Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN GERAKAN REPETITIF, DURASI KERJA DAN MASA KERJA

DENGAN TERJADINYA KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME


PADA PEKERJA AREA FABRIKASI DI PT. X KOTA BATAM
TAHUN 2022

Maria Ulfa M1, Agung Sundaru DH2, Leni Utami3


Mahasiswa Program Studi S1 Kesehatan Lingkungan
Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes)
Universitas Ibnu Sina
E-mail: 182410049@uis.ac.id

²Dosen Program Studi S1 Kesehatan Lingkungan


Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes)
Universitas Ibnu Sina
E-mail:

³Dosen Program Studi S1 Kesehatan Lingkungan


Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes)
Universitas Ibnu Sina
E-mail:

ABSTRAK

Carpal Tunnel Syndrome merupakan suatu kumpulan gejala akibat kompresi pada nervus
medianus didalam terowongan karpal pada pergelangan tangan. Pada pekerjaan fabrikasi
banyak ditemukan faktor risiko penyebab munculnya keluhan carpal tunnel syndrome.
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan gerakan repetitif,
durasi kerja dan masa kerja dengan terjadinya keluhan Carpal Tunnel Syndrome pada
pekerja area fabrikasi. Penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif yang menggunakan desain
penelitian cross sectional. Pengambilan data dilakukan dari bulan Juli-Agustus 2022.
Populasi pekerja di area fabrikasi di PT. X Kota Batam tahun 2022 berjumlah 125 pekerja,
Berdasarkan rumus slovin dan pemilahan dengan kriteria inklusi dan eksklusi maka sampel
dalam penelitian ini sebanyak 80 responden. Teknik sampling dalam penelitian ini
menggunakan teknik Non-Probability Sampling dengan metode purposive sampling.
Instrumen dalam penelitian ini yaitu kuesioner, lembar phalen’s test, wawancara,
stopwatch, lembar observasi gerakan repetitive dan alat dokumentasi. Uji statistik yang
digunakan yaitu uji chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara
carpal tunnel syndrome dengan setiap variabel independen yang diteliti sebagai berikut: 1)
gerakan repetitif (P𝑣𝑣𝑣𝑣𝑙𝑙𝑢𝑢𝑢𝑢 = 0,000 (P<0,05)), 2) durasi kerja (P𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 = 0,024 (P< 0,05)), 3)
masa kerja (P𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 = 0,000 (P<0,05)). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu adanya
hubungan gerakan repetitif, durasi kerja dan masa kerja dengan terjadinya keluhan Carpal
Tunnel Syndrome pada pekerja area fabrikasi di PT. X Kota Batam tahun 2022. Saran yang
diberikan untuk perusahaan berupa membuat program-program terkait pencegahan
terjadinya keluhan CTS pada pekerja pengelasan dan painting, sedangkan untuk pekerja
saran yang diberikan terkait dengan mengatur jeda pada pekerjaan masing-masing serta
melakukan peregangan sebelum mulai kerja, disela waktu kerja dan saat jam istirahat.

Kata Kunci: Carpal Tunnel Syndrome, Gerakan Repetitif, Durasi Kerja, Masa Kerja
ABSTRACT

Carpal Tunnel Syndrome is a collection of symptoms due to compression of the median


nerve in the carpal tunnel at the wrist. In the fabrication work, many risk factors are found
that cause complaints of carpal tunnel syndrome. The purpose of this study was to
determine the relationship between repetitive movements, duration of work and work
period with the occurrence of Carpal Tunnel Syndrome in fabricated area workers. This
research is a quantitativ research that uses a cross sectional. Data collection was carried
out from July-August 2022. The population of workers in the fabrication area at PT. X
Batam City in 2022 amounted to 125 workers. Based on the slovin formula and sorting
with inclusion and exclusion criteria, the sample in this study was 80 respondents.
Sampling technique in this study used the Non-Probability Sampling with the purposive
sampling method. The instruments in this study were questionnaires, Phalen's test sheets,
interviews, stopwatches, repetitive motion observation sheets and documentation tools. The
statistical test used is the chi square. The results of this study indicate that there is a
relationship between carpal tunnel syndrome and each of the independent variables
studied as follows: 1) repetitive movements (P𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 = 0.000 (P<α =0.05)), 2) duration of
work (P𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 = 0.005 (P<α 0.05)), 3) years of service (P𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 = 0.000 (P<α=0.05)). The
conclusion of this study is that there is a relationship between repetitive movements,
duration of work and tenure with the occurrence of Carpal Tunnel Syndrome in workers in
the fabrication area. at PT. X Batam City in 2022. The advice given to the company is in
the form of making programs related to preventing CTS complaints from welding and
painting workers, while for workers the advice given is related to arranging breaks in their
respective jobs and stretching before starting work, interrupted working time and resting
time.

Keywords: Carpal Tunnel Syndrome, Repetitive Movements, Duration of Work, Working


