Anda di halaman 1dari 68

PANDUAN PENUGASAN

Materi Inti 1 : Pelayanan Antenatal Sesuai Standar


a. Pelayanan Antenatal Sesuai Standar
Tujuan :
Setelah mengikuti latihan ini, peserta mampu melakukan pelayanan antenatal sesuai standar
Petunjuk :
1. Setiap peserta memiliki peran sebagai :
- Dokter
- Bidan
- Perawat
- Ibu hamil dan keluarga
- Pengamat
2. Menjelaskan (10 menit)
 Fasilitator menyapa dengan ramah
 Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran yang diharapkan pada penugasan 1
 Fasilitator memberikan pengantar: menjelaskan tentang pelayanan antenatal sesuai
standar
3. Menunjukkan ( 20 Menit)
 Fasilitator memperagakan persiapan alat dan ruangan
 Fasilitator memperagakan anamnesis
 Fasilitator memperagakan pemeriksaan fisik dan obstetri
 Fasilitator menginformasikan pemeriksaan penunjang
 Fasilitator memperagakan pencatatan/pendokumentasian di buku KIA dan Kartu Ibu
(rekam medis Ibu)
 Fasilitator memperagakan KIE berdasarkan temuan pada pelayanan antenatal
4. Melakukan (75 menit)
 Peserta membagi peran
 Peserta melakukan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
 Peserta melakukan anamnesis pasien
 Peserta melakukan pemeriksaan fisik dan obstetri pada pelayanan antenatal
 Peserta menginformasikan pemeriksaan penunjang pada pelayanan antenatal
 Peserta memperagakan pencatatan/pendokumentasian di buku KIA dan Kartu Ibu
(rekam medis Ibu)
 Peserta memberikan KIE atas temuan dari pemeriksaan antenatal
 Setelah selesai, peserta bertukar peran.
 Role play dapat dilakukan sebanyak 3 putaran

5. Umpan Balik ( 15 menit)


 Fasilitator memberikan umpan balik kepada peserta terhadap hasil praktek yang
dilakukan
 Diskusi
Bahan dan Alat :

No Jenis Alat Bantu Jumlah Satuan

1. Bahan Tayang 1 File


Modul Orientasi Pelayanan Kesehatan Sejumlah
2. buah
Maternal dan Neonatal peserta
Sejumlah
3. Daftar Tilik Pelayanan Antenatal buah
Peserta
Sejumlah
4. Buku KIA buah
Peserta
5. Kartu Ibu dan Kohort Ibu 3 Buah
Form Pencatatan Integrasi program (Form Tes
6. 3
dan Konseling HIV, Form IMS, dan Hepatitis B) Buah
7. Form Permohonan Laboratorium 3 Buah
8. Manekin Pemeriksaan Kehamilan 1 buah
9. Manekin pemeriksaan panggul 1 buah
10. Tensimeter/ sphygmomanometer dewasa 1 buah
11. Stetoskop dupleks dewasa 1 buah
12. Termometer 1 buah
13. Pita LilA 1 buah
14. Meteran 1 Buah
15. Stetoskop janin Pinard/ Laenec 1 buah
16. Doppler 1 buah
17. Alat Ukur timbangan dan tinggi badan 1 set
18. Sudip Lidah Logam 1 Buah
19. Palu Reflek 1 Buah
20. Senter Periksa (Pen light) 1 Buah
21. Handschoen 1 box
Peralatan dan Bahan Habis Pakai
22.
Pemeriksaan Laboratorium
 Torniquet 1 buah
 Autoclick Device 1 buah
 Kapas alkohol 1 box
 Lancet 1 box
 Spuit 3 cc 5 buah
 Spuit 1 cc 5 buah
 Set Alat Pemeriksaan Hb Sahli 1 set
 Tes Golongan darah 1 set
 Rapid Diagnostic Test HIV 1 1 Buah
 Rapid Diagnostic Test HIV 2 1 Buah
 Rapid Diagnostic Test HIV 3 1 Buah
 RDT Malaria 1 Buah
 RDT Sifilis 1 Buah
 RDT HbsAG 1 Buah
 Tes Kehamilan 1 Buah
 Glukoprotein test 1 Buah
 Pot Urine 2 Pot
 Tablet tambah darah 1 Strip
 Vaksin TT 1 Vial
Panduan Simulasi
Pelayanan Antenatal sesuai Standar

1. Peserta melakukan persiapan alat yang digunakan untuk melakukan pelayanan antental
 Alat ukur tinggi dan berat badan
 Tensimeter
 Pita Lila
 Stetoskop Dewasa
 Stetskop Janin
 Doppler
 Jam dengan jarum detik
 Termometer
 Sudip Lidah
 Palu reflex
 Pen Light
 Peralatan dan BHP pemeriksaan laboratorium
 Buku KIA
2. Peserta melakukan anamnesis : melengkapi riwayat medis dan riwayat non medis pasien
3. Peserta melakukan pemeriksaan fisik umum, terdiri dari : tanda vital (tekanan darah, suhu
badan, frekuensi nadi, frekuensi nafas), Berat badan, Tinggi Badan, Lingkar Lengan Atas
( LiLA), dan status generalis* (*kompetensi dokter umum)
4. Peserta melakukan pemeriksaan obstetri yang terdiri dari :
 Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (Kehamilan > 20 minggu)
 Pemeriksaan vulva/perineum untuk memeriksa adanya varises, kondiloma, edema,
hemorrhoid
 Pemeriksaan inspekulo untuk menilai : serviks, tanda-tanda infeksi,dan cairan ostium
uteri
 Pemeriksaan dalam* untuk menilai serviks**, uterus**, adneksa**, kelenjar bartholin,
kelenjar skene, dan uretra
*kompetensi dokter umum ** bila usia kehamilan < 12 minggu
 Palpasi abdomen menggunakan manuver Leopold I-IV
 Auskultasi denyut jantung janin menggunakan fetoskop atau Doppler (jika usia
kehamilan > 16 minggu)
5. Peserta mengetahui mengenai pemeriksaan penunjang:
 Laboratorium rutin : kadar hemoglobin, golongan darah ABO dan rhesus,
glukoproteinuria, Tes HIV, hepatitis B, Sifilis, dan malaria (pada daerah endemis)
6. Peserta memberikan suplemen dan pencegahan penyakit:
 Memberikan tablet tambah darah
 Skrining status imunisasi T dan Injeksi TT sesuai dengan status imunisasi T
7. Peserta mencatat semua pemeriksaan ke dalam buku KIA, Kartu Ibu, dan form
pencatatan integrasi program lain
8. Peserta memberikan materi konseling, Informasi dan edukasi (KIE) sesuai
kebutuhan/permasalahan
9. Peserta melakukan identifikasi komplikasi dan rujukan
Lembar Kasus

Kasus 1
(ANC ke-1, trimester 1, Fisiologis)
Seorang wanita usia 20 tahun datang ke puskesmas karena terlambat haid. Bulan lalu haid
hanya flek selama 1 hari. Dua bulan yang lalu haid selama 7 hari, ganti pembalut hingga 3 kali
pada 3 hari pertama dan 1 kali pada akhir haid. Riwayat pertama kali haid usia 11 tahun, siklus
teratur 28 hari, selama 7 hari tiap bulan. HPHT ………. (disesuaikan untuk usia kehamilan 12
minggu). Menikah 1 kali dan belum pernah hamil.
Riwayat KB menggunakan kondom laki-laki dan pantang berkala.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung dalam
keluarga.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
KU : Baik
Kesadaran : Compos mentis
BB/TB : 51 kg/168 cm
Suhu : 36,7oC
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/m
Pernafasan : 22x/m
Lingkar lengan atas : 24 cm
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : dalam batas normal
Jantung : BJ I-II normal, tidak ada murmur, tidak ada gallop
Paru : vesikuler, tidak ada rhonki dan wheezing
Abdomen : datar, lemas, bising usus normal, tidak ada nyeri tekan
Ekstemitas : hangat, CRT <2”
Pemeriksaan Ginekologi:
 Inspeksi:
o Mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, meatus uretra, introitus vagina,
perineum, dan anus dalam batas normal.
o Vulva dan vagina berwarna kebiruan (Tanda Chadwicks (+))
o Fluor albus ++
 Inspekulo:*
o Dinding vagina, portio, OUE dalam batas normal
o Portio berwarna keunguan (Tanda Goodell (+))
o Fluksus -
o Terlihat fluor albus tidak bergumpal, tidak berbau, warna putih kekuningan
 Pemeriksaan dalam:*
o Uterus antefleksi, teraba setinggi simfisis pubis, tanda hegar + , ostium uteri tertutup,
kedua parametrium lemas, tidak teraba massa di kedua adneksa, tidak ada nyeri goyang
portio, dan cavum douglas tidak menonjol
Hasil pemeriksaan lab:
 Tes kehamilan : positif
 Golongan darah : A rh +
 Hb : 13 g/dl
 Proteinuri : negatif
Instruksi simulasi
 Anda diminta menyiapkan simulasi asuhan antenatal pada kasus diatas, persiapkan
informasi tambahan yang anda perlukan dan rencana penatalaksanaan selanjutnya
pada kasus tersebut, sesuai dengan daftar tilik yang sudah ada.
Kasus 2
(ANC ke-2, trimester 2, Fisiologis)
Seorang wanita 25 tahun, G2P0A1 datang ke puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya.
HPHT ……. (disesuaikan untuk usia kehamilan 26 minggu), sudah pernah memeriksakan
kehamilan 1 kali di bidan saat usia kehamilan 12 minggu dan dikatakan kehamilan baik.
Keluhan saat ini mudah lelah dan sering buang air kecil.
Gerakan janin sudah dirasakan sejak satu setengah bulan yang lalu. Saat ini gerakan janin
aktif.
Riwayat KB tidak pernah menggunakan KB.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung dalam
keluarga.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
KU : Baik
Kesadaran : Compos mentis
BB/TB : 65 kg/168 cm
Suhu : 36,7oC
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/m
Pernafasan : 22x/m
Lingkar lengan atas : 24 cm
Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher : dalam batas normal
Jantung : BJ I-II normal, tidak ada murmur, tidak ada gallop
Paru : vesikuler, tidak ada rhonki dan wheezing
Abdomen : datar, lemas, bising usus normal, tidak ada nyeri tekan
Ekstemitas : hangat, CRT <2”
Pemeriksaan Obstetri:
 Inspeksi: perut membesar sesuai usia kehamilan, striae gravidarum (+), sikatrik bekas luka
operasi (-), terlihat gerakan janin.
 Palpasi:
o Leopold I : TFU 26 cm, di fundus teraba bagian bulat lunak
o Leopold II : teraba bagian keras lurus seperti papan di kanan ibu
o Leopold III : di bagian bawah perut teraba bagian keras, melenting, masih bisa
digerakkan
o Leopold IV : posisi kedua tangan konvergen, kepala teraba 5/5 bagian
o Auskultasi : DJJ 155x/m, regular
Hasil pemeriksaan lab:
• Hb : 12,5 g/dl
• Reduksi : negatif
Instruksi simulasi
 Anda diminta menyiapkan simulasi asuhan antenatal pada kasus diatas, persiapkan
informasi tambahan yang anda perlukan dan rencana penatalaksanaan selanjutnya
pada kasus tersebut, sesuai dengan daftar tilik yang sudah ada.
Kasus 3
(ANC ke-3, trimester 3, Fisiologis)
Seorang wanita G2P1A0, usia 31 tahun datang ke puskesmas untuk memeriksakan
kehamilannya. HPHT ……. (Usia kehamilan 32 minggu), sudah pernah memeriksakan
kehamilan 2 kali di bidan saat usia kehamilan 12 minggu dan 26 minggu, kehamilan baik.
Keluhan saat ini sakit pinggang terutama sore hari setelah pulang kerja.
Gerakan janin aktif. Tidak ada keputihan. Buang air kecil dan buang air besar lancar.
Riwayat obstetri: Anak perempuan usia 3 tahun, lahir normal di bidan, BBL 2600 gram.
Riwayat KB menggunakan KB suntik.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, sakit jantung dalam keluarga.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
KU : Baik
Kesadaran : Compos mentis
BB/TB : 65 kg/168 cm
Suhu : 36,7oC
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/m
Pernafasan : 22x/m
Lingkar lengan atas : 26 cm
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : dalam batas normal
Jantung : BJ I-II normal, tidak ada murmur, tidak ada gallop
Paru : vesikuler, tidak ada rhonki dan wheezing
Abdomen : datar, lemas, bising usus normal, tidak ada nyeri tekan
Ekstemitas : hangat, CRT <2”
Pemeriksaan Obstetri:
 Inspeksi: perut membesar sesuai usia kehamilan, striae gravidarum (+), sikatrik bekas luka
operasi (-)
 Palpasi:
o Leopold I : TFU 30 cm, di fundus teraba bagian bulat lunak
o Leopold II : bagian memanjang janin di kanan ibu
o Leopold III : di bagian bawah perut teraba bagian keras, melenting, masih bisa
digerakkan
o Leopold IV : posisi kedua tangan konvergen, kepala teraba 5/5 bagian
o Auskultasi : DJJ 144x/m, regular
Hasil pemeriksaan lab:
• Hb : 11 g/dl
• Reduksi : negatif
Instruksi simulasi
 Anda diminta menyiapkan simulasi asuhan antenatal pada kasus diatas, persiapkan
informasi tambahan yang anda perlukan dan rencana penatalaksanaan selanjutnya
pada kasus tersebut, sesuai dengan daftar tilik yang sudah ada.

