalau begitu, marilah kita mulai saja dari bertemu dengan ‗Amr bin ‗Ash.
periatiwa yang mengesankannya . . . , saat-
saat gemilang yang membahagiakan, di Ia mengucapkan salam dan kami
mana kalbunya tunduk kepada Allah, membalasnya. Kemudian ia bertanya:
jiwanya menemukan Sentuhan rahmat ―Mau ke mana tuan-tuan ini?‖ Maka kami
Allah Maha Rahman, Tuhan yang beritakan kepadanya maksud tujuan kami;
daripadaNya datang segala rahmat karunia. ia balik memberitakan maksudnya hendak
Jiwanya memancarkan kerinduan kepada menjumpai Nabi pula, hendak masuk
Agama-Nya, kepada Rasul-Nya dan Islam.
kepada keinginan mempertaruhkan nyawa
sebagai syahid dalam membela kebenaran Maka berangkatlah kami bersama-sama
guna menanggalkan dan membuang jauh- sehingga sampai ke kota Madinah di awal
jauh dari pundaknya semua dosa dan hari bulan SaIar tahun yang kedelapan
kekeliruannya di masa yang lalu dalam Hijriyah. Di kala aku telah dekat dengan
mempertahankan yang bathil. Rasulullah saw., aku segera memberi
salam kenabiannya, Nabi pun membalas
Di suatu hari ia melakukan dialog dengan salamku dengan muka yang cerah. Aku
dirinya pribadi dan menggunakan fikiran pun masuk Islam dan mengucap kan
sehat untuk merenungkan Agama baru, syahadat yang haq
Yang panji-panji kebenarannya selalu
bertambah cemerlang hari demi hari, Maka sabda Rasul: ―Sungguh aku telah
semakin tinggi menjulang. Ia bermohon mengetahui bahwa anda mempunyai akal
kepada Allah Yang Maha Mengetahui sehat, dan aku mengharap, akal sehat itu
segala yang ghaib, kiranya Ia mengulurkan hanya akan menuntun anda kepada jalan
yang baik . . .‖. ―Aku berjanji setia (bai‘at) meninggalkan berhala pujaan nenek
kepada Rasulullah, lalu kataku: ―Mohon moyangnya dan kebanggaan kuno milik
anda mintakan ampun untukku terhadap bangsanya. Kemudian sekarang tampil
semua tindakan masa laluku yang seiman, dan satu derap dengan perjuangan
menghalangi jalan Allah . . .‖. Rasul dan Kaum Muslimin sebagai
seorang ahli di bawah naungan benderanya
Beliau menjawab: Yang baru.

―Sesungguhnya keIslaman itu telah Taqdir Allah telah menentukannya akan


menghapuskan segala perbuatan yang bangkit berjuang di bawah panji-panji
lampau. ― Nabi Muhammad saw. menegakkan
kalimat tauhid …. Sekarang bersama
Kataku pula: ―Sekalipun demikian ya Khalid, yang telah memeluk Islam, akan
Rasulallah Maka beliau pun mengucapakn kita saksikan hal-hal yang menakjubkan . .
do‘a: .

―Ya Allah, aku mohon engkau ampuni Masih ingatkah anda, tiga orang syuhada
dosa Khalid ibnul Walid terhadap pahlawan perang Muktah? Mereka ialah
tindahannya menghalangi jalan-Mu di Zaid bin Haritsah, Ja‘Iar bin Abi Thalib
masa lalu. ― dan Abdullah bin Rawahah . . . . Mereka
semuanya pahlawan perang Muktah di
Sesudah itu datang pula ‗Amr bin Ash, tanah Syria. Untuk keperluan peperangan
kemudian Utsman bin Thalhah keduanya ini orang-orang Romawi telah
sama-sama memeluk Islam dan berjanji mengerahkan sekitar dua ratus ribu prajurit
setia kepada Rasulullah‖. dan di sana pula Kaum Muslimin
menunjukkan prestasi gemilang.
Adakah anda perhatikan ucapannya kepada
Rasul: ―Mohon anda mintakan ampun Dan masih ingatkah anda akan kata-kata
terhadap semua dosa-dosaku masa lalu Rasulullah saw. melipur duka ketika
dalam menghalangi jalan Allah?‖ Orang kematian mereka sebagai syuhada; tiga
yang memperhatikan ucapan tersebut orang pahlawan perang Muktah, sewaktu
dengan mata lahir maupun mata bathinnya, beliau bersabda: ―Panji perang di
akan dapat memahami dengan jelas apa tangan Zaid bin Haritsah. Ia bertempur
yang belum diketahuinya dari riwayat bersama panjinya sampai ia tewas.
hidup orang yang sekarang menjadi Kemudian panji tersebut diambil Ja‘Iar
pahlawan Islam dan Pedang Allah ini …. ! yang bertempur pula bersama dengan
panjinya sampai ia gugur pula. Kemudian
Dan setelah sampai ke taraf-taraf tersebut giliran Abdullah bin Rawahah memegang
dalam kiaah kehidupan Khalid, maka panji tersebut sambil bertempur maju,
ucapannya itulah yang akan menjadi dalil hingga ia gugur sebagai syahid pula‖.
dan alasan kita untuk memahami pendirian
itu dan menafsirkannya …. Sebenarnya ada dari pemberitaan
Rasulullah ini yang masih ketinggalan,
Adapun sekarang, Khalid yang telah sengaja kami simpan untuk mengisi
masuk Islam dibawa oleh kesadarannya, lembaran berikut ini ….
tadinya kita lihat sebagai seorang
penunggang dan penjinak kuda yang Dan sisa yang ketinggalan itu ialah:
cekatan dari suku Quraiay. Kita saksikan
ia sebagai seorang ahli siasat perang dari
seluruh dunia Arab, Yang telah
―Kemudian panji itu pun diambil alih oleh ―Sediakah kamu sekalian di bawah
suatu pedang dari pedang Allah, lalu Allah pimpinan Khalid . . . Mereka menjawab:
membukakan kemenangan di tangannya‖. ―Setuju!‖

Siapakah kiranya pahlawan itu, Ia adalah Dengan gesit panglima baru ini melompati
Khalid ibnul Walid. Sebenarnya Khalid kudanya; didekapnya panji itu dan
bin Walid yang segera ikut menerjunkan mencondongkannya ke arah depan dengan
diri ke dalam perang Muktah sesudah tangan kanannya, tak ubahnya hendak
masuk Islam ini hanyalah prajurit biasa memecahkan semua pintu yang terkunci
saja, di bawah pimpinan panglima yang selama ini dan sudah datang saatnya buat
bertiga yang telah diangkat Rasul: Zaid, didobrak dan diterjang melalui jalan
Ja‘Iar dan Ibnu Rawahah yang telah panjang . .. , dari saat itulah baik selagi
menemui syahidnya menurut urutan Rasul masih hidup maupun sesudah beliau
tersebut di medan perang yang dahsyat itu. waIat, kepahlawanannya yang luar biasa,
mencapai titik puncak yang telah
sesudah panglima yang ketiga tewas ditentukan Allah baginya . . . .
menemui syahidnya, dengan cepat Tsabit
bin Arqam menuju bendera perang Pimpinan tentara sekarang berada di
tersebut lalu membawanya dengan tangan tangan Khalid, sesudah hasil pertempuran
kanannya dan mengangkatnya tinggi- ditentukan. Korban dari fihak Kaum
tinggi di tengah-tengah pasukan Islam agar Muslimin banyak berjatuhan, tubuh-tubuh
barisan mereka tidak kacau balau dan agar mereka berlumuran darah, sedang
semangat pasukan tetap tinggi …. Tak balatentara Romawi dengan bilangannya
lama sesudah itu, dengan gesit ia yang jauh lebih besar, terns maju laksana
melarikan kudanya ke arah Khalid, banjir yang menyapu medan.
sembari berkata kepadanya:
Dalam situasi yang demikian, tak ada jalan
―Peganglah panji ini, wahai Abu Sulaiman dan taktik perang yang bagaimanapun,
… akan mampu merobah kesudahan
pertempuran berbalik 180 derajat, yang
Khalid merasa dirinya sebagai seorang menang jadi kalah dan Yang kalah jadi
yang baru masuk Islam, tidak layak menang. Dan satu-satunya yang dapat
memimpin pasukan yang di dalamnya diharapkan dari seorang pahlawan, ialah
terdapat orang-orang Anshar dan bagaimana melepaskan tentara Islam ini
Muhajirin yang telah lebih dulu masuk dari kemusnahan total, dengan
daripadanya. Sopan, rendah hati, arif menghentikan qurban-qurban yang terus
bijaksana dan kelebihan-kelebihan akhlaq berjatuhan, dan keluar dengan sisa-sisa
lainnya, memang miliknya dan sewajarnya yang ada dengan selamat, mengundurkan
ada padanya.Ketika itu ia menjawab: diri secara tepat dan teratur, Yang dapat
―Tidak . . . tak usah aku yang memegang menghalangi kehancuran masaal di medan
panji, andalah yang berhak memegangnya, tempur itu.
anda lebih tua, dan telah menyertai perang
Badar!‖ Hanya pengunduran seperti itu termasuk
barang mustahil . . . . Tetapi, bila benarlah
Tsabit menjawab pula: ―Ambillah, sebab apa yang dikatakan orang, bahwa tak ada
anda lebih tahu muslihat perang dari aku, yang mustahil bagi hati yang pemberani,
dan demi Allah aku tak akan meng- maka siapa pula orang yang lebih berani
ambilnya, kecuali untuk diaerahkan hatinya dari Khalid, kepahlawanannya
kepada anda!‖ Kemudian ia berseru lebih hebat, dan pandangannya lebih tajam
kepada seluruh anggota pasukan Islam: daripadanya?
Di saat itu tampillah Pedang Allah bagi berhala-berhala yang lemah tak
menyorot seluruh medan tempur yang luas berdaya ….
itu dengan kedua matanya yang tajam
laksana mata burung elang, diaturlah Sebelum penyesalannya kian parah,
rencana dan langkah yang akan diambil hatinya bangun tersadar oleh himbauan
secepat kilat, dan dibagi-baginya kesaksian hebat dan kebesarannya, yaitu
pasukannya ke dalam kelompok-kelompok kesaksian dari nur yang menerangi kota
besar dalam suasana perang berkecamuk Mekah . . . . , kesaksian nyata bagaimana
terus. Setiap kelompok diberinya tugas orang-orang lemah yang diperlakukan
sasarannya. Lalu dipergunakannya seni semena-mena, menanggung adzab derita
yudhanya yang membawa mukjizat, dan dan ancaman, sekarang kembali ke
kecerdikan akalnya yang luar biasa, kampung halaman mereka dari tempat
sehingga akhirnya dengan idzin Allah jua, mereka diusir secara aniaya dan kejam.
ia berhasil membuka jalur luas di antara Mereka kembali ke sana mengendarai
barisan pasukan Romawi. Dari jalur kuda-kuda mereka yang meringkik
tersebut seluruh sisa pasukan Islam dapat berdengusan serta di bawah panji-panji
ke luar meloloskan diri dengan selamat. dan bendera-bendera Islam yang
Keberhasilan ini adalah berkat berkibaran. Suara-suara yang mereka
kepahlawanannya, berkat keberanian membisikkan di Darul Arqarn dulu,
disertai kecerdikan dan kecepatan sekarang berubah menjadi takbir yang
bertindak yang tepat yang tak dapat gemuruh yang menggegarkan kota Mekah,
dilupakan dalam sejarah . . . . Dan disertai bahana tahlil kemenangan. Alam
diaebabkan pertempuran inilah Rasulullah pun seperti ikut menyertai suasana
menganugerahkan padanya gelar: ―Si gembira mereka, semuanya seolah-olah
Pedang Allah yang selalu terhunus‖. berhari raya.
Dalam periatiwa lain . . . . pada saat orang- Bagaimanakah kesudahannya mu‘jizat itu?
orang Quraiay menodai perjanjian Dan ulasan apakah kiranya yang dapat
damainya dengan Rasulullah. Maka ber- diberikan oleh periatiwa ini? Tak ada Yang
geraklah Kaum Muslimin di bawah lain, kecuali yang sedang diucapkan oleh
pimpinan beliau untuk membebaskan kota mereka yang sedang berjalan berduyun-
Mekah …. Di bagian sayap kanan duyun di sela-sela suara tahlil dan takbir
pasukan, Rasul mengangkat Khalid ibnul mereka, di kala mereka berpandangan satu
Walid sebagai pemimpinnya. sama lain dengan gembira:
Maka masuklah Khalid ke kota Mekah ―Janji Allah …. Allah tak pernah
sebagai salah seorang pemimpin pasukan memungkiri janji-Nya (Q.S. 30 ar-Rum:6)
Ummat Islam, sesudah selama ini dataran
dan gunung-gunungnya menyaksikannya Ia mengangkat kepala serta
sebagai pemimpin tentara watsani menengadahkannya, lalu memandang
(penyembah berhala) dan penganut syirik. penuh bangga dan ridla kepada bendera-
Teringatlah ia akan kenangan masa kanak- bendera Islam Yang memenuhi angkasa . .
kanaknya, di mana ia bermain-main . seraya berkata kepada dirinya sendiri:
dengan manjanya, dan kenangan masa ―Benarlah . . . bahwa itu janji Allah,
muda remajanya selagi ia berhandai- dan
handai menghabiskan waktu. Kemudian Allah tak pernah menyalahi janji-Nya . . .
datang kembali padanya segala kenangan !‖
masa lalu Yang panjang di mana usianya
hilang percuma untuk pengorbanan sia- Kemudian ditundukkannya Pula kepalanya
sia karena rasa syukur dan haru terhadap
ni‘mat Ilahi yang telah memberinya
petunjuk masuk Islam dan yang telah itu, tetapi sia-sia, malah menambah
membuatnya pada hari kemenangan yang kebulatan tekadnya ….
besar ini, menjadi salah seorang pembawa
Agama Islam ke kota Mekah, dan Dan mungkin maksud KhaliIah dengan
bukannya dari golongan orang-orang yang cara ini, untuk mewarnai pertempuran
masuk Islam karena terbawa-bawa dengan corak khusus dan arti yang
kemenangan Islam. penting, yang dapat mendorong orang-
orang untuk menyertainya. Hal ini hanya
Khalid selalu berada di samping dapat dikuatkan dengan partisipasi nyata
Rasulullah, menyerahkan semua tenaga dari beliau dalam perang yang dahsyat,
dan kemampuannya yang tinggi untuk yakni dengan memimpinnya langsung,
berbakti kepada Agama yang telah baik atas sebagian maupun atas seluruh
diimaninya dengan penuh keyakinan, dan kekuatan ummat. Sungguh, jalannya
yang seluruh kehidupannya akan peperangan tersebut akan menentukan
didermakan untuknya. timbul tenggelamnya kekuatan iman
menghadapi kekuatan murtad yang sesat!
Sesudah Rasul waIat, memenuhi panggilan
Allah Maha Pengasih lagi Maha Tinggi, Dan sesungguhnya munculnya kemurtadan
Abu Bakar Shiddiq memikul segala di mana-mana secara serentak ini sangat
tanggung jawab KhilaIah. Gelora angin mengkhawatirkan sekali, walaupun pada
kemurtadan bertiup kencang dengan tipu mulanya tampaknya …. sebagai
dayanya, hendak menghancurkan Agama pembangkangan saja. Dan dalam situasi
yang baru dengan semboyannya yang seperti ini, kabilah-kabilah yang selama ini
berbiaa dan propagandanya yang merusak ingin membalas dendam terhadap Islam,
binasa . . . . Di awal kegemparan yang maupun yang selalu mengintai-intai
mengejutkan ini, Abu Bakar menolehkan kelemahannya, sekarang mendapat
mata dan perhatiannya yang pertama kesempatan iatimewa atau peluang baru
kepada seorang pejuang yang tepat, untuk berontak, tanpa kecuali apakah
seorang laki-laki pilihan …. Abu mereka kabilah Arab pedalaman, atau yang
Sulaiman, si Pedang Allah‘, Khalid bin tinggal di perbatasan, di mana masih
Walid. bercokol kekuasaan dan pengaruh kerajaan
Persi dan Romawi. Kerajaan-kerajaan
Memang benar, bahwa Abu Bakar telah tersebut telah merasakan timbulnya
mulai memerangi kaum murtad dengan kekuatan Islam yang menjadi bahaya dan
pasukan yang dipimpinnya sendiri, tetapi ancaman terhadap kekuasaannya. Oleh
hal ini tidak bertentangan dengan sebab itulah sebagai dalang di belakang
rencananya untuk mempersiapkan Khalid layar, mereka dengan sengaja mengobar
untuk suatu hari yang menentukan nanti, dan menyebarkan berbagai macam fitnah.
yakni menentukan kalah menangnya
dalam peperangan terseru menghadapi Demikianlah, api dan nyala fitnah
orang- orang murtad itu, di mana ia berkobar di kalangan suku-suku Asad,
merupakan bintang lapangan dan GhatIan, ‗Abas, Thay‘ dan Dzibyan ….
pahlawan yang ulung …. juga di antara kabilah-kabilah Bani ‗Amir,
Hawazin, Salim, dan Bani Tamim . . . .
Di kala golongan kaum murtad bersiap- Mula-mula diawali dengan terjadinya ben-
siap hendak melaksanakan hasil keputusan trokan-bentrokan bersenjata yang kecil,
persekongkolan mereka yang besar, yang kemudian berobah menjadi
KhaliIah Abu Bakar bertekad memimpin pertempuran besar yang melibatkan
sendiri pasukan Muslimin. Para shahabat kekuatan pasukan sampai berpuluh ribu
utama berusaha menghalangi maksudnya tentara.
Pemberontakan-pemberontakan ini segera setelah menyerahkan bendera pasukan
Pula mendapat dukungan dari penduduk kepada masing-masing komandannya,
Bahrain, Oman, dan Muhrah. Sekarang KhaliIah mengarahkan mukanya kepada
Islam benar-benar menghadapi bahaya Khalid, lalu katanya:
besar, dan api peperangan itu telah
dinyalakan sekeliling Kaum Muslimin. ―Aku pernah mendengar Rasulullah
Untunglah di sana ada Abu Bakar …. bersabda: Bahwa sebaik-baik hamba
Allah dan kawan sepergaulan, ialah
Beliau menyiapkan pasukan Muslimin dan Khalid ibnul Walid, sebilah pedang di
sekaligus memimpinnya menuju kabilah- antara pedangpedang Allah yang
kabilah Bani Abbas, Bani Muhrah dan ditebaskan kepada orang-orang kafir dan
Dzibyan yang tampil sebagai pasukan munafik. ..!‘
kuat. Pertempuran Pun terjadilah, dan
akibatnya Islam dapat mencatat Maka Khalid pun segera menjalankan
kemenangan besar dan mantap. Tetapi tugasnya, berpindah-pindah bersama
pasukan yang menang ini tidak sempat pasukannya dari suatu medan tempur, ke
lama beriatirahat di Madinah, karena pertempuran yang lain, dari suatu
KhaliIah terpaksa mengerahkannya lagi kemenangan ke kemenangan berikutnya,
untuk menghadapi pertempuran berikutnya sampai berakhir dengan pertempuran yang
…. menentukan

Berita -berita tentang pembangkangan Di sanalah yakni di Yamamah, Bani
kaum-kaum dan suku-suku, setiap saat HaniIah bersama kabilah-kabilah yang
nampaknya semakin berbahaya. Abu telah bergabung dengan mereka telah
Bakar sendiri maju memimpin pasukan membangun suatu gabungan aneka ragam
yang kedua ini Tetapi, para shahabat tentara murtad yang paling berbahaya
utama jadi hilang keshabaran mereka. dikepalat oleh Musailamatul Kaddzab . . . .
Semuanya sepakat untuk meminta Sudah ada sebagian kesatuan Islam yang
KhaliIah agar tetap tinggal di Madinah. mencoba kekuatan mereka, tetapi tidak
berhasil.
Imam Ali terpaksa menghadang Abu
Bakar dan memegang tali kekang kuda Sekarang datanglah perintah KhaliIah
yang sedang ditungganginya untuk kepada panglimanya ―yang
mencegah keberangkatannya bersama tak terkalahkan‖ agar berangkat kepada
pasukan, sembari berkata kepadanya: Bani HaniIah itu. Khalid pun maju
―Hendak ke mana anda, wahai KhaliIah berangkat dan demi Musailamah
Rasulullah? Akan kukatakan kepada anda, mengetahui bahwa Khalid sedang di
apa yang pernah diucapkan Pasulullah di tengah perjalanan menuju tempatnya,
hari Uhud: ―Simpanlah pedangmu kembali ia memperkuat susunan
wahai Abu Bakar, jangan engkau pasukannya, karena ia benar-benar
cemaskan kami dengan dirimu!‖ menganggapnya sebagai bahaya dahsyat
dan musuh yang amat kuat.
Di hadapan desakan dan suara bulat Kaum
Muslimin, KhaliIah terpaksa menerima Kedua pasukan tentara itu telah berhadap-
untuk tinggal di kota Madinah. Maka hadapan Dan di waktu anda membaca
dibaginya tentara Islam menjadi sebelas buku-buku riwayat dan sejarah tentang
kesatuan, masing-masing kesatuan jalannya pertempuran yang sengit itu, tentu
dibebani tugas tertentu, sedang sebagai anda akan merasa ngeri karena seolah-olah
kepala dari‘ keseluruhan kesatuan tersebut diri anda sedang menyaksikan suatu
diangkatnya Khalid ibnul Walid. Dan pertempuran yang menyerupai perang
masa kini dalam kekerasan dan Orang-orang Muhajirin maju dengan panji-
kekejamannya, sekalipun berbeda jenis panji perang mereka dan orang-orang
senjata dan sarana perang yang Anshar pun maju di bawah panji-panji
dipergunakan . . . . mereka, seterusnya tiap kelompok suku
dengan panji-panji tersendiri.
Khalid mengambil posisi dengan Demikianlah, hingga jelas nanti, dari mana
pasukannya di dataran bukit-bukit pasir datangnya kekalahan itu. Semangat juang
Yamamah, sementara Musailamah jadi bergelora lebih panas membakar,
menghadapinya dengan segala penuh dengan kebulatan tekad dan
kecongkakan dan kedurhakaannya mengejutkan musuh. Dan Khalid dari saat
bersama barisan tentaranya yang banyak ke saat menggemakan tahlil dan takbir atau
seakan-akan tak habis-habisnya mengeluarkan perintah yang menentukan,
maka berubahlah pedang-pedang
Khalid segera menyerahkan bendera dan pasukannya bagai tangan-tangan Malatkat
panji-panji perang kepada komandan- maut Yang tidak dapat ditolak
komandan pasukannya. Kedua kelompok kehendaknya, dan tidak dapat dirubah
balatentara itu pun serang-menyerang dan tujuannya. Dan dalam waktu yang singkat
bertempur rapat. Perang berkecamuk tiada saja berubahlah arah pertempuran, prajurit-
hentinya, korban dari pihak Muslimin prajurit Musailamah mulai gugur berjatuh-
susul-menyusul berguguran laksana an dari puluhan, jadi ratusan kemudian
,
bunga-bunga dan kembang di taman yang ribuan, laksana nyamuk-nyamuk yang
ditiup angin topan … ! menggelepar bermatian.

Khalid telah melihat keunggulan musuh, ia Khalid telah menyalakan semangat


lalu memacu kudanya ke suatu tanah tinggi keberaniannya seperti aliran liatrik kepada
yang terdekat, lalu ia layangkan setiap prajuritnya; jiwanya telah
pandangannya ke seluruh medan tempur, menempati setiap prajurit pasukannya
pandangan cepat yang diliputi ketajaman itulah salah satu keistimewaannya Yang
dan keariIan. Dengan cepat pula ia dapat menakjubkan. Dan demikianlah jalan
menangkap dan menyimpulkan titik-titik pertempuran yang paling mencemaskan
kelemahan pasukannya. dan menyeramkan melawan orang-orang
murtad itu. Musailamah tewas dan mayat-
Ia dapat merasakan rasa tanggung jawab mayat anak buah dan para prajuritnya
yang melemah di kalangan prajuritnya di bergelimpangan memenuhi seluruh medan
bawah serbuan-serbuan mendadak yang perang, dan dikubur pulalah di sana
dilakukan pasukan Musailamah. Maka selama-lamanya bendera- bendera yang
diputuskannya secepat kilat untuk menyerukan kebohongan dan kepalsuan.
memperkuat semangat tempur Kaum
Muslimin dan tanggung jawab mereka Di Madinah KhaliIah shalat syukur kepada
setinggi mungkin. Dipanggilnya koman- Yang Maha Agung dan Maha Tinggi,
dan-komandan teras dan sayap, karena dikarunisi kemenangan tersebut dan
ditertibkannya posisi masing-masing di pahlawan perkasa ini …
medan tempur, kemudian ia berteriak
dengan suaranya Yang mengesankan KhaliIah Abu Bakar dengan kecerdasan
kemenangan: ―Tunjukkanlah kelebihanmu. dan ketajaman pandangannya telah
masing-masing …. akan kita lihat hari ini mengetahui kekuatan-kekuatan jahat yang
jasa setiap suku!‖ masih bercokol di belakang sekitar
negerinya yang merupakan bahaya besar
Lalu setiap suku tampillah dengan yang mengancam kelangsungan hidup
kelebihannya sendiri-sendiri.
Islam dan pemeluknya . . . , yaitu Persi di Siapa yang shalat seperti shalat kami, dan
Irak dan Romawi di Syria. menghadap kiblat kami, dan memakan
sembelihan kami, jadilah ia seorang
Imperium-imperium yang sudah tua dan Muslim, ia akan mendapat hak seperti hak
lemah ini yang selalu mengintai yang kami dapatkan, dan ia berkewajiban
kelemahan ummat Islam dan menjadi seperti kewajiban kami. Bila telah sampai
pusat dan penyebar kekacauan, keduanya kepada kalian suratku ini, maka hendaklah
Saling berhubungan dengan ikatan yang kalian kirimkan kepadaku jaminan, dan
lapuk dengan kejayaan mereka di masa terimalah daripadaku perlindungan.
lampau. Mereka memeras dan menyiksa
rakyat Irak dan Syria, serta merendahkan Dan jika tidak, maka demi Allah yang
martabat mereka, bahkan mengerahkan tidak ada Tuhan selain Dia, akan
rakyat Yang sebagian besar di antaranya kukirimkan kepada kalian satu kaum
adalah orang-orang Arab untuk memerangi berani mati, padahal kalian masih sangat
Kaum Muslimin. mencintai hidup … !‖

Dengan panji-panji Agama baru yang Para mata-mata yang disebarkannya ke


dibawanya, Kaum Muslimin bermaksud seluruh penjuru datang menyampaikan
meruntuhkan benteng-benteng peradaban berita tentang keberangkatan pasukan.
kuno serta mengikia habis segala bentuk balatentara yang besar, yang dipersiapkan
kejahatan dan kekejamannya. oleh panglima-panglima Persi di Irak.

Ketika itulah, KhaliIah Abu Bakar Khalid tidak membuang-buang waktu,


menjatuhkan pilihannya kepada Khalid dengan cepat ia pergi mempersiapkan
untuk berangkat dengan pasukannya pasukannya untuk menumpas kebathilan,
menuju Irak . . . . Maka berangkatlah sedangkan jarak perjalanan dapat
pahlawan ini ke Irak. Sayang lembaran ini ditempuhnya dalam waktu singkat.
tidak cukup untuk menuliakan setiap
kemenangan pasukannya di segala tempat. Kemenangan demi kemenangan dicapai
Andainya cukup, tentulah akan kita lihat oleh pasukan ekspedisinya, sejak dari
hal-hal yang amat mengagumkan saja. Ia Ubullah ke as-Sadir, disusul oleh an-Najaf,
memulai operasi militernya di Irak dengan lalu al-Hirsh, kemudian al-Anbar sampai
mengirim Surat-Surat ke seluruh pembesar ke Kadhimiah. Di setiap tempat ia
Msra (Kaisar Persi) dan gubemur- disambut oleh wajah berseri karena
gubernurnya di semua wilayah Irak dan gembira. Bendera dan panji-panji Islam
kota-kotanya, sebagai berikut: pun naik, di bawahnya berlindung orang
lemah yang tertindas penjajah Persia.
―Dengan nama Allah Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang. Dari Khalid ibnul Memang, rakyat yang lemah dan terjajah
Walid kepada pembesar-pembesar Persi. mengalami derita perbudakan dan
Keselamatan bagi siapa yang mengikuti penyiksaan selama ini dari orang Persi.
petunjuk. Bandingkan dengan peringatan keras dari
Khalid kepada seluruh anggota
Kemudian segala puji kepunyaan Allah pasukannya setiap kali akan berangkat:
yang telah memporak-porandakan kaki
tangan kalian, dan merenggut kerajaan ―Jangan kalian sakiti para petani,
kalian, serta melemahkan tipu muslihat biarkanlah mereka bekerja dengan aman,
kalian. kecuali bila ada yang hendak menyerang
kalian. Perangilah orang yang memerangi
kalian . . .‖.
Ia meneruskan perjalanannya dengan Mereka menyiapkan tidak kurang dari 240
pasukannya yang telah memenangkan ribu tentara untuk peperangan ini.
peperangan seperti mata pisau tajam Pemimpin-pemimpin pasukan tentara
mengiris permukaan susu yang membeku, Islam mengirimkan gambaran tentang
hingga sampailah ia ke perbatasan negeri situasi gawat ini kepada Khalifah.
Syam. Karenanya Abu Bakar berkata: ―Demi
Allah semua kekhawatiran dan keragu-
Ketika itu berkumandanglah suara takbir raguan mereka akan kusembuhkan dengan
dari muadzin disertai takbir orang yang kedatangan Khalid!‖ ―Penyembuh
menang perang. Bagaimana dugaanmu, kekhawatiran ini‖, (yakni kekhawatiran
suclahkah orang-orang Romawi akan hilangnya disiplin, pembangkangan
mendengarnya di Syam ini? Apakah dan kemusyrikan) ialah perintah berangkat
mereka menyadari bahwa takbir ini ke Syam dari KhaliIah kepada Khalid
merupakan bunyi lonceng kematian dan untuk mengepalat seluruh pasukan Islam
akhir dunia kekejaman? Benar, mereka yang sudah mendahuluinya berada di sana.
telah mendengarnya, mereka dikagetkan Dan alangkah cepatnya Khalid mematuhi
dan menjadi kecut … mereka telah perintah itu, ia segera menyerahkan
memutuskan dengan membabi buta untuk pimpinan di Irak kepada Mutsanna bin
terjun ke medan perang, diaebabkan rasa Haritsah, dan dengan cepatnya ia
putus asa dan sia-sia. berangkat hersama prajurit-prajurit
pilihannya, hingga sampai ke tempat
Kemenangan yang diperoleh orang-orang orang-orang Islam di negeri Syam. Dengan
Islam di Irak dari orang Persi, keahliannya yang iatimewa, dalam waktu
menimbulkan harapan diperolehnya singkat dilaksanakannya penyusunan
kemenangan yang sama dari orang pasukan Islam dengan menertibkan
Romawi di Syria. posisinya.

Abu Bakar Shiddiq mengerahkan sejumlah Di medan perang dan sebelum


pasukan dan untuk mengepalatnya pertempuran dimulai, ia berdiri di tengah-
dipilihnya dari kelompok panglima-pang- tengah prajurit Islam berpidato Berkatalah
lima mahir seperti Abu ‗Ubaidah bin ia sesudah memuji Allah dan bersyukur
Jarrah, dan Amar bin ‗Ash, Yazid bin Abi kepada-Nya: ―Hari ini adalah hari-
Sufyan dan kemudian Muawiyah bin Abi hari Allah. Tak pantas kita di sini
Sufyan. berbangga- bangga dan berbuat durhaka
…. Ikhlaskanlah jihad kalian, dan
Sewaktu berita gerakan balatentara ini harapkan ridla Allah dengan amalmu! Mari
sampai kepada Kaisar Romawi, ia kita bergantian memegang pimpinan, yaitu
menasihatkan para menteri dan jenderal- secara bergiliran. Hari ini salah seorang
jenderalnya agar berdamai saja dengan memegang pimpinan, besok yang lain, lusa
orang-orang Islam dan tidak melibatkan yang lain lagi, sehingga seluruhnya
diri dalam peperangan yang akan mendapat kesempatan memimpin … !‖
menimbulkan kerugian saja. Tetapi para
menteri dan jenderal-jenderalnya dengan ―Hari ini adalah hari-hari.Allah . . . !‖
gigih bersikeras hendak meneruskan Alangkah hebatnya kata-kata itu dari
perang sambil berkata: ―Demi Tuhan, akan semula, menggugah. ―Tak pantas kita di
kita layani Abu Bakar itu, agar ia tak sini, berbangga-bangga dan durhaka . . . !‖
mampu mendatangkan pasukan Yang lebih menggugah lagi ialah
berkudanya ke negeri kita … ! ― kerendahan hati yang amat sempurna.
Tidak kurang bijaksananya panglima besar Romawi dengan segala kehebatannya itu
ini yang dengan rendah hati tidak datang! Bukankah bagi Kaum Muslimin
mengemukakan diri. Sekalipun KhaliIah ada Tukang Pukulnya?‖
telah mengangkatnya untuk mengepalat
seluruh pasukan tentara dengan Ibnul Walid mempersiapkan tentaranya,
membawahi para panglima tetapi karena ia dibagi-baginya kepada beberapa kesatuan
tidak ingin jadi pembantu syetan atas besar. Diaturnya langkah-langkah taktik
pribadi-pribadi shahabatnya, ia pun sedia dan strategi baru untuk menyerang dan
turun dari pucuk jabatan yang telah bertahan, untuk menandingi taktik-taktik
dipercayakan KhaliIah secara mutlak, dan Romawi, seperti yang telah dialaminya
dijadikannya bergiliran …. dari kawan-kawannya orang Persi di Irak.
Dilukiskannya pula setiap kemungkinan
Hari ini seorang Amir …. besok Amir dari peperangan ini.
yang kedua . . . dan lusa Amir yang lain
pula, dan begitulah seterusnya …. Anehnya peperangan itu telah berjalan
tepat seperti yang digariakan Khalid dan
Balatentara Romawi, baik melihat besar diharapkannya. Langkah demi langkah,
jumlahnya maupun cukupnya gerakan demi gerakan, sehingga
perlengkapan, merupakan suatu yang tampaknya akan terbukti seandainya
sangat mengecutkan. Dan pemimpin- diramalkannya banyaknya pukulan pedang
pemimpin mereka yakin bahwa waktu di pertempuran itu, perhitungannya tak
berada di pihak Kaum Muslimin, dan akan keliru! Setiap pancingan yang
bahwa berlarut-larutnya peperangan dan dinanti-nantikannya dari orang-orang
banyaknya medan tempur akan membantu Romawi, mereka lakukan. Setiap
kemenangan yang mantap bagi Kaum pengunduran diri yang diramalkannya,
Muslimin. Oleh karena itu mereka betul-betul mereka perbuat.
memutuskan untuk menghimpun seluruh
kekuatan mereka pada suatu medan tempur Sebelum menerjuni kancah peperangan,
saja, dengan mempersiapkan satu lapangan ada satu hal yang sedikit mengganggu
jebakan bagi orang-orang Arab. fikirannya, yaitu kemungkinan sebagian
anggota pasukannya melarikan diri,
Tidak diragukan lagi bahwa orang-orang terutama mereka yang baru saja masuk
Islam pun sebelum kedatangan Khalid bin Islam, sesudah mereka menyaksikan
Walid merasa gentar dan cemas, me- kehebatan dan keseraman tentara Romawi.
nyebabkan rasa gelisah dan keluh kesah
memenuhi jiwa mereka. Tetapi iman Rahasia kemenangan-kemenangan
mereka membuat enteng segala iatimewa yang diperoleh Khalid dalam
pengabdian dalam suasana gelap gulita setiap peperangan, ialah satu hal yaitu
seperti itu dan tiba-tiba fajar harapan dan ―tsabat‖ artinya tetap tabah dan berdisiplin.
kemenangan meliputi mereka dengan la memandang bahwa larinya dua tiga
cahayanya. orang prajurit dari pasukan, akan
menyebarkan kePanikan dan kekacauan di
Bagaimanapun hebatnya orang-orang seluruh kesatuan yang berakibat fatal,
Romawi dan balatentaranya, namun Abu suatu bencana yang seluruh kesatuan
Bakar telah berkata, sedang ia me ngetahui musuh sendiri belum tentu dapat
benar keadaan orang-orangnya: menimbulkannya. Oleh sebab itu
―Khalid akan menyelesaikannya . . . !‖ dan tindakannya amat tegas dan keras sekali
tukasnya lagi: ―Demi Allah terhadap mereka yang membuang senjata
segala kekhawatiran mereka akan dan berpaling melarikan diri.
kulenyapkan dengan Khalid! Biarkan
orang-orang
Maka pada pertempuran ini sendiri yaitu darah orang-orang Romawi, karena itulah
pertempuran,Yarmuk, sesudah seluruh kami datang!‖
pasukannya mengambil posisinya,
dipanggilnya perempuan-perempuan Panglima Khalid menggertakkan kekang
Muslimin dan untuk per tama kalinya kudanya, sambil kembali ke pasukannya,
diberinya senjata. diangkatnya bendera tinggi-tinggi
Mereka memberitahukan dimulainya pertempuran .
diperintahkannya untuk berada di belakang ...
barisan pasukan Muslimin di setiap
penjuru, sambil katanya kepada mereka: ―Allahu Akbar… , berhembuslah
―Siapa yang melarikan diri, bunuhlah angin surga!‖ Balatentaranya pun maju
saja!‖ Sungguh, suatu akal bijak, yang menyerbu laksana peluru yang di-
membuahkan hasil sebaik-baiknya. tembakkan. Dan pertempuran berlangsung
mencapai puncaknya Yang tak ada
Dekat sebelum pertempuran berlangsung, tandingannya. Orang-orang Romawi
panglima Romawi meminta Khalid tampil datang meng hadang dengan pasukan-
ke depan, karena ia ingin berbicara pasukan besar yang menggunung . . . .
dengannya. Khalid pun muncullah hingga Tapi nyata dan jelas bagi orang-orang itu
kedua mereka berhadap-hadapan di atas sesuatu yang tidak mereka duga-duga dari
punggung kuda masing-masing, yakni Kaum Muslimin. Pahlawan-pahlawan itu
pada suatu lapangan kosong di antara telah melukiskan gambar perjuangan yang
kedua pasukan besar. mengagumkan dengan pengurbanan dan
keteguhan hati mereka. Itu salah seorang
Panglima pasukan Romawi yang bernama dari mereka sedang mendekati Abu
Mahan itu pun berkata: ‗Ubaidah ibnul Jarrah r.a. sementara
pertempuran berkecamuk itu sembari
―Kami mengetahui, bahwa berkata: ―Aku sudah bertekad mati syahid,
yang mendorong kalian ke luar dari negeri apakah anda mempunyai pesan penting
kalian tak lain hanyalah kelaparan dan Yang akan kusampaikan kepada
kesulitan …. Jika kalian setuju, saya beri Rasulullah, bila aku menemui nanti?‖
masing-masing kalian 10 dinar lengkap Jawab Abu ‗Ubaidah: ―Ada,
dengan pakaian dan makanan, asalkan katakan kepada beliau: Ya Rasulallah,
kalian pulang kembali ke negeri kalian. Di sesungguhnya kami telah menemukan
tahun yang akan datang saya kirimkan bahwa apa yang dijanjikan Allah kepada
sebanyak itu pula … ! kami, memang benar!‖

Mendengar itu, bukan main marahnya Laki-laki itu pun berlalulah maju
Khalid, tapi ditahannya, sambil menyerang bagai anak panah lepas dari
menggertakkan gigi ia menganggap suatu busurnya . . ., ia menyerbu ke tengah-
kekurangajaran dalam kata-kata panglima tengah pertempuran dahsyat, merindukan
Romawi itu . . . , lalu diputuskannya akan tempat peraduan dan pembaringannya. Ia
menjawabnya dengan kata-kata yang menetak dengan sebilah pedang, ia dipukul
sesuai, maka berucaplah ia: oleh seribu pedang, sampai ia naik mati
syahid . . .!!
―Bahwa yang mendorong kami keluar dari
negeri kami, bukan karena lapar seperti Dan ia adalah ‗Ikrimah bin Abi Jahal … !
yang anda sebutkan tadi, tetapi kami Benar anak Abu Jahal. Ia berseru kepada
adalah satu bangsa yang biasa minum orang-orang Islam, sewaktu tekanan orang
darah. Dan kami tahu benar, bahwa tak ada Romawi semakin berat atas mereka,
darah yang lebih manis dan lebih baik dari katanya dengan suara lantang: ―Sungguh
aku telah lama memerangi Rasulullah saw. Allah memberikan kesempatan kepada
di masa yang lalu sebelum aku ditunjuki kalian untuk menebas batang-batang leher
Allah masuk Islam, apakah pastas aku lari mereka … !‖
dari musuh-musuh Allah hari ini?‖
Seratus . . . masuk menerobos ke dalam 40
Kemudian ia berteriak: ―Siapakah ribu . . . ? Kemudian mereka menang – . –
yang ? Tetapi, kenapa tercengang? Bukankah
bersedia dan berjanji untuk mati … !‘ hati-hati mereka penuh keimanan kepada
Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar?
Sekelompok Muslimin berjanji kepadanya Dan iman kepada Rasul-Nya saw. yang
untuk berjuang sampai mati, kemudian benar lagi terpercaya? Iman kepada
mereka sama menyerbu ke jantung ketentuan Allah, yaitu hukum-hukum
pertempuran, bukan hanya mencari hidup yang terbanyak membawa kebaikan,
kemenangan tetapi kalau kemenangan itu petunjuk dan martabat.
harus ditebus oleh jiwa raganya, mereka
sudah siap untuk mati syahid . . .. Allah Bukankah KhaliIah mereka ash-Shiddiq
menerima pengurbanan dan bai‘at mereka, r.a. (yang lurus dan benar), yang
mereka semuanya mati syahid …. I benderanya sekarang telah menjulang
tinggi di dunia, tapi ia sendiri di Madinah,
Ada pula orang yang luka-luka berat, maka ibukota baru bagi dunia baru, masih sedia
dibawakan orang air, ia memberi isyarat memerah susu kambing untuk janda
kepada temannya yang berdekatan agar kematian suami, dan dengan kedua
diberi lebih dulu karena lukanya lebih tangannya mengadukkan roti bagi anak-
berat. Dan sewaktu orang ini diberi air, ia anak yatim piatu . . . ?
mengisyaratkan pula agar diberikan
kepada yang lain, sedang waktu didatangi Dan bukankah panglima mereka adalah
orang lain itu, ia menunjuk kepada Khalid ibnul Walid, Penawar kecemasan,
temannya … dan begitulah seterusnya …. Pembasmi kesombongan, kekerasan, ke-
Demikianlah yang terjadi … sampai rela durhakaan, permusuhan, dan Pedang Allah
menderita kehausan sewaktu ruh-ruh yang terhunus yang akan menebas unsur-
mereka melayang . .. . Inilah contoh unsur perselisihan, kebencian dan
teladan yang paling indah tentang kemusyrikan . . . ? Bukankah itu memang
pengurbanan dan mendahulukan demikian? Karena itu, berhembuslah
kepentingan kawan. wahai angin kemenangan! Bertiuplah oh
kekuatan perkasa, yang menang, dan yang
Peperangan Yarmuk benar-benar tempat kuat kuasa! Allah jugalah di atas segala-
pengurbanan yang jarang tandingannya. galanya.
Dan di antara monumen-monumen tebusan
yang mena‘jubkan itu, yaitu monumen Keluarbiasaan Khalid telah mengagumkan
iatimewa yang dibina oleh kematian- para panglima Romawi dan komandan
kemauan keras, melukiakan karya Khalid pasukannya, yang mendorong salah
ibnul Walid sedang mengerahkan 100 seorang di antara mereka, Georgius
orang tentaranya tidak lebih. Mereka namanya untuk mengundang Khalid dalam
menyerbu sayap kiri Romawi yang saat-saat peperangan berhenti agar tampil
jumlahnya tidak kurang dari 40 ribu orang, kepadanya.
dan Khalid berseru kepada seratus orang
yang bersamanya itu: ―Demi Allah Di kala keduanya sudah bertemu, panglima
yang diriku di tanganNya! Tak ada lagi Romawi itu menghadapkan percakapannya
keshabaran dan ketabahan yang tinggal kepada Khalid, katanya:
pada orang-orang Romawi, kecuali apa
yang kamu lihat! Sungguh, aku mengharap
―Yuan Khalid . . . , jujurlah anda — Apakah orang-orang yang masuk
kepadaku, jangan berbohong, sebab orang Islam sekarang akan mendapat pahala dan
merdeka tak pernah bohong! Apakah Allah ganjaran seperti anda juga?
telah menurunkan sebilah pedang kepada
Nabi anda dari langit, lalu pedang itu — Memang, bahkan lebih Bagaimana
diberikannya kepada anda, hingga setiap dapat jadi, padahal anda sudah lebih
anda hunuskan terhadap siapa pun, pedang dahulu memasukinya?
tersebut pasti membinasakannya?‖
— Karena sesungguhnya kami telah hidup
Jawab Khalid: ―Oh, tidak!‖ bersama Rasullah saw., kami telah melihat
tanda-tanda kerasulan dan mu‘- jizatnya,
Orang itu bertanya pula: ―Mengapa dan sewajarnyalah bagi setiap orang yang
anda dinamai Pedang Allah?‖ telah

Jawab Khalid: ―Sesungguhnya Allah telah melihat seperti yang kami lihat dan
mengutus RasulNya kepada kami, mendengar seperti yang kami dengar, akan
sebagian kami ada yang membenarkannya, masuk Islam dengan mudah . . . Adapun
dan sebagian pula mendustakannya. Aku anda, wahai orang-orang yang belum
dulunya termasuk orang yang pernah melihat dan mendengarnya, lalu
mendustakannya, sehingga akhirnya Allah anda beriman kepada yang ghaib, maka
menjadikan hati kami menerima Islam, pahala anda lebih berlipat ganda dan besar,
dan memberi petunjuk kepada kami bila anda membenarkan Allah dengan hati
melalui Rasul-Nya, lalu kami berjanji setia ikhlas serta niat yang suci.
kepadanya
Panglima Romawi itu pun berseru, sambil
Kemudian Rasul mendo‘akanku, dan memajukan kudanya ke dekat Khalid dan
beliau berkata kepadaku: ―Engkau berdiri di sampingnya: ―Ajarkanlah
adalah pedang Allah di antara sekian kepadaku Islam itu, hai Khalid . . . !‖
banyak pedang pedang-Nya‖. Maka masuk Islamlah panglima itu . . . dan
shalat dua raka‘at, satu-satunya shalat yang
Demikianlah, maka aku diberi nama …. sempat dilakukannya . . . . Kedua pasukan
Pedang Allah ― balatentara itu sudah mulai bertempur lagi.
Dan panglima Romawi Georgius sekarang
kami menerima Islam, dan memberi berperang di pihak Muslimin, dan mati-
petunjuk kepada kami melalui Rasul-Nya, matian menuntut syahid, sampai ia
lalu kami berjanji setia kepadanya mencapainya dan berbahagia men-
dapatkannya . . . .
Kemudian Rasul mendo‘akanku, dan
beliau berkata kepadaku: ―Engkau Arkian, sekarang akan kami ketengahkan
adalah pedang Allah di antara sekian suatu kebesaran kemanusisan dalam suatu
banyak pedang pedang-Nya‖. penampilan termegah ….

Demikianlah, maka aku diberi nama …. Selagi Khalid memimpin balatentara Islam
Pedang Allah‖ dalam peperangan yang banyak
menimbulkan qurban ini, selagi ia
— Kepada apa anda sekalian merenggutkan kemenangan gemilang dari
diserunya? cengkeraman tentara Romawi secara luar
biasa, saat itulah ia tiba-tiba dikejutkan
— Kepada mentauhidkan Allah dan oleh sepucuk surat yang datang dari
kepada Islam. Madinah, dibawa oleh seorang kurir
KhaliIah yang datang dari KhaliIah baru, disimpan saja oleh Abu ‗Ubaidah terhadap
Amirul Mu‘minin Umar bin Khatthab . . . . Khalid sampai perang berakhir ….
Dalam surat tersebut tercantum salam
penghargaan ‗Al-faruq‖ kepada seluruh Riwayat manapun yang benar, yang ini
pasukan Islam, berita berkabungnya atau yang itu, yang penting bagi kita ialah
terhadap KhaliIah Rasulullah saw. Abu sikap Khalid pada kedua kondisi tersebut,
Bakar Shiddiq r.a. yang telah wafat. yang mengungkapkan bahwa benar-benar
Kemudian putusannya memberhentikan ia suatu pribadi yang mengagumkan,
Khalid dari pimpinan pasukan dan penuh keagungan dan kemuliaan. Dan
mengangkat Abu ‗Ubaidah bin Jarrah setahuku, tak satu pun dalam seluruh
sebagai gantinya. kehidupan Khalid, suatu kejadian yang
menjelaskan keikhlasannya yang
Khalid membaca surat itu dengan tenang . mendalam dan kejujurannya yang teguh,
. . dengan memohonkan rahmat untuk Abu melebihi apa yang ditunjukkan periatiwa
Bakar serta taufiq untuk Umar ini.

Dimintanya kepada si pembawa surat agar Sama saja baginya, apakah jadi panglima,
tidak menceriterakan kepada siapapun isi atau hanya prajurit biasa. Sesungguhnya
surat tersebut, menyuruhnya tetap tinggal jadi pemimpin seperti halnya prajurit
di suatu tempat dan tidak masing-masing membawa kewajiban yang
meninggalkannya, serta tidak berhubungan harus ditunaikankannya terhadap Allah
dengan siapa pun. yang ia imani, terhadap Rasul yang ia
bai‘at, terhadap Agama yang telah
la memulai lagi meneruskan pimpinan dipeluknya, dan ia bernaung di bawah
pertempuran, sambil menyembunyikan panji-panjinya ….
berita kematian Abu Bakar dan perintah-
perintah Umar sampai kemenangan betul- Baktinya yang diberikan sebagai amir
betul menjadi kenyataan, yang waktu itu yang memerintah, sama dengan darmanya
telah dekat sekali seolah-olah telah berada yang dibaktikannya sebagai prajurit yang
di tangan …. dititah. ―Kemenangan besar terhadap nafsu
ini dipersiapkan baginya sebagai juga bagi
Lonceng kemenangan pun telah berbunyi, orang lainnya, oleh contoh teladan dan
orang-orang Romawi telah mengundurkan perangai para KhaliIah, yang memegang
diri . . . maka menghadaplah pahlawan itu tampuk pimpinan Ummat Islam waktu itu .
kepada Abu ‗Ubaidah seraya memberi . . . Abu Bakar dan Umar .. . dua nama,
hormat sebagaimana layaknya seorang yang bila saja lidah bergerak
prajurit terhadap panglimanya . . . . Abu menyebutnya, maka terbayanglah dalam
‗Ubaidah mula-mula hanya menyangka hati segala sifat keutamaan manusia dan
sebagai olok-olok dari seorang panglima kebesarannya ….
yang,telah mewujudkan kemenangan yang
tak diduga-duga …. Tetapi tak lama Sekalipun hubungan belas kasih seolah-
kemudian ia melihat suatu kenyataan yang olah hilang tercecer antara Umar dan
sesungguhnya, lalu diciumnya Khalid di Khalid, namun kebersihan jiwa Umar, ke-
antara kedua matanya dan memuji adilan, ketaqwaan dan kebesaran
kebesaran jiwa dan akhlaqnya. pribadinya yang luar biasa, tak sebenang
pun diragukan oleh Khalid.
Ada lagi riwayat lain dalam sejarah yang
mengatakan, bahwa surat yang dikirimkan Karena itu pula, tak ada alasan untuk
oleh Amirul Mu‘minin Umar ditujukan meneragukan keputusan-keputusan yang
kepada Abu ‗Ubaidah berita tersebut diambilnya, karena hati nurani yang
mengeluarkannya, telah sampai ke puncak Maka sekarang dijadikannya pedangnya
keshalehan, kelurusan, keikhlasan don alat yang ampuh penebus masa lalu,
kejujuran, sejauh yang dapat dicapai oleh dengan- memancung habis segala tonggak
manusia yang berhati bersih dan terpimpin. kemusyrikan berlipat ganda hebatnya dari
apa yang telah pernah dilakukannya
Tak ada sedikit pun maksud jelek Umar terhadap Islam. Dan barangkali anda masih
terhadap pribadi Khalid itu, hanya ia ingat kalimat yang pernah kami cantumkan
merasa keberatan terhadap pedangnya di permulaan ceritera ini, yang terlompat
yang terlalu cepat dan tajam . . . . Hal ini dari mulutnya sewaktu berbicara dengan
telah dibayangkannya sewaktu ia Rasulullah saw.: ―Ya Rasulallah . . . .
mengusulkan pemberhentian Khalid Mohon anda mintakan aku ampun
kepada Abu Bakar, menyusul terbunuhnya terhadap semua yang telah kulakukan,
Malik bin Nuwairah, katanya: berupa menghalangi jalan Allah!‖

―Sesungguhnya pada pedang Khalid itu Sekalipun Rasul telah menjelaskan bahwa
ada rohaqnya‖,- artinya kelancangan, Islam telah mema‘afkan semua masa lalu,
ketajaman dan ketergesaan. namun ia berusaha untuk mendapatkan
janji dari Rasulullah selagi ia masih hidup
Lalu dijawab oleh KhaliIah ash-Shiddiq: agar beliau memohonkan ampun kepada
―Aku tak akan menyarungkan Allah atas segala perbuatannya di masa
pedang, yang telah dihunus Allah atas silam itu.
orang-orang kafir . . . ―
Dan pedang yang sedang berada di tangan
Umar tidak mengatakan bahwa rohaq seorang panglima berkuda iatimewa
(keeepatan bertindak) pada Khalid . . . seperti Khalid, kemudian tangan yang
hanya menjadi sifat rohaq itu sebagai sifat menggenggam pedang itu digerakkan oleh
pedangnya bukan pribadi orangnya. Kata- hati yang bergelora dengan kehangatan
kata itu tidak saja mengungkapkan adab pensucian dan penebusan, serta dipenuhi
sopan santun, tapi juga penilaian baiknva dengan pembelaan mutlak terhadap agama
terhadap diri Khalid …. yang masih dikelilingi berbagai
persekongkolan jahat dan permusuhan,
Kehidupan Khalid adalah perang sejak sungguh sulitlah bagi pedang ini untuk
lahir sampai mati. Lingkungannya, melepaskan diri sama sekali dari
pertumbuhannya, pendidikannya dan pembawaannya yang keras dahsyat, dan
seluruh kehidupannya sebelum dan ketajamannya yang memutus ….
sesudah Islam, seluruhnya merupakan
arena bagi seorang pahlawan berkuda yang Beginilah keadaannya, kita lihat pedang
lihai lagi ditakuti. Kemudian bahwa Khalid membuat kesukaran bagi
kegigihannya di masa silam sebelum pemiliknya.
Islam, peperangan-peperangan yang
diterjuninya menentang Rasul dan Maka sewaktu selesainya pembebasan kota
shahabatnya, dan pukulan-pukulan Mekah, Nabi saw. mengutusnya kepada
pedangnya di masa syirk yang sebagian kabilah yang berdekatan dengan
menjatuhkan kepala-kepala orang-orang negeri Mekah, sambil mengatakan
yang beriman serta kening-kening para kepadanya: ―Aku mengutusmu sebagai
shahabat peribadat, semuanya itu da‘i — penyeru ummat — bukan sebagai
merupakan beban yang berat bagi jiwa dan penyerang mereka‖, rupanya pedangnya
kalbunya. itu telah menguasai dirinya yang
mendorongnya ke peranan seorang
penyerang dan terlepas dari peranan
seorang da‘i sebagaimana telah diwasiat- tempatnya lagi di slam baru, di mana
kan Rasul kepadanya, Nabi merasa kesal Khalid berdiri di bawah benderanya ….
dan bersedih sewaktu tindakan Khalid
disampaikan kepadanya dan sambil berdiri Khalid tak melihat alat lain untuk
menghadap kiblat, beliau mengangkatkan membersihkannya, kecuali pedangnya!
tangannya, memohon ampun kepada Allah Atau kalau tidak bentakannya
:
dengan ucapannya: ―Keparat kau hai ―Uzza,
persetan akan kebesaranmu! Sungguh,
―Wahai ya Allah, aku berlepas diri kepada- kulihat Allah telah menghinakanmu!‖
Mu, dari tindakan yang telah dilakukan
Khalid‖; lalu diutusnya Ali kepada mereka Tetapi kita sendiri, karena apa yang kita
untuk memberikan tebusan ganti rugi, harapkan tidak beda dengan yang
terhadap darah dan harta mereka. diharapkan sayyidina Umar, seandainya
pedang Khalid tidak bertindak keras kita
Kata setengah orang, Khalid membela akan selalu mengulang-ulangi ucapan
dirinya dengan alasan, Abdullah bin Amirul Mu‘minin yang berbunyi:
HudzaIah as Sahmi mengatakan ―Tak seorang wanita pun akan sanggup
kepadanya bahwa Rasulullah melahirkan lagi laki-laki seperti Khalid …
memerintahkan dia untuk memerangi !‖
mereka karena mereka menolak Islam ….
Sewaktu ia meninggal dunia Umar
Khalid memiliki tenaga di luar tenaga menangis sejadi-jadinya. Kemudian umum
manusia biasa . . . . Tenaga itu dapat mengetahui, bahwa Umar bukan
mendorongnya sekuat-kuatnya untuk menangis hanya karena kehilangannya
menghancurkan seluruh dunia lamanya semata, tetapi yang beliau tangisi ialah
yang menyiksa hatinya . . . . Kalaulah kita lenyapnya kesempatan untuk
mau memahaminya, bagaimana ia mengangkatnya kembali memegang pucuk
meruntuhkan berhala ―Uzza ketika pimpinan tentara Islam, sesudah ber-
dialah yang dikirim Nabi untuk kurangnya kefanatikan manusia yang
meruntuhkannya! Dan sekiranya kita berlebih-lebihan kepadanya. Karena
melihat bagaimana ia menghancurkan sebetulnya sudah agak lama Umar
bangunan batu tersebut, akan kita lihat bertekad memulihkan kepemimpinannya
seorang laki-laki seolah- olah sedang itu dan menjernihkan sebab-sebab
memerangi seantero tentara. Ditebasnya pemberhentiannya, kalau tidaklah maut
semua kepada oknum- okmunnya dan datang menjemput pahlawan besar itu
dibinasakan seluruh barisannya dengan untuk bersegera pulang ke tempat kembali-
kematian. nya di surga . . . . Bukankah ia tidak
pernah beriatirahat seperti itu di bumi?
la menghantam dengan tangan kanannya, Bukankah telah datang masanya bagi jasad
tangan kirinya, dengan kakinya sambil yang selalu bekerja keras itu, untuk tidur
berteriak kepada runtuhan yang bertebaran sekejap? la lah pribadi yang sering
dan debu yang berjatuhan: ―Ya dilukiskan oleh shahabat-shahabat maupun
‗Uzza kufranak, la Subhanak‖, Hai ‗Uzza, oleh musuh-musuhnya, dengan kata-kata:
keparat kamu, persetan akan kebesaranmu! ―Orang yang tidak pernah tidur dan
Sungguh, kulihat Allah telah tidak membiarkan orang lain tidur …. !
menghinakanmu!‖
Adapun ia sendiri, seandainya dibolehkan
Kemudian patung itu dibakarnya dengan memilih, tentu ia akan memilih agar Allah
menyalakan api di tanahnya. Setiap ciri- menambah usianya agar dapat meneruskan
ciri kemusyrikan dan sisa-sisanya seperti perjuangan meruntuhkan semua bangunan-
‗Uzza pada pandangan Khalid tak ada
bangunan lapuk, dan agar dapat ―Aku telah ikut serta dalam pertempuran di
menambah amal-amal dan jihadnya dalam mana-mana. seluruh tubuhku penuh
Islam …. dengan tebasan pedang, tusukan tombak
serta tancapan panah ….
Semangat juang dan keharuman namanya
akan selalu dikenang sepanjang masa, Kemudian inilah aku tidak sebagai yang
selama kuda-kuda perang masih me- kuingini, mati di atas tempat tidur, laksana
ringkik, mata-mata pedang masih matinya seekor unta! Maka tidak akan
berkilatan, dan selama panji-panji dan tertidur mata orang-orang pengecut‖.
bendera tauhid masih berkibaran di atas
pundak bala tentara Islam …. Itulah kata-katanya, yakni kata-kata yang
tak akan diucapkan seseorang dalam
Sungguh dia pernah berkata: suasana demikian, kecuali seorang laki-
laki jantan seperti dia! Di saat-saat ia
―Tak ada yang dapat menandingi hampir menghembuskan nafasnya yang
kegembiraanku, bahkan lebih gembira dari penghabisan, ia ucapkan wasiatnya itu ….
saat malam pengantin, atau di saat di-
karuniai bayi, yaitu suatu malam yang Tahukah anda kepada siapa la berwasiat?
sangat genting, di mana aku dengan
ekspedisi tentara bersama orang-orang Yaitu kepada Umar bin Khatthab sendiri
Muhajirin menggempur kaum musyrikin …
di waktu shubuh . . .! ―
Tahukah anda kekayaan apa yang
Oleh karena itulah ada sesuatu yang selalu ditinggalkannya? Hanya kuda perang dan
merisaukan fikirannya sewaktu masih pedangnya.
hidup, yaitu kalau-kalau ia, mati di atas
tempat tidur, padahal ia telah Kemudian apa lagi?
menghabiskan seluruh umurnya di atas
punggung, kuda perangnya, dan di bawah Yang lain tak ada lagi sesuatu barang
kilatan pedangnya. berharga yang dapat dinikmati atau
dimiliki orang.
Ia lah orangnya yang pernah berperang
bersama Rasulullah saw. Ia yang telah Demikian itu, disebabkan seumur
menundukkan kaum murtad. Ia yang telah hidupnya tak pernah ia dipengaruhi
membumi ratakan takhta kerajaan Persi keinginan, kecuali menikmati kemenangan
dan Romawi. Ia yang telah melompat dan berjaya mengalahkan musuh
menjelajahi bumi di Irak langkah demi kebenaran.
langkah .. .. hingga dimenangkannya untuk
Islam dan di Syria setapak demi setapak Tak suatu pun kesenangan dunia yang
pula, sampai semuanya mempengaruhi keinginan nafsunya. Oh,
dipersembahkannya ke haribaan Islam. ada satu, yaitu suatu barang yang sangat
hati-hati sekali dan mati-matian ia
la adalah seorang panglima, dengan memeliharanva. Barang itu berupa kopiah.
kesukaran hidup seorang prajurit serta Pernah suatu ketika, kopiah itu terjatuh
rendah hatinya . . . . Sebaliknya seorang dalam perang Yarmuk lalu ia
prajurit dengan tanggung jawab seorang menyusahkan dirinya dan orang lain untuk
panglima dengan teladannya! seorang mencarinya. Ketika orang lain mencelanya
pahlawan perang yang hatinya risau kalau- karena itu, maka ujarnya: ―Di dalamnya
kalau ia mati di atas tempat tidurnya. terdapat beberapa helai rambut dari ubun-
Ketika itu ia berkata, sedang air matanya ubun Rasulullah‖,
meleleh keluar:
Dan akhirnya jenazah pahlawan besar ini hidup menaiki punggungnya, pergi
keluar dari rumahnya diusung oleh para bertempur menggoncangkan istana-istana
shahabatnya. Ibu dari sang pahlawan dan takhta kerajaan Persi dan Romawi,
memandangnya dengan kedua mata yang menghilangkan segala angan-angan
bercahaya memperlihatkan kekerasan hati keberhalaan dan kedurhakaan, dan
tapi disaput awan dukacita, lalu melepas- mengikis habis segala kekuatan
nya dengan kata-kata: kemusyrikan dan kemunduran yang
merintangi jalan Islam ….
―Jutaan orang tidak dapat melebihi
keutamaanmu …. Mereka gagah perkasa Ia terhenti sembari matanya nanap
tapi tunduk di ujung pedangmu …. Engkau menatap kubur tak berkisar sedikit pun.
pemberani melebihi singa betina …. Digoyang-goyangkannya kepalanya naik
turun, seakan-akan melambai-lambaikan
Yang sedang mengamuk melindungi kepada tuan dan pahlawannya, memberi
anaknya …. Engkau lebih dahsyat dari air hormat dan menyampaikan salam
bah …. perpisahan ….

Yang terjun dari celah bukit curam ke Kemudian ia tertegun pula, dengan kepala
lembah …. terangkat ke atas disertai kening meninggi
. . . , dan dari cekuk di bawahnya
Umar mendengar ucapan tersebut, maka mengalirlah air matanya yang deras tak
hatinya bertambah duka dan terharu, dan terbendung lagi.
air mata beliau semakin jatuh berderai, lalu
katanya: ―Benar ucapannya itu . . . ! Demi Kuda ini telah diwakafkan Khalid bersama
Allah sungguh-sungguh demikian …… pedangnya untuk jalan Allah. Tetapi
adakah orang berkuda lainnya yang
Dan tinggallah pahlawan itu di sanggup menungganginya sesudah
pembaringannya. Para shahabatnya tegak Khalid
berdiri dengan khusuknya; dunia sekeliling … ? Maukah ia merendahkan
mereka hening, tenang dan sepi . . . . punggungnya bagi orang lain? Hai,
Keheningan yang meng harukan itu, tiba- pahlawan yang selalu jaya, wahai fajar di
tiba dipecahkan oleh bunyi ringkik dan setiap malam … !
dengus kuda yang dating, sebagaimana
yang dapat kita bayangkan, sesudah Sesungguhnya kamu mengangkat tinggi
melepaskan tali kekangnya, segera moral pasukanmu, dengan ucapan setiap
mendompak dan melompat lalu berlari bergerak maju:
melintasi jalan-jalan kota Madinah
menyusul dari belakang jenazah tuannya, ―Di kala shubuh datang menjelma, pejalan-
pemilik dan penunggangnya, sementara pejalan malam memuji suka‖. (Hendak
keharuman dan kewangian jenazah itu mencapai kesenangan, haruslah dengan
semerbak membawanya ke arah tujuan …. bersusah payah lebih dahulu).

Sewaktu kuda itu sampai ke dekat Hingga kata-katamu itu telah menjadi kata-
kumpulan orang-orang yang sedang kata bersayap Nah, inilah kamu, telah
termenung menghadapi permukaan kubur kamu selesaikan perjalanan malammu!
yang masih basah, digerak-gerakkannya Maka puji-pujianlah untuk waktu pagi-
kepalanya bagaikan mengibarkan panji pagimu, wahai Abu Sulaiman! Sebutan
perang, disertai dengan dengusan yang namamu amat mulia, harum mewangi,
merendah .. . tak ubahnya seperti yang kekal abadi, wahai Khalid! Dan biarkanlah
dilakukannya selagi pahlawannya masih kami . . . mengulang-ulangi bersama
Amirul Mu‘minin ucapan kata-katanya
yang sedap, manis dan indah yang
digunakannya untuk meratapi dan melepas
kepergianmu:

―Rahmat Allah bagi Abu Sulaiman‖.

‗Apa yang di sisi Allah lebih baik


daripada yang di dunia‖. ―Ia hidup
terpuji dan berbahagia setelah mati‖.
QEIS BIN SA‟AD BIN „UBADAH Pada peristiwa Shiffin ia berdiri di fihak
KALAU TIDAKLAH KARENA Ali menentang Mu‘awiyah . . . . Maka
ISLAM,MAKA IA LAH AHLI TIPU duduklah ia merencanakan sendiri tipu
MUSLIHAT ARAB YANG PALING muslihat yang mungkin akan
LIHAI … ! membinasakan Mu‘awiyah dan para
pengikutnya di suatu hari atau pada suatu
Walaupun usianya masih muda, orang- ketika kelak. Namun ketika ia menyaring
orang Anshar memandangnya seperti macam-macam muslihat yang telah
seorang pemimpin …. Mereka memeras kecerdasannya. Namun, ketika ia
mengatakan: ―Seandainya kami menyaring itu disadarinya bahwa itu
dapat membelikan janggut untuk Qeis adalah suatu muslihat jahat yang
dengan harta kami, niscaya akan kami membahayakan. Maka teringatlah ia akan
lakukan‖. Sebabnya is berwajah licin, tak firman Allah swt.:
ads suatu pun kekurangan dari sifat-sifat
kepemimpinannya yang lazim terdapat ―Dan tipu days jahat itu akan hembali
pada adat kebiasaan kaumnya, selain soal menimpa orangnya sendiri!‖ (Q.S. 35 al-
janggut yang oleh para pria dijadikan Fathir:43)
sebagai tanda kejantanan pada wajah-
wajah mereka. Maka ia pun segera bangkit, lalu
membatalkan cara-cara tersebut sambil
Nah, siapakah kiranya pemuda yang memohon ampun kepada Allah, serta
sangat dicintai kaumnya ini, sampai- mulutnya seakan-akan hendak
sampai mereka siap mengurbankan harta mengatakan: ―Demi Allah,
untuk membelikan janggut yang akan seandainya Mu‘awiyah dapat mengalahkan
menghiasi mukanya, sebagai kita nanti, maka kemenangannya itu
penyempurnaan bentuk luarnya bagi bukanlah karena kepintarannya, tetapi
kebesaran hakiki dan kepemimpinan yang hanyalah karena keshalehan dan
tinggi yang sudah dimilikinya … ? ketaqwaan kita . . . . ―.

Itulah dia Qeis bin Sa‘ad bin ‗Ubadah! Sesungguhnya pemuda Anshar suku
Khazraj ini, adalah dari suatu keluarga
Berasal dari keluarga Arab yang paling pemimpin besar, yang mewariskan sifat-
dermawan dari turunannya yang mulia . . . sifat mulia dari seorang pemimpin besar
. suatu keluarga yang Rasulullah saw. kepada pemimpin besar pula . . . . Ia anak
pernah berkata terhadapnya: dari Sa‘ad bin ‗Ubadah, seorang
pemimpin Khazraj, yang akan kita temui
―Kedermawanan menjadi tabi‘at anggota riwayatnya di belakang kelak.
keluarga ini!‖
Sewaktu Sa‘ad masuk Islam, ia membawa
Ia adalah seorang lihai yang banyak tipu anaknya Qeis dan menyerahkannya kepada
muslihat, seorang Yang mahir, licin dan Rasul sambil berkata: ―Inilah khadam anda
cerdik, dan orang yang terus terang ya Rasulallah!‖ Rasul dapat melihat pada
mengatakan secara jujur tentang dirinya: diri Qeis segala tanda-tanda keutamaan
dan ciri-ciri kebaikan . . . Maka dirangkul
―Kalau bukan karena Islam, saya sanggup dan didekatkannya ke dirinya dan
membikin tipu muslihat yang tidak dapat senantiasalah Qeis menempati kedudukan
ditandingi oleh orang Arab mana pun!‖ di sisi Nabi ….
Sebabnya, karena ia adalah seorang yang
tinggi kecerdasannya, banyak akal dan Anas, shahabat Rasulullah pernah
encer otaknya. mengatakan: ―Kedudukan Qeis bin
Sa‘ad di sisi Nabi, tak ubah seperti
ajudan‖.
Selagi Qeis memperlakukan orang-orang Di suatu hari Umar dan Abu Bakar
lain sebelum ia masuk Islam dengan segala bercakap-cakap sekitar kedermawanan dan
kecerdikannya, mereka tak tahan akan kepemurahan Qeis sambil. berkata: ―Kalau
kelihaiannya. Dan tak ada seorang pun di kita biarkan terus pemuda ini dengan
kota Madinah dan sekitarnya yang tidak kepemurahannya, niscaya akan habis licin
memperhitungkan kelihaiannya ini secara harta orang tuanya … !‖ Pembicaraan
hati-hati. Maka setelah ia memeluk Islam, tentang anaknya itu, sampai kepada Sa‘ad
Islam mengajarkan kepadanya untuk bin ‗Ubadah, maka serunya: ―Siapa
memperlakukan manusia dengan dapat membela diriku terhadap Abu Bakar
kejujuran, tidak dengan kelicikan. Ia dan Umar …?
adalah seorang anak muda yang banyak –
amalnya untuk Islam, karena itu di Diajarnya anakku kikir dengan memperalat
kesampingkannya kelihaiannya, dan tidak namaku … !‖
hendak mengulangi lagi tindakan-tindakan
liciknya masa silam. Setiap ia menghadapi Pada suatu hari pernah ia memberi
suatu kejadian yang sukar, ia ingat kepada pinjaman pada salah seorang kawannya
prakteknya yang lama, segera sadarkan yang kesukaran dengan jumlah besar . . . .
diri lalu diucapkannyalah kata-katanya Pada hari yang telah ditentukan guna
yang bersayap: melunasi utang, pergilah orang itu untuk
membayarnya kepada Qeis. Ternyata Qeis
―Kalau bukan karena Islam, akan tidak bersedia menerimanya, ia hanya
kubuat tipu muslihat yang tidak dapat berkata: ―Kami tak hendak menerima
ditandingi oleh bangsa Arab . . .!‖ kembali apa-apa yang telah kami berikan!‖

