Anda di halaman 1dari 9

KUALITAS KEHIDUPAN KERJA YANG DIPENGARUHI IKLIM KERJA

PADA STREET SWEEPER WORKERS IN MEDAN CITY

Umi Salmah1, Harmein Nasution2, Gerry Silaban3, Etti Sudaryati4


1
Doctoral Program Student of Public Health Faculty
1.3.4
, Lecturer of Public Health Faculty
2
Lecturer of Industrial Engineering Faculty
Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
Email: umisalmah@usu.ac.id

ABSTRACT

BACKGROUND: There are many classy and great professions in this world such as working in the
governmental office, banks, state-owned corporations, doctors and others, but there are certain jobs
that cannot promise a decent career and income, but workers continue to survive in that work
environment because of fulfilled inner satisfaction, happiness, proud, health, comfort, safe and luck.
This perception is what is called the quality of work life.

AIM: Research was conducted to determine the quality of work life which is influenced by the work
climate of street sweeper workers in Medan City Indonesia.

METHODS: model urutan pembuktian (sequential explanatory design), dengan populasi berjumlah
815 orang dengan sampel sebanyak 260 orang menggunakan teknik Proporsional Stratified Random
Sampling. Hasil penelitian diperdalam dengan wawancara mendalam terhadap informan

RESULTS: Hasil penelitian diperoleh responden yang terbanyak berumur ≤45 tahun yaitu
sebanyak 179 orang (68,9%), berpendidikan SMP sebanyak 110 orang (42,3%), masa kerja
≤10 tahun sebanyak 169 orang (65,0%), suku terbanyak adalah suku jawa sebanyak 144
orang (55,4%). Dari hasil analisis model akhir regresi logistik terlihat bahwa dari delapan (8)
variable terdapat enam (6) variabel yang memiliki nilai (p<0,025), yaitu peran dan tanggung
jawab kerja; kondisi lingkungan kerja; konflik ditempat kerja; imbalan kerja; pengambilan
resiko kerja; dan kejelasan arah dan tujuan kerja. Terdapat dua (2) variabel yang memiliki
nilai (P>0,025) yaitu prestasi kerja dan loyalitas kerja pekerja penyapu jalan. Jika iklim kerja
di tingkatkan maka pekerja penyapu jalan berpeluang memiliki kualitas kehidupan kerja yang baik
sebesar 95,3%. Pekerja penyapu jalan tidak mementingkan prestasi dalam bekerja karena tidak ada
jabatan tertentu yang akan diperoleh, loyalitas mereka didasarkan karena terpenuhinya imbalan sesuai
dengan harapan.

CONCLUSION: Disimpulkan bahwa Jika dalam organisasi pekerja hanya mengharapkan gaji
maka prestasi kerja dan loyalitas tidaklah penting, demikian sebaiknya jika dalam suatu organisasi
pekerjanya mementingkan prestasi dan bertujuan untuk menduduki jabatan tertentu maka loyalitas
sangatlah penting sebagai penilaian

Keywords: Quality of work life, street Sweeper, iklim kerja

Introduction
Banyak pekerjaan yang dianggap tidak dapat menjanjikan karir dan
berkelas serta hebat didunia ini seperti penghasilan yang layak akan tetapi pekerja
bekerja di pemerintahan, Bank, BUMN, tetap bertahan di lingkungan kerja tersebut
menjadi seorang dokter dan lain-lain tapi karena terpenuhinya kepuasan batin.
ada pekerjaan tertentu yang terkadang