Kasus 4
(ANC ke-4, trimester 3, Fisiologis)
Seorang wanita usia 29 tahun, G1P0A0 datang ke puskesmas untuk memeriksakan
kehamilannya. HPHT ……. (Usia kehamilan 40 minggu), sudah pernah memeriksakan
kehamilan 3 kali di bidan saat usia kehamilan 12 minggu, 26 minggu dan 33 minggu, dikatakan
kehamilan baik.
Gerakan janin dirasa makin berkurang sejak 1 minggu yang lalu, sering buang air kecil, buang
air besar lancar.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung.
Di keluarga tidak ada yang mengalami sakit seperti ini. Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi,
kencing manis, asma, maupun sakit jantung dalam keluarga.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
KU : Baik
Kesadaran : Compos mentis
BB/TB : 70 kg/169 cm
Suhu : 36,4oC
Tekanan darah: 110/70 mmHg
Nadi : 80x/m
Pernafasan : 22x/m
Lingkar lengan atas : 27 cm
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : dalam batas normal
Jantung : BJ I-II normal, tidak ada murmur, tidak ada gallop
Paru : vesikuler, tidak ada rhonki dan wheezing
Abdomen : datar, lemas, bising usus normal, tidak ada nyeri tekan
Ekstemitas : hangat, CRT <2”
Pemeriksaan Obstetri:
 Inspeksi: perut membesar sesuai usia kehamilan, striae gravidarum (+), sikatrik bekas luka
operasi (-)
 Palpasi:
o Leopold I : TFU 33 cm, di fundus teraba bagian bulat lunak
o Leopold II : bagian memanjang janin di kanan ibu
o Leopold III : di bagian bawah perut teraba bagian keras, melenting, tidak bisa
digerakkan
o Leopold IV : posisi kedua tangan konvergen, kepala teraba 4/5 bagian
o Auskultasi : DJJ 140x/m, reguler
Hasil pemeriksaan lab:
• Hb : 10,5 g/dl
• Reduksi : negatif
• Proteinuria : negatif
Instruksi simulasi
 Anda diminta menyiapkan simulasi asuhan antenatal pada kasus diatas, persiapkan
informasi tambahan yang anda perlukan dan rencana penatalaksanaan selanjutnya
pada kasus tersebut, sesuai dengan daftar tilik yang sudah ada.
Daftar Tilik Pelayanan Antenatal
Dokter
Penilaian
Berikan tanda (√) jika dilakukan dengan memuaskan dan tanda (˗) jika dilakukan dengan
tidak memuaskan atau tidak dikerjakan, berikan komentar dalam kolom keterangan

No Penilaian
Tindakan Keterangan
. (√atau - )
Anamnesis
1 Menyapa ibu (dan keluarga) dan
memperkenalkan diri
2 Memastikan Identitas Pasien, termasuk usia
- Usia < 20 tahun atau > 35 tahun
- Status pernikahan
3 Menanyakan Keluhan saat ini:
- Tanda-tanda kehamilan
- Mual muntah hebat, Diare
- Adanya tanda bahaya, mis.
sesak/demam/pandangan kabur/kejang
- Gerakan janin
4 Menanyakan riwayat penyakit dahulu / saat
ini :
- Tekanan darah tinggi diastolik ≥90mmHg
- kelainan darah, imunitas, kelainan tulang
belakang
- keganasan
- epilepsi
- isoimunisasi Rh (-)
- penyakit infeksi non-spesifik: THT, Gigi-
mulut dll
- penyakit paru: asma, TBC
- penyakit jantung
- penyakit ginjal
- penyakit diabetes mellitus, tiroid
- riwayat Pengguna narkoba
- Penyakit HIV, sifilis, hepatitis B dan C
5 Menanyakan riwayat kehamilan sebelumnya:
- Cara persalinan sebelumnya
- IUFD atau stillbirth
- keguguran berturut-turut ≥3 kali
- berat bayi lahir <2500 gr atau >4000
gram
- kembar
- hipertensi/preeklampsia/eklampsia
- diabetes mellitus
- riwayat perdarahan saat melahirkan
- operasi Caesar
- operasi ginekologi
6 Menanyakan riwayat kontrasepsi yang
pernah digunakan
7 Menuliskan temuan atau kelainan yang
positif di kolom yang tersedia (halaman 22-
23)
Pemeriksaan Fisik
8 Memastikan tanda vital jika didapatkan nilai
yang tidak normal :
- Keadaan umum
- Kesadaran compos mentis
- TD > 130/90 mmHg, TD < 90/60 mmHg
- N > 90x/menit, atau N< 60x/menit
- RR > 24x/menit
- T > 37,2oC
9 Memastikan status nutrisi :
- TB ibu <145 cm
- BB naik >2kg dalam 1 bulan pada
trimester I
- BB tidak naik sama sekali pada trimester
II-III
- BMI > 30
- LILA <23,5 cm
10 Pemeriksaan status generalis :
- Wajah dan tungkai bengkak/pitting
edema atau curiga DVT
- Pemeriksaan mata : konjungtiva pucat,
sclera ikterik
- Pemeriksaan leher : peningkatan JVP,
pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran
KGB
- Pemeriksaan Jantung : adanya bunyi
jantung tambahan
- Pemeriksaan Paru : adanya bunyi paru
tambahan
- Pemeriksaan abdomen : bekas operasi,
shifting dullness, bising usus, nyeri ulu
hati
- Pemeriksaan ekstremitas : edema
tungkai, venektasi
11 Pemeriksaan Ginekologi (<20 minggu) dan
Obstetri (≥20 minggu):
- Inspeksi : ada tanda radang, keganasan
- Inspekulo : ada tanda radang, keputihan
- Vaginal Touche : massa di vagina,
serviks, uterus, adneksa

- Leopold I-IV
- TFU:
o TFU lebih besar dari simfisis pada
trimester I
o TFU dibawah pusat atau < 20 cm,
pada hamil < 24 minggu
o TFU > 36 cm pada trimester III

- Menghitung taksiran berat janin : TBJ


<2500 gr atau >4000 gr pada kehamilan
aterm
- Denyut jantung janin : < 100x/m, DJJ
>160x/m
12 Kemungkinan merujuk pada pasien :
- curiga kehamilan kembar
- ibu dengan bekas seksio sesarea ≥1x
- Usia kehamilan dari HPHT >40
minggu
- KPD pada kehamilan <37 minggu
Pemeriksaan Penunjang
13 Melakukan pemeriksaan Darah Perifer
Lengkap pada kehamilan awal / trimester 1
dan trimester 3 (kehamilan 32 minggu) dan
merujuk jika:
- Hb <11 gr/dl
- Leukosit >18000
- Trombosit <150.000
14 Melakukan pemeriksaan Gula darah pada
kehamilan awal / trimester 1 dan merujuk
jika:
- KGDS > 200
15 Melakukan pemeriksaan toleransi gula darah
jika diperlukan pada trimester 3 (kehamilan
32 minggu) dan merujuk jika:
- GDP > 92 mg/dL
- GD 1 jam PP > 180 mg/dL
- GD 2 jam PP > 153 mg/dL
16 Melakukan pemeriksaan urin, dan merujuk
jika:
- Protein urin +2 atau >2
- Keton urin +2 atau >2
- Glukosa urin +

17 Pemeriksaan penapisan lain, melakukan


edukasi dan merujuk jika:
 HIV, Malaria, Sifilis Positif
18 Jika diperlukan, melakukan anjuran
pemeriksaan laboratorium lain dan merujuk
jika hasil didapatkan tidak normal.
18 Melakukan rujukan jika didapatkan temuan
kondisi yang tidak normal dari anamnesis
maupun pemeriksaan fisik / laboratorium
pasien
19 Jika pasien tidak ingat pasti hari pertama
haid terakhirnya, maka disarankan untuk
melakukan USG untuk memastikan usia
kehamilan
20 Jika pada semua pemeriksaan pasien dalam
kondisi baik dan tidak terdapat indikasi rujuk,
maka pasien dapat melanjutkan ANC di
Puskesmas
21. Menyimpulkan dan menjelaskan kepada
pasien mengenai hasil anamnesis dan
pemeriksaan fisik serta penunjang yg didapat
(termasuk dibandingkan dengan data yang
diperoleh pada kunjungan sebelumnya)

Daftar Tilik Pelayanan Antenatal


Bidan

Penilaian
Berikan tanda (√) jika dilakukan dengan memuaskan dan tanda (˗) jika dilakukan dengan
tidak memuaskan atau tidak dikerjakan, berikan komentar dalam kolom keterangan

Penilaian
No. Tindakan Keterangan
(√atau - )
ANAMNESIS
1. Menyapa ibu (dan keluarga) dan memperkenalkan diri
Menanyakan Identitas Pasien (halaman iv)
- Nama
- Tempat tanggal lahir (usia)
- Agama
- Pendidikan terakhir
- Golongan darah
- Pekerjaan
2.
- Nama suami (jika ada)
- Tempat tanggal lahir suami (usia)
- Agama suami
- Pendidikan terakhir suami
- Pekerjaan suami
- Alamat
- Nomer telepon
Menanyakan Riwayat kehamilan sekarang (halaman 20)
 Hari pertama haid terakhir dan siklus haid
 Taksiran waktu persalinan
 Usia kehamilan
 Perdarahan pervaginam
3.
 Keputihan
 Mual dan muntah
 Masalah/kelainan pada kehamilan ini
 Pemakaian obat dan jamu-jamuan
 Keluhan lainnya
Menanyakan riwayat kehamilan sebelumnya (halaman
21):
- Jumlah kehamilan
- Jumlah persalinan
- Jumlah persalinan cukup bulan
- Jumlah persalinan prematur
- Jumlah anak hidup
- Berat lahir
- Jenis kelamin
- Cara persalinan
- Jumlah keguguran
- Perdarahan pada kehamilan
4. - Persalinan dan nifas terdahulu
- Penolong persalinan terakhir
- Adanya hipertensi dalam kehamilan pada kehamilan
terdahulu
- Riwayat berat bayi < 2.5 kg atau > 4 kg
- Riwayat kehamilan sungsang
- Riwayat kehamilan ganda
- Riwayat pertumbuhan janin terhambat
- Riwayat penyakit dan kematian perinatal, neonatal,
dan kematian janin
- Adanya masalah lain selama kehamilan, persalinan,
dan nifas terdahulu
- Durasi menyusui eksklusif
5. Menanyakan riwayat penyakit di keluarga (halaman 20):
 Diabetes
 Hipertensi
 Kehamilan ganda
 Kelainan kongenital
 Alergi
Menanyakan riwayat kontrasepsi (halaman 20):
6.  Riwayat kontrasepsi terdahulu
 Riwayat kontrasepsi terakhir sebelum kehamilan ini

Membantu ibu untuk mengisi formulir untuk menyambut


persalinan (halaman 19)
 Mengisi nama dan alamat
 Mengisi perkiraan persalinan
 Mengisi rencana penolong persalinan
7.
 Mengisi rencana dana persalinan
 Mengisi rincian rencana kendaraan
 Mengisi rencana KB setelah melahirkan
 Mengisi rencana pendonor darah
 Meminta ibu menandatangani formulir

Kontrol Kehamilan
1. Mengisi tanggal kedatangan
2. Menanyakan dan menuliskan keluhan ibu saat ini
3. Menuliskan perkiraan umur kehamilan (minggu)
Melakukan pemeriksaan fisik dan menuliskan di buku:
(halaman 20-23)
 Tekanan darah
 Berat badan
4.  Tinggi Fundus (cm)
 Letak janin apakah bagian yang paling bawah
adalah kepala / sungsang / lintang
 Denyut jantung janin per menit
 Adakah kaki bengkak
Melakukan pemeriksaan lain jika terdapat indikasi,
misalnya:
- inspekulo pada pasien dengan keluhan keputihan
5. - pemeriksaan dip urin test pada pasien dengan tensi
≥140/90 mmHg
- anjuran pemeriksaan hemoglobin ulang pada pasien
yang tampak pucat
6. Menuliskan hasil pemeriksaan Laboratorium
Menuliskan tindakan yang dilakukan misalnya pemberian
7.
TT, tambahan zat besi, terapi lain, rujukan
Menyimpulkan dan menjelaskan kepada pasien
mengenai hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik serta
8. penunjang yg didapat
(termasuk dibandingkan dengan data yang diperoleh
pada kunjungan sebelumnya)
9. Menuliskan nasihat yang disampaikan kepada ibu hamil
Menuliskan keterangan tempat pelayanan dan nama
10.
pemeriksa
Menuliskan perencanaan tanggal pemeriksaan
11.
selanjutnya (halaman 21)
EDUKASI
1. Menjawab pertanyaan ibu
2. Membantu konseling ANC dan Persiapan Persalinan