Tak ada perangai lain pada dirinya yang Fithrah manusia mempunyai kebiasaan
lebih menonjol dari kecerdikannya kecuali yang tak pernah berubah, dan sunnah
kedermawanannya . . . . Dermawan dan (hukum) yang jarang berganti-ganti yaitu.:
pemurah bukanlah merupakan perangai di mana terdapat kepemurahan, terdapat
baru bagi Qeis, karena ia adalah dari pula keberanian …. Benarlah . . – ,
keluarga yang turun-temurun terkenal sesungguhnya dermawan sejati dan
dermawan dan pemurah. keberanian sejati adalah dua saudara
kembar yang tak pernah berpisah satu dari
Bagi Qeis sebagai telah menjadi kebiasaan lainnya untuk selama-lamanya. Dan bila
bagi orang-orang yang paling dermawan anda menemukan kedermawanan tanpa
dan suka membantu di antara suku-suku keberanian, ketahuilah bahwa yang anda
Arab, ada petugas yang Bering berdiri di temukan itu bukanlah sebenarnya
tempat ketinggian memanggil para tamu kepemurahan …. tetapi suatu gejala
untuk makan Siang bersama mereka …. kosong dan bohong dari gejala-gejala
atau sengaja menyalakan api di malam hari melagakkan diri dan membusungkan dada.
untuk menjadi petunjuk bagi para musafir Demikian pula bila bertemu keberanian
yang lewat. Orang-orang di zaman itu yang tidak disertai kepemurahan,
mengatakan: ―Siapa yang ingin ketahuilah pula bahwa itu bukanlah
memakan lemak dan daging, silahkan keberanian sejati, ia tak lain serpihan dari
mampir ke benteng perkampungan Dulaim berani membabi buta dan kecerobohan!
bin Hari- tsah . . . !‖ Dulaim bin Haritsah
adalah kakek kedua dari Qeis. Di rumah Maka tatkala Qeis bin Sa‘ad memegang
bangsawan inilah Qeis mendapat didikan teguh kendali kepemurahan dengan tangan
kedermawanan dan kepemurahan …. kanannya, ia pun memegang kuat tali
keberanian dan kepeloporan dengan tangan
kirinya. Seolah-olah ialah yang salah seorang pahlawannya yang
dimaksud berperang tanpa takut mati …. Dialah yang
dengan ungkapan sya‘ir: membawa bendera Anshar dengan
meneriakkan:
―Apabila bendera kemuliaan
telah dikibarkan. Maka segala kekejian ―Bendera inilah bendera persatuan ….
berubah menjadi kebaikan‖. Berjuang bersama Nabi dan Jibril
pembawa bantuan.
Keberaniannya telah termashur pada Tiada gentar andaikan hanya Anshar
semua medan tempur yang dialaminya pengibarnya.
beserta Rasulullah saw. selagi beliau masih Dan tiada orang lain menjadi
hidup …. Dan kemasyhuran itu pendukungnya‖.
bersambung pada pertempuran-
pertempuran yang diterjuninya sesudah Dan sesungguhnya Qeis telah diangkat
Rasul meninggal dunia. Keberanian yang oleh Imam Ali sebagai gubernur Mesir . . .
selalu berlandaskan kebenaran dan . Tapi sudah semenjak lama Mu‘awiyah
kejujuran sebagai ganti kelihaian dan selalu mengincerkan matanya ke wilayah
kelicikan … dengan mempergunakan cara ini. la memandangnya sebagai permata
terbuka dan terus terang secara berhadap- berlian yang paling berharga pada suatu
hadapan, bukan dengan menyebarkan isyu mahkota yang amat didambakannya . . . .
dari belakang dan tidak pula dengan tipu Oleh karena itu tidak lama setelah Qeis
muslihat busuk, tentu saja membebani memangku jabatan sebagai Kepala Daerah
dirinya dengan kesukaran dan kesulitan itu, hampir terbit gilanya karena takut Qeis
yang menekan. Semenjak Qeis membuang akan menjadi halangan bagi cita-citanya
jauh kemampuannya yang luar biasa dalam terhadap Mesir sepanjang masa, bahkan
berdiplomasi licik dan bersilat lidah sekalipun ia beroleh kemenangan nanti
curang, dan ia membawakan diri dengan atas Imam Ali dengan kemenangan yang
perangai berani secara terbuka dan terus menentukan ….
terang, maka ia merasa puas dengan
pembawaan yang baru ini, dan bersedia Begitulah Mu‘awiyah berusaha dengan
memikul akibat dan kesukaran yang silih tipu daya dan muslihat yang tidak terbatas
berganti dengan hati yang rela …. pada suatu corak saja, membangkitkan
kemarahan yang tidak terbatas dari Imam
sesungguhnya keberanian sejati memancar Ali terhadap Qeis, sampai akhirnya Imam
dari kepuasan pribadi orang itu sendiri . . . Ali memanggilnya dari Mesir ….
. Kepuasan ini bukan karena dorongan
hawa nafsu dan keuntungan tertentu, tetapi Di sini Qeis memperoleh kesempatan yang
disebabkan oleh ketulusan diri pribadi dan menguntungkan untuk mempergunakan
kejujuran terhadap kebenaran – - – . kecerdasannya dengan berencana. la telah
mengetahui berkat kecerdasannya bahwa
Demikianlah, sewaktu timbul pertikaian di Mu‘awiyahlah yang memegang peranan
antara Ali dan Mu‘awiyah, kits lihat Qeis dalam memfitnahnya, setelah ia gagal
bersunyi-sunyi memencilkan dirinya. Dan menarik Qeis ke pihaknya untuk
terus berusaha mencari kebenaran dari memusuhi Imam Ali dan mempergunakan
celah-celah kepuasannya itu. Hingga kepemimpinannya untuk membantunya.
akhirnya demi dilihatnya kebenaran itu
berada pada pihak Ali, bangkitlah ia dan Maka untuk mematahkan tipu daya
tampil ke sampingnya dengan gagah tersebut, Qeis memperkuat sokongannya
berani, teguh hati dan berjuang secara terhadap Ali dan terhadap kebenaran yang
mati-matian. Di medan perang Shiffin, diwakili Ali. seorang pemimpin yang saat
Jamal dan Nahrawan, Qeis merupakan
itu tempat tersangkutnya kesetiaan dan dikumpulkannya, lalu ia berpidato di
kepercayaan teguh dari Qeis bin Sa‘ad bin hadapan mereka sambil berkata:
Tbadah . . . .
―Jika kalian menginginkan perang,
Demikianlah, tidak sedikit pun aku akan tabah berjuang bersama kalian
dirasakannya bahwa Imam Ali telah sampai salah satu di antara kita diambil
memecatnya dari Mesir …. Bagi Qeis, tak maut lebih dulu! Tapi jika kalian memilih
ada artinya wilayah kekuasaan, tak ada perdamaian maka aku akan mengambil
artinya pangkat kepemimpinan dan langkah-langkah untuk itu . . . ―.
jabatan. Semuanya itu baginya hanyalah
sekedar sarana guna mengabdikan diri bagi Pasukan tentaranya memilih yang kedua
aqidah dan Agamanya . . . . Sekalipun maka dimintanya keamanan dari
jabatan Kepala Daerah di Mesir itu Mu‘awiyah yang memberikannya dengan
merupakan suatu jalan untuk mengabdikan penuh sukacita, karena dilihatnya taqdir
diri kepada yang haq, namun kedudukan di telah membebaskannya dari musuhnya
dekat Imam Ali di medan laga adalah yang terkuat, paling gigih serta berbahaya
suatu jalan lain yang tak kurang penting …!
dan menggairahkan ….
Pada tahun 59 H. di kota Madinah al-
Keberanian Qeis mencapai puncak Munawwarah, telah pulang ke
kejujurannya dan kematangannya sesudah Rahmatullah seorang pahlawan, yang
syahidnya Ali dan dibai‘atnya Hassan . . . dengan keislamannya dapat
Sesungguhnya Qeis memandang Hassan mengendalikan kecerdikan dan keahlian
r.a. sebagai tokoh yang cocok menurut tipu muslihatnya serta menjadikannya obat
syari‘at untuk jadi Imam (Kepala Negara), penawar bisa.
maka berjanji setialah ia kepadanya, dan
berdiri di sampingnya sebagai pembela, Telah berpulang tokoh yang pernah
tanpa memperdulikan bahaya yang akan berkata:
menimpa. ―Kalau tidaklah aku pernah mendengar
Rasulullah, bersabda:
Dan di kala Mu‘awiyah memaksa mereka ―Tipu daya dan muslihat licik itu di
untuk menghunus pedang, bangkitlah Qeis dalam neraka‖
memimpin lima ribu prajurit dari orang- Niscaya akulah yang paling lihai di antara
orang yang telah mencukur kepala mereka ummat ini …
sebagai tanda berkabung atas wafatnya
Ali. Hassan mengalah dan lebih suka Ia telah tiada dalam kedamaian, dengan
membalut luka-luka Muslimin yang telah meninggalkan nama harum sebagai
sedemikian parah, maka disuruhnya seorang laki-laki yang jujur, terus terang,
menghentikan perang yang telah dermawan dan berani ….
menghabiskan nyawa dan harta itu, lalu
berunding dengan Mu‘awiyah dan Benar . .. , ia telah berpulang dengan
kemudian bai‘at kepadanya. mewariskan pusaka nama baik seorang
laki-laki yang terpercaya, baik tentang
Di sinilah Qeis mulai merenungkan lagi watak keislamannya maupun tentang
masalah tersebut, maka menurut tanggung jawab dan menepati janji…
pendapatnya, sekalipun pendirian Hassan
adalah benar, maka pasukan Qeis tetap
menjadi tanggung jawabnya dan pilihan
terakhir terletak atas hasil keputusan
musyawarah. Maka semua mereka
UMEIR BIN WAHAB merusakkan fikiran tersebut.
JAGOAN QURAISY YANG Dikobarkannyalah api kebencian ke dalam
BERBALIK MENJADI PEMBELA jiwa mereka, tegasnya api peperangan di
ISLAM YANG GIGIH mana ia sendiri tewas sebagai korbannya
yang pertama …
Di perang Badar ia termasuk salah seorang
pemimpin Quraisy yang menghunus Penduduk Mekah memberinya gelar
pedangnya untuk menumpas Islam. la dengan ―Jagoan Quraisy‖. Di perang Badar
seorang yang tajam penglihatan dan teliti itu, benar-benar si Jagoan ini mendapat
perhitungannya. Oleh karena itulah ia pukulan hebat, karena usahanya menemui
diutus kaumnya untuk menyelidiki jumlah kegagalan total. Orangorang Quraisy
Kaum Muslimin yang ikut pergi berperang kembali ke Mekah dengan kekuatan yang
dengan Rasul, dan untuk mengamat-amati telah hancur berantakan. Umeir bin Wahab
apakah di belakang itu ada balabantuan telah Pula meninggalkan darah dagingnya
atau yang masih bersembunyi …. sendiri di Madinah . karena anaknya jatuh
menjadi tawanan Kaum Muslimin ….
Umeir bin Wahab al-Jambi pun
berangkatlah, dan dengan kudanya ia dapat Pada suatu hari kebetulan ia terlibat dalam
mengamati sekeliling perkemahan pasukan percakapan dengan pamannya Shafwan bin
Muslimin, kemudian kembalilah ia Umaiyah …. Shafwan ini sejak lama
memberi laporan kepada kaumnya, bahwa memendam rasa dendam dan bencinya
kekuatan mereka kurang lebih tigaratus dengan getir, karena ayahnya Umaiyah bin
orang dan perkiraannya itu ternyata benar. Khalaf menemui ajalnya tewas di perang
Badar, sedang tulang belulangnya telah
Lalu mereka menanyainya, apakah di mendekam di sumur tua.
belakang itu ada bala bantuan, yang
dijawabnya: ―Aku tidak melihat apa-apa Shafwan dan Umeir duduk berbincang-
lagi dibelakang mereka … tetapi wahai bincang sama-sama melampiaskan
kaum Quraisy, terbayang kebenciannya. Marilah kita panggil
‗Urwah bin Zubeir untuk memaparkan
di hadapanku pusara-pusara menganga percakapan panjang mereka kepada kita:
yang menantikan jasad mereka . . . !
Mereka adalah kaum yang tidak Kata Shafwan: ―Demi Allah, tak ada
mempunyai peranan dan perlindungan lagi
kecuali pedang mereka sandiri … ! Demi gunanya hidup kita setelah peristiwa itu
Allah, tidak mungkin salah seorang di ―‗ Dan berkata Pula Umeir:
antara mereka terbunuh, tanpa ―Kau benar, dan demi Allah, kalau karena
terbunuhnya seorang di antara kita sebagai utang yang belum sempat kubayar, dan
imbalannya! Maka apabila jumlah kita keluarga yang kukhawatirkan akan tersia-
yang tewas sama dengan jumlah mereka, sia sepeninggalku, niscaya aku berangkat
kehidupan mane lagi yang lebih baik mencari Muhammad saw. untuk
setelah itu…!‖ … ? Nah, cobalah kamu membunuhnya . . . !‖ ―Aku mempunyai
fikirkan baik-baik … j. alasan kuat untuk berbicara dengannya,
akan kukatakan, bahwa aku datang untuk
Kata-kata dan buah fikirannya itu berkesan membicarakan anakku yang tertawan itu‖.
dan berpengaruh kepada sebagian di antara Shafwan segera menanggapi dan katanya
pemimpin-pemimpin Quraisy, dan hampir Pula: ―Biarlah aku yang menanggung
saja mereka menghimpun laki-laki mereka utangmu .. . , akan kulunasi semua dan
untuk kembali pulang ke Mekah tanpa keluargamu hidup bersama keluargaku,
perang, seandainya Abu Jahal tidak akan kujaga mereka seperti keluargaku!‖
Maka kata Umeir lagi: ―Nah, kalau begitu Allah telah memuliakan kami dengan
marilah kita simpan rahasia kita ini . . . !‖ suatu ucapan kehormatan yang lebih baik
Kemudian Umeir meminta pedangnya, dari ucapanmu hai Umeir, yaitu salaam . . .
yang sudah disuruhnya asah dan diberi penghormatan ahli surga!‖
racun. Maka berangkatlah ia hingga
sampai di Madinah …. Ujar Umeir Pula: ―Demi Allah, aku masih
hijau tentang hal itu!‖
Di Madinah selagi Umar bin Khatthab
bercakap-cakap dengan sekelompok Tanya Rasulullah Pula: ―Apa maksudmu
Muslimin tentang perang Badar dan datang ke sini, hai Umeir?‖ Jawabnya:
mereka menyebut-nyebut pertolongan ―Kedatanganku ke sini sehubungan dengan
Allah kepada mereka, sewaktu ia menoleh, tawanan yang berada di tangan anda‖.
tampaklah olehnya Umeir bin Wahab yang
baru saja menambatkan tunggangannya di Tukas Nabi Pula: ―Apa maksud pedangmu
muka mesjid, siap mempergunakan yang tersandang itu?‖ Jawab Umeir:
pedangnya, maka kata Umar: ―Pedang-pedang keparat! Menurut
anda apakah ada manfa‘atnya pedang itu
―Itu si Umeir bin Wahab anjing musuh bagi kami?‖
Allah! Demi Allah, pastilah
kedatangannya untuk maksud jahat . . . ! Berkata Pula Rasulullah: ―Berkatalah terus
Dialah yang telah menghasut orang banyak terang hai Umeir, apa maksud
dan mengerahkan mereka untuk kedatanganmu yang sebenarnya?‖
memerangi kita di perang Badar … !‖
Ujar Umeir Pula: ―Tak ada maksudku yang
Lalu Umar masuk menghadap Rasulullah lain, hanyalah yang kusebutkan tadi‖.
saw. dan lantas berkata: ―Ya Nabi
Allah, itu si Umeir musuh Allah, ia telah Kata Rasulullah saw. lagi: ―Bukankah
datang siap menghunus pedangnya … ! kamu telah duduk bersama Shafwan bin
Umaiyah di atas batu, lalu kamu
Jawab Rasulullah saw.: ―Suruhlah berbincang-bincang tentang orang-orang
ia masuk menghadapku … Quraisy yang tewas di sumur Badar,
kemudian katamu: ―Kalau bukan karena
Umar pun pergi mengambil pedangnya utang dan keluargaku, niscaya aku akan
dan menimang-nimangnya di tangan, pergi membunuh Muhammad. Lalu
sembari mengatakan kepada orang-orang Shafwan menjamin akan membayar
Anshar yang ada di sana, agar mereka utangmu dan menanggung keluargamu,
masuk semua dan duduk dekat Rasulullah asal kamu membunuhku, padahal Allah
sambil mengawasi tindak tanduk bajingan telah menjadi penghalang bagi maksudmu
itu terhadap Rasul, karena ia tidak dapat itu . . . !‖
dipercaya. Lalu Umar membawa masuk
Umeir menghadap Nabi, sambil membawa Waktu itu berserulah Umeir:
pedangnya yang tersandang di pundaknya, ―Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu
dan sewaktu hal ini dilihat oleh Rasul, annaka Rasulullah . . . . Urusan ini tak ada
beliau berkata: ―Biarkanlah ia yang menghadirinya selain aku dengan
wahai Umar, dan anda wahai Umeir …. Shafwan saja. Demi Allah, tak ada yang
dekatlah ke mari!‖ memberi kabar kepadamu selain Allah!
Maka puji syukur kepada Allah yang telah
Umeir pun mendekat seraya berkata: menunjuki aku kepada Islam!‖ Maka
―Selamat pagi!‖ suatu ucapan berkatalah Rasulullah kepada shahabat-
jahiliyah, maka jawab Nabi saw.: shahabatnya:
―Sesungguhnya ―Ajarilah saudaramu ini soal Agama,
bacakan kepadanya alQuran dan Beginikah jadinya, pedang yang
bebaskanlah tawanan itu serta serahkanlah tergenggam kuat untuk suatu niat yang
kepadanya!‖ jahat, dan kekejaman keji, yang kilatannya
masih membayang di muka mereka,
Begitulah Umeir bin Wahab masuk semuanya sudah dilupakan, dan sekarang
Islam tak ada yang diingat lagi, kecuali Islamnya
…. Umeir, dan dalam waktu sekejap ia telah
menjadi salah seorang dari Kaum
Dan dernikianlah masuk Islamnya Jagoan Muslimin, shahabat Rasul, yang
Quraisy! Ia telah diliputi oleh nur Rasul mempunyai hak seperti hak-hak mereka,
dan nur Islam seluruhnya, hingga tiba-tiba dan memikul kewajiban dan tanggung
dalam sekajap saat ia telah berbalik jawab seperti mereka Pula?
menjadi pembela Islam yang gigih.
Berkatalah Umar bin Khatthab r.a.: ―Demi Dan beginikah akhirnya, seorang yang
Allah yang diriku di Tangan-Nya! hampir dibunuh oleh Umar bin Khatthab
Sesungguhnya aku lebih suka melihat babi beberapa saat sebelumnya, sekarang jadi
daripada si Umeir sewaktu mula-mula dicintainya melebihi cintanya kepada anak
muncul di hadapan kita . . . ! Tetapi cucunya sendiri?
sekarang aku lebih suka kepadanya
daripada sebagian anakku sendiri … Kalaulah salah satu saat dari keberanian
yakni saat Umeir menyatakan
Umeir duduk merenungkan dengan keislamannya, telah membawa
mendalam toleransi atau kelapangan dada keberuntungan bagi Umeir berupa
dan sifat pema‘af Agama ini serta penghargaan, kemuliaan, ganjaran dan
kebesaran Rasul-Nya. Ia teringat akan penghormatan dari Islam, maka tak ada
masa-masa. silamnya di Mekah, sewaktu penilaian lain, bahwa benar-benarlah Islam
ia merencanakan tipu muslihat busuk dan itu suatu Agama yang maka luhur … !
memerangi Islam, yakni sebelum hijrah
Rasul dan shahabat-shahabatnya ke Tidak berapa lama antaranya Umeir sudah
Madinah. Kemudian ia teringat Pula usaha mengenal tugas kewajibannya terhadap
dan perjuangannya di pedang Badar . . . . Islam . . . . Bahwa ia akan berbakti
Dan kini, ia datang dengan menimang- kepadanya, seimbang dengan usahanya
nimang pedang di tangan.hendak memeranginya di masa lampau. Dan
membunuh Rasul. Dan semua itu dengan bahwa ia akan mengajak orang kepada
sekejap mata habis dikikis dengan Islam setaraf dengan ajakannya
ucapannya: ―La ilaha illallah, memusuhinya di masa silam. Dan bahwa
Muhammadur-Rasulullah Alangkah ia akan memperlihatkan kepada Allah dan
pema‘af dan sucinya, serta teguhnya Rasul-Nya apa yang dicintai Allah dan
kepercayaan diri, ajaran yang dibawa oleh Rasul-Nya itu berupa kejujuran,
Agama besar ini … perjuangan dan ketaatan. Dan begitulah, ia
datang menghadap Rasulullah pada suatu
! hari, sembari berkata: ―Wahai Rasulullah!
Dahulu aku berusaha memadamkan cahaya
Beginikah kiranya Islam dalam sekejap Allah, sangat jahat terhadap orang yang
saja sedia menghapuskan segala memeluk Agama Allah ‗Azza wajalla,
kesalahannya yang lalu, sementara orang- maka sekarang aku ingin agar anda
orang Islam melupakan segala dosa dan idzinkan aku pergi ke Mekah!
kejahatannya serta permusuhannya yang
lampau, dan membukakan dasar hati Aku akan menyeru mereka kepada Allah
mereka untuknya, bahkan sedia merangkul dan kepada RasulNya, serta kepada Islam,
dan memeluknya ke haribaan mereka?
semoga mereka diberi hidayah oleh Allah! dengan bergegas karena dorongan ingin
Kalau tidak, aku akan menyakiti mereka tabu: ―Apa sebenarnya yang terjadi, tolong
karena agama mereka, sebagaimana dulu ceriterakan kepadaku‖. Jawab orang itu:
aku menyakiti shahabat-shahabatmu ―Umeir bin Wahab telah memeluk
karena agama yang diikuti mereka . . . Islam, ia di sana sedang memperdalam
Agama dan mempelajari al-Qur‘an … !‖
Pada hari-hari itu, semenjak Umeir
meninggalkan kota Mekah menuju Bumi rasa berputar bagi Shafwan . . . .
Madinah, maka Shafwan bin Umaiyah Peristiwa yang diharap-harapkannya akan
yang telah menghasut Umeir pergi dapat menggembirakan kaumnya, dan
membunuh Rasul, sering mundar-mandir selalu dinantikannya untuk melupakan
di jalan-jalan kota Mekah dengan kejadian perang Badar, tabu-tabu hari itu
sombong, dan ia selalu menumpahkan berita itu yang datang kepadanya, yang
kegembiraannya yang meluap di semua bagaikan petir menyambarnya.
majlis dan tempat-tempat pertemuannya …
! Pada suatu hari sampailah sang musafir di
kampung halamannya . . . . Umeir telah
Dan setiap ia ditanyai kaum dan sanak kembali ke Mekah, tak lupa membawa
saudaranya sebab-sebab kegembiraannya pedangnya dan siap untuk bertempur. Dan
itu, padahal tulang-belulang ayah masih orang yang mula-mula menjumpainya
terjemur di panas terik matahari padang ialah Shafwan bin ‗Umaiyah . . . . Baru
Badar, ia lalu menepukkan kedua telapak Baja Shafwan melihatnya, bermaksudlah
tangannya dengan bangga sambil berkata ia hendak menyerang Umeir. Akan tetapi
kepada orang-orang itu: melihat pedang yang siaga di tangan
―Bersenang hatilah kalian karena bakal ada Umeir ia pun mengurungkan maksudnya,
satu kejadian yang akan datang beritanya dan merasa puas dengan melontarkan caci
dalam beberapa hari lagi, yang akan maki padanya kemudian berlalu . . . .
menghapus malu kita di perang Badar … !
Sekarang Umeir bin Wahab masuk ke kota
Setiap pagi ia keluar ke tempat ketinggian Mekah sebagai seorang Muslim, sedang
di pinggiran kota Mekah, menanyai sewaktu meninggalkannya ia adalah
kafilah-kafilah dan para penunggang seorang musyrik. Dimasukinya kota itu
kalau-kalau ada peristiwa penting terjadi di dan dalam ingatannya tergambar sikap
Madinah. Tapi jawaban mereka tidak ada Umar bin Khatthab mula ia masuk Islam,
yang menyenangkan dan meng- yang setelah Islamnya itu menyerukan:
gembirakannya, karena tak ada seorang ―Demi Allah, tidak akan kubiarkan satu
pun yang mendengar atau melihat suatu tempat pun yang pernah kududuki dengan
kejadian penting di Madinah. Shafwan kekafiran, melainkan akan kududuki lagi
tidak berputus asa, bahkan ia tetap shabar dengan keimanan … !
menanyai rombongan demi rombongan,
hingga akhirnya ia menemukan sebagian Seolah-olah Umeir hendak menjadikan
mereka yang waktu ditanyainya: ―Apa kata itu sebagai lambang dan pendirian ini.
tak ada suatu kejadian di Madinah?‖, menjadi contoh teladan. Ia telah bertekad
mendapat jawaban dari musafir itu: bulat hendak menyerahkan hidupnya untuk
―Benar, telah terjadi suatu kejadian besar – berbakti kepada Islam, yang sekian lama
- – !‖ diperanginya. Dan ia mempunyai
kemampuan dan kesempatan untuk
Air muka Shafwan berseri-seri, seluruh membalas setiap kejahatan yang hendak
kegembiraannya meluap dan melimpah ditimpakan kepadanya!
ruah. Ia kembali menanyai orang itu
Demikianlah ia mengganti dan Sungguh benar, ia merupakan suatu berita
mengimbangi apa-apa yang telah luput besar …. berita tentang seorang Jagoan
pada masa silamnya, berpacu dengan Quraisy dengan hidayah Allah telah
waktu mengejar tujuannya. Ia berda‘wah merubahnya menjadi seorang pembela
menyebarkan Agama Islam, baik Siang berani mati di antara pembela-pembela
maupun malam, secara terang-terangan Islam lainnya. Ia yang selalu siap sedia di
dan terbuka . . . Keimanan yang telah samping Rasul pada setiap peperangan dan
terhunjam di hatinya, telah melimpahkan pertempuran, dan yang kesetiaan serta
rasa aman, petunjuk dan cahaya. Dari lidah baktinya kepada Agama Allah tetap teguh
dan ucapannya keluar kalimat dan kata- tidak berubah setelah Rasul wafat!
kata yang haq, yang digunakannya untuk
menyeru orang kepada keadilan, kebaikan Di hari pembebasan kota Mekah, Umeir
dan kebajikan. Sedang di tangan kanannya tak hendak melupakan shahabat dan
tergenggam teguh pedangnya yang akan karibnya Shafwan bin ‗Umaiyah, ia pergi
mengecutkan hati setiap penghalang jalan untuk menyampaikan kepadanya kebaikan
menuju kebaikan, yakni mereka yang Islam dan mengajaknya untuk
selalu mengganggu orang-orang beriman memeluknya, setelah ternyata tak ada lagi
dan hendak membawa mereka ke jalan kesangsian terhadap kebenaran Rasul dan
yang bengkok. risalat. Tapi Shafwan telah bersiap-siap
dengan kendaraannya menuju Jeddah
Dalam beberapa minggu saja, orang-orang untuk berlayar ke Yaman ….
yang mendapat petunjuk masuk Islam
berkat usaha Umeir bin Wahab melebihi Umeir sangat kecewa dan merasa kasihan
perkiraan yang melintas dalam angan- melihat sikap Shafwan, maka
angan Umeir. Umeir pergi membawa dibulatkannya tekad hendak
mereka dalam satu barisan yang panjang menyelamatkan shahabatnya itu dari jalan
dan terang-terangan ke Madinah. Padang kesesatan. Ia pun segera pergi kepada
pasir yang mereka lalui dalam perjalanan Rasulullah saw., lalu berkata kepadanya:
itu, seolah-olah tak ―Ya Nabi Allah, sesungguhnya Shafwan
dapat menyembunyikan itu adalah penghulu kaumnya, ia hendak
ketakjuban dan keheranannya, terhadap pergi melarikan diri dengan menerjuni laut
pria yang belum lama berselang melintasi karena takut daripada anda. Maka mohon
dengan pedang terhunus menggerakkan anda beri ia keamanan dan perlindungan,
setiap langkahnya ke Madinah untuk semoga Allah melimpahkan karunia-Nya
membunuh Rasul . . . . Kemudian laki-laki kepada anda!‖
itu Pula yang melintasinya sekali lagi dari
Madinah, tetapi wajahnya berlainan Jawab Nabi: ―Dia aman!‖
dengan wajah semula ketika ia pergi;
sekarang ia membaca al-Quran dari atas Kata Umeir Pula: ―Ya Rasul Allah, berilah
punggung untanya yang ikut gembira …. aku suatu tanda sebagai bukti keamanan
dari anda!‖ Maka Rasulullah saw.
Dan kini, laki-laki itulah juga telah memberikan sorbannya yang dipakainya
mengarungi Padang pasir yang sama untuk sewaktu memasuki kota Mekah.
ketiga kalinya, mengepalai suatu rom-
bongan iring-iringan yang panjang dari Sekarang mari kita serahkan kepada
orang-orang yang beriman yang suara ‗Urwah bin Zuber untuk menceriterakan
tahlil dan takbir mereka bergema kejadian itu selengkapnya:
memenuhi angkasa….
―Umeir pun pergilah dengan sorban itu
mendapatkan Shafwan yang ketika itu
sudah hendak berlayar. Serunya
kepadanya: ―Ayah dan ibuku
menjadi jaminan bagimu! Ingatlah kepada
Allah, janganlah engkau silap dan berputus
asa! Inilah tanda keamanan dari Rasulullah
saw. yang sengaja aku bawa untukmu!‖

Ujar Shafwan, ―Nyahlah engkau tak perlu


bercakap denganku!‖ Jawab Umeir Pula:
―Benar Shafwan, jaminanmu ayah
dan ibuku, sesungguhnya Rasulullah saw.
itu adalah manusia yang paling utama,
paling banyak kebajikannya, paling
penyantun dan paling baik. Kemuliaannya
kemuliaanmu, martabatnya martabatmu …
!‖

Kata Shafwan: ―Aku takut terhadap diriku


Kata Umeir: ―Beliau orang yang paling


penyantun dan paling mulia, lebih dari apa
yang engkau duga!‖

Maka akhirnya Shafwan bersedia ikut


kembali. Mereka berdiri di muka
Rasulullah saw., lalu kata Shafwan:
―Kawan ini mengatakan bahwa anda telah
memberiku jaminan keamanan!‖ Jawab
Rasul: ―Betul!‖

Kata Shafwan lagi: ―Berilah aku


kes6mpatan memilih selama dua bulan!‖

Balas, Rasul Pula: ―Engkau


diberi kebebasan memilih selama empat
bulan!‖ Kemudian Shafwan pun Islamlah.
Dan tak terkirakan bahagianya Umeir
dengan Islamnya Shafwan shahabatnya itu

Umeir bin Wahab pun melanjutkan


perjalanan hidupnya yang penuh berkah
menuju Allah Ta‘ala mengikuti jejak
Rasul‘Besar yang diutus Allah kepada
ummat manusia untuk melepaskan mereka
dari kesesatan dan mengeluarkan mereka
dari kegelapan kepada cahaya yang terang
benderang ….
ABU DARDA pertolongan Allah dengan pembebasan dan
SEORANG BUDIMAN DAN AHLI kemenangan merebut kota Mekah …
HIKMAT YANG LUAR BIASA
Tetapi ia adalah dari golongan orang yang
Selagi balatentara Islam berperang kalah setiap merenung dan menyendiri, atau
menang di beberapa penjuru bumi, bersamadi di relung hikmah, dan mem-
sementara itu di kota Madinah berdiam baktikan hidupnya untuk mencari hakikat
seorang ahli hikmat dan filosof yang dan keyakinan, menemukan dirinya dalam
mengagumkan, yang dari dirinya suatu wujud yang padu, penuh dengan sari
memancar mutiara yang cemerlang dan hayat dan gairah kehidupan ….
bernilai.
Dan Abu Darda‘ r.a. ahli hikmat yang
la senantiasa mengucapkan kata-kata besar di zamannya itu, adalah seorang
kepada masyarakat sekelilingnya, : insan yang telah dikuasai oleh kerinduan
―Maukah anda sekalian, aku kabarkan yang amat sangat untuk melihat hakikat
amalan-amalan yang terbaik, amalan yang dan menemukannya….
terbersih di siai Allah dan paling
meninggikan derajat anda, lebih baik Dan karena ia telah beriman kepada Allah
daripada memerangi musuh dengan dan Rasul-Nya dengan iman yang teguh,
menghantam batang leher mereka, lalu maka ia merasa yakin dan percaya pula
mereka pun menebas batang leher anda, bahwa iman ini dengan segala tindak
dan malah lebih baik dari uang mas dan lanjutnya berupa kewajiban dan
Perak. . . ?‖ pengertian, merupakan jalan yang utama
dan satu-satunya untuk mencapai hakikat
Para pendengarnya sama menjulurkan itu ….
kepala mereka ke muka karena ingin tahu,
lalu segera menanyakan: ―Apakah itu Demikianlah ia tetap berpegang dan secara
wahai Abu Darda‘ . . . ?‖ Abu Darda‘ bulat menyerahkan dirinya kepada Allah,

memulai bicaran ya dengan wajah berseri- dan dengan teguh hati, dengan petunjuk
seri, di bawah cahaya iman dan hikmat, dan kebesaran ditempanya kehidupannya
lalu menjawab: ―‗Dzikrullah .. .. ‖ sesuai dengan cetakan dan patokannya. la
— terus menelusuri jejak hingga akhirnya
menyebut Serta mengingat nama. Allah — menemukannya . . .. dan berada di atas
―Wa-ladzikrullahi akbar‖ — jalan lurus hingga mencapai tingkat
dan sesungguhnya dzikir kepada Allah itu kebenaran yang teguh . . . . dan menempati
lebih utama —. kedudukan yang tinggi beserta orang-
orang yang benar secara sempurna, yakni
Bukanlah maksud ahli hikmat yang di saat ia menyeru Tuhannya dengan
mengagumkan ini menganjurkan orang membaca ayat-Nya:
menganut filsafat memencilkan diri, dan
bukan Pula dengan kata-katanya itu ia ―Sesungguhnya shalatku dan ibadatku,
menyuruh orang meninggalkan dunia, dan hidup dan matiku, hanya untuk Allah
tidak Pula agar mengabaikan hasil Agama semata, Tuhan alam semesta . . . . ―•
yang baru ini, yakni hasil yang telah (Q.S. 6 al-An‘am: 162)
dicapai dengan jihad atau kerja mati-
matian. Abu Darda‘ dalam melawan hawa nafsu
dan mengekang dirinya untuk memperoleh
Benar . . . , Abu Darda‘ bukanlah tipe mutiara bathin yang sempurna telah
orang yang semacam itu, karena ia telah mencapai tingkatan yang tertinggi . . .
ikut berjihad mempertahankan Agama ber- tingkatan tafani rabbani — memusatkan
sama Rasulullah saw. sampai datangnya
fikiran, perhatian dan amaliahnya kepada sampai saat Rasulullah dan Kaum
pengabdian — menjadikan seluruh Muslimin lainnya hijrah ke Madinah.
kehidupannya semata bagi Allah Rabbul Tidak lama kemudian setelah ia masuk
‗alamin …. Islam, dan Islam menjadi arah hidupnya
….
Dan sekarang marilah kita mendekati ahli
hikmat dan orang suci itu! Tidakkah anda Marilah kita dengarkan saat ia sendiri
perhatikan sinar yang bercahaya-cahaya di menceriterakan riwayat itu kepada kita:
sekeliling keningnya . . . ? Dan tidakkah ―Aku mengIslamkan diriku kepada Nabi
anda mencium bau yang semerbak yang saw. sewaktu aku menjadi saudagar . . .
bertiup dari arahnya . . . ? Itulah dia cahaya Keinginanku agar ibadat dan perniagaanku
hikmat dan harumnya iman . . . ! dapat berhimpun pada diriku jadi satu,
tetapi hal itu tidak berhasil …. Lalu aku
Dan sesungguhnya iman dan hikmat telah kesampingkan perniagaan, dan
bertemu pada laki-laki yang rindu kepada menghadapkan diri kepada ibadat . . . .
Tuhannya ini, suatu pertemuan bahagia, Dan aku tidak akan merasa gembira sedikit
kebahagiaan tiada taranya … !! pun jika sekarang aku berjual beli dan
beruntung setiap harinya tiga ratus dinar,
Pernah ibunya ditanyai orang, tentang sekalipun tokoku itu terletak di muka pintu
amal yang sangat diaenangi Abu Darda‘, mesjid … !
lalu dijawabnya: ―Tafakkur dan meng-
ambit i‘tibar atau pelajaran!‖ Perhatikan, aku tidak menyatakan kepada
kalian, bahwa Allah mengharamkan jual
Sungguh benar, ia telah meresapi dengan beli . . .. Hanya aku pribadi lebih menyukai
sempurna firman Allah di dalam ayat- agar aku termasuk ke dalam golongan
ayatnya yang tidak sedikit: orang yang perniagaan dan jual beli itu
tidak melalatkannya daripada dzikir
―Hendaklah kamu mengambil ibarat … kepada Allah Apakah anda perhatikan
pelajaran, perbandingan dan sebagainya kalimat-kalimat yang berisikan hikmat dan
…wahai orang-orang yang mempunyai bersumberkan kejujuran . . . ?, ucapannya
fikiran!‖ (Q.S. 59 al-Hasyr: 2) yang meletakkan segala sesuatu pada
tempatnya … ? Ia telah menerangkan
la selalu mendorong kawan-kawannya sesuatu sebelum kita sempat menanyakan
untuk merenung dart memikir-mikirkan, kepadanya, ―Apakah Allah mengharamkan
katanya kepada mereka: ―Berfikir… niaga wahai Abu Darda‘…?‖
tafakkur … satu jam, lebih baik daripada
beribadat satu malam … ! ‖ Dan Uraiannya itu melenyapkan kesangsian
sesungguhnya beribadat dan Serta tafakkur yang ada dalam fikiran kita.
dan mencari hakikat telah menguasai Diiayaratkannya kepada kita tujuan yang
seluruh dirinya dan seluruh kehidupannya. lebih tinggi yang hendak dicapainya,
menyebabkannya ia meninggalkan dagang
Di saat Abu Darda‘ rela mengambil Islam sekalipun ia berhasil dalam hal ini. Ia
sebagai Agamanya, dan ia bai‘at kepada sebenarnya mencari keistimewaan ruhani
Rasulullah saw. akan melaksanakan dan keunggulan yang menuju derajat
Agama yang mulia ini, pada waktu itu ia kesempurnaan tertinggi yang dapat
adalah seorang saudagar kaya yang tercapai oleh anak manusia . . . . Ia
berhasil di antara saudagar-saudagar kota menghendaki agar ibadat itu laksana
Madinah. Dan sebelum memeluk Islam, ia tangga yang akan mengangkatnya ke alam
telah menghabiskan sebagian besar kebaikan yang tinggi, hingga ia dapat
umurnya dalam dunia perniagaan, bahkan menengok yang haq dalam kebesarannya,
dan hakikat pada sumbernya. Seandainya Darda‘, shahabat Rasulullah saw. dan
yang dikehendaki hanyalah semata-mata muridnya! Itulah ia Abu Darda‘ seorang
ditunaikannya perintah dan suci dan ahli hikmat … seorang laki-laki
ditinggalkannya larangan, niscaya ia yang telah menolak dunia dengan kedua
sanggup menghimpun antaranya dengan telapak tangannya dan melindunginya
dagang dan usaha-usahanya yang lain …. dengan dadanya ….
Berapa banyaknya para pedagang yang
shaleh, atau sebaliknya orang shaleh yang Seorang laki-laki yang mengasah jiwa dan
jadi pedagang …. mensucikannya, sehingga menjadi cermin
yang memantulkan hikmat, kebenaran dan
Dan sesungguhnya banyak terdapat di kebaikan, yang menjadikan Abu Darda‘
antara shahabat-shahabat Rasulullah saw. sebagai seorang maka guru dan ahli hikmat
orang-orang yang perniagaan dan jual yang lurus. Berbahagialah mereka yang
belinya tak melalatkan mereka dari datang menemuinya dan sedia
mengingat Allah .. . bahkan mereka giat mendengarkan ajarannya. Ayohlah, mari
mengembangkan perniagaan dan hartanya kita mendekatkan diri kepada hikmatnya,
untuk dibaktikannya kepada tujuan Islam wahai orang yang mempunyai fikiran ….
dan mencukupi kepentingan Muslimin . – -
– Akan tetapi jalan yang ditempuh para Kita mulai dengan filsafatnya terhadap
shahabat yang lain itu tidak mengurangkan dunia, terhadap kesenangan dan
arti jalan hidup kemewahan …. Ia amat terkesan sekali
sampai ke dasar jiwanya dengan ayat-ayat
Abu Darda‘, dan sebaliknya jalan yang al-Quran yang berisi bantahan
ditempuhnya tidak pula mengurangkan terhadap: Al
ma‘na jalan mereka, maka setiap orang
dimudahkan Allah untuk mengikuti jalan ―Orang yang menguinpul-ngumpul harta
hidup yang telah ditetapkan bagi masing dan menghitunghitungnya …. diaangkanya
masing … hartanya dapat mengekalkannya ( Al
humazah 2 – 3)
Abu Darda‘ merasakan sendiri dengan
sebenar-benarnya bahwa ia diciptakan bagi Dan ia sangat terkesan pula sampai lubuk
sesuatu yang memang sedang hendak hatinya akan sabda Rasul:
dicapainya itu, yaitu mengkhususkan diri
mencari hakikat dengan mengalami dan ―Yang sedikit mencukupi, lebih baik dari
melalui latihan-latihan berat dalam yang banyak membawa rugi… ―.
menjauhi kesenangan dunia sesuai dengan
keimanan yang dipimpinkan Allah Dan bersabda Rasulullah saw.:
kepadanya, digariskan Rasul dan Agama
Islam. ―Lepaskanlah dirimu dari keserakahan
akan dunia sekuasa kamu, sebab siapa
Jika anda suka, sebutlah itu tashawwuf …. yang dunia menjadi tujuan utamanya,
Allah akan mencerai-beraikan miliknya
Akan tetapi itu adalah tashawwuf seorang yang telah terkumpul, lalu dijadikannya
laki-laki yang telah melengkapi kemiskinan dalam pandangan matanya.
kecerdasan seorang mu‘min, kemampuan Dan siapa yang menjadikan akhirat tujuan
filosof, dan pengalaman seorang pejuang dan cita-citanya, Allah akan
serta yang menjadikan tashawwufnya menghimpunkan miliknya yang bercerai-
suatu gerakan lincah membina ruhani, berai, lalu dijadikan-Nya kekayaan dalam
bukan hanya sekedar bayang-bayang yang hatinya, dan dimudahkannya mendapatkan
baik dari bangunan ini. Benar . . . segala kebaikan ―.
itulah ia Abu
(H.R. Thabarani Mu‘jam al-Kabir) sekedar yang telah kamu manfaatkan
untuk dirimu …. Maka utamakanlah diri
Oleh karena itulah ia menangisi mereka itu dari orang yang untuknya kamu
yang jatuh menjadi tawanan harta kumpulkan harta itu yaitu anak-anakmu
kekayaan dan berkata: ―0 Tuhan, aku yang bakal mewariaimu.
berlindung kepada-Mu dari hati yang
bercabang-cabang… !‖ Ditanya orang: Karena dalam mengumpul-ngumpul harta
‗Dan apakah pula hati yang bercabang- itu kamu akan memberikannya kepada
cabang itu wahai Abu Darda‘. . – ?‖ salah satu di antara dua: Adakalanya
kepada anak yang shaleh yang beramal
Dijawabnya: ―Memiliki harta benda dengannya guna mentaati Allah, maka ia
di setiap lembah … Dan ia menghimbau berbahagia atas segala penderitaanmu .. ..
manusia untuk memiliki dunia tanpa Dan adakalanya pula kepada anak durhaka
terikat kepadanya . . . . Itulah cara yang mempergunakan untuk maksiat,
pemilikan yang hakiki! Adapun keinginan maka engkau lebih celaka lagi dengan
hendak menguasainya secara serakah tak harta yang telah kamu kumpulkan
akan pernah ada kesudahannya, maka yang untuknya itu …. Maka percayakanlah
demikian adalah seburuk-buruk corak nasib mereka kepada rizqi yang ada pada
perhambaan diri, dan perbudakan! Ketika Allah, dan selamatkanlah dirimu sendiri …
itu ia berkata pula: !‖

―Barang siapa yang tidak pernah merasa Menurut pandangan Abu Darda‘, dunia
puas terhadap dunia, maka tak ada dunia seluruhnya hanya sernata-mata titipan.
baginya …!‖ Sewaktu Ciprus ditaklukkan, dan harta
rampasan perang dibawa ke Madinah,
Harta baginya hanya sebagai alat bagi orang melihat Abu Darda‘ menangis . . . .
kehidupan yang bersahaja dan sederhana, Mereka dengan terharu mendekatinya dan
tidak lebih. Bertolak dari sana, maka mereka meminta Jubair bin Nafir untuk
menjadi kewajibanlah bagi manusia menanyainya:
mengusahakannya dari yang halal dan
mendapatkannya secara sopan dan ―Wahai Abu Darda‘, apakah
sederhana, tidak dengan kerakusan dan sebabnya anda menangis pada saat Islam
mati-matian. telah dimenangkan Allah bersama ahlinya
… ! Pertanyaan tersebut dijawab oleh Abu
Maka katanya pula: Darda‘ dengan suatu untaian kata yang
sangat berharga dan pengertian yang
―Jangan engkau makan, kecuali yang mendalam: ―Aduh …. wahai
baik Jubair! Alangkah hinanya makhluq di siai
…. Jangan engkau usahakan, kecuali yang Allah, bila mereka meninggalkan
baik . . . , dan jangan engkau masukkan ke kewajibannya terhadap Allah …. Selagi ia
rumahmu, kecuali Yang baik … !‖ sebagai suatu ummat yang perkasa, berjaya
mempunyai kekuatan, lalu mereka
Pernah ia menyurati shahabatnya dengan tinggalkan amanat Allah, maka jadilah
kata-kata sebagai berikut: mereka seperti yang engkau lihat… !‖

―Arkian ….. tidak satu pun harta kekayaan Benarlah demikian …


dunia yang kamu miliki, melainkan sudah
ada orang lain memilikinya sebelum kamu Menurut Abu Darda‘, keruntuhan cepat
. . . dan akan ada terus orang lain yang dijumpai balatentara Islam pada
memilikinya sesudah kamu! Sebenarnya negeri-negeri yang dibebaskan, sebabnya
yang kamu miliki dari dunia, hanyalah
ialah karena negeri-negeri tersebut dengan tindakannya itu. Abu Darda‘
kehilangan pegangan ruhani yang benar memberitahu mereka alasan-alasannya,
yang melindunginya dan Agama yang katanya:
betul yang menghubungkannya dengan
Allah. ―Bagaimana kiranya nanti dengan
si Darda‘ bila ia telah dikelilingi para
Dan karena itu pula ia mengkhawatirkan pelayan dan inang pengasuh dan terpedaya
keadaan Kaum Muslimin di seat ikatan oleh kemewahan istana . . . di mana letak
iman mereka mengendor, hubungan agamanya waktu itu…?‖
mereka dengan Allah menjadi lemah,
dengan yang haq dan dengan kebaikan, Ia seorang yang bijaksana berjiwa lurus
maka berpindahlah titipan itu dari tangan dengan hati yang mulia. Semua
mereka dengan mudah sebagaimana dulu kesenangan harta benda dunia yang sangat
berpindah kepada mereka dengan mudah diingini nafsunya dan didambakan
pula …. kalbunya, dituduhkan . . . . Dengan sifat
ini, berarti ia bukan lari dari kebahagiaan,
Sebagaimana menurut keyakinannya dulu malah sebaliknya. Maka kebahagiaan
dunia seluruhnya hanya semata-mata sejati baginya, ialah menguasai dunia,
pinjaman, begitu juga ia menjadi jembatan bukan dikuasai dunia. Bilamana manusia
untuk menyeberang kepada kehidupan hidup dalam batas bersahaja dan
yang abadi dan lebih mengasyikkan …. sederhana, dan bilamana mereka telah
menggunakan hakikat dunia hanya sebagai
Pada suatu kali para shahabatnya jembatan yang menyeberangkannya ke
menjenguknya sewaktu ia sedang sakit, kampung halaman yang tetap dan abadi,
mereka mendapatinya terbaring di atas maka mereka akan memperoleh
hamparan dari kulit . . . . Mereka kebahagiaan sejati yakni kebahagiaan yang
menawarkan kepadanya agar kulit itu lebih sempurna dan lebih agung ….
diganti dengan kasur yang lebih baik dan
empuk …. Tawaran ini dijawabnya sambil Ia juga berkata: ―Kebaikan
memberi iayarat dengan telunjuknya, bukanlah karena banyak harta dan anak-
sedang kedua matanya yang bercahaya- pinakmu tetapi kebaikan yang
cahaya menatap jauh ke depan: sesungguhnya ialah bila semakin besar
―Kampung kita nun jauh di sana . . . rasa santunmu, semakin Sertambah
untuknya kita mengumpulkan bekal, dan banyak ilmumu, dan kamu berpacu
ke sana kita akan kembali . . . kita akan menandingi manusia dalam mengabdi
berangkat kepadanya . . . dan beramal kepada Allah Ta‘ala!‖
untuk bekal di sana … !‖
Pada masa Khalifah Utsman r.a.
Pandangan terhadap nilai dunia ini bagi Muawiyah menjadi gubernur di Syria, dan
Abu Darda‘ bukan hanya sekedar arah Abu Darda‘ menjabat hakim atas kehendak
pandangan saja, tetapi lebih dari itu ia me- Khalifah. Di sanalah, di Syria ia menjadi
rupakan suatu jalan hidup . . . ! tonggak penegak yang mengingatkan
orang akan jalan yang ditempuh
Yazid bin Mu‘awiyah putera Khalifah Rasulullah dalam hidupnya, zuhudnya, dan
pernah melamar anaknya dan ditolaknya. jalan hidup para pelopor Islam yang
Ia tidak hendak menerima lamaran pertama dari golongan syuhada dan
tersebut. Kemudian ia dilamar oleh salah shiddiqin. Negeri Syria waktu itu adalah
seorang Muslim yang shaleh tetapi miakin, negeri yang makmur penuh dengan nikmat
maka puterinya itu dinikahkannya dan kemewahan hidup. Penduduk yang
kepadanya. Orang-orang pada tercengang mabuk dengan kesenangan dunia dan
tenggelam dalam kemewahan ini, seolah-
olah merasa dibatasi dengan peringatan dan dengan kelakar sinis yang menusuk ia
dan nasihat Abu Darda‘ . . . Abu Darda‘ pun berteriak:
mengumpulkan mereka dan berdiri
berpidato di hadapan mereka, demikian ―Ayo, siapa yang mau membeli
katanya: harta peninggalan kaum ‗Ad daripadaku
dengan harga dua dirham … ?‖
―Wahai penduduk Syria ….
Seorang pria yang berwibawa, anggun, dan
Kalian adalah saudara seagama, tetangga menyinarkan cahaya, hikmatnya
dalam rumah tangga, dan pembela meyakinkan, sikap tingkah wara,
melawan musuh bersama …. logikanya benar dan cerdas … ! Ibadat
menurut Abu Darda‘ bukan sekedar
Tetapi saya merasa heran melihat kalian formalitas dan ikut-ikutan; sebenarnya
semua, kenapa kalian tak punya rasa malu? adalah suatu ikhtiar mencari kebaikan dan
mengerahkan segala daya upaya untuk
Kalian kumpulkan apa yang tidak kalian mendapatkan rahmat dan ridla Allah,
makan. senantiasa rendah hati, dan mengingatkan
manusia akan kelemahannya serta
Kalian bangun semua yang tidak akan kelebihan Tuhan atasnya. Ia pun berkata:
kalian diami.
―Carilah kebaikan sepanjang hidupmu . . .
Kalian harapkan apa yang tidak akan dan majulah mencari embusan karunia
kalian capai. Allah, sebab sesungguhnya Allah
mempunyai tiupan rahmat yang dapat
Beberapa kurun waktu sebelum kalian, mengenai siapa yang dikehendaki-Nya di
mereka pun mengumpulkan dan antara hamba-hamba-Nya …!‖
menyimpannya ….
Mohonlah kepada Allah agar Ia menutupi
Mereka mengangan-angankan, lalu mereka malu atau cela dan kejahatanmu serta
berkepanjangan dengan angan-angannya menghilangkan rasa ketidak tentramanmu
… !‖
….
Ahli hikmat ini matanya selalu terbuka
Mereka membina, lalu mereka teguhkan meneliti dan meneropong ibadat imitasi
bangunanya . . . . Tetapi akhirnya semua diingatkannya setiap orang akan
itu jadi binasa …. kepalsuannya. Kepalsuan inilah yang
banyak menimpa sebagian besar orang-
Angan-angan mereka jadi fatamorgana …. orang yang berwatak lemah dalam iman
mereka, rnereka ‗ujub atau
Dan rumah-rumah mereka jadi kuburan membanggakan diri dengan ibadat mereka,
belaka …. lalu mereka merasa dirinya lebih dari
orang lain dan menyombong . . . . Marilah
Mereka itu ialah kaum ‗Ad, yang Kita simakkan lagi apa katanya:
memenuhi daerah antara Aden dan Oman ―Kebaikan sebesar atom (dzarrah) dari
dengan anak-pinak dan harta benda … !‖ orang yang taqwa dan yakin, lebih berat
dan lebih bernilai daripada ibadatnya
Kemudian terbayang di antara kedua seumpama gunung orang-orang yang
bibirnya suatu senyuman lebar yang menipu diri sendiri. . .
mengejek, ia melambaikan tangannya
kepada khalayak yang penuh berdesakan Ia berkata lagi:
―Jangan kalian bebani orang dengan Sungguh, Abu Darda‘ benar-benar
yang tidak sanggup dipikulnya . .. dan mengkuduskan ilmu dengan setinggi-
jangan kalian menghisab mereka dengan tinggi kedudukan, disucikannya selaku ia
mengambil alih pekerjaan Tuhannya … ! seorang budiman, dan disucikannya selaku
Jagalah diri kalian sendiri, sebab siapa ia seorang ‗abid. Perhatikanlah
yang selalu mengingini apa yang dipunyai ungkapannya tentang ilmu:
orang lain, niscaya akan berkepanjangan
nestapanya … ! ― ―Orang tidak mungkin mencapai tingkat
muttaqin, apabila tidak berilmu, apa guna
Ia tidak menghendaki seseorang ‗abid atau ilmu, apabila tidak dibuktikan dalam, per-
ahli ibadat bagaimana juga tinggi buatan‖.
pengabdiannya, mengaku dirinyalah secara
mutlaq lebih sempurna dari hamba-hamba Ilmu baginya ialah: pengertian dari hasil
Allah yang lain. Sewajarnya ia memuji penelitian, jalan dalam mencapai tujuan,
syukur kepada Allah atas taufiq-Nya, dan ma‘rifat untuk membuka tabir hakikat,
menolong mendu‘akan orang lain yang landasan dalam berbuat dan bertindak,
belum mendapatkan taufiq itu dengan daya fikir dalam mencari kebenaran dan
ketinggian ibadat dan keikhlasan niatnya. motor kehidupan yang disinari iman,
dalam melaksanakan amal bakti kepada
Nah, pernahkah anda mengenai hikmah Allah ar-Rahman.
yang daya sorot dan daya sinarnya
melebihi hikmah budiman ini … ? Dalam mengkuduskan ilmu seorang
budiman menganggap:
Seorang shahabatnya bernama Abu
Qalabah berceritera sebagai berikut: ―Pendidik dan penuntut ilmu sama
―Suatu hari Abu Darda‘ melihat orang- mempunyai kedudukan yang mulia,
orang sedang mencaci-maki seseorang masing-masing mempunyai kelebihan dan
yang terperosok pada perbuatan dosa, ia pahala. . . ―
berseru: ―Bagaimana pendapat kalian
bila menemukannya terperosok ke dalam Ia melihat pula bahwa kebesaran hidup ini
lobang . . . ? bukankah seharusnya kalian yang banyak sangkut pautnya dengan
berusaha menolong mengeluarkannya dari segala sesuatu tergantung kepada ilmu
lobang tersebut … ?‖ yang baik. Resapkan ucapannya ini:
Jawab mereka: ―Tentu saja . . . !‖ Katanya: ―Aku tak tabu mengapa ulama kalian pergi
―Kalau begitu jangan kalian cela dia, tetapi berlalu, sedang orang-orang jahil kalian
hendaklah kalian memuji syukur kepada tidak mau mempelajari ilmu? Ketahuilah
Allah yang telah menyelamatkan kalian!‖ bahwa guru yang baik dan muridnya,
serupa pahalanya …. Dan tak ada lagi
Tanya mereka pula: ―Apakah anda kebaikan yang lebih utama dari kebaikan
tidak membencinya Jawabnya: ―Yang mereka . . . . ―.
kubenci adalah perbuatannya, bila
ditinggalkannya maka ia adalah saudaraku Katanya pula:
……
―Manusia itu tiga macam: orang
Seandainya apa yang telah kami yang berilmu, orang yang belajar . . . , dan
kemukakan di atas bagi Abu Darda‘ yang ketiga orang yang goblok tidak mem-
merupakan salah satu wajah dari kedua punyai kebaikan apa-apa. . . .‖.
wajah ibadah, maka wajahnya yang lain
ialah ilmu dan ma‘rifat ….
Dan sebagaimana telah kami jelaskan di untuk membangun hak-hak persaudaraan
atas, ilmu dan amal tak pernah berpisah di atasnya. Berkatalah Abu Darda‘ r.a.:
dari hikmat Abu Darda‘ r.a. Ia berkata:
―Yang paling kutakutkan nanti di ―Aku benci menganiaya seseorang . . .
hari qiamat ialah bila ditanyakan orang di , dan aku lebih benci lagi, jika sampai
muka khalayak: ―Hai ‗Uwaimir, apakah menganiaya seseorang yang tidak mampu
-
engkau berilmu?, maka akan kujawab: meminta pertolongan dari aniayaanku,
―Ada …… Lalu ditanyakan orang lagi kecuali kepada Allah yang Maha Tinggi
kepadaku: lagi Maha Besar … !‖
―Apa saja yang engkau amalkan dengan
ilmu yang ada itu?‖ Alangkah besar jiwamu, dan terang
pancaran ruhmu, wahai Abu Darda‘!
Ia selalu memuliakan ulama yang
mengamalkan ilmunya, menghormati Ia selalu memberi peringatan keras
mereka dengan penghormatan besar, terhadap masyarakat dari fikiran keliru
bahkan beliau berdoa kepada Tuhannya yang menyangka bahwa kaum lemah
dengan katanya: ―Ya. Allah, aku mudah saja mereka perlakukan sewenang-
ber- lindung kepada-Mu dari kutukan hati wenang dengan menyalah. gunakan
ulama . . . . .. Lalu ia ditanyai: ―Bagaimana kekuasaan dan kekuatan.
dapat hati mereka mengutuki anda?‖ Diperingatkannya, bahwa di dalam
Jawabnya r.a.; ―Dibencinya aku . . . !‖ kelemahan orang-orang itu, terdapat
kekuatan yang ampuh, yakni jeritan hati
Adakah anda perhatikan . . . ? Bahwa ia dan memohon kepada Allah karena
memandang suatu laknat yang tak kelemahan mereka, lalu menyerahkan
tertanggungkan bila terdapat kebencian nasib mereka ke hadapanNya atas
orang alim kepadanya. Oleh karena itulah perlakuan orang yang menindasnya itu ….
ia dengan rendah hati berdoa kepada
Tuhannya, agar Ia melindunginya Nah inilah dia Abu Darda‘ yang budiman
daripadanya …. itu Inilah dia.
Abu Darda‘ yang zuhud, ahli ibadah dan
Hikmah Abu Darda‘ mengajarkan berbuat yang selalu merindukan kembali hendak
baik dalam persaudaraan dan membina bertemu dengan Tuhannya . . . . Inilah dia.,
hubungan manusia dengan manusia atas ‗Abu Darda‘, yang bila orang terpesona
dasar kejadian tabiat manusia itu sendiri, oleh ketaqwaannya, lalu mereka meminta
maka berkatalah ia: ―Cacian dari du‘a restunya, dijawabnya dengan
seorang saudara, lebih baik daripada kerendahan‘ hati yang teguh, katanya:
kehilangannya
…. Siapakah mereka bagimu, kalau bukan ―Aku bukan ahli berenang . . . . hingga aku
saudara atau teman? Berilah saudaramu takut akan tenggelam. . . .‖.
dan berlunak lembutlah kepadanya … !
Dan jangan engkau ikut-ikutan mendengki Demikianlah Abu Darda‘ benarlah ia tak
saudaramu, nanti engkau akan seperti pandai berenang? Tetapi apa pula yang
orang itu pula . . . ! Besok engkau akan akan diherankan, karena bukankah ia hasil
dijelang maut, maka cukuplah bagi engkau tempaan Rasulullah saw…. , murid al-
kehilangannya …. Bagaimana anda akan Quran …. putera Islam yang pertama . . . ,
menangisinya sesudah mati, sedang selagi dan teman sejawat Abu Bakar dan Umar,
hidup tak pernah anda memenuhi Serta tokoh-tokoh utama lainnya ..
haknya… !‖

Pengawasan Allah terhadap hamba-Nya


menjadi dasar yang kuat bagi Abu Darda‘,
ZAID IBNUL KHATTHAB Rajjal bin ‗Unfuwah ini pergi di suatu hari
RAJAWALI PERTEMPURAN kepada Rasul saw. berbai‘at dan masuk
YAMAMAH Islam. Sesudah ia menganut Islam itu
kembalilah ia kepada kaumnya .. .. Ia tak
Pada suatu hari Nabi saw. duduk pernah datang lagi ke Madinah, kecuali
dikelilingi sejumlah orang-orang Islam. sesudah Rasul wafat dan terpilihnya Abu
Selagi pembicaraan berlangsung, tiba-tiba Bakar ash-Shiddiq jadi Khalifah Kaum
Rasulullah terdiam sejenak, kemudian Muslimin. Kepada Abu Bakar telah
beliau menghadapkan bicaranya kepada disampaikan orang berita tentang keadaan
semua yang ada di sekelilingnya dengan penduduk Yamamah dan bergabungnya
ucapan: mereka dengan Musailamah. Rajjal
mengusulkan kepada ash-Shiddiq agar ia
―Sesungguhnya di antara kalian ada sendiri diutus kepada mereka untuk
seorang laki-laki, gerahamnya di dalam mengembalikan mereka kepada Islam.
neraka, lebih besar dari gunung Uhud. . . Usul itu diterima oleh Khalifah ….
!‖
Maka berangkatlah Rajjal ke negeri
Semua yang hadir dalam majlis beserta Yamamah . Sewaktu ia menyaksikan
Rasulullah saw. ini senantiasa, diliputi jumlah mereka sangat banyak serta
ketakutan dan kecemasan akan timbulnya menakutkan dan disangkanya bahwa
fitnah dalam Agama kelak . . . . Masing- orang-orang itu pasti menang.
masing mereka merasa kecut dan takut,
kalau-kalau ia lah yang akan menerima Maka jiwa khianatnya membisikkan agar
nasib yang paling jelek dan kesudahan mulai hari itu, ia menyeberang saja ke
yang terkutuk itu . . . ! Tetapi mereka pihak gerombolan ―Al-Kaddzab‖ si
semua, yang mendengar pembicaraan pembohong itu yang disangkanya akan
waktu itu, kehidupannya telah berakhir jaya dan menang, lalu ditinggalkannya
dengan kebaikan, mereka telah menemui Islam, dan bergabung ke dalam barisan
ajal mereka sebagai syuhada di jalan Musailamah yang bermurah hati
Allah. Yang tinggal masih hidup hanyalah kepadanya dengan mengobral janji-janji.
Abu Hurairah dan Rajjal bin ‗Unfuwah.
Bahaya Rajjal terhadap Islam lebih
Setelah gugur sebagai syuhada para mengkhawatirkan dari bahaya Musailamah
shahabat tersebut di atas, Abu Hurairah sendiri. Sebabnya karena ia dapat me-
merasa seluruh persendiannya gemetar dan nyalahgunakan keislamannya yang lalu,
hatinya diliputi ketakutan, kalau-kalau dan masa-masa hidupnya bersama Rasul di
ramalan Nabi itu menimpa dirinya. Madinah, serta hafalnya akan ayat-ayat
Matanya tak mau terpejam ditidurkan, dan Quran yang tidak sedikit, begitupun
belum tenang rasa cemasnya, sampai dikirimnya ia sebagai utusan oleh Abu
taqdir menyingkapkan tabir orang yang Bakar, Khalifah Kaum Muslimin. Semua
bernasib celaka itu . . . . Orang yang itu disalahgunakannya secara keji untuk
bernama Rajjal itu memperkuat kekuasaan Musailamah dan
mengukuhkan kenabian palsunya.
murtad dari Islam dan ia bergabung
dengan Musailamah al-Kaddzab, malah Dengan sungguh-sungguh ia pergi
mengakui kenabian palsunya. menyebarluaskan kepada orang banyak,
bahwa ia pernah mendengar Rasulullah
Ketika itu ternyatalah apa yang diramalkan saw. berkata yang maksudnya: Bahwa
Rasul dengan nubuatnya mengenai nasib beliau menjadikan Musailamah bin Habib
jelek dan kesudahan yang celaka itu …. sebagai serikatnya dalam perkara itu ….
Sekarang, karena Rasul telah wafat, maka Di saat perang Uhud, sewaktu pertempuran
orang yang paling berhaq membawa sedang menjadi-jadi antara orang-orang
bendera kenabian dan wahyu sesudahnya musyrik dan orang-orang Mu‘min, Zaid
ialah Musailamah … !! bin Khatthab menebas dan memukul …. Ia
terlihat oleh adiknya Umar bin Khatthab
Jumlah orang-orang yang bergabung sewaktu baju besinya terlepas ke bawah,
kepada Musailamah semakin bertambah
banyak, disebabkan kebohongan- hingga ia berada dalam kedudukan yang
kebohongan Rajjal ini, dan karena mudah dijangkau musuh, maka seru Umar:
penyalahgunaan keislaman dan hubungan- ―Hai Zaid, ambit lekas baju
nya dengan Rasulullah di masa. silam besiku, pakailah untuk berperang . .. !‖
Dijawab oleh Zaid: ―Aku juga
Berita kebohongan Rajjal ini sampai ke menginginkan syahid, sebagaimana yang
Madinah. Kemarahan orang-orang Islam kau inginkan hai Umar!‖ Dan ia terus
menjadi berkobar karena tindakan si bertempur tanpa baju besi secara mati-
murtad ini, yang akan menyesatkan matian dan dengan keberanian yang luar
manusia sampai sebegitu jauh, dan yang biasa.
dengan kesesatan itu akan memperluas
daerah peperangan, yang mau tak mau Telah kita katakan bahwa Zaid r.a., dengan
harus diterjuni Kaum Muslimin. semangat berkobar-kobar ingin sekali
mendapatkan Rajjal, dengan maksud untuk
Maka orang Islam yang paling murka dan menghabisi nyawanya yang keji itu dengan
terbakar kemarahannya untuk menjumpai tangannya sendiri . . . . Menurut
Rajjal, ialah seorang shahabat yang mulia, pandangan Zaid, bukan saja ia seorang
yang cemerlang namanya dalam buku- yang murtad, bahkan lebih dari itu, ia juga
buku riwayat dan sejarah dengan nama seorang pembohong, munafik dan
tersayang Zaid ibnul Khatthab … ! pemecah-belah. Ia murtad bukanlah karena
Pasti anda pernah mendengarnya … dibawa oleh kesadarannya, tetapi karena
Ia adalah saudara dari Umar ibnul mengharapkan keuntungan dengan
Khatthab …. kemunafikan dan kebohongan terkutuk.
Benar … saudaranya yang lebih tua … dan Dan Zaid dalam kebenciannya pada
lebih dahulu … kemunafikan dan kebohongan serupa
Ia lebih tua dari Umar, tentu ia lebih benar dengan saudaranya Umar … !
dahulu lahirnya …
Dan ia lebih dulu masuk Islam . . . Tak ada yang lebih membangkitkan
sebagaimana ia lebih dahulu pula syahid di kejijikan dan mengobarkan kemarahannya
jalan Allah … seperti kemunafikan dan kebohongan
dengan tujuan hina dan maksud yang
Zaid adalah seorang pahlawan yang rendah ini!
kenamaan …. Ia bekerja secara diam-
diam. Kediamannya itu memancarkan Untuk kepentingan tujuan-tujuan yang
permata kepahlawanannya. rendah itulah, Rajjal memainkan peranan
berbuat dosa, menyebabkan bertambahnya
Keimanannya kepada Allah dan Rasul- jumlah golongan yang bergabung dengan
Nya dan kepada Agamanya, merupakan Musailamah secara menyolok. Dan dengan
keimanan yang teguh. Ia tidak pernah ini sebenarnya ia menyeret sebagian besar
ketinggalan dari Rasulullah saw. dalam orang-orang kepada kematian dan
setiap kejadian penting maupun kebinasaan dengan menemui ajal mereka
peperangan. Di setiap pertempuran niatnya di medan perang murtad kelak . . . .
telah dipatrikan menang atau syahid … ! pertama disesatkannya mereka, kemudian
dibinasakannya … ! Dan untuk tujuan apa
? Untuk tujuan ambisi dan ketamakan Ia memusatkan serangannya ke arah
tercela yang telah mempengaruhi dirinya Rajjal. Diterobosnya barisan-barisan
dan dibangkitkan oleh hawa nafsunya. seperti panah lepas dari busurnya, terus
mencari Rajjal sampai kelihatan olehnya
Maka Zaid mempersiapkan dirinya untuk bayangan orang buruannya itu. Sekarang ia
menyempurnakan keimanannya dengan maju lagi menerjang ke kiri dan ke kanan.
menumpas bahaya fitnah ini, bukan hanya Dan setiap bayangan orang buruannya itu
terhadap pribadi Musailamah, malah lebih- ditelan gelombang manusia yang
lebih lagi terhadap seorang yang lebih bertempur, Zaid berusaha mengejar dan
berbahaya daripadanya dan lebih berat mendekatinya lalu menghantamkan
dosanya, yaitu Rajjal bin ‗Unfuwah pedangnya. Tetapi gelombang manusia
yang sangat hebat, menelan Rajjal sekali
Saat pertempuran Yamamah bermula lagi, diikuti terus oleh Zaid yang
dengan keadaan seram dan amat menyusup di belakangnya agar manusia
mengkhawatirkan. Khalid bin Walid bedebah itu tidak luput dari tangannya . . .
menghimpun balatentara Islam, lalu . Dan akhirnya ia dapat memegang batang
dibagi-baginya tugas untuk menempati lehernya dan menebaskan pedangnya ke
beberapa kedudukan dan diserahkannya kepalanya yang penuh dengan kepalsuan
panji-panji kepada seseorang …. Siapakah dan kebohongan serta pengkhianatan itu
dia … ? Tiada lain dari Zaid bin Khat- ….
thab… !
Dengan tewasnya si pembuat kebohongan
Banff Hanifah, pengikut Musailamah ini, mulailah berjatuhan pula tokoh-tokoh
berperang dengan berani dan mati-matian . yang lain. Comas dan takut menjalari
. . . Pada mulanya neraca pertempuran Musailamah sendiri, begitupun Muhkam
berat kepada fihak musuh, dan telah bin Thufail serta seluruh balatentara
banyak di antara Kaum Muslimin yang Musailamah! Terbunuhnya Rajjal telah
gugur menemui syahid. Zaid melihat tersebar luas di kalangan mereka tak ubah
gejala turunnya , mental dan gairah tempur bagai api yang berkobar ditiup angin
merasuki hati sebagian Kaum Muslimin. Ia kencang.
lalu mendaki sebuah tempat yang
ketinggian dan berseru kepada Leman- Sebenarnya Musailamah telah
temannya: memberikan janji-janji yang muluk-muluk
dengan kemenangan mutlak kepada para
―Wahai saudara-saudaraku pengikutnya, dan bahwa ia bersama Rajjal
tabahkanlah hati kalian, gempur musuh, bin ‗Unfuwah dan Muhkam bin Thufail
serang mereka habis-habisan . . . ! Demi setelah kemenangan itu, akan membawa
Allah, aku tidak akan bicara lagi sebelum mereka ke masa depan gemilang dengan
mereka dibinasakan Allah atau aku menebarkan agama dan membina kerajaan
menemui-Nya swt. dan menyampaikan mereka … !
alasan-alasanku kepada hadlirat-Nya . . . !‖
Demikianlah Zaid ibnul Khatthab telah
Kemudian ia turun dari tempat yang menyebabkan kehancuran,mutlak dalam
ketinggian itu dengan menggertakkan barisan Musailamah ….
gerahamnya, sambil mengatupkan kedua
bibirnya tanpa menggerakkan lidahnya Adapun orang-orang Islam sendiri demi
untuk mengucapkan sepatah bisikan pun berita tewasnya Rajjal dan kawan-
…. kawannya tersebar di antara mereka, maka
tekad dan semangat mereka membesar
seperti gunung, bahkan korban-korban
yang luka bangkit lagi dengan pedangnya dan kebahagiaan …. Dan balatentara Islam
tanpa memperdulikan luka mereka. pun kembalilah ke Madinah dengan mem-
bawa kemenangan. Selagi Umar bersama
Bahkan mereka yang telah berada di bibir Khalifah Abu Bakar menyambut
maut yang tak ada tanda-tanda hidup lagi kedatangan mereka, dilayangkannya
kecuali sisa gerak dan isyarat mata, pandangannya dengan penuh kerinduan,
sewaktu berita gembira itu sampai ke mencari-cari abangnya yang kembali….
telinga mereka, merasakannya seperti
mimpi dan hiburan yang indah. Zaid adalah seorang yang tinggi jangkung,
Seandainya dapat, mereka ingin kembali karenanya mudah dikenal dari jauh . . . .
hidup untuk bertempur lagi dengan Tetapi belum sampai Umar bersusah payah
menyaksikan kemenangan yang mencarinya, salah seorang di antara Kaum
mengagumkan di akhir ke sudahannya …. Muslimin yang kembali, mendekatinya
dan menyampaikan belasungkawa atas
Tetapi apalah gunanya untuk mereka yang gugurnya Zaid.
demikian, sebab semua pintu surga telah
terbuka lebar untuk menerima mereka, dan Berkatalah Umar:
sesungguhnya mereka sekarang sedang
menantikan nama-nama mereka dipanggil ―Rahmat Allah bagi Zaid
…. …. la mendahuluiku dengan dua kebaikan
…. Ia masuk Islam lebih dahulu ….
Zaid ibnul Khatthab mengangkat kedua Dan ia syahid lebih dahulu pula …
tangannya ke langit dan dengan rendah
hati memohon kepada Tuhannya serta Sekalipun tidak sedikit kemenangan-
bersyukur atas bantuan nikmat-Nya. kemenangan yang diperoleh, di mana
Selama waktu yang singkat itu, rupanya ia Islam berjaya dan berbahagia, namun tak
kembali kepada pedangnya dan sikap pernah hilang dari fikiran al- ‗ Faruq …
diamnya. setelah bersumpah takkan gelaran bagi Umar … agak sekejap pun
berbicara sampai kemenangan sempurna akan abangnya Zaid . . . , dan sering-sering
tercapai, atau ia sendiri mencapai syahid . ia berkata: ―Bila angin kerinduan
Sesungguhnya keadaan perang berjalan berhembus tercium olehku harumnya Zaid
menguntungkan Muslimin … dan .. . ! ―
kemenangan mutlak datang mendekat
dengan cepatnya …. Ketika itu di kala Sungguh, kerinduan benar-benar
Zaid telah yakin bahwa kemenangan sudah membawa bau wanginya Zaid dari nama
berada di ambang pintu, belum pernah ia baiknya dan budinya yang tinggi . . . !
mengenal penutup kehidupan yang lebih Bahkan, Seandainya Amirul Mu‘minin
merangsang daripada sekarang. la berharap mengidzinkan, akan kutambahkan ke
kiranya Allah mengaruniai-Nya mati dalam pantunnya yang indah itu, beberapa
syahid di perang Yamamah ini . . . . Angin kalimat yang akan melengkapi kemegahan
surga pun berhembuslah memenuhi tersebut, demikian bunyinya:
jiwanya dengan kerinduan dan mengisi
lekuk matanya dengan genangan air serta ―
. .. . Setiap angin kemenangan
membangkitkan semangat dan tekadnya Islam berhembus, semenjak peristiwa
yang tak kunjung padam . . . . Ia Yamamah, akan tercium selalu oleh Islam
menyerang terus mencari tujuan ter- bau wangi.. nya Zaid, pengurbanan Zaid
akhirnya yang agung . . . . Dan gugurlah … kepahlawanan Zaid dan kebesaran Zaid
pahlawan itu sebagai syahid ….Bahkan …
katakanlah: ia telah naik selaku syahid …. !! ―
Ia telah naik dengan kebesaran, kemuliaan
Yah, keluarga al-Khatthab telah diberi
berkah di bawah, naungan bendera
Rasulullah saw ….Mereka mendapat
berkah di hari mereka masuk Islam, diberi
berkah di kala mereka berjihad dan
mencari syahid, serta diberi berkah di hari
mereka dibangkitkan kelak..
THALHAH BIN UBAIDILLAH Diperingatkannya Thalhah agar tidak
ketinggalan menyertai kafilah kerasulan
PAHLAWAN PERANG UHUD itu, yaitu kafilah pembawa petunjuk
rahmat dan pembebasaan ….
―Di antara orang-orang Mu‘min itu
terdapat sejumlah laki-laki yang Dan sewaktu Thalhah tiba kembali di
memenuhi janji-janji mereka terhadap negerinya Mekah sesudah berbulan-bulan
Allah. Di antara mereka ada yang dihabiskannya di Bashra dan dalam
memberikan nyawanya, sebagian yang perjalanan, ia menangkap bisik-bisik
lain sedang menunggu gilirannya. Dan tak penduduk . .. dan mendengar percakapan
pernah mereka merubah pendiriannya tentang ―Muhammad al-Amin‖ . . . dan
sedikit pun juga … ! ― tentang wahyu yang datang kepadanya . . .
begitu pun tentang kerasulan yang
Setelah Rasulullah saw. membacakan ayat dibawanya kepada seluruh ummat manusia
yang mulia ini, beliau menatap wajah para ....
shahabatnya sambil menunjuk
kepadaThalhah sabdanya: Orang yang mula-mula ditanyakan
Thalhah ialah Abu Bakar.
―Siapa yang suka melihat seorang laki-
laki yang masih berjalan di muka bumi, Maka diketahuinyalah bahwa ia baru saja
padahal ia telah memberikan nyawanya, pulang dengan kafilah beserta barang
maka hendaklah ia memandang Thalhah perniagaannya, dan bahwa ia berdiri di
… samping Muhammad saw. selaku Mu‘min,
sebagai pembela yang menyerahkan
Tak ada satu kegembiraan yang paling dirinya kepada Tuhan.
didambakan oleh shahabat Rasul, di mana
hati mereka terbang merindukannya,
melebihi kedudukan seperti yang
disandangkan Rasul kepada Thalhah bin Thalhah berbicara kepada dirinya sendiri:
Ubaiaillah ini! Karena itu, tidak heran bila ‗Muhammad saw. dan Abu Bakar? Demi
Thalhah hatinya tenteram mendengar akhir Allah, tak mungkin kedua orang ini akan
hayatnya serta kesudahan nasibnya dalam bersekongkol dalam kesesatan kapan pun!‖
hidup ini . . . . Ia akan hidup dan mati dan
termasuk salah seorang dari mereka yang Muhammad saw. telah mencapai usia 40
menepati benar apa, yang telah mereka tahun. Kita belum pernah mengenal
janjikan kepada Allah, dan ia tak terkena kebohongannya sekalipun dalam jangka
fitnah dan tidak mendapat kesukaran …. la usianya yang sekian lama itu …. Apakah
telah digembirakan Rasul akan beroleh mungkin ia berdusta hari ini terhadap
surga. Nah, bagaimanakah riwayat Allah, . . .. lalu mengatakan bahwa Tuhan
kehidupannya, orang yang telah telah mengutusnya dan mengirimkan
diramalkan akan berbahagia itu …. ? wahyu kepadanya . . . ? Suatu hal yang
tidak masuk akal … !
Dalam perjalanannya berniaga ke kota
Bashra, Thalhah sempat berjumpa dengan Thalhah mempercepat langkahnya menuju
seorang pendeta yang amat baik. Di waktu rumah Abu Bakar. Tak berlangsung lama
itu sang pendeta memberi tahu padanya, pembicaraan di antara keduanya, maka
bahwa Nabi yang akan muncul di tanah rindunya hendak menemui Rasulullah saw.
Haram, sebagaimana telah diramalkan oleh dan hasratnya hendak berjanji setia
para Nabi yang shaleh, masanya telah kepadanya serasa semakin cepat dari debar
datang menampakkan diri . . . . jantungnya sendiri . . . . Ia ditemani Abu
Bakar pergi kepada Rasulullah saw. di Sekarang datanglah masa perang Uhud
mana ia menyatakan keislamannya dan yang akan memperlihatkan segala
mengambil tempat dalam kafilah yang kebengisan dan kekejaman Quraisy, yang
diberkati ini … dari angkatan pertama. tampil hendak membalas dendam atas
Begitulah Thalhah termasuk orang yang kekalahannya di perang Badar dan untuk
memeluk Islam pada angkatan terdahulu mengamankan tujuan terakhirnya dengan
menimpakan kekalahan yang menentukan
Sekalipun ia orang yang terpandang dalam atas Muslimin yang menurut. perkiraan
kaumnya, dan seorang hartawan besar mereka suatu soal mudah dan pasti dapat
dengan perniagaannya yang selalu me- terlaksana … !
ningkat, namun ia tidak luput
menderitakan penganiayaan dari orang- Peperangan dahsyat pun berlangsunglah
orang Quraisy karena Islam. Untunglah ia dan korban-korban yang berjatuhan segera
dan Abu Bakar mendapat perlindungan menutupi muka bumi … serta kekalahan
dari Naufal bin Khuwailia, si Singa tampak berada di fihak kaum musyrikin
Quraisy paman Khadijah istri Rasul …. …. Kemudian sewaktu Kaum Muslimin
Sehingga penganiayaan terhadap keduanya melihat musuh mengundurkan diri, mereka
tidak berlangsung lama, karena orang- sama meletakkan senjata, dan para
orang musyrik Quraisy merasa Segan pemanah turun meninggalkan kedudukan
kepadanya serta takut pula akan akibat mereka, pergi memperebutkan harta
perbuatan mereka . . . . rampasan ….

Thalhah hijrah ke Madinah sewaktu orang- Tiba-tiba sewaktu mereka lengah pasukan
orang Islam diperintahkan hijrah. Quraisy menyerang kembali dari belakang
Kemudian ia selalu menyaksikan semua hingga berhasil merebut prakarsa dan
peperangan bersama Rasulullah saw. menguasai kendali pertempuran ….
kecuali perang Badar, karena waktu itu,
Rasul mengutusnya bersama Sa‘ia bin Zaia Sekarang peperangan mulai berkecamuk
untuk suatu keperluan penting keluar kota lagi dengan segala kekejaman dan
Madinah …. kedahsyatannya. Serangan mendadak yang
tiba-tiba itu, rupanya telah mengkucar-
Sewaktu keduanya telah menyelesaikan kacirkan barisan Kaum Muslimin . . . .
tugas mereka dengan baik, dan kembali ke Thalhah memperhatikan daerah
Madinah, kebetulan Nabi dengan para peperangan tempat Rasulullah saw. berdiri.
shahabatnya yang lain sedang kembali
pula dari perang Badar. Alangkah sedih Dilihatnya Rasulullah menjadi sasaran
dan perih perasaan keduanya kehilangan empuk serbuan pasukan penyembah
pahala karena tidak menyertai Rasulullah berhala dan musyrik, maka ia pun dengan
saw. berjihad dalam peperangan yang cepat segera ke arah Rasul …. Thalhah r.a.
pertama itu. terus maju menebas jalan yang walaupun
pendek tetapi terasa panjang . setiap
Tetapi Rasul telah menenteramkan hati jengkal jalan dihadang puluhan pedang
mereka hingga tenang dan mantap dengan yang bersilang dan tombak-tombak yang
memberitahukan bahwa mereka tetap mencari mangsanya….
memperoleh pahala dan ganjaran yang
sama seperti orang-orang yang berperang. Dari jauh dilihatnya Rasulullah saw.
Bahkan Rasul membagikan rampasan bercucuran darah dari pipinya, sedang
perang kepada keduanya tidak kurang dari beliau menahan kesakitan yang amat
yang didapat oleh mereka yang sangat. Ia naik pitam dan berang, lalu
menyertainya …. diambilnya jalan pintas, dengan satu atau
dua lompatan dahsyat dari kudanya, dan yang beribadat, dan berjihad pada jalan-
benarlah .. . di hadapan Rasul sekarang ia Nye bersama mujahidin yang lain. Dengan
menemukan apa yang ditakutinya . . . tangannya dikukuhkanlah bersama kawan-
pedang-pedang musyrikin menyambar- kawan yang lain tiang-tiang Agama yang
nyambar ke arah Rasul, mengepung dan baru ini, Agama yang akan mengeluarkan
hendak membinasakannya …. manusia dari kegelapan kepada cahaya
yang terang benderang ….
Bagaikan satu peleton tentara jua, Thalhah
berdiri kukuh, dan mengayunkan Dan Bila ia telah melaksanakan haq
pedangnya yang ampuh ke kiri dan ke Tuhannya, ia pergi berusaha di muka
kanan. Ia dapat melihat darah Rasul yang bumi, mencari keridaan Allah, dengan me-
mulia menetes dan mendengar rintihan ngembangkan perniagaannya yang
kesakitannya. Maka diraihnya Nabi memberi laba, dan usaha-usaha lain yang
dengan tangan kiri dari lobang tempat membawa hasil. Thalhah r.a. adalah
kakinya terperosok. Sambil memapah seorang Muslim yang terbanyak hartanya
Rasul yang mulia dengan dekapan tangan dan paling berkembang kekayaannya ….
kiri ke dadanya, ia mengundurkan diri ke Semua harta bendanya dipergunakannya
tempat yang aman, sementara tangan untuk berkhidmat kepada Agama Islam,
kanannya , Allah memberkati tangan yang benderanya dipanggulnya, bersama
kanannya mengayun-ayunkan pedangnya Rasulullah saw . . . . Dinafqahkannya
bagaikan kilat menusuk dan menyabet hartanya tanpa batas . . . dan oleh sebab itu
orang-orang musyrik yang hendak pula Allah menambahkan untuknya secara
mengerumuni Rasul bagaikan belalang tak berhingga pula.
memenuhi medan pertempuran ….
Rasulullah saw. memberinya gelar
Marilah kita dengarkan Abu Bakar Shiadiq ―Thalhah si Baik Hati atau ―Thalhah si
r.a. menggambarkan keadaan medan Pemurah‖ dan ―Thalhah si Dermawan‖,
tempur kala itu: Kata Aisyah: sebagai pujian atas kedermawanannya
yang melimpah-limpah. Dan setiap kali ia
Bila disebutkan perang Uhud, maka Abu mengeluarkan hartanya sebegitu banyak,
Bakar selalu berkata: ―Itu maka ternyata Allah yang Maha Pemurah
semuanya adalah hari Thalhah . . . ! Aku menggantinya berlipat ganda.
adalah orang yang mula-mula
mendapatkan Nabi saw., maka berkatalah Istrinya Su‘da bin Auf menceriterakan
Rasul kepadaku dan kepada Abu kepada kita, katanya: ―Suatu hari
Ubaidah ibnul Jarrah: saya menemukan Thalhah berdukacita,
―Tolonglah saudaramu itu . . . . saya bertanya kepadanya: ―Ada apa
(Thalhah)!‖ Kami lalu menengoknya, dan dengan kanda … ?‖
ternyata pada sekujur tubuhnya terdapat
lebih dari tujuh puluh luka berupa tusukan Maka jawabnya: ―Soal harta yang
tombak, sobekan pedang dan tancapan ada padaku ini semakin banyak juga,
panah, dan ternyata pula anak jarinya hingga menyusahkanku dan
putus . . . maka kami segera merawatnya menyempitkanku . .
dengan baik‖. !‖ Kataku: ―Tidak jadi soal, bagi-
bagikan saja … !‖ Ia lalu berdiri
Di semua medan tempur dan peperangan memanggil orang banyak, kemudian
Thalhah selalu berada di barisan terdepan membagi-bagikannya kepada mereka,
mencari keridaan Allah dan membela hingga tidak ada yang tinggal lagi walau
bendera Rasulnya. Thalhah hidup di satu dirham pun. . . .
tengah-tengah jama‘ah Muslimin,
mengabdi kepada Allah bersama mereka Di suatu saat setelah ia menjual sebidang
tanah dengan harga yang tinggi, maka
dilihatnya tumpukan harta, lalu berlarut-larut dan membawa kepada
mengalirlah air matanya, kemudian permusuhan dan saling menuduh serta
katanya: ―Sungguh, Bila menimbulkan dendam kebencian yang
seseorang dibebani harta yang begini menyala-nyala hingga akhirnya jatuh
banyaknya dan tidak tahu apa yang akan qurban menemui ajalnya ―Dzun Nurain‖
terjadi, pasti akan mengganggu Utsman bin ‗Affan dalam peristiwa
ketenteraman ibadah kepada Allah . . . !‖ berdarah dan kejam itu ….
Kemudian dipanggilnya sebagian
shahabatnya dan bersama-sama mereka Kita katakan: ―Seandainya ia
membawa hartanya itu berkeliling melalui mengetahui bahwa fitnah itu akan berakhir
jalan-jalan kota Madinah dan rumah- dengan pembunuhan seperti itu, pastilah ia
rumahnya sambil membagi- bagikannya akan menentangnya bersama shahabat-
sampai Siang sehingga tak ada pula yang shahabat yang mula-mula menyokong,
tinggal lagi walau satu dirham pun …. karena anggapan dan dugaan bahwa
gerakan itu hanyalah sebagai gerakan
Jabir bin Abdullah menggambarkan pula perbaikan dan peringatan semata tidak
kepemurahan Thalhah dengan berkata: lebih … !‖
―Tak pernah aku melihat seseorang
yang lebih dermawan dengan memberikan Maka pendirian Thalhah ini berubah
hartanya yang banyak tanpa diminta lebih menjadi kemelut hidupnya, yakni sesudah
dulu, daripada Thalhah bin Ubaidillah …!‖ terjadinya cara kekerasan dan kekejaman
Ia adalah seorang yang paling banyak di mana Utsman dikepung lalu dibunuh
berbuat baik kepada keluarga dan kaum orang ….
kerabatnya; ditanggungnya nafqah mereka
semua sekalipun demikian banyaknya . . . . Tak lama setelah Imam Ali menerima
Mengenai itu dikatakan orang tentang bai‘at dari Kaum Muslimin di Madinah di
dirinya: ―Tak seorang pun dari Bani antaranya Thalhah dan Zubair, keduanya
Taira yang mempunyai tanggungan, telah meminta izin pergi melaksanakan
melainkan dicukupinya perbelanjaan ‗umrah ke Mekah. Dari Mekah mereka
keluarganya. Dinikahkannya anak-anak menuju Bashrah dan di sana telah ber-
yatim mereka, diberinya pekerjaan himpun banyak kekuatan yang hendak
keluarga mereka dan dilunasinya hutang- menuntutkan bela kematian Utsman ….
hutang mereka …. !.
―Waq‘atul Jammal‖ atau peristiwa
As-Sa‘ib bin Zaia, lain pula ceriteranya perang Berunta adalah perang, di mana
tentang Thalhah: ―Aku telah menemui bertempur dua pasukan, yang satu
Thalhah baik dalam perjalanan maupun menuntut bela atas terbunuhnya Utsman
waktu menetap, maka tak pernah kujumpai dan yang lain pasukan pemerintah di
seseorang yang lebih merata bawah Khalifah Ali
kepemurahannya, baik mengenai uang atau ….
makanan daripada Thalhah . . .!‖
Adapun Imam Ali dalam memikirkan
Timbul fitnah yang terkanal dalam masa situasi sulit yang sedang melanda Agama
Khilafat Utsman r.a. Thalhah menyokong Islam dan Kaum Muslimin, timbullah
alasan mereka yang menentang Utsman murung hatinya, melelehlah air matanya,
dan membenarkan sebagian besar tuntutan dan terdengar isak tangianya . . .!!
mereka mengenai perubahan dan
perbaikan …. Tetapi dengan pendirian itu, Ia telah dipaksa untuk bertindak keras.
apakah ia mengajak orang membunuh Dalam kedudukannya selaku Khalifah
Utsman atau ia merestuinya . . . ? Oh, Muslimin, tak ada jalan lain, dan tidak
seandainya ia tahu bahwa fitnah itu akan sepantasnya ia bersikap lunak terhadap
pembangkangan atas pemerintahan, atau
terhadap setiap pemberontakan bersenjata kau tinggalkan di rumah . . . !‘ Kemudian
melawan Khalifah yang telah dikukuhkah katanya kepada Zubair: ―Hai Zubair,
syari‘at. aku minta kau jawab karena Allah!
Tidakkah engkau ingat, di suatu hari
Di kala ia bangkit untuk memadamkan Rasulullah lewat di hadapanmu sedang
pemberontakan semacam ini, maka ia ketika itu kita sedang berada di tempat
selalu mencari jalan untuk menghindarkan Anu. Beliau berkata kepadamu:
tertumpahnya darah saudara-saudaranya, ―Wahai Zubair, tidakkah engkau cinta
para shahabat dan teman-temannya, para kepada Ali. . . !‘ Maka jawabmu: ―Masa
pengikut Rasul yang seagama, yaitu kan aku tidak akan cinta kepada saudara
mereka yang semenjak lama telah sepupuku, anak bibi dan anak pamanku,
berperang bersamanya melawan tentara serta orang yang satu Agama denganku . . .
syirik, menerjuni pertempuran bahu- !‘ Waktu itu beliau berkata lagi: ―Hai
membahu di bawah bendera tauhid yang Zubair demi Allah, bila engkau
mempersatukan mereka sebagai satu memeranginya, jelas engkau berlaku
keluarga, bahkan menjadikan mereka dhalim kepadanya . . . !‖ Waktu itu
sebagai saudara kandung yang saling -
berkatalah Zubair r.a.: ―Yah, sekarang aku
membela. ingat, hampir aku melupakannya! Demi
Allah aku tak akan memerangimu … !‖
Bencana apakah ini . . . ? Dan ujian sulit
apa lagi yang lebih dari itu . . . ? Dalam Thalhah dan Zubair menarik diri dari
mencari jalan ke luar dari bencana ini, dan perang saudara ini
untuk menjaga jangan sampai tertumpah
darahnya Muslimin, Imam Ali selalu . Mereka menghentikan perlawanan,
mempergunakan setiap cara yang dapat segera setelah mengetahui duduk
dipakai dan harapan yang dapat persoalan, dan demi melihat Ammar bin
diandalkan. Tetapi orang-orang yang Yasir berperang di fihak Ali. Mereka
dahulu pernah menjadi intrik-intrik teringat akan sabda Rasulullah saw.
Romawi dan kekaisaran Persi yang dahulu kepada Ammar: ―Yang akan
telah menemui kehancurannya di saat membunuhmu ialah golongan orang
kejayaan Islam di bawah Khalifah Utsman durhaka . .. !‖Seandainya Ammar terbunuh
nan bijaksana, dengan sikap munafik telah dalam peperangan yang disertai Thalhah
menyebar luaskan fitnah dan hasutan, ini, tentulah ia termasuk golongan orang
maka kekalutan tambah menjadi-jadi. yang durhaka … !

Ali menangis mengucurkan air mata Thalhah dan Zubair mengundurkan diri
sewaktu ia melihat Ummul Mu‘minin dari peperangan, dan mereka terpaksa
Aisyiah dalam sekedup untanya, bertindak membayar harga pengunduran itu dengan
mengepalai balatentara yang hendak nyawa mereka. Tetapi mereka beruntung
memeranginya . . . . Dan ketika dilihatnya dapat menemui Allah mereka dengan hati
pula Thalhah dan Zubair, pembela- yang senang dan tenteram, disebabkan
pembela Rasulullah itu berada di tengah- karunia yang telah dilimpahkan-Nya
tengah pasukan, Ali lalu memanggil kepada mereka, berupa petunjuk dan
Thalhah dan Zubair agar keduanya muncul fikiran yang benar ….
menghadapnya; keduanya pun tampillah
hingga leher kuda-kuda mereka Adapun Zubair ia telah diikuti seorang
bersentuhan, Ali berkata kepada Thalhah: laki-laki bernama Amru bin Jarmuz yang
―Hai Thalhah, pantaslah engkau membunuhnya di kala ia sedang lengah,
membawa-membawa istri Rasulullah yakni sewaktu ia sedang bershalat … !
untuk berperang, sedangkan istrimu sendiri Dan mengenai Thalhah, ia dipanah oleh
Marwan bin Hakam yang menghabisi berakhir pula perang Jamal . . . . Ummul
hayatnya…. Mu‘minin Aisyiah menyadari bahwa ia
telah tergesa-gesa dalam menghadapi per-
Peristiwa terbunuhnya Utsman telah soalan itu, karena itu ditinggalkannya
mendatangkan keresahan pada jiwa Bashrah menuju Baitul Haram dan terns ke
Thalhah, hingga sebagaimana telah kami Madinah, tak hendak campur tangan lagi
katakan dahulu menyebabkan kemelut dalam pertarungan itu. la dibekali oleh
hidupnya. Padahal, ia tidaklah ikut dalam Imam Ali dalam perjalanannya dengan
pembunuhan, tidak ‗pula menghasut orang segala perbekalan dan diiringi penghor-
untuk membunuhnya, ia hanya membela matan ….
orang yang menentang Utsman, di waktu
belum ada tanda-tanda bahwa penentangan Sewaktu Ali meninjau orang-orang yang
itu akan berlanjut dan berlarut-larut hingga gugur sebagai syuhada di medan tempur,
berubah menjadi kejahatan atau tindak semua mereka dishalatkannya, baik yang
pidana yang kejam … bertempur di fihaknya maupun yang
menentangnya. Dan tatkala selesai
Dan sewaktu ia ikut mengambil bagian memakamkan Thalhah dan Zubair, ia
dalam perang Jamal bersama pasukan yang berdiri melepas keduanya dengan kata-kata
menentang Ali bin Abi Thalib menuntut indah dan mulia, yang disudahinya dengan
bela kematian Utsman, maka tujuannya kalimat-kalimat berikut ini:
dengan tindakan itu, ialah untuk menebus
dosa yang akan membebaskannya dari ―Sesungguhnya aku amat mengharapkan
tekanan bathinnya. agar aku bersama Thalhah dan Zubair dan
Utsman, termasuk di antara orangorang
Sebelum memulai pertempuran, dengan yang difirmankan Allah:
suara yang tersekat oleh air mata, ia
berdu‘a dan merendahkan diri, katanya: ―Dan Kami cabut apa yang bersarang
―Ya Allah ambillah sekarang balasan dalam dada mereka dari kebencian
kesalahanku terhadap Utsman hingga sebagai layaknya orang bersaudara, dan
Engkau ridha kepadaku . . . . ―. Maka di atas pelaminan mereka bercengkerama
tatkala ia ditemui Ali seperti yang telah berhadap- hadapan…. ―. (Q.S. 15 al-
kita ceriterakan, kata-kata Ali telah me- Hijr: 47)
nerangi hatinya, sehingga bersama Zubair
mereka melihat kebenaran lalu Kemudian disapunya makam mereka
meninggalkan medan perang. dengan pandangan kasih sayang, yang
keluar dari hati bersih dan penuh belas
Tetapi mati sebagai syahid telah kasih, seraya katanya:
disediakan untuk mereka ber dua! Benar . .
. ! Mati syahid adalah hak Thalhah yang ―Kedua telingaku ini telah mendengar
dikejarnya dan mengejar dirinya, di mana sendiri sabda Rasulullah saw. Thalhah
pun ia berada … karena bukanlah dan Zubair menjadi tetanggaku dalam
Rasulullah telah bersabda tentang hal ini: surga…. ―.
―Inilah dia orang yang akan mengurbankan
nyawanya! Siapa yang ingin menyaksikan
seorang syahid yang berjalan di muka
bumi, maka lihatlah Thalhah … !‖

Karena itulah ia menemukan syahid,


tempat kembalinya yang agung dan yang
telah ditentukan, dan dengan demikian
ZUBAIR BIN AWWAM karena ia adalah dari golongan tujuh orang
yang mula-mula menyatakan
PEMBELA RASULULLAH SAW. keiislamannya, dan sebagai perintis telah
memainkan peranannya yang penuh berkat
Setiap tersebut nama Thalhah, pastilah di rumah Arqam ….
disebut orang nama Zubair! Begitu pula
setiap disebut nama Zubair, pastilah Usianya waktu itu baru limabelas tahun.
disebut orang pula nama Thalhah . . . ! Dan begitulah ia telah diberi petunjuk, nur
Maka sewaktu Rasulullah saw. dan kebaikan selagi masih remaja . . . . Ia
mempersaudarakan para shahabatnya di benar-benar seorang penunggang kuda dan
Mekah sebelum Hijrah, beliau telah berani sejak kecilnya , . . hingga ahli
mempersaudarakan antara Thalhah dengan sejarah menyebutnya bahwa pedang
Zubair. pertama yang dihunuskan untuk membela
Iislam adalah Zubair bin ‗Awwam.
Sudah semenjak lama Nabi saw.
memperkatakan keduanya secara Pada hari-hari pertama dari Iislam,
bersamaan . . . , seperti kata beliau: sementara Kaum Muslimin waktu itu
―Thalhah dan Zubair adalah tetanggaku di sedikit sekali hingga mereka selalu
dalam surga‖. Dan kedua mereka bersembunyisembunyi di rumah Arqam,
berhimpun bersama Rasul dalam kerabat tiba-tiba pada suatu hari tersebar berita
dan keturunan. bahwa Rasul terbunuh.

