SMK Kelas XI Bab 2 - Fase F
SMK Kelas XI Bab 2 - Fase F
Lingkaran
Tujuan pembelajaran:
Setelah mempelajari bab ini, siswa
dapat:
1. Menerapkan teorema lingkaran dalam
menyelesaikan permasalahan yang
terkait
2. Membuktikan teorema yang
berhubungan dengan lingkaran
3. Menemukan sifat-sifat garis singgung
pada lingkaran
4. Menemukan sifat-sifat segiempat tali
busur
Bab 2 | Lingkaran 67
Peta Konsep
Bab 2 | Lingkaran
• Menemukan sifat-sifat dari Titik Luar Singgung
garis singgung pada
69
lingkaran
Waktu Metode dan
Subbab Tujuan Pokok Materi Kosakata
(JP)* Aktivitas
C. Lingkaran 4 • Memahami hubungan • Segiempat Tali • Tali Busur Discovery
dan Tali antara tali busur dan Busur • Segiempat Learning
Busur ukuran busur • Teorema Tali Busur
• Membuktikan teorema Ptolemeus • Apotema
yang berhubungan dengan
lingkaran dan tali busur
Catatan:
* Waktu merupakan saran rentang jam pelajaran. Guru dapat menyesuaikan dengan kondisi aktual pembelajaran.
● Kertas
● Jangka
● Busur derajat
● Penggaris
Apersepsi
Bab 2 | Lingkaran 71
Gambar 2.1 Sepeda dengan Berbagai Bentuk Roda
Jawaban: Jika tutup berbentuk persegi atau persegi panjang, tutup bisa
terjatuh ke dalam lubang dan membahayakan pekerja yang sedang bekerja
di dalamnya.
Untuk bentuk bangun datar lain, selalu ada bagian yang lebih panjang
dari sisi bangun datar sehingga ada kemungkinan penutup dapat jatuh dan
menimpa pekerja yang berada di bawahnya. Lingkaran memiliki diameter
yang sama panjangnya sehingga tutupnya tidak mungkin jatuh ke dalam
lubang.
? Tahukah Kamu?
Bagian ini bersifat opsional. Guru dapat meminta siswa membaca bagian ini
untuk menambah pengetahuan matematika dari perspektif historisnya,
sekaligus juga mengembangkan keterampilan literasi membaca.
Gunakan bagian Mengingat Kembali mengenai pengertian lingkaran
yang sudah dipelajari di SD dan SMP. Guru dapat meninjau kembali lingkaran
dan elemen-elemen yang berkaitan dengan lingkaran dengan menampilkan
gambar berikut, dan meminta siswa menjelaskan setiap elemen, atau siswa
diberikan elemen-elemen dan definisinya secara acak dan meminta siswa
untuk memasangkannya.
Bab 2 | Lingkaran 73
1. Apotema: jarak dari pusat lingkaran ke tali busur
2. Busur: bagian dari lingkaran
3. Diameter: tali busur yang melewati pusat lingkaran
4. Jari-jari: ruas garis yang menghubungkan pusat lingkaran ke sebuah
titik pada lingkaran
5. Juring: daerah yang dibatasi dua jari-jari dan sebuah busur
6. Tali Busur: ruas garis yang menghubungkan dua titik pada lingkaran
7. Tembereng: daerah yang dibatasi oleh tali busur dan busur
8. Titik Pusat: titik yang berada di pusat lingkaran
Minta siswa untuk melakukan Eksplorasi 2.1. Eksplorasi ini dapat dilakukan
secara individu atau berpasangan. Melalui pendekatan Discovery Learning
dalam eksplorasi ini siswa diharapkan menemukan sifat dari sudut keliling
Bab 2 | Lingkaran 75
dari busur yang sama serta hubungan antara sudut pusat dan sudut keliling.
Guru juga diharapkan menuntun siswa untuk melakukan pembuktian
terhadap apa yang ditemukan.