Daftar Tilik Pelayanan Antenatal


Perawat
Penilaian
Penilaian
No. Tindakan Keterangan
(√atau
Berikan tanda (√) jika dilakukan dengan memuaskan dan tanda (˗) jika -)
dilakukan dengan
ANAMNESIS
tidak memuaskan atau tidak dikerjakan, berikan komentar dalam kolom keterangan
1. Menyapa ibu (dan keluarga) dan memperkenalkan diri
Menanyakan Identitas Pasien (halaman iv dan viii)
- Nama
- Tempat tanggal lahir (usia)
- Agama
- Pendidikan terakhir
- Golongan darah
- Pekerjaan
2.
- Nama suami (jika ada)
- Tempat tanggal lahir suami (usia)
- Agama suami
- Pendidikan terakhir suami
- Pekerjaan suami
- Alamat
- Nomer telepon
Menanyakan Riwayat kehamilan sekarang (halaman 20)
 Hari pertama haid terakhir dan siklus haid
 Taksiran waktu persalinan
 Usia kehamilan
 Perdarahan pervaginam
3.
 Keputihan
 Mual dan muntah
 Masalah/kelainan pada kehamilan ini
 Pemakaian obat dan jamu-jamuan
 Keluhan lainnya
Menanyakan riwayat kehamilan sebelumnya (halaman 21):
- Jumlah kehamilan
- Jumlah persalinan
- Jumlah persalinan cukup bulan
- Jumlah persalinan prematur
- Jumlah anak hidup
- Berat lahir
- Jenis kelamin
- Cara persalinan
- Jumlah keguguran
- Perdarahan pada kehamilan
4. - Persalinan dan nifas terdahulu
- Adanya hipertensi dalam kehamilan pada kehamilan
terdahulu
- Riwayat berat bayi < 2.5 kg atau > 4 kg
- Riwayat kehamilan sungsang
- Riwayat kehamilan ganda
- Riwayat pertumbuhan janin terhambat
- Riwayat penyakit dan kematian perinatal, neonatal, dan
kematian janin
- Adanya masalah lain selama kehamilan, persalinan, dan
nifas terdahulu
- Durasi menyusui eksklusif
5. Menanyakan riwayat penyakit dahulu:
 Penyakit jantung
 Hipertensi
 Diabetes melitus
 Penyakit hati seperti hepatitis
 HIV (jika diketahui)
 Infeksi menular seksual (IMS)
 Tuberkulosis (TBC)
 Alergi obat-obatan / makanan
 Penyakit ginjal kronik
 Talasemia dan gangguan hematologi lain
 Malaria
 Asma
 Epilepsi
 Riwayat penyakit kejiwaan
 Riwayat operasi
 Obat yang rutin dikonsumsi
 Status imunisasi tetanus
 Riwayat transfusi darah
 Golongan darah
 Riwayat kecelakaan (trauma)
Menanyakan riwayat penyakit di keluarga (halaman 20):
 Diabetes
 Hipertensi
6.
 Kehamilan ganda
 Kelainan kongenital
 Alergi
Menanyakan riwayat kontrasepsi (halaman 20):
7.  Riwayat kontrasepsi terdahulu
 Riwayat kontrasepsi terakhir sebelum kehamilan ini
Menanyakan Riwayat sosial ekonomi
 Usia ibu saat pertama menikah
 Status perkawinan
 Berapa kali menikah dan lama pernikahan
 Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan dan
kesiapan persalinan
 Jumlah keluarga di rumah yang membantu
 Siapa pembuat keputusan dalam keluarga
 Kebiasaan atau pola makan minum
 Kondisi rumah
 Sanitasi
8.
 Listrik
 Kebiasaan merokok
 Menggunakan obat-obatan dan alkohol
 Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari
 Pekerjaan pasangan
 Pendidikan
 Penghasilan (bila mungkin)
 Kehidupan seksual dan riwayat seksual pasangan
 Kekerasan dalam rumah tangga
 Pilihan tempat untuk melahirkan
 Plihan pemberian makanan bayi
PEMERIKSAAN FISIK
Melakukan pemeriksaan fisik: (halaman 20-23)
 Keadaan umum
 Tekanan darah
 Suhu tubuh
1.  Tinggi badan
 Berat badan
 Lingkar lengan atas (LILA)
 Gejala anemia (pucat, nadi cepat)
 Edema
Melakukan skrining status TT dan vaksinasi sesuai status
2.
(halaman 21)
Perencanaan jadwal pemeriksaan selama kehamilan.
3.
(halaman 21)
4. Mencatat semua hasil pemeriksaan dan konseling
Menyimpulkan dan menjelaskan kepada pasien mengenai
hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik serta penunjang yg
5.
didapat (termasuk dibandingkan dengan data yang
diperoleh pada kunjungan sebelumnya)
EDUKASI
Menyarankan kontrol kembali saat 24-28 minggu dan 34-36
1.
minggu
2. Membantu memberi Tablet FE dan Asam Folat sesuai
instruksi dokter
3. Membantu konseling ANC dan Persiapan Persalinan

Nama Ibu :
Puskesmas :
Usia :
No Rekam Medis :

Ceklis penapisan potensi risiko saat ANC

No PENAPISAN POTENSI RISIKO SELAMA KEHAMILAN YA TIDAK


Riwayat Luaran Bayi Pada Kehamilan Sebelumnya
1 Riwayat IUFD atau stillbirth
2 Riwayat keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih
3 Riwayat berat bayi terakhir < 2500 g
4 Riwayat berat bayi terakhir > 4000 g
Riwayat Penyakit Ibu Pada Kehamilan Sebelumnya
Apakah kehamilan sebelumnya terdapat hipertensi / pre-
1 eklampsia / eklampsia
2 Riwayat operasi ginekologi
3 Riwayat kehamilan sebelumnya dengan diabetes mellitus
4 Riwayat kelainan darah, imunitas, kelainan tulang belakang
5 Riwayat penyakit keganasan
6 Riwayat penyakit epilepsi
7 Apakah pernah atau dicurigai kanker
Penyulit pada Kehamilan Saat Ini
1 Usia kurang dari 16 tahun (WHO) atau < 20 tahun (Indonesia)
2 Usia lebih dari 40 tahun (WHO) atau > 35 tahun (Indonesia)
3 Riwayat Isoimunisasi Rh (-)
4 Adanya/riwayat perdarahan
5 Adanya massa pada pelvik
Adanya riwayat/saat ini keluhan sesak, cepat lelah, sakit kepala
6 hebat, berdebar-debar, mual muntah, berat badan turun terus
7 Adanya gerak janin berkurang
8 Riwayat penyakit paru: asma, TBC
9 Riwayat penyakit jantung
10 Riwayat penyakit ginjal
11 Riwayat kencing manis / diabetes
Adanya riwayat penggunaan narkoba, menderita HIV, sifilis,
12 hepatitis B dan C
13 Riwayat epilepsi
14 Riwayat penyakit lainnya, tolong jelaskan….
Pemeriksaan Fisik
1 Berat Badan Naik > 2kg dalam 1 bulan pada trimester 1
2 Berat Badan Naik tidak naik sama sekali pada Trimester II-III
3 IMT > 30
4 LILA < 23,5 cm
5 Tekanan Darah ≥140/90, TD ≤ 90/60
6 Nadi > 100x/menit atau kurang dari 60x/menit
7 Laju Nafas > 24x/menit
8 Suhu > 37,5 C
0

Pemeriksaan Obstetri
1 Kehamilan dengan kondisi :
- Tinggi Fundus Uteri (TFU) lebih besar dari simfisis pada
2 Trimester I, atau
3 - TFU di bawah pusat atau <20 cm pada hamil 24 minggu, atau
4 - TFU > 38 cm pada Trimester III, atau
- Taksiran Berat Janin <2500 g atau >4000 g pada kehamilan
5 aterm
6 Denyut Jantung Janin <100x/menit atau >160x/menit
7 Ibu dengan riwayat SC, operasi ginekologi, atau parut di uterus
8 Kelainan Letak pada Trimester III akhir
9 Kehamilan kembar
Penyulit Obstetri
1 Keputihan
2 Perdarahan pervaginam selama ANC pada trimester I-III
3 Usia Kehamilan dari HPHT >40 minggu
4 Ibu dengan ketuban pecah dini pada kehamilan < 37 minggu
5 Kaki bengkak
6 Diare
7 Kejang
8 Sulit BAK dan BAB
Laboratorium
1 Hemoglobin < 10 g/dl
2 Leukosit > 18000 sel/uL
3 Trombosit <150.000 sel/uL
4 KGDS > 200
5 Protein urin + (positif)
6 Keton urin + (positif)
7 Glukosa urin + (positif)
8 HIV, Malaria, dan Sifilis positif
9 Kelainan laboratorium lainnya, tolong sebutkan…

b. Tata Laksana penyulit medis non obstetrik dan obstetrik pada asuhan antenatal
Tujuan :
Setelah mengikuti latihan ini, peserta mampu menjelaskan tata laksana penyulit medis non
obstetrik pada asuhan antenatal
Petunjuk :
1. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai petunjuk latihan kasus Tata Laksana
Penyulit Medis Non Obstetrik dan obstetri pada Asuhan Antenatal
2. Fasilitator membagi peserta menjadi 2 kelompok
3. Fasilitator membagikan lembar kasus pada setiap kelompok
4. Masing – masing kelompok membahas kasus yang dibagikan selama 30 menit
5. Masing – masing kelompok memaparkan hasil pembahasan kelompok selama masing-
masing 10 menit dan tiap peserta dapat mengajukan pertanyaan/tanya jawab tentang
hal yang belum dipahami
6. Pelatih memberikan pengarahan dan kesimpulan mengenai Tata Laksana Penyulit
Medis Non Obstetrik dan obstetrik pada Asuhan Antenatal

Bahan dan Alat :


1. Petunjuk latihan kasus Tata Laksana Penyulit Medis Non Obstetrik dan obstetrik pada
Asuhan Antenatal
2. Lembar Kasus Tata Laksana Penyulit Medis Non Obstetrik dan obstetrik pada Asuhan
Antenatal
3. Spidol
4. Flipchart

LEMBAR KASUS PENYULIT NON OBSTETRIK

Kasus 1
(ANC ke-1, trimester 1, TBC)
Seorang wanita usia 20 tahun G1P0A0, hamil 16 minggu datang ke puskesmas dengan
keluhan batuk sejak 4 minggu disertai demam, pernah batuk darah, dan sering berkeringat di
malam hari. Belum berobat, hanya minum obat warung, tidak ada perbaikan.
Tidak ada kenaikan BB sejak hamil ini, nafsu makan baik.
Gerakan janin belum dirasakan. Sering buang air kecil, buang air besar 2 hari sekali konsistensi
keras.
Menikah 1 kali dan belum pernah hamil.
Riwayat KB: belum pernah menggunakan KB.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung dalam
keluarga. Tinggal serumah dengan ibu mertua, yang sedang dalam pengobatan flek paru
selama 1 bulan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
KU : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
BB/TB : 40 kg/155 cm
Suhu : 37,6oC
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 88x/m
Pernafasan : 24 x/m
Lingkar lengan atas : 22 cm
Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening.
Thoraks : Jantung dalam batas normal. Paru: suara nafas vesikuler, Rhonki kasar (+/-)
pada apex paru kanan, wheezing (-/-)
Abdomen : supel, bising usus normal, nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba, teraba fundus
uteri pertengahan pusat – simpisis, ballotement (+)  tanyakan apakah gynekologi atau obstetri
Ekstemitas : sianosis (-), oedema (-/-)
Pemeriksaan Ginekologi:
 Inspeksi:
o Mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, meatus uretra, introitus vagina,
perineum, dan anus dalam batas normal.
o Vulva dan vagina berwarna kebiruan (Tanda Chadwicks (+))
 Inspekulo:
o Dinding vagina, portio, OUE dalam batas normal
o Portio berwarna keunguan (Tanda Goodell (+)
o Fluksus (-), Flour Albus (-)
 Periksa Dalam:  lebih mencari kepada tanda-tanda/penyakit2 yang dapat mengganggu
kehamilan / persalinan
o Portio lunak (Tanda Goodell (+), Isthmus uteri teraba lunak (Tanda Hegar (+)
o OUE tertutup
o Corpus uteri teraba pertengahan pusat sympisis
o Uterus antefleksi
o Bagian uterus teraba asimetri (Tanda Piscaseck (+)
o Forniks posterior tidak teraba membesar.

 Pemeriksaan penunjang
• Golongan darah : B, Rh +
• HB : 10 gr%
• Protein Urine : negatif
• Glukosa Urine : negatif
Tugas:
1. Apa diagnosis kerja, dan diagnosis banding pada kasus diatas?
2. Informasi/ Data apalagi yang saudara perlukan untuk dapat menegakkan diagnosis ?
3. Bagaimana penatalaksanaan komprehensif dari kasus diatas?
Gunakan daftar tilik ANC sebagai panduan.

Jawaban :
1. Diagnosis kerja adalah Tuberkulosis paru, diagnosis banding : bronkiektasis
2. Pemeriksaan dahak dengan pewarnaan BTA dilakukan dengan metode SPS (sewaktu-
pagi-sewaktu) sebanyak tiga kali pengambilan, yaitu saat pertama kali berkunjung,
kemudian setelah bangun tidur pagi di hari kedua (pot dahak dibawa pulang), dan saat
menyerahkan pot dahak di hari kedua.
 Foto radiologi dianggap positif bila ditemukan gambaran infiltrat atau kavitas.
3. Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum :-
b. Tatalaksana Khusus

Pada Ibu Hamil


- Pengobatan TB pada ibu hamil pada prinsipnya tidak berbeda dengan pengobatan TB
pada umumnya. Hanya saja, streptomisin TIDAK BOLEH diberikan karena dapat
menyebabkan cacat bawaan pada janin.
- Pastikan selama masa pengobatan, pasien didampingi oleh seorang pengawas minum
obat (PMO) yang dapat memantau dan mendorong kepatuhan pasien berobat.
- Untuk Kategori 1 (pasien TB baru BTApositif, ATAU pasien TB baru BTA negatif foto
toraks positif), ibu diberikan rifampisin, INH, pirazinamid, dan etambutol setiap hari
selama 2 bulan, dilanjutkan rifampisin dan INH 3 kali seminggu (intermiten) selama 4
bulan. Dosis yang diberikan adalah sebagai berikut.
o INH dosis 5 mg/kgBB/hari (untuk pemberian setiap hari) atau 10 mg/kgBB/hari
( untuk pemberian 3 kali seminggu); maksimum 300 mg/hari
o Rifampisin 10 mg/kgBB/hari; maksimum 600 mg/hari
o Pirazinamid 25 mg/kgBB/hari; maksimum 2.000 mg/hari
o Etambutol 15 mg/kgBB
Terapi tersebut dapat diberikan dalam bentuk Kombinasi Dosis Tetap (KDT) sesuai
berat badan ibu seperti di bawah ini:

Dosis KDT sesuai berat badan ibu


- Lakukan pemeriksaan dahak kembali di akhir tahap intensif (bulan kedua). Bila hasil
negatif, lanjutkan pengobatan tahap berikutnya. Bila hasil positif, berikan tambahan
pengobatan seperti tahap intensif selama 28 hari (OAT sisipan). Setelah selesai,
lakukan pemeriksaan dahak ulangan. Bila negatif, lanjutkan pengobatan ke tahap
berikutnya. Bila tetap positif, rujuk pasien ke layanan TB-MDR untuk pemeriksaan
resistensi sambil melanjutkan pengobatan ke tahap lanjutan.
- Lakukan pemeriksaan dahak satu bulan sebelum tahap lanjutan selesai (bulan kelima).
Bila hasilnya negatif, lanjutkan pengobatan. Bila hasilnya negative, lanjutkan
pengobatan. Bila hasilnya positif, rujuk pasien ke layanan TB-MDR dan mulai
pengobatan kategori 2.
- Lakukan pemeriksaan dahak di akhir pengobatan (bulan keenam). Bila hasilnya negatif,
pasien dinyatakan sembuh. Bila hasilnya positif, rujuk pasien ke layanan TB-MDR dan
mulai pengobatan kategori 2
- Setelah lahir, bayi diberikan profilaksis INH ( 5-10 mg/kgBB/hari) sampai 6 bulan.
Vaksinasi BCG segera diberikan setelah pengobatan profilaksis selesai.
- Ibu hamil dengan tuberkulosis Kategori 2 (pasien kambuh, pasien gagal, dan pasien
putus berobat) dan ibu hamil dengan TB ekstra paru yang sesuai.
Pada ibu menyusui
- pengobatan TB pada ibu menyusui tidak berbeda dengan pengobatan pada umumnya.
Semua jenis OAT aman untuk ibu menyusui
Pada pengguna kontrasepsi
- Rifampisin berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal ( pil KB, suntikan KB, susuk KB),
sehingga dapat menurunkan efektifitas kontrasepsi tersebut. Seorang pasien TB
sebaiknya menggunakan kontrasepsi non-hormonal, atau kontraspsi yang mengandung
estrogen dosis tinggi ( 50 μg )

Kasus 2
(ANC ke-2, trimester 2, Demam Berdarah Dengue)
Seorang wanita G1P0A0, usia 29 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan demam dan
ingin kontrol kehamilan. Demam sudah dirasakan 3 hari makin lama makin memberat, demam
dirasakan sepanjang hari. Demam disertai rasa nyeri pada seluruh tubuh dan nyeri kepala.
HPHT ……. (sesuai usia kehamilan 25 minggu), ANC 1 kali di bidan dan tidak ada masalah.
Buang air kecil dan buang air besar dalam batas normal. Riwayat trauma dan keluar air ketuban
disangkal. Di tetangga ada yang sedang dirawat di rumah sakit dengan demam berdarah.
Riwayat seperti ini belum pernah dirasakan sebelumnya. Tidak ada riwayat tekanan darah
tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung.
Di keluarga tidak ada yang mengalami sakit seperti ini. Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi,
kencing manis, asma, maupun sakit jantung dalam keluarga.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
KU : Tampak sakit sedang dan lemas
Kesadaran : Compos mentis
BB/TB : 62 kg/160 cm
Suhu : 38,5oC
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 100x/m
Pernafasan : 26x/m
Lingkar lengan atas : 22 cm
Mata : Conjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher : dalam batas normal
Thoraks : dalam batas normal
Abdomen : perut tampak membuncit sesuai usia kehamilan
Ekstemitas : dalam batas normal
Pemeriksaan Obstetri:
TFU 24 cm
Auskultasi : DJJ 156x/m, reguler
 Inspeksi : vulva/uretra tenang
 Inspekulo : posio licin, livid, ostium tertutup, fluor negatif, fluksus negatif

Hasil pemeriksaan lab:


 Golongan darah : AB rh +
 Hb : 13.5 g/dl
 Ht : 39 g/dl
 Leukosit : 10.800
 Trombosit : 135.000
 Proteinuri : negatif
 GDS : 85 mg/dl
Tugas
1. Apa diagnosis kerja, dan diagnosis banding pada kasus diatas?
2. Informasi/ Data apalagi yang saudara perlukan untuk dapat menegakkan diagnosis ?
3. Bagaimana penatalaksanaan komprehensif dari kasus diatas?
Jawaban :
1. Diagnosis kerja : Demam dengue dengan diagnosis banding adalah demam berdarah
dengue
2. Secara umum, demam dengue dan demam berdarah dengue akan ditandai demam
terus-menerus 2-7 hari, diikuti oleh fase afebril (demam mereda). Fase afebril ini
merupakan fase kesembuhan untuk demam dengue, tetapi merupakan fase kritis pada
demam berdarah dengue. Pada awal sukar dibedakan berdasarkan gejala apakah akan
terjadi demam dengue atau demam berdarah dengue.
Demam Dengue
o Demam mendadak dan berkesinambungan
o Sakit kepala
o Nyeri orbita
o Mual dan muntah
o Nyeri otot, sendi dan tulang belakang
o Nyeri perut
o Leukopenia
Demam Berdarah Dengue
o Pada awal seperti demam dengue, kemudian tes tourniquet positif,
petekie/ekimosis/purpura, perdarahan (pada gusi, epistaksis, hematemesis, melena,
hematuria), efusi pleura, dan asites.
o Laboratorium (trombosit ≤ 100.000, peningkatan hematokrit ≥ 20% atau penurunan
hematokrit ≥ 20% setelah terapi cairan.
3. Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum
o Pada prinsipnya semua ibu hamil dengan DBD harus dirawat di Rumah Sakit
o Harus dilakukan pemantauan suhu, hemodinamik, hematokrit (dilakukan sebelum terapi
cairan), leukosit, trombosit, dan tanda-tanda bahaya ( muntah menetap, perdarahan
mukosa, nyeri pada perut, letargi, pembesaran hepar > 2 cm, peningkatan hematokrit
disertai dengan penurunan jumlah platelet) secara berkala

o Berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 6 jam bila suhu ≥ 390C.

o Pasien boleh pulang setelah bebas demam 48 jam, mengalami perbaikan klinis,
trombosit cenderung meningkat, dan hematokrit stabil tanpa pemberian cairan intravena.

b. Tatalaksana Khusus
Ibu hamil dengan DBD seringkali memerlukan tranfusi trombosit dalam jumlah besar,
oleh karena itu perlu dipersiapkan pendonor.

Kasus 3
(ANC ke-3, trimester 3, HIV)
Seorang wanita G2P1A0, usia 36 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan ingin kontrol
kehamilan. HPHT ……. (sesuai usia kehamilan 32 minggu), ANC sesuai jadwal (2 kali di bidan)
dan tidak ada masalah. Riwayat trauma dan keluar air ketuban disangkal. Pasien dengan
riwayat pengguna narkoba dan riwayat berganti – ganti pasangan seksual. Ini merupakan
pernikahan yang kedua, suami pertama meninggal akibat penyakit HIV. Pasien belum pernah
dilakukan pemeriksaan skrining untuk HIV.
Riwayat obstetri: Anak perempuan usia 4 tahun, lahir normal di bidan, BBL 3200 gram.
Riwayat KB menggunakan KB Implan 2 batang.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung dalam
keluarga.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
BB/TB : 65 kg/165 kg
Suhu : 38oC
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 70x/m
Pernafasan : 23x/m
Lingkar lengan atas : 24 cm
Mata : Conjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher : dalam batas normal
Thoraks : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstemitas : dalam batas normal
Pemeriksaan Obstetri:
 Inspeksi: perut buncit gravid, striae gravidarum (+), sikatrik bekas luka operasi (-)
 Palpasi:
o Leopold I : TFU 26 cm, di fundus teraba bagian bulat lunak
o Leopold II : bagian memanjang janin di kanan ibu
o Leopold III : di bagian bawah perut teraba bagian keras, melenting, masih bisa
digerakkan
o Leopold IV : posisi kedua tangan konvergen, kepala teraba 5/5 bagian
o Auskultasi : DJJ 154x/m, reguler

Pertanyaan:
1. Apa diagnosis kerja, dan diagnosis banding pada kasus diatas?
2. Informasi/ Data apalagi yang saudara perlukan untuk dapat menegakkan diagnosis ?
3. Bagaimana penatalaksanaan komprehensif dari kasus diatas?

Panduan jawaban :
1. Diagnosis kerja Human Immunodeficiency Virus, diagnosis banding Acquired Immune
Deficiency Syndrome
2. Tes dan konseling HIV pada ibu hamil dilakukan atas inisiatif petugas kesehatan (TIPK)
atau provider-initiated HIV testing and counseling (PITC).
o Di daerah endemis meluas dan terkonsentrasi, tenaga kesehatan asilitas
kesehatan wajib menawarkan tes HIV kepada semua ibu hamil secara
inklusif pada pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan
antenatal atau menjelang persalinan
o Didaerah epidemi HIV rendah, penawaran tes HIV oleh tenaga kesehatan
diprioritaskan pada ibu hamil dengan IMS dan TB
- TIPK dilakukan dengan memberikan informasi pra-tes kepada ibu hamil tentang:
o Risiko penularan penyakit kepada bayi
o Keuntungan diagnosis di penyakit pada kehamilan bagi bayi yang akan
dilahirkan, termasuk HIV, malaria, dan atau penyakit menular lainnya seperti
hipertensi, diabetes, dan lain-lain
o Cara mengurangai risiko penularan penyakit dari ibu ke anak
- Tes HIV atas inisiatif petugas kesehatan dan konseling (TIPK) dilakukan secara
option out, yaitu bila ibu menolak, ibu hamil harus menyatakan ketidaksetujuannya
secara tertulis, dan dinformasikan serta ditawarkan kembali untuk menjalani tes
pada kunjungan/ kontrol berikutnya. Bila ibu tetap menyakatan option out, makan
dipeekenalkan konseling dan tes sukarela ( KTS) dan dilakukan rujukan ke KTS
- Pemeriksaan diagnostik infeksi HIV yang dilakukan di Indonesia umumnya adalah
pemeriksaan serologis menggunakan rapid test HIV atau ELISA. Pemeriksaan
diagnostik tersebut dilakukan secara serial menggunakan tiga reagen HIV berbeda
dalam hal preparasi antigen, prinsip tes, dan jenis antigen, yang memenuhi kriteria
sensitivitas dan spesifitas. Pemilihan jenis reagen yang digunakan berdasarkan
sensitivitas dan spesifisitas, merujuk pada Standar Pelayanan Laboratorium
Kesehatan Pemeriksa HIV dan Infeksi Oportunistik, Kementerian Kesehatan.
- Hasil pemeriksaan dinyatakan reaktif jika hasil tes dengan reagen 1 (A1), reagen 2
(A2), dan reagen 3 (A3) ketiganya positif (lihat alur diagnosis berikut).
- Untuk ibu hamil dengan faktor risiko yang hasil tesnya indeterminate, tes diagnostik
HIV dapat diulang dengan bahan baru yang diambil minimal 14 hari setelah yang
pertama dan setidaknya tes ulang menjelang persalinan (32-36 minggu)
3. Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum
o Rujuk ibu dengan HIV ke Rumah sakit. Tatalaksana HIV pada kehamilan sebaiknya
dilakukan oleh tim multidisiplin meliputi dokter yang ahli mengenai HIV, dokter
spesialis obstetri dan ginekologi, bidan yang ahli, dan dokter spesialis anak
o Periksa CD4 dan viral load untuk menetukan status imunologis dan mengevaluasi
respons terhadap pengobatan
b. Tatalaksana khusus
Terapi antiretroviral
o Berikan antiretroviral segera kepada semua ibu hamil dengan HIV, tanpa harus
mengetahui nilai CD4 dan stadium klinisnya terlebih dahulu, dan dilanjutkan seumur
hidup. Rekomendasi pengobatan sesuai situasi klinis ibu dapat dilihat di tabel
berikut.
Tatalaksana Infeksi Oportunistik
o Ibu sebaiknya diperiksa untuk mendeteksi infeksi menular seksual di usia kehamilan
28 minggu, kemudian diberikan terapi yang sesuai
o Tatalaksana penyakit infeksi oportunistik pada ibu dengan HIV sesuai dengan
panduan yang berlaku
Pilihan Persalinan

Pemberian Makanan bayi


- Jika bayi, tidak diketahui status HIV-nya:
o Pemilihan makanan bayi harus didahului konseling terkait risiko penularan
HIV sejak sebelum persalinan. Pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh
ibu/keluarga setelah mendapat informasi dan konseling secara lengkap
o Bila ibu memilih ASI, berikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan. Untuk itu,
ibu dengan HIV perlu mendapat konseling laktasi dengan baik sejak
perawatan antenatal pertama sesuai pedoman
o Ibu dengan HIV diperbolehkan memberikan susu formula bagu bayinya yang
HIV atau tidak diketahui status HIV-nya juka SELURUH syarat AFASS (
affordable/ terjangkau, feasible/ mampu, acceptable/ dapat diterima,
sustainable/ berkesinambungan dan safe/aman)
o Sangat tidak dianjurkan mencampur ASI dengan susu formula
- Jika bayi telah diketahui HIV positif :
o Ibu sangat dianjurkan memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
o Setelah berusia 6 bulan, bayi diberikan MP-ASI dan ASI tetap dilanjutkan
sampai anak berusia 2 tahun

Tatalaksana untuk bayi


- Mulai pemberia zidovudines (AZT) profilaksis dengan ketentuan sebagai berikut:
o Jika bayi cukup bulan, berikan zidovudine ( AZT) dengan dosis 4 mg/kgBB/12
jam selama 6 minggu
o Jika bayi prematur dengan usia kehamilan < 30 minggu, berikan zidovudine
(AZT) dengan dosis 2 mg/kgBB/8 jam selama 2 minggu berikutnya
o Jika bayi prematur dengan usia kehamilan 30-35 minggu, berikan zidovudine
(AZT) dengan dosis 2 mg/kgBB/12 jam selama 2 minggu pertama, kemudian
2 mg/kgBB/8 jam selama 2 jam berikutnya, dan diikuti 4 mg/kgBB/12 jam
selama 2 minggu berikutnya
- Selanjutnya anak dapat diberikan kotrimoksazol profilaksis mulai usia 6 minggu
dengan dosis 4-6 mg/ kgBB, satu kali sehari, setiap hari sampai usia 1 tahun atau
sampai diagnosis HIV ditegakkan
- Jika bayi diketahui HIV positif, lakukan pemeriksaan viral load sekali pada usia 1
bulan, kemudian sekali pada usia 4-6 bulan. Periksa ELISA kembali di usia 18
bulan.