Adapun Thalhah bertemu asal-usul Seketika itu, tiada lain tindakan Zubair
turunannya dengan Rasul pada Murrah bin kecuali menghunus pedang dan
Ka‘ab. Sedang Zubair bertemu pula asal- mengacungkannya, lalu ia berjalan di
usulnya dengan Rasulullah pada Qusai bin jalan-jalan kota Mekah laksana tiupan
Kilab, sebagaimana pula ibunya Shafiah, angin kencang, padahal ia masih muds
adalah saudara bapak Rasulullah belia . . . ! Ia pergi mula-mula meneliti
berita tersebut dengan bertekad seandainya
Thalhah dan Zubair, kedua mereka banyak berita itu ternyata benar, maka niscaya
persamaan satu sama lain dalam aliran pedangnya akan menebas semua pundak
kehidupan Persamaan di antara keduanya orang Quraisy, sehingga ia mengalahkan
sangat banyak: dalam pertumbuhan di mereka, atau mereka menewaskannya….
masa remaja . . . kekayaan,
kedermawanan, keteguhan beragama dan Di suatu tempat ketinggian kota Mekah,
kegagah-beranian. Keduanya termasuk Rasulullah menemukannya, lalu sertanya
orang-orang angkatan pertama masuk akan maksudnya. Zubair menyampaikan
Iislam . . . dan tergolong kepada sepuluh berita tersebut …. Maka Rasulullah
orang yang diberi kabar gembira oleh memohonkan bahagia dan mendu‘akan
Rasul masuk surga. Keduanya juga sama kebaikan baginya serta keampuhan bagi
termasuk kelompok shahabat ahli pedangnya.
musyawarah yang enam, yang diserahi
tugas oleh Umar bin Khatthab memilih Sekalipun Zubair seorang bangsawan
Khalifah sepeninggalnya…. terpandang dalam kaumnya, namun tak
kurang ia menanggung adzab derita dan
Akhir hayatnya juga bersamaan secara penyiksaan Quraisy. Yang memimpin
sempurna . bahkan satu sama lain tidak penyiksaan itu adalah pamannya sendiri.
berbeda … ! Sebagaimana telah kita Pernah ia disekap di suatu kurungan,
katakan, Zubair termasuk dalam kemudian dipenuhi dengan embusan asap
rombongan pertama yang masuk Iislam, api agar sesak nafasnya, lalu dipanggilnya
Zubair di bawah tekanan siksa: Abu Bakar dan Zubair memimpin tujuh
―Tolaklah olehmu Tuhan Muhammad itu, puluh orang Muslimin. Sekalipun mereka
nanti kulepaskan kamu dari siksa ini! sebenarnya sedang mengikuti suatu
‖Tantangan itu dijawab oleh Zubair dengan pasukan yang menang, namun kecerdikan
pedas dan mengejutkan: ―Tidak . . . demi dan muslihat perang yang dipergunakan
Allah, aku tak akan kembali kepada oleh ash-Shiddiq dan Zubair, membuat
kekafiran untuk selama-lamanya!‖ Padahal orang-orang Quraisy menyangka bahwa
pada waktu itu ia belum menjadi pemuda mereka salah duga menilai kekuatan Kaum
teruna, masih belia bertulang lembut – - – - Muslimin, dan membuat mereka berfikir,
bahwa pasukan perintis yang dipimpin
Zubair melakukan hijrah ke Habsyi oleh Zubair dan ash-Shiddiq dan tampak
(Ethiopia) dua kali, yang pertama dan yang kuat, tak lain sebagai pendahuluan dari
kedua, kemudian ia kembali, untuk bala tentara Rasul yang menyusul di
menyertai ketinggalan semua peperangan belakang, dan akan tampil menghalau
bersama Rasulullah. Tak pernah ia mereka dengan dansyat. Karena itu mereka
ketinggalan dalam berperang atau bergegas mempercepat perjalanannya dan
bertempur. Banyaknya tusukan dan luka- mengambil langkah seribu pulang ke
luka yang terdapat pada tubuhnya dan Mekah!
masih berbekas sesudah lukanya itu
sembuh membuktikan pula kepahlawanan Di samping Yarmuk, Zubair merupakan
Zubair dan keperkasaannya . . . ! Maka seorang prajurit yang memimpin langsung
marilah kita dengarkan bicara salah suatu pasukan …. Sewaktu ia melihat
seorang shahabatnya yang telah sebagian besar anak buah yang
menyaksikan bekas-bekas luka yang dipimpinnya merasa gentar menghadapi
terdapat hampir pada segenap bagian bala tentara Romawi yang menggunung
tubuhnya, demikian katanya: ―Aku pernah maju, ia meneriakkan ―Allahu Akbar‖ . . .
menemani Zubair ibnul ‗Awwam pada dan maju membelah pasukan, musuh yang
sebagian perjalanan dan‘ aku melihat mendekat itu seorang diri dengan
tubuhnya, maka aku saksikan banyak mengayunkan pedangnya, kemudian ia
sekali bekas luka goresan pedang, sedang kembali ke tengah-tengah barisan musuh
di dadanya terdapat seperti mata air yang yang dahsyat itu dengan pedang di tangan
dalam, menunjukkan bekas tusukan kanannya, menari-nari dan berputar
lembing dan anak panah . . . . Maka kataku bagaikan kincir, tak pernah melemah
kepadanya: ―Demi Allah, telah apalagi berhenti ….
kusaksikan sendiri pada tubuhmu apa yang
belum pernah kulihat pada orang lain Zubair r.a. sangat gandrung menemui
sedikit pun . syahid! Amat merindukan mati di jalan
. . !‖ Mendengar itu Zubair Allah.‘ Ia pernah berkata: ―Thalhah bin
menjawab: Ubaidillah memberi nama anak-anaknya
―Demi Allah, semua luka-luka itu kudapat dengan nama Nabi-nabi padahal sudah
bersama Rasulullah pada peperangan di sama diketahui bahwa tak ada Nabi lagi
jalan Allah sesudah Muhammad saw. . . . maka aku
menamai anak-anakku dengan nama para
Ketika perang Uhud usai dan pasukan syuhada, semoga mereka berjuang
Quraisy berbalik kembali ke Mekah, ia mengikuti syuhada . . . ! Begitulah
diutus Rasul bersama Abu Bakar untuk dinamainya seorang anaknya Abdullah bin
mengikuti gerakan tentara Quraisy dan Zubair mengambil berkat dengan shahabat
menghalau mereka, hingga mereka yang syahid Abdullah bin Jahasy.
menganggap Kaum Muslimin masih punya
kekuatan, dan tidak terpikir lagi untuk
kembali ke Madinah guna memulai
peperangan yang baru.
Dinamainya pula seorang lagi al-Munzir segera datang melarang Rasul dan
mengambil berkat dengan shahabat yang Muslimin hanya mengingat soal itu saja
syahid al-Munzir bin Amar. Dinamainya
pula yang lain ‗Urwah mengambil berkat Dan sewaktu pengepungan atas Bani
dengan ‗Urwah bin Amar. Dan ada pula Quraidha sudah berjalan lama tanpa
yang dinamainya Hamzah, mengambil membawa hasil, Rasulullah mengirimnya
berkat dengan syahid yang mulia Hamzah bersama. Ali bin Abi Thalib. Ia berdiri di
bin Abdul Muthalib. Ada lagi Ja‘far, muka benteng musuh yang kuat Serta
mengambil berkat dengan syahid yang mengulang-ulang ucapannya: ―Demi
besar Ja‘far bin Abu Thalib. Juga ada yang Allah, biar kami rasakan sendiri apa yang
dinamakannya Mush‘ab mengambil berkat dirasakan Hamzah, atau kalau tidak, akan
dengan shahabat yang syahid Mush‘ab bin kami tundukkan benteng mereka … !‖
Umeir. Tidak ketinggalan yang Kemudian ia terjun ke dalam benteng
dinamainya Khalid mengambil berkat hanya berdua saja dengan Ali …. Dan
dengan shahabat Khalid bin Sa‘id. dengan kekuatan urat syaraf yang
Demikianlah ia seterusnya memilih untuk mempesona, mereka berdua berhasil
anak-anaknya nama para syuhada, dengan menyebarkan rasa takut pada musuh yang
pengharapan agar sewaktu datang ajal bertahan dalam benteng, lalu membukakan
mereka nanti, mereka tercatat sebagai pintu-pintu benteng tersebut bagi kawan-
syuhada … ! kawan mereka di luar … !
Dalam riwayat hidupnya telah Di perang Hunain, Zubair melihat
dikemukakan:‖bahwa ia tak pernah pemimpin suku Hawazin yang juga
memerintah satu daerah pun, tidak pula menjadi panglima pasukan musyrik dalam
mengumpul pajak atau bea cukai, perang tersebut namanya Malik bin Auf . .
pendeknya tak ada jabatannya yang lain . , terlihat olehnya sesudah pasukan
kecuali berperang pada jalan Allah . . . ―. Hawazin bersama panglimanya lari
Kelebihannya sebagai prajurit perang tunggang langgang dari medan perang
tergambar pada pengandalannya pada Hunain, ia sedang berdua di tengah-tengah
dirinya sendiri secara sempurna dan gerombolan besar shahabat-shahabatnya
kepercayaan yang teguh. Sekalipun sampai bersama sisa pasukan yang kalah, maka
seratus ribu orang menyertainya di medan secara tiba-tiba diserbunya rombongan itu
tempur, namun akan kau lihat bahwa ia seorang diri, dan dikucar-kacirkannya
berperang seakan-akan sendirian di arena kesatuan mereka, kemudian dihalaunya
pertempuran …. dan seolah-olah tanggung mereka dari tempat persembunyian yang
jawab perang dan kemenangan terpikul di mereka gunakan sebagai pangkalan untuk
atas pundaknya sendiri. menyergap pemimpin-pemimpin Iislam
yang baru kembali dari arena peperangan.
Keistimewaannya sebagai pejuang, terlukis
pada keteguhan hatinya dan kekuatan urat Kecintaan dan penghargaan Rasul terhadap
syarafnya. Ia menyaksikan gugur Zubair luar biasa sekali, dan Rasulullah
pamannya Hamzah di perang Uhud. sangat membanggakannya, katanya:
Orang-orang musyrik telah menyayat- ―setiap Nabi mempunyai pembela dan
sayat tubuhnya yang terbunuh itu dengan pembe itu adalah Zubair bin ‗Awwam …
kejam, maka ia berdiri di mukanya dengan !‖ Karena bukan saja ia saudara sepupunya
sikap satria menahan gejolak hati dengan dan suami dari Asma binti Abu Bakar
memegang teguh hulu pedangnya. Tak ada yang mempunyai dua puteri semata, tapi
fikirannya yang lain daripada mengadakan lebih dari itu adalah karena pengabdiannya
pembalasan yang setimpal, tapi wahyu yang luar biasa, keberaniannya yang
perkasa, kepemurahannya yang tidak
terkira dan pengorbanan diri dan hartanya ―Bila aku tak mampu membayar utang,
untuk Allah Tuhan dan islam semata. minta tolonglah kepada Maulana … induk
Sungguh, Hasan bin Tsabit telah semang kita … ―.
melukiskan sifat-sifatnya ini dengan indah
sekali, katanya: ―Ia berdiri teguh menepati Lalu ditanya anaknya Abdullah: ―Maulana
janjinya kepada Nabi dan mengikuti yang mana bapak maksudkan . . . ?‖ Maka
petunjuknya. Menjadi pembelanya, jawabnya: ―Yaitu Allah Induk Semang dan
sementara perbuatan sesuai dengan Penolong kita yang paling utama … !‖
perkataannya. Ditempuhnya jalan yang
telah digunakannya, tak hendak Kata Abdullah kemudian: ―Maka
menyimpang dari padanya. Bertindak demi Allah, setiap aku terjatuh ke dalam
sebagai pembela kebenaran, karena kesukaran karena utangnya, tetap aku
kebenaran itu jalan sebaik-baiknya. memohon: ―Wahai Induk Semang
Zubair, lunasilah utangnya, maka Allah
Ia adalah seorang berkuda yang mengabulkan permohonan itu, dan
termasyhur, dan pahlawan yang gagah alhamdulillah hutang pun dapat dilunasi . .
perkasa. . ―.

Merajalela di medan perang dan ditakuti di Dalam perang Jamal sebagaimana telah
setiap arena. Dengan Rasulullah kami utarakan dalam ceriteranya yang lalu
mempunyai pertalian darah dan masih mengenai Thalhah, Zubair menemui akhir
berhubungan keluarga. hayat dan tempat kesudahannya . . . .
Sesudah ia menyadari kebenaran .dan
Dan dalam membela islam mempunyai berlepas tangan dari peperangan, terus
jasa-jasa yang tidak terkira. diintai oleh golongan yang menghendaki
terus berkobarnya api fitnah, lalu ia pun
Betapa banyaknya mara bahaya yang ditusuk oleh seorang pembunuh yang
mengancam Rasulullah Nabi al-Musthafa. curang waktu ia sedang lengah, yakni di
kala ia sedang shalat menghadap
Disingkirkan Zubair dengan ujung Tuhannya ….
pedangnya, maka semoga Allah membalas
jasa-jasanya‖. Si pembunuh itu pergi kepada Imam Ali,
dengan maksud melaporkan tindakannya
Ia seorang yang berbudi tinggi dan bersifat terhadap Zubair, dengan dugaan bahwa
mulia . . . . Keberanian dan kabar itu akan membuat Ali bersenang
kepemurahannya seimbang laksana dua hati, apalagi sambil menanggalkan
kuda satu tarikan . . . ! Ia telah berhasil pedang-pedang Zubair yang telah
mengurus perniagaannya dengan dirampasnya setelah melakukan kejahatan
gemilang, kekayaannya melimpah, tetapi tersebut . . . .
semua itu dibelanjakannya untuk membela
islam, sehingga ia sendiri mati dalam Tetapi Ali berteriak demi mengetahui
berutang . . . ! Tawakkalnya kepada Allah bahwa di muka pintu ada pembunuh
merupakan dasar kepemurahannya, Zubair yang minta idzin masuk dan
sumber keberanian dan memerintahkan orang untuk mengusirnya,
pengorbanannya .. . hingga ia rela katanya: ―Sampaikan berita kepada
menyerahkan nyawanya, dan pembunuh putera ibu Shafiah itu, bahwa
diwasiatkannya kepada anaknya Abdullah untuknya telah disediakan api neraka … !‖
untuk melunasi utang-utangnya, demikian Dan ketika pedang Zubair ditunjukkan
pesannya: kepada Ali oleh beberapa shahabatnya, ia
mencium dan lama sekali ia menangis
kemudian katanya: ―Demi Allah,
pedang ini sudah banyak berjasa,
digunakan oleh pemiliknya untuk.
melindungi Rasulullah dari
marabahaya . . . ―.

Dalam mengakhiri pembicaraan kita


mengenai dirinya,

apakah masih ada penghormatan yang


lebih indah dan berharga untuk
dipersembahkan kepada Zubair, dari
ucapan Imam Ali sendiri … ? Yaitu :

―Selamat dan bahagia bagi Zubair


dalam kematian sesudah mencapai
kejayaan hidupnya . . . ! Selamat,
kemudian selamat kita ucapkan kepada
pembela Rasulullah

KHUBAIB BIN „ADI oleh keimanan yang sempurna ke leher
PAHLAWAN YANG SYAHID DI pemiliknya yang tulus ikhlas Tampakkah
KAYU SALIB oleh anda sekalian tubuh yang diaalib itu .
? Nah, inilah dia judul pelajaran kita hari
Dan kini …. ini, wahai semua anak manusia! Benar . . .
tubuh yang diaalib di hadapan kalian itulah
Lapangkanlah jalan kepada pahlawan ini, sekarang yang jadi judul dan mata
wahai para shahabat …. Mari kemari, dari pelajaran, dan jadi contoh teladan dan
segenap penjuru dan tempat …. Datanglah sekaligus guru. Namanya Khubaib bin
ke sini, secara mudah atau bersusah payah ‗Adi. Hafalkan benar dengan baik nama
…. Kemarilah bergegas dengan yang mulia ini!
menundukkan hati . . . . Menghadaplah
untuk mendapatkan pelajaran dalam Hafalkan dan dengungkan serta lagukanlah
berkurban yang tak ada tandingannya …. namanya, karena ia jadi kebanggaan dari
Mungkin anda sekalian akan berkata: setiap manusia, setiap agama, dari setiap
―Apakah semua yang telah anda ceritakan aliran dan dari setiap bangsa di setiap
kepada kami dulu bukan merupakan zaman … !
pelajaran-pelajaran tentang pengurbanan
yang jarang tandingannya?‖ Ia seorang yang cukup dikenal di Madinah
dan termasuk shahabat Anshar. Ia Sering
Benar . . . , semuanya pelajaran, dan bolak-balik kepada Rasulullah saw. sejak
kehebatannya tak ada tandingan dan beliau hijrah kepada mereka, lalu beriman
imbangannya …. Tapi kini kalian berada kepada Rabbul Alamin. Seorang yang
di muka seorang maha guru baru dalam berjiwa bersih, bersifat terbuka, beriman
mata pelajaran seni berqurban Seorang teguh dan berhati mulia. Ia adalah sebagai
guru, seandainya anda ketinggalan yang dilukiakan oleh Hassan bin Tsabit,
menghadiri kuliahnya, anda akan penyair Ialam sebagai berikut:
kehilangan banyak kebaikan-kebaikan
yang tidak terkira . . . . Mari bersama ―Seorang pahlawan yang
kami, wahai penganut aqidah dari setiap kedudukannya sebagai teras orang-orang
ummat dan tempat. Mari bersama kami, Anshar. Seorang yang lapang dada namun
wahai pengagum ketinggian dari segala tegas dan keras tak dapat ditawar-tawar‖.
masa dan zaman . . . . Kamu juga, wahai
orang-orang yang telah sarat oleh beban Sewaktu bendera perang Badar dikibarkan
penipuan diri dan berprasangka buruk orang, terdapatlah di sana seorang prajurit
terhadap Agama dan iman . . . . berani mati dan seorang pahlawan gagah
perkasa yang tiada lain dari Khubaib bin
Marilah datang dengan kebanggaan ‗Adi ini. Salah seorang di antara orang-
palsumu itu . . . . Marilah, dan orang musyrik yang berdiri menghadang
perhatikanlah bagaimana Agama Allah itu jalannya di perang Badar ini dan tewas di
telah membentuk dan menempa tokoh- ujung pedangnya, ialah seorang pemimpin
tokoh terkemuka …. Marilah perhatikan Quraiay yang bernama al-Harits bin ‗Amir
oleh kalian! Kemuliaan yang tiada tara … bin Naufal. Setelah pertempuran selesai
kegagahan sikap, dan siaa-siaa pasukan Quraiay yang kalah
kembali ke Mekah, tahulah Bani Harits
ketetapan pendirian, keteguhan hati . . . siapa yang telah menewaskan bapak
kepantang munduran … pengurbanan dan mereka. Mereka menghafalkan dengan
kecintaan yang tak ada duanya . . . Ring- baik nama orang Ialam yang telah
kasnya, kebesaran yang luar biasa dan menewaskan ayah mereka dalam
mengagumkan, yang telah dikalungkan
pertempuran itu ialah Khubaib bin ‗Adi … Dengan petunjuk biji-biji kurma yang
! berceceran di tanah, mereka terus berjalan,
hingga akhirnya mereka melihat dari jauh
Orang-orang Ialam telah kembali ke rombongan Kaum Muslimin yang sedang
Madinah dari perang Badar. Mereka mereka cari-cari itu …. ‗Ashim, pemimpin
meneruskan pembinaan masyarakat penyelidik merasa bahwa mereka sedang
mereka yang baru . . . Adapun Khubaib, ia dikejar musuh, lalu diperintahkannya
adalah seorang yang taat beribadah, dan kawan-kawannya untuk menaiki suatu
benar-benar membawakan sifat dan watak puncak bukit yang tinggi . . .. Para
seorang ‗abid dan kerinduan seorang pemanah musuh yang seratus orang itu
‗asyik …. Demikianlah ia beribadat pun dekatlah sudah. Mereka mengelilingi
menghadap Allah dengan sepenuh hatinya Kaum Muslimin lalu mengepung mereka
. . . berdiri shalat di waktu malam dan dengan ketat. . . .
berpuasa di waktu siang serta
memahasucikan Allah pagi dan petang …. Para pengepung meminta agar Kaum
Muslimin menyerahkan diri dengan
Pada suatu hari Rasulullah saw. jaminan bahwa mereka tidak akan
bermaksud hendak menyelidiki rahasia dianiaya. Kesepuluh orang ini menoleh
orang-orang Quraiay, hingga dapat kepada pemimpin mereka ‗Achim bin
mengetahui ke mana tujuan gerakan serta Tsabit al-Anshan r.a. Rupanya ia
langkah persiapan mereka untuk suatu menyatakan: ―Adapun aku, demi Allah aku
peperangan yang baru …. Untuk itu beliau tak akan turun, mengemia perlindungan
pilih sepuluh orang dari para shahabatnya, orang musyrik . . . ! Ya Allah,
termasuklah di antaranya Khubaib dan sampaikanlah keadaan kami ini kepada
sebagai pemimpin mereka diangkat oleh Nabi-Mu . . .!‖
Nabi, ‗Ashim bin Tsabit.
Dan segeralah para pemanah yang seratus
Pasukan penyelidik ini pun berangkatlah orang itu menghujani mereka dengan anak
ke tujuannya hingga sampai di suatu panah …. Pernimpin mereka ‗Achim
tempat antara Osfan dan Mekah. Rupanya beserta tujuh orang lainnya menjadi
gerakan mereka tercium oleh orang-orang sasaran dan mereka pun gugurlah sebagai
dari kampung Hudzail yang didiami oleh syahid. Mereka meminta agar yang lain
suku Bani Haiyan, orang-orang ini segera turun dan tetap akan dijamin
berangkat dengan seratus orang pemanah keselamatannya sebagai dijanjikan. Maka
mahir, menyusul orang-orang Ialam dan turunlah ketiga orang itu, yaitu Khubaib
mengikuti jejak mereka dari belakang …. beserta dua orang shahabatnya . . .

Pasukan bani Haiyan hampir Saja Para pemanah mendekati Khubaib dan
kehilangan jejak, kalau tidaklah salah salah seorang temannya, mereka
seorang mereka melihat biji kurma menguraikan tali-temali mereka dan
berjatuhan di atas pasir . . . . Biji-biji itu mengikat keduanya. Teman mereka yang
dipungut oleh sebagian di antara orang- ketiga melihat hal ini sebagai awal
orang ini, lalu mengamatinya berdasarkan pengkhianatan janji, lalu ia memutuskan
firasat yang tajam yang biasa dimiliki oleh mati secara nekad sebagaimana dilakukan
bangsa Arab, lalu berseru kepada teman- ‗Achim dan teman-temannya, maka
teman mereka: ―Biji-biji itu berasal dari gugurlah ia pula menemui syahid seperti
Yatsrib … nama lain dari Madinah … yang diinginkannya ….
Ayuh, kita ikuti, hingga dapat kita ketahui
di mana mereka berada … ! Dan demikianlah, kedelapan orang yang
terbilang di antara orang-orang Mu‘min
yang paling tebal keimanannya, paling menyertainya, seakan-akan jari-jemari
teguh menepati janji dan paling setia kekuasaan itu membalut dadanya hingga
melaksanakan tugas kewajibannya terasa sejuk dingin ….
terhadap Allah dan Rasul, telah
menunaikan darma bakti mereka sampai Pada suatu kali salah seorang puteri Harits
mati …. datang menjenguk ke tempat tahanan
Khubaib yang ada di sekitar rumahnya,
Khubaib dan seorang temannya yang tiba-tiba ia meninggalkan tempat itu
seorang lagi Zaid, berusaha melepaskan sambil berteriak, memanggil dan mengajak
tali ikatan mereka, tapi tidak berhasil orang Mekah menyaksikan keajaiban,
karena buhulnya yang sangat erat. katanya: ―Demi Allah saya melihat
Keduanya dibawa oleh para pemanah Khubaib menggenggam setangkai besar
durhaka itu ke Mekah. Nama Khubaib anggur sambil memakannya . . . sedang ia
menggema dan tersiar ke telinga orang terikat teguh pada besi … padahal di
banyak …. Keluarga Harits bin ‗Amin Mekah tak ada sebiji anggur pun …. Saya
yang tewas di perang Badar, cepat kira itu adalah rizqi yang diberikan Allah
mengingat nama ini dengan baik, suatu kepada Khubaib.
nama yang menggerakkan dendam
kebencian di dada mereka. Mereka pun Benarlah Itu adalah rizqi yang diberikan
segera membeli Khubaib sebagai budak . . Allah kepada hambanya yang shaleh,
. untuk melampiaskan seluruh dendam sebagaimana dahulu pernah diberikanNya
kebencian mereka kepadanya. Dalam hal seperti itu kepada Maryam anak ‗Imran,
ini mereka mendapat saingan dari pen- yaitu di saat:
duduk Mekah lainnya yang juga
kehilangan bapak dan pemimpin mereka di ―Setiap kali Zakaria masuk ke dalam
perang Badar. Terakhir mereka mihrabnya, dan ditemukannya rizqi di
merundingkan semacam siksa yang akan dekat Maryam …. Katanya: Dari mana
ditimpakan kepada Khubaib untuk datangnya makanan ini hai Maryam?
memuaskan dendam kemarahan mereka, Jawabnya: Ia datang dari Allah,
bukan saja terhadapnya tetapi juga sesungguhnya Allah memberi rizqi kepada
terhadap seluruh Kaum Muslimin! Dan siapa yang dikehendaki-Nya dengan tidak
sementara itu, golongan musyrik lainnya terhingga …. (Q.S. 3 Ali Imran: 37)
melakukan tindakan kejam pula terhadap
teman Khubaib, Zaid bin Ditsinnah, yaitu Orang-orang musyrik menyampaikan
dengan menyula atau menusuknya dari berita kepada Khubaib tentang tewasnya
dubur hingga tembus ke bagian atas serta penderitaan yang dialami shahabat
badannya …. dan saudaranya Zaid bin Ditsinnah. r.a.
Mereka mengira dengan itu dapat
Khubaib telah menyerahkan dirinya merusakkan urat sarafnya, serta
sepenuhnya, menyerahkan hatinya, membayangkan dan merasakan derita dan
pendeknya semua urusan dan akhir siksa yang membawa kematian kawannya
hidupnya kepada Allah Rabbul‘alamin. itu. Tetapi mereka tidak mengetahui bahwa
Dihadapkannya perhatiannya kepada Allah telah merangkulnya dengan
beribadat dengan jiwa yang teguh, menurunkan sakinah dan rahmat-Nya ….
keberanian yang tangguh disertai sakinah Terus mereka menguji keimanannya dan
atau ketenteraman yang telah dilimpahkan membujuknya dengan janji pembebasan
Allah kepada yang dapat menghancurkan seandainya ia man mengingkari
batu karang dan melebur ketakutan. Allah Muhammad dan sebelum itu Tuhannya
selalu besertanya sementara ia senantiasa yang telah diimaninya …. Tetapi usaha
beserta Allah . . . . Kekuasaan Allah mereka tak ubahnya seperti hendak
mencopot matahari dengan Asalkan ada dalam ridla dan rahmat Allah
memanahnya…! Benar, keimanan Dengan jalan apapun kematian itu
Khubaib tak ubah bagai matahari, baik terjadi… . Asalkan kerinduan kepada-Nya
tentang kuatnya, jauhnya maupun tentang terpenuhi Ku berserah menyerah kepada-
panasnya dan cahayanya . .. ! Ia akan Nya . . . Sesuai dengan taqdir dan
bercahaya bagi orang-orang yang mencari kehendak-Nya Semoga rahmat dan berkah
cahayanya dan ia akan padam menggelap Allah tercurah …. pada setiap sobekan
bagi orang yang menghendakinya gelap. daging dan tetesan darah.
Adapun orang yang menghampirinya dan
menentangnya maka ia akan terbakar dan Dan mungkin inilah peristiwa pertama
hangus. dalam sejarah bangsa Arab, di mana
mereka menyalib seorang laki-laki,
Dan tatkala mereka telah berputus asa dari kemudian membunuhnya di atas salib … !
apa yang mereka harapkan, mereka
seretlah pahlawan ini ke tempat Mereka telah menyiapkan pelepah-pelepah
kematiannya … mereka bawa ke suatu tamar untuk membuat sebuah salib besar,
tempat yang bernama Tan‘im, dan di lalu. menyandarkan Khubaib di atasnya,
sanalah ia menemui ajalnya …. dengan mengikat teguh setiap bagian
ujung tubuhnya
Sebelum mereka melaksanakan itu,
Khubaib minta idzin kepada mereka untuk Orang-orang musyrik itu jadi buas dengan
shalat dua rakaat. Mereka mengidzinkan- melakukan segala kekejaman yang
nya, dan menyangka bahwa rupanya menaikkan bulu. roma. Para pemanah
sedang berlangsung tawar menawar dalam bergantian melepaskan panah-panah
dirinya untuk menyerah kalah dan mereka.
menyatakan keingkarannya kepada Allah,
kepada Rasul dan kepada Agamanya . . . . Kekejaman yang di luar batas ini sengaja
Khubaib pun shalatlah dua rakaat dengan dilakukan secara perlahan-lahan terhadap
khusu‘, tenang, dan hati yang pasrah . . . . pahlawan yang tidak berdaya karena
Dan melimpahlah ke dalam rongga tersalib …. Tapi ia tak memicingkan
jiwanya, lemak manianya iman . . . maka matanya, dan tak pernah kehilangan
ia menyatakan cintanya kiranya ia terus sakinah yang mena‘ajubkan itu yang telah
shalat, terus shalat dan shalat lagi memberi cahaya kepada wajahnya. Anak-
….Tetapi kemudian ia berpaling ke arah anak panah bertancapan ke tubuhnya dan
algojonya, lalu katanya kepada mereka: pedang-pedang menyayat-nyayat
―Demi Allah, kalau bukanlah nanti ada dagingnya. Di kala itu salah seorang
sangkaan kalian bahwa aku takut mati, pemimpin Quraiay mendekatinya sambil
niacaya akan kulanjutkan lagi shalatku … berkata: ―Sukakah engkau, Muhammad
!‖ menggantikanmu, dan engkau sehat
wal‘afiat bersama keluargamu?‖ Tenaga
Kemudian diangkatnya kedua pangkal Khubaib pulih kembali, dengan suara
lengannya ke arah langit lalu. mohonnya: laksana angin kencang ia, berseru kepada
―Ya Allah, susutkanlah bilangan mereka para pembunuhnya: ―Demi Allah tak
… musnahkan mereka sampai binasa … !‖ sudi aku bersama anak istriku selamat
Kemudian diamat-amatinya wajah mereka, meni‘mati kesenangan dunia, sedang
disertai suatu keteguhan tekad lalu Rasulullah kena musibah walau oleh
berpantun: sepotong duri … ! ‖ Kalimat dan kata-kata
hebat yang menggugah ini pulalah yang
Mati bagiku tak menjadi masalah …. telah diucapkan oleh teman
seperjuangannya Zaid bin Ditsinnah
sewaktu mereka hendak membunuhnya . . meluapkan dendam kesumat dan
.. Kata-kata yang mempesona itu yang permusuhan. Dan tinggallah tubuh yang
telah diucapkan oleh Zaid kemarin, dan syahid itu dijaga oleh sekelompok para
diulangi oleh Khubaib sekarang . . . yang algojo bersenjata tombak dan pedang.
menyebabkan Abu Sofyan, yang waktu itu
belum lagi masuk Ialam mempertepukkan Dan Khubaib, ketika mereka menaruhnya
kedua telapak tangannya sembari berkata di atas pelepah kurma yang mereka jadikan
kepada penganiaya itu: ―Demi Allah, sebagai kayu salib tempat mereka
belum pernah kulihat manusia yang lebih mengikatkannya, telah menghadapkan
mencintai manusia lain, seperti halnya mukanya ke arah langit sambil berdoa
shahabat-shahabat Muhammad terhadap kepada Tuhannya Yang Maha Besar,
Muhammad.. . Katanya: ―Ya Allah kami
telah menyampaikan tugas dari Rasul-Mu,
Kata-kata Khubaib ini bagaikan aba-aba maka mohon disampaikan pula kepadanya
yang memberi keleluasaan bagi anak-anak esok, tindakan orang-orang itu terhadap
panah dan mata-mata pedang untuk kami …
mencapai sasarannya di tubuh pahlawan !‖
ini, yang menyakitinya dengan segala
kekejaman dan kebuasan . . . . Dekat ke Doanya itu diperkenankan oleh Allah ….
tempat kejadian ini telah berterbangan Sewaktu Rasul di Madinah, tiba-tiba ia
burung-burung bangkai dan burung- diliputi suatu perasaan yang kuat, mem-
burung buas lainnya, seolah-olah sedang beritahukan bahwa para shahabatnya
menunggu selesainya para pembantai dalam bahaya . . . dan terbayanglah
pulang meninggalkan tempat itu, hingga kepadanya tubuh salah seorang mereka
dapat mendekat dan mengerubungi tubuh sedang tergantung di awang-awang ….
yang sudah menjadi mayat itu sebagai
santapan istimewa – . . . Tetapi kemudian Dengan segera beliau saw. memerintahkan
burung-burung tersebut berbunyi bersahut- shahabatnya Miqdad bin Amar dan Zubair
sahutan lalu berkumpul dan saling bin Awwam . . . , yang segera menunggang
mendekatkan paruhnya seakan-akan kuda mereka dan memacunya dengan
mereka sedang berbisik dan berbicara kencang. Dan dengan petunjuk Allah
perlahan-lahan serta saling bertukar kata sampailah mereka ke tempat yang di-
dan buah fikiran. Dan tiba-tiba mereka maksud. Maka mereka turunkanlah mayat
beterbangan membelah angkasa, dan pergi shahabat mereka Khubaib, sementara
menjauh .. . . jauh … jauh sekali . . . . tempat suci di bumi telah menunggunya
Seolah-olah burung ini dengan perasaan untuk memeluk dan menutupinya dengan
dan nalurinya tercium akan jasad seorang tanah yang lembab penuh berkah ….
yang shaleh yang berdekat diri kepada
Allah dan menyebarkan baunya yang Tak ada yang mengetahui sampai sekarang
harum dari tubuh yang tersalib itu, maka di mana sesungguhnya makam Khubaib.
mereka segan dan malu akan menghampiri Mungkin itu lebih pantas dan utama
dan menyakitinya . . . ! untuknya, sehingga senantiasalah ia
menjadi kenangan dalam hati nurani
Demikianlah burung-burung itu berlalu kehidupan, sebagai seorang pahlawan yang
terbang berbondong-bondonm melintasi mati syahid di atas kayu salib …
angkasa dan menahan diri dari
kerakusannya ….

Orang-orang musyrik telah kembali ke


Mekah, ke sarang kedengkian, setelah
UMEIR BIN SA‟AD shalat, memang ia mempertahankan shaf
TOKOH YANG TAK ADA DUANYA yang pertama itu untuk mengejar pahala
bariaan muka … ; dan di medan jihad, ia
Masih ingatkah anda sekalian akan Sa‘id selalu bergegas mengejar bariaan terdepan,
bin Amir . .. ? Yaitu seorang zahid dan karena ia selalu mendambakan diri untuk
abid yang selalu melindungkan dirinya mendapatkan syahid. Selain dari hal-hal
kepada Allah, yang telah diminta oleh seperti itu, maka ia tetap tekun
Amirul Mu‘minin Umar untuk menjadi memperbanyak amal kebaikan,
gubernur dan kepala daerah Syria. . . ? kepemurahan, keutamaan Serta ketaqwa-
an….
Pada bagian pertama dari buku ini telah
kita bicarakan dan kita saksikan hal-hal Ia seorang yang cepat menyadari
mena‘ajubkan mengenai keshalehan, kesalahan dan Sering menangiai dosanya .
ketinggian akhlak dan sifat zuhudnya … ! . . ! Seorang yang tiada terpikat oleh harta
dunia dan selalu mencari jalan kembali
Nah, sekarang pada lembaran-lembaran ini kepada Tuhannya …. Seorang musafir
kita akan bertemu pula dengan saudara, yang merindukan pulang kepada Allah,
bahkan saudara kembarnya, baik dalam dalam setiap perjalanan dan di setiap
keshalehan, maupun dalam ketinggian pemukiman ….
akhlak dan sifat zuhud itu, begitupun
dalam kebesaran jiwa yang jarang tan- Sungguh, Allah telah menjadikan hati para
dingannya … ! shahabat lainnya kasih-sayang kepadanya,
hingga ia pun menjadi buah hati dan
la adalah Umeir bin Sa‘ad! Kaum tumpuan kasih mereka. Semua itu karena
Muslimin memberinya gelar ―Tokoh yang kekuatan imannya, kebersihan jiwanya,
tak ada duanya‖. Cukup kiranya meyakin- ketenangan jalan hidupnya, keharuman
kan, bahwa gelar ini diberikan secara bulat akhlaqnya, dan kecemerlangan
oleh para shahabat Rasul yang sama-sama penampilannya, menerbitkan kegembiraan
mempunyai kelebihan, pengertian dan dan kenangan bagi setiap orang yang
cahaya kebenaran …. ! menggauli atau melihatnya. Dan tak
seorang atau satu pun yang diutamakannya
Ayahnya Sa‘ad al-Qari r.a. ikut menyertai lebih dari Agamanya . . . !
Rasulullah dalam perang Badar dan
peperangan-peperangan lain sesudahnya, Pada suatu hari didengarnya Jullas bin
serta setia memegang janjinya, sampai ia Suwaid bin Shamit, yang masih jadi
kembali menemui Allah karena gugur kerabatnya, sedang berbincang-bincang di
sebagai syahid di pertempuran Qadiaiah rumahnya, katanya: ―Seandainya laki-
melawan Perri. Dibawanya anaknya laki ini memang benar, tentulah kita ini
sewaktu datang kepada Rasulullah hingga lebih jelek dari keledai-keledai … !‖ Yang
anak itu pun turut bai‘at dan masuk Islam dimaksudkan dengan laki-laki di siai ialah
…. Rasulullah saw. sedang Jullas sendiri
termasuk di antara orang-orang yang
Semenjak Umeir memeluk Islam, dan memeluk Islam karena terbawa-bawa
menjadi ahli ibadah yang tidak berpiaah keadaan.
dari mihrab mesjid, ia meninggalkan
segala kemewahan dan pergi bernaung ke Sewaktu Umeir bin Sa‘ad mendengar kata-
bawah sakinah atau ketenangan. kata tersebut, bangkitlah kemarahan dan
kebingungan dalam hatinya yang biasa
Sukarlah anda akan menemukannya di tenang dan tenteram itu. Kemarahan
bariaan pertama . . . , kecuali pada jama‘ah disebabkan oleh seorang yang telah
mengaku menganut Islam berani sifat kemunafikan yang meragukan. Dan
merendahkan Rasul dengan kata-kata yang ketiga ia telah memberi kesempatan
keji itu … Dan kebingungan karena kepada Jullas untuk kembali dari
fikirannya berjalan cepat tentang tanggung kesalahan dan memohon ampun kepada
jawabnya terhadap apa yang telah Allah atas kekeliruannya, yakni sewaktu
didengarnya dan tak dapat diterimanya . . .. secara terus terang dikatakannya
Akan diaampaikannyalah segala apa yang kepadanya, bahwa persoalan ini akan
telah didengarnya kepada Rasulullah saw.? diaampaikannya kepada Rasulullah saw.
Bagaimana caranya, padahal ia harus Seandainya ia sedia bertaubat dan
bersifat jujur dalam mengemukakannya .. . memohon ampun, maka hati Umeir akan
? Ataukah ia akan berdiam diri saja lalu lega karena tak perlu lagi menerus kannya
memendam di dalam dadanya semua yang kepada Rasulullah saw.
didengarnya . . . ? Bagaimana …Dan di
mana letak kebenaran penunaian dan cinta Tetapi rupanya Jullas telah dipengaruhi
setianya kepada Rasul, yang telah betul-betul oleh rasa sombong dengan
membimbing mereka dari kesesatan dan dosanya itu, dan tidak ada perasaan
mengeluarkan mereka dari kegelapan ? menyesal sedikitpun atau keinginan untuk
Tetapi kebingungannya tidaklah berjalan bertaubat. Hingga terpaksalah Umeir
lama, karena jiwa yang tulus selalu meninggalkan mereka, katanya: ―Akan
menemukan jalan keluar bagi kusam paikan kepada Rasulullah sebelum
penyelesaiannya . . . ! Dan dengan segera Tuhan menurunkan wahyu yang
Umeir berubah menjadi seorang laki-laki melibatkan diriku dengan dosamu …
perkasa dan Mu‘min yang taqwa . . . ,
maka ia pun menghadapkan pembicaraan Rasulullah setelah mendapat laporan dari
kepada Jullas bin Suwaid, katanya: ―Demi Umeir mengirim. kan orang mencari
Allah, hai Jullas! Engkau adalah orang Jullas, tetapi setelah Jullas dihadapkan ia
yang paling kucintai, dan yang paling mengingkari katanya itu, bahkan ia
banyak berjasa kepadaku, dan yang paling mengangkat sumpah palsu atas nama Allah
tidak kusukai akan ditimpa sesuatu yang . . . ! Tetapi ayat al-Quran telah datang
tidak menyenangkan . . . ! Sungguh, memiaahkan antara yang haq dengan yang
engkau telah melontarkan sesuatu ucapan, bathil:
seandainya ucapan itu kusebarkan dan
sumbernya daripadamu, niacaya akan ―Mereka (orang-orang munafik)
menyakitkan hatimu Tetapi bersumpah dengan nama Allah, bahwa
andainya kubiarkan saja kata-kata itu, mereka tidak mengatakan sesuatu (yang
tentulah Agamaku akan binasa padahal menyakitkan hatimu). Padahal mereka
haq Agama itu lebih utama ditunaikan. telah mengucapkan kata-kata kufur, dan
Dari itu aku akan menyampaikan apa yang mereka telah kafir sesudah Islam, serta
kudengar kepada Rasulullah … !‖ mereka mencita-citakan sesuatu yang tak
dapat mereka capai …. Dan tak ada yang
Demikianlah Umeir telah memenuhi menimbulkar dnedam kemarahan mereka
keinginan hatinya yang shaleh secara hanyalah lantaran Allah dan Rasulnya
sempurna …. Pertama ia telah menunaikan telah menjadikan mereka berkecukupan
haq majlia sesuai dengan amanat, dan disebabkan karunia-Nya . . . . Seandainya
dengan jiwanya yang besar membebaskan mereka bertaubat, maka itulah yang
diri dari berperan sebagai orang yang terlebih baik bagi mereka, dan seandainya
mendengar-dengarkan kata orang lalu mereka berpaling, Allah akan menyiksa
menyampaikannya kepada orang lain. mereka dengan siksaan yang pedih di
Kedua itu telah menunaikan haq dunia dan akhirat. Mereka tidak akan
Agamanya yaitu dengan menyingkapkan
mempunyai pembela maupun penolong di Mu‘minin memaksanya untuk men-
muka bumi … ! ―(Q.S. 9 at-Taubah:74) jabatnya ….

Dengan turunnya ayat Quran ini, Sekalipun pandangan tajam dan


terpaksalah Jullas pengalamannya luas, namun dalam
mengakui memilih gubernur-gubernur dan
pembicaraannya, dan meminta ampun atas pembantu-pembantu utamanya ini beliau
kesalahannya, teriatimewa di kala selalu menimbangnya dalam waktu yang
diperhatikannya ayat yang mulia yang panjang dan mengamatinya dengan teliti.
memutuskan menghinakannya, tetapi di Beliau selalu mengulang-ulang pesan atau
saat yang sama menjanjikan rahmat Allah fatwanya yang mengesankan itu sebagai
seandainya ia bertaubat dan mencabut berikut:
kata-katanya: ―Maka seandainya mereka
bertaubat, itulah yang terlebih baik untuk ―Aku menginginkan seorang laki-laki
mereka… !‖ bila ia berada dalam suatu kaum, padahal
ia adalah rakyat biasa, tetapi menonjol
Dan karenanya tindakan Umeir ini menjadi seolah-olah ia lah pemimpinnya .. .. Dan
kebaikan dan berkat kepada Jullas, hingga bila ia berada di antara mereka sebagai
ia bertaubat dan setelah itu keIslamannya pemimpinnya, ia menampakkan diri
menjadi baik . . . . Nabi memegang telinga sebagai rakyat biasa . . . . Aku
Umeir dan berkata kepadanya sambil menghendaki seorang gubernur yang tidak
memuaskan hatinya dengan pujian-pujian: membedakan dirinya dari manusia
kebanyakan dalam soal pakaian, makanan
―Hai anak muda, sungguh nyaring dan tempat tinggal . . . . Ditegakkannya
telingamu . . . dan Tuhanmu membenarkan shalat di tengah-tengah mereka . . . berbagi
tindakanmu … !‖ rata dengan mereka berdasarkan yang haq .
. . dan tak pernah ia menutup pintunya
Aku sungguh beruntung sekali dapat untuk menolak pengaduan mereka … !‖
menemukan Umeir untuk pertama kah,
semenjak aku menulia buku mengenai Maka berdasarkan norma-norma dan
Umar bin Khatthab mulai empat tahun peraturan yang keras inilah, ia di suatu hari
yang lalu. kiaahnya bersama Amirul memilih Umeir bin Sa‘ad untuk menjadi
Mu‘minin Umar gubernur di Homs. Umeir berusaha
sungguh menolak dan melepaskan diri dari jabatan
mempesonakanku, hingga rasanya tak ada tersebut tetapi sia-sia, karena Amirul
lagi cerita lain yang lebih mempesona dari Mu‘minin tetap mengharuskan dan
itu . . . . Nah, cerita inilah sekarang yang memaksanya untuk menerimanya ….
akan kupaparkan kepada anda sekalian,
agar anda ikut menyaksikan suatu Umeir pun memohon kepada Allah
kebesaran iatimewa dalam kecemerlangan petunjuk dengan shalat iatikharah, dan
yang mengagumkan. kemudian melaksanakan tugas
kewajibannya …. Dan setelah berjalan
Anda tahu bahwa Amirul Mu‘minin Umar setahun masa jabatannya di Homs itu, tak
r.a. selalu berhati-hati memilih para ada hasil pemungutan pajak yang sampai
gubernurnya, seolah-olah ia memilih ke Madinah …. Babkan tak ada sepucuk
orang-orang yang sama mutunya dengan surat pun yang datang kepada Amirul
dirinya …. la selalu memilihnya dari Mu‘minin daripadanya ….
orang-orang yang zuhud dan shaleh, dan
orang-orang yang dipercaya dan jujur . . .
yang tidak mengejar pangkat atau
kedudukan bahkan tak hendak menerima
jabatan tersebut kecuali karena Amirul
Amirul Mu‘minin memanggil penulisnya, mengenai tugas yang kami berikan
katanya: ―Tulislah surat kepada padamu? — Aku telah mendatangi negeri
Umeir agar ia datang pada kita!‖ yang anda titahkan itu. Orang-orang shaleh
di antara penduduknya telah kukumpulkan.
Maka di sinilah saya akan meminta .Kuangkat mereka mengurus pemungutan
keidzinan anda untuk melaporkan pajak dan kekayaan negara. Bila telah
pertemuan di antara Umar dan Umeir, terkumpul, kupergunakan. kembali pada
sebagaimana tercantum dalam buku saya tempatnya yang wajar untuk kepentingan
―Di hadapan Umar‖, sebagai berikut: mereka. Dan kalau ada kelebihan, tentulah
―Di suatu hari jalan-jalan kota Madinah sudah kukirimkan ke sini … ! — Kalau
menyaksikan seorang laki-laki dengan begitu kau tak membawa apa-apa untuk
rambut kusut dan tubuh berdebu. Ia kami? — Tidak … !‖
diliputi kelelahan karena berjalan jauh.
Langkah-langkahnya seakan-akan tercabut Maka berserulah Umar dalam keadaan
dari tanah disebabkan lamanya kepayahan bangga dan berbahagia:
dalam perjalanan, dan tenaganya yang ―Tetapkan kembali jabatan gubernur bagi
sudah habis terkuras . . . . Di atas pundak Umeir yang dijawab oleh Umeir dengan
kanannya terdapat buntil kulit dan sebuah mengelakkan diri secara bersungguh
piring … sedang di pundak kirinya kendi sungguh, katanya:
beriai air … ! Ia bertelekan pada sebuah ―Masa yang demikian itu telah berlalu
tongkat, yang tidak akan terasa berat bila … aku tak hendak menjadi pegawai anda
dibawa oleh orang yang kurus dan lemah . lagi, atau pegawai pejabat setelah anda …
. . . Ia menghampiri majlis !‖
Umar dengan langkah yang gontai, lalu Cerita ini bukanlah skenario yang kami
ucapnya: ―Assalamu‘alaikum ya atur sendiri, dan bukan pula cerita yang
Amirul Mu‘minin . . . !‖ Umar membalas dibuat-buat … tetapi benar-benar peristiwa
;
salamnya kemudian menanyainya. sejarah yang pada suatu masa pernah
Hatinya sedih melihatnya dalam keadaan disaksikan oleh bumi Madinah selaku ibu
payah dan letih itu. ―Apa kabar hai kota Islam yakni di saat-saat kejayaan dan
Umeir?‖ Jawab Umeir: kebesarannya. Maka dari tipe golongan
―Keadaanku sebagaimana yang anda lihat manakah tokoh-tokoh utama dan luar biasa
sendiri . . . . Bukankah anda melihat aku itu … ?
berbadan sehat dan berdarah bersih, dan
dunia di tanganku yang dapat Umar r.a. selalu berang angan dan
kukendalikan semauku . . .‖ Apa yang mengatakan: ―Aku ingin
kamu bawa itu? Yang kubawa ialah buntil sekali mempunyai beberapa orang laki-laki
atau bungkusan tempat membawa bekal . .. yang seperti Umeir akan jadi pembantuku
, piring tempat aku makan, kendi tempat untuk melayani Kaum Muslimin .. .
air minum dan wudlu, kemudian tongkat . ―. Sebabnya, Umeir yang dilukiskan
untuk bertelekan dan guna melawan oleh para shahabatnya sebagai ―tokoh
musuh jika datang menghadang .. .. Demi yang tak ada duanya‖ benar-benar telah
Allah, dunia ini tak lain hanyalah pengikut meningkat naik dan dapat mengatasi
bagi bekal kehidupanku . . . ! — Apakah kelemahan dirinya selaku manusia
anda datang dengan berjalan kaki? — berhadapan dengan harta benda dunia dan
Benar! — Apa tak ada orang yang mau kehidupan yang penuh dengan onak dan
memberikan binatang kendaraannya untuk duri ini …. Di waktu ia diharuskan
kamu tunggangi . . . ? — Mereka tidak melaksanakan pemerintahan dan
menawarkan dan aku tidak pula pemimpin, maka kedudukannya yang
memintanya. —Apa yang kamu lakukan tinggi itu hanya semakin menambah sifat
wara‘ dari orang suci ini, dengan
perkembangan, pertumbuhan dan
kecemerlangan ….
Ketika ia menjabat sebagai gubernur di
Horns itu ia telah menggariskan tugas
kewajiban seorang kepala pemerintahan
Islam dalam kata-kata yang selalu
diutarakannya dalam menggembleng
Kaum Muslimin dari atas mimbar. Kata-
kata itu demikian bunyinya:

―Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Islam


mempunyai dinding teguh dan pintu yang
kukuh . . . . Dinding Islam itu ialah
keadilan . . . sedang pintunya ialah
kebenaran . . . . Maka apabila dinding itu
telah dirobohkan, dan pintunya didobrak
orang, Islam pun akan dapat dikalahkan.
Islam akan senantiasa kuat selama
pemerintahannya kuat. Kekuatan peme-
rintah tidak terletak dalam angkatan
perang, atau keperkasaan angkatan
kepulisian . . . . Tetapi dalam realita
pelaksana, melaksanakan segala ketentuan
dengan jujur dan benar disertai
menegakkan keadilan . . !‖

Dan sekarang dalam kita melepas Umeir


dan menghormatinya dengan penuh
kebesaran dan hati yang khusyu‘, marilah
kita menundukkan kepala dan kening kita:

Bagi sebaik-baik guru, yaitu Nabi


Muhammad .

Bagi ikutan orang-orang taqwa, yakni Nabi


Muhammad

Bagi pembawa rahmat Allah yang


dilimpahkan kepada umat manusia
sepanjang hayatnya

. Semoga shalawat dan salam-Nya


terlimpah kepadanya – . – - Begitu pun
ucapan selamat dan berkah-Nya . . . .
Semoga terlimpah pula salam atas
keluarganya yang suci . .. . Begitupun
terlimpah atas para shahabatnya yang
terpuji …
ZAID BIN TSABIT barisan Mujahidin, bahkan para keluarga
PENGHIMPUN KITAB SUCI AL- anak-anak ini menyokong permintaan itu
QURAN dengan gigih, penuh pengharapan . . . .
Bila anda membawa al-Quran dengan Rasul melayangkan pandangannya ke
tangan kanan anda, dan menghadapkan pasukan berkuda cilik itu dengan
wajah anda kepada-Nya dengan sepenuh pandangan terima kasih. Tapi kelihatannya
hati, dan selanjutnya menelusuri lembaran beliau masih keberatan untuk membawa
demi lembaran, surat demi surat atau ayat mereka dalam barisan memsela dan
demi ayat, maka ketahuilah bahwa di mempertahankan Agama Allah.
antara orang-orang yang telah berjasa
besar terhadap anda, hingga anda dapat Tetapi salah seorang di antara mereka
bersyukur dan mengenal karya besar ini, yaitu Rafi‘ bin Khudaij tampil ke hadapan
adalah seorang manusia utama namanya Rasulullah saw. dengan membawa
Zaid bin Tsabit. tombaknya Serta mempermainkannya
dengan gerakan yang mengagumkan, lalu
Dan dalam mengikuti peristiwa-peristiwa katanya kepada Rasulullah saw.:
pengumpulan al-Quran sampai menjadi ―Sebagaimana anda lihat ya Rasulullah,
satu mushaf (buku), akan selalulah diingat aku. adalah seorang pelempar tombak yang
orang bahkan tak dapat dilupakan nama mahir, maka mohon aku diidzinkan untuk
shahabat besar ini. ikut … !‖

Dan di kala diadakan penaburan bunga Rasul mengucapkan selamat terhadap


sebagai penghormatan dan kenang- pahlawan muda yang baru naik ini dengan
kenangan terhadap mereka yang mendapat satu senyuman manis dan ramah, lalu
berkat karena jasa mereka yang tak ternilai mengidzinkannya turut.
dalam menghimpun, menyusun,
menertibkan dan memelihara kesucian al- Melihat itu teman-temannya yang lain pun
Quran, maka Zaid bin Tsabit merupakan bangkit semangatnya. Maka tampil lagi ke
pribadi yang mempunyai hak atau jatah depan anak muda yang kedua, namanya
terbesar dalam menerima bunga-bunga Samurah bin Jundub, dan dengan penuh
penghormatan dan penghargaan itu. sopan diperlihatkannya kedua lengannya
yang kuat kekar, sementara sebagian ke-
Ia adalah seorang Anshar dari Madinah …. luarganya mengatakan kepada Rasul:
Sewaktu Rasulullah saw. datang berhijrah ―Samurah mampu merebahkan badan
ke Madinah, umurnya baru 11 tahun. Anak orang yang tinggi sekalipun … !‖
kecil ini ikut masuk Islam bersama-sama
keluarganya yang lain yang menganut Rasul pun berkenan pula melontarkan
Islam, dan ia mendapat berkat karena senyumannya yang menawan dan
didoakan oleh Rasulullah saw menerimanya dalam barisan . . .. Kedua
anak muda itu masing-masing telah
Ia dibawa oleh orang tuanya berangkat berumur lima selas tahun di samping
bersama-sama ke perang Badar tapi mempunyai pertumbuhan badan yang kuat.
Rasulullah menolaknya ikut, karena umur
dan tubuhnya yang masih kecil. Dari kelompok anak-anak itu masih
tinggal enam orang lagi, di antaranya Zaid
Di perang Uhud ia menghadap lagi bin Tsabit dan Abdullah bin Umar ….
bersama teman-teman sebayanya kepada Mereka terus Saja berusaha dengan segala
Rasul. Dengan berhiba-hiba, mereka upaya minta ikut, kadang-kadang dengan
memohon agar dapat diterima Rasul dalam merendah-rendah dan mengharap, kadang-
kadang dengan menangis dan lain kali ―Zaid di Madinah mengepalai peradilan
dengan memamerkan otot-otot lengan urusan fatwa, qira‘at dan soal pembagian
mereka. Tetapi karena umur mereka yang pusaka . . . . ―. Dan berkata pula Tsabit bin
masih terlalu muda dan tulang tubuh Ubeid: ―Jarang aku melihat seseorang
mereka yang masih lemah, Rasul lalu yang jenaka di rumahnya, tetapi paling
menjanjikan mereka untuk pertahanan di disegani di majlisnya seperti Zaid‖. Dan
masa mendatang…. kata Ibnu Abbas pula: ―Tokoh-
tokoh terkemuka dari shahabat-shahabat
Begitulah Zaid bersama kawan-kawannya Muhammad saw. tabu betul bahwa Zaid
baru mendapat giliran mengikuti barisan bin Tsabit adalah orang yang dalam
Rasulullah sebagai prajurit pemsela ilmunya … !‖
Agama Allah dalam perang Khandaq,
yakni pada tahun yang kelima dari hijrah. Puji-pujian tentang kelebihannya itu yang
dikemukakan secara berulang-ulang oleh
Kepribadiannya selaku seorang Muslim shahabat-shahabatnya, dapatlah menambah
yang beriman terus tumbuh dengan cepat pengertian kita terhadap tokoh yang oleh
dan menakjubkan. Ia bukan hanya terampil taqdir telah disediakan baginya tugas
sebagai pejuang, tapi juga sebagai terpenting di antara semua tugas dalam
ilmuwan dengan bermacam-macam bakat sejarah Islam, yaitu tugas menghimpun al-
dan kelebihan. Ia tak henti-hentinya Quran.
menghapal al-Quran, menuliskan wahyu
untuk Rasulnya, dan meningkatkan diri Semenjak wahyu mulai turun, dan
dalam ilmu dan hikmat. Dan sewaktu mengambil tempat di hati Rasul agar
Rasul mulai menyampaikan da‘wahnya ke beliau termasuk golongan orang-orang
luar negeri secara merata, dan yang menyampaikan peringatan dan
mengirimkan surat-surat kepada raja-raja perhatian, mengemukakan dan
dan kaisar-kaisar dunia, maka melaksanakan al-Quran dengan
diperintahkannyalah Zaid mempelajari menyampaikan ayat-ayat yang
sebagian bahasa asing itu yang berhasil mempesonakan ini:
dilaksanakannya dalam waktu yang
singkat . . . . ―Bacalah dengan Nama Tuhanmu yang
telah menciptakan. Menciptakan manusia
Demikianlah kepribadian Zaid bin Tsabit dari segumpal darah. Bacalah dan
menjadi cemerlang, dan ia dapat Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang
menempatkan diri dalam lingkungan telah mengajar dengan pena. Mengajari
pergaulan yang baru pada kedudukan yang manusia apa-apa yang tidak diketahuinya
tinggi, hingga ia pun jadi tumpuan … !‖ (Q.S. 96 al-‘Alaq: 1 — 5)
penghormatan dan penghargaan
masyarakat Islam. Berkata Sya‘bi: Sejak permulaan itu, wahyu turun
menyertai Rasulullah saw. setiap beliau
―Pada suatu kali Zaid hendak berpaling menghadapkan wajahnya ke
pergi berkendaraan, maka Ibnu Abbas lalu hadlirat Allah sambil mengharapkan nur
memegangkan tali kendali kudanya . . . . dan petunjuk-Nya. Wahyu turun
Kata Zaid kepadanya: ―Tak usahlah, berangsur-angsur sedikit demi sedikit,
wahai putera paman Rasulullah . . . !‖ yang seayat demi seayat . . . . Dan turunnya
segera dijawab oleh Ibnu Abbas: wahyu itu selama jangka waktu kerasulan,
―Tidak, memang beginilah seharusnya di Sela-Sela peristiwa di mana Nabi selesai
kami lakukan terhadap ulama kami … !‖ menghadapi suatu peperangan, kembali
menghadapi peperangan yang lain . ‖ di
Berkata pula Qabishah: kala ia menggagalkan suatu tipu muslihat
perang musuh, beralih menghadapi Sebagaimana telah kami utarakan dahulu,
muslihat mereka yang lain, dan yang lain tidak sedikit ahli baca dan ahli hafal al-
lagi. ‗ ‖ dan di saat beliau membina dunia Quran yang mencatat atau menuliskannya.
baru, yakni baru dengan arti seluas kata . . Di antara pemimpin-pemimpinnya ialah
. wahyu itu tetap turun, sedang Ali bin Abi Thalib, Ubai bin Ka‘ab,
Rasul Abdullah bin Mas‘ud dan Abdullah bin
membacakan dan menyampaikannya …. Abbas, serta seorang yang mempunyai
kepribadian yang mulia yang sedang kita
Maka di sanalah ada satu kelompok yang bicarakan sekarang ini, Zaid bin Tsabit,
diberkati yang menumpahkan segala minat semoga Allah ridla kepada mereka semua .
dan perhatian mereka terhadap al-Quran ...
sejak hari-hari pertama . . . . Sebagian
tampil menghapalkannya sekuasanya, dan Sesudah sempurna turun wahyu, dan pada
sebagian yang lain mempunyai masa-masa yang terakhir dari turunnya
keterampilan menulis, memelihara ayat- Rasul mengulang membacakannya kepada
ayat tersebut dengan tulisan-tulisan Muslimin, dengan menertibkan susunan
mereka. Surat-Surat dan ayat-ayat nya . . . . Dan
sesudah wafatnya saw. Kaum Muslimin
Dalam jangka waktu lebih kurang segera disibukkan oleh peperangan
duapuluh satu tahun, di mana al-Quran menghadapi kaum yang murtad …. Dalam
turun ayat demi ayat, atau beberapa ayat pertempuran Yamamah yang telah kita
disusul oleh beberapa ayat, sesuai dengan bicarakan dahulu, yakni di kala
tuntutan keadaan dan sebab-sebabnya, membicarakan Khalid bin Walid dan Zaid
maka mereka yang ahli menghafal dan bin Khatthab, banyak qurban berjatuhan
menuliskannya itu, dalam melaksanakan sebagai syuhada‘ dari golongan ahli baca
amal pekerjaan mereka, mendapat taufik dan ahli hafal al-Quran . Keadaan itu
yang besar dari Allah Ta‘ala …. mengkhawatirkan. Dan belum lagi api
kemurtadan padam, maka Umar dengan
Al-Quran tidak turun sekaligus atau sekali rasa cemas, segera menghadap Khalifah
onggok, karena ia bukanlah kitab yang Abu Bakar Shiddiq r.a. dan dengan gigih
dikarang atau artikel yang disusun …. memohon kepada beliau agar para qari‘
Sesungguhnya ia adalah suatu dalil dan dan huffadh segera diperintahkan
pedoman bagi suatu ummat baru yang menghimpun alQuran sebelum mereka
dibangun secara alamiah, sebingkaih demi keburu gugur atau mati syahid ….
sebingkaih dan hari demi hari, hingga
bangkitlah ‗aqidah dan keyakinan, Khalifah pun bershalat istikharah kepada
terbentuk perasaan hatinya, akal pikiran Tuhannya . . . lalu berunding dengan para
dan iradat kemauannya menurut kehendak shahabatnya dan kemudian memanggil
Ilahi. la tidak memerlukan alasan, tetapi Zaid bin Tsabit, sembari berkata
menuntun dan menggembleng manusia kepadanya: ―Kamu adalah seorang anak
dari ummat ini untuk menempuh jalan muda yang cerdas, kami tidak meragukan
ketaatan yang sempurna menuruti kamu . . . !‖ Lalu diperintahkannya untuk
kehendak Allah swt. segera memulai untuk menghimpun al-
Quranul Karim, dengan meminta bantuan
Oleh karena itu al-Quran datang secara para ahli yang berpengalaman dalam soal
berkala dan terba-gibagi, sesuai dengan ini.
keperluan yang terjadi dalam
perjalanannya yang terus berkembang dan Maka bangkitlah Zaid melakukan amal
situasi yang selalu berubah serta kendali bakti yang kepadanya tergantung masa
yang berbeda arah …. depan Islam seluruhnya sebagai suatu
Agama…! Dalam melaksanakan tugas Maka berhasillah Zaid melaksanakan
yang sangat besar dan penting ini Zaid tugasnya yang penting itu, dan telah
berhasil dengan amat gemilang. Tiada diselesaikannya kewajiban dan tanggung
henti-hentinya ia bekerja menghimpun jawabnya sebaik-baiknya ….
ayat-ayat dan Surat-Surat dari dada para
penghafal dan dari catatan serta tulisan, Ini merupakan tahap pertama menghimpun
dengan meneliti dan mempersamakan serta al-Quran Tetapi penghimpunan kali ini
memperbandingkan satu dengan lainnya, masih tertulis dalam banyak mashaf.
hingga akhirnya dapatlah dihimpun al- Dalam mashaf-mashaf itu ada perbedaan-
Quran yang tersusun dan teratur rapi …. perbedaan tanda-tanda harakat yang
merupakan formalitas selaka, namun
Amal karyanya ini dinilai bersih oleh kata pengalaman meyakinkan para shahabat
sepakat para shahabat semoga ridla Allah Rasul saw. keharusan mempersatukan
kepada mereka yang hidup semasa dengan semua dalam satu mashaf saja.
Rasul dan selalu mendengarkannya dari
beliau selama tahun-tahun kerasulan, Maka di masa Khalifah Utsman r.a. di kala
teristimewa para ulama, para penghafal Kaum Muslimin terus-menerus
dan penulisnya …. melanjutkan perjuangannya dalam
membebaskan ummat manusia dari
Dan berkatalah Zaid di waktu ia penindasan penguasa di negeri-negeri lain,
melukiskan kesukaran besar yang meninggalkan kota Madinah dan merantau
dihadapinya mengingat kesucian tugas dan ke pelosok-pelosok yang jauh . . . di saat
kemuliaannya: ―Demi Allah, seandainya setiap harinya orang berbondong-bondong
mereka memintaku untuk memindahkan masuk Islam dan berjanji setia kepadanya,
gunung dari tempatnya, akan lebih mudah waktu itu tampaklah dengan jelas hal-hal
kurasa dari perintah mereka menghimpun yang berbahaya yang diakibatkan oleh ber-
al-Quran … !‖ bilangnya mashaf, yakni timbulnya
perbedaan bacaan terhadap al-Quran,
Benarlah . . . , sesungguhnya Zaid lebih sampai-sampai di kalangan para shahabat
suka memikul satu atau beberapa gunung yang mula-mula dan angkatan pertama ….
di atas pundaknya, daripada ia sampai
tersalah bagaimanapun kecilnya dalam Oleh karena itu, segolongan shahabat r.a.
menuliskan ayat atau menyusunnya yang dikepalai oleh Hudzaifah ibnul
menjadi Surat sesuai dengan yang pernah Yaman tampil menghadap Utsman, dan
dituntunkan oleh Rasulullah. Tak ada menjelaskan keperluan yang mendesak
bahaya atau kecemasan yang lebih besar untuk menyatukan
menimpa hati nuraninya dan Agamanya . . mashaf .. .. Khalifah pun melakukan shalat
. . melebihi kesalahan seperti ini, istikharah kepada Tuhannya dan berunding
bagaimanapun juga kecilnya dan tanpa y .
dengan shahabat-shahabatn a . . . Dan
disengaja olehnya …. sebagaimana Abu Bakar dulu meminta
tenaga Zaid bin Tsabit, sekarang Utsman
Tetapi taufik Allah mendampinginya, dan meminta bantuan tenaganya pula. ….
selain itu janji-Nya pun bersamanya,
firman-Nya: Zaid lalu mengumpulkan shahabat-
shahabat dan orang-orang yang dapat
―Sesungguhnya Kami yang menurunkan membantunya. Mereka ambil beberapa
peringatan (al-Quran), dan sesungguhnya mashaf dari rumah Hafshah puteri Umar
Kamilah yang memeliharanya… !(Q.S. 15 r.a. yang selama ini dipelihara dengan baik
al-Hijr: 9). di sana. Dan mulailah Zaid dan para
shahabatnya menggarap pekerjaan ini ….
Semua mereka yang membantu Zaid
adalah penulis-penulis wahyu dan
penghafal-penghafal al-Quran …. Namun,
bila terdapat perbedaan dan ternyata
sedikit sekali terdapat perbedaan. itu
mereka selalu berpegang kepada petunjuk
dan. pendapat Zaid dan menjadikannya
sebagai alasan kuat dan kata putus!

Dan sekarang di kala kita dapat membaca


al-Quranul Karim itu dengan mudah . . .
atau kita mendengarnya dibaca orang
dengan dilagukan . . . hampir-hampir tidak
terbayang dalam pikiran kita kesukaran-
kesukaran hebat yang dialami oleh orang-
orang yang telah ditentukan Allah untuk
menghimpun dan memeliharanya… !

Sungguh, tak ada bedanya dengan


kedahsyatan yang mereka alami dan
nyawa-nyawa yang mereka qurbankan, di
kala mereka berjihad di jalan Allah, untuk
mengukuhkan berdirinya Agama yang
benar di muka bumi ini, dan melenyapkan
kegelapan dengan cahayanya yang
benderang ….
KHALID BIN SA‟ID BIN „ASH nyanyian yang memanjatkan doa, Serta
ANGGOTA PASUKAN BERANI lagu-lagu pujaan yang mengagungkan
MATI ANGKATAN YANG PERTAMA Tuhan . … Pesta pora dengan segala
keindahannya, dengan semua kemegahan,
Khalid bin Sa‘id bin ‗Ash dilahirkan dari luapan semangat dan hiruk pikuknya . . . !
suatu keluarga kaya dan mewah, tergolong Pemuda ini menyimpan kegembiraan
kepala-kepala suku dari seorang warga pesta-pora ini di dalam dadanya,
Quraisy yang terkemuka dan memegang ditutupnya rapat-rapat. Karena seandainya
pimpinan. Dan jika hendak ditambahkan diketahui oleh bapaknya bahwa bathinnya
lagi sebutlah: ―Bin Umaiyah bin sedang bersuka cita dengan da‘wah
Abdi Syamsi bin Abdi Manaf … !‖ Muhammad, niscaya hidupnya akan
dibinasakannya dan tubuhnya akan diper-
Ketika berkas cahaya mulai merayap di sembahkannya sebagai korban bagi tuhan-
pelosok-pelosok kota Mekah secara diam- tuhan pujaan Abdu Manaf … !
diam, membisikkan bahwa Muhammad

orang terpercaya‖ itu memberitakan Tetapi jiwa dan kesadaran bathin
soal wahyu yang datang kepadanya di gua seseorang bila ia telah penuh sesak dengan
Hira‘, begitu pun soal Risalah yang suatu masalah, dan meluap sampai keper-
diterimanya dari Allah untuk disampaikan mukaan, maka limpahannya tak dapat
kepada hamba-hambanya, maka hati dibendung lagi …
nurani Khalid dapat menangkap bisikan-
bisikan tersebut dan mengakui Dan di suatu hari . . . .
kebenarannya . . . !
Tetapi bukan . . . , karena Siang belum lagi
Jiwanya rasa terbang kegembiraan, seolah- muncul, sedang Khalid yang sudah bangun
olah di antaranya dengan Risalah itu sudah itu masih berada di tempat tidurnya, baru
ada janji dari pertama …. Dan mulailah ia saja mengalami suatu mimpi yang sangat
mengikuti berkas cahaya itu dalam segala dahsyat, mempunyai kesan yang
liku-likunya. Dan setiap kali ia mengerikan, dan ibarat yang dalam ….
mendengarkan kelompok kaumnya Kalau begitu baiklah kukatakan saja, di
mempercakapkan Agama baru itu, ia pun suatu malam, Khalid bin Said bermimpi,
duduk dekat mereka, mendengarkannya bahwa ia berdiri di bibir nyala api yang
dengan baik disertai perasaan suka cita besar, sedang ayahnya dari belakang
yang dipendam. Dari waktu ke waktu ia hendak menolakkannya dengan kedua
seolah-olah dipompa dengan kata-kata atau tangannya ke arah api itu, malah ia
kalimat-kalimat mengenai peristiwa itu, bermaksud hendak melemparkannya ke
yang mendorongnya untuk menyebarkan dalamnya. Kemudian dilihatnya Rasulullah
beritanya, untuk mempengaruhi orang dan datang ke arahnya, lalu menariknya dari
mengajari mereka … ! belakang dengan tangan kanannya yang
penuh berkah hingga tersingkirlah ia dari
Orang-orang yang memandang Khalid bahaya jilatan api ….
waktu itu, melihatnya sebagai seorang
pemuda yang bersikap tenang, pendiam la tersadar dari mimpinya dengan
tak banyak bicara, tapi yang sebenarnya memperoleh bekal langkah perjuangan
pada bathinnya dan dalam lubuk hatinya menghadapi masa depannya. Ia segera
bergelora dengan hebatnya gerakan dan pergi ke rumah Abu Bakar lalu
kegembiraan. Di dalamnya menggelegar menceritakan mimpinya itu. Dan mimpi
bunyi gendang yang di tabuh, kepakan seperti itu sebetulnya tidak memerlukan
bendera yang dinaikkan, bahana ta‘bir lagi … !
sangkakala yang ditiup . . . , nyanyian-
:
Kata Abu Bakar kepadanya — menggoncangkan kedudukannya sebagai
‖Sesungguhnya tak ada yang kuinginkan pemimpin.
untukmu selain dari kebaikan. Nah, dialah
Rasul Allah saw. ikutilah dia, karena Oleh karena itu dipanggilnyalah anaknya
y
sesungguhn a Islam akan Khalid, lalu tanyanya: ―Benarkah kamu
menghindarkanmu dari api neraka!‖ telah mengikuti Muhammad dan mem-
biarkannya mencaci tuhan-tuhan kita … ?‖
Khalid pun pergilah mencari Rasulullah Jawab Khalid:
saw. sampai menemukan tempat beliau,
lalu menumpahkan isi hatinya, dan ―Demi Allah, sungguh ia seorang yang
menanyakan tentang da‘wahnya. Jawab benar dan sesungguhnya aku telah
Nabi: beriman kepadanya dan mengikutinya . . .
―.
―Hendaklah engkau beriman kepada
Allah yang Maha Esa semata, jangan Ketika itu bertubi-tubilah pukulan ayahnya
y
mempersekutukan-N a dengan suatu menimpa dirinya, yang kemudian
opapun . . . . Dan engkau beriman kepadc, mengurungnya dalam kamar gelap di
Muhammad, hamba-Nya dan Rasul-Nye . . rumahnya, lalu membiarkannya terpenjara
. . Dan engkau tinggalkan menyembah menderita lapar dan dahaga … sedang
berhala yang tidak dapat mendengar dan Khalid berseru kepadanya dengan suara
tidak dapat melihat, tidak memberi keras dari balik pintu yang terkunci:
mudarat dan tidak pula manfaat…‖ (al-
Hadits) ―Demi Allah, sesungguhnya ia benar dan
aku beriman kepadanya!‖
Khalid lalu mengulurkan tangannya yang
disambut oleh tangan kanan Rasulullah Jelaslah sekarang bagi Sa‘id bahwa siksa
saw. dengan penuh kemesraan, dan Khalid yang ditimpakan kepada anaknya itu
pun mengucapkan: belum lagi cukup dan memadai. Oleh
sebab itu dibawanya anak itu ke tengah
―Aku naik saksi bahwa tak ada Tuhan panas teriknya kota Mekah, lalu ia
selain Allah dan aku naik saksi bahwa menginjak-injaknya di atas batu-batu yang
Muhammad Rasul Allah‖ panasnya menyengat, selama tiga hari
penuh, tanpa perlindungan dan keteduhan .
Maka terlepaslah sudah senandung jiwa . . , tanpa setetes air pun yang membasahi
dan nyanyian kalbunya . . . . Terlepas bibirnya….
bebas semua gelora yang bergolak dalam
bathinnya . . . dan sampailah pula berita ini Akhirnya sang ayah putus asa lalu kembali
kepada bapaknya…. pulang ke rumahnya. Tapi di sana ia terus
berusaha menyadarkan anaknya itu dengan
Pada waktu Khalid memeluk Islam, belum berbagai cara baik dengan membujuk atau
ada orang yang mendahuluinya masuk itu mengancamnya, memberi janji kesenangan
kecuali empat atau lima orang, hingga atau mempertakutinya dengan siksaan . . .
dengan demikian ia termasuk dalam lima tetapi Khalid berpegang teguh kepada
orang angkatan pertama pemeluk Islam. kebenaran, Ia berkata kepada ayahnya:
Dan setelah diketahui yang menjadi ―Aku tak hendak meninggalkan Islam
pelopor dari Agama ini, salah seorang di karena suatu apapun, aku akan hidup dan
antaranya putera Sa‘id bin ‗Ash maka bagi mati bersamanya!‖
Sa‘id, peristiwa itu akan menyebabkannya
men. jadi bulan-bulanan penghinaan dan Maka berteriaklah Sa‘id: — ―Kalau begitu
ejekan bangsa Quraisy, dan akan enyahlah engkau pergi dari sini, anak
keparat . . . ! Demi kata kau tak boleh baru, di mana ia termasuk salah seorang
makan di sini . . . Jawab Khalid: angkatan lima pertama yang menyaksikan
―Allah adalah sebaik-baik pemberi rizqi . kelahiran Islam, dan ikut membina
. bangunannya. Sejak itu Khalid selalu
. Kemudian ditinggalkannya rumah yang beserta Nabi dalam barisan pertama pada
penuh dengan kemewahan, berupa setiap peperangan atau pertempuran . . . .
makanan, pakaian dan kesenangan itu, Dan karena kepeloporannya dalam Islam
pergi memasuki kesukaran dan aral ini serta keteguhan hatinya dan
rintangan…. kesetiaannya, jadilah ia tumpuan ke-
sayangan dan penghormatan . .. . Ia
Tetapi apa yang ditakutkan … ? memegang teguh prinsip dan pendiriannya,
tak hendak menodai atau menjadikannya
Bukankah ia didampingi oleh imannya … sebagai barang dagangan.
?
Sebelum Rasul wafat, beliau
Bukankah ia selalu mempertahankan mengangkatnya menjadi gubernur di
kepemimpinan Hati nuraninya . . . ? Yaman. Sewaktu sampai kepadanya berita
pengangkatan Abu Bakar menjadi khalifah
Dan dengan tegas telah menentukan nasib dan pengukuhannya, ia lalu meninggalkan
dirinya? jabatannya datang ke Madinah.

Apalah artinya lapar kalau begitu, apalah Ia kenal betul kelebihan Abu Bakar yang
artinya halangan dan rintangan … ? tak dapat ditandingi oleh siapa pun . . . .
Tetapi ia berpendirian bahwa di antara
Dan bila manusia telah menemukan Kaum Muslimin yang lebih berhak dengan
dirinya berada bersama kebenaran luhur jabatan Khalifah itu, adalah salah seorang
seperti kebenaran yang diserukan Muham- dari keturunan Hasyim, umpamanya
mad saw. ini, maka masih adakah tersisa di Abbas atau Ali bin Abi Thalib.
seantero alam ini sesuatu yang berharga
yang belum dimilikinya, padahal Pendiriannya ini dipegangnya teguh,
semuanya itu, bukankah Allah yang jadi hingga ia tidak bai‘at kepada Abu Bakar . .
pemilik dan pemberinya … ? . . Namun Abu Bakar tetap mencintai dan
menghargainya, tidak memaksanya untuk
Demikianlah Khalid melalui bermacam mengangkat bai‘at dan tidak pula
derita dengan pengurbanan dan mengatasi membencinya karena tidak bai‘at. Setiap
segala halangan dan keimanan …. disebut namanya di kalangan Muslimin,
khalifah besar itu tetap menghargai dan
Dan sewaktu Rasulullah saw. memujinya, suatu hal yang memang
memerintahkan para shahabatnya yang menjadi hak dan miliknya ….
telah beriman hijrah yang kedua ke
Habsyi, maka Khalid termasuk salah Belakangan pendirian Khalid bin Sa‘id ini
seorang anggota rombongan …. Ia berubah. Tiba-tiba di suatu hari ia
berdiam di sana beberapa lamanya, menerobos dan melewati barisan-barisan
kemudian kembali bersama kawan- di mesjid, menuju Abu Bakar yang sedang
kawannya ke kampung halaman mereka di berada di atas mimbar, maka Ia pun
tahun yang ketujuh. Mereka dapatkan membai‘atnya dengan tulus dan hati yang
Kaum Muslimin telah menyelesaikan teguh….
rencana mereka membebaskan Khaibar.
Abu Bakar memberangkatkan pasukannya
Sekarang Khalid bermukim di Madinah, di ke Syria, beliau menyerahkan salah satu
tengah-tengah masyarakat Islam yang
panji perang kepada Khalid bin Sa‘id, Dan sesungguhnya aku telah memberi
hingga dengan demikian berarti ia menjadi kebebasan kepadanya untuk memilih di
salah seorang kepala pasukan tentara. . . . . antara pemimpin-pemimpin pasukan siapa
Tetapi sebelum tentara itu bergerak me- yang disukainya untuk menjadi atasannya,
ninggalkan Madinah, Umar menentang maka ia lebih menyukai anda daripada
pengangkatan Khalid bin Sa‘id, dan anak pamannya sendiri ….Maka apabila
dengan gigih mendesakkan usulnya anda menghadapi suatu persoalan yang
kepada khalifah, hingga akhirnya beliau membutuhkan nasihat dan buah pikiran
merubah keputusannya dalam yang taqwa, pertama-tama hendaklah anda
pengangkatan ini …. hubungi Abu Ubaidah bin Jarrah, lalu
Mu‘adz bin Jabal dan hendaklah Khalid
Berita itu sampailah kepada Khalid, maka bin Sa‘id sebagai orang ketiga. Dengan
tanggapannya hanyalah sebagai berikut: demikian pastilah anda akan beroleh
―Demi Allah, tidaklah kami bergembira nasihat dan kebaikan …. Dan jauhilah
dengan pengangkatan anda, dan tidak pula mementingkan pendapat sendiri dengan
akan berduka dengan pemberhentian anda . mengabaikan mereka atau
. . !‖ Abu Bakar Shiddiq meringankan menyembunyikan sesuatu dari mereka…! I
langkah ke rumah Khalid meminta ma‘af
padanya Serta menerangkan pendiriannya Di medan pertempuran Marjus Shufar di
yang baru, dan menanyakan kepada kepala daerah Syria yang terjadi dengan
dan pemimpin pasukan mana ia akan dahsyatnya antara Muslimin dengan orang-
bergabung, apakah kepada Amar bin ‗Ash orang Romawi, maka di antara orang-
anak pamannya, atau kepada Syurahbil bin orang yang pertama yang telah pasti
Hasanah? Maka Khalid memberikan tersedia pahala mereka di sisi Allah,
jawaban yang menunjukkan kebesaran terdapat seorang syahid mulia, yang telah
jiwa dan ketaqwaannya, ujarnya: ―Anak menempuh jalan hidupnya sejak masa
pamanku lebih kusukai karena ia remaja belia saat ia menghadapi ajal,
kerabatku, tetapi Syurahbil lebih kucintai secara benar, beriman lagi berani . . . .
karena Agamanya ―‗ Kemudian Kaum Muslimin yang sedang mencari-cari
dipilihnya sebagai prajurit biasa dalam para syuhada sebagai qurban pertempuran,
kesatuan Syurahbil bin Hasanah …. telah mendapatinya seperti sediakala:
bersikap tenang, pendiam dan keras hati,
Sebelum pasukan bergerak maju, Abu lalu kata mereka: ―ya Allah, berikanlah
Bakar meminta Syurahbil menghadap keridlaan kapada. Khalid bin Sa‘id … ! ―
kepadanya lalu katanya: ‖Perhatikanlah
Khalid bin Sa‘id, berikanlah apa yang
menjadi haknya atas anda, sebagaimana
anda ingin mendapatkan apa yang menjadi
hak anda daripadanya, yakni seandainya
anda di tempatnya, dan ia di tempat anda .
. . . Tentu anda tabu kedudukannya dalam
Islam . . . Dan tentu anda tidak lupa bahwa
sewaktu Rasulullah wafat, ia adalah salah
seorang dari gubernurnya . . . . Dan
sebenarnya aku pun telah mengangkatnya
sebagai panglima, tetapi kemudian aku
berubah pendirian . . . . Dan semoga itulah
yang lebih baik baginya dalam Agamanya,
karena sungguh, aku tak pernah iri hati
kepada seseorang dengan kepemimpinan
…!
ABU AYYUB AL-ANSHARI tersenyum syukur di bibirnya ujarnya:
“PEJUANG DI WAKTU SENANG ―Lapangkan jalannya, karena ia
ATAU PUN SUSAH” terperintah . . .
Rasulullah memasuki kota Madinah, dan Nabi sebenarnya telah menyerahkan
dengan demikian berarti beliau telah memilih tempat tinggalnya kepada qadar
mengakhiri perjalanan hijrahnya dengan Ilahi, karena dari tempat inilah kelak
gemilang, dan memulai hari-harinya yang kemasyhuran dan kebesarannya . . . . Di
penuh berkah di kampung hijrah, untuk atas tanahnya bakal muncul suatu masjid
mendapatkan apa yang telah disediakan yang akan memancarkan kalimat-kalimat
qadar Ilahi baginya, yakni sesuatu yang Allah dan nur-Nya ke seantero dunia ….
tidak disediakannya bagi manusia-manusia Dan di sampingnya akan berdiri satu atau
lainnya …. beberapa bilik dari tanah dan batu kasar . .
. , tidak terdapat di sana harta kemewahan
Dengan mengendarai untanya Rasulullah dunia selain barang-barang bersahaja dan
berjalan di tengah-tengah barisan manusia seadanya … !
yang penuh sesak, dengan luapan se-
mangat dari kalbu yang penuh cinta dan Tempat ini akan dihuni oleh seorang Maha
rindu …. berdesak-desakan berebut guru dan Rasul yang akan meniupkan ruh
memegang kekang untanya, karena kebangkitan pada kehidupan yang Sudah
masing-masingnya menginginkan untuk padam, dan yang akan memberikan
menerima Rasul sebagai tamunya …. kemuliaan dan keselamatan bagi mereka
yang berkata:‖Tuhan kami ialah Allah‖,
Rombongan Nabi itu mula-mula sampai ke kemudian mereka tetap di atas pendirian
perkampungan Bani Salim bin Auf; … bagi mereka yang beriman dan tidak
mereka mencegat jalan unta sembari mencampurkan keimanan itu dengan
berkata: ―Wahai Rasul Allah keaniayaan . . . , bagi mereka yang.
tinggallah anda pada kami, bilangan kami mengikhlaskan Agama mereka untuk
banyak, persediaan cukup, serta keamanan Allah . . . dan bagi mereka yang berbuat
terjamin kebaikan di muka bumi dan tidak berbuat
. . . !‖ binasa . . . .