1
Keberhasilan kerja setiap orang di berikan pada pekerja penyapu jalan
tidaklah sama dan tidak ada ukuran yang tersebut berdasarkan ketentuan standar
jelas dan pasti, akan tetapi sebenarnya kemampuan dan lama kerja serta upah
keberhasilan kerja itu dapat di katakan jika yang yang sesuai dengan UMK (upah
seseorang akan memperoleh keberhasilan minimum Kota). Menuurt pendapat
dalam pekerjaannya sesuai dengan apa Nasution & Soetadi (2007), dapat di
yang di inginkan dan terpenuhinya simpulkan bahwa, sistem penggajian yang
kebutuhan baik fisik maupun psikis di berikan belum mampu memenuhi skala
sehingga pekerja merasa puas, bahagia, kepentingan kebutuhan hidup, baru hanya
bangga, sehat, nyaman, aman dan memenuhi kebutuhan fisik, belum sampai
beruntung di dalam tempat kerjanya. kepada kebutuhan keselamatan dan
Persepsi tersebut merupakan kualitas. penghargaan.
Kehidupan kerja/Quality of work life Pekerja penyapu jalan di beberapa
(QWL) seseorang. wilayah di Indonesia juga mengalami
Kualitas kehidupan kerja sangat gangguan kesehatan diantaranya menurut
penting untuk menjadi perhatian, karena Meita (2012) di Kota Semarang, Wibowo
kualitas kehidupan kerja sangat berkaitan (2014) di Kota Surabaya, Imbar, dkk
dengan hal lain. Menurut penelitian (2019) di Manado, Wulandari dkk (2015)
Wijaya (2013), Fajrin (2014), Ahmadian di Kota Semarang, Hikmah (2015) di Kota
dkk (2015) disimpulkan bahwa prediktor Pontianak, dapat di simpulkan bahwa
terbesar memprediksi komitmen organisasi pekerja penyapu jalan telah mengalami
dan loyalitas karyawan adalah kualitas gangguan fungsi paru, sesak nafas, batuk
kehidupan kerja, dan kualitas kehidupan dan bersin dan musculoskeletal.
kerja berkorelasi dengan komitmen Suasana dan kondisi kerja tersebut
organisasi. juga di temukan dalam penelitian Salmah
Dinas kebersihan kota Medan (2016), Salmah dan Lubis (2017) di Kota
mempekerjakan penyapu jalan dan Medan, dapat di simpulkan bahwa potensi
umumnya wanita dengan jumlah pekerja bahaya faktor fisik yaitu panas, dingin dan
yang begitu besar ± 900 orang dibanding bising kletson kendaraan, faktor biologi
dengan pekerja pengelola sampah lainnya. yaitu kecacingan dan penyakit yang di
Pengelolaan kebersihan Kota Medan di sebabkan oleh vector, bahaya faktor kimia
awali dari di lakukan penyapuan sampah di yaitu debu, bau sampah dan asap
jalanan, di kumpul, lalu di angkat kendaraan, bahaya faktor fisiologi yaitu
menggunakan dustbin dan di bawa baju kerja yang tidak nyaman, bahaya
ketempat penumpukan sementara. Sampah faktor psikologis yaitu di marahi, di
yang sudah dikumpulkan oleh pekerja lecehkan dan beban kerja dan bahaya
penyapu jalan selanjutnya diangkut oleh faktor keselamatan yaitu di senggol
petugas pengangkut sampah menggunakan kendaraan, di pukul orang gila dan
truk yang di bawa ketempat pembuangan tertusuk benda tajam.
akhir. Secara umum Dinas kebersihan
Seorang pekerja penyapu jalan di telah melakukan upaya perlindungan
berikan tanggung jawab sebagai beban berupa pekerja di ikut sertakan dalam
kerja untuk membersihkan jalan beraneka asuransi kesehatan sosial (Sosial Health
ragam mulai sepanjang 1 s/d ± 2,5 insurance). Pekerja penyapu jalan
km/hari, yaitu pada sisi kanan dan sisi kiri merupakan tenaga kerja kasar yang selama
jalan, jalan-jalan protokol dan jalan ini membutuhkan suasana dan kondisi
penghubung, melakukan penyekraban kerja yang baik, aman dan nyaman
pasir-pasir dan rumput-rumput liar di mengingat besarnya faktor resiko kerja,
pinggir badan jalan kolektor dan protokol beban dan tanggung jawab kerja, kondisi
yang ada di Kota Medan. Beban kerja yang lingkungan kerja, konflik ditempat kerja,