Edukasi untuk IBU


o Berikan edukasi mengenai perilaku seks yang aman dan penggunaan
kondom untuk mencegah penularan dan super-infeksi HIV
o Ibu juga dianjurkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang atau
kontrasepsi mantap bila tidak ingin punya anak lagi
o Sarankan ibu dengan HIV positif memeriksakan status HIV seluruh anaknya
o Ibu dengan HIV positif sebaiknya diskrining hepatitis B, sifilis, dan rubela, dan
diperiksa darah untuk hepatitis C, varicella zoster, campak dan toksoplasma
o Ibu sebaiknya dianjurkan untuk divaksin hepatitis B dan pneumokokus
Kasus 4
(ANC ke-4, trimester 3, gangguan jantung)
Seorang wanita usia 24 tahun , G1P0A0, datang ke puskesmas dengan keluhan sesak nafas
jika berjalan agak jauh atau beraktifitas berat. Pada saat berbaring pasien lebih nyaman
menggunakan dua bantal. HPHT ……. (Usia kehamilan 34 minggu), memeriksakan kehamilan
dua kali di bidan saat kehamilan dua bulan dan 5 bulan dan tidak ada masalah. Selama hamil
ini tekanan darah Ibu normal.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis dan asma .
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis dan asma pada keluarga.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan:


KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
BB/TB : 56 kg/160 kg (BB sebelum hamil 50 kg)
Suhu : 36,4oC
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 96x/m
Pernafasan : 26x/m
Lingkar lengan atas : 25 cm
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : JVP +5 cm
Thoraks :
 Paru : suara nafas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
 Jantung: BJ I-II regular, Murmur (+), Gallop (+)
Abdomen : dalam batas normal
Ekstemitas : sianosis (-), edema (-)
Pemeriksaan Obstetri:
 Inspeksi: perut membesar sesuai usia kehamilan, striae gravidarum (+), sikatrik bekas luka
operasi (-)
 Palpasi:
o Leopold I : TFU 30 cm, di fundus teraba bagian bulat lunak
o Leopold II : bagian memanjang janin di kanan ibu
o Leopold III : di bagian bawah perut teraba bagian keras, melenting, tidak bisa
digerakkan
o Leopold IV : posisi kedua tangan konvergen, kepala teraba 4/5 bagian
o Auskultasi : DJJ 140x/m, reguler
Pemeriksaan Penunjang :
Hb : 11 gr/dl
Proteinurin (-)
Reduksi (-)
Tugas :
1. Apa diagnosis kerja, dan diagnosis banding pada kasus diatas?
2. Informasi/ Data apalagi yang saudara perlukan untuk dapat menegakkan diagnosis ?
3. Bagaimana penatalaksanaan komprehensif dari kasus diatas?
Jawaban :
1. Diagnosis kerja Gagal jantung dan diagnosis banding asma kardiale
2. Tanda dan gejala yang dapat mendukung kecurigaan adanya penyakit jantung pada
kehamilan.
2. Dispneu atau ortopneu yang memberat
3. Batuk di malam hari
4. Hemoptisis
5. Pingsan
6. Nyeri dada
7. Sianosis
8. Jari tabuh
9. Distensi vena leher yang menetap
10. Murmur sistolik grade 3/6 atau lebih
11. Murmur diastolik
12. Kardiomegali
13. Aritmia yang menetap
14. Split bunyi jantung kedua yang menetap
Diagnosis lebih lanjut ditegakkan berdasarkan pemeriksaan penunjang seperti EKG,
ekokardiografi, dan foto rontgen dada (harus dilakukan dengan pelindung radiasi untuk
melindungi janin).
Untuk mendukung tatalaksana, penting juga untuk mengenali klasifikasi kondisi klinis ibu.
Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya gagal jantung bergantung pada kelainan struktural maupun
fungsional yang mendasari. Gagal jantung juga dapat terjadi secara idiopatik.
Klasifikasi Klinis New York Heart Association ( NYHA)

3. Tatalaksana
Konseling prakonsepsi
Untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas wanita penderita penyakit jantung dalam
kehamilan, persalinan, dan nifas, perlu dilakukan konseling prakonsepsi dengan
memperhatikan risiko masing-masing penyakit. Pasien dengan kelainan jantung kelas 3 dan 4
sebaiknya tidak hamil dan dapat memilih cara kontrasepsi AKDR, tubektomi, atau vasektomi
pada suaminya.
Penanganan kelas I dan II selama kehamilan
o Morbiditas rendah, tetapi diperlukan kewaspadaan pada kehamilan dan nifas untuk
mencegah dan deteksi dini kemungkinan terjadinya gagal jantung.
o Sebaiknya ibu dirujuk ke rumah sakit yang memiliki dokter spesialis jantung dan unit
perawatan intensif yang memadai.
o Cegah infeksi dengan cara:
 Hindari kontak dengan penderita infeksi saluran napas termasuk
influenza
o Gejala dan tanda ke arah kegagalan jantung umumnya bertahap, mulai dari ronkhi
basah serta batuk-batuk, sesak napas dalam aktivitas sehari-hari dan kemudian
dapat terjadi hemoptisis, edema, dan takikardia.

Penanganan kelas III dan IV


 Kehamilan dengan gangguan jantung kelas III dan IV berisiko sangat tinggi
 Jika seorang ibu hamil adalah penderita kelainan jantung kelas III-IV, ada 2
kemungkinan penanganan, yaitu :
- Terminasi kehamilan
- Meneruskan kehamilan dengan tirah baring total dan pengawasan ketat
- Ibu dalam posisi setengah duduk
- Persalinan dilakukan dengan seksio sesarea
- Berikan furosemide agar volume darah berkurang dan beban jantung menurun. Di
samping itu, berikan juga oksigen. Jika terdapat gagal napas, lakukan intubasi dan
ventilasi mekanik
Lembaran Kasus Obstetrik:

Kasus 1: (ANC trimester 1, HEG)


Seorang wanita usia 23 tahun G1P0A0, datang ke puskesmas dengan keluhan muntah –
muntah > 10 kali dalam satu hari, nyeri ulu hati hilang timbul. Mual dirasakan sepanjang hari
terutama pagi hari. Nafsu makan menurun, pusing dan lemas. HPHT ……. (usia kehamilan 12
minggu), sebelumya periksa hamil 1 kali dibidan tidak ada masalah. Riwayat seperti ini belum
pernah dirasakan sebelumnya.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, sakit lambung maupun sakit
jantung.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung dalam
keluarga.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
BB/TB : 55kg/156 kg
Suhu : 37,3C
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 96x/m
Pernafasan : 26x/m
Lingkar lengan atas : 24 cm
Mata : Conjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher : dalam batas normal
Thoraks : dalam batas normal
Abdomen : nyeri tekan epigastrium (+), bising usus menurun
Ekstemitas : Akral dingin
Pemeriksaan obstetric
Inspeksi : tidak tampak pembesaran uterus
Palpasi : TFU setinggi sympisis
Auskultasi: DJJ (+)
Pemeriksaan penunjang
Urine analisis: warna urine kuning pekat, bakteri urine (-), protein urine(-), reduksi (-)

Tugas:
1. Apa diagnosis kerja, dan diagnosis banding pada kasus diatas?
2. Informasi/ Data apalagi yang saudara perlukan untuk dapat menegakkan diagnosis ?
3. Bagaimana penatalaksanaan komprehensif dari kasus diatas?
Panduan Jawaban :
1. Diagnosis kerja hiperemesis gravidarum, diagnosis banding gastritis
2. Mual dan muntah sering menjadi masalah pada ibu hamil. Pada derajat yang berat, dapat
terjadi hiperemesis gravidarum, yaitu bila terjadi:
- Mual dan muntah hebat
- Berat badan turun > 5% dari berat badan sebelum hamil
- Ketonuria
- Dehidrasi
- Ketidakseimbangan elektrolit
Faktor Predisposisi
Peningkatan hormon-hormon pada kehamilan berkontribusi terhadap terjadinya mual dan
muntah. Beberapa faktor yang terkait dengan mual dan muntah pada kehamilan antara
lain:
- Riwayat hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya atau keluarga
- Status nutrisi; wanita obesitas lebih jarang dirawat inap karena hiperemesis.
- Faktor psikologis: emosi, stress
3. Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum
- Sedapat mungkin, pertahankan kecukupan nutrisi ibu, termasuk suplementasi vitamin
dan asam folat di awal kehamilan.
- Anjurkan istirahat yang cukup dan hindari kelelahan.
b. Tatalaksana Khusus
- Bila perlu, berikan 10 mg doksilamin dikombinasikan dengan 10 mg vitamin B6
hingga 4 tablet/hari (misalnya 2 tablet saat akan tidur, 1 tablet saat pagi, dan 1 tablet
saat siang).
- Bila masih belum teratasi, tambahkan dimenhidrinat 50-100 mg peroral atau
supositoria, 4-6 kali sehari (maksimal 200 mg/hari bila meminum 4 tablet
doksilamin/piridoksin), ATAU prometazin 5-10 mg 3-4 kali sehari per oral atau
supositoria.
- Bila masih belum teratasi, tapi tidak terjadi dehidrasi, berikan salah satu obat di
bawah ini:
o Klorpromazin 10-25 mg per oral atau 50-100 mg IM tiap 4-6 jam
o Proklorperazin 5-10 mg atau IM atau supositoria tiap 6-8 jam
o Prometazin 12,5-25 mg per oral atau IM tiap 4-6 jam
o Metoklopramid 5-10 mg per oral atau IM tiap 8 jam
o Ondansetron 8 mg per oral tiap 12 jam
- Bila masih belum teratasi dan terjadi dehidrasi, pasang kanula intravena dan berikan
cairan sesuai dengan derajat hidrasi ibu dan kebutuhan cairannya, lalu:
o Berikan suplemen multivitamin IV
o Berikan dimenhidrinat 50 mg dalam 50 ml NCl 0,9 % IV selama 20 menit,
setiap 4-6 jam sekali
o Bila perlu, tambahkan salah satu obat berikut ini :
 Klorpromazin 25-50 mg IV tiap 4-6 jam
 Proklorperazin 5-10 mg IV tiap 6-8 jam
 Prometazin 12,5-25 mg IV tiap 4-6 jam
 Metoklopramid 5-10 mg per oral tiap 8 jam
o Bila perlu, tambahkan metrilprednisolon 15-20 mg IV tiap 8 jam ATAU
Ondansetron 8 mg selama 15 menit IV tiap 12 jam atau 1 mg/jam terus
menerus selama 24 jam
Keterangan Lainnya
o Awasi komplikasi mual dan muntah serta hiperemesis gravidarum, seperti
gastroesopagheal reflux disease (GERD), ruptur esofagus, perdarahan
saluran cerna bagian atas, dan defisiensi vitamin, terutama thiamine
Kasus 2: (ANC trimester 3, Plasenta previa)
Seorang wanita usia 35 tahun G5P4A0, datang ke puskesmas untuk memeriksakan kehamilan,
ibu periksa hamil teratur di puskesmas, sejak kehamilan 7 sudah diketahui letak bayi sungsang.
Saat ini usia kehamilan 35 minggu. Ibu mengeluh gerakan bayi lebih banyak diperut bagian
bawah dan sering nyeri pinggang. Gerakan bayi aktif.
Riwayat Obstetri:
1. Perempuan 8 tahun, lahir normal di bidan, BBL 3000 gram, sehat
2. Laki-laki 6 tahun, lahir normal di bidan, BBL 3200 gram, sehat
3. Laki-laki 5 tahun, lahir normal di bidan, riwayat HPP, BBL 3500 gram, sehat
4. Perempuan 3 tahun, lahir normal di bidan, BBL 3400 gram, sehat
Tidak pernah menggunakan KB.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, sakit jantung dalam keluarga.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
KU : baik
Kesadaran : Compos mentis
BB/TB : 70 kg/166 kg
Suhu : 36,5oC
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/m
Pernafasan : 20x/m
Lingkar lengan atas : 26 cm
Mata : Conjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
Leher : dalam batas normal
Thoraks : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstemitas : dalam batas normal
Pemeriksaan Obstetri:
 Inspeksi: perut, membesar sesuai usia kehamilan, striae gravidarum (+), sikatrik bekas luka
operasi (-)
 Palpasi:
o Leopold I : TFU 30 cm, di fundus teraba bagian bulat keras melenting
o Leopold II : bagian memanjang janin di kanan ibu
o Leopold III : di bagian bawah perut teraba bagian lunak, bulat, masih bisa digerakkan
o Leopold IV : posisi kedua tangan konvergen
o Auskultasi : DJJ 145x/m, regular
 Pemeriksaan penunjang
HB : 11 gr%
Protein urine: negatif
Glukosa Urine :negatif
Tugas :
1. Apa diagnosis kerja, dan diagnosis banding pada kasus diatas?
2. Informasi/ Data apalagi yang saudara perlukan untuk dapat menegakkan diagnosis ?
3. Bagaimana penatalaksanaan komprehensif dari kasus diatas?
Panduan Jawaban :
1. Diagnosis kerja : kemungkinan plasenta previa
2. - Perdarahan tanpa nyeri, usia kehamilan > 22 minggu
- Darah segar yang keluar sesuai dengan beratnya anemia
- Syok
- Tidak ada kontraksi uterus
- Bagian terendah janin tidak masuk pintu atas panggul
- Kondisi janin normal atau terjadi gawat janin
- Penegakkan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan USG
3. Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum
- PERHATIAN! Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam sebelum tersedia
kesiapan untuk seksio sesarea. Pemeriksaan inspekulo dilakukan secara hati-hati,
untuk menentukan sumber perdarahan.
- Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan infus cairan intravena (NaCl 0,9 % atau
Ringer Laktat)
- Lakukan penilaian jumlah perdarahan.
o Jika perdarahan banyak dan berlangsung, persiapkan seksio sesarea tanpa
memperhitungkan usia kehamilan
o Jika perdarahan sedikit dan berhenti, dan janin hidup tetapi prematur,
pertimbangkan terapi ekspektatif
- Rujuk ke Rumah Sakit dengan fasilitas lengkap