Tawaran mereka yang telah mencegat dan Benarlah Rasul telah menyerahkan
memegang tali kekang unta itu, dijawab sepenuhnya pemilihan ini kepada qadar
oleh Rasulullah: Ilahi yang akan memimpin langkah per-
juangannya kelak . . . . Oleh karena inilah
―Biarkanlah, jangan halangi jalannya, ia membiarkan Saja tali kekang untanya
karena ia hanyalah melaksanakan terlepas bebas, tidak ditepuknya kuduk
perintah . . . !‖ unta itu tidak pula dihentikan langkahnya
… hanya dihadapkan hatinya kepada
Kendaraan Nabi terus melewati perumahan Allah, serta diaerahkan dirinya kepada-
Bani Bayadhah, lalu ke kampung Bani Nya dengan berdoa:
Sa‘idah, terus ke kampung Bani Harits
ibnul Khazraj, kemudian sampai di ―Ya Allah, tunjukkan tempat tinggalku,
kampung Bani ‗Adi bin Najjar . . . . Setiap pilihkanlah untukku … !‖
suku atau kabilah itu mencoba mencegat
jalan unta Nabi, dan tak henti-hentinya Di muka rumah Bani Malik bin Najjar unta
meminta dengan gigih agar Nabi saw. sudi itu bersimpuh kemudian ia bangkit dan
membahagiakan mereka dengan menetap berkeliling di tempat itu, lalu pergi ke
di. kampung mereka. Sedang Nabi tempat ia bersimpuh tadi dan kembali
menjawab tawaran mereka sambil
bersimpuh lalu tetap dan tidak beranjak tingkat pertama . Tetapi begitu Abu Aiyub
dari tempatnya. Maka turunlah Rasul dari naik ke kamarnya di tingkat atas ia pun
atasnya dengan penuh harapan dan jadi menggigil, dan ia tak kuasa mem-
kegembiraan …. bayangkan dirinya akan tidur atau berdiri
di suatu tempat yang lebih tinggi dari
Salah seorang Muslimin tampil dengan tempat berdiri dan tidurnya Rasulullah itu.
wajah berseri-seri karena suka citanya . . . la lalu mendesak Nabi dengan gigih dan
ia maju lalu membawa barang muatan dan mengharapkan beliau agar pindah ke
memasukkannya ke rumahnya kemudian tingkat atas, hingga Nabi pun
mempersilakan Rasul masuk . . . . Rasul memperkenankannya pengharapannya itu
pun mengikutinya dengan diliputi oleh ….
hikmat dan berkat.
Nabi akan berdiam di sana sampai selesai
Maka tahukah anda sekalian siapa orang pembangunan masjid dan pembangunan
yang berbahagia ini, yang telah dipilih kamarnya di sampingnya . . . . Dan
taqdir bahwa unta Nabi akan berlutut di semenjak orang-orang Quraiay bermaksud
muka rumahnya, hingga Rasul menjadi jahat terhadap Islam dan berencana
tamunya, dan semua penduduk Madinah menyerang tempat hijrahnya di Madinah,
akan sama merasa iri atas nasib menghasut kabilah-kabilah lain serta

mujurnya mengerahkan tentaranya untuk
? memadamkan nur Ilahi .. . semenjak itulah
Abu Aiyub mengalihkan aktifitasnya
Nah, ia adalah pahlawan yang jadi kepada berjihad pada jalan Allah. Maka
pembicaraan kita sekarang ini . . . , Abu dimulainya dengan perang Badar, lalu
Aiyub al-Anshari Khalid bin Zaid, cucu Uhud dan Khandaq, pendeknya di semua
Malik bin Najjar. medan tempur dan medan laga, ia tampil
sebagai pahlawan yang sedia
Pertemuan ini bukanlah pertemuan yang mengorbankan nyawa dan harta bendanya
pertamanya dengan Rasulullah . . . . untuk Allah Rabul ‗alamin . . . . Bahkan
Sebelum ini, yakni sewaktu perutusan sesudah Rasul wafat pun, tak pernah ia
Madinah pergi ke Mekah untuk ketinggalan menyertai pertempuran yang
mengangkat sumpah setia atau bai‘at, yaitu diwajibkan atas Muslimin sekalipun jauh
bai‘at yang diberkati dan terkenal dengan jaraknya yang akan ditempuh dan berat
nama ―Bai‘at Aqabah kedua‖, maka beban yang akan dihadapi . . . ! Semboyan
Abu Aiyub al-Anshari termasuk di antara yang selalu diulang-ulangnya, baik malam
tujuh puluh orang Mu‘min yang ataupun Siang . . . dengan suara keras
mengulurkan tangan kanan mereka ke ataupun perlahan . . . adalah firman Allah
tangan kanan Rasulullah serta Ta‘ala:
menjabatnya dengan kuat, berjanji setia ―Berjuanglah kalian, baik di waktu
dan siap menjadi pembela. lapang, maupun diwaktu sempit . . . !‖
(Q.S. 9 at-Taubat: 41)
Dan sekarang ketika Rasulullah sudah
bermukim di Madinah dan menjadikan Satu kali saja . . . ia absen tidak menyertai
kota itu sebagai pusat bagi Agama Allah, bala tentara Islam, karena sebagai
maka nasib mujur yang sebesar-besarnya komandannya khalifah mengangkat salah
telah melimpah kepada Abu Aiyub, karena seorang dari pemuda Muslimin, sedang
rumahnya telah dijadikan rumah pertama Abu Aiyub tidak puas dengan
yang didiami muhajir agung Rasul yang kepernimpinannya. Hanya sekali saja,
mulia. Rasul telah memilih untuk tidak lebih … ! Sekalipun demikian, bukan
menempati ruangan rumahnya main menyesalnya atas sikapnya yang
selalu menggoncangkan jiwanya itu, Sungguh, ia telah meminta kepada Yazid,
katanya: bila ia telah meninggal, agar jasadnya
dibawa dengan kudanya sejauh-jauh jarak
―Tak jadi soal lagi bagiku, siapa orang yang dapat ditempuh ke arah musuh, dan
yang akan jadi atasanku . . . !‖ Kemudian di sanalah ia akan dikebumikan. Kemudian
tak pernah lagi ia ketinggalan dalam pepe- hendaklah Yazid berangkat dengan bala
rangan. Keinginannya hanyalah untuk tentaranya sepanjang jalan itu, hingga
hidup sebagai prajurit dalam tentara Islam, terdengar olehnya bunyi telapak kuda
berperang di bawah benderanya dan mem- Muslimin di atas kuburnya dan
bela kehormatannnya … ! diketahuinyalah bahwa mereka telah
berhasil mencapai kemenangan dan
Sewaktu terjadi pertikaian antara Ali dan keuntungan yang mereka cari . . . !
Mu‘awtyah, ia berdiri di pihak Ali tanpa
ragu-ragu, karena ialah Imam yang telah Apakah anda kira ini hanya lamunan
dibai‘at oleh Kaum Muslimin . . . . Dan belaka . . .? tidak. . . dan ini bukan
tatkala Ali syahid karena dibunuh, dan khayalan, tetapi kejadian nyata, kebenaran
khilafat berpindah kepada Mu‘awiyah, yang akan disaksikan dunia di suatu hari
kelak, di mana ia menajamkan pandangan
Abi Aiyub menyendiri dalam kezuhudan, dan memasang telinganya, hampir-hampir
bertawakkal lagi bertaqwa. Tak ada yang tak percaya terhadap apa yang didengar
diharapkannya dari dunia hanyalah dan dilihatnya … !
tersedianya suatu tempat yang lowong
untuk berjuang dalam barisan para pejuang Dan sungguh, wasiat Abu Aiyub itu telah
... dilaksanakan oleh Yazid! Di jantung kota
Konstantinopel yang sekarang bernama
Demikianlah, sewaktu diketahuinya bala Istanbul, di sanalah terdapat pandam
tentara Islam bergerak ke arah pekuburan laki-laki besar, sungguh besar
Konstantinopel, segeralah ia memegang itu … !
kuda dengan membawa pedangnya, terus
maju mencari syahid yang sudah lama Hingga sebelum tempat itu dikuasai oleh
didambakan dan dirindukannya . . . ! orang-orang Islam, orang-orang Romawi
penduduk Konstantinopel memandang
Dalam pertempuran inilah ia ditimpa luka Abu Aiyub di makamnya itu sebagai orang
berat. Ketika komandannya pergi kudus suci …. Dan anda akan tercengang
menjenguknya, nafasnya sedang berlomba jika mendapati semua ahli sejarah yang
dengan keinginannya hendak menemui mencatat periatiwa-periatiwa itu berkata:
Allah . . . Maka bertanyalah panglima ―Orang-orang Romawi sering
pasukan yang waktu itu Yazid bin mengunjungi dan berziarah ke kuburnya
Mu‘awiyah: ―Apa keinginan anda, dan meminta hujan dengan
wahai Abu Aiyub?‖ perantaraannya, bila mereka mengalami
kekeringan . . . ―.
Aneh, adakah di antara kita yang dapat
membayangkan atau mengkhayalkan apa Sekalipun perang dan pertempuran sarat
keinginan Abu Aiyub itu … ? Tidak sama memenuhi kehidupannya, hingga tak
sekali! Keinginannya sewaktu nyawa pernah membiarkan pedangnya terletak
hendak berpindah dari tubuhnya ialah beristirahat, namun corak kehidupannya
sesuatu yang sukar atau hampir tak kuasa adalah tenang tenteram laksana desiran
manusia membayangkan atau bayu di kala fajar datang menjelma ….
mengkhayalkannya … !
Sebabnya ia pernah mendengar ucapan berkumandang dari menara-menaranya
Rasulullah saw. yang terpateri dalam yang menjulang di angkasa, bunyinya:
hatinya:
―Allah Maha Besar …. Allah Maha Besar .
―Bila engkau shalat, maka shalatlah . . . ―.
seolah-olah yang terakhir atau hendak
berpiaah . . . . Jangan sekali-kali Dan dengan rasa bangga, di dalam
mengucapkan kata-kata yang kampungnya yang kekal dan di mahligai
menyebabkan engkau harus meminta maaf kejayaannya ia menyahut:
. . . ! Lenyapkan harapan terhadap apa
Yang berada di tangan orang lain … !‖ ―Inilah apa yang telah dijanjikan Allah dan
Rasul-Nya …. Dan benarlah Allah dan
Dan oleh karena itulah tak pernah lidahnya Rasul-Nya … !‖
terlibat dalam suatu fitnah … dan dirinya
tidak terjerembab dalam kerakusan . . . . Ia
telah menghabiskan hidupnya dalam
kerinduan ahli ibadah dan ketahanan orang
yang hendak berpisah. Maka sewaktu
ajalnya datang tak ada keinginannya di
sepanjang dan selebar dunia kecuali cita-
cita yang melambangkan kepahlawanan
dan kebesarannya selagi hidupnya:
―Bawalah jasadku jauh-jauh . . .
jauh masuk ke tanah Romawi, kemudian
kuburkan aku di sana … !‖

Ia yakin sepenuhnya akan kemenangan,


dan dengan mata hatinya dilihatnya bahwa
wilayah ini telah termasuk dalam taman
impian Islam, dalam lingkungan cahaya
dan sinarnya ….

Karena itulah ia menginginkannya sebagai


tempat iatirahatnya yang terakhir, yakni di
ibukota negara itu, di mana akan terjadi
pertempuran yang menentukan, dan dari
bawah tanahnya yang subur, ia akan dapat
mengikuti gerakan tentara Islam,
mendengar kepakan benderanya, dan
bunyi telapak kudanya serta gemerincing
pedang-pedangnya . . . !

Sekarang ini ia masih terkubur di sana


Tetapi tidak lagi mendengar gemerincing
pedang, atau ringkikan kuda! Keadaan
telah berlalu, dan kapal telah berlabuh di
tempat yang dituju, sejak waktu yang lama
…. Tetapi setiap hari, dari pagi hingga
petang didengarnya suara adzan yang
ABBAS BIN ABDUL MUTHALIB mencintainya, juga memujinya dan
PENGURUS AIR MINUM UNTUK menyebut-nyebut kebaikan budi
KOTA SUCI MEKAH pekertinya, sabdanya:
DAN MADINAH (HARAMAIN)
―Inilah orang tuaku yang masih ada
Pada suatu musim kemarau, di waktu ……Inilah dia Abbas bin Abdul
penduduk dan negeri ditimpa kekeringan Mutthalib, orang Quraisy yang paling
yang sangat, keluarlah Amirul Mu‘minin pemurah dan teramat ramah … !
Umar bersama-sama Kaum Muslimin ke
lapangan terbuka, melakukan shalat Sebagaimana Hamzah adalah paman Nabi
istisqa‘ (minta hujan), dan berdu‘a dan Shahabatnya, demikian pula halnya
merendahkan diri kepada Allah yang Abbas paman dan teman sebayanya, se-
Penyayang agar mengirimkan awan dan moga Allah ridla keduanya … !
menurunkan hujan kepada mereka ….
Perbedaan umur antara keduanya hanya
Umar berdiri sambil memegang tangan terpaut dua atau .tiga tahun yakni lebih tua
kanan Abbas dengan tangan kanannya, Abbas dari Rasulullah. Demikianlah,
diangkatkannya ke arah langit sembari Muhammad saw dan pamannya Abbas
ber- kata: ‖Ya Allah, sesungguhnya kami merupakan dua orang anak yang hampir
pernah memohonkan hujan perantaraan sebaya dan dua orang pemuda dari satu
Nabi-Mu, pada masa beliau masih angkatan. Ikatan kekeluargaan bukanlah
berada di antara kami . . . . Ya Allah, satu-satunya alasan yang menyebabkan
sekarang kami meminta hujan pula keakraban dan terjalin persabatan yang
perantaraan paman Nabi-Mu, maka intim antara keduanya, tetapi persamaan
mohonlah kami diberi hujan … !‖ umur tidak kurang berpengaruhnya.
Belum lagi sempat Kaum Muslimin Hal lain yang menyebabkan Nabi
meninggalkan tempat mereka, datanglah menempatkan Abbas di tempat pertama,
awan tebal dan hujan lebat pun turunlah, ialah karena akhlaq dan budi pekertinya.
mendatangkan sukacita, menyiram bumi Abbas adalah seorang yang pemurah,
dan menyuburkan tanah. Para shahabat sangat pemurah, seolah-olah dialah paman
pun menemui Abbas, memagut dan men- atau bapak kepemurahan . . . . Ia selalu
ciumnya Serta mengambil berkat menjaga dan menghubungkan tali
dengannya sambil berkata: ‖Selamat kami silaturrahmi dan kekeluargaan, dan untuk
ucapkan untuk anda, wahai penyedia air itu tidak segan-segan mengeluarkan tenaga
minum Haramain (Mekah – Madinah) … ataupun harta . . . . Di samping itu semua,
!‖ ia juga seorang yang cerdas, bahkan
sampai ke tingkat genius . . . . dan dengan
Nah, siapakah dia penyedia air minum kecerdasannya ini yang disokong oleh
Haramain ini? Dan siapakah orang yang kedudukannya yang tinggi di kalangan
dijadikan Umar sebagai perantara baginya Quraisy, ia sanggup membela Rasul saw.
kepada Allah, padahal. Umar sudah tak dari bencana dan kejahatan mereka, ketika
asing lagi bagi kita ketaqwaannya, beliau melahirkan da‘wahnya secara
kedahuluannya masuk Islam, serta terang-terangan.
kedudukannya di sisi Allah dan di sisi
Rasul-Nya serta di sisi orang-orang Dalam pembicaraan kita tentang Hamzah
beriman . . . ? terdahulu, kita mengenal Hamzah yang
selalu menentang kedurhakaan orang
Ia adalah Abbas, paman Rasulullah saw. Quraisy dan kebiadaban Abu Jahal dengan
Rasul memulyakannya sebagaimana ia pun pedangnya yang arnpuh. Adapun Abbas, ia
menentangnya dengan kecerdasan dan lengah terhadap gerak-gerik dan tipu
kecerdikan yang memberi manfa‘at bagi muslihat busuk yang direncanakan Quraisy
Islam sebagaimana halnya senjata pedang dalam melampiaskan kejengkelannya dan
yang bermanfa‘at dalam membela haknya mengatur permufakatan jahat mereka ….
dan mempertahankannya … !
Sekalipun Abbas telah berhasil
Maka Abbas tidak mengumumkan menyampaikan keadaan dan gerak-gerik
keislamannya kecuali baru pada tahun orang-orang Quraisy kepada Nabi di
pembebasan kota Mekah, yang Madinah orang Quraisy pun berhasil
menyebabkan sebagian ahli sejarah memaksanya maju berperang, suatu
memandangnya tergolong kepada orang- perbuatan yang tidak disukai dan
orang yang belakangan masuk Islam, tetapi dikehendakinya . . . ! Namun keberhasilan
riwayat-riwayat lain dalam sejarah Quraisy itu adalah keberhasilan sementara,
memberitakannya termasuk orang-orang karena ternyata berbalik membawa
Islam angkatan pertama, hanya Saja kerugian dan kehancuran mereka….Kedua
menyembunyikan keislamannya itu …. golongan itu pun bertemulah di medan
perang Badar . . . . Pedang-pedang pun
Berkatalah Abu Rafi‘ khadam Rasulullah gemerincing beradu dalam kecamuk
saw.: ―Aku adalah anak suruhan (pelayan) perang yang menakutkan, yang akan
bagi Abbas bin Abdul Mutthalib, dan menentukan hidup mati dan akhir
waktu itu Islam telah masuk kepada kami, kesudahan kedua belah pihak ….
ahli bait … keluarga Nabi … maka Abbas
pun masuk Islam begitu pula Ummul. Rasulullah berseru di tengah-tengah para
Fadlal, dan aku pun juga masuk … hanya shahabatnya, katanya: ‖Sesungguhnya ada
Abbas menyembunyikan keislamannya . . . beberapa orang dari keluarga Bani Hasyim
!‖ Inilah riwayat Abu Rafi‘ yang men- dan yang bukan Bani Hasyim yang keluar
ceritakan keadaan Abbas dan masuk dipaksa pergi berperang, padahal
Islamnya sebelum perang Badar Dan kalau sebenarnya mereka tidak hendak
begitu, waktu itu Abbas telah menganut memerangi kita . . . oleh sebab itu siapa di
Islam…. antara kamu yang menemukannya, maka
janganlah ia dibunuhnya . . ! Siapa yang
Beradanya ia di Mekah sesudah Nabi dan bertemu dengan Abul Bakhtari bin Hisyam
shahabat-shahabatnya merupakan suatu bin Harits bin Asad, janganlah
langkah perjuangan yang sudah direncana- membunuhnya . . . ! Dan siapa yang
kan dengan matang hingga membuahkan bertemu dengan Abbas bin Abdul
hasil yang sebaikbaiknya. Mutthalib, jangan membunuhnya karena
orangorang itu dipaksa untuk ikut
Orang-orang Quraisy pun tidak berperang … !‖
menyembunyikan keragu-raguan mereka
tentang hati kecil Abbas, tetapi mereka tak Dengan perintahnya ini tidak berarti Rasul
punya alasan untuk memusuhinya, apalagi hendak memberikan keistimewaan kepada
pada lahirnya tingkah laku dan agamanya pamannya Abbas, karena tidak pada
tidaklah bertentangan dengan kemauan tempatnya dan bukan pula pada waktunya!
mereka! Dan bukanlah Muhammad saw. orangnya
yang akan rela melihat kepada para
Hingga waktu datang perang Badar shahabatnya berjatuhan dalam
terbukalah kesempatan bagi orang-orang pertempuran menegakkan yang haq, lalu
Quraisy untuk menguji rahasia hati dan membela pamannya dengan memberinya
pendirian Abbas yang sesungguhnya . . . . hak-hak istimewa, di saat pertempuran
Sedang Abbas lebih cerdik dan tidak sedang berlangsung, seandainya
diketahuinya bahwa pamannya itu orang mendapatkan syafa‘at Rasulullah untuk
musyrik …. dilindungi darahnya serta nyawanya . . .
maka apakah seorang Muslim yang
Benar . . . ! Rasul yang pernah dilarang terpaksa menyembunyikan keislamannya .
Allah memintakan ampun untuk pamannya . . . dan laki-laki ini pembelaannya
Abu Thalib .. hanya semata-mata terhadap Islam dapat dibuktikan secara
memintakan ampun , sekalipun Abu nyata, sedang yang lainnya secara diam-
Thalib banyak jasa dan pemberiannya diam dan tersembunyi . . . apakah tidak
terhadap Nabi Muhammad saw. dan Islam lebih berhak dan lebih pantas untuk
berupa pembelaan dan pengurbanan . . . . mendapatkan syafaat tersebut . . . ?
Benarlah demikian dan tidak salah! Se-
Tidaklah logis dan masuk akal jika ia akan benarnya Abbas adalah orang Muslim dan
mengatakan kepada orang-orang yang pembela itu! Dan marilah kita kembali ke
bertempur di perang Badar memerangi belakang sejenak untuk meninjaunya!
bapak-bapak dan sanak-sanak saudara
mereka dari golongan musyrik: Pada Bai‘atul Aqabah Kedua, di mana
‖Kecualikan oleh kalian dan jangan bunuh sebanyak tujuhpuluh tiga pria dan dua
pamanku wanita perutusan Anshar datang ke Mekah
di musim haji guna mengangkat sumpah
Lain halnya kalau Rasul mengetahui setia kepada Allah dan Rasul-Nya, dan
pendirian pamannya yang sebenarnya, dan untuk merundingkan hijrah Nabi saw. ke
ia tabu bahwa pamannya itu menyembu- Madinah, waktu itulah Rasul
nyikan keislamannya dalam dadanya, menyampaikan berita perutusan dan bai‘at
sebagaimana diketahuinya pula jasa- ini kepada pamannya karena Rasul sangat
jasanya yang tidak sedikit serta mempercayainya dan memerlukan buah
pengabdian-pengabdiannya yang tak fikiran pamannya itu …
terlihat terhadap Islam . . . serta
diketahuinya pula belakangan, bahwa ia Tatkala tiba waktu berkumpul yang
dipaksa ikut berperang dan mengalami dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan
tekanan, maka waktu itu adalah kewajiban rahasia, keluarlah Rasul bersama
Nabi untuk melepaskan orang yang pamannya Abbas ke tempat orang-orang
mengalami nasib seperti ini dari Anshar menunggu.
marabahaya, dan melindungi darahnya
selama kemungkinan masih terbuka…. Abbas ingin menyelidiki dan menguji
golongan ini sampai di mana kesetiaan
Seandainya Abu Bakhtari bin Harits mereka terhadap Nabi . . . . Marilah kita
(bukan sanak keluarga Nabi) yang tidak persilakan salah seorang anggota perutusan
dikenal menyembunyikan keislamannya, itu untuk menceritakan kepada kita
dan tidak pernah pula membela Islam peristiwa yang didengar dan dilihatnya
walaupun secara diam-diam sebagaimana sendiri. Orang itu. ialah Ka‘ab bin Malik
dilakukan Abbas, paling-paling r.a. demikian ceritanya:
kelebihannya hanya karena ia tak pernah
ikut-ikutan dengan pemimpin-pemimpin ―. . .. Kami telah duduk menanti
Quraisy menyakiti dan menganiaya Kaum kedatangan Rasul di tengah jalan menuju
Muslimin, dan tidak menyukai tindakan bukit, hingga akhirnya beliau datang dan
mereka yang demikian, dan ia ikut dalam bersamanya Abbas bin Abdul Mutthalib.
peperangan karena dipaksa dan ditekan …. Abbas pun angkat bicara katanya: ―Wahai
golongan Khazraj, anda sekalian telah
Seandainya Abu Bakhtari hanya mengetahui kedudukan Muhammad saw.
disebabkan hal-hal itu telah berhasil di sisi kami, kami telah membelanya dari
kejahatan kaum kami, sedang ia mem- Madinah akan tahan berperang waktu
punyai kemuliaan dalam kaumnya dan terjadi nanti … ? Apakah mereka, dalam
kekuatan di negerinya. Tetapi ia enggan bidang seniyudha dapat menandingi
bergabung dengan mereka, bahkan ia :
orang orang Quraisy yang cekatan dalam
bermaksud ikut kalian dan hidup bersama taktik dan muslihat perang? Oleh karena
kalian . . . . Seandainya kalian benar-benar inilah ia mengemukakan pertanyaannya
hendak menunaikan apa yang telah kalian yang lalu sebagai pancingan: ‖Coba
janjikan kepadanya dan kalian gambarkan kepadaku, bagaimana anda me-
membelanya terhadap orang yang merangi musuh-musuh anda … !‖
memusuhinya, silakan kalian memikul
tanggung jawab tersebut! Tetapi Ternyata orang-orang Anshar yang
seandainya kalian bermaksud akan mendengarkan perkataan Abbas ini, adalah
menyerahkan dan mengecewakannya laki-laki yang teguh kukuh laksana gunung
sesudah ia bergabung dengan kalian, lebih … ! Belum sempat Abbas menyelesaikan
baik dari sekarang kalian bicaranya, terutama pertanyaan yang
meninggalkannya … !‖ merangsang dan menggairahkan itu orang-
orang itu sudah mulai angkat bicara . . . .
Abbas mengucapkan kata-katanya yang Abdullah bin Amer bin Hiram mulai
tajam lagi keras ini dengan sorotan menjawab pertanyaan tersebut:
matanya seperti mata elang ke wajah ―Demi Allah kami adalah keluarga
orangorang Anshar . . . untuk mengikuti prajurit .. . yang telah makan asam
kesan kata-kata itu dan jawabannya yang garamnya medan laga, kami pusakai dari
segera …. nenek moyang kami turun-temurun. Kami
pemanah cekatan, penembus jantung setiap
Dan ia tidak hanya sampai di situ saja. sasaran, pelempar lembing, memecah
Kecerdasannya yang tinggi adalah kepala setiap coaling dan pemain pedang,
kecerdasan praktis yang dapat menjangkau penebas setiap penghalang . . . !‖
jauh akan hakikat sesuatu bidang
kenyataan, dan menghadapi setiap Abbas menjawab dengan wajah berseri-
perspektifnya sebagaimana layaknya seri: ―Kalau begitu anda sekalian
seorang yang mempunyai perhitungan dan ahli perang, apakah anda juga punya baju
pengalaman. Ketika itu dimulainya pula besi?‖ Jawab mereka ―Ada …. kami punya
percakapannya dengan mengemukakan cukup banyak!‖ Kemudian terjadilah
pertanyaan cerdik, demikian: ―Coba percakapan penting dan menentukan antara
anda lukiskan kepadaku peperangan, Rasulullah saw. dan orang-orang Anshar . .
bagaimana caranya anda memerangi , percakapan yang insya Allah akan kami
musuh-musuh anda . ‗ ‗? ― paparkan nanti dalam lembaran-lembaran
yang akan datang ….
Berdasarkan kecerdasan dan
pengalamannya terhadap orangorang Demikianlah peranan Abbas dalam
Quraisy Abbas telah dapat menyimpulkan Bai‘atul Aqabah . . . . Baginya sama saja
bahwa peperangan tak dapat tidak akan apakah ia telah masuk Islam waktu itu
terjadi antara Islam dan kemusyrikan! secara diam-diam, atau masih dalam
Orang-orang Quraisy tak hendak mundur berfikir, tapi jelas peranannya sangat
dari agamanya, dari rasa keningratannya penting dalam menetapkan garis pemisah
dan keingkarannya, sedang Islam Agama antara kaumnya yang akan tenggelam ke
yang tetap haq itu tak akan mengalah dalam kegelapan malam dan kekuatan
terhadap yang bathil mengenai haq-haqnya membawa cahaya terbit menuju terang
yang telah disyari‘atkan . . . . Nah, apakah benderangnya siang. Dalam peristiwa itu
orang-orang Anshar ,,, penduduk‘ terlihat pula kejantanannya seorang
pahlawan dan ketinggiannya seorang keras, ganas dan ulet . . . . Kaum Muslimin
ilmuwan. tampil dengan jumlah kekuatan dua belas
ribu orang. Tentu anda akan bertanya . . .
Pecahnya perang Hunain akan duabelas ribu orang . . . ? Ya benar,
memperkuat bukti keberanian dari orang duabelas ribu orang yang telah
yang kelihatannya pendiam dan lemah membebaskan Mekah dari kehidupan
lembut ini yang diperlihatkannya di arena anarsis, kehidupan syirik dan kekejaman,
pertempuran, semacam kepahlawanan kehidupan penyembahan berhala dan
yang akan memenuhi ruang dan masa, penguburan anak perempuan. Yang telah
yakni sewaktu ia sangat diperlukan dan membebaskan Mekah dari orang-orang
keadaan amat memerlukan, sementara yang mengusir Nabi dan ummat Islam,
pada saat-saat lainnya ia terpendam jauh bahkan dari kaum yang mengejar-kejar
dalam dada, terlindung dari cahaya . . . ! Nabi dan ummat Islam sampai Madinah.

Di tahun kedelapan hijrah, sesudah Allah Duabelas ribu orang yang telah
membebaskan negeri Mekah bagi Rasul mengibarkan panji-panji Islam di angkasa
dan Agamanya, sebagian kabilah yang Mekah di atas puing-puing berhala, dengan
berpengaruh di jazirah Arab tidak sudi tidak setetes pun darah tertumpah . . . !
melihat kemenangan gemilang dan
perkembangan yang cepat dari Agama ini Suatu kemenangan yang membangkitkan
…. Maka bersatulah kabilah-kabilah kesombongan bagi sebagian Kaum
Hawazin, Tsaqif, Nashar, Jusyam dan lain- Muslimin yang imannya masih lemah. Ya,
lain, lalu mengambil keputusan untuk bagaimana pun mereka adalah manusia,
melancarkan serangan menentukan karenanya mereka jadi lemah berhadapan
terhadap Rasulullah dan Kaum Muslimin. . dengan kemegahan yang dibangkitkan oleh
.. jumlah mereka yang banyak dan organisasi
yang rapi serta kemenangan mereka yang
Dan janganlah kita terpedaya mendengar besar di Mekah, hingga keluarlah ucapan
kata-kata ―kabilah‖, sehingga mereka: ‖Sekarang, dengan jumlah
terbayang pada kita corak peperangan- sebanyak ini, kita tak mungkin dapat
peperangan yang diterjuni Rasul pada dikalahkan lagi … !‖
masa itu, hanya semata-mata perkelahian
kecil-kecilan dari orang-orang gunung, Karena segala peristiwa yang dialami
yang dilancarkan kabilah-kabilah dari Kaum Muslimin pada masa hidup
tempat-tempat perlindungan mereka … ! Pasulullah merupakan cermin sejarah,
yang menjadi pendidikan bagi umatnya
Mengetahui hakikat kenyataan ini tidak yang hidup kemudian, maka peristiwa
Saja memberikan kepada kita suatu Hunain ini merupakan tonggak sejarah
penilaian yang teliti bagi usaha luar biasa yang perlu diperhatikan.
yang dapat memberikan ukuran yang sehat
dan dipercaya tentang nilai kemenangan Suatu perjuangan suci tidak mungkin
besar yang telah dicapai oleh Islam dan tercapai apabila dicampuri niat riya dan
orangorang yang beriman, dan suatu sikap congkak, serta hanya didasarkan
gambaran yang jelas terhadap taufik Allah pada kekuatan dan jumlah pasukan.
yang menonjol pada setiap kejayaan dan
kemenangan ini . . . ! Dalam perang Hunain ini Allah
memberikan pelajaran pada mereka walau
Kabilah-kabilah tersebut telah harus ditebus dengan pengurbanan yang
menghimpun diri dalam barisan-barisan besar.
besar, terdiri dari para prajurit perang yang
Pelajaran itu berupa kekalahan besar yang kuda begalnya yang putih, lalu berseru
mendadak di awal peperangan ini, hingga dengan suara keras: ―Hendak ke
setelah mereka berendah diri memohon mana kalian . . . ? Marilah kepadaku .. .
kepada Allah, ampunan dan melepaskan aku adalah Nabi, tidak pernah bohong . . .
diri dari alam materi serta mendekatkan aku anak Abdul Mutthalib … !‖ Di keliling
diri pada inayat Ilahi, meninggalkan Nabi waktu itu hanya tinggal Abu Bakar,
ketergantungan kekuatan hanya atas Umar, Ali bin Abi Thalib, Abbas bin
pasukan, lalu mengandalkan kekuatan Abdul Mutthalib bersama anaknya Fadlal
Allah, barulah kekalahan mereka berbalik bin Abbas, Ja‘far bin Harits, Pabi‘ah bin
jadi kemenangan, dan turunlah ayat al- Harits, Usamah bin Zaid, Aiman bin Ubeid
Quranul Karim memperingatkan Kaum dan beberapa shahabat lainnya yang tak
Muslimin: banyak jumlahnya.

dan di waktu perang Hunain, yakni ketika Ada lagi di sans seorang perempuan yang
kalian merasa bangga dengan jumlah beroleh kedudukan tinggi di antara laki-
kalian yang banyak, maka ternyata itu laki dan para pahlawan …. namanya
tidak berguna sedikit pun bagi kalian Ummu Sulaim binti Milhan ….
hingga bumi yang lapang kalian rasakan Perempuan ini telah melihat kebingungan
sempit, lalu kalian berpaling melarikan Kaum-Muslimin dan keadaan mereka yang
diri . . . !‖ Kemudian Allah menurunkan kacau balau, maka segera ia menunggangi
sakinah-Nya kepada Rasul-Nya dan unta suaminya Abu Thalhah r.a. dan terus
kepada orang-orang yang beriman, dan menghentak unta itu ke arah Rasul
diturunkannya balatentara yang tiada ….Sewaktu janin yang ada dalam perutnya
kalian lihat dan disiksa-Nya orang-orang bergerak, — karena waktu itu ia sedang
kafir! Dan itulah memang balasan bagi hamil — dibukanya selendangnya lalu
orang kafir … !‖ (Q.S. 9 at- Taubat: 25 — dibebatkannya ke perutnya dengan ikatan
26) yang cukup kuat. Sewaktu ia sampai ke
dekat Nabi saw. dengan khanjar terhunus
Waktu itu suara Abbas dan keteguhan di tangan kanannya, Rasul menyambutnya
hatinya merupakan tanda-tanda sakinah dengan tersenyum, katanya:
dan keberanian mempertaruhkan nyawa ―Ummu Sulaim? Jawabnya: ―Benar . .
yang lebih gemilang . . . . Maka Sewaktu . demi bapakku dan ibuku yang jadi
orang Islam sedang berkumpul menyusun tebusanmu, wahai Rasulullah … !
kekuatan di salah satu lembah Tihamah Bunuhlah semua mereka yang melarikan
sambil menanti-nanti kedatangan musuh, diri itu sebagaimana anda membunuh
sebenarnya orang-orang musyrik telah mereka yang memerangi anda; mereka
mendahului mereka ke lembah dan patut mendapatkannya . . . !‖ Maka
bersembunyi di parit-parit dan di tepi-tepi semakin bercahayalah senyuman di muka
jalan bukit, siap dengan senjata di tangan Rasul yang percaya sepenuhnya akan janji
untuk memulai serangan. Tuhannya, lalu katanya:
―Sesungguhnya Allah telah cukup — jadi
Ketika Kaum Muslimin sedang lengah itu pelindung — dan jauh lebih baik, hai
mereka menyerbu dan melakukan sergapan Ummu Sulaim … !‖
secara mendadak dan membingungkan,
menyebabkan Kaum Muslimin sama Sewaktu Rasulullah dalam kedudukan
melarikan diri sejauh-jauhnya hingga tak demikian, Abbas berada di dekatnya
sempat menoleh ke kiri dan kanan, bahkan antara kedua tumitnya memegang
Rasulullah menyaksikan akibat sambaran kekang keledainya, menghadang maut dan
dan serangan mendadak itu terhadap Kaum bahaya . . . . Nabi memerintahkan untuk
Muslimin. Beliau naik ke atas punggung memanggil orang banyak, karena Abbas
mempunyai suara lantang, maka
berserulah ia: — ―Hai golongan Anshar . . Rasulullah, katanya: ‖Ya Rasulallah aku
. wahai pemegang bai‘at . . . !‖ Maka telah melonggarkan ikatan belenggu Abbas
seolah-olah suaranya itu suara kadar dan sedikit!‖
jurubicaranya jua …. Karena demi mereka
yang ketakutan karena serangan mendadak Tetapi kenapa hanya Abbas saja ? Ketika
ini dan yang kacau balau di dalam lembah itu Rasul memerintahkan kepada
itu, mendengar suara panggilan tersebut, shahabatnya itu: ―Ayuh pergilah,
mereka menjawabnya serentak: ―Labbaika laku- kanlah seperti itu terhadap semua
Labbaika, kami segera datang, ini kami tahanan
datang … ! … !‖

Allah menurunkan sakinah dan Benar, kecintaan Nabi kepada pamannya


mengembalikan keberanian dan semangat tidak dimaksudkannya untuk
tempur Kaum Muslimin dengan memperbedakannya dari manusia lain
perantaraan suara Abbas dan sikap yang mengalami keadaan yang sama!
kepahlawanannya. Mereka berbalik
kembali laksana angin kencang, sampai- Dan tatkala musyawarah menetapkan
sampai karena unta atau kudanya membebaskan tawanan dengan jalan
membandel, mereka melompat turun lari menerima tebusan, berkatalah Rasul
maju, sambil membawa baju besi, pedang kepada pamannya: ―Wahai Abbas . . . ,
dan panahnya menuju arah suara Abbas . . tebuslah dirimu, dan anak saudaramu
. Maka pertempuran berlangsung lagi Uqeil bin Abi Thalib, Naufal bin Harits,
dengan garang dan kejamnya. Rasulullah dan teman karibmu ‗Utbah bin Amar
berseru: ―Sekarang peperangan memuncak saudara Bani Harits bin Fihir, sebab kamu
panas . . . !‖ Benar, perang menjadi panas . banyak harta!‖
. . ! Dan berangsur-angsur korban di pihak
Hawazin dan Tsaqif berjatuhan, pasukan Mulanya Abbas bermaksud hendak
berkuda Allah telah mengalahkan angkatan membebaskan dirinya tanpa membayar
berkuda lata, dan Allah menurunkan uang tebusan, katanya: ‖Hai Rasulullah,
sakinahnya kepada Rasul dan orang-orang sebenarnya aku‘kan sudah masuk Islam,
Mu‘min … hanya orang-orang itu memaksaku . . . !‖
Tetapi Rasul saw. terus mendesaknya
Rasulullah amat mencintai Abbas, sampai agar
beliau tidak dapat tidur sewaktu y
membayarn a, dan berkenaan dengan
berakhirnya perang Badar, karena peristiwa ini turunlah ayat al-Quranul
pamannya pada malam itu tidur bersama Karim memberikan penjelasan sebagai
tawanan yang lain . . . . Nabi tidak berikut
:

menyembunyikan rasa sedihnya ini,


sewaktu ditanyakan kepadanya, ―Wahai Nabi! Katakanlah kepada
sebabnya. tawanan yang ada dalam tanganmu: Jika
. . beliau tidak dapat tidur padahal Allah Allah mengetahui dalam hati kalian
telah memberikan pertolongan sebesar- kebaikan, pasti, la akan mengganti apa
besarnya, beliau menjawab: yang telah diambil daripada kalian
―Serasa terdengar olehku rintihan Abbas dengan yang lebih baik dan Ia
dalam belenggunya… mengampuni kalian, dan Allah Maha
Pengampun dan Maha Penyayang …
Salah seorang di antara Muslimin !‖ (Q.S. 8 A-Anfal: 70)
mendengar kata-kata Rasul tersebut, lalu
segera pergi ke tempat para tawanan dan Demikianlah Abbas menebus dirinya dan
melepaskan belenggu Abbas. Orang ini orang-orang bersamanya dan pulang
kembali dan mengabarkan kepada kembali ke Mekah … dan setelah itu jalan
fikiran dan keimanan Abbas tidak dapat
disembunyikan lagi pada orang Quraisy.
Tak lama kemudian dikumpulkannya
hartanya dan dibawanya barang-barangnya
lalu terus menyusul Rasul ke Khaibar,
untuk ikut mengambil bagian dalam
rombongan angkatan Islam dan kafilah
orang-orang beriman …. Ia sangat dicintai
dan dimuliakan oleh Kaum Muslimin,
terutama karena melihat Rasul sendiri
memuliakan Serta mencintainya,
begitupun mendengar ucapan Rasul
terhadapnya:

―Abbas adalah saudara kandung ayahku


….

Maka siapa yang menyakiti Abbas tak


ubahnya menyakitiku!‖

Abbas meninggalkan keturunannya yang


diberkati; Abdullah bin Abbas mutiara
ummat dengan pengertian alim, ‗abid dan
shaleh, adalah salah seorang anak yang
diberkati Nabi.

Pada hari Jum‘at tanggal 14 bulan Rajab


tahun 32 Hijrah. penduduk kampung
dataran tinggi Madinah mendengar peng
umuman: ―Rahmat Allah bagi orang
yang menyaksikan Abbas bin Abdul
Mutthalib!‖

Mereka mendapati Abbas telah meninggal


….. Amat banyak sekali orang
mengiringkan jenazahnya, belum pernah
terjadi selama ini sebanyak itu. Jenazahnya
dishalatkan oleh khalifah Muslimin pada
waktu itu, yakni Utsman bin Affan r.a. Di
bawah tanah Baqi‘ beristirahatlah dengan
tenang tubuh Abul Fadlal . . . . la tidur
nyenyak dengan hati puas, di lingkungan
orang baik-baik yang telah sama-sama
memenuhi janji mereka kepada Allah
ABU HURAIRAH kalaulah tidak ada usaha dengan susah
OTAKNYA payah dan ketekunan yang luar biasa, serta
MENJADI banyak waktu yang telah dihabiskan oleh
GUDANG PERBENDAHARAAN tokoh-tokoh utama para ulama Hadits yang
PADA MASAH WAHYU telah membaktikan hidup mereka untuk
berhidmat kepada Hadits Nabi dan
Memang benar, bahwa kepintaran manusia menyingkirkan setiap tambahan yang
itu mempunyai akibat yang merugikan dimasukkan ke dalamnya.‘
dirinya sendiri. Dan orang-orang yang
mempunyai bakat-bakat istimewa, banyak Di sana Abu Hurairah berhasil lolos dari
yang harus membayar mahal, justru pada jaringan kepalsuan dan penambahan-
waktu ia patut menerima ganjaran dan penambahan yalkg sengaja hendak
penghargaan …. diselundupkan oleh kaum perusak ke
dalam Islam, dengan mengkambing -
Shahabat mulia Abu Hurairah termasuk hitamkan Abu Hurairah dan membebankan
salah seorang dari mereka . .. . Sungguh dosa dan kejahatan mereka kepadanya ….
dia mempunyai bakat luar biasa dalam
kemampuan dan kekuatan ingatan … Abu Setiap anda mendengar muballigh atau
Hurairah r.a. mempunyai kelebihan dalam penceramab atau khatib Jum‘at
seni menangkap apa yang didengarnya, mengatakan kalimat yang mengesankan
sedang ingatannya mempunyai ―dari Abu Hurairah r.a. berkata ia, telah
keistimewaan dalam seni menghafal dan bersabda Rasulullah saw.
menyimpan . . . . Didengarnya,
ditampungnya lalu terpatri dalam Saya katakan ketika anda mendengar nama
ingatannya hingga dihafalkannya, hampir ini dalam rangkaian kata tersebut, dan
tak pernah ia melupakan satu kata atau ketika anda banyak menjumpainya, yah …
satu huruf pun dari apa yang telah banyak sekali dalam kitab-kitab Hadits,
didengarnya, sekalipun usia sertambah dan sirah, fikih serta kitab-kitab Agama pada
masa pun telah berganti-ganti. Oleh karena umumnya, maka ketahuilah bahwa anda
itulah, ia telah mewakafkan hidupnya sedang menemui suatu pribadi antara
untuk lebih banyak mendampingi sekian banyak pribadi yang paling gemar
Rasulullah sehingga termasuk yang bergaul dengan Rasulullah dan
terbanyak menerima dan menghafal mendengarkan sabdanya …. Karena itulah
Hadits, Serta meriwayatkannya. p
erbendaharaannya yang mena‘jubkan
dalam hal Hadits dan pengarahan-
Sewaktu datang masa pemalsu-pemalsu pengarahan penuh hikmat yang
hadits yang dengan sengaja membikin dihafalkannya dari Nabi saw. jarang
hadits-hadits bohong dan palsu, seolah- diperoleh bandingannya . . . . Dan dengan
olah berasal dari Rasulullah saw. mereka bakat pemberian Tuhan yang dipunyainya
memperalat nama Abu Hurairah dan beserta perbendaharaan Hadits tersebut,
menyalahgunakan ketenarannya dalam Abu Hurairah merupakan salah seorang
meriwayatkan Hadits dari Nabi saw., paling mampu membawa anda ke hari-hari
hingga sering mereka mengeluarkan masa kehidupan Rasulullah saw. beserta
sebuah ―hadits‖, dengan menggunakan para shahabatnya r.a. dan membawa anda
kata-kata: ‖Berkata Abu Hurairah . . . ―. berkeliling, asal anda beriman teguh dan
berjiwa siaga, mengitari pelosok dan
Dengan perbuatan ini hampir-hampir berbagai ufuk yang membuktikan
mereka menyebabkan ketenaran Abu kehebatan Muhammad saw. beserta
Hurairah dan kedudukannya selaku shahabat-shahabatnya itu dan memberikan
penyampai Hadits dari Nabi saw. menjadi makna kepada kehidupan ini dan
lamunan keragu-raguan dan tanda tanya,
memimpinnya ke arah kesadaran dan manusia yang panjang lebar, penuh dengan
pikiran sehat. Dan bila garis-garis yang segala yang baik, dari perkataan, sampai
anda hadapi ini telah menggerakkan kepada perbuatan dan pendengaran
kerinduan anda untuk mengetahui lebih
dalam tentang Abu Hurairah dan Dengan fitrahnya yang kuat, Abu Hurairah
mendengarkan beritanya, maka silakan mendapat kesempatan yang besar yang
anda memenuhi keinginan anda tersebut . . memungkinkannya untuk memainkan
.. peranan penting dalam berbakti kepada
Agama Allah.
Ia adalah salah seorang yang menerima
pantulan revolusi Islam, dengan segala Pahlawan perang di kalangan shahabat,
perubahan mengagumkan yang diciptakan- banyak ….
nya. Dari orang upahan menjadi induk
semang atau majikan . . . . Dari seorang Ahli fiqih, juru da‘wah dan para guru juga
yang terlunta-lunta di tengah-tengah lautan tidak sedikit ….
manusia, menjadi imam dan ikutan. Dan
dari seorang yang sujud di hadapan batu- Tetapi lingkungan dan masyarakat
batu yang disusun menjadi orang yang memerlukan tulisan dan penulis. Di masa
beriman kepada Allah yang Maha Esa lagi itu golongan manusia pada umumnya, jadi
Maha Perkasa . . . . Inilah dia sekarang bukan hanya terbatas pada bangsa Arab
bereerita dan berkata: Saja, tidak mementingkan tulis-menulis.
Dan tulis-menulis itu belum lagi
―Aku dibesarkan dalam keadaan merupakan bukti kemajuan di masyarakat
yatim, manapun.
dan pergi hijrah dalam keadaan miskin . . .
. Aku menerima upah sebagai pembantu Bahkan Eropah sendiri juga demikian
pada Busrah binti Ghazwan demi untuk keadaannya sejak kurun waktu yang belum
mengisi perutku…! Akulah yang melayani lama ini. Kebanyakan dari raja-rajanya,
keluarga itu bila mereka sedang menetap tidak terkecuali Charlemagne sebagai
dan menuntun binatang tunggangannya tokoh utamanya, adalah orang-orang yang
bila sedang bepergian . . . . Sekarang inilah buta huruf tak tahu tulis baca, padahal me-
aku, Allah telah menikahkanku dengan nurut ukuran masa itu, mereka memiliki
putri Busrah, maka segala puji bagi Allah kecerdasan dan kemampuan besar ….
yang telah menjadikan Agama ini tiang
penegak, dan menjadikan Abu Hurairah Kembali kita pada pembicaraan semula
ikutan ummat … untuk melihat Abu Hurairah, bagaimana ia
dengan fitrahnya dapat menyelami
Ia datang kepada Nabi saw. di tahun yang kebutuhan masyarakat baru yang dibangun
ke tujuh Hijrah sewaktu beliau berada di oleh Islam, yaitu kebutuhan akan orang-
Khaibar; ia memeluk Islam karena orang yang dapat melihat dan memelihara
dorongan kecintaan dan kerinduan . . . . peninggalan dan ajaran-ajarannya. Pada
Dan semenjak ia bertemu dengan Nabi waktu itu memang ada para shahabat yang
saw. dan berbaiat kepadanya, hampir- mampu menulis, tetapi jumlah mereka
hampir ia tidak berpisah lagi daripadanya sedikit sekali, apalagi sebagiannya tak
kecuali pada saat-saat waktu tidur . . . . mempunyai kesempatan untuk mencatat
Begitulah berjalan selama masa empat Hadits-hadits yang diucapkan oleh Rasul.
tahun yang dilaluinya bersama Rasulullah
saw. yakni sejak ia masuk Islam sampai Sebenarnya Abu Hurairah bukanlah
wafatnya Nabi, pergi ke sisi Yang Maha seorang penulis, ia hanya seorang ahli
Tinggi. Kita katakan: ―Waktu yang hafal yang mahir, di samping memiliki
empat tahun itu tak ubahnya bagai
suatu usia
kesempatan atau mampu mengadakan Abu Hurairah telah memberikan
kesempatan yang diperlukan itu, karena ia penjelasan untuk menghilangkan
tak punya tanah yang akan digarap, dan kecurigaan ini, dan menghapus keragu-
tidak pula perniagaan yang akan diurus… . raguan yang menulari para shahabatnya,
maka katanya: ―Tuan-tuan telah
Ia pun menyadari bahwa dirinya termasuk mengatakan bahwa Abu Hurairah banyak
orang yang masuk Islam belakangan, maka sekali mengeluarkan Hadits dari Nabi saw.
ia bertekad untuk mengejar ketinggalan- . . . Dan tuan-tuan katakan pula orang--
nya, dengan cara mengikuti Rasul terus- orang Muhajirin yang lebih dahulu
menerus dan secara tetap menyertai daripadanya masuk Islam, tak ada
majlisnya . . .. Kemudian disadarinya pula menceritakan Hadits-hadits itu … ?
adanya bakat pemberian Allah ini pada Ketahuilah, bahwa shahabat-shahabatku
dirinya, berupa daya ingatannya yang luas orang-orang Muhajirin itu, sibuk dengan
dan kuat, Serta semakin sertambah kuat, perdagangan mereka di pasar-pasar,
tajam dan luas lagi dengan do‘a Rasul sedang shahabat-shahabatku orang-orang
saw., agar pemilik bakat ini diberi Allah Anshar sibuk dengan tanah pertanian
mereka …. Sedang aku adalah seorang
berkat. miskin, yang paling banyak menyertai
majlis Rasulullah, maka aku hadir sewaktu
Ia menyiapkan dirinya dan menggunakan yang lain absen .. dan aku selalu ingat
bakat dan kemampuan karunia Ilahi untuk seandainya mereka lupa karena kesibukan
memikul tanggung jawab dan memelihara ….
peninggalan yang sangat penting ini dan
mewariskannya kepada generasi kemudian Dan Nabi saw. pernah berbicara kepada
…. kami di suatu hari, kata beliau:

Abu Hurairah bukan tergolong dalam ―Siapa yang membentangkan serbannya


barisan penulis, tetapi sebagaimana telah hingga selesai pembicaraanku, kemudian
kita utarakan, ia adalah seorang yang ia meraihnya ke dirinya, maka ia takkan
terampil menghafal lagi kuat ingatan . . . . terlupa akan suatu pun dari apa yang
Karena ia tak punya tanah yang akan telah didengarnya daripadaku … ! ―
ditanami atau perniagaan yang akan
menyibukkannya, ia tidak berpisah dengan Maka kuhamparkan kainku, lalu beliau
Rasul, baik dalam perjalanan maupun di berbicara kepadaku, kemudian kuraih kain
kala menetap …. itu ke diriku, dan demi Allah, tak ada suatu
pun yang terlupa bagiku dari apa yang
Begitulah ia mempermahir dirinya dan telah kudengar daripadanya . . . ! Demi
ketajaman daya ingatnya untuk menghafal Allah, kalau tidaklah karena adanya ayat di
Hadits-hadits Rasulullah saw. dan dalam Kitabullah niscaya tidak akan
pengarahannya. Sewaktu Rasul telah kukabarkan kepada kalian sedikit jua pun!
pulang ke Rafikul ‗Ala (wafat), Abu Ayat itu ialah:
Hurairah terus-menerus menyampaikan
Hadits-hadits, yang menyebabkan ―Sesungguhnya orang-orang yang
sebagian shahabatnya merasa heran sambil menyembunyikan apaapa yang telah Kami
bertanya-tanya di dalam hati, dari mana turunkan berupa keterangan-keterangan
datangnya Hadits-hadits ini, kapan dan petunjuk, sesudah Kami nyatakan
didengarnya dan diendapkannya dalam kepada manusia di dalam Kitab mereka
ingatannya …. itulah yang dikutuk oleh Allah dan dikutuk
oleh para pengutuk (Malatkat-malatkat) . .
. !‖
Demikianlah Abu Hurairah menjelaskan campur-baur yang tak berguna dan tak
rahasia kenapa hanya ia seorang diri yang perlu terjadi . . . !
banyak mengeluarkan riwayat dari
Rasulullah saw. Oleh karena ini Umar berpesan:
―Sibukkanlah dirimu dengan al-
Yang pertama: karena ia melowongkan Quran karena dia adalah kalam Allah . . .
waktu untuk menyertai Nabi lebih banyak ―. Dan katanya lagi: ―Kurangilah
dari para shahabat lainnya. olehmu meriwayatkan perihal Rasulullah
kecuali yang mengenai amal
Kedua, karena ia memiliki daya ingatan perbuatannya!‖
yang kuat, yang telah-diberi berkat oleh
Rasul, hingga ia jadi semakin kuat …. Dan sewaktu beliau mengutus Abu Musa
al-Asy‘ari ke Irak ia berpesan kepadanya:
Ketiga, is menceritakannya bukan karena ―Sesungguhnya anda akan mendatangi
ia gemar bercerita, tetapi karena keyakinan suatu kaum yang dalam mesjid mereka
bahwa menyebarluaskan Hadits-hadits ini, terdengar bacaan alQuran seperti suara
merupakan tanggung jawabnya terhadap lebah, maka biarkanlah seperti itu, dan
Agama dan hidupnya. Kalau tidak jangan anda bimbangkan mereka dengan
dilakukannya berarti ia menyembunyikan Hadits-hadits, dan aku menjadi pendukung
kebaikan dan haq, dan termasuk orang anda dalam hal ini …….
yang lalat yang sudah tentu akan
menerima hukuman kelalatannya. … ! Al-Quran sudah dihimpun dengan jalan
yang sangat cermat, hingga terjamin
Oleh sebab itulah ia harus memberitakan, keasliannya tanpa dapat dirembesi oleh
tak suatu pun yang menghalanginya dan hal-hal lainnya …. Adapun Hadits, maka
tak seorang pun boleh melarangnya . . . Umar tidak dapat menjamin bebasnya dari
hingga pada suatu hari Amirul Mu‘minin pemalsuan atau perubahahan atau
Umar berkata kepadanya: diambilnya sebagai alat untuk mengada -
―Hendaklah kamu hentikan menyampaikan ada terhadap Rasulullah saw. dan
berita dari Rasulullah! Bila tidak, merugikan Agama Islam.. ..
maka‘kan kukembalikan kau ke tanah
Daus … !‖ (yaitu tanah kaum dan Abu Hurairah menghargai pandangan
keluarganya). Umar, tetapi ia juga percaya terhadap
dirinya dan teguh memenuhi amanat,
Tetapi larangan ini tidaklah mengandung hingga ia tak hendak menyembunyikan
suatu tuduhan bagi Abu Hurairah, suatu pun dari Hadits dan ilmu
hanyalah sebagai pengukuhan dari suatu
pandangan yang dianut oleh Umar, yaitu selama diyakininya bahwa
agar orang-orang Islam dalam jangka mrnyembunyikannya adalah dosa dan
waktu tersebut, tidak membaca dan kejahatan.
menghafalkan yang lain, kecuali al-Quran
sampai ia melekat dan mantap dalam hati Demikianlah, setiap ada kesempatan untuk
sanubari dan pikiran …. menumpahkan isi dadanya berupa Hadits
yang pernah didengar dan ditangkapnya
Al-Quran adalah Kitab suci Islam, tetap saja disampaikan dan dikatakannya
Undang-undang Dasar dan kamus ….
lengkapnya, dan terlalu banyaknya cerita
tentang Rasulullah saw. teristimewa lagi Hanya terdapat pula suatu hal yang
pada tahun-tahun menyusul wafatnya saw., merisaukan, yang menimbulkan kesulitan
saat sedang dihimpunnya al-Quran, dapat bagi Abu Hurairah ini, karena seringnya ia
menyebabkan kesimpangsiuran dan bercerita dan banyaknya Haditsnya yaitu
adanya tukang Hadits yang lain yang sambil shalat sepertiga malam kemudian
menyebarkan hadits-hadits dari Rasul saw. dilanjutkan oleh isterinya sepertiga malam
Dengan menambah-nambah dan melebih- dan sepertiganya lagi dimanfaatkan oleh
lebihkan hingga para. shahabat tidak puterinya Dengan demikian, tak ada satu
t
merasa puas erhadap sebagian besar dari saat pun yang berlalu setiap malam di
Hadits-haditsnya. Orang itu namanya rumah Abu Hurairah, melainkan
Ka‘ab al-Ahbaar, seorang Yahudi yang berlangsung di sana ibadat, dzikir dan
masuk Islam. shalat!

Pada suatu hari Marwan bin Hakam Karena keinginannya memusatkan


bermaksud menguji kemampuan perhatian untuk menyertai Rasul saw. ia
menghafal dari Abu Hurairah. Maka pernah menderita kepedihan lapar yang
dipanggilnya ia dan dibawanya duduk jarang diderita orang lain. Dan pernah ia
bersamanya, lalu dimintanya untuk menceritakan kepada kita bagaimana rasa
mengabarkan hadits-hadits dari Rasulullah lapar telah menggigit-gigit perutnya, maka
saw. Sementara itu disuruhnya penulisnya diikatkannya batu dengan surbannya ke
menuliskan apa yang diceritakan Abu perutnya itu dan ditekannya ulu hatinya
Hurairah dari balik dinding. Sesudah dengan kedua tangannya, lalu terjatuhlah
berlalu satu tahun, dipanggilnya Abu ia di mesjid sambil menggeliat-geliat
Hurairah kembali, dan dimintanya mem- kesakitan hingga sebagian shahabat
bacakan lagi hadits-hadits yang dulu itu menyangkanya ayan, padahal sama sekali
Yang telah ditulis oleh sekretarisnya. bukan … !
Ternyata tak ada yang terlupa oleh Abu
Hurairah walau agak sepatah kata pun … ! Semenjak ia menganut Islam tak ada yang
memberatkan dan menekan perasaan Abu
Ia berkata tentang dirinya: — ―Tak ada Hurairah dari berbagai persoalan hidupnya
seorang pun dari shabat-shahabat Rasul ini, kecuali satu masalah yang hampir
Yang lebih banyak menghafal Hadits dari menyebabkannya tak dapat memejamkan
pada aku, kecuali Abdullah bin ‗Amr bin mata. Masalah itu ialah mengenai ibunya,
‗Ash, karena ia pandai menuliskannya karena waktu itu ia menolak untuk masuk
sedang aku tidak . . . ―. Dan Imam Syafi‘I Islam . . . . Bukan hanya sampai di sana
mengemukakan pula pendapatnya tentang saja, bahkan ia menyakitkan perasaannya
Abu Hurairah: — ―Ia seorang yang paling dengan menjelek-jelekkan Rasulullah di
banyak hafal di antara seluruh perawi depannya ….
Hadits semasanya‖. Sementara Imam

Bukhari menyatatakan pula: Ada kira- Pada suatu hari ibunya itu kembali
kira delapan ratus orang atau lebih dari mengeluarkan kata-kata Yang
shahabat tabi‘in dan ahli ilmu yang menyakitkan hati Abu Hurairah tentang
meriwayatkan Hadits dari Abu Hurairah‖. Rasulullah saw., hingga ia tak dapat
menahan tangisnya dikarenakan sedihnya,
Demikianlah Abu Hurairah tak ubah bagai lalu ia pergi ke mesjid Rasul . .. . Marilah
suatu perpustakaan besar yang telah kita dengarkan ia menceritakan lanjutan
ditaqdirkan kelestarian dan keabadiannya berita kejadian itu sebagai berikut:
….
Sambil menangis aku datang kepada
Abu Hurairah termasuk seorang ahli ibadat Rasulullah, lalu kataku: — ―Ya Rasulallah,
yang mendekatkan diri kepada Allah, aku telah meminta ibuku masuk Islam.
selalu melakukan ibadat bersama isterinya Ajakanku itu ditolaknya, dan hari ini aku
dan anak-anaknya semalam-malaman pun baru saja memintanya masuk Islam.
secara bergiliran; mula- mula ia berjaga Sebagai jawaban ia malah mengeluarkan
kata-kata yang tak kusukai terhadap diri seseorang sedang ia mempunyai dua
anda. Karenanya mohon anda doakan pasang pakaian maka sewaktu
kepada Allah kiranya ibuku itu ditunjuki- meninggalkan jabatannya nanti haruslah
Nya kepada Islam … orang itu hanya mempunyai dua pasang
pakaian juga … malah lebih utama kalau
Maka Rasulullah saw. berdoa: ―Ya Allah ia hanya memiliki satu pasang saja!
tunjukilah ibu Abu Hurairah!‖ Apabila waktu meninggalkan jabatan itu
terdapat tanda-tanda kekayaan, maka ia
Aku pun berlari mendapatkan ibuku untuk takkan luput dari interogasi Umar,
menyampaikan kabar gembira tentang doa sekalipun kekayaan itu berasal dari jalan
Rasulullah itu. Sewaktu sampai di muka halal yang dibolehkan syara‘! Suatu dunia
pintu, kudapati pintu itu terkunci. Dari luar lain . . yang diisi oleh Umar dengan hal-
kedengaran bunyi gemercik air, dan suara hal luar biasa dan mengagumkan … !
ibu memanggilku: ―Hai Abu
Hurairah, tunggulah di tempatmu itu . . . !‖ Rupanya sewaktu Abu Hurairah
memangku jabatan sebagai kepala daerah
Di waktu ibu keluar ia memakai baju Bahrain ia telah menyimpan harta yang
kurungnya, dan membalutkan berasal dari sumber yang halal. Hal ini
selendangnya sambil mengucapkan: diketahui oleh Umar, maka ia pun
―Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu dipanggilnya datang ke Madinah . . . Dan
anna Muhammadan ‗abduhu wa Rasuluh . mari kita dengarkan Abu Hurairah
..― memaparkan soal jawab ketus yang ber-
langsung antaranya dengan Amirul
Aku pun segera berlari menemui Mu‘minin Umar; Kata Umar: ―Hai musuh
Rasulullah saw. sambil menangis karena Allah dan musuh kitab-Nya, apa engkau
gembira, sebagaimana dahulu aku telah mencuri harta Allah?‖ Jawabku:
menangis karena berduka, dan kataku ―Aku bukan musuh Allah dan tidak
padanya: ―Kusampaikan kabar suka Pula musuh Kitab-Nya …hanya aku
ya Rasulallah, bahwa Allah telah menjadi musuh orang yang memusuhi
mengabulkan doa anda . . . , Allah telah keduanya dan aku bukanlah orang yang
menunjuki ibuku ke dalam Islam … ―. mencuri harta Allah . . . !‖ Dari mana kau
Kemudian kataku Pula: ―Ya Rasulallah, peroleh sepuluh ribu itu? Kuda
mohon anda doakan kepada Allah, agar kepunyaanku beranak-pinak dan
aku dan ibuku dikasihi oleh orang-orang pemberian orang berdatangan . . . .
Mu‘min, baik laki-laki maupun Kembalikan harta itu ke perbendaharaan
perempuan!‖ Maka Rasul berdoa: ―Ya negara (baitul maal) … !
Allah, mohon engkau jadikan hamba-Mu
ini beserta ibunya dikasihi oleh sekalian Abu Hurairah menyerahkan hartanya itu
orang-orang Mu‘min, laki-laki dan pe- kepada Umar, kemudian ia mengangkat
rempuan … !‖ tangannya ke arah langit sambil berdoa:
―Ya Allah, ampunilah Amirul Mu‘minin
Abu Hurairah hidup sebagai seorang ahli …….
ibadah dan seorang mujahid . .. tak pernah
ia ketinggalan dalam perang, dan tidak Tak selang beberapa lamanya. Umar
Pula dari ibadat. Di zaman Umar bin memanggil Abu Hurairah kembali dan
Khatthab ia diangkat sebagai amir untuk menawarkan jabatan kepadanya di wilayah
daerah Bahrain, sedang Umar sebagaimana baru. Tapi ditolaknya dan dimintanya maaf
kita ketahui adalah seorang yang sangat karena tak dapat menerimanya. Kata Umar
keras dan teliti terhadap pejabat-pejabat kepadanya: — ―Kenapa, apa sebabnya?‖
yang diangkatnya. Apabila ia mengangkat Jawab Abu Hurairah: ―Agar kehormatanku
tidak sampai tercela, hartaku tidak
dirampas, punggungku tidak dipukul … !‖
Kemudian katanya lagi: ―Dan aku takut
menghukum tanpa ilmu dan bicara tanpa
belas kasih … !‖

Pada suatu hari sangatlah rindu Abu


Hurairah hendak bertemu dengan Allah ….
Selagi orang-orang yang mengunjunginya
mendoakannya cepat sembuh dari
sakitnya, ia sendiri berulang-ulang
memohon kepada Allah dengan berkata:
―Ya Allah, sesungguhnya aku telah sangat
rindu hendak bertemu dengan-Mu,
Semoga Engkau pun demikian . . . !‖
Dalam usia 78 tahun, tahun yang ke-59
Hijriyah ia pun berpulang ke rahmatullah.
Di sekeliling orang-orang shaleh penghuni
pandam pekuburan Baqi‘, di tempat yang
beroleh berkah, di sanalah jasadnya di-
baringkan . . . ! Dan sementara orang-
orang yang mengiringkan jenazahnya
kembali dari pekuburan, mulut dan lidah
mereka tiada henti-hantinya membaca
Hadits yang disampaikan Abu Hurairah
kepada mereka dari Rasul yang mulia ….

Salah seorang di antara mereka yang baru


masuk Islam sertanya kepada temannya:
―Kenapa syekh kita yang telah
berpulang ini diberi gelar Abu Hurairah
(bapak kucing)? Tentu temannya yang
telah mengetahui akan menjawabnya: ―Di
waktu jahiliyah namanya dulu Abdu
Syamsi, dan tatkala ia memeluk Islam, ia
diberi nama oleh Rasul dengan
Abdurrahman. Ia sangat penyayang kepada
binatang dan mempunyai seekor kucing,
yang selalu diberinya makan,
digendongnya, dibersihkannya dan
diberinya tempat. Kucing itu selalu
menyertainya seolah- olah bayang-
bayangnya. Inilah sebabnya ia diberi gelar
―Bapak kucing‖, moga-moga Allah ridla
kepadanya dan menjadikannya ridla
kepada Allah … !
AL-BARRA BIN MALIK mempertahankan haq dan melenyapkan
“ALLAH DAN SURGA … !” bathil
Dia adalah salah seorang di antara dua Dia tak pernah ketinggalan dalam setiap
bersaudara yang hidup mengabdikan diri peperangan baik bersama Rasul ataupun
kepada Allah, dan telah mengikat janji tidak …. Pada suatu hari teman-temannya
dengan Rasulullah saw. yang tumbuh dan datang mengunjunginya, ia sedang sakit,
berkembang bersama sama. Yang pertama dibacanya air muka mereka lalu katanya:
bernama Anas bin Malik khadam ―Mungkin kalian takut aku mati di atas
Rasulullah saw. Ibunya yang bernama tempat tidurku. Tidak, demi Allah, Tuhan
Ummu Sulaim membawanya kepada tidak akan menghalangiku mati syahid . . .
Rasul, sedang umurnya pada waktu itu !‖
baru sepuluh tahun, seraya katanya:
―Ya Rasulallah … ! Ini Anas, pelayan anda Allah benar-benar telah meluluskan
yang akan melayani anda, doakanlah ia harapannya, ia tidak mati di atas tempat
kepada Allah!‖ tidurnya, tetapi ia gugur menemui syahid
dalam salah satu pertempuran yang
Rasulullah mencium anak itu antara kedua terdahsyat … !
matanya lalu mendoakannya, doa mana
tetap membimbing usianya yang panjang Kepahlawanan Barra‘ di medan perang
ke arah kebaikan dan keberkahan . . . . Yamamah wajar dan cocok dengan watak
Rasul telah mendoakannya dengan kata- serta tabiatnya. Wajar untuk seorang
kata berikut: — ―Ya Allah pahlawan yang sampai-sampai Umar
banyakkanlah harta dan anaknya, mewasiatkan agar ia jangan jadi komandan
berkatilah ia dan masukkanlah ia ke surga pasukan, disebabkan keberaniannya yang
… !‖ luar biasa, keperwiraan dan ketetapan
hatinya menghadang maut …. Semua
Ia hidup sampai usia 99 tahun dan diberi- sifatnya itu akan menyebabkan
Nya anak dan cucu yang banyak, begitu kepemimpinannya dalam pasukan
pula Allah memberinya rizqi, berupa membahayakan anak buahnya dan dapat
kebun yang luas dan subur, yang dapat membawa kebinasaan . . . !
menghasilkan panen buah-buahan dua kali
dalam setahun … Barra‘ berdiri di medan perang Yamamah,
ketika balatentara Iislam yang berada di
Yang kedua dari dua bersaudara itu ialah bawah komando Khalid, bersiap-siap
Barra‘ bin Malik …. Ia termasuk golongan untuk menyerbu. la berdiri dan merasakan
terkemuka dan terhormat, menjalani detik-detik itu, yakni saat sebelum
kehidupannya dengan bersemboyan panglimanya memerintahkan maju, amat
―Allah dan surga. . . . ―. Dan barang lama sekali, sertahun-tahun layaknya . . . .
siapa melihatnya ia sedang berperang Kedua matanya yang tajam bergerak-gerak
mempertahankan Agama Allah, niscaya dengan cepatnya menyelusuri seluruh
akan melihat hal ajaib di balik ajaib … ! medan tempur, seolah-olah sedang
mencari-cari tempat bersemayam yang
Ketika ia berhadapan pedang dengan sebaik-baiknya untuk seorang pahlawan . .
orang-orang musyrik, Barra‘ bukanlah . . Memang tak ada yang menyibukkannya
orang yang hanya mencari kemenangan, di antara segala urusan dunia, kecuali
sekalipun kemenangan termasuk tujuan . . . tujuan yang satu ini!
,tetapi tujuan akhirnya ialah mencari
syahid Seluruh cita-citanya mati syahid, Dimulai dengan berjatuhannya korban di
menemui ajalnya di salah suatu pihak kaum musyrikin penyeru
gelanggang pertempuran dalam
kedhaliman dan kebathilan akibat Khalid, dimintanya untuk buka suara .. ..
ketajaman dan tebasan pedangnya al- Maka Barra‘ pun menyerukan kata-kata
Barra‘ yang ampuh . . . . Kemudian di yang penuh gemblengan semangat dan
akhir pertempuran, suatu pukulan pedang kepahlawanan, beralasan dan kuat . . . .
mengenai tubuhnya dari tangan seorang Wahai penduduk Madinah Tak ada
musyrik, menyebabkan tubuh kasarnya Madinah bagi kalian sekarang. Yang ada
jatuh ke tanah, sementara tubuh halusnya hanya Allah dan surga … !‖
menempuh jalannya membubung ke
tingkat yang tertinggi ke mahligai para Ucapan itu menunjukkan jiwa
syuhada tempat kembalinya orang-orang pembicaranya, dan menjelaskan watak
yang beroleh berkah….Itulah khayalannya akhlaqnya. Benarlah . . . yang tinggal
ketika ia menunggu komando hanyalah Allah dan surga! Karena di
dalam suasana dan tempat seperti ini,
Khalid mengumandangkan takbir tidaklah wajar ada fikiran-fikiran kepada
―Allahu Akbar‖, maka majulah seluruh yang lain walau kota Madinah, ibu kota
barisan yang bersatu-padu menuju Negara Iislam, tempat rumah tangga, isteri
sasarannya, dan maju pula peng‘asyik dan anak-anak mereka! Sekarang tidak
maut Barra‘ bin Malik …. patut mereka berfikir ke sana! Sebab bila
mereka sampai dikalahkan, maka tak ada
Ia terus mengejar anak buah dan pengikut artinya kota Madinah lagi
si pembohong Musailamah dengan
pedangnya, hingga mereka berjatuhan lak- Kata-kata Barra‘ ini meresap laksana . . .
sana daun kering di musim rontok . . . . laksana apakah? Setiap tamsil apapun
Tentara Musailamah bukanlah tentara yang tidaklah tepat, karena tidak sepadan
lemah dan sedikit jumlahnya … bahkan ia dengan hasil yang ditimbulkannya. Maka
adalah tentara murtad yang paling baiklah kita katakan saja, kata-kata Barra‘
berbahaya …. ini telah meresap dan itu sudah cukup … !
Dan dalam waktu yang tidak lama, suasana
Baik bilangan maupun perlawanan serta pertempuran pun kembali kepada
perjuangan mati-matian prajuritnya, keadaannya semula ….
merupakan bahaya di atas semua bahaya
Kaum Muslimin beroleh kemajuan sebagai
Mereka menjawab serangan Kaum pendahuluan bagi suatu kemenangan yang
Muslimin dengan perlawanan yang gemilang. Dan orang-orang musyrikin
mencapai puncak kekerasannya sehingga tersungkur ke jurang kekalahan yang amat
hampir-hampir mereka mengambil alih pahit …. Pada saat itu Barra‘ bersama
kendali pertempuran dan merubah kawan-kawannya berjalan dengan bendera
perlawanan mereka menjadi serangan Muhammad saw. hendak mencapai tujuan
balasan yang utama . . . . Orang-orang musyrik
mundur dan melarikan diri ke belakang.
Waktu itulah kegelisahan terasa merembes Mereka berkumpul dan berlindung di suatu
ke dalam barisan Kaum Muslimin. Melihat perkebunan besar yang mereka ambil
situasi ini, para komandan dan pimpinan sebagai benteng pertahanan.
pasukan sambil terus bertempur berdiri di
atas pelana, berseru dengan kalimat- Pertempuran menjadi reda, dan semangat
kalimat yang membangkitkan semangat Muslimin agak surut. Jika begini naga-
dan. meneguhkan hati. naganya, dengan siasat yang dipakai anak
buah Serta tentara Musailamah bertahan di
Barra‘ bin Malik mempunyai suara indah perkebunan itu, mungkin suasana
dan keras …. Ia dipanggil oleh panglima
peperangan akan berbalik dan berubah yang menimpa dirinya ini belum lagi dapat
arah lagi. mengantarkannya kepada apa yang dicita-
citakannya ….
Maka di saat yang genting itu, Barra‘ naik
ke suatu tempat yang ketinggian, lalu Namun yang demikian itu tidak
berseru: ‖Wahai Kaum Muslimin, menyebabkan Barra‘ berputus asa ….
bawalah aku dan lemparkan ke tengah-
tengah mereka ke dalam kebun itu … !‖ Kafir dan musyrik masih menyerang ….
Melintang menghalangi Agama Allah
Bukankah sudah kukatakan kepada anda berkembang Seruan jihad tetap
sekalian, bahwa ia tidak mencari menang berkumandang ….
tetapi mencari syahid … ? la benar-benar
telah membayangkan bahwa langkah ini Jalan ke surga masih terbentang.
adalah penutup yang terbaik bagi
kehidupannya, dan bentuk yang terindah Dahulu Rasulullah meramalkan bahwa
untuk kematiannya . . . ! Sewaktu ia permintaan dan doanya akan dikabulkan
dilemparkan ke dalam kebun itu nanti, Allah. Tinggal baginya tetap berdoa . . .
maka ia segera membukakan pintu bagi memohon dikaruniai mati syahid, dan ia
Kaum Muslimin, dan bersamaan itu tak perlu buru-buru, karena setiap ajal
pedang-pedang orang musyrikin akan sudah ada ketentuannya . . .
melukai dan mengoyak-ngoyak tubuhnya,
tetapi di waktu itu pula pintu-pintu surga Sekarang Barra‘ telah sembuh dari luka-
akan terbuka lebar memperlihatkan luka perang Yamamah . . . . Dan kini ia
kemewahan dan keni‘matannya untuk maju lagi bersama pasukan tentara Iislam
menyambut mempelai baru dan mulia . . .! ,
yang pergi hendak menghalau semua
kekuatan kedhaliman ke jurang
Barra‘ rupanya tidak menunggu ia kehancurannya, yakni nun di sana di mana
digotong dan dilemparkan, malah, ia masih berdiri dua kerajaan raksasa dan
sendiri yang memanjat dinding dan aniaya, yaitu Romawi dan Persi, yang
melemparkan dirinya ke dalam kebun dan dengan tentaranya yang ganas menduduki
langsung membuka pintu yang terus negeri-negeri Allah, memperbudak hamba-
diserbu oleh tentara Iislam …. Akan tetapi hamba-Nya dan mengintip kelengahan
mimpi Barra‘ belum lagi terlaksana, tak ummat Iislam . . . . Barra‘ memukulkan
ada rupanya pedang-pedang musyrikin pedangnya dan di setiap tempat bekas
yang sampai mencabut nyawanya, hingga pukulan itu berdiri dinding yang kukuh
tidak pula ia menemukan kematian yang dalam membina islam yang akan tumbuh
selama ini didambakan …. Benarlah apa di bawah bendera islam dengan cepat tak
yang dikatakan oleh Abu Bakar r.a.: — ubahnya bagai timbulnya matahari
menjelang Siang . . .
―Songsong dan carilah kematian, pasti
akan mendapatkan kehidupan … !‖ Dalam salah satu peperangan di Irak,
orang-orang Persi mempergunakan setiap
Memang tubuh pahlawan itu mendapat cara yang rendah dan biadab yang dapat
lebih dari delapan puluh tusukan dari mereka lakukan sebagai perlindungan.
pedang-pedang musyrikin Mereka menggunakan pengait-pengait
menyebabkannya menderita luka lebih dari yang diikatkan ke ujung rantai yang
delapan puluh lubang, sehingga sebulan dipanaskan dengan api, mereka lempar
sesudah perang berlalu masih juga dari dalam benteng mereka, hingga dapat
dideritanya, dan Khalid sendiri ikut menyambar Kaum Muslimin dan
merawatnya di waktu itu. Tetapi semua
mengaitnya secara tiba-tiba sedang korban bin Khatthab menulis surat kepada Sa‘ad
tidak dapat melepaskan dirinya. bin Abi Waqqash di Kufah agar
mengirimkan pasukan tentara ke Ahwaz ..
Adapun Barra‘ dan abangnya Anas bin . dan menulis surat pula kepada Abu Musa
Malik mendapat tugas bersama al Asy‘ari di Basrah agar mengirimkan
sekelompok Muslimin untuk merebut juga pasukan ke Ahwaz, sambil berpesan
salah satu benteng-benteng itu. Tetapi tiba- dalam surat itu: ―Angkatlah sebagai
tiba salah satu pengait ini jatuh dan komandan pasukan Suhail bin ‗Adi dan
menyangkut ke tubuh Anas, sedang ia hendaklah ia dampingi oleh Barra‘ bin
tidak sanggup memegang rantai untuk Malik … !‖
melepaskan dirinya, karena masih panas
dan bernyala . . . . Barra‘ menyaksikan Dan bertemulah pasukan yang datang dari
peristiwa yang seram ini ….Dengan cepat Kufah dengan yang datang dari Basrah
ia menuju saudaranya yang sedang ditarik untuk menghadapi tentara Persi di suatu
ke atas oleh pengait dengan talinya yang pertempuran yang seru dan seram. Di
panas menuju lantai dinding benteng …. kalangan tentara islam terdapat dua orang
Dengan keberanian yang luar biasa bersaudara utama yaitu Anas bin Malik
dipegangnya rantai itu dengan kedua dan Barra‘ bin Malik . . . .
tangannya, lalu direnggut dan
disentakkannya sekuat-kuatnya, hingga Pertempuran dimulai dengan perang
akhirnya ia dapat melepaskan diri dari tanding satu lawan satu; Barra‘ sendiri
rantai itu, dan selamatlah Anas dari menjatuhkan sampai seratus penantang
bahaya. dari Persi . . . . Kemudian berkecamuklah
perang yang membaur di antara kedua
Bersama orang-orang sekelilingnya pasukan dan dari kedua belah pihak
dilihatnya kedua telapak itu tidak ada lagi berjatuhan korban yang tak sedikit.
di tempatnya . . . ! Dagingnya rupa-
rupanya telah meleleh karena terbakar dan Sebagian shahabat mendekati Barra‘
yang tinggal hanyalah kerangkanya yang sementara perang sedang berlangsung itu;
memerah coklat dan terbakar hangus … ! mereka menghimbaunya sambil berkata;
— ―Masih ingatkah engkau, hai Barra‘
Sang pahlawan kembali menghabiskan akan sabda Rasul tentang dirimu: Berapa
waktu yang cukup lama pula untuk banyak orang yang berambut kusut masai
memulihkan luka bakarnya sampai dan berdebu dari punya hanya dua pakaian
sembuh betul … ! lapuk hingga tidak diperhatikan orang
sama sekali, padahal seandainya ia
Apakah belum juga datang masanya bagi memohon kutukan kepada Allah bagi
si pencinta maut itu untuk mencapai mereka, pastilah akan diluluskannya … !
maksudnya? Sudah, sekarang sudah datang Dan di antara orang-orang itu ialah Barra‘
masanya . . . ! Inilah dia pertempuran bin Malik … ! Wahai Barra‘ bersumpahlah
Tutsur akan datang, dan di sinilah kamu kepada Tuhanmu, agar Ia
balatentara islam‘ akan berhadapan dengan mengalahkan musuh dan menolong kita …
bala tentara Persi, dan di sinilah pula !‖
Barra‘ dapat merayakan pestanya yang
terbesar …. Maka Barra‘ mengangkat kedua tangannya
ke arah langit dengan berendah diri lalu
Penduduk Ahwaz dan Persi telah berdoa: ‖Ya Allah, kalahkan mereka . . .
berhimpun dalam suatu pasukan tentara dan tolonglah kami atas mereka dan
yang amat besar hendak menyerang Kaum pertemukanlah daku hari in dengan
Muslimin . . . . Amirul Mu‘minin Nabi- Mu . . . !‖
Umar
Dilayangkannya pandangannya yang lama
kepada saudaranya Anas yang berperang
berdampingan dengannya, seakan-akan
hendak mengucapkan selamat tinggal . – -
– Dan menyerbulah Kaum Muslimin
dengan keberanian yang tak takut mati,
suatu keberanian yang tak dikenal dunia
kecuali dari mereka …. Dan mereka pun
beroleh kemenangan, suatu kemenangan
yang nyata . . . !