2
prestasi kerja, loyalitas kerja, imbalan Distribusi Frekuensi Kualitas Kehidupan
kerja, risiko kerja dan kejelasan arah dan Kerja Pekerja Penyapu Jalan Di Kota
tujuan kerja. Medan
Penelitian ini bertujuan untuk Dari tabel di atas diperoleh
mengidentifikasi Variabel kualitas responden yang terbanyak dengan Kualitas
kehidupan kerja yang dipengaruhi oleh Kehidupan Kerja kategori baik yaitu
iklim kerja pada pekerja penyapu jalan di sebanyak 144 orang (55,4%).
Kota Medan.
Penelitian ini memberikan Working Climate on Street Sweeper
masukan dalam peningkatan kualitas Workers
kehidupan kerja pada pekerja penyapu Table 3
jalan. Distribution of Working Climate
Frequency to Road Sweeper Workers in
Metods Medan
Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan populasi From the table above, it is found
adalah pekerja penyapu jalan yang bekerja that the most respondents' work roles and
di 21 Kecamatan se Kota Medan yang responsibilities are in good categories as
berjumlah 815 orang. Penarikan Sampel many as 141 people (54.2%) most with the
dalam penelitian ini menggunakan rumus poor category as many as 147 people
Lemeshow, at.al (2007) dengan teknik (56.5%), the most reward respondents with
Proporsional Stratified Random Sampling the poor category, namely as many as 138
yaitu sebanyak 260 orang. Analisis data people (53.1%), the most conflict
kuantitatif dengan menggunakan uji management in the workplace with the
regresi logistic ganda yang bertujuan untuk poor category, namely as many as 135
melihat pengaruh variable in dependen people (51.9%), the most respondents'
dengan variable dependent work performance was in a good category,
namely as many as 214 people (82.3%),
Results and Discussion the most respondents taking work risks in
Karakteristik pekerja penyapu jalan a good category, namely as many as 178
meliputi umur, pendidikan, masa kerja dan people (68.5%), work loyalty which
suku was mostly in good category, namely 231
Tabel 1 people (88.8%), Clarity of Direction and
Distribusi Frekuensi Umur, Tingkat Work Objectives of the most respondents
Pendidikan, Masa Kerja, suku Pada with a good category of 135 people
Pekerja Penyapu Jalan Di Kota Medan (51.9%).
According to some experts: [17],
[18], [19], [20], [21], [22]; It can be
Berdasarkan tabel 1 diperoleh concluded that the work life quality
responden yang terbanyak berumur ≤45 components can be influenced by the fair
tahun yaitu sebanyak 179 orang (68,9%), and adequate compensation aspects, K3
berpendidikan SMP sebanyak 110 orang conditions, the opportunity to develop and
(42,3%), masa kerja ≤10 tahun sebanyak use the ability, the feeling of having the
169 orang (65,0%), suku terbanyak adalah work, fulfillment of work rights, work life
suku jawa sebanyak 144 orang (55,4%). space, private needs, right to personal
privacy, justice and equal rights, social
Kualitas Kehidupan Kerja Pekerja
suiability and satisfaction.
Penyapu Jalan
Tabel 2