b. Tatalaksana Khusus
Penatalaksanaan khusus hanya dikerjakan pada Rumah Sakit dengan fasilitas lengkap.
Terapi Konservatif
- Syarat terapi ekspektatif:
o Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti
dengan atau tanpa pengobatan tokolitik
o Belum ada tanda inpartu
o Keadaan umum ibu cukup baik ( kadar hb dalam batas normal)
o Janin masih hidup dan kondisi baik
- Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotika profilaksis.
- Lakukan pemeriksaan USG untuk memastikan letak plasenta.
- Berikan tokolitik bila ada kontraksi:
o MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan dengan dexamethasone 4x6 mg IM
dalam 48 jam untuk pematangan paru janin
o Nifedipin 3 x 20 mg /hari
- Perbaiki anemia dengan sulfas ferosus atau ferous fumarat per oral 60 mg selama 1
bulan.
- Pastikan tersedianya sarana transfusi.
- Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama, ibu
dapat dirawat jalan dengan pesan segera kembali ke rumah sakit jika terjadi
perdarahan.
Terapi Aktif
a. Rencanakan terminasi kehamilan jika:
o Usia kehamilan cukup bulan
o Janin mati atau menderita anomali atau keadaan yang mengurangi
kelangsungan hidupnya (misalnya anensefali)
o Pada perdarahan aktif dan banyak, segera dilakukan terapi aktif tanpa
memandang usia kehamilan
b. Jika terdapat plasenta letak rendah, perdarahan sangat sedikit, dan presentasi
kepala, maka dapat dilakukan pemecahan selaput ketuban dan persalinan
pervaginam masih memungkinkan .
Kasus 3
(ANC ke-3, trimester 3, Pre Eklampsi)
Seorang wanita usia 16 tahun, G1P0A0 datang ke puskesmas untuk periksa kehamilan dengan
keluhan bengkak pada kaki. Bengkak dirasa muncul sejak 1 bulan yang lalu yang dirasa makin
bertambah. HPHT ……. (disesuaikan usia kehamilan 34 minggu), periksa hamil 2 kali di bidan
dan selama ini tidak ada kelainan. Buang air kecil dan buang air besar dalam batas normal.
Rasa kesemutan, nyeri kepala hebat, pandangan kabur, dan nyeri ulu hati disangkal.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung dalam
keluarga.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
KU : baik
Kesadaran : Compos mentis
BB/TB : 80 kg/163 cm
Suhu : 36,4oC
Tekanan darah : 170/110 mmHg
Nadi : 90x/m
Pernafasan : 22x/m
Lingkar lengan atas : 27 cm
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : dalam batas normal
Thoraks : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstemitas : edema +/+ di kedua tungkai bawah

Pemeriksaan Obstetri:
 Inspeksi: perut membesar sesuai usia kehamilan, striae gravidarum (+), sikatrik bekas luka
operasi (-)
 Palpasi:
o Leopold I : TFU 31 cm, di fundus teraba bagian bulat lunak
o Leopold II : bagian memanjang janin di kiri ibu
o Leopold III : di bagian bawah perut teraba bagian keras, melenting, masih bisa
digerakkan
o Leopold IV : posisi kedua tangan konvergen, kepala teraba 5/5 bagian
o Auskultasi : DJJ 150x/m, regular

Hasil pemeriksaan Lab:


Hb : 14gr%
Proteinuri : positif 2

Tugas:
1. Apa diagnosis kerja, dan diagnosis banding pada kasus diatas?
2. Informasi/ Data apalagi yang saudara perlukan untuk dapat menegakkan diagnosis ?
3. Bagaimana penatalaksanaan komprehensif dari kasus diatas?

Panduan Jawaban :
1. Diagnosis kerja : preeklamsia berat
2. Preeklampsia
• Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu dengan tes celup urin
menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil
>300 mg/24 jam
• Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu tanpa melihat proteinuria
Preeklampsia Berat
• Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu tanpa melihat proteinuria
dan disertai keterlibatan organ lain:
o Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis mikroangiopati
o Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas
o Sakit kepala , skotoma penglihatan
o Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
o Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
o Oliguria (< 500 ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl

3. Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum
Ibu hamil dengan preeclampsia harus segera dirujuk ke rumah sakit
Sebelum dilakukan rujukan ke rumah sakit lakukan stabilisasi awal sebagai berikut:
Pencegahan dan tatalaksana kejang
 Bila terjadi kejang, perhatikan jalan napas, pernapasan (oksigen), dan sirkulasi (cairan
intravena).
 MgSO4 diberikan secara intravena kepada ibu dengan eklampsia (sebagai tatalaksana
kejang) dan preeklampsia berat (sebagai pencegahan kejang). Cara pemberian dapat
dilihat di halaman berikut.
 Pada kondisi dimana MgSO4 tidak dapat diberikan seluruhnya, berikan dosis awal
(loading dose) lalu rujuk ibu segera ke fasilitas kesehatan yang memadai.
 Lakukan intubasi jika terjadi kejang berulang dan segera kirim ibu ke ruang ICU (bila
tersedia) yang sudah siap dengan fasilitas ventilator tekanan positif.
Antihipertensi
 Ibu dengan hipertensi berat selama kehamilan perlu mendapat terapi antihipertensi.
 Pilihan antihipertensi didasarkan terutama pada pengalaman dokter dan ketersediaan
obat. Beberapa jenis antihipertensi yang dapat digunakan misalnya:

 Ibu yang mendapat terapi antihipertensi di masa antenatal dianjurkan untuk melanjutkan
terapi antihipertensi hingga persalinan
 USG (terutama jika ada indikasi gawat janin/pertumbuhan janin terhambat)
 Pertimbangan persalinan/terminasi kehamilan
o Pada ibu dengan eklampsia, bayi harus segera dilahirkan dalam 12 jam sejak
terjadinya kejang.
o Induksi persalinan dianjurkan bagi ibu dengan preeklampsia berat dengan janin
yang belum viable atau tidak akan viable dalam 1-2 minggu.
o Pada ibu dengan preeklampsia berat, di mana janin sudah viable namun usia
kehamilan belum mencapai 34 minggu, manajemen ekspektan dianjurkan,
asalkan tidak terdapat kontraindikasi (lihat algoritma di halaman berikut).
Lakukan pengawasan ketat.
o Pada ibu dengan preeklampsia berat, di mana usia kehamilan antara 34 dan 37
minggu, manajemen ekspektan boleh dilakukan di rumah sakit dengan
pengawasan yang sangat ketat.
o Pada ibu dengan preeklampsia berat yang kehamilannya sudah aterm,
persalinan dini dianjurkan.
Kasus 4
(ANC ke-3, trimester 3, Kehamilan Postmatur)
Seorang wanita G3P1A1, usia 32 tahun datang ke puskesmas untuk periksa kehamilan.
Bengkak dirasa muncul pada sejak usia kehamilan 24 minggu yang dirasa makin bertambah
HPHT ……. (disesuaikan dengan usia kehamilan 42 minggu), ANC 2 kali di bidan pada usia
kehamilan 4 minggu dan 28 minggu. Buang air kecil dan buang air besar dalam batas normal.
Riwayat trauma dan keluar air ketuban disangkal. Rasa kesemutan, pandangan kabur, dan
nyeri ulu hati disangkal.
Riwayat obstetri:
1. Perempuan usia 4 tahun, BBL 3000 gr, lahir di bidan.
2. Abortus pada usia kehamilan 12 minggu.
Riwayat KB, menggunakan KB pil.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung.
Di keluarga tidak ada yang mengalami sakit seperti ini. Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi,
kencing manis, asma, maupun sakit jantung dalam keluarga.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
KU : Baik
Kesadaran : Compos mentis
BB/TB : 86 kg/162 cm
Suhu : 36,7oC
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 90x/m
Pernafasan : 25x/m
Lingkar lengan atas : 25 cm
Mata : Conjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher : dalam batas normal
Thoraks : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstemitas : dalam batas normal
Pemeriksaan Obstetri:
 Inspeksi: perut membesar sesuai dengan kehamilan aterm, striae gravidarum (+), sikatrik
bekas luka operasi (-)
 Palpasi:
o Leopold I : TFU 36 cm, di fundus teraba bagian bulat lunak
o Leopold II : bagian memanjang janin di kiri ibu
o Leopold III : di bagian bawah perut teraba bagian keras, melenting, masih bisa
digerakkan
o Leopold IV : posisi kedua tangan divergen, kepala teraba 4/5 bagian
o Auskultasi : DJJ 150x/m, regular

Tugas :
1. Apa diagnosis kerja, dan diagnosis banding pada kasus diatas?
2. Informasi/ Data apalagi yang saudara perlukan untuk dapat menegakkan diagnosis ?
3. Bagaimana penatalaksanaan komprehensif dari kasus diatas?
Jawaban
1. Diagnosis kerja : kehamilan lewat waktu
2. USG di trimester pertama (usia kehamilan antara 11-14 minggu) sebaiknya ditawarkan
kepada semua ibu hamil untuk menentukan usia kehamilan degan tepat
 Bila terdapat perbedaan usia kehamilan lebih dari 5 hari berdasarkan perhitungan hari
pertama haid terakhir dan USG trimester pertama, waktu taksiran kelahiran harus
disesuaikan berdasarkan hasil USG
 Bila terdapat perbedaan usia kehamilan lebih dari 10 hari berdasarkan perhitungan hari
pertama haid terakhir dan USG trimester kedua, waktu taksiran kelahiran harus
disesuaikan berdasarkan hasil USG
 Ketika terdapat hasil USG trimester pertama dan kedua, usia kehamilan ditentukan
berdasarkan hasil USG yang paling awal
 Jika tidak ada USG, lakukan anamnesis yang baik untuk menetukan hari pertama haid
terkahir, waktu DJJ pertama terdeteksi, dan waktu gerakan janin pertama dirasakan

Faktor predisposisi
Riwayat kehamilan lewat waktu sebelumnya
3. Tatalaksana
- Rujuk pasien ke rumah sakit sedini mungkin untuk menegakkan diagnosis usia
kehamilan
- Apabila memungkinkan, tawarkan pilihan membrane sweeping antara usia kehamilan
38-41 minggu setelah berdiskusi mengenai risiko dan keuntungannya
- Tawarkan induksi persalinan mulai dari usia kehamilan 41 minggu.
- Pemeriksaan antenatal untuk mengawasi kehamilan usia 41-42 minggu sebaiknya
dilakukan di rumah sakit karena meliputi non-stress test dan pemeriksaan volume cairan
amnion.
- Bila usia kehamilan telah mencapai 42 minggu, lahirkan bayi.
Materi Inti 2 : Pelayanan Nifas sesuai Standar
a. Pelayanan Nifas sesuai Standar
Tujuan :
Setelah mengikuti latihan ini, peserta mampu melakukan asuhan pada ibu nifas
Petunjuk :
1. Pelatih membagi peserta menjadi 4 kelompok
2. Masing – masing kelompok akan didampingi oleh satu orang Pelatih
3. Pada setiap sesi, terdapat 1 orang yang berperan menjadi ibu nifas
4. Menjelaskan (10 menit)
 Pelatih menyapa dengan ramah
 Pelatih menyampaikan tujuan pembelajaran yang diharapkan pada station 1
 Pelatih memberikan pengantar: menjelaskan tentang asuhan nifas
5. Menunjukkan ( 15 Menit)
 Pelatih memperagakan persiapan alat
 Pelatih memperagakan anamnesis pasien
 Pelatih memperagakan pemeriksaan fisik pada asuhan nifas
 Pelatih memperagakan pencatatan/pendokumentasian pada buku KIA dan Kartu Ibu
 Pelatih memperagakan KIE pada asuhan nifas
6. Melakukan (90 menit)
 Peserta melakukan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
 Setiap peserta melakukan anamnesis pasien
 Setiap peserta melakukan pemeriksaan fisik pada asuhan nifas
 Setiap peserta melakukan pencatatan/pendokumentasian pada buku KIA dan Kartu Ibu
 Setiap peserta melakukan KIE pada asuhan nifas
7. Umpan Balik ( 20 menit)
 Pelatih memberikan umpan balik kepada peserta terhadap hasil praktek yang dilakukan
 Diskusi
Bahan dan Alat :

No Jenis Alat Bantu Jumlah Satuan


1 Bahan Tayang 1 File
Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Sejumlah
2 buah
Maternal dan Neonatal di FKTP peserta
3 Manekin Boneka Nifas 3 buah
4 Tensimeter/ sphygmomanometer dewasa 3 buah
5 Stetoskop dupleks dewasa 3 buah
6 Termometer 3 buah
7 Alat Ukur timbangan dan tinggi badan 3 set
8 Sudip Lidah Logam 3 Buah
9 Palu Reflek 3 Buah
10 Senter Periksa (Pen light) 3 Buah
11 Handschoen 3 box
Peralatan dan Bahan Habis Pakai
Pemeriksaan Laboratorium
 Torniquet 3 buah
 Autoclick Device 3 buah
 Kapas alkohol 3 box
 Lancet 3 box
 Spuit 3 cc 20 Buah
 Tablet tambah darah 3 strip
 Vit A Nifas 3 pot