Di tengah-tengah para syuhada yang jadi


qurban pertempuran, terdapatlah Barra‘
dengan wajahnya menampilkan senyuman,
senyum manis seperti cahaya fajar. Tangan
kanannya sedang menggenggam segumpal
tanah berlumuran darah, yaitu darahnya
yang suci . . .. Dan pedangnya masih
tergeletak di sampingnya . . . . kuat tak
terpatahkan, rata tanpa goresan ….
Musafir itu telah sampai ke kampungnya .
. . . Bersama-sama temannya yang syahid
ia telah mencapai perjalanan hidup yang
agung lagi mulia, dan mereka menerima
panggilan dari Ilahi;

―Itulah surga yang Kami wariskan untuk


kalian, sebagai balasan atas amal
perbuatan kalian … !‖ (Q.S. 7 al-Aral:
43)
UTBAH BIN GHAZWAN dan tombaknya. Ia melemparkan
“ESOK LUSAH AKAN tombaknya dengan ketepatan yang luar
KALIAN LIHAT PEJABAT- biasa, dan bersama-sama kawan-kawannya
PEJABAT PEMERINTAHAN orangorang Mu‘minin lainnya
YANG LAIN DARIPADAKU” digunakannya panah untuk menghancur-
kan alam hidup dan berfikir usang dengan
Di antara Muslimin yang lebih dulu masuk segala berhala dan kebohongannya.
Islam, dan di antara muhajirin pertama
yang hijrah ke Habsyi, kemudian ke Di waktu Rasul yang mulia wafat
Madinah . .. , dan di antara pemanah menemui Tuhannya Yang Maha Tinggi ia
pilihan yang tak banyak jumlahnya yang belum lagi hendak meletakkan senjatanya
telah berjasa besar di jalan Allah, terdapat bahkan selalu berkelana berperang di
seorang laki-laki yang berperawakan muka bumi. Dan ketika berhadapan
tinggi dengan muka bercahaya dan rendah dengan tentara Persi ia melakukan
hati, namanya Utbah bin Ghazwan …. perjuangan yang tak ada taranya . . . .
la adalah orang ketujuh dari kelompok Amirul Mu‘minin Umar mengirimkannya
tujuh perintis yang bai‘at berjanji setia, ke Ubullah untuk membebaskan negeri itu
dengan menjabat tangan kanan Rasulullah dan membersihkan buminya dari orang-
dengan tangan kanan mereka, bersedia orang Persi yang menjadikannya sebagai
menghadapi orang-orang Quraisy yang batu loncatan untuk menghancurkan
sedang memegang kekuatan dan kekuatan Islam yang sedang maju melintas
kekuasaan serta gemar menuruti nafsu wilayah-wilayah kerajaan Persi serta untuk
angkara …. membebaskan negeri Allah dan hamba-
Nya dari cengkraman penjajahan mereka
Pada hari-hari pertama dimulainya da‘wah …. Dan berkatalah Umar kepadanya
dan pada hari-hari penderitaan dan sewaktu melepaskan bersama tentaranya:
kesukaran, Utbah bersama kawan-
kawannya telah memegang teguh suatu ―Berjalanlah anda bersama anak buah
prinsip hidup yang mulia, yang kelak anda, hingga sampai batas terjauh dari
kemudian menjadi bekal dan makanan negeri Arab, dan batas terdekat negeri
bagi hati nurani manusia dan akan Persi
berkembang menjadi luas melalui
perkembangan masa …. Pergilah dengan restu Allah dan berkah-
Nya . . . ! Serulah ke jalan Allah siapa
Sewaktu Rasulullah, saw. menyuruh yang mau dan bersedia … !
shahabat-shahabatnya berhijrah ke Habsyi,
termasuklah Utbah di antara orang muha- Dan siapa yang menolak hendaklah ia
jirin itu . . . . Tetapi kerinduannya kepada membayar pajak
Nabi saw. tidak membiarkannya menetap
di sana, segeralah ia menjelajah daratan Dan bagi setiap penantang, maka pedang
dan mengarungi lautan kembali ke Mekah, bagiannya, tanpa pilih bulu …
lalu tinggal di sana di samping Rasul
hingga datang saatnya hijrah ‗ke Madinah,
* Tabahlah menghadapi musuh serta
maka Utbah pun hijrahlah bersama Kau m
taqwalah kepada Allah Tuhanmu … !‖
Muslimin lainnya.. .
Pergilah Utbah memimpin pasukannya
Dan semenjak orang-orang Quraisy
yang tidak seberapa besar itu hingga
melakukan gangguannya dan melancarkan
sampai ke Ubullah . . . Ketika itu orang-
peperangan, Utbah selalu membawa panah
orang Persi telah menyiapkan bala tentara
mereka yang terkuat. Utbah pun menyusun mulut kami pecah-pecah dan luka-luka! Di
kekuatannya dan berdiri di muka suatu hari aku beroleh rizqi sehelai baju
pasukannya sambil membawa tombak di burdah, lalu kubelah dua, yang sebelah
tangannya yang belum pernah meleset dari ‗
kuberikan kepada Sa‘ad bin Malik dan
sasarannya semenjak ia berkenalan dengan sebelah lagi kupakai untuk diriku …
tombak. Ia berseru di tengah-tengah
tentaranya: — ―Allahu Akhbar, shadaqa Utbah sangat menakuti dunia yang akan
wadah ―, artinya ―Allah Maha Besar, merusak Agamanya. Dan dia menakuti
la menepati janjiNya. hal yang serupa terhadap Kaum
Muslimin. Karena itu ia selalu
Dan seolah-olah ia dapat membaca apa membimbing mereka atas kesederhanaan
yang akan terjadi, karena tak lama setelah dan hidup bersahaja. Banyak orang yang
terjadi pertempuran kecil-kecilan, Ubullah mencoba hendak merubah
pun menyerahlah dan daerahnya pendiriannya dan
dibersihkan dari tentara Persi, dan membangkitkan dalam jiwanya
penduduknya terbebas dari kekejaman kesadaran sebagai penguasa, Serta hak-
selama ini, yang mereka rasakan tak ubah haknya sebagai seorang penguasa,
dengan mereka … dan benarlah Allah terutama di negeri-negeri yang raja-
yang Maha Besar itu telah menepati janji- rajanya belum terbiasa dengan zuhud
Nya … ! dan hidup sederhana sementara
penduduknya menghargai tanda-tanda
Di tempat berdirinya Ubullah itu, Utbah lahiriah yang berlebihan dan gemerlapan
membangun kota Basrah dengan …. Terhadap hal-hal ini Utbah
dilengkapi sarana perkotaan termasuk menjawabnya dengan katanya: ‖Aku
sebuah mesjid besar . . . . Dan sekarang ia berlindung diri kepada Allah dari
bermaksud meninggalkan negeri itu dan sanjungan orang terhadap diriku karena
kembali ke Madinah, menjauhkan diri dari kemewahan dunia, tetapi kecil pada sisi
urusan pemerintahan, tapi Amirul Allah. .. !‖
Mu‘minin Umar keberatan dan
menyuruhnya tetap di sana . . . . Dan tatkala dilihatnya rasa keberatan pada
wajah-wajah orang banyak karena sikap
Utbah pun memenuhi keinginan khalifah, kerasnya membawa mereka kepada
membimbing rakyat melaksanakan shalat,‘ kewajaran dan hidup sederhana, berkatalah
memberi pengertian dalam soal Agama, ia kepada mereka: ‖Besok lusa akan
menegakkan hukum dengan adil, serta kalian lihat pimpinan pemerintahan
memberi contoh teladan yang sangat dipegang orang lain menggantikan daku …
mengagumkan tentang kezuhudan, wara !‖
dan kesederhanaan ….
Dan datanglah musim haji, diwakilkannya
Dengan tekun dikikisnya kemewahan dan pemerintahan Basrah kepada salah seorang
sikap berlebih-lebihan sekuat dayanya, temannya, dan ia pun pergilah menunaikan
sehingga menjengkelkan mereka yang ibadah haji. Sewaktu ia telah selesai
dipengaruhi oleh ni‘mat kesenangan dan menunaikan ibadahnya berangkatlah ia ke
hawa nafsu …. Pada suatu hari Utbah pun Madinah. Di sana ia memohon kepada
berdiri berpidato di tengah-tengah mereka, Amirul Mu‘minin agar diperkenankan
katanya: ‖Demi Allah, sesungguhnya mengundurkan diri dari pemerintahan
telah kalian lihat aku bersama Rasulullah
saw. sebagai salah seorang kelompok Tetapi Umar tiada hendak menyia-nyiakan
tujuh, yang tak punya makanan kecuali corak kepribadian dari orang-orang zuhud
daun-daun kayu, sehingga bagian dalam seperti ini yang menjauhkan diri dari
barang yang amat didambakan dan
menjadi incaran orang-orang lain. Pernah
beliau berkata kepada mereka:
―Apakah kalian hendak menaruh amanat
di atas pundakku . ! Kemudian kalian
tinggalkan aku memikulnya seorang diri . .
. ? Tidak, demi Allah tidak kuidzinkan
untuk selama-lamanya …

Dan demikianlah pula yang diucapkannya


kepada Utbah bin Ghazwan . . . . Dan
karenanya mau tak mau Utbah harus patuh
dan taat, maka ia pergi menuju
kendaraannya, hendak menungganginya
kembali ke Basrah.

Tetapi sebelum naik ke atas kendaraan itu,


ia menghadap ke arah kiblat, lalu
mengangkat kedua telapak tangannya yang
lemah lunglai itu ke langit sambil,
memohon kepada Tuhannya azza wajalla,
agar ia tidak dikembalikan-Nya ke Basrah
dan tidak pula kepada pimpinan
pemerintahan untuk selama-lamanya….
Dan doanya pun diperkenankan Tuhannya
. . . . Selagi ia dalam perjalanan ke wilayah
pernerintahannya, maut dating
menjemputnya . . . . Ruhnya naik ke
pangkuan Penciptanya, bersukacita dengan
pengurbanan dan darma baktinya,
.
kezuhudan dan kesahajaannya Begitupun
karena nikmat yang telah di sempurnakan-
Nya dan oleh karena pahala yang telah
disediakan untuk dirinya ….
TSABIT BIN QEIS Kemudian ia menyeru manusia agar
JURU BICARA RASULULLAH beriman kepadanya, maka berimanlah
orang-orang muhajirin dari kaum dan karib
Hassan adalah penyair Rasulullah dan kerabatnya . . . yakni orang-orang yang
penyair Islam . . . . Dan Tsabit adalah juru termulia keturunannya, dan yang paling
bicara Rasulullah dan juru bicara Islam …. baik amal perbuatannya. Dan setelah itu,
Kalimat dan kata-kata yang keluar dari kami orang-orang Anshar, adalah yang
mulutnya kuat, padat, keras, tegas dan pertama pula memperkenankan seruannya.
mempesonakan …. Kami adalah pembela-pembela Agama
Allah dan pendukung RasulNya….‖.
Pada tahun datangnya utusan-utusan dari
berbagai penjuru semenanjung Arabia, Tsabit telah menyaksikan perang Uhud
datanglah ke Madinah perutusan Bani bersama Rasulullah saw. dan peperangan-
Tamim yang mengatakan kepada peperangan penting sesudah itu. Corak
Rasulullah saw.: ‖Kami datang akan pengurbanannya menakjubkan, sangat
berbangga diri kepada anda, maka menakjubkan . . . ! Dalam peperangan-
idzinkanlah kepada penyair dan juru bicara peperangan menumpas orang-orang
kami menyampaikannya … !‖ Maka murtad, ia selalu berada di barisan
Rasulullah, saw. tersenyum, lalu terdepan, membawa bendera Anshar, dan
katanya; menebaskan pedangnya yang tak pernah
―Telah kuidzinkan bagi juru bicara kalian, menumpul dan tak pernah berhenti ….
silakanlah . . !‖
Di perang Yamamah yang telah beberapa
Juru bicara mereka Utharid bin Hajib pun kali kita bicarakan, Tsabit melihat
berdirilah dan mulai membanggakan terjadinya serangan mendadak yang
kelebihan-kelebihan kaumnya . . . . Dan dilancarkan oleh tentara Musailamatul
sewaktu pernyatakannya telah selesai, Kaddzab terhadap Muslimin di awal
Nabi pun berkata kepada Tsabit bin Qeis: pertempuran, maka berserulah ia dengan
―Berdirilah dan jawablah!‖ suaranya yang keras memberi
peringatan:
Tsabit bangkit menjawabnya: ‖Demi Allah, bukan begini caranya kami
―Alhamdulillah, segala puji bagi Allah‖. berperang bersama Rasulullah
―Langit dan bumi adalah ciptaan-Nya, saw………………………………… ―‗
dan titah-Nya telah berlaku padanya. Kemudian ia pergi tak seberapa jauh, dan
Ilmu-Nya meliputi kerajaan-Nya, tidak tiada lama kembali sesudah membalut
satu pun yang ada kecuali dengan karunia- badannya dengan balutan jenazah dan
Nya memakai kain kafan, lalu berseru lagi:
Kemudian dengan qodrat-Nya juga, ‖Ya Allah, sesungguhnya aku berlepas
dijadikan-Nya kita golongan dan bangsa- diri kepada-Mu dari apa yang dibawa
bangsa. mereka . . . yakni tentara Musailamah . .
Dan Ia telah memilih dari makhluk-Nya . dan aku memohon ampun kepada-Mu
yang terbaik seorang Rasul-Nya . . . . dari apa yang diperbuat mereka . . .
Berketurunan, berwibawa dan jujur kata yakni Kaum Muslimin yang kendor
tuturnya . . . . semangat dalam peperangan . . . !‖
Dibekalinya al-Quran, dibebaninya amanat
. . . . Membimbing ke jalan persatuan Maka segeralah bergabung kepadanya
ummat …. Salim bekas sahaya Rasulullah saw.
Dialah pilihan Allah dari yang ada di alam sedang ia adalah pembawa bendera
semesta . . . . muhajirin . . . . Keduanya menggali lobang
yang dalam untuk mereka
berdua. Kemudian mereka masuk dengan Bicaranya itu dijawab oleh Nabi saw.
berdiri di dalamnya, lalu mereka sambil tertawa senang:
timbunkan pasir ke badan mereka sampai ―Engkau tidaklah termasuk dalam
menutupi setengah badan . . . . golongan mereka itu, bahkan engkau hidup
Demikianlah mereka berdiri tak ubah dengan kebaikan …. dan mati dengan
bagai dun tonggak yang kokoh, setengah kebaikan ….
badan mereka terbenam ke dalam pasir dan dan engkau akan masuk surga . . . !‖
terpaku ke dasar lobang …. sementara
setengah bagian atas dadanya, kening dan Dan sewaktu turun firman Allah Ta‘ala:
kedua lengan mereka siap menghadapi ―Wahai orang-orang yang beriman,
tentara penyembah berhala dan orang-- janganlah kalian angkat suara melebihi
orang pembohong …. Tak henti-hentinya suara Nabi . . . dan jangan kalian berkata
mereka memukulkan pedang terhadap kepada Nabi dengan suara keras
setiap tentara Musailamah yang mendekat, sebagaimana kerasnya,suara sebahagian
sampai akhirnya kedua mereka mati syahid kalian terhadap sebahagian yang lainnya,
di tempat itu, dan reduplah sudah sinar karena dengan demikian amalan kalian
sang surya mereka … ! akan gugur, sedang kalian tidak
menyadarinya … !‖ (Q.S. 49 al-Hujurat: 2)
Peristiwa syahidnya kedua pahlawan r.a.
ini bagaikan pekikan dahsyat yang Tsabit menutup pintu rumahnya lagi, lalu
menghimbau Kaum Muslimin agar segera menangis . . . . Rasul mencarinya dan
kembali kepada kedudukan mereka hingga menanyakan tentang dirinya, kemudian
akhirnya mereka berhasil menghancurkan mengirimkan seseorang untuk
tentara Musailamah, mereka tersungkur memanggilnya …. Dan Tsabit pun
menutupi tanah bekas mereka berpijak …. datanglah ….

Dan Tsabit bin Qeis yang mencapai Rasulullah menanyainya mengapa tidak
kedudukan puncak sebagai jubir dan kelihatan muncul, yang dijawabnya:
sebagai pahlawan perang, juga memiliki ‖Sesungguhnya aku ini seorang manusia
jiwa yang selalu ingin kembali menghadap yang keras suara … dan sesungguhnya aku
Allah Maha Pencipta, hatinya khusyu‘ dan pernah meninggikan suaraku dari suaramu
tenang tenteram. Ia adalah pula salah wahai Rasulullah . .. ! Karena itu tentulah
seorang Muslimin yang paling takut dan amalanku menjadi gugur dan aku termasuk
pemalu kepada Allah …. penduduk neraka … !‖ Rasulullah pun
menjawabnya: ‖Engkau tidaklah termasuk
Sewaktu turun ayat mulia: salah seorang di antara mereka bahkan
―Sesungguhnya Allah tidak suha pada engkau hidup terpuji . . . dan nanti akan
setiap orang yang congkak dan sombong‖. berperang sampai syahid, hingga Allah
(Q.S. 31 Luqman:18) bakal memasukkanmu ke dalam surga . .
.!‖
Tsabit menutup pintu rumahnya dan duduk
menangis …. Lama din terperanjak begitu Masih tinggal dalam kisah Tsabit ini satu
saja, sehingga sampai beritanya kepada peristiwa lagi, yang kadang-kadang tak
Rasulullah saw. yang segera dapat diterima dengan puas oleh hati
memanggilnya dan menanyainya. Maka orang-orang yang memusatkan pikiran,
kata Tsabit: ‖Ya Rasulallah, aku senang perasaan dan mimpimimpi mereka kepada
kepada pakaian yang indah, dan kasut alam kebendaan yang sempit semata, yakni
yang bagus, dan sungguh aku takut dengan alam yang selalu mereka raba, mereka
ini akan menjadi orang yang congkak dan lihat atau mereka cium … !
sombong …
Namun bagaimanapun, peristiwa itu benar- Setelah Kaum Muslimin pulang kembali
benar terjadi, dan tafsirnya nyata dan ke Madinah, orang tadi menceritakan
mudah bagi setiap orang yang di samping mimpinya kepada khalifah, beliau pun me-
mempergunakan mata lahir, mau pula laksanakan wasiat Tsabit …. Satu-satunya
menggunakan mata bathinnya…. wasiat dari seorang yang telah meninggal
ialah wasiatnya Tsabit bin Qeis yang
Setelah Tsabit menemui syahidnya di terlaksana dengan sempurna.
medan pertempuran, melintaslah di
dekatnya salah seorang Muslimin yang ―Dan jangan sekali-kali kalian sangka
baru saja masuk Islam dan ia melihat pada orang-orang yang gugur di jalan Allah itu
tubuh Tsabit masih ada baju besinya yang mati,karena sebenarnya mereka masih
berharga maka menurut dugaannya ia hidup, dan diberi rizqi di sisi Tuhan
berhak mengambilnya untuk dirinya, lalu mereka. . . !‖(Q.S. 3 Ali Imran: 169)
diambilnya . . . Dan marilah kita serahkan
kepada empunya riwayat itu
menceritakannya sendiri:

―Selagi seorang laki-laki Muslimin sedang


nyenyak tidur, ia didatangi Tsabit dalam
tidurnya itu, yang berkata padanya:
―Aku hendak mewasiatkan kepadamu satu
wasiat tapi jangan sampai kau katakan
bahwa ini hanya mimpi lalu kamu sia-
siakan!

Sewaktu aku gugur sebagai syahid, lewat


ke dekatku seseorang Muslim lalu
diambilnya baju besiku . . . . Rumahnya
sangat jauh, orang tersebut memiliki kuda
kepalanya mendongak ke atas seakan-akan
tertarik tali kekangnya ….

Baju besi itu disimpan ditutupi sebuah


periuk besar, dan periuk itu ditutupi pelana
unta (sakeduk) …. Pergilah kepada Khalid
minta ia untuk mengirimkan orang
mengambilnya! Kemudian apabila kamu
sampai ke kota Madinah menghadap
khalifah Abu Bakar, katakan kepadanya
bahwa aku mempunyai utang sekian
banyaknya, aku mohon agar ia bersedia
membayarnya ….

Maka sewaktu laki-laki itu terbangun dari


tidurnya, ia menghadap kepada Khalid bin
Walid, lalu diceritakannyalah mimpi itu . .
.. Khalid pun mengirimkan untuk mencari
dan mengambil baju besi itu, lalu
menemukannya sebagai digambarkan
dengan sempurna oleh Tsabit . . – .
USAID BIN HUDHAIR dengarkan kalimat-kalimat petunjuk yang
PAHLAWAN HARI SAQIFAH mengajak mereka kepada Allah yang
diserukan Mush‘ab bin Umeir . . . . Tiba-
Ia mewarisi akhlaq mulia dari nenek tiba mereka dikejutkan oleh kedatangan
moyangnya turun temurun . . . . Ayahnya Usaid yang melampiaskan segala
Hudlairul Kata‘ib adalah seorang pe- kemarahan dengan berangnya …. Mush‘ab
mimpin Aus dan termasuk salah seorang lalu berkata: ―Sudikah anda
bangsawan Arab di zaman jahiliyah, dan duduk mendengarkannya? Bila ada sesuatu
salah seorang hulubalang mereka yang yang menyenangkan anda, anda dapat
perkasa . . . .seorang penyair pernah menerimanya, dan jika anda tidak
berpantun mengenai ayahnya ini: menyukainya, kami hentikan apa yang
tidak anda sukai itu … !‖
―Andainya maut mau menghindar
dari orang perkasa niscaya ia akan Usaid adalah seorang yang cemerlang
membiarkan Hudlair ketika ini otaknya, tenang hatinya, sehingga digelari
menutupkan pintunya Ia hanya akan oleh penduduk Madinah dengan al-Kamil,
berkeliling, sampai malam datang si ―sempurna‖ . . . yakni gelar
menjelma Lalu mengambil tempat duduk yang dimiliki ayahnya dulu . . . Maka
dan berdendang dengan asyiknya‖. tatkala diperhatikannya Mush‘ab
mengandalkan hukum logika dan akal itu,
Usaid mewarisi ketinggian martabat ditancapkannya tombaknya ke tanah, lalu
ayahnya; ia adalah salah seorang berkata kepada Mush‘ab: ‖Benar kata anda
pemimpin Madinah dan bangsawan Arab itu! Nah, cobalah anda kemukakan apa
dan pemanah pilihan yang tak banyak yang ada pada anda!‖
jumlahnya. Sewaktu Islam telah memilih
dirinya dan ia ditunjuki ke jalan yang Mush‘ab lalu membacakan ayat-ayat al-
mulia lagi terpuji bertambah memuncaklah Quran dan menjelaskan seruan Agama
kemuliaannya, dan bertambah tinggi baru ini . . . , Agama yang haq, dan Nabi
martabatnya, yakni di kala ia mengambil Muhammad saw diperintahkan untuk
kedudukan menjadi salah seorang pelopor menyampaikan dan mengibarkan
penganut Agama Islam dan pembela Allah benderanya. Orang-orang yang menghadiri
serta pembela Rasul-Nya .. . majlis ini sama mengatakan: ―Demi Allah
sebelum mengucapkannya telah terlihat
Sewaktu Rasulullah mengirim Mush‘ab pada wajah Usaid sikap keislamannya
bin Umeir ke Madinah untuk mengajari …… Kita mengenalnya pada cahaya muka
orang-orang Muslimin Anshar yang telah dan sikap lunaknya … !‖
mengangkat bai‘at kepada Nabi untuk
membela Islam di Baitul Aqabah yang Belum lagi selesai Mush‘ab dengan
pertama, dan untuk menyeru orang-orang pembicaraannya, Usaid pun berseru
lain kepada Agama Allah .. pada waktu itu dengan amat terkesan: ―Alangkah baiknya
Usaid bin Hudlair dan Sa‘ad bin Muadz, kata-kata ini dan alangkah indahnya . .. !
kedua-duanya adalah pemimpin kaumnya Apa yang kalian lakukan bila kalian
duduk merundingkan tentang perantau hendak masuk Agama ini . . . !‘ Jawab
asing yang datang dari Mekah Mush‘ab:
mengenyampingkan agama mereka serta
menyeru kepada Agama baru yang belum ―Anda bersihkan badan, pakaian, dan
mereka kenal …. ucapkan syahadat yang haq, kemudian
anda shalat . . . !‖
Di majlis Mush‘ab dan As‘ad bin Zurarah
ini, Usaid melihat banyak orang yang
dengan penuh minat dan perhatian men-
Sesungguhnya kepribadian Usaid, benar- diharapkan .. . . Kalau begitu, baiklah
benar kepribadian yang lurus, kuat dan dibangkitkannya semangat keberanian
murni, begitu ia mengenal jalannya, ia Sa‘ad sebagai suatu cara untuk
tidak ragu-ragu lagi maju melangkah mendorongnya pergi ke majlis Mush‘ab
menyambutnya dengan kebulatan hati …. sampai ia mendengar dan menyaksikannya
Usaid tegak berdiri untuk menerima sendiri . . . . Maka bagaimana jalan
Agama yang telah membuka pintu hatinya selanjutnya untuk mencapai ini … ?
dan menyinari dasar jiwanya, lalu ia mandi
dan membersihkan diri, kemudian sujud Sebagaimana telah kita sebutkan dahulu,
kepada Allah Tuhan semesta alam, Mush‘ab menjadi tamu di rumah As‘ad bin
menyatakan keislamannya dan Zurarah …sedang As‘ad bin Zurarah
menyampaikan perpisahan kepada masa- adalah anak bibi dari Sa‘ad bin Mu‘adz . .
masa kemusyrikan dan jahiliyah . . . ! . Maka kata Usaid kepada Sa‘ad:
―Sungguh, aku telah mendapat
Kewajiban Usaid sekarang ini ialah segera berita bahwa Bani Haritsah telah berangkat
kembali kepada Sa‘ad bin Mu‘adz, untuk ke rumah As‘ad bin Zurarah hendak
menyampaikan laporan dari tugas yang membunuhnya, padahal mereka tahu
dibebankan kepadanya semula . . . yaitu bahwa ia adalah anak bibinya … !‖
untuk mengancam Mush‘ab bin Umeir dan
mengusirnya . . . . Dan iapun kembalilah Didorong oleh rasa amarah dan semangat
kepada Sa‘ad .. .. Belum lagi Usaid sampai pembelaan, Sa‘ad bangkit langsung
ke dekat mereka, Sa‘ad mengatakan mengambil tombaknya dan dengan
kepada orang-orang sekelilingnya: ―Aku ‗
bergegas pergi ke tempat As‘ad dan
bersumpah, sungguh Usaid telah datang Mush‘ab yang ketika itu sedang
sekarang ini, tetapi dengan air muka yang berkumpul bersama Kaum Muslimin
berlainan dari sewaktu ia pergi tadi … !‖ lainnya . . . . Sewaktu ia sampai ke dekat
Benar . . . ia pergi dengan muka yang majlis, ia tidak menemukan keributan
masam berkerut dengan rasa amarah dan ataupun kegaduhan, yang ada malah
permusuhan, dan kembali dengan wajah sakinah atau ketenangan yang meliputi
yang diliputi rahmat dan nur, sakinah seluruh jama‘ah, sedang di tengah-tengah
kedamaian … ! mereka berada Mush‘ab bin Umeir
membacakan ayat-ayat Allah dengan
Usaid memutuskan akan mempergunakan penuh khusyu‘, sementara yang lain
kecerdikannya. . .la tahu benar bahwa menyimakkannya dengan penuh
Sa‘ad bin Mu‘adz sama betul dengan perhatian
dirinya tentang kebersihan jiwa, kekerasan ....
kemauan, ketenangan berfikir dan
ketepatan penilaian …. Dan ia mengetahui Ketika itu mengertilah Sa‘ad akan siasat
bahwa tak akan ada penghalang antaranya yang telah diatur Usaid untuk
dengan Islam sesudah mendengar sendiri menjebaknya, yaitu agar ia datang ke
apa yang telah didengarnya tadi tentang majlis ini dan dapat mendengarkan sendiri
kalam Allah, yang begitu baik dibacakan pembicaraan Mush‘ab bin Umeir sebagai
dan diuraikan kepada mereka oleh utusan utusan Islam. Dan tidak salah firasat Usaid
Rasulullah, Mush‘ab bin Umeir . . . mengenai shahabatnya! Tak lama setelah
Sa‘ad mendengarkannya, maka dibukakan
Tetapi seandainya dikatakannya kepada Allah lah dadanya untuk menerima Islam,
Sa‘ad: ―Sebenarnya aku telah dan secepat kilat iapun telah mengambil
masuk Islam, pergilah pula kamu masuk kedudukannya di barisan orang-orang
Islam‖, niscaya akan mengundang beriman yang mula pertama …
pertentangan yang menimbulkan akibat
yang tidak
Dalam hati serta akal Usaid bersinar Allah . .. ! Demi Allah dialah yang rendah,
cahaya iman yang kuat …. Keimanan dan andalah yang mulia … !
memberinya bekal sifat hati-hati,
penyantun dan penilaian yang tepat yang Kemudian kata Usaid pula:
menjadikannya sebagai orang kepercayaan ―Ya Rasulallah, kasihanilah dia, demi
…. Allah, ketika Allah membawa anda kepada
kami, kaumnya sedang menyiapkan
Dalam peperangan Bani Musthaliq mahkota untuk ditaruh di atas kepalanya
meledaklah dendam yang terpendam di karena ia akan mereka angkat menjadi raja
dada Abdullah bin Ubai tokoh munafiqin di kota Madinah; ia memandang Islam
maka katanya kepada orang-orang telah merenggut kerajaan itu dari
sekitarnya dari penduduk Madinah: tangannya . . .
―Kalian telah menempatkan mereka !‖
di negeri kalian, dan kamu berbagi harta
dengan mereka …. Ketahuilah, demi Dengan daya pikir yang mendalam, sikap
Allah, seandainya kalian tak memberikan yang tenang dan ucapan yang jelas, Usaid
lagi apa yang ada di tangan kalian kepada senantiasa berhasil memecahkan per-
mereka niscaya mereka akan berpindah ke soalan-persoalan dengan analisa-
lain negeri, bukan negeri kalian ini! Ingat analisanya yang nyata, tepat dan tajam ….
demi Allah, kalau nanti kita kembali ke
Madinah, niscaya orang-orang mulia akan Di hari Saqifah, tak lama setelah wafatnya
mengusir orang-orang yang hina dari sana Rasulullah saw. Segolongan orang Anshar
. . . !‖ yang dikepalai oleh Sa‘ad bin Ubadah
mengumumkan bahwa mereka lebih
Seorang shahabat yang mulia Zaid bin berhak memegang khilafah, sewaktu debat
Arqam mendengar kalimat-kalimat, dan tukar fikiran semakin panas, maka
bahkan racun kemunafikan yang pendirian Usaid sebagaimana kita ketahui
membakar ini. Karenanya menjadi ia adalah seorang tokoh
kewajibannya untuk memberitahukannya
kepada Rasulullah saw. Perasaan Rasul Anshar mempunyai pengaruh besar dalam
sangat tertusuk kebetulan Usaid menemui menjernihkan suasana, dan kalimat-
kalian, Nabi saw. pun bertanya kepadanya: kalimat yang diucapkannya laksana cahaya
fajar di waktu subuh dalam menentukan
Belum sampaikah kepadamu apa yang arah ….
diucapkan oleh shahabatmu?
Usaid berdiri mengucapkan pidato yang
Shahabat yang mana ya Rasulallah? Ujar ditujukan kepada kaumnya dari golongan
Usaid. Anshar, katanya: ‖Tuan-tuan mengetahui
bahwa Rasulullah saw. adalah dari
Abdullah bin Ubai. golongan Muhajirin . . . ? Karenanya
khalifah juga sewajarnyalah dari golongan
Ucapan apa yang anda dengar? Muhajirin! Dan sesungguhnya kita, adalah
pembela Rasulullah . . . maka kewajiban
Katanya, seandainya ia kembali ke kita sekarang untuk membela khalifahnya .
Madinah, maka yang mulia akan . . Ternyata kata-kata itu menjadi si tawar
mengeluarkan yang hina daripadanya! dan si dingin . . .

Demi Allah, andalah yang akan Usaid bin Hudlair r.a. hidup sebagai
mengeluarkannya dari Madinah insya seorang ahli ibadah dan yang taat, yang
mengurbankan jiwa dan hartanya di jalan
kebaikan dan menjadikan wasiat
Rasulullah saw. terhadap orang Anshar
sebagai pedoman dan sikap hidupnya:

―Shabar dan tabahlah kalian . . . . sampai


kalian menjumpai aku di telaga surga . . . .
―.

Oleh karena Agama dan akhlaqnya ia


dimuliakan dan dicintai Abu Bakar
Shiddiq dan begitu pula la memperoleh
kedudukan yang serupa di hati Amirul
Mu‘minin Umar dan di hati semua
shahabat yang lain.

Mendengar alunan suaranya bila ia sedang


membaca alQuran seolah-olah beroleh
harta rampasan yang sangat digemari oleh
para shahabat. Suaranya khusyu‘
mempesona dan menerangi jiwa, hingga
menurut Rasulullah saw. Malaikat pernah
mendekati pembacanya di suatu malam
khusus untuk mendengarkannya….

Pada bulan Sya‘ban tahun 20 Hijriah,


berpulanglah Usaid . . . . Amirul Mu‘minin
tidak mau ketinggalan turut serta memikul
sendiri jenazahnya di atas bahunya dalam
mengantarkan ke makamnya. Di bawah
tanah Baqi‘, di sanalah para shahabat
menyimpan tubuh seorang Mu‘min besar.
Mereka kembali ke kota dengan
mengenangkan jasa-jasanya sambil
mengulang ulang sabda Rasul yang mulia
tentang dirinya: ―Sebaik-baik laki-laki,
Usaid bin Hudlair …
ABDURRAHMAN BIN AUF katanya: ―Ingat, aku pernah mendengar
“APA SEBABNYA ANDA Rasulullah saw. bersabda: —
MENANGIS,
HAI ABU MUHAMMAD … ?” ―Kulihat Abdurrahman bin ‗Auf masuk
surga dengan perlahan-lahanl‖
Pada suatu hari, kota Madinah sedang
aman dan tenteram, terlihat debu tebal Abdurrahman bin ‗Auf masuk surga
yang mengepul ke udara, datang dari dengan perlahan-lahan. . . ? Kenapa ia
tempat ketinggian di pinggir kota; debu itu tidak memasukinya dengan melompat atau
semakin tinggi bergumpal-gumpal hingga berlari kencang bersama angkatan pertama
hampir menutup ufuk pandangan mata. para shahabat Rasul . . . ? Sebagian
Angin yang bertiup menyebabkan shahabat menyampaikan ceritera Aisyah
gumpalan debu kuning dari butiran-butiran kepadanya, maka ia pun teringat pernah
sahara yang lunak, terbawa menghampiri mendengar Nabi saw. Hadits ini lebih dari
pintu-pintu kota, dan berhembus dengan satu kali dan dengan susunan kata yang
kuatnya di jalan-jalan raya. berbeda-beda.
Orang banyak menyangka ada angin ribut Dan sebelum tali-temali perniagaannya
yang menyapu dan menerbangkan pasir. dilepaskannya, ditujukannya langkah-
Tetapi kemudian dari balik tirai debu itu langkahnya ke rumah Aisyah lalu berkata
segera mereka dengar suara hiruk pikuk, kepadanya: ―Anda telah mengingatkanku
yang memberi tahu tibanya suatu iringan suatu Hadits yang tak pernah
kafilah besar yang panjang. kulupakannya 11 Kemudian
ulasnya lagi: ―Dengan ini aku
Tidak lama kemudian, sampailah 700 mengharap dengan sangat agar anda
kendaraan yang sarat dengan muatannya menjadi saksi, bahwa kafilah ini dengan
memenuhi jalan-jalan kota Madinah dan semua muatannya berikut kendaraan dan
menyibukkannya. Orang banyak saling perlengkapannya, ku persembahkan di
memanggil dan menghimbau menyaksikan jalan Allah ‗azza wajalla !‖ Dan
keramaian ini Serta turut bergembira dan dibagikannyalah seluruh muatan 700
bersukacita dengan datangnya harta dan kendaraan itu kepada semua penduduk
rizqi yang dibawa kafilah itu . . . Madinah dan sekitarnya sebagai perbuatan
baik yang maka besar ….
Ummul Mu‘minin Aisyah r.a. demi
mendengar suara hiruk pikuk itu ia Peristiwa yang satu ini saja, melukiskan
bertanya: ―Apakah yang telah terjadi di gambaran yang sempurna tentang
kota Madinah . . . ?‖ Mendapat jawaban, kehidupan shahabat Rasulullah,
bahwa kafilah Abdurrahman bin ‗Auf baru Abdurrahman bin ‗Auf. Dialah saudagar
datang dari Syam membawa barang- yang berhasil. Keberhasilan yang paling
barang dagangannya . . . . Kata Ummul besar dan lebih sempurna! Dia pulalah
Mu‘minin lagi: ―Kafilah yang telah orang yang kaya raya. Kekayaan yang
menyebabkan semua kesibukan ini?‖ paling banyak dan melimpah ruah . . . !
―Benar, ya Ummal Mu‘- minin .. . karena Dialah seorang Mu‘min yang bijaksana
ada 700 kendaraan … !‖ Ummul Mu‘rrinin yang tak sudi kehilangan bagian
menggeleng-gelengkan kepalanya, sembari keuntungan dunianya oleh karena
melayangkan pandangnya jauh menembus, keuntungan Agamanya, dan tidak suka
seolah-olah hendak mengingat-ingat harta benda kekayaannya
kejadian yang pernah dilihat atau ucapan meninggalkannya dari kafilah iman dan
yang pernah didengarnya. Kemudian pahala surga. Maka dialah r.a. yang mem-
baktikan harta kekayaannya dengan
kedermawanan dan pemberian yang Mekah, lalu hijrah untuk kedua kalinya ke
tidak Habsyi dan kemudian hijrah ke Madinah . .
terkira, dengan hati yang puas dan rela … . . ikut bertempur di perang Badar, Uhud
dan peperangan-peperangan lainnya . . . .
Kapan dan bagaimana masuknya orang
besar ini ke dalam Islam? Ia masuk Islam Keberuntungannya dalam perniagaan
sejak fajar menyingsing .. .. Ia telah sampai suatu batas yang membangkitkan
memasukinya di saat-saat permulaan dirinya pribadi ketakjuban dan keheranan,
da‘wah, yakni sebelum Rasulullah saw. hingga katanya:
memasuki rumah Arqam dan
menjadikannya sebagai tempat pertemuan ―Sungguh, kulihat diriku, seandainya
dengan para shahabatnya orangorang aku mengangkat batu niacaya kutemukan
Mu‘min . . . di bawahnya emas dan perak … !‖
Dia adalah salah seorang dari delapan Perniagaan bagi Abdurrahman bin ‗Auf
orang yang dahulu masuk Islam …. Abu r.a. bukan berarti rakus dan loba . . . .
Bakar datang kepadanya menyampaikan Bukan pula suka menumpuk harta atau
Islam, begitu juga kepada Utsman bin hidup mewah dan ria! Malah itu adalah
‗Affan, Zubair bin Awwam, Thalhah bin suatu amal dan tugas kewajiban yang
Ubedillah, dan Sa‘ad bin Abi Waqqash. keberhasilannya akan menambah dekatnya
Maka tak ada persoalan yang tertutup bagi jiwa kepada Allah dan berqurban di jalan-
mereka, dan tak ada keraguraguan yang Nya ….
menjadi penghalang, bahkan mereka
segera pergi bersama Abu Bakar Shiddiq Dan Abdurrahman bin ‗Auf seorang yang
menemui Rasulullah saw. menyatakan berwatak dinamis, kesenangannya dalam
bai‘at dan memikul bendera Islam . . . . amal yang mulia di mana juga adanya ….
Apabila ia tidak sedang shalat di mesjid,
Dan semenjak keIslamannya sampai dan tidak sedang berjihad dalam
berpulang menemui Tuhannya dalam umur mempertahankan Agama tentulah ia
tujuh puluh lima tahun, ia menjadi teladan sedang mengurus perniagaannya yang
yang cemerlang sebagai seorang Mu‘min berkembang pesat, kafilah-kafilahnya
yang besar. Hal ini menyebabkan Nabi membawa ke Madinah dari Mesir dan
saw. memasukkannya dalam sepuluh Syria barang-barang muatan yang dapat
g
orang yang telah diberi kabar embira memenuhi kebutuhan seluruh jazirah Arab
sebagai ahli surga. berupa pakaian dan makanan

Dan Umar r.a. mengangkatnya pula Dan watak dinamisnya ini terlihat sangat
sebagai anggota kelompok musyawarah menonjol, ketika Kaum Muslimin hijrah
yang berenam yang merupakan calon ke Madinah …. Telah menjadi kebiasaan
khalifah yang akan dipilih sebagai Rasul pada waktu itu untuk
penggantinya, seraya katanya: mempersaudarakan dua orang shahabat,
―Rasulullah wafat dalam keadaan ridla salah seorang dari muhajirin warga Mekah
kepada mereka!‖ dan yang lain dari Anshar penduduk
Madinah.
Segeralah Abdurrahman masuk Islam
menyebabkannya menderitakan nasib Persaudaraan ini mencapai
malang berupa penganiayaan dan kesempurnaannya dengan cara yang
penindasan dari Quraiay . . . . Dan sewaktu harmonis yang mempesonakan hati.
Nabi saw., memerintahkan para Orang-orang Anshar penduduk Madinah
shahabatnya hijrah ke Habsyi, Ibnu ‗Auf membagi dua seluruh kekayaan miliknya
ikut berhijrah kemudian kembali lagi ke
dengan saudaranya orang muhajirin . . . , dengan setepattepatnya, pula
sampai-sampai soal rumah tangga. Apabila digunakannya untuk memperkokoh
ia beristeri dua orang diceraikannya yang hubungan kekeluargaan serta membiayai
seorang untuk memperisteri saudaranya … sanak saudaranya, serta menyediakan
! perlengkapan yang diperlukan tentara
Islam ….
Ketika itu Rasul yang mulia
mempersaudarakan antara Abdurrahman Bila jumlah modal niaga dan harta
bin ‗Auf dengan Sa‘ad bin Rabi‘ . . . Dan kekayaan yang lainnya ditambah
marilah kita dengarkan shahabat yang keuntungannya yang diperolehnya, maka
mulia Anas bin Malik r.a. meriwayatkan jumlah kekayaan Abdurrahman bin ‗Auf
kepada kita apa yang terjadi: itu dapat diperkirakan apabila kita
memperhatikan nilai dan jumlah yang
‖ . . . dan berkatalah Sa‘ad kepada dibelanjakannya pada jalan Allah
Abdurrahman: ―Saudaraku, aku adalah Rabbul‘alamin! Pada suatu hari ia
penduduk Madinah yang kaya raya, mendengar Rasulullah saw. bersabda:—
silakan pilih separoh hartaku dan
ambillah! Dan aku mempunyai dua ―Wahai Ibnu ‗Auf! anda termasuk
orang istri, coba perhatikan yang lebih golongan orang kaya … dan anda akan
menarik perhatian anda, akan kuceraikan masuk surge secara perlahan-lahan . . . !
ia hingga anda dapat memperisterinya … Pinjamkanlah kekayaan itu kepada Allah,
!‖ pasti Allah mempermudah langkah anda
…!
Jawab Abdurrahman bin ‗Auf:
―Moga- moga Allah memberkati anda, istri Semenjak ia mendengar nasihat Rasulullah
dan harta anda! Tunjukkanlah letaknya ini dan ia menyediakan bagi Allah
pasar agar aku dapat berniaga . . . !‖ pinjaman yang baik, maka Allah pun
memberi ganjaran kepadanya dengan
Abdurrahman pergi ke pasar, dan berjual berlipat ganda.
belilah di sana … ia pun beroleh
keuntungan … ! Di suatu hari ia menjual tanah seharga 40
ribu dinar, kemudian uang itu dibagi-
Kehidupan Abdurrahman bin ‗Auf di bagikannya semua untuk keluarganya dari
Madinah baik semasa Rasulullah saw. Bani Zuhrah, untuk para istri Nabi dan
maupun sesudah wafatnya terus meningkat untuk kaum fakir miakin.
…. Barang apa saja yang ia pegang dan
dijadikannya pokok perniagaan pasti Diserahkannya pada suatu hari lima ratus
menguntungkannya. seluruh usahanya ini ekor kuda untuk perlengkapan bala tentara
ditujukan untuk mencapai ridla Allah Islam . . . dan di hari yang lain seribu lima
semata, sebagai bekal di alam baqa kelak ratus kendaraan. Menjelang wafatnya ia
…! berwasiat limapuluh ribu dinar untuk jalan
Allah, lalu diwasiatkannya pula bagi setiap
Yang menjadikan perniagaannya berhasil orang yang ikut perang Badar dan masih
dan beroleh berkat karena ia selalu hidup, masing-masing empat ratus dinar,
bermodal dan berniaga barang yang halal hingga Utsman bin Affan r.a. yang
dan menjauhkan diri dari perbuatan haram terbilang kaya juga mengambil bagiannya
bahkan yang syubhat …. Seterusnya yang dari wasiat itu, serta katanya:
menambah kejayaan dan diperolehnya
berkat, karena labanya bukan untuk
Abdurrahman sendiri . . . tapi di dalamnya
terdapat bagian Allah yang ia penuhi
―Harta Abdurrahman bin ‗Auf halal lagi syahid, dan di saat akan dikuburkan hanya
bersih, dan memakan harta itu membawa terdapat baginya sehelai selendang. Telah
selamat dan berkat‖. dihamparkan bagi kami dunia seluas-
luasnya, dan telah diberikan pula kepada
Ibnu ‗Auf adalah seorang pemimpin yang y
kami hasil sebanyak-banyakn a. Sungguh
mengendalikan hartanya, bukan seorang kami khawatir kalau-kalau telah
budak yang dikendalikan oleh hartanya . . didahulukan pahala kebaikan kami … !‖
.. Sebagai buktinya, ia tidak mau celaka
dengan mengumpulkannya dan tidak pula Pada suatu Peristiwa lain sebagian
dengan menyimpannya . . . . Bahkan ia shahabatnya berkumpul bersamanya
mengumpulkannya secara santai dan dari menghadapi jamuan di rumahnya. Tak
jalan yang halal …. Kemudian ia tidak lama sesudah makanan diletakkan di
menikmati sendirian . . . . tapi ikut menik- hadapan mereka, ia pun menangis karena
matinya bersama keluarga dan kaum itu mereka bertanya: ―Apa sebabnya
kerabatnya serta saudara-saudaranya dan anda menangis, wahai Abu Muhammad . ..
masyarakat seluruhnya. Dan karena begitu ?‖
luas pemberian serta pertolongannya,
pernah dikatakan orang: Ujarnya: ―Rasulullah saw. telah wafat dan
tak pernah beliau berikut ahli rumahnya
―Seluruh penduduk Madinah berserikat sampai kenyang makan roti gandum, apa
dengan Abdurrahman bin ‗Auf pada harapan kita apabila dipanjangkan usia
hartanya. Sepertiga dipinjamkannya tetapi tidak menambah kebaikan bagi kita
kepada mereka . . . . Sepertiga lagi … ?‖
dipergunakannya untuk membayar hutang-
hutang mereka. Dan sepertiga sisanya Begitulah ia, kekayaannya yang melimpah-
diberikan dan dibagi-bagikannya kepada limpah, sedikit pun tidak membangkitkan
mereka‖.Harta kekayaan ini tidak akan kesombongan dan takabur dalam dirinya,
mendatangkan kelegaan dan kesenangan Sampai-sampai dikatakan orang tentang
pada dirinya, selama tidak dirinya: ―Seandainya seorang asing
memungkinkannya untuk membela Agama yang belum pernah mengenalnya,
dan membantu kawan-kawannya. Adapun kebetulan melihatnya sedang duduk-
untuk lainnya, ia selalu takut dan ragu . . . duduk bersama pelayan-- pelayannya,
! niacaya ia tak akan sanggup
membedakannya diantara mereka!‖
Pada suatu hari dihidangkan kepadanya
makanan untuk berbuka, karena waktu itu Tetapi bila orang asing itu mengenal satu
ia sedang shaum – . . . Sewaktu pan- segi Saja dari perjuangan Ibnu ‗Auf dan
dangannya jatuh pada hidangan tersebut, jasa-jasanya, misalnya diketahui bahwa di
timbul selera makannya, tetapi iapun badannya terdapat duapuluh bekas luka di
menangis sambil mengeluh: perang Uhud, dan bahwa salah satu dari
bekas luka ini meninggalkan cacad
―Mush‘ab bin Umeir telah gugur pincang yang tidak sembuh-sembuh pada
sebagai syahid, ia seorang yang jauh lebih salah satu kakinya . . . sebagaimana pula
baik daripadaku, ia hanya mendapat kafan beberapa gigi seri rontok di perang Uhud,
sehelai burdah; jika ditutupkan ke yang menyebabkan kecadelan yang jelas
kepalanya maka kelihatan kakinya, dan pada ucapan dan pembicaraannya . . . . Di
jika ditutupkan kedua kakinya terbuka ke- waktu itulah orang baru akan menyadari
palanya! bahwa laki-laki yang berperawakan tinggi
dengan air muka berseri dan kulit halus,
Demikian pula Hamzah yang jauh lebih pincang Serta cadel, sebagai tanda jasa
baik daripadaku, ia pun gugur sebagai dari perang Uhud, itulah orang yang
bernama Abdurrahman bin ‗Auf . . . ! kepadanya sebagai salah seorang dari
Semoga Allah ridla kepadanya dan ia pun enam orang colon yang akan dipilih
ridla kepada Allah . . . ! menjadi khalifah. Dan adalah kewajiban
mereka untuk melakukan pemilihan itu
Sudah menjadi kebiasaan pada tabi‘at terbatas di antara mereka yang berlima saja
manusia bahwa harta kekayaan ….
mengundang kekuasaan . . . artinya bahwa
orangorang kaya selalu gandrung untuk Sikap zuhudnya terhadap jabatan pangkat
memiliki pengaruh guna melindungi ini dengan cepat telah menempatkan
kekayaan mereka dan melipat gandakan, dirinya sebagai hakim di antara lima orang
dan untuk memuaskan nafsu, sombong, tokoh terkemuka itu. Mereka menerima
membanggakan dan mementingkan diri dengan senang hati agar Abdurrahman bin
sendiri, yakni sifat-sifat yang biasa ‗Auf menetapkan pilihan khalifah itu
dibangkitkan oleh kekayaan . . . ! terhadap salah seorang di antara mereka
yang berlima, sementara. Imam Ali
Tetapi bila kita melihat Abdurrahman bin mengatakan:
‗Auf dengan kekayaannya yang melimpah
ini, kita akan menemukan manusia ajaib ―Aku pernah mendengar Rasulullah
yang sanggup menguasai tabi‘at saw. bersabda, bahwa anda adalah orang
kemanusiaan dalam bidang ini dan yang dipercaya oleh penduduk langit, dan
melangkahinya ke puncak ketinggian yang dipercaya pula oleh penduduk bumi . . . !‖
unik … ! Oleh Ibnu ‗Auf dipilihlah Utsman bin
Affan untuk jabatan khalifah dan yang lain
Peristiwa ini terjadi sewaktu Umar bin pun menyetujui pilihannya.
Khatthab hendak berpisah dengan ruhnya
yang suci dan ia memilih enam orang Nah, inilah hakikat seorang laki-laki yang
tokoh dari para shahabat Rasulullah saw. kaya raya dalam Islam! Apakah sudah
sebagai formateur agar mereka memilih anda perhatikan bagaimana Islam telah
salah seorang di antara mereka untuk mengangkat dirinya jauh di atas kekayaan
menjadi khalifah yang baru …. dengan segala godaan dan penyesatannya
itu dan bagaimana ia menempa
Jari-jari tangan sama-sama menunjuk dan kepribadiannya dengan sebaik-baiknya?
mengarah ke Ibnu ‗Auf . . . . Bahkan
sebagian shahabat telah menegaskan Dan pada tahun ketigapuluh dua Hijrah,
bahwa dialah orang yang lebih berhak tubuhnya berpisah dengan ruhnya ….
dengan khalifah di antara Yang enam itu, Ummul Mu‘minin Aisyah ingin
maka ujarnya: ―Demi Allah, daripada aku memberinya kemuliaan khusus yang tidak
menerima jabatan tersebut, lebih baik diberikannya kepada orang lain, maka
ambil pisau lalu taruh ke atas leherku, diusulkannya kepadanya sewaktu ia masih
kemudian kalian tusukkan sampai tembus terbaring di ranjang menuju kematian, agar
ke sebelah . . . !‖ ia bersedia dikuburkan di pekarangan
rumahnya berdekatan dengan Rasulullah,
Demikianlah, baru saja kelompok Enam Abu Bakar dan Umar. . ..
formateur itu mengadakan pertemuan
untuk memilih salah seorang di antara Akan tetapi ia memang seorang Muslim
mereka untuk menjadi khalifah yang akan yang telah dididik Islam dengan sebaik-
menggantikan alFaruk, Umar bin Khatthab baiknya, ia merasa malu diangkat dirinya
maka kepada kawan-kawannya yang lima pada kedudukan tersebut . . . !
dinyatakannya bahwa ia telah melepaskan
haknya yang dilimpahkan Umar
Dahulu ia telah membuat janji dan ikrar
yang kuat dengan Utsman bin Madh‘un,
yakni bila salah seorang di antara mereka
meninggal sesudah yang lain maka
hendaklah ia dikuburkan di dekat
shahabatnya itu …Selagi ruhnya bersiap-
siap memulai perjalanannya yang baru, air
matanya meleleh sedang lidahnya
bergerak-gerak mengucapkan kata-kata:

―Sesungguhnya aku khawatir dipisahkan


dari shahabat shahabatku karena
kekayaanku yang melimpah ruah … !‖

Tetapi sakinah dari Allah segera


menyelimutinya, lalu satu senyuman tipis
menghiasi wajahnya disebabkan sukacita
yang memberi cahaya Serta kebahagiaan
yang menenteramkan jiwa .. . . Ia
memasang telinganya untuk menangkap
sesuatu . . . . seolah-olah ada suara yang
lembut merdu yang datang mendekat ….

Ia sedang mengenangkan kebenaran sabda


Rasulullah saw. yang pernah beliau
ucapkan: ―Abdurrahman bin ‗Auf dalam
surga!‖, lagi pula ia sedang mengingat-
ingat janji Allah dalam kitab-Nya:

―Orang-orang yang membelanjakan


hartanya di jalan Allah kemudian mereka
tidak mengiringi apa yang telah mereka
nafqahkan itu dengan membangkit-bangkit
pemberiannya dan tidak pula kata-kata
yang menyakitkan, niacaya mereka
beroleh pahala di siai Tuhan mereka;
mereka tidak usah merasa takut dan tidak
pula berdukacita … !‖
ABU JABIR, ABDULLAH BIN AMR anakanda, agar mereka suka berbuat baik
BIN HARAM … !‖
SEORANG YANG DINAUNGI OLEH
MALAIKAT Pagi-pagi keesokan harinya Kaum
Muslimin berangkat hendak menghadapi
Sewaktu orang-orang Anshar yang 70 orang-orang Quraiay, yakni orang-orang
orang banyaknya itu, mengangkat bai‘at Quraiay yang datang dengan pasukan
kepada Rasulullah saw. pada bai‘at ‗Aqa- besar, dengan tujuan hendak menyerang
bah II, maka Abdullah bin Amr bin kota mereka yang aman tenteram.
Haram, (Abu Jabir bin Abdullah) termasuk
salah seorang di antara mereka …. Pertempuran sengit pun terjadilah. Pada
mulanya Kaum Muslimin memperoleh
Dan tatkala Rasulullah saw. memilih di kemenangan kilat, yang sedianya akan
antara perutusan itu beberapa orang wakil, dapat meningkat menjadi kemenangan
juga Abdullah bin Amr terpilih sebagai telak, seandainya pasukan panah yang
salah seorang di antara wakil-wakil diperintahkan Nabi agar tetap berada di
mereka . . . , ia diangkat oleh Rasulullah tempat dan tidak meninggalkannya selama
sebagai wakil dari kaum Bani Salamah. peperangan masih berlangsung, terpedaya
melihat kemenangan terhadap Quraiay ini,
Dan setelah ia kembali ke Madinah, maka hingga mereka meninggalkan kedudukan
jiwa raga, harta benda dan keluarganya, mereka di atas bukit, lalu berlomba-lomba
dipersembahkannya sebagai baktinya mengumpulkan harta rampasan dan me-
terhadap Agama Islam. Apalagi setelah rebutnya dari musuh yang kalah ….
Rasulullah hijrah ke Madinah, maka Abu
Jabir menemukan nasib bahagianya Tetapi demi dilihat musuh bahwa garia
dengan selalu bertemankan Nabi, baik pertahanan Kaum Muslimin terbuka lebar,
Siang maupun malam …. musuh yang mulanya mengalami ke-
kalahan itu, segera menghimpun siaa-siaa
Di perang Badar, ia turut menjadi pejuang kekuatan mereka, kemudian secara tidak
dan bertempur sebagai layaknya kesatria. terduga menyerang Kaum Muslimin dari
Dan di perang Uhud sebelum Kaum belakang, hingga kemenangan mereka
Muslimin berangkat perang, telah sebelumnya sekarang berubah menjadi
terbayang-bayang juga di ruang matanya kekalahan ….
bahwa ia akan jatuh sebagai korban. Suatu
perasaan kuat meliputi dirinya bahwa ia Dalam pertempuran yang amat dahsyat ini,
takkan kembali, menyebabkannya Abdullah bertempur dengan gagah berani,
bagaikan terbang karena suka cita. Maka ia menghabiskan segala kemampuannya
dipanggilnya putranya Jabir bin Abdullah, dalam membela Agama Allah.
seorang shahabat Nabi yang mulia, lalu Pertempuran ini bagi Abdullah merupakan
pesannya: ―Ayahanda merasa yakin pertempuran terakhir dalam mencapai
akan gugur dalam peperangan ini . . . . syahidnya . . . . Tatkala perang telah usai
bahkan mungkin menjadi syahid pertama dan Kaum Muslimin meninjau para
syuhada, Jabir bin Abdullah pergi mencari
di antara Kaum Muslimin. Dan demi ayahnya, hingga ditemukannya di antara
Allah, ayahanda takkan rela mencintai para syuhada itu. Dan sebagai dislami oleh
seorang pun selain Rasulullah lebih besar pahlawan-pahlawan lain, mayatnya telah
dari anakanda . . . ! Selain itu sebetulnya dicincang oleh orang-orang musyrik ….
ayahanda ini mempunyai utang, maka
bayarkanlah oleh anakanda, dan Jabir dan sebagian keluarganya berdiri
pesankanlah kepada saudara-saudara menangisi syahid Islam Abdullah bin Amr
bin Haram. Dan sementara mereka Tatkala Kaum Muslimin berusaha
menangisinya itu lewatlah Rasulullah saw. mengenali syuhada mereka yang budiman
maka sabdanya: Kalian tangisi ataupun setelah usainya perang Uhud . .. , dan
tidak … !, para Malaikat akan tetap tatkala keluarga Abdullah bin Amr telah
menaunginya dengan sayap-sayapnya … mengenali mayatnya, maka isterinya
menaikkannya ke atas untanya berikut
Keimanan Abu Jabir merupakan keimanan dengan mayat saudaranya yang juga
yang teguh dan cemerlang . . . . Kecintaan menemui syahid, dengan maksud akan
bahkan kegemarannya … terhadap mati di membawanya ke Madinah untuk
jalan Allah, adalah puncak keinginan dan dimakamkan di sana. Demikian pula
cita-citanya. dilakukan oleh sebagian Kaum Muslimin
terhadap keluargakeluarga mereka yang
Setelah Abu Jabir wafat, Rasulullah saw. tewas.
pernah menceritakan suatu berita penting
yang melukiskan kegemaran Abu Jabir Tetapi seorang juru bicara Rasulullah saw.
untuk mati syahid ini. Kata Rasulullah menghubungi mereka dan menyampaikan
pada suatu hari kepada putranya, bernama perintahnya: ― Makamkan oleh kalian
Jabir: ―Hai Jabir! Tidak seorang pun yang para korban di tempat mereka tewas!‖
dibawa berbicara oleh Allah, kecuali dari
balik tabir. Tapi Allah telah berbicara Maka kembalilah mereka dengan
secara langsung dengan bapakmu …. membawa syahid masing-masing, dan
Nabi saw. pun berdiri mengawasi
―Firman-Nya kepadanya: ―Hai hamba- pemakaman para shahabatnya yang telah
Ku, mintalah kepada-Ku, pasti Kuberi . . . syahid, yang telah memenuhi apa yang
!‖Maka ujarnya: ―Ya Tuhanku! kumohon mereka janjikan kepada Allah dan
kepada-Mu agar aku dikembalikan ke mengorbankan nyawa mereka yang
dunia, agar aku dapat mati syahid sekali berharga demi bakti mereka kepada Allah
lagi … !‖ Firman Allah padanya: ―Telah dan RasulNya….
terdahulu ketentuan daripada-Ku, bahwa
mereka tidak akan dikembalikan lagi . . . Dan tatkala datanglah giliran pemakarnan
!‖ ―Kalau begitu oh Tuhan‖ ―mohon Abdullah bin Haram, Rasulullah saw. pun
sampaikan kepada orang-orang di menyerukan: ―Kuburkan Abdullah
belakangku, ni‘mat karunia yang bin Amir ibnul jarah di satu liang! Selagi
Engkau limpahkah kepada karni… !‖ di dunia mereka adalah dua orang sahabat
yang saling sayang menyayangi.
Hadits Qudsi. Matra Allah Ta‘ala pun
menurunkan ayat: ―Dan janganlah halian Dan . . . sekarang sementara orang
mengira bahwa orang-orang yang gugur menyiapkan makam keramat untuk
di jalan Allah itu mati, tetapi menyambut kedua syuhadah yang mulia
sesungguhnya mereka itu hidup dan diberi itu, marilah kita layangkan pandangan
rizqi di sisi Tuhan mereka. Mereka kepada syahid yang ke dua yaitu Amr
bersuka ria dengan karunia yang Ibnul Jarah.
diberikan Allah kepada mereka dan
menyampaikan berita gembira kepada
orangorang di belakang yang belum
menyusul mereka, bahwa mereka tidah
merasa takut dan tidah pula berdukacita!‖

(Q.S. 3 Ali Imran: 169 — 170)


AMR IBNUL JAMUH kita malam tadi . . . ?‖ Kemudian dicuci
„DENGAN CACAD PINCANGKU INI, dan dibersihkannya berhala itu dan
AKU BERTEKAD MEREBUT SURGA diberinya wangi-wangian.
… !”
Malam berikutnya, berdua Mu‘adz bin
Ia adalah ipar dari Abdullah bin Amr bin Amr dan Mu‘adz bin Jabal
Haram, karena menjadi suami dari saudara memperlakukan berhala itu seperti pada
perempuan Hindun binti ‗Amara Ibnul malam sebelumnya. Demikianlah pula
Jamuh merupakan salah seorang tokoh pada malam-malam selanjutnya. Dan
penduduk Madinah dan salah seorang akhirnya setelah merasa bosan, Amar
pemimpin Bani Salamah …. mengambil pedangnya lalu menaruhnya di
leher Manaf, sambil berkata: ―Jika
Ia didahului masuk Islam oleh putranya kamu betul-betul dapat memberikan
Mu‘adz bin Amr yang termasuk kelompok kebaikan, berusahalah untuk
70 peserta bai‘at ‗Agabah. Bersama mempertahankan dirimu … !‖
shahabatnya Mu‘adz bin Jabal, Mu‘adz bin
Amr ini menyebarkan Agama Islam di Pagi-pagi keesokan harinya Amr tidak
kalangan penduduk Madinah dengan menemukan berhalanya di tempat biasa …
keberanian luar biasa sebagai layaknya tetapi ditemukannya kali ini di tempat
pemuda Mu‘min yang gagah perwira…. pembuangan hajat itu tidak sendirian,
berhala itu terikat bersama bangkai seekor
Telah menjadi kebiasaan bagi golongan anjing dengan tali yang kuat. Dan selagi ia
bangsawan di Madinah, menyediakan di dalam keheranan, kekecewaan serta
rumah masing-masing duplikat berhala amarah, tiba-tiba datanglah ke tempatnya
berhala besar yang terdapat di tempat- itu beberapa orang bangsawan Madinah
tempat pemujaan umum yang dikunjungi yang telah masuk Islam. Sambil menunjuk
oleh orang banyak. Maka sesuai dengan kepada berhala yang tergeletak tidak
kedudukannya sebagai seorang bangsawan berdaya dan terikat pada bangkai anjing
dan pemimpin, Amr bin Jamuh juga itu, mereka mengajak akal budi dan hati
mendirikan berhala di rumahnya yang nurani Amr bin Jamuh untuk berdialog
dinamakan Manaf. serta membeberkan kepadanya perihal
Tuhan yang sesungguhnya, Yang Maha
Putranya, Mu‘adz bin Amr bersama Agung lagi
temannya Mu‘adz bin Jabal telah
bermufakat akan menjadikan berhala di Maha Tinggi, yang tidak satupun yang
rumah bapaknya itu sebagai barang menyamai-Nya. Begitupun tentang
permainan dan penghinaan. Di waktu Muhammad saw. orang yang jujur dan
malam mereka menyelinap ke dalam terpercaya, yang muncul di arena
rumah, lalu mengambil berhala itu dan kehidupan ini untuk memberi bukan untuk
membuangnya ke dalam lobang yang biasa menerima, untuk memberi petunjuk dan
digunakan manusia untuk membuang bukan untuk menyesatkan. Dan mengenai
hajatnya. Pagi harinya Amr tidak melihat Agama Islam yang datang untuk
Manaf berada di tempatnya yang biasa, membebaskan manusia dari belenggu,
maka dicarinyalah berhala itu dan akhirnya segala macam belenggu dan
ditemukannya di tempat pembuangan menghidupkan pada mereka ruh Allah
hajat. Bukan main marahnya Amr, lalu serta menerangi dalam hati mereka dengan
bentaknya: cahaya-Nya.

―Keparat siapa yang telah melakukan Maka dalam beberapa saat, Amr telah
perbuatan durhaka terhadap tuhan-tuhan menemukan diri dan harapannya . . . .
Beberapa saat kemudian ia pergi, garis yang sejajar dengan ketinggian alam
dibersihkannya pakaian dan badannya lalu fikiran mereka ….
memakai minyak wangi dan merapikan
diri, kemudian dengan kening tegak dan Amr ibnul Jamuh telah menyerahkan hati
jiwa bersinar ia pergi untuk bai‘at kepada dan hidupnya kepada Allah Rabbul-
Nabi terakhir, dan menempati Alamin. Dan walaupun dari semula ia
kedudukannya di barisan orang-orang telah berbai‘at pemurah dan dermawan,
beriman. tetapi Islam telah melipatgandakan
kedermawanannya ini, hingga seluruh
Mungkin ada yang sertanya, kenapa orang- harta kakayaannya diserahkannya untuk
orang seperti Amr ibnul Jamuh, yang Agama dan kawan-kawan
merupakan pemimpin dan bangsawan di seperjuangannya.
kalangan suku bangsanya, kenapa mereka
sampai mempercayai berhala-berhala itu Pernah Rasulullah saw. menanyakan
sedemikian rupa . . . ? Kenapa akal fikiran kepada segolongan Bani Salamah yaitu
mereka tak dapat menghindarkan diri dari suku Amr ibnul Jamuh, katanya:
kekebalan dan ketololan itu . . . ? Dan ―Siapakah yang menjadi pemimpin kalian,
kenapa sekarang ini . . . setelah mereka hai Bani Salamah?‖ Ujar mereka: ―Al-
menganut Islam dan memberikan Jaddu bin Qeis, hanya sayang ia kikir
pengorbanan . . . kita menganggap mereka ……. Maka sabda Rasulullah Pula:
sebagai orang-orang besar . . . ? ―Apa lagi penyakit yang lebih parah dari
kikir! Kalau begitu pemimpin kalian ialah
Di masa sekarang ini, pertanyaan seperti si Putih Keriting, Amr ibnul Jamuh … ! ―
itu mudah saja timbul, karena bagi anak
kecil sekalipun tak masuk dalam akalnya Demikianlah kesaksian dari Rasulullah
akan mendirikan di rumahnya barang yang saw. ini merupakan penghormatan besar
terbuat dari kayu lalu disembahnya . . . , bagi Amr . – . ! Dan mengenai ini seorang
walaupun masih ada para ilmuwan yang penyair Anshar pernah berpantun:
menyembah patung.
―Amr ibnul Jamuh membiarkan
Tetapi di zaman yang silam, kedermawanannya merajalela, Dan
kecenderungan-kecenderungan manusia memang wajar, bila ia dibiarkan berkuasa,
terbuka luas untuk menerima perbuatan- Jika datang permintaan, dilepasnya kendali
perbuatan aneh seperti itu di mana hartanya, Silakan ambil, ujarnya, karena
kecerdasan dan daya fikir mereka tiada esok ia akan kembali berlipat ganda!‖
berdaya menghadapi arus tradisi kuno
tersebut …. Dan sebagaimana ia dermawan
membaktikan hartanya di jalan Allah,
Sebagai contoh dapat kita kemukakan di maka Amr ibnul Jamuh tak ingin sifat
sini, Athena. Yakni Athena di masa pemurahnya akan kurang dalam
Perikles, Pythagoras dan Socrates! Athena menyerahkan jiwa raganya . . . ! Tetapi.
yang telah mencapai tingkat berfikir yang bagaimana caranya … ? Kakinya yang
menakjubkan, tetapi seluruh penduduknya, pincang menjadi penghalang baginya
baik para filosof, tokoh-tokoh untuk ikut dalam peperangan. Ia
pemerintahan sampai kepada rakyat biasa, mempunyai empat orang putra, semuanya
mempercayai patung-patung yang dipahat, beragama Islam dan semuanya ksatria
dan memujanya sampai taraf yang amat bagaikan singa, dan ikut bersama Nabi
hina dan memalukan! Sebabnya ialah saw. dalam setiap peperangan Serta tabah
karena rasa keagamaan di masa-masa yang dalam menunaikan tugas perjuangan ….
telah jauh berselang itu tidak mencapai
Amr telah berketetapan hati dan telah dengan tangan kanannya, sambil
menyiapkan peralatannya untuk turut menengok ke sekelilingnya, seolah-olah
dalam perang Badar, tetapi putra-putranya mengharapkan kedatangan Malaikat
memohon kepada Nabi agar ia dengan secepatnya yang akan menemani
mengurungkan maksudnya dengan dan mengawalnya masuk surga.
kesadaran sendiri, atau bila terpaksa
dengan larangan dari Nabi. Nabi pun Memang, ia telah memohon kepada
menyampaikan kepada Amr bahwa Islam Tuhannya agar diberi syahid, dan ia yakin
membebaskan dirinya dari kewajiban bahwa Allah swt. pastilah akan mengabul-
perang, dengan alasan ketidak mampuan kannya. Dan ia rindu, amat rindu sekali
disebabkan cacad kakinya yang berat itu. akan berjingkat dengan kakinya yang
Tetapi ia tetap mendesak dan minta pincang itu dalam surga, agar ahli surga itu
diidzinkan, hingga Rasulullah terpaksa sama mengetahui bahwa Muhammad
mengeluarkan perintah agar ia tetap Rasulullah saw. itu tahu bagaimana
tinggal di Madinah. caranya memilih shahabat dan bagaimana
Pula mendidik dan menempa manusia ….
Sekarang datanglah saatnya perang Uhud.
Amr lalu pergi menemui Nabi saw. Dan saat yang ditunggu-tunggunya itu pun
memohon kepadanya agar diidzinkan tibalah, suatu pukulan pedang yang
turut, katanya: ―Ya Rasulallah, putra- berkelebat . . , memaklumkan datangnya
putraku bermaksud hendak menghalangiku saat keberangkatan . . . , yakni
pergi bertempur bersama anda. Demi keberangkatan seorang syahid yang mulia,
Allah, aku amat berharap kiranya dengan menuju surga jannatul khuldi, surga
kepincanganku ini aku dapat merebut Firdausi yang abadi … !
surga .. . !‖
Dan tatkala Kaum Muslimin memakamkan
Karena permintaannya yang amat sangat, para syuhada mereka,Rasulullah saw.
Nabi saw. memberinya idzin untuk turut. mengeluarkan perintah yang telah kita
Maka diambilnya alat-alat senjatanya, dan dengar dulu, yaitu:
dengan hati yang diliputi oleh rasa puas
dan gembira, ia berjalan berjingkat- ―Perhatikan, tanamkanlah jasad
jingkat. Dan dengan suara beriba-iba ia Abdullah bin Amr bin Haram dan Amr
memohon kepada Allah: ―Ya Allah, ibnul Jamuh di makam yang satu, karena
berilah aku kesempatan untuk menemui selagi hidup mereka adalah dua orang
syahid, dan janganlah aku dikembalikan shahabat yang setia dan bersayang-
kepada keluargaku . . . !‖ sayangan … !‖

Dan kedua pasukan pun bertemulah di hari Kedua shahabat yang bersayang-sayangan
Uhud itu …Amr ibnul Jamuh bersama dan telah menemui syahid itu dikuburkan
keempat putranya maju ke depan me- dalam sebuah makam, yakni dalam pang-
nebaskan pedangnya kepada tentara kuan tanah yang menyambut jasad mereka
penyebar kesesatan dan pasukan syirik . . . yang suci, setelah menyaksikan
. kepahlawanan mereka yang luar biasa.

Di tengah-tengah pertarungan yang hiruk Dan setelah berlalu masa selama 46 tahun
pikuk itu Amr melompat dan berjingkat, di pemakaman dan penyatuan mereka,
dan sekali lompat pedangnya menyambar datanglah banjir besar yang melanda dan
satu kepala dari kepala-kepala orang menggenangi tanah pekuburan, disebabkan
musyrik. la terus melepaskan pukulan- digalinya sebuah mata air yang dialirkan
pukulan pedangnya ke kiri ke kanan Mu‘awiyah melalui tempat itu. Kaum
Muslimin pun segera memindahkan
kerangka para syuhada. Kiranya mereka
sebagai dilukiskan oleh orang-orang yang
ikut memindahkan mereka: ―Jasad mereka
menjadi lembut, dan ujung-ujung anggota
tubuh mereka jadi melengkung … !‖

Ketika itu Jabir bin Abdullah masih hidup.


Maka bersama keluarganya ia pergi
memindahkan kerangka bapaknya
Abdullah bin Amr bin Haram serta
kerangka bapak kecilnya Amr ibnul Jamuh
…. Kiranya mereka dapati kedua mereka
dalam kubur seolah-olah sedang tidur
nyenyak . . . . Tak sedikit pun tubuh
mereka dimakan tanah, dan dari kedua
bibir masing-masing belum hilang
senyuman manis alamat ridla dan bangga
yang telah terlukis semenjak mereka
dipanggil untuk menemui Allah dulu….

Apakah anda sekalian merasa heran . . . ?


Tidak, jangan tuan-tuan merasa heran . . . !
Karena jiwa-jiwa besar yang suci lagi
bertaqwa, yang mampu mengendalikan
arah tujuan hidupnya, membuat tubuh-
tubuh kasar yang menjadi tempat kediam-
annya, memiliki semacam ketahanan yang
dapat menangkis sebab-sebab kelapukan
dan mengatasi bencana-bencana tanah….
HABIB BIN ZAID Utusan itu membawa sepucuk surat yang
LAMBANG KECINTAAN DAN berisi:
PENGURBANAN
―Dari Musailamah Rasulullah kepada
Pada bai‘at ‗Aqabah ke-II yang telah Muhammad Rasulullah, terkirim salam ….
Sering kita sebut-sebut, di mana 70 orang Kemudian, ketahuilah bahwa saya telah
laki-laki dan dua orang wanita mengangkat diangkat sebagai serikat anda dalam hal
bai‘at kepada Rasulullah saw. maka Habib ini, hingga kami beroleh separoh bumi
bin Zaid dan bapaknya Zaid bin ‗Ashim sedang bagi Quraisy separohnya lagi.
termasuk 70 orang yang turut mengambil Tetapi ternyata orang-orang Quraisy
bagian . . . . Ibunya yang bernama aniaya … !‖
Nusaibah binti Ka‘ab merupakan salah
seorang dari dua wanita pertama yang Rasulullah memanggil salah seorang
bai‘at kepada Rasulullah tersebut sedang jurutulis di antara shahabat-shahabatnya,
satunya lagi ialah bibinya saudara dari lalu dituliskannya jawaban terhadap
ibunya Habib bin Zaid …. Musailamah, bunyinya sebagai berikut:
Dengan demikian Habib adalah seorang ―Bismillahirrahmanirrahim . . . .
Mu‘min dari angkatan lama, di mana Dari Muhammad Rasulullah, kepada
keimanan telah menjalari persendian Musailamah si pembohong. Salam bagi
sampai ke tulang sumsumnya. Dan orang yang mau mengikuti petunjuk ….
semenjak hijrahnya Nabi ke Madinah, ia
selalu berada di sampingnya tak pernah Kemudian ketahuilah bahwa bumi itu
ketinggalan dalam suatu peperangan dan milik Allah, diwariskan-Nya kepada siapa
tidak pula melalaikan suatu kewajiban …. yang dikehendaki-Nya di antara hamba-
hamba-Nya, sedang akhir kesudahan akan
Pada suatu ketika, di selatan jazirah Arab berada di pihak orang-orang yang taqwa
muncullah dua pimpinan pembohong … !‖
durjana yang mengakui diri mereka
sebagai nabi dan menggiring manusia ke Kalimat-kalimat Rasulullah saw. itu tak
lembah kesesatan ….Salah seorang di ubah cahaya fajar, yang membuka kedok
antara mereka muncul di Sana‘a, yaitu al- pimpinan Bani Hanifah yang mengira
Aswad bin Ka‘ab al-‘Ansi, dan yang bahwa kenabian itu tiada bedanya dengan
seorang lagi di Yamamah, itulah dia kerajaan, hingga ia menuntut separoh
Musailamatul Kaddzab, Musailamah si wilayah berikut hamba rakyatnya … !
pembohong besar …. Kedua penipu itu Jawaban Rasulullah saw. itu dibawa
menghasut anak buahnya untuk memusuhi langsung oleh utusan Musailamah, yang
orang-orang beriman yang mengabulkan ternyata bertambah sesat dan semakin
panggilan Allah serta Rasul-Nya di menyesatkan . . . .
kalangan suku mereka, begitupun untuk
menolak para utusan Rasul ke negeri Penipu besar itu masih juga menyebarkan
mereka. Dan lebih celaka lagi, mereka kebohongan dan kepalsuannya, sementara
menodai serta memandang enteng hasutan dan penganiayaannya terhadap
kenabian itu sendiri, dan membuat bencana orang-orang beriman kian meningkat.
serta menyebar kesesatan di muka bumi… Maka rencana Rasulullah hendak
. mengirim surat kepadanya menyuruhnya
menghentikan ketololan dan
Pada suatu hari, dengan tidak disangka- penyelewengan-penyelewengannya.
sangka Rasulullah didatangi oleh seorang
utusan yang dikirim oleh Musailamah.
Dan sebagai pembawa surat kepada rencana mereka hendak melucuti
Musailamah itu pilihan Rasulullah jatuh keberaniannya, hingga di hadapan
kepada Habib bin Zaid ….Maka khalayak ramai ia akan tampak lesu dan
berangkatlah Habib melangkahkan patah semangat lalu menyerah kalah dan
kakinya dengan cepat dan berbesar hati ketika diminta untuk mengakui di depan
menerima tugas yang dipercayakan mereka segera beriman kepada
kepadanya oleh Rasulullah saw. serta Musailamah, hingga dengan demikian
menaruh harapan besar kiranya dada penipu itu akan dapat menonjolkan
Musailamah terbuka lebar untuk menerima mu‘jizat palsu di depan mata anak buahnya
kebenaran, hingga dirinya juga akan yang sama tertipu ….
beroleh bagian pahala dan ganjaran besar
…. Kata Musailamah kepada Habib:
Apakah kamu mengakui bahwa
Dan akhirnya sampailah utusan Rasulullah Muhammad itu utusan Allah?
itu ke tempat tujuannya. Musailamah lalu Benar, ujar Habib, saya mengakui bahwa
membuka surat itu. Walaupun isinya Muhammad itu utusan Allah.
bagaikan cahaya fajar, ia tak mampu Rona kemerah-merahan meliputi wajah
membacanya, bahkan menyilaukannya. la Musailamah, lalu katanya lagi:
semakin tenggelam dalam kesesatan. Dan kamu mengakuiku sebagai utusan
Allah?
Dan karena Musailamah itu tidak lebih Tak pernah saya mendengar tentang itu …
dari seorang petualang dan penipu, maka ! kata Habib.
sifat-sifatnya juga adalah sifat-sifat penipu Wajah penipu yang kemerah-merahan tadi
dan petualang . . . ! Demikianlah, ia tidak berubah menjadi hitam legam karena
memiliki sedikit pun prikemanusiaan, keeewa dan murka!
kebangsaan dan kejantanan yang dapat
mencegahnya menumpahkan darah Siasat telah gagal, dan tindakannya
seorang utusan yang membawa suatu surat menyiksa utusan itu hanya percuma
resmi, suatu pekerjaan yang amat belaka, sementara di hadapan khalayak
dihormati dan dipandang suci oleh bangsa ramai yang telah dipanggilnya berkumpul
Arab umumnya … ! itu, ia bagaikan menerima tamparan hebat
yang menjatuhkan wibawa dan
Rupanya sudah menjadi kehendak dari membenamkannya ke dalam Lumpur … !
Agama besar ini … Islam … hendak
menambahkan dalam kelompok mata Ketika itu Musailamah bangkit laksana
pelajaran ―kebesaran dan kepahlawanan‖ seekor kerbau yang baru disembelih, lalu
yang sedang dikuliahkannya di hadapan dipanggilnya algojonya yang segera datang
seluruh ummat manusia, suatu pelajaran dan menusuk tubuh Habib dengan ujung
baru yang kali ini diberikan dan sekaligus pedangnya …. Kemudian dilanjutkannya
bertemakan ―Habib bin Zaid . . . ! kebuasannya dengan menyayat dan
membagi tubuh qurban potong demi
Musailamah penipu itu mengumpulkan potong, onggok demi onggok, dan anggota
rakyat dan memanggil mereka untuk demi anggota …. Sementara pahlawan
menghadiri suatu peristiwa di antara besar itu, tiada yang dapat dilakukannya
peristiwa-peristiwanya yang penting . . . ! selain bergumam mengulang-ulang
senandung sucinya. ―Lailaha illallah,
Sementara itu utusan Rasulullah Habib bin Muhammadur Rasulullah….‖.
Zaid dengan bekas-bekas siksaan dahsyat
yang dilakukan padanya oleh orang-orang Seandainya ketika itu Habib
aniaya itu, dibawa ke depan dengan menyelamatkan dirinya dengan berpura-
pura mengikuti keinginan Musailamah dan Dan rupanya taqdir yang ketika itu sedang
menyampaikan keimanan dalam lipatan memperhatikan kekecewaan, kesabaran
kalbunya, tiadalah iman itu akan kurang dan ketabahannya, menyatakan ketakjuban
sedikit pun juga, dan tiadalah besar terhadap wanita itu, dan pada waktu
keislamannya akan ternoda. . . . itu juga memutuskan akan berdiri di
sampingnya sampai la dapat memenuhi
Tetapi ia yang merupakan seorang tokoh sumpahnya . . .
yang bersama ayah bunda, saudara dan
bibinya telah menyaksikan bai‘at Tidak lama kemudian tibalah saat
‗Aqabah, dan semenjak saat yang terjadinya peristiwa yang menentukan
menentukan dan penuh berkah itu sejarah menangnya kebenaran yaitu perang
memikul tanggung jawab atas janji dan Yamamah . . . . Khalifatul Rasul yaitu Abu
keimanannya secara penuh tanpa kurang, Bakar Shiddiq mengerahkan tentara Islam
sedikit pun, tiadalah akan tega merusak menuju Yamamah di mana Musailamah
prinsip dan kehidupannya selama ini telah menyiapkan pasukan terbesar ….
dengan waktu sesaat yang singkat itu . . . .
Nusaibah ikut dalam tentara Islam itu dan
Oleh sebab itu tiadalah saat, yang sebaik- segera menerjunkan dirinya dalam kancah
baiknya lewat di depan matanya untuk peperangan, tangan kanannya memegang
memenangkan seluruh pereaturan hidup, pedang dan tangan kirinya menggenggam
seperti kesempatan satu-satunya ini yang tombak, sementara lisannya tiada hentinya
akan dapat melukiskan secara gamblang meneriakkan: ―Di mana dia Musailamah
seluruh kisah keimanan, kebenaran, musuh Allah itu?‖
ketabahan, kepahlawanan, pengurbanan
dan semangat berapi coati di jalan Dan tatkala Musailamah telah tewas
petunjuk dan kebenaran, yang dalam rasa menemui ajalnya, dan para pengikutnya
manis dan keharuannya hampir melebihi berguguran bagai kapas yang
setup kemenangan dan keberhasilan berterbangan, sedang bendera dan panji-
ug .
manapun j a . . . panji Islam berkibar dengan megahnya,
Nusaibah berdiri tegak sementara
Berita syahid utusannya yang mulia ini tubuhnya yang mulia dan perkasa itu
sampai ke telinga Rasulullah saw. Dengan penuh dengan luka-luka bekas tebasan
hati tabah la menyerahkan diri kepada pedang dan tusukan tombak.
putusan Tuhannya. Karena dengan nur
Ilahi ia dapat melihat bagaimana akhir Ia berdiri mencari-cari wajah puteranya
kesudahan Musailamah si pembohong ini, tercinta, Habib yang telah lebih dahulu
bahkan dapat dikatakan menyaksikan syahid. Didapatinya ia memenuhi ruang
tersungkurnya pimpinan itu dengan mata dan waktu . . . ! Setiap Nusaibah
kepala mengarahkan pandang ke setiap panji-
panji yang sedang berkibar dengan megah
Adapun Nusaibah binti Ka‘ab yaitu ibunda dan jaya itu, dilihatnya di sana wajah
dari Habib, lama sekali menggertakkan puteranya sedang tersenyum ria, penuh
giginya. Kemudian diucapkannya janji kemenangan dan kebanggaan ….
Sakti akan menuntut bela kematian
puteranya dari Musailamah itu sendiri dan Benar dan tidak salah . . . !
akan ditancapkannya ujung tombak dan
mata pedang ke badannya yang keji itu
sampai tembus … !
UBAI BIN KA‟AB Pada suatu hari Rasulullah saw.
“SELAMAT BAGIMU, HAI ABUL mengatakan kepadanya: ―Hai Ubai
MUNZIR, ATAS ILMU YANG KAMU bin Ka‘ab! Saya dititahkan untuk
CAPAI … !” menyampaikan al-Quran padamu‖. Ubai
maklum bahwa Rasulullah saw. hanya
Pada suatu hari Rasulullah saw. menerima perintah-perintah itu dari wahyu
menanyainya: ―Hai Abul Munzir! . . .. Maka dengan harap-harap cemas ia
Ayat manakah dari Kitabullah yang menanyakan kepada Rasulullah: ―Wahai
teragung?‖ Orang itu menjawab: ―Allah Rasulullah, ibu-bapakku menjadi tebusan
dan Rasul- Nya lebih tahu!‖ Nabi saw. anda! Apakah kepada anda disebut
mengulangi pertanyaannya: ―Abul namaku?‖ Ujar Rasulullah:
Munzir! Ayat manakah dari Kitabullah
yang teragung?‖ Maka jawabnya: ―Benar! Namamu dan turunanmu di
tingkat tertinggi… !‖
―Allah tiada Tuhan melainkan Ia, Yang
Maha Hidup lagi Maha Pengatur‘..(Q-S. 2 Seorang Muslim yang mencapai
al-Baqarah:255) kedudukan seperti ini di hati Nabi saw.
pastilah la seorang Muslim yang Agung,
Rasulullah saw. pun menepuk dadanya, amat Agung . . . ! Selama tahun-tahun
dan dengan rasa bangga yang tercermin persahabatan, yaitu ketika Ubai bin Ka‘ab
pada wajahnya, katanya: ―Hai Abul selalu berdekatan dengan Nabi saw., tak
Munzir! Selamat bagi anda atas ilmu yang putus-putusnya ia mereguk dari telaganya
anda capai!‖ yang dalam itu airnya yang manis. Dan
setelah berpulangnya Rasulullah, Ubai bin
Abul Munzir yang mendapat ucapan Ka‘ab menepati janjinya dengan tekun dan
selamat dari Rasul yang mulia atas ilmu setia, baik dalam beribadat, dalam ke-
dan pengertian yang dikaruniakan Allah teguhan beragama dan keluhuran budi . . . .
kepadanya itu tiada lain dari Ubai bin Di samping itu tiada henti-hentinya ia
Ka‘ab, seorang shahabat yang mulia …. menjadi pengawas bagi kaumnya.
Diingatkannya mereka akan masa-masa
Ia adalah seorang warga Anshar dari suku Rasulullah masih hidup, diperingatkan
Kharraj, dan ikut mengambil bagian dalam keteguhan iman mereka, sifat zuhud,
perjanjian ‗Aqabah, pedang Badar dan perangai dan budi pekerti mereka.
peperangan-peperangan penting lainnya. Ia
mencapai kedudukan tinggi dan derajat Di antara ucapan-ucapannya yang
mulia di kalangan Muslimin angkatan menaguinkan yang selalu
pertama, hingga Amirul Mu‘minin Umar didengungkannya kepada shahabat-
sendiri pernah mengatakan tentang shahabatnya ialah: ―Selagi kita bersama
dirinya: Rasulullah tujuan kita satu ….