Eksplorasi 2.1
Ayo Bereksplorasi
Bagian dari lingkaran disebut busur lingkaran. Busur yang lebih kecil
disebut busur minor (pada gambar berwarna biru) dan bagian yang lebih
besar disebut busur mayor (berwarna merah).
Jika hanya disebutkan kata busur, maka yang dimaksud adalah busur minor.
% %
Busur BC dituliskan BC . Besarnya busur BC ditentukan oleh besarnya
+BAC = a (Titik A adalah pusat lingkaran).
Dalam matematika,
%
● Sudut α disebut sudut pusat yang menghadap pada BC . Sudut pusat
adalah sudut yang titik sudutnya terletak pada pusat lingkaran dan kaki-
kaki sudutnya adalah jari-jari lingkaran.
Bab 2 | Lingkaran 77
Jika semua lampu yang ada dalam gudang pengelola kolam dapat
menyinari jarak yang dibutuhkan, bantulah pengelola taman memilih sudut
penyinaran yang tepat.
1. Lampu taman dengan sudut penyinaran 30° diletakkan pada titik M dan
%
dapat menerangi perosotan pada BC . Di mana saja pengelola dapat
%
memasang lampu yang sama dan tetap menyinari perosotan pada BC ?
%
2. Jika lampu diletakkan di pusat kolam dan ingin menyorot BC , apakah
lampu dengan sudut penyinaran 30° dapat digunakan? Jika tidak, berapa
sudutnya?
%
3. Jika ukuran perosotan berubah ( BC ) bagaimana pengaruhnya terhadap
perubahan sudut penyinaran yang dibutuhkan?
Bab 2 | Lingkaran 79
Pertanyaan 1
Untuk pertanyaan ini, jika siswa menggunakan teknologi, maka cukup
dengan menggeser titik M pada busur lingkaran maka mereka akan
menemukan bahwa sudutnya tidak berubah. Artinya tidak masalah di posisi
mana mereka letakkan lampunya, asalkan tetap di busur mayor, maka dapat
menyoroti perosotan yang berada di busur minor BC.
Jika siswa tidak menggunakan teknologi, maka masing-masing siswa
menjiplak lingkaran dan menggambar posisi lampu selain di M dan membuat
garis ke titik B dan titik C. Mereka kemudian mengukur dengan busur derajat
sudut kelilingnya. Hasil siswa kemudian dapat dikumpulkan, pertama di
kelompok sehingga siswa dapat mendiskusikan terlebih dahulu, kemudian
menyampaikan hasil diskusi dengan guru dan siswa lain di kelas.
Pertanyaan 2
Untuk pertanyaan ini, jika siswa menggunakan teknologi, maka dengan
mudah mereka melihat bahwa sudut pusat adalah dua kali sudut keliling.
Maka ukuran sudut lampu yang dibutuhkan adalah 60°.
Jika siswa tidak menggunakan teknologi, maka masing-masing siswa
menjiplak lingkaran dan mengukur sudut pusat dan mendapatkan hasil
adalah 60°.
Pertanyaan 3
Untuk pertanyaan ini, siswa mencoba menggeser titik B atau titik C serta
titik M untuk melihat hubungan antara sudut pusat dan sudut keliling.
Hasilnya adalah menguatkan apa yang dihasilkan di soal pertanyaan 1 dan
2, bahwa sudut pusat selalu dua kali dari sudut keliling dan hubungan ini
berlaku untuk semua titik yang membentuk sudut keliling selama masih
pada busur mayor.
https://www.geogebra. https://www.geogebra.
org/m/cjdyK8U org/m/cjdyK8UR
R#material/UT4sXfYW #material/VGNfTTEu
Ayo Bereksplorasi
Setelah diskusi kelompok dan diskusi kelas, guru dapat menyimpulkan hasil
temuan.
● Sudut pusat besarnya dua kali sudut keliling yang menghadap ke busur
lingkaran yang sama.
● Sudut keliling yang menghadap ke busur yang sama besarnya sama.
● Sudut keliling yang menghadap ke diameter besarnya siku-siku.