Period
PENDAHULUAN 2. Populasi dan Subjek Penelitian
Penyakit akibat kerja disebabkan akibat Populasi dalam penelitian ini yaitu
hubungan kerja atau yang disebabkan oleh pekerja di area fabrikasi yang ada di PT.
pekerjaan maupun sikap dalam bekerja. X Kota Batam tahun 2022. Adapun
Salah satu penyakit akibat kerja yaitu populasi pekerja dengan gerakan repetitif
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) yang yaitu 125 pekerja. Subjek penelitian ini
merupakan masalah kesehatan yang adalah pekerja pengelasan dan blasting
diakibatkan oleh penekanan atau painting di area fabrikasi pembuatan
terjepitnya saraf medianus yang melewati tongkang yang ada di PT. X Kota Batam
terowongan karpal pada ekstremitas atas tahun 2022.
(Fanny and Aisyah, 2018). Kondisi ini 3. Besar Sampel
menimbulkan rasa seperti tertusuk, mati Jumlah sampel yang sesuai dengan
rasa dan kesemutan pada tangan dan lengan hasil rumus slovin yaitu sebesar 95
pekerja serta dapat pula membatasi fungsi- sampel, namun pada saat pengumpulan
fungsi pergelangan tangan sehingga data diketahui bahwa terdapat 15 orang
berpengaruh terhadap kehidupan sehari- responden yang bekerja kurang dari 6
hari, dan untuk perusahaan hal ini dapat bulan, yang berarti tidak dapat diambil
berpengaruh pada produktivitas kerja sebagai sampel karena tidak memenuhi
PT. X Kota Batam bergerak dibidang kriteria eksklusi yang telah ditetapkan,
Building dan Repairing kapal dengan berdasarkan hal ini maka sampel yang
jumlah pekerja dengan pekerjaan repetitif diambil sebanyak 80 sampel
sebanyak 125 orang. Proses pembuatan
4. Teknik Sampel
kapal maupun perbaikan kapal, memiliki
Pengambilan Teknik sampling pada
beberapa jenis pekerjaan seperti fabrikasi
penelitian ini yaitu teknik Non-
(marking, cutting, welding, finishing,
Probability Sampling dengan metode
blasting and painting, grinding, angkat
purposive sampling. Terdapat beberapa
angkut, lifting, serta pekerjaan lainnya.
kriteria inklusi dan ekslusi dalam
Berdasarkan hasil survei pendahuluan penelitian ini yaitu:
yang dilakukan pada Januari 2022, kepada a. Kriteria Inklusi
pekerja area fabrikasi di PT. X Kota Batam, 1) Memiliki riwayat penyakit seperti
terdapat 3 orang yang mengalami Diabetes Mellitus, Hipotiroidisme,
kesemutan serta nyeri pada telapak hingga gagal ginjal serta peradangan
pergelangan tangan, dan 2 orang merasa jaringan ikat dipergelangan tangan
pergelangan tangan timbul sensasi tertusuk dan penyakit lain yang dapat
yang sering terasa pada malam hari. menjadi penyebab CTS.
Pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja 2) Cedera atau trauma serta kelainan
pengelasan dengan posisi material vertikal musculoskeletal lain yang berkaitan
harus menggunakan gerakan berulang-ulang dengan keadaan tangan maupun
yang berpotensi menimbulkan terjadinya pergelangan tangan sebelum
keluhan Carpal Tunnel Syndrome. bekerja dalam bidang pengelasan
Kurangnya informasi terkait penyebab dari dan painting di PT. X Kota Batam.
keluhan CTS ini menyebabkan sulitnya 3) Pekerja di PT. X Kota Batam yang
melakukan pencegahan dini. bersedia menjadi responden
Bertujuan untuk untuk melihat b. Kriteria Eksklusi
hubungan gerakan repetitif, durasi kerja 1) Pekerja yang dalam pekerjaannya
dan masa kerja dengan terjadinya keluhan menggunakan gerakan repetitif
Carpal Tunnel Syndrome. 5. Variabel Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian Variabel didalam penelitian ini adalah:
Penelitian dilaksanakan di Tempat a. Variabel Dependen
penelitian akan dilaksanakan di PT. X Variabel dependen dalam penelitian
yang beralamat di Jl. Patimura, Sei ini yaitu kejadian Carpal Tunnel
Kasam-Telaga Punggur, Kota Batam. Syndrome.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli- b. Variabel Independen
Agustus 2022. Variabel independen dalam
penelitian ini yaitu gerakan antara variabel independent dan
repetitif, durasi kerja dan masa dependen.
kerja. 2) Apabila p-value > ɑ 0,05 maka
menunjukkan tidak ada hubungan
6. Instrumen Penelitian antara variabel independent dan
a. Kuesioner dependen.
Kuesioner pada penelitian ini mengacu
pada penilaian yang dilakukan oleh HASIL PENELITIAN
Multanen et al., (2020), yang Analisis Univariat
dikembangkan berdasarkan BQTC Distribusi frekuensi keluhan Carpal Tunnel
(Boston Carpal Tunnel Syndrome Syndrome
Questionnaire).
Tabel 1
b. Lembar Phalen’s Test
Distribusi frekuensi pekerja mengalami
Lembar yang digunakan untuk
keluhan Carpal Tunnel Syndrome
melakukan uji fisik berupa Phalen Test
kepada responden untuk mengetahui Keluhan Carpal
Frekuensi Persentase
apakah gejala Carpal Tunnel Syndrome Tunnel Syndrome
muncul saat test dilakukan. Ada Keluhan CTS 57 71,3
c. Wawancara Tidak Ada Keluhan
23 28,7
Wawancara merupakan salah satu cara CTS
pengumpulan data yang dilakukan Jumlah 80 100,0
dengan melakukan pembicaraan
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui
dengan responden mengenai topik
bahwa dari hasil kuesioner terhadap 80
penelitian, dan wawancara ini
responden (100%). Mayoritas pekerja di area
dilakukan secara spontan saat pengisian
fabrikasi mengalami keluhan Carpal Tunnel
kuesioner.
Syndrome sebanyak 57 responden (71,3%),
d. Lembar Observasi Gerakan Repetitif
sedangkan yang tidak mengalami keluhan
Lembar ini digunakan untuk mencatat
Carpal Tunnel Syndrome sebanyak 23 responden
hasil observasi gerakan repetitif yang
(28,7%).
telah dihitung menggunakan stopwatch,
yang selanjutnya dihitung rata-rata
Distribusi Frekuensi Gerakan Repetitif
gerakannya selama penghitungan 1, 2
dan 3. Table 2
Distribusi frekuensi gerakan repetitif
7. Analisis Data pada pekerja fabrikasi
Analisis data dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara : Gerakan Repetitif Frekuensi Persentase
Lebih dari 20
a. Analisis Univariat 61 76,2
kali/menit
Tujuan Analisa univariat adalah Kurang dari 20
19 23,8
untuk menjelaskan atau kali/menit
mendeskripsikan karateristik Jumlah 80 100,0
masing-masing variabel yang
Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa
diteliti, diagnosis asumsi statistik
dari hasil observasi terhadap gerakan repetitif
lanjut dan deteksi nilai outlier
terhadap 80 responden, mayoritas pekerja yang
(Imam Santoso, 2013).
bekerja dengan gerakan berulang lebih dari 20
b. Analisis Bivariat kali permenit sebanyak 61 pekerja (76,2%),
Analisa data dalam penelitian ini yaitu sedangkan gerakan yang kurang dari 20 kali
menggunakan Analisa data Chi permenit sebanyak 19 responden (23,8%).
Square, karena penelitian ini
menggunakan skala data ordinal dan Distribusi Frekuensi Durasi Kerja
nominal. dengan dasar pengambilan
keputusan yang digunakan yaitu
(Fitriani, 2012):
1) Apabila p-value ≤ ɑ 0,05 maka
menunjukkan adanya hubungan Table 3
Distribusi frekuensi durasi kerja pada Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diketahui
pekerja fabrikasi bahwa dari 80 responden (100%) yang bekerja
Durasi Kerja Frekuensi Persentase dengan gerakan repetitif lebih dari 20 kali
Bekerja lebih dari permenit yang mengalami keluhan carpal tunnel
63 78,8
8 jam syndrome sebanyak 52 responden (85,2%),
Bekerja Kurang sedangkan responden yang bekerja dengan
17 21,2
dari 8 jam gerakan repetitif lebih dari 20 kali permenit yang
Jumlah 80 100,0 tidak mengalami keluhan carpal tunnel syndrome
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diketahui sebanyak 9 responden (14,8%) dan responden
bahwa dari hasil kuesioner terhadap 80 yang bekerja dengan gerakan repetitif kurang
responden (100%). Mayoritas responden yang dari 20 kali permenit yang mengalami keluhan
bekerja lebih dari 8 jam sebanyak 63 responden carpal tunnel syndrome sebanyak 5 responden
(78,8%), sedangkan responden yang bekerja (26,3%), sedangkan responden yang bekerja
kurang dari 8 jam sebanyak 17 responden dengan gerakan repetitif kurang dari 20 kali
(21,2%). permenit yang tidak mengalami keluhan carpal