―Ubai adalah pemimpin Kaum Tetapi setelah ditinggalkan beliau tujuan


Muslimin kita bermacam-macam, ada yang ke kiri
… dan ada yang ke kanan … !‖

Ubai bin Ka‘ab merupakan salah seorang Ia selalu berpegang kepada taqwa dan
perintis dari penulis-penulis wahyu dan menetapi zuhud terhadap dunia, hingga tak
penulis-penulis Surat. Begitupun dalam dapat terpengaruh dan terpedaya. Karena
menghafal al-Quranul Karim, membaca ia selalu menilik hakikat sesuatu pada
dan memahami ayat-ayatnya, ia termasuk akhir kesudahan nya. Sebagaimana jugs
golongan terkemuka. corak hidup manusia, betapapun ia
berenang dengan lautan kesenangan, dan ―Katakanlah: Ia kuasa akan mengirim
kancah kemewahan, tetapi pasti ia siksa pada kalian, baik dari atas atau dari
menemui maut di mana segalanya akan bawah kaki kalian, atau membaurkan
berubah menjadi debu, sedang di kalian dalam satu golongan terpecah-
hadapannya tiada yang terlihat kecuali pecah, dan ditimpakan-Nya kepada kalian
hasil perbuatannya yang baik atau yang perbuatan kawannya sendiri… !‖ (Q.S. 6
buruk …. al-An‘am: 65)

Mengenai dunia, Ubai pernah Yang paling dicemaskan oleh Ubai


melukiskannya sebagai berikut: terhadap ummat Islam ialah datangnya
suatu generasi ummat bercakar-cakaran
―Sesungguhnya makanan manusia itu sesama mereka.
sendiri, dapat diambil sebagai
perumpamaan bagi dunia, biar Ia selalu memohon keselamatan kepada
dikatakannya enak atau tidak, tetapi yang Allah . . . dan berkat karunia Berta rahmat-
penting menjadi apa nantinya … ?‖ Nya, hal itu diperolehnya, dan ditemuinya
Tuhannya dalam keadaan beriman, aman
Bila Ubai berbicara di hadapan khalayak tenteram dan memperoleh pahala ….
ramai, maka semua leher akan terulur dan
telinga sama terpasang, disebabkan sama
terpukau dan terpikat, sebab apabila ia
berbicara mengenai Agama Allah tiada
seorang pun yang ditakutinya, dan tiada
udang di balik batu.

Tatkala wilayah Islam telah meluas, dan


dilihatnya sebahagian Kaum Muslimin
mulai menyeleweng dengan menjilat pada
pembesar-pembesar mereka, ia tampil dan
melepas kata-katanya yang tajam:
―celaka mereka, demi Tuhan! Mereka
celaka dan mencelakakan! Tetapi saya
tidak menyesal melihat nasib mereka,
Hanya saya sayangkan ialah Kaum
Muslimin

―yang celaka disebabkan mereka … !‖

Karena keshalehan dan ketaqwaannya,


Ubai selalu menangis setiap teringat akan
Allah dan hari yang akhir . . . . Ayat-ayat
al-Quranul Karim baik yang dibaca atau
yang didengarnya semua menggetarkan
hati dan seluruh persendiannya.

Tetapi suatu ayat di antara ayat-ayat yang


mulia itu, jika dibaca atau terdengar
olehnya akan menyebabkannya diliputi
oleh rasa duka yang tak dapat dilukiskan.
Ayat itu ialah:
SA‟AD BIN MU‟ADZ mengangkat bai‘at kepada utusan
“KEBAHAGIAAN BAGIMU, Rasulullah saw
WAHAI ABU AMR!”
Dan dengan masuk Islamnya Sa‘ad,
Pada usia 31 tahun ia masuk Islam . . . . bersinarlah pula di Madinah mata hari
Dan dalam usia 37 tahun ia pergi menemui baru, yang pada garis edarnya akan
syahidnya . . . . Dan antara hari berputar dan beriringan qalbu yang tidak
keislamannya sampai saat wafatnya, telah sedikit jumlahnya, dan bersama Nabi
diisi oleh Sa‘ad bin Muadz dengan karya- Muhammad saw. menyerahkan diri
karya gemilang dalam berbakti kepada mereka kepada Allah Robbul‘alamin … !
Allah dan Rasul-Nya . . . .
Sa‘ad telah memeluk Islam, memikul
Lihatlah : . . ! Gambarkanlah dalam tanggung jawab itu dengan keberanian dan
ingatan kalian laki-laki yang anggun kebesaran . . . . Dan tatkala Rasulullah
berwajah tampan berseri-seri, dengan hijrah ke Madinah, maka rumah-rumah
tubuh tinggi jangkung dan badan gemuk kediaman Bani Abdil Asyhal, yakni
gempal … ? Nah, itulah dia … ! kabilah Sa‘ad, pintunya terbuka lebar bagi
golongan Muhajirin, begitu pula semua
Bagai hendak dilipatnya bumi dengan harta kekayaan mereka dapat
melompat dan berlari menuju rumah As‘ad dimanfa‘atkan tanpa batas, pemakainya
bin Zurarah, untuk melihat seorang pria tidak perlu rendah diri dan jangan takut
dari Mekah bernama Mush‘ab bin Umeir akan disodori bon perhitungan.
yang dikirim oleh Muhammad saw.
sebagai utusan guna menyebarkan tauhid Dan datanglah saat perang Badar . . . .
dan Agama Islam di Madinah …. Rasulullah saw. mengumpulkan shahabat-
shahabatnya dari golongan Muhajirin dan
Memang, ia pergi ke sana dengan tujuan Anshar untuk bermusyawarah dengan
hendak mengusir perantau ini ke luar mereka tentang urusan perang itu . . . .
perbatasan Madinah, agar ia membawa Dihadapkannya wajahnya yang mulia ke
kembali Agamanya dan membiarkan arah orang-orang Anshar, seraya katanya:
penduduk Madinah dengan agama mereka ―Kemukakanlah buah fikiran kalian, wahai
…! shahabat … !‖

Tetapi baru Saja ia bersama Useid bin Maka bangkitlah Sa‘ad bin Mu‘adz tak
Zurarah sampai ke dekat majlis Mush‘ab ubah bagi bendera di atas tiang, katanya:
di rumah sepupunya, tiba-tiba dadanya
telah terhirup udara segar yang meniupkan ―Wahai Rasulullah . .. ! Kami telah
rasa nyaman . beriman kepada anda, kami percaya dan
mengakui bahwa apa yang anda bawa itu
Dan belum lagi ia sampai kepada hadirin adalah hal yang benar, dan telah kami
dan duduk di antara mereka memasang berikan pula ikrar dan janji-janji kami.
telinga terhadap uraian-uraian Mush‘ab, Maka laksanakanlah terus, ya Rasulallah
maka petunjuk Allah telah menerangi jiwa apa yang anda inginkan, dan kami akan
dan ruhnya. selalu bersama anda … ! Dan demi Allah
yang telah mengutus anda membawa
Demikianlah, dalam ketentuan taqdir yang kebenaran! Seandainya anda
mengagumkan, mempesona dan tidak menghadapkan kami ke lautan ini lalu
terduga, pemimpin golongan Anshar itu anda menceburkan diri ke dalamnya,
melemparkan lembingnya jauh-jauh, lalu pastilah kami akan ikut mencebur, tak
mengulurkan tangan seorang pun yang akan mundur, dan kami
kanannya
tidak keberatan untuk menghadapi musuh Quraisy menghentikan serangan dan
esok pagi! Sungguh, kami tabah dalam peperangan, kiranya segolongan pemimpin
pertempuran dan teguh menghadapi Yahudi secara diam-diam pergi ke Mekah
perjuangan . . . ! Dan semoga Allah akan lalu menghasut orang-orang Quraisy
memperlihatkan kepada anda tindakan terhadap Rasulullah sambil memberikan
kami yang menyenangkan hati . . . ! Maka janji dan ikrar akan berdiri di samping
marilah kita berangkat dengan berkah Quraisy bila terjadi peperangan dengan
Allah Ta‘ala … !‖ orang-orang Islam nanti.

Kata-kata Sa‘ad itu muncul tak ubah bagai Pendeknya mereka telah membuat
berita gembira, dan wajah Rasul pun perjanjian dengan orang-orang musyrik
bersinar-sinar dipenuhi rasa ridla dan itu, dan bersama-sama telah mengatur
bangga serta bahagia, lalu katanya kepada rencana dan siasat peperangan. Di samping
Kaum Muslimin: itu dalam perjalanan pulang mereka ke
Madinah, mereka berhasil pula menghasut
―Marilah kita berangkat dan besarkan suatu suku terbesar di antara suku-suku
hati kalian karena Allah telah menjanjikan Arab yaitu kabilah Gathfan dan mencapai
kepadaku salah satu di antara dua persetujuan untuk menggabungkan diri,
golongan! . . . Demi Allah, . .. sungguh dengan tentara Quraisy.
seolah-olah tampak olehku kehancuran
orang-orang itu … !‖ (al-Hadits) Siasat peperangan telah diatur dan tugas
Serta peranan telah dibagi-bagi. Quraisy
Dan di waktu perang Uhud, yakni ketika dan Gathfan akan menyerang Madinah
Kaum Muslimin telah cerai-berai dengan tentara besar, sementara orang-
disebabkan serangan mendadak dari orang Yahudi, di waktu Kaum Muslimin
tentara musyrikin, maka takkan sulit bagi mendapat serangan secara mendadak itu,
penglihatan mata untuk menemukan akan melakukan penghancuran di dalam
kedudukan Sa‘ad bin Mu‘adz …. kota dan sekelilingnya!

Kedua kakinya seolah-olah telah Maka tatkala Nabi saw. mengetahui


dipakukannya ke bumi di dekat Rasulullah permufakatan jahat ini, beliau mengambil
saw. mempertahankan dan membelanya langkah-langkah pengamanan. Dititah-
mati-matian, suatu hal yang agung, kannyalah menggali khandak atau parit
terpancar dari sikap hidupnya …. perlindungan sekeliling Madinah untuk
membendung serbuan musuh. Di samping
Kemudian datanglah pula saat perang itu diutusnya pula Sa‘ad bin Mu‘adz dan
Khandak, yang dengan jelas membuktikan Sa‘ad bin Ubadah kepada Ka‘ab bin Asad
kejantanan Sa‘ad dan kepahlawanannya . . pemimpin Yahudi suku Quraidha untuk
. . Perang Khandak ini merupakan bukti menyelidiki sikap mereka yang
nyata atas persekongkolan dan siasat licik sesungguhnya terhadap orang yang akan
yang dilancarkan kepada Kaum Muslimin datang, walaupun antara mereka dengan
tanpa ampun, yaitu dari orang-orang yang Nabi saw. sebenarnya sudah ada beberapa
dalam pertentangan mereka, tidak kenal perjanjian dan persetujuan damai.
perjanjian atau keadilan.
Dan alangkah terkejutnya kedua utusan
Maka tatkala Rasulullah saw. bersama Nabi, karena ketika bertemu dengan
para shahabat hidup dengan sejahtera di pemimpin Bani Quraidha itu, jawabnya
Madinah mengabdikan diri kepada Allah ialah: ―Tak ada persetujuan atau perjanjian
Saling nasihat-menasihati agar mentaati- antara kami dengan Muhammad . . . !‖
Nya serta mengharap agar orang-orang
Menghadapkan penduduk Madinah kepada saya tidak hendak melakukannya kecuali
pertempuran sengit dan pengepungan ketat karena melihat orang-orang Arab hendak
ini, terasa amat berat bagi Rasulullah saw.. memanah tuan-tuan secara serentak dan
Oleh sebab itulah beliau memikirkan mendesak tuan-tuan dari segenap jurusan.
sesuatu siasat untuk memisahkan suku Maka saya bermaksud hendak membatasi
Gathfan dari Quraisy, hingga musuh yang kejahatan mereka sekeeil mungkin … !‖
akan menyerang, bilangan dan kekuatan
mereka akan tinggal separoh. Sa‘ad bin Mu‘adz merasa bahwa nilai
mereka sebagai laki-laki dan orang-orang
Siasat itu segera beliau laksanakan yaitu beriman, mendapat ujian betapa juga
dengan mengadakan perundingan dengan coraknya.
para pemimpin Gathfan dan menawarkan
agar mereka mengundurkan diri dari Maka katanya:
peperangan dengan imbalan akan
mendapat sepertiga dari hasil pertanian ―Wahai Rasulullah! Dahulu kami dan
Madinah. Tawaran itu disetujui oleh orang-orang itu berada dalam kemusyrikan
pemimpin Gathfan, dan tinggal lagi dan pemujaan berhala, tiada mengabdikan
mencatat persetujuan itu hitam di atas diri pada Allah dan tidak kenal kepada-
putib . . . . Nya, sedang mereka tak mengharapkan
akan dapat makan sebutir kurma pun dari
Sewaktu usaha Nabi sampai sejauh ini, hasil bumi kami kecuali bila disuguhkan
beliau tertegun, karena menyadari tiadalah atau dengan cara jual beli .. .. Sekarang,
sewajarnya la memutuskan sendiri apakah setelah kami mendapat kehormatan
masalah tersebut. Maka dipanggilnyalah dari Allah dengan memeluk Islam dan
para shahabatnya untuk merundingkannya. mendapat bimbingan untuk menerimanya,
Terutama Sa‘ad bin Mu‘adz dan Sa‘ad bin dan setelah kami dimuliakanNya dengan
Ubadah, buah fikiran mereka amat anda dan dengan Agama itu, lalu kami
diperhatikannya, karena kedua mereka harus menyerahkan harta kekayaan kami
adalah pemuka Madinah, dan yang … ? Demi Allah, kami tidak memerlukan
pertama kali berhak untuk membicarakan itu, dan demi Allah, kami tak hendak
soal tersebut dan memilih langkah mana memberi kepada mereka kecuali pedang . .
yang akan diambil …. . hingga Allah menjatuhkan putusan-Nya
dalam mengadili kami dengan mereka. . .
Rasulullah menceritakan kepada mereka !‖
berdua peristiwa perundingan yang
berlangsung antara Dia dengan para - Tanpa membuang waktu Rasulullah saw.
pemimpin Gathfan. Tak lupa ia merubah pendiriannya dan menyampaikan
menyatakan bahwa langkah itu diambilnya kepada para pemimpin suku Gathfan
ialah karena ingin menghindarkan kota dan bahwa shahabat-shahabatnya menolak
penduduk Madinah dari serangan dan rencana perundingan, dan bahwa beliau
pengepungan dahsyat. menyetujui dan berpegang kepada putusan
shahabatnya….
Kedua pemimpin itu tampil mengajukan
pertanyaan: Selang beberapa hari, kota Madinah
mengalami pengepungan ketat.
―Wahai Rasulullah, apakah ini pendapat Sebenarnya pengepungan itu lebih
anda sendiri, ataukah wahyu yang merupakan pilihannya sendiri daripada
dititahkan Allah … ?‖ Ujar Rasulullah: dipaksa orang, disebabkan adanya parit
―Bukan, tetapi ia adalah pendapatku yang digali sekelilingnya untuk menjadi
yang benteng perlindungan bagi dirinya. Kaum
kurasa baik untuk tuan-tuan! Demi Allah,
Muslimin pun memasuki suasana perang. luka tersebut ia kembali menemui
Dan Sa‘ad bin Mu‘adz keluar membawa Tuhannya. Tetapi peristiwa itu terjadi
pedang dan tombaknya sambil berpantun: setelah hatinya terobati terhadap Bani
Quraidha.
―Berhentilah sejenak,
nantikan Kisahnya ialah~setelah orang-orang
berkecamuknya perang Maut berkejaran Quraisy merasa putus asa untuk dapat
menyambut ajal datang menjelang … !‖ menyerbu kota Madinah dan ke dalam
barisan mereka menyelinap rasa gelisah,
Dalam salah satu perjalanan kelilingnya maka mereka sama mengemasi barang
nadi lengannya disambar anak panah yang perlengkapan dan alat senjata, lalu kembali
dilepaskan oleh salah seorang musyrik. ke Mekah dengan tangan kosong.
Darah menyembur dari pembuluhnya dan
segera ia dirawat secara darurat untuk Rasulullah saw. berpendapat, mendiamkan
menghentikan keluarnya darah. Nabi saw. perbuatan orangorang Quraidha, berarti
menyuruh membawanya ke mesjid, dan membuka kesempatan bagi kecurangan
agar didirikan kemah untuknya agar ia dan pengkhianatan mereka terhadap kota
berada di dekatnya selama perawatan. Madinah bilamana saja mereka
menghendaki, suatu hal yang tak dapat
Sa‘ad, tokoh muda mereka itu dibawa oleh dibiarkan berlalu! Oleh sebab itulah beliau
Kaum Muslimin ke tempatnya di mesjid mengerahkan shahabat-shahabatnya
Rasul. Ia menunjukkan pandangan mata- kepada Bani Quraidha itu. Mereka
nya ke arah langit, lalu mohonnya: mengepung orang-orang Yahudi itu selama
25 hari. Dan tatkala dilihat oleh Bani
―Ya Allah, jika dari peperangan dengan Quraidha bahwa mereka tak dapat
Quraisy ini masih ada yang Engkau melepaskan diri dari Kaum Muslimin,
sisakan, maka panjangkanlah umurku mereka pun menyerahlah dan mengajukan
untuk menghadapinya! Karena tak ada permohonan kepada Rasulullah yang
golongan yang diinginkan untuk mendapat jawaban bahwa nasib mereka
menghadapi mereka daripada kaum yang akan tergantung kepada putusan Sa‘ad bin
telah menganiaya Rasul-Mu, telah Mu‘adz. Di masa jahiliyah dahulu, Sa‘ad
mendustakan dan mengusirnya … ! Dan adalah sekutu Bani Quraidha …. Nabi saw.
seandainya Engkau telah mengakhiri mengirim beberapa shahabat untuk
perang antara kami dengan mereka, membawa Sa‘ad bin Mu‘adz dari kemah
jadikanlah kiranya musibah yang telah perawatannya di mesjid. Ia dinaikkan ke
menimpa diriku sekarang ini sebagai jalan atas kendaraan, sementara badannya
untuk menemui syahid … ! Dan janganlah kelihatan lemah dan menderita sakit.
aku dimatikan sebelum tercapainya yang
memuaskan hatiku dengan Bani Quraidha Kata Rasulullah kepadanya: ‖Wahai
… !‖ Sa‘ad! Berilah keputusanmu terhadap Bani
Quraidha . . . !‖ Dalam fikiran Sa‘ad
Allah-lah yang menjadi pembimbingmu, terbayang kembali kecurangan Bani
wahai Sa‘ad bin Mu‘adz … ! Karena Quraidha yang berakhir dengan perang
siapakah yang mampu mengeluarkan Khandak dan nyaris menghancurkan kota
ucapan seperti itu dalam suasana Madinah serta penduduknya. Maka ujar
demikian, selain dirimu … ? Sa‘ad: — ―Menurut pertimbanganku,
orang-orang yang ikut berperang di antara
Dan permohonannya dikabulkan oleh mereka hendaklah dihukum mati.
Allah. Luka yang dideritanya menjadi Perempuan dan anak mereka diambil jadi
penyebab yang mengantarkannya ke pintu tawanan, sedang harta kekayaan mereka
syahid, karena sebulan setelah itu,
akibat
dibagi-bagi . .. !‖ Demikianlah, sebelum
meninggal, hati Sa‘ad telah terobatt
terhadap Bani Quraidha . . . .

Luka yang diderita Sa‘ad setiap hari


bahkan setiap jam kian sertambah parah . .
. . Pada suatu hari Rasulullah saw. datang
menjenguknya. Kiranya didapatinya, ia
dalam saat terakhir dari hayatnya. Maka
Rasulullah meraih kepalanya dan
menaruhnya di atas pangkuannya, lalu
berdu‘a kepada Allah, katanya: ―Ya Allah,
Sa‘ad telah berjihad di jalan-Mu; ia telah
membenarkan Rasul-Mu dan telah
memenuhi kewajibannya. Maka terimalah
ruhnya dengan sebaik-baiknya cara
Engkau menerima ruh . . . !‖

Kata-kata yang dipanjatkan Nabi itu


rupanya telah memberikan kesejukan dan
perasaan tenteram kepada ruh yang hendak
pergi. Dengan susah payah dicobanya
membuka kedua matanya dengan harapan
kiranya wajah Rasulullah adalah yang
terakhir dilihatnya selagi hidup ini,
katanya: ―Salam atasmu, wahai Rasulullah
… ! Ketahuilah bahwa aku mengakui
bahwa anda adalah Rasulullah!‖

Rasulullah pun memandangi wajah Sa‘ad


lalu katanya: ―Kebahagiaan bagimu wahai
Abu Amr … ! ―

Berkata Abu Sa‘id al-Khudri: — ―Saya


adalah salah seorang yang menggali
makam untuk Sa‘ad …. Dan setiap kami
menggali satu lapisan tanah, tercium oleh
kami wangi kesturi, hingga sampai ke
liang lahat‖.

Musibah dengan kematian Sa‘ad yang


menimpa Kaum Muslimin terasa berat
sekali. Tetapi hiburan mereka juga tinggi
nilainya, karena mereka dengar Rasul
mereka yang mulia bersabda: ―Sungguh,
‗Arasy Tuhan Yang Rahman bergetar
dengan berpulangnya Sa‘ad bin Mu‘adz . .
. !‖
SA‟AD BIN UBADAH penduduk yang memukul dan melakukan
PEMBAWA BENDERA ANSHAR siksaan padanya sesuka hati mereka …
Setiap menyebut nama Sa‘ad bin Mu‘adz, Apa … ? Sa‘ad bin Ubadah mendapat
pastilah diaebut pula bersamanya Sa‘ad perlakuan seperti ini ? Ia yang menjadi
bin Ubadah. Kedua mereka adalah pemimpin Madinah, yang selama ini
pemuka-pemuka penduduk Madinah. melindungi orang yang minta
Sa‘ad bin Mu‘adz pemuka suku Aus, perlindungan, menjamin keamanan
sedang Sa‘ad bin Ubadah pemuka suku perdagangan mereka, memuliakan utusan
Khazraj. Keduanya lebih dini masuk dari pihak mana pun yang berkunjung ke
Islam, menyaksikan bai‘at ‗Aqabah dan Madinah .. . ? Tentulah orang-orang yang
hidup di samping Rasulullah sebagai telah mengikatnya dan orang-orang yang
prajurit yang taat dan Mu‘min sejati. memukulnya itu tidak kenal padanya dan
tidak mengetahui kedudukannya di
Mungkin kelebihan Sa‘ad bin Ubadah kalangan kaumnya!
karena dia satu-satunya dari golongan
Anshar yang menanggung siksaan Quraisy Tetapi, bagaimana menurut pendapat anda
yang dislami hanya Kaum Muslimin mereka akan melepaskan Sa‘ad seandainya
penduduk Mekah! Adalah suatu hal yang mereka mengenalnya? Bukankah mereka
wajar andainya Quraisy melampiaskan juga menyiksa para pemimpin Mekah yang
amarah dan kekejaman mereka kepada beragama Islam … ? Ketika itu orang-
orang-orang yang sekampung dengan orang Quraisy benar-benar dalam
mereka yaitu warga kota Mekah. Tetapi kebingungan. Mereka melihat nilai-nilai
jika siksaan itu mencapai pada laki-laki jahiliyah mereka menghadapi kehancuran
warga Madinah, padahal ia bukan laki-laki di depan tembilang-tembilang kebenaran,
kebanyakan, tetapi seorang tokoh di antara sehingga tiada melihat jalan keluar kecuali
para pemimpin dan pemukanya, maka dengan melampiaskan dendam dan nafsu
keiatimewaan itu telah ditaqdirkan hanya amarah mereka.
bagi Sa‘ad bin Ubadah seorang.
Sebagai telah kita ceritakan tadi, orang-
Ceritanya demikian, setelah selesainya orang musyrik mengerumuni Sa‘ad bin
perjanjian ‗Aqabah yang dilakukan secara Ubadah dan menyiksa Serta
rahasia, dan orang-orang Anshar telah memukulinya.Sekarang marilah dengarkan
bersiap-siap hendak kembali pulang, Sa‘ad mengisahkan riwayatnya: ―Demi
orang-orang Quraisy mengetahui janji setia Allah, aku berada dalam cengkraman
dari orang-orang Anshar ini Serta mereka, ketika tiba-tiba muncul
persetujuan mereka dengan Rasulullah serombongan Quraisy, di antara mereka
saw. di mana mereka akan berdiri di terdapat seorang laki-laki yang putih
belakangnya dan menyokongnya bersih dan tinggi. Kataku dalam diriku:
menghadapi kekuatankekuatan musyrik ―Andainya di antara orang-orang ini
dan kesesatan. ada yang
baik, maka inilah orangnya!‖ Setelah ia
Timbullah kepanikan di kalangan Quraisy dekat, diangkat tangannya lalu ditinjunya
ini, dan segera mengejar kafilah Anshar. daku sekuat-kuatnya. Maka kataku pula:
Kebetulan mereka berhasil menangkap ―Tidak, demi Allah! Rupanya tak ada lagi
Sa‘ad bin Ubadah. Kedua tangannya yang baik dikalangan mereka . . . !‖
mereka ikatkan ke atas pundaknya dengan Sungguh, ketika aku sedang mereka Seret,
tali kendaraannya, lalu mereka bawa ke tiba-tiba mendekatlah kepadaku salah
Mekah, disambut beramai-ramai oleh seorang di antara mereka, katanya: ―Hai
keparat, apakah tak ada di antaramu
dengan salah seorang Quraisy ikatan Dan memang, kepemurahan Sa‘ad di
perlindungan?‖ ―Ada‖, kataku, ―aku zaman Islam merupakan salah satu bukti
biasa melindungi anak buah saudagar dari bukti-bukti keimanannya yang kuat
Jubeir bin Muth‘im, dan menjaga mereka lagi tangguh. Dan mengenai sifatnya ini
dari orang- orang yang bermaksud ahli-ahli riwayat pernah
menganiaya mereka di negeriku. Jugs aku
menjadi pelindung dari Harits bin Harb bin berkata: ―Sa‘ad selalu
Umaiyah‖. Kata orang itu pula: ―Sebutlah menyiapkan perbekalan bagi Rasulullah
nama kedua laki-laki itu dan terangkan saw. dan bagi seluruh isi rumahnya . . . !‖
ikatan perlindungan di antara kamu dengan
mereka!‖ Anjurannya itu kuturuti; Kata mereka pula: ―Biasanya seorang laki-
sementara ia pergi mendapatkan kedua laki Anshar pulang ke rumahnya
orang sekutuku tadi dan menyampaikan membawa seorang dua atau tiga orang
pada mereka bahwa seorang laki-laki dari Muhajirin, sedang Sa‘ad bin Ubadah
suku Khazraj sedang disiksa di padang pulang dengan 80 orang – - – !‖ Oleh
pasir, sedang ia menyebut nama mereka sebab itu Sa‘ad selalu memohon kepada
dan menyatakan bahwa antaranya dengan Tuhannya agar ditambahi rizqi dan
mereka itu ada perjanjian perlindungan. karunia-Nya. Dan ia pernah berkata:
Ketika mereka menanyakan namaku ―Ya Allah, tiadalah yang sedikit itu
dijawabnya: ―Sa‘ad bin Ubadah‖. ―Demi memperbaiki diriku, dan tidak pula baik
Allah, benar ia!‖ ujar mereka, lalu mereka bagiku . . . !‖ Wajarlah apabila Rasulullah
pun datang dan membebaskanku dari saw. mendua‘akannya: ―Ya Allah, berilah
tangan mereka . . ‖. keluarga Sa‘ad bin Ubadah karunia Serta
rahmat-Mu … !‖
Sa‘ad segera meninggalkan Mekah setelah
menerima penganiayaan yang ditemuinya, Sa‘ad tidak hanya menyiapkan
hingga diketahuinya pasti sampai di mana kekayaannya untuk melayani kepentingan
persiapan Quraisy untuk melakukan Islam yang murni, tetapi juga ia
tindakan kekerasan terhadap kaum yang membaktikan kekuatan dan
tersingkir, yang menyeru kepada kebaikan, kepandaiannya. Ia adalah seorang yang
kepada haq dan keselamatan …. amat mahir dalam memanah. Dalam
peperangannya bersama Pasulullah saw.
Dan permusuhan Quraisy ini telah pengurbanannya amat penting dan
mempertebal semangatnya hingga menentukan. Berkata Ibnu Abbas r.a.: —
diputuskannya secara bulat akan membela ―Di setiap peperangannya, Rasulullah saw,
Rasulullah saw., para shahabat dan Agama mempunyai dua bendera: Benders
Islam secara mati-matian. Muhajirin di tangan Ali bin Abi Thalib dan
bendera Anshar di tangan Sa‘ad bin
Rasulullah saw. melakukan hijrahnya ke Ubadah‖.
Madinah, dan sebelumnya itu para
shahabatnya telah lebih dulu hijrah. Ketika Tampaknya kekerasan menjadi tabi‘at
itu demi melayani kepentingan orang- pribadi orang kuat ini . . . ! Ia seorang
orang Muhajirin, Sa‘ad membaktikan harta yang keras dalam melaksanakan haq dan
kekayaannya. Sa‘ad adalah seorang keras mempertahankan apa yang
dermawan, baik dari tabi‘at pembawaan, dipandangnya benar dan menjadi haqnya.
maupun dari turunan. Ia adalah putra
Ubadah bin Dulaim bin Haritsah yang Bila ia telah meyakini sesuatu hal, maka ia
kedermawanannya di zaman jahiliyah akan bangkit menyatakannya secara terns
lebih tenar dari ketenaran manapun juga. terang tanpa tedeng aling-aling dan akan
melaksanakannya dengan tekad bulat tiada saqifah (pendopo) Bani Sa‘idah menyeru-
kenal kompromi. kan agar khalifah Rasulullah itu diangkat
dari golongan Anshar. Karena mengambil
Maka tatkala pembebasan kota Mekah, alih tanggung jawab khilafah Rasulullah
Rasulullah mengangkatnya sebagai pada saat itu merupakan kewajiban orang
komandan suatu peleton dari tentara Islam. Anshar sebagai penduduk asli Madinah
Dan demi ia sampai dekat pintu gerbang yang telah menyatakan bai‘atnya di bukit
Tanah Suci ia telah berseru: ‗Aqabah pada saat orang-orang Mekah
tidak berdaya menghadapi penindasan dan
―Hari ini hari berkecamuknya perang! gempuran orang-orang kafir Quraisy.
Hari ini dihalalkan perbuatan yang Wajar pulalah apabila orang-orang yang
terlarang … telah menyediakan tempat, perbekalan dan
jiwa raganya, demi kelangsungan hidup
Seruannya itu kedengaran oleh Umar bin Agama Allah tampil mengambil alih
Khatthab, maka ia segera menghadap tanggung jawab ini.
Rasulullah saw. lalu katanya: ―Wahai
Rasulullah, dengarlah apa yang dikatakan Sikap ini dipelopori oleh Sa‘ad bin
Sa‘ad bin Ubadah itu! Kita khawatir kalau- Ubadah, seorang yang cukup dikenal
kalau ia akan menggempur habis Quraisy kejujuran, keterbukaan dan
…!― keterusterangan sikapnya. 4

Nabi saw. pun memerintahkan Ali untuk Tetapi Umar bin Khatthab mempunyai
menemuinya, meminta bendera dan pendirian yang lain, ia meninjau dari segi
mengambil alih pimpinan dari tangan- kepemimpinan pada umumnya dan
nya…. memperhatikan sikap Rasulullah pada
masa hidupnya terhadap Abu Bakar.
Ketika dilihatnya kota Mekah telah tunduk
dan menyerah kepada tentara Islam yang Menurut Umar, Abu Bakar Shiddiq
berjaya itu, teringatlah Sa‘ad akan aneka mendapat kepercayaan Rasul mewakili
ragam siksaan yang ditimpakan mereka beliau menjadi imam shalat pada saat
kepada Kaum Muslimin, bahkan juga Rasul sakit, dan banyak lagi sikap dan sifat
kepada dirinya sendiri dulu. Dan ter- kepemimpinan Abu Bakar yang sangat
kenanglah peperangan demi peperangan menonjol di masa hayat Rasulullah
yang dilancarkan mereka terhadap orang- dikemukakan Umar dengan tidak
orang yang cinta damai, padahal tak ada mengecilkan, bahkan mengagumi
dosa mereka, hanyalah karena mereka pengurbanan, kepahlawanan dan
berani mengatakan: ―Lailaha illallah, tiada kepemimpinan orang-orang Anshar, Umar
Tuhan melainkan Allah‖. Maka kekerasan pun mengutip ayat al-Quran:
hati dan ketegasannya mendorongnya
untuk menindak orang-orang Quraisy dan orang kedua selagi mereka berada dalam
membalas kejahatan mereka dengan gua … (Q-S. 9 at-Taubat:40)
tindakan yang setimpal …. Dapat dipahami seperti ayat tersebut oleh
seluruh shahabat bahwa orang kedua itu
Sikapnya yang militan ini pulalah yang ialah Abu Bakar.
menjabarkan pendirian Sa‘ad bin Ubadah
yang terkenal dengan peristiwa hari Dalam situasi seperti ini adanya perbedaan
saqifah itu …. pendapat dan timbulnya pro dan kontra
adalah wajar. Dan dengan rahmat dan
Tidak lama setelah wafatnya Rasulullah inayah Allah peristiwa ini dapat
saw. segolongan Anshar berkumpul di diselesaikan dan diatasi dengan terpilihnya
Abu Bakar Shiddiq sebagai khalifah padanya
mereka …. Wahai orang-orang yang terpercaya di
kalangan orang-orang beriman
Sikap Sa‘ad bin Ubadah yang terbuka dan
terus terang dan sangat gigih dalam Bila manusia dapat penilaian, kenapa
mengemukakan pendiriannya itu, sangat Sulaim ditinggalkan? Bukankah ia tampil
dihargai oleh Rasulullah. ke depan, memberi tempat dan per-
lindunganSampai Allah menyebut mereka
Mari kita ungkapkan apa yang terjadi Anshar atau para pembela Karena mereka
setelah selesainya perang Hunain. membela Agama petunjuk, dan pejuang di
medan laga Cepat kaki dan ringan tangan
Tatkala perang itu berakhir dengan di jalan Allah Menyadari kesulitan, tiada
kemenangan di pihak Muslimin, merasa takut ataupun kecewa‖.
Rasulullah saw. pun membagi-bagikan
harta rampasan kepada mereka. Ketika itu Pada bait-bait syair tersebut penyair
beliau memberikan perhatian khusus Rasulullah dari orang Anshar itu
kepada para muallaf, yakni bangsawan- melukiskan kekecewaan yang dirasakan
bangsawan Quraisy yang baru saja masuk orang-orang Anshar, disebabkan Nabi saw.
Islam waktu fathu Mekah. Dengan pem- hanya memberikan barang-barang
berian itu Rasulullah bermaksud rampasan itu kepada sebagian shahabat
melembutkan hati orang-orang itu dalam sedang mereka tidak mendapat bagian apa-
mengatasi kemelut jiwa mereka, apa.
sebagaimana beliau memberikan kepada
pejuang yang sangat memerlukan guna Pemuka Anshar Sa‘ad bin Ubadah
menolong mengatasi kebutuhan materi menyaksikan hal ini dan mendengar anak
mereka. buahnya berbisik-bisik memperbincangkan
hal tersebut. Kejadian ini tidak diaukai
Adapun orang-orang yang telah kokoh oleh Sa‘ad, maka tampillah ia memenuhi
keislamannya, Nabi menyerahkan suara hatinya yang polos dan terus terang
mengatasi persoalan hidup itu kepada dan segera menemui Rasulullah saw. lalu
keislaman mereka, dan tidak memberikan katanya:
sesuatu pun dari harta rampasan perang
ini. Perlu pula diketahui bahwa pemberian ―Wahai Rasulullah … ! Golongan Anshar
Rasulullah saw. semata pemberiannya saja ini merasa kecewa terhadap anda melihat
sudah merupakan suatu kehormatan yang tindakan anda mengenai harta rampasan
amat diharapkan oleh seluruh Kaum yang kita peroleh! Anda membagi-
Muslimin. Di samping itu rampasan bagikannya kepada kaum anda, dan
perang telah merupakan sumber penting mengeluarkan pemberian berlimpah
dari biaya yang menunjang kehidupan kepada kepala-kepala suku Arab Quraisy,
Muslimin. tetapi suku Anshar, tiada sedikit pun
menerimanya … !‖
Demikianlah dengan perasaan heran
orang-orang Anshar bertanya-tanya Demikianlah laki-laki yang terus terang
sesama mereka: ―Kenapa Rasulullah tidak dan terbuka itu mengeluarkan isi hati dan
menyerahkan upeti dan harta rampasan perasaan yang terpendam di dada kaumnya
yang menjadi bagian mereka … ?‖ dan memberikan kepada Rasulullah
lukisan sebenarnya dari peristiwa tersebut.
Dan berkatalah penyair Anshar Hasan bin
Tsabit: Rasulullah saw. pun bertanya ke padanya:–
―Datanglah pada Rasulullah, ―Dan anda wahai Sa‘ad, bagaimana
tanyakan
pendapat anda mengenai hal itu … ?‖ kami benarkan ucapan tuan.
Artinya jika pendirian kaummu demikian, Tuan datang kepada kami terhina kami
bagaimana pula pikiranmu terhadap hal bela dan mengangkat tuan sebagai
itu?‖ pemimpin.
Dengan hati terbuka dan terus terang, Tuan datang terhuyung-huyung kami
segera Sa‘ad menjawab: sambut dan merawat tuan
―Aku ini tiada lain adalah salah Tuan datang terusir, kami beri tempat dan
seorang warga kaumku … ―Kalau perlindungan.
begitu‖, ujar Nabi pula,
―kumpulkanlah kemari kaummu itu … Apakah hati kalian kecewa wahai
!― golongan Anshar, melihat sampan dunia
yang kuberikan kepada segolongan
Terpaksalah kita mengikuti peristiwa itu manusia untuk menjinakkan hati mereka
hingga akhir kesudahannya karena dalam beragama, sedang terhadap diri
kiaahnya amat mengharukan sekali: — kalian kuberikan keteguhan keislaman
Sa‘ad mengumpulkan kaumnya golongan kalian … ?
Anshar. Rasulullah mendatangi mereka
dan memandangi wajah-wajah mereka Tidakkah kalian rela wahai kaurn Anshar,
yang kecewa Kemudian beliau tersenyum orang-orang itu pulang bersama kambing
cerah, sebagai pengakuan atas keluhuran dan unta, sedangkan kalian pulang
budi mereka dan penghargaan atas jasa- bersama Rasulullah ke tanah tumpah darah
jasa mereka . .. . Kemudian sabdanya: — kalian. Demi Allah yang nyawaku berada
―Wahai golongan Anshar . . – ! Segala di dalam tangan-Nya, kalau tidaklah
bisikan dan getaran hati kalian mengenai karena hijrah, tentulah aku termasuk
diriku telah diaampaikan kepadaku, golongan Anshar
sekarang aku bertanya kepada kalian:
Andaikan orang-orang rnenempuh
Bukankah ketika aku datang, kalian jalannya sendiri-sendiri pastilah aku akan
sedang sesat, kemudian Allah memberi mengikuti jalannya orang-orarig Anshar . .
petunjuk . ! Ya Allah, berilah rahmat kaum Anshar
… generasi . . . . demi generasi …
?
Waktu itu kalian dalam kekurangan, Ketika itu orang-orang Anshar sama
kemudian Allah memberi kecukupan … ? menangis, hingga janggut mereka menjadi
Kahan selalu bermusuhan, kemudian Allah basah. Kata-kata yang diucapkan Rasul
menanamkan kasih sayang dalam hati besar yang mulia itu memenuhi rongga
kalian? dada mereka dengan keten teraman, diri
Jawab mereka, : Benar! Allah dan Rasul- mereka dengan keselamatan Serta jiwa
Nya Maha pemberi lagi Maha Pemurah. mereka dengan kekayaan . . . . Dengan
Sabda Rasul pula: Tidakkah kalian akan serentak semua mereka .. . . termasuk
menyanggahku wahai golongan Anshar? dalamnya Sa‘ad bin Ubadah berseru:
Sanggahan apa yang dapat kami ‖Kami ridla kepada Rasulullah, atas
sampaikan kepada tuan wahai Rasulullah? pembagian maupun pemberiannya … !‖
jawab mereka.
Maha pemurah lagi Maha pemberi adalah Pada hari-hari pertama dari khilafah Umar,
milik Allah dan Rasul-Nya. Sa‘ad pergi menjumpai Amirul Mu‘minin
dan dengan keterusterangannya yang
Jawab Rasul: Apabila kalian mau, dapat keterlaluan seperti biasa, katanya
menyatakan kepadaku, dan sanggahan itu kepadanya: ‖Demi Allah, sahahabat anda
pasti benar dan tak dapat disanggah. Abu Bakar lebih kami sukai daripada anda
Andaikan kalian menyatakan kepadaku
Dahulu tuan datang kepada kami
didustakan orang, tetapi kami sambut dan
. . . ! Dan sungguh, demi Allah, aku tidak
senang tinggal berdampingan dengan anda
… !‖

Dengan tenang Umar menjawab:


―Orang yang tidak suka berdampingan
dengan tetangganya, tentu akan
menyingkir daripadanya‖. Sa‘ad
menjawab pula: ―Aku akan menyingkir
dan pindah ke dekat orang yang lebih baik
daripada anda . . . !‖

Dengan kata-kata yang .diucapkannya


kepada Amirul Mu‘minin Umar itu
tiadalah Sa‘ad bermaksud hendak
melampiaskan amarah atau menyatakan
kebencian hatinya! Karena orang yang
telah menyatakan ridlanya kepada
pembagian dan putusan Rasulullah saw.
sekali-kali tiada akan keberatan untuk
mencintai seorang tokoh seperti Umar,
yakni selama dilihatnya ia pantas untuk
dimuliakan dan dicintai Rasulullah.

Maksud Sa‘ad salah seorang shahabat


yang telah dilukiakan al-Quran
mempunyai sifat berkasih sayang sesama
mereka ialah bahwa ia tidak akan
menunggu datangnya suasana, di mana
nanti mungkin terjadi pertikaian antaranya
dengan Amirul Mu‘minin, pertikaian yang
sekali-kali tidak diinginkan dan diakuinya
…!

Maka disiapkannyalah kendaraannya,


menuju Syria. . . . Dan‘ belum lagi ia
sampai ke sana dan baru saja singgah di
Haman, ajalnya telah datang
memanggilnya dan mengantarkannya ke
sisi TuhannyaYang Maha Pengasih ….
USAMAH BIN ZAID katanya: ―Saya persaksikan kepada
KESAYANGAN, PUTERA kamu sekalian bahwa Zaid ini adalah
DARI KESAYANGAN puteraku, yang akan menjadi ahli warisku
dan aku akan menjadi ahli warisnya . . . !‖
Amirul Mu‘minin Umar bin Khatthab r.a. Maka terkenallah namanya di kalangan
sedang duduk membagi-bagikan uang Kaum Muslimin sebagai Zaid bin
perbendaharaan negara kepada Kaum Muhammad saw., sampai saat dihapusnya
Muslimin. Ketika datang giliran Abdullah kebiasaan mengambil anak angkat itu oleh
bin Umar, khalifah pun memberikan al- Quranul Karim.
bagiannya. Dan tatkala tiba giliran
Usamah bin Zaid, Umar memberinya Maka Usamah ini adalah puteranya.
bagian dua kali lipat dari bagian Sedang ibunya yaitu Ummu Aiman, bekas
puteranya Abdullah sahaya Rasulullah dan pengasuhnya.
…. Mengenai rupa dan bentuk lahirnya, tidak
disiapkan untuk sesuatu keahlian, walau
Karena biasanya Umar mengeluarkan pekerjaan apa pun. Sebagaimana dilukis-
pemberian kepada orang-orang itu sesuai kan oleh para sejarawan dan ahli-ahli
dengan kelebihan dan jasa mereka riwayat, kulitnya hitam dan hidungnya
terhadap Islam, maka Abdullah khawatir pesek.
kalau-kalau kedudukannya dalam Islam itu
berada pada urutan terakhir padahal ia Memang, dengan dua kata ini Saja tak
amat mengharapkan agar dengan ketaatan perlu lebih, sejarah telah menyimpulkan
dan perjuangannya, dengan sifat zuhud pembicaraan tentang bentuk Usamah ….
dan keshalehannya, ia akan tercatat di sisi Tetapi, sedari kapan Islam mementingkan
Allah sebagai salah seorang dari angkatan rupa dan bentuk lahir dari manusia . . . ?
pelopor dan barisan depan Kapankah, padahal Rasulnya sendiri telah
rnengatakan‘
Oleh sebab itulah ia menanyakan kepada
bapaknya, katanya: ―‗Kenapa ‗Ingatlah! Berapa banyahnya orang yang
ayahanda lebih mengutamakan Usamah berambut kusut masai, dengan tubuh
dari anakanda, padahal anakanda penuh debu dan pakaian yang telah usang
mengikuti Rasulullah, dalam peperangan dan 1apuk hingga tak diacuhkan orang,
yang tidak diikutinya?‖ Ujar Umar: tetapi bila ia memohon kepada Allah pasti
―Usamah lebih dicintai Rasulullah akan dikabulkan permohonannya itu … !‖
daripadamu . . . , sebagaimana ayahnya (al-Hadits)
lebih disayanginya daripada ayahmu … !‖
Jadi kalau begitu, tidak perlu kita
Nah, siapakah dia orang ini, yang derajat bicarakan mengenai bentuk lahir dari
kesayangan Rasulullah kepadanya dan Usamah! Kita tinggalkan kulitnya yang
kepada bapaknya, lebih tinggi dari kepada hitam dan hidungnya yang pesek, karena
Abdullah bin Umar, bahkan dari kepada dalam neraca Agama Islam, semua itu tak
Umar sendiri … ? ada nilai dan pengaruhnya.

Itulah dia Usamah bin Zaid … ! Dan para Dan marilah kita lihat sampai di mana
shahabat menggelarinya partisipasi dalam perjuangannya dan
―Kesayangan, putera dari kesayangan ―. betapa semangat berqurbannya!
Bapaknya yang bernama Zaid bin Bagaimana kesederhanaannya . . . .,
Haritsah adalah pelayan Rasulullah yang keteguhan pendirian, ketaatan dan
lebih mengutamakannya dari ibu bapak keshalehan, kebesaran jiwa serta
dan kaum keluarganya, dan yang oleh kesempurnaan peri hidupnya! Dalam
Rasulullah dihadapkannya kepada
serombongan shahabatnya, seraya
semua itu ia telah mencapai batas yang ―Sesungguhnya yang paling mulia di
memungkinkannya untuk menerima antara kalian di sisi Allah, ialah yang
limpahan kecintaan dan penghargaan paling taq wa! ‖
Rasulullah saw. sebagai sabdanya: (Q S. 49 al-Hujurat: 13)

―Sungguh, Usamah bin Zaid adalah Demikiaialah ketika Rasulullah saw.


manusia yang paling kusayangi, dan aku memasuki kota Mekah di hari pembebasan
berharap kiranya ia ahan termasuk orang- yang terkenal itu, kita lihat sebagai pen-
orang shaleh di antara kalian dan dampingnya ialah Usamah bin Zaid.
terimalah nasihatnya yang baik(al-Hadits) Kemudian kita lihat pula beliau memasuki
Ka‘bah di saat-saat yang paling
Usamah r.a. memiliki semua sifat utama mengharukan dan penuh kenangan itu,
yang menyebabkan dirinya dekat ke hati beliau diapit di sebelah kanan oleh Bilal
Rasulullah dan besar dalam pandangan dan di sebelah kiri oleh Usamah, dua lelaki
mata Rasul. la adalah putera dari sepasang yang tubuh mereka dibungkus oleh kulit
suami isteri Islam yang mulia dan yang hitam pekat, tetapi kalimat-kalimat
termasuk rombongan pertama yang masuk Allah yang memenuhi rongga dada mereka
Islam, dan paling dekat serta paling cinta yang luas dan suci telah menyepuh kulit
kepada Rasulullah. la juga termasuk di mereka itu dengan warna yang gemilang,
antara putera-putera Islam yang murni melambangkan kemuliaan dan ketinggian
yang dilahirkan dalam keislaman dan ….
disusukan dari sumbernya yang bersih
tanpa dikotori oleh debu jahiliyah yang Dalam usianya yang masih remaja, belum
gelap gulita …. lagi lebih 20 tahun, ia telah diangkat oleh
Rasulullah sebagai panglima dari suatu
Dan walaupun usianya masih muda belia, tentara yang di antara prajurit-prajuritnya
tetapi ia r.a. telah menjadi seorang Mu‘min terdapat Abu Bakar dan Umar . . . ! Di
yang tangguh dan Muslim yang kuat, yang kalangan sebagian Kaum Muslimin
siap sedia memikul tanggung jawab tersinar desas-desus keberatan mereka
keimanan dan Agamanya dengan terhadap putusan ini! Mereka menganggap
kecintaan yang mendalam dan kemauan tidak pada tempatnya mengangkat seorang
membaja. Kemudian ia adalah seorang pemuda yang masih hijau seperti Usamah
yang amat cerdas dan kelewat rendah hati, bin Zaid untuk memimpin suatu pasukan
serta mati-matian tak kenal batas berjuang tentara yang di dalamnya terdapat tokoh-
di jalan Allah dan Rasul-Nya. tokoh Muhajirin dan pemuka-pemuka
Anshar ….
Di samping itu, dalam Agama baru ini ia
merupakan kelinci percobaan terhadap Bisik-bisik ini sampai ke telinga
perbedaan warna kulit yang sengaja Rasulullah saw. beliau naik ke atas
hendak dihapus dan dilenyapkan oleh mimbar, lalu menyampaikan puji dan
Agama Islam. syukur kepada Allah, kemudian sabdanya:

Maka si hitam pesek ini telah merebut ―Sebagian orang mengecam pengangkatan
kedudukan tinggi di hati Nabi dan barisan Usamah bin Zaid sebagai panglima . . . !
Kaum Muslimin karena Agama yang telah Sebelum ini mereka juga telah mengecam
dipilih Allah bagi hamba-hamba-Nya telah pengangkatan bapaknya . . . ! Walau
menetapkan bapaknya itu layak untuk menjadi
panglima! Dan Usamah pun layak untuk
ukuran yang sah bagi ketinggian manusia jabatan itu!
itu dengan firman Allah
Ia adalah yang paling saya kasihi setelah akan menjadi pedoman bagi Usamah
bapaknya . . . ! Dan saya berharap kiranya sepanjang hayatnya, semenjak ia
ia termasuk salah seorang utama di antara ditinggalkan oleh Rasulullah sampai ia
kalian … menyusul pula ke sisi Tuhannya di akhir
! Maka bantulah ia masa pemerintahan Mu‘awiyah.
dengan memberikan nasihat yang baik …
Dua tahun sebelum beliau wafat,
Sebelum tentara itu bergerak menuju Rasulullah saw. mengirim Usamah sebagai
tujuannya, Rasulullah saw. pun wafat. komandan dari suatu pasukan untuk meng-
Tetapi ia telah meninggalkan pesan yang hadapi sebagian orang-orang musyrik yang
berhikmat kepada para shahabatnya; menentang Islam dan menyerang Kaum
―Laksanakanlah pengiriman Usamah … Muslimin. Peristiwa itu merupakan
! Teruskan pemberangkatannya … !‖ pengangkatan pertama sebagai Amir atau
panglima yang dialami oleh Usamah.
Wasiat ini dijunjung tinggi oleh khalifah
Abu Bakar. Dan walaupun suasana Dalam tugas ini Usamah berhasil
sepeninggal Rasulullah itu telah berubah, mencapai kemenangan, dan beritanya telah
tetapi Abu Bakar Shiddiq bersikeras lebih dulu diterima Rasulullah, menyebab-
hendak melaksanakan wasiat dan kan beliau gembira dan berbahagia. Dan
perintahnya. Maka bergeraklah tentara marilah kita dengar cerita Usamah
Usamah ke Lempat yang telah ditetapkan, memaparkan peristiwa itu selanjutnya:
yakni setelah khalifah meminta izin ―Setiba saya dari medan laga, segera saya
kepadanya agar Umar dibolehkan tinggal menghadap Nabi saw. dan sementara itu
di Madinah untuk rnendampinginya. berita kemenangan telah sampai ke telinga
beliau saya dapati wajahnya berseri-seri . .
Maka tatkala kaisar Romawi Heraklius . , lalu disuruhnya saya mendekat,
mendengar berita tentang wafatnya kemudian katanya: ―Cobalah ceritakan
Rasulullah, pada waktu yang bersamaan kepadaku… ! ―Lalu saya ceritakan
diterimanya pula berita kedatangan tentara kepadanya . . . . Saya katakan bahwa
Islam menyerang perbatasan Syria di tatkala orang-orang. itu mengalami
bawah pimpinan Usamah bin Zaid. Ia pun kekalahan, saya menemui seorang laki-laki
merasa heran terhadap kekuatan Kaum dan kepadanya saya acungkan tombak. la
Muslimin karena wafatnya Rasulullah mengucapkan La ilaha illallah, maka saya
sedikit pun tidak mempengaruhi rencana tusuk ia hingga tewas.
dan kemampuan mereka!
Wajah Rasulullah tiba-tiba berubah,
Demikianlah pihak Romawi merasa kecut, ujarnya: ―Keparat kamu, hai Usamah . . . !
dan mereka tidak berani lagi mengambil Betapa tindakanmu terhadap orang yang
langkah selanjutnya untuk menyerang mengucapkan La ilaha illallah?
tanah air Islam di jazirah Arab!
Keparat kamu, hai Usamah . . . ! Betapa
Dan mengenai pasukan Usamah, ia perlakuanmu terhadap orang yang
kembali tanpa meninggalkan qurban, mengucapkan La ilaha illallah?‖
hingga orang-orang Islam saling berkata: Rasulullah selalu mengulang-ulangi
―Tidak pernah kita lihat, pasukan ucapannya itu kepada saya hingga ingin
yang saya rasanya mengakhiri semua perbuatan
lebih aman dari pasukan Usamah‘.. . ! ― yang telah saya kerjakan, lalu mulai saat
itu menghadapi Islam dengan halaman
Pada suatu hari, Usamah menerima baru! Maka demi Allah! Tidak . .. ! Saya
pelajaran dari Rasulullah, suatu pelajaran takkan membunuh lagi seorang yang
yang amat dalam, yakni pelajaran yang
mengucapkan La ilaha ill1allah, setelah buahnya di satu pihak, dengan Mu‘awiyah
mendengar kata-kata penyalahan dari serta pengikut-pengikutnya di lain pihak,
Rasulullah saw. itu . . . !‖ Usamah mengambil sikap tidak memihak
secara mutlak. Sebenarnya ia amat men-
Inilah dia pelajaran utama yang memberi cintai Ali, dan berpendapat bahwa Ali di
pengarahan kepada kehidupan Usamah, pihak yang benar . . . Tetapi betapapun ia
kekasih putera kekasih, semenjak ia men- tidak berani membunuh dengan pedangnya
dengarnya dari Rasulullah sampai ia seorang Muslim yang beriman kepada
berpisah dari dunia dalam keadaan ridla Allah dan kepada RasulNya, padahal la
dan diridlai …. telah dicela oleh Rasulullah karena
membunuh seorang musyrik yang
Sungguh, suatu pelajaran yang dalam! memanggul senjata yang di saat kalah dan
Pelajaran yang mengungkapkan lari sempat membaca La ilaha illallah … ?
kemanusiaan Rasulullah, keadilan dan
keluhuran prinsipnya, ketinggian Agama Ketika itu dikirimnyalah sepucuk surat
dan akhlaqnya! Laki-laki yang kepada Imam Ali, yang di antara suratnya
kematiannya disesalkan oleh Nabi ini, dan itu berisi sebagai berikut: ‖Seandainya
Usamah mendapat dampratan daripadanya anda berada di mulut singa sekalipun, saya
karena membunuhnya, adalah seorang bersedia untuk masuk bersama anda ke
musyrik pemanggul senjata. Tatkala ia dalamnya … ! Tetapi mengenai urusan ini
menyebut La ilaha illallah itu hulu pedang sekali-kali tak masuk dalam pikiranku …
sedang tergenggam di tangan kanannya, !‖
sementara pada matanya masih berlekatan
irisan-irisan daging yang direnggutkannya Maka selama perselisihan dan peperangan
dari tubuh Kaum Muslimin. Kalimat itu itu ia tetap berada di rumahnya dan tidak
diucapkannya ialah agar ia selamat dari hendak meninggalkannya. Dan tatkala
pukulan yang mematikan, atau sebagai datang beberapa orang shahabatnya
siasat agar ia memperoleh kesempatan membicarakan pendiriannya, katanya
untuk menciptakan suasana baru, hingga ia kepada mereka: — ―Saya tak hendak
dapat melanjutkan peperangan kembali. memerangi orang yang mengucapkan La
ilaha illallah untuk selama-lamanya … !‖
Meskipun demikian, karena lidahnya telah
bergerak dan mulutnya telah Salah seorang di antara mereka
mengucapkannya, maka karena itu, dan mendebatnya, katanya: ―Bukankali Allah
pada waktu itu juga darahnya menjadi suci berfirman: ―Dan perangilah mereka hingga
dan keselamatannya serta nyawanya jadi tak ada lagi fitnah, dan Agama seluruhnya
terjamin. Tidak peduli bagaimana niat, isi menjadi milik Allah?‖ Jawab Usamah: —
hati dan tujuannya yang sebenarnya … ! ―Itu terhadap orang-orang musyrik
Pelajaran ini diperhatikan oleh Usamah dan kita telah memerangi mereka hingga
sampai titik terakhir …. fitnah menjadi lenyap dan agama
seluruhnya menjadi milik Allah … !‖
Nah, bila orang dalam keadaan seperti
demikian, dilarang Pada tahun 54 Hijrah, hati Usamah sudah
Rasulullah amat rindu sekali hendak berjumpa dengan
membunuhnya hanya karena ia membaca Allah, hingga ruhnya telah resah gelisah
La illaha illallah, bagaimana terhadap dalam rongga dadanya, ingin hendak
orang-orang yang betul-betul beriman dan kembali ke tempat asalnya ….
betul-betul beragama Islam … ?

Demikianlah kita lihat ketika terjadi


keributan besar antara Imam Ali dan anak
Maka terbukalah pintu-pintu surga, untuk
menyambut kepulangan salah seorang
yang gemar beramal baik dan bertaqwa….
ABDURRAHMAN BIN ABI BAKAR Demikianlah, bagaimana juga hormatnya
PAHLAWAN SAMPAI SAAT Abdurrahman kepada bapaknya, serta
TERAKHIR kepercayaannya yang penuh kepada
kematangan akal dan kebesaran jiwa serta
Ia merupakan lukisan nyata tentang budinya, namun keteguhan hatinya
kepribadian Arab dengan segala terhadap keyakinannya tetap berkuasa
kedalaman dan kejauhannya . . . . hingga tiada terpengaruh oleh keislaman
Sementara bapaknya adalah orang yang bapaknya itu. Maka ia berdiri teguh dan
pertama beriman, dan ―Shiddiq‖ yang tak beranjak dari tempatnya, memikul
memiliki corak keimanan yang tiada tanggung jawab aqidah dan keyakinannya
taranya terhadap Allah dan Rasul-Nya, itu, membela berhala-berhala Quraisy dan
serta orang kedua ketika mereka berada bertahan mati-matian di bawah bendera
dalam gua. dan panji-panjinya, melawan Kaum
Mu‘minin yang telah siap mengurbankan
Tetapi Abdurrahman termasuk salah jiwanya.
seorang yang keras laksana batu karang
menyatu menjadi satu, senyawa dengan Dan orang-orang kuat semacam ini, tidak
Agama nenek moyangnya dan berhala- buta akan kebenaran, walaupun untuk itu
berhala Quraisy … ! diperlukan waktu yang lama. Kekerasan
prinsip, cahaya kenyataan dan ketulusan
Di perang Badar ia tampil sebagai barisan mereka, akhir kesudahannya akan
penyerang di pihak tentara musyrik. membimbing mereka kepada barang yang
haq dan mempertemukan mereka dengan
Dan di perang Uhud ia mengepalai petunjuk dan kebaikan.
pasukan panah yang dipersiapkan Quraisy
untuk menghadapi Kaum Muslimin . . . . Dan pada suatu hari, berdentanglah saat
Dan sebelum kedua pasukan itu bertempur, yang telah ditetapkan oleh taqdir itu, yakni
lebih dulu seperti biasa dimulai dengan saat yang menandai kelahiran baru dari
perang tanding. Abdurrahman maju ke Abdurrahman bin Abu Bakar Shiddiq . . . .
depan dan meminta lawan dari pihak Pelita-pelita petunjuk telah menyuluhi
Muslimin. Maka bangkitlah bapaknya dirinya, hingga mengikis habis baying--
yakni Abu Bakar Shiddiq r.a. maju ke bayang kegelapan dan kepalsuan warisan
muka melayani tantangan anaknya itu …. jahiliyah. Dilihatnya Allah Maha Tunggal
Tetapi Rasulullah menahan shahabatnya lagi Esa di segala sesuatu yang terdapat di
itu dan menghalanginya melakukan perang sekelilingnya, dan petunjuk Allah pun
tanding dengan puteranya sendiri …. mengurat-mengakar pada diri dan jiwanya,
hingga ia pun menjadi salah seorang
Bagi seorang Arab asli, tak ada ciri yang Muslim . . . !
lebih menonjol dari kecintaannya yang
teguh terhadap apa yang diyakininya . . . . . Secepatnya ia bangkit melakukan
Jika ia telah meyakini kebenaran sesuatu perjalanan jauh menemui Rasulullah untuk
agama atau sebuah pendapat, maka tak kembali ke pangkuan Agama yang haq.
ubahnya ia bagai tawanan yang diperbudak Maka bercahaya-cahayalah wajah Abu
oleh keyakinannya itu hingga tak dapat Bakar karena gembira ketika melihat
melepaskan diri lagi. Kecuali bila ada puteranya itu bai‘at kepada Rasulullah
keyakinan baru yang lebih kuat, yang saw.
memenuhi rongga akal dan jiwanya tanpa
syak wasangka sedikit pun, yang akan Di waktu kafirnya la adalah seorang
menggeser keyakinannya yang pertama jantan! Maka sekarang ia memeluk Islam
tadi. secara jantan pula! Tiada sesuatu harapan
yang menariknya, tiada pula sesuatu kepribadiannya. Tiada sedikit pun ia
ketakutan yang mendorongnya terpengaruh oleh sesuatu pancingan atau di
bawah sesuatu tekanan, bahkan juga pada
Hal itu tiada lain hanyalah suatu keyakinan saat yang amat gawat, yakni ketika
yang benar dan tepat, yang dikaruniakan Mu‘awiyah memutuskan hendak
oleh hidayah Allah dan taufik-Nya! Dan memberikan bai‘at sebagai khalifah bagi
mulai saat itu Abdurrahman pun berusaha Yazid dengan ketajaman senjata!
sekuat tenaga untuk menyusul ketinggalan-
ketinggalannya selama ini, baik di jalan Mu‘awiyah mengirim Surat bai‘at itu
Allah, maupun di jalan Rasul dan orang- kepada Marwan gubernurnya di Madinah
orang Mu‘min. dan menyuruh dibacakannya kepada Kaum
Muslimin di mesjid. Marwan
Di masa Rasulullah saw. begitupun di melaksanakan perintah itu, tetapi belum
masa khalifah-khalifah sepeninggalnya, lagi selesai ia membacakannya,
Abdurrahman tak ketinggalan mengambil Abdurrahman bin Abu Bakar pun bangkit
bagian dalam peperangan, dan tak pernah dengan maksud hendak merubah suasana
berpangku tangan dalam jihad yang aneka hening yang mencekam itu menjadi banjir
ragam …. protes dan perlawanan keras katanya:
‖Demi Allah, rupanya bukan kebebasan
Dalam peperangan Yamamah yang memilih yang anda berikan kepada ummat
terkenal itu, jasanya amat besar. Nabi Muhammad saw., tetapi anda hendak
Keteguhan dan keberaniannya memiliki menjadikannya kerajaan seperti di Romawi
peranan besar dalam merebut kemenangan hingga bila seorang kaisar meninggal,
dari tentara Musailamah dan orang-orang tampillah kaisar lain sebagai penggantinya
murtad . . . . Bahkan ialah yang … !‖
menghabisi riwayat Mahkam bin Thufeil,
yang menjadi otak perencana bagi Musai- Saat itu Abdurrahman melihat bahaya
lamah, dengan segala daya upaya dan besar yang sedang mengancam Islam,
kekuatannya ia berhasil mengepung yakni seandainya Mu‘awiyah melanjutkan
benteng terpenting yang digunakan oleh rencananya itu, akan merubah hukum
tentara murtad sebagai tempat yang demokrasi dalam Islam di mana rakyat
strategis untuk pertahanan mereka. dapat memilih kepala negaranya secara
bebas, menjadi sistem monarki di mana
Tatkala Mahkam rubuh disebabkan suatu rakyat akan diperintah oleh raja-raja atau
pukulan yang menentukan dari kaisar-kaisar yang akan mewarisi takhta
Abdurrahman, sedang orang-orang secara turun temurun … !
sekelilingnya lari tunggang langgang,
terbukalah lowongan besar dan luas di Belum lagi selesai Abdurrahman
benteng itu, hingga prajurit-prajurit Islam melontarkan kecaman keras ini ke muka
masuk berlompatan ke dalam benteng itu . Marwan, ia telah disokong oleh
... segolongan Muslimin yang dipimpin oleh
Husein bin Ali, Abdullah bin Zubeir dan
Di bawah naungan Islam sifat-sifat utama Abdullah bin Umar.
Abdurrahman bertambah tajam dan lebih
menonjol. Kecintaan kepada keyakinannya Di belakang muncul beberapa keadaan
dan kemauan yang teguh untuk mengikuti mendesak yang memaksa Husein, Ibnu
apa yang dianggapnya haq dan benar, Zubeir dan Ibnu Umar berdiam diri
kebenciannya terhadap bermanis mulut terhadap rencana bai‘at yang hendak
dan mengambil muka, semua sifat ini tetap dilaksanakan Mu‘awiyah dengan kekuatan
merupakan sari hidup dan permata senjata ini. Tetapi Abdurrahman tidak
putus-putusnya menyatakan batalnya baiat
ini secara terus terang!

Mu‘awiyah mengirim utusan untuk


menyerahkan uang kepada Abdurrahman
sebanyak seratus ribu dirham dengan
maksud hendak membujuknya. Tetapi
Abdurrahman melemparkan harta itu jauh-
jauh, lalu katanya kepada utusan
Mu‘awiyah: ―Kembalilah kepadanya dan
katakan bahwa Abdurrahman tak hendak
menjual Agamanya dengan dunia … !‖

Tatkala diketahuinya setelah itu bahwa


Mu‘awiyah sedang bersiap-siap hendak
melakukan kunjungan ke Madinah, Abdur-
rahman segera meninggalkan kota itu
menuju Mekah. Dan rupanya iradat Allah
akan menghindarkan dirinya dari bencana
dan akibat pendiriannya ini ….

Karena baru saja ia sampai di luar kota


Mekah dan tinggal sebentar di sana,
ruhnya pun berangkat menemui Tuhannya.
Orang-orang mengusung jenazahnya di
bahu-bahu mereka dan membawanya ke
suatu dataran tinggi kota Mekah lalu
memakamkannya di sana, yakni di bawah
tanah yang telah menyaksikan masa
jahiliyahnya …. dan juga telah
menyaksikan masa Islamnya . . . ! Yakni
keislaman seorang laki-laki yang benar,
berjiwa bebas dan kesatria … !
ABDULLAH BIN „AMR BIN „ASH indah mekar, gembira ria jika kebetulan
TEKUN BERIBADAT DAN ayat-ayatnya yang mulia itu menceritakan
BERTAUBAT kesenangan, sebaliknya menangia
mengucurkan air mata jika
Seorang abid yang shaleh, rajin beribadat membangkitkan hal-hal yang menakutkan
dan gemar sertaubat yang kita paparkan …!
riwayatnya sekarang ini ialah Abdullah bin
‗Amr bin ‗Ash. Seandainya bapaknya Abdullah telah ditaqdirkan Allah menjadi
menjadi guru dalam kercerdasan, kelihaian seorang suci dan rajin beribadat, tidak satu
dan banyak tipu muslihat, sebaliknya pun kekuatan di dunia ini yang mampu
Abdullah, menjadi teladan yang menghalangi terbentuknya bakat yang suci
inernpunval kedudukan tinggi di antara ini dan tertanamnya nur Ilahi yang telah
ahli-ahli ibadat yang bersifat, zuhud dan ditaqdirkan bagi dirinya itu.
terbuka. Seluruh waktu dan sepanjang
kehidupannya dipergunakannya untuk Apabila tentara Islam maju ke medan laga
beribadat. Ia berhasil mengecap manianya untuk menghadapi orang-orang musyrik
iman, hingga waktu siang dan malam itu yang melancarkan peperangan dan per-
tidak cukup puas untuk menampung musuhan, maka kita akan menjumpai di
kebaktian serta aural lbadatnya. barisan terdepan, mencintakan syahid
dengan hati yang rindu jiwa yang asyik.
Ia lebih dulu masuk Islam daripada
bapaknya. Dan semenjak ia bai‘at dengan Dan jika peperangan itu telah usai, di mana
menaruh telapak tangan kanannya di kita akan menemuinya? Di mana lagi,
telapak kanan Rasulullah saw., sementara kalau tidak di mesjid umum atau di
hatinya yang tak ubahnya dengan cahaya mushalla rumahnya, shaum di waktu siang
shubuh yang cemerlang diterangi oleh nur dan berdiri shalat di waktu malam.
Ilahi dan cahaya ketaatannya, pertama- Lidahnya tak kenal akan percakapan
tama Abdullah memusatkan perhatiannya tentang soal dunia walaupun yang tidak
terhadap al-Qura‘n diturunkan secara ber- terlarang, sebaliknya tidak kering-
angsur-angsur. keringnya berdzikir kepada Allah, tasbih
memuji-Nya, istighfar terhadap dosanya
Setiap turun ayat maka dihafalkan dan atau membaca kitab Suci-Nya.
diusahakannya untuk memahaminya,
hingga setelah semuanya selesai dan Untuk mengetahui betapa jauhnya
sempurna ia pun telah hafal Abdullah terlibat dalam beribadat,
keseluruhannya. cukuplah kita perhatikan Rasulullah yang
sengaja datang menyeru manusia untuk
Dan ia menghafalkan itu bukanlah hanya beribadat kepada Allah, terpaksa campur
sekedar mengingat hingga seolah-olah tangan agar ia tidak sampai keterlaluan dan
ingatannya itu menjadi musium bagi berlebih-lebihan … !
sebuah buku tebal …. tetapi dihafalkan
dengan tujuan dapat dipergunakan untuk Demikianlah, seandainya salah satu segi
memupuk jiwanya, dan kemudian agar ia dari pelajaran yang dapat ditarik dari
dapat menjadi hamba Allah yang taat, kehidupan Abdullah bin Amr,
menghalalkan apa yang dihalalkanNya dan menyingkapkan kemampuan luar biasa
mengharamkan apa yang diharamkanNya yang tersimpan dalam jiwa manusia untuk
Serta memperkenankan seruannya. mencapai tingkat tertinggi dalam beribadat
Kemudian tiada bosan-bosannya ia dan meninggalkan kesenangan duniawi,
membaca, melagukan dan merenungkan seginya yang lain ialah perlindungan
isinya, menjelajahi taman-tamannya yang Agama agar orang bersikap sederhana dan
tidak berlebih-lebihan dalam mencapai akan Sunnahku, tidaklah termasuk
segala ketinggian dan kesempurnaan itu, golongan ummatku… !‖ (al-Hadits)
hingga jiwa seseorang itu tetap
mempunyai gairah hidup dan semangat Dan benarlah Abdullah bin ‗Amr
bermasyarakat .. . , dan agar jasmaninya dikaruniai usia lanjut. Maka tatkala ia
tetap dalam keadaan kondisi siap sudah tua dan tulangnya jadi lemah, ia
melaksanakan segala tugas … ! selalu teringat nasihat Rasulullah dulu itu,
lalu katanya: ―Wahai malang nasibku,
Rasulullah saw. telah mengetahui rahasia kenapa tidak laksanakan keringanan dari
jalan dan corak kehidupan Abdullah bin Rasulullah … !‖
Amr bin Ash hanya satu dan tidak
berubah! Jika tidak pergi berjuang, maka Seorang Mu‘min seperti Abdullah ini,
hari-harinya itu dari mulai fajar sampai akan sulit dijumpai dalam suatu
fajar berikutnya terpusat pada ibadat yang pertempuran apapun corak pertempuran
sambung-menyambung, berupa shaum, itu —yang berkecamuk di antara dua
shalat dan membaca al-Quran . golongan Muslimin. Kalau begitu, apakah
kiranya yang membawa kakinya dari
Dipanggilnyalah Abdullah Madinah ke Shiffin, dan menggabungkan
dan dia‘uruhnya diri pada barisan Mu‘awiyah dalam
agar tidak keterlaluan dalam beribadat itu. pertempuran menghadapi Ali … ?
Tanya Rasulullah saw.:
Selamanya sikap yang diambil oleh
―Kabarnya kamu selalu shaum di siang Abdullah ini patut untuk direnungkan,
hari tak pernah berbuka, dan shalat di sebagaimana pula setelah memahaminya,
malam hari tak pernah tidur … ?‖ layak untuk beroleh penghargaan dan
cukuplah shaum tiga hari dalam setiap penghormatan!
bulan … ‖ Ujar Abdullah: ―Aku
sanggup lebih banyak dari itu . . . ! ‖ Telah kita lihat betapa Abdullah bin ‗Amr
Sabda Nabi saw.: ―Kalau begitu cukup memusatkan perhatiannya terhadap ibadat,
dua hari dalam seminggu!‖Jawab hingga dapat membahayakan nyawanya.
Abdullah: ―Aku sanggup lebih banyak Hal ini amat mencemaskan hati bapaknya,
lagi.‖Sabda Rasulullah saw.: ―Jika hingga sering dilaporkannya kepada
demikian, baiklah kamu lakukan shaum Rasulullah.
yang lebih utama, yaitu shaum Nabi
Daud, shaum sehari lalu berbuka sehari! Pada kali terakhir Rasulullah
(al-Hadits) menasihatinya agar tidak berlebih-lebihan
dalam beribadat itu sambil membatasi
Setelah itu ditanyakan pula oleh waktu-waktunya, ‗Amr kebetulan hadir.
Rasulullah saw.: — ―Aku tahu Rasulullah mengambil tangan Abdullah
bahwa kamu membaca al-Quran sampai dan meletakkannya di tangan bapaknya,
tamat dalam satu malam . . . ! Aku ‗Amr, lalu katanya: ―Lakukanlah apa yang
khawatir kalau-kalau usiamu lanjut dan kuperintahkan, dan taatilah olehmu
jadi bosan membacanya . . . ! Bacalah bapakmu … !‖
setiap sebulan sekali khatam! Atau kalau
tidak, sekali dalam sepuluh hari, atau Dan walaupun selama ini, diaebabkan
sekali dalam tiga hari … !‖ akhlaq dan keagamaannya, Abdullah
selalu taat kepada kedua orang tuanya,
Lalu sabdanya pula: tetapi perintah Rasulullah secara demikian
dan suasana khusus seperti itu,
―Aku shaum dan berbuka bangun shalat meninggalkan kesan yang dalam pada
malam dan tidur, juga kawin dengan
perempuan. Maka siapa yang tidak suka
dirinya. Dan selama usianya yang panjang, amanat terakhir yang diaampaikan
sesaat pun Abdullah tidak lupa akan Rasulullah kepadamu, ketika ia mengambil
kalimat pendek ini: ―Lakukanlah apa yang tanganmu lalu meletakkannya ke atas
kuperintahkan, dan taatilah olehmu tanganku seraya katanya: ―Taatilah
bapakmu bapakmu . . . !‖ Dan sekarang saya
menghendaki sekali agar kamu turut
Kemudian, hari berganti hari, tahun bersama kami dan ikut berperang!‖
berganti tahun . . . Mu‘awiyah di Syria
menolak bai‘at terhadap Ali. Sebaliknya Demikianlah Abdullah berangkat demi
Ali menolak tunduk terhadap taatnya kepada bapaknya. Maksudnya
pembangkangan yang tak dapat tiada akan memanggul senjata dan tidak
dibenarkan. Maka terjadilah peperangan di akan berperang dengan seorang Muslim
antara dua golongan Kaum Muslimin. pun. Tetapi betapa caranya? Yah, yang
Perang Jamal telah berlalu dan sekarang panting baginya kini turut bersama
datang saat perang Shiffin …. bapaknya! Adapun di waktu perang nanti,
maka terserahlah kepada Allah bagaimana
Amr bin ‗Ash telah menentukan sikapnya taqdir-Nya!
berpihak kepada Mu‘awiyah. Dan ia tahu
benar bagaimana penghormatan Kaum Perang pun berkeeamuk dengan hebat dan
Muslimin terhadap puteranya Abdullah, dahsyat …. Ahli-ahli sejarah berbeda
begitupun kepercayaan mereka terhadap pendapat, apakah Abdullah ikut Serta di
Agamanya. Maka rencananya hendak permulaan perang itu ataukah tidak. Kita
membawa Serta puteranya itu yang tak katakan ―di permulaan‖, karena tidak lama
dapat tidak akan menguntungkan sekali setelah itu, terjadilah suatu periatiwa yang
pihak Mu‘awiyah. Di samping itu menurut menyebabkan Abdullah bin ‗Amr
‗Amr kehadiran Abdullah di dekatnya mengambil sikap secara terang-terangan
akan membawa nasib mujur baginya menentang peperangan dan menentang
dalam peperangan. la belum lupa Mu‘awiyah.
kenyataan-kenyataan itu di saat
penyerbuan ke Syria dan waktu Periatiwa itu dikarenakan ‗Ammar bin
pertempuran Yarmuk Yasir berperang di pihak Imam Ali.
‗Ammar ini seorang yang amat dihormati
Sebab itu ketika hendak berangkat ke oleh para shahabat umumnya. Lebih-lebih
Shiffin dipanggilnyalah puteranya itu lalu lagi Rasulullah sudah semenjak dulu
katanya: ―Hai Abdullah! Bersiap-siaplah meramalkan kematiannya dan juga siapa-
untuk berangkat! Kamu akan berperang di siapa pembunuhnya.
pihak kami . . . !‖ Ujar Abdullah:
―Bagaimana . . . ? Padahal Rasulullah saw. Ceritanya ialah bahwa ketika itu
telah mengamanatkan kepadaku agar tidak Rasulullah bersama shahabat-shahabatnya
menaruh senjata di atas leher orang Islam sedang membangun mesjid di Madinah,
untuk selama-lamanya … !‘ yakni tidak lama setelah kepindahan
mereka ke sana. Batu-batu yang digunakan
Dengan kecerdikannya ‗Amr mencoba sebagai bahannya ialah batu-batu besar
meyakinkan Abdullah, bahwa maksud dan berat, hingga setiap orang hanya dapat
kepergian mereka ini hanyalah untuk mengangkat sebuah saja. Tetapi ‗Ammar,
membekuk pembunuh-pembunuh Utsman mungkin karena gairah dan semangatnya,
dan menuntutkan bela darah sucinya. dapat membawa dua-dua buah. Hal itu
Kemudian secara tila-tiba ia memasang tampak oleh Rasulullah, maka
perangkap mautnya, katanya: ―Masih dipandanginya anak muda itu dengan
ingatkah kamu wahai Abdullah akan kedua matanya yang tergenang air, lalu
katanya: — ―Kasihan anak Sumaiyah! Katanya kepada ‗Amr: ‖Kenapa tidak
la anda membungkam anak gila itu. . Jawab
dibunuh oleh pihak yang durhaka . . . Abdullah: ―Saya tidak gila, hanya saya
dengar Rasulullah mengatakan kepada
Semua shahabat yang ikut bekerja pada ‗Ammar, ―Kamu akan dibunuh oleh pihak
hari itu, sama mendengar nubuwat yang aniaya!‖ ―Kalau begitu, kenapa kamu
Rasulullah ini dan selalu ingat kepadanya. ikut bersama kami?‖ Tanya Mu‘awiyah.
Dan Abdullah bin ‗Amr juga termasuk di Ujar Abdullah: ―Yah, karena Rasulullah
antara yang mendengarnya. Di saat awal memerintahku agar taat kepada bapakku.
peperangan antara pihak Ali dan Mu‘a- Dan aku telah mentaati perintahnya supaya
wiyah itu ‗Ammar naik ke tempat-tempat ikut pergi, tetapi aku tidak ikut berperang
yang ketinggian dan berseru dengan sekuat dengan kamu … !‖
suaranya membangkitkan semangat:
Tiba-tiba ketika mereka tengah berbicara
―Hari ini kita akan menjumpai itu, masuklah pengawal yang memijita
para kekasih . . . , Nabi Muhammad idzin bagi pembunuh ‗Ammar untuk
beserta shahabat-shahabatnya!‖ menghadap. ―Suruhlah masuk!‖
seru Abdullah, ―dan sampaikan berita
Sekelompok anak buah Mu‘awiyah gembira kepadanya bahwa ia akan jadi
berembuk untuk menghabisinya. Mereka umpan neraka!‖
sama-sama mengarahkan anak panah
kepadanya lalu melepaskannya secara Bagaimana juga tenang dan shabarnya
serempak . tepat mengenai sasaran, dan Mu‘awiyah, tetapi ia tak dapat
langsung mengantarkan qurban ke alam mengendalikan amarahnya lagi, lalu
syuhada dan para pahlawan . . . . bentaknya kepada ‗Amr: ―jangan
kamu dengarkah katanya itu?‖ Tetapi
Berita tewasnya ‗Ammar ini menjalar dengan ketenangan dan kepasrahan orang
bagai angin kencang. Dan mendengar itu yang taqwa, Abdullah kembali
Abdullah bangkit serentak, hatinya menegaskan kepada Mu‘awiyah bahwa
meledak dan berontak, serunya: apa yang dikatakannya itu barang haq dan
―Apa, bahwa pihak yang membunuh ‗Ammar
‗Ammar tewas terbunuh . . . ? Dan kalian tidak lain dari orang-orang aniaya dan
si pembunuh-pembunuhnya . . . ? Kalau pendurhaka. Kemudian sambil
begitu, kalianlah pihak yang aniaya Kalian mengalihkan mukanya kepada
berperang di jalan yang sesat dan salah . . . bapaknya, katanya:. ―Kalau tidaklah
!‖ Rasulullah menyuruh anakanda agar
mentaati ayahanda, tidaklah anakanda akan
Abdullah berkeliling pada barisan menyertai perjalanan ayahanda ini
Mu‘awiyah sebagai juru nasihat,
melemahkan semangat mereka dan Mu‘awiyah dan ‗Amr pergi keluar
menyatakan secara blak-blakan bahwa memeriksa pasukan. Alangkah terkejutnya
mereka adalah pihak yang aniaya, karena mereka ketika mengetahui bahwa anak
merekalah yang telah membunuh buahnya sedang mempercakapkan
‗Ammar! Duapuluh tujuh tahun yang lalu, nubuwat Rasulullah terhadap ‗Ammar:
di hadapan sekelompok ―Kamu akan dibunuh oleh pihak
shahabat- shahabatnya, yang aniaya!‖
Rasulullah saw. telah menyampaikan
nubuwatnya bahwa ia akan dibunuh oleh Kedua pemimpin itu merasa bahwa desas-
pihak yang aniaya … ! desus itu dapat meningkat menjadi
tantangan dan pembangkangan terhadap
Ucapan Abdullah itu disampaikan orang Mu‘awiyah. Maka mereka pun
kepada Mu‘awiyah, yang segera
memanggil ‗Amr dan puteranya itu.
memikirkan suatu muslihat, yang terhadap diriku, lebih kusukai dari barang
kemudian mereka peroleh lalu dilontarkan berharga apa pun juga … ! ―
kepada khalayak ramai, kata mereka:
‖Memang benar, bahwa Rasulullah pernah Abdullah berunding dengan Abu Sa‘id al-
mengatakan kepada ‗Ammar bahwa ia Khudri untuk berkunjung kepada Husein.
akan dibunuh oleh pihak yang aniaya. Demikianlah akhirnya kedua orang
Nubuwat Rasulullah itu benar, dan termulia itu bertemu muka di rumah
buktinya sekarang ‗Ammar telah dibunuh! Husein. Lebih dulu Abdullah bin ‗Amr
Nah, siapakah yang membunuhnya? membuka percakapan, hingga sampai
Pembunuhnya tidak lain dari orang-orang disebut-sebut soal Shiffin. Husein
yang telah mengajaknya pergi ikut mengalihkan pembicaraan ini sambil
berperang . . . !‖ sertanya: ―Apa yang
membawamu sehingga engkau ikut
Dalam suasana kacau balau dan tak berperang di fihak Mu‘awiyah?‖
menentu seperti itu, berbagai logika dan
alasan akan dapat diberikan! Demikianlah Ujar Abdullah: ―Pada suatu hari aku
keterangan dan logika Mu‘awiyah dan diadukan bapakku ‗Amr bin ‗Ash
‗Amr laria dan mendapat pasaran … menghadap Rasulullah saw., katanya:
―Abdullah ini shaum setiap hari dan
Kedua pasukan pun mulai bertempur lagi, beribadat setiap malam. Kata Rasulullah
sementara Abdullah bin ‗Amr kembali ke kepadaku: ―Hai Abdullah, shalat
mesjid dan ibadahnya …. dan tidurlah, Serta shaum dan berbukalah,
dan taatilah bapakmu . . . !‖ Maka sewaktu
Abdullah bin ‗Amr menjalani perang Shiffin itu, bapakku mendesakku
kehidupannya dan tidak mengisinya dengan keras agar ikut pergi bersamanya.
kecuali dengan mengabdikan diri dan Aku pun pergi, tetapi demi Allah tak
beribadat. Tetapi ikut sertanya pergi ke pernah aku menghunus pedang,
shifhin semata-mata kepergiannya saja, melemparkan tombak atau melepaskan
senantiasa merupakan sumber anak panah … !‖ Ia pun menjelaskan apa
kegelisahannya. Ingatan itu tak hendak yang terjadi dengan Mu‘awiyah tentang
hilang-hilang dari fikirannya, sampai- ‗Ammar.
sampai ia menangis, keluhnya: ―Oh,
apa perlunya bagiku Shiffin … ! Oh, apa Tatkala usianya meningkat yang diberkati
perlunya bagiku memerangi Kaum itu ketujuh puluh dua tahun …. Ia sedang
Muslimin … !‖ berada di mushallanya, selagi ia men-
dekatkan diri memohon dan munajat ke
Pada suatu hari, sewaktu ia sedang duduk- hadapan Allah Robbul Alamin, bertashbih
duduk dengan. beberapa orang dan bertahmid, tiba-tiba ada suara
shahabatnya di mesjid Rasul, lewatlah memanggil
Husein bin Ali r.a. dan mereka pun untuk melakukan perjalanan jauh, yaitu
bertukaran salam. Tatkala Husein telah perjalanan abadi yang takkan kembali ….
berlalu, berkatalah Abdullah kepada
orang-orang sekelilingnya: Disambutnya panggilan itu dengan hati
―Sukakah kalian kutunjukkan penduduk yang telah lama rindu, dan terbang
bumi yang paling dicintai oleh penduduk melayanglah ruhnya menyusul teman-
langit … ? Dialah yang baru saja lewat di temannya yang telah mendahuluinya
hadapan kita tadi …. Husein bin Ali mendapat kebahagiaan, sementara suara
. hiburan menghimbaunya dari Rafiqul A‘la:
Semenjak perang Shiffin, ia tak pernah
berbicara denganku . . . Sungguh, ridlanya
―Wahai jiwa yang tenang tenteram!
Kembalilah kamu kepada Tuhanmu dalam
keadaan ridla dan diridlai … !
Maka masuklah dalam golongan ummat-
Ku dan masuklah ke dalam sorga-Ku …!‖
ABU SUFYAN BIN HARITS dengan mengendarai kuda, dibawa oleh
HABIA GELAP TERBITLAH hati yang insaf dan sadar ….
TERANG
Di Abwa‘ kelihatan olehnya barisan depan
Ia adalah Abu Sufyan bin Harits, dan dari suatu pasukan besar. Maklumlah ia
bukan Abu Sufyan bin Harb ayah bahwa itu adalah tentara Islam yang
Mu‘awiyah. Kiaahnya merupakan kiaah menuju Mekah dengan maksud hendak
kebenaran setelah kesesatan, sayang membebaskannya. la bingung memikirkan
setelah benci dan bahagia setelah celaka apa yang hendak dilakukannya.
…. Yaitu kiaah tentang rahmat Allah yang Disebabkan sekian lamanya ia menghunus
pintu-pintunya terbuka lebar, demi seorang pedang memerangi Islam dan mengguna-
hamba menjatuhkan diri di haribaan-Nya, kan lisannya untuk menjatuhkannya,
setelah penderitaan yang berlarut-larut … ! mungkin Rasulullah telah menghalalkan
darahnya, hingga ia bila tertangkap oleh
Bayangkan, waktu tidak kurang dari 20 salah seorang Muslimin, ia langsung akan
tahun yang dilalui Ibnul Harits dalam menerima hukuman qiahas. Maka ia harus
kesesatan memusuhi dan memerangi Islam mencari akal bagaimana caranya lebih
! Waktu 20 tahun, yakni semenjak dulu menemui Nabi sebelum iatuh ke
dibangkitkan-Nya Nabi saw. sampai dekat tangan orang lain.
hari pembebasan Mekah yang terkenal itu.
Selama itu Abu Sufyan menjadi tulang Abu Sufyan pun menyamar dan
punggung Quraisy dan sekutu-sekutunya, menyembunyikan identitas dirinya.
menggubah syair-syair untuk menjelekkan Dengan memegang tangan puteranya
serta menjatuhkan Nabi, juga selalu Ja‘far, ia berjalan kaki beberapa jauhnya,
mengambil bagian dalam peperangan yang hingga akhirnya tampaklah olehnya
dilancarkan terhadap Islam. Rasulullah bersama serombongan
shahabat, maka ia menyingkir sampai
Saudaranya ada tiga orang, yaitu Naufal, rombongan itu berhenti. Tiba-tiba sambil
Rabi‘ah dan Abdullah, semuanya telah membuka tutup mukanya, Abu Sufyan
lebih dulu masuk Islam. Dan Abu Sufyan menjatuhkan dirinya di hadapan
ini adalah saudara sepupu Nabi, yaitu Rasulullah. Beliau memalingkan muka
putera dari parnannya,. Harits bin Abdul dari padanya, maka Abu Sufyan
Mutthalib. Di samping itu ia juga saudara mendatanginya dari arah lain, tetapi
sesusu dari Nabi karena selama beberapa Rasulullah masih menghindarkan diri
hari disusukan oleh ibu susu Nabi, daripadanya.
Halimatus Sa‘diyah.
Dengan serempak Abu Sufyan bersama
Pada suatu hari nasib mujurnya puteranya berseru: ―Asyhadu alla
membawanya kepada peruntungan ilaha illallah. Wa-asyhadu anna
membahagiakan. Dipanggilnya puteranya Mu.hammadar Rasulullah . . . . ―. Lalu
Ja‘far dan dikatakannya kepada ia menghampiri Nabi saw. seraya
keluarganya bahwa mereka akan katanya: ―Tiada dendam dan tiada
bepergian. Dan waktu ditanyakan ke mana penyesalan, wahai Rasulullah‖. Rasulullah
tujuannya, jawabnya, ialah: pun menjawab:

―Kepada Rasulullah, untuk menyerahkan ―Tiada dendam dan tiada penyesalan,


diri bersama beliau kepada Allah wahai Abu Sufyan!‖ Kemudian Nabi
Robbul‘alamin … !‖ menyerahkannya kepada Ali bin Abi
Demikianlah ia melakukan perjalanan Thalib, katanya: ‖Ajarkanlah kepada
saudara sepupumu ini cara berwudlu dan
sunnah, kemudian bawa lagi ke sini‖.
Ali membawanya pergi, dan kemudian dengan suatu pun dan tidak terhalang oleh
kembali. Maka kata Rasulullah: suatu pun . . . !‖
―Umumkanlah kepada orang-orang bahwa
Rasulullah telah ridla kepada Abu Sufyan, yang dimaksud Abu Sufyan dengan
dan mereka pun hendaklah ridla pula. . . mereka ini ialah para malaikat yang ikut
bertempur di samping Kaum Muslimin
Demikianlah hanya sekejap saat . . . !
Rasulullah bersabda: ―Hendaklah Menjadi suatu pertanyaan bagi kita,
kamu menggunakan masa yang penuh kenapa ia tidak beriman ketika itu, padahal
berkah … ia telah menyaksikan apa yang telah
!‖ Maka tergulunglah sudah masa-masa disaksikannya?
yang penuh kesesatan dan kesengsaraan,
dan terbukalah pintu rahmat yang tiada ter- Jawabannya ialah bahwa keraguan itu
batas merupakan jalan kepada keyakinan. Dan
betapa kuatnya keraguan Abu Sufyan bin
Abu Sufyan sebetulnya hampir saja masuk Harits, demikianlah pula keyakinannya
Islam ketika melihat sesuatu yang sedemikian kukuh dan kuat jika suatu
mengherankan hatinya ketika perang ketika ia dating nanti . . . Nah, saat petun-
Badar, yakni sewaktu ia berperang di juk dan keyakinan itu telah tiba, dan
pihak Quraisy. Dalam peperangan itu, Abu sebagai kita lihat, ia Islam, menyerahkan
Lahab tidak ikut serta, dan mengirimkan dirinya kepada Tuhan Robbul‘alamin… !
‗Ash bin Hisyam sebagai gantinya.
Dengan hati yang harap-harap cemas, ia Mulai dari detik-detik keislamannya, Abu
menunggu-nunggu berita pertempuran, Sufyan mengejar dan menghabiskan
yang mulai berdatangan menyampaikan waktunya dalam beribadat dan berjihad,
kekalahan pahit bagi pihak Quraisy. untuk menghapus bekas-bekas masa lalu
dan mengejar ketinggalannya selama ini . .
Pada suatu hari, ketika Abu Lahab sedang –.
duduk dekat sumur Zamzam bersama
beberapa orang Quraisy, tiba-tiba kelihatan Dalam peperangan-peperangan yang
oleh mereka seorang berkuda datang terjadi setelah pempembebasan Mekah ia
menghampiri Setelah dekat, ternyata selalu ikut bersama Rasulullah. Dan di
bahwa ia adalah Abu Sufyan bin Harits. waktu perang Hunain orang-orang musyrik
memasang perangkapnya dan menyiapkan
Tanpa menunggu lama Abu Lahab satu pasukan tersembunyi, dan dengan
memanggilnya, katanya: —‖Mari ke sini tidak diduga-duga menyerbu Kaum
hai keponakanku! Pasti kamu membawa Muslimin hingga barisan1 mereka porak
berita! Nah, ceritakanlah kepada kami poranda.
bagaimana kabar di sana … !‖
Sebagian besar tentara Islam cerai berai
Ujar Abu Sufyan bin Harits: ‖Demi Allah! melarikan diri, tetapi Rasulullah tiada
Tiada berita, kecuali bahwa kami menemui beranjak dari kedudukannya, hanya
suatu kaum yang kepada mereka kami berseru: ―Hai manusia . . . ! Saya ini Nabi
serahkan leher-leher kami, hingga mereka dan tidak dusta . . Saya adalah putra Abdul
sembelih sesuka hati mereka dan mereka Mutthalib … !‖
tawan kami semau mereka . . . ! Dan Demi
Allah! Aku tak dapat menyalahkan orang- Maka pada saat-saat yang maha genting
orang Quraisy . . . ! Kami berhadapan itu, masih ada beberapa gelintir shahabat
dengan orang-orang serba putih mengen- yang tidak kehilangan akal disebabkan
darai kuda hitam belang putih, menyerbu serangan yang tiba-tiba itu. Dan di antara
dari antara langit dan bumi, tidak
serupa
mereka terdapat Abu Sufyan bin Harits Yang Maha Asih dan kepada-Nya sekalian
dan puteranya Ja‘far. urusan akan kembali‖.