Bab 2 | Lingkaran 81
? ! Miskonsepsi
Siswa sering kali tidak selalu mengetahui sudut mana yang sama
pada Gambar 2.4 Ini terutama disebabkan karena mereka tidak
menyadari bahwa segitiga yang terbentuk sebangun dan mereka
tidak mencari sudut yang terletak pada busur yang sama. Guru
sebaiknya menekankan kesebangunan dan busur mana yang
membentuk sudut keliling.
Gambar 2.4 Sudut Keliling yang Menghadap pada Busur yang Sama
? ! Miskonsepsi
Ayo Berkomunikasi
Bab 2 | Lingkaran 83
Bukti:
● Kasus 2
Sekarang perhatikan kasus yang lebih umum, saat AC tidak melalui
pusat lingkaran.
y y
x
? Tahukah Kamu?
Bab 2 | Lingkaran 85
kasus 4. Dalam diskusi, pastikan ketika kelompok mempresentasikan masing-
masing kasus, siswa dari kelompok lain memahami setiap langkah
pembuktian dan alasannya. Pada pembahasan kasus 4, guru mengarahkan
siswa memahami kasus khusus dari hubungan sudut pusat dan sudut keliling,
yaitu kasus untuk sudut keliling yang menghadap diameter dan disebut
Teorema Thales:
Jika tiga titik A, B, C terletak pada lingkaran dan AB adalah diameter,
maka +ACB siku-siku.
1
+BEC = 2 +BOC
1
= 2 : 90c
= 45c
%
+BDC adalah sudut keliling yang menghadap ke BC sehingga
1
+BDC = 2 $ +BAC
1
= 2 $ 60c
= 30c
Bab 2 | Lingkaran 87
4. AB adalah diameter pada lingkaran berikut. Jari-jari lingkaran 8,5 cm
dan panjang AC = 8 cm. Tentukan:
a. Besar +ACB
+ACB adalah sudut keliling yang menghadap pada diameter AB
(atau berdasarkan teorema Thales) maka
1
+ACB = 2 $ 180c
= 90c
b. Panjang AB
AB adalah diameter maka panjang AB = 2 $ 8, 5 = 17 cm
c. Panjang BC
3 ACB adalah segitiga siku-siku panjang BC dapat dihitung
berdasarkan teorema Pythagoras
a. Besar +BDC
+BDC menghadap pada diameter lingkaran, maka +BDC = 90c .
b. Jika +CAD = 90c , tentukan besar +ACD .
AB = AC = 2 dan BC = DA maka 3 DBC adalah segitiga sama
kaki
+ACD = +DCB = +DBC
1
= 2 ]180c - +BDC g
1
= 2 ]180c - 90cg
1
= 2 $ 90c
= 45 &
c. Panjang CD
AC = AD = 2 dan besar +CAD = 90c maka 3 ACD adalah segitiga
siku-siku sama kaki. Panjang CD dapat dihitung dengan teorema
Pythagoras (alternatif: memanfaatkan perbandingan trigonometri).
CD = 2 2 cm.
Bab 2 | Lingkaran 89
7. Ayo Berpikir Kreatif
Pada gambar berikut, titik P dan titik Q adalah mercusuar. Daerah dengan
karang berbahaya telah dipetakan dan lingkaran menyatakan daerah
berbahaya tersebut. Kapal diharapkan tidak memasuki daerah lingkaran
untuk menghindari kemungkinan kandas.
P Q
Bab 2 | Lingkaran 91
a. Kapal berada pada lingkaran.
Titik B terletak pada lingkaran. Sudut b dibentuk antara kapal
dengan masing-masing mercusuar, merupakan sudut keliling yang
%
menghadap ke PQ .
b. Kapal berada di dalam lingkaran.
Titik A terletak di dalam lingkaran. Sudut a dibentuk antara kapal
dengan masing-masing mercusuar.
a2b
c. Kapal berada di luar lingkaran.