3
Pengaruh Iklim kerja terhadap kualitas Peralatan kerja yang digunakan sapu dengan
kehidupan Kerja gagang panjang mencapai 2,5 meter. Hal yang
paling membuat pekerja merasa stress adalah
Dari hasil analisis model akhir karena banyaknya masyarakat yang buang
sampah di jalanan.
regresi logistik terlihat bahwa dari delapan
(8) variable terdapat enam (6) variabel
yang memiliki nilai (p<0,025), yaitu peran
dan tanggung jawab kerja; kondisi
lingkungan kerja; konflik ditempat kerja;
imbalan kerja; pengambilan resiko kerja;
dan kejelasan arah dan tujuan kerja.
Terdapat dua (2) variabel yang memiliki
nilai (P>0,025) yaitu prestasi kerja dan
loyalitas kerja pekerja penyapu jalan.
Pengaruh peran dan tanggung jawab
kerja terhadap kualitas kehidupan
Kerja
Terdapat pengaruh peran dan tanggung jawab
kerja terhadap kualitas kehidupan pekerja dengan
nilai (p < 0,05 yaitu 0,000; PR=3,0; 95% CI
2,058-4,508) artinya kecendrungan peningkatan Pengaruh Imbalan kerja terhadap
kualitas kehidupan kerja 3 kali pada pekerja kualitas kehidupan Kerja
penyapu jalan yang memiliki peran dan tanggung
jawab kerja baik dibanding dengan pekerja yang Terdapat pengaruh imbalan kerja terhadap
kurang baik. kualitas kehidupan pekerja dengan nilai p <
0,05 yaitu 0,000; PR= 2,1; 95% CI 1,537-
Pekerja penyapu jalan dengan beban 2,895) artinya kecendrungan peningkatan
kerja ± 2 Km setiap harinya, akan tetapi luas kualitas kehidupan kerja pekerja penyapu
area penyapuan ini tidak sama pada seluruh jalan sebesar 3.5 kali pada pekerja yang
pekerja penyapu jalan, ada juga yang kurang memiliki imbalan kerja yang baik dibanding
dari 2 km misalnya jika tingkat kekotoran dengan pekerja yang kurang baik.
wilayah penyapuan berbeda jika pekerjaan
dilakukan diwilayah banyak pedagang pasar. Imbalan pekerja penyapu jalan berupa
Beban ini dirasakan berat akan tetapi karena gaji pokok. Pekerja telah mendapatkan gaji
rutinitas ini mereka lakukan sudah bertahun- yang sudah sesuai dengan Upah Minimum
tahun jadi dianggap biasa. Propinsi (UMP) hanya saja mereka tidak
mendapkan bonus- bonus, Tunjangan Hari
Pengaruh kondisi lingkungan kerja Raya (THR). Pekerja penyapu jalan telah
terhadap kualitas kehidupan Kerja diikut sertakan dalam asuransi seperti BPJS
kesehatan dan BPJS ketenaga kerjaan.
Terdapat pengaruh kondisi lingkungan kerja
terhadap kualitas kehidupan pekerja dengan nilai Pengaruh Pengambilan risiko kerja
(p < 0,05 yaitu 0,002; PR= 1,5; 95% CI 1,172- terhadap kualitas kehidupan Kerja
2,108) artinya kecenderungan peningkatan
kualitas kehidupan kerja pekerja penyapu jalan Terdapat pengaruh Pengambilan resiko kerja
1,5 kali pada pekerja yang memiliki kondisi terhadap kualitas kehidupan pekerja dengan
nilai (p < 0,05 yaitu 0,000; PR=2,1; 95% CI
lingkungan kerja baik dibanding dengan pekerja
yang kurang baik. 1,383-3,216) artinya kecendrungan
peningkatan kualitas kehidupan kerja pekerja
Pekerja penyapu jalan menyatakan penyapu jalan 2,1 kali pada pekerja yang
kondisi lingkungan kerja mereka bising, dingin memiliki pengambilan risiko kerjanya baik
pada musim hujan dan debu pada musim panas. dibanding dengan pekerja yang kurang baik.

4
Pengambilan resiko kerja pada pekerja dibandingkan dengan pekerja yang kurang
penyapu jalan meliputi prosedur kerja tidak baik.
dalam bentuk pelatihan hanya saja telah
diarahkan oleh mandor jika bekerja harus Konflik kerja penyapu jalan seperti
berhati- hati agar tidak terjadi kecelakaan kerja tuntutan penyelesaian tugas dengan cepat
dan gangguan kesehatan. Saat bekerja pekerja itu tidak ada tergantung pekerja, jika cepat
dianjurkan meletakkan dusbint didepan agar dikerjakan cepat selesai, dukungan dan
para pengendara tahu jika ada pekerja yang bantuan dalam menyelesaikan tugas
lagi bekerja. Mandor menginformasikan kalau
dengan cepat dilakukan dengan
bekerja di bram jalan harus berhati- hati serius
jangan sambil ber hp dan melamun. bekerjasama dengan sesama pekerja
penyapu jalan, pekerja merasa beban kerja
Pengaruh Kejelasan arah dan tujuan diberikan sama dengan yang lain, Tugas
kerja terhadap kualitas kehidupan yang diberikan hasilnya dapat diterima
Kerja dengan baik oleh mandor akan tetapi sapu
yang diberikan tidak cocok dengan
Terdapat pengaruh kejelasan arah dan tujuan keinginan pekerja sehingga ada yang
kerja terhadap kualitas kehidupan pekerja membeli atau membuat sendiri.
dengan nilai (p < 0,05 yaitu 0,000; PR 1,8; CI
95% 1,359-2,596) artinya kecendrungan Pengaruh loyalitas karyawan terhadap
peningkatan kualitas kehidupan kerja pekerja kualitas kehidupan Kerja
penyapu jalan 1,8 kali pada pekerja yang
memiliki kejelasan arah dan tujuan kerja baik Tidak Ada pengaruh prestasi kerja
dibanding dengan pekerja yang kurang baik. terhadap kualitas kehidupan pekerja dengan
nilai p>0,05 yaitu 0,680; PR=0,9; 95% CI
Meskipun SOP tidak ada tapi pekerja 0,640-1,335) artinya kecendrungan
melakukan pekerjaan dengan pola kerja yang peningkatan kualitas kehidupan kerja pada
seimbang. Menurut Hasan dkk (2013), dapat pekerja penyapu jalan 0,9 kali pada pekerja
disimpulkan bahwa lingkungan dan pola kerja yang memiliki prestasi kerja baik dibanding
seimbang berhubungan signifikan terhadap dengan pekerja yang kurang baik.
kualitas kehidupan kerja.
Prestasi kerja pada pekerja penyapu
Kejelasan arah dan tujuan kerja pada jalan tidak sama dengan pekerja lain yang
pekerja penyapu jalan meliputi diberikankan berfikir untuk memperoleh jabatan tertentu,
deskripsi pekerjaan tapi SOP tidak dalam mereka menyatakan jarang membuat
bentuk tertulis, Pekerjaan yang dilakukan di kesalahan kerja, bekerja dengan kesadaran,
evaluasi hasil kerjanya yang dilakukan oleh bersemangat dan serius dalam bekerja dalam
mandor dengan cara berkeliling diwilayah arti telah memenuhi standar kerja yang
kerja tersebut, Rotasi pekerjaan dari tempat ditentukan itu mereka anggap merupakan
yang satu ketempat yang lain tidak ada, Tidak suatu prestasi. Pekerja tidak merasa sulit
ada penghargaan. dalam melakukan pekerjaan sampai tuntas dan
saling bekerjasama.
Pengaruh pengelolaan konflik ditempat
kerja terhadap kualitas kehidupan Pengaruh loyalitas karyawan terhadap
Kerja kualitas kehidupan Kerja
Terdapat pengaruh pengelolaan konflik di Tidak terdapat pengaruh loyalitas karyawan
tempat kerja terhadap kualitas kehidupan terhadap kualitas kehidupan pekerja dengan
pekerja dengan nilai (p < 0,05 yaitu 0,000; nilai (p > 0,05 yaitu 0,258; PR=1,3; 95% CI
PR= 2,1; 95% CI 1,585-3,028) artinya 0,770-2,377) artinya kecendrungan
kecendrungan peningkatan kualitas peningkatan kualitas kehidupan kerja pada
kehidupan kerja pekerja penyapu jalan pekerja penyapu jalan 1,3 kali pada pekerja
sebesar 2,1 kali pada pekerja yang memiliki yang memiliki loyalitas karyawan baik
pengelolaan konflik ditempat kerja baik dibanding dengan pekerja yang kurang baik.