Waktu :
4 jpl @ 45 menit = 180 menit
Panduan Simulasi
Asuhan Ibu Nifas

1. Peserta melakukan persiapan alat yang digunakan untuk melakukan asuhan ibu nifas
 Alat ukur tinggi dan berat badan
 Tensimeter
 Stetoskop Dewasa
 Jam dengan jarum detik
 Termometer
 Sudip Lidah
 Palu reflex
 Pen Light
 Peralatan dan BHP pemeriksaan laboratorium
 Peserta melakukan anamnesis untuk melengkapi riwayat medis dan riwayat non medis
pasien
 Peserta melakukan pemeriksaan fisik umum, terdiri dari : tanda vital (tekanan darah,
suhu badan, frekuensi nadi, frekuensi nafas), Berat badan, Tinggi Badan), dan status
generalis.
 Peserta melengkapi pemantauan ibu nifas yang terdiri dari :
 Tekanan darah
 Perdarahan pervaginam
 Kondisi perineum
 Tanda infeksi
 Kontraksi uterus
 Tinggi fundus
 temperatur
 Peserta menilai :
 Fungsi berkemih, fungsi cerna, penyembuhan luka, sakit kepala, rasa lelah, dan
nyeri punggung
 Laboratorium sesuai indikasi seperti glukoproteinuria
 Peserta memberikan suplemen dan pencegahan penyakit:
 Memberikan tablet tambah darah
 Skrining status imunisasi T dan Injeksi status TT sesuai dengan status imunisasi
TT
 Peserta melakukan pencatatan pada buku KIA dan kartu Ibu
 Peserta memberikan materi konseling, Informasi dan edukasi (KIE) sesuai
kebutuhan/permasalahan
 Peserta melakukan identifikasi komplikasi dan rujukan
LEMBAR KASUS

Kasus 1
(Nifas FISIOLOGIS – kaki bengkak, lokhia dan involusi)
Seorang ibu usia 22 tahun, datang ke puskesmas untuk memeriksakan dirinya. Ibu melahirkan
anak pertamanya 5 hari yang lalu. Ibu mengeluhkan bengkak di kakinya yang belum hilang,
dan jika terlalu banyak berdiri terasa nyeri. Sampai hari ini masih mengeluarkan cairan
berwarna kemerahan dan kadang-kadang merasa mules terutama jika menyusui. Buang air
kecil sering, belum buang air besar sejak melahirkan.
Riwayat persalinan: melahirkan di bidan secara normal, berat bayi 3000 gr, kondisi bayi sehat.
Selama kehamilan dan persalinan tidak ada kelainan atau penyakit yang timbul.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung dalam
keluarga.
Belum menggunakan alat kontrasepsi.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
KU : baik
Kesadaran : Compos mentis
BB/TB : 78 kg/162 cm
Suhu : 36,7oC
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/m
Pernafasan : 18x/m
Lingkar lengan atas : 25 cm
Mata : Conjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher : dalam batas normal
Thoraks : dalam batas normal
Payudara : luka/lecet di papila dan areola (-), pembengkakan payudara (-), kolustrum (+)
Abdomen : lemas, kembung (-), Bising usus (+) N, Vesika urinaria tidak teraba
Ekstemitas : edema +/+ non-pitting
Pemeriksaan Obstetri:
 Inspeksi : striae gravidarum (+)
 Palpasi : TFU teraba di pertengahan pusat – simpisis, kontraksi baik.
Pemeriksaan Genitalia eksterna :
 Inspeksi : edema di vulva minimal, lokhia rubra (+), bau (-), tampak jahitan perineum:
edema minimal, luka bersih
 Palpasi : pembesaran kelenjar (-)

Instruksi simulasi
Anda diminta menyiapkan simulasi asuhan nifas pada kasus diatas, persiapkan informasi
tambahan yang anda perlukan dan rencana penatalaksanaan selanjutnya pada kasus tersebut,
sesuai dengan daftar tilik yang sudah ada.
Panduan Jawaban :
Kunjungan II: 4 - 28 hari setelah persalinan
 Memastikan tanda-tanda vital ibu baik
 Memastikan involusi berjalan dengan normal
 Menilai adanya tanda-tanda infeksi
 Memastikan ibu menyusui dengan baik
 Memberikan konseling KB mandiri
 Memastikan ibu cukup cairan, makanan dan istirahat
 Konseling : Tanyakan pada ibu mengenai suasana emosinya, bagaimana dukungan
yang didapatkannya dari keluarga, pasangan dan masyarakat untuk perawatan bayinya
Kasus 2
(Nifas FISIOLOGIS – kembalinya menstruasi)
Seorang ibu usia 25 tahun, datang ke puskesmas untuk memeriksakan dirinya. Ibu melahirkan
anak keduanya 1 bulan yang lalu. Ibu menyampaikan bahwa sejak 2 hari ini mengeluarkan
darah seperti haid. Jumlah darah biasa, tidak ada keluhan nyeri di perut. Sebelumnya darah
nifas sudah berhenti sejak seminggu yang lalu.
Buang air kecil dan buang air besar lancar.
Riwayat persalinan: melahirkan di bidan secara normal, berat bayi 2900 gr, kondisi bayi sehat.
Anak pertama saat ini usia 3 tahun, lahir secara normal dan saat ini dalam keadaan sehat.
Selama kehamilan dan persalinan tidak ada kelainan atau penyakit yang timbul.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung dalam
keluarga.
Belum menggunakan alat kontrasepsi.
Ibu sangat menginginkan menyusui eksklusif, tetapi sempat memberikan susu formula ketika
bayinya dirawat karena kuning pada usia 4 hari. Saat ini kondisi bayi sehat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
KU : baik
Kesadaran : Compos mentis
BB/TB : 68 kg/158 cm
Suhu : 36,7oC
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/m
Pernafasan : 18x/m
Lingkar lengan atas : 25 cm
Mata : Conjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher : dalam batas normal
Thoraks : dalam batas normal
Payudara : pembengkakan payudara (-)
Abdomen : dalam batas normal
Ekstemitas : dalam batas normal
Pemeriksaan Obstetri:
 Inspeksi : striae gravidarum (+)
 Palpasi : TFU tidak teraba
Pemeriksaan Genitalia eksterna :
 Inspeksi : vulva/uretra/vagina dalam batas normal, tampak darah haid jumlah biasa
 Palpasi : pembesaran kelenjar (-)

Instruksi simulasi
Anda diminta menyiapkan simulasi asuhan nifas pada kasus diatas, persiapkan informasi
tambahan yang anda perlukan dan rencana penatalaksanaan selanjutnya pada kasus tersebut,
sesuai dengan daftar tilik yang sudah ada.
Panduan Jawaban :
Kunjungan III : 29 – 42 hari setelah persalinan
 Memastikan tanda-tanda vital ibu baik
 Memastikan involusi berjalan dengan normal
 Menilai adanya tanda-tanda infeksi
 Memastikan ibu menyusui dengan baik
 Memberikan konseling KB mandiri
 Memastikan ibu cukup cairan, makanan dan istirahat
 Konseling : Tanyakan pada ibu mengenai suasana emosinya, bagaimana dukungan
yang didapatkannya dari keluarga, pasangan dan masyarakat untuk perawatan bayinya
Kasus 3
(Nifas FISIOLOGIS – pengeluaran darah pervaginam di hari ke-7-14)
Seorang ibu usia 38 tahun, datang ke puskesmas untuk memeriksakan dirinya. Ibu melahirkan
anak kelimanya 7 hari yang lalu. Ibu mengeluhkan sejak tadi malam mengeluarkan darah
dari jalan lahir dalam jumlah cukup banyak, disertai rasa mulas yang cukup hebat. Pagi ini
jumlah darah lebih sedikit dari semalam, dan mules-mules masih dirasakan. Ibu khawatir
dengan perdarahan yg terjadi.
Demam tidak ada, nyeri perut tidak ada, sakit kepala hebat atau pusing berkunang2 tidak
dirasakan.
Buang air kecil dan buang air besar lancar.
Riwayat persalinan: melahirkan anak perempuan di bidan secara normal, berat bayi 3500 gr,
kondisi bayi sehat.
Selama kehamilan dan persalinan tidak ada kelainan atau penyakit yang timbul.
Ibu menyusui eksklusif dan saat ini kondisi bayi sehat.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung dalam
keluarga.
Riwayat Obstetri:
1. Laki-laki, usia 14 tahun, lahir normal di bidan BBL 2800g dan saat ini dalam keadaan sehat.
2. Laki-laki, usia 12 tahun, lahir normal di bidan BBL 3000g dan saat ini dalam keadaan sehat.
3. Laki-laki, usia 8 tahun, lahir normal di bidan BBL 3200g dan saat ini dalam keadaan sehat.
4. Perempuan, usia 5 tahun, lahir normal di bidan BBL 3300g dan saat ini dalam keadaan
sehat.
5. Perempuan, usia 7 hari, lahir normal di bidan BBL 3500g dan saat ini dalam keadaan sehat.
Ibu ingin menggunakan kontrasepsi IUD..
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
KU : baik
Kesadaran : Compos mentis
BB/TB : 70 kg/160 cm
Suhu : 36,9oC
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 86x/m
Pernafasan : 20x/m
Lingkar lengan atas : 28 cm
Mata : Conjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher : dalam batas normal
Thoraks : dalam batas normal
Payudara : luka/lecet di papila dan areola (-), pembengkakan payudara (-), ASI (+)
Abdomen : dalam batas normal
Ekstemitas : dalam batas normal
Pemeriksaan Obstetri:
 Inspeksi : striae gravidarum (+)
 Palpasi : TFU teraba di pertengahan pusat – simpisis, kontraksi baik, nyeri tekan (-)
Pemeriksaan Genitalia eksterna :
 Inspeksi : vulva/ vagina edema minimal, tampak pengeluaran seperti darah haid agak
banyak, perineum tidak tampak bekas luka/jahitan
 Palpasi : pembesaran kelenjar (-)

Instruksi simulasi
Anda diminta menyiapkan simulasi asuhan nifas pada kasus diatas, persiapkan informasi
tambahan yang anda perlukan dan rencana penatalaksanaan selanjutnya pada kasus tersebut,
sesuai dengan daftar tilik yang sudah ada.
Panduan Jawaban :
Kunjungan II: 4 - 28 hari setelah persalinan
 Memastikan tanda-tanda vital ibu baik
 Memastikan involusi berjalan dengan normal
 Menilai adanya tanda-tanda infeksi
 Memastikan ibu menyusui dengan baik
 Memberikan konseling KB mandiri
 Memastikan ibu cukup cairan, makanan dan istirahat
Konseling : Tanyakan pada ibu mengenai suasana emosinya, bagaimana dukungan yang
didapatkannya dari keluarga, pasangan dan masyarakat untuk perawatan bayinya
Kasus 4
(Nifas FISIOLOGIS – lokhia dan IUD PP)
Seorang ibu usia 20 tahun, datang ke puskesmas untuk memeriksakan dirinya. Ibu melahirkan
anak pertamanya 14 hari yang lalu. Ibu mengeluhkan tadi pagi ketika buang air kecil meraba
benang keluar dari jalan lahirnya. Ibu mengatakan kadang-kadang masih keluar dari jalan
lahir lendir agak cair berwarna kekuningan.
Selain itu tidak ada keluhan yang berarti, ibu dapat istirahat cukup, makan dan minum tidak ada
kendala, buang air kecil dan buang air besar lancar.
Riwayat persalinan: melahirkan anak perempuan di bidan secara normal, berat bayi 3100 gr,
kondisi bayi sehat. Pada saat melahirkan terdapat robekan di perineum dan dilakukan
penjahitan oleh bidan.
Selama kehamilan dan persalinan tidak ada kelainan atau penyakit yang timbul.
Ibu menyusui eksklusif dan saat ini kondisi bayi sehat.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung.
Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, maupun sakit jantung dalam
keluarga.
Saat ini sudah menggunakan alat kontrasepsi IUD pasca plasenta.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
KU : baik
Kesadaran : Compos mentis
BB/TB : 60 kg/158 cm
Suhu : 36,7oC
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/m
Pernafasan : 24x/m
Lingkar lengan atas : 26 cm
Mata : Conjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher : dalam batas normal
Thoraks : dalam batas normal
Payudara : luka/lecet di papila dan areola (-), pembengkakan payudara (-), ASI (+)
Abdomen : dalam batas normal
Ekstemitas : dalam batas normal
Pemeriksaan Obstetri:
 Inspeksi : striae gravidarum (+)
 Palpasi : TFU tidak teraba, nyeri tekan (-)
Pemeriksaan Genitalia eksterna :
 Inspeksi : vulva/uretra/vagina dalam batas normal, tampak benang/filamen IUD di introitus
vagina kurang lebih 1 cm, keputihan (-).
 Palpasi : pembesaran kelenjar (-)

Instruksi simulasi
Anda diminta menyiapkan simulasi asuhan nifas pada kasus diatas, persiapkan informasi
tambahan yang anda perlukan dan rencana penatalaksanaan selanjutnya pada kasus tersebut,
sesuai dengan daftar tilik yang sudah ada.
Panduan Jawaban :
Kunjungan III : 29 – 42 hari setelah persalinan
 Memastikan tanda-tanda vital ibu baik
 Memastikan involusi berjalan dengan normal
 Menilai adanya tanda-tanda infeksi
 Memastikan ibu menyusui dengan baik
 Memberikan konseling KB mandiri, bila ibu tidak nyaman dengan keadaan benang
keluar maka benang dapat digunting berjarak 2 cm dari ostium uteri, dan ibu tetap
diajarkan cara untuk meraba benang IUD
 Memastikan ibu cukup cairan, makanan dan istirahat
Konseling : Tanyakan pada ibu mengenai suasana emosinya, bagaimana dukungan yang
didapatkannya dari keluarga, pasangan dan masyarakat untuk perawatan bayinya
DAFTAR TILIK PADA KUNJUNGAN NIFAS