tunnel syndrome sebanyak 14 responden
Distribusi Frekuensi Masa Kerja (73,7%).
Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square,
Table 4 didapatkan nilai 𝑃𝑃𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 = 0,000 yang berarti
Distribusi frekuensi masa kerja pada kurang dari ɑ = 0,05, artinya terdapat hubungan
pekerja fabrikasi signifikan antara gerakan repetitif dengan
Masa Kerja Frekuensi Persentase terjadinya keluhan carpal tunnel syndrome
(Lama) Bekerja
64 80 Hubungan antara Durasi Kerja dengan
lebih dari 2 tahun
keluhan Carpal Tunnel Syndrome
(Baru) Bekerja
16 20 Tabel 6
kurang dari 2 tahun
Jumlah 80 100,0 Hubungan antara Durasi Kerja dengan
keluhan Carpal Tunnel Syndrome
Berdasarkan tabel 4 diatas dapat diketahui
Keluhan Carpal
bahwa dari hasil kuesioner terhadap 80 Durasi Tunnel Syndrome Total
P
responden (100%). Mayoritas responden yang Value
Kerja AKL TKL
bekerja lebih dari 2 tahun sebanyak 64 n % n % N %
responden (80%), sedangkan responden yang Kurang
bekerja kurang dari 2 tahun sebanyak 16 dari 8 jam 7 41,2 10 58,8 17 100
kerja 0,005
responden (20%).
Lebih
dari 8 jam 50 79,4 13 20,6 63 100
Analisa Bivariat kerja
Hubungan antara Gerakan Repetitif dengan Jumlah 57 71,3 23 28,7 80 100
keluhan Carpal Tunnel Syndrome
*Keterangan
Tabel 5 AKL : Ada Keluhan
Hubungan antara Gerakan Repetitif TKL : Tak Ada Keluhan
dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome Berdasarkan tabel 6 diatas dapat diketahui
bahwa dari 80 responden (100%) yang bekerja
Keluhan Carpal
Tunnel Syndrome Total
kurang dari 8 jam yang mengalami keluhan
Gerakan P
Repetitif Value carpal tunnel syndrome sebanyak 7 responden
AKL TKL
(41,2%), sedangkan responden yang bekerja
n % n % N %
Lebih
kurang dari 8 jam yang tidak mengalami
dari 20 52 85,2 9 14,8 61 100 keluhan carpal tunnel syndrome sebanyak 10
kali/menit responden (58,8%) dan responden yang bekerja
Kurang 0,000 lebih dari 8 jam yang mengalami keluhan
dari 20 5 26,3 14 73,7 19 100 carpal tunnel syndrome sebanyak 50 responden
kali/menit (79,4%), sedangkan responden yang bekerja
Jumlah 57 71,3 23 28,7 80 100 lebih dari 8 jam yang tidak mengalami keluhan
carpal tunnel syndrome sebanyak 13 responden
(20,6%).
Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square, dalam terowongan karpal yang berada pada
didapatkan nilai 𝑃𝑃𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 = 0,005 yang berarti pergelangan tangan. Gejala yang timbul akibat
kurang dari ɑ = 0,05, artinya terdapat dari CTS ini ditandai dengan adanya rasa
hubungan signifikan antara durasi kerja dengan kesemutan, nyeri dan sensasi tertusuk di area ibu
terjadinya keluhan carpal tunnel syndrome. jari, jari telunjuk dan jari tengah pada malam hari
(Zairin Noor, 2016).
Hubungan antara Masa Kerja dengan Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
keluhan Carpal Tunnel Syndrome yang dilakukan oleh Lalupanda et al. (2019),
secara keseluruhan responden yang mengalami
Tabel 7
keluhan Carpal Tunnel Syndrome sebanyak 28
Hubungan antara Masa Kerja dengan
orang dan yang tidak mengalami keluhan Carpal
keluhan Carpal Tunnel Syndrome
Keluhan Carpal Tunnel Syndrome sebanyak 13 orang, hal
P tersebut menunjukkan mayoritas responden
Masa Tunnel Syndrome Total
Value
Kerja TKL AKL mengalami keluhan CTS.
n % n % N % Data yang didapat melalui kuesioner
(Lama) 4 25,0 12 75,0 16 100 menunjukkan bahwa keluhan Carpal Tunnel
Syndrome yang sering dirasakan atau sering
5 0,000
(Baru) 82,8 11 17,2 64 100 muncul yaitu kesemutan atau kebas serta sensasi
5 tertusuk ringan yang lebih sering muncul pada
Jumlah 71,3 23 28,7 80 100 malam hari, sedangkan tangan terasa lemah serta
*Keterangan mati rasa baik ringan, sedang maupun berat
AKL : Ada Keluhan sangat jarang terjadi.
TKL : Tak Ada Keluhan Berdasarkan hal diatas peneliti berasumsi
bahwa keluhan carpal tunnel syndrome dapat
Berdasarkan tabel 7 diatas dapat diketahui terjadi karena adanya tekanan nervus medianus
bahwa dari 80 responden (100%) yang bekerja diterowongan karpal karena adanya gerakan
kurang dari 2 tahun yang mengalami keluhan berulang dengan gerakan yang fleksi dan
carpal tunnel syndrome sebanyak 4 responden ekstensi pada pekerjaan welding dan painting
(25,0%), sedangkan responden yang bekerja yang terjadi secara terus menerus dalam waktu
kurang dari 2 tahun yang tidak mengalami yang lama. Kemudian secara bertahap akan
keluhan carpal tunnel syndrome sebanyak 12 menimbulkan peradangan yang kemudian
responden (75%) dan responden yang bekerja menyebabkan rasa nyeri, kesemutan dan sensasi
lebih dari 2 tahun yang mengalami keluhan tertusuk pada pergelangan tangan.
carpal tunnel syndrome sebanyak 53 responden
(82,8%), sedangkan responden yang bekerja Distribusi Frekuensi Gerakan Repetitif
lebih dari 2 tahun yang tidak mengalami keluhan Mayoritas pekerja yang bekerja dengan
carpal tunnel syndrome sebanyak 11 responden gerakan berulang lebih dari 20 kali permenit
(17,2%). sebanyak 61 pekerja (76,3%) dari total 80
Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square, respomden, sedangkan gerakan repetitif yang
didapatkan nilai 𝑃𝑃𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 = 0,000 yang berarti kurang dari 20 kali permenit sebanyak 19
kurang dari ɑ = 0,05, artinya terdapat hubungan responden (23,8%).
signifikan antara masa kerja dengan terjadinya Gerakan repetitif adalah aktivitas kerja yang
keluhan carpal tunnel syndrome. dilakukan secara berulang dengan melibatkan
tangan atau pergelangan tangan atau jari-jari.
PEMBAHASAN Peningkatan gerakan yang sama setiap hari akan
Analisis Univariat meningkatkan risiko terjadinya peradangan yang
Distribusi frekuensi keluhan Carpal Tunnel dapat menyebabkan kompresi syaraf dan
Syndrome menimbulkan CTS (Lazuardi, 2016).
Mayoritas pekerja di area fabrikasi yang Hal ini sejalan dengan penelitian yang
mengalami keluhan Carpal Tunnel Syndrome dilakukan oleh Noprianti, Fauzan and Ernadi
sebanyak 57 responden (71,3%), sedangkan yang (2020), dimana dalam penelitian tersebut
tidak mengalami keluhan Carpal Tunnel diketahui dari 40 responden, yang melakukan
Syndrome sebanyak 23 responden (28,7%). pekerjaan dengan gerakan berulang sebanyak 26
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan responden (65%), sedangkan 14 responden
kumpulan dari beberapa gejala yang diakibatkan lainnya tidak melakukan pekerjaan dengan
karena terjadinya kompresi Nervus Medianus
gerakan berulang. efisien.
Data yang didapatkan pada saat dilakukan Berdasarkan hal diatas peneliti berasumsi
observasi menunjukkan bahwa pekerjaan bahwa keluhan carpal tunnel syndrome dapat
repetitif menggunakan tangan dan pergelangan terjadi kepada pekerja dengan masa kerja yang
tangan yang dilakukan oleh pekerja di PT. X lama disebabkan karena penekanan yang terjadi
Kota Batam, jumlah gerakan repetitif berkisar pada nervus medianus akan terjadi selama masa
antara 15-25 kali dengan nilai rata-rata dari 3 kali kerja berlangsung dan semakin lama akan
pengukuran yang masing-masing dilakukan menimbulkan peradangan yang kemudian
selama 60 detik berkisar antara 22 sampai 28 muncul keluhan carpal tunnel syndrome.
kali.
Berdasarkan hal diatas peneliti berasumsi Hubungan antara Gerakan Repetitif dengan
bahwa pada pekerjaan di area fabrikasi keluhan Carpal Tunnel Syndrome
khususnya pada pekerjaan pengelasan dan Pada analisis bivariat, diketahui bahwa
painting dapat menghasilkan gerakan repetitif di terdapat responden yang bekerja dengan gerakan
tangan dan pergelangan tangan yang disertai repetitif lebih dari 20 kali permenit yang tidak
dengan gerakan fleksi dan ekstensi, hal ini dapat mengalami keluhan carpal tunnel syndrome
menekan nervus medianus sehingga sebanyak 9 responden (14,8%), hal ini karena
menimbulkan peradangan pada terowongan lama durasi kerja yang dilakukan oleh responden,