Titik C terletak di luar lingkaran. Sudut c dibentuk antara kapal
dengan masing-masing mercusuar.
c1b
Berarti β adalah batas aman. Jika kapten kapal mengetahui besarnya
sudut β, kapal dapat berlayar dengan aman dengan menjaga sudut yang
dibentuk antara kapal dengan kedua mercusuar selalu kurang dari β.
Ayo Berefleksi
Ajak siswa untuk refleksi diri dengan menjawab pertanyaan berikut. Siswa
dapat menuliskannya dalam buku jurnal refleksi dan minta mereka
memberikan bukti atau contoh pemahaman mereka.
1. Apakah saya memahami hubungan sudut keliling dan busur lingkaran?
2. Apakah saya memahami hubungan sudut keliling dan sudut pusat?
3. Apakah saya bisa mengerjakan soal-soal yang terkait dengan sudut
keliling dan sudut pusat lingkaran?
Bab 2 | Lingkaran 93
Sarana & Prasarana Pembelajaran
1. Kertas
2. Jangka
3. Busur derajat
4. Penggaris
Apersepsi
Pemanasan
Minta siswa untuk melakukan Eksplorasi 2.2. Ini dapat dilakukan secara
individu atau berpasangan atau berkelompok. Melalui pendekatan Discovery
Learning dalam eksplorasi ini siswa diharapkan menemukan sifat dari garis
singgung dari lingkaran Guru juga diharapkan menuntun siswa untuk
melakukan pembuktian terhadap apa yang ditemukan.
Eksplorasi 2.2
Ayo Bereksplorasi
Bab 2 | Lingkaran 95
Berikan kesempatan siswa untuk bertanya untuk mengklarifikasi
permasalahan.
Diskusikan pertanyaan pertama bersama dengan siswa. Kemudian minta
siswa mengukur sudut yang terbentuk antara garis singgung dan jari-jari
lingkaran. Seharusnya siswa tidak akan menemukan masalah dan
mendapatkan bahwa sudutnya siku-siku. Minta siswa untuk konfirmasi
apakah ini kebetulan saja atau memang berlaku untuk semua garis singgung.
Siswa dapat melakukan dengan bantuan teknologi atau melakukan secara
manual dengan menggambar berbagai garis singgung dan mengukur sudut
yang terbentuk dengan jari-jari.
jawaban.
Diferensiasi
Bab 2 | Lingkaran 97
B
D
A
Bram, seorang navigator kapal laut, tahu bahwa jari-jari lingkaran bumi
panjangnya 6.371 km. Ruang kemudi kapal berada pada ketinggian 40 m
dari permukaan laut. Tentukan jarak cakrawala yang dapat Bram lihat.
Berdasarkan hasil Eksplorasi 2.2, jarak pandang cakrawala dapat
dihitung.
j2 = (6.371.000 + 40)2 – (6.371.000)2
= 22.5762
j = 22.576 m
= 22,576 km
AB = AC = AD = 6.371, BE = 35.786
C
θ B E
A
Satelit terletak pada 108° BT, artinya jangkauannya dari 108° − 81,31° =
26,69° BT sampai dengan 108° + 81,31° = 189,31° BT (Wilayah Indonesia
95° BT sampai dengan 141° BT).
5. Garis singgung persekutuan luar
Garis singgung persekutuan adalah garis singgung yang merupakan
Bab 2 | Lingkaran 99
garis singgung bagi dua lingkaran. Garis CD merupakan garis singgung
persekutuan luar untuk lingkaran A dan lingkaran B.
i Petunjuk
F
9APB siku-siku di titik P. Berdasarkan teorema Pythagoras
s2 = AP2
= A B 2 − BP 2
= d 2 – (R – r) 2
6. Rantai sepeda berfungsi untuk memindahkan daya penggerak dari pedal
ke roda.
a. Tunjukkan garis singgung persekutuan luar pada gambar rantai
sepeda berikut.