Penilaian
No. Penilaian
Berikan tanda (√) jika dilakukanTindakan
dengan memuaskan dan tanda (˗)(√atau Keterangan
jika dilakukan
-) dengan
tidak memuaskan
ANAMNESIS atau tidak dikerjakan, berikan komentar dalam kolom keterangan

1 Menyapa Ibu dan mempersilahkan duduk


2 Memperkenalkan diri pada ibu dan keluarga
3 Memastikan biodata Ibu dan tanggal persalinan, jenis
dan penolong persalinan
4 Menanyakan keluhan utama
Keluhan dirasakan sejak kapan , sudah berapa lama,
mengganggu aktifitas sehari-hari atau tidak
5 Menanyakan apakah terdapat keluhan pedarahan
pervaginam
6 Menanyakan apakah ibu cukup istirahat dan tidur
7 Menanyakan apakah makan dan minum dapat
dihabiskan.
8 Menanyakan apakah obat sudah diminum.
9 Menanyakan apakah ada masalah mobilisasi.
10 Menanyakan apakah BAB dan BAK lancar
11 Menanyakan apakah ASI keluar dengan lancar dan bayi
dapat menyusu dan tidur dengan tenang.
PEMERIKSAAN FISIK
1 Mempersilahkan ibu naik ke tempat tidur, memposisikan
ibu tidur dalam keadaan yang nyaman
2 Mencuci tangan
3 Memeriksa tanda-tanda vital
4 Melakukan pemeriksaan mata
 Konjungtiva pucat/tidak
 Sklera ikterik/tidak
5 Memeriksa payudara
 Konsistensi
 Keadaan puting
 Memastikan produksi asi
6 Memeriksa abdomen
 Kontraksi
 TFU
7 Memeriksa kandung kemih
 Apakah Penuh
8 Memeriksa ekstremitas bawah
 Edema/tidak
9 Memasang alas bokong mempersilahkan ibu untuk
membuka celana, dan mengatur posisi ibu untuk
pemeriksaan ginekologi
10 Mencuci tangan
11 Memakai sarung tangan
12 Inspeksi kondisi vulva dan luka perineum
13 Memeriksa pengeluaran lochea
14 Melakukan vulva hygiene
15 Memeriksa genitalia
16 Melakukan dekontaminasi sarung tangan, celup ke DTT,
keringkan
17 Mengangkat alas bokong, merapikan ibu dan
memposisikan ibu kembali
18 Merapikan alat
19 Mendekontaminasi dan melepas sarung tangan
20 Mencuci tangan
21 Menjelaskan hasil pemeriksaan
 Kesimpulan KU ibu (hasil pemeriksaan
TTV,obstetric, lab jika ada)
22 Memberikan VIT A
23 Memberikan edukasi :
Bagaimana mencegah perdarahan masa nifas dengan
salah satu cara ibu memberikan ASI eksklusif
24 Memberikan edukasi :
Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
dengan penkes posisi menyusui yang baik
25 Melakukan edukasi :
Tanda bahaya nifas
26 Melakukan edukasi KB pasca salin
27 Memberitahukan Jadwal kunjungan ulang
Sesuai usia kehamilan ibu atau jika ada keluhan
28 Pendokumentasian

Materi Inti 3 : Pelayanan KB Pascapersalinan


1. Pemasangan AKDR dan Implant
Tujuan :
Setelah mengikuti latihan ini, peserta mampu melakukan pemasangan AKDR dan Implant
Pascapersalinan
Petunjuk :
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 2 kelompok
2. Menjelaskan (10 menit)
 Pelatih menyapa dengan ramah
 Pelatih menyampaikan tujuan pembelajaran yang diharapkan
 Pelatih memberikan pengantar: menjelaskan tentang Pelayanan KB PP
3. Menunjukkan ( 30 Menit)
 Pelatih memperagakan persiapan alat
 Pelatih memperagakan anamnesis pasien
 Pelatih memperagakan pelayanan KB pascapersalinan (AKDR dan Implant)
4. Melakukan (60 menit)
 Peserta melakukan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
 Setiap peserta melakukan anamnesis pasien
 Setiap peserta melakukan pelayanan KB Pascapersalinan ( AKDR, Implant dan
Pemasangan Kondom)
5. Umpan Balik ( 20 menit)
 Fasilitator memberikan umpan balik kepada peserta terhadap hasil praktek yang
dilakukan
 Diskusi
Bahan dan Alat :

No Jenis Alat Bantu Jumlah Satuan

1 Bahan Tayang 1 File

Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Sejumlah


2 buah
Maternal dan Neonatal di FKTP peserta

Manekin Panggul untuk


3 3 buah
pemasangan/pencabutan AKDR

Manekin lengan untuk pemasangan


4 3 buah
/pencambutan implant
5 Tensimeter/ sphygmomanometer dewasa 3 buah

6 Stetoskop dupleks dewasa 3


buah

7 Termometer 3
buah
8 Alat Ukur timbangan dan tinggi badan 3
set
9 Handschoen 3
box
10 Set alat pemasangan/pencabutan AKDR 3
set
 Tenakulum
 Klem Aligator
 Klem Pemegang Kasa
 Gunting Benang
 Pengait IUD
 Sonde Uterus
 Spekulum Ukuran Small
 Spekulum ukuran medium
 Spekulum ukuran Large
 Bak Instrumen dengan tutup
 Lampu Periksa
 Mangkok untuk larutan
11 Set Alat Pemasangan/Pencabutan Implant 3
set
 Bak instrument dengan tutup
 Trocard Norplant
 Gagang Pisau
 Pinset Anatomis
 Klem Arteri
 Kleam Pean
12 Bahan Habis pakai Pelayanan KB
 Kapas Alkohol 3
Box
 Implant 20
buah
 AKDR CU-T 380A 20
buah

I. DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR

Penilaian
No. KEGIATAN Penilaian Keterangan
(√atau
Berikan tanda (√) jika dilakukan dengan memuaskan dan tanda (˗) jika dilakukan -)
dengan tidak
memuaskan atau tidak dikerjakan, berikan komentar dalam kolom keterangan
1 Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda
dengan tanyakan tujuan kedatangannya.
2 Berikan jaminan akan kerahasiaan yang diperlukan klien
3 Berikan konseling sebelum melakukan pemasangan AKDR:
o Informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia,
keuntungan dan keterbatasan.
o Bantu klien untuk memilih jenis kontrasepsi yang tepat.
4. Bila klien memilih AKDR, jelaskan kemungkinan-
kemungkinan efek samping pemakai AKDR CuT380A
5 Lakukan anamnesa untuk memastikan tidak ada masalah
kondisi kesehatan sebagai pemakai AKDR.
6 Jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilahkan klien
untuk mengajukan pertanyaan.
7 Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kencingnya
dan mencuci kemaluannya dengan sabun.
9 Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri,
benjolan atau kelainan lainnya di daerah suprapubik.
10 Atur lampu yang terang untuk melihat serviks.
11 Pakai sarung tangan yang sudah diDTT.
12 Atur peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam
wadah steril DTT.
13 Lakukan pemeriksaan genitalia eksterna.
14 Lakukan pemeriksaan speculum.
15 Lakukan pemeriksaan bimanual
16. Buka dan rendang sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%.
17 Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan
dirasakan.
18 Melakukan ketrampilan memasukkan lengan AKDR Cu T
380A di dalam kemasan sterilnya
Tindakan Pemasangan AKDR
19. Memakai sarung tangan yang baru dan pasang
spekulum,kemudian Jepit serviks dengan
tenakulum secara hati-hati
20. Masukkan sonde uterus dengan teknik “Tidak
menyentuh” (no touch technique)
dan tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri
dan keluarkan sonde
21. Ukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter
22. Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa
menyentuh permukaan yang tidak steril dan
masukkan tabung inserter ke dalam uterus sampai
leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa
adanya tahanan
23. Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan
teknik withdrawl, dan keluarkan pendorong,
kemudian tabung inserter didorong kembali ke
serviks sampai leher biru menyentuh serviks atau
terasa adanya tahanan
24. Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan
gunting benang AKDR kurang lebih 3-4 cm,
kemudian keluarkan seluruh tabung inserter,
buang ke tempat sampah terkontaminasi
25. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati, rendam
dalam larutan klorin 0,5% dan periksa serviks, bila
ada perdarahan dari tempat bekas jepitan
tenakulum, tekan dengan kasa selama 30-60
detik, kemudian keluarkan spekulum dengan hati-
hati, rendam dalam larutan klorin 0,5%
26 Ajarkan klien cara memeriksa sendiri benang
AKDR dan kapan harus dilakukan.
27 Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila
mengalami efek samping.
28 Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik
untuk kontrol.
29 Yakinkan bahwa klien dapat meminta AKDRnya
dicabut setiap saat.
30 Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien.

II. DAFTAR TILIK KETRAMPILAN PENCABUTAN AKDR

Penilaian

Berikan tanda (√) jika dilakukan dengan memuaskan dan tanda (˗) jika dilakukan dengan tidak
memuaskan atau tidak dikerjakan, berikan komentar dalam kolom keterangan

Penilaian
NO. LANGKAH/KEGIATAN KETERANGAN
(√atau - )

KONSELING PRAPENCABUTAN
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda

Tanyakan tujuan dari kunjungannya dan alasan mencabut


2.
AKDR

3. Tanyakan tujuan dari Keluarga Berencana selanjutnya

Jelaskan proses pencabutan AKDR dan apa yang akan


4. klien rasakan pada saat proses pencabutan dan setelah
pencabutan

TINDAKAN PRAPENCABUTAN

1. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung


kencingnya dan mencuci kemaluannya menggunakan
sabun kemudian posisikan pasien

2. Cuci tangan dan keringkan kemudian memakai sarung


tangan

3. Atur peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai


dalam wadah steril atau DTT

2. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks

3. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2


sampai 3 kali

4. Jepit benang yang dekat dengan klem alligator


kemudian tarik keluar benang dengan mantap tetapi hati-
hati untuk mengeluarkan AKDR

5. Tunjukkan AKDR tersebut pada klien, kemudian rendam


dalam klorin 0,5
% kemudian Keluarkan spekulum dengan hati-hati

1. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam


larutan klorin 0.5% selama 10 menit untuk dekontaminasi

2. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kas,


sarung tangan sekali pakai ) ketempat yang sudah
disediakan
3. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung
tangan kedalam larutan 0.5 %, kemudian lepaskan dalam
keadaan terbalik dan rendam dalam klorin tersebut
kemudian cuci tangan

4. Amati selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien


pulang

1. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien


mengalami masalah (misalnya pendarahan yang lama
atau rasa nyeri pada perut / panggul)

2. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yg


sudah diberikan dan menjawab semua pertanyaan klien

3. Ulangi kembali keterangan tentang pilihan kontrasepsi


yang tersedia dan resiko serta keuntungan dari masing-
masing alat kontrasepsi

4. Buat rekam medik tentang pencabutan AKDR


Daftar Tilik Pemasangan Implan

Penilaian
Penilaian
No TINDAKAN
Berikan tanda (√) jika dilakukan dengan memuaskan dan tanda (˗) (√atau
KETERANGAN
jika dilakukan dengan tidak
-)
memuaskan
1. atau tidak dikerjakan, berikan
Sapa klien dan perkenalkan diri Anda. komentar dalam kolom keterangan
2. Pastikan klien telah mencuci lengannya sebersih
mungkin, bantu klien naik ke atas meja periksa,
posisikan lengan dan letakkan kain yang bersih di
bawah lengan klien.
3. Berikan tanda pola kaki segitiga terbalik pada
tempat pemasangan, 8 cm di atas lipatan siku.
4. Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan.
Buka kemasan peralatan steril atau telah di
disinfeksi tingkat tinggi (DTT) yang telah
disediakan. Buka kemasan implant dan jatuhkan
dalam mangkok yang steril
5. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan
dengan kain bersih. Pasang sarung tangan steril
atau DTT.
6. Usap tempat pemasangan dengan arutan
antiseptik, gerakkan ke arah luar secara melingkar
dengan diameter 10-15 cm. Setelah kering, pasang
kain penutup (doek) steril.
 Pemasangan Kapsul Implan
7. Suntikkan anestesi lokal 0.3 cc pada tempat insisi
dan pada sepanjang jalur pemasangan kapsul
implant secara infiltratif.
8. Buat insisi dangkal selebar 2 mm dengan scalpel
atau ujung bisturi hingga lapisan subdermal,
9. Masukkan trokar dan pendorongnya melalui tempat
insisi dengan sudut 45o hingga mencapai lapisan
subdermal kemudian luruskan trokar sejajar
dengan permukaan kulit
10. Ungkit kulit, dorong trokar dan pendorongnya
sampai batas garis ke 2 (pada pangkal trokar)
tepat berada pada luka insisi.
11. Masukkan pendorong. Putar pendorong agar tidak
ada tahanan.
12. Tahan pendorong ditempatnya dengan satu
tangan, dan tarik trokar sampai mencapai garis ke
1 di ujung trokar
13. Sambil menahan ujung kapsul di bawah kulit,
belokkan arah trokar ke samping dan arahkan
Kesisi lain dari kaki segitiga terbalik.
14. Lakukan hal yang serupa untuk pemasangan
kapsul implant berikutnya
15. Raba kapsul di bawah kulit untuk memastikan
kedua kapsul implant telah terpasang dengan baik
pada posisinya
 Tindakan Pasca Pemasangan
Kontrol perdarahan. Dekatkan ujung-ujung insisi
16. dan tutup luka dengan kasa steril dan plester.
Lakukan balut tekan untuk mencegah perdarahan
Buang alat dan bahan habis pakai ke tempat
17. sampah, lakukan DTT pada alat yang dapat
dipakai kembali, cuci tangan dan keringkan.
18. Lakukan pencatatan dalam rekam medik
Lakukan konseling pasca pemasangan: cara
19. merawat luka, waktu kontrol kembali, masa
pemakaian implan
Observasi selama 5 menit sebelum
20.
memperbolehkan pasien pulang.

Anda mungkin juga menyukai