karpal yang berlanjut pada munculnya keluhan dimana mereka memberikan jeda waktu dimana
carpal tunnel syndrome. 1 jam kerja, beberapa responden akan berhenti
selama 5-15 detik, selain itu ada juga responden
Distribusi Frekuensi Masa Kerja yang bekerja kurang dari 8 jam, sehingga
Mayoritas responden yang bekerja lebih dari 2 keluhan yang dirasakan tidak begitu signifikan
tahun sebanyak 64 responden (80%), sedangkan dengan keluhan CTS dan responden yang bekerja
responden yang bekerja kurang dari 2 tahun dengan gerakan repetitif lebih dari 20 kali
sebanyak 16 responden (20%) dari sampel 80 permenit yang mengalami keluhan carpal tunnel
responden (100%). syndrome sebanyak 52 responden (85,2%).
Masa kerja adalah akumulasi aktivitas kerja Responden yang bekerja dengan gerakan repetitif
seseorang yang dilakukan dalam jangka waktu kurang dari 20 kali permenit yang mengalami
yang panjang (Koesyanto, 2013). Semakin lama keluhan carpal tunnel syndrome sebanyak 5
masa kerja seseorang maka akan terjadi gerakan responden (26,3%), hal ini terjadi pada pekerja
berulang pada pergelangan tangan secara terus pengelasan dikarenakan bidang material yang
menerus dalam jangka waktu yang lama akan dilas memiliki ketebalan tertentu, sehingga
sehingga dapat menyebabkan kerusakan jaringan dalam proses pengelasan dibutuhkan tekanan
di sekitar terowongan karpal (Grace et al., 2018). disetiap gerakannya, sehingga untuk 1 gerakan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dibutuhkan waktu sekitar 3-5 detik yang mana
dilakukan oleh Lalupanda et al. (2019), yang setiap 60 menit maka gerakan repetitif yang
menyatakan bahwa mayoritas responden bekerja dilakukan kurang lebih sebanyak 15-18 kali
dengan masa kerja lebih dari 4 tahun sebanyak permenit, sehingga tekanan pada tangan dan
29 responden dari jumlah total 41 responden. Hal pergelangan lebih besar walaupun gerakan
ini juga menunjukkan bahwa semakin lama masa repetitif yang dihasilkan kurang dari 20 kali
kerja maka semakin tinggi risiko munculnya permenit serta disebabkan karena kurangnya
keluhan carpal tunnel syndrome. peregangan baik sebelum bekerja maupun saat
Data yang didapat melalui kuesioner bekerja dan responden yang bekerja dengan
menunjukkan bahwa pekerja memiliki gerakan repetitif kurang dari 20 kali permenit
pengalaman selama bertahun-tahun berkisar yang tidak mengalami keluhan carpal tunnel
antara 2-10 tahun, hal ini karena pekerja syndrome sebanyak 14 responden (73,7%).
pengelasan dan painting membutuhkan tenaga Hal ini juga didukung dengan penelitian
ahli yang sudah memiliki keterampilan yang yang dilakukan oleh Musolin et al. (2014),
memadai, sehingga apabila masa kerjanya bahwa timbulnya keluhan carpal tunnel
kurang dari 2 tahun pengalaman yang dimiliki syndrome diakibatkan oleh pekerjaan yang
sedikit dan masih harus banyak dibimbing yang menggunakan gerakan tangan yang berlebihan
mana akan membuang waktu produksi, sehingga baik di tempat kerja maupun dirumah. Serta
pengusaha lebih memilih untuk merekrut pekerja pernyataan dari buku yang ditulis oleh aizid
yang memiliki masa kerja lebih lama agar lebih dalam Fitriani (2012), yang menyatakan bahwa
jika tangan digunakan untuk melakukan aktivitas bertambahnya usia, maka kemampuan elastisitas
secara berulang terus menerus akan timbul tulang, otot ataupun urat semakin berkurang,
peradangan pada jaringan-jaringan disekitar saraf pekerja yang mengalami CTS ini pun cenderung
medianus dalam terowongan karpal. Dampaknya, memiliki masa kerja yang lebih lama dari pekerja
jaringan disekitar menjadi bengkak, sendi lainnya sekitar 4-7 tahun dan kurangnya
menjadi tebal dan akhirnya terjadi penekanan peregangan baik sebelum bekerja maupun saat
pada saraf medianus. bekerja, selanjutnya untuk responden yang
Hasil dari uji statistik Chi Square, dari 80 bekerja kurang dari 8 jam yang tidak mengalami
responden (100%), didapatkan nilai P𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 = keluhan carpal tunnel syndrome sebanyak 10
0,000, p < α (α=0,05) artinya terdapat hubungan responden (58,8%). Responden yang bekerja
signifikan antara gerakan repetitif dengan lebih dari 8 jam yang tidak mengalami keluhan
terjadinya keluhan carpal tunnel syndrome. carpal tunnel syndrome sebanyak 13 responden
Gerakan repetitif adalah aktivitas kerja yang (20,6%), hal ini terjadi pada responden yang
dilakukan secara berulang dengan melibatkan bekerja dibagian blasting, karena pekerjaan ini
tangan atau pergelangan tangan atau jari-jari. tekanannya pada tangan dan pergelangan tangan
Peningkatan gerakan yang sama setiap hari akan lebih ringan dibandingkan pengelasan atau
meningkatkan risiko terjadinya peradangan yang painting, sehingga meskipun bekerja lebih dari 8
dapat menyebabkan kompresi syaraf dan jam namun tidak menimbulkan keluhan CTS dan
menimbulkan keluhan CTS (Lazuardi, 2016). beberapa responden hanya merasakan tangan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang lemah yang ringan, hal ini juga dipengaruhi
dilakukan oleh Laksana and Srisantyorini (2020), berapa lama responden bekerja pada bidang
menyatakan bahwa hasil analisis bivariat dengan pekerjaan tersebut. sedangkan responden yang
P𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 =0,007 (α=0,05), hal ini menyatakan bahwa bekerja lebih dari 8 jam yang mengalami keluhan
terdapat hubungan antara gerakan berulang carpal tunnel syndrome sebanyak 50 responden
dengan risiko terjadinya keluhan carpal tunnel (79,4%).
syndrome. Hal ini juga didukung dengan penelitian
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan yang dilakukan oleh Fitriani (2012), dimana
penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, Dina pekerjaan yang menggunakan kombinasi gerakan
Lusiana, Setyowati (2017), hasil analisis data berulang dan kekuatan pada tangan dalam waktu
menunjukkan tidak ada hubungan antara gerakan yang lama serta tanpa jeda akan meningkatkan
repetitif (berulang) dengan keluhan CTS pada risiko terjadinya keluhan CTS namun apabila
Pengrajin Manik di Desa Pampang Kota diberikan jeda waktu selama bekerja maka risiko
Samarinda, dimana (p value 0, 376 > α: 0,05). terjadinya CTS akan menurun. Serta penelitian
Hal ini karena walaupun gerakan repetitif yang dilakukan oleh (Permatasari and Arifin,
dilakukan sebanyak > 30 kali permenit namun 2021) bahwa durasi kerja dapat menjadi salah
durasi kerja sangat singkat yaitu 1-2 jam perhari satu faktor risiko terjadinya CTS apabila pekerja
yang diikuti dengan waktu mengistirahatkan kurang melakukan peregangan tangan disaat
tangan selama 1 jam. istirahat.
Berdasarkan hasil diatas penulis Hasil dari uji statistik Chi Square, dari 80
menyimpulkan bahwa adanya hubungan antara responden (100%), didapatkan nilai P𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 =
gerakan repetitif dengan terjadinya keluhan 0,005, p < α (α=0,05) artinya terdapat hubungan
carpal tunnel syndrome, hal ini karena gerakan signifikan antara gerakan repetitif dengan
repetitif pada pekerjaan pengelasan dan painting terjadinya keluhan carpal tunnel syndrome.
yang setiap hari dilakukan terus menerus Durasi kerja adalah waktu untuk melakukan
menekan nervus medianus diterowongan karpal pekerjaan, dapat dilaksanakan siang hari, malam
yang kemudian menimbulkan keluhan carpal hari atau keduanya (Utami, Karimuna and Jufri,
tunnel syndrome. 2017). Durasi kerja lama akan berpengaruh
terhadap pengulangan gerakan pada tangan atau
Hubungan antara Durasi Kerja dengan pergelangan tangan yang terjadi terus menerus
keluhan Carpal Tunnel Syndrome dan dalam durasi yg lama sehingga dapat
Berdasarkan hasil bivariat, diketahui bahwa menyebabkan terjadinya keluhan CTS.
terdapat responden yang bekerja kurang dari 8 Hasil ini sejalan dengan penelitian yang
jam yang mengalami keluhan carpal tunnel dilakukan oleh Suherman and Faturrahman
syndrome sebanyak 7 responden (41,2%), hal ini (2012), dimana dalam penelitian tersebut