A B
D
E
A B
C
F
i Petunjuk
r F
D I
s Penumbra
H Umbra
E
Bulan
d
A B
g
C Gerhana
matahari total R Bumi
J Gerhana
matahari sebagian
Matahari
F K
Gambar 2.8 Gerhana Matahari
Rangkuman
Di akhir dari pembelajaran Bagian B. Lingkaran dan Garis Singgung, guru
merangkum apa yang sudah dipelajari, yaitu:
1. Garis singgung berpotongan dengan lingkaran di satu titik.
2. Titik potong lingkaran dengan garis singgung disebut titik singgung.
3. Garis singgung dan jari-jari lingkaran di titik singgung berpotongan
tegak lurus.
4. Dari satu titik di luar lingkaran, dapat dibentuk dua garis singgung yang
sama panjang.
Ajak siswa untuk refleksi diri dengan menjawab pertanyaan berikut. Siswa
dapat menuliskannya dalam buku jurnal refleksi dan minta mereka
memberikan bukti atau contoh pemahaman mereka.
1. Apakah saya dapat menggambar garis singgung?
2. Apakah saya dapat menentukan panjang garis singgung?
3. Apakah saya paham sifat-sifat garis singgung?
● Kertas
● Jangka
● Penggaris
Perkenalkan bab ini dengan menanyakan siswa apakah ada yang pernah
memiliki pengalaman menggunakan panah dan busur. Jika ada, minta siswa
menjelaskan seperti apa bentuk busur panah, terbuat dari bahan apa, dan
bagaimana menggunakannya.
Pemanasan
Minta siswa untuk melakukan Eksplorasi 2.3. Ini dapat dilakukan secara
individu, berpasangan atau berkelompok. Melalui pendekatan Discovery
Learning dalam eksplorasi ini siswa diharapkan menemukan sifat dari tali
busur dan juga segiempat tali busur. Guru juga diharapkan menuntun siswa
untuk melakukan pembuktian terhadap apa yang ditemukan.
Eksplorasi 2.3
Ayo Bereksplorasi
Pertanyaan 1
Biarkan siswa mencoba menjawab sendiri dan tampung jawaban mereka
tanpa mengatakan apakah jawaban mereka benar atau salah. Mereka akan
menemukan jawabannya ketika menjawab pertanyaan berikutnya.
Pertanyaan 2
Kedua segitiga tersebut adalah kongruen karena dua sisi dari kedua segitiga
merupakan jari-jari lingkaran sehingga panjangnya sama. Sisi ketiga
merupakan tali busur dan sudah ditetapkan memang sama besarnya.
Pertanyaan 3
Karena 9OAB dan 9OCD kongruen maka +AOB = +COD.
Pertanyaan 4
% %
Karena +AOB = +COD maka besarnya AB dan CD juga sama.
Eksplorasi 2.4
Ayo Bereksplorasi
Pada eksplorasi ini guru mengarahkan siswa untuk menemukan bahwa pada
segiempat tali busur sudut yang berhadapan merupakan sudut pelurus
(jumlahnya 180o).
Guru minta siswa membaca hasil temuan Sondang dan percakapan
dengan Nyoman dan Rani. Kemudian minta siswa untuk menunjukkan
apakah hasil temuan Sondang benar dan berlaku hanya untuk kasus itu saja
atau berlaku secara umum.
Siswa melakukan eksplorasi dalam kelompok dengan membuat berbagai
bentuk segiempat tali busur mengikuti petunjuk dan pertanyaan 1 sampai 4.
Mereka akan menemukan bahwa hasilnya berlaku untuk semua segiempat
tali busur.
Untuk eksplorasi ini, jika siswa ada akses teknologi, mereka dapat
menggunakan aplikasi berikut.
https://www.geogebra.
org/m/PgCevftt
? ! Miskonsepsi
AD adalah garis tinggi 9ABC pada sisi BC. Sesuai sifat segitiga sama
kaki, BD = DC.
4. Tentukan nilai w sehingga KL dan MN sama panjang.
Tali busur yang sama panjang menghadap pada busur yang sama besar.
w = 70°
O A x
C
D E
B
+COE = cos–1 b OE l
OC Perbandingan
Trigonometri pada
= cos–1(0,9) 9COE
= 25,84°
c. Tentukan jarak dua titik pada roda yang terletak di permukaan air.