5
Loyalitas kerja yang dilakukan pekerja jangan menciptakan persaingan akan
penyapu jalan meliputi kesiapan dalam tetapi lebih menciptakan rasa
memberikan tenaga melebihi kondisi normal kekeluargaan.
yang diharapkan agar bersih, kesetiaan yang 3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya
besar terhadap Dinas kebersihan, bersedia melanjutkan penelitian yang mengkaji
menerima tugas tambahan guna meningkatkan
lebih dalam tentang kecerdasan
kebersihan, bangga sebagai pekerja penyapu
jalan karena penghasilan yang mencukupi, spiritual (spiritual quotient : SQ)..
tidak berkeinginan berpindah tempat kerja dan
rasa syukur masih dapat memberikan income Acknowledgements
tambahan bagi keluarga, hal ini tercipta dari Thank you for the support provided by the
systim kekeluargaan dalam bekerja yang University of North Sumatra. The research
dibangun sebelumnya. and development agencies of Medan City
Government, Sanitation Department of
Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Medan City. Government and all road
Kualitas kehidupan Kerja Pada Pekerja sweepers, Melati Group, as
Penyapu Jalan
Hasil akhir analisis multivariat REFERENCES
dapat juga dituliskan dalam bentuk model 1. Wijaya, D., Adi. Peran dukungan organisasi,
persamaan matematis berikut: kepuasan kerja & Kualitas kehidupan kerja
Logit Y = -3,108+2,190 (peran dan terhadap komitmen organisasi efektif
tanggung jawab kerja)+0,755(kondisi karyawan. Universitas Gadjah Mada
lingkungan kerja)+ 1,303 (imbalan kerja) Yogyakarta; 2013. Diakses dari
+ 1,686 (konflik ditempat kerja) + 1,393 http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mo
(pengambilan resiko kerja) + 0,994 d=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&a
(kejelasan tentang arah dan tujuan kerja -
ct=view&typ=html&buku_id=59958.
2,201 (interaksi social by peran dan
tanggung jawab kerja).
2. Fajrin, F., Rahmawati. Loyalitas
jika peran dan tanggung jawab kerja baik,
karyawan di tinjau dari kualitas
kondisi lingkungan kerja baik, imbalan
kehidupan kerja dan kepuasan kerja
kerja baik, konflik ditempat kerja di kelola
karyawan. Universitas Gadjah Mada
dengan baik, pengambilan resiko kerja
Yogyakarta; 2014. Diakses dari
baik, kejelasan arah dan tujuan kerja baik,
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.ph
kecocokan tugas dan interaksi social juga
p?mod=penelitian_detail&sub=Peneliti
baik, maka pekerja penyapu jalan
anDetail&act=view&typ=html&buku_i
berpeluang memiliki kualitas kehidupan
d=73751
kerja yang baik sebesar 95,3%.
4. Ahmadian, R., Vafaeian, M., &
Conclusions
Farshbaf, M. The relationship between
1. Penelitian ini mengkonfirmasi bahwa
quality of working life with
variabel prestasi kerja dan loyalitas
organizational commitment and
kerja bukan lah faktor yang
employees productivity of physical
mempengaruhi kualitas kehidupan
education faculties in the Islamic Azad
kerja. Jika dalam organisasi pekerja
Universities of Tehran; 2015
hanya mengharapkan gaji maka
International Journal of Life Sciences,
prestasi kerja dan loyalitas tidaklah
9(4). Diakses dari
penting.
https://www.nepjol.info/index.php/IJL
2. Jika dalam suatu organisasi pekerjanya
S/article/download/12677/10273
mementingkan prestasi dan bertujuan 5. Nasution, H. & Soetadi, I. Proses
untuk menduduki jabatan tertentu
pengelolaan sdm berdasarkan kompetensi.
maka loyalitas sangatlah penting
Medan: USU Press; 2007.
sebagai penilaian sebaiknya pimpinan