berkaitan dengan usia responden dengan menunjukkan adanya Proporsi CTS lebih banyak
ditemukan pada responden yang mempunyai responden (17,2%), hal ini banyak terjadi pada
lama kerja 4-8 jam, dengan nilai p = 0,000 maka pekerja pengelasan karena responden tersebut
p < α (0,05). Sehingga dapat diambil kesimpulan bekerja di bagian pengelasan vertikal hanya
bahwa lama kerja berhubungan dengan kejadian sementara atau temporary, hanya sekitar 2-4 jam
CTS. dan selebihnya mereka bekerja di bagian
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pengelasan regular atau biasa.
penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, Dina Hal ini didukung dengan penelitian oleh
Lusiana, Setyowati (2017), dalam penelitiannya Fitriani (2012), semakin lama masa kerja
pada Pengrajin Manik di Desa Pampang Kota seseorang maka semakin banyak gerakan
Samarinda, hasil analisis data terhadap variabel repetitif yang telah dilakukan, dengan
durasi kerja perhari dengan Carpal Tunnel peningkatan masa kerja pada tangan dalam
Syndrome (CTS) menunjukkan bahwa (pvalue 0, jangka waktu lama serta peningkatan jumlah
429 > α: 0,05) yang berarti tidak ada hubungan tahun kerja menunjukkan bahwa risiko terjadinya
antara durasi kerja dengan CTS pada Pengrajin CTS akan lebih tinggi. Serta dalam penelitian Ali
Manik di Desa Pampang Kota Samarinda. Hal ini dan Sathiyasekaran (2015) yang menyatakan
dikarenakan perilaku pekerja yang adanya hubungan antara peningkatan tahun kerja
menyempatkan diri untuk mengistirahatkan dengan terjadinya CTS.
tangannya setelah bekerja lebih dari 2 jam Hasil dari uji statistik Chi Square, dari 80
selama ≤1 jam sehingga risiko terkena CTS pun responden didapatkan nilai P𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 = 0,000, p<α
berkurang. (α=0,05) yang berarti terdapat hubungan
Berdasarkan hasil diatas penulis signifikan antara masa kerja dengan terjadinya
menyimpulkan bahwa adanya hubungan antara keluhan carpal tunnel syndrome.
durasi kerja dengan terjadinya keluhan carpal Masa kerja adalah akumulasi aktivitas kerja
tunnel syndrome, hal ini karena durasi kerja yang seseorang yang dilakukan dalam jangka waktu
lama dapat meningkatkan risiko terjadinya yang panjang (Koesyanto, 2013). Semakin lama
keluhan carpal tunnel syndrome, dimana masa kerja seseorang maka akan terjadi gerakan
semakin lama responden bekerja menggunakan berulang pada pergelangan tangan secara terus
tangan dan pergelangan tangan secara berulang menerus dalam jangka waktu yang lama
maka semakin tertekan pula nervus medianus sehingga dapat menyebabkan kerusakan jaringan
yang terdapat didalam terowongan karpal di sekitar terowongan karpal (Grace et al., 2018).
sehingga terjadi peradangan pada area Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
terowongan karpal dan mengakibatkan dilakukan oleh Grace et al. (2018), data yang
munculnya keluhan CTS. didapatkan dari pekerja bengkel las menunjukkan
hasil analisis bivariat P = 0,048 < α = 0,05 yang
Hubungan antara Masa Kerja dengan keluhan menunjukkan ada hubungan yang signifikan
Carpal Tunnel Syndrome antara masa kerja dengan keluhan carpal tunnel
Berdasarkan hasil bivariat, diketahui bahwa syndrome.
dari 80 responden (100%) yang bekerja kurang Berdasarkan hasil diatas peneliti
dari 2 tahun yang mengalami keluhan carpal menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
tunnel syndrome sebanyak 4 responden (25,0%), masa kerja dengan terjadinya keluhan carpal
hal ini erat kaitannya dengan durasi kerja yang tunnel syndrome, hal ini dikarenakan masa kerja
lama, dibarengi dengan pekerjaan yang tekanan yang lama akan mengakumulasikan tekanan pada
terhadap tangan dan pergelangan tangan yang nervus medianus untuk waktu yang lama dan hal
besar seperti pengelasan yang tekanannya lebih ini akan menyebabkan peradangan pada
besar dibandingkan painting atau blasting serta terowongan karpal semakin parah yang disertai
kurangnya peregangan sebelum bekerja maupun timbulnya keluhan carpal tunnel syndrome.
disaat bekerja, sedangkan responden yang
bekerja kurang dari 2 tahun yang tidak PENUTUP
mengalami keluhan carpal tunnel syndrome KESIMPULAN
sebanyak 12 responden (75%) dan responden Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang
yang bekerja lebih dari 2 tahun yang mengalami hubungan gerakan repetitif, durasi kerja dan masa
keluhan carpal tunnel syndrome sebanyak 53 kerja dengan terjadinya keluhan Carpal Tunnel
responden (82,8%), sedangkan responden yang Syndrome pada pekerja area fabrikasi di PT. X
bekerja lebih dari 2 tahun yang tidak mengalami Kota Batam tahun 2022, diperoleh hasil sebagai
keluhan carpal tunnel syndrome sebanyak 11 berikut:
1. Hasil penelitian terhadap keluhan Carpal mendeteksi secara dini adanya keluhan
Tunnel Syndrome, dari 80 responden (100%), carpal tunnel syndrome.
mayoritas pekerja di area fabrikasi mengalami 4. Membuat program senam pagi yang
keluhan CTS sebanyak 57 responden (71,3%), diadakan satu (1) minggu sekali, guna
sedangkan yang tidak mengalami keluhan membangkitkan semangat kerja dan
CTS sebanyak 23 responden (28,7%). mengurangi risiko terjadinya
2. Hasil penelitian gerakan repetitif terhadap 80 musculoskeletal disorder pada pekerja.
responden, mayoritas pekerja yang bekerja 5. Membuat serta menerapkan kebijakan terkait
dengan gerakan berulang lebih dari 20 kali dengan jeda waktu atau istirahat dalam
permenit sebanyak 61 pekerja (76,2%), bekerja. Misalkan dalam bekerja 1 jam harus
sedangkan gerakan yang kurang dari 20 kali ada jeda setiap 15-20 menit untuk
permenit sebanyak 19 responden (23,8%). merelakskan tangan atau pergelangan
3. Hasil penelitian durasi kerja terhadap 80 tangan.
responden (100%), Mayoritas responden yang
bekerja lebih dari 8 jam sebanyak 63 Bagi Pekerja
responden (78,8%), sedangkan responden 1. Sebaiknya pekerja melakukan peregangan
yang bekerja kurang dari 8 jam sebanyak 17 pada tangan dan pergelangan tangan
responden (21,2%). sebelum memulai pekerjaan, disela-sela
4. Hasil penelitian masa kerja terhadap 80 pekerjaan dan diwaktu yang dirasa perlu
responden (100%), mayoritas responden yang untuk melakukan peregangan tangan.
bekerja lebih dari 2 tahun sebanyak 64 2. Sebaiknya pekerja mengupayakan untuk
responden (80%), sedangkan responden yang mengistirahatkan tangan secara rutin setiap
bekerja kurang dari 2 tahun sebanyak 16 15-20 menit ketika bekerja, untuk
responden (20%). merelaksasi otot-otot tangan.
5. Hasil penelitian menunjukkan adanya 3. Gunakan semua jari-jari untuk memegang
hubungan antara gerakan repetitif dengan benda yang bertujuan untuk mengurangi
terjadinya keluhan carpal tunnel syndrome pembebanan berlebihan disatu titik tangan.
pada pekerja fabrikasi di PT. X Kota Batam Setiap jeda waktu bekerja gunakan
tahun 2022, dengan nilai 𝑃𝑃𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 = 0,000, p<α kesempatan tersebut untuk merelakskan
(α=0,05) yang artinya Ha diterima. otot-otot tangan dengan cara melakukan
6. Hasil penelitian menunjukkan adanya gerakan mengepal, menekuk pergelangan
hubungan antara durasi kerja dengan tangan ke atas dan bawah setelah itu tahan
terjadinya keluhan carpal tunnel syndrome beberapa detik setelah itu luruskan
pada pekerja fabrikasi di PT. X Kota Batam pergelngan tangan, lakukan 2-5 kali untuk
tahun 2022, dengan nilai 𝑃𝑃𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 = 0,005, p<α mengurangi penekanan pada terowongan
(α=0,05) yang artinya Ha diterima. karpal. Gerakan ini juga bisa dilakukan pada
7. Hasil penelitian menunjukkan adanya saat melakukan peregangan.
hubungan antara masa kerja dengan terjadinya
keluhan carpal tunnel syndrome pada pekerja
fabrikasi di PT. X Kota Batam tahun 2022,
dengan nilai 𝑃𝑃𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 = 0,000, p<α (α=0,05)
yang artinya Ha diterima.