Yang ditanyakan adalah panjang DE = 2 · CE
7. Sinar garis r dan s adalah garis singgung pada lingkaran Q. Jika sudut
antara r dan s adalah 80°, tentukan besarnya x .
Kedua garis singgung sama panjang, maka garis-garis singgung dan tali
busur membentuk segitiga sama kaki.
1
𝑥 = 2 ∙ (180° − 80°)
= 50°
8. Garis BD dan CD adalah garis singgung pada lingkaran A.
1 2
Rangkuman
Di akhir dari pembelajaran Bagian C. Lingkaran dan Tali Busur, guru
merangkum apa yang sudah dipelajari, yaitu pada segiempat tali busur
berlaku:
● Sudut-sudut yang berhadapan saling berpelurus.
● Hasil kali diagonal sama besarnya dengan jumlah dari hasil kali sisi yang
berhadapan. Dengan kata lain, jika ABCD segiempat tali busur dan AC
dan BD adalah diagonal-diagonalnya, maka
AC ∙ BD = AB ∙ CD + BC ∙ DA
Ayo Berefleksi
a. +CDE
1
+CDE = 2 ∙ 48° = 24°
b. +DEA
AE = AD maka +DEA = +ADE = 24°
c. +DAE
+DAE pelurus +CAE maka +DAE = 180° − 48° = 132°
d. +DFE
1
+DFE = 2 ∙ 132° = 66°
16 17
Jawab: a. 17
Tali busur BD merupakan diameter lingkaran karena tegak lurus
dengan tali busur AC, dan BD = 22 + 82 = 68 . Berdasarkan
teorema Ptolemeus maka AC ∙ 68 = 2 ∙ 8 + 2 ∙ 8 sehingga
16 17
AC = 17 .
1
+BDC = 2 +BOC = 65° (sudut pusat dan sudut keliling dari
busur yang sama). Sudut berhadapan dalam segiempat tali busur
pelurus, sehingga +BEC +65° = 180°.
Maka +BEC = 115°
Pengayaan
Proyek ini bersifat opsional dan dapat diberikan sebagai tugas tambahan
khususnya untuk siswa yang butuh tantangan lebih.
Gambar 2.10 menunjukkan segitiga sama sisi ABC. Titik P terletak pada
lingkaran luar segitiga ABC. Titik P dihubungkan dengan setiap titik sudut
segitiga ABC .
Jika AP lebih panjang daripada BP dan CP , buktikan bahwa:
AP = BP + CP
Bukti 1
Misalkan AP = a, BP = b, CP = c dan masing-masing sisi dari segitiga sama
sisi ABC adalah d. +APB = +APC = 60° karena kedua sudut berada pada
tembereng yang sama dari lingkaran masing-masing sebagai sudut C dan B
dari segitiga sama sisi ABC. Dengan menggunakan aturan cosinus pada
segitiga APB dan APC kita mendapatkan:
d 2 = a 2 + b 2 − ab dan d 2 = a 2 + c 2 − ac
Dengan mengurangkan dan menuliskan ulang memberikan:
a (b – c) = b2 – c2
a = b + c, jika b ≠ c
Untuk kasus b = c, kedua segitiga merupakan segitiga siku-siku dan
dengan mudah kita lihat bahwa
a = 2b = 2c
Bukti 3
Menarik untuk diperhatikan bahwa Teorema van Schooten mengikuti
langsung dari Teorema Ptolemeus, yang mengatakan bahwa pada segiempat
tali busur hasil kali dari diagonal sama besarnya dengan jumlah dari hasil
kali kedua pasang sisi, atau pada segiempat tali busur ABCD berlaku
AC ∙ BD = AB ∙ CD + BC ∙ DA
Perhatikan segiempat tali busur ABPC, ini memberikan ad = bd + cd
sehingga langsung mendapatkan bahwa a = b + c .