6
6. Sabde, Y. D., & Zodpey, S. P. A Study of health hazards to select the magnitude of
Morbidity Pattern in Street Sweepers: A health problems a mong street sweepers in
Cross-sectional Study. Indian journal of Chiang Rai Province, Thailand; 2015
community medicine : 2008. official (Online journal). doi: 10.9790/2402-
publication of Indian Association of 09721528, Retrieved from
Preventive & Social Medicine, 33(4), 224– http://iosrjournals.org/iosr-
228. https://doi.org/10.4103/0970- jestft/papers/vol9-issue7/Version-
0218.43226 2/D09721518.pdf

7. Stambuli, P. Occupational respiratory 12. Meita, A.C. Hubungan paparan debu


health symptoms and associated faktors dengan kapasitas vital paru pada pekerja
among street sweepers in ilala penyapu pasar johar kota semarang. Jurnal
municipality masters. thesis, Universitas Kesehatan Masyarakat; 2012. 1(2), 654 -
Muhimbili University of Health and Allied 662. Diakses dari
Sciences.[img]; 2012 Diakses dari http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jk
http://ihi.eprints.org/1669/1/Prisca_Stamb m Author links open overlay panel
uli.pdf volume 152
https://www.sciencedirect.com/science/arti
8. Anwar, S., Mehmood, N., Nasim, N., cle/pii/S019188691930501X
Khurshid, M., & Khurshid, B. sweeper’s
lung disease: a cross-sectional study of an 13. Restika,M, A. Analisis human
overlooked illness among sweepers of reliability penyapu jalan Surabaya.
Pakistan. International Journal of COPD;
Sharing artikel, hasil riset, produk dan
2013 Diakses dari
video; Aplikasi ergonomi.
file:///C:/Users/HP/Downloads/Sweepers_l
Laboratorium Ergonomi dan
ung_disease_A_cross-
sectional_study_of_.pdf. Perancangan Sistem Kerja – ITS;
2014.https://aplikasiergonomi.wordpre
9. Smilee Johncy, S., Dhanyakumar, G., ss.com/2014/06/20/analisis-human-
Vivian Samuel, T., Ajay, K. T., & reliability-penyapu-jalan-surabaya/
Bondade, S. Y. Acute lung function
response to dust in street sweeper; 2014. 14. Safitri,N., Purnomo, A., Sunarsieh,S.
(Online journal). doi: 10.7439/ijbr, 2014 Faktor-Faktor yang Berhubungan
05 (06). Retrieved from https:// dengan Kejadian ISPA Pada Pekerja
www.ncbi.mlm.nih.gov/pmc/articles/-pdf . Penyapu Jalan Di Kota
Pontianak:2015. Sanitarian jurnal
10. Astraful, K., Nadia, F., Farzana, A.,
Shahana, J., & Ahsan, A. Sweeping kesehatan, vol 7 no
practices, perception and knowledge 1.http://ejournal.poltekkes-
about occupational safety and health pontianak.ac.id/index.php/SJK/index
hazard of street sweepers in Dhaka City,
15. Imbar,B,G. Suoth,L,F & Asrifuddin, A.
Bhangladesh: 2015. aquality inguiry
Hubungan antara posisi kerja dan usia
(online journal). doi:
dengan keluhan musculoskeletal pada
10.18203/2394.20150476 Retrieved from
pekerja penyapu jalan di kecamatan
http://imsear.li.mahidol.ac.th//bitstream.pd
Wenang Kota Manado. Medical Scope
f
Journal (MSJ); 2019. 1(1): 31-35 Diakses
11. Kanjanar, P., & Wattasit, S. Prevalence dari
rate and risk faktors associated with