Saran
Bagi Perusahaan
1. Membuat poster terkait dengan carpal
tunnel syndrome yang didalamnya dijelaskan
penyebab dan faktor risiko terjadinya CTS
2. Menyampaikan informasi terkait carpal
tunnel syndrome melalui toolbox meeting
atau briefing pagi sesuai dengan jadwal
perusahaan.
3. Melakukan tes fisik bergilir kepada pekerja
minimal satu (1) kali dalam 6 bulan untuk
DAFTAR PUSTAKA Analisis Data Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
Adminortho (2017) Pengertian CTS (Carpal Tunnel
Kemenperin (2003) ‘Undang - Undang RI No 13
Syndrome). Available At:
Tahun 2003’, Ketenagakerjaan, (1).
Https://Orthopaediusu.Com/Pengertian-CTS-
Carpal-Tunnel-Syndrome/ (Accessed: 19 Ken, E. Et Al. (2016) ‘Carpal Tunnel Syndrome pada
February 2022). Juru Ketik di Kecamatan Malalayang Kota
Manado’, Journal Kedokteran Klinik, 1(2), Pp.
Ali, K. M. And Sathiyasekaran, B. W. C. (2015)
46–52. Available At:
‘Computer Professionals and Carpal Tunnel
Https://Ejournal.Unsrat.Ac.Id/Index.Php/Jkk/Artic
Syndrome ( Cts ) Computer Professionals And
le/Viewfile/14942/Pdf.
Carpal Tunnel Syndrome ( Cts )’, 3548. Doi:
10.1080/10803548.2006.11076691. Koesyanto, H. (2013) ‘Masa Kerja dan Sikap Kerja
Duduk Terhadap Nyeri Punggung’, Jurnal
Basuki, R., Jenie, N. And Fikri, Z. (2015) ‘Faktor
Prediktor Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Kesehatan Masyarakat, 9(1), Pp. 9–14.
Pengerajin Alat Tenun Bukan Mesin (Atbm)’, Laksana, A. J. And Srisantyorini, T. (2020) ‘Analisis
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, 4(1), Pp. 1– Risiko Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada
7. Operator Pengelasan (Welding) Bagian
Cindy Ila Sabila (2019) Karateristik Individu dan Manufakturing di PT X Tahun 2019’, Jurnal
Faktor Pekerjaan Dengan Keluhan Carpal Kajian Dan Pengembangan Kesehatan
Tunnel Syndrome (CTS) pada Pekerja Bagian Masyarakat, 1(1), Pp. 64–73. Available At:
Repair Veneer (Studi di CV. Anugerah Alam Https://Jurnal.Umj.Ac.Id/Index.Php/An-
Abadi Bondowoso). Universitas Jember. Nur/Article/View/7134/4416.