Waktu itu Abu Sufyan sedang memegang Abu Sufyan menghadapkan dirinya
kekang kuda Rasulullah. Dan ketika sepenuhnya kepada ibadat. Dan
dilihatnya apa yang terjadi, yakinlah ia sepeninggal Rasulullah saw. ruhnya
bahwa kesempatan yang dinanti-nantinya mendambakan kepadaan agar dapat
selama ini, . yaitu berjuang fi sabilillah menemui Rasulullah di kampung akhirat.
sampai menemui syahid dan di hadapan Demikianlah walaupun nafasnya masih
Rasulullah, telah terbuka. Maka sambil tak turun naik, tetapi kepadaan tetap menjadi
lepas memegang tali kekang dengan tumpuan hidupnya … !
tangan kirinya, ia menebas batang leher
musuh dengan tangan kanannya. Pada suatu hari, orang melihatnya berada
di Baqi‘ sedang menggali lahad,
Dalam pada itu Kaum Muslimin telah menyiapkan dan mendatarkannya. Tatkala
kembali ke medan pertempuran sekeliling orang-orang menunjukkan keheranan
Nabi mereka, dan akhirnya Allah memberi mereka, maka katanya: ―Aku
mereka kemenangan mutlak. sedang menyiapkan kuburku …. ―.

Tatkala suasana sudah mulai tenang, Dan setelah tiga hari berlalu, tidak lebih, ia
Rasulullah melihat berkeliling . . . . terbaring di rumahnya sementara
Kiranya didapatinya seorang Mu‘min keluarganya berada di sekelilingnya dan
sedang memegang erat-erat tali sama menangis. Dengan hati puas dan
kekangnya. Sungguh rupanya semenjak tenteram dibukanya matanya melihat
berkecamuknya peperangan sampai mereka, lalu katanya: ‖Janganlah daku
selesai, orang itu tetap berada di tempat itu ditangisi, karena semenjak masuk Islam
dan tak pernah meninggalkannya. tidak sedikit pun daku berlumur dosa … !

Rasulullah menatapnya lama-lama, lalu
tanyanya: ―Siapa ini . . . ? Oh, saudaraku, Dan sebelum kepalanya terkulai di atas
Abu Sufyan bin Harits. . . !‖ Dan demi dadanya, diangkatkannya sedikit ke atas
didengarnya Rasulullah mengatakan seolah-olah hendak menyampaikan
―saudaraku‖, hatinya bagaikan terbang selamat tinggal kepada dunia fana ini ….
karena bahagia dan gembira. Maka
diratapinya kedua kaki Rasulullah,
diciuminya dan dicucinya dengan air
matanya ….

Ketika itu bangkitlah jiwa penyairnya,


maka digubahnya pantun menvatakan
kegembiraan atas keberanian dan taufik
yang telah dikaruniakan Allah kepadanya:

‗Warga Ka‘ab dan ‗Amir sama


mengetahui Di pagi hari Hunain ketika
barisan telah cerai berai
Bahwa aku adalah seorang ksatria berani
mati
Menerjuni api peperangan tak pernah nyali
Semata mengharapkan keridlaan Ilahi
IMRAN BIN HUSHAIN anak dan dunia kami, maka kami pun telah
MENYERUPAI lupa diri …
MALAIKAT
Ujar Rasulullah saw.:
Di tahun perang Khaibarlah ia datang
kepada Rasulullah saw. untuk bai‘at …. ―Demi Allah, Yang nyawaku berada dalam
Dan semenjak ia menaruh tangan kanan- tangan-Nya! Seandainya kalian selalu
nya di tangan kanan Rasul, maka tangan berada dalam suasana seperti di sisiku,
kanannya itu mendapat penghormatan tentulah malaikat akan menampakkan
besar, hingga bersumpahlah ia pada dirinya
dirinya tidak akan menggunakannya
kecuali untuk perbuatan utama dan mulia menyalami kamu .. . ! Tetapi, yah yang
…. demikian itu hanya sewaktu-waktu … !‖
Ini pertanda merupakan suatu bukti jelas Pembicaraan itu kedengaran oleh ‗Imran
bahwa pemiliknya mempunyai perasaan bin Hushain, maka timbullah
yang amat halus …. keinginannya, dan seolah-olah ia
bersumpah pada dirinya tidak akan
‗Imran bin Hushain r.a. merupakan berbenti dan tinggal diam, sebelum
gambaran yang tepat bagi kejujuran, sifat mencapai tujuan mulia tersebut, bahkan
zuhud dan keshalehan serta mati-matian walau terpaksa menebusnya dengan
dalam mencintai Allah dan mentaati-Nya. nyawanya sekalipun!
Walaupun ia mendapat taufik dan petunjuk
Allah yang tidak terkira, tetapi ia sering Dan seolah-olah ia tidak puas dengan
menangis mencucurkan air mata, ratapnya: kehidupan sewaktu-waktu itu, tetapi ia
‖Wahai, kenapa aku tidak menjadi debu menginginkan suatu kehidupan yang utuh
yang diterbangkan angin saja … !‖ dan padu, terus-menerus dan tiada henti-
hentinya, memusatkan perhatian dan
Orang-orang itu takut kepada Allah berhubungan selalu dengan Allah
bukanlah karena banyak melakukan dosa, Robbul‘alamin … !
tidak! Setelah menganut Islam, boleh
dikata sedikit sekali dosa mereka! Mereka Di masa pemerintahan Amirul Mu‘minin
takut dan cemas karena menilai keagungan Umar bin Khatthab, ‗Imran dikirim oleh
dan kebesaran-Nya, bagaimanapun mereka khalifah ke Bashrah untuk mengajari pen-
beribadat ruku‘ dan sujud, tetapi duduk dan membimbing mereka
ibadatnya, dan syukurnya itu belumlah mendalami Agama. Demikianlah di
memadai ni‘mat yang mereka telah terima. Bashrah ia melabuhkan tirainya, maka
demi dikenal oleh penduduk, mereka pun
Pernah suatu saat beberapa orang shahabat berdatanganlah mengambil berkah dan
menanyakan pada Rasulullah saw.: meniru teladan ketaqwaannya.
―Ya Rasulullah, kenapa kami ini … ? Berkata Hasan Basri dan Ibnu Sirin:
‖Tidak seorang pun di antara shahabat-
Bila kami sedang berada di sisimu, hati shahabat Rasul saw. yang datang ke
kami menjadi lunak hingga tidak Bashrah, lebih utama dari ‗Imran bin
menginginkan dunia lagi dan seolah-olah Hushain … !‖
akhirat itu kami lihat dengan mata kepala
…! Dalam beribadat dan hubungannya dengan
Allah, ‗Imran tak sudi diganggu oleh
Tetapi demi kami meninggalkanmu dan sesuatu pun. la menghabiskan waktu dan
kami berada di lingkungan keluarga, anak-
seolah-olah tenggelam dalam ibadat, pemakamanku, maka sembelihlah hewan
hingga seakan-akan ia bukan penduduk dan adakanlah jamuan … !‖
bumi yang didiaminya ini lagi … !
Sungguh, seolah-olah ia adalah Malaikat, Memang, sepatutnyalah mereka
yang hidup di lingkungan Malaikat, menyembelih hewan dan mengadakan
bergaul dan berbicara dengannya, bertemu jamuan! Karena kematian seorang Mu‘min
muka dan bersalaman dengannya … . seperti ‗Imran bin Hushain bukanlah
merupakan kematian yang sesungguhnya!
Dan tatkala terjadi pertentangan tajam di Itu tidak lain dari pesta besar dan mulia, di
antara Kaum Muslimin, yaitu antara mana suatu ruh yang tinggi yang ridla dan
golongan Ali dan Mu‘awiyah, tidak saja diridlai-Nya diarak ke dalam surga, yang
‗Imran bersikap tidak memihak, bahkan besarnya seluas langit dan bumi yang
juga ia meneriakkan kepada ummat agar disediakan bagi orang-orang yang taqwa
tidak campur tangan dalam perang ter- ….
sebut, dan agar membela serta
mempertahankan ajaran Islam dengan
sebaik-baiknya. Katanya pada mereka:
―Aku lebih suka menjadi pengembala rusa
di puncak bukit sampai aku meninggal,
daripada melepas anak panah ke salah satu
pihak, biar meleset atau tidak … !‖

Dan kepada orang-orang Islam yang


ditemuinya, diamanatkannya:
―Tetaplah tinggal di mesjidmu … Dan jika
ada yang memasuki mesjidmu, tinggallah
di rumahmu … ! Dan jika ada lagi yang
masuk hendak merampas harta atau
nyawamu, maka bunuhlah dia … !‖

Keimanan Imran bin Hushain


membuktikan hasil gemilang. Ketika ia
mengidap suatu penyakit yang selalu
mengganggunya selama 30 tahun, tak
pernah ia merasa kecewa atau mengeluh.
Bahkan tak henti-hentinya ia beribadat
kepada-Nya, baik di waktu berdiri, di
waktu duduk dan berbaring . . .

Dan ketika para shahabatnya dan orang-


orang yang menjenguknya datang dan
menghibur hatinya terhadap penyakitnya
itu, ia tersenyum sambil ujarnya:
―Sesungguhnya barang yang paling
kusukai, ialah apa yang paling disukai
Allah … !‖ Dan sewaktu ia hendak
meninggal, wasiatnya kepada kaum
kerabatnya dan para shahabatnya, ialah:
―Jika kalian telah kembali dari
SALAMAH BIN AL AKWA‟ lagi, Rasulullah bertanya: ―Hai Salamah,
PAHLAWAN PASUKAN kenapa kamu tidak ikut bai‘at … !‖
JALAN KAKI
―Aku telah bai‘at, wahai Rasulullah!‖
Puteranya Iyas ingin menyimpulkan ujarku.
keutamaan bapaknya dalam suatu kalimat ―Ulanglah kembali!‖ titah Nabi.
singkat, katanya: Maka kuucapkanlah bai‘at itu kembali‖.
―Bapakku tak pernah berdusta … !‖ Dan Salaman telah memenuhi isi bai‘at itu
Memang, untuk mendapatkan kedudukan sebaik-baiknya. Bahkan sebelum
tinggi di antara orang-orang shaleh dan diikrarkannya, yakni semenjak ia
budiman, cukuplah bagi seseorang dengan mengucapkan ―Asyhadu alla ilaha illallah,
memiliki sifat-sifat ini! Dan Salamah bin wa-asyhadu anna Muhammadan
al-Akwa‘ telah memilikinya, suatu hal Rasulullah‖, maksud bai‘at itu telah
yang memang wajar baginya … ! dilaksanakan!

Salamah salah seorang pemanah bangsa Kata Salamah: ―Aku berperang bersama
Arab yang terkemuka, juga terbilang tokoh Rasulullah sebanyak tujuh kali, dan
yang berani, dermawan dan gemar berbuat bersama Zaid bin Haritsah sebanyak
kebajikan. Dan ketika ia menyerahkan Sembilan kali‖.
dirinya menganut Agama Islam,
diserahkannya secara benar dan sepenuh Salamah terkenal sebagai tokoh paling
hati, hingga ditempalah oleh Agama itu mahir dalam peperangan jalan kaki, dan
sesuai dengan coraknya yang agung. dalam memanah serta melemparkan
tombak dan lembing. Siasat yang
Salamah bin al-Akwa‘ termasuk pula dijalankannya serupa dengan perang
tokoh-tokoh Bai‘atur Ridwan. Ketika pada gerilya, yang kita jumpai sekarang ini. Jika
tahun 6 H. Rasulullah saw. bersama para musuh datang menyerang, ia menarik
shahabat berangkat dari Madinah dengan pasukannya mundur ke belakang. Tetapi
maksud hendak berziarah ke Ka‘bah, bila mereka kembali atau berhenti untuk
tetapi dihalangi oleh orang-orang Quraisy, beristirahat, maka diserangnya mereka
maka Rasulullah mengutus Utsman bin tanpa ampun … !
Affan untuk menyampaikan kepada
mereka bahwa tujuan kunjungannya Dengan siasat seperti ini ia mampu
hanyalah untuk berziarah dan sekali-kali seorang diri menghalau tentara yang
bukan untuk berperang …. menyerang luar kota Madinah di bawah
pimpinan Uyainah bin Hishan al-Fizari
Sementara menunggu kembalinya Utsman, dalam suatu peperangan yang disebut
tersiar berita bahwa ia telah dibunuh oleh perang Dzi Qarad. Ia pergi membuntuti
orang-orang Quraisy. Rasulullah lalu mereka seorang diri, lalu memerangi dan
duduk di bawah naungan sebatang pohon menghalau mereka dari Madinah, hingga
menerima bai‘at sehidup semati dari akhirnya datanglah Nabi membawa bala
shahabatnya seorang demi seorang. bantuan yang terdiri dari shahabat-
Berceritalah Salamah: shahabatnya.
―Aku mengangkat bai‘at Pada hari itulah Rasulullah menyatakan
kepada Rasulullah di bawah pohon, kepada para shahabatnya: —
dengan pernyataan menyerahkan jiwa ―Tokoh pasukan jalan kaki kita yang
ragaku untuk Islam, lalu aku mundur dari terbaik ialah Salamah bin al-Akwa‘ … !‖
tempat itu. Tatkala mereka tidak berapa
banyak
Tidak pernah Salamah berhati kesal dan Hingga ia akan mengabulkan permintaan
merasa kecewa kecuali ketika tewas orang termasuk jiwanya apabila
saudaranya yang bernama ‗Amir bin al- permintaan itu atas nama Allah … !
Akwa‘ di perang Khaibar… .
Hal ini rupanya diketahui oleh orang-orang
Ketika itu ‗Amir mengucapkan pantun itu. Maka jika seseorang ingin tuntutannya
dengan suara keras di hadapan tentara berhasil, ia akan mengatakan ke padanya:
Islam, katanya: ―Kuminta pada anda atas nama Allah … !‖
Mengenai ini Salamah pernah berkata:
―Kalau tidak karena-Mu tidaklah ―Jika bukan atas nama Allah, atas
kami nama siapa lagi kita akan memberi … ?‖
‗kan dapat hidayah Tidak akan shalat dan
tidak pula akan berzakat Sewaktu Utsman r.a. dibunuh orang,
Maka turunkanlah ketetapan ke dalam hati pejuang yang perkasa ini merasa bahwa
kami Dan dalam berperang nanti, api fitnah telah menyulut Kaum Muslimin,
teguhkanlah kaki-kaki kami‖. ia seorang yang telah menghabiskan
usianya selama ini berjuang bahu-
Dalam peperangan itu ‗Amir memukulkan mernbahu dengan saudara seagamanya, tak
pedangnya kepada salah seorang musyrik. sudi berperang menghadapi saudara
Tetapi rupanya pedang yang digenggam- seagamanya
nya hulunya itu melantur dan terbalik
hingga menghujam pada ubun-ubunnya Benar . . . ! Seorang tokoh yang telah
yang menyebabkan kematiannya. mendapat pujian dari Rasulullah tentang
keahliannya dalam memerangi orang-
Beberapa orang Islam berkata: orang musyrik, tidaklah pada tempatnya ia
―Kasihan ‗Amir . .. ! Ia menggunakan keahliannya itu dalam
terhalang mendapatkan mati syahid!‖ memerangi atau membunuh orang-orang
Mu‘min. Itulah sebabnya ia mengemasi
Maka pada waktu itu, yah, hanya sekali barang-barangnya lalu meninggalkan
itulah, tidak lebih Salamah merasa amat Madinah berangkat menuju Rabdzah . . . ,
kecewa sekali. Ia menyangka sebagai yaitu kampung yang dipilih oleh Abu Dzar
sangkaan shahabat-shahabatnya bahwa dulu sebagai tempat hijrah dan pemukiman
saudaranya ‗Amir itu tidak mendapatkan barunya.
pahala berjihad dan sebutan mati syahid,
disebabkan ia telah bunuh diri tanpa Maka di Rabdzah inilah Salamah
sengaja. melanjutkan sisa hidupnya, pada suatu hari
di- tahun 74 H., hatinya merasa rindu
Tetapi Rasul yang pengasih itu, segera berkunjung ke Madinah. Maka
mendudukkan perkara pada tempat yang berangkatlah ia untuk memenuhi
sebenarnya, yakni ketika Salamah datang kerinduannya itu. la tinggal di Madinah
kepadanya bertanya: ―Wahai Rasulullah, satu dua hari dan pada hari ketiga ia pun
betulkah pahala ‗Amir itu gugur …?‘ wafat …. Demikianlah, rupanya tanahnya
yang tercinta dan lembut empuk itu
Maka jawab Rasulullah saw.: memanggil puteranya ini untuk
merangkulnya ke dalam pelukannya dan
―Ia gugur bagai pejuang Bahkan mendapat memberikan ruangan baginya di
dua macam pahala Dan sekarang ia sedang lingkungan shahabat-shahabatnya yang
berenang Di sungai-sungai surga … !‖ memperoleh berkah bersama para syuhada
yang shaleh ….
Kedermawanan Salamah telah cukup
terkenal, tetapi ada hal yang luar biasa.
ABDULLAH BIN ZUBAIR Maka tatkala Abdullah bin Zubeir muncul
SEORANG TOKOH DAN SYAHID dari alam gaib, hal itu merupakan suatu
YANG LUAR BIASA kenyataan yang digunakan taqdir untuk
menolak kebohongan orang-orang Yahudi
Ketika menempuh padang pasir yang di Madinah dan mematahkan tipu muslihat
panas bagai menyala dalam perjalanan mereka … !
hijrah dari Mekah ke Madinah yang
terkenal itu, ia masih merupakan janin Di masa hidup Rasulullah, Abdullah
dalam rahim ibunya. Demikianlah telah belum mencapai usia dewasa. Tetapi
menjadi taqdir bagi Abdullah bin Zubeir lingkungan hidup dan hubungannya yang
melakukan hijrah bersama Kaum akrab dengan Rasulullah, telah membentuk
Muhajirin selagi belum muncul ke alam kerangka kepahlawanan dan prinsip
dunia, masih tersimpan dalam perut ibunya hidupnya, sehingga darma baktinya dalam
…. menempuh kehidupan di dunia ini menjadi
buah bibir orang dan tercatat dalam sejarah
Ibunya Asma, semoga Allah ridla dunia.
kepadanya dan ia jadi ridla kepada Allah
setibanya di Quba, suatu dusun di luar Anak kecil itu tumbuh dengan amat
kota Madinah, datanglah saat melahirkan, cepatnya dan menunjukkan hal-hal yang
dan jabang bayi yang muhajir itu pun luar biasa dalam kegairahan, kecerdasan
masuklah ke bumi Madinah bersamaan dan keteguhan pendirian. Masa mudanya
waktunya dengan masuknya muhajirin dilaluinya tanpa noda, seorang yang suci,
lainnya dari shahabat- shahabat Rasulullah tekun beribadat, hidup sederhana dan
...! perwira tidak terkira ….

Bayi yang pertama kali lahir pada saat Demikianlah hari-hari dan peruntungan itu
hijrah itu, dibawa kepada Rasulullah saw. dijalaninya dengan tabi‘atnya yang tidak
di rumahnya di Madinah, maka diciumnya berubah dan semangat yang tak pernah
kedua pipinya dan dikecupnya mulutnya, kendor. la benar-benar seorang laki-laki
hingga yang pertama masuk ke rongga yang mengenal tujuannya dan
perut Abdullah bin Zubeir itu ialah air menempuhnya dengan kemauan yang
selera Rasulullah yang mulia. keras membaja dan keimanan teguh luar
biasa ….
Kaum Muslimin berkumpul dan beramai-
ramai membawa bayi yang dalam Sewaktu pembebasan Afrika, Andalusia
gendongan itu berkeliling kota sambil dan Konstantinopel, ia yang waktu itu
membaca tahlil dan takbir. Latar belum melebihi usia tujuh belas tahun,
belakangnya ialah karena tatkala tampil sebagai salah seorang pahlawan
Rasulullah dan para shahabatnya tinggal yang namanya terlukia sepanjang masa . . .
menetap di Madinah, orangorang Yahudi
merasa terpukul dan iri hati, lalu Dalam pertempuran di Afrika sendiri,
melakukan perang urat saraf terhadap Kaum Muslimin yang jumlahnya hanya
Kaum Muslimin. Mereka sebarkan berita duapuluh ribu oang tentara, pernah meng-
bahwa dukun-dukun mereka telah hadapi musuh yang berkekuatan sebanyak
menyihir Kaum Muslimin dan membuat seratus duapuluh ribu orang.
mereka jadi mandul, hingga di Madinah
tak seorang pun akan mempunyai bayi dari Pertempuran berkecamuk, dan pihak Ialam
kalangan mereka . . . ! terancam bahaya besar! Abdullah bin
Zubeir melayangkan pandangannya
meninjau kekuatan musuh hingga
segeralah diketahuinya di mana letak menyampaikan sendiri berita kemenangan
kekuatan mereka. Sumber kekuatan itu itu ke Madinah terutama kepada khalifah
tidak lain dari raja Barbar yang menjadi Utsman bin Affan ….
panglima tentaranya sendiri. Tak putus
putusnya raja itu berseru terhadap Hanya kepahlawanannya dalam medan
tentaranya dan membangkitkan semangat perang bagaimana juga unggul dan luar
mereka dengan cara iatimewa yang biasanya, tetapi itu tersembunyi di balik
mendorong mereka untuk menerjuni maut ketekunannya dalam beribadah . . .. Maka
tanpa rasa takut …. orang yang mempunyai tidak hanya satu
dua alasan untuk berbangga dan
Abdullah maklum bahwa pasukan yang menyombongkan dirinya ini akan
gagah perkasa ini tak mungkin ditaklukkan menakjubkan kita karena selalu ditemukan
kecuali dengan jatuhnya panglima yang dalam lingkungan orang-orang shaleh dan
menakutkan ini. Tetapi bagaimana caranya rajin beribadat.
untuk menemuinya, padahal untuk sampai
kepadanya terhalang oleh tembok kukuh Maka baik derajat maupun kemudaannya,
dari tentara musuh yang bertempur laksana kedudukan atau harta bendanya,
angin puyuh . . . ! keberanian atau kekuatannya, semua itu
tidak mampu untuk menghalangi Abdullah
Tetapi semangat dan keberanian Ibnu bin Zubeir untuk menjadi seorang laki-laki
Zubeir tak perlu diragukan lagi untuk ‗abid yang berpuasa di siang hari, bangun
selama-lamanya … ! Dipanggilnya malam beribadat kepada Allah dengan hati
sebagian kawan-kawannya, lalu katanya: yang khusuk niat yang suci.
‖Lindungi punggungku dan mari
menyerbu bersamaku . . . !‖ Dan tak ubah Pada suatu hari Umar bin Abdul Aziz
bagai anak panah lepas dari busurnya, mengatakan kepada Ibnu Abi Mulaikah:
dibelahnya bariaan yang berlapia itu ‖Cobalah ceritakan kepada kami kepri-
menuju raja musuh, dan demi sampai di badian Abdullah bin Zubeir!‖ Maka
hadapannya, dipukulnya sekali pukul, ujarnya: ‖Demi Allah! Tak pernah kulihat
hingga raja itu jatuh tersungkur. Kemudian jiwa yang tersusun dalam rongga tubuhnya
secepatnya bersama kawan-kawannya ia itu seperti jiwanya! Ia tekun melakukan
mengepung tentara yang berada di shalat, dan mengakhiri segala sesuatu
sekeliling raja dan menghancurkan mereka dengannya . . . . Ia ruku‘ dan sujud
…. lalu dikumandangkannya Allahu Akbar sedemikian rupa, hingga karena amat
...! lamanya, maka burung-burung gereja yang
bertengger di atas bahunya atau
Demi Kaum Muslimin melihat bendera punggungnya, menyangkanya dinding
mereka berkibar di sana, yakni di tempat tembok atau kain yang tergantung. Dan
panglima Barbar berdiri menyampaikan pernah peluru meriam batu lewat antara
perintah dan mengatur siasat, tahulah janggut dan dadanya sementara ia shalat,
mereka bahwa kemenangan telah tercapai. tetapi demi Allah, ia tidak peduli dan tidak
Maka seolah-olah satu orang jua, mereka goncang, tidak pula memutus bacaan atau
menyerbu ke muka, dan segala sesuatu pun mempercepat waktu rukuk nya . . . !‖
berakhir dengan keuntungan di pihak
Muslimin … ! Memang, berita-berita sebenarnya yang
diceritakan orang tentang ibadat Ibnu
Abdullah bin Abi Sarah, panglima tentara Zubeir, hampir merupakan dongeng. Maka
Ialam, mengetahui peranan penting yang di dalam shaum dan shalat, dalam
telah dilakukan oleh Ibnu Zubeir. Maka menunaikan haji dan serta zakat,
sebagai imbalannya diauruhnya ia ketinggian cita serta kemuliaan diri . . . ,
dalam bertenggang di waktu malam Abdullah menolak kesempatan emas ini
sepanjang hidupnya untuk bersujud dan karena menurut keyakinannya terhadap
beribadat …. dalam menahan lapar di Syria harus dijalankan hukum qiahash
waktu siang, juga sepanjang usianya sebagai balasan atas dosa-dosanya dan
untuk shaum dan jihadun nafs . . . , dan kekejaman mereka terhadap kota Madinah,
dalam keimanannya yang teguh kepada kota Rasulullah saw. demi memenuhi
Allah … dalam semua itu ia adalah tokoh kehendak orang-orang Bani Umaiyah ….
satu-satunya tak ada duanya . . . !
Sungguh, kita berbeda pendapat dengan
Pada suatu kali, Ibnu Abbas ditanyai orang Abdullah mengenai pendiriannya ini, dan
mengenai Ibnu Zubeir. Maka walaupun di kita berharap kiranya ia lebih mementing-
antara kedua orang ini terdapat per- kan perdamaian dan ketenteraman, serta
seliaihan paham, Ibnu Abbas berkata: ‖Ia menggunakan kesempatan langka yang
adalah seorang pembaca Kitabullah, dan ditawarkan Hushain, panglima Yazid ini…
pengikut sunnah Rasul-Nya, tekun !
beribadat kepada-Nya dan shaum di siang
hari karena takut kepada-Nya . . . . Seorang Tetapi pendirian seorang laki-laki, laki-
putera dari pembela Rasulullah, dan laki mana juga yang berdasarkan
ibunya ialah Asma puteri Shiddiq, keyakinan dan kepercayaannya, dan
sementara bibinya ialah Khadijah iatri dari penolakannya untuk bersifat bohong dan
Rasulullah . . . . Maka tak ada seorang pun munafiq, merupakan suatu hal yang patut
yang tak mengakui keutamaannya, kecuali mendapat penghargaan dan kekaguman …
orang yang dibutakan matanya oleh Allah !
… !‖
Dan tatkala ia diaerang oleh Hajjaj dengan
Dalam keteguhan dan kekuatan wataknya, bala tentaranya yang diiringi kepungan
Abdullah bin Zubeir seolah-olah ketat terhadap dirinya dan anak buahnya,
menandingi gunung layaknya . . . ! maka di antara anak buahnya itu terdapat
Terbuka jelas . . . . mulia . . . , tangguh .. , segolongan besar orang-orang Habsyi yang
dan siap sedia selalu untuk selalu hidup di medan perang dan para
pemanah yang mahir.
mengurbankan nyawanya sebagai tebusan
keterusterangan dan lurusnya jalan yang Ibnu Zubeir mendengar mereka sedang
akan ditempuhnya …. membicarakan khalifah yang telah pergi
berlalu bernama Utsman bin Affan r.a.,
Sewaktu perseliaihan dan peperangannya tanpa mengindahkan tata-tertib kesopanan
dengan Mu‘awiyah, ia dikunjungi oleh dan tidak didasari oleh kesadaran, mereka
Hushain bin Numeir, yakni panglima dicelanya, katanya: ―Demi Allah, aku
tentara yang dikirim oleh Yazid untuk tak sudi meminta bantuan dalam
memadamkan pemberontakan Ibnu Zubeir. menghadapi musuhku kepada orang-orang
yang membenci Utsman !‖ Pada saat itu ia
Hushain berkunjung kepadanya tidak lama sangat memerlukan bantuan, tak ubah
setelah sampainya berita ke Mekah tentang bagai seorang yang tenggelam
Kematian Yazid. Ia menawarkan kepada membutuhkan pertolongan, tetap uluran
Ibnu Zubeir untuk ikut pergi bersamanya tangan orang tersebut ditolaknya … !
ke Syria, dan ia akan menggunakan
pengaruhnya yang besar di sana agar bai‘at Keterbukaannya terhadap diri pribadi serta
dapat diberikan kepadanya … ! kesetiaannya terhadap aqidah dan
prinsipnya, menyebabkannya tidak peduli
kehilangan duaratus orang pemanah
termahir yang Agama mereka tidak mendapat bai‘at dari seluruh warga kota-
dipercayai dan berkenan di hatinya! kota daerah tersebut di atas.
Padahal waktu itu ia sedang berada dalam
peperangan yang akan menentukan hidup Tetapi orang-orang Banu Umaiyah tidak
matinya, dan kemungkinan besar akan senang diam dan berhati puas sebelum
berubah arah, seandainya pemanah- menjatuhkannya, maka mereka melancar-
pemanah ahli itu tetap berada di sam- kan serangan yang bertubi-tubi, yang
pingnya sebagian besar di antaranya berakhir
dengan kekalahan dan kegagalan.
Kemudian pembangkangannya terhadap
Mu‘awiyah dan puteranya Yazid sungguh- Hingga akhirnya datanglah masa
sungguh merupakan kepahlawanan! pemerintahan Abdul Malik bin Marwan
Menurut pandangannya, Yazid bin yang untuk menyerang Abdullah di Mekah
Mu‘awiyah bin Abi Sufyan itu adalah laki- itu memilih salah seorang anak manusia
laki yang terakhir kali dapat menjadi yang paling celaka dan paling merajalela
khalifah Muslimin, seandainya memang dengan kekejaman dan kebuasannya … !
dapat . . . ! Pandangannya ini memang Itulah dia Hajjaj ats-Tsaqafi, yang
beralasan, karena dalam soal apa pun juga, mengenai pribadinya Umar bin Abdul
Aziz, Imam yang adil itu pernah berkata:
Yazid tidak becus! Tidak satu pun ‖Andainya setiap ummat datang dengan
kebaikan dapat menghapus dosa-dosanya membawa kesalahan masing-masing,
yang diceritakan sejarah kepada kita, maka sedang kami hanya datang dengan
bagaimana Ibnu Zubeir akan mau bai‘at kesalahan Hajjaj seorang saja, maka akan
kepadanya … ? lebih berat lagi kesalahan kami dari
mereka semua … ! ―
Kata-kata penolakannya terhadap
Mu‘awiyah selagi ia masih hidup amat Dengan mengerahkan anak buah dan
keras dan tegas. Dan apa pula katanya orang-orang upahannya, Hajjaj datang
kepada Yazid yang telah naik menjadi memerangi Mekah ibukota Ibnu Zubeir.
khalifah dan mengirim utusannya kepada Dikepungnya kota itu serta penduduknya,
Ibnu Zubeir mengancamnya dengan nasib selama lebih kurang enam bulan dan
jelek apabila ia tidak mau bai‘at pada dihalanginya mereka mendapat makanan
Yazid … ? Ketika itu Ibnu Zubeir dan air, dengan harapan agar mereka
memberikan jawabannya: meninggalkan Ibnu Zubeir sebatang kara,
tanpa tentara dan sanak saudara.
―Kapan pun, aku tidak akan bai‘at kepada
si pemabok … kemudian katanya Dan karena tekanan bahaya kelaparan itu
berpantun : ‖Terhadap hal bathil tiada banyaklah yang menyerahkan diri, hingga
tempat berlunak lembut kecuali bila Ibnu Zubeir mendapatkan dirinya tidak
geraham, dapat mengunyah batu menjadi berteman atau kira-kira demikian . . . . Dan
lembut ―. walaupun kesempatan untuk meloloskan
diri dan menyelamatkan nyawanya masih
Ibnu Zubeir tetap menjadi Amirul terbuka, tetapi Ibnu Zubeir memutuskan
Mu‘minin dengan mengambil. Mekah al- akan memikul tanggung jawabnya sampai
Mukarramah sebagai ibu kota titik terakhir. Maka ia tterus menghadapi
pemerintahan dan membentangkan serangan tentara Hajjaj itu dengan
kekuasaannya terhadap Hejaz, Yaman, keberanian yang tak dapat dilukiakan,
Bashrah, Kufah, Khurasan dan seluruh padahal ketika itu usianya telah mencapai
Syria kecuali Damsyik, setelah ia tujuh puluh tahun … !
Dan tidaklah dapat kita melihat gambaran menerima keputusan-Mu. Ya Allah berilah
sesungguhnya dari pendirian yang luar aku pahala atas segala perbuatan Abdullah
biasa ini, kecuali jika kita mendengar bin Zubeir ini, pahalanya orang-orang
percakapan yang berlangsung antara yang shabar dan bersyukur …
Abdullah dengan ibunya yang agung dan Kemudian mereka pun berpelukan
mulia itu, Asma‘ binti Abu Bakar, yakni di menyatakan perpiaahan dan selamat
saat-saat yang akhir dari kehidupannya. tinggal.

Ditemuinya ibunya itu dan dipaparkannya Dan beberapa kemudian, Abdullah bin
di hadapannya suasana ketika itu secara Zubeir terlibat dalam pertempuran sengit
terperinci, begitupun mengenai akhir yang tak seimbang, hingga syahid agung
kesudahan yang sudah nyata tak dapat itu akhirnya menerima pukulan maut yang
dielakkan lagi …. menewaskannya. Periatiwa itu menjadikan
Hajjaj kuasa Abdulmalik bin Marwan ber-
Kata ‗Asma‘ kepadanya: kesempatan melaksanakan kebuasan dan
dendam kesumatriya, hingga tak ada jenia
―Anakku, engkau tentu lebih tabu kebiadaban yang lebih keji kecuali dengan
tentang dirimu! Apabila menurut menyalib tubuh syahid suci yang telah
keyakinanmu, engkau berada di jalan yang beku dan kaku itu.
benar dan berseru untuk mencapai
kebenaran itu, shabar dan tawakallah Bundanya, wanita tua yang ketika itu telah
dalam melaksanakan tugas itu sampai titik berusia Sembilan puluh tujuh tahun,
darah penghabiaan. Tiada kata menyerah berdiri memperhatikan puteranya yang
dalam kamus perjuangan melawan diaalib. Dan bagaikan sebuah gunung yang
kebuasan budak-budak Bani Umaiyah … ! tinggi, ia tegak menghadap ke arahnya
Tetapi kalau menurut pikiranmu, engkau tanpa bergerak. Sementara itu Hajjaj
hanya mengharapkan dunia, maka engkau datang menghampirinya dengan lemah
adalah seburuk-buruk hamba, engkau lembut dan berhina diri, katanya:
celakakan dirimu sendiri serta orang-orang ―Wahai ibu, Amirul Mu‘minin Abdulmalik
yang tewas bersamamu!‖ bin Marwan memberiku wasiat agar
memperlakukan ibu dengan baik … !‖
Ujar ―Maka adakah kiranya keperluan ibu … ?‘

Abdullah: Bagaikan berteriak dengan suara


―Derni Allah, wahai bunda! Tidaklah berwibawa wanita itu berkata: ―Aku ini
ananda mengharapkan dunia atau ingin bukanlah ibumu . . . ! Aku adalah ibu dari
hendak mendapatkannya … ! Dan sekali- orang yang disalib pada tiang karapan … !
kali tidaklah anakanda berlaku aniaya
dalam hukum Allah, berbuat curang atau Tiada sesuatu pun yang kuperlukan
melanggar batas … daripadamu.
y
Han a aku akan
menyampaikan kepadamu sebuah Hadits
Kata Asma‘ yang kudengar dari Rasulullah saw.
Pula: Aku memohon sabdanya:
kepada Allah semoga ketabahan hatiku
menjadi kebaikan bagi dirimu, baik ―Akan muncul dari Tsaqif seorang
engkau mendahuluiku menghadap Allah pembohong dan seorang durjana Adapun
maupun aku. Ya Allah, semoga ibadahnya si pembohong telah sama-sama kita
sepanjang malam, shaum sepanjang siang hetahui f Adapun si durjana,
dan bakti kepada kedua orang tuanya, sepengetahuanku hanyalah kamu … ! ―
Engkau terima diaertai cucuran Rahmat-
Mu. Ya Allah, aku serahkan segala sesuatu
tentang dirinya kepada kekuasaanMu, dan
aku rela
Abdullah bin Umar r.a. datang
menghiburnya dan mengajaknya
bershabar. Maka jawabnya: ―Kenapa Pula
aku tidak akan shabar, padahal kepada
Yahya bin Zakaria sendiri telah diserahkan
kepada salah seorang durjana dari durjana-
durjana Bani Iarail . . . !‖

Oh, alangkah agungnya anda, wahai puteri


Abu Bakar Shiddiq .. .. ! Memang, adakah
lagi kata-kata yang lebih tepat diucapkan
selain itu kepada orang-orang yang telah
memisahkan kepala Ibnu Zubeir dari
tubuhnya sebelum mereka menyalibnya .
.
.

Tidak salah! Seandainya kepala Ibnu


Zubeir telah diberikan sebagai hadiah bagi
Hajjaj, dan Abdul Malik, maka kepala
Nabi yang mulia yakni Yahya a.s., dulu
juga telah diberikan sebagai hadiah bagi
Salome, seorang wanita yang durjana dan

hina dari Banff Iarail .‘ . . ! Sungguh,
suatu tamsil yang tepat dan kata-kata yang
jitu … !

Kemudian mungkinkah kiranya bagi


Abdullah bin Zubeir akan melanjutkan
hidupnya di bawah tingkat yang amat
tinggi dari keluhuran, keutamaan dan
kepahlawanan ini, sedang yang
menyusukannya ialah wanita yang
demikian corak bentuknya. . ?

Salam kiranya terlimpah atas Abdullah …


Dan kiranya terlimpah pula atas Asma‘ . .
.!
Salam bagi kedua mereka di lingkungan
syuhada yang tidak pernah fana … !
Dan di lingkungan orang-orang utama lagi
bertaqwa …
ABDULLAH BIN ABBAS tetapi sedari kecilnya tak pernah satu hari
KYAI UMMAT INI pun lewat, tanpa ia menghadiri majlis
Rasulullah dan menghafalkan apa yang di-
Ibnu Abbas serupa dengan Ibnu Zubeir ucapkannya . . . .
bahwa mereka sama-sama menemui
Rasulullah dan bergaul dengannya selagi Dan setelah kepergian Rasulullah ke
masih kecil, dan Rasulullah wafat sebelum Rafiqul Ala, Ibnu Abbas mempelajari
Ibnu Abbas mencapai usia dewasa. Tetapi sungguh-sungguh dari shahabat-shahabat
ia seorang lain yang di waktu kecil telah Rasul yang pertama, apa-apa yang luput
mendapat kerangka kepahlawanan dan didengar dan dipelajarinya dari Rasulullah
prinsip-prinsip kehidupan dari Rasulullah saw. sendiri. Suatu tanda tanya (ingin me-
saw. yang mengutamakan dan ngetahui dan ingin sertanya) terpatri dalam
mendidiknya serta mengajarinya hikmat dirinya.
yang murni. Dan dengan keteguhan iman
dan kekuatan akhlaq serta melimpahnya Maka setiap kedengaran olehnya seseorang
ilmunya, Ibnu Abbas mencapai kedudukan yang mengetahui suatu ilmu atau
tinggi di lingkungan tokoh-tokoh menghafalkan Hadits, segeralah ia
sekeliling Rasul …. menemuinya dan belajar kepadanya. Dan
otaknya yang encer lagi tidak mau puas
la adalah putera Abbas bin Abdul itu, mendorongnya untuk meneliti apa
Mutthalib bin Hasyim, paman Rasulullah yang didengarnya. Hingga tidak saja ia
saw. Digelari ―habar‖ atau kyai atau menumpahkan perhatian terhadap
lengkapnya ―kyai ummat‖, suatu mengumpulkan ilmu pengetahuan semata,
gelar yang hanya dapat dicapainya karena tapi juga untuk meneliti dan menyelidiki
otaknya yang cerdas, hatinya yang mulia sumber-sumbernya.
dan pengetahuannya yang luas.
Pernah ia menceritakan pengalamannya:
Dari kecilnya, Ibnu Abbbas telah ‖Pernah aku sertanya kepada tiga puluh
mengetahui jalan hidup yang akan orang shahabat Rasul saw. mengenai satu
ditempuhnya, dan ia lebih mengetahuinya masalah‖. Dan bagaimana keinginannya
lagi ketika pada suatu hari Rasulullah yang amat besar untuk mendapatkan
menariknya ke dekatnya selagi ia masih sesuatu ilmu, digambarkannya kepada kita
kecil itu dan menepuk-nepuk bahunya sebagai berikut:
serta mendoakannya:
―Tatkala Rasulullah saw. wafat, kukatakan
―Ya Allah, berilah ia ilmu Agama yang kepada salah seorang pemuda Anshar:
mendalam dan ajarkanlah kepadanya ―Marilah kita sertanya kepada
ta‘wil‖. shahabat Rasulullah, sekarang ini mereka
hampir semuanya sedang bekumpul.?‖
Kemudian berturut-turut pula datangnya
kesempatan di mana Rasulullah Jawab pemuda Anshar itu:
mengulang-ulang du‘a tadi bagi Abdullah
bin Abbas sebagai saudara sepupunya itu . ―Aneh sekali kamu ini, hai Ibnu
. . , dan ketika itu ia mengertilah bahwa. ia Abbas! Apakah kamu kira orang-orang
diciptakan untuk ilmu dan pengetahuan. akan membutuhkanmu, padahal di
Sementara persiapan otaknya kalangan mereka sebagai kau lihat banyak
mendorongnya pula dengan kuat untuk terdapat shahabat Rasulullah . . . !‘
menempuh jalan ini. Karena walaupun di Demikianlah ia tak mau diajak, tetapi aku
saat Rasulullah saw. wafat itu, usianya tetap pergi sertanya kepada shahabat-
belum lagi lebih dari tiga belas tahun, shahabat Rasulullah.
Pernah aku mendapatkan satu Hadits dari ―Tai seorang pun yang kutemui lebih cepat
seseorang, dengan cara kudatangi mengerti, lebih tajam berfikir dan lebih
rumahnya kebetulan ia sedang tidur Siang. banyak dapat menyerap ilmu dan lebih
Kubentangkan kainku di muka pintunya, luas sifat santunnya dari Ibnu Abbas … !
lalu duduk menunggu, Sementara angin Dan sungguh, kulihat Umar memanggilnya
menerbangkan debu kepadaku, sampai dalam urusan-urusan pelik, padahal
akhirnya ia bangun dan keluar menemuiku. sekelilingnya terdapat peserta Badar dari
Maka katanya: ―Hai saudara kalangan Muhajirin dan Anshar. Maka
sepupu Rasulullah, apa maksud tampillah Ibnu Abbas menyampaikan
kedatanganmu? Kenapa tidak kamu suruh pendapatnya, dan Umar pun tak hendak
saja orang kepadaku agar aku datang melampaui apa katanya!‖
kepadamu?‖
―Tidak!‖ ujarku, ―bahkan akulah yang Ketika membicarakannya, Ubaidillah bin
harus datang mengunjungi anda! ‗Utbah berkata:
Kemudian kutanyakanlah kepadanya ―Tidak seorang pun yang lebih tahu
sebuah Hadits dan aku belajar daripadanya tentang Hadits yang diterimanya dari
… !‖ Rasulullah saw. daripada Ibnu Abbas … !
Dan tak kulihat orang yang lebih
Demikianlah pemuda kita yang agung ini mengetahui tentang putusan Abu Bakar,
sertanya, kemudian sertanya dan sertanya Umar dan Utsman dalam pengadilan
lagi, lalu dicarinya jawaban dengan teliti, daripadanya . . . ! Begitu pula tak ada yang
dan dikajinya dengan seksama dan lebih mendalam pengertiannya
dianalisanya dengan fikiran yang berlian. daripadanya . . . .
Dari hari ke hari pengetahuan dan ilmu
yang dimilikinya berkembang dan tumbuh, Sungguh, ia telah menyediakan waktu
hingga dalam usianya yang muda belia untuk mengajarkan fiqih satu hari, tafsir
telah cukup dimilikinya hikmat dari orang- satu hari, riwayat dan strategi perang satu
orang tua, dan disadapnya ketenangan dan hari, syair satu hari, dan tarikh serta
kebersihan pikiran mereka, sampai-sampai kebudayaan bangsa Arab satu hari ….
Amirul Mu‘minin Umar bin Khatthab r.a.
menjadikannya kawan bermusyawarah Serta tak ada yang lebih tahu tentang syair,
pada setiap urusan penting dan bahasa Arab, tafsir al-Quran, ilmu hisab
menggelarkannya ―pemuda tua‖ . . . ! dan soal pembagian pusaka daripadanya .
.. ! Dan tidak seorang muslim pun yang
Pada suatu hari ditanyakan orang, kepada pergi duduk ke dekatnya kecuali hormat
Ibnu Abbas: ―Bagaimana kepadanya, serta tidak seorang pun yang
anda mendapatkan ilmu ini … ?‘ sertanya, kecuali mendapatkan jawaban
daripadanya … !‖
Jawabnya:
―Dengan lidah yang gemar sertanya, seorang Muslim penduduk Bashrah
dari akal yang suka berfikir … ! ― melukiskannya pula sebagai berikut: —
(Ibnu Abbas pernah menjadi gubernur di
Maka dengan lidahnya yang selalu sana, diangkat oleh Ali) telah mengambil
sertanya dan fikirannya yang tak jemu- tiga perkara dan meninggalkan tiga
jemunya meneliti, serta dengan perkara …
kerendahan hati dan pandainya bergaul,
jadilah Ibnu Abbas sebagai ―kyai 1. Menarik hati pendengar apabila ia
ummat ini‖. berbicara.
2. Memperhatikan setiap ucapan
Sa‘ad bin Abi Waqqash melukiskannya pembicara.
dengan kalimatkalimat seperti ini :-
3. Memilih yang teringan apabila panjang itu, kita cukup mengutip cuplikan
memutuskan perkara. di bawah ini:

1. Menjauhi sifat mengambil muka. Tanya Ibnu Abbas: ‖Hal-hal apakah yang
2. Menjauhi orang-orang yang rendah menyebabkan tuan-tuan menaruh dendam
budi. terhadap Ali … ?‖
3. Menjauhi setiap perbuatan dosa.
Ujar mereka:
Sebagaimana kita telah paparkan bahwa ―Ada tiga hal yang menyebabkan
Ibnu Abbas adalah orang yang menguasai kebencian kami padanya: Pertama dalam
dan mendalami berbagai cabang ilmu. Agama Allah ia sertahkim kepada
Maka ia pun menjadi pedoman bagi orang- manusia, padahal Allah berfirman: ―Tak
orang yang mencari ilmu, berbondong- ada hukum kecuali bagi Allah . . . !) kedua,
bondong orang datang dari berbagai ia berperang, tetapi tidak menawan pihak
penjuru negeri Islam untuk mengikuti musuh dan tidak pula mengambil harta
pendidikan dan mendalami ilmu rampasan. Seandainya pihak lawan itu
pengetahuan. orang-orang kafir, berarti harta mereka itu
halal. Sebaliknya bila mereka orang-orang
Di samping ingatannya yang kuat bahkan beriman maka haramlah darahnya . . !‘)
luar biasa itu, Ibnu Abbas memiliki pula
kecerdasan dan kepintaran yang Istimewa. Dan ketiga, waktu sertahkim, ia rela
Alasan yang dikemukakannya bagaikan menanggalkan sifat Amirul Mu‘minin dari
cahaya matahari, menembus ke dalam dirinya demi mengabulkan tuntutan
kalbu menghidupkan cahaya iman …. Dan lawannya. Maka jika ia sudah tidak jadi
dalam percakapan atau berdialog, tidak amir atau kepala bagi orang-orang Mu‘min
saja ia membuat lawannya terdiam, lagi, berarti ia menjadi kepala bagi orang-
mengerti dan menerima alasan yang orang kafir . . . !‖
dikemukakannya, tetapi juga
menyebabkannya diam terpesona, karena Lamunan-lamunan mereka itu dipatahkan
manisnya susunan kata dan keahliannya oleh Ibnu Abbas, katanya: ‖Mengenai
berbicara … ! perkataan tuan-tuan bahwa ia sertahkim
kepada manusia dalam Agama Allah,
Dan bagaimana pun juga banyaknya ilmu maka apa salahnya … ?
dan tepatnya alasan tetapi diskusi atau
tukar fikiran itu . .. ! Baginya tidak lain Bukankah Allah telah berfirman:
hanyalah sebagai suatu alat yang paling
ampuh untuk mendapatkan dan ―Hai orang-orang beriman! Janganlah
mengetahui kebenaran . . . ! kalian membunuh binatang buruan,
sewaktu kalian dalam ihrarn! Barang
Dan memang, telah lama ia ditakuti oleh y
siapa di antara kalian ang membunuhnya
Kaum Khawarij karena logikanya yang dengan sengaja, maka hendaklah ia
tepat dan tajam! Pada suatu hari ia diutus membayar denda berupa binatang ternak
oleh Imam Ali kepada sekelompok besar yang sebanding dengan hewan yang
dari mereka. Maka terjadilah di antaranya dibunuhnya itu, yang untuk
dengan mereka percakapan yang amat tnenetapkannya diputuskan oleh dua
mempesona, di mana Ibnu Abbas orang yang adil di antara kalian sebagai
mengarahkan pembicaraan serta hakimnya . . . !‖
menyodorkan alasan dengan cara yang (Q.S. 5 al-Maidah: 95)
menakjubkan. Dari percakapan yang
Nah, atas nama Allah cobalah jawab: disetujui oleh Muhammad bin Abdullah …
―Manakah yang lebih penting, sertahkim !11
kepada manusia demi menjaga darah kaum
Muslimin, ataukah sertahkim kepada Demikianlah, dengan cara yang menarik
mereka mengenai seekor kelinci yang dan menakjubkan ini, berlangsung soal
harganya seperempat dirham … ?‖ jawab antara Ibnu Abbas dan golongan
Khawarij, hingga belum lagi tukar fikiran
Para pemimpin Khawarij itu tertegun itu selesai, duapuluh ribu orang di antara
menghadapi logika tajam dan tuntas itu. mereka bangkit serentak, menyatakan
Kemudian ―kyai ummat ini‖ kepuasan mereka terhadap keterangan-
melanjutkan bantahannya: keterangan Ibnu Abbas dan sekaligus
memaklumkan penarikan diri mereka dari
―Tentang ucapan tuan-tuan bahwa memusuhi Imam Ali … !
ia perang tetapi tidak melakukan
penawanan dan merebut harta rampasan, Ibnu Abbas tidak saja memiliki kekayaan
apakah tuan- tuan menghendaki agar ia besar berupa ilmu pengetahuan semata,
mengambil Aisyah istri Rasulullah dan tapi di samping itu ia memiliki pula
Ummul Mu‘minin itu sebagai tawanan, kekayaan yang lebih besar lagi, yakni etika
dan pakaian berkabungnya sebagai barang ilmu Serta akhlaq para ulama. Dalam
rampasan . . . ?‘ kedermawanan dan sifat pemurahnya, la
bagaikan Imam dengan panji-panjinya.
Di sini wajah orang-orang itu jadi merah Dilimpah-ruahkannya harta bendanya
padam karena malu, lalu menutupi muka kepada manusia, persis sebagaimana ia
mereka dengan tangan …. sementara Ibnu melimpahruahkan ilmunya kepada mereka.
Abbas beralih kepada soal yang ketiga ...
katanya:
Orang-orang yang bersama dengannya,
―Adapun ucapan tuan-tuan bahwa ia pernah menceritakan dirinya sebagai
rela menanggalkan sifat Amirul Mu‘minin berikut: ‖‗Iidak sebuah rumah pun kita
dari dirinya sampai selesainya tahkim, temui yang lebih banyak makanan,
maka dengarlah oleh tuan-tuan apa yang minuman buah-buahan, begitupun ilmu
dilakukan oleh Rasulullah saw. di hari pengetahuannya dari rumah Ibnu Abbas …
Hudaibiyah, yakni ketika ia mengimlakkan !‖
surat perjanjian yang telah tercapai
antaranya dengan orang-orang Quraisy. Di samping itu ia seorang yang berhati
Katanya kepada penulis: ―Tulislah: suci dan berjiwa bersih, tidak menaruh
Inilah yang telah disetujui oleh dendam atau kebencian kepada siapa juga.
Muhammad Rasulullah . . . ―. Tiba-tiba Keinginannya yang tak pernah menjadi
utusan Quraisy menyela: ―Demi Allah, kenyang, ialah harapannya agar setiap
seandainya kami mengakuimu sebagai orang, baik yang dikenalnya atau tidak,
Rasulullah, tentulah kami tidak beroleh kebaikan … !
menghalangimu ke Baitullah dan tidak
pula akan memerangimu … ! Maka Katanya mengenai dirinya:
tulislah: Inilah yang telah disetujui oleh ―Setiap aku mengetahui suatu ayat dari
Muhammad bin Abdullah . . . !‖ Kata kitahullah, aku berharap kiranya semua
Rasulullah kepada mereka: ―Demi manusia mengetahui seperti apa yang
Allah, sesungguhnya saya ini Rasulullah kuketahui itu . . . ! Dan setiap aku
walaupun kamu tak hendak mendengar seorang hakim di antara
mengakuinya hakim-hakim Islam melaksanakan
… !‖ Lalu kepada penulis, surat perjanjian keadilan dan memutus sesuatu pekara
itu diperintahkannya: ―Tulislah apa
yang mereka kehendaki! Tulis: Inilah yang
telah
dengan adil, maka aku merasa gembira dan berlunak lembut dan melenyapkan
turut mendoakannya . . . ,padahal tak ada kesalah-pahaman ….
hubungan perkara antara aku dengannya . .
. ! Dan setiap aku mendengar turunnya Benar ia ikut terjun dalam peperangan di
hujan yang menimpa bumi Muslimin, aku pihak Imam Ali terhadap Mu‘awiyah,
merasa berbahagia, padahal tidak seekor tetapi hal itu dilakukannya, tiada lain
pun binatang ternakku yang digembalakan hanyalah sebagai tamparan keras yang
di bumi tersebut . . . !‖ wajib dilakukan terhadap penggerak
perpecahan yang mengancam keutuhan
la seorang ahli ibadah yang tekun Agama dan kesatuan ummat … !
beribadat dan rajin sertaubat . . . , Sering
bangun di tengah malam dan shaum di Demikianlah kehidupan Ibnu Abbas,
waktu Siang, dan seolah-olah kedua dipenuhi dunianya dengan ilmu dan
matanya telah hafal akan jalan yang dilalui hikmat, dan disebarkan di antara ummat
oleh air matanya di kedua pipinya, karena buah nasehat dan ketaqwaannya . . . . Dan
seringnya ia menangis, baik di kala ia pada usianya yang ketujuh puluh satu
shalat maupun sewaktu membaca al-Quran tahun, ia terpanggil untuk menemui
…. Dan ketika ia membaca ayat-ayat al- Tuhannya Yang Maka Agung . . . . Maka
Quran yang memuat berita duka atau kota Thaif pun menyaksikan perarakan
ancaman, apalagi mengenai maut dan saat besar, di mana seorang Mu‘min diiringkan
dibangkitkan, maka isaknya sertambah menuju surganya.
keras dan sedu sedannya menjadi-jadi … !
Dan tatkala tubuh kasarnya mendapatkan
Di samping semua itu, ia juga seorang tempat yang aman dalam kuburnya,
yang berani, berfikiran sehat dan teguh angkasa bagai berguncang disebabkan
memegang amanat . . . ! Dalam gema janji Allah yang haq:
perselisihan yang terjadi antara Ali dan
Mu‘awiyah, ia mempunyai beberapa ―Wahai jiwa yang aman tenceram!
pendapat yang menunjukkan tingginya Kembalilah kamu kepada Tuhanmu dalam
keeerdasan dan banyaknya akal Serta keadaan ridla dan diridlai. Maka
siasatnya . . . . la lebih mementingkan masuklah ke dalam lingkungan hamba-Ku.
perdamaian dari peperangan, lebih banyak Dan masuklah ke dalatn surga-Ku . . . !‖
berusaha dengan jalan lemah lembut
daripada kekerasan, dan menggunakan
fikiran daripada paksaan . . . !

Tatkala Husein r.a. bermaksud hendak


pergi ke Irak untuk memerangi Ziad dan
Yazid, Ibnu Abbas menasehati Husein,
memegang tangannya dan berusaha sekuat
daya untuk menghalanginya. Dan tatkala
ia mendengar kematiannya, ia amat
terpukul, dan tidak keluar-keluar rumah
karena amat dukanya.

Dan di setiap pertentangan yang timbul


antara Muslim dengan Muslim tak ada
yang dilakukan oleh Ibnu Abbas, selain
mengacungkan bendera perdamaian,
ABBAD BIN BISYIR Karena dilihat oleh ‗Abbad bahwa
SELALU DIAERTAI CAHAYA kawannya ‗Ammar sedang lelah,
ALLAH diusulkannyalah agar ‗Ammar tidur lebih
dulu dan ia akan mengawal. Dan nanti bila
Ketika Mush‘ab bin Umeir tiba di ia telah mendapatkan istirahat yang cukup,
Madinah sebagai utusan dari Rasulullah maka giliran ‗Ammar pula mengawal
saw. untuk mengajarkan seluk beluk menggantikannya.
Agama kepada orang-orang Anshar yang
telah bai‘at kepada Nabi dan membimbing ‗Abbad melihat bahwa lingkungan
mereka melakukan shalat, maka ‗Abbad sekelilingnya aman. Maka timbullah
bin Bisyir r.a. adalah seorang budiman fikirannya, kenapa ia tidak mengisi
yang telah dibukakan Allah hatinya untuk waktunya dengan melakukan shalat,
menerima kebaikan. la datang menghadiri hingga pahala yang akan diperoleh akan
majlia Mush‘ab dan mendengarkan jadi berlipat … ? Demikianlah ia bangkit
da‘wahnya, lalu diulurkan tangannya melakukannya … .
mengangkat bai‘at memeluk Islam. Dan
semenjak saat itu mulailah ia menempati Tiba-tiba sementara ia berdiri sedang
kedudukan utama di antara orang-orang membaca sebuah surat al-Quran setelah al-
Anshar yang diridlai oleh Allah Serta Fatihah, sebuah anak panah menancap di
mereka ridla kepada Allah . . . . pangkal lengannya. Maka dicabutnya anak
panah itu dan diteruskannya shalatnya ….
Kemudian Nabi pindah ke Madinah,
setelah lebih dulu orang-orang Mu‘min Tidak lama diantaranya mendesing pula
dari Mekah tiba di sana. Dan mulailah anak panah kedua yang mengenai anggota
terjadi peperangan-peperangan dalam badannya.Tetapi ia tak hendak
mempertahankan diri dari serangan- menghentikan shalatnya hanya dicabutnya
serangan kafir Quraisy dan sekutunya yang anak panah itu seperti yang pertama tadi,
tak hentihentinya memburu Nabi dan dan dilanjutkannya bacaan surat.
ummat Islam. Kekuatan pembawa cahaya
dan kebaikan bertarung dengan kekuatan Kemudian dalam gelap malam itu musuh
gelap dan kejahatan. Dan pada setiap memanahnya lagi untuk ketiga kalinya.
peperangan itu ‗Abbad bin Bisyir berada ‗Abbad menarik anak panah itu dan meng-
di barisan terdepan, berjihad di jalan Allah akhiri bacaan surat. Setelah itu ia ruku‘
dengan gagah berani dan mati-matian dan sujud …. sementara tenaganya telah
dengan cara yang amat mengagumkan…. lemah diaebabkan sakit dan lelah. Lalu
sementara sujud itu diulurkannya
Dan mungkin peristiwa yang kita paparkan tangannya kepada kawannya yang sedang
di bawah ini dapat mengungkapkan tidur di sampingnya dan ditarik-tariknya ia
sekelumit dari kepahlawanan tokoh sampai terbangun. Dalam pada itu ia
Mu‘min ini …. Setelah Rasulullah saw. bangkit dari sujudnya dan membaca
dan Kaum Muslimin selesai menghadapi tasyahud
perang Dzatur Riga‘, mereka sampai di
suatu tempat dan bermalam di sana, , lalu menyelesaikan shalatnya.
Rasulullah memilih beberapa orang ‗Ammar terbangun mendengar suara
shahabatnya untuk mengawal secara kawannya yang terputus-putus menahan
bergiliran. Di antara mereka terpilih sakit: ―Gantikan daku mengawal karena
‗Ammar bin Yasir dan ‗Abbad bin Bisyir aku telah kena… !‖ ‗Ammar menghambur
yang berada pada satu kelompok. dari tidurnya hingga menimbulkan
kegaduhan dan takutnya musuh yang
menyelinap. Mereka melarikan diri,
sedang ‗Ammar berpaling kepada Keutamaannya ini telah dikenal luas di
temannya seraya katanya: ―Subhanallah . . antara shahabat-shahabat Rasul. Dan
. ! Kenapa saya tidak dibangunkan ketika Aisyah r.a. Ummul Mu‘minin pernah
kamu dipanah yang pertama kali tadi . . . !‖ mengatakan tentang dirinya: ―Ada
tiga orang Anshar yang keutamaannya tak
Ujar ‗Abbad: dapat diatasi oleh seorang pun juga, yaitu:
— Sa‘ad bin Mu‘adz, Useid bin Hudlair dan
―Ketika daku shalat tadi, aku membaca ‗Abbad bin Bisyir …
beberapa ayat al-Quran yang amat
mengharukan hatiku, hingga aku tak ingin Orang-orang Islam angkatan pertama
untuk memutuskannya . . . ! Dan demi mengetahui bahwa ‗Abbad adalah seorang
Allah, kalau tidaklah akan menyia-nyiakan tokoh yang memperoleh karunia berupa
pos penjagaan yang ditugaskan Rasul cahaya dari Allah . . . . Penglihatannya
kepada kita menjaganya, sungguh, aku yang jelas dan memperoleh penerangan,
lebih suka matii daripada memutuskan dapat mengetahui tempat-tempat yang baik
bacaan ayat-ayat yang sedang kubaca itu dan meyakinkan tanpa mencarinya dengan
… !‖ susah-payah. Bahkan kepercayaan
shahabat-shahabat nya mengenai cahaya
‗Abbad amat cinta sekali kepada Allah, ini sampai ke suatu tingkat yang lebih
kepada Rasul dan kepada Agamanya . .. . tinggi, bahwa ia merupakan benda yang
Kecintaan itu memenuhi segenap perasaan dapat terlihat. Mereka sama sekata bahwa
dan seluruh kehidupannya. Dan semenjak bila ‗Abbad berjalan di waktu malam,
Nabi saw. berpidato dan mengarahkan terbitlah daripadanya berkas-berkas cahaya
pembicaraannya kepada Kaum Anshar, ia dan sinar yang menerangi baginya jalan
termasuk salah seorang di antara mereka. yang akan ditempuh ….
Sabdanya:
Dalam peperangan menghadapi orang-
―Hai golongan Anshar … orang murtad sepeninggal Rasulullah saw.
! Kalian adalah inti, sedang golongan lain maka ‗Abbad memikul tanggung jawab
bagai kulit ari! dengan keberanian yang tak ada taranya . .
Maka tak mungkin aku dicederai oleh . . Apalagi dalam pertempuran Yamamah
pihak kalian … di mana Kaurn Muslimin menghadapi bala
tentara yang paling kejam dan paling
Semenjak itu, yakni semenjak ‗Abbad berpengalaman di bawah pimpinan
mendengar ucapan ini dari Rasulnya, dari Musailamatul Kaddzab, ‗Abbad melihat
guru dan pembimbingnya kepada Allah, bahaya besar yang mengancam Islam.
dan ia rela menyerahkan harta benda Maka jiwa pengurbanan dan
nyawa dan hidupnya di jalan Allah dan di kepahlawanannya mengambil bentuk
jalan Rasul-Nya . . . , maka kita temui dia sesuai dengan tugas yang dibebankan oleh
di arena pengurbanan dan di medan laga keimanannya, dan meningkat ke taraf yang
muncul sebagai orang pertama, sebaliknya sejajar dengan kesadarannya akan bahaya
di waktu pembagian keuntungan dan harta tersebut, hingga menjadikannya sebagai
rampasan, sukar untuk ditemukannya … ! prajurit yang berani mati, yang tak meng-
inginkan kecuali mati syahid di jalan Ilahi
Di samping itu ia adalah seorang ahli ….
ibadah yang tekun… seorang pahlawan
yang gigih dalam berjuang …. seorang Sehari sebelum perang Yamamah itu
dermawan yang rela berqurban . . . , dan dimulai, ‗Abbad mengalami suatu mimpi
seorang Mu‘min sejati yang telah yang tak lama antaranya diketahui
membaktikan hidupnya untuk Ta‘birnya secara gamblang dan terjadi
keimanannya ini … ! di
arena pertempuran sengit yang diterjuni Dan tatkala pada permulaannya dilihatnya
oleh Kaum Muslimin. neraca pertempuran sengit itu lebih berat
untuk kemenangan musuh, teringatlah
Dan marilah kita panggil seorang shahabat olehnya ucapan Rasulullah terhadap
mulia Abu Sa‘id al-Khudri r.a. untuk Kaumnya golongan Anshar: ‖Kalian
menceritakan mimpi yang dilihat oleh adalah inti . . . ! Maka tak mungkin saya
‗Abbad tersebut begitu pun Ta‘birnya, dicederai oleh pihak kalian!‖
serta peranannya yang mengagumkan
dalam pertempuran yang berakhir dengan Ucapan itu memenuhi rongga dada dan
syahidnya…. hatinya, hingga seolah-olah sekarang ini
Rasulullah masih berdiri, mengulang-
Demikian cerita Abu Sa‘id: ulang kata-katanya itu . . . ‗Abbad
merasa bahwa seluruh tanggung jawab
‖ ‗Abbad bin Bisyir mengatakan peperangan itu terpikul hanya di atas
kepadaku: ―Hai Abu Sa‘id! Saya bermimpi bahu golongan Anshar semata . .. atau di
semalam melihat langit terbuka untukku, atas bahu mereka sebelum golongan
kemudian tertutup lagi … ! lainnya .. . ! Maka ketika itu naiklah ia
ke atas sebuah bukit lalu berseru: ‖Hai
Saya yakin bahwa ta‘birnya insya Allah golongan Anshar . . . ! Pecahkan sarung-
saya akan menemui syahidnya . . . !‖ sarung pedangmu, dan tunjukkan
―Demi Allah!‖ ujarku, ―itu adalah keistimewaanmu dari golongan lain… !‖
mimpi yang baik … !‖
Dan ketika seruannya dipenuhi oleh empat
―Dan di waktu perang Yamamah itu ratus orang pejuang, ‗Abbad bersama Abu
saya lihat ia berseru kepada orang-orang Dajanah dan Barra‘ bin Malik
Anshar: ―Pecahkan sarung-sarung pe- mengerahkan mereka ke taman maut, suatu
dangmu dan tunjukkan kelebihan kalian … taman yang digunakan oleh Musailamah
!‖ sebagai benteng pertahanan …dan pah-
lawan besar itu pun berjuanglah sebagai
Maka segeralah menyerbu layaknya seorang lakilaki, sebagai seorang
mengiringkannya sejumlah empat ratus Mu‘min dan sebagai seorang warga
orang dari golongan Anshar hingga Anshar ….
sampailah mereka ke pintu gerbang taman
bunga, lalu bertempur dengan gagah Dan pada hari yang mulia itu, pergilah
berani. ‗Abbad menemui syahidnya Tidak
salah mimpi yang dilihat dalam tidurnya
Ketika itu ‗Abbad semoga Allah semalam Bukankah ia melihat langit
memberinya rahmat —menemui terbuka, kemudian setelah ia masuk ke
syahidnya. Wajahnya saya lihat penuh celahnya yang terbuka itu, tiba-tiba langit
dengan bekas sambaran pedang, dan saya bertaut dan tertutup kembali . . . ! Dan
mengenalnya hanyalah dengan melihat mimpi itu dita‘wilkannya bahwa pada
tanda yang terdapat pada tubuhnya … !‖ pertempuran yang akan terjadi ruhnya
akan naik ke haribaan Tuhan dan
Demikianlah ‗Abbad meningkat naik ke Penciptanya … !
taraf yang sesuai untuk memenuhi
kewajibannya sebagai seorang Mu‘min Sungguh, benarlah mimpi itu dan benarlah
dari golongan Anshar, yang telah pula ta‘birnya
mengangkat bai‘at kepada Rasul untuk . ! Pintu-pintu langit telah terbuka untuk
membaktikan hidupnya bagi Allah dan menyambut ruh ‗Abbad bin Bisyir dengan
menemui syahid di jalan-Nya …
gembira, yakni seorang tokoh yang oleh
Allah diberi cahaya
SUHEIL BIN „AMAR pandainya yang dapat dibanggakan
DARI KUMPULAN ORANG YANG Dan dialah yang diutus oleh kaum
DIBEBASKAN, MASUK Quraisy untuk meyakinkan Nabi agar
GOLONGAN PARA PAHLAWAN membatalkan rencananya memasuki
Mekah waktu periatiwa Hudaibiyah … !
Tatkala ia jatuh menjadi tawanan
Muslimin di perang Badar, Umar bin Di akhir tahun keenam Hijrah, Rasulullah
Khatthab r.a. mendekati Rasulullah saw. saw. bersama para shahabatnya pergi ke
katanya: ‖Wahai Rasulullah . . . , biarkan Mekah dengan tujuan berziarah ke
saya cabut dua buah gigi muka Suheil bin Baitullah dan melakukan ‗umrah jadi
‗Amar hingga ia tidak dapat berpidato bukan dengan maksud hendak berperang,
menjelekkan anda lagi setelah hari ini . . . tanpa mengadakan persiapan untuk pepe-
!‖ rangan.
Ujar Rasulullah saw.: ‖Jangan wahai Keberangkatan mereka ini segera diketahui
Umar! Saya tak hendak merusak tubuh oleh Quraisy, hingga mereka pergi
seseorang, karena nanti Allah akan menghadang mereka hendak menghalangi
merusak tubuhku, walaupun saya ini Muslimin mencapai tujuan mereka.
seorang Nabi … !‖ Kemudian Rasulullah Suasana pun menjadi tegang dan hati
menarik Umar ke dekatnya, lalu katanya: Kaum Muslimin berdebar-debar.
‖Hai Umar! Mudah-mudahan esok, Rasulullah berkata kepada para
pendirian Suheil akan berubah menjadi shahabatnya: — ―Jika pada waktu
seperti yang kamu sukai . . . !‖ ini Quraisy mengajak kita untuk
mengambil langkah ke arah
Hari-hari pun berlalu, hari berganti hari dihubungkannya tali silaturahmi, pastilah
dan nubuwat Rasulullah muncul menjadi kukabulkan … !‖
kenyataan . . . . Dan Suheil bin ‗Amar
seorang ahli pidato Quraisy yang terbesar, Quraisy pun mengirim utusan demi utusan
beralih menjadi seorang ahli pidato ulung kepada Nabi saw. Semua mereka diberinya
di antara ahli-ahli pidato Islam . . , serta keterangan bahwa kedatangannya
dari seorang musyrik yang fanatik berbalik bukanlah untuk berperang, tetapi hanyalah
menjadi seorang Mu‘min yang taat, yang untuk mengunjungi Baitullah al-Haram
kedua matanya tak pernah kering dari dan menjunjung tinggi upacara-upacara
menangis disebabkan takutnya kepada kebesarannya.
Allah . .. ! Dan salah seorang pemuka
Quraisy serta panglima tentaranya berganti Dan setiap utusan itu kembali, Quraisy
haluan menjadi prajurit yang tangguh di mengirim lagi utusan yang lebih bijak dan
jalan Islam . . . , seorang prajurit yang lebih diaegani, hingga sampai kepada
telah berjanji terhadap dirinya akan selalu ‗Urwah bin Mas‘ud ats-Tsaqafi, seorang
ikut berjihad dan berperang, sampai ia yang lebih tepat untuk diaerahi tugas
mati dalam peperangan itu, dengan seperti ini. Menutut anggapan Quraisy ia
harapan Allah akan mengampuni dosa- akan mampu meyakinkan Rasulullah
dosa yang telah diperbuatnya . – - ! untuk kembali pulang.
Nah, siapakah dia orang musyrik Tetapi tak lama antaranya ‗Urwah telah
berkepala batu yang kemudian menjadi berada di hadapan mereka, katanya:
seorang Muslim yang bertaqwa dan
menemui syahidnya itu . . . ? Itulah dia ―Hai manalah rekan-rekanku kaum
Suheil bin Quraisy . . . ! Saya sudah pernah
‗Amar . . . ! Salah seorang pemimpin berkunjung kepada Kaisar, kepada Kisra
Quraisy yang terkemuka dan cerdik dan kepada Negus di iatana mereka
masing-masing …. Dan sungguh demi mereka, serta mengutamakan mereka dari
Allah, tak seorang raja pun saya lihat yang diri mereka sendiri …. Kembalilah Pula
dihormati oleh rakyatnya, seperti halnya Islam secara keseluruhannya, mengibarkan
Muhammad oleh Para shahabatnya . . . ! panji-panji kemenangannya di angkasa
Dan sungguh, sekelilingnya saya dapati luas …. Dan kota Mekah pun
suatu kaum yang sekali-kali takkan rela membukakan semua pintunya . . . .
membiarkannya dapat cedera . . . ! Nah, Sementara orang-orang musyrik terlena
pertimbangkanlah apa yang hendak tuan dalam kebingungannya ….
lakukan masak-masak … ! ―
Nah, menurut perkiraan anda, apakah
Saat itu orang-orang Quraisy pun merasa nasib yang akan ditemui sekarang ini oleh
yakin bahwa usaha-usaha mereka tak ada orang-orang itu, yakni orang-orang yang
faedahnya, hingga mereka memutuskan telah menyalah-gunakan kekuatan mereka
untuk menempuh jalan berunding dan selama ini terhadap Kaum Muslimin,
perdamaian. Dan untuk melaksanakan berupa siksaan, pembakaran, pengucilan
tugas ini mereka pilihlah pemimpin dan pembunuhan … ?
mereka yang lebih tepat …. tiada lain dari
Suheil bin ‗Amar …. Rupanya Rasulullah yang amat pengasih
itu tak hendak membiarkan mereka
Kaum Muslimin melihat Suheil datang dan meringkuk demikian lama di bawah
mengenal siapa dia. Maka maklumlah tekanan perasaan yang amat pahit dan getir
mereka bahwa orang-orang Quraisy akhir- ini. Dengan dada yang lapang dan sikap
nya berusaha untuk berdamai dan yang lunak dan lembut, dihadapkan
mencapai Saling pengertian, dengan alasan wajahnya kepada mereka sambil berkata,
bahwa yang mereka utus itu ialah Suheil sementara getaran dan irama suaranya
bin ‗Amar … ! yang bagai menyiramkan air kasih sayang
berkumandang di telinga mereka:
Suheil duduk berhadapan muka dengan
Rasulullah, dan terjadilah perundingan ―Wahai segenap kaum Quraisy . . . !
yang berlangsung lama di antara mereka, Apakah menurut sangkaan kalian, yang
yang berakhir dengan tercapainya akan aku lakukan terhadap kalian?‖
perdamaian. Dalam perundingan ini Suheil
berusaha hendak mengambil keuntungan Mendengar itu tampillah musuh Islam
sebanyak-banyaknya bagi Quraisy. kemarin Suheil bin ‗Amar memberikan
Didukung Pula oleh toleransi luhur dan jawaban:
mulia dari Nabi saw. yang mendasari ―Sangka yang baik . . . ! Anda adalah
berhasilnya perdamaian tersebut. saudara kami yang mulia …. dan putera
saudara kami yang mulia … !‖
Dalam pada itu waktu berjalan terus,
hingga tibalah tahun ke delapan Hijriyah Sebuah senyuman yang bagaikan cahaya,
…. dan Rasulullah bersama Kaum tersungging di kedua bibir Rasulullah
Muslimin berangkat untuk membebaskan kekasih Allah itu, lalu serunya:
Mekah, yaitu setelah Quraisy melanggar ―Pergilah kalian … ! Semua kalian bebas .
perjanjian dan ikrar mereka dengan Nabi ..!―
saw. serta orang-orang Muhajirin pun
kembalilah ke kampung halaman mereka Ucapan yang keluar dari mulut Rasulullah
setelah mereka dulu diusir daripadanya yang baru saja memperoleh kemenangan
dengan paksa. Bersama mereka ikut Pula ini tidaklah akan diterima begitu saja oleh
orang-orang Anshar, yakni yang telah orang yang masih mempunyai perasaan,
membawa mereka berlindung di kota kecuali dengan hati yang telah menjadi
peleburan dan perpaduan antara rasa malu, shalat, shaum dan bersedekah . . . serta
ketundukan dan penyesalan membaca al-Quran dan menangis
disebabkan takut kepada Allah … !‖
Pada saat itu juga, suasana yang penuh
dengan keagungan dan kebesaran ini telah Demikianlah kebesaran Suheil! Walaupun
membangkitkan semua kesadaran Suheil ia menganut Islam di hari pembebasan dan
bin ‗Amar, menyebabkannya bukan sebelumnya, tetapi kita lihat dalam
menyerahkan dirinya kepada Allah Robbul keislaman dan keimanannya itu ia
‗Alamin. Dan keislamannya itu, bukanlah mencapai kebenaran tertinggi, sedemikian
keislaman seorang laki-laki yang tinggi hingga dapat menguasai keseluruhan
menderita kekalahan lalu menyerahkan dirinya dan merubahnya menjadi seorang
dirinya kepada taqdir saat itu juga. Tetapi ‗abid dan zahid, dan seorang mujahid
sebagaimana akan ternyata di belakang yang mati-matian berqurban di jalan Allah.
nanti — adalah keislaman seseorang yang
terpikat dan terpesona oleh kebesaran Nabi Dan tatkala Rasulullah berpulang ke
Muhammad saw. dan kebesaran Agama Rafiqul Ala, demi berita itu sampai ke
yang diikuti ajaran-ajarannya oleh Nabi Mekah waktu itu Suheil sedang bermukim
Muhammad, dan yang dipikulnya bendera di sana , Kaum Muslimin yang berada di
dan panji-panjinya dengan rasa cinta yang sana menjadi resah dan gelisah serta
tidak terbada … ! ditimpa kebingungan, seperti halnya
saudarasaudara mereka di Madinah.
Orang-orang yang masuk Islam di hari
pembebasan kota Mekah itu disebut Maka seandainya kebingungan kota
―thulaqa‘ ‖ artinya orang-orang Madinah dapat dilenyapkan ketika itu juga
yang dibebaskan dari segala hukum yang oleh Abu Bakar r.a. dengan kalimat-
berlaku bagi orang yang kalah perang, kalimatnya yang tegas:
karena mereka mendapat amnesti dan
ampunan dari Rasulullah itulah, dengan ―Barang siapa yang mengabdi kepada Nabi
kesadaran sendiri berpindah aqidah dari Muhammad maka sesungguhnya Nabi
kemusyrikan ke Agama tauhid, yakni Muhammad telah wafat! Dan barang siapa
ketika beliau bersabda: ‖Pergilah tuan- yang mengabdi kepada Allah, maka
tuan . . . ! Tuan-tuan semua bebas … !‖ sesungguhnya Allah tetap hidup dan
takkan mati untuk selama-lamanya … !‖
Tetapi dari segolongan orang-orang yang
dibebaskan ini karena ketulusan hati Kita akan sama kagum dan terpesona
mereka, kebulatan tekad dan pengurbanan melihat bahwa Suheil r.a., dialah yang
yang tinggi serta ibadat dengan hati yang tampil di Mekah, dan melakukan seperti
suci mengantarkan mereka kepada barisan apa yang dilakukan oleh Abu Bakar di
pertama dari shahabat-shahabat Nabi yang Madinah.
budiman. Maka di antara mereka itu
terdapatlah Suheil bin ‗Amar. Dikumpulkannya seluruh penduduk, lalu
berdiri memukau mereka dengan kalimat-
Agama Islam telah menempa dirinya kalimatnya yang mantap, memaparkan
secara baru. Dicetaknya semua bakat dan bahwa Muhammad itu benar-benar Rasul
kecenderungannya dengan menambahkan Allah dan bahwa ia tidak wafat sebelum
yang lainnya, lalu semua itu dipacunya menyampaikan amanat dan melaksanakan
untuk menegakkan kebenaran, kebaikan tugas risalat. Dan sekarang menjadi
dan keimanan . . . . Orang-orang kewajiban bagi orang-orang Mu‘min untuk
melukiskan sifatnya dalam beberapa meneruskan perjalanan menempuh jalan
kalimat: ―Pemaaf, pemurah . . . , yang telah digariskannya.
banyak
Maka dengan langkah dan tindakan yang berbuat lebih dari itu berdiri di hadapan
diambil oleh Suheil ini, serta dengan Allah Yang Mafia Esa bersama orang-
ucapannya yang tepat dan keimanannya orang Mu‘min . . . ‗ Itulah sebabnya ia
yang kuat, terhindariah fitnah yang hampir terus shalat dan shalat …. tekun shaum dan
saja menumbangkan keimanan sebagian shaum . . . segala macam ibadat yang dapat
manusia di Mekah ketika mendengar wa- mensucikan jiwa dan mendekatkan dirinya
fatnya Rasulullah … ! kepada Allah Ta‘ala, pasti dilakukannya
sebanyak-banyaknya … !
Dan pada hari itu pula, lebih dari saat-saat
lainnya, terpampanglah secara gemilang Demikian pula di masa silam, ia berdiri di
kebenaran dari nubuwat Rasulullah saw arena peperangan bersama orang-orang
IBukankah telah dikatakannya kepada musyrik menghadapi Islam! Maka
Umar ketika ia meminta idzin untuk sekarang ia harus tampil di barisan tentara
mencabut dua buah gigi muka dari Suheil Islam sebagai prajurit yang gagah berani,
sewaktu tertawannya di perang Badar: untuk memadamkan bersama para
pendekar kebenaran, perapian Nubhar
―Jangan, karena mungkin pada yang disembah oleh orang-orang Persi, dan
suatu mereka bakar di dalamnya saji-sajian
ketika kamu akan menyenanginya … !‖ rakyat yang mereka perbudak . . . , serta
melenyapkan pula bersama para pendekar
Nah, pada hari inilah dan ketika sampai ke kebenaran itu kegelapan bangsa Romawi
telinga Kaum Muslimin di Madinah dan kedhaliman mereka, dan menyebarkan
tindakan yang diambil Suheil di Mekah kalimat tauhid dan taqwa ke pelosok-
serta pidatonya yang mengagumkan yang pelosok dunia … !
mengukuhkan keimanan dalam hati,
teringatlah Umar bin Khatthab akan Maka pergilah ia ke Syria bersama tentara
Ramalan Rasulullah …. Lama sekali ia Islam untuk turut mengambil bagian dalam
tertawa, karena tibalah hari yang dijanjikan peperangan-peperangan di sana. Tidak
itu, di saat Islam memperoleh man‘faat ketinggalan pada pertempuran Yarmuk,
dari dua buah gigi Suheil yang sedianya saat Kaum Muslimin menerjuni
akan dicabut dan dirontokkannya … ! pertarungan yang terdahsyat dan paling
sengit yang pernah mereka alami ….
Di saat Suheil masuk Islam di hari
dibebaskannya kota Mekah . . . . Dan Hatinya bagaikan terbang kegirangan
setelah ia merasakan manisnva iman, la karena mendapatkan kesempatan yang
berjanji terhadap dirinya yang maksudnya amat baik ini, guna menebus kemusyrikan
dapat disimpulkan pada kalimat-kalimat dan kesalahan-kesalahannya di masa
berikut ini: ‖Demi Allah, suatu suasana jahiliyah dengan jiwa raganya.
yang saya alami bersama orang-orang
musyrik, pasti akan saya alami pula seperti Suheil amat mencintai kampung
itu bersama Kaum Muslimin! Dan setiap halamannya Mekah, sampai lupa cinta
nafkah yang saya belanjakan bersama yang dapat mengurbankan dirinya . . . .
orang-orang musyrik, pasti akan saya Walaupun demikian, ia tak hendak
belanjakan pula seperti itu bersama Kaum kembali ke sana setelah kemenangan
Muslimin! Semoga perbuatan-perbuatan Kaum Muslimin di Syria, katanya
saya belakangan ini akan dapat ―Saya dengar Rasulullah saw. bersabda:
mengimbangi perbuatan-perbuatan saya
terdahulu … ! ― ―Ketekunan seseorang pada sesuatu saat
dalain perjuangan di jalan Allah, lebih
Dahulu dengan tekun ia berdiri di depan
berhala-berhala. Maka sekarang la akan
baik baginya daripada awal sepanjang
hidupnya … ! ‖ Hadits.