7
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/msj/ role of employee commitment. Journal of
article/view/26635/26263 Helth Management; 2015. Diakses
dari
16. Salmah, U. Hazard identification and risk https://doi.org/10.1177%2F097206341558923
of work assesment on street sweeper in 6.
Medan City; 2016. advances in health
international Conference (PHICo), 1. doi: 24. Wijaya, D., Adi. Peran dukungan
102991 Retrieved from organisasi, kepuasan kerja & Kualitas
http://www.atlantis- kehidupan kerja terhadap komitmen organisasi
press.com/php/pub.php?publication=phico efektif karyawan. Universitas Gadjah Mada
- &frame=http%3A//www.atlantis- Yogyakarta; 2013. Diakses dari
press.com/php/paperdetails.php%3Ffrom http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod
%3Dsession+results%26id%3D25875851 =penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act
%26querystr%3Did%253D1376. =view&typ=html&buku_id=59958.

17. Salmah, U., & Lubis, S. N. Identifikasi 25. Fajrin, F., R. .Loyalitas karyawan di tinjau
bahaya dan peta bahaya kerja pada dari kualitas kehidupan kerja dan kepuasan
penyapu jalan di Kota Medan; 2017. kerja karyawan; 2014. Universitas Gadjah
Indonesia Journal of Public Health Mada Yogyakarta. Diakses dari
MKMI Makassar, 13 0216-2482, eISSN http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod
2356-4067. =penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act
=view&typ=html&buku_id=73751
18. Jewell, L. N. & Siegall, M. Psikologi
industri/organisasi modern: psikologi 26. Ahmadian Ramin.,Vafaeian, M., &
penerapan untuk memecahkan berbagai Farshbaf, M.. The relationship between quality
masalah di tempat kerja, perusahaan, of working life with organizational
industri, dan organisasi. Jakarta: Arcan; commitment and employees productivity of
1998 physical education faculties in the Islamic
Azad Universities of Tehran; 2015.
18.Drafke, M. The human side of International Journal of Life Sciences, 9(4).
organizations. USA: Pearson Prentice Hall; Diakses dari
2009. https://www.nepjol.info/index.php/IJLS/article
/download/12677/10273.
19. Cascio, W. F.. Managing human resources,
productivity, quality of work life, 27. Hassan, N., Maa’amor, H., Razak, A.,
profits (6 ed.). New York; 2003. Norfadzillah, & Lapok, F. The effect of
quality of worklife (qwl) program on quality
20. Robbins, S. P. & Judge. Perilaku of life (qol) among employees at
organisasi. Jakarta: Salemba Empat; 2007 multinational companies in Malaysia; 2013.
21. Cascio, W. F. Managing human resources, Procedia-Social and Behavior Science,, 24-
(Tenth ed.). New york: Mc.Growhill 34.
Education; 2014
28. Raziq. A dan Maulabakhsha, R. Impact of
22. Moerhead & Griffin. Perilaku Organisasi: Working Environment on Job Satisfaction;
managing people and organizations. 2015. 2nd Global Conference On Business,
Salemba Empat. Jakarta; 2013. Economics, Management And Tourism, 30-
31 October 2014, Prague, Czech Republi
23. Nayak, T., & Sahool, C. Quality of work
and organizational performance: the mediating

8
9

Anda mungkin juga menyukai