Eorthopod (2015) Carpal Tunnel Syndrome. Lalupanda, E. Y. Et Al. (2019) ‘Hubungan Masa
Available At: Https://Eorthopod.Com/Carpal- Kerja dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome
Tunnel-Syndrome/ (Accessed: 20 February pada Penjahit Sektor Informal di Kelurahan Solor
2022). Kota Kupang’, (2), Pp. 441–449.

Fanny And Aisyah (2018) ‘Faktor-Faktor yang Laporan Nasional Riskesdas (2018)
Mempengaruhi Timbulnya’, Jurnal Manajemen ‘Laporan_Nasional_Rkd2018_Final.Pdf’, Badan
Kesehatan Yayasan Rs. Dr. Soetomo, 4, Pp. 123– Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, P. 198.
133. Available At:
Http://Labdata.Litbang.Kemkes.Go.Id/Images/Do
Fitriani, R. N. (2012) ‘Faktor-Faktor yang wnload/Laporan/Rkd/2018/Laporan_Nasional_Rk
Berhubungan Dengan Dugaan Carpal Tunnel d2018_Final.Pdf.
Syndrome (CTS) Pada Operator Komputer
Bagian Sekretarian di Inspektorat Jenderal Lazuardi, A. I. (2016) Determinan Gejala Carpal
Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012’, Tunnel Syndrome (CTS) pada Pekerja Pemecah
Skripsi, P. 39. Batu (Studi pada Pekerja Pemecah Batu di
Kecamatan Sumbersari dan Sukowono Kabupaten
Grace Et Al. (2018) ‘Correlation Between Mechanics Jember), Skripsi. Universitas Jember. Available
Vibration of Grinder Machine and Carpal At:
Tunnel’, Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia, 5, Https://Repository.Unej.Ac.Id/Bitstream/Handle/1
Pp. 3–6. 23456789/76530/Ahmad Iqbal Lazuardi -
112010101067-1.Pdf?Sequence=1&Isallowed=Y.
Haddy Suprapto (2017) Metodologi Penelitian untuk
Karya Ilmiah. Cetakan Pe. Yogyakarta: Gosyen Multanen, J. Et Al. (2020) ‘Structural Validity Of
Publishing. The Boston Carpal Tunnel Questionnaire and its
Short Version, The 6-Item CTS Symptoms Scale:
Huldani (2013) Carpal Tunnel Syndrome. A Rasch Analysis One Year After Surgery’, Bmc
Banjarmasin. Musculoskeletal Disorders, 21(1), Pp. 1–14. Doi:
10.1186/S12891-020-03626-2.
Imam Santoso (2013) Manajemen Data untuk
Musolin, K. Et Al. (2014) ‘Evaluation of Magetan’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(2),
Musculoskeletal Disorders and Traumatic Injuries Pp. 100–105.
Among Employees at a Poultry Processing Plant’,
Health Hazard Evaluation Report, (March), Pp. Suherman, B. And Faturrahman, S. M. Dan Y.
10–13. Available At: (2012) ‘Beberapa Faktor Kerja yang Berhubungan
Http://Www.Cdc.Gov/Niosh/Hhe/Reports/Pdfs/2 dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
012-0125-3204.Pdf. Pada Petugas Rental Komputer di Kelurahan
Kahuripan Kota Tasikmalaya’, 10.
Noprianti, D. S., Fauzan, A. And Ernadi, E. (2020)
‘Hubungan Antara Usia, Masa Kerja, Frekuensi Suwardi And Daryono (2018) Pedoman Praktis
Gerakan Berulang dengan Kejadian Carpal K3LH Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Tunnel Syndrome pada Penjahit Busana Mawar Lingkungan Hidup. Cetakan 1. Malang: Penerbit
Banjarmasin Tahun 2020’, Pp. 1–7. Gava Media.

