ABSTRAK
Penyakit paru akibat kerja disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Debu adalah faktor yang
menyebabkan timbulnya penyakit paru akibat kerja. Pekerja Tambang Emas rentan terkena gangguan fungsi
paru yang disebabkan oleh debu yang ada dilingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
antara lama kerja dan penggunaan (APD) dengan kapasitas vital paru (KVP) penambang emas di wilayah
pertambangan rakyat Tatelu. Penelitian menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross
sectional study. Sampel sebanyak 41 pekerja. Sampel ditentukan secara Purposive Sampling. Pengumpulan
data menggunakan kuesioner dan pengukuran kapasitas paru menggunakan alat spirometer. Analisis data
dilakukan dengan Fisher’s Exact test. Hasil Penelitian menunjukkan yang bekerja > 8 jam 5 pekerja (12,2%)
dan ≤ 8 jam 36 pekerja (87,8%). Yang menggunakan APD 21 pekerja (51,2%) dan yang tidak menggunakan
APD 20 pekerja (48,8%). Hasil uji statistik antara lama kerja dan KVP diperoleh p value = 0,497 > 0,05, dan
untuk APD dan KVP diperoleh p value = 0,021 < 0,05. Hasil penelitian tidak terdapat hubungan antara lama
kerja dengan KVP dan untuk penelitian hubungan penggunaan APD dengan KVP menyatakan bahwa ada
hubungan. Saran untuk pekerja hendaknya sadar dalam penggunaan APD saat bekerja dikarenakan banyaknya
partikel debu yang ada di tempat kerja.
Kata Kunci: Lama Kerja, Penggunaan Alat Pelindung Diri, Kapasitas Vital Paru
ABSTRACT
Occupational lung disease caused by a job or work environment. Dust is factors that cause occupational lung
disease. The miners susceptible to lung function impairment caused by dust in the environment. The purpose of
this study was to determine the Relationship Between The Length of Work and The Use of Personal Protective
Equipment (PPE) with Vital Lung Capacity (VLC) In The Gold Miners Mining Areas of The People Tatelu.
Research use a survey method using cross sectional analytic study. Samples 41 workers. Samples was
determined by purposive sampling. Data was collected using a questionnaire and measurement of lung capacity
using a spirometry. Data were analyzed by fisher’s exact test. Results of study indicate that work > 8 hours 5
workers (12,2%) and ≤ 8 hours 36 workers (87,8%). The use PPE 21 workers (51,2%) and were not using PPE
20 workers (48,8%). Results of statistical tests between the length of work and VLC obtained p value = 0,497 >
0,05, and the use of PPE and VLC obtained p value = 0,021 < 0,05. Results of the study there was no
correlation between length of work with VLC and to study the relationship the use of PPE with VLC stating
there is a relationship. Suggestion for workers is they should be aware in using PPE while working due to the
quantity of dust particles that exist in the workplace.
Keywords : The Length of Work, The Use of Personal Protective Equipment, Vital Lung Capacity
1
PENDAHULUAN akibat kerja termasuk dalam pola peningkatan
peran sumberdaya manusia (Lientje, 2010).
Sehat merupakan karunia Tuhan yang perlu
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh
disyukuri, karena sehat merupakan hak asasi
manusia yang harus dihargai. Sehat juga Dwi (2011) pada operator SPBU Sokaraja
investasi untuk meningkatkan produktivitas Purwokerto bahwa tidak terdapat korelasi yang
kerja guna meningkatkan kesehjateraan bermakna antara variabel lama bekerja dengan
keluarga. Di antara populasi usia produktif (15- variabel nilai Kapasitas Vital Paru, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Marianti (2013)
55 tahun), 89,7% diantaranya merupakan
tidak ada hubungan yang signifikan tentang
pekerja aktif atau pada saat ini memiliki
masa kerja dengan kapasitas vital paru terhadap
pekerjaan tertentu. Di antara orang yang
pekerja pengecetan mobil CV. Kombos
bekerja, 44% bekerja di sektor pertanian, 19,9%
bekerja di sektor perdagangan, 12,3% bekerja di Manado, sedangkan penelitian yang dilakukan
sektor industri, 5,8% bekerja di sektor Hutama (2013) menyatakan ada hubungan
transportasi, 0,9% bekerja di sektor antara masa kerja dengan kapasitas vital paru
terhadap pekerja unit Spinning I bagian ring
pertambangan dan 0,2% bekerja di sektor listrik,
frame PT. Pisma Putra Tekstil Pekalongan.
air dan gas dan sisanya bekerja di sektor
Penggunaan APD merupakan faktor
lainnya. (Atikah, 2012).
yang mempengaruhi penurunan kapasitas vital
Gangguan kesehatan dapat disebabkan
paru pekerja. Beberapa penelitian yang telah
oleh beberapa faktor yang berasal dari
dilakukan menyatakan ada hubungan antara
lingkungan tempat kerja, dimana debu
masa kerja dengan kapasitas paru seperti yang
merupakan salah satu sumber gangguan yang
dilakukan David (2012) menyatakan ada
tidak dapat diabaikan. Lingkungan kerja yang
sering dipenuhi oleh debu, uap, gas dapat hubungan antara praktik penggunaan APD
mengganggu produktivitas serta mengganggu pernapasan dengan tingkat kapasitas vital paru
6
3. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Irianto. 2013. Pencegahan dan Penanggulangan
Keracunan Bahan Kimia Berbahaya.
Minahasa Utara
Bandung: Penerbit Yrama Widya
Diharapkan dapat mengawasi dan
Lientje. 2010. Selintas Tentang Kelelahan
memperhatikan kondisi kesehatan pekerja,
Kerja. Yogyakarta: Penerbit Amara
khususnya pekerja yang tidak books
menggunakan APD pada saat bekerja,
Marianti. 2013. Hubungan Antara Masa Kerja
supaya ketika terjadi paparan akan Dengan Kapasitas Vital Paru Pada
Pekerja Dibagian Pengecatan Mobil di
mengurangi risiko terjadinya gangguan
CV. Kombos Manado. Jurnal Kesehatan
kesehatan, serta pekerja dapat sehat dan Masyarakat. Vol 2. No. 1
produktif.
Meita. 2012. Hubungan Paparan Debu Dengan
Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja
Penyapu Pasar Johar Kota Semarang.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 1 No.
Atikah. 2012. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat 2 Hal 654-662
(PHBS). Yogyakarta: Penerbit Nuha
Medika Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Penerbit PT Rineka
David, Eram, Widya. 2012. Hubungan Cipta
Pemakaian Alat Pelindung Pernapasan
Dengan Tingkat Kapasitas Vital Paru. Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan
Unnes Journal of Public Health. Vol. 1 Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta:
No. 1. Universitas Negeri Semarang Sagung Seto
Indonesia