Maka sungguh saya akan berjuang di jalan


Allah sampai mati, dan takkan kembali ke
Mekah . . . !‖

Suheil memenuhi janjinya ini . . . . Dan


tetaplah ia berjuang di medan perang
sepanjang hayatnya, hingga tiba saat
keberangkatannya. Maka ketika ia pergi
segeralah ruhnya terbang mendapatkan
rahmat dan keridlaan Allah … !
ABU MUSA AL ASY‟ARI Kebetulan kedatangannya ini bersamaan
YANG PENTING KEIKHLASAN …. dengan tibanya Ja‘far bin Abi Thalib
KEMUDIAN TERJADILAH APA bersama rombongannya dari Habsyi,
YANG AKAN TERJADI … ! hingga semua mereka mendapat bagian
saham dari hasil pertempuran Khaibar.
Tatkala Amirul Mu‘minin Umar bin
Khatthab mengirimnya ke Bashrah untuk Kali ini, Abu Musa tidaklah datang
menjadi panglima dan gubernur, seorang diri, tetapi membawa lebih dari
dikumpulkannyalah penduduk lalu limapuluh orang laki-laki penduduk
berpidato di hadapan mereka, katanya: Yaman yang telah diajarinya tentang
‖Sesungguhnya Amirul Mu‘minin Umar Agama Islam, serta dua orang saudara
telah mengirimku kepada kamu sekalian, kandungnya yang bernama Abu Ruhum
agar aku mengajarkan kepada kalian kitab dan Abu Burdah.
Tuhan kalian dan Sunnah Nabi kalian,
serta membersihkan jalan hidup kalian … Rombongan ini, bahkan seluruh kaum
!‖ mereka dinamakan Rasulullah golongan
Asy‘ari, serta dilukiskannya bahwa mereka
Orang-orang sama heran dan bertanya- adalah orang-orang yang paling lembut
tanya . . . ! Mereka mengerti apa yang hatinya di antara sesamanya. Dan Sering
dimaksud dengan mendidik dan mengajari mereka diambilnya sebagai tamsil
mereka tentang Agama, yang memang perbandingan bagi para shahabatnya,
menjadi kewajiban gubernur dan sabda beliau: — ―Orang-orang Asy‘ari ini,
panglima. Tetapi bahwa tugas gubernur itu bila mereka kekurangan makanan dalam
juga membersihkan jalan hidup mereka, peperangan atau ditimpa paceklik, maka
hal ini memang amat mengherankan dan mereka kumpulkan semua makanan yang
menjadi suatu tanda tanya … ! mereka miliki pada selembar kain, lalu
mereka bagi rata . . . . Maka mereka
Maka siapakah kiranya gubernur ini, termasuk golonganku, dan aku termasuk
yang mengenai dirinya Hasan Basri r.a. golongan mereka. . . !‖
pernah berkata: ‖Tak seorang pengendara
pun yang datang ke Basrah yang lebih Mulai saat itu, Abu Musa pun menempati
berjasa kepada penduduknya selain dia kedudukannya yang tinggi dan tetap di
… !‖ kalangan Kaum Muslimin dan Mu‘minin
yang ditaqdirkan memperoleh nasib mujur
Ia adalah Abdullah bin Qeis dengan gelar menjadi shahabat Rasulullah dan
Abu Musa al-Asy‘ari. Ia meninggalkan muridnya, dan yang menjadi penyebar
negeri dan kampung halamannya Yaman Islam ke seluruh dunia, pada setiap saat.
menuju Mekah, segera setelah mendengar
munculnya seorang Rasul di sana yang Abu Musa merupakan gabungan yang
menyerukan tauhid, dan menyeru istimewa dari sifat-sifat utama! Ia adalah
beribadah kepada Allah berdasarkan prajurit yang gagah berani dan pejuang
penalaran dan pengertian, serta menyuruh yang tangguh bila berada di medan perang
berakhlaq mulia. … ! Tetapi ia juga seorang pahlawan
perdamaian, peramah dan tenang,
Di Mekah dihabiskan waktunya untuk keramahan dan ketenangannya mencapai
duduk di hadapan Rasulullah saw. batas maksimal … ! Seorang ahli hukum
menerima petunjuk dan keimanan yang cerdas dan berfikiran sehat, yang
daripadanya. Lalu pulanglah ia ke mampu mengerahkan perhatian kepada
negerinya membawa kalimat Allah, baru kunci dan pokok persoalan, serta mencapai
kembali lagi kepada Rasul saw. tidak lama hasil gemilang dalam berfatwa dan
setelah selesainya pembebasan Khaibar ….
mengambil keputusan, sampai ada yang hanyalah untuk mengulur waktu untuk
mengatakan: ―Qadli atau hakim ummat ini mempersiapkan diri dan akan memukul
ada empat orang, yaitu Umar, Ali, Abu Kaum Muslimin secara curang … !
Musa dan Zaid bin Tsabit
Hanya kearifan Abu Musa yang tak pernah
Di samping itu ia berkepribadian suci lenyap di saat-saat yang diperlukan,
hingga orang yang menipunya di jalan mencium kebusukan niat yang mereka
Allah, pasti akan tertipu sendiri, tak sembunyikan . . . . Maka tatkala mereka
ubahnya seperti senjata makan tuan . . . ! bermaksud hendak melancarkan pukulan
Abu Musa sangat bertanggung jawab mereka itu, Abu Musa tidaklah terkejut,
terhadap tugasnya dan besar perhatiannya bahkan telah lebih dulu slap untuk
terhadap sesama manusia. Dan andainya melayani dan menghadapi mereka.
kita ingin memilih suatu semboyan dari Terjadilah pertempuran, dan belum lagi
kenyataan hidupnya, maka semboyan itu sampai tengah hari, Abu Musa telah
akan berbunyi: — ―Yang penting ialah memperoleh kemenangan yang gemilang .
ikhlas, kemudian biarlah terjadi apa yang ..!
akan terjadi . . . !‖
Dalam medan tempur melawan imperium
Dalam arena perjuangan al-Asy‘ari Persi, Abu Musa al-Asy‘ari mampunyai
memikul tanggung jawab dengan penuh saham dan jasa besar. Bahkan dalam
keberanian, hingga menyebabkan pertempuran di Tustar, yang dijadikan oleh
Rasulullah saw. berkata mengenai dirinya: Hurmuzan sebagai benteng pertahanan
— ―Pemimpin dari orang-orang berkuda terakhir dan tempat ia bersama tentaranya
ialah Abu Musa . . . !‖ Dan sebagai mengundurkan diri, Abu Musa menjadi
pejuang, Abu Musa melukiskan gambaran pahlawan dan bintang lapangannya . . . !
hidupnya sebagai berikut: ‖Kami pernah Pada saat itu Amirul Mu‘minin Umar
pergi menghadapi suatu peperangan ibnul Khatthab mengirimkan sejumlah
bersama Rasulullah, hingga sepatu kami tentara yang tidak sedikit, yang dipimpin
pecah berlobang-lobang, tidak ketinggalan oleh ‗Ammar bin Yasir, Barra‘ bin Malik,
sepatuku, bahkan kuku jariku habis Anas bin Malik, Majzaah al-Bakri dan
terkelupas, sampai-sampai kami terpaksa Salamah bin Raja‘.
membalut telapak kaki kami dengan
sobekan kain… !‖ Dan kedua tentara itu pun, yakni tentara
Islam di bawah pimpinan Abu Musa, dan
Keramahan, kedamaian dan tentara Persi di bawah pimpinan
ketenangannya, jangan harap Hurmuzan, bertemulah dalam suatu
menguntungkan pihak musuh dalam pertempuran dahsyat. Tentara Persi
sesuatu peperangan . .. ! Karena dalam menarik diri ke dalam kota Tustar yang
suasana seperti ini, ia akan meninjau mereka perkuat menjadi benteng. Kota itu
sesuatu dengan sejelas-jelasnya, dan akan dikepung oleh Kaum Muslimin berhari-
menyelesaikannya dengan tekad yang tak hari lamanya, hingga akhirnya Abu Musa
kenal menyerah . . . ! mempergunakan akal muslihatnya ….

Pernah terjadi ketika Kaum Muslimin Dikirimnya beberapa orang menyamar


membebaskan negeri Persi, al-Asy‘ari sebagai pedagang Persi membawa dua
dengan tentaranya menduduki kota ratus ekor kuda disertai beberapa prajurit
Isfahan. Penduduknya minta berdamai perintis menyamar sebagai pengembala.
dengan perjanjian bahwa mereka akan
membayar upeti. Tetapi dalam perjanjian Pintu gerbang kota pun dibuka untuk
itu mereka tidak jujur, tujuan mereka mempersilakan para pedagang masuk.
Secepat pintu benteng itu dibuka, prajurit- Dan mungkin pokok pembicaraan kita
prajurit pun berloncatan menerkam para sekarang ini akan dapat mengungkapkan
penjaga dan pertempuran kecil pun terjadi. prinsip hidupnya yang paling terkenal
yaitu pendiriannya dalam tahkim,
Abu Musa beserta pasukannya tidak pengadilan atau penyelesaian sengketa
membuang waktu lagi menyerbu antara Ali dan Mu‘awiyah.
memasuki kota, pertempuran dahsyat
terjadi, tapi tak berapa lama seluruh kota Pendiriannya ini sering dikemukakan
diduduki dan panglima beserta seluruh sebagai saksi dan bukti atas kebaikan
pasukannya menyerah kalah. hatinya yang berlebihan, hingga menjadi
makanan empuk bagi orang yang
Panglima musuh beserta para komandan menipudayakannya. Tetapi sebagaimana
pasukan oleh Abu Musa dikirim ke akan kita lihat kelak, pendirian ini
Madinah, menyerahkan nasib mereka pada walaupun mungkin agak tergesa-gesa dan
Amirul Mu‘minin. terdapat padanya kecerobohan, hanyalah
mengungkapkan kebesaran shahabat yang
Tetapi baru saja prajurit yang kaya dengan mulia ini, baik kebesaran jiwa dan
pengalaman dan dahsyat ini meninggalkan kebesaran keimanannya kepada yang haq
medan, ia pun telah beralih rupa menjadi serta kepercayaannya terhadap sesama
seorang hamba yang rajin bertaubat, sering kawan ….
menangis dan amat jinak bagaikan burung
merpati . . . . Ia membaca al-Quran dengan pendapat Abu Musa mengenai soal tahkim
suara yang menggetarkan tali hati para ini dapat kita simpulkan sebagai berikut:
pendengarnya, hingga mengenai ini Memperhatikan adanya peperangan
Rasulullah pernah bersabda: sesama Kaum Muslimin, dan adanya
gejala masing-masing mempertahankan
―Sungguh, Abu Musa telah diberi Allah pemimpin dan kepala pemerintahannya,
seruling dari seruling-seruling keluarga suasana antara kedua belah pihak sudah
Daud … ! ― melantur sedemikian jauh serta teramat
gawat menyebabkan nasib seluruh ummat
Dan setiap Umar r.a. melihatnya, Islam telah berada di tepi jurang yang amat
dipanggilnya dan disuruhnya untuk dalam, maka menurut Abu Musa, suasana
membacakan Kitahullah: ‖Bangkitkanlah ini harus diubah dan dirombak dari semula
kerinduan kami kepada Tuhan kami, secara keseluruhan . . . !
wahai Abu Musa … !‖
Sesungguhnya perang saudara yang terjadi
Begitu pula dalam peperangan, ia tidak ketika itu, hanya berkisar pada pribadi
ikut serta, kecuali jika melawan tentara kepala negara atau khalifah yang
musyrik, yakni tentara yang menentang diperebutkan oleh dua golongan Kaum
Agama dan bermaksud hendak Muslimin. Maka pemecahannya ialah
memadamkan nur atau cahaya Ilahi . . . . hendaklah Imam Ali meletakkan
Adapun peperangan antara sesama jabatannya untuk sementara waktu, begitu
Muslim, maka ia menyingkirkan diri dan pula Mu‘awiyah harus turun, kemudian
tak hendak terlibat di dalamnya. urusan diserahkan lagi dari semula kepada
Kaum Muslimin yang dengan jalan
Pendiriannya ini jelas terlihat dalam musyawarat akan memilih khalifah yang
perselisihan antara Ali dan Mu‘awiyah, mereka kehendaki.
dan pada peperangan yang apinya
berkobar ketika itu antara sesama Muslim. Demikianlah analisa Abu Musa ini
mengenai kasus tersebut, dan demikian
pula cara pemecahannya . . . ! Benar Mengenai keimanan Abu Musa, begitupun
bahwa Ali k.w. telah diangkat menjadi tentang kejujuran dan ketulusannya, tak
khalifah secara sah. Dan benar pula bahwa sedikit pun diragukan oleh Imam Ali.
pembangkangan yang tidak beralasan, Hanya ia tahu betul maksud-maksud
tidak dapat dibiarkan mencapai maksudnya tertentu pihak lain dan pengandalan
untuk menggugurkan yang haq yang mereka kepada anggar lidah dan tipu
diakui syari‘at … ! Hanya menurut Abu muslihat. Sedang Abu Musa, walaupun ia
Musa, pertikaian sekarang ini telah seorang yang ahli dan berilmu, tidak
menjadi pertikaian antara penduduk Irak menyukai siasat anggar lidah dan tipu
dan penduduk Syria, yang memerlukan muslihat ini, serta ia ingin memperlakukan
pemikiran dan pemecahan dengan cara orang dengan kejujurannya dan bukan
baru. Karena pengkhianatan Mu‘awiyah dengan kepintarannya. Karena itu Imam
sekarang ini telah menjadi pembangkangan Ali khawatir Abu Musa akan tertipu oleh
penduduk Syria, sehingga semua orang-orang itu, dan tahkim hanya akan
pertikaian itu tidaklah hanya pertikaian beralih rupa menjadi anggar lidah dari
dalam pendapat dan pilihan Saja … sebelah pihak yang akan tambah merusak
keadaan …
Tetapi kesernuanya itu telah berlarut-larut
menjadi perang saudara dahsyat yang telah Dan tahkim antara kedua belah pihak itu
meminta ribuan korban dari kedua belah pun mulailah …. Abu Musa bertindak
pihak, dan masih mengancam Islam dan sebagai wakil dari pihak Imam Ali sedang
Kaum Muslimin dengan akibat yang lebih Amr bin ‗Ash sebagai wakil dari pihak
parah! Mu‘awiyah. Dan sesungguhnya ‗Amr bin
‗Ash mengandalkan ketajaman otak dan
Maka melenyapkan sebab-sebab pertikaian kelihaiannya yang luar biasa untuk
dan peperangan serta menghindarkan memenangkan pihak Mu‘awiyah.
benih-benih dan biang keladinya, bagi Abu
Musa merupakan titik tolak untuk Pertemuan antara kedua orang wakil itu,
mencapai penyelesaian … ! yakni Asy‘ari dan ‗Amr, didahului dengan
diajukannya suatu usul yang dilontarkan
Pada mulanya, sesudah menerima rencana oleh Abu Musa, yang maksudnya agar
tahkim, Imam Ali bermaksud akan kedua hakim menyetujui dicalonkannya,
mengangkat Abdullah bin Abbas atau bahkan dimaklumkannya Abdullah bin
shahabat lainnya sebagai wakil dari Umar sebagai khalifah Kaum Muslimin,
pihaknya. Tetapi golongan besar yang karena tidak seorang pun di antara
berpengaruh dari shahabat dan tentaranya umumnya Kaum Muslimin yang tidak
memaksanya untuk memilih Abu Musa al- mencintai, menghormati dan
Asy‘ari. memuliakannya.

Alasan mereka karena Abu Musa tidak Mendengar arah pembicaraan Abu Musa
sedikit pun ikut campur dalam pertikaian ini, ‗Amr bin ‗Ash pun melihat suatu
antara Ali dan Mu‘awiyah sejak semula. kesempatan emas yang tak akan
Bahkan setelah ia putus asa membawa dibiarkannya berlalu begitu saja. Dan
kedua belah pihak kepada Saling maksud usul dari Abu Musa ialah bahwa ia
pengertian, kepada perdamaian dan sudah tidak terikat lagi dengan pihak yang
menghentikan peperangan, ia menjauhkan diwakilinya, yakni Imam Ali. Artinya pula
diri dari pihak-pihak yang bersengketa itu. bahwa ia bersedia menyerahkan khalifah
Maka ditinjau dari segi ini, ia adalah orang kepada pihak lain dari kalangan shahabat-
yang paling tepat untuk melaksanakan shahabat Rasul, dengan alasan bahwa ia
tahkim.
telah mengusulkan Abdullah bin Umar. . . Utsman dibunuh secara aniaya ?
- + Benar!

Demikianlah dengan kelicinannya, ‗Amr Maka Mu‘awiyah adalah wali dan


menemukan pintu yang lebar untuk penuntut darahnya, sedang kedudukan atau
mencapai tujuannya, hingga ia tetap asal-usulnya di kalangan bangsa Quraisy
mengusulkan Mu‘awiyah. Kemudian sebagai telah anda ketahui pula. Jika ada
diusulkannya pula puteranya sendiri yang mengatakan nanti kenapa ia diangkat
Abdullah bin ‗Amr yang memang untuk jabatan itu, padahal tak ada sangkut
mampunyai kedudukan tinggi di kalangan pautnya dulu, maka anda dapat
para shahabat Rasulullah saw. memberikan alasan bahwa ia adalah wali
darah Utsman, sedang Allah Ta‘ala
Kecerdikan ‗Amr ini, terbaca oleh berfirman: ―Barang siapa yang dibunuh
keahlian Abu Musa. Karena demi secara aniaya, maka Kami berikan
dilihatnya ‗Amr mengambil prinsip kekuasaan kepada walinya .. . !‖ Di
pencalonan itu sebagai dasar bagi samping itu ia adalah saudara Ummu.
perundingan dan tahkim, ia pun memutar Habibah, istri Nabi saw. juga salah seorang
kendali ke arah yang lebih aman. Secara dari shahabatnya.
tak terduga dinyatakannya kepada
‗Amr bahwa pemilihan khalifah itu adalah + Takutilah Allah hai ‗Amr!
haq seluruh Kaum Muslimin, sedang Allah Mengenai kemuliaan Mu‘awiyah yang
telah menetapkan bahwa segala urusan kamu katakan itu, seandainya, khilafat
mereka hendaklah diperundingkan di dapat diperoleh dengan kemuliaan, maka
antara mereka. Maka hendaklah soal orang yang paling berhaq terhadapnya
pemilihan itu diserahkan hanya kepada ialah Abrahah bin Shabah, karena ia
mereka bersama. adalah keturunan raja-raja Yaman
Attababiah yang menguasai bagian timur
Dan akan kita lihat nanti bagaimana ‗Amr dan barat bumi. Kemudian, apa artinya
menggunakan prinsip yang mulia ini untuk kemuliaan Mu‘awiyah dibanding dengan
keuntungan pihak Mu‘awiyah … ! Ali bin Abi Thalib .. . ? Adapun katamu.
bahwa Mu‘awiyah wali Utsman, maka
Tetapi sebelum itu marilah kita dengar lebih utamalah daripadanya, putera,
perdebatan yang bersejarah itu yang Utsman sendiri ‗Amr bin Utsman . . . !
berlangsung antara Abu Musa dan ‗Amr Tetapi seandainya kamu bersedia
bin ‗Ash di awal pertemuan mereka, yang mengikuti anjuranku, kita hidupkan
kita ambil dari buku ―Al- kembali Sunnah dan kenangan Umar bin
Akhbaruth Thiwal‖ buah tangan Abu Khatthab dengan mengangkat puteranya
Hanifah ad Dainawari sebagai berikut: — Abdullah si Kyai itu. . . !
Abu Musa :
+ Hai ‗Amr! Apakah anda menginginkan Kalau begitu apa halangannya bila anda
kemaslahatan ummat dan ridla Allah … ? mengangkat puteraku. Abdullah yang
Ujar ‗Amr: memiliki keutamaan dan keshalehan,
- Apakah itu … ? begitupun lebih dulu hijrah dan bergaul
+ Kita angkat Abdullah bin Umar. la tidak dengan
ikut campur sedikit pun dalam peperangan
ini. Nabi?
Dan anda, bagaimana pandangan anda + Puteramu memang seorang yang benar!
terhadap Mu‘awiyah … ? Tetapi kamu telah menyeretnya ke Lumpur
+ Tak ada tempat Mu‘awiyah di sinidan peperangan
tak ada haknya …! ini! Maka baiklah kita serahkan saja
Apakah anda tidak mengakui bahwa
kepada orang baik, putera dari orang baik. Utsman r.a. sendiri lebih utama menjadi
. . , yaitu Abdullah wali dari Mu‘awiyah … !
bin Umar … !
Setelah perundingan ini, kasus tahkim
Wahai Abu Musa! Urusan ini tidak cocok berlangsung menempuh jalan sepenuhnya
baginya, karena pekerjaan ini hanya layak menjadi tanggung jawab ‗Amr bin ‗Ash
bagi laki-laki yang memiliki dua pasang seorang diri …. Abu Musa telah
geraham, yang satu untuk makan, sedang melaksanakan tugasnya dengan
lainnya untuk memberi makan . . . ! mengembalikan urusan kepada ummat,
yang akan memutuskan dan memilih
+ Keterlaluan engkau wahai ‗Amr! Kaum khalifah mereka. Dan ‗Amr telah
Muslimin telah menyerahkan penyelesaian menyetujui dan mengakui usahanya
masalah ini kepada kita, setelah mereka dengan pendapat ini ….
berpanahan dan bertetakan pedang. Maka
janganlah kita jerumuskan mereka itu Bagi Abu Musa tidak terpikir bahwa dalam
kepada fitnah … suasana genting yang mengancam Islam
— Jadi bagaimana pendapat anda . . . ? dan Kaum Muslimin dengan mala petaka
+ Pendapatku, kita tanggalkan jabatan besar ini, ‗Amr masih akan bersiasat
khalifah itu dari kedua mereka — Ali dan anggar lidah, bagaimana juga fanatiknya
Mu‘awiyah — dan kita serahkan kepada ‗ kepada Mu‘awiyah . . . ! Ibnu Abbas telah
permusyawaratan Kaum Muslimin yang memperingatkannya ketika ia kembali
akan memilih siapa yang mereka sukai. kepada mereka menyampaikan apa yang
— Ya, saya setuju dengan pendapat ini, telah disetujui, jangan-jangan ‗Amr akan
karena di sanalah terletak keselamatan bersilat lidah, katanya:
jiwa manusia … !
―Demi Allah, saya khawatir ‗Amr akan
Percakapan ini merubah sama sekali akan menipu anda! Jika telah tercapai
bentuk gambaran yang biasa kita persetujuan mengenai sesuatu antara anda
bayangkan mengenai Abu Musa al- berdua, maka silakanlah dulu ia berbicara,
Asy‘ari, setiap kita teringat akan peristiwa kemudian baru anda di belakangnya … !
tahkim ini. Ternyata bahwa Abu Musa ―
jauh sekali akan dapat dikatakan lengah
atau lalai. Bahkan dalam soal jawab ini Tetapi sebagai dikatakan tadi, melihat
kepintarannya lebih menonjol dari suasana demikian gawat dan penting, Abu
kecerdikan ‗Amr bin ‗Ash yang terkenal Musa tak menduga ‗Amr akan main-main,
licin dan lihai itu … ! hingga ia merasa yakin bahwa ‗Amr akan
memenuhi apa yang telah mereka setujui
Maka tatkala ‗Amr hendak memaksa Abu bersama.
Musa untuk menerima Mu‘awiyah sebagai
khalifah dengan alasan kebangsawanannya Keesokan harinya, kedua mereka pun
dalam suku Quraisy dan kedudukannya bertemu muka . . . , Abu Musa mewakili
sebagai wali dari Utsman, datanglah pihak Imam Ali dan ‗Amr bin ‗Ash
jawaban dari Abu Musa, suatu jawaban mewakili pihak Mu‘awiyah.
gemilang dan tajam laksana mata pedang:
Seandainya khilafat itu berdasarkan Abu Musa mempersilakan ‗Amr untuk
kebangsawanan, maka Abrahah bin bicara, ia menolak, katanya:
Shabbah seorang keturunan raja-raja, lebih ―Tak mungkin aku akan berbicara lebih
utama dari Mu‘awiyah . . . ! Dan jika dulu dari anda … ! Anda lebih utama
berdasarkan sebagai wali dari darah daripadaku, lebih dulu hijrah dan lebih tua
Utsman dan pembela haknya, maka putera … !‖
Maka tampillah Abu Musa, lalu Abu Musa r.a. adalah orang kepercayaan
menghadap ke arah khalayak dari kedua dan kesayangan Rasulullah saw. juga
belah pihak yang sedang duduk menunggu menjadi kepercayaan dan kesayangan para
dengan berdebar, seraya katanya: khalifah dan shahabat-shahabatnya ….
―Wahai saudara sekalian! Kami telah
meninjau sedalam-dalamnya mengenai hal Sewaktu Rasulullah saw. masih hidup, ia
ini yang akan dapat mengikat tali kasih diangkatnya bersama Mu‘adz bin Jabal
sayang dan memperbaiki keadaan ummat sebagai penguasa di Yaman. Dan setelah
ini, kami tidak melihat jalan yang lebih Rasul wafat, ia kembali ke Madinah untuk
tepat daripada menanggalkan jabatan memikul tanggung jawabnya dalam jihad
kedua tokoh ini, Ali dan Mu‘awiyah, dan besar yang sedang diterjuni oleh tentara
menyerahkannya kepada permusyawaratan Islam terhadap Persi dan Romawi.
ummat yang akan memilih siapa yang
mereka kehendaki menjadi khalifah . . . . Di masa Umar, Amirul Mu‘minin
Dan sekarang, sesungguhnya saya telah mengangkatnya sebagai gubernur di
menanggalkan Ali dan Mu‘awiyah dari Bashrah, sedang khalifah Utsman
jabatan mereka . . . . Maka hadapilah mengangkatnya menjadi gubernur di
urusan kalian ini dan angkatlah orang yang Kufah.
kalian sukai untuk menjadi khalifah kalian
. . . !‖ Abu Musa termasuk ahli al-Quran
menghafalnya, mendalami dan
Sekarang tiba giliran ‗Amr untuk mengamalkannya. Di antara ucapan-
memaklumkan penurunan Mu‘awiyah ucapannya yang memberikan bimbingan
sebagaimana telah dilakukan Abu Musa mengenai al-Quran itu ialah:
terhadap Ali, untuk melaksanakan ―Ikutilah al-Quran . . . dan jangan
persetujuan yang telah dilakukannya kalian berharap akan diikuti oleh al-Quran
kemarin. ‗Amr menaiki mimbar, lalu … !‖
katanya:
Ia juga termasuk ahli ibadah yang tabah.
―Wahai saudara sekalian! Abu Musa telah Waktu-waktu siang di musim panas, yang
mengatakan apa yang telah sama kalian panasnya menyesak nafas, amat
dengar, dan ia telah menanggalkan dirindukan kedatangannya oleh Abu Musa,
shahabatnya dari jabatannya . . . ! dengan tujuan akan shaum padanya,
Ketahuilah, bahwa saya juga telah katanya:
menanggalkan shahabatnya itu dari ―Semoga rasa hawa di panas terik ini akan
jabatannya sebagaimana dilakukannya, dan menjadi pelepas dahaga bagi kita di hari
saya mengukuhkan shahabatku qiamat nanti … !‖
Mu‘awiyah, karena ia adalah wali dari
Amirul Mu‘minin Utsman dan penuntut Dan pada suatu hari yang lembut, ajal pun
darahnya serta manusia yang lebih berhak datang menyambut . . . . Wajah
dengan jabatannya ini … !‖ menyinarkan cahaya cemerlang, wajah
seorang yang mengharapkan rahmat serta
Abu Musa tak tahan menghadapi kejadian pahala Allah ar-Rahman. Kahmat yang
yang tidak disangka-sangka itu. Ia selalu diulang-ulang, dan menjadi buah
mengeluarkan kata-kata sengit dan keras bibirnya, sepanjang hayatnya yang diliputi
sebagai tamparan kepada ‗Amr. Kemudian keimanan itu, diulang dan menjadi buah
ia kembali kepada sikap mengasingkan diri bibirnya pula di saat ia hendak pergi
. . . , diayunnya langkah menuju Mekah … berlalu ….
, di dekat Baitul Haram, menghabiskan
usia dan hari-harinya di sana …
Kalimat-kalimat itu ialah:
―Ya Allah, Engkaulah Maha Penyelamat,
dan dari Mu lah kumohon heselamatan “.
THUFEIL BIN „AMR AD DAUSI dan mendengar ucapannya . . . . Dan ketika
SUATU FITHRAH YANG CERDAS aku pergi ke Ka‘bah, kututup telingaku
dengan kapas, agar bila ia berkata, aku
Di bumi Daus, dari keluarga yang mulia tidak mendengar perkataannya . . . .
dan terhormat, muncullah tokoh kita ini . . Kiranya ia kudapati sedang shalat dekat
. . la dikaruniai bakat sebagai penyair, Ka‘bah, maka aku berdiri di dekatnya,
hingga nama dan kemahirannya taqdir Allah menghendaki agar aku
termasyhur di kalangan suku-suku. Di mendengarkan sebahagian apa yang
musim ramainya pekan ‗Ukadh, tempat dibacanya, dan terdengarlah olehku
berkumpul dan berhimpunnya manusia, perkataan yang baik. . . .
untuk mendengar dan menyaksikan
penyair-penyair Arab yang datang Lalu kataku kepada diriku: ―Wahai
berkunjung dari seluruh pelosok serta malangnya ibuku kehilangan daku . . . !
untuk menonjolkan dan membanggakan Demi Allah, aku ini seorang yang pandai
penyair masing-masing, maka Thufeil dan jadi penyair, dan mampu membedakan
mengambil kedudukannya di barisan mana yang baik dari yang buruk! Maka
terkemuka . . . . Walaupun bukan pada apa salahnya jika aku mendengarkan apa
musim ‗Ukadh, ia Sering pula pergi ke yang diucapkan oleh laki-laki itu? Jika
Mekah …. yang dikemukakannya itu barang baik,
dapatlah kuterima, dan seandainya jelek,
Pada suatu ketika, saat ia berkunjung ke dapat pula kutinggalkan . . . . Kutunggu
kota suci itu, Rasulullah telah mulai sampai ia berpaling hendak pulang ke
melahirkan da‘wahnya . . . . Orang-orang rumahnya, lalu kuikuti hingga ia masuk
Quraisy takut kalau-kalau Thufeil rumah, maka kuiringkan dari belakang dan
menemuinya dan masuk Islam, lalu kukatakan kepadanya: ‖Wahai
menggunakan bakatnya sebagai penyair itu Muhammad! Kaummu telah menceritakan
membela Islam, hingga merupakan padaku bermacam-macam, tentang dirimu!
bencana besar bagi Quraisy dan berhala
berhala mereka . . . . Dan demi Allah, mereka selalu menakut-
nakutiku terhadap urusanmu, hingga
Oleh sebab itu mereka menelingkunginya kututupi telingaku dengan kapas agar tidak
selalu dan menyediakan segala kesenangan mendengar perkataanmu . . . . Tetapi iradat
dan kemewahan untuk melayani dan Allah menghendaki agar aku
menerima kedatangannya sebagai tamu, mendengarnya, dan terdengarlah olehku
lalu menakut-nakutinya agar tidak ucapan yang baik, maka kemukakanlah
berjumpa dengan Rasulullah saw. katanya: padaku apa yang menjadi urusanmu itu …
‖Muhammad memiliki ucapan laksana !‖
sihir, hingga dapat mencerai beraikan anak
dari bapak dan seseorang dari saudaranya, Rasul pun mengemukakan padaku
serta seorang suami dari istrinya . .. ! Dan terperinci tentang Agama Islam dan
sesungguhnya kami ini cemas terhadap dibacakannya al-Quran …. Sungguh!
dirimu dan kaummu dari kejahatannya, Demi Allah, tak pernah kudengar satu
maka janganlah ia diajak bicara, dan ucapan pun yang lebih baik dari itu, atau
jangan dengarkan apa katanya . . . ! suatu urusan yang lebih benar dari itu . . . !
Dan marilah kita dengarkan Thufeil Maka masuklah aku ke dalam Islam, dan
menceritakan sendiri kisahnya katanya: kuucapkan syahadat yang haq, lalu kataku:
‖Demi Allah, mereka selalu ―Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku ini
membuntutiku, hingga aku hampir saja seorang yang ditaati oleh kaumku, dan
membatalkan maksudku untuk menemui sekarang aku akan kembali kepada
mereka, serta akan menyeru mereka kaum keluarga, bahkan kepada seluruh
kepada Islam. Maka du‘akanlah kepada penduduk Daus. Tetapi tak seorang pun di
Allah agar aku diberi-Nya suatu tanda antara .mereka yang memenuhi seruannya
yang akan menjadi pembantu bagiku memeluk Islam, kecuali Abu Aurairah r.a
mengenai soal yang kuserukan pada
mereka itu. Maka sabda Rasulullah saw. Kaumnya itu menghinakan dan
―Ya Allah! Jadikanlah baginya memencilkannya, hingga akhirnya
suatu hilanglah keshabarannya terhadap mereka.
tanda. . . Maka dinaikinya kendaraannya menempuh
padang pasir dan kembali kepada
Dalam kitab suci-Nya Allah Ta‘ala telah Rasulullah saw. mengadukan halnya dan
memuji ―orang-orang yang membekali diri dengan ajaran-ajarannya
mendengarkan perkataan, lalu mengikuti ….
yang terbaik di antaranya . . . ―. Nah,
sekarang kita bertemu dengan salah Dan tatkala tibalah ia di Mekah, segeralah
seorang di antara mereka itu . . . , dan ia ia ke rumah Rasul, dibawa oleh hatinya
merupakan suatu gambaran yang tepat yang rindu. Katanya kepada Nabi saw.:
mengenai fithrah yang cerdas . . . ! ‖Wahai Rasulullah . .. ! Saya kelabakan
menghadapi riba dan perzinahan yang
Demi telinganya mendengar sebagian merajalela di desa Daus . . . ! Maka
ayat- ayat mengenai petunjuk dan mohonkanlah kepada Allah agar Ia
kebaikan yang diturunkan Allah atas kalbu menghancurkan Daus … !‖
hambaNya, maka seluruh pendengaran dan
seluruh hatinya terbuka selebar-lebaruya, Tetapi alangkah terpesonanya Thufeil
dan diulurkannya tangannya untuk bai‘at ketika dilihatnya Rasulullah
kepada Rasulnya …. mengangkatkan kedua tangannya ke langit
serta katanya: ‖Ya Allah, tunjukilah orang-
Dan tidak hanya sampai di sana, tetapi orang Daus, dan datangkanlah mereka ke
dengan secepatnya dibebaninya dirinya sini dengan memeluk Islam …
dengan tanggung jawab menyeru kaum !‖ Lalu sambil berpaling kepada Thufeil,
dan keluarganya kepada Agama yang haq katanya: ‖Kembalilah kamu kepada
dan jalan yang lurus ini… kaummu, serulah mereka dan bersikap
lunak-lembutlah kepada mereka‖
Oleh sebab itu, baru saja ia sampai di
rumah dan kampung halamannya Daus, Peristiwa yang disaksikannya ini
dikemukakannyalah kepada bapaknya memenuhi jiwa Thufeil dengan keharuan
‗Aqidah dan keinginan yang terkandung dan mengisi ruhnya dengan kepuasan, lalu
dalam hatinya, dan diserunya ia kepada dipujinya Allah setinggi-tingginya, yang
Islam, yakni setelah menceritakan perihal telah menjadikan Rasul, insan pengasih ini
Rasul yang menyebarkan Agama itu, sebagai guru dan pembimbingnya, dan
tentang kebesaran, kesucian, amanah dan menjadikan Islam sebagai Agama dan
ketulusan serta ketaatannya kepada Allah tempat berlindungnya ….
Robbul‘alamin ….
Maka bangkitlah ia pergi kembali ke
Dan pada waktu itu juga bapaknya masuk kampung halaman dan kaumnya. Dan di
Islam. Lalu ia beralih kepada ibunya, yang sana, ia terns mengajak mereka kepada
juga menganut Islam. Kemudian kepada Islam secara lunak lembut sebagai
istrinya yang mengambil tindakan yang dipesankan oleh Rasulullah saw.
serupa. Dan tatkala hatinya menjadi
tenteram karena Islam telah meliputi
rumahnya, ia pun berpindah tempat kepada
Dalam pada itu, selama tenggang waktu kepala, hanya sama-sama menundukkan
yang dilaluinya di tengah-tengah kaumnya, kening karena hormat dan ta‘dhim,
Rasulullah telah hijrah ke Madinah, dan mensyukuri ni‘mat Allah yang telah
telah terjadi perang Badar, Uhud dan membalas usaha mereka dengan
Khandak. Tiba-tiba ketika Rasulullah kemenangan nyata, dan pembebasan
sedang berada di Khaibar, yakni setelah Mekah yang tak usah menunggu lama ….
kota itu diserahkan Allah ke tangan
Muslimin, satu rombongan besar yang Thufeil melihat Rasulullah
terdiri dari delapan puluh keluarga Daus menghancurkan berhala-berhala di Ka‘bah
datang menghadap Rasulullah sambil dan membersihkan dengan tangannya
membaca tahlil dan takbir. Mereka lalu kotoran dan najis yang telah lama berkarat.
duduk di hadapannya mengangkat bai‘at Putera Daus itu teringat akan sebuah
secara bergantian. berhala milik Amr bin Himamah. Amr ini
Sering membawanya memuji berhala itu
Dan tatkala selesailah peristiwa mereka sewaktu ia menginap di rumahnya sebagai
yang bersejarah dan upacara bai‘at yang tamunya, hingga ia berlutut di hadapannya
diberkahi itu, Thufeil pergi duduk seorang dan merendahkan diri dan memohon
diri, merenungkan kembali kenangan- kepadanya … !
kenangan lamanya dan mengira-ngirakan
langkah yang akan diambilnya untuk masa Datanglah sudah saatnya bagi Thufeil
mendatang . . . . sekarang ini untuk menghapus dan
melebur dosa-dosanya di hari itu. Ketika
Maka teringatlah ia akan saat itu pergilah ia kepada Rasulullah saw.
kedatangannya kepada Rasulullah meminta idzin untuk pergi membakar
memohon agar ia menadahkan tangannya berhala milik Amr bin Humamah tadi,
ke langit untuk mengucapkan du‘a ―Ya yang biasa disebut ―Dzal kaffain‖, atau ―si
Allah, hancurkanlah orang-orang Daus . . . Telapak tangan dua‖.
. .., tetapi ternyata Rasulullah
menyampaikan permohonan lain yang Rasulullah memberinya idzin, maka
menggugah keharuannya dengan ucapan pergilah ia ke tempat berhala itu lalu
sebagai berikut: ―Ya Allah, tunjukilah membakarnya dengan api yang bernyala;
orang-orang Daus, dan bawalah mereka ke setiap api itu surut, dinyalakannya
sini setelah menganut Islam … !‖ kembali, dan sementara itu mulutnya asyik
berpantun:
Sungguh, Allah telah menunjuki orang-
orang Daus dan Ia telah mendatangkan ―Hai Dzal kaffain, aku ini bukan
mereka sebagai Kaum Muslimin . . . ! hambamu, Kami lebih dulu lahir
Mereka terdiri dari 80 kepala keluarga daripadamu!
beserta penghuni rumahnya dan Nah, terimalah api ini untuk pengisi
merupakan bagian terbesar dari penduduk, perutmu!
serta mengambil kedudukan mereka di
barisan suci di belakang Rasulullah al- Demikianlah Thufeil melanjutkan
Amin . . . . hidupnya bersama Nabi, sahalat di
belakangnya dan belajar kepadanya serta
Thufeil melanjutkan usahanya bersama berperang dalam rombongannya. Dan
jama‘ah yang telah beriman itu. Tatkala ketika Rasulullah naik ke Rafiqul Ala,
tibalah saat pembebasan Mekah ia ikut Thufeil berpendapat bahwa dengan
rombongan yang memasukinya, yang wafatnya Rasulullah itu, tanggung
jumlahnya sepuluh ribu orang, yang sekali- jawabnya sebagai seorang Muslim
kali tidak merasa bangga atau besar
belumlah berhenti, bahkan boleh dikata ayahandanya pula, memang tidak pada
baru saja mulai! waktu itu, hanya beberapa lama setelahnya
y
. . . ! Di pertempuran sebagai di S ria,
Ketika pertempuran melawan orang-orang ketika Amr bin Thufeil turut mengambil
murtad berkobar, Thufeil menyingsingkan p
bagian ebagai ejuang, di sanalah ia
lengan bajunya, lalu terjun mengalami menemui apa yang dicitanya
pahit getirnya dengan semangat dan
kegairahan dari seorang yang rindu Sementara ia hendak menghembuskan
menemui syahid . . . . la ikut dalam perang nafasnya yang penghabisan, diulurkannya
riddah itu, pertempuran demi pertempuran tangannya yang kanan dan
…. dibentangkannya telapaknya seakan
hendak menjawab dan menyalami tangan
Pada pertempuran Yamamah, ia berangkat seseorang . . . ! Yah, siapa tabu, mungkin
bersama Kaum Muslimin dengan waktu itu ia hendak bersalaman dengan
membawa puteranya ‗Amr bin Thufeil. ruh bapaknya … !
Baru saja perang mulai, telah
dipesankannya kepada puteranya itu agar
berperang mati-matian menghadapi tentara
Musailamah si pembohong itu, bahkan
walau akan mati syahid sekalipun … !
Dibisikkannya pula kepada puteranya itu
bahwa menurut firasatnya, dalam
pertempuran kali ini ia akan menemui
ajalnya … !

Setelah itu disiapkannya pedangnya dan


diterjuninya pertempuran dengan semangat
berqurban dan berani mati … ! Bukan
hanya membela nyawanya dengan mata
pedangnya …. tetapi pedangnya pun
dibelanya dengan nyawanya … !

Hingga ketika ia wafat dan tubuhnya


rubuh, pedangnya masih teracung dan siap
sedia, untuk ditebaskan oleh tangannya
yang sebelah yang tidak mengalami cedera
apa-apa I

Maka dalam pertempuran itu tewaslah


Thufeil ad-Dausi r.a. memenuhi syahidnya
. . . , dan jasadnya pun rubuh disebabkan
tusukan senjata, sementara sinar matanya
seakan hendak memberi isyarat kepada
puteranya yang tak kunjung dilihatnya
dekat arena . . Yah, isyarat agar ia
waspada dan tidak menyusul dan
mengikuti langkahnya ….

Tetapi sungguh, rupanya puteranya itu tak


hendak ketinggalan, lalu menyusul
„AMR BIN „ASH Dan di sini di bumi Mesir sendiri, orang-
PEMBEBAS MESIR DARI orang yang memandang Islam itu adalah
CENGKERAMAN ROMAWI Agama yang lurus dan mulia, dan melihat
pada diri Rasulnya rahmat dan ni‘mat serta
Ada tiga orang gembong Quraiay yang karunia, serta penyampai kebenaran utama,
amat menyubahkan Rasulullah saw. yang menyeru kepada Allah berdasarkan
disebabkan sengitnya perlawanan mereka pemikiran dan mengilhami kehidupan ini
terhadap da‘wahnya dan siksaan mereka dengan sebagian besar dari kebenaran dan
terhadap shahabatnya. Maka Rasulullah ketaqwaan . . . , orang-orang yang beriman
selalu berdoa dan memohon kepada itu akan memendam rasa cinta kasih
Tuhannya agar menurunkan adzabnya kepada laki-laki, yang oleh taqdir
pada mereka. Tiba-tiba sementara ia dijadikan alat alat bagaimanapun untuk
berdoa dan memohon itu, turunlah wahyu memberikan Islam ke haribaan Mesir, dan
atas kalbunya berupa ayat yang mulia ini: menyerahkan Mesir ke pangkuan Islam . . .
! Maka alangkah tinggi nilai hadiah itu,
―Tak ada sesuatu pun kekuasaanmu dan. alangkah besar jasa Pemberinya … !
mengenai urusan itu, apakah la akan Sementara laki-laki yang menjadi taqdir
menerima taubat mereka atau akan me- dan dicintai oleh mereka itu, itulah dia
nyiksa mereka, sesungguhnya mereka itu ‗Amr bin ‗Ash r.a…………………….
adalah orang-orang yang aniaya … (Q.S.
3 Ali Imran: 128) Para muarrikh atau ahli-ahli sejarah biasa
menggelari ‗Amr dengan
Rasulullah memahami bahwa maksud ayat ―Penakluk Mesir‖. Tetapi, menurut kita
itu ialah menyuruhnya agar menghentikan gelar ini tidaklah tepat dan bukan pada
doa untuk menyiksa mereka serta tempatnya. Mungkin gelar yang paling
menyerahkan urusan mereka kepada Allah tepat untuk
semata. Kemungkinan, mereka tetap ‗Amr ini dengan memanggilnya
berada dalam keaniayaan hingga akan ―Pembebas Mesir‖.
menerima adzab-Nya. Atau mereka
bertaubat dan Allah menerima taubat Islam membuka negeri itu bukanlah
mereka hingga akan memperoleh rahmat menurut pengertian yang lazim digunakan
karunia-Nya di masa modern ini, tetapi maksudnya
tiada lain ialah membebaskannya dari
Maka ‗Amr bin ‗Ash adalah salah satu cengkraman dua kerajaan besar yang
dari ketiga orang tersebut. Allah menimpakan kepada negeri ini serta
memilihkan bagi mereka jalan untuk rakyatnya perbudakan dan penindasan
bertaubat dan menerima rahmat, maka yang dahsyat, yaitu imperium Persi dan
y
ditunjuki-N a mereka jalan untuk Romawi ….
menganut Islam, dan
‗Amr bin ‗Ash pun beralih rupa menjadi Mesir sendiri, ketika pasukan perintis
seorang Muslim pejuang, dan salah tentara Islam memasuki wilayahnya,
seorang panglima yang gagah berani …. merupakan jajahan dari Romawi,
sementara perjuangan penduduk untuk
Dan bagaimana pun juga sebagian dari menentangnya tidak membuahkan hasil
pendiriannya yang arah pandangannya tak apa-apa …. Maka tatkala dari tapal batas
dapat kita terima, namun peranannya kerajaan-kerajaan itu bergema suara takbir
sebagai seorang shahabat yang mulia, yang dari
pa
ukan-pasukan yang beriman:
telah memberi dan berbuat jasa, berjuang ―Allahu Akbar, Allahu Akbar . . .
dan berusaha, akan selalu membuka mata ―, mereka pun dengan berduyun-duyun
dan hati kita terhadap dirinya …. segera menuju fajar yang baru terbit itu
lalu memeluk Agama Islam yang dengan
perantaraannya menemukan kebenaran berikan padanya keamanan serta
mereka dari kekuasaan kisra maupun perlindungan. Dan sesungguhnya Nabi
kaisar. kami telah memberitakan bahwa Mesir
akan menjadi tanggung jawab kami untuk
Jika demikian halnya, ‗Amr bin ‗Ash membebaskannya dari penjajah, dan
bersama anak buahnya tidaklah diwasiatkannya kepada kami agar berlaku
menaklukkan Mesir! Mereka hanyalah baik terhadap penduduknya, sabdanya:
merintis serta membuka jalan bagi Mesir
agar dapat mencapai tujuannya dengan ―Sepeninggalku nanti, Mesir, menjadi
kebenaran dan mengikat norma dan kewajiban kalian untuk membebaskannya,
peraturan-peraturannya dengan keadilan, maka perlakukanlah penduduknya dengan
serta menempatkan diri dan hakikatnya baik, karena mereka masih mempunyai
dalam cahaya kalimat-kalimat Ilahi dan ikatan dan hubungan kekeluargaan
dalam prinsip-prinsip Islami . . . ! dengan kita . . . ! ―

‗Amr bin ‗Ash r.a., amat berharap sekali Maka jika kalian memenuhi seruan kami
akan dapat menghindarkan penduduk ini, hubungan kita semakin kuat dan
Mesir dan orang-orang Kopti dari bertambah erat . – - !‖
peperangan, agar pertempuran terbatas
antaranya dengan tentara Romawi Saja, ‗Amr menyudahi ucapannya, dan sebagian
yang telah menduduki negeri orang secara uskup dan pendeta menyerukan:
tidak Sah, dan mencuri harta penduduk ‖Sesungguhnya hubungan silaturrahmi
dengan sewenang-wenang …. yang diwasiatkan Nabimu itu adalah suatu
pendekatan dengan pandangan jauh, yang
Oleh sebab itulah kita dapati ia berbicara tak mungkin disuruh hubungkan kecuali
ketika itu kepada pemuka-pemuka oleh Nabi … ! ―
golongan Nasrani dan uskup-uskup besar
mereka, katanya: Percakapan ini merupakan permulaan yang
baik untuk tercapainya Saling pengertian
―Sesungguhnya Allah telah mengutus yang diharapkan antara ‗Amr dan orang
Muhammad saw. membawa kebenaran dan Kopti penduduk Mesir, walau panglima-
menitahkan kebenaran itu …. Dan panglima Romawi berusaha untuk
sesungguhnya ia saw. telah menunaikan menggagalkannya ….
tugas risalatnya kemudian berpulang
setelah meninggalkan kami di jalan lurus ‗Amr bin ‗Ash tidaklah termasuk
terang benderang. angkatan pertama yang masuk Islam. la
baru masuk Islam bersama Khalid bin
Di antara perintah-perintah yang Walid tidak lama sebelum dibebaskannya
disampaikannya kepada kami ialah kota Mekah
memberikan kemudahan bagi manusia. ….
Maka kami menyeru kalian kepada Islam .
... Anehnya keislamannya itu diawali dengan
bimbingan Negus raja Habsyi. Sebabnya
Barang siapa yang memenuhi seruan kami, ialah karena Negus ini kenal dan menaruh
maka ia termasuk golongan kami, rasa hormat terhadap ‗Amr yang Sering
memperoleh hak seperti hak-hak kami dan bolak-balik ke Habsyi dan
memikul kewajiban seperti kewajiban- mempersembahkan barang-barang
kewajiban kami . . . . Dan barang siapa berharga sebagai hadiah bagi raja . . .. Di
yang tidak memenuhi seruan kami itu, waktu kunjungannya yang terakhir ke
kami tawarkan membayar pajak, dan kami negeri itu, tersebutlah berita munculnya
Rasul yang menyebarkan tauhid dan
akhlaq mulia di tanah Arab. Maharaja Wahai, kenapa ‗Amr bin ‗Ash tidak
Habsyi itu menanyakan kepada ‗Amr menahan ambisi pribadinya untuk dapat
kenapa ia tak hendak beriman dan berkuasa! Seandainya demikian, tentulah
mengikutinya, padahal orang itu benar-- ia akan dapat mengatasi dengan mudah
benar utusan Allah? ―Benarkah begitu sebagian kesulitan yang dialaminya
… disebabkan ambisinya ini . . . !
?‖ tanya ‗Amr kepada Negus. ―Benar‖,
ujar Negus, ―Turutlah petunjukku, hai Tetapi ambisinya ingin berkuasa ini,
‗Amr dan ikutilah dia! Sungguh dan demi sampai suatu batas tertentu, hanyalah
Allah, ia adalah di atas kebenaran dan akan merupakan gambaran lahir dari tabiat
mengalahkan orang-orang yang menen- bathinnya yang bergejolak dan dipenuhi
tangnya . . . !‖ bakat . . – !

Secepatnya ‗Amr terjun mengarungi Bahkan bentuk tubuh, cara berjalan dan
lautan kembali ke kampung halamannya, bercakapnya, memberi iayarat bahwa ia
lalu mengarahkan langkahnya menuju diciptakan untuk menjadi amir atau
Madinah untuk menyerahkan diri kepada penguasa . . . ! Hingga pernah
Allah Robbul‘alamin. Dalam perjalanan ke diriwayatkan bahwa pada suatu hari
Madinah itu ia bertemu dengan Khalid bin Amirul Mu‘minin Umar bin Khatthab
Walid dan Utsman bin Thalhah, yang juga melihatnya datang. Ia tersenyum melihat
datang dari Mekah dengan maksud hendak caranya berjalan itu, lalu katanya:
bai‘at kepada Rasulullah
―Tidak pantas bagi Abu Abdillah
Demi Rasul melihat ketiga orang itu akan berjalan di muka bumi kecuali
datang, wajahnya pun berseri-seri, lalu sebagai amir … !‖
katanya pada shahabat-shahabatnya:
Sungguh, sebenarnya ‗Amr atau Abu
―Mekah telah melepas jantung-jantung Abdillah tidak mengurangkan haq dirinya
hatinya kepada kita . . . . .. Mula-mula ini … ! Bahkan ketika bahaya-bahaya
tampil Khalid dan mengangkat bai‘at. besar datang mengancam Kaum Muslimin,
Kemudian majulah ‗Amr dan katanya: ‗Amr menghadapi peristiwa-peristiwa itu
dengan cara seorang amir . . . seorang amir
―Wahai Rasulullah . . . ! Aku akan yang cerdik dan licin serta berkemampuan,
baiat kepada anda, asal Saja Allah menyebabkannya percaya akan dirinya,
mengampuni dosa-dosaku yang terdahulu serta yakin akan keunggulannya . . . !
… Maka jawab Rasulullah saw.:
―Hai ‗Amr! Baiatlah, karena Islam Tetapi di samping itu ia juga memiliki sifat
menghapus dosa- dosa yang sebelumnya amanat, menyebabkan Umar bin Khatthab,
… !‖ seorang yang terkenal amat teliti dalam
memilih gubernur-gubernurnya,
‗Amr pun bai‘at, dan diletakkannya menetapkan sebagai gubernur di Palestine
kecerdikan dan keberaniannya dalam dan Yordania, kemudian di Mesir selama.
darma baktinya kepada Agamanya yang hayatnya Amirul Mu‘minin ini ….
baru ….
Bahkan ketika Amirul Mu‘minin
Tatkala Rasulullah saw. berpindah ke mengetahui bahwa ‗Amr, dalam
Rafiqul A‘la, ‗Amr sedang berada di kesenangan hidup telah melampaui batas
Oman menjadi gubernurnya. Dan di masa yang telah digariskannya terhadap para
pemerintah Umar, jasa-jasanya dapat pembesarnya, dengan tujuan agar taraf
disaksikan dalam peperangan-peperangan hidup mereka setingkat atau hampir
di Syria, kemudian dalam membebaskan
Mesir dari penjajahan Romawi.
setingkat dengan taraf hidup umumnya orang kepada Umar bahwa tentara
rakyat biasa, maka khalifah tidaklah Romawi dipimpin oleh Arthabon,
memecatnya, hanya mengirimkan maksudnya panglima yang lihai dan gagah
Muhammad bin Maslamah dan berani.
memerintahkannya agar membagi dua
semua harta dan barang ‗Amr, lalu Jawaban Umar ialah:
meninggalkan untuknya separohnya,
sedang yang separuhnya lagi hendaklah ―Kita hadapkan arthabon Romawi
dibawanya ke Madinah untuk Baitul mal. kepada arthabon Arab, dan baiklah kita
saksikan nanti bagaimana akhir
Seandainya Amirul Mu‘minin mengetahui kesudahannya . . . !‖
bahwa ambisi ‗Amr terhadap kekuasaan
sampai menyebabkannya agak lalai Ternyata bahwa pertarungan itu
terhadap tanggung jawabnya, tentulah berkesudahan dengan kemenangan mutlak
jiwanya yang waapada itu tidak akan bagi arthabon Arab dan ahli tipu muslihat
membiarkannya memegang kekuasaan mereka yang ulung ‗Amr bin ‗Ash,
walau agak sekejap pun. . . ! sehingga arthabon Romawi, meninggalkan
tentaranya menderita kekalahan dan
‗Amr bin ‗Ash r.a. adalah seorang yang meluputkan diri ke Mesir . .. , yang tak
berfikiran taiam, cepat tanggap dan lama antaranya akan disusul oleh ‗Amr ke
berpandangan jauh . . . hingga Amirul negeri itu untuk membiarkan bendera dan
Mu‘minin Umar, setiap ia melihat seorang panji-panji Islam di angkasanya yang
yang sedikit akal, dipertepukkannya kedua aman damai ….
telapak tangannya dengan keras karena
herannya, seraya katanya: Tidak sedikit peristiwa, di mana
kecerdikan dan kelicinan ‗Amr menonjol
―Subhanallah . . . ! Sesungguhnya Pencipta dengan gemilang! Dalam hal ini kita tidak
orang ini dan Pencipta ‗Amr bin ‗Ash memasukkan perbuatan sehubungan
hanyalah Tuhan Yang Tunggal, keduanya dengan Abu Musa al-Asy‘ari pada
sama benar … !‖ peristiwa tahkim, yakni ketika kedua
mereka menyetujui bahwa masing-masing
Di samping itu ia juga seorang yang amat akan menanggalkan Ali dan Mu‘awiyah
berani dan berkemauan keras …. dari jabatan mereka, agar urusan itu
dikembalikan kepada Kaum Muslimin
Pada beberapa peristiwa dan suasana, untuk mereka musyawarahkan bersama.
keberaniannya itu dihadapinya dengan Ternyata Abu Musa melaksanakan hasil
kelihaiannya, hingga disangka orang ia persetujuan tersebut, sementara ‗Amr
sebagai pengecut atau penggugup. Padahal tidak melaksanakannya ….
itu tiada lain dari tipu muslihat yang
keistimewaanya yang oleh ‗Amr Sekiranya kita ingin menyaksikan
digunakannya secara tepat dan dengan bagaimana kelicinan serta kesigapan
keeerdikan mengagumkan untuk tanggapnya, maka pada peristiwa yang
membebaskan dirinya dari bahaya yang dialaminya bersama komandan benteng
mengancam … ! Babilon di saat peperangannya dengan
orang-orang Romawi di Mesir, atau
Amirul Mu‘minin Umar mengenal bakat menurut riwayatriwayat lain, bersama
dan kelebihannya ini sebaik-baiknya, serta arthabon Romawi di pertempuran Yarmuk
menghitungkannya dengan sepatutnya. di Syria … !
Oleh sebab itu sewaktu ia dikirimnya ke
Syria sebelum pergi ke Mesir, dikatakan Yakni ketika ia diundang oleh komandan
benteng atau oleh arthabon untuk
berunding, dan sementara itu komandan ‗Amr lolos dari lobang jarum . . . ! Dengan
Romawi telah menyuruh beberapa orang sikap gembira ia menyetujui usul ‗Amr,
anak buahnya untuk menggulingkan batu hingga bila ‗Amr nanti kembali dengan
besar ke atas kepalanya sewaktu ia hendak sejumlah besar pimpinan dan panglima
pulang meninggalkan benteng itu, Islam pilihan, ia akan dapat menjebak
sementara segala sesuatu dipersiapkan, mereka semua, daripada hanya ‗Amr
agar rencana tersebut dapat berjalan lancar seorang. . ?
dan menghasilkan apa yang dimaksud
mereka …. Dan secara sembunyi-sembunyi hingga
tidak diketahui oleh ‗Amr,
‗Amr pun berangkat menemui komandan, dipertahankannyalah untuk tidak
tanpa sedikit pun menaruh curiga, dan mengganggu ‗Amr dan menyiapkan
setelah berunding mereka berpisahlah. kembali perangkap yang disediakan untuk
Tiba-tiba dalam perjalanannya ke luar panglima Islam tadi, guna menghabiasi
benteng, terkilaslah olehnya di atas para pemimpin mereka yang utama ….
tembok, gerakan yang mencurigakan,
hingga membangkitkan gerakan refleknya Lalu dilepasnya ‗Amr dengan besar hati,
dengan amat cepatnya, dan dengan tangkas dan disalaminya amat hangat sekali ….
berhasil menghindarkan diri dengan cara disambut oleh ahli siasat dan tipu muslihat
yang mengagumkan …. Arab itu dengan tertawa dalam hati . .
..Dan di waktu subuh keesokan harinya,
Dan sekarang ia kembali mendapatkan dengan memacu kudanya yang meringkik
komandan benteng dengan langkah- keras dengan nada bangga dan mengejek,
langkah yang tepat dan tegap serta ‗Amr kembali memimpin tentaranya
kesadaran tinggi yang tak pernah goyah, menuju benteng. Memang, kuda itu
seolah-olah ia tak dapat dikejutkan oleh merupakan suatu makhluq lain yang
sesuatu pun dan tidak dapat dipengaruhi banyak mengetahui kelihaian dan
oleh rasa curiga . . . ! Kemudian ia masuk kecerdikan tuannya …
ke dalam, lalu katanya kepada komandan:
Dan pada tahun ke-43 Hijrah, wafatlah
―‗Tirnbul dalam hatiku suatu fikiran ‗Amr bin ‗Ash di Mesir, sewaktu ia
yang ingin kusampaikan kepada anda menjadi gubernur di sana . . . . Di saat-saat
sekarang ini Di pos komandoku sekarang kepergiannya itu, ia mengemukakan
ini sedang menunggu segolongan riwayat hidupnya, katanya:
shahabat Rasul angkatan pertama masuk
Islam, yang pendapat mereka biasa ―Pada mulanya aku ini seorang kafir,
didengar oleh Amirul Mu‘minin untuk dan orang yang amat keras sekali terhadap
mengambil sesuatu keputusan penting. Rasulullah hingga seandainya aku
Bahkan setiap mengirim tentara, mereka meninggal pada saat itu, pastilah masuk
selalu diikutsertakan untuk mengawasi neraka
tindakan tentara dan langkah-langkah yang
mereka ambil. Maka maksudku hendak !Kemudian aku bai‘at kepada Rasulullah,
membawa mereka ke sini agar dapat maka tak seorang pun di antara manusia
mendengar dari mulut anda apa yang telah yang lebih kucintai, dan lebih mulia dalam
kudengar, hingga mereka memperoleh pandangan mataku, daripada beliau … !
penjelasan yang sebaik-baiknya mengenai
urusan kita ini … ! ― Dan seandainya aku diminta untuk
melukiskannya, maka aku tidak sanggup
Komandan Romawi itu secara bersahaja karena disebabkan hormatku kepadanya,
maklum bahwa karena nasib mujurnya,
aku tak kuasa menatapnya sepenuh mataku
...!

Maka seandainya aku meninggal pada saat


itu, besar harapan akan menjadi penduduk
surga . . . !

Kemudian setelah itu, aku diberi ujian


dengan memperoleh kekuasaan begitupun
dengan hal-hal lain. Aku tidak tahu,
apakah ujian itu akan membawa
keuntungan bagi diriku ataukah kerugian
… !‖

Lalu diangkatnya kepalanya ke arah langit


dengan hati yang tunduk, sambil
bermunajat kepada Tuhannya Yang Maha
Besar lagi Maha Pengasih, katanya:

―Oh Allah, daku ini orang yang tak


luput dari kesalahan, maka mohon
dimaafkan …
!
Daku tak sunyi dari kelemahan, maka
mohon diberi pertolongan … !
Sekiranya daku tidak memperoleh rahmat
karunia-Mu, pasti celakalah nasibku … !‖

Demikianlah ia asyik dalam permohonan


dan penghinaan diri hingga akhirnya
ruhnya naik ke langit tinggi, di sisi Allah
Rabbul‘izzati, sementara akhir ucapan
penutup hayatnya, ialah : La ilaha illallah
….

Di pangkuan bumi Mesir, negeri yang


diperkenalkannya dengan ajaran Islam itu,
bersemayamlah tubuh kasarnya . . . . Dan
di atas tanahnya yang keras, majliasnya
yang selama ini digunakannya untuk
mengajar, mengadili dan mengendalikan
pemerintahan, masih tegak berdiri melalui
kurun waktu, dinaungi oleh atap mesjidnya
yang telah berusia lanjut ―Jami‘u
‗Amr‖, yakni mesjid yang mula pertama
didirikan di Mesir, yang disebut di
dalamnya asma Allah Yang Tunggal lagi
Esa serta dikumandangkan ke setiap
pojoknya dari atas mimbaruya kalimat-
kalimat Allah serta pokok-pokok Agama
Islam ….
SALIM, MAULA ABU Mengenai Hudzaifah bin ‗Utbah, ia adalah
HUDZAIFAH SEBAIK-BAIK salah seorang yang juga lebih awal dan
PEMIKUL AL- QURAN … ! bersegera masuk Islam dengan me-
ninggalkan bapaknya ‗Utbah bin Rabi‘ah
Pada suatu hari Rasulullah saw. berpesan menelan amarah dan kekeeewaan yang
kepada para shahabatnya, katanya: mengeruhkan ketenangan hidupnya,
―Ambillah olehmu al-Quran itu dari empat disebabkan keislaman puteranya itu.
orang, yaitu: Abdullah bin Mas‘ud, Salim Hudzaifah adalah seorang yang terpandang
maula Abu Hudzaifah, Ubai bin Ka‘ab dan di kalangan kaumnya, sementara bapaknya
Mu‘adz bin Jabal … !‖ mempersiapkannya untuk menjadi
pemimpin Quraisy ….
Dulu kita telah mengenal Ibnu Mas‘ud,
Ubai dan Mu‘adz! Maka siapakah kiranya Bapak dari Hudzaifah inilah yang setelah
shahabat yang keempat yang dijadikan terang-terangan masuk Islam mengambil
Rasul sebagai andalan dan tempat bertanya Salim sebagai anak angkat, yakni setelah
dalam mengajarkan al-Quran … ? ia dibebaskannya, hingga mulai saat itu ia
dipanggilnya ―Salim bin Abi
Ia adalah Salim, maula Abu Hudzaifah …. Hudzaifah‖. Dan kedua orang itu pun
Pada mulanya ia hanyalah seorang budak beribadah kepada Allah dengan hati yang
belian, dan kemudian Islam memperbaiki tunduk dan terpusat, serta menahan
kedudukannya, hingga diambil sebagai penganiayaan Quraisy dan tipu muslihat
anak angkat oleh salah seorang pemimpin mereka dengan hati yang shabar tiada
Islam terkemuka, yang sebelum masuk terkira ….
Islam juga adalah seorang bangsawan
Quraisy dan salah seorang pemimpinnya Pada suatu hari turunlah ayat yang
…. membathalkan kebiasaan mengambil anak
angkat. Dan setiap anak angkat pun
Dan tatkala Islam menghapus adat kembali menyandang nama bapaknya yang
kebiasaan memungut anak angkat, Salim sesungguhnya, yakni yang telah
pun menjadi saudara, teman sejawat serta menyebabkan lahirnya dan mengasuhnya.
maula ( = hamba yang telah Umpamanya Zaid bin Haritsah yang
dimerdekakan) bagi orang yang diambil oleh Nabi saw. sebagai anak
memungutnya sebagai anak tadi, yaitu angkat dan dikenal oleh Kaum Muslimin
shahabat yang mulia bernama Abu sebagai Zaid bin Muhammad saw.,
Hudzaifah bin ‗Utbah. Dan berkat karunia kembali menyandang nama bapaknya
dan ni‘mat dari Allah Ta‘ala, Salim Haritsah, hingga namanya menjadi Zaid
mencapai kedudukan tinggi dan terhormat bin Haritsah. Tetapi Salim tidak dikenal
di kalangan Muslimin, yang dipersiapkan siapa bapaknya, maka ia menghubungkan
baginya oleh keutamaan jiwanya, serta diri kepada orang yang telah
perangai dan ketaqwaannya …. membebaskannya hingga dipanggilkan
Salim maula Abu Hudzaifah ….
Shahabat Rasul yang mulia ini disebut
―Salim maula Abu Hudzaifah‖, Mungkin ketika menghapus kebiasaan
ialah karena dulunya ia seorang budak memungut memberi nama anak angkat
belian dan kemudian dibebaskan! Dan ia dengan nama orang yang mengangkatnya,
beriman kepada Allah dan RasulNya tanpa Islam hanya hendak mengatakan kepada
menunggu lama . .. , dan mengambil Kaum Muslimin: ―Janganlah kalian
tempatnya di antara orang-orang Islam mencari hubungan kekeluargaan dan
angkatan pertama. silatur rahmi dengan orang-orang diluar
Islam sehingga persaudaraan kalian lebih
kuat dengan sesama Islam sendiri dan
se‘aqidah yang menjadikan kalian dan menurut Hadits: ―Tiada kelebihan
bersaudara . . !‖ bagi seorang bangsa Arab atas selain
bangsa Arab kecuali taqwa, dan tidak ada
Hal ini telah difahami sebaik-baiknya oleh kelebihan bagi seorang keturunan kulit
Kaum Muslimin angkatan pertama. Tak putih atas seorang keturunan hulit hitam
ada suatu pun yang lebih mereka cintai kecuali taqwa
setelah Allah dan Rasul-Nya, dari saudara-
saudara mereka seTuhan Allah dan se- Pada masyarakat baru yang maju ini, Abu
Agama Islam ! Dan telah kita saksikan Hudzaifah merasa dirinya terhormat, bila
bagaimana orang-orang Anshar itu menjadi wali dari seseorang yang dulunya
menyambut saudara-saudara mereka orang menjadi budak beliannya. Bahkan
Muhajirin, hingga mereka membagi dianggapnya suatu kemuliaan bagi
tempat kediaman dan segala yang mereka keluarganya, mengawinkan Salim dengan
miliki kepada Muhajirin . . . ! kemenakannya Fatimah binti Walid bin
‗Utbah I
Dan inilah yang kita saksikan terjadi
antara Abu Hudzaifah bangsawan Quraisy Dan pada masyarakat baru yang maju ini,
dengan Salim yang berasal dari budak yang telah menghancurkan kefeodalan dan
belian yang tidak diketahui siapa bapaknya kehidupan berkasta-kasta, serta menghapus
itu. Sampai akhir hayat mereka, kedua rasialisme dan diskriminasi, maka dengan
orang itu lebih dari bersaudara kandung, kebenaran dan kejujurannya, keimanan
ketika menemui ajal, mereka meninggal dan amal baktinya, Salim menempatkan
bersama-sama, nyawa melayang bersama dirinya selalu dalam barisan pertama.
nyawa, dan tubuh yang satu terbaring di
samping tubuh yang lain – . . ! Benar . .. , ialah yang menjadi imam bagi
orang-orang yang hijrah dari Mekah ke
Itulah dia keistimewaan luar biasa dari Madinah setiap shalat mereka di mesjid
Islam, bahkan itulah salah satu kebesaran Quba‘. Dan ia menjadi andalan tempat
dan keutamaannya … bertanya tentang Kitabullah, hingga Nabi
menyuruh Kaum Muslimin belajar
Salim telah beriman sebenar-benar iman, daripadanya. Ia banyak berbuat kebaikan
dan menempuh jalan menuju Ilahi dan memiliki keunggulan yang
bersama-sama orang-orang yang taqwa menyebabkan Rasulullah saw. berkata
dan budiman. Baik bangsa maupun kepadanya:
kedudukannya dalam masyarakat tidak
menjadi persoalan lagi. Karena berkat ―Segala puji bagi Allah yang menjadikan
ketaqwaan dan keikhlasannya, ia telah dalam golonganku, seseorang seperti kamu
meningkat ke taraf yang tinggi dalam . . . !‖ Bahkan kawan-kawannya sesama
kehidupan masyarakat baru yang sengaja orang beriman menyebutnya:
hendak dibangkitkan dan ditegakkan oleh
Agama Islam berdasarkan prinsip baru ―Salim salah seorang dari Kaum Shalihin‖.
yang adil dan luhur. Riwayat hidup Salim seperti riwayat hidup
Bilal, riwayat hidup sepuluh shahabat Nabi
Prinsip itu tersimpul dalam ayat mulia
berikut ini: ahli ibadah dan riwayat hidup para
shahabat lainnya yang sebelum memasuki
―Sesungguhnya orang yang terrnulia di Islam hidupsebagai budak beliau yang hina
antara kalian di sisi Allah ialah yang dina lagi papa. Diangkat oleh Islam
paling dengan mendapat kesempurnaan petunjuk,
sehingga ia menjadi penuntun ummat ke
taqwa
.S.
(Q 49 al-Hujurat: 13)
jalan yang benar, menjadi tokoh penentang tadi, Salim menegurnya dengan sengit dan
kedhaliman pula ia adalah kesatria di menjelaskan kesalahan-kesalahan yang
medan laga. Pada Salim terhimpun telah dilakukannya. Sementara Khalid,
keutamaan-keutamaan yang terdapat pahlawan besar di masa jahiliyah dan di
dalam Agama Islam. Keutamaan- zaman Islam itu, mula-mula diam dan
keutamaan itu berkumpul pada diri dan mendengarkan apa yang dikemukakan
sekitarnya, sementara keimanannya yang temannya itu kemudian membela dirinya,
mendalam mengatur semua itu menjadi akhirnya meningkat menjadi perdebatan
suatu susunan yang amat indah. yang sengit. Tetapi Salim tetap berpegang
pada pendiriannya dan mengemukakannya
Kelebihannya yang paling menonjol ialah tanpa takut-takut atau bermanis mulut.
mengemukakan apa yang dianggapnya
benar secara terus terang. Ia tidak menutup Ketika itu la memandang Khalid bukan
mulut terhadap suatu kalimat yang sebagai salah seorang bangsawan Mekah,
seharusnya diucapkannya, dan ia tak dan ia pun tidak merendah diri karena
hendak mengkhianati hidupnya dengan dahulu ia seorang budak belian, tidak . . . !
berdiam diri terhadap kesalahan yang Karena Islam telah menyamakan mereka!
menekan jiwanya … ! Begitu pula ia tidaklah memandangnya
sebagai seorang panglima yang kesalahan-
Setelah kota Mekah dibebaskan oleh kesalahannya harus dibiarkan begitu saja ..
Kaum Muslimin, Rasulullah mengirimkan . , tetapi ia memandang Khalid sebagai
beberapa rombongan ke kampung- team dan sekutunya dalam kewajiban dan
kampung dan suku-suku Arab sekeliling tanggung jawab … ! Serta ia menentang
Mekah, dan menyampaikan kepada dan menyalahkan Khalid itu bukanlah
penduduknya bahwa Rasulullah saw. karena ambisi atau suatu maksud tertentu,
sengaja mengirim mereka itu untuk ia hanya melaksanakan nasihat yang diakui
berda‘wah bukan untuk berperang. Dan haqnva dalam Islam, dan yang telah lama
sebagai pemimpin dari salah satu pasukan didengarnya dari Nabi saw. bahwa nasihat
ialah Khalid bin Walid. itu merupakan teras dan tiang tengah
Agama, sabdanya:
Ketika Khalid sampai di tempat yang
dituju, terjadilah suatu peristiwa yang ―Agama itu ialah nasihat … ―Agama itu
menyebabkannya terpaksa mengunakan ialah nasihat. . . Agama itu ialah nasihat
senjata dan menumpahkan darah. Sewaktu …
peristiwa ini sampai kepada Nabi saw., Dan ketika Rasulullah saw. mendengar
beliau memohon ampun kepada Tuhannya perbuatan Khalid bin Walid, beliau
amat lama sekali sambil katanva: bertanya, katanya:
―Ya Allah, aku berlepas diri kepada-Mu ‗Adakah yang menyanggahnya … ?‘
dari apa yang dilakukan oleh Khalid . . . !‖ Alangkah agungnya pertanyaan itu, dan
alangkah mengharukan . . . !
Juga peristiwa tersebut tak dapat dilupakan Dan amarahnya saw. menjadi surut, ketika
oleh Umar, ia pun mengambil perhatian mereka mengatakan pada beliau:
khusus terhadap pribadi Khalid katanya: ―Ada, Salim menegur dan menyanggahnya
―Sesungguhnya pedang Khalid . . .‖
terlalu tajam … !‖
Salim hidup mendampingi Rasulnya dan
Dalam ekspedisi yang dipimpin oleh orang-orang beriman. Tidak pernah
Khalid ini ikut Salim maula Abu ketinggalan dalam suatu peperangan mem-
Hudzaifah serta shahabat-shahabat lainnya pertahankan Agama, dan tak kehilangan
. . . . Dan demi melihat perbuatan Khalid gairah dalam suatu ibadah. Sementara
persaudaraannya. dengan Abu Hudzaifah, Bahkan engkau adalah sebaik-baik
makin hari makin bertambah erat dan pemikul al-Quran . . . !‖ujar Abu
kukuh jua! Hudzaifah.

Saat itu berpulanglah Rasulullah ke Pedangnya bagai menari-nari menebas dan


rahmatullah. Dan khilafat Abu Bakar r.a. menusuk pundak orang-orang murtad,
menghadapi persekongkolan jahat dari yang bangkit berontak hendak
orang-orang murtad. Dan tibalah saatnya mengembalikan jahiliyah Quraisy dan
pertempuran Yamamah . .. ! Suatu memadamkan cahaya Islam ….
peperangan sengit, yang merupakan ujian
terberat bagi Islam … ! Tiba-tiba salah sebuah pedang orang-orang
murtad itu menebas tangannya hingga
Maka berangkatlah Kaum Muslimin untuk putus . – . , tangan yang dipergunakannya
berjuang. Tidak ketinggalan Salim untuk memanggul panji Muhajirin, setelah
bersama Abu Hudzaifah saudara seagama. gugur pemanggulnya Yang pertama, ialah
Di awal peperangan, Kaum Muslimin Zaid bin Khatthab. Tatkala tangan
tidak bermaksud hendak menyerang. kanannya itu buntung dan panji itu jatuh
Tetapi setiap Mu‘min telah merasa bahwa segeralah dipungutnya dengan tangan
pepe- rangan ini adalah peperangan yang kirinya lalu terus-menerus diacungkannya
menentukan, sehingga segala akibatnya tinggi-tinggi sambil mengumandangkan
menjadi tanggung jawab bersama! ayat al-Quran berikut ini:

Mereka dikumpulkan sekali lagi oleh ―Betapa banyaknya Nabi yang


Khalid bin Walid, Yang kembali bersamanya ikut bertempur pendukung
menyusun barisan dengan cara dan strategi Agama Allah yang tidak sedikit jumlahnya.
yang mengagumkan. Kedua saudara Abu Mereka tidak patah semangat disebabkan
Hudzaifah dan Salim berpelukan dan sama cobaan‘ yang menimpa mereka dalam
berjanji siap mati syahid demi Agama berjuang di jalan Allah itu, daya juang
yang haq, yang akan mengantarkan mereka tidak melemah apalagi menyerah
mereka kepada keberuntungan dunia dan kalah, sedang Allah mengasihi orang-
akhirat. Lalu kedua saudara itu pun orang yang tabah … !‖
menerjunkan diri ke dalam kancah yang (Q.S. 3 Ali Imran:146)
sedang bergejolak … !
Wahai, suatu semboyan yang maha agung
Abu Hudzaifah berseru meneriakkan: … ! Yakni semboyan yang dipilih Salim
saat menghadapi ajalnya …
―Hai pengikut-pengikut al-Quran … !
Hiasilah al-Quran dengan amal-amal Sekelompok orang-orang murtad
kahan mengepung dan menyerbunya, hingga
pahlawan itu pun rubuhlah . . . . Tetapi
Dan bagai angin puyuh, pedangnya ruhnya belum juga keluar dari tubuhnya
berkelibatan dan menghunjamkan tusukan- yang suci, sampai pertempuran itu berakhir
tusukan kepada anak buah Musailamah . . . dengan terbunuhnya Musailamah si
sementara Salim berseru pula, katanya: Pembohong dan menyerah kalahnya
-
tentara murtad serta menangnya tentara
Amat buruk nasibku sebagai pemikul Muslimin ….
tanggung jawab alQuran, apabila benteng
Kaum Muslimin bobol karena kelalaianku Dan ketika Kaum Muslimin mencari-cari
.. qurban dan syuhada mereka, mereka
.
―Tidak mungkin demikian, wahai Salim. .
temukan Salim dalam sekarat maut. Dan kemudian mati syahid secara bersama
Sempat pula ia bertanya pada mereka: pula …
Persamaan nasib yang amat mengharukan,
―Bagaimana nasib Abu Hudzaifah … dan suatu taqdir yang amat indah … !
―Ia telah menemui syahidnya‖,
ujar Maka pergilah menemui Tuhannya
mereka. seorang tokoh Mu‘min meninggalkan
―Baringkan daku di sampingnya . . . . nama, mengenai dirinya sewaktu telah
katanya tiada lagi, Umar bin Khatthab pernah
berkata:
pula.
―Ini dia di sampingmu, wahai Salim ―Seandainya Salim masih hidup, pastilah
la telah menemui syahidnya di tempat ini ia menjadi penggantiku nanti . . . !‖
… !‖
Mendengar jawaban itu tersungginglah
senyumnya yang akhir …. Dan setelah itu
ia tidak berbicara lagi ….
Ia telah menemukan bersama saudaranya
apa yang mereka dambakan selama ini . . .
.

Mereka masuk Islam secara bersama.


Hidup secara bersama – - – -

Anda mungkin juga menyukai