Nuraini, T. (2016) Hubungan Gerakan Berulang Tri Indaryani (2021) Selama 9 Bulan Terjadi 3.735
pada Tangan dengan Keluhan Carpal Tunnel Kecelakaan Kerja Di Batam, 16 Orang Meninggal
Syndrome pada Pekerja Penjilid Buku Di PT. Dunia, Tribunbatam.Id. Available At:
Putra Nugraha Triyagan Sukoharjo. Universitas Https://Batam.Tribunnews.Com/2021/10/28/Sela
Sebelas Maret Surakarta. ma-9-Bulan-Terjadi-3735-Kecelakaan-Kerja-Di-
Batam-16-Orang-Meninggal-Dunia (Accessed: 1
Ohio State University Extension (2015) Repetitive April 2022).
Motion. Available At:
Https://Ohioline.Osu.Edu/Factsheet/Aex-7909 Utami, U., Karimuna, S. R. And Jufri, N. (2017)
(Accessed: 23 March 2022). ‘Hubungan Lama Kerja, Sikap Kerja Dan Beban
Kerja Dengan Muskuloskeletal Disorders (MSDS)
Pangestuti, A. A. And Widajati, N. (2014) ‘Faktor Pada Petani Padi Di Desa Ahuhu Kecamatan
yang Berhubungan dengan Keluhan Carpal Meluhu Kabupaten Konawe Tahun 2017’,
Tunnel Syndrome pada Pekerja Gerinda Di PT Jimkesmas: Jurnal Ilmah Mahasiswa Kesehatan
Dok dan Perkapalan Surabaya’, The Indonesian Masyarakat, 2(6), Pp. 1–10.
Journal Of Occupational Safety And Health, 3,
Pp. 14–24. Wahyuni, Dina Lusiana, Setyowati, R. (2017)
‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Carpal
Permatasari, U. I. And Arifin, A. N. (2021) Tunnel Syndrome (CTS) Pada Pengrajin Manik Di
‘Hubungan Lama dan Masa Kerja terhadap Desa Pampang Kota Samarinda’, Seminar
Risiko Terjadinya Carpal Tunnel Syndrome Nasional K3 2017 Safety And Health (SHEA)
(CTS) pada Staff Administrasi Pengguna Conference “Optimalisasi Kompetensi Ahli
Komputer: Narrative Review’, Journal Physical Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Di
Therapy Unisa, 1(1), Pp. 33–39. Doi: Berbagai Sektor Industri Dalam Menghadapi
10.31101/Jitu.2018. Pasar Bebas Wto Dan Gatt 2020”, (November
2017), Pp. 1–9.
Rina Hayati (2021) Pengertian Cross Sectional,
Kelebihan, Kekurangan, Dan Contohnya. Wulandari, E., Widjasena, B. And Kurniawan, B.
Available At: (2020) ‘Hubungan Lama Kerja, Gerakan Berulang
Https://Penelitianilmiah.Com/Cross-Sectional/ Dan Postur Janggal Terhadap Kejadian Carpal
(Accessed: 30 March 2021). Tunnel Syndrome (CTS) Pada Pekerja Tahu
Bakso (Studi Kasus Pada Pekerja Tahu Bakso
Salim, D. (2017) ‘Penegakan Diagnosis dan Kelurahan Langensari , Ungaran Barat)’, Jurnal
Penatalaksanaan Carpal Tunnel Syndrome’, J. Kesehatan Masyarakat (E-Journal), 8(6), Pp.
Kedokt Meditek, 23(6), Pp. 67–70. 826–831.

Setyoaji, D. Et Al. (2017) ‘Faktor yang Zairin Noor (2016) Buku Ajar Gangguan
Mempengaruhi Kejadian Carpal Tunnel Muskuloskeletal. 2nd Edn. Jakarta: Salemba
Syndrome pada Perajin Batik Tulis Seruling Etan Medika.

Anda mungkin juga menyukai